BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Pengertian Sistem Menurut Romney dan Steinbart (2012:24) A system is a set of two more interrelated components that interact to achieve a goal. Artinya Sistem adalah sekumpulan dari dua komponen yang lebih saling terkait yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Menurut Hall (2011: 5) A System is a group of two or more interrelated components or subsystems that serve a common purpose. Artinya sistem adalah sekumpulan dua atau lebih komponen atau subsistem yang saling terkait yang menyajikan satu tujuan yang sama. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian sistem adalah suatu kumpulan komponen yang saling berhubungan satu sama lain yang berkerja sama untuk menghasilkan tujuan bersama Pengertian Informasi Menurut Romney dan Steinbart (2012:24) Information is data that have been organized and processed to provide meaning and improve the decision-making process. Artinya Informasi adalah data yang telah dikelola dan diproses untuk memberikan makna dan meningkatkan proses pengambilan keputusan. Menurut Considine, Parkes, Olesen, Blount, dan Speer (2013: 103) Informaton is data or facts that are processed in a meaningful form. Artinya data atau fakta yang diolah dalam bentuk yang berarti. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian informasi adalah data atau fakta yang telah dikelola atau diproses menjadi bentuk yang bermakna atau bearti dan meningkatkan dalam proses pengambilan keputusan. 9

2 Pengertian Sistem Informasi Menurut Hall (2011), Sistem Informasi adalah sekumpulan prosedur formal dimana data dikumpulkan, disimpan, diproses menjadi informasi dan disebarkan ke para pengguna. Menurut O Brien dan Marakas (2010:4) Information System can be any organized combination of people, hardware, software, communications networks, data resources, and policies and procedures that stores, retrieves, transforms, and disseminates information in an organization. Artinya Sistem Informasi dapat berupa kombinasi terorganisir orang, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komputer, sumber daya data, dan kebijakan serta prosedur yang menyimpan, mengambil, mengubah,dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi. Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem informasi dapat berupa kombinasi terorganisir orang, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komputer, sumber daya data, dan sekumpulan prosedur dimana data disimpan, diproses menjadi informasi yang disebarkan ke para pengguna dalam sebuah organisasi Karakteristik Informasi Menurut Romney dan Steinbart (2012), suatu informasi dikatakan berguna atau bermanfaat bagi pemakainya jika memenuhi kriteria berikut: 1. Relevan, informasi harus memiliki makna yang tinggi sehingga tidak menimbulkan keraguan bagi yang menggunakan dan dapat digunakan secara tepat untuk membuat keputusan. 2. Dapat diandalkan, informasi yang dijadikan alat pengambil keputusan merupakan kejadian nyata dalam aktivitas perusahaan 3. Lengkap, informasi harus memiliki penjelasan yang rinci dan jelas dari setiap aspek peristiwa yang diukurnya. 4. Tepat waktu, setiap informasi harus dalam kondisi yang update dan tidak dalam bentuk yang usang, sehingga penting untuk digunakan sebagai pengambilan keputusan.

3 11 5. Dapat dipahami, informasi yang disajikan dalam bentuk yang jelas akan memudahkan orang dalam menginterprestasikannya. 6. Dapat diverifikasi, informasi tersebut tidak memiliki arti yang ambigu, memiliki kesamaan pengertian bagi pemakainya. 7. Dapat diakses, informasi tersedia bagi pengguna ketika mereka membutuhkannya dan dalam format yang dapat mereka gunakan. 2.2 Sistem Informasi Akuntansi Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut Dull, Gelinas, dan Wheeler (2012), Sistem informasi akuntansi adalah kegiatan untuk mengumpulkan, memproses, dan melaporkan informasi yang berkaitan dengan aspek finansial pada kejadian bisnis. Menurut Considine, Parkes, Olesen, Speer, dan Lee (2013: 12), Accounting Information System is the application of technology to the capturing, verifying, storing, sorting and reporting of data relating to an organisation s activities. Artinya penerapan teknologi untuk menangkap, memverifikasi, menyimpan, memilah dan melaporkan data yang berkaitan dengan kegiatan organisasi. Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi adalah kegiatan untuk menangkap, mengumpulkan, memproses, menyimpan, memilah serta melaporkan informasi yang berkaitan dengan aspek finansial pada kejadian bisnis dalam organisasi Manfaat sistem Informasi Akuntansi Menurut Puspitawati dan Anggadini (2011: 63), manfaat sistem informasi akuntansi secara umum adalah untuk mengolah data transaksi keuangan perusahaan adapun manfaat yang lebih khusus dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Pembuatan laporan rutin untuk pihak internal dan pihak eksternal, perusahaan menggunakan sistem informasi dengan tujuan untuk

4 12 memenuhi kebutuhan informasi dari para investor, kreditor, dinas pajak, badan-badan pemerintah dll. 2. Pendukung utama aktivtas rutin suatu organisasi/entitas, para pemimpin dan manajer, membutuhkan sistem informasi untuk membantu aktivitas rutin suatu organisasi perusahaan. Aktivitas rutin yang dilakukan perusahaan seperti: penerimaan pesanan pelanggan, mengirimkan barang atau jasa, membuat faktur penagihan, dan melakukan penagihan pada pelanggan. 3. Pendukung dalam proses pengambilan keputusan. Dengan adanya sistem informasi akuntansi proses pengambilan keputusan pada setiap lini organisasi dapat tercapai dengan segera. 4. Melaksanakan aktivitas perencanaan dan pengendalian internal sistem informasi akuntansi diperlukan juga dalam proses perencanaan dan pengendalian. Informasi mengenai anggaran biaya dan penerimaan kas perusahaan yang disimpan dalam database perusahaan dapat digunakan untuk aktivitas perencanaan perusahaan. Pengendalian internal mencakup kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur yang diterapkan dengan tujuan untuk melindungi aset kekayaan perusahaan dan kerugian korporasi dan memelihara keakuratan data keuangan perusahaan. 2.3 Pengendalian Internal Pengertian Pengendalian Internal Menurut Hery (2014: 159) pengendalian internal adalah seperangkat kebijakan dan prosedur untuk melindungi aset atau kekayaan perusahaan dari segala bentuk tindakan penyalahgunaan, menjamin tersedianya informasi akuntansi perusahaan yang akurat, serta memastikan bahwa semua ketentuan hukum/undang-undang serta kebijakan manajemen telah dipatuhi atau dijalankan sebagaimana mestinya oleh seluruh karyawan perusahaan. Menurut Sujarweni (2015: 69) pengendalian internal adalah suatu yang dibuat untuk memberi jaminan keamanan bagi unsur-unsur yang ada dalam perusahaan.

