BAB I PENDAHULUAN. batubara menjadi semakin meningkat. Hal ini terjadi karena batubara merupakan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. batubara menjadi semakin meningkat. Hal ini terjadi karena batubara merupakan"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Selama dekade terakhir, industri pertambangan batubara menjadi primadona di bidang industri pertambangan. Sejalan dengan terjadinya peningkatan kebutuhan energi dunia serta meningkatnya harga minyak bumi maka kebutuhan akan batubara menjadi semakin meningkat. Hal ini terjadi karena batubara merupakan salah satu substitusi dari minyak bumi sebagai bahan bakar penghasil energi disamping gas alam. Berdasarkan data dari World Coal Association, prosentase penggunaan batubara sebagai bahan bakar untuk penghasil energi listrik sangat beragam di tiap negara. Di Monggolia 98% dari energi listrik yang dihasilkan menggunakan batubara sebagai bahan bakarnya sementara di jepang hanya 27 % energi listrik yang dihasilkan dengan menggunakan batubara sebagai sumber penghasil energi. Di Indonesia, 44 % dari energi listrik yang dihasilkan menggunakan batubara sebagai bahan bakar (World Coal Association, coal facts 2013). Selain digunakan sebagai bahan bakar penghasil listrik (Steam Coal), batubara juga digunakan sebagai salah satu bahan baku di industri baja (Coking Coal). Sebanyak 13 % dari total produksi batu bara dunia digunakan sebagai bahan baku di industri baja dan 70 % dari total produksi baja dunia bergantung kepada komoditi batubara (World Coal Association, coal facts 2013). Coking coal mempunyai kualitas dan harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan Steam Coal. 1

2 Berdasarkan data dari US Energy Information Administration, Cadangan batubara (reserve) dunia saat ini adalah sebesar 980 juta ton. Amerika Serikat merupakan negara yang mempunyai cadangan batubara terbesar di dunia yaitu sebesar 26 % dari cadangan batubara dunia. Rusia berada di peringkat kedua dengan cadangan batubara sebesar 17,66 % dari cadangan batubara dunia disusul negara Tiongkok yang mempunyai cadangan batubara sebesar 12,88 % dari cadangan batubara dunia. Indonesia ternyata hanya menempati posisi terakhir dari 10 negara yang mempunyai cadangan batubara terbesar di dunia. Cadangan batubara yang dipunyai oleh Indonesia hanya sebesar 3,15 % dari cadangan batubara dunia. Urutan lengkap 10 besar negara yang mempunyai cadangan terbesar di dunia dapat dilihat pada tabel 1. Dari aspek produksi batubara, Indonesia menempati posisi keempat dibawah negara Tiongkok, Amerika Serikat dan India. Pada tahun 2012, produksi batubara Indonesia adalah sebesar 443 Juta ton dimana 430 juta ton berupa steam coal dan 2

3 13 juta ton berupa coking coal (World Coal Association, coal facts 2013). Negara penghasil batubara terbesar di dunia adalah negara Tiongkok dengan nilai produksi sebesar juta ton yang terdiri dari juta ton steam coal dan 510 juta ton coking coal. (World Coal Association, coal facts 2013) Produksi batubara Indonesia mengalami pertumbuhan yang relatif lambat pada periode tahun 1996 sampai dengan Pada tahun 1996 produksi batubara Indonesia adalah sebesar 50,33 juta per tahun sementara produksi pada tahun 2001 adalah sebesar 71,07 juta ton. Pada periode 2001 sampai dengan 2007, pertumbuhan produksi batubara Indonesia meningkat secara signifikan. Pada tahun 2001, hasil produksi batubara Indonesia adalah sebesar 71,07 juta ton dan pada tahun 2007 produksi batubara Indonesia adalah sebesar 188,66 juta ton. Pada tahun 2008 hasil produksi batubara Indonesia mengalami penurunan menjadi 178,93 juta ton. Pada periode 2008 sampai dengan 2012 produksi batubara Indonesia mengalami kenaikan yang sangat signifikan yaitu 178,93 juta tahun 2008 dan 466,31 juta ton pada tahun 2012 (Biro Pusat Statistik). Dari data yang disebutkan tersebut terlihat bahwa perkembangan produksi batubara tumbuh lebih dari 5 kali pada periode tahun Fenomena peningkatan produksi dan ekspor batubara dunia tersebut sesuai dengan pendapat Gordon (2009) yang menyatakan bahwa : Beberapa negara termasuk India, Australia, Afrika Selatan, dan Indonesia memulai ekspansi yang mengubahnya dan menjadikan mereka sebagai produsen kelas menengah. India memproduksi batubara untuk digunakan sendiri. Afrika Selatan menggunakan sebagian besar batubara secara internal namun tetap merupakan eksportir utama. Australia melakukan 3

4 ekspor sebagian besar hasil produksinya. Indonesia mengembangkan jumlah produksinya dan sebagian besar ditujukan untuk pasar ekspor. (p. 445) Peningkatan permintaan batubara secara langsung menjadi faktor yang menyebabkan terjadinya pertambahan lokasi-lokasi penambangan baru serta timbulnya perusahaan-perusahaan baru yang melibatkan diri dengan industri ini baik yang berupa perusahaan lokal maupun perusahaan multinasional. Kondisi industri pertambangan di Indonesia mulai mengalami penurunan sejak tahun Hal ini dipicu oleh kondisi global yang menyebabkan terjadinya penurunan permintaan batubara dunia yang berpengaruh terhadap jatuhnya harga batubara. Penurunan harga batubara terjadi karena adanya penurunan permintaan batubara dunia serta konversi energi dari batubara ke gas alam yang dilakukan di beberapa negara. Salah satu yang dipercaya mejadi penyebab utama turunnya permintaan batubara dunia adalah dengan dibangunnya Three Gorges Dam di China. Three Gorges Dam merupakan bendungan terbesar yang dibuat di aliran sungai Yangtzse dan merendam 3 ngarai yaitu ngarai Wu, Qutang dan Xiling. Tujuan dari dibangunnya bendungan ini adalah untuk menghindari banjir sebagai akibat dari meluapnya sungai Yangtzse. Selain itu Three Gorges Dam juga difungsikan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air yang disebut dengan Three Gorges Hydropower Plant yang mampu memenuhi 10 persen kebutuhan listrik bagi 1,3 Milyar penduduk Cina. Rata-rata energi listrik yang dapat dihasilkan per tahun oleh Three Gorges Hydropower Plant adalah sebesar 84,7 TWH yang 4

