Maulizar. Kata-kata kunci: Hasil Belajar Siswa, Model Pembelajaran Make A Match, Materi Tumbuhan Biji (Spermatophyta).

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Maulizar. Kata-kata kunci: Hasil Belajar Siswa, Model Pembelajaran Make A Match, Materi Tumbuhan Biji (Spermatophyta)."

Transkripsi

1 PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE-A MATCH PADA MATERI TUMBUHAN BIJI (SPERMATOPHYTA) DI KELAS VII SMP N KEMBANG TANJONG KABUPATEN PIDIE Maulizar STKIP Bina Bangsa Meulaboh, Jl. Nasional Meulaboh-Tapaktuan Peunaga Cut Ujong Kec. Meureubo Kab. Aceh Barat 23615, maulizarbio28@gmail.com Abstrak: Penelitian berjudul Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui model Pembelajaran Make a match pada Materi Tumbuhan biji (Spermatophyta) di kelas VII SMPKembang Tanjong telah dilaksanakan mulai dari tanggal 14 November sampai 21November. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa melaluimodel pembelajaran Make a matchterhadap peningkatan hasil belajar pada materi tumbuhan biji (Spermatophyta) di kelas VII SMP Kembang tanjongtahun Subyek penelitian ini adalah siswakelas VII-2 dengan jumlah 35 siswa.jenis penelitian yang digunakanpenelitian Tindakan Kelas, yang terdiri dari dua siklus. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik tes dan pengolahan data menggunakan teknik statistikdalam bentuk perhitungan persentase (%). Hasil analisis data diperoleh siklus I ketuntasan belajar klasikal (62,85), dengan rata-rata (62,42), kemudian pada siklus II persentase ketuntasan belajar klasikal (85,71), dengan rata-rata (72,14). Dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajran Make a match terhadap peningkatan hasil belajar biologi pada materi tumbuhan biji (Spermatophyta)dapat smeningkatkan hasil belajar siswa kelas VII di SMP N kb. Tanjong Kabupaten Pidie. Kata-kata kunci: Hasil Belajar Siswa, Model Pembelajaran Make A Match, Materi Tumbuhan Biji (Spermatophyta). PENDAHULUAN Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan membutuhkan proses belajar mengajar yang optimal sehingga diperoleh hasil belajar yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan, siswa di tuntut untuk lebih aktif dan kreatif dalam proses belajar mengajar dan guru sebagai pendidik sangat dibutuhkan, karena belajar pada hakikatnya adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang yang bertujuan untuk mengadakan perubahan didalam diri seseorang, mencakup perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan dan keterampilan (Dalyono, 2005:49). Kompetensi dasar materi tumbuhan biji adalah mengklasifikasikan makhluk hidup berdasarkan ciri-ciri yang di miliki agar siswa menguasai konsep-konsep materi tumbuhan biji yang meliputi pengertian tumbuhan biji, klasifikasi tumbuhan biji, dan peranan tumbuhan biji. Salah satu alternatif yang dapat digunakan adalah model pembelajaran Make a Match. Model ini digunakan untuk membantu siswa mengingat apa yang dipelajari oleh peserta didik. Model pembelajaran Make a match merupakan model pembelajaran dengan cara mencari pasangan. Penerapan model ini dimulai dari teknik yaitu siswa disuruh mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban atau soal sebelum batas waktunya, siswa yang dapat mencocokkan kartunya diberi poin (Suhana, 2010). Peningkatan Hasil Belajar Siswa 1

2 Menurut Gagne (dalam Dimyati, 2002:10) Belajar merupakan kegiatan yang kompleks. Hasil belajar berupa kapabilitas, setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai timbulnya kapabilitas tersebut adalah dari stimulasi yang berasal dari lingkungan dan proses kognitif yang dilakukan oleh pembelajar. Dengan demikian belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi menjadi kapabilitas baru. Agar dapat melaksanakan proses belajar mengajar dengan baik, seorang guru diperlukan tingkat keahlian yang cukup memadai, menjadi guru tidak hanya cukup memahami materi yang disampaikan akan tetapi diperlukan kemampuan keterampilan yang lain seperti pemahaman psikologi, tingkah laku, menerapan media dan strategi pembelajaran yang tepat termasuk kemampuan mengevaluasi (Sanjaya, 2010:16-17) Dalam pembelajaran biologi pada materi tumbuhan biji (Spermatophyta) di MTsN Rukoh Banda Aceh, diperlukan suatu perangkat pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas belajar siswa, dengan menggunakan model pembelajaran Make a Match diharapkan akan menarik perhatian siswa, sehingga siswa mudah menerima dan mengingat materi pelajaran yang disampaikan oleh guru, dan siswa dapat meningkatkan hasil belajarnya sesuai dengan nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM). Proses belajar mengajar merupakan proses interaksi antara guru dan peserta didik. Oleh karena itu untuk mencapai kualitas pengajaran yang bermutu, mata pelajaran harus diorganisasikan dengan strategi yang tepat pula. Dalam hal ini pemilihan model pembelajaran sangat menentukan keberhasilan suatu proses belajar mengajar maupun untuk pengembangannya. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus. Pengumpulan data dilaksanakan pada kelas VII-2 semester I di SMP N Kb. Tanjong berjumlah 35 siswa. Kelas VII-2 terpilih sebagai subyek dan rata-rata nilai ulangan harian pada materi tumbuhan biji (Spermatophyta) masih dibawah standar kompetensi yang diterapkan, dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 65. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan dari 40 siswa yang mengikuti ujian, sebanyak 50% atau sebanyak 20 siswa masih di bawah standar kompetensi yang diterapkan. Berdasarkan hasil yang didapat, maka penelitian dengan guru bidang studi biologi (Rosmalina, S.Pd) berkolaborator untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Metode belajar Cooperatif Learning dengan model Make-a match diharapkan akan menarik perhatian siswa, sehingga siswa mudah menerima dan mengingat materi pelajaran yang disampaikan oleh guru, dan siswa dapat meningkatkan hasil belajarnya sesuai dengan nilai kriteria ketuntasan minimal. Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Make-a Match pada Materi Tumbuhan Biji Peningkatan Hasil Belajar Siswa 2

