PERBEDAAN PERILAKU CYBERSEX DITINJAU DARI JENIS KELAMIN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERBEDAAN PERILAKU CYBERSEX DITINJAU DARI JENIS KELAMIN"

Transkripsi

1 PERBEDAAN PERILAKU CYBERSEX DITINJAU DARI JENIS KELAMIN OLEH ELISABET NATALIA GRATIA TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2014

2

3

4

5

6

7 ABSTRAK Salah satu bentuk dari kecanggihan teknologi komputer di bidang komunikasi adalah internet. Tidak hanya situs situs yang menampilkan informasi yang penting saja, banyak juga bisnis gelap yaitu bisnis seks, salah satunya adalah situs situs yang berisi pornografi/cybersex. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan perilaku cybersex ditinjau dari jenis kelamin. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa S1 di Kota Solo yang berjumlah 80 orang, diantaranya 40 mahasiswa laki-laki dan 40 mahasiswa perempuan yang pernah mengakses muatan pornografi/seksual di internet (cybersex) dan pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik snowball sampling. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian dengan cara menyebar skala. Skala Perilaku Cybersex dari Delmonico & Miller (2003) digunakan yang berisi bentuk-bentuk perilaku cybersex, yaitu online sexual compulsivity, online sexual behaviour-social, online sexual behaviour-isolated, online sexual spending dan interest in online sexual behaviour. Analisis data yang digunakan untuk melihat perbedaan perilaku cybersex pada jenis kelamin tersebut adalah Independent Sample Test. Hasil yang diperoleh dari perhitungan tersebut adalah nilai t-test sebesar -0,450 (p>0,05). Rata-rata perilaku cybersex mahasiswa perempuan (5,025) dibandingkan mahasiswa laki-laki (4,65). Kesimpulannya bahwa tidak ada perbedaan perilaku cybersex ditinjau dari jenis kelamin. Kata kunci: Perilaku Cybersex, Jenis Kelamin

8 Abstract One form of sophistication of computer technology in the field of communication is the internet. Not only the sites that display important information, many dark businesses like sex businesses, one is the sites that contain pornographic/cybersex. This study aimed to determine the differences in cybersex behaviour in terms of the sex. The subjects of this study are scholar students from Solo city. Amounting to 80 people, contain 40 male students and 40 female students who has been accessed pornographic/sexuality material from the internet (cybersex) and sampling was done using snowball sampling technique. The sampling technique in this study was done with spreading scale. There is one scale wich used, cybersex behaviour scale from Delmonico & Miller (2003) about the forms of cybersex behaviour, that is online sexual compulsivity, online sexual behaviour-social, online sexual behaviour-isolated, online sexual spending and interest in online sexual behaviour. The analysis of the data that used to see the difference cybersex behaviour to the sex is Independent Sample Test. The result from the calculation is t-test value -0,450 (p>0,05). The average of cybersex behaviour from female students (5,025) compare to male students (4,65). The conclusion is there no difference of cybersex behaviourin terms of the sex. Key word: Cybersex Behaviour, Sex

9 1 PENDAHULUAN Perkembangan teknologi yang sangat pesat saat ini semakin memudahkan manusia dalam melakukan aktivitas sehari-hari, terutama yang dibatasi oleh jarak, ruang, dan waktu. Salah satu bentuk dari kecanggihan teknologi komputer di bidang komunikasi adalah internet (dalam Pribadi & Putri, 2009). Menurut Surono (dalam Andini, 2009), fasilitas internet ini sangat diminati oleh sebagian besar kalangan pria dan wanita dewasa muda. Mereka memanfaatkan berbagai layanan internet mulai dari menjelajah informasi ilmu pengetahuan, layanan info sekolah ke luar negeri, surat elektronik dan chatting. Sekarang ini chatting dengan banyak orang dari berbagai negara menjadi salah satu kegemaran para dewasa awal. Berkomunikasi di dunia maya juga memberikan keleluasaan karena identitas mereka umumnya dapat dirahasiakan (hanya menggunakan inisial), sehingga mereka dapat bebas mengungkapkan apa saja yang mereka inginkan. Internet digunakan sebagai media bagi semua orang dari berbagai belahan dunia untuk mengakses informasi apapun sacara mudah dan cepat, serta memudahkan bagi penggunanya. Tidak dapat dipungkiri bahwa internet mengubah tatanan kehidupan sosial budaya, bahkan lebih ekstrim lagi mampu mengubah pola perilaku seksual para penggunanya karena adanya situs-situs yang berisi pornografi (dalam Pribadi & Putri, 2009). Tidak Sebagaimana yang dinyatakan oleh Barrett dan Rasch (1997) bahwa internet mempunyai sisi gelap, sebagai sarana yang mendukung kejahatan, sebab 80% gambar di internet adalah gambar porno. Berdasarkan data yang dituliskan oleh Papu (2008) bahwa sekitar 1,8 juta warga Indonesia yang sudah mengenal dan mengakses

10 2 internet, 50% di antaranya ternyata tidak bisa menahan diri untuk tidak membuka situs porno. Menurut Cooper (dalam Erawati, Kristiyawati, & Solechan, 2011), cybersex didefinisikan sebagai penggunaan internet untuk terlibat dalam aktivitas kesenangan seksual, seperti melihat gambar-gambar erotis, chatting tentang seks, saling tukarmenukar gambar atau tentang seks, dan lain sebagainya yang terkadang diikuti oleh masturbasi. Cooper & Griffin-Shelley (dalam Sari & Purba, 2012), adapun tujuan mereka melakukan hal tersebut adalah untuk kesenangan seksual dan tak jarang dari mereka dapat merasakan orgasme, baik itu hanya dengan berfantasi melalui alam pikiran atau bisa juga diimbangi dengan melakukan onani atau masturbasi. Selain itu Goldberg (2004) mengatakan bahwa banyaknya orang yang menggunakan internet untuk cybersex yang telah meningkat secara dramatis 10 tahun terakhir ini, akan berdampak serius pada dorongan seksual pengguna, bahkan seringkali pengguna tidak mampu menahan dorongan seksualnya karena sajian seks di internet tersebut. Menurut Suler (dalam Shvoong, 2011), seseorang mengakses situs yang berhubungan dengan seks di internet dengan alasan, yaitu: untuk memuaskan kebutuhan biologisnya dan untuk memenuhi kebutuhan psikis dan sosialnya. Kebutuhan biologis yang dimaksud adalah seks itu sendiri, sedangkan kebutuhan psikis dan sosial adalah kebutuhan untuk berkomunikasi secara mendalam dengan orang lain tentang hal-hal yang berhubungan dengan seks. Wawancara dengan 2 orang mahasiswa (1 laki-laki dan 1 perempuan), pada bulan Agustus 2013, yang menyatakan bahwa mahasiswa tersebut melakukan perilaku cybersex pertama kali didorong oleh rasa keingintahuannya. Kemudian dari rasa keingintahuan ini berkembang menjadi suatu kebutuhan untuk melakukan cybersex,

