Bab IV Ulasan Ringkas Disparitas Wilayah 18

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bab IV Ulasan Ringkas Disparitas Wilayah 18"

Transkripsi

1

2

3 ii

4 Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar ii iii v vi Bab I Pendahuluan Latar Belakang Tujuan Penulisan Manfaat Bab II Konsep dan Definisi Indeks Disparitas Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku ( PDRB ADHB) Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan (PDRB ADHK) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Perkapita 9 Bab III Metodologi Indeks Disparitas Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku (PDRB ADHB) Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan (PDRB ADHK) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Perkapita 16 Bab IV Ulasan Ringkas Disparitas Wilayah Kondisi Geografis Kondisi Demografis iii

5 4.3 Indeks Disparitas Wilayah PDRB Kabupaten Ponorogo PDRB Kabupaten Ponorogo Menurut Kecamatan PDRB Kabupaten Ponorogo Menurut Pusat Kegiatan Lokal (PKL) PDRB Perkapita Kabupaten Ponorogo Menurut Kecamatan PDRB Perkapita Kabupaten Ponorogo Menurut Pusat Kegiatan Lokal (PKL) Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Ponorogo Menurut Kecamatan Perbandingan Absolut Antar Kecamatan Lampiran iv

6 Halaman Tabel 4.1. Gambaran Penduduk Per kecamatan di Kabupaten Ponorogo Tahun Tabel 4.2. Indeks Disparitas Kabupaten Ponorogo Tahun Tabel 4.3. Sumbangan PDRB Kecamatan terhadap PDRB Kabupaten Ponorogo (ADHB) tahun Tabel 4.4. Peranan PDRB Pusat Kegiatan Lokal terhadap PDRB Kabupaten Ponorogo (ADHB) Tahun Tabel 4.5. PDRB Perkapita Kecamatan dan Kabupaten Ponorogo (ADHB) Tahun Tabel 4.6. PDRB Perkapita PKL di Kabupaten Ponorogo (ADHB) tahun Tabel 4.7. PDRB ADHB, Peranan dan Pertumbuhan Tahun Tabel 4.8. PDRB Perkapita, Pertumbuhan, Disparitas Antar Kecamatan dalam PKL v

7 Halaman Gambar 4.1. Peta Kabupaten Ponorogo Gambar 4.2. Kontribusi Kecamatan di Kabupaten Ponorogo Tahun 2013 (%) Gambar 4.3. PDRB ADHB Menurut Kecamatan Tahun (Juta Rupiah) Gambar 4.4. Peranan Pusat Kegiatan Lokal Tahun 2013 (%) Gambar 4.5. PDRB Perkapita Per Kecamatan Tahun (Juta Rupiah) Gambar 4.6. Pertumbuhan Ekonomi Menurut Kecamatan Tahun Gambar 4.7. Perbandingan Absolut Antar Kecamatan Di Kabupaten Ponorogo Tahun vi

8

9 1.1. Latar Belakang Undang-undang desentralisasi membuka peluang bagi daerah untuk dapat secara lebih baik dan bijaksana memanfaatkan potensi yang ada bagi peningkatan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat daerah. Terdapat daerah-daerah yang dapat menangkap peluang ini dengan cepat dan berinisiatif untuk mengembangkannya, namun sebaliknya terdapat daerah lain yang masih terhambat oleh berbagai keterbatasan yang ada. Kabupaten Ponorogo merupakan bagian integral dari perekonomian Jawa Timur tentunya membutuhkan suatu rencana yang strategis guna membangun Kabupaten Ponorogo menuju terwujudnya masyarakat Ponorogo yang sejahtera, aman, berbudaya,berkeadilan berlandaskan nilai-nilai ketuhanan dalam rangka mewujudkan RAHAYUNING BUMI REOG. Makna Visi Kabupaten Ponorogo tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh masyarakat kabupaten Ponorogo. Artinya bukan untuk segelintir orang tertentu, tetapi secara holistik mewujudkan kemakmuran bersama. Dalam mewujudkan visi tersebut dalam pelaksanaanya diperlukan keterpaduan gerak langkah pembangunan berbagai sektor ekonomi meliputi: pertanian, perdagangan maupun pengembangan usaha kecil dan mikro (UKM) serta pengembangan agropolitan secara sinergis, kondusif dan berkelanjutan. Mengingat banyak aspek yang terkait, banyak pihak yang terlibat dan karena itu banyak kepentingan, sehingga tingkat pembangunan dan perkembangan ekonomi suatu wilayah berbeda dengan wilayah lain. Perbedaan ini antara lain karena adanya perbedaan topografi, potensi sumber daya alam yang dimiliki masingmasing wilayah, kegiatan ekonomi serta jumlah penduduk sebagai tenaga kerja didalam proses pembangunan. Indeks Disparitas Wilayah Kabupaten Ponorogo

10 Perbedaan tingkat pembangunan antar wilayah ini selanjutnya mengalami perubahan sebagai akibat dari suatu kebijakan publik atau karena pengaruh eksternal sehingga kecenderungan menimbulkan perubahan baru, perubahan itu mengarah pada pemerataan atau sebaliknya mengarah pada diskrepansi yang makin melebar. Untuk itu perhatian pemerintah daerah harus tertuju pada semua wilayah dalam hal ini kecamatan tanpa ada perlakuan khusus pada daerah tertentu saja. Namun hasil pembangunan terkadang masih dirasakan belum merata dan masih terdapat kesenjangan antar daerah. Kesenjangan pembangunan wilayah sangat mungkin terjadi ketika terdapat perbedaan potensi sumber daya yang dimiliki suatu daerah dan perbedaan dalam hal optimalisasi pemanfaatan sumber daya tersebut. Hal terpenting dalam pembangunan daerah adalah bahwa daerah tersebut mampu mengidentifikasi setiap potensi sektor-sektor potensial yang dimiliki, kemudian menganalisisnya untuk membuat sektor-sektor tersebut memiliki nilai tambah bagi perekonomian daerah tersebut. Tujuan utamanya adalah meningkatkan kesejahteraan penduduknya, sehingga salah satu upaya yang dilakukan yaitu melalui peningkatan pertumbuhan ekonomi. Terkait konsep pembangunan tersebut, pendekatan pembangunan infrastruktur berbasis wilayah semakin penting untuk diperhatikan. Penyediaan infrastruktur yang memadai merupakan landasan utama pembangunan. Kombinasi faktor sumber daya alam dan fasilitas infrastruktur yang dikelola secara maksimal akan dapat mempercepat laju pembangunan daerah yang pada akhirnya akan mampu menciptakan pemerataan sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi. Indikator keberhasilan suatu daerah bisa dilihat laju pertumbuhan ekonominya. Oleh sebab itu, setiap daerah kecamatan di tuntut untuk terus meningkatkan pertumbuhan ekonominya dengan jalan mengembangkan potensi sumber daya alam yang tersedia. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan Indeks Disparitas Wilayah Kabupaten Ponorogo

11 berkelanjutan merupakan kondisi utama bagi kelangsungan pembangunan ekonomi, karena penduduk terus bertambah, maka dibutuhkan penambahan pendapatan setiap tahunnya. Hal ini dapat terpenuhi lewat peningkatan output secara agregat baik barang maupun jasa yang tercermin dalam produk domustik regional bruto (PDRB). Jadi menurut ekonomi makro pengertian pertumbuhan ekonomi merupakan penambahan PDRB yang berarti juga penambahan pendapatan daerah tersebut. Namun demikian pertumbuhan PDRB yang cepat tidak secara otomatis meningkatkan taraf hidup masyarakatnya. Dengan kata lain bahwa apa yang disebut dengan Trickle Down Effects atau efek cucuran kebawah dari manfaat pertumbuhan ekonomi tidak terjadi seperti apa yang diharapkan.mengingat masalah pertumbuhan ekonomi dan distribusi pendapatan merupakan dilema yang harus dihadapi semua wilayah, baik wilayah kabupaten, provinsi maupun nasional. Kabupaten Ponorogo sebagai salah satu wilayah yang terletak di Jawa Timur tidak terlepas dari masalah ketimpangan distribusi pendapatan seperti yang dialami daerah lain. Kabupaten Ponorogo yang terdiri 21 Kecamatan dan 307 desa/kelurahan, tentu saja memiliki berbagai persoalan yang harus di selesaikan, diantaranya adalah masalah pertumbuhan ekonomi dan kesenjangan distribusi pendapatan. Aspek pemerataan pendapatan merupakan hal yang perlu mendapat perhatian, karena pemerataan hasil pembangunan merupakan salah satu strategi pembangunan nasional di Indonesia Tujuan Penulisan Salah satu alat yang sudah digunakan luas untuk melihat kesenjangan pembangunan atau disparitas antar wilayah dalam waktu tertentu adalah Indeks Disparitas Wilayah atau biasa dikenal sebagai Indeks Williamson. Indeks ini Indeks Disparitas Wilayah Kabupaten Ponorogo

12 digunakan untuk mengetahui tingkat pemerataan pembangunan antar wilayah kecamatan dalam Kabupaten Ponorogo, maupun antar kecamatan dalam Pusat Kegiatan Lokal (PKL). Semakin besar angka ini berarti semakin melebar kesenjangan yang terjadi di wilayah tersebut. Sebaliknya, semakin kecil indeks ini, semakin mengecil kesenjangan antar wilayahnya. Oleh karena itu kebutuhan akan tersedianya informasi secara kuantitatif serta kontribusi masing-masing kecamatan terhadap pembangunan Kabupaten Ponorogo, seperti yang tertuang dalam penghitungan indeks disparitas sangat diperlukan guna perencanaan serta monitoring dan evaluasi program pembangunan Kabupaten Ponorogo. 1.3 Manfaat Hasil penghitungan indeks disparitas yang dilakukan dengan pendekatan wilayah akan dapat memberikan gambaran tingkat kesenjangan antar wilayah kecamatan di Kabupaten Ponorogo maupun antar kecamatan dalam Pusat Kegiatan Lokal (PKL), serta dapat diketahui struktur ekonomi masing-masing kecamatan di Kabupaten Ponorogo. Sehingga hasil penghitungan indeks disparitas ini merupakan jawaban dari masalah dan kebutuhan serta aspirasi dari wilayah kecamatan yang di topang oleh segala potensi yang dimiliki daerah. Indeks Disparitas Wilayah Kabupaten Ponorogo

13

14 Penghitungan disparitas wilayah dilakukan dengan pendekatan wilayah. Pendekatan ini menggunakan dasar data PDRB per kapita. Di Kabupaten Ponorogo disparitas wilayah menggunakan indeks Williamson yang dapat menggambarkan kesenjangan yang terjadi di Kabupaten Ponorogo. Komponen yang digunakan untuk mengukur disparitas wilayah adalah PDRB per kapita kecamatan, PDRB perkapita Kabupaten Ponorogo, jumlah penduduk masingmasing kecamatan dan jumlah penduduk Kabupaten Ponorogo. Dalam bab ini diuraikan secara singkat mengenai konsep dan definisi yang akan digunakan dalam penghitungan indeks disparitas wilayah Indeks Disparitas Salah satu alat ukur ketimpangan antar wilayah dalam waktu tertentu dapat digunakan Indeks Disparitas Wilayah atau Indeks Ketimpangan Williamson. Ketimpangan antar wilayah yang dimaksud adalah ketidakmerataan dalam hal penguasaan sumber daya alam atau sumber penerimaan antara wilayah satu dengan wilayah lainnya, serta pengembangan sektor ekonomi setempat. Indeks Disparitas Wilayah atau Indeks Ketimpangan Williamson merupakan besaran/nilai yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kesenjangan antar wilayah yang didasarkan pada keragaman yang terjadi atas hasil-hasil pembangunan ekonomi antar wilayah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Merupakan jumlah seluruh nilai produksi barang dan jasa yang dihasilkan dari kegiatan ekonomi yang berasal dari suatu wilayah dalam kurun waktu satu tahun dikurangi dengan jumlah biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi, Indeks Disparitas Wilayah Kabupaten Ponorogo

15 tanpa memperhatikan apakah faktor-faktor produksinya berasal dari atau dimiliki oleh penduduk diwilayah tersebut.atau di luar wilayah tersebut, atau merupakan balas jasa yang diterima oleh faktor yang ikut serta dalam proses produksi di suatu wilayah tersebut dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun), serta merupakan penjumlahan dari nilai tambah bruto (Gros Value Added) dari seluruh unit produksi yang berada pada suatu wilayah tersebut Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku (PDRB ADHB) Merupakan balas jasa yang diterima oleh faktor yang ikut serta dalam proses produksi di suatu wilayah tersebut dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun), serta merupakan penjumlahan dari nilai tambah bruto (Gros Value Added) dari seluruh unit produksi yang berada pada suatu wilayah tersebut, yang nilainya didasarkan pada harga berlaku masing-masing tahun (tahun berjalan, baik pada saat menghitung nilai produksi dan biaya antara maupun menghitung nilai tambah Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan (PDRB ADHK) Merupakan balas jasa yang diterima oleh faktor yang ikut serta dalam proses produksi di suatu wilayah tersebut dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun), serta merupakan penjumlahan dari nilai tambah bruto (Gros Value Added) dari seluruh unit produksi yang berada pada suatu wilayah tersebut, yang nilainya didasarkan pada harga yang terjadi pada tahun dasar (dalam hal ini harga konstan didasarkan pada tahun 2000), baik pada saat menghitung nilai produksi dan biaya antara maupun menghitung nilai tambah. Indeks Disparitas Wilayah Kabupaten Ponorogo

16 2.5. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Perkapita Merupakan hasil bagi dari nilai total PDRB suatu wilayah terhadap jumlah penduduk pertengahan tahun yang tinggal di wilayah tersebut. Apabila jumlah penduduk tinggi maka diperkirakan jumlah PDRB perkapita akan semakin kecil. Dalam suatu wilayah semakin tinggi PDRB perkapitanya maka dapat diduga perekonomian didaerah yang bersangkutan dalam kondisi membaik. Meskipun masih terdapat keterbatasan, indikator ini masih cukup memadai untuk mengetahui tingkat perekonomian suatu wilayah dalam lingkup makro, paling tidak sebagai acuan untuk memantau kemampuan suatu daerah dalam menghasilkan barang dan jasa. Indeks Disparitas Wilayah Kabupaten Ponorogo

17

18 Indeks Williamson merupakan salah satu indeks yang digunakan dalam melihat disparitas yang terjadi antar wilayah dan lebih sensitif terhadap perubahan ketimpangan. Indeks Williamson salah satu indeks yang paling sering digunakan untuk melihat disparitas wilayah secara horisontal. Perhitungan disparitas dilakukan dengan pendekatan wilayah yang menggunakan sumber data antara lain : a. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku maupun Konstan (PDRB ADHB & ADHK) Kecamatan b. Produk Domestik Regional Bruto Perkapita (PDRB Perkapita) Kecamatan c. Jumlah Penduduk Per Kecamatan di Kabupaten Ponorogo hasil proyeksi 2012 dan Perhitungan Indeks Disparitas Williamson ini merupakan koefisien variasi yang diberi penimbang proporsi jumlah penduduk masing-masing kecamatan terhadap jumlah penduduk Kabupaten Ponorogo. Dalam publikasi ini digunakan pula data pendukung lainnya yang terkait dengan penghitungan diatas Indeks Disparitas Indeks Disparitas Wilayah merupakan besaran/nilai yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kesenjangan antar derah yang didasarkan pada keragaman yang terjadi atas hasil-hasil pembangunan ekonomi antar daerah. Dalam hal ini yang digunakan adalah indeks disparitas wilayah menurut Williamson yang menggunakan metode koefisien variasi tertimbang, dengan nilai ukuran kesenjangannya antara 0 sampai 1. Jika Y i = Y maka akan dihasilkan indeks = 0, yang berarti tidak ada ketimpangan ekonomi antar daerah, Indeks lebih besar dari 0 menunjukkan adanya ketimpangan ekonomi Indeks Disparitas Wilayah Kabupaten Ponorogo

19 antar wilayah. Semakin besar indeks yang dihasilkan semakin besar tingkat ketimpangan antar kecamatan di Kabupaten Ponorogo. Indeks Disparitas Williamson dengan metode koefisien variasi tertimbang terbagi menjadi tiga kelompok, yakni : 1. Nilai IW < 0.3 disparitas yang terjadi tergolong rendah atau penyebaran pembangunan antar wilayah relatif sangat baik. 2. Nilai IW antara 0,3 0,5 termasuk kategori sedang atau penyebaran pembangunan antar wilayah relatif baik. 3. Nilai IW > 0,5 disparitas yang terjadi tergolong tinggi atau penyebaran pembangunan antar wilayah relatif tidak merata. Analisis lebih mendalam terhadap Indeks Disparitas Wilayah ini, ditampilkan pula dalam bentuk diagram empat kuadran. Sumbu vertikal menggambarkan tingkat pertumbuhan ekonomi sedangkan sumbu horisontal menggambarkan rata-rata PDRB Perkapita. Posisi masing-masing daerah pada salah satu kuadran tergantung pada PDRB Perkapita dan tingkat pertumbuhannya. 1. Kuadran I, posisi daerah dengan nilai PDRB Perkapita dan tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi atau daerah maju dan tumbuh dengan cepat. 2. Kuadran II, posisi daerah dengan nilai PDRB Perkapita lebih rendah tetapi tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi atau daerah maju tapi tertekan. 3. Kuadran III, posisi daerah dengan nilai PDRB Perkapita tinggi tetapi tingkat pertumbuhan yang lebih rendah atau daerah yang masih dapat berkembang dengan pesat. 4. Kuadran IV, posisi daerah dengan nilai PDRB Perkapita dan tingkat pertumbuhan yang lebih rendah atau daerah relatif tertinggal. Indeks Disparitas Wilayah Kabupaten Ponorogo

20 Perhitungan Indeks Disparitas Williamson ini merupakan koefisien variasi PDRB Perkapita yang diberi penimbang proporsi jumlah penduduk masingmasing kecamatan terhadap jumlah penduduk Kabupaten Ponorogo Rumusnya : IW 1 Y 21 t 1 ( Y i Y) 2 P t P x100 dimana : IW = Indeks Williamson Y = PDRB Perkapita kecamatan ke - i i Y = Rata-rata PDRB Perkapita di Kabupaten Ponorogo P = Jmlah Penduduk Kecamatan ke i t P = Jumlah Penduduk Kabupaten Ponorogo Indeks ini menggunakan nilai PRB Perkapita tiap kecamatan, ukuran Indeks Williamson (koefisien variasi tertimbang) mempunyai keunggulan karena diberi bobot dengan jumlah penduduk masing-masing kecamatan terhadap total penduduk Kabupaten Ponorogo Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku (PDRB ADHB) PDRB ADHB dapat dihitung melalui dua metode yaitu metode langsung dan metode tidak langsung. Indeks Disparitas Wilayah Kabupaten Ponorogo

21 Metode Langsung Yang dimaksud metode langsung adalah metode penghitungan dengan menggunakan data yang bersumber dari daerah yang bersangkutan. Metode langsung akan memperlihatkan karakteristik sosial ekonomi suatu daerah. Metode langsung dapat diperoleh dengan menggunakan tiga pendekatan yaitu pendekatan produksi, pendekatan pengeluaran dan pendekatan pendapatan. a) Pendekatan Produksi, menghitung nilai tambah dari barang dan jasa yang diproduksi oleh seluruh kegiatan ekonomi dengan cara mengurangkan biaya antara dari masing-masing nilai produksi bruto tiap sektor atau subsektor, pendekatan ini juga biasa disebut pendekatan nilai tambah. b) Pendekatan Pengeluaran, bertitik tolak pada penggunaan akhir dari barang dan jasa dari suatu daerah. PDRB adalah komponen semua permintaan akhir, seperti: [1] Pengeluaran konsumsi rumah tangga; [2] Pengeluaran konsumsi lembaga swasta yang tidak mencari untung; [3] Konsumsi pemerintah; [4] Pembentukan modal tetap bruto; [5] Perubahan stok, dan [6] Ekspor netto; c) Pendekatan Pendapatan, jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi disuatu daerah dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Balas jasa faktor produksi yang dimaksud adalah upah dangaji, sewa tanah, bunga modal dan keuntungan semuanya sebelum dipotong pajak penghasilan dan pajak langsung lainnya. Indeks Disparitas Wilayah Kabupaten Ponorogo

22 Metode Tidak Langsung Yang dimaksud dalam metode ini adalah metode alokasi, yaitu penghitungannya dengan cara mengalokasikan pendapatan regional kabupaten untuk tiap kecamatan dengan menggunakan alokator-alokator tertentu. Alokator yang digunakan dapat didasarkan atas; [1] Nilai produksi bruto atau netto; [2] Jumlah produksi fisik; [3] Tenaga kerja; [4] Penduduk; [5] Alokator lain yang sesuai untuk daerah tersebut Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan (PDRB ADHK) Penghitungan atas dasar harga konstan ini berguna antar lain dalam perencanaan ekonomi, proyeksi dan menilai pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan maupun sektoral. Secara konsep, nilai atas dasar harga konstan dapat juga mencerminkan kuantum produksi pada tahun yang berjalan yang dinilai atas dasar harga harga pada tahun dasar. Dari segi nilai statistik, suatu nilai atas dasar harga konstan dapat diperoleh dengan berbagai cara, yaitu revaluasi, ekstrapolasi, deflasi, dan deflasi berganda. a) Revaluasi, dilakukan dengan menilai produksi dan biaya antara masing-masing tahun denga harga pada tahun dasar (2000). Hasilnya merupakan output dan biaya antara atas dasar harga konstan Selanjutnya nilai tambah bruto atas dasar harga konstan, diperoleh dari selisih antara output dan biaya antara atas dasar harga konstan b) Ekstrapolasi, nilai tambah masing-masing tahun datas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan cara mengalikan nilai tambah pada tahun dasar 2000 dengan indeks produksi. Indeks produksi sebagai Indeks Disparitas Wilayah Kabupaten Ponorogo

