BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 24 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Produkss Minuman Instan Kacang Hijau dengan Penambahan Jahe CANGHE merupakan minuman instan yang terbuat dari kacang hijau dan jahe. Kenapa di katakan minuman isntan, karena canghe ini di buat dan dikemas seperti teh celup sehingga dikatakan isntan dengan cara pembuatanya hanya di sedu dengan air panas seperti teh celup pada umumnya. Sekarang banyak minuman instan yang beredar di pasaran, minuman instan kacang hijau dengan penambahan jahe ini termasuk jenis minuman instan kesehatan karena manfaat dan kasiat minuman ini yang banyak bagi tubuh kita. Minuman kesehatan adalah minuman yang mengandung unsurunsur zat gizi atau non zat gizi baik dalam bentuk cair, serbuk maupun tablet, dapat diminum dan memberikan efek/pengaruh terhadap satu atau sejumlah terbatas fungsi dalam tubuh tetapi yang bersifat positif, sehingga dapat menyehatkan pada tubuh (Muchtadi,1996). Minuman isntan kacang hijau dengan penambahan jahe dalam proses pembuatnya terdapat bahan diantaranya kacang hijau dengan kualitas bagus dan jahe emprit dengan kondisi jahe tua. Tahap pembuatan awalnya kacang hijau di bersihkan dari kotoran yang ada, kemudia jahe emprit dikupas sampai bersih dan dicuci setelah itu diiris tipis-tipis. Kemudian kacang hijau di sangrai 2menit untuk mngluarkan bau khas kacang hijau dan selanjutnya di giling kasar, sedangkan jahe yang sudah di iris tipis lalu di sangrai hingga kering. Setelah jahe kering jahe di blender hingga halus, dan kacang hijau yang sudah di giling kasar dan jahe yang sudah dihaluskan di mix bersama agar tercampur. Setelah itu kacang hijau dan jahe dikemas di kantong teh, 1 kantong berisi 4gr dan setelah itu kantong teh di sealer.

2 25 1. Bahan Baku a. Kacang Hijau Kacang hijau berfungsi sebgai bahan utama pembuatan minuman canghe ini. Karena Kacang hijau memiliki kandungan protein yang cukup tinggi dan merupakan sumber mineral penting, antara lain kalsium dan fosfor. Sedangkan kandungan lemaknya merupakan asam lemak tak jenuh. Lemak kacang hijau tersusun atas 73% asam lemak tak jenuh dan 27% asam lemak jenuh Kandungan kalsium dan fosfor pada kacang hijau bermanfaat untuk memperkuat tulang. Kacang hijau juga mengandung rendah lemak.. Dalam setiap 100 gram biji kacang hijau mengandung 345 kal kalori, 22 gram protein, 1,2 g lemak, 62,9 g karbohidrat, 125 mg kalsium, 320 mg fosfor 6,7 mg besi, 157 SI vitamin A, 0,64 mg vitamin B 1, 6 mg vitamin C dan 10 g air (Evita, 1997). b. Jahe Jahe berfungsi sebagai penambah warna, rasa dan menambah gizi. Rimpang jahe emprit juga mengandung gizi cukup tinggi, antara lain 58% pati, 8% protein, 3-5% oleoresin dan 1-3% minyak atsiri. Rasa pedas dari jahe emprit menambah cita rasa tersendiri bagi minuman instan kacang hijau dengan penambahan jahe ini. Dan kasiat jahe bagi kesehatan manusia sangat menunjang terciptanya minuman isntan canghe ini, sebagai minuman instan yang terbaru di kalangan masyarakat. B. Proses Produksi Pada proses produksi pembuat minuman instan kacang hijau dengan penambahan jahe dilakukan beberapa tahap, antara lain sebagai berikut : 1. Penyangraian Kacang Hijau Peyangraian kacang hijau di lakukan dalam waktu 2menit dengan api sedang, karena jika lebih dari 2 menit kacang hijau akan gosong dan aroma khas kacang hijau akan hilang. Penyangrain bertujuan untuk mengluarkan flavor dari kacang hijau.

3 26 Gambar 4.1 Penyangraian kacang hijau 2. Penghancuran Kacang Hijau Kacang hijau yang sudah disangrai selanjutnya di hancurkan menggunakan blender sehingga mendaptkan simplisia kasar kacang hijau yang sudah di sangrai. Gambar 4.2 Kacang hijau yang sudah di hancurkan 3. Pengupasan Jahe Emprit Jahe emprit di kupas hingga bersih dan dicuci, setelah itu jahe di iris tipis, pengirisan ini bertujuan agar saat di sangrai kadar air pada jahe cepat berkurang dan jahe cepat mengering. Penyangraian dilalukakan hingga jahe benar benar kering. Gambar 4.3 Pengupasan Jahe Emprit

4 27 4. Penyangraian Jahe Emprit Penyangraian jahe emprit yang sudah di iris tipis di sangarai sampai jahe kering atau ± 30menit. Proses penyangraian jahe ini jahe harus selalu dibolak balik agar jahe tidak gosong. Gambar 4.4 Penyangraian Jahe Emprit 5. Penggilingan Jahe Emprit Kering Jahe emprit yang sudah disangarai lalu di giling hingga lembut menggunakan blender. Gambar 4.5 Proses penggilingan jahe

5 28 6. Pencampuran Simplisia kasar kacang hijau dan powder jahe di campurkan menggunakan blender agar bisa tercampur merata. Pencampuran ini dilakukan hanya sebentar kira-kira 3detik saja. Gambar 4.6 Pencampuran kacang hijau + Jahe 7. Pengemasan Minuman instan kacang hijau dengan penambahan jahe yang sudah dicampurkan lalau di kemas dalam kantong teh dan di kemas dalam kardus untuk mengurangi kontaminasi dan kerusakan. Setelah di masukan kantong teh, kantong teh di sealer untuk menutup bagian yang terbuka. Gambar 4.7 Pemngemasan minuman instan kacang hijau dengan penambahan jahe 8. Penyileran / Pengepresan Setelah kantong canghe instan di isi, kantong minuman instan kacang hijau dengan penambahan jahe ini lalu di sealer untuk menutup lubang yang disediakan untuk mengisi kantong. Setelah di sealler kantong

6 29 yang berisi kacang hijau + jahe di masukan ke dalam kardus untuk proses pengemasan selanjutnya dan bertujuan untuk kontaminasi dan kerusakan. Gambar 4.8 Proses sealler kantong minuman instan kacang hijau dengan penambahan jahe

7 30 Diagram alir proses pembuatan minuman kacang hijau instan dengan penambahan jahe. Kacang Hijau Jahe Emprit Pembersihan Penyangraian selama ± 2 menit Pengupasan dan pembersihan Pengecilan ukuran ± 0,3 cm Pendinginan Penggilingan Penyangraian ± 30 menit/ sampai kering Pendinginan Penggilingan Pencampuran Komposisi 3 g kacang hijau : 1 g jahe emprit Pengemasan Minuman Instan Kacang Hijau dengan Penambahan Jahe Gambar 4.9 Diagram alir proses pembuatan minuman instan kacang hijau dengan penambahan jahe

8 31 Pada proses pembuatan minuman instan kacang hijau dengan penambahan jahe ini meliputi 2 tahap yaitu yang pertama tahap pengolahn kacang hijau dan tahap yang kedua pengolahan jahe. Pada tahap pengolahan kacang hijau di sini kacang hijau di bersihkan dan tidak dicuci karena kalau kacang hijau di cuci akan menghilangkan flavor dari kacang hijau dan pada saat proses penyangraian kacang hijau akan lama dalam proses penyangraianya dan akan menyebabkan kacang hijau gosong. Sedangkan pada tahap pengolahan jahe, jahe emprit yang sudah di bersihkan dan di cuci di lakukan tahap pengecilan ukuran, pengecilan ukuran bertujuan untuk memperluas permukaan jahe emprit agar saat penyangraian jahe emprit cepat kering. Kacang hijau dan jahe eprit tidak bisa di sangrai bersamaan karena kacan hijau hanya memrlukan waktu penyangraian ±2menit sedangkan untuk waktu penyangraian jahe emprit memerlukan waktu ±30menit sampai jahe benarbenar kering. Jadi untuk proses penyangraian tidak disarankan untuk menyangrai bersamaan kacang hijau dan jahe emprit. Selanjutnya setelah kacang hijau dan jahe emprit di giling di lakukan proses pencampuran, proses pencampuran dengan komposisi 3g kacang hijau : 1g jahe emprit. Setelah melalui proses pencampuran kacang hijau dengan penambahan jahe dikemas. C. Analisis Sensoris Minuman Instan Kacang Hijau dengan Penambahan Jahe Analisis sensori yang digunakan adalah uji kesukaan. Dimana uji ini melibatkan 25 panelis untuk mengetahui produk yang paling disukai dari 4 formulasi. Skala nilai 1 merupakan tidak suka, skala 2 kurang suka, skala 3 netral, skala 4 suka, skala 5 sangat suka. Parameter yang diuji adalah warna, rasa, aroma, dan overall. Hasil analisis sensoris minuman instan kacang hijau dengan penambahan jahe dapat dilihat pada Tabel 4.1 Tabel 4.1 Hasil Analisis Sensoris Minuman Instan Kacang Hijau dengan Penambahan Jahe Kode Warna Rasa Aroma Overall a 3.36 a 3.44 a 3.64 a a 3.28 a 3.40 a 3.44 a

