BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Produk Snack bars tepung bekatul dengan substitusi tepung maizena merupakan jenis snack bars dengan bahan baku bekatul dan tepung maizena sebagai bahan pengikat. Dalam proses pembuatannya terdapat beberapa bahan adalah tepung bekatul, tepung maizena, coklat blok, margarin, garam, gula, chochochip, kacang mete dan telur. Tahap pembuatan awalnya mengaduk gula dan telur hingga tercampur. Menambahkan tepung maizena, tepung bekatul, dan garam sedikit demi sedikit kemudian kacang mete, chochochip, margarin dan coklat blok yang sebelumnya sudah dilelehkan dimasukkan lalu dicampur hingga rata. Kemudian dituangkan kedalam loyang yang sebelumnya sudah diolesi dengan margarine. Setelah itu dimasukan dalam oven untuk dipanggang selama 40 menit pada suhu C.Kemudian mengangkat adonan yang sudahmatang untuk didinginkan pada suhu ruang. Setelah dingin kemudian dipotong-potong sesuai ukuran dan dikemas. 1. Bahan Baku a. Bekatul Bekatul merupakan hasil dari penyosohan pada penggilingan padi. Bekatul terdapat pada bagian kulit ari dalam yang dekat dengan endosperma. Pada proses penggilingan dihasilkan bekatul 8-12%. Bekatul mempunyai banyak kandungan gizi salah satunya adalah serat. b. Tepung maizena Tepung maizena adalah pati yang terbuat dari jagung yang mempunyai bentuk granula-granulapoligonal dan bulat. Tepung maizena merupakan salah satu jenis bahan pengikat. Bahan pengikat adalah bahan yang digunakan dalam makanan untuk mengikat air yang terdapat dalam adonan. Fungsi bahan pengikat adalah untuk menurunkan penyusutan akibat pemasakan, memberi warna yang 31

2 32 terang, meningkatkan elastisitas produk, membentuk tekstur yang padat, dan menarik air dari adonan. 2. Bahan Tambahan a. Telur Telur berfungsi sebagai penambah warna, rasa, kelembaban, membentuk struktur, dan menambah gizi.telur juga berfungsi sebagai pengempuk dan juga sebagai pengeras. Komposisi telur utuh ialah kurang lebih 64% putih (pengeras), 36% kuning telur (pengemulsi dan pengempuk). Kuning telur mengandung lesitin yang berfungsi sebagai emulsifier alami. b. Gula Pada pembuatan snack bars tepung bekatul dengan substitusi tepung maizena menggunakan gula pasir. Gula berfungsi sebagai pengempuk, memperbaiki tekstur, mengurangi remah dan mengawetkan. Jenis gula yangpaling banyak digunakan adalah sukrosa.selain sebagai pemanis sukrosa jugaberperan dalam penyempurnaan mutu panggang dan warna kerak, danmemungkinkan proses pematangan yang lebih cepat, sehingga air lebih banyakdipertahankan dalam roti. c. Garam Garam merupakan salah satu bahan yang paling penting dalam proses pembuatan snack bars. Penambahan garam pada konsentrasi tertentu berfungsi sebagai pembangkit cita rasa dari bahan lainnnya. Garam digunakan untuk mengurangi rasa manis yang ada padagula. Selain itu fungsi garam adalah membangkitkan rasa dan aroma.garam juga mempengaruhi aktivitas air dari bahan dengan menyerap air sehingga aktivitas air menurun dengan menurunnya kadar air. d. Coklat blok dan coklat chips Coklat yang berwarna coklat tua, rasanya tidak terlalu manis. Dark cooking chocolate adalah jenis coklat blok yang paling banyak dipakai untuk pembuatan kue. Fungsi coklat blokdalam pembuatan

3 33 snack bars yaitu memberikan rasa dan warna. Pemakaian coklat blok pada pembuatan snack bars dicampur dengan margarine yang dilelehkan dalam panci sehingga diperoleh adonan coklat. Coklat chips, adalah butir-butircokelat kecil. Ukurannyaberagam, dari yang besar sampaikecil, namun biasanya dijumpai yangberdiameter 1 cm. Coklat chip dalam pembuatan snack bars ini berfungsi sebagai penambah cita rasa dan garnis(penghias) yang biasa nya juga diberikan ke dalam kue, es krim dan puding. e. Margarine Margarine adalah lemak yang dihasilkan dari lemak nabati ada pula margarine yang terbuat dari lemak nabati dan susu.fungsi margarine yang penting dalam adonan ialah sebagai perangkap udara selama pencampuran.margarine mempengaruhi pengkerutan dan keempukan terhadap produk yang dipanggang, dan juga sebagai pelumas dalam pencegahan pengembangan protein yang berlebihan selama pembuatan adonan, juga mengempukkan remah dan dapat menunjang cita rasa produk. f. Kacang mete Kacang mete merupakan buah dari tanaman jambu mete menjadi produk yang paling penting dari pohon jambu mete itu sendiri. Kacang mete berfungsi sebagai penyedap rasa dan penambah nilai gizi produk. Karena kacang mete kaya akan kandungan gizi zat besi, fosfor, selenium, magnesium, dan seng. Kacang meten juga biasa diolah dengan cara digoreng secara deep frying. B. Proses Produksi Pada proses pembuatan snack bars tepungbekatul dengan substitusi tepung maizena dilakukan beberapa tahap, antara lain: 1. Pelelehan margarin dan coklat blok Pelelehan margarine dan coklat dilakukan secara bersamaan dilelehkan dengan menggunakan api kecil. Dan tidak dibiarkan hingga mendidih.

4 34 2. Pengadukan telur dan gula Pengadukan telur dan gula dilakukan dengan menggunakan kecepatan rendah selama 5 menit hingga mengembang. Pengadukan tidak boleh terlalu lama karena akan membuat tekstur menjadi keras. Proses pengadukan dapat dilihat pada Gambar 4.1. Gambar 4.1 Pengocokan Telur dan Gula 3. Pencampuran Pencampuran adonan tepung maizena, bekatul dan garam ditambahkan sedikit demi sedikit agar tidak menggumpal. Kemudian ditambahkan kacang mete, coklat chip, margarin dan coklat blok yang sebelumnya sudah dilelehkan. Dicampur hingga merata.proses pencampuran bahandapat dilihat pada Gambar 4.2 Gambar 4.2 Pencampuran Bahan 4. Pencetakan Pencetakan diletakkan dalam loyang yang sebelumnya sudah diolesi margarin agar mempermudah pelepasan adonan setelah pemanggangan.

5 35 5. Pemanggangan Pemanggangan dengan oven dilakukan menggunakan oven listrik yang sudah dipanasi 10 menit. Kemudian baru dimasukan loyang berisi adonankedalam oven pada suhu C selama 40 menit. Proses pemanggangan dapat dilihat pada Gambar 4.3 Gambar 4.3 Pemanggangan 6. Pendinginan Pendinginan dilakukan bertujuan untuk mengurangi terjadinya remah saat pemotongan. Dan tidak terjadi pengembunan saat pengemasan. Proses pendinginan pada suhu ruang dapat dilihat padagambar 4.4 Gambar 4.4 Pendinginan

6 36 7. Pemotongan Snack bars tepung bekatul dengan substitusi tepung maizenayang sudah dingin dipotong sesuai ukuran untuk mempermudah proses pengemasan. Pemotongan dapat dilihat pada Gambar 4.5 Gambar 4.5 Pemotongan 8. Pengemasan Snack bars tepung bekatul dengan substitusi tepung maizena yang sudah dipotong dikemas dalammetalized plastik untuk mengurangi kontaminasi dan kerusakan.pengemasan dapat dilihat pada Gambar 4.6. Gambar 4.6Pengemasan. C. Analisis Sensori Snack Bars Bekatul dengan Tepung Maizena Analisis sensori yang digunakan adalah uji kesukaan. Dimana uji ini melibatkan 30 panelis untuk mengetahui produk yang paling disukai dari 4 formulasi. Skala nilai 1 merupakan tidak suka, skala 2 kurang suka, skala 3 netral, skala 4 suka, skala 5 sangat suka.parameter yang diuji adalah warna, rasa, aroma, tekstur, dan overall. Hasil analisis sensorissnack barstepung bekatul dengan substitusi tepung maizena dapat dilihat pada Tabel 4.1

