BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengaturan Rantai Pasok Pengaturan rantai pasok menurut Schroeder (Operations Management, 2007) adalah perencanaan, disain, dan pengontrolan dari arus informasi dan bahan baku dalam rantai pasok untuk memenuhi keinginan konsumen dengan cara yang efisien sekarang dan di masa mendatang. Jadi bukan hanya arus distribusi barang, tetapi mulai dari pembelian barang baku dari supplier, proses produksi, jaminan kualitas, distribusi barang dan sampai akhirnya ke tangan konsumen adalah bagian dari pengaturan rantai pasok. Sebagai contoh, rantai pasok Starbucks dimulai dari pemilihan penyedia biji kopi, jaminan kualitas ketika pembelian dan pengolahan biji kopi, distribusi biji kopi ke cabang-cabang Starbucks di seluruh dunia, sampai akhirnya dibeli oleh konsumen akhir seperti mahasiswa BiNus Business School. Pengontrolan dari rantai pasok sulit untuk dilakukan secara total mengingat begitu banyaknya pihak yang berperan dalam hal ini dan koordinasi dari setiap pihak tersebut juga mutlak diperlukan, termasuk pelanggan sebagai salah satu bagian penting 6

2 7 dari rantai pasok, karena kepuasan pelanggan merupakan kunci sukses dalam sebuah bisnis. Gambar 2.1 Diagram rantai pasok

3 8 2.2 Pengukuran Kinerja Rantai Pasok Menurut Schroeder, 2007, p197, kinerja dari sebuah rantai pasok dapat diukur dengan menggunakan lima parameter, yaitu: 1. Pengiriman (ontime-delivery). Pengirimana adalah persentase pengiriman tepat waktu yang sesuai dengan permintaan pelanggan. Pesanan yang tidak sampai seutuhnya dan pengiriman yang terlambat tidak termasuk dalam ontime-delivery. 2. Kualitas. Pengukuran langsung dari kualitas adalah tingkat kepuasan pelanggan, yang dapat diukur dengan berbagai cara, misalnya: apakah sudah sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pelanggan? Biasanya hal ini diukur dengan menggunakan variabel kualitatif, misalnya, tidak setuju, setuju, agak setuju dan lain sebagainya. Atau dapat juga diberikan kuesioner kepada pelanggan untuk penilaian, mulai dari tingkat kepuasan terendah sampai tertinggi. Pengukuran yang serupa misalnya berupa kesetiaan pelanggan, yaitu berapa banyak pelanggan yang datang kembali untuk membeli produk setelah membelinya setidaknya satu kali. 3. Waktu. Waktu yang diukur di sini umumnya adalah seberapa lama suatu siklus bisnis berlangsung. Siklus bisnis adalah total waktu barang persediaan ditambah

4 9 lamanya piutang usaha diterima dan lamanya hutang usaha dibayar, sering disebut juga cash to cash. 4. Fleksibilitas. Fleksibilitas adalah waktu yang diperlukan untuk mengubah volume produksi atau campuran produksi dalam persentase tertentu. Dikarenakan permintaan yang tidak selalu sama, fleksibilitas diperlukan agar produsen dapat mengimbangi permintaan dari konsumen. 5. Biaya. Biaya tidak hanya berupa uang, tetapi juga waktu yang harus dikeluarkan untuk memproduksi sesuatu. Terdapat dua cara perhitungan biaya, yang pertama adalah pengukuran total biaya yang dikeluarkan, yaitu besarnya biaya yang diperlukan untuk memproduksi suatu barang. Yang kedua yaitu mengukur efisiensi atau produktivitas.

5 Lima Komponen Rantai Pasok Gambar 2.2 Lima Komponen Rantai Pasok Dari Gambar 2.2 di atas dapat dilihat bahwa kelima komponen tersebut saling bertinteraksi satu sama lain, dan tidak selalu perbaikan dalam satu komponen akan berpengaruh positif terhadap komponen lainnya.

6 Logistik Logistik adalah salah satu bagian dari rantai pasok. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam logistik antara lain : 1. Apakah pengantaran bahan baku sudah dilakukan dengan cara yang benar? 2. Metode pengemasan dan transportasi barang jadi. 3. Cara mengatasi kerugian. 4. Inspeksi harus dilakukan pada bagian mana saja. 5. Manajemen persediaan.. Pembelajaran logistik sangat penting untuk membuat sebuah rantai pasok yang lurus, ringkas dan efisien agar dapat memberikan keuntungan dalam hal fleksibilitas untuk mengubah volume produksi, ramalan jangka pendek dan jangka panjang, serta kemampuan produksi just in time. 2.5 Pengurangan Biaya Pada dasarnya, pengurangan biaya adalah metode yang terorganisir dan terencana untuk mengurangi pemborosan (produksi berlebih, waktu tunggu, transportasi, proses, persediaan, pergerakan dan cacat) serta mengurangi biaya operasi dengan maksud untuk meningkatkan keuntungan. Karena pengurangan biaya di satu sisi dapat

7 12 menimbulkan pembengakkan di sisi lainnya, maka trade-off dari suatu pengurangan biaya harus dihitung, agar tidak semakin merugikan. Beberapa prinsip dalam program pengurangan biaya: 1. Pengurangan biaya tidak dapat dilakukan hanya dengan mengirimkan surat dari atasan ke bawahan. Tanpa dukungan dari atasan dan tindakan spesifik, pengurangan biaya tidak akan dapat berjalan. 2. Pengurangan biaya tidak hanya tanggungjawab dari divisi akunting. Laporan dari divisi akunting hanya dapat digunakan sebagai alat untuk mengontrol efektivitas atau validalitas dari program pengurangan biaya yang dijalankan, bukan sebagai pelopor dari sebuah renacan pengurangan biaya. 3. Pengurangan biaya bukan hanya berupa perintah dari atasan, karena pengurangan biaya seharusnya bisa dipertahankan setelah dicapai. 4. Pengurangan biaya tidak hanya tanggung jawab beberapa bagian, tetapi merupakan kerjasama dari seluruh bagian dan seharusnya menjadi bagian dari budaya perusahaan.

8 Kategori Dalam Pengurangan Biaya Pengurangan biaya dapat dibagi menjadi tiga kategori agar implementasinya lebih efektif, yaitu : 1. Pencegahan Pemborosan. Pencegahan pemborosan adalah penggunaan secara hemat dari material, peralatan, pekerja dan sumber daya lainnya. Secara singkat adalah pemakaian hemat seluruh sumber daya yang digunakan dalam proses produksi. Klasifikasi ini adalah pengimlementasian prinsip bahwa pengurangan pemborosan yang baik adalah mencegahnya sebelum terjadi. Hal ini merupakan yang paling mudah untuk dilakukan karena bersifat tidak kelihatan, hasilnya segera dan dapat diukur serta semua pihak dapat turut berperan serta. 2. Analisa Operasional. Kebalikan dari yang pertama, analisa operasional dilakukan ketika proses produksi sedang berjalan. Tujuannya adalah untuk mengetahui ketidakefisienan dan membuat perubahan positif, yang akhirnya dapat mengurangi biaya. Dalam melakukan bisnisnya selama bertahun-tahun, sebuah perusahaan pastinya akan menemukan bahwa cara-cara yang selama ini dilakukan sudah ketinggalan jaman dan ada cara baru yang lebih baik dan

9 14 efisien untuk dilakukan. Biasanya prosedur-prosedur ini masih dipertahankan karena kebiasaan. 3. Ide Inovatif. Tidak ada perusahaan yang bergerak sendiri di bidangnya. Para pesaing selalu muncul setiap saat.dan tidak jarang juga ide-ide untuk pengurangan biaya dapat diambil dari perusahaan pesaing. 2.7 Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan dalam Program Pengurangan Biaya Motivasi dan stimulasi, dua kata ini penting dalam proses pengurangan biaya. Pihak manajerial harus dapat memotivasi pekerja untuk melakukan pengurangan biaya dan akhirnya para pekerja harus dapat menstimulasi dirinya sendiri untuk mempertahankan hal ini dan memunculkan ide-ide baru lainnya. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam melakukan program pengurangan biaya antara lain : 1. Membuat suatu daftar, yang di dalamnya termasuk klasifikasi biaya dan prosedur-prodesur untuk mengukur tanggungjawab, target, objektif serta evaluasi.