3 (Spermatophyta) di Kelas VII SMP N Kembang Tanjong Kabupaten Pidie. Berdasarkan uraian di atas dapat dikemukakan permasalahan sebagai berikut: 1. Adakah peningkatkan hasil belajar siswa pada materi tumbuhan biji (Spermatophyta) di kelas VII semester I SMP N kb. Tanjong dengan menggunakan model pembelajaran Make a Match? 2. Bagaimana respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran Make a Match pada materi tumbuhan biji (Spermatophyta) di kelas VII SMP N Kb. Tanjong kab. Pidie? Berdasarkan rumusan masalah di atas,maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar biologi pada materi tumbuhan biji (Spermatophyta) dengan menggunakan model pembelajaran cari pasangan (Makea Match) di kelas VII SMP Kb. tanjong. 2. Untuk mengetahui respon siswa pada kegiatan pembelajaran dengan penerapan model Make a Match pada materi tumbuhan biji (Spermatophyta) di kelas VII SMP Kb. Tanjong Kab. Pidie. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk: a. Menambah sumber pengetahuan, pengalaman, serta dapat mengetahui secara langsung situasi dan kondisi yang dialami para peserta didik pada umumnya dan peserta didik kelas VII SMP Negeri Kb. Tanjong. b. Memberikan informasi pada guru-guru tentang pentingnya penggunaan metode belajar dalam proses pembelajaran biologi. c. Meningkatkan partisipasi dalam kegiatan belajar mengajar dan meningkatkan prestasi belajar. METODE Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dan kualitatif, jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang dilakukan oleh peneliti secara langsung. Penelitian ini berbasis kolaboratif, sehingga dalam pelaksanaannya penelitian dilakukan melalui kerja sama dengan guru bidang studi biologi yang selalu berupaya untuk memperoleh hasil yang optimal melalui cara dan prosedur yang efektif, sehingga dimungkinkan adanya tindakan yang berulang dengan revisi untuk meningkatkan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran biologi pada materi tumbuhan biji (Spermatophyta). Peneliti berperan sebagai guru untuk melakukan tindakan pembelajaran sesuai perencanaan tindakan yang dibuat. Penelitian ini dilaksanakan di kelas VII- 2 (dua) SMP N Kb. Tanjong. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November Prosedur kerja dalam penelitian ini merupakan siklus kegiatan yang direncanakan dalam dua siklus. Dalam penelitian tindakan, peneliti terlibat langsung dalam proses penelitian dari awal hingga akhir penelitian. Peningkatan Hasil Belajar Siswa 3

4 Adapun prosedur penelitian tindakan meliputi beberapa tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Arikunto (2010:16) menggambarkan keempat tahap tersebut sebagai berikut a. Perencanaan (Planning) Kegiatan yang akan dilakukan ialah meliputi apa penyebabnya masalah yang ada pada siswa kelas VII-2, kemudian menganalisis penyebab munculnya masalah dan menetapkan pengembangan tindakan yang akan dilakukan terhadap subyek. Beberapa hal tersebut digunakan untuk kepentingan studi awal yang diperoleh dari observasi dan wawancara terhadap responden (guru dan siswa). Apabila pada siklus I belum terjadi perubahan yang diharapkan, maka pada siklus selanjutnya dicari kembali permasalahan yang ada pada siklus I. Kemudian pada siklus selanjutnya dikembangkan tindakan yang berbeda untuk menyempurnakan tindakan yang telah dilakukan pada siklus I, sehingga perubahan yang diinginkan dapat tercapai sesuai dengan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Peneliti merancang dan menyusun rencana pembelajaran dengan bimbingan dari dosen pembimbing. Secara rinci perencanaan yang peneliti lakukan adalah sebagai berikut : 1. Menyusun RPP 3. Menyusun tes hasil belajar siswa 4. Membuat lembar observasi 5. Mempersiapkan materi belajar 6. Mempersiapkan sumber dan media yang dibutuhkan pada saat penelitian. b. Pelaksanaan Tindakan (Acting) Pelaksanaan Tindakan dilaksanakan untuk memperbaiki permasalahan yang ada pada subjek penelitian Penelitian direncanakan dilaksanakan dalam 2 siklus dan pada setiap siklus meliputi dua kali pertemuan. Apabila pembelajaran dalam satu siklus belum berhasil yakni 70% siswa belum mampu mencapai nilai 70, maka pembelajaran pada siklus tersebut akan diulang. Apabila 70% siswa sudah mencapai nilai 70, maka pembelajaran pada siklus selanjutnya sudah dapat dilakukan. c. Pengamatan (Observing) Observing adalah kegiatan pengamatan dan pengambilan data untuk memantau sejauh mana efek tindakan yang dilakukan terhadap siswa dapat berjalan secara efektif dan mencapai tujuan yang dikehendaki serta menunjang pembelajaran yang berlangsung kondusif. Instrument yang dipakai adalah soal tes dan lembar observasi atau petunjukpetunjuk lain yang dapat dipakai sebagai bahan dalam analisis dan untuk keperluan refleksi. d. Refleksi (Reflecting) Refleksi adalah suatu kegiatan yang mengulas secara kritis terhadap perubahan yang terjadi pada siswa, suasana pembelajaran yang berlangsung di kelas, dan guru. Dalam kegiatan ini perlu adanya analisis dan refleksi terhadap data-data yang telah dikumpulkan untuk didiskusikan bersama dengan guru bidang studi (Dra. Marhami) untuk mengetahui sejauh mana action yang dilakukan telah menghasilkan suatu yang berarti dengan adanya pemanfaatan model pembelajaran Make a Match pada materi Peningkatan Hasil Belajar Siswa 4

5 tumbuhan biji (Spermatophyta). Kelebihan maupun kekurangan yang ada dalam pembelajaran segera dicari solusinya dan langkah-langkah untuk perbaikan pada pembelajaran siklus selanjutnya. Teknik Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai guru yang menerapkan model pembelajaran make a matchpada kelas yang dipilih. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa instrumen yang digunakan untuk menganalisis data dalam terdiri 5 macam yaitu Perangkat pembelajaran (RPP), tes tertulis, dokumentasi, respon siswa dan lembar observasi. RPP Sebelum melaksanakan belajar mengajar terlebih dahulu menyusun perangkat pembelajaran selama 2x pertemuan untuk materi tumbuhan biji (Spermatophyta), agar pembelajaran lebih terarah dan lebih tepat sasarannya. Dokumentasi Metode ini digunakan untuk memberikan gambaran perilaku siswa ketika pembelajaran berlangsung. Dokumentasi dapat berupa (foto). Pengambilan data dalam bentuk dokumentasi foto dilakukan saat proses pembelajaran berlangsung dan merupakan tanda yang penting sebagai tanda bukti sudah terjadi suatu penelitian. Tes Hasil Belajar Bentuk tes yang digunakan adalah bentuk pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban. Bentuk soal pilihan ganda digunakan karena bentuk soal tersebut dapat mencakup seluruh materi pelajaran. Bentuk soal pilihan ganda berisi tentang pokok permasalahan dan sejumlah alternatif yang berupa kemungkinan jawaban terhadap permasalahan, pokok soal dapat berupa suatu pertanyaan atau pernyataan yang tidak lengkap. Alternatif jawaban terdiri dari satu jawaban benar dan beberapa jawaban salah yang disebut sebagai pengecoh. Lembar Observasi Lembar pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran digunakan untuk mengetahui aktivitas fisik yang dilakukan oleh guru dan siswa selama KBM. Aktivitas guru meliputi penyajian kelas, penyampaian tujuan pembelajaran, memotivasi siswa, menyampaikan informasi, Mengajukan pertanyaan, membimbing siswa menyusun kesimpulan, dan evaluasi. Respon siswa terhadap penerapan model Make match Angket digunakan untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan respon siswa terhadap penggunaan model pembelajaran Make a Match yang diberikan di akhir setelah proses belajar mengajar berlangsung. Kategori respon yang diberikan meliputi: pendapat siswa mengenai materi pelajaran, penggunaan model pembelajaran Make a Match, penampilan guru dalam mengajar dikelas, suasana kelas pada saat belajar, perbedaan Peningkatan Hasil Belajar Siswa 5

