Kata Kunci : BUMDES, Kredit, Tenaga Kerja, Produksi, Pendapatan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kata Kunci : BUMDES, Kredit, Tenaga Kerja, Produksi, Pendapatan"

Transkripsi

1 Judul : Peranan Badan Usaha Milik Desa dalam Meningkatkan Produksi Pertanian dan Pendapatan Petani Miskin Di Desa Bangli Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan Nama : Ni Putu Ayu Putri Trisnawati NIM : Abstrak Kabupaten Tabanan merupakan Kabupaten yang kebanyakan penduduknya bekerja sebagai petani dan menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. di Desa Bangli Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan sebesar 81,4 persen penduduk disana bekerja sebagai petani, namun masyarakat disana masih tergolong masyarakat miskin yang tidak memiliki lahan dan hanya sebagai penggarap. Meningkatkan hasil produksi memerlukan modal dan biaya yang tidak sedikit hal ini yang menyebabkan masyarakat disna kesulitan meningkatkan hasil produksi pertanian mereka. Program dari Badan Usaha Milik Desa ini sangat diperlukan oleh petani yang termasuk rumah tangga miskin untuk meningkatkan hasil pertanian dan pendapatan petani di Desa Bangli Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel kredit yang diberikan oleh Badan Usaha Milik Desa dan variabel tenaga kerja serta pengaruhnya terhadap produksi pertanian dan pendapatan keluarga miskin di Desa Bangli Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan. Hasil analisis menggunakan analisis jalur ini menyatakan bahwa kredit yang diberikan oleh Badan Usaha Milik Desa yang berada di Desa Bangli Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan tidak memberikan perubahan pada hasil produksi dan pendapatan keluarga miskin yang tergabung dalam kelompok tani yang berada di Desa Bangli Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan. Hasil analisis untuk tenaga kerja menyatakan bahwa tenaga kerja dapat meningkatkan hasil produksi dan pendapatan keluarga miskin yang tergabung dalam kelompok tani yang berada di Desa Bangli Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan. Sebaiknya untuk pihak Badan Usaha Milik Desa yang berada di Desa Bangli Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan dan pemerintah setempat agar lebih sering melakukan monitoring dan sosialisasi pada pengguna dana dari BUMDES. Kata Kunci : BUMDES, Kredit, Tenaga Kerja, Produksi, Pendapatan i

2 DAFTAR ISI Halaman Judul... i Halaman Pengesahan... ii Pernyataan Orisinalitas... iii Kata Pengantar Abstrak Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Dafar Lampiran... iv... vi... vii... x... xi... xii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Penelitian Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Sistematika Penulisan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Agribisnis Kemiskinan BUMDES Kredit Tenaga Kerja Produksi Pendapatan Peranan Sektor Pertanian dalam Pembangunan Ekonomi Faktor yang Mempengaruhi Produksi Pertanian ii

3 Hubungan Kredit dan Pendapatan Hubungan Antara Tenaga Kerja dan Produksi Hubungan Antara Tenaga Kerja dan Pendapatan Peranan Program BUMDES terhadap Produksi dan Pendapatan Keluarga Miskin Hasil Penelitian Sebelumnya Hipotesis BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Lokasi Penelitian Obyek Penelitian Identifikasi Variabel Definisi Operasional Variabel Jenis dan Sumber Data Jenis Data Sumber Data Populasi Sampel dan Metode Penentuan Sampel Metode Pengumpulan Data Teknik Analisis Data BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Letak Geografis Pemerintahan BUMDES di Desa Bangli Gambaran Umum Usaha Tani Petani Miskin di Desa Bangli Karekteristik Responden iii

4 4.2.1 Umur Responden Pendidikan Responden Luas Lahan Garapan Kredit dari Program Badan Usaha Milik Desa Tenaga Kerja Produksi Responden Pendapatan Responden Pembahasan Hasil Penelitian BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Saran Daftar Pustaka Lampiran iv

5 DAFTAR TABEL No. Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Miskin yang Berada di Provinsi Bali Tahun Data Jumlah penduduk Menurut Jenis Pekerjaan di Desa Bangli Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan Tahun Jumlah Pinjaman dari BUMDES untuk Masyarakat Miskin yang Tergabung dalam kelompok Tani di Desa Bangli Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan Jumlah Populasi dan Sampel Anggota Kelompok Tani di Desa Bangli Kecamaan Baturiti Kabupaten Tabanan Jumlah Petani Responden Berdasarkan Klasifikasi Umur Pada Kelompok Tani yang Berada di Desa Bangli Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan Jumlah Petani Responden Berdasarkan Klasifikasi Tingkat Pendidikan Pada Kelompok Tani Di Desa Bangli Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan Jumlah Petani Responden Berdasarkan Klasifikasi Luas lahan Di Desa Bangli Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan Kredit yang diberikan BUMDES untuk Petani Responden di Desa Bangli Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan Nilai Produksi Petani Responden Di Desa Bangli Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan Jumlah Pendapatan Petani Responden di Desa Bangli Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan Ringkasan Koefisien Jalur v

6 No Gambar DAFTAR GAMBAR 3.1 Kerangka Berpikir Diagram Analisis Jalur Penelitian vi

7 DAFTAR LAMPIRAN No. Lampiran 1. Kuisioner Peranan Badan Usaha Milik Desa Dalam Meningkatkan Hasil Produksi Pertanian dan Pendapatan Petani Miskin Di Desa Bangli Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan Data Jumlah Kredit, Tenaga Kerja, Produksi, dan Pendapatan Petani Miskin di Desa Bangli Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan Korelasi Variabel Kredit dan Tenaga Kerja Hasil Regresi I Hasil Regresi II vii

8 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan bermasyarakat, kesejahteraan adalah cita-cita masyarakat yang harus diperjuangkan bersama pemeritah dan segenap masyarakat Indonesia. Keberhasilan Indonesia dalam menekan angka kelahiran telah memperoleh pujian internasional. Tanggung jawab berikutnya adalah bagaimana membentuk keluarga kecil menjadi keluarga sejahtera yang diharapkan oleh setiap masyarakat. Keluarga sebagai kesatuan inti masyarakat berperan dalam menentukan pembangunan nasional, sehingga perlu dikembangkan agar tumbuh menjadi keluarga sejahtera yag mandiri dan tangguh, serta berperan sebagai sumber daya manusia yang berguna bagi pembangunan. Pembangunan pada hakekatnya mempunyai tujuan yaitu membangun kemandirian dan membangun perekonomian di pedesaan khususnya. Salah satu target yang ingin dicapai oleh pemerintah adalah membangun suatu perekonomian yang ada di pedesaan dengan melalui pemerdayaan masyarakat untuk meningkatkan produktivitas dari berbagai usaha yang ada di pedesaan. Pendidikan dapat meningkatkan pengetahuan petani dan mendukung inovasi, sehingga ketika pengetahuan dan inovasi terjadi maka produktivitas pertanian meningkat (Kausar, 2011). Tujuannya adalah agar produksi hasil pertanian di desa meningkat dan pendapataan masyarakat pedesaan meningkat. Kemajuan ekonomi nasional akan tercapai jika terdapat iklim perekonomian yang baik di tingkat provinsi. Kemajuan ekonomi di tingkat provinsi 8

