BAB IV KONDISI UMUM 4.1 Aspek Fisik Luas, Letak, dan Aksessibilitas Tapak Penelitian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV KONDISI UMUM 4.1 Aspek Fisik Luas, Letak, dan Aksessibilitas Tapak Penelitian"

Transkripsi

1 BAB IV KONDISI UMUM 4.1 Aspek Fisik Luas, Letak, dan Aksessibilitas Tapak Penelitian Penelitian ini dilakukan di sentra produksi rambutan Kabupaten Klaten yang terdapat di Desa Gedongjetis. Gedongjetis merupakan salah satu desa yang memiliki potensi wisata yang menjadi perhatian Kabupaten Klaten dengan luasan 161,7 ha. Sebagian besar wilayah Desa Gedongjetis berupa ruang terbuka hijau berupa sawah, pekarangan, dan kebun buah. Salah satu produksi buah yang menjadi andalan Desa Gedongjetis adalah buah rambutan. Desa Gedongjetis terletak pada LS LS dan BT BT (Gambar 4), dan berbatasan langsung dengan: Utara : Desa Cokro Selatan : Desa Dalangan Timur : Desa Cokro Barat : Desa Sorogaten Jarak tapak dari ibukota Kabupaten Klaten sekitar 15 km yang dapat ditempuh dalam waktu 40 menit dengan kendaraan bermotor dan 1,5 jam dengan kendaraan tidak bermotor. Sedangkan jarak Desa Gedongjetis dengan kantor Kecamatan Tulung hanya 1 km dapat ditempuh dengan waktu ± 25 menit dengan berjalan kaki dan 15 menit jika menggunakan kendaraan bermotor. Akses utama menuju tapak adalah jalan raya Klaten-Boyolali (Gambar 5). Sarana transportasi umum yang dapat digunakan untuk menuju tapak adalah bus antar kota jurusan Klaten-Boyolali atau angkutan kota jurusan Klaten-Jatinom yang kemudian disambung dengan angkutan desa jurusan Jatinom-Boyolali. Bus antar kota jurusan Klaten-Boyolali agak jarang beroperasi karena jeda antara satu kendaraan dengan kendaraan berikutnya lebih dari satu jam, tergantung ada atau tidaknya penumpang. Hal ini karena sekarang sebagian besar masyarakat telah memiliki kendaraan pribadi sehingga keberadaan kendaraan umum terancam. Alternatif kendaraan umum yang dapat digunakan untuk mencapai Desa Gedongjetis lebih cepat adalah angkutan kota jurusan Klaten-

2 22

3 23 Gambar 5. Aksessibilitas Menuju Desa Gedongjetis (Sumber: dengan penyesuaian) Jatinom yang kemudian disambung dengan angkutan jurusan Jatinom-Boyolali. Akan tetapi, menggunakan angkutan kota yang kemudian disambung angkutan desa memerlukan biaya yang lebih besar daripada menggunakan bus antar kota. Perjalanan dari ibukota Klaten menuju Gedongjetis apabila menggunakan bus antar kota dikenakan tarif Rp 4.000,- langsung turun di gerbang Desa Gedongjetis, sedangkan perjalanan dengan angkutan kota dikenakan tarif Rp 3.000,- turun di pertigaan Gabus, Jatinom dan kemudian disambung angkutan desa dengan tarif Rp 2.000,- turun di gerbang Desa Gedongjetis. Perjalanan dengan angkutan desa terkadang membutuhkan waktu lebih lama karena angkutan akan keluar masuk desa mengantarkan penumpang yang sebagian besar pedagang dan masyarakat yang pulang dari berbelanja di Pasar Gabus, Jatinom. Jadi, perjalanan menggunakan bus antar kota dibandingkan dengan angkutan akan akan menghemat biaya transportasi sebesar Rp 1.000,-. Kendaraan umum baik bus

4 24 antar kota maupun angkutan kota dan angkutan desa beroperasi dari pukul WIB sampai dengan pukul WIB. Desa Gedongjetis terbagi menjadi 10 dukuh yaitu, dukuh Pranan, Gatak, Kopat Gede, Kopat Cilik, Menggung, Kios Srayu, Jetis, Ngerangan, Bakungan, dan Gedong. Potensi lain dari Desa Gedongjetis adalah desa ini merupakan desa pemijahan ikan konsumsi yang hasil produksinya dikirim ke desa sebelah untuk disebar di kolam-kolam pemancingan. Di samping itu, beberapa warga Desa Gedongjetis memproduksi kerajinan perabot rumah tangga dari lidi Ketinggian, Topografi, dan Kemiringan Lahan Desa Gedongjetis merupakan daerah dataran rendah dengan ketinggian mdpl (meter di atas permukaan laut), termasuk daerah landai dengan tingkat kemiringan lahan 2-5%, dapat dilihat pada Gambar 6. Titik tertinggi Desa Gedongjetis berada di SMP Negeri 1 Tulung yaitu 290 mdpl (meter di atas permukaan laut), dan titik terendah di Dukuh Kios Srayu yakni 210 mdpl. Karena wilayahnya cukup luas dengan tingkat kemiringan 2-5%, desa Gedongjetis terlihat datar Hidrologi dan Drainase Sumber air untuk keperluan pertanian tapak berasal dari beberapa mata air kecil yang ada di Desa Gedongjetis, yaitu Umbul Kopat Gede, dan Umbul Jetis. Aliran air dari umbul yang ada memiliki debit yang kecil sehingga tidak dapat mencukupi kebutuhan pertanian Desa Gedongjetis. Selain bendungan, di batas desa sebelah selatan terdapat sungai kecil namun debit airnya kecil, airnya keruh serta tercemar. Keadaan saluran irigasi dan sungai yang ada di Gedongjetis dapat dilihat pada Gambar 7. Sistem pengairan kebun rambutan lebih banyak mengandalkan air hujan. Hal ini karena debit air sungai sangat kecil. Oleh karena itu tanaman padi yang juga banyak terdapat di Desa Gedongjetis akan berubah menjadi tanaman palawija pada musim kemarau yang lebih tahan terhadap kekeringan. Saluran drainase untuk keperluan irigasi yang ada terbuat dari tanah yang dibuat cekungan yang dibuat di sekeliling tiap petak kebun rambutan.

5 25 06

6 26 Kebutuhan air untuk rambutan tidak dapat diketahui dengan pasti. Tanaman rambutan yang masih berusia 1-2 minggu setelah tanam (MST) memerlukan penyiraman dua kali sehari, pagi dan sore. Setelah itu penyiraman menjadi sekali sehari. Apabila tanaman rambutan telah tumbuh kuat, penyiraman dapat dikurangi lagi frekuensinya. Tanaman dapat disiram pada saat-saat yang diperlukan saja. Apabila pasokan air berlebih, diharapkan tanah di sekitar pohon rambutan tidak tergenang air, sehingga lubang drainase sangat diperlukan untuk menjaga kondisi tanah. Gambar 7. Saluran Drainase untuk Irigasi (kiri), dan Kondisi Air Sungai Batas Desa (kanan) Geologi dan Jenis Tanah Tanah menurut Soepardi (1983) adalah tubuh alam tempat hidup tumbuhan dan binatang. Tanah sebagai tubuh alam memiliki dimensi dalam dan luas sebagai hasil kerja gaya-gaya pembangun dan penghancur. Tanah di Desa Gedongjetis adalah regosol kelabu, bertekstur lempung dan berwarna merah. Batuan yang membentuk struktur geologi desa ini berasal dari batuan gunungapi Merapi. Tanah bertekstur lempung menurut Rachim dan Suwardi (2002) merupakan bahan tanah yang mengandung campuran yang relatif rata komposisinya antara pasir, debu dan liat berbagai ukuran, bahan terasa empuk seperti agak berpasir, namun agak halus dan agak plastis. Dalam keadaan kering akan membentuk lapisan yang bertahan baik, jika lembab lapisan yang terbentuk terpelihara cukup lembab tanpa pecah. Tanah yang berwarna merah memiliki ciri-ciri mengandung besi oksida anhidrat, kelembaban relatif rendah, drainase dan aerasi baik, lereng relatif cembung, bahan induk basik-ultra basik, dan fisiografi pengangkatannya tua (Rachim dan Suwardi, 2002).