6 antara belajar melalui model Make a Match dengan belajar seperti biasa. Angket diberikan setelah semua kegiatan pembelajaran dan evaluasi selesai dilakukan. Teknik Pengolahan Data 1) Tes dilaksanakan untuk mengukur hasil belajar siswa, yaitu dengan memberikan evaluasi (tes) tertulis pada siswa yang dilaksanakan pada setiap akhir siklus. 2) Kinerja guru dalam proses pembelajaran dicatat langsung melalui lembar observasi guru. Teknik Analisis Data Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah deskriptif persentase. Data yang dianalisis meliputi ketuntasan belajar individu, dan ketuntasan belajar klasikal. a. Ketuntasan belajar individu Untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar siswa secara individu selama pembelajaran berlangsung, digunakan rumus persentase menurut Depdiknas adalah: Ketuntasan individu Keterangan: Presentase = Presentase: Tingkat Presentase yang dicapai n N (Mulyasa 2003:102). : Nilai yang diperoleh : Jumlah siswa yang mengikuti tes HASIL DAN PEMBAHASAN Data penelitian berupa nilai yang diperoleh setelah pemberian test dari siklus I dan siklus II. Hasil tes dapat dilihat setelah mendapatkan materi dengan menggunakan model pembelajaranmake a match. Data Hasil Tes Setelah dilakukan analisis data hasil tes diperoleh nilai seperti yang tertera pada Gambar ,71 72,14 62,42 62,85 Siklus I Siklus II = (Usman, 1993:138). b. Ketuntasan Belajar Klasikal Nilai evaluasi diperoleh setelah dilakukan tindakan kelas, kemudian dianalisis untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar. Ketuntasan hasil belajar secara klasikal dihitung menggunakan rumus: Sumber: Hasil Penelitian, 2012 Gambar 1. Grafik Perolehan Hasil Belajar Siklus I, dan II Berdasarkan Gambar 1, dapat dilihat bahwa peningkatan hasil belajar siswa semakin meningkat. Hal ini dapat di lihat bahwa pada siklus I nilai rata-rata (62,42) dengan nilai ketuntasan sebesar 62,85% Peningkatan Hasil Belajar Siswa 6

7 sedangkan nilai rata-rata siklus II (72,14) dengan nilai ketuntasan 85,71%. Berdasarkan grafik di atas maka jelas terlihat adanya peningkatan hasil belajar siswa pada setiap siklus.hasil evaluasi Hasil Observasi Siklus I Dari hasil observasi dengan menggunakan lembar observasi, saran dari observer yaitu guru bidang studi Biologi (Rosmalina, S.Pd) peneliti pada siklus I dalam kegiatan pendahuluan guru kurang mampu dalam memotivasi siwa, sedangkan dalam mengaitkan menginformasikan langkahlangkah pembelajaran guru sudah baik.pada kegiatan inti dalam mengarahkan siswa untuk berfikir dan menemukan jawaban dan dalam memberikan pertanyaan sudah sesuai, sedangkan dalam membimbing siswa dalam membagikan informasi kepada seluruh siswa sudah baik.pada kegiatan penutup terlihat dalam menegaskan hal-hal yang penting atau intisari yang berkaitan dengan pembelajaran serta menutup pelajaran sudah sesuai.dan berdasarkan hasil observasi aktifitas siswa, dapat dilihat bahwa pada kegiatan pendahuluan siswa memperhatikan guru ketika membuka pelajaran dengan baik, menjawab pertanyaan guru pada kegiatan apersepsi dengan baik. Sedangkan pada kegiatan inti siswa dapat memahami materi yang disampaikan guru, siswa mapu mencocokkan kartu dengan pasangannya, dan siswa mampu menyelesaikan masalah dan menemukan solusi pemecahan masalah secara individu atau secara berpasangan dengan baik, dan pada kegiatan penutup dari hasil observasi terlihat siswa masih belum berani dalam menanyakan hal-hal yang belum dipahami ke pada guru. Dan kondisi kelas termasuk kedalam kelas yang besar (lebih dari 30 orang/kelas), menyebabkan proses belajar mengajar kurang efektif. Hal ini perlu mendapatkan perhatian guru dalam rangka meningkatkan pembelajaran, khususnya padamata pelajaran Biologi pada materi tumbuhan biji (Spermatophyta) di kelas VII-2. Peneliti mencoba mendiskusikan ulang dengan guru bidang studi biologi agar dalam memotivasi siswa dengan baik dan menguasai model make a match dengan baik sehingga dalam melaksanakan siklus II ada penigkatan. Hasil observasi guru siklus I dapat dilihat pada Lampiran 8 dan hasil observasi kegiatan siswa. Kegiatan guru dalam pembelajaran siklus I masih ada beberapa aspek yang belum tuntas. Ini yang menjadi tindakan lebih lanjut pada siklus II nanti, agar hasil belajar peserta didik lebih optimal. serta ketuntasan klasikal dalam pembelajaran Biologi pada materi tumbuhan biji pada siklus I ini dikategorikan kurang dengan persentase 62,85% dan dengan rata-rata (62,42), karena tiap aspeknya belum maksimal. Setelah dianalisis dapat disimpulkan bahwa saat proses pembelajaran siklus I, terjadi hambatan hambatan antara lain: 1) Ada beberapa peserta didik yang nilainya masih rendah 2) Pada proses pembelajaran peserta didik masih banyak yang pasif 3) Suasana kelas sedikit ramai jika ada waktu luang Peningkatan Hasil Belajar Siswa 7

