BAB 2. Landasan Teori. Pada bab ini, penulis akan menjelaskan mengenai konsep-konsep yang akan digunakan sebagai dasar analisa pada bab pembahasan.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2. Landasan Teori. Pada bab ini, penulis akan menjelaskan mengenai konsep-konsep yang akan digunakan sebagai dasar analisa pada bab pembahasan."

Transkripsi

1 7 BAB 2 Landasan Teori Pada bab ini, penulis akan menjelaskan mengenai konsep-konsep yang akan digunakan sebagai dasar analisa pada bab pembahasan. 2.1 Konsep Budaya Kebudayaan berasal dari bahasa latin cultura yang berarti memelihara, mengolah dan mengerjakan. Cakupan dari definisi kebudayaan menjadi sangat luas, karena dalam kehidupannya, manusia akan memelihara, mengolah dan mengerjakan berbagai hal yang menghasilkan tindakan budaya. Sehingga makna kebudayaan menjadi sangat luas dan beragam (Endraswara, 2006:20). Menurut Endraswara terdapat beberapa definisi mengenai kebudayaan, yaitu: 1. Keseluruhan hidup manusia yang kompleks meliputi hukum, seni, moral dan adat istiadat yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat. 2. Suatu warisan dan tradisi pada masyarakat atau kelompok tertentu. 3. Suatu cara dan aturan hidup manusia, seperti cita-cita, nilai dan tingkah laku. 4. Suatu langkah penyesuaian diri manusia kepada lingkungan sekitarnya. Berdasarkan definisi-definisi tersebut terlihat bahwa pengertian budaya tidak terbatas pada hal-hal yang kasat mata, tapi juga menyangkut hal-hal yang bersifat abstrak. Kebudayaan yang ada dalam suatu masyarakat dapat dimiliki dengan cara belajar. Kebudayaan tidak ada dengan sendirinya dalam diri manusia, baik secara biologis juga genetis. Seperti contoh, manusia memiliki kebutuhan dasar yang dilakukan sejak dilahirkan yaitu makan. Makan bukanlah bagian dari kebudayaan, tapi bagaimana cara mereka makan dan apa yang mereka makan adalah bagian dari kebudayaan. Semua manusia perlu makan, tetapi kebudayaan yang berbeda dari

2 8 kelompok yang satu dengan kelompok yang lainnya menyebabkan manusia melakukan kegiatan dasar itu dengan cara yang berbeda-beda (Siregar, 2002) Pengaruh Budaya Asing Dan Hubungan Antar Budaya Sama dengan manusia yang merupakan mahluk sosial dan memiliki sifat yang dapat berubah, kebudayaan juga bersifat dinamis. Budaya yang sudah ada pada suatu lingkungan masyarakat, dapat dipengaruhi oleh adanya kebudayaan lain yang masuk kedalam lingkungan tersebut (Sutardi, 2007:14-17). Menurut Sutardi terdapat beberapa hal yang mempengaruhi adanya perubahan kebudayaan diantaranya adalah: 1. Difusi WA. Haviland (dalam Sutardi, 2007:14) menyatakan bahwa difusi adalah perubahan budaya dikarenakan adanya penyebaran kebiasaan atau istiadat dari kebudayaan yang satu kepada kebudayaan yang lain. Prosesnya berlangsung menggunakan teknik meniru. Contohnya adalah cara makan orang eropa yang menggunakan sendok, ditiru oleh orang Indonesia. 2. Akulturasi Koentjaraningrat (2009: ) menyatakan bahwa akulturasi adalah pencampuran kebudayaan yang ditimbulkan adanya pengaruh dari budaya lain. Hal tersebut dikarenakan masyarakat berhadapan langsung dengan unsur kebudayaan lain dalam kehidupan sosialnya. Seiring berjalannya waktu, kebudayaan asing yang masuk akan diterima oleh masyarakat setempat. 3. Asimilasi Menurut Koentjaraningrat (2009:209) asimilasi atau pembauran adalah pencampuran antara kebudayaan setempat dan kebudayaan asing yang disebabkan adanya interaksi sosial, sehingga membentuk budaya yang terdiri dari campuran budaya asli dan budaya asing.

3 9 Masuknya kebudayaan tersebut, membentuk suatu karakter masyarakat yang berasal dari penggabungan suku bangsa yang beranekaragam (Koentjaraningrat, 2009: 221) Karakteristik Masyarakat Indonesia Indonesia adalah negara yang memiliki keanekaragaman budaya, wilayah yang strategis dan tanah yang subur dengan kekayaan alamnya. Sehingga banyak orang asing datang ke Indonesia dan secara tidak langsung membawa kebudayaan mereka. Masuknya budaya tersebut ke Indonesia mempengaruhi kebudayaan yang ada secara turun temurun (Sutardi, 2003:9). Selain itu Indonesia juga terdiri atas beberapa suku bangsa, agama, ras, politik, ekonomi yang dipersatukan dan diatur oleh sistem sosial yang berlaku dalam masyarakat dan cenderung bersifat heterogen (Bagja, 2007:86). Adanya perbedaan SARA dalam masyarakat Indonesia, menimbulkan adanya perbedaan sudut pandang. Hal ini dapat menimbulkan rasa solidaritas, rasa saling menghormati, kerjasama dan sikap saling tolong menolong. Namun juga dapat menimbulkan suatu konflik diantara kelompok tersebut (Sherman, 2012:341). Dengan adanya perbedaan ini, masyarakat heterogen mengungkapkan pendapatnya secara tegas dan jelas. Seperti pernyataan Itoh (1991:104) berikut ini: In heterogeneous societies, people always have to define concepts and clearly explain what they are trying to say. Circumlocutions do not work because people do not share the same cultural and linguistic backgrounds. Dalam kehidupan sosialnya, masyarakat heterogen selalu menentukan konsep dan mengatakan apa yang mereka katakan dengan jelas, perkataan panjang lebar tidak akan berkerja karena mereka tidak berbagi kesamaan budaya dan latar belakang bahasa. Itoh (1991: ) juga menjelaskan bahwa salah satu negara yang berkarakter heterogen adalah Indonesia. Pada pekerjaannya, masyarakat heterogen menganggap perusahaan atau organisasinya hanyalah tempat untuk mencari uang dan tidak lebih dari itu.

4 Karakteristik Masyarakat Jepang Kebudayaan negara Jepang juga dipengaruhi budaya dari negara lain. Contohnya dalam segi bahasa, seni, arsitektur, agama dan lainnya dipengaruhi oleh kebudayaan China dan Korea. Tulisan Jepang dipengaruhi oleh budaya China, Korea mengajarkan cara untuk memanen padi, ekonomi modern dan model perusahaan di Jepang juga dipengaruhi oleh Amerika, Inggris dan Prancis. Kebudayaan minum teh yang berasal dari ajaran zen budhisme juga berasal dari India. Berdasarkan hal-hal tersebut, dapat dikatakan bahwa Jepang merupakan negara berbudaya multikultural dan seharusnya bersifat heterogen, namun yang terlihat dari kehidupan sosialnya, Jepang lebih cenderung terlihat homogen (Hafner 2009:17-18). Kehidupan sosial masyarakat homogen berdasarkan pada kesamaan ras, budaya dan latar belakang sejarah. Pada dasarnya, masyarakat homogen berbagi kesamaan nilai-nilai, kepercayaan, bahasa dan istiadat. Sehingga mereka tidak perlu menetapkan ideologi yang hanya membuat perdebatan antara yang satu dengan yang lainya (Itoh, 1991:104). Sugimoto dan Mouer (dalam Gudykunts, 1993:24) juga mengatakan bahwa masyarakat berkarakteristik homogen memiliki tingkat konflik yang rendah, menekankan diri dalam suatu bagian kelompok dan menekan sifat egoisme untuk keharmonisan kelompok. Selain itu ajaran konfusianisme dari China yang menekankan keharmonisan, hubungan baik antar sesama dan juga kesetiaan kepada tenno membentuk karakter masyarakat Jepang yang memiliki perhatian yang tinggi kepada kelompoknya (Jawwad, 2004:358). Pada organisasi atau kelompoknya, masyarakat berkarakteristik homogen menganggap bahwa kelompok atau organisasinya adalah tempat berbagi dan juga kesamaan takdir. Jika kelompok atau organisasi mereka sukses, maka mereka akan mendapatkan keuntungannya, tapi jika gagal semuanya juga akan menderita. Dalam pekerjaannya, masyarakat homogen selalu menjaga keharmonisan, hubungan baik dengan manusia di dalam kelompok dan saling mempercayai. Kebersamaan jauh lebih penting dibandingkan dengan perjanjian kontrak dan hukum. Mereka juga menganggap bahwa perusahaan bukan hanya tempat mencari uang, tapi lebih dari itu (Itoh, 1991:121).

