PENDAHULUAN. (wawancara dengan salah satu mahasiswa 1-Juni-2013 ).

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENDAHULUAN. (wawancara dengan salah satu mahasiswa 1-Juni-2013 )."

Transkripsi

1 1 PENDAHULUAN Dalam studi perguruan tinggi strata satu, mahasiswa harus menyelesaikan skripsi sebagai syarat untuk mendapatkan kelulusan. Tugas akhir ini harus dibuat dengan sepenuh hati dan didukung oleh banyak persiapan lainnya. Namun, yang terjadi tidak semua mahasiswa dengan sepenuh hati dalam mengerjakan tugas akhir. Tidak sedikit mahasiswa yang malas-malasan dalam mengerjakan tugas akhirnya. Akibatnya banyak mahasiswa yang tidak mampu menyelesaikan skripsi dalam rentang waktu normal untuk lulus kuliah. Fenomena ini yang sering terjadi di berbagai universitas, khususnya pada mahasiswa akhir dalam menyelesaikan skripsi. Demikian pun hal ini yang terjadi di Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), pada mahasiswa akhir fakultas Psikologi (wawancara dengan salah satu mahasiswa 1-Juni-2013 ). Dalam menyelesaikan skripsi, mahasiswa memliki target bermacam-macam agar dapat menyelesaikan skripsi sesuai dengan waktu yang diharapkan. Namun untuk melakukan target tersebut tidak sesuai dengan harapan, hal ini terjadi karena lingkungan atau tempat tinggal (kos). Lingkungan sebagai tempat tinggal, sangat berperan dalam menyelesaikan skripsi. Merupakan tempat untuk melakukan aktivitas menyusun skripsi, lingkungan yang nyaman pula mampu membuat seorang mahasiswa betah untuk menyusun skripsi. Hal ini sejalan dengan penelitian Bandura (1977) yang menggambarkan bahwa fungsi manusia

2 2 sebagai interaksi antara orang, perilaku dan lingkungan yang berdampak pada regulasi diri. Pada kenyataannya lingkungan yang nyaman dan tidak nyaman juga yang memengaruhi kemampuan seseorang untuk menyusun skripsi. Dalam menyelesaikan skripsi, banyak kendala yang dirasakan oleh mahasiswa baik dari dalam diri maupun dari lingkungan kampus, keluarga dan kos. Dari diri sendiri sering terjadi malas-malasan, menunda mengerjakan revisi, persepsi terhadap dosen dan ketidakmampuan mengatur waktu. Dalam lingkungan kos jika sering kumpul-kumpul, berisik, nonton film, bermain game ataupun online situs jejaring social facebook di perpustakaan dan tidak ada yang menegur serta kesulitan memperoleh bahan-bahan (wawancara dengan salah satu mahasiswa 1- Juni 2013). Mahasiswa adalah pelajar pada perguruan tinggi ( Moekijat, 1993). Untuk dapat meraih gelar sarjana, mahasiswa wajib membuat skripsi. Skripsi sendiri itu adalah sebuah karya ilmiah yang disusun oleh seorang mahasiswa program sarjana (program strata satu) dari hasil penelitiannya atas dasar analisis data primr dan sekunder (Djarwanto, 1987). Skripsi bertujuan agar mahasiswa mampu menyusun dan menulis suatu karya ilmiah, sesuai dengan bidang ilmunya. Masalah klasik yang terutama dialami oleh mahasiswa pada akhir program studinya adalah ketika menghadapi kewajiban untuk menyusun skripsi. Menurut Zamindari (dalam Suryadi 2008) menyusun skripsi

3 3 berdasarkan suatu kegiatan penelitian merupakan salah satu cara untuk membuktikan kematangan nalar mahasiswa. Mahasiwa harus dapat menempuhnya sebagai prasyarat untuk menempuh derajat sarjana s1. Namun dalam prakteknya tidak semua mahasiswa sanggup menyelesaikan tugas menyusun skripsi karena alasan-alasan yang menyebabkan mahasiswa malas mengerjakan skripsi. Dalam proses menyelesaikan skripsi, tidak dapat dipungkiri bahwa banyak sekali kendala-kendala yang bisa muncul dan dirasakan mahasiswa sebagai suatu beban yang berat yang dapat berkembang sehingga dibutuhkan self regulation learning yang dapat menunjang mahasiswa agar mampu mengerjakan skripsi dengan baik. Namun ada pula beberapa mahasiswa yang mampu menyelesaikan skripsi dengan baik, meskipun berada dalam kondisi lingkungan kos tersebut. Menurut (Susanto, 2006) regulasi diri merupakan salah satu faktor yang memengaruhi keberhasilan seseorang dalam menjalani proses pendidikannya. Kemampuan regulasi diri tidak dapat berkembang dengan sendirinya, dibutuhkan suatu lingkungan yang kondusif agar dapat mengembangkan regulasi diri. Self-regulated learning adalah proses aktif dan konstruktif dengan jalan mahasiswa menetapkan tujuan untuk proses belajarnya dan berusaha untuk memonitor, meregulasi, dan mengontrol kognisi, motivasi belajar, dan perilaku, yang kemudian semuanya diarahkan dan didorong oleh tujuan dan disesuaikan dengan konteks lingkungan.

4 4 Konsep self regulation learning itu sendiri berakar dari teori sosial kognitif yang dikemukakan oleh Bandura. Menurut Bandura (dalam Feist & Feist, 2006) tindakan seseorang adalah sebuah hasil interaksi antara tiga variabel yaitu individu, perilaku dan lingkungan. Seseorang menggunakan kapasitas kognitifnya untuk melakukan suatu proses tingkah laku. Selain itu individu juga memiliki kapasitas untuk memilih atau mengatur kembali lingkungannya. Motivasi belajar yang mendorong regulasi diri, motivasi belajar penting diperhatikan sebagai salah satu faktor yang memengaruhi Self regulation learning dan keberhasilan akademik. Regulasi diri dalam belajar merupakan usaha yang dilakukan individu untuk mencapai tujuan belajar dengan mengaktifkan dan mempertahankan pikiran, perilaku dan emosi (Zimmerman dalam Wolfok 2004). Self-regulated learning (SRL) merupakan kegiatan dimana individu yang belajar secara aktif, menyusun, menentukan tujuan belajar, merencanakan dan memonitor, mengatur dan mengontrol kognisi, motivasi belajar perilaku serta lingkungannya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Filho, 20001; Pintrich, 2004; Wolters, et. al, 2003). Self Regulated Learning merupakan fondasi proses belajar sepanjang hayat yang membelajarkan peserta didik untuk mengendalikan pikiran, sikap dan tindakannya secara terencana dan siklis untuk mencapai tujuan pembelajaran (Zimmerman, 1989; Smith, 2001).