9 akan tercapai jika kabupaten memiliki kegiatan ekonomi yang baik. Kemajuan ekonomi kabupaten akan tercapai jika kegiatan perekonomian di pedesaan berjalan baik pula, hal ini akan berimbas pada kesejahteraan masyarakat luas. Hal ini dapat menjamin penyelenggaraan pemerintah yang baik untuk diterapkan di semua tingkat pembangunan dan keputusan berdasarkan kebutuhan nyata dari masyarakat. Pembangunan di pedesaan merupakan salah satu cara untuk mengentaskan kemiskinan di Indonesia melalui kesempatan kerja dan pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan masyarakat. Pembangunan harus dipandang sebagai suatu proses multimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atau struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi institusi nasional, disamping tetap mengejar pertumbuhan ekonomi, penanganan ketimpangan pendapatan serta pengentasan kemiskinan. Masalah kemiskinan merupakan salah satu persoalan yang menjadi pusat perhatian pemerintah di Negara manapun. Kemiskinan merupakan permasalahan kompleks, karena tidak saja berkaitan dengan rendahnya pendapatan dan konsumsi, namun juga terkait erat dengan pendidikan dan kesehatan. Andre Bayo Ala (Arsyad, 1999) menyebutkan kemiskinan itu bersifat multidimensional, karena kebutuhan manusia itu bermacam-macam maka kemiskinan pun memiliki banyk aspek. Kemiskinan primer yang berupa miskin akan asset, organisasi sosial, politik, dan pengetahuan serta keterampilan. Aspek sekunder yaitu berupa miskin dalam jaringan sosial, sumber-sumber keuangan dan informasi, dimensi-dimensi kemiskinan dalam bentuk kekurangan gizi, air, tingkat pendidikan yang rendah dan tingkat produktivitas yang rendah. 9

10 Masalah kemiskinan di Provinsi Bali sendiri menjadi tugas pokok yang harus dikerjakan oleh pemerintah maupun masyarakat setempat. Di Provinsi Bali adalah destinasi pariwisata yang banyak dikenal di mancanegara tetapi masih banyak penduduknya kurang mampu atau miskin, apabila Provinsi Bali sendiri merupakan salah satu provinsi penyumbang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) terbesar melalui pariwisatanya. Masalah kemiskinan ini menjadi masalah yang sangat serius bagi pemerintah daerah setempat agar masalah kemiskinan yang berada di Bali cepat di tanggulangi, ini terlihat bahwa rumah tangga miskin di Bali sendiri masih cukup tinggi seperti terlihat pada Tabel 1.1. Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Miskin yang Berada di Provinsi Bali Tahun Jumlah Penduduk Miskin Persentase (%) No Kabupaten/ Kota (Jiwa) Jembrana Tabanan Badung Gianyar Klungkung Bangli Karangasem Buleleng Denpasar Bali Sumber Data : Bali dalam Angka Tabel 1.1 menunjukan jumlah penduduk miskin dan persentase tingkat kemiskinan yang berada di 9 Kabupaten/Kota yang berada di Provinsi Bali pada tahun 2012 sampai Kabupaten Tabanan adalah Kabupaten dengan jumlah penduduk miskin tertinggi keempat dibandingkan dengan Kabupaten lainnya yaitu sebanyak ribu jiwa. Kebanyakan penduduk miskin yang berada di 10

11 Kabupaten Tabanan ini berkerja sebagai petani atau sebagai buruh tani. Hal ini memerlukan perhatian khusus dari pemerintah dalam membuat kebijakan. Kebijakan bidang pertanian sangat diperlukan oleh penduduk miskin di Kabupaten Tabanan dilihat dari proporsi penduduk miskin yang notabene bekerja dibidang pertanian. Sektor Pertanian merupakan sektor strategis dan potensial dalam pembanguanan ekonomi nasional. Pengembangan sektor pertanian sangat penting untuk kemajuan negara karena pembangunan harus dimulai dengan pemberdayaan masyarakat miskin yang sebagian besar berasal dari sektor ini (Omorogiuwa, 2014). Sebagai negara agraris, sektor ini mampu memberikan konstribusi sebesar 25,74 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional pada tahun Perkembangan teknologi adalah sumber utama pertumbuhan sektor pertanian, sehingga akses teknologi harus dapat ditangani dengan baik agar dapat mempercepat pertumbuhan sektor pertanian (Mellor, 2002).Sektor ini juga mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar, bahkan tercatat hingga tahun persen tenaga kerja Indonesia bergerak dalam sektor ini (Aggita, 2013). Penggunaan kelompok tani akan memudahkan petani untuk memperoleh informasi serta meyebabkan adanya peningkatan adopsi teknologi dan peningkatanproduksi (Mwaura, 2014). Kabupaten Tabanan merupakan Kabupaten yang kebanyakan penduduknya bekerja sebagai petani dan menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian, hal ini juga di dukung oleh karakteristik wilayah dan luas wilayahnya. Tabanan juga di karuniai tanah yang subur dan sangat cocok digunakan untuk bercocok tanam. 11

12 Tidak heran kalau Kabupaten Tabanan merupakan salah satu Kabupaten yang menghasilkan produk hasil pertaniannya cukup tinggi di antara Kabupatenkabupaten yang lain yang berada di provinsi Bali. Pertanian merupakan peranan penting dalam pembangunan ekonomi, sektor pertanian menunjukan apakah suatu Negara dikatakan sedang berkembang atau belum berkembang (Balakrishnama, 2013). Pembangunan sektor pertanian yang berada di Kabupaten Tabanan tetap memegang peranan yang penting bagi keseluruhan pembangunan ekonomi yang berada di Provinsi Bali. Hal ini dikarenakan potensi sumber daya yang ada di Kabupaten Tabanan besar dan beragam, pangsa pasarnya juga besar. Sebagian penduduk yang berada di Kabupaten Tabanan menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian dan sektor ini juga menjadi basis pertumbuhan dan budaya pedesaan.tabel 1.2 menunjukan jumlah penduduk menurut jenis pekerjaan di Desa Bangli, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan. Tabel 1.2 Data Jumlah Penduduk Menurut Jenis Pekerjaan di Desa Bangli Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan Tahun 2016 NO JENIS PEKERJAAN LAKI- LAKI PEREMPUAN JUMLAH (ORANG) (ORANG) (ORANG) 1 Pertanian Pegawai Negeri Sipil Swasta Lainnya JUMLAH Sumber : Kantor Desa Bangli, Baturiti, Tabanan (data sudah diolah) Desa Bangli, Baturiti, Tabanan dengan jumlah penduduk semuanya orang penduduk dengan jumlah penduduk laki-laki yang bekerja sebagai petani sebanyak orang dan penduduk perempuan yang bekerja sebagai petani sebanyak 990 orang. Sebesar 81,4 persen penduduk disana bekerja sebagai petani, 12

13 namun masyarakat disana masih tergolong masyarakat miskin karena masyarakat miskin disana hanya memiliki luas lahan kurang dari 25 are dan juga masyarakat miskin disana kebanyakan sebagai petani penggarap dari lahan milik orang lain hal ini menyebabkan hasil produksi kurang maksimal karena lahan yang dimiliki tidak cukup luas dan harus bagi hasil dengan pemilik lahan sehingga pendapatan dari petani miskin disana tidak cukup tinggi. Pendapatan yang memanfaatkan faktor pertanian sebagai input produksi bergantung pada luas lahan, luas panen hasil pertanian tersebut, biaya operasional yang termasuk pupuk, irigasi, kegunaan hasil produksi (dijual atau konsumsi pribadi), upah tenaga kerja dan kebutuhan lainnya (Singh, 2013). Meningkatkan hasil produksi pertanian memerlukan modal dan biaya yang tidak sedikit hal ini yang menyebabkan masyarakat disana kesulitan dalam meningkatkan hasil pertanian mereka. Dalam meningkatkan hasil produksi pertanian masyarakat miskin memerlukan bahan-bahan penunjang seperti pembelian bibit, pupuk, pestisida, dan lainnya sebagai bahan penunjang dalam meningkatkan hasil produksi pertanian. Untuk membeli bahan-bahan penunjang tersebut diperluakan modal yang tidak sedikit jika mereka meminjam dana di koperasi atau lembaga keuangan lainnya mereka harus memiliki jaminan agar bisa mengajukan kredit untuk menambah modal dan biaya untuk meningkatkan hasil produksi pertanian mereka. Masyarakat miskin disana tidak mempunyai jamianan untuk mengajukan kredit ke koperasi atau lembaga keuangan lainnya hal inilah yang menyebabkan masyarakat disana kesulitan untuk mengembangkan produksi 13

