BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan Kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, untuk itu pembangunan kesehatan hendaknya dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan. Upaya pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan perlu pengembangan kinerja surveilans, teknologi laboratorium dan analisis dampak kesehatan lingkungan yang diarahkan untuk melakukan pemantauan wilayah setempat kewaspadaan dini dan upaya penanggulangan antara lain melalui teknologi tepat guna serta pengendalian faktor resikonya. Upaya pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan yang intensif masih sangat diperlukan, mengingat masalah kesehatan cenderung semakin komplek disertai munculnya tantangan baru berupa perubahan gaya hidup yang tidak sehat, meningkatnya faktor resiko penyakit dan tuntutan untuk mewujudkan millenium development goals dan Sustainable Development Goals. Kecenderungan perubahan lingkungan yang dihadapi di wilayah kerja saat ini adalah transisi lingkungan yang ditandai dengan adanya bencana alam dan perubahan iklim dan industrialisasi, perubahan gaya hidup yang cenderung menjadi tidak sehat, kondisi kesehatan lingkungan dimana masih ditemukan terbatasnya akses masyarakat akan air bersih dan sanitasi lingkungan yang belum memenuhi syarat. Laporan kinerja merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi BTKLPP Kelas I Manado atas penggunaan anggaran. Laporan kinerja BTKLPP Kelas I Manado tahun 2015 berdasarkan PERMEN PAN dan RB No. 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, Dan Tatacara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Pada tahun 2015 laporan kinerja BTKLPP Kelas I 1

2 Manado berdasarkan realisasi fisik indicator kinerja capaiannya mencapai 100% dan realisasi anggaran capaiannya mencapai 82,2%. B. Tujuan Tujuan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja BTKLPP Kelas I Manado sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) dibawah Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan selaku pejabat Eselon I Kementerian Kesehatan, yaitu: 1. Memberikan informasi kinerja yang terukur atas kinerja yang telah dicapai. 2. Sebagai upaya perbaikan berkesinambungan BTKLPP Kelas I Manado dalam meningkatkan kinerja. C. Tugas Pokok dan Fungsi Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Kelas I Manado merupakan Unit Pelaksana Teknis Kementerian Kesehatan yang berada dan bertanggungjawab kepada Direktur Jenderal PP & PL ditetapkan dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 266/Menkes/SK/III/2004 tentang Kriteria Klasifikasi Unit Pelaksana Teknis di Bidang Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular, dan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 267/Menkes/SK/III/2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja UPT Bidang Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular yang telah direvisi menjadi Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 2349/MENKES/PER/XI/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Bidang Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit. BTKLPP Kelas I Manado mempunyai tugas melaksanakan surveilans epidemiologi, kajian dan penapisan teknologi, laboratorium rujukan, kendali mutu, kalibrasi, pendidikan dan pelatihan, pengembangan model dan teknologi tepat guna, kewaspadaan dini dan penanggulangan kejadian luar 2

3 biasa (KLB) di bidang pemberantasan penyakit menular dan kesehatan lingkungan serta kesehatan matra. Untuk melaksanakan Tugas tersebut diatas BTKLPP Kelas I Manado menyelenggarakan fungsi sebagai berikut : 1. Pelaksanaan surveilans epidemiolog 2. Pelaksanaan analisis dampak kesehatan lingkungan (ADKL) 3. Pelaksanaan laboratorium rujukan 4. Pelaksanaan pengembangan model dan teknologi tepat guna 5. Pelaksanaan uji kendali mutu dan kalibrasi 6. Pelaksanaan kajian dan respon cepat, kewaspadaan dini penanggulangan KLB/wabah dan bencana 7. Pelaksanaan Surveilans faktor risiko Penyakit Tidak Menular 8. Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan 9. Pelaksanaan Kajian dan pengembangan teknologi Pengendalian Penyakit, kesehatan lingkungan dan kesehatan matra 10. Pelaksanaan Ketatausahaan dan kerumahtanggaan BTKLPP Kelas I Manado. Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut diatas BTKLPP Kelas I Manado didukung oleh instalasi-instalasi, seperti: Pelayanan Teknis; Laboratorium Kimia; Laboratorium Biologi Lingkungan; Laboratorium Kimia udara;laboratorium Media dan Reagensia; Laboratorium Pemeliharaan Alat Mutu dan Kalibrasi; Teknologi Tepat Guna; Pengendalian Penyakit Tidak Menular. D. Struktur Organisasi Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor: 2349/Menkes/Per/XI/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Struktur Organisasi BTKLPP Kelas I Manado sebagai berikut : 3

4 K E PA LA Ahmad Rizal, SKM, M.Epid SUB. BAG. TATA USAHA Oktovianus Kambu, SKM KASIE. PTL Johana Liuw, SSi KASIE SURVEILANS EPIDEMIOLOGI Sarman, SPd, MKes KASIE ADKL Abdul Azis hunta, SKM, MSi KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL KA. INSTALASI Gambar 1.1 Struktur Organisasi BTKLPP Kelas I Manado E. Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia yang ditingkatkan pengetahuan dan ketrampilan ditujukan sebagai bentuk solusi untuk mengatasi masalah di internal BTKLPP Kelas I Manado baik di program maupun laboratorium. Pada tahun 2015, Sumber Daya Manusia yang Ditingkatkan Pengetahuan dan Ketrampilan ditargetkan 50 orang, dan realisasinya berjumlah 93 orang. Potensi sumber daya manusia dalam menunjang satuan kerja mencapai target yang telah ditetapkan dalam penetapan kinerja. BTKLPP Kelas I Manado saat ini memiliki 57 pegawai dan 11 tenaga honor yang dapat di klasifikasikan sebagai berikut : 4

5 S2 S1 DIV DIII SLTA S2 S1 DIV DIII SLTA Grafik 1.1 Klasifikasi Pegawai BTKLPP Kelas I Manado menurut Pendidikan Tahun 2015 Berdasarkan grafik 1.1 menunjukkan bahwa pegawai dengan tingkat pendidikannya S-1 masih mendominasi dalam penyebaran SDM yang ada dengan jumlah 27 orang dengan latar pendidikan yang terdiri dari Teknik Sipil Lingkungan (1 orang), Kesehatan Masyarakat Kesehatan Lingkungan (4 orang), Kesehatan Masyarakat Pendidikan, Kesehatan & Perilaku (1 orang), Kesehatan Masyarakat Administrasi & Kebijakan Kesehatan (3 orang), Kesehatan Masyarakat Keselamatan & Kesehatan Kerja (1 orang), Kesehatan Masyarakat Epidemiologi (7 orang), MIPA Kimia (6 orang), Teknik Elektro (1 orang), Biologi (2 orang). Untuk pegawai yang tingkat pendidikan D-IV latar pendidikannya terdiri dari Kesehatan Lingkungan (10 orang), sementara pegawai yang tingkat pendidikan D-III terdiri dari Kesehatan Lingkungan, Administrasi, Farmasi, Kimia Analis, Manajemen, Manajemen Informatika. Sedangkan tingkat pendidikan SMA dan sederajat berjumlah 2 orang, sementara untuk tingkat pendidikan S-2 terdiri dari pendidikan Epidemiolog dan Kesehatan Lingkungan. 5

6 Jab. Struktural 9% JFT 33% JFU 58% Grafik 1.2. Klasifikasi Pegawai BTKLPP Kelas I Manado menurut Jabatan Tahun 2015 Berdasarkan grafik 1.2 menunjukkan bahwa Jabatan Fungsional Umum (JFU) di BTKLPP Kelas I Manado relatif lebih banyak dibanding dengan Jabatan Fungsional Tertentu (JFT). Dari 58% jumlah pegawai yang menduduki Jabatan fungsional umum tersebut terbagi dalam 18 jabatan yaitu Penata Laporan Keuangan berjumlah 2 orang, Perencana Pertama berjumlah 1 orang, Bendahara berjumlah 1 orang, Pengelola BMN berjumlah 1 orang, Penyusun Laporan berjumlah 2 orang, Pengadministrasi Umum berjumlah 1 orang, Analis Kepegawaian Pelaksana berjumlah 1 orang, Sanitarian berjumlah 9 orang, Teknis/Administrasi Lainnya berjumlah 1 orang, Sanitarian pertama berjumlah 1 orang, Sanitarian Pemula berjumlah 3 orang, Sanitarian Pelaksana Lanjutan berjumlah 1 orang, Epidemiolog berjumlah 6 orang, Epidemiolog Kesehatan Pertama berjumlah 3 orang, Pranata Lab. Kesehatan berjumlah 2 orang, Penata Lab. Kesehatan Pertama berjumlah 2 orang, Pranata Lab. Kesehatan Pemula berjumlah 5 orang dan Pranata Lab. Kesehatan Pelaksana berjumlah 2 orang. Sedangkan 33% jumlah pegawai yang menduduki jabatan fungsional tertentu terbagi dalam 6 jabatan yaitu Sanitarian Muda berjumlah 1 orang, Sanitarian Pertama berjumlah 1 orang, Pranata Lab. Kesehatan Penyelia berjumlah 1 orang, Pranata Lab. Kesehatan Muda berjumlah 2 6

7 orang, Pranata Lab. Kesehatan Pertama berjumlah 1 orang dan Pranata Lab. Kesehatan Pelaksana Lanjutan berjumlah 2 orang. PNS 64% CPNS 19% Honorer 17% Grafik 1.3. Distribusi Pegawai BTKLPP Kelas I Manado menurut Status Pegawai Tahun 2015 Berdasarkan grafik 1.3 menujukkan bahwa jumlah pegawai BTKLPP Kelas I Manado dengan status PNS berjumlah 64%; status CPNS berjumlah 19%; dan status honorer berjumlah 17% IV/b III/d III/c III/b III/a II/d II/c II/a IV/b III/d III/c III/b III/a II/d II/c II/a Grafik 1.4. Klasifikasi Pegawai BTKLPP Kelas I Manado menurut Golongan Tahun

8 Berdasarkan grafik 1.4, menunjukkan bahwa mayoritas pegawai pada BTKLPP Kelas I Manado di dominasi golongan IIIa dengan jumlah 11 orang dan terendah adalah golongan IVb dan IIa dengan jumlah 1 orang. F. PERMASALAHAN UTAMA (Issued Strategis) Pada tahun anggaran 2015, BTKLPP Kelas I Manado telah melaksanakan berbagai upaya dan program inovatif dengan strategi pencapaian tujuan dan sasaran namun disadari jangkauan program dan pelayanan masih belum optimal karena berbagai permasalahan, yaitu sebagai berikut: 1. Koordinasi Lintas Sektor dan Program Belum Optimal Koordinasi dengan lintas sektor terkait belum optimal terutama dengan daerah di wilayah kerja BTKLPP Kelas I Manado yang meliputi 3 provinsi (Provinsi Sulawesi Utara, Gorontalo dan Maluku Utara), yaitu: a. Belum maksimalnya kerjasama/sharing sumber daya baik data, anggaran, sarana/prasarana pendukung untuk pengendalian faktor risiko dan penyakit di wilayah layanan BTKLPP Kelas I Manado. b. Belum maksimalnya advokasi di pemerintah daerah karena terdapat tumpang tindih dan wewenang serta egosentris antara lintas sector dan lintas program. 2. Tenaga (Sumber Daya Manusia) Adanya peningkatan kualitas dan kuantitas SDM karena masih kurang optimal pelayanan baik di program maupun di pelayanan teknis (laboratorium), yaitu sebagai berikut: a. Peningkatan kuantitas dan kualitas tenaga entomologi karena belum ada tenaga fungsional entomologi. Hal ini diperlukan karena penyakit yang berpotensial KLB yang ditularkan oleh vector cukup signifikan di beberapa Kab/Kota wilayah layanan BTKLPP Kelas I Manado, dan b. Peningkatan kuantitas tenaga laboratorium. Hal ini diperlukan karena meningkatnya penerimaan sampel dari tahun ke tahun dan meningkatnya permintaan pemeriksaan untuk beberapa parameter di Laboratorium BTKLPP Kelas I Manado. 8

9 3. Efisiensi Anggaran Efisiensi anggaran pada hakikatnya ditujukan untuk menekan pengeluaran anggaran/pembiayaan negara hingga mendekati angka realisasinya namun tetap mengoptimalkan pencapaian tujuan. Pada tahun 2015 BTKLPP Kelas I Manado berdasarkan surat nomor: PR.02.03/D.1/I.1/985/2015 tanggal 18 Agustus 2015 tentang penetapan revisi DIPA efisiensi, refocusing dan penghapusan catatan halaman 4 (blokir) terjadi perubahan dalam anggaran dan kegiatan sehingga untuk menyesuaikan efisiensi anggaran maka terjadi perubahan penetapan kinerja baik target fisik maupun target anggaran di tahun 2015 BTKLPP Kelas I Manado. 9

10 BAB II PERENCANAAN KINERJA Sebagai pedoman dalam perencanaan kinerja maka Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Kelas I Manado merujuk pada Rencana Aksi Program Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Penyehatan Lingkungan (Ditjen PP & PL) Kementerian Kesehatan Tahun 2015 s/d 2019 yang dijabarkan dalam Rencana Aksi Kegiatan Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Tahun 2015 s/d Menjawab tantangan Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Tahun 2015, maka dari rencana pelaksanaan program Dirjen PP & PL Kementerian Kesehatan RI Tahun , dalam perjanjian kinerja BTKLPP Kelas I Manado tahun anggaran Perjanjian kinerja merupakan suatu janji kinerja yang akan diwujudkan oleh penerima amanah kepada atasan langsungnya. Perjanjian kinerja yang diformulasikan dalam penetapan kinerja merupakan pernyataan komitmen yang merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu satu tahun. Penetapan kinerja disepakati antara pengemban tugas dengan atasannya (performance agreement). Penetapan kinerja juga merupakan ikhtisar rencana kinerja tahunan, yang telah disesuaikan dengan ketersediaan anggarannya, yaitu setelah proses anggaran selesai. Indikator yang termuat dalam penetapan kinerja BTKLPP Kelas I Manado tahun 2015 merujuk pada Rencana Aksi Program Pengendalian Penyakit dan Peyehatan Lingkungan Tahun yang dijabarkan dalam Rencana Aksi kegiatan BTKLPP Kelas I Manado tahun

11 Tabel 2.1 Target Perjanjian Kinerja BTKLPP Kelas I Manado Tahun 2015 (Belum Revisi/Target Awal) No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Awal Persentase Investigasi dan Penanggulangan KLB 13 kejadian Pembinaan Surveilans, Persentase Penguatan Sistem Kewaspadaan Dini KLB 1. Imunisasi, Karantina Penyakit 11 Dokumen dan Kesehatan Matra Persentase Pengendalian Faktor Risiko pada Kondisi Matra 26 Lokasi Persentase Kajian dan Monitoring Faktor Risiko Sumber Penular dan Efektivitas Intervensi DBD 8 Dokumen Persentase Pengamatan Faktor Risiko dan Sumber 2 Laporan Penular Leptospirosis di Wilayah Kerja Pengendalian Penyakit 2. Persentase Pelaksanaan Kegiatan Bersumber Binatang 10 Laporan Surveilans/Pengendalian Vektor Persentase Kajian Faktor Resiko Kecacingan 1 Kab/kota Persentase Kajian Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang 4 Dokumen 3 Pengendalian Penyakit Persentase Laporan Pengendalian Kasus TB Menular Langsung 2 Laporan Pengendalian penyakit Tidak Menular Penyehatan Lingkungan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya pada Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Jumlah Anggaran Kegiatan Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Kelas I Manado Tahun Anggaran 2015 Sebesar Rp ,- Persentase Monitoring Faktor Risiko PTM melalui Kegiatan Posbindu PTM pada Kelompok masyarakat Khusus Persentase Pengendalian Kecelakaan yang dilakukan oleh Kab/Kota. Jumlah Lokasi Pelaksanaan Surveilans/Kajian Faktor Risiko Kesehatan Dalam Rangka Penyehatan Kawasan Jumlah Design/Model Teknologi Tepat Guna Jumlah Kab/Kota Pelaksanaan Surveilans/Kajian Faktor Risiko Kesehatan pada Tempat-tempat Umum Jumlah Lokasi Pelaksanaan Kajian ADKL/ARKL Jumlah Kab/Kota Pelaksanaan Surveilans/Kajian FRKL pada Tempat Pengolahan Makanan Dokumen perencanaan dan anggaran Dokumen data dan informasi Dokumen evaluasi dan pelaporan Laporan keuangan Target dan pagu PNBP Laporan asset negara (BMN) Layanan administrasi kepegawaian UPT vertical yang ditingkatkan sarana dan prasarananya Akuntabilitas kinerja pemerintah Berdasarkan table 2.1 Target Perjanjian Kinerja BTKLPP Kelas I Manado Tahun 2015 (Belum revisi/target awal), dapat dilihat bahwa indicator kinerja yang akan dicapai di tahun 2015 berjumlah 25 indikator. 5 Kab/Kota 7 Kab/Kota 16 Lokasi 3 TTG 6 Kab/Kota 6 Lokasi 3 Kab/Kota 3 dokumen 3 dokumen 1 dokumen 5 laporan 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen 1 unit pelaksana teknis 2 dokumen 11

