BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. struktur permodalan dalam rangka meningkatkan pertumbuhan usaha.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. struktur permodalan dalam rangka meningkatkan pertumbuhan usaha."

Transkripsi

1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Harga pasar saham merupakan cerminan dari kinerja keuangan sebuah perusahaan. Jika kinerja perusahaan meningkat maka hal ini akan diapresiasi oleh pasar dalam bentuk kenaikan harga sahamnya. Berbagai aksi korporasi dilakukan oleh perusahaan guna meningkatkan kinerja keuangannya, termasuk memperkuat struktur permodalan dalam rangka meningkatkan pertumbuhan usaha. Dalam kaitan ini, PT Bank Permata Tbk. (kode saham: BNLI) pada tahun 2012 mengambil langkah untuk meningkatkan basis permodalannya dengan meminta persetujuan pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) tanggal 22 November 2012 untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas V (PUT V) senilai Rp2 triliun. Melalui Penawaran Umum Terbatas (rights issue) ini, pemegang saham diberi hak untuk membeli 2 (dua) saham baru dengan harga Rp1.215,- per saham untuk setiap 11 (sebelas) saham lama yang dimiliki dengan total saham kelas B baru. Dengan meningkatkan basis permodalannya, BNLI mampu membukukan pertumbuhan yang cukup baik, dan mengakhiri tahun 2012 dengan CAR (Capital Adequacy Ratio) sebesar 15,86 persen, jauh di atas ketentuan Bank Indonesia sebesar 8,00 persen. Selain penambahan modal, pada tahun 2012, perseroan juga memperkuat posisi likuiditas dengan menerbitkan Obligasi Subordinasi Berkelanjutan I Tahap I sebesar Rp700 miliar dengan tingkat suku bunga 8,9 persen per tahun pada bulan 1

2 2 Juni dan Tahap II sebesar Rp1,8 triliun dengan tingkat suku bunga 9,4 persen per tahun pada bulan Desember, dan keduanya telah sepenuhnya terjual. Kedua obligasi tersebut tidak dijamin dan tidak memiliki opsi beli untuk pelunasan lebih awal, yang jatuh tempo masing-masing pada tanggal 15 Juni 2019 dan 19 Desember Obligasi ini mendapatkan peringkat idaa- (Double A Minus) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Penerbitan obligasi ditujukan untuk meningkatkan modal kerja dalam rangka ekspansi usaha, serta untuk melanjutkan pertumbuhan Kredit Pemilikan Rumah (KPR), pembiayaan kendaraan melalui joint financing dan pinjaman ritel lainnya. Kedua langkah perusahaan tersebut diharapkan dapat memperkuat posisi neraca dan permodalan dalam meningkatkan pertumbuhan usaha di masa depan. Apabila dilihat dalam 5 (lima) tahun terakhir, PT Bank Permata Tbk. secara bertahap terus meningkatkan dan memperbaiki posisi neraca melalui peningkatan modal sebagaimana tergambar dalam Tabel 1.1. Tabel 1.1 Pergerakan Modal Disetor, Tambahan Modal Disetor, Utang Subordinasi, Liabilitas, dan Ekuitas PT Bank Permata Tbk. Tahun (dalam juta rupiah) Komponen CAGR Utang Subordinasi 495,290 1,438,953 2,104,898 3,351,179 5,905, % Total Liabilitas 49,706,027 51,107,365 65,829,724 92,187, ,303, % Modal Disetor 1,300,534 1,300,534 1,461,849 1,461,849 1,667, % Tambahan Modal Disetor 5,826,978 5,826,978 7,656,634 7,656,634 9,439, % Saldo Laba (Defisit) (2,772,181) (2,174,559) (1,170,884) (14,008) 1,373,831 NA Ekuitas 4,288,662 5,020,055 8,014,918 9,136,208 12,495, % Jumlah Kewajiban dan Ekuitas 54,059,522 56,127,420 73,844, ,324, ,798, % Sumber: Laporan Keuangan Audited Konsolidasi PT Bank Permata Tbk. Tahun Jika dilihat dari pertumbuhannya, nilai penambahan komponen permodalan PT Bank Permata Tbk. cukup signifikan dan mendorong peningkatan

3 3 besaran neraca baik dari sisi liabilitas maupun ekuitas sebagai sumber pendanaan bagi aktifitas intermediasi maupun reinvestasi PT Bank Permata Tbk. Tabel 1.2 Pertumbuhan Modal Disetor, Tambahan Modal Disetor, Utang Subordinasi, Liabilitas dan Ekuitas PT Bank Permata Tbk. Tahun (dalam juta rupiah) Pertumbuhan Utang Subordinasi , ,945 1,246,281 2,553,930 Total Liabilitas 14,369,957 1,401,338 14,722,359 26,358,070 27,115,267 Modal Disetor 161, ,310 Tambahan Modal Disetor 1,829,656 1,782,748 Saldo Laba (Defisit) 953, ,622 1,003,675 1,156,876 1,387,839 Ekuitas 385, ,393 2,994,863 1,121,290 3,359,326 Pertumbuhan Kewajiban dan Ekuitas 14,761,099 2,067,898 17,717,222 27,479,360 30,474,593 Sumber: Laporan Keuangan Audited Konsolidasi PT Bank Permata Tbk. Tahun Melalui Gambar 1.1, terlihat sejak tahun 2008 hingga tahun 2012, tambahan modal disetor dan utang subordinasi menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan dengan compounded annual growth rate (CAGR), masingmasing sebesar 12,82 persen dan 85,82 persen. Sumber: Laporan Keuangan Audited Konsolidasi PT Bank Permata Tbk. Tahun Gambar 1.1 Pergerakan Modal Disetor, Tambahan Modal Disetor dan Utang Subordinasi PT Bank Permata Tbk Tahun

4 4 Pertumbuhan yang cukup besar di sisi permodalan ini pada gilirannya ikut mendorong dan memberikan kontribusi positif bagi peningkatan kinerja usaha dan keuangan PT Bank Permata Tbk. Sebagaimana dijabarkan dalam laporan keuangan konsolidasi PT Bank Permata Tbk. untuk periode laporan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, PT Bank Permata Tbk. telah beberapa kali melakukan penerbitan obligasi yang ditujukan untuk memperkuat permodalan perusahaan dalam rangka mendukung pertumbuhan usaha ke depan. Demikian pula halnya dengan penambahan modal disetor, tercatat PT Bank Permata Tbk. telah 5 (lima) kali melakukan rights issue atau penawaran umum terbatas dalam rangka peningkatan modal perusahaan yang juga ditujukan untuk memperkuat permodalan guna mendukung pertumbuhan usaha. Aksi korporasi PT Bank Permata Tbk. tersebut mencerminkan upaya manajemen perusahaan untuk terus meningkatkan kinerja operasional, dan kinerja usaha, maupun keuangan perusahaan. Kesemuanya itu diharapkan mampu meningkatkan profitabilitas yang pada gilirannya bermuara pada peningkatan nilai perusahaan dan harga sahamnya. Sebagai gambaran, melalui Tabel 1.3 disampaikan informasi historis mengenai penerbitan obligasi maupun penambahan modal PT Bank Permata Tbk. Tabel 1.3 tersebut memuat serangkaian aksi korporasi historis berupa penerbitan obligasi dalam kurun waktu