10 15 2. Membentuk sebuah komite untuk membagi tanggungjawab serta perlu diingat juga untuk dibuat sebuah sistem penghargaan bagi para pekerja yang sudah berhasil memberikan hasil yang baik. 3. Menyimpan data tentang semua kegiatan yang sudah pernah dilakukan., lengkap dengan siapa yang bertanggungjawab di setiap program, baik yang masih berjalan ataupun kegiatan yang sudah selesai dilaksanakan. Hal ini penting sebagai persiapan untuk membuat laporan dan strategi perusahaan. 4. Menyimpan semua ide-ide yang muncul dalam usaha pengurangan biaya. Ide-ide ini dapat muncul dari para pekerja sendiri, publikasi, asosiasi industri, konsultan profesional dan seminar. Untuk implementasi lebih lanjut, ide-ide tersebut dapat diklasifikasikan ke dalam tiga hal, yaitu under study, implemented dan rejected. 5. Komunikasi adalah hal terpenting dalam program pengurangan biaya, karena seluruh pekerja perlu mengetahui bahwa program ini sedang dijalankan, bagaimana prosedur dan tanggungjawabnya. Pengurangan biaya dapat berjalan dengan baik apabila tujuannya sudah dapat dipahami oleh semua pihak. Tujuan utama pengurangan biaya tentunya untuk meningkatkan keuntungan. Kebanyakan kegiatan bersifat mengurangi biaya-biaya yang diperlukan. Walaupun begitu, analisa lengkap mengenai kegiatan ini mutlak diperlukan, karena terkadang biaya perlu dikeluarkan agar biaya dapat ditekan.

11 Batubara dan Industrinya Persediaan batubara memiliki beragam kualitas dari lignite(batubara yang sangat lunak yang mengandung air 35-75% dari beratnya) sampai antrasit(kadar air kurang dari 8%). Cadangan terbanyak ditemukan di Sumatera bagian selatan sedangkan cadangan dengan kualitas lebih tinggi terdapat lebih banyak di Kalimantan bagian timur. Batubara produksi Indonesia kebanyakan memiliki tingkat panas dari rendah ke menengah, dengan tingkat ash dan sulfur yang rendah. Rata-rata kandungan sulfur batubara Indonesia yang diproduksi secara komersil berada pada level di bawah 1%. Tetapi walaupun begitu, kebanyakan batubara Indonesia dijual dalam bentuk campuran untuk memenuhi standar polusi negara tujuan. Tabel 2.1 Produsen Batubara di Indonesia Produsen Batubara Terbesar di Indonesia pada tahun 2005 No Perusahaan Lokasi Output 1 PT Kaltim Prima Coal Kaltim PT Adaro Indonesia Kalsel PT Kideco Jaya Agung Kaltim PT Arutmin Indonesia Kalsel PT Berau Coal Kaltim PTBA Kalsel PT Indominco Mandiri Kaltim PT Gunung Bayan Pratamacoal Kaltim PT Anugrah Bara Kaltim Kaltim PT Jorong Barutama Greston Kalsel 3029

12 17 Tabel 2.2 Jumlah Ekspor Batubara di Dunia Ekspor batubara di seluruh dunia Region Asia Eropa Amerika Australia Lainnya Total Jenis-jenis batubara adalah sebagai berikut: 1. Clean Coal Semua batubara yang bersih dari pemborosan, kontaminasi, oksidasi, erosi cuaca, pembakaran dan/atau sejumlah signifikan dari pemborosan internal atau sisa dari jalur batubara setelah pemisahan batubara kotor dan sejumlah bagian signifikan. 2. Contaminated Coal Batubara yang mengandung material-material yang tidak diinginkan, termasuk tetapi tidak terbatas pada logam, kayu, plastik, minyak, karet, materi organik dan sampah. Batubara memiliki berbagai macam jenis, dimana jenisnya dibedakan berdasarkan spesifikasi sebagai berikut: 1. Total Moisture Total kandungan air yang terdapat pada batubara itu sendiri, terbagi atas empat macam, yaitu surface, hydroscopic, decomposition dan mineral moisture.

13 18 2. Inherent Moisture Moisture yang terkandung di dalam batubara dan bukan di permukaannya seperti surface moisture, dapat dikatakan seperti kandungan air yang melekat pada batubara. 3. Calorific Values Nilai energi dari batubara yang dapat dihasilkan ketika batubara tersebut dibakar. Harga dari batubara sebagian besar ditentukan oleh nilai ini, semakin tinggi nilai calorific value, semakin tinggi juga harga dari batubara tersebut. 4. Volatile Matters Bagian dari batubara kecuali moisture, biasanya terdiri dari campuran rantai hidro-karbon yang panjang dan pendek, hidro-karbon aromatik dan sulfur. Kandungan yang terdapat dalam spesifikasi batubara dapat dihitung dengan dasar: 1. AR (As Received) AR adalah kondisi atau kualitas dari batubara saat diterima oleh pembeli, termasuk total moisture. 2. AD (Air Dried) AD adalah kondisi atau kualitas batubara yang hanya termasuk inherent moisture. 3. Dry Basis (DB)

14 19 DB adalah kondisi atau kualitas batubara yang tidak mengandung semua jenis moisture. 4. Dry Ash Free (DAF) DAF adalah kondisi atau kualitas batubara yang tidak mengandung semua jenis moisture dan abu. 2.9 Daftar Istilah dalam Industri Batubara Untuk mengenal lebih dalam mengenai industri batubara, kita harus terlebih dahulu mengenal istilah-istilah di bawah ini yang diambil dari Indonesian Coal Book 2006/2007 dan diterbitkan oleh Petromindo.Com, Indonesian Oil, Mining and Energy News: 1. Kuasa Pertambangan (KP). Kuasa Pertambangan adalah ijin pertambangan yang diberikan di setiap kegiatan pertambangan, yaitu: KP Survei Umum, KP Eksplorasi, KP Eksploitasi, KP Proses dan Penyulingan, KP Transportasi dan Penjualan. Untuk ijin KP Survei Umum, KP Eksplorasi, KP Eksploitasi, luas daerah maksimum adalah ha, ha dan ha untuk masing-masing Kuasa Pertambangandan satu perusahaan maksimal hanya boleh memiliki tidak lebih dari lima ijin.

