BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Aktivitas Perusahaan Dan Proses Produksi 1. Aktivitas Perusahaan Pada umumnya aktivitas awal dari keseluruhan perusahaan adalah aktivitas yang berhubungan dengan bahan baku pemasaran, pembelian maupun pemakaian bahan baku. PT. Dunkindo Lestari atau lebih dikenal dengan nama Dunkin Donuts merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang food & Beverage, melakukan aktivitas pemakaian bahan baku yang dimulai pada saat proses produksi dilakukan, serta bahan baku yang digunakan oleh perusahaan adalah bahan baku yang dapat dibeli dan mengadakan kerja sama dengan pihak luar ( Supplier ) untuk melakukan penelitian dan pengembangan bahan baku yang digunakan. Keberhasilan perusahaan untuk memasarkan produk dengan sukses salah satunya akan bergantung kepada bagian pemasaran. Keberhasilan ini dapat ditunjukan dari terserapnya produk ke pasar dengan tetap memperoleh keuntungan yang diharapakan serta tercapainya pangsa pasar tertentu. PT. Dunkindo Lestari atau Dunkin Donuts bukan merupakan tipe perusahaan yang menjual produknya ke konsumen akhir. PT. Dunkindo Lestari juga melakukan kontrak pemasaran dengan beberapa perusahaan lain, dengan demikian PT. Dunkindo Lestari hanya menentukan biaya standar yang diperlukan dengan mengembangkan harga jual yang sudah diketahui agar memperoleh keuntungan yang diharapkan. Dalam proses produksi yang sifatnya stock ready atau massa biasanya bentuknya relative sama dan jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dengan 44

2 pesanan. Sedangkan yang sifatnya pesanan dari konsumen, biasanya barang yang dipesan ada sedikit perubahan rencananya. Sebab konsumen tersebut ada yang tidak puas dengan hasil rencana yang ada atau yang telah tersedia di PT. Dunkindo Lestari dengan cara seperti ini konsumen dapat menyampaikan keinginan bentuk yang diinginkan sesuai dengan kebutuhan si konsumen tersebut. Dalam hal ini konsumen dapat berkonsultasi langsung kebagian perencanaan produksi. 2. Proses Produksi Proses produksi adalah rangkaian kegiatan terpadu dan berjalan berkaitan dengan pengelolahan sumber daya berupa masukan (input) menjadi produk (output) dalam jangka waktu penyelesaian tertentu. Proses produksi yang dilakukan mulai dari bahan baku hingga produksi jadi melalui beberapa tahapan yaitu : 1. Mixing Yaitu proses pencampuran ingredient menjadi satu 2. Table Yaitu Proses pengembangan dan pembentukan donuts 3. Frying Yaitu Proses penggorengan donuts 4. Toping Yaitu Proses penghiasan donuts sesuai dengan selera 45

3 Bahan Baku yang digunakan dalam proses pembuatan Dunkin Donuts yaitu : 1. Tepung Terigu Terigu yg digunakan adalah terigu yg mempunyai range kandungan protein 11%-13%. Bisa jadi terigu tersebut adalah campuran antara terigu protein tinggi dan terigu protein sedang. Ada beberapa merk tepung terigu yang mempunyai kandungan protein tertentu. Terigu yg di gunakan oleh PT. Dunkindo Lestari ini menggunakan spesifikasi tertentu. Namun secara umum, yang digunakan adalah tepung berprotein sedang saja tanpa dicampur tepung berprotein tinggi. Tujuannya penggunaan tepung berprotein sedang ini akan membuat struktur donat menjadi empuk dan mengembang. Bila tepung yang digunakan berprotein tinggi, maka hasilnya adalah donat yang padat atau bantat. 2. Gula Gula yang digunakan dalam adonan donat tidak banyak, maksimal 15% dari berat tepung. Gula berfungsi sebagai pemberi rasa, makanan ragi (ketika proses fermentasi), memberi warna, membuat empuk, dan membuat daya tahan lebih lama. 3. Garam Garam berfungsi memberikan rasa dan mengontrol fermentasi. Jika garam bertemu dengan gula, akan menimgulkan rasa gurih. Bahkan dalam suatu komposisi tertentu, garam dan gula bisa menggantikan fungsi vetsin (MSG) pada makanan. 46

4 4. Lemak Lemak (fat) ini berbentuk mentega, margarin, butter, dan shortening. Fungsi lemak adalah untuk melumasi adonan, memberi rasa sedap, dan menambah daya tahan makanan. 5. Susu Susu yang digunakan bisa berupa susu cair atau pun susu bubuk. Susu juga menyumbangkan lemak dalam adonan, sehingga mampu memberi rasa. Susu juga berfungsi sebagai buffer (penyangga, penjaga kadar ph) dalam proses fermentasi. 6. Telur Kuning telur digunakan untuk buat donat lebih empuk. Kuning telur juga mengurangi kecenderungan collapse ketika donat digoreng. Selain itu, kuning telur juga mengandung lecithin alami yang begitu bermanfaat bagi tubuh. PT. Dunkindo Lestari tidak menggunakan telur segar namun berupa tepung kuning telur (egg yolk powder). Alasannya, dengan menggunakan egg yolk powder, bakteri sudah diminimalkan dan air juga sudah dihilangkan sehingga higienitas lebih terjaga. 7. Ragi (yeast) Ragi (yeast) adalah organisme yang dicampur dalam adonan makanan untuk proses fermentasi. Preses fermentasi ini membuat adonan donat mengembang 47

5 karena proses ini menghasilkan gas CO 2 dan alkohol (ikatan karbon) yang membuat adonan berbau wangi. Ragi tidak bisa dicampur dengan bahan pengawet, karena bila hal ini dilakukan, maka ragi tersebut akan mati sehingga adonan tidak dapat berkembang. 8. Pengembang ( improver / dough conditioner ) Dough (adonan yang berbuih) membutuhkan improver yang berisi enzim, emulsifier, dan oxidizing agents. Enzim membuat fermentasi berjalan lebih baik, emulsifier membuat adonan lebih kuat atau lebih lembut, sedangkan oxidizing agents beguna untuk membuat adonan lebih kuat dan liat. Fungsi dari dough conditioner ini intinya adalah untuk membuat adonan lebih empuk, sehingga ketika dimakan terasa soft namun liat. 9. Air Air berfungsi sebagai pengikat semua bahan sehingga ketika di mixer dapat gluten 10. Bahan Lainnya Soy flour (tepug kedelai) berfungsi untuk meningkatkan penyerapan air dan daya tahan. Tepung kedelai mempunyai lechitin yang sangat bagus untuk pengemulsi Chemical leavening agents (contohnya baking powder) memberikan efek besar ketika digoreng, membuat adonan menjadi lebih mekar dan mengurangi penyerapan minyak ketika digoreng. 48

6 Potato flour memperpanjang daya tahan, membuat produk jadi empuk, dan menyeimbangkan rasa agar tidak terlalu manis. Sedangkan Flour membuat donuts lebih beraroma. 3. Data Produksi Perusahaan Dalam kegiatan operasinya, secara umum produk donuts yang di produksi oleh PT. Dunkindo Lestari dinyatakan satuan Pcs, ½ Dzn ( Lusin ), 1 Dzn ( Lusin ) & 2 Dzn ( Lusin ). Dimana dalam ½ Dzn = 6 pcs, 1 Dzn = 12 pcs, 2 Dzn = 24 pcs. Tabel 4.1 Total Produksi Donut Springkle (DS) PT. Dunkindo Lestari (Dalam Unit) Periode Total Produksi (Unit) Produksi Yang Produk dalam terjual (Unit) proses akhir (Unit) Januari 235, , ,258 Februari 203, ,631 68,799 Maret 210, ,658 81,415 April 201, ,902 71,953 Mei 194, ,929 77,376 Juni 232, ,578 85,618 July 245, , ,541 Agutus 205, ,999 90,597 September 230, ,927 93,201 Oktober 217, , ,976 November 234, , ,115 Desember 220, , ,906 Total 2,630,491 2,396,947 1,090,755 Sumber : PT. Dunkindo Lestari () 49

7 B. Analisis Penetapan Biaya Biaya standar merupakan biaya yang di anggarkan terlebih dahulu sebelum perusahaan memulai produksi. Biaya standar yang ditetapkan mempunyai suatu pedoman, dimana penetapan standar ini memberikan informasi terhadap biaya yang akan dikeluarkan untuk memproduksi suatu barang dan juga mengukur tinkgat efisiensi biaya produksi Biaya-biaya yang distandarkan oleh perusahaan antara lain biaya bahan baku dlangsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, penetapan biaya produksi harus dilakukan dengan teliti dan hati-hati oleh perusahaan. Tujuannya adalah agar perusahaan tidak mengalami kerugian karena kesalahan dalam penetapannya. bahan baku langsung yang di kembangkan oleh perusahaan adalah standar kuantitas bahan baku dan standar harga bahan baku, standar kuantitas bahan baku yang ditetapkan berdasarkan jumlah bahan yang dibutuhkan untuk memproduksi suatu jenis barang, sedangkan standar harga bahan baku berdasarkan pengalaman yang lalu. tenaga kerja langsung yang di tetapkan perusahaan adalah standar tarif upah dan standar efisiensi tenaga kerja langsung PT. Dunkindo Lestari, menetapkan tarif berdasarkan atas tarif upah yang di tetapkan oleh pemerintah dan lamanya pekerja bekerja, sedangkan standar efisiensi tenaga kerja langsung didasarkan kerja sesungguhnya oleh para pekerja yang mempunyai kemampuan sama rata ketika bekerja dengan mesin pada kondisi normal. 50

