BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN
|
|
- Sucianty Budiaman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 28 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES INJEKSI PLASTIK Gambar 4.1 Proses pencetakan pada mesin injeksi
2 29 Pada Proses Injeksi Plastik (Plastic Injection Molding Process) terdapat 2 bagian besar metode dan tipe mesin yang digunakan, yaitu: Mesin Injeksi Plastik Vertikal (Vertical Injection Molding Machine) dan Mesin Injeksi Plastik Horisontal (Horizontal Injection Molding Machine). Tulisan saya ini hanya akan membahas mengenai proses Mesin Injeksi Plastik Horisontal dengan pertimbangan aplikasi proses dari Mesin Horisontal yang lebih luas dan variatif. Seperti pada gambar di atas yang memperlihatkan simulasi Proses Injeksi Plastik Horisontal yang dibagi ke dalam 5 besar urutan kerjanya. Menutup Cetakan (Mold Close) Dalam satu siklus kerja proses injeksi, diawali oleh proses Menutup Cetakan. Istilah Mold dalam dunia Injeksi Plastik adalah cetakan untuk Proses Injeksi Plastik. Mold itu sendiri terdiri dari dua bagian besar yaitu sisi Core dan sisi Cavity. Sisi Cavity diikat pada Stationery Platen Mesin Injeksi. Sedangkan sisi Core diikat pada Moving Platen mesin, bagian inilah yang bergerak membuka dan menutup. Pada proses menutup terbagi menjadi 4 (empat) urutan proses, yaitu: 1. Gerakan menutup pada kecepatan perlahan dengan tekanan rendah. (Low Mold Close Velocity & Low Mold Close Pressure). Tekanan yang dimaksud adalah tekanan hidrolik. Posisi awal cetakan adalah terbuka penuh yang diatur sedemikian rupa sehingga memungkinkan produk yang dihasilkan nantinya dapat dikeluarkan atau diambil dengan mudah. Dari posisi ini bergerak hingga posisi tertentu yang tidak terlalu jauh dari posisi terbuka penuh tadi. Gerakan ini dimaksudkan untuk mereduksi getaran mesin yang juga sekaligus merawat mesin itu sendiri, terutama system hidroliknya yang rentan terhadap tekanan hidrolik yang tiba-tiba. Contoh kerusakan yang paling ringan adalah kebocoran oli hidrolik yang dikarenakan pecahnya selang hidrolik, belum lagi kerusakan lain yang berupa kerusakan mekanis yang membutuhkan biaya lebih besar untuk memperbaikinya, sehingga biaya perawatan mesin akan tinggi.
3 30 2. Gerakan menutup pada kecepatan tinggi dengan tekanan rendah. (High Mold Close Velocity & Low Mold Close Pressure). Memulai gerakan ini pada posisi yang tidak jauh dari posisi terbuka penuh, dimana untuk gerakan lebih cepat sangat memungkinkan. Hal ini bertujuan untuk menghemat waktu proses secara keseluruhan. 3. Gerakan menutup pada kecepatan perlahan dengan tekanan rendah. (Low Mold Close Velocity & Low Mold Close Pressure). Sebelum cetakan menutup dengan rapat, maka cetakan harus bergerak perlahan dengan tekanan yang rendah untuk menghindari tumbukan. Hal inipun bertujuan untuk menjaga kondisi cetakan dan juga kondisi mesin agar selalu dalam performa yang baik dan dapat ber-produksi dengan lancar. 4. Menghimpit Cetakan dengan Tekanan Tinggi (High Mold Clamp). Posisi pada proses ini harus dibuat se-limit mungkin pada posisi menutup rapat setelah gerakan sebelumnya. Hal ini juga untuk menghindari tumbukan karena tekanan hidrolik yang relatif tinggi untuk menghimpit cetakan. Tekanan tinggi ini (Minimal 100 kg/cm²) dibutuhkan untuk menahan proses injeksi atau apa yang disebut Cavity Force During Injection nantinya. (Perhitungannya dibahas terpisah) Injeksi Pengisian (Fill Injection) Setelah dipastikan Mold dihimpit dengan tekanan tinggi. Maka unit injeksi yang terdiri dari Nozzle, Barrel, dan Screw dan seterusnya. Bergerak mendekati Mold hingga Nozzle bersentuhan dengan Mold, juga dengan tekanan tinggi (Hingga 100 kg/cm²). Gambar di atas menunjukkan Nozzle sudah bersentuhan dengan Mold. Bagian Mold yang bersentuhan langsung dengan Nozzle disebut Sprue Bush. Kemudian mesin melakukan proses injeksi pengisian, yaitu menyuntikkan plastik cair ke dalam Mold. Pada proses ini melibatkan beberapa parameter yang bisa kita atur sedemikian rupa mengikuti tingkat kesulitan produk yang akan kita buat, yaitu :
4 31 Tekanan Pengisian (Fill Pressure). Mesin-mesin keluaran saat ini memiliki variasi tingkat Tekanan Pengisian lebih dari 2 tingkat, dan juga diikuti dengan variasi posisi dari tiap-tiap Tekanan Pengisian tersebut. Sehingga kita dapat menentukan di posisi manakah ketika plastik cair membentuk produk membutuhkan besaran Tekanan Pengisian sekian nilainya, dan di posisi lain dengan masih produk yang sama membutuhkan besaran Tekanan Pengisian sekian, dan seterusnya. Besarnya Tekanan Pengisian (Filling Pressure) yang kita atur sekedar lebih tinggi dari Tekanan Pengisian sesungguhnya, atau sekitar 30%. Tekanan ini untuk menghadapi fluktuasi tekanan ketika Proses Pengisian berlangsung dengan memperhatikan Pressure Gauge (alat ukur tekanan Hidrolik) yang tersedia pada bagian unit injeksi, atau yang ditunjukkan pada layar monitor bagi yang sudah digital. Fluktuasi tekanan ini akibat adanya hambatan-hambatan aliran plastik cair di saat mengalir atau memasuki ruang-ruang di dalam Mold, dan Tekanan Pengisian tidak boleh dikalahkan oleh hambatan ini. Misalkan pada suatu mesin terdapat 3 tingkat parameter Tekanan Pengisian yaitu : 1. PF1 dengan besaran 90 kg/cm² pada posisi (PFS1) 200 mm. 2. PF2 dengan besaran 120 kg/cm² pada posisi (PFS2) 150 mm. 3. PF3 dengan besaran 100 kg/cm² pada posisi (PFS3) 70 mm. 4. Kecepatan Pengisian (Fill Velocity). Terdapat variasi tingkat kecepatan yang bisa kita atur dan dibutuhkan untuk menghindari adanya kondisi hasil produk yang tidak diinginkan. Posisi-posisi tingkat kecepatan inipun bisa kita atur disesuaikan dengan posisi aliran plastik ketika membentuk produk. Pada mesin sekarang, setidaknya terdapat 5 tingkat kecepatan dengan 5 posisinya, atau bahkan lebih. Misalkan : a. PV1 dengan besaran 40% pada posisi Shot Size 200 mm. b. PV2 dengan besaran 60% pada posisi (PVS1) 170 mm. c. PV3 dengan besaran 70% pada posisi (PVS2) 150 mm. d. PV4 dengan besaran 50% pada posisi (PVS3) 70 mm. e. PV5 dengan besaran 10% pada posisi (PVS4) 20 mm. f. Berakhir pada posisi V-P Change Over 10 mm.
