TUGAS AKHIR MODIFIKASI PROSES PEMBUATAN SIDE PLATE RADIATOR. Diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Jurusan Teknik Mesin

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TUGAS AKHIR MODIFIKASI PROSES PEMBUATAN SIDE PLATE RADIATOR. Diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Jurusan Teknik Mesin"

Transkripsi

1 TUGAS AKHIR MODIFIKASI PROSES PEMBUATAN SIDE PLATE RADIATOR Diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Jurusan Teknik Mesin Disusun oleh : FX.WINARNO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK MESIN JAKARTA 2007 I

2 LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR Makalah berjudul : MODIFIKASI PROSES PEMBUATAN SIDE PLATE RADIATOR Dibuat oleh : Nama Lengkap : FX.WINARNO Nomor Mahasiswa : Sebagai tugas dari mata kuliah Skripsi/Tugas Akhir serta untuk melengkapi persyaratan pendaftaran Skripsi/Tugas Akhir sesuai dengan kurikulum di Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Universitas Mercubuana. Makalah ini telah diperiksa keabsahannya dan telah disetujui Pembimbing, sehingga DAPAT DISAHKAN dan dinyatakan DAPAT DIAJUKAN DALAM SKRIPSI/TUGAS AKHIR. Jakarta, 1 Mei 2007 Mengesahkan : Ketua Jurusan Ir. Rully Nutranta, M.Eng III

3 ABSTRAK Penulisan Skripsi ini adalah membahas tentang modifikasi sebuah proses pembuatan Side plate Radiator yang dilatar belakangi oleh proses produksi yang sekarang berjalan masih terlalu konvensional sehingga output produksi yang dihasilkan rendah. Dalam perancangan pembuatan Dies ini juga disertakan perhitungan bentangan material,gaya parting dan kapasitas mesin yang digunakan. Dengan perhitungan-perhitungan tersebut dihasilkan Dies yang baik karena dalam perancanganya berdasarkan oleh data-data yang akurat. Tujuan dari modifikasi proses pembuatan side plate Radiator ini adalah untuk meningkatkan output produksi, disamping juga penghematan - penghematan dari segi biaya,jumlah proses maupun jumlah operator sehingga proses produksi lebih efisien dan praktis. Dengan adanya modifikasi proses ini telah dihasilkan perubahan jumlah proses yaitu dari 6 proses menjadi 4 proses yang tentunya berpengaruh terhadap peningkatan kapasitas produksi.dengan adanya modifikasi proses ini diharapkan proses-proses yang sekarang masih berjalan secara konvensional dan jumlah proses yang masih banyak diharapkan untuk bisa dirubah menjadi lebih ringkas jika itu memungkinkan untuk dilakukan. Berdasarkan hasil trial yang telah dilakukan maka dengan modifikasi proses ini dapat dihasilkan peningkatan kapasitas produksi yaitu sebesar 57,8 %,Jumlah proses dari 6 menjadi 4 dan jumlah operator dari 6 menjadi 3. V

4 DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul Dalam... I Halaman Persetujuan... II Halaman Pengesahan... III Pernyataan Keaslian Isi Sekripsi. IV Abstrak..... V Kata Pengantar... VI Daftar Isi... VII Daftar Gambar.. IX Daftar Tabel.... XI Daftar Lampiran... XII Numenklatur... XIII Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Tujuan Penelitian Batasan Masalah Sistematika Penulisan 3 Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1 Product Knowledge Radiator Pengertian dan Fungsi Radiator Bagian-bagian Radiator Komponen Radiator Material dan komponen Radiator Proses pembuatan Radiator Teori Metal Forming Teori Pemotongan Plate Analisa Pemotongan Clearence Prinsip Pemotongan Jenis-jenis Pemotongan. 34 VII

5 2.2.6 Jenis-jenis Pembentukan Bagian-bagian Utama Press Tool Teori Bending Profile dan Sheet Metal Bab 3 PERANCANGAN DIES DENGAN DESAIGN BARU 3.1 Pendahuluan Perancangan Dies Side Plate Langkah-langkah Merancang Press Tool Perhitungan Pembuatan Dies 48 Bab 4 HASIL DAN ANALISA 4.1 Pendahuluan Proses Assembling Proses Trial Hasil Dan Analisa Bab 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Saran Daftar Pustaka Lampiran.. 66 VIII

6 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Simulasi Pemasangan Radiator pada Mesin 5 Gambar 2.2 Radiator Down Flow Type 6 Gambar 2.3 Radiator Cross Flow type. 6 Gambar 2.4 Cooling Fin. 9 Gambar 2.5 Water Tube 13 Gambar 2.6 Tube Expand. 14 Gambar 2.7 Posisi p[elaetakan Core Pada Conveyor. 16 Gambar 2.8 Pemberian Flux 17 Gambar 2.9 Soldering 18 Gambar 2.10 Rel Air Blow.. 18 Gambar 2.11 Assy Water Tube dan End Plate 19 Gambar 2.12 Pemberian Flux Pada tanki 20 Gambar 2.13 Pemasangan Timah 21 Gambar 2.14 Jarak Pemasangan timah.. 21 Gambar 2.15 Tank Soldering. 22 Gambar 2.16 Jarak Nozle dengan End plate.. 23 Gambar 2.17 Analisa Pemotongan 29 Gambar 2.18 Langkah Pemotongan. 30 Gambar 2.19 Prinsip pemotongan. 31 Gambar 2.20 Prinsip Pemotongan 32 Gambar 2.21 Prinsip pemotongan 32 Gambar 2.22 Blanking 34 Gambar 2.23 Piercing 34 Gambar 2.24 Notching.. 35 Gambar 2.25 Cropping. 35 Gambar 2.26 Parting. 35 Gambar 2.27 Lanzing 36 Gambar 2.28 Triming 36 Gambar 2.29 Bending.. 37 Gambar 2.30 Embosing 37 IX

7 Gambar 2.31 Deep Drawing.. 37 Gambar 2.32 Forming. 38 Gambar 2.33 Dies Assy. 38 Gambar 2.34 Hasil Bending 41 Gambar 2.35 Bending Bebas. 42 Gambar 2.36 Bending Die.. 42 Gambar 2.37 Hasil Bending 42 Gambar 2.38 Hasil Bending dengan Lubnag.. 43 Gambar 3.1 Side Plate.. 48 Gambar 3.2 Bending Side Plate.. 49 Gambar 3.3 Bending Plate 49 Gambar 3.4 Closed Bending 50 Gambar 3.5 Bentangan Panjang Forming. 51 Gambar 3.6 Waste Terbuang 52 Gambar 3.7 Punch.. 56 Gambar 3.8 Die 56 Gambar 5.1 Dies Baru 63 Gambar 5.2 Dies Lama. 63 X

8 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 5.1 Perbandingan Proses. 62 Tabel 5.2 Perbandingan Biaya 64 Tabel 5.3 Perbandingan Proses Total 65 XI

9 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9 Lampiran 10 Lampiran 11 Lampiran 12 Lampiran 13 Lampiran 14 Lampiran 15 Lampiran 16 Lampiran 17 Lampiran 18 Lampiran 19 Lampiran 20 Gambar Side Plate Gambar Assy Dies Gambar Punch Gambar Punch Holder Gambar Die Plate Gambar Spacer Die Gambar Striper Plate Gambar Stoper plate Gambar Stoper plate Gambar Stoper plate Gambar Guide Lifter dan Lifter Pin Tabel Material Baja Tabel Hook Tabel hardening dan Tampering Tabel komponen Standart Inspection Certificate Standart Flow Process Chart Side plate Data Pengukuran Part / Komponen Proposal Tugas Akhir Kartu Asistensi XII

10 XIII

11 Simbol L αb Ri S V X lb F ȚB αb Fs C f n A NUMENKLATUR Keterangan Lebar Bentangan Sudut Pembendingan Radius Bending Tebal Bahan Factor Koreksi Jarak Radius dalam dengan Sumbu Jarak Radius Bending pada Sumbu Gaya Parting Tegangan Tarik Tegangan Geser Gaya Striper Konstanta Pegas Defleksi Pegas Jumlah Pegas Luas Satuan mm mm mm - mm mm N N/mm² N/mm² N - mm pcs mm² XIII

12 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dunia industri semakin bergerak maju sejalan dengan perkembangan dunia global.dengan terus berkembangnya industri dunia,industri nasional juga mau tak mau harus mengikuti perkembangan,walaupun kenyataanya perkembangan industri nasional masih jauh tertinggal dibanding Negara-negara didunia.salah satu ketertinggalan kita adalah industri pengerjaan plate (Stamping Knowledge).Bisa kita amati barang-barang keperluan kita sehari-hari tidak jauh dari proses pengerjaan plate ini,mulai dari: computer,peralatan masak,mesin tik dll.demikian juga dengan dunia automotive,hampir sebagian besar parts yang ada masih menggunakan proses stamping plate. Salah satu komponen automotive yang tidak jauh dari proses stamping plate adalah pembuatan radiator.radiator yang merupakan komponen vital dalam industri automotive hampir 80% proses yang dipakai adalah stamping plate.salah satu contoh kecil dari komponen radiator yang menggunakan proses stamping plate adalah proses pembuatan side plate radiator.untuk itu penulis berusaha menyampaikan sebuah penelitian untuk mempermudah proses dalam pembuatan side plate radiator pada PT. A Proses yang sekarang berjalan masih terlalu membutuhkan jumlah proses dan operator yang banyak, sehingga tidak efektif karena terlalu banyak biaya yang terbuang dan kapasitas produksi yang masih rendah.dalam rancanganya penulis ingin agar jumlah proses yang sekarang, bisa dimodifikasi sehingga proses yang dibutuhkan hanya sedikit dan tidak tergantung pada operator tetapi tetap dengan mutu dan kualitas yang tinggi. 1

13 1.2. PERMASALAHAN Walaupun selama ini proses produksi pembuatan side plate dapat terus berjalan, penulis melihat ada hal-hal yang perlu disampaikan untuk mendapatkan hasil yang optimal. Selama ini untuk membuat komponen side plate dibutuhkan waktu yang lama karena menggunakan 5 proses dengan jumlah 5 operator.dengan proses yang berjalan ini,penulis berusaha untuk memodifikasi proses menjadi lebih sedikit sehingga dihasilkan out put produksi yang meningkat.dalam modifikasi proses ini meliputi modifikasi dies dan modifikasi mesin.flow Process yang masih berjalan dalam pembuatan side plate radiator sekarang mempunyai beberapa kendala yaitu side plate yang ada banyak type-nya(panjang dan lebar berbeda-beda) jadi diperlukan dies yang memungkinkan untuk bisa dipakai dalam banyak type.dari hasil analisa dilapangan kekurangan yang ada pada proses produksi sekarang adalah bahwa proses yang ada masih manual sehingga ketrampilan operator lebih dominan dalam menentukan hasil produksi.maka dengan modifikasi proses ini sangat tepat karena nantinya dapat mengurangi ketergantungan terhadap operator karena proses yang ada sudah lebih otomatis sehingga hasil produksi lebih ditentukan oleh kecepatan mesin.dengan proses yang baru ini diharapkan dapat untuk mengatasi kendala-kendala yang ada sekarang, dengan modifikasi proses ini juga terjadi penghematan baik dari segi jumlah proses maupun jumlah operator yaitu dari 6 proses menjadi 4 proses dan 6 operator menjadi 3 operator. 2

14 1.3. TUJUAN PENELITIAN Membuat modifikasi proses yang lebih ringkas untuk pembuatan side plate yang meliputi modifikasi dies dan mesin,dalam hal ini diberikan perbandingan yang meliputi : 1. Dasar-dasar punch tool yang mengarah pada pendesainan sebuah dies 2. Pendesainan dies yang meliputi perhitungan perhitungan dalam suatu dies. 3. Perbandingan proses yang lama dengan yang baru dengan: 3.1 Perbandingan kapasitas dan cost process 3.2 Perbandingan kualitas hasil yang dicapai 1.4 BATASAN MASALAH Dalam penulisan tugas akhir ini masalah dibatasi pada desain dies Parting side plate dengan perbandingan rancangan dies yang lama, dimana dijabarkan mengenai perhitungan bentangan, perhitungan teoritisnya, dan proses pembuatannya.modifikasi mesin juga hanya dalam penambahan suatu alat yang menunjang pengoperasian dari modifikasi dies tanpa ada perhitungan dari alat tersebut. Pemilihan material tidak dibahas dalam Tugas Akhir ini, material yang dipakai memakai standar umum yang ada di pasaran. 1.5 SISTEMATIKA PENULISAN BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang, permasalahan, maksud dan tujuan, pembatasan masalah dan sistematika penulisan Tugas Akhir. BAB II LANDASAN TEORITIS Dalam bab ini dibahas mengenai teori yang digunakan sebagai dasar untuk memahami pembuatan dies dan punching tool, 3

