PERANCANGAN METODE KEPUTUSAN UNTUK PENENTUAN PRIORITAS BONGKAR KAPAL DI PELABUHAN PT PETROKIMIA GRESIK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERANCANGAN METODE KEPUTUSAN UNTUK PENENTUAN PRIORITAS BONGKAR KAPAL DI PELABUHAN PT PETROKIMIA GRESIK"

Transkripsi

1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) PERANCANGAN METODE KEPUTUSAN UNTUK PENENTUAN PRIORITAS BONGKAR KAPAL DI PELABUHAN PT PETROKIMIA GRESIK Anis Ustanti dan I Nyoman Pujawan Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Suraba pujawan@ie.its.ac.id Abstrak Pelabuhan PT petrokimia Gresik merupakan pelabuhan khusus ng melani jasa bongkar muat untuk kepentingan distribusi dari dan ke perusahaan. Semakin tinggin aktivitas bongkar muat ng terjadi di pelabuhan ini, menyebabkan tinggin demurrage ( denda ng harus dibar perusahaan kepada pemilik kapal). Aturan prioritas bongkar kapal di pelabuhan didasarkan pada algoritma penjadwalan dengan aturan first come first served (FCFS). Namun, aturan ini selalu digunakan, karena terkadang ada kasus ng menyebabkan sebuah kapal harus bongkar terlebih dahulu. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan dilakukan identifikasi faktor-faktor ng mempengaruhi bongkar kapal untuk dijadikan sebagai dasar dalam penentuan rules penjadwalan bongkar kapal. Hasil dari penelitian adalah faktor-faktor ng mempengaruhi penentuan prioritas bongkar kapal adalah ketersediaan dermaga, sifat muatan, waktu kedatangan, waktu delay, due date, demurrage, dan ketersediaan gudang. Dari faktor-faktor tersebut kemudian dibuat rules untuk menentukan kapal mana ng harus dibongkar terlebih dahulu. Rules ng dibuat dengan menggunakan pertimbangan beberapa faktor dapat mengurangi demurrage ng terjadi. dibandingkan bila penentuan prioritas bongkar kapal ng han berdasarkan kedatangan kapal dan juga kondisi gudang. Kata Kunci Penjadwalan, Algorirma Penjadwalan, Demurrage, rules I. PENDAHULUAN Pelabuhan Petrokimia Gresik melani aktivitas distribusi pemasaran pupuk ke berbagai daerah danjuga pengiriman bahan baku ke perusahaan. Saat ini mempuni permasalahan semakin padat seiring dengan meningkatn kapasitas produksi perusahaan ng menyebabkan kebutuhan bahan baku untuk produksi juga meningkat. Sehingga lalu lintas pelabuhan semakin padat dengan bankn kapal ng datang untuk melakukan proses bongkar muat. Bankn antrian kapal mengakibatkan terjadin delay atau keterlambatan apabila melebihi due date dari tanggal perjanjian akan menyebabkan tinggin bia ng harus dikeluarkan ng biasa disebut dengan demurrage itu denda ng harus dibar karena keterlambatan aktivitas bongkar muat. Gambar 1 menunjukkan demurrage karena delay ng terjadi. $2,500, $2,000, $1,500, $1,000, $500, $0.00 $837, $1,357, $2,195, (Jan-Apr) Gambar 1 Besarn demurrage di PT Petrokimia Gresik pada tiga tahun terakhir (dalam USD) Sistem pelanan bongkar muat saat ini didasarkan pada aturan penjadwalan dengan algoritma first come first served (FCFC). Kapal paling awal akan dilani terlebih dahulu. Namun ada beberapa kasus ng menyebabkan sebuah kapal dilani terlebih dahulu walaupun kapal tersebut masih dalam antrian, misaln karena bahan baku di gudang kritis. Hal ini memungkinkan kapal-kapal ng antri terleih dahulu terlambat dan terkena denda demurrage. Selain permasalahan kapal harus bongkar terlebih dahulu ng menimbulkan demurrage, terdapat pula permasalah ng menyebabkan penundaan bongkar ng dikarenakan oleh cuaca, kerusakan alat bongkar, dan kapasitas gudang penuh. Sehingga berdasarkan pertimbangan penelitian sebelumn, pada penelitian ng akan dilakukan akan membahas bagaimana mengatur prioritas antria bongkar muat kapal berdasarkan faktor-faktor ng mempengaruhi urutan proses bongkar muat sehingga dapat meminimumkan demurrage ng mungkin terjadi. II. METODOLOGI PENELITIAN Tahap awal dari metodologi penelitian ini terdiri dari idetifikasi faktor, penentuan prioritas rules, dan penentuan rules penjadwalan.

2 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) Identifikasi faktor Penentuan prioritas faktor Penentuan rules penjadwalan Tahap Pengumpulan Data Tahap Uji Coba Data Gambar 2 Metodologi Penelitian Tahap Awal Pada tahap pengumpulan data, data ng dibutuhkan diantaran adalah: - Tanggal kedatangan kapal - Due date kapal - Jenis muatan kapal - Besar demurage - Kapasitas storage - Rate konsumsi bahan baku - Jumlah dermaga - Alat untuk bongkar muat kapal - Kapasitas alat bongkar kapal Pada tahap pengujian, rules ng telah ditetapkan akan diuji. Input dari pengujian ini adalah data ng didapatkan pada tahap pengumpulan data. Dalam melakukan uji coba data, itu melakukan penjadwalan bongkar kapal berdasarkan rules ng telah dibuat menggunakan MS.Excel. Uji coba data ini untuk mendapatkan urutan kapal ng harus bongkar terlebih dahulu. Uji coba data ini dilakukan pada data historis bongkar kapal. Kemudian akan dibandingkan dengan penjadwalan existing ng telah terjadi. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Penjadwalan eksisting untuk penentuan prioritas bongkar adalah menggunakan faktor kedatangan kapal dan juga sifat kargo. Kedatangan kapal merupakan pertimbangan utama dalam penjadwalan bongkar muat barang. Hal ini bisa dilihat dari sistem First Come First Served (FCFS) ng digunakan di pelabuhan selama ini. Dengan adan aturan ini, kapal ng datang terlebih dahulu akan segera dilani. Sifat kargo berkaitan dengan apakah muatan tersebut sangat dibutuhkan. Jika pada saat kapal sedang mengantri untuk bongkar, kemudian diketahui bahwa kondisi gudang sedang kritis, maka kapal akan segera dibongkar, walaupun kapal baru datang. Sebalikn, bila inventory dari muatan kapal sedang penuh, maka kapal akan delay. Biasan muatan cairlah ng akan mengalami penundaan bongkar hingga tangki penuh. Dalam penjadwalan eksisting, prioritas bongkar kapal han dilihat dari waktu kedatangan dan sifat muatan ng dilihat dari kondisi gudang. Namun selalu kapal ng dibongkar adalah kapal ng datang pertama kali. Selain karena kondisi gudang ng penuh, terkadang ketika kapal dalam masa antrian, kapal ng sudah antri lebih lama selalu dibongkar ketika dermaga tersedia. Indikasi terjadin hal ini adalah rules penjadwalan ng belum baik. Sehingga akan dicoba untuk melakukan perbaikan dalam menentukan kapal mana ng dibongkar dengan memasukkan beberapa kriteria lain. Dalam menentukan rules bongkar kapal perbaikan, prioritas bongkar kapal adalah sebagai berikut sifat muatan, waktu dan demurrage. Setelah dilakukan identifikasi ng menjadi faktor prioritas bongkar kapal selain dua faktor tersebut adalah demurrage, due date, sifat muatan, dan waktu delay. Dari faktor-faktor tersebut kemudian ditentukan prioritas dari faktor faktor ng ada. Prioritas bongkar kapal adalah sebagai berikut : 1. Sifat muatan 2. waktu 3. demurrage Sifat dari muatan menjadi faktor utama dikarenakan berkaitan dengan tingkat inventory dari muatan. Salah satu fungsi dari inventory adalah sebagai safety stock. Sehingga harus ada batas tertentu agar inventory aman. Berdasarkan kebijakan ng ada di pelabuhan, minimum inventory adalah dimana run out inventory barang ng ada kurang dari 10 hari. Ketika run out inventory kurang dari sepuluh hari, maka kapal ng membawa muatan tersebut harus bongkar. Namun jika kapal mempuni on hand inventory sama dengan Prioritas kedua adalah waktu. Waktu ng pertama dilihat adalah tentun kedatangan. Hal ini berarti pada tanggal dermaga tersedia, jika ada kapal ng antri untuk bongkar, maka kapal tersebut akan segera diproses. Jika ada beberapa kapal ng dalam antrian, maka due date ng akan diperhatikan. Hal ini due date akan berkaitan dengan besarn demurrage ng mungkin terjadi pada kapal jika kapal mengalami keterlambatan. Due date dari kapal sama dengan discharged rate dari kapal Prioritas ketiga adalah demurrage. Jika kapal masih dalam waktu tunggu dan melebihi due date, maka ng menjadi prioritas adalah nilai demurrage dari tiap kapal ng antri.

