CONTOH : LAPORAN PTK BAB I. PENDAHULUAN. A. Judul

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "CONTOH : LAPORAN PTK BAB I. PENDAHULUAN. A. Judul"

Transkripsi

1 CONTOH : LAPORAN PTK A. Judul PENERAPAN STRATEGI TRI TUNGGAL DALAM MENINGKATKAN PEMBELAJARAN NUN MATI ATAU TANWIN DAN MIM MATI PADA SISWA KELAS VII E SMP NEGERI 1 MUSUK TAHUN PELAJARAN B. Peneliti Abdul Haris, MSI, Guru Pendidikan Agama Islam SMP Negeri 1 Musuk Boyolali Jawa Tengah, Peserta Program Peningkatan Kompetensi dan Wawasan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ditjen Pendidikan Agama Islam, yang diselenggarakan FITK UNSIQ kerjasama dengan Kementrian Agama RI C. Kata Pengantar D. Daftar Isi E. Daftar Tabel (bila ada) F. Daftar Gambar (bila ada) G. Daftar Lampiran H. Abstrak atau ringkasan BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia pendidikan mempunyai tantangan yang sangat berat karena dituntut untuk dapat melahirkan manusia-manusia yang tidak hanya mampu menguasai tekhnologi dan informasi agar dapat bersaing di dunia internasional akan tetapi juga menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, berbudi pekerti yang luhur sebagaimana tercantum dalam Undang-undang Sistim Pendidikan Nasional No 2 Tahun 23. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Guru Pendidikan Agama Islam (GPAI) memiliki peran yang sangat stragis dalam mengimplementasikan tantangan dan tujuan pendidikan sebagaimana yang tercantum dalam Undang-undang Sistim Pendidikan Nasional No 2 Tahun 23 tersebut, dimana pembentukan karakter peserta didik yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia sangat melekat dengan kompetensi dan nilai-nilai pembelajaran PAI. Pusat Studi Kependidikan FITK UNSIQ 81

2 Penelitian Tindakan Kelas Setelah ditelusuri ternyata pembelajaran PAI menghadapi beberapa kendala, antara lain; alokasi waktu yang tersedia belum memadai untuk muatan materi yang begitu padat dan penting, pengembangan pendekatan, strategi dan metode pembelajaran yang belum variatif serta rendahnya perharian orang tua siswa terhadap pembelajaran PAI. Dari beberapa kendala tersebut, kelemahan pembelajaran PAI lebih disebabkan oleh faktor guru, guru kurang mampu mengembangkan keterampilan mengajar yang dapat menarik perhatian siswa dan merangsang siswa untuk belajar khususnya dalam hal membaca Al-quran dengan baik dan benar. Kondisi demikian harus segera diatasi, sebab jika dibiarkan ketidakmampuan siswa dalam membaca alquran secara baik akan berlanjut pada saat mereka di Sekolah Menengah Atas (SMA) bahkan di Perguruan Tinggi (PT). Tanpa menyalahkan guru PAI di SD, guru PAI di SMP perlu melakukan tindakan kongkrit untuk mengatasi permasalahan tersebut. Towaf (1996) juga mengamati adanya kelemahan-kelemahan pendekatan yang digunakan. Ia mengatakan bahwa pendekatan yang digunakan masih cenderung normatif. Kurang kreatifnya guru agama dalam menggali metode yang biasa dipakai untuk pendidikan agama menyebabkan pelaksanaan pembelajaran cenderung monoton. Amin Abdullah, seorang pakar keislaman menyoroti kegiatan pendidikan agama yang selama ini berlangsung di sekolah. Ia mengatakan bahwa pendidikan agama kurang consern terhadap persoalan bagaimana mengubah pengetahuan agama yang kognitif menjadi makna dan nilai yang perlu diinternalisasikan dalam diri siswa lewat berbagai cara,media dan forum. Pembelajaran lebih menitikberatkan pada aspek korespondensi tekstual yang lebih menekankan hafalan teks-teks keagamaan. Dari berbagai pendapat tersebut, jelas bahwa metode atau strategi pembelajaran memiliki kedudukan yang sangat signifikan untuk dapat mencapai tujuan pendidikan. Bahkan Ismail (28) mengatakan bahwa metode sebagai seni dalam mentrasfer ilmu pengetahuan kepada siswa dianggap lebih signifikan dibanding dari materi itu sendiri. Sebuah adagium mengatakan bahwa At- Thariqat Ahammu min al-maaddah (metode jauh lebih penting dibanding materi). Ini adalah sebuah realita bahwa cara penyampaian yang komunikatif lebih disenangi oleh siswa, walaupun sebenarnya materi yang disampaikan sesungguhnya tidak terlalu menarik. Sebaliknya materi yng cukup menarik, karena disampaikan dengan cara yang kurang menarik maka materi itu kurang dapat dicerna oleh siswa. Al-qur an sebagai sumber hukum Islam telah memerintahkan untuk memilih metode yang tepat dalam proses pembelajaran, seperti yang terdapat dalam surh an-nahl : Jurnal Kependidikan Al-Qalam.Vol. ix TH.212

3 Serulah (manusia) kepada Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. Selama ini, metodologi pembelajaran agama Islam yang diterapkan masih mempertahankan cara-cara lama (tradisional) seperti ceramah, menghafal dan demonstrasi praktik-praktik ibadah yang tampak kering. Seperti halnya pada materi ilmu tajwid dari masa kemasa selalu menggunakan cara-cara lama dengan ceramah dan membaca al-qur an sehingga cara-cara seperti itu diakui atau tidak, membuat siswa tampak bosan, jenuh dan kurang bersemangat dalam belajar agama. Belajar akan efektif kalau kondisinya berada pada suasana yang menyenangkan (Gordon Dryden & Dr. Jeannette Vos: 2) dan memiliki motivasi belajar yang kuat dari siswa. Teori-teori belajar apa pun apabila didukung oleh motivasi belajar yang tinggi dalam proses pembelajaran, maka akan memperoleh hasil yang maksimal.(s. Nasution: 24). Ajaran Islam memerintahkan kepada umat Islam untuk belajar Al-Qur an untuk mahir dan mengajarkannya kepada orang lain. Rasulullah SAW bersabda : Sebaik-baik diantara kamu adalah orang belajar Al-Qur: an dan mengajarkannya (HR. Bukhori, Abu Dawud, Tarmidi dan An-Nasa i) Agar dapat membaca dan mempelajari Al Qur'an dengan baik dan benar diperlukan pengetahuan yang cukup dan memadahi terutama ilmu tajwid, yang merupakan bagian tak terpisahkan dari ilmu Al Qur'an. Maka tepatlah kiranya pelajaran ilmu tajwid termasuk bagian dari materi yang harus dilaksanakan dalam proses belajar mengajar di tingkat SMP. Berkaitan dengan hal di atas, proses pembelajaran PAI terutama Standar Kompetensi Al Qur an: Menerapkan Hukum Bacaan Nun Mati/Tanwin dan Mim Mati perlu mendapat perhatian yang intensif baik dari segi metode, sumbersumber belajar maupun suasana pembelajaran yang kondusif, mengingat penguasaan kompetensi membaca al-quran sangat diperlukan bagi siswa, salah satu alasannya apabila siswa keliru membaca al Qur an maka akan mengakibatkan perbedaan pada maknanya. Pada kenyataannya, dari hasil pengamatan awal siswa kelas VII E SMP Negeri 1 Musuk tahun pelajaran 211/212 masih banyak yang mengalami kesulitan dalam membaca alquran. Dari 36 siswa kelas VII E SMP Negeri 1 Musuk tahun Pelajaran 211/212 yang masih aktif melakukan belajar membaca Al Qur an (mengaji) 3 %, dan tetap memiliki kebiasaan bertadarus dirumah 15 %, Sudah katam Al Qur an 1 %, Yang memiliki Al Qur an dirumah 1 %, Buku-buku Tajwid 5 %, dan yang beranggapan materi Al Qur an sulit adalah 7%, dan yang mengetahui cara melafalkan nun mati atau tanwin dan mim mati adalah 16 %. Dapat sebagai pertimbangan kompetensi siswa yang sudah khatam Al Pusat Studi Kependidikan FITK UNSIQ 83

4 Penelitian Tindakan Kelas Qur an = 3 anak (1.8%), masih mengaji Al Qur an = 15 anak (41%) dan yang kadang-kadang masih mengaji = 1 anak ( 27 %). Oleh karenanya secara umum perlu adanya perubahan, khususnya pendidikan agama Islam perlu melakukan inovasi, kreatifitas sehingga tujuan pendidikan Islam dapat tercapai. Strategi yang penulis terapkan Model TRI TUNGGAL (PAIKEM, Teams Game Tournament dan Make-a Match) merupakan pendekatan dalam proses belajar mengajar yang bila diterapkan secara tepat berpeluang dalam meningkatkan tiga hal, pertama, maksimalisasi pengaruh fisik terhadap jiwa, kedua, maksimalisasi pengaruh jiwa terhadap proses psikofisik dan psikososial,dan ketiga, bimbingan ke arah pengalaman kehidupan spiritual. Melalui penelitian tindakan kelas ini diharapkan mampu menemukan formula yang tepat untuk diterapkan sebagai metode atau strategi dalam proses pembelajaran,dalam hal ini penulis merumuskan judul : Penerapan Strategi Tri Tunggal Dalam Meningkatkan Pembelajaran Nun Mati Atau Tanwin Dan Mim Mati Pada Siswa Kelas VII E SMP Negeri 1 Musuk Tahun Pelajaran B. Identifikasi Masalah Masalah yang muncul dalam pemahaman dan penerapan hukum bacaan nun mati atau tanwin dan mim mati untuk membaca Al Qur an dapat diidentifikasi masalah yang muncul : 1. Minimnya minat anak untuk belajar membaca Al-quran dengan baik dan benar. 2. Metode pembelajaran yang kurang bervariasi sehingga menimbulkan sikap apatis dalam pembelajaran pada peserta didik. 3. Sikap yang kurang tertarik pada materi pembelajaran Al Qur an karena terkait dengan bahasa yang asing. 4. Banyaknya ilmu tajwid yang harus di pahami dan teraplikasi dalam membaca Al Qur an. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah : 1. Apakah dengan menggunakan model pembelajaran TRI TUNGGAL dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap kompetensi Hukum Bacaan Nun Mati/Tanwin dan Mim Mati Di Kelas VII. E SMP Negeri 1 Musuk Tahun Pelajaran 211/212? 2. Apakah dengan menggunakan model pembelajaran TRI TUNGGAL dapat meningkatkan hasil belajar siswa terhadap kompetensi Hukum Bacaan Nun Mati/Tanwin dan Mim Mati Di Kelas VII. E SMP Negeri 1 Musuk Tahun Pelajaran 211/212? 84 Jurnal Kependidikan Al-Qalam.Vol. ix TH.212