5 32 Hasil produk dari proses ini masih belum sempurna dengan menyisakan sedikit, dan akan disempurnakan pada proses selanjutnya. Jaminan terhadap kestabilan proses berkelanjutan berada di bagian ini, sehingga juga menentukan kestabilan hasil produk yang dibuat. Untuk mesin-mesin terdahulu yang hanya menyediakan 1 tingkat Tekanan Pengisian dan 1 atau 2 tingkat Kecepatan Pengisian. Hal ini tentu saja membatasi kemampuan mesin ketika menghadapi produk dengan tingkat kesulitan tertentu, walau proses setting parameternya relatif mudah dan cepat Injeksi Menahan (Holding Injection) Penyempurnaan hasil produk berada pada bagian proses ini. Sengaja harus dibuat seperti itu agar pada proses penyempurnaan nantinya hanya akan membutuhkan nilai yang benar-benar efisien. Pada proses ini tidak lagi melibatkan kecepatan di dalam setting parameternya, hanya besaran tekanan yang kita atur beserta waktu yang kita butuhkan untuk itu. Pada mesin sekarang terdapat 2 atau lebih Tekanan Holding dengan 2 atau lebih setting waktu yang disediakan. Misalkan : 1. PH1 dengan besaran 40 kg/cm² dengan waktu (TPH1) 0.5 second. 2. PH2 dengan besaran 30 kg/cm² dengan waktu (TPH2) 1 second. 3. PH3 dengan besaran 20 kg/cm² dengan waktu (TPH3) 2 second. Ketepatan besaran Tekanan sangat menentukan hasil produk yang dibuat, terlalu besar akan masalah. Begitu juga bila kita buat terlalu kecil. Kebutuhan tingkat Tekanan Holding harus berdasarkan pertimbangan kebutuhan terhadap hasil produk. Bila produknya relatif sederhana cukup kita aktifkan 1 saja tingkat Tekanan Holding nya, dan bisa tambahkan bila ternyata tidak cukup untuk produk yang lain. Pada mesin terdahulu hanya menyediakan 1 saja tingkat Tekanan Holding dengan 1 tingkat waktu yang dibutuhkan Isi Ulang dan Pendingin (Charging and Cooling) Isi ulang (charging) plastik cair untuk siap disuntikkan pada siklus selanjutnya, bersamaan waktunya perhitungan waktu Pendinginan pun (cooling) dimulai. Parameter yang direkomendasikan adalah waktu pendinginan (cooling time) harus lebih lama dari
6 33 waktu isi ulang (charging time). Bila waktu charging yang lebih lama, maka yang terjadi adalah tumpahan material plastik dari nozzle ketika mold Terbuka pada proses berikutnya. Proses charging sendiri adalah berputarnya Screw dengan bantuan motor hidrolik ke arah putaran yang telah ditentukan, sehingga plastik pellet masuk ke dalam barrel, digiling oleh screw, dan sampai di depan torpedo sudah dalam keadaan cair dan siap untuk disuntikkan ke dalam mold. Tentu saja dengan bantuan suhu barrel yang dapat kita atur sesuai spesifikasi jenis plastik yang digunakan, yaitu pada suhu titik cair nya. Check Valve yang terbuka, seperti pada gambar di atas. Dengan kondisi adanya aliran dari belakang Torpedo menuju bagian depan torpedo, dan tertutup ketika ada usaha aliran plastik cair dari depan ke belakang torpedo. Jadi alat ini berfungsi sebagai katup satu arah. Membuka cetakan (mold open) Pada proses ini terdapat 5 urutan kerja, yaitu : 1. Melepas himpitan pada cetakan (mold clamp release). Yaitu dengan mengembalikan ke tekanan normal pada system hidrolik yang bekerja untuk menghimpit cetakan,yang sebelumnya bertekanan tinggi. 2. Gerakan membuka pada kecepatan perlahan dengan tekanan rendah. (Low Mold Open Velocity & Low Mold Open Pressure). Dari keadaan rapat, membuka secara perlahan untuk menjaga kondisi cetakan yang rentan terhadap kerusakan akibat gesekan yang terjadi antara sisi core dan sisi cavity. 3. Gerakan membuka pada kecepatan tinggi. (High Mold Open Velocity). Membuka dengan cepat dengan posisi yang memungkinkan setelah lepas dari pergesekan antara core dan cavity, hal ini juga untuk menghemat waktu proses. 4. Gerakan membuka pada kecepatan rendah. (Low Mold Open Velocity). Sebelum posisi cetakan terbuka penuh, maka gerakan membuka cetakan harus perlahan agar tidak terjadi overlap atau posisi terbuka yang kelebihan. Kecepatan rendah ini juga dimasudkan agar posisi terbuka penuh adalah stabil posisinya dari satu siklus ke siklus kerja berikutnya. Hal ini untuk mempermudah kerja robot disaat mengambil produk dari dalam cetakan.
