LAPORAN KINERJA BBTKLPP BANJARBARU

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN KINERJA BBTKLPP BANJARBARU"

Transkripsi

1 LAPORAN KINERJA BBTKLPP BANJARBARU 2015 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT BBTKLPP BANJARBARU

2

3 ii IKHTISAR EKSEKUTIF Laporan Kinerja secara garis besar berisikan informasi rencana kerja dan capaian kinerja yang telah dicapai selama tahun Rencana kinerja tahun 2015 merupakan upaya pencapaian kinerja program dan kegiatan yang ingin dicapai selama tahun 2015 yang mengacu pada tugas dan fungsi dan rencana aksi kegiatan tahun Laporan kinerja memiliki dua fungsi yaitu sebagai sarana untuk menyampaikan pertanggungjawaban kinerja BBTKLPP Banjarbaru kepada Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. Selain itu laporan kinerja juga sebagai sumber informasi untuk perbaikan dan peningkatan kinerja secara berkelanjutan. Secara umum BBTKLPP Banjarbaru tahun 2015 telah mampu mencapai target yang ditetapkan. Berdasarkan hasil pengukuran kinerja, dari 19 indikator yang ditetapkan, 13 indikator tercapai target, 3 indikator tercapai melampaui target dan 3 indikator belum mencapai target. Tiga indikator yang melebihi target yaitu jumlah pengujian laboratorium sebesar 100,46%, jumlah kajian kualitas air minum 102,63% dan jumlah SDM yang dibina sebesar 127,17%. Tiga indikator yang belum tercapai adalah jumlah SKD dan KLB, bencana dan kondisi matra di wilayah layanan sebesar 73,33 %, jumlah kajian pengendalian penyakit bersumber binatang sebesar 93,55 % dan jumlah kajian pengendalian penyakit menular langsung sebesar 75 %. Dalam upaya pencapaian indikator-indikator tersebut terdapat kendala/masalah yang dihadapi. Masalah-masalah yang dihadapi dalam pencapaian target indikator adalah sebagai berikut : 1. Jumlah SDM yang kurang, sehingga banyak yang rangkap tugas, 2. Kemampuan SDM dalam hal rancang bangun TTG masih terbatas, 3. Jejaring dan kemitraan dengan daerah belum maksimal, 4. Komitmen masyarakat di wilayah penempatan alat pengolahan air bersih masih kurang sehingga umur pemakaian alat pengolah air tidak bertahan lama, 5. Produk TTG mirip dengan produk program kementerian lain seperti PU juga program pemerintah PNPM Mandiri sehingga kurang menarik masyarakat. Terhadap masalah yang dihadapi tersebut di atas, BBTKLPP Banjarbaru akan melakukan upaya tindak lanjut sebagai berikut: 1. Meningkatkan jejaring kerja dengan lintas sektor dan lintas program, 2. Meningkatkan kemampuan SDM dalam hal rancang bangun 3. Pemberdayaan masyarakat di wilayah penempatan alat TTG 4. Mengusulkan formasi kebutuhan tenaga sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan.

4 iii DAFTAR ISI Hal Kata Pengantar... i Ikhtisar Eksekutif ii Daftar Isi iii Bab I : Pendahuluan... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Maksud dan Tujuan... 2 C. Tugas Pokok dan Fungsi... 2 D. Sistematika Penulisan... 3 Bab II : Perencanaan Kinerja... 4 A. Perencanaan Kinerja... 4 B. Perjanjian Kinerja... 6 Bab III : Akuntabilitas Kinerja.. 8 A. Capaian Kinerja Organisasi... 8 B. Realisasi Anggaran C. Sumber Daya Bab IV : Penutup Lampiran 1 : Perjanjian Kinerja Tahun 2015 Lampiran 2 : Perhitungan Capaian Kinerja Tahun 2015 Lampiran 3 : Pagu dan Realisasi Anggaran Tahun 2015 Laporan Akuntabilitas Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2015

5 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah merupakan keinginan nyata pemerintah untuk melaksanakan good governance dalam penyelenggaraan kehidupan bernegara. Dalam suatu Pemerintahan yang baik salah satu hal yang disyaratkan terselenggaranya good governance. Dalam rangka mewujudkan hal di atas diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggung jawaban yang tepat, jelas, terukur dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab serta bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme dalam Pasal 3 menyebutkan bahwa asas-asas umum penyelenggaraan Negara meliputi : 1. Asas Kepastian Hukum 2. Asas Tertib Penyelenggaraan Negara 3. Asas Kepentingan Umum 4. Asas Keterbukaan 5. Asas Proporsionalitas 6. Asas Profesionalitas dan Asas Akuntabilitas. Laporan kinerja merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggaran. Hal terpenting yang diperlukan dalam penyusunan laporan kinerja adalah pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan (disclosure) secara memadai hasil analisis terhadap pengukuran kinerja. Penyusunan Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Hal ini bertujuan untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sebagai salah satu cara untuk menciptakan pemerintahan yang baik dan terpercaya.

6 2 B. MAKSUD DAN TUJUAN Laporan akuntabilitas kinerja BBTKLPP Banjarbaru tahun 2015 merupakan bentuk pertanggung jawaban secara tertulis yang memuat keberhasilan maupun kegagalan pelaksanaan kegiatan tahun anggaran 2015 yang harus dipertanggung jawabkan oleh kepala BBTKLPP Banjarbaru. Tujuan penyusunan Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru adalah : 1. Memberi informasi kinerja yang terukur atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai oleh BBTKLPP Banjarbaru. 2. Sebagai upaya perbaikan yang berkesinambungan bagi BBTKLPP Banjarbaru untuk meningkatkan kinerjanya. C. TUGAS POKOK DAN FUNGSI BBTKLPP Banjarbaru sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2349/Menkes/PER/XI/2011 merupakan UPT di lingkungan Kementerian Kesehatan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktorat Jenderal P2P dengan wilayah kerja meliputi empat provinsi (Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara). BBTKLPP Banjarbaru mempunyai tugas melaksanakan surveilens epidemiologi, kajian dan penapisan teknologi, laboratorium rujukan, kendali mutu, kalibrasi, pendidikan dan pelatihan, pengembangan model dan teknologi tepat guna, kewaspadaan dini dan penanggulangan kejadian luar biasa (KLB) dibidang pengendalian penyakit dan kesehatan lingkungan serta kesehatan matra. Dalam melaksanakan tugas, Unit pelaksana teknis bidang teknik kesehatan lingkungan dan pengendalian penyakit menyelenggarakan fungsi sebagai berikut: 1. Pelaksanaan surveilans epidemiologi 2. Pelaksanaan analisis dampak kesehatan lingkungan 3. Pelaksanaan laboratorium rujukan 4. Pelaksanaan pengembangan model teknologi tepat guna 5. Pelaksanaan uji kendali mutu dan kalibrasi 6. Pelaksanaan penilaian dan respon cepat, kewaspadaan dini dan penanggulangan KLB/wabah dan bencana 7. Pelaksanaan surveilans faktor risiko penyakit tidak menular 8. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan 9. Pelaksanaan kajian dan pengembangan teknologi pengendalian penyakit, kesehatan lingkungan dan kesehatan matra 10. Pelaksanaan ketatausahaan dan kerumahtanggaan B/BTKLPP.

7 3 D. SISTEMATIKA PENULISAN IKHTISAR EKSEKUTIF Bab I Pendahuluan, menjelaskan secara ringkas latar belakang, maksud dan tujuan, tugas pokok dan fungsi serta sistematika penulisan yang akan disajikan. Bab II Perencanaan Kinerja, menjelaskan sasaran strategis dan sasaran kegiatan, pengukuran kinerja serta kebijakan dan strategi untuk mencapai visi dan misi. Bab III Akuntabilitas Kinerja, menjelaskan pengukuran dan analisis pencapaian kinerja berupa keberhasilan dan kegagalan, permasalahan serta usulan pemecahan masalah, dan menjelaskan tentang sumber daya yang dimiliki. Bab IV Penutup, menjelaskan simpulan menyeluruh dari Laporan Akuntabilitas Kinerja BBTKLPP Banjarbaru tahun 2015 dan menguraikan rekomendasi yang diperlukan bagi perbaikan kinerja di masa yang akan datang.

8 4 BAB II PERENCANAAN KINERJA A. PERENCANAAN KINERJA Perencanaan kinerja merupakan proses perencanaan yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu satu sampai dengan lima tahun secara sistematis dan berkesinambungan dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada atau yang mungkin timbul. 1. RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) Berdasarkan rencana aksi kegiatan yang telah disusun BTKLPP Banjarbaru tahun , pelaksanaan pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan berbasis laboratorium didistribusikan melalui pokok-pokok sebagai berikut : a. Peningkatan Surveilans Epidemiologi b. Peningkatan kemampuan Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan c. Peningkatan dan Pengembangan Teknologi Laboratorium d. Peningkatan kemampuan rancang bangun dan Teknologi Tepat Guna e. Dukungan administrasi dan manajemen Tugas pokok kegiatan diarahkan untuk meningkatkan kemampuan mengidentifikasi faktor risiko, analisis situasi dan kecenderungan untuk memperkuat pemantauan wilayah setempat, kewaspadaan dini dan upaya pencegahan maupun pengendalian penyakit, bencana serta pencemaran lingkungan yang berdampak kepada kesehatan masyarakat. Agar penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi sebagaimana diuraikan di atas dapat memberikan hasil yang efektif dan efisien disusun indikator kinerja yang mencerminkan keluaran (output). BBTKLPP Banjarbaru memiliki wilayah layanan empat provinsi yakni Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara meliputi 40 kabupaten/kota dengan berbagai variasi, dan dinamika kependudukan, epidemiologi, kondisi lingkungan serta geografi. Secara bertahap BBTKLPP Banjarbaru telah melakukan berbagai upaya agar pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dapat terlaksana secara optimal.

9 5 Adapun rencana aksi kegiatan BBTKLPP Banjarbaru tahun dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2.1. Rencana Aksi Kegiatan BBTKLPP Banjarbaru No. 1. INDIKATOR SATKER Jumlah SKD dan KLB, bencana dan kondisi matra di wilayah layanan TARGET KEGIATAN Dokumen 65 Dokumen 63 Dokumen 63 Dokumen 64 Dokumen 2. Jumlah desimenasi dan advokasi - 1 Kali 1 Kali 1 Kali 1 Kali Jumlah kajian pengendalian penyakit bersumber binatang Jumlah Kajian pengendalian penyakit menular langsung Jumlah Kajian pengendalian penyakit tidak menular 31 Dokumen 11 Dokumen 11 Dokumen 11 Dokumen 11 Dokumen 4 Dokumen 6 Dokumen 22 Dokumen 24 Dokumen 24 Dokumen 9 Dokumen 15 Dokumen 15 Dokumen 15 Dokumen 15 Dokumen 6. Jumlah kajian kualitas air minum 38 Dokumen Jumlah kajian sanitasi TTU 18 Dokumen Jumlah kajian sanitasi TPM 8 Dokumen Jumlah kajian penyehatan lingkungan 6 Dokumen Jumlah TTG penyehatan lingkungan 4 Unit 37 Unit 5 Unit 5 Unit 5 Unit Jumlah TTG pengendalian penyakit bersumber binatang Jumlah alat kesehatan penunjang tupoksi 1 Unit 1 Unit 1 Unit 1 Unit 1 Unit 24 Unit 12 Unit 13 Unit 10 Unit 10 Unit 13. Jumlah pengujian laboratorium Sampel Sampel Sampel Sampel Sampel 14. Jumlah dokumen data dan informasi 5 Dokumen Jumlah laporan keuangan 26 Dokumen Jumlah laporan Target dan pagu PNBP Jumlah layanan kerumahtanggaan dan pengelolaan BMN Jumlah layanan administrasi kepegawaian Jumlah fasilitas pendukung perkantoran 14 Dokumen Bulan 12 Bulan 12 Bulan 12 Bulan 12 Bulan 4 Dokumen Unit 60 Unit 60 Unit 60 Unit 61 Unit 20. Jumlah SDM yang dilatih 92 Orang 64 Orang 64 Orang 64 Orang 64 Orang 2. RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 Rencana Kinerja Tahunan merupakan proses penetapan target tahunan indikator kinerja sasaran berdasarkan target yang telah ditetapkan dalam rencana aksi kegiatan. Rencana Kinerja Tahunan BBTKLPP Banjarbaru tahun 2015, adalah sebagai berikut:

10 6 Tabel 2.2. Rencana Kinerja Tahunan BBTKLPP Banjarbaru Tahun 2015 No Indikator Target 1. Jumlah SKD dan KLB, bencana dan kondisi matra di wilayah layanan 30 Dokumen 2. Jumlah kajian pengendalian penyakit bersumber binatang 31 Dokumen 3. Jumlah Kajian pengendalian penyakit menular langsung 4 Dokumen 4. Jumlah Kajian pengendalian penyakit tidak menular 9 Dokumen 5. Jumlah kajian kualitas air minum 38 Dokumen 6. Jumlah kajian sanitasi TTU 18 Dokumen 7. Jumlah kajian sanitasi TPM 8 Dokumen 8. Jumlah kajian penyehatan lingkungan 6 Dokumen 9. Jumlah TTG penyehatan lingkungan 4 Unit 10. Jumlah TTG pengendalian penyakit bersumber binatang 1 Unit 11. Jumlah alat kesehatan penunjang tupoksi 24 Unit 12. Jumlah pengujian laboratorium Sampel 13. Jumlah dokumen data dan informasi 5 Dokumen 14. Jumlah laporan Keuangan 26 Dokumen 15. Jumlah laporan target dan pagu PNBP 14 Dokumen 16. Jumlah layanan kerumahtanggaan dan pengelolaan BMN 12 Bulan 17. Jumlah layanan administrasi kepegawaian 4 Dokumen 18. Jumlah fasilitas pendukung perkantoran 17 Unit 19. Jumlah SDM yang dilatih 92 Orang B. PERJANJIAN KINERJA Penetapan kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang mempresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu satu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumberdaya yang dikelolanya. Penetapan kinerja ini merupakan tolok ukur evaluasi akuntabilitas kinerja pada akhir tahun Penyusunan Penetapan Kinerja ini didasarkan pada Inpres No. 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi, dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi RI Nomor: 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Sasaran-sasaran yang akan dicapai BBTKLPP Banjarbaru tahun 2015 dinyatakan dalam Perjanjian Kkinerja 2015.

11 7 Tabel 2.3. Perjanjian Kinerja BBTKLPP Banjarbaru tahun 2015 No Indikator Target Anggaran (Rp) 1. Jumlah SKD dan KLB, bencana dan kondisi matra di wilayah layanan 30 Dokumen Jumlah kajian pengendalian penyakit bersumber binatang 31 Dokumen Jumlah Kajian pengendalian penyakit menular langsung 4 Dokumen Jumlah Kajian pengendalian penyakit tidak menular 9 Dokumen Jumlah kajian kualitas air minum 38 Dokumen Jumlah kajian sanitasi TTU 18 Dokumen Jumlah kajian sanitasi TPM 8 Dokumen Jumlah kajian penyehatan lingkungan 6 Dokumen Jumlah TTG penyehatan lingkungan 4 Unit Jumlah TTG pengendalian peny. Bersumber binatang 1 Unit Jumlah alat kesehatan penunjang tupoksi 24 Unit Jumlah pengujian laboratorium Sampel Jumlah Dokumen data dan informasi 5 Dokumen Jumlah Laporan Keuangan 26 Dokumen Jumlah laporan Target dan pagu PNBP 14 Dokumen Jumlah layanan kerumahtanggaan dan pengelolaan BMN 12 Bulan Jumlah Layanan administrasi kepegawaian 4 Dokumen Jumlah fasilitas pendukung perkantoran 17 Unit Jumlah SDM yang dilatih 92 Orang J U M L A H

12 8 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI Akuntabilitas Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam perumusan perencanaan strategis suatu organisasi. Pengukuran kinerja adalah proses sistematis dan berkesinambungan untuk menilai keberhasilan/kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, kebijakan, untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam mewujudkan visi dan misi organisasi. Pengukuran kinerja merupakan suatu metode untuk menilai kemajuan yang telah dicapai dibandingkan dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. Pengukuran kinerja tidak dimaksudkan sebagai mekanisme untuk memberikan reward/punishment, melainkan sebagai alat komunikasi dan alat manajemen untuk memperbaiki kinerja organisasi. Tahun 2015 merupakan tahun pertama pelaksanaan dari Rencana Aksi Kegiatan BBTKLPP Banjarbaru tahun Pengukuran kinerja diperlukan untuk mengetahui sampai sejauh mana realisasi atau capaian kinerja yang berhasil dilakukan oleh BBTKLPP Banjarbaru dalam kurun waktu Januari Desember Pengukuran tingkat capaian kinerja BBTKLPP Banjarbaru tahun 2015 dilakukan dengan cara membandingkan antara target pencapaian indikator kinerja yang telah ditetapkan dengan realisasinya, sehingga terlihat apakah sasaran yang telah ditetapkan tercapai atau tidak. Secara umum terdapat beberapa keberhasilan pencapaian target kinerja, namun demikian terdapat juga beberapa target yang belum tercapai dalam tahun 2015 ini. Manfaat pengukuran kinerja antara lain untuk memberikan gambaran kepada pihak-pihak internal dan eksternal tentang pelaksanaan program dan kegiatan dalam rangka mewujudkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam RAK dan Penetapan Kinerja. Rincian tingkat capaian kinerja masing masing indikator kinerja tersebut diuraikan dalam tabel berikut ini.

13 9 Tabel 3.1. Rincian Tingkat Capaian Kinerja Masing-Masing Indikator Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi % Jumlah SKD dan KLB, bencana dan kondisi matra di wilayah layanan 30 Dokumen 22 Dokumen 73,33 Jumlah kajian pengendalian 29 Dokumen 93,55 31 Dokumen penyakit bersumber binatang Jumlah kajian pengendalian penyakit menular langsung 4 Dokumen 3 Dokumen 75,00 Jumlah kajian pengendalian penyakit tidak menular 9 Dokumen 9 Dokumen 100,00 Jumlah kajian kualitas air minum 38 Dokumen 39 Dokumen 102,63 Jumlah kajian sanitasi TTU 18 Dokumen 18 Dokumen 100,00 Jumlah kajian sanitasi TPM 8 Dokumen 8 Dokumen 100,00 Jumlah kajian penyehatan 6 Dokumen 100,00 Meningkatnya 6 Dokumen lingkungan pengendalian Jumlah TTG penyehatan penyakit dan 4 Unit lingkungan 4 Unit 100,00 penyehatan lingkungan Jumlah TTG pengendalian 1 Unit 1 Unit 100,00 berbasis penyakit bersumber binatang laboratorium Jumlah alat kesehatan penunjang 24 Unit 24 Unit 100,00 tupoksi Jumlah pengujian laboratorium Sampel Sampel 100,46 Jumlah dokumen data dan 100,00 5 Dokumen 5 Dokumen informasi Jumlah laporan keuangan 26 Dokumen 26 Dokumen 100,00 Jumlah laporan target dan pagu 100,00 14 Dokumen 14 Dokumen PNBP Jumlah layanan 100,00 kerumahtanggaan dan pengelolaan BMN 12 bulan 12 bulan Jumlah Layanan administrasi 100,00 4 Dokumen 4 Dokumen kepegawaian Jumlah fasilitas pendukung 100,00 17 Unit 17 Unit perkantoran Jumlah SDM yang dilatih 92 Orang 117 orang 127,17 Dilihat dari capaian masing-masing indikator, BBTKLPP Banjarbaru dapat melaksanakan tugas utama yang menjadi tanggung jawab unit organisasi. Uraian capaian kinerja dari masing-masing indikator adalah sebagai berikut : a. Pengertian 1. JUMLAH SKD DAN KLB, BENCANA DAN KONDISI MATRA DI WILAYAH LAYANAN Jumlah SKD dan KLB, bencana, wabah di wilayah layanan adalah Jumlah SKD dan KLB, Bencana, wabah yang direspon kurang dari 24 jam dari laporan diterima dan lainnya yang dilaksanakan dalam 1 tahun di wilayah layanan BBTKLPP Banjarbaru. Istilah Matra diarahkan pada kondisi lingkungan yang berubah bermakna yang mempengaruhi tingkat kesehatan seseorang atau kelompok. Lingkungan tersebut bisa terjadi di darat (lapangan), laut maupun udara. Kondisi matra akibat lingkungan yang berubah bermakna ini bisa terjadi karena sudah direncanakan maupun tidak direncanakan.