15 20 2. Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B). PKP2B adalah ijin pertambangan yang diberikan sekali untuk semua tahap pertambangan yaitu: survei umum, studi kelayakan, konstruksi dan operasi. Maksimum daerah penambangan dengan ijin PKP2B adalah seluas hektar dan 25% dari daerah ini harus dikembalikan kepada pemerintah setelah ijinnya habis. 3. Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) AMDAL disiapkan untuk perusahaan tambang sebagai panduan dari Kementrian Lingkungan Hidup, sesuai dengan PP 51 tahun 1993 dan Perpu N0 tahun 1982 mengenai pengaturan lingkungan mendasar. 4. Grubbing Grubbing merupakan pemisahan topsoil dan sisa-sisa permukaan dari sistem akar vegetasi. 5. Interburden Interburden merupakan semua material tanah dan batuan diantara jalur-jalur batubara dan memiliki ketebalan nyata lebih dari 0,1meter, dan dapat disebut juga sebagai overburden. 6. Tonnes Perhitungan berat batubara, yang terdiri dari beberapa jenis: Metric Ton: kilogram Imperial atau Long Ton: 1.016,05 kilogram

16 21 Short Ton : kilogram 7. ROM Run of Mine, adalah lokasi dari ROM Coal dalam pemetaan yang diberikan oleh penambang. 8. ROM Coal Run of Mine Coal, ditambang sebagai bagian dari kontrak yang setelah diproses, dapat dijual untuk mendapatkan keuntungan. Terdiri dari jalur batubara asli ditambah dengan pengikisan lainnya (coal roof, floor losses dan loss lainnya) 9. Stripping Ratio Stripping ratio merupakan perbandingan banyaknya material yang ditambang dengan batubara yang dihasilkan. Misalkan stripping ratio 10:1, maka dari 10 ton material yang berhasil ditambang, maka dihasilkan 1 ton batubara. 10. Hauling Hauling adalah pengangkutan batubara dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan truk. 11. Stockpile Stockpile merupakan tempat penyimpanan sementara batubara setelah ditambang dari Pit (lokasi tambang). 12. Jetty Jetty disebut juga port atau pelabuhan, tempat tongkang berlabuh untuk menunggu proses pengisian batubara.

17 Peralatan-peralatan dalam Industri Batubara Peralatan-peralatan yang dipakai dalam industri batubara adalah sebagai berikut: 1. Dump Truck ( Dump truck adalah kendaraan berat untuk mengangkut batubara dari lokasi tambang batubara ke stockpile atau mengangkut tanah permukaan. Kendaraan tersebut menggunakan material wear plate steel dan system hydraulic telescopic. Gambar 2.3 Dump Truck

18 23 2. Crusher ( Crusher merupakan sebuah mesin yang digunakan untuk mengurangi ukuran dari sebuah materi padat atau membuatnya menjadi potongan-potongan yang lebih kecil. Gambar 2.4 Crusher

19 24 3. Tongkang ( Tongkang adalah perahu dengan permukaan dasar yang rata, yang biasanya digunakan di sungai-sungai untuk mengangkut material berat. Sebagian basar tongkang tidak memiliki mesin pendorong sendiri dan menggunakan Tug Boat untuk menariknya. Gambar 2.5 Tongkang

20 25 4. Belt Conveyor ( Belt conveyor adalah alat mekanik yang digunakan untuk mengangkut material yang digerakkan setidaknya oleh dua atau lebih katrol. Salah satu atau kedua katrol yang ada digerakkan oleh mesin dan lalu membawa material yang diinginkan ke tempat tujuan. Gambar 2.6 Belt Conveyor

21 26 5. Dozers ( Dozer adalah sebuah truk yang dilengkapi dengan sebuah lempengan besar yang disebut dengan dozer blade, digunakan untuk mendorong sejumlah besar material seperti tanah, pasir dan lainnya. Gambar 2.7 Dozer

22 27 6. Excavator ( Excavator merupakan sebuah alat mekanikal yang dilengkapi dengan sebuah lengan, penampung dan sebuah kabin yang dapat berputar 360, yang disusun di atas kendaraan yang bergerak biasanya dengan roda ataupun rantai. Gambar 2.8 Excavator

23 28 7. Wheel Loader ( Wheel loader adalah sebuah alat mekanik yang umumnya digunakan untuk mengisi material ke dalam alat lainnya seperti dump truk. Gambar 2.9 Wheel Loader

24 29 8. Grader ( Grader merupakan sebuah alat mekanik yang digunakan untuk meratakan permukaan. Biasanya digunakan untuk meratakan permukaan tanah. Gambar 2.10 Greder

Jauhari Alafi

Jauhari Alafi Jauhari Alafi - 4106.100.045 Latar Belakang Produksi batubara Indonesia meningkat dari 2 juta ton pada 1985, 155 juta ton pada 2005, menjadi lebih dari 350 juta ton pada 2011. Kalimantan memiliki kondisi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada beberapa perusahaan, apakah ini perusahaan jasa maupun perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada beberapa perusahaan, apakah ini perusahaan jasa maupun perusahaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada beberapa perusahaan, apakah ini perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur selalu memerlukan persediaan. Tanpa persediaan para pengusaha suatu waktu akan dihadapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Batu bara

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Batu bara BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sumber daya alam atau biasa disingkat SDA adalah sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan dan kebutuhan hidup manusia agar hidup lebih sejahtera yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. batubara menjadi semakin meningkat. Hal ini terjadi karena batubara merupakan

BAB I PENDAHULUAN. batubara menjadi semakin meningkat. Hal ini terjadi karena batubara merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Selama dekade terakhir, industri pertambangan batubara menjadi primadona di bidang industri pertambangan. Sejalan dengan terjadinya peningkatan kebutuhan energi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan Lokasi tambang Perusahaan terletak di daerah Kutai Lama, Kecamatan Anggana, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Luas areal Kuasa Pertambangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang industri pertambangan batubara dan mineral, dengan

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang industri pertambangan batubara dan mineral, dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT IR merupakan perusahaan induk dengan beberapa bisnis utama yang bergerak di bidang industri pertambangan batubara dan mineral, dengan kepemilikan beberapa konsesi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Untuk menyediakan solusi terhadap masalah rantai pasok yang dihadapi oleh Perusahaan, maka diagram kerja terstruktur dari McKinsey digunakan untuk menghasilkan hipotesis berdasarkan

Lebih terperinci

ejournal Teknik sipil, 2012, 1 (1) ISSN ,ejurnal.untag-smd.ac.id Copyright 2012

ejournal Teknik sipil, 2012, 1 (1) ISSN ,ejurnal.untag-smd.ac.id Copyright 2012 ejournal Teknik sipil, 2012, 1 (1) ISSN 0000-0000,ejurnal.untag-smd.ac.id Copyright 2012 ANALISA TEKNIS PRODUKSI ALAT BERAT UNTUK PENGUPASAN BATUAN PENUTUP PADA PENAMBANGAN BATUBARA PIT X PT. BINTANG SYAHID

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan tambang mineral lainnya, menyumbang produk domestik bruto (PDB)

BAB I PENDAHULUAN. dengan tambang mineral lainnya, menyumbang produk domestik bruto (PDB) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Batubara menempati posisi strategis dalam perekonomian nasional. Penambangan batubara memiliki peran yang besar sebagai sumber penerimaan negara, sumber energi

Lebih terperinci

A. JUDUL KAJIAN TEKNIS TERHADAP SISTEM PENIMBUNAN BATUBARA PADA STOCKPILE DI TAMBANG TERBUKA BATUBARA PT. GLOBALINDO INTI ENERGI KALIMANTAN TIMUR

A. JUDUL KAJIAN TEKNIS TERHADAP SISTEM PENIMBUNAN BATUBARA PADA STOCKPILE DI TAMBANG TERBUKA BATUBARA PT. GLOBALINDO INTI ENERGI KALIMANTAN TIMUR A. JUDUL KAJIAN TEKNIS TERHADAP SISTEM PENIMBUNAN BATUBARA PADA STOCKPILE DI TAMBANG TERBUKA BATUBARA PT. GLOBALINDO INTI ENERGI KALIMANTAN TIMUR B. ALASAN PEMILIHAN JUDUL PT. Globalindo Inti Energi merupakan

Lebih terperinci

OUTLOOK KRIKIL JASA PERTAMBANGAN

OUTLOOK KRIKIL JASA PERTAMBANGAN OUTLOOK KRIKIL JASA PERTAMBANGAN GAMBAR SURAM PERTAMBANGAN Beberapa tahun terakhir ini, harga batu bara terus melemah. Hasil riset Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) bersama PriceWaterhouseCoopers

Lebih terperinci

[TAMBANG TERBUKA ] February 28, Tambang Terbuka

[TAMBANG TERBUKA ] February 28, Tambang Terbuka Tambang Terbuka I. Pengertian Tambang Terbuka Tambang Terbuka (open pit mine) adalah bukaan yang dibuat dipermukaan tanah, betujuan untuk mengambil bijih dan akan dibiarkan tetap terbuka (tidak ditimbun

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Folw Chart Metodologi Penelitian Dalam memecahkan masalah pada penelitian yang diamati dibutuhkan langkanglangkah untuk menguraikan pendekatan dan model dari masalah tersebut.