8 4) Kemampuan guru mengelola waktu masih kurang Dengan munculnya hambatan hambatan pada saat pembelajaran siklus I, maka diperlukan adanya perbaikan yang dilanjutkan pada siklus II. Siklus II Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh guru pada siklus II terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan lembar observasi guru pada kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup sudah sangat baik karena pada siklus II peneliti memberi apersepsi yang sesuai serta memotivasikan siswa supaya semangat dalam belajar dan pada siklus II siswa terlihat lebih aktif dalam mencocokkan pasangan kartu yang di pegang. Dan pada siklus II dari hasil observasi aktifitas siswa dengan menggunakan lembar observasi dapat diketahui bahwa pada kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup siswa sudah terlihat aktif, hal ini terlihat dari siswa yang sudah berani bertanya kepada guru halhal yang belum di pahami dibandingkan dengan sebelumnya. Dengan demikian secara umum kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada siklus II menunjukkan guru telah mampu menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan.hasil observasi guru siklus II dan hasil observasi aktifat siswa. Pada siklus II ini berdasarkan pengamatan kegiatan guru melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran make a matchdikategorikan sangat baik, sehingga ketuntasan klasikal dalam pembelajaran biologi pada materi tumbuhan biji (Spermatophyta)pada siklus II mengalami kemajuan dari pada siklus I. Pada siklus II ketuntasan klasikal mencapai 85,71% dalam kategori sangat baik. Pelaksanaan siklus II mampu memperbaiki dari siklus I. Hal ini ditunjukkan pada nilai rata-rata siklus I 62,42 menjadi 72,14 pada nilai ketuntasan siklus II. Dan peningkatan hasil belajar juga terlihat pada siklus I dan II yaitu dengan peningkatan 22,86 %. Hal ini juga ditunjukkan pada peserta didik lebih aktif dalam pembelajaran, peserta didik memperhatikan penjelasan dari guru dan meningkatnya keaktifan siswa dalam mencocokkan pasangan kartu yang di pegang dan pada siklus II siswa sudah sangat semangat dalam mencocokkan kartu soal atau jawaban yang di pegang masing-masing siswa serta mampu mengerjakan soal. Kegiatan guru pada siklus II menunjukkan bahwa guru mampu menyampaikan materi dengan menggunakan model pembelajaran make a matchdengan baik sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.berdasarkan hasil pada siklus II, maka tindakan dalam siklus dihentikan,karena hasil yang diharapkan sudah mencapai target ketuntasan yaitu 65. Data Hasil Angket Respon Siswa Dari hasil motivasi siswa menunjukkan bahwa sebagian besar siswa termotivasi dalam mengikuti KBM dengan model pembelajaran Make a match. Data hasil angket Respon siswa secara keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 1. Peningkatan Hasil Belajar Siswa 8

9 Tabel 1. Hasil Angket Respon Siswa Selama KBM Dari Tabel 1. dapat dilihat bahwa hasil angket respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model make a match pada materi tumbuhan biji, siswa yang sangat setuju sebesar 97,15% dan siswa yang kurang setuju sebesar 2,85%. Siswa yang dapat memahami materi dengan mudah, karena adanya penerapan model pembelajaran make a match 97,15% dengan siswa yang kurang setuju 2,85%. Dengan menggunakan diskusi secara berpasangan dalam kegiatan belajar dengan menggunakan model pembelajaran make a match sangat menyenangkan dan siswa yang sangat setuju 94,29%, siswa yang kurang setuju sebesar 5,71%. Respon siswa yang sangat setuju dengan penampilan guru dalam mengajar pelajaran biologi dengan menggunakan model pembelajaran make a match 91,43% dan siswa yang kurang setuju sebesar 8,57%. Pada saat proses belajar biologi siswa terlihat lebih aktif dengan adanya penerapan model pembelajaran make a match dengan persentase siswa yang sangat setuju 96,54% sedangkan siswa yang kurang setuju sebesar 2,85%. Respon siswa yang sangat setuju dengan adanya perbedaan antara belajar melalui model make a match dengan belajar biasa sebesar 85,71% dan yang kurang setuju sebesar 14,28%. Pembelajaran dengan menggunakan model make a match lebih mudah dalam proses belajar, karena adanya kerja sama antar kelompok pasangan, sehingga masalah dapat di atasi bersama dan siswa yang sangat setuju 94,28%, dan kurang setuju 5,71%. Sedangkan siswa yang sangat setuju dengan menggunakan model make a match sangat menyenangkan, karena bisa ikut serta dalam proses belajar dan bisa mengekspresikan ide secara luas, bebas, dan terbuka sebesar 100%.Maka dari hasil pengisian angket respon siswa tersebut didapatkan beberapa komentar dari siswa sebagian besar sama yaitu dengan menerapkan model pembelajaran make a matchkbm menjadi lebih menarik dan menyenangkan. Data mengenai respon siswa diambil dengan menggunakan angket. Pembahasan Diawali dengan menganalisa masalah kegiatan belajar mengajar yang didasarkan pada data yang diperoleh dari observasi awal, maka berdasarkan pengamatan awal sebelum diterapkan penelitian tindakan kelas yang berupa penggunaan model pembelajaran make a match sebagai metode mengajar, hasil belajar siswa pada tahun sebelumnya masih tergolong rendah. Pada tes siklus I adalah nilai ketuntasan belajar klasikal (62,85%) dengan nilai rata-rata (62,42). Hal ini dikarenakan pemahaman materi yang kurang baik. Ada beberapa hal yang menyebabkannya antara lain: motivasi belajar peserta didik yang masih kurang pada saat pembelajaran dan peserta didik kurang siap dalam mengikuti pelajaran. Berdasarkan ketuntasan yang diperoleh pada siklus I tersebut belum mencapai target yang diterapkan dalam indikator keberhasilan yaitu sekurang-kurangnya 75 % siswa mendapat nilai 65. Peningkatan Hasil Belajar Siswa 9

10 Pada siklus II ini berdasarkan pengamatan kegiatan guru melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran make a matchdikategorikan sangat baik, sehingga ketuntasan klasikal dalam pembelajaran biologi pokok pada materi tumbuhan biji (Spermatophyta)pada siklus II mengalami kemajuan dari pada siklus I. Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan pada siklus II, diperoleh hasil belajar siswa di kelas VII-2 pada materi tumbuhan biji (Spermatophyta) telah mencapai ketuntasan secara klasikal. Berdasarkan hasil post-test yang telah dilakukan, nilai ketuntasan klasikal diperoleh85,71%.dari 35 orang siswa jumlah seluruhnya, siswa yang tuntas sebanyak 30 siswa, dan yang tidak tuntas 5 siswa. Dengan demikian terlihat jelas bahwa nilai siswa telah mencapai standar ketuntasan 75% dari jumlah siswa yang telah mencapai nilai 65 (sesuai dengan Kriteria ketuntasan Minimum (KKM) SMP N Kb. Tanjong. Siswa yang meningkat hasil belajar karena siswa belajar dalam keadaan menyenangkan sehingga model make a match salah satu cara mengurangi kebosanan siswa di kelas. Karena siswa di sini di libatkan dalam proses belajar mengajar, sehingga siswa tidak hanya terfokus dengan yang di ajarkan guru, sehingga pada saat siswa mencari pasangan dari kartu yang di pegang siswa di tuntut untuk bekerja sama dengan siswa lain dalam menemukan kartu soal atau jawaban yang di pegang pasangan dengan batas waktu tertentu dengan cepat dan tepat, sehingga dapat membuat siswa berpikir dan menumbuhkan semangat kerja sama, sehingga hasil belajar mereka dapat mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Sedangkan 5 siswa yang tidak tuntas tersebut dikarenakan kesulitan pada pembelajaran seperti kesulitan dalam memahami atau mengingat, mereka tidak fokus terhadap materidan juga lalai dengan pekerjaan lain. Kondisi tersebut berdampak kepada rendahnya nilai ketuntasan belajar siswa. Dari pernyataan tersebut di atas dapat kita simpulkan bahwa siswa yang tuntas lebih banyak dibandingkan dengan siswa yang tidak tuntas, maka dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran make a match pada materi tumbuhan biji (Spermatophyta) mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Materi tumbuhan biji (Spermatophyta) di dalamnya mencakup pengertian tumbuhan biji, ciri-ciri tumbuhan biji, klasifikasi tumbuhan biji, siklus hidup tumbuhan biji dan peranan tumbuhan biji.karakteristik dari materi tumbuhan biji (Spermatophyta) bersifat nyata.model Make a matchmerupakan suatu model bagi guru sebagai pendidik untuk memberikan kemudahan dalam melaksanakan tugasnya yaitu memberikan materi pelajaran agar mudah dipahami oleh siswa. Dalam menerapkan model Make a matchsangat membutuhkan semangat dan motivasi belajar yang tinggi dan membutuhkan interaksi yang lebih aktif dengan siswa lain sehingga akan memperoleh hasil yang optimal. Hal ini sependapat dengan Tarmizi (2010), yang menyatakan bahwa model make a match(mencari pasangan) merupakan teknik Peningkatan Hasil Belajar Siswa 10