5 13 Jadi dapat disimpulkan bahwa pengendalian internal adalah suatu prosedur yang dibuat untuk memberi jaminan keamanan bagi unsur-unsur yang ada didalam perusahaan Tujuan Utama Pengendalian Internal Menurut Hall (2011), sistem pengendalian internal terdiri atas kebijakankebijakan, praktek-praktek dan prosedur-prosedur yang digunakan oleh perusahaan untuk mencapai 4 tujuan utama berikut: a. Untuk menjaga aset perusahaan b. Untuk memastikan keakuratan dan kehandalan catatan informasi akuntansi. c. Untuk memajukan efisiensi operasi perusahaan. d. Untuk mengukur pemenuhan kebijakan dan prosedur yang telah dideskripsikan oleh manajemen Komponen Pengendalian Internal Menurut Sujarweni (2015: 71), ada lima komponen dari pengendalian internal menurut COSO, yaitu: 1. Lingkungan pengendalian (Control environment) Merupakan saran dan prasarana yang ada di dalam organisasi atau perusahaan untuk menjalankan struktur pengendalian internal yang baik. Beberapa komponen yang mempengaruhi lingkungan pengendalian internal, yaitu: a. Komitmen manajemen terhadap integritas dan nilai-nilai etika. b. Filosofi yang dianut oleh manajemen dan gaya operasional yang dipakai oleh manajemen. c. Struktur organisasi. 2. Aktivitas pengendalian (control activities) Merupakan berbagai proses dan upaya yang dilakukan oleh manajemen perusahaan untuk menegakkan pengawasan atau pengendalian operasi perusahaan.

6 14 3. Penaksiran Resiko (risk assessment) Manajemen perusahaan harus dapat mengidentifikasi berbagai risiko yang dihadapi oleh perusahaan.dengan memahami risiko, manajemen dapat mengambil tindakan pencegahan, sehingga perusahaan dapat menghindari kerugian yang besar. 4. Informasidan Komunikasi (information and communication) Merancang sistem informasi perusahaan dan manajemen puncak harus mengetahui hal-hal dibawah ini: a. Bagaimana transaksi diawali b. Bagaimana data dicatat ke dalam formulir yang siap di input ke sistem komputer atau langsung dikonversi ke sistem komputer. c. Bagaimana file data dibaca, diorganisasi, dan diperbaharui isinya. d. Bagaimana data diproses agar menjadi informasi dan informasi diproses lagi menjadi informasi yang lebih berguna bagi pembuat keputusan. e. Bagaimana informasi yang baik dilakukan f. Bagaimana transaski berhasil 5. Pemantauan (monitoring) Merupakan kegiatan untuk mengikuti jalannya sistem informasi akuntansi, sehingga apabila ada sesuatu berjalan tidak seperti yang diharapkan, dapat segera diambil tindakan. Berbagai bentuk pemantauan di dalam perusahaan dapat dilaksanakan dengan salah satu atau semua proses berikut ini: a. Supervisi yang efektif yaitu manajemen yang lebih atas mengawasi manajemen dan karyawan di bawahnya. b. Akuntansi pertanggungjawaban yaitu perusahaan menerapkan suatu sistem akuntansi yang dapat digunakan untuk menilai kinerja masing-masing manajer, masing-masing departemen, dan masing-masing proses yang dijalankan oleh perusahaan.

7 15 c. Audit internal yaitu pengauditan yang dilakukan oleh auditor di dalam perusahaan. 2.4 Manajemen Proyek Karakteristik Proyek Menurut Mulyoto dan Kurniali (2013: 2), karateristik sebuah proyek umumnya: 1. Dilaksanakan dengan jadwal tertentu 2. Memiliki anggaran terbatas 3. Mensyaratkan rincian spesifikasi tertentu 4. Membutuhkan sumber daya dari berbagai unsur 5. Mengandung ketidakpastian dan resiko 6. Memiliki sponsor dan stakeholders Pengertian Manajemen Proyek Menurut Marchewka (2013:13) Project Management is the application of knowledge, skills, tools, and techniques to project activities to meet project requirement. Artinya Manajemen Proyek merupaan penerapan pengetahuan, keterampilan, alat-alat, dan teknik pada aktivitas proyek untuk memenuhi kebutuhan proyek. Menurut Widjaya (2013:4) Manajemen Proyek adalah suatu pengetahuan tentang aplikasi, keahlian, perangkat dan teknik untuk memimpin suatu aktivitas proyek dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dan persyaratan yang dibutuhkan oleh proyek. Jadi dapat disimpulkan bahwa manajemen proyek adalah suatu penerapan tentang pengetahuan, keterampilan, keahlian, alat-alat, dan teknik pada aktivitas proyek dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan proyek Faktor Penentu Keberhasilan Manajemen Proyek Menurut Pakseresht & Asgari (2012), mengidentifikasi lima faktor penentu keberhasilan manajemen proyek, yaitu:

8 16 1. Manajer proyek yang kompeten 2. Menyediakan sumber daya keuangan yang memadai untuk akhir proyek 3. Tim proyek yang kompeten dan multidisiplin 4. Adanya komitmen untuk proyek 5. Akses ke sumber daya Pengertian Anggaran Menurut Julita dan Jufrizen (2012: 9) anggaran merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan yang ada dalam perusahaan yang dinyatakan dalam kesatuan unit moneter dan berlaku untuk jangka waktu tertentu untuk masa yang akan datang. Menurut Deddi dan Ayuningtyas (2010: 70) anggaran merupakan rencana tentang kegiatan perusahaan yang mencakup berbagai kegiatan operasional yang saling berkaitan dan saling berpengaruh satu sama lain. Jadi dapat disimpulkan bahwa anggaran merupakan suatu rencana yang dibuat untuk kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam kesatuan unit moneter dan berlaku untuk jangka waktu terentu, yang digunakan untuk masa yang akan datang Karakteristik Anggaran Menurut Ahmad (2013: 184), adapun karakteristik anggaran sebagai berikut: 1. Dinyatakan dalam satuan keuangan (moneter), walaupun angkanya berasal dari angka yang bukan satuan keuangan (misalnya unit terjual dan jumlah produksi). 2. Mencakup kurun waktu satu tahun atau dalam periode tertentu lainnya. 3. Isinya menyangkut komitmen manajemen, yaitu manajer setuju untuk menerima tangung jawab untuk mencapai sasaran yang telah dianggarkan.

9 17 4. Usulan anggaran dinilai dan disetujui oleh orang yang mempunyai wewenang lebih tinggi daripada yang menyusunnya. 5. Jika anggaran sudah disahkan, maka anggaran tersebut tidak dapat diubah kecuali dalam hal khusus. 6. Hasil akurat akan dibandingkan dengan anggaran secara periodik dan penyimpangan- penyimpangan yang akan terjadi dianalisis dan dijelaskan. 2.5 Sistem Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas Pengertian Sistem Akuntansi Penerimaan Kas Menurut Sujarweni (2015: 121) sistem akuntansi penerimaan kas adalah suatu prosedur catatan yang dibuat untuk melaksanakan kegiatan penerimaan uang yang berasal dari berbagai sumber, yaitu dari penjualan tunai, penjualan aktiva tetap, piutang, pinjaman, setoran modal baru Pengertian Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas Menurut Sujarweni (2012: 123) sistem akuntansi pengeluaran kas adalah sistem yang membahas keluarnya uang yang digunakan untuk pembelian tunai maupun kredit dan untuk pembayaran. 2.6.Kontrak Kontruksi Menurut Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntanbilitas Publik atau disebut juga dengan SAK ETAP, ada beberapa istilah yang diterapkan pada akuntansi untuk kontrak kontruksi dalam laporan keuangan kontraktor, sebagai berikut: 1. Kontrak kontruksi adalah suatu kontrak yang dinegosiasikan secara khusus untuk kontruksi suatu aset atau suatu kombinasi aset yang berhubungan erat satu sama lain atau saling bergantung dalam hal rancangan, teknologi, dan fungsi atau tujuan pokok penggunaan. 2. Retensi adalah jumlah termin yang tidak bayar hingga pemenuhan kondisi yang ditentukan dalam kontrak untuk pembayaran jumlah tersebut atau hingga telah diperbaiki.

