BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Pengertian Sistem Menurut William dan Sawyer (2010: 492), sebuah sistem didefinisikan sebagai sekumpulan komponen yang terhubung yang berinteraksi untuk mengerjakan suatu tugas agar dapat menyelesaikan suatu tujuan. Dull, Gelinas dan Wheeler (2012: 11) menyatakan bahwa Suatu sistem adalah sekumpulan elemen-elemen yang saling terhubung yang bersama-sama menyelesaikan tujuan-tujuan tertentu. Sehingga sistem dapat diartikan sebagai kumpulan beberapa komponen yang berhubungan yang berinteraksi bersama dalam menyelesaikan suatu tujuan tertentu Pengertian Informasi Menurut Yogaswara (2010: 66), informasi dapat didefinisikan sebagai suatu data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Hall (2013: 9) menyatakan bahwa Informasi bukan hanya sekumpulan fakta-fakta yang telah diolah yang disusun di dalam suatu laporan. Informasi memicu para pengguna untuk mengambil tindakan yang mendukung tugastugas bisnis harian mereka, menyelesaikan permasalahan, dan membuat perencanaan untuk masa mendatang. Sehingga informasi dapat diartikan sebagai sekumpulan fakta atau data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna bagi para penggunanya yang dapat digunakan untuk mendukung tugas-tugas bisnis, menyelesaikan masalah dan membuat perencanaan untuk masa mendatang Karakteristik Informasi Hall (2013: 12) mengatakan bahwa informasi yang berguna memiliki karakteristik sebagai berikut: 9

2 10 1. Relevan (Relevance) Isi dari suatu laporan atau dokumen harus melayani suatu tujuan seperti untuk mendukung keputusan manajer atau tugas karyawan. 2. Ketepatan Waktu (Timeliness) Informasi tidak boleh berumur lebih tua dari batasan waktu tindakan yang didukungnya. 3. Keakuratan (Accuracy) Informasi harus bebas dari kesalahan yang material. 4. Kelengkapan (Completeness) Tidak boleh ada bagian yang hilang dari informasi yang digunakan untuk suatu keputusan atau tugas. 5. Rangkuman (Summarization) Informasi harus dikumpulkan sesuai dengan kebutuhan pengguna Pengertian Sistem Informasi Menurut Dull, Gelinas dan Wheeler (2012: 12) sistem informasi adalah sistem buatan manusia yang secara umum terdiri dari sekumpulan komponen berbasis komputer dan komponen manual terintegrasi yang ditetapkan untuk mengumpulkan, menyimpan, dan mengelola data serta untuk menyediakan informasi keluaran bagi pengguna. Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 4) menyatakan bahwa Sistem informasi adalah sekumpulan komponen komputer terkait yang mengumpulkan, memproses, menyimpan (biasanya di dalam suatu basis data), dan menyediakan hasil informasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas-tugas bisnis. Sehingga sistem informasi dapat diartikan sebagai sekumpulan komponen baik berbasis komputer ataupun manual yang terintegrasi yang digunakan untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan (di dalam basis data), dan menghasilkan suatu keluaran berupa informasi yang dapat digunakan untuk menyelesaikan tugas-tugas bisnis Jenis-Jenis Sistem Informasi Bodnar dan Hopwood (2010: 3) membedakan sistem informasi menjadi enam jenis, yaitu:

3 11 1. Electronic data processing system (EDP) adalah penggunaan teknologi informasi untuk menjalankan pemrosesan data berorientasi transaksi di suatu organisasi. 2. Management information system (MIS) menggambarkan penggunaan teknologi informasi untuk menyediakan informasi berorientasi keputusan untuk para manajer. 3. Di dalam decision support system (DDS), data diproses ke dalam suatu format pengambilan keputusan untuk pengguna akhir. 4. Suatu expert system (ES) adalah sistem informasi berbasis pengetahuan yang menggunakan pengetahuan mengenai suatu aplikasi tertentu untuk bertindak sebagai konsultan ahli bagi pengguna akhir. 5. Suatu executive information system (EIS) disesuaikan untuk kebutuhan informasi strategis bagi manajemen tingkat atas. 6. Accounting information system (AIS) didefinisikan sebagai sistem berbasis komputer yang dirancang untuk mengubah data akuntansi menjadi informasi. 2.2 Sistem Informasi Akuntansi Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Dull, Gelinas dan Wheeler (2012: 14) menyatakan bahwa Sistem informasi akuntansi adalah subsistem khusus dari sistem informasi yang memiliki tujuan untuk mengumpulkan, memproses dan melaporkan informasi yang terkait dengan aspek keuangan di dalam kejadian bisnis. Menurut Hall (2013: 6), subsistem sistem informasi akuntansi memproses transaksi keuangan dan transaksi non keuangan yang secara langsung mempengaruhi pemrosesan transaksi keuangan. Sehingga sistem informasi akuntansi dapat diartikan sebagai subsistem dari sistem informasi yang mengumpulkan, memproses transaksi keuangan dan non keuangan yang secara langsung mempengaruhi pemrosesan transaksi keuangan serta melaporkan informasi yang terkait dengan aspek keuangan di dalam kejadian bisnis.

4 Siklus Transaksi Pada Sistem Informasi Akuntansi Considine, Parkes, Olesen, Blount dan Speer (2012: 25), membagi siklus transaksi dalam akuntansi menjadi lima siklus, yaitu: 1. Siklus Pendapatan (Revenue Cycle) Siklus pendapatan adalah pusat untuk kemampuan organisasi dalam menghasilkan kas. Kegiatan dari siklus ini mencakup penerimaan pesanan pelanggan, memeriksa catatan kredit pelanggan yang terdahulu, menyetujui penjualan, pengepakan dan pengiriman barang ke pelanggan, mengirimkan tagihan ke pelanggan dan menerima kas dari pelanggan. 2. Siklus Pengeluaran (Expenditure Cycle) Siklus pengeluaran merupakan pusat dari aktivitas pembelian organisasai dan bertujuan untuk memperoleh barang dari pemasok untuk memenuhi permintaan pelanggan. Siklus ini juga menangani pembayaran untuk pembelian tersebut. 3. Siklus Produksi (Production Cycle) Siklus produksi merupakan siklus penting di dalam organisasi manufaktur. Siklus ini bertanggung jawab atas pengelolaan bahan mentah, berkaitan dengan produksi barang jadi, menjadwalkan produksi untuk memastikan stok yang cukup tersedia dan memastikan bahwa penetapan biaya untuk proses manufaktur dilakukan. 4. Siklus Manajemen Sumber Daya dan Penggajian (HR Management and Payroll Cycle) Siklus ini bertanggung jawab dalam memperoleh pelayanan-pelayanan yang dilakukan oleh karyawan, mengelola karyawan dan membayar upah serta berurusan dengan situasi dimana karyawan meninggalkan organisasi. 5. Siklus Buku Besar dan Pelaporan Keuangan (General Ledger and Financial Reporting Cycle) Siklus ini merupakan puncak dari siklus-siklus lainnya di dalam organisasi dan melingkupi pemeliharaan catatan-catatan akuntansi organisasi. Siklus ini menerima jumlah data yang banyak dari pembayaran dan siklus pendapatan, dimana siklus ini biasanya menyiapkan dan mengubah jurnal dan akun buku besar.

5 Akuntansi Pemerintahan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dalam Pasal 32 mengamanatkan bahwa bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan Standar Akuntansi Pemerintahan Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 sebagai pengganti Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, Standar Akuntansi Pemerintahan, yang selanjutnya disingkat SAP, adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2014 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2015, anggaran pendapatan dan belanja negara, yang selanjutnya disingkat APBN, adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan Negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Rencana Kerja dan Anggaran Kementrian Negara / Lembaga Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 136/PMK.02/2014 tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementrian Negara / Lembaga, rencana kerja dan anggaran Kementrian Negara / lembaga yang selanjutnya disingkat RKA- K/L adalah dokumen rencana keuangan tahunan Kementrian / Lembaga yang disusun menurut bagian anggaran Kementrian / Lembaga Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 171/PMK.02/2013 tentang Petunjuk Penyusunan dan Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran, daftar isian pelaksanaan anggaran yang

6 14 selanjutnya disingkat DIPA adalah dokumen pelaksanaan anggaran yang disusun oleh Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 171/PMK.02/2013 tentang Petunjuk Penyusunan dan Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran, pengguna anggaran yang selanjutnya disingkat PA adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan anggaran Kementrian Negara / Lembaga. Kuasa pengguna anggaran yang selanjutnya disingkat KPA adalah pejabat yang memperoleh kuasa dari PA untuk melaksanakan sebagian kewenangan dan tanggung jawab penggunaan anggaran pada Kementrian Negara / Lembaga yang bersangkutan Belanja Modal dan Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 101/PMK.02/2011 tentang Klasifikasi Anggaran, belanja modal adalah pengeluaran untuk pembayaran perolehan aset dan/atau menambah nilai aset tetap/aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi dan melebihi batas minimal kapitalisasi aset tetap/aset lainnya yang ditetapkan pemerintah. Belanja modal jalan, irigasi dan jaringan adalah pengeluaran untuk memperoleh jalan dan jembatan, irigasi dan jaringan sampai siap pakai meliputi biaya perolehan atau biaya konstruksi dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan sampai jalan dan jembatan, irigasi dan jaringan tersebut siap pakai. Dalam belanja ini termasuk biaya untuk penambahan dan penggantian yang meningkatkan masa manfaat, menambah nilai aset, dan di atas batas minimal nilai kapitalisasi jalan dan jembatan, irigasi dan jaringan Standar Jurnal Pencatatan atas Belanja Modal Berikut adalah standar jurnal yang digunakan di dalam pencatatan belanja modal dan konstruksi dalam pengerjaan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 sebagai pengganti Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.