5 11 集団主義 ) 2.2 Konsep Shuudan Shugi ( 集団主義 Masyarakat Jepang merupakan masyarakat berkelompok yang telah diketahui memiliki kekurangan dalam ego dan memiliki kebudayaan yang. Hal ini sering terlihat pada saat menjelaskan perilaku dan ciri khas masyarakat Jepang dari masyarakat lainnya (Gudykunst, 1993:24). Mendukung pernyataan Gugykunst, Yoshino (dalam Hasegawa & Hirose, 2005) menyatakan bahwa masyarakat Jepang lebih mementingkan kepentingan kelompok dibandingkan dengan kepentingan individu yang dikenal dengan istilah shuudan shugi. Karena Individu tersebut bekerja dalam suatu kelompok, maka memiliki tingkat kerjasama yang tinggi dan memiliki ego yang rendah, seperti pernyataan Takano & Eizaka yang dikutip Wang & Nakamura (2005:79) berikut ini: 集団主義とは個人が集団隷属しているので協調性が高いが 個我が確立していないために個性に乏しく 集団目標を個人の目標より優先することをさしている Karena individu bekerja untuk kelompok, maka memiliki tingkat kerja sama yang tinggi, tapi ego individu tidak terbentuk sehingga kurang memiliki kepribadian, tujuan kelompok lebih diutamakan dibandingkan tujuan pribadi, hal inilah yang disebut konsep berkelompok (Shuudan Shugi). Seseorang yang bergabung dalam suatu kelompok akan diberikan bantuan oleh kelompoknya, namun sebagai gantinya mereka harus memberikan kesetian kepada kelompok mereka (Hoffstede dalam Gudykunst, 1993: 29). Tidak akan ada yang menolong apabila mereka keluar dari kelompoknya, sehingga mereka harus mengerjakan tugasnya seorang diri. Orang-orang yang keluar dari kelompoknya cenderung memiliki tingkat stress yang tinggi dan perasaan yang tidak nyaman (Yoshinori, 2009:17). Hal tersebut membuat masyarakat Jepang lebih merasa aman dalam kelompok, karena orang yang terpisah dari kelompoknya akan disebut sebagai penyendiri. Seperti pernyataan Mitsue (1991:41) berikut ini: たしかに 日本人は集団で物事をするのを好み 特定の集団に属していると安心する傾向がある 個性が強く ムラから離れて一人我が道を行くタイプの人は一匹狼などと呼ばれたりする

6 12 Orang Jepang memang suka bergaul dengan kelompok dan cenderung akan merasa tenang dan aman jika sudah berada dalam suatu kelompok tertentu. Tipe orang yang individual, pergi sendiri dan terpisah dari kelompoknya akan disebut penyendiri. Konsep shuudan shugi tidak hanya terbatas pada perusahaan saja, namun dapat ditemukan juga dalam kelompok sekolah, kelompok organisasi dan kelompok lainnya. Hal ini dikarenakan dalam kehidupan berkelompok masyarakat Jepang, mempunyai hubungan dengan konsep 場 yang artinya adalah keberadaan seseorang dalam institusi, organisasi, atau tempat seseorang menjalin suatu hubungan dalam sebuah kelompok (Nakane, 1991: Hal 1-2). Shuudan shugi juga mencakup tiga nilai-nilai budaya seperti rasa kerjasama, solidaritas dan rasa kebersatuan (ittaikan) dari semua anggota dalam satu kelompok. Kerjasama adalah interaksi saling mengisi yang dilakukan setiap anggota dalam melakukan kegiatan untuk menunjukkan harmoni kelompok, sehingga menghasilkan solidaritas. Solidaritas adalah sikap yang ditimbulkan oleh kepercayaan, perasaan dan tingkah laku yang sama dalam menunjukkan kebersatuan (Cahyani, 2011:17). Mendukung pernyataan tersebut, Gudykunst (1993:25) juga mengatakan bahwa pada Collectivism melibatkan adanya kerjasama, solidaritas juga kebersatuan didalamnya. Seperti pernyataan berikut ini: Point out that collectivism involves cooperation and solidarity and the sentimental desire for the warm feeling of ittaikan (feeling of oneness) with fellow members of one s groups, and this feeling is shared widely in japan. Point di dalam collectivism adalah keterlibatan kerjasama, solidaritas dan keinginan yang sentimental sebagai perasaan yang hangat dari adanya rasa persatuan (ittaikan) dengan sesama anggota dalam satu kelompok, dan perasaan ini tersebar secara luas di Jepang. Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas, dapat dikatakan shuudan shugi merupakan cerminan kehidupan berkelompok pada masyarakat Jepang. Kuatnya rasa berkelompok ini dipengaruh dari kegiatan masyarakat Jepang sejak zaman dulu.

7 Terbentuknya Konsep Shuudan Shugi Fukutake (dalam Madubrangti, 2004:50-51) menjelaskan bahwa rasa berkelompok pada masyarakat Jepang sudah terbentuk sejak abad ke-2 dan ke-3 sebelum masehi. Pada zaman tersebut, mereka menggarap sawah dengan membentuk kesatuan kerja kelompok. Para petani melakukan pembagian tugas sesuai dengan keahlian masing-masing agar dapat menghasilkan padi yang baik pada saat panen. Kelompok petani ini membagi tugas dengan membentuk kelompok yang lebih kecil yang bertugas sebagai penggembur tanah, pembajak sawah, mengairi sawah, dan kelompok yang menanam bibit padi. Setelah selesai dengan tugasnya, mereka akan kembali ke dalam kelompok induk. Pada zaman itu, panen padi sangat penting bagi kehidupan masyarakat Jepang, karena menunjukan usaha keberhasilan masyarakat dalam mensejaterahkan anggotanya. Karena itulah mereka secara bersama-sama merayakan panen padi dengan festival yang diselenggarakan secara berkala. Festival dilakukan secara seremonial yang dikaitkan dengan ritual-ritual keagamaan. Dalam kegiatan itu, mereka saling berkerjasama dalam persiapan dan pelaksanaanya, sehingga terjadi interaksi antara para petani dan membentuk suatu kehidupan berkelompok. (Gakken dalam Madubrangti, 2004:51). Mendukung pendapat tersebut, Mitsue (1991:41-42) juga menjelaskan bahwa kesadaran masyarakat Jepang akan berkelompok sudah ada sejak dulu. Ketika itu kehidupan sosial masyarakat Jepang adalah bertani dan bekerja secara bersama-sama. Pada waktu merayakan panen, mereka juga melakukannya secara bersama-sama. Rasa berkelompok ini secara bertahap berkembang ke masyarakat perkotaan. 古来日本人の社会生活は土地を基盤とした農耕生活での ムラ ( 群れ ) ムラがり ( 群がり ) という村集団から始まり 徐々に近世の町や市へと発展した Masyarakat Jepang zaman dulu didasari dari kehidupan agrikultur dengan dasar lahan tanah, dimana dalam satu desa terdapat perkumpulan dan orangorang yang berkumpul yang disebut mura shuudan merupakan permulaan bentuk kelompok yang terus berkembang di kota modern.