14 10 Aktivitas matra lapangan yang direncanakan antara lain meliputi haji, transmigrasi, berkemah, perjalanan mudik lebaran, berkumpulnya penduduk saat festival ataupun acara-acara keagamaan, perjalanan wisata, kegiatan bawah tanah, dan kegiatan lintas alam. Matra Laut meliputi penyelaman, pelayaran dan kehidupan laut lepas pantai. Matra Udara adalah penerbangan dan kegiatan kedirgantaraan lainnya. Adapun kondisi matra yang tidak direncanakan adalah lingkungan pengungsian akibat terjadinya bencana, gangguan kamtibmas maupun krisis lainnya Output yang masuk ke dalam indikator ini yang dilaksanakan BBTKLPP Banjarbaru tahun 2015 terdiri dari : jumlah investigasi dan penanggulangan KLB dan jumlah lokasi yang melaksanakan pengendalian faktor risiko pada kondisi matra. b. Definisi Operasional Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah timbulnya kejadian kesakitan/kematian dan atau meningkatnya suatu kejadiaan kesakitan kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu (Undang Undang Wabah, 1984). Sedangkan Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa (SKD KLB) merupakan kewaspadaan terhadap penyakit berpotensi KLB beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya dengan meningkatkan sikap tanggap kesiapsiagaan, upaya-upaya pencegahan dan tindakan penanggulangan KLB yang cepat dan tepat. c. Rumus/Cara Perhitungan Rumus perhitungan : X = Jumlah SKD dan KLB, bencana, wabah dan kondisi matra yang dilaksanakan di wilayah layanan BBTKLPP Banjarbaru pada tahun 2015 d. Capaian Indikator Capaian Indikator ini pada tahun 2015 sejumlah 22 dokumen, dari target kinerja sebanyak 30 dokumen. Prosentase pencapaian target indikator ini sebesar 73,33%. Capaian ini terdiri dari 2 kasus KLB keracunan makanan, 10 pengukuran kualitas udara dalam rangka Respon Cepat KLB kabut asap, 8 kegiatan pemantauan wilayah setempat dalam rangka kondisi matra dan 2 kegiatan advokasi. Pelaksanaan kegiatan investigasi KLB tergantung dari laporan dari dinas kesehatan kabupaten/kota setempat. Kasus-kasus KLB yang dilaporkan kepada BBTKLPP Banjarbaru dan dapat direspon < 24 jam tahun 2015 sebanyak 2. Untuk lebih jelasnya kegiatan investigasi KLB yang dilaksanakan dapat dilihat pada tabel berikut:

15 11 Tabel 3.2. Kegiatan Investigasi KLB Tahun 2015 No Kegiatan Jumlah 1. KLB keracunan makanan catering perusahaan kontruksi bangunan Kecamatan Gambut Kabupaten Banjar. 2. KLB keracunan makanan Pondok Pesantren Darunnajah Desa Cindai Alus Kabupaten Banjar. T o t a l 1 dokumen 1 dokumen 2 dokumen Selain kasus-kasus KLB, BBTKLPP Banjarbaru juga melakukan kegiatan dalam rangka Sistem Kewaspadaan Dini KLB (SKD-KLB) dan Respon Cepat KLB Kabut asap dilaksanakan sebanyak 10 kali. Kegiatan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.3. Kegiatan Respon Cepat KLB Kabut Asap Tahun 2015 No Lokasi Jumlah 1. Kota Palangka Raya, Prov. Kalteng 4 kali 2. Kota Banjarbaru, Prov. Kalsel 2 kali 3. Kota Banjarmasin, Prov. Kalsel 2 kali 4. Kabupaten Kotawaringin Timur, Prov. Kalteng 2 kali T o t a l 10 kali Pelaksanaan kegiatan pemantauan wilayah setempat dalam rangka kondisi matra sebanyak 8 kegiatan. Lokasi kegiatan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.4. Kegiatan Pemantauan Wilayah Setempat Dalam Rangka Kondisi Matra Tahun 2015 No Kegiatan Jumlah 1. Kondisi matra mudik lebaran Kota Samarinda Prov. Kaltim 1 dokumen 2. Kondisi matra mudik lebaran Kota Balikpapan Prov. Kaltim 1 dokumen 3. Kondisi matra mudik lebaran Kota Palangka Raya Prov. Kalteng 1 dokumen 4. Kondisi matra mudik lebaran Kota Banjarmasin Prov. Kalsel 1 dokumen 5. Kondisi matra haul Guru Sekumpul Kabupaten Banjar Prov Kalsel 1 dokumen 6. Kondisi matra haul Datuk Kelampayan Kab. Banjar Prov. Kalsel 1 dokumen 7. Kondisi matra upacara adat Mapanretasi Kab. Tanah Bumbu Prov. Kalteng. 8. Kondisi matra upacara adat Erau Kab. Kutai Kartanegara Prov. Kaltim. T o t a l 1 dokumen 1 dokumen 8 dokumen Agar hasil kegiatan dapat bermanfaat untuk dilakukan tindak lanjut oleh instansi pemangku kebijakan perlu dilakukan kegiatan advokasi hasil kegiatan. Kegiatan advokasi dilakukan sebanyak 2 kali. Kegiatan advokasi yang dilakukan dapat dilihat pada tabel berikut :

16 12 Tabel 3.5. Kegiatan Advokasi Tahun 2015 No Kegiatan Jumlah 1. Advokasi dalam rangka kondisi matra haul Guru Sekumpul Kabupaten Banjar Prov Kalsel. 2. Advokasi dalam rangka kondisi matra haul Datuk Kelampayan Kab. Banjar Prov. Kalsel T o t a l 1 kali 1 kali 2 kali e. Perbandingan Target Dan Realisasi Tahun 2015 Target indikator jumlah SKD dan KLB, bencana dan kondisi matra di wilayah layanan pada tahun 2015 sebanyak 30, realisasi capaian sebanyak 22 kegiatan. Perbandingan antara target dan capaian indikator ini dapat dilihat pada grafik berikut ini: Grafik 3.1. Target dan Realisasi Indikator Jumlah SKD dan KLB, Bencana dan Kondisi Matra di Wilayah Layanan Tahun Target Realisasi f. Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2011 s/d 2015 Dibandingkan dengan realisasi tahun 2011, 2012, 2013 dan 2014, realisasi tahun 2015 mengalami kenaikan. Dari tahun 2011 s/d 2013 tetap yaitu sebanyak 10 kejadian. Pada tahun 2014 naik sebanyak 16 kegiatan dan tahun 2015 naik sebanyak 22 kegiatan. Untuk lebih jelasnya perbandingan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini : Grafik 3.2. Perbandingan Realisasi Indikator Jumlah SKD dan KLB, Bencana dan Kondisi Matra di Wilayah Layanan Tahun 2011 s/d Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

17 13 g. Perbandingan Realisasi Kinerja BBTKLPP Banjarbaru Dengan Target Kinerja Ditjen P2P Indikator satker jumlah SKD dan KLB, bencana dan kondisi matra di wilayah layanan untuk mendukung indikator Prosentase respon sinyal SKD KLB, bencana dan kondisi matra di wilayah layanan BTKL sebesar 90% yang tertuang dalam Rencana Aksi Program (RAP) Ditjen P2P Kemenkes RI. Target nasional (RAP Ditjen P2P) untuk indikator tersebut pada tahun 2015 sebanyak 30%. Capaian dari BBTKLPP Banjarbaru sebanyak 22 kegiatan. h. Perbandingan Realisasi Kinerja BBTKLPP Banjarbaru Dengan Target Kinerja Dalam RENSTRA Kementerian Kesehatan Target dalam RENSTRA indikator persentase sinyal kewaspadaan dini yang direspon tahun 2015 sebesar 65%. Capaian kinerja indikator jumlah SKD dan KLB, bencana dan kondisi matra di wilayah layanan BBTKLPP Banjarbaru Tahun 2015 sebanyak 22 kegiatan. i. Analisis Atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Meskipun jumlah sumber daya manusia yang melaksanakan kegiatan ini terbatas tetapi kegiatan ini tetap dilaksanakan dengan cara bekerjasama antar bidang. j. Analisis Penyebab Kegagalan Pencapaian Kinerja Target indikator ini sebanyak 30, pencapaian sebanyak 22 atau sebesar 73,33%. Penyebab kegagalan dari pencapaian kinerja diantaranya disebabkan pengurangan anggaran perjalanan dinas (refocusing) sebesar Rp ,-. Dana ini berasal dari anggaran investigasi KLB sebelumnya ,- menjadi Rp ,- dana kegiatan matra semula Rp ,- menjadi Rp ,-. Selain itu kegagalan pencapaian kinerja ini juga disebabkan keterlambatan dimulainya kegiatan BBTKLPP Banjarbaru. Kegiatan matra Iseng Mulang di Kota Palangkaraya Provinsi Kalteng pada tahun 2015 belum dapat terlaksana berhubung kegiatan tersebut berbarengan dengan pelaksanaan kegiatan lain di bidang Surveilans Epidemiologi yang sudah terjadwal sesuai hasil koordinasi dengan daerah. k. Analisis Program/Kegiatan Yang Menunjang Kegagalan/Keberhasilan Program yang menunjang keberhasilan kegiatan ini diantaranya ditunjuknya BBTKLPP Banjarbaru sebagai koordinator dalam kewaspadaan dini, kesiapsiagaan, penanggulangan KLB/Wabah dan Bencana di wilayah layanan BBTKLPP Banjarbaru serta Keputusan Dirjen PP dan PL nomor HK tentang prosedur kerja

18 14 kewaspadaan dini, kesiapsiagaan, penanggulangan KLB/Wabah dan Bencana di lingkungan Ditjen PP dan PL. l. Upaya Yang Dilakukan Untuk Mencapai Target Indikator: 1) Pemantauan wilayah setempat dalam rangka pengendalian faktor risiko kondisi matra pada upacara adat dan keagamaan 2) Investigasi dan penanggulangan KLB/ wadah kejadian kabut asap. 3) Pemeriksaan sampel makanan dan air dilakukan terutama pada KLB dan SKD-KLB yang diduga sumber pencemaran berasal dari makanan yang dikonsumsi seperti kasus keracunan pangan. 4) Distribusi Logistik KLB Distribusi logistik disesuaikan dengan kasus yang dilaporkan seperti bencana kabut asap yang menjadi faktor risiko ISPA maka diberikan masker untuk pencegahan 5) Diseminasi dan advokasi hasil kegiatan pemantauan wilayah setempat dalam rangka pengendalian faktor risiko kondisi matra pada upacara adat dan keagamaan. 6) Peningkatan Kerjasama Lintas Sektor Kerjasama lintas sektor ditingkatkan dalam rangka pelaksanaan penanggulangan KLB berdasarkan UU No.4 Tahun Hal ini dikarenakan penanggulangan KLB tidak bisa hanya dikerjakan oleh satu pihak, tetapi semua pihak terkait seperti Dinas Kesehatan, KKP dan BLHD. m. Masalah yang dihadapi 1) Dalam kegiatan pemantauan wilayah setempat dalam rangka pengendalian faktor risiko kondisi matra, pemeriksaan mikrobiologi belum dapat dilakukan secara cepat karena masih menggunakan metode konvensional 2) Untuk penanggulangan kabut asap perlu dukungan semua pihak dan upaya yang terintegrasi maupun distribusi logistik terkait kejadian kabut asap 3) Pengukuran kabut asap secara teknis memerlukan pengawasan yang terus menerus selama 24 jam sehingga memerlukan kesiapan alat dan fisik petugas 4) Wilayah layanan BBTKLPP Banjarbaru yang luas dengan topografi berupa pegunungan sehingga kesulitan dalam merespon laporan KLB < 24 jam. 5) Jejaring dan kemitraan dengan daerah belum maksimal 6) Kurangnya jumlah personil pendukung kegiatan. n. Pemecahan Masalah 1) Peningkatan kemampuan pemeriksaan sampel 2) Meningkatkan sarana dan prasarana laboratorium.

19 15 3) Peningkatan jejaring kerja dan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi/ Kabupaten/ Kota. 2. JUMLAH KAJIAN PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG a. Pengertian Jumlah kajian pengendalian penyakit bersumber binatang disini dihitung dari jumlah kajian pengendalian penyakit bersumber binatang yang dilaksanakan dalam 1 tahun. Output yang masuk ke dalam indikator ini yang dilaksanakan BBTKLPP Banjarbaru tahun 2015 terdiri dari : jumlah kajian dan monitoring faktor risiko sumber penular dan efektivitas intervensi malaria, jumlah kajian dan monitoring faktor risiko sumber penular dan efektivitas intervensi DBD, jumlah lokasi survei penilaian mikrofilaria, jumlah pengamatan faktor risiko dan sumber penular leptospirosis di wilayah layanan, jumlah survei schistosomiasis yang dilaksanakan. b. Definisi Operasional Jumlah kajian dan monitoring faktor risiko sumber penular dan efektivitas intervensi malaria adalah jumlah lokasi yang dilakukan kajian dan monitoring faktor risiko sumber penular dan efektivitas intervensi malaria. Jumlah kajian dan monitoring faktor risiko sumber penular dan efektivitas intervensi DBD adalah jumlah lokasi yang dilakukan kajian dan monitoring faktor risiko sumber penular dan efektivitas intervensi DBD. Jumlah lokasi survei penilaian mikrofilaria adalah jumlah lokasi survei darah jari filariasis. Pada tahun 2015 BBTKLPP Banjarbaru fokus pada kegiatan survei cakupan POPM (Pemberian Obat Masal Pencegahan) Filariasis dan kegiatan survei vektor filariasis. Tujuan survei cakupan adalah memvalidasi laporan pengobatan massal filaria yang dilakukan kota/kabupaten dalam hal pemberian obat pencegahan penyakit kaki gajah. Survei ini tidak boleh dilakukan oleh kota/kabupaten yang melakukan pemberian obat massal. Pemberian Obat Massal Pencegahan (POMP) Filariasis adalah suatu cara pencegahan dimana obat-obatan yang bersifat anthelmintic (zat yang dapat membunuh cacing dalam tubuh manusia) diberikan kepada semua penduduk di suatu wilayah tertentu (seperti negara bagian, wilayah regional, provinsi, kabupaten, kecamatan, atau desa) pada interval waktu tertentu tanpa mempedulikan status infeksi perorangan dari populasi tersebut. Obat pencegahan yang diberikan pada POMP Filariasis adalah kombinasi Diethylcarbamazine (DEC) dengan Albendazole (ALB) dengan dosis tertentu

20 16 berdasarkan umur individu yang mengkonsumsi. Dengan mengkonsumsi kombinasi DEC dan ALB seseorang akan mendapatkan dua keuntungan sekaligus yaitu terlindungi dari kemungkinan terinfeksi LF dan juga kecacingan (soil-transmitted helminthes). Jumlah pengamatan faktor risiko dan sumber penular leptospirosis di wilayah kerja adalah jumlah pengamatan faktor risiko dan sumber penular penyakit leptospirosis di wilayah layanan. Leptospirosis merupakan penyakit infeksi pada manusia dan binatang yang disebabkan oleh bakteri leptospira yang berbentuk spiral dan bergerak aktif. Leptospira biasanya terdapat pada binatang peliharaan seperti anjing, sapi, babi, kerbau, maupun binatang liar seperti tikus, musang, tupai dan sebagainya. Di dalam tubuh hewan hewan ini leptospira hidup di ginjal dan air kemih. Manusia terinfeksi bakteri leptospira karena kontak dengan air atau tanah yang terkontaminasi oleh urin atau cairan tubuh lainnya dari hewan yang terinfeksi bakteri leptospira. Leptospira masuk lewat kulit yang luka atau membran mukosa. Jumlah survei schistosomiasis yang dilaksanakan adalah jumlah laporan kegiatan hasil survei schistosomiasis yang dilaksanakan. Pada tahun 2015 fokus pada kegiatan survei kecacingan pada anak sekolah dasar dan survei kecacingan F. buski melalui pemeriksaan feses serta pemeriksaan hospes perantara. Fasciolopsiasis merupakan penyakit cacing daun terbesar (The Giant Intestinal Fluke) yang disebabkan karena manusia terinfeksi oleh metaserkaria dari Fasciolopsis buski yang tertelan masuk ke tubuh manusia melalui tumbuhan air (kangkung, umbi teratai, keladi air, dll) yang dimakan mentah atau dimasak dengan tidak baik. Pada infeksi awal, penderita menunjukkan gejala asimtomatis, sedangkan pada akhir masa inkubasi cacing dewasa yang melekatkan diri pada mukosa usus halus akan menyebabkan peradangan, ulserasi dan abes sehingga menimbulkan gejala nyeri epigatrum, mual dan diare (Soedarto, 2011). Penyakit ini di Indonesia pertama kali dilaporkan pada tahun 1982 di Desa Sungai Papuyu Kecamatan Babirik Kabupaten Hulu Sungai Utara dengan ditemukannya cacing Fasciolopsis buski pada muntahan murid usia 11 tahun. Berturut-turut kemudian ditemukan telur dan cacing dewasanya pada muntahan dan tinja dari 25 penderita dari daerah yang sama. c. Rumus/Cara Perhitungan Cara perhitungan : X = Jumlah kajian pengendalian penyakit bersumber binatang yang dilaksanakan BBTKLPP Banjarbaru pada tahun 2015

21 17 d. Capaian Indikator Pencapaian indikator ini pada tahun 2015 sejumlah 29 dokumen dari target kinerja sebanyak 31 dokumen. Capaian ini terdiri dari : kajian dan monitoring faktor risiko sumber penular dan efektivitas intervensi DBD sebanyak 6, pelaksanaan kajian dan monitoring faktor risiko sumber penular dan efektivitas intervensi malaria sebanyak 10, survei cakupan POMP filariasis sebanyak 4 lokasi dan survei vektor filariasis sebanyak 4 lokasi, pengamatan faktor risiko dan sumber penular leptospirosis di wilayah kerja dilakukan di 1 lokasi dan survei schistosomiasis yang dilaksanakan sebanyak 4 lokasi. Capaian kajian dan monitoring faktor risiko sumber penular dan efektivitas intervensi DBD sebanyak 6 kegiatan. Kegiatan Profil DBD dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.6. Kegiatan Profil DBD Tahun 2015 No Kegiatan Jumlah 1. Profil DBD untuk kegiatan faktor risiko lingkungan Kota 1 dokumen Balikpapan 2. Profil DBD untuk kegiatan faktor risiko perilaku Kota Balikpapan 1 dokumen 3. Profil DBD untuk kegiatan survei entomologi Kota Balikpapan 1 dokumen 4. Profil DBD untuk kegiatan faktor risiko lingkungan Kota 1 dokumen Banjarmasin 5. Profil DBD untuk kegiatan faktor risiko perilaku Kota 1 dokumen Banjarmasin 6. Profil DBD untuk kegiatan survei entomologi Kota Banjarmasin 1 dokumen T o t a l 6 dokumen Pelaksanaan kajian dan monitoring faktor risiko sumber penular dan efektivitas intervensi malaria sebanyak 10 kegiatan. Kegiatan berupa survei dinamika penularan malaria. Adapun lokasi kegiatan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.7. Kegiatan Survei Dinamika Penularan Malaria Tahun 2015 No Kegiatan Jumlah 1. Kabupaten Banjar 1 dokumen 2. Kabupaten Kotabaru 1 dokumen 3. Kabupaten Kutai Kertanegara 1 dokumen 4. Kabupaten Gunung Mas 1 dokumen 5. Kabupaten Seruyan 1 dokumen 6. Kabupaten Berau 1 dokumen 7. Kabupaten Bulungan 1 dokumen 8. Provinsi Kalimantan Selatan 1 dokumen 9. Provinsi Kalimantan Tengah 1 dokumen 10. Provinsi Kalimantan Timur 1 dokumen T o t a l 10 dokumen

22 18 Pelaksanaan pengamatan faktor risiko dan sumber penular leptospirosis di wilayah kerja dilakukan di 1 lokasi yaitu di kabupaten Kotabaru Provinsi Kalimantan Selatan. Pelaksanaan survei schistosomiasis yang dilaksanakan sebanyak 4 dengan kegiatan berupa survei kecacingan. Kegiatan survei kecacingan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.8. Survei Kecacingan Tahun 2015 No Kegiatan Jumlah 1. Survei kecacingan pada anak sekolah dasar di Kabupaten Banjar 2. Survei kecacingan pada anak sekolah dasar di Kabupaten Hulu Sungai Selatan 3. Survei kecacingan F. Buski pada anak sekolah dasar melalui pemeriksaan feses di kabupaten Hulu Sungai Utara 4. Survei kecacingan F. Buski melalui pemeriksaan hospes perantara di Kabupaten Hulu Sungai Utara. T o t a l 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen 4 dokumen Pelaksanaan survei penilaian mikrofilaria pada tahun 2015 fokus pada kegiatan survei cakupan POMP filariasis sebanyak 4 lokasi dan survei vektor filariasis sebanyak 4 lokasi. Kegiatan survei cakupan POMP filariasis dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.9. Kegiatan Survei Cakupan POMP Filariasis Tahun 2015 No. Lokasi Provinsi 1 Kabupaten Hulu Sungai Utara 2 Kabupaten Tapin Kalimantan Selatan 3 Kabupaten Tanah Bumbu 4 Kabupaten Tabalong Pelaksanaan kegiatan survei vektor filariasis dilakukan pada 4 lokasi. Kegiatan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel Kegiatan Survei Vektor Filariasis Tahun 2015 No. Lokasi Provinsi 1 Kabupaten Paser Kalimantan Timur 2 Kabupaten Seruyan Kalimantan Tengah 3 Kabupaten Kotawaringin Timur 4 Kabupaten Bulungan Kalimantan Utara e. Perbandingan Target Dan Realisasi Indikator Jumlah Kajian Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Target jumlah kajian pengendalian penyakit bersumber binatang tahun 2015 sebanyak 31 dokumen. Realisasinya sebanyak 29 dokumen. Prosentase pencapaian target indikator ini sebesar 93,55%. Perbandingan antara target dan realisasi jumlah kajian pengendalian penyakit bersumber binatang tahun 2015 tersebut dapat dilihat pada grafik berikut:

23 19 Grafik 3.3. Target dan Realisasi Jumlah Kajian Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Tahun Target Realisasi 29 f. Perbandingan Realisasi Kinerja BBTKLPP Banjarbaru dengan Target Kinerja Ditjen P2P Indikator satker jumlah kajian pengendalian penyakit bersumber binatang untuk mendukung indikator prosentase rekomendasi kajian pengendalian penyakit bersumber binatang sebesar 50 % dari rekomendasi tahun 2014 yang tertuang dalam Rencana Aksi Program (RAP) Ditjen P2P Kemenkes RI. Target nasional (RAP Ditjen P2P) untuk indikator tersebut pada tahun 2015 sebanyak 30%. Capaian dari BBTKLPP Banjarbaru sebanyak 29 dokumen. g. Analisis Atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Meskipun jumlah sumber daya manusia yang melaksanakan kegiatan ini terbatas tetapi kegiatan ini tetap dilaksanakan dengan cara bekerjasama antar bidang. h. Analisis Penyebab Kegagalan Pencapaian Kinerja Target indikator ini sebanyak 31, pencapaian sebanyak 29 atau sebesar 96,67%. Penyebab 2 kegiatan tidak tercapai adalah adanya KLB kabut asap. Satu kegiatan survei dinamika penularan malaria lokasi Kabupaten Nunukan Provinsi Kalimantan Timur belum dapat terlaksana. Pada saat itu tim survei dari BBTKLPP Banjarbaru sudah berangkat dan berhasil mendarat di bandara Sepinggan, Kalimantan Timur. Untuk mencapai kabupaten Nunukan harus melanjutkan pesawat udara transit di Kota Tarakan. Bandara Kota Tarakan diselimuti asap tebal sehingga penerbangan ditiadakan sampai batas waktu yang belum bisa ditentukan. Penyebab lainnya adanya pengurangan anggaran perjalanan dinas (refocusing) sebesar Rp ,-. Dana ini berasal dari anggaran survei vektor filasiasis dan survei cakupan POPM filariasis sebelumnya ,- menjadi Rp ,- dana kegiatan survei buski semula Rp ,- menjadi Rp ,-., dana survei kecacingan semula Rp ,- menjadi ,-, dana kegiatan

24 20 profil DBD semula Rp ,- menjadi Rp ,- dana survei faktor risiko penyakit malaria semula Rp ,- menjadi ,-, dana survei faktor risiko penyakit leptospirosis semula Rp ,- menjadi Rp ,- i. Analisis Program/Kegiatan Yang Menunjang Kegagalan/Keberhasilan Program yang menunjang keberhasilan kegiatan ini diantaranya MDGs dengan target mengendalikan penyakit malaria dan mulai menurunnya kasus Malaria dan Penyakit lainnya tahun j. Upaya Yang Dilakukan Untuk Mencapai Target Indikator 1) Survei vektor filariasis 2) Jejaring kerja survei cakupan/ survei filariasis 3) Survei kecacingan pada anak sekolah 4) Surveilans epidemiologi dalam rangka pengendalian F. buski 5) Koordinasi kegiatan profil DBD 6) Survey dinamika penularan malaria 7) Uji sampel strain positif virus dengue dengan PCR 8) Kajian faktor risiko kejadian leptospirosis Kajian faktor risiko didapatkan dari wawancara menggunakan kuesioner dan observasi lingkungan secara langsung disertai data-data surveilans yang mendukung kejadian tersebut. k. Masalah Yang Dihadapi 1) Dalam survei vektor Filariasis lokasi yang ditetapkan cukup jauh sehingga perlu persiapan matang baik pendanaan, peralatan maupun transportasi. 2) Pada kegiatan survei cakupan POMP terdapat perbedaan hasil antara BBTKLPP Banjarbaru dg survei Dinkes Kab. Tabalong 3) Kurangnya personil pendukung kegiatan 4) Jejaring kerja dan koordinasi belum maksimal. l. Pemecahan Masalah 1) Peningkatan jejaring kerja dan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi/ Kabupaten/Kota terutama untuk menindaklanjuti perbedaan hasil survei cakupan POMP. 2) Penambahan personil melalui perekrutan CPNS dan menerima pegawai pindahan.