7 37 Tabel 4.1 Hasil Analisis Sensoris Snack Bars Bekatul dengan Tepung Maizena Formulasi Warna Rasa Aroma Tekstur Overall 100% tepung bekatul 2,97 a 2,70 a 2,67 a 2,70 a 2,67 a 75% tepung bekatul: 25% tepung maizena 3,00 a 2,87 a 2,80 ab 2,87 ab 2,83 a 25% tepung bekatul: 75% tepung maizena 3,30 a 3,40 b 3,23 bc 3,30 bc 3,33 b 50% tepung bekatul: 50% tepung maizena 3,47 a 3,57 b 3,43 c 3,47 c 3,57 b Sumber : Hasil Penelitian Keterangan : Notasi pada kolom yang samamenunjukkan tidak beda nyata pada = Pada uji organoleptik ini menggunakan panelis berjumlah 30 orang, diminta untuk memberikan penilaian tingkat kesukaan untuk tiaptiap atribut mutu yang diujikan seperti warna, rasa, tekstur, aroma dan overall. 1. Warna Dari data Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa parameter warna dari semua sampel tidak ada beda nyata. Dari semua sampel untuk parameter warna tidak terlihat jelas perbadaan warnanya. Dengan penggunaan coklat yang sama maka menghasilkan warna yang sama pula. Pada sampel ini digunakan coklat blok sebanyak 25 gram per 100 gram pada setiap sampelnya. Warna bekatul sendiri adalah krem sehingga tidak menghasilkan perbedaan warna yang mencolok pada setiap sampel. 2. Rasa Dari data Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa parameter rasa memiliki hasil yang berbeda antar sampel.perbedaan itu dapat dilihat dari letak subset yang berbeda antar sampel.pada formulasi 100% tepung bekatuldan formulasi 75% tepung bekatul : 25% tepung maizena ada beda nyata dengan formulasi 50% tepung bekatul : 50% tepung maizena dan formulasi 25% tepung bekatul : 75% tepung maizena. Namun antara

8 38 formulasi 100% tepung bekatul tidak ada beda nyata dengan formulasi 75% tepung bekatul : 25% tepung maizena. Untuk formulasi 50% tepung bekatul : 50% tepung maizena juga tidak terdapat beda nyata dengan formulasi 25% tepung bekatul : 75% tepung maizena. Sedangkan hasil sampel yang paling disukai adalah dengan formulasi 50% tepung bekatul : 50% tepung maizena sebesar 3,57.Rasa yang dihasilkan pada formulasi ini pas yaitu tidak terlalu dominan rasa khas dari tepung bekatul dan tepung maizena. Untuk sampel tepung maizena nya banyak disukai panelis sebesar 3,40 dan bukan merupakan sampel yang paling disukai panelis, karena pada sampel ini rasa khas dari bekatul tidak ada.dan yang paling tidak disukai adalah formulasi 100% tepung bekatul sebesar 2,70. Hal ini terjadi dikarenakan kandungan bekatul yang banyak pada setiap sampel akan menghasilkan rasaafter taste sedikit pahit. 3. Aroma Dari data Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa parameter aroma ada beda nyata antar sampel. Pada formulasi sampel 100% tepung bekatul ada beda nyata dengan formulasi 50% tepung bekatul : 50% tepung maizena dan formulasi 25% tepung bekatul : 75% tepung maizena, namun tidak ada beda nyata dengan formulasi 75% tepung bekatul : 25% tepung maizena. Untuk formulasi 75% tepung bekatul : 25% tepung maizena hanya berbeda nyata dengan formulasi 50% tepung bekatul : 50% tepung maizena. Namun pada formulasi 50% tepung bekatul : 50% tepung maizena tidak terdapat beda nyata dengan formulasi 25% tepung bekatul : 75% tepung maizena. Pada parameter aroma formulasi 50% tepung bekatul : 50% tepung maizena paling disukai panelis sebesar 3,43, karena pada sampel ini aroma dari tepung bekatul tidak terlalu dominan tetapi masih ada aroma bekatulnya. Sampel yang paling tidak disukai panelis adalah formulasi 100% tepung bekatul sebesar 2,67.Hal ini dikarenakan pada sampel yang mengandung bekatul banyak mengakibatkan aroma bekatul juga semakin kuat. Namun pada sampel

9 39 dengan tepung maizena banyakmanghasilkan aroma tepung terigu dan telur serta tidak ada aroma khas dari bekatul. 4. Tekstur Dari data Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa parameter tekstur dari semua sampelada beda nyata. Pada formulasi sampel 100% tepung bekatul ada beda nyata dengan formulasi 50% tepung bekatul : 50% tepung maizena dan formulasi 25% tepung bekatul : 75% tepungmaizena, namun tidak ada beda nyata dengan formulasi 75% tepung bekatul : 25% tepung maizena. Untuk formulasi 75% tepung bekatul : 25% tepung maizena hanya berbeda nyata dengan formulasi 50% tepung bekatul : 50% tepung maizena. Namun pada formulasi 50% tepung bekatul : 50% tepung maizena tidak terdapat beda nyata dengan formulasi 25% tepung bekatul : 75% tepung maizena. Pada parameter tekstur sampel yang paling tidak disukai adalah formulasi 100% tepung bekatul sebesar 2,70, karena menghasilkan tekstur yang padat, tidak remah, kasar karena serat bekatul yang banyak serta daya ikat adonan pada kacang mete tidak maksimal. Untuk formulasi 75% tepung bekatul : 25% tepung maizena tidak disukai panelis, karena menghasilkan tekstur yang sama dengan formulasi 100% tepung bekatul. Pada formulasi 75% tepung bekatul : 25% tepung maizena juga tidak disukai panelis, karena menghasilkan tekstur sangat empuk, dan halus karena tidak terlihat serat bekatul, serta daya ikat adonan pada kacang mete sangat kuat sehingga adonan terlihat lembek. Sedangkan panelis paling menyukaiformulasi 50% tepung bekatul : 50% tepung maizena sebesar 3,47, karenamenghasilkan tekstur halus tetapi serat bekatul masih ada, remah, dankacang mete dapat menyatu dengan adonan. Ini dikarenakan daya ikat adonanpada komposisi tepung yang sama maksimal. 5. Overall Dari data Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dari keseluruhan (overall) menghasilkan beberapa sampel yang beda nyata. Pada formulasi sampel 100% tepung bekatul ada beda nyata dengan formulasi 50%

10 40 tepung bekatul : 50% tepung maizena dan formulasi 25% tepung bekatul : 75% tepung maizena, namun tidak ada beda nyata dengan formulasi 75% tepung bekatul : 25% tepung maizena. Untuk formulasi 75% tepung bekatul : 25% tepung maizena hanya berbeda nyata dengan formulasi 50% tepung bekatul : 50% tepung maizena. Namun pada formulasi 50% tepung bekatul : 50% tepung maizena tidak terdapat beda nyata dengan formulasi 25% tepung bekatul : 75% tepung maizena. Formulasi sampel yang paling disukai adalah 50% tepungbekatul :50% tepung maizenasebesar 3,57.Karena menghasilkan rasa snack bars yang khas dari tepung bekatul namun juga tidak terlalu pekat. Dan sampel yang paling tidak disukai adalah formulasi 100% bekatul sebesar 2,67. Pada formulasi ini tidak disukai panelis karena menghasilkan rasa yang pahit.sedangkan untuk sampel formulasi 25% tepung bekatul: 75% tepung maizena juga tidak disukai panelis karena tidak terasa khas bekatul. Berdasarkan tiap-tiap atribut mutu yang diujikan seperti warna, rasa, tekstur, aroma dan overall, semua menunjukan formulasi snack bars dengan 50% tepung bekatul dan 50% tepung maizena merupakan formulasi yang disukai konsumen di antara ketiga formulasi yang lain. Dengan didapat formulasi terbaik maka dilanjutkan analisis kimia yang terdiri dari kadar air dan kadar serat kasar. D. Analisis Kimia Snack Bars Bekatul dengan Tepung Maizena Setelah dilakukan analisis sensoris, maka selanjutnya dilakukan uji kimia antara lain analisis kadar air dan analisis serat kasar. Sampel yang digunakan untuk analisis kimia adalah sampel dengan formulasi 50% tepung bekatul : 50% tepung maizena karena sampel ini merupakan sampel yang paling disukai penelis. Tujuan dilakukan analisis kadar air adalah untuk mengetahui kandungan air yang terdapat pada snack bars tepung bekatul dengan substitusi tepung maizena, serta pengaruh kadar air terhadap umur simpan produk. Dan analisis kadar serat kasar dilakukan untuk mengetahui

