Hadiwiardjo, B.H Memasuki Pasar Internasional Dengan ISO 9000 Sistem Manajemen Mutu. PT. Ghalia, Jakarta.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Hadiwiardjo, B.H Memasuki Pasar Internasional Dengan ISO 9000 Sistem Manajemen Mutu. PT. Ghalia, Jakarta."

Transkripsi

1 166 DAFTAR PUSTAKA [AS/NZS] Australian New Zealand Standard ISO 9001:2000 : Quality Management Systems Foundamentals and Vocabulary. New South Wales : Standard Australia International Ltd and Standard New Zealand. Abubakar, A Mutu Karkas Ayam Pedaging Hasil Pemotongan Tradisional. Penerapan Sistem Prinsip Hazard Analysis Critical Control (HACCP). Jurnal Litbang Pertanian volume 22:1. [25 April 2008]. Andrew dan S.O.K, Lee. S. F Building Balanced Scorecard With SWOT Analysis and Implementing Sun Tzu s The Art of Business Management Strategies on QFD Methodology. International Management Centre, Oxford Brookes, UK. Astuti, S Makalah Filsafah Sains. Tinjauan Aspek Mutu Dalam Kegiatan Industri Pangan. [ ]. Baedhowie dan Pranggonowati, S Petunjuk Praktek Pengawasan Mutu Hasil Pertanian 2. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kejuruan, Jakarta. BPS Produksi Komoditas Budidaya Peternakan Di Indonesia Tahun [ ]. [CAC] Codex Alimentarius Commission, CAC/RCP , Rev. 4: Recommended International Code of Practice General Principles of Food Hygiene. [ ]. Fardiaz, S Prinsip Hazard Analysis Critical Control (HACCP) Dalam Industri Pangan. Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi. FATETA. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Gaspersz, V ISO 9001:2000 and Continual Quality Improvement. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Gaspersz, V Pedoman Implementasi Program SIX SIGMA Terintegrasi Dengan ISO 9001:2000, MBNQA, Dan HACCP. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

2 167 Hadiwiardjo, B.H Memasuki Pasar Internasional Dengan ISO 9000 Sistem Manajemen Mutu. PT. Ghalia, Jakarta. Hayes, P.R. dan Forsythie S.J Food Hygiene, Microbiologi and Hazard Analysis Critical Control (HACCP) : Maryland : Aspen Publisher, Inc. Gaithesburg. Hermawan, T Sistem Manaejemen Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP). PT. Bumi Aksara, Jakarta. Hubeis, M Sistem Jaminan Mutu Pangan Di Dalam Pelatihan Pengendalian Mutu Pangan bagi Staf Pengajar. PSPG-Institut Pertanian Bogor, Bogor. Hubeis, M Pemasyarakatan ISO 9000 untuk Industri Pangan Di Indonesia. Buletin Teknologi dan Industri Pangan. Volume 3. Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Standar Kualitas Air Minum [ ] Karkas Ayam Pedaging. [ ]. english.pdf/download index Hazard Analysis Critical Control (HACCP). [ ]. index Rumah Potong Ayam Higienis. [ ]. Jouve, J.L Good Manufacturing Practices (GMP), Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) and Quality System. The Microbiological Safety and Quality Control of Food. Vol 1. Maryland : Aspen Publisher, Inc, Gaithersburg. Lukman, D.W Good Manufacturing Practices (GMP). Makalah Training Penerapan HACCP. Ditjen Bina Produksi Peternakan - Deptan Kerjasama dengan Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor Agustus 2001, Bogor. Marsh, S Facilitating and Training in Quality Function Deployment (QFD). Methuen, MA : GOAL/QPC. Muhandri, T. dan Kadarisman, D Sistem Manajemen Mutu Proses Produksi. PAU Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

3 168 Nasution, M.N Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management). Ghalia Indonesia, Jakarta. Pappas, J.L. dan Hirschey, M Ekonomi Manajerial. Edisi Keenam. Terjemahan; Daniel Wirajaya. Binarupa Aksara, Jakarta. Prawirosentono, S Filosofi Baru Tentang Manajemen Mutu Terpadu. Total Quality Management Abad 21, Studi Kasus dan Analisis. Kiat Membangun Bisnis Kompetitif Bernuansa Market Leader. Bumi Aksara, Jakarta. Priyatno, M.A Mendirikan Usaha Pemotongan Ayam. Penebar Swadaya, Jakarta. Puspitasari, D Perbaikan dan Evaluasi Penerapan Sistem Manajemen Mutu Pada Industri Pengolahan Tahu [Skripsi]. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Sams, A.R Poultry Meat Processing. CRC Press, Boca Raton, Florida. Saaty, T.L Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin (Proses Hirarki Analitik Untuk Pengambilan Keputusan Dalam Situasi Yang Kompleks). Edisi Bahasa Indonesia. Cetakan Ke Empat. Jakarta : IPMM dan PT. Pustaka Binaman Pressindo. Silva, S.D ISO 9001 for The Food and Beverage Industry. Daily Mirror e-edition. [ ]. Soekarto, S Dasar-dasar Pengawasan dan Standarisasi Mutu Pangan. Pusat Antar Universitas (PAU) - Institut Pertanian Bogor, Bogor. Stanton G Food Safety and International Trade : The Role of WTO and The SPS Agreement. Di dalam : Rees N, Watson D, Editor. International Standard For Food Safety. Maryland : Aspen Publisher, Inc. Gaithesburg. Winarno, F.G Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) Dan Penerapannya Dalam Industri Pangan. M-Brio Press, Bogor. Zuber, A Menciptakan Rumah Potong Unggas Higienis. Poultry Indonesia, Edisi Maret 2008, Jakarta.

4 169 Lampiran 1. Tata Letak Pabrik (Lay Out) PT. Sierad Produce, Tbk Sumber : Personalia PT. Sierad Produce, Tbk, Revisi kedua Periode Juni 2008.

5 Lampiran 2. Struktur Organisasi PT. Sierad Produce, Tbk Sumber : Personalia PT. Sierad Produce, Tbk, Periode Juni

6 171 Lampiran 3. Daftar Jumlah Karyawan di PT. Sierad Produce, Tbk Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan DEPARTEMENT PENDIDIKAN SD SLTP SLTA D1 D2 D3 S1 S2 Sub Total General Manager Accounting Finance Credit Control & Coll Billing EDP Sales Distribution Export Production & Warehouse Unloading Parting mesin Parting manual Blast freezer Marinasi Sanitasi Finish Good Warehouse Finish Good Cold Storage Dry Good Storage Rendering Plant WWT & Utilities Teknik PMT Cooling System Quality Assurance Quality Control Logistic PPIC Purchasing HRD, GA, Legal & Int. Affair HRD & Int. Affair GA, Legal & Security Total Sumber : Personalia PT. Sierad Produce, Tbk, Periode Juni 2008.

7 172 Lampiran 4. Diagram Alir Proses Produksi Produk Karkas Ayam Pedaging di PT. Sierad Produce, Tbk Pencatatan Kedatangan Ayam Hidup Pengistirahatan Penerimaan Ayam Hidup Unloading Area Pemeriksaan Ante Mortem Ayam Tidak Sehat Penghitungan, Penimbangan dan Penyeleksian Ayam Ditolak Pengistirahatan Ayam Lemas & Luka Penggantungan Pemingsanan Penyembelihan Halal Penirisan Darah Perendaman Air Panas Killing Area Pencabutan Bulu Pencabutan Sisa Bulu & Penurunan Ayam Merah Karkas Merah Penyayatan Tembolok Ayam diturunkan Pembukaan Perut Ayam dimusnahkan Pemotongan Ceker Penggantungan Kembali Pengeluaran Jeroan Pemeriksaan Post Mortem Ayam Sakit dan Jeroannya Eviscerating Area Pengambilan Jeroan Pemotongan Kepala & Leher Ayam diturunkan Ayam dimusnahkan Pencucian & Penyiraman Karkas Chilling & Grading Area Pencucian (Chilling Tank 1) Pendinginan (Chilling Tank 2) 1

8 173 Lampiran 4 Diagram Alir Proses Produksi Karkas Ayam Pedaging di PT. Sierad Produce, Tbk (Lanjutan) 1 Penyeleksian dan Penggantungan Penimbangan 2 Penyimpanan Dingin 1 Pemotongan Mesin Penggantungan Pemotongan Manual & Pelepasan Tulang Finishing Goods WareHouse Areas Penimbangan 3 Pengemasan Primer Penimbangan 4 Penataan Trolley Pembekuan Penyimpanan Dingin 2 Pengemasan Sekunder Penyimpanan Beku Penyiapan Produk Penimbangan 6 Pengiriman Sumber : Departemen Quality Control, Slaughterhouse Division PT. Sierad Produce, Tbk, 2008.

9 174 Lampiran 5. Manual Spesifikasi Penerimaan Ayam Hidup di PT. Sierad Produce, Tbk No. Check Point Kriteria Metode Pemeriksaan Standar Pemeriksaan Dokumen 1. Residu antibiotika dan hormon Pemeriksaan Visual Kesehatan Pemeriksaan Sampling (40 ekor per mobil, diambil acak) Kapalan Keropeng/luka Memar/kebiruan Patah sayap dan paha Sisa pakan di tembolok Tidak ada residu antibiotika dan residu hormon pada ayam. Tidak menunjukkan tanda-tanda sakit seperti tersebut di bawah ini : Feses kehijauan, sayu, ngorok, kepala (leher terpuntir), bulu kusam, suka bersin, jengger biru (kebiruan), perut kembung, keluar lendir dari hidung, muka bengkak, dubur agak panjang. Tidak ada kapalan di bagian dada dan sendi kaki Tidak ada keropeng Tidak ada memar Tidak ada patah sayap dan paha Tidak ada sisa pakan di tembolok (sekitar 5-10 g) ketika ayam tiba di rumah potong. Pengecekan surat jaminan bebas residu antibiotika dan hormon dari unit kemitraan. Pengamatan terhadap seluruh ayam per mobil Residu antibiotika dan hormon negatif. Tidak ada ayam yang sakit. Maks. 20% dari total sampel. Maks. 20% dari total sampel. Maks. 20% dari total sampel. Maks. 10% dari total sampel. Maks. 20% dari total sampel. Sumber : Departemen Quality Assurance, Slaughterhouse Division PT. Sierad Produce, Tbk, 2008.