14 pertanian mereka karena kendala biaya. Selain itu angsuran kredit di lembaga keuangan lain memberatkan petani miskin dalam melunasi kreditnya. Petani petani yang ada di Bali maupun di Indonesia memiliki permasalahan yang hampir sama kebanyakan petani di berbagai negara memiliki masalah yang hampir sama seperti masalah tentang konsumsi akibat dari guncangan pendapatan hal ini disebabkan oleh penjualan hasil produksinya jatuh, bencana alam, penyakit dan kematian pada tanaman dan adanya pengeluaran yang tidak diduga (Dartanto, 2010). Permasalahan permasaahan yang dihadapi petani seperti kurangnya akses kepada sumber permodalan, pasar dan teknologi, harga jual tidak sebanding dengan biaya produksi, hama serta organisasi tani yang masih rendah, sehingga program dari Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) ini sangat diperlukan oleh petani yang termasuk rumah tangga miskin untuk meningkatkan hasil produksi pertanian mereka dan pendapatan mereka nantiya. Petani umumnya memaksimalkan keuntugan mereka. Tapi perlu dicatat efisiensi (alokatif dan teknis) dalam memaksimumkan keuntungan adalah dua sisi mata uang yang sama dalam meningkatkan hasil produksi, jadi jika para petani ingin meningkatkan hasil produksinya tidak bisa lepas dari alokatif dan teknis (Akram, 2013). Permasalahn lain yang dihadapi petani yang ada di Bali khususnya yang berada di Desa Bangli, Baturiti, Tabanan yaitu dilihat dari sistem pelayanan secara khusus dari lembaga finansial dan perbankan dewasa ini di negara, beberapa faktor keunggulan usaha agribisnis kecil bisa juga tidak tercapai antara lain misalnya karena kurangnya akses usaha kecil terhadap kredit (Syaifudin, 2005). Ini baru satu dari sekian banyak masalah dan kendala yang di hadapi oleh usaha kecil yang 14

15 berada di tanah air. Masalah lainnya yang tidak kalah penting adalah seperti pemasaran, alih teknologi informasi dan sebagainya. Kalau diperhatikan adanya masalah dan kendala tersebut terjadi atau bersumber pada lemahnya posisi tawar menawar dari usaha kecil. Lemahnya posisi tawar menawar ini bisa terjadi karena usaha kecil yang terlalu kecil sehingga tidak memiliki atau tidak mampu menyimpan energi yang cukup untuk bergerak secara leluasa. Untuk memotivasi dan meningkatkan semangat petani yang ada di Desa Bangli, Baturiti, Tabanan ini untuk lebih semangat dalam kegiatan pertanian dan untuk meningakatkan hasil pertaniannya di perlukan strategi pendekatan program kebijakan dari pemerintahyaitu strategi pendekatan program kebijakan yang digulirkan pemerintah terhadap petani sebagai pelaku utama menjadi sangat penting dan berperan dalam menunjang keberhasilan pembangunan pertanian. (Amar, 2013). Agar strategi pendekatan dapat berjalan dengan baik perlu dilaksanakan melalui dua proses yaitu proses menstimulasi atau memotivasi masyarakat tani untuk berpartisipasi dalam proses pembangunan dan proses pemberdayaan untuk membanguan kualitas sumber daya manusisa yang kreatif. Pengentasan kemiskinan petani secara langsung selama ini adalah melalui implementasi program-program yang ditunjukan kepada petani miskin. Program program tersebut bertujuan untuk meningkatkan kemampuan permodalan petani miskin dalam pengelolaan usaha tani sehingga produktivitas mereka dapat meningkat. Berdasarkan asumsi inilah maka seharusnya desa mendapatkan perhatian yang serius dari pemerintah dengan membuat kebijakan-kebijakan yang terkait dengan pemberdayaan ekonomi dilakukan dengaan cara menghimpun dan 15

16 melembagakan kegiatan ekonomi masyarakat. Pemerintah terus mengambil kebijakan untuk mengatasi masalah keuangan untuk usaha kecil melalui perluasan dukungan keuangan institusional. Ada beberapa sumber pembiayaan dari kelembagaan pemerintah. Dari sektor formal seperti aliran kredit ke usaha kecil yang berasal dari bank-bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) komersial, bank khusus, lembaga keuangan non bank, domestik bank umum swasta, bank komersial asing dan beberapa organisasi pemeintah dan non pemerintah (Zaman, 2011). Akses kredit memungkinkan para petani untuk memenuhi kebutuhan kas petani untuk meneruskan siklus produksi dan juga konsumsi (Reyes, 2012). Desa merupakan agen pemerintah yang paling depan dalam melaksanakan pembangunan, karena pembangunan ditingkat desa berkenaan langsung dengan masyarakat. Dalam mendorong pembangunan ditingkat desa, pemerintah memberikan kewenangan kepada pemerintah desa untuk mengelola daerahnya secara mandiri, salah satunya adalah melalui lembaga ekonomi yang berada ditingkat desa yakni Badan Usaha Milik Desa (Budiono, 2015). Badan Usaha Milik Desa ini diharapkan mampu menstimulus dan menggerakkan roda perekonomian. Melalui pendirian kelembagaan ekonomi yang akan di kelola sepenuhnya oleh masyarakat desa yaitu program Badan usaha Milik Desa (BUMDES) sebagai salah satu program andalan dalam meningkatkan perekonomian desa. Pemberdayaan kelompok melalui Bumdes sangat diharapkan mampu meningkatkan posisi tawar produk-produk lokal ( Suyana, 2015). Badan Usaha Milik Desa lahir sebagai salah satu pendekatan baru dalam usaha untuk meningkatkan perekonomian di suatu desa berdasarkan kebutuhan dan 16

17 potensi yang dimilik oleh desa tersebut. BUMDES merupakan pilar kegiatan ekonomi di desa yang berfungsi sebagi lembaga sosial dan komersial. BUMDES sebagai lembaga sosial berpihak kepada kepentingan masyarakat melalui kontribusinya dalam penyediaan pelayanan sosial. Tujuan pendirian BUMDES antara lain dalam rangka peningkatan Pendapatan Asli Desa (Ridwan, 2014). Pengelolaan yang dilakukan Badan usaha Milik Desa (BUMDES) sepenuhnya dilaksanakan oleh perangkat desa yaitu dari desa, oleh desa, dan untuk desa. Cara kerja yang dilakukan oleh Badan usaha Milik Desa (BUMDES) adalah dengan cara menampung kegiatan-kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh masyarakat dalam sebuah bentuk kelembagaan atau badan usaha yang dikelola berdasarkan potensi desa. Sistem blok pertanian sangat membantu petani dalam mengatasi kendala biaya tetap perunit dalam proses produksi dan dapat mengelola keuangan secara kolektif. Kelompok tani maupun gabungan kelompok tani akan sangat memudahkan dalam pelaksanaan kebijakan ( Mushi, 2015). Kegiatan-kegiatan ekonomi yang ditampung oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) yang berada di Desa Bangli, Baturiti, Tabanan adalah kegiatan usaha ekonomi produktif yang dinilai layak dalam hal ini yang dimaksud adalah usaha jasa dan usaha petani sayur mayur, usaha ternak babi dan usaha ternak sapi. Hal ini akan menunjang usaha yang dilakukan oleh masyarakat akan berjalan dengan produktif dan efektif. Kedepannya nantinya program dari pemerintah ini yaitu Badan usaha Milik Desa (BUMDES) akan berfungsi sebagai pilar kemandirian bangsa yang sekaligus menjadi lembaga yang akan menampung kegiatan ekonomi masyarakat menurut potensi desa yang dimiliki dalam rangka meningkatkan hasil 17