5 5 Motivasi belajar adalah proses internal yang mengaktifkan, memandu, dan mempertahankan perilaku dari waktu ke waktu. Individu termotivasi belajar karena berbagai alasan yang berbeda, dengan intensitas yang berbeda. Motivasi belajar bergantung juga konsekuensi penguatan (reinforcement), kebutuhan manusia, hasil dari disonan atau ketidak cocokan, atribusi dari keberhasilan atau kegagalan, atau harapan dari peluang keberhasilan. Motivasi belajar dapat ditingkatkan dengan penekanan tujuan-tujuan belajar dan pemberdayaan atribusi (Maslow, 1954). Menurut Arko Punjadi (2007), Motivasi belajar mahasiswa dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan dalam diri mahasiswa yang mendorong dan mengarahkan perilakunya kepada tujuan yang ingin dicapainya dalam mengikuti pendidikan tinggi. Motivasi belajar mahasiswa dapat dikatakan sebagi fungsi dari faktor yang ada dalam dirinya sendiri (intrinsik) dan faktor-faktor yang ada didalam lingkungan belajar atau diluar diri sendiri (ekstrinsik). Beberapa penelitian mengenai SRL telah dilakukan oleh Natakusuma (2003) dikatakan bahwa mahasiswa yang kuliah sambil bekerja memiliki regulasi yang baik. Mereka benar-benar mengatur waktu belajar mereka sendiri sesuai dengan kemampuan dan kesibukannya. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurshidiq dan Mujidin (2006), tentang perbedaan SRL antara siswa underachievers dan siswa overachievers pada kelas 3 SMP Negeri 6 Yogyakarta, mendapatkan hasil bahwa ada

6 6 perbedaan yang signifikan SRL antara siswa underachievers dan siswa overachievers. Begitu juga dengan penelitian oleh Febrilia (2012) di UKSW, mengemukakan bahwa tidak ada perbedaan SRL pada mahasiswa yang bekerja part time dan tidak bekerja. Hal ini tampak dalam penelitian Joan Amelia (2011) hubungan antara self regulation dengan prestasi belajar mahasiswa fakultas psikologi, bahwa ada hubungan positif yang rendah dan signifikan antara self regulation dengan prestasi belajar mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana. Berdasarkan saran untuk peneliti selanjutnya, untuk mengadakan penelitian self regulation dengan motivasi belajar. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengkaji apakah ada Hubungan Motivasi belajar dengan Self Regulated Learning pada mahasiswa angkatan fakultas psikologi UKSW yang sedang menyelesaikan skripsi. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka dirumuskan masalah sebagai berikut : Adakah hubungan yang signifikan antara Motivasi belajar dengan Self Regulated Learning pada mahasiswa angkatan fakultas psikologi UKSW yang sedang menyelesaikan skripsi.

7 7 Self regulated learning Zimmerman (1989) mengatakan bahwa individu yang memiliki SRL merupakan individu yang aktif secara metakognisi, motivasi belajar, dan perilaku di dalam proses belajarnya. SRL menyangkut penerapan dari model umum regulasi dan regulasi diri (self-regulation) dalam proses belajar. Menurut Pintrich, 2000 (dalam Wolters, Pintrich, dan Karabenick 2003). Self-regulated learning adalah proses aktif dan konstruktif dengan jalan mahasiswa menetapkan tujuan untuk proses belajarnya dan berusaha untuk memonitor, meregulasi, dan mengontrol kognisi, motivasi belajar, dan perilaku, yang kemudian semuanya diarahkan dan didorong oleh tujuan dan disesuaikan dengan konteks lingkungan. Dengan demikian, dari berbagai pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian self regulation learning dapat didefinisikan bahwa individu yang memiliki Self Regulation Learning merupakan individu yang aktif secara metakognisi, motivasi belajar, dan perilaku di dalam proses belajarnya. Self regulation merupakan pondasi dalam proses sosialisasi dan melibatkan perkembangan fisik, kognitif dan emosi (Papalia, Olds, & Feldman 2001). Mahasiswa dengan self-regulation pada tingkat yang tinggi akan memiliki kontrol yang baik dalam mencapai tujuan akademisnya. Zimmerman (2001, 2002) mengungkap karakteristik

8 8 mahasiswa yang mempunyai self regulation learning dalam belajar, yaitu sebagai berikut: 1. Mengenal dan tahu bagaimana menggunakan serangkaian strategi kognitif (pengulangan, elaborasi, dan organisasi), yang membantu mereka untuk mengurus, mengubah, mengatur, mengelaborasi, dan memulihkan informasi. 2. Mengetahui bagaimana merencanakan, mengontrol dan mengarahkan proses mental mereka terhadap pencapaian tujuan pribadi (metacognition). 3. Menunjukkan keyakinan motivasi belajar dan emosi yang adaptif, seperti mempunyai rasa tinggi akademik self-efficacy, mengadopsi tujuan pembelajaran, pengembangan emosi positif terhadap tugas (misalnya sukacita, kepuasan, antusiasme), serta kontrol dan memodifikasi, menyesuaikan semua itu untuk persyaratan tugas dan pada situasi belajar yang tertentu. 4. Merencanakan dan mengendalikan waktu dan usaha untuk digunakan pada tugas, dan mereka tahu cara membuat dan menstruktur lingkungan belajar yang menguntungkan, seperti menemukan sebuah tempat belajar yang cocok, dan membantu mencari dari bantuan dari guru dan teman sekelas saat mereka mengalami kesulitan. 5. Menunjukkan upaya yang lebih besar untuk berpartisipasi dalam mengontrol dan meregulasi tugas akademik, iklim kelas dan struktur

9 9 (misalnya bagaimana seseorang akan dievaluasi persyaratan tugas, desain tugas kelas, organisasi tim kerja). 6. Mereka mampu dimasukkan ke dalam serangkaian upaya strategi, bertujuan untuk menghindari gangguan eksternal dan internal, untuk menjaga konsentrasi mereka, usaha dan motivasi belajar ketika melakukan tugas akademik. Motivasi Belajar Ada 2 motivasi belajar dalam belajar yaitu motivasi belajar ekstrinsik dan motivasi belajar intrinsik. Menurut Santrock (2007) Motivasi belajar ekstrinsik adalah melakukan sesuatu untuk mendapatkan segala sesuatu dengan cara yang lain (untuk mencapai tujuan) sedangkan motivasi belajar intrinsik adalah motivasi belajar internal untuk melakukan sesuatu demi mencapai sesuatu itu sendiri ( tujuan itu sendiri). Kesimpulannya motivasi belajar adalah energi penggerak, pengarah dan memperkuat tingkah laku mendorong individu untuk belajar dan sebagai poses internal mengaktifkan, memandu dan memelihara perilaku seseorang secara terus menerus. Deci dan Ryan 2000; Walker, Greene dan Mansell, 2006 (dalam Wang, 2008) mengungkapkan bahwa motivasi belajar itu memiliki 2 aspek, yakni motivasi intrinsic dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsic berasal dari dalam individu dan berdampak pada kepuasan individu tersebut dalam proses meningkatkan kompetensi

10 10 dirinya dalam tugas akademik tertentu. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang disimulasi oleh pemberian hadiah atau reward dan hukuman yang bergantung pada kesuksesan atau kegagalan orang tersebut pada tugas tertentu. a. Motivasi intrinsik, dicirikan oleh Wang : - Motivasi untuk pengetahuan (motivation for knowledge) - Motivasi untuk menyelesaikan hal-hal yang menantang (motivation to accomplish) b. Motivasi ekstrinsik, dicirikan oleh Wang : - Motivasi untuk mendapatkan penghargaan atau motivasi untuk menghindari hukuman ( external utility regulation). Hipotesis Berdasarkan latar belakang dan uraian teori, dapat diketahui bahwa hipotesis dari penelitian ini : Ada hubungan positif dan signifikan antara Motivasi belajar dengan Self Regulated Learning pada mahasiswa angkatan fakultas psikologi UKSW yang sedang menyelesaikan skripsi. Hal ini menunjukan semakin tinggi motivasi belajar yang dimiliki mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan , maka self regulated learning untuk menyelesaikan skripsi juga semakin tinggi.