10 175 Lampiran 6. Bagan Penetapan CCP (Decision Tree) Proses Produksi Karkas Ayam Pedaging di PT. Sierad Produce, Tbk P1. Apakah proses ini mengandung bahaya signifikan? Ya CCP Tidak Bukan P2. Apakah ada tindakan pencegahan untuk bahaya? Modifikasi tahapan Ya Yang diidentifikasi Tidak Apakah pengendalian pada tahap ini penting untuk keamanan P3. Apakah tahapan proses ini dimaksudkan untuk mengurangi bahaya? Ya CCP Tidak Bukan P4. Apakah mungkin terjadi bahaya atau kontaminasi sehingga bahaya meningkat sampai tingkat yang tidak aman? Ya CCP Tidak Bukan P5. Apakah terdapat tahapan proses berikutnya yang dapat menghilangkan bahaya? Ya Bukan Tidak CCP Sumber : Departemen Quality Control, Slaughterhouse Division PT. Sierad Produce, Tbk, 2008.

11 Tahapan produksi Penerimaan ayam Lampiran 7. Identifikasi Bahaya dan Pencegahan CCP Proses Produksi Produk Karkas Ayam Pedaging di PT. Sierad Produce, Tbk Penyebab bahaya B : cemaran mikroba, penyakit ayam, benturan fisik (memar dan keropeng) K : residu antibiotik, residu antinutrisi hormon pertumbuhan F : kotoran ayam, tanah dan Penilaian Keparahan Peluang Faktor resiko Pertimbangan Tindakan pencegahan P1 P2 P3 P4 P5 CCP/CP T T T Dapat menyebabkan sakit Pemeriksaan ante mortem, pengambilan sampel S S T Akumulasi dalam tubuh dapat menyebabkan penyakit Y Y Y CCP Sertifikasi pemasok Y Y Y CCP S S S Terkandung cemaran mikroba - # CCP kerikil Pemingsanan ( stuning) B : ayam mati/haram R S S Mempengaruhi mutu produk akhir, tidak halal dikonsumsi Penyembelihan dan penuntasan darah Perendaman air panas (scalding) Perontokan bulu (plucking) Pengambilan jeroan (mesin/manual) Pencucian, pendinginan dan klorinasi Parting Boneless B : darah tidak tuntas R S T Mempengaruhi mutu produk akhir, empercepat kebusukan B : kontaminasi mikroba tahan S S T Penambahan jumlah total panas mikroba (termifilik) K : cemaran ion logam S S S Akumulasi dalam tubuh dapat mengakibatkan penyakit B : kontaminasi kotoran pada S S T Menyebabkan kontaminasi alat silang K : bulu tidak terambil S S S Nilai estetika/penampakan fisik B : kontaminasi jeroan, S T T Mempengaruhi mutu produk kontaminasi bakteri akhir, jumlah yang tinggi staphylococcus dapat menyebabkan penyakit B : kontaminasi mikroba psikrofilik, mikroba tidak mati R T T Penambahan jumlah total mikroba (psikrofilik), menyebabkan penyakit Check list pra produksi (pengesetan voltage sesuai standar) T # CCP Penyembelihan sempurna Y Y Y CCP Check list pra produksi Y Y T Y Y # CCP standarisasi suhu scalder Water treatment T # CCP Pembersihan alat sebelum dan T # CCP sesudah produksi Pembersihan secara manual T # CCP Spesifikasi alat, waktu puasa (feed withdrawal) ayam sempurna, higiene personal Penggantian air sebelum dan sesudah proses, pemantauan Y Y Y CCP Y Y Y CCP K : cemaran ion logam, residu klorin R R T Akumulasi dalam tubuh dapat menyebabkan penyakit Penggunaan standar chlorine, pengujian kadar chlorine Y Y Y CCP B : kontaminasi alat, R S S Mempengaruhi mutu, umur Pembersihan alat sebelum dan Y Y Y CCP kontaminasi bakteri simpan, jumlah yang tinggi sesudah produksi, higiene Staphylococcus (pekerja), dapat menyebabkan penyakit personal, pemberian es di atas pertumbuhan mikroba produk F : pasir, bulu, kerikil R S S Mempengaruhi mutu Uji kebersihan karkas T # CCP B : kontaminasi bakteri S T S Pertumbuhan mikroba tinggi Higiene personal, pemberian es di Y Y Y CCP Staphylococcus (pekerja), atas produk pertumbuhan mikroba 176

12 Pengemasan Blast freezer Penyimpanan beku Penyimpanan dingin (chiller) B : kontaminasi kemasan plastik B : bakteri tidak mati, kontaminasi bakteri psikofrilik B : perkembangan mikroba psikofrilik, produk kadaluarsa B : perkembangan mikroba tahan suhu dingin R R R Kemasan bisa menjadi sumber kontaminasi silang T S T Jumlah yang tinggi mempercepat kebusukan S S T Jumlah yang tinggi menyebabkan produk cepat busuk Higiene kemasan T # CCP Pemantauan suhu dan waktu blast freezer Pemantauan suhu dan waktu Cold Storage, pelaksanaan sistem First In First Out (FIFO) S T T Produk menjadi rusak/bau Pemantauan suhu dan waktu Chiller, pelaksanaan sistem First In First Out (FIFO) Pendistribusian B : perkembangan mikroba S S T Produk rusak, tidak sesuai dengan mutu Keterangan : (Y) : Ya (T) : Tidak (R) : Rendah (S) : Sedang (T) : Tinggi (B) : Biologi (K) : Kimia (F) : Fisika (CP) : Control Point (titik kendali) (CCP) : Critical Control Point (titik kendali kritis) (P1) : Pertanyaan 1 Pemantauan dan pengecekan suhu mobil box Y Y Y CCP Y Y Y CCP Y Y Y CCP Y Y Y CCP 177

13 Bahan/proses Lampiran 8. Lembar Kerja Pengendalian Mutu Proses Produksi Produk Karkas Ayam Pedaging di PT. Sierad Produce, Tbk Jenis bahaya CCP Penerimaan ayam Biologi Cemaran mikroba, penyakit ayam Batas kritis Sampling max 20% ayam tidak sakit (memar dan keropeng atau luka) Monitoring Verifikasi PJ Tindakan koreksi Dokumentasi Metode Frekuensi Metode PJ Pengamatan visual dan pengambilan sampel acak Setiap truk yang datang QC Sesuai standar yang ditetapkan Dokumen pemeriksaan ayam Kimia Residu antibiotik Residu nol Kontrol sumber Setiap truk QC Sertifikasi pemasok Mengacu pada standar dokumen Biologi Darah tidak tuntas Waktu penirisan darah tiga Pengecekan manual - QC Sesuai standar yang Mengacu pada menit ditetapkan standar dokumen Biologi Bentuk dan isi jeroan Min waktu puasa delapan jam Pengamatan visual dan Setiap dua jam QC Pembersihan secara manual Mengacu pada perhitungan (%jeroan) standar dokumen Biologi Suhu dan waktu Suhu CT I max 20 o C selama Pengecekan dengan Setiap 15 menit QC Penambahan es tube atau es Mengacu pada 10 menit dan suhu CT II max thermometer flake standar dokumen 4 o C selama 26 menit Penyembelihan dan pemingsanan Audit QA Pengambilan Audit QA jeroan Pendinginan, Audit QA pencucian dan korinasi Kimia Residu chlorine Max 0,8 mg/l Metode colorimetrisch Setiap 15 menit QC Pengaturan suplai chlorine Mengacu pada Audit QA dan air yang masuk standar dokumen Parting Biologi Suhu dan waktu (suhu Suhu produk max 10 o C Pengecekan manual - QC Pemberian es di atas Manual spesifikasi Audit QA produk dan suhu ruang) Suhu ruang max 16 o C dengan thermometer produk, set ulang suhu Boneless Biologi Suhu dan waktu Suhu produk max 10 o C Pengecekan manual - QC Pemberian es di atas Manual spesifikasi Audit QA Suhu ruang max 16 o C dengan thermometer produk, set ulang suhu Blast freezer Biologi Suhu dan waktu Suhu min -28 o C selama Pemantauan suhu Setiap hari per QC Set ulang suhu blast freezer Manual spesifikasi Audit QA empat jam shift Penyimpanan beku Biologi Suhu dan waktu Suhu min -18 o C (umur Pemantauan suhu Setiap hari per QC Set ulang suhu cold storage Manual spesifikasi Audit QA simpan selama satu tahun) ruang shift Penyimpanan Biologi Suhu dan waktu Suhu ruang max 4 o C Pemantauan suhu Setiap hari per QC Set ulang suhu chiller Manual spesifikasi Audit QA dingin ruang shift Pendistribusian Biologi Suhu mobil box Suhu standar 5 o C Pengesetan suhu mobil Setiap QC Set ulang suhu mobil box Manual spesifikasi Audit QA box pemberangkatan Keterangan : (QC) : Quality Control (QA) : Quality Assurance (CCP) : Critical Control Point (titik kendali kritis) Audit Audit QA QA 178

14 179 Lampiran 9. Perhitungan Analisis Relationship Customer Rating (Tingkat Kepuasan) Quality Function Deployment (QFD) Nilai Indeks Maksimum = = Total Nilai Maksimum Bobot Jawaban Tertinggi Skala Penilaian Tertinggi x Jumlah Responden Konsumen Jumlah Interval Kelas 5 x 30 = = 30 5 Nilai Indeks Minimum = = Total Nilai Minimum Bobot Jawaban Tertinggi Skala Penilaian Tertinggi x Jumlah Responden Konsumen Jumlah Interval Kelas 1 x 30 = = 6 5 Range Panjang Interval Kelas = Nilai Indeks Maksimum - Nilai Indeks Minimum = 30-6 = 24 Range 24 = = = 4,8 Jumlah Interval Kelas 5 Berdasarkan data tersebut, maka interval kelas pada penelitian ini adalah: 6-10,8 = Sangat tidak memuaskan (1) 10,9-15,6 = Tidak memuaskan (2) 15,7-20,4 = Cukup memuaskan (3) 20,5-25,2 = Memuaskan (4) 25,3-30 = Sangat memuaskan (5)

15 180 Lampiran 10. Produk Karkas Ayam Pedaging PT. Sierad Produce, Tbk Produk Karkas Ayam Pedaging Kemasan PT. Sierad Produce, Tbk = Karkas ayam pedaging utuh mutu I yang dikemas dengan Low Dencity Polyethilene (LDPE) dengan bobot berkisar antara 1,2 1,5 Kg Karkas mutu I = Karkas ayam pedaging (fresh/frozen) tanpa potongan leher dan mempunyai lemak, kurang bersih, tidak ada bulu halus dan bulu kasar, daging kurang empuk, ada bekas luka bakar (frozen burn), ada sedikit memar, ada sedikit keropeng, ada sedikit kapalan pada dada dan kaki, ada sobekan kulit atau daging di permukaan kulitnya. Karkas mutu II = Karkas ayam pedaging (fresh/frozen) dengan potongan leher berbentuk V dan tidak mempunyai lemak, bersih, tidak ada bulu halus dan bulu kasar, daging empuk, berwarna merah muda segar, tidak ada bekas luka bakar (frozen burn), tidak ada memar, tidak ada keropeng, tidak ada kapalan pada dada dan kaki, tidak ada sobekan kulit atau daging, potongan kaki tepat di persendian, karkasnya lunak, lentur dan kulitnya bertekstur halus.