7 27 Tanah jenis Regosol kelabu memiliki ciri-ciri tidak bertekstur kasar dari bahan albik, tidak mempunyai horizon diagnostik atau horizon apapun (kecuali jika tertimbun oleh 50 cm atau lebih bahan baru) selain horizon A okrik, horizon H histik atau sulfurik serta berkadar fraksi pasir 60% atau lebih pada kedalaman antara cm dari permukaan tanah mineral (Rachim dan Suwardi, 2002). Dan menurut Soepardi (1983), tanah regosol terdiri dari tekstur kasar berupa pasir dan debu (>60%), struktur kursai/lemah, konsistensi lepas sampai gembur, dengan ph Iklim Data-data iklim Desa Gedongjetis diperoleh dari beberapa sumber. Data jumlah curah hujan dan hari hujan selama waktu diperoleh dari Dinas Pekerjaan Umum bagian Sumber Daya Air Kabupaten Klaten. Sedangkan untuk data suhu, kelembaban rata-rata, dan kecepatan angin diperoleh dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pusat, Kebayoran, Jakarta. Desa Gedongjetis menurut data DPU-SDA tahun memiliki bulan basah sebanyak 6 bulan, bulan lembab 1 bulan, dan bulan keringnya 5 bulan. Menurut klasifikasi iklim Mohr (Kartasapoetra, 2004) yang dimaksud bulan basah adalah bulan yang memiliki curah hujan lebih dari 100 mm, dan bulan kering adalah bulan yang memiliki curah hujan kurang dari 60 mm. Bulan dimana memiliki curah hujan antara 60 mm hingga 100 mm merupakan bulan lembab. Curah hujan tertinggi Desa Gedongjetis selama 4 tahun adalah 374 mm pada bulan Januari dan curah hujan terendah pada bulan Juli sebanyak 2 mm, dapat dilihat pada Gambar 8. Besar curah hujan rata-rata tahunan Gedongjetis selama tahun adalah 1827 mm. Sedangkan jumlah hari hujan terbanyak terjadi pada bulan Maret yaitu 16 hari dan jumlah hari hujan terkecil pada bulan Juli yakni 1 hari. Persebaran hari hujan dapat dilihat pada grafik hari hujan dalam Gambar 9.

8 28 Curah Hujan (mm) Gambar 8. Grafik Curah Hujan Desa Gedongjetis Tahun Hari Hujan (hari) Gambar 9. Grafik Hari Hujan Desa Gedongjetis Tahun Suhu rata-rata bulanan Desa Gedongjetis tahun berkisar antara 21,6-26,3 C. Suhu rata-rata bulanan tertinggi terjadi pada bulan Januari yakni 26,3 C dan suhu rata-rata bulanan terendah pada bulan Desember 21,6 C. Perbedaan suhu tiap bulannya tidak terlalu signifikan, dapat dilihat pada Gambar 10. Sedangkan kisaran kelembaban rata-rata bulanan Desa Gedongjetis antara 69-84,7%. Bulan dengan kelembaban rata-rata tertinggi pada bulan Februari yaitu 84,7% dan bulan dengan kelembaban rata-rata terendah pada bulan Desember 69% (Gambar 11). Kemudian untuk kecepatan angin di Desa Gedongjetis tergolong rendah dan hampir sama tiap bulannya dengan kecepatan angin rata-rata bulanannya sebesar 1,5 m/sec. Kecepatan angin tertinggi pada puncak musim

9 29 kemarau, yaitu bulan Agustus (3,6 m/sec) dan bulan Juli sebesar 2,9 m/sec. Grafik kecepatan angin dapat dilihat pada Gambar Suhu ( C) Gambar 10. Grafik Suhu Rata-rata Bulanan Desa Gedongjetis Tahun Kelembaban Rata-rata (%) Gambar 11. Grafik Kelembaban Rata-rata Bulanan Desa Gedongjetis Tahun

10 Kcepatan Angin (m/sec) Gambar 12. Kecepatan Angin Rata-rata Bulanan Desa Gedongjetis Tahun Vegetasi dan Satwa Jenis vegetasi yang dominan terdapat di tapak adalah rambutan (Nephellium lappaceum L.) seluas 20 ha. Vegetasi lain yang ada dalam tapak yang juga dibudidayakan warga adalah padi (Oryza sativa), jagung (Zea mays), kacang tanah (Arachis hypogaea) dan kedelai (Glycine max). Tanaman pertanian selain rambutan yang dibudidayakan warga berubah-ubah tergantung musim. Selain itu terdapat beberapa vegetasi liar yang tumbuh bukan karena ditanam, antara lain rumput (Pennisetum purpureum), bambu (Bambusa vulgaris), ki hujan (Samanea saman), dan beberapa tanaman penaung lainnya. Vegetasi yang terdapat di Desa Gedongjetis tersebar secara acak dan tidak teratur. Kondisi eksisting tapak dapat dilihat pada Gambar 13. Satwa yang dapat ditemukan di tapak terbagi menjadi dua, yaitu hewan ternak dan satwa liar. Hewan ternak yang ada menurut data Kelurahan Gedongjetis bulan Januari 2011 meliputi sapi 225 ekor, kerbau 60 ekor, ayam kampung 1700 ekor, bebek 350 ekor, kuda 1 ekor, kambing 700 ekor, burung puyuh ekor, dan ikan lele. Satwa liar yang dijumpai di tapak antara lain berbagai jenis burung pemakan biji, kadal, dan ular sawah.

11 Tata Guna Lahan Desa Gedongjetis merupakan desa yang sebagian besar wilayahnya berupa lahan terbuka yang dimanfaatkan untuk pertanian. Dalam dokumen rencana tata ruang dan wilayah (RTRW) Kabupaten Klaten tahun yang diperoleh dari Badan Perencanaan Pembanguna Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Klaten, Desa Gedongjetis diarahkan untuk menjadi kawasan permukiman, pertanian lahan basah, dan perkebunan (Gambar 14). Pembagian luasan peruntukan lahan Desa Gedongjetis dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Land Use Desa Gedongjetis No. Peruntukan Lahan Luas (ha) Persentase (%) 1 Permukiman 58,3 36,1 2 Pertanian Lahan Basah 100,8 62,3 3 Perkebunan 2,6 1,6 Total Luas 161,7 100 Sumber: RTRW Kabupaten Klaten Tahun Sedangkan untuk luasan Desa Gedongjetis berdasarkan penutupan lahan yang dilihat pada tapak dibagi menjadi permukiman, pekarangan, lahan pertanian, perkantoran, dan prasarana umum (Tabel 3). Luas lahan pertanian 113,1 ha terdiri dari kebun rambutan seluas 20 ha, sawah untuk perangkat desa (tanah bengkok) 11,1 ha, dan sisanya merupakan sawah warga yang ditanami tanaman semusim. Tabel 3. Penutupan Lahan Desa Gedongjetis Berdasarkan Survey Lapang No. Penggunaan Lahan Luas (ha) 1 Permukiman (Perkampungan) 42,4 2 Persawahan 82 3 Tanah Bengkok 11,1 4 Kebun Rambutan 20 5 Area Konservasi Tepi Sungai 4,4 6 Perkantoran dan Prasarana Umum 1,8 Total Luas 161,7

12 32

13 33 14

14 34 Hak milik lahan di Desa Gedongjetis merupakan hak milik masyarakat, dan ada beberapa lahan yang menjadi hak milik negara dalam hal ini dikelola oleh Kantor Kelurahan Gedongjetis, dimana lahan tersebut digunakan sebagai ganti upah (gaji) untuk pegawai kelurahan. Lahan yang digunakan sebagai gaji pegawai ini disebut tanah bengkok. Tanah bengkok diberikan kepada pegawai yang saat itu menjabat di kelurahan dengan sistem peminjaman lahan untuk diolah sebagai lahan pertanian dan dimanfaatkan hasilnya. Setelah masa jabatan pegawai tersebut berakhir, tanah bengkok dikembalikan lagi kepada pihak kelurahan sebagai perwakilan dari negara untuk digunakan sebagai gaji pegawai yang menjabat berikutnya Visual dan Akustik Kebun rambutan Gedongjetis tersebar di seluruh wilayah Gedongjetis dengan variasi tanaman sawah seperti padi, jagung, atau kedelai, tergantung musim. Desa Gedongjetis merupakan daerah yang cukup datar dengan kiri kanan berupa pohon rambutan. Ketika melintasi jalan raya Klaten-Boyolali akan terlihat kebun-kebun rambutan berwarna hijau subur dan akan berubah menjadi hijau dengan warna merah buah ketika musim panen tiba, apabila telah memasuki Desa Gedongjetis. Pemandangan kebun rambutan dapat dilihat pada Gambar 15. Gambar 15. View Kebun Rambutan di Desa Gedongjetis Sepanjang jalan dalam tapak belum memberikan kesan visual yang baik karena masih berupa rumput-rumput liar dan ilalang yang sengaja tidak dirawat. Akan tetapi tanaman tepi jalan ini tidak mengurangi akses pengunjung untuk menikmati view kebun rambutan. Diantara kebun-kebun rambutan akan terdapat tanaman pertanian sawah yang juga diusahakan warga untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, antara lain padi, jagung, kacang panjang, dan lainnya

