BAB V HASIL DAN ANALISIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V HASIL DAN ANALISIS"

Transkripsi

1 BAB V HASIL DAN ANALISIS Dalam melakukan analisa saham harus dicari nilai intrinsik dari saham yang akan dibeli, tujuan dari melakukan analisa ini adalah untuk mengetahui tingkat pengembalian atau keuntungan yang diharapkan. Ada dua cara untuk bisa memahami perusahaan dan lingkunganya yaitu dengan Top-Down Approach, dimana dengan melihat faktor ekonomi terlebih dahulu untuk mengetahui industri atau sektor usaha yang bagus pada saat itu. Yang kedua adalah Bottom-Up Approach yang merupakan kebalikan dari metode Top- Down Approach. Dalam metode ini, investor sudah yakin memiliki saham incaran. Dari pengertian di atas, dalam analisa ini kita menggunakan Top-Down Approach karena saham yang akan kita analisa sudah ada informasinya (PT. Tiphone Mobile Indoesia, Tbk) analisa Top-Down Approach saya sengaja tampilkan untuk memberikan perpektif secara keseluruahn perekonomian Indonesia pada 2014 sehingga akan bisa memberikan gambaran secara obyektif tentang nilai intrinsik saham tersebut 5.1 Perkembangan Industri Retail Pertumbuhan perekonomian industri di indonesia mengalami pergerakan yang sangat fluktuatif, diantaranya : 1. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal pertama dan kedua tahun 2012 berhasil mencapai pertumbuhan 6,33% 43

2 44 2. Pada tahun yang sama pertumbuhan menurun di level 6,29% dan 6,26% di kuartal ketiga dan keempat 3. Tahun 2013 pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat di level 6,03% pada periode pertama hingga menjadi 5,78% di periode akhir. 4. Hasil Terbaru dari rilis Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal pertama tahun 2014 hanya tumbuh di level 5,21% secara tahunan (year-on-year). Penyebab laju pertumbuhan melambat periode pertama tahun politik ini adalah pengeluaran ekspor barang dan jasa yang turun pertumbuhannya sebesar 0,78%. Padahal pada periode triwulan pertama 2013 kemarin laju pertumbuhan dari ekspor barang dan jasa tumbuh positif sebesar 3,58%. Perlambatan pertumbuhan ekonomi terjadi sebagai akibat kontraksi pada ekspor yang turun cukup dalam. Sedangkan untuk investasi sendiri pertumbuhan pengeluarannya masih mencapai 5,13%. Ekspor yang melamban ini memang telah tercermin dari data ekspor Januar Maret. BPS mencatat, ekspor Januari Maret 2014 sebesar US$ 44,32 miliar atau turun 2,42% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Sektor konsumsi rumah tangga masih menjadi penopang pertumbuhan dengan kontribusi laju pengeluaran sebesar 5,61%. Laju konsumsi rumah tangga tersebut lebih tinggi dibanding triwulan I 2013 yang sebesar 5,24%. Ini akibat faktor pemilihan umum (pemilu) yang mendorong konsumsi masyarakat terutama dari sektor non makanan yang melaju sebesar 6,46%.

3 45 Adapun untuk Potensi pasar ritel Indonesia untuk jangka menengah panjang masih besar meskipun pertumbuhan omzet ritel nasional 2014 diperkirakan hanya naik tipis seiring melambatnya pertumbuhan ekonomi. Omzet ritel modern nasional pada 2014 diperkirakan tumbuh 10%. Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) memperkirakan nilai penjualan ritel modern 2014 mencapai Rp162,8 triliun. Beberapa faktor menjadi katalis positif pertumbuhan ritel nasional ke depan. Meningkatnya pendapatan masyarakat, meningkatnya populasi penduduk dengan bonus demografi dan pertumbuhan masyarakat menengah yang pesat, urbanisasi, tingkat optimisme konsumen yang kuat, dan pertumbuhan properti komersial menjadi poros penggerak permintaan industri ritel. Tingginya persaingan usaha dan meningkatnya biaya operasional ditambah semakin ketatnya regulasi yang ada seperti ketentuan jumlah maksimal outlet waralaba toko modern sebanyak 150 outlet dan aturan proporsi Local Content produk yang dijual paling sedikit 80% dari jumlah dan jenis barang yang diperdagangkan diperkirakan mendorong perkembangan usaha retail kedepan seiring kemajuan teknologi dan berkembangnya penggunaan internet di Indonesia. 5.2 Perhitungan Harga Wajar Saham Metode Free Cash Flow to Equity Dalam metode ini valuasi dilakukan dengan mendiskontokan arus kas Cash Flow to Equity yaitu sisa arus kas yang dapat diterima oleh pemegang saham setelah perusahaan memenuhi semua kewajiban membayar beban pajak, bunga pokok pinjaman, belanja modal serta perubahan modal kerja.

4 46 Langkah-langkah untuk melakukan analisis ini dapat dilakukan dengan : 1) Menentukan Tingkat Pertumbuhan Perusahaan Dalam menentukan tingkat pertumbuhan perlu dilakukan proyeksi terhadap laporan keuangan baik itu rugi laba maupun neraca. Tujuan dari melakukan proyeksi ini untuk mengetahui laba dan nilai ekuitas PT. Tiphone Mobile Indonesia, Tbk di masa depan. Merujuk pada keputusan Bapepam dan LK No : Kep-196/BL/2012 tanggal : 19 April 2012 tentang Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilain Usaha di Pasar Modal yang mengatur tentang proyeksi menyebutkan bahwa periode proyeksi pendapatan ekonomis wajib dilakukan dalam kurun waktu paling kurang lima tahun kedepan atau disesuaikan dengan sisa umur dari fasilitas produksi utama objek penilaian. Dalam analisa ini laporan keuangan yang dianalisa adalah 3 tahun ( ) sehingga untuk proyeksi akan menggunakan proyeksi pertimbangan proyeksi lima tahun karena aturan Bapepam dan jika proyeksi dilakukan terlalu lama nilai akurasinya akan kecil. Berdasarkan Damodaran (2002) dimana untuk menghitung tingkat pertumbuhan kita akan menggunakan Arithmetic Average dan Geometric Average dengan data yang digunakan adalah data Hasil dari perhitungan rata-rata pertumbuhan pendapatan bersih PT. Tiphone mobile Indonesia, Tbk adalah sebagai berikut :

5 47 Tabel 5.1 Pertumbuhan PT. Tiphone Mobile Indonesia, Tbk (dalam Jutaan Rupiah) NO TAHUN PENJUALAN BERSIH PERUBAHAN (Rp) (%) ,95 % ,15 % - Total Pertumbuhan 67,10 % - Rata-rata aritmetik 22,37 % - Geometric mean 21,67 % - Rata-rata pertumbuhan 22,02 % - Tingkat pertumbuhan yang digunakan 22,02 % Sumber : Diolah dari Laporan Keuangan(2014) Dari hasil perhitungan, dimana pertumbuhan pendapatan bersih pada PT. Tiphone Mobile Indonesia, Tbk menghasilkan dua angka yang berbeda juga. Perhitungan dengan metode Geometrik Mean lebih kecil bila dibandingkan dengan metode Arithmatic Mean karena perhitungan ini bersifat pelipatgandaan (compounding). Abidin (2013) mengatakan bahwa Arithmatic Mean dapat digunakan untuk prediksi ke depan sedangkan untuk kinerja masa lalu dapat menggunakan Geometric Mean. Untuk memberikan keseimbangan pertumbuhan antara Arithmatic Mean dan Geometric Mean maka dicari rata rata dari keduanya yaitu 22,02 %. Sedangkan pertumbuhan dan inflasi perekonomian Indonesia sebesar 6% pada Setelah mendapatkan tingkat pertumbuhan pendapatan bersih dan tingkat pertumbuhan konstan, langkah selanjutnya adalah menentukan besaran pendapatan bersih selama periode proyeksi, yakni periode

