BAB IV PEMBAHASAN. dan dividend discounted model. Setiap model penilaian terdapat keuntungan dan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PEMBAHASAN. dan dividend discounted model. Setiap model penilaian terdapat keuntungan dan"

Transkripsi

1 BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Penentuan Skenario Pilihan Model penilaian saham ada 3 macam yaitu free cashflow model, relative model dan dividend discounted model. Setiap model penilaian terdapat keuntungan dan kerugiannya. Ketiga model tersebut adalah model yang sering digunakan untuk penilaian saham. Free cashflow model ada 2 macam, yaitu free cashflow to equity dan free cashflow to firm. Free cashflow to equity adalah model berdasarkan arus kas dimana didalam arus kas tersebut terdapat bagian pemegang saham. Sekalipun penilaian berdasarkan arus kas yang telah diaudit tetapi terkadang tidak menunjukkan nilai ekonomis. Sedangkan free cashflow to firm adalah model untuk mengukur kinerja keuangan yang dilihat dari jumlah kas bersih yang dihasilkan perusahaan yang terdiri dari biaya, pajak, dan perubahan modal kerja bersih dari investasi. Terkadang sulit untuk menilai kegiatan investasi yang dilakukan oleh perusahaan. Relative model penilaian yang sering dilakukan berupa rasio. Rasio yang digunakan adalah P/BV, EPS, dan PER. Dividend discounted model(ddm) merupakan model penilaian saham menggunakan prediksi dividen untuk menilai harga saham masa depan yang diharapkan dari dividen. DDM adalah model yang sering digunakan karena perhitungannya yang sangat sederhana juga data yang diperoleh untuk menghitung DDM sangat banyak. Selain itu model ini juga menganalisa reaksi pasar terhadap suatu saham. 35

2 Peneliti menggunakan penilaian dengan metode dividend discounted model dengan model pertumbuhan stabil (stable growth). Suatu perusahaan dikatakan stable growth apabila tingkat pertumbuhan dividen diasumsikan berkembang relatif konstan, selain itu tingkat pertumbuhan perusahaan akan lebih kecil daripada tingkat pertumbuhan perekonomian Negara. PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk merupakan perusahaan milik Negara yang mengelola dan mendistribusikan gas alam di Indonesia dan tergolong perusahaan monopoli. PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk memiliki kontribusi yang besar bagi Indonesia berupa bahan bakar memasak, setelah adanya konversi minyak ke gas. Penulis memilih stable growth pada DDM dengan beberapa asumsi. Asumsi pertama PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk merupakan perusahaan milik Negara walaupun tergolong perusahaan monopoli, akan tetapi dalam menetapkan standar harga gas masih dikendalikan atau ditetapkan oleh pemerintah. Berikut ini gambar mengenai perbandingan harga gas bumi dengan harga minyak. Gambar IV.1.1 : Perbandingan Harga Minyak Bumi dan Gas Alam 36

3 Dari grafik di atas terlihat harga gas lebih stabil dibandingkan dengan harga minyak bumi. Harga gas bumi berkisar 5.00 usd/mmbtu dari tahun Kedua, penulis berasumsi semakin tinggi tingkat pertumbuhan penduduk maka akan diikuti oleh tingginya pembangunan di sektor perumahaan. Hal tersebut dapat menimbulkan tingginya permintaan untuk pemasangan listrik yang kita ketahui bahwa selain minyak bumi, gas juga menjadi bahan bakar untuk pembangkit listrik dan juga sebagai bahan bakar untuk memasak. Gambar IV.1.2 : Konsumen PT. Perusahaan Gas Negara Tbk Dari data di atas menunjukan jumlah pelanggan dari perusahaan gas Negara paling banyak dari sektor rumah tangga. Tahun 2008 menunjukkan pelanggan dari sektor rumah tangga sebesar dan meningkat di tahun 2009 sebesar Pemerintah mengabulkan permintaan Jepang untuk menambah pasokan gas alam cair (LNG) ke negeri Sakura tersebut setelah musibah Gempa dan Tsunami menyebabkan krisis energi. Gas tersebut akan dijual sesuai dengan harga pasar (spot). Selain itu, dengan mekanisme harga spot pemerintah tidak akan mengalami kerugian karena bukan kontrak jangka panjang. 37

4 Pembentukan aturan baru mengenai harga standar gas alam untuk pasar domestik. Selama ini harga gas alam untuk pasar domestik sangat rendah sedangkan harga pasar internasional sangat tinggi. Sedangkan permintaan lebih banyak didalam negeri dibandingkan permintaan luar negeri. Perusahaan sendiri sulit untuk mengendalikan harga. Berdasarkan asumsi-asumsi di atas PT. Perusahaan Gas Negara Tbk mengalami kenaikan tetapi tidak terlalu besar. Oleh karena itu, penulis berasumsi bahwa tingkat pertumbuhan perusahaan tidak akan jauh berbeda dengan tahun 2010 sehingga penulis menggunakan metode dividend discounted model dengan model tingkat pertumbuhan stabil. IV.2 Analisis Dividend Model penilaian saham dividend discounted model adalah metode penilaian dengan menggunakan dividend/shares yang didapat oleh investor. Dividen yang digunakan bisa berupa dividen tahun lalu ataupun menghitung dengan memprediksi dividen yang akan diterima masa mendatang (D 1 ). Penulis menggunakan dividen tahun lalu karena penulis berasumsi bahwa untuk menghitung dividen tahun yang akan datang kurang akurat. Tingkat pertumbuhan perusahaan, biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk ekspansi, keadaan ekonomi dalam maupun luar negeri serta kebijakan dalam RUPS mempengaruhi dividen tahun depan. Selain itu, untuk menghitung dividen tahun depan dipengaruhi oleh periode penelitian yang dapat mengakibatkan penilaian dividend per share yang berbeda-beda. Berikut ini adalah data dividen per shares PT. Perusahaan Gas Negara Tbk dari tahun

5 Tabel IV.3 : Dividend per Share Periode Tahun Dividend/share (sumber: Tahun 2008 dividen yang diterima investor sebesar Rp 171,175. PT Perusahaan Gas Negara (PGN) memutuskan membagikan dividen kepada para pemegang sahamnya sebesar 50% dari laba bersih perusahaan pada 2007 yang tercatat Rp 1,57 triliun. Namun laba bersih 2007 menurun karena pengeluaran beban operasional perseroan yang tercatat Rp 627 miliar. Tahun 2009 dividend per shares, mengalami penurunan. Investor menerima sebesar Rp 51,74 karena PT Perusahaan Gas Negara Tbk menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) mencapai US$ 250 juta atau sekitar Rp 2,6 triliun untuk proyek pembangunan pipa Sumatera Selatan Jawa Barat. Tahun 2010, Rp 154,39997 dividend per shares yang diterima investor. Hal ini disebabkan, tahun 2009 PT Perusahaan Gas Negara Tbk berhasil mencatatkan peningkatan pendapatan menjadi Rp18,02 triliun dan kapitalisasi pasar menjadi sebesar US$10 billion atau Rp94,5 triliun. RUPTS menyetujui pembagian dividen sebesar 60% dari total laba bersih tahun IV.3 Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan perusahaan dapat dilihat dari proses perkembangan perusahaan hingga bisa menjadi perusahaan korporasi. Perusahaan merencanakan kebijakan dan menjalankannya agar dapat mencapai visi dan misi perusahaan tepat waktu. Sehingga perusahaan memperoleh peluang untuk meningkatkan pendapatannya atau memperluas 39