15 35 tergantung musim. Sehingga berkunjung ke Desa Gedongjetis pada musim yang berbeda akan memberi kesan yang berbeda pula. Pada waktu siang hari mengelilingi desa memberi kesan terang dan sejuk. Hal ini karena pancaran sinar matahari ke tapak khususnya jalan tidak terhalang. Kesan sejuk ditimbulkan oleh hijaunya kebun rambutan dan beberapa pohon penaung tepi jalan yang tumbuh di beberapa titik. Sedangkan kesan pencahayaan pada malam hari agak kurang terang, bahkan dapat dikatakan gelap karena penerangan hanya berasal dari lampu-lampu beranda rumah warga dan kurangnya lampu penerangan jalan yang ada. Lampu penerangan jalan hanya terdapat di beberapa titik dan jaraknya berjauhan. Bahkan di perempatan jalan tidak terdapat lampu jalan. Ketika malam hari berjalan di desa Gedongjetis akan terlihat gelap dan yang terlihat paling gelap adalah deretan kebun rambutan. Kesan akustik yang dapat dinikmati di kawasan ini berasal dari aliran angin. Aliran angin yang berhembus menggoyangkan dedaunan akan menciptakan suara yang memberi kesan sejuk. Suara kicauan burung yang hinggap terbang di selasela dedaunan memberi kesan ramai dan alami. Ketika berkunjung pada saat sawah tidak ditanami, akan terdengar suara mesin traktor membalik tanah. Apabila berkunjung pada musim tanam akan terdengar suara para petani dan buruh tani yang mengisi waktu sambil terus bekerja di sawah. Dan apabila berkunjung pada saat musim panen akan terdengar suara mesin perontok padi dan suara gesekan gabah-gabah yang berjatuhan dari mesin perontok. Apabila musim panen padi telah usai, ketika melewati rumah-rumah warga akan terdengar suara gabah kering yang dijemur Sirkulasi, Fasilitas, dan Utilitas Tapak penelitian berada jauh dari ibukota Kabupaten Klaten merupakan daerah perbatasan dengan Kabupaten Boyolali. posisi tapak cukup dekat dari jalan raya. Kondisi jalan menuju tapak cukup baik, jalan sudah diaspal secara merata dengan lebar ± 4-5 m, dapat dilihat pada Gambar 16. Kondisi lalu lintas jalan pada hari biasa tidak terlalu ramai. Namun di ruas jalan antara pertigaan Gabus, Jatinom hingga gerbang Desa Gedongjetis terdapat beberapa kerusakan, yakni jalan berlubang karena kualitas aspal yang kurang bagus, curah hujan yang tinggi

16 36 dan intensitas kendaraan berat membawa bahan material seperti truk pengangkut pasir, batu kali dan kerikil cukup tinggi. Hal ini karena jalan ini merupakan jalan alternatif dengan jarak lebih dekat yang menghubungkan Kabupaten Klaten dan Kabupaten Boyolali. Karena kerusakan jalan ini, sering terjadi kemacetan jalan karena antrian kendaraan yang lewat menghindari lubang jalan. Gambaran keadaan jalan yang berlubang dapat dilihat pada Gambar 17. Gambar 16. Akses Utama Menuju Tapak (kiri), dan Gerbang Desa Gedongjetis (kanan) Gambar 17. Beberapa Kerusakan Jalan Menuju Tapak Akses utama masuk ke dalam tapak melalui gerbang Desa Gedongjetis yang kemudian membelah bagian tengah tapak menjadi dua. Selain itu, terdapat pula akses lain masuk ke dalam tapak, yakni melalui jalan kampung di sebelah SMP N 1 Tulung. Kondisi jalan sebelah SMP sama lebar dengan akses utama dari gerbang desa tetapi kondisinya lebih buruk. Aspalnya beberapa mengalami pengelupasan dan terdapat beberapa lubang sehingga ketika hujan turun akan menjadi genangan dan menimbulkan becek. Kondisi jalan masuk ke dalam tapak dan jalan dalam tapak dapat dilihat pada Gambar 18.

17 37 Gambar 18. Akses Utama Masuk ke Dalam Tapak (kiri), dan Kondisi Jalan dalam Tapak (kanan) Fasilitas yang menunjang kegiatan wisata belum dijumpai pada tapak penelitian. Hal ini karena Desa Gedongjetis belum dikembangkan secara maksimal oleh pemerintah daerah sebagai daerah wisata. Akan tetapi, potensi wisata desa ini telah menjadi salah satu alternatif wisata yang ada di Kabupaten Klaten. Sarana yang ada di Desa Gedongjetis dapat dilihat pada Tabel 4 dan Gambar 19. Tabel 4. Sarana yang terdapat di Desa Gedongjetis No. Jenis Jumlah Keterangan 1. Sarana Kesehatan 1 Puskesmas Tulung, terletak 2 km dari tapak ke arah selatan 2. Sarana Pendidikan 3 Terdiri dari 2 SD dan 1 SMP 3. Sarana Ibadah 6 Mushola terdapat hampir di setiap kampung 4. Kios 4 Berderet di pinggir jalan raya 5. Jalan - panjang = 13,8 km, lebar = 3m, terbuat dari aspal 4.2 Aspek Sosial Keadaan Sosial Ekonomi Masyarakat Jumlah penduduk Desa Gedongjetis menurut data Kantor Desa Gedongjetis bulan Januari 2011 adalah 2649 jiwa yang terbagi dalam 826 keluarga. Dari 2649 penduduk Gedongjetis, 1285 warga berjenis kelamin laki-laki dan 1364 warga memiliki jenis kelamin perempuan. Seluruh penduduk Gedongjetis merupakan warga negara Indonesia (WNI). Kepercayaan yang dianut sebagian besar warga adalah Islam yakni sebanyak 2637 warga (99,5%), dan sisanya 12 warga beragama Nasrani (0,5%).

18 38 19

19 39 Penduduk yang berprofesi sebagai petani sebanyak 540 keluarga dengan pembagian 172 keluarga sebagai petani dan 368 keluarga sebagai buruh tani. Dari 172 keluarga yang berprofesi sebagi petani terbagi lagi menurut kepemilikan lahan, yaitu 100 keluarga memiliki lahan < 10 ha, dan 72 keluarga mempunyai lahan ha. Petani yang ada di Gedongjetis tergabung dalam kelompok tani. Kelompok tani Desa Gedongjetis ada tiga, yaitu Kelompok Subur Makmur (Kampung Gedong), Kelompok Tunas Taruna (Kampung Bakungan, Jetis, Ngerangan, Kios Srayu, dan Menggung), dan Kelompok Tani Maju (Kampung Pranan, Gatak, Kopat Gede, dan Kopat Cilik). Tabel 5. Hewan Ternak yang Dibudidayakan di Desa Gedongjetis No. Hewan Ternak Jumlah (ekor) Jumlah Penduduk yang Menekuni (orang) 1 Sapi Kerbau Ayam Kampung Bebek Kambing Burung Puyuh Kuda Ikan (Lele dan Nila) - 10 Sumber: Data Kelurahan Gedongjetis Januari 2011 Selain petani, warga yang berprofesi sebagai peternak sebanyak 1122 orang. Jumlah hewan ternak dan jenisnya dapat dilihat pada Tabel 5. Burung puyuh yang dikembangkan warga tersebar ke beberapa dukuh, yaitu Dukuh Kopat Gede, Kopat Cilik, Gatak, dan Pranan. Produksi ikan lele dan nila terpusat di Dukuh Gedong. Ikan yang dikembangkan hanya ikan kecil dari telur yang dihasilkan oleh induk (pemijahan), ketika ikan berukuran 2-3 cm dikirim ke wilayah lain untuk dikembangkan di kolam-kolam pemancingan. Ikan kecil ini biasanya dikirim ke Desa Cokro, Kecamatan Tulung dan Desa Janti, Kecamatan Polanharjo untuk Masyarakat Gedongjetis yang tidak berprofesi sebagai petani dan peternak ada yang menjadi buruh lepas, pedagang, dan pegawai negeri. Tingkat pendidikan terakhir masyarakat Gedongjetis adalah SMA. Sampai data Kelurahan Gedongjetis bulan Januari 2011 diterbitkan belum ada warganya yang mengenyam pendidikan di atas SMA.