6 48 proyeksi selama 5 (lima) tahun kedepan dari tahun 2015 sampai dengan tahun Pertumbuhan diasumsikan konstan agar perhitungan mudah dilakukan dan hasilnya tidak terlalu besar. Berikut adalah proyeksi pendapan bunga bersih tahun 2015 sampai dengan tahun 2019 Tabel 5.2 Proyeksi Pendapatan Bersih (Dalam Jutaan Rupiah) Uraian Tahun Proyeksi Pendapatan Bersih PT. Tiphone Mobile Indonesia Tbk Sumber : Diolah dari Laporan keuangan (2014) Proyeksi pendapatan bersih tahun depan merupakan pendapatan bunga bersih tahun ini dikalikan dengan pertumbuhan (g) perusahaan. 2) Proyeksi Laporan Keuangan Laporan keuangan terdiri dari neraca dan laporan laba rugi. Neraca aktiva dalam neraca bank menggambarkan pola pengalokasian dana Bank yang mencerminkan posisi kekayaan yang merupakan hasil penggunaan dana bank dalam berbagai bentuk dan harus memperhatikan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Sentral sebagai otoritas moneter yang mengatur dan mengawasi bank. Sedangkan pada sisi passiva neraca bank menggambarkan kewajiban bank yang berupa klaim pihak ketiga dalam bentuk rekening, giro, tabungan, deposito berjangka dan utang atau kewajiban bank lainnya.

7 49 Pada laporan laba rugi bank menggambarkan pendapatan dan biaya operasional dan non operasional bank serta keuntungan bersih bank untuk suatu periode tertentu. Dengan demikian, laporan keuangan suatu perusahan baik bank maupun non bank merupakan data yang diperlukan untuk menghitung Free Cash Flow to Equity. Aliran kas bebas yang digunakan untuk menghitung nilai wajar ekuitas adalah aliran kas yang akan diterima dimasa mendatang sehingga perlu dilakukan proyeksi atas laporan keuangan ke depan. Menurut Abidin (2014), teknik yang digunakan untuk memproyeksi laporan keuangan adalah metode presentase penjualan (Percent of Sales Method). Pada laporan keuangan bank, teknik yang digunakan untuk memproyeksi laporan keuangan adalah presentase dari pendapatan bunga bersih bank. Pendapatan bunga bersih adalah hasil dari kegiatan yang dilakukan oleh lembaga keuangan yang secara masing-masing menyimpan dananya secara aman dan terjamin serta menyalurkan dana tersebut kedalam sektor pembiayaan pembangunan sehingga pihak bank akan memperoleh pendapatan. a. Proyeksi Laporan Laba Rugi PT. Tiphone Mobile Indonesia, Tbk Untuk melakukan proyeksi laporan laba rugi adalah menghitung parameter akun-akun laporan laba rugi terhadap pendapatan bunga bersih pada laporan keuangan terakhir, yaitu laporan keuangan tahun Nilai laporan keuangan terakhir dipilih karena laporan keuangan

8 50 terakhir dianggap lebih mencerminkan konsidi perusahaan pada saat penilaian. Setelah mendapatkan parameter akun akun laporan keuangan, selanjutnya adalah mengalikan akun-akun pendapatan bunga bersih tersebut dengan 1 (satu) ditambah dengan pertumbuhan pendapatan bunga bersih tahun 2014, sehingga diperoleh proyeksi laporan laba rugi tahun 2015 sampai dengan tahun 2019 seperti tertera pada Lampiran 6. Akan tetapi, akun akun yang merupakan penjumlahan dari beberapa akun akun tidak dilakukan perkalian dengan pendapatan bunga bersih melainkan dilakukan penjumlahan komponen pembentuk akun akun tersebut. b. Proyeksi Laporan Neraca Konsolidasi PT. Tiphone Mobile Indonesia, Tbk Proyeksi ini berbeda dengan proyeksi laporan laba rugi. Proyeksi laporan neraca diawali dengan menghitung dari saldo akhir nilai buku ekuitas, perubahan ekuitas akibat adanya penambahan atau pengurangan ekuitas dikarenakan penambahan atau pengurangan laba ditahan pada tahun berjalan. Perhitungan laba ditahan dilakukan dengan cara mngurangkan laba bersih tahun berjalan dengan distribusi laba bersih tahun berjalan seperti untuk dividen. Nilai buku ekuitas awal tahun ditambah dengan saldo laba ditahan adalah nilai buku ekuitas akhir tahun. Besaran total kewajiban diperoleh dari besaran total kewajiban dan ekuitas dikurangi dengan besaran jumlah ekuitas.

9 51 Kemudian akun total ekuitas pada proyeksi neraca diperoleh dari nilai ekuitas akhir tahun pada periode proyeksi tahun 2015 sampai dengan Kemudian di persentasekan antara total ekuitas terhadap total ekuitas dan kewajiban sehingga menghasilkan angka total ekuitas dan kewajiban tahun 2015 sampai dengan tahun Proyeksi neraca tahun 2015 sampai dengan tahun Perhitungan perubahan ekuitas dapat dilihat pada Lampiran 7. c. Proyeksi Free Cash Flow to Equity Dari hasil proyeksi di atas maka dapat dibuat proyeksi Free Cash Flow to Equity PT. Tiphone Mobile Indonesia, Tbk Metode ini adalah mendiskontokan arus kas sebagai sisa arus kas yang tertinggal setelah perusahaan memenuhi pembayaran bunga dan pokok pinjaman, serta pengeluaran modal baik untuk menjaga aset yang ada sekarang maupun untuk membeli aset baru guna pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang. Penentuan FCFE dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : FCFE = Net income (Capex Depreciation) (Change in Non Cash Working Capital) + (New Debt Issued Debt Repayment). Seperti yang tercantum pada lampiran 8 yaitu sebagai berikut :

10 52 Tahun Laba Bersih (Net Income) Tabel 5.3 Hasil Perhitungan FCFE (Dalam Jutaan Rupiah) Belanja Modal Non Cash Working Capital New debt Issued - Debt Repayment FCFE Sumber : Diolah dari Laporan keuangan, detail lampiran 8 Untuk cara perhitungan table FCFE adalah sebagai berikut : a) Belanja modal (Net Income) dihitung dengan cara mengurangkan antara aset teap bersih tahun sekarang dengan aset tetap bersih tahun lalu. b) Perubahan modal kerja bukan kas (change in non cash working capital) berasal dari Piutang Usaha dan Persediaan yang dikurangi dengan Utang Usaha c) Penerbitan atau pelunasan utang (new debt issued debt repayment) berasal dari total kewajiban tahun sekarang dikurangi total kewajiban tahun lalu. d. Estimasi Biaya Modal (Cost of Equity) Tingkat diskonto yang digunakan adalah tingkat diskonto Cost of Equity yang digunakan oleh perusahaan atas biaya ekuitas. Perhitungan biaya ekuitas menggunakan pendekatan CAPM. Pada pendekatan CAPM ini nilai SUN yang dipakai adalah FR0070 yaitu 9,29%, dan untuk nilai beta disini menggunakan data dari Indeks Tunggal dengan