5 D. Tujuan Penelitian Tujuan dari Penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui peningkatan pemahaman Hukum Bacaan Nun Mati/Tanwin dan Mim Mati Di Kelas VII. E SMP Negeri 1 Musuk Tahun Pelajaran 211/212 setelah menerapkan strategi model TRI TUNGGAL. 2. Mengetahui peningkatan keberhasilan membaca Hukum Bacaan Nun Mati/Tanwin dan Mim Mati Di Kelas VII. E SMP Negeri 1 Musuk Tahun Pelajaran 211/212 setelah menerapkan strategi model TRI TUNGGAL. E. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapan dapat: 1. Secara teoritis untuk melengkapi inovasi pembelajaran bagi para guru PAI Khususnya. 2. Secara akademis ingin menambah khazanah kepustakaan Pendidikan Islam. 3. Secara praktis: a. Bagi peserta didik, untuk memberikan pemahaman baru dalam belajar PAI. b. Bagi guru, sebagai tambahan wawasan dan bahan pertimbangan dalam menentukan metode pembelajaran yang dapat memberikan manfaat. BAB II. KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoritis 1. Proses Belajar Mengajar Proses pembelajaran merupakan aktivitas kompleks yang mengintegrasikan secara utuh berbagai komponen kemampuan, seperti tingkat pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai. (Prasetya Irawan dkk.: 1996). Ini berarti bahwa baik guru maupun siswa harus memenuhi persyaratan tertentu dalam pengetahuan, kemampuan, sikap nilai, serta sifat-sifat pribadi agar proses pembelajaran dapat terselenggara secara optimal. Dalam proses pembelajaran siswa dituntut untuk aktif dan mandiri dalam kegiatan di kelas. Banyak cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran di kelas, diantaranya adalah melalui model PAIKEM, team games tournament dan Make-a Match. 2. Motivasi Belajar a. Pengertian Motivasi Para ahli menyampaikan beberapa pengertian motivasi antara lain (Soemanto: 23) menyatakan bahwa motivasi sebagai suatu Pusat Studi Kependidikan FITK UNSIQ 85

6 Penelitian Tindakan Kelas perubahan tenaga di dalam diri/pribadi seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi dalam usaha mencapai tujuan. Sedangkan (Sudarman: 24) mendefinisikan motivasi sebagai kekuatan, dorongan, kebutuhan, semangat, tekanan, atau mekanisme psikologi yang mendorong seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai prestasi tertentu sesuai dengan apa yang dikehendakinya. Dalam kaitannya dengan kegiatan belajar, maka motivasi belajar berarti keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang dapat menimbulkan, menjamin,dan memberikan arah pada kegiatan belajar untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Denga motivasi belajar maka siswa dapat mempunyai intensitas dan kesinambungan dalam proses belajar yang diikuti. b. Macam-macam Motivasi Motivasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu: 1) Motivasi Intrinsik yaitu motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah 2) Motivasi Ekstrinsik yakni motif-motif yang aktif dan berfungsi karena ada perangsang dari luar. (Djamarah: 22) c. Pentingnya Motivasi dalam Kegiatan Pembelajaran Dalam proses kegiatan belajar mengajar, motivasi memiliki beberapa manfaat yaitu: memberi semangat dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, membuat seseorang berkeinginan untuk melakukan sesuatu kegiatan, memberi petunjuk pada tingkah laku belajar, menentukan tingkat keberhasilan atau kegagalan pembelajaran siswa dan sebagai pendorong dalam usaha pencapaian prestasi dan hasil belajar yang diharapkan. Menurut Winata (dalam Erriniati, 1994) ada beberapa strategi dalam mengajar untuk membangun motivasi intrinsik. Strategi tersebut adalah sebagai berikut: 1) Mengaitkan tujuan belajar dengan tujuan siswa 2) Memberikan kebebasan dalam memperluas materi pelajaran sebatas yang pokok 3) Memberikan banyak waktu ekstra bagi siswa untuk mengerjakan tugas dan memanfaatkan sumber belajar di sekolah 4) Sesekali memberikan penghargaan pada siswa atas pekerjaannya 5) Meminta siswa untuk menjelaskan hasil pekerjaannya Sedangkan strategi membangkitkan motivasi ekstrinsik antara lain: 1) Kompetisi (persaingan) 86 Jurnal Kependidikan Al-Qalam.Vol. ix TH.212

7 2) Pace Making (membuat tujuan sementara atau dekat) 3) Tujuan yang jelas 4) Kesempurnaan untuk sukses 5) Minat besar: Motif akan timbul jika siswa memiliki minat yang besar. 6) Mengadakan penilaian atau tes. 3. Model Pembelajaran TRI TUNGGAL Tri tunggal merupakan istilah yang digunakan untuk peneliti. Adapun yang dimaksud adalah kolaborasi tiga model pembelajaran yang digunakan dalam satu pertemuan pembelajaran. Ketiga model tersebut adalah PAIKEM, Team Games Tournamen dan Make-a Match. Penjelasan ketiga model pembelajaran tersebut sebagai berikut: 4. PAIKEM Istilah PAIKEM adalah merupakan singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Pengertian secara bahasa dan istilah dijelaskan secara singkat sebagai berikut. Istilah Aktif menurut Ismail SM (28) pembelajaran adalah proses aktif membangun makna dan pemahaman dari informasi, ilmu pengetahuan maupun pengalaman oleh peserta didik sendiri. Dalam proses pembelajaran semestinya siswa tidak dijadikan layaknya bapak-bapak atau ibu-ibu pengajian yang hanya duduk manis dan siap mendengarkan tentang ilmu pengetahuan dan informasi dari sang guru. Lebih dari itu seorang guru dituntut untuk mampu menciptakan suasana yang memungkinkan siswa untuk aktif menemukan, memproses dan mengkontruksi ilmu pengetahuan dan keterampilan baru. Istilah Inovatif yang dimaksud selama proses pembelajaran diharapkan muncul ide-ide baru atau inovasi-inovasi positif yang keluar dari peserta didik untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.istilah Kreatif memiliki makna bahwa pembelajaran harus dapat mengembangkan daya imajinasi peserta didik, karena pada dasarnya setiap orang mempunyai potensi imajinasi masing-masing sehingga melalui pembelajaran guru dituntut untuk dapat menciptakan suasana yang mengundang daya kreatifitas anak didik. Istilah Efektif yaitu bahwa model pembelajaran apapun dengan waktu yang relatif singkat seyogyanya mampu mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal, hal ini dibuktikan dengan peserta didik memiliki kompetensi baru setelah proses pembelajaran. Istilah Menyenangkan, faktor inilah yang seringkali terabaikan, suasana pembelajaran yang menyenangkan dan berkesan akan menumbuhkan minat dan motivasi siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai dengan maksimal. Pusat Studi Kependidikan FITK UNSIQ 87

8 Penelitian Tindakan Kelas a. TGT (Team Games Tournamen) Model pembelajaran TGT yaitu siswa memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh poin pada skor tim mereka. Permainan dirancang untuk mengetes pengetahuan yang diperoleh dari penyampaian pelajaran di kelas dan kegiatan kelompok sehingga dapat berperan sebagai review materi pelajaran. Salah satu keuntungan penggunaan model TGT adalah siswa dapat didorong untuk mengeksplorasi pengetahuan yang telah dimilikinya kemudian mengembangkan keterampilan pembelajaran yang independen untuk mengisi kekosongan yang ada. Di samping itu dengan model pembelajaran TGT dapat menciptakan partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran sehingga efektifitas pembelajaran makin meningkat. Kolaborasi tiga model pembelajaran dalam satu pertemuan akan sangat tepat dan efektif untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Hal ini didasari alasan bahwa ketiga model pembelajaran yang dikolaborasikan berusaha sejak awal untuk menumbuhkan kemandirian, tanggung jawab, kebersamaan dan bekerja sama untuk mengasah emosional serta persaingan yang sehat dengan saling menghargai satu sama lain dalam situasi yang menyenangkan. b. Make-a Mach (Mencari Pasangan) Model pembelajaran Make-a Mach adalah salah satu model pembelajaran yang memberi kesempatan kepada setiap siswa untuk menunjukkan partisipasi kepada siswa yang lain. Adapun langkah-langkah dalam pembelajaran Make-a Mach adalah: (1) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review dalam hal ini bisa bentuk huruf hijaiyah, macam-macam hukum, macam-macam contoh, dllyang antara satu dengan lainnya merupakan jawaban, (2) setiap siswa mendapat satu kartu, (3) setiap siswa memikirkan jawaban dari kartu yang di pegang, (4) setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya, (5) setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum habis waktu yang tersedia diberi poin, (6) setelah satu babak kartu dikocok lagi agar setiap siswa mendapat kartu yang berbeda dengan yang pertama(lorna Curran, 1994). Metode Make-a Mach mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan dengan metode diskusi biasa yaitu, pertama, siswa lebih aktif mencari pasangan dengan bergerak kesana kemari sambil berpikir dan bermain. berdiskusi karena bertanggung jawab pada materi yang dibebankan kepadanya, kedua, Make-a mach bisa dilakukan dimana 88 Jurnal Kependidikan Al-Qalam.Vol. ix TH.212

