TINJAUAN PUSTAKA Komunikasi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TINJAUAN PUSTAKA Komunikasi"

Transkripsi

1 TINJAUAN PUSTAKA Komunikasi Kata atau istilah komunikasi dari bahasa Inggris adalah communication. Secara etimologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa Latin communicatus, dan perkataan ini bersumber pada kata communis. Dalam kata communis ini memiliki makna berbagi atau menjadi milik bersama yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna. Komunikasi secara terminologis merujuk pada adanya proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi dalam pengertian ini yang terlibat dalam komunikasi adalah manusia. Merujuk pada pengertian Ruben dan Stewart (1988) mengenai komunikasi manusia, yaitu proses yang melibatkan individu-individu dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi dan masyarakat yang merespons dan menciptakan pesan untuk beradaptasi dengan lingkungan satu sama lain (process through which individuals-in relationships, groups, organizations and societies-respond to and create messages to adapt to the environment and one another). Menurut Berlo (1960), komunikasi merupakan proses penyampaian pesan, akan tetapi perlu dipahami bahwa komunikasi tidak hanya sampai pada batas penerima tetapi juga bagaimana pesan itu disampaikan dan diterima. Berlo menyebutnya sebagai model linier atau searah. Dalam model linier, komunikasi dikatakan efektif jika penerima mampu menerima pesan sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh sumber. Model komunikasi linier sering juga disebut sebagai model S-M-C-R-E (Source, Message, Channel, Receiver, and Effect). Menurut Schramm dan Kincaid (1977), komunikasi adalah proses saling membagi atau menggunakan informasi secara bersamaan dan bertalian antara pelaku dengan proses komunikasi informasi. DeVito (1997) memberikan batasan bahwa komunikasi mengacu pada suatu tindakan oleh dua orang atau lebih, yang mengirim dan menerima suatu pesan yang terdistorsi oleh suatu gangguan (noise), terjadi dalam konteks tertentu, dengan pengaruh tertentu dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik. Selain itu, dikenal juga komunikasi yang sifatnya umum (komunikasi universal).

2 10 Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan. Komunikasi dilakukan oleh seseorang kepada orang lain, dengan tujuan agar orang lain tersebut mengetahui dan mempunyai makna yang sama tentang hal yang dikomunikasikan, sehingga orang tersebut dapat menerima dan melaksanakan pesan yang disampaikan. Untuk itu, di antara orang-orang yang berkomunikasi harus tercapai kesamaan pengertian. Apabila kesamaan pengertian tidak tercapai, maka dapat dikatakan komunikasi tidak terjadi (Effendy, 2000). Wood (2004) mengartikan komunikasi sebagai sebuah proses yang sistemik di mana individu-individu berinteraksi dengan dan melalui simbolsimbol untuk menciptakan dan menginterpretasikan arti. Pengertian ini mempunyai empat kata kunci, yakni: proses, sistemik, simbol, dan arti. Pendapat ini juga dipertegas oleh West dan Turner (2008), yaitu komunikasi adalah proses sosial di mana individu-individu menggunakan simbol-simbol untuk menciptakan dan menginterpretasikan makna dalam lingkungan mereka. Efektivitas Komunikasi Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti tercapainya yang telah ditetapkan. Effendy (2001) menyatakan bahwa komunikasi dapat dikatakan efektif, jika dapat menimbulkan dampak seperti (1) kognitif, yaitu meningkatnya pengetahuan komunikan; (2) afektif, yaitu perubahan sikap dan pandangan komunikan, karena hatinya tergerak akibat komunikasi; dan (3) konatif, yaitu perubahan perilaku atau tindakan yang terjadi pada komunikan. Efek pada arah kognitif meliputi peningkatan kesadaran, belajar dan tambahan pengetahuan. Pada afektif meliputi efek yang berhubungan dengan emosi, perasaan dan sikap; sedangkan efek pada konatif berhubungan dengan perilaku dan niat untuk melakukan sesuatu dengan cara tertentu (Jahi, 1988). Suatu komunikasi dikatakan efektif apabila komunikator berhasil menyampaikan apa yang dimaksudkannya kepada komunikan (penerima). Komunikasi dinilai efektif bila stimuli yang disampaikan dan dimaksudkan oleh pengirim pesan berkaitan erat (identik) dengan stimuli yang ditangkap dan dipahami oleh penerima pesan. Menurut Tubb dan Moss (2005) ada lima hal yang menjadikan ukuran bagi komunikasi efektif, yaitu pemahaman, kesenangan, pengaruh pada sikap, hubungan yang makin baik, dan tindakan.

3 11 1. Pemahaman Arti pokok pemahaman adalah penerimaan yang cermat atas kandungan stimuli seperti yang dimaksud oleh pengirim pesan (komunikator) dan dikatakan efektif, bila penerima (komunikan) memperoleh pemahaman yang cermat atas pesan yang disampaikan. 2. Kesenangan Komunikasi tidak semua ditujukan untuk menyampaikan maksud tertentu, karena adakalanya berkomunikasi hanya sekedar untuk bertegur sapa dan menimbulkan kebahagiaan bersama. 3. Mempengaruhi sikap Tindakan mempengaruhi orang lain dan berusaha agar orang lain memahami ucapan adalah bagian dari kehidupan sehari-hari. Pada waktu menentukan tingkat keberhasilan berkomunikasi ternyata kegagalan dalam mengubah sikap orang lain belum tentu karena orang lain tersebut tidak memahami apa yang dimaksud. Dalam hal ini kegagalan dalam mengubah pandangan seseorang jangan disamakan dengan kegagalan dalam meningkatkan pemahaman, karena memahami dan menyetujui adalah dua hal yang sama sekali berlainan. 4. Memperbaiki hubungan Komunikasi yang dilakukan dalam suasana psikologis yang positif dan penuh kepercayaan akan sangat membantu terciptanya komunikasi yang efektif. Apabila hubungan manusia dibayang-bayangi oleh ketidakpercayaan, maka pesan yang disampaikan oleh komunikator yang paling kompeten dapat mengubah makna. 5. Tindakan Mendorong orang lain untuk melakukan tindakan sesuai dengan yang diinginkan, merupakan hasil yang paling sulit dicapai dalam berkomunikasi. Lebih mudah mengusahakan agar pesan dapat dipahami orang lain daripada mengusahakan agar pesan tersebut disetujui sebagai tindakan feedback dari komunikasi paling tinggi yang diharapkan oleh pemberi pesan.

4 12 Effendy (2000) mengatakan supaya terjadi komunikasi yang efektif, maka komponen-komponen komunikasi perlu diperhatikan, mulai dari komunikator, pesan, saluran dan komunikan sebagai sasaran komunikasi. 1. Komunikator Faktor penting pada diri komunikator dalam melancarkan komunikasi adalah daya tarik dan kredibilitas. Seorang komunikator akan mampu mengubah sikap, opini dan perilaku komunikan melalui mekanisme daya tarik. Apabila komunikan merasa ada kesamaan dengan komunikator, maka komunikan bersedia taat pada isi pesan yang dilancarkan oleh komunikator. Adapun kredibilitas berhubungan dengan profesi atau keahlian yang dimiliki seorang komunikator. Dengan kata lain, seorang komunikator akan mendapat kepercayaan, bila membahas suatu persoalan sesuai dengan profesi atau keahliannya. Faktor heteropily dapat menyebabkan komunikasi menjurus ke komunikasi yang tidak efektif. 2. Pesan Pesan komunikasi terdiri dari isi pesan dan lambang. Isi pesan komunikasi dapat satu, tetapi lambang yang digunakan dapat bermacam-macam, lambang yang paling banyak digunakan dalam komunikasi adalah bahasa. Oleh karena itu, komunikasi bahasa memegang peranan sangat penting. Tanpa penguasaan bahasa, hasil pemikiran yang bagaimanapun baiknya tidak akan dapat dikomunikasikan kepada orang lain secara tepat. 3. Saluran Saluran komunikasi adalah media yang dilalui pesan untuk sampai kepada komunikan (sasaran). Media komunikasi banyak macamnya dalam mencapai sasaran komunikasi, yaitu dengan cara memilih salah satu atau gabungan dari beberapa media. Pemilihan media tergantung pada tujuan yang akan dicapai, pesan yang akan disampaikan dan teknik yang akan digunakan. Masing-masing media komunikasi mempunyai kelebihan dan kekurangan. 4. Komunikan Pengenalan komunikan merupakan ketentuan utama yang harus dilaksanakan oleh komunikator dalam komunikasi. Ditinjau dari komponen komunikan,

5 13 seseorang dapat dan akan menerima pesan kalau terdapat empat kondisi secara simultan, yaitu: a. Komunikan benar-benar dapat mengerti pesan komunikasi. b. Pada saat mengambil keputusan, komunikan sadar bahwa keputusannya sesuai dengan tujuan. c. Pada saat mengambil keputusan, komunikan sadar bahwa keputusannya itu bersangkutan dengan kepentingan pribadinya. d. Komunikan mampu untuk menepatinya, baik secara mental maupun secara fisik. Menurut Berlo (1960), komunikasi akan berjalan efektif apabila ketepatannya dapat ditingkatkan dan gangguannya dapat diperkecil. Oleh karena itu, meningkatkan ketepatan dan mengurangi gangguan harus terjadi pada setiap unsur komunikasi. Hal tersebut dapat terjadi apabila: 1. Seorang komunikator harus memiliki keterampilan berkomunikasi (communication skills), pengetahuan yang luas mengenai apa yang dibahasnya (knowledge), sikap jujur dan bersahabat (attitude), serta mampu beradaptasi dengan sistem sosial dan budaya (social and cultural system). 2. Seorang komunikan harus memiliki kemampuan berkomunikasi, bersikap positif kepada komunikator dan pesan yang disampaikan, memahami isi pesan yang disampaikan, serta perilaku kebiasaan dalam menerima dan menafsirkan pesan. 3. Pesan yang disampaikan harus memenuhi persyaratan kode atau bahasa pesan, kesesuaian isi pesan dengan tujuan komunikasi, serta pemilihan dan pengaturan bahasa dan isi pesan. 4. Media komunikasi harus sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, sesuai dengan isi pesan sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat, serta efisien dalam memilih media. Prinsip media harus dapat dilihat, didengar, disentuh, dicium dan dirasakan. Metode komunikasi adalah cara penyampaian informasi secara timbal balik yang digolongkan ke dalam komunikasi perseorangan (interpersonal) dan komunikasi kelompok. DeVito (1997) mengelompokkan komunikasi ke dalam tujuh bentuk komunikasi, yaitu:

6 14 1. Komunikasi intrapersonal atau komunikasi dengan diri sendiri. Beberapa tujuan yang lazim dalam komunikasi intrapersonal adalah berpikir, melakukan penalaran, menganalisis dan merenung. Dalam komunikasi intrapersonal tersebut dikembangkan teori-teori tentang konsep diri. Konsep komunikasi intrapersonal yang berhubungan dengan keterampilan, antara lain memperkuat diri, meningkatkan kesadaran diri, meningkatkan kemampuan memecahkan masalah dan menganalisis masalah, meningkatkan pengendalian diri, mengurangi stres, mengatasi konflik, dan lain-lain. 2. Komunikasi interpersonal atau komunikasi antar pribadi. Tujuannya untuk mengenal, berhubungan, membantu, dan lain-lain. Beberapa teori yang diaplikasikan dalam konsep komunikasi ini antara lain mengapa orang mengembangkan hubungan, apa yang menyatukan sahabat, kerabat, keluarga dan apa yang memisahkannya, bagaimana hubungan dapat diperbaiki. Aplikasi keterampilan dari konsep komunikasi ini adalah meningkatkan efektivitas komunikasi satu lawan satu, mengembangkan dan memelihara hubungan yang efektif, meningkatkan kemampuan penyelesaian konflik. 3. Komunikasi kelompok kecil. Bertujuan berbagi informasi, mengembangkan gagasan, memecahkan masalah, membantu. Teori yang dapat diaplikasikan adalah apa yang membuat seseorang menjadi pemimpi, tipe kepemimpinan mana yang paling berhasil, apa peran anggota kelompok, apa yang berhasil dikerjakan kelompok dan apa yang gagal dilakukan kelompok, bagaimana kelompok dapat dibuat lebih efektif. Keterampilan yang diperlukan dalam komunikasi kelompok kecil adalah meningkatkan efektivitas sebagai anggota kelompok, meningkatkan kemampuan sebagai pemimpin, dan lain-lain. 4. Komunikasi organisasi atau komunikasi dalam suatu organisasi formal. Tujuannya meningkatkan produktivitas, meningkatkan semangat kerja, memberi informasi dan meyakinkan. Hal yang menyangkut teori adalah apa yang membuat organisasi efektif, apa kebutuhan yang harus dipenuhi organisasi, bagaimana komunikasi organisasi dapat ditingkatkan. Hal-hal yang berhubungan dengan keterampilan adalah meningkatkan efisiensi komunikasi ke atas dan ke bawah, serta lateral, menggunakan komunikasi untuk meningkatkan semangat kerja, dan lain-lain.

7 15 5. Komunikasi dengan publik atau khalayak. Tujuannya memberi informasi, mempengaruhi dan menghibur. Hal yang menyangkut teori adalah bagaimana khalayak dapat dianalisis dan diadaptasi secara efektif. Keterampilan yang diperlukan adalah mengkomunikasikan informasi secara lebih efektif, meningkatkan kemampuan persuasif, mengembangkan, mengorganisasikan, dan lain-lain. 6. Komunikasi antarbudaya atau komunikasi antar orang dari budaya yang berbeda. Tujuannya mengenal, berhubungan, mempengaruhi, bermain dan membantu. Teori yang dikembangkan adalah bagaimana budaya yang berbeda memandang komunikasi, apa yang menghambat komunikasi yang bermakna di antara orang-orang yang budayanya berlainan. Dalam hal ini diperlukan kemampuan menghindari hamabatan-hambatan utama dalam komunikasi antarbudaya. 7. Komunikasi massa atau komunikasi yang diarahkan kepada khalayak yang sangat luas. Tujuannya untuk menghibur, meyakinkan, mengukuhkan status, mengubah, mengaktifkan, memberi informasi dan menciptakan rasa persatuan. Teori yang dikembangkan adalah apa fungsi yang dijalankan media dan bagaimana media mempengaruhi kita, bagaimana kita dapat mempengaruhi media, dengan cara apa informasi disensor oleh media. Hal-hal yang berhubungan dengan keterampilan komunikasi bermedia massa adalah meningkatkan kemampuan menggunakan media agar lebih efektif. Dibandingkan dengan bentuk-bentuk komunikasi lainnya, komunikasi interpersonal dinilai lebih efektif dalam kegiatan mengubah sikap, kepercayaan, opini, dan perilaku komunikan. Alasannya komunikasi interpersonal berlangsung secara tatap-muka (face to face), sehingga terjadi kontak pribadi dan umpan balik berlangsung seketika. Komunikator dapat mengetahui secara langsung tanggapan komunikan terhadap pesan yang disampaikan. Komunikasi interpersonal seringkali dipergunakan untuk melancarkan komunikasi persuasif, yaitu agar orang lain (komunikan) bersedia menerima suatu paham atau keyakinan melakukan suatu perbuatan atau kegiatan. Selanjutnya Schramm dan Kincaid (1977) menyatakan bahwa komunikasi akan berhasil (terdapat kesamaan makna) apabila pesan yang disampaikan oleh

8 16 komunikator cocok dengan kerangka acuan (frame of reference), yakni paduan pengalaman dan pengertian (collection of experiences and meanings) yang diperoleh oleh komunikan. Jika bidang pengalaman komunikator sama dengan bidang pengalaman komunikan, komunikasi akan berlangsung lancar. Sebaliknya, apabila bidang pengalaman komunikan tidak sama dengan bidang pengalaman komunikator, akan timbul kesukaran untuk mengerti satu sama lain. Pembahasan mengenai beberapa teori dan pengertian-pengertian di atas dapat dijelaskan bahwa komunikasi dan efektivitas komunikasi dapat dikatakan berjalan dengan baik jika pesan yang disampaikan oleh pengirim berkaitan erat dengan pesan yang ditangkap dan diterima oleh penerima. Pemahaman, kesenangan, mempengaruhi sikap, memperbaiki hubungan, dan tindakan positif merupakan tujuan dari efektivitas komunikasi. Karakteristik Individu Rakhmat (2007) menyatakan bahwa karakteristik manusia terbentuk oleh faktor-faktor biologis dan faktor-faktor sosiopsikologis. Faktor biologis mencakup komponen genetik, sistem syaraf, dan sistem hormonal. Faktor sosiopsikologis terdiri dari komponen-komponen konatif (tindakan) yang berhubungan dengan kebiasaan dan afektif (faktor emosional). Selanjutnya Sampson dalam Humaedah (2007), mengemukakan bahwa faktor internal individu merupakan ciri-ciri yang dimiliki oleh seseorang yang berhubungan dengan semua aspek kehidupan dengan lingkungannya. Karakteristik tersebut terbentuk oleh faktor-faktor biologis dan sosiopsikologis. Karakteristik individu merupakan salah satu faktor penting untuk diketahui dalam rangka mengetahui perilaku suatu masyarakat. Soekartawi (2005) mengemukakan lebih rinci mengenai perbedaan individu yang mempengaruhi cepat-lambatnya proses adopsi inovasi, yaitu: (1) umur, (2) pendidikan, (3) status sosial ekonomi, (4) pola hubungan (lokalit atau kosmopolit), (5) keberanian mengambil resiko, (6) sikap terhadap perubahan sosial, (7) motivasi berkarya, (8) aspirasi, (9) fatalisme (tidak adanya kemampuan mengontrol masa depan sendiri), dan (10) dogmatisme (sistem kepercayaan yang tertutup). Berdasarkan beberapa uraian di atas, maka dapat dikatakan bahwa dalam menjelaskan karakteristik individu dan bagaimana hubungannya dengan

9 17 efektivitas komunikasi tergantung kepada tujuan penelitian yang dilakukan. Dalam penelitian ini diarahkan untuk melihat hubungan antara karakteristik individu dengan efektivitas komunikasi, dan efektivitas komunikasi dengan keberdayaan rumah tangga atau masyarakat. Karakteristik individu yang dimaksud dalam penelitian ini adalah usia, pendidikan, pendapatan, pekerjaan utama, dan luas pekarangan. Ketersediaan Informasi dan Sarana Produksi Ketersediaan informasi bagi masyarakat sangat tergantung pada di mana dia bertempat tinggal. Hal ini akan sangat mempengaruhi aspek komunikasi atau aksesibilitas masyarakatnya. Akses petani pada suatu daerah dengan daerah lainnya tidak selalu sama. Hal ini sangat terkait dengan ketersediaan sumber informasi serta keragaman informasi yang diperlukannya. Tubbs dan Moss (2005) dan Purwasito (2003), mengatakan bahwa globalisasi yang dipicu oleh kemajuan teknologi komunikasi telah mendorong semua bangsa ke arah komunikasi massa. Pada kondisi seperti inilah kerapatan dan keterbukaan komunikasi menjadi relatif karena dipengaruhi oleh eksistensi fasilitas komunikasi. Fasilitas seperti radio, televisi, surat kabar, majalah, buku-buku, internet, pusat informasi publik, dan kelompok atau kelembagaan masyarakat. Menurut van den Ban dan Hawkins (1999), dengan teknologi komunikasi modern memungkinkan petanu dapat dengan cepat memperoleh informasi dan menyeleksi yang paling tepat dengan menggunakan model tertentu untuk pengambilan keputusan. Informasi sangat penting dalam membangun hubungan antarmanusia dan melakukan interaksi dalam kehidupan bermasyarakat. Informasi dapat dilakukan dengan jalan komunikasi secara kontinu sebagai upaya kebersamaan dan membangun jaringan. Hal ini dapat dilakukan secara formal maupun nonformal, yang salah satu modelnya dapat dikembangkan melalui diskusi (Ruben & Stewart, 1988). Cangara (2000) menjelaskan bahwa informasi baru tentang pertanian yang dikomunikasikan melalui berbagai macam saluran, secara umum dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

10 18 1. Media massa, terdiri dari majalah pertanian, surat kabar, siaran pertanian melalui radio dan televisi. 2. Sumber informal, terdiri dari tetangga petani/peternak dan teman, kelompok usaha, kelompok profesi dan kelompok sosial. 3. Sumber komersial, terdiri dari hubungan petani/peternak dengan pedagang dan dealer, demonstrator dan buletin komersial. 4. Sumber agen pemerintah, terdiri dari buletin, pertemuan dan hubungan petani/peternak dengan penyuluh dan ahli. Selanjutnya Lionberger dan Gwin (1982), mengatakan bahwa proses penyebaran informasi pertanian dilakukan melalui empat tahapan, yaitu: (1) melalui penelitian, (2) pengujian lokal, (3) penyebaran informasi, dan (4) bimbingan kepada petani atau peternak. Depari dan McAndrews (1998) menambahkan bahwa peranan media massa dalam pembangunan nasional adalah sebagai agen pembaru (agent of social change). Letak peranannya adalah dalam membantu mempercepat proses peralihan masyarakat yang tradisional menjadi masyarakat modern. Berbicara tentang sumber informasi, setiap orang atau lembaga apa saja di mana saja masing-masing berperan sebagai sumber informasi. Sesama petani, aparat desa, penyuluh, fasilitator, televisi, radio, majalah, koran, dan sumber lainnya. Sebagai sumber informasi, sudah seharusnya mengedepankan kredibilitasnya, karena ini berkaitan dengan metode komunikasi dan pesanpesannya. Menurut Rakhmat (2007), kredibilitas itu tidak secara inheren ada dalam diri komunikator, namun kredibilitas itu juga terletak pada khalayak yang menerima sumber informasi tersebut. Di beberapa negara Asia, terdapat banyak organisasi petani seperti kelompok tani yang sudah mampu berperan dalam banyak hal, termasuk dalam penyediaan dan pengelolaan informasi. Malaysia, Thailand, dan India telah ada kelompok tani yang mampu berperan dalam penyediaan dan mengelola informasi, pengadaan saprotan perkreditan, pemasaran hasil-hasil pertanian, pengelolaan pascapanen dan pemberian pelayanan penyuluhan pertanian (Shah & Shah, 1994 dalam Sutawan 2000). Ketersediaan sarana produksi juga sangat berpengaruh