Lebih terperinci

PROSES PENAMBANGAN BATUBARA

PROSES PENAMBANGAN BATUBARA PROSES PENAMBANGAN BATUBARA 1. Pembersihan lahan (land clearing). Kegiatan yang dilakukan untuk membersihkan daerah yang akan ditambang mulai dari semak belukar hingga pepohonan yang berukuran besar. Alat

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Tambang batubara merupakan salah satu penggerak roda perekonomian dan pembangunan nasional Indonesia baik sebagai sumber energi maupun sumber devisa negara. Deposit batubara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Kontribusi batubara terhadap kebutuhan total energi dunia berkisar 23%.

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Kontribusi batubara terhadap kebutuhan total energi dunia berkisar 23%. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Batubara merupakan sumber energi yang penting dan banyak digunakan di dunia. Kontribusi batubara terhadap kebutuhan total energi dunia berkisar 23%. Penggunaan batubara

Lebih terperinci

PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A10911 TENTANG

PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A10911 TENTANG PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A10911 TENTANG PENGAMBILALIHAN SAHAM PERUSAHAAN PT CITRA TOBINDO SUKSES PERKASA OLEH PT INDONESIA COAL RESOURCES I. LATAR BELAKANG 1.1 Pada tanggal 4 Mei

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan Perusahaan Pertambangan Batubara*

Metodologi Pemeringkatan Perusahaan Pertambangan Batubara* ICRA Indonesia Rating Feature January 2011 Metodologi Pemeringkatan Perusahaan Pertambangan Batubara* Ikhtisar Indonesia tercatat sebagai salah satu produsen batubara terbesar, eksportir batubara terbesar

Lebih terperinci

4.1. Pengolahan Data BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Pengumpulan data merupakan kegiatan mencari data-data yang diperlukan sebagai bahan penulis untuk melakukan analisa untuk melakukan analisa sesuai

Lebih terperinci

AUDIT ENERGI DI SEKTOR TRANSPORTASI AREA PERTAMBANGAN BATUBARA STUDI KASUS ANALISIS INDEKS BAHAN BAKAR (FUEL INDEKS) BAB I PENDAHULUAN

AUDIT ENERGI DI SEKTOR TRANSPORTASI AREA PERTAMBANGAN BATUBARA STUDI KASUS ANALISIS INDEKS BAHAN BAKAR (FUEL INDEKS) BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT Arutmin indonesia adalah salah satu perusahaan penghasil dan pengekspor batubara terbesar di Indonesia. PT Arutmin mengoperasikan 5 tambang yaitu Senakin,

Lebih terperinci

PT GOLDEN EAGLE ENERGY Tbk MATERI PAPARAN PUBLIK (PUBLIC EXPOSE )

PT GOLDEN EAGLE ENERGY Tbk MATERI PAPARAN PUBLIK (PUBLIC EXPOSE ) PT GOLDEN EAGLE ENERGY Tbk MATERI PAPARAN PUBLIK (PUBLIC EXPOSE ) FOUR SEASONS HOTEL 16 JUNI 2014 DAFTAR ISI 1 SEKILAS MENGENAI PERSEROAN 2 KINERJA PERSEROAN 3 STRATEGI PERSEROAN SEKILAS MENGENAI PERSEROAN

Lebih terperinci

Artikel Pendidikan 23

Artikel Pendidikan 23 Artikel Pendidikan 23 RANCANGAN DESAIN TAMBANG BATUBARA DI PT. BUMI BARA KENCANA DI DESA MASAHA KEC. KAPUAS HULU KAB. KAPUAS KALIMANTAN TENGAH Oleh : Alpiana Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Mataram

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORETIS. pemasaran (yang sering disebut dengan istilah saluran distribusi). Saluran

BAB II KERANGKA TEORETIS. pemasaran (yang sering disebut dengan istilah saluran distribusi). Saluran BAB II KERANGKA TEORETIS 2.1. Teori Tentang Distribusi 2.1.1. Pengertian Distribusi Kebanyakan produsen bekerja sama dengan perantara pemasaran untuk menyalurkan produk-produk mereka ke pasar. Mereka membantu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Krisis Global yang belum mereda sangat mempengaruhi Industriindustri

BAB 1 PENDAHULUAN. Krisis Global yang belum mereda sangat mempengaruhi Industriindustri BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Krisis Global yang belum mereda sangat mempengaruhi Industriindustri di India, Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Malaysia, Thailand, Vietnam dan juga

Lebih terperinci

Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 9/KPPU/PDPT/IV/2014 TENTANG

Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 9/KPPU/PDPT/IV/2014 TENTANG Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 9/KPPU/PDPT/IV/2014 TENTANG PENILAIAN TERHADAP PENGAMBILALIHAN SAHAM PERUSAHAAN PT ASTRINDO MAHAKARYA

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KUALITAS BATUBARA DENGAN SISTIM PENCAMPURAN PADA PT. BUKIT BAIDURI ENERGI SITE MERANDAI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA KALIMANTAN TIMUR

PENGENDALIAN KUALITAS BATUBARA DENGAN SISTIM PENCAMPURAN PADA PT. BUKIT BAIDURI ENERGI SITE MERANDAI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA KALIMANTAN TIMUR PENGENDALIAN KUALITAS BATUBARA DENGAN SISTIM PENCAMPURAN PADA PT. BUKIT BAIDURI ENERGI SITE MERANDAI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA KALIMANTAN TIMUR USMAN Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda

Lebih terperinci

PT GOLDEN EAGLE ENERGY Tbk MATERI PAPARAN PUBLIK (PUBLIC EXPOSE)

PT GOLDEN EAGLE ENERGY Tbk MATERI PAPARAN PUBLIK (PUBLIC EXPOSE) PT GOLDEN EAGLE ENERGY Tbk MATERI PAPARAN PUBLIK (PUBLIC EXPOSE) JW MARRIOTT HOTEL - 02 JUNI 2016 DAFTAR ISI 1 2 3 4 SEKILAS MENGENAI PERSEROAN TINJAUAN INDUSTRI TINJAUAN KINERJA PERSEROAN STRATEGI PERSEROAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber cadangan batubara yang cukup besar, akan tetapi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber cadangan batubara yang cukup besar, akan tetapi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki sumber cadangan batubara yang cukup besar, akan tetapi baru sedikit yang dapat dieksploitasikan. Potensi batubara yang dimiliki Provinsi Sumatera

Lebih terperinci

BAB IV PENAMBANGAN 4.1 Metode Penambangan 4.2 Perancangan Tambang

BAB IV PENAMBANGAN 4.1 Metode Penambangan 4.2 Perancangan Tambang BAB IV PENAMBANGAN 4.1 Metode Penambangan Cadangan Batubara yang terdapat dalam daerah penambangan Sangasanga mempunyai kemiringan umum sekitar 10-15 dan dengan cropline yang berada di sisi barat daerah