9 a 3.36 a 3.40 a 3.84 a Sumber : Hasil Penelitian Keterangan : Huruf superskrip pada kolom yang sama dari hasil penelitian menunjukkan tidak ada beda nyata pasa Keterangan skala : Skala 5 = sangat suka Skala 4 = suka Skala 3 = netral Skala 2 = kurang suka Skala 1 = tidak suka Keterangan Kode : 268 = formulasi 25% kacang hijau : 75% jahe 206 = formulasi 50% kacang hijau : 50% jahe 328 = formulasi 75% kacang hijau : 25% jahe Dari data Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dari masing-masing formula mempunyai hasil yang berbeda-beda. Dari hasil SPSS dapat dilihat dari masing-masing formulasi berdasarkan parameter sebagai berikut : 1. Warna Dari data Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa parameter warna dari semua sampel tidak ada beda nyata. Dari semua sampel untuk parameter warna tidak terlihat jelas perbadaan warnanya. Dengan formulasi penggunaan jahe yang sama maka menghasilkan warna yang sama pula. Pada sampel ini menggunakan kacang hijau sebanyak 60 gram per 4 gram pada setiap sampelnya. Warna kacang hijau adalah hijau pucat sehingga tidak menghasilkan perbedaan warna yang mencolok pada setiap sampel. 2. Rasa Dari data Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa parameter rasa memiliki hasil yang tidak berbeda nyata sama seperti parameter warna. Dari semua sampel yang diformulasikan menggunakan kacang hijau dan jahe yang sama, namun panelis belum bisa membedakan rasa yang berbeda dari beberapa sampel yang di sajikan. Pada formulasi 25% kacang hijau : 75% jahe tidak berbeda nyata dengan formulasi 50% kacang hijau : 50% jahe. Formulasi 50% kacang hijau : 50% jahe juga tidak berbeeda nyata

10 33 dengan formulasi 75% kacang hijau : 25% jahe. Rasa yang dihasilkan pada beberapa formulasi ini dominan jahe tetapi ada rasa khas dari kacang hijau namun kurang pekat. Dan pada formulasi 75% kacang hijau : 25% jahe merupakan sampel yang paling disukai oleh panelis dibanding dengan formulasi 25% kacang hijau : 75% jahe dan 50% kacang hijau : 50% jahe. Karena pada formulasi 75% kacang hijau : 25% jahe mempunyai rasa kacang hijau yang lebih menonjol dari pada rasa jahenya, jadi panelis menilai rasa dari formulasi 75% kacang hijau : 25% jahe seimbang rasanya dan meraka menyukainya. Sedangkan formulasi yang paling tidak disukai oleh panelis adalah formulasi 25% kacang hijau : 75% jahe, karena pada formulasi ini rasa dari canghe ini dominan ke jahe dan rasanya pedas pait karena lebih banyak jahe yang digunakan. 3. Aroma Dari data Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa parameter aroma tidak ada beda nyata antar sampel yang disajikan. Hal ini terjadi karena ketidaktelitian panelis saat uji sensoris. Bisa juga dikarenakan karena terlalu jenuh dalam memberi penilaian. Apabila diamati, sampel yang mengandung kacang hijau semakin banyak maka aroma kacang hijaunya juga semakin kuat. Dan juga sangat berbeda antara sampel 328 dengan formulasi 75% kacang hijau dan sampel 268 dengan 25% kacang hijau. Pada formulasi 75% kacang hijau sangat terasa sekali aroma yang dihasilkan dari kacang hijau. Namun pada formulasi 25% kacang hijau manghasilkan aroma jahe yang mendominasi. Dari beberapa panelis ada yang lebih menyukai aroma pada formulasi 75% kacang hijau karena dianggap tidak mengasilkan aroma jahe yang sangat kuat. 4. Overall Dari data Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dari keseluruhan (overall) menghasilkan beberapa sampel yang tidak beda nyata. Dari ketiga formulasi hasil yang di dapatkan panelis kurang b isa menilai sampel yang disajikan

11 34 D. Analisis Kimia Minuman Instan Kacang Hijau dengan Penambahan Jahe Setelah dilakukan analisis sensoris, maka selnajutnya dilakukan uji kimia antara lain analisis kadar air, analisis antioksidan, analisis protein terlarut dan analisis protein (N total). Sampel yang digunakan untuk analisis kimia adalah sampel dengan formulasi 75% kacang hijau : 25% jahe karena sampel ini merupakan sampel yang paling disukai panelis. Tujuan dilakukan analisis kadar air adalah untuk mengetahui kandungan air yang terdapat pada minuman instan kacang hijau dengan penambahan jahe, serta pengaruh kadar air terhadap umur simpan produk, analisis antioksidan untuk mengetahui kandungan antioksidan yang terdapat pada minuman isntan kacang hijau dengan penambahan jahe, analisis protein terlarut untuk mengetahui protein yang terdapat pada minuman kacang hijau instan dengan penambahan jahe setelah di seduh, dan analisis protein ( N total) untuk mengetahui berapa jumlah protein yang terkandung dalam minuman instan kacang hijau dengan penambahan jahe. Hasil analisis kadar air, antioksidan, protein larut, dan protein ( N total ) pada minuman isntan kacang hijau dengan penambahan jahe dapat di lihat pada Tabel 4.2 Tabel 4.2 Hasil Analisis Kimia Minuman Instan Kacang Hijau dengan Penambahan Jahe. Analisis Kimia Satuan (%) Satuan mg/g Kadar Air 12% - Antioksidan 65,50% - Protein Larut 309,10 mg/g Protein (N Total) 21,06% - Sumber : Hasil Analisis Kimia Dari hasil analisis kimia pada Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa besarnya kadar air yang terkandung dalam minuman instan kacang hijau dengan penambahan jahe adalah 12%. Dalam hal ini minuman instan kacang hijau dengan penambahan jahe mempunyai kadar air yang sesuai dengan SNI SNI kacang hijau dan SNI SNI jahe kering.

12 35 Kandungan antioksidan pada minuman intan kacang hijau dengan penambahan jahe mempunyai kandungan antioksidan sebesar 65,50%. Protein larut yang terkandung dalam minuman instan kacang hijau dengan penambahan jahe sebesar 309,10 mg/g dan protein (N total) sebanyak 21,06% yang terkandung. Dan kandungan protein tersebut sudah sesuai dengan SNI dari kacang hijau. Dapat dilihat dari hasil analisis kimia minuman instan kacang hijau dengan penambahan jahe merupakan minuman instan yang kaya akan protein dan antioksidan yang tinggi yang sangat bermanfaat bagi kesehatan. E. Desain Kemasan Proses pengemasan produk sangat perlu dilakukan, antara lain agar produk dapat terlindung dari segala macam bahan pencemar yang dapat mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas produk selama penyimpanan. Berdasarkan fungsinya, kemasan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kemasan primer dan kemasan sekunder. Kemasan untuk minuman instan kacang hijau dengan penambahan jahe ini adalah kemasan primer, karena kemasan langsung kontak terhadap produk minuman instan kacang hijau dengan penambahan jahe dan pada proses pengamasanya tidak rumit. Fungsi kemasan adalah untuk mengatur interaksi antara bahan pangan dengan lingkungan sekitar, sehingga menguntungkan bagi bahan pangan, dan menguntungkan bagi manusia yang mengkonsumsi bahan pangan. Pengemasan bahan pangan harus memenuhi beberapa kondisi atau aspek untuk dapat mencapai tujuan pengemasan, yaitu bahan pengemasnya harus memenuhi persyaratan tertentu, metode atau teknik pengemasan bahan pangan harus tepat, pola distribusi dan penyimpanan produk hasil pengemasan harus baik. Kunci utama untuk membuat sebuah desain kemasan yang baik adalah kemasan tersebut harus simpel atau sederhana, fungsional dan menciptakan respons emosional positif yang secara tidak langsung kemasan harus dapat menarik perhatian secara visual, emosional dan rasional. Sebuah desain kemasan yang bagus memberikan sebuah nilai tambah terhadap produk yang dikemasnya. Menurut penelitian, dari seluruh kegiatan penginderaan manusia,