11 3 selain itu juga karena kesepian, stress. Kemudian menikmati kesenangan yang terlibat dalam aktivitas seksual online dan secara bertahap menghabiskan banyak waktu untuk melakukan cybersex. Perilaku seseorang dalam mengakses cybersex berbeda-beda antara satu orang dengan orang yang lain. Menurut Delmonico & Miller (2003), terdapat 5 bentuk perilaku cybersex, yaitu: Online sexual compulsivity (perilaku cybersex yang kompulsif/mengenai masalah seksual online), Online sexual behaviour-social (perilaku cybersex yang terjadi dalam konteks hubungan sosial atau melibatkan interaksi interpersonal dengan orang lain ketika online, seperti chat room dan ), Online sexual behaviour-isolated (perilaku cybersex yang terjadi tanpa ada hubungan sosial di dalamnya, seperti melihat pornografi), Online sexual spending (banyaknya uang yang dikeluarkan individu untuk aktivitas cybersex, seperti bergabung dengan semacam grup seks/website di internet), dan Interest in online sexual behaviour (kecenderungan untuk menggunakan komputer untuk tujuan seksual, seperti bookmarked/menandai situs seksual). Menurut Cooper & Sportolari (dalam Cooper, Delmonico, Shelley, & Mathy, 2004), ada 3 karakteristik yang menyebabkan individu melakukan aktivitas cybersex disingkat dengan triple A engine yaitu: accessibility (mengacu pada kenyataan bahwa internet menyediakan jutaan situs porno dan menyediakan ruang chatting yang akan memberikan kesempatan untuk melakukan cybersex), affordability (mengacu pada mengakses situs porno yang disediakan internet dan tidak perlu mengeluarkan biaya mahal), dan anonymity (mengacu pada individu tidak perlu takut dikenali oleh orang lain).

12 4 Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku cybersex menurut Young (dalam Haryanthi, 2001) yaitu faktor yang berasal dari kondisi personal individu (faktor internal), dan faktor yang berasal dari luar diri individu (faktor eksternal). Faktor internal, terdiri dari: faktor kepribadian yaitu tipe kepribadian dan kontrol diri. Faktor ini merupakan faktor internal yang membedakan antara satu individu dengan individu yang lain (Young, 1997). Faktor situasional, yang merupakan faktor yang merujuk pada riwayat kesehatan dan kehidupan seks, faktor ini didukung dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa depresi dapat meningkatkan potensi peningkatan kecanduan internet sebagai salah satu tempat untuk melarikan diri dari kenyataan (Young & Robert, 1998). Jenis kelamin yang termasuk faktor internal yaitu suatu konsep yang digunakan untuk mengidentifikasikan perbedaan laki-laki dan perempuan yang dilihat dari sudut anatomi atau biologis. Sedangkan faktor eksternal, terdiri dari: faktor interaksional yang berasal dari aspek interaksi aplikasi dua arah yang ada didalam internet yang bersifat adiktif, karena memungkinkan adanya interaksi yang dapat membangun suasana kondusif bagi pengguna untuk mencari persahabatan, kesenangan seksual dan perubahan identitas (Young, 1997), dan faktor lingkungan yang berupa faktor pendidikan seks secara formal maupun informal dan juga lingkungan itu sendiri, seperti adanya kontrol sosial sebelum menikah yang berupa agama, keluarga, teman dan masyarakat (Surono, 2000). Menurut Cooper dan Scherer (dalam Andini, 2009), dalam hal ini yang memiliki jenis kelamin laki-laki sangat menentukan pemilihan media yang digunakan di dalam internet. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan secara biologis dan psikologis antara pria dan wanita. Bila dilihat dari faktor biologis perubahan hormonal pada pria yakni dengan meningkatnya hormon testosteron dapat membangkitkan minat yang tinggi terhadap hal yang berkaitan dengan seksual. Lebih lanjut dijelaskan oleh Dagun (dalam

13 5 Andini, 2009) selain itu secara psikis pria umumnya lebih agresif, sangat aktif, sangat berterus terang dan tidak malu untuk membicarakan masalah seks. Berbeda halnya dengan wanita yakni tidak agresif, pasif, merasa tidak bebas untuk membicarakan masalah seks. Berdasarkan hasil penelitian Elmer-Dewit (dalam Rahmawati, dkk., 2002) bahwa 98,9% orang yang melakukan cybersex adalah laki-laki dan 1,1% perempuan. Hasil penelitian Taufik & Anganthi (2005) menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi munculnya perilaku seks bebas diantaranya penggunaan media pornografi. Hal ini terlihat dari banyaknya subjek yang pernah menggunakan media pornografi. Subjek (laki-laki) yang mengaku telah melakukan hubungan seksual semuanya pernah menggunakan media pornografi. Ditemukan 76% subjek perempuan yang telah melakukan hubungan seksual mengaku pernah menggunakan media pornografi. Velea (dalam Andini, 2009) menjelaskan mengapa pria menyukai seks maya. Alasannya adalah pria berusaha mencari perlindungan dengan membebaskan diri dari kenyataan. Pada intinya persoalan komunikasi biasanya menjadi penyebab seseorang lari ke dalam dunia seks maya dan umumnya menyerang pria. Dalam hal ini pria memang memiliki kekurangan dalam komunikasi verbal untuk mengemukakan perasaan mereka. Perbedaan mencolok lainnya pria lebih terangsang oleh stimulus visual atau pengamatan, sedangkan wanita lebih kepada stimulus pendengaran. Di internet lebih sering ditemui gambar erotis atau porno dari pada tulisan yang tidak pantas. Hasil penelitian Jufri (dalam Pribadi & Putri, 2009) mengatakan bahwa terdapat perbedaan permisivitas perilaku seksual antara remaja laki-laki dengan remaja perempuan, laki-laki lebih permisif dibandingkan perempuan. Menurut hasil survey

14 6 terbaru yang dilakukan oleh Goodson bersama rekan-rekannya di Texas A & M University terhadap 506 siswa perguruan tinggi pengguna internet, dan hasilnya telah diterbitkan pada jurnal Archieves of Sexual Behavior yang menunjukkan bahwa sebanyak 43,5% siswa mengatakan telah memasuki materi seksual dengan jelas melalui internet. Laki-laki lebih cenderung mencari materi seksual secara terhubung dibandingkan perempuan. Sekitar 56,5% laki-laki betul-betul melakukannya dibanding 35,2% perempuan. Hanya 2,9% dari jumlah siswa secara keseluruhan yang masuk ke materi seksual ini secara teratur dan lebih banyak laki-laki melakukan masturbasi pada saat online (15%). Namun demikian diperoleh data yang cukup mengejutkan yaitu 5,3% perempuan melaporkan telah melakukan hubungan seks dunia maya dengan pasangan online-nya dibandingkan laki-laki yang hanya 3,1%. Hasil penelitian Jufri dan sebagian hasil survey Goodson (dalam Pribadi dan Putri, 2009) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan sikap di antara mahasiswa dan mahasiswi perguruan tinggi terhadap seks dunia maya, yaitu ada mahasiswa laki-laki yang bersikap lebih positif (bagaimana mereka menerima cybersex) terhadap fenomena seks dunia maya, namun demikian hasil survey Goodson menunjukkan ada pula mahasiswa perempuan yang bersikap positif terhadap seks dunia maya. Sedangkan survey yang dilakukan oleh Self pada tahun 2000 (dalam Surono, 2001) pada 1100 responden dalam rentang usia tahun menemukan bahwa 60% dari responden wanita mengaku bahwa mereka pernah menikmati beberapa akses internet yang berkaitan dengan aktivitas seksual, mulai dari situs dewasa, chatting dan mengirim foto erotis. Kondisi ini dilakukan karena melalui internet lebih private dibandingkan dengan meminjam video porno secara langsung. Selain itu, melalui internet, wanita juga tidak takut dianggap murahan oleh pria maupun teman sesama wanita.