8 tarif overhead yang di tetapkan oleh perusahaan terdiri dari tarif biaya overhead tetap dan tarif overhead variabel. overhead pabrik dengan jumlah jam kerja yang di perkirakan akan dibutuhkan untuk menghasilkan produk tertentu yang telah di tetapkan berdasarkan anggaran produksi. Dalam penulisan skripsi ini pembahasan dibatasi pada satu jenis produk yaitu Donuts Springkle. 1. Perunit Bahan Baku Biaya Bahan Baku adalah biaya bahan baku langsung yang seharusnya dikeluarkan untuk memproduksi satu unit produk. Berikut pada table 4.2 di sajikan perhitungan biaya standar bahan baku untuk memproduksi 1 Pcs donuts. Tabel 4.2 Bahan Baku untuk 1 Pcs Donuts Springkle (DS) Kuantitas (12 Pcs) Biaya Bahan Baku (12 Pcs) Biaya Bahan Baku (1 Pcs) Harga Bahan Baku (KG) Tepung Terigu Rp 8,000 Rp 5,800 Rp 483 Ragi Rp 12,500 Rp 4,375 Rp 365 Fresh Milk Rp 10,500 Rp 4,778 Rp 398 Telur Rp 14,900 Rp 4,656 Rp 388 Gula Pasir Rp 10,200 Rp 3,060 Rp 255 Garam Rp 3,000 Rp 225 Rp 19 Mentega Rp 11,500 Rp 2,875 Rp 240 Minyak Goreng Rp 11,900 Rp 7,140 Rp 595 Cocoa Powder Rp 39,600 Rp 1,836 Rp 153 Total Rp 113,100 Rp 34,745 Rp 2,895 Sumber : Data sekunder diolah () 51

9 2. Perunit Tenaga Kerja Langsung Biaya Tenaga Kerja Langsung adalah biaya tenaga kerja langsung yang seharusnya dikeluarkan untuk melaksanakan pekerjaan tertentu atau menghasilkan satu unit produk tertentu Berikut pada table 4.3 di sajikan perhitungan biaya standar tenaga langsung untuk 1 Pcs donuts. Tabel 4.3 Biaya Tenaga Kerja untuk 1 Pcs Donuts Springkle (DS) Jam (12 Pcs) Tarif Biaya Tenaga Kerja (12Pcs) Biaya Tenaga Kerja (1Pcs) Jenis Pekerjaan Mixing 0.50 Rp 5,333 Rp 2,667 Rp 222 Table 0.50 Rp 6,222 Rp 3,111 Rp 259 Frying 0.25 Rp 5,333 Rp 1,333 Rp 111 Toping 0.25 Rp 5,556 Rp 1,389 Rp 116 Total 1.50 Rp 22,444 Rp 8,500 Rp 708 Sumber : Data sekunder diolah () 3. Perunit Biaya Overhead Pabrik Biaya Overhead Pabrik adalah biaya overhead pabrik yang seharusnya dikeluarkan untuk memproduksi satu unit produk yang dapa dibedakan antara biaya overhead pabrik tetap dan biaya overhead pabrik variabel. Berikut pada table 4.4 di sajikan perhitungan biaya standar tenaga langsung untuk 1 Pcs donuts 52

10 Tabel 4.4 Biaya Overhead Pabrik untuk 1 Pcs Donuts Springkle (DS) Biaya Overhead Pabrik Jam Mesin (12Pcs) Biaya Overhead Biaya Overhead Pabrik (12Pcs) Biaya Overhead Pabrik (1Pcs) Biaya Variabel 1.50 Rp 4,200 Rp 6,300 Rp 525 Biaya Teatp 1.50 Rp 6,200 Rp 9,300 Rp 775 Total Rp 10,400 Rp 15,600 Rp 1,300 Sumber : Data sekunder diolah () Tabel 4.5 Rekapitulasi Biaya Per 1 Pcs Donuts Springkle (DS) PT. Dunkindo Lestari Keterangan Biaya Per unit Biaya Bahan Baku Rp 2,895 Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 708 Biaya Overhead Pabrik Rp 1,300 Total Biaya Rp 4,904 Harga Jual 1 Pcs Donuts Rp 8,000 Laba Bruto Perusahaan Rp 3,096 Sumber : Data sekunder diolah () 4. Perhitungan Produk Ekuivalen Untuk menentukan standar yang diperbolehkan untuk setiap komponen biaya, maka kuantitas standar yang diperbolehkan perunit dikalikan dengan jumlah unit ekuivalen dari unit produk yang diproduksi selama periode tersebut.perhitungan ini harus mencerminkan tingkat penyelesaian dari barang dalam proses. 53

11 Karena penekanan standar adalah pengendalian biaya, maka standar produksi dihitung untuk produksi periode berjalan. Ket Tabel 4.6 Total Produk Ekuivalen Donuts Springkle ( Pcs ) PT. Dunkindo Lestari Produk Unit Selesai WIP Akhir % Penyelesaian Total Produk Ekuivalen Bahan Baku Langsung 2,630,491 1,090, % 3,721,246 Tenaga Kerja Langsung 2,630,491 1,090,755 60% 3,284,944 Overhead Pabrik 2,630,491 1,090,755 60% 3,284,944 Berdasarkan produksi ekuivalen dapat di tentukan jumlah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. C. Penentuan Biaya 1. Penentuan Biaya Bahan Baku Langsung biaya bahan baku perusahaan ditentukan oleh dua unsur yaitu standar harga bahan baku dan standar kuantitas bahan baku. 1. Kuantitas Bahan Baku Kuantitas bahan baku merupakan pedoman pengeluaran kuantitas bahan baku yang seharusnya di pergunakan untuk membuat produk. kuantitas bahan baku di tetapkan oleh perusahaan. 54

12 2. Harga Bahan Baku harga bahan baku merupakan harga bahan baku yang seharusnya di beli di PT. Dunkindo Lestari. Menetapkan harga bahan baku berdasarkan harga bahan baku sebelumnya. Berikut data mengenai sumber harga bahan baku perusahaan. Berikut pada table 4.7 di sajikan perhitungan komposisi standar bahan baku langsung dengan menggunakan biaya produk ekuivalen untuk 1 pcs donuts Tabel 4.7 Komposisi Bahan Baku (PE) untuk 1 Pcs Donuts Springkle (DS) Bahan Baku (KG) Kuantitas (KG) Produk Ekuivalen Kuantitas Harga (KG) Total Tepung Terigu ,721, ,825 Rp 8,000 1,798,602,233 Ragi ,721, ,536 Rp 12,500 1,356,704,271 Fresh Milk ,721, ,097 Rp 10,500 1,481,521,064 Telur ,721,246 96,907 Rp 14,900 1,443,920,974 Gula Pasir ,721,246 93,031 Rp 10, ,917,730 Garam ,721,246 23,258 Rp 3,000 69,773,363 Mentega ,721,246 77,526 Rp 11, ,548,521 Minyak Goreng ,721, ,062 Rp 11,900 2,214,141,370 Cocoa Powder ,721,246 18,606 Rp 30, ,350,638 TOTAL BIAYA BAHAN BAKU STANDAR 10,774,480,163 Sumber : Data sekunder diolah () 55

13 2. Penentuan Biaya Tenaga Kerja Langsung biaya tenaga kerja langsung merupakan pedoman biaya tenaga kerja langsung yang seharusnya terjadi untuk membuat suatu produk. Perusahaan dalam menetpakan standar biaya tenaga kerja langsung ditentukan oleh 2 ( dua ) faktor, yaitu tarif upah langsung dan standar jam kerja langsung. 1. Jam Kerja Langsung jam kerja langsung merupakan jam kerja yang seharusnya terjadi untuk membuat suatu produk. Perusahaan menetapkan standar jam kerja langsung dilakukan oleh direktur operasional pabrik dan para manager bagian produksi dengan memperhatikan tata letak peralatan, kemampuan karyawan, alat-alat produksi langsung yang di tetapkan perusahaan. Proses Produksi Pada PT. Dunkindo Lestari berlangsung 3 shiff, untuk shiff Pertama mulai pukul WIB. Shiff ke-2 mulai pukul WIB, untuk shif ke-3 mulai pukul WIB. Istirahat selama satu jam, istirahat tersebut ditentukan tergantung shif masuk. Waktu efektif produksi yaitu 15 Jam perhari. 2. Tarif Upah Langsung tarif upah langsung merupakan tarif upah langsung yang seharusnya terjadi. tarif upah ini di tetapkan oleh perusahaan didasarkan pada upah periode lalu dan mengikuti kebijakan pemerintah mengenai upah minimum regional (UMR), tarif upah langsung ini di tetapkan 56

14 oleh bagian umum dan bagian akuntansi. Adapun data yang di peroleh dari perusahaan adalah sbb : Tabel 4.8 Biaya Tenaga Kerja Langsung (PE) untuk 1 pcs Donuts Springkle (DS) Jenis Pekerjaan Jam Kerja (1 Pcs) Produk Ekuivalen Jam Kerja Langsung Tarif Upah (Perjam ) Total Mixing ,284, ,873 Rp 5, ,987,556 Table ,284, ,873 Rp 6, ,652,148 Frying ,284,944 68,436 Rp 5, ,993,778 Toping ,284,944 68,436 Rp 5, ,201,852 TOTAL STANDAR BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG 2,326,835, Penentuan Biaya Overhead Pabrik biaya overhead pabrik merupakan biaya overhead pabrik yang seharusnya terjadi untuk membuat suatu produk. Dalam menetapkan standar tarif biaya overhead pabrik, PT. Dunkindo Lestari melakukan koordinasi dan kerjasama antara bagian produksi, personalia, dan akuntansi. Perusahaan dalan membebankan biaya overhead pabrik kepada produknya menggunakan dasar jam kerja langsung yaitu anggaran overhead pabrik dibandingkan dengan taksiran jam kerja langsung. Sedangkan untuk menentukan perhitungan biaya overhead pabrik seperti biaya listrik, biaya telepon, biaya air, biaya pemeliharaan dan perawatan, dll 57