8 14 Berdasarkan pernyataan tersebut, kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh para petani ini membentuk rasa berkelompok yang berkembang hingga saat ini atas dasar kesadaran kelompok (shuudan ishiki), kerangka berpikir kelompok (shuudan shikou), kehidupan berkelompok (shuudan seikatsu) dan rasa kebersatuan (ittaikan). 集団意識 ) Shuudan Ishiki ( 集団意識 Shuudan Ishiki adalah kesadaran berkelompok pada masyarakat Jepang yang memprioritaskan keharmonisan kelompok. Untuk menjaga keharmonisan tersebut, setiap anggota dalam kelompok harus menjaga prilaku dan memiliki kesadaran dalam berkelompok. Kesetiaan pada kelompok merupakan tindakan yang mulia yang harus dikerjakan. Kepentingan kelompok menjadi lebih diutamakan dibandingkan kepentingan individunya sendiri. Seperti yang dijelaskan oleh Ikeno (2002:195), berikut ini: Most Japanese society, people are primary group oriented and give more priority to group harmony than to individuals. Most Japanese consider it an important virtue to adhere to the values of the groups which they belong. Sebagian besar dari Masyarakat Jepang, merupakan masyarakat yang lebih memprioritaskan kepentingan berkelompok daripada kepentingan diri sendiri atau individual. Sebagian besar menyakini bahwa kesetiaan pada kelompok merupakan suatu tindakan yang mulia yang harus dikerjakan. Kesadaran akan berkelompok pada masyarakat Jepang, dapat dilihat pada saat mereka memperkenalkan diri. Berbeda dengan masyarakat dari negara lain yang akan memperkenalkan diri mereka terlebih dahulu, masyarakat Jepang akan lebih dulu memperkenalkan tempat mereka berkerja. Seperti yang dikemukakan oleh Mitsue (1991:41) yang menyatakan: 個人主義の強い外国人に比べ 日本人は集団性を強くもった国民であるといわれる 外国人は自分の仕事について聞かれると 会計係りとか秘書とか職種で答えるのに対し 日本人は OO 会社に勤めているというように 自分の所属する 場 で答えるとよくいわれる Masyarakat Jepang memiliki sifat berkelompok yang kuat dibandingkan dengan Negara lain yang lebih cenderung bersifat individu. Jika menanyakan

9 15 mengenai pekerjaan pada orang dari Negara lain, maka mereka akan menjawab sekertaris atau akutansi, sedang kan pada orang Jepang, mereka akan menjawab nama tempat mereka bekerja. Kesadaran yang tinggi pada kelompok akan membentuk suatu pola pikir yang terpusat pada kepentingan kelompok yang disebut dengan shuudan shikou. 集団思考 ) Shudan Shikou ( 集団思考 Shuudan Shikou adalah kerangka berpikir kelompok pada masyarkat Jepang yang memperlihatkan keberadaannya dalam kelompok ketika berinteraksi dengan kelompoknya. Mereka juga akan melakukan tugas dan kewajibannya dengan sebaikbaiknya untuk kepentingan kelompok mereka (Shimara dalam Madubrangti, 2004:50). Kerangka berpikir kelompok ini terjadi dalam suatu kehidupan sosial masyarakat Jepang atas dasar rasa kerjasama dalam kehidupan berkelompok. Kesamaan pemikiran yang memprioritaskan kepentingan kelompok tersebut, membentuk kerjasama pada anggota kelompok. Seperti yang dijelaskan oleh Kawamoto (dalam Madubrangti, 2004:50) yang menyatakan bahwa: Shuudan Shikou sebagai kerangka berpikir orang Jepang terhadap kerja kelompok yang didasari atas kesadaraan yang tinggi terhadap kepentingan berkelompok dalam suatu kehidupan sosial masyarakat yang di ikat oleh kehidupan bekerjasama di dalam satu kesatuan kehidupan kelompok atau masyarakat. Mendukung Kawamoto, Ibrahim (2006:198) juga menyatakan bahwa pandangan masyarakat Jepang, selalu sesuai dengan kepentingan kelompoknya atau sesuai dengan pendapat anggota lainnya saat berpendapat. Tujuannya adalah untuk menghindari konflik yang akan membawa perpecahan dalam kelompok. Perbedaan pendapat dari masing-masing anggota tersebut, menyebabkan hasil keputusan yang keliru dan tingkat keberhasilan yang rendah, karena tidak terpusat pada kepentingan kelompok. Untuk mencegah adanya perbedaan tersebut, masyarakat Jepang cenderung mengikuti kelompoknya. Seperti pernyataan yang dikemukakan oleh Janis (dalam Iseda, 2007:36-37) menyatakan:

10 16 そうした意思決定に共通してクリティカルシンキングを妨げたのは 集団が結束していることと一致を求める傾向性であると考え これが 集団思考 の中心的特徴だ Pola pikir yang mencegah pemikiran kritis agar memiliki kesamaan pemikiran dalam pengambilan keputusan yang di ikat oleh kelompok dan kecenderungan mengikuti kelompok, ini adalah ciri utama Shuudan Shikou. Ketika masyarakat Jepang terlibat dalam suatu perbincangan, pemimpin kelompok akan meminta anggotanya agar menjaga ucapannya dan juga meminta mereka untuk berusaha menyampaikan pendapatnya dengan baik, agar dapat diterima oleh anggota lainnya. Bahkan untuk menjaga hal tersebut, mereka mengungkapkan pendapatnya dengan gaya bahasa yang tidak langsung (Jawwad, 2004:357). Muchlas (2009:262) menyatakan bahwa kelompok yang didalamnya terdapat perselisihan pendapat dan kekurangan spirit kooperatif, secara relative menjadi kurang efektif dalam menyelesaikan tugas-tugas dibandingkan dengan kelompok yang memiliki kesamaan pendapat, kooperatif dan saling menyukai. 集団生活 ) Shuudan Seikatsu ( 集団生活 Shuudan Seikatsu adalah kehidupan berkelompok yang berlangsung atas dasar kerjasama kelompok. Kesadaran yang tinggi akan kepentingan kelompok yang diikat oleh aturan, sistem, pola, dan pedoman tentang kehidupan yang menekankan kerjasama di dalam kelompok atau masyarakatnya akan membentuk kehidupan berkelompok (Kawamoto dalam Madubrangti, 2004:51). Dalam kehidupan berkelompok, masing-masing anggota dibagikan tugas dan kewajiban yang sama pada kegiatan berkelompok. Hal tersebut dilakukan untuk untuk kepentingan dan kesejaterahan kelompoknya. Adanya tugas yang diberikan pada anggota akan membentuk rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan mereka, sehingga dapat bermanfaat bagi diri mereka dan kelompoknya. Tugas dan kewajiban pada diri anggota akan membentuk rasa tanggung jawab dan menghasilkan kehidupan berkelompok (Shimara dalam Madubrangti, 2004:51-52).

11 17 一体感 ) Ittaikan ( 一体感 Dalam kehidupan masyarakat Jepang yang bersifat homogen, baik dalam kehidupan bekerja dan jenjang karier di Jepang juga sangat dipengaruhi dengan suatu perasaan yang diberikan oleh seseorang terhadap perusahaan atau kelompoknya. Perasaan tersebut dapat berubah-ubah, mereka dapat menjadi suka terhadap sesuatu dan memiliki keinginan terhadap hal tersebut yang dikenal dengan istilah ittaikan (Ishiguro, 2012:162). Ittaikan berdasarkan semangat kerjasama dan gotong royong dalam suatu kelompok yang mempunyai tujuan melindungi keharmonisan kelompoknya (Hamaguchi dalam Madubrangti, 2004:58). Gotong royong adalah interaksi yang dilakukan oleh anggota dalam melakukan kegiatannya yang bertujuan untuk menunjukan suatu keharmonisan kelompok. Hal tersebut menghasilkan solidaritas yang ditimbulkan karena adanya rasa percaya dan rasa seperjuangan, sehingga menunjukan suatu rasa kebersatuan dalam suatu kelompok (Cahyani, 2011:17). Ittaikan juga didefinisikan sebagai suatu rasa yang menghubungkan individu dengan kelompoknya. Ketika seseorang sudah memiliki ittaikan pada kelompoknya, mereka akan selalu memberikan yang terbaik pada kelompok atau organisasi tempat mereka berada. Selain itu, mereka juga bersedia untuk mengikuti arah dan tujuan dari organisasi tersebut, saling berbagi informasi, juga menyumbangkan ide-ide kreatif kepada kelompoknya. Seperti pernyataan Stallard (2002), berikut ini: When people feel connected to their organization, they give their best efforts, align their behavior with organizational goals, share information and insights with decision makers even when it may dangerous to do so, and participate in the organization s marketplace of ideas that feeds innovation and creativity. Ketika seseorang sudah merasa terhubung dengan organisasinya, mereka akan memberikan yang terbaik untuk kelompoknya, bersedia menyesuaikan kebiasaanya dengan tujuan organisasinya, berbagi informasi dan wawasan walaupun berbahaya, serta berpartisipasi dalam inovasi dan ide-ide kreatif. Ittaikan juga dilihat dengan pandangan yang sederhana pada perusahaan atau organisasi di Jepang. Rasa kebersatuan ini bukan hanya dilihat dari apa yang anggotanya lakukan saja, namun juga dari hal-hal yang sederhana dengan