11 11 METODE PENELITIAN 1. Desain dan Variabel penelitian Penelitian ini menggunakan metode Kuantitatif. Adapun variabel-variabel dalam penelitian ini adalah : Variabel Terikat Variabel Bebas : Self Regulated Learning (Y) : Motivasi belajar (X) 2. Definisi Operasional Definisi operasional dari variabel penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Self Regulation Learning Bandura (dalam Feist & feist, 2008) self regulation learning adalah kemampuan individu untuk menahan dorongan dan mengendalikan tingkah laku pada saat tidak ada pengontrol dari lingkungan, sehingga self regulation learning ini berkaitan dengan aspek berpikir, emosional dan perilaku. Variabel ini diungkap dengan Skala self regulation learning pada mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan yang sedang menyelesaikan skripsi yang dimodifikasi oleh penulis berdasarkan karakteristik self regulation learning. Makin tinggi skor yang diperoleh semakin tinggi tingkat self regulation learning, dan sebaliknya semakin rendah skor yang dipeoleh maka semakin rendah self regulation learningnya.

12 12 2. Motivasi belajar Dalam kegiatan belajar, motivasi belajar dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai (Sardiman, 2000). Menurut Decy dan Ryan 2000; Walker, Greene dan Mansell, 2006 (dalam Wang, 2008), aspek- aspek motivasi belajar ini terdiri dari motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Variabel ini diungkap dengan Skala motivasi belajar pada mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan di UKSW dalam menyelesaikan skripsi yang dimodifikasi oleh penulis berdasarkan aspek-aspek motivasi belajar. Makin tinggi skor yang diperoleh semakin tinggi tingkat motivasi belajarnya dalam menyelesaikan skripsi dan sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh maka semakin rendah motivasi belajarnya dalam menyelesaikan skripsi. 3. Subyek penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa fakultas Psikologi angkatan di UKSW yang sedang menyelesaikan skripsi yang berjumlah 35 orang. Dalam penelitian ini subyek di peroleh oleh peneliti pada saat antri bimbingan skripsi di fakultas psikologi yang berjumlah 35 mahasiswa

13 13 fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana UKSW (angkatan ), yang sedang menyelesaikan skripsi. 4. Instrumen Metode yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah skala. Menurut Azwar (2012), istilah skala biasa disamakan dengan istilah tes namun dalam pengembangan instrumen ukur umumnya istilah tes digunakan untuk penyebutan alat ukur kemampuan kognitif sedangkan istilah skala lebih banyak dipakai untuk menamakan alat ukur atribut non kognitif khususnya yang disajikan dalam format tulis. Dengan metode skala, data yang diungkap adalah deskripsi mengenai aspek kepribadian individu. Selain itu aitem pada metode skala berupa penerjemahan dari indikator keperilakuan guna memancing jawaban yang tidak secara langsung menggambarkan keadaan diri subjek, yang biasanya tidak disadari oleh responden yang bersangkutan. Sekalipun responden sangat memahami isi pertanyaan, namun responden tidak menyadari arah jawaban yang dikehendaki dan kesimpulan apa yang sesungguhnya diungkap oleh pertanyaan tersebut (Azwar, 2012). 1. Skala Self Regulated Learning Contoh item skala Self regulated learning

14 14 1. Saya membuat perencanaan dalam mengerjakan skripsi untuk mencapai tujuan. 2. Saya tidak bisa mengatur waktu untuk mengerjakan skripsi 3. Suasana kos yang berisik membuat saya kehilangan konsentrasi untuk mengerjakan skripsi. 2. Skala Motivasi Belajar Contoh item skala Motivasi Belajar 1. Terlalu banyak revisi membat saya stress untuk mengerjakan skripsi 2. Lingkungan kos yang tenang membuat saya nyaman untuk mengerjakan skripsi 3. Saya menerima ajakan teman untuk jalan-jalan meskipun harus mengumpulkan revisi secepatnya (deadline) 5. Prosedur Pengumpulan Data Pengambilan data dilaksanakan di Fakultas Psikologi UKSW pada mahasiswa Psikologi angkatan yang sedang menyelesaikan skripsi pada tanggal 10,11 dan 14 Juli Untuk pengambilan data di fakultas Psikologi peneliti langsung menemui subjek yang berada di sekitaran Fakultas Psikologi dan SC yang sedang berdiskusi dan menunggu bimbingan skripsi, peneliti menanyakan angkatan tahun berapa dan setelah itu langsung memberikan skala kepada responden.

15 15 Berhubung penelitian dilaksanakan pada semester pendek,maka subjek yang didapat sedikit. Jumlah angket yang yang dibagikan untuk penelitian ini adalah 35 buah. Jumlah seluruh sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 35 subjek. 6. Tekhnik Analisis Data Analisis Deskriptif Analisis deskriptif digunakan untuk menjabarkan sejumlah data guna memperoleh gambaran secara sistematis dan menyeluruh mengenai keadaan subjek penelitian terkait dengan variable penelitian. Pendeskripsian data subjek penelitian ini meliputi gambaran hasil penelitian secara umum yaitu mean, standart deviasi, rentang skor perhitungan frekuensi dan presentase. 1. Uji Normalitas Pengujian normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah dalam variabel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Data akan dikatakan normal jika nilai p > 0,05. Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov Goodness of Fit Test. 2. Uji Linearitas Pengujian linearitas dimaksudkan untuk mengetahui linearitas hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat, selain itu uji linearitas ini juga diharapkan dapat

16 16 mengetahui taraf signifikansi penyimpangan dari linearitas hubungan tersebut (Hadi, 2007). 3. Analisis Korelasi Product Moment Dalam penelitian ini untuk menguji dan membuktikan secara statistik hubungan antara motivasi belajar dengan self regulation learning, maka digunakan analisis korelasi product moment dari Pearson dengan perhitungan dan pengolahan data menggunakan bantuan aplikasi SPSS 16. Analisis Data Data penelitian dianalisis dengan Perhitungan dalam analisis ini dilakukan dengan bantuan SPSS (Statistical Product & Service Solution) versi HASIL PENELITIAN 1. Uji Asumsi Uji Normalitas Uji asumsi ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah ada data yang telah memenuhi asumsi analisi sebagai syarat untuk melakukan analisis dengan tekhnik korelasi Pearson Product Moment. Pengujian uji normalitas dilakukan dengan melihat hasil uji Kolmogorov-Smirnov.

17 17 Berdasarkan hasil uji normalitas pada kedua variabel memiliki signifikansi p > 0,05. Variabel Motivasi Belajar memiliki nilai K-S-Z sebesar 0, 558 signifikansi sebesar 0, 915 dengan probabilitas (p) atau (p > 0,05). Oleh karena nilai signifikansi p > 0,05, maka Motivasi Belajar berdistribusi normal. Hal ini juga terjadi pada variabel Self regulated learning memiliki K-S-Z sebesar 0,528 dengan probabilitas (p) atau signifikansi sebesar 0,943 (p > 0,05). Dengan demikian kedua variabel memilki distribusi yang normal. Uji Linearitas Uji linearitas dilakukan untuk menguji integritas hubungan data yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Dengan kata lain pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas berpengaruh pada variabel terikat saling atau tidak. Dari hasil uji linearitas diperoleh nilai F beda sebesar 0,849 dengan sig. = 0,646 (p > 0,05) yang menunjukkan hubungan antara motivasi belajar dengan self regulated learning adalah linear.