11 19 terhadap perkembangan perilaku efisiensi dan daya saing petani (Sumardjo, 1999). Uraian di atas menjelaskan bahwa setiap informasi dan sarana produksi selayaknya memiliki nilai inovasi. Ketidaktersediaan sumber informasi dan sarana produksi tersebut akan sangat mempengaruhi tingkat perkembangan dan perubahan sosial, berkomunikasi serta tingkat keberdayaan, tingkat berkomunikasi, serta tingkat keberdayaan petani tersebut. Kebijakan Publik Dalam perkembangannya, kebijakan publik (pemerintah) menjadi ilmu yang mempelajari proses pengambilan keputusan dengan menganalisis berbagai informasi yang terkait, tujuannya untuk menghasilkan nilai-nilai otoritatif. Nilainilai ini dicakup dalam legislasi untuk kemudian diterjemahkan dalam rencana atau program, sebagai wujud akuntabilitas pemerintah. Keberhasilan kebijakan ini sangat ditentukan oleh aktor-aktor kunci yang intinya adalah tepat dan bijak dalam mengambil keputusan pada saat mengimplementasikan kebijakan tersebut. Kebijakan pemerintah dapat didefinisikan dalam arti luas dan sempit. Dalam arti luas kebijakan pemerintah adalah segala sesuatu atau apapun yang dipilih oleh pemerintah untuk dilakukan atau tidak dilakukan (whatever governments choose to do or not to do). Dalam arti sempit atau khusus adalah suatu arah aksi yang tetap yang diikuti oleh pelaku-pelaku atau aturan dalam menangani masalah atau keprihatinan (a purposive course of action followed by an actor or set actors in dealing with a problem or matter of concern) (Young & Quinn, 2002). Anderson pada tahun 1975 dalam Tangkilisan (2003) memberikan definisi tentang kebijakan publik sebagai kebijakan-kebijakan yang dibangun oleh badanbadan dan pejabat-pejabat pemerintah, di mana implikasi dari kebijakan tersebut adalah: (1) kebijakan publik selalu mempunyai tujuan tertentu atau mempunyai tindakan-tindakan yang berorientasi pada tujuan, (2) kebijakan publik berisi tindakan-tindakan pemerintah, (3) kebijakan publik merupakan apa yang benarbenar dilakukan oleh pemerintah, jadi bukan merupakan apa yang masih dimaksudkan untuk dilakukan, (4) kebijakan publik yang diambil bisa bersifat

12 20 positif dalam arti merupakan tindakan pemerintah mengenai segala sesuatu masalah tertentu, atau bersifat negatif dalam arti merupakan keputusan pemerintah untuk tidak melakukan sesuatu, (5) kebijakan pemerintah setidak-tidaknya dalam arti yang positif didasarkan pada peraturan perundangan yang bersifat mengikat dan memaksa. Dye 1978 dalam Hosio (2007) mendefinisikan kebijakan publik sebagai segala sesuatu atau apapun yang dipilih oleh pemerintah untuk dilakukan atau tidak dilakukan (whatever governments choose to do or not to do). Kebijakan publik sebagai suatu upaya untuk mengetahui apa sesungguhnya yang dilakukan oleh pemerintah, mengapa mereka melakukannya, dan apa yang menyebabkan mereka melakukannya secara berbeda-beda. Dye juga mengatakan bahwa apabila pemerintah memilih untuk melakukan suatu tindakan, maka tindakan tersebut harus memiliki tujuan. Kebijakan publik tersebut harus meliputi semua tindakan pemerintah, bukan hanya merupakan keinginan atau pejabat pemerintah saja. Di samping itu, sesuatu yang tidak dilaksanakan oleh pemerintah pun termasuk kebijakan publik. Hal ini disebabkan karena sesuatu yang tidak dilakukan oleh pemerintah akan mempunyai pengaruh yang sama besar dengan sesuatu yang dilakukan oleh pemerintah. Oxford English Dictionary dalam Parsons (2006), memberikan definisi tentang kebijakan publik sebagai kebijaksanaan politik, tata negara, perilaku yang bijak, tipu daya, tindakan yang diadopsi oleh pemerintah, partai, dll (political sagacity, statecraft, prudent conduct, craftiness, course of action adopted by government, party, etc). Salah satu kamus sinonim yang memberikan definisi sebagai berikut: kebijakan, kenegarawanan, administrasi, kebijaksanaan, rencana, peran, tindakan, taktik, strategi, kebijaksanaan. Maksudnya ialah kebijakan politik, keterampilan suatu negara bagian, pemimpin yang bijaksana, kecakapan sebagai negarawan, kebijaksanaan, administrasi, rencana, aturan main, aksi/tindakan, taktik-taktik, strategi, merupakan arah suatu tindakan yang diadopsi oleh pemerintah atau partai (policy, statesmanship, administration, wisdom, plan, role, action, tactics, strategy, sagacity). Selanjutnya Topatimasang et al. (2000), kebijakan publik merupakan suatu kebijakan tertentu dari pemerintah yang menyangkut kepentingan umum.

13 21 Menurut Mosher (1978) kebijakan (policies) dan tindakan-tindakan pemerintah mempunyai pengaruh yang sangat besar atas kecepatan pembangunan pertanian. Perencanaan nasional adalah proses memutuskan apa yang hendak dilakukan oleh pemerintah mengenai tiap kebijakan dan kegiatan yang mempengaruhi pembangunan pertanian selama jangka waktu tertentu. Syarat mutlak perlu mendapat prioritas tertinggi, syarat pelancar dapat membantu apabila syarat mutlak telah tersedia. Memberikan prioritas kepada syarat mutlak bukan berarti bahwa usaha-usaha terhadap syarat pelancar harus ditangguhkan sampai semua telah terpenuhinya syarat-syarat mutlak. Pengaruh dari semua syarat mutlak dan pelancar itu terletak dalam fasilitas-fasilitas yang tersedia bagi para petani serta mengubah kondisi cara berusahatani. Syarat mutlak yang dicari tersebut di antaranya: (1) keberadaan pasar, (2) teknologi, (3) saprodi lokal, (4) perangsang produksi dan (5) aspek pengangkutan. Syarat pelancar yang dilihat meliputi aspek: (1) pendidikan pembangunan, (2) kredit produksi, (3) kegiatan gotong-royong, (4) aspek lahan dan tanah pertanian dan (5) perencanaan nasional. Jadi, kebijakan pemerintah merupakan rencana kegiatan, pernyataan suatu tujuan yang ideal yang dibuat oleh pemerintah, partai politik atau kegiatan usaha. Kebijakan pemerintah merupakan hasil rumusan pola intervensi atau pengaturan pemerintah berdasarkan ketetapan legislatif, aturan main administrasi publik, serta adanya dukungan publik yang berpengaruh bagi masyarakat luas. Dalam negara yang demokratis kebijakan dibuat berdasarkan kebutuhan publik. Jadi sebelum pemerintah menetapkan kebijakan, terlebih dahulu menampung aspirasi dari masyarakat. Penyuluhan Pertanian van den Ban dan Hawkins (1999) mengartikan penyuluhan sebagai keterlibatan seseorang untuk melakukan komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sesamanya memberikan pendapat sehingga bisa membuat keputusan yang benar. Secara sistematis pengertian penyuluhan tersebut adalah proses untuk: (1) membantu petani menganalisis situasi yang sednag dihadapi dan melakukan perkiraan ke depan; (2) membantu petani menyadarkan terhadap kemungkinan timbulnya masalah dari analisis tersebut; (3) meningkatkan

14 22 pengetahuan dan mengembangkan wawasan terhadap suatu masalah, membantu menyusun kerangka berdasarkan pengetahuan yang dimiliki petani; (4) membantu petani memperoleh pengetahuan yang khsusus berkaitan dengan cara pemecahan masalah yang dihadapi serta akibat yang ditimbulkannya sehingga mereka mempunyai berbagai alternatif tindakan; (5) membantu petani memutuskan pilihan yang tepat yang menurut pendapat mereka sudah optimal; (6) meningkatkan motivasi petani untuk mengevaluasi dan meningkatkan keterampilan mereka dalam membentuk pendapat dan mengambil keputusan. Menurut Mardikanto (1993), penyuluhan dapat dipahami sebagai sebuah proses, yakni: (1) proses penyebaran informasi, (b) sebagai proses penerangan; (c) proses perubahan perilaku; dan (d) proses pendidikan. Sementara Slamet (2003) mengatakan bahwa penyuluhan adalah program pendidikan luar sekolah yang bertujuan memberdayakan sasaran, meningkatkan kesejahteraan sasaran secara mandiri dan membangun masyarakat; sistem yang berfungsi secara berkelanjutan dan tidak bersifat adhoc, serta program yang menghasilkan perubahan perilaku dan tindakan sasaran yang menguntungkan sasaran dan masyarakatnya. Secara singkat penyuluhan dapat diartikan sebagai suatu pendidikan nonformal yang bertujuan untuk membantu masyarakat atau petani mengubah perilakunya dalam hal pengetahuan, keterampilan dan sikap agar mereka dapat memecahkan masalah yang dihadapinya guna mencapai kehidupan yang lebih baik. Optimalisasi Lahan Pekarangan Optimalisasi ialah suatu proses untuk mencapai hasil yang ideal atau optimal (nilai efektif yang dapat dicapai). Dalam hal ini, optimalisasi juga digunakan dalam penggunaan pekarangan. Pekarangan, sebagai lahan yang berada di sekitar rumah dengan batas dan pemilikan yang jelas merupakan lahan yang potensial sebagai salah satu lahan untuk produksi pertanian, sumber plasma nutfah, dan sebagai ruang terbuka hijau yang dapat menyerap Carbon yang efektif. Pemberdayaan pekarangan yang didasari oleh kearifan lokal, diperkirakan dapat diandalkan sebagai lahan produktif baik untuk subsistem maupun berskala ekonomis. Karena itu pekarangan berperan dalam ketahanan pangan masyarakat