12 Tabel 2.2. Target Perjanjian Kinerja BTKLPP Kelas I Manado Tahun 2015 (Revisi) No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Menurunkan Angka Kesakitan Akibat Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi, Peningkatan Surveilans, Karantina Kesehatan dan Kesehatan Matra Meningkatnya Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Bersumber Binatang Menurunnya Angka Kesakitan Dan Kematian Akibat Penyakit Menular Langsung Menurunnya Angka Kesakitan dan Kematian Akibat Penyakit Tidak Menular; Meningkatnya Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tidak Menular Meningkatnya Penyehatan dan Pengawasan Kualitas Lingkungan Jumlah Penguatan Sistem Kewaspadaan Dini KLB Penyakit Jumlah Lokasi yang Melaksanakan Pengendalian Faktor Risiko pada Kondisi Matra Jumlah Kajian Pengendalian Penyakit Malaria Jumlah Kajian dan Monitoring Faktor Risiko Sumber Penular dan Efektivitas Intervensi DBD Jumlah Pengamatan Faktor Risiko dan Sumber Penular Leptospirosis di Wilayah Kerja Jumlah Kajian Faktor Risiko Kecacingan Jumlah Pelaksanaan Kegiatan Surveilans/Pengendalian Vektor Jumlah Laporan Pengendalian Kasus TB Jumlah Kab/Kota yang Melaksanakan Monitoring Faktor Risiko PTM melalui Kegiatan Posbindu PTM pada Kelompok Masyarakat Khusus Jumlah Pengendalian Kecelakaan yang Dilakukan oleh Kab/Kota. Jumlah Kab/Kota Pelaksanaan surveilans/kajian Faktor Risiko Kesehatan yang Melaksanakan Penyehatan Kawasan dalam Keadaan Tertentu Jumlah Kab/Kota Pelaksanaan Surveilans/Kajian Faktor Risiko Kesehatan pada Tempat-Tempat Umum Jumlah Kab/Kota Pelaksanaan Surveilans/Kajian FRKL pada Tempat Pengolahan Makanan Jumlah Kab/Kota Pelaksanaan Surveilans/Kajian Faktor Risiko Lingkungan dalam Rangka Pengawasan Kualitas Air Jumlah Lokasi Pelaksanaan Kajian ADKL/ARKL Jumlah Advokasi atau Jejaring Kemitraan Surveilans Faktor Risiko Kesehatan Lingkungan Jumlah Tenaga Teknis Terlatih Bidang ADKL Jumlah Model Penerapan Teknologi Tepat Guna 24 Kali 21 Lokasi 3 Kajian 5 Kajian 1 Kali 1 Kajian 8 Kali 2 Laporan 4 Kab/Kota 5 Kab/Kota 16 Kab/Kota 6 Kab/Kota 3 Kab/Kota 8 Kab/Kota 6 Lokasi 19 Kali 34 Tenaga 3 Unit Anggaran (Rp.)

13 6. Meningkatnya Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya pada Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Jumlah Kegiatan Dukungan Manajemen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan yang Mendukung Perolehan SAKIP dengan Hasil Minimal AA Jumlah Sarana/Prasarana yang Mendukung Program PP-PL untuk Memenuhi Standar 16 Kali 1 Paket Jumlah Anggaran Kegiatan Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Kelas I Manado Tahun Anggaran 2015 Sebesar Rp ,- Berdasarkan table 2.2 Target Perjanjian Kinerja BTKLPP Kelas I Manado Tahun 2015, dapat dilihat bahwa indicator kinerja yang akan dicapai di tahun 2015 berjumlah 20 indikator. Dalam rangka pencapaian sasaran BTKLPP Kelas I Manado, maka disusun strategi sebagai berikut: 1. Memberikan masukan-masukan teknis terhadap penguatan aspek legal mengenai program penyehatan lingkungan. 2. Mengembangkan sosialisasi dan advokasi program terhadap pengambilan keputusan yang berpihak pada pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan. 3. Melaksanakan intensifikasi, akselerasi, ekstensifikasi, dan inovasi program melalui penyediaan alat laboratorium dan bahan reagennya serta pengembangan Teknologi Tepat Guna sebagai bentuk solusi untuk mengatasi masalah sanitasi khususnya dalam hal penyediaan air bersih. 4. Mengembangkan sumberdaya manusia melalui kegiatan pelatihanpelatihan. 5. Memperkuat jejaring kerja, kemitraan dengan Instansi terkait secara lintas program maupun lintas sektor. 6. Memperkuat surveilans epidemiologi dan aplikasi teknologi informasi serta memperkuat jaringan website. 7. Mengoptimalkan sumber daya seperti laboratorium pengujian specimen lingkungan, mengembangkan ruang lingkup akreditasi laboratorium penguji berdasarkan ISO

14 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. Capaian Kinerja Organisasi Pengukuran kinerja dilakukan untuk mengetahui sejauh mana realisasi ataucapaian kinerja yang diperoleh oleh BTKLPP Kelas I Manado dalam kurun waktu Januari sampai dengan Desember Pengukuran kinerja dilakukan dengan cara membandingkan realisasi capaian dengan rencana capaian (target) pada setiap indikator. Dengan demikian dapat dinilai kesesuaian antara rencana dan arahan serta target dengan realisasi program/kegiatan. Berdasarkan hasil penilaian ini, selanjutnya akan diperoleh gambaran tingkat pencapaian pada masingmasing indikator. BTKLPP Kelas 1 Manado mempunyai tugas pokok dan fungsi yaitu melaksanakan surveilans epidemiologi, kajian dan penapisan teknologi, laboratorium rujukan, uji kendali mutu, kalibrasi, pendidikan dan pelatihan. Pengembangan model dan teknologi tepat guna, kewaspadaan dini dan penanggulangan KLB di bidang penyakit menular dan kesehatan lingkungan dan kesehatan matra. Dalam penyelenggaraan pokok-pokok kegiatan sebagaimana diuraikan di atas, memberikan hasil yang efektif dan efisien disusun indikator kinerja yang mencerminkan keluaran (output), yaitu: 1. Jumlah Penguatan Sistem Kewaspadaan Dini KLB Penyakit 2. Jumlah Lokasi yang Melaksanakan Pengendalian Faktor Risiko pada Kondisi Matra 3. Jumlah Kajian Pengendalian Penyakit Malaria 4. Jumlah Kajian dan Monitoring Faktor Risiko Sumber Penular dan Efektivitas Intervensi DBD 5. Jumlah Pengamatan Faktor Risiko dan Sumber Penular Leptospirosis di Wilayah Kerja 6. Jumlah Kajian Faktor Risiko Kecacingan 7. Jumlah Pelaksanaan Kegiatan Surveilans/Pengendalian Vektor 14

15 8. Jumlah Laporan Pengendalian Kasus TB 9. Jumlah Kab/Kota yang Melaksanakan Monitoring Faktor Risiko PTM melalui Kegiatan Posbindu PTM pada Kelompok Masyarakat Khusus 10. Jumlah Pengendalian Kecelakaan yang Dilakukan oleh Kab/Kota. 11. Jumlah Kab/Kota Pelaksanaan surveilans/kajian Faktor Risiko Kesehatan yang Melaksanakan Penyehatan Kawasan dalam Keadaan Tertentu. 12. Jumlah Kab/Kota Pelaksanaan Surveilans/Kajian Faktor Risiko Kesehatan pada Tempat-Tempat Umum 13. Jumlah Kab/Kota Pelaksanaan Surveilans/Kajian FRKL pada Tempat Pengolahan Makanan 14. Jumlah Kab/Kota Pelaksanaan Surveilans/Kajian Faktor Risiko Lingkungan dalam Rangka Pengawasan Kualitas Air 15. Jumlah Lokasi Pelaksanaan Kajian ADKL/ARKL 16. Jumlah Advokasi atau Jejaring Kemitraan Surveilans Faktor Risiko Kesehatan Lingkungan 17. Jumlah Tenaga Teknis Terlatih Bidang ADKL 18. Jumlah Model Penerapan Teknologi Tepat Guna 19. Jumlah Kegiatan Dukungan Manajemen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan yang Mendukung Perolehan SAKIP dengan Hasil Minimal AA 20. Jumlah Sarana/Prasarana yang Mendukung Program PP-PL untuk Memenuhi Standar Untuk mendukung pencapaian program telah ditetapkan pokok-pokok kegiatan sebagai berikut: 1. Kegiatan Surveilans Epidemiologi a. Surveilans Faktor Risiko pada Kondisi Matra b. SKD Situasi Khusus Arus Mudik Lebaran/Natal/Tahun Baru c. Sistem Kewapadaan Dini KLB d. Fasilitasi Teknis Penguatan Kewapadaan Dini KLB Penyakit 15

16 e. Penyelidikan Epidemiologi KLB/Wabah-Rapid Health Assesment/Response. f. Survei Faktor Risiko Kecacingan di Propinsi Sulawesi Utara g. Kajian Faktor Risiko Malaria di Propinsi Sulawesi Utara (Sangihe) h. Efikasi Kelambu Berinsektisida di Kabupaten Sangihe i. Monitoring Resistensi Nyamuk Anopheles terhadap Insektisida di Propinsi Maluku Utara j. Survei ABJ Propinsi Sulawesi Utara k. Fasilitasi Tenkis Bidang Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang l. Survei Faktor Risiko Leptospirosis m. Pengendalian Vektor dan Kajian Faktor Risiko DBD n. Mapping Vektor o. Uji Resistensi Nyamuk Aedes Aegypti terhadap Insektisida p. Survei Faktor Risiko Kejadian TB q. Deteksi Dini Faktor Risiko PJPD dan DM r. Fasilitasi Teknis Kegiatan PTM s. Deteksi Alkohol dalam Darah Pengemudi Kendaraan Bermotor t. Mapping Vektor DBD dan Kajian Faktor Resiko DBD 2. Kegiatan Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan a. Pemantauan Kualitas Udara dan Dampak Kesehatan perubahan iklim b. Pengawasan/Pemetaan FRKL Air PDAM, DAMIU c. Cakupan Tempat-Tempat Umum (Sarana Pelayaanan Kesehatan, Pasar, dan Daerah Industri) dalam pengelolaan limbah Yang Memenuhi Syarat Kesehatan d. Penerapan TTG untuk pengolahan limbah e. Surveilans FRKL Pada Situasi Khusus, Bencana/Pencemaran 16

17 3. Kegiatan Pengembangan Teknologi Laboratorium a. Pemeriksaan Laboratorium dan Lingkungan untuk penyakit berpotensi wabah, penyakit menular/tidak menular prioritas dan faktor resiko lingkungannya b. Uji Kendali Mutu dan Kalibrasi 4. Kegiatan Ketatausahaan a. Perencanaan dan Informasi b. Jejaring (desiminasi informasi dan SKD, penanggulangan KLB serta kejadian bencana) c. Pengolahan Keuangan dan BMN d. Kepegawaian dan Umum BTKLPP Kelas I Manado selaku instansi pemerintah dapat mengukur keberhasilan pencapaian sasaran program/kegiatan yang telah berjalan dengan pelaporan kinerja ini. Jika hasil pengukuran menunjukkan bahwa BTKLPP Kelas I Manado telah memenuhi target yang telah ditetapkan di awal tahun, maka hal ini akan menjadi sumber motivasi tersendiri bagi pimpinan dan seluruh staf untuk terus meningkatkan kinerja. Sementara jika hasil pengukuran masih belum memuaskan karena belum mampu memenuhi target, maka hal ini dapat dijadikan bahan masukan untuk perbaikan di tahun depan. Hal ini juga yang mendasari kebijakan pimpinan BTKLPP Kelas I Manado untuk menentukan program/kegiatan yang perlu diperbaiki dan dikembangkan. Rencana Aksi Kegiatan BTKLPP Kelas I Manado dinyatakan bahwa dalam rangka mencapai sasaran BTKLPP Kelas I Manado, maka ditetapkan 20 (Dua Puluh) indikator kinerja. Berdasarkan hasil pengukuran capaian pada setiap indikator, maka dapat dianalisis tingkat kinerja yang telah dicapai. Hasil pengukuran tingkat capaian terhadap dua puluh indikator disajikan pada tabel berikut ini. 17

18 Table 3.1.Target dan Realisasi Kinerja BTKLPP Kelas I Manado Tahun 2015 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Menurunkan Angka Kesakitan Akibat Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi, Peningkatan Surveilans, Karantina Kesehatan dan Kesehatan Matra Meningkatnya Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Bersumber Binatang Menurunnya Angka Kesakitan Dan Kematian Akibat Penyakit Menular Langsung Menurunnya Angka Kesakitan dan Kematian Akibat Penyakit Tidak Menular; Meningkatnya Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tidak Menular Meningkatnya Penyehatan dan Pengawasan Kualitas Lingkungan Jumlah Penguatan Sistem Kewaspadaan Dini KLB Penyakit Jumlah Lokasi yang Melaksanakan Pengendalian Faktor Risiko pada Kondisi Matra Jumlah Kajian Pengendalian Penyakit Malaria Jumlah Kajian dan Monitoring Faktor Risiko Sumber Penular dan Efektivitas Intervensi DBD Jumlah Pengamatan Faktor Risiko dan Sumber Penular Leptospirosis di Wilayah Kerja Jumlah Kajian Faktor Risiko Kecacingan Jumlah Pelaksanaan Kegiatan Surveilans/Pengendalian Vektor Jumlah Laporan Pengendalian Kasus TB Jumlah Kab/Kota yang Melaksanakan Monitoring Faktor Risiko PTM melalui Kegiatan Posbindu PTM pada Kelompok Masyarakat Khusus Jumlah Pengendalian Kecelakaan yang Dilakukan oleh Kab/Kota. Jumlah Kab/Kota Pelaksanaan surveilans/kajian Faktor Risiko Kesehatan yang Melaksanakan Penyehatan Kawasan dalam Keadaan Tertentu Jumlah Kab/Kota Pelaksanaan Surveilans/Kajian Faktor Risiko Kesehatan pada Tempat-Tempat Umum Jumlah Kab/Kota Pelaksanaan Surveilans/Kajian FRKL pada Tempat Pengolahan Makanan Jumlah Kab/Kota Pelaksanaan Surveilans/Kajian Faktor Risiko Lingkungan dalam Rangka Pengawasan Kualitas Air Jumlah Lokasi Pelaksanaan Kajian ADKL/ARKL 24 Kali 25 Kali 21 Lokasi 22 Lokasi 3 Kajian 3 Kajian 5 Kajian 5 Kajian 1 Kali 1 Kali 1 Kajian 1 Kajian 8 Kali 8 Kali 2 Laporan 4 Kab/Kota 5 Kab/Kota 16 Kab/Kota 6 Kab/Kota 3 Kab/Kota 8 Kab/Kota 2 Laporan 4 Kab/Kota 5 Kab/Kota 16 Kab/Kota 6 Kab/Kota 3 Kab/Kota 8 Kab/Kota 6 Lokasi 6 Lokasi 18

19 6. Meningkatnya Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya pada Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Jumlah Advokasi atau Jejaring Kemitraan Surveilans Faktor Risiko Kesehatan Lingkungan Jumlah Tenaga Teknis Terlatih Bidang ADKL Jumlah Model Penerapan Teknologi Tepat Guna Jumlah Kegiatan Dukungan Manajemen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan yang Mendukung Perolehan SAKIP dengan Hasil Minimal AA Jumlah Sarana/Prasarana yang Mendukung Program PP-PL untuk Memenuhi Standar 19 Kali 19 Kali 34 Tenaga 34 Tenaga 3 Unit 3 Unit 16 Kali 16 Kali 1 Paket 1 Paket Analisis capaian kinerja BTKLPP Kelas I Manado dengan indicator kinerja berjumlah 20 indikator, yaitu sebagai berikut: 1. Indikator Jumlah Penguatan Sistem Kewaspadaan Dini KLB Penyakit a. Definisi Operasional Jumlah kegiatan SKD KLB, Fasilitasi Teknis Penguatan Kewaspadaan Dini KLB Penyakit dan Penyelidikan Epidemiologi KLB/Wabah-Rapid Health Assesment/Response. b. Rumus/Cara menghitung Realisasi Kegiatan x 100% Target Tahun 2015 c. Capaian Indikator 1) Perbandingan Target dan Realisasi Tahun 2015 Tabel 3.2. Jumlah Penguatan Sistem Kewaspadaan Dini KLB Penyakit Indikator Kinerja Jumlah Penguatan Sistem Kewaspadaan Dini KLB Penyakit Target Realisasi Jlh % ,2 19