18 18 2. Analisis Deskriptif 1. Variabel Motivasi Belajar Kategorisasi Pengukuran Motivasi Belajar No Interval Kategori Mean N Persentase (%) 1. 86,4 < 108 Sangat tinggi 7 20 % 2. 64,8 < 86,4 Tinggi 77, ,7 % 3. 43,2 < 64,8 Cukup 5 14,3 % 4. 21,6 < 43,2 Rendah 0 2,9 % ,6 Sangat rendah 0 0 % Jumlah % SD =12,05 MIN = 50 MAX = 97 Berdasarkan tabel motivasi belajar diatas dapat dilihat bahwa 7 mahasiswa angkatan fakultas psikologi memiliki motivasi belajar yang berada pada kategori sangat tinggi dengan persentase 20%, 23 mahasiswa fakultas psikologi angkatan berada pada kategori tinggi dengan persentase 65,7%, 5 mahasiswa angkatan berada pada kategori cukup dengan persentase 14,3 % dan tidak ada mahasiswa dengan kategori rendah dan sangat rendah. Berdasarkan rata-rata sebesar 77,17% dapat dikatakan bahwa rata-rata motivasi belajar mahasiswa fakultas psikologi

19 19 angkatan berada pada kategori tinggi. Skor yang diperoleh subjek bergerak dari skor minimum sebesar 50 sampai dengan skor maksimum 97 dengan standar deviasi 12, Variabel Self regulated learning Kategorisasi Pengukuran Skala Self Regulated Learning No Interval Kategori Mean N Persentase (%) < 80 Sangat tinggi 4 11,4 % < 64 Tinggi 52, ,8 % < 48 Cukup 7 20 % 4. 6 < 32 Rendah 2 5,8 % Sangat 0 0 % rendah Jumlah % SD = 10,27 MIN =27 MAX = 74 Berdasarkan tabel self regulated learning diatas dapat dilihat bahwa 4 mahasiswa fakultas psikologi angkatan yang sedang menyelesaikan skripsi, memiliki skor self regulated learning yang berada pada kategori sangat tinggi dengan persentase 11, 4%, 22 mahasiswa yang sedang menyelesaikan skripsi berada pada kategori tinggi dengan persentase 62,8 %, 7 mahasiswa memiliki skor self regulated learning dengan kategori cukup dengan persentase 20 %, 2 mahasiswa yang memiliki skor

20 20 rendah sedang menyelesaikan skripsi dengan persentase 5,8 % dan tidak ada mahasiswa yang memiliki skor sangat rendah dengan persentase 0%. Berdasarkan rata-rata sebesar 52,45 % dapat dikatakan bahwa rata-rata self regulated learning berada pada kategori tinggi. Skor yang diperoleh subjek bergerak dari skor minimum 27 sampai dengan skor maksimum sebesar 74 dengan standar deviasi 10,27. ANALISIS KORELASI Perhitungan dalam analisis ini dilakukan dengan SPSS versi Hasil korelasi antara Motivasi Belajar dengan Self regulated learning dapat dilihat pada tabel berikut ini: Hasil Uji Korelasi Motivasi Belajar dengan Self regulated learning BLJR SRL BLJR Pearson Correlation Sig. (1-tailed).349 N B SRL Pearson Correlation Sig. (1-tailed).349 N B Berdasarkan hasil perhitungan uji korelasi diperoleh koefisien korelasi antara Motivasi Belajar dengan Self regulated learning sebesar 0,068 dengan sig = 0,349 (p > 0,05) yang berarti tidak ada hubungan antara Motivasi Belajar dengan self regulated learning.

21 21 Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan motivasi belajar dengan Self regulated learning pada mahasiswa angkatan Fakultas Psikologi UKSW yang sedang menyelesaikan skripsi. PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian mengenai hubungan Motivasi belajar dengan Self regulated learning pada mahasiswa angkatan Fakultas Psikologi UKSW yang sedang menyelesaikan skripsi, didapatkan hasil bahwa tidak ada hubungan Motivasi belajar dengan Self regulated learning mahasiswa fakultas psikologi UKSW yang sedang menyelesaikan skripsi. Hasil uji korelasi keduanya, memiliki r sebesar 0,068 dengan sig= 0,349 (p > 0,05) yang berarti tidak ada hubungan. Hal ini sesuai dengan kondisi mahasiswa dalam menyelesaikan skripsi. Dalam proses menyelesaikan skripsi tidak dapat dipungkiri bahwa banyak kendala-kendala yang sering muncul, baik di lingkungan sekitar maupun tempat tinggal (kos), serta kendala dari diri sendiri yaitu malas mengerjakan skripsi, sering menunda-nunda menegerjakan revisi skripsi, persepsi terhadap dosen dan ketidakmampuan mengatur waktu. Hal inilah yang membuat mahasiswa merasakan hambatan dalam mengerjakann skripsi, sehingga membutuhkan rentang waktu yang

22 22 lama dalam menyelesaikan skripsi ( wawancara dengan salah satu mahasiswa). Dalam faktor-faktor yang memengaruhi Self Regulation Learning oleh Zimmerman (1989), ada tiga faktor yaitu faktor personal, faktor perilaku dan yang terakhir faktor lingkungan. Berdasarkan hasil analisis deskriptif dalam penelitian ini diperoleh data bahwa Motivasi belajar sebesar 65,7% yang berada pada kategori tinggi. Sedangkan self regulation learning mahasiswa memilki persentase 68,5% yang berada pada kategori tinggi. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian mahasiswa memilki self regulation learning yang tinggi. Hal ini menggambarkan bahwa mahasiswa dalam menyelesaikan skripsi, memiliki proses aktif dan konstruktif dengan jalan mahasiswa menetapkan tujuan untuk proses belajarnya dan berusaha untuk memonitor, meregulasi, dan mengontrol kognisi dan perilaku, yang kemudian semuanya diarahkan dan didorong oleh tujuan dan disesuaikan dengan konteks lingkungan. Menurut Arko Punjadi (2007), Motivasi belajar mahasiswa dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan dalam diri mahasiswa yang mendorong dan mengarahkan perilakunya kepada tujuan yang ingin dicapainya dalam mengikuti pendidikan tinggi. Motivasi belajar mahasiswa dapat dikatakan sebagi fungsi dari faktor yang

23 23 ada dalam dirinya sendiri (intrinsik) dan faktor-faktor yang ada didalam lingkungan belajar atau diluar diri sendiri (ekstrinsik). Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan Motivasi belajar dengan Self regulated learning pada mahasiswa fakultas Psikologi UKSW, dalam menyelesaikan skripsi. Banyak faktor yang mempengaruhi hal ini, karena berdasarkan wawancara penulis dengan salah satu mahasiswa, disebabkan karena faktor intrinsik adanya malasmalasan dalam mengerjakan skripsi maupun revisi skripsi, persepsi terhadap dosen dan ketidakmampuan mengatur waktu sedangkan faktor ekstrinsik, disebabkan karena lingkungan (kos), jika dalam lingkungan kos tersebut sering kumpul-kumpul, berisik, nonton film, bermain game ataupun online situs jejaring social facebook di perpustakaan dan tidak ada yang menegur serta kesulitan memperoleh bahan-bahan. Faktor-faktor tersebut yang sering terjadi di kalangan mahasiswa dalam mengerjakan skripsi, yang menyebabkan hambatan-hambatan dalam menyelesaikan skripsi. Menurut Zamindari (dalam Suryadi 2008) menyusun skripsi berdasarkan suatu kegiatan penelitian merupakan salah satu cara untuk membuktikan kematangan nalar mahasiswa. Mahasiwa harus dapat menempuhnya sebagai prasyarat untuk menempuh derajat sarjana s1. Namun dalam prakteknya tidak semua