9 saja dan terlebih kalau dilakukan dialam terbuka atau di lingkungan sekolah misalnya di taman, halaman, kebun dengan memanfaatkan media tumbuhan dll, ketiga, siswa aktif dengan sendirinya karena masing-masing memegang kartu yang harus di cocokkan dengan yan lain. Hal ini selaras dengan filosofi pembelajaran: I hear, and I forget,i see, and I remember,i do, and I understa Kolaborasi tiga model pembelajaran dalam satu pertemuan akan sangat tepat dan efektif untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Hal ini didasari alasan bahwa ketiga model pembelajaran yang dikolaborasikan berusaha sejak awal untuk menumbuhkan kemandirian, tanggung jawab, kebersamaan dan bekerja sama untuk mengasah emosional serta persaingan yang sehat dengan saling menghargai satu sama lain dalam situasi yang menyenangkan. B. Kerangka Berfikir Kondisi Awal Guru Pendidikan Agama Islam pasif dalam memberikan bimbingan pembelajaran al Qur an:menerapkan Hukum Bacaan Nun mati/tanwin dan Siswa dalam keadaan kurang motivasi belajar al Qur an:menerapkan Hukum Bacaan Nun mati/tanwin dan Mim Mati.Sementara mereka pasif, dalam belajar dibawah bimbingan guru PAI TindakanKelas Guru membentuk kelompok belajar siswa dan membimbing siswa dengan model pembelajaran TRI TUNGGAL Siswa dibimbing agar memiliki motivasi yang kuat dalam belajar al Qur an:menerapkan Hukum Bacaan Nun mati/tanwin dan Mim Mati melalui model pembelajaran TRI TUNGGAL Kondisi Guru memperhatikan aktivitas siswa dengan sungguh-sungguh dan membimbing mereka secara Siswa memiliki motivasi yang kuat dalam belajar al Qur an: Menerapkan Hukum Bacaan Nun mati/tanwin dan Mim Mati sehingga beimplikasi pada prestasi hasil belajar yang meningkat BAB III. METODE PENELITIAN A. Seting Penelitian 1. Waktu Penelitian : Penelitian telah dilakukan mulai pada awal tahu pelajaran 211/212, tepatnya minggu ke -3 bulan juli yaitu tanggal 19 Juli 211 adalah siklus pertama.kemudian dilanjutkan siklus ke-2, minggu ke-2 bulan Agustus 211. Dan pertemuan terakhir pada siklus ke -3 dilakukan pada tanggal 2 September 211. Untuk data-data pendukung dilakukan pengumpulan Pusat Studi Kependidikan FITK UNSIQ 89

10 Penelitian Tindakan Kelas data sejak awal penelitian dimulai sejak menyusun proposal sampai pelaporan bulan Nopember Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di SMP Negeri 1 Musuk Boyolali Jawa Tengah. Sekolah ini, terletak di Kabupaten Boyolali yang memiliki 18 kelas yakni kelas VII mempunyai 6 kelas paralel, kelas VIII 6 kelas paralel, dan kelas IX 6 kelas paralel. Dengan profil sekolah SPM (Sekolah Pelayanan Minimal) Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Musuk Boyolali No. Statistik Sekolah : Tipe Sekolah : /B1/ Alamat Sekolah : Musuk. : Kecamatan Musuk : Kabupaten Boyolali : Provinsi Jawa tengah Telepon/HP/Fax : / Status Sekolah Nilai Akreditasi Sekolah : Negeri : A B. Subyek Penelitian Subyek yang akan digunakan untuk penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas VII.E Siswa SMP Negeri 1 Musuk, tahun pelajaran 211/212. Jumlah siswa yang diteliti sebanyak 36 orang, dengan perincian 15 putra dan 21 putri. Dengan latar belakang pendidikan dasar yang berbeda-beda tetapi sebagian besar masih dalam satu kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali. Sehingga dalam proses sosialisi dan beradaptasi dengan lingkungan sekolah lebih mudah dan cepat menyesuaikan diri. C. Teknik Pengumpulan Data Penelitian yang telah dilakukan dalam pengumpulan data menggunkan sistem: 1. Observasi Partisipatif. Dalam penelitian ini, metode observasi dilakukan secara langsung kepada guru, siswa dan keadaan kelas yang ada untuk memperoleh data tentang motivasi belajar siswa pada proses pembelajaran. Alat yang digunakan dalam observasi ini adalah Chek List, yaitu suatu daftar yang berisi nama subyek dan faktor-faktor yang hendak diselidiki.( Sutrino Hadi: 1966) 9 Jurnal Kependidikan Al-Qalam.Vol. ix TH.212

11 Dalam hal ini chek list berupa lembar pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa. Di samping itu digunakan observasi tak struktur yaitu dengan mengamati dan mencatat berbagai gejala yang muncul dan terekam pada saat penerapan model pembelajaran TRI TUNGGAL, baik yang bersifat maju maupun mundur untuk mengadakan perbaikan pada siklus berikutnya. 2. Kuesioner (Angket ) Kuesioner (angket) diberikan sebelum proses pembelajaran berlangsung untuk mengetahui motivasi siswa dan diberikan pada setiap akhir siklus untuk mengetahui motivasi dan tanggapan siswa setelah penggunaan model pembelajaran TRI TUNGGAL. 3. Tes. Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang tingkat kemampuan penguasaan materi pelajaran PAI sebelum dan sesudah proses pembelajaran dilaksanakan pada kelas VII E SMPN 1 Musuk tahun pelajaran 211/ Dokumentasi. Penerapan teknik dokumentasi ini diarahkan pada data-data tertulis berupa dokumentasi nilai-nilai PAI dan foto-foto pelaksanaan tindakan kelas. D. Alat Pengumpulan Data Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data penelitian ini adalah: 1. Lembar Observasi a. Catatan penelitian berupa catatan tentang kejadian-kejadian atau perubahan- perubahan yang dijumpai ketika tindakan berlangsung b. Lembar observasi tentang tindakan guru. c. Lembar observasi tentang motivasi siswa d. Lembar observasi tentang kegiatan pembelajaran menggunakan model TRI TUNGGAL. 2. Angket Angket tentang motivasi belajar siswa terhadap materi al Qur an : Menerapkan Hukum Bacaan Nun Mati/Tanwin dan Mim Mati dan tanggapan siswa setelah pelaksanaan model pembelajaran TRI TUNGGAL. 3. Soal tes: Butir soal tes disusun peneliti dalam bentuk soal pilihan ganda dan isian. Pusat Studi Kependidikan FITK UNSIQ 91

12 Penelitian Tindakan Kelas 4. Dokumentasi : Untuk mengambil data nilai-nilai PAI siswa kelas VII E dan foto-foto pelaksanaan tindakan. E. Validasi Data Untuk kepentingan keabsahan data, penelitian ini menggunakan teknik trianggulasi. Dalam hal ini peneliti membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil pre-test dan post-test serta angket yang diberikan kepada siswa. F. Analisis Data Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis diskriptif : a. Hasil belajar dianalisis dengan analisis deskriptif yaitu membandingkan nilai tes antar siklus maupun dengan indikator kinerja. b. Observasi dan angket dengan analisis diskriptif berdasarkan observasi dan refleksi. G. Indikator Kinerja Keberhasilan tindakan kelas ini akan nampak pada peningkatan signifikan dari: a. Persentase jumlah siswa yang memiliki bahan/materi pelajaran. b. Persentase jumlah siswa yang antusias belajar mandiri. c. Persentase jumlah siswa yang mau bertanya kepada teman dalam satu kelompok. d. Persentase jumlah siswa yang mau bertanya kepada guru. e. Persentase jumlah siswa yang mau mengajarkan materi pada teman satu kelompok. f. Persentase jumlah siswa yang dapat menjawab soal dalam TGT. Adapun indikator kinerja dari data kuantitatif ditetapkan kriteria bahwa semakin meningkat perolehan hasil tes pada kategori di atasnya menunjukkan kriteria peningkatan pembelajaran dalam penelitian tindakan kelas ini. Format yang digunakan sebagai berikut: KATEGORI INTERVAL NILAI FREKUENSI NILAI Pre Tes Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3 Istimewa 91-1 Sangat Paham 81-9 Paham 71-8 Sedang 61-7 Kurang 51-6 Tidak Paham Jurnal Kependidikan Al-Qalam.Vol. ix TH.212

13 JUMLAH H. Prosedur penelitian 1. Gambaran Umum Tindakan Penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (dalam Arikunto, Suharsimi: 22), berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya sebagai berikut: Putaran 1 Refleksi Rencana I TindakanI/ Putaran 2 Refleksi Rencana II TindakanII Putaran 3 Refleksi Rencana TindakanII Gambar 3 Alur PTK Penjelasan alur di atas adalah: a. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan, membuat rencana tindakan, dan perangkat pembelajaran. b. Tindakan dan observasi, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya model pembelajaran TRI TUNGGAL. c. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat. Pusat Studi Kependidikan FITK UNSIQ 93

