Pemodelan Sistem Pelayanan Penerbitan Surat Izin Mengemudi (SIM) Menggunakan Petri Net
|
|
- Glenna Gunawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 echnology Science and Engineering Journal, Volume No June 7 E-ISSN: 59-6 Pemodelan Sistem Pelayanan Penerbitan Surat Izin Mengemudi (SIM) Menggunakan Petri Net Nur ini S. Program Studi Pendidikan Matematika SKIP PGRI Bangkalan Nuraini.Math@Gmail.Com bstrak Petri net adalah suatu pemodelan untuk sistem kejadian diskrit (discrete event system). Petri net dapat digunakan untuk memodelkan dan menganalisis secara aljabar masalah-masalah jaringan transportasi, sistem manufaktur, jaringan telekomunikasi, sistem proses paralel, dan sebagainya. Banyak sekali proses kejadian atau aktivitas dalam kehidupan sehari-hari yang dapat dimodelkan dengan petri net. ktivitas diwakili sebagai state action dan transisi-transisi antara state secara implisit dicetuskan oleh penyelesaian tindakantindakan di dalam sumber state. Pada penelitian-penelitian terdahulu telah dibahas aplikasi petri net pada pemodelan sistem transportasi, model petri net pada sistem pelayanan rumah sakit, aplikasi petri net pada sistem pembayaran tagihan listrik, dan pemodelan jalur tempat parkir. Pada penelitian ini, dibuat model petri net dari sistem pelayanan penerbitan SIM. Sistem pelayanan penerbitan SIM dapat dimodelkan dengan menggunakan petri net sebanyak 9 place dan transisi. Model petri net sistem pelayanan penerbitan SIM juga direpresentasikan ke dalam bentuk matriks sehingga dapat diketahui keadaan petri net setelah suatu transisi difire dengan menyelesaikan persamaan u dengan u menyatakan vektor kolom yang mempunyai elemen sebanyak m yang diperoleh dari matriks identitas. Dari hasil analisa dan simulasi tidak dijumpai keadaan deadlock atau tidak dijumpai keadaan dimana tidak ada transisi yang enabled. Keywords: Matriks Backward, Matriks Forward, Pemodelan, Petri Net, SIM. PENDHULUN Petri net adalah suatu pemodelan untuk sistem kejadian diskrit (discrete event system). Petri net telah untuk memodelkan dan menganalisis secara aljabar masalah-masalah jaringan transportasi, sistem manufaktur, jaringan telekomunikasi, sistem proses paralel, dan sebagainya. Di bidang informatika, Petri net digunakan juga untuk pemodelan sistem dalam pembangunan multimedia interaktif. Petri net atau jaringan Petri telah dirancang terutama digunakan untuk pemodelan. Banyak situasi, terutama sistem yang memiliki komponen-komponen yang saling bebas dapat dimodelkan oleh jaringan Petri. Banyak sekali proses kejadian atau aktivitas dalam kehidupan sehari-hari yang dapat dimodelkan dengan Petri net. Pada penelitian-penelitian terdahulu telah dibahas aplikasi Petri net antara lain Dieky dzkiya dalam tesisnya dapat membangun model Petri net lampu lalu lintas beserta simulasinya []; Bandung rry Sanjoyo, dkk dalam penelitiannya dapat memodelkan komposisi web service dengan menggunakan Petri net []; Freya Wattimena, dkk dalam penelitiannya membahas tentang plikasi Petri Net Pada Sistem Pembayaran agihan Listrik P.PLN (Persero) Rayon mbon imur [3]; Dalam penelitian Dorteus Lodewyik Rahakbauw dapat dibuat model layanan mesin M dengan menggunakan Petri net []; Pada tahun 3 Filiany S.utupary melakukan penelitian yang membahas tentang plikasi Petri Net Pada Sistem Pelayanan Pasien Rawat Jalan Peserta skes di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Haulussy mbon [5]; Yulinda Bilondatu pada penelitiannya juga membahas penggunaan Petri net dalam memodelkan jalur tempat parkir [6]. Pada penelitian ini, penulis ingin membuat model Petri net pada sistem pelayanan penerbitan SIM. Surat Izin Mengemudi (SIM) adalah bukti registrasi dan identifikasi yang diberikan oleh Polri kepada seseorang yang telah memenuhi persyaratan administrasi, sehat jasmani dan rohani, memahami peraturan lalu lintas dan trampil mengemudikan kendaraan bermotor [7]. Pelayanan kepada masyarakat dalam pembuatan Surat Izin Mengemudi dilaksanakan juga untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat, karena dalam masyarakat yang modern Surat Izin Mengemudi (SIM) merupakan salah satu faktor utama pendukung berlalu lintas. Untuk itu polisi lalu lintas juga mempunyai visi dan misi yang sejalan dengan bahasan Polri di masa depan, sebagai 8
2 echnology Science and Engineering Journal, Volume No June 7 E-ISSN: 59-6 administrasi Negara atau administrasi publik yang berorientasi pada pelayanan haruslah memberikan pelayanan yang prima [8]. Sistem pelayanan penerbitan SIM mempunyai tahapan tahapan yang dimulai dari input sampai dengan output yaitu mulai dari pemohon datang untuk melakukan pendaftaran sampai dengan diterbitkannya SIM baru. Oleh karena itu penulis ingin mengamati dan memodelkan sistem tersebut ke dalam model matematika dengan menggunakan Petri Net. ujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan model Petri net dari sistem pelayanan penerbitan SIM dan merepresentasikannya ke dalam bentuk matriks. B. MEODE PENELIIN Dalam penelitian ini menggunakan metode pustaka dimana pengambilan data tentang tata cara pelayanan penerbitan SIM dilakukan melalui studi literatur. dapun tahapan-tahapan penelitian ini dimulai dari studi literature untuk memahami teori-teori yang akan digunakan dan juga informasi prosedur atau langkah-langkah dalam proses pelayanan penerbitan SIM. Setelah data diperoleh maka dibuat diagram alir proses tersebut untuk memudahkan dalam proses pemodelan Petri net. Selanjutnya membuat model Petri net dan menentukan representasi matriksnya. Langkah selanjutnya adalah melakukan simulasi dengan menggunakan software PIPE v..3. untuk menunjukkan bahwa keadaan yang dihasilkan oleh simulasi sama dengan keadaan yang direpresentasikan oleh matriks. Setelah dilakukan pembahasan model dengan representasi matriks dan simulasi, selanjutnya diambil kesimpulan dari hasil yang telah diperoleh. dapun tahapan-tahapan penelitian tersebut dapat disajikan dalam diagram alir berikut ini: Mulai Studi Literatur Pengumpulan Data Membuat Model Petri Net Membuat alur dari data yang diambil idak Sesuai? Ya Representasi Matriks Simulasi Kesimpulan Selesai Gambar. Diagram lir ahapan Penelitian C. HSIL DN PEMBHSN 3. Proses Penerbitan SIM Secara umum proses penerbitan SIM di tiap-tiap daerah tidak jauh berbeda karena secara keseluruhan mengacu pada Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 9 ahun tentang Surat Izin Mengemudi (SIM). dapun ketentuan tata cara penerbitan SIM sesuai Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 9 ahun dapat dirangkum dan disajikan dalam diagram alir berikut ini [9]: 9
3 echnology Science and Engineering Journal, Volume No June 7 E-ISSN: 59-6 Pemohon Registrasi Berkas Persyaratan Lengkap? idak Ya Ujian eori dan Praktek idak Lulus? Ya Identifikasi Produksi SIM Selesai Gambar. Diagram lir Proses Pelayanan Penerbitan SIM Berdasarkan diagram alir tersebut dapat dijelaskan prosedur penerbitan SIM sebagai berikut:. Pemohon harus memenuhi persyaratan usia, administrasi dan kesehatan yaitu berusia 7 tahun untk SIM a dan SIM c. Pemohon harus membawa kelengkapan berkas seperti KP asli dan fotokopi, surat keterangan kesehatan dari dokter. Setelah memenuhi syarat lengkap, pemohon melakukan registrasi dengan mengisi formulir dengan melampirkan berkas persyaratan.. Setelah melakukan registrasi, pemohon harus mengikuti ujian teori dan ujian praktik. 3. Jika pemohon dinyatakan lulus ujian teori dan ujian praktik, selanjutnya pemohon melakukan proses identifikasi, yaitu verifikasi data identitas meliputi foto, tanda tangan elektronik dan sidik jari. Jika pemohon dinyatakan tidak lulus ujian teori atau ujian praktik atau keduaduanya maka pemohon tidak diperkenankan melanjutkan proses berikutnya.. Setelah melakukan proses identifikasi, petugas melakukan penerbitan SIM sesuai dengan pengajuan 3. Model Petri Net Sistem Pelayanan Penerbitan SIM Berdasarkan hasil analisis proses pelayanan penerbitan SIM, maka proses tersebut dapat dimodelkan ke dalam petri net. Setiap event yang terjadi adalah berkaitan dengan transisi dan place yang merupakan kondisi yang harus dipenuhi agar transisi dapat terjadi. Model Petri net dari sistem pelayanan penerbitan surat izin mengemudi (SIM) adalah sebagai berikut: 3