Lebih terperinci

BAB VI PROSES MIXING DAN ANALISA HASIL MIXING MELALUI UJI PEMBAKARAN DENGAN PEMBUATAN BRIKET

BAB VI PROSES MIXING DAN ANALISA HASIL MIXING MELALUI UJI PEMBAKARAN DENGAN PEMBUATAN BRIKET BAB VI PROSES MIXING DAN ANALISA HASIL MIXING MELALUI UJI PEMBAKARAN DENGAN PEMBUATAN BRIKET 6.1. Tujuan Praktikum Tujuan dari praktikum proses mixing dan analisa hasil mixing melalui uji pembakaran dengan

Lebih terperinci

MANAGEMENT MAINTENANCE REPORT EX BAB I PENDAHULUAN

MANAGEMENT MAINTENANCE REPORT EX BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Saat ini kemajuan di dunia industri semakin menunjukkan efek yang besar di dalam pasar dunia, hal ini terjadi juga karena adanya SDA (Sumber Daya Alam) yang mendukung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah Pulau Sebuku terletak pada koordinat 116,3384 o 116,3640 o BT dan 03,5209 o 03,5771 o LS (Bakosurtanal) di selatan garis ekuator, sebelah tenggara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertambangan, khususnya batubara merupakan salah satu komoditas yang penting untuk memenuhi kebutuhan energi yang semakin meningkat. Batubara saat ini menjadi

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Izin Khusus. Pertambangan. Mineral Batu Bara. Tata Cara.

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Izin Khusus. Pertambangan. Mineral Batu Bara. Tata Cara. No.1366, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Izin Khusus. Pertambangan. Mineral Batu Bara. Tata Cara. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Wilayah

BAB 1 PENDAHULUAN. Wilayah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketersediaan listrik merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting bagi masyarakat Indonesia. Hal ini dikarenakan berbagai kegiatan dapat dilakukan dengan adanya peralatan

Lebih terperinci

Studi Kualitas Batubara Secara Umum

Studi Kualitas Batubara Secara Umum Rencana Pengolahan Studi Kualitas Batubara Secara Umum Hasil analisis batubara PT JFL-X dengan menitik beratkan pada parameter nilai panas dan carbon tertambat didaerah Kungkilan (Blok 1) memiliki nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat signifikan khususnya terhadap batubara. Batubara merupakan

BAB I PENDAHULUAN. sangat signifikan khususnya terhadap batubara. Batubara merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini kebutuhan akan energi mengalami peningkatan yang sangat signifikan khususnya terhadap batubara. Batubara merupakan sumber energi utama bagi manusia. Indonesia

Lebih terperinci

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1 Gambaran Umum Perusahaan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Perusahaan PT.Servo Meda Sejahtera yang selanjutnya disingkat SMS merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang kontraktor

Lebih terperinci

PT GOLDEN EAGLE ENERGY Tbk MATERI PAPARAN PUBLIK (PUBLIC EXPOSE )

PT GOLDEN EAGLE ENERGY Tbk MATERI PAPARAN PUBLIK (PUBLIC EXPOSE ) PT GOLDEN EAGLE ENERGY Tbk MATERI PAPARAN PUBLIK (PUBLIC EXPOSE ) JW MARRIOTT HOTEL - 10 JUNI 2015 DAFTAR ISI 1 SEKILAS MENGENAI PERSEROAN 2 TINJAUAN INDUSTRI 3 KINERJA PERSEROAN 4 PENGEMBANGAN USAHA SEKILAS

Lebih terperinci

Memperkuat Landasan Menetapkan Haluan

Memperkuat Landasan Menetapkan Haluan Paparan Publik Tahunan PT Samindo Resurces Tbk ( Perseroan ) Memperkuat Landasan Menetapkan Haluan 4 Mei 2018, Gran Melia Jakarta Daftar Isi 01 Profil Perseroan Informasi Umum Layanan & Kompetensi Struktur

Lebih terperinci

MENTERI ENERGI DAN SUMSER DAYA MINERAL REPUBLlK INDONESIA

MENTERI ENERGI DAN SUMSER DAYA MINERAL REPUBLlK INDONESIA MENTERI ENERGI DAN SUMSER DAYA MINERAL REPUBLlK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR: 1604 K/30/MElq/2010 TENTANG PENETAPAN KEBUTUHAN DAN PERSENTASE MINIMAL PENJUALAN BATUBARA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Energi Nasional (KEN) melalui PP No.5 Tahun 2006 yang memiliki tujuan utama

BAB I PENDAHULUAN. Energi Nasional (KEN) melalui PP No.5 Tahun 2006 yang memiliki tujuan utama BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara dengan sumberdaya batubara yang melimpah. Di sisi lain tingginya harga bahan bakar minyak menuntut adanya pengalihan ke energi lain termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tinjauan terhadap Objek Studi Gambaran umum perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tinjauan terhadap Objek Studi Gambaran umum perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tinjauan terhadap Objek Studi 1.1.1 Gambaran umum perusahaan PT Bukit Asam (Persero) Tbk adalah Badan Usaha Milik Negara di bidang pertambangan nasional khususnya batubara. PTBA

Lebih terperinci

Cara Pemesanan: Customer Support: Spesifikasi: Harga : Rp

Cara Pemesanan: Customer Support: Spesifikasi: Harga : Rp 2015 Copyright @ 2015 Spesifikasi: Tipe Laporan : Laporan Industri Terbit : April 2015 Halaman : 121 Format : Hardcopy (Book Full Colour) Softcopy (Data Grafik Excel) Harga : Rp 6.750.000 Cara Pemesanan:

Lebih terperinci

LAPORAN BULANAN AKTIVITAS EKSPLORASI PT ADARO ENERGY Tbk JUNI 2012

LAPORAN BULANAN AKTIVITAS EKSPLORASI PT ADARO ENERGY Tbk JUNI 2012 LAPORAN BULANAN AKTIVITAS EKSPLORASI PT ADARO ENERGY Tbk JUNI 2012 Laporan Bulanan Aktivitas Eksplorasi PT ADARO ENERGY, Tbk KATA PENGANTAR PT Adaro Indonesia adalah perusahaan pertambangan batubara yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahan galian (mineral, batubara, panas bumi, dan migas). Rangkaian

BAB I PENDAHULUAN. bahan galian (mineral, batubara, panas bumi, dan migas). Rangkaian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertambangan merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka upaya pencarian, penambangan (penggalian), pengolahan, pemanfaatan dan penjualan bahan galian (mineral, batubara,

Lebih terperinci

LOADER Alat untuk memuat material ke dump truck, atau memindahkan material, penggalian ringan. Produksi per jam (Q)

LOADER Alat untuk memuat material ke dump truck, atau memindahkan material, penggalian ringan. Produksi per jam (Q) LOADER Alat untuk memuat material ke dump truck, atau memindahkan material, penggalian ringan. Produksi per jam (Q) q 60 E Q q = q 1. k dimana, q 1 = kapasitas munjung k = factor bucket Waktu siklus a)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berlimpah. Didalamnya terkandung kekayaan migas dan non-migas.

BAB I PENDAHULUAN. yang berlimpah. Didalamnya terkandung kekayaan migas dan non-migas. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu Negara yang memliki sumber daya alam yang berlimpah. Didalamnya terkandung kekayaan migas dan non-migas. Sumberdaya non-migas sendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT. ABC adalah perusahaan penyedia jasa pertambangan yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. PT. ABC adalah perusahaan penyedia jasa pertambangan yang memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT. ABC adalah perusahaan penyedia jasa pertambangan yang memiliki lebih dari 25 tahun pengalaman di Indonesia. PT. ABC merupakan kontraktor yang menyediakan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... BAB

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... BAB DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... BAB vi vii ix xi xiii I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang.... 1 1.2 Perumusan Masalah... 2 1.3 Tujuan Penelitian...