15 23 desa selain untuk konservasi keragaman jenis biologi. Selain itu, luas pemilikan pekarangan di desa yang ideal secara ekologis dan ekonomis diharapkan dapat dijadikan pegangan bagi Badan Pertanahan Nasional (BPN) dalam mengimplementasikan kegiatan Reformasi Agraria dengan basis pendistribusian lahan pekarngan bagi masyarakat landless di Pulau Jawa (Arifin et al, 2007). Menurut Danoesastro (1976) pemanfaatan pekarangan adalah pekarangan yang dikelola melalui pendekatan terpadu berbagai jenis tanaman, ternak dan ikan, sehingga akan menjamin ketersediaan bahan pangan yang beraneka ragam secara terus menerus guna pemenuhan gizi keluarga. Di pekarangan bisa ditanam dengan beraneka jenis tanaman yang menghasilkan yang dibutuhkan sehari-hari seperti tanaman buah-buahan, sayur-sayuran, bunga-bungaan, tanaman obatobatan, bumbu-bumbuan, rempah-rempah, kelapa dan lain-lain. Secara garis besar, pemanfaatan lahan pekarangan menurut lokasinya dikelompokkan menjadi tiga kategori (Rukmana, 2005), yaitu: 1. Di daerah pedalaman, pekarangan pada umumnya dimanfaatkan sebagai sumber pangan dan gizi, obat-obatan, dan rempah-rempah serta unttk pelestarian lingkungan. 2. Di daerah perdesaan yang dekat dengan pusat konsumsi, pekarangan dimanfaatkan sebagai penghasil buah-buahan, sumber penghasilan, dan pelestarian lingkungan. 3. Di daerah perkotaan, pekarangan dimanfaatkan sebagai sumber pangan untuk perbaikan gizi, memberikan kenyamanan dan keindahan, serta melestarikan lingkungan. Penelitian Terdahulu Menurut Indra (2011) yang melihat pengaruh karakteristik individu dengan efektivitas komunikasi kelompok tani dalam mewujudkan keberdayaan petani di Kabupaten Aceh Singkil, didapat hasil sebagai berikut:

16 24 Tabel 1. Hubungan karakeristik individu dengan efektivitas komunikasi Karakteristik Individu Pemahaman (Y 1 ) Kesenangan (Y 2 ) Efektivitas Komunikasi Mempengaruhi Sikap (Y 3 ) Hubungan yang Makin Baik (Y 4 ) Tindakan Positif (Y 5 ) Umur (X 1 ) Nyata Nyata Tidak Nyata Nyata Tidak Nyata Pendidikan Formal Tidak Nyata Nyata Nyata Nyata Nyata (X 2 ) Pendidikan Non Nyata Tidak Nyata Tidak Nyata Tidak Nyata Tidak Nyata Formal (X 3 ) Pendapatan (X 4 ) Tidak Nyata Nyata Nyata Nyata Nyata Pengalaman (X 5 ) Tidak Nyata Tidak Nyata Tidak Nyata Tidak Nyata Tidak Nyata Luas Garapan (X 6 ) Tidak Nyata Tidak Nyata Tidak Nyata Nyata Tidak Nyata Kekosmopolitan (X 7 ) Tidak Nyata Tidak Nyata Nyata Nyata Tidak Nyata Sumber: Indra (2011) Pada Tabel 1, pendidikan formal sangat berhubungan nyata dengan indikator kesenangan, mempengaruhi sikap, hubungan yang baik dan tindakan positif. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi pendidikan seorang petani, maka semakin bagus juga tingkat efektivitas komunikasinya. Efektifnya komunikasi sangat tergantung pada siapa yang memberikan pesan dan penerima pesan, jadi pelaku komunikasi sangat berperan penting. Sebagai pelaku komunikasi diutamakan adanya kesamaan makna dalam menginterpretasikan pesan-pesan yang dimunculkan dan hal ini sangat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan pribadi. Namun dalam hasil analisis ini pendidikan formal tidak berhubungan nyata dengan indikator pemahaman, ini dikarenakan tingkat pemahaman seseorang bukan berdasarkan pada tingkat pendidikan formalnya seorang petani, tetapi juga dipengaruhi oleh pendidikan non formal seperti pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh PPL. Berdasarkan uraian di atas, karakteristik individu berhubungan dengan tingkat efektivitas komunikasi. Keberagaman karakteristik tersebut sebagai fakta yang bisa mempengaruhi tingkat efektivitas individu sebagai pribadi dan makhluk sosial, jelas tidak dapat dipisahkan dari faktor eksternalnya. Karena sebagai makhluk sosial maupun sebagai pelaku utama di sektor pertanian, petani jelas tidak dapat melepaskan diri dari pengaruh lingkungannya. Kesulitan petani bukan

17 25 karena pemalas atau tidak bekerja keras, tetapi lebih banyak ditentukan oleh faktor luar yang membuat petanu menjadi semakin termarjinalkan. Pendidikan nonformal berhubungan nyata dengan tingkat pemahaman. Ini menjelaskan bahwa tingginya pengaruh pelatihan yang pernah diikuti oleh petani terhadap tingkat pemahaman. Pelatihan yang pernah diikuti oleh petani lebih mengedepankan kepada praktek di lapangan dan ini sangat memudahkan petani dalam meniru dan mengingat kegiatan tersebut. Berbeda dengan pendidikan formal yang mengedepankan teori dengan cara mendengar saja. Namun pada hasil analisis yang dilakukan, pendidikan nonformal tidak berhubungan nyata dengan tingkat kesenangan, sikap, hubungan baik dan tindakan positif. Kemungkinan disebabkan tingkat motivasi petani yang rendah. Rendahnya motivasi dikarenakan oleh ketidakmampuan secara finansial dan kepentingan yang lain, sehingga pelatihan yang pernah diikuti tidak memberikan dampak positif terhadap petani itu sendiri. Pendapatan petani berhubungan nyata dengan indikator kesenangan, sikap, hubungan baik dan tindakan positif. Artinya, semakin tinggi pendapatan maka tingkat indikator kesenangan, sikap, hubungan baik dan tindakan positif akan cenderung menurun. Kecenderungan seperti ini pada dasarnya berhubungan dengan sikap dan watak individu manusia yang pada saat mendapatkan kelebihan atau pendapatan kemungkinan seseorang untuk individualis bisa saja muncul. Hal ini bisa menyebabkan interaksi di kelompok akan terabaikan dan dapat menjadikan efektivitas komunikasi dalam kelompok bisa terkendala. Pengalaman berorganisasi dan luas lahan garapan tidak berhubungan nyata dengan semua indikator efektivitas komunikasi, disebabkan efektivitas komunikasi itu didasarkan atas pesan-pesan yang disampaikan itu mengalami kesamaan makna antara komunikan dan komunikator. Kekosmopolitan berhubungan nyata dengan sikap dan hubungan baik. Hal ini menggambarkan bahwa semakin tinggi tingkat kemampuan petani dalam mencari sumber informasi maka berhubungan dengan sikap dan hubungan baik. Sikap di sini adalah secara kognitif petani mampu dengan cepat mengadopsi informasi secara cepat dan tercipta motivasi. Begitu juga dengan terjadinya hubungan yang baik, yang menerangkan tentang bagaimana seorang petani

18 26 mampu berhubungan baik dengan sesama anggota maupun pada sumber informasi. Menurut Indra (2011), efektivitas komunikasi dipengaruhi karakteristik individu, seperti: umur, pendidikan formal, pendidikan nonformal, kekosmopolitan. Selain itu, efektivitas komunikasi juga dipengaruhi faktor eksternal, seperti: ketersediaan informasi, kebijakan publik, intensitas penyuluhan dan ketersediaan sarana produksi. Dalam penelitian ini juga menunjukkan adanya hubungan yang nyata positif antara efektivitas komunikasi dengan keberdayaan petani. Penelitian Suwanda (2008), yang melihat pengaruh faktor internal dengan efektivitas komunikasi Model Prima Tani Usahatani Padi, didapat hasil sebagai berikut: Tabel 2. Hubungan faktor internal dengan efektivitas komunikasi model prima tani usahatani padi Kognitif (Y 1 ) Afektif Konatif (Y 2 ) (Y 2 ) Efektivitas Komunikasi Karakteristik Individu Umur (X 1 ) Nyata Tidak Nyata Nyata Pendidikan Formal (X 2 ) Nyata Tidak Nyata Nyata Pendidikan Non Formal (X 3 ) Nyata Tidak Nyata Nyata Pengalaman (X 4 ) Nyata Tidak Nyata Nyata Pendapatan (X 5 ) Nyata Tidak Nyata Nyata Pola Usaha Tani (X 6 ) Tidak Nyata Tidak Nyata Tidak Nyata Status Lahan (X 7 ) Nyata Tidak Nyata Nyata Luas Lahan (X 8 ) Nyata Tidak Nyata Nyata Orientasi Usahatani (X 9 ) Nyata Tidak Nyata Nyata Status Petani (X 10 ) Nyata Tidak Nyata Nyata Sumber: Suwanda (2008) Tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian besar faktor internal, seperti umur, tingkat pendidikan formal, tingkat pendidikan non-formal, pengalaman bertani, pendapatan rata-rata, status lahan, luas lahan garapan, orientasi usahatani dan status petani berhubungan nyata dengan tingkat efektivitas komunikasi petani responden pada ranah kognitif dan konatif. Tidak terdapat hubungan yang signifikan pada pola usahatani dengan efektivitas komunikasi ranah afektif petani, hal ini disebabkan karena petani tidak sepenuhnya mendukung model prima tani usahatani padi dengan alasan program yang dijalankan ini tergolong singkat sehingga manfaat yang didapat relatif sedikit. Pada korelasi hubungan antara umur, tingkat pendidikan formal, tingkat pendidikan non-formal, pengalaman

19 27 bertani, pendapatan rata-rata, pola usahatani, status lahan, luas lahan garapan, orientasi usahatani, dan status petani dengan afektif petani dalam efektivitas komunikasi model Prima Tani tidak terdapat hubungan yang signifikan. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan terdapat hubungan nyata antara faktor internal dengan efektivitas komunikasi model Prima Tani usahatani padi, sebagian besar diterima. Secara umum, karakteristik personal seseorang mempengaruhi tingkat efektivitas komunikasi. Keberagaman karakteristik-karakteristik personal sebagai fakta yang mempengaruhi tingkat efektivitas individu sebagai pribadi maupun sebagai mahluk sosial, jelas tidak dapat dipisahkan dari faktor eksternalnya. Karena sebagai mahluk sosial maupun sebagai pelaku utama di sektor pertanian, petani jelas tidak dapat melepaskan diri dari pengaruh lingkungannya. Kesulitan petani bukan karena petani menjadi pemalas atau tidak bekerja keras, tetapi lebih banyak ditentukan oleh faktor luar yang membuat petani menjadi makin tidak menguntungkan sehingga berada di luar jangkauan petani. Penelitian Indra (2011) melihat pengaruh faktor eksternal dengan efektivitas komunikasi kelompok tani dalam mewujudkan keberdayaan petani di Kabupaten Aceh Singkil, didapat hasil sebagai berikut: Faktor Eksternal Tabel 3. Hubungan faktor eksternal dengan efektivitas komunikasi Pemahaman (Y 1 ) Kesenangan (Y 2 ) Efektivitas Komunikasi Mempengaruhi Sikap (Y 3 ) Hubungan yang Makin Baik (Y 4 ) Tindakan Positif (Y 5 ) Kebijakan Tidak Nyata Nyata Nyata Nyata Tidak Nyata Publik (X 1 ) Intensitas Tidak Nyata Nyata Nyata Nyata Nyata Penyuluhan (X 2 ) Ketersediaan Tidak Nyata Tidak Nyata Tidak Nyata Tidak Nyata Sarana Produksi (X 3 ) Nyata Ketersediaan Informasi (X 4 ) Nyata Nyata Nyata Nyata Nyata Sumber: Indra (2011) Pada Tabel 3, faktor eksternal menunjukkan bahwa secara umum semua indikator berhubungan nyata dengan indikator efektivitas komunikasi. Namun ada beberapa indikator yang tidak berhubungan nyata dengan indikator lainnya, di