25 21 a. Pengertian 3. JUMLAH KAJIAN PENGENDALIAN PENYAKIT MENULAR LANGSUNG Jumlah kajian pengendalian penyakit menular langsung disini dihitung dari jumlah kajian pengendalian penyakit menular langsung yang dilaksanakan dalam 1 tahun. Output yang masuk ke dalam indikator ini yang dilaksanakan BBTKLPP Banjarbaru tahun 2015 hanya 1 output yaitu: jumlah kab/kota yang melakukan sosialisasi dan atau advokasi tentang tifoid. b. Definisi Operasional Jumlah kab/kota yang melakukan sosialisasi dan atau advokasi tentang tifoid adalah jumlah kab/kota yang melakukan sosialisasi dan atau advokasi tentang tifoid kepada kelompok berisiko. Pada tahun 2015 BBTKLPP Banjarbaru melaksanakan pemantauan tipoid pada kelompok berisiko. Hasil kajian ini akan berguna sebagai bahan sosialisasi dan advokasi kepada kelompok berisiko oleh dinas terkait. c. Rumus/cara perhitungan Cara perhitungan : X = Jumlah kajian pengendalian penyakit menular langsung yang dilaksanakan BBTKLPP Banjarbaru pada tahun 2015 d. Capaian Indikator Pencapaian indikator ini sebanyak 3 dokumen dari target 4 dokumen. Prosentase capaian kinerja indikator kajian pengendalian penyakit menular langsung sebesar 75%. Kegiatan kajian berupa kajian kualitas air terhadap demam tipoid dilaksanakan di 3 lokasi. Lokasi kegiatan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel Lokasi Kajian Berupa Kajian Kualitas Air Terhadap Demam Tipoid Tahun 2015 No. Lokasi Provinsi 1 Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan 2 Kabupaten Berau Kalimantan Timur 3 Kabupaten Barito Selatan Kalimantan Tengah e. Perbandingan Target Dan Realisasi Indikator Jumlah Kajian Pengendalian Penyakit Menular Langsung Target kajian pengendalian penyakit menular langsung tahun 2015 sebanyak 4 dokumen. Realisasinya sebanyak 3 dokumen. Prosentase pencapaian target

26 22 indikator ini sebesar 75%. Perbandingan antara target dan realisasi jumlah kajian pengendalian penyakit menular langsung tahun 2015 tersebut dapat dilihat pada grafik berikut: Grafik 3.4. Target dan Realisasi Jumlah Kajian Pengendalian Penyakit Menular Langsung Tahun Target Realisasi 3 f. Perbandingan Realisasi Kinerja BBTKLPP Banjarbaru dengan Target Kinerja Ditjen P2P Indikator satker jumlah kajian pengendalian penyakit menular langsung untuk mendukung indikator prosentase rekomendasi kajian pengendalian penyakit menular langsung sebesar 50 % dari rekomendasi tahun 2014 yang tertuang dalam Rencana Aksi Program (RAP) Ditjen P2P Kemenkes RI. Target nasional (RAP Ditjen P2P) untuk indikator tersebut pada tahun 2015 sebanyak 30%. Capaian dari BBTKLPP Banjarbaru sebanyak 3. g. Analisis Atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Meskipun jumlah sumber daya manusia yang melaksanakan kegiatan ini terbatas tetapi kegiatan ini tetap dilaksanakan dengan cara bekerjasama antar bidang. h. Analisis Penyebab Kegagalan Pencapaian Kinerja Target indikator jumlah kajian pengendalian penyakit menular langsung ini sebanyak 4, pencapaian sebanyak 3 atau sebesar 75%. Penyebab 1 kegiatan tidak tercapai adalah adanya KLB kabut asap. Sama dengan kegiatan survei dinamika penularan malaria lokasi Kabupaten Nunukan Provinsi Kalimantan Timur, satu kegiatan kajian kualitas air terhadap penyakit demam typoid juga diambil lokasi Kabupaten Nunukan belum dapat terlaksana. Pada saat itu tim survei dari BBTKLPP Banjarbaru sudah berangkat dan berhasil mendarat di bandara Sepinggan, Kalimantan Timur. Untuk mencapai kabupaten Nunukan harus melanjutkan pesawat udara transit di Kota Tarakan. Bandara Kota Tarakan diselimuti asap tebal sehingga penerbangan ditiadakan sampai batas waktu yang belum bisa ditentukan.

27 23 i. Analisis Program/Kegiatan Yang Menunjang Kegagalan/Keberhasilan Program yang menunjang keberhasilan kegiatan ini diantaranya MDGs dengan target mengendalikan penyakit malaria dan mulai menurunnya kasus Malaria dan Penyakit lainnya tahun j. Upaya yang dilakukan untuk mencapai target indikator: 1) Melakukan pengambilan sampel air 2) Melakukan pemeriksaan laboratorium pada sampel air 3) Melakukan kajian hubungan kualitas air terhadap kejadian penyakit demam Thypoid. k. Masalah Yang Dihadapi 1) Sampel air bersih di sumur gali dalam kegiatan kajian hubungan kualitas air terhadap kejadian penyakit demam Thypoid sulit didapatkan karena selama dua bulan terakhir sumber air (sumur gali) mengalami kekeringan 2) Jejaring dan kemitraan dengan daerah belum maksimal 3) Kurangnya jumlah personil untuk mendukung kegiatan l. Pemecahan Masalah 1) Meningkatkan jejaring Surveilans Epidemilogi baik dengan Dinas Kesehatan di wilayah layanan maupun instansi lintas sektor. 2) Penambahan personil melalui perekrutan CPNS dan menerima pegawai pindahan. a. Pengertian 4. JUMLAH KAJIAN PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR Jumlah kajian pengendalian penyakit tidak menular dihitung dari jumlah kajian pengendalian penyakit tidak menular yang dilaksanakan dalam 1 tahun. Output yang masuk ke dalam indikator ini yang dilaksanakan BBTKLPP Banjarbaru tahun 2015 hanya 2 output yaitu: jumlah kab/kota yang melaksanakan monitoring faktor risiko PTM melalui kegiatan posbindu PTM pada kelompok masyarakat khusus dan jumlah penduduk usia > 15 tahun yang melakukan pemeriksaan gula darah.

28 24 b. Definisi Operasional Jumlah kab/kota yang melaksanakan monitoring faktor risiko Penyakit Tidak Menular (PTM) melalui kegiatan posbindu PTM pada kelompok masyarakat khusus adalah jumlah kab/kota yang melaksanakan monitoring faktor risiko PTM. Untuk mencapai output ini tahun 2015 BBTKLPP Banjarbaru melaksanakan kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisa dan penyajian data PTM di 4 provinsi. Jumlah penduduk usia > 15 tahun yang melakukan pemeriksaan gula darah adalah jumlah penduduk usia > 15 tahun yang melakukan pemeriksaan gula darah di fasyankes primer. Untuk mencapai output ini tahun 2015 BBTKLPP Banjarbaru melaksanakan kegiatan deteksi dini kejadian diabetes militus di 5 kabupaten. c. Rumus/cara perhitungan Cara perhitungan : X = Jumlah kajian pengendalian penyakit tidak menular yang dilaksanakan BBTKLPP Banjarbaru pada tahun 2015 d. Capaian Indikator Pencapaian indikator ini sebanyak 9 dokumen dari target 9 dokumen. Prosentase capaian kinerja indikator kajian pengendalian penyakit menular langsung sebesar 100%. Kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisa dan penyajian data PTM di 4 provinsi yaitu Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Utara. Kegiatan deteksi dini kejadian diabetes militus di 5 kabupaten yaitu: Tabel Lokasi Kegiatan Deteksi Dini Kejadian Diabetes Militus No. Lokasi Provinsi 1 Kabupaten Kotabaru Kalimantan Selatan 2 Kabupaten Palangka Raya Kalimantan Tengah 3 Kabupaten Kotawaringin Timur 4 Kabupaten Bulungan Kalimantan Utara 5 Kabupaten Balikpapan Kalimantan Timur e. Perbandingan Target dan Realisasi Indikator Jumlah Kajian Pengendalian Penyakit Tidak Menular Target kajian pengendalian penyakit tidak menular tahun 2015 sebanyak 9 dokumen. Realisasinya sebanyak 9 dokumen. Prosentase pencapaian target indikator ini sebesar 100%. Perbandingan antara target dan realisasi jumlah kajian

29 25 pengendalian penyakit menular langsung tahun 2015 tersebut dapat dilihat pada grafik berikut: Grafik 3.5. Target Dan Realisasi Jumlah Kajian Pengendalian Penyakit Tidak Menular Tahun Target Realisasi f. Perbandingan Realisasi Kinerja BBTKLPP Banjarbaru dengan Target Kinerja Ditjen P2P Indikator satker jumlah kajian pengendalian penyakit tidak menular untuk mendukung indikator prosentase rekomendasi kajian pengendalian penyakit tidak menular sebesar 50 % dari rekomendasi tahun 2014 yang tertuang dalam Rencana Aksi Program (RAP) Ditjen P2P Kemenkes RI. Target nasional (RAP Ditjen P2P) untuk indikator tersebut pada tahun 2015 sebanyak 30%. Capaian dari BBTKLPP Banjarbaru sebanyak 9 dokumen. g. Analisis Penyebab Keberhasilan Pencapaian Kinerja Target indikator jumlah kajian pengendalian penyakit tidak menular ini sebanyak 9 dokumen, pencapaian sebanyak 9 dokumen atau sebesar 100%. Keberhasilan capaian indikator ini karena tersedianya dana yang cukup, komitmen yang kuat untuk mencapai kinerja, kerjasama yang baik antar bidang dan bagian serta arahan dan bimbingan dari kepala maupun dari Dirjen P2P. h. Analisis Atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Meskipun jumlah sumber daya manusia yang melaksanakan kegiatan ini terbatas tetapi kegiatan ini tetap dilaksanakan dengan cara bekerjasama antar bidang. i. Analisis Program/Kegiatan Yang Menunjang Keberhasilan Program yang menunjang keberhasilan kegiatan ini diantaranya MDGs dengan target mengendalikan penyakit malaria dan mulai menurunnya kasus malaria dan penyakit lainnya tahun 2015.

30 26 j. Upaya Yang Dilakukan Untuk Mencapai Target Indikator 1) Deteksi dini kejadian Diabetes Mellitus 2) Pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data serta jejaring Penyakit Tidak Menular (PTM) 3) Peningkatan Kerjasama Lintas Sektor k. Masalah Yang Dihadapi 1) Pemeriksaan yang dilakukan dalam Diabetes Mellitus cukup beragam sehingga diperlukan petugas yang lebih banyak lagi agar kegiatan berjalan lancar 2) Jejaring dan kemitraan dengan daerah belum maksimal. l. Pemecahan Masalah 1) Meningkatkan jejaring surveilans epidemilogi baik dengan dinas kesehatan di wilayah layanan maupun instansi lintas sektor. 2) Penambahan personil melalui perekrutan CPNS dan menerima pegawai pindahan. 5. JUMLAH KAJIAN KUALITAS AIR MINUM a. Pengertian Jumlah kajian kualitas air minum dihitung dari jumlah kajian kualitas air minum yang dilaksanakan dalam 1 tahun. Output yang masuk ke dalam indikator ini yang dilaksanakan BBTKLPP Banjarbaru tahun 2015 hanya 1 output yaitu: jumlah peta kualitas air minum. Untuk mencapai output ini dilakukan kegiatan kajian tingkat risiko paparan Fe, Mn, Nitrat, Nitrit pada pengguna air PDAM, pemetaan uji petik kualitas air, pemantapan akreditasi, jejaring kerja dan kemitraan laboratorium, bahan-bahan laboratorium, alat laboratorium, penyelenggaraan kalibrasi, pemeliharaan peralatan laboratorium, operasional dan pengelolaan limbah, operasional pemusnahan limbah B3. b. Definisi Operasional Pemetaan uji petik kualitas air adalah kegiatan pengambilan sampel secara acak pada sambungan rumah pengguna PDAM untuk dilakukan pengujian di laboratorium. Kajian tingkat risiko paparan Fe, Mn, Nitrat, Nitrit pada pengguna air PDAM adalah serangkaian kegiatan mulai dari pengambilan sampel air PDAM pada rumah-rumah

31 27 pelanggan PDAM kemudian diuji di laboratorium dan hasilnya dianalisis risiko kesehatan lingkungan. Pemantapan akreditasi adalah serangkaian kegiatan mulai dari penyediaan alat laboratorium, bahan laboratorium, penyelenggaraan kalibrasi, pemeliharaan alat laboratorium, pengelolaan limbah serta pemusnahan limbah B3 untuk memantapkan akreditasi. Jejaring kerja dan Kemitraan Laboratorium adalah kegiatan dalam rangka sosialisasi serta menjalin kerjasama dengan laboratorium daerah di wilayah layanan. Penyelenggaraan Kalibrasi adalah kegiatan pengkalibrasian alat laboratorium agar alat tersebut berfungsi dan menunjukkan validitas yang sebenarnya. Operasional dan pengelolaan limbah adalah serangkaian kegiatan untuk mengolah limbah yang dihasilkan oleh laboratorium agar tidak mencemari lingkungan sekitar. Operasional Pemusnahan limbah B3 adalah kegiatan untuk memusnahkan limbah B3 yang berasal dari laboratorium dengan penanganan yang aman sesuai ketentuan yang berlaku. c. Rumus/cara perhitungan Cara perhitungan : d. Capaian Indikator X = Jumlah kajian kualitas air minum yang dilaksanakan BBTKLPP Banjarbaru pada tahun 2015 Pencapaian indikator kualitas air minum sebanyak 39 dokumen dari target 38 dokumen. Prosentase capaian kinerja indikator kajian pengendalian penyakit menular langsung sebesar 102,63%. Untuk mencapai output ini kegiatan yang dilakukan berupa kajian tingkat risiko paparan Fe, Mn, Nitrat, Nitrit pada pengguna air PDAM dilakukan di 12 kabupaten, pemetaan uji petik kualitas air dilaksanakan di 11 kabupaten, jejaring kerja dan kemitraan laboratorium di 4 kabupaten, pemantapan akreditasi terlaksana 6 dokumen, pengadaan bahan-bahan laboratorium, pengadaan alat laboratorium, penyelenggaraan kalibrasi, pemeliharaan peralatan laboratorium, operasional dan pengelolaan limbah, operasional pemusnahan limbah B3 masing-masing menghasilkan 1 dokumen, totalnya 6 dokumen. Kegiatan kajian tingkat risiko paparan Fe, Mn, Nitrat, Nitrit pada pengguna air PDAM dilakukan di 12 kabupaten. Lokasi kegiatan dapat dilihat pada tabel berikut :

32 28 Tabel Lokasi Kajian Tingkat Risiko Paparan Fe, Mn, Nitrat, Nitrit pada Pengguna Air PDAM Tahun 2015 No. Lokasi Provinsi 1 Kabupaten Tabalong 2 Kabupaten Balangan 3 Kota Banjarbaru 4 Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan 5 Kabupaten Barito Kuala 6 Kabupaten Hulu Sungai Selatan 7 Kabupaten Tanah Laut 8 Kabupaten Kotawaringin Timur 9 Kabupaten Barito Timur 10 Kabupaten Barito Selatan Kalimantan Tengah 11 Kabupaten Lamandau 12 Kabupaten Seruyan Kegiatan pemetaan uji petik kualitas air minum dilaksanakan di 11 kabupaten. Lokasi kegiatan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel Lokasi Kegiatan Pemetaan Uji Petik Kualitas Air Minum Tahun 2015 No. Lokasi Provinsi 1 Kabupaten Tabalong 2 Kabupaten Balangan 3 Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan 4 Kabupaten Barito Kuala 5 Kabupaten Hulu Sungai Selatan 6 Kabupaten Tanah Laut 7 Kabupaten Kotawaringin Timur 8 Kabupaten Barito Timur 9 Kabupaten Barito Selatan Kalimantan Tengah 10 Kabupaten Lamandau 11 Kabupaten Seruyan Untuk mensosialisasikan keberadaan serta kemampuan pengujian laboratorium BBTKLPP Banjarbaru dan sekaligus menjalin kerjasama dengan laboratorium daerah perlu dilakukan kegiatan jejaring dan kemitraan laboratorium. Kegiatan jejaring kerja dan kemitraan laboratorium pada tahun 2015 dilaksanakan di 3 laboratorium. Lokasi kegiatan ini dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel Lokasi Jejaring Kerja dan Kemitraan Laboratorium Tahun 2015 No. Lokasi Provinsi 1. Lab. BLHD provinsi Kalteng Kalimantan Tengah 2. Lab. Lingkungan BLH Kab. Tanah Laut 3. Lab. Kantor Pengelolaan Lingkungan Hidup Kab. Hulu Sungai Utara Kalimantan Selatan 4. Lab. BLH Kabupaten Tapin Kegiatan pemantapan akreditasi terlaksana 6 dokumen berupa kegiatan pengadaan bahan-bahan laboratorium, pengadaan alat laboratorium, penyelenggaraan kalibrasi, pemeliharaan peralatan laboratorium, operasional dan

33 29 pengelolaan limbah, operasional pemusnahan limbah B3 masing-masing menghasilkan 1 dokumen. Total dari kegiatan ini menghasilkan 6 dokumen. Kegiatan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel Jumlah Dokumen Pemantapan Akreditasi Tahun 2015 No Nama Dokumen Jumlah 1. Pengadaan bahan-bahan laboratorium 1 dokumen 2. Pengadaan alat laboratorium 1 dokumen 3. Penyelenggaraan kalibrasi 1 dokumen 4. Pemeliharaan peralatan laboratorium 1 dokumen 5. Operasional dan pengelolaan limbah 1 dokumen 6. Operasional pemusnahan limbah B3 1 dokumen T o t a l 6 dokumen e. Perbandingan Target Dan Realisasi Indikator Jumlah Kajian Kualitas Air Minum Target jumlah kajian kualitas air minum tahun 2015 sebanyak 38 dokumen. terealisasi sebanyak 39 dokumen. Prosentase pencapaian target indikator ini sebesar 102,63 %. Perbandingan antara target dan realisasi jumlah kajian kualitas air minum tahun 2015 tersebut dapat dilihat pada grafik berikut: Grafik 3.6. Target dan Realisasi Jumlah Kajian Kualitas Air Minum Tahun Target Realisasi f. Perbandingan Realisasi Kinerja BBTKLPP Banjarbaru dengan Target Kinerja Ditjen P2P Indikator satker jumlah kajian kualitas air minum untuk mendukung indikator Ditjen P2P Kemenkes RI yaitu prosentase sarana air minum yang dilakukan pengawasan. Target nasional (RAP Ditjen P2P) untuk indikator tersebut pada tahun 2015 sebanyak 30%. Capaian dari Banjarbaru untuk kegiatan yang mendukung indikator tersebut adalah pemetaan uji petik kualitas air minum sebanyak 12 dokumen.

34 30 g. Perbandingan Realisasi Kinerja BBTKLPP Banjarbaru dengan Target Kinerja dalam RENSTRA Kementerian Kesehatan Indikator satker jumlah kajian kualitas air minum untuk mendukung indikator dalam RENSTRA Kementerian Kesehatan RI yaitu prosentase sarana air minum yang dilakukan pengawasan. Target dalam RENSTRA untuk indikator tersebut pada tahun 2015 sebanyak 30%. Capaian dari BBTKLPP Banjarbaru untuk kegiatan yang mendukung indikator tersebut adalah pemetaan uji petik kualitas air minum sebanyak 12 dokumen. h. Analisis Penyebab Keberhasilan Pencapaian Kinerja Target indikator jumlah kajian pengendalian penyakit menular langsung ini sebanyak 38 dokumen, pencapaian sebanyak 39 dokumen atau sebesar 102,63 %. Keberhasilan pencapaian kinerja karena ada kelebihan dana setelah digunakan untuk mencapai kinerja sehingga digunakan untuk menambah output 1 lokasi kajian tingkat risiko paparan Fe, Mn, Nitrat, Nitrit pada pengguna air PDAM di Kota Banjarbaru. Selain tersedianya dana, faktor pendukung lain adalah kesiapan SDM dalam melaksanakan kajian tambahan, koordinasi yang baik dengan instansi daerah terutama PDAM, sarana-prasarana yang memadai serta pembinaan dari Ditjen P2P. i. Analisis Atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Meskipun jumlah sumber daya manusia yang melaksanakan kegiatan ini terbatas tetapi kegiatan ini tetap dilaksanakan dengan cara bekerjasama antar bidang. Selain itu dengan dana yang tersedia mampu menambah output 1 lokasi kajian tingkat risiko paparan Fe, Mn, Nitrat, Nitrit pada pengguna air PDAM di Kota Banjarbaru. j. Analisis Program/Kegiatan Yang Menunjang Keberhasilan Program yang menunjang keberhasilan kegiatan ini diantaranya MDGs dengan target menurunkan hingga separuhnya proporsi penduduk tanpa akses terhadap sumber air minum yang aman dan berkelanjutan serta fasilitas sanitasi dasar pada k. Upaya yang dilakukan untuk mencapai target indikator 1) Uji petik kualitas air PDAM 2) Kajian tingkat risiko paparan Fe, Mn, Nitrat, Nitrit pada pengguna air PDAM

35 31 3) Pemeriksaan sampel kualitas air Pemeriksaan air dilakukan sesuai dengan parameter yang diperlukan untuk mendukung kegiatan. 4) Pelatihan sampling internal untuk Petugas Pengambil Sampel (PPS) BBTKLPP Banjarbaru 5) Pengambilan sampel IPAL untuk UKL UPL BBTKLPP Banjarbaru serta pengurasan dan pembuangan lumpur IPAL 6) Proses kalibrasi eksternal alat laboratorium 7) Uji banding laboratorium 8) Jejaring kerja dan kemitraan laboratorium 9) Kaji ulang manajemen sistem mutu 10) Peningkatan kerjasama lintas sektor l. Masalah yang dihadapi 1) Jejaring dan kemitraan dengan daerah belum maksimal 2) Kurangnya jumlah personil untuk mendukung kegiatan m. Pemecahan Masalah 1) Penambahan personil melalui perekrutan CPNS dan menerima pegawai pindahan 2) Memaksimalkan Jejaring dan kemitraan dengan lintas program dan lintas sektor. a. Pengertian 6. JUMLAH KAJIAN SANITASI TEMPAT-TEMPAT UMUM (TTU) Jumlah kajian sanitasi TTU dihitung dari jumlah kajian sanitasi TTU yang dilaksanakan dalam 1 tahun. Output yang masuk ke dalam indikator ini yang dilaksanakan BBTKLPP Banjarbaru tahun 2015 hanya 1 output yaitu: jumlah peta kualitas TTU. Untuk mencapai output ini dilakukan kegiatan pemantauan faktor risiko kesehatan lingkungan di asrama haji, kajian kesehatan lingkungan pada TTU dan kajian kesehatan lingkungan rumah sakit. b. Definisi Operasional Pemantauan faktor risiko kesehatan lingkungan di asrama haji merupakan kegiatan pemeriksaan, pemantauan, kajian, rekomendasi antisipasi, kewaspadaan dan tindakan penanggulangan serta kerjasama berbagai pihak dalam sanitasi makanan, penyehatan lingkungan asrama/pondokan, transportasi, restoran, dan

