ANALISIS KONSEP SHUUDAN SHUGI PADA ANGGOTA TEATER MAHASISWA ENJUKU

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS KONSEP SHUUDAN SHUGI PADA ANGGOTA TEATER MAHASISWA ENJUKU"

Transkripsi

1 ANALISIS KONSEP SHUUDAN SHUGI PADA ANGGOTA TEATER MAHASISWA ENJUKU Annisa Novitha Sari, Sri Dewi Adriani Universitas Bina Nusantara, Jl.Bukit Duri Tanjakan Gg.H.Tompel No.24, (62-21) , ABSTRAK Shuudan Shugi is a sense of community groups in Japan, where the interest of group, more important than individual interest. Shuudan Shugi formed from shuudan ishiki (awareness group), shuudan shikou (framework thinking group), shuudan seikatsu (life group) and ittaikan (sense of unity). In the present study the authors aimed to determine the concept shuudan shugi on ENJUKU Student Theater member. The method used is the method that combined qualitative and quantitative methods are described in descriptive analytic. The subjects of this study is the Student members Theater ENJUKU periode The data is obtained by means of literature, observation, distribution of questionnaires and interview to the respondents are members of the Student Theater ENJUKU periode Based on the research analysis, member of Theater ENJUKU had a strong sense of group. Key word: Shuudan Shugi, Shuudan Shikou, Shuudan Seikatsu, Ittaikan and ENJUKU Student Theater Shuudan Shugi adalah rasa berkelompok pada masyarakat Jepang yang memperioritaskan kepentingan kelompok, dibandingkan kepentingan pribadi. Shuudan Shugi terbentuk dari shuudan ishiki (kesadaran berkelompok), shuudan shikou (kerangka berfikir kelompok), shuudan seikatsu (kehidupan berkelompok) dan ittaikan (rasa kebersatuan). Pada penelitian ini penulis bertujuan untuk mengetahui konsep Shuudan Shugi pada anggota Teater Mahasiswa ENJUKU. Metode penelitian yang digunakan adalah metode gabungan yaitu metode kualitatif dan kuantitatif yang dijabarkan secara deskriptif analitik. Subjek dalam penelitian ini adalah anggota Teater Mahasiswa ENJUKU periode Data diperoleh dengan cara kepustakaan, observasi, kuesioner dan wawancara kepada responden yaitu anggota Teater Mahasiswa ENJUKU periode Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pada anggota Teater Mahasiswa ENJUKU memiliki rasa berkelompok yang kuat. Kata Kunci: Shuudan Shugi, Shuudan Shikou, Shuudan Seikatsu, Ittaikan dan Teater Mahasiswa ENJUKU. Pendahuluan Manusia adalah mahluk sosial dan saling membutuhkan antara satu dengan yang lainnya. Adanya hubungan tersebut membentuk suatu hubungan dalam berkelompok atau organisasi yang lahir dari adanya kesadamaan dalam berbagai hal (Thoha, 2011:79). Saat ini di Jakarta terdapat kelompok teater dengan berbahasa Jepang yaitu Teater Mahasiswa ENJUKU. Baik dalam kegiatan dan pementasannya, Teater Mahasiswa ENJUKU selalu berkaitan dengan kebudayaan Jepang. Selain itu, anggota juga dilatih oleh orang berkewarganegaraan Jepang, sehingga para anggota lebih mengetahui tentang kebudayaan Jepang melalui organisasi ini.

2 Jepang merupakan negara yang memiliki rasa berkelompok yang tinggi yang dikenal dengan istilah shuudan shugi. Konsep shuudan shugi memiliki kaitan dengan keberadaan seseorang dalam kelompoknya. Anggota dalam kelompok akan memprioritaskan kepentingan kelompok dibangingkan dengan kepentingan pribadi (Nakane, 1991:1-2). Konsep berkelompok pada masyarakat Jepang sudah ada sejak zaman dulu yang berdasarkan pada kehidupan bertani. Para petani membagi tugas dalam bentuk kelompok yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Karena itulah para petani lebih memprioritaskan kepentingan kelompok dari pada kepentingan pribadi (Mitsue, 1991:41). Selain itu masyarakat Jepang memiliki karakteristik homogen dan cenderung mengikuti kelompoknya. Sedangkan pada anggota Teaetr Mahasiswa ENJUKU yang berkewarganegaraan Indonesia memiliki karakterisitik heterogen yang cenderung memiliki berbagaimamam perbedaan dalam SARA (Itoh, 1991:104). Pada kehidupan sosial, masyarakat homogen, mereka cenderung merasa aman apabila tergabung dalam sebuah kelompok. Sehingga rasa berkelompok pada masyarakat Jepang sangat terasa (Mitsue, 1991:41). Rasa berkelompok atau shuudan shugi dalam masyarakat Jepang terdiri dari kesadaran berkelompok (shuudan ishiki), kerangka berpikir kelompok (shuudan shikou), kehidupan berkelompok (shuudan seikatsu) dan rasa kebersatuan (ittaikan). Dilatar belakangi oleh hal-hal tersebut, penulis ingin meneliti mengenai konsep berkelompok masyarakat Jepang pada organisasi Teater Mahasiswa ENJUKU yang anggotanya adalah masyarakat Indonesia. Apakah rasa berkelompok pada anggota Teater Mahasiswa ENJUKU yang berwarganegara Indonesia sama seperti pada masyarakat Jepang. Untuk menganalisis korpus data, penulis menggunakan konsep kebudayaan dan konsep shuudan shugi. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan lebih mengenai konsep berkelompok masyarakat Jepang pada pembaca. Dalam penelitian ini, permasalahan diteliti adalah shuudan shugi pada anggota Teater Mahasiswa ENJUKU. melalui shuudan ishiki, shuudan shikou, shuudan seikatsu dan ittaikan yang ada dalam anggota Teater Mahasiswa ENJUKU. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah, agar para pembaca dapat mengetahui mengenai konsep berkelompok pada masyarakat Jepang yang ada pada anggota Teater Mahasiswa ENJUKU. Kemudian, seberapa besar rasa berkelompok yang dimiliki oleh anggota Teater Mahasiswa ENJUKU. Karena karakter masyarakat Indonesia dan Jepang memiliki perbedaan. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode gabungan (mixed method) yang terdiri dari metode kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif yang penulis gunakan dalam pengumpulan data adalah kepustakaan, observasi dan wawancara. Sedangkan pada metode kuantitatif, penulis menggunakan grafik yang berasal dari hasil kuesioner yang penulis berikan kepada anggota Teater Mahasiswa ENJUKU. Dalam penjabarannya, penulis menggunakan metode deskriptif analitik untuk menjabarkan situasi yang ada dengan jelas dan apa adanya. Hasil dan Bahasan Pada saat melakukan pengamatan pada anggota Teater Mahasiwa ENJUKU periode 2013, penulis menemukan keadaan yang memperlihatkan adanya rasa berkelompok atau shuudan shugi. Berikut ini adalah checklist observasi yang penulis temukan pada waktu melakukan pengamatan.