11 gotong royong yang dikembangkan oleh Lurna Curran pada tahun 1994 yaitu siswa dituntut untuk lebih aktif, dimana siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu materi dalam suasana yang menyenangkan. Dan akan mempermudah siswa dalam berkomunikasi, siswa menjadi lebih kreatif, siswa mudah menyelesaikan masalah, memusatkan perhatian, siswa mampu bekerja sama dengan pasangan dan menjelaskan pikiran-pikiran, mengingat dengan lebih baik, belajar lebih cepat dan efisien. Pembelajaran dengan menggunakan model make a match yang di lakukan melibatkan keaktifan siswa, kenyataan ini ditunjukan dengan adanya kemampuan siswa dalam mencari pasangan kartu soal atau jawaban yang di pegang, dan berani mempertahankan pendapat tentang pasangan kartu yang telah dicocokkan. ketika berdiskusi dan mempresentasikan hasil pasangan kartu yang didapatkan, mereka memiliki rasa tanggung jawab kepada diri sendiri maupun pada pasangan. Semua siswa terlihat adanya upaya untuk mendapatkan nilai tertinggi. Model pembelajaran Make a match sangat disukai siswa, hal ini terlihat siswa sangat antusias dalam mengikuti pelajaran lebih senang dan bersemangat. Kondisi pembelajaran terkesan lebih menarik dan menyenangkan. Siswa banyak yang merasakan bahwa waktu yang tersedia dalam proses pembelajaran terasa sangat singkat, semua siswa terlibat dalam kegiatan pembelajaran dan memiliki tanggung jawab yang sama dalam kelompok pasangan. Pengetahuan dan penguasaan materi yang diperoleh siswa tidak hanya bersumber dari guru melainkan dari materi yang dikembangkan dalam diskusi secara berpasangan. Dari diskusi secara berpasangan siswa mendapat pengetahuan yang dapat digunakan untuk menjawab soal-soal dan untuk berdiskusi. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model make a match memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan hasil belajar siswa. SIMPULAN Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa : 1. Penggunaan model pembelajaran make a matchdapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi tumbuhan biji (Spermatophyta) di kelas VII-2 SMP N Kb. Tanjong Tahun Ajaran Nilai klasikal yang dicapaisiswa diakhir siklus II sebesar (85,71%). 2. Hasil respon siswa dalam kegiatan pembelajaran melalui angket sebagian besar sama yaitu dengan menerapkan model pembelajaran make a match KBM menjadi lebih menarik dan menyenangkan. Saran Berdasarkan simpulan di atas, maka dapat disarankan: 1) Hendaknya guru dalam menyampaikan materi tumbuhan biji (Spermatophyta) dapat menggunakan model pembelajaran make a matchsebagai salah satu alternatif Peningkatan Hasil Belajar Siswa 11

12 model pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa. 2) Guru diharapkan dapat mengelola kelas dengan efektif, inovatif dan merespon aktif dan kreatif setiap perkembangan pendidikan. 3) Guru dalam menyampaikan materi belajar harus menggunakan variasi dalam penggunaan model belajar sehingga siswa dengan mudah menerima materi yang disampaikan oleh guru dan mendapatkan nilai yang diharapkan. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, S. dkk Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara. Arikunto, S. dkk Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Dimyati Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta. Dalyono, M Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta. Mulyasa Pembelajaran Konstektual dan Penerapannya dalam KBK. Malang: IKIP. Usman Model-Model Pembelajaran Mengembangkan profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali. Sudijono, A Pengatar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Grafindo Persada. Sudjana, N Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Sudjana, N Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Peningkatan Hasil Belajar Siswa 12

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG Farraz Putri Febriani, Suminah PP3 Jalan Ir. Soekarno No. 1 Blitar

Lebih terperinci

Jurnal Bionatural, Volume 2 No. 2, September 2015 ISSN:

Jurnal Bionatural, Volume 2 No. 2, September 2015 ISSN: Jurnal Bionatural, Volume 2 No. 2, September 2015 ISSN: 2355-3790 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR BIOLOGI MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW PADA MATERI SISTEM EKSRESI DI KELAS

Lebih terperinci

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Media Gambar, Prestasi Belajar IPA

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Media Gambar, Prestasi Belajar IPA Jurnal PGSD : FKIP UMUS ISSN : 2442-3432 e-issn : 2442-3432 Vol. 3, no 1Februari2016 PERANAN PENGGUNAAN METODE DISKUSI KELOMPOKDENGAN MEDIA BELAJAR GAMBARTERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan peneliti adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan menerapkan model pembelajaran make a match. Elliot (Zainal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan menerapkan model pembelajaran make a match. Elliot (Zainal BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Kristen Satya Wacana Salatiga Semester Gasal Tahun Ajaran 2011/2012. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan

Lebih terperinci

JURNAL APLIKASI FISIKA VOLUME 10 NOMOR 2 OKTOBER 2014

JURNAL APLIKASI FISIKA VOLUME 10 NOMOR 2 OKTOBER 2014 JURNAL APLIKASI FISIKA VOLUME 10 NOMOR 2 OKTOBER 2014 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA MATERI POKOK SENYAWA TURUNAN

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR SD Negeri Purbasana

Lebih terperinci

Tri Muah ABSTRAK. SMP Negeri 2 Tuntang Kabupaten Semarang

Tri Muah ABSTRAK. SMP Negeri 2 Tuntang Kabupaten Semarang Satya Widya, Vol. 32, No.2. Desember 2016: 138-143 PENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH BAGI SISWA KELAS VIIIG SMP NEGERI 2 TUNTANG KABUPATEN SEMARANG

