ABSTRAK. keberhasilan koperasi, jumlah anggota, modal, kualitas SDM, partisipasi anggota

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ABSTRAK. keberhasilan koperasi, jumlah anggota, modal, kualitas SDM, partisipasi anggota"

Transkripsi

1 Judul : Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Koperasi Wanita di Kecamatan Gianyar Nama : A A Istri Agung Ratih Kirana NIM : ABSTRAK Koperasi Wanita didirikan dalam rangka pemberdayaan perempuan. Keberhasilan Koperasi Wanita dapat disebabkan beberapa faktor, yakni jumlah anggota, modal, kualitas SDM, dan partisipasi anggotanya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh secara langsung maupun tidak langsung jumlah anggota, modal, dan kualitas SDM terhadap keberhasilan koperasi melalui partisipasi anggota, perbedaan tingkat keberhasilan Koperasi Wanita mandiri dan tidak mandiri, serta bagaimana kondisi keberhasilan Koperasi Wanita di Kecamatan Gianyar. Penelitian ini dilakukan di Koperasi Wanita yang ada di Kecamatan Gianyar dengan menggunakan data sekunder dari masing-masing koperasi dan didukung dengan hasil wawancara dari pengurus koperasi. Teknik analisis yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan adalah analisis jalur, uji beda, dan analisis deskriptif. Berdasarkan hasil analisis, jumlah anggota, modal, dan kualitas SDM secara parsial berpengaruh langsung dan signifikan terhadap partisipasi anggota. Jumlah anggota berpengaruh langsung terhadap keberhasilan koperasi, sementara modal dan kualitas SDM tidak memiliki pengaruh terhadap keberhasilan koperasi. Partisipasi anggota merupakan full mediation pengaruh tidak langsung jumlah anggota terhadap keberhasilan koperasi, sementara itu partisipasi anggota merupakan parsial mediasi pengaruh tidak langsung modal dan kualitas SDM terhadap keberhasilan koperasi. Selain itu, terdapat perbedaan tingkat keberhasilan Koperasi Wanita mandiri dan yang tidak mandiri. Keberhasilan koperasi dapat ditingkatkan melalui peningkatan partisipasi anggota koperasi. Diharapkan untuk memperbaiki sistem pengelolaan koperasi. Pemerintah daerah dapat melakukan pengadaan penyuluhan atau pelatihan untuk pengurus koperasi guna meningkatkan pengetahuan mengenai perkoperasian. Kata kunci: keberhasilan koperasi, jumlah anggota, modal, kualitas SDM, partisipasi anggota

2 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i iii iv v vii viii BAB I BAB II PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Penelitian Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Manfaat teoritis Manfaat praktis Sistematika Penulisan KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep Teori Pembangunan Konsep Koperasi Keanggotaan Koperasi Modal Koperasi Teori Sumber Daya Manusia Partisipasi Anggota Koperasi Keberhasilan Koperasi Hubungan Jumlah Anggota dan Partisipasi Anggota Hubungan Modal dan Partisipasi Anggota Hubungan Kualitas SDM dan Partisipasi Anggota Hubungan Jumlah Anggota dan Keberhasilan Koperasi Hubungan Modal dan Keberhasilan Koperasi Hubungan Kualitas SDM dan Keberhasilan Koperasi Hubungan Partisipasi Anggota dan Keberhasilan

3 Koperasi Hipotesis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Lokasi Penelitian Objek Penelitian Identifikasi Variabel Definisi Operasional Variabel Jenis dan Sumber Data Populasi, Sampel, dan Metode Penentuan Sampel Metode Pengumpulan Data Teknik Analisis Data Statistik Deskriptif Analisis Jalur (Path Analysis) Uji Beda BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Daerah atau Wilayah Penelitian Karakteristik Data Penelitian Perkembangan Jumlah Koperasi Wanita di Kecamatan Gianyar Perkembangan Jumlah Anggota Koperasi Wanita Perkembangan Modal Koperasi Wanita Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Koperasi Wanita Perkembangan Partisipasi Anggota Koperasi Wanita Perkembangan Sisa Hasil Usaha Koperasi Wanita Pembahasan Hasil Penelitian Statistik Deskriptif Analisis Jalur (Path Analysis) Nilai Kekeliruan Taksiran Standar Nilai Koefisien Determinasi Total Pengujian Hipotesis Penelitian Pengaruh Langsung Pengaruh Tidak Langsung Uji Beda Kondisi Koperasi Wanita di Kecamatan Gianyar BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Saran... 90

4 DAFTAR RUJUKAN LAMPIRAN-LAMPIRAN... 98

5 DAFTAR TABEL Tabel 4.1 Penggolongan Koperasi Mandiri dan Tidak Mandiri Tabel 4.2 Hasil Statistik Deskriptif Tabel 4.3 Ringkasan Koefisien Jalur Tabel 4.4 Ringkasan Pengaruh Langsung, Pengaruh Tidak Langsung, dan Total Pengaruh Antar Variabel Penelitian... 62

6 DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Perkembangan Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Kabupaten Gianyar Tahun Gambar 1.2 Perkembangan Jumlah Koperasi Wanita di Kabupaten Gianyar Tahun Gambar 1.3 Perkembangan Sisa Hasil Usaha Koperasi Wanita di Kecamatan Gianyar... 9 Gambar 3.1 Model Analisis Jalur Pengaruh Jumlah Anggota, Modal, dan Kualitas SDM terhadap Keberhasilan Koperasi melalui Partisipasi Anggota Gambar 4.1 Perkembangan Jumlah Koperasi Wanita di Kecamatan Gianyar Tahun Gambar 4.2 Perkembangan Jumlah Anggota Koperasi Wanita Tahun Gambar 4.3 Perkembangan Jumlah Modal Koperasi Wanita Tahun Gambar 4.4 Tingkat Pendidikan Terakhir Pengurus Koperasi Wanita Gambar 4.5 Perkembangan Partisipasi Anggota Koperasi Wanita Tahun Gambar 4.6 Perkembangan Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi Wanita Tahun Gambar 4.7 Diagram Analisis Jalur Penelitian Gambar 4.8 Diagram Hasil Analisis Jalur... 81

7 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ekonomi kerakyatan merupakan sistem ekonomi yang berbasis pada kekuatan ekonomi rakyat. Ekonomi kerakyatan digerakkan oleh usaha-usaha rakyat yang hasilnya akan kembali ke rakyat dan memiliki dampak terhadap pendapatan yang baik. Ekonomi kerakyatan digunakan untuk membangun perekonomian Indonesia, mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan, dan mendorong pemerataan pendapatan rakyat. Koperasi merupakan salah satu bentuk dari ekonomi kerakyatan untuk menumbuhkan partisipasi masyarakat dalam rangka memperkokoh perekonomian nasional atas asas kekeluargaan. Sugiharsono (2009) menyatakan bahwa, sebagai gerakan ekonomi rakyat koperasi akan menjadi sebuah wadah bagi aktivitas ekonomi rakyat yang ada di sekitarnya. Hal ini digunakan untuk membina dan mengembangkan aktivitas ekonomi rakyat sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan. UU RI Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, dikatakan bahwa koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan berlandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Kegiatan usaha dilakukan secara bersama-sama dan hasilnya juga untuk