5 menempatkan Three Gorges Hydropower Plant menjadi penghasil listrik terbesar di dunia. Dengan berfungsinya Three Gorges Dam ini maka permintaan Tiongkok akan batubara menjadi turun secara signifikan mengingat sebagian kebutuhan batubaranya digantikan oleh Three Gorges Hydropower Plant. Penurunan harga batubara dunia dapat dilihat dari gambar 1. Gambar 1 Harga Bulanan Batubara Thermal Australia (1200-btu/pound, sulfur kurang dari 1%, 14 % Ash, FOB Newcastle) (US Dollars per Metric Ton) Dari Gambar 1 di atas terlihat bahwa harga batubara mengalami puncaknya pada bulan Januari 2011, dimana pada saat itu harga batubara mencapai US$ 141,94 per Metric Ton. Sejak saat itu harga batubara terus mengalami penurunan menjadi US $ 70,65 per Metric Ton pada bulan September Apabila kita bandingkan harga batubara pada bulan Januari 2011 dan September 2014 terlihat bahwa harga batubara mengalami penurunan sebesar 50,23 % pada periode tersebut. Penurunan harga batubara dunia yang terjadi sejak tahun 2012 tersebut berdampak pula kepada iklim industri batubara di tanah air. Hal ini terjadi mengingat 5

6 sebagian besar produksi batubara Indonesia merupakan komoditi yang diekspor ke berbagai negara di dunia, sehingga penurunan harga batubara dunia mempunyai dampak yang sangat luar biasa terhadap industri ini. Kondisi penurunan harga yang terus menerus ini menyebabkan terjadinya kerugian di banyak perusahaan yang bergerak di bidang industri pertambangan batubara dan banyak diantara perusahaan-perusahaan tersebut yang pada akhirnya melakukan penutupan usaha. Kondisi demikian memaksa perusahaan yang tetap bertahan dalam industri ini untuk melakukan strategi atau upaya untuk meningkatkan atau mempertahankan keunggulan daya saing agar perusahaan dapat melalui kondisi sulit yang terjadi. Beberapa literatur dan penelitian menunjukkan bahwa keunggulan daya saing dapat dicapai melalui berbagai pendekatan dan strategi. Salah satu strategi atau pendekatan yang dapat dilakukan untuk dapat mempertahankan atau meningkatkan keunggulan daya saing adalah melalui strategi pengelolaan sumber daya manusia. Armstrong (2006:115) menyatakan bahwa : Strategi pengelolaan sumber daya manusia merupakan pendekatan untuk membuat keputusan berdasarkan niat dan rencana organisasi dalam bentuk kebijakan, program dan praktek-praktek yang berkaitan dengan hubungan ketenagakerjaan, sumber daya, pembelajaran dan pengembangan, manajemen kinerja, penghargaan dan hubungan kekaryawanan. Di dalam industri pertambangan batubara, sumber daya manusia mempunyai peran yang sangat penting. Selain merupakan industri yang memerlukan modal yang sangat besar, industri ini juga memerlukan banyak tenaga kerja dalam melakukan operasinya. 6

7 Menyadari pentingnya peran sumber daya manusia dalam menentukan keunggulan daya saing perusahaan, serta sangat minimnya sumber daya yang memiliki kompetensi yang diperlukan terutama dalam bidang perawatan dan perbaikan alat berat, maka manajemen PT Borneo Alam Semesta memutuskan untuk menyelenggarakan program pemagangan alat berat yang bertujuan untuk mencetak tenaga-tenaga mekanik yang mempunyai kompetensi tinggi dalam bidang perawatan dan perbaikan alat berat. Keberadaan mekanik yang kompeten dapat meningkatkan kinerja divisi Plant yang pada akhirnya dapat meningkatkan keunggulan daya saing perusahaan. Berdasarkan hal tersebut di atas, melalui penelitian ini diteliti pengaruh program pemagangan mekanik alat berat yang dilakukan oleh PT Borneo Alam Semesta terhadap kinerja Divisi Plan dengan menggunakan indikator Mean Time Before Failure yang disingkat menjadi MTBF, Mean Time To Repair yang disingkat menjadi MTTR serta Mechanical Availability yang disingkat menjadi MA Rumusan Masalah PT Borneo Alam Semesta merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang kontraktor pertambangan batubara yang mulai beroperasi sejak tahun Kegiatan utama dari PT Borneo Alam Semesta adalah melakukan pekerjaan penambangan batubara sesuai dengan kontrak yang diberikan oleh perusahaan pemilik tambang. Kegiatan penambangan batubara yang dilakukan oleh PT Borneo Alam Semesta secara garis besar terdiri dari kegiatan penggalian dan 7

8 pemindahan Over Burden, penggalian batubara serta pengangkutan batubara mulai dari Pit sampai dengan tempat penyimpanan batubara di Stockpile. Untuk dapat melakukan pekerjaan sesuai dengan permintaan pemilik tambang, PT Borneo Alam Semesta memiliki fleet yang sesuai dengan skala produksi yang ditentukan oleh pemilik tambang. Secara umum fleet yang dimiliki oleh setiap perusahaan kontraktor pertambangan dibagi menjadi tiga kategori yaitu Digger, Hauler serta Support. Peralatan yang termasuk dalam kategori Digger adalah Excavator. Untuk Hauler, peralatan yang dapat dimasukkan dalam kategori ini adalah Dump Truck dan Coal Haul Truck. Peralatan yang dikategorikan sebagai peralatan support adalah Dozer, Grader, Pompa Air, Water Truck, Lub Truck dan peralatan lain diluar digger dan hauler. Kegiatan di semua proyek PT Borneo Alam Semesta dibedakan menjadi aktivitas yang dibagi menjadi dua divisi yaitu divisi Operation dan divisi Plant. Divisi Operation bertanggung jawab untuk melakukan pekerjaan penambangan sesuai dengan apa yang ditentukan dalam kontrak pekerjaan dengan pemilik tambang. Divisi operation terdiri dari departemen mining serta departemen pendukung lain seperti Human Resources and General Affair, QHSE (Quality, Health, Safety and Environment), Finance serta Engineering. Secara garis besar divisi operation bertanggung jawab atas penggunaan fleet yang dimiliki atau dengan perkataan lain bertanggung jawab terhadap tingkat utilisasi alat. Divisi Plant bertanggung jawab atas program pemeliharaan semua fleet yang dimiliki oleh perusahaan agar dapat beroperasi sesuai dengan jadwal dan target 8

9 yang telah ditentukan. Dengan perkataan lain divisi plant bertanggung jawab atas availability alat. Revenue PT Borneo Alam Semesta didapat dari pembayaran yang dilakukan oleh pemilik tambang yang besarnya ditentukan oleh jumlah over burden yang dipindahkan serta jumlah batu bara yang dihasilkan dari kegiatan penambangan tersebut. Jumlah over burden yang dipindahkan serta batubara yang dihasilkan sangat bergantung kepada tingkat produktivitas operator serta tingkat utilisasi fleet yang dimiliki. Tingkat utilisasi alat sangat ditentukan oleh tingkat availability alat. Salah satu faktor yang dapat mempertahankan bahkan meningkatkan keunggulan daya saing PT Borneo Alam Semesta adalah melalui peningkatkan kompetensi operator. Peningkatan kompetensi operator akan sangat berpengaruh terhadap tingkat produktivitas operator yang pada akhirnya akan meningkatkan revenue yang diperoleh oleh perusahaan. Faktor lain yang juga dapat meningkatkan keunggulan daya saing perusahaan adalah melalui peningkatan kompetensi mekanik yang akan sangat berpengaruh terhadap tingkat availability fleet yang selanjutnya menentukan tingkat utilisasi fleet. Salah satu program yang dilakukan oleh PT Borneo Alam Semesta untuk meningkatkan keunggulan daya saing perusahaan adalah melalui program pemagangan mekanik alat berat. Program ini merupakan program pelatihan berbasis kompetensi dengan lama program selama dua tahun. Program ini dilakukan oleh perusahaan dengan pertimbangan bahwa kompetensi mekanik yang dimiliki perusahaan masih belum memenuhi standar yang 9