18 produksi dan pendapatan masyarakatnya. Perilaku rumahtangga sebagai penyedia tenaga kerja, produsen sekaligus konsumen, akan mempengaruhi keputusannya dalam mengambil dan mengembalikan kredit, dimana kredit akan mempengaruhi produksi, curahan waktu kerja dan pendapatan yang akhirnya akan mempengaruhi konsumsi rumah tangga ( Nur Asih, 2009). Desa Bangli, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan merupakan salah satu Desa yang mempunyai Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) dan telah berjalan selama setahun. Badan usaha Milik Desa (BUMDES) ini mempunyai program pinjaman untuk masyarakat yang kurang mampu dengan bunga yang rendah. Visi dari Badan usaha Milik Desa (BUMDES) ini adalah untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat Desa Bangli melalui pengembangan usaha ekonomi dan pelayanan sosial. Misi yang dimiliki oleh Bumdes ini adalah pengembangan layanan sosial melalui sistem jaminan sosial bagi rumah tangga miskin dan mengelola dana program yang masuk ke desa bersifat dana bergulir terutama dalam rangka pengentasan kemiskinan dan pengembangan usaha ekonomi pedesaan. Dana bergulir ini diharapkan dapat membantu peningkatan kinerja usaha sehingga dapat menghasilkan manfaat kepada pemiliknya sebagai bagian dari bantuan yang berbentuk pinjaman (Surya, 2012). Kredit sangat diperlukan oleh masyarakat dalam bidang pertanian dan dalam meningkatkan perekonomian pedesaan (Biradar, 2013). Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) yang berada di Desa Bangli, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan ini berfungsi sebagai lembaga ekonomi desa yang mengembangkan usaha dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat khususnya rumah tangga miskin yang berada di Desa Bangli, 18

19 Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan. Hadirnya Badan Usaha Milik Desa keluarga kurang mampu di Desa Bangli, Baturiti, Tabanan sudah tidak kesulitan lagi dalam melalukan pinjam dengan bunga yang relatif rendah. Keluarga yang tidak mampu ini bisa mengembangkan usahanya di dalam bidang pertanian dengan meminjam dana dari Badan usaha Milik Desa (BUMDES) ini. Masyarakat yang kurang mampu yang tergabung dalam kelompok tani bisa meningkatkan hasil produksinya dan pendapatannya. Bantuan pinjaman atau dana perkuatan bagi usaha mandiri mampu menambah tenaga kerja, modal usaha, omset penjualan, dan keuntungan. Pemberian kredit akan membantu petani untuk meningkatkan produksi pertanian dan dapat menambah investasi dalam penggunaan teknologi yang akan dapat meningkatkan kualitas pertanian (Sahu, 2005). Bantuan dana dari pinjaman berimplikasi positif terhadap penanggulangan kemiskinan dan penciptaan lapangan pekerjaan (Hendra, 2009). Dana yang dipinjamkan dari Badan usaha Milik Desa (BUMDES) untuk masing-masing kelompok tani berbeda antar yang satu dengan yang lain ini tergantung jumlah dana yang diperlukan dari masing-masing kelompok tani. Jumlah pinjaman dana dari masyarakat miskin yang tergabung dalam kelompok tani ini berkisaran antara 32 juta sampai yang paling tinggi 315 juta. Setiap anggota dari masing-masing kelompok tani ini mendapatakan dana sekitar 2 juta sampai 2,5 juta untk meningkatkan hasil produksi pertanian mereka. Jumlah pinjaman yang diberikan oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) untuk masyarakat miskin yang berada di Desa Bangli, Baturiti, Tabanan dapat dilihat pada Tabel

20 Tabel 1.3 Jumlah Pinjaman dari BUMDES untuk Petani Miskin yang Tergabung dalam Kelompok Tani Di Desa Bangli, Baturiti, Tabanan Tahun 2016 No Nama Kelompok Tani Banjar Dinas Jumlah Anggota Jumlah dana Pinjaman 1 Giri Mekar Banjar Dinas Gunung 42 orang Kangin 2 Melati Banjar Dinas Bangli 67 orang Bakung Banjar Dinas Uma Poh 27 orang Mekar Sari Banjar Dinas Apit Yeh 14 orang Tunas Mekar Banjar Dinas Apit Yeh 13 orang Cempaka Arum Banjar Dinas Apit Yeh 14 orang Mawar Banjar Dinas Titigalar 33 orang Cempaka Banjar Dinas Munduk 90 orang Andong 9 Kamboja Banjar Dinas Sandan 126 orang Jumlah 426 orang Sumber : Kantor Kepala Desa Bangli,Baturiti, Tabanan (data diolah) Melalui program dari Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) masyarakat yang kurang mampu yang tergabung dalam kelompok tani yang berada di Desa Bangli Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan ini diharapkan dapat meningkatkan hasil produksi pertaniannya dan pendapatan petani itu sendiri namun juga dapat menyerap tenga kerja desa setempat dan pada akhirnya dapat mengurangi pegangguran yang ada di sana khususnya. Tenaga kerja secara langsung akan berguna dalam proses produksi dan secara eksplisit akan meningkatkan produktivitas pekerja (Acemoglu, 1999). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan adapun beberapa rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 20

21 1) Bagaimanakah pengaruh kredit dari program Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) dan tenaga kerja terhadap produksi pertanian petani miskin yang berada di Desa Bangli, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan? 2) Bagaimanakah pengaruh kredit dari program Badan Usaha Milik Desa (BUMDES), tenaga kerja, dan produksi terhadap pendapatan petani miskin yang tergabung dalam kelompok tani yang berada di Desa Bangli, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan? 3) Apakah Produksi menjadi variabel mediasi dari variabel kredit program Badan Usaha Milik Desa dan tenaga kerja? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini yaitu: 1) Untuk menganalisis pengaruh antara kredit dari program Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) dan tenaga kerja terhadap produksi pertanian petani miskin yang berada di Desa Bangli, Kecamatan Baturi, Kabupaten Tabanan. 2) Untuk menganalisis pengaruh kredit dari program Badan Usaha Milik Desa (BUMDES), tenaga kerja, dan produksi terhadap pendapatan petani miskin yang tergabung dalam kelompok tani yang berada di Desa Bangli, Kecamatan Baturiti, kabupaten Tabanan. 3) Untuk menganalisis apakah Produksi menjadi variabel mediasi dari variabel kredit program Badan Usaha Milik Desa dan tenaga kerja. 1.4 Kegunaan Penelitian 21

22 Adapun kegunaan yang diperoleh dari penelitian ini dapat dikemukakan 2 macam kegunaan penelitian yaitu: 1) Kegunaan Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat serta memperkaya literatur yang telah ada sehingga pembaca dapat membandingkan teori-teori dengan kenyataan di lapangan khususnya tentang meningkatkan hasil pertanian dan pendapatan melalui program pemerintah yaitu Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) 2) Kegunaan Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pemerintah dan pihak berkepentingan dalam mengambil kebijakan di bidang ekonomi pertanian khususnya mengenai program Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) dalam usaha peningkatan pendapatan dan hasil produksi pertanian bagi petani di Desa Bangli, Kecamatan Baturuti, Kabupaten Tabanan. 22

23 1.5 Sistematika Penelitian Skripsi ini terdiri dari lima bab yang saling berhubungan antara bab yang satu dengan bab yang lainnya dan disusun secara sistematis serta terperinci untuk memberikan gambaran dan mempermudah pembahasan. Sistematika dari masingmasing bab dapat diperinci sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang masalah dari penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika penelitiannya. BAB II : KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Bab ini menguraikan kajian pustaka dan rumusan hipotesis. Dalam kajian pustaka dibahas mengenai teori pertumbuhan ekonomi, konsep wisatawan, jenis-jenis pariwisata, konsep tingkat hunian hotel, konsep pengeluaran wisatwan, konsep tenaga kerja serta hubungan antar variabel. BAB III : METODE PENELITIAN Dalam bab ini membahas mengenai metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini meliputi desain penelitian, lokasi penelitian, objek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, sampel, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data. 23

24 BAB IV: DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Bab ini akan menyajikan gambaran umum wilayah, perkembangan, dan data serta menguraikan pembahasan yang berkaitan dengan pengujian pengaruh langsung maupun pengaruh tidak langsung variabel kredit yang di berikan oleh Badan Usaha Milik Desa, tenaga kerja, produksi, dan pendapatan petani miskin yang berada di Desa Bangli, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan. BAB V : SIMPULAN DAN SARAN Bab ini akan mengemukakan simpulan berdasarkan hasil uraian pembahasan pada bab sebelumnya, keterbatasan dalam penelitian yang telah dilakukan dan saran atas penelitian yang dilakukan agar nantinya diharapkan dapat berguna bagi penelitian selanjutnya. 24

HALAMAN PENGESAHAN...