16 181 Parting = Ayam yang dipotong dengan ukuran karkas sesuai permintaan, dipotong menjadi 8,9,-16 bagian dengan standar Mc Donal s, tanpa lemak. Ukuran potongan seragam dan dapat dibeli per bagian (dada, paha, sayap), untuk ukuran khusus (lebih besar atau lebih kecil) dapat dipesan 7 hari sebelumnya. Boneless dada/tanpa tulang = Daging dada ayam fresh/rozen tanpa tulang, tanpa atau dengan kulit, tanpa lemak. Boneless paha/tanpa tulang = Daging paha ayam fresh/rozen tanpa tulang, tanpa atau dengan kulit, tanpa lemak.

17 182 Lampiran 11. Dokumentasi Peralatan Pada Proses Produksi Karkas Ayam Pedaging di PT. Sierad Produce, Tbk Penerimaan ayam hidup di Unloading area Penggantungan ayam pada Shackle Over Head Conveyor Automatic stunner bertegangan volt selama tiga detik Neck breaker Machine (Pemotong leher ayam) Ven Cutter (Pemotong V leher ayam) Proses penirisan darah (bleeding) selama tiga menit

18 183 Ayam di masukkan ke dalam Scalder Proses Scalding selama detik Ayam dimasukkan ke dalam mesin Plucker Proses pencabutan bulu (defeathering) Opening machine (membuat lubang berdiameter 3 cm pada bagian kloaka) Mesin Eviscerating system (mengeluarkan semua bagian jeroan)

19 184 Sisa jeroan dan lemak abdomen dibersihkan secara manual Karkas digantung di shackle setelah keluar dari Chilling Tank II Automatic weighting lines (alat untuk grading karkas sesuai dengan bobotnya) Weight bins (bak penampung hasil grading karkas sesuai dengan bobotnya) Weighing computer (komputer pengatur/ untuk mengontrol alat grading bobot karkas) Parting machine (alat untuk memisahkan bagian-bagian karkas)

20 185 Boneless machine (alat untuk mengeluarkan tulang karkas) Chiller (penyimpanan dingin) Blast freezer bersuhu -28oC sampai -35oC Chilling room (penyimpanan dingin) Cold storage dengan suhu -18oC Waste water (sarana pengolah limbah cair)

21 186 Lampiran 12. Permohonan Kesediaan Responden Konsumen STRATEGI MANAJEMEN MUTU PROSES PRODUKSI KARKAS AYAM PEDAGING DI RUMAH PEMOTONGAN AYAM (RPA) PT. SIERAD PRODUCE, Tbk, PARUNG, BOGOR Peneliti : Nur Fitriani Usdyana Attahmid NRP. F Komisi Pembimbing : 1. Prof. Dr. Ir. E. Gumbira Sa id, MA. Dev 2. Dr. Tatit K. Bunasor, M.Sc SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009

22 187 I. Profil Responden Konsumen Nama : Alamat : Institusi : Jabatan : Latar Belakang Pendidikan : Lain-lain : II. Kuesioner Atribut Mutu Karkas Ayam Pedaging Kuisioner ini digunakan sebagai bahan untuk penyusunan tesis dengan judul Strategi Manajemen Mutu Proses Produksi Karkas Ayam Pedaging Di Rumah Potong Ayam (RPA) PT.Sierad Produce, Tbk, Parung, Bogor. Kepuasan konsumen dapat dipenuhi dengan cara memberikan produk yang sesuai dengan harapan konsumen. Beberapa atribut mutu produk peternakan, khususnya produk karkas ayam pedaging berdasarkan SNI dan yang melembaga secara internasional adalah keseluruhan penampilan (Appearence), keutuhan tulang dada, keutuhan tulang belakang, kaki dan sayap, daging, timbunan lemak, bulu halus, bulu kasar, potogan/sobekan, kulit yang memar, perubahan warna, kebersihan, harga, volume, desain kemasan menarik, daya tahan dan merek. Pertanyaan : Apakah atribut mutu produk karkas ayam pedaging yang telah disebutkan dalam pendahuluan mencukupi dan sesuai dengan perkembangan sekarang? Jika belum mencukupi, atribut mutu apa yang belum dipertimbangkan oleh konsumen produk karkas ayam pedaging? Tabel 1. Pengisian Benchmark dan Perbandingan Atrribut Mutu Produk Karkas Ayam Pedaging PT. Sierad Produce, Tbk (Berilah tanda Cross Check pada satu kolom ) No. Atribut Mutu Produk Karkas Ayam Pedaging PT. Sierad Produce, Tbk Cukup Kurang Cukup 1. Keseluruhan penampilan (Appearence) 2. Keutuhan tulang dada 3. Keutuhan tulang belakang 4. Kaki dan sayap 5. Daging 6. Timbunan lemak 7. Bulu halus 8. Bulu kasar 9. Potongan/sobekan 10. Kulit yang memar 11. Perubahan warna 12. Bekas bakar 13. Kebersihan 14. Harga 15. Volume 16. Desain kemasan menarik 17. Daya tahan 18. Merek

23 188 Menurut anda, faktor-faktor apa yang dominan berpengaruh terhadap mutu produk karkas ayam pedaging? (Berilah tanda Cross Check pada satu kolom ) Tabel 2. Faktor-faktor Dominan Yang Berpengaruh Terhadap Mutu Produk Karkas Ayam Pedaging PT. Sierad Produce, Tbk No. Tahapan Diagram Alir Proses Pengolahan Produk Karkas Ayam Pedaging 1. Penghentian pemberian pakan 2. Penerimaan dan pemilihan unggas 3. Penggantungan unggas 4. Penyembelihan sistem halal 5. Perebusan 6. Pencabutan bulu 7. Pemotongan kepala dan bagian kaki 8. Pengeluaran organ dalam/jeroan 9. Pencucian 10. Pendinginan 11. Pemotongan/pemisahan bagian-bagian 12. Pemotongan karkas sesuai dengan standar 13. Pengemasan dan pelabelan 14. Penyimpanan di lemari es 15. Pengiriman 16. Penjagaan kebersihan Faktor-faktor Dominan Berpengaruh Catatan Tentang Kondisi Terkini Faktor-faktor Dominan Berpengaruh III. Kuesioner Analisis Tingkat Kepentingan QFD (Quality Function Deployment) Kuisioner ini digunakan sebagai bahan untuk penyusunan tesis mengenai aplikasi Quality Function Deployment (QFD) dalam Manajemen Mutu Proses Produksi dan Produk Karkas Ayam Pedaging Di Rumah Potong Ayam (RPA) PT.Sierad Produce, Tbk, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. QFD merupakan suatu upaya untuk meningkatkan mutu barang atau jasa dengan cara menghubungkan kebutuhan konsumen dengan kemampuan produsen. Kebutuhan konsumen diwakili dengan harapan-harapan konsumen terhadap atribut mutu barang atau jasa. Sedangkan kemampuan produsen diwakili dengan ketentuan teknis, yakni faktor-faktor dominan yang mempengaruhi atribut mutu produk karkas ayam pedaging. Berdasarkan penjelasan ini, QFD akan diterapkan pada mutu produk karkas ayam pedaging. Note : Kuisioner ini ditujukan bagi responden yang pernah mengkonsumsi berbagai merek produk Karkas Ayam Pedaging.

24 189 Pertanyaan : 1. Bagaimana keterkaitan antara atribut mutu produk karkas ayam pedaging dengan faktor-faktor dominan? Penilaian keterkaitan dilakukan dengan cara mengisi matriks berdasarkan petunjuk berikut ini : Nilai 10 : jika hubungan kuat Nilai 5 : jika hubungan sedang Nilai 1 : jika hubungan lemah Nilai ( ) : jika tidak ada hubungan Tabel 3. Matriks Keterkaitan Atribut Mutu Produk Karkas Ayam Pedaging Dengan Faktor-Faktor Dominan Atribut Mutu Produk No Karkas Ayam Pedaging 1. Keseluruhan penampilan 2. Keutuhan tulang dada 3. Keutuhan tulang belakang 4. Kaki dan sayap 5. Daging 6. Timbunan lemak 7. Bulu halus 8. Bulu kasar 9. Potongan/sobekan 10. Kulit yang memar 11. Perubahan warna 12. Bekas bakar 13. Kebersihan 14. Harga 15. Volume 16. Desain kemasan menarik 17. Daya tahan 18. Merek Ket : 1 16 (Faktor-faktor Dominan yang Berpengaruh Terhadap Mutu Pada Tabel 2) 2. Bagaimana keterkaitan antar faktor-faktor dominan yang berpengaruh terhadap mutu produk karkas ayam pedaging? Penilaian dilakukan dengan pengisian matriks yang berkotak putih berdasarkan petunjuk berikut ini : (++) (+) (-) (--) ( ) : Kuat positif, dengan keterangan Jika karakteristik salah satu faktor dominan kinerjanya mengalami peningkatan maka akan berdampak kuat juga pada peningkatan kinerja faktor yang berkaitan : Positif saja, dengan keterangan Pengaruhnya sama dengan kuat positif, tetapi dampaknya tidak sekuat hubungan kuat positif : Negatif saja, dengan keterangan Hubungan berkebalikan, yaitu jika karakteristik salah satu faktor dominan mengalami peningkatan maka akan berdampak penurunan pada faktor-faktor dominan yang berkaitan : Kuat negatif, dengan keterangan Pengaruhnya sama dengan negatif saja, tetapi dampaknya lebih kuat dari hubungan negatif saja : Kosong, tanpa ada kaitan

25 190 Tabel 4. Matriks Pengisian Keterkaitan Antara Faktor-Faktor Dominan Berpengaruh Terhadap Mutu Produk Karkas Ayam Pedaging Faktor-faktor Dominan Yang No Berpengaruh Terhadap Mutu 1 Penghentian pemberian pakan 2 Penerimaan dan pemilihan unggas 3 Penggantungan unggas 4 Penyembelihan sistem halal 5 Perebusan 6 Pencabutan bulu 7 Pemotongan kepala dan bagian kaki 8 Pengeluaran organ dalam/jeroan 9 Pencucian 10 Pendinginan 11 Pemotongan/pemisahan bagianbagian 12 Pemotongan karkas sesuai dengan standar 13 Pengemasan dan pelabelan 14 Penyimpanan di lemari es 15 Pengiriman 16 Penjagaan kebersihan Ket : 1 18 (Attribut Mutu Karkas Ayam Pedaging Pada Tabel 3)