3 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) Bongkar kapal Data kapal ng labuh, Data Dermaga, Data Inventory Hitung estimasi jumlah muatan (K) ng dapat dibongkar per hari Hitung jumlah on hand inventory (OH) (OH+K)/rate konsumsi < 10hari Gudang penuh Cari dermaga ng tersedia Sesuaikan jenis muatan kapal dengan alat bongkar ng tersedia sesuai Bandingkan panjang kapal dengan panjang dermaga ng tersedia Htung due date dari kapal Kapal sudah melebihi due date? Bongkar kapal dengan demurrage tertinggi Ya Gambar 3 rules penjadwalan (1) Delay Hitung lama waktu tunggu Hitung total demurrage dari kapal Gambar 3 merupakan rules untuk menentukan kapal mana ng akan dibuat. Inputan dari rules ini adalah, kapal ng sedang sandar di pelabuhan PT Petrokimia Gresik, data dermaga, dan data inventory untuk masing-masing muatan. Untuk data kapal, atribut ng dibutuhkan adalah tanggal kedatangan kapal, panjang kapal, jenis muatan, jumlah muatan, besarn demurrage per hari berdasarkan kontrak, dan due date berdasarkan kontrak. Sedangkan atribut untuk dermaga adalah dermaga ng tersedia, panjang kapal ng tersedia, dan kapasitas alat. Untuk data inventory atribut ng dibutuhkan adalah kapasitas maksimal untuk tiap gudang dari masing-masing jenis muatan, rata-rata konsumsi atau rencana pemakaian masing-masing jenis bahan per hari, dan jumlah minimal bahan di gudang untuk berapa hari. Setelah data dimasukkan, maka hitung estimasi jumlah muatan ng dapat dibongkar. Jumlah ini dapat merupakan kapasitas dari alat ng akan digunakan. Kemudian hitung jumlah gudang ng tersedia. Jika kapasitas gudang masih bisa digunakan kurang dari sepuluh hari maka muatan kapal tersebut akan disebut kritis. Berikut ini merupakan penjelasan lebih lanjut untuk beberapa kondisi ng mungkin terjadi, kapal dengan muatan dengan run out inventory < 10 hari dan disebut gudang dalam keadaan kritis. Jika muatan berbeda, dengan run out time masing-masing gudang muatan tersebut < 10 hari, maka bongkar kapal ng kondisi gudangn paling kritis Jika dermaga belum tersedia, maka hitung estimasi waktu selesai kapal ng sedang bongkar (pada dermaga ng sesuai). Jika barang di gudang masih aman dalam waktu estimasi tersebut, maka kapal akan menunggu kapal ng sedang bongkar. Jika aman, maka kapal harus bongkar di pelabuhan lain. Namun jika lebih dari sepuluh hari, dan ternta gudang penuh, maka kapal dengan muatan tersebut harus delay. Jika gudang penuh, maka ng dilakukan adalah mengidentifikasi dermaga ng tersedia. Kemudian sesuaikan jenis muatan dengan alat bongkar ng tersedia di dermaga tersebut. Hal ini dikarenakan ada beberapa bahan ng harus dibongkar dengan alat tertentu. Jika sesuai maka kapal harus delay, jika maka bandingkan panjang kapal dengan panjang dermaga ng tersedia. Jika sesuai maka kapal harus delay, jika maka hitung due date dari kapal. Jika kapal belum melebihi due date, maka hitung remaining due date, dan hitung perkiraan bia demurrage dari kapal tersebut. Bongkar kapal dengan perkiraan bia demurrage terkecil. Jika sudah melebihi due date, maka hitung waktu delay kapal kemudian hitung total bia demurrage. Bongkar kapal dengan bia demurrage terbesar. Setelah dibuat rules tersebut, maka berikut ini merupakan langkah untuk menjadwalkan berdasarkan rules ng ada. Misalkan pada tanggal 12 Februari 2012, dermaga ng tersedia adalah dermaga 2. Dermaga 2 ini merupakan dermaga ng terletak di titik meter, dengan alat bongkar ng tersedia untuk adalat KC 2 untuk muatan padat, dan pipa serta pompa untuk muatan cair. Tabel 1 Kedatangan Kapal Tanggal 2 Februari 2012 Kapal Panjang Kapal Muatan Tanggal Demurra Kapasitas Kedatangan ge Due date K 191 ZA 2-Feb $2, P 185 ZA 25-Jan $5, R 190 MOP 11-Feb $2, S 190 H2SO4 10-Feb $20, T 190 P.ROCK 28-Jan $5, Dari tabel 1 terlihat bahwa ada empat kapal ng sedang antri. Kapal K dianggap sedang proses bongkar ng akan selesai pada tanggal 12 Februari 2012, sehingga pada tanggal

4 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) tersebut diasumsikan kapal selanjutn bisa masuk dermaga dan melakukan proses bongkar pada hari itu juga. Dan pada tanggal 12 Februari tersebut terdapat empat kapal ng sedang antri bongkar. Asumsi lain ng digunakan adalah waktu perpindahan dari tempat kapal berlabuh ke tempat tambat untuk bongkar diperhitungkan, dalam arti dapat dilakukan pada hari itu juga. Kemudian akan dilakukan penentuan kapal mana ng harus dibongkar berdasarkan rules ng telah dibuat. 1. Inputkan data kapal ng ada sandar di pelabuhan pada tanggal tersebut dan belum bongkar, data dermaga, dan data inventory. Untuk data kapal, atribut ng menjadi input adalah nama kapal, muatan kapal, tanggal kedatangan kapal, discharge rate dan demurrage. Untuk data dermaga, atributn adalah nama dermaga dan panjang dermaga. Karena pada masing-masing dermaga bisa terdiri dari lebih satu alat bongkar, maka dibutuhkan jenis alat bongkar dan kapasitas alat bongkar pada dermaga. Data inventory terdiri dari jenis bahan, masingmasing kapasitas inventory, dan run out inventory masingmasing bahan. Untuk data besarn inventory, akan dilakukan diasumsikan. Untuk gudang H 2 SO 4 gudang sedang penuh. Sedangkan untuk gudang lainn dianggap aman, itu lama pemakaiaan lebih dari 10 hari. 2. Hitung estimasi jumlah muatan ng dapat dibongkar pada hari itu. Estimasi ini sama dengan kapasitas alat bongkar per hari. Untuk kapasitas bongkar pada kapal-kapal tersebut akan disesuaikan dengan eksisting. 3. Identifikasi jenis dan jumlah muatan kapal. Kemudian sesuaikan dengan kondisi gudang. Untuk muatan H 2 SO 4 kondisi tangki penuh. Sedangkan kondisi gudang untuk ZA dan MOP sedang aman, dalam arti run out inventory masih lebih dari 10 hari. Sehingga kapal S harus tereleminasi. 4. Cari dermaga ng tersedia pada hari ini. Sebagai contoh dermaga ng tersedia pada tanggal 12 Februari adalah dermaga 2. Dikarenakan pada tanggal ini kapal K selesai bongkar. 5. Sesuaikan jenis muatan kapal dengan alat ng tersedia di dermaga. Pada dermaga 2, alat bongkar ng tersedia adalah KC 2 ng digunakan untuk membongkar muatan padat selain phosphate rock. Selain itu juga terdapat alat bongkar cair. Sehingga kapal T ng tereliminasi karena kapal T berisi muatan phospat rock ng alat bongkarn adalah CSU ng ada di dermaga Bandingkan panjang kapal dengan dermaga ng tersedia. Dari kapal ng antri, panjang kapal sesuai dengan panjang kapal K ng telah selesai bongkar. Dari data ng ada maka, semua kapal memenuhi kriteria ini. 7. HItung due date dari kapal. Kapal R masih kurang tiga hari sebelum due date. Sedangkan kapal P sudah melebih due date, itu empat hari dan sudah terkena demurrage sebesar $ ,00. Sehingga ng akan dipilih untuk dibongkar pada hari itu adalah kapal P. Sehingga urutan penjadwalan bongkar kapal setelah K selesai adalah kapal P, R, dan S. Kemudian dilakukan analisa beberapa kondisi untuk mengetahui perbandingan dari pejadwalan menggunakan rules dengan beberapa skenario dan penjadwalan dengan eksisting. Berikut ini merupakan beberapa contoh kondisi ng mungkin terjadi pada satu dermaga dengan jenis muatan ng sama atau berbeda jenis muatan. Skenario 1-5 merupakan kondisi untuk jenis muatan dengan inventory ng diasumsikan aman. Skenario ini untuk mengetahui bagaimana jika penjadwalan dilakukan dengan menggunakan rules dan jika dijadwalkan menggunakan FCFS Skenario 1 : Dua kapal dengan jenis muatan sama, dengan kedatangan ng sama, due date, sama, demurrage juga sama, namun kuantitas berbeda. Dan kapal akan dibongkar pada hari kedatangan.. Pada skenario 1 kapal P ng pertama dibongkar, maka kapal tersebut akan terkena demurrage. Karena proses bongkar kapal P selesai pada hari terakhir due date kapal. Namun ketika kapal P dibongkar terlebih dahulu maka kapal S akan terkena demurrage bila kapal S mulai bongkar pada saat kapal P selesai bongkar. Sehingga hasil total demurrage pada skenario 1.1 adalah sebesar $ ,36. Hasil total demurrage juga sama bila bongkar kapal dilakukan pada pada skenario 1.2 kapal S terlebih dahulu. Sehingga dapat disimpulkan pada kondisi ini kapal manapun bisa dibongkar terlebih dahulu. Skenario 2 : Dua kapal dengan jenis muatan sama, kapal A datang lebih awal dari kapal B, dengan due date kapal B lebih cepat, jumlah dan jenis muatan sama, dan demurrage B ng lebih tinggi. Pada rules eksisting 2.1, jika kapal A dibongkar terlebih dahulu memberikan nilai total demurrage ng ng lebih tinggi dibandingkan bila kapal B didahulukan. Namun bila melihat total dari demurrage ng terjadi hasiln sama saja. Namun lebih baik kapal B ng dilakukan bongkar terlebih dahulu, untuk mengantisipasi bila waktu bongkar kapal A melebihi waktu ng diestimasikan. Skenario 3 : Dua kapal dengan jumlah muatan sama, kapal A datang lebih awal dari kapal B, dengan due date sama, tetapi demurrage kapal B lebih tinggi. Dan kapal dibongkar pada saat kapal masih dalam waktu tunggu ng belum melewati delay. Pada skenario 3.1, jika kapal A dibongkar terlebih dahulu, bia demurrage lebih besar dibandingkan B pada skenario 3.2. Namun secara total skenario 3.2 memberikan total nilai demurrage ng paling rendah. Hal ini terjadi karena pada saat kapal B bongkar pada skenario 3.2, masih dalam waktu due date, sehingga ketika kapal A bongkar, kapal A han lebih 1 hari telat. Skenario 4 : Dua kapal berada dalam masa waktu tunggu, dan sudah melebihi due date. Kapal A datang lebih awal dari kapal B. Kedua kapal mempuni kapasitas ng sama dan due date ng sama. Namun demurrage kapal B lebih rendah dibandingkan dengan demurrage kapal A. Berdasarkan skenario 4.1 dan 4.2, skenario 4.1 lebih memberikan memberikan total demurrage ng lebih rendah. Hal ini dikarenakan total demurrage kapal A ng didahulukan memberikan nilai demurrage ng lebih besar. Skenario 5 : Dua kapal dengan kondisi ng sama dengan skenario 4, namun pada skenario ini demurrage B lebih tinggi dari kapal A. Hasil dari skenario ini berbeda dengan skenario 4. Pada skenario 4.1 kapal lebih memberikan total demurrage ng rendah dibandingkan skenario 4.2.