11 41 kandungan serat dalam snack bars tepung bekatul dengan substitusi tepung maizena yang dapat bermanfaatbagi kesehatan. Hasil analisis kadar air dan kadar serat kasar pada snack bars tepung bekatul dengan substitusi tepung maizenadapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Hasil Kimia Snack Bars Tepung Bekatul dengan Substitusi Tepung Maizena Analisis Kimia Satuan (%) Kadar air 11,2% Kadar serat kasar 5,21% Sumber : Hasil Analisis Kimia Dari hasil analisis kimia pada Tabel 4.2 dapat diketahuibahwa besarnya kadar air yang terkandung dalam produk semi basahsnack bars bekatul dengan substitusi tepung maizena sebesar 11,2%, inisesuai dengan teori Astawan (1991) yaitu produk pangan semi basah memiliki kadar air sekitar 10% - 40%. Kadar air merupakan banyaknya air yang terkandung dalam bahan yang dinyatakan dalam persen. Kadar air juga merupakan karakteristik yang sangat penting pada bahan pangan, karena air dapat mempengaruhi kenampakan, tekstur, dan rasa bahan pangan. Kadar air dalam bahan pangan ikut menentukan kesegaran dan daya awet bahan pangan tersebut. Kadar air yang tinggi mengakibatkan mudahnya bakteri, kapang, dan khamir untuk berkembangbiak, sehingga akan terjadi perubahan pada bahan pangan. Makin rendah kadar air, makin lambat pertumbuhan mikroorganisme dan bahan pangan tersebut dapat tahan lama. Sebaliknya makin tinggi kadar air dalam bahan, makin cepat mikroorganisme berkembangbiak sehingga proses pembusukanakan berlangsung lebih cepat(winarno, 2002). Kadar serat kasar snack bars bekatul dengan substitusi tepung maizena sebesar 5,21%. Kadar serat snack bars bekatul dengan substitusi tepung maizena, ini masih memenuhi persyaratan standar kadar serat kasar berdasarkan SNI yang dimiliki bekatul yaitu maksimal 10%. Serat kasar sangat bermanfaat untuk kesehatan, salah satunya adalah untuk melancarkan pencernaan. Namun, apabila terlalu banyak mengonsumsi serat juga dapat mengakibatkan gangguan pencernaan. Semakin banyak serat

12 42 dalam tubuh maka semakin banyak cairan dalam tubuh yang terserap sehingga mengakibatkan dehidrasi. E. Desain Kemasan Proses pengemasan produk sangat perlu dilakukan, antara lain agar produk dapat terlindung dari segala macam bahan pencemar yang dapat mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas produk selama penyimpanan. Berdasarkan fungsinya, kemasan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kemasan primer dan kemasan sekunder. Kemasan untuk snack bars tepung bekatul dengan substitusi tepung maizenaini adalah kemasan primer, karena kemasan langsung kontak terhadap poduk snack bars bekatul dengan substitusi tepung maizenadan pada proses pengemasannya tidak rumit. Fungsikemasan adalah untuk mengatur interaksi antara bahan pangan dengan lingkungan sekitar, sehingga menguntungkan bagi bahan pangan, dan menguntungkan bagi manusia yang mengkonsumsi bahan pangan. Pengemasan bahan pangan harus memenuhi beberapa kondisi atau aspek untuk dapat mencapai tujuan pengemasan, yaitu bahan pengemasnya harus memenuhi persyaratan tertentu, metode atau teknik pengemasan bahan pangan harus tepat, pola distribusi dan penyimpanan produk hasil pengemasan harus baik. Kunci utama untuk membuat sebuah desain kemasan yang baik adalah kemasan tersebut harus simpel atau sederhana, fungsional dan menciptakan respons emosional positif yang secara tidak langsung kemasan harus dapat menarik perhatian secara visual, emosional dan rasional. Sebuah desain kemasan yang bagus memberikan sebuah nilai tambah terhadap produk yang dikemasnya. Menurut penelitian, dari seluruh kegiatan penginderaan manusia, 80% adalah penginderaan melalui penglihatan (visual). Karena itulah, unsurunsur grafis dari kemasan antara lain: warna, bentuk, merek, ilustrasi, huruf dan tata letak merupakan unsur visual yang mempunyai peran terbesar dalam proses penyampaian pesan secara kasatmata (visual communication) (Wirya, 1999). a. Bahan

13 43 Bahan yang digunakan untuk mengemas produk snack bars tepung bekatul dengan substitusi tepung maizenaini adalah metalized plastik. Pemilihan bahan kemasan ini dikarenakan snack bars merupakan produk semi basah yang memerlukan perlindungan terhadap kontaminasi cahaya secara langsung dan kontaminasi udara serta uap air yang dapat merubah rasa dan daya tahan produk. Pengemas metalized plastik mempunyai keunggulan, tidak berbau, fleksibel, tidak ada rasa, tidak berbahaya dan hyginies.metalized plastik menempati posisi yang penting dalam produk kemas fleksibel karena memiliki barriers yang sangat baik dan penampilan yang baik. Umumnya untuk kepentingan kemas fleksibel foil yang digunakan tebalnya kurang dari 25 mikron b. Bentuk Bentuk kemasan merupakan pendukung utama yang membantu terciptanya seluruh daya tarik visual, namun tidak ada prinsip baku mengenai hal ini, karena bentuk fisik kemasan biasanya ditentukan oleh sifat produknya, pertimbangan mekanis, kondisi penjualan, pertimbangan pemajangan, dan cara penggunaan kemasan tersebut (Wirya, 1999). Perbedaan bentuk kemasan suatu produk dengan produk pesaing dapat mengingatkan konsumen akan produk tersebut, walaupun mereknya sendiri mungkin tidak teringat lagi. Kemasan dengan bentuk dan ukuran yang berbeda memungkinkan pembeli dari tingkat pendapatan yang berbeda untuk membeli produk yang sama. Dengan kombinasi bentuk, warna, dan ukuran kemasan yang berbeda, perusahaan dapat meningkatkan penjualan hasil produksinya. Kemasan snack bars tepung bekatul dengan substitusi tepung maizenaini menggunakan bahan dalam bentuk metalized plastik persegi yang praktis dan sederhana. c. Pelabelan Label atau disebut juga etiket adalah tulisan, tag, gambar atau deskripsi lain yang tertulis, dicetak, dihias, atau dicantumkan dengan jalan apapun, pada wadah atau pengemas. Etiket tersebut harus cukup

14 44 besar agar dapat menampung semua keterangan yang diperlukan mengenai produk dan tidak boleh mudah lepas, luntur atau lekang karena air, gosokan atau pengaruh sinar matahari (Syarief dan Halid, 1993). Menurut Devi dkk (2013), peran label produk pangan sangat penting, dimana label yang baik akan memudahkan konsumen dalam pemilihan produk yang diperlukannya. Selain itu, label juga berperan sebagai sarana pendidikan masyarakat dan dapat memberikan nilai tambah pada produk. Semakin bertambahnya kompetitor produk, label dapat menjadi strategi menarik dalam pemasaran. Tujuan pelabelan pada kemasan adalah : a. Memberi informasi tentang isi produk yang diberi label tanpa harus membuka kemasan. b. Sebagai sarana komunikasi antara produsen dan konsumen tentang hal-hal dari produk yang perlu diketahui oleh konsumen, terutama yang kasat mata atau yang tidak diketahui secara fisik. c. Memberi petunjuk yang tepat pada konsumen hingga diperoleh fungsi produk yang optimum. d. Sarana periklanan bagi konsumen e. Memberi rasa aman bagi konsumen Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 79/Menkes/Per/III/1978 tentang Label danperiklanan Makanan,maka pada label atau etiket kemasan khususnya untuk makana dan minuman sekurang-kurangnya dicantumkan hal-hal sebagai berikut : a. Nama makanan dan/merek dagang b. Komposisi/kandungan bahan, kecuali untk makana yang cukup diketahui komposisinya secara umum. c. Isi netto d. Nama dan alamat perusahaan yang memproduksi/mengedarkan e. Nomor pendaftaran f. Kode produksi, tanggal kadaluarsa dan label halal.

15 45 Adapun gambar label kemasan snack bars tepung bekatul dengan substitusi tepung maizenadapat dilihat pada Gambar 4.7. F. Analisis Ekonomi Gambar 4.7 : Desain Kemasan Setelah diketahui formulasi mana yang paling disukai serta pengujian karakteristikkimia dari produk snack bars tepungbekatul dengan substitusi tepung maizenaini, selanjutnyadilakukan perhitungan kelayakan usaha produk snack bars untukmengetahui harga jual dari produk ini. Perhitungannya adalah: 1. Biaya Tetap ( Fixed Cost ) a. Biaya Usaha Tabel 4.3 Biaya Usaha Uraian Rp/bulan Pimpinan (Rp ,-/bln) Gaji karyawan (Rp ,-/bln, orang) 2 karyawan Sewa lokasi (Rp ,-/th) Biaya Promosi (Rp ,-/th) Biaya Administrasi Rp , /bln) Jumlah Sumber : Data Primer b. Biaya Amortisasi Tabel 4.4 Biaya Amortisasi Harta tak berwujud Rp/bulan Perijinan (Rp ,- selama 2 th) Pajak PBB (Rp ,- untuk 1 th) Jumlah ,00 Sumber : Data Primer