26 191 Lampiran 13. Kuesioner Penelitian dan Permohonan Kesediaan Responden Pakar STRATEGI MANAJEMEN MUTU PROSES PRODUKSI KARKAS AYAM PEDAGING DI RUMAH PEMOTONGAN AYAM (RPA) PT. SIERAD PRODUCE, Tbk, PARUNG, BOGOR Peneliti : Nur Fitriani Usdyana Attahmid NRP. F Komisi Pembimbing : 1. Prof. Dr. Ir. E. Gumbira Sa id, MA. Dev 2. Dr. Tatit K. Bunasor, M.Sc SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009

27 192 I. Profil Responden Pakar Nama : Alamat : Institusi : Jabatan : Latar Belakang Pendidikan : Lain-lain : II. Kuesioner Atribut Mutu Karkas Ayam Pedaging Kuisioner ini digunakan sebagai bahan untuk penyusunan tesis dengan judul Strategi Manajemen Mutu Proses Produksi Karkas Ayam Pedaging Di Rumah Potong Ayam (RPA) PT.Sierad Produce, Tbk, Parung, Bogor. Kepuasan konsumen dapat dipenuhi dengan cara memberikan produk yang sesuai dengan harapan konsumen. Beberapa atribut mutu produk peternakan, khususnya produk karkas ayam pedaging berdasarkan SNI dan yang melembaga secara internasional adalah keseluruhan penampilan (Appearence), keutuhan tulang dada, keutuhan tulang belakang, kaki dan sayap, daging, timbunan lemak, bulu halus, bulu kasar, potogan/sobekan, kulit yang memar, perubahan warna, kebersihan, harga, volume, desain kemasan menarik, daya tahan dan merek. Pertanyaan : Apakah atribut mutu produk ayam pedaging yang telah disebutkan dalam pendahuluan mencukupi dan sesuai dengan perkembangan sekarang? Jika belum mencukupi, atribut mutu apa yang belum dipertimbangkan oleh konsumen produk karkas ayam pedaging kemasan? Tabel 1. Pengisian Benchmark dan Perbandingan Atrribut Mutu Produk Karkas Ayam Daging PT. Sierad Produce, Tbk (Berilah tanda Cross Check pada satu kolom ) No. Atribut Mutu Produk Karkas Ayam Daging PT. Sierad Produce, Tbk 1. Keseluruhan penampilan (Appearence) 2. Keutuhan tulang dada 3. Keutuhan tulang belakang 4. Kaki dan sayap 5. Daging 6. Timbunan lemak 7. Bulu halus 8. Bulu kasar 9. Potongan/sobekan 10. Kulit yang memar 11. Perubahan warna 12. Bekas bakar 13. Kebersihan 14. Harga 15. Volume 16. Desain kemasan menarik 17. Daya tahan 18. Merek Cukup Kurang Cukup

28 193 III. Kuesioner Analisis Tingkat Kepentingan QFD (Quality Function Deployment) Kuisioner ini digunakan sebagai bahan untuk penyusunan tesis mengenai aplikasi Quality Function Deployment (QFD) dalam Manajemen Mutu Proses Produksi dan Produk Karkas Ayam Pedaging Di Rumah Potong Ayam (RPA) PT.Sierad Produce, Tbk, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. QFD merupakan suatu upaya untuk meningkatkan mutu barang atau jasa dengan cara menghubungkan kebutuhan konsumen dengan kemampuan produsen. Kebutuhan konsumen diwakili dengan harapan-harapan konsumen terhadap atribut mutu barang atau jasa. Sedangkan kemampuan produsen diwakili dengan ketentuan teknis, yakni faktor-faktor dominan yang mempengaruhi atribut mutu produk karkas ayam pedaging. Berdasarkan penjelasan ini, QFD akan diterapkan pada mutu produk karkas ayam pedaging. Note : Kuisioner ini ditujukan bagi responden yang pernah mengkonsumsi berbagai merek produk Karkas Ayam Pedaging. Pertanyaan : 1. Berilah tanda cross check ( ) pada satu kolom untuk setiap poin menurut tingkat kebutuhan dan keinginan anda terhadap produk Karkas Ayam Pedaging PT. Sierad Produce, Tbk. Tabel 2. Tingkat Kebutuhan dan Keinginan Anda Terhadap Produk Karkas Ayam Pedaging PT. Sierad Produce, Tbk. No. Attribut SP P C TP STP 1. Harga 2. Volume 3. Merek 4. Desain kemasan menarik 5. Penampakan (Appearence) 6. Kemudahan mendapatkan 7. Daya tahan 8. Desain merek pada kemasan menarik 9. Kemasan mudah dibuka Ket : SP : Sangat Puas P : Puas C : Cukup TP : Tidak Puas STP : Sangat Tidak Puas 2. Menurut saudara, faktor-faktor apa yang dominan berpengaruh terhadap mutu produk karkas ayam pedaging? (Berilah tanda Cross Check/ pada satu kolom)

29 194 Tabel 3. Faktor-faktor Dominan yang Berpengaruh Terhadap Mutu Produk Karkas Ayam Daging PT. Sierad Produce, Tbk No. Tahapan Diagram Alir Proses Produksi Produk Karkas Ayam Pedaging 1. Penghentian pemberian pakan 2. Penerimaan dan pemilihan unggas 3. Penggantungan unggas 4. Penyembelihan sistem halal 5. Perebusan 6. Pencabutan bulu 7. Pemotongan kepala dan bagian kaki 8. Pengeluaran organ dalam/jeroan 9. Pencucian 10. Pendinginan 11. Pemotongan/pemisahan bagian-bagian 12. Pemotongan karkas sesuai dengan standar 13. Pengemasan dan pelabelan 14. Penyimpanan di lemari es 15. Pengiriman 16. Penjagaan kebersihan Faktor-faktor Dominan yang Berpengaruh Catatan Tentang Kondisi Terkini Faktorfaktor Dominan yang Berpengaruh 3. Kuesioner Analisis QFD (Quality Function Deployment) 1. Bagaimana keterkaitan antara atribut mutu produk karkas ayam pedaging dengan faktorfaktor dominan? Penilaian keterkaitan dilakukan dengan cara mengisi matriks berdasarkan petunjuk berikut ini : Nilai 10 : jika hubungan kuat Nilai 5 : jika hubungan sedang Nilai 1 : jika hubungan lemah Nilai ( ) : jika tidak ada hubungan

30 195 Tabel 4. Matriks Keterkaitan Atribut Mutu Produk Karkas Ayam Pedaging Dengan Faktor-Faktor Dominan No Atribut Mutu Produk Karkas Ayam Pedaging Keseluruhan penampilan 2. Keutuhan tulang dada 3. Keutuhan tulang belakang 4. Kaki dan sayap 5. Daging 6. Timbunan lemak 7. Bulu halus 8. Bulu kasar 9. Potongan/sobekan 10. Kulit yang memar 11. Perubahan warna 12. Bekas bakar 13. Kebersihan 14. Harga 15. Volume 16. Desain kemasan menarik 17. Daya tahan 18. Merek Ket : 1 16 (Faktor-faktor Dominan Yang Berpengaruh Terhadap Mutu Pada Tabel 3.) 2. Bagaimana keterkaitan antar faktor-faktor dominan yang berpengaruh terhadap mutu produk karkas ayam pedaging? Penilaian dilakukan dengan pengisian matriks yang berkotak putih berdasarkan petunjuk berikut ini : (++) (+) (-) (--) ( ) : Kuat positif, dengan keterangan Jika karakteristik salah satu faktor dominan kinerjanya mengalami peningkatan maka akan berdampak kuat juga pada peningkatan kinerja faktor yang berkaitan : Positif saja, dengan keterangan Pengaruhnya sama dengan kuat positif, tetapi dampaknya tidak sekuat hubungan kuat positif : Negatif saja, dengan keterangan Hubungan berkebalikan, yaitu jika karakteristik salah satu faktor dominan mengalami peningkatan maka akan berdampak penurunan pada faktor-faktor dominan yang berkaitan : Kuat negatif, dengan keterangan Pengaruhnya sama dengan negatif saja, tetapi dampaknya lebih kuat dari hubungan negatif saja : Kosong, tanpa ada kaitan

31 196 Tabel 5. Matriks Pengisian Keterkaitan Antara Faktor-Faktor Dominan yang Berpengaruh Terhadap Mutu Produk Karkas Ayam Pedaging No Faktor-faktor Dominan Yang Berpengaruh Terhadap Mutu Penghentian pemberian pakan 2 Penerimaan dan pemilihan unggas 3 Penggantungan unggas 4 Penyembelihan sistem halal 5 Perebusan 6 Pencabutan bulu 7 Pemotongan kepala dan bagian kaki 8 Pengeluaran organ dalam/jeroan 9 Pencucian 10 Pendinginan 11 Pemotongan/pemisahan bagian-bagian 12 Pemotongan karkas sesuai dengan standar 13 Pengemasan dan pelabelan 14 Penyimpanan di lemari es 15 Pengiriman 16 Penjagaan kebersihan Ket : 1 18 (Attribut Mutu Karkas Ayam Pedaging Pada Tabel 4.) IV. Kuesioner Analisis HACCP Kuesioner ini digunakan sebagai bahan untuk penentuan faktor bahaya eksternal dan internal dalam perbaikan HACCP dalam penyusunan tesis dengan judul Manajemen Mutu Proses Produksi dan Produk Karkas Ayam Pedaging Di Rumah Potong Ayam (RPA) PT.Sierad Produce, Tbk, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. 1. Penentuan Faktor Bahaya Eksternal dan Internal Berilah tanda Cross Check pada satu kolom ( ) No. Faktor Bahaya Eksternal Dan seterusnya No. Faktor Bahaya Internal Dan seterusnya 2. Penentuan Peringkat (Rating) Bahaya Faktor Eksternal dan Internal 1. Faktor Eksternal Berikan tanda silang (x) pada kolom yang tersedia dengan keterangan sebagai berikut : Nilai 1 (satu) : jika faktor eksternal dapat direspon dengan tidak baik Nilai 2 (dua) : jika faktor eksternal dapat direspon agak baik