4 echnology Science and Engineering Journal, Volume No June 7 E-ISSN: 59-6 Gambar 3. Model I Petri Net Sistem Pelayanan Penerbitan SIM dapun penjelasan untuk setiap place dan transisi pada gambar 3 adalah sebagai berikut: = menyatakan event kedatangan pemohon ke SMS setempat (source) = menyatakan event pendaftaran (registrasi) = menyatakan event berkas persyaratan tidak lengkap 3 = menyatakan event berkas persyaratan lengkap = menyatakan event pemohon mengikuti ujian teori dan ujian praktik 5 = menyatakan event pemohon tidak lulus ujian teori dan praktik 6 = menyatakan event pemohon lulus ujian teori dan praktik 7 = menyatakan event proses identifikasi (verifikasi data) 8 = menyatakan event produksi SIM 9 P = menyatakan kondisi pemohon berada di samsat setempat dan siap dilayani P = menyatakan kondisi berkas diterima oleh petugas P = menyatakan kondisi berkas telah terdaftar 3 P = menyatakan kondisi pemohon telah mengikuti ujian teori dan ujian praktik P = menyatakan kondisi pemohon menunggu proses identifikasi 5 P = menyatakan kondisi data sudah terekam 6 P = menyatakan kondisi SIM diterbitkan 7 Dari model I Petri net tersebut dapat terlihat bahwa keadaan awal sistem tidak dapat dijalankan karena tidak ada token (source). kan tetapi ada transisi yang enabled yaitu sehingga harus difire untuk dapat menjalankan sistem tersebut. Sebagai akibatnya, place P terisi token. Hal ini merepresentasikan suatu kondisi bahwa sistem pelayanan penerbitan SIM dapat terjadi jika ada pemohon yang datang ke SMS setempat untuk melakukan kegiatan penerbitan SIM. ransisi selalu enabled karena merupakan sumber (source). Jika proses dilanjutkan maka transisi yang enabled selanjutnya adalah yang menyatakan bahwa pemohon melakukan pendaftaran (registrasi). Setelah transisi difire maka token dari P akan berpindah ke P yaitu kondisi berkas pendaftaran telah diterima oleh petugas. Pada saat kondisi P terisi token, maka transisi yang enabled adalah 3 dan. ransisi 3 menyatakan bahwa berkas persyaratan tidak lengkap dan menyatakan bahwa berkas persyaratan lengkap. ransisi 3 dan merupakan suatu pilihan. rtinya jika 3 enabled maka tidak enabled, dan sebaliknya. Pada saat 3 difire yang berarti berkas persyaratan tidak lengkap, maka menjadi tidak enabled dan token akan berpindah dari P kembali ke P. Hal ini menunjukkan bahwa berkas dikembalikan dan pemohon harus datang lagi ke SMS dengan membawa berkas persyaratan 3
5 echnology Science and Engineering Journal, Volume No June 7 E-ISSN: 59-6 yang lengkap. kan tetapi jika yang difire maka 3 menjadi tidak enabled dan token berpindah dari P ke P 3. Hal ini menunjukkan bahwa berkas persyaratan telah terdaftar. danya token di P 3 menyebabkan transisi 5 enabled. rtinya adalah pemohon dapat melaksanakan ujian teori dan ujian praktik. Jika 5 difire maka token berpindah ke P. Pada kondisi ini dihadapkan pada dua pilihan karena ada dua transisi yang enabled yaitu 6 (pemohon tidak lulus ujian) dan 7 (pemohon lulus ujian). Jika 6 difire maka 7 tidak enabled dan token berpindah dari P ke P. Hal ini berarti bahwa jika pemohon tidak lulus ujian, maka dia harus mengulang kembali proses dari awal. Namun jika 7 yang difire maka 6 tidak enabled dan token berpindah dari P ke P 5. Hal ini menunjukkan bahwa jika pemohon lulus ujian teori dan praktik maka pemohon berlanjut ke proses selanjutnya. Place P 5 yang telah berisi token menyebabkan transisi 8 enabled yang berarti bahwa pemohon dapat melakukan proses identifikasi, dan jika dijalankan (difire) maka token akan berpindah ke P 6 yang berarti bahwa data identitas pemohon telah terekam. Selanjutnya transisi yang enabled adalah 9 yaitu proses produksi SIM. Jika 9 difire maka token berpindah ke P 7. erisinya place P 7 menandakan akhir dari sistem Petri net. Hal ini menunjukkan bahwa SIM telah diterbitkan. Pada model I Petri net yang telah dibuat tersebut masih belum bisa merepresentasikan kondisi ketika pemohon lulus ujian teori saja namun ujian praktik tidak lulus maupun sebaliknya. Pada transisi 7 hanya menunjukkan pemohon lulus ujian teori sekaligus ujian praktik. Sehingga model Petri net tersebut perlu dikonstruksi ulang sampai diperoleh model yang sesuai/ hampir sesuai dengan kondisi nyata. Setelah beberapa kali rekonstruksi, diperoleh model Petri net sebagai berikut: Gambar. Model II Petri Net Sistem Pelayanan Penerbitan SIM dapun penjelasan untuk setiap place dan transisi pada gambar adalah sebagai berikut: = menyatakan event kedatangan pemohon ke SMS setempat (source) = menyatakan event pendaftaran (registrasi) = menyatakan event berkas persyaratan tidak lengkap 3 = menyatakan event berkas persyaratan lengkap = menyatakan event pemohon mengikuti ujian teori 5 = menyatakan event pemohon mengikuti ujian praktik 6 3
6 echnology Science and Engineering Journal, Volume No June 7 E-ISSN: = menyatakan event pemohon tidak lulus ujian teori = menyatakan event pemohon lulus ujian teori 8 = menyatakan event pemohon lulus ujian praktik 9 = menyatakan event pemohon tidak lulus ujian praktik = menyatakan event proses identifikasi (verifikasi data) = menyatakan event produksi sim P = menyatakan kondisi pemohon berada di samsat setempat dan siap dilayani P = menyatakan kondisi berkas diterima oleh petugas P = menyatakan kondisi pemohon menunggu proses ujian teori 3 P = menyatakan kondisi pemohon menunggu proses ujian praktik P = menyatakan kondisi pemohon telah melakukan ujian teori 5 P = menyatakan kondisi pemohon telah melakukan ujian praktik 6 P = menyatakan kondisi pemohon menunggu proses identifikasi 7 P = menyatakan kondisi data sudah terekam 8 P = menyatakan kondisi sim diterbitkan 9 Pada model II Petri net, proses mulai dari source yaitu sampai dengan transisi sama dengan model I. Namun pada model II, saat transisi difire, maka token akan berpindah dari P ke P 3 dan P yang masing-masing merepresentasikan kondisi bahwa pemohon menunggu proses ujian teori dan menunggu proses uijan praktik. Selanjutnya ada dua transisi yang enabled yaitu 5 dan 6. Kedua transisi tersebut secara paralel dapat difire tanpa menyebabkan salah satunya tidak enabled. Hal ini dikarenakan place input dari masing-masing transisi tersebut berbeda. ransisi 5 dapat difire jika ada token pada place P 3. Sedangkan transisi 6 dapat difire jika ada token pada place P. Jika 5 difire maka token berpindah dari P 3 ke P 5, dan jika 6 difire maka token berpindah dari P ke P 6. danya token di P 5 menyebabkan dua transisi yang enabled yaitu 7 dan 8. Hal tersebut merupakan suatu pilihan yaitu pemohon tidak lulus ujian teori dan pemohon lulus ujian teori. Jika 7 difire maka 8 menjadi tidak enabled dan token berpindah dari P 5 ke P. Hal ini berarti bahwa jika pemohon tidak lulus ujian teori maka pemohon kembali mengulang proses dari awal. Sedangkan jika 8 difire maka 7 menjadi tidak enabled dan token berpindah dari P 5 ke P 7 yang berarti bahwa jika pemohon lulus ujian teori maka pemohon dapat melanjutkan proses selanjutnya. Begitu pula dengan adanya token di P 6 yang menyebabkan dua transisi yang enabled yaitu 9 dan. Hal tersebut juga merupakan suatu pilihan yaitu jika 9 difire maka tidak enabled dan token berpindah dari P 6 ke P 7 yang berarti bahwa jika pemohon lulus ujian praktik maka pemohon dapat melanjutkan proses selanjutnya. Sedangkan jika difire maka 9 tidak enabled dan token berpindah dari P 6 ke P. Hal ini berarti bahwa jika pemohon tidak lulus ujian praktik maka pemohon kembali mengulang proses dari awal. Pada saat place P 7 berisi token, tidak berarti transisi enabled. Hal ini dikarenakan bobot arc dari P 6 ke adalah. Bobot arc menunjukkan jumlah token minimum di place agar transisi 33