10 diharapkan. Sebagai akibat dari kondisi ini, maka kinerja dari divisi plant relatif rendah. Hal ini ditunjukan dengan nilai MTBF yang rendah serta MTTR yang tinggi. Akibat selanjutnya dari rendah divisi Plant adalah tingginya biaya perawatan kendaraan dan biaya operasional serta tingkat availability fleet rendah yang sangat berpengaruh terhadap pendapatan perusahaan. Kondisi demikian pada akhirnya menyebabkan tingkat keuntungan operasional perusahaan tidak dapat mencapai target yang diharapkan. Tantangan perusahaan semakin berat ketika harga batubara terus mengalami penurunan yang berakibat kepada turunnya target produksi yang diberikan oleh perusahaan pemberi kerja. Hal ini diperparah dengan angka Upah Minimum Provinsi (UMP) serta Upah Minimum Sektoral Kota (UMSK) yang mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Untuk mempertahankan keberadaan usahanya maka perusahan harus melakukan strategi atau tindakan yang dapat mengurangi biaya operasional perusahaan serta peningkataan produksi agar tingkat keuntungan dapat mencapai target yang direncanakan. Berdasarkan kondisi tersebut di atas, tertarik untuk diteliti mengenai pengaruh program pemagangan mekanik alat berat terhadap keunggulan daya saing perusahaan. Dengan perkataan lain ingin diteliti apakah program pemagangan mekanik alat berat yang dilakukan oleh perusahaan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja divisi Plant yang dilihat dari terjadinya peningkatan MTBF 10

11 serta penurunan MTTR yang selanjutnya berpengaruh terhadap nilai MA yang pada akhirnya akan sangat mempengaruhi pendapatan perusahaan Pertanyaan Penelitian 1) Apakah program pemagangan mekanik alat berat yang dilakukan oleh PT Borneo Alam Semesta berpengaruh terhadap kinerja Divisi Plant? 1.4. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk : Meneliti pengaruh program pemagangan mekanik alat berat yang dilakukan oleh PT Borneo Alam Semesta terhadap kinerja Divisi Plant yang diwakili oleh nilai MTBF (Mean Time Before Failure), MTTR (Mean Time To Repair) serta MA (Mechanical Availability) Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat baik dari perspektif ilmiah maupun dari perspektif implementasi praktis. Manfaat penelitian ditinjau dari perspektif ilmiah adalah : 1) Memberikan pemahaman dan pendalaman mengenai pengaruh program pemagangan mekanik alat berat yang dilakukan oleh perusahaan terhadap kinerja Divisi Plan yang pada akhirnya dapat meningkatkan keunggulan daya saing perusahaan 11

12 2) Memberikan pemahaman dan pendalaman mengenai pengaruh program pemagangan mekanik alat berat yang dilakukan oleh perusahaan terhadap kinerja Divisi Plant yang diwakili oleh indikator-indikator MTBF (Mean Time Before Failure), MTTR (Mean Time To Repair) serta MA (Mechanical Availability). 3) Sebagai bahan untuk penelitian selanjutnya yang terkait dengan pengaruh sumber daya manusia terhadap kinerja perusahaan. Manfaat penelitian ini ditinjau dari perspektif praktis adalah : 1) Memberikan informasi kepada manajemen PT Borneo Alam Semesta mengenai pengaruh program pemagangan mekanik alat berat yang dilakukannya terhadap kinerja Divisi Plant. 2) Memberikan masukan kepada manajemen mengenai faktor-faktor yang berkontribusi terhadap keberhasilan program pemagangan mekanik alat berat yang dilakukan serta faktor-faktor yang dapat menghambat program pemagangan tersebut. 3) Memberikan masukan mengenai strategi atau tindakan selanjutnya yang harus dilakukan oleh manajemen PT Borneo Alam Semesta untuk meningkatkan kualitas program pemagangan mekanik alat berat yang dilakukan untuk memastikan tercapainya tujuan dari program tersebut. 4) Sebagai benchmark bagi perusahaan lain yang juga melakukan program sejenis. 12

13 5) Sebagai referensi bagi perusahaan yang akan memulai kegiatan pengembangan sumber daya manusia dalam hal ini program pelatihan berbasis kompetensi untuk karyawan Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian Di dalam industri pertambangan di Indonesia, perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam industri ini dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu perusahaanperusahaan yang diberikan Ijin Usaha Pertambangan (IUP) oleh pemerintah serta perusahaan-perusahan yang bergerak dalam bidang jasa usaha pertambangan. Menurut Undang-Undang No 4 tahun 2009 tentang pertambangan mineral dan batubara, jenis usaha jasa pertambangan dibagi menjadi 2 kategori, yaitu : a) konsultasi, perencanaan, pelaksanaan, dan pengujian peralatan di bidang: 1) penyelidikan umum; 2) eksplorasi; 3) studi kelayakan; 4) konstruksi pertambangan; 5) pengangkutan; 6) lingkungan pertambangan; 7) pasca tambang dan reklamasi; dan/atau 8) keselamatan dan kesehatan kerja. b) konsultasi, perencanaan, dan pengujian peralatan di bidang: 1) penambangan; atau 13

14 2) pengolahan dan pemurnian. Dalam penelitian ini, perusahaan-perusahaan pertambangan yang dimaksud adalah perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang pelaksanaan konstruksi pertambangan serta pengangkutan yang umum dikenal sebagai perusahaan kontraktor pertambangan dalam hal ini pertambangan batubara. Kinerja Divisi Plant yang dimaksud adalah kinerja Divisi Plant untuk perusahaanperusahaan yang bergerak dalam bidang jasa pertambangan batubara seperti yang dijelaskan di atas. Hal ini sangat penting untuk dijelaskan mengingat cakupan perusahaan jasa pertambangan sangat berbeda dengan cakupan perusahaan yang mempunyai Ijin Usaha Pertambangan. Cakupan pekerjaan perusahaan jasa pertambangan hanya sebagian dari cakupan pekerjaan perusahaan yang memiliki Ijin Usaha Pertambangan (IUP). Dengan demikian Divisi Plant antara perusahaan jasa pertambangan dengan perusahaan yang memiliki Ijin Usaha Pertambangan kemungkinan akan berbeda. Mengingat banyaknya indikator yang dapat digunakan untuk menentukan kinerja perusahaan maupun divisi, maka dalam penelitian ini digunakan beberapa indikator yang umum digunakan untuk mengukur kinerja Divisi Plant di sektor pertambangan batubara yaitu MTBF (Mean Time Before Failure), MTTR (Mean Time To Repair) serta MA (Mechanical Availability). Perlu juga disampaikan bahwa terdapat banyak jenis dan program pelatihan yang dilakukan oleh PT Borneo Alam Semesta. Dalam penelitian ini program pelatihan yang menjadi objek dari penelitian ini dibatasi hanya kepada program 14