3 NO. Perincian Yang Muncul Muncul Tidk Muncul 1. Memperkenalkan nama organisasi terlebih dahulu V 2. Memprioritaskan kegiatan kelompok V 3. Diskusi kelompok V 4. Mengikuti pendapat kelompok V 5. Bertanggung jawab atas tugasnya masing-masing V 6. Berlatih bersama V 7. Memberikan motivasi pada anggota lain V 8. Mengucapkan aisatsu V 9. Berkerjasama dalam menentukan konsep V 10 Menolong anggota yang lain V Table 1: Rasa berkelompok yang ditemukan pada kegiatan Teater Mahasiswa ENJUKU Dari hasil angket yang penulis bagikan kepada 55 orang anggota, juga wawancara kepada empat orang perwakilan anggota Teater Mahasiswa ENJUKU angkatan 2010 sampai 2013 ditemukan bahwa. 1. Analisis Shuudan ishiki Pada Anggota Teater Mahasiswa ENJUKU Pertanyaan 1: Ketika memperkenalkan diri pada acara yang terkait dalam kegiatan ENJUKU, apakah anda akan lebih dahulu memperkenalkan nama ENJUKU? 10% 2% 88% Pada umumnya anggota Teater Mahasiswa ENJUKU memiliki kesadaran berkelompok dengan memperkenalkan nama ENJUKU terlebih dahulu. Hal tersebut diperkuat dari hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis kepada responden yaitu anggota Teater Mahasiswa ENJUKU yang mewakili anggota aktif angkatan Para responden mengatakan bahwa mereka merasa bangga memperkenalkan diri mereka

4 sebagai anggota Teater Mahasiswa ENJUKU dan akan berusaha untuk menyukseskan acara ENJUKU. Hal ini dikarenakan para penonton melihat tampilan keseluruhan dari kelompok bukan individu. Apabila kelompok sukses maka mereka akan memiliki kebanggaan sebagai anggotanya. Rasa kebanggaan ini dapat dilihat ketika mereka memperkenalkan diri dengan mengucapkan nama ENJUKU terlebih dahulu. Dari pernyataan tersebut, menunjukan bahwa pada anggota Teater Mahasiswa ENJUKU memiliki kesadaran dan kebanggaan menjadi bagian kelompok. Seperti pendapat Mitsue (1991:41) yang menyatakan bahwa masyarakat Jepang memiliki sifat berkelompok yang kuat dibandingkan dengan negara lain yang lebih cenderung bersifat individu. Jika menanyakan mengenai pekerjaan pada orang dari negara lain, mereka akan menjawab jabatan mereka, sedangkan pada orang Jepang, mereka akan menjawab nama organisasi atau tempat mereka bekerja terlebih dahulu. Meskipun Mitsue mengatakan bahwa masyarakat Jepang lebih memiliki kesadaran berkelompok dibandingkan dengan negara lainnya. Anggota Teater Mahasiswa ENJUKU yang merupakan warga negara Indonesia, memiliki kesadaran menjadi bagian dalam kelompoknya yang dapat dibuktikan dari hasil angket dan wawancara. Pada penelitian ini, pernyataan Mitsue tersebut tidak terlihat. Pertanyaan 2: Ketika anda memiliki kepentingan lain diluar kegiatan ENJUKU, apakah ENJUKU akan anda prioritaskan? 4% 46% 50% Sebagian anggota lebih memprioritaskan kepentingan Teater Mahasiswa ENJUKU dibandingkan dengan kepentingan lainnya. Hal tersebut diperkuat dari hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis kepada responden yaitu anggota Teater Mahasiswa ENJUKU yang mewakili anggota aktif angkatan 2010 sampai Para responden mengatakan bahwa mereka bersedia memprioritaskan kepentingan Teater Mahasiswa ENJUKU, tergantung dari situasi dan kondisinya sendiri. Apabila terdapat hal-hal yang mendesak dan berkaitan dengan keluarga, maka mereka akan lebih mendahulukan kepentingan keluarga. Tapi jika urusan tersebut selesai atau dapat disesuaikan dengan keadaan, maka sedapat mungkin mereka akan memperioritaskan kepentingan Teater Mahasiswa ENJUKU terlebih dahulu. Sehingga dapat dikatakan bahwa anggota Teater Mahasiswa ENJUKU memiliki kesadaran akan berkelompok, meskipun mereka memiliki kepentingan lain, mereka akan berusaha untuk memprioritaskan kepentingan Teater ENJUKU. Penulis juga mengkaitkannya dengan terbentuknya konsep shuudan shugi pada negara Jepang yang sudah diterapkan sejak zaman dulu. Seperti yang dijelaskan oleh Fukutate (dalam Madubrangti, 2004:50-51) mengenai sifat berkelompok masyarakat Jepang yang sudah terbentuk sejak abad ke-2 dan ke-3 sebelum masehi. Selain itu, sifat masyarakat Jepang yang homogen dan cenderung mengganggap kelompok adalah tempat berbagi dan kesamaan takdir juga membentuk kuatnya rasa kesadaran berkelompok pada diri mereka. Pada anggota Teater Mahasiswa ENJUKU penerapannya baru dilakukan sejak mereka bergabung menjadi keanggotaan, jadi masih ada beberapa anggota yang akan memikirkan kepentingan pribadinya sendiri. Namun dari hasil wawancara, penulis mendapati bahwa sedapat mungkin anggota Teater Mahasiswa ENJUKU akan berusaha memprioritaskan kepentingan ENJUKU. Hal tersebut memperlihatkan bahwa pada anggota Teater Mahasiswa ENJUKU terdapat kesadaran berkelompok.

5 2. Analisis Shuudan shikou Pada Anggota Teater Mahasiswa ENJUKU Pertanyaan 3: ketika ada masalah dalam kelompok, apakah anda akan memberikan solusi dengan memperioritaskan kepentingan kelompok (ENJUKU)? 16% 0% 84% Pada umumnya anggota Teater Mahasiswa ENJUKU memiliki kerangka berpikir kelompok dengan memberikan solusi yang bertujuan agar masalah dalam kelompok dapat diselesaikan. Mahasiswa ENJUKU yang mewakili anggota aktif angkatan Para responden mengatakan bahwa untuk mencegah terjadinya perpecahan dan ketidakharmonisan dalam kelompok, mereka bersedia memberikan solusi. Apabila kelompok memiliki suatu masalah dan tidak ada jalan keluar. Selama mereka dapat memberikan sesuatu kepada kelompoknya, mereka akan berusaha untuk melakukan yang terbaik bagi kelompok tersebut. Berdasarkan pernyataan tersebut, anggota Teater Mahasiswa ENJUKU memiliki kerangka berpikir kelompok yang didasari kesadaran terhadap kepentingan kelompok. Sesuai dengan pernyataan Kawamoto (dalam Madubrangti, 2004:50) yang mengatakan bahwa shuudan shikou merupakan kerangka berpikir orang Jepang terhadap kerja kelompok yang didasari atas kesadaran yang tinggi terhadap kepentingan berkelompok dalam suatu kehidupan sosial masyarakatnya. Pertanyaan 4: Untuk mencegah konflik yang disebabkan perbedaan pendapat dalam kelompok ENJUKU, apakah anda akan memberikan pendapat yang sama dengan anggota yang lain? 14% 30% 56% Sebagian besar anggota Teater Mahasiswa ENJUKU lebih memilih untuk memberikan pendapat yang sama dengan anggota lain, untuk mencegah adanya perbedaan pendapat dalam kelompoknya. Mahasiswa ENJUKU yang mewakili anggota aktif angkatan Para responden mengatakan, agar tidak terjadi perpecahan dalam kelompok, mereka akan memberikan pendapat yang sama dengan kelompoknya atau suara terbanyak selama pendapat tersebut adalah yang terbaik untuk kelompoknya. Berdasarkan pernyataan tersebut, anggota Teater Mahasiswa ENJUKU memiliki kerangka berpikir kelompok, karena dengan memberikan pendapat yang sama akan mengurangi terjadinya perdebatan yang dapat menyebabkan konflik dan