7 echnology Science and Engineering Journal, Volume No June 7 E-ISSN: 59-6 enabled, sehingga supaya dapat difire maka jumlah token di P 7 paling tidak adalah dua atau lebih. Untuk mendapatkan dua token dalam P 7 maka 8 dan 9 kedua-duanya harus difire. Jika hanya 8 atau 9 saja yang difire, maka P 7 hanya terisi satu token saja sehingga tidak enabled. Hal ini merepresentasikan bahwa untuk melakukan proses identifikasi maka pemohon harus lulus ujian teori dan ujian praktik. Jika pemohon hanya lulus ujian teori saja sedangkan ujian praktiknya tidak lulus ataupun sebaliknya maka proses identifikasi tidak dapat dilaksanakan. Selanjutnya jika difire maka token berpindah dari P 7 ke P 8 sehingga menjadi enabled. Hal ini merepresentasikan bahwa jika proses identifikasi dilakukan maka selanjutnya proses produksi SIM dapat dilakukan. Selanjutnya jika difire maka token berpindah dari P 8 ke P 9. erisinya place P 9 menandakan akhir dari sistem Petri net. Hal ini menunjukkan bahwa SIM telah diterbitkan. 3.3 Model Matematika Dalam Bentuk Representasi Matriks Dan Simulasi Pada bagian ini dikaji representasi Petri Net dalam notasi matriks dan disimulasikan dengan software PIPE v.3.. Petri net dapat direpresentasikan dalam dua matriks yang disebut backward incidence dan forward incidence. Kedua matriks ini berukuran dengan n adalah jumlah place dan m adalah jumlah transisi. Elemen matriks ini adalah bilangan bulat taknegatif []. Model yang akan direpresentasikan ke dalam bentuk matriks adalah model ii petri net sistem pelayanan penerbitan SIM yang memiliki 9 place dan transisi sehingga kedua matriks ini berukuran 9. Elemen matriks ini adalah bilangan bulat taknegatif. Elemen pada matriks backward incidence merupakan bobot arc yang menghubungkan place ke transisi. Sedangkan elemen pada matriks forward incidence adalah bobot arc yang menghubungkan transisi ke place. Hal ini sesuai dengan definisi berikut []: Matriks backward (forward) incidence yang merepresentasikan Petri Net adalah matriks berukuran n m dengan elemen baris ke-i kolom ke-j adalah b def def i, j wp t ( i j wt, p, i j f, ) () j i Salah satu kegunaan matrks backward incidence adalah menentukan transisi yang enable. Penentuan transisi yang enabled dapat dilakukan dengan mencari kolom dari matriks backward incidence yang kurang dari atau sama dengan vektor keadaan []. Dengan kata lain, transisi enabled jika memenuhi kondisi berikut: () Dengan menyatakan kolom ke-j dari matriks Persamaan () juga dapat ditulis lebih ringkas menjadi (3) Selain matriks backward incidence dan matriks forward incidence, didefinisikan juga matriks. Matriks disebut combined incidence atau matriks incidence. Elemen matriks ini adalah bilangan bulat yang merupakan selisih bobot arc place input dan output yaitu. Untuk mengetahui proses pemfirean transisi yang enabled atau untuk mengetahui keadaan setelah suatu transisi difire, maka dapat dilakukan dengan menyelesaikan persamaan berikut: () Dengan u menyatakan vektor kolom yang mempunyai elemen sebanyak m yaitu diperoleh dari kolom matriks identitas dan adalah vektor keadaan pada saat itu. Pada model ii dapat dibuat matriks backward incidence ( ) dan forward incidence ( ) yaitu: b f 3
8 echnology Science and Engineering Journal, Volume No June 7 E-ISSN: f b b f Keadaan awal pada model II petri net dapat direpresentasikan dalam matriks yaitu. Perhatikan matriks backward incidence kolom pertama yang menunjukkan bahwa transisi enabled karena :, b. Sedangkan transisi sampai tidak enabled karena untuk seperti yang dapat dilihat pada gambar 5 dimana transisi yang berwarna hitam adalah transisi yang tidak enabled dan transisi yang berwarna merah adalah transisi yang enabled. Gambar 5. Keadaan Petri Net Sebelum Difire Selanjutnya dihitung matriks incidence yang digunakan untuk menentukan keadaan berikutnya setelah suatu transisi difire.
9 echnology Science and Engineering Journal, Volume No June 7 E-ISSN: Untuk menentukan keadaan berikutnya, gunakan persamaan () dengan u menyatakan vektor kolom yang mempunyai elemen sebanyak m yaitu diperoleh dari kolom matriks identitas. Karena transisi adalah enabled sehingga dapat difire. Keadaan setelah difire dapat diketahui dengan perhitungan e Dari perhitungan tersebut diperoleh yang berarti bahwa terdapat token pada place P dan tidak ada token untuk place yang lainnya. Hal ini sesuai dengan hasil simulasi yang ditunjukkan oleh gambar 6 yaitu keadaan petri net setelah difire. Gambar 6. Keadaan Petri Net Setelah Difire Dengan memperhatikan state dan matriks backward incidence dapat diketahui transisi yang enabled yaitu dan. Hal ini dikarenakan j b, : untuk. Sedangkan transisi 3 sampai tidak enabled karena untuk. Hal tersebut juga dapat ditunjukkan oleh gambar 6. Selanjutnya, jika difire maka keadaan setelah difire dapat diketahui dengan perhitungan berikut: e
10 echnology Science and Engineering Journal, Volume No June 7 E-ISSN: Dari perhitungan tersebut diperoleh yang berarti terdapat token pada place P dan tidak ada token untuk place yang lainnya. Hal ini sama seperti hasil simulasi yang ditunjukkan oleh gambar 7, yaitu terdapat token pada P dan tidak ada token pada place yang lainnya. Gambar 7. Keadaan Petri Net Setelah Difire Selanjutnya, untuk mengetahui transisi yang enable pada keadaan P terisi satu token dapat diketahui dengan menggunakan matriks backward incidence dan keadaan. Pada keadaan ini berlaku :, b, 3 :, b dan :, b yang berarti bahwa transisi yang enable adalah 3, dan. Hal ini sesuai dengan hasil simulasi yang ditunjukkan oleh gambar 7. Demikian seterusnya untuk mengetahui keadaan setelah 3,,, difire, maka dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan u dengan u menyatakan vektor kolom yang mempunyai elemen sebanyak m yaitu diperoleh dari kolom matriks identitas. Dalan hal ini yang diperoleh dari matriks Setelah transisi difire maka dengan menggunakan persamaan () diperoleh keadaan 9. Selanjutnya perhatikan matriks backward incidence dan keadaan 9. Pada keadaan ini berlaku :, 9 b yang berarti hanya transisi yang enable seperti yang ditunjukkan oleh gambar 8. Keadaan seperti ini merupakan keadaan seperti semula sistem petri net pertama dijalankan. Hal ini juga berarti bahwa proses pelayanan penerbitan SIM yang pertama kali telah selesai dijalankan, artinya SIM telah diterbitkan dan proses pelayanan penerbitan SIM yang kedua siap dijalankan.