15 pemagangan mekanik alat berat. Program pemagangan mekanik alat berat ini merupakan program yang dilakukan oleh PT Borneo Alam Semesta bekerja sama dengan Politeknik Negeri Balikpapan Sistematika Penulisan Bab I PENDAHULUAN Pada bagian ini dibahas mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup atau batasan penelitian serta sistematika penulisan. Bab II LANDASAN TEORI Bagian ini berisi penelitian-penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan materi penelitian serta landasan teori. Bab III METODE PENELITIAN Bagian ini berisi desain penelitian, definisi istilah atau operasional yang digunakan, populasi dan sampel, instrumen penelitian yang digunakan, metode pengumpulan data serta metode analisis data. Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini dijelaskan mengenai data-data yang diperoleh, pengujian hipotesis serta pembahasan berdasarkan data yang diperoleh serta hasil pengolahan data yang dihasilkan. 15

16 Bab V SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN Bagian ini berisi kesimpulan dari penelitian yang dilakukan, keterbatasan dari penelitian yang dilakuan, implikasi terhadap strategi serta kegiatan operasional perusahaan serta saran-saran terhadap perusahaan berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh. 16

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Batubara telah digunakan sebagai sumber energi selama beratus-ratus tahun dan telah diperdagangkan secara internasional mulai jaman Kekaisaran Romawi. Batubara tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena merupakan sektor industri yang menghasilkan energi. Jenis jenis usaha

BAB I PENDAHULUAN. karena merupakan sektor industri yang menghasilkan energi. Jenis jenis usaha 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Industri bara merupakan salah satu sektor industri yang sangat penting, karena merupakan sektor industri yang menghasilkan energi. Jenis jenis usaha dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan tambang mineral lainnya, menyumbang produk domestik bruto (PDB)

BAB I PENDAHULUAN. dengan tambang mineral lainnya, menyumbang produk domestik bruto (PDB) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Batubara menempati posisi strategis dalam perekonomian nasional. Penambangan batubara memiliki peran yang besar sebagai sumber penerimaan negara, sumber energi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Kontribusi batubara terhadap kebutuhan total energi dunia berkisar 23%.

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Kontribusi batubara terhadap kebutuhan total energi dunia berkisar 23%. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Batubara merupakan sumber energi yang penting dan banyak digunakan di dunia. Kontribusi batubara terhadap kebutuhan total energi dunia berkisar 23%. Penggunaan batubara

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA 4.1. Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua Provinsi Papua terletak antara 2 25-9 Lintang Selatan dan 130-141 Bujur Timur. Provinsi Papua yang memiliki luas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap

I. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi dunia akan semakin besar seiring dengan pesatnya perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap terpenuhi agar roda

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. alam. Meskipun minyak bumi dan gas alam merupakan sumber daya alam

I. PENDAHULUAN. alam. Meskipun minyak bumi dan gas alam merupakan sumber daya alam I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan minyak bumi dan gas alam. Meskipun minyak bumi dan gas alam merupakan sumber daya alam strategis tidak terbarukan,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Energi memainkan perananan yang sangat vital dan strategis dalam pembangunan. Tanpa energi, tidak mungkin menjalankan berbagai aktivitas ekonomi seperti mengoperasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berlimpah. Didalamnya terkandung kekayaan migas dan non-migas.

BAB I PENDAHULUAN. yang berlimpah. Didalamnya terkandung kekayaan migas dan non-migas. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu Negara yang memliki sumber daya alam yang berlimpah. Didalamnya terkandung kekayaan migas dan non-migas. Sumberdaya non-migas sendiri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada beberapa perusahaan, apakah ini perusahaan jasa maupun perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada beberapa perusahaan, apakah ini perusahaan jasa maupun perusahaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada beberapa perusahaan, apakah ini perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur selalu memerlukan persediaan. Tanpa persediaan para pengusaha suatu waktu akan dihadapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT. ABC adalah perusahaan penyedia jasa pertambangan yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. PT. ABC adalah perusahaan penyedia jasa pertambangan yang memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT. ABC adalah perusahaan penyedia jasa pertambangan yang memiliki lebih dari 25 tahun pengalaman di Indonesia. PT. ABC merupakan kontraktor yang menyediakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belahan dunia, termasuk Amerika Serikat, China, Australia, India, Rusia, dan

BAB I PENDAHULUAN. belahan dunia, termasuk Amerika Serikat, China, Australia, India, Rusia, dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertambangan batubara merupakan kegiatan industri yang penting di berbagai belahan dunia, termasuk Amerika Serikat, China, Australia, India, Rusia, dan Afrika Selatan.

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA BULAN FEBRUARI 2002

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA BULAN FEBRUARI 2002 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA BULAN FEBRUARI No. 15/V/1 APRIL EKSPOR Nilai ekspor Indonesia bulan Februari mencapai US$ 4,18 milyar atau naik 4,36 persen dibanding ekspor bulan Januari sebesar

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA BULAN SEPTEMBER 2005

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA BULAN SEPTEMBER 2005 No. 53 / VIII/ 1 Nopember PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA BULAN SEPTEMBER EKSPOR Nilai ekspor Indonesia bulan mencapai US$ 7,38 milyar, lebih tinggi 4,94 persen dibanding ekspor bulan Agustus sebesar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Tim Batubara Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Tim Batubara Nasional BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Tim Batubara Nasional Kelompok Kajian Kebijakan Mineral dan Batubara, Pusat Litbang Teknologi Mineral dan Batubara,

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA BULAN MEI 2004

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA BULAN MEI 2004 No. 37 / VII / 1 JULI PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA BULAN MEI EKSPOR Nilai ekspor Indonesia bulan Mei kembali bertahan di atas US$ 5 milyar, yaitu mencapai US$ 5,50 milyar atau lebih tinggi 5,60

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA BULAN SEPTEMBER 2004

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA BULAN SEPTEMBER 2004 No. 56 / VII / 1 NOVEMBER PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA BULAN SEPTEMBER EKSPOR Nilai ekspor Indonesia bulan menembus angka US$ 7 milyar, yakni mencapai US$ 7,15 milyar, atau 13,33 persen lebih

Lebih terperinci

LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI BATUBARA DI INDONESIA

LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI BATUBARA DI INDONESIA 2017 LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI BATUBARA DI INDONESIA BAB I: PELUANG DAN TANTANGAN INDUSTRI BATUBARA 1 1.1. PELUANG INDUSTRI BATUBARA 2 1.1.1. Potensi Pasar 2 Grafik 1.1. Prediksi Kebutuhan Batubara untuk