15 perhitungan bentangan, ilmu kekuatan bahan serta menyinggung mengenai Radiator. Teori ini yang akan dipakai penulis dalam pembuatan Tugas Akhir. BAB III RANCANGAN DIES SIDE PLATE RADIATOR Bab ini menjelaskan tentang proses desain gambar, perhitunganperhitungan yang diperlukan misalnya perhitungan bentangan,gaya potong, kapasitas mesin serta bagaimana menentukan ukuran punch dan die. BAB IV HASIL DAN ANALISA Bab ini membahas mengenai hasil yang dicapai dengan perbandingan antara proses yang lama dengan yang baru, dilihat dari segi jumlah operator,perbandingan jumlah biaya dan mesin yang diperlukan serta peningkatan kualitas. BAB V KESIMPULAN Bab ini merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulan dan saran mengenai keseluruhan penelitian yang sudah dilaksanakan, sehingga nantinya jika memang diperlukan dapat dipakai sebagai acuan bagi orang lain untuk melakukan penyempurnaan. 4

16 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PRODUCT KNOWLEDGE RADIATOR Pengertian dan fungsi radiator Radiator adalah suatu alat penukar panas (kalor) dari suatu media ke media lain yang digunakan untuk menjaga temperature mesin dengan cara sirkulasi agar sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan.hal ini diperlukan karena jika suhu pada mesin over heat akan menyebabkan komponen pada mesin cepat rusak atau aus.radiator berfungsi untuk menjaga temperature mesin agar sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan dengan menggunakan media(air/coolant).radiator menjaga suhu mesin dengan cara melewatkan air(yang telah diturunkan suhunya sehingga dapat menyerap kalor)pada block mesin secara continue sehingga suhu mesin tidak over heat. 1.Water Sleeve 2.Temperature Regulator 3.Radiator Upper Tank 4.Radiator Core 5.Radiator lower Tank 6.Water Pump 7.Water Inlet House 8.Cooling Fan 9.Water Outlet House Gambar : 2.1 Simulasi pemasangan Radiator pada mesin (Ref.1;hal.2) 5

17 Jenis Radiator Berdasarkan arah aliran airnya, radiator dibagi atas 2 jenis: Down Flow Type Untuk type ini, posisi tangki ada pada bagian atas dan bawah sehingga aliran air bergerak secara vertical yaitu dari atas ke bawah. Gambar : 2.2 Radiator down flow type (Ref.1;hal.2) Cross Flow Type Posisi tangki berada pada bagian kiri dan kanan sehingga aliran air bergerak secara horizontal. Gambar : 2.3 Radiator cross flow type (Ref.1;hal.2) 6

18 2.1.2 Bagian-bagian Radiator Pada dasarnya radiator dibagi menjadi 3 bagian yaitu: Inlet Tank assy Inlet tank assy adalah bagian tanki yang menampung air panas setelah sirkulasi air melewati block mesin.inlet tank assy terdiri dari beberapa komponen yaitu: -Filler Neck -Over flow pipe -Inlet Pipe -Tanki atas Core Assy Core assy adalah bagian dimana terjadi proses pembuangan kalor dari air panas yang melewati tube dan kalor diserap oleh fin kemudian dibuang dengan tiupan angin dari kipas.core assy terdiri dari komponen-komponen: -Tube -Fin -End Plate -Side Plate Outlet tank assy Out Let tank assy adalah bagian penampungan air radiator setelah melewati proses pembuangan kalor pada core assy.out let tank assy terdiri dari: -Tanki bawah -Outlet Pipe -Oil cooler assy -Drain Plug -Drain seat -Mounting bush 7

19 2.1.3 Komponen radiator Tanki Radiator memiliki 2 buah tanki,yaitu tanki Atas(inlet Tank) dan Tanki Bawah(outlet Tank).walaupun setiap tanki memiliki fungsi spesifik sendiri-sendiri,tetapi ada umumnya tanki tersebut berfungsi sebagai media penampung air.inlet tank pada radiator berfungsi sebagai tempat penampungan air pertama.yang dimaksud pertama yaitu air dari mesin (air yang membawa panas)ke radiator dan air yang baru diisi ke radiator.seadngkan Outlet tank pada radiator mempunyai fungsi spesifik yaitu menampung air yang telah diturunkan temperaturnya untuk kemudian dialirkan ke mesin End Plate End plate pada radiator terletak antara tanki dengan core.end plate disini berfungsi untuk menghubungkan tanki dengan core, dengan cara lubang end plate sebagai tempat tube dan got end plate sebagai tempat dudukan tanki pada saat assy.ada beberapa macam end plate yang dipengaruhi oleh tanki yang akan dipasang yaitu end plate untuk brass tank dan end plate untuk plastick tank, yang membedakan keduanya adalah bentuk got end platenya Side Plate Side Plate terletak diluar bagian core,fungsinya adalah untuk melindungi fin dan penguat pada core radiator.side plate terdiri dari 2 macam: 1. Side Plate langsung Protector yaitu side plate yang berfungsi sebagai dudukan pada radiator dan sebagai protector untuk melindungi core radiator.side plate ini punya fungsi ganda yaitu selain sebagai pelindung core juga sebagai dudukan radiator saat dipasang pada mobil. 2. Side plate yang hanya berfungsi sebagai dudukan radiator pada mesin.side plate ini hanya punya satu fungsi saja yaitu sebagai dudukan radiator pada saat pemasangan di mobil,sedang untuk pelindung core digunakan protector. 8

20 Tube Tube merupakan bagian penting dari radiator,karena dikomponen inilah air dialirkan untuk melepas kalor/panas secara konveksi oleh udara dengan bantuan fin.tube mempunyai dimensi yang cukup kecil sehingga volume air yang dialirkan sedikit sehingga waktu yang digunakan untuk menurunkan temperature air menjadi cepat.tube berdasar proses sambunganya dibedakan menjadi 2 yaitu: 1. Welding tube,yaitu tube yang penyambunganya dengan welding 2. Lock seam tube yaitu tube yang bentuk sambunganya seaming dan kemudian sambunga tersebut dicoating timah supaya tidak bocor Fin Gambar : 2.4 Cooing Fin (Ref.1;hal.5) Fin merupakan bagian terpenting dalam radiator dimana fin ini berfungsi Sebagai ventilasi untuk mengalirkan kalor dan membuang kalor melalui sudut-sudut jendela yang ada pada fin.kalor diserap dari tube yang mengalirkan air panas.oleh karena itu fin berada diantara tube.agar panas pada tube dapat mengalir pada fin maka fin harus menempel pada tube,karena fungsi fin untuk melepas panas ke udara maka fin harus dibuat dari bahan yang mudah menghantar panas.bahan fin yang sering digunakan yaitu dari alumunium dan tembaga. 9

21 Inlet/Outlet Pipe Inlet pipe merupakan bagian dari tanki A yang berfungsi sebagai tempat masuknya air dari mesin ke radiator.air/coolent tersebut membawa panas untuk diturunkan temperaturenya Outlet pipe merupakan bagian dari tanki B yang berfungsi sebagi tempat keluarnya air dari dalam tanki B yang telah diturunkan suhunya dan dialirkan ke mesin.untuk menghubungkan inlet/outlet pipe dengan mesin digunakan perantara water inlet/outlet house(selang)yang dipasang pada inlet/outlet pipe.ada beberapa jenis dari inlet/outlet pipe yaitu: a.pipa lurus b.pipa dengan diameter bertingkat c.pipa lengkung dengan bending d.pipa lengkung sambungan Filler,Filler Neck dan over flow Filler berfungsi sebagai tempat untuk mengisi air yang baru atau tambahan kedalam radiator.filler selalu berada pada tanki atas karena sebagai tempat masuknya air,berdasar dimensi filler dibagi menjadi: a.micro size b.small size c.medium size d.large size Filler neck merupakan pipa penghubung antara filler dengan tanki Atas.Filler neck selalu terdapat pada radiator type cross flow karena type ini punya tanki atas yang berada disamping kanan atau kiri radiator sehingga perlu filler neck supaya posisi filler-nya menghadap keatas. Over flow pipe merupaka bagian dari filler yang berfungsi sebagai tempat untuk keluarnya air atau angin yang disebabkan karena tekanan berlebih.selain itu juga sebagai perantara radiator dengan tanki cadangan yang berada diluar radiator. 10

22 Drain Seat dan Drain Plug Drain seat dan drain plug hanya terdapat pada tanki bawah sebab lubang drain seat berfungsi sebagai sarana untuk membuang air radiator bila ingin mengganti dengan air yang baru,sedang drain plug berfungsi sebagai penyumbat lubang drain seat saat lubang tersebut tidak untuk menguras air.drain seat berbentuk berupa bush dimana pada lubangnya terdapat ulir yang berfungsi untuk menutup lubang drain seat dengan drain plug Material komponen Radiator Tanki Material untuk tanki terdiri dari: a.pa- 66 (untuk tanki dari plastik) b.kuningan c.alumunium End Plate Material untuk pembuatan end plate terdiri dari: a.kuningan b.alumunium Side Plate Material untuk side plate terdiri dari: a.terne Sheet (SPCC-Pb) b.alumunium c.pa Tube Material untuk tube terdiri dari: a.kuningan b.alumunium Fin Material untuk fin terdiri dari: a. Alumunium b. Tembaga 11

23 Inlet/Outlet Pipe Material inlet/outlet pipe terdiri dari: a.pipa alumunium b.pipa kuningan Filler, Filler Neck dan Over flow Filler, Filler Neck dan Over flow materialnya dari: a. Alumunium b. Kuningan Drain Seat dan Drain Plug Material untuk drain seat adalah: a.kuningan b.alumunium Untuk material drain Plug adalah PA Proses Pembuatan Radiator Core assy Core assy merupakan proses assembly komponen radiator yang terdiri dari :fin, tube, protector, dan end plate. Tahapan-tahapan dalam pembuatan core assy adalah: Set jig core baking Gunakan jig yang sesuai dengan model core-nya. Pasangan plat U (Al square) dengan protector. Perhatikan agar posisi protector tepat di tengah-tengah antara alur kanan dan kiri, posisi yang tidak tepat akan mengakibatkan fin penyok karena gaya yang diterima tidak seimbang. a. Cooling Fin Sebelum proses pembuatan dimulai pastikan setting mesin terlebih dahulu, adapun yang perlu diperhatikan adalah tentukan : panjang fin, tinggi fin, lebar fin, fin pitch. 12

24 Fungsinya adalah : Sebagai ventilasi untuk mengalirkan kalor dan membuang kalor melalui sudut-sudut jendela(louver) yang ada pada fin b. Water tube Sebelum proses pembuatan di mulai pastikan setting mesin terlebih dahulu, adapun yang perlu diperhatikan adalah : panjang tube, tinggi tube dan lebar. Pemasangan tube terdapat pada M/C core builder, perhatikan bahwa tube tertata dalam kondisi lurus. Fungsinya adalah : Sebagai media distribusi air untuk kemudian mengalami proses pendinginan secara konveksi oleh udara yang melalui fin Gambar : 2.5 Water Tube (Ref.1;hal.9) Assy Tube dan Fin Penyusunan tube, dan fin perhatikan agar jendela fin tersusun dalam satu arah posisi pemasangan.pemasangan fin perlu hati-hati agar sudut jendela tidak rusak karena jendela fin sangat penting dalam proses pembuangan panas.pemasangan fin tidak boleh tertekuk dan menumpuk antar lipatan fin Press Jig a.ratakan fin dengan alat bantu perata fin b.pemasangan jig 13