24 24 mahasiswa sanggup menyelesaikan tugas menyusun skripsi karena alasan-alasan yang menyebabkan mahasiswa malas mengerjakan skripsi. KESIMPULAN DAN SARAN a. Tidak ada hubungan motivasi belajar dengan self regulated learning pada mahasiswa angkatan fakultas Psikologi UKSW, yang sedang menyelesaikan skripsi. Banyak faktor yang mempengaruhi hal ini, karena berdasarkan wawancara penulis dengan salah satu mahasiswa, disebabkan karena faktor intrinsik adanya malas-malasan dalam mengerjakan skripsi maupun revisi skripsi, persepsi terhadap dosen dan ketidakmampuan mengatur waktu sedangkan faktor ekstrinsik, disebabkan karena lingkungan (kos), jika dalam lingkungan kos tersebut sering kumpul-kumpul, berisik, nonton film, bermain game ataupun online situs jejaring social facebook di perpustakaan dan tidak ada yang menegur serta kesulitan memperoleh bahan-bahan. Faktor-faktor tersebut yang sering terjadi di kalangan mahasiswa dalam mengerjakan skripsi, yang menyebabkan hambatan-hambatan dalam menyelesaikan skripsi. b. Motivasi belajar dan self regulated learning mahasiswa dalam menyelesaikan skripsi berada pada kategori tinggi dan tidak terdapat mahasiswa dalam menyelesaikan skripsi yang tergolong rendah. Hal ini menggambarkan bahwa mahasiswa dalam menyelesaikan skripsi,

25 25 memiliki proses aktif dan konstruktif dengan jalan mahasiswa menetapkan tujuan untuk proses belajarnya dan berusaha untuk memonitor, meregulasi, dan mengontrol kognisi dan perilaku, yang kemudian semuanya diarahkan dan didorong oleh tujuan dan disesuaikan dengan konteks lingkungan. c. Diharapkan peneliti selanjutnya dapat meneliti lebih lanjut penelitian ini dengan mengembangkan variabel-variabel lain yang dapat digunakan sehingga terungkap faktor-faktor yang mempengaruhi Motivasi belajar dan Self regulated learning pada mahasiswa angkatan fakultas psikologi UKSW dalam menyelesaikan skripsi sehingga dapat melengkapi hasil penelitian ini khususnya dalam lingkup psikologi pendidikan. DAFTAR PUSTAKA Azwar, S. (2009). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.. (2012). Reliabilitas dan validitas (edisi 4). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sardiman, AM. (2004). Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta: Bumi Aksara Boekaerts, P.R., Pintrich, & M. Zeidner (Eds.). Handbook of self-regulation: Theory, research, and applications (pp ). San Diego, CA: Academic Press. Daniel L. D,Patricia A. A, Sandra M. L,(2008). Focusing the conceptual lens on metacognition, self-regulation, and self-regulated learning, Educ Psychol, 20(1), Febrilia, K. (2012). Perbedaan self-regulated learning pada mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana yang bekerja part-time dan tidak bekerja. Skripsi. Salatiga: Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana.

26 26 Feist & Feist, J.G. (2006). Theory of personality (six edition). Singapore: McGraw-Hill Joana, A. (2011). Hubungan self regulation dengan prestasi belajar pada mahasiswa fakultas psikologi universitas kristen satya wacana. Skripsi. Salatiga: Fakultas Psikologi Universitas kristen Satya Wacana Ruseno Arjanggi & Titin Suprihatin. (2010). Metode pembelajaran tutor teman sebaya meningkatkan hasil belajar berdasar regulasi-diri. Jurnal makara Sosial Humaniora, 14(2), Wang, F. X. (2008). Motivation and English achievement: An exploratory and confirmatory factor analysis of a new measure for Chinese student of English learning. Nort American Journal of Psychology, 10 (3), Wolters, C.A. Pintrich, P.R. & Karabenick, S.A. (2003). Assesing academic self regulated learning. Paper prepared for the Conference on Indicator of Positive Development: Definitions, Measures, and Prospective Validity, National Institutes of Healt, March Zimmerman, B.J. (1989). A social cognitive view of self-regulated academic learning. Journal of Educational Psychology, 81 (3), Zimmerman, B.J. (2000). Attaining self-regulation: A social cognitive perspective: Handbook of self-regulation: Theory, research, and applications (pp ). San Diego, CA: Academic Press Siti Suminarti Fasikhah dan Siti Fatimah Self-Regulated Learning (SRL) Dalam Meningkatkan prestasi akademik pada mahasiswa. Jurnal ilmiah psikologi terapan, 01(01). Glen Junian F. ( 2011). Hubungan interaksi sosial dalam kelompok teman sebaya dgn motivasi belajar mahasiswa fakultas Psikolog UKSW. Skripsi (tidak diterbitkan). Salatiga: Fakultas Psikologi UKSW. Pangemanan Filia P. (2011) Hubungan antara tingkat insomnia dengan kecemasan dalam menyelesaikan skripsi. Skripsi (tidak diterbitkan). Salatiga: Fakultas Psikologi UKSW. Pujadi, A (2007). Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar mahasiswa : Studi kasus pada Fakultas Ekonomi Universitas Bunda Mulia. Bussines And Management Journal Bunda Mulia, 3(2) Winne, P.H (1997). Experimenting to bootstrap Self regulation Learning. Journal of Educational Psychology, 89(3),

Perbedaan Self-Regulated Learning Pada Siswa yang Mengikuti Kelas Akselerasi dan Kelas Reguler Di SMP N 2 Semarang. Oleh:

Perbedaan Self-Regulated Learning Pada Siswa yang Mengikuti Kelas Akselerasi dan Kelas Reguler Di SMP N 2 Semarang. Oleh: Perbedaan Self-Regulated Learning Pada Siswa yang Mengikuti Kelas Akselerasi dan Kelas Reguler Di SMP N 2 Semarang Oleh: RAGIL PICASIA DEWI ESTUNING TYAS 802007083 TUGAS AKHIR Diajukan kepada Program Studi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. masing-masing akan dijelaskan dalam sub bab berikut.