7 34 5. Gerakan melepas produk dari dalam cetakan (ejection). Ejektor mendorong produk dari sisi core agar mudah diambil, tentu saja produk harus menempel pada sisi core ketika cetakan terbuka, dan bukan menempel pada sisi cavity. Walaupun bisa saja dibuat produk nya menempel pada sisi cavity, tentu aja dengan pertimbangan produk dan design cetakan yang dirancang demikian. Proses Injeksi ini pun terdapat parameter yang dapat kita atur, yaitu: Jarak, tekanan hidroliknya, kecepatan, dan berapa kali mendorongnya. Parameter ini tentu saja tergantung kebutuhan dan bentuk produknya. Maka 1 siklus Proses Injeksi Plastik telah selesai, atau juga biasa di sebut 1 shot. Dalam keadaan operasi full auto dengan menggunakan robot sebagai pengambil produk, maka akan kembali ke proses 1 yaitu menutup cetakan dan seterusnya berulang-ulang, atau terus menerus hingga plastik pellet habis. Atau proses produksi telah dimulai untuk menghasilkan jumlah produk yang banyak, tergantung pesanan. Gerakan menutup pada kecepatan perlahan dengan tekanan rendah (low mold close velocity & low mold close pressure). Tekanan yang dimaksud adalah tekanan hidrolik posisi awal cetakan adalah terbuka penuh tadi, gerakan ini dimaksudkan untuk mereduksi getaran mesin yang juga sekaligus merawat mesin itu. 4.2 PEMBAHASAN PADA MESIN PLASTIK INJEKSI Cara setting mesin injection plastic, berikut akan saya uraikan tentang cara dasar menyetel atau setting produk untuk mesin injection plastik: Yang pertama pertama atur temperatur barrel sesuai dengan material data sheet MSDS). Hingga temperartur tercapai. Periksa kelengkap mold, sirkulasi cooling dan kondisi mold yang akan di setting.
8 35 Gambar 4.2 Proses settingan suhu pada mesin Bersihkan permukaan core dan cavity dari anti karat dengan lap bersih. Pada waktu membersihkan mold harap diperhatikan jika mold memakai selider. Sering selider tersebut tersenggol dengan tidak sengaja dan menyebabkan posisi home selider berubah. Hal ini dapat mengakibatkan selider tersebut bertabrakan dengan angular pin sehingga angular pin patah atau bengkok. Setelah permukaan core dan cavity selesai dibersihkan dari anti karat kemudian kita lanjutkan dengan penyetelan mold close dan mold open. Yang perlu di perhatikan dalam setting mold close, open adalah konstruksi mold dan posisi limit switch perpindahan kecepatan serta posisi limit swtich highpress. Aturan dasar penyetelan mold close adalah mold close high speed---->mold close slowdown & lowpress------>moldclose highpress.
9 36 Gambar 4.3 Penyetelan pada proses pencetakan Posisi limit switch low press diposisikan sebegai berikut 2.5 cm sebelum angular pin atau guide pin masuk ke dalam bushing limit switch tersebut harus tersentuh. Hal ini diperlukan agar waktu cetakan menutup tidak terjadi benturan yang keras antara core dengan cavity. Untuk penyetelan posisi high press untuk sementara di kosongkan terlebih dahulu. Setelah kita sesuaikan speed serta jarak limit switch untuk mold close dengan kontruksi mold kita lanjutkan dengan penyetelan mold open. Penyetelan mold open kebalikan dari mold close yaitu mold open slow----->mold open high speed----->moldopen slow ----->open stop. Aturan dasarnya 2cm setelah guide pin atau angular keluar dari bushing mold open high speed limit switch tersentuh. Kemudian kita atur posisi mold open stop. Lebar pembukaan cetakan minimal 2 X panjang produk + panjang runner.
10 37 Gambar 4.4 Penyetelan cetakan supaya aman pada saat menututup Setelah di setting open close kemudian di test pergerakan mold close mold open. Inti dari penyetelan ini adalah cetakan aman dan pergerakan efisien. Kemudian tutup hingga rapat mold baru limit switch high preess disentuhkan, penyetelan limit switch ini sesesitif mungkin dengan tujuan apabila terdapat benda asing atau pergerakan mold tidak lancar tidak terjadi high press sehingga mold tidak rusak. Pressure maksimal high press adalah 140Kg/cm², sedang low press tekanan maksimal 55kg /cm². Langkah berikutnya adalah menyetel ejector. Atur panjang stroke eject hingga produk mudah diambil atau jatuh dan plat ejector tidak boleh sampai mentok dengan plat bagian belakang core.
11 38 Berikutnya adalah seting injection, pertama-tama atur inject time, atur dengan perkiraan waktu pengisian material ke dalam mold tersebut. kemudian atur posisi standard injection speed dan press. Untuk injection speed simbolnya V, sedang press injection P dan posisi perpindahan tekanan serta speed pos. V1= 25, V2=40, V3= 30, P1= 40, P2=60, P3= 35. Untuk pos atur dari pos1 hingga pos3 dengan perkiraan produk jadi 90 %, dan 10 % nya menggunakan holding. Ini adalah cara penyetelan untuk produk produk yang umum, karena penyetelan produk ini sangat banyak variasinya tergantung kebutuhan. Semakin banyak kita menghadapi problem proses penyetelan semakin mahir kita menseting produk: Berikutnya penyetelan Charging atau banyaknya material yang kita butuhkan dalam membuat produk pada satu shot. Atur stroke material dengam perkiraan dengan berat produk sebelum nya atur kecepatan putar screw 60% dan back press 10 kg/cm². Fungsi dari back press adalah menstabilkan turunnya material ke dalam screw. Kemudian mesin dijalankan secara manual. Mold close---->high press---->injection. Unit forward--->injection----->charging---->cooling---->open---->ejection. Bila sudah di injection secara manual kita setting hingga produk jadi 60 & sd 80% kita jalankan semi otomatis hingga produk menjadi 80 % sd 90%, baru kita setting holding speed, holding press dan holding time hingga produk menjadi 100%, sesuai dengan qualitas produk yang kita harapkan.