25 c.pengepresan jig dengan pneumatic penempatan alur tube agar sesuai dengan alur-alur pada end plate Pemasangan End Plate a.end plate harus terpasang lurus, gunakan penggaris siku baja untuk mendapatkan kelurusan b.pemasangan end plate ke tube tidak boleh menyebabkan tube penyok Tube Expand a.perhatikan bahwa tube tidak boleh rusak b.chek kelurusan end plate dan diagonal core Fungsinya: - Agar setingan assy tidak berubah - Agar end plate tidak lepas dari tube EXSPAND END PLATE Gambar : 2.6 Tube Expand (Ref.1;hal.11) Oven Core Tujuan pengovenan adalah untuk menyatukan antara fin dan tube dan juga antara end plate dan tube untuk mempertahankan posisi/bentuk dan ketegak lurusan core, supaya nantinya pada saat di solder pada end plate-nya posisinya bisa tetap / tidak berubah. 14

26 Prosesnya terdiri dari : Fluxing section Pemberian flux pada core. Hal ini bertujuan :1.Membersihkan core dari kotoran dan minyak 2.Sebagai perekat (bahan tambah) pada proses penyambungan (soldering) tube dengan fin. Flux yang digunakan SC 7047 dicampur air dengan perbandingan 1 : 14(flux : air). Pemberian flux pada core dengan cara disemprotkan Heating Seaction - Tujuan pemanasan ini untuk melumerkan timah yang terdapat pada tube, sehingga lapisan timah tersebut menyatukan tube dengan fin, selain itu juga menyatukan tube dengan end plate. - Pemanasan ini timbul dari udara panas yang dihasilkan oleh motor burner bercampur dengan gas LPG sehingga timbul nyala api. Oleh blower fan (yang terdapat pada bagian dalam oven),panas di tiup. Pemanasan core menjadi lebih merata sehingga dihasilkan penggabungan (soldering) yang merata antara fin dan tube Cooling Seaction -Tujuannya adalah untuk mendinginkan core setelah proses pemanasan. -Pendinginan dilakukan oleh angin yang disemprotkan pada core secara merata. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat proses oven adalah sebagai berikut: - Loading core - Loading core harus lurus dengan conveyor (searah ) - Atur jarak antara core satu dengan yang lainnya, jangan terlalu rapat apalagi sampai bertumpukan. Penumpukan akan menyebabkan pemanasan dan pendinginan menjadi tidak merata sehingga proses penggabungan fin dan tube menjadi tidak sempurna. 15

27 Posisi peletakan: Gambar : 2.7 Posisi peletakan core di conveyor (Ref.1;hal.15) Untuk mengetahui hasil dari pengovenan kita perlu melakukan pengecekan pada hasil pengovenan. Chek yang dilakukan chek kematangan,yaitu : - Dengan cara menarik ujung pen disepanjang bidang kontak solder antara fin dengan tube atau menekan bagian pinggir protector. Bila retak berarti hasil solder tidak OK, karena ujung fin ada yang tidak menempel pada tube (bila ada 5 ujung fin yang tidak menempel) - Dengan cara melihat perubahan warna. Warna setelah dioven harus merah tembaga End Plate Soldering Proses end plate soldering adalah proses penyolderan antara end plate dengan tube. Proses ini sebenarnya sudah dilakukan pada proses baking oven tetapi masih belum kuat karena timah untuk menyambung hanya sedikit yaitu dari lapisan tube saja sehingga kemungkinan bocor besar sekali. Oleh karena itu diperlukan proses end plate soldering supaya hasil penyambungan kuat dan tidak bocor. Pada proses end plate soldering ini dapat dilakukan secara manual maupun mesin otomatis. Pada dasarnya ada 4 tahap dalam penyolderan: 16

28 Fluxing Fluxing disini berfungsi untuk membersihkan end plate dari kotoran dan minyak, dan juga sebagai bahan perekat antara timah dan material yang akan di sambung. Flux yang digunakan SC7047 ditambah air dengan perbandingan antara flux : air yaitu 1 : 2 Di sini core assy diletakan dibak yang berisi cairan flux, diusahakan bagian dari end plate tercelup CORE ASSY FLUX Gambar : 2.8 Pemberian Flux (Ref.1;hal17) Preheating Memanaskan end plate sampai suhu 150 o C. Pemanasan ini dilakukan oleh nozzle, dan pemanasan ini harus merata pada end plate agar penyolderan menjadi lebih mudah dan merata. Fungsi preheating adalah supaya flux masuk kesela-sela antara tube dengan end plate dan pada saat penyolderan lebih cepat dan merata karena sudah preheating terlebih dahulu. Disini core assy diletakan dimana dibagian bawahnya terdapat nozzle, bila core assy diletakan maka sensor akan menyala dan menghidupkan nozzle sehingga terjadi preheating Soldering Proses pemberian timah, disini timah dicairkan pada suhu 350 o C. Timah harus merata pada bagian penyambungan antara end plate dengan tube. Timah yang digunakan memiliki kandungan 35% Sn dan 65% timah. Penyolderan dilakukan dengan mencelupkan permukaan end plate pada dudukan end plate soldering. Waktu tahan ±30 detik. 17

29 CORE ASSY DUDUKAN CORE TIMAH Gambar : 2.9 Soldering (Ref.1;hal.18) Air blow Proses penyemprotan tube dengan angin setelah disolder. Hal ini dilakukan setelah soldering karena pada saat soldering dimungkinkan timah masuk ke dalam tube dan menyumbat tube. Untuk menghindari itu maka setelah soldering harus di air blow supaya timah yang belum mengeras dan menyumbat tube bisa dihilangkan dan tube tidak tersumbat. Untuk radiator 3R dan 4R,tube yang berada paling kanan dan kiri radiator dibengkokkan. Tube tersebut dimatikan dan berfungsi sebagai penguat radiator tersebut AIR BLOW ENDPLATE mm REL Pembersihan : Gambar : 2.10 Rel Air Blow (Ref.1;hal.20) Yang dibersihkan pada core assy yaitu bagian got end plate, karena bagian ini nantinya akan bersentuhan dengan tank pada proses tank soldering. 18

30 Selain dengan proses manual seperti diatas, ada proses dengan menggunakan mesin otomatis. Pada mesin otomatis ini, tahapan tahapan penyolderan dilakukan sendiri oleh mesin. END PLATE TIMAH Gambar : 2.11 Assy Water Tube dan End Plate (Ref.1;hal.21) Tank Soldering Proses tank soldering merupakan proses penggabungan antara tank dengan end plate (core assy) dan proses penyambungannya mengunakan sistem soldering. Pada dasarnya mesin tank soldering terdiri dari: 1.Camp berfungsi untuk menyatukan / menekan tangki dengan end plate. 2.Rel berfungsi sebagai tempat untuk meletakan end plate (core assy) 3.Burner Nozzle berfungsi untuk tempat nyala api, guna melelehkan kawat timah. Dalam penyambungan (soldering) tank dengan end plate ada beberapa tahapan yang harus dilewati pada semua mesin tank soldering. 19

31 Tahapan-tahapan tank soldering tersebut adalah: Fluxing Tank dan end plate yang akan disambung harus diberi flux, flux yang digunakan type SC 7047 dengan ditambah air, dengan perbandingan 1: 2 (flux : air). Flux ini berfungsi untuk : 1.Membersihkan bagian yang akan disolder dari kotoran dan minyak. 2.Sebagai bahan perekat antara timah dengan tank dan end plate. Cara pemberian flux untuk tank dan end plate berbeda. Pada tank, flux diberikan dengan cara tank dicelup ke dalam bak cairan flux,kemudian setelah semua bagian yang akan tersolder terkena cairan flux, tank di angkat dan ditiriskan agar sisa-sisa flux menetes ke dalam bak penampungan flux. TANK FLUX Gambar : 2.12 Pemberian Flux pada Tanki (Ref.1;hal.23) Pada end plate sebelum diberi flux got end plate harus dibersihkan dulu dari sisa timah yang menempel, karena hal ini dapat mengakibatkan tank akan terpasang miring, sehingga dapat mengakibatkan kebocoran. Setelah dibersihkan baru kemudian end plate diberi flux, pemberian flux dengan cara dioles dengan alat bantu kuas. Pemberian flux harus merata keseluruh end plate, tetapi pada bagian ujung end plate diberi flux yang lebih banyak supaya bagian ini lebih kuat. 20

32 Penggabungan Setelah di beri flux, tank dan end plate di assy ( digabung). Dalam penyambungan, pastikan tank masuk kedalam got end plate dan tank dalam keadaan lurus tidak miring. Kemiringan ini dapat disebabkan karena ukuran got end plate lebih kecil dari tank sehingga tank sesak dan dapat berakibat tank terpasang miring. untuk tank yang ada filler neck, pada filler neck tersebut harus diberi kain basah.gunanya adalah agar filler neck tersebut tidak pecah,karena pada proses brazing ini filler neck menerima panas yang besar Pemasangan kawat timah Setelah tank dan end plate diassy, baru pada bagian pertemuan antara tank dan end plate diberi kawat timah. Kawat timah yang digunakan 4 mm dengan kandungan 35% Sn. TANK TIMAH GOT END PLATE Gambar : 2.13 Pemasangan Timah (Ref.1;hal.25) Dan yang perlu diperhatikan gap (overlap) antar timah max 2mm hal ini diperlukan supaya di tempat overlap tersebut timah tidak menumpuk dan tidak kurang. 2mmMax Gambar : G 2.14 Jarak pemasangan Timah 21

33 Soldering Setelah diassy dan diberi kawat timah, tank dan end plate siap untuk disolder. Pada proses penyolderan yang perlu diperhatikan yaitu : 1.Rel tempat untuk meletakan end plate harus benar-benar lurus. Hal ini diperlukan supaya pada saat timah mengalir, alirannya menyebar rata bukan mengumpul pada satu sisi. Oleh karena itu rel perlu di levelling dengan end plate 2.Tekanan angin pneumatik 3.Tekanan oxygen 4.Tekanan gas LPG Setelah semua di periksa,core assy diletakan diatas rel pada bagian end plate nya, kemudian tombol clamp ditekan dan clamp akan turun dan menekan tank dan end plate. Penekanan pada tiap piston clamp diharuskan sama besarnya supaya posisinya tidak miring,kemudian baru tombol soldering ditekan. Maka bersamaan dengan itu nozzle burner akan menyala dan melelehkan kawat timah. Setelah kawat timah meleleh semua, nozzle burner akan mati dan mesin akan menghitung cooling time. Pada saat itu clamp tetap menekan supaya posisi tank dan end plate tidak berubah. Setelah cooling time selesai baru clamp naik dan tank soldering telah selesai. TANK TIMAH END PLATE Gambar : 2.15 Tank Soldering (Ref.1;hal.26) 22

34 Yang perlu diperhatikan dalam soldering yaitu : 1.Jarak nozzle dengan end plate mm sehingga ujung api tidak mengenai tank dan end plate mm mm Gambar : 2.16 Jarak Nozzle dengan End Plate (Ref.1;hal.27) 2.Lama Penyolderan dan cooling Time Lamanya penyolderan akan berpengaruh terhadap hasil solder tanki ke end plate,jika terlalu lama bias berpengaruh terhadap kebocoran tetapi jika kurang lama akan berpengaruh pada kekuatan hasil solder karena timah kurang cair.cooling time juga berpengaruh pada hasil solder,lamanya pendinginan harus cukup sehingga timah sudah benar-benar kering saat hasil solder diambil Pengecekan Setelah tank dan end plate tersolder, kita harus melakukan pengecekan pada hasil penyolderan tersebut. Hal - hal yang perlu di cek pada hasil soldering yaitu: 1.hasil soldering harus merata dan homogen, artinya timah merata pada bagian penyambungan dan tidak ada penggumpalan timah 2.tidak ada timah yang keluar dari got end plate 3.tidak ada end plate dan tube yang retak pengecekan ini sebaiknya dilakukan secara periodik tiap 20 pcs agar hasil soldering terkontrol. 23