20 28 antaranya adalah kebijakan publik dengan pemahaman dan tindakan positif, intensitas penyuluhan dengan pemahaman, ketersediaan sarana produksi dengan pemahaman, kesenangan, mempengaruhi sikap dan hubungan baik. Hal ini mengindikasikan bahwa kebijakan publik, intensitas penyuluhan, ketersediaan sarana produksi dan ketersediaan informasi sangat mempengaruhi tingkat efektivitas komunikasi. Dari penjelasan hubungan antara karakteristik individu dan faktor eksternal dengan efektivitas komunikasi, beserta juga penjelasan indikatorindikatornya maka dapat dikatakan terdapat hubungan yang nyata positif antara karakteristik individu, faktor eksternal dengan efektivitas komunikasi. Pada karakteristik individu, secara umum terdapat hubungan nyata pada hampir semua indikator kecuali pada indikator pendapatan petani, pengalaman organisasi dan luas lahan garapan. Pada indikator pendapatan petani berhubungan nyata negatif dengan semua indikator efektivitas komunikasi. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi pendapatan petani efektivitas komunikasi dalam kelompok tani cenderung menurun, sedangkan pada indikator pengalaman berorganisasi, terdapat hubungan nyata negatif dengan indikator pemahaman dan mempengaruhi sikap. Sementara itu, pada indikator luas lahan garapan memiliki hubungan nyata negatif dengan indikator kesenangan dan mempengaruhi sikap. Hasil penelitian Anas (2003) tentang keefektivan komunikasi program pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir, melihat hubungan faktor internal dengan efektivitas komunikasi program pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir, didapat hasil sebagai berikut: Tabel 4. Hubungan faktor internal dengan efektivitas komunikasi program pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir Efektivitas Komunikasi Karakteristik Nelayan Kognitif (Y 1 ) Afektif (Y 2 ) Konatif (Y 3 ) Umur (X 1 ) Tidak Nyata Tidak Nyata Tidak Nyata Pendidikan Formal (X 2 ) Tidak Nyata Tidak Nyata Tidak Nyata Pendidikan Non Formal (X 3 ) Tidak Nyata Nyata Tidak Nyata Jenis Usaha (X 4 ) Tidak Nyata Nyata Tidak Nyata Jumlah Tanggungan Keluarga (X 5 ) Nyata Nyata Nyata Pendapatan Keluarga (X 6 ) Nyata Nyata Nyata Pengeluaran Keluarga (X 7 ) Tidak Nyata Tidak Nyata Tidak Nyata Anas: 2003

21 29 Tabel 4 menunjukkan bahwa faktor umur, pendidikan formal, dan pengeluaran keluarga tidak mempunyai hubungan yang nyata dengan efektivitas komunikasi baik dalam meningkatkan pengetahuan, menentukan sikap maupun dalam mengambil tindakan. Pendidikan nonformal dan jenis usaha tidak mempunyai hubungan yang nyata dengan efektivitas komunikasi dalam meningkatkan pengetahuan dan mengambil tindakan. Pendidikan nonformal hanya berhubungan nyata positif dalam menentukan sikap. Jenis usaha hanya berhubungan nyata negatif dengan sikap. Jumlah tanggungan keluarga berhubungan nyata negatif dengan efektivitas komunikasi yang dilakukan nelayan, baik yang mencakup aspek pengetahuan, sikap, maupun tindakan. Nilai koefisien korelasi negatif menunjukkan adanya hubungan yang negatif pula. Artinya, nelayan dengan tanggungan keluarga kecil, akan lebih efektif berkomunikasi dalam meningkatkan pengetahuan, menentukan sikap dan tindakan terhadap program yang disampaikan. Pendapatan keluarga berhubungan sangat nyata positif dengan efektivitas komunikasi, baik yang mencakup aspek pengetahuan, sikap, maupun tindakan. Ini berarti bahwa semakin besar pendapatan nelayan semakin efektif mereka berkomunikasi dalam meningkatkan pengetahuan, menentukan sikap dan mengambil keputusan. Hasil penelitian lain menunjukkan bahwa karakteristik individu juga berkaitan dengan efektivitas komunikasi, yaitu Djunaedi (2003) yang meneliti tentang efektivitas komunikasi dalam Program Imbal Swadaya di Kecamatan Dramaga, menjelaskan bahwa terdapat hubungan antara karakteristik individu dengan tingkat efektivitas komunikasi tentang bagaimana Program Imbal Swadaya bisa diterima oleh masyarakat. Hasilnya menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka semakin tinggi pula tingkat efektivitas komunikasi seseorang. Astuti (2003) dalam penelitiannya tentang keefektivan komunikasi dalam pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan menunjukkan adanya hubungan yang nyata antara faktor situasional dengan keefektivan komunikasi, yaitu hubungan dalam persepsi anggota terhadap P4K, dukungan anggota terhadap kelompok P4K, dan kesesuaian syarat pinjaman kepada anggota kelompok.

22 30 Hasil penelitian Anas (2003) tentang keefektivan komunikasi program pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir menunjukkan bahwa karakteristik individu yang merupakan faktor penentu dalam membentuk efektivitas komunikasi adalah pendapatan dan jumlah tanggungan keluarga. Masyarakat dengan tanggungan keluarga kecil dan pendapatan lebih besar, akan lebih efektif berkomunikasi dalam meningkatkan pengetahuan, menentukan sikap dan mengambil suatu tindakan terhadap suatu program yang disampaikan. Penelitian yang dilakukan Suwanda (2008) hubungan antara faktor internal dengan efektivitas komunikasi model usahatani padi untuk: umur, tingkat pendidikan, pendapatan, dan luas lahan dengan ranah kognitif berhubungan sangat nyata. Dalam penelitian Indra (2011) juga ditemukan adanya hubungan antara karakteristik individu dengan keberdayaan petani, menunjukkan bahwa sebagian besar indikator karakteristik individu berhubungan positif dengan keberdayaan petani, didapat hasil sebagai berikut: Karakteristik Individu Tabel 5. Hubungan karakteristik individu dengan keberdayaan petani di Kabupaten Aceh Singkil Mandiri (Y 1 ) Berwawasan (Y 2 ) Mempunyai Aset (Y 3 ) Keberdayaan Petani Kesadaran Hak dan Kewajiban (Y 4 ) Saling Ketergantungan (Y 5 ) Kemampuan Mendapat Peluang Pasar (Y 5 ) Umur (X 1 ) Nyata Nyata Nyata Nyata Nyata Nyata Pendidikan Nyata Nyata Nyata Nyata Nyata Tidak Nyata Formal (X 2 ) Pendidikan Non Formal (X 3 ) Tidak Nyata Tidak Nyata Tidak Nyata Tidak Nyata Nyata Tidak Nyata Pendapatan Petani (X 4 ) Pengalaman Berorganisasi (X 5 ) Luas Lahan Garapan (X 5 ) Kosmopolitan (X 6 ) Nyata Nyata Nyata Nyata Tidak Nyata Tidak Nyata Tidak Nyata Sumber: Indra (2011) Tidak Nyata Tidak Nyata Tidak Nyata Tidak Nyata Nyata Tidak Tidak Tidak Nyata Tidak Nyata Tidak Nyata Tidak Nyata Nyata Nyata Nyata Nyata Nyata Nyata Nyata Nyata Tabel 5 menunjukkan bahwa secara umum umur berhubungan nyata dengan keseluruhan indikator-indikator keberdayaan petani. Ini memberikan gambaran bahwa semakin bertambahnya umur maka semakin tinggi juga tingkat

23 31 keberdayaannya. Kemandirian sangat ditentukan dari tingkat kematangan atau kedewasaan seseorang; bagaimana petani bisa mampu memilih jalan hidupnya dan menentukan pilihan dalam aktivitas bertaninya. Mengenai wawasan juga sangat ditentukan oleh tingkat umur, apalagi ditambah dengan tingkat pengalaman hidup yang banyak. Pengalaman hidup bisa dilihat dari tingkatan umur, semakin tinggi maka pengalaman hidupnya juga semakin banyak dan ini akan berdampak secara kognitif kepada individu seseorang. Semakin tinggi umur petani maka semakin produktif juga dalam mengumpulkan aset produksinya, selain didukung oleh kebutuhan pribadi juga didukung oleh anggota keluarga lainnya. Umur juga meningkatkan kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga negara, pemahaman akan hal ini akan meningkatkan tingkat keberdayaan secara individu. Semakin tinggi umur akan meningkatkan saling ketergantungan dengan orang lain, hal ini sesuai dengan hakikat sebagai manusia bahwasanya tidak akan berdiri sendiri tanpa ada bantuan orang lain. Lain halnya dengan hasil analisis yang menyatakan bahwa umur berhubungan nyata dengan kemampuan petani dalam mendapatkan peluang pasar, artinya semakin tinggi umur seseorang maka kemampuan mendapatkan peluang pasar juga akan semakin mudah, ini mungkin didukung oleh tingkat pengalaman petani dalam melakukan hubungan jual beli dengan pihak lain dalam menjual hasil panennya. Pendidikan formal berhubungan sangat nyata dengan indikator mandiri, berwawasan, mempunyai aset, kesadaran hak dan kewajiban dan saling ketergantungan. Ini menggambarkan bahwa pendidikan formal sangat berhubungan dengan keberdayaan seseorang. Pendidikan biasanya menciptakan manusia dengan berbagai kemampuan baik secara pengetahuan, sikap dan tindakan. Berbagai kemampuan ini menjadi dasar petani dalam beraktivitas dan akan meningkatkan keberdayaannya. Lain halnya dengan pendidikan nonformal, dari hasil analisis menunjukkan bahwa adanya hubungan yang nyata dengan kemandirian dan saling ketergantungan. Ini menunjukkan bahwa pendidikan nonformal dengan pendidikan formal memiliki fungsi yang sama, karena dapat meningkatkan keberdayaan petani itu sendiri. Tabel tersebut juga menunjukkan adanya hubungan yang nyata negatif antara indikator pendapatan dengan indikator mandiri, berwawasan, mempunyai