23 ekstrapolator dapat merupakan indeks dari masing-masing produksi yang dihasilkan ataupun indeks dari berbagai indikator produksi seperti tenaga kerja, jumlah perusahaan dan lainnya yang dianggap sesuai dengan jenis kegiatan yang sedang dihitung. c) Deflasi, nilai tambah masing-masing tahun datas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan cara membagi nilai tambah atas dasar harga berlaku masing-masing tahun dengan indeks harganya. Indeks harga yang digunakan sebagai deflator biasanya merupakan indeks harga konsumen, indeks harga perdagangan besar dan sebagainya, tergantung indeks mana yang sesuai. Indeks harga tersebut dapat juga dipakai sebagai inflator, yang berarti nilai tambah atas dasar harga yang berlaku diperolah dengan mengalikan nilai tambah atas dasar harga konstan dengan indeks harga tersebut. d) Deflasi Berganda, dalam deflasi berganda ini yang dideflasikan adalah output dan biaya antaranya, sedangkan nilai tambah diperoleh dari selisih antara output dan biaya antara hasil pendeflasian tersebut. Indeks harga yang digunakan sebagai deflator biasanya merupakan indeks harga produsen atau indeks harga perdagangan besar sesuai dengan cakupan komoditinya, sedangkan indeks harga untuk biaya antara adalah indeks harga dari komponen input terbesar Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Perkapita Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Perkapita umumnya disajikan atas dasar harga berlaku. PDRB Perkapita adalah hasil bagi dari nilai total PDRB suatu wilayah terhadap jumah penduduk pertengahan tahun yang tinggal diwilayah tersebut. Yang dirumuskan sebagai berikut : PDRB Perkapita PDRBADHB Penduduk Pertengahan Tahun Indeks Disparitas Wilayah Kabupaten Ponorogo

24 Peningkatan PDRB Perkapita atas dasar harga berlaku ini masih mempunyai keterbatasan, yakni belum menunjukan peningkatan sebenarnya dari daya beli perkapita, karena beberapa alasan sebagai berikut : a) PDRB Perkapita masih belum dapat mendeteksi kesenjangan penguasaan asset penerimaan balas jasa faktor produksi, angka ini baru memberi petunjuk rata-rata pendapatan perkapita dalam suatu wilayah. b) Tingkat kenaikan harga atau inflasi masih ada didalamnya. c) Tingkat pertumbuhan penduduk juga berpengaruh. Indeks Disparitas Wilayah Kabupaten Ponorogo

25

26 4.1. Kondisi Geografis Kabupaten Ponorogo adalah sebuah daerah di wilayah Provinsi Jawa Timur yang berada pada posisi 200 Km sebelah barat daya ibu kota propinsi, dan 800 Km dengan ibu kota Negara Indonesia. Kabupaten Ponorogo terletak pada hingga Bujur Timur dan 7 49 hingga 8 20 Lintang Selatan. Wilayah Kabupaten Ponorogo secara langsung berbatasan dengan Kabupaten Magetan, Kabupaten Madiun dan Kabupaten Nganjuk di sebelah utara. Di sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Tulungagung dan Kabupaten Trenggalek. Di sebelah selatan dengan Kabupaten Pacitan. Sedangkan di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Wonogiri (Provinsi Jawa Tengah). Gambar 4.1. Peta Kabupaten Ponorogo Luas wilayah Kabupaten Ponorogo yang mencapai km2 habis terbagi menjadi 21 Kecamatan yang terdiri dari 307 desa/kelurahan. Kecamatan di Kabupaten Ponorogo yang memiliki wilayah terluas adalah Kecamatan Ngrayun yaitu sebesar 184,76 Km 2, sedang kecamatan dengan luas terkecil adalah Kecamatan Ponorogo sebesar 22,31 Km 2. Indeks Disparitas Wilayah Kabupaten Ponorogo

27 Kondisi topografi Kabupaten Ponorogo bervariasi mulai dari dataran rendah hingga pegunungan. Berdasarkan data yang ada, sebagian besar wilayah Kabupaten Ponorogo, yaitu sebesar 79% terletak di ketinggian kurang dari 500 meter di atas permukaan laut, 14,8% berada di antara meter, dan sisanya 6,2% berada pada ketinggian di atas 700 meter. Bila dilihat secara klimatologis, Kabupaten Ponorogo merupakan dataran rendah dengan iklim tropis yang mengalami dua musim yaitu kemarau dan penghujan dengan suhu berkisar C Kondisi Demografis Berdasarkan hasil proyeksi BPS tahun 2013, jumlah penduduk Kabupaten Ponorogo sebesar jiwa, yang terdiri dari jiwa penduduk laki-laki dan jiwa penduduk perempuan dengan kepadatan penduduk mencapai 630 jiwa/km2. Komposisi penduduk laki-laki dan perempuan di Kabupaten Ponorogo hampir seimbang. Tercatat rasio jenis kelamin (Sex Ratio) sebesar 99,74 yang berarti bahwa secara rata-rata pada setiap 100 penduduk perempuan terdapat 99 penduduk laki-laki. Dari 21 kecamatan yang ada di Kabupaten Ponorogo, Kecamatan Ponorogo merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk terbesar, yaitu jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar jiwa/km2, diikuti oleh Kecamatan Babadan jiwa (1.466 jiwa/km2) dan Kecamatan Ngrayun jiwa (304 jiwa/km2). Jika dilihat dari sebaran penduduk berdasarkan kelompok umur, penduduk Kabupaten Ponorogo merupakan penduduk produktif dengan persentase terbesar penduduk usia tahun sebesar 68,01%. Sedangkan penduduk usia di bawah 15 tahun sebesar 21,04% dan penduduk usia 65 tahun ke atas sebesar 10,95%. Indeks Disparitas Wilayah Kabupaten Ponorogo

28 Tabel 4.1 Gambaran Penduduk Per Kecamatan di Kabupaten Ponorogo Tahun 2013 No. Kecamatan Jumlah Penduduk Tahun 2013 Luas Wilayah (Km 2 ) Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km 2 ) (1) (2) (3) (5) (6) 1 Ngrayun , Slahung , Bungkal , Sambit , Sawoo , Sooko , Pudak , Pulung , Mlarak , Siman , Jetis , Balong , Kauman , Jambon , Badegan , Sampung , Sukorejo , Ponorogo , Babadan , Jenangan , Ngebel , Jumlah , Sumber : Proyeksi Penduduk Tahun 2013 Berdasarkan kondisi tersebut dapat diketahui bahwa konsentrasi penduduk berada di Kecamatan Ponorogo, Babadan, Jetis, Siman dan Kauman dengan kepadatan penduduk di atas jiwa per kilometernya. Indeks Disparitas Wilayah Kabupaten Ponorogo

29 4.3. Indeks Disparitas Wilayah Indeks Disparitas Wilayah atau Indeks Ketimpangan Williamson merupakan besaran/nilai yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kesenjangan antar wilayah yang didasarkan pada keragaman yang terjadi atas hasil-hasil pembangunan ekonomi antar wilayah. Semakin besar angka ini berarti semakin melebar kesenjangan yang terjadi di wilayah tersebut. Sebaliknya, semakin rendah indeks ini maka semakin kecil kesenjangan wilayahnya. Dalam pembahasan kesenjangan wilayah ini diuraikan menjadi 3 (tiga) bagian yaitu : 1. Disparitas antar kecamatan 2. Disparitas antar Pusat Kegiatan Lokal (PKL) 3. Disparitas antar kecamatan dalam Pusat Kegiatan Lokal (PKL) Untuk mempercepat akselerasi pembangunan serta mempermudah pemetaan satuan wilayah kerja pembangunan, maka berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Ponorogo No. 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Ponorogo Tahun , ditetapkan 1 Pusat Kegiatan Lokal (PKL) dan 4 Pusat Kegiatan Lokal promosi (PKLp). Pembagian tersebut didasarkan atas geografis kecamatan yang saling berdekatan dan mempunyai karakteristik yang hampir sama yaitu : 1. PKL Ponorogo Terdiri dari Kecamatan Siman, Kecamatan Babadan, Kecamatan Jenangan dan Kecamatan Ponorogo sebagai pusat PKL karena memiliki fungsi sebagai pusat pemerintahan Kabupaten dengan fungsi pengembangan sebagai pusat pelayanan dengan kegiatan utama perdagangan dan jasa, pendidikan, kesehatan dan pemerintahan. Indeks Disparitas Wilayah Kabupaten Ponorogo

30 2. PKLp Jetis Terdiri dari Kecamatan Mlarak, Kecamatan Bungkal, Kecamatan Sambit, Kecamatan Sawoo dan Kecamatan Jetis sebagai pusat PKLp yang berfungsi sebagai pusat pelayanan perdagangan dan jasa skala lokal serta pusat pendidikan. 3. PKLp Pulung Didukung oleh Kecamatan Sooko, Pulung, Ngebel dan Pudak yang memiliki fungsi sebagai pusat pelayanan perdagangan dan jasa skala lokal, pusat agropolitan dan pusat kesehatan skala lokal, sehingga akan mendorong pengembangan Kabupaten Ponorogo bagian timur yang memiliki potensi sumber daya alam cukup besar. 4. PKLp Jambon Memiliki fungsi sebagai pusat pelayanan perdagangan dan jasa, dan pusat industri batu kapur untuk mendorong pengembangan Kabupaten Ponorogo bagian barat yang berbatasan dengan provinsi Jawa Tengah, yang didukung oleh Kecamatan Sampung, Kecamatan Sukorejo, Kecamatan Badegan, Kecamatan Kauman dan Kecamatan Jambon sebagai pusat PKLp. 5. PKLp Slahung Sebagai sub pusat pengembangan kawasan agropolitan untuk kegiatan off farm serta pusat perdagangan dan jasa skala lokal/kecamatan yang akan mendorong Kabupaten Ponorogo bagian selatan yang didukung oleh Kecamatan Balong, Kecamatan Ngrayun dan Kecamatan Slahung sebagai pusatnya. Indeks Disparitas Wilayah Kabupaten Ponorogo

31 Berdasarkan hasil penghitungan yang dilakukan dengan menggunakan indeks Williamsom, diperoleh indeks disparitas Kabupaten Ponorogo sebagai berikut : Tabel 4.2 Indeks Disparitas Kabupaten Ponorogo Tahun No. Uraian Tahun Antar Kecamatan 0,26 0,29 2 Antar Pusat Kegiatan Lokal (PKL) 0,14 0,17 3 Antar Kecamatan dalam PKL 4 PKL Ponorogo 0,35 0,37 5 PKLp Jetis 0,11 0,16 6 PKLp Pulung 0,12 0,15 7 PKLp Jambon 0,16 0,21 8 PKLp Slahung 0,11 0,17 Indeks disparitas wilayah yang diukur dengan menggunakan indeks Williamson digunakan untuk melihat persentase ketidakmerataan dengan skala dimulai dari 0 sampai 1. Berdasarkan tabel 4.2 terlihat bahwa disparitas wilayah antar kecamatan di Kabupaten Ponorogo cenderung melebar dibanding tahun sebelumnya yaitu sebesar 0,26 pada tahun 2012 menjadi 0,29 pada tahun Meskipun cenderung melebar namun angka ini mengindikasikan bahwa tingkat kesenjangan wilayah antar kecamatan masih relatif rendah karena masih berada pada nilai < 0.3 atau tergolong pada kategori rendah. Jika dilihat lebih lanjut disparitas antar Pusat Kegiatan Lokal (PKL) di seluruh kawasan juga cukup rendah. Hal ini ditunjukkan dengan nilai indeks Williamson sebesar 0,14 pada tahun 2012 dan 0,17 di tahun 2013, yang artinya pembangunan ekonomi antar pusat kegiatan lokal cukup merata. Pada tabel 4.2 juga ditunjukan bahwa kesenjangan untuk wilayah kecamatan pada masing-masing pusat kegiatan lokal masih cukup bervariasi. Indeks Disparitas Wilayah Kabupaten Ponorogo

32 Dari 21 (duapuluh satu) kecamatan yang dikelompokan dalam 5 (lima) pusat kegiatan lokal, pusat kegiatan lokal Slahung, Jetis dan Pulung merupakan kawasan yang mempunyai kesenjangan antar kecamatan yang relatif rendah yang berarti pembangunan ekonomi di wilayah tersebut lebih merata dibanding pusat kegiatan lokal lainnya. Kecamatan yang tercakup dalam PKLp Slahung, Jetis dan Pulung adalah Kecamatan Ngrayun, Slahung, Bungkal, Sambit, Sawoo, Sooko, Pudak, Pulung, Mlarak, Jetis, Balong dan Ngebel. Nilai indeks disparitas pembangunan di wilayah tersebut meski cenderung melebar pada tahun 2013 namun masih lebih rendah dibanding pusat kegiatan lokal lainnya. Hal ini cukup beralasan karena dikawasan ini terdapat kecamatankecamatan yang potensi ekonominya cukup homogen yaitu di sektor pertanian, kecuali Kecamatan Jetis yang lebih berpotensi pada sektor perdagangan. Peranan sektor pertanian terhadap total PDRB masing-masing kecamatan di atas 30 persen, kecuali untuk Kecamatan Jetis peranan sektor pertanian sekitar 17 persen. Pada umumnya sektor perdagangan berkembang hampir di semua kecamatan namun potensi perdagangan terbesar untuk kawasan PKLp Slahung, Jetis dan Pulung berada di Kecamatan Jetis. Dengan potensi yang relatif homogen pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut sebagian besar bergantung pada pertumbuhan sektor pertanian yang sangat bergantung pada daya dukung lahan dan iklim yang relatif kecil perbedaannya di setiap wilayah sehingga tingkat kesenjangan antar wilayah di kawasan tersebut cenderung rendah. Meski tidak dipungkiri selain kondisi tersebut, perbedaan kondisi demografis antar kecamatan terutama dalam hal jumlah dan pertambahan penduduk, tingkat kepadatan penduduk, pendidikan, kesehatan juga turut berpengaruh. Faktor-faktor ini mempengaruhi tingkat pembangunan dan pertumbuhan ekonomi melalui sisi permintaan dan sisi penawaran. Dari sisi permintaan, jumlah penduduk yang besar merupakan potensi besar bagi pertumbuhan pasar, yang berarti faktor pendorong atau sebagai daya ungkit bagi pertumbuhan kegiatan-kegiatan ekonomi. Dari sisi Indeks Disparitas Wilayah Kabupaten Ponorogo

33 penawaran, jumlah penduduk yang besar dengan tingkat pendidikan dan kesehatan yang baik merupakan aset penting bagi produksi. Sedangkan pada pusat kegiatan lokal Jambon memiliki disparitas wilayah yang relatif lebih lebar dibandingkan dengan pusat kegiatan lokal Slahung, Jetis dan Pulung. Untuk PKLp Jambon pada tahun 2013 memiliki angka kesenjangan wilayah sebesar 0,21, lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya yang sebesar 0,16. Indeks disparitas wilayah yang lebih tinggi pada PKLp Jambon disebabkan karena potensi masing-masing kecamatan yang berada di kawasan PKLp Jambon cukup heterogen. Kecamatan Jambon, Badegan, Sampung dan Sukorejo mempunyai potensi di sektor pertanian. Selain sektor pertanian, Kecamatan Sampung dan Badegan juga sangat berpotensi pada sektor penggalian. Sementara di Kecamatan Kauman yang paling dominan adalah potensi di sektor perdagangan dan industri pengolahan. Perbedaan potensi di tiap kecamatan menyebabkan pertumbuhan ekonominya juga berada pada tingkat yang berbeda. Pertumbuhan ekonomi yang cukup cepat di Kecamatan Kauman pada tahun 2013 yang mencapai 8,47 persen tidak diikuti oleh wilayah sekitarnya yang hanya berkisar pada angka 3 hingga 5 persen. Melemahnya kinerja sektor pertanian pada tahun 2013 membuat tingkat kesenjangan pembangunan di PKLp Jambon menjadi semakin lebar di tahun Demikian pula pada pusat kegiatan lokal Ponorogo, tingginya indeks disparitas wilayah yang terjadi dimungkinkan karena Kecamatan Ponorogo sebagai pusat pemerintahan dan ekonomi cenderung banyak menyerap investasi pada berbagai sektor ekonomi sehingga membawa dampak secara agregat yakni terjadi peningkatan kesenjangan pembangunan dengan kecamatan lain. Konsentrasi kegiatan ekonomi yang tinggi di Kecamatan Ponorogo merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya ketimpangan atau disparitas ekonomi yang ditunjukan oleh tingginya nilai PDRB pada tahun 2013 sebesar 1,4 triliun rupiah yang mempunyai peranan 13,56 persen terhadap total PDRB Kabupaten Ponorogo. Indeks Disparitas Wilayah Kabupaten Ponorogo

34 Ngrayun Slahung Balong Bungkal Sambit Sawoo Mlarak Jetis Sooko Pudak Pulung Ngebel Kauman Jambon Badegan Sampung Sukorejo Ponorogo Babadan Jenangan Siman 1,18 3,01 3,56 3,3 3,9 4,33 4,11 3,84 3,81 3,61 3,45 4,84 4,36 5,41 4,97 4,72 5,44 6,34 6,27 5,99 13,56 Berkembangnya ekonomi Kabupaten Ponorogo sejalan dengan tumbuhnya perekonomian ditingkat kecamatan. Kontribusi setiap kecamatan dapat terlihat pada gambar 4.2. Gambar 4.2. Kontribusi Kecamatan di Kabupaten Ponorogo Tahun 2013 (%) 4.4. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Ponorogo Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator yang mempengaruhi keberhasilan pembangunan suatu daerah. Kenaikan atau penurunan PDRB menunjukkan bahwa daerah tersebut mengalami peningkatan atau penurunan kegiatan ekonomi dan pembangunan PDRB Kabupaten Ponorogo Menurut Kecamatan Pada tahun 2012, PDRB Kabupaten Ponorogo Atas Dasar Harga Berlaku sebesar 9,5 triliun rupiah. Jika dilihat peranan masing-masing dari 21 kecamatan yang ada di Kabupaten Ponorogo, Kecamatan Ponorogo Indeks Disparitas Wilayah Kabupaten Ponorogo

35 merupakan kecamatan yang mempunyai peranan yang paling besar dalam menyumbang pembentukan PDRB di Kabupaten Ponorogo dengan nilai PDRB sebesar 1,3 triliun rupiah atau berperan sebesar 13,25 persen. Sedangkan kontribusi terbesar kedua diberikan oleh Kecamatan Pulung sebesar 619,01 miliar rupiah atau 6,53 persen dari PDRB Kabupaten Ponorogo. No. Tabel 4.3. Sumbangan PDRB Kecamatan Terhadap PDRB Kabupaten Ponorogo (ADHB) Tahun (Juta Rupiah) Kecamatan PDRB Kecamatan ADHB Tahun 2012 Tahun 2013 Peranan thd PDRB Kab. Peringkat PDRB Kecamatan ADHB Peranan thd PDRB Kab. Peringkat 1 Ngrayun ,45 4, ,02 4, Slahung ,81 4, ,22 4, Bungkal ,43 3, ,59 3, Sambit ,53 3, ,02 3, Sawoo ,48 5, ,31 5, Sooko ,64 3, ,13 3, Pudak ,76 1, ,89 1, Pulung ,13 6, ,16 6, Mlarak ,11 3, ,79 3, Siman ,58 4, ,71 4, Jetis ,02 3, ,81 3, Balong ,79 4, ,32 4, Kauman ,24 6, ,87 6, Jambon ,65 3, ,52 3, Badegan ,84 3, ,36 3, Sampung ,82 4, ,36 4, Sukorejo ,82 5, ,97 5, Ponorogo ,07 13, ,86 13, Babadan ,40 4, ,58 4, Jenangan ,98 5, ,06 5, Ngebel ,53 3, ,61 3,45 18 Kab Ponorogo ,08 100, ,15 100,00 Indeks Disparitas Wilayah Kabupaten Ponorogo

36 Ngrayun Slahung Bungkal Sambit Sawoo Sooko Pudak Pulung Mlarak Siman Jetis Balong Kauman Jambon Badegan Sampung Sukorejo Ponorogo Babadan Jenangan Ngebel Gambar 4.3 PDRB ADHB Menurut Kecamatan Tahun (Juta Rupiah) , , , , , , , ,00 0, Sementara kecamatan yang memberikan peranan paling kecil dalam pembentukan PDRB di Kabupaten Ponorogo adalah Kecamatan Pudak, yakni sebesar 111,29 miliar rupiah atau hanya sebesar 1,17 persen dari PDRB Kabupaten Ponorogo. Sedangkan pada tahun 2013, PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Ponorogo sebesar 10,69 triliun rupiah. Kecamatan Ponorogo masih memegang peranan paling tinggi sebesar 13,56 persen terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Ponorogo dengan nilai PDRB mencapai 1,4 triliun rupiah. Kontribusi terbesar kedua dalam pembentukan PDRB Kabupaten Ponorogo juga masih diberikan oleh Kecamatan Pulung dengan nilai PDRB sebesar 677,70 miliar rupiah atau menyumbang sebesar 6,34 persen dari PDRB Kabupaten Ponorogo. Sementara Kecamatan Pudak peranannya sedikit meningkat dibanding tahun sebelumnya bagi pembentukan PDRB Kabupaten Ponorogo yaitu sebesar 1,18 persen dengan nilai PDRB 126,34 milyar rupiah. Indeks Disparitas Wilayah Kabupaten Ponorogo

37 4.4.2 PDRB Kabupaten Ponorogo Menurut Pusat Kegiatan Lokal (PKL) Dalam kerangka konsep geografis, untuk mempercepat akselerasi pembangunan di Kabupaten Ponorogo, telah dibagi pusat kegiatan lokal menjadi lima kawasan yang didasarkan pada geografisnya serta karakteristik wilayahnya. Tabel 4.4 Peranan PDRB Pusat Kegiatan Lokal terhadap PDRB Kabupaten Ponorogo (ADHB) Tahun URAIAN PKL Ponorogo PKLp Jetis PKLp Pulung PKLp Jambon PKLp Slahung (1) (2) (3) (4) (5) (6) Tahun 2012 PDRB ADHB PKL (Triliun Rupiah) 2,650 1,905 1,362 2,290 1,280 Peranan thd PDRB Kab. (%) 27,94 20,08 14,35 24,14 13,49 Peringkat PKL Tahun 2013 PDRB ADHB PKL (Triliun Rupiah) 3,034 2,139 1,496 2,578 1,446 Peranan thd PDRB Kab. (%) 28,38 20,00 13,99 24,11 13,53 Peringkat PKL Melalui tabel 4.4 dapat diketahui peranan masing-masing pusat kegiatan lokal terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Ponorogo. Pusat Kegiatan Lokal Ponorogo memiliki peranan yang paling besar yaitu 27,94 persen dengan nilai PDRB sebesar 2,650 triliun rupiah pada tahun Pada tahun 2013 peranannya terus meningkat menjadi 27,38 persen dengan nilai PDRB sebesar 3,034 triliun rupiah. Peranan terbesar berikutnya adalah Pusat Kegiatan Lokal promosi Jambon. Pada tahun 2012 dengan PDRB sebesar 2,290 triliun rupiah telah memberikan kontribusi sebesar 24,14 persen, yang mengalami sedikit penurunan kontribusi pada tahun 2013 yaitu menjadi sebesar 24,11 persen dengan PDRB 2,578 triliun rupiah. Indeks Disparitas Wilayah Kabupaten Ponorogo