Lebih terperinci

Adaro Energy Laporan Operasional Kuartalan Kuartal Kedua 2016 Untuk tiga bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2016

Adaro Energy Laporan Operasional Kuartalan Kuartal Kedua 2016 Untuk tiga bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2016 Wajah tambang PT Semesta Centramas dari udara, berlokasi di Balangan, Kalimantan Selatan. Produk campuran Wara Balangan mendapat sambutan baik dari pelanggan di Cina maupun India. Adaro Energy Laporan

Lebih terperinci

Adaro Energy Laporan Operasional Kuartalan Kuartal Keempat 2016

Adaro Energy Laporan Operasional Kuartalan Kuartal Keempat 2016 PT Sapta Indra Sejati (SIS), anak usaha AE, meningkatkan aktivitasnya di operasional AE. Yang terlihat adalah alat berat SIS sedang beroperasi di tambang Tutupan milik AI. Adaro Energy Laporan Operasional

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Batu bara merupakan salah satu sumber daya energi yang sudah sejak lama

BAB 1 PENDAHULUAN. Batu bara merupakan salah satu sumber daya energi yang sudah sejak lama BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Batu bara merupakan salah satu sumber daya energi yang sudah sejak lama digunakan, terutama untuk kegiatan produksi pada industri dan pembangkit listrik. Sebagai salah

Lebih terperinci

REKLAMASI DAN JAMINAN REKLAMASI, BAGAIMANA PENGATURANNYA?

REKLAMASI DAN JAMINAN REKLAMASI, BAGAIMANA PENGATURANNYA? REKLAMASI DAN JAMINAN REKLAMASI, BAGAIMANA PENGATURANNYA? Apa dan bagaimana pelaksanaan reklamasi? Bagaimana mekanisme penyediaan jaminan reklamasi? A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara

Lebih terperinci

MANAGEMENT MAINTENANCE REPORT EX BAB I PENDAHULUAN

MANAGEMENT MAINTENANCE REPORT EX BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Saat ini kemajuan di dunia industri semakin menunjukkan efek yang besar di dalam pasar dunia, hal ini terjadi juga karena adanya SDA (Sumber Daya Alam) yang mendukung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya sumber daya alam dan

BAB I PENDAHULUAN.  A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya sumber daya alam dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya sumber daya alam dan mengakibatkan perkembangan pada sektor pertambangan seperti minyak dan gas bumi, mineral

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Batubara (bahan bakar fosil) merupakan sumber energi untuk pembangkitan listrik dan berfungsi sebagai bahan bakar pokok untuk produksi baja dan semen. Batubara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat signifikan khususnya terhadap batubara. Batubara merupakan

BAB I PENDAHULUAN. sangat signifikan khususnya terhadap batubara. Batubara merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini kebutuhan akan energi mengalami peningkatan yang sangat signifikan khususnya terhadap batubara. Batubara merupakan sumber energi utama bagi manusia. Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-21, bahan bakar fosil 1 masih menjadi sumber. energi yang dominan dalam permintaan energi dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-21, bahan bakar fosil 1 masih menjadi sumber. energi yang dominan dalam permintaan energi dunia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki abad ke-21, bahan bakar fosil 1 masih menjadi sumber energi yang dominan dalam permintaan energi dunia. Dibandingkan dengan kondisi permintaan energi beberapa

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA SEPTEMBER 2011

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA SEPTEMBER 2011 BADAN PUSAT STATISTIK No. 66/11/Th.XIV, 1 November PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA SEPTEMBER A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR SEPTEMBER MENCAPAI US$17,82 MILIAR Nilai ekspor Indonesia mencapai US$17,82

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tugas dari seorang manajer adalah mengambil keputusan secara tepat

BAB I PENDAHULUAN. Tugas dari seorang manajer adalah mengambil keputusan secara tepat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tugas dari seorang manajer adalah mengambil keputusan secara tepat untuk perusahaan. Bagi seorang manajer keuangan, salah satu tugasnya adalah mengambil keputusan

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT FEBRUARI No.20/32/Th.XVIII, 01 April A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR FEBRUARI MENCAPAI US$ 1,97 MILYAR Nilai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Krisis Global yang belum mereda sangat mempengaruhi Industriindustri

BAB 1 PENDAHULUAN. Krisis Global yang belum mereda sangat mempengaruhi Industriindustri BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Krisis Global yang belum mereda sangat mempengaruhi Industriindustri di India, Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Malaysia, Thailand, Vietnam dan juga

Lebih terperinci

Paparan Publik PT ABM Investama Tbk

Paparan Publik PT ABM Investama Tbk Paparan Publik 2015 PT ABM Investama Tbk Disclaimer Presentasi ini telah disiapkan oleh PT ABM Investama Tbk ( "ABMM" atau "Perseroan") semata-mata untuk informasi umum. Presentasi ini adalah untuk tujuan

Lebih terperinci

TUGAS ESSAY EKONOMI ENERGI TM-4021 POTENSI INDUSTRI CBM DI INDONESIA OLEH : PUTRI MERIYEN BUDI S

TUGAS ESSAY EKONOMI ENERGI TM-4021 POTENSI INDUSTRI CBM DI INDONESIA OLEH : PUTRI MERIYEN BUDI S TUGAS ESSAY EKONOMI ENERGI TM-4021 POTENSI INDUSTRI CBM DI INDONESIA OLEH NAMA : PUTRI MERIYEN BUDI S NIM : 12013048 JURUSAN : TEKNIK GEOLOGI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2015 POTENSI INDUSTRI CBM DI INDONESIA

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA MARET 2008

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA MARET 2008 BADAN PUSAT STATISTIK No. 22/05/Th. XI, 2 Mei PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA MARET A. Perkembangan Ekspor Nilai ekspor Indonesia mencapai US$ 11,90 miliar atau mengalami peningkatan sebesar 12,96

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Batubara merupakan salah satu sumber energi selain minyak dan gas bumi yang banyak menghasilkan devisa negara. Berdasarkan Coal Country Mine (2007), Indonesia merupakan

Lebih terperinci

2015 LAPORAN INDUSTRI PELUANG & TANTANGAN INDUSTRI BATUBARA

2015 LAPORAN INDUSTRI PELUANG & TANTANGAN INDUSTRI BATUBARA 2015 LAPORAN INDUSTRI PELUANG & TANTANGAN INDUSTRI BATUBARA LAPORAN INDUSTRI PELUANG & TANTANGAN INDUSTRI BATUBARA 2015 Copyright @2015 PT. INDO ANALISIS Hak Cipta dilindungi Undang-undang DAFTAR ISI I.