24 32 aset, kesadaran hak dan kewajiban. Ini berarti bahwa semakin meningkat pendapatan petani maka tingkat keberdayaan petani akan menurun. Untuk menyatakan bahwa seseorang itu berdaya, banyak ukuran yang bisa dijadikan patokan, tidak hanya melihat pada tingkat pendapatan seseorang yang tinggi. Pengalaman organisasi dan luas lahan garapan dari Tabel 5 di atas menunjukkan bahwa secara umum tidak ada hubungan yang nyata dengan keberdayaan petani. Tidak adanya hubungan nyata ini dikarenakan bahwa petani dalam berorganisasi tidak terlalu serius mengikutinya dan hanya kegiatankegiatan formal saja yang diikuti sehingga hubungan dengan orang lain semakin sedikit dan akan menjadikan petani menjadi obyek dari organisasi. Lain halnya dengan luas lahan garapan yang tidak mempunyai hubungan nyata dengan tingkat keberdayaan petani, ini jelas menunjukkan bahwa seluas apapun petani memiliki lahan garapan, tidak berhubungan nyata dengan tingkat wawasan, kemandirian, dan lainnya. Pada indikator kekosmopolitan terlihat bahwa terdapat hubungan yang sangat nyata dengan semua indikator keberdayaan petani seperti kemandirian, berwawasan, mempunyai aset, kesadaran hak dan kewajiban, saling ketergantungan dan kemampuan mendapat peluang pasar. Ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat kemampuan petani dalam mencari informasi maka semakin tinggi juga tingkat keberdayaannya. Ini menunjukkan betapa strategisnya makna informasi bagi keberdayaan petani. Faktor Eksternal Kebijakan Publik (X 1 ) Intensitas Penyuluhan (X 2 ) Ketersediaan Sarana Produksi (X 3 ) Ketersediaan (X 4 ) Informasi Tabel 6. Hubungan faktor eksternal dengan keberdayaan petani di Kabupaten Aceh Singkil Mandiri (Y 1 ) Berwawasan (Y 2 ) Mempunyai Aset (Y 3 ) Keberdayaan Petani Kesadaran Hak dan Kewajiban (Y 4 ) Saling Ketergantungan (Y 5 ) Kemampuan Mendapat Peluang Pasar (Y 6 ) Nyata Nyata Nyata Nyata Nyata Tidak Nyata Nyata Nyata Nyata Nyata Nyata Tidak Nyata Tidak Nyata Sumber: Indra (2011) Tidak Nyata Tidak Nyata Tidak Nyata Tidak Nyata Nyata Nyata Nyata Nyata Nyata Nyata Tidak Nyata

TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas Komunikasi

TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas Komunikasi Efektivitas Komunikasi TINJAUAN PUSTAKA Komunikasi secara terminologis merujuk pada adanya proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi dalam pengertian ini yang terlibat

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

BAB II PENDEKATAN TEORITIS 6 BAB II PENDEKATAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Komunikasi Komunikasi berasal dari bahasa latin communis yang maknanya adalah sama. Apabila dua orang sedang berkomunikasi berarti mereka

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 27 PENDAHULUAN Latar Belakang Paradigma baru pembangunan Indonesia lebih diorientasikan pada sektor pertanian sebagai sumber utama pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan kapasitas lokal. Salah satu fokus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dekade ini termasuk di Indonesia. Berdasar Undang-undang Nomor 18 tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. dekade ini termasuk di Indonesia. Berdasar Undang-undang Nomor 18 tahun 2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan (food security) telah menjadi isu global selama dua dekade ini termasuk di Indonesia. Berdasar Undang-undang Nomor 18 tahun 2012 tentang Pangan disebutkan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pengembangan pertanian memiliki tantangan dalam ketersediaan sumberdaya lahan. Di samping itu, tingkat alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian (perumahan, perkantoran,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Pembangunan pertanian merupakan faktor penunjang ekonomi nasional. Program-program pembangunan yang dijalankan pada masa lalu bersifat linier dan cenderung bersifat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN 16 II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Tinjauan Pustaka Definisi pembangunan masyarakat yang telah diterima secara luas adalah definisi yang telah ditetapkan oleh Peserikatan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sasarannya

TINJAUAN PUSTAKA. komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sasarannya TINJAUAN PUSTAKA Peranan Penyuluh Pertanian Penyuluhan merupakan keterlibatan seseorang untuk melakukan komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sasarannya memberikan pendapat sehingga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mengenai Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Secara estimologis istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin yakni Communicare. Artinya berbicara, menyampaikan pesan,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan dari satu pihak

TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan dari satu pihak TINJAUAN PUSTAKA Perilaku Komunikasi Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan dari satu pihak (individu maupun kelompok) kepada pihak (individu atau kelompok) lainnya. komunikasi merupakan penyampaian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Komunikasi Pengertian komunikasi secara umum (Uchjana, 1992:3) dapat dilihat dari dua sebagai: 1. Pengertian komunikasi secara etimologis Komunikasi berasal dari

Lebih terperinci

program yang sedang digulirkan oleh Badan Litbang Pertanian adalah Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian yang

program yang sedang digulirkan oleh Badan Litbang Pertanian adalah Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian yang PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Pembangunan pertanian di Indonesia telah mengalami perubahan yang pesat. Berbagai terobosan yang inovatif di bidang pertanian telah dilakukan sebagai upaya untuk memenuhi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Tugas pokok penyuluh pertanian adalah melakukan kegiatan penyuluhan pertanian untuk mengembangkan kemampuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki sumberdaya alam yang melimpah. Kekayaan sumberdaya alam tersebut salah satunya tercurah pada sektor pertanian. Berbagai macam komoditas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan bermasyarakat. Komunikasi memegang peran penting dalam kehidupan bersosial dan bermasyarakat. Tanpa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Judi Perjudian adalah permainan di mana pemain bertaruh untuk memilih satu pilihan di antara beberapa pilihan dimana hanya satu pilihan saja yang benar dan menjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Pengetahuan Komunikasi Notoatmodjo (2012) mengemukakan bahwa pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan pembangunan di Indonesia telah sejak lama mengedepankan peningkatan sektor pertanian. Demikian pula visi pembangunan pertanian tahun 2005 2009 didasarkan pada tujuan pembangunan

Lebih terperinci

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN. penelitian, sedangkan pada bagian implikasi penelitian disajikan beberapa saran

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN. penelitian, sedangkan pada bagian implikasi penelitian disajikan beberapa saran 283 VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN Bagian ini menyajikan uraian kumpulan dan rekomendasi penelitian. Kesimpulan yang disajikan merupakan hasil kajian terhadap permasalahan penelitian, sedangkan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PROGRAM OPTIMALISASI LAHAN PEKARANGAN

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PROGRAM OPTIMALISASI LAHAN PEKARANGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PROGRAM OPTIMALISASI LAHAN PEKARANGAN (Kasus Program Kawasan Rumah Pangan Lestari di Desa Mulyasari Kecamatan Ciampel Kabupaten Karawang Jawa Barat) 1 Effectiveness Communication

Lebih terperinci

PENGERTIAN PENYULUHAN

PENGERTIAN PENYULUHAN PENGERTIAN PENYULUHAN Istilah penyuluhan (extension) pertama-tama digunakan pada pertengahan abad ke-19 untuk menggambarkan program pendidikan bagi orang dewasa di Negara Inggris (Cambridge University

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Universal komunikasi antar manusia (DeVito, 1997) GANGGUAN PESAN YANG AKAN DISAMPAIKAN/SALURAN UMPAN BALIK SUMBER/ ENCODER

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Universal komunikasi antar manusia (DeVito, 1997) GANGGUAN PESAN YANG AKAN DISAMPAIKAN/SALURAN UMPAN BALIK SUMBER/ ENCODER 7 TINJAUAN PUSTAKA Komunikasi Komunikasi secara umum adalah suatu proses penyampaian pesan dari sumber kepada penerima (Berlo, 2002). Namun demikian, dalam kehidupan nyata proses komunikasi tidak hanya

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 35 KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Kerangka Pemikiran Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan yang berisi informasi dari satu pihak kepada pihak lainnya. Saat proses tersebut berlangsung, sumber

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pengaturan Pola Tanam dan Tertib Tanam (P2T3) pola tanam bergilir, yaitu menanam tanaman secara bergilir beberapa jenis

TINJAUAN PUSTAKA. Pengaturan Pola Tanam dan Tertib Tanam (P2T3) pola tanam bergilir, yaitu menanam tanaman secara bergilir beberapa jenis TINJAUAN PUSTAKA Pengaturan Pola Tanam dan Tertib Tanam (P2T3) Pola tanam adalah pengaturan penggunaan lahan pertanaman dalam kurun waktu tertentu, tanaman dalam satu areal dapat diatur menurut jenisnya.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Efektivitas Komunikasi

TINJAUAN PUSTAKA Efektivitas Komunikasi TINJAUAN PUSTAKA Efektivitas Komunikasi Proses komunikasi pada hakekatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Pikiran bisa merupakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Komunikasi Antarpribadi Komunikasi antarpribadi disebut juga dengan komunikasi interpersonal (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian di Indonesia adalah untuk: (1) Menjamin

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian di Indonesia adalah untuk: (1) Menjamin I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan pertanian di Indonesia adalah untuk: (1) Menjamin berlangsungnya hidup masyarakat baik yang hidup disektor pertanian melalui peningkatan pendapatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dirasa baru oleh individu atau unit adopsi lain. Sifat dalam inovasi tidak hanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dirasa baru oleh individu atau unit adopsi lain. Sifat dalam inovasi tidak hanya 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Inovasi Rogers (2003) mengartikan inovasi sebagai ide, praktik atau objek yang dirasa baru oleh individu atau unit adopsi lain. Sifat dalam inovasi tidak hanya pengetahuan

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. memberikan bantuan permodalan dengan menyalurkan kredit pertanian. Studi ini

Bab I. Pendahuluan. memberikan bantuan permodalan dengan menyalurkan kredit pertanian. Studi ini Bab I Pendahuluan Di setiap negara manapun masalah ketahanan pangan merupakan suatu hal yang sangat penting. Begitu juga di Indonesia, terutama dengan hal yang menyangkut padi sebagai makanan pokok mayoritas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Manusia sebagai makhluk sosial senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi

Lebih terperinci

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS Alur Pikir Penelitian Kerangka berpikir dalam penelitian ini didasarkan kepada posisi strategis koperasi pertanian khususnya KUD sebagai organisasi ekonomi yang dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Komunikasi AntarPribadi Komunikasi Antarpribadi sebagai komunikasi yang berlangsung di antara dua orang yang mempunyai hubungan yang mantab dan jelas. Jadi komunikasi antarpribadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maka hampir dipastikan semua sektor akan berdampak kemacetan, oleh sebab itu

BAB I PENDAHULUAN. maka hampir dipastikan semua sektor akan berdampak kemacetan, oleh sebab itu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pelayanan publik merupakan salah satu tugas penting yang tidak dapat diabaikan oleh pemerintah daerah sebab jika komponen pelayanan terjadi stagnasi maka hampir

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kepemimpinan kelompok merupakan kemampuan seseorang untuk mempengaruhi anggota kelompoknya, sehingga anggota kelompoknya bertingkah laku sebagaimana dikehendaki oleh pemimpin

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perekonomian padi dan beras merupakan pendukung pesatnya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perekonomian padi dan beras merupakan pendukung pesatnya II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ekonomi Padi Perekonomian padi dan beras merupakan pendukung pesatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia. Menurut Kasryno dan Pasandaran (2004), beras serta tanaman pangan umumnya berperan

Lebih terperinci

KOMUNIKASI MASSA. Pengertian Komunikasi Massa. Radityo Muhamad, MA. Modul ke: Fakultas FIKOM. Program Studi ILMU KOMUNIKASI