20 Data Pengunjung Pengunjung yang datang ke Gedongjetis berasal dari Desa Gedongjetis dan dari luar Desa Gedongjetis, bahkan ada yang berasal dari kecamatan yang berbeda. Sebagian besar pengunjung datang pada musim panen rambutan dengan tujuan utama membeli buah rambutan. Selain musim panen, terkadang pada waktu liburan seperti hari minggu akan ada kunjungan dari wisatawan luar Desa Gedongjetis. Kunjungan ini biasanya beramai-ramai dengan menggunakan kereta mini. Ketika musim panen tiba, pengunjung dapat dengan bebas masuk ke kebun rambutan yang mana dan dapat memetik sendiri buah rambutan yang dikehendaki. Jumlah pengunjung setiap musim dan tarif masuk ke tiap kebunnya kurang diketahui karena tidak adanya koordinasi dari pihak desa dan pemilik kebun. Setiap pemilik kebun bebas menentukan tarif sendiri dan jumlah wisatawan kurang terkontrol. Untuk itu perlu diketahui persepsi dan preferensi pengunjung mengenai kawasan ini. Persepsi dan preferensi dalam penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara kepada pengunjung dengan menggunakan kuisioner. Dalam kuisioner dilakukan penilaian terhadap pengunjung dari setiap variabel, seperti asal daerah, jenis kelamin, usia, pekerjaan, frekuensi kunjungan, aktivitas, persepsi pengunjung dan preferensi pengunjung Identitas Pengunjung Data kuisioner ini diberikan kepada wisatawan yang berasal dari Desa Gedongjetis dan luar Gedongjetis dengan proporsi yang sama. Hal ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana keinginan antara warga Gedongjetis sendiri dan wisatawan luar Desa Gedongjetis mengembangkan potensi desa ini menjadi kawasan wisata agro. Jumlah yang sama juga digunakan untuk mengambil sampel dari berbagai tingkatan usia. Pengunjung yang datang ke tapak penelitian ada yang menggunakan sarana transportasi pribadi dan adapula yang menggunakan transportasi umum. Pengunjung yang datang dengan motor sekitar 50%, dengan mobil 11,1%, dengan bis umum 5,6%, dan dengan kereta mini 33,3%. Dari data kuisioner diketahui bahwa sebagian besar pengunjung menggunakan motor untuk berkunjung ke tapak penelitian. Pengunjung yang memanfaatkan kereta mini

21 41 untuk menuju tapak adalah pengunjung dari luar Desa Gedongjetis yang datang secara beramai-ramai (rombongan). Dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Identitas Pengunjung dari Hasil Kuisioner No. Variabel Frekuensi (%) 1. Daerah Asal - Gedongjetis 50,0 - Luar Gedongjetis 50,0 2. Jenis Kelamin - Laki 50,0 - Perempuan 50,0 3. Usia - <16 tahun 33, tahun 33,3 - >25 tahun 33,3 4. Pekerjaan - Siswa 55,6 - Mahasiswa 11,1 - Ibu rumah tangga 8,3 - Pegawai Negeri Sipil 13,9 - Pegawai Swasta 2,8 - Wirausaha 5,6 - dll 2,8 5. Kunjungan ke Lokasi - 1 kali 5,6-2 kali 8,3-3 kali 11,1 - Lebih dari 3 kali 75,0 6. Frekuensi Kunjungan - 2 kali/tahun 16,7-3 kali/tahun 19,4-2 kali/bulan 0,0 - Lebih dari 2 kali/bulan 50,0 7. Kecenderungan kunjungan ke kawasan - Sendiri saja 41,7 - Beramai-ramai 58,3 8. Sarana transportasi yang digunakan untuk berkunjung - Motor 50,0 - Mobil 11,1 - Bis Umum 5,6 - Lainnya 33,3 9. Asal informasi yang diperoleh mengenai tapak - Keluarga 36,1 - Teman 38,9 - Selebaran 0,0 - Iklan Internet 8,3 - Diri Sendiri 16, Aktivitas Pengunjung Berdasarkan hasil kuisioner (Tabel 7), aktivitas yang dilakukan oleh sebagian besar responden di tapak adalah membeli buah rambutan dan piknik

22 42 sebanyak 52,8%. Kegiatan piknik dilakukan di kebun rambutan, di bawah naungan pohon rambutan. Selain itu ada pula pengunjung yang bermain-main (25%), menikmati pemandangan (16,7%), olah raga (13,9%), dan foto-foto (8,3%). Tabel 7. Aktivitas Pengunjung Berdasarkan Kuisioner No. Aktivitas yang dilakukan di Tapak ( > 1 jawaban ) Frekuensi (%) 1. Piknik 52,8 2. Bermain 25,0 3. Menikmati pemandangan 16,7 4. Membeli buah rambutan 52,8 5. Olah raga 13,9 6. Foto-foto 8, Persepsi Pengunjung Persepsi pengunjung yang didapat dari hasil kuisioner meliputi persepsi pengunjung mengenai keindahan, kenyamanan, keamanan, pengalaman yang diperoleh, dan kebersihan kawasan (Tabel 8). Dari hasil survei, 77,8% pengunjung menilai bahwa tapak penelitian merupakan kawasan yang indah untuk menjadi kawasan agrowisata, dan 22,2% menganggap tapak penelitian sangat indah. Alasan keindahan kawasan penelitian menurut pengunjung sebanyak 52,8% karena tapak memiliki obyek yang unik, yakni potensi rambutannya. Dan sebanyak 47,2% menilai keindahan kawasan karena memiliki pemandangan yang indah. Sedangkan untuk tingkat kenyamanan kawasan menurut 91,7% pendapat pengunjung adalah nyaman, dan 8,3% nya mengatakan kawasan sangat nyaman. Alasan kenyamanan pengunjung karena beberapa hal, yaitu udara di tapak penelitian sejuk (41,7%), pemandangan hijau di kawasan (27,8%), tempatnya bersih (25%), dan banyak tempat untuk menikmati pemandangan (5,6%). Tingkat keamanan kawasan berdasarkan hasil kuisioner cukup aman (97,2%), dan 2,8% pengunjung merasa sangat aman ketika berkunjung ke kawasan. Harapan pengunjung untuk mendukung tingkat keamanan kawasan adalah dengan terdapatnya penjaga kawasan (83,3%), dan penggunaan material yang tidak membahayakan pengguna (16,7%). Kemudian untuk tingkat kebersihan kawasan menurut pengunjung adalah 94,4% mengatakan kawasan

23 43 cukup bersih, dan 5,6% mengatakan kawasan sangat bersih. Dan fasilitas yang diharapkan pengunjung dapat meningkatkan kebersihan kawasan adalah dengan pengadaan tempat sampah pada tempat yang terjangkau (83,3%), adanya peraturan yang keras terhadap orang yang membuang sampah sembarangan (11,1%), serta penggunaan material yang memberi kesan bersih (5,6%). Selanjutnya jika dilihat dari pengalaman yang diperoleh pengunjung setelah berkunjung ke tapak penelitian, sebanyak 61,1% pengunjung merasa mendapat pengalaman baru, 27,8% merasa hanya sedikit pengalaman yang diperoleh, dan 11,1% pengunjung merasa mendapat sangat banyak pengalaman setelah berkunjung ke tapak penelitian. Dan menurut pengunjung, fasilitas yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan pengalaman dan pengetahuan di tapak penelitian adalah adanya arena bermain dan belajar pertanian (88,9%), adanya papan-papan informasi (5,6%), dan penggunaan tanaman yang bervariasi dan menarik (5,6%). Kondisi jalan menuju tapak menurut wisatawan 91,7% kondisi jalannya buruk, dan sisanya 8,3% menyatakan kondisinya baik. Hal ini karena ketika survey dilakukan di beberapa sudut jalan banyak yang berlubang, aspalnya mengelupas. Sedangkan jalan di dalam tapak kondisinya cukup baik, semua responden menyatakan kondisi jalan di dalam tapak baik Preferensi Pengunjung Berdasarkan data kuisioner pada Tabel 9 diperoleh hasil bahwa semua responden menghendaki adanya pengembangan jenis wisata persawahan, dan 16,7% mengharapkan pengembangan jenis wisata perikanan. Sedangkan untuk jenis wisata umum yang diharapkan pengunjung untuk dikembangkan di tapak penelitian adalah piknik (91,7%), bertani (69,4%), outbond (61,1%), menikmati pemandangan (30,6%), bermain (30,6%), photo hunting (13,9%), dan sisanya (8,3%) berkemah.