Lebih terperinci

Laba Neto Inti AKRA Thn 2011 Naik 96.7% Menjadi Rp miliar Pertumbuhan Pendapatan BBM Menggerakkan Profitabilitas

Laba Neto Inti AKRA Thn 2011 Naik 96.7% Menjadi Rp miliar Pertumbuhan Pendapatan BBM Menggerakkan Profitabilitas Jakarta, 26 Maret 2012 Press Release UNTUK DISAMPAIKAN SEGERA Laba Neto Inti AKRA Thn 2011 Naik 96.7% Menjadi Rp 611.6 miliar Pertumbuhan Pendapatan BBM Menggerakkan Profitabilitas JAKARTA, March 26, 2012

Lebih terperinci

ANALISIS STOK BATUBARA DALAM RANGKA MENJAMIN KEBUTUHAN ENERGI NASIONAL. Oleh :

ANALISIS STOK BATUBARA DALAM RANGKA MENJAMIN KEBUTUHAN ENERGI NASIONAL. Oleh : ANALISIS STOK BATUBARA DALAM RANGKA MENJAMIN KEBUTUHAN ENERGI NASIONAL Oleh : Tim Analisis Stok Batubara Dalam Rangka Menjamin Kebutuhan Energi Nasional Drs. Triswan Suseno Drs. Jafril Nugroho W. Wibowo

Lebih terperinci

Ringkasan Analisa dan Diskusi Manajemen Semester Toba Bara Sejahtra Tbk dan Entitas Anak

Ringkasan Analisa dan Diskusi Manajemen Semester Toba Bara Sejahtra Tbk dan Entitas Anak Ringkasan Analisa dan Diskusi Manajemen Semester 1 2014 Toba Bara Sejahtra Tbk dan Entitas Anak Juni 2014 1 RINGKASAN Secara kuartalan, dari Kuartal 1 2014 (K1 2014) ke Kuartal 2 2014 (K2 2014), melemahnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bucket Wheel Excavator (B.W.E) 2.1.1 Pengertian Bucket Wheel Excavator (B.W.E) Bucket wheel excavator (B.W.E) adalah alat berat yang digunakan pada surface mining, dengan fungsi

Lebih terperinci

LAPORAN BULANAN KEGIATAN EKSPLORASI PERIODE OKTOBER TAHUN 2014 PT ADARO ENERGY, TBK

LAPORAN BULANAN KEGIATAN EKSPLORASI PERIODE OKTOBER TAHUN 2014 PT ADARO ENERGY, TBK LAPORAN BULANAN KEGIATAN EKSPLORASI PERIODE OKTOBER TAHUN 2014 PT ADARO ENERGY, TBK PT ADARO ENERGY, Tbk KAT A PENG ANTAR PT Adaro Indonesia adalah perusahaan pertambangan batubara yang melakukan kegiatan

Lebih terperinci

Stockpile Management berfungsi sebagai penyangga antara pengiriman dan proses.

Stockpile Management berfungsi sebagai penyangga antara pengiriman dan proses. Pemantauan dampak lingkungan pada tempat penumpukan batubara (stockpile) dimaksudkan untuk melakukan pengkajian lingkungan akibat adanya dampak yang timbul dengan keberadaan dan kegiatan operasional penumpukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Alat Berat Alat berat adalah peralatan mesin berukuran besar yang didesain untuk melaksanakan fungsi konstruksi seperti pengerjaan tanah (earthworking) dan memindahkan

Lebih terperinci

LAPORAN BULANAN KEGIATAN EKSPLORASI PERIODE SEPTEMBER TAHUN 2014 PT ADARO ENERGY, TBK

LAPORAN BULANAN KEGIATAN EKSPLORASI PERIODE SEPTEMBER TAHUN 2014 PT ADARO ENERGY, TBK LAPORAN BULANAN KEGIATAN EKSPLORASI PERIODE SEPTEMBER TAHUN 2014 PT ADARO ENERGY, TBK PT ADARO ENERGY, Tbk KAT A PENG ANTAR PT Adaro Indonesia adalah perusahaan pertambangan batubara yang melakukan kegiatan

Lebih terperinci

INVESTASI PADA BISNIS PELABUHAN MUAT BATUBARA TERPADU, SEBAGAI STRATEGI OPTIMASI KEUNTUNGAN PT.METASINDO SENTRAL DINAMIKA PADA INDUSTRI BATUBARA

INVESTASI PADA BISNIS PELABUHAN MUAT BATUBARA TERPADU, SEBAGAI STRATEGI OPTIMASI KEUNTUNGAN PT.METASINDO SENTRAL DINAMIKA PADA INDUSTRI BATUBARA INVESTASI PADA BISNIS PELABUHAN MUAT BATUBARA TERPADU, SEBAGAI STRATEGI OPTIMASI KEUNTUNGAN PT.METASINDO SENTRAL DINAMIKA PADA INDUSTRI BATUBARA (OBSERVASI LAPANGAN INDUSTRI BATUBARA DI DAERAH TAPIN, BANJARMASIN,

Lebih terperinci

CV. PERMATA AL ZAHRA A BRIEF HISTORY

CV. PERMATA AL ZAHRA A BRIEF HISTORY A BRIEF HISTORY CV. PERMATA AL ZAHRA didirikan pada tahun 2003 bergerak dalam bidang usaha pertambangan dan pertambangan batubara. CV. PERMATA AL ZAHRA adalah salah satu perusahaan pertambangan swasta

Lebih terperinci

PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A12611

PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A12611 PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A12611 TENTANG PENGAMBILALIHAN SAHAM PERUSAHAAN PT ASMIN BARA BRONANG DAN PT ASMIN BARA JAAN OLEH PT PAMAPERSADA NUSANTARA I. LATAR BELAKANG 1.1 Berdasarkan

Lebih terperinci

LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI BATUBARA DI INDONESIA

LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI BATUBARA DI INDONESIA 2017 LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI BATUBARA DI INDONESIA BAB I: PELUANG DAN TANTANGAN INDUSTRI BATUBARA 1 1.1. PELUANG INDUSTRI BATUBARA 2 1.1.1. Potensi Pasar 2 Grafik 1.1. Prediksi Kebutuhan Batubara untuk

Lebih terperinci

Ringkasan Analisa Keuangan dan Diskusi Manajemen untuk Semester I 2013 PT Toba Bara Sejahtra Tbk dan Anak Perusahaan

Ringkasan Analisa Keuangan dan Diskusi Manajemen untuk Semester I 2013 PT Toba Bara Sejahtra Tbk dan Anak Perusahaan Ringkasan Analisa Keuangan dan Diskusi Manajemen untuk PT Toba Bara Sejahtra Tbk dan Anak Perusahaan Juni 1 IKHTISAR Kondisi Industri Batubara masih terus berada dibawah tekanan sebagai dampak melemahnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumberdaya batubara yang cukup melimpah, yaitu 105.2

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumberdaya batubara yang cukup melimpah, yaitu 105.2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki sumberdaya batubara yang cukup melimpah, yaitu 105.2 miliar ton dengan cadangan 21.13 miliar ton (menurut Dirjen Minerba Kementrian ESDM Bambang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang rinci dan pasti untuk mencapai tujuan atau sasaran kegiatan serta urutan

BAB I PENDAHULUAN. yang rinci dan pasti untuk mencapai tujuan atau sasaran kegiatan serta urutan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rancangan adalah penentuan persyaratan, spesifikasi dan kriteria teknik yang rinci dan pasti untuk mencapai tujuan atau sasaran kegiatan serta urutan teknis pelaksanaannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh produsen batubara untuk dapat memenuhi permintaan