BAB II LANDASAN TEORI. Secara umum pengertian injection molding adalah proses pembentukan
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Injection Molding 2.1.1. Pengertian Dasar Secara umum pengertian injection molding adalah proses pembentukan suatu benda atau produk dari material plastik dengan bentuk dan ukuran
Lebih terperinciBAB IV STANDART OPERASI PROSEDUR
BAB IV STANDART OPERASI PROSEDUR 4.1 Standar Operasi Pembuatan Lampu Motor Untuk mengoptimalkan proses pada pembuatan Lampu Motor maka, maka PT.INDONESIA STANLEY ELECTRIC membuat suatu standar operasi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Bahan penelitian Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah material plastik berjenis polystyrene murni dan daur ulang. Sifat dari material plastik polystyrene yaitu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Cahyadi (2010) penelitian yang berjudul Analisis Parameter Operasi pada Proses Plastik Injection Molding untuk Pengendalian Cacat Produk meneliti
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Prosedur Penelitian Prosedur penelitian digunakan untuk mempersempit permasalahan yang diteliti, sehingga dapat membahas dan menjelaskan permasalahan secara tepat. Pada
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN PUSTAKA
15 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENGERTIAN MOLD Mold (cetakan) adalah adalah rongga tempat material leleh (plastik atau logam) memperoleh bentuk. Mold terdiri dari dua bagian yaitu pelat bergerak (moveable
Lebih terperinciBAB IV HASIL PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Identifikasi Produk Hasil identifikasi yang dilakukan pada sample produk dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1. Data produk hardcase Data Produk Hardcase
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian 3.1.1. Alat Penelitian Berikut adalah peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: A. Mesin Injeksi Gambar 3.1 Mesin Injection Molding
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dunia industri saat ini diikuti oleh pembaruan penggunaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia industri saat ini diikuti oleh pembaruan penggunaan bahan dasar produksi. Logam yang dahulu banyak digunakan dalam proses industri kini mulai ditinggalkan.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pengertian metodologi penelitian secara umum adalah metode yang menjelaskan bagaimana urutan suatu penelitian yang dilakukan, yaitu dengan menggunakan alat ukur dan lanngkah
Lebih terperinciMICROCELLULAR INJECTION MOLDING SEBAGAI ALTERNATIF DALAM PEMBUATAN PRODUK PLASTIK
TUGAS AKHIR LABORATORIUM PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK MICROCELLULAR INJECTION MOLDING SEBAGAI ALTERNATIF DALAM PEMBUATAN PRODUK PLASTIK AJUN HAKIKI 2105 100 147 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PERANCANGAN
BAB III METODOLOGI PERANCANGAN Sebelum melakukan perancangan mould untuk Tutup Botol ini, penulis menetapkan beberapa tahapan kerja sesuai dengan literatur yang ada dan berdasarkan pengalaman para pembuat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tahapan Persiapan Sebelum melakukan penelitian ada beberapa tahapan yang harus dilakukan diantaranya: 1. Studi pustaka mengenai mesin injeksi, metode DoE, material plastik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peraturan pemerintah No. 70 tahun 2009 tentang konservasi energi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Sumber daya energi sangatlah penting, kelangkaan sumber daya energi dan cadangan sumber daya yang semakin terbatas membuat hampir seluruh dunia menjadikan permasalahan
Lebih terperinciPROSES PEMBUATAN PRODUK BERBAHAN PLASTIK DENGAN JENIS MATERIAL HDPE UNTUK TUTUP GALON AIR MINERAL DI PT. DYNAPLAST
PROSES PEMBUATAN PRODUK BERBAHAN PLASTIK DENGAN JENIS MATERIAL HDPE UNTUK TUTUP GALON AIR MINERAL DI PT. DYNAPLAST PENULISAN ILMIAH Nama : Dede Kurniadi NPM : 21410739 Program Studi : Teknik Mesin Pembimbing
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Sejarah Perusahaan PT KIM adalah sebuah perusahaan swasta nasional yang berdiri pada tahun 1980 dengan unit usaha kemasan kosmetik yang
Lebih terperinciTugas Akhir. Perancangan Cetakan Bagasi Sepeda Motor (Honda) Untuk Proses Injection Molding. Oleh : FIRMAN WAHYUDI
Outline: JUDUL LATAR BELAKANG RUMUSAN MASALAH BATASAN MASALAH TUJUAN PERANCANGAN METODOLOGI PERANCANGAN SPESIFIKASI PRODUK DAN SPESIFIKASI MESIN PERENCANAAN JUMLAH CAVITY DIMENSI SISTEM SALURAN PERHITUNGAN
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian dan Pembahasan Berdasarkan perhitungan, pengukuran arah longitudinal dan transversal dengan metode mean (rata-rata) diperoleh nilai minimum sink mark pada
Lebih terperinciBAB III RANCANGAN MOLDING DAN PROSES TRIAL NEW MOLD
BAB III RANCANGAN MOLDING DAN PROSES TRIAL NEW MOLD 3.1 Deskripsi Molding Injection Pada proses pencetakan product plastik, dalam hal ini thermoplastic, disamping mesin molding, bahan baku plastic dll,
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Mold Review Mold lama yang digunakan dalam memproduksi Bobbin A K25G adalah jenis injection molding. Mold lama ini menggunakan system hot runner. Mold ini sendiri
Lebih terperinciProses Pembuatan Tank Body Korek Api Gas PT. Tokai Dharma Indonesia
Proses Pembuatan Tank Body Korek Api Gas PT. Tokai Dharma Indonesia OLEH: Nama : Hafiz Prasetya NPM : 23409825 Fakultas : Teknologi Industri Jurusan : Teknik Mesin Pembimbing : Ir. Tri Mulyanto MT. TUJUAN