6 pemasarannya. Dalam menangkap peluang yang bertujuan meningkatkan pertumbuhan perusahaan, sering terjadi kendala baik dalam perusahaan maupun keadaan ekonomi di Negara beroperasi. Oleh sebab itu, penulis melakukan 2 skenario untuk menilai pertumbuhan, yaitu dengan nominal produk domestic bruto dan sustainable growth rate. Nominal produk domestic bruto bisa dijadikan growth karena pertumbuhan ekonomi suatu Negara mencerminkan pertumbuhan bisnis perusahaan yang ada di Negara tersebut. Selain itu tingkat pertumbuhan yang diharapkan oleh setiap perusahaan sangat bervariasi, tetapi pertumbuhan dividen kebanyakan perusahaan yang sudah mapan umumnya diharapkan akan terus berlanjut di masa depan pada tingkat yang kurang lebih sama dengan expected growth GDP. Penulis menggunakan proyeksi perkembangan ekonomi Indonesia tahun 2011 berdasarkan data dari worldbank. Berikut ini gambar growth GDP dan inflation rate periode Gambar IV.2 : Growth GDP dan Inflation rate periode (sumber: Pehitungan untuk mencari Nominal produk domestik bruto adalah sebagai berikut. Nominal produk domestik bruto Nominal produk domestik bruto 6,2% 6% 12,2% 40

7 Berdasarkan perhitungan diatas tahun 2011 nominal produk domestik bruto Indonesia sebesar 12,2%. Nominal GDP tahun 2010 sebesar 12,1% artinya tidak jauh berbeda di tahun Pertumbuhan di Indonesia tidak akan mengalami peningkatan yang tinggi malah cenderung stabil. Skenario ke 2 untuk menghitung growth adalah sustainable growth rate. Sustainable growth rate merupakan tingkat maksimum pertumbuhan penjualan yang dapat dicapai, dilihat dari profitabilitas perusahaan, pemanfaatan aset, dan pembayaran dividen yang diinginkan dan rasio utang. Model yang sederhana untuk memperkirakan pertumbuhan masa yang akan datang. Selain itu sustainable growth rate dapat digunakan bila perusahaan terebut tidak menerbitkan saham lagi. Tingkat pertumbuhan tersebut dipengaruhi oleh pendapatan perusahaan, dividen dan ekuitas perusahaan. Sebelum menghitung sustainable growth rate, langkah pertama adalah menghitung dividend payout ratio (DPR). Berikut ini perhitungan dividend payout ratio tahun x 100% 154, x 100% 60,08% Berdasarkan perhitungan di atas dividend payout ratio sebesar 60,08%, artinya 60,08% dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham dari laba setelah pajak. Setelah memperoleh persentase dividend payout ratio selanjutnya menghitung sustainable growth rate, perhitungannya sebagi berikut. 1 x ROE 41

8 1 60,08% x 44,99% 17,96% Maka sustainable growth rate tahun 2010 sebesar 17,96%. Tahun 2008 tidak mengalami pertumbuhan sebesar -45,76% karena terjadi krisis global dan perusahaan sendiri melakukan ekspansi seperti pemasangan pipa dari Sumatera-Jawa. Tahun 2009 perusahaan mengalami pertumbuhan sebesar 42,61% setelah di tahun 2008 tidak mengalami pertumbuhan. Penulis menggunakan sustainable growth rate di tahun 2010 untuk menilai harga saham dengan dividend discounted model periode karena skenario yang digunakan adalah stable growth dengan asumsi tingkat pertumbuhan tidak akan jauh berbeda dengan tingkat pertumbuhan tahun sebelumnya. Penulis tidak menggunakan dividend growth karena secara keseluruhan dividend growth periode turun sebesar 10,31%. Penjelasannya tahun 2008 dividend per shares yang diberikan sebesar Rp 171,1/lembar untuk tahun 2009 sebesar Rp 51,74%/ lembar. Dividend growth sebesar 119,64%, tahun naik sebesar 109,33%. Kenaikan tahun tidak dapat menutupi penurunan dividend growth di tahun IV.4 Analisis Ks (return yang diharapkan) Seorang investor dalam menginvestasikan dananya, ia akan menilai return investasi tersebut dan risiko yang diterima. Return yang diharapkan (K) dapat dicari menggunakan analisis fundamental dengan beberapa pendekatan. Analisis fundamental digunakan dengan maksud untuk menganalisis industri(keadaan ekonomi suatu Negara juga mempengaruhi kinerja perusahaan), menganalisis pasar(pergerakan harga saham pada bursa) dan menganalisis perusahaan(pertumbuhan perusahaan dan kinerja 42

9 perusahaan). Walaupun menilai return yang diharapkan tergantung dari investor sendiri. Artinya tipe dari investor berbeda-beda ada yang berani ambil risiko, menghindari risiko dan netral maka menginginkan risiko dan return yang diharapkan berbeda. Data periode digunakan untuk penelitian. Data-data yang digunakan berupa data harga saham, harga pasar, BI rate, tingkat inflasi dan laporan keuangan perusahaan. Selanjutnya data tersebut diolah dan dihitung kemudian diproyeksikan untuk menilai saham dengan tujuan mengetahui harga wajar tahun Penulis menggunakan pendekatan CAPM dan WACC untuk menentukan return yang diharapkan(k). Penentuan komponen setiap pendekatan adalah langkah awal untuk memulai perhitungan. Komponen pendekatan CAPM adalah beta, risk free, return market. WACC sendiri terdiri dari biaya utang setelah pajak (K d (1-t)), biaya saham preferen(k p ) dan biaya laba ditahan(k s ). Biaya laba ditahan dalam komponen WACC menggunakan perhitungan dari CAPM. Berikut ini adalah perhitungan dengan pendekatan CAPM dan WACC. IV.4.1 Analisis Ks Dengan Pendekatan CAPM Pendekatan yang umumnya digunakan untuk mencari return yang diharapkan adalah pendekatan CAPM. CAPM merupakan model untuk menggambarkan hubungan antara risiko dan return yang diharapkan. Data yang diperlukan untuk mengaplikasikan CAPM adalah harga saham, IHSG dan risk free(r f ) dari periode Harga saham PT. Perusahaan Gas Negara Tbk dan IHSG digunakan untuk mencari tingkat pengembalian saham(rs) dan tingkat pengembalian pasar(ri). Perhitungan untuk mencari tingkat pengembalian saham dan tingkat pengembalian pasar 43

10 penulis menggunakan microsoft excel dengan fungsi LN. Cara pengoperasiannya adalah sebagai berikut: Tingkat pengembalian saham atau pasar n = LN(harga saham n / harga saham 1 ) Tingkat pengembalian saham 3-jan-2008 = LN(Harga saham 3-jan-2008 /harga saham 2-jan-2008 ) = LN(Rp 2990/Rp 3020) = - 0,998% Tingkat pengembalian pasar 3-jan-2008 = LN(Harga saham 3-jan-2008 /harga saham 2-jan-2008 ) = LN(Rp 2715/Rp 2732) = -0,604% Atau dapat juga menghitung dengan rumus aritmatika sebagai berikut: Tingkat pengembalian saham/pasar n = H Hasil perhitungan ln atau dengan aritmatika akan menghasilkan tingkat pengembalian yang sama. Tingkat pengembalian pasar dan tingkat pengembalian saham 3 Januari 2008 negatif, yaitu sebesar -0,998% dan -0,604%. Di bawah ini grafik yang menggambarkan pergerakan tingkat pengembalian saham dan tingkat pengembalian pasar periode Gambar IV : Pergerakkan Return Pasar dan Return Saham Periode % 10% Ri 5% 0% 5% 10% 3 Jan 08 3 Mar 08 3 May 08 3 Jul 08 3 Sep 08 3 Nov 08 3 Jan 09 3 Mar 09 3 May 09 3 Jul 09 3 Sep 09 3 Nov 09 3 Jan 10 3 Mar 10 3 May 10 3 Jul 10 3 Sep 10 3 Nov 10 44