KOMUNIKASI MASSA. Pengertian Komunikasi Massa. Radityo Muhamad, MA. Modul ke: Fakultas FIKOM. Program Studi ILMU KOMUNIKASI Modul ke: KOMUNIKASI MASSA Pengertian Komunikasi Massa Fakultas FIKOM Radityo Muhamad, MA Program Studi ILMU KOMUNIKASI Pengertian Komunikasi KOMUNIKASI Istilah komunikasi yang dalam bahasa Inggris dikenal

Lebih terperinci

Komunikasi Bisnis Kelompok 7 1

Komunikasi Bisnis Kelompok 7 1 1.1 Pengertian Komunikasi bisnis adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis ynag mencakup berbagai macam bentuk komunikasi baik komunikasi verbal maupun non verbal. Berikut ini merupakan beberapa

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori Teori Adopsi dan Difusi Inovasi

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori Teori Adopsi dan Difusi Inovasi II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori 2.1.1 Teori Adopsi dan Difusi Inovasi Inovasi menurut Rogers (1983) merupakan suatu ide, praktek atau obyek yang dianggap baru oleh individu atau kelompok pengadopsi.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Petani Peternak Sapi Petani peternak merupakan orang yang melakukan kegiatan mengembangbiakkan

Lebih terperinci

Pengertian Komunikasi

Pengertian Komunikasi Pengertian Komunikasi Komunikasi berasal dari kata Latin Communicare atau Communis yang berarti sama atau menjadi milik bersama. Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka Program adalah pernyataan tertulis tentang keadaan, masalah, tujuan dan cara mencapai tujuan yang disusun dalam bentuk

Lebih terperinci

Diat Nurhidayat, M.Ti Erdiwansyah, ST., MT Universitas Negeri Jakarta

Diat Nurhidayat, M.Ti Erdiwansyah, ST., MT Universitas Negeri Jakarta PENGANTAR TEKNOLOGI INFORMASI Diat Nurhidayat, M.Ti Erdiwansyah, ST., MT Universitas Negeri Jakarta PENGANTAR TEKNOLOGI INFORMASI Pengenalan Teknologi Informasi TEKNOLOGI BERASAL DARI BAHASA YUNANI YAITU

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara agraris karena dari 186 juta hektar luas daratan Indonesia sekitar 70 persennya lahan tersebut digunakan untuk usaha pertanian. Selain daratan,

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DAN BERFIKIR KRITIS

KOMUNIKASI DAN BERFIKIR KRITIS KOMUNIKASI DAN BERFIKIR KRITIS Disampaikan dalam Orientasi Perguruan Tinggi dan Kehidupan Kampus Universitas Slamet Riyadi Surakarta Tahun Akademik 2016 2017 Kamis, 15 September 2016 Oleh: SUGIARYO K.UPT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ternyata mendorong meningkatnya permintaan dan kosumsi komoditas-komoditas

BAB I PENDAHULUAN. ternyata mendorong meningkatnya permintaan dan kosumsi komoditas-komoditas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan pembangunan perekonomian Indonesia secara keseluruhan ternyata mendorong meningkatnya permintaan dan kosumsi komoditas-komoditas pertanian tertentu, seperti

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN. penelitian, sedangkan pada bagian implikasi penelitian disajikan beberapa saran

BAB VII KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN. penelitian, sedangkan pada bagian implikasi penelitian disajikan beberapa saran BAB VII KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN Bagian ini menyajikan uraian kesimpulan dan rekomendasi penelitian. Kesimpulan yang disajikan merupakan hasil kajian terhadap permasalahan penelitian, sedangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal

BAB I PENDAHULUAN. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan manusia karena komunikasi merupakan alat manusia untuk saling berinteraksi satu sama lain. Manusia

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Tantangan utama pembangunan peternakan sapi potong dewasa ini adalah permintaan kebutuhan daging terus meningkat sebagai akibat dari tuntutan masyarakat terhadap pemenuhan

Lebih terperinci

PSIKOLOGI KOMUNIKASI. Ruang Lingkup Psikologi. Komunikasi. Oni Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom. Komunikasi. Modul ke: Fakultas Ilmu

PSIKOLOGI KOMUNIKASI. Ruang Lingkup Psikologi. Komunikasi. Oni Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom. Komunikasi. Modul ke: Fakultas Ilmu PSIKOLOGI KOMUNIKASI Modul ke: 01 Fakultas Ilmu Komunikasi Ruang Lingkup Psikologi Komunikasi Oni Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom Program Studi Public Relation www.mercubuana.ac.id Psychology: * The science

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi. komunikasi menjadi kebutuhan dasar dalam hidupnya. Bagaimanapun juga

TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi. komunikasi menjadi kebutuhan dasar dalam hidupnya. Bagaimanapun juga TINJAUAN PUSTAKA Komunikasi Dalam proses kehidupan sejak lahir manusia perlu komunikasi. Karena itu, komunikasi menjadi kebutuhan dasar dalam hidupnya. Bagaimanapun juga manusia tidak bisa melepaskan dirinya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Wonosari merupakan salah satu dari 7 kecamatan yang ada di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Wonosari merupakan salah satu dari 7 kecamatan yang ada di BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Wilayah Penelitian Kecamatan Wonosari merupakan salah satu dari 7 kecamatan yang ada di Kabupaten Boalemo, Di lihat dari letak geografisnya, Kecamatan Wonosari

Lebih terperinci

Semakin tinggi tingkat pendidikan petani akan semakin mudah bagi petani tersebut menyerap suatu inovasi atau teknologi, yang mana para anggotanya terd

Semakin tinggi tingkat pendidikan petani akan semakin mudah bagi petani tersebut menyerap suatu inovasi atau teknologi, yang mana para anggotanya terd BAB IPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menjadikan sektor pertanian yang iiandal dalam menghadapi segala perubahan dan tantangan, perlu pembenahan berbagai aspek, salah satunya adalah faktor kualitas sumber

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penyuluhan pertanian mempunyai peranan strategis dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia (petani) sebagai pelaku utama usahatani. Hal ini ditegaskan dalam Undang-Undang

Lebih terperinci

Semua informasi tentang buku ini, silahkan scan QR Code di cover belakang buku ini

Semua informasi tentang buku ini, silahkan scan QR Code di cover belakang buku ini Komunikasi & Sikap Empati dalam Keperawatan, oleh Priyoto, S.Kep., Ns. Hak Cipta 2015 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta 55283 Telp: 0274-882262; 0274-889398; Fax: 0274-889057; E-mail:

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Efektivitas Komunikasi Interpersonal

TINJAUAN PUSTAKA Efektivitas Komunikasi Interpersonal 36 TINJAUAN PUSTAKA Efektivitas Komunikasi Interpersonal Pada hakikatnya komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara komunikator dengan komunikan. Komunikasi ini paling efektif mengubah sikap, pendapat

Lebih terperinci

PERANAN SURAT KABAR DALAM MENUMBUHKAN MINAT BACA REMAJA DI KECAMATAN SINGKIL KOTA MANADO

PERANAN SURAT KABAR DALAM MENUMBUHKAN MINAT BACA REMAJA DI KECAMATAN SINGKIL KOTA MANADO PERANAN SURAT KABAR DALAM MENUMBUHKAN MINAT BACA REMAJA DI KECAMATAN SINGKIL KOTA MANADO Oleh Kristevel Mokoagow e-mail: kristevelmokoagow@yahoo.co.id Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

KEJELASAN KOMUNIKASI BERDASARKAN UNSUR KOMUNIKASI

KEJELASAN KOMUNIKASI BERDASARKAN UNSUR KOMUNIKASI Dewi Ma rufah H 0106006 KEJELASAN KOMUNIKASI BERDASARKAN UNSUR KOMUNIKASI Komunikasi merupakan aspek yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Komunikasi yang baik tentunya akan menciptakan hubungan

Lebih terperinci

Pengantar Ilmu Komunikasi

Pengantar Ilmu Komunikasi MODUL PERKULIAHAN Pengantar Ilmu Komunikasi Ruang Lingkup Komunikasi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh FIKOM Marcomm 03 85001 Deskripsi Pokok bahasan pengantar ilmu komunikasi membahas

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Komunikasi Dalam bukunya, Effendy (2007) mengutip perkataan Lasswell bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi adalah dengan menjelaskan pertanyaan : who says what in

Lebih terperinci

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. seperti industri, jasa, pemasaran termasuk pertanian. Menurut Rogers (1983),

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. seperti industri, jasa, pemasaran termasuk pertanian. Menurut Rogers (1983), II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Landasan Teori 1. Penerapan Inovasi pertanian Inovasi merupakan istilah yang sering digunakan di berbagai bidang, seperti industri, jasa, pemasaran termasuk pertanian.

Lebih terperinci

BAB III MATERI PENYULUHAN KEHUTANAN

BAB III MATERI PENYULUHAN KEHUTANAN BAB III MATERI PENYULUHAN KEHUTANAN A. RAGAM MATERI PENYULUHAN Materi penyuluhan kehutanan, pada hakekatnya merupakan segala pesan-pesan mengenai pengelolaan hutan yang ingin dikomunikasikan oleh seorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memenuhi atau melebihi harapan. Maka dapat dikatakan, bahwa hal-hal

BAB I PENDAHULUAN. yang memenuhi atau melebihi harapan. Maka dapat dikatakan, bahwa hal-hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kualitas Pelayanan Kesehatan tidak terlepas dari kualitas suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa manusia, proses dan lingkungan yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan yang dilakukan di negara-negara dunia ketiga masih menitikberatkan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan yang dilakukan di negara-negara dunia ketiga masih menitikberatkan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan yang dilakukan di negara-negara dunia ketiga masih menitikberatkan pada sektor pertanian. Di Indonesia sektor pertanian memiliki peranan besar dalam menunjang

Lebih terperinci

Pepi Rospina Pertiwi, Rinda Noviyanti, Dewi Juliah Ratnaningsih 1. ABSTRAK

Pepi Rospina Pertiwi, Rinda Noviyanti, Dewi Juliah Ratnaningsih 1. ABSTRAK PERSEPSI PETANI TENTANG DETERMINAN SELEKSI SALURAN KOMUNIKASI DALAM PENERIMAAN INFORMASI USAHATANI PADI (KASUS PETANI KABUPATEN SERANG PROVINSI BANTEN) Pepi Rospina Pertiwi, Rinda Noviyanti, Dewi Juliah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori Komunikasi Antar Pribadi (Interpersonal Communication) Pengertian Komunikasi Antar Pribadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori Komunikasi Antar Pribadi (Interpersonal Communication) Pengertian Komunikasi Antar Pribadi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Komunikasi Antar Pribadi (Interpersonal Communication) 2.1.1 Pengertian Komunikasi Antar Pribadi Menurut Joseph De Vito, dalam bukunya The Interpersonal Communication

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Kasoos. Untuk itu, di bawah ini akan dijelaskan secara singkat tentang apa

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Kasoos. Untuk itu, di bawah ini akan dijelaskan secara singkat tentang apa BAB II TINJAUAN TEORITIS Tinjauan teoritis merupakan pendekatan teori yang akan digunakan untuk menjelaskan persoalan penelitian. Dalam bab II ini akan membahas pengertian mengenai komunikasi, interaksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Komunikasi Massa 2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa Hakikat komunikasi adalah proses penyampaian pernyataan antar manusia, yang dinyatakan itu adalah pikiran atau

Lebih terperinci

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS 53 KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS Alur Pikir Proses Penelitian Kerangka berpikir dan proses penelitian ini, dimulai dengan tinjauan terhadap kebijakan pembangunan pertanian berkelanjutan termasuk pembangunan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. kehidupan rakyat, dan pembangunan dijalankan untuk meningkatkan produksi dan

TINJAUAN PUSTAKA. kehidupan rakyat, dan pembangunan dijalankan untuk meningkatkan produksi dan TINJAUAN PUSTAKA Koperasi Unit Desa (KUD) Pembangunan masyarakat di perdesaan turut mempercepat tingkat kehidupan rakyat, dan pembangunan dijalankan untuk meningkatkan produksi dan pendapatan berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat mempunyai dampak yang besar terhadap perkembangan dunia usaha dan semakin tajamnya tingkat persaingan.