20 Berdasarkan tabel 3.2 menunjukkan jumlah penguatan system kewaspadaan dini KLB penyakit terealisasi 104%. Adapun kegiatan Jumlah Penguatan Sistem Kewaspadaan Dini KLB Penyakit, yaitu: a) Melaksanakan Penyelidikan Epidemiologi (PE) KLB DBD di Kota Manado. b) Rapid Health Assesment (RHA) - Rapid Respon (RR) Kejadian Gempa Bumi di Kabupaten Halmahera Barat, provinsi Maluku Utara. c) Melaksanakan Penyelidikan Epidemiologi (PE) KLB DBD di Kabupaten Minahasa. d) Melaksanakan Rapid Health Assesment Bencana Banjir di Kabupaten Minahasa Utara. e) Melaksanakan Rapid Health Assesment Bencana Banjir di Kota Bitung. f) Melaksanakan Penyelidikan Epidemiologi (PE) KLB DBD di Kabupaten Minahasa Selatan. g) Melaksanakan Rapid Health Assesment Bencana Letusan Gunung Api Soputan di Kabupaten Minahasa Tenggara. h) Melaksanakan Penyelidikan Epidemiologi (PE) KLB Suspek Campak di Kabupaten Minahasa Tenggara. i) Melaksanakan Surveilans Penyakit Potensial KLB di Kota Bitung. j) Melaksanakan Surveilans Penyakit Potensial KLB di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur. k) Melaksanakan Surveilans Penyakit Potensial KLB di Kabupaten Minahasa Utara. l) Penyelidikan Epidemiologi Suspect Campak di Kabupaten Minahasa Selatan. m) Penyelidikan Epidemiologi Suspect Dermatitis di Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. n) Melaksanakan SKD Penyakit Potensial KLB di Kota Tomohon. o) Melaksanakan SKD KLB di Kabupaten Halmahera Utara. 20

21 p) Melaksanakan SKD KLB dalam rangka bulan bakti gotong royong masyarakat ke 12 dan hari kesatuan gerak PKK ke 43 di Kabupaten Minahasa Utara sebanyak 2 kali. q) Melaksanakan Kegiatan SKD Penyakit Potensial KLB di Minahasa Tenggara. r) Melaksanakan SKD Penyakit Potensial KLB dalam Rangka Festival Boalemo sebanyak 2 kali. s) Melaksanakan Sistem Kewaspadaan Dini Penyakit-Penyakit Potensial KLB di Provinsi Gorontalo. t) Melaksanakan SKD Penyakit Potensial KLB di Kabupaten Bolaang Mongondow. u) Melaksanakan Fasilitasi Teknis Sistem Kewaspadaan Dini Penyakit-Penyakit Potensial KLB di Kota Tomohon. v) Melaksanakan Fasilitasi Teknis Sistem Kewaspadaan Dini Penyakit-Penyakit Potensial KLB di Kabupaten Minahasa Selatan. w) Melaksanakan Fasilitasi Teknis Penguatan Kewaspadaan Dini Penyakit Potensial KLB di Kabupaten Minahasa. 2) Perbandingan Realisasi Kinerja dari tahun 2015 Kegiatan Penguatan Sistem Kewaspadaan Dini KLB Penyakit merupakan indikator baru pada tahun Realisasi pelaksanaan kegiatan tercapai 104%. Untuk melihat perbandingan realisasi kinerja kegiatan Penguatan Sistem Kewaspadaan Dini KLB Penyakit tahun 2015 dengan tahun sebelumnya tidak bisa karena adanya perubahan indikator kinerja dimana Tahun 2014 kegiatan Sistem Kewaspadaan Dini KLB Penyakit tercantum di dalam indikator Penanggulangan KLB < 24 jam bersama dengan Investigasi dan Penanggulangan KLB sehingga realisasinya telah diakumulasikan ke dalam satu indikator tersebut. Tahun 2015, sesuai dengan pedoman/petujunjuk perencanaan 2015, kegiatan kegiatan ini telah berbeda output. 21

22 3) Analisis Penyebab Keberhasilan Penyebab Keberhasilan dalam kegiatan di Seksi Surveilans Epidemiologi antara lain: a) Adanya kerjasama tim yang baik dalam pelaksanaan kegiatan/program b) Penganggaran yang memadai dan mendukung setiap kegiatan yang akan dilaksanakan c) Sumber daya manusia yang terus menerus ditingkatkan baik dari segi kuantitas maupun kualitas d) Adanya sarana dan prasarana pendukung kegiatan yang memadai termasuk laboratorium yang telah terakreditasi e) Jejaring dan kerjasama dengan lintas program maupun sektor terkait telah berjalan dengan baik di wilayah layanan BBTKLPP Kelas I Manado 4) Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Penggunaan sumber daya dalam menunjang program Penguatan Sistem Kewaspadaan Dini KLB Penyakit berupa sumber daya manusia yaitu melibatkan staf fungsional seksi epidemiologi untuk melaksanakan wawancara dan pemanfaatan sumber daya sarana pengolahan data dengan aplikasi SPSS yang dilaksanakan oleh staf fungsional yang ada di BTKLPP Kelas I Manado. Realisasi anggaran kegiatan Penguatan Sistem Kewaspadaan Dini KLB Penyakit sebesar 78,07%, maka terdapat efisiensi penggunaan dana sebesar Rp ,- (21,93%). INDIKATOR KINERJA Jumlah penguatan sistem kewaspadaan dini KLB penyakit Tabel 3.3. Pagu/Target Anggaran dan Realisasi jumlah penguatan system kewaspadaan dini KLB penyakit Pagu/Target Pagu Anggaran Setelah Realisasi Awal Refocusing (Rp) (Rp) (Rp) , , ,- 78,07 % 22

23 2. Jumlah Lokasi yang Melaksanakan Pengendalian Faktor Risiko pada Kondisi Matra a. Definisi Operasional Jumlah Lokasi yang dilaksanakan surveilans faktor risiko pada kesehatan Matra dan SKD Situasi Khusus Arus Mudik Lebaran/Natal/Tahun Baru di Wilayah Layanan. b. Rumus/Cara menghitung Realisasi Kegiatan x 100% Target Tahun 2015 c. Capaian Indikator 1) Perbandingan Target dan Realisasi Tahun 2015 Tabel 3.4. Jumlah Lokasi yang Melaksanakan Pengendalian Faktor Risiko pada Kondisi Matra Realisasi Indikator Kinerja Target Jlh % Jumlah Lokasi yang Melaksanakan Pengendalian Faktor Risiko pada Kondisi Matra ,8 Berdasarkan tabel 3.4 menunjukkan bahwa target 21 lokasi dengan realisasi 22 lokasi, sehingga capaian persentase pengendalian faktor risiko pada kondisi matra terealisasi 104,8%. Indikator kegiatan ini telah melebihi target yang telah ditetapkan. Hal ini disebabkan oleh kegiatan refocusing sehingga terjadi perubahan target dari 26 lokasi menjadi 21 lokasi. Adapun kegiatan pengendalian faktor risiko pada kondisi matra, yaitu: a) Melaksanakan SKD dengan melakukan Pemeriksaan Sanitasi dan Higiene Beberapa TPM Dalam Rangka Kedatangan Duta Besar Amerika Serikat di Kota Manado 23

24 b) Melaksanakan SKD KLB Situasi Khusus Dalam Rangka Kedatangan Menteri Kesehatan dan Rakerkesda Provinsi Sulawesi Utara di Kabupaten Minahasa Utara dan Kota Manado c) Melaksanakan Melakukan Surveilans faktor resiko kesehatan pada kondisis matra bencana letusan Gunung Karangetang d) Melaksanakan SKD Situasi Khusus Arus Mudik Lebaran di Jalur Trans Sulawesi (Kab. Minahasa Selatan, Kab. Bolaang Mongondow dan Kab. Bolaang Mongondow Utara) sebanyak 2 kali e) Melaksanakan SKD Situasi Khusus Arus Mudik Lebaran di Terminal Malalayang di Kota Manado f) Melaksanakan Surveilans Faktor Risiko Pada Kondisi Matra Letusan Gunung Gamalama di Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara g) Melaksanakan Surveilans Faktor Risiko pada Kondisi Matra Bencana Letusan Gunung Lokon di Kota Tomohon h) Melaksanakan Surveilans Faktor Risiko Kondisi Matra dalam Rangka Festival Boalemo i) Melaksanakan Surveilans Faktor Risiko Kondisi Matra Kebakaran Hutan di sekitar Gunung Lokon j) Melaksanakan Surveilans Faktor Risiko Kesehatan Matra Kejadian Kabut Asap di Kota Manado sebanyak 2 kali k) Melaksanakan Surveilans Faktor Risiko Kesehatan pada Kondisi Matra dalam Kegiatan Off Road di Kabupaten Minahasa Tenggara l) Melaksanakan Surveilans Faktor Risiko Pada Kondisi Matra Bencana Gempa Bumi di Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara m)melaksanakan Surveilans Faktor Risiko Pada Kondisi Matra Situasi Khusus Natal 2015 dan Tahun Baru 2016 di Jalur Trans Sulawesi (Kabupaten Bolaang Mongondow Utara), Provinsi Sulawesi Utara sebanyak 2 kali 24

25 n) Melaksanakan Sistem Kewaspadaan Dini Penyakit-Penyakit Potensial KLB Dalam Rangka Situasi Khusus Natal 2015 dan Tahun Baru 2016 di Jalur Trans Sulawesi (Kabupaten Minahasa Selatan Kabupaten Bolaang Mongondow), Provinsi Sulawesi Utara sebanyak 2 kali o) Melaksanakan Sistem Kewaspadaan Dini Penyakit-Penyakit Potensial KLB Dalam Rangka Situasi Khusus Natal 2015 dan Tahun Baru 2016 di Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara 2 kali p) Melaksanakan Surveilans Faktor Risiko Pada Kondisi Matra Situasi Khusus Natal 2015 dan Tahun Baru 2016 di Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara q) Melaksanakan Sistem Kewaspadaan Dini Penyakit-Penyakit Potensial KLB Dalam Rangka Situasi Khusus Natal 2015 dan Tahun Baru 2016 di Provinsi Gorontalo 2) Perbandingan Realisasi Kinerja dari tahun 2014 dan 2015 Kegiatan pengendalian faktor risiko pada kondisi matra merupakan indikator baru pada rambu perencanaan tahun 2015 sehingga belum ada perbandingan realisasi kinerja dengan tahun sebelumnya. Persentase realisasi indikator ini mencapai 104,8%. 3) Analisis Penyebab Keberhasilan Penyebab Keberhasilan dalam kegiatan di Seksi Surveilans Epidemiologi antara lain: a) Adanya kerjasama tim yang baik dalam pelaksanaan kegiatan/program b) Penganggaran yang memadai dan mendukung setiap kegiatan yang akan dilaksanakan c) Sumber daya manusia yang terus menerus ditingkatkan baik dari segi kuantitas maupun kualitas d) Adanya sarana dan prasarana pendukung kegiatan yang memadai termasuk laboratorium yang telah terakreditasi 25

26 e) Jejaring dan kerjasama dengan lintas program maupun sektor terkait telah berjalan dengan baik di wilayah layanan BBTKLPP Kelas I Manado 4) Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Penggunaan sumber daya dalam menunjang program pengendalian faktor risiko pada kondisi matra berupa sumber daya manusia yaitu melibatkan staf fungsional seksi epidemiologi untuk melaksanakan wawancara dan pemanfaatan sumber daya sarana pengolahan data dengan aplikasi SPSS yang dilaksanakan oleh staf fungsional yang ada di BTKLPP Kelas I Manado. Realisasi anggaran kegiatan pengendalian faktor risiko pada kondisi matra sebesar 92,97%, sementara efisiensi penggunaan sumber dana dengan Pagu/Target Awal sebesar Rp ,- mengalami refocusing menjadi Rp ,- dengan capaian realisasi keuangan sebesar Rp ,- maka terdapat efisiensi penggunaan dana sebesar Rp ,- (7,02%). INDIKATOR KINERJA Pengendalian Faktor Risiko pada Kondisi Matra Tabel 3.5. Pagu/Target Anggaran dan Realisasi Pengendalian Faktor Risiko pada Kondisi Matra Pagu/Target Pagu Anggaran Setelah Realisasi Awal Refocusing (Rp) (Rp) (Rp) ,97 % 26

27 3. Jumlah Kajian Pengendalian Penyakit Malaria a. Definisi Operasional Jumlah Faktor Risiko Malaria, Efikasi Kelambu Berinsektisida dan Monitoring Nyamuk Anopheles terhadap Insektisida. b. Rumus/Cara menghitung Realisasi Kegiatan x 100% Target 2015 c. Capaian Indikator 1) Perbandingan Target dan Realisasi Tahun 2015 Tabel 3.6.Jumlah Kajian Pengendalian Penyakit Malaria Realisasi Indikator Kinerja Target Jlh % Jumlah Kajian Pengendalian Penyakit Malaria Pada tabel 3.6 dapat dilihat capaian realisasi kegiatan ini di tahun 2015 telah sesuai dengan target yaitu 100%. Adapun jenis kegiatan dalam kajian pengendalian penyakit malaria yaitu sebagai berikut: a) Kajian Faktor Risiko Malaria di Kabupaten Kepulauan Sangihe, Provinsi Sulawesi Utara b) Kajian Efikasi Kelambu Berinsektisida di Kabupaten Kepulauan Sangihe, Provinsi Sulawesi Utara c) Monitoring Resistensi Nyamuk Anopheles Terhadap Insektisida di Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara 2) Perbandingan Realisasi Kinerja dari tahun 2014 dan 2015 Kegiatan kajian pengendalian penyakit malaria merupakan indikator baru pada rambu perencanaan tahun 2015 sehingga belum ada perbandingan realisasi kinerja dengan tahun sebelumnya. 27

28 3) Analisis Penyebab Keberhasilan Penyebab Keberhasilan dalam kegiatan di Seksi Surveilans Epidemiologi antara lain: a) Adanya kerjasama tim yang baik dalam pelaksanaan kegiatan/program b) Penganggaran yang memadai dan mendukung setiap kegiatan yang akan dilaksanakan c) Sumber daya manusia yang terus menerus ditingkatkan baik dari segi kuantitas maupun kualitas d) Adanya sarana dan prasarana pendukung kegiatan yang memadai termasuk laboratorium yang telah terakreditasi e) Jejaring dan kerjasama dengan lintas program maupun sektor terkait telah berjalan dengan baik di wilayah layanan BBTKLPP Kelas I Manado 4) Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Penggunaan sumber daya dalam menunjang program kajian pengendalian penyakit malaria berupa sumber daya manusia yaitu melibatkan staf fungsional seksi epidemiologi untuk melaksanakan wawancara dan pemanfaatan sumber daya sarana pemeriksaan nyamuk anopheles terhadap kelambu berinsektisida dan monitoring nyamuk anopheles terhadap insektisida serta pengolahan data dengan aplikasi SPSS yang dilaksanakan oleh staf fungsional yang ada di BTKLPP Kelas I Manado. Kemudian realisasi anggaran kegiatan kajian pengendalian penyakit malaria sebesar 90,93%, sementara efisiensi penggunaan sumber dana dengan Pagu/Target Rp ,- realisasi keuangan sebesar Rp ,- maka terdapat efisiensi penggunaan dana sebesar Rp ,- (9,07%). 28