7 15 1) Belanja modal jaringan: Belanja Modal Jaringan xxxxx Piutang KUN xxxxx 2) Perolehan aset tetap (Korolari Entry): Jaringan Sebelum Disesuaikan xxxxx Diivestasikan dalam Aset Tetap xxxxx 3) Konstruksi dalam pengerjaan: Konstruksi dalam Pengerjaan xxxxx Diivenstasikan dalam Aset Tetap xxxxx 4) Setelah dilakukan penyelesaian dan telah diserahterimakan: Diinvestasikan dalam Aset Tetap xxxxx Konstruksi dalam Pengerjaan xxxxx Aset Tetap xxxxx Diivestasikan dalam Aset Tetap xxxxx 5) Penyusutan jaringan: Diinvestasikan dalam Aset Tetap xxxxx Akumulasi Penyusutan Jaringan xxxxx 6) Transaksi mutasi barang milik Negara: Jalan, Irigasi dan Jaringan untuk diserahkan kepada Masyarakat xxxxx Cadangan Persediaan xxxxx Konstruksi Dalam Pengerjaan Berdasarkan PSAP No. 08 mengenai Akuntansi Konstruksi Dalam Pengerjaan, Konstruksi Dalam Pengerjaan adalah aset-aset yang sedang dalam proses pembangunan Laporan Realisasi Anggaran Berdasarkan PSAP No. 02 mengenai Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Realisasi Anggaran (LRA) merupakan salah satu komponen laporan keuangan pemerintah yang menyajikan informasi tentang realisasi dan anggaran entitas pelaporan secara tersanding atas suatu periode tertentu.

8 Pajak Pajak Pertambahan Nilai Berdasarkan buku karangan Mardiasmo (2011: 273) pajak pertambahan nilai (PPN) didefinisikan sebagai pajak tidak langsung dan dikenakan atas konsumsi dalam negeri. Undang-undang yang mengatur pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun Undang-undang ini disebut Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 (Mardiasmo, 2011: 274). Mardiasmo (2011: ) menyebutkan beberapa hal yang berkaitan dengan pajak pertambahan nilai, yaitu: 1. Daerah Pabean adalah wilayah Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat, perairan, dan ruang udara di atasnya, serta tempat-tempat tertentu di Zona Ekonomi Eksklusif dan landas kontinen yang ada di dalamnya berlaku Undang-Undang yang mengatur mengenai kepabeanan. 2. Impor adalah setiap kegiatan memasukkan barang dari luar Daerah Pabean ke dalam Daerah Pabean. 3. Pajak Masukan adalah Pajak Pertambahan Nilai yang seharusnya sudah dibayar oleh Pengusaha Kena Pajak karena perolehan Barang Kena Pajak dan/atau perolehan Jasa Kena Pajak dan/atau pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dari luar Daerah Pabean dan/atau pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean dan/atau impor Barang Kena Pajak. 4. Barang Kena Pajak adalah barang yang dikenai pajak berdasarkan Undang-Undang PPN Pengusaha adalah orang pribadi atau badan dalam bentuk apa pun yang dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya menghasilkan barang, mengimpor barang, mengekspor barang, melakukan usaha perdagangan, memanfaatkan barang tidak berwujud dari luar Daerah Pabean, melakukan usaha jasa termasuk mengekspor jasa, atau memanfaatkan jasa dari luar Daerah Pabean.

9 17 6. Pengusaha Kena Pajak (PKP) adalah Pengusaha yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak yan dikenai pajak berdasarkan Undang-Undang PPN Tarif PPN yang berlaku saat ini adalah 10% (sepuluh persen). Sedangkan Tarif PPN sebesar 0% (nol persen) diterapkan atas ekspor BKP Berwujud, ekspor BKP Tidak Berwujud dan Ekspor JKP. 2.5 Pengendalian Internal Pengertian Pengendalian Internal Bodnar dan Hopwood (2010: 133) mendefinisikan pengendalian internal sebagai suatu proses dipengaruhi oleh dewan direksi, manajemen, dan personil lainnya yang dirancang untuk menyediakan keyakinan yang memadai atas tercapainya tujuan-tujuan dalam kategori berikut ini: (1) keandalan pelaporan keuangan, (2) efektivitas dan efisiensi operasi, dan (3) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku Tujuan Utama Pengendalian Internal Menurut Hall (2011: 14), sistem pengendalian internal suatu organisasi terdiri dari kebijakan, praktik dan prosedur untuk mencapai empat tujuan besar, yaitu: 1. Untuk melindungi aset yang dimiliki perusahaan. 2. Untuk memastikan keakuratan dan keandalan catatan dan informasi akuntansi. 3. Untuk mendorong efisiensi operasi perusahaan. 4. Untuk mengukur kepatuhan atas prosedur dan kebijakan yang ditetapkan perusahaan. 2.6 Manajemen Proyek Pengertian Manajemen Proyek Berdasarkan The Guide to the Project Management Body of Knowledge (PMBOK Guide), Marchewka (2015: 4) mendefinisikan manajemen proyek sebagai penerapan pengetahuan, keterampilan, perangkat, dan teknik untuk aktivitas proyek dalam memenuhi kebutuhan proyek.

10 18 Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 256) menyatakan bahwa Manajemen proyek adalah mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai hasil yang telah direncanakan dalam jadwal dan budget yang telah ditentukan sebelumnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa manajemen proyek adalah penerapan pengetahuan, keterampilan, perangkat dan teknik untuk mengelola aktivitas proyek sehingga bisa mendapatkan hasil yang sesuai dengan rencana di dalam jadwal serta budget yang telah ditentukan sebelumnya Peranan dalam Manajemen Proyek Marchewka (2012: 3) menyatakan bahwa berdasarkan proyek dan keterampilan yang dibutuhkan, suatu proyek memerlukan peranan-peranan sebagai berikut: 1. Project manager atau Leader, bertanggung jawab untuk memastikan bahwa semua proses manajemen proyek dan proses-proses yang berkaitan dengan pembuatan produk, jasa, atau sistem ada dan dijalankan secara efisien dan efektif. 2. Project sponsor, dapat merupakan klien, pelanggan atau eksekutif tingkat atas yang memainkan peran pemenang untuk proyek dengan menyediakan sumber daya, membuat keputusan terkait proyek, memberikan arahan, dan secara terbuka mendukung proyek saat diperlukan. 3. Subject matter experts (SME), dapat merupakan pengguna atau orang yang memiliki pengetahuan, keahlian, atau pandangan dalam area fungsional tertentu yang dibutuhkan untuk membantu proyek. 4. Technical experts (TE), diperlukan pada saat merekayasa atau membangun suatu produk, jasa, atau sistem Proses-Proses Pada Manajemen Proyek Berdasarkan PMBOK Guide, Marchewka (2015: 29) menguraikan lima kelompok proses manajemen proyek seperti berikut ini (diilustrasikan pada gambar 2.1):

11 19 1. Initiating. Proses inisiasi mengisyaratkan awal dari proyek atau suatu fase. 2. Planning. Proses perencanaan membantu merencanakan keseluruhan proyek dan setiap fase individual. 3. Executing. Di saat suatu fase proyek telah disetujui dan direncanakan, proses pelaksanaan memfokuskan dalam penggabungan orang-orang dan sumber daya untuk menjalankan aktivitas yang telah direncanakan di dalam rencana proyek atau fase. 4. Monitoring and controlling. Proses pemantauan dan pengendalian memungkinkan untuk melakukan pengelolaan dan pengukuran kemajuan terhadap tujuan dan ruang lingkup proyek, jadwal, budget, dan tujuan kualitas. 5. Closing. Proses penutupan menyediakan sekumpulan proses yang secara formal menerima produk, jasa, atau sistem dari proyek sehingga proyek atau fase dapat dibawa ke suatu penutupan yang teratur. Gambar 2.1 PMBOK Project Management Process Groups Sumber : Marchewka (2015: 30)

12 Flowchart Flowchart Nelson, Batalden dan Godfrey (2011: 299), menyatakan bahwa Flowchart adalah gambaran dari tahapan berurutan dan aliran penunjukkan dari tahapan tersebut yang berada di dalam suatu proses. Menurut Romney, Steinbart, Mula, McNamara dan Tonkin (2013: 70), flowchart adalah suatu teknik analitikal yang digunakan untuk mendeskripsikan beberapa aspek dari suatu sistem informasi dengan cara yang jelas, singkat dan logis. Sehingga dapat disimpulkan bahwa flowchart adalah suatu diagram yang menggunakan simbol-simbol dan garis-garis penghubung yang menggambarkan tahapan yang berurutan serta aliran penunjukkan dari tahapan yang terdapat di dalam suatu proses Jenis-Jenis Flowchart 1. Document Flowchart Document flowchart menerangkan aliran dokumen-dokumen, data dan informasi antara area-area yang bertanggung jawab di dalam suatu organisasi. Suatu document flowchart biasanya berguna dalam menganalisa prosedur pengendalian internal. 2. System Flowchhart System flowchart menggambarkan hubungan antar input, proses dan output sistem. Suatu input akan diikuti oleh proses yang dilakukan terhadap data. Hasil yang berupa informasi baru merupakan komponen output, yang dapat disimpan untuk digunakan di lain waktu, ditampilkan di layar atau dicetak di kertas. 3. Program Flowchart Program flowchart menggambarkan urutan dari kejadian logis yang dilakukan oleh komputer dalam menjalankan suatu program. Akuntan menggunakan program flowchart untuk memahami apa yang terjadi dalam pemrosesan komputer sehingga mereka dapat memvalidasi bahwa output (laporan dan buku besar) dengan benar mewakili input (data transaksi).