32 197 Nilai 3 (tiga) Nilai 4 (empat) : jika faktor eksternal dapat direspon dengan baik : jika faktor eksternal dapat direspon dengan sangat baik 2. Faktor Internal Berikan tanda silang (x) pada kolom yang tersedia dengan keterangan sebagai berikut : Nilai 1 (satu) Nilai 2 (dua) Nilai 3 (tiga) Nilai 4 (empat) V. Kuesioner Analytical Hierarchy Process (AHP) : jika faktor internal tersebut merupakan kelemahan utama : jika faktor internal tersebut merupakan kelemahan kecil : jika faktor internal tersebut merupakan kekuatan kecil : jika faktor internal tersebut merupakan kekuatan utama Analisis AHP ditujukan untuk menentukan prioritas strategi dari beberapa alternatif strategi yang diperoleh. Analisis ini terbentuk dalam hirarki- hirarki yang dimulai dengan hirarki pertama yaitu fokus persoalan. Dalam penelitian ini, fokus persoalannya adalah penentuan strategi manajemen mutu proses produksi dan produk proses produksi pada produk karkas ayam pedaging di PT. Sierad Produce, Tbk. Sedangkan alternatif-alternatif jawaban strategi yang akan dipilih ditempatkan pada hirarki terakhir. Sementara itu, hirarki- hirarki yang berada di antara hirarki pertama dan terakhir merupakan faktor, aktor dan tujuan, sebagai kriteria pengambilan keputusan. 1. Membuat Pohon Hirarki yang selanjutnya akan dianalisis. 2. Untuk hirarki faktor, aktor, dan tujuan didapatkan dari sumber referensi, literatur dan wawancara dengan responden. Dengan demikian sebelumnya melakukan penilaian elemenelemen hirarki terlebih dahulu. 3. Penilaian setiap elemen-elemen dalam hirarki menggunakan perbandingan berpasangan sesuai dengan prinsip analisa AHP, sebagai berikut : Nilai Keterangan 1 Elemen A sama penting dengan elemen B 3 Elemen A lebih penting dari elemen B 5 Elemen A jelas lebih penting dari elemen B 7 Elemen A sangat jelas lebih penting dari elemen B 9 Elemen A mutlak lebih penting dari elemen B 2,4,6,8 Apabila ragu-ragu antara dua nilai yang berdekatan 4. Lembar pengisian kuesioner terdiri dari dua bagian, pertama untuk daftar elemen-elemen dan kedua matriks penilaian perbandingan elemen-elemen. Untuk penilaian perbandingan dilakukan dengan mengisi kolom kosong (putih) yang telah disediakan.

33 198 Pengisian Kuesioner AHP 1. Kriteria Faktor a. Dalam strategi manajemen mutu proses produksi dan produk karkas ayam pedaging, terdapat faktor-faktor penentu yang berpengaruh dan harus diperhatikan, yakni : b. Penilaian perbandingan elemen-elemen faktor Fokus A B C D A B C D Catatan : Konsistensi jawaban responden sangat diharapkan dalam penilaian ini 2. Kriteria Aktor a. Dalam strategi manajemen mutu proses produksi dan produk karkas ayam pedaging, diperlukan keterlibatan dari peran Aktor atau Pelaku, yakni : b. Penilaian perbandingan berpasangan antara elemen-elemen Aktor untuk setiap Faktor strategi manajemen mutu proses produksi dan produk karkas ayam pedaging 1. Faktor 1 A B C D A B C D 2. Faktor 2 A B C D A B C D

34 Kriteria tujuan a. Dengan adanya strategi manajemen mutu proses produksi dan produk karkas ayam pedaging, diharapkan dapat mencapai beberapa tujuan, yakni : b. Penilaian perbandingan berpasangan antara elemen-elemen Tujuan untuk setiap Aktor strategi manajemen mutu proses produksi dan produk karkas ayam pedaging. 1. Aktor 1 A B C D A B C D 2. Aktor 2 A B C D A B C D 4. Alternatif strategi a. Strategi-strategi alternatif manajemen mutu proses produksi dan produk karkas ayam pedaging berdasarkan analsis AHP, terdiri dari : b. Penilaian perbandingan berpasangan antara elemen-elemen Strategi manajemen mutu proses produksi dan produk karkas ayam pedaging sesuai dengan tujuan-tujuan yang hendak dicapai.

35 Tujuan 1 A B C D A B C D 2. Tujuan 2 A B C D A B C D Pertanyaan Umum : 1. Jenis Produk apa saja yang dihasilkan, harga, ukuran volume (berat), serta daya tahan tiap Produk yang diproduksi oleh PT. Sierad Produce,Tbk.? No. Jenis Produk Volume Daya tahan Apakah ada produk yang diekspor ke luar propinsi/daerah atau keluar negeri? Jika ada yang di ekspor ke luar negeri, produk apa saja dan berapa banyak jumlahnya? 3. Darimana saja sumber pasokan bahan baku ayam pedaging diperoleh PT. Sierad Produce, Tbk? (nama pemasok dan nama daerah asalnya) 4. Berapa jumlah armada truk yang disediakan untuk memasok bahan baku ayam per hari? 5. Berapa banyak jumlah pasokan bahan baku ayam hidup per hari/per minggu/per bulan? 6. Berapa banyak jumlah produksi harian produk karkas ayam pedaging per harinya?

36 Tabel 14. Hasil Analisis Technical Matrix Response Proses Produksi Produk Karkas Ayam Pedaging di PT. Sierad Produce, Tbk No. Atribut Mutu Produk Karkas Ayam Pedaging Tingkat Kepentingan Penghentian pemberian pakan Penerimaan dan pemilihan unggas Penggantungan unggas Penyembelihan sistem halal Perebusan Pencabutan bulu Pemotongan kepala dan bagian kaki Karakteristik Proses Produksi 1 Timbunan lemak ,0 2 Frozen burn permukaan kark ,0 3 Keutuhan tulang belakang karkas Keutuhan tulang dada karkas Keutuhan kaki dan sayap karkas Sobekan kulit atau daging karkas Perubahan warna karkas Permukaan kulit yang memar Bulu halus karkas Bulu kasar karkas Perdagingan karkas Kebersihan karkas Desain kemasan karkas karkas Merek kemasan karkas Daya tahan umur simpan karkas Keseluruhan penampilan karkas Volume karkas as Harga karkas Nilai Tingkat Kepentingan Nilai Relatif 0,004 0,074 0,079 0,014 0,131 0,072 0,007 0,086 0,037 0,042 0,137 0,154 0,029 0,061 0,031 0,044 1 Ranking Pengeluaran organ dalam/jeroan Pencucian Pendinginan pemisahan bagian-bagian Pemotongan karkas sesuai standar Pengemasan dan pelabelan Penyimpanan di lemari es Pengiriman Penjagaan kebersihan T O T A L 93

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 88 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Quality Function Deployment (QFD) Harapan Konsumen (Costumer Needs and Benefits ) Pengumpulan data primer dengan wawancara langsung kepada konsumen produk karkas ayam pedaging

Lebih terperinci

KARKAS PT. SIERAD SEKOLAH

KARKAS PT. SIERAD SEKOLAH STRATEGI MANAJEMEN MUTU PROSES PRODUKSI KARKAS AYAM PEDAGING DI RUMAH PEMOTONGAN AYAM (RPA) PT. SIERAD PRODUCE, Tbk, PARUNG, BOGOR NUR FITRIANII USDYANA ATTAHMID SEKOLAH PASCASARJANAA INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

METODA PENELITIAN. Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian. Mulai

METODA PENELITIAN. Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian. Mulai 45 METODA PENELITIAN Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian Semakin ketatnya persaingan produk agroindustri pangan merupakan tantangan bagi industri dalam memenuhi harapan konsumen, oleh karena itu setiap

Lebih terperinci

KARKAS PT. SIERAD SEKOLAH

KARKAS PT. SIERAD SEKOLAH STRATEGI MANAJEMEN MUTU PROSES PRODUKSI KARKAS AYAM PEDAGING DI RUMAH PEMOTONGAN AYAM (RPA) PT. SIERAD PRODUCE, Tbk, PARUNG, BOGOR NUR FITRIANII USDYANA ATTAHMID SEKOLAH PASCASARJANAA INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

Analisis Penerapan Cara Produksi dan Penanganan Daging di Rumah Potong Ayam Modern PT. X, Semi Modern Y, dan Tradisional Z Tahun 2013

Analisis Penerapan Cara Produksi dan Penanganan Daging di Rumah Potong Ayam Modern PT. X, Semi Modern Y, dan Tradisional Z Tahun 2013 Analisis Penerapan Cara Produksi dan Penanganan Daging di Rumah Potong Ayam Modern PT. X, Semi Modern Y, dan Tradisional Z Tahun 2013 Abstrak Amelia Hanis, Ratu Ayu Dewi Sartika Fakultas Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

Mutu karkas dan daging ayam

Mutu karkas dan daging ayam Standar Nasional Indonesia Mutu karkas dan daging ayam ICS 67.120.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi...

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 27 Mei 2013 sampai dengan 5 Juni 2013 di PT. Awindo Internasional Jakarta. PT. Awindo Internasional terletak

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN xxix HASIL DAN PEMBAHASAN Sampel daging ayam beku yang diambil sebagai bahan penelitian berasal dari daerah DKI Jakarta sebanyak 16 sampel, 11 sampel dari Bekasi, 8 sampel dari Bogor, dan 18 sampel dari

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Dari segi kepentingan nasional, sektor peternakan memerlukan penanganan dengan seksama karena dapat memenuhi kebutuhan protein hewani, gizi masyarakat, membuka lapangan kerja,

Lebih terperinci

Ikan tuna dalam kaleng Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

Ikan tuna dalam kaleng Bagian 3: Penanganan dan pengolahan Standar Nasional Indonesia Ikan tuna dalam kaleng Bagian 3: Penanganan dan pengolahan ICS 67.120.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif...