24 44 Tabel 8. Persepsi Pengunjung No. Variabel Frekuensi (%) 1. Alasan Berkunjung ( > 1 jawaban ) - Memiliki pemandangan alam yang indah 91,7 - Kemudahan akses menuju kawasan 25,0 - Sebagai tempat untuk menyambung tali silaturahim (bersosialisasi) 25,0 - Memiliki fasilitas yang lengkap 0,0 - Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam pertanian 44,4 2. Kondisi Jalan menuju tapak - Sangat Baik 0,0 - Baik 8,3 - Buruk 91,7 3. Kondisi Jalan di dalam tapak - Sangat Baik 0,0 - Baik 100,0 - Buruk 0,0 4. Persepsi pengunjung terhadap kawasan Keindahan - Sangat Indah 22,2 - Indah 77,8 - Kurang Indah 0,0 Kenyamanan - Sangat Nyaman 8,3 - Nyaman 91,7 - Kurang Nyaman 0,0 Keamanan - Sangat Aman 2,8 - Aman 97,2 - Kurang Aman 0,0 Pengalaman - Sangat banyak pengalaman baru 11,1 - Banyak pengalaman baru 61,1 - Sedikit pengalaman baru 27,8 Kebersihan - Sangat Bersih 5,6 - Bersih 94,4 - Kurang Bersih 0,0 5. Faktor yang dapat menimbulkan rasa nyaman berkunjung ke kawasan - Udaranya sejuk 41,7 - Tempatnya bersih 25,0 - Banyak tempat untuk menikmati pemandangan (istirahat) 5,6 - Memiliki pemandangan hijau 27,8 - Menggunakan material yang menarik 0,0 6. Fasilitas yang mendukung keamanan (tindak kriminalitas dan keamanan pengguna) di kawasan ini - Terdapat penjaga kawasan (misal: satpam) 83,3 - Terdapat pagar pembatas kawasan agrowisata 0,0 - Penggunaan material yang sesuai dan tidak membahayakan 16,7 7. Fasilitas yang dapat menunjang kebersihan di kawasan ini Penggunaan jenis material dan warna material yang memberikan kesan bersih 5,6 - Letak tempat sampah yang relatif terjangkau 83,3 - Terdapat peraturan yang keras terhadap orang yang membuang sampah di 11,1 sembarang tempat 8. Fasilitas yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan pengalaman dan pengetahuan di kawasan - Terdapat arena bermain dan belajar pertanian 88,9 - Terdapat papan informasi pada titik-titik utama 5,6 - Menggunakan jenis tanaman yang bervariasi dan menarik 5,6 9. Daya tarik kawasan ini - Terdapat pemandangan yang indah 47,2 - Terdapat obyek yang unik dan berbeda dengan lokasi wisata alam lain 52,8 - Dengan berkunjung ke kawasan ini dapat menambah pengalaman dan ilmu pengetahuan 0,0

25 45 Fasilitas pelayanan yang diharapkan pengunjung dari data kuisioner yang disajikan pada Tabel 9 adalah 97,2% menginginkan adanya kios cinderamata, 88,9% menghendaki adanya tempat parkir, 86,1% ingin adanya toilet, 75% menginginkan adanya kafetaria, 72,2% menginginkan adanya kendaraan untuk menuju kawasan, 47,2% menginginkan adanya tempat ibadah, 41,7% menginginkan adanya tempat istirahat, 27,8% menginginkan adanya penginapan, dan 5,6% menginginkan adanya sarana pendidikan. Dari data hasil survey, kesediaan pengunjung untuk dikenakan biaya masuk kawasan adalah sebanyak 69,4% responden bersedia dikenakan biaya masuk dan sisanya 30,6% tidak bersedia dikenakan biaya masuk. Responden yang menyatakan bersedia dikenakan biaya masuk mengusulkan biaya masuk kawasan berkisar antara Rp 1.000,00 per orang hingga Rp 7.000,00 per orang. Dan kawasan akan padat pengunjung ketika musim panen rambutan dan hari libur. Tabel 9. Preferensi Pengunjung No. Variabel Frekuensi (%) 1. Wisata pertanian yang cocok dikembangkan di tapak ( > 1 jawaban ) - Perikanan 16,7 - Perkebunan 0,0 - Persawahan (agronomi dan hortikultura) 100,0 - Kehutanan 0,0 - Peternakan 0,0 2. Jenis wisata yang cocok dikembangkan di tapak ( > 1 jawaban ) - Piknik 91,7 - Bermain 19,4 - Menikmati Pemandangan 30,6 - Berolahraga 0,0 - Berkemah 8,3 - Photo Hunting 13,9 - Outboond 61,1 - Bertani 69,4 - Berkebun 0,0 3. Fasilitas pelayanan yang diinginkan ( > 1 jawaban ) - Tempat parkir 88,9 - Tempat istirahat 41,7 - Penginapan 27,8 - Toilet 86,1 - Tempat ibadah 47,2 - Kendaraan menuju kawasan 72,2 - Kafetaria 75,0 - Kios cenderamata 97,2 - Sarana pendidikan 5,6 4. Kesediaan untuk ditarik biaya masuk - Bersedia 69,4 - Tidak bersedia 30,6

BAB V ANALISIS DAN SINTESIS

BAB V ANALISIS DAN SINTESIS BAB V ANALISIS DAN SINTESIS 5.1 Aspek Fisik 5.1.1 Luas, Letak, dan Aksessibilitas Tapak Penelitian Kawasan Gedongjetis berada di kawasan pedesaan yang sejuk dan sedikit tercemar polusi dari kendaraan bermotor.

Lebih terperinci

(Monografi Desa Ngijo 2011). 6,5 Sedangkan horizon B21 dalam cm: warna 5YR 3/3

(Monografi Desa Ngijo 2011). 6,5 Sedangkan horizon B21 dalam cm: warna 5YR 3/3 61. a. Topografi dan Jenis Tanah Topografi Desa Ngijo adalah berupa dataran tinggi dengan ketinggian 105 m dpal dengan curah hujan 10 mm/tahun. Jenis tanah di Desa Ngijo adalah jenis tanah Mediteran coklat.

Lebih terperinci

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi 3.2 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain alat tulis dan kamera digital. Dalam pengolahan data menggunakan software AutoCAD, Adobe Photoshop, dan ArcView 3.2 serta menggunakan hardware

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan selama 5 bulan, dimulai bulan Februari 2011 hingga bulan Juni 2011 di Sentra Produksi Rambutan Gedongjetis, Tulung, Klaten (Gambar

Lebih terperinci

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Gambaran Umum Kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi Gambaran umum Kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi dalam penelitian ini dihat

Lebih terperinci

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR 6.1 Karakteristik Responden Penentuan karakteristik pengunjung TWA Gunung Pancar diperoleh berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner dari 100

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Lokasi dan Kondisi Fisik Kecamatan Berbah 1. Lokasi Kecamatan Berbah Kecamatan Berbah secara administratif menjadi wilayah Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

IV KONDISI UMUM TAPAK

IV KONDISI UMUM TAPAK IV KONDISI UMUM TAPAK 4.1 Letak, Luas, dan Batas Tapak Secara geografis kawasan Gunung Kapur Cibadak Ciampea terletak pada 16 32 BT 16 35 46 BT dan 6 36 LS 6 55 46 LS. Secara administratif terletak di

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN A. Letak Geografis Kabupaten Sleman Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang mulai 110⁰ 13' 00" sampai dengan 110⁰ 33' 00" Bujur Timur, dan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa ini berbatasan dengan Desa Bantarjati

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Lokasi Geografis

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Lokasi Geografis 33 KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Lokasi Geografis Daerah penelitian terletak di Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Kecamatan Imogiri berada di sebelah Tenggara dari Ibukota Kabupaten Bantul.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA TAPAK

BAB IV ANALISA TAPAK BAB IV ANALISA TAPAK 4.1 Deskripsi Proyek 1. Nama proyek : Garuda Bandung Arena 2. Lokasi proyek : Jln Cikutra - Bandung 3. Luas lahan : 2,5 Ha 4. Peraturan daerah : KDB (50%), KLB (2) 5. Batas wilayah