BAB III METODE PENELITIAN. masing-masing akan dijelaskan dalam sub bab berikut. 25 BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini menjelaskan tentang metodologi penelitian dalam penelitian ini, terdiri dari: pendekatan penelitian, variabel penelitian, definisi operasional variabel, subjek

Lebih terperinci

REGULASI DIRI MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PROSES PENYUSUNAN SKRIPSI

REGULASI DIRI MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PROSES PENYUSUNAN SKRIPSI Regulasi Diri Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Dalam Proses Penyusunan Skripsi REGULASI DIRI MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PROSES PENYUSUNAN SKRIPSI (Survey Mahasiswa Bimbingan dan Konseling

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini akan menjelaskan hasil pengolahan data dan analisis data yang

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini akan menjelaskan hasil pengolahan data dan analisis data yang BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini akan menjelaskan hasil pengolahan data dan analisis data yang terdiri atas dua bagian. Bagian pertama berisi hasil pengolahan data dan pembahasan hasil penelitian. 4.1

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian ini adalah penelitian populasi, sehingga tidak digunakan sampel untuk mengambil data penelitian. Semua populasi dijadikan subyek penelitian. Subyek dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMP Kristen Satya Wacana yang terletak di Jalan Diponegoro, Salatiga. Populasi penelitian adalah semua

Lebih terperinci

Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Mata Pelajaran Ekonomi

Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Mata Pelajaran Ekonomi Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Mata Pelajaran Ekonomi Ibnu Muchamad Romandhon (0712003) Mahasiswa Pendidikan Ekonomi IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Motivasi belajar dapat dilihat dari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subyek Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul Ummah Surabaya. Siswa MA Boarding School Amanatul Ummah Surabaya kelas XI

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU-SISWA DENGAN SELF-REGULATED LEARNING PADA SISWA SMAN 9 SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU-SISWA DENGAN SELF-REGULATED LEARNING PADA SISWA SMAN 9 SEMARANG HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU-SISWA DENGAN SELF-REGULATED LEARNING PADA SISWA SMAN 9 SEMARANG Lucky Rianatha 1, Dian Ratna Sawitri 2 1,2 Fakultas Psikologi,Universitas Diponegoro Jl. Prof.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah MA Darussalam Agung Kota Malang. mengembangkan pendidikan di Kedungkandang didirikanlah Madrasah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah MA Darussalam Agung Kota Malang. mengembangkan pendidikan di Kedungkandang didirikanlah Madrasah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian 1. Sejarah MA Darussalam Agung Kota Malang Berawal dari pemikiran dan kemauan yang kuat untuk mengembangkan pendidikan di Kedungkandang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. independent (bebas) dan variabel dependet (terikat). Variabel bebas yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. independent (bebas) dan variabel dependet (terikat). Variabel bebas yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdapat dua jenis variabel yaitu variabel independent (bebas) dan variabel dependet (terikat).

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian Persiapan penelitian dimulai dengan mempersiapkan alat ukur, yaitu menggunakan satu macam skala untuk mengukur self esteem dan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS HASIL Gambaran umum responden. bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai identitas responden.

BAB 4 ANALISIS HASIL Gambaran umum responden. bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai identitas responden. BAB 4 ANALISIS HASIL 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran umum responden Responden dalam penelitian ini adalah anggota dari organisasi nonprofit yang berjumlah 40 orang. Pada bab ini akan dijelaskan tentang

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SELF-REGULATED-LEARNING DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA SMA KELAS 12 JURUSAN IPA DI SMA KRISTEN 1 SALATIGA OLEH

HUBUNGAN ANTARA SELF-REGULATED-LEARNING DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA SMA KELAS 12 JURUSAN IPA DI SMA KRISTEN 1 SALATIGA OLEH HUBUNGAN ANTARA SELF-REGULATED-LEARNING DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA SMA KELAS 12 JURUSAN IPA DI SMA KRISTEN 1 SALATIGA OLEH HERING TRI AMBARSARI 802010019 TUGAS AKHIR Diajukan Kepada

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Kancah Penelitian Penelitian mengenai Hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan motivasi melanjutkan pendidikan strata 2 pada mahasiswi Suku Jawa Fakultas

Lebih terperinci

JURNAL Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan Teknik Diskusi Kelompok Terhadap Regulasi Diri Siswa Dalam Belajar Di SMP N 1 Semen Tahun Ajaran

JURNAL Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan Teknik Diskusi Kelompok Terhadap Regulasi Diri Siswa Dalam Belajar Di SMP N 1 Semen Tahun Ajaran JURNAL Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan Teknik Diskusi Kelompok Terhadap Regulasi Diri Siswa Dalam Belajar Di SMP N 1 Semen Tahun Ajaran 2016-2017 The Effects Of Discussion Group Guidance Service To

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Orientasi Kancah Penelitian Subjek penelitian ini adalah anggota dari kelompokkelompok game yang bermain Ayo Dance di Salatiga, tepatnya anggota Narciz Community

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. b. Regulasi emosi. B. Definisi Operasional

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. b. Regulasi emosi. B. Definisi Operasional BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian 1. Variabel tergantung : Harga diri 2. Varibel bebas : a. Dukungan sosial b. Regulasi emosi B. Definisi Operasional 1. Harga Diri Harga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh signifikansi antar variabel yang diteliti (Azwar, 1998).

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh signifikansi antar variabel yang diteliti (Azwar, 1998). BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakan penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kuantitatif. Metode kuantitatif menurut Robert Donmoyer (Given, 2008), adalah pendekatan-pendekatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Orientasi Kancah Penelitian SMU N 1 Getasan adalah salah satu sekolah yang ada di Desa Sumogawe, Kecamatan Getasan yang beralamat di Jl. Raya Kopeng KM. 08 Getasan.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Salatiga. Letak sekolah ini mudah diakses dan sangat strategis yang berada di tengah kota

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang banyak menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN.1 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilakukan di Madrasah Tsanawiyah Negeri Medan, Medan Estate Deli Serdang dan waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Mei- Juni

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Universitas Bina Nusantara yang sedang mengerjakan skripsi. Penyebaran

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Universitas Bina Nusantara yang sedang mengerjakan skripsi. Penyebaran BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Profil Responden Responden terdiri dari 200 orang dan merupakan mahasiswa Universitas Bina Nusantara yang sedang mengerjakan skripsi. Penyebaran rentang usia responden

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI DAN PERILAKU TERHADAP HASIL BELAJAR MATA KULIAH MATEMATIKA EKONOMI

HUBUNGAN MOTIVASI DAN PERILAKU TERHADAP HASIL BELAJAR MATA KULIAH MATEMATIKA EKONOMI Prima: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 1, No. 1, Juli 2017, hal. 43-48 P-ISSN: 2579-9827, E-ISSN: 2580-2216 HUBUNGAN MOTIVASI DAN PERILAKU TERHADAP HASIL BELAJAR MATA KULIAH MATEMATIKA EKONOMI 1 Ahmad

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini memberikan gambaran tentang pola asuh orang tua dan motivasi berprestasi yang dimiliki oleh anak. Sebelum melaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif. Yakni penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada pola-pola numerikal (angka)

Lebih terperinci

HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL FACEBOOK

HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL FACEBOOK JURNAL HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL FACEBOOK DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 KARANGREJO TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2015/2016 THE RELATION INTENSITY OF FACEBOOK