35 Check Inspection Stelah proses demi proses telah di lakukan dan sudah jadi radiator assy maka kita lakukan check inspection untuk menghindari kesalahan, adapun yang perlu dicheck adalah : 1.Dimensi dimensi apakah sudah sesuai dengan drawing 2.Pastikan radiator tidak rusak Leak Test 1 1.Radiator yang akan di leak test harus dalam keadaan tersumbat lubang-lubangnya, yaitu : inlet, outlet pipe, filler, drain seat, threaded bush. 2.Selang untuk angin harus dipasang pada pipa over flow ( pipa over flow harus tidak boleh menempel ke tanki ). 3.Tanki sumbat untuk pipa outlet tidak boleh ke arah bawah. 4.Posisi gantung radiator pada side plate harus dilubang bagian depan. 5.Sumbat leak test yang sudah selesai dipakai, harus dikembalikan segera ke operator yang menyumbat. 6.Radiator yang bocor supaya di beri tanda dan dibuat laporannya. 7.Tekanan angin 1.5 ~ 2.0 kg/cm2 8.Radiator yang OK langsung digantung pada conveyor yang menuju ke cat oven Rework Radiator Setelah mengalami proses Leak Test I,untuk radiator yang bocor (tidak lolos ), radiator tersebut dimasukan dalam area rework. Pada repair radiator,kerusakan yang sering terjadi adalah : Kebocoran Kebocoran terbanyak pada end plate.hal ini dikarenakan pada waktu penyolderan end plate dengan tube,timah terlalu tipis atau kurang matang sehingga sewaktu didinginkan akan retak. Kebocoran juga terjadi pada tube,dimana lapisan timah pada tube terlalu tipis sehingga pada waktu dibaking oven timah yang menutupi 24

36 lock seam tinggal sedikit atau bahkan tidak ada timah.sehingga pada waktu ditest dengan tekanan 1,5 kg/cm, lapisan timah tidak kuat menahan tekanan angin dan bocor. Penanggulangan : Pada daerah yang bocor ditambahkan timah sampai lapisan yang bocor dapat tertutupi Penyok pada tanki Penyok pada tanki biasanya disebabkan karena jatuh atau terbentur.kalau penyoknya terlalu besar maka penyok tersebut harus di tambal. Cara penambalan : Pada bagian yang penyok tadi diberi lapisan timah sampai kira-kira manutupi bagian yang penyok tadi.lalu lapisan timah tersebut diratakan pakai kikir / file, sampai membentuk form seperti semula.baru bagian tersebut dihaluskan dengan amplas. Setelah mengalami test,radiator harus disemprot dengan udara bertekanan tinggi ( 6-7 kg/cm 2 ). Hal ini bertujuan agar air yang masih ada pada radiator dapat dihilangkan, sehingga pada waktu pengecatan,air tersebut tidak mengganggu Proses Washing Proses washing radiator dilakukan pada 2 bak saja dengan menggunakan air panas yang bertemperatur 70 ± 10 C. Proses washing ini bertujuan untuk menghilangkan kotoran dan minyak pada radiator, sebelum radiator tersebut mengalami proses painting. 25

37 Proses Penguningan filler Proses penguningan filler adalah sebagai berikut : 1.Saat penguningan,radiator dimiringkan ke bawah untuk memudahkan pengolesan filler neck. 2.Celupkan kain yang dibuat bulat kedalam Nitride Acid ( HNO 3 ) murni dan oleskan ke bagian filler neck secara merata. Gosokan, maka akan terjadi perubahan warna kuning. 3.Celupkan kuas kedalam Chromium Oxide ( CrO 3 ), oleskan secara merata maka akan timbul warna kuning mengkilap.cro 3 yang digunakan adalah 3%-5% per volume. 4.Semprot dengan air bersih kebagian filler neck dan inlet pipe sampai bersih. 5.Sebelum melakukan proses ini, operator harus menggunakan sarung tangan plastik. Dan jika mengenai kulit, harus dicuci air sampai bersih Drying Oven (Open pengering ) Sehabis leak test radiator dikeringkan lagi tujuannya agar radiator yang akan di cat dalam keadaan kering dan cat akan nempel lebih bagus Keterangan : 1.Temperatur panas ±150 o C 2.Lama pengeringan 10 menit Pengecatan Radiator 1Jarak pengecatan radiator dengan spray gun adalah ± 30 cm. 2.Lamanya pengecatan adalah ± 10 detik 3.Temperatur panas ±160 o C 26

38 4.Hasil pengecatan : a.tidak meleleh b.tidak Berbintik c.tidak kasar Drying Oven( Open pengering) Setelah di lakukan pengecetan radiator lalu dikeringkan lagi agar keadaan radiator kering sehabis di cat. Keterangan : 1.Temperatur panas ±150 o C 2.Kecepatan conveyor harus stabil Leak Test 2 Leak test ke 2 leak test terakhir setelah di cat Tujuannya : Untuk mengetahui keadaan radiator bocor atau tidak setelah mengalami beberapa proses. Keterangan : a.menggunakan tekakan angin 1.5~2.0 Kg/cm 2 b. Lama pengetesan 30 Detik Packing Radiator yang sudah di test ke dua hasilnya bagus tidak bocor dan pastikan OC OK dan diberi QC Passed maka radiator siap di packing, dalam pemakingan radiator di beri Styrofoam agar radiator tidak rusak. Pastikan radiator didalam doos dalam keadaan baik dan aman dari benturan yang akan mengakibatkan kerusakan. 27

39 2.2. TEORI METAL FORMING Teori pemotongan plat Secara garis besar ada bermacam pengerjaan plat (sheet metal) yang dikenal dengan nama: cutting, forming, stamping, dll. Proses tersebut dapat disebut press working atau dengan nama lain Puch press working. Dasar dasar pemotongan pada pengerjaan plat ini akan dibicarakan terlebih dahulu, sebab hal ini merupakan pengertian dasar yang perlu dan sangat penting diketahui. Beberapa pernyataan dan contoh tentang teori pemotongan yang akan disajikan berikut, seperti hal nya pada pengerjaan trimming ( pemotongan kembali ), dari hasil forging dan dies casting dapat juga dianalisa dalam masalah ini. Demikian juga pada pengerjaan potong kawat, batangan, baja profil akan didapat hasil analisa yang sama, juga pemotongan plat dengan system gunting maupun square shearing machine atau punching akan digunakan bentuk sisi potong yang pada prinsipnya sama. Selanjutnya akan dibicarakan The cutting of round holes atau pemotongan dengan sisi potong berbentuk keliling. Proses ini sering disebut punching. Sifat sifat dari pemotongan ini dapat digunakan atau diterapkan untuk semua ukuran dan bentuk material yang akan digunakan Analisa pemotongan Bila kita akan memotong suatu plat,maka kita akan memerlukan suatu gaya,besarnya gaya tersebut akan diterima sepenuhnya oleh plat. Untuk memberikan gaya terhadap plat itu digunakan perkakas yang dinamakan punch dan die,dengan dasar perhitungan gaya geser atau gunting. Dalam hal ini besarnya gaya yang diperlukan baik dari atas maupun dari bawah besarnya sama, dengan memberikan jarak spasi yang relative kecil yang dinamakan clearance. 28

40 Gambar : 2.17 Analisa pemotongan (Ref.3;hal.3) Gaya yang diberikan ini akan menciptakan suatu tekanan pada plat atau material, tekanan ini disebut tegangan geser. Hal inilah yang menyebabkan terpotongnya plat tersebut. Sedangkan tekanan perlawanan dari material dinamakan kekuatan geser atau batas patah geser Clearance Untuk mendapatkan proses pemotongan plat ini yang terpenting adalah panjang langkah yang diberikan ( stroke ), dalam hal ini langkah punch-nya serta ukuran dari diameter atau profil dari punch yang lebih kecil dari ukuran diameter atau profil die-nya. Perbedaan diameter atau profil ini merupakan hal yang sangat pentinguntuk menentukan hasil pemotongan. Selisih ukran antara punch dan die ini disebut allowance,sedang yang dimaksud clearance adalh selisisih ukuran yang besarnya diukur hanya pada satu sisi saja atau dengan kata lain separuh dari allowance. Disamping itu besar clearance juga dipengaruhi oleh ketebalan plat yang akan di punch. Pada saat punch ditekan kebawah,maka pelat akan cenderung membengkok hal ini akibat ujung punch atau die yang tumpul. Demikian juga clearance yang besar akan memudahkan bengkoknya plat tersebut. 29

41 Gambar : 2.18 Langkah Pemotongan (Ref.1;hal.5) Apabila tekanan punch ditambah, posisi pelat akan menjadi partikel diantara punch dan die, akibatnya pelat akan terpotong berdasar tarikan sehingga dalam hal ini material akan mengalami dua perubahan bentuk, yaitu terpotong karena pembengkokan dan regangan motor karena tarikan. Besarnya clearance akan mempengaruhi proses dan hasil pemotongan seperti -Besarnya gaya potong yang dipakai (force) -Umur pakai dari punch dan die (life time) -Permukaan hasil pemotongan (surface finish) Menentukan besarnya clearance Besarnya pemilihan clearance tergantung dari tebal dan jenis material,disamping beberapa pertimbangan berikut ini : 30

42 Untuk proses blanking pada material yang memiliki batas patah geser tinggi dipilih clearance yang kecil agar didapat hasil potongan yang baik Untuk proses blanking pada mesin potong otomatis,digunakan clearance yang besar agar mendapat umur pakai yang lama Untuk mendapatkan hasil potongan yang halus,bisaanya dipilh clearance yang kecil. Pada umumnya pemilihan clearance ini berkisar antara 10 15% dari tebal material yang akan dipotong Prinsip Pemotongan Apabila sisi potong dari punc dan die tajam, serta pemilihan clearance yang tepat sesuai dengan tebal material, maka material tersebut akan dapat terpotong dengan baik. Pada dasarnya terpotongnya pelat itu akan mengalami tahaptahap sebagai berikut : Gambar : 2.19 Prinsip pemotongan (Ref.3;hal.6) Pada saat punch menekan benda kerja, sebelum material tersebut mencapai batas lumernya, jika beban penekanan dari punch dihilangkan, maka material akan kembali ke bentuk semula. 31

43 Gambar : 2.20 Prinsip pemotongan (Ref.3;hal.6) Apabila penekanan punch diteruskan sampai mencapai batas lumernya,maka material tersebut sudah akan mulai retak,hal ini sering disebut dengan platis deformation Gambar : 2.21 Prisip pemotongan (Ref.3;hal.6) Selanjutnya semakin dalam langkah penekanan punch maka plat tersebut akan semakin retak,keretakan ini diakibatkan oleh sisi potong punch dan die yang tajam,semakin lama semakin panjang sehingga saling bertemu,maka terpotonglah plat tersebut sesuai dengan bentuk sisi potongnya. Dari hasil proses tersebut diatas permukaan potongnya akan memiliki 4 hal yang penting,yang terdiri 3 bagian akibat dari proses 32

44 tadi yaitu berturut-turut berupa radius,lurus mengkilapdan berupa patahan/robekan serta yang ke 4 adalah pada bagian ujungnya akan terjadi burrs (chip) Secondary Shear Yang dimaksud dengan secondary shear ini adalah robekan pada material yang tidak diinginkan. Bisaanya secondary shear ini terjadi pada pemilihan clearance yang terlalu kecil antara 3 5 % tebal material,bahkan clearance dengan sebesar kurang dari 3% mengakibatkan banyak terjadi secondary shear. Dengan adanya robekan yang tidak diinginkan ini,maka hasil permukaan potongnya akn tidak halus,sehingga diperlukan lagi pemotongan agar permukaan potongnya sempurn,dengan demikian ukuran yang dikehendaki akan menjadi berkurang Menentukan ukuran punch dan die Pada pemilihan clearance yang terlalu kecil akan mengakibatkan penggunan gaya potong yang terlalu besar dan akan mulai terjepit diantara punch dan die-nya,sehingga diperlukan pula gaya yang cukup besar untuk mengeluarkan blank dari die-nya atau strip dari punch-nya. Gaya inilah yang disebut dengan stripping force. Clearance yang sesuai akan menghasilkan permukaan potong yang halus dan akan memberikan suatu gaya stripper yang kecil. Diameter die akan menentukan besarnya diameter blank,diameter ini diukur dari penampang blank pada daerah yang memiliki permukaan lurus mengkilap. Dengan demikian apabila kita akan mengambil blank sebagai produknya maka yang kita buat sebagai dasar adalah ukuran dari die,baru ukuran punch menyesuaikan. Demikian sebaliknya,jika lubang yang akan menjadi produknya maka sebagai dasar adalah ukuran dari punch kemudian ukuran die-nya menyesuaikan. 33