11 Grafik di atas menunjukkan tingkat pengembalian saham PGAS berfluktuasi. Pada akhir September 2008 tingkat pengembalian saham mengalami penurunan sebesar -4,49% kemudian terjadi peningkatan secara drastis diakhir Oktober 2008 sebesar 13,76%. Tingkat pengembalian saham terus mengalami perubahan diawal tahun 2009 sampai Oktober Titik terendah tingkat pengembalian saham terjadi di November 2010 sebesar -5,63% dan titik tertinggi sebesar 13,76% di akhir Oktober Tingkat pengembalian IHSG tidak jauh berbeda tingkat pengembalian saham PGAS. Hal tersebut terlihat di awal Oktober 2008 mengalami peningkatan sebesar 7% kemudian turun sebesar 1,56% di akhir Desember Tetapi tingkat pengembalian pasar IHSG tidak terlalu berfluktuasi dibandingkan dengan tingkat pengembalian PGAS. Titik tertinggi sebesar 7% dan terendah sebesar -2,37% dari tingkat pengembalian IHSG. Berikut ini tabel return market periode Tabel IV : Return Market PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Periode Tahun ,08% 56,72% 36,36% Rata-rata 23% Rata-rata tingkat pengembalian pasar tahun 2008 adalah sebesar -70,08%. Tahun 2008 mencerminkan sulit untuk memperoleh return dari capital gain saham. Tahun 2009 dan 2010 rata-rata tingkat pengembalian pasar sebesar 56,72% dan 36,36%. Artinya, tingkat pengembalian pasar di tahun 2009 dan 2010 menandakan membaiknya perdagangan di lantai bursa. Penulis mengunakan rata-rata tingkat pengembalian pasar periode untuk menghitung return yang diharapkan tahun Har tersebut dikarenakan selama periode tingkat pengembalian pasar tahun 2010 stabil, tingkat pengembalian pasar tahun 2008 negatif dan membaik tahun

12 Tetapi yang perlu diingat bahwa tingkat pengembalian saham PGAS dan tingkat pengembalian IHSG dipengaruhi oleh pergerakan harga saham PGAS dan harga pasar. Berikut ini grafik yang menggambarkan pergerakan harga saham PGAS dan harga pasar (IHSG). Gambar IV : Pergerakkan Harga Saham PGAS dan IHSG Periode IHSG 2000 PGAS Jan 08 2 Jan 09 2 Jan 10 Berdasarkan grafik harga saham PGAS dan harga pasar mengalami penurunan dari awal tahun Penurunan tersebut disebabkan krisis keuangan global yang menyebabkan risiko dan ketidakpastian pada pasar keuangan. Tahun harga saham dan harga pasar mengalami peningkatan karena upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengurangi dampak krisis global. Upaya yang dilakukan pemerintah sendiri adalah menjaga stabilitas ekonomi bersama BI melalui tingkat inflasi, nilai tukar suku bunga, juga memperbaiki dan mempercepat reformasi di sektor riil sehingga bisa berjalan lebih efektif. Harga saham PGAS terendah sebesar Rp terjadi pada tanggal 18 November 2008 dan harga saham tertinggi sebesar Rp Harga pasar 46

13 tertinggi sebesar Rp pada tanggal 9 Desember 2010, sedangkan harga terendah sebesar Rp Bila tingkat pengembalian pasar dan tingkat pengembalian PGAS telah diperoleh maka langkah kedua adalah menghitung beta(β). Beta adalah ukuran hubungan sebuah saham dengan trend yang ada dalam pasar. Beta sering disebut resiko sistematis. Penulis menggunakan perangkat lunak Microsoft excel dengan fungsi SLOPE untuk menghitung beta(β). Perhitungan dengan Microsoft excel sebagai berikut: Beta(β) = SLOPE = (R s ;R i ) Berdasarkan perhitungan diatas maka akan menghasilkan beta periode Tabel dibawah ini menunjukkan beta PGAS periode Tabel IV : Beta PT. Perusahaan Gas Negara Tbk Periode Tahun Beta (β) Rata-rata 1.24 Tahun 2008 beta sebesar 1,59, hal tersebut karena pengaruh krisis global sehingga mengakibat ketidakpastian dan resiko yang besar. Tahun 2009 dan 2010 beta bernilai negative (β<1), artinya saham akan cenderung naik dan turun lebih rendah dari IHSG. Rata-rata beta periode sebesar 1,24 maksudnya saham memiliki risiko sistematis yang besar dibandingkan saham dipasar secara keseluruhan. Penulis menggunakan rata-rata beta 1,24 periode untuk menghitung return yang diharapkan. Penulis berasumsi bahwa masih adanya pengaruh krisis global walaupun beta 2010 sebesar 1.06 artinya mengalami penurunan risiko. Setiap perubahan nilai beta bisa merubah sensitivitas saham PGAS pada pasar. 47

14 Beta dan tingkat pengembalian pasar(ri) telah dihitung, sekarang menentukan risk free. Risk free biasanya menggunakan return suku bunga bank sentral, di Indonesia umumnya risk free yang digunakan adalah BI rate. Bi rate yang digunakan untuk perhitungan adalah BI rate Desember 2010 yaitu 6,50%. Penulis berasumsi bahwa awal 2011 tidak mengalami perubahan. Selain itu dari Agustus 2009-Desember 2010 risk free bertahan di 6,50%. Risk Free sebesar 6,50% digunakan untuk mencari yang diharapkan dengan pendekatan CAPM. Selain itu digunakan untuk menghitung K Rf dengan pendekatan WACC. Komponen untuk mencari return yang diharapkan dengan pendekatan CAPM telah diperoleh terdiri dari beta, tingkat pengembalian saham PGAS, tingkat pengembalian pasar, dan risk free. Maka perhitungan adalah sebagai berikut: Bila R f sebesar 6,50% k R β R R 6,50% 23% 6,5% 1,24 26,96% Berdasarkan hitungan di atas, dapat diketahui selama periode return yang diharapkan dari saham PGAS sebesar 26,96% per tahun. Return tersebut dihitung menggunakan beta dari rata-rata periode Return yang diharapkan sebesar 26,96% artinya penentuan tingkat keuntungan yang diisyaratkan pada suatu investasi saham perusahaan. IV.4.2 Analisis Ks dengan Pendekatan WACC Pendekatan WACC sangat erat kaitannya dengan pengertian tingkat pengembalian diisyaratkan. Tingkat pengembalian diisyaratkan bagi investor adalah 48

15 tingkat keuntungan dari risiko aktiva. Bagi perusahaan, menggunakan modal untuk memperoleh modal tersebut. Artinya jika investasi yang dilakukan sekurang-kurangnya sebesar biaya yang ditanggung maka investasi tersebut tidak diperlukan. Selain itu penulis menggunakan WACC untuk mencari return yang diharapkan dengan asumsi bahwa penilaian saham dengan pendekatan free cash flow to firm model tingkat pertumbuhan stabil memiliki bentuk rumus sama dengan pendekatan dividend discounted model, yang mana dalam pendekatan free cash flow to firm return yang diharapkan dicari dengan WACC. Sehingga penulis mengunakan WACC untuk mencari return yang diharapkan tetapi dengan pendekatan dividend discounted model bukan free cash flow to firm. Komponen dalam menghitung WACC ada 3 macam yaitu biaya laba ditahan, biaya hutang dan biaya saham preferen. Penulis menggunakan metode perhitungan CAPM untuk mengukur biaya laba ditahan. Hasil perhitungan CAPM sebesar 26,96% dari risk free sebesar 6,50%. Perhitungan selanjutnya adalah menghitung biaya hutang. Data yang diperlukan untuk menghitung biaya hutang adalah risk free, default spread for country, dan default spread for firm. Berikut ini tabel rating manufacturing firm untuk perusahaan besar. 49