13 Simbol-Simbol Flowchart Gambar 2.2 menampilkan simbol-simbol flowchart menurut Romney, Steinbart, Mula, McNamara dan Tonkin (2013: 71-72). Simbol flowchart dibagi menjadi empat kategori, yaitu: 1. Input/output symbols, menggambarkan perangkat atau media yang menyediakan input atau mencatat output dari pemrosesan kegiatan. 2. Processing symbols, menampilkan perangkat apa saja yang digunakan untuk memproses data atau menunjukkan saat suatu proses dilakukan secara manual. 3. Storage symbols, menggambarkan perangkat yang digunakan untuk menyimpan data. 4. Flow and miscellaneous symbols, menunjukkan aliran data, dimana flowchart berawal dan berakhir, dimana keputusan dibuat, dan kapan suatu catatan penjelas ditambahkan ke dalam flowchart. 2.8 Perencanaan dan Perancangan Sistem Informasi Berorientasi Objek Pengembangan Sistem System Development Life Cycle (SDLC) Menurut Marchewka (2015: 34), siklus hidup pengembangan sistem (SDLC) menggambarkan tahapan atau tingkatan berurutan suatu produk atau sistem informasi yang mengikuti selama masa bermanfaatnya. Perencanaan, analisa, desain, implementasi, dan pemeliharaan dan bantuan adalah lima tahapan dasar di dalam siklus hidup pengembangan sistem. 1. Perencanaan (Planning). Tahap perencanaan melibatkan identifikasi dan tanggapan atas suatu masalah atau kesempatan dan menggabungkan manajemen proyek dengan proses serta aktivitas pengembangan sistem. Proses perencanaan memastikan bahwa tujuan, ruang lingkup, budget, jadwal, teknologi, dan proses, metode serta alat-alat pengembangan sistem ada pada tempatnya. 2. Analisa (Analysis). Tahap analisa mengupayakan untuk mempelajari masalah atau kesempatan secara keseluruhan. Kebutuhan dan persyaratan untuk sistem baru diidentifikasi dan didokumentasikan disini.

14 22 Gambar 2.2 Flowchart Symbols Sumber : Romney, Steinbart, Mula, McNamara dan Tonkin (2013: 71-72)

15 23 3. Desain (Design). Selama tahap desain, tim proyek menggunakan persyaratan dan model logis nanti sebagai input untuk merancang arsitektur untuk mendukung sistem informasi baru. Arsitektur ini meliputi perancangan jaringan, konfigurasi perangkat keras, basis data, antar muka pengguna, dan program aplikasi. 4. Implementasi (Implementation). Tahap implementasi meliputi pengembangan atau pembangunan sistem, pengujian, dan instalasi. Sebagai tambahan, pelatihan, dukungan, dan dokumentasi harus ada. 5. Pemeliharaan dan bantuan (Maintenance and Support). Meskipun pemeliharaan dan bantuan bukan merupakan tahap yang sebenarnya dari proyek yang berlangsung, tetapi tetap merupakan pertimbangan yang penting. Perubahan di dalam sistem, sebagai bentuk dari pemeliharaan dan peningkatan, seringkali diminta untuk memperbaiki semua kerusakan yang terjadi di dalam sistem (seperti bug), untuk menambah fitur-fitur yang belum digabungkan ke desain aslinya, atau untuk penyesuaian terhadap perubahan lingkungan bisnis. Bantuan, seperti call center atau help desk, dapat juga ditambahkan untuk membantu pengguna sebagai dasar yang dibutuhkan Unified Modeling Language (UML) Menurut Lethbridge dan Laganière (2014: 8), Unified Modeling Language (UML) adalah sekumpulan notasi untuk menggambarkan kebutuhan dan rancangan software. Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 46), menyatakan bahwa UML adalah sekumpulan standar dari konsep dan notasi model yang dikembangkan secara khusus untuk pengembangan berorientasi objek. Dengan menggunakan UML, analis dan pengguna akhir dapat menggambarkan dan memahami berbagai macam diagram yang digunakan di dalam proyek pengembangan sistem. Model dari komponen sistem yang menggunakan UML terdiri dari: 1. Use case diagram 2. Class diagram 3. Activity diagram 4. Sequence diagram

16 24 5. Communication diagram 6. Package diagram Unified Process (UP) Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 446) menyatakan bahwa Unified Process (UP) adalah suatu metodologi pengembangan sistem berorientasi objek yang awalnya ditawarkan oleh Rational Software, yang sekarang merupakan bagian dari IBM Unified Process Life Cycle Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 446), UP memperkenalkan suatu pendekatan adaptif baru untuk siklus hidup pengembangan sistem yang menggabungkan perulangan-perulangan dan fase-fase. Seperti yang dapat dilihat pada gambar 2.3, UP menetapkan empat fase siklus hidup: inception, elaboration, construction, dan transition. 1. Fase permulaan (inception phase) Di dalam fase permulaan, manajer proyek mengembangkan dan menyempurnakan pandangan untuk sistem baru untuk menunjukkan bagaimana sistem baru tersebut akan memperbaiki proses operasi dan menyelesaikan masalah yang ada. Fase ini biasanya diselesaikan dalam satu perulangan. Tujuan fase ini adalah untuk mengembangkan perkiraan visi untuk sistem, membuat kasus-kasus bisnis, mendefinisikan ruang lingkup, dan menghasilkan perkiraan kasar atas biaya dan jadwal. 2. Fase elaborasi (elaboration phase) Fase elaborasi biasanya melibatkan beberapa perulangan, dan perulangan awal umumnya menyelesaikan identifikasi dan definisi dari semua kebutuhan sistem. Tujuan dari fase elaborasi adalah untuk menyempurnakan visi, mengidentifikasi dan menggambarkan semua kebutuhan, memfinalisasi ruang lingkup, merancang dan mengimplementasikan arsitektur dan fungsi inti, menyelesaikan risikorisiko tinggi, dan menghasilkan estimasi yang sebenarnya untuk biaya dan jadwal. 3. Fase pembangunan (construction phase)

17 25 Fase pembangunan melibatkan beberapa perulangan yang melanjutkan perancangan dan implementasi sistem. Tujuan dari fase ini adalah untuk mengimplementasi secara berulang elemen-elemen berisiko rendah, dapat ditebak, dan lebih mudah yang masih tersisa serta menyiapkan penyebaran. 4. Fase transisi (transition phase) Selama fase transisi, satu atau lebih perulangan terakhir melibatkan penerimaan dari pengguna akhir dan beta test, kemudian sistem dapat digunakan untuk operasi bisnis. Setelah sistem digunakan, akan diperlukan bantuan dan pemeliharaan. Tujuan fase ini adalah untuk menyelesaikan beta test dan penyebaran sehingga pengguna dapat memiliki sistem yang bekerja dan dapat memberikan manfaat sesuai dengan yang diharapkan. Gambar 2.3 Unified Process System Development Life Cycle Sumber : Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 446) Unified Process Disciplines Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 448), suatu disiplin adalah sekumpulan aktivitas yang terkait secara fungsional yang bersamasama berkontribusi ke satu aspek proyek pengembangan. Disiplin ini melingkupi business modeling, requirements modeling, design, implementation, testing, deployment, project management, configuration and change management, dan environment. Gambar 2.4 menggambarkan keseluruhan fase siklus hidup UP dengan fase-fase, perulangan, dan disiplin.