38 Gambar 4.4. Peranan Pusat Kegiatan Lokal Tahun 2013 (Persen) PKLp Jambon; 24,11 PKLp Slahung; 13,53 PKL Ponorogo; 28,38 PKLp Pulung; 13,99 PKLp Jetis; 20 Demikian pula halnya yang terjadi di Pusat Kegiatan Lokal promosi Jetis dan Pulung juga mengalami penurunan kontribusi pada tahun Untuk Pusat Kegiatan Lokal promosi Jetis yang semula memberikan kontribusi sebesar 20,08 persen pada tahun 2012 turun menjadi 20,00 persen pada tahun Sedangkan di Pusat Kegiatan Lokal promosi Jambon dari kontribusi sebesar 24,14 persen di tahun 2012 menjadi 24,11 persen di tahun Penurunan kontribusi di Pusat Kegiatan Lokal promosi Jetis, Pulung, dan Jambon cenderung disebabkan oleh menurunnya kinerja sektor pertanian yang menjadi penopang perekonomian terbesar di seluruh kawasan tersebut. Pusat Kegiatan Lokal promosi Slahung merupakan kawasan dengan kontribusi terkecil, yaitu sebesar 13,49 persen pada tahun 2012 dengan PDRB sebesar 1,286 triliun rupiah. Kawasan ini sedikit mengalami peningkatan kontribusi pada tahun 2013 yaitu menjadi 13,53 persen dengan PDRB sebesar 1,446 triliun rupiah. Indeks Disparitas Wilayah Kabupaten Ponorogo

39 Ngrayun Slahung Bungkal Sambit Sawoo Sooko Pudak Pulung Mlarak Siman Jetis Balong Kauman Jambon Badegan Sampung Sukorejo Ponorogo Babadan Jenangan Ngebel PDRB Perkapita Kabupaten Ponorogo Menurut Kecamatan PDRB Perkapita merupakan hasil bagi antara nilai tambah bruto (gross value added) yang timbul dari seluruh sektor perekonomian di wilayah itu, bila ini dibagi dengan jumlah seluruh penduduk yang tinggal di daerah itu, maka hasilnya merupakan Produk Domestik Regional Bruto per kapita penduduk di daerah tersebut. 25 Gambar 4.5 PDRB Perkapita Per Kecamatan Th (Juta Rupiah) Kecamatan Ngebel merupakan kecamatan di Kabupaten Ponorogo yang memiliki PDRB Perkapita paling tinggi, yaitu sebesar 17,43 juta rupiah pada tahun Meski Kecamatan Ngebel hanya memberikan kontribusi sebesar 3,54 persen terhadap pembentukan PDRB di Kabupaten Ponorogo namun dengan jumlah penduduk yang lebih sedikit dibanding kecamatan lain menyebabkan PDRB Perkapita di wilayah ini tinggi. Di Kecamatan Ngebel selain sektor pertanian yang memegang peranan besar, keberadaan tempat rekreasi Telaga Ngebel berpengaruh positif terhadap perkembangan sektor hotel dan jasa. Indeks Disparitas Wilayah Kabupaten Ponorogo

40 PDRB perkapita terbesar berikutnya adalah Kecamatan Ponorogo dengan PDRB Perkapita sebesar 16,65 juta rupiah. Meskipun sumbangan terhadap pembentukan PDRB Kabupaten paling tinggi yaitu sebesar 13,25 persen namun dengan jumlah penduduk yang paling besar membuat PDRB perkapita di wilayah ini lebih rendah dibanding Kecamatan Ngebel. Sedangkan kecamatan yang mempunyai PDRB Perkapita terkecil adalah Kecamatan Babadan, meskipun nilai nominal dari PDRB di Kecamatan Babadan menduduki peringkat kesembilan namun jumlah penduduk terbesar kedua setelah Kecamatan Ponorogo membuat PDRB perkapita di kecamatan ini cukup rendah (lihat pada tabel 4.5). Tabel 4.5 PDRB Perkapita Kecamatan dan Kabupaten Ponorogo ADHB (Rupiah), No. Kecamatan Tahun 2012 Tahun 2013 PDRB Perkapita Peringkat PDRB Perkapita Peringkat 1 Ngrayun , , Slahung , , Bungkal , , Sambit , , Sawoo , , Sooko , , Pudak , , Pulung , , Mlarak , , Siman , , Jetis , , Balong , , Kauman , , Jambon , , Badegan , , Sampung , , Sukorejo , , Ponorogo , , Babadan , , Jenangan , , Ngebel , ,56 1 Kab Ponorogo , ,66 Indeks Disparitas Wilayah Kabupaten Ponorogo

41 Pada tahun 2013, Kecamatan Ngebel tetap menempati peringkat pertama sebagai kecamatan di Kabupaten Ponorogo yang memiliki PDRB Perkapita terbesar yaitu sebesar 19,09 juta rupiah. Pertumbuhan yang cukup pesat pada sektor sekunder dan tersier di Kecamatan Ponorogo menyebabkan kenaikan nominal PDRB Kecamatan Ponorogo yang cukup signifikan namun belum mampu mengimbangi pertumbuhan jumlah penduduknya sehingga PDRB perkapita di kecamatan ini belum dapat menggeser posisi Kecamatan Ngebel. terkecil Sedangkan Kecamatan Babadan masih mempunyai PDRB Perkapita dengan PDRB Perkapita sebesar 7,83 juta rupiah. Dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 6,75 persen pada tahun 2013 ternyata belum mampu mendongkrak peringkat Kecamatan Babadan dalam hal PDRB Perkapita PDRB Perkapita Kabupaten Ponorogo Menurut Pusat Kegiatan Lokal (PKL) Melalui tabel 4.6 ini diperoleh informasi mengenai PDRB Perkapita pada lima wilayah Pusat Kegiatan Lokal (PKL). Tabel 4.6 PDRB Perkapita PKL di Kabupaten Ponorogo (ADHB) Tahun URAIAN PKL Ponorogo PKLp Jetis PKLp Pulung PKLp Jambon PKLp Slahung (1) (2) (3) (4) (5) (6) Tahun 2012 PDRB Perkapita ADHB PKL (Rp.) Peringkat PKL Tahun 2013 PDRB Perkapita ADHB PKL (Rp.) Peringkat PKL Indeks Disparitas Wilayah Kabupaten Ponorogo

42 Wilayah Pembangunan di Pusat Kegiatan Lokal promosi Pulung merupakan kawasan dengan PDRB Perkapita terbesar di Kabupaten Ponorogo, yaitu sebesar Rp ,- pada tahun Tingginya PDRB perkapita di kawasan ini banyak dipengaruhi oleh tingginya PDRB perkapita di Kecamatan Ngebel yang menempati posisi pertama antar kecamatan di wilayah Kabupaten Ponorogo. Kemudian disusul wilayah Pusat Kegiatan Lokal Jambon dengan PDRB Perkapita sebesar Rp ,- menyusul di peringkat kedua. Berikutnya adalah kawasan Pusat Kegiatan Lokal Ponorogo dengan PDRB Perkapita sebesar Rp ,-. Sementara Pusat Kegiatan Lokal promosi Jetis berada di posisi keempat dengan PDRB perkapita sebesar Rp ,- dan posisi terendah di Pusat Kegiatan Lokal promosi Slahung yang mempunyai PDRB perkapita Rp ,-. Pada tahun 2013 peringkat PDRB Perkapita menurut kawasan Pusat Kegiatan Lokal masih sama seperti tahun sebelumnya. Pusat Kegiatan Lokal promosi Pulung masih menduduki peringkat paling tinggi dengan PDRB Perkapita sebesar Rp ,-, kemudian wilayah Pusat Kegiatan Lokal promosi Jambon sebesar Rp Pusat Kegiatan Lokal Ponorogo menduduki posisi ketiga dengan PDRB perkapita sebesar Rp ,- sedangkan wilayah Pusat Kegiatan Lokal promosi Jetis dan Slahung menduduki posisi keempat dan kelima dengan PDRB Perkapita masing-masing sebesar Rp ,- dan Rp , Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Ponorogo Menurut Kecamatan Adanya disparitas antar wilayah diduga karena potensi sumber daya yang dimiliki antara kecamatan satu dengan kecamatan lainnya tidak merata dan tidak seragam, oleh karena itu pertumbuhannya pun berbeda. Untuk dapat tumbuh secara cepat, suatu wilayah perlu memilih satu atau lebih pusat-pusat pertumbuhan wilayah yang memiliki potensi paling kuat. Apabila ada wilayah Indeks Disparitas Wilayah Kabupaten Ponorogo

43 yang mempunyai potensi kuat untuk dikembangkan, diharapkan akan terjadi perembesan pertumbuhan bagi wilayah-wilayah yang lemah. Pertumbuhan ini berdampak positif (trickle down effect) yaitu adanya pertumbuhan di wilayah yang kuat akan menyerap potensi tenaga kerja diwilayah yang lemah atau mungkin wilayah yang lemah menghasilkan produk yang sifatnya komplementer dengan produk wilayah yang kuat. No. Kecamatan PDRB Kecamatan ADHB (Juta Rp.) Tabel 4.7 PDRB ADHB, Peranan dan Pertumbuhan Tahun Tahun 2012 Tahun 2013 Peranan thd PDRB Kab. (%) Peringkat PDRB Kecamatan ADHB (Juta Rp.) Peranan thd PDRB Kab. (%) Peringkat Pertum buhan (%) 1 Ngrayun ,45 4, ,02 4, ,11 2 Slahung ,81 4, ,22 4,84 8 6,61 3 Bungkal ,43 3, ,59 3, ,68 4 Sambit ,53 3, ,02 3, ,78 5 Sawoo ,48 5, ,31 5,41 6 4,29 6 Sooko ,64 3, ,13 3, ,18 7 Pudak ,76 1, ,89 1, ,18 8 Pulung ,13 6, ,16 6,34 2 2,47 9 Mlarak ,11 3, ,79 3, ,10 10 Siman ,58 4, ,71 4, ,07 11 Jetis ,02 3, ,81 3, ,07 12 Balong ,79 4, ,32 4, ,40 13 Kauman ,24 6, ,87 6,27 3 8,47 14 Jambon ,65 3, ,52 3, ,46 15 Badegan ,84 3, ,36 3, ,74 16 Sampung ,82 4, ,36 4,97 7 5,26 17 Sukorejo ,82 5, ,97 5,44 5 4,72 18 Ponorogo ,07 13, ,86 13,56 1 8,93 19 Babadan ,40 4, ,58 4,72 9 6,75 20 Jenangan ,98 5, ,06 5,99 4 6,17 21 Ngebel ,53 3, ,61 3, ,82 Kab Ponorogo ,08 100, ,15 100,00 5,67 Indeks Disparitas Wilayah Kabupaten Ponorogo

44 Perkembangan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Ponorogo mengalami perlambatan pada tahun Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Ponorogo pada tahun 2013 sebesar 5,67 persen, melambat dibanding tahun 2012 yang mencapai 6,52 persen. Gambar 4.6 Pertumbuhan Ekonomi Menurut Kecamatan Tahun 2013 Ngebel Jenangan Babadan Ponorogo Sukorejo Sampung Badegan Jambon Kauman Balong Jetis Siman Mlarak Pulung Pudak Sooko Sawoo Sambit Bungkal Slahung Ngrayun 2,82 4,72 5,26 3,74 3,46 2,1 2,47 2,18 4,29 4,78 3,11 6,17 6,75 7,4 7,07 6,18 6,68 6,61 8,07 8,47 8,93 Semua kecamatan mengalami pertumbuhan yang positif. Kecamatan Ponorogo, Kauman dan Jetis merupakan kecamatan yang mengalami pertumbuhan paling tinggi pada tahun 2013, yaitu tumbuh masing-masing sebesar 8,93 persen, 8,47 persen dan 8,07 persen. Kecamatan Balong berada pada posisi keempat dengan pertumbuhan sebesar 7,40 persen, disusul dengan Kecamatan Siman yang tumbuh sebesar 7,07 persen. Indeks Disparitas Wilayah Kabupaten Ponorogo

45 Kecamatan yang megalami pertumbuhan ekonomi tinggi tersebut ratarata adalah kecamatan yang pilar perekonomiannya lebih banyak ditopang oleh sektor industri, jasa dan perdagangan, hotel serta restoran seperti Kecamatan Ponorogo, Kecamatan Kauman, Kecamatan Jetis dan Kecamatan Siman. Sementara Kecamatan Balong perekonomiannya banyak ditopang oleh sektor perdagangan dan sektor pertanian. Padahal secara umum kinerja sektor pertanian khususnya subsektor tanaman bahan makanan mengalami perlambatan, namun kinerja subsektor pertanian lainnya seperti subsektor peternakan dan subsektor perkebunan mampu mengurangi efek melambatnya kinerja subsektor tanaman bahan makanan di tahun Perbandingan Absolut Antar Kecamatan Salah satu alat yang digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan penduduk suatu wilayah kecamatan adalah PDRB Perkapita. Semakin besar PDRB Perkapita suatu kecamatan dan semakin rendah tingkat ketimpangannya maka dapat diartikan semakin baik tingkat kesejahteraan masyarakatnya. Tingkat ketimpangan dapat ditekan apabila pola pembagian dari pertumbuhan ekonomi bisa merata. Selain perbandingan relatif antar kecamatan, keterbandingan antar kecamatan juga bisa dilihat dari perbandingan absolutnya. Penyajian perbandingan absolut antar kecamatan ini dibagi menjadi empat kuadran, sehingga tampak penyebaran masing - masing kecamatan, melalui analisis ini diperoleh gambaran mengenai kecamatan yang mempunyai pertumbuhan ekonomi yang tinggi serta diikuti PDRB Perkapita yang tinggi atau sebaliknya. Indeks Disparitas Wilayah Kabupaten Ponorogo

46 Tabel 4.8 PDRB Perkapita, Pertumbuhan, Disparitas Antar Kecamatan dalam PKL Tahun 2013 Kecamatan Dalam PKL Disparitas PDRB Perkapita (Rp) Pertumbuhan Ekonomi (1) (2) (3) (4) Pusat Kegiatan Lokal (PKL) Ponorogo 0,3739 Siman ,06 7,07 Babadan ,90 6,75 Jenangan ,49 6,17 Ponorogo ,23 8,93 Pusat Kegiatan Lokal promosi (PKLp) Jetis 0,1647 Jetis ,48 8,07 Mlarak ,46 2,10 Bungkal ,57 6,68 Sambit ,96 4,78 Sawoo ,52 4,29 Pusat Kegiatan Lokal promosi (PKLp) Pulung 0,1482 Sooko ,54 2,18 Pulung ,83 2,47 Ngebel ,56 2,82 Pudak ,35 6,18 Pusat Kegiatan Lokal promosi (PKLp) Jambon 0,2101 Sampung ,20 5,26 Sukorejo ,79 4,72 Badegan ,18 3,74 Kauman ,15 8,47 Jambon ,30 3,46 Pusat Kegiatan Lokal promosi (PKLp) Slahung 0,1722 Balong ,24 7,40 Slahung ,63 6,61 Ngrayun ,21 3,11 Kab. Ponorogo ,66 5,67 0,2864 Secara rinci pengelompokan perbandingan absolut antar kecamatan dikelompokan menjadi empat kuadran, sebagai penjelasan sumbu vertikal menggambarkan tingkat pertumbuhan ekonomi sedangkan sumbu horisontal menggambarkan rata-rata PDRB Perkapita. Posisi masing-masing kecamatan pada salah satu kuadran tergantung pada PDRB Perkapita dan tingkat pertumbuhannya, adalah sebagai berikut : Indeks Disparitas Wilayah Kabupaten Ponorogo

47 Kuadran I Kuadran ini merupakan daerah maju dan tumbuh dengan pesat atau posisi kecamatan dengan nilai PDRB Perkapita dan tingkat pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dari pada Kabupaten Ponorogo. Wilayah yang berada di kuadran ini adalah Kecamatan Jetis, Kauman, dan Ponorogo. Kuadran II Kuadran ini merupakan daerah maju tapi tertekan atau posisi kecamatan dengan nilai PDRB Perkapita yang rendah daripada PDRB Perkapita Kabupaten Ponorogo, tetapi tingkat pertumbuhan ekonomi lebih tinggi daripada Kabupaten Ponorogo. Wilayah yang berada di kuadran ini adalah Kecamatan Slahung, Bungkal, Siman, Balong, Babadan, dan Jenangan. Kuadran III Kuadran ini merupakan daerah relatif lamban dengan posisi kecamatan nilai PDRB Perkapita dan tingkat pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah daripada Kabupaten Ponorogo. Wilayah yang berada di kuadran ini adalah Kecamatan Ngrayun, Sambit, Sawoo, Mlarak, Jambon dan Sukorejo.. Kuadran IV Kuadran ini merupakan daerah yang masih dapat berkembang dengan pesat atau posisi kecamatan dengan nilai PDRB Perkapita lebih tinggi daripada PDRB Perkapita Kabupaten Ponorogo, tetapi tingkat pertumbuhan ekonomi lebih rendah daripada Kabupaten Ponorogo. Wilayah yang berada pada kuadran ini adalah Kecamatan Sooko, Pudak, Pulung, Badegan, Sampung dan Ngebel. Indeks Disparitas Wilayah Kabupaten Ponorogo

48 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Ponorogo 5,67 Gambar 4.7 Perbandingan Absolut Antar Kecamatan di Kabupaten Ponorogo Dalam Kuadran Tahun 2013 Kecamatan Slahung Bungkal PDRB Perkapita (Rp.) KUADRAN II Daerah maju tapi tertekan Pert. Ekonomi (%) 6,61 Kecamatan PDRB Perkapita (Rp.) KUADRAN I Daerah maju dan tumbuh dengan pesat Pert. Ekonomi (%) 6,68 Jetis ,07 Siman ,07 Kauman ,47 Balong ,40 Ponorogo ,93 Babadan ,75 Jenangan ,17 PDRB Perkapita Rendah Pertumbuhan Ekonomi Tinggi PDRB Perkapita Tinggi Pertumbuhan Ekonomi Tinggi PDRB Perkapita Kabupaten Ponorogo Rp ,- KUADRAN III Daerah yang masih lamban KUADRAN IV Daerah yang masih dapat berkembang dengan pesat Ngrayun ,11 Sooko ,18 Sambit ,78 Pudak ,18 Sawoo ,29 Pulung ,47 Mlarak ,10 Badegan ,74 Jambon ,46 Sampung ,26 Sukorejo ,72 Ngebel ,82 PDRB Perkapita Rendah Pertumbuhan Ekonomi Rendah PDRB Perkapita Tinggi Pertumbuhan Ekonomi Rendah Indeks Disparitas Wilayah Kabupaten Ponorogo

49

50 Tabel 1. PDRB ADHB Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012 Per Kecamatan di Kabupaten Ponorogo (Juta Rupiah) Lapangan Usaha Ngrayun Slahung Bungkal Sambit 1. PERTANIAN , , , ,94 a. Tanaman Bahan Makanan , , , ,72 b. Tanaman Perkebunan , , , ,25 c. Peternakan dan Hasil-hasilnya , , , ,87 d. Kehutanan 427,65 318,22 182,40 160,48 e. Perikanan 22,50 329,40 758,48 450,61 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 191, , , ,78 a. Minyak dan Gas Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 b. Pertambangan tanpa Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 c. Penggalian 191, , , ,78 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 6.171, , , ,83 1. Makanan, Minuman dan Tembakau 1.250, , , ,33 2. Tekstil, Brg. Kulit & Alas kaki 214,58 429,16 107,29 643,73 3. Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya 270,04 319,64 314,13 909,31 4. Kertas dan Barang Cetakan 382,63 0,00 0, ,89 5. Pupuk, Kimia & Brg. dari Karet 3.532,67 0,00 0,00 273,23 6. Semen & Brg. Galian bukan logam 112,90 359, , ,53 7. Logam Dasar Besi & Baja 7,34 8,91 3,15 1,57 8. Alat Angk., Mesin & Peralatannya 0,00 0,00 0,00 0,00 9. Barang lainnya 400,47 210, ,27 200,24 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 6.381, , , ,09 a. Listrik 6.381, , , ,09 b. Gas 0,00 0,00 0,00 0,00 c. Air Bersih 0,00 200,25 18,05 0,00 5. BANGUNAN , , , ,73 6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN , , , ,20 a. Perdagangan Besar & Eceran , , , ,90 b. Hotel 0,00 0,00 0,00 0,00 c. Restoran , , , ,30 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI , , , ,56 a. Pengangkutan 5.144, , , ,60 1. Angkutan Rel 0,00 0,00 0,00 0,00 2. Angkutan Jalan Raya 4.888, , , ,86 3. Angkutan Laut 0,00 0,00 0,00 0,00 4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 0,00 0,00 0,00 0,00 5. Angkutan Udara 0,00 0,00 0,00 0,00 6. Jasa Penunjang Angkutan 256,52 663,30 883, ,74 b. Komunikasi , , , ,96 1. Pos dan Telekomunikasi , , , ,12 2. Jasa Penunjang Komunikasi 92,28 295,30 184,56 276,84 8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH , , , ,53 a. Bank 2.368, , , ,64 b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 742, , , ,33 c. Jasa Penunjang Keuangan 0,00 0,00 0,00 0,00 d. Sewa Bangunan , , , ,26 e. Jasa Perusahaan 2.383, , , ,30 9. JASA-JASA , , , ,87 a. Pemerintahan Umum , , , ,95 b. Swasta , , , ,92 1. Sosial Kemasyarakatan 5.783, , , ,00 2. Hiburan & Rekreasi 906, ,08 963, ,07 3. Perorangan & Rumahtangga , , , ,85 PDRB , , , ,53 Indeks Disparitas Wilayah Kabupaten Ponorogo