5 5 Tanggal Penerbitan 14 Desember 2006 Tabel 1.3 Penerbitan Obligasi PT Bank Permata Tbk., Tanggal Jatuh Tempo 14 Desember 2016 Nama Obligasi Subordinasi I PT Bank Permata Tbk. Tahun 2006 (Obligasi Subordinasi Rupiah) 17 Juni Juni 2021 Surat utang jangka menengah / Medium Term Notes (MTN) subordinasi 10 Maret Maret 2020 Surat utang jangka menengah / Medium Term Notes (MTN) subordinasi 28 Juni Juni 2018 Obligasi Subordinasi II Bank Permata Tahun 2011 (Obligasi Subordinasi Rupiah II) 15 Juni Juni 2019 Obligasi Subordinasi Berkelanjutan I Bank Permata Tahap I Tahun 2012 (Obligasi Subordinasi Berkelanjutan I Tahap I) 19 Desember Desember 2019 Obligasi Subordinasi Berkelanjutan I Bank Permata Tahap II Tahun 2012 (Obligasi Subordinasi Berkelanjutan I Tahap II) Nilai (Rp Juta) Sumber: Laporan Keuangan Audited Konsolidasi PT Bank Permata Tbk. Tahun USD Adapun penambahan modal yang telah dilakukan pemegang saham dapat dilihat pada Tabel 1.4. Melalui tabel tersebut tersebut dapat dilihat upaya pemegang saham dalam meningkatkan permodalan PT Bank Permata Tbk. dari waktu ke waktu.

6 6 Tabel 1.4 Penambahan Modal Disetor PT Bank Permata Tbk. Nilai Penambahan Modal Disetor (Rp Juta) Tambahan modal disetor yang berasal dari Penawaran Umum Perdana (IPO atau Initial Public Offerings) Tambahan modal disetor yang berasal dari Penawaran Umum Terbatas (Rights Issue) I Tambahan modal disetor yang berasal dari Penawaran Umum Terbatas (Rights Issue) II dengan waran Tambahan modal disetor yang berasal dari konversi waran pada tahun 1996, 1997 dan Tambahan modal disetor yang berasal dari Penawaran Umum Terbatas (Rights Issue) III Tambahan modal disetor yang berasal dari penempatan terbatas dalam rangka peleburan usaha pada tahun Tambahan modal disetor yang berasal dari Penawaran Umum Terbatas (Rights Issue) IV Tambahan modal disetor yang berasal dari Penawaran Umum Terbatas (Rights Issue) V Total tambahan modal disetor (setelah dikurangi dengan nilai penerbitan saham bonus, beban emisi penawaran umum terbatas, serta reklasifikasi selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali pada tahun 2005) Sumber: Laporan Keuangan Audited Konsolidasi PT Bank Permata Tbk. untuk Periode yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2012 Sebagaimana diberitakan, penerbitan subdebt merupakan bagian dari Penawaran Umum Berkelanjutan I PT Bank Permata Tbk. dengan target perolehan dana sebesar Rp2,5 triliun yang diterbitkan dalam kurun waktu hingga dua tahun ke depan. Dalam kaitan ini, manajemen PT Bank Permata Tbk. menjelaskan bahwa penerbitan Obligasi Subordinasi diharapkan akan lebih memperkuat struktur permodalan PT Bank Permata Tbk. dan mendukung pertumbuhan bisnis untuk meningkatkan posisi kompetitif di industri perbankan Indonesia. Instrumen subdebt ini memperoleh pemeringkatan idaa-. Sementara itu, PT Bank Permata Tbk. juga menerima peringkat idaa dari PT

7 7 Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), yang mencerminkan sinergi yang kuat dan dukungan dari pemegang saham mayoritasnya, serta posisi pasar yang kuat dan kualitas aset yang membaik dengan outlook untuk peringkat keduanya adalah stabil. Proses penawaran awal (book building) Obigasi Subordinasi dilakukan sejak tanggal 22 Mei - 5 Juni Diikuti dengan masa penawaran pada tanggal 14 Juni - 18 Juni 2012, dilanjutkan dengan periode penjatahan pada 19 Juni 2012 dan pembayaran dari investor kepada penjamin emisi pada hari kerja berikutnya pada tanggal 20 Juni Obligasi ini telah dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 22 Juni 2012, sedangkan Obligasi Subordinasi Berkelanjutan I Tahap II telah pula dilakukan dengan masa penawaran Desember 2012 serta tanggal pencatatan pada BEI tanggal 20 Desember Adapun dana dari hasil penawaran Obligasi Subordinasi ini, setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi, diperlakukan sebagai modal pelengkap level bawah (lower tier II capital) sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia (BI) dan akan digunakan sepenuhnya untuk ekspansi kredit. Tesis ini ditulis untuk menganalisis dan melakukan estimasi nilai wajar saham PT Bank Permata Tbk. pasca Penawaran Umum Terbatas V serta penerbitan Obligasi Subordinasi tahun Dengan kenaikan komponen permodalan tersebut, PT Bank Permata Tbk. diharapkan mampu meningkatkan pertumbuhan usaha serta profitabilitas yang secara demikian diharapkan juga mampu meningkatkan harga saham PT Bank Permata Tbk.

8 8 Sebagaimana diketahui, sejak implementasi penggabungan usaha di tahun 2002, BNLI telah berhasil tumbuh cukup baik dengan didukung oleh komitmen pemegang saham mayoritasnya, yakni PT Astra International Tbk. dan Standard Chartered Bank yang keduanya memiliki reputasi internasional dan berpengalaman dalam mengelola usaha berskala besar, termasuk perusahaan jasa keuangan. Berbagai upaya dilakukan pemegang saham mayoritas untuk meningkatkan kinerja usaha dan keuangan PT Bank Permata Tbk., termasuk dengan penambahan modal disetor dan penerbitan obligasi subordinasi. Sejalan dengan perkembangannya, dalam 5 (lima) tahun terakhir PT Bank Permata Tbk. memperlihatkan kinerja usaha dan keuangan yang cukup baik, sebagaimana dapat dilihat dari beberapa indikator berikut: 1. pendapatan operasional dalam 5 (lima) tahun terakhir tumbuh dengan CAGR 17,41 persen melampaui pertumbuhan industri sebesar 14,95 persen, laba operasional tumbuh dengan CAGR 29,60 persen, melampaui pertumbuhan industri yang berada pada posisi 26,71 persen, dan berhasil membukukan pertumbuhan laba bersih dengan CAGR 31,87 persen, melampaui rata-rata industri yang berada pada posisi 21,87 persen; 2. Capital Adequacy Ratio (CAR) BNLI dalam 5 (lima) tahun terakhir juga terus meningkat, dari 10,80 persen di tahun 2008 menjadi 15,86 persen pada akhir tahun 2012, yang menunjukkan peningkatan dan penguatan permodalan BNLI; 3. Imbal hasil aset atau Return on Asset (ROA) dalam 5 (lima) tahun terakhir dapat dipertahankan pada tingkatan yang moderat di atas 1,7 persen;