11 53 nilai 0,012% sedangkan Untuk nilai diambil dari country risk premium 2013 (Damodaran, 2013) dimana untuk Indonesia nilai adalah 9.13 % 8,375 9,13 1,13 18,69 % e. Estimasi Nilai Wajar Saham Perhitungan ini adalah perhitungan untuk menentukan harga wajar saham menggunakan metode FCFE, nilai-nilai didapatkan dari hasil proyeksi laporan laba-rugi, neraca, serta Cost of Equity untuk saham PT. Tiphone Mobile Indonesia. Langkah-langkah perhitunganya adalah: a) Terminal value didapatkan setelah kita menemukan proyeksi FCFE 2019, yaitu FCFE tahun 2018 dikalikan asumsi pertumbuhan, cost of equity, dan proyeksi 2019: b) Nilai kini adalah tanggal 18 September 2014 c) Cost of Equity diambil dari nilai pendekatan CAPM yaitu 18,69. d) Estimasi nilai wajar ekuitas PT. Tiphone Mobile Indonesia, Tbk adalah jumlah nilai kini FCFE ditambah nilai kini terminal value sehingga menghasilkan indikasi nilai wajar ekuitas e) Untuk memperoleh nilai wajar saham PT. Tiphone Mobile Indonesia Tbk, maka nilai wajar ekuitas dibagi dengan jumlah

12 54 saham yang beredar sebanyak lembar, sehingga didapat nilai wajar saham adalah sebesar Rp 920. Tabel 5. 4 Estimasi Nilai Wajar Ekuitas (Dalam jutaan rupiah, Kecuali harga Saham) URAIAN DISCOUNT RATE PROYEKSI FCFE 22,02 % Asumsi pertumbuhan 6 % terminal value Total FCFE cost of equity 18,69 % persent value FCFE HARGA WAJAR SAHAM HARGA SAHAM PERLEMBAR 920 Sumber: Diolah dari Laporan Keuangan (2014) Jika dibandingkan dengan harga saham pada tanggal 18 September 2014 yaitu Rp , maka nilai saham pada tanggal 18 September 2014 adalah Undervalued Dividend Discount Model (DDM) Untuk meghitung Harga wajar saham PT. Tiphone Mobile Indonesia, Tbk dengan menggunakan pendekatan Dividen Discount Model. Dari Khasanah (2013) bahwa analisa DDM hasilnya lebih kecil dari perhitungan FCFE dan hasil dari perhitungan DDM lebih mendekati actual. Hal ini akan kita lihat dari hasil akhir perhitungan, yaitu : a. Menghitung Cost of Equity Pada pendekatan ini nilai CAPM yang digunakan sama dengan CAPM yang digunakan pada FCFE, yaitu : SUN yang dipakai adalah FR0070 yaitu

13 55 8,375%, dan untuk nilai beta disini menggunakan data dari Indeks Tunggal dengan nilai 1,13% sedangkan Untuk nilai diambil dari country risk premium 2013 (Damodaran, 2013) dimana untuk Indonesia nilai adalah 9.13 % 8,375 9,13 1,13 18,69 % b. Estimasi Tingkat Pertumbuhan (Growth) Perhitungan Tingkat pertumbuhan dicari untuk memproyeksikan revenue dan earning dari saham tersebut. Untuk mencari growth pada model ini dapat digunakan rumus g = (1-DPR) x ROE. Nilai DPR didapat dari = Dividen per share, dari perhitungan ini nilai DPR = 0,23, sedangkan nilai ROE 0,208 atau senilai 20,08 %. setelah dikonversi kerumus didapat nilai g adalah 0,1518 (detail perhitungan di lampiran 20) c. Estimasi Nilai Wajar Saham Setelah melakukan perhitungan didapatkan nilai pertumbuhan awal g adalah 0,016 dari data laporan keuangan diketahui Dividen PT. Tiphone Mobile Indonesia, Tbk tahun 2012 (D1) : Rp 5.367, tahun 2013 (D2) : Rp 5.472, tahun 2014 (D3) : Rp Dan Dividen per Share PT. Tiphone Mobile Indonesia, Tbk tahun 2015 (D1) : 4,11; tahun 2016 (D2) : 4,30; tahun 2017 (D3) : 4,60; tahun 2018 (D4) : 5,04; tahun 2019 (D5) : 5,65. Dari nilai tersebut kita cari nilai Present Value kan dengan rumus D2020 / (RE g) adalah 185,415. Langkah terakhir Dividen Discount Model adalah mencari nilai

14 56 terminal atau Terminal Value, yaitu tingkat pertumbuhan setelah pertumbuhan tinggi yang diasumsikan konstan, yaitu nilai setelah pertumbuhan dividen proyeksi 5 (lima) tahun kedepan mulai tahun 2015 sampai dengan tahun Sebelum mencari terminal value, terlebih dahulu melakukan present value atau melakukan proyeksi lima tahun kedepan dividen PT. Tiphone Mobile Indonesia, Tbk dengan rumus : P Dari perhitungan harga wajar dengan metode Dividen Discount Model adalah Rp 851,58. Dari hasil perhitungan ini Jika dibandingkan dengan harga saham pada tanggal 18 September 2014 yaitu Rp , maka nilai saham pada tanggal 18 September 2014 adalah Undervalued Metode Relative Valuation Pada metode ini cara perhitunganya lebih mudah daripada FCFE, dan merupakan metode pelengkap dari metode Discounted Cash Flow. 1) Penentuan Perusahaan Pembanding Perusahaan pembanding dapat dicari di dengan pilihan perusahaan retail. Nama nama perusahaan retail adalah sebagai berikut :

15 57 Tabel 5. 5 Daftar Nama Perusahaan Retail No Kode Saham Nama Perusahaan 1 ACES Ace Hardware Indonesia, Tbk 2 AMRT Sumber Alfaria Trijaya, Tbk 3 CENT Centrin Online, Tbk 4 CSAP Catur Sentosa Adiprana, Tbk 5 ECII Electronic City Indonesia, Tbk 6 ERAA Erajaya Swasembada, Tbk 7 GLOB Global Teleshop, Tbk 8 GOLD Golden Retailindo, Tbk 9 HERO Hero Supermarket, Tbk 10 KOIN Kokoh Inti Arebama, Tbk 11 LPPF Matahari Departement Store, Tbk 12 MAPI Mitra Adiperkasa, Tbk 13 MIDI Midi Utama Indonesia, Tbk 14 MPPA Matahari Putra Prima, Tbk 15 RALS Ramayana Lestari Sentosa, Tbk 16 RANC Supra Boga Lestari, Tbk 17 RIMO Rimo Catur Lestari, Tbk 18 SKYB Skybee, Tbk 19 SONA Sona Topas Tourism Industry, Tbk 20 TELE Tiphone Mobile Indonesia, Tbk 21 TKGA Permata Prima Sakti, Tbk 22 TRIO Trikomsel Oke, Tbk Sumber : Sahamok.com Berdasarkan nama nama perusahaan retail di atas maka peneliti mencoba membandingkan PT. Tiphone Mobile Indonesia, Tbk dengan PT. Trikomsel Oke, Tbk dan PT. Sumber Alfaria Trijaya, Tbk. Selanjutnya menentukan Return of Equity dan Return of Asset dari ketiga perusahaan tersebut, yaitu :