14 Penelitian Tindakan Kelas d. Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya. Penelitian tindakan kelas ini dibagi dalam tiga siklus, yaitu siklus I, II, dan III dimana masing-masing siklus dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes di akhir masing-masing putaran. 2. Skenario Tindakan a. Perencanaan (Planning) b. Peneliti berdiskusi dengan teman sejawat membahas masalahmasalah yang dihadapi guru selama pembelajaran PAI di kelas. c. Peneliti menyusun proposal penelitian tindakan berdasarkan masalahmasalah yang timbul, untuk disampaikan kepada kepala sekolah. d. Peneliti menyusun angket, lembar observasi, alat evaluasi, kartu, materi pelajaran yang akan dibahas dan alat pertandingan permainan kelompok e. Memberikan angket untuk mengetahui motivasi belajar siswa pada materi Al Qur an: Menerapkan Hukum Bacaan Nun Mati/Tanwin dan Mim Mati. 3. Tindakan (Acting) Pelaksanaan tindakan ada 4 tahapan yaitu : a. Tahap pertama (implementasi model pembelajaran PAIKEM dengan menciptakan pohon berbuah huruf) 1) Guru menyiapkan RPP, kartu-kartu, materi pelajaran yang akan dibahas serta alat permainan 2) Guru mengawali pembelajaran sesuai dengan urutan kompetensi yang dituliskan dalam RPP. 3) Guru mengajak siswa keluar kelas menuju taman sekolah untuk melakukan kegiatan pembelajaran diluar dengan menggunakan media pohon hidup sebagai penamaan dari jenis hukum seperti idzhar, ikhfak, idgham bilaghunnah, idgham bighunnah, dan iqlab. 4) Guru membagi kartu yang berisi huruf hijaiyah yang 28 dan contoh bacaan 5) Guru mengarahkan siswa untuk membuat yel-yel kelompok sebagai upaya membangkitkan gairah belajar. b. Tahap kedua: (implementasi model pembelajaran NHT) 1) Guru memberi identitas pada masing-masing anggota kelompok dengan identitas huruf yaitu A, B, C, dan D. 2) Guru membagi materi pelajaran dalam bentuk permainan piramida yang harus diisi oleh masing-masing anggota 94 Jurnal Kependidikan Al-Qalam.Vol. ix TH.212

15 kelompok dengan sub bab yang berbeda-beda yaitu, anak beridentitas A menerima materi sub bab A, anak beridentitas B menerima materi sub bab B dan seterusnya. 3) Guru mengarahkan siswa untuk mendiskusikan materi yang telah diterima dalam kelompok asalnya. 4) Guru mengarahkan siswa untuk membentuk kelompok baru yang disebut kelompok ahli dengan cara, anak yang beridentitas A berkumpul dengan anak beridentitas A, anak beridentitas B berkumpul dengan anak beridentitas B dan seterusnya 5) Guru mengarahkan anak untuk menunjuk ketua dan sekretaris kelompok. Tugas ketua kelompok adalah mengarahkan jalannya permainan. c. Tahap ketiga: (implementasi model pembelajaran TEAM GAMES TOURNAMENT) 1) Guru menyiapak siswa dalam kelompok itu menyiapkan permainan berikutnya. 2) Guru menyiapkan alat pertandingan permainan kemudian mengarahkan siswa untuk melakukan pertandingan permainan antar kelompok setelah memberikan penjelasan singkat teknik permainan. 3) Guru memberikan penghargaan bagi kelompok yang memperoleh poin tertinggi. Perhargaan dapat berupa acungan jempol, tepuk tangan, pujian dan hadiah d. Tahap keempat: Pada akhir siklus guru melakukan tes tertulis.kemudian guru memberikan angket sebagai Learning logs (catatan reflektif tentang fenomena kelas setiap pembelajaran) 4. Pengamatan (Observing) Pada penelitian tindakan kelas ini, peneliti adalah guru sekaligus berperan sebagai observer bagi peserta didik sedangkan pemantauan tindakan guru sekaligus memantau peserta didik dilakukan oleh dua orang (Drs. Rahmat Chozin, M.Ag dan Poniyem, S.Pd) secara bergantian maupun bersamasama. Hal-hal yang diamati observer dalam melaksanakan tindakan yaitu : 1. Sikap siswa ketika mendengarkan penjelasan guru, 2. Suasana kelas saat diterapkan model pembelajaran TRI TUNGGAL 3. Aktivitas siswa pada saat pembelajaran. 4. Gejala-gejala positif maupun negatif yang muncul pada saat tindakan yang diberikan. 5. Refleksi (Reflecting) Pada tahap ini guru bersama guru observer menganalisis perubahan yang terjadi pada peserta didik dan suasana kelas dan hal-hal yang dialami selama proses pembelajaran berlangsung. Peserta didik juga diberi Pusat Studi Kependidikan FITK UNSIQ 95

16 Penelitian Tindakan Kelas kesempatan untuk mengemukakan pendapat dan memberi masukan tentang apa yang dialami untuk penyempurnaan tindakan berikutnya. Dari hasil lembar observasi dan hasil tes dinilai apakah tindakan yang dilakukan guru menghasilkan perubahan yang signifikan. Apabila pada siklus I belum mencapai indikator sesuai yang diharapkan atau belum bisa mengatasi masalah maka perlu dilanjutkan dalam kegiatan penelitian pada siklus II, demikian pula bila terjadi pada siklus II tersebut belum mampu menunjukkan hasil maksimal, dilanjutkan penelitian pada siklus III dan seterusnya sampai diperoleh kemajuan yang signifikan dalam pemecahan masalah. BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Diskripsi Kondisi Awal dan Kegiatan Penelitian 1. Kondisi Awal Kondisi awal ditandai dengan rata-rata perolehan nilai murni UAS mata pelajaran PAI di SMP Negeri 1 Musuk kelas VII.E, pada semester I tahun pelajaran 211/212 yaitu 68,84 %, nilai tertinggi 87 dan nilai terendah 5. Di samping itu siswa kelas VII-C dalam hal motivasi belajar al Qur an: Menerapkan Hukum Bacaan Nun Mati atau Tanwin dan Mim Mati masih sangat rendah. Hal itu dapat dilihat dari beberapa indikator antara lain dalam hal kepemilikan buku hanya 25% siswa yang memilikinya. Siswa yang mau bertanya pada teman tentang materi PAI baru mencapai 31,25%. Siswa yang mau bertanya kepada guru sebesar 18,75%. Siswa yang selalu mengulang pelajaran PAI di rumah berkisar 3,125%. Siswa yang selalu tepat waktu mengumpulkan tugas PAI 25%. Siswa yang mengganggap materi PAI sangat sulit sebanyak 4,625%. Siswa yang sangat serius mengikuti pelajaran PAI hanya 6,25% dan siswa yang mengaku rugi jika tidak mengikuti materi pelajaran PAI hanya sebanyak 75%. Padahal pelajaran PAI termasuk di dalamnya kompetensi al Qur an sangat penting dan harus dikuasai siswa. 2. Kegiatan penelitian Kegitan penelitian ini melewati tiga siklus, dengan data utama adalah motivasi belajar siswa yang diamati dengan mengisi lembar pengamatan untuk siswa yang dijabarkan dalam lampiran-lampiran. Adapun data aktivitas mengajar guru untuk mengetahui kondisi kelas yang diciptakan oleh guru, diamati dalam lembar pengamatan terhadap aktivitas guru juga dijabarkan dalam lampiran-lampiran. 96 Jurnal Kependidikan Al-Qalam.Vol. ix TH.212

17 B. Hasil Tindakan 1. Siklus pertama Penelitian tindakan siklus I ini dilaksanakan dari tanggal 5 s.d 17 Januari 211. a. Perencanaan Tindakan Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada tahap perencanaan : 1) Peneliti menentukan model pembelajaran TRI TUNGGAL. 2) Peneliti/guru membagi materil al Qur an: Menerapkan Hukum Bacaan Nun Mati/Tanwin dan Mim Mati menjadi empat sub bab yaitu hukum bacaan: Idhar, Idghom, Iklab dan Ikhfa 3) Peneliti/guru menyiapkan alat pertandingan permainan kelompok (TGT) buatan guru yang diberi nama: Kata Berkait (terlampir) 4) Menyiapkan alat observasi dan angket tentang motivasi siswa belajar materi al-qur an: Menerapkan Hukum Bacaan Nun Mati/Tanwin dan Mim Mati 5) Menyiapkan butir soal pre test dan post test 6) Memberi angket (terlampir) yang intinya menanyakan motivasi siswa belajar materi al-qur an: Menerapkan Hukum Bacaan Nun Mati/Tanwin dan Mim Mati 7) Memberikan penjelasan-penjelasan dan mengadakan kesepakatan tentang akan dilaksanakannya penelitian tindakan kelas pada pertemuan berikutnya dengan menggunakan model pembelajaran model TRI TUNGGAL. b. Pelaksanaan Tindakan Rangkuman hasil monitoring terhadap siswa pada siklus I dalam lampiran 2, dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel : 1 Tindakan Siswa Pada Siklus I No Butir Pengamatan Jml Persenta se ( % ) 1 Siswa yang memiliki buku pelajaran Siswa yang antusias belajar mandiri ,5 3 Siswa yang mau bertanya kepada teman dalam satu kelompok. 1 31,25 4 Siswa yang mau bertanya kepada guru. 6 18,75 5 Siswa yang mau mengajarkan materi yang dikuasai pada teman satu kelompok ,25 Pusat Studi Kependidikan FITK UNSIQ 97

18 Penelitian Tindakan Kelas 6 Siswa yang dapat dapat menjawab soal dengan benar dalam TGT sebelum batas waktu habis. 7 Siswa yang mau berlomba-lomba untuk menjawab soal dalam TGT ,87 8 Siswa yang aktif positif dalam proses pembelajaran. 2 62,5 Hasil monitoring terhadap guru, pada tindakan siklus pertama menggunakan check list adalah sebagai berikut: 1. Guru membuat persiapan mengajar dengan baik. 2. Guru memberikan appersepsi. 3. Guru kurang memberikan motivasi kepada siswa. 4. Guru memberikan tugas kepada siswa. 5. Guru menjelaskan secara singkat tentang model pembelajaran TRI TUNGGAL yang akan dilakukan oleh siswa. 6. Guru membantu siswa belajar. 7. Guru pasif dalam memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya. 8. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk membantu siswa lain dalam belajar. 9. Guru berkeliling membantu siswa secara aktif. 1. Guru memberi kesempatan kepada siswa agar siswa berlomba-lomba menyelesaikan tugas. 11. Guru kurang memberi motivasi kepada siswa untuk menjawab soal dengan secepat-cepatnya. 12. Guru memberikan pujian/ kepada siswa yang paling cepat dan benar dalam menjawab pertanyaan. Sedangkan hasil monitoring terhadap guru dan aktivitas kelas menggunakan lembar observasi tak terstruktur pada sebagai berikut: Guru memanfaatkan model pembelajaran TRI TUNGGAL dengan baik, namun tindakan guru sedikit tegang, kurang improvisasi dan belum melebur dalam keceriaan siswa. Secara umum siswa merasa senang mendapat situasi belajar yang baru yaitu menyanyi, diskusi dan permainan. Namun demikian kelas masih nampak sering gaduh sehingga mengurangi perhatian, keaktifan dan kesungguhan siswa dalam belajar. 98 Jurnal Kependidikan Al-Qalam.Vol. ix TH.212