11 echnology Science and Engineering Journal, Volume No June 7 E-ISSN: Gambar 8. Keadaan Petri Net Setelah Difire Dari hasil analisis dan simulasi tidak dijumpai keadaan deadlock atau tidak dijumpai keadaan dimana tidak ada transisi yang enabled. Hal ini dikarenakan adanya transisi yang selalu enabled sehingga source akan selalu ada. D. KESIMPULN Berdasarkan hasil penelitian tentang pemodelan sistem pelayanan penerbitan SIM dengan menggunakan petri net dapat disimpulkan sebagai berikut:. Sistem pelayanan penerbitan surat izin mengemudi (SIM) dapat dimodelkan dengan menggunakan petri net sebanyak 9 place dan transisi.. Model sistem pelayanan penerbitan SIM dapat direpresentasikan ke dalam matriks backward incidence ( b ) dan forward incidence ( f ) yaitu b dan f 3. Untuk mengetahui keadaan petri net sistem pelayanan penerbitan SIM setelah suatu transisi difire adalah dengan menyelesaikan persamaan u dengan u menyatakan vektor kolom yang mempunyai elemen sebanyak yang diperoleh dari kolom matriks identitas dan
12 echnology Science and Engineering Journal, Volume No June 7 E-ISSN: 59-6 Dari hasil analisa dan simulasi tidak dijumpai keadaan deadlock atau tidak dijumpai keadaan dimana tidak ada transisi yang enabled. Untuk penelitian selanjutnya perlu dilakukan analisis terhadap sifat-sifat petri net tersebut yang meliputi keterbatasan (boundedness), konservasi (conservation), dan coverability keadaan. E. DFR PUSK [] dzkiya, D. 8. Membangun Petri Net Lampu Lalu Lintas Dan Simulasinya. esis Magister Matematika. Institut eknologi Sepuluh Nopember Surabaya. [] Sanjoyo, Bandung, Dkk.. Pemodelan Komposisi Web Service Dengan Menggunakan Petri Net. Prosiding Nasional Matematika Dan Pendidikan Matematika. Yogyakarta. [3] Wattimena, Freya N., Dkk.. plikasi Petri Net Pada Sistem Pembayaran agihan Listrik P. PLN (Persero) Rayon mbon imur. Jurnal Barekang Vol.6 No. Hal.3-3 [] Rahakbauw, Dorteus L. 3. Diagram Unified Modelling Language Untuk Memodelkan Layanan utomated eller Machine Dengan Petri Net. Jurnal Barekeng Vol.7 No. Hal.9- [5] utupary, Filiany S., Dkk. 3. plikasi Petri Net Pada Sistem Pelayanan Pasien Rawat Jalan Peserta skes Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Haulussy mbon. Jurnal Gamatika Vol.III No.. [6] Bilondatu, Yulinda. 3. Pemodelan Jalur empat Parkir Menggunakan Petri Net. Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika. Universitas Negeri Gorontalo. [7] (Diakses anggal 5 September 6) [8] Koniyo, Moh. ndika. 5. Efektivitas Pelayanan Pembuatan Surat Izin Mengenudi Ditinjau Dari Standar Operasional Prosedur. Skripsi Jurusan Ilmu Hukum Universitas Gorontalo. [9] Kepala Kepolisian RI.. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia entang Surat Izin Mengemudi Nomor 9 ahun. [] Cassandras, C.G., S. Lafortune Introduction o Discrete Event Systems. Second Ed. Springer Science nd Business Media 39
MODEL PETRI NET SISTEM PELAYANAN IGD RUMAH SAKIT
MODEL PETRI NET SISTEM PELAYANAN IGD RUMAH SAKIT Oleh: Sri Rejeki Puri Wahyu Pramesthi Abstrak : Salah satu contoh antrian yang sering kita jumpai di dalam kehidupan sehari-hari, yakni antrian pelayanan
Lebih terperinciDIAGRAM UNIFIED MODELLING LANGUAGE UNTUK MEMODELKAN LAYANAN AUTOMATED TELLER MACHINE DENGAN PETRI NET
Jurnal Barekeng Vol. 7 No. 1 Hal. 9 14 (2013) DIAGRAM UNIFIED MODELLING LANGUAGE UNTUK MEMODELKAN LAYANAN AUTOMATED TELLER MACHINE DENGAN PETRI NET DORTEUS LODEWYIK RAHAKBAUW Staf Jurusan Matematika FMIPA
Lebih terperinciAPLIKASI PETRI NET PADA SISTEM PELAYANAN PASIEN RAWAT JALAN PESERTA ASKES DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. HAULUSSY AMBON
APLIKASI PETRI NET PADA SISTEM PELAYANAN PASIEN RAWAT JALAN PESERTA ASKES DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. HAULUSSY AMBON Filiany S. Tutupary 1, Yopi A. Lesnussa 2 Jurusan Matematika Universitas Pattimura
Lebih terperinci: Tempat Parkir, Graph, Lintasan Terpendek, Petri Net, Algoritma Djigstra
PEMODELAN JALUR TEMPAT PARKIR MENGGUNAKAN PETRI NET Yulinda Bilondatu, Hj. Novianita Achmad, M.Si, Nurwan S.Pd, M.Si ABSTRAK Yulinda Bilondatu. Pemodelan jalur tempat parkir Menggunakan Petri Net SKRIPSI.