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. manusia, salah satunya adalah komunikasi massa. Konsep komunikasi massa itu

BAB II URAIAN TEORITIS. manusia, salah satunya adalah komunikasi massa. Konsep komunikasi massa itu BAB II URAIAN TEORITIS II.1 Komunikasi Massa Dari berbagai macam cara komunikasi dilaksanakan dalam masyarakat manusia, salah satunya adalah komunikasi massa. Konsep komunikasi massa itu sendiri pada satu

Lebih terperinci

BAB VIII PENGAMBILAN KEPUTUSAN INOVASI PRIMA TANI OLEH PETANI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANNYA

BAB VIII PENGAMBILAN KEPUTUSAN INOVASI PRIMA TANI OLEH PETANI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANNYA 59 BAB VIII PENGAMBILAN KEPUTUSAN INOVASI PRIMA TANI OLEH PETANI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANNYA 8.1 Pengambilan Keputusan Inovasi Prima Tani oleh Petani Pengambilan keputusan inovasi Prima

Lebih terperinci

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN 2013 2018 Visi Terwujudnya Kudus Yang Semakin Sejahtera Visi tersebut mengandung kata kunci yang dapat diuraikan sebagai berikut: Semakin sejahtera mengandung makna lebih

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Hubungan Masyarakat (Humas) Menurut Rumantir (2002:7) Public Relation (PR) adalah interaksi dan menciptakan opini public sebagai input yang menguntungkan untuk kedua

Lebih terperinci

4 menginvestasikan waktu dan uang untuk mengembangkan dan memelihara kualitas website mereka, karena saat ini website mungkin menjadi salah satu alat

4 menginvestasikan waktu dan uang untuk mengembangkan dan memelihara kualitas website mereka, karena saat ini website mungkin menjadi salah satu alat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan bermasyarakat. Manusia melakukan interaksi dengan sesama agar dapat menjaga keberlangsungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peran Berita Politik Dalam Surat Kabar Pikiran Rakyat Terhadap Pengetahuan Politik Mahasiswa Ilmu Sosial se-kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Peran Berita Politik Dalam Surat Kabar Pikiran Rakyat Terhadap Pengetahuan Politik Mahasiswa Ilmu Sosial se-kota Bandung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi ini, terutama teknologi informasi dan komunikasi yang semakin berkembang dengan cepat,

Lebih terperinci

BAB VI PEMBAHASAN. pelaksanaan, dan hasil terhadap dampak keberhasilan FMA agribisnis kakao di

BAB VI PEMBAHASAN. pelaksanaan, dan hasil terhadap dampak keberhasilan FMA agribisnis kakao di 63 BAB VI PEMBAHASAN Berdasarkan data hasil analisis kesesuaian, pengaruh proses pelaksanaan, dan hasil terhadap dampak keberhasilan FMA agribisnis kakao di Kecamatan Nangapanda Kabupaten Ende dapat dibahas

Lebih terperinci

5 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penyuluh Pertanian Dalam UU RI No. 16 Tahun 2006 menyatakan bahwa penyuluhan pertanian dalam melaksanakan tugasnya

5 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penyuluh Pertanian Dalam UU RI No. 16 Tahun 2006 menyatakan bahwa penyuluhan pertanian dalam melaksanakan tugasnya 5 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penyuluh Pertanian Dalam UU RI No. 16 Tahun 2006 menyatakan bahwa penyuluhan pertanian dalam melaksanakan tugasnya memiliki beberapa fungsi sistem penyuluhan yaitu: 1. Memfasilitasi

Lebih terperinci

PROSES KOMUNIKASI. Dra. Dwi P Marhaeni, M.Si

PROSES KOMUNIKASI. Dra. Dwi P Marhaeni, M.Si PROSES KOMUNIKASI Dra. Dwi P Marhaeni, M.Si PROSES KOMUNIKASI 1. Sumber / Pengirim pesan / Komunikator 2. Pesan berupa lambang / tanda seperti kata-kata tertulis atau lisan 3. Saluran Suatu yang dipakai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memaksa manusia perlu berkomunikasi (Cangara, 1998). yang sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. memaksa manusia perlu berkomunikasi (Cangara, 1998). yang sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Kelompok Menurut beberapa ahli, terdapat beberapa definisi komunikasi. Menurut Mulyana (2002: 54) mengatakan bahwa komunikasi sebagai situasi-situasi yang memungkinkan

Lebih terperinci

Materi Minggu 1. Komunikasi

Materi Minggu 1. Komunikasi T e o r i O r g a n i s a s i U m u m 2 1 Materi Minggu 1 Komunikasi 1.1. Pengertian dan Arti Penting Komunikasi Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain

Lebih terperinci

Komunikasi. Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan, informasi dari seseorang ke orang lain (Handoko, 2002 : 30).

Komunikasi. Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan, informasi dari seseorang ke orang lain (Handoko, 2002 : 30). Komunikasi I. PENGERTIAN Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang-lambang yang bermakna bagi kedua pihak, dalam situasi yang

Lebih terperinci

BAB VII FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEINOVATIFAN PETANI DAN LAJU ADOPSI INOVASI

BAB VII FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEINOVATIFAN PETANI DAN LAJU ADOPSI INOVASI BAB VII FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEINOVATIFAN PETANI DAN LAJU ADOPSI INOVASI Sebagaimana telah dikemukakan di depan, fokus studi difusi ini adalah pada inovasi budidaya SRI yang diintroduksikan

Lebih terperinci

BAB II Tinjauan Pustaka

BAB II Tinjauan Pustaka BAB II Tinjauan Pustaka Seperti yang sudah disebutkan dalam Bab I, penelitian ini akan lebih mengacu kepada telaah tentang strategi komunikasi yang digunakan dalam mempertahan keeksistensian komunitas

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Tanaman padi merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang penting dalam rangka ketahanan pangan penduduk Indonesia. Permintaan akan beras meningkat pesat seiring dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kementrian Pertanian (2013) menyebutkan bahwa pada tahun 2014 pertanian di Indonesia dihadapkan pada tantangan berat. Tantangan berat yang dihadapi menyangkut beberapa

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. definisi sempit dan pertanian organik dalam definisi luas. Dalam pengertian

TINJAUAN PUSTAKA. definisi sempit dan pertanian organik dalam definisi luas. Dalam pengertian 5 TINJAUAN PUSTAKA Pertanian organik Pertanian organik meliputi dua definisi, yaitu pertanian organik dalam definisi sempit dan pertanian organik dalam definisi luas. Dalam pengertian sempit, pertanian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian adalah suatu jenis kegiatan produksi yang berlandaskan pada proses pertumbuhan dari tumbuh-tumbuhan dan hewan. Pertanian dalam arti sempit dinamakan pertanian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan sektor pertanian selalu dikaitkan dengan kondisi kehidupan para

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan sektor pertanian selalu dikaitkan dengan kondisi kehidupan para BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan sektor pertanian selalu dikaitkan dengan kondisi kehidupan para petani di daerah pedesaan dimana tempat mayoritas para petani menjalani kehidupannya sehari-hari,

Lebih terperinci

Pengertian psikologi dan psikologi komunikasi_01. Rahmawati Z, M.I.Kom

Pengertian psikologi dan psikologi komunikasi_01. Rahmawati Z, M.I.Kom Pengertian psikologi dan psikologi komunikasi_01 Rahmawati Z, M.I.Kom kontrak perkuliahan TUGAS : 40 % MID : 30 % UAS : 30 % KEAKTIFAN : BONUS NILAI TAMBAHAN TUGAS DIKUMPULKAN ON TIME darumzulfie@gmail.com

Lebih terperinci

KOMUNIKASI TERAPEUTIK

KOMUNIKASI TERAPEUTIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK A. Pendahuluan Komunikasi adalah hubungan kontak antar dan antara manusia baik individu maupun kelompok. Dalam kehidupan sehari-hari disadari atau tidak disadari komunikasi adalah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Komunikasi Komunikasi memiliki istilah dalam bahasa Inggris yang disebut communication atau dari kata communis yang memiliki arti sama atau sama maknanya atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Komunikasi 1. Definisi Komunikasi Secara etimologis, istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin, yaitu communication, yang akar katanya adalah communis, tetapi

Lebih terperinci

PEMANFAATAN SUMBER INFORMASI USAHATANI OLEH PETANI SAYURAN DI DESA WAIHERU KOTA AMBON

PEMANFAATAN SUMBER INFORMASI USAHATANI OLEH PETANI SAYURAN DI DESA WAIHERU KOTA AMBON PEMANFAATAN SUMBER INFORMASI USAHATANI OLEH PETANI SAYURAN DI DESA WAIHERU KOTA AMBON Risyat Alberth Far-Far Staf Pengajar Prodi Agribisnis FAPERTA UNPATI-AMBON, e-mail: - ABSTRAK Perilaku pemanfaatan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. profil Desa Sukanegara, Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang tahun 2016.

HASIL DAN PEMBAHASAN. profil Desa Sukanegara, Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang tahun 2016. 26 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Daerah Penelitian Keadaan umum daerah penelitian meliputi, keadaan administratif daerah, tata guna lahan, dan mata pencaharian penduduk. Keadaan umum didapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang pesat membawa kita pada era komunikasi massa. Komunikasi pada awalnya sederhana berubah menjadi kompleks. Sejak ditemukannya mesin cetak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berbagai peristiwa dalam kehidupan kita sehari-hari banyak dipengaruhi dan dibentuk oleh komunikasi. Apa yang kita ketahui, maknai, pahami, bahkan yang kita

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Arikanto, S Metode Penelitian Deskriptif. Remaja Rosda Karya. Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA. Arikanto, S Metode Penelitian Deskriptif. Remaja Rosda Karya. Jakarta. 79 DAFTAR PUSTAKA Anas, P. 2003. Efektivitas Komunikasi Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (Kasus Cilincing dan Kepulauan Seribu). [tesis] Sekolah Pascasarjana Institut Arifin, H. S, A. Munandar,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama di sini

Lebih terperinci