16 46 c. Biaya Penyusutan/Depresiasi (P-S)/N Tabel 4.5 Biaya Penyusutan/Depresiasi Uraian Jumlah Rp Harga (P) Nilai Deprisiasi (Rp) Sisa (S) (Rp/th) Mesin pengayak Timbangan Kompor Tabung gas Baskom Sendok Solet Mixer Panci kecil Oven listrik Loyang Pisau Kain lap Jumlah Sumber : Data Primer Jumlah depresiasi / bulan = Rp Tabel 4.6 Total Biaya Tetap (Fixed Cost) Komponen Biaya Tetap Rp/bulan Biaya Usaha Biaya Amortasi Biaya Penyusutan/Depresiasi Dana Sosial Jumlah Sumber : Data Primer 2. Biaya Tidak Tetap(Variable Cost) a. Biaya Bahan Baku, Pembantu, dan Kemasan Untuk bahan baku dan bahan pembantu yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 4.7 Perhitungan : Periode perhitungan 1 bulan = 25 hari kerja

17 47 Tabel 4.7 Bahan Baku dan Bahan Pembantu dalam Penggolahan Snack Bars Tepung Bekatul dengan Tepung Maizena Nama Bahan Jumlah Rp/hari Rp/bulan Bekatul 5 kg 3.500/kg Tepung maizena 5 kg /kg Margarin 2,5 kg /kg Coklat blok 2,5 kg /kg Garam 0,005 kg /kg Gula 2,5 kg /kg Telur Chocho chip Kacang mete 5 kg 1,5kg 5kg /kg /kg /kg Jumlah biaya bahan per hari Jumlah biaya bahan per bulan Sumber : Data Primer Setiap hari menghasilkan snack bars bekatul dengan substitusi tepung maizena sebanyak 10kg, jika setiap satu kemasan berisi 25 gram maka dalam satu hari menghasilkan 400 kemasan snack bars. b. Biaya Kemasan Tabel 4.8 Biaya Kemasan Kemasan Ukuran Jumlah Rp/hari Metalized plastik 12 x Sablon Jumlah Sumber : Data Primer Total biaya kemasan per bulan = Rp x 25 hari = Rp ,- c. Biaya Bahan Bakar (Energi dan Pembersih) Tabel 4.9 Biaya Bahan Bakar dan Pembersih Nama Jumlah Rp/bulan Air + Listrik Gas (LPG) Jumlah Sumber : Data Primer Perhitungan : a. Tarif air PDAM : penggunaan 10 m 3 /bulan tarif PDAM Rp 6000,-/m 3 Maka besar tarif air PDAM b. Tarif listrik (per kwh= Rp 979,-) = 10m 3 x 6000 m 3 = Rp60.000,-

18 48 1. Lampu 20 watt x 8 jam per hari x 25 = Rp Mixer 170 watt x 1 jam per hari x 25 = Rp Mesin pengayak x 1 jam per hari x 25 = Rp Oven listrik x 2 jam per hari x 25 Rp Tarif listrik = = Rp ,-per bulan Tabel 4.10 Biaya Perawatan dan Perbaikan Uraian Jml Rp Harga (P) % Jam/ Hari/ (Rp) FPP hari bulan an Mesin pengayak Timbangan Kompor Tabung gas Baskom Sendok Solet Mixer Panci kecil Oven listrik Loyang Pisau Kain lap Jumlah Jumlah BPP Sumber : Data Primer Biaya Perawatan dan Perbaikan (% FPP x P x JHK x HKB/1000) Keterangan : JHK = jam kerja per hari HKB = hari kerja per bulan

19 49 d. Total Biaya Tidak Tetap Tabel 4.11 Total Biaya Tidak Tetap (Variable Cost) Komponen Biaya Rp/bulan Biaya bahan baku, pembantu Biaya kemasan Biaya energi dan pembersih Biaya Perawatan dan Perbaikan (BPP) Transportasi Jumlah Sumber : Data Primer Total Biaya Produksi / Total Cost Per Bulan Total Biaya Produksi Tabel 4.12 Investasi = Total biaya tetap + total biaya tidak tetap = Rp Rp = Rp ,- Komponen Biaya Rp/bulan Biaya tetap Biaya tidak tetap Biaya peralatan Jumlah Kriteria Kelayakan Usaha a. Penentuan Harga Pokok Penjualan (HPP). Dalam 1 kali produksi per hari diasumsikan400 kemasan snack bars bekatul dengan substitusi tepung maizena. Kapasitas produksi dalam 1 bulan = 400 kemasan x 25 hari Harga Pokok Produksi (HPP) HPP = = kemasan TotalBiaya Produksi/ bulan Jumlah Produksi/ bulan = Rp kemasan = Rp 3.746/kemasan

20 50 Jadi harga pokok produksi per kemasan snack bars tepung bekatul dengan substitusi tepung maizenayaitu Rp dengan penetapan harga jual Rp 5000 /kemasan. Tabel 4.12 Perhitungan Penjualan Keterangan Penjualan/bulan kemasan (5000) kemasan x Rp 5000 Rp Sumber : Data Primer b. Perhitungan Rugi/Laba 1. Laba kotor = Penjualan Biaya Pokok Produksi = Rp Rp = Rp ,00 2. Laba Bersih = Laba kotor pajak kepemilikan usaha c. Break Even Point (BEP) Analisis Titik Impas (BEP) Unit = Rp. laba kotor (10% x laba kotor) = Rp (10% x Rp ) = Rp Rp = Rp ,00 BEP (P) = TVC Jumlah Produksi = Rp Rp = Rp per kemasan 25 gram BEP (Q) = = TFC Harga VC/kapasitas produksi Rp Rp.5000 Rp.3395 = = 2187 kemasan

21 51 Artinya, titik impas akan tercapai pada tingkat produksi sebanyak 2187 kemasan. d. Return on Investment (ROI) Laba Bersih ROI= x 100% Investasi Rp = x 100% Rp = 25,29% e. Pay Out Time (POT) POT = = Investasi Laba Bersih Rp Rp = 3,9 bulan f. Benefit Cost Ratio (Net B/C) B/C = NPV - NPV = = 1,22 g. Biaya Bunga Bank Biaya bunga bank (I) = i x N x P = 2% x 6 x Rp = Rp ,00 Keterangan : i = bunga bank perbulan N = jangka waktu cicilan (bulan) P = biaya investasi

22 52 1. Biaya Produksi Biaya produksi merupakan biaya yang dikeluarkan selama usaha dijalankan, yang dibedakan atas biaya tetap dan biaya tidak tetap. a) Biaya Tetap (Fixed Cost) Biaya tetap adalah biaya yang tetap dikeluarkan meskipun perusahaan tidak melakukan proses produksi. Biaya tetap terdiri atas biaya usaha, amortisasi, dan biaya penyusutan alat. Biaya tetap produksi snack bars tepungbekatul dengan substitusi tepung maizena setiap bulan sebesar Rp ,00 b) Biaya Tidak Tetap(Variabel Cost) Biaya tidak tetapmerupakan biaya yang dikeluarkan hanya jika melakukan proses produksi. Biaya tidak tetap terdiri dari biaya bahan baku, pembantu dan kemasan, biaya bahan bakar/energi,dan biaya perawatan dan perbaikan. Biaya variabel produksi snack bars tepungbekatul dengan substitusi tepung maizenarp ,00 2. Kapasitas Produksi Kapasitas produksi merupakan jumlah/besarnya produk yang dapat dihasilkan oleh perusahaan selama kurun waktu tertentu. Kapasitas produksi snack bars tepungbekatul dengan substitusi tepung maizenasetiap bulan adalah ,00 kemasan. a) Harga Pokok Produksi Harga pokok penjualan merupakan harga minimal yang harus diberikan pada produk untuk menghindari kerugian. Harga pokok berasal dari biaya produksi (biaya tetap dan biaya tidak tetap) dibagi dengan jumlah produk yang dihasilkan (kapasitas produksi). Harga Pokok penjualan snack bars tepungbekatul dengan substitusi tepung maizenaadalah Rp 3746,00 per kemasan. b) Harga Jual Harga jual adalah harga yang diberikan pada produk setelah ditambah keuntungan sesuai yang diinginkan oleh perusahaan

23 53 mengacu/berdasarkan harga pokok, sehingga untuk memperoleh keuntungan maka harga jual harus lebih tinggi dari harga pokok. Harga jual snack bars tepungbekatul dengan substitusi tepung maizenaadalah Rp 5.000,00 per kemasan. c) BEP (Break Even Point) Break Even Point merupakan titik keseimbangan dimana pada titik tersebut pendapatan sama dengan biaya yang dikeluarkan, artinya titik impas dimana perusahaan tidak mengalami kerugian dan tidak mendapatkan keuntungan. Produksi snack bars tepungbekatul dengan substitusi tepung maizena, mencapai titik impas pada tingkat produksi 2187 kemasan. Sedangkan untuk mencapai harga jual minimum agar tercapai titik keseimbangan adalah Rp 3395,00. Jadi selisih antara kapasitas produksi dan titik impas merupakan keuntungan yang diperoleh perusahaan. Oleh karena itu usaha/produksi snack bars tepung bekatul dengan substitusi tepung maizenaini tetap dapat berjalan. d) Laba (Keuntungan) Laba (keuntungan) merupakan selisih antara pendapatan dan pengeluaran atau selisih antara harga jual dengan harga pokok. Laba perusahaan meliputi laba kotor dan laba bersih. 1) Laba Kotor Laba kotor merupakan laba yang diperoleh dari selisih hasil penjualan dengan biaya produksi sebelum dikurangi pajak usaha. Laba kotor snack bars tepung bekatul dengan substitusi tepung maizena sebesar Rp ,00/bulan dari kemasan. 2) Laba Bersih Laba bersih merupakan laba yang diperoleh dari selisih laba kotor dengan pajak kepemilikan usaha. Laba bersih produksi snack bars tepung bekatul dengan substitusi tepung