9 9 4. rasio BOPO (Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional) berada pada kisaran 80 persen, dan masih berada pada kisaran rasio BOPO yang disarankan oleh BI serta berpotensi untuk diturunkan secara bertahap sejalan dengan mulai efektif dan efisiennya kinerja operasional BNLI; 5. Loan-to-Deposit Ratio atau LDR dalam 5 (lima) tahun terakhir menunjukkan peningkatan dan berada dalam rentang yang ditetapkan oleh otoritas pengawas. Dengan posisi LDR sebesar 89,5 persen di tahun 2012, BNLI mampu meningkatkan fungsi intermediasi dengan tetap mempertimbangkan faktor likuiditas bank; 6. Net Interest Margin (NIM) dalam 4 (empat) tahun terakhir berada pada posisi di atas 5 persen dan sebanding dengan rata-rata industri perbankan nasional. Dari laporan manajemen perusahaan, diperoleh pula informasi bahwa pertumbuhan ini juga didukung oleh meningkatnya investasi pada sumber daya manusia, teknologi, jaringan dan kantor cabang sehingga mampu mendorong perusahaan menghasilkan peningkatan laba dalam 5 (lima) tahun terakhir Rumusan masalah Penelitian ini menempatkan analisis dan estimasi nilai wajar saham PT Bank Permata Tbk. sebagai fokus penelitian, di mana dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir harga saham PT Bank Permata Tbk. cenderung berfluktuasi. Pada akhir tahun 2008 harga saham BNLI sebesar Rp490,- dan terus meningkat menjadi Rp1.790,- pada akhir tahun 2010 seiring dengan peningkatan kinerja perusahaan. Namun sejak tahun 2010 itu pula harga saham BNLI kemudian memperlihatkan penurunan menjadi Rp1.360,- pada akhir tahun 2011 dan kembali

10 10 turun menjadi Rp1.310,- pada akhir tahun 2012, pada saat kinerja operasional dan keuangannya terus menunjukkan peningkatan. Mencermati hal ini, permasalahan penelitian yang ingin dikaji adalah nilai pasar saham BNLI yang belum dapat ditopang secara berkesinambungan (sustainable) pada tingkat harga tertentu dan memperlihatkan penurunan pada saat kinerja keuangannya mengalami peningkatan. Dengan demikian, pertanyaan penelitian yang diajukan adalah sebagai berikut. 1. Mengapa harga saham BNLI mengalami penurunan pada saat kinerja keuangannya terus meningkat? 2. Mengapa peningkatan basis permodalan PT Bank Permata Tbk., melalui PUT V dan penerbitan Obligasi Subordinasi Tahun 2012, dalam rangka peningkatan pertumbuhan usaha tidak sepenuhnya tercermin dalam peningkatan kinerja sahamnya di pasar modal? 3. Berapakah estimasi nilai pasar wajar saham BNLI jika harga saham merupakan cerminan dari kinerja keuangan sebuah perusahaan? 4. Apa yang diperlukan dalam penyusunan asumsi penilaian harga pasar wajar saham BNLI sehingga nilai intrinsik saham BNLI dapat dianalisis melalui keterkaitannya dengan kinerja keuangan dan kondisi eksternal dan internal perusahaan? Analisis dan estimasi nilai wajar saham PT Bank Permata Tbk. merupakan hal yang menarik dikaji dengan pertimbangan sebagaimana diuraikan sebagai berikut.

11 11 1. Analisis dan estimasi nilai wajar saham selalu berkaitan dengan konteks waktu dan peristiwa, atau kapan analisis dan estimasi tersebut dilakukan. Karena penilaian dilakukan pada satu konteks waktu tertentu, maka proses analisis dan estimasi nilai wajar saham suatu perusahaan, termasuk PT Bank Permata Tbk., akan didasarkan pada berbagai asumsi yang berbeda sehingga akan memunculkan data masukan serta hasil estimasi nilai wajar saham yang berbeda pula. Hal ini misalnya akan sangat terlihat jelas ketika analisis dan estimasi nilai saham PT Bank Permata Tbk. dilakukan pada periode krisis, dan pasca krisis 1997 atau pada saat sebelum dan sesudah dilakukannya penerbitan obligasi dan atau penambahan modal disetor. 2. Meskipun analisis dan estimasi nilai wajar saham dilakukan berlandaskan pendekatan yang secara umum sama, namun karena faktor waktu, akan menyebabkan timbulnya berbagai variasi data dan informasi yang berpengaruh terhadap hasil estimasi harga saham. 3. Melakukan analisis dan estimasi nilai wajar saham pada periode waktu yang berbeda, selain menarik, juga menjadi penting dilakukan guna memperoleh gambaran, perbandingan, dan kesimpulan hasil analisis dan estimasi nilai wajar saham. 4. Khusus untuk PT Bank Permata Tbk. yang pernah mengalami pasang-surut dan dinamika pergerakan sahamnya, analisis dan estimasi nilai wajar saham BNLI menjadi menarik karena saham BNLI pasca krisis 1997/1998 sempat ditransaksikan pada nilai yang jauh lebih rendah, yakni Rp35,- per lembar

12 12 saham di tahun 2002, dibandingkan dengan harga saham BNLI yang pada tanggal penilaian (15 Juli 2013) sebesar Rp1.620,-. 5. Penilaian saham lembaga keuangan memiliki kekhasan dalam pemilihan metoda dan pendekatan penilaian sebagaimana dijelaskan dalam penelitian ini. 6. Estimasi nilai pasar wajar saham perusahaan terbuka memerlukan analisis yang tidak saja bersandar pada kondisi internal perusahaan, tetapi juga kondisi-kondisi eksternal yang melingkupinya. Dalam kaitan ini, menjadi menarik kiranya jika analisis sekuritas saham maupun estimasi nilai pasar wajar sekuritas tersebut dilakukan melalui aplikasi top-down analysis yang akan diuraikan dalam penelitian ini. 7. Adanya fluktuasi harga saham BNLI dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir. 1.2 Keaslian Penelitian Penelitian mengenai analisis dan estimasi nilai perusahaan yang kemudian diarahkan pada estimasi nilai wajar saham suatu perusahaan telah banyak dilakukan. Sepanjang pengetahuan Penulis, beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penilaian saham perusahaan perbankan, antara lain adalah sebagai berikut: Tabel 1.5 Penelitian-penelitian Saham Perusahaan Perbankan Peneliti dan Tahun Zen (2012) Pendekatan / Metoda yang digunakan Pendekatan pendapatan (income approach) dan pendekatan Kesimpulan Hasil Penelitian Estimasi nilai intrinsik saham PT Bank Danamon Indonesia Tbk. tanggal 31 Desember 2012 dengan pendekatan pendapatan adalah sebesar Rp6.269,85,

13 13 Gunawan (2012) Ratnanto (2012) pasar (market approach) Pendekatan data pasar dan pendekatan pendapatan Metoda discounted cash flow (DCF) dengan model free cash flow to equity (FCFE) serta pendekatan pasar (relative valuation) sedangkan hasil estimasi nilai saham berdasarkan pendekatan pasar (relative valuation) adalah sebesar Rp4.694,11. Dengan menentukan nilai rata-rata di antara kedua pendekatan tersebut, diperoleh estimasi nilai wajar per lembar saham PT Bank Danamon Indonesia Tbk. pada tanggal 31 Desember 2012 sebesar Rp5.481,98. Melalui pendekatan data pasar dan pendekatan pendapatan, diperoleh kisaran estimasi nilai saham PT Bank Permata Tbk. milik Pemerintah RI, antara Rp ,- sampai dengan Rp ,- atau Rp1.700,- sampai dengan Rp1.798,- per lembar saham. Jika dilakukan rekonsiliasi nilai melalui berbagai pertimbangan dalam pembobotannya (20 persen untuk pendekatan pendapatan, dan 80 persen untuk pendekatan data pasar), diperoleh nilai pasar wajar saham minoritas Menteri Keuangan Republik Indonesia di PT Bank Permata Tbk. sebesar Rp1.778,- per lembar saham. Estimasi nilai intrinsik saham PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. per Desember 2011 berkisar antara Rp2.385,44 sampai dengan Rp2.410,03. Hasil penilaian dengan menggunakan relative valuation, diperoleh hasil sebagai berikut: untuk estimasi nilai saham per lembar PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. dengan menggunakan rasio PER sebesar Rp1.444,- dan berdasarkan PBV sebesar Rp2.147,- serta P/S sebesar Rp2.947,-. Hasil pembobotan kedua nilai tersebut menunjukkan bahwa nilai saham per lembar PT Bank Tabungan Negara (persero) Tbk. berdasarkan relative valuation adalah sebesar Rp2.180,-. Hasil dari kedua pendekatan tersebut kemudian direkonsiliasi sehingga diperoleh nilai