29 Table 3.7. Pagu/Target Anggaran dan Realisasi Kajian Pengendalian Penyakit Malaria INDIKATOR KINERJA Kajian Pengendalian Penyakit Malaria Pagu/Target Anggaran Awal (Rp) Pagu Setelah Refocusing (Rp) Realisasi (Rp) ,93 % 4. Jumlah Kajian dan Monitoring Faktor Risiko Sumber Penular dan Efektivitas Intervensi DBD a. Definisi Operasional Jumlah Survei ABJ, Pencanangan Bulan Bhakti PSN dan 3M Plus dan Fasilitasi Teknis Bidang Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang. b. Rumus/Cara menghitung Realisasi Kegiatan x 100% Target Tahun 2015 c. Capaian Indikator 1) Perbandingan Target dan Realisasi Tahun 2015 Tabel 3.8. Jumlah Kajian dan Monitoring Faktor Risiko Sumber Penular dan Efektivitas Intervensi DBD Indikator Kinerja Target Realisasi Jlh % Jumlah Kajian dan Monitoring Faktor Risiko Sumber Penular dan Efektivitas Intervensi DBD Berdasarkan tabel 3.8 menunjukkan indikator jumlah kajian dan monitoring faktor risiko sumber penular dan efektivitas intervensi DBD dengan target 5 kajian, capaian realisasi 100 %. Adapun kegiatan kajian dan monitoring faktor risiko sumber penular dan efektivitas intervensi DBD meliputi kegiatan, sebagai berikut: 29

30 a. Melaksanakan Survei Angka Bebas Jentik (ABJ) di Kabupaten Minahasa Selatan b. Melaksanakan Survei Angka Bebas Jentik (ABJ) di Kabupaten Gorontalo c. Melaksanakan Survei Angka Bebas Jentik (ABJ) di Kota Bitung d. Melaksanakan Survei Angka Bebas Jentik (ABJ) di Kota Ternate e. Melaksanakan Fasilitasi Teknis Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang di Kota Kotamobagu 2) Perbandingan Realisasi Kinerja dari tahun 2014 dan tahun 2014 tahun 2015 target realisasi Grafik 3.1. Perbandingan Realisasi Kinerja persentase Kajian dan Monitoring Faktor Risiko Sumber Penular dan Efektivitas Intervensi DBD Grafik 3.1 menunjukkan terjadi peningkatan target di tahun 2014 yaitu 4 kajian, sedangkan di tahun 2015 menjadi 5 kajian. Hal ini disebabkan karena wilayah layanan BTKLPP Kelas I Manado merupakan daerah rawan penyakit DBD. 3) Analisis Penyebab Keberhasilan Penyebab Keberhasilan dalam kegiatan di Seksi Surveilans Epidemiologi antara lain: a) Adanya kerjasama tim yang baik dalam pelaksanaan kegiatan/program b) Penganggaran yang memadai dan mendukung setiap kegiatan yang akan dilaksanakan 30

31 c) Sumber daya manusia yang terus menerus ditingkatkan baik dari segi kuantitas maupun kualitas d) Adanya sarana dan prasarana pendukung kegiatan yang memadai termasuk laboratorium yang telah terakreditasi e) Jejaring dan kerjasama dengan lintas program maupun sektor terkait telah berjalan dengan baik di wilayah layanan BBTKLPP Kelas I Manado 4) Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Penggunaan sumber daya dalam menunjang program kajian dan monitoring faktor risiko sumber penular dan efektivitas intervensi DBD berupa sumber daya manusia yaitu melibatkan staf fungsional seksi epidemiologi untuk melaksanakan wawancara dan pemanfaatan sumber daya sarana pengolahan data dengan aplikasi SPSS. Realisasi anggaran kajian dan monitoring faktor risiko sumber penular dan efektivitas intervensi DBD sebesar 85,06%, sementara efisiensi penggunaan sumber dana dengan Pagu/Target Awal Rp ,- setelah refocusing menjadi Rp ,-. Realisasi keuangan sebesar Rp ,- maka terdapat efisiensi penggunaan dana sebesar Rp ,- (14,94%). Table 3.9. Pagu/Target Anggaran dan Realisasi Kajian dan Monitoring Faktor Risiko Sumber Penular dan Efektivitas Intervensi DBD INDIKATOR KINERJA Pagu/Target Pagu Setelah Anggaran Refocusing Awal (Rp) (Rp) Realisasi (Rp) % Jumlah Kajian dan Monitoring Faktor Risiko Sumber Penular dan Efektivitas Intervensi DBD ,06 31

32 5. Jumlah Pengamatan Faktor Risiko dan Sumber Penular Leptospirosis di Wilayah Kerja a. Definisi Operasional Jumlah Survei Faktor Risiko Leptospirosis di Kab/Kota Wilayah Kerja. b. Rumus/Cara menghitung c. Capaian Indikator Realisasi Kegiatan x 100% Target Tahun ) Perbandingan Target dan Realisasi Tahun 2015 Tabel 3.10 Jumlah Pengamatan Faktor Risiko dan Sumber Penular Leptospirosis di Wilayah Kerja yang dilaksanakan Realisasi Indikator Kinerja Target Jlh % Jumlah Pengamatan Faktor Risiko dan Sumber Penular Leptospirosis di Wilayah Kerja Tabel 3.10 menunjukkan indikator jumlah pengamatan faktor risiko dan sumber penular Leptospirosis di wilayah kerja yang menunjukkan target 1 kali dengan capaian realisasi sebesar 100%. Adapun kegiatan yang dilakukan yaitu persiapan dan pelaksanaan pengamatan faktor risiko dan sumber penular Leptospirosis yaitu Kota Bitung, Provinsi Sulawesi Utara. 2) Perbandingan Realisasi Kinerja dari tahun 2014 dan 2015 Pengamatan faktor risiko dan sumber penular Leptospirosis di Wilayah Kerja merupakan indikator baru untuk kegiatan BTKLPP Kelas I Manado Tahun 2015 sehingga perbandingan realisasi kinerja dengan tahun sebelumnya belum ada. Capaian realisasi kinerja tahun 2015 sebesar 100%. 32

33 3) Analisis Penyebab Keberhasilan Penyebab Keberhasilan dalam kegiatan di Seksi Surveilans Epidemiologi antara lain: a) Adanya kerjasama tim yang baik dalam pelaksanaan kegiatan/program b) Penganggaran yang memadai dan mendukung setiap kegiatan yang akan dilaksanakan c) Sumber daya manusia yang terus menerus ditingkatkan baik dari segi kuantitas maupun kualitas d) Adanya sarana dan prasarana pendukung kegiatan yang memadai termasuk laboratorium yang telah terakreditasi e) Jejaring dan kerjasama dengan lintas program maupun sektor terkait telah berjalan dengan baik di wilayah layanan BBTKLPP Kelas I Manado 4) Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Penggunaan sumber daya dalam menunjang program pengamatan faktor risiko dan sumber penular Leptospirosis di wilayah kerja berupa sumber daya manusia yaitu melibatkan staf fungsional seksi epidemiologi untuk melaksanakan wawancara dan observasi. Realisasi anggaran kegiatan sebesar 81,83%, sementara penggunaan sumber dana dengan Pagu awal Rp. 87,200,000,- mengalami efisiensi anggaran menjadi Rp ,- dengan capaian realisasi keuangan sebesar Rp ,- selisih sebesar Rp ,- (18,17%). Table Pagu/Target Anggaran dan Realisasi Pengamatan Faktor Risiko dan Sumber Penular Leptospirosis di Wilayah Kerja Pagu/Target Pagu Setelah INDIKATOR Realisasi Anggaran Awal Refocusing KINERJA (Rp) (Rp) (Rp) % Pengamatan Faktor Risiko dan Sumber Penular Leptospirosis di Wilayah Kerja 87,200,000 42,040, ,83 33

34 6. Jumlah Kajian Faktor Risiko Kecacingan a. Definisi Operasional Jumlah kajian faktor risiko kecacingan di Kab/Kota wilayah layanan. b. Rumus/Cara menghitung Realisasi Kegiatan x 100% Target Tahun 2015 c. Capaian Indikator 1) Perbandingan Target dan Realisasi Tahun 2015 Tabel Jumlah Kajian Faktor Risiko Kecacingan Realisasi Indikator Kinerja Target Jlh % Jumlah Kajian Faktor Risiko Kecacingan Berdasarkan table 3.12 kajian faktor risiko kecacingan capaian realisasi kegiatan yaitu 100%. Adapun kegiatan Kab/Kota melaksanakan kajian faktor risiko kecacingan yaitu Survei Faktor Risiko Kecacingan Di Kota Kotamobagu, Provinsi Sulawesi Utara. 2) Perbandingan Realisasi Kinerja dari tahun 2014 dan 2015 Kegiatan Kab/Kota melaksanakan kajian faktor risiko kecacingan merupakan indikator baru untuk BTKLPP Kelas I Manado Tahun 2015 sehingga perbandingan realisasi kinerja dengan tahun sebelumnya belum ada. Kegiatan ini terealisasi 100%. 3) Analisis Penyebab Keberhasilan Penyebab Keberhasilan dalam kegiatan di Seksi Surveilans Epidemiologi antara lain: a) Adanya kerjasama tim yang baik dalam pelaksanaan kegiatan/program 34

35 b) Penganggaran yang memadai dan mendukung setiap kegiatan yang akan dilaksanakan c) Sumber daya manusia yang terus menerus ditingkatkan baik dari segi kuantitas maupun kualitas d) Adanya sarana dan prasarana pendukung kegiatan yang memadai termasuk laboratorium yang telah terakreditasi e) Jejaring dan kerjasama dengan lintas program maupun sektor terkait telah berjalan dengan baik di wilayah layanan BBTKLPP Kelas I Manado 4) Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Realisasi fisik Persentase Kab/Kota melaksanakan kajian faktor risiko kecacingan sebesar 100%, sementara penggunaan sumber dana dengan Pagu/Target Anggaran Awal sebesar Rp ,- setelah efisiensi anggaran melalui refocusing Pagu menjadi Rp ,- realisasi keuangan sebesar Rp ,- maka terdapat efisiensi penggunaan dana sebesar Rp (20,84%). Table 3.13 Pagu/Target Anggaran dan Realisasi Kajian Faktor Risiko Kecacingan INDIKATOR KINERJA Jumlah Kajian Faktor Risiko Kecacingan Pagu/Target Anggaran Awal (Rp) Pagu Setelah Refocusing (Rp) Realisasi (Rp) 100,000,000 40,300,000 31,899,500 79,16 % 35

36 7. Jumlah Pelaksanaan Kegiatan Surveilans/Pengendalian Vektor a. Definisi Operasional Jumlah pengendalian vector dan kajian faktor risiko DBD, mapping vector dan uji resistensi nyamuk aedes aegypti terhadap insektisida di Kab/Kota Wilayah Layanan. b. Rumus/Cara menghitung Realisasi Kegiatan x 100% Target Tahun 2015 c. Capaian Indikator 1) Perbandingan Target dan Realisasi Tahun 2015 Tabel Jumlah Pelaksanaan Kegiatan Surveilans/Pengendalian Vektor Indikator Kinerja Target Realisasi Jlh % Jumlah Pelaksanaan Kegiatan Surveilans/Pengendalian Vektor Berdasarkan tabel 3.14 menunjukkan Pelaksanaan Kegiatan surveilans/pengendalian vektor dengan target 8 kali. Capaian realisasi kegiatan adalah sebesar 100%. Adapun cakupan kegiatan surveilans/pengendalian vektor, yaitu: a) Pengendalian vektor (fogging focus) sebanyak 5 lokasi di kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara b) Persiapan dan pelaksanaan Survei Faktor Risiko DBD di Kabupaten Minahasa Selatan, Provinsi Sulawesi Utara c) Uji Resistensi Nyamuk Aedes Aegypti Terhadap Insektisida di Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo d) Mapping Vektor di Kabupaten Minahasa Selatan, Provinsi Sulawesi Utara 36

37 2) Perbandingan Realisasi Kinerja dari tahun 2014 dan Tahun 2014 Tahun 2015 Target 8 8 Realisasi 8 8 Grafik 3.2 Perbandingan Target dan Realisasi Kinerja Program Surveilans/Pengendalian Vektor di Wilayah Kerja BTKLPP Kelas I Manado Tahun 2014 dan Tahun 2015 Berdasarkan grafik 3.2. menunjukkan perbandingan target dan realisasi kegiatan untuk indikator Surveilans/ Pengendalian Vektor dengan capaian kinerja tahun 2014 dan tahun 2015 yang sama yaitu sebesar 8 kali atau 100%. Kegiatan Surveilans/Pengendalian Vektor diantaranya Pengendalian vektor (fogging focus), Survei Faktor Risiko DBD, Uji Resistensi Nyamuk Aedes Aegypti Terhadap Insektisida pada tahun 2014 masuk dalam indikator Mapping Vektor DBD dan Kajian Faktor Risiko DBD. Sedangkan kegiatan Mapping Vektor merupakan kegiatan baru yang dilakukan oleh BTKLPP Kelas I Manado di tahun ) Analisis Penyebab Keberhasilan Penyebab Keberhasilan dalam kegiatan di Seksi Surveilans Epidemiologi antara lain: a) Adanya kerjasama tim yang baik dalam pelaksanaan kegiatan/program 37

38 b) Penganggaran yang memadai dan mendukung setiap kegiatan yang akan dilaksanakan c) Sumber daya manusia yang terus menerus ditingkatkan baik dari segi kuantitas maupun kualitas d) Adanya sarana dan prasarana pendukung kegiatan yang memadai termasuk laboratorium yang telah terakreditasi e) Jejaring dan kerjasama dengan lintas program maupun sektor terkait telah berjalan dengan baik di wilayah layanan BBTKLPP Kelas I Manado 4) Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Penggunaan sumber daya dalam menunjang program tersebut berupa sumber daya manusia dengan melibatkan staf fungsional seksi epidemiologi untuk melaksanakan wawancara dan pemanfaatan sumber daya sarana pengolahan dengan aplikasi SPSS yang dilaksanakan oleh staf fungsional yang ada. Kemudian realisasi anggaran indikator Persentase Pelaksanaan Kegiatan Surveilans/Pengendalian Vektor sebesar 85,91%, sementara efisiensi penggunaan sumber dana dengan Pagu/Target Rp ,- realisasi keuangan sebesar Rp ,- maka terdapat efisiensi penggunaan dana sebesar Rp ,- (14,09%). Table Pagu/Target Anggaran dan Realisasi Jumlah Pelaksanaan Kegiatan Surveilans/Pengendalian Vektor INDIKATOR KINERJA Jumlah Pelaksanaan Kegiatan Surveilans/ Pengendalian Vektor Pagu/Target Anggaran Awal (Rp) Pagu Setelah Refocusing (Rp) Realisasi (Rp) ,91 % 38

39 8. Jumlah Laporan Pengendalian Kasus TB a. Definisi Operasional Jumlah laporan berdasarkan faktor risiko kejadian TB di Kab/Kota wilayah layanan. b. Rumus/Cara menghitung Realisasi Kegiatan x 100% Target Tahun 2015 c. Capaian Indikator 1) Perbandingan Target dan Realisasi Tahun 2015 Tabel Persentase Laporan Pengendalian Kasus TB Realisasi Indikator Kinerja Target Jlh % Laporan Pengendalian Kasus TB Tabel 3.16 menunjukkan target dan realisasi dari indikator jumlah laporan pengendalian kasus TB Tahun 2015, target sebanyak 2 laporan. Capaian realisasi adalah 100%. Adapun kegiatan Laporan Pengendalian Kasus TB, yaitu: Persiapan dan pelaksanaan Survei Faktor Risiko Kejadian TB di 2 lokasi yaitu Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo dan Kabupaten Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara. 2) Perbandingan Realisasi Kinerja dari tahun 2014 dan 2015 Indikator jumlah laporan pengendalian kasus TB merupakan indikator baru untuk BTKLPP Kelas I Manado Tahun 2015 sehingga perbandingan realisasi kinerja dengan tahun sebelumnya belum ada. Kegiatan ini terealisasi 100%. Hal ini karena sarana dan prasarana yang pendukung kegiatan yang memadai termasuk laboratorium yang terakreditasi adanya beberapa peningkatan secara kualitas sumber daya manusia serta jejaring dan kerjasama dengan lintas sektor dan lintas 39

40 program terkait semakin baik walaupun kegiatan kajian ini baru ada di tahun ) Analisis Penyebab Keberhasilan Penyebab Keberhasilan dalam kegiatan di Seksi Surveilans Epidemiologi antara lain: a) Adanya kerjasama tim yang baik dalam pelaksanaan kegiatan/program b) Penganggaran yang memadai dan mendukung setiap kegiatan yang akan dilaksanakan c) Sumber daya manusia yang terus menerus ditingkatkan baik dari segi kuantitas maupun kualitas d) Adanya sarana dan prasarana pendukung kegiatan yang memadai termasuk laboratorium yang telah terakreditasi e) Jejaring dan kerjasama dengan lintas program maupun sektor terkait telah berjalan dengan baik di wilayah layanan BBTKLPP Kelas I Manado. 4) Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Penggunaan sumber daya dalam menunjang program kegiatan Laporan Pengendalian Kasus TB berupa sumber daya manusia yaitu melibatkan staf fungsional seksi epidemiologi untuk melaksanakan wawancara dan pemanfaatan sumber daya sarana laboratorium untuk pemeriksaan bakteriologi serta analisis data dengan aplikasi SPSS yang dilaksanakan oleh staf fungsional yang ada di BTKLPP Kelas I Manado. Realisasi anggaran untuk indikator Laporan Pengendalian Kasus TB sebesar 91,41%, sementara penggunaan sumber dana dengan Pagu/Target Awal sebesar Rp ,- setelah efisiensi anggaran (refocusing) nilai pagu menjadi Rp ,- realisasi keuangan sebesar Rp ,- sehingga terdapat efisiensi penggunaan dana sebesar Rp ,- (8,59%). 40