13 36 80% adalah penginderaan melalui penglihatan (visual). Karena itulah, unsurunsur grafis dari kemasan antara lain: warna, bentuk, merek, ilustrasi, huruf dan tata letak merupakan unsur visual yang mempunyai peran terbesar dalam proses penyampaian pesan secara kasatmata (visual communication) (Wirya, 1999). a. Bahan Bahan yang digunakan untuk mengemas produk minuman instan kacang hijau dengan penambahan jahe ini adalah kertas art paper harga kertas artpaper jenis ini sangat murah dengan ukuran panjang 47cm, lebar 32cm. Kemasan kardus yang terbuat dari kertas artpaper ini sangat menguntungkan tahan lama, kuat, ringan dan mudah dibentuk. Kertas ini juga mudah di daur ulang menjadi kertas baru lagi. Dari kemasan ini konsumen juga mendapat keuntungan, lebih praktis, mudah dibawa, mudah dibuka, dan produk di dalamnya dapat dilihat. b. Bentuk Bentuk kemasan merupakan pendukung utama yang membantu terciptanya seluruh daya tarik visual, namun tidak ada prinsip baku mengenai hal ini, karena bentuk fisik kemasan biasanya ditentukan oleh sifat produknya, pertimbangan mekanis, kondisi penjualan, pertimbangan pemajangan, dan cara penggunaan kemasan tersebut (Wirya, 1999). Perbedaan bentuk kemasan suatu produk dengan produk pesaing dapat mengingatkan konsumen akan produk tersebut, walaupun mereknya sendiri mungkin tidak teringat lagi. Kemasan dengan bentuk dan ukuran yang berbeda memungkinkan pembeli dari tingkat pendapatan yang berbeda untuk membeli produk yang sama. Dengan kombinasi bentuk, warna, dan ukuran kemasan yang berbeda, perusahaan dapat meningkatkan penjualan hasil produksinya. Kemasan minuman isntan kacang hijau dengan penambahan jahe ini menggunakan bahan dalam bentuk kardus persegi yang tertutup, praktis dan sederhana. Bentuk kardus persegi yang tertutup ini melindungi minuman instan kacang hijau dengan penambahan jahe dari

14 37 kontaminasi sinar matahri ataupun dari mikroba dan serangga sehingga dapat menggugah daya tarik tersendiri karena bentuk kemasanya sudah menjamin kualitas mutu dari prouknya, sehingga konsumen akan tertarik untuk membeli. c. Labeling Label atau disebut juga etiket adalah tulisan, tag, gambar atau deskripsi lain yang tertulis, dicetak, dihias, atau dicantumkan dengan jalan apapun, pada wadah atau pengemas. Etiket tersebut harus cukup besar agar dapat menampung semua keterangan yang diperlukan mengenai produk dan tidak boleh mudah lepas, luntur atau lekang karena air, gosokan atau pengaruh sinar matahari (Syarief dan Halid, 1993). Menurut Devi dkk (2013), peran label produk pangan sangat penting, dimana label yang baik akan memudahkan konsumen dalam pemilihan produk yang diperlukannya. Selain itu, label juga berperan sebagai sarana pendidikan masyarakat dan dapat memberikan nilai tambah pada produk. Semakin bertambahnya kompetitor produk, label dapat menjadi strategi menarik dalam pemasaran. Tujuan pelabelan pada kemasan adalah : a. Memberi informasi tentang isi produk yang diberi label tanpa harus membuka kemasan. b. Sebagai sarana komunikasi antara produsen dan konsumen tentang hal-hal dari produk yang perlu diketahui oleh konsumen, terutama yang kasat mata atau yang tidak diketahui secara fisik. c. Memberi peunjuk yang tepat pada konsumen hingga diperoleh fungsi produk yang optimum. d. Sarana periklanan bagi konsumen e. Memberi rasa aman bagi konsumen Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 79/Menkes/Per/III/1978 tentang Label danperiklanan Makanan,maka pada label atau etiket kemasan khususnya untuk makana dan minuman sekurang-kurangnya dicantumkan hal-hal sebagai berikut :

15 38 a. Nama makanan dan/merek dagang b. Komposisi/kandungan bahan, kecuali untk makana yang cukup diketahui komposisinya secara umum. c. Isi netto d. Nama dan alamat perusahaan yang memproduksi/mengedarkan e. Nomor pendaftaran f. Kode produksi, tanggal kadaluarsa dan label halal. Adapun gambar label kemasan minuman instan kacang hijau dengan pebambahan jahe dapat dilihat sebagai berikut : Gambar 4.10 Desain Kemasan Kemasan bagian dalam minuman kacang hijau instan dengan penambahan jahe ini berupa kantong teh. Kantong teh ini di dapatkan dari CV. Priyanto Ananto, Delanggu. Jawa Tengah. Sedangkan kemasan luar minuman kacang hijau instan dengan penambahan jahe ini berbentuk kardus dengan bahan pembuatnya menggunakan kertas artkarton/ kertas tyvex, kertas ini mengandung HDPE (high density polyethylene) juga mempunyai permukaan yang licin dan derajat keputihan yang baik dan kuat. Ukuran kardus minuman instan kacang hijau dengan penambahan jahe ini adalah 13 cm x 6 cm. Sedangkan isi labelling kemasan minuman instan kacng hijau dengan penambahan jahe meliputi nama produk, komposis, kandungan gizi, isi netto, nama dan alamat perusahaan, no pendaftaran, kode produksi, tanggal kadaluarsa dan label halal.

16 39 F. Analisis Ekonomi Setelah diketahui formulasi mana yang paling disukai serta pengujian karakteristikkimia dari produk minuman instan kacang hijau dengan penambahan jahe ini, selanjutnya dilakukan perhitungan kelayakan usaha produk brownies bekatul untukmengetahui harga jual dari produk ini. Perhitungannya adalah sebagaiberikut : 1. Biaya Investasi Tabel 4.3 Biaya Investasi Komponen Biaya Rp/bulan Biaya Pokok Produksi Biaya Usaha Peralatan Amortisasi Investaris kantor Kendaraan Jumlah Biaya Tetap ( Fixed Cost ) a. Biaya Usaha Tabel 4.4 Biaya Usaha Uraian Rp/bulan Pimpinan (Rp ,-/bln) Gaji karyawan (Rp ,-/bln, orang) 2 karyawan Sewa lokasi (Rp ,-/th) Biaya Promosi (Rp ,-/th) Biaya Administrasi Rp , /bln) Jumlah b. Biaya Amortisasi Tabel 4.5 Biaya Amortisasi Harta tak berwujud Rp/bulan Perijinan (Rp ,- selama 2 th) Pajak PBB (Rp ,- untuk 1 th) Jumlah

17 40 c. Biaya Penyusutan/Depresiasi Tabel 4.6 Biaya Penyusutan/Depresiasi No Uraian (P) (NS) N Rp/bln 1 Tanah,bangunan Mesin, Peralatan , Inventaris kantor , Kendaraan Jumlah d. Pajak Usaha dan Asuransi Pajak Usaha dan Asuransi per bulan dihitung 5% dari investasi PUA = 5% x = Rp ,- (pajak per tahun) PUA per bulan = Rp : 12 = e. Bunga dengan i 2% Bunga per bulan dihitung dengan 2% investasi Bunga = 2% x = Rp ,- (bunga per tahun) Bunga per bulan = Rp : 12 = Rp f. Dana Sosial Dana Sosial per tahun adalah ,- = ,-/ bulan Tabel 4.7 Total Biaya Tetap (Fixed Cost) Komponen Biaya Tetap Rp/bulan Biaya Usaha ,- Biaya Penyusutan/Depresiasi ,- Amortisasi ,- Bunga ,- Pajak Usaha Asuransi , Dana Sosial ,- Jumlah ,-

18 41 g. Biaya Operasi (Operation Cost) Tabel 4.8 Biaya Operasi Komponen Biaya Operasi Rp/bulan Biaya Usaha ,- Penyusutan ,- Amortisasi ,- Bunga ,- Pajak Usaha dan Asuransi - Dana Sosial ,- Jumlah ,- 3. Biaya Tidak Tetap(Variable Cost) a. Biaya Bahan Baku, Pembantu, dan Kemasan Untuk bahan baku dan bahan pembantu yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 4.9 Perhitungan : Periode perhitungan 1 bulan = 25 hari kerja Produksi minuman instan kacang hijau dengan penambahan jahe 1000 kemasan/hari dan dikemas dalam kardus. Satu kardus berisi 10kantong dan setiap hari memproduksi 100kardus. Tabel 4.9 Bahan Baku dan Bahan Pembantu dalam Penggolahan Minuman Instan Kacang Hijau dengan Penambahan Jahe Nama Bahan Jumlah Rp/hari Rp/bulan Kacang Hijau 3 kg /kg Jahe Kering 1,5 kg /kg Kantong Teh 1000 Kantong / 1rb kantong Jumlah biaya bahan per hari Jumlah biaya bahan per bulan Dari 1 kg kacang hijau menghasilkan 1 kg kacang hijau giling kasar. Dan 1,5 kg jahe kering yang sudah di giling menghasilkan 1,5kg jahe halus tanpa menggunakan ayakan. Setiap hari menghasilkan minuman instan kacang hijau dengan penambahan jahe sebanyak 1000 kantong, setiap 10 kantong di kemas dalam kardus