12 18 mengucapkan terimakasih atas bantuan dari anggota lain dan memberikan rasa kepedulian terhadap anggota lain. Seperti pernyataan Honma (2006) berikut ini: 職場で一体感が感じられる場面や状態が一日に何回あるかを細かく見ていくと小さなやりとりの中にも ありがとう と言う言葉が交わされたり OO さんが休みだけど どうしたんですか? というような気にかけているせりふがあったりするものです Apabila melihat dari hal kecil yang terjadi dalam keseharian di tempat kerja banyak kejadian dan adegan yang memperlihatkan rasa kebersatuan, seperti mengatakan Terima kasih, serta memperlihatkan rasa kepedulian seperti menanyakan keadaan teman satu kelompok yang tidak masuk. Selain itu, mengucapkan aisatsu pada saat memulai sesuatu kegiatan dalam kehidupan kelompok juga akan menimbulkan rasa kebersatuan. Karena baik orang yang mengucapkan dan yang mendengarkan memperlihatkan adanya rasa kebersatuan (ittaikan), seperti pernyataan Yamagata (2011:34-35) berikut ini: おはようございます と語りかける たいていの人は口の中でぼそぼそと おはようございます を繰り返す. それでお腹の調子がいいかたはもう 1 回おはようございます こう切り出すと大低の人は気持ちのよい大きな声で挨拶を返してくれる こんな挨拶のやりとりが 聞き手と話してに一体感をもらったしてくれる 話し手だけではなく 聞き手も大きな声を出すことで. Saat mengucapkan Selamat Pagi dan biasanya orang-orang menjawab kembali Selamat Pagi dengan bergumam. Kemudian saya melakukan sekali lagi dengan suara yang lantang dan orang-orang membalasnya juga dengan suara lantang. Cara aisatsu seperti itu memberikan Ittaikan pada si pendengar karena bukan hanya si pembicara, namun si pendengar juga mengatakan Selamat Pagi dengan lantang. Berdasarkan pernyataan-pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa ittaikan dapat terbentuk dari hal-hal yang sederhana, seperti mengucapkan aisatsu kepada anggota lain, juga mengucapkan kata-kata yang dapat menunjukan adanya rasa kepedulian terhadap anggota tersebut. Rasa kebersatuan dalam suatu kelompok sangat diperlukan, karena kelompok yang memiliki rasa kebersatuan yang tinggi cenderung lebih produktif dibandingkan dengan kelompok yang memiliki tingkat kebersatuan yang rendah (Omlstead, 2002:56). Kuatnya rasa berkelompok akan mengantarkan kelompok pada kesuksesan.

BAB 1. Pendahuluan. 1. Shokai atau acara perkenalan di tahun pertama yang dilakukan untuk memperkenalkan anggota baru kepada anggota lama.

BAB 1. Pendahuluan. 1. Shokai atau acara perkenalan di tahun pertama yang dilakukan untuk memperkenalkan anggota baru kepada anggota lama. 1 BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Manusia adalah mahluk sosial dan saling membutuhkan antara satu dengan yang lainnya. Adanya hubungan tersebut membentuk suatu kehidupan berkelompok. Sejak kecil manusia

Lebih terperinci

ANALISIS KONSEP SHUUDAN SHUGI PADA ANGGOTA TEATER MAHASISWA ENJUKU

ANALISIS KONSEP SHUUDAN SHUGI PADA ANGGOTA TEATER MAHASISWA ENJUKU ANALISIS KONSEP SHUUDAN SHUGI PADA ANGGOTA TEATER MAHASISWA ENJUKU Annisa Novitha Sari, Sri Dewi Adriani Universitas Bina Nusantara, Jl.Bukit Duri Tanjakan Gg.H.Tompel No.24, (62-21) 8304011, annisanovithasari@gmail.com

Lebih terperinci

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu ABSTRAK Bahasa adalah sistem lambang yang berwujud bunyi atau ujaran.sebagai lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu suatu pengertian, suatu konsep, suatu ide, atau

Lebih terperinci

PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK

PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK Secara umum, bahasa merupakan alat komunikasi yang hanya dimiliki oleh manusia. Ilmu yang mempelajari

Lebih terperinci

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA Bahasa adalah milik manusia yang merupakan pembeda utama antara manusia dengan makhluk lainnya didunia

Lebih terperinci

映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析

映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析 映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析 ノフィセチアワチ 0142012 マラナターキリスト教大学文学部日本語学科バンドン 2007 序論 苛めとは 弱い者を痛めつけることである 痛めつける方法は肉体的にも非肉体的つまり精神的によって為すことが出来る それにより 苛めを受ける人間は苦悩を味わうのである よく言われるように 日本の社会では集団が大きな役割を果しているのである 中根

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan BAB IV KESIMPULAN Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan dochira terdapat dua makna, yaitu; arti terjemahan atau padanan terjemahan yang berupa padanan dinamis dan arti leksikal

Lebih terperinci

BAB 2. Landasan Teori

BAB 2. Landasan Teori BAB 2 Landasan Teori Dalam bab ini, penulis akan menguraikan landasan teori yang dibagi menjadi tiga bagian yaitu teori hinshi 品詞, teori kandoushi 感動詞, dan teori iya い や. 2.1 Teori Hinshi 品詞 Masuoka dan

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi 品詞 Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau シンタクス. Sutedi (2003, hal.61) berpendapat bahwa sintaksis adalah cabang linguistik yang mengkaji

Lebih terperinci

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi. Lampiran 1 Soal Pre Test Terjemahkan kedalam bahasa jepang! 1. Anda boleh mengambil foto. ~てもいいです 2. Mandi ofuro Sambil bernyanyi. ~ ながら 3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~

Lebih terperinci

KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN

KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN SAVOY HOMANN ホテルのエグセクテイブカラオケ JUN はビジネスマンの商談や海外の旅行者をリラックスさせるための憩いの憩いの場所

Lebih terperinci

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,.

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,. 1.Dasar nya :Unkapan Pemberian dan Penerimaan Di bagian ini saya akan membahas lebih dalam mengenai pola kalimat sopan,.yang inti dari pelajaran bahasa jepang level 3 yaitu pola kalimat sopan,bentuk sopan

Lebih terperinci

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG Sugihartono, Drs.,M.A. media_pembelajaran@yahoo.co.jp Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang FPBS Universitas Pendidikan Indonesia Tujuan Perkuliahan 1. Mahasiswa memiliki

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan :

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan : Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi 品詞 Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan : 品詞というのはその語が文の中でどう使われているかで分類したものではなく ひとつひとつの語が潜在的な性質を調べて 日本語なら日本語の中にあるすべての語をグループ分けしたものです

Lebih terperinci

Dikerjakan O L E H SUNITA BR

Dikerjakan O L E H SUNITA BR PEMAKAIAN KATA (KABURU, KAKERU, HAKU, H KIRU, SURU) DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG NIHONGO NO BUNSHOU U NO (KABURU, KAKERU, HAKU, KIRU, SURU) NO KOTOBA NO SHIYOU KERTAS KARYA Dikerjakan O L E H SUNITA BR

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN JITSUYO KAIWA I (JP 301) SEMESTER 6 /TINGKAT III

SATUAN ACARA PERKULIAHAN JITSUYO KAIWA I (JP 301) SEMESTER 6 /TINGKAT III SATUAN ACARA PERKULIAHAN SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2009/2010 JITSUYO KAIWA I (JP 301) SEMESTER 6 /TINGKAT III TEAM PENYUSUN HERNIWATI, S.PD.M.HUM JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JEPANG FAKULTAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA

ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA ICHSAN SALIM 2012110152 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Keigo Pada bab ini penulis akan mengemukakan beberapa teori yang akan digunakan untuk menganalisis data. 2.1.1 Defenisi Keigo Menurut Hirabayashi, Hama (1988:1) dalam 外国人のため日本語例文