6 ketidakharmonisan dalam kelompok. Seperti pernyataan Janis (dalam Iseda, 2007:36-37) yang menyatakan bahwa ciri utama dari shuudan shikou yaitu, anggota cenderung lebih mendahulukan kepentingan kelompok dan memiliki kesamaan pemikiran dalam pengambilan keputusan untuk mencegah adanya pemikiran kritis dalam kelompok sehingga menciptakan ketidakharmonisan. Karakter masyarakat Indonesia yang bersifat heterogen juga mempengaruhi konsep kerangka berpikir kelompok pada anggota Teater Mahasiswa ENJUKU. Pada hasil wawancara, responden mengungkapkan bahwa mereka bersedia untuk memberikan pendapat pribadinya. Apabila pendapat tersebut tidak digunakan, mereka dapat menerimanya asal keputusan itu adalah yang terbaik untuk kelompoknya. Masyarakat heterogen selalu menentukan konsep dan mengatakan apa yang ingin mereka katakan dengan jelas (Itoh, 1991:104). 3. Analisis Shuudan seikatsu Pada Anggota Teater Mahasiswa ENJUKU Pertanyaan 5: Ketika anda diberikan tugas dalam kegiatan ENJUKU, apakah anda bersedia untuk mengerjakannya dengan tanggung jawab demi kepentingan ENJUKU? Ragu- Ragu 2% 0% 98% Pada umumnya, anggota Teater Mahasiswa ENJUKU memiliki shuudan seikatsu dalam kegiatannya. Hal ini diperkuat dari hasil wawancara yang dilakukan penulis kepada responden yaitu anggota Teater Mahasiswa ENJUKU yang mewakili anggota aktif angkatan Para responden mengatakan, apabila ENJUKU sukses maka hal tesebut juga akan berdampak bagi diri mereka sendiri begitu juga sebaliknya. Untuk itulah mereka memberikan loyalitas melalui tugas-tugas yang diberikan agar kelompok dapat memperoleh kesuksesan. Loyalitas tersebut, membentuk kerjasama antar anggota kelompok sehingga terjadi kehidupan berkelompok. Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat dikatakan anggota Teater Mahasiswa ENJUKU memiliki shuudan seikatsu, karena mereka bersedia untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan atas dasar kesadaran akan kepentingan kelompoknya. Kesadaran tersebut akan membentuk suatu rasa tanggung jawab pada diri anggota, sehingga membentuk kehidupan berkelompok. Seperti pernyataan Shimara (dalam Madubrangti, 2004:51-52) yang menyatakan bahwa kehidupan berkelompok berdasarkan pembagian tugas didalam kelompok yang dilakukan secara merata, sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing dalam melakukan berbagai kegiatan yang diperlukan untuk kepentingan dan kesejaterahan kelompoknya. Hal ini menimbulkan rasa tanggung jawab pada anggota kelompok terhadap pekerjaannya dengan tujuan kelompok memperoleh hasil yang menguntungkan, untuk dirinya dan juga kelompoknya. Pertanyaan 6: Ketika ada anggota yang memiliki peran namun tidak hadir dalam latihan, apakah anda bersedia menggantikannya demi kelancaran latihan?

7 10% 2% 88% Pada umumnya, anggota Teater Mahasiswa ENJUKU bersedia menggantikan pemain yang tidak hadir. Mahasiswa ENJUKU yang mewakili anggota aktif angkatan Para reponden mengatakan bahwa mereka akan berusaha agar latihan berjalan dengan baik dengan menggantikan pemain yang tidak datang. Menggantikan pemain yang tidak hadir akan mencegah adanya ketidakharmonisan pada waktu latihan, karena jika salah satu pemain tidak hadir dan posisinya kosong maka kegiatan latihan akan terganggu. Kelancaran latihan akan berdampak positif pada kesuksesan pementasan. Adanya kesuksesan tersebut membuat anggota Teater Mahasiswa ENJUKU memiliki rasa bangga menjadi bagian dari kelompoknya. Berdasarkan pernyataan tersebut memperlihatkan bahwa anggota Teater Mahasiswa ENJUKU memiliki kesadaran akan berkelompok dan bersedia berkerjasama dengan membantu kelompoknya. Seperti pernyataan Kawamoto (dalam Madubrangti, 2004:51) yang mendefinisikan shuudan seikatsu sebagai kehidupan sosial yang berlangsung atas dasar kerjasama kelompok yang didasari kesadaran yang tinggi terhadap kepentingan kelompok yang diikat oleh aturan, sistem, pola dan pedoman tentang kehidupan dalam bekerjasama di dalam kelompok atau masyarakatnya. 4. Analisis Ittaikan Pada Anggota Teater Mahasiswa ENJUKU Pertanyaan 7: Apakah anda akan memberikan dukungan dan motivasi kepada anggota lain ketika latihan atau pementasan? 4% 2% 94% Pada umumnya anggota Teater Mahasiswa ENJUKU memiliki ittaikan dengan memberikan dukungannya kepada anggota yang lain. Mahasiswa ENJUKU yang mewakili anggota aktif angkatan Para reponden mengatakan, apabila mereka melakukan pekerjaan dengan semangat maka acara ENJUKU akan berjalan sukses. Mereka merasa bangga apabila menjadi bagian dari kesuksesan tersebut, karena kesukesan ENJUKU juga merupakan kesuksesan bersama. Adanya perasaan yang sama untuk menyukseskan acara ENJUKU membentuk kebersatuan diantara anggotanya. Seperti pernyataan Gudykunst (1993:25) yang menyatakan bahwa kelompok

8 melibatkan kerjasama dan rasa solidaritas yang menimbulkan rasa kebersatuan dengan sesama anggota dalam satu kelompok. Sikap solidaritas tersebut ditimbulkan karena adanya suatu sikap yang didasari perasaan dan tingkah laku yang sama dalam menunjukan kebersatuan dalam suatu kelompok (Durkheim dalam Cahyani, 2011:17). Pertanyaan 8: Ketika bertemu dengan anggota yang lain apakah anda mengucapkan salam (Aisatsu)? 12% 2% 86% Pada umumnya anggota Teater Mahasiswa ENJUKU memiliki ittaikan dengan mengucapkan aisatsu kepada anggota yang lain. Adanya aisatsu memperlihatkan bahwa baik anggota yang mengucapkan dan yang mendengarkan melakukan suatu kerjasama. Mahasiswa ENJUKU yang mewakili anggota aktif angkatan Para responden mengatakan bahwa mereka saling memberikan semangat melalui aisatsu yaitu dengan mengucapkan Ohayou Gozaimasu pada anggota yang lain dengan suara lantang. Latihan yang dimulai dengan semangat akan memberikan dampak positif pada anggota, sehingga latihan juga berjalan lancar dan harmonis. Kelancaran latihan berguna untuk memberikan rasa kebersatuan pada kelompok. Sikap saling mendukung ini juga merupakan bentuk kerjasama antara anggota kelompok dan membentuk rasa kebersatuan. Seperti pernyataan Yamagata (2011:34-35) yang menyatakan bahwa ketika seseorang mengucapkan Ohayou Gozaimasu dan orang-orang yang mendengarkan membalasnya juga dengan hal yang sama, memperlihatkan adanya Ittaikan karena bukan hanya si pembicara, namun si pendengar juga mengatakan Ohayou Gozaimasu. Sedangkan untuk anggota yang terlambat, mereka mengucapkan Okurete Sumimasen yang mempunyai arti permohonan maaf karena datang terlambat sehingga menimbulkan ketidakharmonisan. Adanya permintaan maaf akan tetap menjaga keharmonisan kelompok. Menjaga keharmonisan dalam kelompok juga merupakan bentuk kerjasama, sehingga rasa kebersatuan dalam anggota Teater Mahasiswa ENJUKU dapat berjalan dengan lancar dan harmonis. Seperti pernyataan Hamaguchi (dalam Madubrangti, 2004:58) yang mengatakan bahwa ittaikan merupakan nilai yang dimiliki seseorang yang didasari semangat kerjasama dan gotong royong dalam suatu kelompok. Bertujuan untuk melindungi, mempertahankan dan memelihara kesejaterahan setiap anggota kelompok sebagai harmoni kelompok. Pertanyaan 9: Apakah anda bersedia memberikan ide untuk menyelesaikan masalah yang ada pada kelompok (ENJUKU)?