15 menggunakan persentase. Persentase untuk produksi donuts 50%, Beverage 40%, dan Sandwich 10%. Adapun anggaran biaya overhead pabrik pada tahun adalah sebagai berikut. Tabel 4.9 Biaya Overhead Pabrik PT. Dunkindo Lestari Tahun No Biaya Overhead Pabrik Biaya Overhead Pabrik All Produksi Persentase Produksi Donuts Biaya Overhead Variabel : 1 Biaya Listrik 447,946,944 50% 223,973,472 2 Biaya Telepon 255,922,398 50% 127,961,199 3 Biaya Air 281,613,858 50% 140,806,929 Jumlah Biaya Variabel 985,483, ,741,600 Biaya Overhead Tetap : 1 Biaya Pemeliharaan & Perawatan 871,611,144 50% 435,805,572 2 Biaya Penyusutan Mesin 235,200,000 50% 117,600,000 3 Biaya Penyusutan Gudang 213,000,000 50% 106,500,000 4 Biaya Penyusutan Inventaris Prod 281,599,056 50% 140,799,528 Jumlah Biaya Tetap 1,601,410, ,705,100 TOTAL 2,586,893,400 1,293,446,700 Sumber : Data sekunder diolah () Kapasitas = 410,618 Jam Kapasitas Normal Jam Mesin = 374,119 Jam Mesin \ Biaya overhead variabel : Rp. 492,741, ,618 Jam = Rp. 1,200 58

16 Biaya overhead tetap : Rp. 800,705,100 = Rp. 1, ,618 Jam + Tarif BOP Pada Kapasitas Rp. 3,150 D. Perhitungan & Analisis Varians PT. Dunkindo Lestari telah menetapkan biaya standar produksi untuk setiap produk yang dihasilkan, dengan adanya standar yang telah ditetapkan perusahaaan dapat mengetahui tingkat efisiensi biaya produksi dengan membandingkan antara biaya aktual yang terjadi dalam kegiatan produksi dengan biaya standar yang telah ditetapkan, selisih antara biaya standar actual dengan biaya standar disebut varians perbandingan antara biaya actual yang terjadi dengan biaya standar yang telah di tetapkan kemungkinan dapat menimbulkan selisih yang menguntungkan ( Favourable ) dan selisih biaya yang tidak menguntungkan ( Unfavourable ). Kedua selisih ini sebaiknya dianalisa untuk dapat melakukan tindakan perbaikan analisa varians biaya produksi dibagi menjadi tiga bagian analisa yaitu analisa varians bahan baku langsung, varians tenaga kerja langsung dan varians biaya overhead pabrik. 1. Analisa Varians Bahan Baku Langsung Sebelum menganalisa varians bahan baku langsung penulis akan menampilkan data total biaya bahan baku aktual. 59

17 Bahan Baku (KG) Tabel 4.10 Komposisi Bahan Baku (PE) untuk 1 Pcs Donuts Springkle (DS) Kuantitas (KG) Produk Ekuivalen Kuantitas Harga (KG) Total Tepung Terigu ,721, ,547 Rp 6, ,053,713 Ragi ,721,246 69,773 Rp 9, ,960,263 Fresh Milk ,721, ,108 Rp 12,500 2,151,345,344 Telur ,721,246 96,907 Rp 14,900 1,443,920,974 Gula Pasir ,721,246 68,223 Rp 7, ,671,325 Garam ,721,246 23,258 Rp 3,000 69,773,363 Mentega ,721,246 93,031 Rp 13,000 1,209,404,950 Minyak Goreng ,721, ,062 Rp 11,900 2,214,141,370 Cocoa Powder ,721,246 18,606 Rp 30, ,350,638 TOTAL BIAYA BAHAN BAKU AKTUAL 9,704,621,938 Sumber : PT. Dunkindo Lestari Untuk mempermudah melakukan analisa, penulis mencoba membuat analisa rekapitulasi biaya bahan baku standar dikurangi dengan biaya bahan baku aktual. 60

18 Tabel 4.11 Rekapitulasi Komposisi Bahan Baku PT. Dunkindo Lestari Bahan Baku Kuantitas Bahan Baku Harga Total Biaya Bahan Baku Kuantitas Bahan Baku Harga Total Biaya Bahan Baku Total Varians komposisi Bahan Baku Tepung Terigu 224,825 Rp 8,000 1,798,602, ,547 Rp 6, ,053, ,548,521 Ragi 108,536 Rp 12,500 1,356,704,064 69,773 Rp 9, ,960, ,744,008 Fresh Milk 141,097 Rp.10,500 1,481,521, ,108 Rp12,500 2,151,345,344 (669,824,280) Telur 96,907 Rp.14,900 1,443,920,974 96,907 Rp14,900 1,443,920,974 - Gula Pasir 93,031 Rp 10, ,917,730 68,223 Rp 7, ,671, ,246,405 Garam 23,258 Rp 3,000 69,773,363 23,258 Rp 3,000 69,773,363 - Mentega 77,526 Rp 11, ,548,521 93,031 Rp13,000 1,209,404,950 (317,856,429) Minyak Goreng 186,062 Rp 11,900 2,214,141, ,062 Rp11,900 2,214,141,370 - Cocoa Powder 18,606 Rp 30, ,350,638 18,606 Rp30, ,350,638 - Total Varians Komposisi Bahan Baku 1,069,858,225 Sumber : Data sekunder diolah () Selisih biaya bahan baku terdiri dari 2 ( dua ) jenis selisih yaitu : a. Analisa Varians harga bahan baku Adapun selisih harga bahan baku dapat dihitung dengan cara sebagai berikut : 61

19 Tabel 4.12 Selisih Harga Bahan Baku Kuantitas (KG) Bahan Baku Harga Harga Selisih Harga Bahan Baku Tepung Terigu 8,000 6, , ,320,088 F Ragi 12,500 9,000 69, ,206,769 F Fresh Milk 10,500 12, ,108 (344,215,255) UF Telur 14,900 14,900 96,907 - Gula Pasir 10,200 7,500 68, ,201,677 F Garam 3,000 3,000 23,258 - Mentega 11,500 13,000 93,031 (139,546,725) UF Minyak Goreng 11,900 11, ,062 - Cocoa Powder 30,600 30,600 18,606 - Total Selisih Harga Bahan Baku 153,966,553 F Sumber : Data sekunder diolah () Favourabel / Unfavourabel Dari perhitungan di atas di ketahui bahwa jumlah varians harga bahan baku keseluruhan adalah sebesar 153,966,553 yang sifatnya menguntungkan ( Favourable ). Ini dikarenakan harga bahan baku Tepung Terigu, Ragi, dan Gula Pasir lebih rendah dari harga standar yang di tetapkan perusahaan, sedangkan varians yang sifatnya tidak menguntungkan ( Unfavourable ) terdapat pada fresh milk dan mentega, hal ini terjadi karena harga bahan baku ragi dan mentega mengalami kenaikan harga. b. Analisa Selisih kuantitas bahan baku Adapun selisih kuantitas bahan baku dapat dihitung dengan cara sebagai berikut : 62

20 Tabel 4.13 Selisih Kuantitas Bahan Baku Kuantitas (KG) Kuantitas (KG) Selisih Kuantitas Bahan Baku Favourabel / Unfavourabel Bahan Baku Harga Tepung Terigu 224, ,547 8, ,228,433 F Ragi 108,536 69,773 12, ,537,240 F Fresh Milk 141, , ,500 (325,609,025) UF Telur 96,907 96,907 14,900 - Gula Pasir 93,031 68,223 10, ,044,728 F Garam 23,258 23,258 3,000 - Mentega 77,526 93,031 11,500 (178,309,704) UF Minyak Goreng 186, ,062 11,900 - Cocoa Powder 18,606 18,606 30,600 - Total Selisih Kuantitas Bahan Baku 915,891,672 F Sumber : Data sekunder diolah () Dari perhitungan di atas di ketahui bahwa jumlah varians harga bahan baku keseluruhan adalah sebesar 915,891,672 yang sifatnya menguntungkan (Favourable). Ini dikarenakan harga bahan baku Tepung Terigu, Gula Pasir dan fresh milk, hal ini terjadi karena kuantitas sesungguhnya lebih rendah dari pada kuantitas standar. Sedangkan selisih yang tidak menguntungkan (Unfavourable ) terjadi pada Fresh Milk dan Mentega, hal ini terjadi karena kuantitas sesungguhnya lebih besar dari pada kuantitas standar. 2. Analisa Varians Tenaga Kerja Langsung Sebelum menganalisa varians tenaga kerja langsung penulis akan menampilkan data total biaya tenaga kerja langsung aktual. 63

21 Tabel 4.14 Biaya Tenaga Kerja Langsung Jenis Pekerjaan Jam Kerja Produk Ekuivalen Jam Kerja Langsung Tarif Upah (Perjam ) Total Mixing ,284, ,685 Rp 5, ,137,654 Table ,284,944 77,561 Rp 5, ,131,249 Frying ,284,944 45,624 Rp 4, ,051,753 Toping ,284,944 91,248 Rp 5, ,213,235 TOTAL BIAYA AKTUAL TENAGA KERJA LANGSUNG 2,085,533,891 Sumber : PT. Dunkindo Lestari Untuk mempermudah melakukan analisa, penulis mencoba membuat analisa rekapitulasi biaya bahan baku standar dikurangi dengan biaya bahan baku actual. Tabel 4.15 Rekapitulasi Biaya tenaga Kerja Langsung PT. Dunkindo Lestari Jenis Pekerjaan Biaya Tenaga Kerja Langsung Tarif Total Biaya Jam Upah Tenaga Kerja Kerja Langsung (Perjam ) Biaya Tenaga Kerja Langsung Tarif Upah (Perjam ) Jam Kerja Langsung Total Biaya Tenaga Kerja Total Varinas Biaya Tenaga Kerja Langsung Mixing 136,873 Rp 5, ,987, ,685 Rp 5, ,137,654 (157,150,099) Table 136,873 Rp 6, ,652,148 77,561 Rp 5, ,131, ,520,889 Frying 68,436 Rp 5, ,993,778 45,624 Rp 4, ,051, ,942,025 Toping 68,436 Rp 5, ,201,852 91,248 Rp 5, ,213,235 (147,011,383) Total Varians Biaya Tenaga Kerja Langsung 241,301,442 Sumber : Data sekunder diolah () 64