Lebih terperinci

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah : LAMPIRAN PROGRAM TAHUNAN Mata Pelajaran : Bahasa Jepang Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Program : X Tahun Pelajaran : 2008 / 2009 Semester : 1 dan 2 Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi

Lebih terperinci

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Nama : Risanti Baiduri NIM :

Lebih terperinci

KENDALA YANG DIHADAPI TENAGA KERJA ASING ORANG JEPANG YANG TINGGAL DI INDONESIA (KHUSUSNYA DI WILAYAH JAKARTA DAN BEKASI)

KENDALA YANG DIHADAPI TENAGA KERJA ASING ORANG JEPANG YANG TINGGAL DI INDONESIA (KHUSUSNYA DI WILAYAH JAKARTA DAN BEKASI) KENDALA YANG DIHADAPI TENAGA KERJA ASING ORANG JEPANG YANG TINGGAL DI INDONESIA (KHUSUSNYA DI WILAYAH JAKARTA DAN BEKASI) SKRIPSI Diajukan sebagai persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Sastra WAETI

Lebih terperinci

BAB 2. Tinjauan Pustaka

BAB 2. Tinjauan Pustaka BAB 2 Tinjauan Pustaka Untuk mendukung penulis dalam menganalisa data, penulis akan menjelaskan teoriteori yang akan digunakan dalam penulisan ini. Teori yang akan digunakan mencakup konsep kanji dan teori

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam Bab 2 Landasan Teori Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam penulisan skripsi ini. Teori tersebut antara lain, Teori Keigo yang berupa sonkeigo ( 尊敬語 ) dan kenjoogo

Lebih terperinci

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup BAB II SOFTWERE JLOOK UP 2.1 SOFTWERE KAMUS JLOOK UP Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup handal, karena di samping dapat mengartikan bahasa Jepang ke Inggris dan begitu juga

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan sesuatu ide, pikiran, hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

Lebih terperinci

ぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh.

ぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh. Kanji MORFOLOGI BAHASA JEPANG Pengantar Linguistik Jepang 7 April 2014 morfologi 形態論 けいたいろん Definisi Objek Kajian Morfologi merupakan salah satu cabang linguistik yang mengkaji tentang kata dan proses

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG Sugihartono, Drs. M.A. Work Shop Pendidikan Bahasa Jepang FPS UPI 2009 FAKTOR KEMAMPUAN BERCAKAP-CAKAP Faktor kemampuan memahami melalui

Lebih terperinci

PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015

PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015 PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015 SKRIPSI OLEH : IKA KURNIAWATI ANDIANA 115110607111008 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA

Lebih terperinci

Bab 2. Tinjauan Pustaka

Bab 2. Tinjauan Pustaka Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1. Teori Pragmatik Pragmatik merupakan suatu cabang dari linguistik yang menjadi objek bahasa dalam penggunaannya, seperti komunikasi lisan maupun tertulis. Menurut Leech (1999:

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA. Oleh: Juju Juangsih, M.Pd

ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA. Oleh: Juju Juangsih, M.Pd ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA Oleh: Juju Juangsih, M.Pd Abstraksi Penelitian ini menganalisis tentang kesalahan pembelajar bahasa Jepang dilihat

Lebih terperinci

PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang.

PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang. PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang Abstrak Fokus penelitian ini adalah penerapan metode pembelajaran yang berpusat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial masyarakat yang digunakan di berbagai negara sangat beragam.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial masyarakat yang digunakan di berbagai negara sangat beragam. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa sebagai alat komunikasi untuk berinteraksi antara individu dalam kehidupan sosial masyarakat yang digunakan di berbagai negara sangat beragam. Keberagaman bahasa

Lebih terperinci

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II SILABUS PERKULIAHAN SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2011/2012 CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II TEAM PENYUSUN Dra. MELIA DEWI JUDIASRI, M.Hum., M.Pd. Drs. DEDI SUTEDI, M.A., M.Ed. DIANNI RISDA,

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007 UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007 PANDUAN MATERI SMA DAN MA BAHASA JEPANG PROGRAM STUDI BAHASA PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS KATA PENGANTAR Dalam rangka sosialisasi kebijakan dan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI

PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI OLEH DESY NITA SANJAYA 0911120088 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG JURUSAN

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DATA. instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal

BAB 3 ANALISIS DATA. instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal BAB 3 ANALISIS DATA Dalam Bab 3 ini, saya akan menjelaskan mengenai spesifikasi kuesioner dan validasi instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal kuesioner yang

Lebih terperinci

Bab 3. Analisis Data. oleh tokoh ibu, yang tercermin melalui drama Freeter, Ie wo Kau. Dalam drama ini

Bab 3. Analisis Data. oleh tokoh ibu, yang tercermin melalui drama Freeter, Ie wo Kau. Dalam drama ini Bab 3 Analisis Data Dalam bab ini, penulis akan menganalisis penyebab gangguan depresi yang dialami oleh tokoh ibu, yang tercermin melalui drama Freeter, Ie wo Kau. Dalam drama ini diceritakan tentang

Lebih terperinci

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ.

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ. (Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) こんじょう Percakapan: まま : さすが ママの子 いざとなると 根性あるわっ あさり ガンバレ! Terjemahan: Mama: Anak mama memang hebat. Walau dalam keadaan susah, tetap bersemangat. Berusaha Asari! b.

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. 2.1 Definisi Makna Peribahasa Menurut Orang Jepang dan Orang Indonesia Definisi Makna Peribahasa Menurut Orang Jepang

Bab 2. Landasan Teori. 2.1 Definisi Makna Peribahasa Menurut Orang Jepang dan Orang Indonesia Definisi Makna Peribahasa Menurut Orang Jepang Bab 2 Landasan Teori 2.1 Definisi Makna Peribahasa Menurut Orang Jepang dan Orang Indonesia 2.1.1 Definisi Makna Peribahasa Menurut Orang Jepang Menurut Fujisawa (1981) dalam bukunya yang berjudul Zusetsu

Lebih terperinci

PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM

PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM 0911120068 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 PANDUAN MATERI SMA DAN MA BAHASA JEPANG PROGRAM STUDI BAHASA PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS KATA PENGANTAR Dalam rangka sosialisasi kebijakan dan

Lebih terperinci

Margaretha Argadian Asmara, 2015

Margaretha Argadian Asmara, 2015 ABSTRAK Dalam aktifitas pembelajaran sekarang ini, telah dijumpai pemakaian evaluasi diri yang digunakan pada pembelajaran bahasa asing khususnya bahasa Jepang yaitu can do statements. Can do statements

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan mengemukakan beberapa teori yang digunakan dalam

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan mengemukakan beberapa teori yang digunakan dalam Bab 2 Landasan Teori Pada bab ini penulis akan mengemukakan beberapa teori yang digunakan dalam penulisan skripsi ini. Di antaranya teori mengenai konsep kemampuan berbahasa, penerjemahan dan Keigo. Teori

Lebih terperinci

Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018

Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018 Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018 - Registrasi ulang dimulai sejak pukul 7.30 09.00. Jika Telat diharuskan untuk registrasi ulang di bagian sekretariat, dan akan berpengaruh

Lebih terperinci

BJ システムについて Mengenai BJ System

BJ システムについて Mengenai BJ System BJ システムについて Mengenai BJ System BJ システムは日本語の文法 および漢字を基準にして独自に開発したシステム教材です BJ System adalah sistem pembelajaran bahasa Jepang yang berdasarkan tata bahasa dan tulisan KANJI. 文法を基準にしておりますので 汎用性の高い日本語を習得できます

Lebih terperinci

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析 ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析 エマラマアジザ 1000878012 ビナヌサンタラ大学 文学部日本語科 2011 Angket Kemampuan Penggunaan Hyougen ~te aru ~ てある dan ~te oku ~ ておく Sumber soal adalah Kiso Hyougen 50 to Sono

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Tanda Baca Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat atau yang menyatakan sesuatu: dari kejauhan terdengar sirene -- bahaya; 2 gejala: sudah

Lebih terperinci

GAIRAIGO DI KALANGAN BAHASA ANAK MUDA JEPANG DALAM FILM KAMEN RIDER GAIM EPISODE 01-12

GAIRAIGO DI KALANGAN BAHASA ANAK MUDA JEPANG DALAM FILM KAMEN RIDER GAIM EPISODE 01-12 GAIRAIGO DI KALANGAN BAHASA ANAK MUDA JEPANG DALAM FILM KAMEN RIDER GAIM EPISODE 01-12 SKRIPSI OLEH: AHMAD ALFIAN NIM 105110213111001 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

ABSTRAK. tujuan. Ketika kita berbahasa, orang lain dapat mengerti apa maksud, ide, pesan,

ABSTRAK. tujuan. Ketika kita berbahasa, orang lain dapat mengerti apa maksud, ide, pesan, ABSTRAK Bahasa merupakan sarana komunikasi untuk menyampaikan suatu maksud dan tujuan. Ketika kita berbahasa, orang lain dapat mengerti apa maksud, ide, pesan, perasaan dan pendapat yang kita utarakan.