16 58 Tabel 5.6 ROE & ROA Perusahaan Pembanding NO NAMA PERUSAHAAN ROA ROE 1. PT. TRIKOMSEL OKE, TBK 3,71 % 15,62 % 2. PT. SUMBER ALFARIA TRIJAYA, TBK 7,78 % 47,85 % 3. PT TIPHONE MOBILE INDONESIA, TBK 7,32 % 20,80 % RATA - RATA 6,27 % 28,08 % Sumber : Lampiran 18 Kinerja Keuangan Perusahaan Pembanding. Dilihat dari ROA dan ROE tiga perusahaan tersebut tingkat kemampuan perusahaan untuk memperoleh untuk memperoleh keuntungan sangat mungkin untuk ketiga perusahaan di atas, karena semuanya bernilai positif. Akan tetapi PT. Tiphone Mobile Indonesia, Tbk lah yang sangat besar memperoleh keuntungan. 2) Menghitung Faktor Multiple atau Pengali Pada perhitungan ini faktor multiple atau Pengali digunakan dengan tujuan memperoleh harga wajar saham PT. Tiphone Mobile Indonesia, Tbk. Faktor pengalinya: Price Earning Ratio (PER), Price to Book Value (PBV) dan Price to Sales Ratio (PSR). Untuk harga aktual yang digunakan adalah 18 September 2014 sesuai dengan bulan saat debat serta durasi Q Dari hasil perhitungan didapatkan bahwa nilai rata-rata PER : 9,7; PBV : 1,9; dan PSR : 28,0 (Detail perhitungan lampiran 19). Dilihat dari nilai PER yang positif secara teori bahwa saham PT. Tiphone Mobile Indonesia, Tbk sangatlah menarik.

17 59 3) Estimasi Besaran Faktor Multiple/Pengali Langkah terakhir untuk mencari harga wajar saham dengan metode Relative Valuation adalah mencari nilai estimasi nilai saham kemudian dikalikan proporsi nilai faktor pengali menurut (Abidin, 2014) bobot nilai pengali untuk PER : 50%, PBV : 30%, dan PSR : 20%. Laba perlembar, nilai buku, serta pendapatan didapat dari laporan keuangan perusahaan pembanding. Sedangkan nilai estimasi saham didapatkan dari pengakalian dari masing-masing faktor. Setelah jumlah saham beredar dan estimasi dikalikan akan didapat nilai ekuitas kemudian dikalikan dengan bobot didapatkan nilai ekuitas tertimbang. Nilai dari ekuitas tertimbang di bagi jumlah saham beredar didapatkna harga saham Rp 933,2 (perhitungan detail dilampiran 19). Dengan perhitungan Relative Valuation harga wajar saham 18 September 2014 adalah undervalued. 5.3 Rekonsiliasi Nilai Rekonsiliasi nilai dilakukan untuk menggabungkan hasil perhitungan dari beberapa metode, penggabungan ini dilakukan dengan proporsi yang berbeda tergantung dari proses dan data yang digunakan. Rekonsiliasi nilai diawali dengan melakukan pembobotan terhadap indikasi nilai dari masing-masing metode penilaian. Merujuk pada Astuti (2013) dimana proporsi pembobotan adalah FCFE : 30%, RV PER : 25%, RV PBV : 10%, RV PSR : 15%, dan DDM : 20% Dan Abidin (2014) CAPM : 20%, FCFE : 30%, RV : 25%, DDM : 25%, maka setelah dicari dalam literatur lain bahwa rekonsialisi nilai bersifat subjektif, sehingga

18 60 asumsi yang di gunakan untuk pembobotan berdasarkan tingkat kesulitan dan kelengkapan dari masing masing metode. Dalam hal ini pembobotan paling besar senilai 40% diberikan kepada metode FCFE, karena metode FCFE menggunakan data aliran kas bersih dimana semua beban biaya dan pajak sudah dikeluarkan dari hitungangan, metode ini juga tidak bisa di manipulasi mengingat arus kas dan neraca telah dipublikasikan. Untuk metode Relative Valuation diberikan bobot 30% dan Dividend Discount Model (DDM) diberikan bobot 30%. Proporsi ini diberikan karena metode Dividend Discount Model (DDM) ini adalah secara data lebih rentan di manipulasi terutama nilai dividen (dividen bisa ditinggikan untuk menarik investor atau dividen dibuat kecil untuk menghindari pajak). Dari proporsi tersebut didapatkan nilai harga wajar adalah Rp 903. NO METODE Tabel 5.7 Rekonsiliasi Nilai HARGA SAHAM BOBOT NILAI TERBILANG 1 Free Cash Flow to Equity % Rp Dividend Discount Model (DDM) 851,58 30% Rp Relative Valuation 933,2 30% Rp 280 Jumlah 100% Rp 903 Nilai Harga Wajar Saham Rp 903 Sumber : Diolah dari laporan keuangan (2014) Harga Wajar Saham tertinggi dari metode di atas adalah Relative Valuation, nilai tersebut karena pada Relative Valuation menggunakan faktor Pengali dari PT. Trikomsel Oke, Tbk dan PT. Sumber Alfaria Jaya, Tbk. Kedua perusahaan tersebut memiliki nilai. Nilai terendah dari metode di atas adalah Dividend Discount Model (DDM), karena untuk menghitung harga wajar saham dengan menggunakan Dividen Discount Model, dimana menurut para ahli ekonomi bahwa

19 61 Dividen Discount Model adalah metode perhitungan harga wajar saham yang mendekati akurat. Tabel 5.8 Hasil Perbandingan (dalam Rupiah) Harga Pasar Harga Wajar Hasil 18 September Perbandingan 812, UnderValued Sumber : Diolah dari laporan keuangan (2014) Dari Table 5.12 didapat hasil perbandingan undervalued, hasil tersebut mengindikasikan bahwa saham PT. Tiphone Mobile Indonesia, Tbk recommended to buy. Karena harga wajar saham yang didapat dari ketiga metode di atas menunjukan bahwa harga saham PT. Tiphone Mobile Indonesia, Tbk seharga Rp. 812,22 lebih rendah dibandingkan dengan harga wajar saham dengan tiga metode di atas. Dan jika dilihat dari proyeksi neraca maka PT. Tiphone Mobile Indonesia, Tbk akan menjadi perusahaan yang berkembang pesat ditahun 2015 dan akan menjadi perusahaan berkembang pada 2019 hal itu menandakan secara fundamental saham PT. Tiphone Mobile Indonesia, Tbk ini bagus.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisa Kinerja Operasi PT. Acset Indonusa Tbk Depresiasi dari Rupiah telah menyebabkan memburuknya defisit neraca berjalan. Bank Indonesia memprediksi defisit