Lebih terperinciJl. Ir. M. Putuhena, Kampus Unpatti, Poka-Ambon ABSTRACT
Jurnal Barekeng Vol. 6 No. 1 Hal. 23 30 (2012) APLIKASI PETRI NET PADA SISTEM PEMBAYARAN TAGIHAN LISTRIK PT. PLN (Persero) RAYON AMBON TIMUR (The Application of Petri Net in Electricity Bill Payment System
Lebih terperinciPenjadwalan Pelayanan di PLN dengan Menggunakan Petri Net dan Aljabar Max-Plus
Prosiding Seminar Nasional FMIPA Universitas Negeri Surabaya ISBN : 978-62-17146--7 Surabaya 24 November 212 Penjadwalan Pelayanan di PLN dengan Menggunakan Petri Net dan Aljabar Max-Plus Abstrak 1 Dwina
Lebih terperinciModel Rantai Pasok Menggunakan Petri Net dan Aljabar Max Plus dengan Mempertimbangkan Prioritas Transisi
Model Rantai Pasok Menggunakan Petri Net dan Aljabar Max Plus dengan Mempertimbangkan Prioritas Transisi Shofiyatul Mufidah a, Subiono b a Program Studi Matematika FMIPA ITS Surabaya Jl. Arief Rahman Hakim,
Lebih terperinciMEMBANGUN MODEL PETRI NET LAMPU LALULINTAS DAN SIMULASINYA
TESIS SM2310 MEMBANGUN MODEL PETRI NET LAMPU LALULINTAS DAN SIMULASINYA DIEKY ADZKIYA NRP. 1205 201 009 DOSEN PEMBIMBING Dr. Subiono M.S PROGRAM MAGISTER JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
Lebih terperinciPENJADWALAN KEBERANGKATAN KERETA API DI JAWA TIMUR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PETRINET DAN ALJABAR MAX-PLUS
PENJADWALAN KEBERANGKATAN KERETA API DI JAWA TIMUR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PETRINET DAN ALJABAR MAX-PLUS AHMAD AFIF 1, SUBIONO 2 Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciPEMODELAN HYBRID SINTESIS PADA AUTOMATED MANUFACTURING SYSTEM (AMS) DENGAN MENGGUNAKAN PETRI NET
Jurnal Barekeng Vol 6 No 2 Hal 1 6 (2012) PEMODELAN HYBRID SINTESIS PADA AUTOMATED MANUFACTURING SYSTEM (AMS) DENGAN MENGGUNAKAN PETRI NET DORTEUS LODEWYIK RAHAKBAUW Staf Jurusan Matematika FMIPA UNPATTI
Lebih terperinciPEMBENTUKAN MODEL PETRI NET DAN ALJABAR MAX-PLUS PADA ALUR PELAYANAN NASABAH BANK
PEMBENTUKAN MODEL PETRI NET DAN ALJABAR MAX-PLUS PADA ALUR PELAYANAN NASABAH BANK SKRIPSI untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana S-1 Program Studi Matematika diajukan oleh
Lebih terperinciLaporan Fakta Analisis, Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Maluku,
Johnson, R., A., and Wichren, D., W., 2002, Applied Multivariate Statistical Analysis, 5 th Edition, Prentice Hall International Inc., New Jersey Karson, M., J., 1982, Multivariate Statistical Methods,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilakukan Polri lebih dari 50 Tahun yang lalu hingga saat ini, dalam kurun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelaksanaan pembuatan Surat Ijin Mengemudi (SIM) telah dilakukan Polri lebih dari 50 Tahun yang lalu hingga saat ini, dalam kurun waktu lebih dari setengah
Lebih terperinciPENERAPAN HYBRID SINTESIS PETRI NET DALAM SISTEM MANUFAKTUR
PENERAPAN HYBRID SINTESIS PETRI NET DALAM SISTEM MANUFAKTUR Dorteus L Rahakbauw 1, Subiono 2 1 Mahasiswa Magister Jurusan Matematika FMIPA ITS 2 Dosen Jurusan Matematika FMIPA ITS Surabaya, 60111 Email
Lebih terperinciAPLIKASI PELAPORAN KEHILANGAN SURAT ONLINE
PLIKSI PELPORN KEHILNGN SUR ONLINE Erina Sari, jut waliyah, Z, M.Kom, Halimah us Sa diah, M.Kom Email : erina.023@gmail.com Program Studi Diploma iga Manajemen Informatika FMIP-Universitas Pakuan bstrak
Lebih terperinciAljabar Maxplus dan Aplikasinya : Model Sistem Antrian
J. Math. and Its Appl. ISSN: 829-605X Vol. 6, No., May 2009, 49 59 Aljabar Maxplus dan Aplikasinya : Model Sistem Antrian Subiono Jurusan Matematika FMIPA ITS, Surabaya subiono2008@matematika.its.ac.id
Lebih terperinciStruktur Hirarkis Jalur Kereta Api SDT Menggunakan Petri Net dan Aljabar Max-Plus
Struktur Hirarkis Jalur Kereta Api SDT Menggunakan Petri Net dan Aljabar Max-Plus Tri Utomo 1, Subiono 2 1 Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Three1st@gmail.com 2 Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciSTANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TENTANG PROSES PELAYANAN PENERBITAN SIM
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT BIMA STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TENTANG PROSES PELAYANAN PENERBITAN SIM 1. Definisi : Surat Ijin Mengemudi dimaksud sebagaimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. SIM yang dikeluarkan yaitu SIM A, BI, BII, C dan D. Lulus ujian teori dan ujian praktik merupakan syarat-syarat untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah SIM (Surat Izin Mengemudi) merupakan bukti registrasi dan identifikasi yang diberikan oleh POLRI (Kepolisian Negara Republik Indonesia) kepada seseorang yang
Lebih terperinciRancangan dan analisis penjadwalan distribusi pada rantai pasok bahan bakar minyak menggunakan Petri Net
Rancangan dan analisis penjadwalan distribusi pada rantai pasok bahan bakar minyak menggunakan Petri Net dan Aljabar Max-Plus Widdya P. Sierliawati, Subiono Widdya P. Sierliawati 1 *, Subiono 2 Institut
Lebih terperinciSTANDAR OPERASIONAL PROSEDUR NOMOR DOKUMEN : SOP-SIMLING- /II/2017
NOMOR DOKUMEN : SOP-SIMLING- /II/2017 TENTANG MATARAM, FEBRUARI 2017 SOP-SIMLING-03 Dibuat oleh KANIT REGIDENT Dibuat oleh KASAT LANTAS POLRES MATARAM 1/6 Diperiksa oleh KAPOLRES MATARAM I MADE ARIYANA
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM UNIT PELAYANAN SIM 4.1. PROSEDUR PENERBITAN SURAT IZIN MENGEMUDI ( SIM )
BAB IV GAMBARAN UMUM UNIT PELAYANAN SIM 4.1. PROSEDUR PENERBITAN SURAT IZIN MENGEMUDI ( SIM ) Untuk mendapatkan SIM baru, masyarakat harus melewati beberapa tahapan pembuatan SIM sebagai berikut : Sebelum
Lebih terperinciKarakterisasi Nilai Eigen, Vektor Eigen, dan Eigenmode dari Matriks Tak Tereduksi dan Tereduksi dalam Aljabar Max-Plus
Karakterisasi Nilai Eigen, Vektor Eigen, dan Eigenmode dari Matriks Tak Tereduksi dan Tereduksi dalam Aljabar Max-Plus Himmatul Mursyidah (1213 201 001) Dosen Pembimbing : Dr. Subiono, M.S. Program Magister
Lebih terperinciANALISIS ANTRIAN MULTI CHANNEL MULTI PHASE PADA ANTRIAN PEMBUATAN SURAT IZIN MENGEMUDI DENGAN MODEL ANTRIAN (M/M/c):( )
Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 04, No. 2 (2015), hal 127-134 ANALISIS ANTRIAN MULTI CHANNEL MULTI PHASE PADA ANTRIAN PEMBUATAN SURAT IZIN MENGEMUDI DENGAN MODEL ANTRIAN (M/M/c):(
Lebih terperinciPENGGUNAAN ALJABAR MAXPLUS DALAM PEMBENTUKAN MODEL MATEMATISPADA SISTEM PENJADWALAN PRAKTIKUM LABORATORIUM
βeta p-issn: 285-5893 / e-issn: 2541-458 http://jurnalbeta.ac.id Vol. 8 No. 1 (Mei) 215, Hal. 66-78 βeta 215 PENGGUNAAN ALJABAR MAXPLUS DALAM PEMBENTUKAN MODEL MATEMATISPADA SISTEM PENJADWALAN PRAKTIKUM
Lebih terperinciPrediksi Indeks Saham Syariah Indonesia Menggunakan Model Hidden Markov