19 42 kemasan dan dalam sehari 1000 kantong teh menghasilkan 100 kardus minuman isntan kacang hijau dengan penambahan jahe. b. Biaya Kemasan Tabel 4.10 Biaya Kemasan Kemasan Ukuran Jumlah Rp/hari Kardus 13x Jumlah Total biaya kemasan per bulan = Rp x 25 hari = Rp ,- c. Biaya Bahan Bakar (Energi dan Pembersih) Tabel 4.11 Biaya Bahan Bakar dan Pembersih Nama Jumlah Rp/bulan Air + Listrik Gas (LPG) Jumlah Perhitungan : 1. Tarif air PDAM : penggunaan 10 m 3 /bulan tarif Rp5000,/m 3 Maka besar tari air PDAM = 10m 3 x 5000 m 3 = Rp ,- 2. Tarif listrik PDAM Tarif Listrik (per KWH = Rp. 970,) atau (per Watt Rp. 970,- : 1000 = 0,97) dan Batas Daya Listrik (900 VA) - Lampu 20 watt x 8 jam per hari x 25 x Rp. 0,97/watt = Rp ,- - Blender 600 watt x 1 jam per hari x 25 x Rp. 0,97/watt = Rp ,- - Mesin Sealler watt x 1 jam per hari x 25 x Rp. 0,97/watt = Rp ,- Tarif listrik = Rp ,- + Rp ,- + Rp ,- = Rp ,- per bulan.

20 43 d. Biaya Perawatan dan Perbaikan (BPP)= %FPP x P x JKH x HKB/1000 Tabel 4.12 Biaya Perawatan dan Perbaikan Uraian Jumlah Rp Harga (P) % Jam/ (Rp) FPP hari ulan BPP/bln Timbangan Kompor Tabung gas Pengaduk Kayu Sendok Blender Mangkok Plastik Mesin Sealer Wajan Sangrai Pisau Kain lap Jumlah Jumlah BPP e. Total Biaya Tidak Tetap Tabel 4.13 Total Biaya Tidak Tetap (Variable Cost) Komponen Biaya Rp/bulan Biaya bahan baku, pembantu Biaya kemasan Biaya energi dan pembersih Biaya Perawatan dan Perbaikan (BPP) Jumlah Kriteria Kelayakan Usaha a. Total Biaya Produksi per bulan = FC + VC = , = ,- b. Penentuan Harga Pokok Penjualan (HPP). Dalam 1 kali produksi per hari menghasilkan 1000 kantog atau 100 kardus canghe instan. Kapasitas produksi dalam 1 bulan = 100 kemasan x 25 hari Harga Pokok Produksi (HPP) HPP = TotalBiaya Produksi/ bulan Jumlah Produksi/ bulan = kemasan

21 44 = Rp , kemasan = Rp 4.977/kemasan Jadi harga pokok produksi per kemasan canghe instan yaitu Rp.6.498,- dengan penetapan harga jual Rp /kemasan. Tabel 4.14 Perhitungan Penjualan Keterangan Penjualan/bulan kemasan (7.000) kemasan x Rp Rp c. Perhitungan Rugi/Laba 1. Laba kotor = Penjualan Biaya Pokok Produksi = Penjualan Biaya Tidakn Tetap (VC) = Rp ,- Rp ,- = Rp ,- 2. Laba Operasi = Laba kotor Biaya Operasi (BO) = Rp ,- = Rp ,- 3. Laba Bersih = Laba Operasi Pajak Asuransi dan Usaha d. Break Even Point (BEP) = Rp ,- Rp = Rp Analisis Titik Impas (BEP) Unit BEP (P) = = = ( ) Rp , ,52 ( ) BEP (Q) = ( ) = =

22 45 Artinya, titik impas akan tercapai pada tingkat produksi sebanyak kemasan. e. Return on Investment (ROI) Laba kotor ROI setelah pajak = x 100% Investasi Rp ,- = x 100% Rp = 13,73 % Laba bersih ROI sebelum pajak = x 100% Investasi f. Pay Out Time (POT) POT = = Investasi Laba bersih Rp ,- = x 100% Rp ,- = 3,44 % = 29 bulan g. Benefit Cost Ratio (Net B/C) B/C = Pendapatan totalbiayapoduksi = Rp ,- Rp Rp ,- Rp ,- = 1,08 5. Biaya Produksi Biaya produksi merupakan biaya yang dikeluarkan selama usaha dijalankan, yang dibedakan atas biaya tetap dan biaya tidak tetap.

23 46 a) Biaya Tetap (Fixed Cost) Biaya tetap adalah biaya yang tetap dikeluarkan meskipun perusahaan tidak melakukan proses produksi. Biaya tetap terdiri atas biaya usaha, amortisasi, dan biaya penyusutan alat. Biaya tetap produksi minuman instan kacang hijau dengan penambahan jahe setiap bulan sebesar Rp ,- b) Biaya Tidak Tetap/Variabel (Variabel Cost) Biaya tidak tetap/variabel merupakan biaya yang dikeluarkan hanya jika melakukan proses produksi. Biaya tidak tetap/variabel terdiri dari biaya bahan baku, pembantu dan kemasan, biaya bahan bakar/energi,dan biaya perawatan dan perbaikan. Biaya variabel produksi minuman instan kacang hijau dengan penambahan jahe setiap bulan sebesar Rp ,- 6. Kapasitas Produksi Kapasitas produksi merupakan jumlah/besarnya produk yang dapat dihasilkan oleh perusahaan selama kurun waktu tertentu. Kapasitas produksi minuman instan kacang hijau dengan penambahan jahe setiap bulan bulan adalah kemasan. a) Harga Pokok Produksi Harga pokok penjualan merupakan harga minimal yang harus diberikan pada produk untuk menghindari kerugian. Harga pokok berasal dari biaya produksi (biaya tetap dan biaya varibel) dibagi dengan jumlah produk yang dihasilkan (kapasitas produksi). Harga Pokok penjualan minuman instan kacang hijau dengan penambahan jahe adalah Rp ,- per kemasan. b) Harga Jual Harga jual adalah harga yang diberikan pada produk setelah ditambah keuntungan sesuai yang diinginkan oleh perusahaan mengacu/berdasarkan harga pokok, sehingga untuk memperoleh keuntungan maka harga jual harus lebih tinggi dari harga pokok.

24 47 Harga jual minuman instan kacang hijau dengan penambahan jahe adalah Rp 7.000,- per kemasan. c) BEP (Break Even Point) Break Even Point merupakan titik keseimbangan dimana pada titik tersebut pendapatan sama dengan biaya yang dikeluarkan, artinya titik impas dimana perusahaan tidak mengalami kerugian dan tidak mendapatkan keuntungan. Produksi kacang hijau instan dengan penambahan jahe mencapai titik impas pada tingkat produksi kemasan. Sedangkan untuk mencapai harga jual minimum agar tercapai titik keseimbangan adalah Rp Jadi selisih antara kapasitas produksi dan titik impas merupakan keuntungan yang diperoleh perusahaan. Oleh karena itu usaha/produksi minuman instan kacang hijau dengan penambahan jahe ini tetap dapat berjalan. d) Laba (Keuntungan) Laba (keuntungan) merupakan selisih antara pendapatan dan pengeluaran atau selisih antara harga jual dengan harga pokok. Laba perusahaan meliputi laba kotor dan laba bersih. 1) Laba Kotor Laba kotor merupakan laba yang diperoleh dari selisih hasil penjualan dengan biaya produksi sebelum dikurangi pajak usaha. Laba kotor produksi minuman instan kacang hijau dengan penambahan jahe sebesar Rp ,- /bulan dari kemasan. 2) Laba Bersih Laba bersih merupakan laba yang diperoleh dari selisih laba kotor dengan pajak kepemilikan usaha. Laba bersih produksi minuman instan kacang hijau dengan penambahan jahe perbulannya adalah Rp /bulan dari kemasan.