HALAMAN PENGESAHAN... Judul : Pengaruh Pembiayaan Pemerintah Di Sektor Pendidikan Dan Kesehatan Terhadap Indeks Kualitas Manusia Serta Pertumbuhan Ekonomi Pada Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2011-2015 Nama : I Gede Komang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia memiliki tujuan untuk mensejahterakan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia memiliki tujuan untuk mensejahterakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan di Indonesia memiliki tujuan untuk mensejahterakan masyarakat terutama masyarakat kecil dan masyarakat yang masih belum mampu untuk memenuhi kebutuhannya

Lebih terperinci

Abstrak. Kata Kunci: tingkat upah, teknologi, produktivitas kerja, penyerapan tenaga kerja

Abstrak. Kata Kunci: tingkat upah, teknologi, produktivitas kerja, penyerapan tenaga kerja Judul : Pengaruh Tingkat Upah dan Teknologi Terhadap Produktivitas Kerja dan Penyerapan Tenaga Kerja pada Industri Mebel Meja Kayu di Kota Denpasar Nama : Nashahta Ardhiaty Nurfiat NIM : 1306105077 Abstrak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perekonomian di Bali. Sektor ini menyumbang sebesar 14,64% dari total Produk

I. PENDAHULUAN. perekonomian di Bali. Sektor ini menyumbang sebesar 14,64% dari total Produk 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian memegang peran strategis dalam upaya peningkatan perekonomian di Bali. Sektor ini menyumbang sebesar 14,64% dari total Produk Domestik Regional Bruto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor-sektor lain dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor-sektor lain dalam sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan sektor-sektor ekonomi di Indonesia kini sudah semakin berkembang sangat pesat, terutama pertumbuhan di sektor industri.sektor industri diyakini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini peningkatan kinerja Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini peningkatan kinerja Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini peningkatan kinerja Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) masih dilanda berbagai hambatan dan tantangan dalam menghadapi persaingan. Hambatan dan tantangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang akan mempercepat pemulihan ekonomi dan memperkuat ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang akan mempercepat pemulihan ekonomi dan memperkuat ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan salah satu bagian dari pembangunan nasional yang akan mempercepat pemulihan ekonomi dan memperkuat ekonomi berkelanjutan. Seluruh negara

Lebih terperinci

Kata Kunci : Kredit Usaha Rakyat (KUR), Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan

Kata Kunci : Kredit Usaha Rakyat (KUR), Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan Judul :Efektivitas Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) Pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung Nama : Daniel Kadju NIM : 1206105103 Abstrak Kredit Usaha Rakyat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan proses pembangunan yang. dilaksanakan oleh suatu daerah atau negara dalam rangka memakmurkan warga

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan proses pembangunan yang. dilaksanakan oleh suatu daerah atau negara dalam rangka memakmurkan warga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi merupakan proses pembangunan yang dilaksanakan oleh suatu daerah atau negara dalam rangka memakmurkan warga negara atau penduduk daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesejahteraan masyarakat merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh setiap negara khususnya di Indonesia, banyak kebijaksanaan yang dibuat oleh pemerintah untuk pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi dunia usaha termasuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) saat

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi dunia usaha termasuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) saat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aktivitas bisnis merupakan fenomena yang sangat kompleks karena mencakup berbagai bidang diantaranya hukum, ekonomi, dan politik. Perkembangan perekonomian

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS iii KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL x DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN.. xiii

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia ( Sadono Sukirno, 1996:33). Pembangunan ekonomi daerah

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia ( Sadono Sukirno, 1996:33). Pembangunan ekonomi daerah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi adalah suatu usaha untuk meningkatkan pendapatan perkapita dengan cara mengolah kekuatan ekonomi potensial menjadi ekonomi riil melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Problema kemiskinan terus menjadi masalah besar sepanjang sejarah sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Problema kemiskinan terus menjadi masalah besar sepanjang sejarah sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Problema kemiskinan terus menjadi masalah besar sepanjang sejarah sebuah negara. Dalam sebuah Negara, tidak ada persoalan yang lebih besar, selain persoalan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. karena sebagian orang tua lebih memilih untuk mempekerjakan anaknya dari pada

BAB 1 PENDAHULUAN. karena sebagian orang tua lebih memilih untuk mempekerjakan anaknya dari pada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang yang masih memiliki masalah pengangguran dan kemiskinan. Telah banyak usaha yang dilakukan pemerintah untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur yang bertumpu pada sektor industri. Salah satunya industri kecil dan

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur yang bertumpu pada sektor industri. Salah satunya industri kecil dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang memiliki keunggulan sebagai negara manufaktur yang bertumpu pada sektor industri. Salah satunya industri kecil dan menengah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu perhatian khusus terhadap pembangunan ekonomi. Perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. suatu perhatian khusus terhadap pembangunan ekonomi. Perekonomian suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam memperkuat suatu perekonomian agar dapat berkelanjutan perlu adanya suatu perhatian khusus terhadap pembangunan ekonomi. Perekonomian suatu negara sangat

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci: modal, tenaga kerja, lama usaha, jam kerja, dan pendapatan

Abstrak. Kata kunci: modal, tenaga kerja, lama usaha, jam kerja, dan pendapatan Judul : Pengaruh Modal, Tenaga Kerja, Lama Usaha, dan Jam Kerja Terhadap Pendapatan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Denpasar Nama : I Gede Ariyuda Pratama NIM : 1306105026 Abstrak Program

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Sistematika Penulisan...

1.1 Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Sistematika Penulisan... DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALISTAS... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari usaha-usaha pembangunan, selain menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari usaha-usaha pembangunan, selain menciptakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari usaha-usaha pembangunan, selain menciptakan pertumbuhan GNP yang setinggi-tingginya dan penyediaan lapangan pekerjaan, juga menginginkan adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1999 yang disempurnakan dengan UU No. 12 Tahun 2008 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1999 yang disempurnakan dengan UU No. 12 Tahun 2008 tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak dirubahnya sistem pemerintahan di Indonesia yang pada awalnya menganut sistem sentralisasi menjadi sistem desentralisasi atau dikenal dengan sebutan otonomi daerah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR.. xi DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terkandung dalam analisis makro. Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik

BAB I PENDAHULUAN. terkandung dalam analisis makro. Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh suatu negara diukur dari perkembangan pendapatan nasional riil yang dicapai suatu negara/daerah ini terkandung

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. memberikan bantuan permodalan dengan menyalurkan kredit pertanian. Studi ini

Bab I. Pendahuluan. memberikan bantuan permodalan dengan menyalurkan kredit pertanian. Studi ini Bab I Pendahuluan Di setiap negara manapun masalah ketahanan pangan merupakan suatu hal yang sangat penting. Begitu juga di Indonesia, terutama dengan hal yang menyangkut padi sebagai makanan pokok mayoritas

Lebih terperinci

Kata kunci: luas lahan, produksi, biaya usaha tani, pendapatan.

Kata kunci: luas lahan, produksi, biaya usaha tani, pendapatan. Judul : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Jeruk Pada Desa Gunung Bau Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli Nama : Anak Agung Irfan Alitawan NIM : 1306105136 Abstrak Sektor Pertanian merupakan

Lebih terperinci

Judul : Peran E-commerce Terhadap Penjualan Usaha pada Industri Pakain Jadi di Provinsi Bali Nama : I Gusti Ngurah Adi Setyawan Nim :

Judul : Peran E-commerce Terhadap Penjualan Usaha pada Industri Pakain Jadi di Provinsi Bali Nama : I Gusti Ngurah Adi Setyawan Nim : Judul : Peran E-commerce Terhadap Penjualan Usaha pada Industri Pakain Jadi di Provinsi Bali Nama : I Gusti Ngurah Adi Setyawan Nim : 1306105140 ABSTRAK Industri Pakaian Jadi di Provinsi Bali dikatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pula orang yang menganggur, maka semakin dirasakan pentingnya dunia wirausaha.