5 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) Skenario 6 : Skenario ini mempuni kondisi, bila kapal B tiba-tiba harus bongkar ketika kapal A sedang bongkar. kondisi ini terjadi pada jenis muatan ng berbeda. Skenario ini mempuni kondisi, bila tiba-tiba B harus bongkar ketika kapal A sedang bongkar. Misaln bila, pada saat itu muatan di gudang kapal A penuh, sehingga beberapa waktu kapal A bisa bongkar. Kondisi ini terjadi pada jenis muatan ng berbeda. Skenario 6.2 sama dengan skenario eksisting selama ini. Jika dibandingkan, maka lebih baik kapal menyela kapal ng sedang bongkar dibandingkan bila kapal harus menunggu kapal satun selesai bongkar. Dari hasil kondisi tersebut menunjukkan bahwa selalu kapal dengan penentuan prioritas bongkar kapal berdasarkan aturan kedatangan pertama dapat memberikan nilai demurrage ng rendah. Namun dalam suatu penjadwalan tersebut, harus mempertimbangkan hal-hal lain, seperti lama waktu tunggu dan juga due date dari kapal. Dengan adan pertimbangan-pertimbangan ng digunakan, tentuna dapat mengetahui kemungkinan demurrage ng terjadi bila dibandingkan dengan han melihat faktor kedatangan saja. Dari keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa lebih baik mendahulukan kapal dengan perkiraan demurrage ng lebih besar. Sehingga kapal ketika waktu proses eksisting kapal ketika bongkar lebih lama dari ng diperkirakan, maka terjadi demurrage ng lebih besar lagi. Selain itu juga dilakukan perbandingan dengan penjadwalan eksisting untuk data kedatangan kapal pada bulan februari. Untuk penjadwalan eksisiting pada bulan februari demurrage ng terjadi adalah $ ,00 dan jika dijadwalkan ulang demurragen berubah menjadi $ ,00. Sehingga terdapat perbedaan 10%. Dari penjadwalan ng dilakukan dan juga kondisikondisi ng dilakukan, didapatkan beberapa faktor ng mempengaruhi bongkar kapal selain sifat muatan, waktu kedatangan, due date, dan juga demurrage adalah waktu proses ng dipengaruhi oleh kapasitas bongkar alat. Namun kapasitas alat bongkar ini berbeda dan maksimal dikarenakan memang kondisi alat ng sudah baru. Oleh karena itu, untuk melakukan bongkar kapal sebaikn sama atau lebih besar dari discharge rate kontrak ng ada untuk mengurangi delay dan juga mempercepat proses bongkar. Sehingga kapal ng sudah terlambat dapat dipercepat proses bongkarn dan delay menjadi lebih pendek. Selain itu untuk mempercepat proses bongkar kapal ng sudah melebihi due date, dapat dilakukan juga dengan bantuan crane kapal. IV. SIMPULAN Kesimpulan ng dapat diambil dari penelitian tugas akhir ini adalah : 1. Rules penjadwalan ng dilakukan ng dilakukan adalah dengan urutan sebagai berikut : sifat muatan ng dilihat dari inventory, dermaga ng tersedia, waktu, dan demurrage. 2. Rules ng dibuat dengan menggunakan pertimbangan beberapa faktor dapat mengurangi demurrage ng terjadi itu sekitar 10% dibandingkan bila penentuan prioritas bongkar kapal ng han berdasarkan kedatangan kapal dan juga kondisi gudang. DAFTAR PUSTAKA [1] Amiron, Sahdan Analisa Kelakan Ukuran Panjang Dermaga, Gudang Bongkar Muat Barang dan Sandar Kapal (Studi Kasus Dermaga Ujung Baru- Pelabuhan Belawan). Tugas Akhir. Departemen Teknik Sipil. Universitas Sumatera Utara. Medan. [2] Baker, Kenneth R Introducing to Sequencing and Scheduling. John Wiley&Sons, Inc. New York [3] Bedworth, David D & James E. Bailey Integrated Production Control System Management, Analysis, Design. John Wiley and Sams, Singapore. [4] Chopra, Sunil dan Meindl, Peter Supply Chain Management :Strategy, Planning, and Operation. Pearson Education International. New Jersey, [5] Ciptomulyono, U Pengembangan Model Optimasi Keputusan Multi Kriteria MCDM (Multi Kriteria Decision Making) untuk Evaluasi dan Pemilihan Proyek. Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Suraba. [6] Eva Fajarrina Model Simulasi Penjadwalan Kapal Pengangkut Pupuk dan Bahan Kimia untuk Meminimasi Delay Kapal di Pelabuhan dengan Algoritma Penjadwalan Operasi (Studi Kasis PT Petrokimia Gresik ). Tugas Akhir. Jurusan Teknik Industri. Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Suraba. [7] Gurning, Raja Oloan Saut dan Budinto, Eko Haridi Manajemen Bisnis Pelabuhan. PT Andhika Praset Ekawahana. Suraba. [8] Ikasari, Noevita Perbaikan Sistem Perencanaan dan Pengendalian Produksi di PT Petrosida Gresik untuk Meningkatkan Kinerja Supply Chain. Tugas Akhir. Jurusan Teknik Industri. Institut Teknologi Sepuluh Nopember Suraba. [9] Irfan, Moch Simulasi Perencanaan Kapasitas Pelabuhan untuk Menunjang Operasional Pabrik Pupuk (Studi Kasus PT Petrokimia Gresik). Tugas Akhir. Jurusan Teknik Mesin. Institut Teknologi Sepuluh Nopember Suraba. [10] Muller, Max Essensials of Inventory Management. AMACOM. New York. [11] Pujawan, I Nyoman dan Mahendrawathi ER Supply Chain Management. Guna Wid. Suraba. [12] Saaty, T. L., Fundamentals of Decision Making and Priority Theory with The Analytic Hierarchy Process. Pittsburg. RWS Publications. [13] Turban, Efraim, Aronson, Jay E, dan Liang, Ting-Peng Decision Support Systems and Intelligent Systems. ANDI. Yogkarta [14] Ulfija, Marija Pemodelan Sistem Penjadwalan Kapal dengan Metode Rule-Based Scheduling Algorithm dan Perancangan Sistem Penunjang Keputusan (Studi Jasus : PT Petrokimia Gresik). Tugas Akhir. Jurusan Teknik Industri. Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Suraba. [15] Wibowo, Harmaini Analisis Faktor-Faktor ng Mempengaruhi Waktu Tunggu Kapal di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. Tesis. Jurusan Teknik Sipil. Universitas Diponegoro. Semarang.