24 54 maizenasetiap bulannya adalah Rp ,00/bulan dari kemasan. e) ROI (Return on Investment) Return on Investment merupakan kemampuan modal untuk mendapatkan keuntungan atau persentase keuntungan yang diperoleh dari besarnya modal yang dikeluarkan. Return on Investment produksi snack bars tepung bekatul dengan substitusi tepung maizenaadalah 25,29% f) POT (Pay Out Time) Pay Out Time merupakan waktu yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk mendapatkan pengembalian modal dan mendapatkan keuntungan bersih. Produksi snack bars tepungbekatul dengan substitusi tepung maizenaakan kembali modal dalam jangka waktu 3,9bulan. g) B/C (Benefit Cost Ratio) Benefit Cost Ratio merupakan perbandingan antara NPV positif dengan NPV negatif yang diperoleh dari biaya investasi, biaya produksi, biaya pembersihan dan biaya pendapatan selama 10 tahun yang dikeluarkan. Jika niali B/C lebih kecil dari 1, maka proses produksi tidak layak untuk dilakukan karena perusahaan mengalami kerugian. Sebaliknya jika B/C lebih dari 1, maka proses produksi (usaha) tetap dapat dijalankan karena perusahaan mendapatkan keuntungan. Jika B/C sama dengan 1 maka perusahaan mengalami titik impas (tidak untung dan tidak rugi), artinya perlu mempertimbangkan beberapa faktor untuk tetap menjalankan usaha. B/C rationya dari analisis ekonomi snack bars tepungbekatul dengan substitusi tepung maizenasebesar 1,22.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Produk Es krim jambu merah adalah es krim yang terbuat dari susu cair full cream, susu skim, whipping cream, kuning telur, gula halus serta buah jambu biji merah.

Lebih terperinci

BAB III METODE PELAKSANAAN

BAB III METODE PELAKSANAAN BAB III METODE PELAKSANAAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan Proses Produksi yang berjudul Proses Pembuatan Es Krim Wortel dilaksanakan mulai bulan Maret 2016 sampai bulan Mei 2016 di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Produk Kue cubit ubi jalar ungu adalah salah satu produk diversifikasi dari makanan tradisional kue cubit.kue berukuran kecil ini berdiameter sekitar 4cm. Kue cubit

Lebih terperinci

BAB III METODE PELAKSANAAN

BAB III METODE PELAKSANAAN BAB III METODE PELAKSANAAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan Proses Produksi yang berjudul Proses Produksi Flakes Bekatul dilaksanakan mulai bulan April 2016 sampai bulan Mei 2016 di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 24 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Produkss Minuman Instan Kacang Hijau dengan Penambahan Jahe CANGHE merupakan minuman instan yang terbuat dari kacang hijau dan jahe. Kenapa di katakan minuman

Lebih terperinci

BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN

BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktek Produksi Kopi Biji Salak dengan Penambahan Jahe Merah dilaksanakan pada bulan Maret-April 2016 di Laboratorium Rekayasa Proses dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PELAKSAANAN

BAB III METODE PELAKSAANAN BAB III METODE PELAKSAANAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Proses produksi kue cubit subtitusi ubi jalar ungu dilaksanakan mulai bulan Maret-April 2016 di Laboratorium Pangan dan Gizi ITP, Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PELAKSANAAN

BAB III METODE PELAKSANAAN BAB III METODE PELAKSANAAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktik produksi pembuatan nugget patin wortel dilaksanakan bulan Maret 2016 sampai selesai di Laboratorium Rekayasa Proses dan Pengolahan Hasil

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 22 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Produk Kerupuk ikan sayur merupakan makanan yang berasal dari bahan utama yaitu ikan tenggiri dan tepung tapioka dengan penambahan sayur yang dapat meningkatkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pengolahan Cookies Tepung Beras 4.1.1 Penyangraian Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan pada wajan dan disangrai menggunakan kompor,

Lebih terperinci

III. METODE PELAKSANAAN. bulan April 2013 sampai dengan pertengahan Juni 2013.

III. METODE PELAKSANAAN. bulan April 2013 sampai dengan pertengahan Juni 2013. III. METODE PELAKSANAAN 3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Pengalaman kerja praktek mahasiswa (PKPM) ini dilakukan di perusahaan bakpia pathok 25 Yogyakarta, dan dilakukan selama 2,5 bulan yaitu dimulai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. jewawut, pencampuran bahan-bahan, mencetak/membentuk choco chip,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. jewawut, pencampuran bahan-bahan, mencetak/membentuk choco chip, BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.1 Hasil.1.1 Proses pembuatan choco chip jewawut Pembuatan Choco chip jewawut diawali dengan pembuatan tepung jewawut, pencampuran bahan-bahan, mencetak/membentuk choco chip,

Lebih terperinci

BAB III METODE PELAKSANAAN

BAB III METODE PELAKSANAAN BAB III METODE PELAKSANAAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktek produksi Pembuatan Kerupuk Kulit Pisang dilaksanakan di Universitas Sebelas Maret. Pelaksanaan praktek produksi dilakukan pada bulan februari-juni

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya 2.1 Komposisi Kimia Udang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Udang merupakan salah satu produk perikanan yang istimewa, memiliki aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya lebih

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanan Praktek Produksi Proses Pembuatan Teh Herbal Daun Sirsak dengan Campuran Kayu Manis, Daun Stevia dan Secang dalam Kemasan Celup dilaksanakan mulai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI A.

BAB III METODOLOGI A. BAB III METODOLOGI A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Pelaksanaan praktik produksi enting-enting kacang tanah, kacang kedelai dan kedondong ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PELAKSANAAN

BAB III METODE PELAKSANAAN BAB III METODE PELAKSANAAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Proses pembuatan dari Tape Ketan Beta karoten ini akan dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 1 Mei 2015 pukul 09.00-17.00 di Jln. Gombang alas

Lebih terperinci

CARA PEMBUATAN ROTI MANIS

CARA PEMBUATAN ROTI MANIS CARA PEMBUATAN ROTI MANIS Tahap persiapan - Semua peralatan dan bahan yang dibutuhkan di sediakan dalam jumlah dan takaran masing- masing (sehingga tidak memperlama proses pembuatan nanti), timbang terigu

Lebih terperinci

PROSES PRODUKSI ROTI MANIS DI VIRGIN CAKE & BAKERY SEMARANG

PROSES PRODUKSI ROTI MANIS DI VIRGIN CAKE & BAKERY SEMARANG PROSES PRODUKSI ROTI MANIS DI VIRGIN CAKE & BAKERY SEMARANG Disusun oleh: Ribka Merlyn Santoso 14.I1.0098 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

Lebih terperinci

PEMBUATAN MIE SUKUN (KAJIAN SUBTITUSI SUKUN KUKUS DAN PENAMBAHAN TELUR) SKRIPSI. Oleh : INDARTY WIJIANTI

PEMBUATAN MIE SUKUN (KAJIAN SUBTITUSI SUKUN KUKUS DAN PENAMBAHAN TELUR) SKRIPSI. Oleh : INDARTY WIJIANTI PEMBUATAN MIE SUKUN (KAJIAN SUBTITUSI SUKUN KUKUS DAN PENAMBAHAN TELUR) SKRIPSI Oleh : INDARTY WIJIANTI 0533010013 JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian adalah penelitian eksperimen di bidang Teknologi Pangan. B. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat pembuatan cake rumput laut dan mutu organoleptik

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bekatul Bekatul merupakan hasil samping penggilingan gabah yang berasal dari berbagai varietas padi. Bekatul adalah bagian terluar dari bagian bulir, termasuk sebagian kecil endosperm

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Nugget Ayam Bahan pangan sumber protein hewani berupa daging ayam mudah diolah, dicerna dan mempunyai citarasa yang enak sehingga disukai banyak orang. Daging ayam juga merupakan

Lebih terperinci

PENGOLAHAN JAGUNG SEBAGAI BAHAN PANGAN. Agus Sutanto

PENGOLAHAN JAGUNG SEBAGAI BAHAN PANGAN. Agus Sutanto PENGOLAHAN JAGUNG SEBAGAI BAHAN PANGAN Agus Sutanto PENDAHULUAN Kebutuhan pangan selalu mengikuti trend jumlah penduduk dan dipengaruhi oleh peningkatan pendapatan per kapita serta perubahan pola konsumsi