45 2.2.5.Jenis-jenis Pemotongan Blanking Gambar :2.22 Blanking (Ref.3;hal.17) Jenis pemotongan dimana semua sisi punch memotong penuh pada plat atau strip. Dan bentukan plat atau strip yang terpotong merupakan produk yang kita butuhkan Piercing Jenis pemotongan dimana semua sisi punch memotong penuh pada plat atau strip. Dan bentukan plat atau strip yang terpotong merupakan slug (scrap). Proses ini merupakan kebalikan dari proses blangking. Gambar : 2.23 Piercing (Ref.3;hal.17) Notching Jenis pemotongan ini hampir sama dengan piercing, tetapi tidak semua sisi punch digunakan untuk memotong plat atau strip. 34

46 Gambar.: 2.24 Notching (Ref.3;hal.17) Cropping Jenis pemotongan dimana bentukan punch merupakan bentukan produk. Lebar produk sama dengan lebar stock strip dan panjang produk diatur dengan feeding. Dan scrap hanya terjadi pada pemotongan pertama. Gambar.: 2.25 Cropping (Ref.3;hal.18) Parting Jenis pemotongan ini hampir sama dengan cropping, hanya saja hasil pemotongan dari bentukan punch bukan merupakan produk tetapi scrap. Gambar : 2.26 Parting (Ref.3;hal.18) 35

47 Lanzing Merupakan kombinasi antara pemotongan dan penekukan (shearing and bending). Jenis pemotongan ini membebaskan satu sisi dari pemotongan dan sisi itu hanya terjadi pembendingan. Lanzing juga sering disebut semi piercing. Gambar : 2.27 Lanzing (Ref.3;hal.18) Trimming Jenis pemotongan ini bersifat finishing. Bisaanya triming dilakukan untuk proses finishing deep drawing. Gambar : 2.28 Trimming (Ref.3;hal.18) Jenis-Jenis Pembentukan Bending Jenis bentukan yang dilakukan dengan cara menekuk sebuah material plat atau strip dengan sudut tertentu. 36

48 Gambar : 2.29 Bending (Ref.3;hal.18) Embossing Jenis bentukan yang berupa tonjolan-tonjolan yang tingginya berkisar antara 1 sampai 3 mm. Jika kita akan melakukan assy antara dua produk dengan cara spot welding maka bentukan embossing akan memperkuat sambungan tersebut. Gambar : 2.30 Embossing (Ref.3;hal.23) Deep Drawing Jenis bentukan berupa cekungan yang dalam. Dalam proses ini plat atau strip mengalami tarikan yang dalam hingga bentuk benda yang berongga. Gambar : 2.31 Deep drawing (Ref.3;hal.23) 37

49 Forming Jenis bentukan yang terjadi dengan mengikuti bentukan punch dan die. Difinisi ini mungkin agak rancu, karena jika diartikan dalam bahasa forming adalah bentukan. Dan bentukan itu sendiri dapat terjadi dalam proses bending, embossing, dan deep drawing. Oleh sebab itu forming atau bentukan ini adalah jenis bentukan selain ketiga bentukan diatas. Gambar : 2.32 Forming (Ref.3;hal.23) Bagian-Bagian Utama Press Tool Gambar : 2.33 Dies Assy (Ref.3;hal.29) Shank Bagain perkakas yang paling atas adalah shank, bagian ini langsung berhubungan dengan mesin press. Maka termasuk bagian yang sangat penting. Bentuk dan ukuran tergantung dari bentuk holder yang 38

50 tersedia pada mesin press.tidak semua dies menggunakan shank Karena ini disesuaikan dengan meja mesin press,untuk kapasitas mesin yang besar clamping dies pada mesin menggunakan baut dan clamp jadi pada Top Plate dies dibuat alur T-slot Top Plate Bagian ini berfungsi sebagai dudukan dari punch holder,shank,guide bush.top plate juga berfungsi sebagai bagian dari dies yang meneruskan gaya dari gerak meja mesin Punch Holder Bagian dari perkakas ini juga sering disebut dengan top shoe / upper shoe yang berfungsi untuk dudukan punch dan sebagai assy antara punch dengan top plate Punch Pada perkakas punching tool yang paling utama adalah pemotong, yang berupa berpasangan. Punch merupakan alat pemotong male, pada umumnya bagian ini yang bergerak dan posisinya diatas. Bentuk permukaan potong dari bagian ini tergantung dari bentuk yang kita inginkan Stripper plate Bagian ini berfungsi untuk menahan material yang terangkat keatas karena terjepit punch. Hal ini dapat terjadi karena sifat yang dimilki oleh material, yang sering disebut dengan spring back, yaitu timbulnya gaya inti material, semakin ulet material semakin besar gaya intinya Guide post Bagian ini berfungsi sebagai pengarah antara Top plate assy dengan bottom plate assy.dengan guide post gerak open closed dies pada fungsinya diarahkan oleh guide post ini sehingga gerakanya terarah dan lurus. 39

51 Die Die adalah alat pemotong bagian bawah (female) pada umumnya tidak bergerak. Bentuk pemotongnya sesuai dengan bentuk punch-nya. Alat pemotong ini merupakan satu set Die holder Die holder pada prinsipnya berfungsi sama seperti Punch holder,bedanya kalau die holder untuk dudukan die dan berada pada bagian bottom Bottom Plate Bottom plate secara fungsi sama dengan top plate, bottom plate berada dibawah dan terikat pada meja mesin bagian bawah.pada bottom plate terdapat assy komponen seperti:guide post,holder die,dan die Die Set Untuk membuat perkakas punching tool diperlukan waktu yang relative lama. Untuk mengatasi hal ini maka untuk bagian yang memerlukan waktu pengerjaan lama bisaanya dapat dibeli diperdagangan, yaitu terdiri dari Bush dan Pin, kesemuanya itu disebut dengan guide pin ini merupakan pemandu dari gerakan upper die, pada umumnya terpasang mati pada bottom plate, dan punch yang ada pada upper plate akan bergerak naik turun tanpa kocak, karena pada upper plate terpasang bush sebagai pemandu gerakan Pin tadi. Bush dapat dibuat dari bronze atau baja yang dikeraskan dan digerinda. Dengan adaya die set yang terjual diperdagangan, maka ongkos produksi dapat ditekan. Selanjutnya tinggal merakit punch dan die-nya. Untuk mengatur besarnya clearance, maka masing-masing bagian dipasang sesuai dengan tempatnya, kemudian diikat dengan baut, baru kemudian diberi dowel pin 40

52 2.3 Teori Bending Profile dan Sheet Metal 1.Bending dari bentuk Square bar,round Bar dan pipa Bagian atau garis dari material yang tidak mengalami deformasi (perubahan bentuk dan ukuran) ketika diproses bending adalah neutral axis. Neutral axis tidak selalu berada pada posisi center atau tengah, kadang berada lebih dekat kesisi dalam permukaan karena perubahan dimensi dan bentuk (deformasi) menjadi bentangan lebih besar akibat dari penekanan. Gambar : 2.34 Hasil Bending Perhitunganuntuk mendapatkan panjang bentangan L= l1 + l2 + lb Lb= α. r f (Ref.6;hal.2) = (r f. π. α) / 180 r f = Ri + x X adalah jarak antara radius dalam dengan garis netral Harga untuk X : α = 0 sampai 30 X = S/2 α = 30 sampai 120 X = S/3 α = 120 sampai 180 X = S/4 Jika α = 90 r f = Ri + S/3 L = l1 +l2 + (Ri + S/3). π / 2 41

53 2.Bending Sheet Metal Kadang-kadang Sheet metal atau plate dibending dengan press.plate dapat dikerjakan dengan proses yang berbeda-beda, bending bebas dan bending dengan die. Gambar : 2.35 Bending bebas Gambar : 2.36 Bending Die Bending bebas lebih sering digunakan disbanding dengan bending die karena bending bebas lebih universaluntuk sudut pembendingan dan mudah dalam ganti tool. Bending Die memiliki keakuratan hasil pembendingan yang lebih baik dari bending bebas.spring back(pergerakan untuk cenderung kembali) adalah sangat kecil.untuk Bending Die dibutuhkan tenaga yang lebih besar dan pembuatan tool lebih rumit. Gambar : 2.37 Hasil Bending (Ref.6;hal.2) 42

BAB IV PENGUMPULAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DATA Pada penelitian tugas akhir ini, diberikan data-data perusahaan PT Selamat Sempurna Tbk.,yang akan menjadi sumber informasi. Data yang akan diberikan berupa gambar dan tabel-tabel

Lebih terperinci

BAB II PERTIMBANGAN DESAIN

BAB II PERTIMBANGAN DESAIN BAB II PERTIMBANGAN DESAIN 2.1 Pertimbangan Desain Hal hal penting dalam pertimbangan desain untuk merancang press tool sendok cocor bebek, hal hal tersebut adalah sebagai berikut : 1. Pemilihan metode

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tapi pengertian filter disini lebih khusus lagi yaitu sebagai alat yang digunakan

BAB II LANDASAN TEORI. tapi pengertian filter disini lebih khusus lagi yaitu sebagai alat yang digunakan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Filter Secara umum filter banyak dikenal orang sebagai alat penyaring kotoran, tapi pengertian filter disini lebih khusus lagi yaitu sebagai alat yang digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Radiator Radiator merupakan alat penukar panas dari satu media ke media lain dengan tujuan untuk menjaga suhu mesin dengan cara sirkulasi agar sesuai dengan spesifikasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Press Tool Press tool adalah salah satu alat gabungan Jig dan Fixture yang dapat digunakan untuk membentuk dan memotong logam dengan cara penekanan. Bagian atas dari

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat. Dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh :

TUGAS AKHIR. Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat. Dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : TUGAS AKHIR Analisa Modifikasi Konstruksi Dies Tangki Radiator Kuningan dari Dua Kali Proses dalam Dua Dies menjadi Satu Langkah (drawing-trimming) dalam Satu Dies Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat

Lebih terperinci

BAB II Landasan Teori

BAB II Landasan Teori BAB II Landasan Teori 2.1 Pengenalan Mengenai Punching Tool Dalam dunia industri manufactur ada beberapa jenis proses produksi, salah satunya adalah proses pengerjaan sheet metal yang menggunakan seperangkat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengertian dan Ruang Lingkup Pada bab ini adalah bagian dari proses Metal Stamping yang meliputi Stamping Fundamental Die, membahas tentang bentuk operasi yang berbeda. Bagian

Lebih terperinci

PERANCANGAN PRESS TOOL

PERANCANGAN PRESS TOOL TUGAS PERANCANGAN ALAT BANTU PRODUKSI II DOSEN : MUH. ARSYAD SAYUTI, S.ST., M.T PERANCANGAN PRESS TOOL RING KUNCI TANAM PADA GRANDEL PINTU OLEH: SUHANDRI : 34109016 MUHAMMAD DAUD : 43109015 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

Diajukan untuk menyelesaikan Tugas Akhir Program Studi Teknik Mesin. Disusun oleh : LUKMAN NUR HIDAYAH

Diajukan untuk menyelesaikan Tugas Akhir Program Studi Teknik Mesin. Disusun oleh : LUKMAN NUR HIDAYAH TUGAS AKHIR ANALISA PERBAIKAN DISAIN DIES UNIVERSAL UNTUK PEMBUATAN PLAT PENDINGIN OLI SEBAGAI PELAKSANAAN PROGRAM PENGURANGAN BIAYA PADA PT. RADIATOR SYSTEM COMPANY Diajukan untuk menyelesaikan Tugas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Press Tool Press Tool adalah peralatan yang mempunyai prinsip kerja penekanan dengan melakukan pemotongan atau pembentukkan atau gabungan dari keduanya. Peralatan ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Jig and Fixtures 2.1.1 Definisi jig Menurut Laporan Akhir (Pajri Husaini 2012, hal 5) Jig adalah suatu peralatan yang digunakan untu menuntun satu atau beberapa alat