16 Tabel IV : Default Spreads For Rating Classes to Large Manufacturing Firms Rating Spread AAA 0,50% AA 0,65% A + 0,85% A 1,00% A- 1.10% BBB 1,60% BB + 3,00% BB 3,35% B + 3,75% B 5,00% B- 5,25% CCC 8,00% CC 10,00% C 12,00% D 15,00% (Sumber: Data diatas diperoleh dari Damodaran Januari 2011 data tersebut berdasarkan S&P. Rating untuk obligasi PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk menurut S&P adalah BB+, diperoleh dari laporan keuangan Penulis menggunakan peringkat obligasi PGAS berdasarkan laporan keuangan 2009 karena laporan keuangan 2010 belum keluar. Berdasarkan Moody s peringkat risk country Indonesia adalah Ba2, data tersebut penulis peroleh dari laporan rating bank Indonesia Januari Berikut ini tabel defauld spread for country Januari 2011 (sumber: Damodaran). 50

17 Tabel IV : Default Spreads For Rating Classes Rating Default spread Rating Default spread Aaa 0,00% Ba3 3,25% Aa1 0,25% B1 4,00% Aa2 0,50% B2 5,00% Aa3 0,70% B3 6,00% A1 0,85% Caa1 7,00% A2 1,00% Caa2 8,50% A3 1,15% Caa3 10,00% Baa1 1,50% Caa1 7,00% Baa2 1,75% Caa2 8,50% Baa3 2,00% Caa3 10,00% Ba1 2,45% Caa3 10,00% Ba2 2,75% Caa3 10,00% (sumber: Kedua tabel diatas menunjukkan default spread for firm dan default spread for country. Penulis menggunakan defauld spread untuk perusahaan manufaktur besar. PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk merupakan perusahaan yang mengelola gas alam Indonesia, selain itu melakukan kerja sama dengan pihak luar negeri untuk melakukan perdagangan. Default spread PGAS sebesar 3,00% dengan rating BB+. Default spread for country Indonesia sebesar 2,75% dengan rating Ba2. Tanggal 17 januari 2011 rating bond Indonesia meningkat menurut Moody s dari Ba2 ke Ba1. Penulis menggunakan rating dari website yang berbeda karena keterbatasan data yang diperoleh. K Rf yang digunakan untuk menghitung K d sebesar 6,5% dan 19,56%. Perhitungan biaya utang adalah sebagai berikut. K d 2010 = K Rf + default spread for country + default spread for firm = 6,50% + 2,75% + 3,00% = 12,25% 51

18 Perhitungan diatas menunjukkan bahwa biaya hutang sebesar 12,25% dengan K Rf sebesar 6,50%. Tingkat kemungkinan terjadi gagal bayar yang dijanjikan sebesar 12,25%. Biaya hutang telah diperoleh, sekarang menghitung tarif pajak PT. Perusahaan Gas Negara Tbk tahun Tarif pajak dihitung untuk memperoleh bunga. Bunga tersebut akan memberikan pengurangan pajak yang akan mengurangi biaya hutang sehingga menurunkan penghasilan kena pajak. Perhitungan untuk mengetahui besarnya tarif pajak tahun 2010 sebagai berikut. Tarif pajak 2010 Pajak tahun 2010 laba sebelum pajak ,84%.... Tarif pajak yang dibayarkan perusahaan sebesar 19,84% tahun 2010 dari laba sebelum pajak. Pajak yang dibayarkan PT. Perusahaan Gas Negara Tbk lebih kecil dibandingkan ketentuan pajak pemerintah untuk pajak badan sebesar 28%. Rata-rata pajak perusahaan natural gas adalah 23,93%. Dengan kata lain pajak yang dibayarkan lebih kecil dari rata-rata pajak perusahaan natural gas. Selanjutnya menghitung biaya hutang setelah pajak, perhitunganya sebagai berikut. Biaya hutang setelah pajak Kd x 1 t Biaya hutang setelah pajak 12,25% x 1 19,84% 9,81% Biaya hutang setelah pajak adalah 9,81% mencerminkan biaya hutang yang diharapkan. Biaya tersebut merupakan biaya yang ditanggung perusahaan karena 52

19 perusahaan menggunakan sumber dana berasal dari pinjaman akan terkena kewajiban membayar bunga. Langkah selanjutnya untuk menghitung WACC adalah mengukur sumber dana PT. Perusahaan Gas Negara Tbk. PT. Perusahaan Gas Negara Tbk memiliki dua sumber dana, yaitu hutang jangka panjang dan laba ditahan atau ekuitas. Selama periode perusahaan tidak mengeluarkan saham preferen. Data yang digunakan untuk menghitung proporsi sumber dana PT. Perusahaan Gas Negara TBK adalah laporan keuangan tahunan selama periode Laporan keuangan yang digunakan. Berikut ini perhitungan proporsi modal tahun Wd 2010 total hutang jangka panjang 2010 total komponen modal ,64% Ws 2010 Total saham biasa 2010 total komponen modal ,36% Perhitungan diatas menunjukkan bahwa tahun 2010 perusahaan memaksimalkan modal pada proporsi ekuitas sebesar 56,36% dan hutang jangka panjang perusahaan sebesar 43,64%. Tahun 2010 perusahaan menganggap bahwa permodalan tersebut yang optimal untuk tetap menjaga struktur permodalan aktual pada sasaran secara tepat waktu. Penulis menggunakan proporsi modal perusahaan tahun 2010 karena tahun

20 perusahaan mengoptimalkan modal ke hutang jangka panjang sebesar 56,78%, sedangkan proporsi ekuitas sebesar 43,22%. Semua komponen untuk menghitung WACC telah dihitung diantaranya biaya utang setelah pajak, biaya ekuitas dan proporsi struktur modal. Berikut ini perhitungan biaya rata-rata tertimbang dengan salah satu peluang. WACC w k 1 T w k w k WACC 43,64% x 9,81% 0% x 0% 56,35% x 26,96% 19,47% Perhitungan biaya rata-rata tertimbang dengan biaya ekuitas sebesar 26,96% (R f sebesar 6,50%) dan Kd(1-T) sebesar 9,81% (K Rf = 6,50%). Berikut ini tabel biaya ratarata tertimbang. Tabel IV : Weight Average Cost of Capital Periode Kd(1-T) Wd Ks Ws WACC 9,81% 43,64% 26,96% 56,36% 19,47% Berdasarkan tabel di atas return yang diharapkan dengan pendekatan biaya ratarata tertimbang menginginkan return yang diharapkan sebesar 19,47% artinya terdiri biaya laba ditahan sebesar 26,96% dengan komposisi sebesar 56,36% dan biaya hutang setelah pajak sebesar 9,81% dengan komposisi sebesar 43,64%. IV.5 Penilaian Saham Dividend discounted model (DDM) menilai saham dengan mendiskontokan arus kas masa depan yang diharapkan. Arus kas tersebut berasal dari dividen yang akan dikembalikan kepada pemegang saham. 54