Lebih terperinci

BAB X PENGAWASAN MUTU

BAB X PENGAWASAN MUTU BAB X PENGAWASAN MUTU Pengawasan mutu merupakan aktivitas (manajemen perusahaan) untuk menjaga dan mengarahkan agar kualitas produk dan jasa perusahaan dapat mempertahanan sebagaimana yang telah direncanakan

Lebih terperinci

PENGARUH PROPORSI TEPUNG TERIGU : PISANG TANDUK KUKUS DAN PENAMBAHAN TELUR TERHADAP KUALITAS CAKE SKRIPSI. Oleh :

PENGARUH PROPORSI TEPUNG TERIGU : PISANG TANDUK KUKUS DAN PENAMBAHAN TELUR TERHADAP KUALITAS CAKE SKRIPSI. Oleh : PENGARUH PROPORSI TEPUNG TERIGU : PISANG TANDUK KUKUS DAN PENAMBAHAN TELUR TERHADAP KUALITAS CAKE SKRIPSI Oleh : PRAPTI AKHIRININGSIH NPM : 0533010001 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN NUGGET AYAM

LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN NUGGET AYAM LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN NUGGET AYAM Penyusun: Haikal Atharika Zumar 5404416017 Dosen Pembimbing : Ir. Bambang Triatma, M.Si Meddiati Fajri Putri S.Pd, M.Sc JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Syarbini ( 2013 : 15 ), tepung terigu adalah hasil dari

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Syarbini ( 2013 : 15 ), tepung terigu adalah hasil dari BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tepung Terigu 2.1.1 Pengertian Tepung Terigu Menurut Syarbini ( 2013 : 15 ), tepung terigu adalah hasil dari penggilingan biji gandum. Gandum merupakan salah satu tanaman biji-bijian

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Pembuatan Adonan Kerupuk

HASIL DAN PEMBAHASAN Pembuatan Adonan Kerupuk HASIL DAN PEMBAHASAN Peubah yang diamati dalam penelitian ini, seperti kadar air, uji proksimat serka kadar kalsium dan fosfor diukur pada kerupuk mentah kering, kecuali rendemen. Rendemen diukur pada

Lebih terperinci

MODUL 2 NUGGET IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu nugget ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang kenyal dan rasa khas ikan.

MODUL 2 NUGGET IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu nugget ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang kenyal dan rasa khas ikan. MODUL 2 NUGGET IKAN Standar Unit Kompetensi: Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu mengolah nugget ikan yang bertekstur kenyal, lembut dan bercita rasa enak. Indikator Keberhasilan: Mutu nugget

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pengolahan Kerupuk Jagung 4.1.1 Pencampuran Adonan Proses pencampuran adonan ada dua kali yaitu dengan cara manual (tangan) dan kedua dengan menggunakan mixer. Langkah

Lebih terperinci

Hasil dan Perhitungan Uji Penerimaan Produk dari 30 panelis. Kategori penilaian 1 Perpaduan warna bagus, nice. Warna

Hasil dan Perhitungan Uji Penerimaan Produk dari 30 panelis. Kategori penilaian 1 Perpaduan warna bagus, nice. Warna 101 Panelis ke- Hasil dan Perhitungan Uji Penerimaan Produk dari panelis Penilaian Brownies Roll Cake Kacang Hijau Kategori penilaian 1 Perpaduan warna bagus, nice Warna 2 Kurang soft, terlalu Warna mencolok

Lebih terperinci

Bisnis Kerupuk Udang, Renyah Menguntungkan

Bisnis Kerupuk Udang, Renyah Menguntungkan Bisnis Kerupuk Udang, Renyah Menguntungkan Kerupuk merupakan salah satu makanan ringan yang banyak diburu para konsumen. Rasanya yang gurih dan teksturnya yang sangat renyah, menjadikan kerupuk sebagai

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN PEWARNA ALAMI, WAKTU PENGUKUSAN DAN SUHU TERHADAP PEMBUATAN SNACK MIE KERING RAINBOW

PENGARUH PENGGUNAAN PEWARNA ALAMI, WAKTU PENGUKUSAN DAN SUHU TERHADAP PEMBUATAN SNACK MIE KERING RAINBOW JURNAL TEKNOLOGI AGRO-INDUSTRI Vol. 3 No.1 ; Juni 2016 ISSN 2407-4624 PENGARUH PENGGUNAAN PEWARNA ALAMI, WAKTU PENGUKUSAN DAN SUHU TERHADAP PEMBUATAN SNACK MIE KERING RAINBOW *RIZKI AMALIA 1, HAMDAN AULI

Lebih terperinci

Mengemas Laba Usaha Kacang Mete Di Musim Lebaran

Mengemas Laba Usaha Kacang Mete Di Musim Lebaran Mengemas Laba Usaha Kacang Mete Di Musim Lebaran Peluang bisnis musiman yang menjanjikan untung besar bagi para pelakunya, salah satunya saja seperti bisnis camilan kacang mete yang labanya semakin gurih

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : Roseria Anggiarini Lestari NPM

SKRIPSI. Oleh : Roseria Anggiarini Lestari NPM EFEKTIFITAS GLISEROL MONOSTEARAT (GMS) TERHADAP MUTU DONAT LABU KUNING SKRIPSI Oleh : Roseria Anggiarini Lestari NPM. 0333010021 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Hampir 60% produksi kakao berasal dari pulau Sulawesi yakni

I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Hampir 60% produksi kakao berasal dari pulau Sulawesi yakni I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang Masalah, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tepung terigu yang ditambahkan dengan bahan bahan tambahan lain, seperti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tepung terigu yang ditambahkan dengan bahan bahan tambahan lain, seperti 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biskuit Menurut SNI 2973-2011, biskuit merupakan salah satu produk makanan kering yang dibuat dengan cara memanggang adonan yang terbuat dari bahan dasar tepung terigu atau

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN SEREALIA DAN KACANG-KACANGAN. ( Food Bar )

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN SEREALIA DAN KACANG-KACANGAN. ( Food Bar ) LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN SEREALIA DAN KACANG-KACANGAN ( Food Bar ) Oleh : Nama NRP Kelompok Meja Tanggal Praktikum Asisten : Lutfi Hanif : 143020097 :D : 02 (

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. disertai dengan proses penggilingan dan penjemuran terasi. Pada umumnya

II. TINJAUAN PUSTAKA. disertai dengan proses penggilingan dan penjemuran terasi. Pada umumnya 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Terasi Terasi atau belacan adalah salah satu produk awetan yang berasal dari ikan dan udang rebon segar yang telah diolah melalui proses pemeraman atau fermentasi, disertai

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Tepung Tulang Ikan Rendemen tepung tulang ikan yang dihasilkan sebesar 8,85% dari tulang ikan. Tepung tulang ikan patin (Pangasius hypopthalmus) yang dihasilkan

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR PROSES PRODUKSI KERUPUK KULIT PISANG

LAPORAN TUGAS AKHIR PROSES PRODUKSI KERUPUK KULIT PISANG LAPORAN TUGAS AKHIR PROSES PRODUKSI KERUPUK KULIT PISANG Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Guna Mencapai Gelar Ahli Madya Teknologi Hasil Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas

Lebih terperinci

Pengolahan Sagu (Metroxylon) sebagai Bahan Baku Pembuatan Es Krim

Pengolahan Sagu (Metroxylon) sebagai Bahan Baku Pembuatan Es Krim JURNAL EDUKASI KIMIA e-issn: 2548-7825 p-issn: 2548-4303 Pengolahan Sagu (Metroxylon) sebagai Bahan Baku Pembuatan Es Krim Ainun Mardhiah 1* dan Marlina Fitrika 2 1 Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR PROSES PRODUKSI NUGGET PATIN WORTEL

LAPORAN TUGAS AKHIR PROSES PRODUKSI NUGGET PATIN WORTEL LAPORAN TUGAS AKHIR PROSES PRODUKSI NUGGET PATIN WORTEL Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Guna Mencapai Gelar Ahli Madya Teknologi Hasil Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas

Lebih terperinci

tips: Menyimpan Tahu Segar

tips: Menyimpan Tahu Segar Tip's Memasak Tip's Memasak tips: Kaldu Udang Mendapatkan kaldu udang yang gurih, sangrai atau panggang kulit, dan kepala udang hingga kering dan harum. Angkat lalu rebus dengan air secukupnya di atas

Lebih terperinci

tips: Menyimpan Tahu Segar

tips: Menyimpan Tahu Segar Tip's Memasak Tip's Memasak tips: Kaldu Udang Mendapatkan kaldu udang yang gurih, sangrai atau panggang kulit, dan kepala udang hingga kering dan harum. Angkat lalu rebus dengan air secukupnya di atas

Lebih terperinci

METODE. Bahan dan Alat

METODE. Bahan dan Alat 22 METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan mulai bulan September sampai November 2010. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Analisis Makanan serta Laboratorium

Lebih terperinci

7. LAMPIRAN. Lampiran 1. Kandungan Gizi Labu Kuning. Tabel 5. Kandungan Gizi dalam 100 g Labu Kuning. Kandungan Gizi. 0,08 mg.