10 18 3. Termin adalah jumlah yang ditagih untuk pekerjaan yang dilakukan dalam suatu kontrak, baik yang telah maupun belum bayar oleh pelanggan. 4. Uang muka adalah jumlah yang diterima oleh kontraktor sebelum pekerjaan dilakukan Jurnal Akuntansi Jasa Konstruksi Dalam pencatatan jurnal pada kontrak kontruksi digunakan SAK ETAP sebagai acuan dasar yang salah satunya menyebutkan bahwa Pengakuan pendapatan dan beban dengan memperhatikan tahap penyelesaian. Metode pengakuan ini disebut juga sebagai Metode Presentase Penyelesaian (Percentage-of-Completion Method). Adapun pencatatan akuntansi yang dilakukan dalam kontrak konstruksi, adalah sebagai berikut: 1. Jurnal penerimaan Uang Muka Kas/Bank xxxx Uang Muka Kontrak Kontruksi xxxx 2. Jurnal pencatatan invoice per termin Piutang usaha xxxx Penagihan Kontrak Kontruksi xxxx 3. Jurnal pencatatan hasil Invoice / menerima bukti pembayaran Kas/Bank xxxx Piutang Usaha xxxx 4. Jurnal mencatat pengeluaran kas Pekerjaan dalam proses Kas/Bank xxxx xxxx

11 System Analysis and Design Pengertian Analisis Sistem Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:4), System analysis mean the process of understanding and specifying in detail what the information system should accomplish. Artinya analisis sistem adalah proses untuk memahami dan menentukan secara rinci apa yang sistem informasi harus capai. Menurut Hall (2011: 583), System analysis is actually a two-step process involving an initial survey of the current system and then an analysis of the user s needs. Artinya proses dua tahap yang melibatkan surveiawal dari sistem saat ini dan kemudian menganalisis kebutuhan pengguna. Jadi dapat disimpulkan bahwa analisis sistem adalah proses untuk memahami sistem yang ada saat ini dan menentukan apa saja yang dibutuhkan oleh pengguna Pengertian Perancangan Sistem Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005: 4), System design mean the process of specifying in detail how the many components of the information system should be physically implemented. Artinya, perancangan sistem adalah proses menentukan secara rinci bagaimana komponen-komponen dari sistem informasi harus diimplementasikan secara fisik. Menurut Hall (2011: 611) The purpose of the design phase is to produce a detailed description of the proposed system that both satisfies the system requirement identified during system analysis and is in accordance with the conceptual design. Tujuan dari tahap design adalah untuk menghasilkan deskripsi rinci dari sistem yang diusulkan bahwa keduanya memenuhi persyaratan sistem yang diidentifikasi selama analisis sistem dan sesuai dengan desain konseptual.

12 20 Jadi dapat disimpulkan bahwa perancangan sistem adalah komponen dari sistem informasi yang menghasilkan deskripsi rinci sistem yang akan diusulkan kemudian harus diimplementasikan secara fisik. 2.8 Analisis dan Perancangan Berorientasi Objek Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005), object oriented analysis (OOA) mendefinisikan semua jenis objek yang melakukan pekerjaan dalam suatu sistem dan menunjukan apa saja yang dibutuhkan oleh interaksi pengguna untuk menyelesaikan tugasnya. Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005), object oriented design (OOD) mendefinisikan semua jenis objek yang dibutuhkan untuk berkomunikasi dengan orang-orang dan alat-alat didalam sistem serta menujukkan bagaimana objek tersebut berinteraksi untuk menyelesaikan tugas dan menyempurnakan definisi dari masingmasing objek agar dapat diimplementasikan dengan bahasa atau lingkungan tertentu Unified Modeling Language (UML) Menurut Satzinger et al. (2005), Unified Modeling Language (UML) merupakan satu set standar model konstruksi dan notasi yang dikembangkan secra khusus untuk pengembangan berorientasi objek. Dengan menggunakan UML, analisis dan pengguna akhir dapat menggambarkan dan memahami berbagai macam diagram khusus yang dapat membingungkan. Ada 6 model komponen sisyem yang menggunakan UML terdiri dari 6 diagram, yaitu: 1. Use Case Diagram 2. Class Diagram 3. Activity Diagram 4. Sequence Diagram 5. Communication Diagram 6. Package Diagram

13 Unified Process (UP) Menurut Satzinger (2005), Unified Process (UP) merupakan sebuah metodologi pengembangan sistem berorientasi yang ditawarkan oleh Rational Software milik IBM. Metodologi pengembangan sistem berorientasi objek dikembangkan oleh Grady Booch, James Rumbaugh, dan Ivar Jacobson.UP saat ini merupakan metodologi pengembangan sistem yang paling berpengaruh untuk pengembangan berorientasi objek, dan memiliki berbagai variasi dalam penggunaan.up mendefinisikan empat tahapan life cycle, yaitu: 1. Inception Mengembangkan perkiraan visi dari suatu sistem, membuat kasus bisnis, menentukan ruang lingkup dan menghasilkan estimasi untuk biaya dan jadwal. 2. Elaboration Menentukan visi, mengidentifikasi serta menjelaskan semua requirement, menyelesaikan ruang lingkup, merancang dan implementasi arsitektur inti dan fungsi-fungsinya, mengatasi masalah, dan menghasikan estimasi reality untuk biaya dan jadwal. 3. Construction Secara berkala mengimplementasi risiko-risiko sederhana, yang dapat diprediksi dan yang lebih mudah serta menyiapkan deployment. 4. Transition Melengkapi tes uji coba dan deployment supaya pengguna memiliki sistem kerja dan siap untuk menghasilkan benefit sesuai dengan ekspektasi.

14 Modeling and Requirement Disciplines Business Modeling Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005), tujuan utama dari business modeling adalah untuk mengerti dan memahami lingkungan bisnis dimana sistem akan dibuat. Kemudian untuk memastikan bahwa system devolopers mengerti sepenuhnya kebutuhan bisnis juga mengetahui lebih jelas mengenai permasalahan yang terjadi dalam bisnis Requirement Discipline Activity Diagram Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005), activity diagram merupakan salah satu cara efektif untuk menangkap informasi mengenai proses bisnis melalui penggunaan diagram. Activity diagram adalah suatu diagram alur kerja yang menggambarkan kegiatan pengguna dan aliran lanjutan dari aktivitas-aktivitas tersebut. Alur kerja merupakan urutan langkah-langkah pemrosesan yang secara lengkap menangani satu transaksi bisnis atau permintaan pelanggan. Adapun simbol-simbol yang digunakan untuk mendesignactivity diagram, yaitu: 1. Synchronization bar Merupakan simbol atau notasi yang digunakan untuk mengontrol pemisahan atau menyatukan urutan jalur aktivitas. 2. Swimlane Merupakan suatu area persegi yang merepresentasikanaktivitasaktivitas yang diselesaikan setiap agen. 3. Starting activity (pseudo) Merupakan simbol yang menandakan dimulainya suatu aktivitas.