51 Lanjutan Tabel 1 Lapangan Usaha Sawoo Sooko Pudak Pulung 1. PERTANIAN , , , ,59 a. Tanaman Bahan Makanan , , , ,31 b. Tanaman Perkebunan 9.798, , , ,78 c. Peternakan dan Hasil-hasilnya , , , ,33 d. Kehutanan 343,64 91,24 54,37 214,10 e. Perikanan 215,47 978,03 429, ,08 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN ,39 0,00 143, ,12 a. Minyak dan Gas Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 b. Pertambangan tanpa Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 c. Penggalian ,39 0,00 143, ,12 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 4.367, , , ,18 1. Makanan, Minuman dan Tembakau 2.090, ,98 293, ,22 2. Tekstil, Brg. Kulit & Alas kaki 0,00 0,00 0,00 858,31 3. Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya 159,82 66,13 66,13 187,37 4. Kertas dan Barang Cetakan 0,00 0,00 0,00 765,26 5. Pupuk, Kimia & Brg. dari Karet 642,30 642, , ,90 6. Semen & Brg. Galian bukan logam 331,64 70,56 31,75 730,31 7. Logam Dasar Besi & Baja 22,02 2,10 0,52 15,21 8. Alat Angk., Mesin & Peralatannya 0,00 0,00 0,00 0,00 9. Barang lainnya 1.121,33 475,56 80, ,60 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 6.962, , , ,57 a. Listrik 6.704, , , ,80 b. Gas 0,00 0,00 0,00 0,00 c. Air Bersih 258,51 374,23 0, ,77 5. BANGUNAN 3.245, , , ,60 6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN , , , ,07 a. Perdagangan Besar & Eceran , , , ,88 b. Hotel 0,00 0,00 0,00 0,00 c. Restoran , ,28 851, ,19 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI , , , ,19 a. Pengangkutan , , , ,16 1. Angkutan Rel 0,00 0,00 0,00 0,00 2. Angkutan Jalan Raya , , , ,34 3. Angkutan Laut 0,00 0,00 0,00 0,00 4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 0,00 0,00 0,00 0,00 5. Angkutan Udara 0,00 0,00 0,00 0,00 6. Jasa Penunjang Angkutan 637,64 483,91 216, ,82 b. Komunikasi , , , ,04 1. Pos dan Telekomunikasi , , , ,56 2. Jasa Penunjang Komunikasi 203,02 129,19 92,28 221,47 8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH , , , ,01 a. Bank 7.105, ,64 0, ,57 b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 4.604, ,34 445, ,19 c. Jasa Penunjang Keuangan 0,00 0,00 0,00 0,00 d. Sewa Bangunan , , , ,22 e. Jasa Perusahaan 5.702, ,66 595, ,03 9. JASA-JASA , , , ,79 a. Pemerintahan Umum , , , ,45 b. Swasta , , , ,34 1. Sosial Kemasyarakatan 7.071, , , ,75 2. Hiburan & Rekreasi 1.800,94 620,65 392, ,55 3. Perorangan & Rumahtangga , , , ,04 PDRB , , , ,13 Indeks Disparitas Wilayah Kabupaten Ponorogo

52 Lanjutan Tabel 1 Lapangan Usaha Mlarak Siman Jetis Balong 1. PERTANIAN , , , ,85 a. Tanaman Bahan Makanan , , , ,95 b. Tanaman Perkebunan 3.954, , , ,81 c. Peternakan dan Hasil-hasilnya , , , ,19 d. Kehutanan 82,99 127,82 31,67 211,48 e. Perikanan 930, ,65 429,22 942,43 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 302,49 827,86 286,57 557,21 a. Minyak dan Gas Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 b. Pertambangan tanpa Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 c. Penggalian 302,49 827,86 286,57 557,21 3. INDUSTRI PENGOLAHAN , , , ,01 1. Makanan, Minuman dan Tembakau 630, , , ,42 2. Tekstil, Brg. Kulit & Alas kaki 7.356,63 321, ,91 965,60 3. Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya 49,60 270,04 11,02 203,91 4. Kertas dan Barang Cetakan , , ,89 382,63 5. Pupuk, Kimia & Brg. dari Karet 642, ,91 963,45 0,00 6. Semen & Brg. Galian bukan logam 208, ,35 81,15 169,35 7. Logam Dasar Besi & Baja 1,05 1,05 0,52 9,44 8. Alat Angk., Mesin & Peralatannya 0,00 0,00 0,00 0,00 9. Barang lainnya 2.452,90 35,04 215, ,67 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 4.717, , , ,99 a. Listrik 3.823, , , ,31 b. Gas 0,00 0,00 0,00 0,00 c. Air Bersih 893,72 136,58 54,16 225,69 5. BANGUNAN 2.793, , , ,07 6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN , , , ,27 a. Perdagangan Besar & Eceran , , , ,21 b. Hotel 0,00 0,00 0,00 0,00 c. Restoran , , , ,06 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI , , , ,21 a. Pengangkutan , , , ,17 1. Angkutan Rel 0,00 0,00 0,00 0,00 2. Angkutan Jalan Raya , , , ,65 3. Angkutan Laut 0,00 0,00 0,00 0,00 4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 0,00 0,00 0,00 0,00 5. Angkutan Udara 0,00 0,00 0,00 0,00 6. Jasa Penunjang Angkutan 597,33 685,28 591,65 868,51 b. Komunikasi 6.985, , , ,05 1. Pos dan Telekomunikasi 6.800, , , ,94 2. Jasa Penunjang Komunikasi 184,56 184,56 276,84 166,11 8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH , , , ,96 a. Bank 2.368, , , ,21 b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 2.524, , , ,51 c. Jasa Penunjang Keuangan 0,00 0,00 0,00 0,00 d. Sewa Bangunan , , , ,84 e. Jasa Perusahaan 3.873, , , ,40 9. JASA-JASA , , , ,20 a. Pemerintahan Umum , , , ,00 b. Swasta , , , ,19 1. Sosial Kemasyarakatan , , , ,89 2. Hiburan & Rekreasi 1.336, , , ,47 3. Perorangan & Rumahtangga 8.523, , , ,83 PDRB , , , ,79 Indeks Disparitas Wilayah Kabupaten Ponorogo

53 Lanjutan Tabel 1 Lapangan Usaha Kauman Jambon Badegan Sampung 1. PERTANIAN , , , ,60 a. Tanaman Bahan Makanan , , , ,57 b. Tanaman Perkebunan 6.341, , , ,65 c. Peternakan dan Hasil-hasilnya , , , ,32 d. Kehutanan 159,24 214,93 195,75 288,58 e. Perikanan 784,78 356,79 314,45 571,48 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN , , , ,16 a. Minyak dan Gas Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 b. Pertambangan tanpa Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 c. Penggalian , , , ,16 3. INDUSTRI PENGOLAHAN , , , ,02 1. Makanan, Minuman dan Tembakau , , , ,68 2. Tekstil, Brg. Kulit & Alas kaki 6.651,91 214,58 0, ,89 3. Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya 1.212,41 44,09 192, ,06 4. Kertas dan Barang Cetakan 0,00 0,00 0, ,15 5. Pupuk, Kimia & Brg. dari Karet 1.284,61 321,15 0,00 321,15 6. Semen & Brg. Galian bukan logam 1.566,47 493,93 532, ,14 7. Logam Dasar Besi & Baja 6,29 1,57 3,15 4,20 8. Alat Angk., Mesin & Peralatannya 0,00 0,00 0,00 0,00 9. Barang lainnya 670,79 280,33 335, ,77 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 5.317, , , ,90 a. Listrik 5.071, , , ,46 b. Gas 0,00 0,00 0,00 0,00 c. Air Bersih 245,38 0,00 759,95 771,44 5. BANGUNAN 2.907, , , ,67 6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN , , , ,50 a. Perdagangan Besar & Eceran , , , ,24 b. Hotel 0,00 0,00 0,00 0,00 c. Restoran , , , ,26 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI , , , ,35 a. Pengangkutan , , , ,13 1. Angkutan Rel 0,00 0,00 0,00 0,00 2. Angkutan Jalan Raya , , , ,82 3. Angkutan Laut 0,00 0,00 0,00 0,00 4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 0,00 0,00 0,00 0,00 5. Angkutan Udara 0,00 0,00 0,00 0,00 6. Jasa Penunjang Angkutan 707,27 395,78 601,00 804,31 b. Komunikasi 7.823, , , ,22 1. Pos dan Telekomunikasi 7.601, , , ,93 2. Jasa Penunjang Komunikasi 221,47 92,28 276,84 92,28 8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH , , , ,67 a. Bank , , , ,64 b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 8.812, , , ,57 c. Jasa Penunjang Keuangan 292,20 0,00 0,00 0,00 d. Sewa Bangunan , , , ,38 e. Jasa Perusahaan 7.221, , , ,08 9. JASA-JASA , , , ,95 a. Pemerintahan Umum , , , ,15 b. Swasta , , , ,80 1. Sosial Kemasyarakatan 6.761, , , ,48 2. Hiburan & Rekreasi 1.328, ,59 864, ,81 3. Perorangan & Rumahtangga , , , ,51 PDRB , , , ,82 Indeks Disparitas Wilayah Kabupaten Ponorogo

54 Lanjutan Tabel 1 Lapangan Usaha Sukorejo Ponorogo Babadan Jenangan 1. PERTANIAN , , , ,88 a. Tanaman Bahan Makanan , , , ,77 b. Tanaman Perkebunan 9.159, , , ,87 c. Peternakan dan Hasil-hasilnya , , , ,50 d. Kehutanan 193,49 15,34 60,72 173,43 e. Perikanan 1.351,23 850, , ,32 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 1.799,01 413, , ,58 a. Minyak dan Gas Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 b. Pertambangan tanpa Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 c. Penggalian 1.799,01 413, , ,58 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 9.567, , , ,65 1. Makanan, Minuman dan Tembakau 4.884, , , ,34 2. Tekstil, Brg. Kulit & Alas kaki 2.467, , , ,20 3. Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya 297, , , ,54 4. Kertas dan Barang Cetakan 382, , , ,72 5. Pupuk, Kimia & Brg. dari Karet 1.284, ,22 321,15 0,00 6. Semen & Brg. Galian bukan logam 158,76 793,82 910, ,66 7. Logam Dasar Besi & Baja 1,57 3,15 5,24 2,88 8. Alat Angk., Mesin & Peralatannya 0, ,96 0,00 0,00 9. Barang lainnya 90,11 625, ,54 260,31 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 6.297, , , ,90 a. Listrik 6.297, , , ,88 b. Gas 0,00 0,00 0,00 0,00 c. Air Bersih 0, ,21 493, ,02 5. BANGUNAN 6.362, , , ,35 6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN , , , ,76 a. Perdagangan Besar & Eceran , , , ,76 b. Hotel 0, ,89 0,00 0,00 c. Restoran , , , ,00 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI , , , ,41 a. Pengangkutan , , , ,73 1. Angkutan Rel 0,00 0,00 0,00 0,00 2. Angkutan Jalan Raya , , , ,19 3. Angkutan Laut 0,00 0,00 0,00 0,00 4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 0,00 0,00 0,00 0,00 5. Angkutan Udara 0,00 0,00 0,00 0,00 6. Jasa Penunjang Angkutan 1.004, ,50 697, ,54 b. Komunikasi 9.568, , , ,68 1. Pos dan Telekomunikasi 9.273, , , ,73 2. Jasa Penunjang Komunikasi 295, ,67 276,84 442,95 8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH , , , ,71 a. Bank 2.368, , , ,28 b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 5.198, , , ,39 c. Jasa Penunjang Keuangan 0, ,42 584,41 0,00 d. Sewa Bangunan , , , ,01 e. Jasa Perusahaan 4.171, , , ,03 9. JASA-JASA , , , ,74 a. Pemerintahan Umum , , , ,67 b. Swasta , , , ,07 1. Sosial Kemasyarakatan 9.781, , , ,54 2. Hiburan & Rekreasi 1.325, , , ,71 3. Perorangan & Rumahtangga , , , ,82 PDRB , , , ,98 Indeks Disparitas Wilayah Kabupaten Ponorogo

55 Lanjutan Tabel 1 Lapangan Usaha Ngebel Kab. Ponorogo 1. PERTANIAN , ,15 a. Tanaman Bahan Makanan , ,28 b. Tanaman Perkebunan , ,11 c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 8.398, ,51 d. Kehutanan 156, ,46 e. Perikanan 1.150, ,78 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN , ,18 a. Minyak dan Gas Bumi 0,00 0,00 b. Pertambangan tanpa Migas 0,00 0,00 c. Penggalian , ,18 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 5.000, ,55 1. Makanan, Minuman dan Tembakau 346, ,83 2. Tekstil, Brg. Kulit & Alas kaki 751, ,53 3. Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya 490, ,82 4. Kertas dan Barang Cetakan 0, ,95 5. Pupuk, Kimia & Brg. dari Karet 3.211, ,54 6. Semen & Brg. Galian bukan logam 35, ,12 7. Logam Dasar Besi & Baja 0,00 100,95 8. Alat Angk., Mesin & Peralatannya 0, ,96 9. Barang lainnya 165, ,86 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 2.291, ,46 a. Listrik 2.291, ,27 b. Gas 0,00 0,00 c. Air Bersih 0, ,19 5. BANGUNAN 5.571, ,32 6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN , ,75 a. Perdagangan Besar & Eceran , ,90 b. Hotel 1.363, ,63 c. Restoran , ,21 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI , ,73 a. Pengangkutan 8.321, ,45 1. Angkutan Rel 0,00 0,00 2. Angkutan Jalan Raya 7.891, ,73 3. Angkutan Laut 0,00 0,00 4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 0,00 0,00 5. Angkutan Udara 0,00 0,00 6. Jasa Penunjang Angkutan 430, ,72 b. Komunikasi 3.627, ,28 1. Pos dan Telekomunikasi 3.572, ,23 2. Jasa Penunjang Komunikasi 55, ,05 8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH , ,39 a. Bank 0, ,86 b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 1.039, ,82 c. Jasa Penunjang Keuangan 0, ,03 d. Sewa Bangunan 7.967, ,19 e. Jasa Perusahaan 2.681, ,50 9. JASA-JASA , ,55 a. Pemerintahan Umum , ,06 b. Swasta , ,48 1. Sosial Kemasyarakatan 2.731, ,53 2. Hiburan & Rekreasi 502, ,11 3. Perorangan & Rumahtangga 7.447, ,85 PDRB , ,08 Indeks Disparitas Wilayah Kabupaten Ponorogo

56 Tabel 2. PDRB ADHK Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012 Per Kecamatan di Kabupaten Ponorogo (Juta Rupiah) Lapangan Usaha Ngrayun Slahung Bungkal Sambit 1. PERTANIAN , , , ,33 a. Tanaman Bahan Makanan , , , ,57 b. Tanaman Perkebunan , , , ,41 c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 7.093, , , ,28 d. Kehutanan 167,67 124,77 71,52 62,92 e. Perikanan 9,60 140,47 323,45 192,16 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 86,19 660, , ,75 a. Minyak dan Gas Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 b. Pertambangan tanpa Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 c. Penggalian 86,19 660, , ,75 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 2.471, , , ,78 1. Makanan, Minuman dan Tembakau 428, ,24 700,18 345,44 2. Tekstil, Brg. Kulit & Alas kaki 78,04 156,09 39,02 234,13 3. Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya 101,98 120,71 118,63 343,40 4. Kertas dan Barang Cetakan 144,93 0,00 0,00 434,79 5. Pupuk, Kimia & Brg. dari Karet 1.497,33 0,00 0,00 115,81 6. Semen & Brg. Galian bukan logam 41,94 133,67 515, ,84 7. Logam Dasar Besi & Baja 3,39 4,12 1,45 0,73 8. Alat Angk., Mesin & Peralatannya 0,00 0,00 0,00 0,00 9. Barang lainnya 175,28 92,02 468,88 87,64 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 3.485, , , ,59 a. Listrik 3.485, , , ,59 b. Gas 0,00 0,00 0,00 0,00 c. Air Bersih 0,00 74,98 6,76 0,00 5. BANGUNAN 6.480, , , ,52 6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN , , , ,10 a. Perdagangan Besar & Eceran , , , ,46 b. Hotel 0,00 0,00 0,00 0,00 c. Restoran 4.275, , , ,63 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 7.183, , , ,42 a. Pengangkutan 1.931, , , ,32 1. Angkutan Rel 0,00 0,00 0,00 0,00 2. Angkutan Jalan Raya 1.816, , , ,87 3. Angkutan Laut 0,00 0,00 0,00 0,00 4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 0,00 0,00 0,00 0,00 5. Angkutan Udara 0,00 0,00 0,00 0,00 6. Jasa Penunjang Angkutan 114,52 296,13 394,29 474,46 b. Komunikasi 5.252, , , ,09 1. Pos dan Telekomunikasi 5.204, , , ,87 2. Jasa Penunjang Komunikasi 47,74 152,77 95,48 143,22 8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH , , , ,73 a. Bank 970, ,25 970,63 970,63 b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 296, , , ,33 c. Jasa Penunjang Keuangan 0,00 0,00 0,00 0,00 d. Sewa Bangunan 6.673, , , ,14 e. Jasa Perusahaan 1.071, , , ,64 9. JASA-JASA , , , ,65 a. Pemerintahan Umum , , , ,47 b. Swasta 8.312, , , ,18 1. Sosial Kemasyarakatan 2.717, , , ,77 2. Hiburan & Rekreasi 438,61 655,50 466,02 675,82 3. Perorangan & Rumahtangga 5.156, , , ,59 PDRB , , , ,86 Indeks Disparitas Wilayah Kabupaten Ponorogo

57 Lanjutan Tabel 2 Lapangan Usaha Sawoo Sooko Pudak Pulung 1. PERTANIAN , , , ,43 a. Tanaman Bahan Makanan , , , ,26 b. Tanaman Perkebunan 3.915, , , ,59 c. Peternakan dan Hasil-hasilnya , , , ,69 d. Kehutanan 134,73 35,77 21,32 83,94 e. Perikanan 91,89 417,08 183,00 620,95 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 6.823,47 0,00 64, ,78 a. Minyak dan Gas Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 b. Pertambangan tanpa Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 c. Penggalian 6.823,47 0,00 64, ,78 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 1.673, , , ,08 1. Makanan, Minuman dan Tembakau 716,93 537,70 100,50 577,90 2. Tekstil, Brg. Kulit & Alas kaki 0,00 0,00 0,00 312,17 3. Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya 60,36 24,97 24,97 70,76 4. Kertas dan Barang Cetakan 0,00 0,00 0,00 289,86 5. Pupuk, Kimia & Brg. dari Karet 272,24 272,24 952, ,52 6. Semen & Brg. Galian bukan logam 123,19 26,21 11,79 271,28 7. Logam Dasar Besi & Baja 10,17 0,97 0,24 7,03 8. Alat Angk., Mesin & Peralatannya 0,00 0,00 0,00 0,00 9. Barang lainnya 490,79 208,15 35,06 591,57 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 3.758, ,41 558, ,90 a. Listrik 3.661, ,29 558, ,49 b. Gas 0,00 0,00 0,00 0,00 c. Air Bersih 96,80 140,13 0,00 766,41 5. BANGUNAN 1.267, ,65 749, ,40 6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN , , , ,76 a. Perdagangan Besar & Eceran , , , ,86 b. Hotel 0,00 0,00 0,00 0,00 c. Restoran 5.386, ,30 299, ,90 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI , , , ,90 a. Pengangkutan 4.800, , , ,47 1. Angkutan Rel 0,00 0,00 0,00 0,00 2. Angkutan Jalan Raya 4.516, , , ,46 3. Angkutan Laut 0,00 0,00 0,00 0,00 4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 0,00 0,00 0,00 0,00 5. Angkutan Udara 0,00 0,00 0,00 0,00 6. Jasa Penunjang Angkutan 284,67 216,04 96,53 516,01 b. Komunikasi 5.248, ,44 884, ,43 1. Pos dan Telekomunikasi 5.143, ,61 837, ,85 2. Jasa Penunjang Komunikasi 105,03 66,84 47,74 114,57 8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH , , , ,83 a. Bank 2.911,88 970,63 0, ,50 b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 1.840, ,49 178, ,17 c. Jasa Penunjang Keuangan 0,00 0,00 0,00 0,00 d. Sewa Bangunan 8.117, , , ,38 e. Jasa Perusahaan 2.563, ,28 267, ,79 9. JASA-JASA , , , ,02 a. Pemerintahan Umum 7.589, , , ,09 b. Swasta 8.415, , , ,94 1. Sosial Kemasyarakatan 3.322, ,01 822, ,91 2. Hiburan & Rekreasi 871,18 300,23 189,74 699,75 3. Perorangan & Rumahtangga 4.221, , , ,28 PDRB , , , ,11 Indeks Disparitas Wilayah Kabupaten Ponorogo

58 Lanjutan Tabel 2 Lapangan Usaha Mlarak Siman Jetis Balong 1. PERTANIAN , , , ,63 a. Tanaman Bahan Makanan , , , ,28 b. Tanaman Perkebunan 1.580, , , ,65 c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 5.538, , , ,88 d. Kehutanan 32,54 50,12 12,42 82,91 e. Perikanan 396,91 450,61 183,04 401,90 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 136,47 373,50 129,29 251,39 a. Minyak dan Gas Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 b. Pertambangan tanpa Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 c. Penggalian 136,47 373,50 129,29 251,39 3. INDUSTRI PENGOLAHAN , , , ,42 1. Makanan, Minuman dan Tembakau 216, , , ,16 2. Tekstil, Brg. Kulit & Alas kaki 2.675,63 117,06 663,36 351,19 3. Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya 18,73 101,98 4,16 77,01 4. Kertas dan Barang Cetakan 7.363, ,28 434,79 144,93 5. Pupuk, Kimia & Brg. dari Karet 272,24 816,73 408,36 0,00 6. Semen & Brg. Galian bukan logam 77,32 459,99 30,14 62,90 7. Logam Dasar Besi & Baja 0,48 0,48 0,24 4,36 8. Alat Angk., Mesin & Peralatannya 0,00 0,00 0,00 0,00 9. Barang lainnya 1.073,60 15,34 94,21 617,87 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 2.422, , , ,56 a. Listrik 2.088, , , ,06 b. Gas 0,00 0,00 0,00 0,00 c. Air Bersih 334,65 51,14 20,28 84,51 5. BANGUNAN 1.090, , , ,41 6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN , , , ,98 a. Perdagangan Besar & Eceran , , , ,56 b. Hotel 0,00 0,00 0,00 0,00 c. Restoran 4.189, , , ,41 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 8.012, , , ,02 a. Pengangkutan 4.497, , , ,01 1. Angkutan Rel 0,00 0,00 0,00 0,00 2. Angkutan Jalan Raya 4.230, , , ,27 3. Angkutan Laut 0,00 0,00 0,00 0,00 4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 0,00 0,00 0,00 0,00 5. Angkutan Udara 0,00 0,00 0,00 0,00 6. Jasa Penunjang Angkutan 266,68 305,94 264,14 387,75 b. Komunikasi 3.515, , , ,01 1. Pos dan Telekomunikasi 3.420, , , ,08 2. Jasa Penunjang Komunikasi 95,48 95,48 143,22 85,93 8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH , , , ,33 a. Bank 970, , , ,13 b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 1.009, , , ,92 c. Jasa Penunjang Keuangan 0,00 0,00 0,00 0,00 d. Sewa Bangunan 3.940, , , ,93 e. Jasa Perusahaan 1.741, , , ,35 9. JASA-JASA , , , ,07 a. Pemerintahan Umum 6.086, , , ,75 b. Swasta , , , ,32 1. Sosial Kemasyarakatan 6.322, , , ,55 2. Hiburan & Rekreasi 646,57 624,39 583,99 563,79 3. Perorangan & Rumahtangga 3.105, , , ,98 PDRB , , , ,81 Indeks Disparitas Wilayah Kabupaten Ponorogo