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan 30 Juni 2009 sampai 30 Juni 2014, untuk

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan 30 Juni 2009 sampai 30 Juni 2014, untuk 64 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada 2 (dua) Badan Usaha Milik Negara bidang perbankan yang terdaftar di BEI yaitu PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.. Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Berdasarkan jenisnya, data yang disajikan dalam penelitian ini adalah data aplikatif kuantitatif. Seperti disampaikan oleh peneliti dimuka bahwa penelitian

Lebih terperinci

BAB III KAJIAN PUSTAKA

BAB III KAJIAN PUSTAKA BAB III KAJIAN PUSTAKA 3.1. Landasan Teori 3.1.1. Harga Saham Harga saham yang digunakan dalam melakukan transaksi dipasar modal merupakan harga yang terbentuk dari mekanisme pasar yaitu permintaan dan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Objek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menghitung nilai akuisisi PT. Indosat Tbk jika dibuyback oleh pemerintah. Dengan menggunakan Empat metode yang saling keterkaitan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Tempat / lokasi pada penelitian ini adalah Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2009 2012. Alasan mengapa penelitian dilakukan ditempat

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis/Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Hermawan (2009 :17), penelitian deskriptif adalah penelitian yang memusatkan perhatian

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISIS

BAB V HASIL DAN ANALISIS BAB V HASIL DAN ANALISIS 5.1 Perekonomian Indonesia Menurut data Badan Pusat Statistik pada tanggal 5 Pebruari 2014 Perekonomian Indonesia pada tahun 2013 tumbuh sebesar 5,78 persen. Datanya dapat dilihat

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Untuk melakukan penilaian atas nilai wajar dari suatu saham, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan. Beberapa cara yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan analisis

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISIS

BAB V HASIL DAN ANALISIS BAB V HASIL DAN ANALISIS Dalam melakukan analisa saham harus dicari nilai intrinsik dari saham yang akan dibeli, tujuan dari melakukan analisa ini adalah untuk mengetahui tingkat pengembalian/keuntungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal pada dasarnya merupakan tempat bertemunya pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal pada dasarnya merupakan tempat bertemunya pihak yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal pada dasarnya merupakan tempat bertemunya pihak yang mempunyai kelebihan dana (surplus funds)dengan orang yang membutuhkan dana (perusahaan) dengan cara

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan terhadap laporan keuangan 8 perusahaan pada industri perdagangan ritel, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP Kesimpulan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh financial

BAB V PENUTUP Kesimpulan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh financial 1 BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh financial distress, ukuran perusahaan, dan leverage terhadap prinsip konservatisme akuntansi. Analisis data dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum tujuan dari didirikannya sebuah perusahaan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum tujuan dari didirikannya sebuah perusahaan adalah untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum tujuan dari didirikannya sebuah perusahaan adalah untuk menghasilkan laba yang sebesar besarnya yang pada akhirnya akan meningkatkan kekayaan dari pemegang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang. dan dampaknya terhadap harga surat berharga tersebut.

BAB II LANDASAN TEORI. tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang. dan dampaknya terhadap harga surat berharga tersebut. BAB II LANDASAN TEORI II.1 Valuasi II.1.1 Konsep Investasi merupakan suatu komitmen penempatan dana pada periode waktu tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang diinginkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki masalah dengan modal pembiayaan Kredit Kepemilikan Rumah

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki masalah dengan modal pembiayaan Kredit Kepemilikan Rumah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada tanggal 10 April 2014 PT Bank Tabungan Negara Tbk. (BBTN) yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah salah satu bank yang memiliki masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan dana pada satu atau beberapa objek investasi dengan harapan akan mendapatkan keuntungan di masa mendatang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini bisnis di bidang jasa telekomunikasi telah

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini bisnis di bidang jasa telekomunikasi telah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era globalisasi saat ini bisnis di bidang jasa telekomunikasi telah menjamur di Indonesia sehingga banyak bermunculan perusahaan yang bergerak dalam bidang ini.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian global telah tumbuh pesat dengan banyak melahirkan berbagai macam bidang industri di dunia ekonomi sehingga membuat siklus ekonomi terus mengalami perubahan.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Dalam bab 4 ini dilakukan pembahasan mengenai valuasi harga saham P.T TELKOM Tbk, dengan menggunakan metode discounted cash flow valuation. Dari beberapa macam metode discounted

Lebih terperinci

ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANALISIS PERUSAHAAN

ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANALISIS PERUSAHAAN ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANALISIS PERUSAHAAN CAKUPAN PEMBAHASAN Overview analisis perusahaan EPS dan laporan keuangan perusahaan Price Earning Ratio Estimasi nilai intrinsik

Lebih terperinci

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN Prof. DR. H. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. OVERVIEW Analisis sekuritas berdasarkan analisis fundamental. Analisis perusahaan merupakan tahap ketiga dari analisis fundamental,

Lebih terperinci

1/45 OVERVIEW

1/45 OVERVIEW http://www.deden08m.wordpress.com 1/45 Nilai intrinsik dan nilai pasar saham. Berbagai pendekatan yang digunakan dalam penilaian saham. Menentukan tingkat return yang disyaratkan. Menentukan tingkat pertumbuhan.

Lebih terperinci

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN RETAIL YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA S K R I P S I

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN RETAIL YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA S K R I P S I PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN RETAIL YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA S K R I P S I Diajukan Untuk memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

NILAI INTRINSIK DAN NILAI PASAR

NILAI INTRINSIK DAN NILAI PASAR OVERVIEW 1/45 Nilai intrinsik dan nilai pasar saham. Berbagai pendekatan yang digunakan dalam penilaian saham. Menentukan tingkat return yang disyaratkan. Menentukan tingkat pertumbuhan. NILAI INTRINSIK

Lebih terperinci

PENILAIAN SAHAM DAN STRATEGI PORTFOLIO SAHAM. Andri Helmi M, SE., MM Manajemen Investasi dan Portofolio

PENILAIAN SAHAM DAN STRATEGI PORTFOLIO SAHAM. Andri Helmi M, SE., MM Manajemen Investasi dan Portofolio PENILAIAN SAHAM DAN STRATEGI PORTFOLIO SAHAM Andri Helmi M, SE., MM Manajemen Investasi dan Portofolio NILAI INTRINSIK DAN NILAI PASAR Dalam penilaian saham dikenal adanya tiga jenis nilai, yaitu: Nilai

Lebih terperinci

ANALISIS VALUASI HARGA WAJAR SAHAM PT ACSET INDONUSA Tbk TESIS IRENEA FARIA CANDRA

ANALISIS VALUASI HARGA WAJAR SAHAM PT ACSET INDONUSA Tbk TESIS IRENEA FARIA CANDRA ANALISIS VALUASI HARGA WAJAR SAHAM PT ACSET INDONUSA Tbk TESIS Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk menyelesaikan Program Pascasarjana Program Studi Magister Manajemen IRENEA FARIA CANDRA 55112120061

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 55 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa dan Pembahasan Dalam bab ini akan dilakukan pembahasan mengenai valuasi harga saham PT. Bank Mandiri Tbk, dengan menggunakan metode discounted cash flow valuation.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Tidak hanya berpengaruh terhadap perindustrian di