Lebih terperinci

HUBUNGAN REGULASI DIRI DENGAN PRESTASI BELAJAR KALKULUS II DITINJAU DARI ASPEK METAKOGNISI, MOTIVASI DAN PERILAKU

HUBUNGAN REGULASI DIRI DENGAN PRESTASI BELAJAR KALKULUS II DITINJAU DARI ASPEK METAKOGNISI, MOTIVASI DAN PERILAKU HUBUNGAN REGULASI DIRI DENGAN PRESTASI BELAJAR KALKULUS II DITINJAU DARI ASPEK METAKOGNISI, MOTIVASI DAN PERILAKU Akhmad Faisal Hidayat E-mail: Af.iechal@gmail.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Melihat rumusan masalah yang hendak dipecahkan, pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel dalam penelitian ini, yaitu: B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel dalam penelitian ini, yaitu: B. Definisi Operasional digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini, yaitu: 1. Variabel Bebas : a. Regulasi diri b. Hubungan interpersonal dalam keluarga 2. Variabel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilakukan melalui empat tahap prosedur penelitian, yaitu tahap persiapan penelitian, tahap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan keputusan pembelian. Peneliti mendeskripsikan skor brand image dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan keputusan pembelian. Peneliti mendeskripsikan skor brand image dan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. DESKRIPSI SUBJEK Pada bagian ini, peneliti akan mendeskripsikan skor brand image dan keputusan pembelian. Peneliti mendeskripsikan skor brand

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kranggan Kabupaten Temanggung, dengan populasi penelitian sebanyak 219

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kranggan Kabupaten Temanggung, dengan populasi penelitian sebanyak 219 54 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Kranggan Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung, dengan populasi penelitian sebanyak

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MAHASISWA PSIKOLOGI FAKULTAS HUMANIORA BINUS UNIVERSITY TAHUN AJARAN GENAP

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MAHASISWA PSIKOLOGI FAKULTAS HUMANIORA BINUS UNIVERSITY TAHUN AJARAN GENAP HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MAHASISWA PSIKOLOGI FAKULTAS HUMANIORA BINUS UNIVERSITY TAHUN AJARAN GENAP 2011 2012. Alwin Nobel Harapan Indah Jl. Dahlia Indah 2 Blok GD no.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bandung, yang terletak di Jalan Pasir Kaliki Nomor 51. Pemilihan lokasi

BAB III METODE PENELITIAN. Bandung, yang terletak di Jalan Pasir Kaliki Nomor 51. Pemilihan lokasi BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Negeri 6 Bandung, yang terletak di Jalan Pasir Kaliki Nomor 51. Pemilihan lokasi tersebut

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bandar

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bandar 22 III. METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 sebanyak 8 kelas dengan jumlah 192 siswa. B.

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS HASIL. Bab ini akan menjelaskan hasil pengolahan data dan analisis data yang terdiri

BAB 4 ANALISIS HASIL. Bab ini akan menjelaskan hasil pengolahan data dan analisis data yang terdiri BAB 4 ANALISIS HASIL Bab ini akan menjelaskan hasil pengolahan data dan analisis data yang terdiri atas dua bagian. Bagian pertama berisi profil responden, bagian kedua adalah hasil dan pembahasan penelitian.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisikan pernyataan penelitian, hipotesis penelitian, variabel penelitian, responden penelitian, alat ukur penelitian, prosedur penelitian, dan metode analisis data.

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. kecerdasan emosi dengan kecenderungan perilaku bullying pada siswa

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. kecerdasan emosi dengan kecenderungan perilaku bullying pada siswa 31 BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan emosi dengan kecenderungan perilaku

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN BAB V HASIL PENELITIAN A. Uji Asumsi 1. Uji Normalitas Berdasarkan hasil uji normalitas data menggunakan program SPSS 16, didapatkan hasil bahwa data neuroticism memiliki nilai z = 0,605 dengan signifikansi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia yang berlokasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Subyek Gambaran umum subyek penelitian ini diperoleh dari data yang diberikan dan diisi oleh subyek yaitu usia, jenis kelamin, lama menjadi gamer, pekerjaan, dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian dilakukan untuk mendeskripsikan dan menjawab persoalanpersoalan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kepimpinan. Peneliti mendeskripsikan skor kepemimpinan dan kinerja

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kepimpinan. Peneliti mendeskripsikan skor kepemimpinan dan kinerja BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dibahas hasil penelitian baik secara deskriptif maupun uji hipotesis serta Pembahasan. A. Analisis Deskripsi Subjek Pada bagian ini, peneliti akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan. Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Lokasi Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Menurut Darmadi (2011: 165) penelitian korelasi berkaitan dengan pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 58 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mencari hubungan antar variabel.

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Subyek penelitian yang dipakai adalah para mahasiswa Binus yang bekerja di. Center) di Binus University

BAB 3 METODE PENELITIAN. Subyek penelitian yang dipakai adalah para mahasiswa Binus yang bekerja di. Center) di Binus University BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Subyek Penelitian Subyek penelitian yang dipakai adalah para mahasiswa Binus yang bekerja di Binus University dengan kriteria: 1. Bekerja sebagai asisten laboratorium SLC (Software

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu merupakan BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian dalam suatu penelitian ilmiah digunakan sebagai pedoman bagi peneliti untuk melakukan penelitian. Jenis penelitian pada penelitian

Lebih terperinci

EFIKASI DIRI, DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN SELF REGULATED LEARNING PADA SISWA KELAS VIII. Abstract

EFIKASI DIRI, DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN SELF REGULATED LEARNING PADA SISWA KELAS VIII. Abstract EFIKASI DIRI, DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN SELF REGULATED LEARNING PADA SISWA KELAS VIII Nobelina Adicondro & Alfi Purnamasari Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan Jalan Kapas No. 9 Yogyakarta alfi_purnamasari@yahoo.com.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Program Studi Pendidikan Ekonomi angkatan FKIP-UKSW

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Program Studi Pendidikan Ekonomi angkatan FKIP-UKSW BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab IV ini diuraikan tentang Pengaruh Lingkungan Keluarga dan Prestasi Belajar terhadap Minat Menjadi Guru Ekonomi pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random, BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian yang akan dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu: BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu: 1. Variabel bebas : locus of control, terbagi dua yaitu locus of control internal

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di SMP Negeri 1 Ngablak yang berada di desa Ngablak, kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang. Alasan pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertempat di SDN Sukagalih Bandung yang berlokasi di Jalan Sukagalih No. 108, Bandung.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertempat di SDN Sukagalih Bandung yang berlokasi di Jalan Sukagalih No. 108, Bandung. 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini bertempat di SDN Sukagalih Bandung yang berlokasi di Jalan Sukagalih No. 108, Bandung. 2. Populasi Penelitian

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 62 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Asumsi Sebelum melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi. Uji asumsi terdiri dari uji normalitas dan uji linieritas. Uji asumsi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan 68 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah Penelitian Proses pengambilan data penelitian ini dimulai pada hari Selasa, 5 April 2016 hingga 13 April

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk hidup yang senantiasa berkembang dan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk hidup yang senantiasa berkembang dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk hidup yang senantiasa berkembang dan mengalami perubahan-perubahan bertahap dalam hidupnya. Sepanjang rentang kehidupannya tersebut,

Lebih terperinci

Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.5 No.1 (2016)

Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.5 No.1 (2016) Hubungan Antara Self - Efficacy dan Self Regulated Learning Dengan Prestasi Akademik Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Surabaya Dessy Annastia Sari Fakultas Psikologi Des.sychology@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif menurut Usman (1996:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional. Penelitian korelasional dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa

Lebih terperinci

REGULASI DIRI DALAM BELAJAR PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 83 JAKARTA UTARA

REGULASI DIRI DALAM BELAJAR PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 83 JAKARTA UTARA 70 Regulasi Diri Dalam Belajar Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 83 Jakarta Utara REGULASI DIRI DALAM BELAJAR PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 83 JAKARTA UTARA Nurhasanah 1 Moch. Dimyati, M.Pd 2 Dra. Meithy

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Coba Alat Ukur Penelitian 4.1.1. Persiapan Uji Coba Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua buah skala berupa skala regulasi emosi yaitu kuesioner AERQ (Academic

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 57 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel Variabel adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan siswa kurang dapat berkembang sesuai dengan harapan.