25 48 e) ROI (Return on Investment) Return on Investment merupakan kemampuan modal untuk mendapatkan keuntungan atau persentase keuntungan yang diperoleh dari besarnya modal yang dikeluarkan. Return on Investment produksi minuman instan kacang hijau dengan penambahan jahe sebelum pajak adalah 13,73% dan return on Investment produksi minuman instan kacang hijau dengan penambahan jahe sesudah pajak adalah 3,44%. f) POT (Pay Out Time) Pay Out Time merupakan waktu yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk mendapatkan pengembalian modal dan mendapatkan keuntungan bersih. Produksi minuman instan kacang hijau dengan penambahan jahe akan kembali modal dalam jangka waktu 29bulan. g) B/C (Benefit Cost Ratio) Benefit Cost Ratio merupakan perbandingan antara pendapatan yang diperoleh dengan biaya produksi yang dikeluarkan. Jika niali B/C lebih kecil dari 1, maka proses produksi tidak layak untuk dilakukan karena perusahaan mengalami kerugian. Sebaliknya jika B/C lebih dari 1, maka proses produksi (usaha) tetap dapat dijalankan karena perusahaan mendapatkan keuntungan. Jika B/C sama dengan 1 maka perusahaan mengalami titik impas (tidak untung dan tidak rugi), artinya perlu mempertimbangkan beberapa faktor untuk tetap menjalankan usaha. B/C rationya dari analisis ekonomi minuman instan kacang hijau dengan penambahan jahe sebesar 1,08%.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Produk Es krim jambu merah adalah es krim yang terbuat dari susu cair full cream, susu skim, whipping cream, kuning telur, gula halus serta buah jambu biji merah.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Produk Kue cubit ubi jalar ungu adalah salah satu produk diversifikasi dari makanan tradisional kue cubit.kue berukuran kecil ini berdiameter sekitar 4cm. Kue cubit

Lebih terperinci

BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN

BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktek Produksi Kopi Biji Salak dengan Penambahan Jahe Merah dilaksanakan pada bulan Maret-April 2016 di Laboratorium Rekayasa Proses dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanan Praktek Produksi Proses Pembuatan Teh Herbal Daun Sirsak dengan Campuran Kayu Manis, Daun Stevia dan Secang dalam Kemasan Celup dilaksanakan mulai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Produk Snack bars tepung bekatul dengan substitusi tepung maizena merupakan jenis snack bars dengan bahan baku bekatul dan tepung maizena sebagai bahan pengikat.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 22 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Produk Kerupuk ikan sayur merupakan makanan yang berasal dari bahan utama yaitu ikan tenggiri dan tepung tapioka dengan penambahan sayur yang dapat meningkatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PELAKSAANAN

BAB III METODE PELAKSAANAN BAB III METODE PELAKSAANAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Proses produksi kue cubit subtitusi ubi jalar ungu dilaksanakan mulai bulan Maret-April 2016 di Laboratorium Pangan dan Gizi ITP, Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PELAKSANAAN

BAB III METODE PELAKSANAAN BAB III METODE PELAKSANAAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan Proses Produksi yang berjudul Proses Produksi Flakes Bekatul dilaksanakan mulai bulan April 2016 sampai bulan Mei 2016 di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODE PELAKSANAAN

BAB III METODE PELAKSANAAN BAB III METODE PELAKSANAAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktek produksi Pembuatan Kerupuk Kulit Pisang dilaksanakan di Universitas Sebelas Maret. Pelaksanaan praktek produksi dilakukan pada bulan februari-juni

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI A.

BAB III METODOLOGI A. BAB III METODOLOGI A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Pelaksanaan praktik produksi enting-enting kacang tanah, kacang kedelai dan kedondong ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Fakultas

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PRAKTEK PRODUKSI TEH CELUP KULIT BAWANG MERAH

TUGAS AKHIR PRAKTEK PRODUKSI TEH CELUP KULIT BAWANG MERAH TUGAS AKHIR PRAKTEK PRODUKSI TEH CELUP KULIT BAWANG MERAH TugasAkhir Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memperoleh gelar Ahli Madya Di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Jurusan/Progam

Lebih terperinci

BAB III METODE PELAKSANAAN

BAB III METODE PELAKSANAAN BAB III METODE PELAKSANAAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan Proses Produksi yang berjudul Proses Pembuatan Es Krim Wortel dilaksanakan mulai bulan Maret 2016 sampai bulan Mei 2016 di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODE PELAKSANAAN

BAB III METODE PELAKSANAAN BAB III METODE PELAKSANAAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktik produksi pembuatan nugget patin wortel dilaksanakan bulan Maret 2016 sampai selesai di Laboratorium Rekayasa Proses dan Pengolahan Hasil

Lebih terperinci

Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi

Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi Bawang merah merupakan komoditas hortikultura yang memiliki permintaan yang cukup tinggi dalam bentuk segar. Meskipun demikian, bawang merah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya 2.1 Komposisi Kimia Udang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Udang merupakan salah satu produk perikanan yang istimewa, memiliki aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya lebih

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pengolahan Cookies Tepung Beras 4.1.1 Penyangraian Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan pada wajan dan disangrai menggunakan kompor,

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR PROSES PRODUKSI KERUPUK KULIT PISANG

LAPORAN TUGAS AKHIR PROSES PRODUKSI KERUPUK KULIT PISANG LAPORAN TUGAS AKHIR PROSES PRODUKSI KERUPUK KULIT PISANG Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Guna Mencapai Gelar Ahli Madya Teknologi Hasil Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas

Lebih terperinci

Mengemas Laba Usaha Kacang Mete Di Musim Lebaran

Mengemas Laba Usaha Kacang Mete Di Musim Lebaran Mengemas Laba Usaha Kacang Mete Di Musim Lebaran Peluang bisnis musiman yang menjanjikan untung besar bagi para pelakunya, salah satunya saja seperti bisnis camilan kacang mete yang labanya semakin gurih

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR PROSES PRODUKSI NUGGET PATIN WORTEL

LAPORAN TUGAS AKHIR PROSES PRODUKSI NUGGET PATIN WORTEL LAPORAN TUGAS AKHIR PROSES PRODUKSI NUGGET PATIN WORTEL Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Guna Mencapai Gelar Ahli Madya Teknologi Hasil Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PELAKSANAAN

BAB III METODE PELAKSANAAN BAB III METODE PELAKSANAAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Proses pembuatan dari Tape Ketan Beta karoten ini akan dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 1 Mei 2015 pukul 09.00-17.00 di Jln. Gombang alas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. jewawut, pencampuran bahan-bahan, mencetak/membentuk choco chip,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. jewawut, pencampuran bahan-bahan, mencetak/membentuk choco chip, BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.1 Hasil.1.1 Proses pembuatan choco chip jewawut Pembuatan Choco chip jewawut diawali dengan pembuatan tepung jewawut, pencampuran bahan-bahan, mencetak/membentuk choco chip,

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BISNIS SINGKONG KEJU

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BISNIS SINGKONG KEJU KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BISNIS SINGKONG KEJU Nama : Arif Budiman Kelas : 11-S1SI-11 Nim : 11.12.6122 STIMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2012 ABSTRAK Karya ilmiah ini dibuat dengan tujuan untuk memberi petunjuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk - digilib.uns.ac.id BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk - Kompor gas - Sendok - Cetakan plastik A.2Bahan

Lebih terperinci

3. METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. BAHAN DAN ALAT Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain talas bentul, gula pasir, gula merah, santan, garam, mentega, tepung ketan putih. Sementara itu, alat yang

Lebih terperinci

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL Analisis finansial dilakukan untuk melihat sejauh mana Peternakan Maju Bersama dapat dikatakan layak dari aspek finansial. Untuk menilai layak atau tidak usaha tersebut

Lebih terperinci

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Teknologi Hasil Pertanian

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Teknologi Hasil Pertanian TUGAS AKHIR PROSES PRODUKSI SELAI MARKISA (Passiflora edulis) Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Teknologi Hasil Pertanian DISUSUN OLEH : MUHSININ H3110026 PROGRAM

Lebih terperinci

KAJIAN PEMBUATAN KOPI JAHE CELUP (STUDY OF GINGER COFFEE BAG PREPARATION)

KAJIAN PEMBUATAN KOPI JAHE CELUP (STUDY OF GINGER COFFEE BAG PREPARATION) Agroteknose, Vol. III, No. 2 Th. 2007 KAJIAN PEMBUATAN KOPI JAHE CELUP (STUDY OF GINGER COFFEE BAG PREPARATION) Siti Achadiyah Staf Pengajar Jurusan THP, Fak Tekn Pertanian INSTIPER ABSTRAK Tujuan penelitian

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Nugget Ayam Bahan pangan sumber protein hewani berupa daging ayam mudah diolah, dicerna dan mempunyai citarasa yang enak sehingga disukai banyak orang. Daging ayam juga merupakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1 Pembuatan desinfektan : Pada percobaan ini kami membuat desinfektan menjadi 3 jenis sampel yaitu desinfektan dengan menggunakan TiO 2 (sampel 1), desinfektan TiO 2 tanpa