PERANCANGAN METODE KEPUTUSAN UNTUK PENENTUAN PRIORITAS BONGKAR KAPAL DI PELABUHAN PT PETROKIMIA GRESIK

PERANCANGAN METODE KEPUTUSAN UNTUK PENENTUAN PRIORITAS BONGKAR KAPAL DI PELABUHAN PT PETROKIMIA GRESIK PERANCANGAN METODE KEPUTUSAN UNTUK PENENTUAN PRIORITAS BONGKAR KAPAL DI PELABUHAN PT PETROKIMIA GRESIK Anis Ustanti 2508.100.110 Pembimbing Prof. Ir. I Nyoman Pujawan, MEng. Ph.D. NIP. 196901071994121001

Lebih terperinci

Model Optimisasi Tata Letak Pelabuhan Curah Kering dengan Pendekatan Simulasi Diskrit: Studi Kasus Pelabuhan Khusus PT Petrokimia Gresik

Model Optimisasi Tata Letak Pelabuhan Curah Kering dengan Pendekatan Simulasi Diskrit: Studi Kasus Pelabuhan Khusus PT Petrokimia Gresik JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) E-11 Model Optimisasi Tata Letak Pelabuhan Curah Kering dengan Pendekatan Simulasi Diskrit: Studi Kasus Pelabuhan Khusus PT

Lebih terperinci

Meningkatkan Laju Pembongkaran Pada Dermaga Bongkar Untuk Mengurangi Masalah Antrian Kapal Dengan Metode Simulasi (Studi Kasus: PT Petrokimia Gresik)

Meningkatkan Laju Pembongkaran Pada Dermaga Bongkar Untuk Mengurangi Masalah Antrian Kapal Dengan Metode Simulasi (Studi Kasus: PT Petrokimia Gresik) JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 1 Meningkatkan Laju Pembongkaran Pada Dermaga Bongkar Untuk Mengurangi Masalah Antrian Kapal Dengan Metode Simulasi (Studi Kasus: PT Petrokimia

Lebih terperinci

PENENTUAN INVESTASI SARANA TAMBATDI PELABUHAN X DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI DISKRIT DAN ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

PENENTUAN INVESTASI SARANA TAMBATDI PELABUHAN X DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI DISKRIT DAN ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PENENTUAN INVESTASI SARANA TAMBATDI PELABUHAN X DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI DISKRIT DAN ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI Risa Rininta 1), Nurhadi Siswanto 2), dan Bobby O. P. Soepangkat 3) 1) Program

Lebih terperinci

USULAN PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE CAMPBELL DUDEK AND SMITH (STUDI KASUS PADA PT PAN PANEL PALEMBANG)

USULAN PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE CAMPBELL DUDEK AND SMITH (STUDI KASUS PADA PT PAN PANEL PALEMBANG) USULAN PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE CAMPBELL DUDEK AND SMITH (STUDI KASUS PADA PT PAN PANEL PALEMBANG) Yudit Christianta 1, Theresia Sunarni 2 12 Teknik Industri Sekolah Tinggi Teknik Musi, Palembang

Lebih terperinci

Optimasi Penjadwalan Mesin Produksi Flowshop dengan Metode Campbell Dudek and Smith (CDS) dan Nawaz Enscore Ham (NEH) pada Departemen Produksi Massal

Optimasi Penjadwalan Mesin Produksi Flowshop dengan Metode Campbell Dudek and Smith (CDS) dan Nawaz Enscore Ham (NEH) pada Departemen Produksi Massal Optimasi Penjadwalan Mesin Produksi Flowshop dengan Metode Campbell Dudek and Smith (CDS) dan Nawaz Enscore Ham (NEH) pada Departemen Produksi Massal Fitria Imatus Solikhah 1, Renanda Nia R. 2, Aditya

Lebih terperinci

PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING

PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING Akhmad Rusli 1, *), dan Udisubakti Ciptomulyono 2) 1, 2) Program

Lebih terperinci

SIDANG TUGAS AKHIR FRANIGA KUSBANDI Dosen Pembimbing Ir. Witantyo, M.Eng.Sc

SIDANG TUGAS AKHIR FRANIGA KUSBANDI Dosen Pembimbing Ir. Witantyo, M.Eng.Sc SIDANG TUGAS AKHIR ANALISIS KARAKTERISTIK DAN PEMODELAN KEDATANGAN KAPAL SUPPLIER BATUBARA UNTUK PERENCANAAN PENGADAAN BATUBARA YANG LEBIH OPTIMAL (STUDI KASUS DI PT PJB UNIT PEMBANGKITAN PAITON) FRANIGA

Lebih terperinci

PENJADWALAN PRODUKSI DI PT. AA UNIT II UNTUK MEMINIMUMKAN MAKE SPAN

PENJADWALAN PRODUKSI DI PT. AA UNIT II UNTUK MEMINIMUMKAN MAKE SPAN PENJADWALAN PRODUKSI DI PT. AA UNIT II UNTUK MEMINIMUMKAN MAKE SPAN Roy Iskandar, Nurhadi Siswanto, Bobby O. P. Soepangkat Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Cokroaminoto

Lebih terperinci

Arif Mulyasyah NRP Dosen Pembimbing Ir. Sudiyono Kromodihardjo Msc. PhD

Arif Mulyasyah NRP Dosen Pembimbing Ir. Sudiyono Kromodihardjo Msc. PhD MENINGKATKAN KINERJA PELAYANAN BONGKAR MUAT DENGAN PENAMBAHAN UNIT HARBOUR MOBILE CRANE (HMC) MELALUI METODE SIMULASI (STUDY KASUS PT. BERLIAN JASA TERMINAL INDONESIA) Arif Mulyasyah NRP. 2107.100.097

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM OPTIMASI BERBASIS DATABASE PADA PENJADWALAN PENAMBATAN KAPAL UNTUK MENDUKUNG TERCAPAINYA ZERO WAITING TIME

PERANCANGAN SISTEM OPTIMASI BERBASIS DATABASE PADA PENJADWALAN PENAMBATAN KAPAL UNTUK MENDUKUNG TERCAPAINYA ZERO WAITING TIME PERANCANGAN SISTEM OPTIMASI BERBASIS DATABASE PADA PENJADWALAN PENAMBATAN KAPAL UNTUK MENDUKUNG TERCAPAINYA ZERO WAITING TIME DI PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA Disusun Oleh : Tita Sarilia Ramadhani NRP.

Lebih terperinci

PEMODELAN DAN SIMULASI SISTEM INVENTORI UNTUK MENDAPATKAN ALTERNATIF DESAIN PERGUDANGAN (STUDI KASUS DI PT. PETROKIMIA GRESIK)

PEMODELAN DAN SIMULASI SISTEM INVENTORI UNTUK MENDAPATKAN ALTERNATIF DESAIN PERGUDANGAN (STUDI KASUS DI PT. PETROKIMIA GRESIK) TM. 091486 - Manufaktur TUGAS AKHIR PEMODELAN DAN SIMULASI SISTEM INVENTORI UNTUK MENDAPATKAN ALTERNATIF DESAIN PERGUDANGAN (STUDI KASUS DI PT. PETROKIMIA GRESIK) Cipto Adi Pringgodigdo 2104.100.026 Dosen

Lebih terperinci

Penjadwalan Produksi Dengan Metode Non Delay (Studi Kasus Bengkel Bubut Chevi Sintong Palembang)

Penjadwalan Produksi Dengan Metode Non Delay (Studi Kasus Bengkel Bubut Chevi Sintong Palembang) Penjadwalan Produksi Dengan Metode Non Delay (Studi Kasus Bengkel Bubut Chevi Sintong Palembang) Livia 1, Achmad Alfian 2 1,2 Jurusan Teknik Industri, Sekolah Tinggi Teknik Musi, Palembang 30113 (alfian_60@yahoo.com

Lebih terperinci

PENJADWALAN PRODUKSI MESIN INJECTION MOULDING PADA PT. DUTA FLOW PLASTIC MACHINERY

PENJADWALAN PRODUKSI MESIN INJECTION MOULDING PADA PT. DUTA FLOW PLASTIC MACHINERY Penjadwalan Produksi Injection Moulding Pada PT. Duta Flow Plastic Machinery PENJADWALAN PRODUKSI MESIN INJECTION MOULDING PADA PT. DUTA FLOW PLASTIC MACHINERY Roesfiansjah Rasjidin, Iman hidayat Dosen

Lebih terperinci

PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE NON DELAY (STUDI KASUS BENGKEL BUBUT CHEVI SINTONG)

PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE NON DELAY (STUDI KASUS BENGKEL BUBUT CHEVI SINTONG) PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE NON DELAY (STUDI KASUS BENGKEL BUBUT CHEVI SINTONG) Livia 1, Achmad Alfian 2 1 Jurusan Teknik Industri, Sekolah Tinggi Teknik Musi, Palembang Jl. Bangau 60 Palembang

Lebih terperinci

Lina Gozali, Lamto Widodo, Wendy Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara Jl. S Parman no.1, Jakarta

Lina Gozali, Lamto Widodo, Wendy Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara Jl. S Parman no.1, Jakarta 1 2 USULAN PENJADWALAN JOB DENGAN METODE CAMPBELL, DUDEK AND SMITH (CDS) DAN METODE NAWAZ, ENSCORE AND HAM (NEH) UNTUK MEMINIMASI MAKESPAN PROSES STAMPING PART ISUZU DI LINE B PT. XYZ Lina Gozali, Lamto