15 7 Maka berdasarkan uraian fenomena perilaku cybersex, peneliti merasa tertarik untuk meneliti mengenai perbedaan perilaku cybersex ditinjau dari jenis kelamin. Manfaatnya bagi pengguna cybersex, agar dapat memberikan informasi tentang manfaat situs cybersex dan penggunaannya dan memberikan informasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan pornografi. METODE Desain Penelitian Dalam penelitian yang berjudul perbedaan perilaku cybersex ditinjau dari jenis kelamin, menggunakan penelitian kuantitatif komparasi yang menunjukkan ada tidaknya perbedaan berupa angka pada hasil penelitian. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa S1 di Kota Solo, yang pernah mengakses muatan pornografi/seksual di internet. Teknik pengambilan sampel menggunakan snowball sampling, yaitu teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian sampel ini disuruh memilih temannya yang pernah mengakses muatan pornografi/seksual di internet (cybersex) untuk dijadikan sampel, begitu seterusnya. Jumlah partisipan dalam penelitian ini adalah 80 mahasiswa, di antaranya 40 mahasiswa laki-laki dan 40 mahasiswa perempuan. Alat Ukur Penelitian Peneliti menggunakan satu skala, yaitu skala perilaku cybersex. Skala ini menggunakan skala ISST (The Internet Sex Screening Test). ISST disusun oleh Delmonico & Miller (2003). Metode skoring yang digunakan dalam penelitian ini adalah, setiap respon ya mendapat skor 1 dan setiap respon tidak mendapat skor 0.

16 8 Berdasarkan pengujian yang dilakukan sebanyak tiga kali, didapati koefisien korelasi item total yaitu bergerak antara 0,323 sampai dengan 0,688. Dalam penelitian ini ada 7 item yang tidak memiliki daya diskriminasi baik, dan tersisa 16 item yang memiliki daya diskriminasi baik. Dari hasil uji reliabilitas setelah 7 item yang gugur dihilangkan, diperoleh α = 0,847 maka dapat disimpulkan bahwa skala perilaku cybersex yang digunakan dalam penelitian ini reliabel. HASIL PENELITIAN A. Uji Asumsi a. Hasil Uji Normalitas Sebelum menggunakan uji Independent Samples Test adalah melakukan Uji asumsi, yaitu uji normalitas yang bertujuan untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi data penelitian pada masing-masing variabel. Data dari variabel penelitian diuji normalitasnya menggunakan metode Kolmogorov- Smirnov Test. Data dapat dikatakan berdistribusi normal apabila nilai p > 0,05. Tabel 1 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test PRIA WANITA N Normal Parameters a,,b Mean Std. Deviation Most Extreme Differences Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

17 9 Hasil uji normalitas pada Tabel 1 menunjukan bahwa variabel perilaku cybersex memiliki koefisien Kolmogorov-Smirnov Test pada pria sebesar 0,918, dan wanita sebesar 0,926 dengan probabilitas (p) atau signifikansi pada pria sebesar 0,368, dan wanita sebesar 0,358 dengan demikian variabel perilaku cybersex memiliki distribusi normal karena p>0,05. b. Hasil Uji Homogenitas Uji homogenitas bertujuan untuk melihat apakah sampel-sampel dalam penelitian berasal dari populasi yang sama. Data dapat dikatakan homogen apabila nilai probabilitas p > 0,05. Tabel 2 Uji Homogenitas Test of Homogeneity of Variances Perilaku cybersex Levene Statistic df1 df2 Sig Dari hasil uji homogenitas menunjukan bahwa nilai koefisien Levene Test sebesar 0,004 dengan signifikansi sebesar 0,950 oleh karena nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut homogen. B. Analisis Deskriptif Hasil analisis perbedaan kategori perilaku cybersex antara mahasiswa laki-laki dan perempuan, sebagai berikut:

18 10 Tabel 3 Kategori Skor Perilaku Cybersex Keseluruhan No. Interval Kategori Frekuensi % Mean St. Dev < x 16 Sangat Tinggi < x 12 Tinggi 11 13, < x 8 Rendah 22 27,5 4, < x 4 Sangat Rendah 43 53,75 3,71 Dari Tabel 3 diperoleh data dengan keterangan persentase mahasiswa yang berada pada kategori perilaku cybersex sangat tinggi sebesar 5%, tinggi 13,75%, rendah 27,5%, sangat rendah 53,75%, mean 4,84, dan standar deviasi 3,71. Data tersebut juga menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan berada dalam kategori sangat rendah. Hasil analisis perbedaan kategori perilaku cybersex ditinjau dari jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 4: Tabel 4 Kategori Perbedaan Perilaku Cybersex Antara Mahasiswa Laki-Laki dan Mahasiswa Perempuan No. Interval Kategori Frekuensi % Mean Frekuensi % Mean Laki-Laki Perempuan < x 16 Sangat Tinggi < x Tinggi 5 12, , < x 8 Rendah , < x 4 Sangat Rendah 23 57, Dari Tabel 4 menunjukkan bahwa 23 mahasiswa laki-laki berada pada kategori perilaku cybersex sangat rendah (57,5%), 10 mahasiswa laki-laki berada pada kategori perilaku cybersex rendah (25%), 5 mahasiswa laki-laki berada pada kategori

19 11 perilaku cybersex tinggi (12,5%), 2 mahasiswa laki-laki berada pada kategori perilaku cybersex sangat tinggi (5%). Sedangkan pada mahasiswa perempuan, 20 mahasiswa memiliki perilaku cybersex dengan kategori sangat rendah (50%), 12 mahasiswa memiliki perilaku cybersex dengan kategori rendah (30%), 6 mahasiswa memiliki perilaku cybersex dengan kategori tinggi (15%), 2 mahasiswa memiliki perilaku cybersex dengan kategori sangat tinggi (5%). Hasil analisis deskriptif pada tiap bentuk perilaku cybersex adalah sebagai berikut: 1) Online sexual compulsivity Tabel 5.1 Kategori Skor Perilaku Cybersex Online Sexual Compulsivity Secara Keseluruhan No. Interval Kategori Frekuensi % Mean St. Dev 1. 1,5 < x 2 Sangat Tinggi 10 12,5 2. 1< x 1,5 Tinggi ,5< x 1 Rendah 26 32,5 0,57 0, < x 0,5 Sangat Rendah Dari Tabel 5.1 diperoleh data dengan keterangan persentase mahasiswa yang berada pada kategori perilaku cybersex sangat tinggi sebesar 12,5%, tinggi 0%, rendah 32,5%, sangat rendah 55%, mean 0,57, dan standar deviasi 0,71. Data tersebut juga menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan berada dalam kategori sangat rendah.