14 14 Firdiansyah (2009) Darojah (2009) Sugiyarto (2009) Discounted cash flow (DCF), relative valuation, Pendekatan aktiva/neraca, Box-Jenkins / ARIMA Discounted cash flow (DCF), relative valuation Discounted cash flow (DCF), relative valuation, precedent transactions analysis. saham per lembar PT Bank Tabungan Negara (persero) Tbk. sebesar Rp2.147,- hingga Rp2.162,-. Nilai pasar wajar ekuitas PT Bank Century Tbk. pada tanggal 30 September 2008 adalah sebesar Rp ,00. Nilai intrinsik saham PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. per 31 Desember 2009 adalah Rp1.092,30. Rekonsiliasi antarmetoda yang digunakan dalam penelitian menghasilkan nilai pasar wajar saham PT Bank Bukopin Tbk. sebesar Rp504,80. Nofiansyah (2008) Discounted cash flow (DCF), pertumbuhan dividen dengan model Gordon (Gordon growth model), serta relative valuation Rekonsiliasi metoda-metoda penilaian melalui pembobotan setiap hasil nilai dalam menentukan nilai saham Pemerintah di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. tahun Amelia (2008) Tauriesanto (2007) Discounted cash Flow (DCF), relative valuation, pendekatan aktiva/neraca, Box-Jenkins / ARIMA Metoda / pendekatan Estimasi nilai instrinsik saham PT Bank Internasional Indonesia Tbk. per 31 Desember 2008 adalah sebesar Rp352,46. Harga saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. yang diperdagangkan di

15 15 Tobing (2004) pendapatan dengan model free cash flow to the firm (FCFF) dan relative valuation Excess return model dalam estimasi nilai saham PT Bank Bali Tbk. dan event study untuk mengukur abnormal return menggunakan model pasar (market model) Bursa Efek Indonesia (BEI) bila dibandingkan dengan estimasi nilai intrinsiknya mengalami undervalued. 1. Penggabungan lima bank (PT Bank Bali Tbk., PT Bank Universal Tbk., PT Bank Prima Express, PT Bank Artamedia, dan PT Bank Patriot) ke dalam PT Bank Permata Tbk. memiliki dampak negatif terhadap kinerja keuangan PT Bank Bali Tbk. sebagai bank yang menerima penggabungan usaha. 2. Merger 5 (lima) bank tersebut tidak memberikan efek positif terhadap kinerja saham PT Bank Bali Tbk. sebagai bank yang menerima penggabungan usaha. 3. Efek pengumuman merger memunculkan abnormal return di sekitar tanggal pengumuman merger. Penelitian ini menggunakan pendekatan yang direkomendasikan untuk penilaian perusahaan jasa keuangan, yakni excess return model yang dikembangkan oleh Damodaran (2002: ) dengan menggunakan pula pendekatan data pasar melalui data perusahaan pembanding. Selain menggunakan pendekatan yang berbasis pada pengukuran arus kas ke ekuitas melalui penerapan metoda diskonto arus kas (discounted cash flow method), penelitian ini juga mengaplikasikan top-down analysis sebagai alat analisis yang digunakan untuk menyusun asumsi-asumsi yang diperlukan dalam penyusunan proyeksi arus kas

16 16 guna mengestimasi nilai wajar saham PT Bank Permata Tbk. menggunakan excess return model. 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan penelitian Penelitian ini bertujuan melakukan analisis dan estimasi nilai wajar saham PT Bank Permata Tbk. per tanggal 15 Juli 2013 pasca Penawaran Umum Terbatas V dan Penerbitan Obligasi Subordinasi tahun 2012 menggunakan model excess return berbasis pendekatan pendapatan (income approach) serta pendekatan penilaian relatif (relative valuation) Manfaat penelitian Beberapa manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. sebagai sumber informasi tambahan bagi para stakeholders PT Bank Permata Tbk. berkaitan dengan hasil studi dan analisis maupun estimasi nilai wajar saham PT Bank Permata Tbk. pasca Penawaran Umum Terbatas V serta Penerbitan Obligasi Subordinasi Tahun 2012; 2. untuk memperkaya database studi penilaian saham perusahaan terbuka dalam konteks waktu, kondisi dan peristiwa yang berbeda-beda; 3. bagi manajemen PT Bank Permata Tbk., hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang penilaian saham perusahaan secara umum; 4. bagi investor, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pertimbangan dalam melakukan pengambilan keputusan terkait rencana investasi; 5. penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi para akademisi berkaitan dengan analisis dan aplikasi metoda penilaian suatu usaha.

17 Metoda Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengestimasi nilai pasar wajar ekuitas PT Bank Permata Tbk. dengan pendekatan pendapatan (income approach) dan pendekatan pasar (market approach). Proses yang dilakukan meliputi pengumpulan data, analisis dan estimasi nilai pasar wajar saham PT Bank Permata Tbk. Data yang digunakan adalah data sekunder yang meliputi data umum dan data khusus. Data umum, antara lain berupa kondisi makro ekonomi, kajian industri, pasar saham, data perusahaan pembanding dan data industri, sedangkan data khusus, antara lain adalah laporan keuangan perusahaan yang menjadi obyek penelitian berikut dengan laporan keuangan perusahaan pembanding. Data laporan keuangan yang digunakan dalam penelitian ini terutama berasal dari laporan keuangan konsolidasi yang telah diaudit untuk periode laporan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2008, 2009, 2010, 2011, dan Sistematika Penulisan Penelitian ini disusun ke dalam 4 (empat) bab. Bab I memuat pengantar yang membahas tentang latar belakang, keaslian penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. Dalam Bab II tertuang tinjauan pustaka, penelitian terdahulu dan alat analisis. Bab ini membahas tentang tinjauan pustaka yang berkaitan dengan judul penelitian dan landasan teori yang digunakan untuk menjawab tujuan penelitian, ulasan tentang penelitian-penelitian terdahulu serta alat analisis yang digunakan. Bab III adalah analisis data, membahas tentang

18 18 analisis data dari penelitian yang dilakukan, dimulai dari gambaran umum perusahaan, analisis makro dan mikro ekonomi penggunaan pendekatan pendapatan dan pendekatan data pasar. Bab IV adalah kesimpulan dan saran, merupakan bab terakhir. Bab ini berisi kesimpulan hasil analisis yang didapatkan dari hasil penelitian sebagai jawaban atas tujuan penelitian, keterbatasan berupa kendala dan kesulitan dalam penelitian serta saran yang disampaikan sebagai sumbangan pemikiran. Adapun sistematika penulisan dan pembahasan tercantum pada Gambar 1.2.