41 Table Pagu/Target Anggaran dan Realisasi Jumlah Laporan Pengendalian Kasus TB Pagu/Target Pagu Setelah Realisasi INDIKATOR KINERJA Anggaran Refocusing % (Rp) Awal (Rp) (Rp) Jumlah Laporan Pengendalian Kasus TB ,41 9. Jumlah Kab/Kota yang Melaksanakan Monitoring Faktor Risiko PTM melalui Kegiatan Posbindu PTM pada Kelompok masyarakat Khusus. a. Definisi Operasional Jumlah Deteksi Dini Faktor Risiko PJPD dan DM serta Fasilitasi Teknis Kegiatan PTM di Wilayah Layanan. b. Rumus/Cara menghitung Realisasi Kegiatan x 100% Target Tahun 2015 c. Capaian Indikator 1) Perbandingan Target dan Realisasi Tahun 2015 Tabel Jumlah Kab/Kota yang Melaksanakan Monitoring Faktor Risiko PTM melalui Kegiatan Posbindu PTM pada Kelompok Masyarakat Khusus Indikator Kinerja Jumlah Kab/Kota yang Melaksanakan Monitoring Faktor Risiko PTM melalui Kegiatan Posbindu PTM pada Kelompok masyarakat Khusus Target Realisasi Jlh % Tabel 3.18 menunjukkan pelaksanaan kegiatan monitoring faktor risiko PTM melalui kegiatan posbindu PTM pada kelompok masyarakat Khusus dengan target 4 kab/kota. Capaian realisasi adalah 100%. 41

42 Adapun kegiatan monitoring faktor risiko PTM melalui kegiatan posbindu PTM pada kelompok masyarakat khusus, yaitu: a) Pemeriksaan Faktor Risiko PJPD dan DM untuk pegawai BTKLPP Kelas I Manado untuk Posbindu Rutin BTKLPP Kelas I Manado di Kota Manado b) Persiapan Screening Faktor Risiko PJPD dan DM Pada Populasi Berisiko di Kabupaten Halmahera Utara. c) Screening Faktor Risiko PJPD dan DM Pada Populasi Berisiko di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. d) Persiapan deteksi dini faktor resiko PJPD dan DM di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur e) Deteksi dini faktor resiko PJPD dan DM pada Eksekutif dan Legislatif di Kabupaten Halmahera Utara f) Deteksi dini faktor resiko PJPD dan DM pada populasi berisiko di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur g) Persiapan deteksi dini faktor resiko PJPD dan DM di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara h) Deteksi dini faktor resiko PJPD dan DM pada Eksekutif dan Legislatif di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara i) Fasilitasi Teknis Penyakit Tidak Menular (PTM) di Kota Bitung 42

43 2) Perbandingan Realisasi Kinerja dari tahun 2014 dan Target Realisasi Target Realisasi Tahun Grafik 3.3. Perbandingan Realisasi Kinerja Jumlah Pelaksanaan Kegiatan Monitoring Faktor Risiko PTM melalui Kegiatan Posbindu PTM pada Kelompok masyarakat Khusus di Wilayah Kerja BTKLPP Kelas I Manado Tahun 2014 dan Tahun 2015 Grafik 3.3. menunjukkan terjadi penurunan target di tahun 2014 yaitu 6 Kab/Kota sedangkan di tahun 2015 target menjadi 4 Kab/Kota. Hal ini disebabkan karena terjadinya efisiensi anggaran (refocusing) di tahun 2015.Capaian kegiatan ini yaitu 100%. 3) Analisis Penyebab Keberhasilan Penyebab Keberhasilan dalam kegiatan di Seksi Surveilans Epidemiologi antara lain: a) Adanya kerjasama tim yang baik dalam pelaksanaan kegiatan/program b) Telah meningkatnya program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular terutama melalui kegiatan Posbindu PTM. c) Penganggaran yang memadai dan mendukung setiap kegiatan yang akan dilaksanakan d) Sumber daya manusia yang terus menerus ditingkatkan baik dari segi kuantitas maupun kualitas 43

44 e) Adanya sarana dan prasarana pendukung kegiatan yang memadai termasuk laboratorium yang telah terakreditasi f) Jejaring dan kerjasama dengan lintas program maupun sektor terkait telah berjalan dengan baik di wilayah layanan BBTKLPP Kelas I Manado 4) Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Penggunaan sumber daya dalam menunjang program tersebut berupa sumber daya manusia dengan melibatkan staf fungsional seksi epidemiologi untuk melaksanakan wawancara dan pemanfaatan sumber daya sarana pengolahan dengan aplikasi SPSS yang dilaksanakan oleh staf fungsional yang ada. Realisasi anggaran kegiatan Monitoring Faktor Risiko PTM melalui Kegiatan Posbindu PTM pada Kelompok masyarakat Khusus sebesar 97,42%, sementara penggunaan sumber dana dengan Pagu/Target Awal yaitu Rp ,- setelah terjadi efisiensi anggaran (refocusing) menjadi Rp ,- dengan realisasi keuangan akhir tahun anggaran sebesar Rp ,- maka terdapat efisiensi penggunaan dana sebesar Rp ,- (2,58%). Table Pagu/Target Anggaran dan Realisasi Pelaksanaan Kegiatan Monitoring Faktor Risiko PTM melalui Kegiatan Posbindu PTM pada Kelompok masyarakat Khusus INDIKATOR KINERJA Monitoring Faktor Risiko PTM melalui Kegiatan Posbindu PTM pada Kelompok masyarakat Khusus Pagu/Target Anggaran Awal (Rp) Pagu Setelah Refocusing (Rp) Realisasi (Rp) , , ,42 % 44

45 10. Jumlah Pengendalian Kecelakaan yang dilakukan oleh Kab/Kota a. Definisi Operasional Jumlah kegiatan Deteksi Alkohol dalam darah Pengemudi Kendaraan Bermotor di Kab/Kota Wilayah Layanan. b. Rumus/Cara menghitung Realisasi Kegiatan x 100% Target Tahun 2015 c. Capaian Indikator 1) Perbandingan Target dan Realisasi Tahun 2015 Tabel Jumlah Pengendalian Kecelakaan yang dilakukan oleh Kab/Kota Realisasi Indikator Kinerja Target Jlh % Jumlah Pengendalian Kecelakaan yang dilakukan oleh Kab/Kota Berdasarkan tabel 3.20 menunjukkan target dan realisasi untuk indikator jumlah pengendalian kecelakaan yang dilakukan oleh Kab/Kota, target di tahun 2015 yaitu 5 kab/kota. Capaian realisasi di akhir tahun anggaran 2015 adalah sebesar 100%. Adapun Kegiatan Pengendalian Kecelakaan yang dilakukan oleh Kab/Kota yaitu: a) Persiapan Deteksi Alkohol di Propinsi Gorontalo b) Persiapan Deteksi Alkohol di Kabupaten Minahasa c) Persiapan Deteksi Alkohol pada Pengemudi Kendaraan Bermotor di Kabupaten Minahasa Selatan d) Deteksi Alkohol pada Pengemudi Kendaraan Bermotor di Kabupaten Minahasa e) Deteksi Alkohol pada Pengemudi Kendaraan Bermotor di Kabupaten Minahasa Selatan dalam Rangka Situasi Khusus Arus Mudik Lebaran 45

46 f) Melaksanakan Deteksi Alkohol Dalam Darah Pengemudi Kendaraan Pada Kegiatan Off Road di Kabupaten Minahasa Tenggara g) Deteksi Alkohol Dalam Rangka Situs Natal 2015 dan Tahun Baru 2016 di Kabupaten Minahasa Selatan h) Deteksi Alkohol Dalam Rangka Situs Natal 2015 dan Tahun Baru 2016 di Kota Tomohon 2) Perbandingan Realisasi Kinerja dari tahun 2014 dan Tahun 2014 Tahun 2015 Target Realisasi Grafik 3.4. Perbandingan Realisasi Kinerja Jumlah Pengendalian Kecelakaan yang dilakukan oleh Kab/Kota di Wilayah Kerja BTKLPP Kelas I Manado Tahun 2014 dan Tahun 2015 Grafik 3.4 menunjukkan terjadi penurunan target kegiatan di tahun 2014 yaitu 10 Kab/Kota, sedangkan di tahun 2015 target kegiatan menjadi 5 Kab/Kota. Hal ini disebabkan karena terjadinya efisiensi anggaran (refocusing) di tahun

47 3) Analisis Penyebab Keberhasilan Penyebab Keberhasilan dalam kegiatan di Seksi Surveilans Epidemiologi antara lain: a) Adanya kerjasama tim yang baik dalam pelaksanaan kegiatan/program b) Penganggaran yang memadai dan mendukung setiap kegiatan yang akan dilaksanakan c) Sumber daya manusia yang terus menerus ditingkatkan baik dari segi kuantitas maupun kualitas d) Adanya dukungan Memorendum Of Understanding dengan pihak Ditlantas dalam upaya penertiban keselamatan berlalu lintas tanpa alkohol termasuk dukungan gerakan Brenti Bagate yang dicanangkan oleh Ditlantas secara khusus di Provinsi Sulawesi Utara e) Adanya sarana dan prasarana pendukung kegiatan yang memadai termasuk laboratorium yang telah terakreditasi f) Jejaring dan kerjasama dengan lintas program maupun sektor terkait telah berjalan dengan baik di wilayah layanan BBTKLPP Kelas I Manado 4) Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Penggunaan sumber daya dalam menunjang program tersebut berupa sumber daya manusia dengan melibatkan staf fungsional seksi epidemiologi serta dukungan kerjasama dengan Direktorat Lalu Lintas dan Dinas Perhubungan serta Dinas Kesehatan Kab/Kota di wilayah layanan serta dukungan sarana/alat pemeriksaan dan pengolahan data dengan aplikasi SPSS yang dilaksanakan oleh staf fungsional yang ada. Realisasi anggaran kegiatan Pengendalian Kecelakaan yang dilakukan oleh Kab/Kota sebesar 93,32%, sementara penggunaan sumber dana dengan Pagu/Target Awal sebesar Rp ,- setelah mengalami refocusing, pagu anggaran menjadi Rp ,- realisasi 47

48 keuangan sebesar Rp ,- maka terdapat efisiensi penggunaan dana sebesar Rp (6,68%) Table Pagu/Target Anggaran dan Realisasi Pengendalian Kecelakaan yang dilakukan oleh Kab/Kota INDIKATOR KINERJA Pengendalian Kecelakaan yang dilakukan oleh Kab/Kota Pagu/Target Anggaran Awal (Rp) Pagu Setelah Refocusing (Rp) Realisasi (Rp) , , ,32 % 11. Jumlah Kab/Kota pelaksanaan surveilans/kajian Faktor Risiko Kesehatan yang Melaksanakan Penyehatan Kawasan dalam Keadaan Tertentu. a. Definisi Operasional Jumlah pelaksanaan surveilans/kajian faktor risiko kesehatan lingkungan dan buffer stock pada situasi khusus/bencana/pencemaran serta penyelenggaraan haji di Kab/Kota. b. Rumus/Cara menghitung Cara perhitungan menggunakan rumus: Jumlah Pencapaian/Realisasi Pelaksanaan Kegiatan Target 2015 X100% 48

49 c. Capaian Indikator 1) Perbandingan Target dan Realisasi Tahun 2015 Tabel Jumlah Kab/Kota Pelaksanaan Surveilans/Kajian Faktor Risiko Kesehatan dalam rangka penyehatan kawasan Realisasi Indikator Kinerja Target Jlh % Jumlah Kab/Kota pelaksanaan surveilans/kajian Faktor Risiko Kesehatan dalam rangka penyehatan kawasan Berdasarkan tabel 3.22 menunjukkan Jumlah Kab/Kota pelaksanaan surveilans/kajian Faktor Risiko Kesehatan dalam rangka penyehatan kawasan terealisasi 100%. Adapun kegiatan surveilans factor risiko kesehatan lingkungan dalam rangka penyehatan kawasan yaitu melakukan penilaian kualitas lingkungan dan survey/pengambilan sampel, yaitu: a) Rapid Health Assesment (RHA) dan Rapid Response Penanggulangan Masalah Kesehatan akibat banjir di Kec. Likupang Kab. Minahasa Utara tahun 2015 b) Rapid Health Assesment (RHA) dan Rapid Response Penanggulangan Masalah Kesehatan akibat banjir di Kota Bitung tahun 2015 c) Rapid Health Assesment (RHA) dan Rapid Response Penanggulangan Masalah Kesehatan Bencana Letusan Gunung Soputan Kabupaten Minahasa Tenggara tahun 2015 d) SKD/Deteksi Dini KLB dalam rangka Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat ke 12 dan Hari Kesatuan Gerak PKK ke 45 Tingkat Nasional Tahun 2015 e) Rapid Health Assesment (RHA) dan Rapid Response Penanggulangan Masalah Kesehatan Bencana Letusan Gunung Karangetang Sitaro tahun 2015 f) Rapid Health Assesment (RHA) dan Rapid Response Penanggulangan Masalah Kesehatan pasca banjir Kab. Minahasa Tenggara tahun

50 g) SKD KLB pada situasi khusus Mudik Lebaran di wilayah layanan tahun 2015 h) Rapid Health Assesment (RHA) dan Rapid Response Penanggulangan Masalah Kesehatan Letusan Gunung Gamalama kota Ternate Prov. Maluku Utara tahun 2015 i) SKD KLB pada situasi khusus Festival Boalemo Kab. Boalemo Prov. Gorontalo tahun 2015 j) SKD KLB pada situasi khusus Natal dan Tahun Baru di wilayah layanan tahun 2015 k) Surveilans FRKL pada Penyelenggaraan Haji di Embarkasi Haji target 3 kab/kota dengan realisasi 3 kab/kota (100%) yang berarti bahwa capaian target pada tahun 2015 sesuai dengan target. l) Pendampingan Program Kab/Kota Sehat target 3 kab/kota dengan realisasi 3 kab/kota (100%) yang berarti bahwa capaian target pada tahun 2015 sesuai dengan target. 2) Perbandingan Realisasi Kinerja dari tahun Grafik 3.5. Perbandingan Realisasi Kinerja Pelaksanaan Surveilans/Kajian Faktor Risiko Kesehatan dalam Rangka Penyehatan Kawasan Dari grafik 3.5 dapat dilihat realisasi kegiatan ini berfluktuasi dari tahun ketahun. Walaupun capaian realisasi kegiatan dari tahun 50

51 ketahun mencapai 100%. Capaian kinerja di tahun 2013 dan tahun 2014 terjadi peningkatan kajian yang signifikan yaitu dari 6 Kab/Kota di tahun 2013 dan 11 Kab/Kota di tahun Hal ini disebabkan kegiatan kedaruratan kesehatan lingkungan pada prinsipnya tidak dapat diperkirakan kejadiannya seperti letusan gunung berapi, bencana banjir, tanah longsor, dan lainlain sehingga terdapat kejadian bencana yang sudah diperkirakan akan terjadi melihat kondisi dari tahun sebelumnya tetapi tidak terjadi dan juga adanya efisiensi anggaran. Pada tahun 2015 terjadi peningkatan kajian dari 11 kajian di tahun 2014 menjadi 16 Kab/Kota surveilans/kajian. Hal ini disebabkan adanya penambahan kegiatan yaitu surveilans faktor risiko kesehatan lingkungan penyelenggaraan haji di embarkasi haji dan pendampingan program kota sehat. 3) Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan serta Alternatif Solusi a. Penyebab Keberhasilan dalam kegiatan antara lain: i. Peningkatan SDM baik dari segi kuantitas maupun kualitas dari tahun ketahun. ii. Dukungan anggaran yang memadai dari tahun ketahun. iii. Metode kegiatan yang digunakan sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah dan dapat dipertanggungjawabkan. iv. Adanya dukungan Laboratorium terakreditasi dalam pemeriksaan hasil uji kualitas air minum. b. Masalah/Kendala dan upaya Kegiatan kedaruratan kesehatan lingkungan pada prinsipnya tidak dapat diperkirakan kejadiannya seperti letusan gunung berapi, bencana banjir, tanah longsor, dan 51