Lebih terperinci

PENGARUH PROPORSI TEPUNG TERIGU : PISANG TANDUK KUKUS DAN PENAMBAHAN TELUR TERHADAP KUALITAS CAKE SKRIPSI. Oleh :

PENGARUH PROPORSI TEPUNG TERIGU : PISANG TANDUK KUKUS DAN PENAMBAHAN TELUR TERHADAP KUALITAS CAKE SKRIPSI. Oleh : PENGARUH PROPORSI TEPUNG TERIGU : PISANG TANDUK KUKUS DAN PENAMBAHAN TELUR TERHADAP KUALITAS CAKE SKRIPSI Oleh : PRAPTI AKHIRININGSIH NPM : 0533010001 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU

INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU Oleh: Gusti Setiavani, S.TP, M.P Staff Pengajar di STPP Medan Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Produk Menurut Ismayasari (2014), enting-enting merupakan makanan khas dari daerah Jawa Tengah yang terbuat dari campuran kacang tanah yang telah disangrai dan

Lebih terperinci

EVALUASI EKONOMI. Evalusi ekonomi dalam perancangan pabrik meliputi : Modal yang ditanam Biaya produksi Analisis ekonomi

EVALUASI EKONOMI. Evalusi ekonomi dalam perancangan pabrik meliputi : Modal yang ditanam Biaya produksi Analisis ekonomi EVALUASI EKONOMI Evalusi ekonomi dalam perancangan pabrik meliputi : Modal yang ditanam Biaya produksi Analisis ekonomi 1. Modal yang ditanam A.Modal tetap, meliputi : letak pabrik gedung utilities pabrik

Lebih terperinci

PEMBUATAN ABON MANDAI SEBAGAI ALTERNATIF TAMBAHAN PENDAPATAN MASYARAKAT

PEMBUATAN ABON MANDAI SEBAGAI ALTERNATIF TAMBAHAN PENDAPATAN MASYARAKAT PEMBUATAN ABON MANDAI SEBAGAI ALTERNATIF TAMBAHAN PENDAPATAN MASYARAKAT Uswatun Chasanah dan Hikma Ellya Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan Politeknik Hasnur hikmapolihasnur@gmail.com ABSTRAK Tujuan

Lebih terperinci

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan. menentukan dimensi. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan. menentukan dimensi. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan 39 Lampiran 1. Flowchart pelaksanaan penelitian. Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi Memilih bahan Diukur bahan yang akan digunakan Dipotong bahan yang digunakan sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan konsumsi yang berbeda-beda, antara lain untuk kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan konsumsi yang berbeda-beda, antara lain untuk kesehatan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teh merupakan salah satu minuman favorit yang banyak disukai dan dikonsumsi oleh masyarakat. Berbagai kalangan usia menggemari minuman teh dengan tujuan konsumsi yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Proses dan Pengolahan Pangan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Gunung Kidul, Yogyakarta; Laboratorium

Lebih terperinci

PEMBUATAN SUSU DARI KULIT PISANG DAN KACANG HIJAU

PEMBUATAN SUSU DARI KULIT PISANG DAN KACANG HIJAU PEMBUATAN SUSU DARI KULIT PISANG DAN KACANG HIJAU Bambang Kusmartono 1, Merita Ika Wijayati 2 1,2 Jurusan Teknik Kimia, Institut Sains & Teknologi Akprind Yogyakarta e-mail : bkusmartono@ymail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi, situasi persaingan semakin tajam. Estetika dapat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi, situasi persaingan semakin tajam. Estetika dapat 14 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam era globalisasi, situasi persaingan semakin tajam. Estetika dapat berfungsi sebagai perangkap emosional yang sangat penting untuk menarik perhatian konsumen.

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Peneltian.

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Peneltian. I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan tujuan Penelitian, (4) Manfaat Peneltian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan

Lebih terperinci

denaturasi pada saat pemanasan dan mempertahankan bentuk pada produk akhir. Pati yang merupakan komponen utama dalam tepung (sekitar 67%) pada proses

denaturasi pada saat pemanasan dan mempertahankan bentuk pada produk akhir. Pati yang merupakan komponen utama dalam tepung (sekitar 67%) pada proses BAB III PEMBAHASAN Pembuatan mie kering umumnya hanya menggunakan bahan dasar tepung terigu namun saat ini mie kering dapat difortifikasi dengan tepung lain agar dapat menyeimbangkan kandung gizi yang

Lebih terperinci

7. LAMPIRAN. Lampiran 1. Kandungan Gizi Labu Kuning. Tabel 5. Kandungan Gizi dalam 100 g Labu Kuning. Kandungan Gizi. 0,08 mg.

7. LAMPIRAN. Lampiran 1. Kandungan Gizi Labu Kuning. Tabel 5. Kandungan Gizi dalam 100 g Labu Kuning. Kandungan Gizi. 0,08 mg. 7. LAMPIRAN Lampiran 1. Kandungan Gizi Labu Kuning Tabel 5. Kandungan Gizi dalam 100 g Labu Kuning Kandungan Gizi Kalori Protein Lemak Hidrat arang Kalsium Fosfor Zat besi Vitamin A Vitamin B 1 Vitamin

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. segar mudah busuk atau rusak karena perubahan komiawi dan kontaminasi

PENDAHULUAN. segar mudah busuk atau rusak karena perubahan komiawi dan kontaminasi PENDAHULUAN Latar Belakang Daging merupakan salah satu komoditi pertanian yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan protein, karena daging mengandung protein yang bermutu tinggi, yang mampu menyumbangkan

Lebih terperinci

MANISAN KERING JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN

MANISAN KERING JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN MANISAN KERING JAHE 1. PENDAHULUAN Manisan biasanya dibuat dari buah. Produk ini merupakan bahan setengah kering dengan kadar air sekitar 30 %, dan kadar gula tinggi (>60%). Kondisi ini memungkinkan manisan

Lebih terperinci

Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas. KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan

Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas. KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan 1 Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan Pengertian Abon Abon merupakan salah satu jenis makanan awetan berasal dari daging (sapi, kerbau,

Lebih terperinci

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM. KERUPUK RUMPUT LAUT SERASI (Sehat dan Bernutrisi) BIDANG KEGIATAN : PKM KEWIRAUSAHAAN

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM. KERUPUK RUMPUT LAUT SERASI (Sehat dan Bernutrisi) BIDANG KEGIATAN : PKM KEWIRAUSAHAAN HALAMAN JUDUL PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM KERUPUK RUMPUT LAUT SERASI (Sehat dan Bernutrisi) BIDANG KEGIATAN : PKM KEWIRAUSAHAAN Diusulkan oleh : 1. Ruli Nurmala (1201413055) 2013

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah jambu biji (Psidium guajava) memiliki rasa yang enak dan segar serta memiliki banyak manfaat bagi kesehatan dan juga kecantikan manusia. Buah jambu biji telah lama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan sebagai usaha tanaman industri. Rimpangnya memiliki banyak

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan sebagai usaha tanaman industri. Rimpangnya memiliki banyak BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Jahe (Zingiber officinale) merupakan salah satu rempah-rempah penting. Oleh karena itu, jahe menjadi komoditas yang mempunyai prospek untuk dikembangkan sebagai usaha

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pengolahan Keripik Pisang Mocca Tahapan-tahapan proses pengolahan keripik pisang mocca di UKM FLAMBOYAN terdiri atas : 1. Penyiapan bahan baku Adapun jenis pisang

Lebih terperinci

TEKNOLOGI MANAJEMEN PENGEMASAN

TEKNOLOGI MANAJEMEN PENGEMASAN TEKNOLOGI MANAJEMEN PENGEMASAN Oleh : Aditya Oryza 0911033001 Novan Bagas Sayoga 0911030088 Vicky Pratama Putra 105100301111051 Winanto 0911033042 Yakun A. 0911030068 JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

Lebih terperinci

PENGOLAHAN JAGUNG SEBAGAI BAHAN PANGAN. Agus Sutanto

PENGOLAHAN JAGUNG SEBAGAI BAHAN PANGAN. Agus Sutanto PENGOLAHAN JAGUNG SEBAGAI BAHAN PANGAN Agus Sutanto PENDAHULUAN Kebutuhan pangan selalu mengikuti trend jumlah penduduk dan dipengaruhi oleh peningkatan pendapatan per kapita serta perubahan pola konsumsi

Lebih terperinci

TANAMAN BERKHASIAT OBAT. By : Fitri Rahma Yenti, S.Farm, Apt

TANAMAN BERKHASIAT OBAT. By : Fitri Rahma Yenti, S.Farm, Apt TANAMAN BERKHASIAT OBAT By : Fitri Rahma Yenti, S.Farm, Apt DEFENISI Tanaman obat adalah jenis tanaman yang sebagian, seluruh tanaman dan atau eksudat (sel) tanaman tersebut digunakan sebagai obat, bahan/

Lebih terperinci

MODUL 3 PENGOLAHAN IKAN TERI ASIN

MODUL 3 PENGOLAHAN IKAN TERI ASIN MODUL 3 PENGOLAHAN IKAN TERI ASIN Standar Unit Kompetensi: Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu mengolah ikan teri asin kering yang berkualitas dan higienis. Indikator Keberhasilan: Mutu ikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Produk hortikultura merupakan salah satu dari hasil kekayaan alam Indonesia, terutama buah-buah serta biji-bijian yang menempati posisi paling penting dalam hal pemenuhan

Lebih terperinci

Bahan Baku daging ikan 500 g. tepung tapioka 50 g. merica halus 1/2 sendok teh. bawang merah 7,5 g. bawang putih 1,5 g. jahe 0,5 g.