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Tidak hanya berpengaruh terhadap perindustrian di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Krisis keuangan global yang terjadi di tahun 2008 harus diakui telah memberikan dampak negatif ke seluruh dunia dan juga berimbas buruk kepada perekonomian

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Disain Penelitian Jenis penelitian pada tesis ini bukan merupakan penelitian dasar, namun merupakan penelitian terapan/aplikatif yaitu analisis fundamental dan teknikal saham

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder

III.METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder 38 III.METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian. Peneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ketiga perusahaan tersebut adalah PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Ketiga perusahaan tersebut adalah PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Penelitian ini mengambil objek perusahaan yang tergolong ke dalam sektor industri telekomunikasi yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dari perusahaan

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA WAJAR SAHAM PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK DENGAN METODE DIVIDEND DISCOUNT MODEL (DDM)

PENENTUAN HARGA WAJAR SAHAM PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK DENGAN METODE DIVIDEND DISCOUNT MODEL (DDM) PENENTUAN HARGA WAJAR SAHAM PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK DENGAN METODE DIVIDEND DISCOUNT MODEL (DDM) Nama : Kevin Juido NPM : 25209791 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Desi Pujiati, SE., MM Rumusan

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Kesimpulan. dan penerbitan Obligasi Subordinasi tahun 2012 melalui top-down analysis serta

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Kesimpulan. dan penerbitan Obligasi Subordinasi tahun 2012 melalui top-down analysis serta BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh estimasi nilai wajar saham PT Bank Permata Tbk. per tanggal 15 Juli 2013 pasca Penawaran Umum Terbatas V, dan penerbitan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penentuan nilai..., Ivalandari, FE UI, 2010.

BAB 1 PENDAHULUAN. Penentuan nilai..., Ivalandari, FE UI, 2010. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring perkembangan zaman, pilihan berinvestasi masyarakat dalam bentuk tabungan, deposito, emas, ataupun properti mulai bergeser ke dalam bentuk saham. Sebagaimana

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini terdapat 9 sampel perusahaan dari sektor Property dan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini terdapat 9 sampel perusahaan dari sektor Property dan BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini terdapat 9 sampel perusahaan dari sektor Property dan Real Estate yang membagikan dividen kepada para pemegang saham secara tunai dan rutin selama

Lebih terperinci

CAKUPAN PEMBAHASAN 1/23

CAKUPAN PEMBAHASAN 1/23 http://www.deden08m.wordpress.com Estimasi nilai intrinsik saham Price Earning Ratio EPS dan laporan keuangan perusahaan Overview analisis perusahaan CAKUPAN PEMBAHASAN 1/23 Analisis perusahaan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Perkembangan bisnis ritel di Indonesia pada akhir-akhir ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Perkembangan bisnis ritel di Indonesia pada akhir-akhir ini semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Perkembangan bisnis ritel di Indonesia pada akhir-akhir ini semakin berkembang. Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya investor yang melakukan investasi

Lebih terperinci

dalam penelitian ini dilakukan scoring dengan kriteria sebagai berikut : 1. Data yang digunakan adalah data rata-rata kinerja keuangan masing-masing

dalam penelitian ini dilakukan scoring dengan kriteria sebagai berikut : 1. Data yang digunakan adalah data rata-rata kinerja keuangan masing-masing Untuk membandingkan kinerja keuangan dari ketiga saham tersebut, maka dalam penelitian ini dilakukan scoring dengan kriteria sebagai berikut : 1. Data yang digunakan adalah data rata-rata kinerja keuangan

Lebih terperinci

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. CAKUPAN PEMBAHASAN

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si.  CAKUPAN PEMBAHASAN MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. CAKUPAN PEMBAHASAN Overview analisis perusahaan EPS dan laporan keuangan perusahaan Price Earning Ratio Estimasi nilai intrinsik saham

Lebih terperinci

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si.

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. CAKUPAN PEMBAHASAN Overview analisis perusahaan EPS dan laporan keuangan perusahaan Price Earning Ratio Estimasi nilai intrinsik saham

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Perusahaan sebagai salah satu penopang perekonomian baik itu sebagai

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Perusahaan sebagai salah satu penopang perekonomian baik itu sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perekonomian menciptakan berbagai kebutuhan baru untuk mampu berkembang ataupun bertahan pada kondisi yang memiliki persaingan tinggi. Perusahaan sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Waktu yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah tahun buku penerbitan laporan keuangan yaitu tahun buku 2010 sampai dengan 2013. Penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi Komodo, begitulah julukan yang diberikan The Economist. salah satu negara yang perekonomiannya stabil dan meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi Komodo, begitulah julukan yang diberikan The Economist. salah satu negara yang perekonomiannya stabil dan meningkat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perekonomian di Indonesia tampak mengalami perkembangan si Ekonomi Komodo, begitulah julukan yang diberikan The Economist untuk menggambarkan perekonomian Indonesia,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menumbuhkan perusahaan. Merger berasal dari kata mergere yang berarti. (1) bergabung, bersama, menyatu, berkombinasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menumbuhkan perusahaan. Merger berasal dari kata mergere yang berarti. (1) bergabung, bersama, menyatu, berkombinasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Merger Merger merupakan salah satu strategi perusahaan dalam mengembangkan dan menumbuhkan perusahaan. Merger berasal dari kata mergere yang berarti (1)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perekonomian di Indonesia mengalami krisis moneter yang sempat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perekonomian di Indonesia mengalami krisis moneter yang sempat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian di Indonesia mengalami krisis moneter yang sempat melanda pada akhir tahun 2000, dimana banyak sekali perusahaan dari berbagai industri mengalami keterpurukan.

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Penentuan Skenario Penelitian Objek penelitian ini adalah PT Astra Agro Lestari Tbk, PT BW Plantation Tbk dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk yang dilakukan selama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang produktif guna mengembangkan pertumbuhan jangka panjang.

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang produktif guna mengembangkan pertumbuhan jangka panjang. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal merupakan sarana yang digunakan oleh para investor untuk kegiatan investasi serta sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain seperti pemerintahan.

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. tumbuh berkembang dan meningkatkan nilai perusahaan, namun upaya ini

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. tumbuh berkembang dan meningkatkan nilai perusahaan, namun upaya ini BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Pengembangan usaha sangat diperlukan perusahaaan untuk dapat terus tumbuh berkembang dan meningkatkan nilai perusahaan, namun upaya ini seringkali menghadapi kendala

Lebih terperinci

NILAI INTRINSIK DAN NILAI PASAR

NILAI INTRINSIK DAN NILAI PASAR MATERI 9 PENILAIAN SAHAM DAN STRATEGI PORTFOLIO SAHAM Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. NILAI INTRINSIK DAN NILAI PASAR Dalam penilaian saham dikenal adanya tiga jenis nilai, yaitu: Nilai buku. Nilai

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... iii. ABSTRACT... iv. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL... xiii. DAFTAR GAMBAR... xv. DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI. ABSTRAK... iii. ABSTRACT... iv. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL... xiii. DAFTAR GAMBAR... xv. DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI JUDUL LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK... iii ABSTRACT... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR LAMPIRAN... xvi BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar

Lebih terperinci

ABSTRACT. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT The aim of this research is to know the level of proportion of long term debt and equity in capital structure, Cost of Capital, company ability in yielding a Return on Assets (ROA) larger ones

Lebih terperinci

PENILAIAN SAHAM DAN STRATEGI PORTFOLIO SAHAM

PENILAIAN SAHAM DAN STRATEGI PORTFOLIO SAHAM MATERI 9 PENILAIAN SAHAM DAN STRATEGI PORTFOLIO SAHAM Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. NILAI INTRINSIK DAN NILAI PASAR Dalam penilaian saham dikenal adanya tiga jenis nilai, yaitu: Nilai buku. Nilai

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya.