Lebih terperinciBAB IV HASIL PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Identifikasi Produk Hasil identifikasi yang dilakukan dapat dilihat pada tabel 4.1. dibawah ini Tabel 4.1. Data produk glove box Data Sampel Produk Glove
Lebih terperinciPREDIKSI SHRINKAGE UNTUK MENGHINDARI CACAT PRODUK PADA PLASTIC INJECTION
PREDIKSI SHRINKAGE UNTUK MENGHINDARI CACAT PRODUK PADA PLASTIC INJECTION Agus Dwi Anggono Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A.Yani Tromol Pos I Pabelan, Kartosura, 57102 E-mail : agusda@indosat-m3.net
Lebih terperinciLOGO PERENCANAAN DAN ESTIMASI BIAYA PRODUKSI CETAKAN LID
LOGO PERENCANAAN DAN ESTIMASI BIAYA PRODUKSI CETAKAN LID Latar Belakang Kebutuhan Produk Plastik Meningkatnya kebutuhan terhadap produk yang terbuat dari plastik Perencanaan Injection Molding yang baik
Lebih terperinciBAB IV ANALISA HASIL PERANCANGAN CETAKAN INJEKSI
BAB IV ANALISA HASIL PERANCANGAN CETAKAN INJEKSI Pada bab ini akan dibahas mengenai analisa dari hasil perancangan cetakan injeksi yang telah dibuat pada bab sebelumnya. Analisa akan meliputi waktu satu
Lebih terperinciStudi Pengaruh Kemiringan Dinding Mangkok Terhadap Tekanan Injeksi dan Filling Clamp Force
Studi Pengaruh Kemiringan Dinding Mangkok Terhadap Tekanan Injeksi dan Filling Clamp Force Jurusan Teknik Mesin, Universitas Kristen Petra E-mail: amelia@petra.ac.id, ninukj@petra.ac.id T E K N O S I M
Lebih terperinciShrinkage pada Plastik Bushing dengan Variabel Temperatur Injeksi Plastik
Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 2, No.1, Novemberi 2010 65 Shrinkage pada Plastik Bushing dengan Variabel Temperatur Injeksi Plastik Toto Rusianto, Ellyawan, S.A. & Arif Rahmanto Jurusan Teknik Mesin, Institut
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI 2.1. Tinjau Pustaka
BAB II DASAR TEORI 2.1. Tinjau Pustaka Sugondo (2008) melakukan penelitian tentang pengaruh ketebalan pada kualitas produk plastik dan mampu bentuk dengan menggunakan simulasi pada proses injeksi. Penelitian
Lebih terperinciPENGARUH SUHU, TEKANAN DAN WAKTU PENDINGINAN TERHADAP CACAT WARPAGE PRODUK BERBAHAN PLASTIK
PENGARUH SUHU, TEKANAN DAN WAKTU PENDINGINAN TERHADAP CACAT WARPAGE PRODUK BERBAHAN PLASTIK Arif Rahman Hakim Dosen Tetap Prodi Teknik Mesin Universitas Riau Kepulauan Batam Abstrak Pada penelitian ini
Lebih terperinciBUKU PETUNJUK DWP 375A - 1 -
BUKU PETUNJUK UNTUK TIPE: SP 127, SP 129A, SP 130A, SWP 100, SWP 250A, DWP 255A,DWP DWP 375A DWP 505A, DPC 260A - 1 - Pembukaan Sebelum menyalakan pompa harap membaca buku petunjuk ini terlebih dahulu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Didalam proses pencetakan produk plastik dapat digambarkan adalah adanya sejumlah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Didalam proses pencetakan produk plastik dapat digambarkan adalah adanya sejumlah material plastik dengan suhu tinggi dimasukkan kedalam mold, kemudian material
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PERANCANGAN
BAB III METODOLOGI PERANCANGAN 3.1. Bahan Perancangan Produk yang dirancang adalah preform stick T15 dengan mengambil sampel yang sudah ada. Dimensi dan bentuk berbeda, produk hanya sebagai acuan. Pada
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Untuk mendapatkan sebuah penelitian yang baik harus didukung tidak hanya dari latar belakang dan penjelasan peneitian masalah saja, melainkan juga metodolgi yang terstruktur
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Flow Chart Start 1. Melakukan pembelajaran,pencarian informasi, pengukuran, dan data mesin 2. Melakukan pembelajaran,pencarian informasi, pengukuran, dan data cooling tower
Lebih terperinciLAMPIRAN 1. = 82 mm. = 157,86 mm = 8,6 mm. = 158,5 mm (1 0,004)
LAMPIRAN 1 LAMPIRAN 1 1.1. Perhitungan Berat Produk Diketahui : V produk = 14519,56 mm 3 ρ pc =1260 kg/m 3 0.00126 g/mm 3 Ditanya : Massa produk? Jawab : m = V produk ρ pc = 14519,56 mm 3 0.00126 g/mm
Lebih terperinciBAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN
31 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES PELAKSANAAN Mulai perawatan Pemeriksaan dan penyetelan pada mesin oil sealed rotary vacuum pump model P450 Membongkar dan memperbaiki komponen tersebut
Lebih terperinciBAB IV HASIL PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pembahasan Hasil Identifikasi Produk Syarat dari perancangan mold adalah mengetahui terlebih dahulu data produk yang diperlukan untuk menentukan rancangan cetakan.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Proses Injection Molding Injection molding dapat membuat part yang memiliki bentuk yang kompleks dengan permukaan yang cukup baik. Variasi bentuk yang sangat banyak yang dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Plastik merupakan bahan baku yang berkembang saat ini. Penggunaan material plastik sebagai bahan dasar pembuatan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Plastik merupakan bahan baku yang berkembang saat ini. Penggunaan material plastik sebagai bahan dasar pembuatan komponen kendaraan bermotor, peralatan listrik,
Lebih terperinciBAB III ANALISA MASALAH DAN CARA MENGATASI CACAT PRODUK PADA MESIN INJECTION MOULDING
BAB III ANALISA MASALAH DAN CARA MENGATASI CACAT PRODUK PADA MESIN INJECTION MOULDING 1.1 Pengertian Injection Moulding adalah metode pembentukan material termoplastik dimana material meleleh karena pemanasan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi merupakan isi uraian tentang jenis data, metode pengambilan data, metode pengolahan data, metode analisis data dan langkah langkah penelitian. 3.1 Diagram Alir