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 6, No.2, (2017) 2337-3520 (2301-928X Print) A 39 Prediksi Indeks Saham Syariah Indonesia Menggunakan Model Hidden Markov Risa Septi Pratiwi Daryono Budi Utomo Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendorong terjadinya perubahan serta akselerasi dalam berbagai bidang. Perubahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan informasi dan teknologi dalam berbagai aspek kehidupan mendorong terjadinya perubahan serta akselerasi dalam berbagai bidang. Perubahan tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sistem kejadian diskrit (Discrete-Event System) merupakan suatu sistem yang state space nya berbentuk diskret, sistem yang keadaannya berubah hanya pada waktu
Lebih terperinciSurat Ijin Mengemudi (SIM)
Surat Ijin Mengemudi (SIM) SIM (Surat Ijin Mengemudi) adalah bukti registrasi dan identifikasi yang diberikan oleh Polri kepada seseoraang yang telah memenuhi persyaratan administrasi, sehat jasmani dan
Lebih terperinciMODEL PETRI NET TAK BERWAKTU PADA SISTEM PRODUKSI (BATCH PLANT) DAN SIMULASINYA DENGAN PIPE2
MODEL PETRI NET TAK BERWAKTU PADA SISTEM PRODUKSI (BATCH PLANT) DAN SIMULASINYA DENGAN PIPE2 Siti Komsiyah Mathematics & Statistics Department, School of Computer Science, Binus University Jl. K.H. Syahdan
Lebih terperinciBAB III PRAKTIK MASYARAKAT KECAMATAN WARU KABUPATEN PAMEKASAN MEMILIKI MODA ANGKUTAN DAN KETAATAN TERHADAP LALU LINTAS
BAB III PRAKTIK MASYARAKAT KECAMATAN WARU KABUPATEN PAMEKASAN MEMILIKI MODA ANGKUTAN DAN KETAATAN TERHADAP LALU LINTAS A. Gambaran Umum POLSEK Kecamatan Waru 1. Letak Lokasi Kepolisian Resort kabupaten
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Dalam pelaksanaan pembuatan E-KTP, masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui bagaimana tata cara pembuatan e-ktp, hal ini terjadi karena kurangnya
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. meneruskan keinginan ayahnya untuk mengembangkan usaha yang telah dirintis
BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Latar Belakang PT. Cahaya Olo Mas 3.1.1 Sejarah Organisasi Berdirinya PT Cahaya Olo Mas diawali oleh Bapak Rinaldy Tjahaja yang ingin meneruskan keinginan ayahnya
Lebih terperinciStudi Penerapan Bus Sekolah di Jombang Menggunakan Aljabar Max-Plus
Studi Penerapan Bus Sekolah di Jombang Menggunakan Aljabar Max-Plus Nahlia Rakhmawati Dosen Pendidikan Matematika STKIP PGRI Jombang rakhmanahlia.stkipjb@gmail.com ABSTRAK Pada penelitian ini dirancang
Lebih terperinciPendeteksian Deadlock dengan Algoritma Runut-balik
Pendeteksian Deadlock dengan Algoritma Runut-balik Rita Wijaya - 13509098 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132,
Lebih terperinciANALISIS EIGENPROBLEM MATRIKS SIRKULAN DALAM ALJABAR MAX-PLUS
ANALISIS EIGENPROBLEM MATRIKS SIRKULAN DALAM ALJABAR MAX-PLUS Maria Ulfa Subiono 2 dan Mahmud Yunus 3 Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 23 e-mail: ulfawsrejo@yahoo.com subiono28@matematika.its.ac.id
Lebih terperinciMEKANISME PENERBITAN SIM SIM PERSEORANGAN SIM UMUM SIM BAGI WNA
MEKANISME PENERBITAN SIM SIM PERSEORANGAN SIM UMUM SIM BAGI WNA SIM-A, C DAN D PERSEORANGAN BARU Pasal 81 UULAJ No. 22 Tahun 2009 Untuk Mendapatkan Surat Izin Mengemudi, Setiap Orang Harus Memenuhi Persyaratan
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM INFORMASI REGISTRASI ULANG PENERIMAAN SISWA BARU BERBASIS WEB
PERANCANGAN SISTEM INFORMASI REGISTRASI ULANG PENERIMAAN SISWA BARU BERBASIS WEB Ranti Eka Putri Sistem Komputer, Univsersitas Pembangunan Panca Budi Jl Gatot Subroto KM 4.5 Medan e-mail : rantiekaputri@dosen.pancabudi.ac.id
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM PENELUSURAN MATERIAL PT ALSTOM POWER ESI SURABAYA
PERANCANGAN SISTEM PENELUSURAN MATERIAL PT ALSTOM POWER ESI SURABAYA Nur Aini Rachmawati, Iwan Vanany Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Kampus
Lebih terperinciMASALAH VEKTOR EIGEN MATRIKS INVERS MONGE DI ALJABAR MAX-PLUS
MASALAH VEKTOR EIGEN MATRIKS INVERS MONGE DI ALJABAR MAX-PLUS Farida Suwaibah, Subiono, Mahmud Yunus Jurusan Matematika FMIPA Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya,, e-mail: fsuwaibah@yahoo.com
Lebih terperinciDESIGN SYSTEM INFORMATION E-DRIVING LICENCE FOR POLRES
DESIGN SYSTEM INFORMATION E-DRIVING LICENCE FOR POLRES Sri Erina Damayanti, S.T., M.Kom. Teknik Informatika Sekolah Tinggi Teknologi Bandung Jl. Soekarno Hatta No. 378, Kb. Lega, Bojongloa Kidul, KotaBandung,
Lebih terperinciPENGGUNAAN ALJABAR MAXPLUS DALAM PEMBENTUKAN MODEL MATEMATISPADA SISTEM PENJADWALAN PRAKTIKUM LABORATORIUM
Jurnal Pendidikan Matematika βeta Vol. 8 No.1 (Mei) 2015; Hal. 75-88; ISSN 2085-5893; Beta 2015 Beta tersedia online pada: http://ejurnal.iainmataram.ac.id/index.php/beta PENGGUNAAN ALJABAR MAXPLUS DALAM
Lebih terperinciPrediksi Indeks Saham Syariah Indonesia Menggunakan Model Hidden Markov
A39 Prediksi Indeks Saham Syariah Indonesia Menggunakan Model Hidden Markov Risa Septi Pratiwi dan Daryono Budi Utomo Departemen Matematika, Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem kejadian dinamik diskrit (discrete-event dynamic system) merupakan sistem yang keadaannya berubah hanya pada titik waktu diskrit untuk menanggapi terjadinya
Lebih terperinciPerancangan Safety Shutdown System pada Kepala Sumur Minyak dengan Menggunakan Analisis Pemodelan Petrinet
Perancangan Safety Shutdown System pada Kepala Sumur Minyak dengan Menggunakan Analisis Pemodelan Petrinet Abstrak Alfeus Leonardo, Endra Julianto, Sutanto Hadisupadmo Program Studi Teknik Fisika, Institut
Lebih terperinciSISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PADA SUPPLY MINYAK
ISSN : 2338-4018 SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PADA SUPPLY MINYAK Muhamad yanun as at (muh.yanun@gmail.com) Bebas Widada (bbswdd@yahoo.com) Wawan laksito YS (wlaksito@yahoo.com) ABSTRAK Kemajuan teknologi
Lebih terperinciAplikasi Teori Graf pada State Diagram
plikasi Teori Graf pada State Diagram dhitya Ramadhanus 3532 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi andung, Jl. Ganesha andung 432, Indonesia 3532@std.stei.itb.ac.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia jangka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Oleh sebab itu hampir
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI II.1 Pekerjaan II.2 Proses
BAB II DASAR TEORI Bab ini akan membahas dasar teori yang melandasi penulisan tesis ini yaitu pekerjaan, proses, struktur organisasi, sistem informasi, sistem informasi yang peduli proses, teknik pemodelan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi tata cara kita berperilaku atau
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam kehidupan masyarakat selalu terdapat berbagai macam norma yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi tata cara kita berperilaku atau bertindak.
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Koordinasi kerja biasanya lebih sering digunakan dalam proses bisnis logistik.