20 12 2) Online sexual behaviour-social Tabel 5.2 Kategori Skor Perilaku Cybersex Online Sexual Behaviour-Social Secara Keseluruhan No. Interval Kategori Frekuensi % Mean St. Dev 1. 2,25 < x 3 Sangat Tinggi ,5< x 2,25 Tinggi 7 8, ,75< x 1,5 Rendah 31 38,75 0, < x 0,75 Sangat Rendah 38 47,5 0,71 Dari Tabel 5.2 diperoleh data dengan keterangan persentase mahasiswa yang berada pada kategori perilaku cybersex sangat tinggi sebesar 5%, tinggi 8,75%, rendah 38,75%, sangat rendah 47,5%, mean 0,71, dan standar deviasi 0,83. Data tersebut juga menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan berada dalam kategori sangat rendah. 3) Online sexual behaviour-isolated Tabel 5.3 Kategori Skor Perilaku Cybersex Online Sexual Behaviour-isolated Secara Keseluruhan No. Interval Kategori Frekuensi % Mean St. Dev 1. 2,25 < x 3 Sangat Tinggi 14 17,5 2. 1,5< x 2,25 Tinggi 19 23, ,75< x 1,5 Rendah 29 36,25 1,36 1, < x 0,75 Sangat Rendah 18 22,5 Dari Tabel 5.3 data dengan keterangan persentase mahasiswa yang berada pada kategori perilaku cybersex sangat tinggi sebesar 17,5%, tinggi 23,75%, rendah 36,25%, sangat rendah 22,5%, mean 1,36, dan standar deviasi 1,02. Data tersebut juga

21 13 menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan berada dalam kategori rendah. 4) Online sexual spending Tabel 5.4 Kategori Skor Perilaku Cybersex Online Sexual Spending Secara Keseluruhan No. Interval Kategori Frekuensi % Mean St. Dev 1. 3 < x 4 Sangat Tinggi 5 6, < x 3 Tinggi 9 11, < x 2 Rendah < x 1 Sangat Rendah 26 32,5 0,93 0,87 Dari Tabel 5.4 data dengan keterangan persentase mahasiswa yang berada pada kategori perilaku cybersex sangat tinggi sebesar 6,25%, tinggi 11,25%, rendah 50%, sangat rendah 32,5%, mean 0,93, dan standar deviasi 0,87. Data tersebut juga menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan berada dalam kategori rendah. 5) Interest in online sexual behaviour Tabel 5.5 Kategori Skor Perilaku Cybersex Interest In Online Sexual Behaviour Secara Keseluruhan No. Interval Kategori Frekuensi % Mean St. Dev 1. 3 < x 4 Sangat Tinggi 17 21, < x 3 Tinggi 14 17,5 3. 1< x 2 Rendah < x 1 Sangat Rendah 29 36,25 1,26 1,21

22 14 Dari Tabel 5.5 data dengan keterangan persentase mahasiswa yang berada pada kategori perilaku cybersex sangat tinggi sebesar 21,25%, tinggi 17,5%, rendah 25%, sangat rendah 36,25%, mean 1,26, dan standar deviasi 1,21. Data tersebut juga menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan berada dalam kategori sangat rendah. C. Hasil Uji Beda Analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji Independent Samples Test untuk melihat apakah rata-rata satu sampel berbeda dengan sampel lainnya. Tabel 6 Independent Samples Test Perilaku cyberse x Equal variances assumed Equal variances not assumed Levene's Test for Equality of Variances F Sig. T df Sig. (2- tailed) t-test for Equality of Means Mean Difference 95% Confidence Interval of the Difference Std. Error Difference Lower Upper Hasil perhitungan uji t-test pada Tabel 6 menunjukkan nilai t sebesar -0,450 dengan signifikansi 0,654 (p>0,05) yang berarti tidak terdapat perbedaan perilaku cybersex ditinjau dari jenis kelamin. Hasil pengujian uji t untuk tiap bentuk perilaku cybersex: 1. Online sexual compulsivity Tabel 7.1 Kategori Online Sexual Compulsivity T Sig. (2-tailed) Online sexual compulsivity -0,314 0,754

23 15 Hasil perhitungan uji t-test dari Tabel 7.1 menunjukkan bahwa nilai signifikansi untuk perbedaan online sexual compulsivity dalam perilaku cybersex antara mahasiswa laki-laki dan perempuan memiliki nilai t sebesar -0,314 dengan signifikansi 0,754 (p>0,05) yang berarti tidak terdapat perbedaan perilaku cybersex ditinjau dari jenis kelamin. 2. Online sexual behaviour-social Tabel 7.2 Kategori Online Sexual Behaviour-Social T Sig. (2-tailed) Online sexual behaviour-social -0,134 0,894 Hasil perhitungan uji t-test dari Tabel 7.2 menunjukkan bahwa nilai signifikansi untuk perbedaan online sexual behaviour-social dalam perilaku cybersex antara mahasiswa laki-laki dan perempuan memiliki nilai t sebesar - 0,134 dengan signifikansi 0,894 dengan p>0,05 yang berarti tidak terdapat perbedaan perilaku cybersex ditinjau dari jenis kelamin. 3. Online sexual behaviour-isolated Tabel 7.3 Kategori Online Sexual Behaviour-Isolated T Sig. (2-tailed) Online sexual behaviourisolated -0,764 0,447 Hasil perhitungan uji t-test dari Tabel 7.3 menunjukkan bahwa nilai signifikansi untuk perbedaan online sexual behaviour-isolated dalam perilaku cybersex antara mahasiswa laki-laki dan perempuan memiliki nilai t sebesar -

24 16 0,764 dengan signifikansi 0,447 dengan p>0,05 yang berarti tidak terdapat perbedaan perilaku cybersex ditinjau dari jenis kelamin. 4. Online sexual spending Tabel 7.4 Kategori Online Sexual Spending T Sig. (2-tailed) Online sexual spending -0,513 0,610 Hasil perhitungan uji t-test dari Tabel 7.4 menunjukkan bahwa nilai signifikansi untuk perbedaan online sexual spending dalam perilaku cybersex antara mahasiswa laki-laki dan perempuan memiliki nilai t sebesar -0,513 dengan signifikansi 0,610 (p>0,05) yang berarti tidak terdapat perbedaan perilaku cybersex ditinjau dari jenis kelamin. 5. Interest in online sexual behaviour Tabel 7.5 Kategori Interest In Online Sexual Behaviour T Sig. (2-tailed) Interest in online sexual -0,092 0,927 behaviour Hasil perhitungan uji t-test dari Tabel 7.5 menunjukkan bahwa nilai signifikansi untuk perbedaan interest in online sexual behaviour dalam perilaku cybersex antara mahasiswa laki-laki dan perempuan memiliki nilai t sebesar - 0,092 dengan signifikansi 0,927 (p>0,05) yang berarti tidak terdapat perbedaan perilaku cybersex ditinjau dari jenis kelamin.

25 17 Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian mengenai perbedaan perilaku cybersex ditinjau dari jenis kelamin diperoleh nilai t hitung adalah sebesar -0,450 (p<0,05), maka dengan demikian hipotesis penelitian ditolak, yang artinya tidak ada perbedaan perilaku cybersex ditinjau dari jenis kelamin. Dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya bentuk perilaku cybersex ditinjau dari jenis kelamin adalah tidak berbeda secara signifikan. Penelitian Delmonico & Miller (2003) menemukan bahwa perilaku cybersex antara laki-laki dan perempuan tidak ada perbedaan, karena beberapa faktor seperti yang pertama penggunaan internet yaitu antara laki-laki dan perempuan rata-rata pada umumnya menggunakan internet 20 jam per minggu. Selain itu, online compulsive behaviour antara laki-laki dan perempuan sama-sama memiliki nilai yang tinggi untuk variabel tersebut. Selanjutnya berkaitan dengan ketertarikan laki-laki dan perempuan terhadap media seksual online, mereka menemukan bahwa keduanya memiliki ketertarikan pada media seksual online. Tidak adanya perbedaan perilaku cybersex pada mahasiswa laki-laki dan perempuan bisa disebabkan karena ada faktor lain yang memengaruhi perilaku cybersex. Young (1997) menjelaskan bahwa kepribadian (tipe kepribadian, dan kontrol diri, membedakan antara satu individu dengan individu yang lain) dan interaksional (memungkinkan adanya interaksi yang dapat membangun suasana kondusif bagi pengguna untuk mencari persahabatan, kesenangan seksual dan perubahan identitas) juga dapat memengaruhi perilaku cybersex. Surono (2000) juga menambahkan bahwa lingkungan (adanya kontrol sosial sebelum menikah yang berupa agama, keluarga, teman dan masyarakat) juga dapat memengaruhi perilaku cybersex.