15 23 4. Transition arrow Merupakan simbol atau notasi berupa anak panah yang mendeskripsikan arah perpindahan dari suatu aktivitas. 5. Activity Merupakansimbol atau notasi yang menggambarkan suatu aktivitas. 6. Ending activity (pseudo) Merupakan simbol atau notasi yang menunjukan berakhirnya suatu aktivitas. 7. Decision activity Merupakan simbol atau notasi yang menunjukan satu kondisi dari suatu aktivitas. Gambar 2.1 Simbol atau notasi Activity diagram Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2005: 145) Event and Classes Event Table Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005), Event table merupakan sebuah katalog usecase yang berisi event dalam baris dan bagian utama dari informasi mengenai tiap-tiap event dalam kolom. Beberapa simbol atau notasi yang digunakan dalam membuat event table, yaitu:

16 24 1. Event Merupakan suatu kejadian pada waktu tertentu dan tempat yang dapat digambarkan atau suatu kejadian yang menyebabkan sistem melakukan sesuatu. 2. Trigger Merupakan sinyal yang memberitahu sistem bahwa suatu peristiwatelah terjadi yaitu kedatangan data yang membutuhkan pengolahan atau titik waktu. 3. Source Merupakan Agen eksternal yang memberikan data ke sistem. 4. Usecase Merupakan suatu hal yang penting atau yang dilakukan sistem ketika peristiwa terjadi untuk menentukan persyaratan fungsional. 5. Response merupakan suatu output, yang dihasilkan oleh sistem yang berjalan ke destinantion. 6. Destinantion Merupakan agen eksternal yang menerima data dari sistem. Gambar 2.2 Notasi Event Table Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2005: 175)

17 Domain Model Class Diagram Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd(2005), Domain model class diagram merupakan sebuah diagram UML yang menggambarkan semua hal yang penting dalam pekerjaan user, kelas-kelas problem domain, asosiasi, dan atributnya. Dalam domain model class diagram, class digambarkan berbentuk kotak dan garis yang menghubungkan antar class yang menunjukan asosiasi antar class. Gambar 2.3Domain Model Class Diagram Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2005: 187) Hubungan antar class yang digambarkan dengan garis penghubung disebut multiplicity of association, yang dapat dibedakan menjadi enam jenis dalam gambar sebagai berikut: Gambar 2.4Multiplicity of association Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2005: 186) Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005), ada dua hirarki dalam notasi class diagram, yaitu:

18 26 1. Generalization/specialization notation Generalizationadalah pengelompokan hal-hal berdasarkan jenis yang sama, contohnnya ada banyak jenis kendaraan seperti mobil, motor, truk, traktor dan sebagianya. Sedangkan specialization adalah pengelompokan hal-hal yang berbeda jenisnya, contohnya jenis khusus dari mobil adalah mobil sport,sedan,dan sebagainya.generalization/specialization hierarchy digunakan untuk mengurutkan hal-hal umum menjadi lebih khusus. Gambar 2.5Generalization/specialization hierarchy notation Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2005: 190) 2. Whole- Part Hierarchy Notation Whole-part hierarchy menggambarkan hubungan keterkaitanantara sebuah object dengan komponennya.terdapat dua jenis whole-part hierarchy, yaitu: a. Aggregation Digunakan untuk menggambarkan sebuah hubungan antara agregat (keseluruhan) dan komponennya (bagian-bagian) dimana bagianbagian tersebut dapat berdiri sendiri secara terpisah.

19 27 b. Composition Digunakan untuk menggambarkan hubungan keterikatan yang lebih kuat, dimana tiap-tiap bagian tidak dapat berdiri sendiri secara terpisah. Gambar 2.6Whole-part (aggregation) association Sumber : Satzinger, Jackson, dan Burd (2005: 192) Use cases Diagram Menurut Sarzinger, Jackson, dan Burd (2005), Use case diagram adalah diagram yang menunjukan berbagai peran pengguna dan cara pengguna berinteraksi dengan sistem. Use case diagram berfungsi sebagai daftar isi untuk kegiatan bisnis yang harus didukung oleh sistem. Actor diperankan oleh pengguna dan berada diluar boundary. Gambar 2.7 Simbol atau Notasi Use Case Diagram Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2005: 215)

20 28 Gambar 2.8Use Case Diagram Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2005: 216) Use Case Description Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005), Use case description adalah sebuah penjelasan secara terperinci mengenai proses dari suatu use case. Use case description dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu: 1. Brief Description Digunakan untuk use case yang sederhana, terutama ketika sistem yan akan dikembangkan berskala kecil. Gambar 2.9Brief Description Use Case Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2005: 221) 2. Intermediate Description Merupakan pengembangan dari brief description untuk menggambarkan aliran aktivitas internal dari sebuah use case. Gambar 2.10Intermediate Description Use Case Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2005: 221)

21 29 3. Fully Developed Description Metode paling formal yang dapat digunakan untuk mendokumentasikan sebuah use case. Gambar 2.11Fully Developed Description Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2005: 223) System Sequence Diagram Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005), System sequence diagram adalah diagram yang menggambarkan interaksi antara sistem dengan pengguna yang disebut juga actor. Sebuah system sequence diagram menggambarkan urutan pesan antara eksternal actor dan sistem dalam use case atau scenario. Dalam sequence diagram, alur informasi yang masuk dan keluar disebut sebagai pesan. Beberapa simbol atau notasi dalam system sequence diagram, yaitu: 1. Lifeline Merupakan garis vertikal yang dibentuk untuk menunjukan waktu hidup dari sebuah objek. 2. Object Merupakan simbol yang merepresentasikan pengguna sistem atau sistem yang telah terotomatisasi. 3. Input message

22 30 Merupakan garis horizontal yang menunjukan pesan masuk dari pengguna. 4. Output message Merupakan garis putus-putus horizontal yang menunjukan hasil dari pesan yang dimasukan oleh pengguna. Gambar 2.12 Simbol atau Notasi System Sequence Diagram Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2005: 229) 2.10 Use Case Realization First-Cut Design Class Diagram Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005), fist cut class diagram dikembangkan dengan memperluas domain model class diagram, dimana dalam pembuatannya membutuhkan dua langkah, yaitu: 1. Menguraikan atribut dengan tipe dan informasi nilai awal. 2. Menambahkan visibilitas panah navigasi Completed Three-Layer Sequence Diagram Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005: 325), Completed three layer sequence diagram merupakan pengembangan dari system sequence diagram, yang terdiri dari: a. First-cut Sequence Diagram, dimana mengembangkan system sequence diagram untuk menentukan objek lain yang mungkin terlibat.