Lebih terperinci

Tanya Jawab Seputar DAGING AYAM SUMBER MAKANAN BERGIZI

Tanya Jawab Seputar DAGING AYAM SUMBER MAKANAN BERGIZI Tanya Jawab Seputar DAGING AYAM SUMBER MAKANAN BERGIZI KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2012 DAFTAR ISI 1. Apa Kandungan gizi dalam Daging ayam? 2. Bagaimana ciri-ciri

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Semakin ketatnya persaingan akan produk pangan agroindustri merupakan tantangan bagi industri dalam memenuhi harapan konsumen. Oleh karena itu, setiap perusahaan melakukan berbagai

Lebih terperinci

STRATEGI PENINGKATAN MUTU DAN KEAMANAN PRODUK OLAHAN MARKISA DI PT. PINTU BESAR SELATAN, SUMATERA UTARA DUMASARI SIREGAR

STRATEGI PENINGKATAN MUTU DAN KEAMANAN PRODUK OLAHAN MARKISA DI PT. PINTU BESAR SELATAN, SUMATERA UTARA DUMASARI SIREGAR STRATEGI PENINGKATAN MUTU DAN KEAMANAN PRODUK OLAHAN MARKISA DI PT. PINTU BESAR SELATAN, SUMATERA UTARA DUMASARI SIREGAR SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TUGAS

Lebih terperinci

TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN BAB XV PENGENDALIAN MUTU SELAMA PROSES KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan 1. Jaminan Mutu Mutu didefinisikan sebagai keseluruhan gabungan karakteristik produk dan jasa dari pemasaran, rekayasa, pembuatan, dan pemeliharaan

Lebih terperinci

[Pengelolaan Rumah Potong Unggas]

[Pengelolaan Rumah Potong Unggas] SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN [AGRIBISNIS TERNAK UNGGAS] [Pengelolaan Rumah Potong Unggas] [Endang Sujana, S.Pt., MP.] KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT

Lebih terperinci

RPA objectives, development, principles, management and food safety

RPA objectives, development, principles, management and food safety RPA objectives, development, principles, management and food safety TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM Peserta dapat menjelaskan tentang prinsip dan manajemen RPA agar menghasilkan daging yang berkualitas dan aman

Lebih terperinci

Analisa Mikroorganisme

Analisa Mikroorganisme 19 Analisa Mikroorganisme Pemeriksaan awal terhadap 36 sampel daging ayam dan 24 sampel daging sapi adalah pemeriksaan jumlah mikroorganisme. Hasil yang diperoleh untuk rataan jumlah mikroorganisme daging

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KONSEP MODEL SISTEM JAMINAN HALAL PRODUK DAGING AYAM DI RUMAH POTONG AYAM 1

PENGEMBANGAN KONSEP MODEL SISTEM JAMINAN HALAL PRODUK DAGING AYAM DI RUMAH POTONG AYAM 1 PENGEMBANGAN KONSEP MODEL SISTEM JAMINAN HALAL PRODUK DAGING AYAM DI RUMAH POTONG AYAM 1 WAHYUNI AMELIA WULANDARI 2, WIWIT ESTUTI 3 dan GUNAWAN 2 2 BPTP Bengkulu, Jl. Irian Km 6,5 Kota Bengkulu 38119 3

Lebih terperinci

TUGAS INDIVIDU PENGANTAR MIKROBIOLOGI. Penerapan HACCP pada Proses Produksi Yoghurt

TUGAS INDIVIDU PENGANTAR MIKROBIOLOGI. Penerapan HACCP pada Proses Produksi Yoghurt TUGAS INDIVIDU PENGANTAR MIKROBIOLOGI Penerapan HACCP pada Proses Produksi Yoghurt Disusun Oleh : Yatin Dwi Rahayu 1006578 JURUSAN PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI KEJURUAN

Lebih terperinci

PERANAN NOMOR KONTROL VETERINER (NKV) SEBAGAI PERSYARATAN DASAR UNTUK PRODUKSI PANGAN HEWANI YANG AMAN, SEHAT, UTUH DAN HALAL (ASUH)**

PERANAN NOMOR KONTROL VETERINER (NKV) SEBAGAI PERSYARATAN DASAR UNTUK PRODUKSI PANGAN HEWANI YANG AMAN, SEHAT, UTUH DAN HALAL (ASUH)** PERANAN NOMOR KONTROL VETERINER (NKV) SEBAGAI PERSYARATAN DASAR UNTUK PRODUKSI PANGAN HEWANI YANG AMAN, SEHAT, UTUH DAN HALAL (ASUH)** Oleh : Dr.drh. I Wayan Suardana, MSi* *Dosen Bagan Kesmavet Fakultas

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pengawasan Mutu

TINJAUAN PUSTAKA Pengawasan Mutu 9 TINJAUAN PUSTAKA Pengawasan Mutu Mutu adalah kesesuaian serangkaian karakteristik produk atau jasa dengan standar yang ditetapkan perusahaan berdasarkan syarat, kebutuhan dan keinginan konsumen. Segala

Lebih terperinci

Analisis Strategi Penerapan Sistem Manajemen Keamanan Pangan HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Points) di PT. Sierad Produce Tbk.

Analisis Strategi Penerapan Sistem Manajemen Keamanan Pangan HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Points) di PT. Sierad Produce Tbk. Sutrisno, Basith, dan Wijaya Analisis Strategi Penerapan 73 Analisis Strategi Penerapan Sistem Manajemen Keamanan Pangan HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Points) di PT. Sierad Produce Tbk. Parung

Lebih terperinci

METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian

METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian 3. METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Penelitian ini terdiri dari tiga tahap, yaitu penilaian program kelayakan dasar (pre requisite program), evaluasi penerapan program Hazard Analysis Critical

Lebih terperinci

DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN GROBOGAN MEMILIH DAGING ASUH ( AMAN, SEHAT, UTUH, HALAL )

DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN GROBOGAN MEMILIH DAGING ASUH ( AMAN, SEHAT, UTUH, HALAL ) DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN GROBOGAN MEMILIH DAGING ASUH ( AMAN, SEHAT, UTUH, HALAL ) Diterbitkan : Bidang Keswan dan Kesmavet Dinas Peternakan dan Perikanan Kab. Grobogan Jl. A. Yani No.

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN IV. METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian adalah suatu proses berfikir dari menemukan masalah, mengumpulkan data, baik melalui tinjauan pustaka maupun melalui studi lapangan, melakukan pengolahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku. Penerapan sanitasi dan higiene diruang penerimaan lebih dititik beratkan pada penggunaan alat dan bahan sanitasi.

Lebih terperinci

SNI Standar Nasional Indonesia. Ikan tuna dalam kaleng Bagian 1: Spesifikasi

SNI Standar Nasional Indonesia. Ikan tuna dalam kaleng Bagian 1: Spesifikasi Standar Nasional Indonesia Ikan tuna dalam kaleng Bagian 1: Spesifikasi ICS 67.120.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah

Lebih terperinci

SNI 3165:2009. Standar Nasional Indonesia. Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan SNI Pertanian.

SNI 3165:2009. Standar Nasional Indonesia. Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan SNI Pertanian. Standar Nasional Indonesia Jeruk keprok ICS 67.080.10 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1 4 Ketentuan

Lebih terperinci

SNI 4482:2013 Standar Nasional Indonesia Durian ICS Badan Standardisasi Nasional

SNI 4482:2013  Standar Nasional Indonesia Durian  ICS Badan Standardisasi Nasional Standar Nasional Indonesia Durian ICS 67.080.10 Badan Standardisasi Nasional BSN 2013 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen ini dengan

Lebih terperinci

Studi Kelayakan Unit Pengolahan Udang Putih Beku Tanpa Kepala di PT. XX Gorontalo

Studi Kelayakan Unit Pengolahan Udang Putih Beku Tanpa Kepala di PT. XX Gorontalo Studi Kelayakan Unit Pengolahan Udang Putih Beku Tanpa Kepala di PT. XX Gorontalo 1,2 Saprin Hayade, 2 Rieny Sulistijowati, 2 Faiza A. Dali 1 saprin_hayade@yahoo.com 2 Jurusan Teknologi Perikanan Fakultas

Lebih terperinci

SNI Standar Nasional Indonesia. Udang beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

SNI Standar Nasional Indonesia. Udang beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan Standar Nasional Indonesia Udang beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan ICS 67.120.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3

Lebih terperinci

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK HASIL P

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK HASIL P LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.181, 2015 LINGKUNGAN HIDUP. Perikanan. Hasil. Jaminan Mutu. Keamanan. Sistem. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5726). PERATURAN

Lebih terperinci

EVALUASI RISIKO BAHAYA KEAMANAN PANGAN (HACCP) TUNA KALENG DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL. Oleh: TIMOR MAHENDRA N C

EVALUASI RISIKO BAHAYA KEAMANAN PANGAN (HACCP) TUNA KALENG DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL. Oleh: TIMOR MAHENDRA N C EVALUASI RISIKO BAHAYA KEAMANAN PANGAN (HACCP) TUNA KALENG DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL Oleh: TIMOR MAHENDRA N C 34101055 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Sektor pertanian memegang peranan penting dalam pembangunan nasonal. Indonesia terus melakukan upaya meningkatkan sektor pertanian untuk menghasilkan produk yang bermutu. Kemajuan

Lebih terperinci

SNI 4230:2009. Standar Nasional Indonesia. Pepaya

SNI 4230:2009. Standar Nasional Indonesia. Pepaya Standar Nasional Indonesia Pepaya ICS 67.080.10 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1 4 Ketentuan mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Kandungan Gizi dan Vitamin pada Ikan Layur

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Kandungan Gizi dan Vitamin pada Ikan Layur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan layur (Trichiurus sp.) adalah salah satu jenis ikan demersal ekonomis penting yang banyak tersebar dan tertangkap di perairan Indonesia terutama di perairan Palabuhanratu.

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. masyarakat umum (SNI, 1999). Tujuan utamanya didirikan RPU adalah untuk

KAJIAN KEPUSTAKAAN. masyarakat umum (SNI, 1999). Tujuan utamanya didirikan RPU adalah untuk 1 II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Rumah Pemotongan Hewan Unggas Rumah pemotongan unggas (RPU) adalah komplek bangunan dengan desain dan kontruksi khusus yang memenuhi persyaratan teknis dan higiene tertentu

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kawasan RPHU Rawa Kepiting berbentuk kompleks dengan beberapa

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kawasan RPHU Rawa Kepiting berbentuk kompleks dengan beberapa 1 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Tempat Penelitian Kawasan RPHU Rawa Kepiting berbentuk kompleks dengan beberapa bangunan yang didesain dan dibangun khusus yang memenuhi persyaratan teknis dan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK HASIL PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

4 PEMBAHASAN 4.1 Implementasi Sanitation Standard Operating Procedure (SSOP) dan Good Manufacturing Practices (GMP) Di Katering A

4 PEMBAHASAN 4.1 Implementasi Sanitation Standard Operating Procedure (SSOP) dan Good Manufacturing Practices (GMP) Di Katering A 4 PEMBAHASAN 4.1 Implementasi Sanitation Standard Operating Procedure (SSOP) dan Good Manufacturing Practices (GMP) Di Katering A Penelitian ini dilakukan dengan menganalisa sebuah proses produksi dari

Lebih terperinci

SNI Standar Nasional Indonesia. Filet kakap beku Bagian 1: Spesifikasi

SNI Standar Nasional Indonesia. Filet kakap beku Bagian 1: Spesifikasi Standar Nasional Indonesia Filet kakap beku Bagian 1: Spesifikasi ICS 67.120.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan normatif...1 3 Istilah dan