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Koordinasi Kerja Koordinasi kerja biasanya lebih sering digunakan dalam proses bisnis logistik. Namun, ada juga yang menggunakannya untuk masalah logistik di kantor. Tujuan
Lebih terperinciLABORATORIUM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DAN INTELIGENSIA BISNIS
LABORATORIUM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DAN INTELIGENSIA BISNIS Latar Belakang Pelayanan terpusat di satu tempat Antrian pemohon SIM yg cukup panjang (bottleneck) Loket berjauhan Sumber daya terbatas Lamanya
Lebih terperinciPerancangan Safety Shutdown System pada Kepala Sumur Minyak dengan Menggunakan Analisis Pemodelan Petrinet
Perancangan Safety Shutdown System pada Kepala Sumur Minyak dengan Menggunakan Analisis Pemodelan Petrinet Abstrak Alfeus Leonardo, Endra Julianto, Sutanto Hadisupadmo Program Studi Teknik Fisika, Institut
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemodelan Transportasi Transportasi merupakan perpindahan manusia ataupun barang dari suatu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah prasarana bermotor ataupun tidak
Lebih terperinciSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN SISWA BARU DI SMA NEGERI 3 GORONTALO MENGGUNAKAN METODE AHP BERBASIS WEB. Abstrak
1 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN SISWA BARU DI SMA NEGERI 3 GORONTALO MENGGUNAKAN METODE AHP BERBASIS WEB Mayang Pratiwi Damopolii 1, Moh Hidayat Koniyo, ST. M.Kom. 2 Dian Novian S.Kom, MT. 3 Abstrak
Lebih terperinciJurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana SIMULASI NAVIGASI KENDALI ROBOT OTONOM MENGGUNAKAN PETRI NET
SIMULASI NAVIGASI KENDALI ROBOT OTONOM MENGGUNAKAN PETRI NET Abstrak - Navigasi adalah salah satu permasalahan penting yang harus diselesaikan dalam pengembangan teknologi robot otomatis bergerak, agar
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini akan melakukan pengembangan dari model yang sudah ada tentang penanganan logistik bantuan. Penentuan rute dan jumlah alokasi komoditi ke setiap titik permintaan
Lebih terperinciPERBANDINGAN ALGORTIMA PRIM DAN KRUSKAL DALAM MENENTUKAN POHON RENTANG MINIMUM
PERBANDINGAN ALGORTIMA PRIM DAN KRUSKAL DALAM MENENTUKAN POHON RENTANG MINIMUM Kodirun 1 1 Jurusan Matematika FMIPA Universitas Haluoleo, Kendari e-mail: kodirun_zuhry@yahoo.com Abstrak Masalah yang sering
Lebih terperinciPENGGUNAAN OPERASI ALJABAR BOOLEAN DALAM DESAIN KONTROL GERBANG LINTAS KERETA API
Jurnal Matematika Vol.7 No. November 7 [ 7 : 34 ] PENGGUNAAN OPERASI ALJABAR BOOLEAN DALAM DESAIN KONTROL GERBANG LINTAS KERETA API Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Lebih terperinciALOKASI RESOURCE SEBAGAI PERBAIKAN PRODUKSI MENGGUNAKAN HOLONIC MANUFACTURING SYSTEM, PETRI NET DAN ALJABAR MAX-PLUS
ALOKASI RESOURCE SEBAGAI PERBAIKAN PRODUKSI MENGGUNAKAN HOLONIC MANUFACTURING SYSTEM, PETRI NET DAN ALJABAR MAX-PLUS Moses L. Singgih 1 dan Nila Nurlina 2 1,2 Laboratorium Sistem Manufaktur,Jurusan Teknik
Lebih terperinciUSER GUIDE-PENDAFTAR SIM Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru(Front) Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya
USER GUIDE-PENDAFTAR SIM Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru(Front) Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya i Copyright 2018 PT Sentra Vidya Utama, All Rights Reserved Copyright 2018 PT Sentra Vidya Utama,
Lebih terperinciPERANCANGAN APLIKASI SISTEM INFORMASI PENGENALAN RAMBU LALU-LINTAS DAN SIMULASI TES SURAT IZIN MENGEMUDI BERBASIS ANDROID
PERANCANGAN APLIKASI SISTEM INFORMASI PENGENALAN RAMBU LALU-LINTAS DAN SIMULASI TES SURAT IZIN MENGEMUDI BERBASIS ANDROID Irfani Sulistyawan 1), Erik Hadi Saputra 2) 1,2) Teknik Informatika STMIK AMIKOM
Lebih terperinciANALISA SIFAT-SIFAT ANTRIAN M/M/1 DENGAN WORKING VACATION
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2014) 2337-3520 (2301-928X Print) 1 ANALISA SIFAT-SIFAT ANTRIAN M/M/1 DENGAN WORKING VACATION Desi Nur Faizah, Laksmi Prita Wardhani. Jurusan Matematika, Fakultas
Lebih terperinciPERENCANAAN JUMLAH TENAGA PERAWAT DI RSUD PAMEKASAN MENGGUNAKAN RANTAI MARKOV
SEMINAR TUGAS AKHIR PERENCANAAN JUMLAH TENAGA PERAWAT DI RSUD PAMEKASAN MENGGUNAKAN RANTAI MARKOV Oleh : Husien Haikal Fasha 1207 100 011 Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Lebih terperinciBEASISWA DEPKOMINFO. Departemen Komunikasi dan Informasi (Depkominfo) RI. Bekerjasama dengan
BEASISWA DEPKOMINFO Departemen Komunikasi dan Informasi (Depkominfo) RI Bekerjasama dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jurusan Teknik Elektro FTI Membuka Program S-2 (Magister Teknik) Telekomunikasi
Lebih terperinciPencarian Jalur Terpendek dengan Algoritma Dijkstra
Volume 2 Nomor 2, Oktober 207 e-issn : 24-20 p-issn : 24-044X Pencarian Jalur Terpendek dengan Algoritma Dijkstra Muhammad Khoiruddin Harahap Politeknik Ganesha Medan Jl.Veteran No. 4 Manunggal choir.harahap@yahoo.com
Lebih terperinciSTIKOM SURABAYA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya merupakan salah satu instansi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya merupakan salah satu instansi pemerintah yang menaungi segala kegiatan yang berhubungan dengan tenaga kerja di Kota Surabaya.
Lebih terperinciCLUSTERING BUSINESS PROCESS MODEL PETRI NET DENGAN COMPLETE LINKAGE
JURNAL ITSMART Vol 3. No 2. Desember 24 ISSN : 23 72 CLUSTERING BUSINESS PROCESS MODEL PETRI NET DENGAN COMPLETE LINKAGE Fakhrunnisak Nur Aini fakhrunnisak@students.uns.ac.id Sarngadi Palgunadi palgunadi@uns.ac.id
Lebih terperinciBAB II MODEL KOMPUTASI FINITE STATE MACHINE. Pada Bab II akan dibahas teori dasar matematika yang digunakan
BAB II MODEL KOMPUTASI FINITE STATE MACHINE Pada Bab II akan dibahas teori dasar matematika yang digunakan dalam pemodelan sistem kontrol elevator ini, yaitu mengenai himpunan, relasi, fungsi, teori graf
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia selalu melakukan perubahan dalam kehidupannya, hal ini
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia selalu melakukan perubahan dalam kehidupannya, hal ini terlihat dari banyaknya perubahan yang terjadi, terutama dalam bidang teknologi transportasi.