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan siswa kurang dapat berkembang sesuai dengan harapan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prestasi yang didapatkan siswa di sekolah tidak semata-mata dipengaruhi oleh faktor IQ saja, melainkan dipengaruhi oleh banyak faktor yang berkaitan dengan pencapaian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Fakultas Psikologi dan Kesehatan dan Fakultas Ekonomi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Fakultas Psikologi dan Kesehatan dan Fakultas Ekonomi 68 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Subjek Subyek penelitian atau populasi ini adalah Mahasiswa Semester 8 yang berada di Fakultas Psikologi dan Kesehatan dan Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. secara objektif (Notoatmodjo, 2005). mahasiswa semester akhir Fakultas Psikologi dan Kesehatan.

BAB III METODE PENELITIAN. secara objektif (Notoatmodjo, 2005). mahasiswa semester akhir Fakultas Psikologi dan Kesehatan. BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif yang merupakan suatu metode penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Normalitas Uji distribusi data normal dilakukan dengan one sample Kolmogorov- Smirnov Test. Keputusan: Jika Asymp. sig. < 0.05 maka model regresi tidak berdistribusi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan menggunakan Pendekatan dalam pembelajaran matematika.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Variabel penelitian memiliki beberapa jenis, pada peneltian ini jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS HASIL. (10%); 31, 34, dan 35 tahun berjumlah 3 orang (7,5%); 27 tahun. tahun masing-masing 1 orang (2,5%).

BAB 4 ANALISIS HASIL. (10%); 31, 34, dan 35 tahun berjumlah 3 orang (7,5%); 27 tahun. tahun masing-masing 1 orang (2,5%). BAB 4 ANALISIS HASIL 4.1 Paparan Demografis Responden 4.1.1 Gambaran Usia Rentang usia responden pada penelitian ini adalah 21-39 tahun dengan mean usai 31,5 tahun. Jumlah responden terbanyak ada pada

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DALAM MENGHADAPI UJIAN DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 BANYUBIRU KABUPATEN SEMARANG JURNAL

HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DALAM MENGHADAPI UJIAN DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 BANYUBIRU KABUPATEN SEMARANG JURNAL hhh HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DALAM MENGHADAPI UJIAN DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 BANYUBIRU KABUPATEN SEMARANG JURNAL Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Subjek Penelitian Subjek pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV di SDN Sumowono 02 yang terletak di jalan Haji Anwar No.39 Dusun Sukorono,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Deskriptif Subyek Penelitian Gambaran umum subjek penelitian ini diperoleh dari data yang diisi responden, yaitu inisial, usia, jenis kelamin responden,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian akan dilakukan di SMP Methodist-an Pancurbatu.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian akan dilakukan di SMP Methodist-an Pancurbatu. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1. Tempat Penelitian Penelitian akan dilakukan di SMP Methodist-an Pancurbatu. 3.1.2. Waktu Penelitian Waktu Penelitian akan dilaksanakan

Lebih terperinci

Diajukan Oleh: WAHYU DHATUN HIDAYATI A

Diajukan Oleh: WAHYU DHATUN HIDAYATI A MOTIVASI BELAJAR DASAR AKUNTANSI KEUANGAN 2 DITINJAU DARI PERSEPSI MAHASISWA MENGENAI KOMPETENSI DOSEN DAN FASILITAS BELAJAR PADA MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI ANGKATAN 2013 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan hasil penelitian sesuai dengan data yang diperoleh. Pembahasan diawali dengan memberikan gambaran subjek penelitian, pelaksanaan penelitian, pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian Penelitian ini dilakukan di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang asuransi jiwa, yaitu PT. Prudential Life Assurance (Prudential

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. prosedur penelitian, serta metode analisis data. Rancangan penelitian merupakan pedoman dan langkah-langkah yang

BAB III METODE PENELITIAN. prosedur penelitian, serta metode analisis data. Rancangan penelitian merupakan pedoman dan langkah-langkah yang BAB III METODE PENELITIAN Dalam metode penelitian ini diuraikan mengenai rancangan penelitian, identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, populasi dan sampel penelitian,

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Asumsi Uji asumsi dilakukan terlebih dahulu untuk mengetahui normal atau tidaknya sebaran item serta linear atau tidaknya hubungan antar variabel.

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Asumsi Sebelum analisis data dilakukan, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi untuk mengetahui normal tidaknya sebaran data dan linear atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan (kausal) antara dua variabel. Hubungan kausalitas dalam hal ini mengacu

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan (kausal) antara dua variabel. Hubungan kausalitas dalam hal ini mengacu BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian korelasional, salah satu jenis pendekatan penelitian dalam penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui fungsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini dijelaskan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini dijelaskan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini dijelaskan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan metode dalam penelitian ini, yang mencakup jenis penelitian, variabel penelitian, definisi operasional variabel

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah Penelitian Perusahaan Daerah Air Minum Salatiga adalah Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang sudah dirintis oleh Pemerintah Belanda sejak tahun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan deduktif yang berangkat dari permasalahan-permasalahan dari

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan deduktif yang berangkat dari permasalahan-permasalahan dari BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Pendekatan penelitian menggunakan metode penelitian kuantitatif, maksud dari metode penelitian ini adalah penelitian yang identik dengan pendekatan deduktif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu

BAB III METODE PENELITIAN. mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu BAB III METODE PENELITIAN Metode ialah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu pengkajian dalam memperlajari peraturan-peraturan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan analisisnya

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN Bab ini membahas mengenai persiapan penelitian, pelaksanaan penelitian, hasil penelitian, dan pembahasan yang terdiri dari uji validitas, uji reliabilitas, serta

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Akuntansi sejumlah 66 siswa di SMK Yadika 4 berusia tahun. Jumlah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Akuntansi sejumlah 66 siswa di SMK Yadika 4 berusia tahun. Jumlah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian Responden dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI jurusan Teknik Komputer Jaringan sejumlah 66 siswa dan siswa-siswi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan suatu metode yang bertujuan membuat deskriptif gambaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013) metode penelitian kuantitatif adalah

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013) metode penelitian kuantitatif adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013) metode penelitian kuantitatif adalah metode yang berlandaskan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII DI MTS AL-HAMID

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII DI MTS AL-HAMID HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII DI MTS AL-HAMID Oleh: Ardiles Delta Asmara 1) Dra. Indira Chanum, M.Psi. 2) Sjenny A. Indrawati, Ed.D. 3) ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 19 Bandung, Jawa Barat. Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas X MIA 3 SMA N 19 Bandung yang terdiri

Lebih terperinci

Lampiran 1. Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Self-efficacy PENGOLAHAN PERTAMA Reliability Statistics Cronbach's

Lampiran 1. Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Self-efficacy PENGOLAHAN PERTAMA Reliability Statistics Cronbach's Lampiran 1. Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Self-efficacy PENGOLAHAN PERTAMA Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items.554 22 Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti melakukan penelitian di lingkungan Kampus Universitas Pendidikan

Lebih terperinci