9 10% 0% 90% Pada umumnya anggota Teater Mahasiswa ENJUKU setuju untuk memberikan ide mereka dalam menyelesaikan masalah kelompok. Ketika anggota menyampaikan ide-ide mereka untuk membantu kelompoknya, memperlihatkan adanya kerjasama. Mahasiswa ENJUKU periode 2013 angkatan Para responden menyatakan bahwa mereka menginginkan yang terbaik untuk kelompoknya, karena Teater Mahasiswa ENJUKU adalah bagian dari keluarga mereka. Apabila ENJUKU sukses, maka mereka juga sukses dalam memajukan ENJUKU dengan ide-ide yang mereka berikan. Hal tersebut memberikan kebanggaan pada anggota, karena mereka berhasil menyukseskan ENJUKU dari ide-ide yang mereka berikan. Seperti yang dijelaskan oleh Stallard (2012) yang mengatakan bahwa ketika seseorang sudah merasa terhubung dengan organisasinya, mereka akan memberikan yang terbaik untuk kelompoknya, bersedia menyesuaikan kebiasaanya dengan tujuan organisasinya, berbagi informasi dan wawasan, serta berpartisipasi dalam inovasi dan ide-ide kreatif dan memperlihatkan ittaikan. Pertanyaan 10: Ketika anggota atau bagian yang lain membutuhkan Pertanyaan 10: Ketika anggota atau bagian yang lain membutuhkan pertolongan anda, apakah anda bersedia memberikan pertolongan? 6% 0% 94% Pada umumnya anggota Teater Mahasiswa ENJUKU akan memberikan pertolongan kepada anggota yang lain. Hal tersebut memperlihatkan rasa solidaritas dan kerjasama antara anggota Teater Mahasiswa ENJUKU dengan tujuan menjaga keharmonisan kelompoknya. Hal ini diperkuat dari hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis kepada responden yaitu anggota aktif Teater Mahasiswa ENJUKU periode 2013 angkatan Para responden menyatakan, selama bergabung dalam keanggotaan dan melewati berbagai kegiatan bersama-sama, mereka sudah menganggap ENJUKU sebagai keluarga. Untuk memajukan kelompok yang sudah dianggap sebagai keluarga ini, sedapat mungkin mereka akan memberikan bantuan kepada kelompoknya dan membantu anggota yang lain ketika kesulitan. Rasa saling tolong menolong pada anggota Teater Mahasiswa ENJUKU memperlihatkan adanya solidaritas dalam kelompok tersebut. Seperti pernyataan Hamaguchi (dalam Madubrangti, 2004:58) yang

10 menyatakan bahwa ittaikan merupakan nilai yang dimiliki seseorang yang didasari semangat bekerjasama dan bergotong royong dalam suatu kelompok dengan tujuan melindungi kesejaterahan sebagai harmoni kelompok. Interaksi saling mengisi dalam kegiatannya menghasilkan solidaritas. Adanya solidaritas menunjukan rasa kebersatuan. Simpulan dan Saran Melalui analisis data yang telah diurai, penulis menyimpulkan bahwa pada anggota Teater Mahasiswa ENJUKU memiliki rasa berkelompok atau shuudan shugi yang dilihat dari hasil pengamatan, kuesioner dan wawancara. Pada umumnya anggota Teater Mahasiswa ENJUKU periode 2013 memiliki rasa berkelompok yang kuat, hal ini berdasarkan analisis shuudan ishiki, shuudan shikou, shuudan seikatsu dan ittaikan pada bab sebelumnya. Meskipun begitu faktor karakteristik masyarakat Indonesia yang bersifat heterogen juga mempengaruhi rasa berkelompok yang ada pada anggota Teater Mahasiswa ENJUKU. Seperti pada waktu berdiskusi, anggota Teater Mahasiswa ENJUKU masih bersedia mengungkapkan pendapat mereka sendiri. Apabila pendapat tersebut tidak digunakan, mereka dapat menerimanya asalkan keputusan tersebut adalah yang terbaik untuk kelompoknya. Ditinjau dari kesimpulan di atas, dapat dikatakan bahwa pada anggota Teater Mahasiswa ENJUKU periode 2013 memiliki rasa berkelompok yang kuat, meskipun karakteristik masyarakat Indonesia yang heterogen berbeda dengan karakteristik masyarakat Jepang yang homogen. Penulis menyarankan kepada peneliti selanjutnya yang ingin meneliti mengenai konsep ini pada kasus yang berbeda dan meneliti lebih mendalam. Seperti menganalisis keefektifitasan adanya shuudan shugi pada suatu organisasi. Referensi Davies, Roger J & Ikeno, O. (2002). The Japanese Mind. Amerika Serikat: Tuttle Publishing. Gudykunst, Willian B (1993). Communication in Japan and the United States. America: State University of New York Press. Honma, Masato (2006). プレイングマネジャー : 現場を管理職を兼任する人のためのコーチング術. Japan, PHP Kenkyuujyou. Iseda, Tetsuji. (2007). 集団思考と技術のクリティカルシンキング. Vol.2, P Diakses pada 14 September 2013, 08:39. Diunduh dari Itoh, Youichi (1991). Socio-Cultural Backgrounds Of Japanese Interpersonal Communication Style. Diakses pada 24 Des 2013, 0:11. Diunduh dari Madubrangti, Diah (2004). Undokai: Makna Undokai Sebagai Kegiatan Kompetitif bagi Pembentukan Kepribadian Anak Melalui Pendidikan Sekolah di Jepang. Jakarta: Desertasi Fakultas Ilmu dan Budaya, Universitas Indonesia. Diakses pada 14 September 2013, 08:26. Diunduh dari Mitsue, Kazue (1991). 電車の中の居眠りについて日本人のしつけ意識の考察. Tokyo, Tokyo Polytechnic University. Diakses pada 27 Mei 2013, 18:31. Diunduh dari Muchlas, Makmuri (2008). Prilaku Organisasi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Nakane, Chie (1991). Japanese Society, Tokyo: The Charles E. Tuttle Company, Inc. Omlstead, Joseph A. (2002). Leading Groups In Stressful Times: Terms, Work Units and Task Forces. United State of America: An Imprint of Green Wood Publishing Group. Inc.

11 Stallard, Michael Lee (2012). Why Leaders Need To Create Connected Cultures. Diakses pada 16 Desember Diunduh dari Takuya, Yamagata (2011). なぜこのおつさんの話はおもしろいのか : オチがあれば人も落ちる. Tokyo: Subaru. Yoshinori, Hiroi (2009). コミュニティを問いなおす : つながり 部市 日本社会の未来. Japan: Chikuma Shinsho Riwayat Hidup Annisa Novitha Sari lahir di kota Jakarta pada 8 November Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang sastra dan budaya Jepang pada Penulis tergabung dalam organisasi Teater Mahasiswa ENJUKU sejak tahun 2010 di bagian seni peran.

BAB 1. Pendahuluan. 1. Shokai atau acara perkenalan di tahun pertama yang dilakukan untuk memperkenalkan anggota baru kepada anggota lama.

BAB 1. Pendahuluan. 1. Shokai atau acara perkenalan di tahun pertama yang dilakukan untuk memperkenalkan anggota baru kepada anggota lama. 1 BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Manusia adalah mahluk sosial dan saling membutuhkan antara satu dengan yang lainnya. Adanya hubungan tersebut membentuk suatu kehidupan berkelompok. Sejak kecil manusia

Lebih terperinci

BAB 2. Landasan Teori. Pada bab ini, penulis akan menjelaskan mengenai konsep-konsep yang akan digunakan sebagai dasar analisa pada bab pembahasan.

BAB 2. Landasan Teori. Pada bab ini, penulis akan menjelaskan mengenai konsep-konsep yang akan digunakan sebagai dasar analisa pada bab pembahasan. 7 BAB 2 Landasan Teori Pada bab ini, penulis akan menjelaskan mengenai konsep-konsep yang akan digunakan sebagai dasar analisa pada bab pembahasan. 2.1 Konsep Budaya Kebudayaan berasal dari bahasa latin

Lebih terperinci

Lampiran. Angket. Yth. Anggota Teater Mahasiswa ENJUKU. Di Jakarta.