18 26 Gambar 2.4 UP lifecycle with phases, iterations, and disciplines Sumber : Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 449) Pendekatan Berorientasi Objek (Object Oriented Approach) Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 241) menyatakan bahwa, pendekatan berorientasi objek adalah pendekatan pengembangan sistem yang memandang sistem informasi sebagai sekumpulan objek yang saling berinteraksi yang bekerja bersama-sama untuk menyelesaikan suatu tugas. Karena pandangan inilah, object-oriented analysis (OOA) mendefinisikan semua jenis objek yang dibutuhkan pengguna untuk bekerja dan menampilkan interaksi pengguna apa saja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu tugas. Object-oriented design (OOD) mendefinisikan semua jenis tambahan objek diperlukan untuk berkomunikasi dengan orangorang dan perangkat di dalam sistem, menampilkan bagaimana objek berinteraksi untuk menyelesaikan suatu tugas dan menyempurnakan definisi dari setiap jenis objek sehingga dapat diimplementasikan dengan bahasa atau lingkungan tertentu. Object-oriented programming (OOP) berisikan pernyataan-pernyataan tertulis di dalam bahasa pemrograman untuk menetapkan apa saja yang dilakukan oleh setiap objek. 2.9 Modeling Requirement Discipline Requirement Discipline

19 System Requirements Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 42), kebutuhan sistem adalah seluruh kegiatan yang harus dapat dilakukan oleh sistem. Kebutuhan sistem mendeskripsikan syarat yang dibutuhkan pengguna dan fungsi yang harus ada di dalam sistem. Kebutuhan sistem terbagi menjadi dua kategori utama, yaitu : 1. Functional requirements, merupakan kebutuhan sistem yang mendeskripsikan aktivitas atau proses yang harus dilakukan oleh sistem. Functional requirements biasanya terkait langsung dengan use case. 2. Nonfunctional requirements, merupakan karakteristik sistem selain aktivitas yang harus dilakukan atau didukung. Terdapat empat jenis nonfunctional requirements, yaitu: a. Usability requirements Kebutuhan sistem yang mendeskripsikan karakteristik operasional yang berhubungan dengan pengguna, seperti antar muka pengguna, prosedur pekerjaan terkait, bantuan online, dan dokumentasi. b. Reliability requirements Kebutuhan sistem yang mendeskripsikan ketergantungan sebuah sistem, perhitungan untuk kegiatan seperti services outages, incorrect processing, dan deteksi dan pemulihan kesalahan. c. Performance requirements Kebutuhan sistem yang mendeskripsikan karakteristik operasional yang berhubungan dengan pengukuran workload, seperti throughput dan waktu tanggap. d. Security requirements Kebutuhan sistem yang mendeskripsikan akses pengguna ke fungsifungsi tertentu dan kondisi-kondisi dimana hak akses dibutuhkan Activity Diagram Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 57), activity diagram adalah sebuah diagram alur kerja yang menggambarkan berbagai pengguna (atau sistem) kegiatan, orang yang melakukan setiap kegiatan, dan aliran sekuensial kegiatan ini. Seperti yang ditampilkan pada gambar 2.5, berikut ini adalah simbol-simbol yang terdapat pada activity diagram:

20 28 1. Swimlane heading, sebuah area persegi panjang pada activity diagram yang mewakili kegiatan yang dilakukan oleh agen tunggal atau unit organisasi. 2. Starting Activity, sebuah simbol dalam activity diagram yang memiliki fungsi sebagai penanda dimulainya suatu aktifitas. 3. Transition Arrow, sebuah simbol dalam activity diagram yang memiliki fungsi untuk menghubungkan satu aktivitas dengan aktivitas berikutnya. 4. Activity, sebuah simbol dalam activity diagram yang memiliki fungsi untuk menjelaskan aktifitas yang dilakukan oleh user. 5. Ending Activity, sebuah simbol dalam activity diagram yang memiliki fungsi sebagai penanda berakhirnya suatu aktifitas. 6. Synchronization Bar, simbol yang digunakan dalam activity diagram untuk mengontrol pemisahan atau penyatuan dari aktifitas yang berurutan. 7. Decision Activity, sebuah simbol dalam activity diagram yang digunakan untuk pengambilan keputusan. Gambar 2.5 Activity Diagram Symbols Sumber : Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 58) Classes

21 Domain Model Class Diagram Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 101), domain model class diagram seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.6 adalah UML class diagram yang menunjukkan hal-hal yang penting dalam pekerjaan user yaitu problem domain class, asosiasi, dan atribut. Hubungan antar class disebut asosiasi yang mana dapat dilihat pada gambar 2.7. Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 102), terdapat dua hirarki dalam notasi class diagram, yaitu : 1. Generalization/Specialization Notation Merupakan pengelompokkan hal-hal berdasarkan persamaan dan perbedaan. Generalization adalah pengelompokkan hal-hal berdasarkan jenis yang sama, contohnya ada banyak jenis kendaraan seperti mobil, motor, truk, traktor, dan sebagainya. Sedangkan specialization adalah pengelompokkan hal-hal yang berbeda jenisnya, sebagai contoh jenis khusus dari mobil adalah mobil sport, sedan, dan sebagainya. Gambar 2.6 Domain Model Class Diagram Sumber : Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 102)

22 30 Gambar 2.7 Multiplicity of Association Sumber : Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 102) Generalization/Specialization hierarchy digunakan untuk mengurutkan hal-hal umum menjadi lebih khusus. Gambar 2.8 menampilkan notasi hirarki generalisasi/spesialisasi untuk kendaraan bermotor. 2. Whole-Part Hierarchy Notation Menggambarkan hubungan keterkaitan antara sebuah object dengan komponennya. Terdapat dua jenis whole-part hierarchy yaitu : a. Aggregation, digunakan untuk mengambarkan sebuah hubungan antara object dan bagian-bagiannya dimana bagian-bagian tersebut dapat berdiri sendiri secara terpisah. Gambar 2.9 menampilkan asosiasi whole-part (aggregation) antara komputer dan bagianbagiannya. Gambar 2.8 Generalization/Specialization Hierarchy Notation for Motor Vehicles Sumber : Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 105) b. Composition, digunakan untuk menggambarkan hubungan keterkaitan yang lebih kuat dimana setiap bagiannya tidak dapat

23 31 berdiri sendiri secara terpisah. Gambar 2.10 menampilkan asosiasi whole-part (composition) antara mobil dan bagian-bagiannya. Gambar 2.9 Whole-part (Aggregation) Association for Computer and Its Parts Sumber : Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 107) Gambar 2.10 Whole-part (Composition) Association for Car and Its parts Use Cases User Goals Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 69), satu pendekatan untuk mengidentifikasi use case, yang disebut user goal technique, adalah untuk meminta pengguna untuk menggambarkan tujuan mereka dalam menggunakan sistem baru. User goal technique untuk mengidentifikasi use case meliputi langkah-langkah berikut: 1. Mengidentifikasi semua pengguna potensial untuk sistem baru. 2. Menggolongkan pengguna potensial sesuai dengan peranan fungsional mereka (misalnya pemasaran, penjualan, pengiriman).

24 32 3. Selanjutnya menggolongkan pengguna potensial berdasarkan tingkatan organisasi (misalnya operasional, manajemen, eksekutif). 4. Untuk setiap jenis pengguna, dilakukan wawancara untuk mendapatkan tujuan-tujuan khusus yang diinginkan oleh pengguna pada saat menggunakan sistem baru. 5. Membuat daftar preliminary use case yang disusun berdasarkan jenis pengguna. 6. Mencari duplikasi yang memiliki kemiripan nama use case dan menyelesaikan inkonsistensi. 7. Mengidentifikasi dimana jenus pengguna yang berbeda memerlukan use case yang sama. 8. Me-review daftar yang sudah lengkap dengan setiap jenis pengguna dan kemudian dengan stakeholder lainnya yang berkepentingan Use Case Diagram Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 69), use case adalah aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh sebuah sistem, biasanya merupakan tanggapan dari permintaan pengguna sistem. Pada penyelesaian tahap elaboration, tim proyek harus mengidentifikasi seluruh use case dan mendeskripsikan rinciannya. Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 78) menyatakan bahwa use case diagram adalah model UML yang digunakan untuk menggambarkan use case dan hubungannya dengan pengguna secara grafis. Di dalam use case diagram terdapat stick sederhana yang merepresentasikan actor. Figur stick diberikan nama sesuai peran yang dimiliki oleh actor. Use case disimbolkan dengan bentuk oval dengan nama use case didalamnya. Garis penghubung antara actor dan use case mengindikasikan use case yang digunakan oleh actor. Notasi-notasi use case diagram ditampilkan pada gambar Dalam beberapa penggambaran use case diagram, diperlukan adanya relationship yang disebabkan adanya kegiatan yang membutuhkan lebih dari satu use case pada saat pelaksanaannya. Hubungan yang muncul antara use case disebabkan adanya use case lanjutan yang harus dijalankan setelah sebuah use case dijalankan, digambarkan dengan hubungan <<includes>>. Hubungan lainnya dimana use case dijalankan apabila use case sebelumnya

25 33 memenuhi suatu syarat tertentu, digambarkan dengan hubungan <<uses>> atau <<extends>>. Gambar 2.11 Use Case Notation Sumber: Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 81) Use Case Description Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 122), use case description adalah skenario dari use case diagram, deskripsi detail tahapan skenario yang terjadi dalam sebuah proses tersebut. Use case description digunakan untuk agar dapat lebih mengerti detil tahapan dan agar sistem lebih tepat memenuhi kebutuhan user. 1. Fully Developed Description Metode yang paling formal untuk mendokumentasikan sebuah use case. Walaupun membutuhkan kerja lebih untuk mendefinisikan semua komponen pada tingkat ini, metode ini sangat baik dalam menggambarkan aliran kegiatan internal untuk use case. Gambar 2.12 menampilkan fully developed description dari skenario telephone order.