7. LAMPIRAN. Lampiran 1. Kandungan Gizi Labu Kuning. Tabel 5. Kandungan Gizi dalam 100 g Labu Kuning. Kandungan Gizi. 0,08 mg. 7. LAMPIRAN Lampiran 1. Kandungan Gizi Labu Kuning Tabel 5. Kandungan Gizi dalam 100 g Labu Kuning Kandungan Gizi Kalori Protein Lemak Hidrat arang Kalsium Fosfor Zat besi Vitamin A Vitamin B 1 Vitamin

Lebih terperinci

CONTOH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN PADA KELOMPOK BAHAN PANGAN

CONTOH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN PADA KELOMPOK BAHAN PANGAN CONTOH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN PADA KELOMPOK BAHAN PANGAN 1. Serealia ) Pengolahan jagung : a. Pembuatan tepung jagung (tradisional) Bahan/alat : - Jagung pipilan - Alat penggiling - Ember penampung

Lebih terperinci

PERENCANAAN USAHA PENGOLAHAN BROWNIES KUKUS DENGAN KAPASITAS BAHAN BAKU 151,2 KG TEPUNG TERIGU PER TAHUN ( SLICES)

PERENCANAAN USAHA PENGOLAHAN BROWNIES KUKUS DENGAN KAPASITAS BAHAN BAKU 151,2 KG TEPUNG TERIGU PER TAHUN ( SLICES) PERENCANAAN USAHA PENGOLAHAN BROWNIES KUKUS DENGAN KAPASITAS BAHAN BAKU 151,2 KG TEPUNG TERIGU PER TAHUN (20.160 SLICES) TUGAS PERENCANAAN UNIT PENGOLAHAN PANGAN OLEH: FEBRIANA SUBAGIO 6103013030 ERIKA

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian. dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan bernilai gizi tinggi seperti kacang

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian. dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan bernilai gizi tinggi seperti kacang I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas mengenai : Latar Belakang, Identifikasi Masalah, Maksud dan Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Kerangka Pemikiran, Hipotesis Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian.

Lebih terperinci

Resep Kue. Resep kue nastar

Resep Kue. Resep kue nastar Resep kue nastar Resep kue nastar memang paling banyak dicari dan dipraktekan pada hari raya idul fitri. Pada lebaran tahun 2012 ini admin masakanmama.com pun tidak ketinggalan untuk membuat kue nastar

Lebih terperinci

Proses Pembuatan Roti

Proses Pembuatan Roti Tekno Pangan 8 Agmindusfri, Volume f Nornor6 Roti adalah makanan yang dibuat dari tepung terigu yang diragikan dengan ragi roti dan dipanggang. Ke dalam adonan boleh ditambahkan garam, gula, susu, lemak

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Februari - Maret 2017 di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Februari - Maret 2017 di 13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Februari - Maret 2017 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro,

Lebih terperinci

PENGARUH JENIS KEMASAN DAN LAMA PENYIMPANAN TEHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI, DAN ORGANOLEPTIK PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING. (Laporan Penelitian) Oleh

PENGARUH JENIS KEMASAN DAN LAMA PENYIMPANAN TEHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI, DAN ORGANOLEPTIK PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING. (Laporan Penelitian) Oleh PENGARUH JENIS KEMASAN DAN LAMA PENYIMPANAN TEHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI, DAN ORGANOLEPTIK PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING (Laporan Penelitian) Oleh PUTRI CYNTIA DEWI JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PETANIAN

Lebih terperinci

: 1. Mengetahui cara pembuatan roti standart dan roti wortel serta untuk. 2. Mengetahui volume adonan roti standart dan adonan roti wortel

: 1. Mengetahui cara pembuatan roti standart dan roti wortel serta untuk. 2. Mengetahui volume adonan roti standart dan adonan roti wortel Acara Sub acara : Praktikum Food Processing & Technology : Praktikum teknologi baking Hari / tanggal : Selasa / 25 Maret 2014 Tempat Prinsip Tujuan : Lab Gizi STIKes Widya Cipta Husada Malang : Prinsip

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 18 HASIL DAN PEMBAHASAN Perubahan Mutu Organoleptik Biskuit Selama Penyimpanan Uji kesukaan dan mutu hedonik merupakan salah satu cara untuk uji sensori suatu produk. Uji kesukaan dan mutu hedonik dilakukan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. hidup dan konsumsinya agar lebih sehat. Dengan demikian, konsumen saat ini

I PENDAHULUAN. hidup dan konsumsinya agar lebih sehat. Dengan demikian, konsumen saat ini I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis

Lebih terperinci

PEMBUATAN MENTEGA BUAH NAGA (KAJIAN EKSTRAK BUAH NAGA : KONSENTRASI SORBITOL) SKRIPSI. Oleh : IRA HERU PURWANINGSIH NPM :

PEMBUATAN MENTEGA BUAH NAGA (KAJIAN EKSTRAK BUAH NAGA : KONSENTRASI SORBITOL) SKRIPSI. Oleh : IRA HERU PURWANINGSIH NPM : PEMBUATAN MENTEGA BUAH NAGA (KAJIAN EKSTRAK BUAH NAGA : KONSENTRASI SORBITOL) SKRIPSI Oleh : IRA HERU PURWANINGSIH NPM : 0533310039 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

3. METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. BAHAN DAN ALAT Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain talas bentul, gula pasir, gula merah, santan, garam, mentega, tepung ketan putih. Sementara itu, alat yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN terdiri dari : Tahapan-tahapan proses pengolahan stick singkong di UKM Flamboyan 4.1 Persiapan Bahan Baku Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu

Lebih terperinci

MODUL 5 PIZZA IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu pizza ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang lembut, rasa dan aroma khas ikan.

MODUL 5 PIZZA IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu pizza ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang lembut, rasa dan aroma khas ikan. MODUL 5 PIZZA IKAN Standar Unit Kompetensi: Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu membuat pizza ikan yang enak, bertekstur lembut dan rasa yang lezat. Indikator Keberhasilan: Mutu pizza ikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Adapun proses pengolahan Kue Bola-bola Wijen disajikan dalam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Adapun proses pengolahan Kue Bola-bola Wijen disajikan dalam BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pengolahan Kue Bola-bola wijen Adapun proses pengolahan Kue Bola-bola Wijen disajikan dalam bentuk diagram alir di bawah ini : Persiapan Bahan : Tepung Tapioka, Tepung

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

I. PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, I. PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai: (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

PEMBUATAN ROTI TAWAR BERSERAT TINGGI DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG BEKATUL DAN PENAMBAHAN GLISEROL MONOSTEARAT SKRIPSI

PEMBUATAN ROTI TAWAR BERSERAT TINGGI DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG BEKATUL DAN PENAMBAHAN GLISEROL MONOSTEARAT SKRIPSI PEMBUATAN ROTI TAWAR BERSERAT TINGGI DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG BEKATUL DAN PENAMBAHAN GLISEROL MONOSTEARAT SKRIPSI Oleh : WAHYU SETIOWATI NPM : 0533010015 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya

I PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya I PENDAHULUAN Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya dibutuhkan penulisan laporan mengenai penelitian tersebut. Sebuah laporan tugas akhir biasanya berisi beberapa hal yang meliputi

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KADAR GLUKOSA DAN UJI ORGANOLEPTIK PRODUK OLAHAN MAKANAN DENGAN BAHAN DASAR KENTANG DAN UBI JALAR

PERBANDINGAN KADAR GLUKOSA DAN UJI ORGANOLEPTIK PRODUK OLAHAN MAKANAN DENGAN BAHAN DASAR KENTANG DAN UBI JALAR PERBANDINGAN KADAR GLUKOSA DAN UJI ORGANOLEPTIK PRODUK OLAHAN MAKANAN DENGAN BAHAN DASAR KENTANG DAN UBI JALAR NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Proses Pembuatan Mie Basah Rasa Sayur Bayam Hijau

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Proses Pembuatan Mie Basah Rasa Sayur Bayam Hijau BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pembuatan Mie Basah Rasa Sayur Bayam Hijau Proses pembuatan mie basah rasa sayur bayam hijau ini diawali dengan penyediaan bahan baku sampai pada proses pembuatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kuning melalui proses fermentasi jamur yaitu Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, atau Rhizopus oligosporus. Tempe dikenal sebagai

BAB I PENDAHULUAN. kuning melalui proses fermentasi jamur yaitu Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, atau Rhizopus oligosporus. Tempe dikenal sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mempunyai beranekaragam biji-bijian kacang polong yang dapat dimanfaatkan untuk pembuatan tempe seperti kacang merah, kacang hijau, kacang tanah, biji kecipir,

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 29 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sejarah Singkat Perusahaan PD. Galuh Sari merupakan perusahaan yang didirikan oleh Bapak Amir dan Istrinya yang bernama Ibu Maemunah pada tahun 2001 yang berlokasi di Jl.