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat: 1. Mengetahui penerapan strategi index card match khususnya pada materi pokok binatang yang halal dan

Lebih terperinci

PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PECAHAN DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 PALU

PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PECAHAN DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 PALU PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PECAHAN DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 PALU Hadi Guru Matematika SMP Negeri 1 Palu Abstrak: Penelitian ini

Lebih terperinci

PENERAPAN PAIKEM PADA MATERI MENJELANG PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA (Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar)

PENERAPAN PAIKEM PADA MATERI MENJELANG PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA (Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar) PENERAPAN PAIKEM PADA MATERI MENJELANG PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA (Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar) Siti Halimatus Sakdiyah, Didik Iswahyudi Universitas Kanjuruhan Malang halimatus@unikama.ac.id,

Lebih terperinci

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel : PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE THINK PAIR SHARE PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS VIII F SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah tahapan-tahapan atau cara dalam melakukan penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa

Lebih terperinci

Kata Kunci : Pembelajaran IPA MI, Make a Match, Prestasi Belajar

Kata Kunci : Pembelajaran IPA MI, Make a Match, Prestasi Belajar Lusi Hidayati dan Sukati Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISWA KELAS V

Lebih terperinci

Jurnal Serambi PTK, Volume III, No.2, Desember 2016 ISSN :

Jurnal Serambi PTK, Volume III, No.2, Desember 2016 ISSN : UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK PADA MATERI KENAMPAKAN ALAM, SOSIAL DAN BUDAYA SETEMPAT DI KELAS IV SD NEGERI 25 BANDA ACEH 54 Nina Aryani Guru SD Negeri 25 Banda

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research memiliki

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research memiliki 31 BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research memiliki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas Classroom Action Research (CAR) atau sering disebut dengan PTK. PTK merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MELIHAT DAYA SERAP SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 29 MEDAN

PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MELIHAT DAYA SERAP SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 29 MEDAN PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MELIHAT DAYA SERAP SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 29 MEDAN T.SERI AMINAH Guru SMP Negeri 29 Medan Email : bangunsardiana@yahoo.com ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

Hesti Yunitasari Universitas PGRI Yogyakarta

Hesti Yunitasari Universitas PGRI Yogyakarta UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS VIIF SMP N 2 SRANDAKAN Hesti Yunitasari Universitas PGRI Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian akan dilakukan di SMP N 2 SURUH pada kelas VIII D semester II, tahun pelajaran 2015-2016. Penelitian akan diadakan dalam dua siklus,

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING BERBANTUAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 3 BANDA ACEH Nince Patikawa 1, Hasmunir 2, Thamrin

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWAKELAS VIII U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWAKELAS VIII U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWAKELAS VIII U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM Rustini Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Lubuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Desain atau jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana mengandung

Lebih terperinci

Volume XIV September 2016

Volume XIV September 2016 PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJAJARAN IPA KELAS V SD YPK KEYEN SARA KAMBU S.Pd Guru Madya SD YPK Keyen Abstrak Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tindakan kelas (PTK) atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah

BAB III METODE PENELITIAN. tindakan kelas (PTK) atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian tindakan kelas (PTK) atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Classroom Action Research

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ilmiah ini tidak dapat dipisahkan atau dilepaskan dari tahapan-tahapan yang saling berkaitan. Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research),

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang dapat diartikan sebagai proses

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tindakan Kelas atau Classroom Action Research (CAR). Menurut Arikunto

BAB III METODE PENELITIAN. Tindakan Kelas atau Classroom Action Research (CAR). Menurut Arikunto BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitan ini adalah Penelitian Tindakan Kelas atau Classroom Action Research (CAR). Menurut Arikunto

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan penulis yaitu Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), yaitu penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki

Lebih terperinci

Kata Kunci : Aktivitas Belajar, Hasil Belajar, PAIKEM A. PENDAHULUAN

Kata Kunci : Aktivitas Belajar, Hasil Belajar, PAIKEM A. PENDAHULUAN Implementasi Pendekatan PAIKEM Untuk Meningkatkan Aktivitas Siswa Kelas XI SMKN 1 Wadaslintang Kabupaten Wonosobo Tahun Pelajaran 2012/2013. Oleh M. Hajar Anwari. Pendidikan Teknik Otomotif. e-mail: mhajaranwari@yahoo.co.id

Lebih terperinci

Oleh. Hamidah SDN 1 Cakranegara

Oleh. Hamidah SDN 1 Cakranegara Media Bina Ilmiah51 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MENCARI PASANGAN (Make a Match) PADA POKOK BAHASAN GEJALA ALAM DI INDONESIA DAN NEGARA-NEGARA TETANGGA KELAS VI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. (PTK). Karena penelitian ini dilakukan untuk memecahkan masalah

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. (PTK). Karena penelitian ini dilakukan untuk memecahkan masalah BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Tindakan Kelas Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Karena penelitian ini dilakukan untuk memecahkan masalah

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN VCD DALAM MEMPERBAIKI AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS IX-1 SMPN 1 PATUMBAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN VCD DALAM MEMPERBAIKI AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS IX-1 SMPN 1 PATUMBAK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN VCD DALAM MEMPERBAIKI AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS IX-1 SMPN 1 PATUMBAK DIANA MANURUNG Guru SMPN 1 Patumbak Email : chairini.nurdin@gmail.com

Lebih terperinci

JEMBER TAHUN PELAJARAN

JEMBER TAHUN PELAJARAN PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING MODEL PROBLEM BASED INTRODUCTION (PBI) DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MATERI MENGIDENTIFIKASIKAN CIRI- CIRI NEGARA BERKEMBANG DAN NEGARA MAJU BAGI

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 1 IDI RAYEUK

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 1 IDI RAYEUK 312 PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 1 IDI RAYEUK Khairul Asri Prodi Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Serambi Mekkah email: khairul.asri@serambimekkah.ac.id

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STIK di KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 7 MATARAM

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STIK di KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 7 MATARAM UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STIK di KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 7 MATARAM Tri Sari Wijayanti Guru IPA SMAN 7 Mataram E-mail:- ABSTRAK:

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKUKAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN MELALUI METODE MAKE A MATCH

PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKUKAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN MELALUI METODE MAKE A MATCH Vol. 17, No. 4, Agustus 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKUKAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN MELALUI METODE MAKE A MATCH SD Negeri 01 Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan,