Lebih terperinci

Sistem analisa bahaya dan pengendalian titik kritis (HACCP) serta pedoman penerapannya

Sistem analisa bahaya dan pengendalian titik kritis (HACCP) serta pedoman penerapannya Standar Nasional Indonesia SNI 01-4852-1998 Sistem analisa bahaya dan pengendalian titik kritis (HACCP) serta pedoman penerapannya Badan Standardisasi i Nasional - BSN Standar ini merupakan adopsi secara

Lebih terperinci

Gambaran pentingnya HACCP dapat disimak pada video berikut

Gambaran pentingnya HACCP dapat disimak pada video berikut A. Penerapan Cara Peoduksi Perikanan laut yang Baik (GMP/SSOP/HACCP) HACCP merupakan suatu sistem yang mengidentifikasi, mengevaluasi dan mengontrol setiap tahapan proses yang rawan terhadap risiko bahaya

Lebih terperinci

PRINSIP PENERAPAN HACCP DI INDUSTRI PANGAN SIAP SAJI

PRINSIP PENERAPAN HACCP DI INDUSTRI PANGAN SIAP SAJI PRINSIP PENERAPAN HACCP DI INDUSTRI PANGAN SIAP SAJI BAHAYA BIOLOGIS BAHAYA KIMIA AMANKAN PANGAN dan BEBASKAN PRODUK dari BAHAN BERBAHAYA BAHAYA FISIK BEBAS BAHAYA Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Pedoman

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. TEMPAT DAN WAKTU Penelitian terhadap kecukupan Sistem Keamanan Pangan untuk Industri Jasa Boga dilakukan dengan pengambilan data di beberapa instansi terkait yaitu Direktorat

Lebih terperinci

BAB V PRAKTEK PRODUKSI YANG BAIK

BAB V PRAKTEK PRODUKSI YANG BAIK BAB V PRAKTEK PRODUKSI YANG BAIK Good Manufacturing Practice (GMP) adalah cara berproduksi yang baik dan benar untuk menghasilkan produk yang memenuhi persyaratan mutu dan keamanan. Telah dijelaskan sebelumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting bagi masyarakat dunia. Diperkirakan konsumsi ikan secara global

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting bagi masyarakat dunia. Diperkirakan konsumsi ikan secara global BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengolahan hasil perikanan memegang peranan penting dalam kegiatan pascapanen, sebab ikan merupakan komoditi yang sifatnya mudah rusak dan membusuk, di samping itu

Lebih terperinci

Gambaran Pelaksanaan Rumah Pemotongan Hewan Babi (Studi Kasus di Rumah Pemotongan Hewan Kota Semarang)

Gambaran Pelaksanaan Rumah Pemotongan Hewan Babi (Studi Kasus di Rumah Pemotongan Hewan Kota Semarang) Gambaran Pelaksanaan Rumah Pemotongan Hewan Babi (Studi Kasus di Rumah Pemotongan Hewan Kota Semarang) *) **) Michelia Rambu Lawu *), Sri Yuliawati **), Lintang Dian Saraswati **) Mahasiswa Bagian Peminatan

Lebih terperinci

Filet kakap beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

Filet kakap beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan Standar Nasional Indonesia Filet kakap beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan ICS 67.120.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif...

Lebih terperinci

Ikan beku Bagian 1: Spesifikasi

Ikan beku Bagian 1: Spesifikasi Standar Nasional Indonesia Ikan beku Bagian 1: Spesifikasi ICS 67.120.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi...

Lebih terperinci

2 ekspor Hasil Perikanan Indonesia. Meskipun sebenarnya telah diterapkan suatu program manajemen mutu terpadu berdasarkan prinsip hazard analysis crit

2 ekspor Hasil Perikanan Indonesia. Meskipun sebenarnya telah diterapkan suatu program manajemen mutu terpadu berdasarkan prinsip hazard analysis crit TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI LINGKUNGAN HIDUP. Perikanan. Hasil. Jaminan Mutu. Keamanan. Sistem. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 181). PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

Lu luatul Fuadah, Sutarni, S.P., M.E.P, Analianasari, S.T.P., M.T.A.

Lu luatul Fuadah, Sutarni, S.P., M.E.P, Analianasari, S.T.P., M.T.A. PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI INTI KELAPA SAWIT MENJADI PALM KERNEL OIL MENGGUNAKAN METODE GOOD MANUFACTURING PRACTICES (GMP) DI PT SINAR JAYA INTI MULYA Lu luatul Fuadah, Sutarni, S.P., M.E.P, Analianasari,

Lebih terperinci

Sosis ikan SNI 7755:2013

Sosis ikan SNI 7755:2013 Standar Nasional Indonesia Sosis ikan ICS 67.120.30 Badan Standardisasi Nasional BSN 2013 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen ini

Lebih terperinci

[Pemanenan Ternak Unggas]

[Pemanenan Ternak Unggas] SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN [AGRIBISNIS TERNAK UNGGAS] [Pemanenan Ternak Unggas] [Endang Sujana, S.Pt., MP.] KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

REGULASI PEMERINTAH TERHADAP RANTAI PASOK DAGING SAPI BEKU

REGULASI PEMERINTAH TERHADAP RANTAI PASOK DAGING SAPI BEKU REGULASI PEMERINTAH TERHADAP RANTAI PASOK DAGING SAPI BEKU Disampaikan Oleh : Ir. Fini Murfiani,MSi Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan

Lebih terperinci

Sarden dan makerel dalam kemasan kaleng

Sarden dan makerel dalam kemasan kaleng Standar Nasional Indonesia Sarden dan makerel dalam kemasan kaleng ICS 67.120.30 Badan Standardisasi Nasional BSN 2016 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian

Lebih terperinci

HANS PUTRA KELANA F

HANS PUTRA KELANA F KAJIAN SISTEM MANAJEMEN TERPADU (ISO 9001:2000 DAN ISO 22000:2005) DI PERUSAHAAN GULA RAFINASI MELALUI MAGANG DI PERUSAHAAN JASA KONSULTASI, PREMYSIS CONSULTING, JAKARTA HANS PUTRA KELANA F24104051 2009

Lebih terperinci

IV. MACAM DAN SUMBER PANGAN ASAL TERNAK

IV. MACAM DAN SUMBER PANGAN ASAL TERNAK IV. MACAM DAN SUMBER PANGAN ASAL TERNAK Pada umumnya sumber pangan asal ternak dapat diklasifikasikan ke dalam 3 (tiga) macam, yaitu berupa daging (terdiri dari berbagai spesies hewan yang lazim dimanfaatkan

Lebih terperinci

Zeetpy Maisana *)1, Sri Hartoyo **), Idqan Fahmi **), dan Hendra Wijaya ****)

Zeetpy Maisana *)1, Sri Hartoyo **), Idqan Fahmi **), dan Hendra Wijaya ****) PENDEKATAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT PRODUK Broiler TOLAKAN Zeetpy Maisana *)1, Sri Hartoyo **), Idqan Fahmi **), dan Hendra Wijaya ****) *) Sekolah Tinggi Agama Islam Terpadu (STAIT) Modern Sahid Jl. KH.

Lebih terperinci

PENERAPAN CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK (CBIB) PADA UNIT USAHA BUDIDAYA

PENERAPAN CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK (CBIB) PADA UNIT USAHA BUDIDAYA PENERAPAN CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK (CBIB) PADA UNIT USAHA BUDIDAYA Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Direktorat Produksi 2010 Pendahuluan Dalam rangka menghadapi era globalisasi, maka produk perikanan

Lebih terperinci

Tuna dalam kemasan kaleng

Tuna dalam kemasan kaleng Standar Nasional Indonesia Tuna dalam kemasan kaleng ICS 67.120.30 Badan Standardisasi Nasional BSN 2016 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh

Lebih terperinci

RUANG LINGKUP MANAJEMEN MUTU TITIS SARI KUSUMA

RUANG LINGKUP MANAJEMEN MUTU TITIS SARI KUSUMA RUANG LINGKUP MANAJEMEN MUTU TITIS SARI KUSUMA 1 TUJUAN PEMBELAJARAN MAHASISWA MEMAHAMI LATAR BELAKANG KONSEP MUTU MAHASISWA MEMAHAMI MASALAH YANG TERJADI DI MASYARAKAT MAHASISWA MEMAHAMI PENGERTIAN MUTU

Lebih terperinci

KAJIAN STRATEGI PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN MUTU PRODUK EBI FURAY PT. BOGATAMA MARINUSA

KAJIAN STRATEGI PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN MUTU PRODUK EBI FURAY PT. BOGATAMA MARINUSA 1 KAJIAN STRATEGI PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN MUTU PRODUK EBI FURAY PT. BOGATAMA MARINUSA A Study on the Strategy of Quality Supervision and Control of Ebi Furay Product at PT. Bogatama Marinusa Isnam

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017

- 1 - PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 - 1 - PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENERBITAN SERTIFIKAT PENERAPAN PROGRAM MANAJEMEN MUTU TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

The Hazard Analysis and Critical Control Point System

The Hazard Analysis and Critical Control Point System The Hazard Analysis and Critical Control Point System HACCP merupakan metode yang rasional & alamiah untuk penjaminan mutu makanan. Sistem ini terdiri atas identifikasi serta pengkajian yang sistematis

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i ii iii iv vii xiv xx BAB I BAB II PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2013 di PT. AGB Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi-Jawa Barat. 3.2 Alat dan Bahan Penelitian 3.2.1 Alat

Lebih terperinci

ANALISIS DATA Metode Pembobotan AHP

ANALISIS DATA Metode Pembobotan AHP ANALISIS DATA Data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan konsumen dan pakar serta tinjauan langsung ke lapangan, dianalisa menggunakan metode yang berbeda-beda sesuai kebutuhan dan kepentingannya.

Lebih terperinci

Ikan segar - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

Ikan segar - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan Standar Nasional Indonesia Ikan segar - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan ICS 67.120.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif...