36 32 tempat-tempat pelayanan agar jemaah haji dan petugas bebas dari ancaman terjadinya KLB keracunan dan penyakit menular, atau timbulnya gangguan kesehatan lainnya. Prioritas sanitasi makanan adalah penyediaan makanan yang bersifat massal di asrama embarkasi/debarkasi, pondokan di Arab Saudi, perawatan sakit dan dalam perjalanan. Prioritas penyehatan lingkungan adalah pengendalian vektor penular penyakit, penyediaan kamar tidur, air mandi dan air minum di asrama embarkasi/debarkasi, pondokan di Arab Saudi, dan di tempat-tempat pelayanan jemaah haji. Penyehatan lingkungan dan sanitasi makanan yang dilaksanakan oleh BBTKLPP Banjarbaru terbatas pada saat keberangkatan jamaah calon haji pada embarkasi. Sanitasi diartikan sebagai suatu upaya yang dilakukan untuk menjaga lingkungan agar tetap bersih dan terbebas dari ancaman penyakit. Sedangkan TTU diartikan sebagai suatu tempat dimana banyak orang berkumpul untuk melakukan kegiatan baik secara insidentil maupun terus-menerus, baik secara membayar, maupun tidak. Sanitasi TTU merupakan suatu usaha atau upaya yang dilakukan untuk menjaga kebersihan tempat-tempat yang sering digunakan untuk menjalankan aktivitas hidup sehari-hari agar terhindar dari ancaman penyakit yang merugikan kesehatan. c. Rumus/Cara Perhitungan Cara perhitungan : X = Jumlah kajian sanitasi tempat-tempat umum yang dilaksanakan BBTKLPP Banjarbaru pada tahun 2015 d. Capaian Indikator Pencapaian indikator sanitasi TTU sebanyak 18 dokumen dari target 18 dokumen. Prosentase capaian kinerja indikator kajian pengendalian penyakit menular langsung sebesar 100%. Untuk mencapai output ini kegiatan yang dilakukan pemantauan faktor risiko kesehatan lingkungan di asrama haji sebanyak 3 dokumen, kajian kesehatan lingkungan pada TTU sebanyak 5 dokumen dan kajian kesehatan lingkungan rumah sakit sebanyak 10 dokumen. Kegiatan pemantauan faktor risiko kesehatan lingkungan di asrama haji sebanyak 3 lokasi. Lokasi kegiatan dapat dilihat pada tabel berikut :

37 33 Tabel Lokasi Kegiatan Pemantauan Faktor Risiko Kesehatan Lingkungan Di Asrama Haji Tahun 2015 No. Lokasi Provinsi 1 Embarkasi Banjarmasin Kalimantan Selatan 2 Embarkasi Balikpapan Kalimantan Timur 3 Embarkasi Palangkaraya Kalimantan Tengah Kegiatan kajian kesehatan lingkungan pada TTU sebanyak 5 lokasi. kegiatan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel Lokasi Kajian Kesehatan Lingkungan Pada Tempat-Tempat Umum (Pondok Pesantren) Tahun 2015 No. Lokasi Provinsi 1 Ponpes Takasus Diniyah Kab. Banjar 2 Ponpes Al Hidayah Kab. Banjar 3 Ponpes Darul Ilmi Kota Banjarbaru 4 Ponpes Misbahul Munir Kota Kalimantan Selatan Banjarbaru 5 Ponpes Putri Al Falah Kota Banjarbaru Lokasi Kegiatan kajian kesehatan lingkungan rumah sakit sebanyak 10 lokasi. Lokasi kegiatan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel Lokasi Kajian Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit Tahun 2015 No. Lokasi Provinsi 1 Kabupaten Hulu Sungai Tengah 2 Kabupaten Tapin 3 Kabupaten Hulu Sungai Utara Kalimantan Selatan 4 Kabupaten Barito Utara 5 Kabupaten Kotabaru 6 Kabupaten Penajam Paser Utara 7 Kota Samarinda Kalimantan Timur 8 Kota Tarakan 9 Kabupaten Kasongan Kalimantan Tengah 10 Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara e. Perbandingan Target Dan Realisasi Indikator Jumlah Kajian Sanitasi Tempat- Tempat Umum Target kajian sanitasi TTU tahun 2015 sebanyak 18 dokumen. Realisasinya sebanyak 18 dokumen. Prosentase pencapaian target indikator ini sebesar 100%. Perbandingan antara target dan realisasi jumlah kajian sanitasi TTU tahun 2015 tersebut dapat dilihat pada grafik berikut:

38 34 Grafik 3.7. Target Dan Realisasi Jumlah Kajian Sanitasi Tempat-Tempat Umum Tahun Target Realisasi f. Perbandingan Realisasi Kinerja BBTKLPP Banjarbaru dengan Target Kinerja Ditjen P2P Indikator satker jumlah kajian sanitasi tempat-tempat umum untuk mendukung indikator Ditjen P2P Kemenkes RI yaitu prosentase TTU yang memenuhi syarat kesehatan. Target nasional (RAP Ditjen P2P) untuk indikator tersebut pada tahun 2015 sebanyak 50%. Capaian dari BBTKLPP Banjarbaru sebanyak 18 dokumen. g. Perbandingan Realisasi Kinerja BBTKLPP Banjarbaru dengan Target Kinerja dalam RENSTRA Kementerian Kesehatan Indikator satker jumlah kajian sanitasi tempat-tempat umum untuk mendukung indikator dalam RENSTRA Kementerian Kesehatan RI yaitu prosentase TTU yang memenuhi syarat kesehatan. Target dalam RENSTRA untuk indikator tersebut pada tahun 2015 sebanyak 50%. Capaian dari BBTKLPP Banjarbaru sebanyak 18 dokumen. h. Analisis Penyebab Keberhasilan Pencapaian Kinerja Target indikator jumlah kajian pengendalian penyakit menular langsung ini sebanyak 18, pencapaian sebanyak 18 atau sebesar 100%. Keberhasilan pencapaian kinerja karena : pendanaan yang cukup, sarana-prasarana penunjang kegiatan berupa peralatan laboratorium yang memadai, SDM yang mendukung kegiatan, pembinaan dari Ditjen P2P, kemitraan dengan lintas sektor dan lintas program. i. Analisis Atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Meskipun jumlah sumber daya manusia yang melaksanakan kegiatan ini terbatas tetapi kegiatan ini tetap dilaksanakan dengan cara bekerjasama antar bidang.

39 35 j. Analisis Program/Kegiatan Yang Menunjang Keberhasilan Kegiatan yang menunjang keberhasilan kegiatan ini diantaranya adanya target kegiatan dalam RENSTRA Kementerian Kesehatan RI tahun yaitu tempat-tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan sebesar 58%. Selain itu juga target yang tertuang dalam RAP Dirjen PP dan PL tahun yaitu tempat-tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan sebesar 58%. k. Upaya Yang Dilakukan Untuk Mencapai Target Indikator 1) Kajian kesehatan lingkungan pada TTU 2) Kajian kesehatan lingkungan pada pondok pesantren 3) Kajian kesehatan lingkungan rumah sakit 4) Kegiatan pemantauan faktor risiko kesehatan lingkungan di asrama haji 5) Peningkatan kerjasama lintas sektor l. Masalah Yang Dihadapi 1) Masih kurangnya kesadaran pihak pengelola TTU mengenai pentingnya sanitasi TTU untuk menghindari terjadinya kecelakaan atau penularan penyakit. 2) Adanya sikap keberatan dari pengusaha untuk memenuhi persyaratanpersyaratan kerena memerlukan biaya ekstra. 3) Belum semua peralatan dimiliki oleh tenaga pengawasan pada tingkat II dan kecamatan 4) Masih terbatasnya pengetahuan petugas dalam melaksanakan pengawasan. 5) Masih minimnya dana yang diakolasikan untuk pengawasan sanitasi TTU. m. Pemecahan Masalah 1) Meningkatkan jejaring baik dengan dinas kesehatan di wilayah layanan maupun instansi lintas sektor. 2) Penambahan personil melalui perekrutan CPNS dan menerima pegawai pindahan. a. Pengertian 7. JUMLAH KAJIAN SANITASI TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN (TPM) Jumlah kajian sanitasi TPM dihitung dari jumlah kajian sanitasi tempat pengolahan makanan yang dilaksanakan dalam 1 tahun. Output yang masuk ke dalam indikator ini yang dilaksanakan BBTKLPP Banjarbaru tahun 2015 hanya 1 output yaitu:

40 36 jumlah peta kualitas TPM. Untuk mencapai output ini dilakukan kegiatan kajian HACCP pada TPM. b. Definisi Operasional HACCP (Hazard Analysis & Critical Control Point) adalah sebuah metode operasi terstruktur yang dikenal secara internasional yang bisa membantu organisasi dalam industri makanan dan minuman untuk mengidentifikasi risiko keamanan pangan, mencegah bahaya dalam keamanan pangan, dan menyampaikan kesesuaian hukum. HACCP adalah suatu sistem kontrol dalam upaya pencegahan terjadinya masalah yang didasarkan atas identifikasi titik-titik kritis di dalam tahap penanganan dan proses produksi. HACCP merupakan salah satu bentuk manajemen resiko yang dikembangkan untuk menjamin keamanan pangan dengan pendekatan pencegahan (preventive) yang dianggap dapat memberikan jaminan dalam menghasilkan makanan yang aman bagi konsumen. Tujuan dari penerapan HACCP dalam suatu industri pangan adalah untuk mencegah terjadinya bahaya sehingga dapat dipakai sebagai jaminan mutu pangan guna memenuhi tututan konsumen. HACCP bersifat sebagai sistem pengendalian mutu sejak bahan baku dipersiapkan sampai produk akhir diproduksi masal dan didistribusikan. Oleh karena itu dengan diterapkannya sistem HACCP akan mencegah resiko komplain karena adanya bahaya pada suatu produk pangan. Selain itu, HACCP juga dapat berfungsi sebagai promosi perdagangan di era pasar global yang memiliki daya saing kompetitif. c. Rumus/cara perhitungan Cara perhitungan : X = Jumlah kajian sanitasi tempat pengelolaan makanan yang dilaksanakan BBTKLPP Banjarbaru pada tahun 2015 d. Capaian Indikator Pencapaian indikator sanitasi tempat pengolahan makanan sebanyak 8 dokumen dari target 8 dokumen. Prosentase capaian kinerja indikator kajian pengendalian penyakit menular langsung sebesar 100%. Untuk mencapai output ini kegiatan yang dilakukan kajian HACCP pada tempat pengelolaan makanan sebanyak 8 dokumen. Kegiatan HACCP dapat dilihat pada tabel berikut:

41 37 Tabel Lokasi Kajian HACCP Tahun 2015 No. Kegiatan Provinsi 1. Kajian HACCP pada TPM Kab. Kotawaringin Barat 2. Kajian HACCP pada TPM Kota Palangkaraya Kalimantan Tengah 3. Kajian HACCP pada TPM Kab. Kotawaringin Timur 4. Kajian HACCP pada TPM Kota Banjarmasin 5. Kajian HACCP pada TPM Kab. Tanah Bumbu Kalimantan Selatan 6. Kajian HACCP pada TPM Kab. Tabalong 7. Kajian HACCP pada TPM Kab. Berau Kalimantan Timur 8. Kajian HACCP pada TPM Kota Tarakan Kalimantan Utara e. Perbandingan target dan realisasi Indikator jumlah kajian tempat pengelolaan makanan Target kajian sanitasi tempat pengelolaan makanan tahun 2015 sebanyak 8 dokumen. Realisasinya sebanyak 8 dokumen. Prosentase pencapaian target indikator ini sebesar 100%. Perbandingan antara target dan realisasi jumlah kajian TPM tahun 2015 tersebut dapat dilihat pada grafik berikut: Grafik 3.8. Target dan Realisasi Jumlah Kajian Sanitasi Tempat Pengelolaan Makanan Tahun Target Realisasi f. Perbandingan Realisasi Kinerja BBTKLPP Banjarbaru dengan Target Kinerja Ditjen P2P Indikator satker jumlah kajian sanitasi tempat pengelolaan makanan untuk mendukung indikator Ditjen P2P Kemenkes RI yaitu prosentase tempat pengolahan makanan yang memenuhi syarat kesehatan memenuhi syarat kesehatan. Target nasional (RAP Ditjen P2P) untuk indikator tersebut pada tahun 2015 sebanyak 8%. Capaian dari BBTKLPP Banjarbaru sebanyak 8 dokumen. g. Perbandingan Realisasi Kinerja BBTKLPP Banjarbaru dengan Target Kinerja dalam RENSTRA Kementerian Kesehatan Indikator satker jumlah kajian sanitasi tempat-tempat umum untuk mendukung indikator dalam RENSTRA Kementerian Kesehatan RI yaitu prosentase TPM yang memenuhi syarat kesehatan. Target dalam RENSTRA untuk indikator tersebut

42 38 pada tahun 2015 sebanyak 8%. Capaian dari BBTKLPP Banjarbaru sebanyak 8 dokumen. h. Analisis Penyebab Pencapaian Kinerja Target indikator jumlah kajian sanitasi TPM ini sebanyak 8, pencapaian sebanyak 8 atau sebesar 100%. Keberhasilan pencapaian kinerja karena didukung : anggaran yang memadai, tersedianya sarana-prasarana penunjang kegiatan berupa peralatan laboratorium, reagen serta penunjang lain, pembinaan dari Ditjen P2P, SDM yang bekerjasama maksimal, kemitraan dengan lintas sektor dan lintas program. i. Analisis Atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Meskipun jumlah sumber daya manusia yang melaksanakan kegiatan ini terbatas tetapi kegiatan ini tetap dilaksanakan dengan cara bekerjasama antar bidang. j. Analisis Program/Kegiatan Yang Menunjang Keberhasilan Program yang menunjang keberhasilan kegiatan ini diantaranya adanya penerapan sistem HACCP sesuai SNI tentang system analisa bahaya dan pengendalian titik kritis (HACCP) serta pedoman penerapannya oleh lembaga yang berwenang. k. Upaya-upaya yang dilakukan untuk mencapai kinerja 1) Peningkatan Kemampuan SDM melalui pendidikan dan pelatihan yang berhubungan dengan kajian. 2) Pemenuhan peralatan penunjang untuk melakukan kajian 3) Peningkatan jejaring kerja baik lintas sektor maupun lintas program 4) Perbaikan dan pengadaan alat laboratorium l. Masalah yang dihadapi 1) Jumlah SDM yang terbatas 2) Jejaring dan kemitraan dengan daerah belum maksimal m. Pemecahan Masalah 1) Meningkatkan jejaring dan kemitraan dengan daerah. 2) Penambahan tenaga fungsional sanitarian di BBTKLPP Banjarbaru

43 39 8. JUMLAH KAJIAN PENYEHATAN LINGKUNGAN a. Pengertian Jumlah kajian penyehatan lingkungan dihitung dari jumlah kajian penyehatan lingkungan yang dilaksanakan dalam 1 tahun. Output yang masuk ke dalam indikator ini yang dilaksanakan BBTKLPP Banjarbaru tahun 2015 hanya 1 output yaitu: kajian ADKL/ARKL dengan kegiatan berupa kajian faktor risiko pajanan debu dan gas di lingkungan pemukiman. b. Definisi Operasional Analisis risiko adalah istilah untuk risk assessment, yaitu karakterisasi efek efek yang potensial merugikan kesehatan manusia oleh pajanan bahaya lingkungan (Aldrich dan Griffith 1993). Analisis risiko merupakan suatu alat pengelolaan risiko, proses penilaian bersama para ilmuwan dan birokrat untuk memprakirakan peningkatan risiko kesehatan pada manusia yang terpajan (NRC 1983). WHO (2004) mendefinisikan analisis risiko sebagai proses yang dimaksudkan untuk menghitung atau memprakirakan risiko pada suatu organisme sasaran, sistem atau sub populasi, termasuk identifikasi ketidakpastian yang menyertainya, setelah terpajan oleh agent tertentu, dengan memperhatikan karakteristik yang melekat pada penyebab (agent) yang menjadi perhatian dan karakteristik sistem sasaran yang spesifik. Risiko itu sendiri didefinisikan sebagai kebolehjadian (probabilitas) suatu efek merugikan pada suatu organisme, sistem atau subpopulasi yang disebabkan oleh pemajanan suatu agent dalam keadaan tertentu. Definisi lain menyebutkan risiko kesehatan manusia sebagai kebolehjadian kerusakan kesehatan seseorang yang disebabkan oleh pemajanan atau serangkaian pemajanan bahaya lingkungan (WHO 2004). Saat ini analisis risiko digunakan untuk menilai atau menaksir risiko kesehatan manusia yang disebabkan oleh pajanan bahaya lingkungan. Bahaya adalah sifat yang melekat pada suatu risk agent atau situasi yang memiliki potensi menimbulkan efek merugikan jika suatu organisme, sistem atau sub populasi terpajan oleh risk agent tersebut (WHO 2004). Bahaya lingkungan terdiri atas tiga risk agent yaitu chemical agents (bahanbahan kimia), physical agents (energi radiasi dan gelombang elektromagnetik berbahaya) dan biological agents (makhluk hidup atau organisme). Analisis risiko bisa dilakukan untuk pemamajanan yang telah lampau (past exposure), dengan efek yang merugikan sudah atau belum terjadi, bisa juga untuk studi prediksi risiko

44 40 pemajanan yang akan datang (future exposure). Bahaya adalah suatu potensi risiko, dan risiko tidak akan terjadi kecuali syarat-syarat tertentu terpenuhi. Syarat - syarat dimaksud adalah toksisitas risk agent yang bersangkutan dan pola-pola pajanannya. Suatu risk agent, sekalipun toksik, tidak akan berisiko bagi kesehatan jika tidak memajani dengan dosis dan waktu tertentu. Kajian faktor risiko pajanan debu dan gas di lingkungan pemukiman adalah kegiatan analisis tentang kondisi dan kecenderungan pencemar udara terutama berasal dari pajanan debu dan gas di pemukiman terhadap risiko kesehatan masyarakat disekitar pemukiman. c. Rumus/Cara Perhitungan Cara perhitungan : X = Jumlah kajian penyehatan lingkungan yang dilaksanakan BBTKLPP Banjarbaru pada tahun 2015 d. Capaian Indikator Pencapaian indikator kajian penyehatan lingkungan sebanyak 6 dokumen dari target 6 dokumen. Prosentase capaian kinerja indikator ini sebesar 100%. Untuk mencapai output ini kegiatan yang dilakukan kegiatan berupa kajian faktor risiko pajanan debu dan gas di lingkungan pemukiman sebanyak 6 dokumen. Kegiatan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel Kajian Faktor Risiko Pajanan Debu Dan Gas Tahun 2015 No. Kegiatan Jumlah 1. Kajian tingkat risiko pajanan Pb di kawasan perkantoran PT ADARO 1 dokumen Indonesia 2. Kajian tingkat risiko pajanan Pb di kawasan pemukiman PT ADARO 1 dokumen Indonesia 3. Kajian ttingkat risiko pajanan TSP dan PM 10 di kawasan perkantoran PT 1 dokumen ADARO Indonesia 4. Kajian tingkat risiko pajanan TSP dan PM 10 di kawasan pemukiman PT 1 dokumen ADARO Indonesia 5. Kajian tingkat risiko pajanan SO 2 dan NO 2 di kawasan perkantoran PT 1 dokumen ADARO Indonesia 6. Kajian tingkat risiko pajanan SO 2 dan NO 2 di kawasan pemukiman PT ADARO Indonesia 1 dokumen e. Perbandingan target dan realisasi Indikator jumlah kajian penyehatan lingkungan Target kajian penyehatan lingkungan tahun 2015 sebanyak 6 dokumen. Realisasinya sebanyak 6 dokumen. Prosentase pencapaian target indikator ini sebesar 100%. Perbandingan antara target dan realisasi jumlah kajian penyehatan lingkungan tahun 2015 tersebut dapat dilihat pada grafik berikut:

45 41 Grafik 3.9. Target Dan Realisasi Jumlah Kajian Penyehatan Lingkungan Tahun Target Realisasi f. Perbandingan Realisasi Indikator Jumlah Kajian Penyehatan Lingkungan Tahun 2015 Dibandingkan Indikator Jumlah kajian ADKL tahun 2011 s/d 2014 Dalam RAK BBTKLPP Banjarbaru tahun indikator untuk kegiatan ini adalah jumlah kajian ADKL. Realisasi jumlah kajian ADKL tiap tahun mengalami kenaikan. Pada tahun 2011 sebanyak 25 kawasan, tahun 2012 sebanyak 30 kawasan, tahun 2013 sebanyak 40 kawasan tahun 2014 sebanyak 50 kawasan. Realisasi jumlah kajian penyehatan lingkungan tahun 2015 sebanyak 53 kegiatan. Untuk lebih jelasnya perbandingan realisasi tersebut dapat dilihat pada grafik berikut ini: Grafik Perbandingan Realisasi Jumlah Kajian Penyehatan Lingkungan Tahun Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 g. Perbandingan Realisasi Kinerja BBTKLPP Banjarbaru dengan Target Kinerja Ditjen P2P Indikator satker jumlah kajian penyehatan lingkungan untuk mendukung indikator Ditjen P2P Kemenkes RI yaitu prosentase rekomendasi kajian penyehatan lingkungan sebesar 50% dari jumlah rekomendasi tahun Target nasional (RAP Ditjen P2P) untuk indikator tersebut pada tahun 2015 sebanyak 30%. Capaian dari BBTKLPP Banjarbaru sebanyak 6 dokumen.

46 42 h. Analisis Penyebab Keberhasilan Pencapaian Kinerja Target indikator jumlah kajian pengendalian penyakit menular langsung ini sebanyak 6, pencapaian sebanyak 6 atau sebesar 100%. Keberhasilan pencapaian kinerja karena faktor pendukung : tersedianya data-data yang lengkap, kerjasama internal antar bidang, komitmen yang kuat untuk mencapai indikator meskipun tidak ada anggaran untuk perjalanan dinas, pembinaan dari Ditjen P2P, kemitraan dengan PT Adaro Indonesia sehingga kegiatan dapat terlaksana. i. Analisis Atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Meskipun anggaran perjalanan dinas untuk kegiatan ini terkena efisiensi sebagai dana refocusing tetapi kinerja tetap mampu dicapai dengan cara memanfaatkan data-data pengukuran kualitas udara tahun 2014 dan tahun Kinerja ini tercapai berkat kerjasama yang harmonis antar bidang. j. Analisis Program/Kegiatan Yang Menunjang Keberhasilan Program yang menunjang keberhasilan kegiatan ini diantaranya MDGs dalam tujuan memastikan kelestarian lingkungan hidup dengan target mengurangi laju hilangnya keragaman hayati, dan mencapai pengurangan yang signifikan pada Target tersebut menitikberatkan pada: pengurangan emisi CO 2, konsumsi CFC - pengurangan ozon, kawasan perlindungan daratan, kawasan perlindungan laut dan lain-lain. k. Upaya yang dilakukan untuk mencapai target indikator Memanfaatkan data-data primer dari pengukuran kualitas udara yang dilakukan oleh BBTKLPP Banjarbaru periode 2014 dan 2015 kemudian dilakukan analisis risiko kesehatan lingkungan. l. Masalah yang dihadapi Tidak ada anggaran perjalanan dinas karena diefisiensi, tetapi tidak boleh mengurangi output. m. Pemecahan Masalah 1) Memanfaatkan data-data primer dari pengukuran kualitas udara PT ADARO Indonesia. 2) Bekerjasama dan berkoordinasi dengan PT ADARO Indonesia.