21 Komponen untuk menilai saham PGAS yaitu dividend per shares, tingkat pertumbuhan dan tingkat pengembalian yang diharapkan telah dihitung. Hasil dari perhitungan dengan CAPM adalah value of equity. Penulis tidak menghitung harga wajar tiap tahunnya, tetapi penulis menggunakan data yang diperlukan untuk menghitung tiap komponen dalam dividend discounted model. Selanjutnya dipilih atau dirata-rata komponen tersebut berdasarkan asumsi penulis untuk menilai harga wajar tahun Berikut ini tabel komponen yang digunakan untuk mengestimasi harga buku periode Tabel IV.5.1 : Komponen Dividend Discounted Model Untuk Tahun 2011 Keterangan: Skenario Nilai Dividend per share tahun 2010 Rp 154, Tingkat Pertumbuhan Expected Growth GDP 12,20% sustainable growth rate 17,96% Tingkat pengembalian yang diharapkan Pendekatan CAPM 26,96% Pendekatan WACC 19,47% Berdasarkan tabel di atas maka akan menghasilkan 4 skenario untuk mengestimasi harga wajar tahun Penulis menggunakan 2 skenario pada tingkat pertumbuhan dan 2 skenario pada tingkat pengembalian yang diharapkan. Di bawah ini perhitungan dengan pendekatan dividend discounted model untuk menghitung penilaian harga buku tahun x 1 g K g 154, x 1 12,20% 26,96% 12,20% Rp

22 Berdasarkan dalam perhitungan di atas tingkat pertumbuhan menggunakan nominal growth GDP, tingkat pengembalian yang diharapkan dengan pendekatan CAPM dan risk free sebesar 6,50% hasil estimasi harga bukunya sebesar Rp 1.173/lembar. Berikut ini tabel estimasi harga wajar dengan pendekatan CAPM untuk tingkat pengembalian yang diharapkan. Tabel IV.5.2 : Estimasi Harga Wajar 2011, K(Pendekatan CAPM) Dividend Expected Growth K Estimasi harga buku 154, ,96% 26,96% Rp 2.025/lembar 12,20% Rp 1.175/lembar Berdasarkan tabel di atas range harga wajar dengan CAPM sebagai indikator return yang diharapkan adalah berkisar Rp1.175/lembar sampai Rp 2.025/lembar. Hal tersebut dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan karena semakin besar growth maka estimasi harga wajar semakin tinggi. Hasil perhitungan dengan menggunakan WACC membutuhkan perhitungan yang lebih dalam karena hasilnya bukan value of equity melainkan value of firm. Berikut ini tabel value of firm dengan pendekatan WACC untuk mencari return yang diharapkan. Tabel IV.5.3 : Nilai Perusahaan Tahun 2011, K(Pendekatan WACC) Dividend Expected Growth K Nilai Perusahaan % 19,47% Rp /lembar 12.20% Rp 2.385/lembar Berdasarkan tabel di atas nilai perusahaan tertinggi sebesar Rp /lembar dan terendah sebesar Rp 2.385/lembar. Artinya nilai perusahaan ini adalah persepsi seorang investor berdasarkan total kewajiban dan total ekuitasnya. Rp 2.385/lembar artinya nilai perusahaan berdasarkan total kewajiban dan total ekuitas. Karena hal 56

23 tersebut maka harus melakukan perhitungan untuk mendapatkan nilai ekuitas saham biasa. Berikut ini perhitungannya: Estimasi harga wajar saham nilai perusahaan total kewajiban jumlah saham beredar Estimasi harga wajar saham tahun 2011 Rp Rp /lembar Berdasarkan perhitungan di atas estimasi harga wajar saham PGAS adalah Rp /lembar. Total liabilities dan jumlah saham yang beredar menggunakan data tahun Berikut ini adalah estimasi harga wajar tahun Tabel IV.5.4 : Estimasi Harga Buku Tahun 2011 Pendekatan WACC Nilai Perusahaan (Rp/lembar) Total liabilities/ Jumlah saham beredar (Rp/lembar) Estimasi Harga wajar (Rp/lembar) Berdasarkan tabel di atas estimasi harga wajar saham PGAS tahun 2011 dengan menggunakan WACC sebagai pendekatan untuk mencari return yang diharapkan, berkisar Rp sampai Rp Jika digabungkan, secara keseluruhan baik itu dengan CAPM maupun dengan WACC range harga wajar adalah Rp 1.175/lembar sampai Rp /lembar. Range harga wajar tersebut sangat jauh jaraknya sehingga penulis hanya menggunakan 3 hasil skenario tersebut yaitu sebesar Rp 1.175, Rp dan Rp Maka range harga wajar yang diperoleh adalah berkisar Rp sampai Rp Range harga aktual saham PGAS adalah berkisar Rp sampai Rp Bila dibandingkan hasil perhitungan harga wajar dengan range harga aktual saham terjadi overvalue. Overvalue 57

24 terjadi karena harga aktual lebih besar dari harga wajar. Perbedaan tersebut dikarenakan perbedaan asumsi yang digunakan penulis dengan keadaan pasar sesungguhnya. Selain itu periode yang digunakan oleh penelitian hanya 3 tahun sehingga bisa menyebabkan perbedaan tersebut. 58

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN IV.1 Penentuan Skenario Penilaian Model penilaian perusahaan yang lazim digunakan adalah dividend discounted model (DDM). Model ini menilai suatu perusahaan berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang. dan dampaknya terhadap harga surat berharga tersebut.

BAB II LANDASAN TEORI. tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang. dan dampaknya terhadap harga surat berharga tersebut. BAB II LANDASAN TEORI II.1 Valuasi II.1.1 Konsep Investasi merupakan suatu komitmen penempatan dana pada periode waktu tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang diinginkan.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGHITUNGAN. yang paling lazim digunakan ialah Dividend Discounted Model (DDM).Metode ini

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGHITUNGAN. yang paling lazim digunakan ialah Dividend Discounted Model (DDM).Metode ini BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGHITUNGAN IV. 1 Penentuan Skenario Penelitian Ada beberapa metode yang dapat dipakai jika kita sebagai peneliti ataupun analis keuangan di pasar dalam menilai suatu kewajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berinvestasi dalam bentuk investasi berwujud seperti emas, tanah ataupun rumah. Akan

BAB I PENDAHULUAN. berinvestasi dalam bentuk investasi berwujud seperti emas, tanah ataupun rumah. Akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebelum pemilik dana mengenal saham, banyak pemilik dana lebih memilih berinvestasi dalam bentuk investasi berwujud seperti emas, tanah ataupun rumah. Akan tetapi muncul

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Untuk melakukan penilaian atas nilai wajar dari suatu saham, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan. Beberapa cara yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan analisis

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisa Kinerja Operasi PT. Acset Indonusa Tbk Depresiasi dari Rupiah telah menyebabkan memburuknya defisit neraca berjalan. Bank Indonesia memprediksi defisit

Lebih terperinci

BAB IV. Analisis dan Pembahasan

BAB IV. Analisis dan Pembahasan BAB IV Analisis dan Pembahasan IV.1 Penentuan Skenario Penelitian Objek penelitian ini adalah saham PT Indofood Sukses Makmur, yang dilakukan selama periode Januari 2005 sampai dengan Desember 2010 dengan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Berdasarkan jenisnya, data yang disajikan dalam penelitian ini adalah data aplikatif kuantitatif. Seperti disampaikan oleh peneliti dimuka bahwa penelitian

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. saham adalah Dividend Discount Model (DDM) dan Price Earning Ratio (PER)

BAB IV PEMBAHASAN. saham adalah Dividend Discount Model (DDM) dan Price Earning Ratio (PER) BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Pemilihan Metode Metode yang digunakan untuk melakukan penelitian terhadap penilaian saham adalah Dividend Discount Model (DDM) dan Price Earning Ratio (PER) atau biasa disebut juga