19 Pada implementasi TGT menggunakan alat permainan Kata Berkait sangat riskan mengalami cedera misalnya saling bertabrakan ketika berebut. Adapun analisis melalui tes maka diperoleh data sebagai berikut: Tabel; 2 Rekapitulasi Hasil Tes Siswa Pada Siklus I No Uraian Hasil Siklus I 1 Persentase Nilai siswa 69,37% 2 Nilai tertinggi 85 3 Nilai terendah 5 4 Jumlah siswa yang tuntas belajar 16 5 Jumlah siswa yang belum tuntas belajar 16 6 Persentase siswa yang tuntas belajar 5% 7 Persentase siswa yang belum tuntas belajar 5% Keterangan : Kriteria Ketuntasan Minimal Materi pelajaran Al Qur an: Menerapkan Hukum Nun Mati/Tanwin dan Mim Mati kelas VII semester II SMPN 1 Musuk tahun Pelajaran 211/212 adalah 71. Indikator kinerja penghitungan hasil tes siswa sebagai berikut: KATEGORI INTERVAL NILAI Pre Test FREKUENSI NILAI Siklus I Siklu s II Siklus III Istimewa 91-1 Sangat Paham Paham Sedang Kurang Tidak Paham JUMLAH Pusat Studi Kependidikan FITK UNSIQ 99

20 Penelitian Tindakan Kelas c. Refleksi Tindakan Hasil tindakan siklus I menunjukkan bahwa belum semua siswa bermotivasi belajar tinggi dan siswa mendapatkan model pembelajaran baru yang masih asing sehingga dampaknya baru 5 % anak yang tuntas belajar. Ini berarti tindakan belum optimal sehingga penelitian akan diteruskan pada siklus II Melalui observasi tentang performance guru dan suasana pembelajaran diperoleh kesimpulan bahwa ada beberapa hal yang belum. 1. Tindakan guru nampak sedikit tegang,kurang improvisasi dan belum melebur dengan keceriaan siswa. 2. Guru masih kurang dalam mendorong siswa untuk aktif melakukan kegiatan menyenangkan. 3. Guru pasif dalam memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya hanya menunggu pertanyaan dari siswa. 4. Guru kurang memberi motivasi kepada siswa untuk menjawab soal dengan secepat-cepatnya. 5. Suasana kelas masih sering gaduh. 6. Implementasi TGT masih riskan terhadap bahaya anak cidera. Dengan demikian dapat diajukan alternatif perbaikan tindakan pada siklus II sebagai berikut: 1) Lagu dipilih yang lebih menarik. 2) Guru diusahakan lebih rilek, banyak berimprovisasi dan melebur bersama siswa. 3) Guru meningkatkan upaya mendorong siswa untuk lebih aktif. 4) Guru lebih memotivasi siswa untuk bekerjasama dengan teman.. 5) Alat permainan dipilihkan alat permainan yang tidak membahayakan. 2. Siklus kedua Penelitian tindakan siklus II ini dilaksanakan tanggal 19 s.d. 24 Januari 211. Jumlah siswa yang ikut pembelajaran 36 anak. Kegiatan dalam penelitian Siklus II sebagai berikut: a. Perencanaan Tindakan Rencana tindakan Siklus II yang dilakukan oleh peneliti antara lain : 1. Guru menentukan media pembelajaran 2. Guru berusaha rilek ketika proses pembelajaran dimulai. 3. Permainan yang dipakai permainan Segitiga Cerdas (terlampir) b. Pelaksanaan Tindakan 1 Jurnal Kependidikan Al-Qalam.Vol. ix TH.212

21 Rangkuman hasil monitoring terhadap siswa pada siklus kedua dalam lampiran 2, dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel : 3 Tindakan Siswa Pada Siklus II No Butir Pengamatan Jml Persentase ( % ) 1 Siswa yang memiliki buku pelajaran Siswa yang antusias belajar mandiri ,25 3 Siswa yang mau bertanya kepada teman dalam satu kelompok. 4 Siswa yang mau bertanya kepada guru. 5 Siswa yang mau mengajarkan materi yang dikuasai pada teman satu kelompok. 6 Siswa yang dapat dapat menjawab soal dengan benar dalam TGT sebelum batas waktu habis. 7 Siswa yang mau berlomba-lomba untuk menjawab soal dalam TGT , ,5 3 93,75 8 Siswa yang aktif positif dalam proses pembelajaran. 3 93,75 Hasil monitoring terhadap guru, adalah sebagai berikut: 1) Guru membuat persiapan mengajar dengan baik.2) Guru memberikan appersepsi. 2) Guru memberikan motivasi kepada siswa4) Guru memberikan tugas kepada siswa. 3) Guru menjelaskan secara singkat tentang model pembelajaran TRI TUNGGAL yang akan dilakukan oleh siswa. 4) Guru membantu siswa belajar. 5) Guru aktif dalam memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya 6) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk membantu siswa lain dalam belajar. 7) Guru berkeliling membantu siswa secara aktif. 8) Guru memberi kesempatan kepada siswa agar siswa berlomba-lomba menyelesaikan tugas. 9) Guru memberi motivasi kepada siswa untuk menjawab soal dengan secepat-cepatnya. 1) Guru memberikan pujian/ kepada siswa yang paling cepat dan benar dalam menjawab pertanyaan. Pusat Studi Kependidikan FITK UNSIQ 11

22 Penelitian Tindakan Kelas Secara umum siswa menunjukkan rasa senang dalam mengikuti pelajaran, ada perhatian, keaktifan dan kesungguhan dalam mengikuti proses belajar. Namun ketika perpindahan kelompok siswa sering lupa dengan identitasnya. Di samping itu materi pelajaran antar anggota kelompok sering tertukar dengan siswa lain. Adapun analisis melalui tes maka diperoleh data sebagai berikut: Tabel : 4 Rekapitulasi Hasil Tes Siswa Pada Siklus II No Uraian Hasil Siklus II 1 Persentase Nilai Siswa 79,21 % 2 Nilai Tertinggi 1 3 Nilai Terendah 65 4 Jumlah Siswa yang Tuntas Belajar 25 5 Jumlah Siswa yang Belum Tuntas Belajar 6 Persentase Siswa yang Tuntas Belajar 7 Persentase Siswa yang Belum Tuntas Belajar 7 78,125 % 21,875 % Indikator kinerja penghitungan hasil tes siswa sebagai berikut: FREKUENSI NILAI KATEGORI INTERVAL NILAI Pre Test Siklus I Siklus II Siklus III Istimewa Sangat Paham Paham Sedang Kurang Tidak Paham JUMLAH c. Refleksi Tindakan Hasil tindakan siklus II menunjukkan bahwa motivasi belajar PAI meningkat sehingga dampaknya ada kenaikan dalam hasil belajarnya 12 Jurnal Kependidikan Al-Qalam.Vol. ix TH.212

23 yaitu siswa yang memperoleh hasil tes di atas KKM sebanyak 65,125 %. Ini berarti tindakan sudah menunjukkan hasil lebih baik walaupun belum mencapai hasil yang optimal. Oleh karena itu perlu pemantapan model tindakan TRI TUNGGAL, sehingga penelitian diteruskan pada siklus III Dengan demikian diajukan alternatif perbaikan tindakan pada siklus III sebagai berikut: 1. Masing-masing siswa perlu dibuatkan tanda pengenal untuk memudahkan mengingat identitas mereka. 2. Materi yang dibagi dalam beberapa sub bab perlu dicetak dalam kertas berwarna warni, untuk memudahkan siswa mengenali kelompok diskusi ahli mereka. 3. Siklus ketiga Penelitian tindakan siklus III ini dilaksanakan dari tanggal 26 s.d. 31 Januari 29 Jumlah siswa yang ikut pembelajaran 36 anak. Kegiatan dalam penelitian Siklus III sebagai berikut: a. Perencanaan Tindakan Rencana tindakan Siklus III yang dilakukan oleh peneliti antara lain : 1) Guru menentukan alat atau media yang lebih menarik. 2) Membuat tanda pengenal (ID card) yang berupa tulisan berhuruf A, B, C,dan D.sesuai jumlah anggota kelompok diskusi 4. Rangkuman dicetak dalam 4 kertas warna yang berbeda. Pelaksanaan Tindakan Rangkuman hasil monitoring terhadap siswa pada siklus kedua: Tabel: 5 Tindakan Siswa Pada Siklus III No Butir Pengamatan Jml Persentase ( % ) 1 Siswa yang memiliki buku pelajaran 2 Siswa yang antusias belajar mandiri. 3 Siswa yang mau bertanya kepada teman dalam satu kelompok. 29 9, , ,5 4 Siswa yang mau bertanya 19 59,37 Pusat Studi Kependidikan FITK UNSIQ 13