Lebih terperinci

PERENCANAAN PENJADWALAN PRODUKSI PADA PT HARAPAN WIDYATAMA PERTIWI UNTUK PRODUK PIPA PVC

PERENCANAAN PENJADWALAN PRODUKSI PADA PT HARAPAN WIDYATAMA PERTIWI UNTUK PRODUK PIPA PVC Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer PERENCANAAN PENJADWALAN PRODUKSI PADA PT HARAPAN WIDYATAMA PERTIWI UNTUK PRODUK PIPA PVC (Planning Production Schedule of PVC Pipe Product in PT Harapan Widyatama Pertiwi)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian ini merupakan cara yang digunakan untuk memecahkan masalah yang telah dirumuskan. Metode penelitian ini dilakukan dengan analisa

Lebih terperinci

Gambar 1.1 Terminal Peti Kemas (Steenken, 2004)

Gambar 1.1 Terminal Peti Kemas (Steenken, 2004) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan transportasi laut dengan peti kemas dalam dua dekade belakangan ini mencapai sekitar 7-9% per tahun dengan perbandingan jenis angkutan laut lain hanya mengalami

Lebih terperinci

Penjadwalan Pemesanan Bahan Baku untuk meminimasi Ruang Penyimpanan di Raw Material Warehouse Lamp Factory PT. Philips Indonesia

Penjadwalan Pemesanan Bahan Baku untuk meminimasi Ruang Penyimpanan di Raw Material Warehouse Lamp Factory PT. Philips Indonesia Penjadwalan Pemesanan Bahan Baku untuk meminimasi Ruang Penyimpanan di Raw Material Warehouse Lamp Factory PT. Philips Indonesia DISUSUN OLEH: NISMAH MAULIDA2506100178 PEMBIMBING: Prof. Ir. I Nyoman Pujawan,

Lebih terperinci

OPTIMASI DAN PERANCANGAN SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENJADWALAN KAPAL UNTUK DISTRIBUSI PUPUK CURAH STUDI KASUS PT.

OPTIMASI DAN PERANCANGAN SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENJADWALAN KAPAL UNTUK DISTRIBUSI PUPUK CURAH STUDI KASUS PT. OPTIMASI DAN PERANCANGAN SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENJADWALAN KAPAL UNTUK DISTRIBUSI PUPUK CURAH STUDI KASUS PT. PETROKIMIA GRESIK Rachma Indah Lestari, Imam Baihaqi, Nurhadi Siswanto Jurusan Teknik

Lebih terperinci

OPTIMASI PENGATURAN SANDAR KAPAL PADA TERMINAL PETIKEMAS KOJA

OPTIMASI PENGATURAN SANDAR KAPAL PADA TERMINAL PETIKEMAS KOJA 1 OPTIMASI PENGATURAN SANDAR KAPAL PADA TERMINAL PETIKEMAS KOJA Richson Lamron P Dosen Pembimbing : Sunaryo dan Riko Butarbutar Program Sarjana Teknik Perkapalan Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE EARLIEST DUE DATE PADA PENJADWALAN PRODUKSI PAVING PADA CV. EKO JOYO

PENERAPAN METODE EARLIEST DUE DATE PADA PENJADWALAN PRODUKSI PAVING PADA CV. EKO JOYO Yogyakarta,19Juni2010 PENERAPAN METODE EARLIEST DUE DATE PADA PENJADWALAN PRODUKSI PAVING PADA CV. EKO JOYO Agus Rudyanto 1, Moch. Arifin 2 1 Jurusan Sistem Informasi, Sekolah Tinggi Majemen Informatika

Lebih terperinci

Studi Perbandingan Metode Bongkar Muat untuk Pelayaran Rakyat: Studi Kasus Manual vs Mekanisasi

Studi Perbandingan Metode Bongkar Muat untuk Pelayaran Rakyat: Studi Kasus Manual vs Mekanisasi JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) E-6 Studi Perbandingan Metode Bongkar Muat untuk Pelayaran Rakyat: Studi Kasus Manual vs Mekanisasi Aulia Djeihan Setiajid dan

Lebih terperinci

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004 Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004 Pemilihan Portofolio Proyek Berdasarkan Kriteria Strategi dengan Bantuan Sistem Pendukung Keputusan Yogi Yusuf Wibisono, I G.

Lebih terperinci

Kata Kunci - Ship Scheduling and Assignment, NP - Hard Problem, Metode Meta-heuristik, Simple Iterative Mutation Algoritm, Minimum requirement draft

Kata Kunci - Ship Scheduling and Assignment, NP - Hard Problem, Metode Meta-heuristik, Simple Iterative Mutation Algoritm, Minimum requirement draft 1 Pengembangan Simple Iterative Mutation Algorithm (SIM-A) untuk Menyelesaikan Permasalahan Ship Scheduling and Assignment (Studi Kasus: Distribusi Semen Curah Pada PT. X) Ketut Hendra Harianto, Nyoman

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Ruang Lingkup Sistem Produksi Pada sub bab ini akan dibahas mengenai pengertian sistem produksi dari beberapa teori yang sudah ada, serta ruang lingkup sistem produksi

Lebih terperinci

MODEL PENJADWALAN FLOW SHOP n JOB m MESIN UNTUK MEMINIMASI MAKESPAN TANPA TARDY JOB DENGAN KENDALA KETIDAKTERSEDIAAN MESIN

MODEL PENJADWALAN FLOW SHOP n JOB m MESIN UNTUK MEMINIMASI MAKESPAN TANPA TARDY JOB DENGAN KENDALA KETIDAKTERSEDIAAN MESIN MODEL PENJADWALAN FLOW SHOP n JOB m MESIN UNTUK MEMINIMASI MAKESPAN TANPA TARDY JOB DENGAN KENDALA KETIDAKTERSEDIAAN MESIN Jefikz Berhitu, Mokh. Suef, dan Nani Kurniati Jurusan Teknik Industri - Institut

Lebih terperinci

PERBAIKAN PENJADWALAN AKTIVASI STARTER PACK UNTUK MEMINIMASI KETERLAMBATAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE EARLIEST DUE DATE PADA PT XYZ

PERBAIKAN PENJADWALAN AKTIVASI STARTER PACK UNTUK MEMINIMASI KETERLAMBATAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE EARLIEST DUE DATE PADA PT XYZ PERBAIKAN PENJADWALAN AKTIVASI STARTER PACK UNTUK MEMINIMASI KETERLAMBATAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE EARLIEST DUE DATE PADA PT XYZ Riska Retno Widyaningsih 1, Budi Sulistyo 2, Murni Dwi Astuti 3 1 Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Troughput. Gambar 1.1. Troughput di TPKS (TPKS,2013)

BAB I PENDAHULUAN. Troughput. Gambar 1.1. Troughput di TPKS (TPKS,2013) Troughput BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Terminal Peti Kemas Semarang (TPKS) merupakan tempat berlabuhnya kapal yang akan melakukan kegiatan bongkar muat peti kemas. Aktivitas bongkar muat yang

Lebih terperinci

Scheduling Problems. Job Shop Scheduling (1) Job Shop Scheduling Problems. Job Shop Scheduling (2) 13/05/2014

Scheduling Problems. Job Shop Scheduling (1) Job Shop Scheduling Problems. Job Shop Scheduling (2) 13/05/2014 /0/0 Scheduling Problems Job Shop Scheduling Problems Mata Kuliah: Penjadwalan Produksi Teknik Industri Universitas Brawijaya Job Shop Scheduling () Job Shop Scheduling () Flow shop: aliran kerja unidirectional

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PERSEDIAAN DUA ESELON DENGAN MENGGUNAKAN METODE JOINT ECONOMIC LOT SIZE (JELS)

PENGENDALIAN PERSEDIAAN DUA ESELON DENGAN MENGGUNAKAN METODE JOINT ECONOMIC LOT SIZE (JELS) PENGENDALIAN PERSEDIAAN DUA ESELON DENGAN MENGGUNAKAN METODE JOINT ECONOMIC LOT SIZE (JELS) Santoso 1*, David Try Liputra 2, Yoanes Elias 3 1,2,3 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Kristen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. atau minimum suatu fungsi tujuan. Optimasi produksi diperlukan perusahaan dalam

BAB II LANDASAN TEORI. atau minimum suatu fungsi tujuan. Optimasi produksi diperlukan perusahaan dalam BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Optimasi Optimasi merupakan pendekatan normatif dengan mengidentifikasi penyelesaian terbaik dari suatu permasalahan yang diarahkan pada titik maksimum atau minimum suatu fungsi

Lebih terperinci

ANALISA PERBANDINGAN PENGGUNAAN ATURAN PRIORITAS PENJADWALAN PADA PENJADWALAN NON DELAY N JOB 5 MACHINE

ANALISA PERBANDINGAN PENGGUNAAN ATURAN PRIORITAS PENJADWALAN PADA PENJADWALAN NON DELAY N JOB 5 MACHINE ANALISA PERBANDINGAN PENGGUNAAN ATURAN PRIORITAS PENJADWALAN PADA PENJADWALAN NON DELAY N JOB 5 MACHINE Dana Marsetiya Utama Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Malang Kontak