Bahan Baku daging ikan 500 g. tepung tapioka 50 g. merica halus 1/2 sendok teh. bawang merah 7,5 g. bawang putih 1,5 g. jahe 0,5 g. SOSIS IKAN Sosis adalah salah satu produk olahan dari bahan hewani. Secara umum sosis diartikan sebagai makanan yang dibuat dari daging yang telah dicincang, dihaluskan, dan diberi bumbubumbu, dimasukkan

Lebih terperinci

PROSES PENGOLAHAN KOPI INSTAN, KOPI BLENDING, DAN KOPI TUBRUK DI PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA JENGGAWAH-JEMBER

PROSES PENGOLAHAN KOPI INSTAN, KOPI BLENDING, DAN KOPI TUBRUK DI PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA JENGGAWAH-JEMBER PROSES PENGOLAHAN KOPI INSTAN, KOPI BLENDING, DAN KOPI TUBRUK DI PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA JENGGAWAH-JEMBER LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN OLEH: KENT MIRA CANDRA 6103008083

Lebih terperinci

Metode penelitian Rancangan penelitian (reseach Design) Rancangan Percobaan

Metode penelitian Rancangan penelitian (reseach Design) Rancangan Percobaan Abstrak Wedang cor merupakan minuman khas jember yang biasanya di jual dipenggiran jalan. Minuman ini sangat diminati oleh kalangan Mahasiswa maupun mayarakat. Wedang cor ini terdiri dari jahe, ketan dan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGGORENGAN HAMPA TERHADAP MUTU DAN ORGANOLEPTIK KERIPIK IKAN LEMURU Penelitian tahap satu ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh suhu dan lama penggorengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Mei 2012 di PT. Pindo Deli Pulp and Paper, Karawang, Jawa Barat. 3.2 Jenis Data Penelitian

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang penulis lakukan pada BAB sebelumnya mengenai inovasi produk puding cincau dengan tambahan vla bir pletok, menghasilkan

Lebih terperinci

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi.

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi. 1 I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Snack telah menjadi salah satu makanan yang sering dikonsumsi oleh masyarakat. Hampir seluruh masyarakat di dunia mengonsumsi snack karena kepraktisan dan kebutuhan

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN PEWARNA ALAMI, WAKTU PENGUKUSAN DAN SUHU TERHADAP PEMBUATAN SNACK MIE KERING RAINBOW

PENGARUH PENGGUNAAN PEWARNA ALAMI, WAKTU PENGUKUSAN DAN SUHU TERHADAP PEMBUATAN SNACK MIE KERING RAINBOW JURNAL TEKNOLOGI AGRO-INDUSTRI Vol. 3 No.1 ; Juni 2016 ISSN 2407-4624 PENGARUH PENGGUNAAN PEWARNA ALAMI, WAKTU PENGUKUSAN DAN SUHU TERHADAP PEMBUATAN SNACK MIE KERING RAINBOW *RIZKI AMALIA 1, HAMDAN AULI

Lebih terperinci

PEMBUATAN MIE SUKUN (KAJIAN SUBTITUSI SUKUN KUKUS DAN PENAMBAHAN TELUR) SKRIPSI. Oleh : INDARTY WIJIANTI

PEMBUATAN MIE SUKUN (KAJIAN SUBTITUSI SUKUN KUKUS DAN PENAMBAHAN TELUR) SKRIPSI. Oleh : INDARTY WIJIANTI PEMBUATAN MIE SUKUN (KAJIAN SUBTITUSI SUKUN KUKUS DAN PENAMBAHAN TELUR) SKRIPSI Oleh : INDARTY WIJIANTI 0533010013 JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL

Lebih terperinci

KERUPUK UDANG ATAU IKAN

KERUPUK UDANG ATAU IKAN KERUPUK UDANG ATAU IKAN 1. PENDAHULUAN Ikan merupakan bahan makanan yang banyak dikonsumsi masyarakat selain sebagai komoditi ekspor. Ikan cepat mengalami proses pembusukan dibandingkan dengan bahan makanan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 224/Menkes/SK/II/2007 TENTANG SPESIFIKASI TEKNIS MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI)

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 224/Menkes/SK/II/2007 TENTANG SPESIFIKASI TEKNIS MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 224/Menkes/SK/II/2007 TENTANG SPESIFIKASI TEKNIS MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tapioka merupakan salah satu bentuk olahan berbahan baku singkong, Tepung

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tapioka merupakan salah satu bentuk olahan berbahan baku singkong, Tepung 5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tapioka Tapioka merupakan salah satu bentuk olahan berbahan baku singkong, Tepung tapioka mempunyai banyak kegunaan, antara lain sebagai bahan pembantu dalam berbagai industri.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. disertai dengan proses penggilingan dan penjemuran terasi. Pada umumnya

II. TINJAUAN PUSTAKA. disertai dengan proses penggilingan dan penjemuran terasi. Pada umumnya 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Terasi Terasi atau belacan adalah salah satu produk awetan yang berasal dari ikan dan udang rebon segar yang telah diolah melalui proses pemeraman atau fermentasi, disertai

Lebih terperinci

Diusulkan Oleh: GRIZKI AMELIA I /Angkatan 2012 CHESSY NADIA MARPAUNG I /Angkatan 2014 ANISA RIZKI NABILA I /Angkatan 2014

Diusulkan Oleh: GRIZKI AMELIA I /Angkatan 2012 CHESSY NADIA MARPAUNG I /Angkatan 2014 ANISA RIZKI NABILA I /Angkatan 2014 PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM PEMBUATAN TEPUNG BUAH BIT (Beta vulgaris) SEBAGAI SUMBER ENERGI PENGGANTI TEPUNG TERIGU BIDANG KEGIATAN : PKM KEWIRAUSAHAAN Diusulkan Oleh: GRIZKI AMELIA I8312020/Angkatan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Jenis makanan basah ataupun kering memiliki perbedaan dalam hal umur simpan

1. PENDAHULUAN. Jenis makanan basah ataupun kering memiliki perbedaan dalam hal umur simpan 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Parameter sensori sangat penting pada tahap penelitian dan pengembangan produk pangan baru. Produk baru yang dihasilkan harus memiliki penanganan yang tepat agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mutu gizi makanan seseorang dapat diperbaiki dengan mengkonsumsi

BAB I PENDAHULUAN. Mutu gizi makanan seseorang dapat diperbaiki dengan mengkonsumsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mutu gizi makanan seseorang dapat diperbaiki dengan mengkonsumsi makanan beranekaragam yang dapat memberikan sumbangan zat gizi yang cukup bagi tubuh, dengan adanya

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi Masalah, (1.3.) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4.) Manfaat Penelitian, (1.5.) Kerangka Pemikiran, (1.6.) Hipotesis

Lebih terperinci

Bisnis Kerupuk Udang, Renyah Menguntungkan

Bisnis Kerupuk Udang, Renyah Menguntungkan Bisnis Kerupuk Udang, Renyah Menguntungkan Kerupuk merupakan salah satu makanan ringan yang banyak diburu para konsumen. Rasanya yang gurih dan teksturnya yang sangat renyah, menjadikan kerupuk sebagai

Lebih terperinci

PERANCANGAN PERALATAN PENGONGSENGAN BIJI KOPI SISTIM BLOWER ABSTRAK

PERANCANGAN PERALATAN PENGONGSENGAN BIJI KOPI SISTIM BLOWER ABSTRAK PERANCANGAN PERALATAN PENGONGSENGAN BIJI KOPI SISTIM BLOWER Penelitian perancangan teknologi pengongsengan biji kopi sistim vakum telah dilakukan pada Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tulang

BAHAN DAN METODE. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tulang BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret hingga April 2016 di Laboratorium Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Bahan