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh produsen batubara untuk dapat memenuhi permintaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kualitas dan kuantitas batubara merupakan faktor penting yang harus diperhatikan oleh produsen batubara untuk dapat memenuhi permintaan konsumen. Untuk menjaga kualitas

Lebih terperinci

Ringkasan Analisa dan Diskusi Manajemen Kuartal Toba Bara Sejahtra Tbk dan Entitas Anak

Ringkasan Analisa dan Diskusi Manajemen Kuartal Toba Bara Sejahtra Tbk dan Entitas Anak Ringkasan Analisa dan Diskusi Manajemen Kuartal 1 2014 Toba Bara Sejahtra Tbk dan Entitas Anak Maret 2014 1 RINGKASAN Di Kuartal 1 2014 (K1 2014), harga Newcastle Index mengalami penurunan sebesar 13,2%

Lebih terperinci

LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI BATUBARA DI INDONESIA

LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI BATUBARA DI INDONESIA 2016 LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI BATUBARA DI INDONESIA LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI BATUBARA DI INDONESIA 2016 Diterbitkan Oleh: PT. Indo Analisis Copyright @ 2016 DISCALIMER Semua informasi dalam Laporan Industri

Lebih terperinci

LAPORAN BULANAN KEGIATAN EKSPLORASI PT ADARO ENERGY Tbk JULI 2014

LAPORAN BULANAN KEGIATAN EKSPLORASI PT ADARO ENERGY Tbk JULI 2014 LAPORAN BULANAN KEGIATAN EKSPLORASI PT ADARO ENERGY Tbk JULI 2014 Laporan Bulanan Kegiatan Eksplorasi PT ADARO ENERGY, Tbk KATA PENGANTAR PT Adaro Indonesia adalah perusahaan pertambangan batubara yang

Lebih terperinci

PT Mitrabara Adiperdana Tbk

PT Mitrabara Adiperdana Tbk Penawaran Umum Perdana Saham PT Mitrabara Adiperdana Tbk Jakarta, 23 Juni i2014 Joint Lead Underwriters Daftar Isi 1 2 PROFIL PERSEROAN KEGIATAN DAN PROSPEK USAHA PERSEROAN DAN ENTITAS ANAK 3 STRATEGI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.35, 2014 KEMENESDM. Peningkatan. Nilai Tambah. Mineral. Pencabutan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PENINGKATAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Alat Berat Alat berat adalah peralatan mesin berukuran besar yang didesain untuk melaksanakan fungsi konstruksi seperti pengerjaan tanah (earthworking) dan memindahkan

Lebih terperinci

OPTIMALISAI PEMANFAATAN BATUBARA INDONESIA DENGAN KONSEP `CUSTOM PLANT`

OPTIMALISAI PEMANFAATAN BATUBARA INDONESIA DENGAN KONSEP `CUSTOM PLANT` OPTIMALISAI PEMANFAATAN BATUBARA INDONESIA DENGAN KONSEP `CUSTOM PLANT` OLEH DJAMHUR SULE Disampaikan pada SEMINAR BATUBARA NASIONAL Di Hotel Gran Melia,Jakarta 22 Maret 2006 PENDAHULUAN 1. Konsumsi Batubara

Lebih terperinci

LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI BATUBARA DI INDONESIA

LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI BATUBARA DI INDONESIA 2017 LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI BATUBARA DI INDONESIA BAB I: PELUANG DAN TANTANGAN INDUSTRI BATUBARA 1 1.1. PELUANG INDUSTRI BATUBARA 2 1.1.1. Potensi Pasar 2 Grafik 1.1. Prediksi Kebutuhan Batubara untuk

Lebih terperinci

LAPORAN BULANAN KEGIATAN EKSPLORASI PT ADARO ENERGY Tbk MEI 2014

LAPORAN BULANAN KEGIATAN EKSPLORASI PT ADARO ENERGY Tbk MEI 2014 LAPORAN BULANAN KEGIATAN EKSPLORASI PT ADARO ENERGY Tbk MEI 2014 Laporan Bulanan Kegiatan Eksplorasi PT ADARO ENERGY, Tbk KATA PENGANTAR PT Adaro Indonesia adalah perusahaan pertambangan batubara yang

Lebih terperinci

KAJIAN TEKNIS BELT CONVEYOR DAN BULLDOZER DALAM UPAYA MEMENUHI TARGET PRODUKSI BARGING PADA PT ARUTMIN INDONESIA SITE ASAM-ASAM

KAJIAN TEKNIS BELT CONVEYOR DAN BULLDOZER DALAM UPAYA MEMENUHI TARGET PRODUKSI BARGING PADA PT ARUTMIN INDONESIA SITE ASAM-ASAM KAJIAN TEKNIS BELT CONVEYOR DAN BULLDOZER DALAM UPAYA MEMENUHI TARGET PRODUKSI BARGING PADA PT ARUTMIN INDONESIA SITE ASAM-ASAM M. Zaini Arief 1*, Uyu Saismana 2, Ahmad Juaeni 3 1 Mahasiswa Program Studi

Lebih terperinci

PERHITUNGAN PRODUKTIVITAS BULLDOZER PADA AKTIVITAS DOZING DI PT. PAMAPERSADA NUSANTARA TABALONG KALIMANTAN SELATAN

PERHITUNGAN PRODUKTIVITAS BULLDOZER PADA AKTIVITAS DOZING DI PT. PAMAPERSADA NUSANTARA TABALONG KALIMANTAN SELATAN PERHITUNGAN PRODUKTIVITAS BULLDOZER PADA AKTIVITAS DOZING DI PT. PAMAPERSADA NUSANTARA TABALONG KALIMANTAN SELATAN Hj. Rezky Anisari rezky_anisari@poliban.ac.id Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Politeknik

Lebih terperinci

- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM

- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM - 2-2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah

Lebih terperinci

Ringkasan Diskusi dan Analisa Manajemen Kuartal III 2014 PT Toba Bara Sejahtra Tbk dan Entitas Anak

Ringkasan Diskusi dan Analisa Manajemen Kuartal III 2014 PT Toba Bara Sejahtra Tbk dan Entitas Anak Ringkasan Diskusi dan Analisa Manajemen Kuartal III 2014 PT Toba Bara Sejahtra Tbk dan Entitas Anak 30 September 2014 1 RINGKASAN Secara kuartalan, masih melemahnya harga batubara global tercermin pada

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Sektor pertambangan merupakan salah satu sektor ekonomi yang memberikan kontribusi cukup besar terhadap pendapatan devisa negara dan khususnya untuk ekspor batubara selalu mengalami

Lebih terperinci

LAPORAN BULANAN KEGIATAN EKSPLORASI PERIODE AGUSTUS TAHUN 2014 PT ADARO ENERGY, TBK

LAPORAN BULANAN KEGIATAN EKSPLORASI PERIODE AGUSTUS TAHUN 2014 PT ADARO ENERGY, TBK LAPORAN BULANAN KEGIATAN EKSPLORASI PERIODE AGUSTUS TAHUN 2014 PT ADARO ENERGY, TBK PT ADARO ENERGY, Tbk KAT A PENG ANTAR PT Adaro Indonesia adalah perusahaan pertambangan batubara yang melakukan kegiatan

Lebih terperinci

transportasi yang tidak dapat dipastikan membuat perusahaan khawatir akan mengalami kehabisan stok raw coal. Hal ini menyebabkan perusahaan memiliki

transportasi yang tidak dapat dipastikan membuat perusahaan khawatir akan mengalami kehabisan stok raw coal. Hal ini menyebabkan perusahaan memiliki BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah PT Holcim Indonesia Pabrik Cilacap memiliki beberapa mesin pada lantai produksi yaitu Mesin Raw Mill, Mesin Kiln, Mesin Finish Mill, dan Mesin Coal Mill. Pabrik