Lebih terperinci

n.a n.a

n.a n.a 1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan suatu bangsa memerlukan aspek pokok yang disebut dengan sumberdaya (resources) baik sumberdaya alam atau natural resources maupun sumberdaya manusia atau

Lebih terperinci

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016 Ringkasan Eksekutif Perkembangan Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Bulan Oktober 2016 A. Pertumbuhan Ekspor Impor Industri Pengolahan 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 0 Perkembangan Nilai Ekspor

Lebih terperinci

2015 LAPORAN INDUSTRI PELUANG & TANTANGAN INDUSTRI BATUBARA

2015 LAPORAN INDUSTRI PELUANG & TANTANGAN INDUSTRI BATUBARA 2015 LAPORAN INDUSTRI PELUANG & TANTANGAN INDUSTRI BATUBARA LAPORAN INDUSTRI PELUANG & TANTANGAN INDUSTRI BATUBARA 2015 Copyright @2015 PT. INDO ANALISIS Hak Cipta dilindungi Undang-undang DAFTAR ISI I.

Lebih terperinci

EKSPOR Perkembangan Ekspor Ekspor Migas dan Non Migas

EKSPOR Perkembangan Ekspor Ekspor Migas dan Non Migas EKSPOR Nilai ekspor Indonesia bulan ober mencapai US$ 7,27 milyar, atau 1,62 persen lebih tinggi dibanding ekspor bulan lalu. Secara kumulatif, ekspor Januari - ober mencapai US$ 58,5 milyar atau naik

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. Tabel I. Produsen Batu Bara Terbesar di Dunia. 1. Cina Mt. 2. Amerika Serikat Mt. 3. Indonesia 281.

BAB I PENGANTAR. Tabel I. Produsen Batu Bara Terbesar di Dunia. 1. Cina Mt. 2. Amerika Serikat Mt. 3. Indonesia 281. BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Sumber daya berupa bahan tambang di Indonesia bisa dikatakan melimpah. Salah satunya adalah batubara. Indonesia merupakan salah satu penghasil batubara terbesar di dunia.

Lebih terperinci

Nilai ekspor Jawa Barat Desember 2015 mencapai US$2,15 milyar naik 5,54 persen dibanding November 2015.

Nilai ekspor Jawa Barat Desember 2015 mencapai US$2,15 milyar naik 5,54 persen dibanding November 2015. BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR No.09/02/32/Th.XVIII, 01 Februari 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT DESEMBER A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR DESEMBER MENCAPAI US$2,15 MILYAR

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI KEPULAUAN RIAU SEPTEMBER 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI KEPULAUAN RIAU SEPTEMBER 2015 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI KEPULAUAN RIAU SEPTEMBER 1. PERKEMBANGAN EKSPOR No. 81/10/21/Th. X, 15 Oktober Nilai ekspor Provinsi Kepulauan Riau

Lebih terperinci

BARANG TAMBANG INDONESIA II. Tujuan Pembelajaran

BARANG TAMBANG INDONESIA II. Tujuan Pembelajaran K-13 Geografi K e l a s XI BARANG TAMBANG INDONESIA II Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami kegiatan pertambangan. 2. Memahami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Permintaan energi di Asia Tenggara terus meningkat dan laju

BAB I PENDAHULUAN. Permintaan energi di Asia Tenggara terus meningkat dan laju BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permintaan energi di Asia Tenggara terus meningkat dan laju pertumbuhannya merupakan yang tercepat di dunia sejak tahun 1990. Energy Information Administration (EIA)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Resesi yang terjadi di benua Amerika dan Eropa pada tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Resesi yang terjadi di benua Amerika dan Eropa pada tahun 2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Resesi yang terjadi di benua Amerika dan Eropa pada tahun 2012 menyebabkan tekanan besar pada harga komoditas dagang dan permintaan sumber daya alam. Dampak tekanan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH No. 05/01/72/Th.XX, 16 Januari 2017 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH Selama Desember 2016, Nilai Ekspor US$ 200,01 Juta dan Impor US$ 190,26 Juta Selama Desember 2016, total ekspor senilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan mengacu pada Rencana Usaha Penyedian Tenaga Listrik

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan mengacu pada Rencana Usaha Penyedian Tenaga Listrik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Barat (UIP JBB) merupakan unit pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan berupa pembangkit tenaga listrik, jaringan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : TENTANG PENINGKATAN NILAI TAMBAH BATUBARA MELALUI KEGIATAN PENGOLAHAN BATUBARA

PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : TENTANG PENINGKATAN NILAI TAMBAH BATUBARA MELALUI KEGIATAN PENGOLAHAN BATUBARA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : TENTANG PENINGKATAN NILAI TAMBAH BATUBARA MELALUI KEGIATAN PENGOLAHAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA

Lebih terperinci

LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI BATUBARA DI INDONESIA

LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI BATUBARA DI INDONESIA 2016 LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI BATUBARA DI INDONESIA LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI BATUBARA DI INDONESIA 2016 Diterbitkan Oleh: PT. Indo Analisis Copyright @ 2016 DISCALIMER Semua informasi dalam Laporan Industri

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR A. LATAR BELAKANG 4. Indonesia Mt

BAB I PENGANTAR A. LATAR BELAKANG 4. Indonesia Mt BAB I PENGANTAR A. LATAR BELAKANG Batubara adalah sumber energi terpenting untuk pembangkitan listrik dan berfungsi sebagai bahan bakar pokok untuk produksi baja dan semen.namun demikian, batubara juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Sepuluh Besar Produsen Batubara Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Sepuluh Besar Produsen Batubara Tahun 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan sumber daya alam dan mineral. Sejak lama Indonesia dikenal sebagai penghasil sumber daya alam, salah satunya adalah

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT NOVEMBER No.72/12/32/Th.XVII, 15 Desember A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR NOVEMBER MENCAPAI US$2,03 MILYAR Nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Energi saat ini merupakan kunci semua kegiatan dalam peradaban umat

BAB I PENDAHULUAN. Energi saat ini merupakan kunci semua kegiatan dalam peradaban umat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Energi saat ini merupakan kunci semua kegiatan dalam peradaban umat manusia. Sebagian besar konflik yang terjadi di dunia disebabkan oleh kebutuhan energi dan perebutan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM NEGARA ASEAN 5+3

IV. GAMBARAN UMUM NEGARA ASEAN 5+3 IV. GAMBARAN UMUM NEGARA ASEAN 5+3 4.1 Gambaran Umum Kesenjangan Tabungan dan Investasi Domestik Negara ASEAN 5+3 Hubungan antara tabungan dan investasi domestik merupakan indikator penting serta memiliki

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Pemanfaatan cadangan..., Mudi Kasmudi, FT UI, 2010.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Pemanfaatan cadangan..., Mudi Kasmudi, FT UI, 2010. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki sumber daya mineral yang tersebar diseluruh kepulauan Indonesia. Jumlah sumber daya mineral yang merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya yang ada untuk menghasilkan laba maksimal, sementara tujuan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya yang ada untuk menghasilkan laba maksimal, sementara tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan didirikan perusahaan adalah untuk mencapai tujuan jangka panjang dan jangka pendek. Tujuan perusahaan jangka pendek yaitu memanfaatkan semua sumber

Lebih terperinci

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN DESEMBER 2015

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN DESEMBER 2015 PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR - IMPOR SUMATERA SELATAN DESEMBER 2006 BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. 44/02/16/Th.XVII, 1 Februari 2016 PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN DESEMBER

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Batubara merupakan salah satu tambang yang berpotensi untuk. dimanfaatkan lebih lanjut oleh pemerintah selain minyak dan gas bumi.