Lampiran. Angket. Yth. Anggota Teater Mahasiswa ENJUKU. Di Jakarta. Lampiran Angket Yth. Anggota Teater Mahasiswa ENJUKU Di Jakarta. Saya mahasiswa semester akhir Universitas Bina Nusantara yang sedang melakukan penelitian mengenai konsep shuudan shugi yang ada pada Teater

Lebih terperinci

BAB 3. Metode Penelitian Tahap I : Memulai Penelitian Sesuai Metodologi Penelitian

BAB 3. Metode Penelitian Tahap I : Memulai Penelitian Sesuai Metodologi Penelitian 19 BAB 3 Metode Penelitian 3.1 Tahap Metode Penelitian 3.1.1 Tahap I : Memulai Penelitian Sesuai Metodologi Penelitian Analisis Konsep Shuudan shugi Pada anggota Teater Mahasiswa ENJUKU Mengetahui konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mempelajari bahasa kedua terjadi di seluruh dunia karena berbagai sebab seperti imigrasi, kebutuhan perdagangan dan ilmu pengetahuan serta pendidikan. Belajar bahasa

Lebih terperinci

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi. Lampiran 1 Soal Pre Test Terjemahkan kedalam bahasa jepang! 1. Anda boleh mengambil foto. ~てもいいです 2. Mandi ofuro Sambil bernyanyi. ~ ながら 3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~

Lebih terperinci

映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析

映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析 映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析 ノフィセチアワチ 0142012 マラナターキリスト教大学文学部日本語学科バンドン 2007 序論 苛めとは 弱い者を痛めつけることである 痛めつける方法は肉体的にも非肉体的つまり精神的によって為すことが出来る それにより 苛めを受ける人間は苦悩を味わうのである よく言われるように 日本の社会では集団が大きな役割を果しているのである 中根

Lebih terperinci

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析 ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析 エマラマアジザ 1000878012 ビナヌサンタラ大学 文学部日本語科 2011 Angket Kemampuan Penggunaan Hyougen ~te aru ~ てある dan ~te oku ~ ておく Sumber soal adalah Kiso Hyougen 50 to Sono

Lebih terperinci

PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK

PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK Secara umum, bahasa merupakan alat komunikasi yang hanya dimiliki oleh manusia. Ilmu yang mempelajari

Lebih terperinci

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah : LAMPIRAN PROGRAM TAHUNAN Mata Pelajaran : Bahasa Jepang Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Program : X Tahun Pelajaran : 2008 / 2009 Semester : 1 dan 2 Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG Sugihartono, Drs. M.A. Work Shop Pendidikan Bahasa Jepang FPS UPI 2009 FAKTOR KEMAMPUAN BERCAKAP-CAKAP Faktor kemampuan memahami melalui

Lebih terperinci

PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang.

PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang. PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang Abstrak Fokus penelitian ini adalah penerapan metode pembelajaran yang berpusat

Lebih terperinci

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA Bahasa adalah milik manusia yang merupakan pembeda utama antara manusia dengan makhluk lainnya didunia

Lebih terperinci

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,.

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,. 1.Dasar nya :Unkapan Pemberian dan Penerimaan Di bagian ini saya akan membahas lebih dalam mengenai pola kalimat sopan,.yang inti dari pelajaran bahasa jepang level 3 yaitu pola kalimat sopan,bentuk sopan

Lebih terperinci

PERSEPSI REMAJA USIA TAHUN TERHADAP KEKERASAN DALAM ANIME NARUTO DI SMP 47 DAN SMP DIPONEGORO JAKARTA

PERSEPSI REMAJA USIA TAHUN TERHADAP KEKERASAN DALAM ANIME NARUTO DI SMP 47 DAN SMP DIPONEGORO JAKARTA PERSEPSI REMAJA USIA 12-15 TAHUN TERHADAP KEKERASAN DALAM ANIME NARUTO DI SMP 47 DAN SMP DIPONEGORO JAKARTA SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sastra M. ARRUM ARROISI

Lebih terperinci

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu ABSTRAK Bahasa adalah sistem lambang yang berwujud bunyi atau ujaran.sebagai lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu suatu pengertian, suatu konsep, suatu ide, atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan seiringnya waktu, bahasa terus mengalami perkembangan dan perubahan. Bahasa disampaikan oleh

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan sesuatu ide, pikiran, hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Tanda Baca Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat atau yang menyatakan sesuatu: dari kejauhan terdengar sirene -- bahaya; 2 gejala: sudah

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007 UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007 PANDUAN MATERI SMA DAN MA BAHASA JEPANG PROGRAM STUDI BAHASA PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS KATA PENGANTAR Dalam rangka sosialisasi kebijakan dan

Lebih terperinci

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり Standar Kompetensi Mengungkapkan informasi secara lisan dalam bentuk paparan atau dialog sederhana tentang Kehidupan Sekolah. Kompetensi Dasar - Mengidentifikasikan waktu

Lebih terperinci

JEPANG ANGKATAN 2013 UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI

JEPANG ANGKATAN 2013 UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI PENGGUNAAN TSUMORI ( つもり ) DAN TO OMOIMASU ( と思います ) PADA MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA JEPANG ANGKATAN 2013 UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI OLEH : PUTRI EKA SARI NIM: 115110601111022 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 PANDUAN MATERI SMA DAN MA BAHASA JEPANG PROGRAM STUDI BAHASA PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS KATA PENGANTAR Dalam rangka sosialisasi kebijakan dan

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan BAB IV KESIMPULAN Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan dochira terdapat dua makna, yaitu; arti terjemahan atau padanan terjemahan yang berupa padanan dinamis dan arti leksikal

Lebih terperinci

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ.

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ. (Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) こんじょう Percakapan: まま : さすが ママの子 いざとなると 根性あるわっ あさり ガンバレ! Terjemahan: Mama: Anak mama memang hebat. Walau dalam keadaan susah, tetap bersemangat. Berusaha Asari! b.

Lebih terperinci

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG Sugihartono, Drs.,M.A. media_pembelajaran@yahoo.co.jp Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang FPBS Universitas Pendidikan Indonesia Tujuan Perkuliahan 1. Mahasiswa memiliki

Lebih terperinci

PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM

PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM 0911120068 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

BAB I. Pada perang dunia II tahun 1945 Jepang mengalami kekalahan yang. setelah pasca perang dunia II diantaranya kekurangan pangan yang

BAB I. Pada perang dunia II tahun 1945 Jepang mengalami kekalahan yang. setelah pasca perang dunia II diantaranya kekurangan pangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pada perang dunia II tahun 1945 Jepang mengalami kekalahan yang mengakibatkan perekonomian Jepang hancur. Adanya perubahan terjadi setelah pasca perang dunia

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan melalui bahasanya. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:88), yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method =

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method = BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method = tatacara). Eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu eksperimen

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. 2.1 Konsep Masyarakat Jepang dalam Kehidupan Berkelompok

Bab 2. Landasan Teori. 2.1 Konsep Masyarakat Jepang dalam Kehidupan Berkelompok Bab 2 Landasan Teori 2.1 Konsep Masyarakat Jepang dalam Kehidupan Berkelompok Pada umumnya orang sering menyebutkan bahwa orang Jepang suka bekerja keras, suka berkelompok, dan sebagainya. Orang Jepang

Lebih terperinci

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II SILABUS PERKULIAHAN SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2011/2012 CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II TEAM PENYUSUN Dra. MELIA DEWI JUDIASRI, M.Hum., M.Pd. Drs. DEDI SUTEDI, M.A., M.Ed. DIANNI RISDA,

Lebih terperinci

3. Bahasa Jepang

3. Bahasa Jepang 3. Bahasa Jepang Satuan Pendidikan : SMA/MA Kelas : X (sepuluh) Kompetensi Inti : KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Jepang dikenal dan diakui oleh banyak negara sebagai salah satu negara maju dan

Bab 1. Pendahuluan. Jepang dikenal dan diakui oleh banyak negara sebagai salah satu negara maju dan Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Jepang dikenal dan diakui oleh banyak negara sebagai salah satu negara maju dan berkembang di dunia ini. Walaupun Jepang dengan beberapa kota besarnya yang 50 tahun

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Kata psikologi berasal dari Yunani yang merupakan gabungan dari kata psyche yang

Bab 2. Landasan Teori. Kata psikologi berasal dari Yunani yang merupakan gabungan dari kata psyche yang Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Psikologi Kata psikologi berasal dari Yunani yang merupakan gabungan dari kata psyche yang berarti jiwa dan logos yang berarti ilmu. Karena itu psikologi bisa diartikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki suatu bangsa. Cerita rakyat dapat diartikan sebagai ekspresi budaya suatu