24 Penelitian Tindakan Kelas kepada guru. 5 Siswa yang mau mengajarkan materi yang dikuasai pada teman satu kelompok. 6 Siswa yang dapat menjawab soal dengan benar dalam TGT sebelum batas waktu habis. 7 Siswa yang mau berlombalomba untuk menjawab soal dalam TGT. 8 Siswa yang aktif positif dalam proses pembelajaran , Hasil monitoring terhadap guru, sebagai berikut: 1) Guru membuat persiapan mengajar dengan baik. 2) Guru memberikan appersepsi. 3) Guru aktif memberikan motivasi kepada siswa 4) Guru memberikan tugas kepada siswa. 5) Guru menjelaskan secara singkat tentang model pembelajaran TRI TUNGGAL yang akan dilakukan oleh siswa. 6) Guru membantu siswa belajar. 7) Guru aktif memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya. 8) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk membantu siswa lain dalam belajar. 9) Guru berkeliling membantu siswa secara aktif. 1) Guru memberi kesempatan kepada siswa agar siswa berlomba-lomba menyelesaikan tugas. 11) Guru selalu memberi motivasi kepada siswa untuk menjawab soal dengan secepat-cepatnya. 12) Guru sering memberikan pujian/ kepada siswa yang paling cepat dan benar dalam menjawab pertanyaan. Adapun analisis melalui tes maka diperoleh data sebagai berikut: Tabel: 6 Rekapitulasi Hasil Tes Siswa Pada Siklus III No Uraian Hasil Siklus III 1 Persentase Nilai siswa 89,6 % 2 Nilai tertinggi 1 3 Nilai terendah 75 4 Jumlah siswa yang tuntas belajar 32 5 Jumlah siswa yang belum tuntas 14 Jurnal Kependidikan Al-Qalam.Vol. ix TH.212

25 belajar 6 Persentase siswa yang tuntas belajar 1 % 7 Persentase siswa yang belum tuntas belajar % Indikator kinerja penghitungan hasil tes siswa sebagai berikut: KATEGORI INTERVAL NILAI Pre Test FREKUENSI NILAI Siklus I Siklus II Siklus III Istimewa Sangat Paham Paham Sedang Kurang Tidak Paham JUMLAH C. Tingkat Kemajuan Motivasi Tabel: 7 Tabel Peningkatan Motivasi Belajar Siswa No. Indikator Siklus I (%) Siklus II (%) Siklus III (%) 1. Siswa yang memiliki buku pelajaran ,62 2. Siswa yang antusias belajar mandiri. 37,5 56,25 93,75 3. Siswa yang mau bertanya kepada teman dalam satu kelompok 4. Siswa yang mau bertanya kepada guru. 5. Siswa yang mau mengajarkan materi yang dikuasai pada teman satu kelompok. 6. Siswa yang dapat dapat menjawab soal dengan benar dalam TGT sebelum batas waktu habis. 7. Siswa yang mau berlomba-lomba untuk menjawab soal dalam TGT 31, ,5 18,75 37,5 59,37 56, ,5 1 46,87 93,75 1 Pusat Studi Kependidikan FITK UNSIQ 15

26 Penelitian Tindakan Kelas 8. Siswa yang aktif positif dalam proses pembelajaran 62,5 93,75 1 Hasil perbandingan peningkatan motivasi belajar siswa pada siklus I, II dan III dapat dilihat pada grafik berikut: Gambar : 4 Grafik Perbandingan Motivasi Belajar Siswa Pada Siklus I, II, dan III Nomor Siklus I 25 37,5 31,25 18,75 56, ,87 62,5 Siklus II 5 56, , ,5 93,75 93,75 Siklus III 9,62 93,75 87,5 59, Nomor D. Peningkatan Hasil Belajar dan Ketuntasan Belajar Siswa Tabel : 8 Tingkat Hasil Belajar Rata-rata dan Ketuntasan Belajar Siswa No. Indikator Pre test Siklus I Siklu s II Siklus III 1. Nilai Hasil Belajar Rata-Rata 66,75% 69,37% 79,21 % 89,6% 2. Nilai Tertinggi Nilai Terendah Jumlah Siswa yang Tuntas Belajar Jumlah Siswa yang Belum tuntas Belajar Persentase Siswa yang Tuntas Belajar 43,75% 5% 78,12 5% 1% 7. Persentase Siswa yang Belum Tuntas Belajar 56,25% 5% 21,87 5% % 16 Jurnal Kependidikan Al-Qalam.Vol. ix TH.212

27 Indikator kinerja penghitungan hasil tes siswa sebagai berikut: KATEGORI INTERVAL NILAI FREKUENSI NILAI Pre Test Siklus I Siklus II Siklus III Istimewa Sangat Paham Paham Sedang Kurang Tidak Paham JUMLAH E. Kondisi Pembelajaran di Kelas Tabel: 9 Kondisi Pembelajaran di Kelas No. Indikator Siklus I (%) Siklus II (%) Siklus III (%) 1. Partisipasi aktif siswa 62,5 93, Respon positip dari siswa kepada guru 46,87 93, Semangat belajar 37,5 56,25 93,75 4. Komunikasi siswa dengan siswa 31, ,5 5. Komunikasi siswa dengan Guru 15,75 37,5 59,37 Pusat Studi Kependidikan FITK UNSIQ 17

28 Penelitian Tindakan Kelas Gambar: 6 Grafik Perbandingan Kondisi Pembelajaran Siklus I, II, dan III Nomor Siklus I 62,5 46,87 37,5 31,25 Siklus II 93,75 93,75 56,25 75 F. Hasil Learning Logs Siswa Tabel: 1 Hasil Learning Logs Siswa No. Indikator Respon Siswa Siklus I (%) Siklus II (%) Siklus III (%) 1. Pendapat siswa tentang materi pelajaran PAI Sangat sulit Sulit 37,5 4,625 21, ,375 Mudah 21,875 53,125 9,625 Sangat mudah 2. Pendapat siswa jika tidak mengikuti pembelajaran PAI Sangat Rugi Rugi 93,75 96,875 1 Tidak rugi 6,25 3,125 Sangat Tidak Rugi 3. Sikap ketika mengikuti proses pembelajaran PAI Sangat Serius Serius 78,125 6,25 87,5 15,625 84,375 Tidak Serius 21,875 6,25 Sangat Tidak Serius 4. Kebiasaan menyerahkan tugas/pr materi pelajaran PAI Selalu Tepat waktu Kadang Tepat Waktu 4,625 28,125 53,125 34,375 68,75 28,125 Tidak Tepat Waktu 28,125 9,375 3,125 Tidak Menyerahkan 3,125 3, Kebiasaan siswa mengulang pelajaran PAI di rumah Selalu Mengulang Kadang Mengulang 6, ,625 31,25 34,375 46,875 Mengulang jika ada 37,5 46,875 15, Jurnal Kependidikan Al-Qalam.Vol. ix TH.212

29 PR 31,25 6,25 Tidak Mengulang 6. Adanya kegiatan PAIKEM berupa nyanyian, tepuk tangan dan menari dan komunikasi dengan berpasangan yang dilakukan Sangat Menarik Menarik Kurang Menarik Tidak Menarik 3,125 62,5 31,25 31,25 21,875 65,625 71,875 6,25 31,25 68,75 7. Adanya kegiatan jigsaw yang dilakukan sebelum Team Games Tournament (TGT) dan evaluasi. Sangat Senang Senang Kurang Senang Tidak Senang 3,125 46,875 46,875 3,125 8,25 68,75 6,25 46,875 53, Adanya kegiatan Team Games Tournament (TGT) menjelang evaluasi Sangat Senang Senang Kurang Senang 25 62,5 12,5 31,25 65,625 3, Tidak Senang 9. Penguasaan pemahaman terhadap materi PAI setelah memakai model TRI TUNGGAL Sangat Paham Paham Kurang paham Tidak Paham 4,625 46,875 12,5 6,25 68, ,75 81,25 1. Perbandingan proses pembelajaran menggunakan Model Pembelajaran TRI TUNGGAL dengan proses pembelajaran sebelumnya Sangat Menarik Menarik Kurang Menarik Tidak Menarik 6,25 68,75 21,875 3,125 46,875 53,125 62,5 37,5 BAB V.KESIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa: 1. Penggunakan model pembelajaran TRI TUNGGAL dengan bantuan multimedia interaktif dalam proses pembelajaran materi al Qur an: Menerapkan Hukum Bacaan Nun Mati/Tanwin dan Mim Mati dapat meningkatkan motivasi belajar siswa 2. Penggunaan model pembelajaran TRI TUNGGAL dengan bantuan multimedia interaktif dalam proses pembelajaran materi al Qur an: Menerapkan Hukum Bacaan Nun Mati/Tanwin dan Mim Mati dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pusat Studi Kependidikan FITK UNSIQ 19

Kata-kunci : Model Pembelajaran TPS, Multimedia Interaktif, Motivasi dan Hasil Belajar

Kata-kunci : Model Pembelajaran TPS, Multimedia Interaktif, Motivasi dan Hasil Belajar IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TPS DENGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR HUKUM BACAAN NUN MATI/TANWIN DAN MIM MATI DI SMP NEGERI 1 BONANG Mushonef Guru Pendidikan

Lebih terperinci

MATI/TANWIN DAN MIM MATI PESERTA DIDIK KELAS VII

MATI/TANWIN DAN MIM MATI PESERTA DIDIK KELAS VII Penelitian Tindakan Kelas KOLABORASI CARD SORT DAN PAIKEM UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN HUKUM BACAAN NUN MATI/TANWIN DAN MIM MATI PESERTA DIDIK KELAS VII SMPN 1 PURWOREJO Tatik Pudjiani, S.Ag., M.S.I.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom). PTK merupakan bagian dari penelitian tindakan (Classroom). Classroom Action Research merupakan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS VIII-U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS VIII-U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS VIII-U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM Zuraidah Guru IPS SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel : zuraidahida867@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam pendidikan dituntut berperan serta

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Inggris dikenal dengan Clasroom Action Research (ARC). Penelitian tindakan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Inggris dikenal dengan Clasroom Action Research (ARC). Penelitian tindakan 35 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Motode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK). Metode penelitian tindakan kelas dalam bahasa Inggris

Lebih terperinci

PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR KONSEP SISTEM GERAK PADA MANUSIA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TGT PADA SISWA KELAS VIIID SMP NEGERI 1 BANDUNGAN

PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR KONSEP SISTEM GERAK PADA MANUSIA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TGT PADA SISWA KELAS VIIID SMP NEGERI 1 BANDUNGAN PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR KONSEP SISTEM GERAK PADA MANUSIA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TGT PADA SISWA KELAS VIIID SMP NEGERI 1 BANDUNGAN Eko Purwanti ABSTRAK Pembelajaran secara konvensional

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAMS GAME TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS KELAS IIIA SDN SEMBORO 01 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Kasmiati 10 Abstrak. Tujuan pembelajaran

Lebih terperinci

CONTOH : PROPOSAL PTK

CONTOH : PROPOSAL PTK Penelitian Tindakan Kelas CONTOH : PROPOSAL PTK A. Judul METODE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN motivasi DAN PRESTASI belajar AL- QUR AN; MENERAPKAN HUKUM BACAAN NUN MATI/TANWIN DAN MIM MATI DI KELAS VII-A SMPN

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR SD Negeri Purbasana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan manusia dalam rangka mencapai cita-cita dan tujuan yang diharapkan karena itu pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). PTK merupakan penelitian berupa tindakan yang dilakukan guru di dalam kelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) KOMBINASI MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS IV SDN SUNGAI MIAI 5 BANJARMASIN Noorhafizah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 25 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum penelitian dilakukan, dalam kegiatan pembelajaran IPS di Kelas 4 guru masih menggunakan metode pembelajaran tradisional.