59 Lanjutan Tabel 2 Lapangan Usaha Kauman Jambon Badegan Sampung 1. PERTANIAN , , , ,64 a. Tanaman Bahan Makanan , , , ,22 b. Tanaman Perkebunan 2.533, , , ,37 c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 6.445, , , ,20 d. Kehutanan 62,43 84,27 76,75 113,15 e. Perikanan 334,67 152,15 134,10 243,71 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 5.839,45 452, , ,93 a. Minyak dan Gas Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 b. Pertambangan tanpa Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 c. Penggalian 5.839,45 452, , ,93 3. INDUSTRI PENGOLAHAN , ,74 991, ,95 1. Makanan, Minuman dan Tembakau ,49 670,03 572, ,31 2. Tekstil, Brg. Kulit & Alas kaki 2.419,32 78,04 0,00 390,21 3. Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya 457,87 16,65 72, ,74 4. Kertas dan Barang Cetakan 0,00 0,00 0,00 724,64 5. Pupuk, Kimia & Brg. dari Karet 544,49 136,12 0,00 136,12 6. Semen & Brg. Galian bukan logam 581,87 183,47 197, ,06 7. Logam Dasar Besi & Baja 2,91 0,73 1,45 1,94 8. Alat Angk., Mesin & Peralatannya 0,00 0,00 0,00 0,00 9. Barang lainnya 293,60 122,70 146,80 652,92 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 2.862, , , ,90 a. Listrik 2.770, , , ,04 b. Gas 0,00 0,00 0,00 0,00 c. Air Bersih 91,88 0,00 284,56 288,86 5. BANGUNAN 1.135,22 459, , ,40 6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN , , , ,54 a. Perdagangan Besar & Eceran , , , ,40 b. Hotel 0,00 0,00 0,00 0,00 c. Restoran , , , ,14 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 9.262, , , ,54 a. Pengangkutan 5.325, , , ,39 1. Angkutan Rel 0,00 0,00 0,00 0,00 2. Angkutan Jalan Raya 5.009, , , ,31 3. Angkutan Laut 0,00 0,00 0,00 0,00 4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 0,00 0,00 0,00 0,00 5. Angkutan Udara 0,00 0,00 0,00 0,00 6. Jasa Penunjang Angkutan 315,76 176,69 268,31 359,08 b. Komunikasi 3.937, , , ,15 1. Pos dan Telekomunikasi 3.822, , , ,41 2. Jasa Penunjang Komunikasi 114,57 47,74 143,22 47,74 8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH , , , ,54 a. Bank 6.794,38 970, ,88 970,63 b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 3.522, , , ,82 c. Jasa Penunjang Keuangan 129,59 0,00 0,00 0,00 d. Sewa Bangunan 4.826, , , ,09 e. Jasa Perusahaan 3.246, , , ,01 9. JASA-JASA , , , ,95 a. Pemerintahan Umum 7.190, , , ,52 b. Swasta , , , ,43 1. Sosial Kemasyarakatan 3.177, , , ,87 2. Hiburan & Rekreasi 642,75 694,45 418,35 493,81 3. Perorangan & Rumahtangga 9.769, , , ,76 PDRB , , , ,40 Indeks Disparitas Wilayah Kabupaten Ponorogo

60 Lanjutan Tabel 2 Lapangan Usaha Sukorejo Ponorogo Babadan Jenangan 1. PERTANIAN , , , ,76 a. Tanaman Bahan Makanan , , , ,41 b. Tanaman Perkebunan 3.659, , , ,58 c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 4.907, , , ,02 d. Kehutanan 75,86 6,02 23,81 68,00 e. Perikanan 576,23 362,50 481,96 509,74 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 811,63 186, , ,16 a. Minyak dan Gas Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 b. Pertambangan tanpa Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 c. Penggalian 811,63 186, , ,16 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 3.473, , , ,33 1. Makanan, Minuman dan Tembakau 1.675, , ,84 837,53 2. Tekstil, Brg. Kulit & Alas kaki 897, , ,61 702,38 3. Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya 112, ,33 466, ,73 4. Kertas dan Barang Cetakan 144, ,53 869, ,96 5. Pupuk, Kimia & Brg. dari Karet 544, ,20 136,12 0,00 6. Semen & Brg. Galian bukan logam 58,97 294,87 338,11 567,45 7. Logam Dasar Besi & Baja 0,73 1,45 2,42 1,33 8. Alat Angk., Mesin & Peralatannya 0,00 727,21 0,00 0,00 9. Barang lainnya 39,44 273, ,60 113,93 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 3.439, , , ,48 a. Listrik 3.439, , , ,32 b. Gas 0,00 0,00 0,00 0,00 c. Air Bersih 0, ,59 184,69 663,15 5. BANGUNAN 2.484, , ,76 632,61 6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN , , , ,38 a. Perdagangan Besar & Eceran , , , ,33 b. Hotel 0, ,11 0,00 0,00 c. Restoran , , , ,05 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI , , , ,49 a. Pengangkutan 7.559, , , ,06 1. Angkutan Rel 0,00 0,00 0,00 0,00 2. Angkutan Jalan Raya 7.111, , , ,24 3. Angkutan Laut 0,00 0,00 0,00 0,00 4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 0,00 0,00 0,00 0,00 5. Angkutan Udara 0,00 0,00 0,00 0,00 6. Jasa Penunjang Angkutan 448, ,91 311,37 524,81 b. Komunikasi 4.816, , , ,44 1. Pos dan Telekomunikasi 4.663, , , ,29 2. Jasa Penunjang Komunikasi 152,77 725,64 143,22 229,15 8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH , , , ,52 a. Bank 970, , , ,25 b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 2.077, , , ,95 c. Jasa Penunjang Keuangan 0,00 907,12 259,18 0,00 d. Sewa Bangunan 8.562, , , ,15 e. Jasa Perusahaan 1.875, , , ,17 9. JASA-JASA , , , ,75 a. Pemerintahan Umum 9.061, , , ,43 b. Swasta , , , ,33 1. Sosial Kemasyarakatan 4.596, , , ,69 2. Hiburan & Rekreasi 641, ,85 992,72 946,54 3. Perorangan & Rumahtangga 6.754, , , ,10 PDRB , , , ,47 Indeks Disparitas Wilayah Kabupaten Ponorogo

61 Lanjutan Tabel 2 Lapangan Usaha Ngebel Kab. Ponorogo 1. PERTANIAN , ,59 a. Tanaman Bahan Makanan , ,93 b. Tanaman Perkebunan 7.924, ,70 c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 3.225, ,63 d. Kehutanan 61, ,43 e. Perikanan 490, ,90 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 6.464, ,43 a. Minyak dan Gas Bumi 0,00 0,00 b. Pertambangan tanpa Migas 0,00 0,00 c. Penggalian 6.464, ,43 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 2.023, ,42 1. Makanan, Minuman dan Tembakau 118, ,68 2. Tekstil, Brg. Kulit & Alas kaki 273, ,65 3. Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya 185, ,01 4. Kertas dan Barang Cetakan 0, ,49 5. Pupuk, Kimia & Brg. dari Karet 1.361, ,07 6. Semen & Brg. Galian bukan logam 13, ,11 7. Logam Dasar Besi & Baja 0,00 46,63 8. Alat Angk., Mesin & Peralatannya 0,00 727,21 9. Barang lainnya 72, ,56 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 1.251, ,90 a. Listrik 1.251, ,51 b. Gas 0,00 0,00 c. Air Bersih 0, ,39 5. BANGUNAN 2.175, ,73 6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN , ,83 a. Perdagangan Besar & Eceran , ,80 b. Hotel 607, ,26 c. Restoran 9.533, ,77 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 4.950, ,68 a. Pengangkutan 3.125, ,09 1. Angkutan Rel 0,00 0,00 2. Angkutan Jalan Raya 2.932, ,44 3. Angkutan Laut 0,00 0,00 4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 0,00 0,00 5. Angkutan Udara 0,00 0,00 6. Jasa Penunjang Angkutan 192, ,65 b. Komunikasi 1.825, ,59 1. Pos dan Telekomunikasi 1.796, ,42 2. Jasa Penunjang Komunikasi 28, ,17 8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH , ,40 a. Bank 0, ,91 b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 415, ,84 c. Jasa Penunjang Keuangan 0, ,89 d. Sewa Bangunan 2.929, ,07 e. Jasa Perusahaan 1.205, ,69 9. JASA-JASA , ,47 a. Pemerintahan Umum 6.157, ,81 b. Swasta 4.240, ,66 1. Sosial Kemasyarakatan 1.283, ,16 2. Hiburan & Rekreasi 243, ,33 3. Perorangan & Rumahtangga 2.713, ,17 PDRB , ,45 Indeks Disparitas Wilayah Kabupaten Ponorogo

62 Tabel 3. PDRB ADHB Menurut Lapangan Usaha Tahun 2013 Per Kecamatan di Kabupaten Ponorogo (Juta Rupiah) Lapangan Usaha Ngrayun Slahung Bungkal Sambit 1. PERTANIAN , , , ,05 a. Tanaman Bahan Makanan , , , ,92 b. Tanaman Perkebunan , , , ,62 c. Peternakan dan Hasil-hasilnya , , , ,03 d. Kehutanan 494,71 359,29 207,73 183,71 e. Perikanan 25,79 362,56 832,12 489,76 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 189, , , ,66 a. Minyak dan Gas Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 b. Pertambangan tanpa Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 c. Penggalian 189, , , ,66 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 6.730, , , ,02 1. Makanan, Minuman dan Tembakau 1.442, , , ,19 2. Tekstil, Brg. Kulit & Alas kaki 236,42 472,85 118,21 712,91 3. Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya 307,55 356,27 352, ,53 4. Kertas dan Barang Cetakan 420,65 234,99 234, ,95 5. Pupuk, Kimia & Brg. dari Karet 3.748,08 0,00 0,00 295,09 6. Semen & Brg. Galian bukan logam 128,40 398, , ,12 7. Logam Dasar Besi & Baja 7,72 9,38 3,31 1,57 8. Alat Angk., Mesin & Peralatannya 0,00 0,00 0,00 0,00 9. Barang lainnya 438,40 230, ,83 216,66 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 6.892, , , ,83 a. Listrik 6.892, , , ,83 b. Gas 0,00 0,00 0,00 0,00 c. Air Bersih 0,00 207,84 18,51 0,00 5. BANGUNAN , , , ,77 6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN , , , ,78 a. Perdagangan Besar & Eceran , , , ,19 b. Hotel 0,00 0,00 0,00 0,00 c. Restoran , , , ,59 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI , , , ,50 a. Pengangkutan 5.885, , , ,48 1. Angkutan Rel 0,00 0,00 0,00 0,00 2. Angkutan Jalan Raya 5.591, , , ,05 3. Angkutan Laut 0,00 0,00 0,00 0,00 4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 0,00 0,00 0,00 0,00 5. Angkutan Udara 0,00 0,00 0,00 0,00 6. Jasa Penunjang Angkutan 294,31 762,88 987, ,43 b. Komunikasi , , , ,02 1. Pos dan Telekomunikasi , , , ,57 2. Jasa Penunjang Komunikasi 101,10 328,06 202,21 313,45 8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH , , , ,08 a. Bank 2.777, , , ,32 b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 853, , , ,82 c. Jasa Penunjang Keuangan 0,00 0,00 0,00 0,00 d. Sewa Bangunan , , , ,80 e. Jasa Perusahaan 2.584, , , ,14 9. JASA-JASA , , , ,33 a. Pemerintahan Umum , , , ,51 b. Swasta , , , ,81 1. Sosial Kemasyarakatan 6.491, , , ,45 2. Hiburan & Rekreasi 1.051, , , ,21 3. Perorangan & Rumahtangga , , , ,15 PDRB , , , ,02 Indeks Disparitas Wilayah Kabupaten Ponorogo

63 Lanjutan Tabel 3 Lapangan Usaha Sawoo Sooko Pudak Pulung 1. PERTANIAN , , , ,92 a. Tanaman Bahan Makanan , , , ,11 b. Tanaman Perkebunan , , , ,76 c. Peternakan dan Hasil-hasilnya , , , ,64 d. Kehutanan 395,31 106,41 62,21 249,34 e. Perikanan 228, ,07 442, ,08 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN ,73 0,00 161, ,97 a. Minyak dan Gas Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 b. Pertambangan tanpa Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 c. Penggalian ,73 0,00 161, ,97 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 5.517, , , ,81 1. Makanan, Minuman dan Tembakau 2.407, ,70 339, ,81 2. Tekstil, Brg. Kulit & Alas kaki 400,10 0,00 0,00 945,69 3. Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya 178,14 71,83 72,70 211,71 4. Kertas dan Barang Cetakan 234,99 232,66 232,66 841,30 5. Pupuk, Kimia & Brg. dari Karet 681,47 681, , ,47 6. Semen & Brg. Galian bukan logam 367,96 76,74 36,01 802,72 7. Logam Dasar Besi & Baja 23,72 2,30 0,55 16,65 8. Alat Angk., Mesin & Peralatannya 0,00 0,00 0,00 0,00 9. Barang lainnya 1.223,25 507,45 85, ,46 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 7.589, , , ,01 a. Listrik 7.334, , , ,67 b. Gas 0,00 0,00 0,00 0,00 c. Air Bersih 254,97 377,82 0, ,34 5. BANGUNAN 3.798, , , ,90 6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN , , , ,18 a. Perdagangan Besar & Eceran , , , ,58 b. Hotel 0,00 0,00 0,00 0,00 c. Restoran , ,99 970, ,60 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI , , , ,20 a. Pengangkutan , , , ,50 1. Angkutan Rel 0,00 0,00 0,00 0,00 2. Angkutan Jalan Raya , , , ,63 3. Angkutan Laut 0,00 0,00 0,00 0,00 4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 0,00 0,00 0,00 0,00 5. Angkutan Udara 0,00 0,00 0,00 0,00 6. Jasa Penunjang Angkutan 715,55 561,28 242, ,87 b. Komunikasi , , , ,70 1. Pos dan Telekomunikasi , , , ,63 2. Jasa Penunjang Komunikasi 231,05 141,55 98,80 246,07 8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH , , , ,97 a. Bank 8.331, ,32 0, ,27 b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 5.199, ,15 500, ,90 c. Jasa Penunjang Keuangan 0,00 0,00 0,00 0,00 d. Sewa Bangunan , , , ,95 e. Jasa Perusahaan 6.262, ,31 646, ,85 9. JASA-JASA , , , ,20 a. Pemerintahan Umum , , , ,06 b. Swasta , , , ,14 1. Sosial Kemasyarakatan 8.126, , , ,67 2. Hiburan & Rekreasi 2.049,62 712,67 444, ,75 3. Perorangan & Rumahtangga , , , ,72 PDRB , , , ,16 Indeks Disparitas Wilayah Kabupaten Ponorogo

64 Lanjutan Tabel 3 Lapangan Usaha Mlarak Siman Jetis Balong 1. PERTANIAN , , , ,30 a. Tanaman Bahan Makanan , , , ,86 b. Tanaman Perkebunan 4.515, , , ,26 c. Peternakan dan Hasil-hasilnya , , , ,17 d. Kehutanan 94,96 140,95 35,56 246,58 e. Perikanan 962, ,12 484, ,44 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 292,27 798,19 322,91 636,74 a. Minyak dan Gas Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 b. Pertambangan tanpa Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 c. Penggalian 292,27 798,19 322,91 636,74 3. INDUSTRI PENGOLAHAN , , , ,06 1. Makanan, Minuman dan Tembakau 731, , , ,87 2. Tekstil, Brg. Kulit & Alas kaki 7.901,98 370, , ,90 3. Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya 56,12 294,84 12,29 227,28 4. Kertas dan Barang Cetakan , , ,95 425,77 5. Pupuk, Kimia & Brg. dari Karet 681, , ,20 0,00 6. Semen & Brg. Galian bukan logam 236, ,97 89,56 188,33 7. Logam Dasar Besi & Baja 1,10 1,10 0,55 9,93 8. Alat Angk., Mesin & Peralatannya 0,00 0,00 0,00 0,00 9. Barang lainnya 2.655,66 38,89 234, ,98 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 5.204, , , ,62 a. Listrik 4.287, , , ,64 b. Gas 0,00 0,00 0,00 0,00 c. Air Bersih 917,21 132,95 58,20 238,98 5. BANGUNAN 3.228, , , ,35 6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN , , , ,97 a. Perdagangan Besar & Eceran , , , ,77 b. Hotel 0,00 0,00 0,00 0,00 c. Restoran , , , ,21 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI , , , ,18 a. Pengangkutan , , , ,74 1. Angkutan Rel 0,00 0,00 0,00 0,00 2. Angkutan Jalan Raya , , , ,92 3. Angkutan Laut 0,00 0,00 0,00 0,00 4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 0,00 0,00 0,00 0,00 5. Angkutan Udara 0,00 0,00 0,00 0,00 6. Jasa Penunjang Angkutan 674,44 798,99 690,54 989,82 b. Komunikasi 8.250, , , ,44 1. Pos dan Telekomunikasi 8.042, , , ,87 2. Jasa Penunjang Komunikasi 208,21 211,90 303,31 190,57 8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH , , , ,13 a. Bank 2.777, , , ,59 b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 2.843, , , ,29 c. Jasa Penunjang Keuangan 0,00 0,00 0,00 0,00 d. Sewa Bangunan , , , ,62 e. Jasa Perusahaan 4.287, , , ,62 9. JASA-JASA , , , ,98 a. Pemerintahan Umum , , , ,23 b. Swasta , , , ,74 1. Sosial Kemasyarakatan , , , ,07 2. Hiburan & Rekreasi 1.533, , , ,96 3. Perorangan & Rumahtangga 9.281, , , ,71 PDRB , , , ,32 Indeks Disparitas Wilayah Kabupaten Ponorogo

65 Lanjutan Tabel 3 Lapangan Usaha Kauman Jambon Badegan Sampung 1. PERTANIAN , , , ,64 a. Tanaman Bahan Makanan , , , ,07 b. Tanaman Perkebunan 7.288, , , ,13 c. Peternakan dan Hasil-hasilnya , , , ,98 d. Kehutanan 173,75 247,51 222,42 338,89 e. Perikanan 889,84 382,94 357,59 647,58 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN , , , ,95 a. Minyak dan Gas Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 b. Pertambangan tanpa Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 c. Penggalian , , , ,95 3. INDUSTRI PENGOLAHAN , , , ,83 1. Makanan, Minuman dan Tembakau , , , ,74 2. Tekstil, Brg. Kulit & Alas kaki 7.329,10 236,42 0, ,11 3. Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya 1.351,37 50,54 216, ,73 4. Kertas dan Barang Cetakan 234,99 234,99 234, ,26 5. Pupuk, Kimia & Brg. dari Karet 1.353,73 340,73 0,00 340,73 6. Semen & Brg. Galian bukan logam 1.728,17 558,67 589, ,76 7. Logam Dasar Besi & Baja 6,62 1,66 3,42 4,54 8. Alat Angk., Mesin & Peralatannya 0,00 0,00 0,00 0,00 9. Barang lainnya 699,41 291,42 354, ,96 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 5.903, , , ,90 a. Listrik 5.651, , , ,91 b. Gas 0,00 0,00 0,00 0,00 c. Air Bersih 251,60 0,00 785,94 790,99 5. BANGUNAN 3.363, , , ,91 6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN , , , ,90 a. Perdagangan Besar & Eceran , , , ,73 b. Hotel 0,00 0,00 0,00 0,00 c. Restoran , , , ,17 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI , , , ,62 a. Pengangkutan , , , ,83 1. Angkutan Rel 0,00 0,00 0,00 0,00 2. Angkutan Jalan Raya , , , ,89 3. Angkutan Laut 0,00 0,00 0,00 0,00 4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 0,00 0,00 0,00 0,00 5. Angkutan Udara 0,00 0,00 0,00 0,00 6. Jasa Penunjang Angkutan 808,36 459,00 653,74 932,94 b. Komunikasi 9.393, , , ,79 1. Pos dan Telekomunikasi 9.146, , , ,16 2. Jasa Penunjang Komunikasi 247,08 101,10 303,31 105,63 8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH , , , ,53 a. Bank , , , ,32 b. Lembaga Keuangan tanpa Bank , , , ,94 c. Jasa Penunjang Keuangan 315,19 0,00 0,00 0,00 d. Sewa Bangunan , , , ,95 e. Jasa Perusahaan 8.052, , , ,33 9. JASA-JASA , , , ,08 a. Pemerintahan Umum , , , ,17 b. Swasta , , , ,91 1. Sosial Kemasyarakatan 7.608, , , ,49 2. Hiburan & Rekreasi 1.542, ,53 982, ,46 3. Perorangan & Rumahtangga , , , ,95 PDRB , , , ,36 Indeks Disparitas Wilayah Kabupaten Ponorogo