Lebih terperinci

VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar 6.2. Konsep Pengembangan Fungsi Pendidikan

VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar 6.2. Konsep Pengembangan Fungsi Pendidikan 116 VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar Konsep dasar perencanaan adalah mengembangkan laboratorium lapang PPDF sebagai tempat praktikum santri sesuai dengan mata pelajaran yang diberikan dan juga dikembangkan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1. Kondisi Geografis Luas wilayah Kota Bogor tercatat 11.850 Ha atau 0,27 persen dari luas Propinsi Jawa Barat. Secara administrasi, Kota Bogor terdiri dari 6 Kecamatan, yaitu

Lebih terperinci

BAB II MENEMUKENALI SPESIFIKASI TIRTA UJUNG DI KARANGASEM

BAB II MENEMUKENALI SPESIFIKASI TIRTA UJUNG DI KARANGASEM BAB II MENEMUKENALI SPESIFIKASI TIRTA UJUNG DI KARANGASEM Tirta Ujung merupakan mata air alami di Desa Ujung yang dibendung menjadi kolam, yang kemudian digunakan warga setempat untuk melakukan ritual

Lebih terperinci

KONDISI UMUM BANJARMASIN

KONDISI UMUM BANJARMASIN KONDISI UMUM BANJARMASIN Fisik Geografis Kota Banjarmasin merupakan salah satu kota dari 11 kota dan kabupaten yang berada dalam wilayah propinsi Kalimantan Selatan. Kota Banjarmasin secara astronomis

Lebih terperinci

Lampiran I. Kuisioner Pengunjung

Lampiran I. Kuisioner Pengunjung 82 Lampiran I Kuisioner Pengunjung No. Responden : Nama Responden : Petunjuk Pengisian Berikan tanda silang (X) pada bebera pertanyaan dibawah ini. Jawaban boleh lebih dari satu. 1. Apa jenis kelamin anda?

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH

ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH 56 ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH Berdasarkan hasil inventarisasi maka dari faktor-faktor yang mewakili kondisi tapak dianalisis sehingga diketahui permasalahan yang ada kemudian dicari solusinya sebagai

Lebih terperinci

BAB II DESA PULOSARI. Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan

BAB II DESA PULOSARI. Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan BAB II DESA PULOSARI 2.1 Keadaan Umum Desa Pulosari 2.1.1 Letak Geografis, Topografi, dan Iklim Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Provinsi

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH. tenggara dari pusat pemerintahan kabupaten. Kecamatan Berbah berjarak 22 km

GAMBARAN UMUM WILAYAH. tenggara dari pusat pemerintahan kabupaten. Kecamatan Berbah berjarak 22 km IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kecamatan Berbah 1. Lokasi Kecamatan Berbah Kecamatan Berbah secara administrasi menjadi wilayah bagian dari Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, terletak

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM WILAYAH. ke selatan dengan batas paling utara adalah Gunung Merapi.

KEADAAN UMUM WILAYAH. ke selatan dengan batas paling utara adalah Gunung Merapi. IV. KEADAAN UMUM WILAYAH Kabupaten Sleman merupakan salah satu kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta, secara makro Kabupaten Sleman terdiri dari daerah dataran rendah yang subur pada bagian selatan,

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan daerah provinsi di Indonesia, yang terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

BAB I. Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler

BAB I. Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler BAB I Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler Kampung Hamdan merupakan salah satu daerah di Kota Medan yang termasuk sebagai daerah kumuh. Hal ini dilihat dari ketidak beraturannya permukiman warga

Lebih terperinci

Batas-batas Desa Pasir Jambu adalah sebagai berikut:

Batas-batas Desa Pasir Jambu adalah sebagai berikut: KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Biofisik 4.1.1 Letak dan Aksesibilitas Berdasarkan buku Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Purwakarta (21) Dinas Kehutanan Purwakarta merupakan

Lebih terperinci

BAB III PUSAT STUDI PENGEMBANGAN BELUT DI SLEMAN

BAB III PUSAT STUDI PENGEMBANGAN BELUT DI SLEMAN BAB III PUSAT STUDI PENGEMBANGAN BELUT DI SLEMAN 3.1 Tinjauan Umum Kabupaten Sleman 3.1.1 Kondisi Geografis Secara Geografis Kabupaten Sleman terletak diantara 110 33 00 dan 110 13 00 Bujur Timur, 7 34

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS SINTESIS

BAB V ANALISIS SINTESIS BAB V ANALISIS SINTESIS 5.1 Aspek Fisik dan Biofisik 5.1.1 Letak, Luas, dan Batas Tapak Tapak terletak di bagian Timur kompleks sekolah dan berdekatan dengan pintu keluar sekolah, bangunan kolam renang,

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN WILAYAH BANTUL

BAB III TINJAUAN WILAYAH BANTUL BAB III TINJAUAN WILAYAH BANTUL 3.1. Tinjauan Kabupaten Bantul 3.1.1. Tinjauan Geografis Kabupaten Bantul Kabupaten Bantul merupakan salah satu Kabupaten dari 5 Kabupaten/Kota di Daerah Istimewa Yogyakarta

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik 4.1.1 Wilayah Administrasi Kota Bandung merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat. Kota Bandung terletak pada 6 o 49 58 hingga 6 o 58 38 Lintang Selatan dan 107 o 32 32 hingga

Lebih terperinci

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec BAB III KONDISI UMUM LOKASI Lokasi penelitian bertempat di Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Kota Banjarbaru, Kabupaten Kota Banjarmasin, dan Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH. RW, 305 RT dengan luas wilayah ha, jumlah penduduk jiwa.

IV. KEADAAN UMUM DAERAH. RW, 305 RT dengan luas wilayah ha, jumlah penduduk jiwa. 31 IV. KEADAAN UMUM DAERAH A. Letak Geografis Kecamatan Galur merupakan salah satu dari 12 kecamatan di Kabupaten Kulonprogo, terdiri dari 7 desa yaitu Brosot, Kranggan, Banaran, Nomporejo, Karangsewu,

Lebih terperinci

ANALISIS DAN SINTESIS

ANALISIS DAN SINTESIS 55 ANALISIS DAN SINTESIS Lokasi Lokasi PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills yang terlalu dekat dengan pemukiman penduduk dikhawatirkan dapat berakibat buruk bagi masyarakat di sekitar kawasan industri PT

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM KARAKTERISTIK RESPONDEN Gambaran Umum Pengunjung (Wisatawan) ada pengunjung yang berasal dari luar negeri (wisatawan mancanegara)

GAMBARAN UMUM KARAKTERISTIK RESPONDEN Gambaran Umum Pengunjung (Wisatawan) ada pengunjung yang berasal dari luar negeri (wisatawan mancanegara) GAMBARAN UMUM KARAKTERISTIK RESPONDEN 6.1. Gambaran Umum Pengunjung (Wisatawan) Pengunjung yang datang ke Hutan Wisata Punti Kayu Palembang, berasal dari daerah dalam dan luar Kota Palembang (wisatawan

Lebih terperinci

BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN. Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi

BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN. Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN 2.1 Lokasi Proyek Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi Campuran Perumahan Flat Sederhana. Tema besar yang mengikuti judul proyek

Lebih terperinci

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH P erpustakaan Anak di Yogyakarta BAB 3 TINJAUAN WILAYAH 3.1. Tinjauan Umum Daerah Istimewa Yogyakarta 3.1.1. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dengan ibukota Pringsewu terletak 37 kilometer sebelah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dengan ibukota Pringsewu terletak 37 kilometer sebelah 48 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Pringsewu. Keadaan Geografis Kabupaten Pringsewu dengan ibukota Pringsewu terletak 37 kilometer sebelah barat Bandar Lampung, ibukota Provinsi

Lebih terperinci

BAB II LANGKAH PERTAMA KE NIAS

BAB II LANGKAH PERTAMA KE NIAS BAB II LANGKAH PERTAMA KE NIAS BAB II LANGKAH PERTAMA KE NIAS Langkah kami setelah mencari tahu dan segala informasi tentang Pulau Nias adalah survey langsung ke lokasi site untuk Tugas Akhir ini. Alangkah

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis IV. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis Kabupaten Magelang merupakan salah satu kabupaten yang berada di provinsi Jawa Tengah yang berbatasan dengan beberapa kota dan kabupaten seperti Kabupaten

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 24 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Keadaan Wilayah dan Potensi Sumber daya Alam Desa Cikarawang adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dengan luas wilayah 2.27