Lebih terperinci

YANIK SULISTYANI SDN Ngletih Kec.Kandat Kab.Kediri

YANIK SULISTYANI SDN Ngletih Kec.Kandat Kab.Kediri PENINGKATAN EFEKTIFITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA INDIKATOR KEBUTUHAN MAKHLUK HIDUP DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS III SDN NGLETIH KABUPATEN KEDIRI YANIK SULISTYANI SDN Ngletih Kec.Kandat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Tempat Penelitian : Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 2 Karangwangkal Kecamatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Tempat Penelitian : Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 2 Karangwangkal Kecamatan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian : Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 2 Karangwangkal Kecamatan Purwokerto Utara Kabupaten Banyumas, karena dari hasil UTS yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian yang digunakan penulis adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau juga disebut dengan istilah Classroom Action Research. Penelitian tindakan

Lebih terperinci

Penggunaan metode yang baik dan tepat dapat berpengaruh dalam proses dan pencapaian

Penggunaan metode yang baik dan tepat dapat berpengaruh dalam proses dan pencapaian UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS VII B MELALUI METODE PEMBELAJARAN OBSERVASI PADA MATERI KLASIFIKASI HEWAN DI SMP NEGERI 2 KASIHAN BANTUL TAHUN AJARAN 2011/2012 Gangsar Tri Handini, Muhammad Joko

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR DENGAN PEMANFAATAN MEDIA KARTU KUIS WHO AM I PADA PEMBELAJARAN PKn SISWA KELAS IV SD NEGERI 03 NGADIREJO KECAMATAN MOJOGEDANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action research). Menurut Wina Sanjaya ( 2009 : 26) mengartikan bahwa penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Suharsimi Arikunto menyatakan penelitian tindakan kelas adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan sengaja dimunculkan dan terjadi

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN ALAT PERAGA BATANG NAPIER. Nur Waqi ah

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN ALAT PERAGA BATANG NAPIER. Nur Waqi ah UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN ALAT PERAGA BATANG NAPIER Nur Waqi ah Guru SDN Tampungrejo Kec. Puri Kab. Mojokerto Email: nurwaqiah1961@gmail.com Abstrak : Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian mengenai pembelajaran matematika di kelas IV A SDN 2 Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan media grafis. Melalui penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. Penelitian Tindakan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. Penelitian Tindakan 40 BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Pada penelitian kali ini, peneliti menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. Penelitian Tindakan

Lebih terperinci

Purhandayani SMP Teuku Umar Semarang

Purhandayani SMP Teuku Umar Semarang Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 16, No. 2, Oktober 2014 ISSN 2087-3557 PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING PADA MATERI AJAR POWER POINT (PPt) SMP Teuku Umar Semarang Abstrak

Lebih terperinci

Peningkatan Hasil Belajar Materi Keunggulan Lokasi Indonesia Melalui Pendekatan Problem Based Learning pada Siswa Kelas VII B SMPN 6 Kota Bima

Peningkatan Hasil Belajar Materi Keunggulan Lokasi Indonesia Melalui Pendekatan Problem Based Learning pada Siswa Kelas VII B SMPN 6 Kota Bima Peningkatan Hasil Belajar Materi Keunggulan Lokasi Indonesia Melalui Pendekatan Problem Based Learning pada Siswa Kelas VII B SMPN 6 Kota Bima Sitti Rahmah 1 1 SMPN 6 Kota Bima Email: 1 sittirahmah@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. tentang perilaku guru mengajar dan murid belajar.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. tentang perilaku guru mengajar dan murid belajar. 35 BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitihan Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu penelitian yang bertujuan untuk memberikan sumbangan nyata bagi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Gagatan Karanggede Semester Gasal Tahun Ajaran 2012/2013. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua

Lebih terperinci

Diyah Ayu Intan Sari Universitas PGRI Yogyakarta

Diyah Ayu Intan Sari Universitas PGRI Yogyakarta 1 UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INDEX CARD MATCH (ICM) KELAS VIID SMP NEGERI 4 PANDAK Diyah Ayu Intan Sari Universitas PGRI Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (classroom action BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitan Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research). Menurut Arikunto (2008: 3). PTK adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitianan ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang memiliki peranan yang sangat

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS 4 SDN SELOKAJANG 3 KABUPATEN BLITAR ARTIKEL

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS 4 SDN SELOKAJANG 3 KABUPATEN BLITAR ARTIKEL PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS 4 SDN SELOKAJANG 3 KABUPATEN BLITAR ARTIKEL OLEH AHMAD DENNIS WIDYA PRADANA NIM 110151411533 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Alamson Silalahi Guru SMP Negeri 4 Medan Surel :

Alamson Silalahi Guru SMP Negeri 4 Medan Surel : UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA DENGAN MENERAPKAN METODE DEMONSTRASI IRAMA PADA BIDANG STUDI SENI MUSIK DI KELAS VIII-2 SMP NEGERI 4 MEDAN Alamson Silalahi Guru SMP Negeri 4 Medan Surel

Lebih terperinci

Oleh: Parliyah SDN 3 Watuagung, Watulimo, Trenggalek

Oleh: Parliyah SDN 3 Watuagung, Watulimo, Trenggalek 78 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 3, DESEMBER 2015 PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATERI PENGARUH SINAR MATAHARI TERHADAP KONDISI ALAM DAN KEHIDUPAN DI BUMI MELALUI METODE EKSPERIMEN

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 2, Mei 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN SD Negeri 02 Kebonsari, Karangdadap, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. yang dalam istilah Bahasa Inggris adalah Classroom Action Research (CAR),

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. yang dalam istilah Bahasa Inggris adalah Classroom Action Research (CAR), BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dalam istilah Bahasa Inggris adalah Classroom Action Research (CAR),

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Volume 01, Nomor 1

Prosiding Seminar Nasional Volume 01, Nomor 1 Prosiding Seminar Nasional Volume 01, Nomor 1 PENINGKATAN MOTIVASI, AKTIVITAS, DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI EKOSISTEM MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING KELAS VIIF SMP NEGERI

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA DI KELAS VII SMP NEGERI 1 PATUMBAK

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA DI KELAS VII SMP NEGERI 1 PATUMBAK PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA DI KELAS VII SMP NEGERI 1 PATUMBAK ERIKA NADAPDAP Guru SMP Negeri 1 Patumbak Email : seriussembiring@gmail.com

Lebih terperinci

Suharti Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

Suharti Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel : PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) PADA SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM Suharti Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP MUHAMMAD IDRIS Guru SMP Negeri 3 Tapung iidris.mhd@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TENTANG MAKHLUK HIDUP DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING. Rochimah

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TENTANG MAKHLUK HIDUP DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING. Rochimah Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 1, No. 4, Juli 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2477-2240 (Media Cetak) 2477-3921 (Media Online) PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TENTANG MAKHLUK HIDUP SD Negeri

Lebih terperinci

MINDAMORA SITUMORANG Guru SD Negeri Muliorejo

MINDAMORA SITUMORANG Guru SD Negeri Muliorejo UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DI KELAS V SD NEGERI 106146 MULIOREJO MINDAMORA SITUMORANG Guru SD Negeri 106146 Muliorejo