Lebih terperinci

dalam penelitian ini dilakukan scoring dengan kriteria sebagai berikut : 1. Data yang digunakan adalah data rata-rata kinerja keuangan masing-masing

dalam penelitian ini dilakukan scoring dengan kriteria sebagai berikut : 1. Data yang digunakan adalah data rata-rata kinerja keuangan masing-masing Untuk membandingkan kinerja keuangan dari ketiga saham tersebut, maka dalam penelitian ini dilakukan scoring dengan kriteria sebagai berikut : 1. Data yang digunakan adalah data rata-rata kinerja keuangan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Penentuan Skenario Penelitian Objek penelitian ini adalah PT Astra Agro Lestari Tbk, PT BW Plantation Tbk dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk yang dilakukan selama

Lebih terperinci

Definisi. Modal ( Capital ): dana yg digunakan untuk membiayai pengadaan asset dan operasional suatu perusahaan

Definisi. Modal ( Capital ): dana yg digunakan untuk membiayai pengadaan asset dan operasional suatu perusahaan STRUKTUR MODAL Definisi Modal ( Capital ): dana yg digunakan untuk membiayai pengadaan asset dan operasional suatu perusahaan Modal dapat dilihat di neraca sisi kanan (staffel) : hutang, saham biasa, saham

Lebih terperinci

BAB V. KESIMPULAN dan SARAN. dengan pendekatan discounted cash flow dapat ditarik beberapa

BAB V. KESIMPULAN dan SARAN. dengan pendekatan discounted cash flow dapat ditarik beberapa BAB V KESIMPULAN dan SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penghitungan dan analisis penilaian perusahaan dengan pendekatan discounted cash flow dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: a. Estimasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ketiga perusahaan tersebut adalah PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Ketiga perusahaan tersebut adalah PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Penelitian ini mengambil objek perusahaan yang tergolong ke dalam sektor industri telekomunikasi yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dari perusahaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Konsep Saham dan Return Saham Pada sebuah perusahaan publik, tujuan dari manajemen adalah memaksimalkan harga saham perusahaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini menyebabkan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini menyebabkan kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini menyebabkan kegiatan perekonomian dunia mengalami perkembangan yang pesat. Hal tersebut mendorong transaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih dikenal dengan istilah Initial Public Offering (IPO). IPO merupakan simbol

BAB I PENDAHULUAN. lebih dikenal dengan istilah Initial Public Offering (IPO). IPO merupakan simbol BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketersediaan dana untuk mengembangkan bisnis dalam suatu perusahaan menjadi prasyarat yang harus dipenuhi agar target pengembangan bisnis tercapai. Perolehan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Situmorang (2008) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Econonic Value Added dan Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham Perusahaan Properti Yang terdaftar

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan 30 Juni 2009 sampai 30 Juni 2014, untuk

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan 30 Juni 2009 sampai 30 Juni 2014, untuk 64 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada 2 (dua) Badan Usaha Milik Negara bidang perbankan yang terdaftar di BEI yaitu PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.. Penelitian

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder

III.METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder 38 III.METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian. Peneliti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Pesatnya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Pesatnya perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Pesatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Tidak hanya berpengaruh terhadap perindustrian di

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Tidak hanya berpengaruh terhadap perindustrian di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Krisis keuangan global yang terjadi di tahun 2008 harus diakui telah memberikan dampak negatif ke seluruh dunia dan juga berimbas buruk kepada perekonomian

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Kinerja Keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk Sebelum dan

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Kinerja Keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk Sebelum dan BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Kinerja Keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk Sebelum dan Sesudah Akuisisi IV.1.1 Analisis Kinerja Keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk dengan menggunakan Rasio Keuangan IV.1.1.1

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis/Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Hermawan (2009 :17), penelitian deskriptif adalah penelitian yang memusatkan perhatian

Lebih terperinci

1/45 OVERVIEW

1/45 OVERVIEW http://www.deden08m.wordpress.com 1/45 Nilai intrinsik dan nilai pasar saham. Berbagai pendekatan yang digunakan dalam penilaian saham. Menentukan tingkat return yang disyaratkan. Menentukan tingkat pertumbuhan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehadiran pasar modal mempunyai pengaruh yang penting dalam menunjang perekonomian suatu negara. Pasar modal merupakan suatu sarana yang dapat dimanfaatkan untuk memobilisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat walaupun keadaan ekonomi memburuk. Pekembangan industri

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat walaupun keadaan ekonomi memburuk. Pekembangan industri BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan ekonomi suatu negara dapat diukur salah satunya dengan cara mengetahui tingkat perkembangan berbagai jenis industri pada negara

Lebih terperinci

NILAI INTRINSIK DAN NILAI PASAR

NILAI INTRINSIK DAN NILAI PASAR OVERVIEW 1/45 Nilai intrinsik dan nilai pasar saham. Berbagai pendekatan yang digunakan dalam penilaian saham. Menentukan tingkat return yang disyaratkan. Menentukan tingkat pertumbuhan. NILAI INTRINSIK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Menurut Ari (2005) pengukuran kinerja keuangan menggunakan metode economic value added (EVA) menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 46 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penlitian Jenis penelitian ini yang digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu dengan mengumpulkan data-data yang diperlukan, kemudian dianalisa menggunakan analisis

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini terdapat 9 sampel perusahaan dari sektor Property dan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini terdapat 9 sampel perusahaan dari sektor Property dan BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini terdapat 9 sampel perusahaan dari sektor Property dan Real Estate yang membagikan dividen kepada para pemegang saham secara tunai dan rutin selama

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam studi kasus ini adalah data sekunder yang didapat dari PT.Kimia Farma Tbk, Bursa Efek Indonesia (BEI), www.kimiafarma.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dunia semakin hari semakin pesat, semakin banyaknya orang berlomba-lomba dalam menciptakan teknologi canggih semakin pesat pula persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan konsumen di era modern sekarang ini telah mendorong tumbuhnya

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan konsumen di era modern sekarang ini telah mendorong tumbuhnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta semakin kompleksnya kebutuhan konsumen di era modern sekarang ini telah mendorong tumbuhnya perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Sebuah negara yang memiliki keuangan yang kuat dan modern, berarti telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini menjadi sangat di

Lebih terperinci

Biaya Modal. Biaya Modal MNC. Biaya modal MNC mungkin berbeda dengan perusahaan domestik karena:

Biaya Modal. Biaya Modal MNC. Biaya modal MNC mungkin berbeda dengan perusahaan domestik karena: PENGANGGARAN MODAL DAN STRUKTUR MODAL MULTINASIONAL http://ilerning.com/index.php?option=com_content&view=article&id=889:kegiatan-perusahaanmultinasional&catid=40:mnc-a-kurs&itemid=72 Biaya Modal 1. Modal

Lebih terperinci

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. . Kebijakan dividen menyangkut masalah pembagian laba yang menjadi

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. . Kebijakan dividen menyangkut masalah pembagian laba yang menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Kebijakan dividen menyangkut masalah pembagian laba yang menjadi hak para pemegang saham, dan laba tersebut bisa dibagi sebagai dividen atau ditahan untuk diinvestasikan

Lebih terperinci

PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN DIVIDEND PAYOUT RATIO (DPR) TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Kasus Pada PT. Astra International, Tbk)

PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN DIVIDEND PAYOUT RATIO (DPR) TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Kasus Pada PT. Astra International, Tbk) PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN DIVIDEND PAYOUT RATIO (DPR) TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Kasus Pada PT. Astra International, Tbk) Oleh RUSLI KARYANA NPM. 083403153 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 14 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Pasar modal merupakan suatu sarana yang mempertemukan masyarakat yang kelebihan modal dengan perusahaan yang membutuhkan modal. Investor dapat melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kompetisi yang terjadi baik antar perusahaan-perusahaan lokal maupun internasional dalam era globalisasi semakin ketat dan dituntut agar mampu menghadapi pasar