26 18 Temuan empiris dalam penelitian ini menunjukkan perilaku cybersex secara keseluruhan yaitu laki-laki dan perempuan berada pada kategori sangat rendah yaitu sebesar 53,75% dengan mean 4,84. Untuk perilaku cybersex pada laki-laki berada pada kategori sangat rendah dengan presentase 57,5%, sedangkan untuk perempuan berada pada kategori sangat rendah dengan presentase 50%. Selain itu untuk tiap-tiap bentuk perilakunya, online sexual compulsivity tergolong sangat rendah dengan persentase 55% dan mean 0,57, online sexual behaviour-social tergolong sangat rendah dengan persentase 47,5% dan mean 0,71, online sexual behaviour-isolated tergolong rendah dengan persentase 36,25% dan mean 1,36, online sexual spending tergolong rendah dengan persentase 50% dan mean 0,93, dan interest in online sexual behaviour tergolong sangat rendah dengan persentase 36,25% dan mean 1,26. Hasilnya tergolong rendah karena bagi sebagian besar remaja, fenomena cybersex dianggap masih sangat tabu dan merupakan perilaku seksual yang tidak lazim untuk diperbincangkan (dalam Sari & Purba, 2012). Akibat adanya pengaruh adat yang sangat melekat di dalam norma kehidupan warga negara Indonesia, berangkat dari pendapat/pengaruh budaya itu tidak mungkin hal-hal yang berkaitan dengan cybersex di bicarakan di muka umum. Kemungkinan penyebab lain terkait dengan tidak ada perbedaan perilaku cybersex adalah karena teknik pengambilan sampling yang digunakan oleh peneliti adalah teknik snowball sampling. Dengan demikian peneliti tidak mengetahui frekuensi subjek dalam mengakses content cybersex, sehingga karakteristik subjek menjadi bervariasi. Kelemahan penelitian disini mengenai alat ukur perilaku cybersex yang dipakai adalah batasan perilaku cybersex yang digunakan masih belum jelas, misalnya mengenai definisi online sexual compulsivity yang gejala atau karakteristiknya belum jelas.

27 19 Kesimpulan dan saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diuraikan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan perilaku cybersex ditinjau dari jenis kelamin. Saran Mengingat masih adanya keterbatasan dalam penelitian ini, maka berdasarkan hasil penelitian yang telah dicapai, penulis akan memberikan saran-saran yang diharapkan dapat berguna untuk penelitian selanjutnya, sebagai berikut: 1. Bagi Para Mahasiswa Para mahasiswa diharapkan dapat mengurangi kecenderungan untuk menonton/mengakses situs porno serta dapat menggunakan waktu yang lebih produktif/bermanfaat. Misalnya mengerjakan tugas yang diberikan oleh para dosen, belajar kelompok, serta mengikuti kegiatan-kegiatan di kampus seperti mengikuti seminar, ikut serta dalam kepanitiaan yang diadakan di kampus/universitas. 2. Bagi Peneliti Selanjutnya Bagi peneliti lain yang tertarik ingin meneliti dengan topik yang sama, diharapkan lebih memperkaya penelitian ini dengan melihat faktor-faktor yang lain yang mempengaruhi perilaku cybersex, seperti: faktor kepribadian, faktor interaksional, dan faktor lingkungan juga dapat memengaruhi perilaku cybersex. Populasi maupun tempat penelitian juga dapat diperluas, tidak hanya dalam satu wilayah saja, tapi juga beberapa wilayah lain sebagai pembanding. Dengan demikian, akan dapat diketahui, apakah kondisi, baik lingkungan maupun kebudayaan, di wilayah tertentu akan memengaruhi tinggi dan rendahnya perilaku

28 20 cybersex pada mahasiswa, bahkan memungkinkan juga akan terdapat perbedaan perilaku cybersex antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan. Sebaiknya dalam penelitian selanjutnya di samping melakukan penelitian secara kuantitatif, perlu juga dilakukan penelitian secara kualitatif untuk lebih mengetahui perilaku cybersex yang dilakukan oleh mahasiswa secara mendalam. Serta mencari batasan teori perilaku cybersex yang jelas, sehingga dapat digunakan untuk penelitian berikutnya.

29 21 Daftar Pustaka Andini, I.A.P.S. (2009). Sikap terhadap perilaku seks maya berdasarkan jenis kelamin pada dewasa awal. Diakses tanggal 04 September ( PB.pdf) Barrett, N. (1997). Digital crime, policing the cybernation. London, Kogan Page Ltd. Diakses tanggal 30 Januari Carners, P.J., Delmonico, D.L., & Griffin, E.J. (2001). In the shadows of the net. Center City: Hazelden Foundation. Cooper, A., Delmonico, D.L., Shelley, E.G., & Mathy, R.M. (2004). Online sexual activity: an examination of potentially problematic behaviors. Sexual Addiction & Compulsivity Diakses tanggal 7 September 2013 ( d84a26dd26ed%40sessionmgr4004&vid=1&hid=4114). Delmonico, D.L., & Miller, J.A. (2003). The internet sex screening test: a comparison of sexual compulsives versus non-sexual compulsives. Sexual and Relationship Therapy. 18 (3), Diunduh tanggal 19 February 2014 ( 458d-bf494e04c7b4923%40sessionmgr4005&vid=1&hid=4107) Erawati, G.P., Kristiyawati, S.P., & Solechan, A. (2011). Hubungan antara cybersex dengan perilaku masturbasi pada remaja di sma kesatrian 1 semarang. Diakses tanggal 24 September ( Goldberg, P.D. (2004). An exploratory study about the impacts that seks maya (the use of the internet for several purposes) is having on families and the practices of marriage and family therapist. (Master s thesis, Master of Science In Human Development, Falls Church, Virginia). Diakses tanggal 2 Oktober ( Haryanthi, L.P.S. (2001). Kecenderungan kecanduan cybersex ditinjau dari tipe kepribadian. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM. Papu, J. (2008). Cyber sex, sarana ekspresi. Diakses tanggal 9 September ( Pribadi, S.A & Putri, D.E. (2009). Perbedaan sikap terhadap cybersex pada mahasiswa ditinjau dari jenis kelamin. Skripsi (tidak dipublikasikan), Universitas Gunadarma, Fakultas Psikologi, Jakarta, Indonesia. Diakses tanggal 22 September 2013 (

30 22 Rahmawati, D.V., Hadjam, N.R & Aflatin, T. (2002). Hubungan antara kecenderungan perilaku mengakses situs porno dan religiusitas pada remaja. Jurnal psikologi, (1), 1-3. Sari, N.N. & Purba, R.M. (2012). Gambaran perilaku cybersex pada remaja pelaku cybersex di Kota Medan. Psikologia-online. Diakses tanggal 24 September ( Surono, A. (2000). Cybersex di kalangan remaja. Jurnal psikologi, 3. Taufik & Anganthi, N.R.N. (2005). Seksualitas remaja: perbedaan seksualitas antara remaja yang tidak melakukan hubungan seksual dan remaja yang melakukan hubungan seksual. Diakses tanggal 22 Januari ( Young, K.S. (1997). What makes the internet addictive: potential explanations for pathological internet use. Advance online publication, Paper presented at the 105th Annual Meeting of the American Psychological Association. Chicago. ( tforming.htm). Young, K.S & Robert, C.R (1998). The relationship between depression and internet addiction. advance online publication. Cyber Psychology and Behavior. 1, ( erpsychology.htm). Shvoong. (2011). Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seksual. Diakses pada tanggal 30 Januari (