Lebih terperinciPenjadwalan dan Alokasi Resource
JURNAL TEKNIK, (2014) 1-6 1 Penjadwalan dan Alokasi Resource Sebagai Perbaikan Produksi Dengan Holonic Manufacturing System, Petri Net dan Aljabar Max- Plus (Studi kasus: Perusahaan Boiler) Nila Nurlina,
Lebih terperinciSTANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAYANAN SIM NO. REVISI 00 TANGGAL TERBIT: 2016 DIPERIKSA OLEH KASAT LANTAS T T D
1 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH GORONTALO RESOR GORONTALO STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAYANAN SIM NO. DOKUMEN SOP/LANTAS/RES-GTO/04 NO. REVISI 00 HALAMAN 30-46 TANGGAL TERBIT: 2016 DIBUAT
Lebih terperinciKANTOR PELAYANAN TERPADU SAMSAT DAN SATLANTAS POLTABES SEMARANG
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR KANTOR PELAYANAN TERPADU SAMSAT DAN SATLANTAS POLTABES SEMARANG Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI REKAM MEDIS KESEHATAN IBU DAN BAYI. (Studi Kasus : Bidan Praktek Swasta Ny. Sri Utami) SKRIPSI
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI REKAM MEDIS KESEHATAN IBU DAN BAYI (Studi Kasus : Bidan Praktek Swasta Ny. Sri Utami) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Lebih terperinciPENJADWALAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR SEKOLAH MENENGAH ATAS MENGGUNAKAN ALJABAR MAX-PLUS
PENJDWLN KEGITN BELJR MENGJR SEKOLH MENENGH TS MENGGUNKN LJBR MX-PLUS Yustinus Hari Suyanto 1, Subiono 2 Graduate of Student Department of Mathematic ITS, Surabaya 1 hari_yustinus@yahoo.co.id, 2 subiono2008@matematika.its.ac.id
Lebih terperinciPemodelan Jadwal Keberangkatan Pesawat Transit di Bandara Dengan Menggunakan Aljabar Maxplus
Pemodelan Jadwal Keberangkatan Pesawat Transit di Bandara Dengan Menggunakan Aljabar Maxplus Dyah Arum Anggraeni 1, Subchan 2, Subiono 3 Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya dyaharumanggraeni@gmail.com
Lebih terperinciKegunaan tahap ini adalah untuk memobilisasi dan mengorganisir g SDM yang akan melakukan Reengineering
BPR Tahap 1 (Persiapan) Telaahan Business Process Reengineering (BPR) Tahap 1 - Persiapan Kegunaan tahap ini adalah untuk memobilisasi dan mengorganisir g SDM yang akan melakukan Reengineering Apa yang
Lebih terperinciNilai Eigen dan Vektor Eigen Universal Matriks Interval Atas Aljabar Max-Plus
Nilai Eigen dan Vektor Eigen Universal Matriks Interval Atas Aljabar Max-Plus Fitri Aryani 1, Tri Novita Sari 2 Jurusan Matematika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Suska Riau e-mail: khodijah_fitri@uin-suska.ac.id
Lebih terperinciOptimasi Permasalahan Penugasan Dokter Menggunakan Representasi Graf Bipartit Berbobot
JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (0) ISSN: 7-9 (0-97 Print) Optimasi Permasalahan Penugasan Menggunakan Representasi Graf Bipartit Berbobot Laili Rochmah, Ahmad Saikhu, dan Rully Soelaiman Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sejak lama peranan permainan dirasakan cukup efektif dalam membantu menghilangkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permainan merupakan sesuatu yang banyak digemari oleh semua kalangan. Sudah sejak lama peranan permainan dirasakan cukup efektif dalam membantu menghilangkan kepenatan,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan tahapan yang dibutuhkan dalam Tugas Akhir ini, agar dalam pengerjaan yang dilakukan dapat terarah dan sistematis. Penelitian ini dilakukan melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I-1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jumlah kendaraan transportasi darat khususnya kendaraan bermotor setiap tahun semakin meningkat. Diperlukan suatu kesadaran dari semua pihak baik pengguna kendaraan
Lebih terperinciBEBERAPA SIFAT HASIL KALI KRONECKER RANTAI MARKOV BERDIMENSI HINGGA
BEBERAPA SIFAT HASIL KALI KRONECKER RANTAI MARKOV BERDIMENSI HINGGA ANDI KRESNA JAYA 1 1 Jurusan Matematika FMIPA Universitas Hasanuddin, andikresna@yahoo.com Abstrak Pada paper ini akan dibahas tentang
Lebih terperinciPENERAPAN LOGIKA FUZZY MENGGUNAKAN SISTEM INFERENSI METODE TSUKAMOTO PADA PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS DI PEREMPATAN MANDAN KABUPATEN SUKOHARJO
PENERAPAN LOGIKA FUZZY MENGGUNAKAN SISTEM INFERENSI METODE TSUKAMOTO PADA PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS DI PEREMPATAN MANDAN KABUPATEN SUKOHARJO Kartika Dewayani, Titin Sri Martini, dan Mania Roswitha Program
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 25
BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 25 PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 25 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Jasa Jasa (service) merupakan suatu atau serangkaian aktivitas yang tidak berwujud dan yang biasanya, tidak selalu, berhubungan dengan interaksi antara customer (pelanggan) dan
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI UNIVERSITAS GUNADARMA 2012/2013. Graf Berarah
SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS GUNADARMA 2012/2013 Graf Berarah Graf Berarah Suatu graf berarah (Direct Graf/Digraf) D terdiri atas 2 himpunan : 1. Himpunan V, anggotanya disebut Simpul. 2. Himpunan A, merupakan
Lebih terperinciWALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 85 TAHUN 2009 TENTANG
WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 85 TAHUN 2009 TENTANG MEKANISME PELAYANAN BERBASIS ELEKTRONIK DI KELURAHAN DAN KECAMATAN KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciMela Arnani, Isnandar Slamet, Siswanto Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret
PENDEKATAN LATTICE PATH UNTUK SISTEM ANTRIAN M/M/c Mela Arnani, Isnandar Slamet, Siswanto Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Abstrak. Sistem
Lebih terperinciTerapan Aljabar Max-Plus Pada Sistem Produksi Sederhana Serta Simulasinya Dengan Menggunakan Matlab
J. Math. and Its Appl. ISSN: 189-605X Vol. 1, No., Nov. 004, 1 7 Terapan Aljabar Max-Plus Pada Sistem Produksi Sederhana Serta Simulasinya Dengan Menggunakan Matlab Subiono Jurusan Matematika, FMIPA -
Lebih terperinciPemodelan Sistem Antrian Satu Server Dengan Vacation Queueing Model Pada Pola Kedatangan Berkelompok
SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2015 Pemodelan Sistem Antrian Satu Server Dengan Vacation Queueing Model Pada Pola Kedatangan Berkelompok Sucia Mentari, Retno Subekti, Nikenasih
Lebih terperinciSpektrum Graf Hyperoctahedral Melalui Matriks Sirkulan Dengan Visual Basic 6.0
Jurnal Sainsmat, September 2013, Halaman 131-139 Vol. II. No. 2 ISSN 2086-6755 http://ojs.unm.ac.id/index.php/sainsmat Spektrum Graf Hyperoctahedral Melalui Matriks Sirkulan Dengan Visual Basic 6.0 Hyperoctahedral
Lebih terperinciSEMINAR TUGAS AKHIR. Aplikasi Aljabar Max-Plus Pada Pemodelan Dan Penjadwalan Busway Yang Diintegrasikan Dengan Kereta Api Komuter
SEMINAR TUGAS AKHIR Aplikasi Aljabar Max-Plus Pada Pemodelan Dan Penjadwalan Busway Yang Diintegrasikan Dengan Kereta Api Komuter OLEH: Kistosil Fahim DOSEN PEMBIMBING: Dr. Subiono, M.Sc Subchan, M.Sc.,PhD
Lebih terperinciPENERPAN PETRI-NET PADA MODEL GERAKAN BERJALAN TROTTING ROBOT BERKAKI EMPAT (QUADRUPED)
PENERPAN PETRI-NET PADA MODEL GERAKAN BERJALAN TROTTING ROBOT BERKAKI EMPAT (QUADRUPED) Tony Yulianto Universitas Islam Madura, toni_yulianto65@ymail.com Abstract. Nowadays many robots has produced not
Lebih terperinciSEMINAR NASIONAL MATEMATIKA Menyiapakan Pendidikan Matematika dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) Surabaya, Sabtu 14 Mei 2016
i Adi Buana University Press SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA 2016 Menyiapakan Pendidikan Matematika dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) Surabaya, Sabtu 14 Mei 2016 Editor: 1. H. Sunyoto Hadi Prayitno,
Lebih terperinciSISTEM DAN PROSEDUR PENDAFTARAN PENDUDUK. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Magelang
SISTEM DAN PROSEDUR PENDAFTARAN PENDUDUK Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Magelang PENGERTIAN 1. Administrasi Kependudukan adalah rangkaian kegiatan penataan dan penertiban dalam penerbitan
Lebih terperinciPENERAPAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR ITERATIF MAKS-PLUS PADA MASALAH LINTASAN TERPANJANG
PENERAPAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR ITERATIF MAKS-PLUS PADA MASALAH LINTASAN TERPANJANG Mira Amalia, Siswanto, dan Bowo Winarno Program Studi Matematika FMIPA UNS Abstrak. Aljabar merupakan cabang ilmu matematika
Lebih terperinci2012, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DAN PENINDAKAN PELANGGARAN LALU
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.187, 2012 TRANSPORTASI. Kendaraan Bermotor. Pelanggaran. Pemeriksaan. Tata Cara. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5346) PERATURAN
Lebih terperinci1. Pendahuluan. 2. Tinjauan Pustaka
1. Pendahuluan Ilmu komputer memiliki dua komponen utama yaitu model dan gagasan mendasar mengenai komputasi, serta teknik rekayasa untuk perancangan sistem komputasi. Teori bahasa dan automata merupakan
Lebih terperinciSOLUSI POSITIF DARI PERSAMAAN LEONTIEF DISKRIT
Jurnal Matematika UNAND Vol. 2 No. 3 Hal. 103 108 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND SOLUSI POSITIF DARI PERSAMAAN LEONTIEF DISKRIT RASITA ANAS Program Studi Matematika, Fakultas Matematika
Lebih terperinci