26 34 Gambar 2.12 Use Case Fully Developed Description Sumber : Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 123) 2.10 Design Activities Design the Environment Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2012: ), environment adalah semua teknologi yang dibutuhkan untuk mendukung aplikasi perangkat lunak yang sedang dikembangkan Internal Network-Based System Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 168), suatu internal network-based system adalah suatu sistem yang digunakan secara eksklusif oleh perusahaan yang membangun atau membelinya. Internal network-based system tidak dapat digunakan oleh setiap orang kecuali karyawan perusahaan yang berlokasi di dalam fasilitas fisik organisasi. Di dalam internal networkbased system terdapat suatu hardware environment yang disebut local area network (LAN), yaitu suatu jaringan komputer yang mana pemasangan kabel

27 35 dan perangkat kerasnya terbatas pada satu lokasi saja, seperti sebuah bangunan Software Architecture Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 168), konfigurasi di dalam internal network-based system menggambarkan suatu client/server architecture sederhana. Client/server architecture merupakan konfigurasi jaringan komputer antara komputer pengguna dengan komputer pusat yang menyediakan layanan-layanan umum. Komputer yang digunakan oleh pengguna untuk melakukan pekerjaan mereka disebut komputer client, dimana komputer utama disebut komputer server. Ada dua jenis sistem yang dapat dikembangkan di dalam client/server architecture yaitu: a. Sistem aplikasi desktop. b. Sistem aplikasi berbasis browser Use Case Realization Multilayer Design Sequence Diagram Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2012: ), seperti yang ditampilkan pada gambar 2.13, multilayer design system sequence diagram terdiri dari : 1. First-Cut Sequence Diagram, dimana mengembangkan SSD untuk menentukan object lain yang mungkin terlibat. 2. The View Layer, melibatkan interaksi manusia dan komputer serta membutuhkan perancangan user interface untuk masing-masing use case. 3. The Data Access Layer adalah kelas yang digunakan untuk menerima dan mengirim data ke database.

28 36 Gambar 2.13 Multilayer Design System Sequence Diagram Sumber : Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 346) Updated Design Model Class Diagram Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 351), updated design class diagram merupakan design class diagram yang dikembangkan untuk setiap layer. Di dalam view layer dan data access layer, beberapa kelas baru harus ditentukan. Domain layer juga memiliki beberapa kelas-kelas baru yang ditambahkan untuk use case controllers. Pada gambar 2.14 ditampilkan design class diagram lengkap untuk kelas-kelas domain layer. Diagram ini menyediakan dokumentasi dari design classes dan berfungsi sebagai blueprint untuk sistem pemrograman.

29 37 Gambar 2.14 Updated design class diagram for the domain layer Sumber : Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 352) Package Diagram Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 353), package diagram seperti yang ditampilkan pada gambar 2.15 adalah sebuah diagram tingkat tinggi yang memungkinkan perancang untuk mengasosiasikan kelas dengan grup yang terkait. Diagram ini digambarkan menjadi three-design layer, yaitu view layer, domain layer, dan data access layer.

30 38 Gambar 2.15 Package Diagram Sumber : Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 353) 2.12 Interface User Interface Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 189), user interface merupakan bagian-bagian dari suatu sistem informasi yang membutuhkan interaksi pengguna untuk membuat input dan output. Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 193), terdapat delapan universal guidelines dalam merancang user interface, yaitu: 1. Affordance dan visibility. Tampilan sistem dari suatu pengaturan khusus harus menunjukkan fungsinya (affordance) dan suatu pengaturan harus terlihat sehingga pengguna mengetahui bahwa suatu pengaturan itu ada (visibility). 2. Memungkinkan pengguna untuk menggunakan shortcut (enable frequent users to use shortcuts). Shortcut digunakan untuk mengurangi jumlah interaksi untuk tugas yang dijalankan, sehingga pengguna dapat menghemat waktu. Selain itu,

31 39 perancang harus menyediakan fasilitas macro bagi pengguna untuk membuat shortcut mereka sendiri. 3. Memberikan umpan balik yang informatif (offer informative feedback). Umpan balik yang berupa konfirmasi dari sistem sangat penting bagi pengguna sistem, terutama bagi mereka yang bekerja dengan menggunakan sistem sepanjang hari. Contohnya, ketika pengguna ingin menghapus suatu data makan akan muncul dialog box untuk memastikan apakah pengguna sudah yakin data tersebut benar-benar ingin dihapus atau tidak. Akan tetapi, sebaiknya sistem juga tidak memperlambat pekerjaan pengguna sistem dengan menampilkan terlalu banyak dialog box, dimana pengguna harus merespon tiap dialog box. 4. Merancang dialog untuk menghasilkan penutupan (design dialogs to yield closure). Untuk setiap dialog dengan sistem harus diorganisasikan dengan urutan yang jelas, yaitu dari awal, tengah, dan akhir agar pengguna dapat mempersiapkan dirinya untuk fokus ke tindakan berikutnya. 5. Memberikan penanganan kesalahan yang sederhana (offer simple error handling). Saat sistem menemukan sebuah kesalahan, pesan kesalahan harus menegaskan secara spesifik apa yang salah dan menjelaskan bagaimana cara untuk menanganinya. Pesan kesalahan juga tidak boleh menghakimi pengguna. Selain itu sistem harus bisa mengatasi kesalahan dengan mudah, contohnya jika pengguna memasukkan ID pelanggan yang salah, maka sistem akan memberitahukan kepada pengguna dan meletakkan kursor pada textbox ID pelanggan yang berisi angka yang telah dimasukkan sebelumnya dan siap untuk diubah. 6. Memungkinkan untuk kembali ke tindakan sebelumnya dengan mudah (permit easy reversal of actions). Salah satu cara untuk menghindari kesalahan, sebagaimana user menyadari telah melakukan kesalahan, user dapat membatalkan tindakan yang sedang dijalankan dan kembali ke tindakan sebelumya. 7. Mendukung tempat pengendalian internal (support internal locus of control).

32 40 Sistem harus membuat user merasa bahwa mereka yang memutuskan apa yang harus dilakukan dan bukan sistem yang mengontrol mereka. 8. Mengurangi muatan memori jangka pendek (reducing short-term memory load). Rancangan yang terlalu rumit dan terlalu banyaknya form dapat menjadi beban bagi ingatan pengguna System Security and Control Integrity Control Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2012: ), integrity control merupakan mekanisme-mekanisme dan prosedur-prosedur yang dibuat pada sistem aplikasi untuk mengamankan informasi yang ada di dalamnya. Integrity control dibagi menjadi enam, yaitu: 1. Input controls digunakan dengan seluruh mekanisme masukan, dari perangkat elektronik untuk standarisasi masukan menggunakan keyboard. Terdiri dari empat teknik pengendalian, yaitu: a. Field combination control, me-review beberapa kombinasi dari kolom untuk memastikan bahwa data yang dimasukkan benar. b. Value limit control, sebuah cara untuk memeriksa angka untuk memastikan bahwa jumlah yang dimasukkan masuk akal. c. Completeness control, memastikan bahwa semua kolom benar-benar selesai dimasukkan. d. Data validation control, memastikan bahwa kolom angka yang berisikan kode adalah benar. 2. Access control, kembali kepada kemampuan pengguna untuk mendapatkan akses ke dalam data. 3. Transaction logging, sebuah teknik dimana setiap terjadi update ke dalam database dicatatkan dengan menggunakan informasi audit seperti ID, tanggal, waktu, data masukan dan tipe update. 4. Complex update control, suatu pengendalian yang dilakukan dengan mengunci catatan untuk melindungi dari multiple update yang dapat menimbulkan masalah.

33 41 5. Redundancy, backup and recovery, prosedur yang dirancang untuk melindungi software dan database dari seluruh bencana yang mungkin terjadi. 6. Output control, memastikan bahwa seluruh output diterima oleh orang yang tepat (destination control) dan informasi yang keluar harus akurat, terkini, dan lengkap (completeness, accuracy, and correctness control) Kerangka Berpikir Kerangka berpikir adalah alur berpikir yang disusun secara singkat untuk menjelaskan bagaimana sebuah penelitian dilakukan pertama kali, proses pelaksanaannya sampai hasil akhir dari penelitian tersebut. Kerangka berpikir dapat disusun dalam bentuk narasi atau digambarkan di dalam sebuah diagram (seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.16). Berikut ini adalah penjelasan kerangka berpikir dari gambar 2.16: Di tahap Inception, akan dilakukan pencarian perusahaan yang dapat dijadikan objek penelitian untuk skripsi baik secara online maupun dengan meminta bantuan dari relasi. Pada saat perusahaan sudah didapatkan, surat permohonan ijin penelitian & pengamatan untuk skripsi akan diminta dan diproses di Layanan Mahasiswa Universitas Binus. Sementara proses pembuatan surat tersebut, scenario mengenai kegiatan yang akan dilakukan akan mulai dirancang, seperti mengenai kantor mana yang akan didatangi, bagian apa yang akan diamati, pihak-pihak yang akan diwawancarai dan merumuskan pertanyaan-pertanyaan untuk wawancara. Setelah surat diterbitkan, perusahaan yang akan diteliti akan didatangi, dimana di dalam kasus ini, wawancara dilakukan di Banjarbaru Kalimantan Selatan tepatnya di kantor PT PLN (Persero) Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah tepatnya di Unit Induk Pembangunan dan Listrik Perdesaan. Selain

34 42 Gambar 2.16 Kerangka Berpikir melakukan wawancara untuk mendapatkan permasalahan yang sedang dihadapi perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, data tentang perusahan juga akan diminta. Dari permasalahan yang berhasil diidentifikasi, topik skripsi akan diketahui dan sistem informasi apa yang akan dirancang untuk perusahaan akan dapat ditentukan. Proposal skripsi akan dapat dibuat dan diajukan ke Jurusan Universitas Binus. Di tahap Elaboration, proposal skripsi yang telah disetujui akan mulai dikembangkan. Permasalahan yang dihadapi perusahaan akan dirumuskan lebih lanjut dan kebutuhan-kebutuhan perusahaan atas sistem usulan akan mulai dirincikan. Ruang lingkup sistem juga akan difinalisasi agar proses perancangan sistem dapat dilakukan. Setelah itu akan dibuat jadwal yang akan digunakan untuk mengerjakan sistem usulan dimana jadwal ini akan melingkupi seluruh proses pengerjaan skripsi.