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengukuran Waktu Pengukuran waktu adalah pekerjaan mengamati dan mencatat waktuwaktu kerjanya baik setiap elemen ataupun siklus. Teknik pengukuran waktu terbagi atas dua bagian

Lebih terperinci

Perencanaan Produksi SAP ERP

Perencanaan Produksi SAP ERP Materi #8 Perencanaan Produksi SAP ERP 2 6623 - Taufiqur Rachman 1 Sales Forecasting 3 Peramalan Penjualan dapat menggunakan data tahun lalu dikombinasikan dengan target keuangan dan inisiatif marketing

Lebih terperinci

Sistem Pengendalian Persediaan Dengan Permintaan Dan Pasokan Tidak Pasti (Studi Kasus Pada PT.XYZ)

Sistem Pengendalian Persediaan Dengan Permintaan Dan Pasokan Tidak Pasti (Studi Kasus Pada PT.XYZ) JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 Sistem Pengendalian Persediaan Dengan Permintaan Dan Pasokan Tidak Pasti (Studi Kasus Pada PT.XYZ) Ayu Tri Septadianti, Drs. I Gusti Ngurah Rai Usadha,

Lebih terperinci

Multi-Attribute Decision Making

Multi-Attribute Decision Making Multi-Attribute Decision Making Kompetensi Dasar Mahasiswa dapat menyelesaikan masalah pengambilan keputusan dengan metode-metode pada model MADM. Mahasiswa dapat membedakan karakteristik permasalahan

Lebih terperinci

STUDI PENGGUNAAN PACKING PLANT PADA DISTRIBUSI SEMEN DI KALIMANTAN MENGGUNAKAN METODE TRANSSHIPMENT: STUDI KASUS PT. SEMEN GRESIK

STUDI PENGGUNAAN PACKING PLANT PADA DISTRIBUSI SEMEN DI KALIMANTAN MENGGUNAKAN METODE TRANSSHIPMENT: STUDI KASUS PT. SEMEN GRESIK STUDI PENGGUNAAN PACKING PLANT PADA DISTRIBUSI SEMEN DI KALIMANTAN MENGGUNAKAN METODE TRANSSHIPMENT: STUDI KASUS PT SEMEN GRESIK Ikhyandini GA dan Nadjadji Anwar Bidang Keahlian Manajemen Proyek Program

Lebih terperinci

Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University 1

Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University 1 PERANCANGAN SISTEM SCHEDULING JOB MENGGUNAKAN DRUM BUFFER ROPE UNTUK MEMINIMASI KETERLAMBATAN ORDER DAN MANUFACTURING LEAD TIME PADA BAGIAN MACHINING MPM DI PT. DIRGANTARA INDONESIA 1 Rinda Rieswien, 2

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 26 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penjadwalan 2.1.1 Definisi Penjadwalan Penjadwalan dapat didefinisikan sebagai penugasan dan penentuan waktu dari kegunaan sumber daya seperti tenaga kerja, peralatan, dan fasilitas

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI PENENTUAN HARGA PRODUK CETAKAN DI PT.XYZ

PERANCANGAN APLIKASI PENENTUAN HARGA PRODUK CETAKAN DI PT.XYZ PERANCANGAN APLIKASI PENENTUAN HARGA PRODUK CETAKAN DI PT.XYZ Ketut Suwitahirawan, Febriliyan Samopa, Edwin Riksakomara Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Bidang Keahlian Manajemen Teknologi Informasi,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. menolong manusia dalam melaksanakan tugas tertentu. Aplikasi software yang. dirancang untuk menjalankan tugas tertentu.

BAB II LANDASAN TEORI. menolong manusia dalam melaksanakan tugas tertentu. Aplikasi software yang. dirancang untuk menjalankan tugas tertentu. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Aplikasi Menurut Kadir (2008:3) program aplikasi adalah program siap pakai atau program yang direka untuk melaksanakan suatu fungsi bagi pengguna atau aplikasi yang

Lebih terperinci

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Perancangan jaringan supply chain merupakan kegiatan strategis yang perlu dilakukan. Tujuanya untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang permintaanya berubah secara dinamis

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 Model Perancangan Konseptual Armada untuk Mendukung Operasi Rig dan Offshore Platform (Studi Kasus : Wilayah Lepas Pantai Utara Jawa Timur) Achmad Farid,

Lebih terperinci

Pemilihan Supplier dan Penjadwalan Distribusi CNG dengan Pemodelan Matematis

Pemilihan Supplier dan Penjadwalan Distribusi CNG dengan Pemodelan Matematis JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (23) ISSN: 2337-3539 (23-927 Print) G-49 Pemilihan Supplier dan Penjadwalan Distribusi CNG dengan Pemodelan Matematis Ludfi Pratiwi Bowo, AAB. Dinariyana, dan RO. Saut

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN PENJADWALAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA DI PD BLESSING

USULAN PENERAPAN PENJADWALAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA DI PD BLESSING USULAN PENERAPAN PENJADWALAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA DI PD BLESSING Santoso 1*, Eldad Dufan Sopater Subito 2 1,2 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha

Lebih terperinci

Analisis Sistem Antrian Pada Proses Pelayanan Konsumen di Rumah Makan

Analisis Sistem Antrian Pada Proses Pelayanan Konsumen di Rumah Makan Analisis Sistem Antrian Pada Proses Pelayanan Konsumen di Rumah Makan Hendra Nurjaya Al-Kholis 1, Ellysa Nursanti 2, Thomas Priyasmanu 3 1,3 Program Studi Teknik Industri S1, Institut Teknologi Nasional

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di negara Indonesia, jasa kepelabuhanan merupakan hal strategis untuk kebutuhan logistik berbagai industri dan perpindahan masyarakat dari satu tempat ke tempat

Lebih terperinci

ANALISIS DAN DESAIN SISTEM INFORMASI INVENTORY DI ASTI OFFSET

ANALISIS DAN DESAIN SISTEM INFORMASI INVENTORY DI ASTI OFFSET ANALISIS DAN DESAIN SISTEM INFORMASI INVENTORY DI ASTI OFFSET Ronaldus Soegiarto dan Mahendrawathi Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Email: ronaldus04@yahoo.com

Lebih terperinci

Optimasi (Equal) Site Layout Menggunakan Multi Objectives Function Pada Proyek The Samator Surabaya

Optimasi (Equal) Site Layout Menggunakan Multi Objectives Function Pada Proyek The Samator Surabaya JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Optimasi (Equal) Site Layout Menggunakan Multi Objectives Function Pada Proyek The Samator Surabaya Akhmad Alkhabib, Trijoko

Lebih terperinci

PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN MEMPERTIMBANGKAN UKURAN LOT TRANSFER BATCH UNTUK MINIMASI MAKESPAN KOMPONEN ISOLATING COCK DI PT PINDAD

PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN MEMPERTIMBANGKAN UKURAN LOT TRANSFER BATCH UNTUK MINIMASI MAKESPAN KOMPONEN ISOLATING COCK DI PT PINDAD PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN MEMPERTIMBANGKAN UKURAN LOT TRANSFER BATCH UNTUK MINIMASI MAKESPAN KOMPONEN ISOLATING COCK DI PT PINDAD 1 Vita Ardiana Sari, 2 Dida Diah Damayanti, 3 Widia Juliani Program Studi

Lebih terperinci

Multi-Attribute Decision Making

Multi-Attribute Decision Making Materi Kuliah [05] SPK & Business Intelligence Multi-Attribute Decision Making Dr. Sri Kusumadewi Lizda Iswari Magister Teknik Informatika Program Pascasarjana Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam

Lebih terperinci

BAH 7 SIMPULAN DAN SARAN

BAH 7 SIMPULAN DAN SARAN BAH 7 SIMPULAN DAN SARAN BAB7 SIMPULAN DAN SARAN 7.1 Simpulan Sistem infonnasi merupakan suatu cara bagi perusahaan dalam upaya memenangkan kompetisi bisnis dengan menciptakan keunggulan internal sebagai

Lebih terperinci

ANALISA SIFAT-SIFAT ANTRIAN M/M/1 DENGAN WORKING VACATION

ANALISA SIFAT-SIFAT ANTRIAN M/M/1 DENGAN WORKING VACATION JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2014) 2337-3520 (2301-928X Print) 1 ANALISA SIFAT-SIFAT ANTRIAN M/M/1 DENGAN WORKING VACATION Desi Nur Faizah, Laksmi Prita Wardhani. Jurusan Matematika, Fakultas

Lebih terperinci

Model Rantai Pasok Menggunakan Petri Net dan Aljabar Max Plus dengan Mempertimbangkan Prioritas Transisi

Model Rantai Pasok Menggunakan Petri Net dan Aljabar Max Plus dengan Mempertimbangkan Prioritas Transisi Model Rantai Pasok Menggunakan Petri Net dan Aljabar Max Plus dengan Mempertimbangkan Prioritas Transisi Shofiyatul Mufidah a, Subiono b a Program Studi Matematika FMIPA ITS Surabaya Jl. Arief Rahman Hakim,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. informasi penjadwalan produksi paving block pada CV. Eko Joyo. Dimana sistem