8 kesejahteraan anggotanya secara bersama-sama. Menurut Gaikar (2016), kerjasama menempati tempat penting dalam perekonomian suatu bangsa. Kehadiran koperasi sangat tepat di tengah-tengah masyarakat. Baswir (2013:16), melalui pasal 33 UUD 1945 bangsa Indonesia bermaksud untuk menyusun suatu sistem perekonomian usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dalam pasal 33 ayat 1 UUD 1945 tersebut ialah Koperasi. Karena itu, di dalam penjelasan pasal 33 UUD 1945 koperasi dinyatakan sebagai bangun usaha yang sesuai dengan sistem perekonomian yang dikembangkan di Indonesia. Koperasi merupakan soko guru perekonomian Indonesia. Soko guru perekonomian dapat diartikan bahwa koperasi sebagai pilar atau penyangga perekonomian. Koperasi berperan dalam pilar utama perekonomian nasional. Keberadaan koperasi dapat membangkitkan perekonomian dan berperan aktif dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat. Leza dan Berhanu (2016) mengungkapkan bahwa koperasi dianggap sebagai alat yang sesuai untuk pembangunan daerah terutama pedesaan. Pembentukan koperasi pada awalnya untuk memudahkan partisipasi para anggotanya untuk menyimpan dana dan meminjamkannya kembali kepada anggotanya dengan jumlah, bunga, dan waktu yang telah disepakati sehingga koperasi diharapkan mampu memperoleh modal untuk membiayai kegiatan operasionalnya (Ayuk dan Suyana Utama, 2013). Koperasi memiliki efek pada kesejahteraan anggota dalam pengurangan kemiskinan khususnya negara-negara berkembang (Kareem dkk, 2012).

9 Ratnasari, dkk (2013) mengemukakan bahwa, berbagai jenis Koperasi yang ada di Indonesia salah satunya adalah Koperasi Wanita di mana keberadaan dan keberhasilan Koperasi Wanita tidak dapat dilepaskan dari konsep kepercayaan (trust) dari anggota kepada pengurus dan sebaliknya. Dalam hal ini kepercayaan antara koperasi dengan anggotanya terbangun jika kedua belah pihak saling memenuhi ekspektasi dari keduanya. Menurut Agahi dan Shohreh (2012), jaringan kepercayaan adalah terdiri dari sekelompok individu yang memanfaatkan norma-norma dan nilainilai yang sama adalah komunikasi dan hubungan mereka berdasarkan saling percaya. Meningkatkan hubungan antar anggota dan pengetahuan juga dapat mempengaruhi keberhasilan. Koperasi Wanita didirikan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota yang pada jenis koperasi ini berjenis kelamin perempuan. Untuk itu, keberhasilan Koperasi Wanita perlu diperhatikan selain untuk menyejahterakan anggotanya sebagai kaum perempuan juga dapat membuat perempuan lebih berdaya. Menurut Pratama dan H. Ady (2015), awal berdirinya Koperasi Wanita memiliki tujuan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari perempuan dan pemberdayaan perempuan. Allahdadi (2011) menyatakan, pemberdayaan perempuan harus dirancang dan diimplementasikan dengan cara memenuhi beragam kebutuhan perempuan dan proses partisipasinya merupakan hal penting. Menurut Lennie (2002), ada empat tipe pemberdayaan perempuan, yakni pemberdayaan komunitas, pemberdayaan organisasi, pemberdayaan politik, dan pemberdayaan psikologi. Koperasi Wanita merupakan suatu organisasi yang menjadi wadah bagi perempuan untuk membangun

10 perekonomian yang dapat meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup perempuan. Menurut Pratama (2013), salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemberdayaan perempuan adalah koperasi. Koperasi merupakan wadah perempuan dalam kegiatan ekonomi dan pengembangan pengetahuan serta softskill perempuan dalam organisasi. Hal yang paling berperan dalam keberhasilan suatu koperasi adalah peran dari anggotanya. Koperasi dapat dikatakan berkembang jika pertumbuhan jumlah anggota meningkat dengan stabil. Koperasi tidak akan dapat hidup jika para anggotanya tidak berperan aktif dalam memajukan usaha koperasi. Anggota dituntut untuk selalu ikut berpartisipasi dalam segala kegiatan yang ada di koperasi maupun pengambilan keputusan. Sugiastini dan Yuliarmi (2015) menyatakan bahwa, demi keberhasilan koperasi diperlukan partisipasi anggota dalam hal pengambilan keputusan atau demokrasi anggota, dilihat dari kehadirannya dalam menghadiri rapatrapat namun bukan hanya sekedar hadir, tetapi ikut berperan aktif dalam menyumbangkan ide, gagasan, maupun kritik terhadap keberlangsungan usaha koperasi. Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan oleh anggota adalah dengan menyimpankan uangnya pada koperasi. Simpanan yang dibayarkan oleh anggota termasuk dalam modal sendiri, yaitu simpanan pokok atau simpanan wajib. Uang yang dibayarkan dapat dijadikan modal oleh koperasi dalam mengembangkan usahanya. Modal yang berasal dari simpanan tersebut akan disalurkan kembali kepada anggota sebagai pinjaman yang berbunga yang akan menjadi pendapatan

11 koperasi setiap bulannya. Pendapatan yang diperoleh koperasi sangat berdampak pada pengembangan modal dan pengembangan koperasi. Selain modal sendiri, ada juga yang disebut dengan modal pinjaman yang berasal dari bantuan pemerintah, salah satunya yaitu dari Kementrian Koperasi dan UKM yang disebut dengan Program Perempuan Sehat dan Sejahtera (PERKASA). Program ini ditujukan kepada koperasi dengan anggota perempuan untuk perkuatan permodalan koperasi. Bantuan ini digunakan sebagai pemacu agar anggota lebih aktif berpartisipasi dalam kegiatan koperasi. Pengembangan koperasi tidak terlepas dari ide-ide yang digunakan untuk mengelola usaha koperasi. Pengurus koperasi dituntut untuk berpikir kreatif dan inovatif seperti sikap seorang wirausaha dalam pengembangan usaha koperasi. Sikap seorang wirausaha yang tidak terlepas dari kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber daya pengurus koperasi harus diperhatikan untuk pengembangan koperasi. Kualitas sumber daya yang baik akan memberikan dampak pada baiknya kualitas pengelolaan keuangan koperasi dan pelayanan yang terdapat di koperasi sehingga anggota merasa nyaman dalam turut serta berpartisipasi aktif di setiap kegiatan yang dilaksanakan koperasi. Globalisasi dan persaingan mempengaruhi daya saing koperasi. Hal ini juga merupakan salah satu kesulitan dari sebuah koperasi (Bilgin dan Aykut, 2016). Menurut Nilsson, et al. (2009), kesulitan dalam sebuah koperasi adalah berkaitan dengan anggotanya. Para anggota tidak mampu dalam mengendalikan koperasi sehingga mereka tidak puas dan semakin lama akan menghilangkan keterlibatan

12 mereka terhadap koperasi tersebut. Ini merupakan salah satu penyebab gagalnya sebuah koperasi. Koperasi yang baik harus memiliki pengelolaan yang baik. Anggota harus sungguh-sungguh berperan dalam sebuah koperasi. Amilia (2015), menyatakan bahwa anggota merupakan salah satu pihak yang menyebabkan keberhasilan sebuah koperasi melalui partisipasinya. Febry Sugiastini dan Yuliarmi (2015) juga mengemukakan, agar terwujudnya keberhasilan suatu koperasi maka diperlukan partisipasi dari anggotanya sehingga kesadaran anggota sangat perlu dievaluasi untuk memajukan koperasi. Gambar 1.1 Perkembangan Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Kabupaten Gianyar Tahun Laki-Laki Perempuan Sumber: Bali dalam Angka,