Lebih terperinciBAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Pembuatan Diagram Sebab Akibat. Diagram sebab akibat memperlihatkan hubungan antara permasalahan
BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa 5.1.1 Pembuatan Diagram Sebab Akibat Diagram sebab akibat memperlihatkan hubungan antara permasalahan yang dihadapi dengan kemungkinan penyebabnya serta faktor-faktor yang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PERANCANGAN
BAB III METODOLOGI PERANCANGAN 3.1. Bahan Perancangan Bahan perancangan adalah produk glove box dengan mengambil sampel pada produk yang sudah ada, tetapi hanya sebagai acuan tidak menyerupai dimensi dan
Lebih terperinciDESAIN DAN OPTIMASI INJECTION MOLD SISTEM SLIDER PADA PRODUK PREFORM STICK T15
DESAIN DAN OPTIMASI INJECTION MOLD SISTEM SLIDER PADA PRODUK PREFORM STICK T15 Lutfi Khoirul Miftakhul Ni am 1, Cahyo Budiyantoro 2, Muhammad Budi Nur Rahman 3 1,2,3 Teknik Mesin, Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB III PROSES DESIGN MOLDING PLASTIK DAN JENIS-JENIS CACAT PADA PRODUK INJECTION MOLDING
BAB III PROSES DESIGN MOLDING PLASTIK DAN JENIS-JENIS CACAT PADA PRODUK INJECTION MOLDING 3.1 Proses Design Molding Plastik 3.1.1 Flow Chart Proses Design Molding Plastik Untuk mempermudah pembahasan dan
Lebih terperinciDisusun Oleh : ALI KHAERUL MUFID
DESAIN DAN OPTIMASI INJECTION MOLD SISTEM THREE-PLATE MOLD PADA PRODUK GLOVE BOX TUGAS AKHIR Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Pada Fakultas Teknik Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Pengujian termal plastik daur ulang dengan plastik original menggunakan metode DSC pada penelitian sebelumnya sudah pernah dilakukan. Pengujiannya
Lebih terperinciPERANCANGAN INJECTION MOLDING DENGAN SISTEM THREE PLATE MOLD PADA PRODUK GLOVE BOX
PERANCANGAN INJECTION MOLDING DENGAN SISTEM THREE PLATE MOLD PADA PRODUK GLOVE BOX Ali Khaerul Mufid 1,a, Cahyo Budiyantoro, Muhammad Budi Nur Rahman 1 Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI KANDUNGAN CaCO 3 TERHADAP KUAT TARIK POLYPROPYLENE
PENGARUH VARIASI KANDUNGAN CaCO 3 TERHADAP KUAT TARIK POLYPROPYLENE Muhammad Luqman Saiful fikri 1, Iman Kurnia Sentosa 2, Harini Sosiati 3, Cahyo Budiyantoro 4 Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN PEMBUATAN SILICON SPRAYER PADA ROBOT ABB IRB 4600 MESIN PLASTIK INJEKSI HWA CHIN DI PT API
PERNCNGN DN PEMBUTN SILICON SPRYER PD ROBOT BB IRB 4600 MESIN PLSTIK INJEKSI HW CHIN 1060-3 DI PT PI Muhammad Hidayat 1, Suhartinah 2, ang Kunnaifi 3 Teknik Produksi dan Proses Manufaktur, Konsentrasi
Lebih terperinciPengaruh Temperatur Media Pendingin dan Circle Time terhadap Defect Crack Line pada Produk SP 04 Haemonetics
Jurnal Integrasi Vol. 9 No. 1, April 2017, 48-52 e-issn: 2548-9828 Article History Received March, 2017 Accepted April, 2017 Pengaruh Temperatur Media Pendingin dan Circle Time terhadap Defect Crack Line
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN PUSTAKA. Kualitas baik Harga pantas Di produksi dan diserahkan ke konsumen dalam waktu yang cepat.
21 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PERAWATAN Perawatan di suatu industri merupakan salah satu faktor yang penting dalam mendukung suatu proses produksi yang mempunyai daya saing di pasaran. Produk yang dibuat
Lebih terperinciBAB IIIPROSES PEMBUATAN MOLD GRAB RAIL K15A PROSES PEMBUATAN MOLD GRAB RAIL K15A
BAB IIIPROSES PEMBUATAN MOLD GRAB RAIL K15A PROSES PEMBUATAN MOLD GRAB RAIL K15A 3.1 Deskripsi Molding Injection Mold (cetakan) terdiri dari dua bagian pelat bergerak (core plate) dan pelat diam (cavity
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Injection molding adalah proses pembentukan plastik dengan. cara melelehkan material plastik yang kemudian diinjeksikan ke
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Injection molding adalah proses pembentukan plastik dengan cara melelehkan material plastik yang kemudian diinjeksikan ke dalam sebuah cetakan (mold). Dengan teknik
Lebih terperinciBAB 3 Metodologi Penelitian
BAB 3 Metodologi Penelitian Penelitian yang baik didukung metodologi yang baik selain latar belakang dan penjelasan mengenai pentingnya masalah yang diteliti. Penelitian dilakukan secara benar dan cermat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan semakin dibutuhkannya produk plastik di pasaran konsumen dimasa era ini, material plastik banyak macam type sesuai dengan pemakaiannya. Salah satu pemakai
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PENGARUH SISTEM PENDINGINAN LURUS DAN CONFORMAL TERHADAP PENYUSUTAN DIMENSI HASIL PADA MESIN INJEKSI PLASTIK
TUGAS AKHIR PENGARUH SISTEM PENDINGINAN LURUS DAN CONFORMAL TERHADAP PENYUSUTAN DIMENSI HASIL PADA MESIN INJEKSI PLASTIK Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik
Lebih terperinciTEST KEMAMPUAN AUTOMATIC TRANSMISSION
TEST KEMAMPUAN AUTOMATIC TRANSMISSION Tes Jalan Berfungsi untuk memeriksa tingkat kecepatan yang digunakan pada posisi L, 2 atau D saat sistem pengontrolan perpindahkan gigi tidak berfungsi. Lakukan tes
Lebih terperinciPERANCANGAN CETAKAN SAFETY GLASSES FRAME DENGAN MEMODIFIKASI CETAKAN TIDAK TERPAKAI DI POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA
PERANCANGAN CETAKAN SAFETY GLASSES FRAME DENGAN MEMODIFIKASI CETAKAN TIDAK TERPAKAI DI POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA Eko Ari Wibowo 1, Agung Kaswadi 2 dan Suroto 3 Pembuatan Peralatan dan Perkakas Produksi,
Lebih terperincib. Tipe tiga plat ( three plate single / multi cavity)