23 31 b. The View Layer, melibatkan interaksi user dan komputer serta membutuhkan perancangan user interface untuk masing-masing use case. c. The Data Access Layer adalah kelas yang digunakan untuk menerima dan mengirim data ke database. Gambar Completed Three Layer Sequence Diagram Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2005: 325) Communication Diagram Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005), menyebutkan bahwa baikcommunication diagram maupun sequence diagram merupakan diagram interaksi dan menangkap informasi yang sama. Communication diagram digunakan untuk menunjukan gambaran lain dari use case. Communication diagram menggunakan simbol yang sama dengan sequence diagram. Gambar 2.14 Simbol atau Notasi Communication Diagram Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2005: 335)

24 Updated Design Model Class Diagram Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005), updated class diagram dapat dikembangan pada setiap layer, dimana dalam view dan data access layer dilakukan penambahan class baru. Pada domain class, class baru yang ditambahkan berfungsi sebagai use case controller. Updated Class Diagram merupakan bentuk yang hampir sama dengan first cut class diagram hanya selain ditambahkan navigasi visibilitas panah, juga ditambahkan behaviour yang membedakannya Package Diagram Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005), Package diagram merupakan diagram yang mengasosiasikan kelas-kelas dari suatu kelompok. Di dalam diagram tersebut terbagi menjadi tiga layer, yaitu view layer, domain layer, dan data access layer. Notasi atau simbol dari package diagram berbentuk kotak persegi panjang dengan label,nama dari package berada dalam label. Sedangkan hubungan antar package digambarkan dengan anak panah bergaris putus-putus yang disebut dashed arrow, dimana mewakili dependency relationship. Buntut panah terhubung dengan dependent package sedangkan kepala panah terhubung dengan independent package. Dependency relationship menunjukkan hubungan antar kelas package, dimana jika pada elemenindependent mengalami perubahan maka elemen dependent juga dapat berubah. Gambar 2.15 Package Diagram Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2005: 339)

25 User Interface User Interface Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005), User interface merupakan bagian dari suatu sistem informasi yang membutuhkan interaksi dengan user untuk menghasilkan input dan output. Terdapat tiga aspek yang berkaitan dengan user interface, yaitu: 1. Aspek Fisik, yaitu meliputi perangkat- perangkat yang bisa disentuh oleh pengguna seperti keyboard, mouse, touch screen, atau keypad. 2. Aspek Persepsi, yaitu meliputi semua hal yang dapat dilihat (bentuk, kata-kata, garis), didengar (suara yang dihasilkan dari sistem), dan disentuh (menggunakan keyboard, mouse untuk mengetik atau mengakses tombol dilayar) oleh pengguna. 3. Aspek Konseptual, yaitu semua hal yang diketahui pengguna mengenai penggunaan sistem, operasi yang dilakukan, dan prosedur yang diikuti agar operasi berjalan dengan baik Terdapat delapan aturan dalam merancang user interface yang disebut sebagai eight golden rules of interface design(satzinger, Jackson, dan Burd 2005), yaitu: 1. Konsistensi Merancang user interface yang konsisten merupakan salah satu tujuan desain yang paling penting. Cara bagaimana informasi disusun dalam sebuah form, nama dan susunan menu, ukuran dan bentuk dari sebuah icon, dan urutan langkah-langkah pengerjaan yang dapat dilakukan didalam sebuah user interface haruslah konsisten. 2. Memungkinkan pengguna untuk menggunakan shortcuts Ada kebutuhan pengguna yang sudah ahli untuk meningkatkan kecepatan interaksi sehingga para pembuat sistem harus memberikan shotcut didalam aplikasi mereka yang berguna untuk

26 34 mengurangi berbagai macam kotak dialog yang timbul ketika pengguna ingin menjalankan suatu perintah tertentu. 3. Memberikan umpan balik yang informatif Setiap tindakan yang pengguna lakukan harus menghasilkan beberapa jenis umpan balik dari komputer sehingga pengguna mengetahui tindakan yang telah dilakukan. 4. Merancang dialog untuk menghasilkan suatu penutupan Setiap kotak dialog di dalam sebuah sistem harus diatur dengan urutan yang jelas, harus ada awal, tengah, dan akhir. Setiap tugas yang di definisikan dengan tepat pasti memiliki bagian awal, tengah, dan akhir sehingga dapat mempermudahkan pengguna selama proses pengerjaan tugas tersebut. 5. Memberikan penanganan kesalahan yang sederhana Kesalahan yang dilakukan pengguna dapat terjadi kapan saja, sehinggasistem yang baik haruslah dapat menangani kesalahan yang dilakukan oleh pengguna. Penanganan kesalahan tersebut dapat dilakukan denga cara memberikan peringatan berupa message box, sehingga pengguna mengetahui ketika melakukan kesalahan dalam menjalankan suatu sistem. 6. Mudah kembali ketindakan sebelumnya Hal ini dapat mengurangi kekuatiran pengguna karena ketika pengguna mengetahui kesalahan yang dilakukan, maka dapat membatalkan perintah yang sudah dilakukan terhadap sistem. 7. Mendukung tempat pengendalian internal Pengguna ingin merasa bahwa sistem yang mereka gunakan dapat merespon segala perintah yang diberikan.pengguna ingin menjadi pengontrol sistem dan sistem harus memenuhi segala macam keinginan pengguna.

27 35 8. Mengurangi beban ingatan jangka pendek Keterbatasan kemampuan manusia dalam mengingat, membutuhkan tampilan sistem yang sederhana atau banyak tampilan halaman yang disatukan serta diberikan cukup waktu pelatihan untuk kode dan urutan tindakan Kerangka Berpikir Kerangka berpikir dalam penyusunan skripsi ini dimulai dari menentukan perusahaan yang ingin diteliti, setelah mendapatkan perusahaan yang ingin diteliti kemudian melakukan studi lapangan yang meliputi observasi, wawancara dan dokumentasi untuk mendapatkan data yang diperlukan. Setelah data yang diperlukan sudah dikumpulkan kemudian menentukan ruang lingkup yang ingin dibahas dan mengidentifikasi masalah yang terjadi dalam proses bisnis yang sedang berjalan. Kemudian melakukan analisis sistem yang berjalan di perusahaan dengan melihat dan menganalisis data company profile dan proses bisnis yang sedang berjalan diperusahaan, setelah melakukan analisis,maka dibuat suatu usulan solusi atas masalah yang terjadi diperusahaan dan mulai mendesign atau merancang sistem serta membuat sistem yang dibutuhkan perusahaan. Setelah itu, membuat kesimpulan dan saran atas penyusunan skripsi yang telah dibuat.kerangka berpikir dalam penyusunan skripsi dapat dilihat pada Gambar 2.20.