19 19

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Kesimpulan. dan penerbitan Obligasi Subordinasi tahun 2012 melalui top-down analysis serta

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Kesimpulan. dan penerbitan Obligasi Subordinasi tahun 2012 melalui top-down analysis serta BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh estimasi nilai wajar saham PT Bank Permata Tbk. per tanggal 15 Juli 2013 pasca Penawaran Umum Terbatas V, dan penerbitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Perusahaan sebagai salah satu penopang perekonomian baik itu sebagai

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Perusahaan sebagai salah satu penopang perekonomian baik itu sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perekonomian menciptakan berbagai kebutuhan baru untuk mampu berkembang ataupun bertahan pada kondisi yang memiliki persaingan tinggi. Perusahaan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam menghadapi persaingan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam menghadapi persaingan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi persaingan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) khususnya di industri perbankan dibutuhkan sebuah bank nasional yang besar, kuat, kompeten, maju,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki masalah dengan modal pembiayaan Kredit Kepemilikan Rumah

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki masalah dengan modal pembiayaan Kredit Kepemilikan Rumah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada tanggal 10 April 2014 PT Bank Tabungan Negara Tbk. (BBTN) yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah salah satu bank yang memiliki masalah

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. mengakibatkan perusahaan dituntut untuk meningkatkatkan daya saingnya dalam

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. mengakibatkan perusahaan dituntut untuk meningkatkatkan daya saingnya dalam 1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Kondisi persaingan usaha yang semakin ketat dan kompetitif, mengakibatkan perusahaan dituntut untuk meningkatkatkan daya saingnya dalam industri maupun strategi keunggulan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisa Kinerja Operasi PT. Acset Indonusa Tbk Depresiasi dari Rupiah telah menyebabkan memburuknya defisit neraca berjalan. Bank Indonesia memprediksi defisit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih dikenal dengan istilah Initial Public Offering (IPO). IPO merupakan simbol

BAB I PENDAHULUAN. lebih dikenal dengan istilah Initial Public Offering (IPO). IPO merupakan simbol BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketersediaan dana untuk mengembangkan bisnis dalam suatu perusahaan menjadi prasyarat yang harus dipenuhi agar target pengembangan bisnis tercapai. Perolehan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. itu harus tetap dijaga dari hal-hal yang bersifat negatif. Artinya kalau masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. itu harus tetap dijaga dari hal-hal yang bersifat negatif. Artinya kalau masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hasil penilaian yang diumumkan pemerintah sangat menentukan masa depan perbankan yang bersangkutan, mengingat dunia perbankan yang mengelola bisnis kepercayaan. Masalah

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. berlalu ditandai dengan jatuhnya perusahaan-perusahaan kelas dunia,

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. berlalu ditandai dengan jatuhnya perusahaan-perusahaan kelas dunia, BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi dan keuangan global tahun 1997 dan 2008 yang telah berlalu ditandai dengan jatuhnya perusahaan-perusahaan kelas dunia, mempengaruhi menurunnya

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Pembiayaan pendanaan perusahaan merupakan suatu hal yang tidak dapat

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Pembiayaan pendanaan perusahaan merupakan suatu hal yang tidak dapat BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Pembiayaan pendanaan perusahaan merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari dari suatu perusahaan dalam menjalankan usahanya. Hal ini dapat dipenuhi dengan pembiayaan

Lebih terperinci

Inovatif. Analisis dan Pembahasan Manajemen. Bab

Inovatif. Analisis dan Pembahasan Manajemen. Bab Bab 3 Analisis dan Pembahasan Manajemen Yoyo dimainkan dengan mengaitkan ujung bebas tali pada jari tengah. Pemain memegang yoyo dan melemparkannya ke bawah dengan gerakan-gerakan yang kreatif dan variatif,

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Indonesia, sepanjang tahun 2012, kinerja industri perbankan syariah nasional yang

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Indonesia, sepanjang tahun 2012, kinerja industri perbankan syariah nasional yang BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan Indonesia yang dinamis beberapa tahun belakangan membawa dampak angin segar pada industri perbankan syariah. Berdasarkan data Laporan Perkembangan Perbankan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tinggi mengindikasi kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tinggi mengindikasi kebutuhan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tinggi mengindikasi kebutuhan penyedia jasa keuangan yang tinggi pula. Bank menjalankan operasionalnya dengan menghimpun dana masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. tumbuh berkembang dan meningkatkan nilai perusahaan, namun upaya ini

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. tumbuh berkembang dan meningkatkan nilai perusahaan, namun upaya ini BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Pengembangan usaha sangat diperlukan perusahaaan untuk dapat terus tumbuh berkembang dan meningkatkan nilai perusahaan, namun upaya ini seringkali menghadapi kendala

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISTILAH

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISTILAH DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISTILAH xi xi xii xii 1 PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Rumusan Masalah 8 Tujuan Penelitian 10 Manfaat Penelitian 10 Ruang Lingkup Penelitian

Lebih terperinci

SSIA MERENCANAKAN MELAKUKAN PEMBELIAN KEMBALI SAHAM SENILAI Rp 200 MILIAR

SSIA MERENCANAKAN MELAKUKAN PEMBELIAN KEMBALI SAHAM SENILAI Rp 200 MILIAR SSIA MERENCANAKAN MELAKUKAN PEMBELIAN KEMBALI SAHAM SENILAI Rp 200 MILIAR Sehubungan dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 2/POJK.04/2013 Tahun 2013 tentang Pembelian Kembali Saham Yang Dikeluarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi suatu negara. Pasar modal memiliki dua

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi suatu negara. Pasar modal memiliki dua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketika perusahaan tidak memiliki sumber dana internal yang mencukupi, pasar modal merupakan salah satu tempat bagi perusahaan mencari sumber dana alternatif selain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dana jangka

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dana jangka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan bagian dari suatu pasar finansial karena berhubungan dengan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dana jangka panjang. Hal ini berarti pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Sebuah negara yang memiliki keuangan yang kuat dan modern, berarti telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini menjadi sangat di

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penentuan nilai..., Ivalandari, FE UI, 2010.

BAB 1 PENDAHULUAN. Penentuan nilai..., Ivalandari, FE UI, 2010. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring perkembangan zaman, pilihan berinvestasi masyarakat dalam bentuk tabungan, deposito, emas, ataupun properti mulai bergeser ke dalam bentuk saham. Sebagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup kelembagaan kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Runtuhnya Lehman Brother yang merupakan salah satu perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Runtuhnya Lehman Brother yang merupakan salah satu perusahaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Runtuhnya Lehman Brother yang merupakan salah satu perusahaan investasi serta bank keuangan senior dan terbesar ke-4 di Amerika merupakan awal dari terjadinya krisis

Lebih terperinci

EKUITAS LAPORAN LABA RUGI. Ekuitas

EKUITAS LAPORAN LABA RUGI. Ekuitas EKUITAS Pada tahun total ekuitas BCA tumbuh 16,6% atau Rp 18,7 triliun menjadi Rp 131,4 triliun. Kenaikan ekuitas ini sejalan dengan peningkatan profitabilitas dan kebijakan pembagian dividen secara terukur.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah menjaga dan mengelola kekayaan negera dengan baik. Hal ini selaras