22 Selisih biaya tenaga kerja langsung terdiri dari 2 (dua) jenis selisih, yaitu : a. Selisih tarif upah langsung Tabel 4.16 Selisih Tarif Upah Tenaga Kerja Langsung Jenis pekerjaan Tarif Upah Tarif Upah Jam Kerja Selisih Harga Bahan Baku Favourabel / Unfavourabel Mixing 5,333 5, ,685 (35,485,506) UF Table 6,222 5,778 77,561 34,471,635 F Frying 5,333 4,889 45,624 20,277,432 F Toping 5,556 5,778 91,248 (20,277,432) UF Total Selisih Tarif Upah Tenaga Kerja Langsung (1,013,872) UF Sumber : Data sekunder diolah () Dari perhitungan di atas di ketahui bahwa jumlah penyimpangan tarif upah tenaga kerja langsung keseluruhan adalah sebesar 1,013,872 yang sifatnya tidak menguntungkan (Unfavourable). Ini dikarenakan jenis pekerjaan Mixing dan Toping terjadi karena tarif upah standar lebih kecil dari pada tarif upah sesungguhnya. Sedangkan selisih yang menguntungkan (Favourable ) terjadi pada jenis pekerjaan Table dan Frying hal ini terjadi karena tarif upah standar lebih besar dari pada tarif upah sesungguhnya. b. Selisih Efesiensi Upah Langsung Adapun selisih efesiensi upah dapat dihitung dengan cara : 65

23 Tabel 4.17 Selisih Efesiensi Tenaga Kerja Langsung Jenis pekerjaan Jam Kerja Jam kerja Tarif Upah Selisih Harga Bahan Baku Favourabel / Unfavourabel Mixing 136, ,685 5,333 (121,664,593) UF Table 136,873 77,561 6, ,049,264 F Frying 68,436 45,624 5, ,664,593 F Toping 68,436 91,248 5,556 (126,733,951) UF Total Selisih Efisiensi Tenaga Kerja Langsung 242,315,314 F Sumber : Data sekunder diolah () Dari perhitungan di atas di ketahui bahwa jumlah penyimpangan tarif upah tenaga kerja langsung keseluruhan adalah sebesar 242,315,314 yang sifatnya menguntungkan (Favourable). Ini dikarenakan jenis pekerjaan Table dan Frying, hal ini terjadi karena tarif upah standar lebih besar dari pada tarif upah sesungguhnya. Sedangkan selisih yang tidak menguntungkan (Unfavourable ) terjadi pada jenis pekerjaan Mixing dan Toping, hal ini terjadi karena tarif upah standar lebih kecil dari pada tarif upah sesungguhnya. 3. Analisa Varians Biaya Overhead Pabrik Sebelum menganalisa varians biaya overhead pabrik penulis akan menampilkan data total biaya overhead pabrik aktual. 66

24 Tabel 4.18 Biaya Overhead Pabrik PT. Dunkindo Lestari Tahun No Biaya Overhead Pabrik By. Overhead pabrik Biaya Overhead Variabel : 1 Biaya Listrik 235,081,527 2 Biaya Telepon 126,058,333 3 Biaya Air 159,331,787 Jumlah Biaya Variabel 520,471,647 Biaya Overhead Tetap : 1 Biaya Pemeliharaan & Perawatan 355,974,973 2 Biaya Penyusutan Mesin 90,987,596 3 Biaya Penyusutan Gudang 82,675,489 Biaya Penyusutan Inventaris 4 Prod 132,150,173 Jumlah Biaya Tetap 661,788,231 Total Biaya Overhead 1,182,259,878 Sumber : PT. Dunkindo Lestari Untuk mempermudah melakukan analisa, penulis mencoba membuat analisa rekapitulasi biaya bahan baku standar dikurangi dengan biaya bahan baku aktual. Tabel 4.19 Rekapitulasi Biaya Overhead Pabrik PT. Dunkindo Lestari Biaya Overhead Pabrik Kapasitas Biaya Overhead Tarif BOP Total Biaya Overhead Kapasitas Normal Biaya Overhead Tarif BOP Total Biaya Overhead Total Varians Biaya Overhead Pabrik Biaya Variabel 410,618 Rp 1, ,741, ,119 Rp1, ,471,647 (27,730,047) Biaya Tetap 410,618 Rp 1, ,705, ,119 Rp1, ,788, ,916,869 Total Varians Biaya Overhead Pabrik 111,186,822 Sumber : Data sekunder diolah () 67

25 Metode Analisa Biaya Overhead pabrik yang digunakan adalah 3 selisih, Adapun metode ini terdiri dari : a. Varians Anggaran BOP Sesungguhnya Rp.1,182,259,878 Anggaran berdasarkan aktivitas sesungguhnya : Kapasitas Normal x Tarif BOP Variabel ( 374,119 x 1,200 ) Rp. 448,942,800 Overhead Tetap yang dianggarkan Rp. 800,705,100 Anggaran berdasarkan jam kerja aktual Rp.1,249,647,900 - Selisih Anggaran Rp. 67,388,022 ( F ) b. Varians Kapasitas Menganggur Anggaran berdasarkan jam kerja aktual Rp. 1,249,647,900 Kapasitas Normal x Tarif Overhead ( 374,119 x 3,150 ) Rp.1,178,474,850 - Selisih Kapasitas Rp. 71,173,050 ( UF) c. Selisih Efesiensi Kapasitas Normal x Tarif Overhead ( 374,119 x 3,150 ) Rp. 1,178,474,850 68

26 Overhead yang dibebankan ke produksi Kapasitas x Tarif Overhead ( 410,618 x 3,150 ) Rp1,293,446,700 - Rp.114,971,850 ( F ) Total Varian Biaya Overhead Pabrik Rp. 111,186,822 ( F ) Jumlah keseluruhan penyimpangan biaya overhead pabrik adalah sebesar Rp. 111,186,822 yang sifatnya menguntungkan (Favorable). Selisih yang menguntungkan ini dapat di ketahui penyebabnya setelah di uraikan menjadi selisih anggaran, selisih kapasitas, selisih efisiensi. Dimana pada selisih anggaran terdapat selisih yang menguntungkan (Favorable) sebesar Rp. 67,388,022. Hal ini terjadi karena biaya overhead pabrik sesungguhnya lebih kecil dari pada anggaran fleksibel pada jam sesungguhnya. Sedangkan untuk selisih kapasitas terdapat selisih yang tidak menguntungkan (Unfavorable) sebesar Rp. 71,173,050. Hal ini terjadi karena jam sesungguhnya lebih besar dari pada jam standar. Dan untuk selisih efisiensi terdapat selisih yang menguntungkan (Favorable) sebesar Rp. 114,971,850. Hal ini terjadi karena biaya overhead pabrik sesungguhnya lebih kecil dari pada overhead yang dibebankan ke produksi. 69

27 E. Peranan Biaya dalam meningkatkan efisiensi biaya produksi PT. Dunkindo Lestari PT. Dunkindo Lestari dalam melaksanakan kegiatannya telah menggunakan biaya standar untuk meningkatkan biaya produksi. Dimana biaya standar ini disusun berdasarkan atas pengalaman tahun sebelumnya dan proyeksi untuk tahun berikutnya dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi biaya standar tahun lalu. Biaya standar sangat berperan bagi PT. Dunkindo Lestari untuk meningkatkan biaya produksi. Biaya standar memberikan pedoman kepada manajemen berapa biaya yang seharusnya untuk melaksanakan kegiatan produksi. Sehingga dapat merangsang masing-masing individu dalam melaksanakan pekerjaannya secara efisien dan efektif. Selain itu manajemen dapat mendekteksi kegiatan-kegiatan dalam perusahaan yang biayanya menyimpang dari biaya standar melalui metode analisis selisih, yaitu dengan cara membandingkan antara biaya standar dengan biaya yang sesungguhnya terjadi. Dari analisis ini dapat diketahui selisih yang terjadi, selisih yang menguntungkan ( favorable) atau tidak menguntungkan (unfavorable). Dengan diketahuinya selisih ini berarti manajemen dapat mengetahui apakah biaya yang telah dikeluarkan dapat dikendalikan dengan baik sesuai standar yang di tetapkan, untuk analisis varians tenaga kerja langsung mengalami keuntungan ( Favourable ) sebesar Rp. 241,301,442 sedangkan analisis varian biaya overhead pabrik juga mengalami keuntungan ( Favourable ) sebesar Rp. 111,186,822. Tetapi dalam perhitungan analisis biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik ada beberapa analisis yang mengalami kerugian ( Unfavourable ) yaitu terdapat pada selisih tarif 70

28 upah tenaga kerja langsung yang mengalami kerugian sebesar Rp. 1,013,872 dan varians kapasitas menganggur yang mengalami kerugian sebesar Rp. 71,173,

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN 35 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Aktivitas Perusahaan Dan Proses Produksi 1. Aktivitas Perusahaan Pada umumnya aktivitas awal dari keseluruhan perusahaan adalah aktivitas yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Armanto Witjaksono Akuntansi Biaya, Graha Ilmu, Yogyakarta