BAB II LANDASAN TEORI. informasi penjadwalan produksi paving block pada CV. Eko Joyo. Dimana sistem BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Sebelumnya Rudyanto (2011) melakukan penelitian tentang rancang bangun sistem informasi penjadwalan produksi paving block pada CV. Eko Joyo. Dimana sistem infomasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. jumlah tertentu dalam setiap periode waktu tertentu. Untuk itu, perlu dibuat suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. jumlah tertentu dalam setiap periode waktu tertentu. Untuk itu, perlu dibuat suatu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu perusahaan manufaktur pasti memiliki bagian khusus yang mengurusi pembuatan jadwal produksi. Suatu perusahaan pasti memiliki permintaan dalam jumlah tertentu

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: E-33

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: E-33 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: 2301-9271 E-33 Model Perancangan Konseptual Armada Supply Vessel untuk Mendukung Operasi Rig dan Offshore Platform (Studi Kasus : Wilayah Lepas Pantai Utara

Lebih terperinci

ANALISA PEMILIHAN ALTERNATIF PROYEK MANAJEMEN AIR DI PT X DENGAN METODE MULTI CRITERIA DECISION MAKING (MCDM)

ANALISA PEMILIHAN ALTERNATIF PROYEK MANAJEMEN AIR DI PT X DENGAN METODE MULTI CRITERIA DECISION MAKING (MCDM) ANALISA PEMILIHAN ALTERNATIF PROYEK MANAJEMEN AIR DI PT X DENGAN METODE MULTI CRITERIA DECISION MAKING (MCDM) Ema Dwi Saputri 1) dan Putu Artama Wiguna 2) 1,2) Program Studi Magister Manajemen Teknologi

Lebih terperinci

MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN PERENCANAAN SANDARAN KAPAL INTEGRASI DENGAN LAYANAN KERETA API BARANG. (STUDI KASUS: PT.TERMINAL TELUK LAMONG SURABAYA)

MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN PERENCANAAN SANDARAN KAPAL INTEGRASI DENGAN LAYANAN KERETA API BARANG. (STUDI KASUS: PT.TERMINAL TELUK LAMONG SURABAYA) MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN PERENCANAAN SANDARAN KAPAL INTEGRASI DENGAN LAYANAN KERETA API BARANG. (STUDI KASUS: PT.TERMINAL TELUK LAMONG SURABAYA) Ivan Akhmad 1) dan Ahmad Rusdiansyah 2) 1) Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi dewasa ini, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan bagian yang sangat berpengaruh dalam perkembangan suatu perusahaan, dimana

Lebih terperinci

PERENCANAAN OPERASIONAL DISTRIBUSI SURAT KABAR DARI PERCETAKAN KE SEJUMLAH AGEN DI KOTA SURABAYA ABSTRAK

PERENCANAAN OPERASIONAL DISTRIBUSI SURAT KABAR DARI PERCETAKAN KE SEJUMLAH AGEN DI KOTA SURABAYA ABSTRAK PERENCANAAN OPERASIONAL DISTRIBUSI SURAT KABAR DARI PERCETAKAN KE SEJUMLAH AGEN DI KOTA SURABAYA Erma Budhi Kurnia Susanti 1),Ahmad Rusdianyah 2) Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang CV. Greeng Inspiration merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang konveksi, yang menawarkan jasa pembuatan pakaian seperti, kaos oblong, kaos berkerah, polo,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Di dalam dunia logistik, pendistribusian barang sudah menjadi bagian penting dan sangat diperhatikan. Distribusi merupakan langkah untuk memindahkan dan memasarkan

Lebih terperinci

PERANCANGAN KONFIGURASI JARINGAN DISTRIBUSI PRODUK BISKUIT MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA (Studi Kasus: PT. EP)

PERANCANGAN KONFIGURASI JARINGAN DISTRIBUSI PRODUK BISKUIT MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA (Studi Kasus: PT. EP) PERANCANGAN KONFIGURASI JARINGAN DISTRIBUSI PRODUK BISKUIT MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA (Studi Kasus: PT. EP) Rezki Susan Ardyati dan Dida D. Damayanti Program Studi Teknik Industri Institut Teknologi

Lebih terperinci

Saaty, T. L. and Vargas, L. G. (2006). Decision Making With The Analytic Network Process: Economic, Political, Social and Technological Applications

Saaty, T. L. and Vargas, L. G. (2006). Decision Making With The Analytic Network Process: Economic, Political, Social and Technological Applications 71 DAFTAR PUSTAKA Aronson, Jay. E. et at, (2005), Decision Support System, Penerbit ANDI, Jakarta Assauri, S. 1999. Manajemen Produksi dun Operasi, Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

P E N J A D W A L A N. Pertemuan 10

P E N J A D W A L A N. Pertemuan 10 P E N J A D W A L A N Pertemuan 10 Definisi Penjadwalan Pengaturan waktu dari suatu kegiatan operasi, yang mencakup kegiatan mengalokasikan fasilitas, peralatan maupun tenaga kerja, dan menentukan urutan

Lebih terperinci

Penjadwalan Job Shop pada Empat Mesin Identik dengan Menggunakan Metode Shortest Processing Time dan Genetic Algorithm

Penjadwalan Job Shop pada Empat Mesin Identik dengan Menggunakan Metode Shortest Processing Time dan Genetic Algorithm Jurnal Telematika, vol.9 no.1, Institut Teknologi Harapan Bangsa, Bandung ISSN: 1858-251 Penjadwalan Job Shop pada Empat Mesin Identik dengan Menggunakan Metode Shortest Processing Time dan Genetic Algorithm

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran Industri pengolahan roti (bakery) seperti PT Nippon Indosari Corpindo merupakan industri ng memiliki bank tuntutan untuk selalu menyediakan produk tepat waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perindustrian di Indonesia mengalami kemajuan yang cukup pesat, salah satunya yaitu industri sepatu. Perkembangan sepatu yang semakin bervariasi mendorong

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A. PENJADWALAN PRODUKSI

II. TINJAUAN PUSTAKA A. PENJADWALAN PRODUKSI II. TINJAUAN PUSTAKA A. PENJADWALAN PRODUKSI Menurut Sumayang (2003), penjadwalan adalah mengatur pendayagunaan kapasitas dan sumber daya yang tersedia melalui aktivitas tugas. Perencanaan fasilitas dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia industri ini semakin maju, hal itu terbukti dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia industri ini semakin maju, hal itu terbukti dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia industri ini semakin maju, hal itu terbukti dengan banyaknya industri-industri baru yang mengelola berbagai macam produk. Dengan demikian

Lebih terperinci

JOB SQUENCING DINI WAHYUNI. Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN

JOB SQUENCING DINI WAHYUNI. Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN JOB SQUENCING DINI WAHYUNI Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN Job sequencing adalah suatu proses mengurutkan pekerjaan sesuai dengan logical order, yang

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol.1, No. 1, (2013) 1-6 II. URAIAN PENELITIAN

JURNAL TEKNIK POMITS Vol.1, No. 1, (2013) 1-6 II. URAIAN PENELITIAN JURNAL TEKNIK POMITS Vol.1, No. 1, (013) 1-6 PENERAPAN METODE GOAL PROGRAMMING UNTUK PERENCANAAN PRODUKSI PADA PRODUK OLAHAN TEBU (STUDI KASUS: PG. XXX, JAWA TIMUR) Pupy Ajiningtyas, Suhud Wahyudi, dan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE PROSES HIRARKI ANALITIK DALAM PENENTUAN LOKASI DERMAGA BONGKAR MUAT ANGKUTAN SUNGAI (STUDI KASUS: KOTA PONTIANAK)

PENGGUNAAN METODE PROSES HIRARKI ANALITIK DALAM PENENTUAN LOKASI DERMAGA BONGKAR MUAT ANGKUTAN SUNGAI (STUDI KASUS: KOTA PONTIANAK) PENGGUNAAN METODE PROSES HIRARKI ANALITIK DALAM PENENTUAN LOKASI DERMAGA BONGKAR MUAT ANGKUTAN SUNGAI (STUDI KASUS: KOTA PONTIANAK) Rudi S. Suyono 1) Abstrak Sungai merupakan salah satu prasarana yang

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini akan dijabarkan simpulan penelitian yaitu tingkat kinerja

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini akan dijabarkan simpulan penelitian yaitu tingkat kinerja BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini akan dijabarkan simpulan penelitian yaitu tingkat kinerja bongkar muat curah cair berdasarkan indikator kinerja pelabuhan, hasil pengukuran kualitas kinerja bongkar

Lebih terperinci

Optimasi Tata Letak Fasilitas Menggunakan Metode Multi Objective Function pada Pembangunan Proyek Apartemen Nine Residence Jakarta

Optimasi Tata Letak Fasilitas Menggunakan Metode Multi Objective Function pada Pembangunan Proyek Apartemen Nine Residence Jakarta JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-114 Optimasi Tata Letak Fasilitas Menggunakan Metode Multi Objective Function pada Pembangunan Proyek Apartemen Nine Residence

Lebih terperinci

Analisis Tingkat Inventori dan Kebutuhan Peralatan Bongkar Batu Bara pada Pabrik Semen PT Semen Indonesia