BAB I PENDAHULUAN. adalah menjaga dan mengelola kekayaan negera dengan baik. Hal ini selaras BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tugas penting yang diamanatkan oleh rakyat kepada pemerintah adalah menjaga dan mengelola kekayaan negera dengan baik. Hal ini selaras dengan UUD 45 pasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan dana pada satu atau beberapa objek investasi dengan harapan akan mendapatkan keuntungan di masa mendatang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saham akan bereaksi negatif bila terjadi kemelut dalam negeri seperti kerusuhan

BAB I PENDAHULUAN. saham akan bereaksi negatif bila terjadi kemelut dalam negeri seperti kerusuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi saham sangat rentan terhadap situasi politik dan ekonomi. Bursa saham akan bereaksi negatif bila terjadi kemelut dalam negeri seperti kerusuhan dan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Berdasarkan jenisnya, data yang disajikan dalam penelitian ini adalah data aplikatif kuantitatif. Seperti disampaikan oleh peneliti dimuka bahwa penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 27 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Initial Public Offering (IPO) adalah proses pertama suatu perusahaan berubah statusnya yaitu dari perusahaan milik perorangan menjadi perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Fenomena yang terjadi adalah dimana keadaan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Fenomena yang terjadi adalah dimana keadaan perekonomian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fenomena yang terjadi adalah dimana keadaan perekonomian Indonesia di sektor perbankan mengalami keadaan yang pasang surut. Ketidakstabilan disebabkan karena adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan bunga atau yang sering disebut Net Interest Margin (NIM), selain itu

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan bunga atau yang sering disebut Net Interest Margin (NIM), selain itu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan suatu organisasi jasa yang mempunyai peranan penting dalam upaya pembangunan ekonomi nasional. Bank berperan sebagai lembaga intermediasi penyalur dana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana dengan pihak

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. ekspansi. Salah satunya melalui penambahan modal melalui program Employee

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. ekspansi. Salah satunya melalui penambahan modal melalui program Employee A B S T R A C T Basically, this study aims to estimate the intrinsic value of the shares of PT MNC Investama. in order to compare with the ESOP stock price MSOP performed using the income approach method

Lebih terperinci

ini, terutama harapan dari pihak-pihak yang menginvestasikan dananya.

ini, terutama harapan dari pihak-pihak yang menginvestasikan dananya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan utama didirikannya perusahaan selaku entitas bisnis yang mengelola sumber-sumber ekonomi untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat adalah mendapatkan

Lebih terperinci

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS Laporan Keuangan Publikasi triwulanan Laporan Posisi Keuangan/Neraca PT BANK SINAR HARAPAN BALI JL MELATI NO 65 DENPASAR BALI 80233 Telp (0361) 227076 FAX (0361) 227783 per March 2014 dan 2013 (Dalam Jutaan

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. perusahaan untuk memperoleh dana, salah satunya adalah dengan Right issue.

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. perusahaan untuk memperoleh dana, salah satunya adalah dengan Right issue. BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Suatu perusahaan dalam pengembangan dan ekspansi usahanya akan memerlukan tambahan modal. Banyak mekanisme yang bisa ditempuh oleh perusahaan untuk memperoleh dana, salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan sangat dibutuhkan dalam suatu perekonomian. Kestabilan ini

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan sangat dibutuhkan dalam suatu perekonomian. Kestabilan ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri perbankan di Indonesia telah mengalami pasang dan surut. Kestabilan lembaga perbankan sangat dibutuhkan dalam suatu perekonomian. Kestabilan ini tidak hanya

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sistem keuangan merupakan salah satu hal yang krusial dalam masyarakat

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sistem keuangan merupakan salah satu hal yang krusial dalam masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem keuangan merupakan salah satu hal yang krusial dalam masyarakat modern. Sistem pembayaran dan intermediasi hanya dapat terlaksana bila ada sistem keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. emas) atau berbentuk aktiva keuangan (surat-surat berharga) yang diperjual-belikan

BAB I PENDAHULUAN. emas) atau berbentuk aktiva keuangan (surat-surat berharga) yang diperjual-belikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan aktivitas yang dilakukan dengan tujuan meningkatkan nilai atau jumlah sumber daya yang dimiliki saat ini untuk masa yang akan datang (Tandelilin,

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN & SARAN

BAB VI KESIMPULAN & SARAN BAB VI KESIMPULAN & SARAN 6.1 Kesimpulan Penelitian ini meneliti, apakah Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), BOPO, Net Interest Margin (NIM) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) mampu mempengaruhi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TERKINI

PERKEMBANGAN TERKINI PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK. PERKEMBANGAN TERKINI KINERJA OPERASIONAL PERSEROAN Perbandingan Periode Sembilan bulan yang Berakhir pada tanggal 30 September 2011 dan 30 September 2012 Pendapatan

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan industri penerbangan di Indonesia mengalami peningkatan

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan industri penerbangan di Indonesia mengalami peningkatan BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan industri penerbangan di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini tidak terlepas dari tuntutan era globalisasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan dan dipublikasikan. Data sekunder yaitu laporan keuangan publikasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menurunnya kapasitas permintaan dan produksi di sektor riil berpotensi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menurunnya kapasitas permintaan dan produksi di sektor riil berpotensi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurunnya kapasitas permintaan dan produksi di sektor riil berpotensi kuat terhadap kualitas aktiva perbankan, sehingga perbankan harus lebih berhati hati

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di PT. Bank Sahabat Sampoerna karena pada tanggal 9 Mei

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di PT. Bank Sahabat Sampoerna karena pada tanggal 9 Mei BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian dilakukan di PT. Bank Sahabat Sampoerna karena pada tanggal 9 Mei 2011 merupakan tonggak sejarah dimana secara resmi PT Sampoerna Investama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beraneka ragam berawal dari krisis moneter pada bulan Juli-Agustus Krisis

BAB I PENDAHULUAN. beraneka ragam berawal dari krisis moneter pada bulan Juli-Agustus Krisis BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semua pihak mengetahui bahwa terjadinya krisis di Indonesia yang beraneka ragam berawal dari krisis moneter pada bulan Juli-Agustus 1997. Krisis ini berkembang secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. panjang diantara berbagai alternatif lainnya bagi perusahaan, termasuk di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. panjang diantara berbagai alternatif lainnya bagi perusahaan, termasuk di dalamnya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang diantara berbagai alternatif lainnya bagi perusahaan, termasuk di dalamnya adalah sektor

Lebih terperinci

NERACA TRIWULANAN Tanggal : 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012

NERACA TRIWULANAN Tanggal : 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 No. NERACA TRIWULANAN Tanggal : 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 POS POS (dalam jutaan rupiah) Posisi 31 Desember Th. ASET 1. Kas 11.925 11.327 2. Penempatan pada Bank Indonesia 215.761 264.622 3. Penempatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan dan meningkatkan kinerjanya agar dapat tetap bertahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan dan meningkatkan kinerjanya agar dapat tetap bertahan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan industri manufaktur memicu perkembangan sektor industri jasa dan perdagangan, perkembangan industri yang pesar membawa implikasi pada persaingan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya.

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan perekonomian di Indonesia tidak dapat terlepas dari sektor perbankan, khususnya peran perbankan sebagai sumber pembiayaan industri dalam negeri. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usahanya. Menurut Undang-undang RI No. 10 Tahun 1998 tanggal 10 November

BAB I PENDAHULUAN. usahanya. Menurut Undang-undang RI No. 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. stabil merupakan salah satu pendorong berkembangnya pasar modal.