DAFTAR PUSTAKA. Armanto Witjaksono Akuntansi Biaya, Graha Ilmu, Yogyakarta DAFTAR PUSTAKA Astuti, Tri.2010. Analisis Varians Biaya Produksi Sebagai Alat Untuk Mengukur Tingkat Efisiensi Biaya Produksi PT. Geni Indivan Lestari, Skripsi Universitas Mercubuana, Jakarta. Armanto

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. mempunyai suatu pedoman, dimana penetapan standar ini memberikan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. mempunyai suatu pedoman, dimana penetapan standar ini memberikan BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penetapan Biaya Produksi Standar Biaya standar merupakan biaya yang dianggarkan terlebih dahulu sebelum perusahaan memulai produksi. Biaya Standar yang ditetapkan

Lebih terperinci

Nama : WENY ANDRIATI NPM : Kelas : 3 EB 18

Nama : WENY ANDRIATI NPM : Kelas : 3 EB 18 ANALISIS PENERAPAN BIAYA STANDAR SEBAGAI PENGENDALI BIAYA PRODUKSI PADA PERUSAHAAN ROTI BUTRI CABANG TAMBUN Nama : WENY ANDRIATI NPM : 28210479 Kelas : 3 EB 18 BAB I. PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Kebutuhan

Lebih terperinci

Nisaa Aqmarina EB10

Nisaa Aqmarina EB10 ANALISIS AKUNTANSI DIFERENSIAL DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENERIMA ATAU MENOLAK PESANAN KHUSUS PADA PERUSAHAAN ROTI LESTARI BOGOR Nisaa Aqmarina 25211190 3EB10 Latar Belakang Masalah Usaha Perencanaan,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penetapan Biaya Produksi Standar Biaya standar merupakan biaya yang dianggarkan terlebih dahulu sebelum perusahaan memulai produksi. Biaya standar yang ditetapkan

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN BIAYA STANDAR SEBAGAI PENGENDALIAN BIAYA PADA SILFIANA BAKERY & CAKE

ANALISIS PENERAPAN BIAYA STANDAR SEBAGAI PENGENDALIAN BIAYA PADA SILFIANA BAKERY & CAKE ANALISIS PENERAPAN BIAYA STANDAR SEBAGAI PENGENDALIAN BIAYA PADA SILFIANA BAKERY & CAKE Nama : NURFITA HANDAYANI NPM : 26213658 Jurusan : S-1 Akuntansi Pembimbing : Cicilia Erly Istia, SE. MMSI LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) PADA CV MAR DONUTS

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) PADA CV MAR DONUTS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) PADA CV MAR DONUTS Nama : Balintang NPM : 24209828 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Sri Supadmini, SE, MM Latar Belakang Perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS PENENTUAN HARGA JUAL PADA UKM RASA BAKERY DENGAN MENGGUNAKAN METODE COST PLUS PRICING DENGAN PENDEKATAN FULL COSTING PADA BULAN AGUSTUS,

ANALISIS PENENTUAN HARGA JUAL PADA UKM RASA BAKERY DENGAN MENGGUNAKAN METODE COST PLUS PRICING DENGAN PENDEKATAN FULL COSTING PADA BULAN AGUSTUS, ANALISIS PENENTUAN HARGA JUAL PADA UKM RASA BAKERY DENGAN MENGGUNAKAN METODE COST PLUS PRICING DENGAN PENDEKATAN FULL COSTING PADA BULAN AGUSTUS, SEPTEMBER, DAN OKTBER 2016 Nama : Ellin Taufanny NPM :

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA DIFERENSIAL DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENERIMA ATAU MENOLAK PESANAN KHUSUS PADA TOKO KUE VANIA FOOD

ANALISIS BIAYA DIFERENSIAL DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENERIMA ATAU MENOLAK PESANAN KHUSUS PADA TOKO KUE VANIA FOOD ANALISIS BIAYA DIFERENSIAL DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENERIMA ATAU MENOLAK PESANAN KHUSUS PADA TOKO KUE VANIA FOOD Nama : Sabrina Dea Nenik M NPM : 28213178 Jurusan : Akuntansi Dosen Pembimbing: Istichanah

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 75 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan maka penulis dapat menarik simpulan bahwa penerapan biaya standar dalam pengendalian biaya produksi

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA BOLU RASA

ANALISIS PENERAPAN BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA BOLU RASA ANALISIS PENERAPAN BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA BOLU RASA Nama : LU LUATUL MA SUMAH NPM : 26214165 Jurusan : S-1 Akuntansi Pembimbing : Risa Septiani, SE., MM LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL PADA PABRIK ROTI DEE- DEE BAKERY DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL PADA PABRIK ROTI DEE- DEE BAKERY DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL PADA PABRIK ROTI DEE- DEE BAKERY DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING Nama : Nur Amelia NPM : 25210114 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Istichanah,

Lebih terperinci

Vina Chris Lady Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Dosen Pembimbing : Haryono, SE., MMSI.

Vina Chris Lady Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Dosen Pembimbing : Haryono, SE., MMSI. Vina Chris Lady 28210376 ANALISIS PERBANDINGAN PENERAPAN SISTEM KONVENSIONAL DAN SISTEM ACTIVITY BASED COSTING (ABC) PADA PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA TOKO AJIB BAKERY Jurusan Akuntansi Fakultas

Lebih terperinci

OLAHAN PANGAN DARI UBI JALAR UNGU

OLAHAN PANGAN DARI UBI JALAR UNGU OLAHAN PANGAN DARI UBI JALAR UNGU 1. Kupas,cuci, lalu kukus ubi ungu. Setelah matang, haluskan. 2. Siapkan bahan kering, terigu, gula 3sdm, susu bubuk,ragi, lalu tuang SKM yg sudah dicairkan dgn 100 ml

Lebih terperinci

PENERAPAN BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI BAKERY. Nama : Dalila Rahmawati Ester Kelas : 3 EB 19 NPM :

PENERAPAN BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI BAKERY. Nama : Dalila Rahmawati Ester Kelas : 3 EB 19 NPM : PENERAPAN BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA NIE NIE BAKERY Nama : Dalila Rahmawati Ester Kelas : 3 EB 19 NPM : 212 10 647 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Mulatsih SE., MM. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

LOGO BAKING TITIS SARI

LOGO BAKING TITIS SARI LOGO BAKING TITIS SARI PENGERTIAN UMUM Proses pemanasan kering terhadap bahan pangan yang dilakukan untuk mengubah karakteristik sensorik sehingga lebih diterima konsumen KHUSUS Pemanasan adonan dalam

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. produksi makanan berupa pia dan roti saronde. Kata Saronde diambil karena

BAB III PEMBAHASAN. produksi makanan berupa pia dan roti saronde. Kata Saronde diambil karena BAB III PEMBAHASAN 3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan Perusahaan Pia Saronde merupakan sebuah perusahaan yang melakukan aktifitas produksi makanan berupa pia dan roti saronde.

Lebih terperinci

ANALISIS SELISIH BIAYA STANDAR DENGAN BIAYA SESUNGGUHNYA UNTUK PENGENDALIAN BIAYA PADA HOME INDUSTRI DI S COOKIE SELAMA BULAN JANUARI 2015

ANALISIS SELISIH BIAYA STANDAR DENGAN BIAYA SESUNGGUHNYA UNTUK PENGENDALIAN BIAYA PADA HOME INDUSTRI DI S COOKIE SELAMA BULAN JANUARI 2015 ANALISIS SELISIH BIAYA STANDAR DENGAN BIAYA SESUNGGUHNYA UNTUK PENGENDALIAN BIAYA PADA HOME INDUSTRI DI S COOKIE SELAMA BULAN JANUARI 2015 Disusun oleh : Nama : Rizky Aulia NPM : 26212597 Jurusan : Akuntansi

Lebih terperinci

ANALISIS SELISIH HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING PADA SARI RASA BAKERY

ANALISIS SELISIH HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING PADA SARI RASA BAKERY ANALISIS SELISIH HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING PADA SARI RASA BAKERY NAMA : AJENG DWI UTAMININGSIH NPM : 20212511 FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN : AKUNTANSI LATAR BELAKANG Mencari

Lebih terperinci

Analisis Selisih Biaya Standar Dengan Biaya Sesungguhnya Untuk Pengendalian Biaya Pada Ranti Toko Roti dan Kue Selama Bulan Februari 2016

Analisis Selisih Biaya Standar Dengan Biaya Sesungguhnya Untuk Pengendalian Biaya Pada Ranti Toko Roti dan Kue Selama Bulan Februari 2016 Analisis Selisih Biaya Standar Dengan Biaya Sesungguhnya Untuk Pengendalian Biaya Pada Ranti Toko Roti dan Kue Selama Bulan Februari 2016 Nama : HANA RIZKI APRILIANI NPM : 23213866 Jurusan : S-1 Akuntansi

Lebih terperinci

Pastry. Pandu Prabowo Susilo

Pastry. Pandu Prabowo Susilo Pastry Pandu Prabowo Susilo Pengertian Pastry merupakan jenis olahan tepung terigu, lemak dan telur yang melewati proses pemanggangan Pada umumnya pastry bertekstur krispy, adonan tidak kalis. Beberapa

Lebih terperinci

EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN BIAYA TENAGA KERJA MELALUI PENERAPAN BIAYA STANDAR PADA TOKO ENNY BAKRY MELIA ULFA

EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN BIAYA TENAGA KERJA MELALUI PENERAPAN BIAYA STANDAR PADA TOKO ENNY BAKRY MELIA ULFA EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN BIAYA TENAGA KERJA MELALUI PENERAPAN BIAYA STANDAR PADA TOKO ENNY BAKRY MELIA ULFA 24211412 LATAR BELAKANG Didalam pengendalian biaya, diperlukan patokan atau standar sebagai

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE-6 BIAYA STANDAR : SUATU ALAT PENGENDALIAN MANAJERIAL

PERTEMUAN KE-6 BIAYA STANDAR : SUATU ALAT PENGENDALIAN MANAJERIAL PERTEMUAN KE-6 BIAYA STANDAR : SUATU ALAT PENGENDALIAN MANAJERIAL A. TUJUAN PEMBELAJARAN. Adapun tujuan pembelajaran dalam bab ini, sebagai berikut : 6.1. Mahasiswa mengetahui tentang standar unit. 6.2.