Analisis Tingkat Inventori dan Kebutuhan Peralatan Bongkar Batu Bara pada Pabrik Semen PT Semen Indonesia 1 Analisis Tingkat Inventori dan Kebutuhan Peralatan Bongkar Batu Bara pada Pabrik Semen PT Semen Indonesia Fandy Achmad Okky Pratama dan Stefanus Eko Wiratno Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Pengertian Sistem Produksi Secara umum, sistem produksi dapat didefinisikan sebagai suatu proses mengubah masukan (input) sumber daya menjadi barang jadi atau barang setengah

Lebih terperinci

Impelentasi Metode Promethee dan AHP pada Pemilihan Indekost di Telkom University. Risky Diatama

Impelentasi Metode Promethee dan AHP pada Pemilihan Indekost di Telkom University. Risky Diatama Impelentasi Metode Promethee dan AHP pada Pemilihan Indekost di Telkom University Risky Diatama Program Studi Teknik Informatika, Departemen Informatika Telkom University Jl. Telekomunikasi No. 1 Bojongsoang,

Lebih terperinci

PENJADWALAN PRODUKSI CETAK LETTER PRESS DAN OFFSET DI PT ART

PENJADWALAN PRODUKSI CETAK LETTER PRESS DAN OFFSET DI PT ART PENJADWALAN PRODUKSI CETAK LETTER PRESS DAN OFFSET DI PT ART Bagus Setyo Widodo 1, I Nyoman Pujawan 2 1 Mahasiswa Pasca Sarjana Magister Manajemen Teknologi ITS 2 Dosen Magister Manajemen Teknologi bagus_sw@yahoo.com

Lebih terperinci

STMIK AMIKOM PURWOKERTO. Pemodelan Keputusan ABDUL AZIS, M.KOM

STMIK AMIKOM PURWOKERTO. Pemodelan Keputusan ABDUL AZIS, M.KOM Pemodelan Keputusan Kompetensi Dasar Mahasiswa dapat mengambil keputusan yang tepat dalam menyelesaikan masalah sesuai dengan prosedur pengambilan keputusan. Mahasiswa dapat memodelkan keputusan untuk

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 14 Juli 2012

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 14 Juli 2012 ANALISIS PENENTUAN LOKASI REGIONAL DISTRIBUTION CENTER DI PULAU JAWA UNTUK OPTIMALISASI PENDISTRIBUSIAN DAN PENINGKATAN ORDER FULFILLMENT RATE PADA PT. XYZ GRESIK Bortiandy TPL Tobing dan Ahmad Rusdiansyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penumpukan pekerjaan sehingga dapat mengurangi waktu menganggur (idle time) atau waktu menunggu untuk proses pengerjaan berikutnya.

BAB I PENDAHULUAN. penumpukan pekerjaan sehingga dapat mengurangi waktu menganggur (idle time) atau waktu menunggu untuk proses pengerjaan berikutnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang semakin berkembang, persaingan antar perusahaan menjadi semakin ketat. Perusahaan harus bisa melakukan

Lebih terperinci

Penjadualan Process Bagian 1

Penjadualan Process Bagian 1 Tahun Akademik 2014/2015 Semester II DIG1I3 - Instalasi dan Penggunaan Sistem Operasi Penjadualan Proses Bag. 1 Mohamad Dani (MHM) Alamat E-mail: mohamad.dani@gmail.com Hanya dipergunakan untuk kepentingan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Muhamad Hidayat 1, Ratna Ekawati 2, Putro Ferro Ferdinant 3 1,2, 3 Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

ABSTRAK. Muhamad Hidayat 1, Ratna Ekawati 2, Putro Ferro Ferdinant 3 1,2, 3 Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Minimasi Makespan Penjadwalan Flowshop Menggunakan Metode Algoritma Campbell Dudek Smith (CDS) Dan Metode Algoritma Nawaz Enscore Ham (NEH) Di PT Krakatau Wajatama Muhamad Hidayat 1, Ratna Ekawati 2, Putro

Lebih terperinci

Kompetensi Dasar. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar sistem pendukung keputusan. Dr. Sri Kusumadewi 05/11/2016

Kompetensi Dasar. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar sistem pendukung keputusan. Dr. Sri Kusumadewi 05/11/2016 Materi Kuliah [02] SPK & Business Intelligence Sistem Pendukung Keputusan Dr. Sri Kusumadewi Magister Teknik Informatika Program Pascasarjana Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia 2015

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH. pengkapalan propylene termasuk dalam kategori sebagai berikut:

BAB V ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH. pengkapalan propylene termasuk dalam kategori sebagai berikut: BAB V ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH 5.1. Analisa Jenis Simulasi Metode simulasi sederhana yang akan kami pergunakan dalam penjadwalan propylene unit ROPP, berdasarkan teori simulasi yang telah dibahas

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE FIXED ORDER INTERVAL ATAU FIXED ORDER QUANTITY DALAM PENGENDALIAN PERSEDIAAN

PENERAPAN METODE FIXED ORDER INTERVAL ATAU FIXED ORDER QUANTITY DALAM PENGENDALIAN PERSEDIAAN PENERAPAN METODE FIXED ORDER INTERVAL ATAU FIXED ORDER QUANTITY DALAM PENGENDALIAN PERSEDIAAN Nisa Masruroh Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri UPN Veteran Jawa Timur ABSTRAK Persediaan

Lebih terperinci

Penentuan Kebijakan Order dengan Pendekatan Vendor Managed Inventory untuk Single Supplier, Multi Product

Penentuan Kebijakan Order dengan Pendekatan Vendor Managed Inventory untuk Single Supplier, Multi Product Penentuan Kebijakan Order dengan Pendekatan Vendor Managed Inventory untuk Single Supplier, Multi Product dan Multi Retailer di PT. Petrokimia Gresik Oleh : Novita Purna Fachristy 2507100123 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setelah Perang Dunia II, dunia mengalami ledakan populasi, yang dikenal

BAB I PENDAHULUAN. Setelah Perang Dunia II, dunia mengalami ledakan populasi, yang dikenal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setelah Perang Dunia II, dunia mengalami ledakan populasi, yang dikenal dengan istilah Baby Boomers, dan berlanjut terus selama 18 (delapan belas) tahun, sehingga

Lebih terperinci

B A B 5. Ir.Bb.INDRAYADI,M.T. JUR TEK INDUSTRI FT UB MALANG 1

B A B 5. Ir.Bb.INDRAYADI,M.T. JUR TEK INDUSTRI FT UB MALANG 1 B A B 5 1 VSM adalah suatu teknik / alat dari Lean berupa gambar yg digunakan untuk menganalisa aliran material dan informasi yg disiapkan untuk membawa barang dan jasa kepada konsumen. VSM ditemukan pada

Lebih terperinci

Lina Gozali, Lamto Widodo, Wendy. Fakultas Teknik Program Studi Teknik Industri Universitas Tarumanagara Jakarta. Abstrak

Lina Gozali, Lamto Widodo, Wendy. Fakultas Teknik Program Studi Teknik Industri Universitas Tarumanagara Jakarta. Abstrak Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer USULAN PENJADWALAN JOB DENGAN METODE CAMPBELL, DUDEK AND SMITH (CDS) DAN METODE NAWAZ, ENSCORE AND HAM (NEH) UNTUK MEMINIMASI MAKESPAN PROSES STAMPING PART ISUZU DI LINE

Lebih terperinci

DAFTAR ISTILAH. Kapal peti kemas (containership) : kapal yang khusus digunakan untuk mengangkut peti kemas yang standar.

DAFTAR ISTILAH. Kapal peti kemas (containership) : kapal yang khusus digunakan untuk mengangkut peti kemas yang standar. DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN...ii KATA PENGANTAR... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR ISTILAH... ix DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

Studi Perancangan Sistem Kendali Lalu Lintas Kapal di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya Berdasarkan Aplikasi Sistem Pakar

Studi Perancangan Sistem Kendali Lalu Lintas Kapal di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya Berdasarkan Aplikasi Sistem Pakar JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 Studi Perancangan Sistem Kendali Lalu Lintas Kapal di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya Berdasarkan Aplikasi Sistem Pakar Fajar Wardika, A.A. Masroeri, dan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Sejumlah penelitian yang berkaitan dengan penjadwalan produksi telah dilakukan, antara lain oleh Wigaswara (2013) di PT Bejana Mas Perkasa.

Lebih terperinci

Evaluasi Strategi untuk Mengurangi Instabilitas Jadwal dan Dampaknya pada Rantai Pasok dengan Simulasi

Evaluasi Strategi untuk Mengurangi Instabilitas Jadwal dan Dampaknya pada Rantai Pasok dengan Simulasi Evaluasi Strategi untuk Mengurangi Instabilitas Jadwal dan Dampaknya pada Rantai Pasok dengan Simulasi Dosen Pembimbing: Prof. Ir. I Nyoman Pujawan M.Eng., Ph.D., CSCP Pranostika Heryanti 2509 100 051

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (Juli, 2014) ISSN: ( Print)

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (Juli, 2014) ISSN: ( Print) JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (Juli, 04) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) Analisis Tata Letak Fasilitas Proyek Menggunakan Activity Relationship Chart dan Multi-Objectives Function pada Proyek Pembangunan

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari tugas akhir ini adalah : a. Diperoleh waktu baku untuk masing-masing operasi dengan nilai sesuai tabel 5.3. b. Pada penjadwalan

Lebih terperinci