47 43 9. JUMLAH TTG PENYEHATAN LINGKUNGAN a. Pengertian Jumlah TTG penyehatan lingkungan dihitung dari jumlah TTG penyehatan lingkungan yang dihasilkan dalam 1 tahun. Output yang masuk ke dalam indikator ini yang dilaksanakan BBTKLPP Banjarbaru tahun 2015 hanya 2 output yaitu: jumlah TTG bidang STBM dan jumlah TTG peningkatan kualitas air minum. Output TTG bidang STBM dengan kegiatan berupa pembuatan model prototype teknologi pengolahan sampah. Output TTG peningkatan kualitas air minum dengan kegiatan berupa model/prototype pengembangan teknologi pengolahan air gambut dan pemantauan pengolahan air gambut dan air sungai. b. Definisi Operasional TTG penyehatan lingkungan adalah adalah rancang bangun teknologi yang berhubungan dengan upaya-upaya penyehatan lingkungan yang dikembangkan/dibuat oleh BBTKLPP Banjarbaru. c. Rumus/cara perhitungan Cara perhitungan : X = Jumlah TTG penyehatan lingkungan yang yang dihasilkan dalam 1 tahun d. Capaian Indikator Pencapaian indikator TTG penyehatan lingkungan sebanyak 4 unit dari target 4 unit. Prosentase capaian kinerja indikator ini sebesar 100%. Kegiatan dalam indikator ini dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel TTG Penyehatan Lingkungan Tahun 2015 No. TTG Jumlah 1. Model teknologi pengolahan sampah 1 unit 2. Model model/prototype pengembangan teknologi pengolahan air 1 unit gambut 3. Pemantauan pengolahan air gambut dan air sungai 1 unit 4. Pembuatan clorin diffuser 1 unit T o t a l 4 unit

48 44 e. Perbandingan target dan realisasi Indikator jumlah TTG penyehatan lingkungan Target kajian penyehatan lingkungan tahun 2015 sebanyak 4 unit. Realisasinya sebanyak 4 unit. Prosentase pencapaian target indikator ini sebesar 100%. Perbandingan antara target dan realisasi jumlah kajian penyehatan lingkungan tahun 2015 tersebut dapat dilihat pada grafik berikut: Grafik Target dan Realisasi Jumlah TTG Penyehatan Lingkungan Tahun Target Realisasi f. Perbandingan Capaian Jumlah TTG tahun 2011 s/d 2015 Realisasi TTG tahun 2011 sebanyak 2 unit, tahun 2012 sebanyak 4 unit, tahun 2013 sebanyak 4 unit, tahun 2014 sebanyak 7 unit dan tahun 2015 sebanyak 5 unit. Untuk lebih jelasnya perbandingan capaian jumlah TTG dari tahun ke tahun dapat dilihat pada grafik berikut: Grafik Perbandingan Capaian Jumlah TTG Tahun 2011 s/d Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 g. Perbandingan Realisasi Kinerja BBTKLPP Banjarbaru dengan Target Kinerja Ditjen P2P Indikator satker jumlah TTG penyehatan lingkungan untuk mendukung indikator Ditjen P2P Kemenkes RI yaitu prosentase TTG penyehatan lingkungan sebesar 50% dari jumlah TTG tahun Target nasional (RAP Ditjen P2P) untuk indikator tersebut pada tahun 2015 sebanyak 30%. Capaian dari BBTKLPP Banjarbaru sebanyak 4 unit.

49 45 h. Analisis Penyebab Keberhasilan Pencapaian Kinerja Target indikator jumlah kajian pengendalian penyakit menular langsung ini sebanyak 4, pencapaian sebanyak 4 atau sebesar 100%. Keberhasilan pencapaian kinerja karena faktor pendukung : pendanaan yang cukup, tersedianya sarana-prasarana penunjang kegiatan berupa workshop TTG dan peralatan penunjang lain, kerjasama SDM yang maksimal, pembinaan dari Ditjen P2P, kemitraan dengan lintas sektor dan lintas program, wilayah layanan BBTKLPP Banjarbaru mempunyai local spesifik berupa wilayah berlahan gambut sehingga mempermudah rancang bangun model/teknologi, setiap tahun dilakukan penyempurnaan teknologi. i. Analisis Atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Meskipun kemampuan dalam pembuatan teknologi tepat guna terutama dalam pengendalian penyakit menular dan pengendalian penyakit tidak menular terbatas tetapi kegiatan ini tetap dilaksanakan. Hal ini karena komitmen dari personil TTG yang baik, pembinaan dari pimpinan serta dukungan dari bidang dan bagian. j. Analisis Program/Kegiatan Yang Menunjang Keberhasilan Kegiatan yang menunjang keberhasilan kegiatan ini diantaranya MDGs dengan target menurunkan hingga separuhnya proporsi penduduk tanpa akses terhadap sumber air minum yang aman dan berkelanjutan serta fasilitas sanitasi dasar pada 2015 serta target kegiatan yang tertuang dalam RAP Dirjen PP dan PL tahun yaitu TTG penyehatan lingkungan sebesar 50% dari jumlah TTG tahun k. Upaya yang dilakukan untuk mencapai target indikator 1) Mengirim SDM untuk pelatihan rancang-bangun 2) Melakukan konsultasi teknis ke eselon I ke subdit terkait kegiatan. 3) Melakukan koordinasi dengan daerah dalam menempatkan alat pengolahan air skala komunal. 4) Pemantauan alat pengolah air gambut dan air sungai 5) Uji coba bahan koagulan alami sebagai 45ector45tive pengolahan sederhana air baku air minum 6) Pembuatan alat chlorine diffuser 7) Uji coba model/ prototype teknologi pengolahan sampah

50 46 l. Masalah yang dihadapi 1) Kemampuan SDM dalam hal rancang bangun TTG masih terbatas. 2) Jumlah SDM yang kurang, sehingga banyak yang rangkap tugas. 3) Wilayah layanan terutama wilayah yang krisis air bersih sangat sulit dijangkau. 4) Komitmen masyarakat di wilayah penempatan alat pengolahan air bersih masih kurang sehingga umur pemakaian alat pengolah air tidak bertahan lama. 5) Produk TTG mirip dengan produk program kementerian lain seperti PU juga program pemerintah PNPM Mandiri sehingga kurang menarik masyarakat. m. Pemecahan Masalah 1) Diklat SDM yang berhubungan dengan rancang bangun TTG. 2) Mengusulkan penambahan jumlah SDM sesuai keahlian yang dibutuhkan ke eselon I. 3) Meningkatkan jejaring kerja lintas 46ector untuk mencegah doubling bantuan alat yang ditempatkan di masyarakat. 4) Memberdayakan masyarakat yag tinggal di sekitar lokasi penempatan alat TTG. 10. JUMLAH TTG PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG a. Pengertian Jumlah TTG Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang dihitung dari jumlah TTG Pengendalian Penyakit yang dihasilkan dalam 1 tahun. Output yang masuk ke dalam indikator ini yang dilaksanakan BBTKLPP Banjarbaru tahun 2015 hanya 1 output yaitu: jumlah TTG penyehatan permukiman dengan kegiatan berupa model teknologi pengendalian vektor. b. Definisi Operasional Rancang bangun TTG adalah rancang bangun teknologi yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam bentuk unit rakitan TTG fungsional dan teruji dan bermanfaat untuk menjawab kebutuhan teknologi di masyarakat. Jumlah rancang bangun model dan teknologi tepat guna adalah jumlah kegiatan (jenis) rancangan model/ teknologi/ metodologi ataupun bedah teknologi yang dilakukan oleh BBTKLPP Banjarbaru. Pengukuran kinerja dilakukan dengan menghitung jumlah model teknologi /metodologi /rancang bangun yang dibuat /diterapkan /dikembangkan oleh BBTKLPP Banjarbaru.

51 47 TTG pengendalian penyakit bersumber binatang adalah rancang bangun teknologi yang berfungsi untuk pengendalian penyakit bersumber binatang yang dikembangkan/dibuat oleh BBTKLPP Banjarbaru c. Rumus/Cara Perhitungan Cara perhitungan : d. Capaian Indikator Pencapaian indikator jumlah TTG pengendalian penyakit bersumber binatang sebanyak 1 unit dari target 1 unit. Prosentase capaian kinerja indikator ini sebesar 100%. X = Jumlah TTG pengendalian penyakit bersumber binatang yang dihasilkan dalam 1 tahun e. Perbandingan Target dan Realisasi Indikator Jumlah TTG Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Target jumlah TTG pengendalian penyakit bersumber binatang tahun 2015 sebanyak 1 unit. Realisasinya sebanyak 1 unit. Prosentase pencapaian target indikator ini sebesar 100%. Perbandingan antara target dan realisasi jumlah TTG pengendalian penyakit bersumber binatang tahun 2015 tersebut dapat dilihat pada grafik berikut: Grafik Target Dan Realisasi Jumlah TTG Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Tahun Target Realisasi f. Perbandingan Realisasi Kinerja BBTKLPP Banjarbaru dengan Target Kinerja Ditjen P2P Indikator satker jumlah TTG pengendalian penyakit bersumber binatang untuk mendukung indikator Ditjen P2P Kemenkes RI yaitu prosentase TTG pengendalian penyakit bersumber binatang sebesar 50% dari jumlah TTG tahun Target nasional (RAP Ditjen P2P) untuk indikator tersebut pada tahun 2015 sebanyak 30%. Capaian dari BBTKLPP Banjarbaru sebanyak 1 unit.

52 48 g. Analisis Penyebab Keberhasilan Pencapaian Kinerja Target indikator jumlah kajian pengendalian penyakit menular langsung ini sebanyak 1 unit, pencapaian sebanyak 1 unit atau sebesar 100%. Faktor pendukung keberhasilan pencapaian kinerja karena : anggaran yang memadai, target minimal, komitmen SDM yang kuat untuk melaksanakan tugas meskipun tugas rangkap. h. Analisis Atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Meskipun kemampuan dalam pembuatan teknologi tepat guna terutama dalam pengendalian penyakit bersumber binatang terbatas tetapi indikator ini tetap tercapai. Hal ini karena komitmen dari personil TTG yang baik, pembinaan dari pimpinan serta dukungan dari bidang dan bagian. i. Analisis Program/Kegiatan Yang Menunjang Keberhasilan Kegiatan yang menunjang keberhasilan kegiatan ini diantaranya target kegiatan yang tertuang dalam RAP Dirjen PP dan PL tahun yaitu TTG pengendalian penyakit bersumber binatang sebesar 50% dari jumlah TTG tahun j. Upaya yang dilakukan untuk mencapai target indikator 1) Mengirim SDM untuk pelatihan rancang-bangun 2) Melakukan konsultasi teknis ke eselon I ke subdit terkait kegiatan. k. Masalah Yang dihadapi 1) TTG pengendalian penyakit bersumber binatang masih merupakan hal baru bagi BBTKLPP Banjarbaru, masih kesulitan dalam melakukan kegiatan. 2) Belum ada SDM yang mempunyai keahlian khusus masalah TTG pengendalian penyakit bersumber binatang l. Pemecahan Masalah 1) Diklat SDM yang berhubungan dengan rancang bangun TTG. 2) Mengusulkan penambahan jumlah SDM sesuai keahlian yang dibutuhkan ke eselon I.

53 49 a. Pengertian 11. JUMLAH ALAT KESEHATAN PENUNJANG TUPOKSI Jumlah alat kesehatan penunjang tupoksi yang dihitung pada indikator ini adalah alat kesehatan yang diadakan dengan sumber dana dari BBTKLPP Banjarbaru pada tahun Output yang masuk ke dalam indikator ini adalah : jumlah alat kesehatan sebanyak 24 unit. b. Definisi Operasional Jumlah alat kesehatan penunjang tupoksi adalah kegiatan pengadaan alat kesehatan terutama alat-alat laboratorium yang dimanfaatkan untuk melaksanakan tupoksi. c. Rumus/Cara Perhitungan Cara perhitungan : X = Jumlah alat kesehatan yang diadakan dengan sumber dana dari BBTKLPP Banjarbaru pada tahun 2015 d. Capaian Indikator Capaian Indikator ini pada tahun 2015 sejumlah 24 unit, dari target kinerja sebanyak 24 unit. Prosentase pencapaian target indikator ini sebesar 100%. e. Perbandingan Target dan Realisasi Capaian Indikator Indikator alat kesehatan untuk mendukung target indikator dari Ditjen P2P yaitu sebanyak 24 unit. Perbandingan antara target dan capaian indikator ini dapat dilihat pada grafik berikut ini: Grafik Target dan Realisasi Indikator Jumlah alat kesehatan Tahun Target Realisasi

54 50 f. Perbandingan Realisasi Kinerja BBTKLPP Banjarbaru dengan Target Kinerja Ditjen P2P Indikator satker jumlah alat kesehatan untuk mendukung indikator Ditjen P2P yaitu Prosentase satker UPT yang memiliki alat kesehatan penunjang tupoksi sebesar 69%. Target nasional (RAP Ditjen P2P) untuk indikator tersebut pada tahun 2015 sebanyak 50%. Capaian dari BBTKLPP Banjarbaru sebanyak 24 unit. g. Analisis Penyebab Keberhasilan Pencapaian Kinerja Penyebab keberhasilan pencapaian indikator ini adalah : 1) Sarana prasarana yang memadai 2) Pendanaan yang cukup 3) Perencanaan pengadaan yang baik 4) Kerjasama antar bagian dan bidang 5) Sudah terbentuknya Unit Layanan Pengadaan di BBTKLPP Banjarbaru 6) Pembinaan dari Ditjen P2P h. Analisis Atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Tercapainya kinerja indikator ini didukung oleh perencanaan yang cukup baik dan tim ULP yang kompeten (bersertifikat). i. Analisis Program/Kegiatan Yang Menunjang Keberhasilan B/BTKLPP sebagai center of exellent serta dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi B/BTKLPP yang tertuang dalam motto kerja kaji, uji dan solusi. j. Upaya yang Dilakukan Untuk Mencapai Target Indikator: 1) Menyusun usulan alat/ barang yang akan dibeli pada awal tahun 2) Melakukan lelang segera setelah semua persyaratan lengkap 3) Konsultasi ke LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah) dan ke ULP Kemenkes RI 4) Meningkatkan kompetensi dengan mengirim pelatihan PBJ setiap tahun k. Masalah Yang Dihadapi 1) Calon penyedia/peserta lelang tidak memenuhi syarat 2) Jumlah Peserta lelang kurang dari yang dipersyaratkan 3) Barang yang akan dilakukan pengadaan discontinue. 4) Tahun 2015 ada tambahan anggaran dari efisiensi perjalanan dinas yang turun di pertengahan tahun.

55 51 l. Pemecahan Masalah 1) Meningkatkan koordinasi internal 2) Berkonsultasi ke ULP Kemenkes dan LKPP secara rutin 3) Peningkatan kompetensi SDM di bidang pengadaan secara continue. 12. JUMLAH PENGUJIAN LABORATORIUM a. Pengertian Pengujian laboratorium adalah merupakan analisis biokimia dan media lingkungan terhadap media lingkungan akibat dari penyakit / pencemaran lingkungan. Pemeriksaan/uji laboratorium dilakukan untuk menunjang diagnosa penyakit / faktor risiko lingkungan. b. Definisi Operasional Jumlah pemeriksaan/pengujian laboratorium adalah jumlah sampel yang telah diuji oleh laboratorium BBTKLPP Banjarbaru berdasarkan parameter yang diminta selama 1 tahun. Pengukuran kinerja dilakukan dengan menghitung seluruh jumlah sampel yang diselesaikan/diuji oleh laboratorium baik sampel kimia air, kimia fisika gas dan sampel biologi. c. Rumus/Cara Perhitungan Cara perhitungan : X = Jumlah sampel yang telah dilakukan pengujian oleh laboratorium BBTKLPP Banjarbaru pada tahun 2015 d. Capaian Indikator Indikator ini telah tercapai sebanyak 100,46%. Target indikator ini sebesar sampel, capaian sebesar sampel. Sampel tersebut berasal dari instalasi laboratorium kimia air sejumlah sampel, dari instalasi laboratorium Kimia Fisika Gas sejumlah sampel dan instalasi laboratorium Biologi sejumlah 467 sampel. Capaian jumlah pengujian laboratorium BBTKLPP Banjarbaru tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel Capaian Jumlah Pengujian Laboratorium Tahun 2015 Asal Sampel Instalasi Laboratorium Kimia Air Instalasi Laboratorium Kimia Fisika Gas Instalasi Laboratorium Biologi Sampel swasta Sampel Program J u m l a h

56 52 e. Perbandingan Target Dan Realisasi Capaian Indikator Tahun 2015 Indikator jumlah pengujian laboratorium ini telah tercapai sebanyak 100,46%. Target indikator ini sebesar sampel, capaian sebesar sampel. Perbandingan antara target dan capaian indikator ini dapat dilihat pada grafik berikut ini: Grafik Target dan Realisasi Indikator Jumlah Pengujian Laboratorium Tahun Target Realisasi f. Perbandingan Capaian Indikator Jumlah Pengujian Laboratorium Tahun 2011 s/d 2015 Capaian indikator jumlah pengujian laboratorium pada tahun 2011 sebanyak sampel, tahun 2012 sebanyak sampel, tahun 2013 sebanyak sampel, tahun 2014 sebanyak sampel dan tahun 2015 capaian sebanyak sampel. Penurunan sampel pada tahun 2015 disebabkan karena laboratorium BBTKLPP Banjarbaru lebih mengutamakan pengujian Perbandingan realisasi capaian indikator ini dari tahun 2011 s/d 2015 dapat dilihat pada grafik berikut ini: Grafik Perbandingan Jumlah Pengujian Laboratorium Tahun 2011 s/d Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 g. Perbandingan Realisasi Kinerja BBTKLPP Banjarbaru dengan Target Kinerja Ditjen P2P Indikator satker jumlah pengujian laboratorium untuk mendukung indikator Ditjen P2P yaitu prosentase sertifikat/hasil uji pemeriksaan laboratorium dan kalibrasi sebesar 100% dari jumlah sampel uji. Target nasional (RAP Ditjen P2P) untuk

57 53 indikator tersebut pada tahun 2015 sebanyak 100%. Capaian dari BBTKLPP Banjarbaru sebanyak 100,46%. h. Analisis Penyebab Keberhasilan Pencapaian Kinerja Faktor penyebab keberhasilan dalam pencapaian indikator ini adalah : 1) Laboratorium penguji sudah terakreditasi oleh KAN 2) Laboratorium BBTKLPP Banjarbaru sudah teregistrasi kompetensinya sebagai laboratorium lingkungan oleh Kementerian Lingkungan Hidup. 3) Tarif jasa pengujian laboratorium lebih murah dibanding laboratorium daerah. 4) SDM yang kompeten 5) Sarana prasarana yang memadai 6) Pendanaan yang cukup 7) Jejaring dan kemitraan antar laboratorium daerah yang terjalin harmonis. i. Analisis Atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Meskipun secara rasio antara jumlah sampel yang harus diuji dengan ketersediaan jumlah SDM tidak sebanding, tetapi pengujian sampel tetap dapat dilaksanakan secara maksimal. Hal ini karena komitmen yang baik dari personil laboratorium, pembinaan dari pimpinan serta dukungan dari bagian dan bidang. j. Analisis Program/Kegiatan Yang Menunjang Keberhasilan Akreditasi laboratorium BBTKLPP Banjarbaru oleh Komite Akreditasi Nasional dengan sertifikat Nomor LP-479-IDN dan sertifikat registrasi kompetensi laboratorium lingkungan dengan nomor 00065/LPJ/LABLING-1/LRK/KLH dan sebagai laboratorium jejaring penyakit (re)emerging. k. Upaya yang Dilakukan Untuk Pencapaian Indikator 1) Melakukan Pemeriksaan Sampel Melakukan pengujian terhadap sampel pasif dan aktif yang masuk ke laboratorium, baik sampel program maupun sampel yang berasal dari pelanggan sesuai parameter yang diminta. 2) Melakukan Operasional Laboratorium Kegiatan operasional laboratorium meliputi implementasi sistem mutu, melakukan kalibrasi peralatan, pengadaan media dan reagensia, pengadaan alat laboratorium, pengadaan peralatan penunjang, dan pemeliharaan IPAL

58 54 3) Melakukan Jejaring kemitraan Jejaring kemitraan ini berupa kunjungan ke laboratorium yang ada daerah-daerah guna sharing kemampuan laboratorium di daerah serta mensosialisasikan kemampuan laboratorium BBTKLPP Banjarbaru. l. Masalah yang dihadapi 1) Jumlah personil laboratorium yang tidak mencukupi dibandingkan dengan jumlah sampel yang masuk sehingga beban kerja terlalu tinggi yang mengakibatkan penyelesaian sampel lama. 2) Kompetitor laboratorium penguji didaerah yang terakreditasi semakin banyak. m. Pemecahan Masalah 1) Peningkatan kompetensi SDM 2) Penambahan personil laboratorium. 3) Pengadaan reagensia dimulai diawal tahun 4) Memperkuat jejaring kerja dengan lintas sektor dan lintas program. 13. JUMLAH DOKUMEN DATA DAN INFORMASI a. Pengertian Dokumen data dan informasi yang dihitung dalam indikator ini adalah dokumen terkait dengan pengumpulan data dan informasi kegiatan. Kegiatan yang menghasilkan dokumen data dan informasi diantaranya : penyusunan profil dan penyusunan buletin. b. Definisi Operasional Dokumen data dan informasi adalah dokumen yang dihasilkan melalui kegiatan pengumpulan data dan informasi kegiatan, penyusunan media informasi/publikasi, penyusunan profil. c. Rumus/Cara Perhitungan Cara perhitungan : X = Jumlah dokumen data dan informasi yang disusun BBTKLPP Banjarbaru pada tahun 2015

59 55 d. Capaian Indikator Indikator ini telah tercapai sebanyak 100%. Target indikator ini sebesar 5 dokumen, capaian sebesar 5 dokumen. Capaian jumlah dokumen data dan informasi BBTKLPP Banjarbaru tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel Capaian Jumlah Dokumen Data dan Informasi Tahun 2015 No Nama Dokumen Jumlah 1. Buletin 4 dokumen 2. Laporan profil 1 dokumen J u m l a h 5 dokumen e. Perbandingan Target dan Realisasi Capaian Indikator Indikator jumlah ini telah tercapai sebanyak 100%. Target indikator ini sebesar 5 dokumen, capaian sebesar 5 dokumen. Perbandingan antara target dan capaian indikator ini dapat dilihat pada grafik berikut ini: Grafik Target dan Realisasi Indikator Jumlah Dokumen Data dan Informasi Tahun Target Realisasi f. Perbandingan Realisasi Kinerja BBTKLPP Banjarbaru dengan Target Kinerja Ditjen P2P Indikator satker jumlah dokumen data dan informasi untuk mendukung indikator Ditjen P2P yaitu prosentase satker program P2P yang menerapkan manajemen pengelolaan data dan informasi sebesar 100 %. Target nasional (RAP Ditjen P2P) untuk indikator tersebut pada tahun 2015 sebanyak 50%. Capaian dari BBTKLPP Banjarbaru sebanyak 5 dokumen. g. Analisis Penyebab Keberhasilan Pencapaian Kinerja Penyebab keberhasilan dalam pencapaian indikator ini adalah : 1) Pendanaan yang cukup 2) Sarana prasarana yang memadai 3) Pembinaan dari Ditjen P2P 4) Kerjasama internal (antar bidang/bagian) yang terjalin harmonis.