28 36 Menentukan perusahaan yang ingin diteliti Melakukan studi lapangan Observasi Wawancara Dokumentasi Menentukan ruang lingkup Mengidentifikasi masalah Data company profile Proses bisnis PT.Rekacipta Bangun Pratama Mengusulkan Solusi Mendesign / merancang sistem Membuat sistem yang dibutuhkan perusahaan Kesimpulan & saran Gambar 2.16 Kerangka Pikir

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori-teori yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut :

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori-teori yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut : BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Dasar/Umum Teori-teori yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut : 2.1.1 Sistem Pengertian sistem menurut Williams dan Sawyer (2005, p457) adalah sekumpulan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut (Connolly & Begg, 2005: 312), Sistem informasi adalah sumber daya yang memungkinkan pengumpulan, manajemen, kontrol,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan pembangunan yang semakin pesat saat ini, setiap perusahaan dituntut untuk mampu bersaing dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi kinerja perusahaan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penerapan teknologi informasi yang sangat pesat membawa dampak secara global dimana hampir semua perusahaan baik yang bergerak di bidang perdagangan ataupun di bidang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2012, p5), sistem adalah sekumpulan kegiatan kegiatan yang memungkinkan pengguna untuk mendefiniskan dan mendeskripsikan secara jelas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karyawan merupakan sumber daya yang memiliki peranan sangat penting pada suatu perusahaan. Hal tersebut dikarenakan karyawan itulah yang nantinya akan memberdayakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manajemen sumber daya manusia merupakan serangkaian proses untuk memperoleh, melatih, menilai, dan memberikan kompensasi kepada karyawan dalam mengontrol aktivitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini sistem informasi dan ilmu pengetahuan di bidang komputerisasi berkembang semakin pesat, karena pesatnya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini sistem informasi dan ilmu pengetahuan di bidang komputerisasi berkembang semakin pesat, karena pesatnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini sistem informasi dan ilmu pengetahuan di bidang komputerisasi berkembang semakin pesat, karena pesatnya teknologi tersebut maka semakin pesat pula kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini kecepatan dan ketepatan memegang peranan penting di dalam pengambilan keputusan perusahaan, hal ini membuat banyak perusahaan mulai memanfaatkan teknologi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Setiap perusahaan memiliki sistem untuk setiap fungsi yang ada dalam perusahaan. Sistem-sistem yang ada di setiap fungsi berbeda. Perbedaan ini disebabkan karena perbedaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang terus berkembang saat ini mempermudah setiap orang untuk saling berkomunikasi dan bertukar informasi tanpa dibatasi oleh waktu,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Konsep Sistem Informasi dan Akuntansi

BAB 2 LANDASAN TEORI Konsep Sistem Informasi dan Akuntansi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Konsep Sistem Informasi dan Akuntansi 2.1.1.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005, p.7), Sistem Informasi adalah kumpulan komponen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi saat ini manusia telah terkoneksi ke dalam situasi yang segala sesuatunya memerlukan informasi yang sangat dibutuhkan dan bisa didapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan tertentu melalui tiga tahapan, yaitu input, proses, dan output. yang berfungsi dengan tujuan yang sama.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan tertentu melalui tiga tahapan, yaitu input, proses, dan output. yang berfungsi dengan tujuan yang sama. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Sistem Nugroho Widjajanto (2001:2) mengartikan sistem sebagai sesuatu yang memiliki bagian-bagian yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 1.1 Sistem Informasi

BAB 2 LANDASAN TEORI 1.1 Sistem Informasi BAB 2 LANDASAN TEORI 1.1 Sistem Informasi 1.1.1 Pengertian Sistem Menurut Satzinger, et al (2012), sistem adalah kumpulan beberapa komponen yang saling terkait yang bekerja secara bersama-sama untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman dibidang teknologi, perusahaanperusahaan semakin dipacu dengan menggunakan teknologi yang maju sebagai media untuk tetap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini peranan sistem informasi sangatlah penting bagi perusahaan untuk dapat menunjang setiap kegiatan operasionalnya dan membantu dalam proses pengambilan keputusan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti saat ini, dunia teknologi mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal ini membuat setiap perusahaan bersaing untuk memberikan pelayanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dewasa ini, persaingan antar perusahaan semakin sengit. Konsumen juga semakin cerdas dalam memilih produk atau jasa yang mereka inginkan. Oleh karena itu, setiap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini peran teknologi informasi sangat penting bagi proses bisnis pada suatu perusahaan. Adanya teknologi informasi pada perusahaan dapat mendukung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, penggunaan teknologi informasi menjadi suatu kebutuhan utama dalam menunjang efektivitas dan efisiensi suatu proses bisnis perusahaan terutama

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Sistem adalah sekumpulan prosedur yang saling terintegrasi yang memiliki maksud yang sama yaitu untuk menyelesaikan suatu tujuan (Satzinger,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyak dari perusahaan yang menggantungkan proses bisnis dan melakukan managemen data dengan menggunakan Teknologi Informasi, yang tentunya saat ini semakin berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era milenium, perkembangan teknologi telah berkembang pesat dimana hal tersebut memberi dampak besar bagi berbagai aspek termasuk salah satunya dalam perkembangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan sistem informasi yang semakin cepat saat ini menuntut setiap perusahaan untuk dapat mengembangkan sistem informasi yang ada di dalam perusahaan, yang dapat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Sistem Informasi Sistem adalah sekumpulan elemen yang saling berhubungan secara bersama untuk mencapai tujuan spesifik. Sistem juga bisa dikatakan sebagai kumpulan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan sistem informasi dalam berbagai industri telah mendorong terciptanya kebutuhan dalam mendapatkan informasi secara cepat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Sistem Setiap fungsi dalam perusahaan memiliki sistem yang berbeda beda, perbedaan tersebut disebabkan karena masing masing fungsi dalam perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dunia bisnis saat ini sangatlah kompetitif. Banyak industri atau perusahaan yang berlomba-lomba untuk terus dapat meningkatkan kinerja perusahaan sehari-harinya.

Lebih terperinci

PEMBUATAN SISTEM INFORMASI DENGAN ANALISIS DAN PERANCANGAN BERORIENTASI OBJEK

PEMBUATAN SISTEM INFORMASI DENGAN ANALISIS DAN PERANCANGAN BERORIENTASI OBJEK PEMBUATAN SISTEM INFORMASI DENGAN ANALISIS DAN PERANCANGAN BERORIENTASI OBJEK Dewan Pelawi Information Systems Department, School of Information Systems, Binus University Jl. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Jasa Jasa (service) merupakan suatu atau serangkaian aktivitas yang tidak berwujud dan yang biasanya, tidak selalu, berhubungan dengan interaksi antara customer (pelanggan) dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. bersatu untuk mencapai tujuan yang sama.

BAB 2 LANDASAN TEORI. bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. bersatu untuk mencapai tujuan yang sama. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Mulyadi (2001, p2) Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat antara satu dengan yang lainnya, yang berfungsi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut William dan Sawyer (2010: 492), sebuah sistem didefinisikan sebagai sekumpulan komponen yang terhubung yang berinteraksi untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perancangan, penerapan dan pengoperasian Sistem Informasi adalah mahal dan sulit. Upaya dan biaya yang diperlukan harus ditimbang-timbang. Ada beberapa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Kendaraan Bermotor Secara umum pengertian tentang kendaraan bermotor adalah semua jenis kendaraan dimana sistem geraknya menggunakan peralatan teknik atau mesin. Fungsi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu.