b. Tipe tiga plat ( three plate single / multi cavity) Mold tiga plat terdiri dari tiga bagian besar yaitu bagian sisi core, bagian sisi cavity dan bagian runner plate. Runner sudah terpisah dari produknya,
Lebih terperinciPerancangan In-Mold Closing Untuk Produk Tutup Flip-Top
Perancangan In-Mold Closing Untuk Produk Tutup Flip-Top Budiman Chandra 1, Hendrawan Hadi Sulistio 2 (1) Dosen Jur. Teknik Perancangan Manufaktur, Politeknik Manufaktur Negeri Bandung, Jl. Kanayakan 21
Lebih terperinciBAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN MANFAAT BAGI MITRA
37 BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN MANFAAT BAGI MITRA Pada bab ini dijelaskan bagaimana menentukan besarnya energi panas yang dibawa oleh plastik, nilai total laju perpindahan panas komponen Forming Unit
Lebih terperinciSimulasi dan Studi Eksperimental Proses Injeksi Plastik Berpendingin Konvensional
Simulasi dan Studi Eksperimental Proses Injeksi Plastik Berpendingin Konvensional Agung Kaswadi 1,a,Sigit Yoewono 2,b 1 Politeknik Manufaktur Astra Jl. Gaya Motor Raya No 8, Jakarta, Indonesia 14330 2
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH PARAMETER PROSES TERHADAP SHRINKAGE PADA GELAS PLASTIK DENGAN SOFTWARE MOLDFLOW PLASTIC INSIGHT 5
TUGAS AKHIR ANALISIS PENGARUH PARAMETER PROSES TERHADAP SHRINKAGE PADA GELAS PLASTIK DENGAN SOFTWARE MOLDFLOW PLASTIC INSIGHT 5 Disusun : DWI KARDONO NIM : D 200 040 060 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK
Lebih terperinciPERAWATAN DAN PERBAIKAN AC MOBIL
M O D U L PERAWATAN DAN PERBAIKAN AC MOBIL Oleh: Drs. Ricky Gunawan, MT. Ega T. Berman, S.Pd., M.Eng. BIDANG KEAHLIAN TEKNIK REFRIGERASI DAN TATA UDARA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS PENDIDIKAN
Lebih terperinciConstruction
Gate Valve Construction Gate Valve Sliding disk, tegak lurus dengan flow Applikasi: Stop valves, (not throttling), high pressure and temp, not for slurries, viscous fluids Keunggulan low pressure
Lebih terperinciOPTIMALISASI PARAMETER PROSES INJEKSI PADA HDPE RECYCLE MATERIAL UNTUK MEMPEROLEH MINIMUM SINK MARKS MENGGUNAKAN PENDEKATAN METODE TAGUCHI TUGAS AKHIR
OPTIMALISASI PARAMETER PROSES INJEKSI PADA HDPE RECYCLE MATERIAL UNTUK MEMPEROLEH MINIMUM SINK MARKS MENGGUNAKAN PENDEKATAN METODE TAGUCHI TUGAS AKHIR Dianjukan Guna Memenuhi Persyartan Untuk Mencapai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan pustaka. Polymer mulai banyak diminati oleh masyarakat, disebabkan faktor kebutuhan yang semakin banyak diproduk-produk plastik yang mana dapat menggantikan
Lebih terperinciBAB V ANALISA PEMBAHASAN
79 BAB V ANALISA PEMBAHASAN Setelah melakukan tahap pengumpulan dan pengolahan data, maka tahap selanjutnya adalah analisa pembahasan. Pada tahap ini akan dilakukan pengurutan terhadap Risk Priority Number
Lebih terperinci81 Jurnal Teknik Mesin (JTM): Vol. 04, No. 3, Oktober 2015
81 Jurnal Teknik Mesin (JTM): Vol. 04, No. 3, Oktober 2015 PENGARUH INJECTION TIME DAN BACKPRESSURE TERHADAP CACAT PENYUSUTAN PADA PRODUK KEMASAN TOPLES DENGAN INJECTION MOLDING MENGGUNAKAN MATERIAL POLISTYRENE
Lebih terperinciMODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump)
MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) Diklat Teknis Kedelai Bagi Penyuluh Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Kedelai Pertanian dan BABINSA KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN
Lebih terperinciOPTIMASI CACAT SHRINKAGE PRODUK CHAMOMILE 120 ML PADA PROSES INJECTION MOLDING DENGAN METODE RESPON SURFACE
OPTIMASI CACAT SHRINKAGE PRODUK CHAMOMILE 120 ML PADA PROSES INJECTION MOLDING DENGAN METODE RESPON SURFACE Yuni Hermawan Jurusan Teknik Mesin -Fakultas Teknik - Universitas Jember Email: yunikaka@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Latar Belakang Perusahaan PT. Jasa Putra Plastik adalah perusahaan yang bergerak dalam industri pembuatan plastik padat, didirikan pertama kali oleh Bapak Hardyanto
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin berkembang pesat, baik dalam dunia perekonomian, pendidikan, pembangunan, perindustrian, dan lain sebagainya.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan teknologi dalam segala aspek kehidupan saat ini semakin berkembang pesat, baik dalam dunia perekonomian, pendidikan, pembangunan, perindustrian, dan lain
Lebih terperinciPROSES MOLDING PEMBUATAN KEYMASCOD SEPEDA MOTOR MAULANA MUNAZAT
PROSES MOLDING PEMBUATAN KEYMASCOD SEPEDA MOTOR MAULANA MUNAZAT 24409654 Latar Belakang Molding adalah sebuah proses produksi dengan membentuk bahan mentah menggunakan sebuah rangka kaku atau model yang
Lebih terperinciDESAIN DAN OPTIMASI INJECTION MOLD DENGAN SISTEM SLIDER PADA PRODUK HARDCASE HANDPHONE
DESAIN DAN OPTIMASI INJECTION MOLD DENGAN SISTEM SLIDER PADA PRODUK HARDCASE HANDPHONE TUGAS AKHIR Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Mencapai Derajat Strata-1 Pada Prodi Teknik Mesin Fakultas Teknik
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. plastik dengan sarana mesin cetak plastik, metode dasar plastik molding untuk
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Injection Molding 2.1.1. Pengertian Dasar Secara umum pengertian injection molding adalah proses pembentukan suatu benda atau produk dari material plastik dengan bentuk dan ukuran
Lebih terperinciBAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR
BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR 3.1 Mesin Perakit Radiator Mesin perakit radiator adalah mesin yang di gunakan untuk merakit radiator, yang terdiri dari tube, fin, end plate, dan side plate.