Lebih terperinci

BAB 2. Landasan Teori

BAB 2. Landasan Teori BAB 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi Agar memperoleh ketepatan dalam penggunaan kata pada sebuah kalimat, maka diperlukan pengetahuan untuk menguasai makna dan konsep dalam kata-kata yang dipilih. Pengetahuan

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Menurut Niwa saburo (1998 : 2005/03/18 ) bahwa: とも や っけ って か. menurut gendai nihongo bunpo gaisetsu adalah sebagai berikut :

LANDASAN TEORI. Menurut Niwa saburo (1998 : 2005/03/18 ) bahwa: とも や っけ って か. menurut gendai nihongo bunpo gaisetsu adalah sebagai berikut : 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori shuujoshi Menurut Niwa saburo (1998 : 2005/03/18 ) bahwa: とも や っけ って か ぜ ぞ さ わ よ ね disebut sebagai shuujoshi. Yang dimaksud dengan shuujoshi menurut gendai nihongo bunpo

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Masuoka dan Takubo (1992, hal.8), mengungkapkan bahwa Hinshi 品詞 atau. kelas kata dibagi menjadi sebelas jenis, diantaranya:

Bab 2. Landasan Teori. Masuoka dan Takubo (1992, hal.8), mengungkapkan bahwa Hinshi 品詞 atau. kelas kata dibagi menjadi sebelas jenis, diantaranya: Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi 品詞 品詞 Masuoka dan Takubo (1992, hal.8), mengungkapkan bahwa Hinshi 品詞 atau kelas kata dibagi menjadi sebelas jenis, diantaranya: 1. Doushi 動詞 (verba), yaitu kelas

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Menurut Arifin dan Junaiyah (2008, hal. 1), sintaksis adalah cabang linguistik

Bab 2. Landasan Teori. Menurut Arifin dan Junaiyah (2008, hal. 1), sintaksis adalah cabang linguistik Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Sintaksis Menurut Arifin dan Junaiyah (2008, hal. 1), sintaksis adalah cabang linguistik yang membicarakan hubungan antarkata dalam tuturan. Unsur bahasa yang termasuk ke

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN VERBA BAHASA JEPANG YANG BERMAKNA MEMAKAI PADA MAHASISWA TINGKAT II DPBJ FPBS UPI

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN VERBA BAHASA JEPANG YANG BERMAKNA MEMAKAI PADA MAHASISWA TINGKAT II DPBJ FPBS UPI ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN VERBA BAHASA JEPANG YANG BERMAKNA MEMAKAI PADA MAHASISWA TINGKAT II DPBJ FPBS UPI DENNY KUSNO NURRAKHMAN, Herniwati 1, Linna Meilia Rasiban 2 Departemen Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran SILABUS Seklah : SMPN 2 CIAMIS Kelas : IX (Sembilan) Mata Pelajaran : Bahasa Jepang Semester : 1 ( Satu ) Standar : Mendengarkan 1. Memahami lisan berbentuk paparan atau dialg hbi dan wisata 1.1 Mengidentifikasi

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI OLEH FIRA JEDI INSANI NIM : 105110201111050 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Dalam tradisi masyarakat Jepang hubungan sosial tidak hanya dilatarbelakangi oleh

Bab 2. Landasan Teori. Dalam tradisi masyarakat Jepang hubungan sosial tidak hanya dilatarbelakangi oleh Bab 2 Landasan Teori 2.1 Konsep Ie Dalam tradisi masyarakat Jepang hubungan sosial tidak hanya dilatarbelakangi oleh nilai-nilai yang memperhitungkan untung-rugi, melainkan diikat dengan oleh sifat shinzoku

Lebih terperinci

JEPANG ANGKATAN 2013 UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI

JEPANG ANGKATAN 2013 UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI PENGGUNAAN TSUMORI ( つもり ) DAN TO OMOIMASU ( と思います ) PADA MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA JEPANG ANGKATAN 2013 UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI OLEH : PUTRI EKA SARI NIM: 115110601111022 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

CARA EFEKTIF DALAM PEMEROLEHAN DAN PENGUASAAN GOI DALAM MATA KULIAH KAIWA ABSTRAK

CARA EFEKTIF DALAM PEMEROLEHAN DAN PENGUASAAN GOI DALAM MATA KULIAH KAIWA ABSTRAK CARA EFEKTIF DALAM PEMEROLEHAN DAN PENGUASAAN GOI DALAM MATA KULIAH KAIWA Aji Setyanto Universitas Brawijaya adjie_brawijaya@yahoo.co.jp ABSTRAK Dalam pembelajaran bahasa asing, goi (kosa kata), adalah

Lebih terperinci

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり Standar Kompetensi Mengungkapkan informasi secara lisan dalam bentuk paparan atau dialog sederhana tentang Kehidupan Sekolah. Kompetensi Dasar - Mengidentifikasikan waktu

Lebih terperinci

SOAL PRE TEST. A. Pilihlah jawaban yang tepat untuk melengkapi kalimat di bawah ini! は に を ) やすみですか

SOAL PRE TEST. A. Pilihlah jawaban yang tepat untuk melengkapi kalimat di bawah ini! は に を ) やすみですか Lampiran I SOAL PRE TEST NIM : A. Pilihlah jawaban yang tepat untuk melengkapi kalimat di bawah ini! れいあした例 : 明日 授業 ( は に を ) やすみですか くうこう 1. 私は母とタクシー ( に を で ) 空港へ行きました はいたた 2. 歯 ( で は が ) 痛いですから 何も食べないです

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR ILOKUSI KOMISIF DALAM ANIME SENGOKU BASARA: JUDGE END EPISODE 1-12 SKRIPSI OLEH: FAUZIAH AINI NIM

TINDAK TUTUR ILOKUSI KOMISIF DALAM ANIME SENGOKU BASARA: JUDGE END EPISODE 1-12 SKRIPSI OLEH: FAUZIAH AINI NIM TINDAK TUTUR ILOKUSI KOMISIF DALAM ANIME SENGOKU BASARA: JUDGE END EPISODE 1-12 SKRIPSI OLEH: FAUZIAH AINI NIM 115110600111011 PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BAHASA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 3. Analisis Data. Pada bab ini, peneliti akan melakukan analisis dalam kalimat yang menggunakan verba bantu

BAB 3. Analisis Data. Pada bab ini, peneliti akan melakukan analisis dalam kalimat yang menggunakan verba bantu BAB 3 Analisis Data Pada bab ini, peneliti akan melakukan analisis dalam kalimat yang menggunakan verba bantu のだ dalam novel Yaneura no Shoujo dan membaginya menjadi empat sub bab. 3.1 Analisis Fungsi

Lebih terperinci

Bab 3. Analisis Data. Sebagaimana yang telah diceritakan secara singkat mengenai dongeng Urashima

Bab 3. Analisis Data. Sebagaimana yang telah diceritakan secara singkat mengenai dongeng Urashima Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis Giri dan Ninjou Dalam Urashima Tarou Sebagaimana yang telah diceritakan secara singkat mengenai dongeng Urashima Tarou dalam Nihon Ohanashi Meisakuzensyuu 2 Urashima Tarou

Lebih terperinci

ABSTRAK JUDUL: PEMAKAIAN GAIRAIGO DALAM TEXT BACAAN BUKU. INTERMEDIATE JAPANESE, bahasa adalah alat komunikasi antar anggota

ABSTRAK JUDUL: PEMAKAIAN GAIRAIGO DALAM TEXT BACAAN BUKU. INTERMEDIATE JAPANESE, bahasa adalah alat komunikasi antar anggota ABSTRAK JUDUL: PEMAKAIAN GAIRAIGO DALAM TEXT BACAAN BUKU INTERMEDIATE JAPANESE, bahasa adalah alat komunikasi antar anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Selain