Lebih terperinci

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI ANGGARAN PENDAPATAN DAN PENGELUARAN PT WELLDONE COMMUNICATIONS TUGAS AKHIR

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI ANGGARAN PENDAPATAN DAN PENGELUARAN PT WELLDONE COMMUNICATIONS TUGAS AKHIR ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI ANGGARAN PENDAPATAN DAN PENGELUARAN PT WELLDONE COMMUNICATIONS TUGAS AKHIR Oleh DWIPUTRANTO INDRA BASUKI 1301039454 Universitas Bina Nusantara Jakarta

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iii. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR TABEL... xvii. DAFTAR SIMBOL... xx BAB I PENDAHULUAN...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iii. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR TABEL... xvii. DAFTAR SIMBOL... xx BAB I PENDAHULUAN... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR TABEL... xvii DAFTAR SIMBOL... xx BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 2 1.3 Maksud dan Tujuan...

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan harus meningkatkan kualitas pada produk yang menjadi sumber penghasilan bagi perusahaan serta

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan harus meningkatkan kualitas pada produk yang menjadi sumber penghasilan bagi perusahaan serta BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan harus meningkatkan kualitas pada produk yang menjadi sumber penghasilan bagi perusahaan serta memberikan pelayanan yang terbaik agar dapat meningkatkan loyalitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi yang pesat terjadi saat ini secara global telah menuntut perusahaan, baik dari perusahaan berskala kecil, menengah maupun atas, publik maupun privat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring berkembangnya dunia bisnis, perusahaan-perusahaan semakin bersaing dalam mendapatkan laba maksimum untuk dapat memastikan kelangsungan hidup dari perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini, teknologi mengalami kemajuan yang sangat pesat. Dengan adanya kemajuan teknologi tersebut, menyebabkan meningkatnya tingkat persaingan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini, perkembangan teknologi dan perekonomian bergerak sangat cepat sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini, perkembangan teknologi dan perekonomian bergerak sangat cepat sehingga BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini, perkembangan teknologi dan perekonomian bergerak sangat cepat sehingga mengakibatkan semakin tingginya persaingan antar perusahaan-perusahaan bisnis.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era informasi dan globalisasi menyebabkan lingkungan bisnis mengalami perubahan yang sangat pesat dengan tingkat persaingan ketat. Oleh karena itu perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Dapat dikatakan bahwa pada zaman sekarang sistem dibutuhkan untuk mengatur segala macam aktivitas yang ada di perusahaan agar tidak sewenangwenang atau keluar jalur dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerapan Sistem informasi akuntansi pada perusahaan pada era globalisasi saat ini dianggap penting, dikarenakan informasi yang digunakan oleh manajemen perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Pengertian Sistem Informasi

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Pengertian Sistem Informasi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Sistem informasi adalah sebuah proses mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis dan menyebarkan informasi untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini, teknologi informasi sudah tidak asing lagi di dunia bisnis. Perkembangan teknologi informasi dapat menyebabkan juga berkembangnya persaingan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan ilmu teknologi dan informasi pada era globalisasi ini, membuat persaingan bisnis semakin kompetitif terutama perusahaan yang bergerak pada sektor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era informasi dan globalisasi saat ini, perkembangan dari teknologi sangat dibutuhkan. Semakin banyaknya kebutuhan semakin banyak pula inovasi yang diperlukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Dalam membangun sebuah system informasi diperlukan suatu pemahaman mengenai system itu sendiri sehingga tujuan dari pembangunan system informasi dapat tercapai.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. agar dapat menghasilkan informasi yang akurat untuk mendukung pengambilan

BAB 1 PENDAHULUAN. agar dapat menghasilkan informasi yang akurat untuk mendukung pengambilan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem informasi yang saling terintegrasi sangat dibutuhkan oleh perusahaan, agar dapat menghasilkan informasi yang akurat untuk mendukung pengambilan keputusan, perencanaan,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Bin Packing Problem Menurut Wu, Li, Goh, & Souza (2009, p. 2), memasukkan kemasan barang ke dalam suatu tempat merupakan

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Bin Packing Problem Menurut Wu, Li, Goh, & Souza (2009, p. 2), memasukkan kemasan barang ke dalam suatu tempat merupakan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Bin Packing Problem Menurut Wu, Li, Goh, & Souza (2009, p. 2), memasukkan kemasan barang ke dalam suatu tempat merupakan suatu material handling yang penting dalam manufaktur

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang kian pesat membuat peran teknologi menjadi hal yang penting bagi proses bisnis di suatu perusahaan. Teknologi informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menjalankan kegiatan bisnisnya, setiap pelaku bisnis pasti membutuhkan sebuah alat yang dapat mendukung kegiatan operasional bisnisnya dalam menjalankan usaha.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum Dalam penyusunan skripsi ini, terdapat beberapa teori umum yang digunakan sebagai landasan teori.di bawah ini merupakan teori-teori tersebut. 2.1.1. Sistem Informasi

Lebih terperinci

Yuli Purwati, M.Kom USE CASE DIAGRAM

Yuli Purwati, M.Kom USE CASE DIAGRAM Yuli Purwati, M.Kom USE CASE DIAGRAM UML UML (Unified Modeling Language) merupakan pengganti dari metode analisis berorientasi object dan design berorientasi object (OOA&D) yang dimunculkan sekitar akhir

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Pengertian Sistem Pengertian Informasi

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Pengertian Sistem Pengertian Informasi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Romney & Steinbart (2014:3), sistem adalah serangkaian dua atau lebih komponen yang saling terkait dan berinteraksi untuk

Lebih terperinci

PENGANTAR RUP & UML. Pertemuan 2

PENGANTAR RUP & UML. Pertemuan 2 PENGANTAR RUP & UML Pertemuan 2 PENGANTAR RUP Rational Unified Process (RUP) atau dikenal juga dengan proses iteratif dan incremental merupakan sebuah pengembangan perangkat lunak yang dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini sistem informasi telah berkembang dengan sangat pesat. Hal ini ditandai dengan semakin luas dan beragamnya penggunaan sistem informasi dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi dan perkembangan industri teknologi informasi dewasa ini telah meningkatkan tekanan terhadap perusahaan dan bisnis yang dijalankan untuk tetap dapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Sistem Teori sistem secara umum yang pertama kali diuraikan adalah istilah sistem yang sekarang ini banyak dipakai. Banyak orang berbicara mengenai karakteristik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi dan kecanggihan teknologi informasi, Indonesia menjadi sebuah negara berkembang. Pembangunan di dalam negara berkembang menjadi persaingan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman era globalisasi ini teknologi informasi telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini berdampak sangat besar pada proses bisnis dalam perusahaan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengukuran Risiko Proyek pada Perusahaan Teknologi Informasi di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengukuran Risiko Proyek pada Perusahaan Teknologi Informasi di Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran Teknologi informasi di era globalisasi ini dinilai sangat penting bagi proses bisnis pada suatu perusahaan dan sebagai alat pendukung operasional perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori dasar/ umum Dalam teori-teori ini berisikan berisikan pengertian dari data, quality, service, data quality, data quality service (DQS), data warehouse, serta perbedaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem informasi akuntansi adalah sebuah sistem informasi manajemen yang menyediakan informasi akuntansi dan keuangan, serta informasi lainnya yang diperoleh dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya era teknologi informasi berdampak secara langsung terhadap keefektifan sistem informasi akuntansi yang ada di dalam perusahaan. Berdasarkan penelitian

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. ABSTRACT... ii. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR GAMBAR... xvi. DAFTAR TABEL... xxiii. DAFTAR SIMBOL...