Lebih terperinciTROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA
TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA Suprihadi Agus Program Studi D III Teknik Mesin Politeknik Harapan Bersama Jln. Mataram No. 09 Tegal Telp/Fax (0283) 352000
Lebih terperinciBAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN
32 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 1.1 PERAWATAN MESIN DOUBLE FACER 1.1.1 Tahapan-Tahapan Perawatan Pada perawatan mesin double facer kali ini hanya akan dijelaskan perawatan terhadap mesin double facer
Lebih terperinciPENGARUH PROSES PENDINGINAN TERHADAP SHINKAGE DAN DIMENSI PRODUK TS PLUG 1 BERBAHAN PVC PADA INJECTION MOLDING
PENGARUH PROSES PENDINGINAN TERHADAP SHINKAGE DAN DIMENSI PRODUK TS PLUG 1 BERBAHAN PVC PADA INJECTION MOLDING Edi Sunarto 1), Ir. Estu Prayogi M.KKK 2) 1), 2) Jurusan Teknik Mesin, Universitas Pancasila
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DATA 4.1 PERBANDINGAN KONSUMSI ENERGI SETIAP MESIN
BAB IV ANALISA DATA 4.1 PERBANDINGAN KONSUMSI ENERGI SETIAP MESIN Pengukuran waktu dilakukan terhadap tiap proses untuk menghasilkan satu produk dan dihasilkan cycle time disertai dengan pengukuran arus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penggunaan material plastik sebagai bahan komponen kendaraan. bermotor, peralatan listrik, peralatan rumah tangga, dan berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan material plastik sebagai bahan komponen kendaraan bermotor, peralatan listrik, peralatan rumah tangga, dan berbagai keperluan seperti untuk medical, textiles,
Lebih terperinciMinimalisasi Cacat dengan Pengaturan Tekanan Terhadap Kualitas Produk pada Proses Injection Molding dengan Menggunakan Simulasi
Yogyakarta, 6 September 2007 Minimalisasi Cacat dengan Pengaturan Tekanan Terhadap Kualitas Produk pada Proses Injection Molding dengan Menggunakan Simulasi Amelia Sugondo 1, Willyanto Anggono 2, Ian Hardianto
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian adalah metode yang digunakan untuk mendekatkan permasalahan yang diteliti sehingga dapat menjelaskan dan membahas permasalahan
Lebih terperinciPEPERANCANGAN CETAKAN SAFETY GLASSES FRAME DENGAN MEMODIFIKASI CETAKAN TIDAK TERPAKAI DI POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA
PEPERANCANGAN CETAKAN SAFETY GLASSES FRAME DENGAN MEMODIFIKASI CETAKAN TIDAK TERPAKAI DI POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA Eko Ari Wibowo1 1, Agung Kaswadi 2, dan Suroto 3 1.Pembuatan Peralatan dan Perkakas
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Proyek dan Investasi Yang dimaksud dengan proyek adalah suatu keseluruhan kegiatan yang menggunakan sumber-sumber untuk memperoleh manfaat (benefit), atau suatu kegiatan
Lebih terperinciBAB II MESIN INJECTION MOLDING
BAB II MESIN INJECTION MOLDING 2.1. Mesin Injection Molding Injection Molding adalah metode material termoplastik dimana material yang meleleh karena pemanasan diinjeksikan oleh plunger ke dalam cetakan
Lebih terperinciPROSES PEMBUATAN BOTOL OLI EVALUBE DENGAN EXTRUSION MOLDING DI PT.DYNAPLAST. NAMA : Ismul Hardiyansyah NPM : KELAS : 4IC04
PROSES PEMBUATAN BOTOL OLI EVALUBE DENGAN EXTRUSION MOLDING DI PT.DYNAPLAST NAMA : Ismul Hardiyansyah NPM : 23410668 KELAS : 4IC04 ABSTRAKSI Salah satu pembuatan produk botol oli di PT. Dynaplast ini adalah
Lebih terperinciPredi Arif Nugroho, Danar Susilo Wijayanto dan Budi Harjanto
ANALISIS PRODUK SPION PS135 DENGAN PENGATURAN PARAMETER MOLD TEMPERATURE MATERIAL PLASTIK POLIPROPILENE PADA PROSES INJECTION MOLDING (STUDI KASUS PT. SINAR AGUNG SELALU SUKSES KARANGANYAR JAWA TENGAH)
Lebih terperinciSTIKOM SURABAYA BAB IV PEMBAHASAN 4.1. PROSES MESIN AUTOMATIC MIXING
BAB IV PEMBAHASAN 4.1. PROSES MESIN AUTOMATIC MIXING Mesin automatic mixing adalah suatu sistem yang memproses bahan mentah seperti biji plastik menjadi bahan yang stengah jadi untuk dicetak atau di bentuk
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. dengan cara menyuntikkan cairan plastik panas kedalam rongga cetakan. Cetakan tersebut
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Injection Molding Injection molding merupakan proses yang sangat populer dalam pembuatan bendabenda plastik dari jenis thermoplastik Cetakan injeksi digunakan untuk membentuk
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PERANCANGAN
BAB III METODOLOGI PERANCANGAN 3.1. Bahan Perancangan Bahan yang dirancang adalah hardcase handphone dengan mengambil sample pada produk yang sudah ada. Sample produk digunakan sebagai acuan dalam pengambilan
Lebih terperinciPROSES MACHINING PEMBUATAN ZINC CAN BATTERY TYPE UM-1 DI PT. PANASONIC GOBEL ENERGI INDONESIA
PROSES MACHINING PEMBUATAN ZINC CAN BATTERY TYPE UM-1 DI PT. PANASONIC GOBEL ENERGI INDONESIA Nama : Eirene Marten S. NPM : 22411340 Jurusan : Teknik Mesin Pembimbing : Ir. Arifuddin, MM. MSC Latar Belakang
Lebih terperinciCara uji abrasi beton di laboratorium
Standar Nasional Indonesia Cara uji abrasi beton di laboratorium ICS 93.010 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif...
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan di gunakan untuk penguujian adalah jenis tanah lempung
` III. METODE PENELITIAN A. Sampel Tanah Tanah yang akan di gunakan untuk penguujian adalah jenis tanah lempung yang diambil dari Belimbing Sari, Lampung Timur, dengan titik kordinat 105 o 30 o 10.74 o
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini diantaranya : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari
27 III. METODE PENELITIAN A. Bahan Penelitian Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini diantaranya : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari daerah Karang Anyar Lampung
Lebih terperinciAPLIKASI MOLDFLOW ADVISER PADA INDUSTRI PLASTIK MODERN UNTUK MENDAPATKAN PARAMATER INJEKSI MOLD YANG OPTIMAL
APLIKASI MOLDFLOW ADVISER PADA INDUSTRI PLASTIK MODERN UNTUK MENDAPATKAN PARAMATER INJEKSI MOLD YANG OPTIMAL HALAMAN JUDUL TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana
Lebih terperinciAnalisa Variasi Tekanan dan Temperatur Untuk Produk Fishing Lure
Analisa Variasi Tekanan dan Temperatur Untuk Produk Fishing Lure Mesin Injeksi Molding Sederhana Dengan Menggunakan Metode Simulasi Slamet Arief Hariadi 1. Budi Baharudin 1 S.T Tugas Akhir,Teknik Mesin,Politeknik
Lebih terperinci11 BAB II LANDASAN TEORI
11 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Velg Sepeda Motor [9] Velg atau rim adalah lingkaran luar logam yang sudah di desain dengan bentuk sesuai standar (ISO 5751 dan ISO DIS 4249-3), dan sebagai tempat terpasangnya
Lebih terperinci