BAB I PENDAHULUAN. pula orang yang menganggur, maka semakin dirasakan pentingnya dunia wirausaha. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin maju suatu negara, semakin banyak orang yang terdidik, dan banyak pula orang yang menganggur, maka semakin dirasakan pentingnya dunia wirausaha. Pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyempit membuat petani berpikir bekerja dibidang lain yaitu industri dan

BAB I PENDAHULUAN. menyempit membuat petani berpikir bekerja dibidang lain yaitu industri dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris, akan tetapi luas tanah yang semakin menyempit membuat petani berpikir bekerja dibidang lain yaitu industri dan kerajinan rumah tangga.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lapangan atau peluang kerja serta rendahnya produktivitas, namun jauh lebih

BAB I PENDAHULUAN. lapangan atau peluang kerja serta rendahnya produktivitas, namun jauh lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dimensi masalah ketenagakerjaan bukan hanya sekedar keterbatasan lapangan atau peluang kerja serta rendahnya produktivitas, namun jauh lebih serius dengan penyebab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kualitas hidup manusia merupakan upaya yang terus

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kualitas hidup manusia merupakan upaya yang terus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Pembangunan kualitas hidup manusia merupakan upaya yang terus dilakukan pemerintah dalam rangka mencapai kehidupan yang lebih baik. Upaya pembanguan ini ditujukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan sesuai prioritas dan kebutuhan masing-masing daerah dengan

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan sesuai prioritas dan kebutuhan masing-masing daerah dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi Indonesia sangat tergantung pada pembangunan ekonomi daerah. Pembangunan daerah dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan sesuai prioritas dan

Lebih terperinci

: Analisis Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dalam Upaya Pelaksanaan Otonomi Daerah di Kabupaten Badung Bali. : Tyasani Taras NIM :

: Analisis Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dalam Upaya Pelaksanaan Otonomi Daerah di Kabupaten Badung Bali. : Tyasani Taras NIM : Judul Nama : Analisis Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dalam Upaya Pelaksanaan Otonomi Daerah di Kabupaten Badung Bali. : Tyasani Taras NIM : 1306205188 Abstrak Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembagian pendapatan yang merata bagi seluruh rakyat sesuai dengan sila Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. pembagian pendapatan yang merata bagi seluruh rakyat sesuai dengan sila Pancasila BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pembangunan daerah Bali merupakan salah satu bagian dari pembangunan nasional yang meliputi berbagai aspek kehidupan baik fisik maupun mental yang

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: non labor income, mutu sumber daya manusia, tingkat upah, lama menganggur, pengangguran terdidik

ABSTRAK. Kata kunci: non labor income, mutu sumber daya manusia, tingkat upah, lama menganggur, pengangguran terdidik Judul : Analisis Pengaruh Non Labor Income, Mutu Sumber Daya Manusia dan Tingkat Upah Terhadap Lama Menganggur Pengangguran Terdidik di Kota Denpasar Nama : Udur Yustince BR Situmorang NIM : 1206105040

Lebih terperinci

Abstrak. Kata Kunci :Curahan Jam Kerja, Umur, Pendidikan, Pendapatan Suami, Jumlah Tanggungan.

Abstrak. Kata Kunci :Curahan Jam Kerja, Umur, Pendidikan, Pendapatan Suami, Jumlah Tanggungan. Judul Nama : Pengaruh Umur, Tingkat Pendidikan, Pendapatan Suami, dan Jumlah Tanggungan Keluarga Terhadap Curahan Jam Kerja Pedagang Wanita di Pasar Kumbasari : Made Puspita Mega Swari NIM : 1306105063

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan usaha-usaha untuk meningkatkan taraf

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan usaha-usaha untuk meningkatkan taraf BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi merupakan usaha-usaha untuk meningkatkan taraf hidup suatu bangsa yang seringkali diukur dengan tinggi rendahnya pendapatan riil per kapita.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam pergerakan perekonomian nasional. UMKM memiliki kontribusi dalam

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam pergerakan perekonomian nasional. UMKM memiliki kontribusi dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) merupakan pihak yang memiliki andil cukup besar dalam pergerakan perekonomian nasional. UMKM memiliki kontribusi dalam peningkatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator ekonomi antara lain dengan mengetahui pendapatan nasional, pendapatan per kapita, tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan merupakan suatu keadaan dimana seseorang berpenghasilan rendah,

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan merupakan suatu keadaan dimana seseorang berpenghasilan rendah, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemiskinan merupakan sebuah permasalahan sosial yang sangat kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan (Anggraini, 2012). Kemiskinan umumnya

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemberdayaan Usaha Mikro (UM) menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat, dan sekaligus menjadi tumpuan sumber

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI AGUSTUS 2011

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI AGUSTUS 2011 No. 60/11/51/Th. V, 7 Nopember 2011 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI AGUSTUS 2011 Berdasarkan hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2011, tercatat sebanyak 2.952,55 ribu penduduk usia kerja,

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atau struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menentukan maju tidaknya suatu negara. Menurut Adam Smith (2007) tidak ada masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. menentukan maju tidaknya suatu negara. Menurut Adam Smith (2007) tidak ada masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan merupakan masalah sosial terbesar yang dihadapi oleh setiap negara di dunia dan setiap negara berusaha untuk mengatasinya. Kemiskinan adalah faktor yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. struktur pembangunan perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi

I. PENDAHULUAN. struktur pembangunan perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Simantri, Subak Renon, Dampak.

ABSTRAK. Kata kunci : Simantri, Subak Renon, Dampak. ABSTRAK Ahmad Surya Jaya. NIM 1205315020. Dampak Program Simantri 245 Banteng Rene Terhadap Subak Renon di Kecamatan Denpasar Selatan, Denpasar. Dibimbing oleh: Prof. Dr. Ir. I Wayan Windia, SU dan Ir.

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki potensi ekonomi tinggi, potensi yang mulai diperhatikan dunia internasional.

A. Latar Belakang Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki potensi ekonomi tinggi, potensi yang mulai diperhatikan dunia internasional. A. Latar Belakang Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki potensi ekonomi tinggi, potensi yang mulai diperhatikan dunia internasional. Indonesia - negara dengan ekonomi paling besar di Asia Tenggara.Indonesia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan pertanian di Indonesia adalah

I. PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan pertanian di Indonesia adalah 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu tujuan pembangunan pertanian di Indonesia adalah pengembangan hortikultura untuk meningkatkan pendapatan petani kecil. Petani kecil yang dimaksud dalam pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pada suatu negara terutama pada negara-negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pada suatu negara terutama pada negara-negara berkembang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pada suatu negara terutama pada negara-negara berkembang memiliki tujuan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang dapat diukur melalui pertumbuhan pendapatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertanian meliputi sub-sektor perkebunan, perikanan, dan perikanan.