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す. Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi Masuoka dan Takubo (1992:8) membagi hinshi 品詞 atau kelas kata ke dalam beberapa jenis, yaitu : 1. Doushi 動詞 (verba), yaitu salah satu jenis kelas kata yang dapat mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan seiringnya waktu, bahasa terus mengalami perkembangan dan perubahan. Bahasa disampaikan oleh

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH. Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang

SILABUS MATA KULIAH. Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang SILABUS MATA KULIAH Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang A. Identitas Mata Kuliah Mata Kuliah/Kode : Jokyu Kaiwa I/JP 301 Bobot : 2 SKS Semester : 5 Jenjang : S-1 Dosen : Herniwati, S.Pd. M.Hum. Linna Meilia

Lebih terperinci

ANALISIS TOKOH BOTCHAN DALAM DRAMA TVBOTCHANDENGAN TEORI HIRARKI KEBUTUHAN BERTINGKATDARI ABRAHAM MASLOW SKRIPSI

ANALISIS TOKOH BOTCHAN DALAM DRAMA TVBOTCHANDENGAN TEORI HIRARKI KEBUTUHAN BERTINGKATDARI ABRAHAM MASLOW SKRIPSI ANALISIS TOKOH BOTCHAN DALAM DRAMA TVBOTCHANDENGAN TEORI HIRARKI KEBUTUHAN BERTINGKATDARI ABRAHAM MASLOW SKRIPSI YULIS KARTIKA DEWI 2012110055 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS DARMA

Lebih terperinci

PERILAKU AMAE PADA TOKOH-TOKOH DALAM NOVEL SHIOSAI KARYA MISHIMA YUKIO SKRIPSI

PERILAKU AMAE PADA TOKOH-TOKOH DALAM NOVEL SHIOSAI KARYA MISHIMA YUKIO SKRIPSI PERILAKU AMAE PADA TOKOH-TOKOH DALAM NOVEL SHIOSAI KARYA MISHIMA YUKIO SKRIPSI OLEH: SATRIO PRIBADI NIM 105110209111012 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KANJOU HYOUGEN KATA TANOSHII, URESHII, DAN YOROKOBU DALAM SERIAL DRAMA ITAZURA NA KISS LOVE IN TOKYO KARYA TADA KAORU SKRIPSI

PENGGUNAAN KANJOU HYOUGEN KATA TANOSHII, URESHII, DAN YOROKOBU DALAM SERIAL DRAMA ITAZURA NA KISS LOVE IN TOKYO KARYA TADA KAORU SKRIPSI PENGGUNAAN KANJOU HYOUGEN KATA TANOSHII, URESHII, DAN YOROKOBU DALAM SERIAL DRAMA ITAZURA NA KISS LOVE IN TOKYO KARYA TADA KAORU SKRIPSI OLEH HELDA DEWI ARINDAH NIM 105110200111005 PROGRAM STUDI S1 SASTRA

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN WAKAMONO KOTOBA OLEH ANAK MUDA JEPANG DALAM MEDIA SOSIAL TWITTER SKRIPSI

ANALISIS PENGGUNAAN WAKAMONO KOTOBA OLEH ANAK MUDA JEPANG DALAM MEDIA SOSIAL TWITTER SKRIPSI i ANALISIS PENGGUNAAN WAKAMONO KOTOBA OLEH ANAK MUDA JEPANG DALAM MEDIA SOSIAL TWITTER SKRIPSI Nurida Ekarini 2012110088 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS DARMA PERSADA JAKARTA 2016

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori

Bab 2. Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1 Sinonim dan Sinonimi Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI) makna dari kata sinonim adalah bentuk bahasa yang maknanya mirip atau sama dengan bentuk bahasa lain. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan manusia dari jaman primitif hingga masa modern. Komunikasi berperan sangat penting dalam menjalin

Lebih terperinci

ANALISIS ALIH KODE CAMPUR KODE DALAM ANIME " DANSEI KOUKOUSEI NO NICHIJOU Ep.1 dan 3. Carla Amelia Iarr

ANALISIS ALIH KODE CAMPUR KODE DALAM ANIME  DANSEI KOUKOUSEI NO NICHIJOU Ep.1 dan 3. Carla Amelia Iarr ANALISIS ALIH KODE CAMPUR KODE DALAM ANIME " DANSEI KOUKOUSEI NO NICHIJOU Ep.1 dan 3 Carla Amelia Iarr 2012110148 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS DARMA PERSADA JAKARTA TAHUN 2017

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Salah satu fungsi bahasa yaitu dengan berbahasa manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Salah satu fungsi bahasa yaitu dengan berbahasa manusia dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan sarana yang digunakan oleh manusia dalam kegiatannya sehari-hari. Salah satu fungsi bahasa yaitu dengan berbahasa manusia dapat berkomunikasi dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ide, atau perasaan tersebut dapat secara harfiah atau metaforis, secara langsung atau tidak

BAB I PENDAHULUAN. ide, atau perasaan tersebut dapat secara harfiah atau metaforis, secara langsung atau tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan penuturnya untuk menyampaikan gagasan, pikiran, ide, dan perasaannya dalam berbagai situasi. Cara penyampaian pikiran,

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN PENULISAN GAIRAIGO (KATA SERAPAN) PADA SISWA KELAS BAHASA DI MAN REJOSO JOMBANG SKRIPSI. Oleh : RIA MA RIFATUN NISA

ANALISIS KESALAHAN PENULISAN GAIRAIGO (KATA SERAPAN) PADA SISWA KELAS BAHASA DI MAN REJOSO JOMBANG SKRIPSI. Oleh : RIA MA RIFATUN NISA ANALISIS KESALAHAN PENULISAN GAIRAIGO (KATA SERAPAN) PADA SISWA KELAS BAHASA DI MAN REJOSO JOMBANG SKRIPSI Oleh : RIA MA RIFATUN NISA 105110201111023 PROGAM STUDI S1 SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA

Lebih terperinci

PELESAPAN SUBJEK DAN OBJEK TINJAUAN MAKNA PREDIKAT DALAM DRAMA HUNGRY! KARYA MOTOHASHI KEITA SKRIPSI OLEH: PUTRI NUZULAILI

PELESAPAN SUBJEK DAN OBJEK TINJAUAN MAKNA PREDIKAT DALAM DRAMA HUNGRY! KARYA MOTOHASHI KEITA SKRIPSI OLEH: PUTRI NUZULAILI PELESAPAN SUBJEK DAN OBJEK TINJAUAN MAKNA PREDIKAT DALAM DRAMA HUNGRY! KARYA MOTOHASHI KEITA SKRIPSI OLEH: PUTRI NUZULAILI 0911123035 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu bentuk hasil pekerjaan kreatif yang obyeknya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu bentuk hasil pekerjaan kreatif yang obyeknya adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu bentuk hasil pekerjaan kreatif yang obyeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya (Atar, 1993:8).

Lebih terperinci

DIKTAT KULIAH. Penjelasan Pemakaian Tata Kalimat 日本語研究者教材開発室

DIKTAT KULIAH. Penjelasan Pemakaian Tata Kalimat 日本語研究者教材開発室 DIKTAT KULIAH Penjelasan Pemakaian Tata Kalimat 中級日本語 New Approach Japanese Intermediate Course 日本語研究者教材開発室 By: 小柳昇 (2002,203,2004) Pengantar Diktat ini disusun untuk memberikan penjelasan dalam bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki suatu bangsa. Cerita rakyat dapat diartikan sebagai ekspresi budaya suatu

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki suatu bangsa. Cerita rakyat dapat diartikan sebagai ekspresi budaya suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Cerita rakyat adalah bagian dari kekayaan budaya dan sejarah yang dimiliki suatu bangsa. Cerita rakyat dapat diartikan sebagai ekspresi budaya suatu masyarakat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan pengumpulan data Dalam bab ini akan dijelaskan hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada mahasiswa tingkat II Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang

Lebih terperinci

GAMBARAN KEHIDUPAN SAMURAI PASCA KERUNTUHAN PEMERINTAHAN SHOGUN DALAM FILM RUROUNI KENSHIN KARYA SUTRADARA OTOMO KEISHI SKRIPSI

GAMBARAN KEHIDUPAN SAMURAI PASCA KERUNTUHAN PEMERINTAHAN SHOGUN DALAM FILM RUROUNI KENSHIN KARYA SUTRADARA OTOMO KEISHI SKRIPSI GAMBARAN KEHIDUPAN SAMURAI PASCA KERUNTUHAN PEMERINTAHAN SHOGUN DALAM FILM RUROUNI KENSHIN KARYA SUTRADARA OTOMO KEISHI SKRIPSI OLEH HARINA TITISANTI 0911120117 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA

Lebih terperinci

SHJ Student Voice. For Indonesian Students. SHJ Language School

SHJ Student Voice. For Indonesian Students. SHJ Language School SHJ 201 7 Student Voice For Indonesian Students SHJ Language School 留学生アンケート 名前 :Miranti Yunita 年齢 :26 性別 : 男 女 アルバイト : 無 有 らいにちねんげつ 来日年月 たいざいきかん 2015 年 6 月滞在期間 15 ヶ月 もくてき 1 日本へ留学する目的について ( どうして日本への留学を選んだか?