60 56 h. Analisis Atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Penerbitan buletin PEdaTI pertriwulan dan penyusunan profil BBTKLPP Banjarbaru terlaksana dengan kerjasama antar bidang dan bagian. i. Analisis Program/Kegiatan Yang Menunjang Keberhasilan Adanya undang-undang keterbukaan informasi publik yang menjadi salah satu indikator dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) yang transparan dan akuntabel. j. Upaya yang Dilakukan Untuk Pencapaian Indikator 1) Menyusun format laporan profil yang disebarkan ke bidang/bagian 2) Memberikan batas waktu pengumpulan laporan profil bidang/bidang 3) Mengkompilasi laporan profil dari bidang/bagian 4) Mendesain tampilan bahan informasi dari bidang untuk dicetak sebagai buletin k. Masalah Yang Dihadapi Penyelesaian laporan kegiatan dari bidang agak lambat karena padatnya jadwal kegiatan bidang. l. Pemecahan Masalah Kerjasama antar bidang lebih ditingkatkan terutama kesamaan pemahaman pentingnya penyebaran informasi dari hasil kegiatan yang telah dilakukan. 14. JUMLAH LAPORAN KEUANGAN a. Pengertian Dokumen laporan keuangan yang dihitung dalam indikator ini adalah dokumen perencanaan dan anggaran, dokumen evaluasi dan pelaporan, dokumen laporan keuangan tingkat satker, laporan keuangan tingkat wilayah dan laporan kinerja. b. Definisi Operasional Dokumen perencanaan dan anggaran adalah dokumen yang terkait dengan pengumpulan, penyusunan, pembahasan, pendampingan penyusunan anggaran. Dokumen evaluasi dan pelaporan adalah dokumen yang dihasilkan melalui pemantauan pelaksanaan kegiatan, laporan kemajuan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan dan laporan tahunan.

61 57 Dokumen laporan keuangan adalah dokumen terkait dengan pengumpulan, penyusunan dan pembahasan terhadap hasil evaluasi dan laporan kegiatan keuangan. c. Rumus/Cara Perhitungan Cara perhitungan : X = Jumlah laporan keuangan yang disusun BBTKLPP Banjarbaru pada tahun 2015 d. Capaian Indikator Indikator ini telah tercapai sebanyak 100%. Target indikator ini sebesar 26 dokumen, capaian sebesar 26 dokumen. Dokumen tersebut berupa dokumen perencanaan dan anggaran sebanyak 3 dokumen, dokumen evaluasi dan pelaporan sebanyak 5 dokumen, laporan kinerja dan hasil reviu laporan kinerja sebanyak 2 dokumen, serta laporan keuangan berjumlah 16 dokumen. Capaian jumlah laporan keuangan BBTKLPP Banjarbaru tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel Capaian Jumlah Laporan Keuangan Tahun 2015 No Nama Dokumen Jumlah 1. Dokumen perencanaan dan anggaran 3 dokumen 2. Dokumen evaluasi dan pelaporan Laporan PP 39 4 dokumen Laporan tahunan 1 dokumen 3. Dokumen laporan keuangan Laporan keuangan tingkat satker 12 dokumen Laporan keuangan tingkat wilayah 2 dokumen Rekonsiliasi dengan eselon I 2 dokumen 4. Dokumen laporan kinerja Laporan kinerja 1 dokumen Laporan hasil reviu laporan kinerja 1 dokumen J u m l a h 26 dokumen e. Perbandingan Target Dan Realisasi Capaian Indikator Indikator jumlah laporan keuangan ini telah tercapai sebanyak 100%. Target indikator ini sebesar 26 dokumen, capaian sebesar 26 dokumen. Perbandingan antara target dan capaian indikator ini dapat dilihat pada grafik berikut ini:

62 58 Grafik Target dan Realisasi Indikator Jumlah laporan keuangan Tahun Target Realisasi f. Perbandingan Realisasi Kinerja BBTKLPP Banjarbaru dengan Target Kinerja Ditjen P2P Indikator satker jumlah laporan keuangan untuk mendukung indikator Ditjen P2P yaitu prosentase satker yang menyusun laporan keuangan yang tepat wakytu dan taat dengan aturan keuangan negara yang berlaku sebesar 100%. Target nasional (RAP Ditjen P2P) untuk indikator tersebut pada tahun 2015 sebanyak 100%. Capaian dari BBTKLPP Banjarbaru sebanyak 100%. g. Analisis Penyebab Keberhasilan Pencapaian Kinerja Penyebab keberhasilan dalam pencapaian indikator ini adalah : 1) Pendanaan yang cukup 2) Sarana prasarana yang memadai 3) Kerjasama internal (antar bidang/bagian) yang terjalin harmonis. 4) Pembinaan dari Diten P2P h. Analisis Program/Kegiatan Yang Menunjang Keberhasilan Kewajiban penyusunan laporan keuangan untuk disampaikan kepada unit eselon 1. Penyusunan Laporan ini mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan No 233/PMK.05/2011 tentang Sistem dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat. Kewajiban pengisian e- monev DJA setiap bulan untuk disampaikan kepada Dirjen Anggaran. Kewajiban pengisian e-monev Bappenas per triwulan untuk disampaikan kepada Badan Perencanaan Nasiional. a. Analisis Atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Penyusunan dokumen perencanaan dan anggaran dilakukan setiap tahun sesuai undangan dari eselon 1. Laporan e-monev DJA disusun bulanan dan e-monev Bapenas sesuai PP 39 disusun pertriwulan. Laporan keuangan tingkat satker dan

63 59 wilayah disusun setiap semesteran. Laporan kinerja disusun setiap akhir tahun. Indikator ini tercapai atas kerjasama yang baik antar bagian dan bidang. j. Upaya yang dilakukan untuk pencapaian indikator 1) Menyusun outline/format TOR sesuai format terbaru diserahkan ke bidang/bagian 2) Menyusun format exel untuk RAB disebarkan ke bagian/bidang 3) Melakukan rapat internal dengan bidang/bagian untuk menyepakati batas waktu pengumpulan usulan perencanaan beserta seluruh data dukung. 4) Menyusun outline/format laporan kinerja 5) Menyusun outline/format laporan tahunan 6) Menyusun outline/format laporan PP 39 dan e-monev 7) Memberikan deadline batas waktu pengumpulan laptah, laporan kinerja, PP 39 dan e-monev. 8) Melakukan entry data SPM. 9) Melakukan rekonsiliasi ke KPPN setiap bulan 10) Melakukan koordinasi dengan pihak eselon 1 11) Menghadiri pertemuan terkait dengan kegiatan penyusunan laporan keuangan. k. Masalah yang dihadapi 1) Terbatasnya SDM di bagian Tata Usaha sehingga terjadi tugas rangkap 2) Gudang penyimpanan barang persediaan belum memadai l. Pemecahan Masalah 1) Penambahan SDM 2) Penambahan ruangan untuk gudang persediaan 15. JUMLAH LAPORAN TARGET DAN PAGU PNBP a. Pengertian Dokumen laporan target dan pagu PNBP yang dihitung dalam indikator ini adalah laporan bulanan penerimaan PNBP sebanyak 12 dokumen, proposal target dan pagu PNBP sebanyak 1 dokumen dan laporan tahunan penerimaan PNBP sebanyak 1 dokumen. b. Definisi Operasional PNBP adalah Penerimaan Negara Bukan Pajak adalah semua penerimaan yang diterima negara dalam bentuk penerimaan dari sumber daya alam, bagian

64 60 pemerintah atas laba badan usaha milik negara, serta penerimaan negara bukan pajak lainnya. Jenis dan tarif yang dipungut BBTKLPP Banjarbaru sesuai jenis dan tarif yang tercantum dalam peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2013 tentang Jenis dan tarif PNBP yang berlaku pada Kementerian Kesehatan. Target PNBP ditetapkan pada tahun sebelumnya dengan mempertimbangkan trend penerimaan PNBP pada beberapa tahun terakhir. c. Rumus/Cara Perhitungan Cara perhitungan : X = Jumlah laporan target dan pagu PNBP yang disusun BBTKLPP Banjarbaru pada tahun 2015 d. Capaian Indikator Indikator ini telah tercapai 100%. Target indikator ini sebesar 14 dokumen, capaian sebesar 14 dokumen. Capaian indikator ini terdiri dari laporan bulanan sebanyak 12 dokumen, laporan proposal PNBP 1 dokumen dan laporan 1 dokumen. Capaian jumlah laporan target dan pagu BBTKLPP Banjarbaru tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel Capaian Jumlah Laporan Target dan Pagu BBTKLPP Banjarbaru Tahun 2015 No Nama Dokumen Jumlah 1. Laporan bulanan penerimaan PNBP 12 dokumen 2. Proposal target dan pagu 1 dokumen 3. Laporan tahunan penerimaan PNBP 1 dokumen J u m l a h 14 dokumen e. Perbandingan Target Dan Realisasi Capaian Indikator Indikator jumlah pengujian laboratorium ini telah tercapai sebanyak 100%. Target indikator ini sebesar 12 dokumen, capaian sebesar 12 dokumen. Perbandingan antara target dan capaian indikator ini dapat dilihat pada grafik berikut ini: Grafik Target dan Realisasi Indikator Jumlah laporan target dan pagu Tahun Target Realisasi

65 61 f. Perbandingan Realisasi Kinerja BBTKLPP Banjarbaru dengan Target Kinerja Ditjen P2P Indikator satker jumlah laporan target dan pagu untuk mendukung indikator Ditjen P2P yaitu prosentase satker yang menyusun laporan realisasi penggunaan PNBP yang sesuai dengan aturan yang berlaku sebesar 100%. Target nasional (RAP Ditjen P2P) untuk indikator tersebut pada tahun 2015 sebanyak 100%. Capaian dari BBTKLPP Banjarbaru sebanyak 100%. g. Analisis Faktor Pendukung Pencapaian Indikator Faktor yang mendukung pencapaian indikator ini adalah: pendanaan yang cukup, sarana-prasarana penunjang kegiatan berupa peralatan laboratorium yang memadai, SDM yang mendukung kegiatan, pembinaan dari Ditjen P2P, kemitraan dengan lintas sektor dan lintas program. h. Analisis Program/Kegiatan Yang Menunjang Keberhasilan Diterapkannya tarif atas jasa pelayanan yang diberikan oleh B/BTKLPP sesuai PP Nomor 21 tahun 2013 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian Kesehatan. i. Analisis Atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Penyusunan dokumen laporan penerimaan PNBP dilakukan setiap bulan dan akhir tahun, proposal target dan pagu PNBP disusun setiap tahun untuk disampaikan ke eselon 1. Indikator ini tercapai atas kerjasama yang baik antar bagian dan bidang. j. Upaya yang dilakukan untuk pencapaian indikator 1) Konsutasi teknis ke Ditjen P2P 2) Menyusun laporan tepat waktu 3) Menghadiri pertemuan penyusunan target PNBP yang diselenggarakan oleh Ditjen P2P maupun Biro Keuangan Kementerian Kesehatan. k. Masalah yang dihadapi 1) Pembayaran tarif jasa uji dari pelanggan via bank tidak disertai nama pelanggan. 2) Pelanggan yang melakukan pembayaran tarif jasa uji via bank tidak menginformasikan ke BBTKLPP Banjarbaru 3) Setoran via bank tidak dilakukan pada saat jam kerja sehingga penyetoran ke aplikasi SIMPONI tertunda lain hari.

66 62 l. Pemecahan Masalah 1) Menjalin kerjasama yang baik dengan pihak bank persepsi. 2) Mensosialisasikan ke pelanggan cara pembayaran tarif jasa uji via bank persepsi. a. Pengertian 16. JUMLAH LAYANAN KERUMAHTANGGAAN DAN PENGELOLAAN BMN Dokumen layanan kerumahtanggan dan pengelolaan BMN yang dihitung dalam indikator ini adalah perkantoran yang dilakukan dalam 1 tahun. jumlah laporan aset negara (BMN) dan jumlah layanan Yang termasuk dalam layanan perkantoran meliputi pembayaran gaji dan tunjangan, penyelenggaraan operasional dan pemeliharaan kantor termasuk didalamnya kebutuhan sehari-hari perkantoran (biaya satpam, prmubakti dan sopir), langganan daya dan jasa, pemeliharaan kantor serta pemeliharaan terkait operasional kantor. b. Definisi Operasional Jumlah layanan kerumahtanggaan adalah jumlah kegiatan kerumahtanggan yang dilakukan untuk mendukung kelancaran operasional kantor. Dokumen pengelolaan BMN bertujuan menyusun laporan BMN tingkat satker yang akuntabel, tepat waktu, teratur dan paripurna sebagai hasil dari kegiatan penatausahaan, pengelolaan dan laporan aset negara sesuai peraturan BMN. Laporan aset negara adalah dokumen terkait dengan pengumpulan, penyusunan dan pembahasan terhadap hasil evaluasi dan laporan aset negara. c. Rumus/Cara Perhitungan Cara perhitungan : X = Jumlah layanan kerumahtanggaan dan pengelolaan BMN yang dilakukan oleh BBTKLPP Banjarbaru pada tahun 2015 d. Capaian Indikator Indikator ini telah tercapai sebanyak 100%. Target indikator ini sebesar 12 bulan capaian sebesar 12 bulan. e. Perbandingan Target Dan Realisasi Capaian Indikator Indikator jumlah layanan kerumahtanggaan dan pengelolaan BMN ini telah tercapai sebanyak 100%. Target indikator ini sebesar 12 bulan, capaian sebesar 12 bulan.

67 63 Perbandingan antara target dan capaian indikator ini dapat dilihat pada grafik berikut ini: Grafik Target dan Realisasi Indikator Jumlah Layanan Kerumahtanggaan dan Pengelolaan BMN Tahun Target Realisasi f. Perbandingan Realisasi Kinerja BBTKLPP Banjarbaru dengan Target Kinerja Ditjen P2P Indikator satker jumlah layanan kerumahtanggaan dan pengelolaan BMN untuk mendukung indikator Ditjen P2P yaitu prosentase layanan kerumahtanggaan dan pengelolaan BMN dan ULP sebesar 100%. Target nasional (RAP Ditjen P2P) untuk indikator tersebut pada tahun 2015 sebanyak 100%. Capaian dari BBTKLPP Banjarbaru sebanyak 12 bulan. g. Analisis Penyebab Keberhasilan Pencapaian Kinerja Penyebab keberhasilan pencapaian indikator ini adalah: pendanaan yang cukup, sarana-prasarana penunjang yang memadai, SDM yang mendukung kegiatan, serta pembinaan dari Ditjen P2P. h. Analisis Program/Kegiatan Yang Menunjang Keberhasilan Kewajiban penyusunan laporan Barang Milik Negara untuk disampaikan kepada unit eselon 1. Penyusunan Laporan ini mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan No 233/PMK.05/2011 tentang Sistem dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat, serta Surat Direktur Jenderal Kekayaan Negara No S-2/KN/2014 hal tindak lanjut monitoring dan evaluasi penyusutan BMN dan Penyusunan Laporan Barang Pengguna Tahunan tahun 2013.

68 64 i. Analisis Atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Penyusunan dokumen laporan BMN dilakukan setiap bulan, setiap semester dan tahunan untuk disampaikan ke eselon 1. Indikator ini tercapai atas kerjasama yang baik antar bagian dan bidang. j. Upaya yang dilakukan untuk pencapaian indikator 1) Melakukan entry data BMN hasil pengadaan (pembelian) maupun droping pusat. 2) Melakukan koordinasi dengan pihak eselon 1 terkait dengan kelengkapan dokumen barang yang dikirim dari pusat. 3) Mengusulkan status penggunaan BMN yang dikelola oleh BBTKLPP Banjarbaru 4) Menghadiri pertemuan terkait dengan kegiatan penyusunan laporan BMN. k. Masalah yang dihadapi 1) Barang yang dikirim dari pusat belum disertai dengan dokumen yang lengkap 2) Terlambatnya ADK barang droping yang dikirim dari pusat l. Pemecahan Masalah 1) Berkoordinasi dengan pusat (pihak droping alat) 2) Penambahan SDM 3) Penambahan ruangan untuk gudang persediaan 17. JUMLAH LAYANAN ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN a. Pengertian Jumlah layanan administrasi kepegawaian dihitung dari jumlah layanan administrasi kepegawaian yang dilakukan dalam 1 tahun. Untuk mencapai output ini dilakukan konsultasi administrasi jabatan fungsional dan kepegawaian. Kegiatan ini menghasilkan dokumen kepegawaian. b. Definisi Operasional Dokumen kepegawaian adalah dokumen yang dihasilkan melalui pelaksanaan perencanaan/evaluasi pegawai, pegelolaan administrasi pegawai, penataan jabatan, pembinaan pegawai serta kegiatan lain yang berhubungan dengan pegawai.

69 65 c. Rumus/Cara Perhitungan Cara perhitungan : X = Jumlah layanan administrasi kepegawaian yang dilakukan oleh BBTKLPP Banjarbaru pada tahun 2015 d. Capaian Indikator Indikator ini telah tercapai sebanyak 100%. Target indikator ini sebesar 4 dokumen, capaian sebesar 4 dokumen. Capaian jumlah layanan administrasi kepegawaian BBTKLPP Banjarbaru tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel Capaian Jumlah Layanan Administrasi Kepegawaian Tahun 2015 No Nama Dokumen Jumlah 1. Dokumen e-pupns 1 dokumen 2. Dokumen e-formasi 1 dokumen 3. Laporan ABK online 1 dokumen 4. Laporan kenaikan pangkat 1 dokumen J u m l a h 4 dokumen e. Perbandingan Target Dan Realisasi Capaian Indikator Indikator jumlah layanan administrasi kepegawaian ini telah tercapai sebanyak 100%. Target indikator ini sebesar, capaian sebesar. Perbandingan antara target dan capaian indikator ini dapat dilihat pada grafik berikut ini: Grafik Target dan Realisasi Indikator Jumlah layanan Administrasi Kepegawaian Tahun Target Realisasi f. Perbandingan Realisasi Kinerja BBTKLPP Banjarbaru dengan Target Kinerja Ditjen P2P Indikator satker jumlah layanan administrasi kepegawaian untuk mendukung indikator Ditjen P2P yaitu prosentase layanan administrasi kepegawaian sebesar 100%. Target nasional (RAP Ditjen P2P) untuk indikator tersebut pada tahun 2015 sebanyak 100%. Capaian dari BBTKLPP Banjarbaru sebanyak 100%.

70 66 g. Analisis Penyebab Pencapaian Kinerja Penyebab pencapaian indikator ini adalah: pendanaan yang cukup, saranaprasarana penunjang yang memadai, SDM yang mendukung kegiatan, serta pembinaan dari Ditjen P2P. h. Analisis Program/Kegiatan Yang Menunjang Keberhasilan Adanya perubahan Organisasi di Kementerian Kesehatan No 64 tahun 2015 tentang Sistem Organisasi Tata Kerja Kementerian Kesehatan diperlukan analisis jabatan untuk penataan kepegawaian, penataan ketatalaksanaan dan penataan pendidikan dan pelatihan. i. Analisis Atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Penyusunan dokumen e-pupns dilakukan sesuai kebutuhan. Penyusunan e-formasi dan ABK seyogianya dilakukan setiap tahun. Kenaikan pangkat dilakukan 2 kali periode tergantung masa kenaikan pangkat masing-masing pegawai. Semua dokumen ini disampaikan ke eselon 1. Indikator ini tercapai atas kerjasama yang baik antar bagian dan bidang. j. Upaya yang dilakukan untuk pencapaian indikator 1) Melakukan konsultasi dengan kepegawaian Ditjen P2P 2) Menghadiri pertemuan terkait dengan kegiatan kepegawaian baik yang dilakukan oleh bagian kepegawaian Ditjen P2P maupun Biro Kepegawaian. 3) Melakukan layanan administrasi kepegawaian dengan segera. k. Masalah yang dihadapi 1) Belum ada SDM khusus jabatan fungsional umum analis kepegawaian 2) Pengelola kepegawaian saat ini dirangkap oleh petugas penyusun laporan keuangan. l. Pemecahan Masalah 1) Penambahan SDM 2) Berkonsultasi dengan eselon 1 secara kontinyu

71 JUMLAH FASILITAS PENDUKUNG PERKANTORAN a. Pengertian Jumlah fasilitas pendukung perkantoran adalah output yang digunakan dalam rangka pemenuhan kebutuhan sarana kelengkapan gedung perkantoran yang memadai dan layak berupa peralatan elektronik/nonelektronik untuk pengadaan fasilitas kantor. Perhitungan output ini berdasarkan jumlah unit peralatan dan fasilitas perkantoran yang diadakan. b. Definisi Operasional Perangkat pengolah data dan komunikasi adalah jumlah paket pengadaan perangkat pengolah data dan komunikasi yang diadakan dalam waktu 1 tahun Jumlah paket peralatan dan fasilitas kantor adalah Jumlah paket peralatan dan fasilitas kantor yang diadakan dalam periode 1 tahun. Jumlah fasilitas pendukung perkantoran yang dihitung dalam indikator ini meliputi jumlah perangkat pengolah data dan komunikasi sebanyak 3 unit dan jumlah peralatan dan fasilitas perkantoran sebanyak 14 unit. c. Rumus/Cara Perhitungan Cara perhitungan : X = Jumlah Fasilitas Pendukung Perkantoran yang diadakan dengan sumber dana dari BBTKLPP Banjarbaru pada tahun 2015 d. Capaian Indikator Indikator ini telah tercapai sebanyak 100%. Target indikator ini sebesar 17 unit, capaian sebesar 17 unit. Capaian jumlah fasilitas pendukung perkantoran tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel Capaian Jumlah Fasilitas Pendukung Perkantoran Tahun 2015 No Nama Alat Jumlah 1. Pengadaan perangkat pengolah data 3 unit 2. Pengadaan peralatan dan fasilitas perkantoran 14 unit J u m l a h 17 unit e. Perbandingan Target Dan Realisasi Capaian Indikator Indikator jumlah fasilitas pendukung perkantoran ini telah tercapai sebanyak 100%. Target indikator ini sebesar 17 unit, capaian sebesar 17 unit. Perbandingan antara target dan capaian indikator ini dapat dilihat pada grafik berikut ini:

72 68 Grafik Target dan Realisasi Indikator Jumlah Fasilitas Pendukung Perkantoran Tahun Target Realisasi f. Perbandingan Realisasi Kinerja BBTKLPP Banjarbaru dengan Target Kinerja Direktorat Jenderal P2P Indikator satuan kerja jumlah fasilitas pendukung perkantoran untuk mendukung indikator Direktorat Jenderal P2P yaitu prosentase satuan kerja UPT yang memiliki fasilitas pendukung perkantoran sebesar 69%. Target nasional (RAP Direktorat Jenderal P2P) untuk indikator tersebut pada tahun 2015 sebanyak 50%. Capaian dari BBTKLPP Banjarbaru sebanyak 17 unit. g. Analisis Penyebab Pencapaian Kinerja Penyebab pencapaian indikator ini adalah: pendanaan yang cukup, saranaprasarana penunjang yang memadai, SDM yang mendukung kegiatan, serta pembinaan dari Direktorat Jenderal P2P. h. Analisis Program/Kegiatan yang Menunjang Keberhasilan Pembentukan Unit Layanan Pengadaan (ULP) di BBTKLPP Banjarbaru, kegiatan memperlancar pengadaan. i. Analisis atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Pengadaan perangkat pengolah data dan pengadaan peralatan dan fasilitas kantor direncanakan sesuai kebutuhan organisasi. Indikator ini tercapai atas kerjasama yang baik antar bagian dan bidang. j. Upaya yang dilakukan untuk pencapaian Indikator 1) Menyusun usulan alat/ barang yang akan dibeli pada awal tahun 2) Melakukan pembelian segera

73 69 3) Konsultasi ke LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah) dan ke ULP Kemenkes RI 4) Meningkatkan kompetensi dengan mengirim pelatihan PBJ setiap tahun 19. JUMLAH SDM YANG DILATIH a. Pengertian SDM yang dilatih adalah SDM yang dilakukan peningkatan kapasitas/ kemampuannya melalui pendidikan dan pelatihan selama 1 tahun. b. Definisi Operasional Jumlah SDM yang dilatih baik internal atau eksternal yang mengikuti pendidikan/pelatihan/magang di instansi lain dalam waktu 1 tahun. c. Rumus/cara perhitungan Cara perhitungan : X = Jumlah SDM yang dilatih ke instansi penyelenggara pelatihan baik swasta maupun pemerintah. d. Capaian Indikator Indikator ini telah tercapai sebanyak 127,17%. Target indikator ini sebesar 92 orang, capaian sebesar 117 orang. Capaian jumlah SDM yang dilatih tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel Capaian Jumlah SDM yang dilatih Tahun 2015 No Pelatihan Jumlah 1. Pelatihan pengolahan limbah 2 orang 2. In house trainning ISO SNI orang 3. Pelatihan petugas pengambil contoh 5 orang lingkungan 4. Pelatihan audit internal laboratorium 1 orang 5. Pelatihan quality management system 1 orang 6. Pelatihan PROPER 1 orang 7. Pelatihan OHSAS 18001:2007 (sistem 1 orang menejemen K3 8. On the job training entomologi 1 orang 9. On the job training mikrobiologi 1 orang 10. On the job training plankton bentos 1 orang 11. On the job training ARKL 3 orang 12. Diklat dasar-dasar AMDAL dan diklat 2 orang pemantauan kabut asap 13. Pelaporan pemantauan lingkungan 2 orang 14. On the job training ADKL 3 orang 15. In house training penyusunan ABK online tahap 1 tanggal 24 Agustus orang

74 70 No Pelatihan Jumlah 16. In house training penyusunan ABK online 45 orang tahap 2 tanggal 21 September Pelatihan bendahara 1 orang 18. Pelatihan barang dan jasa 1 orang 21. Diklat pra jabatan CPNS 4 orang T O T A L 117 orang e. Perbandingan Target Dan Realisasi Capaian Indikator Indikator jumlah pengujian laboratorium ini telah tercapai sebanyak 127,17%. Target indikator ini sebesar 92 orang, capaian sebesar 117 orang. Perbandingan antara target dan capaian indikator ini dapat dilihat pada grafik berikut ini: Grafik Target dan Realisasi Indikator Jumlah SDM yang dilatih Tahun Target Realisasi 117 f. Analisis Penyebab Pencapaian Kinerja Penyebab pencapaian indikator ini adalah: pendanaan yang cukup, saranaprasarana penunjang yang memadai, SDM yang solid, serta pembinaan dari Ditjen P2P g. Analisis Program/Kegiatan yang Menunjang Keberhasilan Adanya perubahan Organisasi di Kementerian Kesehatan No 64 tahun 2015 tentang Sistem Organisasi Tata Kerja Kementerian Kesehatan diperlukan analisis jabatan untuk penataan kepegawaian, penataan ketatalaksanaan dan penataan pendidikan dan pelatihan. h. Analisis atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Kegiatan pelatihan dilakukan berdasarkan kebutuhan organisasi. Indikator ini tercapai atas kerjasama yang baik antar bagian dan bidang. i. Upaya yang dilakukan untuk pencapaian Indikator 1) Menyusun kebutuhan jenis pelatihan 2) Menyusun rencana pelatihan beserta rencana anggaran 3) Bekerjasama dengan penyelenggara pelatihan

75 71 4) Bekerjasama dengan BBTKLPP lain yang lebih kompeten sebagai tempat on the job training. 5) Melakukan peningkatan kapasitas pegawai dalam rangka penyusunan ABK online secara swadaya karena anggaran perjalanan dinas untuk narasumber in house training di effisiensi. j. Masalah yang dihadapi 1) Beberapa pelatihan teknis batal dilaksanakan penyelenggara karena minimnya peserta. 2) Penyelenggaraan pelatihan yang berhubungan dengan dukungan manajemen seperti perencanaan, penyusunan laporan kinerja, arsiparis, retensi arsip, sangat sedikit diselenggarakan, padahal pelatihan ini sangat dibutuhkan. 3) Anggaran perjalanan dinas narasumber in house training terkena effisiensi. k. Pemecahan Masalah 1) Melakukan revisi POK untuk mengganti dengan jenis pelatihan lain. 2) Melaksanakan in house training ABK online secara swadaya dengan narasumber internal BBTKLPP Banjarbaru. B. REALISASI ANGGARAN Pagu dan realisasi anggaran masing-masing indikator dapat dilihat pada grafik berikut ini: Tabel Pagu dan Realisasi Anggaran Masing-Masing Indikator No Indikator Kinerja Pagu Anggaran Realisasi (Rp.) Prosentase (Rp.) 1. Jumlah SKD-KLB, bencana dan kondisi matra di wilayah layanan ,93 2. Jumlah kajian pengendalian penyakit bersumber binatang ,46 3. Jumlah kajian pengendalian penyakit menular langsung ,57 4. Jumlah kajian pengendalian penyakit tidak menular ,08 5. Jumlah kajian kualitas air minum ,84 6. Jumlah kajian sanitasi TTU ,41 7. Jumlah kajian sanitasi TPM ,49 8. Jumlah kajian penyehatan lingkungan Jumlah TTG penyehatan lingkungan , Jumlah TTG pengendalian penyakit bersumber binatang Jumlah alat kesehatan penunjang tupoksi , ,00

76 72 No Indikator Kinerja Pagu Anggaran (Rp.) Realisasi (Rp.) Prosentase 12. Jumlah pengujian laboratorium , Jumlah dokumen data dan informasi , Jumlah laporan keuangan , Jumlah laporan target dan pagu PNBP Jumlah layanan kerumahtanggaan dan pengelolaan BMN Jumlah layanan administrasi kepegawaian Jumlah fasilitas pendukung perkantoran , , , , Jumlah SDM yang dilatih ,25 C. SUMBER DAYA 1. Sumber Daya Manusia Jumlah SDM BBTKLPP Banjarbaru pada tahun 2015 sebanyak 72 orang. Jumlah tersebut diklasifikasikan berdasarkan jabatan, kelompok umur, golongan, pendidikan dan jenjang jabatan fungsional. i. Jabatan Berdasarkan kelompok jabatan, dibagi menjadi 3 yaitu: 1. Jabatan Struktural 2. Jabatan Fungsional Umum (JFU) 3. Jabatan Fungsional Tertentu (JFT) Data Pegawai BBTKLPP Banjarbaru berdasarkan Jabatan Tahun 2015 dapat dilihat pada grafik berikut ini: Grafik Data Pegawai BBTKLPP Banjarbaru berdasarkan Jabatan Tahun Struktural JFT JFU Pada grafik di atas dapat dilihat bahwa pegawai BBTKLPP Banjarbaru sebanyak 13 pejabat struktural, 33 orang dengan jabatan fungsional tertentu dan 26 orang dengan jabatan fungsional umum.

77 73 1) Jabatan Struktural Jabatan struktural adalah suatu kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggungjawab, wewenang dan hak seorang Pegawai Negeri Sipil dalam rangka memimpin suatu satuan organisasi. Data Pegawai BBTKLPP Banjarbaru berdasarkan Jabatan Struktural Tahun 2015 dapat dilihat pada grafik berikut ini: Grafik Data Pegawai BBTKLPP Banjarbaru Berdasarkan Jabatan Struktural Tahun Esselon 2 Esselon 3 Esselon 4 2) Jabatan Fungsional Umum (JFU) Jabatan Fungsional Umum adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggungjawab, wewenang dan hak seorang Pegawai Negeri Sipil dalam rangka menjalankan tugas pokok dan fungsi keahlian dan/atau keterampilan untuk mencapai tujuan organisasi. Dari 69 orang pegawai BBTKLPP Banjarbaru pada tahun 2015 sebanyak 31 orang Jabatan Fungsional Umum (JFU). Data pegawai BBTKLPP Banjarbaru berdasarkan Jenis Jabatan Umum (JFU) Tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel Data Pegawai BBTKLPP Banjarbaru Berdasarkan Jenis Jabatan Fungsional Umum (JFU) Tahun 2015 Jenis Jabatan Fungsional Umum (JFU) Jumlah Bagian Tata Usaha Penyusun Laporan 5 Perencana 1 Penata Laporan Keuangan 3 Bendahara 2 Verifikator Keuangan 1 Arsiparis 2 Pengadaan Barang dan Jasa 2 Bidang Surveilans Epidemiologi Epidemiolog 4 Epidemiolog Pemula 1 Bidang ADKL Sanitarian 2

78 74 Jenis Jabatan Fungsional Umum (JFU) Jumlah Bidang PTL Pengadministrasian Umum 1 Pranata Laboratorium Kesehatan 5 Sanitarian 1 Pranata Laboratorium KesehatanPemula 3 TOTAL 31 3) Jabatan Fungsional Tertentu (JFT) Jabatan Fungsional Tertentu adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggungjawab, wewenang dan hak seorang Pegawai Negeri Sipil dalam suatu satuan organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian dan/atau keterampilan tertentu serta bersifat mandiri dan kenaikan pangkatnya disyaratkan dengan angka kredit. i. JFT Epidemiolog Kesehatan Berdasarkan jenjangnya, JFT Epidemiolog Kesehatan di BBTKLPP Banjarbaru terdiri dari : 3 orang Epidemolog Kesehatan Muda dan 1 orang Epidemiolog Kesehatan Pelaksana Lanjutan. Adapun data tersebut bisa dilihat pada grafik berikut: Grafik Data Jabatan Fungsional Epidemiolog Kesehatan Berdasarkan Jenjang Jabatan Tahun Epidkes pelaks lanjutan Epidkes muda ii. JFT Entomolog Kesehatan JFT Entomolog Kesehatan di BBTKLPP Banjarbaru pada tahun 2015 hanya ada 1 orang dengan jenjang jabatan sebagai Entomolog Kesehatan Pertama. Data tersebut bisa dilihat pada grafik berikut: Grafik Data Jabatan Fungsional Entomolog Kesehatan Tahun Entokes pertama

79 75 iii. JFT Sanitarian Berdasarkan jenjangnya, JFT Sanitaran di BBTKLPP Banjarbaru terdiri dari : 1 orang Sanitarian Muda, 2 orang Sanitarian Pertama, 3 orang Sanitarian Penyelia, 1 orang Sanitarian Pelaksana Lanjutan dan 1 Orang Sanitarian Pelaksana. Adapun data tersebut bisa dilihat pada grafik berikut: Grafik Data Jabatan Fungsional Sanitarian Berdasarkan Jenjang Jabatan Tahun Sanitarian Muda Sanitarian Pertama Sanitarian Penyelia Sanit Pelak lanjtn Sanit Pelaks iv. JFT Pranata Laboratorium Kesehatan Berdasarkan jenjangnya, JFT Pranata Laboratorium Kesehatan di BBTKLPP Banjarbaru terdiri dari : 2 orang Pranata Labkes Muda, 1 orang Pranata Labkes Pertama, 5 Orang Pranata Labkes Pelaksana Lanjutan dan 3 orang Pranata Labkes pelaksana. Adapun data tersebut bisa dilihat pada grafik berikut: Grafik Data Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium Kesehatan berdasarkan Jenjang Jabatan Tahun Pranata labks md Pranata Labks pertm Pranata Labks Plks Lanj Pranata Labks plks v. Kelompok Umur Berdasarkan kelompok umur pegawai BBTKLPP Banjarbaru pada tahun 2015, kelompok tertinggi pada kelompok umur tahun sebanyak 6 orang, tahun sebanyak 14, kelompok umur tahun sebanyak 15 orang, kelompok umur 38-42

80 76 tahun sebanyak 16 orang, kelompok umur tahun sebanyak 15 orang, kelompok umur tahun sebanyak 5 orang dan pada kelompok umur >56 tahun sebanyak 1 orang. Untuk lebih jelasnya, data pegawai BBTKLPP Banjarbaru berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada grafik berikut: Grafik Data Pegawai BBTKLPP Banjarbaru Berdasarkan Kelompok Umur Tahun Umur 23-27Umur 28-32Umur 33-37Umur 38-42Umur 43-49Umur Umur > 56 vi. Golongan Dilihat dari golongan, pegawai BBTKLPP Banjarbaru pada tahun 2015, golongan tertinggi IV c sebanyak 1 orang, golongan IV a sebanyak 6 orang, golongan III d sebanyak 9 orang, golongan III c sebanyak 16 orang, golongan III b sebanyak 13 orang, pada golongan III a sebanyak 13 orang, golongan II d sebanyak 5 orang, golongan II c sebanyak 7 orang, golongan II b sebanyak 1 orang dan golongan II a sebanyak 1 orang. Data pegawai BBTKLPP Banjarbaru berdasarkan golongan dapat dilihat pada grafik berikut: Grafik Data Pegawai BBTKLPP Banjarbaru berdasarkan Golongan Tahun IIa IIb IIc IId IIIa IIIb IIIc IIId IVa IVc

81 77 vii. Pendidikan Berdasarkan jenjang pendidikan, pegawai BBTKLPP Banjarbaru pada tahun 2015, jenjang pendidikan tertinggi pasca sarjana sebanyak 13 orang dan jenjang pendidikan terendah SLTA sebanyak 2 orang. Untuk lebih jelasnya, data pegawai tersebut dapat dilihat pada grafik berikut: Grafik Data Pegawai BBTKLPP Banjarbaru berdasarkan Pendidikan Tahun S2 S1 D4 D3 D1 SLTA viii. Jenis Kelamin Dilihat dari Jenis kelamin, pegawai BBTKLPP Banjarbaru pada tahun 2015 didominasi oleh perempuan sebanyak 45 orang dan laki-laki sebanyak 27 orang. Data tersebut dapat dilihat pada grafik berikut: Grafik Data Pegawai BBTKLPP Banjarbaru berdasarkan Jenis Kelamin Tahun Laki-laki Perempuan 2. Sumber Daya Anggaran Sumber daya anggaran yang dikelola oleh BBTKLPP Banjarbaru setiap tahun mengalami peningkatan. Peningkatan anggaran ini berguna dalam rangka mencapai

82 78 target kinerja instansi. Pagu dan realisasi anggaran tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel Pagu dan Realisasi Anggaran BBTKLPP Banjarbaru Tahun 2015 No Indikator Kinerja Pagu Anggaran Realisasi (Rp.) Prosentase (Rp.) 1. Jumlah SKD dan KLB, bencana dan kondisi matra di wilayah layanan ,93 2. Jumlah kajian pengendalian penyakit bersumber binatang ,46 3. Jumlah kajian pengendalian penyakit menular langsung ,57 4. Jumlah kajian pengendalian penyakit tidak menular ,08 5. Jumlah kajian kualitas air minum ,84 6. Jumlah kajian sanitasi TTU ,41 7. Jumlah kajian sanitasi TPM ,49 8. Jumlah kajian penyehatan lingkungan Jumlah TTG penyehatan lingkungan , Jumlah TTG pengendalian penyakit bersumber binatang Jumlah alat kesehatan penunjang tupoksi , , Jumlah pengujian laboratorium , Jumlah dokumen data dan informasi , Jumlah laporan keuangan , Jumlah laporan target dan pagu PNBP Jumlah layanan kerumahtanggaan dan pengelolaan BMN Jumlah layanan administrasi kepegawaian Jumlah fasilitas pendukung perkantoran , , , , Jumlah SDM yang dilatih ,25 3. Sumber Daya Sarana dan Prasarana Sarana prasarana di BBTKLPP Banjarbaru dikelompokkan atas peralatan, sarana gedung dan prasarana lainnya.kegiatan ini dikelola oleh Bagian Tata uusaha BBTKLPP Banjarbaru yang digunakan oleh bidang-bidang dan instalasi. Gedung terletak di Komplek Kesehatan Jl. Mistar Cokrokusumo No 2 A Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Posisi neraca Barang Milik Negara per 31 Desember 2015 senilai Rp ,-. Adapun rincian BMN tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :

83 79 Tabel Barang Milik Negara BBTKLPP Banjarbaru tahun 2014 dan tahun 2015 Kelompok Barang Posisi Posisi Awal Akhir Awal Akhir Ekstrakomptabel Intrakomptabel Gabungan

84 80 BAB IV PENUTUP Secara umum BBTKLPP Banjarbaru tahun 2015 telah mampu mencapai target yang ditetapkan. Berdasarkan hasil pengukuran kinerja, dari 19 indikator yang ditetapkan, 13 indikator tercapai target, 3 indikator tercapai melampaui target dan 3 indikator belum mencapai target. Tiga indikator yang melebihi target yaitu jumlah pengujian laboratorium sebesar 100,46%, jumlah kajian kualitas air minum 102,63% dan jumlah SDM yang dibina sebesar 127,17%. Tiga indikator yang belum tercapai adalah jumlah SKD dan KLB, bencana dan kondisi matra di wilayah layanan sebesar 73,33 %, jumlah kajian pengendalian penyakit bersumber binatang sebesar 93,55 % dan jumlah kajian pengendalian penyakit menular langsung sebesar 75 %. Belum tercapainya ketiga indicator ini dikarenakan kejadian luar biasa kabut asap dampak kebakaran lahan dan hutan di wilayah layanan serta adanya kebijakan refocusing pemanfaatan anggaran. Faktor-faktor yang mendukung capaian kinerja diantaranya: anggaran yang cukup, bimbingan dan arahan dari Ditjen P2P, peningkatan kemampuan laboratorium, kerjasama yang baik di internal BBTKLPP Banjarbaru, sarana-prasarana yang memadai, SDM yang menguasai dalam bidang surveilans epidemiologi, wilayah layanan dengan local spesifik berupa wilayah berlahan gambut sehingga mempermudah rancang bangun model/teknologi. Meskipun secara umum capaian kinerja tahun 2015 telah memenuhi target, namun selama pelaksanaan banyak kendala/hambatan yang ditemukan. Hambatan/kendala tersebut adalah : kondisi wilayah layanan yang luas dengan kondisi terpencil sulit dijangkau menyebabkan sulitnya penanggulangan KLB < 24 jam, jumlah SDM yang kurang, sehingga banyak yang rangkap tugas, kemampuan SDM dalam hal rancang bangun TTG masih terbatas terutama untuk TTG pengendalian penyakit, kemampuan pemeriksaan spesimen yang terbatas sehingga kesulitan bila terjadi KLB penyakit diluar kemampuan laboratorium BBTKLPP Banjarbaru, jejaring dan kemitraan dengan daerah belum maksimal, Komitmen masyarakat di wilayah penempatan alat pengolahan air bersih masih kurang sehingga umur pemakaian alat pengolah air tidak bertahan lama, produk TTG mirip dengan produk program kementerian lain seperti PU juga program pemerintah PNPM Mandiri sehingga kurang menarik masyarakat.

85 81 Adapun langkah-langkah yang akan diambil untuk mengatasi kendala/permasalahan: meningkatkan jejaring kerja dengan lintas sektor dan lintas program, peningkatan kemampuan pemeriksaan specimen/biomarker, meningkatkan sarana dan prasarana laboratorium, meningkatkan kemampuan SDM baik melalui pelatihan atau kesempatan tugas belajar, mengusulkan formasi kebutuhan tenaga sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan.