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan perekonomian di Indonesia tidak dapat terlepas dari sektor perbankan, khususnya peran perbankan sebagai sumber pembiayaan industri dalam negeri. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam studi kasus ini adalah data sekunder yang didapat dari PT.Kimia Farma Tbk, Bursa Efek Indonesia (BEI), www.kimiafarma.co.id

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGHITUNGAN. yang paling lazim digunakan ialah Dividend Discounted Model (DDM).Metode ini

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGHITUNGAN. yang paling lazim digunakan ialah Dividend Discounted Model (DDM).Metode ini BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGHITUNGAN IV. 1 Penentuan Skenario Penelitian Ada beberapa metode yang dapat dipakai jika kita sebagai peneliti ataupun analis keuangan di pasar dalam menilai suatu kewajaran

Lebih terperinci

ANALISIS FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM PADA PT. ASTRA AGRO LESTARI, TBK UNTUK PERIODE

ANALISIS FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM PADA PT. ASTRA AGRO LESTARI, TBK UNTUK PERIODE ANALISIS FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM PADA PT. ASTRA AGRO LESTARI, TBK UNTUK PERIODE 2010-2012 Nurlita 25210182 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma 2010 Dosen Pembimbing : Heru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar keuangan terbagi menjadi dua jenis segmen pasar yang berbeda yaitu pasar uang dan pasar modal dimana pasar uang merupakan pasar untuk efek utang jangka pendek

Lebih terperinci

Saham. Bukti kepemilikan Tidak ada waktu jatuh tempo Ada dua macam: Saham biasa Saham preferen

Saham. Bukti kepemilikan Tidak ada waktu jatuh tempo Ada dua macam: Saham biasa Saham preferen Saham Saham Bukti kepemilikan Tidak ada waktu jatuh tempo Ada dua macam: Saham biasa Saham preferen Analisis Fundamental Pendekatan present value Mengkapitalisasi pendapatan yang diharapkan Nilai intrinsik

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. 1. Nilai Intrinsik dan Nilai Pasar

PEMBAHASAN. 1. Nilai Intrinsik dan Nilai Pasar PEMBAHASAN 1. Nilai Intrinsik dan Nilai Pasar Dalam penilaian saham dikenal adanya 3 nilai, yaitu : nilai buku, nilai pasar dan nilai intrinsik saham. Nilai buku merupakan nilai yang dihitung berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dinamis, terutama sejak dilakukan sistem otomasi perdagangan pada tanggal 25

BAB I PENDAHULUAN. dinamis, terutama sejak dilakukan sistem otomasi perdagangan pada tanggal 25 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian PT Bursa Efek Indonesia merupakan pasar modal terbesar yang ada di Indonesia. Pada awalnya, Indonesia memiliki dua bursa efek yaitu PT Bursa Efek Jakarta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 46 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penlitian Jenis penelitian ini yang digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu dengan mengumpulkan data-data yang diperlukan, kemudian dianalisa menggunakan analisis

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... PRAKATA...

DAFTAR ISI... Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... PRAKATA... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... PRAKATA... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR PERSAMAAN... DAFTAR LAMPIRAN... INTISARI... ABSTRACT... BAB I

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Keuangan 2.1.1 Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan antara elemen satu dengan elemen lain dalam suatu laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Sebuah negara yang memiliki keuangan yang kuat dan modern, berarti telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini menjadi sangat di

Lebih terperinci

SSIA MERENCANAKAN MELAKUKAN PEMBELIAN KEMBALI SAHAM SENILAI Rp 200 MILIAR

SSIA MERENCANAKAN MELAKUKAN PEMBELIAN KEMBALI SAHAM SENILAI Rp 200 MILIAR SSIA MERENCANAKAN MELAKUKAN PEMBELIAN KEMBALI SAHAM SENILAI Rp 200 MILIAR Sehubungan dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 2/POJK.04/2013 Tahun 2013 tentang Pembelian Kembali Saham Yang Dikeluarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana untuk melakukan ekspansi, memperbaiki struktur modal, meluncurkan produk baru atau untuk

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Perencanaan Keuangan Jangka Panjang Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

Manajemen Keuangan. Perencanaan Keuangan Jangka Panjang Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen Manajemen Keuangan Modul ke: Perencanaan Keuangan Jangka Panjang Perusahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Perencanaan Keuangan Berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih dikenal dengan istilah Initial Public Offering (IPO). IPO merupakan simbol

BAB I PENDAHULUAN. lebih dikenal dengan istilah Initial Public Offering (IPO). IPO merupakan simbol BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketersediaan dana untuk mengembangkan bisnis dalam suatu perusahaan menjadi prasyarat yang harus dipenuhi agar target pengembangan bisnis tercapai. Perolehan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ANALISIS FUNDAMENTAL 1. Definisi Analisis Fundamental Menurut Sulistiawan dan Liliana (2007:8) mengemukakan bahwa analisis fundamental adalah analisis sekuritas yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Pembiayaan pendanaan perusahaan merupakan suatu hal yang tidak dapat

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Pembiayaan pendanaan perusahaan merupakan suatu hal yang tidak dapat BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Pembiayaan pendanaan perusahaan merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari dari suatu perusahaan dalam menjalankan usahanya. Hal ini dapat dipenuhi dengan pembiayaan

Lebih terperinci

Matahari Putra Prima, Tbk

Matahari Putra Prima, Tbk MVA Market Risk Equity Valuation 25 November 214 Matahari Putra Prima, Tbk Laporan Kedua Target Harga Terendah Tertinggi 3.11 3.61 Ritel Kinerja Saham JCI 6, 5,5 5, 4,5 4, 3,5 3, 2,5 2, 1,5 1, 5 JCI MPPA

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Konsep Saham dan Return Saham Pada sebuah perusahaan publik, tujuan dari manajemen adalah memaksimalkan harga saham perusahaan,

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. struktur permodalan dalam rangka meningkatkan pertumbuhan usaha.