13 Penduduk merupakan aset pembangunan apabila diberdayakan secara optimal (Badan Pusat Statistik, 2015). Berdasarkan Gambar 1.1 dapat dilihat Kabupaten Gianyar memiliki jumlah penduduk perempuan dan laki-laki yang hampir sama dari tahun 2006 sampai dengan tahun Hal ini menuntut agar perempuan dan laki-laki sama-sama bekerja dan berkontribusi untuk memperoleh pendapatan sendiri agar tidak menjadi beban dalam pembangunan. Penduduk memiliki peran dalam menentukan arah dari pembangunan, oleh karena itu agar tidak menjadi beban pembangunan, maka penduduk harus diberdayakan terutama penduduk perempuan. Salah satu kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka pemberdayaan perempuan adalah melalui kegiatan perkoperasian. Koperasi Wanita di Kabupaten Gianyar didukung dengan program Perempuan Keluarha Sehat dan Sejahtera (PERKASSA) yang merupaka program bantuan perkuatan permodalan untuk koperasi dengan anggota perempuan. Hal ini yang membuat perkembangan Koperasi Wanita di Kabupaten Gianyar meningkat pesat terutama pada tahun Adanya Koperasi Wanita di Kabupaten Gianyar berawal dari tahun 1997 dengan 1 jumlah Koperasi Wanita kemudian berkembang pada tahun 2006 menjadi 2, dan akhirnya Gianyar dipilih sebagai proyek percontohan program PERKASSA untuk daerah Bali pada tahun 2007 oleh Kementrian Koperasi hingga tercatat 77 Koperasi Wanita pada tahun 2007 di Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Gianyar. Perkembangan Koperasi Wanita dilihat stagnan di angka 96 sampai tahun 2016.

14 Gambar 1.2 Perkembangan Jumlah Koperasi Wanita di Kabupaten Gianyar Tahun Jumlah Koperasi Wanita Sumber:Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Gianyar, 2016 Salah satu daerah dengan Koperasi Wanita terbanyak di Kabupaten Gianyar adalah Kecamatan Gianyar. Koperasi Wanita di Kecamatan Gianyar terbagi di setiap desa. Koperasi dianggap sebagai salah satu lembaga untuk memberdayakan anggota masyarakat ekonomi menengah ke bawah. Namun, banyak dari perempuan terutama di daerah pedesaan tidak mengetahui keberadaan koperasi atau kurang memahami koperasi tersebut sehingga partisipasi dalam kegiatan koperasi masih kurang (Awotide dan Diran, 2012).

15 Gambar 1.3 Perkembangan Sisa Hasil Usaha Koperasi Wanita di Kecamatan Gianyar Tahun Jumlah SHU Sumber: Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Gianyar, 2016 Sisa Hasil Usaha yang digunakan sebagai pengukuran keberhasilan koperasi di Koperasi Wanita Kecamatan Gianyar dimana pada tahun mengalami perkembangan yang berfluktuasi. Peningkatan tajam terjadi pada tahun Ini diakibatkan oleh bantuan dana PERKASSA baru diterima Koperasi Wanita di Kecamatan Gianyar pada tahun 2008 sehingga perekonomian dalam koperasi meningkat dan menyebabkan sisa hasil usaha pada tahun selanjutnya meningkat. Penurunan terjadi pada tahun Hal ini diakibatkan karena minimnya pengetahuan anggota dan pengurus koperasi membuat pengelolaan koperasi kurang sehingga menghambat perkembangan koperasi. Salah satu kendala dalam Koperasi

16 Wanita adalah rendahnya tingkat pendidikan formal perempuan yang menyebabkan perempuan tidak diberi banyak kesempatan untuk aktif dalam berorganisasi sehingga Koperasi Wanita kalah bersaing dengan pelaku usaha lainnya (Budhiretnowati dan Rapma, 2007). Kesadaran akan membayar simpanan masih rendah karena kebanyakan Koperasi Wanita yang ada di desa belum memiliki tempat tempat tetap untuk mewadahi kegiatan anggota. Hal ini menjadi salah satu alasan penundaan pembayaran pinjaman selain karena faktor ekonomi keluarga sehingga berdampak pada stagnannya permodalan suatu koperasi. Koperasi Wanita yang ada di Kecamatan Gianyar menerima bantuan dana dari program PERKASSA. Bantuan ini disalurkan untuk menambah modal koperasi agar partisipasi dan peran perempuan dalam koperasi meningkat sehingga dapat menyejahterakan anggota. Tidak hanya mengandalkan dana bantuan program PERKASSA, ada beberapa Koperasi Wanita di Kecamatan Gianyar yang secara mandiri berdiri sendiri dan mengajukan bantuan sesuai dengan kebutuhan koperasi. Hal ini bertujuan agar tetap berlangsungnya usaha koperasi dan mempertahankan perkembangan koperasi. Menurunnya perkembangan Koperasi Wanita di Kecamatan Gianyar disebabkan oleh kurangnya pengetahuan anggota dan pengurus koperasi sehingga tidak dapat memaksimalkan fungsi dana bantuan yang diberikan. Berbagai kesibukan sebagai perempuan Bali juga menjadi kendala karena banyaknya aktivitas terutama aktivitas adat yang membuat waktu yang dicurahkan untuk mengurus atau berpartisipasi dalam koperasi berkurang. Budhiretnowati dan Rapma (2007)

17 menyatakan, untuk mengembangkan kapabilitas Koperasi Wanita agar dapat bertahan di era globalisasi dibutuhkan pendampingan yang dapat memperbaiki pengelolaan. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, maka dapat dirumuskan pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Bagaimanakah kondisi keberhasilan Koperasi Wanita yang ada di Kecamatan Gianyar? (2) Bagaimanakah pengaruh langsung jumlah anggota, modal, dan kualitas SDM terhadap partisipasi anggota Koperasi Wanita di Kecamatan Gianyar? (3) Bagaimanakah pengaruh langsung jumlah anggota, modal, kualitas SDM, dan partisipasi anggota terhadap keberhasilan Koperasi Wanita di Kecamatan Gianyar? (4) Bagaimanakah pengaruh tidak langsung jumlah anggota, modal, dan kualitas SDM terhadap keberhasilan Koperasi Wanita melalui partisipasi anggota di Kecamatan Gianyar? (5) Bagaimanakah perbedaan keberhasilan Koperasi Wanita mandiri dan Koperasi Wanita tidak mandiri di Kecamatan Gianyar? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

18 (1) Untuk menganalisis kondisi keberhasilan Koperasi Wanita yang ada di Kecamatan Gianyar. (2) Untuk menganalisis pengaruh langsung jumlah anggota, modal, dan kualitas SDM terhadap partisipasi anggota Koperasi Wanita di Kecamatan Gianyar. (3) Untuk menganalisis pengaruh langsung jumlah anggota, modal, kualitas SDM, dan partisipasi anggota terhadap keberhasilan Koperasi Wanita di Kecamatan Gianyar. (4) Untuk menganalisis pengaruh tidak langsung jumlah anggota, modal, dan kualitas SDM terhadap keberhasilan Koperasi Wanita melalui partisipasi anggota di Kecamatan Gianyar. (5) Untuk menganalisis perbedaan keberhasilan Koperasi Wanita mandiri dan Koperasi Wanita tidak mandiri di Kecamatan Gianyar. 1.4 Kegunaan Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan sebagai berikut: (1) Kegunaan Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi suatu media guna menerapkan konsep dan teori yang selama ini diperoleh selama masa studi perkuliahan mengenai perkoperasian, mendukung penelitian sebelumnya, dan dapat menjadi referensi penelitian selanjutnnya.

19 (2) Kegunaan Praktis Hasil penelitian ini diharapkan mampu menyumbang kontribusi pemikiran khususnya kepada pemerintah daerah yang berkaitan dengan keanggotaan, permodalan, kualitas SDM, partisipasi anggota, dan keberhasilan Koperasi Wanita. 1.5 Sistematika Penulisan Penelitian ini terdiri dari lima bab yang saling berhubungan antara bab yang satu dengan bab yang lainnya dan disusun secara sistematis. Sistematika dari masingmasing bab dapat diperinci sebagai berikut. BAB I :Pendahuluan Bab ini menguraikan latar belakang masalah penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II : Kajian Pustaka dan Hipotesis Penulisan Bab ini menguraikan tentang landasan teori yang mendukung dan berhubungan dengan masalah yang digunakan sebagai pedoman dalam pemecahan masalah. Hasil penelitian sebelumnya digunakan sebagai acuan dalam penelitian dan hipotesis atas pokok permasalahan.

20 BAB III : Metode Penelitian Bab ini membahas mengenai metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yang diantaranya meliputi desain penelitian, lokasi penelitian, objek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, sampel, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data. BAB IV : Data dan Pembahasan Hasil Penelitian Bab ini menyajikan gambaran umum wilayah serta uraian pembahasan hasil penelitian. BAB V : Simpulan dan Saran Bab ini mengemukakan simpulan atas pembahasan hasil penelitian dan saran agar nantinya diharapkan hasil penelitian dapat berguna bagi penelitian selanjutnya. DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Tabulasi Data Lampiran 2 Hasil Uji Statistik Deskriptif Lampiran 3 Hasil Uji Persamaan Struktural

21 Lampiran 4 Hasil Uji Persamaan Struktural Lampiran 5 Hasil Uji Beda

Abstrak. Kualitas Pelayanan, Kemampuan Pengurus, Partisipasi Anggota, Sisa Hasil Usaha (SHU).

Abstrak. Kualitas Pelayanan, Kemampuan Pengurus, Partisipasi Anggota, Sisa Hasil Usaha (SHU). Judul : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi Serba Usaha (KSU) di Kecamatan Denpasar Selatan Nama : I Gede Andika Miarta NIM : 1306105118 Abstrak Koperasi merupakan salah satu

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci: pemberdayaan, kesejahteraan, potensi, koperasi wanita

Abstrak. Kata kunci: pemberdayaan, kesejahteraan, potensi, koperasi wanita Judul : Peran Koperasi Wanita dalam Upaya Pemberdayaan Perempuan pada Koperasi Wanita di Kecamatan Blahbatuh Kabupaten Gianyar Nama : Cyntia Putri Devanty NIM : 1306105108 Abstrak Kabupaten Gianyar sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 merupakan bab pendahuluan yang berisi latar belakang masalah,

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 merupakan bab pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, BAB 1 PENDAHULUAN Bab 1 merupakan bab pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian dan sistematika penulisan. 1.1. Latar

Lebih terperinci

E-Jurnal EP Unud, 6[5]: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN KOPERASI WANITA DI KECAMATAN GIANYAR

E-Jurnal EP Unud, 6[5]: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN KOPERASI WANITA DI KECAMATAN GIANYAR E-Jurnal EP Unud, 6[5]: 705-735 ISSN:2303-0178 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN KOPERASI WANITA DI KECAMATAN GIANYAR Anak Agung Istri Agung Ratih Kirana 1 Ida Ayu Nyoman Saskara 2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara mempunyai cara yang berbeda-beda dalam mengatasinya. Wadah ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. negara mempunyai cara yang berbeda-beda dalam mengatasinya. Wadah ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem Perekonomian adalah sistem yang digunakan suatu negara untuk mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya baik kepada individu maupun organisasi di negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan kekokohannya dengan tetap menyerap jutaan lapangan pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan kekokohannya dengan tetap menyerap jutaan lapangan pekerjaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor Koperasi dan UKM merupakan salah satu sektor yang mampu menunjukkan kekokohannya dengan tetap menyerap jutaan lapangan pekerjaan ditengah krisis global

Lebih terperinci

Kata Kunci: Modal, Tingkat Upah, Penyerapan Tenaga Kerja, Produksi DAFTAR ISI...

Kata Kunci: Modal, Tingkat Upah, Penyerapan Tenaga Kerja, Produksi DAFTAR ISI... Judul : Analisis Pengaruh Modal dan Tingkat Upah Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja dan Produksi Industri Kerajinan Patung Batu Padas Di Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar. Nama : Gede Herry Adie Perdana

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci: modal, tenaga kerja, lama usaha, jam kerja, dan pendapatan

Abstrak. Kata kunci: modal, tenaga kerja, lama usaha, jam kerja, dan pendapatan Judul : Pengaruh Modal, Tenaga Kerja, Lama Usaha, dan Jam Kerja Terhadap Pendapatan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Denpasar Nama : I Gede Ariyuda Pratama NIM : 1306105026 Abstrak Program

Lebih terperinci

PENGARUH JASA PELAYANAN DAN VARIASI PRODUK TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA DAN SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI SERBA USAHA DI KECAMATAN DENPASAR SELATAN

PENGARUH JASA PELAYANAN DAN VARIASI PRODUK TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA DAN SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI SERBA USAHA DI KECAMATAN DENPASAR SELATAN PENGARUH JASA PELAYANAN DAN VARIASI PRODUK TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA DAN SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI SERBA USAHA DI KECAMATAN DENPASAR SELATAN SKRIPSI Oleh : NI NYOMAN AYU RANI TRI ASTUTY NIM : 1206105032

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara (BUMN), Swasta dan Koperasi (Hendrojogi, 2007). diatur oleh UUD 1945 pasal 33 ayat 1 yang berbunyi Perekonomian disusun

BAB I PENDAHULUAN. Negara (BUMN), Swasta dan Koperasi (Hendrojogi, 2007). diatur oleh UUD 1945 pasal 33 ayat 1 yang berbunyi Perekonomian disusun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi didasarkan pada demokrasi ekonomi yang mengarahkan bahwa masyarakat harus memegang peran aktif dalam kegiatan pembangunan. Oleh karena itu

Lebih terperinci

Abstrak. Kata Kunci: tingkat upah, teknologi, produktivitas kerja, penyerapan tenaga kerja

Abstrak. Kata Kunci: tingkat upah, teknologi, produktivitas kerja, penyerapan tenaga kerja Judul : Pengaruh Tingkat Upah dan Teknologi Terhadap Produktivitas Kerja dan Penyerapan Tenaga Kerja pada Industri Mebel Meja Kayu di Kota Denpasar Nama : Nashahta Ardhiaty Nurfiat NIM : 1306105077 Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. upaya pemberdayaan ekonomi rakyat adalah koperasi. Hal ini dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. upaya pemberdayaan ekonomi rakyat adalah koperasi. Hal ini dikarenakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu lembaga yang sesuai dengan pembangunan masyarakat dalam upaya pemberdayaan ekonomi rakyat adalah koperasi. Hal ini dikarenakan koperasi memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kualitas hidup manusia merupakan upaya yang terus

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kualitas hidup manusia merupakan upaya yang terus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Pembangunan kualitas hidup manusia merupakan upaya yang terus dilakukan pemerintah dalam rangka mencapai kehidupan yang lebih baik. Upaya pembanguan ini ditujukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi modern (Mahendra dan Affandy, 2013). Dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. organisasi modern (Mahendra dan Affandy, 2013). Dengan perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi Informasi banyak membawa perubahan dalam organisasi dan proses bisnis. Keberadaan teknologi informasi di era globalisasi, tidak dapat dipungkiri merupakan

Lebih terperinci

HALAMAN PENGESAHAN...

HALAMAN PENGESAHAN... Judul : Pengaruh Pembiayaan Pemerintah Di Sektor Pendidikan Dan Kesehatan Terhadap Indeks Kualitas Manusia Serta Pertumbuhan Ekonomi Pada Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2011-2015 Nama : I Gede Komang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan bergulirnya globalisasi perdagangan dunia dan. terjadinya era reformasi dibidang ekonomi yang ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan bergulirnya globalisasi perdagangan dunia dan. terjadinya era reformasi dibidang ekonomi yang ditandai dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan bergulirnya globalisasi perdagangan dunia dan terjadinya era reformasi dibidang ekonomi yang ditandai dengan diserahkannya sistem perdagangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Koperasi merupakan organisasi ekonomi yang berasaskan kekeluargaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Koperasi merupakan organisasi ekonomi yang berasaskan kekeluargaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Koperasi merupakan organisasi ekonomi yang berasaskan kekeluargaan dengan mengutamakan rasa persaudaraan, solidaritas dan persaudaraan diantara para anggota.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul UUD 1945 Pasal 33 Ayat (1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul UUD 1945 Pasal 33 Ayat (1) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Pembangunan di Indonesia sekarang ini sedang di prioritaskan pada peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan rakyat agar lebih maju dan merata. Kemajuan

Lebih terperinci

HALAMAN PENGESAHAN...

HALAMAN PENGESAHAN... DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional pada saat ini dititikberakan pada pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional pada saat ini dititikberakan pada pembangunan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional pada saat ini dititikberakan pada pembangunan ekonomi, karena bidang ekonomi merupakan sarana untuk meningkatkan kemampuan dalam mendorong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan kepentingan bersama. Hal ini mengandung makna bahwa dinamika

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan kepentingan bersama. Hal ini mengandung makna bahwa dinamika 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan melandaskan kegiataannya pada prinsip Koperasi.

Lebih terperinci

Abstrak. Kata Kunci :Curahan Jam Kerja, Umur, Pendidikan, Pendapatan Suami, Jumlah Tanggungan.

Abstrak. Kata Kunci :Curahan Jam Kerja, Umur, Pendidikan, Pendapatan Suami, Jumlah Tanggungan. Judul Nama : Pengaruh Umur, Tingkat Pendidikan, Pendapatan Suami, dan Jumlah Tanggungan Keluarga Terhadap Curahan Jam Kerja Pedagang Wanita di Pasar Kumbasari : Made Puspita Mega Swari NIM : 1306105063

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM SYARIAH BMT AKBAR TAHUN BUKU

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM SYARIAH BMT AKBAR TAHUN BUKU 1 ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM SYARIAH BMT AKBAR TAHUN BUKU 2006-2007 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 22 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menghadapi era globalisasi dan AFTA, serta fase APEC sampai pada tahun 2020, selain merupakan tantangan juga merupakan peluang yang sangat strategis untuk memberdayakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi. Berdasarkan Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 tentang

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi. Berdasarkan Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 tentang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Koperasi merupakan badan usaha bersama yang berjuang dalam bidang ekonomi. Berdasarkan Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 tentang pokok-pokok perkoperasian bahwa koperasi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS iii KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL x DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN.. xiii

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia seutuhnya. Pembangunan nasional diwujudkan dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia seutuhnya. Pembangunan nasional diwujudkan dalam pembangunan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. Pembangunan nasional diwujudkan dalam pembangunan di berbagai bidang dengan titik

Lebih terperinci

PENGARUH PELAYANAN KOPERASI DAN JENIS KELAMIN TERHADAP TINGKAT PARTISIPASI ANGGOTA PADA KOPERASI PEGAWAI RI (KPRI) MAKARYA KEC.

PENGARUH PELAYANAN KOPERASI DAN JENIS KELAMIN TERHADAP TINGKAT PARTISIPASI ANGGOTA PADA KOPERASI PEGAWAI RI (KPRI) MAKARYA KEC. PENGARUH PELAYANAN KOPERASI DAN JENIS KELAMIN TERHADAP TINGKAT PARTISIPASI ANGGOTA PADA KOPERASI PEGAWAI RI (KPRI) MAKARYA KEC. JEBRES SURAKARTA 2007/2008 S K R I P S I Disusun Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan sosial, yaitu berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan sosial, yaitu berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu upaya untuk mencapai pertumbuhan kesejahteraan sosial, yaitu berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara untuk mengembangkan kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pasal 33 UUD 1945 dinyatakan bahwa Perekonomian Indonesia. mulai dari upaya menumbuhkan iklim yang kondusif sampai ke bantuan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pasal 33 UUD 1945 dinyatakan bahwa Perekonomian Indonesia. mulai dari upaya menumbuhkan iklim yang kondusif sampai ke bantuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Koperasi merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia. Dalam pasal 33 UUD 1945 dinyatakan bahwa Perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi Pancasila. Secara ideologis nonmatif sumber dari dasar penjabaran

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi Pancasila. Secara ideologis nonmatif sumber dari dasar penjabaran 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian Indonesia disusun berdasarkan falsafah dan ideologi negara, yaitu pancasila. Perekonomian yang disusun berdasarkan pancasila adalah Ekonomi Pancasila.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan fisik seperti makan, minum, pakaian dan perumahan tetapi juga non. (ketetapan-ketetapan MPR dan GBHN 1998).

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan fisik seperti makan, minum, pakaian dan perumahan tetapi juga non. (ketetapan-ketetapan MPR dan GBHN 1998). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Indonesia diarahkan untuk pembangunan manusia seutuhnya dan masyarakat seluruhnya. Termasuk dalam proses pembangunan adalah usaha masyarakat untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Demikian pula dengan tujuan koperasi. Mengingat pentingnya peranan

BAB I PENDAHULUAN. Demikian pula dengan tujuan koperasi. Mengingat pentingnya peranan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum perusahaan mempunyai tujuan atau sasaran yang sama yaitu keberhasilan mempertahankan hidup, memperoleh laba dan berkembang. Demikian pula dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkat persaingan perusahaan untuk mendapatkan laba, diperlukan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. tingkat persaingan perusahaan untuk mendapatkan laba, diperlukan berbagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin pesat dan tingginya tingkat persaingan perusahaan untuk mendapatkan laba, diperlukan berbagai macam kebijakan

Lebih terperinci

Kata Kunci : Modal, Jam Kerja, Pendidikan, Produksi, Pendapatan

Kata Kunci : Modal, Jam Kerja, Pendidikan, Produksi, Pendapatan Judul Nama : Pengaruh Modal, Jam Kerja, dan Pendidikan Terhadap Produksi Serta Pendapatan Pengerajin Dulang Fiber di Desa Bresela Kabupaten Gianyar : Ni Made Marsy Dwitasari NIM : 1306105119 Abstrak Provinsi

Lebih terperinci

Judul : Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengangguran, dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kemiskinan di Provinsi Bali Nama : Ita Aristina NIM :

Judul : Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengangguran, dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kemiskinan di Provinsi Bali Nama : Ita Aristina NIM : Judul : Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengangguran, dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kemiskinan di Provinsi Bali Nama : Ita Aristina NIM : 1215151009 ABSTRAK Kemiskinan menjadi masalah besar di Provinsi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci :Tingkat Perputaran Aktiva Lancar, Perputaran Modal Kerja, Likuiditas, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Koperasi, Profitabilitas.

ABSTRAK. Kata Kunci :Tingkat Perputaran Aktiva Lancar, Perputaran Modal Kerja, Likuiditas, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Koperasi, Profitabilitas. Judul : PengaruhTingkat Perputaran Aktiva Lancar, Perputaran Modal Kerja, Likuiditas, Ukuran Perusahaan dan Pertumbuhan Koperasi Terhadap Profitabilitas (Studi Pada Koperasi Serba Usaha di Kabupaten Klungkung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini dunia dihadapkan pada perkembangan dalam berbagai bidang dengan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini dunia dihadapkan pada perkembangan dalam berbagai bidang dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini dunia dihadapkan pada perkembangan dalam berbagai bidang dengan sangat cepat. Hal ini dapat dilihat dari perubahan-perubahan yang terjadi khususnya

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : A.A ISTRI AGUNG DIMA SITARA DEWI NIM : FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR

SKRIPSI. Oleh : A.A ISTRI AGUNG DIMA SITARA DEWI NIM : FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR ANALISIS PENGARUH JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN, TINGKAT HUNIAN HOTEL DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN GIANYAR. SKRIPSI Oleh : A.A ISTRI AGUNG DIMA SITARA DEWI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerja bagi angkatan kerja di perdesaan. Permasalahan kemiskinan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. kerja bagi angkatan kerja di perdesaan. Permasalahan kemiskinan yang cukup BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Permasalahan kemiskinan di Indonesia dapat dilihat dari tiga pendekatan yaitu kemiskinan alamiah, kemiskinan struktural, dan kesenjangan antar wilayah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang merupakan tata-susunan ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi mempunyai peranan yang sangat penting sebagai pelaku

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi mempunyai peranan yang sangat penting sebagai pelaku 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Koperasi mempunyai peranan yang sangat penting sebagai pelaku ekonomi, pasal 33 ayat 1 UUD 1945 menetapkan bahwa Perekonomian disusun sebagai usaha bersama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang mengakibatkan tingkat persaingan disektor industri semakin ketat,

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang mengakibatkan tingkat persaingan disektor industri semakin ketat, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi ini, dimana pembangunan dilaksanakan di segala bidang dan salah satu tujuan pembangunan tersebut adalah mencapai masyarakat adil dan makmur.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagian integral tata perekonomian nasional. Oleh karena itu, koperasi diperankan

BAB I PENDAHULUAN. bagian integral tata perekonomian nasional. Oleh karena itu, koperasi diperankan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Koperasi berkedudukan sebagai pilar perekonomian nasional dan sebagai bagian integral tata perekonomian nasional. Oleh karena itu, koperasi diperankan dan difungsikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian yang sangat pesat menyebabkan terjadinya persaingan yang kuat didalam dunia usaha. Didasari juga bahwa gerakan badan usaha koperasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan.

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-undang Dasar 1945 Pasal 33 Ayat 1 menyatakan bahwa perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan. Dalam penjelasannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan tersebut adalah sektor negara, swasta dan koperasi. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan tersebut adalah sektor negara, swasta dan koperasi. Untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia mempunyai tiga sektor kekuatan ekonomi yang melaksanakan berbagai kegiatan usaha dalam tata kehidupan. Ketiga sektor kekuatan tersebut adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran suatu negara. Para pelaku ekonomi baik perusahaan besar maupun. anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran suatu negara. Para pelaku ekonomi baik perusahaan besar maupun. anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tingkat kemakmuran negara antara lain terlihat dari pendapatan nasional dan tingkat pertumbuhan ekonomi. Tingkat pendapatan nasional dan pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci : Struktur Pengendalian Intern, Independensi, Pengalaman Kerja, Tingkat Pendidikan dan Pelatihan Kerja

Abstrak. Kata kunci : Struktur Pengendalian Intern, Independensi, Pengalaman Kerja, Tingkat Pendidikan dan Pelatihan Kerja Judul : Pengaruh Independensi, Pengalaman Kerja, Tingkat Pendidikan Dan Pelatihan Kerja Pegawai Terhadap Efektivitas Struktur Pengendalian Intern Pemberian Kredit Pada Lembaga Perkreditan Desa Nama : Luh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi pancasila. Secara ideologis normatif sumber dari dasar penjabaran

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi pancasila. Secara ideologis normatif sumber dari dasar penjabaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perekonomian indonesia disusun berdasarkan falsafah dan ideologi negara, yaitu pancasila. Perekonomian yang disusun berdasarkan pancasila adalah ekonomi pancasila.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi pertama kali muncul di Eropa pada awal abad ke-19. Ketika itu,

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi pertama kali muncul di Eropa pada awal abad ke-19. Ketika itu, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Koperasi pertama kali muncul di Eropa pada awal abad ke-19. Ketika itu, terutama di negara-negara Eropa yang menerapkan sistem perekonomian kapitalis, kaum buruh sedang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan di Indonesia sekarang ini sedang di perioritaskan pada peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan rakyat agar lebih maju dan merata. Kemajuan perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi sebagai usaha bersama berdasar alas kekeluargaan. Hal ini tercantum

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi sebagai usaha bersama berdasar alas kekeluargaan. Hal ini tercantum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Koperasi adalah lembaga ekonomi rakyat yang beranggotakan orang atau badan hukum koperasi yang berwatak sosial dan merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci : Gaya kepemimpinan demokratis, iklim organisasi, kualitas kehidupan kerja.

Abstrak. Kata kunci : Gaya kepemimpinan demokratis, iklim organisasi, kualitas kehidupan kerja. Judul :Pengaruh Gaya Kepemimpinan Demokratis Terhadap Iklim Organisasi Dan Kualitas Kehidupan Kerja Pada Karyawan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Nama : Ni Komang Enny Trisnayanti Nim :

Lebih terperinci

KEMUNGKINAN PENERAPAN BALANCED SCORECARD DALAM MENGEVALUASI KINERJA KOPERASI

KEMUNGKINAN PENERAPAN BALANCED SCORECARD DALAM MENGEVALUASI KINERJA KOPERASI KEMUNGKINAN PENERAPAN BALANCED SCORECARD DALAM MENGEVALUASI KINERJA KOPERASI (Studi Kasus Pada Koperasi Pegawai Negeri (KPN) JUJUR Andong Kabupaten Boyolali) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Koperasi merupakan soko guru perekonomian nasional yang turut. maupun tidak langsung. Tujuan pembangunan nasional khususnya pada

I. PENDAHULUAN. Koperasi merupakan soko guru perekonomian nasional yang turut. maupun tidak langsung. Tujuan pembangunan nasional khususnya pada I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Koperasi merupakan soko guru perekonomian nasional yang turut membangun perekonomian di negara Indonesia. Koperasi berperan positif dalam pelaksanaan pembangunan nasional

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Koperasi merupakan gerakan ekonomi yang sesuai dengan amanat pasal 33 UUD 1945 ayat 1 yang berbunyi bahwa perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan tersebut terdapat suatu tujuan yang sama yakni mengharapkan

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan tersebut terdapat suatu tujuan yang sama yakni mengharapkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pelaksanaan tugas dan pekerjaan merupakan suatu kewajiban bagi para anggota di dalam suatu organisasi, baik dalam organisasi pemerintahan maupun organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ada tiga sektor kekuatan ekonomi untuk melaksanakan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ada tiga sektor kekuatan ekonomi untuk melaksanakan berbagai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ada tiga sektor kekuatan ekonomi untuk melaksanakan berbagai kegiatan dalam tatanan kehidupan perekonomian di Indonesia. Ketiga sektor tersebut yaitu Badan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paling tepat ditujukan terhadap koperasi. Undang-Undang No 17 Tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. paling tepat ditujukan terhadap koperasi. Undang-Undang No 17 Tahun 2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia memiliki pandangan yang khusus terhadap perekonomian. Hal ini termuat dalam UUD 1945 Bab XIV Pasal 33 ayat (1) yang menyebutkan bahwa Perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membidangi KUKM menunjukkan bahwa jumlah koperasi pada akhir tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. membidangi KUKM menunjukkan bahwa jumlah koperasi pada akhir tahun 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perekonomian nasional di era globalisasi sekarang ini berkembang sangat pesat dan dinamis. Ditambah dengan adanya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 telah menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk perusahaan yang sesuai dengan sistem perekonomian yang hendak

BAB I PENDAHULUAN. bentuk perusahaan yang sesuai dengan sistem perekonomian yang hendak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Koperasi mempunyai kedudukan yang sangat penting bagi perekonomian Indonesia. Dalam penjelasan pasal 33 UUD 1945, koperasi dinyatakan sebagai bentuk perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang terus berkembang pesat, sehingga dibutuhkan individu-individu

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang terus berkembang pesat, sehingga dibutuhkan individu-individu BAB I PENDAHULUAN I.A. Latar Belakang Era globalisasi ditandai dengan adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang pesat, sehingga dibutuhkan individu-individu yang mampu menyesuaikan

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN KREDIT TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN PEDAGANG KECIL PADA KOPERASI MELALUI PUK (PEREMPUAN USAHA KECIL) DI MASARAN SRAGEN

PENGARUH PEMBERIAN KREDIT TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN PEDAGANG KECIL PADA KOPERASI MELALUI PUK (PEREMPUAN USAHA KECIL) DI MASARAN SRAGEN PENGARUH PEMBERIAN KREDIT TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN PEDAGANG KECIL PADA KOPERASI MELALUI PUK (PEREMPUAN USAHA KECIL) DI MASARAN SRAGEN Disusun oleh : TINUK AMBARWATI B 100 050 103 FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Koperasi Unit Desa (KUD) Anugerah

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Koperasi Unit Desa (KUD) Anugerah BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Koperasi Unit Desa (KUD) Anugerah Koperasi Unit Desa (KUD) Anugerah yang terletak di Kecamatan Bagan Sinembah Kabupaten Rokan Hilir yang dibentuk pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi merupakan wujud perekonomian Indonesia yang disusun sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi merupakan wujud perekonomian Indonesia yang disusun sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Koperasi merupakan wujud perekonomian Indonesia yang disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Hal tersebut tercantum dalam UUD 1945 pasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rentan terhadap pasar bebas yang mulai dibuka, serta kurang mendapat dukungan

BAB I PENDAHULUAN. rentan terhadap pasar bebas yang mulai dibuka, serta kurang mendapat dukungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usaha mikro tergolong jenis usaha yang tidak mendapat tempat di bank, rentan terhadap pasar bebas yang mulai dibuka, serta kurang mendapat dukungan dari pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan itu diperlukan adanya kerja sama yang akan berlangsung terus,

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan itu diperlukan adanya kerja sama yang akan berlangsung terus, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Koperasi adalah suatu bentuk kerja sama dalam lapangan perekonomian. Kerja sama ini diadakan dengan perusahaan ataupun rumah tangga mereka. Untuk mencapai tujuan itu

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. sebagai saka guru perekonomian Nasional. Hal ini tidak terlepas dari jati diri

BAB I PENGANTAR. sebagai saka guru perekonomian Nasional. Hal ini tidak terlepas dari jati diri 1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Pada saat ini, koperasi tengah menghadapi lingkungan yang cepat perubahannya dan sisa-sisa reruntuhan akibat krisis ekonomi yang masih tampak dimana-mana. Seharusnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. motivasi kerja dalam mendukung kinerja sumber daya manusia. Motivasi yang

BAB I PENDAHULUAN. motivasi kerja dalam mendukung kinerja sumber daya manusia. Motivasi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agar instansi mampu menghadapi tugas dan mampu menjalankan fungsinya serta mencapai tujuan yang diharapkan, maka dari pegawainya diperlukan tingkat profesionalitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu negara tercermin dalam keseluruhan lembaga-lembaga

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu negara tercermin dalam keseluruhan lembaga-lembaga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara berkembang. Sebagian besar masyarakatnya masih berada di bawah garis kemiskinan. Berbagai upaya telah dilakukan untuk bisa menjadikan

Lebih terperinci

penyerapan tenaga kerja, dan peningkatan pendapatan bagi kelompok masyarakat berpendapatan rendah.

penyerapan tenaga kerja, dan peningkatan pendapatan bagi kelompok masyarakat berpendapatan rendah. 4.1.15 URUSAN WAJIB KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL MENENGAH 4.1.15.1 KONDISI UMUM Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah atau yang sering disebut UMKM, merupakan salah satu bentuk organisasi ekonomi rakyat

Lebih terperinci

BAB VI PEMBAHASAN. pelaksanaan, dan hasil terhadap dampak keberhasilan FMA agribisnis kakao di

BAB VI PEMBAHASAN. pelaksanaan, dan hasil terhadap dampak keberhasilan FMA agribisnis kakao di 63 BAB VI PEMBAHASAN Berdasarkan data hasil analisis kesesuaian, pengaruh proses pelaksanaan, dan hasil terhadap dampak keberhasilan FMA agribisnis kakao di Kecamatan Nangapanda Kabupaten Ende dapat dibahas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar mengalami kebangkrutan dan memberikan beban berat bagi negara

BAB I PENDAHULUAN. besar mengalami kebangkrutan dan memberikan beban berat bagi negara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketika Indonesia dilanda krisis pada tahun 1998, pemerintah baru tersadar bahwa usaha besar yang dibangga-banggakan justru sebagian besar mengalami kebangkrutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. utama perekonomian nasional karena melalui pembangunan dapat dihasilkan

BAB I PENDAHULUAN. utama perekonomian nasional karena melalui pembangunan dapat dihasilkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pembangunan dewasa ini bidang ekonomi merupakan penggerak utama perekonomian nasional karena melalui pembangunan dapat dihasilkan sumber daya dan peluang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keunggulan yang memiliki daya saing, mengembangkan sistem ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. keunggulan yang memiliki daya saing, mengembangkan sistem ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam bidang ekonomi, arah pembangunan ekonomi nasional meliputi hal-hal pokok seperti: mengembangkan perekonomian dengan membangun keunggulan yang memiliki

Lebih terperinci

Jakarta, 2000, hlm Hendrojogi, Koperasi: Azas-Azas, Teori, dan Praktik, Ed. 3, Cet. 4, PT. Grafindo Persada,

Jakarta, 2000, hlm Hendrojogi, Koperasi: Azas-Azas, Teori, dan Praktik, Ed. 3, Cet. 4, PT. Grafindo Persada, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberadaan koperasi merupakan penjabaran dari ekonomi kekeluargaan yang secara tegas dinyatakan dalam UUD 1945. Perlu diperhatikan bahwa dari aspek normatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyebabnya bukan saja anggaran pemerintah yang relatif rendah tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyebabnya bukan saja anggaran pemerintah yang relatif rendah tetapi juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia pendidikan kini sedang dalam kondisi kritis dan memprihatinkan. Penyebabnya bukan saja anggaran pemerintah yang relatif rendah tetapi juga ketiadaan visi serta

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan dan meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara untuk melaksanakan tugas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rizki Silvina Rahmi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rizki Silvina Rahmi, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Koperasi merupakan salah satu kekuatan ekonomi yang mendorong tumbuhnya perekonomian nasional, yang dimiliki oleh orang atau sekelompok orang demi memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kita mengamati banyaknya perubahan yang cepat dan melanda

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kita mengamati banyaknya perubahan yang cepat dan melanda BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini kita mengamati banyaknya perubahan yang cepat dan melanda seluruh dunia dalam pola interaksi hubungan ekonomi dan perdagangan antar negara. Terjadinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyentuh kalangan bawah (grass rooth). Semula harapan ini hanya

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyentuh kalangan bawah (grass rooth). Semula harapan ini hanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehadiran Bank Muamalat Indonesia pada tahun 1992, telah memberikan inspirasi untuk membangun kembali sistem keuangan yang lebih dapat menyentuh kalangan bawah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Perkembangan perekonomian Indonesia didukung oleh tiga pilar ekonomi yaitu sektor swasta, BUMN, dan koperasi. Ketiga pilar perekonomian tersebut sesuai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sipil. Ada juga beberapa orang yang bekerja di perusahaan-perusahaan sebagai

I. PENDAHULUAN. Sipil. Ada juga beberapa orang yang bekerja di perusahaan-perusahaan sebagai 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya, setiap manusia memiliki hasrat untuk memperoleh kehidupan yang layak dan berkecukupan. Dalam rangka meningkatkan taraf hidup dan perekonomian, setiap orang

Lebih terperinci

Koperasi merupakan salah satu bentuk usaha berbadan hukum yang berdiri di indonesia.

Koperasi merupakan salah satu bentuk usaha berbadan hukum yang berdiri di indonesia. A. LATAR BELAKANG MASALAH Koperasi merupakan salah satu bentuk usaha berbadan hukum yang berdiri di indonesia. Dengan berjalannya waktu didalam perkoperasian mulai dari tahun 1992 dan di dalam UUD 25 tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan. Salah satu ciri positif yang dimiliki demokrasi ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan. Salah satu ciri positif yang dimiliki demokrasi ekonomi yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi yang sedang dilaksanakan haruslah ditujukan untuk membangun manusia seutuhnya, hal ini berarti ekonomi yang telah dicapai bukanlah semata-mata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LatarBelakangMasalah Ahmad Dali Majid,2014

BAB I PENDAHULUAN LatarBelakangMasalah Ahmad Dali Majid,2014 BAB I PENDAHULUAN LatarBelakangMasalah Koperasi adalah suatu badan usaha yang bertujuan mengorganisir pemanfaatan dan pendayagunaan sumber daya ekonomi para anggotannya. Dasar dari prinsip koperasi merupakan

Lebih terperinci

Dosen Fakultas Hukum USI

Dosen Fakultas Hukum USI Koperasi Sebagai Suatu Badan Hukum Dan Syarat Pendiriannya Bunga Intan Sinaga Dosen Fakultas Hukum USI Abstrak Sesuai dengan Pasal 1 ayat 3 UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN RASIO LIKUIDITAS DAN RENTABILITAS SEBAGAI ALAT PENGAMBILAN KEPUTUSAN (Studi Kasus KPRI SMP N 7 Skh )

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN RASIO LIKUIDITAS DAN RENTABILITAS SEBAGAI ALAT PENGAMBILAN KEPUTUSAN (Studi Kasus KPRI SMP N 7 Skh ) ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN RASIO LIKUIDITAS DAN RENTABILITAS SEBAGAI ALAT PENGAMBILAN KEPUTUSAN (Studi Kasus KPRI SMP N 7 Skh ) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat

Lebih terperinci

`BAB I PENDAHULUAN. Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil menengah (UMKM) merupakan salah

`BAB I PENDAHULUAN. Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil menengah (UMKM) merupakan salah `BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil menengah (UMKM) merupakan salah satu alternatif yang dipilih pemerintah dalam upaya mengurangi pengangguran, mengentas kemiskinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Koperasi adalah alat perjuangan ekonomi rakyat yang dibangun untuk menghadapi fenomena sistem perekonomian yang sedang berkembang dan cenderung tidak kondusif

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Orientasi Pasar, Inovasi Produk, Kinerja Pemasaran

ABSTRAK. Kata Kunci: Orientasi Pasar, Inovasi Produk, Kinerja Pemasaran Judul : Peran Inovasi Produk Dalam Memediasi Pengaruh Orientasi Pasar Terhadap Kinerja Pemasaran (Studi pada UKM Kerajinan Ukiran Kayu di Kecamatan Ubud Kabupaten Gianyar) Nama : Tesa Asashi NIM : 1306205056

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai fungsi dan tujuan yang harus diperhatikan. Fungsi dan tujuan tersebut dapat dilihat pada UU nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal pemberian kredit modal kerja. Koperasi adalah salah satu badan usaha

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal pemberian kredit modal kerja. Koperasi adalah salah satu badan usaha BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Koperasi merupakan salah satu penggerak perekonomian di Indonesia yang memiliki peran cukup penting dalam mempengaruhi pertumbuhan UMKM dalam hal pemberian

Lebih terperinci

PENGARUH MODAL, TINGKAT UPAH DAN TEKNOLOGI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DAN OUTPUT PADA INDUSTRI TEKSTIL DI KABUPATEN BADUNG

PENGARUH MODAL, TINGKAT UPAH DAN TEKNOLOGI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DAN OUTPUT PADA INDUSTRI TEKSTIL DI KABUPATEN BADUNG PENGARUH MODAL, TINGKAT UPAH DAN TEKNOLOGI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DAN OUTPUT PADA INDUSTRI TEKSTIL DI KABUPATEN BADUNG SKRIPSI Oleh : ANAK AGUNG YULI HARSINTA DEWI NIM : 1206105046 FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2014, jumlah penduduk Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi suatu bangsa tidak lepas dari peranan para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi suatu bangsa tidak lepas dari peranan para pelaku BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi suatu bangsa tidak lepas dari peranan para pelaku ekonomi, dimana di Indonesia para pelaku ekonomi tersebut terdiri dari rumah tangga konsumen,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhnya perekonomian nasional. Menurut Undang-Udang Nomor 25 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhnya perekonomian nasional. Menurut Undang-Udang Nomor 25 Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Koperasi merupakan salah satu kekuatan ekonomi yang mendorong tumbuhnya perekonomian nasional. Menurut Undang-Udang Nomor 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mulyadi, 2014 Pengaruh Perilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mulyadi, 2014 Pengaruh Perilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada umumnya pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara sedang berkembang mempunyai tujuan untuk menciptakan pembangunan ekonomi yang hasilnya secara merata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. direncanakan lebih dahulu agar resiko kegagalan relatif kecil. Sebuah. manajemen untuk menunjang keberhasilan sebuah perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. direncanakan lebih dahulu agar resiko kegagalan relatif kecil. Sebuah. manajemen untuk menunjang keberhasilan sebuah perusahaan. 1 BAB I PENDAHULUAN B. Latar Belakang Masalah Suatu lembaga atau perusahaan dituntut untuk maju dari tahun ke tahun. Untuk mengembangkan suatu perusahaan atau lembaga hendaknya direncanakan lebih dahulu

Lebih terperinci