Lebih terperinci

III. METODE PELAKSANAAN. bulan April 2013 sampai dengan pertengahan Juni 2013.

III. METODE PELAKSANAAN. bulan April 2013 sampai dengan pertengahan Juni 2013. III. METODE PELAKSANAAN 3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Pengalaman kerja praktek mahasiswa (PKPM) ini dilakukan di perusahaan bakpia pathok 25 Yogyakarta, dan dilakukan selama 2,5 bulan yaitu dimulai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Adapun proses pengolahan Kue Bola-bola Wijen disajikan dalam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Adapun proses pengolahan Kue Bola-bola Wijen disajikan dalam BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pengolahan Kue Bola-bola wijen Adapun proses pengolahan Kue Bola-bola Wijen disajikan dalam bentuk diagram alir di bawah ini : Persiapan Bahan : Tepung Tapioka, Tepung

Lebih terperinci

SUSU KEDELAI 1. PENDAHULUAN

SUSU KEDELAI 1. PENDAHULUAN SUSU KEDELAI 1. PENDAHULUAN Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa dan lain-lain merupakan bahan pangan sumber protein dan lemak nabati yang sangat

Lebih terperinci

CONTOH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN PADA KELOMPOK BAHAN PANGAN

CONTOH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN PADA KELOMPOK BAHAN PANGAN CONTOH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN PADA KELOMPOK BAHAN PANGAN 1. Serealia ) Pengolahan jagung : a. Pembuatan tepung jagung (tradisional) Bahan/alat : - Jagung pipilan - Alat penggiling - Ember penampung

Lebih terperinci

MANISAN BASAH JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN

MANISAN BASAH JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN MANISAN BASAH JAHE 1. PENDAHULUAN Manisan biasanya dibuat dari buah. Produk ini merupakan bahan setengah kering dengan kadar air sekitar 30 %, dan kadar gula tinggi (>60%). Kondisi ini memungkinkan manisan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN III. BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah umbi talas segar yang dibeli di Bogor (Pasar Gunung Batu, Jalan Perumahan Taman Yasmin, Pasar

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Upaya mengurangi ketergantungan konsumsi beras masyarakat Indonesia adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Upaya mengurangi ketergantungan konsumsi beras masyarakat Indonesia adalah 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Beras Analog Upaya mengurangi ketergantungan konsumsi beras masyarakat Indonesia adalah dengan mengembangkan alternatif pangan. Program diversifikasi pangan belum dapat berhasil

Lebih terperinci

Bisnis Keripik Singkong, Labanya Penuhi Kantong

Bisnis Keripik Singkong, Labanya Penuhi Kantong Bisnis Keripik Singkong, Labanya Penuhi Kantong Gurih dan renyahnya keripik singkong begitu banyak digemari masyarakat. Tak heran bila belakangan ini banyak pemula maupun pelaku bisnis camilan yang saling

Lebih terperinci

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PENANGANAN PASCA PANEN KUNYIT. Feri Manoi

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PENANGANAN PASCA PANEN KUNYIT. Feri Manoi STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PENANGANAN PASCA PANEN KUNYIT Feri Manoi PENDAHULUAN Untuk memperoleh produk yang bermutu tinggi, maka disusun SPO penanganan pasca panen tanaman kunyit meliputi, waktu panen,

Lebih terperinci

OPTIMASI PEMBUATAN KOPI BIJI PEPAYA (Carica papaya)

OPTIMASI PEMBUATAN KOPI BIJI PEPAYA (Carica papaya) JURNAL TEKNOLOGI AGRO-INDUSTRI Vol. 2 No.2 ; November 2015 OPTIMASI PEMBUATAN KOPI BIJI PEPAYA (Carica papaya) MARIATI Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Politeknik Negeri Tanah Laut, Jl. A. Yani, Km

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik Negeri Lampung dan Laboratorium Balai Besar Penelitian dan Pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kuning melalui proses fermentasi jamur yaitu Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, atau Rhizopus oligosporus. Tempe dikenal sebagai

BAB I PENDAHULUAN. kuning melalui proses fermentasi jamur yaitu Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, atau Rhizopus oligosporus. Tempe dikenal sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mempunyai beranekaragam biji-bijian kacang polong yang dapat dimanfaatkan untuk pembuatan tempe seperti kacang merah, kacang hijau, kacang tanah, biji kecipir,

Lebih terperinci

EMPING MLINJO CARA PASTA ANTI ASAM URAT DENGAN FORTIFIKASI BUMBU REMPAH-REMPAH

EMPING MLINJO CARA PASTA ANTI ASAM URAT DENGAN FORTIFIKASI BUMBU REMPAH-REMPAH PKMK-1-10-1 EMPING MLINJO CARA PASTA ANTI ASAM URAT DENGAN FORTIFIKASI BUMBU REMPAH-REMPAH Uswatun Khasanah, Yuniari Suyatin, Irma Wijayanti Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta ABSTRAK Emping mlinjo merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penghasil devisa negara, penyedia lapangan kerja serta mendorong pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. penghasil devisa negara, penyedia lapangan kerja serta mendorong pengembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kakao merupakan salah satu komoditas andalan perkebunan yang memegang peranan cukup penting dalam perekonomian Indonesia, yakni sebagai penghasil devisa negara, penyedia

Lebih terperinci

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan 43 Lampiran 1. Flow chart pelaksanaan penelitian Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Diukur bahan yang akan digunakan Dipotong bahan yang digunakan sesuai dengan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dantempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di UKM Mekar Sari di Dusun Boleleu No. 18 Desa Sidomakmur Kecamatan Sipora Utara Kabupaten Kepulauan Mentawai. Sementara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Biji nangka merupakan salah satu limbah organik yang belum dimanfaatkan secara optimal, padahal biji nangka memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi yaitu karbohidrat

Lebih terperinci

1. Formulasi mellorin serta analisa sifat fisik dan proksimat.

1. Formulasi mellorin serta analisa sifat fisik dan proksimat. III. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan penelitian dilakukan di PT. Indolakto Sukabumi dan pelaksanaan analisa proksimat dilakukan di Laboratorium Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Institut

Lebih terperinci

PEMBUATAN TEPUNG BENGKUANG DENGAN KAJIAN KONSENTRASI NATRIUM METABISULFIT (Na 2 S 2 O 5 ) DAN LAMA PERENDAMAN SKRIPSI

PEMBUATAN TEPUNG BENGKUANG DENGAN KAJIAN KONSENTRASI NATRIUM METABISULFIT (Na 2 S 2 O 5 ) DAN LAMA PERENDAMAN SKRIPSI PEMBUATAN TEPUNG BENGKUANG DENGAN KAJIAN KONSENTRASI NATRIUM METABISULFIT (Na 2 S 2 O 5 ) DAN LAMA PERENDAMAN SKRIPSI Oleh : Keny Damayanti NPM.0533010023 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

OLEH: YULFINA HAYATI

OLEH: YULFINA HAYATI PENGOLAHAN HASIL KEDELAI (Glycine max) OLEH: YULFINA HAYATI PENDAHULUAN Dalam usaha budidaya tanaman pangan dan tanaman perdagangan, kegiatan penanganan dan pengelolaan tanaman sangat penting diperhatikan

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS. Usaha Kecil Untuk Kelas Menengah BISNIS KRIPIK SINGKONG

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS. Usaha Kecil Untuk Kelas Menengah BISNIS KRIPIK SINGKONG KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS Usaha Kecil Untuk Kelas Menengah BISNIS KRIPIK SINGKONG Nama : Karnita Septi Wahyu Andriyani Kelas : 11-D3MI-02 NIM : 11.02.8021 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2012 ABSTRAK Karya ilmiah

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Wilayah Kabupaten Lampung Barat pada bulan Januari

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Wilayah Kabupaten Lampung Barat pada bulan Januari 47 BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di Wilayah Kabupaten Lampung Barat pada bulan Januari sampai dengan Februari 2011. 3.2 Bahan dan alat Bahan yang di

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Bahan dan Alat Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini adalah permen jelly pepaya yang terbuat dari pepaya varietas IPB 1 dengan bahan tambahan sukrosa, ekstrak rumput

Lebih terperinci

KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK NUGGET FORMULAS IKAN TONGKOL DAN JAMUR TIRAM PUTIH YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI. Program studi pendidikan biologi

KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK NUGGET FORMULAS IKAN TONGKOL DAN JAMUR TIRAM PUTIH YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI. Program studi pendidikan biologi KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK NUGGET FORMULAS IKAN TONGKOL DAN JAMUR TIRAM PUTIH YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI Program studi pendidikan biologi Disusun oleh: Arif Rachmad Hakim A420100085 PENDIDIKAN BIOLOGI

Lebih terperinci