52 lain-lain sehingga terdapat kejadian bencana yang sudah diperkirakan akan terjadi melihat kondisi dari tahun sebelumnya tetapi tidak terjadi atau bahkan meelebihi dari yang telah direncanakan. c. Usul Pemecahan Masalah Perlunya koordinasi, integrasi dan sinkronisasi program kegiatan pada lintas sector dan lintas program secara optimal dan terarah. 4) Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Penggunaan sumber daya dalam menunjang program Surveilans FRKL dalam rangka penyehatan kawasan berupa sumber daya manusia yaitu melibatkan staf fungsional seksi ADKL untuk melaksanakan kedaruratan kesehatan lingkungan yang meliputi respon cepat penanggulangan masalah kesehatan pada kondisi matra bencana, situasi khusus, dan kejadian pencemaran yang berimplikasi luas di kalangan masyarakat. Kemudian realisasi fisik kegiatan Faktor Risiko Kesehatan dalam rangka penyehatan kawasan sebesar 100%, sementara penggunaan sumber dana dengan Pagu/Target Rp.406,994,000,- realisasi keuangan sebesar Rp.344,050,850,- maka terdapat selisih penggunaan dana sebesar Rp. 62,943,150,- (15,47%). Table Pagu/Target Anggaran dan Realisasi pelaksanaan surveilans/kajian Faktor Risiko Kesehatan dalam rangka penyehatan kawasan INDIKATOR KINERJA Pagu/Target Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) % Pelaksanaan surveilans/kajian Faktor Risiko Kesehatan dalam rangka penyehatan kawasan 406,994, ,050,850 84,53 52

53 5) Analisis Program yang Menunjang Kegagalan/Keberhasilan a) Adanya peningkatan SDM baik dari segi kuantitas maupun kualitas. b) Peningkatan jejaring dan kemitraan antara lintas program dan lintas sector melalui pertemuan jejaring maupun fasilitasi teknis kegiatan. c) Penyebarluasan dan sharing informasi serta penggalangan komitmen terhadap stakeholder terkait kegiatan melalui desiminasi informasi. d) Dukungan dan partisipasi aktif dari masyarakat/responden. 12. Jumlah Kab/Kota Pelaksanaan Surveilans/Kajian Faktor Risiko Kesehatan pada Tempat-tempat Umum a. Definisi Operasional Jumlah Kabupaten/Kota yang layak untuk dikunjungi oleh masyarakat dan pengelolaan limbah pada tempat tersebut telah memenuhi standar/syarat kesehatan sesuai dengan peraturan yang telah berlaku dengan melakukan penilaian kualitas lingkungan dan survey/pengambilan sampel kualitas lingkungan baik dilihat dari Mikrobiologis, Fisika dan Kimia pada tempat-tempat umum. b. Rumus/Cara menghitung c. Capaian Indikator RealisasiKegiatan x 100% Target Tahun ) Perbandingan Target dan Realisasi Tahun 2015 Tabel Jumlah Kab/Kota Pelaksanaan Surveilans/Kajian Faktor Risiko Kesehatan pada Tempat- Tempat Umum Realisasi Indikator Kinerja Target Jlh % Jumlah Kab/Kota Pelaksanaan Surveilans/Kajian Faktor Risiko Kesehatan pada Tempat-tempat Umum

54 Kegiatan yang dilaksanakan dalam Cakupan Tempat-Tempat Umum (Sarana Pelayanan Kesehatan dan Pasar) dalam pengelolaan limbah yang memenuhi syarat kesehatan, yaitu sebagai berikut: a) Melaksanakan penilaian surveilans FRKL pasar sehat di Kota Kotamobagu (Pasar Serasi). b) Melaksanakan penilaian surveilans FRKL pasar sehat di Kab. Gorontalo (Pasar Shopping). c) Melaksanakan penilaian surveilans FRKL pasar sehat di Kab. Halmahera Selatan (Pasar Buana Seki). d) Melaksanakan penilaian kualitas lingkungan kegiatan surveilans FRKL Rumah Sakit Liun Kendage di Kab. Sangihe e) Melaksanakan penilaian kualitas lingkungan kegiatan surveilans FRKL Rumah Sakit Islam dan Rumah Sakit M. M. Dunda di Kab. Gorontalo. f) Melaksanakan penilaian kualitas lingkungan kegiatan surveilans FRKL Rumah Sakit dr. C. Hasan Boesiroe di Kota Ternate 2) Perbandingan Realisasi Kinerja dari tahun Grafik 3.6 Perbandingan Realisasi Pelaksanaan Surveilans/Kajian Faktor Risiko Kesehatan pada Tempat- Tempat Umum 54

55 Dari Grafik 3.6 dapat dilihat bahwa pada tahun 2011 kegiatan surveilans atau kajian factor risiko kesehatan lingkungan pada tempat tempat-tempat umum tidak ada kegiatan yang mendukung indicator tersebut. Hal ini dikarenakan keterbatasan anggaran untuk mendukung kegiatan tersebut sehingga belum termasuk dalam skala prioritas. Anggaran untuk kegiatan ini baru dapat disediakan pada tahun 2012 sampai 2015 dengan realisasi masing-masing 100 % pada setiap tahunnya meskipun dengan jumlah kajian yang berbedabeda karena disesuaikan dengan kondisi anggaran pada saat itu. Khususnya tahun 2013 dan tahun 2014 terjadi peningkatan jumlah kab/kota dari 3 kajian di tahun 2013 menjadi 4 kajian di tahun Kemudian pada tahun 2015 terjadi peningkatan jumlah kab/kota menjadi 6 Kab/Kota. Di BTKLPP Kelas I Manado kegiatan ini mencakup : a) Kajian FRKL Pasar Sehat b) Kajian FRKL Rumah sakit 3) Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan serta Alternatif Solusi a) Keberhasilan i. Peningkatan SDM baik dari segi kuantitas maupun kualitas dari tahun ketahun ii. Dukungan anggaran yang memadai dari tahun ketahun iii. Adanya dukungan laboratorium terakreditasi dalam pemeriksaan hasil uji kualitas lingkungan. b) Masalah yang dihadapi i. Keterkaitan program lintas sektor belum berjalan secara optimal ii. Ketersediaan data pendukung kegiatan yang masih minim di Kab/Kota 55

56 c) Usul Pemecahan Masalah Perlunya peningkatan jejaring kemitraan, koordinasi, integrasi dan sinkronisasi program kegiatan pada lintas sector dan lintas program secara optimal dan terarah. 4) Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Penggunaan sumber daya dalam menunjang program Cakupan Tempat-Tempat Umum (Sarana Pelayanan Kesehatan dan Pasar) berupa sumber daya manusia yaitu melibatkan staf fungsional seksi ADKL untuk melaksanakan wawancara dan pengambilan sampel berdasarkan parameter yang ditetapkan dengan baku mutu serta pemanfaatan sumber daya sarana pemeriksaan Tempat-Tempat Umum serta pengolahan data dengan aplikasi SPSS dan metode GIS yang dilaksanakan oleh staf fungsional yang ada di BTKLPP Kelas I Manado. Kemudian realisasi fisik kegiatan Tempat-Tempat Umum sebesar 100%, sementara penggunaan sumber dana dengan Pagu/Target Rp. 165,098,000,- realisasi keuangan sebesar Rp. 153,195,000,- maka terdapat selisih penggunaan dana sebesar Rp. 11,903,000,- (7,21%) Table Pagu/Target Anggaran dan Realisasi Pelaksanaan Surveilans/Kajian Faktor Risiko Kesehatan pada Tempat- Tempat Umum INDIKATOR KINERJA Pagu/Target Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) % Pelaksanaan surveilans/kajian Faktor Risiko Kesehatan pada Tempat-Tempat Umum 165,098, ,195,000 92,79 5) Analisis Program yang Menunjang Kegagalan/Keberhasilan a) Kerja sama dengan lintas sector dan lintas program yang cukup baik b) Dukungan dan partisipasi aktif dari masyarakat 56

57 c) Hasil-hasil kajian factor risiko kesehatan lingkungan yang dilaksanakan dari tahun ke tahun 13. Jumlah Kab/Kota Pelaksanaan Surveilans/Kajian FRKL pada Tempat Pengolahan Makanan a. Definisi Operasional Jumlah Pelaksanaan Surveilans/kajian FRKL di Restoran/Rumah Makan dan Jasaboga yang memenuhi standar secara fisik dan laboratorium di Kab/Kota. b. Rumus/Cara menghitung Realisasi Kegiatan x 100% Target Tahun 2015 c. Capaian Indikator 1) Perbandingan Target dan Realisasi Tahun 2015 Tabel Jumlah Kab/Kota Pelaksanaan Surveilans/Kajian pada Tempat Pengolahan Makanan Realisasi Indikator Kinerja Target Jlh % Jumlah Kab/Kota Pelaksanaan Surveilans/Kajian pada Tempat Pengolahan Makanan Kegiatan yang dilaksanakan dalam pelaksanaan surveilans/kajian pada tempat pengolahan makanan, yaitu sebagai berikut: a) Melaksanakan kegiatan Surveilans FRKL Jasaboga di Kab. Bolaang Mongondow Utara b) Melaksanakan kegiatan Surveilans FRKL Jasaboga di Kota Gorontalo c) Melaksanakan kegiatan Surveilans FRKL Jasaboga di Kota Manado 57

58 2) Perbandingan Realisasi Kinerja dari tahun Pelaksanaan Surveilans pada Tempat Pengolahan Makanan merupakan program yang baru dilaksanakan pada tahun Capaian kegiatan ini sebesar 100%. 3) Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan serta Alternatif Solusi a) Keberhasilan i. Peningkatan SDM baik dari segi kuantitas maupun kualitas dari tahun ketahun ii. Dukungan anggaran yang memadai dari tahun ketahun iii. Adanya dukungan laboratorium terakreditasi dalam pemeriksaan hasil uji kualitas lingkungan. b) Masalah yang dihadapi i. Keterkaitan program lintas sektor belum berjalan secara optimal ii. Ketersediaan data pendukung kegiatan yang masih minim di Kab/Kota c) Usul Pemecahan Masalah Perlunya peningkatan jejaring kemitraan, koordinasi, integrasi dan sinkronisasi program kegiatan pada lintas sector dan lintas program secara optimal dan terarah. 4) Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Penggunaan sumber daya dalam menunjang program pemantauan tempat pengolahan makanan berupa sumber daya manusia yaitu melibatkan staf fungsional seksi ADKL untuk melaksanakan wawancara dan pengambilan sampel berdasarkan parameter yang ditetapkan dengan baku mutu 58

59 serta pemanfaatan sumber daya pemantauan tempat pengolahan makanan. Kemudian realisasi fisik kegiatan pelaksanaan sebesar 100%, dengan penggunaan sumber dana dengan Pagu/Target Rp.315,248,000,- realisasi keuangan sebesar Rp.300,995,000,- maka terdapat selisih penggunaan dana sebesar Rp. 14,253,000,- (4,53%). Table Pagu/Target Anggaran dan Realisasi Pelaksanaan Kajian/Surveilans Pemantauan Tempat Pengolahan Makanan INDIKATOR KINERJA Pagu/Target Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) % Pelaksanaan Pelaksanaan Kajian/Surveilans Pemantauan Tempat Pengolahan Makanan 315,248, ,995,000 95,47 5) Analisis Program yang Menunjang Kegagalan/Keberhasilan a) Kerja sama dengan lintas sector dan lintas program yang cukup baik b) Dukungan dan partisipasi aktif dari masyarakat c) Hasil-hasil kajian factor risiko kesehatan lingkungan yang dilaksanakan dari tahun ke tahun 14. Jumlah Kab/Kota Pelaksanaan Surveilans/Kajian Faktor Risiko Lingkungan dalam Rangka Pengawasan Kualitas Air. a. Definisi Operasional Jumlah tempat diadakannya Surveilans/kajian tentang kualitas air melalui kegiatan surveilans factor risiko kesehatan lingkungan dan pemeriksaan kualitas air melalui survey dan penilaian kualitas lingkungan di Kab/Kota wilayah layanan. 59

60 b. Rumus/Cara menghitung Realisasi Kegiatan x 100% Target Tahun 2015 c. Capaian Indikator 1) Perbandingan Target dan Realisasi Tahun 2015 Tabel Jumlah Kab/Kota Pelaksanaan Surveilans/Kajian Faktor Risiko Lingkungan dalam rangka pengawasan kualitas air Realisasi Indikator Kinerja Target Jlh % Jumlah Kab/Kota Pelaksanaan Surveilans/Kajian Faktor Risiko Lingkungan dalam rangka Pengawasan Kualitas Air Pelaksanaan surveilans faktor risiko lingkungan dalam rangka Pengawasan Kualitas Air dilaksanakan sebanyak 8 Kab/Kota, yaitu: a) Melaksanakan Surveilans/Kajian FRKL air PDAM daerah Pemukiman di Kab. Bolmong b) Melaksanakan Surveilans/Kajian FRKL air PDAM daerah Pemukiman di Kab. Bone Bolango c) Melaksanakan Surveilans/Kajian FRKL air PDAM daerah Pemukiman di Kota Tidore Kepulauan d) Melaksanakan Surveilans/Kajian FRKL DAMIU di Kota Ternate e) Melaksanakan Surveilans/Kajian FRKL DAMIU di Kab. Boalemo f) Melaksanakan Surveilans/Kajian FRKL DAMIU di Kab. Bolmong g) Melaksanakan Surveilans/Kajian Pemetaan FRKL Air Bersih di Kab. Minahasa Tenggara h) Melaksanakan Surveilans/Kajian Pemetaan FRKL Air Bersih di Kab. Halmahera Timur 60

61 2) Perbandingan Realisasi Kinerja dari tahun Grafik 3.7. Perbandingan Realisasi Pelaksanaan Surveilans/Kajian dalam rangka pengawasan kualitas air Kegiatan ini sangat strategis karena termasuk salah satu program MDGs yaitu peningkatan akses masyarakat terhadap air minum yang cukup dan berkualitas. Ruang lingkup pengawasan kualitas air yang dilaksanakan oleh BTKLPP Kelas I Manado adalah Air Bersih, PDAM, dan Depot Air Minum Isi ulang. Pada grafik diatas dapat dilihat bahwa realisasi kegiatan surveilans kajian factor risiko kesehatan lingkungan dalam rangka pengawasan kualitas air periode mengalami kenaikan persentase, dan pada tahun 2015 sebanyak 8 lokasi. 3) Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan serta Alternatif Solusi a) Keberhasilan i. Peningkatan SDM baik dari segi kuantitas maupun kualitas dari tahun ketahun. 61

62 ii. iii. iv. Dukungan anggaran yang memadai dari tahun ketahun. Metode kegiatan yang digunakan sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah dan dapat dipertanggungjawabkan. Adanya dukungan Laboratorium terakreditasi dalam pemeriksaan hasil uji kualitas air minum. b) Masalah yang dihadapi. i. Jangkauan wilayah yang sangat luas. ii. Keterkaitan program lintas sektor belum berjalan secara optimal. iii. Ketersediaan data pendukung kualitas air tingkat kabupaten/kota belum akurat. c) Usul Pemecahan Masalah i. Manajemen perencanaan kegiatan dan anggaran dengan baik. ii. Optimalisasi tenaga yang ada didukung dengan komunikasi serta koordinasi dengan lintas program maupun lintas sektor yang baik serta berkesinambungan. iii. Peningkatan kualitas kerjasama tim lapangan. 4) Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Penggunaan sumber daya dalam menunjang program Surveilans/Kajian FRKL dalam rangka pengawasan kualitas air berupa sumber daya manusia yaitu melibatkan staf fungsional seksi ADKL untuk melaksanakan wawancara dan pengambilan sampel berdasarkan parameter yang ditetapkan dengan baku mutu serta pemanfaatan sumber daya pemanfaatan sumber daya sarana pemeriksaan pemantauan kualitas udara berupa 62