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki suatu bangsa. Cerita rakyat dapat diartikan sebagai ekspresi budaya suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Cerita rakyat adalah bagian dari kekayaan budaya dan sejarah yang dimiliki suatu bangsa. Cerita rakyat dapat diartikan sebagai ekspresi budaya suatu masyarakat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem lambang bunyi berartikulasi (yang dihasilkan alat-alat ucap) yang bersifat sewenangwenang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan manusia dari jaman primitif hingga masa modern. Komunikasi berperan sangat penting dalam menjalin

Lebih terperinci

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Nama : Risanti Baiduri NIM :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 話すということは人と人の間で意思を伝えるあう いわゆるコミュニケーションであり その形には 1 人たい 1 人 1 人対多数 多数対 1 人などがある (Ogawa, 1984, hlm. 636)

BAB I PENDAHULUAN. 話すということは人と人の間で意思を伝えるあう いわゆるコミュニケーションであり その形には 1 人たい 1 人 1 人対多数 多数対 1 人などがある (Ogawa, 1984, hlm. 636) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan

Lebih terperinci

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran SILABUS Seklah : SMPN 2 CIAMIS Kelas : IX (Sembilan) Mata Pelajaran : Bahasa Jepang Semester : 1 ( Satu ) Standar : Mendengarkan 1. Memahami lisan berbentuk paparan atau dialg hbi dan wisata 1.1 Mengidentifikasi

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す. Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi Masuoka dan Takubo (1992:8) membagi hinshi 品詞 atau kelas kata ke dalam beberapa jenis, yaitu : 1. Doushi 動詞 (verba), yaitu salah satu jenis kelas kata yang dapat mengalami

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam Bab 2 Landasan Teori Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam penulisan skripsi ini. Teori tersebut antara lain, Teori Keigo yang berupa sonkeigo ( 尊敬語 ) dan kenjoogo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sebuah sistem dari simbol vokal yang arbiter yang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sebuah sistem dari simbol vokal yang arbiter yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa adalah sebuah sistem dari simbol vokal yang arbiter yang memungkinkan semua orang dari satu kelompok sosial tertentu atau orang lain yang sudah mempelajari kebudayaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA. pemahaman mahasiswa terhadap Kotowari Hyōgen. Proses pengumpulan data

BAB IV ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA. pemahaman mahasiswa terhadap Kotowari Hyōgen. Proses pengumpulan data BAB IV ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA Pada bab ini akan diuraikan analisis terhadap data tes mengenai pemahaman mahasiswa terhadap Kotowari Hyōgen. Proses pengumpulan data pada penelitian ini yaitu pengumpulan

Lebih terperinci

PARASITE SINGLE SEBUAH FENOMENA SOSIAL KONTEMPORER DI JEPANG. Oleh : Amaliatun Saleha NIP:

PARASITE SINGLE SEBUAH FENOMENA SOSIAL KONTEMPORER DI JEPANG. Oleh : Amaliatun Saleha NIP: PARASITE SINGLE SEBUAH FENOMENA SOSIAL KONTEMPORER DI JEPANG Oleh : Amaliatun Saleha NIP: 19760609 200312 2 001 JURUSAN SASTRA JEPANG FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG 2006 ABSTRAK Salah

Lebih terperinci

Abstraksi. Kata kunci : fungsi partikel mo, Umibe no Kafuka.

Abstraksi. Kata kunci : fungsi partikel mo, Umibe no Kafuka. Abstraksi Jumlah partikel yang banyak dan beragamnya makna dari masing-masing fungsi partikel dalam bahasa Jepang membuat kompleksitas dalam pemahaman bahasa Jepang. Alasan penulis menganalisis fungsi

Lebih terperinci

PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI

PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI OLEH DESY NITA SANJAYA 0911120088 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG JURUSAN

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DATA. instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal

BAB 3 ANALISIS DATA. instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal BAB 3 ANALISIS DATA Dalam Bab 3 ini, saya akan menjelaskan mengenai spesifikasi kuesioner dan validasi instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal kuesioner yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ide, atau perasaan tersebut dapat secara harfiah atau metaforis, secara langsung atau tidak

BAB I PENDAHULUAN. ide, atau perasaan tersebut dapat secara harfiah atau metaforis, secara langsung atau tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan penuturnya untuk menyampaikan gagasan, pikiran, ide, dan perasaannya dalam berbagai situasi. Cara penyampaian pikiran,

Lebih terperinci

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Merupakan karya ilmiah yang saya susun di bawah bimbingan bapak Jonnie Rasmada Hutabarat, M.A., selaku Pembimbing I dan bapak Dr. Ari Artadi selaku Pembimbing II, tidak

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) : X MIA 6 (kelas Eksperimen)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) : X MIA 6 (kelas Eksperimen) LAMPIRAN 88 89 90 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas Semester : SMAN 1 Yogyakarta : Bahasa Jepang : X MIA 6 (kelas Eksperimen) : 2 (dua) Pertemuan ke : 1 dan 2 Alokasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut penelitian dari Setiadi (2012: 9) menyatakan bahwa budaya merupakan perkembangan dari kata majemuk budi dan daya yang membedakan makna antara budaya dan kebudayaan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial tidak dapat hidup tanpa adanya komunikasi dengan sesama. seseorang dengan status sosial dan budaya dalam masyarakat itu

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial tidak dapat hidup tanpa adanya komunikasi dengan sesama. seseorang dengan status sosial dan budaya dalam masyarakat itu 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam sebuah kehidupan bermasyarakat, saling berkomunikasi dan berinteraksi adalah hal yang selalu terjadi setiap saat. Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat

Lebih terperinci

Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018

Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018 Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018 - Registrasi ulang dimulai sejak pukul 7.30 09.00. Jika Telat diharuskan untuk registrasi ulang di bagian sekretariat, dan akan berpengaruh

Lebih terperinci

LAMPIRAN A. LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS DOSEN DAN MAHASISWA

LAMPIRAN A. LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS DOSEN DAN MAHASISWA LAMPIRAN A. LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS DOSEN DAN MAHASISWA Nama Observer : Wulandari NIM : 20130830046 Tempat Observasi : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Tanggal Observasi : 15 Februari 2017 Kelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya, mempelajari bahasa bertujuan untuk memperoleh empat keterampilan berbahasa (language competence) yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. asing khususnya bahasa Jepang ialah adanya pengaruh Bl (bahasa ibu)

BAB I PENDAHULUAN. asing khususnya bahasa Jepang ialah adanya pengaruh Bl (bahasa ibu) BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Persoalan kebahasaan yang sering dihadapi dalam pengajaran bahasa asing khususnya bahasa Jepang ialah adanya pengaruh Bl (bahasa ibu) terhadap B2 (bahasa yang dipelajari).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial tak lepas dari interaksi berupa komunikasi antara manusia satu dan manusia lainnya. Pembelajar bahasa Jepang sebagai pelaku komunikasi

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN STRATEGI PENOLAKAN TIDAK LANGSUNG DALAM BAHASA JEPANG OLEH MAHASISWA BAHASA JEPANG STBA YAPARI ABA BANDUNG

ANALISIS PENGGUNAAN STRATEGI PENOLAKAN TIDAK LANGSUNG DALAM BAHASA JEPANG OLEH MAHASISWA BAHASA JEPANG STBA YAPARI ABA BANDUNG ANALISIS PENGGUNAAN STRATEGI PENOLAKAN TIDAK LANGSUNG DALAM BAHASA JEPANG OLEH MAHASISWA BAHASA JEPANG STBA YAPARI ABA BANDUNG Asteria Permata Martawijaya Pendahuluan Tindak tutur tidak langsung adalah

Lebih terperinci

KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN

KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN SAVOY HOMANN ホテルのエグセクテイブカラオケ JUN はビジネスマンの商談や海外の旅行者をリラックスさせるための憩いの憩いの場所