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Kelurahan Karangrejo Karangrejo adalah salah satu Kelurahan di Kecamatan Metro Utara Kota Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan 77 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada 104 552-105 102 BT dan 4 102-4 422 LS. Batas-batas wilayah Kabupaten Tulang Bawang Barat secara geografis

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM 4.1 Letak Geografis dan Aksesibilitas

IV. KONDISI UMUM 4.1 Letak Geografis dan Aksesibilitas 42 IV. KONDISI UMUM 4.1 Letak Geografis dan Aksesibilitas Secara geografis, perumahan Bukit Cimanggu City (BCC) terletak pada 06.53 LS-06.56 LS dan 106.78 BT sedangkan perumahan Taman Yasmin terletak pada

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 22 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Inventarisasi Tahap inventarisasi merupakan tahap yang dilakukan untuk mengumpulkan data-data yang mendukung dan dibutuhkan pada perencanaan jalur hijau jalan ini. Berdasarkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Lahan merupakan salah satu faktor yang penting bagi kehidupan manusia. Lahan

I. PENDAHULUAN. Lahan merupakan salah satu faktor yang penting bagi kehidupan manusia. Lahan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lahan merupakan salah satu faktor yang penting bagi kehidupan manusia. Lahan banyak digunakan oleh manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, selain itu lahan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Tata Guna Lahan Tata guna lahan merupakan upaya dalam merencanakan penyebaran penggunaan lahan dalam suatu kawasan yang meliputi pembagian wilayah untuk pengkhususan fungsi-fungsi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan 118 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Objek wisata Curug Orok yang terletak di Desa Cikandang Kecamatan

Lebih terperinci

BAB IV PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGGUNA TERHADAP PENATAAN PASAR TRADISIONAL

BAB IV PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGGUNA TERHADAP PENATAAN PASAR TRADISIONAL BAB IV PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGGUNA TERHADAP PENATAAN PASAR TRADISIONAL Pada bab sebelumnya telah dibahas mengenai kriteria dan indikator kinerja yang diperlukan untuk dapat mendeskripsikan kondisi

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur.

V. GAMBARAN UMUM. administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur. V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Berdasarkan Data Potensi Desa/ Kelurahan (2007), Desa Tlekung secara administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur. Desa

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. Gambar 1 Peta lokasi penelitian

III. METODOLOGI. Gambar 1 Peta lokasi penelitian 16 III. METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Studi mengenai Perencanaan Jalur Hijau Jalan sebagai Identitas Kota Banjarnegara dilakukan di jalan utama Kota Banjarnegara yang terdiri dari empat segmen,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Peraturan Pendakian

Lampiran 1. Peraturan Pendakian 93 Lampiran 1. Peraturan Pendakian 1. Semua pengunjung wajib membayar tiket masuk taman dan asuransi. Para wisatawan dapat membelinya di ke empat pintu masuk. Ijin khusus diberlakukan bagi pendaki gunung

Lebih terperinci

Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah 2013 BAB I PENDAHULUAN

Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah 2013 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Profil Daerah 1. Letak Geografis Kabupaten Karanganyar merupakan salah satu kabupaten di wilayah Provinsi Jawa Tengah. Luas wilayah Kabupaten Karanganyar ± 77.378,64 ha terletak antara

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Kondisi Fisiografi 1. Letak Wilayah Secara Geografis Kabupaten Sleman terletak diantara 110 33 00 dan 110 13 00 Bujur Timur, 7 34 51 dan 7 47 30 Lintang Selatan. Wilayah

Lebih terperinci

TANAH LONGSOR; merupakan salah satu bentuk gerakan tanah, suatu produk dari proses gangguan keseimbangan lereng yang menyebabkan bergeraknya massa

TANAH LONGSOR; merupakan salah satu bentuk gerakan tanah, suatu produk dari proses gangguan keseimbangan lereng yang menyebabkan bergeraknya massa AY 12 TANAH LONGSOR; merupakan salah satu bentuk gerakan tanah, suatu produk dari proses gangguan keseimbangan lereng yang menyebabkan bergeraknya massa tanah ke tempat yang relatif lebih rendah. Longsoran

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini merupakan hasil temuan dan hasil analisa terhadap kawasan Kampung Sindurejan yang berada di bantaran sungai

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. pemerintahan Propinsi Lampung di Bandar Lampung adalah 77 km.

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. pemerintahan Propinsi Lampung di Bandar Lampung adalah 77 km. IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kecamatan Sendang Agung merupakan salah satu bagian wilayah Kabupaten Lampung Tengah Propinsi Lampung, terletak pada 104 0 4905 0 104 0 56 0 BT dan 05 0 08 0 15 0 LS,

Lebih terperinci

BAB II KONDISI WILAYAH STUDI

BAB II KONDISI WILAYAH STUDI II-1 BAB II 2.1 Kondisi Alam 2.1.1 Topografi Morfologi Daerah Aliran Sungai (DAS) Pemali secara umum di bagian hulu adalah daerah pegunungan dengan topografi bergelombang dan membentuk cekungan dibeberapa

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rata-rata intensitas cahaya dan persentase penutupan tajuk pada petak ukur contoh mahoni muda dan tua

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rata-rata intensitas cahaya dan persentase penutupan tajuk pada petak ukur contoh mahoni muda dan tua IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Intensitas cahaya dan penutupan tajuk Cahaya digunakan oleh tanaman untuk proses fotosintesis. Semakin baik proses fotosintesis, semakin baik pula pertumbuhan tanaman (Omon

Lebih terperinci

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala Geografi Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala TANAH Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa wukirsari merupakan salah satu Desa dari total 4 Desa yang berada di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman. Desa Wukirsari yang berada sekitar

Lebih terperinci

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada IV. LOKASI PENELITIAN A. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada dinaungan Kecamatan Sungkai Utara Kabupaten Lampung Utara Berdasarkan Perda

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN WILAYAH

BAB III TINJAUAN WILAYAH BAB III TINJAUAN WILAYAH 3.1. TINJAUAN UMUM DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Pembagian wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) secara administratif yaitu sebagai berikut. a. Kota Yogyakarta b. Kabupaten Sleman

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Kecamatan Godean merupakan salah satu dari

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Kecamatan Godean merupakan salah satu dari IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Desa Sidomulyo 1. Topografi Desa Sidomulyo Desa Sidomulyo merupakan desa yang berada di Kecamatan Godean Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Kecamatan Godean

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting BAB IV ANALISIS PERANCANGAN 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting Terdapat beberapa hal yang benar-benar harus diperhatikan dalam analisis obyek perancangan terhadap kondisi eksisting

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Letak dan Keadaan Geografi Daerah Penelitian Desa Perbawati merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Batas-batas

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105. IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 4.1.1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.14 sampai dengan 105, 45 Bujur Timur dan 5,15

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. IV. GAMBARAN UMUM A. Kondisi Umum Kabupaten Lampung Tengah Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. Luas wilayah Kabupaten Lampung Tengah sebesar 13,57 % dari Total Luas

Lebih terperinci

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. 43 BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. Kecamatan Sragi merupakan sebuah Kecamatan yang ada

Lebih terperinci

Gambar 2 Peta lokasi studi

Gambar 2 Peta lokasi studi 15 III. METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu Studi Studi dilakukan di Kebun Anggrek yang terletak dalam areal Taman Kyai Langgeng (TKL) di Jalan Cempaka No 6, Kelurahan Kemirirejo, Kecamatan Magelang Tengah,

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 14 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Administratif dan Geografis Secara geografis KHDTK Cikampek terletak di 06 0 25 00-06 0 25 48 LS dan 107 0 27 36-107 0 27 50 BT, kurang lebih 5 km sebelah selatan

Lebih terperinci

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 36 BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Keadaan Geografi Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Ngawi secara geografis terletak pada koordinat 7º 21 7º 31 LS dan 110º 10 111º 40 BT. Batas wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN LOKASI DAN WILAYAH

BAB III TINJAUAN LOKASI DAN WILAYAH BAB III TINJAUAN LOKASI DAN WILAYAH 3.1. Tinjauan Kondisi Umum Pegunungan Menoreh Kulonprogo 3.1.1. Tinjauan Kondisi Geografis dan Geologi Pegunungan Menoreh Pegunungan Menoreh yang terdapat pada Kabupaten

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. Kota Bogor mempunyai luas wilayah km 2 atau 0.27 persen dari

V. GAMBARAN UMUM. Kota Bogor mempunyai luas wilayah km 2 atau 0.27 persen dari V. GAMBARAN UMUM 5.1. Kondisi Geografis Kota Bogor mempunyai luas wilayah 118 50 km 2 atau 0.27 persen dari luas propinsi Jawa barat. Secara geografis, Kota Bogor terletak diantara 106 derajat 43 30 BT-106

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI 24 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI 4.1 Sejarah Kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Punti Kayu merupakan kawasan yang berubah peruntukannya dari kebun percobaan tanaman kayu menjadi taman wisata di Kota Palembang.