Lebih terperinci

BAB IV ANALASIS DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan penelitian-penelitian tedahulu dan teori, penulis dapat mengelompkan

BAB IV ANALASIS DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan penelitian-penelitian tedahulu dan teori, penulis dapat mengelompkan BAB IV ANALASIS DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian-penelitian tedahulu dan teori, penulis dapat mengelompkan setidaknya dua dampak dari sisi interlisitng yang dilakukan oleh sebuah perusahaan, yaitu

Lebih terperinci

Dasar-Dasar. Proses Valuasi. Top-down Analysis: 3 Pokok Analisis. 1. Perekonomian. Fiscal Policy. (Kebijakan Fiskal)

Dasar-Dasar. Proses Valuasi. Top-down Analysis: 3 Pokok Analisis. 1. Perekonomian. Fiscal Policy. (Kebijakan Fiskal) Proses Valuasi Dasar-Dasar Valuasi Top-down Analysis: 3 Pokok Analisis 1. Perekonomian Fiscal Policy Longgar: mendorong konsumsi (Kebijakan Fiskal) Ketat: memperlambat konsumsi Monetary Policy (Kebijakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Fundamental Analisa Fundamental digunakan untuk mengevaluasi harga saham perdana PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk, meliputi pendekatan deviden dan pendekatan pendapatan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. II.1.1 Pengertian Saham / Sekuritas. untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang

BAB II LANDASAN TEORI. II.1.1 Pengertian Saham / Sekuritas. untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang BAB II LANDASAN TEORI II Kerangka Teori dan Literatur II.1 Saham / Sekuritas II.1.1 Pengertian Saham / Sekuritas Menurut Suad Husnan (2005 : 29), sekuritas merupakan secarik kertas yang menunjukkan hak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peneliti terdahulu yang digunakan adalah adalah penelitian yang dilakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peneliti terdahulu yang digunakan adalah adalah penelitian yang dilakukan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Peneliti terdahulu yang digunakan adalah adalah penelitian yang dilakukan oleh Sony siswanto (2012) dengan tujuan penelitian mengetahui Evaluasi kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu sumber dana eksternal yang sering dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah yang besar untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investasi, investasi digolongkan menjadi dua, yaitu : menganggur, sedangkan investasi jangka panjang bertujuan untuk :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investasi, investasi digolongkan menjadi dua, yaitu : menganggur, sedangkan investasi jangka panjang bertujuan untuk : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Tinjauan Teoritis 2.1.1.Investasi Pengertian investasi di dalam akuntansi meliputi semua penanaman dana perusahaan atau penyertaan perusahaan pada perusahaan lain, yang tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memfasilitasi investor untuk berinvestasi, untuk mendapatkan pengembalian yang

BAB I PENDAHULUAN. memfasilitasi investor untuk berinvestasi, untuk mendapatkan pengembalian yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Dalam era persaingan global setiap negara ingin bersaing secara internasional, sehingga dalam hal ini kebijakan yang berbeda diterapkan untuk memfasilitasi investor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian Indonesia setelah terjadinya krisis ekonomi pada sekitar awal tahun 1997 ternyata masih berbekas, dan bahkan dampak atas krisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin bertahan dan lebih maju perlu mengembangkan strategi

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin bertahan dan lebih maju perlu mengembangkan strategi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi ini, perkembangan teknologi dan informasi mendorong pertumbuhan dan persaingan di dunia industri semakin kuat. Perusahaanperusahaan yang

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Objek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menghitung nilai akuisisi PT. Indosat Tbk jika dibuyback oleh pemerintah. Dengan menggunakan Empat metode yang saling keterkaitan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Return Saham Menurut Jogiyanto (2000:107), return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa : 1. Return realisasi (realized

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peran aktif lembaga pasar modal merupakan sarana untuk mengalokasikan sumber daya ekonomi secara optimal dengan mempertemukan kepentingan investor selaku pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan bunga atau yang sering disebut Net Interest Margin (NIM), selain itu

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan bunga atau yang sering disebut Net Interest Margin (NIM), selain itu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan suatu organisasi jasa yang mempunyai peranan penting dalam upaya pembangunan ekonomi nasional. Bank berperan sebagai lembaga intermediasi penyalur dana

Lebih terperinci

COST OF CAPITAL THE LOGIC OF THE WEIGHTED AVERAGE COST OF CAPITAL

COST OF CAPITAL THE LOGIC OF THE WEIGHTED AVERAGE COST OF CAPITAL COST OF CAPITAL THE LOGIC OF THE WEIGHTED AVERAGE COST OF CAPITAL Masalah Cost of Capital selalu berhubungan dengan: Capital budgeting Leases Vs Purchase decision Bond refunding decision Use of debt Vs

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Harga saham merupakan salah satu indikator minat dari calon investor untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu mengalami

Lebih terperinci

PENILAIAN SAHAM DAN STRATEGI PORTFOLIO SAHAM. Andri Helmi M, SE., MM Manajemen Investasi dan Portofolio

PENILAIAN SAHAM DAN STRATEGI PORTFOLIO SAHAM. Andri Helmi M, SE., MM Manajemen Investasi dan Portofolio PENILAIAN SAHAM DAN STRATEGI PORTFOLIO SAHAM Andri Helmi M, SE., MM Manajemen Investasi dan Portofolio NILAI INTRINSIK DAN NILAI PASAR Dalam penilaian saham dikenal adanya tiga jenis nilai, yaitu: Nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perekonomian di Indonesia mengalami krisis moneter yang sempat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perekonomian di Indonesia mengalami krisis moneter yang sempat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian di Indonesia mengalami krisis moneter yang sempat melanda pada akhir tahun 2000, dimana banyak sekali perusahaan dari berbagai industri mengalami keterpurukan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Indeks LQ45 merupakan indeks yang terdiri dari 45 saham di Bura Efek Indonesia dengan likuiditas yang tinggi dan kapitalisasi pasar yang besar serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi suatu negara. Pasar modal memiliki dua

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi suatu negara. Pasar modal memiliki dua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketika perusahaan tidak memiliki sumber dana internal yang mencukupi, pasar modal merupakan salah satu tempat bagi perusahaan mencari sumber dana alternatif selain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam jenis salah satunya adalah pasar modal (capital market), pasar

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam jenis salah satunya adalah pasar modal (capital market), pasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar keuangan merupakan pasar yang menyediakan produk keuangan baik berupa aset fisik surat berharga atau valuta asing. Beberapa ahli menyebutkan bahwa, pasar keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Himawan Hariyoga, dalam. 283,5 trilliun. Berikut data realisasi investasi hingga September 2012:

BAB I PENDAHULUAN. Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Himawan Hariyoga, dalam. 283,5 trilliun. Berikut data realisasi investasi hingga September 2012: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemulihan ekonomi yang lambat di negara-negara maju pasca krisis global 2008 silam, menyebabkan para investor lebih memilih mendiversifikasikan investasinya ke luar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investasi (return) dari investasi yang dilakukan. Return yang diperoleh berupa

BAB I PENDAHULUAN. investasi (return) dari investasi yang dilakukan. Return yang diperoleh berupa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya investor mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan kesejahteraan dan untuk memperoleh pendapatan atau tingkat pengembalian investasi (return) dari investasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan usaha yang semakin keras menuntut perusahaan untuk semakin meningkatkan nilai perusahaannya. Memaksimalkan nilai perusahaan sangat penting bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keputusan (corporate action) dengan membagikan dividen atau menahan laba.