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Kristen Satya Wacana Salatiga yang berada di Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga, dan penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas III semester II SD Kristen Satya Wacana. Kelas III dibagi menjadi dua kelas paralel

Lebih terperinci

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA GAMBARAN PERILAKU CYBERSEX PADA REMAJA OLEH KRISTINA KUSUMAWATI CANDRASARI 802009104 TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Hasil Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization) Deskripsi dari pelaksanaan pembelajaran menggunakan model

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Subjek Penelitian Penilitian ini diadakan di SD Negeri Mangunsari 03 yang terletak di Kelurahan Mangunsari Kecamatan Sidomukti Kota Madya Salatiga Jawa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 26 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Sumogawe 03 dan SD negeri Sumogawe 04 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. Populasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 27 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 02 Tengaran sebagai SMP Regular dan SMP Terbuka Tengaran yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Kristen Satya Wacana yang terletak di Jl. Yos Sudarso 1 Salatiga. Sekolah ini mempunyai luas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1 SDN Mangunsari 07 Salatiga Eksperimen % 2 SDN 03 Karangrejo Kontrol

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1 SDN Mangunsari 07 Salatiga Eksperimen % 2 SDN 03 Karangrejo Kontrol BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas III SDN Mangunsari 07 Salatiga, yang dijadikan sebagai kelompok eksperimen dan siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Orientasi Kancah Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 7 Salatiga, SMP Negeri 7 adalah salah satu Sekolah Menengah Pertama di Kota Salatiga yang terletak dijalan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Dalam penelitian ini, subjek penelitiannya adalah 57 siswa kelas 4 SD Kristen Satya Wacana Salatiga yang dibagi menjadi 2 kelas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampai bulan April. Mulai dari tahap persiapan, observasi, eksperimen dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampai bulan April. Mulai dari tahap persiapan, observasi, eksperimen dan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, dari bulan Februari sampai bulan April. Mulai dari tahap persiapan, observasi, eksperimen

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS PENELITIAN Profil Partisipan Pada pengambilan data di lapangan, peneliti memperoleh partisipan

BAB 4 ANALISIS PENELITIAN Profil Partisipan Pada pengambilan data di lapangan, peneliti memperoleh partisipan BAB 4 ANALISIS PENELITIAN 4.1. Profil Partisipan Pada pengambilan data di lapangan, peneliti memperoleh partisipan sebanyak 150 remaja dengan rentang usia 15-18 tahun dan berjenis kelamin laki-laki dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data Penelitian Penelitian yang dilakukan yaitu menggunakan metode eksperimen untuk membandingkan akibat dari suatu perlakuan. Tindakan yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. terhadap hasil belajar siswa kelas VII pada materi Himpunan MTs Aswaja

BAB IV HASIL PENELITIAN. terhadap hasil belajar siswa kelas VII pada materi Himpunan MTs Aswaja BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbasis portofolio terhadap hasil belajar siswa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian Penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas X SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali Tahun Ajaran 2012/2013. Siswa yang menjadi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 01 Sumogawe Kecamatan Getasan yang berjumlah 38 siswa yang dibagi menjadi 2 kelompok,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Analisis Bagi Hasil di BSM (Bank Syariah Mandiri)

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Analisis Bagi Hasil di BSM (Bank Syariah Mandiri) BAB IV HASIL PENELITIAN A. Analisis Bagi Hasil di BSM (Bank Syariah Mandiri) 1. Musyarakah Data mentah dari penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan bulanan publikasi Bank Syariah Mandiri. Laporan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian ini dilaksanakan di SMK SORE Tulungagung. Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. pengaruh metode pembelajaran kooperatif Team Assisted

BAB IV HASIL PENELITIAN. pengaruh metode pembelajaran kooperatif Team Assisted BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MTsN Tulungagung pada tanggal 23 Oktober 07 November 2015. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitiam. Variabel-variabel yang

BAB IV HASIL PENELITIAN. yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitiam. Variabel-variabel yang BAB IV HASIL PENELITIAN A. Penyajian Data 1. Deskripsi Data Data yang disajikan dalam penelitian ini merupakan data-data yang yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitiam. Variabel-variabel yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini diadakan di SD Negeri Gedong 02 kecamatan Banyubiru dan SD Negeri Gedong 03 kecamatan Banyubiru kabupaten Semarang.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bergas Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang yang berlokasi di Desa Karangjati. Kelas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD N Tejosari Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2011/2012, yang dijadikan subyek

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada dua SD Negeri yang terletak di Desa Balesari dan Desa Campuranom, Kecamatan Bansari Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Salatiga yang berjumlah 52 siswa dengan terdiri dari dua kelompok, yaitu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 56 BAB IV HASIL PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Pair Checks Berbasis Masalah Kontekstual Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Unit Penelitian Penelitian ini dilaksanakan 2 kali pertemuan pada semester 2 tahun ajaran 2011/2012, bertempat di SD Negeri 1 Somogede Kecamatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN 42 BAB IV HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Subjek Penelitian Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan merupakan salah satu fakultas yang ada di Universitas Kristen Satya Wacana. Dimana FKIP merupakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilakukan melalui empat tahap prosedur penelitian, yaitu tahap persiapan penelitian, tahap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 01 Nampu dan Sekolah Dasar Negeri 01 Jetis Kecamatan Karangrayung Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas 4 SDN Dukuh 03 Salatiga, yang dijadikan sebagai kelompok eksperimen dan siswa kelas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Subjek Penelitian Penelitian ini diadakan di SD Negeri Watuagung 01 dan SD Negeri Watuagung 02 yang terletak di Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang.

Lebih terperinci

PERBEDAAN PERILAKU CYBERSEX PADA DEWASA AWAL YANG SUDAH MENIKAH DAN BELUM MENIKAH

PERBEDAAN PERILAKU CYBERSEX PADA DEWASA AWAL YANG SUDAH MENIKAH DAN BELUM MENIKAH PERBEDAAN PERILAKU CYBERSEX PADA DEWASA AWAL YANG SUDAH MENIKAH DAN BELUM MENIKAH OLEH LAZUARDY RAFANI YUNAS MAHMUD 802013084 TUGAS AKHIR Diajukan kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian dari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. peneliti melakukan dokumentasi berupa foto-foto selama penelitian berlangsung.

BAB IV HASIL PENELITIAN. peneliti melakukan dokumentasi berupa foto-foto selama penelitian berlangsung. BAB IV HASIL PENELITIAN A. Penyajian Data Hasil Penelitian Penelitian ini di laksanakan pada tanggal 15 Februari sampai 25 Februari 2016 dengan jumlah pertemuan sebanyak dua kali. Dalam pelaksanaan penelitian,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan di SD paralel yaitu SD Kristen Satya Wacana Salatiga semester 2 di kelas VA sebagai kelas eksperimen 1

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Al Huda Bandung Kabupaten Tulungagung.