Lebih terperinci

Lampiran 1 Kuesioner untuk pengunjung KHDTK Cikampek

Lampiran 1 Kuesioner untuk pengunjung KHDTK Cikampek 68 Lampiran 1 Kuesioner untuk pengunjung KHDTK Cikampek KUESIONER UNTUK PENGUNJUNG Peneliti : Mega Haditia/E34080046 Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan IPB Selamat

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DESA KALIURANG. memiliki luas lahan pertanian sebesar 3.958,10 hektar dan luas lahan non

IV. KEADAAN UMUM DESA KALIURANG. memiliki luas lahan pertanian sebesar 3.958,10 hektar dan luas lahan non IV. KEADAAN UMUM DESA KALIURANG A. Letak Geografis Wilayah Kecamatan Srumbung terletak di di seputaran kaki gunung Merapi tepatnya di bagian timur wilayah Kabupaten Magelang. Kecamatan Srumbung memiliki

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar Konsep dasar pada perencanaan kebun agrowisata Sindang Barang adalah kebun produksi tanaman budidaya IPB untuk

VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar Konsep dasar pada perencanaan kebun agrowisata Sindang Barang adalah kebun produksi tanaman budidaya IPB untuk VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar Konsep dasar pada perencanaan kebun agrowisata Sindang Barang adalah kebun produksi tanaman budidaya IPB untuk ditunjukkan pada pengunjung sekaligus sebagai pusat produksi

Lebih terperinci

BAB III MONOGRAFI KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB III MONOGRAFI KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT 62 BAB III MONOGRAFI KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT 3.1.Letak Geografi 3.1.1. Luas Wilayah Kecamatan bungus teluk kabung merupakan salah satu kecamatan di kota padang,

Lebih terperinci

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012 DAFTAR TABEL

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012 DAFTAR TABEL DAFTAR TABEL Tabel SD-1. Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama... 1 Tabel SD-1A. Perubahan Luas Wilayah Menurut Penggunaan lahan Utama Tahun 2009 2011... 2 Tabel SD-1B. Topografi Kota Surabaya...

Lebih terperinci

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa BAB VII RENCANA 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa 7.1.1 Tahapan Pembangunan Rusunawa Agar perencanaan rumah susun berjalan dengan baik, maka harus disusun tahapan pembangunan yang baik pula, dimulai dari

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI WILAYAH DAERAH PENELITIAN

BAB III DESKRIPSI WILAYAH DAERAH PENELITIAN BAB III DESKRIPSI WILAYAH DAERAH PENELITIAN Dalam bab ini akan dibahas bagaimana letak, batas dan luas daerah penelitian, morfologi daerah penelitian, iklim daerah penelitian, dan keadaan penduduk daerah

Lebih terperinci

PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT

PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT DESKRIPSI OBJEK RUANG PUBLIK TERPADU RAMAH ANAK (RPTRA) Definisi : Konsep ruang publik berupa ruang terbuka hijau atau taman yang dilengkapi dengan berbagai

Lebih terperinci

BAB III KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 18 BAB III KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 3.1 Letak Geografis dan Luas Kecamatan Sukanagara secara administratif termasuk dalam Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat. Letak Kabupaten Cianjur secara geografis

Lebih terperinci

Longsoran translasi adalah ber-geraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk rata atau menggelombang landai.

Longsoran translasi adalah ber-geraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk rata atau menggelombang landai. Tipe-Tipe Tanah Longsor 1. Longsoran Translasi Longsoran translasi adalah ber-geraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk rata atau menggelombang landai. 2. Longsoran Rotasi Longsoran

Lebih terperinci

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Sukabumi 4.1.1 Letak geografis Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Provinsi Jawa Barat dengan jarak tempuh 96 km dari Kota Bandung dan 119 km

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota Pekanbaru yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah

Lebih terperinci

BAB 3 POTENSI DAN KONDISI LOKASI

BAB 3 POTENSI DAN KONDISI LOKASI BAB 3 POTENSI DAN KONDISI LOKASI 3.1 Tinjauan Umum Kabupaten Boyolali 3.1.1 Gambaran Umum Kabupaten Boyolali merupakan salah satu dari 35 Kabupaten/Kota di Propinsi Jawa Tengah, terletak antara 110 22'

Lebih terperinci

Data Iklim Rata-Rata Bulanan di Wilayah Penelitian Bulan Curah Hujan (mm)*) Suhu ( C)*)

Data Iklim Rata-Rata Bulanan di Wilayah Penelitian Bulan Curah Hujan (mm)*) Suhu ( C)*) LAMPIRAN 9 Lampiran 1. Tabel Iklim Kawasan GKC Data Iklim RataRata Bulanan di Wilayah Penelitian Bulan Curah Hujan (mm)*) Hari Hujan (Hari)*) Suhu ( C)*) Kelembaban relatif udara (%)*) Lama Penyinaran

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Potensi kekayaan alam yang dimiliki Indonesia sangatlah berlimpah, mulai

BAB I PENDAHULUAN. Potensi kekayaan alam yang dimiliki Indonesia sangatlah berlimpah, mulai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Potensi kekayaan alam yang dimiliki Indonesia sangatlah berlimpah, mulai dari sumber daya alam yang diperbaharui dan yang tidak dapat diperbaharui. Dengan potensi tanah

Lebih terperinci

alami maupun buatan. Perancangan wisata alam memerlukan ketelitian dalam memilih objek wisata yang akan dikembangkan.

alami maupun buatan. Perancangan wisata alam memerlukan ketelitian dalam memilih objek wisata yang akan dikembangkan. 23 1. Potensi Wisata Gunung Sulah Potensi wisata merupakan segala sesuatu yang menjadi sasaran wisata baik alami maupun buatan. Perancangan wisata alam memerlukan ketelitian dalam memilih objek wisata

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Geografis Wilayah Kabupaten Blitar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Geografis Wilayah Kabupaten Blitar BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Geografis Wilayah Kabupaten Blitar Wilayah Blitar merupakan wilayah yang strategis dikarenakan wilayah Blitar berbatasan dengan beberapa Kabupaten yaitu

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Lokasi dan Topografi Kabupaten Donggala memiliki 21 kecamatan dan 278 desa, dengan luas wilayah 10 471.71 kilometerpersegi. Wilayah ini

Lebih terperinci

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 4 ANALISIS

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 4 ANALISIS BAB 4 ANALISIS 4.1. Analisis Kondisi Fisik Tapak 4.1.1. Tinjauan Umum Kawasan Kawasan Kelurahan Lebak Siliwangi merupakan daerah yang diapit oleh dua buah jalan yaitu Jalan Cihampelas (di sebelah barat

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan :

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan : 54 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Tata Guna Lahan Kabupaten Serang Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan : a. Kawasan pertanian lahan basah Kawasan pertanian lahan

Lebih terperinci

TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN

TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN PERTEMUAN 10 SUMBERDAYA LAHAN Sumberdaya Lahan Lahan dapat didefinisikan sebagai suatu ruang di permukaan bumi yang secara alamiah dibatasi oleh sifat-sifat fisik serta bentuk

Lebih terperinci

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar Bupati Murung Raya Kata Pengantar Perkembangan daerah yang begitu cepat yang disebabkan oleh semakin meningkatnya kegiatan pambangunan daerah dan perkembangan wilayah serta dinamisasi masyarakat, senantiasa

Lebih terperinci

BAB III POTENSI OBYEK WISATA BATU SERIBU. A. Lokasi Obyek Wisata Batu Seribu. Kota Sukoharjo. Secara geografis sebagian besar merupakan wilayah

BAB III POTENSI OBYEK WISATA BATU SERIBU. A. Lokasi Obyek Wisata Batu Seribu. Kota Sukoharjo. Secara geografis sebagian besar merupakan wilayah BAB III POTENSI OBYEK WISATA BATU SERIBU A. Lokasi Obyek Wisata Batu Seribu Obyek Wisata Batu Seribu terletak di Desa Gentan Kecamatan Bulu Kabupaten Sukoharjo. Letaknya sekitar 20 KM sebelah selatan Kota

Lebih terperinci