BAB I PENDAHULUAN. pertanian meliputi sub-sektor perkebunan, perikanan, dan perikanan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar dan berkelanjutan mencakup berbagai aspek kehidupan masyarakat. Salah satu bentuk pembangunan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berdampak pada semakin meningkatnya angka pengangguran di Indonesia. Persoalan pengangguran dan kemiskinan merupakan salah satu

I. PENDAHULUAN. berdampak pada semakin meningkatnya angka pengangguran di Indonesia. Persoalan pengangguran dan kemiskinan merupakan salah satu I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai salah satu negara berkembang, Indonesia dihadapkan pada semakin majunya era teknologi dan ilmu pengetahuan yang semakin berkembang namun tidak dibarengi dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan pendudukyang

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan pendudukyang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan pendudukyang disertai dengan perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu daerah di Indonesia yang memiliki kekayaan sumberdaya ekonomi melimpah. Kekayaan sumberdaya ekonomi ini telah dimanfaatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengurus daerahnya sendiri, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. mengurus daerahnya sendiri, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Otonomi daerah adalah wewenang pemerintah daerah dalam mengatur dan mengurus daerahnya sendiri, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004. Andirfa (2009), menyatakan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK INDUSTRI KECIL KERUPUK

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK INDUSTRI KECIL KERUPUK IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK INDUSTRI KECIL KERUPUK 4.1. Letak Geografis, Kependudukan dan Kondisi Perekonomian Kabupaten Demak Kabupaten Demak merupakan salah satu kabupaten di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak krisis moneter yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 dan telah berkembang menjadi krisis ekonomi dan multidimensi, pertumbuhan ekonomi nasional relatif masih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara maritim, dimana 70 persen dari luas wilayah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara maritim, dimana 70 persen dari luas wilayah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar BelakangS Indonesia merupakan negara maritim, dimana 70 persen dari luas wilayah Indonesia terdiri dari wilayah lautan dan sebagian besar masyarakat pesisir bermata pencaharian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat kesejahteraan merupakan acuan utama yang mendeskripsikan

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat kesejahteraan merupakan acuan utama yang mendeskripsikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tingkat kesejahteraan merupakan acuan utama yang mendeskripsikan bagaimana sebuah negara berkembang. Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu mistar pengukur yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki potensi ekonomi tinggi, potensi yang mulai diperhatikan dunia internasional. Indonesia - negara dengan ekonomi paling besar

Lebih terperinci

E-Jurnal EP Unud, 6[6]: ISSN PERAN BUMDES BAGI PETANI MISKIN DI DESA BANGLI KECAMATAN BATURITI KABUPATEN TABANAN

E-Jurnal EP Unud, 6[6]: ISSN PERAN BUMDES BAGI PETANI MISKIN DI DESA BANGLI KECAMATAN BATURITI KABUPATEN TABANAN E-Jurnal EP Unud, 6[6]: 1097-1126 ISSN 2303-0178 PERAN BUMDES BAGI PETANI MISKIN DI DESA BANGLI KECAMATAN BATURITI KABUPATEN TABANAN Ni Putu Ayu Putri Trisnawati 1 I Gusti Bagus Indrajaya 2 1,2 Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antar masing-masing daerah, antar golongan pendapatan dan di seluruh aspek. kehidupan sehingga membuat stuktur ekonomi tidak kokoh.

BAB I PENDAHULUAN. antar masing-masing daerah, antar golongan pendapatan dan di seluruh aspek. kehidupan sehingga membuat stuktur ekonomi tidak kokoh. 19 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan pembangunan meliputi kenaikan pendapatan perkapita yang relatif cepat, ketersediaan kesempatan kerja yang luas, distribusi pendapatan yang merata serta kemakmuran

Lebih terperinci

HALAMAN PENGESAHAN...

HALAMAN PENGESAHAN... DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup pengaman perekonomian

Lebih terperinci

ANALISIS PERGESERAN STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN TABANAN PROVINSI BALI SKRIPSI. Oleh: I WAYAN MARDIANA NIM.

ANALISIS PERGESERAN STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN TABANAN PROVINSI BALI SKRIPSI. Oleh: I WAYAN MARDIANA NIM. ANALISIS PERGESERAN STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN TABANAN PROVINSI BALI SKRIPSI Oleh: I WAYAN MARDIANA NIM. 1306105035 Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. faktor terpenting bagi kehidupan manusia, karena memiliki tiga fungsi pokok yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. faktor terpenting bagi kehidupan manusia, karena memiliki tiga fungsi pokok yaitu : BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lingkungan hidup merupakan semua benda, daya, dan kondisi yang terdapat dalam suatu tempat atau ruang dimana manusia atau makluk hidup berada dan dapat memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat. Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat. Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi pada hakekatnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat diperlukan pertumbuhan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Anggaran, Budgetary Goal Characteristics, Self-Efficacy, Kinerja Manajerial. iii

ABSTRAK. Kata kunci: Anggaran, Budgetary Goal Characteristics, Self-Efficacy, Kinerja Manajerial. iii Judul : Pengaruh Budgetary Goal Characteristics pada Kinerja Manajerial dengan Self-Efficacy sebagai Variabel Moderasi (Studi empiris pada pemerintah Daerah Kabupaten Buleleng) Nama : Kadek Dias Prayoga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasional dan tercapai kesejahteraan masyarakat. Hal ini sejalan dengan pendapat

BAB I PENDAHULUAN. nasional dan tercapai kesejahteraan masyarakat. Hal ini sejalan dengan pendapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan suatu wilayah hakekatnya adalah serangkaian kebijakan sebagai usaha untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan menciptakan pembangunan yang seimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan pada hakekatnya bertujuan membangun kemandirian,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan pada hakekatnya bertujuan membangun kemandirian, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan pada hakekatnya bertujuan membangun kemandirian, termasuk pembangunan pedesaan. Salah satu misi pemerintah adalah membangun daerah pedesaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan pembangunan dan hasilnya. Di awal pelita, yaitu pelita I, titik berat

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan pembangunan dan hasilnya. Di awal pelita, yaitu pelita I, titik berat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan Nasional Indonesia dilandaskan pada Trilogi pembangunan, yaitu stabilitas nasional yang mantap, pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan pemerataan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. terbesar kedua setelah sektor pariwisata (perdagangan, hotel, dan restoran).

I. PENDAHULUAN. terbesar kedua setelah sektor pariwisata (perdagangan, hotel, dan restoran). 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian di Bali merupakan sektor penyumbang pendapatan daerah terbesar kedua setelah sektor pariwisata (perdagangan, hotel, dan restoran). Berdasarkan data

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dengan menyerap 42 persen angkatan kerja (BPS, 2011). Sektor pertanian

I. PENDAHULUAN. dengan menyerap 42 persen angkatan kerja (BPS, 2011). Sektor pertanian I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris dan maritim, sektor pertanian merupakan salah satu penggerak utama perekonomian Indonesia, bahwa pada tahun 2010 sektor ini menyumbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara mempunyai cara yang berbeda-beda dalam mengatasinya. Wadah ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. negara mempunyai cara yang berbeda-beda dalam mengatasinya. Wadah ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem Perekonomian adalah sistem yang digunakan suatu negara untuk mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya baik kepada individu maupun organisasi di negara

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wirausaha memiliki peran penting dalam perkembangan ekonomi suatu negara, salah satu contohnya adalah negara adidaya Amerika. Penyumbang terbesar perekonomian Amerika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami transformasi dari perekonomian yang berbasis industri. Sektor industri

BAB I PENDAHULUAN. mengalami transformasi dari perekonomian yang berbasis industri. Sektor industri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konsep pembangunan seringkali dianggap sama dengan proses industrialisasi. Proses industrialisasi dan pembangunan industri sebenarnya merupakan salah satu jalur

Lebih terperinci

Kata Kunci: Modal, Tingkat Upah, Penyerapan Tenaga Kerja, Produksi DAFTAR ISI...

Kata Kunci: Modal, Tingkat Upah, Penyerapan Tenaga Kerja, Produksi DAFTAR ISI... Judul : Analisis Pengaruh Modal dan Tingkat Upah Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja dan Produksi Industri Kerajinan Patung Batu Padas Di Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar. Nama : Gede Herry Adie Perdana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh yang sangat besar dalam perekonomian nasional.