66 Lanjutan Tabel 3 Lapangan Usaha Sukorejo Ponorogo Babadan Jenangan 1. PERTANIAN , , , ,27 a. Tanaman Bahan Makanan , , , ,86 b. Tanaman Perkebunan , , , ,35 c. Peternakan dan Hasil-hasilnya , , , ,22 d. Kehutanan 213,14 17,39 67,29 203,50 e. Perikanan 1.526,96 913, , ,34 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 2.009,19 466, , ,12 a. Minyak dan Gas Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 b. Pertambangan tanpa Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 c. Penggalian 2.009,19 466, , ,12 3. INDUSTRI PENGOLAHAN , , , ,97 1. Makanan, Minuman dan Tembakau 5.469, , , ,24 2. Tekstil, Brg. Kulit & Alas kaki 2.759, , , ,06 3. Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya 331, , , ,84 4. Kertas dan Barang Cetakan 420, , , ,19 5. Pupuk, Kimia & Brg. dari Karet 1.362, ,73 340,73 0,00 6. Semen & Brg. Galian bukan logam 181,64 883,55 997, ,96 7. Logam Dasar Besi & Baja 1,66 3,31 5,52 3,03 8. Alat Angk., Mesin & Peralatannya 0, ,04 0,00 0,00 9. Barang lainnya 94,27 678, ,72 270,64 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 6.966, , , ,29 a. Listrik 6.966, , , ,16 b. Gas 0,00 0,00 0,00 0,00 c. Air Bersih 0, ,64 486, ,13 5. BANGUNAN 7.204, , , ,30 6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN , , , ,91 a. Perdagangan Besar & Eceran , , , ,22 b. Hotel 0, ,63 0,00 0,00 c. Restoran , , , ,69 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI , , , ,30 a. Pengangkutan , , , ,04 1. Angkutan Rel 0,00 0,00 0,00 0,00 2. Angkutan Jalan Raya , , , ,21 3. Angkutan Laut 0,00 0,00 0,00 0,00 4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 0,00 0,00 0,00 0,00 5. Angkutan Udara 0,00 0,00 0,00 0,00 6. Jasa Penunjang Angkutan 1.093, ,95 765, ,83 b. Komunikasi , , , ,25 1. Pos dan Telekomunikasi , , , ,47 2. Jasa Penunjang Komunikasi 323, ,78 324,09 469,79 8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH , , , ,34 a. Bank 2.777, , , ,64 b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 5.903, , , ,54 c. Jasa Penunjang Keuangan 0, ,30 630,37 0,00 d. Sewa Bangunan , , , ,92 e. Jasa Perusahaan 4.653, , , ,24 9. JASA-JASA , , , ,55 a. Pemerintahan Umum , , , ,24 b. Swasta , , , ,31 1. Sosial Kemasyarakatan , , , ,96 2. Hiburan & Rekreasi 1.512, , , ,13 3. Perorangan & Rumahtangga , , , ,22 PDRB , , , ,06 Indeks Disparitas Wilayah Kabupaten Ponorogo

67 Lanjutan Tabel 3 Lapangan Usaha Ngebel Kab. Ponorogo 1. PERTANIAN , ,20 a. Tanaman Bahan Makanan , ,15 b. Tanaman Perkebunan , ,40 c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 9.813, ,23 d. Kehutanan 180, ,98 e. Perikanan 1.222, ,45 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN , ,30 a. Minyak dan Gas Bumi 0,00 0,00 b. Pertambangan tanpa Migas 0,00 0,00 c. Penggalian , ,30 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 5.659, ,92 1. Makanan, Minuman dan Tembakau 403, ,77 2. Tekstil, Brg. Kulit & Alas kaki 843, ,98 3. Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya 549, ,03 4. Kertas dan Barang Cetakan 234, ,30 5. Pupuk, Kimia & Brg. dari Karet 3.407, ,64 6. Semen & Brg. Galian bukan logam 40, ,30 7. Logam Dasar Besi & Baja 0,00 107,66 8. Alat Angk., Mesin & Peralatannya 0, ,04 9. Barang lainnya 180, ,20 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 2.568, ,49 a. Listrik 2.568, ,24 b. Gas 0,00 0,00 c. Air Bersih 0, ,25 5. BANGUNAN 6.394, ,62 6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN , ,55 a. Perdagangan Besar & Eceran , ,43 b. Hotel 1.601, ,52 c. Restoran , ,60 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI , ,46 a. Pengangkutan 9.154, ,00 1. Angkutan Rel 0,00 0,00 2. Angkutan Jalan Raya 8.678, ,33 3. Angkutan Laut 0,00 0,00 4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 0,00 0,00 5. Angkutan Udara 0,00 0,00 6. Jasa Penunjang Angkutan 475, ,67 b. Komunikasi 4.302, ,47 1. Pos dan Telekomunikasi 4.240, ,66 2. Jasa Penunjang Komunikasi 61, ,80 8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH , ,30 a. Bank 0, ,10 b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 1.187, ,10 c. Jasa Penunjang Keuangan 0, ,85 d. Sewa Bangunan 9.132, ,36 e. Jasa Perusahaan 2.951, ,89 9. JASA-JASA , ,31 a. Pemerintahan Umum , ,82 b. Swasta , ,49 1. Sosial Kemasyarakatan 3.021, ,63 2. Hiburan & Rekreasi 588, ,31 3. Perorangan & Rumahtangga 8.592, ,55 PDRB , ,15 Indeks Disparitas Wilayah Kabupaten Ponorogo

68 Tabel 4. PDRB ADHK Menurut Lapangan Usaha Tahun 2013 Per Kecamatan di Kabupaten Ponorogo (Juta Rupiah) Lapangan Usaha Ngrayun Slahung Bungkal Sambit 1. PERTANIAN , , , ,10 a. Tanaman Bahan Makanan , , , ,88 b. Tanaman Perkebunan , , , ,59 c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 7.364, , , ,73 d. Kehutanan 181,68 131,95 76,29 67,47 e. Perikanan 10,34 145,42 333,74 196,43 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 80,48 671, ,21 913,81 a. Minyak dan Gas Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 b. Pertambangan tanpa Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 c. Penggalian 80,48 671, ,21 913,81 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 2.556, , , ,13 1. Makanan, Minuman dan Tembakau 463, ,42 751,50 378,03 2. Tekstil, Brg. Kulit & Alas kaki 81,63 163,26 40,81 246,14 3. Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya 111,90 129,62 128,31 368,75 4. Kertas dan Barang Cetakan 150,60 84,13 84,13 451,80 5. Pupuk, Kimia & Brg. dari Karet 1.509,88 0,00 0,00 118,87 6. Semen & Brg. Galian bukan logam 45,45 141,01 548, ,83 7. Logam Dasar Besi & Baja 3,49 4,23 1,49 0,71 8. Alat Angk., Mesin & Peralatannya 0,00 0,00 0,00 0,00 9. Barang lainnya 190,17 99,84 510,49 93,98 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 3.629, , , ,89 a. Listrik 3.629, , , ,89 b. Gas 0,00 0,00 0,00 0,00 c. Air Bersih 0,00 74,86 6,67 0,00 5. BANGUNAN 6.920, , , ,39 6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN , , , ,16 a. Perdagangan Besar & Eceran , , , ,91 b. Hotel 0,00 0,00 0,00 0,00 c. Restoran 4.737, , , ,25 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 7.874, , , ,87 a. Pengangkutan 2.108, , , ,22 1. Angkutan Rel 0,00 0,00 0,00 0,00 2. Angkutan Jalan Raya 1.984, , , ,83 3. Angkutan Laut 0,00 0,00 0,00 0,00 4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 0,00 0,00 0,00 0,00 5. Angkutan Udara 0,00 0,00 0,00 0,00 6. Jasa Penunjang Angkutan 124,31 322,22 417,11 521,38 b. Komunikasi 5.765, , , ,65 1. Pos dan Telekomunikasi 5.716, , , ,73 2. Jasa Penunjang Komunikasi 49,65 161,10 99,30 153,93 8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH , , , ,81 a. Bank 1.048, , , ,07 b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 323, , , ,16 c. Jasa Penunjang Keuangan 0,00 0,00 0,00 0,00 d. Sewa Bangunan 7.311, , , ,70 e. Jasa Perusahaan 1.103, , , ,89 9. JASA-JASA , , , ,85 a. Pemerintahan Umum , , , ,57 b. Swasta 8.964, , , ,28 1. Sosial Kemasyarakatan 2.925, , , ,95 2. Hiburan & Rekreasi 481,98 716,77 510,49 738,36 3. Perorangan & Rumahtangga 5.557, , , ,97 PDRB , , , ,02 Indeks Disparitas Wilayah Kabupaten Ponorogo

69 Lanjutan Tabel 4 Lapangan Usaha Sawoo Sooko Pudak Pulung 1. PERTANIAN , , , ,90 a. Tanaman Bahan Makanan , , , ,32 b. Tanaman Perkebunan 3.863, , , ,42 c. Peternakan dan Hasil-hasilnya , , , ,22 d. Kehutanan 145,18 39,08 22,85 91,57 e. Perikanan 91,54 409,93 177,35 647,37 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 6.129,84 0,00 68, ,13 a. Minyak dan Gas Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 b. Pertambangan tanpa Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 c. Penggalian 6.129,84 0,00 68, ,13 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 2.006, , , ,36 1. Makanan, Minuman dan Tembakau 773,73 576,17 109,04 627,95 2. Tekstil, Brg. Kulit & Alas kaki 138,14 0,00 0,00 326,52 3. Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya 64,81 26,13 26,45 77,03 4. Kertas dan Barang Cetakan 84,13 83,30 83,30 301,20 5. Pupuk, Kimia & Brg. dari Karet 274,52 274,52 960, ,46 6. Semen & Brg. Galian bukan logam 130,23 27,16 12,75 284,10 7. Logam Dasar Besi & Baja 10,71 1,04 0,25 7,52 8. Alat Angk., Mesin & Peralatannya 0,00 0,00 0,00 0,00 9. Barang lainnya 530,62 220,12 37,10 639,59 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 3.953, ,47 602, ,57 a. Listrik 3.862, ,40 602, ,89 b. Gas 0,00 0,00 0,00 0,00 c. Air Bersih 91,83 136,07 0,00 750,68 5. BANGUNAN 1.372, ,59 812, ,94 6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN , , , ,69 a. Perdagangan Besar & Eceran , , , ,88 b. Hotel 0,00 0,00 0,00 0,00 c. Restoran 5.885, ,81 317, ,81 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI , , , ,65 a. Pengangkutan 5.156, , , ,48 1. Angkutan Rel 0,00 0,00 0,00 0,00 2. Angkutan Jalan Raya 4.853, , , ,19 3. Angkutan Laut 0,00 0,00 0,00 0,00 4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 0,00 0,00 0,00 0,00 5. Angkutan Udara 0,00 0,00 0,00 0,00 6. Jasa Penunjang Angkutan 302,23 237,07 102,51 569,29 b. Komunikasi 5.661, ,09 973, ,17 1. Pos dan Telekomunikasi 5.548, ,58 924, ,33 2. Jasa Penunjang Komunikasi 113,46 69,51 48,52 120,83 8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH , , , ,99 a. Bank 3.144, ,07 0, ,29 b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 1.970, ,30 189, ,74 c. Jasa Penunjang Keuangan 0,00 0,00 0,00 0,00 d. Sewa Bangunan 8.698, , , ,27 e. Jasa Perusahaan 2.673, ,06 275, ,69 9. JASA-JASA , , , ,19 a. Pemerintahan Umum 7.705, , , ,77 b. Swasta 9.086, , , ,41 1. Sosial Kemasyarakatan 3.662, ,48 880, ,14 2. Hiburan & Rekreasi 939,27 326,59 203,84 755,10 3. Perorangan & Rumahtangga 4.484, , , ,17 PDRB , , , ,43 Indeks Disparitas Wilayah Kabupaten Ponorogo

70 Lanjutan Tabel 4 Lapangan Usaha Mlarak Siman Jetis Balong 1. PERTANIAN , , , ,25 a. Tanaman Bahan Makanan , , , ,52 b. Tanaman Perkebunan 1.688, , , ,67 c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 5.875, , , ,79 d. Kehutanan 34,88 51,76 13,06 90,56 e. Perikanan 386,07 480,14 194,38 421,71 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 124,42 339,78 137,46 271,05 a. Minyak dan Gas Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 b. Pertambangan tanpa Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 c. Penggalian 124,42 339,78 137,46 271,05 3. INDUSTRI PENGOLAHAN , , , ,35 1. Makanan, Minuman dan Tembakau 235, , , ,93 2. Tekstil, Brg. Kulit & Alas kaki 2.728,30 127,91 693,85 367,33 3. Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya 20,42 107,27 4,47 82,69 4. Kertas dan Barang Cetakan 6.899, ,00 451,80 152,43 5. Pupuk, Kimia & Brg. dari Karet 274,52 856,96 411,78 0,00 6. Semen & Brg. Galian bukan logam 83,58 480,97 31,70 66,65 7. Logam Dasar Besi & Baja 0,50 0,50 0,25 4,48 8. Alat Angk., Mesin & Peralatannya 0,00 0,00 0,00 0,00 9. Barang lainnya 1.151,97 16,87 101,86 652,83 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 2.588, , , ,18 a. Listrik 2.257, , , ,11 b. Gas 0,00 0,00 0,00 0,00 c. Air Bersih 330,33 47,88 20,96 86,07 5. BANGUNAN 1.166, , , ,48 6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN , , , ,38 a. Perdagangan Besar & Eceran , , , ,16 b. Hotel 0,00 0,00 0,00 0,00 c. Restoran 4.558, , , ,22 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 8.754, , , ,04 a. Pengangkutan 4.860, , , ,22 1. Angkutan Rel 0,00 0,00 0,00 0,00 2. Angkutan Jalan Raya 4.575, , , ,15 3. Angkutan Laut 0,00 0,00 0,00 0,00 4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 0,00 0,00 0,00 0,00 5. Angkutan Udara 0,00 0,00 0,00 0,00 6. Jasa Penunjang Angkutan 284,86 337,47 291,66 418,07 b. Komunikasi 3.893, , , ,81 1. Pos dan Telekomunikasi 3.791, , , ,23 2. Jasa Penunjang Komunikasi 102,24 104,06 148,95 93,58 8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH , , , ,97 a. Bank 1.048, , , ,36 b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 1.077, , , ,06 c. Jasa Penunjang Keuangan 0,00 0,00 0,00 0,00 d. Sewa Bangunan 4.282, , , ,43 e. Jasa Perusahaan 1.830, , , ,12 9. JASA-JASA , , , ,89 a. Pemerintahan Umum 6.063, , , ,93 b. Swasta , , , ,96 1. Sosial Kemasyarakatan 6.729, , , ,95 2. Hiburan & Rekreasi 702,91 684,70 634,61 604,89 3. Perorangan & Rumahtangga 3.213, , , ,13 PDRB , , , ,62 Indeks Disparitas Wilayah Kabupaten Ponorogo

71 Lanjutan Tabel 4 Lapangan Usaha Kauman Jambon Badegan Sampung 1. PERTANIAN , , , ,89 a. Tanaman Bahan Makanan , , , ,69 b. Tanaman Perkebunan 2.724, , , ,21 c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 6.840, , , ,81 d. Kehutanan 63,81 90,90 81,68 124,45 e. Perikanan 356,90 153,59 143,42 259,73 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 6.055,79 473, , ,10 a. Minyak dan Gas Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 b. Pertambangan tanpa Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 c. Penggalian 6.055,79 473, , ,10 3. INDUSTRI PENGOLAHAN , , , ,99 1. Makanan, Minuman dan Tembakau ,09 719,28 613, ,49 2. Tekstil, Brg. Kulit & Alas kaki 2.530,51 81,63 0,00 408,15 3. Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya 491,67 18,39 78, ,36 4. Kertas dan Barang Cetakan 84,13 84,13 84,13 753,00 5. Pupuk, Kimia & Brg. dari Karet 545,34 137,26 0,00 137,26 6. Semen & Brg. Galian bukan logam 611,64 197,73 208, ,87 7. Logam Dasar Besi & Baja 2,99 0,75 1,54 2,05 8. Alat Angk., Mesin & Peralatannya 0,00 0,00 0,00 0,00 9. Barang lainnya 303,39 126,41 153,98 675,81 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 3.066, , , ,79 a. Listrik 2.976, , , ,92 b. Gas 0,00 0,00 0,00 0,00 c. Air Bersih 90,61 0,00 283,06 284,88 5. BANGUNAN 1.215,00 495, , ,21 6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN , , , ,22 a. Perdagangan Besar & Eceran , , , ,70 b. Hotel 0,00 0,00 0,00 0,00 c. Restoran , , , ,52 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI , , , ,71 a. Pengangkutan 5.721, , , ,17 1. Angkutan Rel 0,00 0,00 0,00 0,00 2. Angkutan Jalan Raya 5.380, , , ,13 3. Angkutan Laut 0,00 0,00 0,00 0,00 4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 0,00 0,00 0,00 0,00 5. Angkutan Udara 0,00 0,00 0,00 0,00 6. Jasa Penunjang Angkutan 341,42 193,86 276,12 394,04 b. Komunikasi 4.432, , , ,54 1. Pos dan Telekomunikasi 4.311, , , ,66 2. Jasa Penunjang Komunikasi 121,33 49,65 148,95 51,87 8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH , , , ,45 a. Bank 7.336, , , ,07 b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 3.849, , , ,48 c. Jasa Penunjang Keuangan 132,96 0,00 0,00 0,00 d. Sewa Bangunan 5.278, , , ,24 e. Jasa Perusahaan 3.437, , , ,66 9. JASA-JASA , , , ,46 a. Pemerintahan Umum 7.261, , , ,15 b. Swasta , , , ,31 1. Sosial Kemasyarakatan 3.428, , , ,64 2. Hiburan & Rekreasi 706,69 749,05 450,08 535,01 3. Perorangan & Rumahtangga , , , ,67 PDRB , , , ,82 Indeks Disparitas Wilayah Kabupaten Ponorogo

72 Lanjutan Tabel 4 Lapangan Usaha Sukorejo Ponorogo Babadan Jenangan 1. PERTANIAN , , , ,78 a. Tanaman Bahan Makanan , , , ,69 b. Tanaman Perkebunan 3.922, , , ,54 c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 5.346, , , ,82 d. Kehutanan 78,27 6,39 24,71 74,73 e. Perikanan 612,43 366,19 484,53 546,00 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 855,29 198, , ,74 a. Minyak dan Gas Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 b. Pertambangan tanpa Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 c. Penggalian 855,29 198, , ,74 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 3.636, , , ,21 1. Makanan, Minuman dan Tembakau 1.757, , ,38 907,71 2. Tekstil, Brg. Kulit & Alas kaki 952, , ,45 716,45 3. Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya 120, ,14 486, ,59 4. Kertas dan Barang Cetakan 150, ,15 911, ,83 5. Pupuk, Kimia & Brg. dari Karet 549, ,91 137,26 0,00 6. Semen & Brg. Galian bukan logam 64,29 312,71 353,08 587,86 7. Logam Dasar Besi & Baja 0,75 1,49 2,49 1,37 8. Alat Angk., Mesin & Peralatannya 0,00 755,27 0,00 0,00 9. Barang lainnya 40,89 294, ,49 117,40 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 3.668, , , ,10 a. Listrik 3.668, , , ,45 b. Gas 0,00 0,00 0,00 0,00 c. Air Bersih 0, ,55 175,08 679,65 5. BANGUNAN 2.602, , ,33 681,37 6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN , , , ,09 a. Perdagangan Besar & Eceran , , , ,66 b. Hotel 0, ,90 0,00 0,00 c. Restoran , , , ,44 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI , , , ,86 a. Pengangkutan 8.025, , , ,83 1. Angkutan Rel 0,00 0,00 0,00 0,00 2. Angkutan Jalan Raya 7.564, , , ,20 3. Angkutan Laut 0,00 0,00 0,00 0,00 4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 0,00 0,00 0,00 0,00 5. Angkutan Udara 0,00 0,00 0,00 0,00 6. Jasa Penunjang Angkutan 461, ,61 323,18 564,63 b. Komunikasi 5.385, , , ,03 1. Pos dan Telekomunikasi 5.226, , , ,33 2. Jasa Penunjang Komunikasi 158,88 813,10 159,15 230,70 8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH , , , ,87 a. Bank 1.048, , , ,15 b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 2.237, , , ,88 c. Jasa Penunjang Keuangan 0,00 930,70 265,92 0,00 d. Sewa Bangunan 9.228, , , ,24 e. Jasa Perusahaan 1.986, , , ,61 9. JASA-JASA , , , ,87 a. Pemerintahan Umum 9.025, , , ,73 b. Swasta , , , ,14 1. Sosial Kemasyarakatan 4.912, , , ,43 2. Hiburan & Rekreasi 693, , , ,90 3. Perorangan & Rumahtangga 7.279, , , ,80 PDRB , , , ,90 Indeks Disparitas Wilayah Kabupaten Ponorogo

73 Lanjutan Tabel 4 Lapangan Usaha Ngebel Kab. Ponorogo 1. PERTANIAN , ,93 a. Tanaman Bahan Makanan , ,72 b. Tanaman Perkebunan 8.006, ,67 c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 3.501, ,49 d. Kehutanan 66, ,49 e. Perikanan 490, ,56 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 6.625, ,80 a. Minyak dan Gas Bumi 0,00 0,00 b. Pertambangan tanpa Migas 0,00 0,00 c. Penggalian 6.625, ,80 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 2.170, ,55 1. Makanan, Minuman dan Tembakau 129, ,66 2. Tekstil, Brg. Kulit & Alas kaki 291, ,31 3. Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya 199, ,92 4. Kertas dan Barang Cetakan 84, ,46 5. Pupuk, Kimia & Brg. dari Karet 1.372, ,04 6. Semen & Brg. Galian bukan logam 14, ,00 7. Logam Dasar Besi & Baja 0,00 48,59 8. Alat Angk., Mesin & Peralatannya 0,00 755,27 9. Barang lainnya 78, ,31 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 1.352, ,70 a. Listrik 1.352, ,52 b. Gas 0,00 0,00 c. Air Bersih 0, ,18 5. BANGUNAN 2.309, ,12 6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN , ,15 a. Perdagangan Besar & Eceran , ,80 b. Hotel 667, ,67 c. Restoran , ,68 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 5.309, ,78 a. Pengangkutan 3.280, ,40 1. Angkutan Rel 0,00 0,00 2. Angkutan Jalan Raya 3.079, ,55 3. Angkutan Laut 0,00 0,00 4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 0,00 0,00 5. Angkutan Udara 0,00 0,00 6. Jasa Penunjang Angkutan 200, ,85 b. Komunikasi 2.029, ,38 1. Pos dan Telekomunikasi 1.999, ,57 2. Jasa Penunjang Komunikasi 30, ,81 8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH , ,19 a. Bank 0, ,37 b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 449, ,05 c. Jasa Penunjang Keuangan 0, ,58 d. Sewa Bangunan 3.181, ,32 e. Jasa Perusahaan 1.259, ,88 9. JASA-JASA , ,81 a. Pemerintahan Umum 6.172, ,51 b. Swasta 4.605, ,31 1. Sosial Kemasyarakatan 1.361, ,99 2. Hiburan & Rekreasi 269, ,64 3. Perorangan & Rumahtangga 2.974, ,68 PDRB , ,05 Indeks Disparitas Wilayah Kabupaten Ponorogo