35 43 Di tahap Construction, hal pertama yang akan dilakukan adalah menyelesaikan Bab 1 skripsi yang merupakan pengembangan dari proposal skripsi. Perbaikan Bab 1 akan dilakukan jika ada masukan atau pendapat dari pembimbing skripsi. Pertemuan untuk berkonsultasi dengan pembimbing skripsi akan dilakukan beberapa kali dan selama proses tersebut akan dibuat Bab 2 dan 3 skripsi. Bab 2 skripsi berisi teori-teori yang mendukung karya tulis atau skripsi tersebut, sehingga akan dicari buku-buku yang terdapat di Perpustakan Binus maupun secara online yang berisikan teori-teori pendukung. Pada Bab 3 skripsi, akan dilengkapi data mengenai perusahaan yang dijadikan objek skripsi. Proses bisnis perusahaan yang berjalan saat ini dan permasalahan yang dihadapi perusahaan juga akan dituliskan. Setelah itu, sistem usulan akan mulai dirancang dengan menerapkan object oriented and design-unified process diciplines oleh Satzinger yang memodelkan requirement discipline dan usecase realization dimana rancangan ini merupakan isi dari Bab 4. Selama proses pembuatan Bab 4, aplikasi sistem usulan juga akan dibangun dengan menggunakan bahasa pemrograman C# dan database MySql. Setelah aplikasi sistem usulan selesai dibuat, akan melakukan pengujian terhadap aplikasi sistem usulan dan akan dilakukan perbaikan apabila terdapat fungsi-fungsi yang belum sempurna. Aplikasi sistem usulan yang telah diperbaiki kemudian akan dibuatkan dokumendokumen pendukung mengenai cara penggunaan aplikasi sistem usulan tersebut. Di akhir tahap ini, Bab 5 skripsi akan dibuat dan dilakukan demo aplikasi sistem usulan kepada pembimbing skripsi. Demo aplikasi akan diikuti dengan prasidang skripsi. Setelah dilakukan perbaikin atas aplikasi dan skripsi, skripsi dapat difinalisasi dengan melengkapi dokumen-dokumen yang perlu disertakan di dalam skripsi. Di tahap Transition, skripsi yang sudah lengkap dan disetujui kemudian akan diserahkan ke Universitas. Dari skripsi-skripsi yang dikumpulkan, Universitas akan menyusun jadwal sidang dan melakukan panggilan sidang kepada mahasiswa. Setelah mengikuti sidang dan dinyatakan lulus, skripsi akan dicetak dan dikumpulkan dalam bentuk hard cover. Pada proses pembuatan skripsi ini, implementasi sistem tidak dilakukan karena pembuatan skripsi umumnya hanya sampai perancangan dan pembangunan aplikasi sistem saja. Tetapi jika dilakukan, maka akan disiapkan aplikasi

36 44 sistem usulan untuk digunakan secara nyata oleh perusahaan. Selama proses perubahan dari sistem lama ke sistem baru, perbaikan aplikasi sistem akan dilakukan jika terdapat kesalahan konfigurasi dan instalasi. Selain itu, akan diberikan penjelasan kepada pengguna akhir mengenai cara penggunaan aplikasi sistem secara menyeluruh.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini kecepatan dan ketepatan memegang peranan penting di dalam pengambilan keputusan perusahaan, hal ini membuat banyak perusahaan mulai memanfaatkan teknologi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini sistem informasi dan ilmu pengetahuan di bidang komputerisasi berkembang semakin pesat, karena pesatnya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini sistem informasi dan ilmu pengetahuan di bidang komputerisasi berkembang semakin pesat, karena pesatnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini sistem informasi dan ilmu pengetahuan di bidang komputerisasi berkembang semakin pesat, karena pesatnya teknologi tersebut maka semakin pesat pula kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori-teori yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut :

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori-teori yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut : BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Dasar/Umum Teori-teori yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut : 2.1.1 Sistem Pengertian sistem menurut Williams dan Sawyer (2005, p457) adalah sekumpulan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Pengertian Sistem Informasi

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Pengertian Sistem Informasi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Sistem informasi adalah sebuah proses mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis dan menyebarkan informasi untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2012, p5), sistem adalah sekumpulan kegiatan kegiatan yang memungkinkan pengguna untuk mendefiniskan dan mendeskripsikan secara jelas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang terus berkembang saat ini mempermudah setiap orang untuk saling berkomunikasi dan bertukar informasi tanpa dibatasi oleh waktu,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Distribusi Distribusi dari barang mengacu pada hubungan yang ada diantara titik produksi dan pelanggan akhir, yang sering terdiri dari beberapa jenis inventory yang harus dikelola.

Lebih terperinci

PENGANTAR RUP & UML. Pertemuan 2

PENGANTAR RUP & UML. Pertemuan 2 PENGANTAR RUP & UML Pertemuan 2 PENGANTAR RUP Rational Unified Process (RUP) atau dikenal juga dengan proses iteratif dan incremental merupakan sebuah pengembangan perangkat lunak yang dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perancangan, penerapan dan pengoperasian Sistem Informasi adalah mahal dan sulit. Upaya dan biaya yang diperlukan harus ditimbang-timbang. Ada beberapa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dewasa ini, persaingan antar perusahaan semakin sengit. Konsumen juga semakin cerdas dalam memilih produk atau jasa yang mereka inginkan. Oleh karena itu, setiap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan tertentu melalui tiga tahapan, yaitu input, proses, dan output. yang berfungsi dengan tujuan yang sama.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan tertentu melalui tiga tahapan, yaitu input, proses, dan output. yang berfungsi dengan tujuan yang sama. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Sistem Nugroho Widjajanto (2001:2) mengartikan sistem sebagai sesuatu yang memiliki bagian-bagian yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini peran teknologi informasi sangat penting bagi proses bisnis pada suatu perusahaan. Adanya teknologi informasi pada perusahaan dapat mendukung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penerapan teknologi informasi yang sangat pesat membawa dampak secara global dimana hampir semua perusahaan baik yang bergerak di bidang perdagangan ataupun di bidang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan harus meningkatkan kualitas pada produk yang menjadi sumber penghasilan bagi perusahaan serta

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan harus meningkatkan kualitas pada produk yang menjadi sumber penghasilan bagi perusahaan serta BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan harus meningkatkan kualitas pada produk yang menjadi sumber penghasilan bagi perusahaan serta memberikan pelayanan yang terbaik agar dapat meningkatkan loyalitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi dan perkembangan industri teknologi informasi dewasa ini telah meningkatkan tekanan terhadap perusahaan dan bisnis yang dijalankan untuk tetap dapat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut (Connolly & Begg, 2005: 312), Sistem informasi adalah sumber daya yang memungkinkan pengumpulan, manajemen, kontrol,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengukuran Risiko Proyek pada Perusahaan Teknologi Informasi di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengukuran Risiko Proyek pada Perusahaan Teknologi Informasi di Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran Teknologi informasi di era globalisasi ini dinilai sangat penting bagi proses bisnis pada suatu perusahaan dan sebagai alat pendukung operasional perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan ilmu teknologi dan informasi pada era globalisasi ini, membuat persaingan bisnis semakin kompetitif terutama perusahaan yang bergerak pada sektor

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM MARKETING EXPENSES REQUEST PADA PT. DIPA PHARMALAB

PERANCANGAN SISTEM MARKETING EXPENSES REQUEST PADA PT. DIPA PHARMALAB PERANCANGAN SISTEM MARKETING EXPENSES REQUEST PADA PT. DIPA PHARMALAB Jimmy Susanto BINUS UNIVERSITY, JAKARTA, jimmy.susanto12@gmail.com Rudy, S.Kom., M.M. BINUS UNIVERSITY, JAKARTA, rudy@binus.edu PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pengertian. Secara garis besar ada dua kelompok pendekatan, yaitu:

BAB II LANDASAN TEORI. pengertian. Secara garis besar ada dua kelompok pendekatan, yaitu: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Menurut Kusrini dan Koniyo (2007), Sistem mempunyai beberapa pengertian. Secara garis besar ada dua kelompok pendekatan, yaitu: 1. Pendekatan sistem yang menekankan pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi saat ini, teknologi informasi serta persaingan yang kompetitif menjadi pilihan bagi perusahaan untuk mampu bertahan dan konsisten dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang kian pesat membuat peran teknologi menjadi hal yang penting bagi proses bisnis di suatu perusahaan. Teknologi informasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Romney dan Steinbart (2012:24), sistem merupakan kumpulan dari dua atau lebih komponen yang berinteraksi untuk mencapai sebuah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karyawan merupakan sumber daya yang memiliki peranan sangat penting pada suatu perusahaan. Hal tersebut dikarenakan karyawan itulah yang nantinya akan memberdayakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menjalankan kegiatan bisnisnya, setiap pelaku bisnis pasti membutuhkan sebuah alat yang dapat mendukung kegiatan operasional bisnisnya dalam menjalankan usaha.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Setiap perusahaan memiliki sistem untuk setiap fungsi yang ada dalam perusahaan. Sistem-sistem yang ada di setiap fungsi berbeda. Perbedaan ini disebabkan karena perbedaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan bisnis yang semakin tinggi menuntut perusahaan untuk terus meningkatkan kinerja berbagai elemen di dalam organisasi/perusahaan. Salah satu cara untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. bersatu untuk mencapai tujuan yang sama.

BAB 2 LANDASAN TEORI. bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. bersatu untuk mencapai tujuan yang sama. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Mulyadi (2001, p2) Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat antara satu dengan yang lainnya, yang berfungsi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman dibidang teknologi, perusahaanperusahaan semakin dipacu dengan menggunakan teknologi yang maju sebagai media untuk tetap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini peranan sistem informasi sangatlah penting bagi perusahaan untuk dapat menunjang setiap kegiatan operasionalnya dan membantu dalam proses pengambilan keputusan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi yang pesat terjadi saat ini secara global telah menuntut perusahaan, baik dari perusahaan berskala kecil, menengah maupun atas, publik maupun privat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Sistem adalah sekumpulan prosedur yang saling terintegrasi yang memiliki maksud yang sama yaitu untuk menyelesaikan suatu tujuan (Satzinger,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Pengertian Sistem Pengertian Informasi

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Pengertian Sistem Pengertian Informasi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Romney & Steinbart (2014:3), sistem adalah serangkaian dua atau lebih komponen yang saling terkait dan berinteraksi untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 1.1 Sistem Informasi

BAB 2 LANDASAN TEORI 1.1 Sistem Informasi BAB 2 LANDASAN TEORI 1.1 Sistem Informasi 1.1.1 Pengertian Sistem Menurut Satzinger, et al (2012), sistem adalah kumpulan beberapa komponen yang saling terkait yang bekerja secara bersama-sama untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Koperasi Bina Sejahtera Paguyuban Keluarga Bogem terletak di Kelurahan Kebonjayanti Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung yang beralamat di Jl. Kebonjayanti No. 39 Kota

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang CV Planet Production adalah salah satu perusahaan manufaktur di bidang industri garment yang telah berdiri sejak 16 Agustus 1996 di Bandung yang telah berperan aktif

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Analisis Darminto dan Julianty (2002: 52) mengatakan bahwa Analisis adalah penguraian suatu pokok atas sebagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelabuhan merupakan sebuah fasilitas di ujung samudera, sungai, atau danau untuk menerima kapal dan memindahkan barang kargo maupun penumpang ke dalamnya. Perkembangan

Lebih terperinci

MODUL 4 Unified Software Development Process (USDP)

MODUL 4 Unified Software Development Process (USDP) MODUL 4 Unified Software Development Process (USDP) Daftar Isi 4.1 Pengantar USDP... 2 4.2 Fase USDP... 2 4.2.1 Fase, Workflow dan Iterasi... 3 4.2.2 Perbedaan USDP dan Siklus Hidup Waterfall... 3 4.2.3

Lebih terperinci

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Koperasi merupakan badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum. Koperasi Citra Telekomunikasi Institut Teknologi (IT) Telkom Bandung merupakan sebuah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyak dari perusahaan yang menggantungkan proses bisnis dan melakukan managemen data dengan menggunakan Teknologi Informasi, yang tentunya saat ini semakin berkembang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan Teknologi Informasi yang semakin pesat dewasa ini, Teknologi Informasi juga mendukung perkembangan Sistem Informasi sehingga mempengaruhi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iii. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR TABEL... xvii. DAFTAR SIMBOL... xx BAB I PENDAHULUAN...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iii. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR TABEL... xvii. DAFTAR SIMBOL... xx BAB I PENDAHULUAN... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR TABEL... xvii DAFTAR SIMBOL... xx BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 2 1.3 Maksud dan Tujuan...

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti saat ini, dunia teknologi mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal ini membuat setiap perusahaan bersaing untuk memberikan pelayanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring berkembangnya dunia bisnis, perusahaan-perusahaan semakin bersaing dalam mendapatkan laba maksimum untuk dapat memastikan kelangsungan hidup dari perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini sistem informasi telah berkembang dengan sangat pesat. Hal ini ditandai dengan semakin luas dan beragamnya penggunaan sistem informasi dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini, teknologi informasi sudah tidak asing lagi di dunia bisnis. Perkembangan teknologi informasi dapat menyebabkan juga berkembangnya persaingan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Dalam membangun sebuah system informasi diperlukan suatu pemahaman mengenai system itu sendiri sehingga tujuan dari pembangunan system informasi dapat tercapai.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerapan Sistem informasi akuntansi pada perusahaan pada era globalisasi saat ini dianggap penting, dikarenakan informasi yang digunakan oleh manajemen perusahaan

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI E-COMMERCE BERBASIS WEBSITE PADA PT. KSN INDONESIA

PERANCANGAN APLIKASI E-COMMERCE BERBASIS WEBSITE PADA PT. KSN INDONESIA BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini perkembangan teknologi dalam dunia bisnis berjalan dengan sangat pesat diikutinya dengan penggunaan website sebagai sarana untuk melakukan bisnis secara

Lebih terperinci

BAB VI : PENUTUP 6.1 Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB VI : PENUTUP 6.1 Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv RINGKASAN... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR...

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini seiring kemajuan perkembangan ilmu teknologi dan informasi (IT) yang sangat pesat, terutama dalam hal pertukaran informasi. Informasi saat ini

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI

Bab 2 LANDASAN TEORI Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Menurut O Brien, James A. dan George M. Marakas (2010: 26) sistem merupakan suatu kesatuan yang terdiri lebih dari satu elemen atau komponen yang saling terhubung

Lebih terperinci

STMIK GI MDP. Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2009/2010

STMIK GI MDP. Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2009/2010 STMIK GI MDP Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2009/2010 APLIKASI PEMESANAN MENU MENGGUNAKAN PERANGKAT WI-FI PADA RIVER SIDE RESTAURANT PALEMBANG Fauzie 2006250091

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI ANGGARAN BELANJA DAN PENGELOLAAN PROYEK

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI ANGGARAN BELANJA DAN PENGELOLAAN PROYEK ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI ANGGARAN BELANJA DAN PENGELOLAAN PROYEK Sheila Novi Hapsari, Natalia Limantara, Sarwo Edy Handoyo Binus University, Jakarta, 081808755192, sheilanovihapsari@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Dapat dikatakan bahwa pada zaman sekarang sistem dibutuhkan untuk mengatur segala macam aktivitas yang ada di perusahaan agar tidak sewenangwenang atau keluar jalur dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era informasi dan globalisasi menyebabkan lingkungan bisnis mengalami perubahan yang sangat pesat dengan tingkat persaingan ketat. Oleh karena itu perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : penjualan, pembelian, aplikasi desktop, C#, Microsoft SQL. Server

ABSTRAK. Kata kunci : penjualan, pembelian, aplikasi desktop, C#, Microsoft SQL. Server ABSTRAK Saat ini pengolahan data di Es Lilin Kita-kita belum menggunakan sistem informasi sehingga menimbulkan banyaknya kesalahan dalam pencatatan data. Berangkat dari permasalah tersebut, akan dibuat

Lebih terperinci

Sistem Informasi Manajemen pada CV. Kusuma Agung Mandiri Palembang

Sistem Informasi Manajemen pada CV. Kusuma Agung Mandiri Palembang Seminar Perkembangan dan Hasil Penelitian Ilmu Komputer (SPHP-ILKOM) 461 Sistem Informasi Manajemen pada CV. Kusuma Agung Mandiri Palembang Boby* 1, Marta Dilia Kosasih 2, Ervi Cofriyanti 3 1,2,3 STMIK

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. agar dapat menghasilkan informasi yang akurat untuk mendukung pengambilan

BAB 1 PENDAHULUAN. agar dapat menghasilkan informasi yang akurat untuk mendukung pengambilan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem informasi yang saling terintegrasi sangat dibutuhkan oleh perusahaan, agar dapat menghasilkan informasi yang akurat untuk mendukung pengambilan keputusan, perencanaan,