Lebih terperinci

Tuna loin segar Bagian 1: Spesifikasi

Tuna loin segar Bagian 1: Spesifikasi Standar Nasional Indonesia Tuna loin segar Bagian 1: Spesifikasi ICS 67.120.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan normatif...1 3 Istilah dan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan daging yang paling banyak dikonsumsi masyarakat

PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan daging yang paling banyak dikonsumsi masyarakat I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Daging ayam merupakan daging yang paling banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia karena rasanya disukai dan harganya jauh lebih murah di banding harga daging lainnya. Daging

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan semua produk hasil pengolahan jaringan yang dapat dimakan dan tidak

I. PENDAHULUAN. dan semua produk hasil pengolahan jaringan yang dapat dimakan dan tidak I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Daging adalah semua jaringan hewan, baik yang berupa daging dari karkas, organ, dan semua produk hasil pengolahan jaringan yang dapat dimakan dan tidak menimbulkan gangguan

Lebih terperinci

KIAT-KIAT MEMILIH DAGING SEHAT Oleh : Bidang Keswan-Kesmavet, Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat (disadur dari berbagai macam sumber)

KIAT-KIAT MEMILIH DAGING SEHAT Oleh : Bidang Keswan-Kesmavet, Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat (disadur dari berbagai macam sumber) KIAT-KIAT MEMILIH DAGING SEHAT Oleh : Bidang Keswan-Kesmavet, Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat (disadur dari berbagai macam sumber) KASUS SEPUTAR DAGING Menghadapi Bulan Ramadhan dan Lebaran biasanya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Komoditas ayam broiler merupakan primadona dalam sektor peternakan di

I. PENDAHULUAN. Komoditas ayam broiler merupakan primadona dalam sektor peternakan di I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komoditas ayam broiler merupakan primadona dalam sektor peternakan di Indonesia jika dibandingkan dengan komoditas peternakan lainnya, karena sejak pertama kali diperkenalkan

Lebih terperinci

GMP (Good Manufacturing Practices) Cara Pengolahan Pangan Yang Baik

GMP (Good Manufacturing Practices) Cara Pengolahan Pangan Yang Baik GMP (Good Manufacturing Practices) Cara Pengolahan Pangan Yang Baik HANDOUT MATA KULIAH : REGULASI PANGAN (KI 531) OLEH : SUSIWI S JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA F P M I P A UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Lebih terperinci

Seleksi dan Penyembelihan Hewan Qurban yang Halal dan Baik. Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI

Seleksi dan Penyembelihan Hewan Qurban yang Halal dan Baik. Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI Seleksi dan Penyembelihan Hewan Qurban yang Halal dan Baik Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI Pendahuluan Dan makanlah makanan yang Halal lagi Baik dari apa yang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... iii iv vi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Identifikasi Masalah... 3 1.3 Perumusan Masalah... 7 1.4 Tujuan Penelitian... 7 1.5 Manfaat

Lebih terperinci

Meminimumkan Limbah Produksi Kulit Samak. Dukungan Pemerintah. Perbaikan Lingkungan

Meminimumkan Limbah Produksi Kulit Samak. Dukungan Pemerintah. Perbaikan Lingkungan Lampiran 1. Struktur hierarki AHP limbah industri penyamakan kulit Goal Meminimumkan Limbah Produksi Kulit Samak Faktor Modal Teknologi Kebijakan Industri Dukungan Pemerintah Aktor Pelaku Industri Litbang

Lebih terperinci

Kepiting (Scylla Serrata) kulit lunak beku Bagian 1: Spesifikasi

Kepiting (Scylla Serrata) kulit lunak beku Bagian 1: Spesifikasi Standar Nasional Indonesia Kepiting (Scylla Serrata) kulit lunak beku Bagian 1: Spesifikasi ICS 67.120.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian telah dilaksanakan di PT. Graha Insan Sejahtera yang berlokasi di salah satu Perusahaan Perikanan Samudera Nizam Zachman, Jalan Muara

Lebih terperinci

Keberadaan mikroorganisme patogen pada makanan umumnya tidak menyebabkan perubahan fisik

Keberadaan mikroorganisme patogen pada makanan umumnya tidak menyebabkan perubahan fisik Prerequisite Program #7 Pencegahan Kontaminasi Silang Pencegahan, pengendalian, deteksi kontaminasi; kontaminasi mikrobiologik, fisik, dan kimiawi Bahaya biologis: cacing, protozos, bakteri, cendawan/fungi

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2011 hingga Februari 2012. Pemeliharaan dan penyembelihan ternak dilakukan di Laboratorium Lapang Blok B, Unit Unggas,

Lebih terperinci

PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA HAZARD ANALYSIS AND CRITICAL CONTROL POINT

PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA HAZARD ANALYSIS AND CRITICAL CONTROL POINT SKRIPSI PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA HAZARD ANALYSIS AND CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) PADA PRODUK CROISSANT DI PT. CIPTAYASA PANGAN MANDIRI PULOGADUNG JAKARTA Oleh ABDUROHMAN F02400012 2007 FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. tahun seiring meningkatnya pendapatan dan kesadaran masyarakat akan

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. tahun seiring meningkatnya pendapatan dan kesadaran masyarakat akan BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kebutuhan protein hewani mengalami peningkatan dari tahun ke tahun seiring meningkatnya pendapatan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi bagi kesehatan. Salah satu

Lebih terperinci

Pengantar HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point)

Pengantar HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) Pengantar HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) 1 Pendahuluan Teknologi Dampak positip pengawetan peningkatan tampilan peningkatan gizi kecepatan penyajian > Dampak pengiring?? 2 Kemungkinan selama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media pertumbuhan mikroorganisme. Daging (segar) juga mengandung enzim-enzim

BAB I PENDAHULUAN. media pertumbuhan mikroorganisme. Daging (segar) juga mengandung enzim-enzim 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daging adalah salah satu pangan asal hewan yang mengandung zat gizi yang sangat baik untuk kesehatan dan pertumbuhan manusia, serta sangat baik sebagai media pertumbuhan

Lebih terperinci

Udang beku Bagian 1: Spesifikasi

Udang beku Bagian 1: Spesifikasi Standar Nasional Indonesia Udang beku Bagian 1: Spesifikasi ICS 67.120.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi...

Lebih terperinci

PROYEK AKHIR SISTEM MANAJEMEN MUTU PERUSAHAAN SARI ROTI. PT NIPPON INDOSARI CORPINDO,Tbk.

PROYEK AKHIR SISTEM MANAJEMEN MUTU PERUSAHAAN SARI ROTI. PT NIPPON INDOSARI CORPINDO,Tbk. PROYEK AKHIR SISTEM MANAJEMEN MUTU PERUSAHAAN SARI ROTI PT NIPPON INDOSARI CORPINDO,Tbk. STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN Struktur organisasi di PT Nippon Indosari Corpindo Tbk dipimpin oleh seorang presiden

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persyaratan itu harus memenuhi syarat-syarat bagi kesehatan hidup manusia.

BAB I PENDAHULUAN. persyaratan itu harus memenuhi syarat-syarat bagi kesehatan hidup manusia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Makanan merupakan suatu kebutuhan pokok manusia, dimana persyaratan itu harus memenuhi syarat-syarat bagi kesehatan hidup manusia. Syarat-syarat makanan yang baik diantaranya

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN GOOD SLAUGHTERING PRACTICES DAN STANDARD SANITATION OPERATING PROCEDURE DI RUMAH PEMOTONGAN HEWAN KELAS C SKRIPSI DIANASTHA

EVALUASI PELAKSANAAN GOOD SLAUGHTERING PRACTICES DAN STANDARD SANITATION OPERATING PROCEDURE DI RUMAH PEMOTONGAN HEWAN KELAS C SKRIPSI DIANASTHA EVALUASI PELAKSANAAN GOOD SLAUGHTERING PRACTICES DAN STANDARD SANITATION OPERATING PROCEDURE DI RUMAH PEMOTONGAN HEWAN KELAS C SKRIPSI DIANASTHA DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS

Lebih terperinci

KAJIAN SISTEM TRACEABILITY DALAM PENANGANAN DAN PENGOLAHAN KOMODITAS PRODUK PERIKANAN INDONESIA UNTUK EKSPOR

KAJIAN SISTEM TRACEABILITY DALAM PENANGANAN DAN PENGOLAHAN KOMODITAS PRODUK PERIKANAN INDONESIA UNTUK EKSPOR KAJIAN SISTEM TRACEABILITY DALAM PENANGANAN DAN PENGOLAHAN KOMODITAS PRODUK PERIKANAN INDONESIA UNTUK EKSPOR Tim Penyusun : Annisa Galuh D (13494) Kusumo Prasetyo A (13495) Nadia Aulia Putri (13496) Puji

Lebih terperinci

Sosialisasi PENYUSUNAN SOP SAYURAN dan TANAMAN OBAT. oleh: Tim Fakultas Pertanian UNPAD, Bandung, 14 Maret 2012

Sosialisasi PENYUSUNAN SOP SAYURAN dan TANAMAN OBAT. oleh: Tim Fakultas Pertanian UNPAD, Bandung, 14 Maret 2012 Sosialisasi PENYUSUNAN SOP SAYURAN dan TANAMAN OBAT oleh: Tim Fakultas Pertanian UNPAD, Bandung, 14 Maret 2012 Issue : Kemampuan petani didalam menjamin mutu dan keamanan pangan segar yg dihasilkan relatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. olahan susu. Produk susu adalah salah satu produk pangan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. olahan susu. Produk susu adalah salah satu produk pangan yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang CV Cita Nasional merupakan salah satu industri yang bergerak pada olahan susu. Produk susu adalah salah satu produk pangan yang sangat mudah terkontaminasi karena kandungan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Sertifikat HACCP Frozen Cooked Tuna

Lampiran 1. Sertifikat HACCP Frozen Cooked Tuna LAMPIRAN Lampiran 1. Sertifikat HA Frozen Cooked Tuna 52 Lampiran 2. Sertifikat Keterangan Pengolahan Frozen Cooked Tuna 53 Lampiran 3. Tata Letak Bangunan PT. Gabungan Era Mandiri 54 55 Lampiran 4.Pohon

Lebih terperinci

III. METODA KAJIAN. Lokasi yang menjadi obyek kajian tugas akhir ini adalah PT. Libe Bumi

III. METODA KAJIAN. Lokasi yang menjadi obyek kajian tugas akhir ini adalah PT. Libe Bumi III. METODA KAJIAN A. Lokasi dan Waktu Kajian Lokasi yang menjadi obyek kajian tugas akhir ini adalah PT. Libe Bumi Abadi dengan lokasi Jl. Langgar Raya No. 7 RT. 12, Rw. 05 Kelurahan Pondok Bambu, Kecamatan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 53 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Perseroan Terbatas Sierad Produce, Tbk merupakan suatu industri yang bergerak dalam bidang agroindustri, khususnya dalam bidang usaha pemotongan

Lebih terperinci

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TENTANG

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TENTANG GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR3 TAHUN2017 TENTANG PEMBENTUKAN OTORITAS KOMPETENSI KEAMANAN PANGAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG DENGAN

Lebih terperinci

Bakso ikan SNI 7266:2014

Bakso ikan SNI 7266:2014 Standar Nasional Indonesia Bakso ikan ICS 67.120.30 Badan Standardisasi Nasional BSN 2014 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen ini

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau

I. PENDAHULUAN. diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari hayati dan air, baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi

Lebih terperinci