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. stabil merupakan salah satu pendorong berkembangnya pasar modal. BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan alternatif pembiayaan pendanaan perusahaan selain pembiayaan oleh bank. Adapun kondisi di pasar modal memiliki kaitan yang erat dengan kondisi perekonomian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terakhir sejak 2000 sampai 2010 selain mengubah kepemilikan saham diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. terakhir sejak 2000 sampai 2010 selain mengubah kepemilikan saham diharapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Gelombang akuisisi perbankan yang melanda Indonesia selama dekade terakhir sejak 2000 sampai 2010 selain mengubah kepemilikan saham diharapkan akan memengaruhi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan perekonomian suatu negara tidak lepas dari transaksi keuangan.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan perekonomian suatu negara tidak lepas dari transaksi keuangan. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan perekonomian suatu negara tidak lepas dari transaksi keuangan. Bank adalah salah satu lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menghimpun dana dari masyarakat

Lebih terperinci

NERACA TRIWULANAN Tanggal : 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012

NERACA TRIWULANAN Tanggal : 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 No. NERACA TRIWULANAN Tanggal : 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 POS POS (dalam jutaan rupiah) Posisi 31 Desember Th. ASET 1. Kas 10,117 11,327 2. Penempatan pada Bank Indonesia 226,726 264,622 3. Penempatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan perekonomian suatu negara dan tingkat kesejahteraan penduduk secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam sektor perbankan. Hal ini antara lain dipicu pengalaman negara-negara di

BAB I PENDAHULUAN. dalam sektor perbankan. Hal ini antara lain dipicu pengalaman negara-negara di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Krisis yang terjadi sejak pertengahan tahun 1997 telah berakibat sangat berat bagi perekonomian nasional. Krisis keuangan global yang terjadi pada tahun

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... PRAKATA...

DAFTAR ISI... Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... PRAKATA... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... PRAKATA... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR PERSAMAAN... DAFTAR LAMPIRAN... INTISARI... ABSTRACT... BAB I

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peranan bank dalam kegiatan perekonomian sangat fundamental, setiap

BAB I PENDAHULUAN. Peranan bank dalam kegiatan perekonomian sangat fundamental, setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Peranan bank dalam kegiatan perekonomian sangat fundamental, setiap aktivitas ekonomi memerlukan jasa perbankan untuk memudahkan transaksi keuangan. Di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam sistem keuangan di Indonesia. Pengertian bank menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. dalam sistem keuangan di Indonesia. Pengertian bank menurut Undang-Undang 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan adalah salah satu lembaga keuangan yang memiliki peranan dalam sistem keuangan di Indonesia. Pengertian bank menurut Undang-Undang No.7 tahun 1992 tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perbankan memiliki peranan yang sangat strategis dalam menunjang berjalannya roda perekonomian dan pembangunan nasional mengingat fungsinya sebagai lembaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (subprime mortgage crisis) telah menimbulkan dampak yang signifikan secara

BAB I PENDAHULUAN. (subprime mortgage crisis) telah menimbulkan dampak yang signifikan secara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis keuangan di Amerika Serikat yang bermula dari krisis kredit perumahan (subprime mortgage crisis) telah menimbulkan dampak yang signifikan secara global.

Lebih terperinci

30 Juni 31 Desember

30 Juni 31 Desember LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 30 Juni 31 Desember ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 73102500927 63710521871 Investasi 2072565000 1964636608 Piutang usaha - setelah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN hingga tahun 2012 terlihat cukup mengesankan. Di tengah krisis keuangan

BAB I PENDAHULUAN hingga tahun 2012 terlihat cukup mengesankan. Di tengah krisis keuangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinerja perekonomian Indonesia dalam lima tahun terakhir, antara tahun 2008 hingga tahun 2012 terlihat cukup mengesankan. Di tengah krisis keuangan di Eropa dan Amerika,

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISIS

BAB V HASIL DAN ANALISIS BAB V HASIL DAN ANALISIS 5.1 Perekonomian Indonesia Menurut data Badan Pusat Statistik pada tanggal 5 Pebruari 2014 Perekonomian Indonesia pada tahun 2013 tumbuh sebesar 5,78 persen. Datanya dapat dilihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan uang.

BAB I PENDAHULUAN. dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan uang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan uang. Sedangkan menurut undang-undang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. bagi keuntungan masa depan, dengan demikian maka pengertian investasi dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. bagi keuntungan masa depan, dengan demikian maka pengertian investasi dapat BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Investasi Menanamkan uang sekarang, berarti uang tersebut seharusnya dapat dikonsumsi namun karena kegiatan investasi

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Dalam menentukan keputusan, pimpinan perusahaan dituntut untuk

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Dalam menentukan keputusan, pimpinan perusahaan dituntut untuk BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Dalam menentukan keputusan, pimpinan perusahaan dituntut untuk mengambil keputusan yang dapat memaksimalkan nilai perusahaannya. Di lain pihak, pimpinan juga dituntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan dana serta menawarkan surat berharga dengan cara listing

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan dana serta menawarkan surat berharga dengan cara listing BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan sebuah tempat bagi perusahaan yang membutuhkan dana serta menawarkan surat berharga dengan cara listing terlebih dahulu terhadap badan

Lebih terperinci

Pengaruh Efisiensi Operasi, Kualitas Aktiva, Permodalan Dan Likuiditas Terhadap Profitabilitas Pada Bank Bumd Tahun

Pengaruh Efisiensi Operasi, Kualitas Aktiva, Permodalan Dan Likuiditas Terhadap Profitabilitas Pada Bank Bumd Tahun Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Thesis of Accounting http://repository.ekuitas.ac.id Banking Accounting 2015-12-10 Pengaruh Efisiensi Operasi, Kualitas Aktiva, Permodalan Dan Likuiditas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perbankan yang telah dilaksanakan oleh pemerintah. Indikator perbankan nasional

I. PENDAHULUAN. perbankan yang telah dilaksanakan oleh pemerintah. Indikator perbankan nasional I. PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Pertumbuhan industri perbankan di masa mendatang diramalkan masih akan membaik. Hal tersebut didukung oleh hasil positif program restrukturisasi perbankan yang telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Rahim dan Irpa, 2008).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Rahim dan Irpa, 2008). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan kualitas hidup masyarakat Indonesia merupakan salah satu tujuan yang hendak dicapai dalam pelaksanaan program pembangunan. Meningkatkan kualitas hidup antara

Lebih terperinci

Diskusi dan Analisis Manajemen

Diskusi dan Analisis Manajemen Diskusi dan Analisis Manajemen Data Keuangan Konsolidasi Hasil Usaha Pendapatan Bunga Bersih 4.603 5.645 7.136 26% Pendapatan Imbal Jasa 1.080 1.358 1.741 28% Pendapatan Operasional 5.683 7.003 8.877 27%

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasionalnya dengan cara menghasilkan laba tinggi sehingga. profitabilitasnya terus mengalami peningkatan.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasionalnya dengan cara menghasilkan laba tinggi sehingga. profitabilitasnya terus mengalami peningkatan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga intermediasi bagi pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana. Di samping itu, bank juga sebagai suatu industri yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Tingkat Kesehatan Bank Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004, tingkat kesehatan bank adalah hasil penilaian kualitatif