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Referensi : 1. Management Information Systems : A Managerial End User Perspective, James A. O'Brien 2. Management Information Systems, Raymond McLeod, Jr. Sistem Informasi dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Siklus produksi merupakan sebuah gambaran dari aktivitas proses bisnis dan pengoperasian proses data yang berhubungan dengan pembuatan produk. Di dalam sebuah siklus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan sistem Informasi di dunia saat ini telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini dapat dilihat dari penggunaan teknologi yang semakin meluas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam memperkenalkan identitas suatu bangsa. Provinsi Jawa Barat adalah salah

BAB I PENDAHULUAN. dalam memperkenalkan identitas suatu bangsa. Provinsi Jawa Barat adalah salah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seni dan kebudayaan adalah suatu media yang memiliki peran cukup besar dalam memperkenalkan identitas suatu bangsa. Provinsi Jawa Barat adalah salah satu wilayah yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan bisnis terus meningkat dari hari kehari seiring dengan perkembangan bisnis yang terjadi, serta perkembangan faktor-faktor pendukung bisnis lainnya yang terus

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Romney dan Steinbart (2012:24) A system is a set of two more interrelated components that interact to achieve a goal. Artinya Sistem

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penganggaran pada perusahaan konstruksi merupakan hal yang vital. Penganggaran adalah landasan dari proses pengendalian manajemen di hampir seluruh organisasi (Hansen,

Lebih terperinci

Meeting 3_ADS. System Development Life Cycle (SDLC)

Meeting 3_ADS. System Development Life Cycle (SDLC) Meeting 3_ADS System Development Life Cycle (SDLC) Capaian Pembelajaran Mampu menjelaskan tentang System Development Life Cycle (SDLC) khususnya tahap planning, analysis dan design Mampu memaparkan tentang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Konsep Sistem Informasi dan Akuntansi

BAB 2 LANDASAN TEORI Konsep Sistem Informasi dan Akuntansi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Konsep Sistem Informasi dan Akuntansi 2.1.1.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005, p.7), Sistem Informasi adalah kumpulan komponen

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum Dalam penyusunan skripsi ini, terdapat beberapa teori umum yang digunakan sebagai landasan teori.di bawah ini merupakan teori-teori tersebut. 2.1.1. Sistem Informasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. fakta mentah mengenai orang, tempat, kejadian, dan hal-hal yang penting dalam

BAB 2 LANDASAN TEORI. fakta mentah mengenai orang, tempat, kejadian, dan hal-hal yang penting dalam BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Database 2.1.1.1 Pengertian Data Menurut Whitten, Bentley, dan Dittman (2004, p23), pengertian dari data adalah fakta mentah mengenai orang, tempat, kejadian,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manajemen sumber daya manusia merupakan serangkaian proses untuk memperoleh, melatih, menilai, dan memberikan kompensasi kepada karyawan dalam mengontrol aktivitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. terpadu untuk mengembangkan rencana rencana strategis yang diarahkan pada

BAB II LANDASAN TEORI. terpadu untuk mengembangkan rencana rencana strategis yang diarahkan pada BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penjualan Menurut Ridwan Iskandar Sudayat, penjualan adalah suatu usaha yang terpadu untuk mengembangkan rencana rencana strategis yang diarahkan pada usaha pemuasan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang masalah 1.1 Latar Belakang masalah BAB 1 PENDAHULUAN Di era globalisasi ini, sistem informasi merupakan sesuatu yang sangat di butuhkan dan juga tidak dapat di pisahkan dengan kehidupan manusia. banyak perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Pengertian Sistem Sistem merupakan salah satu yang terpenting dalam sebuah perusahaan yang dapat membentuk kegiatan usaha untuk mencapai kemajuan dan target yang dibutuhkan.

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. domain & Web Hosting. Untuk lebih jelas mengenai gambaran umum perusahaan,

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. domain & Web Hosting. Untuk lebih jelas mengenai gambaran umum perusahaan, BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Penulis melakukan objek penelitian pada Qwords.com perusahaan penyedia jasa layanan Web Hosting (Web Hosting Provider) yang melayani registrasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Penggunaan internet di Indonesia Sumber: InternetLiveStats (2015)

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Penggunaan internet di Indonesia Sumber: InternetLiveStats (2015) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang ini teknologi berkembang dengan pesat. Setiap saat dikembangkan perangkat-perangkat baru untuk mendukung kemudahan hidup manusia. Infrastruktur teknologi yang

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN, PEMBELIAN, DAN PERSEDIAAN MATERIAL PADA PT MITRA SINERGI ADHITAMA

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN, PEMBELIAN, DAN PERSEDIAAN MATERIAL PADA PT MITRA SINERGI ADHITAMA PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN, PEMBELIAN, DAN PERSEDIAAN MATERIAL PADA PT MITRA SINERGI ADHITAMA 1 Ria Ayu Anggraini Binus University, Jakarta Barat, DKI Jakarta, Indonesia Tanty Oktavia,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Information Technology Infrastructure Library (ITIL) Framework Tujuan Penelitian Ruang Lingkup Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA Information Technology Infrastructure Library (ITIL) Framework Tujuan Penelitian Ruang Lingkup Penelitian 2 sebanyak 92% pada incident bisnis kritis pada tahun 2003. Dari beberapa fakta di atas terbukti bahwa ITIL framework dapat memberikan solusi penanganan incident di perusahaan. Pada penelitian ini, ITIL

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan pembangunan yang semakin pesat saat ini, setiap perusahaan dituntut untuk mampu bersaing dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi kinerja perusahaan,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Sistem Informasi Sistem adalah sekumpulan elemen yang saling berhubungan secara bersama untuk mencapai tujuan spesifik. Sistem juga bisa dikatakan sebagai kumpulan

Lebih terperinci

SNIPTEK 2014 ISBN:

SNIPTEK 2014 ISBN: SNIPTEK 2014 ISBN: 978-602-72850-5-7 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PEMESANAN MAKAM BARU MENGGUNAKAN METODE RATIONAL UNIFIED PROCESS (Studi kasus pada Taman Pemakaman Umum Joglo Jakarta Barat) Dyah Asrining

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Menurut O Brien, James A. dan George M. Marakas (2010: 26) sistem merupakan suatu kesatuan yang terdiri lebih dari satu elemen atau komponen yang saling terhubung

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Sistem informasi merupakan sistem yang berperan dalam mendukung keperluan perusahaan akan informasi di dalam menjalankan proses bisnisnya. Menurut Gelinas (2008:

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era zaman modernisasi ini, tidak dapat dipungkiri lagi bahwa persaingan antar perusahaan baik itu perusahaan sejenis atau perusahaan lain menjadi semakin kompetitif.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan industri ekspor dan impor saat ini telah mengalami kemajuan secara signifikan. Perkembangan serta pertumbuhan tersebut harus diikuti dengan fungsi pengawasan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang terjadi saat ini berdampak secara global dimana hampir seluruh dari perusaahaan baik yang bergerak di bidang perdagangan maupun jasa. Keduanya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman era globalisasi ini teknologi informasi telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini berdampak sangat besar pada proses bisnis dalam perusahaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era milenium, perkembangan teknologi telah berkembang pesat dimana hal tersebut memberi dampak besar bagi berbagai aspek termasuk salah satunya dalam perkembangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem informasi mengalami perkembangan yang sangat cepat. Perkembangan ini terjadi karena permintaan masyarakat yang menginginkan sistem informasi yang efektif dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem informasi akuntansi adalah sebuah sistem informasi manajemen yang menyediakan informasi akuntansi dan keuangan, serta informasi lainnya yang diperoleh dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi saat ini, masyarakat tumbuh dan berkembang di era dimana masyarakat tidak pernah terlepas dari informasi serta memiliki ketergantungan akan teknologi.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kontraktor atau Penyedia Jasa Pelaksana Konstruksi (PJPK) adalah suatu badan hukum atau perorangan yang dipercaya untuk melaksanakan pekerjaan proyek sesuai dengan keahlian

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1 BAB Latar Belakang

PENDAHULUAN 1 BAB Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Institusi pendidikan dibagi dua berdasarkan statusnya yaitu institusi pendidikan negeri dan institusi pendidikan swasta. Institusi pendidikan negeri diselenggarakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Hall (2011:4), sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen atau subsistem yang saling terkait yang melayani tujuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi saat ini telah memasuki berbagai macam aspek dikehidupan, kecepatan serta kemudahan yang didapatkan dari penggunaan teknologi telah membuat banyak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dunia bisnis saat ini sangatlah kompetitif. Banyak industri atau perusahaan yang berlomba-lomba untuk terus dapat meningkatkan kinerja perusahaan sehari-harinya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia dengan bantuan alat dan akal sehingga seakan-akan memperpanjang,

BAB I PENDAHULUAN. manusia dengan bantuan alat dan akal sehingga seakan-akan memperpanjang, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi merumuskan lebih jelas dan lengkap tentang definisi teknologi yaitu cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era informasi dan globalisasi saat ini, perkembangan dari teknologi sangat dibutuhkan. Semakin banyaknya kebutuhan semakin banyak pula inovasi yang diperlukan

Lebih terperinci