86 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertandatangan di bawah ini: Nama : Drs Sri Wahyudhi, M.Kes Jabatan : Kepala BBTKLPP Banjarbaru Selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA Nama Jabatan : dr. H.Mohamad Subuh, MPPM : Direktur Jenderal PP dan PL Kementerian Kesehatan RI Selaku atasan pihak pertama, selanjutnya disebut PIHAK KEDUA Pihak pertama bejanji akan mewujudkan target kinerja yang seharusnya sesuai lampiran perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target kinerja tersebut menjadi tanggung jawab kami. Pihak kedua akan memberikan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang diperlukan dalam rangka pemberian penghargaan dan sanksi. Direktur Jenderal PP dan PL Kementerian Kesehatan RI Banjarbaru, Januari 2015 Kepala BBTKLPP Banjarbaru dr.h.mohamad Subuh, MPPM Drs. Sri Wahyudhi, M. Kes NIP NIP

LAPORAN KINERJA BBTKLPP BANJARBARU KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PP DAN PL BBTKLPP BANJARBARU 2015

LAPORAN KINERJA BBTKLPP BANJARBARU KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PP DAN PL BBTKLPP BANJARBARU 2015 LAPORAN KINERJA BBTKLPP BANJARBARU 2014 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PP DAN PL BBTKLPP BANJARBARU 2015 ii IKHTISAR EKSEKUTIF Laporan Kinerja secara garis besar berisikan

Lebih terperinci

RANCANGAN INDIKATOR RENCANA AKSI KEGIATAN UPT BTKLPP

RANCANGAN INDIKATOR RENCANA AKSI KEGIATAN UPT BTKLPP RANCANGAN INDIKATOR RENCANA AKSI KEGIATAN UPT BTKLPP SISTEMATIKA PENYAJIAN RENCANA AKSI PROGRAM (RAP) RANCANGAN INDIKATOR RAK BTKLPP SISTEMATIKA RAK PERJANJIAN KINERJA MONITORING CAPAIAN RAK RENCANA TINDAK

Lebih terperinci

2015 LAPORAN TAHUNAN

2015 LAPORAN TAHUNAN 2015 LAPORAN TAHUNAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN BALAI BESAR TEKNIK KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT (BBTKLPP) BANJARBARU

Lebih terperinci

LAKIP 2014 BBTKLPP SURABAYA LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LAKIP BBTKLPP SURABAYA TAHUN

LAKIP 2014 BBTKLPP SURABAYA LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LAKIP BBTKLPP SURABAYA TAHUN LAKIP 2014 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BBTKLPP SURABAYA LAKIP BBTKLPP SURABAYA TAHUN 2014 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rencana strategis pembangunan kesehatan jangka menengah

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.878, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja. UPT Bidang Teknik Kesehatan Lingkungan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2349/MENKES/PER/XI/2011

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR 1 B A B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya tata Instansi Pemerintah yang baik, bersih dan berwibawa (Good Governance dan Clean Governance) merupakan syarat bagi setiap pemerintahan dalam

Lebih terperinci

RENCANA AKSI KEGIATAN BBTKLPP BANJARBARU TAHUN RAK DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN BBTKLPP BANJARBARU

RENCANA AKSI KEGIATAN BBTKLPP BANJARBARU TAHUN RAK DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN BBTKLPP BANJARBARU RENCANA AKSI KEGIATAN BBTKLPP BANJARBARU TAHUN 2015-2019 RAK DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN BBTKLPP BANJARBARU i KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji dan syukur kita

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.438, 2017 KEMENKES. Penanggulangan Cacingan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PENANGGULANGAN CACINGAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 B A B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya tata Instansi Pemerintah yang baik, bersih dan berwibawa (Good Governance dan Clean Governance) merupakan syarat bagi setiap pemerintahan dalam

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2015 KATA PENGANTAR D engan memanjatkan

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA 3.1 DASAR HUKUM Dalam menetapkan tujuan, sasaran dan indikator kinerja Balai Besar Laboratorium menggunakan acuan berupa regulasi atau peraturan sebagai berikut : 1) Peraturan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 2349/MENKES/PER/XI/2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 2349/MENKES/PER/XI/2011 TENTANG PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR : 2349/MENKES/PER/XI/2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DI BIDANG TEKNIK KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Bagian Kedua Kepala Dinas Pasal 159 (1) Kepala Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 158 huruf a, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerinta

Bagian Kedua Kepala Dinas Pasal 159 (1) Kepala Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 158 huruf a, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerinta BAB IX DINAS KESEHATAN Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 158 Susunan Organisasi Dinas Kesehatan, terdiri dari: a. Kepala Dinas; b. Sekretaris, membawahkan: 1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; 2. Sub

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) Tahun 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) Tahun 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) Tahun 2015 BALAI TEKNIK KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT (BTKLPP) KELAS I MAKASSAR DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN (DITJEN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II PROBOLINGGO TAHUN 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II PROBOLINGGO TAHUN 2014 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II PROBOLINGGO TAHUN 2014 Kementerian Kesehatan RI Ditjen Pengendalian Penyakit & Penyehatan Lingkungan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II PROBOLINGGO

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II PROBOLINGGO LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II PROBOLINGGO 2015 Jl. Tanjung Tembaga Baru Probolinggo Telp. (0335) 421917 421918 Fax. (0335) 421918 Email : kkpprobolinggo@yahoo.com KATA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2013 TENTANG KESEHATAN MATRA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2013 TENTANG KESEHATAN MATRA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2013 TENTANG KESEHATAN MATRA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK)

INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK) INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK) TAHUN 2017 Kementerian Kesehatan RI Ditjen Pencegahan dan KKP Kelas I Soekarno-Hatta Area Perkantoran Bandara Soekarno-Hatta Email: kkp.soekarnohatta@yahoo.co.id ; www.kkpsoetta.com

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 22 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENGUJIAN MUTU DAN SERTIFIKASI OBAT HEWAN TAHUN ANGGARAN 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN BALAI BESAR PENGUJIAN MUTU DAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 356/MENKES/PER/IV/2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 356/MENKES/PER/IV/2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN CC: KKP Kelas I batam MENTERI KESEHATAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 356/MENKES/PER/IV/2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN Menimbang : a. bahwa semakin meningkatnya aktifitas

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 266/MENKES/SK/III/2004 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 266/MENKES/SK/III/2004 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 66/MENKES/SK/III/00 TENTANG KRITERIA KLASIFIKASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DI BIDANG TEKNIK KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR MENTERI

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA RINGKASAN EKSEKUTIF LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) SATUAN KERJA BALAI BESAR TEKNIK KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT SURABAYA TAHUN ANGGARAN 2013 Dalam rangka pelaksanaan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Rahmat

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 265/MENKES/SK/III/2004 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 265/MENKES/SK/III/2004 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN 1 KEPUTUSAN NOMOR : 265/MENKES/SK/III/2004 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN Menimbang : a. bahwa peningkatan dan perkembangan peran pelabuhan laut, bandar udara dan pos lintas

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 949/MENKES/SK/VIII/2004 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 949/MENKES/SK/VIII/2004 TENTANG PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 949/MENKES/SK/VIII/2004 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SISTEM KEWASPADAAN DINI KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.127, 2014 KEMENKES. Kantor Kesehatan. Pelabuhan. Klasifikasi. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG KLASIFIKASI KANTOR KESEHATAN

Lebih terperinci

LAKIP 2016 KEMENTERIAN KESEHATAN RI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS III BENGKULU JL DEPATI PAYUNG NEGARA KEL BETUNGAN KOTA BENGKULU TAHUN 2016

LAKIP 2016 KEMENTERIAN KESEHATAN RI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS III BENGKULU JL DEPATI PAYUNG NEGARA KEL BETUNGAN KOTA BENGKULU TAHUN 2016 LAKIP 2016 KEMENTERIAN KESEHATAN RI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS III BENGKULU JL DEPATI PAYUNG NEGARA KEL BETUNGAN KOTA BENGKULU TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Allah SWT, yang telah

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015 DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KEMENTERIAN PERTANIAN KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES

Lebih terperinci

B A B P E N D A H U L U A N

B A B P E N D A H U L U A N 1 B A B P E N D A H U L U A N I A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintah yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab telah diterbitkan Instruksi Presiden No.

Lebih terperinci

kegiatan Direktorat Gizi Masyarakat. Berbagai hambatan dan kendala yang diidentifikasi, telah

kegiatan Direktorat Gizi Masyarakat. Berbagai hambatan dan kendala yang diidentifikasi, telah Pengantar D alam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019, meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak merupakan salah satu sasaran pokok pembangunan nasional. Untuk

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I (sesuai dengan PERMENKES No.356/MENKES/PER/IV/2008)

STRUKTUR ORGANISASI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I (sesuai dengan PERMENKES No.356/MENKES/PER/IV/2008) 1 STRUKTUR ORGANISASI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I (sesuai dengan PERMENKES No.356/MENKES/PER/IV/2008) KEPALA Bagian Tata Usaha Subbagian Keuangan dan Umum Subbagian Program dan Laporan BIDANG KAR.SE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ketetapan MPR Nomor XI/MPR/1998 tanggal 13 Nopember tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bbas dari Korupsi,

BAB I PENDAHULUAN. Ketetapan MPR Nomor XI/MPR/1998 tanggal 13 Nopember tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bbas dari Korupsi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketetapan MPR Nomor XI/MPR/1998 tanggal 13 Nopember 1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bbas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme pada BAB III tentang

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN KESEHATAN

STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN KESEHATAN 1. Staf Ahli Bid. Teknologi Kesehatan dan Globalisasi; 2. Staf Ahli Bid. Pembiayaan & Pemberdayaan Masyarakat; 3. Staf Ahli Bid. Perlindungan Faktor Resiko Kesehatan; 4. Staf Ahli Bid Peningkatan Kapasitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan Kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, untuk itu pembangunan kesehatan hendaknya dilakukan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Makassar, Januari 2018 Kepala BTKLPP Kelas I Makassar. Mahmud Yunus, SKM, M.Kes NIP

KATA PENGANTAR. Makassar, Januari 2018 Kepala BTKLPP Kelas I Makassar. Mahmud Yunus, SKM, M.Kes NIP KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Subhanahu wa ta ala karena atas berkat rahmat dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan Laporan Kinerja satuan kerja Balai Tteknik Kesehatan Lingkungan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Makassar, Januari Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Makassar, dr. Darmawali Handoko, M. Epid NIP

KATA PENGANTAR. Makassar, Januari Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Makassar, dr. Darmawali Handoko, M. Epid NIP KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya dengan limpahan rahmat dan hidayah-nya sehingga Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kantor Kesehatan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2014 TENTANG PENANGGULANGAN PENYAKIT MENULAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2014 TENTANG PENANGGULANGAN PENYAKIT MENULAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2014 TENTANG PENANGGULANGAN PENYAKIT MENULAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa penyakit

Lebih terperinci

RENCANA AKSI KEGIATAN

RENCANA AKSI KEGIATAN i R encana Aksi Kegiatan RENCANA AKSI KEGIATAN 2015-2019 BALAI TEKNIK KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT (BTKLPP) KELAS I MAKASSAR DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 288/MENKES/SK/III/2003 TENTANG PEDOMAN PENYEHATAN SARANA DAN BANGUNAN UMUM

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 288/MENKES/SK/III/2003 TENTANG PEDOMAN PENYEHATAN SARANA DAN BANGUNAN UMUM KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 288/MENKES/SK/III/2003 TENTANG PEDOMAN PENYEHATAN SARANA DAN BANGUNAN UMUM MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur

KATA PENGANTAR. Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur KATA PENGANTAR Dalam rangka meningkatkan penyelenggaraan pembangunan dibidang Ketenagakerjaan, Ketransmigrasian dan Kependudukan di Jawa Timur secara berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung

Lebih terperinci

Laporan Kinerja. BTKLPP Kelas I Makassar. Tahun 2015

Laporan Kinerja. BTKLPP Kelas I Makassar. Tahun 2015 Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (DITJEN PP PL) Kementerian Kesehatan RI Laporan Kinerja Tahun 215 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Subhanahu

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016 KEMENTERIAN KESEHATAN RI DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN SURABAYA Jl. Karangmenjangan No.

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 50 TAHUN 2016

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 50 TAHUN 2016 SALINAN BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR DENGAN

Lebih terperinci

Revisi ke 03 Tanggal : 06 Oktober 2016

Revisi ke 03 Tanggal : 06 Oktober 2016 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 14 Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tahun 2015 merupakan awal dari implementasi Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019 yang ditetapkan dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT DI PROVINSI

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PROGRAM PENYEHATAN LINGKUNGAN

KEBIJAKAN PROGRAM PENYEHATAN LINGKUNGAN KEBIJAKAN INDONESIA SEHAT 2010 PROGRAM PENYEHATAN LINGKUNGAN Direktorat Penyehatan Lingkungan Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan 1 Regulasi Undang-Undang

Lebih terperinci

2018, No Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 127, Tamba

2018, No Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 127, Tamba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.11, 2018 KEMHAN. Penanggulangan Wabah Penyakit Menular. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG PENANGGULANGAN WABAH PENYAKIT MENULAR

Lebih terperinci

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG ELIMINASI MALARIA DI KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG ELIMINASI MALARIA DI KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang: a. BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG ELIMINASI MALARIA DI KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG, bahwa malaria merupakan penyakit

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas Kinerja RSUD dr Hasri Ainun Habibie Provinsi Gorontalo merupakan wujud pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas sesuai visi dan misi yang dibebankan kepada

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-

KATA PENGANTAR. Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah- i ii KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah- Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj) Dinas Kesehatan Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan Provinsi Kepulauan dengan jumlah pulau 1.192, 305 kecamatan dan 3.270 desa/kelurahan. Sebanyak 22 Kabupaten/Kota di Provinsi

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Kerangka Konsep Penelitian Variabel Penelitian Pelaku kebijakan

BAHAN DAN METODE Kerangka Konsep Penelitian Variabel Penelitian Pelaku kebijakan 21 BAHAN DAN METODE Kerangka Konsep Penelitian Menurut Dunn (2011) analisa kebijakan strategis terdiri dari kebijakan publik, pelaku kebijakan dan lingkungan kebijakan dan oleh pemikiran peneliti dapat

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan pertanian bukan hanya ditentukan oleh kondisi sumberdaya pertanian, tetapi juga ditentukan oleh peran penyuluh pertanian yang sangat strategis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban secara tertulis atas pelaksanaan tugas-tugas Kesehatan Surabaya yang telah dilaksanakan

Lebih terperinci

Tahun 2017 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I MAKASSAR

Tahun 2017 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I MAKASSAR LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) Tahun 2017 KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I MAKASSAR www.kkpmakassar.com kkpmakassar@yahoo.co.id DIREKTORAT JENDERAL PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN

Lebih terperinci

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT Menimbang WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 49 TAHUN 2015 TENTANG PENANGGULANGAN PENYAKIT MENULAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG, : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

PP DAN PL DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN. Ditjen PP dan PL

PP DAN PL DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN. Ditjen PP dan PL PP DAN PL DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN Ditjen PP dan PL Kerangka Pikir Pengelolaan PP dan PL Upaya Kes Pusat PP & PL dalam UU 36/2009 ttg Penyakit Menular Penyakit Tidak Menular -SE -PFR

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung BAB I PENDAHULUAN

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. GAMBARAN UMUM Dalam rangka meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan, pemerintah mewajibkan setiap instansi pemerintah dan unit kerja untuk menyusun laporan kinerjanya sebagai wujud

Lebih terperinci

BAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD BAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD Berdasarkan visi dan misi pembangunan jangka menengah, maka ditetapkan tujuan dan sasaran pembangunan pada masing-masing

Lebih terperinci

EVALUASI PROGRAM KESEHATAN DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

EVALUASI PROGRAM KESEHATAN DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR EVALUASI PROGRAM KESEHATAN DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR dr. Hj. Rini Retno Sukesi, M. Kes Rapat Kerja Kesehatan Daerah Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur Samarinda, 11 s.d 12 Agustus 2015 SISTEMATIKA

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM ELIMINASI MALARIA DI KABUPATEN LOMBOK UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 97 2016 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 97 TAHUN 2016 TENTANG PENGAWASAN KUALITAS MAKANAN SIAP SAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BEKASI, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN ANGGARAN 2016 i KATA PENGANTAR Alhamdulillah, akhirnya Kami

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Makassar, Januari Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Makassar, dr. Darmawali Handoko, M. Epid NIP

KATA PENGANTAR. Makassar, Januari Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Makassar, dr. Darmawali Handoko, M. Epid NIP KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya dengan limpahan rahmat dan hidayah-nya sehingga Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kantor Kesehatan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DITJEN KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DITJEN KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DITJEN KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2016 DIREKTORAT JENDERAL KESEHATAN MASYARAKAT KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2017 1 KATA PENGANTAR Sekretariat Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I (sesuai dengan PERMENKES No.356/MENKES/PER/IV/2008)

STRUKTUR ORGANISASI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I (sesuai dengan PERMENKES No.356/MENKES/PER/IV/2008) 1 DASAR HUKUM 1) UU NO.1 TAHUN 1962 TTG KARANTINA LAUT 2) UU NO.4/84 TTG WABAH PENYAKIT MENULAR 3) UU NO.23 TAHUN 1992 TTG KESEHATAN 4) KEPMENHUB RI NO: KM 33 TGL 14 AGUSTUS 2003 TENTANG PEMBERLAKUKAN

Lebih terperinci

OVERVIEW KLB KERACUNAN PANGAN

OVERVIEW KLB KERACUNAN PANGAN OVERVIEW KLB KERACUNAN PANGAN Kejadian Luar Biasa (KLB) Keracunan Pangan adalah suatu kejadian dimana terdapat dua orang atau lebih yang menderita sakit dengan gejala yang sama atau hampir sama setelah

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.127, 2013 KEMENTERIAN KESEHATAN. Keracunan Pangan. Kejadian Luar Biasa. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG KEJADIAN LUAR BIASA

Lebih terperinci

RENCANA AKSI KEGIATAN

RENCANA AKSI KEGIATAN i R e n c a n a A k s i K e g i a t a n RENCANA AKSI KEGIATAN 2015-2019 BALAI TEKNIK KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT (BTKLPP) KELAS I MAKASSAR DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PENYAKIT DAN

Lebih terperinci

IKHTISAR EKSEKUTIF. Tabel 1 Sasaran program, Indikator Kinerja, Target, Realisasi dan Persentase Capaian

IKHTISAR EKSEKUTIF. Tabel 1 Sasaran program, Indikator Kinerja, Target, Realisasi dan Persentase Capaian IKHTISAR EKSEKUTIF Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian merupakan institusi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan Perkarantinaan Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati dengan visi Menjadi Pusat

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Semarang, Maret 2015 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

Kata Pengantar. Semarang, Maret 2015 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah P E M E R I N T A H P R O V I N S I J A W A T E N G A H LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2014 DINAS BINA MARGA PROVINSI JAWA TENGAH Semarang 2015 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji

Lebih terperinci

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara BUPATI TASIKMALAYA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akuntabel serta penyelenggaraan negara yang bersih dari unsur-unsur KKN untuk

BAB I PENDAHULUAN. akuntabel serta penyelenggaraan negara yang bersih dari unsur-unsur KKN untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reformasi birokrasi dengan tekad mewujudkan pemerintah yang transparan dan akuntabel serta penyelenggaraan negara yang bersih dari unsur-unsur KKN untuk mewujudkan

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah P E M E R I N T A H P R O V I N S I J A W A T E N G A H LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2016 DINAS BINA MARGA PROVINSI JAWA TENGAH Semarang 2017 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA. Bab II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA. Bab II Bab II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah, setiap satuan kerja perangkat Daerah, SKPD harus menyusun Rencana

Lebih terperinci

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan Kinerja Ditjen dan Penguasaan Tanah Tahun merupakan media untuk mempertanggungjawabkan capaian kinerja Direktorat Jenderal selama tahun, dalam melaksanakan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/543/2016 TENTANG PANITIA PENYELENGGARA BULAN PEMBERIAN OBAT PENCEGAHAN MASSAL DALAM RANGKA ELIMINASI FILARIASIS TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN SEKRETARIAT

Lebih terperinci

REFORMASI BIROKRASI. Pengantar

REFORMASI BIROKRASI. Pengantar REFORMASI BIROKRASI Pengantar Keterpihakan serta dukungan terhadap pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lingkungan Lembaga Administrasi Negara merupakan suatu amanah yang harus diikuti dengan akuntabilitas

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2017, KEPALA DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA BARAT,

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2017, KEPALA DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA BARAT, KATA PENGANTAR Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Tahun 2016 ini disusun berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokasi Nomor 53 tahun 2014 tentang Petunjuk

Lebih terperinci

Strategi Pemecahan Masalah pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai berikut :

Strategi Pemecahan Masalah pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai berikut : 4. Sistem Informasi pelaporan dari fasilitas pelayanan kesehatan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Kota Provinsi yang belum tepat waktu Strategi Pemecahan Masalah pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai

Lebih terperinci

INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN

INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN BAB I PENDAHULUAN A. UMUM Memasuki awal tahun 2016 sesuai dengan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) Inspektorat IV melakukan kegiatan yang

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS DAN URAIAN TUGAS JABATAN PADA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BARITO UTARA

PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS DAN URAIAN TUGAS JABATAN PADA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BARITO UTARA PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS DAN URAIAN TUGAS JABATAN PADA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BARITO UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO UTARA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

LAKIP Dinas Kesehatan Kota Prabumulih Tahun 2016

LAKIP Dinas Kesehatan Kota Prabumulih Tahun 2016 1 DINAS KESEHATAN KOTA PRABUMULIH Jalan Jenderal Sudirman Km. 12 Kantor Pemerintah Kota Prabumulih Lantai. 5, Kota Prabumulih Telp/Fax. 0713-3920008 Email : dinkespbm@yahoo.co.id / dinkes@kotaprabumulih.go.id

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penerapan sistem pertanggung jawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate

BAB 1 PENDAHULUAN. penerapan sistem pertanggung jawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita-cita bangsa

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii Daftar Tabel... iv Daftar Gambar... v

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii Daftar Tabel... iv Daftar Gambar... v DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii Daftar Tabel... iv Daftar Gambar... v BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Dasar Hukum... 5 1.3. Maksud dan Tujuan... 5 1.4. Kelembagaan... 6

Lebih terperinci

KEMENTERIAN AGAMA RI RENCANA AKSI LAKIP KEMENTERIAN AGAMA

KEMENTERIAN AGAMA RI RENCANA AKSI LAKIP KEMENTERIAN AGAMA KEMENTERIAN AGAMA RI RENCANA AKSI LAKIP KEMENTERIAN AGAMA SEKRETARIAT JENDERAL BIRO ORGANISASI DAN TATALAKSANA JAKARTA, MARET 2011 DAFTAR ISI Hal BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang 1 B. Dasar Hukum

Lebih terperinci

LKIP BPMPT 2016 B A B I PENDAHULUAN

LKIP BPMPT 2016 B A B I PENDAHULUAN B A B I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penilaian dan pelaporan kinerja pemerintah daerah menjadi salah satu kunci untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, transparan, akuntabel, efisien

Lebih terperinci

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II MATARAM

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II MATARAM KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II MATARAM SESUAI PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NO.53 TAHUN 2014 KATA PENGANTAR Puji Syukur yang tiada terhingga kami panjatkan

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Camat Kandis Kabupaten Siak Tahun 2016

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Camat Kandis Kabupaten Siak Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN 1. GAMBARAN UMUM a. Kondisi Umum 1. Kedudukan Kecamatan Kandis merupakan bagian dari Kabupaten Siak, yang dibentuk berdasarkan pemekaran dari kecamatan Minas yang diundangkan sesuai Perda

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF. LAKIP Dinas Kesehatan Kota Prabumulih Tahun 2015

RINGKASAN EKSEKUTIF. LAKIP Dinas Kesehatan Kota Prabumulih Tahun 2015 1 RINGKASAN EKSEKUTIF 2 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DINAS KESEHATAN KOTA PRABUMULIH TAHUN ANGGARAN 2015 Akuntabilitas Kinerja Dinas Kesehatan Kota Prabumulih Tahun 2015 merupakan tingkat pencapaian sasaran

Lebih terperinci

2.1 Rencana Strategis

2.1 Rencana Strategis BAB II PERENCANAAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2015 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk

Lebih terperinci

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II MATARAM

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II MATARAM KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II MATARAM KATA PENGANTAR Puji Syukur yang tiada terhingga kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat karunia-nya, Laporan Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit Filariasis Limfatik atau penyakit Kaki Gajah merupakan salah

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit Filariasis Limfatik atau penyakit Kaki Gajah merupakan salah BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Filariasis Limfatik atau penyakit Kaki Gajah merupakan salah satu penyakit parasitik tertua di dunia. Penyakit menular ini bersifat menahun yang disebabkan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah KATA PENGANTAR Dokumen Rencana Kerja Tahunan (RKT) merupakan suatu hal yang penting bagi terselenggaranya tatakelola kinerja yang baik, oleh karenanya, RKT menjadi suatu hal yang cukup kritikal yang harus

Lebih terperinci