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. struktur permodalan dalam rangka meningkatkan pertumbuhan usaha. BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Harga pasar saham merupakan cerminan dari kinerja keuangan sebuah perusahaan. Jika kinerja perusahaan meningkat maka hal ini akan diapresiasi oleh pasar dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Economic Value Added (EVA) 1. Definisi Economic Value Added (EVA) EVA menurut John D.Martin et al (2010:44), menyatakan bahwa: Nilai Tambah Ekonomi (Economic Value Added EVA),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditebak (Fahmi, 2006:14). Oleh karena itu, saham dikenal dengan karakteristik

BAB I PENDAHULUAN. ditebak (Fahmi, 2006:14). Oleh karena itu, saham dikenal dengan karakteristik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pergerakan harga dipasar saham sangat sulit untuk ditebak sehingga para pakar pasar modal mengatakan bahwa harga suatu saham, pada suatu saat telah mencerminkan

Lebih terperinci

PERAN KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN WHOLESALE AND RETAIL TRADE YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN SKRIPSI

PERAN KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN WHOLESALE AND RETAIL TRADE YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN SKRIPSI PERAN KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN WHOLESALE AND RETAIL TRADE YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2008-2011 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan retail yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). BEI dipilih sebagai tempat penelitian karena BEI

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. dan dividend discounted model. Setiap model penilaian terdapat keuntungan dan

BAB IV PEMBAHASAN. dan dividend discounted model. Setiap model penilaian terdapat keuntungan dan BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Penentuan Skenario Pilihan Model penilaian saham ada 3 macam yaitu free cashflow model, relative model dan dividend discounted model. Setiap model penilaian terdapat keuntungan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Indeks LQ45 merupakan indeks yang terdiri dari 45 saham di Bura Efek Indonesia dengan likuiditas yang tinggi dan kapitalisasi pasar yang besar serta

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 27 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Initial Public Offering (IPO) adalah proses pertama suatu perusahaan berubah statusnya yaitu dari perusahaan milik perorangan menjadi perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN IV.1 Penentuan Skenario Penilaian Model penilaian perusahaan yang lazim digunakan adalah dividend discounted model (DDM). Model ini menilai suatu perusahaan berdasarkan

Lebih terperinci

ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PT MITRA ADIPERKASA TBK ( KODE SAHAM : MAPI ) TAHUN 2013 LAPORAN SKRIPSI. Oleh. Khenwin

ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PT MITRA ADIPERKASA TBK ( KODE SAHAM : MAPI ) TAHUN 2013 LAPORAN SKRIPSI. Oleh. Khenwin ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PT MITRA ADIPERKASA TBK ( KODE SAHAM : MAPI ) TAHUN 2013 LAPORAN SKRIPSI Oleh Khenwin 1301053723 Universitas Bina Nusantara Jakarta 2013 ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PT MITRA ADIPERKASA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan dan investasi di negara ASEAN lainnya. Bagi produsen, permintaan. keuntungan dari penjualan produk antar negara ASEAN.

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan dan investasi di negara ASEAN lainnya. Bagi produsen, permintaan. keuntungan dari penjualan produk antar negara ASEAN. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2015, Indonesia menghadapi AFTA (Asean Free Trade Area), dimana tujuan AFTA adalah meningkatkan daya saing ekonomi negara ASEAN dan menarik investor asing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perusahaan-perusahaan yang sedang mengalami masa perkembangan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur modal yang kuat untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB V. KESIMPULAN dan SARAN. dengan pendekatan discounted cash flow dapat ditarik beberapa

BAB V. KESIMPULAN dan SARAN. dengan pendekatan discounted cash flow dapat ditarik beberapa BAB V KESIMPULAN dan SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penghitungan dan analisis penilaian perusahaan dengan pendekatan discounted cash flow dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: a. Estimasi

Lebih terperinci

Estimasi Nilai Pasar Wajar Ekuitas PT Prima Layanan Nasional Enjiniring Dalam Persiapan Initial Public Offering (IPO)

Estimasi Nilai Pasar Wajar Ekuitas PT Prima Layanan Nasional Enjiniring Dalam Persiapan Initial Public Offering (IPO) JEKT 8 [2] : 205-209 ISSN : 2301-8968 Estimasi Nilai Pasar Wajar Ekuitas PT Prima Layanan Nasional Enjiniring Dalam Persiapan Initial Public Offering (IPO) Ahmad Rizani *) Program Studi Ekonomi Pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selama tahun tersebut. Menurunnya daya beli masyarakat yang dipicu dari

BAB I PENDAHULUAN. selama tahun tersebut. Menurunnya daya beli masyarakat yang dipicu dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perlambatan ekonomi sepanjang tahun 2015 memberikan pengaruh tersendiri terhadap pertumbuhan beberapa sektor industri dalam negeri, tak terkecuali bagi sektor properti.

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Indonesia, sepanjang tahun 2012, kinerja industri perbankan syariah nasional yang

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Indonesia, sepanjang tahun 2012, kinerja industri perbankan syariah nasional yang BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan Indonesia yang dinamis beberapa tahun belakangan membawa dampak angin segar pada industri perbankan syariah. Berdasarkan data Laporan Perkembangan Perbankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dengan adanya globalisasi membuat perekonomian dunia semakin terbuka dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dengan adanya globalisasi membuat perekonomian dunia semakin terbuka dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan adanya globalisasi membuat perekonomian dunia semakin terbuka dan mengarah pada suatu kesatuan global. Globalisasi juga membuat perusahaanperusahaan

Lebih terperinci

Penilaian Nilai Intrinsik Saham (Valuation)

Penilaian Nilai Intrinsik Saham (Valuation) Bahan ajar digunakan sebagai materi penunjang Mata Kuliah: Manajemen Investasi Dikompilasi oleh: Nila Firdausi Nuzula, PhD Penilaian Nilai Intrinsik Saham (Valuation) Ada beragam cara yang digunakan manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Namun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Namun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam menghadapi era globalisasi yang ditandai dengan pesatnya perkembangan perekonomian Indonesia saat ini, perusahaan dituntut untuk dapat lebih meningkatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan pada perusahaan dagang yang. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode melalui

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan pada perusahaan dagang yang. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode melalui BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan pada perusahaan dagang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-20012 melalui

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN LITERATUR

BAB 2 TINJAUAN LITERATUR BAB 2 TINJAUAN LITERATUR 2.1. PENILAIAN PERUSAHAAN BERDASARKAN PER, PBV, DAN EV/EBITDA Menurut Damodaran (2002), ada tiga pendekatan untuk menilai suatu perusahaan, yaitu: penilaian menggunakan discounted

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan usaha yang semakin keras menuntut perusahaan untuk semakin meningkatkan nilai perusahaannya. Memaksimalkan nilai perusahaan sangat penting bagi

Lebih terperinci

TETI FITRIANI DEWI Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang

TETI FITRIANI DEWI Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang Pengaruh Curent Ratio, Working Capital to Total Asset, Debt to Total Asset, Return On Asset dan Total Asset Turnover Terhadap Perubahan Laba pada Perusahaan Dagang Sub Sektor Retail yang Terdaftar di Bursa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Return Saham Menurut Jogiyanto (2000:107), return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa : 1. Return realisasi (realized

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi suatu negara dalam sebuah perekonomian modern bergantung pada adanya sektor keuangan yang efisien. Salah satu komponen penting dari sektor keuangan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lain setiap perusahaan harus mengembangkan usahanya yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lain setiap perusahaan harus mengembangkan usahanya yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia bisnis mengalami perkembangan sangat pesat ditandai dengan munculnya perusahaan perusahaan baru. Hal ini menyebabkan persaingan yang ketat di dunia bisnis. Agar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Pengertian manajemen keuangan menurut beberapa pendapat, yaitu: Segala aktifitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan

Lebih terperinci