Lebih terperinci

1 I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

1 I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian. 1 I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Umumnya dalam sebuah penelitian diawali dengan identifikasi masalah. hipotesis dan sekaligus untuk menjawab permasalahan penelitian.

I PENDAHULUAN. Umumnya dalam sebuah penelitian diawali dengan identifikasi masalah. hipotesis dan sekaligus untuk menjawab permasalahan penelitian. I PENDAHULUAN Umumnya dalam sebuah penelitian diawali dengan identifikasi masalah berdasarkan latar belakang tertentu. Dengan maksud dan tujuan yang sudah jelas selanjutnya dikembangkan kerangka pemikiran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Es krim merupakan makanan padat dalam bentuk beku yang banyak disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga manula. Banyaknya masyarakat yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan melakukan eksperimen, metode ini ditempuh dalam pembuatan Chiffon cake dengan subtitusi tepung kulit singkong 0%, 5%, 10%,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kue bolu merupakan kue berbahan dasar tepung terigu dengan penambahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kue bolu merupakan kue berbahan dasar tepung terigu dengan penambahan 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bolu Kukus Kue bolu merupakan kue berbahan dasar tepung terigu dengan penambahan telur dan gula. Terdapat banyak macam kue bolu, misalnya kue tart yang biasa dihidangkan

Lebih terperinci

Kue atau yang disebut juga cake merupakan produk bakery yang banyak diminati masyarakat. Dalam membuat kue, ada tiga faktor yang sangat menentukan

Kue atau yang disebut juga cake merupakan produk bakery yang banyak diminati masyarakat. Dalam membuat kue, ada tiga faktor yang sangat menentukan Kue atau yang disebut juga cake merupakan produk bakery yang banyak diminati masyarakat. Dalam membuat kue, ada tiga faktor yang sangat menentukan baik tidaknya kualitas kue yang dihasilkan. Ketiga faktor

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGGORENGAN HAMPA TERHADAP MUTU DAN ORGANOLEPTIK KERIPIK IKAN LEMURU Penelitian tahap satu ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh suhu dan lama penggorengan

Lebih terperinci

EVALUASI EKONOMI. Evalusi ekonomi dalam perancangan pabrik meliputi : Modal yang ditanam Biaya produksi Analisis ekonomi

EVALUASI EKONOMI. Evalusi ekonomi dalam perancangan pabrik meliputi : Modal yang ditanam Biaya produksi Analisis ekonomi EVALUASI EKONOMI Evalusi ekonomi dalam perancangan pabrik meliputi : Modal yang ditanam Biaya produksi Analisis ekonomi 1. Modal yang ditanam A.Modal tetap, meliputi : letak pabrik gedung utilities pabrik

Lebih terperinci

METODE. Waktu dan Tempat

METODE. Waktu dan Tempat 14 METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini berlangsung pada bulan Juni sampai September 2010. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Analisis Pangan, Laboratorium Percobaan Makanan, dan Laboratorium

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

I. PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi I. PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas mengenai : (1) Bahan yang Digunakan, (2) Alat yang

III BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas mengenai : (1) Bahan yang Digunakan, (2) Alat yang III BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas mengenai : (1) Bahan yang Digunakan, (2) Alat yang Digunakan, (3) Metode Penelitian, (4) Deskripsi Percobaan. 3.1 Bahan yang Digunakan Bahan yang digunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada proses pencampuran adonan diawali dengan gula 200gr dan 3 biji telur

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada proses pencampuran adonan diawali dengan gula 200gr dan 3 biji telur BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Proses Pengolahan kue bangke 4.1.1 Pencampuran adonan Pada proses pencampuran adonan diawali dengan gula 00gr dan 3 biji telur dicampur sampai terbentuk krim homogen, kemudian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan 20 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Lampung dan Laboratorium Politeknik

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki potensi di sektor

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki potensi di sektor I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki potensi di sektor pertanian yang cukup besar. Berbagai komoditas pertanian memiliki kelayakan yang cukup baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bantuan kapang golongan Rhizopus Sp. Menurut Astawan

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bantuan kapang golongan Rhizopus Sp. Menurut Astawan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia banyak sekali ditemukan tempe, makanan yang terbuat dari kedelai dengan cara fermentasi atau peragian dengan menggunakan bantuan kapang golongan Rhizopus

Lebih terperinci

LOGO BAKING TITIS SARI

LOGO BAKING TITIS SARI LOGO BAKING TITIS SARI PENGERTIAN UMUM Proses pemanasan kering terhadap bahan pangan yang dilakukan untuk mengubah karakteristik sensorik sehingga lebih diterima konsumen KHUSUS Pemanasan adonan dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis sayuran sehat

I. PENDAHULUAN. Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis sayuran sehat 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis sayuran sehat yang dewasa ini sudah banyak dikenal dan dikonsumsi oleh berbagai kalangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1 Pembuatan desinfektan : Pada percobaan ini kami membuat desinfektan menjadi 3 jenis sampel yaitu desinfektan dengan menggunakan TiO 2 (sampel 1), desinfektan TiO 2 tanpa

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah,

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, (7)

Lebih terperinci

TEHNIK PEMBUATAN MIE SEHAT. Dr. Sri Handayani

TEHNIK PEMBUATAN MIE SEHAT. Dr. Sri Handayani TEHNIK PEMBUATAN MIE SEHAT Dr. Sri Handayani Tim PPM Jurusan Pendidikan Kimia FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2013 1 TEHNIK PEMBUATAN MIE SEHAT Dr. Sri Handayani

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU

INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU Oleh: Gusti Setiavani, S.TP, M.P Staff Pengajar di STPP Medan Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang penulis lakukan pada BAB sebelumnya mengenai inovasi produk puding cincau dengan tambahan vla bir pletok, menghasilkan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PRAKTEK PRODUKSI TEH CELUP KULIT BAWANG MERAH

TUGAS AKHIR PRAKTEK PRODUKSI TEH CELUP KULIT BAWANG MERAH TUGAS AKHIR PRAKTEK PRODUKSI TEH CELUP KULIT BAWANG MERAH TugasAkhir Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memperoleh gelar Ahli Madya Di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Jurusan/Progam

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Karakteristik tepung yang digunakan akan menentukan karakteristik cookies yang

I PENDAHULUAN. Karakteristik tepung yang digunakan akan menentukan karakteristik cookies yang I PENDAHULUAN Cookies merupakan salah satu produk yang banyak menggunakan tepung. Karakteristik tepung yang digunakan akan menentukan karakteristik cookies yang dihasilkan. Tepung kacang koro dan tepung

Lebih terperinci

PEMBUATAN ES KRIM SIRSAK (Annona muricata L.) dan ANALISA EKONOMI PRODUKNYA

PEMBUATAN ES KRIM SIRSAK (Annona muricata L.) dan ANALISA EKONOMI PRODUKNYA LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN ES KRIM SIRSAK (Annona muricata L.) dan ANALISA EKONOMI PRODUKNYA Making Soursop (Annona muricata L.) Ice Cream and Product Economy Analysis Diajukan sebagai salah satu syarat

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging kelinci, daging

BAB III MATERI DAN METODE. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging kelinci, daging 1 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian telah dilaksanakan pada bulan April 2011 di Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro Semarang. 3.1. Materi Materi yang digunakan

Lebih terperinci

1. MOCCA ANGEL CAKE A. RESEP

1. MOCCA ANGEL CAKE A. RESEP 1. MOCCA ANGEL CAKE A. RESEP Teknik pengolahan Memanggang Bahan: 90 gram Terigu 1 cangkir putih telur (12 butir) 150 gram gula halus yang sudah di ayak 1½ sdt cream of tar tar ½ sdt garam ½ sdt vanili

Lebih terperinci

PEMANFAATAN DAUN KELOR (Moringa oleifera Lamk.) SEBAGAI BAHAN CAMPURAN NUGGET IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis C.)

PEMANFAATAN DAUN KELOR (Moringa oleifera Lamk.) SEBAGAI BAHAN CAMPURAN NUGGET IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis C.) PEMANFAATAN DAUN KELOR (Moringa oleifera Lamk.) SEBAGAI BAHAN CAMPURAN NUGGET IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis C.) NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

Lebih terperinci

Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas. KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan

Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas. KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan 1 Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan Pengertian Abon Abon merupakan salah satu jenis makanan awetan berasal dari daging (sapi, kerbau,

Lebih terperinci