Lebih terperinci

ANALISIS TOKOH BOTCHAN DALAM DRAMA TVBOTCHANDENGAN TEORI HIRARKI KEBUTUHAN BERTINGKATDARI ABRAHAM MASLOW SKRIPSI

ANALISIS TOKOH BOTCHAN DALAM DRAMA TVBOTCHANDENGAN TEORI HIRARKI KEBUTUHAN BERTINGKATDARI ABRAHAM MASLOW SKRIPSI ANALISIS TOKOH BOTCHAN DALAM DRAMA TVBOTCHANDENGAN TEORI HIRARKI KEBUTUHAN BERTINGKATDARI ABRAHAM MASLOW SKRIPSI YULIS KARTIKA DEWI 2012110055 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS DARMA

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN JITSUYO KAIWA I (JP 301) SEMESTER 6 /TINGKAT III

SATUAN ACARA PERKULIAHAN JITSUYO KAIWA I (JP 301) SEMESTER 6 /TINGKAT III SATUAN ACARA PERKULIAHAN SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2009/2010 JITSUYO KAIWA I (JP 301) SEMESTER 6 /TINGKAT III TEAM PENYUSUN HERNIWATI, S.PD.M.HUM JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JEPANG FAKULTAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

MAKNA SYAIR LAGU SAKURA DALAM DUA LAGU J-POP BERJUDUL SAKURA KARYA NAOTARO MORIYAMA DAN KENTARO KOBUCHI

MAKNA SYAIR LAGU SAKURA DALAM DUA LAGU J-POP BERJUDUL SAKURA KARYA NAOTARO MORIYAMA DAN KENTARO KOBUCHI SKRIPSI MAKNA SYAIR LAGU SAKURA DALAM DUA LAGU J-POP BERJUDUL SAKURA KARYA NAOTARO MORIYAMA DAN KENTARO KOBUCHI CLARISSA AULIA PRAHARSACITTA 1101705006 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesalahan dalam berbahasa lumrah terjadi dalam proses belajar bahasa, karena dengan adanya kesalahan pembelajar berusaha untuk mengerti dan memahami apa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi makhluk hidup di seluruh dunia. Fungsi bahasa merupakan media untuk menyampaikan suatu pesan kepada seseorang baik secara lisan

Lebih terperinci

CARA EFEKTIF DALAM PEMEROLEHAN DAN PENGUASAAN GOI DALAM MATA KULIAH KAIWA ABSTRAK

CARA EFEKTIF DALAM PEMEROLEHAN DAN PENGUASAAN GOI DALAM MATA KULIAH KAIWA ABSTRAK CARA EFEKTIF DALAM PEMEROLEHAN DAN PENGUASAAN GOI DALAM MATA KULIAH KAIWA Aji Setyanto Universitas Brawijaya adjie_brawijaya@yahoo.co.jp ABSTRAK Dalam pembelajaran bahasa asing, goi (kosa kata), adalah

Lebih terperinci

BAB 2. Tinjauan Pustaka

BAB 2. Tinjauan Pustaka BAB 2 Tinjauan Pustaka Untuk mendukung penulis dalam menganalisa data, penulis akan menjelaskan teoriteori yang akan digunakan dalam penulisan ini. Teori yang akan digunakan mencakup konsep kanji dan teori

Lebih terperinci

GAMBARAN KEHIDUPAN SAMURAI PASCA KERUNTUHAN PEMERINTAHAN SHOGUN DALAM FILM RUROUNI KENSHIN KARYA SUTRADARA OTOMO KEISHI SKRIPSI

GAMBARAN KEHIDUPAN SAMURAI PASCA KERUNTUHAN PEMERINTAHAN SHOGUN DALAM FILM RUROUNI KENSHIN KARYA SUTRADARA OTOMO KEISHI SKRIPSI GAMBARAN KEHIDUPAN SAMURAI PASCA KERUNTUHAN PEMERINTAHAN SHOGUN DALAM FILM RUROUNI KENSHIN KARYA SUTRADARA OTOMO KEISHI SKRIPSI OLEH HARINA TITISANTI 0911120117 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA

Lebih terperinci

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Nama : Muhammad Ridho NIM : 2012110112

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI OLEH FIRA JEDI INSANI NIM : 105110201111050 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG

Lebih terperinci

KISI KISI SOAL POSTTEST. Kompetensi Dasar 毎日の生活

KISI KISI SOAL POSTTEST. Kompetensi Dasar 毎日の生活 KISI KISI SOAL POSTTEST Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Bahasa Jepang Kelas / Semester : XII / 2 Alokasi Waktu : 10 Menit Jumlah Soal : 20 butir Penulis : Azka D. Nurilmatin N o Standar Kompetensi

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. Sutedi (2003, hal.2), menjelaskan bahwa bahasa adalah alat komunikasi untuk

Bab 5. Ringkasan. Sutedi (2003, hal.2), menjelaskan bahwa bahasa adalah alat komunikasi untuk Bab 5 Ringkasan Sutedi (2003, hal.2), menjelaskan bahwa bahasa adalah alat komunikasi untuk menyampaikan suatu ide, pikiran, hasrat, dan keinginan. Sedangkan Green (1972, hal.25), berpendapat bahwa bahasa

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm

Bab 1. Pendahuluan. Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm dan Jensen dalam Wiryanto (2004, hal.44), mengatakan bahwa komunikasi antara dua orang

Lebih terperinci

2015 WAKAMONO KOTOBA DI UNIVERSITAS IBARAKI DAN PANDANGAN MAHASISWA ASING TERHADAP WAKAMONO KOTOBA

2015 WAKAMONO KOTOBA DI UNIVERSITAS IBARAKI DAN PANDANGAN MAHASISWA ASING TERHADAP WAKAMONO KOTOBA 1 A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Komunikasi tercipta dari bahasa. Untuk menyampaikan informasi tentu kita akan berkomunikasi, untuk dapat melakukan itu Tuhan menganugrahkan bahasa yang dapat kita

Lebih terperinci

Dikerjakan O L E H SUNITA BR

Dikerjakan O L E H SUNITA BR PEMAKAIAN KATA (KABURU, KAKERU, HAKU, H KIRU, SURU) DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG NIHONGO NO BUNSHOU U NO (KABURU, KAKERU, HAKU, KIRU, SURU) NO KOTOBA NO SHIYOU KERTAS KARYA Dikerjakan O L E H SUNITA BR

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KANJOU HYOUGEN KATA TANOSHII, URESHII, DAN YOROKOBU DALAM SERIAL DRAMA ITAZURA NA KISS LOVE IN TOKYO KARYA TADA KAORU SKRIPSI

PENGGUNAAN KANJOU HYOUGEN KATA TANOSHII, URESHII, DAN YOROKOBU DALAM SERIAL DRAMA ITAZURA NA KISS LOVE IN TOKYO KARYA TADA KAORU SKRIPSI PENGGUNAAN KANJOU HYOUGEN KATA TANOSHII, URESHII, DAN YOROKOBU DALAM SERIAL DRAMA ITAZURA NA KISS LOVE IN TOKYO KARYA TADA KAORU SKRIPSI OLEH HELDA DEWI ARINDAH NIM 105110200111005 PROGRAM STUDI S1 SASTRA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kata sifat, kata kerja bantu, partikel, dan kata keterangan.