74 Tabel 5. Laju Pertumbuhan Ekonomi Per Kecamatan di Kabupaten Ponorogo (Persen) Lapangan Usaha Ngrayun Slahung Bungkal Sambit 1. PERTANIAN -0,93 4,91 5,79-0,85 a. Tanaman Bahan Makanan -1,73 6,22 6,06-1,53 b. Tanaman Perkebunan 0,91 5,28 5,18 8,72 c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 3,82-0,79 4,91 4,46 d. Kehutanan 8,35 5,75 6,67 7,23 e. Perikanan 7,78 3,52 3,18 2,22 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN -6,62 1,62 4,90-9,77 a. Minyak dan Gas Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 b. Pertambangan tanpa Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 c. Penggalian -6,62 1,62 4,90-9,77 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 3,44 12,46 12,05 8,08 1. Makanan, Minuman dan Tembakau 8,14 7,75 7,33 9,43 2. Tekstil, Brg. Kulit & Alas kaki 4,60 4,60 4,60 5,13 3. Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya 9,72 7,38 8,16 7,38 4. Kertas dan Barang Cetakan 3,91 0,00 0,00 3,91 5. Pupuk, Kimia & Brg. dari Karet 0,84 0,00 0,00 2,65 6. Semen & Brg. Galian bukan logam 8,37 5,49 6,51 10,54 7. Logam Dasar Besi & Baja 2,78 2,78 2,78-2,34 8. Alat Angk., Mesin & Peralatannya 0,00 0,00 0,00 0,00 9. Barang lainnya 8,49 8,49 8,87 7,24 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 4,14 3,41 5,12 8,06 a. Listrik 4,14 3,49 5,14 8,06 b. Gas 0,00 0,00 0,00 0,00 c. Air Bersih 0,00-0,17-1,38 0,00 5. BANGUNAN 6,79 7,49 8,12 5,48 6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 10,80 8,98 9,26 9,88 a. Perdagangan Besar & Eceran 10,80 8,76 9,23 10,04 b. Hotel 0,00 0,00 0,00 0,00 c. Restoran 10,83 10,75 9,40 8,93 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 9,61 9,61 8,25 9,91 a. Pengangkutan 9,17 9,11 7,03 9,63 1. Angkutan Rel 0,00 0,00 0,00 0,00 2. Angkutan Jalan Raya 9,21 9,13 7,11 9,62 3. Angkutan Laut 0,00 0,00 0,00 0,00 4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 0,00 0,00 0,00 0,00 5. Angkutan Udara 0,00 0,00 0,00 0,00 6. Jasa Penunjang Angkutan 8,54 8,81 5,79 9,89 b. Komunikasi 9,77 10,14 10,69 10,52 1. Pos dan Telekomunikasi 9,83 10,29 10,89 10,65 2. Jasa Penunjang Komunikasi 4,00 5,45 4,00 7,48 8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. 8,59 7,43 8,01 7,78 a. Bank 7,98 7,49 7,98 7,98 b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 8,96 6,99 6,89 9,12 c. Jasa Penunjang Keuangan 0,00 0,00 0,00 0,00 d. Sewa Bangunan 9,57 8,21 9,08 8,99 e. Jasa Perusahaan 2,98 5,77 6,45 4,77 9. JASA-JASA 4,15 3,62 2,46 4,44 a. Pemerintahan Umum 1,34-4,12-1,71 0,15 b. Swasta 7,84 9,15 5,80 6,51 1. Sosial Kemasyarakatan 7,63 7,96 7,43 7,71 2. Hiburan & Rekreasi 9,89 9,35 9,54 9,25 3. Perorangan & Rumahtangga 7,78 10,02 4,85 5,71 PDRB 3,11 6,61 6,68 4,78 Indeks Disparitas Wilayah Kabupaten Ponorogo

75 Lanjutan Tabel 5 Lapangan Usaha Sawoo Sooko Pudak Pulung 1. PERTANIAN 1,65-2,66 5,36-1,98 a. Tanaman Bahan Makanan 0,93-3,73 7,32-2,71 b. Tanaman Perkebunan -1,34-2,02 6,39-2,82 c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 8,00 5,63-0,97 7,56 d. Kehutanan 7,75 9,24 7,19 9,08 e. Perikanan -0,38-1,71-3,09 4,26 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN -10,17 0,00 6,32-7,92 a. Minyak dan Gas Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 b. Pertambangan tanpa Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 c. Penggalian -10,17 0,00 6,32-7,92 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 19,91 12,91 9,27 4,03 1. Makanan, Minuman dan Tembakau 7,92 7,16 8,50 8,66 2. Tekstil, Brg. Kulit & Alas kaki 0,00 0,00 0,00 4,60 3. Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya 7,38 4,64 5,91 8,85 4. Kertas dan Barang Cetakan 0,00 0,00 0,00 3,91 5. Pupuk, Kimia & Brg. dari Karet 0,84 0,84 0,84 2,94 6. Semen & Brg. Galian bukan logam 5,72 3,62 8,07 4,73 7. Logam Dasar Besi & Baja 5,23 7,17 2,78 6,98 8. Alat Angk., Mesin & Peralatannya 0,00 0,00 0,00 0,00 9. Barang lainnya 8,12 5,75 5,83 8,12 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 5,20 6,66 7,77 7,55 a. Listrik 5,47 7,56 7,77 9,78 b. Gas 0,00 0,00 0,00 0,00 c. Air Bersih -5,14-2,89 0,00-2,05 5. BANGUNAN 8,29 7,38 8,50 6,51 6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 10,61 8,83 8,82 9,59 a. Perdagangan Besar & Eceran 10,81 9,06 8,94 9,59 b. Hotel 0,00 0,00 0,00 0,00 c. Restoran 9,25 6,10 5,98 9,60 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 7,65 8,62 8,38 9,50 a. Pengangkutan 7,40 7,80 7,50 9,51 1. Angkutan Rel 0,00 0,00 0,00 0,00 2. Angkutan Jalan Raya 7,48 7,69 7,58 9,46 3. Angkutan Laut 0,00 0,00 0,00 0,00 4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 0,00 0,00 0,00 0,00 5. Angkutan Udara 0,00 0,00 0,00 0,00 6. Jasa Penunjang Angkutan 6,17 9,73 6,20 10,33 b. Komunikasi 7,87 10,09 10,00 9,49 1. Pos dan Telekomunikasi 7,87 10,29 10,48 9,60 2. Jasa Penunjang Komunikasi 8,03 4,00 1,63 5,46 8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. 6,83 6,91 5,79 7,67 a. Bank 7,98 7,98 0,00 7,98 b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 7,09 7,47 6,59 7,66 c. Jasa Penunjang Keuangan 0,00 0,00 0,00 0,00 d. Sewa Bangunan 7,16 7,70 6,23 8,42 e. Jasa Perusahaan 4,31 3,97 2,98 3,70 9. JASA-JASA 4,92 1,02 4,17 4,47 a. Pemerintahan Umum 1,53-2,71 2,01 1,13 b. Swasta 7,97 5,21 7,11 9,69 1. Sosial Kemasyarakatan 10,21 7,69 7,06 8,47 2. Hiburan & Rekreasi 7,82 8,78 7,43 7,91 3. Perorangan & Rumahtangga 6,24 3,71 7,10 10,49 PDRB 4,29 2,18 6,18 2,47 Indeks Disparitas Wilayah Kabupaten Ponorogo

76 Lanjutan Tabel 5 Lapangan Usaha Mlarak Siman Jetis Balong 1. PERTANIAN -4,86-0,06 4,10 4,52 a. Tanaman Bahan Makanan -6,91-1,32 5,20 5,46 b. Tanaman Perkebunan 6,85-0,11-1,88-1,56 c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 6,10 6,34-1,37 5,41 d. Kehutanan 7,18 3,29 5,16 9,22 e. Perikanan -2,73 6,55 6,20 4,93 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN -8,83-9,03 6,32 7,82 a. Minyak dan Gas Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 b. Pertambangan tanpa Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 c. Penggalian -8,83-9,03 6,32 7,82 3. INDUSTRI PENGOLAHAN -2,59 7,33 3,65 6,67 1. Makanan, Minuman dan Tembakau 8,77 7,86 3,65 7,57 2. Tekstil, Brg. Kulit & Alas kaki 1,97 9,26 4,60 4,60 3. Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya 9,02 5,19 7,38 7,38 4. Kertas dan Barang Cetakan -6,30 3,91 3,91 5,18 5. Pupuk, Kimia & Brg. dari Karet 0,84 4,93 0,84 0,00 6. Semen & Brg. Galian bukan logam 8,10 4,56 5,17 5,96 7. Logam Dasar Besi & Baja 2,78 2,78 2,78 2,78 8. Alat Angk., Mesin & Peralatannya 0,00 0,00 0,00 0,00 9. Barang lainnya 7,30 9,98 8,12 5,66 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 6,81 9,14 7,89 4,32 a. Listrik 8,11 9,42 7,94 4,39 b. Gas 0,00 0,00 0,00 0,00 c. Air Bersih -1,29-6,37 3,34 1,85 5. BANGUNAN 6,91 6,42 6,00 6,68 6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 9,11 10,43 10,46 10,15 a. Perdagangan Besar & Eceran 9,15 10,35 10,46 10,30 b. Hotel 0,00 0,00 0,00 0,00 c. Restoran 8,80 10,68 10,44 9,20 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 9,25 10,84 9,49 9,97 a. Pengangkutan 8,08 9,16 9,33 9,13 1. Angkutan Rel 0,00 0,00 0,00 0,00 2. Angkutan Jalan Raya 8,16 9,09 9,24 9,22 3. Angkutan Laut 0,00 0,00 0,00 0,00 4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 0,00 0,00 0,00 0,00 5. Angkutan Udara 0,00 0,00 0,00 0,00 6. Jasa Penunjang Angkutan 6,82 10,30 10,42 7,82 b. Komunikasi 10,75 12,88 9,67 11,32 1. Pos dan Telekomunikasi 10,85 12,98 9,96 11,37 2. Jasa Penunjang Komunikasi 7,09 8,99 4,00 8,91 8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. 7,52 8,49 8,30 7,80 a. Bank 7,98 7,98 7,98 7,98 b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 6,79 7,71 8,42 8,71 c. Jasa Penunjang Keuangan 0,00 0,00 0,00 0,00 d. Sewa Bangunan 8,66 9,69 9,43 8,19 e. Jasa Perusahaan 5,11 7,35 7,25 5,65 9. JASA-JASA 3,39 7,55 6,08 6,14 a. Pemerintahan Umum -0,38 5,04 2,63 0,64 b. Swasta 5,68 9,07 8,52 9,58 1. Sosial Kemasyarakatan 6,45 11,91 9,72 8,93 2. Hiburan & Rekreasi 8,71 9,66 8,67 7,29 3. Perorangan & Rumahtangga 3,47 5,42 7,78 10,13 PDRB 2,10 7,07 8,07 7,40 Indeks Disparitas Wilayah Kabupaten Ponorogo

77 Lanjutan Tabel 5 Lapangan Usaha Kauman Jambon Badegan Sampung 1. PERTANIAN 6,17-3,49-4,28-0,74 a. Tanaman Bahan Makanan 6,10-5,26-6,26-0,96 b. Tanaman Perkebunan 7,54-2,17-0,38 6,75 c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 6,12 6,55 6,18-1,35 d. Kehutanan 2,21 7,87 6,43 9,99 e. Perikanan 6,64 0,94 6,95 6,58 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 3,70 4,63 7,02 5,92 a. Minyak dan Gas Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 b. Pertambangan tanpa Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 c. Penggalian 3,70 4,63 7,02 5,92 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 6,96 13,07 15,02 6,21 1. Makanan, Minuman dan Tembakau 7,08 7,35 7,15 7,35 2. Tekstil, Brg. Kulit & Alas kaki 4,60 4,60 0,00 4,60 3. Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya 7,38 10,43 8,12 7,74 4. Kertas dan Barang Cetakan 0,00 0,00 0,00 3,91 5. Pupuk, Kimia & Brg. dari Karet 0,16 0,84 0,00 0,84 6. Semen & Brg. Galian bukan logam 5,12 7,77 5,41 5,80 7. Logam Dasar Besi & Baja 2,78 2,78 6,15 5,73 8. Alat Angk., Mesin & Peralatannya 0,00 0,00 0,00 0,00 9. Barang lainnya 3,34 3,03 4,89 3,51 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 7,15 2,68 7,09 3,53 a. Listrik 7,43 2,68 8,19 4,09 b. Gas 0,00 0,00 0,00 0,00 c. Air Bersih -1,38 0,00-0,53-1,38 5. BANGUNAN 7,03 7,96 8,16 7,18 6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 11,08 9,35 9,28 10,20 a. Perdagangan Besar & Eceran 11,14 9,42 9,45 10,68 b. Hotel 0,00 0,00 0,00 0,00 c. Restoran 10,78 8,77 7,55 7,16 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 9,63 9,95 7,72 7,50 a. Pengangkutan 7,45 8,99 6,05 6,63 1. Angkutan Rel 0,00 0,00 0,00 0,00 2. Angkutan Jalan Raya 7,41 8,95 6,24 6,45 3. Angkutan Laut 0,00 0,00 0,00 0,00 4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 0,00 0,00 0,00 0,00 5. Angkutan Udara 0,00 0,00 0,00 0,00 6. Jasa Penunjang Angkutan 8,13 9,72 2,91 9,74 b. Komunikasi 12,58 10,71 10,35 9,14 1. Pos dan Telekomunikasi 12,78 10,80 10,69 9,15 2. Jasa Penunjang Komunikasi 5,90 4,00 4,00 8,65 8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. 8,18 7,99 8,02 7,79 a. Bank 7,98 7,98 7,98 7,98 b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 9,28 6,86 6,89 6,89 c. Jasa Penunjang Keuangan 2,60 0,00 0,00 0,00 d. Sewa Bangunan 9,35 9,33 9,89 8,58 e. Jasa Perusahaan 5,90 5,00 5,36 5,59 9. JASA-JASA 6,46 6,60 6,79 6,21 a. Pemerintahan Umum 1,00 4,57 5,28 2,65 b. Swasta 9,35 8,56 7,59 9,10 1. Sosial Kemasyarakatan 7,92 6,98 8,91 8,44 2. Hiburan & Rekreasi 9,95 7,86 7,59 8,34 3. Perorangan & Rumahtangga 9,78 9,64 7,28 9,44 PDRB 8,47 3,46 3,74 5,26 Indeks Disparitas Wilayah Kabupaten Ponorogo

78 Lanjutan Tabel 5 Lapangan Usaha Sukorejo Ponorogo Babadan Jenangan 1. PERTANIAN -1,80 2,64 4,72 2,73 a. Tanaman Bahan Makanan -3,38 6,88 6,07 1,29 b. Tanaman Perkebunan 7,18-2,90 1,19 4,94 c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 8,94 8,63 4,45 7,89 d. Kehutanan 3,18 6,20 3,81 9,91 e. Perikanan 6,28 1,02 0,53 7,11 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 5,38 6,32 7,65 10,28 a. Minyak dan Gas Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 b. Pertambangan tanpa Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 c. Penggalian 5,38 6,32 7,65 10,28 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 4,70 6,61 3,07 5,57 1. Makanan, Minuman dan Tembakau 4,94 6,09 6,89 8,38 2. Tekstil, Brg. Kulit & Alas kaki 6,14 9,63-2,00 2,00 3. Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya 7,38 4,36 4,30 6,44 4. Kertas dan Barang Cetakan 3,91 7,36 4,87 4,22 5. Pupuk, Kimia & Brg. dari Karet 0,84 5,98 0,84 0,00 6. Semen & Brg. Galian bukan logam 9,01 6,05 4,43 3,60 7. Logam Dasar Besi & Baja 2,78 2,78 2,78 2,78 8. Alat Angk., Mesin & Peralatannya 0,00 3,86 0,00 0,00 9. Barang lainnya 3,69 7,39 5,28 3,04 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 6,65 2,60 8,35 7,00 a. Listrik 6,65 4,69 8,95 7,82 b. Gas 0,00 0,00 0,00 0,00 c. Air Bersih 0,00-3,22-5,20 2,49 5. BANGUNAN 4,76 10,33 6,40 7,71 6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 9,08 13,78 9,25 8,82 a. Perdagangan Besar & Eceran 9,37 13,89 9,17 9,05 b. Hotel 0,00 9,38 0,00 0,00 c. Restoran 7,81 13,55 10,17 7,87 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 8,36 10,24 10,06 8,82 a. Pengangkutan 6,17 8,68 7,01 7,34 1. Angkutan Rel 0,00 0,00 0,00 0,00 2. Angkutan Jalan Raya 6,36 8,69 7,22 7,33 3. Angkutan Laut 0,00 0,00 0,00 0,00 4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 0,00 0,00 0,00 0,00 5. Angkutan Udara 0,00 0,00 0,00 0,00 6. Jasa Penunjang Angkutan 3,05 8,51 3,79 7,59 b. Komunikasi 11,81 14,88 12,56 11,62 1. Pos dan Telekomunikasi 12,07 15,15 12,59 12,13 2. Jasa Penunjang Komunikasi 4,00 12,05 11,12 0,68 8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. 7,52 12,28 7,30 6,11 a. Bank 7,98 15,24 7,98 7,98 b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 7,67 13,18 8,01 6,99 c. Jasa Penunjang Keuangan 0,00 2,60 2,60 0,00 d. Sewa Bangunan 7,77 13,78 9,65 8,88 e. Jasa Perusahaan 5,95 7,52 1,88 0,12 9. JASA-JASA 4,07 5,53 5,90 6,10 a. Pemerintahan Umum -0,40 3,57 3,63 4,59 b. Swasta 7,45 11,57 6,81 6,83 1. Sosial Kemasyarakatan 6,88 12,05 5,03 2,12 2. Hiburan & Rekreasi 8,11 12,78 9,35 9,23 3. Perorangan & Rumahtangga 7,78 11,13 10,58 9,74 PDRB 4,72 8,93 6,75 6,17 Indeks Disparitas Wilayah Kabupaten Ponorogo

79 Lanjutan Tabel 5 Lapangan Usaha Ngebel Kab. Ponorogo 1. PERTANIAN -4,91 0,39 a. Tanaman Bahan Makanan -7,23-0,35 b. Tanaman Perkebunan 1,03 0,98 c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 8,56 4,81 d. Kehutanan 7,65 7,23 e. Perikanan -0,09 3,15 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 2,50 3,88 a. Minyak dan Gas Bumi 0,00 0,00 b. Pertambangan tanpa Migas 0,00 0,00 c. Penggalian 2,50 3,88 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 7,23 5,74 1. Makanan, Minuman dan Tembakau 9,00 6,68 2. Tekstil, Brg. Kulit & Alas kaki 6,66 4,30 3. Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya 7,89 6,29 4. Kertas dan Barang Cetakan 0,00 5,09 5. Pupuk, Kimia & Brg. dari Karet 0,84 2,82 6. Semen & Brg. Galian bukan logam 8,79 6,08 7. Logam Dasar Besi & Baja 0,00 4,19 8. Alat Angk., Mesin & Peralatannya 0,00 3,86 9. Barang lainnya 8,40 6,34 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 8,05 5,82 a. Listrik 8,05 6,46 b. Gas 0,00 0,00 c. Air Bersih 0,00-1,79 5. BANGUNAN 6,19 8,70 6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 9,51 10,20 a. Perdagangan Besar & Eceran 9,40 10,27 b. Hotel 9,98 9,56 c. Restoran 9,94 9,84 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 7,26 9,26 a. Pengangkutan 4,97 8,05 1. Angkutan Rel 0,00 0,00 2. Angkutan Jalan Raya 5,00 8,06 3. Angkutan Laut 0,00 0,00 4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 0,00 0,00 5. Angkutan Udara 0,00 0,00 6. Jasa Penunjang Angkutan 4,47 7,75 b. Komunikasi 11,19 11,13 1. Pos dan Telekomunikasi 11,29 11,27 2. Jasa Penunjang Komunikasi 4,95 7,17 8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. 7,49 8,40 a. Bank 0,00 9,81 b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 8,28 8,92 c. Jasa Penunjang Keuangan 0,00 2,60 d. Sewa Bangunan 8,60 9,07 e. Jasa Perusahaan 4,52 5,24 9. JASA-JASA 3,65 5,19 a. Pemerintahan Umum 0,23 2,36 b. Swasta 8,62 8,55 1. Sosial Kemasyarakatan 6,08 8,19 2. Hiburan & Rekreasi 10,88 9,36 3. Perorangan & Rumahtangga 9,62 8,71 PDRB 2,82 5,67 Indeks Disparitas Wilayah Kabupaten Ponorogo

80

Bab IV Ulasan Ringkas Disparitas Wilayah 18

Bab IV Ulasan Ringkas Disparitas Wilayah 18 ii Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar...... ii iii v vi Bab I Pendahuluan... 1 1.1 Latar Belakang..... 2 1.2 Tujuan Penulisan...... 4 1.3 Manfaat........ 5 Bab II Konsep dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi yang terpadu merupakan segala bentuk upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara ekonomi yang ditunjang oleh kegiatan non ekonomi.