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penelitian ini, waktu yang digunakan penulis untuk mulai mengadakan penelitian sampai menyelesaikannya adalah selama satu bulan, mulai

Lebih terperinci

Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli

Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli Samriah Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

Oleh: Hermiatun SDN 2 Baruharjo, Durenan, Trenggalek

Oleh: Hermiatun SDN 2 Baruharjo, Durenan, Trenggalek 10 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 3, DESEMBER 2015 PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATERI SUMBER ENERGI DAN KEGUNAANNYA MELALUI METODE KOOPERATIF PADA SISWA KELAS II SDN 2 BARUHARJO

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN GIRING QUESTION AND GETTING ANSWER

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN GIRING QUESTION AND GETTING ANSWER PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN GIRING QUESTION AND GETTING ANSWER DENGAN BERBANTUAN TAKTIK PENGHASIL PERTANYAAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI PADA SISWA KELAS X SMAN 16 BANDA ACEH Mia Zakian

Lebih terperinci

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar. UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS VII A SMP N 3 SENTOLO Estiningsih Universitas PGRI Yogyakarta

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DI SEKOLAH DASAR PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DI SEKOLAH DASAR Oleh: Venny Eka Putri vennyekaputri882@yahoo.co.id Abstrak Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas V MI Wahid Hasyim Desa Kedung Malang Wonotunggal Batang Tahun Pelajaran 2009-2010 dengan jumlah 38 peserta didik, terdiri

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Ni Wayan Lasmini SD Negeri 2 Tatura, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Permasalahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subyek dari penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas VIII E SMP 1 Negeri Lasem tahun pelajaran 2009/2010 dengan jumlah siswa sebanyak 33 anak, terdiri

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN PERMAINAN SIMULASI PADA MATA PELAJARAN PPKN SMP NEGERI 5 TEBING TINGGI

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN PERMAINAN SIMULASI PADA MATA PELAJARAN PPKN SMP NEGERI 5 TEBING TINGGI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN PERMAINAN SIMULASI PADA MATA PELAJARAN PPKN SMP NEGERI 5 TEBING TINGGI Yeni Sugianti Surel : yeni.sugianti00@gmail.com ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Gambaran Sekolah SD Negeri Karanganyar 03 terletak di Desa Karanganyar Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan. Sekolah Dasar ini berdiri pada tahun 1985, pemerintah

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI BERBANTUAN MEDIA LECTORA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 16 BANDA ACEH ABSTRAK

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI BERBANTUAN MEDIA LECTORA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 16 BANDA ACEH ABSTRAK PENERAPAN METODE DEMONSTRASI BERBANTUAN MEDIA LECTORA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 16 BANDA ACEH Khairunnas 1, Abdul Wahab Abdi 2, M. Yusuf Harun 3 1 Email:

Lebih terperinci

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS I.A SD NEGERI 9 KABANGKA TAHUN AJARAN 2014/2015 Nur

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH DENGAN MACROMEDIA FLASH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI DAN KEAKTIFAN SISWA MATERI POKOK GERAK PADA TUMBUHAN KELAS VIII F MTs NEGERI TANON KABUPATEN

Lebih terperinci

Muhammad Darwis. Dosen Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan. Abstrak

Muhammad Darwis. Dosen Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan. Abstrak UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DI MTs MUHAMMADIYAH 7 HASAHATAN JULU Muhammad Darwis Dosen Pendidikan Biologi

Lebih terperinci

JURNAL SERAMBI ILMU VOLUME 28 NOMOR 1 MARET 2017

JURNAL SERAMBI ILMU VOLUME 28 NOMOR 1 MARET 2017 JURNAL SERAMBI ILMU ISSN 1693-4849 e-issn 2549-2306 VOLUME 28 NOMOR 1 MARET 2017 Upaya Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Merancang Eksperimen Virtual Kimia Sederhana dengan Microsoft Power Point melalui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jika akar permasalahan sudah diketahui, alternatif berikutnya adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jika akar permasalahan sudah diketahui, alternatif berikutnya adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Tindakan yang mungkin dilakukan oleh guru terkait dengan permasalahan dalam proses pembelajaran adalah mencari akar permasalahan. Jika akar permasalahan sudah

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Pada penelitian ini, peneliti berusaha mendeskripsikan bentuk pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menerapkan pembelajaran problem

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS V SDN NO MEDAN DELI

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS V SDN NO MEDAN DELI MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS V SDN NO. 067252 MEDAN DELI Herawati Bukit Dosen Jurusan PPSD Prodi PGSD FIP UNIMED Surel : herawatibukit@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action Research.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action Research. 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode, Model dan Alur Penelitian 1. Metode Penelitian Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG BIOLOGI DI KELAS VIII SMP NEGERI 6 BANAWA Nurmah nurmaharsyad@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN 35 BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yaitu sebuah kegiatan penelitian yang

Lebih terperinci

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS POKOK BAHASAN USAHA

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PADA SISWA SEKOLAH DASAR PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PADA SISWA SEKOLAH DASAR Firmansyah 1), Siti Istiyati 2), Karsono 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret,

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau Harsono M. Timumun, Muchlis L. Djirimu, Lestari M.P. Alibasyah Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action 34 BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) dengan penerapan metode make a match, yang dapat dijadikan

Lebih terperinci

KETUNTASAN BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERORIENTASI AKTIVITAS SISWA (PBAS) DI SMP NEGERI 3 SAWANG KABUPATEN ACEH UTARA

KETUNTASAN BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERORIENTASI AKTIVITAS SISWA (PBAS) DI SMP NEGERI 3 SAWANG KABUPATEN ACEH UTARA KETUNTASAN BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERORIENTASI AKTIVITAS SISWA (PBAS) DI SMP NEGERI 3 SAWANG KABUPATEN ACEH UTARA (Integrasi dengan IPA Terpadu) Siraj, M.Pd 1) 1 Dosen STKIP

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, yang berarti penelitian yang dilakukan pada

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, yang berarti penelitian yang dilakukan pada BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas berasal dari bahasa Inggris Classroom Action Research,

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. (aksi) tertentu untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas. 21

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. (aksi) tertentu untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas. 21 36 BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. 20 PTK mempunyai karakteristik tersendiri

Lebih terperinci

Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI Tulungagung

Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI Tulungagung PENERAPAN MODEL KOOPERATIF THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VI SDN KENDALREJO 01 KECAMATAN TALUN KABUPATEN BLITAR Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI

Lebih terperinci

NICO SATYA YUNANDA A54F100019

NICO SATYA YUNANDA A54F100019 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION BERBASIS LINGKUNGAN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SUGIHMANIK KECAMATAN TANGGUNGHARJO KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan penulis yaitu penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah sebagai suatu bentuk kajian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian juga sering disebut metodologi yaitu cara-cara untuk mengumpulkan dan menganalisa data-data yang dikembangkan untuk memperoleh pengetahuan dengan menggunakan

Lebih terperinci