Lebih terperinci

ANALISIS SELISIH BIAYA BAHAN BAKU STANDAR DALAM PENGENDALIAN BIAYA PADA ARLINO CAKE & TART : SRI INDAH DWI LESTARI : 2A214430

ANALISIS SELISIH BIAYA BAHAN BAKU STANDAR DALAM PENGENDALIAN BIAYA PADA ARLINO CAKE & TART : SRI INDAH DWI LESTARI : 2A214430 ANALISIS SELISIH BIAYA BAHAN BAKU STANDAR DALAM PENGENDALIAN BIAYA PADA ARLINO CAKE & TART NAMA NPM JENJANG/JURUSAN DOSEN PEMBIMBING : SRI INDAH DWI LESTARI : 2A214430 : S1 / AKUNTANSI : Dr. LANA SULARTO.SE,MMSI

Lebih terperinci

SISTEM HARGA POKOK STANDAR

SISTEM HARGA POKOK STANDAR SISTEM HARGA POKOK STANDAR I. BIAYA STANDAR UNTUK BAHAN BAKU DAN TENAGA KERJA LANGSUNG Biaya Standar untuk Bahan Baku dan Tenaga Kerja Langsung mencakup beberapa hal seperti dibawah ini : a. BIAYA STANDAR

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI (Studi pada PT. Malang Indah Genteng Rajawali)

ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI (Studi pada PT. Malang Indah Genteng Rajawali) ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI (Studi pada PT. Malang Indah Genteng Rajawali) Diah Aulia Iswanty Suhadak Achmad Husaini Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Umumnya dalam sebuah penelitian diawali dengan identifikasi masalah. hipotesis dan sekaligus untuk menjawab permasalahan penelitian.

I PENDAHULUAN. Umumnya dalam sebuah penelitian diawali dengan identifikasi masalah. hipotesis dan sekaligus untuk menjawab permasalahan penelitian. I PENDAHULUAN Umumnya dalam sebuah penelitian diawali dengan identifikasi masalah berdasarkan latar belakang tertentu. Dengan maksud dan tujuan yang sudah jelas selanjutnya dikembangkan kerangka pemikiran

Lebih terperinci

Penerapan Biaya Standar Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi Pada Pabrik Kerupuk Kresna. Chriselda Destio 3EB

Penerapan Biaya Standar Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi Pada Pabrik Kerupuk Kresna. Chriselda Destio 3EB Penerapan Biaya Standar Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi Pada Pabrik Kerupuk Kresna Chriselda Destio 3EB18 27211786 PENDAHUUAN atar Belakang 1. Faktor terbesar yang mempengaruhi kegiatan produksi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Biaya Pengertian Biaya Jenis-jenis Biaya

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Biaya Pengertian Biaya Jenis-jenis Biaya 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Menurut Bustami dan Nurlela (2006), biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. berkembang pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. berkembang pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi telah membuat bisnis di Indonesia sangat berkembang pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan sebuah solusi yang tepat agar dapat bertahan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Cirasa Bakery merupakan usaha pembuatan roti yang didirikan oleh bapak M. Ali yang juga merupakan pemilik usaha tersebut pada tahun 1991. Kemudian

Lebih terperinci

ANALISIS SELISIH BIAYA PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE TIGA SELISIH PADA PABRIK KACANG SANGRAI JAYA RAYA

ANALISIS SELISIH BIAYA PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE TIGA SELISIH PADA PABRIK KACANG SANGRAI JAYA RAYA ANALISIS SELISIH BIAYA PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE TIGA SELISIH PADA PABRIK KACANG SANGRAI JAYA RAYA NAMA : SITI RAHAYU W NPM : 27212082 FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN : AKUNTANSI LATAR BELAKANG Mencari

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE VARIABLE COSTING PADA CV. DONAT MADU CIHANJUANG. : Rizki Nur Oktavia NPM :

ANALISIS PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE VARIABLE COSTING PADA CV. DONAT MADU CIHANJUANG. : Rizki Nur Oktavia NPM : ANALISIS PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE VARIABLE COSTING PADA CV. DONAT MADU CIHANJUANG Nama : Rizki Nur Oktavia NPM : 29214640 Jurusan : Akuntansi Dosen Pembimbing : Lista Kuspriatni, SE.,

Lebih terperinci

METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING

METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING 1 Pengertian Metode Harga Pokok Pesanan Metode ini digunakan oleh perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan. Dalam metode ini biaya-biaya produksi dikumpulkan

Lebih terperinci

BAB VI METODE HARGA POKOK PROSES

BAB VI METODE HARGA POKOK PROSES BAB VI METODE HARGA POKOK PROSES Pengumpulan biaya produksi tergantung karakteristik perusahaan dalam melakukan proses produksi : Perusahaan yang berproduksi atas dasar pesanan : pengumpulan biaya produksi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 7 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan

Lebih terperinci

ANALISIS PENENTUAN HARGA JUAL MENGGUNAKAN METODE COST PLUS PRICING PADA HOME INDUSTRI SHERINA BAKERY

ANALISIS PENENTUAN HARGA JUAL MENGGUNAKAN METODE COST PLUS PRICING PADA HOME INDUSTRI SHERINA BAKERY ANALISIS PENENTUAN HARGA JUAL MENGGUNAKAN METODE COST PLUS PRICING PADA HOME INDUSTRI SHERINA BAKERY Nama : Rindi Tri Cahyani NPM : 26212406 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Haryono, SE., MM. LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

Nama : Erning Findiani NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Heru Suharjo, SE., MM

Nama : Erning Findiani NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Heru Suharjo, SE., MM ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PESANAN SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PADA INDUSTRI RUMAHAN BUNDA SULI Nama : Erning Findiani NPM : 22210419 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Heru Suharjo, SE., MM

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. i. Sejarah berdirinya PT DBS Indonesia. meningkatkan standar furniture di Indonesia secara

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. i. Sejarah berdirinya PT DBS Indonesia. meningkatkan standar furniture di Indonesia secara 1 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A Hasil Penelitian 1. Gambaran umum PT DBS Indonesia i. Sejarah berdirinya PT DBS Indonesia PT DBS Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di bidang trading furniture,

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Roti tawar merupakan salah satu produk turunan dari terigu yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia khususnya masyarakat perkotaan, namun tepung terigu yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat waktu, tepat jumlah, tepat mutu dengan biaya yang lebih efisien.

BAB I PENDAHULUAN. tepat waktu, tepat jumlah, tepat mutu dengan biaya yang lebih efisien. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan industri manufaktur di Indonesia mengalami kemajuan yang cukup signifikan. Hal ini terbukti dengan semakin bertambahnya jumlah industri manufaktur

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan

Lebih terperinci

ABSTRAK. vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. vii Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Perusahaan harus dapat menghadapi dan memenangkan persaingan, karena itu tugas perusahaan bukan sekedar memproduksi dan memasarkan produknya, namun mempertimbangkan besar kecilnya biaya yang akan

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE-7 BIAYA STANDAR : SUATU ALAT PENGENDALIAN MANAJERIAL

PERTEMUAN KE-7 BIAYA STANDAR : SUATU ALAT PENGENDALIAN MANAJERIAL PERTEMUAN KE-7 BIAYA STANDAR : SUATU ALAT PENGENDALIAN MANAJERIAL A. TUJUAN PEMBELAJARAN. Adapun tujuan pembelajaran dalam bab ini, sebagai berikut : 7.1. Mahasiswa mengetahui tentang standar unit. 7.2.

Lebih terperinci

ALOKASI BIAYA BERSAMA PADA PRODUK SAMPINGAN DALAM MENGHITUNG HARGA POKOK PRODUKSI (Studi Kasus UKM Pembuatan Tahu Bapak Bambang)

ALOKASI BIAYA BERSAMA PADA PRODUK SAMPINGAN DALAM MENGHITUNG HARGA POKOK PRODUKSI (Studi Kasus UKM Pembuatan Tahu Bapak Bambang) NAMA ALOKASI BIAYA BERSAMA PADA PRODUK SAMPINGAN DALAM MENGHITUNG HARGA POKOK PRODUKSI (Studi Kasus UKM Pembuatan Tahu Bapak Bambang) NPM : 27213456 JURUSAN : RETNO TRI RAHMAWATI : AKUNTANSI PEMBIMBING

Lebih terperinci

APPENDIX A NERACA MASSA. Kapasitas bahan baku: 415 kg tepung terigu/hari Satuan massa : kg Satuan waktu : hari Formulasi opak wafer stick

APPENDIX A NERACA MASSA. Kapasitas bahan baku: 415 kg tepung terigu/hari Satuan massa : kg Satuan waktu : hari Formulasi opak wafer stick APPENDIX A NERACA MASSA Kapasitas bahan baku: 415 kg tepung terigu/hari Satuan massa : kg Satuan waktu : hari Formulasi opak wafer stick Bahan % bahan Tepung terigu 38 Tapioka 3,61 Air 42,71 Minyak 0,83

Lebih terperinci

Written by Administrator Sunday, 06 September :45 - Last Updated Sunday, 06 September :56

Written by Administrator Sunday, 06 September :45 - Last Updated Sunday, 06 September :56 Variasi Kue Kering Yang Tak Ada Habisnya (1) Kue kering sudah akrab di lidah penikmatnya karena kue mungil yang satu ini sudah sangat mudah dan bahkan sering kita jumpai baik di toko-toko kue atau bakery

Lebih terperinci

ANALISIS VARIANS BIAYA OVERHEAD DALAM EFISIENSI HARGA POKOK PRODUKSI

ANALISIS VARIANS BIAYA OVERHEAD DALAM EFISIENSI HARGA POKOK PRODUKSI ANALISIS VARIANS BIAYA OVERHEAD DALAM EFISIENSI HARGA POKOK PRODUKSI (Studi kasus pada PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk Unit Sidoarjo Periode Tahun 2012) Anindyta Diwayanti R.Rustam Hidayat Dwiatmanto Fakultas

Lebih terperinci

Langkah Mudah. Spirit of Global Entrepreneurship. Menulis Proposal Bisnis Sederhana. Gerakan Kewirausahaan Nasional 2013

Langkah Mudah. Spirit of Global Entrepreneurship. Menulis Proposal Bisnis Sederhana. Gerakan Kewirausahaan Nasional 2013 Langkah Mudah Menulis Proposal Bisnis Sederhana Gerakan Kewirausahaan Nasional 2013 Mengapa harus menulis proposal? Penting sebagai langkah awal menformulasikan gagasan bisnis dalam bentuk yang lebih jelas

Lebih terperinci

ANGGARAN FLEKSIBEL DAN HUBUNGAN STANDAR PENYELESAIAN

ANGGARAN FLEKSIBEL DAN HUBUNGAN STANDAR PENYELESAIAN ANGGARAN FLEKSIBEL DAN HUBUNGAN STANDAR PENYELESAIAN Tujuan pembelajaran : 1. Membedakan antara anggaran statis dengan anggaran fleksibel 2. Menghitung dan menggunakan rumus anggaran di dalam menyusun

Lebih terperinci

AKUNTANSI MANAJERIAL AGRI BISNIS [AMA]

AKUNTANSI MANAJERIAL AGRI BISNIS [AMA] AKUNTANSI MANAJERIAL AGRI BISNIS [AMA] Instruktur Djoni Tanopruwito Pengendalian Biaya Produksi BIAYA STANDAR [Standard cost] Biaya standar adalah sebuah benchmark atau norma yang dipergunakan untuk pengukuran

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Cirasa Bakery merupakan usaha pembuatan roti yang didirikan pada tahun 1991 oleh bapak M. Ali yang juga merupakan pemilik usaha tersebut. Kemudian

Lebih terperinci

COST ACCOUNTING MATERI-12 SISTEM BIAYA TAKSIRAN

COST ACCOUNTING MATERI-12 SISTEM BIAYA TAKSIRAN Novera KM COST ACCOUNTING MATERI-12 SISTEM BIAYA TAKSIRAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA SISTEM BIAYA TAKSIRAN Adalah sistem akuntansi biaya produksi yang menggunakan suatu bentuk biaya-biaya yang ditentukan

Lebih terperinci

ANALISIS SELISIH BIAYA STANDAR PRODUK PINTU PADA MOULDING RYAN SAMARINDA BULAN APRIL 2010

ANALISIS SELISIH BIAYA STANDAR PRODUK PINTU PADA MOULDING RYAN SAMARINDA BULAN APRIL 2010 http://www.karyailmiah.polnes.ac.id ANALISIS SELISIH BIAYA STANDAR PRODUK PINTU PADA MOULDING RYAN SAMARINDA BULAN APRIL 2010 E. Retno Maninggarjati (Staf Pengajar Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda)

Lebih terperinci

INDUSTRI PENGOLAHAN ROTI MANIS DI DIVISI BAKERY HYPERMART ROYAL PLAZA SURABAYA

INDUSTRI PENGOLAHAN ROTI MANIS DI DIVISI BAKERY HYPERMART ROYAL PLAZA SURABAYA INDUSTRI PENGOLAHAN ROTI MANIS DI DIVISI BAKERY HYPERMART ROYAL PLAZA SURABAYA LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN OLEH : CINTHIA MARGARETHA SUBAGIO 6103009022 JASLYN FILICYTA LIJANTO 6103009096

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS 7 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Definisi Biaya Menurut Bustami dan Nurlela (2007:4) biaya atau cost adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan

Lebih terperinci

: 1. Mengetahui cara pembuatan roti standart dan roti wortel serta untuk. 2. Mengetahui volume adonan roti standart dan adonan roti wortel

: 1. Mengetahui cara pembuatan roti standart dan roti wortel serta untuk. 2. Mengetahui volume adonan roti standart dan adonan roti wortel Acara Sub acara : Praktikum Food Processing & Technology : Praktikum teknologi baking Hari / tanggal : Selasa / 25 Maret 2014 Tempat Prinsip Tujuan : Lab Gizi STIKes Widya Cipta Husada Malang : Prinsip

Lebih terperinci

Hasil dan Perhitungan Uji Penerimaan Produk dari 30 panelis. Kategori penilaian 1 Perpaduan warna bagus, nice. Warna

Hasil dan Perhitungan Uji Penerimaan Produk dari 30 panelis. Kategori penilaian 1 Perpaduan warna bagus, nice. Warna 101 Panelis ke- Hasil dan Perhitungan Uji Penerimaan Produk dari panelis Penilaian Brownies Roll Cake Kacang Hijau Kategori penilaian 1 Perpaduan warna bagus, nice Warna 2 Kurang soft, terlalu Warna mencolok

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan

Lebih terperinci

Diagram Proses Pembuatan Donat

Diagram Proses Pembuatan Donat Diagram Proses Pembuatan Donat Terigu protein tinggi : sedang (1:1) Gula Mentega Susu Garam Telur Air dingin Dough Mixing Yeast Kneading sampai kalis Tutup dough dengan wadah tertutup dengan aliran oksigen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gemuk untuk diambil dagingnya. Sepasang ceker yang kurus dan tampak rapuh,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gemuk untuk diambil dagingnya. Sepasang ceker yang kurus dan tampak rapuh, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ceker ayam Ceker adalah bagian dari tubuh ayam yang berhubungan langsung dengan benda-benda kotor. Meski demikian, tanpa ceker ayam tidak mungkin menjadi gemuk untuk diambil

Lebih terperinci

CONTOH KASUS ANGGARAN PENJUALAN SAMPAI DENGAN ANGGARAN LABA RUGI

CONTOH KASUS ANGGARAN PENJUALAN SAMPAI DENGAN ANGGARAN LABA RUGI CONTOH KASUS ANGGARAN PENJUALAN SAMPAI DENGAN ANGGARAN LABA RUGI ANGGARAN PENJUALAN A. Apa itu Anggaran Penjualan? Anggaran Penjualan adalah master budget yang menyajikan informasi tentang perkiraan jumlah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi. berkembang semakin maju guna mendapatkan output secara optimal sehingga

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi. berkembang semakin maju guna mendapatkan output secara optimal sehingga II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Dewasa ini persaingan dalam dunia bisnis dirasakan semakin ketat, teknologi berkembang semakin maju guna mendapatkan output secara optimal

Lebih terperinci

PROSES PRODUKSI ROTI MANIS DI VIRGIN CAKE & BAKERY SEMARANG

PROSES PRODUKSI ROTI MANIS DI VIRGIN CAKE & BAKERY SEMARANG PROSES PRODUKSI ROTI MANIS DI VIRGIN CAKE & BAKERY SEMARANG Disusun oleh: Ribka Merlyn Santoso 14.I1.0098 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

Lebih terperinci

EVALUASI BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PABRIK ROTI GANHYSA KEDIRI SKRIPSI

EVALUASI BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PABRIK ROTI GANHYSA KEDIRI SKRIPSI Artikel Skripsi EVALUASI BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PABRIK ROTI GANHYSA KEDIRI SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Akuntani Biaya 1. Pengertian biaya Biaya merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan dalam proses produksi dalam satu perusahaan manufaktur. Terdapat

Lebih terperinci

Business Plan JAR CAKE. Oleh : Nony Prasmiari Fitri Kusumawati

Business Plan JAR CAKE. Oleh : Nony Prasmiari Fitri Kusumawati Business Plan JAR CAKE An Innovative Way To Eat Cake Oleh : Nony Prasmiari Fitri Kusumawati EXECUTIVE SUMMARY Visi dan Misi Perusahaan Visi: Selalu memberikan inovasi terbaru dalam dunia pastry atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Biaya Biaya merupakan salah satu komponen yang sangat penting karena biaya sangat berpengaruh dalam mendukung kemajuan suatu perusahaan dalam melaksanakan aktifitas

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA STANDAR UNTUK MENGENDALIKAN BIAYA PRODUKSI PADA UMKM PRIMA DONUTS KEDIRI

ANALISIS BIAYA STANDAR UNTUK MENGENDALIKAN BIAYA PRODUKSI PADA UMKM PRIMA DONUTS KEDIRI ANALISIS BIAYA STANDAR UNTUK MENGENDALIKAN BIAYA PRODUKSI PADA UMKM PRIMA DONUTS KEDIRI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 38 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil 1. Perhitungan Menurut Perusahaan PT Yeong Shin Indonesia adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang sub assy electronic part dan automotive

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kue bolu merupakan kue berbahan dasar tepung terigu dengan penambahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kue bolu merupakan kue berbahan dasar tepung terigu dengan penambahan 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bolu Kukus Kue bolu merupakan kue berbahan dasar tepung terigu dengan penambahan telur dan gula. Terdapat banyak macam kue bolu, misalnya kue tart yang biasa dihidangkan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. pisang raja berasal dari kawasan Asia Tenggara dan pulau-pulau pasifik barat. Selanjutnya

TINJAUAN PUSTAKA. pisang raja berasal dari kawasan Asia Tenggara dan pulau-pulau pasifik barat. Selanjutnya II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Pisang Raja Pisang raja termasuk jenis pisang buah. Menurut ahli sejarah dan botani secara umum pisang raja berasal dari kawasan Asia Tenggara dan pulau-pulau pasifik barat. Selanjutnya

Lebih terperinci

Saraswati Diana Pembimbing : Haryono, SE.,MM.

Saraswati Diana Pembimbing : Haryono, SE.,MM. ANALISIS SELISIH BIAYA PRODUKSI SEBAGAI PENGENDALIAN BIAYA PADA PERUSAHAAN PT. MOLAX INTERNATIONAL Saraswati Diana 26212845 Pembimbing : Haryono, SE.,MM. Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah,Tujuan Masalah,

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka simpulan dalam penelitian ini adalah : 1. PT Sariyunika Jaya, telah menerapkan biaya standar untuk harga pokok produksi

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI PENGENDALI BIAYA PRODUKSI PADA PERUSAHAAN ROTI SHANIA

ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI PENGENDALI BIAYA PRODUKSI PADA PERUSAHAAN ROTI SHANIA ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI PENGENDALI BIAYA PRODUKSI PADA PERUSAHAAN ROTI SHANIA Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan baik itu perusahaan dagang maupun jasa selalu mengadakan stock persediaan untuk

Lebih terperinci

METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING) A K U N T A N S I B I A Y A T I P F T P UB

METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING) A K U N T A N S I B I A Y A T I P F T P UB METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING) A K U N T A N S I B I A Y A T I P F T P UB Pembebanan Biaya ke Produk 2 Obyek Biaya Biaya Langsung Biaya Bahan Biaya Tenaga Kerja PRODUK Biaya tdk Langsung Biaya

Lebih terperinci

langsung dan biaya overhead pabrik.

langsung dan biaya overhead pabrik. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Landasan Teori 2.1.1.Pengertian Biaya Menurut Supriyono ( 2000 : 16 ) Biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan dan akan

Lebih terperinci

BAB X PENGAWASAN MUTU

BAB X PENGAWASAN MUTU BAB X PENGAWASAN MUTU Pengawasan mutu merupakan aktivitas (manajemen perusahaan) untuk menjaga dan mengarahkan agar kualitas produk dan jasa perusahaan dapat mempertahanan sebagaimana yang telah direncanakan

Lebih terperinci

Dewasa ini semakin banyak bermunculan roti-roti dengan isian yang. variatif. Namun kebanyakan adalah isi dengan citarasa barat.

Dewasa ini semakin banyak bermunculan roti-roti dengan isian yang. variatif. Namun kebanyakan adalah isi dengan citarasa barat. A. Latar Belakang Dewasa ini semakin banyak bermunculan roti-roti dengan isian yang variatif. Namun kebanyakan adalah isi dengan citarasa barat. Padahal disekitar kita begitu banyak bahan-bahan yang berasal

Lebih terperinci

METODE HARGA POKOK PESANAN

METODE HARGA POKOK PESANAN METODE HARGA POKOK PESANAN A. TUJUAN 1. Mengetahui karakteristik perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan 2. Melakukan akumulasi biaya berdasarkan pesanan 3. Membuat ayat jurnal akuntansi biaya

Lebih terperinci

Penentuan Harga Pokok Produksi Roti Coklat dan Roti Keju Menurut Metode Full Costing Pada Pabrik Roti Shania Bakery

Penentuan Harga Pokok Produksi Roti Coklat dan Roti Keju Menurut Metode Full Costing Pada Pabrik Roti Shania Bakery Penentuan Harga Pokok Produksi Roti Coklat dan Roti Keju Menurut Metode Full Costing Pada Pabrik Roti Shania Bakery NAMA : Adisti Pamula Siwi NPM : 20210173 PENDAHULUAN Latar Belakang Harga pokok produksi

Lebih terperinci

Analisa Varian Biaya Overhead Pabrik. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra

Analisa Varian Biaya Overhead Pabrik. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra Analisa Varian Biaya Overhead Pabrik Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra Biaya overhead pabrik (BOP): semua biaya pendukung proses manufacturing di luar biaya bahan baku

Lebih terperinci

ACTIVITY BASED COSTING

ACTIVITY BASED COSTING Modul ke: Akuntansi Biaya ACTIVITY BASED COSTING Fakultas FEB Diah Iskandar SE., M.Si dan Lawe Anasta, SE.,M.S.,Ak Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id Manufacturing Costs Direct Direct Materials

Lebih terperinci

Manfaat Harga Pokok Standar untuk:

Manfaat Harga Pokok Standar untuk: STANDARD COSTING Biaya Standar (Standard Cost) adalah biaya yang ditentukan dimuka, yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya untuk membuat satu satuan produk atau untuk membiayai kegiatan tertentu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang melanda Indonesia sejak akhir tahun 1996 telah

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang melanda Indonesia sejak akhir tahun 1996 telah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Krisis moneter yang melanda Indonesia sejak akhir tahun 1996 telah memicu terjadinya inflasi. Ini akibat kebergantungan kepada bahan baku, barang modal,

Lebih terperinci

Written by Administrator Thursday, 10 September :01 - Last Updated Thursday, 10 September :08

Written by Administrator Thursday, 10 September :01 - Last Updated Thursday, 10 September :08 Kreasi Pound Cake Tampil Baru Anda kenal dengan marble cake atau lapis legit? Umumnya cake-cake ini termask kategori dari jenis pound cake. Anda yang kreatif pasti akan mudah memvariasikan poun cake menjadi

Lebih terperinci

PENGARUH JUMLAH KUNING TELUR TERHADAP KARAKTERISTIK SPONGE CAKE Oleh : Elis Rumini

PENGARUH JUMLAH KUNING TELUR TERHADAP KARAKTERISTIK SPONGE CAKE Oleh : Elis Rumini PENGARUH JUMLAH KUNING TELUR TERHADAP KARAKTERISTIK SPONGE CAKE Oleh : Elis Rumini Abstrak Sponge cake selama ini dikenal sebagai cake dasar dalam pembuatan decorating cake ( kue tart yang dihias). Pada

Lebih terperinci

KHURIYATI NINGSIH EKONOMI / AKUNTANSI

KHURIYATI NINGSIH EKONOMI / AKUNTANSI PENERAPAN BIAYA DIFERENSIAL DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMBELI ATAU MEMBUAT BAKSO DAGING PADA BAKSO ONO ROSO KHURIYATI NINGSIH 22209009 EKONOMI / AKUNTANSI Latar Belakang Pencapaian tujuan badan usaha

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam proses produksi selama satu periode (Soemarso, 1999:295). bahan baku menjadi produk selesai.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam proses produksi selama satu periode (Soemarso, 1999:295). bahan baku menjadi produk selesai. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori. 2.1.1. Biaya Produksi. Biaya produksi (production cost) adalah biaya yang dibebankan dalam proses produksi selama satu periode (Soemarso, 1999:295). Menurut

Lebih terperinci

PEMBUATAN ROTI TAWAR DARI TEPUNG SINGKONG DAN TEPUNG KEDELAI

PEMBUATAN ROTI TAWAR DARI TEPUNG SINGKONG DAN TEPUNG KEDELAI PEMBUATAN ROTI TAWAR DARI TEPUNG SINGKONG DAN TEPUNG KEDELAI Ariestya Arlene 1, Judy Retti Witono 2, dan Maria Fransisca 3 1,2,3 Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Katolik Parahyangan

Lebih terperinci

BIAYA OVERHEAD PABRIK

BIAYA OVERHEAD PABRIK Pert 14 BIAYA OVERHEAD PABRIK T E A M T E A C H I N G U N I V E R S I T A S I S L A M M A L A N G 2016 Biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung

Lebih terperinci

BAB V PROSES PENGOLAHAN

BAB V PROSES PENGOLAHAN BAB V PROSES PENGOLAHAN 5.1. Pengertian Proses pengolahan dapat didefinisikan sebagai proses pembuatan suatu produk dari bahan mentah dan bahan asal, serta kegiatan-kegiatan penanganan dan pengawetan produk

Lebih terperinci

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA Nama ANALISIS PERHITUNGAN BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA HOME INDUSTRI HENDRI BAG NPM : 25209876 : Eka Rahmawati Sunistiani Fakultas / Jurusan Dosen Pembimbing : Ekonomi/Akuntansi

Lebih terperinci

HARGA POKOK STANDAR Karakteristik Harga Pokok Standar : Proses penentuan harga pokok standar

HARGA POKOK STANDAR Karakteristik Harga Pokok Standar : Proses penentuan harga pokok standar HARGA POKOK STANDAR Adalah harga pokok yang ditentukan dimuka sebelum proses produksi berjalan dan merupakan harga pokok yang seharusnya untuk membuat suatu produk tertentu berdasarkan kondisi-kondisi

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Hampir 60% produksi kakao berasal dari pulau Sulawesi yakni

I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Hampir 60% produksi kakao berasal dari pulau Sulawesi yakni I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang Masalah, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pengolahan Cookies Tepung Beras 4.1.1 Penyangraian Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan pada wajan dan disangrai menggunakan kompor,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif.

METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. III. METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Menurut Mardalis (2004:26) penelitian deskriptif di dalamnya terdapat upaya

Lebih terperinci

VII. ANALISIS BIAYA PERSEDIAAN MELALUI PENDEKATAN MODEL PROBABILISTIK

VII. ANALISIS BIAYA PERSEDIAAN MELALUI PENDEKATAN MODEL PROBABILISTIK VII. ANALISIS BIAYA PERSEDIAAN MELALUI PENDEKATAN MODEL PROBABILISTIK Model probabilistik menghitung permintaan/pemakaian terjadi pada usaha MAM. Pada pendekatan model probabilistik ditekan serendah mungkin

Lebih terperinci