Lebih terperinci

Perancangan Dies Progressive Komponen X

Perancangan Dies Progressive Komponen X TUGAS AKHIR Perancangan Dies Progressive Komponen X Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama : STEFANUS SAPTO AJI PRABOWO NIM : 41306120031

Lebih terperinci

PROSES PEMBUATAN DIES UNTUK PEMBENTUKAN PANEL MOBIL DI PT. METINDO ERA SAKTI. Nama : Haga Ardila NPM : Jurusan : Teknik mesin

PROSES PEMBUATAN DIES UNTUK PEMBENTUKAN PANEL MOBIL DI PT. METINDO ERA SAKTI. Nama : Haga Ardila NPM : Jurusan : Teknik mesin PROSES PEMBUATAN DIES UNTUK PEMBENTUKAN PANEL MOBIL DI PT. METINDO ERA SAKTI Nama : Haga Ardila NPM : 23410094 Jurusan : Teknik mesin LATAR BELAKANG Perkembangan teknologinya dilakukan dengan cara melakukan

Lebih terperinci

yang berfungsi sebagai alat penyaring fluida (air,oli maupun udara). Dari sebuah filter dapat ditemukan puluhan parts hasil proses press, hal ini tent

yang berfungsi sebagai alat penyaring fluida (air,oli maupun udara). Dari sebuah filter dapat ditemukan puluhan parts hasil proses press, hal ini tent Analisis Stamping Dies Untuk Pembuatan Body Filter Oli Kendaraan truk Hariansyah / 20405875 Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Mesin Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No.100, Depok 16424

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Jig and Fixtures Jig adalah peralatan yang digunakan untu mengarahkan satu atau lebih alat potong pada posisi yang sama dari komponen yang serupa dalam suatu operasi

Lebih terperinci

SISTEM DAN CARA PEMOTONGAN PLAT

SISTEM DAN CARA PEMOTONGAN PLAT SISTEM DAN CARA PEMOTONGAN PLAT Teguh Wiyono Jurusan Teknik Mesin Politeknik Pratama Mulia Surakarta ABSTRACT In the world of industry, especially sheet metal, punching die-set/perkakas use tool helps

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN MODIFIKASI KONSTRUKSI

BAB III RANCANGAN MODIFIKASI KONSTRUKSI 35 BAB III RANCANGAN MODIFIKASI KONSTRUKSI 3.1 Konstruksi dies drawing dan dies trimming (dua dies dua kali proses) 3.1.1 Dies Drawing Pada proses ini terjadi proses perubahan bentuk dari material lembaran

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. Mulai

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. Mulai 32 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 DIAGRAM ALIR PERANCANGAN PRESS TOOL Mulai 1.Data analisa a. Gambar dan ukuran produk b. Kapasitas mesin c. Proses kerja 2. Penentuan layout scarp trip Wide run

Lebih terperinci

BAB III PERHITUNGAN DAN PEMILIHAN BAHAN BAKU

BAB III PERHITUNGAN DAN PEMILIHAN BAHAN BAKU BAB III PERHITUNGAN DAN PEMILIHAN BAHAN BAKU Perhitungan dan pemilihan bahan baku rancangan press tool sendok cocor bebek dari bahan stainless steel tebal 0,5 milimeter dengan sistem progresif akan diuraikan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. ANALISA BIAYA MATERIAL DIES END PLATE RADIATOR UNIVERSAL DI PT. SELAMAT SEMPURNA Tbk.

TUGAS AKHIR. ANALISA BIAYA MATERIAL DIES END PLATE RADIATOR UNIVERSAL DI PT. SELAMAT SEMPURNA Tbk. TUGAS AKHIR ANALISA BIAYA MATERIAL DIES END PLATE RADIATOR UNIVERSAL DI PT. SELAMAT SEMPURNA Tbk. Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana ( Strata 1 ) Pada Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Desain Dial Plate XYZ Dial plate merupakan salah satu bagian utama dari speedometer. Dial plate berbentuk lembaran plastik yang terdapat berbagai skala indikator

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 18 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1. PENDAHULUAN Die Casting adalah sebuah proses pada industri pembuatan mesin di mana baja cair dicetak/dicor menggunakan tekanan tingkat tinggi ke dalam mold/dies (semacam

Lebih terperinci

PERANCANGAN PRESS DIES PART C & ROUND REINFORCE DI PT. HYDRAXLE PERKASA MANUFACTURING ENGINEERING

PERANCANGAN PRESS DIES PART C & ROUND REINFORCE DI PT. HYDRAXLE PERKASA MANUFACTURING ENGINEERING PERANCANGAN PRESS DIES PART C & ROUND REINFORCE DI PT. HYDRAXLE PERKASA MANUFACTURING ENGINEERING TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Teknik Industri Disusun

Lebih terperinci

PROGRESSIVE DIES UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING PRODUK PENGUNCI SABUK. Bambang Setyono, Mrihrenaningtyas Dosen Jurusan Teknik Mesin - ITATS ABSTRAK

PROGRESSIVE DIES UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING PRODUK PENGUNCI SABUK. Bambang Setyono, Mrihrenaningtyas Dosen Jurusan Teknik Mesin - ITATS ABSTRAK PROGRESSIVE DIES UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING PRODUK PENGUNCI SABUK Bambang Setyono, Mrihrenaningtyas Dosen Jurusan Teknik Mesin - ITATS ABSTRAK Progressive dies adalah sistem Punching tool yang mampu

Lebih terperinci

BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR

BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR 3.1 Mesin Perakit Radiator Mesin perakit radiator adalah mesin yang di gunakan untuk merakit radiator, yang terdiri dari tube, fin, end plate, dan side plate.

Lebih terperinci

BAB IIIPROSES PEMBUATAN MOLD GRAB RAIL K15A PROSES PEMBUATAN MOLD GRAB RAIL K15A

BAB IIIPROSES PEMBUATAN MOLD GRAB RAIL K15A PROSES PEMBUATAN MOLD GRAB RAIL K15A BAB IIIPROSES PEMBUATAN MOLD GRAB RAIL K15A PROSES PEMBUATAN MOLD GRAB RAIL K15A 3.1 Deskripsi Molding Injection Mold (cetakan) terdiri dari dua bagian pelat bergerak (core plate) dan pelat diam (cavity

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ENGINE STAND. hasilnya optimal dan efisien dari segi waktu, biaya dan tenaga. Dalam metode

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ENGINE STAND. hasilnya optimal dan efisien dari segi waktu, biaya dan tenaga. Dalam metode BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ENGINE STAND 4.1. Proses Perancangan Dalam suatu pembuatan alat diperlukan perencanaan yang matang agar hasilnya optimal dan efisien dari segi waktu, biaya dan tenaga. Dalam

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN MODIFIKASI DIES T-117

PERANCANGAN DAN MODIFIKASI DIES T-117 PERANCANGAN DAN MODIFIKASI DIES T-117 TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program S-1 Teknik Mesin Oleh : WINDISOFI DARMA SURYA 4130412-027 Jenjang / Jurusan : S1 / Teknik

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

TUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta TUGAS AKHIR ANALISIS CACAT KERUT (WRINKLING) PADA TAILORED WELDED BLANKS DEEP DRAWING DENGAN METODE EKSPERIMEN Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Die Press / Press Tool Die press atau press tool adalah suatu alat yang digunakan untuk melakukan proses pemotongan atau pembetukan pelat menjadi produk yang dikehendaki

Lebih terperinci

ANALISIS HASIL PEMOTONGAN PRESS TOOL PEMOTONG STRIP PLAT PADA MESIN TEKUK HIDROLIK PROMECAM DI LABORATORIUM PEMESINAN

ANALISIS HASIL PEMOTONGAN PRESS TOOL PEMOTONG STRIP PLAT PADA MESIN TEKUK HIDROLIK PROMECAM DI LABORATORIUM PEMESINAN ANALISIS HASIL PEMOTONGAN PRESS TOOL PEMOTONG STRIP PLAT PADA MESIN TEKUK HIDROLIK PROMECAM DI LABORATORIUM PEMESINAN Abstrak Carli Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof. H. Sudarto,

Lebih terperinci

RESUME TIME STUDY CUTTING PROCESS

RESUME TIME STUDY CUTTING PROCESS RESUME TIME STUDY CUTTING PROCESS Time study merupakan suatu metode ilmiah yang digunakan untuk menentukan waktu produksi yang diperlukan untuk menghasilkan suatu barang. Sebelum melakukan time study hendaklah

Lebih terperinci

BAB II STUDI LITERATUR

BAB II STUDI LITERATUR BAB II STUDI LITERATUR 2.1 Pengertian Filter Secara umum filter adalah alat yang digunakan untuk memisahkan kotoran dari oli. Kotoran yang disaring dalam filter timbul akibat debu yang masuk dari lubang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Perancangan mesin ini dilakukan tidak lain agar sedikit banyak mampu mengatasi lambatnya proses pembuatan sebuah box laci lemari, terkhusus pada waktu pemotongan plat serta penekukan

Lebih terperinci

II-1 BAB II DASAR TEORI

II-1 BAB II DASAR TEORI II-1 BAB II DASAR TEORI 2.1 Pemanfaatan Daun Pisang Untuk Alas Piring Rotan Daun pisang adalah daun dari pohon pisang yang digunakan sebagai bahan dekoratif pada berbagai kegiatan atau sebagai bahan pelengkap

Lebih terperinci

I.3 Tujuan Penulisan. I.1 Latar Blkg Masalah. I.2 Pembatasan Masalah. I.4 Sistematika Penulisan

I.3 Tujuan Penulisan. I.1 Latar Blkg Masalah. I.2 Pembatasan Masalah. I.4 Sistematika Penulisan I.1 Latar Blkg Masalah a. Sistem JIT dan Kanban b. Identifikasi Masalah I.2 Pembatasan Masalah a. Lokasi Kegiatan : PT. DENSO Indonesia b. Objek Penelitian : Komponen Neck Filler c. Cakupan Pembahasan

Lebih terperinci

PERALATAN KERJA PEMIPAAN

PERALATAN KERJA PEMIPAAN M O D U L PERALATAN KERJA PEMIPAAN Oleh: Drs. Ricky Gunawan, MT. Ega T. Berman, S.Pd., M.Eng. BIDANG KEAHLIAN TEKNIK REFRIGERASI DAN TATA UDARA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. gambar kerja sebagai acuan pembuatan produk berupa benda kerja. Gambar

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. gambar kerja sebagai acuan pembuatan produk berupa benda kerja. Gambar 7 BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Identifikasi Gambar Kerja Dalam pembuatan suatu produk pastilah tidak terlepas dari pendekatan gambar kerja sebagai acuan pembuatan produk berupa benda kerja. Gambar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Visualisasi Proses Pembuatan Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih dahulu harus mengetahui masalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR RANCANGAN DIES UNIVERSAL DALAM UPAYA MENEKAN BIAYA MATERIAL DAN TEMPAT PENYIMPANAN DIES DI PT. XX

TUGAS AKHIR RANCANGAN DIES UNIVERSAL DALAM UPAYA MENEKAN BIAYA MATERIAL DAN TEMPAT PENYIMPANAN DIES DI PT. XX ii TUGAS AKHIR RANCANGAN DIES UNIVERSAL DALAM UPAYA MENEKAN BIAYA MATERIAL DAN TEMPAT PENYIMPANAN DIES DI PT. XX Diajukan Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Kesarjanaan Pada Program Strata Satu

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PROGRESSIVE TOOL PLAT KLEM U TIANG PIPA ANTENA 1 INCI (PROSES PEMBUATAN)

RANCANG BANGUN PROGRESSIVE TOOL PLAT KLEM U TIANG PIPA ANTENA 1 INCI (PROSES PEMBUATAN) RANCANG BANGUN PROGRESSIVE TOOL PLAT KLEM U TIANG PIPA ANTENA 1 INCI (PROSES PEMBUATAN) LAPORAN AKHIR Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan Teknik Mesin Program

Lebih terperinci

Proses Lengkung (Bend Process)