63 HS, ph meter, thermometer, DHL meter dan spektro fotometer serta pengolahan data dengan aplikasi SPSS dan metode GIS yang dilaksanakan oleh staf fungsional yang ada di BTKLPP Kelas I Manado. Kemudian realisasi fisik kegiatan surveilans dalam rangka pengawasan kualitas air sebesar 100%, sementara efisiensi penggunaan sumber dana dengan Pagu/Target Rp. 377,800,000,- realisasi keuangan sebesar Rp. 332,101,175,- maka terdapat efisiensi penggunaan dana sebesar Rp. 45,698,825,- (12,1%). Table Pagu/Target Anggaran dan Realisasi Pelaksanaan Kajian/Surveilans Faktor Risiko Lingkungan dalam rangka Pengawasan Kualitas Air INDIKATOR KINERJA Pagu/Target Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) % Pelaksanaan Pelaksanaan Pelaksanaan Kajian/Surveilans Faktor Risiko lingkungan dalam rangka Pengawasan Kualitas Air 377,800, ,101,175 87,9 5) Analisis Program yang Menunjang Kegagalan/Keberhasilan a) Kerja sama dengan lintas sector dan lintas program yang cukup baik b) Dukungan dan partisipasi aktif dari masyarakat c) Hasil-hasil kajian factor risiko kesehatan lingkungan yang dilaksanakan dari tahun ke tahun 15. Jumlah Lokasi pelaksanaan Kajian ADKL/ARKL a. Definisi Operasional Jumlah lokasi pengukuran kualitas udara ambient/emisi dan pada penilaian kualitas lingkungan serta pengambilan sampel di lingkungan limbah industri. 63

64 b. Rumus/Cara menghitung Realisasi Kegiatan x 100% Target Tahun 2015 c. Capaian Indikator 1) Perbandingan Target dan Realisasi Tahun 2015 Tabel Jumlah Lokasi Pelaksanaan Kajian ADKL/ARKL Realisasi Indikator Kinerja Target Jlh % Jumlah Lokasi pelaksanaan Kajian ADKL/ARKL Kegiatan yang dilaksanakan dalam pelaksanaan kajian ADKL/ARKL, yaitu sebagai berikut: a) Melaksanakan kajian ARKL Udara Ambient di Kota Kotamobagu b) Melaksanakan kajian ARKL Udara Ambient di Kota Ternate c) Melaksanakan kajian ARKL Udara Ambient di Kota Gorontalo d) Melaksanakan kajian ADKL pada Kawasan Industri di PT. Nusa Halmahera Minerals e) Melaksanakan kajian ADKL pada Kawasan Industri di Kota Bitung. 2) Perbandingan Realisasi Kinerja dari tahun Pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2014 tidak ada pelaksanaan untuk kajian ADKL/ARKL karena masih terpisah ke dalam kegiatan-kegiatan yang lain. Untuk pengukuran kualitas udara masih termasuk dalam pemantauan kualitas udara dan dampak kesehatan perubahan iklim dan untuk daerah industri tergabung dalam penyehatan tempat-tempat umum. Pada tahun 2015, dua kegiatan itu digabung dalam pelaksanaan kajian ADKL/ARKL dan berjumlah 6 lokasi. 64

65 3) Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan serta Alternatif Solusi a) Keberhasilan i. Peningkatan SDM baik dari segi kuantitas maupun kualitas dari tahun ketahun ii. Dukungan anggaran yang memadai dari tahun ketahun iii. Adanya dukungan laboratorium terakreditasi dalam pemeriksaan hasil uji kualitas lingkungan. b) Masalah yang dihadapi i. Keterkaitan program lintas sektor belum berjalan secara optimal ii. Ketersediaan data pendukung kegiatan yang masih minim di Kab/Kota c) Usul Pemecahan Masalah Perlunya peningkatan jejaring kemitraan, koordinasi, integrasi dan sinkronisasi program kegiatan pada lintas sector dan lintas program secara optimal dan terarah. 4) Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Penggunaan sumber daya dalam menunjang program pelaksanaan kajian ADKL/ARKL berupa sumber daya manusia yaitu melibatkan staf fungsional seksi ADKL untuk melaksanakan wawancara dan pengambilan sampel berdasarkan parameter yang ditetapkan dengan baku mutu serta pemanfaatan sumber daya. Kemudian realisasi fisik kegiatan pelaksanaan kajian ADKL/ARKL sebesar 100%, dengan penggunaan sumber dana dengan Pagu/Target Rp. 192,395,000,- realisasi keuangan sebesar Rp.161,806,500,- maka terdapat selisih penggunaan dana sebesar Rp. 30,588,500,- (13,9%) 65

66 Table Pagu/Target Anggaran dan Realisasi Pelaksanaan Kajian ADKL/ARKL INDIKATOR KINERJA Pagu/Target Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) % Pelaksanaan Kajian ADKL/ARKL 192,395, ,806,500 84,10 5) Analisis Program yang Menunjang Kegagalan/Keberhasilan a. Kerja sama dengan lintas sector dan lintas program yang cukup baik b. Dukungan dan partisipasi aktif dari masyarakat c. Hasil-hasil kajian factor risiko kesehatan lingkungan yang dilaksanakan dari tahun ke tahun 16. Jumlah advokasi atau Jejaring Kemitraan Surveilans Faktor Risiko Kesehatan Lingkungan a. Definisi Operasional Jumlah advokasi/jejaring yang dilaksanakan oleh BTKPP Kelas I Manado kepada Stakeholder terkait pada kegiatan surveilans factor risiko kesehatan lingkungan dalam rangka penguatan jejaring dan sinkronisasi serta integrasi program surveilans factor risiko lingkungan di daerah Wilayah Layanan. b. Rumus/Cara menghitung Realisasi Kegiatan x 100% Target Tahun

67 c. Capaian Indikator 1) Perbandingan Target dan Realisasi Tahun 2015 Tabel Jumlah Advokasi atau Jejaring Kemitraan Surveilans Faktor Risiko Kesehatan Lingkungan Realisasi Indikator Kinerja Target Jlh % Jumlah advokasi atau Jejaring Kemitraan Surveilans Faktor Risiko Kesehatan Lingkungan Advokasi atau jejaring kemitraan yang dilaksanakan pada tiaptiap lokasi yang akan dilaksakan kegiatan surveilans faktor risiko lingkungan sebagai bentuk penguatan jejaring dan sinkronisasi serta integrasi program di bidang penyehatan lingkungan, yaitu: a) Melaksanakan Surveilans/Kajian FRKL air PDAM daerah Pemukiman b) Melaksanakan Surveilans/Kajian FRKL air Depot Air Miunm Melaksanakan Pemetaan FRKL air bersih c) Melaksanakan Pemantauan Tempat Pengolahan Makanan d) Melaksanakan Surveilans FRKL Pasar Sehat e) Melaksanakan Surveilans/Kajian FRKL pada sarana fasilitas pelayanan kesehatan f) Melaksanakan Surveilans/Kajian FRKL pada kawasan industry g) Pendampingan program kab/kota sehat 67

68 2) Perbandingan Realisasi Kinerja dari tahun Jumlah Advokasi Grafik 3.8. Perbandingan Realisasi advokasi atau Jejaring Kemitraan Surveilans Faktor Risiko Kesehatan Lingkungan Kegiatan ini sangat strategis karena berhasil tidaknya program tergantung dari penyampaian informasi dan kerja sama antara BTKLPP Kelas I Manado dengan Lintas Sektor dan Lintas Program terkait dimana tindak lanjut hasil rekomendasi kegiatan BTKL Manado dilaksanakan oleh Stakeholder terkait di daerah. Pada grafik 3.8 dapat dilihat bahwa realisasi jumlah advokasi atau jejaring kemitraan surveilans FRKL mengalami peningkatan seiring dengan peningkatan jumlah anggaran dari tahun sebelumnya. 3) Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan serta Alternatif Solusi a) Keberhasilan i. Peningkatan SDM baik dari segi kuantitas maupun kualitas dari tahun ketahun. 68

69 ii. Dukungan anggaran yang memadai dari tahun ketahun. b) Masalah yang dihadapi. i. Advokasi kegiatan masih belum berjalan secara optimal khususnya tingkat Pemerintah daerah. ii. Terdapat tumpang tindih tugas dan tanggung jawab serta wewenang di daerah iii. Masih adanya egosentris antara lintas sektor dan lintas porgram syang mengakibatkan macetnya rencana tindak lanjut kegiatan c) Usul Pemecahan Masalah i. Manajemen perencanaan kegiatan dan anggaran dengan baik. ii. Optimalisasi advokasi ke stakeholder terkait khususnya ke Kepala Daerah setempat untuk mendukung kegiatan Surveilans actor risiko kesehatn lingkungan. iii. Peningkatan kualitas kerjasama tim di lapangan baik antara BTKLPP Kelas I Manado dengan Lintas Sektor maupun lintas program terkait 4) Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Penggunaan sumber daya dalam menunjang advokasi atau peningkatan jejaring kemitraan berupa sumber daya manusia bukan hanya pejabat structural melainkan juga melibatkan staf fungsional seksi ADKL untuk melaksanakan advokasi dan penguatan jejaring di daerah maupun di Pusatsehingga bias berjalan lebih efektif dan efisien. Realisasi fisik kegiatan advokasi atau Jejaring Kemitraan Surveilans Faktor Risiko Kesehatan Lingkungan sebesar 69

70 100%, sementara efisiensi penggunaan sumber dana dengan Pagu/Target Rp ,000,- realisasi keuangan sebesar Rp ,- maka terdapat efisiensi penggunaan dana sebesar Rp ,- (6,5%). Table Pagu/Target Anggaran dan Realisasi Pelaksanaan advokasi atau Jejaring Kemitraan Surveilans Faktor Risiko Kesehatan Lingkungan INDIKATOR KINERJA Pagu/Target Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) % Jumlah advokasi atau Jejaring Kemitraan Surveilans Faktor Risiko Kesehatan Lingkungan ,5 5) Analisis Program yang Menunjang Kegagalan/Keberhasilan a) Peningkatan Kerja sama dengan lintas sector dan lintas program yang optimal b) Dukungan dan partisipasi aktif dari Pemerintah Pusat Maupun Daerah c) Dukungan anggaran yang meningkat dari tahun ke tahun 17. Jumlah Tenaga Teknis terlatih Bidang ADKL a. Definisi Operasional Jumlah tenaga teknis yang mengikuti pendidikan dan pelatihan dalam upaya peningkatan kapasitas dan kompetensi Sumber daya manusia di BTKLPP Kelas I Manado. b. Rumus/Cara menghitung Realisasi Kegiatan x 100% Target Tahun

71 c. Capaian Indikator 1) Perbandingan Target dan Realisasi Tahun 2015 Tabel Jumlah Tenaga Teknis Terlatih Bidang ADKL Realisasi Indikator Kinerja Target Jlh % Jumlah Tenaga Teknis terlatih Bidang ADKL Peningkatan kapasitas dan kompetensi Sumber daya manusia dilaksanakan dengan mengikutkan staf teknis pada kegiatan diklat teknis di bidang penyehatan lingkungan, yaitu: a) Pelatihan validasi metode analisis mikrobiologi b) Pelatihan estimasi ketidak pastian pengukuran laboratorium c) Ketertelusuran dan validasi metode analisis kimia d) Training alat dan sampling total partikel isokinetik Disamping diklat yang diikuti oleh staf teknis, BTKLPP Kelas I Manado juga memiliki tugas dan fungsi melaksanakan pendidikan dan pelatihan. Pada Tahun 2015 dilaksanakan pelatihan inspektur Higiene Sanitasi Pangan untuk petugas Kab/kota di wilayah Layanan BTKLPP Kelas I Manado. 2) Perbandingan Realisasi Kinerja dari tahun Jumlah Pelatihan Grafik 3.9. Perbandingan Realisasi Jumlah tenaga teknis terlatih bidang ADKL 71

LAKIP 2014 BBTKLPP SURABAYA LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LAKIP BBTKLPP SURABAYA TAHUN

LAKIP 2014 BBTKLPP SURABAYA LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LAKIP BBTKLPP SURABAYA TAHUN LAKIP 2014 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BBTKLPP SURABAYA LAKIP BBTKLPP SURABAYA TAHUN 2014 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rencana strategis pembangunan kesehatan jangka menengah

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 2349/MENKES/PER/XI/2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 2349/MENKES/PER/XI/2011 TENTANG PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR : 2349/MENKES/PER/XI/2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DI BIDANG TEKNIK KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.878, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja. UPT Bidang Teknik Kesehatan Lingkungan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2349/MENKES/PER/XI/2011

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA RINGKASAN EKSEKUTIF LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) SATUAN KERJA BALAI BESAR TEKNIK KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT SURABAYA TAHUN ANGGARAN 2013 Dalam rangka pelaksanaan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 266/MENKES/SK/III/2004 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 266/MENKES/SK/III/2004 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 66/MENKES/SK/III/00 TENTANG KRITERIA KLASIFIKASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DI BIDANG TEKNIK KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR MENTERI

Lebih terperinci

RANCANGAN INDIKATOR RENCANA AKSI KEGIATAN UPT BTKLPP

RANCANGAN INDIKATOR RENCANA AKSI KEGIATAN UPT BTKLPP RANCANGAN INDIKATOR RENCANA AKSI KEGIATAN UPT BTKLPP SISTEMATIKA PENYAJIAN RENCANA AKSI PROGRAM (RAP) RANCANGAN INDIKATOR RAK BTKLPP SISTEMATIKA RAK PERJANJIAN KINERJA MONITORING CAPAIAN RAK RENCANA TINDAK

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) Tahun 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) Tahun 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) Tahun 2015 BALAI TEKNIK KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT (BTKLPP) KELAS I MAKASSAR DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN (DITJEN

Lebih terperinci

RENCANA AKSI KEGIATAN

RENCANA AKSI KEGIATAN i R encana Aksi Kegiatan RENCANA AKSI KEGIATAN 2015-2019 BALAI TEKNIK KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT (BTKLPP) KELAS I MAKASSAR DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 356/MENKES/PER/IV/2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 356/MENKES/PER/IV/2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN CC: KKP Kelas I batam MENTERI KESEHATAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 356/MENKES/PER/IV/2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN Menimbang : a. bahwa semakin meningkatnya aktifitas

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BBTKLPP BANJARBARU

LAPORAN KINERJA BBTKLPP BANJARBARU LAPORAN KINERJA BBTKLPP BANJARBARU 2015 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT BBTKLPP BANJARBARU ii IKHTISAR EKSEKUTIF Laporan Kinerja secara

Lebih terperinci

Laporan Kinerja. BTKLPP Kelas I Makassar. Tahun 2015

Laporan Kinerja. BTKLPP Kelas I Makassar. Tahun 2015 Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (DITJEN PP PL) Kementerian Kesehatan RI Laporan Kinerja Tahun 215 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Subhanahu

Lebih terperinci

RENCANA AKSI KEGIATAN

RENCANA AKSI KEGIATAN i R e n c a n a A k s i K e g i a t a n RENCANA AKSI KEGIATAN 2015-2019 BALAI TEKNIK KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT (BTKLPP) KELAS I MAKASSAR DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PENYAKIT DAN

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA 3.1 DASAR HUKUM Dalam menetapkan tujuan, sasaran dan indikator kinerja Balai Besar Laboratorium menggunakan acuan berupa regulasi atau peraturan sebagai berikut : 1) Peraturan

Lebih terperinci

-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, -1- KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/312/2016 TENTANG TIM KESEHATAN PADA ARUS MUDIK LEBARAN DAN NATAL TAHUN 2016, SERTA TAHUN BARU TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN PROGRAM P2 DBD

KERANGKA ACUAN PROGRAM P2 DBD KERANGKA ACUAN PROGRAM P2 DBD Nomor : Revisi Ke : Berlaku Tgl: KERANGKA ACUAN PROGRAM P2 DBD UPT KESMAS TAMPAKSIRING 1. Pendahuluan Dewasa ini, pembangunan kesehatan di Indonesia dihadapkan pada masalah

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Makassar, Januari 2018 Kepala BTKLPP Kelas I Makassar. Mahmud Yunus, SKM, M.Kes NIP

KATA PENGANTAR. Makassar, Januari 2018 Kepala BTKLPP Kelas I Makassar. Mahmud Yunus, SKM, M.Kes NIP KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Subhanahu wa ta ala karena atas berkat rahmat dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan Laporan Kinerja satuan kerja Balai Tteknik Kesehatan Lingkungan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/303/2017 TENTANG TIM KESEHATAN PADA ARUS MUDIK LEBARAN DAN NATAL TAHUN 2017 SERTA TAHUN BARU 2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 38 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 38 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN SITUBONDO BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 38 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BBTKLPP BANJARBARU KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PP DAN PL BBTKLPP BANJARBARU 2015

LAPORAN KINERJA BBTKLPP BANJARBARU KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PP DAN PL BBTKLPP BANJARBARU 2015 LAPORAN KINERJA BBTKLPP BANJARBARU 2014 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PP DAN PL BBTKLPP BANJARBARU 2015 ii IKHTISAR EKSEKUTIF Laporan Kinerja secara garis besar berisikan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Rahmat