BAB I PENDAHULUAN. keputusan (corporate action) dengan membagikan dividen atau menahan laba. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kebijakan dividen merupakan bagian yang menyatu dengan keputusan pendanaan perusahaan yang menyangkut pembelanjaan internal perusahaan sehingga dapat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang bersifat sekunder, yaitu data yang berasal dari pihak lain yang telah dikumpulkan

Lebih terperinci

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis 10 BAB 2 Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pasar Modal a. Pengertian Pasar Modal Pengertian pasar modal secara umum adalah suatu tempat bertemunya para penjual dan pembeli

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor ekonomi pada sebuah negara. Hal tersebut di dukung oleh peranan pasar modal yang sangat strategis

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian mengenai dividend payout ratio atau kebijakan dividen telah

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian mengenai dividend payout ratio atau kebijakan dividen telah BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai dividend payout ratio atau kebijakan dividen telah banyak dilakukan. Sutrisno (2001) menganalisis tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan Perusahaan

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan Perusahaan 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank Menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% Deposito

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Disain Penelitian Jenis penelitian pada tesis ini bukan merupakan penelitian dasar, namun merupakan penelitian terapan/aplikatif yaitu analisis fundamental dan teknikal saham

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan bisnis dari tahun ke tahun selalu mengalami perkembangan yang pasang surut, hal tersebut diikuti oleh adanya persaingan yang ketat antar perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Bagi pihak emiten, pasar modal merupakan salah satu sarana

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Bagi pihak emiten, pasar modal merupakan salah satu sarana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan sarana terpenting dalam perdagangan efek pada suatu negara. Bagi pihak emiten, pasar modal merupakan salah satu sarana untuk mendapatkan tambahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang membutuhkan dana. Transaksi yang dilakukan dapat dengan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang membutuhkan dana. Transaksi yang dilakukan dapat dengan BAB I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal memiliki peran penting dalam melakukan bisnis perekonomian. Pasar modal menjembatani bertemunya investor yang menginvestasikan dananya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006) Saham dapat didefenisikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006) Saham dapat didefenisikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. URAIAN TEORITIS 1. Saham a. Pengertian saham Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006) Saham dapat didefenisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan hukum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini persaingan dalam dunia bisnis semakin tinggi. Semakin banyak perusahaan baru yang muncul untuk bersaing dengan perusahaan lama. Tujuan perusahaan

Lebih terperinci

Tabel. IV.1 RKAP Asuransi Jasindo

Tabel. IV.1 RKAP Asuransi Jasindo BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN IV.1 RKAP PT ASURANSI JASINDO 2003 2007 Di bawah ini adalah Tabel IV.1 yang berisikan nilai nilai RKAP dari PT. Asuransi Jasindo selama tahun 2003 hingga tahun 2007.

Lebih terperinci

BIAYA MODAL (COST OF CAPITAL)

BIAYA MODAL (COST OF CAPITAL) BIAYA MODAL (COST OF CAPITAL) Modal dan Biaya modal Modal merupakan dana yang digunakan untuk membiayai pengadaan aktiva dan operasi perusahaan (Atmaja L.S.,2001) Modal terdiri dari pos- pos pada sisi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam menjalankan kegiatan bisnisnya, perusahaan memiliki beberapa tujuan diantaranya adalah kelangsungan hidup perusahaan (going concern), laba dalam jangka

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari penelitian yang telah dilakukan, dan telah dijelaskan pula di bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Perkembangan Keputusan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran

METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Tahapan awal yang dilakukan untuk menganalisis optimasi struktur modal pada PT Pusri adalah dengan menganalisis laporan keuangan. Selain itu melihat rencana

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pasif dan investor aktif. Investor pasif menganggap bahwa pasar modal adalah

I. PENDAHULUAN. pasif dan investor aktif. Investor pasif menganggap bahwa pasar modal adalah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi dapat dilakukan oleh perorangan atau perusahaan yang kelebihan dana. Berdasarkan pengambilan keputusan, investor dibagi menjadi dua yaitu investor pasif dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Harga Saham Saham adalah surat berharga yang menunjukkan kepemilikan atas perusahaan sehingga pemegang saham memiliki hak klaim atas dividen atau distribusi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Penilaian Kinerja Informasi akuntansi sangat bermanfaat untuk menilai pertanggungjawaban kinerja manager karena penilaian kinerja pada dasarnya merupakan penilaian perilaku

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan yang dapat memberikan kontribusi pada harga saham yang dapat berpengaruh pada Bursa Efek Indonesia.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KASUS

BAB IV ANALISIS KASUS BAB IV ANALISIS KASUS 4.1. Latar Belakang Kasus Pada tahun 2009 PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (Bank Danamon) menuntaskan akuisisi terhadap PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk. (Adira Finance) menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. panjang diantara berbagai alternatif lainnya bagi perusahaan, termasuk di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. panjang diantara berbagai alternatif lainnya bagi perusahaan, termasuk di dalamnya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang diantara berbagai alternatif lainnya bagi perusahaan, termasuk di dalamnya adalah sektor

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2012:13) penelitian kuantitatif adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2012:13) penelitian kuantitatif adalah BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif deskriptif. Menurut Sugiyono (2012:13) penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahkan untuk keluar dari krisis ekonomi ini, sektor riil harus selalu digerakan

BAB I PENDAHULUAN. Bahkan untuk keluar dari krisis ekonomi ini, sektor riil harus selalu digerakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Masalah pendanaan menjadi tombak dalam dunia usaha dan perekonomian. Bahkan untuk keluar dari krisis ekonomi ini, sektor riil harus selalu digerakan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Nilai Perusahaan Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah untuk memaksimumkan kekayaan atau nilai perusahaan (Salvatore, 2005).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari selisih

BAB I PENDAHULUAN. baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari selisih BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Investor mempunyai tujuan utama dalam menanamkan dananya kedalam perusahaan yaitu mencari pendapatan atau tingkat kembalian investasi (return) baik berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saham merupakan bukti kepemilikan sebagian perusahaan. Obligasi (bond)

BAB I PENDAHULUAN. Saham merupakan bukti kepemilikan sebagian perusahaan. Obligasi (bond) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Akhir-akhir ini kegiatan investasi yang dilakukan semakin beragam. Salah satunya adalah investasi dalam bentuk saham. Investasi dalam bentuk saham dilakukan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% Deposito

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri (Riyanto,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investasi disebut return. Investasi dapat didefinisikan sebagai penundaan

BAB I PENDAHULUAN. investasi disebut return. Investasi dapat didefinisikan sebagai penundaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi atau penanaman modal adalah suatu penanaman modal yang diberikan oleh perseorangan atau perusahaan atau organisasi baik dalam negeri maupun luar negeri.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sektor industri yang memberikan kontribusi cukup besar. Berdasarkan data pada

BAB I PENDAHULUAN. sektor industri yang memberikan kontribusi cukup besar. Berdasarkan data pada BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia perusahaan manufaktur merupakan sektor industri yang memberikan kontribusi cukup besar. Berdasarkan data pada Tabel I.1 terlihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekspansi bisnis dengan berbagai cara agar investor mendapatkan keuntungan yang

BAB I PENDAHULUAN. ekspansi bisnis dengan berbagai cara agar investor mendapatkan keuntungan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan perekonomian yang didukung oleh peningkatan komunikasi maka akan semakin meningkat pula upaya berbagai perusahaan untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tingkat perkembangan dunia pasar modal dan industri industri

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tingkat perkembangan dunia pasar modal dan industri industri BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tingkat perkembangan dunia pasar modal dan industri industri sekuritas merupakan salah satu cara untuk mengukur kondisi ekonomi pada suatu negara. Pasar modal

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi suatu negara dalam sebuah perekonomian modern bergantung pada adanya sektor keuangan yang efisien. Salah satu komponen penting dari sektor keuangan tersebut

Lebih terperinci