BAB I PENDAHULUAN. Batubara merupakan salah satu tambang yang berpotensi untuk. dimanfaatkan lebih lanjut oleh pemerintah selain minyak dan gas bumi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Batubara merupakan salah satu tambang yang berpotensi untuk dimanfaatkan lebih lanjut oleh pemerintah selain minyak dan gas bumi. Berdasarkan perhitungan cadangan

Lebih terperinci

Kekayaan Energi Indonesia dan Pengembangannya Rabu, 28 November 2012

Kekayaan Energi Indonesia dan Pengembangannya Rabu, 28 November 2012 Kekayaan Energi Indonesia dan Pengembangannya Rabu, 28 November 2012 Kebutuhan energi dunia terus mengalami peningkatan. Menurut proyeksi Badan Energi Dunia (International Energy Agency-IEA), hingga tahun

Lebih terperinci

PT GOLDEN EAGLE ENERGY Tbk MATERI PAPARAN PUBLIK (PUBLIC EXPOSE )

PT GOLDEN EAGLE ENERGY Tbk MATERI PAPARAN PUBLIK (PUBLIC EXPOSE ) PT GOLDEN EAGLE ENERGY Tbk MATERI PAPARAN PUBLIK (PUBLIC EXPOSE ) JW MARRIOTT HOTEL - 10 JUNI 2015 DAFTAR ISI 1 SEKILAS MENGENAI PERSEROAN 2 TINJAUAN INDUSTRI 3 KINERJA PERSEROAN 4 PENGEMBANGAN USAHA SEKILAS

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT JANUARI 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT JANUARI 2015 BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT JANUARI A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JANUARI MENCAPAI US$ 2,11 MILYAR No. 14/02/32/Th.XVII, 16 Februari Nilai ekspor Jawa Barat mencapai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN , , , ,3 Pengangkutan dan Komunikasi

I. PENDAHULUAN , , , ,3 Pengangkutan dan Komunikasi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian di Indonesia merupakan sektor yang memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Sektor pertanian secara potensial mampu memberikan kontribusi

Lebih terperinci

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN MEI 2016

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN MEI 2016 PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR - IMPOR SUMATERA SELATAN MEI 2006 BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. / /Th., April 2007 No. 31/06/16/Th.XVIII, 1 Juni No. 35/07/16/Th.XVIII, 1 Juli PERDAGANGAN LUAR NEGERI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.512, 2014 KEMEN ESDM. Rekomendasi. Penjualan Mineral. Luar Negeri. Hasil Pengolahan. Pemurnian. Tata Cara. Persyaratan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI PAPUA BULAN AGUSTUS 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI PAPUA BULAN AGUSTUS 2015 No. 52/09/94/ Th. XVII, 15 September 2015 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI PAPUA BULAN AGUSTUS 2015 EKSPOR Nilai ekspor Papua pada Agustus 2015 sebesar US$219,71 juta atau naik 19,28 persen dibandingkan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR RIAU FEBRUARI 2013

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR RIAU FEBRUARI 2013 No. 20/05/14/Th. XIV, 1 Mei PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR RIAU FEBRUARI EKSPOR RIAU BULAN FEBRUARI TURUN 4,79 PERSEN Nilai ekspor Riau pada bulan mencapai US$ 1.462,30 juta atau mengalami penurunan sebesar

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT NOVEMBER 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT NOVEMBER 2015 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT NOVEMBER No. 02/01/61/Th. XIX, 4 Januari 2016 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR NOVEMBER MENCAPAI US$25,38 JUTA Nilai ekspor Kalimantan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA i BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No.15/03/12/Thn. XX, 01 Maret PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA I. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR SUMATERA UTARA BULAN JANUARI SEBESAR US$707,83 JUTA Nilai ekspor melalui

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Profil Perusahaan 4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan Pembangunan Proyek Percepatan Pembangkit Tenaga Listrik berbahan bakar batubara berdasarkan pada Peraturan Presiden

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI KEPULAUAN RIAU JUNI 2011

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI KEPULAUAN RIAU JUNI 2011 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI KEPULAUAN RIAU JUNI 1. PERKEMBANGAN EKSPOR No.53/09/21/Th. VI, 5 September Nilai ekspor Provinsi Kepulauan Riau mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis laporan keuangan perusahaan pada dasarnya. merupakan penghitungan rasio-rasio untuk menilai keadaan

BAB I PENDAHULUAN. Analisis laporan keuangan perusahaan pada dasarnya. merupakan penghitungan rasio-rasio untuk menilai keadaan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Analisis laporan keuangan perusahaan pada dasarnya merupakan penghitungan rasio-rasio untuk menilai keadaan keuangan perusahaan di masa lalu, saat ini, dan kemungkinannya

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. Industri kontraktor pertambangan batubara adalah industri usaha jasa yang

BAB 1. PENDAHULUAN. Industri kontraktor pertambangan batubara adalah industri usaha jasa yang BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Industri kontraktor pertambangan batubara adalah industri usaha jasa yang kegiatannya terkait dengan tahapan atau bagian dari kegiatan usaha pertambangan. Industri

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2012 DAN TAHUN 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2012 DAN TAHUN 2012 No. 06/02/62/Th. VII, 5 Februari 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2012 DAN TAHUN 2012 Perekonomian Kalimantan Tengah triwulan IV-2012 terhadap triwulan III-2012 (Q to Q) secara siklikal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masih ditopang oleh impor energi, khususnya impor minyak mentah dan bahan

BAB I PENDAHULUAN. masih ditopang oleh impor energi, khususnya impor minyak mentah dan bahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia masih belum dapat mencapai target pembangunan di bidang energi hingga pada tahun 2015, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri masih ditopang oleh impor

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI PAPUA BULAN OKTOBER 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI PAPUA BULAN OKTOBER 2015 No. 25/ 06 / 94 / Th. XVII, 16 November 2015 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI PAPUA BULAN OKTOBER 2015 EKSPOR Nilai ekspor Papua pada Oktober 2015 sebesar US$45,23 juta atau turun 80,88 persen dibandingkan

Lebih terperinci

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN MEI 2015

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN MEI 2015 PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR - IMPOR SUMATERA SELATAN MEI 2006 BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. / /Th., 2007 No. 28/05/16/Th.XVII, 15 No. 37/07/16/Th.XVII, 1 Juli PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pembangunan fisik PLTU ini dimulai sejak tahun 2001 (Lot I: Site Preparation).