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Analisis dilakukan sejak batubara (raw coal) baru diterima dari supplier saat

BAB V PEMBAHASAN. Analisis dilakukan sejak batubara (raw coal) baru diterima dari supplier saat 81 BAB V PEMBAHASAN Pada pengujian kualitas batubara di PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, menggunakan conto batubara yang diambil setiap ada pengiriman dari pabrik. Conto diambil sebanyak satu sampel

Lebih terperinci

Ringkasan Analisa Keuangan dan Diskusi Manajemen untuk Kuartal PT Toba Bara Sejahtra Tbk dan Anak Perusahaan

Ringkasan Analisa Keuangan dan Diskusi Manajemen untuk Kuartal PT Toba Bara Sejahtra Tbk dan Anak Perusahaan Ringkasan Analisa Keuangan dan Diskusi Manajemen untuk Kuartal 3 213 PT Toba Bara Sejahtra Tbk dan Anak Perusahaan September 213 1 IKHTISAR Kondisi industri batubara global hingga kuartal 3 213 (3Q13)

Lebih terperinci

BARANG TAMBANG INDONESIA II. Tujuan Pembelajaran

BARANG TAMBANG INDONESIA II. Tujuan Pembelajaran K-13 Geografi K e l a s XI BARANG TAMBANG INDONESIA II Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami kegiatan pertambangan. 2. Memahami

Lebih terperinci

LAPORAN BULANAN KEGIATAN EKSPLORASI PERIODE NOVEMBER TAHUN 2014 PT ADARO ENERGY, TBK

LAPORAN BULANAN KEGIATAN EKSPLORASI PERIODE NOVEMBER TAHUN 2014 PT ADARO ENERGY, TBK LAPORAN BULANAN KEGIATAN EKSPLORASI PERIODE NOVEMBER TAHUN 2014 PT ADARO ENERGY, TBK PT ADARO ENERGY, Tbk KAT A PENG ANTAR PT Adaro Indonesia adalah perusahaan pertambangan batubara yang melakukan kegiatan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Batubara merupakan salah satu sumber energi alternative disamping minyak dan gas bumi. Dipilihnya batubara sebagai sumber energi karena batubara relatif lebih murah

Lebih terperinci

LAPORAN BULANAN KEGIATAN EKSPLORASI PERIODE DESEMBER TAHUN 2014 PT ADARO ENERGY, TBK

LAPORAN BULANAN KEGIATAN EKSPLORASI PERIODE DESEMBER TAHUN 2014 PT ADARO ENERGY, TBK LAPORAN BULANAN KEGIATAN EKSPLORASI PERIODE DESEMBER TAHUN 2014 PT ADARO ENERGY, TBK Laporan Bulanan Kegiatan Eksplorasi Periode Desember Tahun 2014 PT ADARO ENERGY, Tbk KAT A PENG ANTAR PT Adaro Indonesia

Lebih terperinci

POTENSI BATUBARA DI SUMATERA SELATAN

POTENSI BATUBARA DI SUMATERA SELATAN POTENSI BATUBARA DI SUMATERA SELATAN Sumber batubara di Sumsel cukup besar sekitar 22,24 miliar ton (48% dari total sumber daya batubara di Indonesia) tersebar di 8 kabupaten yaitu Kab. Musi Banyuasin,

Lebih terperinci

PAPARAN PUBLIK PT Indika Energy Tbk.

PAPARAN PUBLIK PT Indika Energy Tbk. PAPARAN PUBLIK PT Indika Energy Tbk. 28 April 2016 SYARAT DAN KONDISI Materi presentasi ini disiapkan oleh PT Indika Energy Tbk, ( Perseroan ) untuk mendukung Paparan Publik, Setiap orang yang menerima

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB IV HASIL DAN ANALISA BAB IV HASIL DAN ANALISA 4.1 Tata Cara Pengambilan Data Pengambilan data volatile gas dari sensor sangat menentukan kehandalan diagnose yang akan didapatkan. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam

Lebih terperinci

Anatomi Sumber Daya Batubara Serta Asumsi Pemanfaatan Untuk PLTU di Indonesia

Anatomi Sumber Daya Batubara Serta Asumsi Pemanfaatan Untuk PLTU di Indonesia Anatomi Sumber Daya Batubara Serta Asumsi Pemanfaatan Untuk PLTU di Indonesia DR. Ir. Hadiyanto M.Sc. Pusat Sumber Daya Geologi Badan Geologi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral COAL PRODUCTION FROM

Lebih terperinci

OPTIMASI PENCAMPURAN BATUBARA MELALUI SIMULASI BERDASARKAN KRITERIA PARAMETER BATUBARA

OPTIMASI PENCAMPURAN BATUBARA MELALUI SIMULASI BERDASARKAN KRITERIA PARAMETER BATUBARA JURNAL HIMASAPTA, Vol. 1, No. 1, April 2016 : 11-16 OPTIMASI PENCAMPURAN BATUBARA MELALUI SIMULASI BERDASARKAN KRITERIA PARAMETER BATUBARA Agung Dwi Prasetyo 1 *, Agus Triantoro 2, Uyu Saismana 2, Wahyu

Lebih terperinci

LAPORAN BULANAN KEGIATAN EKSPLORASI PT ADARO ENERGY Tbk JUNI 2014

LAPORAN BULANAN KEGIATAN EKSPLORASI PT ADARO ENERGY Tbk JUNI 2014 LAPORAN BULANAN KEGIATAN EKSPLORASI PT ADARO ENERGY Tbk JUNI 2014 Laporan Bulanan Kegiatan Eksplorasi PT ADARO ENERGY, Tbk KATA PENGANTAR PT Adaro Indonesia adalah perusahaan pertambangan batubara yang

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Klasifikasi Sumberdaya Dan Cadangan Batubara Badan Standarisasi Nasional (BSN) telah menetapkan pembakuan mengenai Klasifikasi Sumberdaya Mineral dan Cadangan SNI No. 13-6011-1999.

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA SEKTOR PEMBANGKIT

EVALUASI KINERJA SEKTOR PEMBANGKIT EVALUASI KINERJA SEKTOR PEMBANGKIT SIGIT RELIANTORO ASISTEN DEPUTI PENGENDALIAN PENCEMARAN PERTAMBANGAN ENERGI DAN MIGAS Evaluasi PROPER Sektor Energi 2009-2010 2010-2011 PERIODE HITAM MERAH BIRU HIJAU

Lebih terperinci

BAB V EVALUASI SUMBER DAYA BATUBARA

BAB V EVALUASI SUMBER DAYA BATUBARA BAB V EVALUASI SUMBER DAYA BATUBARA 5.1. Evaluasi Fuel Ratio Hubungan antara kadar fixed carbon dengan volatile matter dapat menunjukkan tingkat dari batubara, yang lebih dikenal sebagai fuel ratio. Nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertambangan di negeri yang memiliki kekayaan alam seperti negeri kita

BAB I PENDAHULUAN. Pertambangan di negeri yang memiliki kekayaan alam seperti negeri kita BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertambangan di negeri yang memiliki kekayaan alam seperti negeri kita tercinta Indonesia ini sudah pasti menjadi lahan yang sangat ingin diberdaya gunakan oleh bermacam-macam

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UD. Tiga Bawang merupakan sebuah industri kecil menengah yang bergerak dibidang pembuatan keripik dengan bahan baku ubi kayu. UD. Tiga Bawang adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dewasa ini Industri pertambangan membutuhkan suatu perencanaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dewasa ini Industri pertambangan membutuhkan suatu perencanaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini Industri pertambangan membutuhkan suatu perencanaan yang baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik dari segi materi maupun waktu.

Lebih terperinci