Lebih terperinci

PERGESERAN MAKNA GAIRAIGO DALAM BAHASA IKLAN MAJALAH Q TO JAPON VOLUME 13 TAHUN 2012 SKRIPSI OLEH: ENNIS FAUZIA

PERGESERAN MAKNA GAIRAIGO DALAM BAHASA IKLAN MAJALAH Q TO JAPON VOLUME 13 TAHUN 2012 SKRIPSI OLEH: ENNIS FAUZIA PERGESERAN MAKNA GAIRAIGO DALAM BAHASA IKLAN MAJALAH Q TO JAPON VOLUME 13 TAHUN 2012 SKRIPSI OLEH: ENNIS FAUZIA 105110201111014 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS ILMU BUDAYA

Lebih terperinci

sosial pada masa Edo yang terdiri dari samurai ataushi ( 士 ), petani atau nō ( 農 ), buruh

sosial pada masa Edo yang terdiri dari samurai ataushi ( 士 ), petani atau nō ( 農 ), buruh 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Moral Bushidō dalam Masyarakat Jepang Setiap orang pasti mempunyai moral yang dipegang untuk menjadi pedoman hidupnya. Moral telah diajarkan sejak manusia kecil, dan keluarga

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. Karya sastra, baik puisi, drama, maupun prosa, selalu mengalami perkembangan

Bab 5. Ringkasan. Karya sastra, baik puisi, drama, maupun prosa, selalu mengalami perkembangan Bab 5 Ringkasan Karya sastra, baik puisi, drama, maupun prosa, selalu mengalami perkembangan dan menunjukkan keterkaitan dengan karya sastra yang terbit sebelumnya. Hal ini bukanlah sesuatu yang baru dalam

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori

Bab 2. Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1. Teori Hinshi 品詞 Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan 続語論 atau シンタクス. Sutedi (2003: 61), berpendapat bahwa sintaksis adalah cabang linguistik yang mengkaji tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam Bahasa Indonesia dikenal istilah kesusastraan. Kata kesusastraan merupakan bentuk dari konfiks ke-an dan susastra. Menurut Teeuw (Rokhmansyah, Alfian. 2014 :

Lebih terperinci

Bab 4. Simpulan dan Saran. Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna

Bab 4. Simpulan dan Saran. Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna Bab 4 Simpulan dan Saran Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna figuratif yang terdapat dalam komik Crayon Shinchan Vol.32 sebagai bahasa sasaran dan manga クレヨンしんちゃん

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Setiap cerita pasti memiliki tokoh karena tokoh merupakan bagian penting dalam

Bab 2. Landasan Teori. Setiap cerita pasti memiliki tokoh karena tokoh merupakan bagian penting dalam Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Penokohan Setiap cerita pasti memiliki tokoh karena tokoh merupakan bagian penting dalam suatu cerita. Menurut Nurgiyantoro (2012), penokohan adalah pelukisan gambaran yang

Lebih terperinci

LAMPIRAN Data kalimat yang menggunakan aisatsu hyougen

LAMPIRAN Data kalimat yang menggunakan aisatsu hyougen LAMPIRAN Data kalimat yang menggunakan aisatsu hyougen bermakna terima kasih dalam bahasa Jepang dan ungkapan persalaman berterima kasih dalam bahasa Indonesia No Ungkapan Persalaman Kalimat Penutur Mitra

Lebih terperinci

BAB III. keluar dari kamarnya. Satoshi adalah seorang NEET yang menarik diri dari masyarakat

BAB III. keluar dari kamarnya. Satoshi adalah seorang NEET yang menarik diri dari masyarakat BAB III ANALISIS NEET DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT JEPANG 3.1. Menarik Diri dari Masyarakat (Tsunagari wo Ushinau) NEET jenis ini memiliki kemampuan sosialisasi yang rendah. Kemampuan sosialisasi yang rendah

Lebih terperinci

Pengaruh Media Kotoba Gazou (Gambar Kosakata) Terhadap Penguasaan Kosakata Bahasa Jepang Siswa Kelas XI MIA 1 SMA Nahdlatul Ulama 1 Gresik

Pengaruh Media Kotoba Gazou (Gambar Kosakata) Terhadap Penguasaan Kosakata Bahasa Jepang Siswa Kelas XI MIA 1 SMA Nahdlatul Ulama 1 Gresik Pengaruh Media Kotoba Gazou (Gambar Kosakata) Terhadap Penguasaan Kosakata Bahasa Jepang Siswa Kelas XI MIA 1 SMA Nahdlatul Ulama 1 Gresik Cicik Hariati Rusni Pendidikan Bahasa Jepang, Fakultas Bahasa

Lebih terperinci

UPAYA MEMPERTAHANKAN BASIS EKONOMI OLEH KAUM KAPITALIS DALAM NOVEL KANI KOSEN KARYA KOBAYASHI TAKIJI SKRIPSI OLEH AHMAD JAMALUDIN

UPAYA MEMPERTAHANKAN BASIS EKONOMI OLEH KAUM KAPITALIS DALAM NOVEL KANI KOSEN KARYA KOBAYASHI TAKIJI SKRIPSI OLEH AHMAD JAMALUDIN UPAYA MEMPERTAHANKAN BASIS EKONOMI OLEH KAUM KAPITALIS DALAM NOVEL KANI KOSEN KARYA KOBAYASHI TAKIJI SKRIPSI OLEH AHMAD JAMALUDIN 0911120059 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. struktur inilah menjadikan struktur bahasa Jepang menarik. Salah satunya disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. struktur inilah menjadikan struktur bahasa Jepang menarik. Salah satunya disebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Jepang merupakan bahasa yang kaya akan struktur. Keberagaman struktur inilah menjadikan struktur bahasa Jepang menarik. Salah satunya disebabkan karena

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Menurut Minami dalam Hinata ( 1990: 1 ), danwa dapat disebut juga discourse

Bab 2. Landasan Teori. Menurut Minami dalam Hinata ( 1990: 1 ), danwa dapat disebut juga discourse Bab 2 Landasan Teori 2.1. Teori Danwa ( 談話 ) Menurut Minami dalam Hinata ( 1990: 1 ), danwa dapat disebut juga discourse (wacana), teks atau bunshou (karangan). Danwa adalah ungkapan bahasa berupa suatu

Lebih terperinci

ANALISIS PSIKOLOGI TIPE INTROVERT TOKOH YUICHI TANABE DALAM NOVEL KITCHEN

ANALISIS PSIKOLOGI TIPE INTROVERT TOKOH YUICHI TANABE DALAM NOVEL KITCHEN ANALISIS PSIKOLOGI TIPE INTROVERT TOKOH YUICHI TANABE DALAM NOVEL KITCHEN KARYA BANANA YOSHIMOTO DENGAN MENGGUNAKAN TEORI JUNG TIPE INTROVERT DARI CARL GUSTAV JUNG Disusun Oleh : MILATI DEFITA RETNO PRATIWI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak pernah lepas dari apa yang dinamakan interaksi atau

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak pernah lepas dari apa yang dinamakan interaksi atau BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1. Latar Belakang Manusia tidak pernah lepas dari apa yang dinamakan interaksi atau komunikasi. Apa yang terdapat pada komunikasi tersebut terdapat

Lebih terperinci