Lebih terperinci

Fariyani Eka Kusuma Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

Fariyani Eka Kusuma Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Ponorogo. PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS VII SMP MA ARIF 2 PONOROGO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Fariyani Eka Kusuma Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI 164519 KOTA TEBING TINGGI Syarigfah Guru SD Negeri 164519 Kota Tebing Tinggi Surel : syarigfah16@gmail.com

Lebih terperinci

Oleh. Hamidah SDN 1 Cakranegara

Oleh. Hamidah SDN 1 Cakranegara Media Bina Ilmiah51 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MENCARI PASANGAN (Make a Match) PADA POKOK BAHASAN GEJALA ALAM DI INDONESIA DAN NEGARA-NEGARA TETANGGA KELAS VI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan sebagai tempat penelitin sehingga perlu utuk diadakannya penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan sebagai tempat penelitin sehingga perlu utuk diadakannya penelitian BAB I PENDAHULUAN Pada bab I pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah dalam penelitian ini akan menjabarkan permasalahan yang terjadi ditempat yang akan dijadikan sebagai tempat penelitin

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Gambaran Sekolah SD Negeri Karanganyar 03 terletak di Desa Karanganyar Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan. Sekolah Dasar ini berdiri pada tahun 1985, pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses terjadinya perubahan prilaku sebagai dari pengalaman. kreatif, sehingga mampu memacu semangat belajar para siswa.

BAB I PENDAHULUAN. proses terjadinya perubahan prilaku sebagai dari pengalaman. kreatif, sehingga mampu memacu semangat belajar para siswa. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran yang terencana diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar yang aktif dan kondusif dan proses belajar mengajar yang dapat berlangsung sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan penulis adalah menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar (2008)

Lebih terperinci

PENINGKATAN KREATIVITAS BERMAIN MUSIK ANSAMBEL. Erlin Sofiyanti

PENINGKATAN KREATIVITAS BERMAIN MUSIK ANSAMBEL. Erlin Sofiyanti Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah ISSN 0854-2172 SMP Negeri 1 Wiradesa Kabupaten Pekalongan Abstrak Tujuan penelitian ini yaitu (1) Untuk mengetahui peningkatan

Lebih terperinci

SITI WARTINI, SMA NEGERI 2 CEPU, BLORA, JAWA TENGAH, INDONESIA SITI WARTINI. Publikasi PTK, Telp : ,

SITI WARTINI, SMA NEGERI 2 CEPU, BLORA, JAWA TENGAH, INDONESIA SITI WARTINI. Publikasi PTK, Telp : , SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA VI Pemantapan Riset Kimia dan Asesmen Dalam Pembelajaran Berbasis Pendekatan Saintifik Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP UNS Surakarta, 21 Juni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULAN A. LATAR BELAKANG Menurut UU no 20 tahun 2003 pasal 3 menyatakan pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (class action research). Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan suatu penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan, keterampilan dan keahlian tertentu kepada individu guna mengembangkan bakat

Lebih terperinci

Oleh: Siti Halimah SD Negeri 01 Sembon, Karangrejo, Tulungagung

Oleh: Siti Halimah SD Negeri 01 Sembon, Karangrejo, Tulungagung 8 Siti Halimah, Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Melalui... PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBERIAN TUGAS PADA SISWA KELAS IV SDN 1 SEMBON KECAMATAN KARANGREJO TULUNGAGUNG SEMESTER

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan pendidikan dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Dengan pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan hidup. Dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas II SD 5 Karangbener, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus, Siswa kelas II ini berjumlah 24 anak

Lebih terperinci

PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL. Sumarni

PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL. Sumarni Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 6, No. 2, April 2016 ISSN 0854-2172 PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN SD Negeri 02 Wuluh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Paparan Data a. Pra Tindakan Sebelum melakukan penelitian, peneliti mengadakan observasi awal di MI Al-Hidayah 02 Betak Kalidawir

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN ALAT PERAGA BATANG NAPIER. Nur Waqi ah

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN ALAT PERAGA BATANG NAPIER. Nur Waqi ah UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN ALAT PERAGA BATANG NAPIER Nur Waqi ah Guru SDN Tampungrejo Kec. Puri Kab. Mojokerto Email: nurwaqiah1961@gmail.com Abstrak : Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Sekolah Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Noborejo 01 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga semester II tahun pelajaran 2012/2013 dengan subjek penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu usaha yang bertujuan untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu usaha yang bertujuan untuk mencerdaskan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu usaha yang bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, dan merupakan salah satu kunci pokok untuk mencapai cita- cita bangsa.

Lebih terperinci

Disusun Oleh : Yanti Jasni, S.Pd Guru SDN 34 Gantung Ciri ABSTRAK

Disusun Oleh : Yanti Jasni, S.Pd Guru SDN 34 Gantung Ciri ABSTRAK Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Melalui Pendekatan Saintifik Di Kelas VI SD Negeri 34 Gantung Ciri Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Melalui Pendekatan Saintifik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi dengan tujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk selalu berfikir dan mencari hal-hal yang baru. Pendidikan tidak

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk selalu berfikir dan mencari hal-hal yang baru. Pendidikan tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi kehidupan manusia sangatlah penting. Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang semakin berkembang telah menuntut manusia untuk selalu

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Disusun sebagai persyaratan Guna mencapai Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Diajukan Oleh: WAHYUNINGSIH A

NASKAH PUBLIKASI. Disusun sebagai persyaratan Guna mencapai Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Diajukan Oleh: WAHYUNINGSIH A PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI PENERAPAN METODE TEAMS GAMES TOURNAMENT PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 01 GIRIWONDO JUMAPOLO KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE DISKUSI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 349 TANJUNG KAPA MANDAILING NATAL

PENGGUNAAN METODE DISKUSI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 349 TANJUNG KAPA MANDAILING NATAL PENGGUNAAN METODE DISKUSI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 349 TANJUNG KAPA MANDAILING NATAL Heddi Dongoran Guru di SD Negeri 349 Tanjung Kapa Mandailing Natal Surel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pengetahuan dan keterampilan, serta manusia manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pengetahuan dan keterampilan, serta manusia manusia yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar yang dilakukan oleh manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini memiliki peran penting

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang memfokuskan pada proses belajar di kelas. Peserta didik menjadi subjek

BAB III METODE PENELITIAN. yang memfokuskan pada proses belajar di kelas. Peserta didik menjadi subjek BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Penelitian Tindakan Kelas Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang memfokuskan pada proses belajar di kelas. Peserta

Lebih terperinci

MELALUI PENERAPAN METODE EXPLICIT INTRUCTIONS

MELALUI PENERAPAN METODE EXPLICIT INTRUCTIONS MELALUI PENERAPAN METODE EXPLICIT INTRUCTIONS DALAM UPAYA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 BANGSRI Sawi Handayani (Guru SD Negeri Bangsri,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PAI MATERI SEJARAH ISLAM BERBASIS MULTIMEDIA DI KELAS VII SMPN 36 SEMARANG

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PAI MATERI SEJARAH ISLAM BERBASIS MULTIMEDIA DI KELAS VII SMPN 36 SEMARANG BAB IV ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PAI MATERI SEJARAH ISLAM BERBASIS MULTIMEDIA DI KELAS VII SMPN 36 SEMARANG A. Analisis Terhadap Pembelajaran PAI di SMPN 36 Semarang Perpindahan kurikulum

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE QUANTUM LEARNING TEKNIK PETA PIKIRAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X IPS 5 SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA

PENERAPAN METODE QUANTUM LEARNING TEKNIK PETA PIKIRAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X IPS 5 SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA PENERAPAN METODE QUANTUM LEARNING TEKNIK PETA PIKIRAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X IPS 5 SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 JURNAL Oleh : MARYUNINGSIH K8411045

Lebih terperinci

PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PECAHAN DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 PALU

PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PECAHAN DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 PALU PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PECAHAN DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 PALU Hadi Guru Matematika SMP Negeri 1 Palu Abstrak: Penelitian ini

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA NYARING SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE LATIHAN KELAS III DI SDN NO. 180/I KEC. PEMAYUNG KAB. BATANGHARI ARTIKEL

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA NYARING SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE LATIHAN KELAS III DI SDN NO. 180/I KEC. PEMAYUNG KAB. BATANGHARI ARTIKEL 1 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA NYARING SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE LATIHAN KELAS III DI SDN NO. 180/I KEC. PEMAYUNG KAB. BATANGHARI ARTIKEL OLEH FATHUR NIM GJA12D113072 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin baiknya kualitas bangsa tersebut. Di Indonesia pendidikan sangat

BAB I PENDAHULUAN. semakin baiknya kualitas bangsa tersebut. Di Indonesia pendidikan sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu kunci kemajuan, semakin baik kualitas pendidikan yang diselenggarakan oleh suatu bangsa, maka akan diikuti dengan semakin baiknya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Kondisi Pra Siklus Data yang didapat sebelum melaksanakan penelitian, ditemukan permasalahan yang perlu diberikan solusi untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Pra Siklus (Kondisi Awal) Berdasarkan hasil observasi di SD Negeri Jogosuran 68 Kecamatan Pasarkliwon Surakarta khususnya di kelas 5 pada mata pelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan bangsa, mulai dari pembangunan gedung-gedung,

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan bangsa, mulai dari pembangunan gedung-gedung, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan mutu pendidikan di Indonesia terus dilakukan sampai saat ini secara berkesinambungan. Berbagai upaya dilakukan demi meningkatkan kualitas pendidikan bangsa,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu Pelaksanaan September Oktober November Ket 1 Penulisan Proposal 5 September 2012

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu Pelaksanaan September Oktober November Ket 1 Penulisan Proposal 5 September 2012 5 BAB III METODE PENELITIAN 3. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.. Lokasi Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Katekan, Kecamatan Brati, Kabupaten Grobogan Kelas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan menerapkan model pembelajaran make a match. Elliot (Zainal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan menerapkan model pembelajaran make a match. Elliot (Zainal BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Kristen Satya Wacana Salatiga Semester Gasal Tahun Ajaran 2011/2012. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan

Lebih terperinci

1 Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 2.