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. ABSTRACT... ii. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR GAMBAR... xvi. DAFTAR TABEL... xxiii. DAFTAR SIMBOL... DAFTAR ISI ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... xvi DAFTAR TABEL... xxiii DAFTAR SIMBOL... xxvi BAB I : PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan

Lebih terperinci

PEMBUATAN SISTEM INFORMASI DENGAN ANALISIS DAN PERANCANGAN BERORIENTASI OBJEK

PEMBUATAN SISTEM INFORMASI DENGAN ANALISIS DAN PERANCANGAN BERORIENTASI OBJEK PEMBUATAN SISTEM INFORMASI DENGAN ANALISIS DAN PERANCANGAN BERORIENTASI OBJEK Dewan Pelawi Information Systems Department, School of Information Systems, Binus University Jl. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Distribusi Distribusi dari barang mengacu pada hubungan yang ada diantara titik produksi dan pelanggan akhir, yang sering terdiri dari beberapa jenis inventory yang harus dikelola.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Sistem dapat beroperasi dalam suatu lingkungan, jika terdapat unsur unsur yang ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan utama

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bisnis retail memiliki berbagai macam jenis, seperti jenis store retail, nonstore retail atau biasanya yang kita kenal dengan penjualan melalui online, organization

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini perkembangan teknologi dan informasi berkembang begitu pesat diikuti dengan tingkat persaingan yang begitu ketat dan tuntutan globalisasi yang menyebabkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut O Brien (2005, p29), sistem adalah sekelompok komponen yang saling berhubungan, bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama dengan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Sistem menurut Krismiaji (2010, p1) merupakan rangkaian komponen yang dikoordinasikan untuk mencapai serangkaian tujuan, yang memiliki karakteristik meliputi; komponen,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.2 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.2 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.2 Latar Belakang Perusahaan membutuhkan sistem informasi untuk mendukung proses bisnisnya guna meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan (Mia dan Clarke, 1999 dalam Susanto dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem informasi Akuntansi (SIA) adalah sebuah system yang menyediakan informasi akuntansi dan keuangan, serta informasi lain yang diperoleh dalam proses transaksi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Menurut O Brien (2013 : 26), sistem adalah sekelompok komponen yang saling berhubungan, dengan batasan yang jelas, dan bekerja sama menuju tujuan tertentu dengan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Sistem informasi merupakan sistem yang berperan dalam mendukung keperluan perusahaan akan informasi di dalam menjalankan proses bisnisnya. Menurut Gelinas (2008:

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Teori Umum 2.1.1.1 Sistem A system is a group of two or more interrelated components or subsystems that serve a common purpose. (Hall, 2011 : 5) Menurut

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Universitas Padjadjaran yang beralamat di Jl. Ir H. Djuanda No 4 Bandung.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Universitas Padjadjaran yang beralamat di Jl. Ir H. Djuanda No 4 Bandung. BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian akan di lakukan di kampus D3 FMIPA dan ilmu komputer Universitas Padjadjaran yang beralamat di Jl. Ir H. Djuanda No 4 Bandung. 3.1.1

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan Teknologi Informasi yang semakin pesat dewasa ini, Teknologi Informasi juga mendukung perkembangan Sistem Informasi sehingga mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Sistem Sistem merupakan kumpulan dari unsur atau elemen-elemen yang saling berkaitan/berinteraksi dan saling memengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelabuhan merupakan sebuah fasilitas di ujung samudera, sungai, atau danau untuk menerima kapal dan memindahkan barang kargo maupun penumpang ke dalamnya. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan semakin berkembangnya teknologi informasi sekarang ini, perusahaan-perusahaan memanfaatkan teknologi informasi untuk mengembangkan usahanya. Selain itu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini seiring kemajuan perkembangan ilmu teknologi dan informasi (IT) yang sangat pesat, terutama dalam hal pertukaran informasi. Informasi saat ini

Lebih terperinci

LAMPIRAN NOTASI. Notasi UML. 1) Class Diagram. Nama Class dengan atribut dan operasi.

LAMPIRAN NOTASI. Notasi UML. 1) Class Diagram. Nama Class dengan atribut dan operasi. L1 LAMPIRAN NOTASI Notasi UML 1) Class Diagram Notation Description Nama Class dengan atribut dan operasi. Composition text, yang digunakan untuk menghubungkan class transaksi detailed dengan class transaksi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Notasi yang digunakan dalam Class Diagram. Class. Association. dua class atau lebih. Multiplicity. instances dari class lain.

Lampiran 1. Notasi yang digunakan dalam Class Diagram. Class. Association. dua class atau lebih. Multiplicity. instances dari class lain. L.1 Lampiran 1. Notasi yang digunakan dalam Class Diagram Class1 -Attribute +Operations() Class Menjelaskan kumpulan object dangan structure, behavior dan relationship yang serupa. Class ini terbagi menjadi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengertian Aplikasi Aplikasi adalah suatu subkelas perangkat lunak komputer yang memanfaatkan kemampuan komputer langsung untuk melakukan suatu tugas yang diinginkan pengguna.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Sistem informasi merupakan seperangkat elemen yang saling terhubung atau komponen yang mengumpulkan (input), memanipulasi (proses), menyimpan dan menyebarkan (output)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pada saat ini perkembangan teknologi dan informasi berkembang begitu pesat saat ini dapat terlihat dalam berbagai kalangan baik dari kalangan anak muda hingga kalangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era informasi yang semakin berkembang, menuntut pihak perusahaan maupun intansi pemerintah untuk berlomba-lomba meningkatkan kemampuan didalam menyediakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan bisnis yang semakin tinggi menuntut perusahaan untuk terus meningkatkan kinerja berbagai elemen di dalam organisasi/perusahaan. Salah satu cara untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan teknologi informasi untuk mempertahankan dan mengembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan teknologi informasi untuk mempertahankan dan mengembangkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan waktu hampir seluruh perusahaan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi untuk mempertahankan dan mengembangkan usahanya. Selain

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi saat ini, teknologi informasi serta persaingan yang kompetitif menjadi pilihan bagi perusahaan untuk mampu bertahan dan konsisten dalam

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Menurut O Brien, James A. dan George M. Marakas (2010: 26) sistem merupakan suatu kesatuan yang terdiri lebih dari satu elemen atau komponen yang saling terhubung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kebutuhan Internet merupakan sekumpulan jaringan yang berskala global. Tidak ada satu pun orang, kelompok atau organisasi yang bertanggung jawab untuk menjalankan internet.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pengertian. Secara garis besar ada dua kelompok pendekatan, yaitu:

BAB II LANDASAN TEORI. pengertian. Secara garis besar ada dua kelompok pendekatan, yaitu: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Menurut Kusrini dan Koniyo (2007), Sistem mempunyai beberapa pengertian. Secara garis besar ada dua kelompok pendekatan, yaitu: 1. Pendekatan sistem yang menekankan pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelian dan Penjualan selalu ada didalam dunia usaha. Dua hal tersebut merupakan proses bisnis yang penting untuk sebuah perusahaan. Setiap dokumen baik transaksi

Lebih terperinci