Proses Lengkung (Bend Process) Proses Lengkung (Bend Process) Pelengkuan (bending) merupakan proses pembebanan terhadap suatu bahan pada suatu titik ditengah-tengah dari bahan yang ditahan diatas dua tumpuan. Dengan pembebanan ini bahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Jig and Fixtures 2.1.1 Definisi jig Jig adalah peralatan yang digunakan untu mengarahkan satu atau lebih alat potong pada posisi yang sama dari komponen yang serupa

Lebih terperinci

DEFINISI SPRINGBACK COLD WORKING PROCESS The advantages of cold working process : The disadvantages of cold working process :

DEFINISI SPRINGBACK COLD WORKING PROCESS The advantages of cold working process : The disadvantages of cold working process : DEFINISI SPRINGBACK Spring back merupakan gaya balik yang ditimbulkan akibat pengaruh elastisitas bahan pelat yang mengalami proses pembentukan. Besarnya gayabalik ini ditentukan oleh harga Modulus Elastisitas

Lebih terperinci

Start. Persiapan Bahan. Pengamplasan. Pengelasan. Pengujian. Analisa. Kesimpulan. Stop

Start. Persiapan Bahan. Pengamplasan. Pengelasan. Pengujian. Analisa. Kesimpulan. Stop 21 BAB III PENGUJIAN DAN ANALISA 3.1 Flow Chart Proses Kerja Start Persiapan Bahan Pengamplasan Pengelasan Pengujian Analisa Kesimpulan Stop 22 3.1.1 Persiapan Bahan Bahan terdiri dari dua komponen diantaranya:

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISA PERANCANGAN DIES BREKET PINTU PENGEMUDI MOBIL DAIHATSU TERIOS

LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISA PERANCANGAN DIES BREKET PINTU PENGEMUDI MOBIL DAIHATSU TERIOS LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISA PERANCANGAN DIES BREKET PINTU PENGEMUDI MOBIL DAIHATSU TERIOS Laporan Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Tingkat Kesarjanaan Strata Satu (S1) Disusun Oleh

Lebih terperinci

DESAIN DIES CHASIS LONG MEMBER MENGUNAKAN SPRING DAN PAD PADA MINI TRUCK ESEMKA SANG SURYA

DESAIN DIES CHASIS LONG MEMBER MENGUNAKAN SPRING DAN PAD PADA MINI TRUCK ESEMKA SANG SURYA TUGAS AKHIR DESAIN DIES CHASIS LONG MEMBER MENGUNAKAN SPRING DAN PAD PADA MINI TRUCK ESEMKA SANG SURYA Disusun Sebagai Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik

Lebih terperinci

PERANCANGAN DIE PRESS SISTEM PROGRESSIVE UNTUK MEMBUAT PRODUK DIAL PLATE TIPE XYZ

PERANCANGAN DIE PRESS SISTEM PROGRESSIVE UNTUK MEMBUAT PRODUK DIAL PLATE TIPE XYZ TUGAS AKHIR Diajukan Guna Memenuhi Syarat Kelulusan Mata Kuliah Tugas Akhir Pada Program Sarjana Strata Satu (S1) PERANCANGAN DIE PRESS SISTEM PROGRESSIVE UNTUK MEMBUAT PRODUK DIAL PLATE TIPE XYZ Disusun

Lebih terperinci

PENGUJIAN MESIN PRESS MEKANIK SEMI OTOMATIS DENGAN PENGGERAK MOTOR LISTRIK 0.5 HP

PENGUJIAN MESIN PRESS MEKANIK SEMI OTOMATIS DENGAN PENGGERAK MOTOR LISTRIK 0.5 HP 20 PENGUJIAN MESIN PRESS MEKANIK SEMI OTOMATIS DENGAN PENGGERAK MOTOR LISTRIK 0.5 HP Ahmad Yunus Nasution *, Muhamad Nur Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta * Email:

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR DESAIN PROGRESSIVE DIES PROSES PIERCING DAN BLANKING ENGSEL UNTUK KOMPONEN KURSI LIPAT RULY SETYAWAN NIM

TUGAS AKHIR DESAIN PROGRESSIVE DIES PROSES PIERCING DAN BLANKING ENGSEL UNTUK KOMPONEN KURSI LIPAT RULY SETYAWAN NIM TUGAS AKHIR DESAIN PROGRESSIVE DIES PROSES PIERCING DAN BLANKING ENGSEL UNTUK KOMPONEN KURSI LIPAT RULY SETYAWAN NIM. 201354049 DOSEN PEMBIMBING Qomaruddin, ST., MT. Ir., Masruki Kabib, MT. PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB III METOLOGI PENELITIAN

BAB III METOLOGI PENELITIAN BAB III METOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Metode yang digunakan adalah untuk mendekatkan permasalahan yang diteliti sehingga menjelaskan dan membahas permasalahan secara tepat. Skripsi ini menggunakan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PROGRESSIVE TOOL PLAT KLEM U TIANG PIPA ANTENA 1 INCI (PENGUJIAN)

RANCANG BANGUN PROGRESSIVE TOOL PLAT KLEM U TIANG PIPA ANTENA 1 INCI (PENGUJIAN) RANCANG BANGUN PROGRESSIVE TOOL PLAT KLEM U TIANG PIPA ANTENA 1 INCI (PENGUJIAN) LAPORAN AKHIR Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan Teknik Mesin Program Studi

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS TEKNIK Semester II PENCAIRAN LOGAM INDUK 300 menit JST/MES/MES315/01 Revisi : 01 Tgl: 21 Juni 2010 Hal : 1 dari 3 1. KOMPETENSI Mahasiswa mampu membuat jalur lasan dengan ketentuan a. Menggunakan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR MODIFIKASI PROSES PEMBUATAN CORE RADIATOR UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI. Disusun oleh : - YUSUF EVENDY

TUGAS AKHIR MODIFIKASI PROSES PEMBUATAN CORE RADIATOR UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI. Disusun oleh : - YUSUF EVENDY TUGAS AKHIR MODIFIKASI PROSES PEMBUATAN CORE RADIATOR UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI Diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Jurusan Teknik Mesin Disusun oleh : - YUSUF EVENDY 4130411-094

Lebih terperinci

Buku Petunjuk Pemakaian Pengeriting Rambut Berpelindung Ion

Buku Petunjuk Pemakaian Pengeriting Rambut Berpelindung Ion Buku Petunjuk Pemakaian Pengeriting Rambut Berpelindung Ion NACC10 Untuk Penggunaan Rumah Tangga Mohon agar Buku Petunjuk Pemakaian ini dibaca dengan baik sebelum pemakaian, dan pakailah peralatan dengan

Lebih terperinci

PERENCANAAN MESIN PELUBANG PLAT ALUMUNIUM. Oleh : Siswanto ABSTRACT. Pelubang machine is a very important equipment in the electronics shop and other

PERENCANAAN MESIN PELUBANG PLAT ALUMUNIUM. Oleh : Siswanto ABSTRACT. Pelubang machine is a very important equipment in the electronics shop and other PERENCANAAN MESIN PELUBANG PLAT ALUMUNIUM Oleh : Siswanto ABSTRACT Pelubang machine is a very important equipment in the electronics shop and other technical workshop. Research and design of the pelubang

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PUNCH DAN DIES UNTUK AVOR WASHTAFEL PADA PROSES DEEP DRAWING DAN TRIMMING

RANCANG BANGUN PUNCH DAN DIES UNTUK AVOR WASHTAFEL PADA PROSES DEEP DRAWING DAN TRIMMING RANCANG BANGUN PUNCH DAN DIES UNTUK AVOR WASHTAFEL PADA PROSES DEEP DRAWING DAN TRIMMING PROYEK AKHIR Diajukan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) Program Studi DIII Teknik

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT BANTU PEMASANGAN TUTUP BOTOL KECAP JENIS KROP (CROP) DENGAN MENGGUNAKAN 2 PUNCH SECARA KONVENSIONAL ( BIAYA PRODUKSI )

RANCANG BANGUN ALAT BANTU PEMASANGAN TUTUP BOTOL KECAP JENIS KROP (CROP) DENGAN MENGGUNAKAN 2 PUNCH SECARA KONVENSIONAL ( BIAYA PRODUKSI ) RANCANG BANGUN ALAT BANTU PEMASANGAN TUTUP BOTOL KECAP JENIS KROP (CROP) DENGAN MENGGUNAKAN 2 PUNCH SECARA KONVENSIONAL ( BIAYA PRODUKSI ) LAPORAN AKHIR Dibuat Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan

Lebih terperinci

PEGAS DAUN DENGAN METODE HOT STRETCH FORMING.

PEGAS DAUN DENGAN METODE HOT STRETCH FORMING. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kendaraan roda empat merupakan salah satu alat transportasi yang banyak digunakan masyarakat. Salah satu komponen alat transportasi tersebut adalah pegas daun yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Alat Dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan untuk pembuatan bagian rangka, pengaduk adonan bakso dan pengunci pengaduk adonan bakso adalah : 4.1.1 Alat Alat yang

Lebih terperinci

Ditinjau dari macam pekerjan yang dilakukan, dapat disebut antara lain: 1. Memotong

Ditinjau dari macam pekerjan yang dilakukan, dapat disebut antara lain: 1. Memotong Pengertian bengkel Ialah tempat (bangunan atau ruangan) untuk perawatan / pemeliharaan, perbaikan, modifikasi alt dan mesin, tempat pembuatan bagian mesin dan perakitan alsin. Pentingnya bengkel pada suatu

Lebih terperinci

PROSES PEMBUATAN CLAMPER COMP TH CABLE UNTUK SEPEDA MOTOR PT. ADHI WIJAYACITRA

PROSES PEMBUATAN CLAMPER COMP TH CABLE UNTUK SEPEDA MOTOR PT. ADHI WIJAYACITRA PROSES PEMBUATAN CLAMPER COMP TH CABLE UNTUK SEPEDA MOTOR PT. ADHI WIJAYACITRA Nama : Zaini NPM : 27411719 Fakultas Jurusan Pembimbing : Teknologi Industri : Teknik Mesin : Ir. Arifuddin, MM., MSC. LATAR

Lebih terperinci

SMK PGRI 1 NGAWI TERAKREDITASI: A

SMK PGRI 1 NGAWI TERAKREDITASI: A TEKNIK PEMESINAN SMK PGRI 1 NGAWI TERAKREDITASI: A Jl. Rajawali No. 32, Telp./Faks. : (0351) 746081 Ngawi. Homepage: 1. www.smkpgri1ngawi.sch.id 2. www.grisamesin.wordpress.com Facebook: A. Kecepatan potong

Lebih terperinci

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN : ANALISIS SIMULASI PENGARUH SUDUT CETAKAN TERHADAP GAYA DAN TEGANGAN PADA PROSES PENARIKAN KAWAT TEMBAGA MENGGUNAKAN PROGRAM ANSYS 8.0 I Komang Astana Widi Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri,

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 28 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES INJEKSI PLASTIK Gambar 4.1 Proses pencetakan pada mesin injeksi 29 Pada Proses Injeksi Plastik (Plastic Injection Molding Process) terdapat 2 bagian

Lebih terperinci

PERANCANGAN MESIN NOTCHING UNTUK PROSES SHEET METAL FORMING. Franz Norman Azzy

PERANCANGAN MESIN NOTCHING UNTUK PROSES SHEET METAL FORMING. Franz Norman Azzy PERANCANGAN MESIN NOTCHING UNTUK PROSES SHEET METAL FORMING Franz Norman Azzy Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogakarta Jl. Kalisahak No. 28, Komp. Balapan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Perancangan 4.1.1 Gambar Rakitan (Assembly) Dari perancangan yang dilakukan dengan menggunakan software Autodesk Inventor 2016, didapat sebuah prototipe alat praktikum

Lebih terperinci

Rancangan Welding Fixture Pembuatan Rangka Produk Kursi

Rancangan Welding Fixture Pembuatan Rangka Produk Kursi Bidang Teknik Mesin Yogyakarta, 10 November 2012 Rancangan Welding Fixture Pembuatan Rangka Produk Kursi Hendro Prassetiyo, Rispianda, Irvan Rinaldi Ramdhan Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Alat Dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan untuk pembuatan bagian rangka, pengaduk adonan bakso dan pengunci pengaduk adonan bakso adalah : 4.1.1 Alat Alat yang