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pembangunan fisik PLTU ini dimulai sejak tahun 2001 (Lot I: Site Preparation). BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat PT PLN (Persero) Pembangunan fisik PLTU ini dimulai sejak tahun 2001 (Lot I: Site Preparation). Kemudian diteruskan pada tahapan pembangunan sipil

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA BARAT MARET 2016

PROVINSI JAWA BARAT MARET 2016 BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR No.25/05/32/Th.XVIII, 02 Mei PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT MARET A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MARET MENCAPAI US$ 2,12 MILYAR Nilai ekspor

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI PAPUA BULAN APRIL 2017*

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI PAPUA BULAN APRIL 2017* No.29/05/94/Th. XVIII, 15 Mei 2017 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI PAPUA BULAN APRIL 2017* EKSPOR Nilai ekspor Papua pada April 2017 meningkat sangat signifikan yaitu sebesar 2.115,29 persen dibanding

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. faktor utama penyebab meningkatnya kebutuhan energi dunia. Berbagai jenis

BAB I PENDAHULUAN. faktor utama penyebab meningkatnya kebutuhan energi dunia. Berbagai jenis BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perningkatan jumlah penduduk dan kemajuan teknologi merupakan faktor utama penyebab meningkatnya kebutuhan energi dunia. Berbagai jenis industri didirikan guna memenuhi

Lebih terperinci

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN NOVEMBER 2015

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN NOVEMBER 2015 PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR - IMPOR SUMATERA SELATAN NOVEMBER 2006 BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. 02/01/16/Th.XVIII, 4 Januari 2016 PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN NOVEMBER

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI UTARA BULAN AGUSTUS 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI UTARA BULAN AGUSTUS 2017 zxxzz. 85/9/71/Th.XI, 15 September PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI UTARA BULAN AGUSTUS EKSPOR AGUSTUS MENCAPAI US$ 84,12 JUTA Nilai ekspor produk (nonmigas) Sulawesi Utara pada sebesar US$ 84,12

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bumi. Benda ini biasanya berwarna hitam, dan kadang berwarna coklat tua.

BAB I PENDAHULUAN. bumi. Benda ini biasanya berwarna hitam, dan kadang berwarna coklat tua. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Batubara adalah batu sedimen organik yang terbentuk oleh tekanan di perut bumi. Benda ini biasanya berwarna hitam, dan kadang berwarna coklat tua. Batubara umumnya

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI KEPULAUAN RIAU JANUARI 2012

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI KEPULAUAN RIAU JANUARI 2012 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI KEPULAUAN RIAU JANUARI 1. PERKEMBANGAN EKSPOR No.23/04/21/Th. VII, 2 April Nilai ekspor Provinsi Kepulauan Riau mencapai

Lebih terperinci

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN DESEMBER 2016

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN DESEMBER 2016 PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR - IMPOR SUMATERA SELATAN DESEMBER 2006 BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. / /Th., September 2007 No. 07/02/16/Th.XIX, 1 Februari 2017 PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT OKTOBER 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT OKTOBER 2015 BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT OKTOBER No.68/11/32/Th.XVII, 16 November A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR OKTOBER MENCAPAI US$2,23 MILYAR Nilai

Lebih terperinci

Perkembangan Ekspor Impor Oktober 2017 Provinsi Nusa Tenggara Barat

Perkembangan Ekspor Impor Oktober 2017 Provinsi Nusa Tenggara Barat BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Perkembangan Ekspor Impor Oktober 2017 Provinsi Nusa Tenggara Barat Nilai ekspor Provinsi Nusa Tenggara Barat bulan Oktober 2017 sebesar US$ 68.459.642

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA OKTOBER 2009

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA OKTOBER 2009 BADAN PUSAT STATISTIK No. 72/12/Th. XII, 1 Desember PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA OKTOBER A. PERKEMBANGAN EKSPOR Nilai ekspor Indonesia mencapai US$11,88 miliar atau mengalami peningkatan sebesar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industri adalah baja tahan karat (stainless steel). Bila kita lihat di sekeliling kita

BAB I PENDAHULUAN. industri adalah baja tahan karat (stainless steel). Bila kita lihat di sekeliling kita BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan yang signifikan pada industri dunia, diantaranya industri otomotif, konstruksi, elektronik dan industri lainnya pada beberapa dasawarsa terakhir

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MANUSIA. Mineral. Batubara. Kebutuhan. Berjualan. Harga. Patokan. Pemasokan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MANUSIA. Mineral. Batubara. Kebutuhan. Berjualan. Harga. Patokan. Pemasokan. No.546, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MANUSIA. Mineral. Batubara. Kebutuhan. Berjualan. Harga. Patokan. Pemasokan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain.

II. TINJAUAN PUSTAKA. atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Perdagangan Internasional Menurut Oktaviani dan Novianti (2009) perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan negara lain

Lebih terperinci

LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI BATUBARA DI INDONESIA

LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI BATUBARA DI INDONESIA 2017 LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI BATUBARA DI INDONESIA BAB I: PELUANG DAN TANTANGAN INDUSTRI BATUBARA 1 1.1. PELUANG INDUSTRI BATUBARA 2 1.1.1. Potensi Pasar 2 Grafik 1.1. Prediksi Kebutuhan Batubara untuk

Lebih terperinci

BAB I PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN II (SEMESTER I) TAHUN 2014

BAB I PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN II (SEMESTER I) TAHUN 2014 BAB I PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN II (SEMESTER I) TAHUN 2014 1.1 LATAR BELAKANG Pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2014 sebesar 5,12 persen melambat dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA i BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 02/01/12/Th.XIX, 04 Januari 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA 1. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR SUMATERA UTARA BULAN NOVEMBER 2015 SEBESAR US$607,63 JUTA.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (per-januari 2011). Menyebabkan cadangan minyak akan habis dalam

BAB I PENDAHULUAN. (per-januari 2011). Menyebabkan cadangan minyak akan habis dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cadangan minyak bumi di Indonesia diperkirakan 4,04 miliar barel (per-januari 2011). Menyebabkan cadangan minyak akan habis dalam 12,27 tahun mendatang (Dirjen Migas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Batubara memiliki peran yang sangat penting untuk pendapatan dalam negeri Indonesia karena komoditas ini menghasilkan sekitar 85 persen dari pendapatan sektor

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI KEPULAUAN RIAU JANUARI 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI KEPULAUAN RIAU JANUARI 2016 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU 17/02/21/Th. XI, 15 Februari PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI KEPULAUAN RIAU JANUARI 1. PERKEMBANGAN EKSPOR Nilai ekspor Provinsi Kepulauan Riau mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Kudus adalah daerah di Provinsi Jawa Tengah yang terletak di jalur pantai timur laut jawa. Masyarakat Kabupaten Kudus rata-rata memiliki mata pencaharian

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA i BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 23/05/12/Thn. XX, 02 Mei PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA I. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR SUMATERA UTARA BULAN MARET SEBESAR US$831,16 JUTA Nilai ekspor melalui

Lebih terperinci