BAB I PENDAHULUAN. kata sifat, kata kerja bantu, partikel, dan kata keterangan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan suatu rangkaian kalimat. Kalimat merupakan rangkaian dari beberapa kata. Kata-kata itu terbagi dalam kelas kata, yaitu kata benda, kata kerja,

Lebih terperinci

ABSTRAK JUDUL: PEMAKAIAN GAIRAIGO DALAM TEXT BACAAN BUKU. INTERMEDIATE JAPANESE, bahasa adalah alat komunikasi antar anggota

ABSTRAK JUDUL: PEMAKAIAN GAIRAIGO DALAM TEXT BACAAN BUKU. INTERMEDIATE JAPANESE, bahasa adalah alat komunikasi antar anggota ABSTRAK JUDUL: PEMAKAIAN GAIRAIGO DALAM TEXT BACAAN BUKU INTERMEDIATE JAPANESE, bahasa adalah alat komunikasi antar anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Selain

Lebih terperinci

ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA

ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA ICHSAN SALIM 2012110152 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup BAB II SOFTWERE JLOOK UP 2.1 SOFTWERE KAMUS JLOOK UP Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup handal, karena di samping dapat mengartikan bahasa Jepang ke Inggris dan begitu juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak sosial antarmanusia, karena kehidupan manusia yang tidak lepas dari aktivitas berkomunikasi

Lebih terperinci

DEIKSIS DALAM ANIME TONARI NO KAIBUTSUKUN KARYA ROBICO SKRIPSI OLEH ELFIRA HABSARI NIM 105110200111079

DEIKSIS DALAM ANIME TONARI NO KAIBUTSUKUN KARYA ROBICO SKRIPSI OLEH ELFIRA HABSARI NIM 105110200111079 DEIKSIS DALAM ANIME TONARI NO KAIBUTSUKUN KARYA ROBICO SKRIPSI OLEH ELFIRA HABSARI NIM 105110200111079 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Lebih terperinci

KONFLIK ANTARKLAN DALAM NOVEL TAIRA NO MASAKADO KARYA EIJI YOSHIKAWA (KAJIAN STRUKTURAL) SKRIPSI

KONFLIK ANTARKLAN DALAM NOVEL TAIRA NO MASAKADO KARYA EIJI YOSHIKAWA (KAJIAN STRUKTURAL) SKRIPSI KONFLIK ANTARKLAN DALAM NOVEL TAIRA NO MASAKADO KARYA EIJI YOSHIKAWA (KAJIAN STRUKTURAL) SKRIPSI OLEH ALLIN WEDARI 0911120005 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS ILMU BUDAYA

Lebih terperinci

PENGGUNAAN SUFIKS KA, SHA, IN DAN SHI YANG BERMAKNA PROFESI DALAM YOMIURI SHINBUN SKRIPSI. Oleh David Setyawan

PENGGUNAAN SUFIKS KA, SHA, IN DAN SHI YANG BERMAKNA PROFESI DALAM YOMIURI SHINBUN SKRIPSI. Oleh David Setyawan PENGGUNAAN SUFIKS KA, SHA, IN DAN SHI YANG BERMAKNA PROFESI DALAM YOMIURI SHINBUN SKRIPSI Oleh David Setyawan 0911121003 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENGARUH PERUBAHAN PERANAN WANITA JEPANG DAN KONDISI SOSIAL MASYARAKAT JEPANG TERHADAP MUNCULNYA SHOUSHIKA

PENGARUH PERUBAHAN PERANAN WANITA JEPANG DAN KONDISI SOSIAL MASYARAKAT JEPANG TERHADAP MUNCULNYA SHOUSHIKA HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI Skripsi Sarjana yang berjudul: PENGARUH PERUBAHAN PERANAN WANITA JEPANG DAN KONDISI SOSIAL MASYARAKAT JEPANG TERHADAP MUNCULNYA SHOUSHIKA Telah diuji dan diterima baik pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu kendala yang selalu terjadi kepada pembelajar bahasa asing pada. kemampuan berkomunikasi adalah memiliki kemampuan dalam hal

BAB I PENDAHULUAN. satu kendala yang selalu terjadi kepada pembelajar bahasa asing pada. kemampuan berkomunikasi adalah memiliki kemampuan dalam hal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk sosial manusia tak lepas dari interaksi dan komunikasi. Terutama pada pembelajar bahasa asing yang diharapkan dapat berkomunikasi secara baik

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Dalam tradisi masyarakat Jepang hubungan sosial tidak hanya dilatarbelakangi oleh

Bab 2. Landasan Teori. Dalam tradisi masyarakat Jepang hubungan sosial tidak hanya dilatarbelakangi oleh Bab 2 Landasan Teori 2.1 Konsep Ie Dalam tradisi masyarakat Jepang hubungan sosial tidak hanya dilatarbelakangi oleh nilai-nilai yang memperhitungkan untung-rugi, melainkan diikat dengan oleh sifat shinzoku

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perbedaan budaya antara suatu negara tentu saja menghasilkan suatu cara komunikasi yang berbeda antara Negara yang satu dengan Negara yang lain. Salah satu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Keigo Pada bab ini penulis akan mengemukakan beberapa teori yang akan digunakan untuk menganalisis data. 2.1.1 Defenisi Keigo Menurut Hirabayashi, Hama (1988:1) dalam 外国人のため日本語例文

Lebih terperinci

BAB II RAGAM KESANTUNAN MEMOHON BAHASA JEPANG DAN KURIKULUM B. RAGAM KESANTUNAN DALAM MEMOHON BAHASA JEPANG

BAB II RAGAM KESANTUNAN MEMOHON BAHASA JEPANG DAN KURIKULUM B. RAGAM KESANTUNAN DALAM MEMOHON BAHASA JEPANG BAB II RAGAM KESANTUNAN MEMOHON BAHASA JEPANG DAN KURIKULUM B. RAGAM KESANTUNAN DALAM MEMOHON BAHASA JEPANG Menurut Kaneko Shiro dalam Susanti (2007:28-36) ragam memohon bahasa Jepang dikelompokkan ke

Lebih terperinci

BAB 5 RINGKASAN. kegiatan, manusia memerlukan bantuan bahasa. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan

BAB 5 RINGKASAN. kegiatan, manusia memerlukan bantuan bahasa. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan BAB 5 RINGKASAN Peranan bahasa dalam kehidupan manusia besar sekali. Hampir dalam semua kegiatan, manusia memerlukan bantuan bahasa. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan apabila banyak perhatian yang

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan :

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan : Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi 品詞 Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan : 品詞というのはその語が文の中でどう使われているかで分類したものではなく ひとつひとつの語が潜在的な性質を調べて 日本語なら日本語の中にあるすべての語をグループ分けしたものです

Lebih terperinci

Bab 4. Simpulan dan Saran. Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna

Bab 4. Simpulan dan Saran. Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna Bab 4 Simpulan dan Saran Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna figuratif yang terdapat dalam komik Crayon Shinchan Vol.32 sebagai bahasa sasaran dan manga クレヨンしんちゃん

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial masyarakat yang digunakan di berbagai negara sangat beragam.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial masyarakat yang digunakan di berbagai negara sangat beragam. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa sebagai alat komunikasi untuk berinteraksi antara individu dalam kehidupan sosial masyarakat yang digunakan di berbagai negara sangat beragam. Keberagaman bahasa

Lebih terperinci

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III)

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III) ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III) Hargo Saptaji, Hani Wahyuningtias, Julia Pane, ABSTRAK Dalam Bahasa Jepang, partikel (joshi) sangat

Lebih terperinci

ABSTRAK. tujuan. Ketika kita berbahasa, orang lain dapat mengerti apa maksud, ide, pesan,

ABSTRAK. tujuan. Ketika kita berbahasa, orang lain dapat mengerti apa maksud, ide, pesan, ABSTRAK Bahasa merupakan sarana komunikasi untuk menyampaikan suatu maksud dan tujuan. Ketika kita berbahasa, orang lain dapat mengerti apa maksud, ide, pesan, perasaan dan pendapat yang kita utarakan.

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Menurut Arifin dan Junaiyah (2008, hal. 1), sintaksis adalah cabang linguistik

Bab 2. Landasan Teori. Menurut Arifin dan Junaiyah (2008, hal. 1), sintaksis adalah cabang linguistik Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Sintaksis Menurut Arifin dan Junaiyah (2008, hal. 1), sintaksis adalah cabang linguistik yang membicarakan hubungan antarkata dalam tuturan. Unsur bahasa yang termasuk ke

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan mendekripsikan hasil analisis data mengenai kesalahan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan mendekripsikan hasil analisis data mengenai kesalahan BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Hasil Tes Pada bab ini penulis akan mendekripsikan hasil analisis data mengenai kesalahan responden dalam menggunakan keigo. Instrumen berupa tes dan non tes disebarkan

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Linguistik merupakan ilmu bahasa yang diperlukan sebagai dasar untuk meneliti suatu bahasa. Ilmu linguistik terdapat dalam semua bahasa. Bahasa merupakan media komunikasi

Lebih terperinci