Lebih terperinci

PEMBUATAN BRACKET PADA DUDUKAN CALIPER. NAMA : BUDI RIYONO NPM : KELAS : 4ic03

PEMBUATAN BRACKET PADA DUDUKAN CALIPER. NAMA : BUDI RIYONO NPM : KELAS : 4ic03 PEMBUATAN BRACKET PADA DUDUKAN CALIPER NAMA : BUDI RIYONO NPM : 21410473 KELAS : 4ic03 LATAR BELAKANG MASALAH Dewasa ini perkembangan dunia otomotif sangat berkembang dengan pesat, begitu juga halnya dengan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMBAHASAN

BAB V ANALISA PEMBAHASAN BAB V ANALISA PEMBAHASAN 5.1 Analisa Berdasarkan diagram pareto, diketahui bahwa cacat sealing lubang menempati urutan teratas dan menjadi permasalahan utama di mesin sealing setelah dilakukannya pengurangan

Lebih terperinci

PROSES PEMBENTUKAN REBOUND SEAT 2CF UNTUK HONDA BRIO DI PT. RACHMAT PERDANA ADHIMETAL

PROSES PEMBENTUKAN REBOUND SEAT 2CF UNTUK HONDA BRIO DI PT. RACHMAT PERDANA ADHIMETAL PROSES PEMBENTUKAN REBOUND SEAT 2CF UNTUK HONDA BRIO DI PT. RACHMAT PERDANA ADHIMETAL NAMA : DANANG SULARSO WICAKSONO NPM : 21411710 PEMBIMBING : Ir. ARIFUDIN, MM, MSC JURUSAN : TEKNIK MESIN FAKULTAS :

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Pembentukan Logam Teknik pembentukan logam merupakan proses yang dilakukan dengan cara memberikan perubahan bentuk pada benda kerja. Perubahan bentuk ini dapat dilakukan dengan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PROGRESSIVE TOOL UNTUK MEMPRODUKSI LANDASAN LUBANG KUNCI (PROSES PENGUJIAN)

RANCANG BANGUN PROGRESSIVE TOOL UNTUK MEMPRODUKSI LANDASAN LUBANG KUNCI (PROSES PENGUJIAN) RANCANG BANGUN PROGRESSIVE TOOL UNTUK MEMPRODUKSI LANDASAN LUBANG KUNCI (PROSES PENGUJIAN) LAPORAN AKHIR Dibuat Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Pada Jurusan Teknik Mesin Politeknik

Lebih terperinci

Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif

Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif NBID42 Untuk Penggunaan Rumah Tangga Mohon agar Buku Petunjuk Pemakaian ini dibaca dengan baik sebelum pemakaian, dan pakailah peralatan dengan benar.

Lebih terperinci

4 BAB V ANALISIS. Bagian kelima dari dari laporan skripsi ini menjelaskan tentang penulis

4 BAB V ANALISIS. Bagian kelima dari dari laporan skripsi ini menjelaskan tentang penulis 4 BAB V ANALISIS 4.1 Analisa Bagian kelima dari dari laporan skripsi ini menjelaskan tentang penulis melakukan analisa dan hasil dari laporan skripsi, dan menguraikan tentang data-data yang telah dikumpulkan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENGUJIAN

BAB 3 METODOLOGI PENGUJIAN BAB 3 METODOLOGI PENGUJIAN Setiap melakukan penelitian dan pengujian harus melalui beberapa tahapan-tahapan yang ditujukan agar hasil penelitian dan pengujian tersebut sesuai dengan standar yang ada. Caranya

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN SIMULASI PRESS TOOL PEMBUAT PART SUPPORT PADA DONGKRAK PANTOGRAPH DENGAN SISTEM PROGRESSIVE TOOL TUGAS AKHIR

PERANCANGAN DAN SIMULASI PRESS TOOL PEMBUAT PART SUPPORT PADA DONGKRAK PANTOGRAPH DENGAN SISTEM PROGRESSIVE TOOL TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN SIMULASI PRESS TOOL PEMBUAT PART SUPPORT PADA DONGKRAK PANTOGRAPH DENGAN SISTEM PROGRESSIVE TOOL TUGAS AKHIR Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Program

Lebih terperinci

2. KERJA PLAT Tujuan 3.1 Teori Kerja Plat Pemotongan Plat

2. KERJA PLAT Tujuan 3.1 Teori Kerja Plat Pemotongan Plat 2. KERJA PLAT Tujuan 1. Agar mahasiswa mengerti cara membuat pola, memotong, dan melipat benda kerja pelat / logam lembaran. 2. Agar mahasiswa mampu melakukan kerja pembuatan pola, pemotongan dan pelipatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian adalah metode yang digunakan untuk mendekatkan permasalahan yang diteliti sehingga dapat menjelaskan dan membahas permasalahan

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 25 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES PRODUKSI Dalam perkitan hydraulic power unit ada beberapa proses dari mulai sampai selesai, dan berikut adalah alur dari proses produksi Gambar 4.1

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERANCANGAN COUMPOUND DIES DENGAN SISTEM DRAWING PADA PEMBUATAN CETAKAN PP CAP

TUGAS AKHIR PERANCANGAN COUMPOUND DIES DENGAN SISTEM DRAWING PADA PEMBUATAN CETAKAN PP CAP TUGAS AKHIR PERANCANGAN COUMPOUND DIES DENGAN SISTEM DRAWING PADA PEMBUATAN CETAKAN PP CAP Diajukan guna melengkapi syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Di Susun Oleh: NAMA : Dwi Atmaji

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Untuk mempermudah perancangan Tugas Akhir, maka dibuat suatu alur

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Untuk mempermudah perancangan Tugas Akhir, maka dibuat suatu alur BAB III METODOLOGI PERANCANGAN 3.1 Bagan Alir Perancangan Untuk mempermudah perancangan Tugas Akhir, maka dibuat suatu alur sistematika perancangan struktur Kubah, yaitu dengan cara sebagai berikut: START

Lebih terperinci

BAB lll PEMBUATAN PROFIL ALUMUNIUM

BAB lll PEMBUATAN PROFIL ALUMUNIUM BAB lll PEMBUATAN PROFIL ALUMUNIUM 3.1 PROSES PRODUKSI 3.3.1 DAPUR PELEBURAN (FURNICE) Proses dimana bahan baku akan di panaskan sampai cair dengan suhu tertentu. Bahan baku tersebut terdiri dari 60% ingot

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pirolisator merupakan sarana pengolah limbah plastik menjadi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pirolisator merupakan sarana pengolah limbah plastik menjadi BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Perencanaan Alat Alat pirolisator merupakan sarana pengolah limbah plastik menjadi bahan bakar minyak sebagai pengganti minyak bumi. Pada dasarnya sebelum melakukan penelitian

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Gambar 1.1 Guilitene Hidrolis

PEMBAHASAN. Gambar 1.1 Guilitene Hidrolis PEMBAHASAN A. Konstruksi Gunting Pemotong Plat Mesin pemotong plat mempunyai beberapa jenis, manual dengan menggunakan tuas maupun dengan tenaga hidrolis (gambar 1.1), pada mesin pemotong plat hidrolis

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB V HASIL DAN ANALISA BAB V HASIL DAN ANALISA Berdasarkan pengumpulan data dan pengukuran waktu yang sudah dilakukan pada tiap tiap proses, maka dapat dilakukan perhitungan kebutuhan produksi dan orang yang diperlukan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pipa Pipa adalah saluran tertutup sebagai sarana pengaliran atau transportasi fluida, sarana pengaliran atau transportasi energi dalam aliran. Pipa biasanya ditentukan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM LAS DAN TEMPA

LAPORAN PRAKTIKUM LAS DAN TEMPA LAPORAN PRAKTIKUM LAS DAN TEMPA Disusun guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Praktek Las dan Tempa Disusun Oleh: FAJAR RIZKI SAPUTRA K2513021 PTM A PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMBUATAN

BAB III METODE PEMBUATAN BAB III METODE PEMBUATAN 3.1. Metode Pembuatan Metodologi yang digunakan dalam pembuatan paratrike ini, yaitu : a. Studi Literatur Sebagai landasan dalam pembuatan paratrike diperlukan teori yang mendukung

Lebih terperinci

1. Pendahuluan Pembentukan Logam

1. Pendahuluan Pembentukan Logam 1. Pendahuluan Pembentukan Logam Pembentukan logam adalah proses untuk mengubah benda kerja (work piece) dengan cara memberikan gaya luar sehingga terjadi deformasi plastis dan menjadi bentuk yang diinginkan.

Lebih terperinci

PROSES PEMBUATAN KOMPONEN RANTAI ( OLP 428 FOUND TALENT, SAE 1050 )

PROSES PEMBUATAN KOMPONEN RANTAI ( OLP 428 FOUND TALENT, SAE 1050 ) PROSES PEMBUATAN KOMPONEN RANTAI ( OLP 428 FOUND TALENT, SAE 1050 ) RAW MATERIAL MANU FACTURING HEAT TREATMENT ASSEMBLING PACKAGING Pembuatan komponen ini menggunakan tipe OLP 428 dengan spec material

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Identifikasi Produk Hasil identifikasi yang dilakukan pada sample produk dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1. Data produk hardcase Data Produk Hardcase

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PRESS TOOL SISTEM COMPOUND UNTUK MEMBUAT CYLINDER HEAD GASKET SEPEDA MOTOR RX KING

RANCANG BANGUN PRESS TOOL SISTEM COMPOUND UNTUK MEMBUAT CYLINDER HEAD GASKET SEPEDA MOTOR RX KING RANCANG BANGUN PRESS TOOL SISTEM COMPOUND UNTUK MEMBUAT CYLINDER HEAD GASKET SEPEDA MOTOR RX KING Abstrak Bambang Sumiyarso Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang Jl.Prof.H. Sudarto, S.H. Tembalang,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Pembongkaran mesin dilakukan untuk melakukan pengukuran dan. Selain itu juga kita dapat menentukan komponen komponen mana yang

BAB III METODOLOGI. Pembongkaran mesin dilakukan untuk melakukan pengukuran dan. Selain itu juga kita dapat menentukan komponen komponen mana yang BAB III METODOLOGI 3.1 Pembongkaran Mesin Pembongkaran mesin dilakukan untuk melakukan pengukuran dan mengganti atau memperbaiki komponen yang mengalami kerusakan. Adapun tahapannya adalah membongkar mesin

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Peralatan Penelitian Alat percobaan yang digunakan pada percobaan ini bertujuan untuk mengukur temperatur ring pada saat terjadi fenomena flame lift-up maupun blow off, yaitu

Lebih terperinci

STRUKTUR BAJA Fabrikasi komponen struktur baja. a. Komponen sambungan struktur baja; 1) Baja profil. 2) Baja pelat atau baja pilah

STRUKTUR BAJA Fabrikasi komponen struktur baja. a. Komponen sambungan struktur baja; 1) Baja profil. 2) Baja pelat atau baja pilah STRUKTUR BAJA 4.4.1 Fabrikasi komponen struktur baja a. Komponen sambungan struktur baja; 1) Baja profil 2) Baja pelat atau baja pilah b. Melaksanakan fabrikasi komponen struktur baja 1) Penandaan atau

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PROGRESSIVE TOOL UNTUK MEMPRODUKSI LANDASAN LUBANG KUNCI (PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI)

RANCANG BANGUN PROGRESSIVE TOOL UNTUK MEMPRODUKSI LANDASAN LUBANG KUNCI (PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI) RANCANG BANGUN PROGRESSIVE TOOL UNTUK MEMPRODUKSI LANDASAN LUBANG KUNCI (PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI) LAPORAN AKHIR Dibuat Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Pada Jurusan Teknik

Lebih terperinci

12. LAS DAN PAKU KELING

12. LAS DAN PAKU KELING 12. LAS DAN PAKU KELING 12.1 LAS (WELDING) Las atau welding adalah menyambung metal dengan cara memanaskan baja hingga mencapai suhu lumer (meleleh) dengan ataupun tanpa bahan pengisi, yang kemudian setelah

Lebih terperinci