Lebih terperinci

Bagian Kedua Kepala Dinas Pasal 159 (1) Kepala Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 158 huruf a, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerinta

Bagian Kedua Kepala Dinas Pasal 159 (1) Kepala Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 158 huruf a, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerinta BAB IX DINAS KESEHATAN Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 158 Susunan Organisasi Dinas Kesehatan, terdiri dari: a. Kepala Dinas; b. Sekretaris, membawahkan: 1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; 2. Sub

Lebih terperinci

Revisi ke 03 Tanggal : 06 Oktober 2016

Revisi ke 03 Tanggal : 06 Oktober 2016 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 14 Tahun

Lebih terperinci

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN SALINAN BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU UTARA NOMOR 45 TAHUN 2017 TENTANG SURVEILANS BERBASIS SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MASA ESA BUPATI LUWU UTARA, Menimbang :

Lebih terperinci

TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI DINAS KESEHATAN KABUPATEN JEMBER

TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI DINAS KESEHATAN KABUPATEN JEMBER PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PERATURAN BUPATI KABUPATEN JEMBER NOMOR TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI DINAS KESEHATAN KABUPATEN JEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBER,

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II PROBOLINGGO TAHUN 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II PROBOLINGGO TAHUN 2014 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II PROBOLINGGO TAHUN 2014 Kementerian Kesehatan RI Ditjen Pengendalian Penyakit & Penyehatan Lingkungan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II

Lebih terperinci

INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN

INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN BAB I PENDAHULUAN A. UMUM Memasuki awal tahun 2016 sesuai dengan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) Inspektorat IV melakukan kegiatan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dari genus Plasmodium dan mudah dikenali dari gejala meriang (panas dingin

BAB 1 PENDAHULUAN. dari genus Plasmodium dan mudah dikenali dari gejala meriang (panas dingin BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Malaria adalah penyakit yang menyerang manusia, burung, kera dan primata lainnya, hewan melata dan hewan pengerat, yang disebabkan oleh infeksi protozoa dari genus

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 22 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 265/MENKES/SK/III/2004 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 265/MENKES/SK/III/2004 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN 1 KEPUTUSAN NOMOR : 265/MENKES/SK/III/2004 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN Menimbang : a. bahwa peningkatan dan perkembangan peran pelabuhan laut, bandar udara dan pos lintas

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN KESEHATAN

STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN KESEHATAN 1. Staf Ahli Bid. Teknologi Kesehatan dan Globalisasi; 2. Staf Ahli Bid. Pembiayaan & Pemberdayaan Masyarakat; 3. Staf Ahli Bid. Perlindungan Faktor Resiko Kesehatan; 4. Staf Ahli Bid Peningkatan Kapasitas

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2009 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 288/MENKES/SK/III/2003 TENTANG PEDOMAN PENYEHATAN SARANA DAN BANGUNAN UMUM

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 288/MENKES/SK/III/2003 TENTANG PEDOMAN PENYEHATAN SARANA DAN BANGUNAN UMUM KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 288/MENKES/SK/III/2003 TENTANG PEDOMAN PENYEHATAN SARANA DAN BANGUNAN UMUM MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 79 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 79 TAHUN 2008 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 79 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS SEKRETARIAT, BIDANG, SUB BAGIAN DAN SEKSI DINAS KESEHATAN JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR MENIMBANG : bahwa sebagai

Lebih terperinci

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWA BARAT NOMOR 31 TAHUN 2017 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS

Lebih terperinci

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara BUPATI TASIKMALAYA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA, Menimbang

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II PROBOLINGGO

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II PROBOLINGGO LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II PROBOLINGGO 2015 Jl. Tanjung Tembaga Baru Probolinggo Telp. (0335) 421917 421918 Fax. (0335) 421918 Email : kkpprobolinggo@yahoo.com KATA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Meningkatnya pembangunan, selain memberikan kesejahteraan bagi manusia, juga menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan lingkungan dan pemberantasan penyakit

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 MOR SP DIPA-24.5-/216 DS7838-314-681-8296 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan

Lebih terperinci

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II MATARAM

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II MATARAM KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II MATARAM SESUAI PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NO.53 TAHUN 2014 KATA PENGANTAR Puji Syukur yang tiada terhingga kami panjatkan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan Kinerja Ditjen dan Penguasaan Tanah Tahun merupakan media untuk mempertanggungjawabkan capaian kinerja Direktorat Jenderal selama tahun, dalam melaksanakan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR

BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR A. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 31 Tahun 2000 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas

Lebih terperinci

2015 LAPORAN TAHUNAN

2015 LAPORAN TAHUNAN 2015 LAPORAN TAHUNAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN BALAI BESAR TEKNIK KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT (BBTKLPP) BANJARBARU

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.590, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Manajemen Mutu. Laboraturium. Kesehatan Lingkungan Pengendalian Penyakit. Pedoman PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 50 TAHUN 2016

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 50 TAHUN 2016 SALINAN BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR DENGAN

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I (sesuai dengan PERMENKES No.356/MENKES/PER/IV/2008)

STRUKTUR ORGANISASI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I (sesuai dengan PERMENKES No.356/MENKES/PER/IV/2008) 1 STRUKTUR ORGANISASI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I (sesuai dengan PERMENKES No.356/MENKES/PER/IV/2008) KEPALA Bagian Tata Usaha Subbagian Keuangan dan Umum Subbagian Program dan Laporan BIDANG KAR.SE

Lebih terperinci

Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Jawa

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii Daftar Tabel... iv Daftar Gambar... v

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii Daftar Tabel... iv Daftar Gambar... v DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii Daftar Tabel... iv Daftar Gambar... v BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Dasar Hukum... 5 1.3. Maksud dan Tujuan... 5 1.4. Kelembagaan... 6

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT, BUPATI LOMBOK BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK

Lebih terperinci

PP DAN PL DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN. Ditjen PP dan PL

PP DAN PL DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN. Ditjen PP dan PL PP DAN PL DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN Ditjen PP dan PL Kerangka Pikir Pengelolaan PP dan PL Upaya Kes Pusat PP & PL dalam UU 36/2009 ttg Penyakit Menular Penyakit Tidak Menular -SE -PFR

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala BTKLPP Kelas I Batam. Slamet Mulsiswanto NIP

KATA PENGANTAR. Kepala BTKLPP Kelas I Batam. Slamet Mulsiswanto NIP i KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, dokumen Rencana Aksi Kegiatan Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Kelas I Batam Tahun 2015-2019 ini dapat disusun untuk menjadi

Lebih terperinci

LAKIP 2015 BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAKIP 2015 BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LAKIP 2015 BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 1 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum.wr.wb Alhamdulillah, kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan

Lebih terperinci

LAKIP DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GRESIK TAHUN

LAKIP DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GRESIK TAHUN LAKIP DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GRESIK TAHUN 07 BAB I PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG Dalam perspektif yang luas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah mempunyai fungsi sebagai media / wahana

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016 KEMENTERIAN KESEHATAN RI DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN SURABAYA Jl. Karangmenjangan No.

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2015 KATA PENGANTAR D engan memanjatkan

Lebih terperinci

Laporan Kinerja (LK) Nama SKPD Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN

Laporan Kinerja (LK) Nama SKPD Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban atas kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Belitung Timur tahun 2016, maka kami menyusun Laporan Kinerja (LK) sebagaimana

Lebih terperinci

Jakarta, Desember Direktur Rumah Umum dan Komersial

Jakarta, Desember Direktur Rumah Umum dan Komersial Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkah dan hidayahnya sehingga Laporan Kinerja Direktorat Rumah Umum dan Komersial Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pusat Pelatihan SDM Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tahun 2015 merupakan awal dari implementasi Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019 yang ditetapkan dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 949/MENKES/SK/VIII/2004 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 949/MENKES/SK/VIII/2004 TENTANG PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 949/MENKES/SK/VIII/2004 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SISTEM KEWASPADAAN DINI KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

BUIIIN MARET TAHUN 2OL5 LAPORAN EKSEKUTIF KEMENTERIAN KESEHATAN RI BALAI TEKNIK KESEHATAN LINGKUNGAN DAN P NGENDATIAN PENYAKIT KETAS II AMBON

BUIIIN MARET TAHUN 2OL5 LAPORAN EKSEKUTIF KEMENTERIAN KESEHATAN RI BALAI TEKNIK KESEHATAN LINGKUNGAN DAN P NGENDATIAN PENYAKIT KETAS II AMBON KEMENTERIAN KESEHATAN RI DIREKTORAT JENDERAL PP & Pt BALAI TEKNIK KESEHATAN LINGKUNGAN DAN P NGENDATIAN PENYAKIT KETAS II AMBON LAPORAN EKSEKUTIF BUIIIN MARET TAHUN 2OL5 I Jl. Dewi Sartika, Karang panjang

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 7 Tahun : 2011 Seri : D PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 62 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS KESEHATAN

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 58 TAHUN 2010 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 58 TAHUN 2010 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN SITUBONDO BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 58 TAHUN 2010 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

LAKIP 2016 KEMENTERIAN KESEHATAN RI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS III BENGKULU JL DEPATI PAYUNG NEGARA KEL BETUNGAN KOTA BENGKULU TAHUN 2016

LAKIP 2016 KEMENTERIAN KESEHATAN RI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS III BENGKULU JL DEPATI PAYUNG NEGARA KEL BETUNGAN KOTA BENGKULU TAHUN 2016 LAKIP 2016 KEMENTERIAN KESEHATAN RI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS III BENGKULU JL DEPATI PAYUNG NEGARA KEL BETUNGAN KOTA BENGKULU TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Allah SWT, yang telah

Lebih terperinci

2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD

2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD Bab II Gambaran Pelayanan SKPD 2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD Pembentukan Organisasi Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN SALINAN NOMOR 26/2016 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Eliminasi Malaria di Daerah; BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 67 TAHUN

Lebih terperinci

-2- MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN.

-2- MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN. GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 103 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/498/2017 TENTANG TIM PENANGGULANGAN MALARIA TERPADU BUKIT MENOREH DI KABUPATEN PURWOREJO DAN KABUPATEN MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN KESEHATAN

STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN KESEHATAN 1. Staf Ahli Bidang Ekonomi Kesehatan; 2. Staf Ahli Bidang Teknologi Kesehatan dan Globalisasi; 3. Staf Ahli Bidang Desentralisasi Kesehatan; dan 4. Staf Ahli Bidang Hukum Kesehatan STAF AHLI STRUKTUR

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. DAFTAR LAMPIRAN Halaman. A. Latar Belakang 1 B. Tugas Pokok, Fungsi, dan Struktur Organisasi 5 C. Sistematika 6

DAFTAR ISI. DAFTAR LAMPIRAN Halaman. A. Latar Belakang 1 B. Tugas Pokok, Fungsi, dan Struktur Organisasi 5 C. Sistematika 6 IKHTISAR EKSEKUTIF Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Makassar merupakan unit pelaksana teknis di lingkungan Kementerian Kesehatan dalam bidang pelatihan kesehatan yang berada di bawah dan bertanggungjawab

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/423/2017 TENTANG TIM TEKNIS ADAPTASI DAMPAK PERUBAHAN IKLIM BIDANG KESEHATAN

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/423/2017 TENTANG TIM TEKNIS ADAPTASI DAMPAK PERUBAHAN IKLIM BIDANG KESEHATAN KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/423/2017 TENTANG TIM TEKNIS ADAPTASI DAMPAK PERUBAHAN IKLIM BIDANG KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Semarang, Maret 2015 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

Kata Pengantar. Semarang, Maret 2015 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah P E M E R I N T A H P R O V I N S I J A W A T E N G A H LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2014 DINAS BINA MARGA PROVINSI JAWA TENGAH Semarang 2015 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Makassar, Januari Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Makassar, dr. Darmawali Handoko, M. Epid NIP

KATA PENGANTAR. Makassar, Januari Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Makassar, dr. Darmawali Handoko, M. Epid NIP KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya dengan limpahan rahmat dan hidayah-nya sehingga Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kantor Kesehatan

Lebih terperinci

Jakarta, Januari 2015 Sekretaris Ditjen, dr. Desak Made Wismarini, MKM NIP

Jakarta, Januari 2015 Sekretaris Ditjen, dr. Desak Made Wismarini, MKM NIP i ii KATA PENGANTAR Kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa atas tersusunnya Laporan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Tahun 2014

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah P E M E R I N T A H P R O V I N S I J A W A T E N G A H LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2016 DINAS BINA MARGA PROVINSI JAWA TENGAH Semarang 2017 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji

Lebih terperinci

Penanggulangan Penyakit Menular

Penanggulangan Penyakit Menular Penanggulangan Penyakit Menular Penanggulangan Penyakit Menular dilakukan melalui upaya pencegahan, pengendalian, dan pemberantasan. Upaya pencegahan dilakukan untuk memutus mata rantai penularan, perlindungan

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM ELIMINASI MALARIA DI KABUPATEN LOMBOK UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG ELIMINASI MALARIA DI KABUPATEN JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG ELIMINASI MALARIA DI KABUPATEN JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG ELIMINASI MALARIA DI KABUPATEN JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA, Menimbang : a. bahwa malaria merupakan penyakit

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA Menimbang : Mengingat : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan dalam

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 439/MENKES/PER/VI/2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 439/MENKES/PER/VI/2009 TENTANG PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 439/MENKES/PER/VI/2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 1575/MENKES/PER/XI/2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN KESEHATAN MENTERI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENERAPAN MANAJEMEN MUTU LABORATORIUM PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS DI BIDANG TEKNIK KESEHATAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/98/2015 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/98/2015 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/98/2015 TENTANG TIM PELAKSANA SAIL TOMINI BIDANG KESEHATAN TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Makassar, Januari Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Makassar, dr. Darmawali Handoko, M. Epid NIP

KATA PENGANTAR. Makassar, Januari Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Makassar, dr. Darmawali Handoko, M. Epid NIP KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya dengan limpahan rahmat dan hidayah-nya sehingga Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kantor Kesehatan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DI LINGKUNGAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Belanja Negara (APBN)/Anggaran pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) berupa

BAB 1 PENDAHULUAN. Belanja Negara (APBN)/Anggaran pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) berupa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang No.17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang- Undang No.1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, memberikan amanat kepada pemerintah mulai

Lebih terperinci

JABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA PENGADAAN BARANG/ JASA

JABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA PENGADAAN BARANG/ JASA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSDIKLAT MANAJEMEN DAN PENGEMBANGAN JABATAN FUNGSIONAL JABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA PENGADAAN BARANG/ JASA PERATURAN

Lebih terperinci

Tahun 2017 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I MAKASSAR

Tahun 2017 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I MAKASSAR LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) Tahun 2017 KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I MAKASSAR www.kkpmakassar.com kkpmakassar@yahoo.co.id DIREKTORAT JENDERAL PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN

Lebih terperinci

PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA

PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA LAMPIRAN IV PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09 /PRT/M/2018 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI KEMENTERIAN PEKERJAAN

Lebih terperinci

PENYELIDIKAN KEJADIAN LUAR BIASA DI GIANYAR. Oleh I MADE SUTARGA PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA 2015

PENYELIDIKAN KEJADIAN LUAR BIASA DI GIANYAR. Oleh I MADE SUTARGA PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA 2015 PENYELIDIKAN KEJADIAN LUAR BIASA DI GIANYAR 2015 Oleh I MADE SUTARGA PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA 2015 1 BAB VI PENYELIDIKAN KEJADIAN LUAR BIASA DI GIANYAR

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 95 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KOTA

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DITJEN KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DITJEN KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DITJEN KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2016 DIREKTORAT JENDERAL KESEHATAN MASYARAKAT KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2017 1 KATA PENGANTAR Sekretariat Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN PELAYANAN BIRO ORGANISASI

BAB II GAMBARAN PELAYANAN BIRO ORGANISASI BAB II GAMBARAN PELAYANAN BIRO ORGANISASI II.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Biro Organisasi Tugas dan Fungsi pada Biro Organisasi berdasarkan pada Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 58 Tahun

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR SP DIPA-018.02-0/2015 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN BUPATI BANGKA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN TIPE A KABUPATEN

Lebih terperinci

LAMPIRAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN BALAI BESAR TEKNIK KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT YOGYAKARTA Jalan Wiyoro Lor No.

Lebih terperinci

B a b I I G a m b a r a n P e l a y a n a n S K P D Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD

B a b I I G a m b a r a n P e l a y a n a n S K P D Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD Bab II Gambaran Pelayanan SKPD 2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD Pembentukan Organisasi Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12

Lebih terperinci