Lebih terperinci

PT. ADIRA DINAMIKA MULTI FINANCE (ADMF) TBK

PT. ADIRA DINAMIKA MULTI FINANCE (ADMF) TBK Kepada Yth. Bapak/Ibu : Pimpinan/Sales Kantor Cabang PT. Phillip Securities Indonesia Sales PT. Phillip Securities Indonesia Nasabah PT. Phillip Securities Indonesia di- Tempat ================================================================================

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan tersebut semakin membaik pada akhir 2015 seiring dengan. semakin baik (Laporan Tahunan Perbankan, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan tersebut semakin membaik pada akhir 2015 seiring dengan. semakin baik (Laporan Tahunan Perbankan, 2015). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi domestik pada tahun 2015 mengalami perlambatan, yaitu sebesar 4,79% dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 5,02% (Berita Resmi Statistik No.16/02/Th.XIX,

Lebih terperinci

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN Prof. DR. H. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. OVERVIEW Analisis sekuritas berdasarkan analisis fundamental. Analisis perusahaan merupakan tahap ketiga dari analisis fundamental,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. intermediaris atau perantara yang menghubungkan pihak pihak yang memiliki dana

BAB I PENDAHULUAN. intermediaris atau perantara yang menghubungkan pihak pihak yang memiliki dana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan perusahaan jasa yang menyediakan jasa keuangan bagi seluruh lapisan masyarakat. Oleh karena itu bank adalah suatu lembaga yang berperan sebagai intermediaris

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Saham perusahaan yang diperjualbelikan di Bursa Efek Indonesia memiliki

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Saham perusahaan yang diperjualbelikan di Bursa Efek Indonesia memiliki 1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Saham perusahaan yang diperjualbelikan di Bursa Efek Indonesia memiliki nilai pasar yang ditentukan oleh penawaran dan permintaan terhadap saham tersebut (Hartono 2009:

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan antara pihak-pihak yang memiliki dana dengan pihak-pihak yang memerlukan dana (Merkusiwati,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang kelebihan dana (surplus unit) dalam bentuk simpanan giro, tabungan,

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang kelebihan dana (surplus unit) dalam bentuk simpanan giro, tabungan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bank merupakan suatu lembaga yang aktivitasnya menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus unit) dalam bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito

Lebih terperinci

CARA MEMBACA PROSPEKTUS DAN LAPORAN KEUANGAN

CARA MEMBACA PROSPEKTUS DAN LAPORAN KEUANGAN CARA MEMBACA PROSPEKTUS DAN LAPORAN KEUANGAN PROSPEKTUS Prospektus merupakan informasi atau dokumen penting dalam proses penawaran umum, baik saham maupun obligasi. Dalam prospektus terdapat banyak informasi

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 22 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan PT Bank CIMB Niaga, Tbk berdiri pada tanggal 26 September 1955 dengan nama Bank Niaga. Pada dekade awal berdirinya, fokus utama adalah pada membangun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Hal tersebut dinyatakan dengan jelas dalam GBHN bahwa

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Hal tersebut dinyatakan dengan jelas dalam GBHN bahwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tujuan pembangunan dalam perekonomian di Indonesia adalah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui pembangunan ekonomi. Hal tersebut dinyatakan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. efek. Pasar modal menjadi sesuatu yang penting dan sangat berharga. Pernyataan

BAB I PENDAHULUAN. efek. Pasar modal menjadi sesuatu yang penting dan sangat berharga. Pernyataan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu lembaga yang memobilisasi dana masyarakat dalam hal ini investor, yaitu dengan menyediakan sarana dan tempat untuk mempertemukan

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. makro atas suatu negara, sedangkan investasi di pasar modal merupakan

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. makro atas suatu negara, sedangkan investasi di pasar modal merupakan 1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan sebagian dari gambaran perekonomian secara makro atas suatu negara, sedangkan investasi di pasar modal merupakan gambaran suatu perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Industri perbankan memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan perekonomian. Begitu penting perannya sehingga ada anggapan bahwa bank merupakan "nyawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sektor perbankan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sektor perbankan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sektor perbankan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi dalam sebuah negara. Bank memegang peranan penting dalam menyeimbangkan

Lebih terperinci

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 30 September 2015 dan 31 Desember 2014 (dalam jutaan Rupiah) No. POS POS 30 Sep 2015 31 Dec 2014 ASET 1. Kas 9,942 10,443 2. Penempatan pada Bank Indonesia 3,520,489 1,473,201

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi. Pengukuran ini perlu diketahui pihak yang berkepentingan untuk

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi. Pengukuran ini perlu diketahui pihak yang berkepentingan untuk 18 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Masalah nilai dan pengukuran sudah lama menjadi isu ekonomi khususnya akuntansi. Pengukuran ini perlu diketahui pihak yang berkepentingan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam

BAB I PENDAHULUAN. mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan merupakan segala sesuatu yang menyangkut bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak krisis moneter pertengahan tahun 1997 perbankan nasional

BAB I PENDAHULUAN. Sejak krisis moneter pertengahan tahun 1997 perbankan nasional 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Sejak krisis moneter pertengahan tahun 1997 perbankan nasional menghadapi masalah yang dapat membahayakan kelangsungan usaha perbankan serta merugikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya sektor usaha. Perbankan sebagai lembaga perantara (intermediate)

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya sektor usaha. Perbankan sebagai lembaga perantara (intermediate) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan memiliki peran penting dalam perekonomian suatu negara. Kinerja perbankan yang kuat akan menopang berbagai sektor ekonomi termasuk didalamnya sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan krisis moneter terjadi pada tahun yang memberikan dampak

BAB I PENDAHULUAN. dan krisis moneter terjadi pada tahun yang memberikan dampak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri perbankan tidak terlepas dari munculnya permasalahan yang dihadapi antara lain masalah pendanaan, kredit macet, kinerja keuangan buruk, dan krisis moneter

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam studi kasus ini adalah data sekunder yang didapat dari PT.Kimia Farma Tbk, Bursa Efek Indonesia (BEI), www.kimiafarma.co.id

Lebih terperinci

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014 (dalam jutaan Rupiah) No. POS POS 30 Jun 2015 31 Des 2014 ASET 1. Kas 9.144 10.443 2. Penempatan pada Bank Indonesia 2.770.562 1.473.201 3.

Lebih terperinci

ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANALISIS PERUSAHAAN

ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANALISIS PERUSAHAAN ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANALISIS PERUSAHAAN CAKUPAN PEMBAHASAN Overview analisis perusahaan EPS dan laporan keuangan perusahaan Price Earning Ratio Estimasi nilai intrinsik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja perekonomian suatu negara umumnya diukur oleh beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja perekonomian suatu negara umumnya diukur oleh beberapa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kinerja perekonomian suatu negara umumnya diukur oleh beberapa indikator ekonomi yang bisa mencerminkan tingkat kegiatan ekonomi di masyarakat. Salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi keuangan. Menurut undang-undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi keuangan. Menurut undang-undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank adalah salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai intermediasi keuangan. Menurut undang-undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembengkakan nilai dan pembayaran hutang luar negeri, melonjaknya non performing

BAB I PENDAHULUAN. pembengkakan nilai dan pembayaran hutang luar negeri, melonjaknya non performing BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam mencapai tujuan pembangunan nasional, peranan perbankan sebagai fungsi intermediary yaitu menghimpun dan menyalurkan kembali dana dirasakan semakin

Lebih terperinci