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Al Huda Bandung Kabupaten Tulungagung. BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian ini dilakukan di MTs Al Huda Bandung Kabupaten Tulungagung. Tujuan dilakukan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh dan besarnya model pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Gambaran Subyek Penelitian Penelitian adalah jenis penelitian quasi eksperimen atau eksperimen semu dimana ada dua kelompok yang dijadikan

Lebih terperinci

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 19 BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian eksperimen ini dilakukan di SD Kristen Satya Wacana Salatiga yang berlokasi di Jalan Yos Sudarso no. 1 Salatiga,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi Subjek dan Pelaksanaan Penelitian Gambaran Umum Subjek penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi Subjek dan Pelaksanaan Penelitian Gambaran Umum Subjek penelitian 48 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek dan Pelaksanaan Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Subjek penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Sawit dan siswa kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Pada penelitian eksperimen, terdapat dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek dan Tempat Penelitian 4.1.1 Deskripsi Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa kelas III SDN Jambangan 3 dan SDN Jambangan 4. Jumlah subjek penelitiannya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas 5 SDN Dukuh 03 Salatiga, yang dijadikan sebagai kelompok eksperimen dan siswa kelas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. pengaruh model pembelajaran contextual teaching and learning (CTL)

BAB IV HASIL PENELITIAN. pengaruh model pembelajaran contextual teaching and learning (CTL) BAB IV HASIL PENELITIAN A. Penyajian Data Tujuan dari dilaksakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran contextual teaching and learning (CTL) berbantuan LKS terhadap hasil

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Responden Penelitian ini dilakukan pada Polisi Lalu Lintas, mulai tanggal 1 Juli 2011-25 Juli 2011 dengan menyebar 100 kuesioner. Berikut ini akan dibahas mengenai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 3 Kedungwaru pada tanggal 14 sampai 22 Januari 2016. Dengan rincian jadwal sebagai berikut. Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas V semester II SD Negeri Klero 01. Kelas V dibagi menjadi dua kelas paralel yaitu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD N Kemitir 02 dan SD N 02 Kalimanggis yang terletak pada dua kecamatan dan kabupaten yang berbeda.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Watuagung 01 dan 02, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang. Populasi dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PENELITIAN BAB IV PELAKSANAAN DAN PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Responden Jumlah karyawan dibagian Weaving PT.Timatex berjumlah 247 orang. Gambaran responden di tinjau dari jenis kelamin, tingkat pendidikan, umur,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Penyajian Data Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MTs Negeri Bandung dengan mengambil populasi seluruh kelas VII. Dengan sampel yang digunakan ada dua kelas yaitu,

Lebih terperinci

HANDOUT METODE PENELITIAN KUANTITATIF ANALISIS DATA MENGGUNAKAN SPSS

HANDOUT METODE PENELITIAN KUANTITATIF ANALISIS DATA MENGGUNAKAN SPSS HANDOUT METODE PENELITIAN KUANTITATIF ANALISIS DATA MENGGUNAKAN SPSS UJI RELIABILITAS DAN SELEKSI ITEM a. Pindahkan hasil data item dari tabulasi di Excel ke data view SPSS b. Di bagian variable view rubah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. lingkaran, dan dilanjutkan dengan langkah-langkah berikut ini: siswa, setiap siswa mendapatkan 1 kartu.

BAB IV HASIL PENELITIAN. lingkaran, dan dilanjutkan dengan langkah-langkah berikut ini: siswa, setiap siswa mendapatkan 1 kartu. BAB IV HASIL PENELITIAN A. Paparan Pembelajaran Make a Match Proses berjalannya model pembelajaran Make a Match dalam penelitian ini diawali dengan guru menjelaskan sekilas materi tentang keliling dan

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4. 1. Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD pararel yaitu SD N 01 Maduretno semester II Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo

Lebih terperinci

Daftar Kuesioner. I. Pengantar

Daftar Kuesioner. I. Pengantar Daftar Kuesioner PERBEDAAN PROKRASTINASI AKADEMIK ANTARA MAHASISWA YANG AKTIF DENGAN YANG TIDAK AKTIF DALAM ORGANISASI LEMBAGA KEMAHASISWAAN DI KALANGAN MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI FKIP UKSW SALATIGA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Minimu Maximum Mean

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Minimu Maximum Mean BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MI Klumpit yang beralamat di desa Klumpit, Kecamatan Karanggede, Kabupaten Boyolali dan MI Reksosari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP) terhadap hasil belajar matematika materi

Lebih terperinci

Heni Rachmawati NPM:

Heni Rachmawati NPM: Artikel Skripsi PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 5 KEDIRI PELAJARAN 2015/2016 PADA POKOK BAHASAN LOGARITMA SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 01 Bringin yang beralamatkan Jalan Diponegoro 116 Bringin, Kecamatan Bringin, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua sekolahan yaitu SD Negeri 02 Salatiga dan SD Negeri Dukuh 01. SD Negeri 02 Salatiga beralamatkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMK Pelita Salatiga kelas XI Tahun ajaran 2012/2013 :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMK Pelita Salatiga kelas XI Tahun ajaran 2012/2013 : BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Penulis melakukan penelitian di SMK Pelita Salatiga dengan subjek seluruhnya adalah siswa kelas XI. Berikut adalah tabel rekapitulasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Sidorejo Lor 2 dan SD Negeri Sidorejo Lor 6. Kelas yang digunakan untuk penelitian yaitu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada uraian bab ini akan dipaparkan tentang hasil ujicoba instrumen, hasil penelitian, analisis data dan pembahasan. Data yang diolah adalah data hasil observasi

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS HASIL. Responden pada penelitian ini adalah mahasiswa jurusan Psikologi Binus

BAB 4 ANALISIS HASIL. Responden pada penelitian ini adalah mahasiswa jurusan Psikologi Binus BAB 4 ANALISIS HASIL 4.1 Profil Subjek Penelitian Responden pada penelitian ini adalah mahasiswa jurusan Psikologi Binus University angkatan 2011 dan angkatan 2012 dengan hasil yang mengisi 124 orang.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek dan Pelaksanaan Peneltian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Mangunsari 01 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2011/2012.

Lebih terperinci

PERBEDAAN SIKAP TERHADAP SEKS DUNIA MAYA PADA MAHASISWA DITINJAU DARI JENIS KELAMIN

PERBEDAAN SIKAP TERHADAP SEKS DUNIA MAYA PADA MAHASISWA DITINJAU DARI JENIS KELAMIN PERBEDAAN SIKAP TERHADAP SEKS DUNIA MAYA PADA MAHASISWA DITINJAU DARI JENIS KELAMIN Satria Ajie Pribadi Dona Eka Putri Fakultasi Psikologi, Universitas Gunadarma (fightforhawa@plasa.com) (donaekaputri@yahoo.com.sg)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian diadakan di SD Negeri Candirejo 02, dengan alamat di jalan Mertokusumo No 32 Desa Candirejo dan SD Negeri Sraten 01,

Lebih terperinci

Validitas & Reliabilitas (Sert)

Validitas & Reliabilitas (Sert) Validitas & Reliabilitas (Sert) Case Processing Summary N % Cases Valid 40 100.0 Excluded a 0.0 Total 40 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's

Lebih terperinci

SURAT PERSETUJUAN MENJADI SAMPLE PENELITIAN

SURAT PERSETUJUAN MENJADI SAMPLE PENELITIAN LAMPIRAN - LAMPIRAN Lampiran 1 SURAT PERSETUJUAN MENJADI SAMPLE PENELITIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini Nama : Jenis kelamin : Umur : Alamat : Dengan ini menyatakan bahwa saya telah diberikan

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian Persiapan penelitian dimulai dengan mempersiapkan alat ukur, yaitu menggunakan satu macam skala untuk mengukur self esteem dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kalangan. Orang dewasa, remaja maupun anak-anak sekarang sudah

BAB I PENDAHULUAN. kalangan. Orang dewasa, remaja maupun anak-anak sekarang sudah BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Peran internet menjadi kebutuhan sumber informasi utama pada berbagai kalangan. Orang dewasa, remaja maupun anak-anak sekarang sudah menggunakan internet untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe tutor sebaya. sedangkan di kelas kontrol tidak diberi perlakuan.