Lebih terperinci

Kabupaten Ponorogo Data Agregat per Kecamatan

Kabupaten Ponorogo Data Agregat per Kecamatan Kabupaten Ponorogo Data Agregat per Kecamatan BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PONOROGO Sekapur Sirih Sebagai pengemban amanat Undang-undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik dan sejalan dengan rekomendasi

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 Nomor Katalog : 9302001.9416 Ukuran Buku : 14,80 cm x 21,00 cm Jumlah Halaman

Lebih terperinci

Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013

Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013 i ANALISIS PENDAPATAN REGIONAL KABUPATEN PULAU MOROTAI 2013 ii KATA PENGANTAR Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas terbitnya publikasi Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai

Lebih terperinci

Katalog BPS :

Katalog BPS : Katalog BPS : 9902008.3373 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA SALATIGA TAHUN 2011 KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas terbitnya publikasi Produk Domestik Regional Bruto Kota Salatiga

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Analisis struktur perekonomian kota Depok sebelum dan sesudah otonomi daerah UNIVERSITAS SEBELAS MARET Oleh: HARRY KISWANTO NIM F0104064 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian

Lebih terperinci

INDIKATOR MAKROEKONOMI KABUPATEN PAKPAK BHARAT

INDIKATOR MAKROEKONOMI KABUPATEN PAKPAK BHARAT L A P O R A N K A J I A N INDIKATOR MAKROEKONOMI KABUPATEN PAKPAK BHARAT K E R J A S A M A P R O D I P E R E N C A N A A N W I L A Y A H S E K O L A H P A S C A S A R A J A N A U N I V E R S I T A S S

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ACEH TAMIANG

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ACEH TAMIANG PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ACEH TAMIANG 2008 2011 NOMOR KATALOG : 9302008.1114 UKURAN BUKU JUMLAH HALAMAN : 21,00 X 28,50 CM : 78 HALAMAN + XIII NASKAH : - SUB BAGIAN TATA USAHA - SEKSI STATISTIK SOSIAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan listrik telah menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan manusia saat ini. Kebutuhan energi listrik suatu daerah semakin tahun terus bertambah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. repository.unisba.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini akan dibahas mengenai latar belakang, perumusan masalah, maksud tujuan dan sasaran, ruang lingkup, serta sistematika pembahasan, yang menjadi penjelasan dasar

Lebih terperinci

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 / BAB II METODOLOGI Dalam penyusunan publikasi Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Lamandau dipakai konsep dan definisi yang selama ini digunakan oleh BPS di seluruh Indonesia. Konsep dan definisi tersebut

Lebih terperinci

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU 21 Analisis Gambaran Umum Kondisi Daerah 211 Aspek Geografi dan Demografi 2111 Aspek Geografi Kabupaten Ponorogo merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Jawa

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya;

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya; BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya; A. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi (economic growth) merupakan salah satu indikator yang

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, DEFINISI DAN METODOLOGI

BAB II KONSEP, DEFINISI DAN METODOLOGI BAB II KONSEP, DEFINISI DAN METODOLOGI 1. KONSEP DAN DEFINISI Konsep-konsep yang digunakan dalam penghitungan Produk Regional Bruto (PDRB) adalah sebagai berikut : Domestik A. PRODUK DOMESTIK REGIONAL

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Geografi dan Iklim Kota Madiun Gambar 4.1. Peta Wilayah Kota Madiun Kota Madiun berada di antara 7 o -8 o Lintang Selatan dan 111 o -112 o Bujur Timur. Kota Madiun

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

BAB VI ARAHAN WILAYAH MANAJEMEN KEBAKARAN DAN SEBARAN SARANA HYDRANT

BAB VI ARAHAN WILAYAH MANAJEMEN KEBAKARAN DAN SEBARAN SARANA HYDRANT BAB VI ARAHAN WILAYAH MANAJEMEN KEBAKARAN DAN SEBARAN SARANA HYDRANT 6.1 Konsep Sistem Penanggulangan Kebakaran Berdasarkan hasil analisis dalam studi Aplikasi Wilayah Manajamen Kebakaran dan Intensitas

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB SEKTORAL TAHUN 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB SEKTORAL TAHUN 2013 BPS KABUPATEN TAPANULI UTARA No. 08/07/1205/Th. VI, 06 Oktober 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB SEKTORAL TAHUN 2013 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Tapanuli Utara yang diukur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap wilayah umumnya mempunyai masalah di dalam proses. pembangunannya, masalah yang paling sering muncul di dalam wilayah

BAB I PENDAHULUAN. Setiap wilayah umumnya mempunyai masalah di dalam proses. pembangunannya, masalah yang paling sering muncul di dalam wilayah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap wilayah umumnya mempunyai masalah di dalam proses pembangunannya, masalah yang paling sering muncul di dalam wilayah tersebut yang paling besar adalah masalah

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi Kalimantan Timur dan berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Kabupaten Malinau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi dan serta iklim perekonomian dunia.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi dan serta iklim perekonomian dunia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hakekatnya pertumbuhan ekonomi mempunyai tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi suatu daerah merupakan salah satu usaha daerah untuk

Lebih terperinci

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 / BAB IV TINJAUAN EKONOMI 2.1 STRUKTUR EKONOMI Produk domestik regional bruto atas dasar berlaku mencerminkan kemampuan sumber daya ekonomi yang dihasilkan oleh suatu daerah. Pada tahun 2013, kabupaten Lamandau

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Ini sesuai dengan pembagian yang digunakan dalam penghitungan Produk

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Ini sesuai dengan pembagian yang digunakan dalam penghitungan Produk 17 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS Seperti diketahui PDRB adalah penjumlahan dari seluruh Nilai Tambah Bruto (NTB) yang dihasilkan oleh setiap kegiatan/lapangan usaha. Dalam penghitungan PDRB, seluruh lapangan

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN PIDIE JAYA (Menurut Lapangan Usaha)

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN PIDIE JAYA (Menurut Lapangan Usaha) PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN PIDIE JAYA (Menurut Lapangan Usaha) 2005-2008 Nomor Katalog BPS : 9205.11.18 Ukuran Buku Jumlah Halaman : 20 cm x 27 cm : vii + 64 Lembar Naskah : Seksi Neraca

Lebih terperinci

Metodologi Pengertian Produk Domestik Regional Bruto Beberapa Pendekatan Penyusunan PDRB

Metodologi Pengertian Produk Domestik Regional Bruto Beberapa Pendekatan Penyusunan PDRB BAB II METODOLOGI 2.1. Pengertian Produk Domestik Regional Bruto roduk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan jumlah nilai produk barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi di dalam

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI NTT. 4.1 Keadaan Geografis dan Administratif Provinsi NTT

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI NTT. 4.1 Keadaan Geografis dan Administratif Provinsi NTT BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI NTT 4.1 Keadaan Geografis dan Administratif Provinsi NTT Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) terdiri dari pulau-pulau yang memiliki penduduk yang beraneka ragam, dengan latar

Lebih terperinci

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Peranan Sektor Agroindustri Terhadap Perekonomian Kota Bogor

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Peranan Sektor Agroindustri Terhadap Perekonomian Kota Bogor VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Peranan Sektor Agroindustri Terhadap Perekonomian Kota Bogor Alat analisis Input-Output (I-O) merupakan salah satu instrumen yang secara komprehensif dapat digunakan untuk

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN TULUNGAGUNG

IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN TULUNGAGUNG IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN TULUNGAGUNG 4.1. Indikator Kependudukan Kependudukan merupakan suatu permasalahan yang harus diperhatikan dalam proses pembangunan yang mencakup antara lain mengenai distribusi,

Lebih terperinci

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU. 2.1 Analisis Gambaran Umum Kondisi Daerah Aspek Geografi dan Demografi

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU. 2.1 Analisis Gambaran Umum Kondisi Daerah Aspek Geografi dan Demografi BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU 21 Analisis Gambaran Umum Kondisi Daerah 211 Aspek Geografi dan Demografi 2111 Aspek Geografi Kabupaten Ponorogo merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Jawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Perkembangan Sejarah menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Barat merupakan Provinsi yang pertama dibentuk di wilayah Indonesia (staatblad Nomor : 378). Provinsi Jawa Barat dibentuk

Lebih terperinci

Perkembangan Indikator Makro Usaha Kecil Menengah di Indonesia

Perkembangan Indikator Makro Usaha Kecil Menengah di Indonesia Perkembangan Indikator Makro Usaha Kecil Menengah di Indonesia Perekonomian Indonesia tahun 2004 yang diciptakan UKM berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI 2.1. PENGERTIAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO. dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi di dalam suatu

BAB II METODOLOGI 2.1. PENGERTIAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO. dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi di dalam suatu BAB II METODOLOGI 2.1. PENGERTIAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO Produk Domestik Regional Bruto merupakan jumlah nilai produk barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi di dalam suatu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur Provinsi Kalimantan Timur terletak pada 113 0 44-119 0 00 BT dan 4 0 24 LU-2 0 25 LS. Kalimantan Timur merupakan

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN PIDIE JAYA (Menurut Lapangan Usaha) 2006 2009 Nomor Katalog BPS : 9302008.1118 Ukuran Buku Jumlah Halaman : 20 cm x 27 cm : vi + 60 Lembar Naskah : Seksi Neraca

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rakyat. Pembangunan merupakan pelaksanaan dari cita-cita luhur bangsa. desentralisasi dalam pembangunan daerah dengan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. rakyat. Pembangunan merupakan pelaksanaan dari cita-cita luhur bangsa. desentralisasi dalam pembangunan daerah dengan memberikan digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan usaha untuk menciptakan kesejahteraan rakyat. Sebagai wujud peningkatan kesejahteraan lahir dan batin secara adil dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian 1. Geografis Secara astronomis Kabupaten Bolaang Mongondow terletak antara Lintang Utara dan antara Bujur Timur. Berdasarkan posisi geografisnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu sistem negara kesatuan. Tuntutan desentralisasi atau otonomi yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. suatu sistem negara kesatuan. Tuntutan desentralisasi atau otonomi yang lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Otonomi daerah memiliki kaitan erat dengan demokratisasi pemerintahan di tingkat daerah. Agar demokrasi dapat terwujud, maka daerah harus memiliki kewenangan yang lebih

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah 35 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah Provinsi Lampung adalah 3,46 juta km 2 (1,81 persen dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat banyak. Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat banyak. Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki potensi yang dapat dikembangkan, baik berupa sumber daya alam dan sumber daya manusia. Sumber daya alam yang dimiliki Indonnesia sangatlah berlimpah,

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PASER

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PASER BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PASER PDRB KABUPATEN PASER TAHUN 2011 Rata rata pertumbuhan ekonomi Kabupaten Paser kembali menembus angka dua digit sejak tahun 2010. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Penelitian Terdahulu BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Sejumlah peneltian terdahulu diambil untuk memperkuat penelitian ini dan sekaligus sebagai acuan dalam penelitian ini. Adapun penelitian tersebut

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat melalui beberapa proses dan salah satunya adalah dengan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2013 No. 09/02/31/Th. XVI, 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2013 Secara total, perekonomian DKI Jakarta pada triwulan IV/2013 yang diukur berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan

Lebih terperinci

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar BAB II PROFIL WILAYAH KAJIAN Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keputusan politik pemberlakuan otonomi daerah yang dimulai sejak tanggal 1 Januari 2001, telah membawa implikasi yang luas dan serius. Otonomi daerah merupakan fenomena

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Distribusi Persentase PDRB Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun

I. PENDAHULUAN. Distribusi Persentase PDRB Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Bogor merupakan sebuah kota yang berada di Provinsi Jawa Barat. Kedudukan Kota Bogor yang terletak di antara wilayah Kabupaten Bogor dan dekat dengan Ibukota Negara

Lebih terperinci

Hasil Pendaftaran(Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016

Hasil Pendaftaran(Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus konomi 2016 o.01/06/3502/th.i, 13 Juni 2017 Hasil Pendaftaran(Listing) Usaha/Perusahaan Sensus konomi 2016 Hasil pendaftaran Sensus konomi 2016 (S2016)

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang ada di pulau Jawa, letaknya diapit oleh dua provinsi besar

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BONTANG

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BONTANG BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BONTANG No. 05/6474/Th.V, 28 Desember 2016 TINJAUAN PDRB KOTA BONTANG MENURUT PENGGUNAAN Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Menurut Penggunaan Kota Bontang dalam tahun 2015

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Ponorogo Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Ponorogo Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Ponorogo Tahun 2013 sebanyak 178.908 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Ponorogo Tahun 2013 sebanyak 32 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan suatu negara. Pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami perubahan yang cukup berfluktuatif. Pada

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pendapatan rata-rata masyarakat pada wilayah tersebut. Dalam menghitung

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pendapatan rata-rata masyarakat pada wilayah tersebut. Dalam menghitung BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Definsi Pendapatan regional adalah tingkat (besarnya) pendapatan masyarakat pada wilayah analisis. Tingkat pendapatan dapat diukur dari total pendapatan wilayah maupun

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN IV TAHUN 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN IV TAHUN 2013 No. 09/02/36/Th. VIII, 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN IV TAHUN 2013 Secara total, perekonomian Banten pada triwulan IV-2013 yang diukur berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan 2000

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Daerah Istimewa Yogyakarta 1. Kondisi Fisik Daerah Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara 7.33-8.12 Lintang Selatan dan antara 110.00-110.50 Bujur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari definisi ini bahwa pembangunan ekonomi mempunyai tiga sifat penting

BAB I PENDAHULUAN. dari definisi ini bahwa pembangunan ekonomi mempunyai tiga sifat penting 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pengertian pembangunan ekonomi secara essensial dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk suatu masyarakat meningkat

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH

BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH Nilai (Rp) BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH Penyusunan kerangka ekonomi daerah dalam RKPD ditujukan untuk memberikan gambaran kondisi perekonomian daerah Kabupaten Lebak pada tahun 2006, perkiraan kondisi

Lebih terperinci

BPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2013

BPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2013 BPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH No. 1/8/124/Th. XIII, 25 Agustus 214 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 213 Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tapanuli Tengah tahun 213 sebesar 6,85 persen mengalami

Lebih terperinci

INDEKS KESENJANGAN EKONOMI ANTAR KECAMATAN DI KOTA PONTIANAK (INDEKS WILLIAMSON)

INDEKS KESENJANGAN EKONOMI ANTAR KECAMATAN DI KOTA PONTIANAK (INDEKS WILLIAMSON) BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PONTIANAK No : 02/02/6171/Th VI, 12 Pebruari 2008 INDEKS KESENJANGAN EKONOMI ANTAR KECAMATAN DI KOTA PONTIANAK (INDEKS WILLIAMSON) Rata-rata pertumbuhan ekonomi di Kota Pontianak

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2008

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2008 No. 19/05/31/Th. X, 15 Mei 2008 PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2008 Perekonomian DKI Jakarta pada triwulan I tahun 2008 yang diukur berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan 2000 menunjukkan

Lebih terperinci

BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA

BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 11/02/34/Th.XVI, 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN SEBESAR 5,40 PERSEN Kinerja perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) selama tahun

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN SOPPENG

BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN SOPPENG BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN SOPPENG 2.1. Batas Administratif Kabupaten Soppeng merupakan salah satu bagian dari Provinsi Sulawesi Selatan yang secara administratif dibagi menjadi 8 kecamatan, 21 kelurahan,

Lebih terperinci

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12 BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Konsekuensi logis sebagai negara kesatuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kemajuan dan perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung menunjukkan

I. PENDAHULUAN. Kemajuan dan perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung menunjukkan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Kemajuan dan perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung menunjukkan trend ke arah zona ekonomi sebagai kota metropolitan, kondisi ini adalah sebagai wujud dari

Lebih terperinci

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5. 1. Letak Geografis Kota Depok Kota Depok secara geografis terletak diantara 106 0 43 00 BT - 106 0 55 30 BT dan 6 0 19 00-6 0 28 00. Kota Depok berbatasan langsung dengan

Lebih terperinci

D a f t a r I s i. iii DAFTAR ISI. 2.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 2.9 Sektor Jasa-Jasa 85

D a f t a r I s i. iii DAFTAR ISI. 2.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 2.9 Sektor Jasa-Jasa 85 D a f t a r I s i Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Grafik Daftar Tabel DAFTAR ISI Daftar Tabel Pokok Produk Domestik Regional Bruto Kota Samarinda Tahun 2009-2011 BAB I PENDAHULUAN 1 1.1. Umum 1 1.2. Konsep

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA No. 52/ V / 15 Nopember 2002 PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA INDONESIA TRIWULAN III TAHUN 2002 TUMBUH 2,39 PERSEN Indonesia pada triwulan III tahun 2002 meningkat sebesar 2,39 persen terhadap triwulan II

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dinantikan serta diinginkan oleh rakyat Indonesia. Harapan dan cita-cita yang

BAB I PENDAHULUAN. dinantikan serta diinginkan oleh rakyat Indonesia. Harapan dan cita-cita yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerataan pembangunan ekonomi bagi bangsa Indonesia sudah lama dinantikan serta diinginkan oleh rakyat Indonesia. Harapan dan cita-cita yang ingin dijadikan kenyataan

Lebih terperinci

I. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KABUPATEN TEGAL TAHUN 2013

I. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KABUPATEN TEGAL TAHUN 2013 I. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KABUPATEN TEGAL TAHUN 2013 1.1 UMUM Wilayah Kabupaten Tegal mempunyai topografi yang lengkap dari pegunungan, dataran sampai daerah pantai dengan dukungan sumber

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007 BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007 4.1. Gambaran Umum awa Barat adalah provinsi dengan wilayah yang sangat luas dengan jumlah penduduk sangat besar yakni sekitar 40 Juta orang. Dengan posisi

Lebih terperinci

39 Universitas Indonesia

39 Universitas Indonesia BAB 3 PROFIL PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KABUPATEN PONOROGO 3.1 Kabupaten Ponorogo Kabupaten Ponorogo terletak antara 111 17-111 52 Bujur Timur dan 7 49-8 20 Lintang Selatan dengan luas daerah 1.371,78

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa sebelumnya. Menurut Sadono Sukiro (1996: 33), pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. masa sebelumnya. Menurut Sadono Sukiro (1996: 33), pertumbuhan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi merupakan sebuah proses berkembangnya perekonomian suatu daerah dari waktu ke waktu, maka dari itu pertumbuhan ini sangat penting karena

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Administrasi Kabupaten Majalengka GAMBAR 4.1. Peta Kabupaten Majalengka Kota angin dikenal sebagai julukan dari Kabupaten Majalengka, secara geografis terletak

Lebih terperinci

I. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) TAHUN 2012

I. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) TAHUN 2012 I. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) TAHUN 2012 1.1 UMUM Kabupaten Tegal dengan topografi yang lengkap dari pegunungan, dataran sampai daerah pantai didukung sumber daya alam yang beragam serta sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses saat pemerintah daerah dan masyarakat mengelola sumber daya yang ada dan selanjutnya membentuk suatu pola kemitraan antara

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Kondisi Geografis Daerah Kota Bengkulu merupakan ibukota dari Provinsi Bengkulu dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah

Lebih terperinci

BPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2012

BPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2012 BPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH No. 01/07/1204/Th. XII, 5 Juli 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2012 Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tapanuli Tengah tahun 2012 sebesar 6,35 persen mengalami

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pada hakekatnya pembangunan daerah merupakan bagian integral dari. serta kesejahteraan penduduk. Kesenjangan laju pertumbuhan ekonomi

I. PENDAHULUAN. pada hakekatnya pembangunan daerah merupakan bagian integral dari. serta kesejahteraan penduduk. Kesenjangan laju pertumbuhan ekonomi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan daerah tidaklah terpisahkan dari pembangunan nasional, karena pada hakekatnya pembangunan daerah merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Tujuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai suatu bangsa dan negara besar dengan pemilikan sumber daya alam yang melimpah, dalam pembangunan ekonomi yang merupakan bagian dari pembangunan nasional

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. Provinsi Jawa Timur membentang antara BT BT dan

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. Provinsi Jawa Timur membentang antara BT BT dan BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR 4. 1 Kondisi Geografis Provinsi Jawa Timur membentang antara 111 0 BT - 114 4 BT dan 7 12 LS - 8 48 LS, dengan ibukota yang terletak di Kota Surabaya. Bagian utara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menyebabkan GNP (Gross National Product) per kapita atau pendapatan

I. PENDAHULUAN. menyebabkan GNP (Gross National Product) per kapita atau pendapatan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum pembangunan ekonomi didefinisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan GNP (Gross National Product) per kapita atau pendapatan masyarakat meningkat dalam periode

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan suatu daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

I. PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan suatu daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pembangunan suatu daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Kerangka kebijakan pembangunan suatu daerah sangat tergantung pada permasalahan dan

Lebih terperinci

METODOLOGI. dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi di dalam suatu

METODOLOGI. dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi di dalam suatu II. METODOLOGI 2.1. Pengertian Produk Domestik Regional Bruto Produk Domestik Regional Bruto merupakan jumlah nilai produk barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi di dalam suatu

Lebih terperinci

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012 BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012 4.1.Gambaran Umum Geliat pembangunan di Kabupaten Subang terus berkembang di semua sektor. Kemudahan investor dalam menanamkan modalnya di Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduknya. Pembangunan dalam perspektif luas dapat dipandang

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduknya. Pembangunan dalam perspektif luas dapat dipandang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator dari kemajuan pembangunan, indikator ini pada dasarnya mengukur kemampuan suatu negara untuk memperbesar outputnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 1. Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (sehingga dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BONTANG No. 03/14/Th.IV, 15 September 2014 TINJAUAN PDRB MENURUT KONSUMSI MENCAPAI 69,42 Triliun Rupiah, Net Ekspor 53,44 Triliun Rupiah Dari Harga Berlaku Produk Domestik Regional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tanah merupakan salah satu properti berwujud (Tangible Property) yang

BAB I PENDAHULUAN. Tanah merupakan salah satu properti berwujud (Tangible Property) yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tanah merupakan salah satu properti berwujud (Tangible Property) yang sangat peka terhadap perkembangan. Perkembangan yang cukup pesat pada suatu daerah menyebabkan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2013 SEBESAR 2,93 PERSEN

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2013 SEBESAR 2,93 PERSEN BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 25/05/34/Th. XV, 6 Mei 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2013 SEBESAR 2,93 PERSEN Pertumbuhan ekonomi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2007

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2007 BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 30/08/31/Th.IX, 15 AGUSTUS 2007 PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2007 Perekonomian DKI Jakarta pada triwulan II tahun 2007 yang diukur berdasarkan PDRB atas

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2008

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2008 BPS PROVINSI DKI JAKARTA PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2008 No. 08/02/31/Th. XI, 16 Februari 2009 Secara total, perekonomian DKI Jakarta pada triwulan IV tahun 2008 yang diukur berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA 4.1. Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua Provinsi Papua terletak antara 2 25-9 Lintang Selatan dan 130-141 Bujur Timur. Provinsi Papua yang memiliki luas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan institusiinstitusi

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan institusiinstitusi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses menuju perubahan yang diupayakan suatu negara secara terus menerus dalam rangka mengembangkan kegiatan ekonomi dan taraf

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. jangka panjang (Sukirno, 2006). Pembangunan ekonomi juga didefinisikan

I. PENDAHULUAN. jangka panjang (Sukirno, 2006). Pembangunan ekonomi juga didefinisikan I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Pembangunan ekonomi pada umumnya didefinisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan per kapita penduduk suatu wilayah meningkat dalam jangka panjang (Sukirno,

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. masyarakat, dan institusi-institusi nasional, di samping tetap mengejar akselerasi

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. masyarakat, dan institusi-institusi nasional, di samping tetap mengejar akselerasi BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Pembangunan harus dipandang sebagai suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian 1. Batas admistrasi Daerah Istimewa Yogyakarta terletak di pulau Jawa bagian tengah, di bagian selatan dibatasi lautan Indonesia, sedangkan di bagian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder rangkai waktu (Time

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder rangkai waktu (Time III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder rangkai waktu (Time series) antara tahun 2009 hingga tahun 2013. Data tersebut terdiri dari:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Jangka Panjang tahun merupakan kelanjutan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Jangka Panjang tahun merupakan kelanjutan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Jangka Panjang tahun 2005 2025 merupakan kelanjutan perencanaan dari tahap pembangunan sebelumnya untuk mempercepat capaian tujuan pembangunan sebagaimana

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2012 BPS KABUPATEN SIMALUNGUN No. 01/08/1209/Th. XII, 1 Agustus 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2012 Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Simalungun tahun 2012 sebesar 6,06 persen mengalami percepatan

Lebih terperinci