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh yang sangat besar dalam perekonomian nasional. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses perubahan kondisi ekonomi secara terus menerus kearah yang lebih baik dengan harapan terwujudnya pemerataan pendapatan, kemakmuran

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pengembangan sumberdaya manusia merupakan proses untuk. ini juga merupakan proses investasi sumberdaya manusia secara efektif dalam

I. PENDAHULUAN. Pengembangan sumberdaya manusia merupakan proses untuk. ini juga merupakan proses investasi sumberdaya manusia secara efektif dalam I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan sumberdaya manusia merupakan proses untuk meningkatkan pengetahuan manusia, kreativitas dan keterampilan serta kemampuan orang-orang dalam masyarakat. Pengembangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUIAN 1.1 Analisis Situasi Letak Geografis

BAB 1 PENDAHULUIAN 1.1 Analisis Situasi Letak Geografis BAB 1 PENDAHULUIAN 1.1 Analisis Situasi 1.1.1 Letak Geografis Desa Bangli adalah salah satu desa yang terletak di Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali. Secara Demografi, Desa Bangli merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan bangsa dan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator untuk menilai keberhasilan pembangunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat dimasa yang akan datang terutama di negara-negara berkembang.

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat dimasa yang akan datang terutama di negara-negara berkembang. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan penduduk lanjut usia (lansia) diprediksikan akan meningkat cepat dimasa yang akan datang terutama di negara-negara berkembang. Indonesia sebagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan yang dilakukan di negara-negara dunia ketiga masih menitikberatkan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan yang dilakukan di negara-negara dunia ketiga masih menitikberatkan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan yang dilakukan di negara-negara dunia ketiga masih menitikberatkan pada sektor pertanian. Di Indonesia sektor pertanian memiliki peranan besar dalam menunjang

Lebih terperinci

wbab I PENDAHULUAN No Indikator Satuan Tahun 2011 *) TAHUN 2012 **) PERKEMBANGAN TAHUN Jumlah % Jumlah % Jumlah %

wbab I PENDAHULUAN No Indikator Satuan Tahun 2011 *) TAHUN 2012 **) PERKEMBANGAN TAHUN Jumlah % Jumlah % Jumlah % 1 wbab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang di kawasan Asia Tenggara yang terus berupaya untuk mencapai pembangunan ekonomi ke arah yang lebih baik.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. anorganik menjadi bahan organik dengan bantuan tumbuh-tumbuhan dan

I. PENDAHULUAN. anorganik menjadi bahan organik dengan bantuan tumbuh-tumbuhan dan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukkan dari banyaknya penduduk

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci: Evaluasi, Pemberdayaan, Efektivitas, Kesejahteraan

Abstrak. Kata kunci: Evaluasi, Pemberdayaan, Efektivitas, Kesejahteraan Judul : Evaluasi Pelaksanaan Program Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) Pada Gapoktan Di Kabupaten Tabanan : Studi Gapoktan Aseman III di Desa Megati. Nama : Gede Crisna Wijaya NIM : 1306105100

Lebih terperinci

8.1. Keuangan Daerah APBD

8.1. Keuangan Daerah APBD S alah satu aspek pembangunan yang mendasar dan strategis adalah pembangunan aspek ekonomi, baik pembangunan ekonomi pada tatanan mikro maupun makro. Secara mikro, pembangunan ekonomi lebih menekankan

Lebih terperinci

ABSTRAK. keberhasilan koperasi, jumlah anggota, modal, kualitas SDM, partisipasi anggota

ABSTRAK. keberhasilan koperasi, jumlah anggota, modal, kualitas SDM, partisipasi anggota Judul : Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Koperasi Wanita di Kecamatan Gianyar Nama : A A Istri Agung Ratih Kirana NIM : 1306105139 ABSTRAK Koperasi Wanita didirikan dalam rangka pemberdayaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan

I. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Fungsi pokok bank sebagai lembaga intermediasi sangat membantu dalam siklus aliran dana dalam perekonomian suatu negara. Sektor perbankan berperan sebagai penghimpun dana

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. secara terus menerus untuk mewujudkan cita-cita berbangsa dan bernegara, yaitu

I. PENDAHULUAN. secara terus menerus untuk mewujudkan cita-cita berbangsa dan bernegara, yaitu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan serangkaian proses multidimensial yang berlangsung secara terus menerus untuk mewujudkan cita-cita berbangsa dan bernegara, yaitu terciptanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan diberbagai daerah serta menciptakan kesempatan kerja. Sasaran

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan diberbagai daerah serta menciptakan kesempatan kerja. Sasaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan suatu wilayah adalah serangkaian kebijakan sebagai usaha meningkatkan taraf hidup masyarakat, untuk menciptakan keseimbangan pembangunan diberbagai daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara berkembang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara berkembang diarahkan untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan bagi seluruh rakyatnya. Keberhasilan sebuah pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai upaya dirancang dan dilaksanakan oleh pemerintah daerah semata-sama

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai upaya dirancang dan dilaksanakan oleh pemerintah daerah semata-sama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesejahteraan masyarakat merupakan salah satu tujuan yang diharapkan oleh setiap daerah tidak terkecuali bagi kabupaten/kota yang ada di Provinsi Bali. Berbagai upaya

Lebih terperinci

Judul : Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengangguran, dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kemiskinan di Provinsi Bali Nama : Ita Aristina NIM :

Judul : Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengangguran, dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kemiskinan di Provinsi Bali Nama : Ita Aristina NIM : Judul : Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengangguran, dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kemiskinan di Provinsi Bali Nama : Ita Aristina NIM : 1215151009 ABSTRAK Kemiskinan menjadi masalah besar di Provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu bangsa. Industrialisasi dapat diartikan sebagai suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu bangsa. Industrialisasi dapat diartikan sebagai suatu proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam proses pembangunan ekonomi, industrialisasi merupakan salah satu tahap perkembangan yang dianggap penting untuk dapat mempercepat kemajuan ekonomi suatu bangsa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan sekaligus menjadi tumpuan sumber pendapatan sebagian besar masyarakat dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan sekaligus menjadi tumpuan sumber pendapatan sebagian besar masyarakat dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemerintah menyadari pemberdayaan usaha kecil menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat dan sekaligus

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kontribusi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terhadap. 1. Peran UMKM terhadap Perekonomian di Indonesia

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kontribusi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terhadap. 1. Peran UMKM terhadap Perekonomian di Indonesia BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kontribusi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terhadap Perekonomian di Indonesia 1. Peran UMKM terhadap Perekonomian di Indonesia UMKM merupakan bagian penting dari perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian masih sangat penting bagi perekonomian nasional. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian masih sangat penting bagi perekonomian nasional. Hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian masih sangat penting bagi perekonomian nasional. Hal tersebut dikarenakan potensi dari sektor pertanian di Indonesia didukung oleh ketersediaan sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sektor pertanian merupakan sektor yang mendasari kehidupan setiap

BAB I PENDAHULUAN. sektor pertanian merupakan sektor yang mendasari kehidupan setiap 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor pertanian masih memegang peranan penting bagi perekonomian nasional. Hal tersebut dikarenakan beberapa alasan, pertama, sektor pertanian merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerja harus terus diusahakan agar standar kehidupan yang layak dapat

BAB I PENDAHULUAN. kerja harus terus diusahakan agar standar kehidupan yang layak dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penciptaan tenaga kerja yang produktif merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan oleh pemerintah saat ini. Peningkatan produktivitas tenaga kerja harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (http://www.bps.go.id/brs_file/tenaker-15mei09.pdf). kekuatan posisi tawar (Bargaining Power) yang sejajar dengan pengusaha dan

BAB I PENDAHULUAN. (http://www.bps.go.id/brs_file/tenaker-15mei09.pdf). kekuatan posisi tawar (Bargaining Power) yang sejajar dengan pengusaha dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan hasil Sensus Penduduk tahun 2010, jumlah angkatan kerja Indonesia berjumlah 107,7 juta jiwa. Dari jumlah tersebut, yang bekerja sebagai buruh sebanyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Tanuwidjaya, 2013). Sejak tahun 1969 Pemprov Bali bersama masyarakat telah

BAB I PENDAHULUAN. (Tanuwidjaya, 2013). Sejak tahun 1969 Pemprov Bali bersama masyarakat telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan rangkaian kegiatan yang terencana menuju keadaan masyarakat ke arah kehidupan yang lebih baik daripada kondisi yang lalu (Tanuwidjaya,

Lebih terperinci