BAB IV HASIL PENELITIAN. untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe tutor sebaya. sedangkan di kelas kontrol tidak diberi perlakuan. BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian ini dimulai pada tanggal 25 Januari sampai 04 Pebruari 2017 di SMKN 1 Boyolangu. Kelas yang dipilih sebagai sampel penelitian adalah kelas XI TKJ 1

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di gugus Ki Hajar Dewantara kecamatan Randublatung kabupaten Blora. Pada gugus ini terdapat 8 SD imbas.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas 4 SDN Gedangan 01 yang dijadikan sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas 4 SDN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian 1. Orientasi Kancah Penelitian Penelitian ini melakukan kajian tentang perbedaan tingkat learned helplessness siswa yang memiliki prestasi

Lebih terperinci

KEPERCAYAAN DIRI. Corrected Item-Total Correlation

KEPERCAYAAN DIRI. Corrected Item-Total Correlation LAMPIRAN 61 KEPERCAYAAN DIRI PUTARAN 1 N % Cases Valid 60 100.0 Excluded( a) 0.0 Total 60 100.0 a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Alpha N of Items.756

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Pada penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas 4 SDN Harjosari I dan SDN Harjosari II tahun pelajaran 2011/2012.

Lebih terperinci

LAMPIRAN A. Skala Penelitian Stres Kerja

LAMPIRAN A. Skala Penelitian Stres Kerja LAMPIRAN 62 63 LAMPIRAN A Skala Penelitian Stres Kerja 64 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2016 SKRIPSI Oleh : Margaretha Zella Cinintya NIM : 10.40.0072 Kepada Yth: Bpk/

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Penyajian Data Hasil Penelitian 1. Penyajian Data Data yang disajikan dalam penelitian ini adalah data yang berkaitan dengan variabel-variabel yang diteliti yaitu data nilai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Subyek Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan menggunakan dua subyek penelitian yaitu pertama sebagai kelompok eksperimen atau

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Gugus Jayabaya yang berada di Desa Gemawang. Gugus Jayabaya terdiri dari SD Negeri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Salatiga 06 yang terletak di Kota Salatiga yang merupakan salah satu SD Negeri di Gugus

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. matematika siswa kelas VIII MTs Ma arif NU Bacem Tahun Ajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. matematika siswa kelas VIII MTs Ma arif NU Bacem Tahun Ajaran BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Penyajian Data Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui Pengaruh Brain Gym dan seberapa besar pengaruhnya terhadap hasil belajar

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN` Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai hubungan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN` Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai hubungan BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN` Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai hubungan antara tingkat self-esteem dengan normative social influence pada remaja di SMA X yang meliputi hasil

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Cilegon yang berlokasi di Jl.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Cilegon yang berlokasi di Jl. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Cilegon yang berlokasi di Jl. KH. Tb Ismail Kav Blok F Kota Cilegon.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam Bab IV ini berisi tentang analisis instrumen penelitian, uji keseimbangan pretest dan uji beda rerata posttest, deskripsi data amatan, normalitas data amatan,

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN LAMPIRAN 52 LAMPIRAN 1 ب س م للا الر ح م ن الر ح ي م LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Dengan ini saya Nama : Usia : Jenis Kelamin : Alamat : Pendidikan terakhir : Tanggal Pengambilan Data : Menyatakan

Lebih terperinci

Total Aktiva Perusahaan Perbankan (dalam rupiah) NAMA PERUSAHAAAN Rata-rata

Total Aktiva Perusahaan Perbankan (dalam rupiah) NAMA PERUSAHAAAN Rata-rata Lampiran 1 Total Aktiva Perusahaan Perbankan 2009-2013 (dalam rupiah) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 316,547,02 9 225,541,32 8 404,285,60 2 469,899,284 551,336,790

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMKN 1 Bandung Tulungagung dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMKN 1 Bandung Tulungagung dengan BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian ini dilakukan di SMKN 1 Bandung Tulungagung dengan mengambil populasi seluruh siswa kelas X TEI yang meliputi kelas X TEI-1 dan X TEI-2. Penelitian

Lebih terperinci

DUKUNGAN SOSIAL. Item-Total Statistics

DUKUNGAN SOSIAL. Item-Total Statistics 55 DUKUNGAN SOSIAL Reliability Item-Total Statistics Soal_1 Soal_2 Soal_3 Soal_4 Soal_5 Soal_6 Soal_7 Soal_8 Soal_9 Soal_10 Soal_11 Soal_12 Soal_13 Soal_14 Soal_15 Soal_16 Soal_17 Soal_18 Soal_19 Soal_20

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian berdasarkan jenis kelamin, usia dan IPK dapat dilihat pada tabel 4.1, 4.2, 4.3. Tabel 4.1

BAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian berdasarkan jenis kelamin, usia dan IPK dapat dilihat pada tabel 4.1, 4.2, 4.3. Tabel 4.1 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Mahasiswa Fakultas Bahasa dan Sastra yang menjadi anggota lembaga kemahasiswaan periode 2012/2013 berjumlah 49 orang mahasiswa. Deskripsi subjek

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Pra Penelitian a. Sampel Penelitian Penelitian terkait dengan perbedaan hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan model pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sekolah dasar yang ada di Kecamatan Randublatung terdiri dari 6 Gugus di antaranya Gugus Diponegoro, Gugus Gajah Mada, Ki Hajar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian dilakukan di SD N Salaman 1 yang terletak di dusun Kauman desa Salaman, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang. SD N

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas IV SD Negeri Mangunsari 04 dan SD Negeri Mangunsari 07 tahun ajaran 2015/2016. Pemilihan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengolahan Data Berikut ini adalah hasil dari data yang telah diolah dan dianalisis, diantaranya karakteristik responden, deskripsi umum skor variabel, uji hipootesis,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negri Dukuh 03 Salatiga sebagai kelas eksperimen yang merupakan salah satu SD negeri di Gugusan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Deskripsi data dalam penelitian ini merupakan data-data yang diperoleh dari hasil pengamatan yang dilakukan penulis di MAN Rejotangan. Data-data tersebut mencakup

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Penelitian Standar Pengelolaan Pendidikan di SMA Terakreditasi Kabupaten Semarang yang dilakukan mulai dari tanggal 15 September 2015

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sebagai sembarang respon (reaksi, tanggapan, jawaban, alasan) yang dilakukan oleh

BAB II LANDASAN TEORI. sebagai sembarang respon (reaksi, tanggapan, jawaban, alasan) yang dilakukan oleh BAB II LANDASAN TEORI A. Perilaku Cybersex 1. Defenisi Perilaku Cybersex Chaplin (1997) mengemukakan bahwa perilaku secara psikologi diartikan sebagai sembarang respon (reaksi, tanggapan, jawaban, alasan)

Lebih terperinci