1 Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 2. 70 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan tindakan kelas. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai proses pembelajaran pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai proses pembelajaran pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Deskripsi Awal Untuk memperoleh data awal sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu dilakukan orientasi dan observasi terhadap guru kelas mengenai proses

Lebih terperinci

Maulizar. Kata-kata kunci: Hasil Belajar Siswa, Model Pembelajaran Make A Match, Materi Tumbuhan Biji (Spermatophyta).

Maulizar. Kata-kata kunci: Hasil Belajar Siswa, Model Pembelajaran Make A Match, Materi Tumbuhan Biji (Spermatophyta). PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE-A MATCH PADA MATERI TUMBUHAN BIJI (SPERMATOPHYTA) DI KELAS VII SMP N KEMBANG TANJONG KABUPATEN PIDIE Maulizar STKIP Bina Bangsa Meulaboh,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Bagian ini, akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi prasiklus, deskripsi siklus I, deskripsi siklus II. Deskripsi pra siklus membahas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pengertian Metode dan Penelitian Metode adalah cara atau prosedur yang digunakan untuk menganalisa suatu masalah dalam penelitian (Ratna, 2004:34). Kualitas penelitian tergantung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah. Salah satu indikator keberhasilan pendidikan adapat dilihat dari perolehan nilai hasil belajar siswa.nilai hasil belajar siswa dapat lebih ditingkatkan apabila

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Kondisi Fisik Sekolah Dan Pembelajaran Di Sekolah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Kondisi Fisik Sekolah Dan Pembelajaran Di Sekolah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Kondisi Fisik Sekolah Dan Pembelajaran Di Sekolah Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Colomadu. Bangunan ini didirikan di

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. melakukan observasi awal terhadap hasil belajar siswa di kelas IV SDN 3 Tabongo

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. melakukan observasi awal terhadap hasil belajar siswa di kelas IV SDN 3 Tabongo 28 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 4.1.1 Hasil Observasi Awal Sebelum peneliti melakukan tindakan di kelas, maka terlebih dahulu melakukan observasi awal terhadap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang memerlukan usaha dan dana yang cukup besar, hal ini diakui oleh semua orang atau suatu bangsa demi kelangsungan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kehidupan sehingga diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal.

I. PENDAHULUAN. kehidupan sehingga diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi menuntut kemampuan kompetitif dalam berbagai aspek kehidupan sehingga diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal. Sehubungan dengan itu, upaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahwa pendidikan mempunyai tujuan untuk membentuk manusia yang maju.

BAB I PENDAHULUAN. bahwa pendidikan mempunyai tujuan untuk membentuk manusia yang maju. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas pendidikan erat kaitannya dengan proses pembelajaran karena proses pembelajaran merupakan salah satu segi terpenting dalam bidang pendidikan. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Seting dan Karakteristik Subjek Penelitian Untuk mengetahui waktu dan tempat diadakannya penelitian, serta subjek dan karakteristik dari subjek penelitian, berikut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan berperan penting dalam mengembangkan sumber daya manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional, terampil, kreatif dan inovatif.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian SD N Ngrandah 1 yang terletak di desa Ngrandah, Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Tenaga pengajar yang ada di SD Negeri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Pelaksanaan Tindakan Siklus I A. Tahap Perencanaan Setelah diperoleh informasi pada waktu observasi, maka peneliti melakukan diskusi

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STIK di KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 7 MATARAM

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STIK di KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 7 MATARAM UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STIK di KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 7 MATARAM Tri Sari Wijayanti Guru IPA SMAN 7 Mataram E-mail:- ABSTRAK:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan bangsa. Negara Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pada dasarnya proses belajar mengajar merupakan proses komunikasi antara guru dengan siswa. Proses pembelajaran dapat dikatakan berhasil apabila siswa mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam Pendidikan, kita mengenal dengan Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam Pendidikan, kita mengenal dengan Kegiatan Belajar Mengajar 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam Pendidikan, kita mengenal dengan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) merupakan aktivitas paling penting dalam keseluruhan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 93 A. Hasil Penelitian 1. Refleksi Awal BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas VA SDN 25 Kota Bengkulu. Subyek penelitian ini yaitu guru dan seluruh siswa

Lebih terperinci

BAB III METODEI PENELITIAN

BAB III METODEI PENELITIAN 15 BAB III METODEI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas III SD Negeri Besani, Kecamatan Blado, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Siswa kelas III

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Dasar sebagai tahap pertama pendidikan, seyogyanya dapat memberikan landasan yang kuat untuk tingkat selanjutnya. Dengan demikian sekolah dasar harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar pada

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar pada setiap individu atau kelompok untuk merubah sikap dari tidak tahu menjadi tahu sepanjang hidupnya.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas II SD Kutowinangun 08. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VI SDN REJOAGUNG 01 KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER Sri Nupiksani 2 Abstrak. Dewasa ini tumbuh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pratindakan Kelas yang di gunakan untuk penelitian adalah kelas IV yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan, dengan guru kelas yang bernama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Batik 1 Surakarta yang beralamat di Jalan Slamet Riyadi, nomor 445 Surakarta. Alasan pemilihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 3 menyebutkan bahwa, Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

Lebih terperinci

dengan memberi tekanan dalam proses pembelajaran itu sendiri. Guru harus mampu menciptakan kondisi pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif,

dengan memberi tekanan dalam proses pembelajaran itu sendiri. Guru harus mampu menciptakan kondisi pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan sumber daya manusia Indonesia seutuhnya. Oleh karena itu, pendidikan sangat perlu untuk dikembangkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia di masa yang akan datang. Karena dengan pendidikan kita dapat mempersiapkan kondisi sumber

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Pelaksanaan Tindakan 1.1.1 Kondisi Awal Sebelum pelaksanaan siklus 1 dan siklus 2, terlebih dahulu peneliti melakukan observasi awal dengan tujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat penting. Melalui pendidikan, seseorang akan belajar untuk mengetahui, memahami dan akan berusaha

Lebih terperinci

Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai

Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai Margareta Ni Made Ardani Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Darussalam Bati-Bati Kecamatan Bati-Bati Kabupaten Tanah Laut pada Tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN. Darussalam Bati-Bati Kecamatan Bati-Bati Kabupaten Tanah Laut pada Tahun BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Setting Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Darussalam Bati-Bati Kecamatan Bati-Bati Kabupaten Tanah Laut pada Tahun Pelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi Penelitian adalah tempat melakukan penelitian dengan tujuan memperoleh data yang berasal dari subjek penelitian.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 02 Getas, Kecamatan Kaloran, kabupaten Temanggung dengan Subyek Penelitian Siswa Kelas

Lebih terperinci

BAB I. tujuan pendidikan nasional menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang

BAB I. tujuan pendidikan nasional menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang BAB I A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia pada dasarnya pendidikan dilaksanakan dalam rangka untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Kemmis (dalam Rochiati, 2008) menjelaskan bahwa penelitian tindakan kelas adalah sebuah bentuk inkuiri

Lebih terperinci

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta) PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL TREFFINGER (PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai

Lebih terperinci

Sri Andayani 5. Kata kunci: model pembelajaran TAI (Team-Assisted-Individualization), hasil belajar. Guru SDN Gadingrejo 01 Umbulsari Jember

Sri Andayani 5. Kata kunci: model pembelajaran TAI (Team-Assisted-Individualization), hasil belajar. Guru SDN Gadingrejo 01 Umbulsari Jember MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION ) PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SDN GADINGREJO 01 KECAMATAN UMBULSARI KABUPATEN JEMBER Sri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada masa sekarang ini merupakan kebutuhan yang memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas dan berdaya saing. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan 34 BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Penelitian ini adalah jenis penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan bentuk kajian reflektif yang dilakukan peneliti untuk tujuan perbaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional :

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti di dalam kehidupan manusia, karena pendidikan mempunyai peranan penting bagi kelangsungan hidup manusia.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perbaikan terhadap sistim, cara kerja, proses, isi, dan kompetensi atau situasi

BAB III METODE PENELITIAN. perbaikan terhadap sistim, cara kerja, proses, isi, dan kompetensi atau situasi 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang bersifat reflektif, partisipatif, kolaboratif, dan spiral, bertujuan untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang disederhanakan untuk pembelajaran di sekolah dalam rangka menanamkan nilainilai sosial

Lebih terperinci

JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai Gelar S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai Gelar S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PKn MELALUI PENERAPAN METODE ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS V SDN 03 KARANGSARI KEC. JATIYOSO KAB. KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci