Tahun 2017 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I MAKASSAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Tahun 2017 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I MAKASSAR"

Transkripsi

1 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) Tahun 2017 KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I MAKASSAR kkpmakassar@yahoo.co.id DIREKTORAT JENDERAL PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT KEMENTERIAN KESEHATAN RI TAHUN 2018

2 KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya dengan limpahan rahmat dan hidayah-nya sehingga Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Makassar Tahun 2017 dapat tersusun berkat kerjasama yang baik dari Tim Penyusun LAKIP KKP Kelas I Makassar. Laporan Akuntabilitas Kinerja ini disusun sebagai pertanggungjawaban Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Makassar dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya selama 1 (satu) tahun yang diharapkan dapat memberikan gambaran tentang pencapaian program program kegiatan tahun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini merupakan evaluasi kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Makassar pada tahun 2017 yang dapat dipergunakan sebagai acuan dalam penyusunan rencana kerja selanjutnya. Semoga laporan ini dapat memberikan informasi tentang penyelenggaraan program di lingkungan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Makassar. Kami menyadari bahwa Laporan Akuntabilitas Kinerja ini belum sempurna, oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pihak yang berkompeten guna peningkatan kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Makassar pada tahun-tahun berikutnya. Makassar, Januari 2018 Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Makassar, dr. Darmawali Handoko, M. Epid NIP i

3 RINGKASAN EKSEKUTIF Pelaporan kinerja disusun dalam bentuk Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Makassar tahun 2017 yang menjelaskan pencapaian target indikator-indikator sasaran sebagaimana telah ditetapkan pada dokumen Perjanjian Kinerja Tahun Kinerja kegiatan masing-masing program diukur dengan membandingkan antara realisasi dengan target kegiatan yang telah ditetapkan. Indikator Kinerja Utama Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Makassar merupakan turunan dari Indikator Kinerja Utama Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) yang dalam prakteknya terdapat 11 Indikator yang kemudian dijabarkan menjadi kegiatan-kegiatan yang terdapat dalam Rencana Aksi Kegiatan (RAK) KKP Kelas I Makassar. Dari kesebelas Indikator Ditjen P2P tersebut, kemudian dijabarkan menjadi 16 indikator dalam Perjanjian Kinerja KKP Kelas I Makassar tahun Indikator tersebut yaitu : 1. Persentase ABK/crew dan penumpang alat angkut yang datang dari luar negeri dilakukan pengamatan 2. Persentase penanggulangan KLB / PHEIC < 24 Jam 3. Persentase kapal dari luar negeri langsung yang mendapatkan free pratique, tidak terdapat faktor risiko penularan penyakit 4. Persentase pesawat dari luar negeri yang melaporkan Health Part of The Aircraft General Declaration (HPAGD) sesuai kondisi selama penerbangan dengan informasi yang benar 5. Persentase wilker yang melakukan pengendalian vektor terpadu di wilayah perimeter 6. Persentase wilker yang melakukan pengendalian binatang penular penyakit di wilayah perimeter 7. Persentase Pelabuhan/ Bandara yang melaksanakan kegiatan deteksi dini penyakit menular langsung 8. Persentase Pelabuhan/Bandara yang melaksanakan kegiatan skriining penyakit tidak menular 9. Persentase sarana air bersih yang memenuhi syarat sanitasi 10. Persentase sampel air minum/ air bersih yang memenuhi syarat berdasrkan hasil laboratorium ii

4 11. Persentase Tempat Tempat Umum yang memenuhi syarat kesehatan 12. Persentase TPM yang memenuhi syarat sanitasi dan memiliki sertifikat laik sehat 13. Persentase wilker yang melaksanakan program pelabuhan/bandara sehat 14. Hasil Penilaian SAKIP 15. Persentase Wilker yang memiliki gedung milik kemenkes 16. Persentase Wilker yang memiliki kendaraan operasional dan atau kendaraan khusus. Ada dua dari 16 indikator yang pencapaiannya belum memenuhi target yaitu indikator persentase wilker yang melakukan pengendalian vektor terpadu di wilayah perimeter dengan pencapaian kinerja 73% dan persentase wilker yang melakukan pengendalian binatang penular penyakit di wilayah perimeter dengan pencapaian kinerja 91%. Namun ada pula yang telah melebihi dari target yang diharapkan. Fungsi dari penilaian indikator-indikator tersebut adalah menemukan permasalahan yang dihadapi dalam pencapaian hasil, serta saran untuk perbaikan pencapaian pada tahun berikutnya. Adapun pencapaian hasilnya dapat dilihat lebih jelas pada bab III Akuntabilitas Kinerja. iii

5 DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Ringkasan Eksekutif... ii Daftar Isi... iv Daftar Gambar, Tabel dan Grafik... v BAB I Pendahuluan... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Maksud dan Tujuan... 2 C. Tugas Pokok dan Fungsi... 2 D. Struktur Organisasi... 4 E. Permasalahan Organisasi F. Sistematika Penulisan BAB II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja A. Perencanaan Kinerja Rencana Aksi Kegiatan Rencana Kinerja Tahunan B. Perjanjian Kinerja BAB III Akuntabilitas Kinerja A. Pengukuran Kinerja B. Analisis Pencapaian Kinerja C. Sumber daya BAB IV Penutup Pustaka Acuan Penyusun iv

6 DAFTAR GAMBAR, TABEL DAN GRAFIK DAFTAR GAMBAR Gambar I.1 Struktur Organisasi KKP Kelas I Makassar Tahun DAFTAR TABEL Tabel II.1 Matriks Rencana Aksi Kegiatan (RAK) dan Pendanaan Tahun Anggaran KKP Kelas I Makassar Tabel II.2 Rencana Kinerja Tahunan KKP Kelas I Makassar Tahun Tabel II.3 Perjanjian Kinerja KKP Kelas I Makassar Tahun Tabel III.1 Sasaran, Indikator Kinerja, Target dan Realisasi Tabel III.2 Frekuensi Pelaksanaan Pengendalian Vektor Terpadu Tahun Tabel III.3 Frekuensi Pelaksanaan Pengendalian Binatang Penular Penyakit Tahun Tabel III.4 Alokasi Anggaran Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I MakassarTahun Tabel III.5 Laporan BMN Tahun Anggaran v

7 DAFTAR GRAFIK Grafik III.1 Grafik persentase penumpang yang diawasi dan jumlah penumpang yang terdeteksi demam >38oC melalui thermal scanner di wilayah kerja KKP Kelas I Makassar Tahun Grafik III.2 Grafik persentase kasus KLB ditangani <24 jam di Wilayah kerja KKP Kelas I Makassar Tahun Grafik III.3 Grafik Presentase kedatangan kapal dari luar negeri yang mendapatkan Free Pratique di KKP Kelas I Makassar Tahun Grafik III.4 Grafik persentase HPAGD/Gendec benar di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar Tahun Grafik III.5 Capaian pelaksanaan pengendalian vektor terpadu tahun 2016 dan Grafik III.6 Capaian pelaksanaan pengendalian binatang penular penyakit tahun 2016 dan Grafik III.7 Grafik persentase wilayah kerja yang melaksanakan kegiatan deteksi dini penyakit menular langsung pada tahun Grafik III.8 Capaian persentase wilayah kerja yang melaksanakan kegiatan skrining penyakit tidak menular pada tahun Grafik III.9 Trend Capaian Pemeriksaan Sarana Air Bersih/ Minum KKP Kelas I Makassar Tahun 2015 s.d Grafik III.10 Trend capaian jumlah sampel air bersih/ minum yang diperiksa KKP Kelas I Makassar tahun 2015 s.d Grafik III.11 Trend Capaian Frekuensi TTU Yang Memenuhi Syarat Kesehatan KKP Kelas I Makassar Tahun 2015 s.d Grafik III.12 Trend Capaian TPM Yang Memenuhi Syarat Kesehatan KKP Kelas I Makassar Tahun 2016 dan Grafik III.13 Trend Hasil Penilaian SAKIP KKP Kelas I Makassar Tahun 2012 s.d vi

8 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Laporan kinerja merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggaran. Tujuan pelaporan kinerja adalah memberikan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi mandat atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi instansi pemerintah untuk meningkatkan kinerjanya. Penguatan akuntabilitas kinerja merupakan salah satu program yang dilaksanakan dalam rangka reformasi birokrasi untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih dan bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN), meningkatnya kualitas pelayanan publik kepada masyarakat, dan meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi. Hal terpenting yang diperlukan dalam penyusunan laporan kinerja adalah pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan (disclosure) secara memadai hasil analisis terhadap pengukuran kinerja. Sebagai perwujudan profesionalisme Instansi Pemerintah, diharapkan terwujudnya penyelenggaraan pemerintah yang baik (good governance) sesuai Undang undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari KKN. Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Makassar sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis dari Kementerian Kesehatan yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Dirjen P2P) berkewajiban menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja yang bertujuan untuk mengukur keberhasilan rencana kinerja tahun 2017 yang telah ditetapkan. Penyusunan LAKIP KKP Kelas I Makassar mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 2416/Menkes/Per/XII/2011 tentang Petunjuk 1

9 Pelaksanaan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Kesehatan. LAKIP KKP Kelas I Makassar Tahun 2017 menjelaskan pencapaian target indikator-indikator sasaran sebagaimana yang telah ditetapkan pada dokumen Penetapan Kinerja Tahun Berdasarkan petunjuk pelaksanaan penyusunan pelaporan akuntabilitas kinerja di lingkungan Kementerian Kesehatan, isi laporan meliputi uraian pelaksanaan kegiatan / program / kebijaksanaan selama tahun 2017 dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi sesuai dengan Rencana Aksi Kegiatan (RAK) KKP Kelas I Makassar tahun B. MAKSUD DAN TUJUAN Laporan Akuntabilitas Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Makassar tahun 2017 disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban secara tertulis yang memuat pelaksanaan kegiatan tahun anggaran 2017, yang harus dipertanggungjawabkan oleh Kepala KKP Kelas I Makassar kepada Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI. C. TUGAS POKOK DAN FUNGSI Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 356/MENKES/PER/IV/2008 tanggal 14 April 2008 Jo Permenkes Nomor 2348/MENKES/PER/XI/2011 tanggal 22 November 2011; Tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan, Kantor Kesehatan Pelabuhan mempunyai tugas pokok melaksanakan pencegahan masuk dan keluarnya penyakit karantina, penyakit potensial wabah, surveilans epidemiologi, kekarantinaan, pengendalian dampak kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan, pengawasan OMKABA serta pengamanan terhadap penyakit baru dan penyakit yang muncul kembali, bioterorisme, unsur biologi, kimia dan pengamanan radiasi di wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut di atas, Kantor Kesehatan Pelabuhan menyelenggarakan fungsi yaitu: 1. Pelaksanaan kekarantinaan. 2

10 2. Pelaksanaan pelayanan kesehatan. 3. Pelaksanaan pengendalian risiko lingkungan di bandara, pelabuhan, dan lintas darat negara. 4. Pelaksanaan pengamatan penyakit, penyakit potensial wabah, penyakit baru, dan penyakit yang muncul kembali. 5. Pelaksanaan pengamanan radiasi pengion dan non pengion, biologi, dan kimia. 6. Pelaksanaan sentra/simpul jejaring surveilans epidemiologi sesuai penyakit yang berkaitan dengan lalulintas nasional, regional, dan internasional. 7. Pelaksanaan, fasilitasi, dan advokasi kesiapsiagaan dan penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan bencana bidang kesehatan, serta kesehatan matra termasuk penyelenggaraan kesehatan haji dan perpindahan penduduk 8. Pelaksanaan, fasilitasi, dan advokasi kesehatan kerja di lingkungan bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara. 9. Pelaksanaan pemberian sertifikat kesehatan obat, makanan, kosmetika, dan alat kesehatan serta bahan adiktif (OMKABA) ekspor dan mengawasi persyaratan dokumen kesehatan OMKABA impor. 10. Pelaksanaan pengawasan kesehatan alat angkut dan muatannya. 11. Pelaksanaan pemberian pelayanan kesehatan di wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara. 12. Pelaksanaan jejaring informasi dan teknologi bidang kesehatan bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara. 13. Pelaksanaan jejaring kerja dan kemitraan bidang kesehatan di bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara. 14. Pelaksanaan kajian kekarantinaan, pengendalian risiko lingkungan, dan surveilans kesehatan pelabuhan. 15. Pelaksanaan pelatihan teknis bidang kesehatan bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara. 16. Pelaksanaan ketatausahaan dan kerumahtanggaan KKP. 3

11 D. STRUKTUR ORGANISASI Struktur organisasi dan tata kerja KKP Kelas I Makassar mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 356/MENKES/PER/IV/2008 tanggal 14 April 2008 Jo Permenkes Nomor 2348/MENKES/PER/XI/2011 tanggal 22 November 2011; Tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan.Struktur organisasi KKP Kelas I Makassar terdiri atas : 1. Bagian Tata Usaha terdiri dari dua sub bagian yaitu : a. Sub Bagian Program dan Laporan b. Sub Bagian Keuangan dan Umum 2. Bidang Pengendalian Karantina dan Surveilans Epidemiologi terdiri dari dua seksi yaitu : a. Seksi Pengendalian Karantina b. Seksi Surveilans Epidemiologi 3. Bidang Pengendalian Risiko Lingkungan terdiri dari dua seksi Yaitu : b. Seksi Pengendalian Vektor dan Binatang Penular Penyakit c. Seksi Sanitasi dan Dampak Risiko Lingkungan 4. Bidang Upaya Kesehatan dan Lintas Wilayah terdiri dari dua seksi yaitu: a. Seksi Pencegahan dan Pelayanan Kesehatan b. Seksi Kesehatan Matra dan Lintas Wilayah 5. Wilayah Kerja 6. Instalasi 7. Kelompok jabatan fungsional Selengkapnya tentang struktur organisasi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Makassar dapat dilihat pada gambar yang tersaji pada halaman selanjutnya. 4

12 KEPALA KANTOR dr. Darmawali Handoko, M.Epid KEPALA BAGIAN TATA USAHA Nirwan, SKM, M.Kes KEPALA SUB BAGIAN PROGRAM DAN LAPORAN H. Yusrianto, SKM KEPALA SUB BAGIAN KEUANGAN DAN UMUM H. Markus Minggu, SKM, M.Kes KEPALA BIDANG UPAYA KESEHATAN DAN LINTAS WILAYAH dr. Muh. Haskar Hasan, M.Kes KEPALA BIDANG PENGENDALIAN KARANTINA & SURVEILANS EPIDEMIOLOGI Dra. Aisyah Sufrie, MSc. PH KEPALA BIDANG PENGENDALIAN RISIKO LINGKUNGAN H. Anas, SKM, M.Kes KEPALA SEKSI PENCEGAHAN DAN PELAYANAN KESEHATAN Hj. Jumuriah, SKM, M.Kes KEPALA SEKSI PENGENDALIAN KARANTINA Nurdin, SKM KEPALA SEKSI PENGENDALIAN VEKTOR DAN BINATANG PENULAR PENYAKIT Sarli, S.Sos, M.Si KEPALA SEKSI KESEHATAN MATRA DAN LINTAS WILAYAH dr. Hj. Juniarty Naim KEPALA SEKSI SURVEILANS EPIDEMIOLOGI Hj. Sukarni, SKM, M.Kes KEPALA SEKSI SANITASI DAN DAMPAK RISIKO LINGKUNGAN Masnar, AMd.KL, SE Instalasi* 1. Instalasi Kearsipan 2. Instalasi Logistik 3. Instalasi Diklat 4. Instalasi Unit Layanan Pengadaan 5. Instalasi Data dan Informasi 6. Instalasi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana 7. Instalasi Radio dan Komunikasi 8. Instalasi Promosi Kesehatan 9. Instalasi Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon 10. Instalasi Kajian 11. Instalasi Tim Gerak Cepat 12. Instalasi Asrama Kekarantinaan 13. Instalasi OMKABA 14. Instalasi Penindakan Hukum 15. Instalasi Laboratorium Lingkungan 16. Instalasi Laboratorium Entomologi dan Binatang Penular Penyakit 17. Instalasi Nubika dan Radiasi 18. Instalasi Tindakan Penyehatan 19. Instalasi Poliklinik Umum 20. Instalasi Poliklinik Gigi 21. Instalasi Laboratorium Klinik 22. Instalasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja 23. Instalasi Farmasi *) Dalam proses pengusulan Kelompok Jabatan Fungsional: Dokter, Dokter Gigi, Perawat, Epidemiologi, Pembimbing Kesehatan Kerja, Entomolog Wilayah Kerja (Koordinator) 1. Pelabuhan Laut Makassar:Drs. Serdi, SKM 2. Pelabuhan Biringkassi:Zulkarnain Amiruddin, S.Sos, SKM 3. Pelabuhan Awerange: Nasiruddin, AMKL 4. Pelabuhan Parepare: Hj. Nurhayati, AMK 5. Pelabuhan Belang-belang: Waluyo, SKM 6. Pelabuhan Palopo: Rizal, SKM 7. Pelabuhan Bajoe: H. Imran Ruslan, SH 8. Pelabuhan Malili: Karyadi Eka Putra, SKM 9. Bandara Tampapadang: Yonitha Palimbunga, AMd. Kep 10. Pos Bulukumba: Makmur, S.Sos 11. Bandara Sultan Hasanuddin Makassar : dr. H. A. Lukman Hakim Gambar I.1 Struktur Organisasi KKP Kelas I Makassar Tahun

13 Uraian tugas masing-masing bagian dan bidang adalah : 1. Bagian Tata Usaha a. Sub Bagian Program dan Laporan 1) Menyiapkan bahan koordinasi dan penyusunan program 2) Menyiapkan bahan evaluasi dan pelaporan 3) Menyebarluaskan informasi b. Sub Bagian Keuangan dan Umum 1) Melaksanakan Urusan Akuntansi, Verifikasi serta Mobilisasi Dana 2) Melaksanakan Urusan Tata Usaha 3) Melaksanakan Urusan Kepegawaian 4) Melaksanakan Urusan Perlengkapan dan Rumah Tangga 5) Penyiapan Penyelenggaraan Pelatihan 2. Bidang Pengendalian Karantina dan Surveilans Epidemiologi a. Seksi Pengendalian Karantina 1) Menyiapkan bahan perencanaan, pemantauan, evaluasi, penyusunan laporan dan koordinasi pelaksanaan pemeriksaan dan sertifikasi OMKABA ekspor dan impor 2) Menyiapkan bahan perencanaan, pemantauan, evaluasi, penyusunan laporan dan koordinasi pelaksanaan pengembangan dan pengawasan kekarantinaan terhadap kapal, pesawat udara dan alat transportasi lainnya. 3) Menyiapkan bahan perencanaan, pemantauan, evaluasi, penyusunan laporan dan koordinasi pelaksanaan tindakan kekarantinaan terhadap kapal, pesawat udara dan alat transportasi lainnya. 4) Penerbitan dokumen kesehatan kapal laut, pesawat udara dan alat transportasi lainnya 5) Menyiapkan bahan perencanaan, pemantauan, evaluasi, penyusunan laporan dan koordinasi pelaksanaan pengangkutan orang sakit/jenazah 6) Kajian di bidang kekarantinaan 7) Pengembangan teknologi di bidang kekarantinaan 8) Pendidikan dan pelatihan di bidang kekarantinaan 6

14 b. Seksi Surveilans Epidemiologi 1) Menyiapkan bahan perencanaan, pemantauan, evaluasi, penyusunan laporan dan koordinasi pelaksanaan surveilans epidemiologi penyakit. 2) Menyiapkan bahan perencanaan, pemantauan, evaluasi, penyusunan laporan dan koordinasi pelaksanaan surveilans epidemiologi penyakit potensial wabah. 3) Menyiapkan bahan perencanaan, pemantauan, evaluasi, penyusunan laporan dan koordinasi pelaksanaan surveilans epidemiologi penyakit baru dan penyakit yang muncul kembali. 4) Menyiapkan bahan perencanaan, pemantauan, evaluasi, penyusunan laporan dan koordinasi pelaksanaan jejaring kerja surveilans epidemiologi nasional/internasional. 5) Kesiapsiagaan KLB, bencana/pasca bencana bidang kesehatan 6) Pengkajian KLB, bencana/pasca bencana bidang kesehatan 7) Advokasi KLB, bencana/pasca bencana bidang kesehatan 8) Penanggulangan KLB, bencana/pasca bencana bidang kesehatan 3. Bidang Pengendalian Risiko Lingkungan a. Seksi Pengendalian Vektor dan Binatang Penular Penyakit 1) Menyiapkan bahan perencanaan, pemantauan, evaluasi, penyusunan laporan dan koordinasi pelaksanaan pemberantasan serangga penular penyakit. 2) Menyiapkan bahan perencanaan, pemantauan, evaluasi, penyusunan laporan dan koordinasi pelaksanaan pemberantasan tikus dan pinjal. 3) Menyiapkan bahan perencanaan, pemantauan, evaluasi, penyusunan laporan dan koordinasi pelaksanaan pengamanan pestisida. 4) Kajian dan diseminasi informasi bidang pengendalian vektor dan binatang penular penyakit. 5) Pengembangan jejaring kerja bidang pengendalian vektor dan binatang penular penyakit. 6) Pengembangan kemitraan bidang pengendalian vektor dan binatang penular penyakit. 7) Pengembangan teknologi bidang pengendalian vektor dan binatang penular penyakit. 7

15 8) Pengembangan pendidikan dan pelatihan bidang pengendalian vektor dan binatang penular penyakit. b. Seksi Sanitasi dan Dampak Risiko Lingkungan a. Penyiapan bahan, perencanaan, pemantauan, evaluasi, penyusunan laporan dan koordinasi pelaksanaan pengawasan penyediaan air bersih. b. Penyiapan bahan, perencanaan, pemantauan, evaluasi, penyusunan laporan dan koordinasi pelaksanaan pengamanan makanan dan minuman. c. Penyiapan bahan, perencanaan, pemantauan, evaluasi, penyusunan laporan dan koordinasi pelaksanaan hygiene dan sanitasi kapal laut dan pesawat. d. Penyiapan bahan, perencanaan, pemantauan, evaluasi, penyusunan laporan dan koordinasi pelaksanaan pengawasan hygiene dan sanitasi gedung/bangunan. e. Penyiapan bahan, perencanaan, pemantauan, evaluasi, penyusunan laporan dan koordinasi pelaksanaan pengawasan pencemaran udara, air dan tanah. f. Penyiapan bahan, perencanaan, pemantauan, evaluasi, penyusunan laporan dan koordinasi pelaksanaan pengawasan penyediaan air bersih. g. Kajian dan diseminasi informasi bidang sanitasi lingkungan h. Pengembangan jejaring kerja dan kemitraan bidang sanitasi lingkungan i. Pengembangan teknologi bidang sanitasi lingkungan j. Pendidikan dan pelatihan bidang sanitasi lingkungan 4. Bidang Upaya Kesehatan dan Lintas Wilayah a. Seksi Pencegahan dan Pelayanan Kesehatan 1) Menyiapkan bahan perencanaan, pemantauan, evaluasi, penyusunan laporan dan koordinasi pelayanan pengujian kesehatan nakhoda, anak buah kapal dan penjamah makanan. 8

16 2) Menyiapkan bahan perencanaan, pemantauan, evaluasi, penyusunan laporan dan koordinasi pengawasan obat/p3k di kapal/pesawat/alat transportasi lainnya. 3) Menyiapkan bahan perencanaan, pemantauan, evaluasi, penyusunan laporan dan koordinasi pelayanan kajian ergonomik. 4) Advokasi dan sosialisasi kesehatan kerja 5) Pengembangan jejaring kerja di bidang kesehatan kerja 6) Pengembangan kemitraan bidang kesehatan kerja 7) Pengembangan teknologi bidang kesehatan kerja 8) Pelatihan teknis bidang kesehatan kerja b. Seksi Kesehatan Matra dan Lintas Wilayah 1) Menyiapkan bahan perencanaan, pemantauan, evaluasi, penyusunan laporan dan koordinasi pelaksanaan vaksinasi dan penerbitan sertifikat vaksinasi internasional (ICV) 2) Menyiapkan bahan perencanaan, pemantauan, evaluasi, penyusunan laporan dan koordinasi pelaksanaan pengawasan pengangkutan orang sakit dan jenazah 3) Menyiapkan bahan perencanaan, pemantauan, evaluasi, penyusunan laporan dan koordinasi pelaksanaan kesehatan matra 4) Menyiapkan bahan perencanaan, pemantauan, evaluasi, penyusunan laporan dan koordinasi pelaksanaan kesehatan haji 5) Menyiapkan bahan perencanaan, pemantauan, evaluasi, penyusunan laporan dan koordinasi pelaksanaan perpindahan penduduk 6) Menyiapkan bahan perencanaan, pemantauan, evaluasi, penyusunan laporan dan koordinasi pelaksanaan penanggulangan bencana 7) Menyiapkan bahan perencanaan, pemantauan, evaluasi, penyusunan laporan dan koordinasi pelaksanaan pelayanan kesehatan terbatas 8) Menyiapkan bahan perencanaan, pemantauan, evaluasi, penyusunan laporan dan koordinasi pelaksanaan rujukan gawat darurat medik. 9) Pengembangan jejaring kerja dan kemitraan bidang kesehatan matra 10) Pengembangan teknologi bidang kesehatan matra 11) Pelatihan teknis bidang kesehatan matra. 9

17 5. Instalasi Instalasi dimaksudkan guna mendukung program yang dilakukan oleh KKP Kelas I Makassar. Menindaklanjuti hasil kesepakatan pertemuan pengisian aplikasi ABK Online UPT di lingkungan Ditjen P2P tanggal 27 dan 28 November 2017 dimana salah satu kesepakatannya adalah untuk mengirimkan usulan instalasi, maka KKP Kelas I Makassar mengusulkan instalasi sesuai dengan Surat Kepala KKP Kelas I Makassar Nomor OT.03.02/1.2/4778/2017 tanggal 4 Desember 2017 sebagai berikut: 1. Instalasi Kearsipan 2. Instalasi Logistik 3. Instalasi Diklat 4. Instalasi Unit Layanan Pengadaan 5. Instalasi Data dan Informasi 6. Instalasi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana 7. Instalasi Radio dan Komunikasi 8. Instalasi Promosi Kesehatan 9. Instalasi Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon 10. Instalasi Kajian 11. Instalasi Tim Gerak Cepat 12. Instalasi Asrama Kekarantinaan 13. Instalasi OMKABA 14. Instalasi Penindakan Hukum 15. Instalasi Laboratorium Lingkungan 16. Instalasi Laboratorium Entomologi dan Binatang Penular Penyakit 17. Instalasi Nubika dan Radiasi 18. Instalasi Tindakan Penyehatan 19. Instalasi Poliklinik Umum 20. Instalasi Poliklinik Gigi 21. Instalasi Laboratorium Klinik 22. Instalasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja 23. Instalasi Farmasi 10

18 E. PERMASALAHAN ORGANISASI Beberapa permasalahan yang dihadapi pada Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Makassar diantaranya : 1. Sumber Daya Manusia (SDM) masih kurang dari segi kuantitas. Pemenuhan tenaga di Wilker belum merata bahkan beberapa Wilker ditangani hanya satu orang. 2. Belum semua wilayah kerja memiliki gedung kantor sendiri sehingga harus menyewa ruangan. 3. Undang-undang karantina kesehatan tidak relevan terhadap perkembangan epidemiologi penyakit saat ini sehingga berdampak pada peraturan pelaksanaannya. 4. Penindakan terhadap pelanggaran ketentuan kekarantinaan belum maksimal. F. SISTEMATIKA PENULISAN Sistematika penulisan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Makassar terdiri dari : Kata Pengantar Ringkasan Eksekutif Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Grafik BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang B. Maksud dan Tujuan C. Tugas Pokok dan Fungsi D. Struktur Organisasi E. Permasalahan Organisasi F. Sistematika Penulisan BAB II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja A. Perencanaan Kinerja 1. Rencana Aksi Kegiatan 11

19 2. Rencana Kinerja Tahunan B. Perjanjian Kinerja (Penetapan Kinerja) BAB III Akuntabilitas Kinerja A. Pengukuran Kinerja B. Analisis Pencapaian Kinerja C. Sumber daya BAB IV Penutup BAB I Pendahuluan Menjelaskan tentang latar belakang penulisan laporan, maksud dan tujuan penulisan laporan, tugas pokok dan fungsi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Makassar, struktur organisasi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Makassar, permasalahan dalam organisasi serta sistematika penulisan laporan. BAB II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Menjelaskan Perencanaan Kinerja yang meliputi Rencana Aksi Kegiatan dan Rencana Kinerja Tahunan yang ingin dicapai oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Makassar pada tahun 2017 serta cara mencapai tujuan tersebut. Bab ini juga menjelaskan Perjanjian Kinerja (Penetapan Kinerja) yang telah disetujui oleh Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI. BAB III Akuntabilitas Kinerja Menjelaskan tentang indikator kinerja yang digunakan, capaian kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Makassar dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya selama periode 1 Januari 2017 sampai dengan 31 Desember 2017, aspek keuangan, aspek sumber daya, kebijakan dan manajemen kesehatan serta strategis pemecahan masalah. BAB IV Penutup 12

20 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. PERENCANAAN KINERJA Perencanaan kinerja yang telah ditetapkan terdiri atas dua bagian yaitu Rencana Kerja Lima Tahun yang dituangkan dalam Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Tahun dan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) tahun Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Makassar merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) dari Ditjen P2P Kemenkes RI. Olehnya itu, Kegiatan yang dilaksanakan di KKP harus mendukung program yang direncanakan pada Ditjen P2P. Rencana program yang disusun di Ditjen P2P juga harus mengacu pada Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Pada tahun 2015 telah disusun Rencana Aksi Program (RAP) oleh Ditjen P2P Kemenkes RI yang pada tahun tersebut masih bernama Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL). RAP yang disusun merupakan rencana program lima tahun dari 2015 hingga tahun 2019 yang merupakan jabaran kebijakan Kementerian Kesehatan dalam pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan termasuk langkah-langkah antisipasi tantangan program selama lima tahun mendatang. Rencana Aksi Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Tahun kemudian menjadi acuan untuk Satuan Kerja (Satker) dalam menyusun Rencana Aksi Kegiatan (RAK) dengan periode waktu yang sama yakni tahun sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing. Dengan demikian, RAK Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Makassar merupakan penjabaran lebih lanjut dari Rencana Aksi Program Pengendalian Penyakit dan 13

21 Penyehatan Lingkungan serta Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun Pada tanggal November 2017 di Hotel Novotel Bandung dilaksanakan pertemuan Finalisasi Revisi Rencana Aksi Program (RAP) Ditjen P2P tahun Namun belum ada penyebarluasan RAP baru Ditjen P2P sehingga RAK KKP Kelas I Makassar masih belum ada perubahan. 1) VISI DAN MISI Tidak ada visi dan misi khusus yang tercantum dalam RAP Ditjen P2P dan Kementerian Kesehatan RI sehingga mengikuti Visi dan Misi Presiden Republik Indonesia yaitu : Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-royong Upaya untuk mewujudkan visi ini adalah melalui tujuh misi pembangunan yaitu: 1) Terwujudnya keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan. 2) Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis berlandaskan negara hukum. 3) Mewujudkan politik luar negeri bebas dan aktif serta memperkuat jati diri sebagai negara maritim. 4) Mewujudkan kualitas hidup manusia lndonesia yang tinggi, maju dan sejahtera. 5) Mewujudkan bangsa yang berdaya saing. 6) Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat dan berbasiskan kepentingan nasional, serta 7) Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan. 14

22 Selanjutnya terdapat sembilan agenda prioritas yang dikenal dengan NAWA CITA yang ingin diwujudkan pada Kabinet Kerja, yakni: 1) Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga Negara. 2) Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya. 3) Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. 4) Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya. 5) Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. 6) Meningkatkan produktifitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional. 7) Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik. 8) Melakukan revolusi karakter bangsa. 9) Memperteguh ke-bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia. b. TUJUAN 1) Tujuan Umum Mewujudkan pelabuhan dan bandara sehat melalui upaya cegah tangkal penyakit potensial wabah, pengendalian faktor risiko penyakit dan pelayanan kesehatan. 2) Tujuan Khusus a) Mencegah masuk dan keluarnya penyakit potensial wabah; b) Meningkatkan sistem kewaspadaan dini (SKD) KLB penyakit menular dan penyakit menular potensial wabah; 15

23 c) Mengendalikan faktor risiko penyakit dari angkutan beserta muatannya; d) Mengendalikan faktor risiko lingkungan pelabuhan dan bandara; e) Memberdayakan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat. Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Makassar ini menguraikan kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Makassar dalam kurun waktu untuk mencapai sasaran yang ditetapkan oleh Ditjen P2P. Di samping uraian kegiatan, RAK ini juga dilengkapi dengan indikator-indikator yang merupakan penjabaran dari indikator Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, serta perkiraan anggaran yang dibutuhkan. Uraian RAK Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Makassar Tahun dapat dilihat pada tabel II.1 yang disajikan pada halaman berikut : 16

24 Tabel II.1 Matriks Rencana Aksi kegiatan (RAK) dan Pendanaan Tahun Anggaran Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Makassar NO. KEGIATAN S ASARAN INDIKATOR TARGET SATUAN ALOKAS I TOTAL ALOKASI Kant or Kesehat an Pelabuhan kelas I Makassar 18, 0 4 8, 3 0 4, , 6 6 2, 2 2 6, , 5 4 5, 9 7 8, , 3 5 2, 5 2 7, , 3 7 0, 15 4, , 8 6 4, 19 0, Menurunkan angka kesakit an akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, peningkat an surveilans, karant ina kesehat an dan kesehat an mat ra Meningkat kan pencegahan dan penanggulangan penyakit bersumber Menurunkan angka kesakit an dan kemat ian akibat penyakit menular langsung Menurunkan angka kesakit an dan kemat ian akibat penyakit t idak memular, meningkat nya pencegahan dan Meningkat kan penyehat an dan pengawasan kualit as lingkungan I I I I I I. I V V VI VI I Persent ase sinyal kewaspadaan dini yang direspon Persent ase Alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan Persent ase Pelabuhan/ Bandar yang melakukan pengendalian vektor terpadu Persent ase Pelabuhan/ Bandara yang melaksanakan kegiat an det eksi dini Persent ase Pelabuhan/ Bandara yang melaksanakan kegiat an skriining penyakit tidak menular Persent ase sarana air minum yang dilakukan pengawasan Persent ase Tempat Tempat Umum yang memenuhi syarat kesehatan VI I I Persent ase t empat pengolahan makanan (TPM) yang memenuhi syarat kesehatan I X Persent ase Pelabuhan/ Bandara sehat Meningkat kan dukungan manajemen dan pelaksanaan t ugas t eknis lainnya pada program pengendalian penyakit dan penyehat an lingkungan X Hasil Penilaian SAKIP adalah AA AA AA AA AA AA XI Persent ase Wilker yang dit ingkat kan sarana dan Prasarananya Sumber : Rencana Aksi Kegiatan KKP Kelas I Makassar Tahun

25 Tabel II.1 Matriks Rencana Aksi kegiatan (RAK) dan Pendanaan Tahun Anggaran Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Makassar NO KEGIATAN SASARAN IKK INDIKATOR SATKER TARGET SATUAN ALOKASI TOTAL ALOKASI PJ Kantor Kesehatan Pelabuhan kelas I Makassar 18,048,304,000 29,662,226,000 38,430,978,900 40,352,527,845 42,370,154, ,864,190, Pembinaan surveilans, imunisasi, karantina dan kesehatan matra Menurunkan angka kesakitan akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, peningkatan surveilans, karantina kesehatan dan kesehatan matra I Persentase sinyal kewaspadaan dini yang direspon 1 Persentase ABK/crew dan penumpang alat angkut yang datang dari luar negeri dilakukan pengamatan 2 Persentase penanggulangan KLB / PHEIC < 24 Jam ,699,808,000 6,911,482,000 7,504,040,000 7,879,242,000 8,273,204,100 35,267,776,100 Bidang PKSE Bidang PKSE 2. Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Meningkatnya pencegahan dan penanggulanga n penyakit II III. Persentase Alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan Persentase Pelabuhan/Banda r yang melakukan pengendalian vektor terpadu 3 Presentase kapal dari luar negeri langsung yang mendapatkan free pratique, tidak terdapat faktor risiko penularan penyakit 4 Presentase pesawat dari luar negeri yang melaporkan HPAGD sesuai kondisi selama penerbangan dengan informasi yang benar 5 Persentase wilker yang melakukan pengendalian vektor terpadu di wilayah perimeter ,375, ,667,000 1,381,816,000 1,450,906,800 1,523,452,140 5,570,216, Bidang PRL Bidang PKSE Bidang PKSE 18

26 bersumber binatang 3. Pengendalian Penyakit Menular Langsung Menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit menular langsung IV Persentase Pelabuhan/ Bandara yang melaksanakan kegiatan deteksi dini penyakit menular langsung 6 Persentase wilker yang melakukan pengendalian binatang penular penyakit di wilayah perimeter 7 Persentase Pelabuhan/ Bandara yang melaksanakan kegiatan deteksi dini penyakit menular langsung Bidang PRL ,695, ,640, ,346, ,013, ,813,965 3,744,508,265 Bidang UKLW 4. Pengendalian Penyakit Tidak Menular Menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit tidak memular, meningkatnya pencegahan dan penanggulanga n penyakit tidak menular V Persentase Pelabuhan/Banda ra yang melaksanakan kegiatan skriining penyakit tidak menular 8 Persentase Pelabuhan/Banda ra yang melaksanakan kegiatan skriining penyakit tidak menular ,175, ,905, ,640, ,172, ,980,600 2,375,872,600 Bidang UKLW 5. Penyehatan Lingkungan Meningkatnya penyehatan dan pengawasan kualitas lingkungan VI VII Persentase sarana air minum yang dilakukan pengawasan Persentase Tempat Tempat Umum yang memenuhi syarat kesehatan 9 Persentase sarana air bersih yang memenuhi syarat sanitasi 10 Persentase sampel air minum/ air bersih yang memenuhi syarat berdasarkan hasil laboratorium 11 Persentase Tempat Tempat Umum yang memenuhi syarat kesehatan 625,039, ,039, Bidang PRL Bidang PRL Bidang PRL 19

27 6. VIII IX Persentase tempat pengolahan makanan (TPM) yang memenuhi syarat kesehatan Persentase Pelabuhan/Banda ra sehat 12 Persentase TPM yang memenuhi syarat sanitasi dan memiliki sertifikat laik sehat 13 Persentase wilker yang melaksanakan program pelabuhan/bandar a sehat Bidang PRL Bidang PRL Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pada Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 11,674,212,000 20,765,532,000 28,181,136,900 29,590,193,745 Meningkatnya X Hasil Penilaian dukungan SAKIP adalah AA manajemen dan XI Persentase Wilker 15 Persentase Wilker pelaksanaan yang ditingkatkan yang memiliki tugas teknis sarana dan gedung milik lainnya pada Prasarananya kemenkes program pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan 31,069,703, ,280,778, Hasil Penilaian SAKIP AA AA AA AA AA Bagian TU Bagian TU 16 Persentase Wilker yang memiliki kendaraan operasional dan atau kendaraan khusus Bagian TU Sumber : Rencana Aksi Kegiatan KKP Kelas I Makassar Tahun

28 2. Rencana Kinerja Tahunan Rencana Aksi Kegiatan merupakan rencana jangka menengah lima tahun, setiap tahun tersusun target kinerja yang ingin dicapai dari tahun 2015 hingga tahun Tahun 2017 merupakan pertengahan tahun dalam rangkaian lima tahun Rencana Aksi Kegiatan (RAK). Perencanaan kinerja sebagai bagian dari manajemen kinerja, kedudukannya menjadi hal strategis yang harus diperhatikan oleh pimpinan instansi sebagai manajer dan pemimpin yang mengarahkan instansinya ke arah pelaksanaan misi dan pencapaian visi organisasi. Perencanaan kinerja juga merupakan tahap penting dalam melaksanakan Rencana Aksi Kegiatan (RAK) yang akan menuntun manajemen dan seluruh anggota organisasi pada capaian kinerja yang diinginkan. Berdasarkan pada perencanaan kinerja yang baik maka pelaksanaan RAK dapat dipantau tingkat pencapaiannya secara lebih operasional dengan melihat berbagai kemungkinan dan alternatif untuk meningkatkan dan memacu pencapaian tujuan dan sasaran organisasi secara tepat. Perencanaan Kinerja merupakan proses penyusunan rencana kinerja (renja) sebagai penjabaran dari sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam RAK yang akan dilaksanakan oleh instansi pemerintah melalui berbagai kegiatan tahunan. Di dalam rencana kinerja ditetapkan rencana capaian kinerja tahunan untuk seluruh indikator kinerja yang ada pada tingkat sasaran dan kegiatan. Perencanaan kinerja merupakan proses penetapan target-target kinerja berikut kegiatan-kegiatan tahunan beserta indikator kinerjanya serta penetapan indikator kinerja sasaran sesuai dengan program, kebijaksanaan, dan sasaran yang telah ditetapkan dalam RAK. Oleh karena itu, substansi dari penyusunan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) adalah target setting dari capaian indikator kinerja. Hasil dari proses ini adalah Rencana Kinerja Tahunan yang kemudian merupakan acuan dalam dokumen Penetapan Kinerja. Dalam rencana kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Makassar tahun 2017, telah disusun Indikator Kinerja Utama dan target masing-masing indikator untuk mencapai sasaran strategis organisasi. 21

29 Tabel II.2 Rencana Kinerja Tahunan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Makassar Tahun 2017 No. SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET 1 Menurunkan angka kesakitan akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, peningkatan surveilans, karantina kesehatan dan kesehatan matra I II Persentase sinyal kewaspadaan dini yang direspons Persentase ABK/crew dan penumpang 1 alat angkut yang datang dari luar negeri 100 dilakukan pengamatan Persentase penanggulangan KLB / PHEIC < 24 Jam Persentase Alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan Persentase kapal dari luar negeri langsung 1 yang mendapatkan free pratique, tidak 100 terdapat faktor risiko penularan penyakit 2 Meningkatkan pencegahan dan penanggulangan penyakit bersumber binatang III. Persentase pesawat dari luar negeri yang 2 melaporkan HPAGD sesuai kondisi selama penerbangan dengan informasi 60 yang benar Persentase Pelabuhan/Bandar yang melakukan pengendalian vektor terpadu Persentase wilker yang melakukan 1 pengendalian vektor terpadu di wilayah 100 perimeter Persentase wilker yang melakukan 2 pengendalian binatang penular penyakit di 80 wilayah perimeter 3 Menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit menular langsung Persentase Pelabuhan/ Bandara yang IV melaksanakan kegiatan deteksi dini 70 penyakit menular langsung 22

30 No. SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET 4 Menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit tidak memular, meningkatnya pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak menular Persentase Pelabuhan/Bandara yang V melaksanakan kegiatan skrining penyakit tidak 60 menular 5 Meningkatkan penyehatan dan pengawasan kualitas lingkungan VI Persentase sarana air minum yang dilakukan pengawasan Persentase sarana air bersih yang memenuhi syarat 1 80 sanitasi Persentase sampel air minum/ air bersih yang 2 90 memenuhi syarat berdasrkan hasil laboratorium Persentase Tempat Tempat Umum yang memenuhi VII 90 syarat kesehatan VIII Persentase tempat pengolahan makanan (TPM) yang memenuhi syarat kesehatan 1 Persentase TPM yang memenuhi syarat sanitasi dan memiliki sertifikat laik sehat 50 IX Persentase Pelabuhan/Bandara sehat Persentase lokasi yang melakukan program 1 50 pelabuhan/bandara sehat 6 Meningkatkan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada program pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan X XI Hasil Penilaian SAKIP Persentase Wilker yang ditingkatkan sarana dan Prasarananya Persentase Wilker yang memiliki gedung milik 1 45 kemenkes Persentase Wilker yang memiliki kendaraan 2 64 operasional dan atau kendaraan khusus AA B. PERJANJIAN KINERJA Perjanjian kinerja merupakan tekad dan janji rencana kinerja tahunan yang akan dicapai antara pimpinan instansi pemerintah/unit kerja yang menerima tanggung jawab dengan pihak yang memberi tanggung jawab. Dengan demikian, penetapan kinerja ini merupakan suatu janji kinerja yang akan diwujudkan oleh seorang pejabat penerima amanah kepada atasan langsungnya. Penetapan kinerja dibuat dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil. 23

31 Pernyataan ini ditandatangani oleh penerima amanah yaitu Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Makassar sebagai tanda kesanggupan mencapai target kinerja yang telah ditetapkan, dan pemberi amanah yaitu Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit selaku atasan langsung untuk persetujuan atas target kinerja yang ditetapkan tersebut. Dalam hal atasan langsung tidak sependapat dengan target kinerja yang diajukan tesebut, maka pernyataan ini harus diperbaiki hingga kedua belah pihak sepakat atas materi dan target kinerja yang telah ditetapkan. Sasaran dan indikator kinerja yang ditetapkan dalam dokumen perjanjian kinerja tahun 2017 dapat dilihat pada tabel II.3 pada halaman berikut : 24

32 Tabel II.3 Perjanjian Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Makassar Tahun 2017 NO SASARAN PROGRAM INDIKATOR TARGET 1 Menurunkan angka kesakitan akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, peningkatan surveilans, karantina kesehatan dan kesehatan matra Persentase ABK/crew dan penumpang alat angkut yang datang dari luar negeri dilakukan pengamatan Menurunkan angka kesakitan akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, peningkatan surveilans, karantina kesehatan dan kesehatan matra Persentase penanggulangan KLB / PHEIC < 24 Jam Menurunkan angka kesakitan akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, peningkatan surveilans, karantina kesehatan dan kesehatan matra Persentase kapal dari luar negeri langsung yang mendapatkan free pratique, tidak terdapat faktor risiko penularan penyakit Menurunkan angka kesakitan akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, peningkatan surveilans, karantina kesehatan dan kesehatan matra Meningkatkan pencegahan dan penanggulangan penyakit bersumber binatang Persentase pesawat dari luar negeri yang melaporkan HPAGD sesuai kondisi selama penerbangan dengan informasi yang benar Persentase wilker yang melakukan pengendalian vektor terpadu di wilayah perimeter Meningkatkan pencegahan dan penanggulangan penyakit bersumber binatang Persentase wilker yang melakukan pengendalian binatang penular penyakit di wilayah perimeter 80 7 Menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit menular langsung Persentase Pelabuhan/ Bandara yang melaksanakan kegiatan deteksi dini penyakit menular langsung Menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit tidak memular, meningkatnya pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak menular Meningkatkan penyehatan dan pengawasan kualitas lingkungan Meningkatkan penyehatan dan pengawasan kualitas lingkungan Persentase Pelabuhan/Bandara yang melaksanakan kegiatan skriining penyakit tidak menular Persentase sarana air bersih yang memenuhi syarat sanitasi Persentase sampel air minum/ air bersih yang memenuhi syarat berdasrkan hasil laboratorium

33 NO SASARAN PROGRAM INDIKATOR TARGET 11 Meningkatkan penyehatan dan pengawasan kualitas lingkungan Persentase Tempat Tempat Umum yang memenuhi syarat kesehatan Meningkatkan penyehatan dan pengawasan kualitas lingkungan Persentase TPM yang memenuhi syarat sanitasi dan memiliki sertifikat laik sehat Meningkatkan penyehatan dan pengawasan kualitas lingkungan Persentase wilker yang melaksanakan program pelabuhan/bandara sehat Meningkatkan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada program pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan Meningkatkan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada program pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan Meningkatkan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada program pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan Hasil Penilaian SAKIP Persentase Wilker yang memiliki gedung milik kemenkes Persentase Wilker yang memiliki kendaraan operasional dan atau kendaraan khusus AA No Kegiatan Anggaran 1 Surveilans dan Karantina Kesehatan Rp Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Rp Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Rp Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Rp Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Rp Total Rp 25,352,556,000 Sumber : Perjanjian Kinerja Tahun

34 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. PENGUKURAN KINERJA Pengukuran Kinerja merupakan salah satu fondasi utama dalam menerapkan manajemen kinerja, dengan cara membandingkan antara kinerja yang terjadi dengan kinerja yang diharapkan. Pengukuran kinerja yang dilakukan pada Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Makassar adalah membandingkan realisasi dengan target yang telah ditetapkan pada perjanjian kinerja 2017 dan selaras dengan Rencana Aksi Kegiatan untuk mengetahui sejauh mana realisasi atau capaian kinerja pada tahun Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Makassar adalah rencana jangka menengah dari tahun dan diukur pencapaiannya secara berkala dari tahun ke tahun hingga penghujung tahun target RAK yakni Tahun 2017 merupakan pertengahan tahun dari jangka waktu RAK, hasil kinerja yang dilakukan semestinya meningkat dari tahun sebelumnya. Untuk mengetahui peningkatan kinerja, maka dilakukan pengukuran terhadap indikator yang telah ditetapkan dan dibandingkan dengan target serta membandingkannya dengan hasil tahun sebelumnya. Berdasarkan pengukuran kinerja tersebut diperoleh informasi mengenai masing-masing indikator, sehingga dapat ditindaklanjuti dalam perencanaan program/kegiatan di masa akan datang agar setiap program/kegiatan yang direncanakan dapat lebih berhasil guna dan berdaya guna. Manfaat pengukuran kinerja antara lain untuk memberikan gambaran kepada pihak-pihak internal dan eksternal tentang pelaksanaan misi organisasi dalam rangka mewujudkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam dokumen RAK dan Perjanjian Kinerja. Sasaran merupakan hasil yang akan dicapai secara nyata oleh KKP Kelas I Makasar dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur, dalam kurun waktu 1 (satu) tahun. Sasaran Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Makassar adalah: 27

35 1. Menurunkan angka kesakitan akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, peningkatan surveilans, karantina kesehatan dan kesehatan matra; 2. Meningkatkan pencegahan dan penanggulangan penyakit bersumber binatang; 3. Menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit menular langsung; 4. Menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit tidak menular; 5. Meningkatkan pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak menular; 6. Meningkatkan penyehatan dan pengawasan kualitas lingkungan 7. Meningkatkan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada program pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan Sesuai dengan dokumen perjanjian kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Makassar tahun 2017, ada 11 Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Makassar yang merupakan turunan dari Indikator Kinerja Program yang terdapat pada Rencana Aksi Program (RAP) Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan tahun , yaitu: 1. Persentase sinyal kewaspadaan dini yang direspon 2. Persentase Alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan 3. Persentase Pelabuhan/Bandara yang melakukan pengendalian vektor terpadu 4. Persentase Pelabuhan/ Bandara yang melaksanakan kegiatan deteksi dini penyakit menular langsung 5. Persentase Pelabuhan/Bandara yang melaksanakan kegiatan skriining penyakit tidak menular 6. Persentase sarana air minum yang dilakukan pengawasan 7. Persentase Tempat Tempat Umum yang memenuhi syarat kesehatan 8. Persentase tempat pengolahan makanan (TPM) yang memenuhi syarat kesehatan 9. Persentase Pelabuhan/Bandara sehat 10. Hasil Penilaian SAKIP adalah AA 11. Persentase Wilker yang ditingkatkan sarana dan Prasarananya 28

36 Kesebelas Indikator Kinerja Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Makassar merupakan indikator turunan dari Direktorat yang terdapat pada Ditjen P2P, besaran target dan realisasi indikator kinerja utama secara rinci di sajikan dalam tabel berikut ini: 29

37 Tabel III.1 Sasaran, Indikator Kinerja, Target dan Realisasi SASARAN STRATEGIS INDIKATOR SATKER TARGET REALISASI KINERJA PJ Menurunkan angka kesakitan akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, peningkatan surveilans, karantina kesehatan dan kesehatan matra I II Persentase sinyal kewaspadaan dini yang direspons 1 Persentase ABK/crew dan penumpang alat angkut yang datang dari luar negeri dilakukan pengamatan % PKSE 2 Persentase penanggulangan KLB / PHEIC < 24 Jam % PKSE Persentase Alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan 1 Persentase kapal dari luar negeri langsung yang mendapatkan free pratique, tidak terdapat faktor risiko penularan penyakit % PKSE 2 Persentase pesawat dari luar negeri yang melaporkan HPAGD sesuai kondisi selama penerbangan dengan informasi yang % PKSE benar Meningkatkan pencegahan dan Persentase Pelabuhan/Bandar yang melakukan pengendalian III. penanggulangan penyakit bersumber vektor terpadu binatang Persentase wilker yang melakukan pengendalian vektor terpadu 1 di wilayah perimeter % PRL 2 Persentase wilker yang melakukan pengendalian binatang penular penyakit di wilayah perimeter % PRL Menurunkan angka kesakitan dan kematian Persentase Pelabuhan/ Bandara yang melaksanakan kegiatan akibat penyakit menular langsung IV deteksi dini penyakit menular langsung % UKLW Menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit tidak memular, meningkatnya pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak menular Meningkatkan penyehatan dan pengawasan kualitas lingkungan V Persentase Pelabuhan/Bandara yang melaksanakan kegiatan skriining penyakit tidak menular % UKLW VI Persentase sarana air minum yang dilakukan pengawasan 1 Persentase sarana air bersih yang memenuhi syarat sanitasi % PRL Meningkatkan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada program pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan Persentase sampel air minum/ air bersih yang memenuhi syarat % PRL berdasrkan hasil laboratorium Persentase Tempat Tempat Umum yang memenuhi syarat VII % PRL kesehatan Persentase tempat pengolahan makanan (TPM) yang VIII memenuhi syarat kesehatan 1 Persentase TPM yang memenuhi syarat sanitasi dan memiliki sertifikat laik sehat % PRL IX Persentase Pelabuhan/Bandara sehat 1 Persentase lokasi yang melakukan program pelabuhan/bandara sehat % PRL X Hasil Penilaian SAKIP AA AA 100% TU XI Persentase Wilker yang ditingkatkan sarana dan Prasarananya 1 Persentase Wilker yang memiliki gedung milik kemenkes % TU 2 Persentase Wilker yang memiliki kendaraan operasional dan atau kendaraan khusus % TU 30

38 B. ANALISIS PENCAPAIAN KINERJA TAHUN 2017 Pencapaian kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Makassar akan diuraikan masing-masing indikator yang dibandingkan dengan target kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya. Uraian kinerja dari masing-masing indikator adalah sebagai berikut : 1. INDIKATOR PERTAMA Persentase sinyal kewaspadaan dini yang direspon Target persentase sinyal kewaspadaan dini yang direspon pada tahun 2017 adalah sebesar 100%. Untuk mencapai target tersebut dilaksanakan kegiatankegiatan yaitu : a. Persentase ABK/crew dan penumpang alat angkut yang datang dari luar negeri dilakukan pengamatan (PKSE) 1) Capaian Kinerja Organisasi a) Pengertian Umum (1) Pengertian Persentase ABK/Crew dan penumpang alat angkut yang berasal dari luar negeri yang diamati/diawasi (2) Definisi Operasional ABK/Crew dan penumpang alat angkut yang berasal dari luar negeri yang diamati/ diawasi sesuai SOP dibandingkan dengan ABK/crew dan penumpang yang datang dari luar negeri (3) Rumus,, /,, 100 b) Capaian Kinerja % Jumlah ABK/Crew, dan penumpang yang berasal dari luar negeri dan tidak ditemukan penyakit PHEIC/KKMMD sebanyak 100% dari 31

39 total orang yang diawasi. Pada tahun 2017 terdapat 16 orang yang terdeteksi demam melalui thermal scanner, dua orang diantaranya dinyatakan suspek Mers-Cov, pada tahun 2016 terdapat 25 orang terdeteksi demam melalui thermal scanner, dua orang diantaranya dinyatakan suspek Mers-Cov dan ditindaklanjuti sesuai standar kekarantinaan. Pada tahun 2015 terdapat 28 orang yang terdeteksi demam melalui thermal scanner, satu orang dinyatakan suspek Mers-CoV dan ditindaklanjuti sesuai standar kekarantinaan DIAWASI (%) TARGET RAK (%) DEMAM 38 (JML) 0 Grafik III Persentase penumpang yang diawasi dan jumlah penumpang yang terdeteksi demam 38 C melalui thermal scanner di wilayah kerja KKP Kelas I Makassar Tahun 2017 c) Analisis Keberhasilan/Kegagalan Kegiatan (1) Jumlah penerbangan internasional dan pelaku perjalanan melalui Bandara Internasional Sultan Hasanuddin semakin padat sehingga perlu ditambahkan jumlah petugas yang melakukan pengawasan. (2) Untuk menjamin kualitas pengawasan menggunakan alat thermal scanner dan thermometer infra red maka harus dilakukan kalibrasi secara berkala terhadap alat tersebut. d) Analisis Efisiensi Sumber daya (1) Peningkatan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia (2) Ketersediaan sarana dan prasarana yang optimal 32

40 2) Realisasi Anggaran Anggaran Pelaksanaan Pelayanan Pengawasan PHEIC 24 Jam sehari dan 7 hari perminggu pada RKAKL 2017 adalah sebesar Rp ,- (empat ratus dua puluh delapan juta empat ratus ribu rupiah) dengan realisasi sebesar Rp ,- (empat ratus dua puluh empat juta tiga ratus lima puluh ribu rupiah) atau 99.1%. b. Persentase penanggulangan KLB / PHEIC < 24 Jam (PKSE) 1) Capaian Kinerja Organisasi a) Pengertian Umum (1) Pengertian Persentase kasus yang ditangani < 24 jam dalam rangka penanggulangan KLB/PHEIC (2) Definisi Operasional Kegiatan/tindakan pencegahan dan penanggulangan yang dilakukan kurang dari 24 jam sejak diketahui/diterimanya informasi terjadinya kejadian luar biasa yang bertujuan untuk meminimalisir meluasnya kejadian yang dilaksanakan oleh tim secara terpadu sesuai SOP. (3) Rumus " # <24 & h " # & 100 b) Capaian Kinerja =100% Pada tahun 2017 ada 2 kasus KLB yang tertangani < 24 jam,yaitu : (1) Jemaah haji asal Embarkasi Makassar (UPG) terdeteksi demam 38⁰C melalui alat Thermal Scanner, selanjutnya dirujuk ke Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo Makassar dengan suspek Mers-CoV. TIM KKP Makassar melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan. Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium di Litbangkes dinyatakan bukan kasus MERS CoV. 33

41 (2) Jamaah umroh asal Kabupaten Wajo dengan kondisi demam dan sesak, datang dari Arab Saudi, dan terdeteksi Suhu di Thermal Scanner dirujuk ke RS. Wahidin Sudirohusodo dengan Suspek Mers-CoV koordinasi dan kerjasama dengan TGC Provinsi Sulsel, hasil pemeriksaan laboratorium nasional negative Mers.Cov target RAK Grafik III.2 Persentase kasus KLB ditangani <24 jam di Wilayah kerja KKP Kelas I Makassar Tahun 2017 c) Analisis Keberhasilan/Kegagalan Kegiatan (1) Analisis Keberhasilan/Kegagalan (a) Perlunya dilaksanakan simulasi oleh petugas KKP Kelas I Makassar secara berkala untuk meningkatkan Kapasitas Sumber Daya Manusia dalam cegah tangkal penyakit. (b) Kerjasama Tim TGC Prov Sulsel sudah berjalan dengan sangat baik, sehingga setiap kasus suspek dapat segera ditangani secara terintegrasi (c) Perlunya sistem SKD KLB yang terkoneksi antara daerah/wilayah dengan pintu masuk (pelabuhan dan bandara) (d) Perlu penguatan port to port dalam pengiriman spesimen. (2) Masalah yang dihadapi SKD KLB belum terbangun antara pintu masuk dengan wilayah, notifikasi di pintu masuk belum tercatat di SKDR. 34

42 (3) Usul Pemecahan Masalah Agar dapat dibuatkan menu khusus pada bagi laporan notifikasi KKP di pintu masuk. d) Analisis Efisiensi Sumber daya (1) Sumber daya manusia yang digunakan adalah tenaga epidemiolog, dokter, perawat, dan sanitarian dari KKP yang memiliki kompetensi dan terlatih dalam penyelidikan epidemiologi. (2) Sumber dana yang digunakan menggunakan dana DIPA KKP Makassar at cost berdasarkan kebutuhan di lapangan. 2) Realisasi Anggaran Anggaran yang tersedia untuk melaksanakan kegiatan Verifikasi Rumor / Penyelidikan epidemiologi penyakit Infeksi Emerging sebesar Rp (tiga belas juta dua ratus sembilan puluh ribu rupiah) dengan realisasi sebesar 100%. 35

43 1. INDIKATOR KEDUA Persentase Alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan Target persentase alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan pada tahun 2017 adalah sebesar 100%. Untuk mencapai target tersebut dilakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut : a. Persentase kapal dari luar negeri yang mendapatkan free pratique, tidak terdapat faktor risiko penularan penyakit (PKSE) 1) Capaian Kinerja Organisasi a) Pengertian Umum (1) Pengertian Persentase kapal yang datang dari luar negeri yang mendapatkan free pratique (2) Definisi Operasional (a) Pemeriksaan Kapal yang berasal dari luar negeri yang diperiksa oleh petugas sesuai SOP dan diterbitkan Free Pratique (3) Rumus h " # " ( ) h h * 100 b) Capaian Kinerja % Persentase Kapal dari Luar Negeri yang mendapatkan Free Pratique sebanyak 296 kapal, tidak terdapat faktor risiko penularan penyakit tahun 2017 sebesar 100%. Pada tahun sebelumnya 2016 Jumlah kapal dari luar negeri sebanyak 250 kapal. Semua kapal (100%) diperiksa sesuai SOP dan diterbitkan free pratique. 36

44 Grafik III target RAK Presentase kedatangan kapal dari luar negeri yang mendapatkan Free Pratique di KKP Kelas I Makassar Tahun 2017 c) Analisis Keberhasilan/Kegagalan Kegiatan Pemeriksaan faktor risiko terhadap kapal yang berasal dari luar negeri telah dilaksanakan sesuai dengan prosedur kekarantinaan yang ditunjang dengan Kegiatan Pengawasan PHEIC di pintu masuk Negara selama 24 jam dalam sehari dan 7 hari dalam seminggu. d) Analisis Efisiensi Sumber daya (1) Sumber daya manusia yang bertugas melakukan pengawasan dalam penerbitan free pratique terdiri dari petugas Karantina, Dokter / perawat, dan petugas sanitasi. Pada beberapa wilker jumlah petugas masih belum memadai, sehingga perlu ditambah atau pemerataan jumlah petugas. (2) Sumber dana menggunakan dana Dipa KKP Makassar, dana yang digunakan tidak terlalu besar karena terbentur pada aturan pencairan dana untuk boarding. 2) Realisasi Anggaran Pada tahun 2017 anggaran yang tersedia untuk Certivicate of Pratique sebesar Rp (tiga juta tujuh ratus delapan puluh ribu rupiah) dengan realisasi 100%, anggaran yang dibiayai adalah administrasi dan penggandaan, masker, handscoon serta transport petugas. 37

45 b. Persentase pesawat dari luar negeri yang melaporkan HPAGD sesuai kondisi selama penerbangan dengan informasi yang benar (PKSE) 1) Capaian Kinerja Organisasi a) Pengertian Umum (1) Pengertian Persentase HPAGD yang dilaporkan selama penerbangan dengan informasi yang benar / sesuai dengan keadaan selama penerbangan. (2) Definisi Operasional Health Part of The Aircraft General Declaration (HPAGD) adalah dokumen deklarasi kesehatan penerbangan yang berisi tentang informasi kesehatan selama penerbangan harus ditandatangani oleh pilot atau kru penerbangan, dan laporan sesuai dengan kondisi selama penerbangan. (3) Rumus b) Capaian Kinerja h,-. /01 # h h,-. # %=97,1 % 100 % Pada tahun 2017 maskapai yang telah memberikan dokumen HPAGD dengan informasi yang sesuai kepada petugas saat pesawat tiba di bandara sebanyak 535 HPAGD (97,1 %) dari total 551 HPAGD yang diterima. Target tahun 2017 adalah 60% sedangkan target RAK adalah 100%. 38

46 target 2017 target RAK Grafik III.4 Persentase HPAGD yang sesuai di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar Tahun 2017 c) Analisis Keberhasilan/Kegagalan Kegiatan (1) Dokumen HPAGD tidak diupdate sebelum diserahkan ke Petugas KKP disesuaikan dengan kondisi selama perjalanan. (2) Upaya pemecahan masalah yaitu perlu dilakukan KIE terhadap seluruh maskapai yang melaksanakan penerbangan internasional agar melaporkan setiap kejadian selama penerbangan yang dituangkan di HPAGD. d) Analisis Efisiensi Sumber daya (1) Sumber daya manusia yang bertugas dalam pelaksanaan kegiatan ini merupakan petugas bidang karantina dan surveilans epidemiologi. Jumlah petugas bidang PKSE masih perlu ditambah untuk mengantisipasi banyaknya penambahan penerbangan internasional. (2) Sumber dana Pada kegiatan ini tidak menggunakan dana karena dikerjakan oleh petugas piket. 2) Realisasi Anggaran Pada tahun 2017 tidak tersedia anggaran untuk kegiatan ini di RKAKL karena kegiatan dilakukan selaras dengan pengawasan PHEIC 24 Jam. 39

47 2. INDIKATOR KETIGA Persentase pelabuhan/bandara yang melakukan pengendalian vektor terpadu Target persentase pelabuhan/bandara yang melakukan pengendalian vektor terpadu pada tahun 2017 adalah sebesar 100%. Untuk mencapai indikator tersebut dilakukan kegiatan-kegiatan, sebagai berikut: a. Persentase wilker yang melakukan pengendalian vektor terpadu di wilayah perimeter(prl) 1) Capaian Kinerja Organisasi a) Pengertian Umum (1) Pengertian Persentase wilker dengan pelaksanaan tindakan pengendalian vektor terpadu (2) Definisi Operasional Tindakan pengendalian vektor terpadu (PVT) berupa pelaksanaan minimal 2 (dua) metode pengendalian yang diterapkan dalam satu wilker di wilayah perimeter (3) Rumus b) Capaian Kinerja h " # "" h h " ,7% % 80% 60% 40% 20% 0% 100% 100% 100% 100% 73% 50% TAHUN 2016 TAHUN 2017 TARGET CAPAIAN RAK Grafik III.5 Capaian Pelaksanaan Pengendalian Vektor Terpadu tahun 2016 dan

48 Tabel III.2 Frekuensi Pelaksanaan Pengendalian Vektor Terpadu Tahun 2017 NO 1 WILAYAH KERJA BANDARA HASANUDDIN KEGIATAN SURVEY JENTIK & LARVASIDASI JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGU SEP OKT NOV DES FOGGING AWERANGE SURVEY JENTIK & LARVASIDASI FOGGING 1 3 BAJOE 4 BELANGBELANG SURVEY JENTIK & LARVASIDASI FOGGING SURVEY JENTIK & LARVASIDASI FOGGING BIRINGKASSI 6 BULUKUMBA SURVEY JENTIK & LARVASIDASI FOGGING 1 SURVEY JENTIK & LARVASIDASI FOGGING 1 7 MALILI 8 PALOPO SURVEY JENTIK & LARVASIDASI FOGGING SURVEY JENTIK & LARVASIDASI FOGGING PAREPARE SURVEY JENTIK & LARVASIDASI FOGGING PELABUHAN MAKASSAR SURVEY JENTIK & LARVASIDASI FOGGING TANPAPADANG SURVEY JENTIK & LARVASIDASI FOGGING WILAYAH KERJA Persentase Wilker yang melakukan pengendalian vektor terpadu JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGU SEP OKT NOV DES

49 Pada tahun 2017 jumlah wilayah kerja yang melaksanakan minimal 2 (dua) metode pengendalian vektor terpadu sebanyak 8 (delapan) wilayah kerja (72,7%) dari 11 wilayah kerja KKP Kelas I Makassar. Jika dibandingkan pada tahun 2016 (50%) dari target yang ditentukan sebesar 100% dari jumlah 10 wilker yang ditargetkan. Capaian kinerja pada tahun ini tidak mencapai target yang telah ditentukan yaitu 100 %. Disebabkan karena hanya delapan wilker yang melaksanakan pengendalian vektor terpadu dengan Frekuensi kegiatan sebanyak 111 kali. Dalam pelaksanaan kegiatan ada wilayah kerja yang melakukan pengendalian vektor terpadu lebih dari 1 kali pada bulan tertentu. c) Analisis Keberhasilan/Kegagalan Kegiatan Pengendalian vektor terpadu merupakan pendekatan yang menggunakan kombinasi beberapa metode pengendalian Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit yang dilakukan berdasarkan azas keamanan, rasionalitas, dan efektifitas, serta dengan mempertimbangkan kelestarian keberhasilannya. Kegiatan yang telah dilaksanakan merupakan gabungan dari kegiatan layanan pengendalian penyakit tular vektor di Pelabuhan/Bandara. Kegiatan terpadu yang telah dilaksanakan yaitu fogging, pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan larvasidasi. Pelaksanaan fogging didasarkan pada hasil survey jentik dengan Container Index (CI) > 0%. Survey jentik dilakukan oleh petugas jumantik / kader di bawah supervisi petugas PRL. Kendala yang dihadapi dalam melaksanakan kegiatan tersebut adalah jumlah SDM yang belum tersedia dan/atau tidak mencukupi dibeberapa wilker. Setiap metode pengendalian mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-masing. Kombinasi beberapa metode yang dilakukan secara terpadu akan lebih efektif dan efisien, sehingga kegagalan pengendalian Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit dapat diminimalisir. 42

50 Usulan pemecahan masalah adalah diupayakan pengadaan dan penambahan SDM yang kompeten di wilker. Meningkatkan pengendalian dengan memberikan feedback terhadap pelaksanaan kegiatan di wilker. Pengendalian Vektor terpadu diharapkan dapat mengurangi penggunaan pestisida. Pengendalian Vektor dengan menggunakan bahan kimia (pestisida) untuk menurunkan populasi Vektor secara cepat hal ini dapat dilakukan apabila dalam situasi atau kondisi tertentu, seperti KLB/wabah atau kejadian matra lainnya. Pada tahun 2017 telah dilakukan sosialisasi satu gedung satu jumantik mengikuti Program pada Unit Utama yaitu satu rumah satu jumantik, namun dalam pelaksanaannya belum bisa mengakomodir satu instansi satu jumantik yang terlatih. Diharapkan kedepannya bisa membentuk dan mengaplikasikan program satu gedung satu jumantik. Selain itu juga dilakukan sosialisasi pencegahan dan pengendalian arbovirosis dan sosialisasi pencegahan dan pengendalian malaria bagi lintas sektor dan lintas program serta masyarakat sekitar pelabuhan. d) Analisis Efisiensi Sumber Daya (1) Kebijakan pemerintah tentang adanya penghematan anggaran (2) Pengendalian Vektor terpadu dengan penggunakan pestisida sebagai alternatif terakhir dalam pengendalian vektor di wilayah kerja untuk mengurangi risiko terjadinya resistensi bahan kimia di wilayah kerja. (3) Hasil uji resistensi dijadikan pertimbangan dalam menyusun strategi pengendalian Vektor di lapangan (4) Pada beberapa wilker pelaksanaan pengendalian vektor dilaksanakan bersama dengan petugas Puskesmas wilayah buffer. 2) Realisasi Anggaran Anggaran yang disediakan untuk kegiatan pengendalian vektor terpadu (fogging, PSN, larvasidasi) sebanyak Rp ,- (lima ratus Sembilan puluh lima juta tiga ratus lima belas ribu rupiah) dengan 43

51 realisasi sebesar Rp ,- (empat ratus Sembilan puluh lima juta lima ratus tiga belas ribu Sembilan ratus rupiah) atau 83,2 % b. Persentase wilker yang melakukan pengendalian binatang penular penyakit di wilayah perimeter(prl) 1) Capaian Kinerja Organisasi a) Pengertian Umum (1) Pengertian Persentase wilker yang melaksanakan tindakan pengendalian binatang penular penyakit (BPP) (2) Definisi Operasional Tindakan pengendalian binatang penular penyakit didasarkan pada pelaksanaan kegiatan pemasangan perangkap tikus di wilayah kerja (3) Rumus h " # "" " h h " 100 b) Capaian Kinerja ,7% 100% 100% 80% 72.70% 80% 80% 70% 70% 60% 40% Target Capaian RAK 20% Grafik III.6 0% Tahun 2016 Tahun 2017 Capaian Pelaksanaan Pengendalian Binatang Penular Penyakit tahun 2016 dan

52 Tabel III.3 Frekuensi Pelaksanaan Pengendalian Binatang Penular Penyakit Tahun 2017 NO WILAYAH KERJA KEGIATAN JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGU SEP OKT NOV DES 1 BANDARA HASANUDDIN 2 AWERANGE 3 BAJOE 4 BELANGBELANG 5 BIRINGKASSI 6 BULUKUMBA 7 MALILI 8 PALOPO 9 PAREPARE 10 PELABUHAN MAKASSAR 11 TANPAPADANG P. PERANGKAP SPRAYING P. PERANGKAP SPRAYING P. PERANGKAP SPRAYING P. PERANGKAP SPRAYING P. PERANGKAP SPRAYING P. PERANGKAP SPRAYING P. PERANGKAP SPRAYING P. PERANGKAP SPRAYING P. PERANGKAP SPRAYING P. PERANGKAP SPRAYING P. PERANGKAP SPRAYING WILAYAH KERJA JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGU SEP OKT NOV DES Persentase Wilker yang melakukan pengendalian Binatang penular penyakit Berdasarkan hasil rekapitulasi dari seluruh wilayah kerja, pada tahun 2017 keberhasilan indikator kegiatan mencapai 72,7%. Kegiatan ini tidak mencapai target yang telah ditentukan yaitu 80%. Jika dibandingkan pada tahun 2016 (70%) dari target yang ditentukan sebesar 100% dari jumlah 10 wilker yang ditargetkan. Frekuensi tindakan pengendalian binatang penular penyakit (BPP) selama tahun 2017 sebanyak 93 kali, pengendalian binatang penular penyakit yang dimaksud yaitu pemasangan perangkap tikus, dan spraying sebagai pengendalian lalat dan kecoak. dalam pelaksanaannya ada wilayah kerja yang melakukan pengendalian lebih dari 1 kali. 45

53 Capaian kinerja pada tahun tidak mencapai target yang telah ditentukan yaitu 80%. c) Analisis Keberhasilan/Kegagalan Kegiatan Kegiatan Pemasangan perangkap meliputi persiapan bahan, alat dan pemasangan perangkap. Jumlah pemasangan perangkap adalah Perangkap dan jumlah tikus yang tertangkap 226. Pemasangan perangkap dilakukan dengan menggunakan life-trap selama 5 (lima) hari berturut turut dalam setiap bulannya. Selama pelaksanaan pemasangan perangkap masih ditemukan beberapa masalah termasuk banyaknya perangkap yang hilang serta rusak di lapangan/lokasi pemasangan. Dari hasil tikus yang tertangkap kemudian dilakukan identifikasi tikus dan pinjal. pada tahun 2017 telah dilaksanakan konfirmasi bakteri lepstospira yang terdapat pada tikus dengan hasil negatif di wilayah pelabuhan laut Makassar. Dilaksanakan juga Sosialisasi tentang Zoonosis salah satu tujuannya adalah pemberian informasi tentang penyakit zoonosis cara pencegahan dan pengendaliannya. d) Usulan pemecahan masalah (1) Diharapkan pengendalian dengan metode lain seperti memberantas sarang sarang tikus dan kebersihan lingkungan yang lebih efektif dan efisien. (2) Direncanakan pada tahun 2018 akan dilakukan pembuktian adanya bakteri / virus yang terdapat pada tikus ke laboratorium rujukan di beberapa wilayah kerja. e) Analisis Efisiensi Sumber Daya Agar dalam pelaksanaannya menggunakan pemberdayaan kader lokal di wilayah kerja. 2) Realisasi Anggaran Anggaran yang disediakan untuk kegiatan pengendalian binatang penular penyakit sebanyak Rp ,- (Sembilan puluh dua juta delapan ratus delapan puluh ribu rupiah) dengan realisasi sebesar Rp ,- (Sembilan puluh satu juta sembilan ratus delapan ribu rupiah) atau 98,95% 46

54 3. INDIKATOR KEEMPAT Persentase Pelabuhan/Bandara yang melaksanakan kegiatan deteksi dini penyakit menular langsung Target wilayah kerja yang melaksanakan kegiatan deteksi dini penyakit menular langsung pada tahun 2017 adalah 70% dari seluruh wilayah kerja. 1) Capaian Kinerja Organisasi a) Pengertian Umum (1) Pengertian Persentase wilayah kerja yang melaksanakan kegiatan deteksi dini penyakit menular langsung (PML). (2) Definisi Operasional Wilayah kerja yang melaksanakan kegiatan deteksi dini penyakit menular langsung, baik dengan menggunakan Rapid Diagnostik Test, pemeriksaan sputum secara mikroskopik, maupun dengan pemeriksaan lesi dan penebalan saraf perifer, kepada penyedia dan pengguna jasa pelabuhan/bandara. (3) Rumus h #h "& # "" " 8* 9h #h "& 100 % b) Capaian Kinerja (1) Capaian Kinerja % 73% Jumlah wilayah kerja yang melaksanakan kegiatan deteksi dini penyakit menular langsung adalah sebanyak 8 (delapan) wilayah kerja, yakni Pelabuhan Laut Makassar, Paotere, Mamuju, Bulukumba, Parepare, Palopo, Bajoe dan Malili. Kegiatan ini telah melebihi target yang telah ditentukan, yakni mencapai 73% dari target sebesar 70%. Kegiatan deteksi dini PML ini dilakukan oleh tenaga kesehatan yang berkompeten di bidangnya, merupakan gabungan dari 3 kegiatan deteksi dini PML, yaitu 47

55 pemeriksaan HIV & AIDS yang dilakukan dengan menggunakan Rapid Diagnostik Test, TB paru dengan pemeriksaan mikroskopik (pewarnaan Ziehl-Neelsen), serta pemeriksaan kusta dengan pemeriksaan lesi dan penebalan saraf perifer. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, terdapat peningkatan persentase wilayah kerja yang melaksanakan deteksi dini PML, yakni pada tahun 2016 sebesar 55% dan meningkat menjadi 73% pada tahun Hal ini disebabkan adanya tambahan jumlah wilayah kerja yang melaksanakan deteksi dini PML, yaitu Pelabuhan Bulukumba dan Malili. (2) Trend Capaian Kinerja Dalam Kurun Waktu % 70% 70% 73% 70% 60% 55% 50% 40% 30% 30% 30% 20% 10% 0% RAK Target Capaian Grafik III.7 Grafik Persentase Wilayah Kerja Yang Melaksanakan Kegiatan Deteksi Dini Penyakit Menular Langsung Pada Tahun Grafik diatas menunjukkan bahwa sejak tahun 2016 hingga 2017, terjadi peningkatan jumlah wilayah kerja yang melaksanakan kegiatan deteksi dini PML. 48

56 c) Analisis Keberhasilan/Kegagalan Kegiatan (1) Analisis Keberhasilan/Kegagalan (a) Kegiatan ini dapat terlaksana berkat kerjasama yang baik antar petugas serta stakeholder di wilayah kerja pelabuhan/bandara. (b) Adanya kesadaran pengguna/penyedia jasa pelabuhan/bandara untuk melakukan pemeriksaan kesehatan. (2) Masalah yang dihadapi Belum tersedianya tempat yang memadai untuk pemeriksaan TB, minimal untuk fiksasi sampel yang telah diperoleh. (3) Usul Pemecahan Masalah Ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai yaitu ruangan yang memiliki ventilasi yang baik dan terpisah dari pelayanan laboraturium klinik. d) Analisis Efisiensi Sumber Daya (1) Sumber daya manusia yang diberdayakan pada kegiatan deteksi dini PML dari KKP adalah dokter, perawat dan laboran yang berkompeten dan terlatih untuk pemeriksaan PML. (2) Sumber dana yang digunakan yakni dana DIPA KKP Makassar. 2) Realisasi Anggaran Anggaran DIPA yang disediakan untuk kegiatan deteksi dini penyakit menular langsung (PML), termasuk VCT Mobile HIV & AIDS, TB paru, serta deteksi kusta, yaitu sebesar Rp ,- dengan realisasi sebesar Rp ,- (83,61%). 4. INDIKATOR KELIMA Persentase Pelabuhan/Bandara yang melaksanakan kegiatan skriining penyakit tidak menular (PTM) Target wilayah kerja yang melaksanakan kegiatan skriining penyakit tidak menular pada tahun 2017 adalah 60% dari seluruh wilayah kerja. 49

57 1) Capaian Kinerja Organisasi a) Pengertian Umum (1) Pengertian Persentase wilayah kerja yang melaksanakan kegiatan skrining penyakit tidak menular (PTM). (2) Definisi Operasional Wilayah kerja yang melaksanakan kegiatan skrining penyakit tidak menular kepada pengguna dan penyedia jasa pelabuhan/bandara, dengan melakukan pemeriksaan antropometri, kadar gula darah dan kolesterol, pengukuran fungsi paru sederhana, kadar alcohol, tingkat aktifitas, kebiasaan konsumsi sayur dan buah, kebiasaan merokok, serta konsultasi dokter mengenai penyakit tidak menular. (3) Rumus h #h "& # "" " 58 9h #h "& 100 % b) Capaian Kinerja (1) Capaian Kinerja %=64% Jumlah wilayah kerja yang melaksanakan kegiatan skrining penyakit tidak menular (PTM) adalah sebanyak 7 (tujuh) wilayah kerja, yakni Pelabuhan Laut Makassar, Paotere, Bajoe, Parepare, Mamuju, Malili serta Bandara Sultan Hasanuddin Makassar. Kegiatan ini telah melebihi target yang telah ditentukan, yakni mencapai 64% dari target sebesar 60%. Capaian presentase wilayah kerja yang telah melaksanakan skrining PTM pada tahun 2017 ini sama dengan capaian kegiatan pada tahun 2016, yakni sebesar 64%. 50

58 b) Trend Capaian Kinerja Dalam Kurun Waktu % 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 50% 64% 60% 60% 64% 50% RAK Target Capaian Grafik III.8 Capaian Persentase Wilayah Kerja Yang Melaksanakan Kegiatan Skrining Penyakit Tidak Menular Pada Tahun Grafik diatas menunjukkan bahwa jumlah wilayah kerja yang melaksanakan kegiatan skrining penyakit tidak menular pada tahun 2017 telah melebihi target yang ditentukan dengan jumlah capaian sebesar 64%. c) Analisis Keberhasilan Kegiatan (1) Analisis Keberhasilan (a) Tingginya kesadaran pengguna/penyedia jasa pelabuhan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan. (b) Kegiatan ini dapat terlaksana berkat kerjasama yang baik antar petugas serta stakeholder di wilayah kerja pelabuhan/bandara. (2) Masalah yang Dihadapi (a) Tingginya antusiasme pengguna dan penyedia jasa pelabuhan/bandara untuk memeriksakan kesehatannya sementara reagen terbatas, sehingga dalam pemeriksaan PTM terkadang tidak dilakukan pemeriksaan laboraturium sederhana (GDS,Cholesterol dan Asam urat) 51

59 (b) Jumlah SDM terlatih untuk pemeriksaan PTM masih terbatas. (3) Usul Pemecahan Masalah (a) Ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai. (b) Peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia. d) Analisis Efisiensi Sumber Daya (1) Sumber daya manusia yang diberdayakan pada kegiatan skrining PTM adalah dokter, perawat, laboran serta epidemiolog dari KKP yang berkompeten dan terlatih untuk pemeriksaan PTM. (2) Sumber dana yang digunakan yakni dana DIPA KKP Makassar. 2) Realisasi Anggaran Anggaran DIPA yang disediakan untuk pelaksanaan kegiatan skrining penyakit tidak menular yaitu sebesar Rp ,- dengan realisasi sebesar Rp ,- (96,37%). 5. INDIKATOR KEENAM Persentase sarana air minum yang dilakukan pengawasan a. Persentase sarana air bersih (SAB) yang memenuhi syarat sanitasiprl) 1) Capaian Kinerja Organisasi a) Pengertian Umum (1) Pengertian Persentase SAB yang diperiksa dan memenuhi syarat sanitasi (2) Definisi Operasional Kondisi SAB memenuhi syarat berdasarkan frekuensi pemeriksaan yang berada dalam pengawasan dan pembinaan KKP Kelas I Makassar yang digunakan untuk suplay air di alat angkut dan terminal penumpang. 52

60 (3) Rumus h (" # h # h (" # 100 b) Capaian Kinerja ,74% Frekuensi pengamatan/pemeriksaan yang dilakukan sebanyak 317 terdapat 313 (98,74%) memenuhi syarat sanitasi dari 77 sarana yang diamati/ diperiksa pada tahun Jika dibandingkan pada tahun 2016 sebanyak 347 dari 377 (92,04%) memenuhi syarat sanitasi dari 86 sarana dan tahun 2015 sebanyak 213 dari 229 (93,01%) memenuhi syarat sanitasi dari 86 sarana, capaian kinerja pada tahun ini mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya dan telah melebihi target yang telah ditentukan yaitu 80% % Grafik III Trend Capaian Pemeriksaan Sarana Air Bersih/ Minum KKP Kelas I Makassar Tahun 2015 s.d 2017 RAK Target Capaian 53

61 c) Analisis Keberhasilan/Kegagalan Kegiatan Jumlah sarana air bersih yang diperiksa pada tahun 2017 sebanyak 77 sarana, yaitu 8 reservoar pada tempat pengolahan dan 16 reservoar pada gedung perkantoran serta 53 hydrant di Pelabuhan Makassar. Pemeriksaan dilakukan setiap bulan secara random dengan metode observasional menggunakan instrumen kuesioner inspeksi SAB yang dilaksanakan sesuai SOP yang telah ditentukan. Peningkatan SAB yang memenuhi syarat dari tahun sebelumnya disebabkan adanya perbaikan infrastruktur di Wilayah Pelabuhan Makassar. Adapun sarana yang tidak memenuhi syarat, hal ini disebabkan karena kurangnya pemeliharaan terhadap sarana sehingga terjadinya pencemaran di sekitar hydrant yang memungkinkan terjadinya kontaminasi. Usulan perhatian dan pemeliharaan terhadap sarana dan perbaikan sarana yang rusak kepada pihak yang bertanggung jawab. d) Analisis Efisiensi Sumber Daya Pelaksanaan kegiatan lebih efisien karena dilakukan secara bersamaan dengan kegiatan lainnya untuk menghemat penggunaan anggaran. 2) Realisasi Anggaran Anggaran yang digunakan dalam kegiatan pemeriksaan sarana air bersih berupa cetak kuesioner sebesar Rp ,-(Tiga ratus ribu rupiah). b. Persentase sampel air minum/ air bersih yang memenuhi syarat berdasarkan hasil laboratorium(prl) 1) Capaian Kinerja Organisasi a) Pengertian Umum (1) Pengertian Persentase sampel air minum/ air bersih yang diperiksa dan memenuhi syarat 54

62 (2) Definisi Operasional Kualitas air minum/ air bersih yang memenuhi syarat berdasarkan hasil pemeriksaan sampel dengan parameter fisik, kimia dan atau bakteriologis (3) Rumus h 8/ h # h 8/ " 100 b) Capaian Kinerja ,23% Persentase jumlah sampel air bersih/ minum yang memenuhi syarat pada tahun 2017 sebesar 99,23% lebih tinggi dibandingkan dengan capaian pada tahun 2015 (82,66%) dan 2016 (87,54%). Persentase capaian tahun ini telah melebihi target yang telah ditentukan yaitu 90%. % RAK Target Capaian Grafik III.10 Trend Capaian Jumlah Sampel Air Bersih/ Minum Yang Diperiksa KKP Kelas I Makassar Tahun 2015 s.d

63 c) Analisis Keberhasilan/Kegagalan Kegiatan Pengambilan sampel air minum/ air bersih dilakukan di beberapa titik termasuk reservoar, gedung/perkantoran/ttu dan tempat pengolahan makanan/minuman. Pengambilan sampel air tidak dilakukan pada hydrant melainkan pada reservoar sebagai sumber penampungan yang dialirkan melalui hydrant menuju kapal. Keberhasilan kegiatan ini ditunjang dengan adanya pengawasan dan pemeriksaan secara rutin terhadap sarana termasuk pipa penyaluran dan reservoar sebagai wadah penampungan air persediaan. Usul pemecahan masalah yaitu dengan merujuk sampel ke laboratorium terakreditasi. d) Analisis Efisiensi Sumber Daya (1) Pembelian bahan pemeriksaan air di laboratorium pendukung sanitasi lebih dioptimalkan. (2) Merujuk sampel secara random sebagai pembanding hasil pemeriksaan lab yang telah dilakukan. 2) Realisasi Anggaran Anggaran yang disediakan untuk kegiatan pemeriksaan sampel air bersih sebanyak Rp ,-(Delapan puluh empat juta rupiah) dengan realisasi sebesar Rp ,- (Delapan puluh tiga juta tiga ratus empat ribu rupiah) atau 99,17% 6. INDIKATOR KETUJUH Persentase Tempat Tempat Umum yang memenuhi syarat kesehatan Target persentase tempat tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan pada tahun 2017 adalah sebesar 90%. 1) Capaian Kinerja Organisasi a) Pengertian Umum 56

64 (1) Pengertian Persentase tempat tempat umum (TTU) yang memenuhi syarat kesehatan (2) Definisi Operasional Frekuensi Pemeriksaan TTU yang memenuhi syarat di wilayah pelabuhan/ bandara sesuai standar yang diukur pada saat pemeriksaan. (3) Rumus (" 55: h # (" 55: # " 100 b) Capaian Kinerja =100% Persentase cakupan tempat tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan pada tahun 2017 sebesar 100% dari 43 bangunan yang diperiksa. Persentase capaian tahun 2017 sama dengan capaian tahun 2016 sebesar 100%. Dibanding dengan tahun 2015 hanya mencapai 93,33%. Namun, berdasarkan frekuensi pemeriksaan TTU pada tahun 2017 sebanyak 147 kali pemeriksaan lebih banyak dibandingkan pada tahun 2016, frekuensi TTU yang diperiksa sebanyak 45 kali pemeriksaan. Berdasarkan capaian tersebut untuk indikator ini telah melebihi target yang telah ditentukan yaitu 90%. c) Analisis Keberhasilan/Kegagalan Kegiatan Jumlah tempat tempat umum yang diperiksa pada tahun 2017 sebanyak 43 bangunan terdiri dari 21 bangunan yang terdapat di wilayah kerja berupa mesjid, terminal dan 22 bangunan di asrama haji. Pemeriksaan TTU dilakukan minimal sekali dalam 6 bulan untuk satu bangunan di wilayah kerja. Selain itu, bangunan yang terdapat di asrama haji dilakukan pemeriksaan pra embarkasi dan selama embarkasi/debarkasi. Partisipasi masyarakat sangat 57

65 dibutuhkan dalam mendukung kebersihan tempat tempat umum yang ada di wilayah kerja. Pemberian saran secara langsung berdasarkan hasil pemeriksaan membantu dalam pelaksanaan tindak lanjut secara cepat dan tepat. Pada pelaksanaan kegiatan tahun ini frekuensi pemeriksaan mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya (2016) sebanyak 45 kali pemeriksaan % RAK Target Capaian Grafik III.11 Trend Capaian Frekuensi TTU Yang Memenuhi Syarat Kesehatan KKP Kelas I Makassar Tahun 2015 s.d 2017 d) Analisis Efisiensi Sumber Daya (1) Kegiatan yang dilaksanakan diupayakan bersamaan dengan kegiatan yang lainnya untuk mempermudah pelaksanaan kegiatan. (2) SDM masih terbatas sehingga satu petugas melaksanakan pekerjaan lebih dari satu kegiatan. 2) Realisasi Anggaran Anggaran yang digunakan dalam kegiatan pengawasan tempat tempat umum berupa cetak kuesioner sebesar Rp ,-(Tiga ratus seribu rupiah). 58

66 7. INDIKATOR KEDELAPAN Persentase Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) yang memenuhi syarat kesehatan Target persentase Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) yang memenuhi syarat kesehatan pada tahun 2017 adalah sebesar 50%. Untuk mencapai indikator tersebut dilakukan kegiatan-kegiatan, sebagai berikut: a. Persentase TPM yang memenuhi syarat sanitasi dan memiliki sertifikat laik sehat(prl) 1) Capaian Kinerja Organisasi a) Pengertian Umum (1) Pengertian Persentase TPM yang diperiksa memenuhi syarat sanitasi serta memiliki sertifikat laik sehat (2) Definisi Operasional Frekuensi pemeriksaan TPM yang memenuhi syarat dan memiliki sertifikat laik sehat berdasarkan peraturan perundangundangan yang mengatur tentang persyaratan hygiene sanitasi TPM. Rumus (" " 58 # h # (" " b) Capaian Kinerja ,85% Frekuensi pemeriksaan TPM yang memenuhi syarat sanitasi pada tahun 2017 sebanyak 300 dari 590 (50,85%) pemeriksaan TPM yang dilakukan, pencapaian ini telah melebihi target yang telah ditentukan yakni sebesar 50%. Dibandingkan pada tahun 2016 TPM yang memenuhi syarat 193 dari 425 (45,41%) pemeriksaan TPM, capaian target mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. 59

67 Grafik III Trend Capaian TPM Yang Memenuhi Syarat Kesehatan KKP Kelas I Makassar Tahun 2016 dan 2017 RAK Target Capaian c) Analisis Keberhasilan/Kegagalan Kegiatan Jumlah TPM yang diperiksa pada tahun 2017 sebanyak 82 TPM di wilker dan 1 di asrama haji. Pelaksanaan pemeriksaan TPM dilakukan secara random setiap bulan di seluruh wilayah kerja KKP Kelas I Makassar dan untuk asrama haji dilakukan pemeriksaan setiap hari selama embarkasi. Pemeriksaan sanitasi TPM sesuai dengan SOP, metode observasi dengan instrumen yang digunakan berupa kuesioner yang sesuai dengan standar. Setiap pengelola TPM diharapkan tetap memperhatikan kebersihan sekitar TPM utamanya sampah harus ditangani dalam 1 X 24 jam. Jumlah TPM bersertifikat laik mutu sebanyak 34 TPM dan diperiksa minimal sekali dalam 2 bulan. Pengawasan intensif dilakukan pada saat arus mudik lebaran, natal dan tahun baru. Beberapa masalah yang ditemukan, yaitu : (1) Pemahaman pengusaha makanan tentang pentingnya memiliki sertifikat laik sehat masih kurang. (2) Kepemilikan sertifikat laik mutu terkendala pada pungutan biaya PNBP. 60

KATA PENGANTAR. Makassar, Januari Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Makassar, dr. Darmawali Handoko, M. Epid NIP

KATA PENGANTAR. Makassar, Januari Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Makassar, dr. Darmawali Handoko, M. Epid NIP KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya dengan limpahan rahmat dan hidayah-nya sehingga Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kantor Kesehatan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Makassar, Januari Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Makassar, dr. Darmawali Handoko, M. Epid NIP

KATA PENGANTAR. Makassar, Januari Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Makassar, dr. Darmawali Handoko, M. Epid NIP KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya dengan limpahan rahmat dan hidayah-nya sehingga Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kantor Kesehatan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 356/MENKES/PER/IV/2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 356/MENKES/PER/IV/2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN CC: KKP Kelas I batam MENTERI KESEHATAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 356/MENKES/PER/IV/2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN Menimbang : a. bahwa semakin meningkatnya aktifitas

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Makassar, Januari Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Makassar, dr. Lucky Tjahjono, M.Kes NIP

KATA PENGANTAR. Makassar, Januari Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Makassar, dr. Lucky Tjahjono, M.Kes NIP KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya dengan limpahan rahmat dan hidayah-nya sehingga Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kantor Kesehatan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 265/MENKES/SK/III/2004 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 265/MENKES/SK/III/2004 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN 1 KEPUTUSAN NOMOR : 265/MENKES/SK/III/2004 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN Menimbang : a. bahwa peningkatan dan perkembangan peran pelabuhan laut, bandar udara dan pos lintas

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II PROBOLINGGO TAHUN 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II PROBOLINGGO TAHUN 2014 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II PROBOLINGGO TAHUN 2014 Kementerian Kesehatan RI Ditjen Pengendalian Penyakit & Penyehatan Lingkungan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I (sesuai dengan PERMENKES No.356/MENKES/PER/IV/2008)

STRUKTUR ORGANISASI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I (sesuai dengan PERMENKES No.356/MENKES/PER/IV/2008) 1 DASAR HUKUM 1) UU NO.1 TAHUN 1962 TTG KARANTINA LAUT 2) UU NO.4/84 TTG WABAH PENYAKIT MENULAR 3) UU NO.23 TAHUN 1992 TTG KESEHATAN 4) KEPMENHUB RI NO: KM 33 TGL 14 AGUSTUS 2003 TENTANG PEMBERLAKUKAN

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I (sesuai dengan PERMENKES No.356/MENKES/PER/IV/2008)

STRUKTUR ORGANISASI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I (sesuai dengan PERMENKES No.356/MENKES/PER/IV/2008) 1 STRUKTUR ORGANISASI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I (sesuai dengan PERMENKES No.356/MENKES/PER/IV/2008) KEPALA Bagian Tata Usaha Subbagian Keuangan dan Umum Subbagian Program dan Laporan BIDANG KAR.SE

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II PROBOLINGGO

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II PROBOLINGGO LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II PROBOLINGGO 2015 Jl. Tanjung Tembaga Baru Probolinggo Telp. (0335) 421917 421918 Fax. (0335) 421918 Email : kkpprobolinggo@yahoo.com KATA

Lebih terperinci

LAKIP 2016 KEMENTERIAN KESEHATAN RI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS III BENGKULU JL DEPATI PAYUNG NEGARA KEL BETUNGAN KOTA BENGKULU TAHUN 2016

LAKIP 2016 KEMENTERIAN KESEHATAN RI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS III BENGKULU JL DEPATI PAYUNG NEGARA KEL BETUNGAN KOTA BENGKULU TAHUN 2016 LAKIP 2016 KEMENTERIAN KESEHATAN RI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS III BENGKULU JL DEPATI PAYUNG NEGARA KEL BETUNGAN KOTA BENGKULU TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Allah SWT, yang telah

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.127, 2014 KEMENKES. Kantor Kesehatan. Pelabuhan. Klasifikasi. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG KLASIFIKASI KANTOR KESEHATAN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II PROBOLINGGO

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II PROBOLINGGO LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II PROBOLINGGO 2016 Jl. Tanjung Tembaga Baru Probolinggo Telp. (0335) 421917 421918 Fax. (0335) 421918 Email : kkpprobolinggo@yahoo.com KATA

Lebih terperinci

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II MATARAM

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II MATARAM KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II MATARAM SESUAI PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NO.53 TAHUN 2014 KATA PENGANTAR Puji Syukur yang tiada terhingga kami panjatkan

Lebih terperinci

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II MATARAM

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II MATARAM KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II MATARAM KATA PENGANTAR Puji Syukur yang tiada terhingga kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat karunia-nya, Laporan Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan

Lebih terperinci

RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) BIRO KEPEGAWAIAN SETJEN KEMENKES TAHUN

RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) BIRO KEPEGAWAIAN SETJEN KEMENKES TAHUN RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) BIRO KEPEGAWAIAN SETJEN KEMENKES TAHUN 2015-2019 BIRO KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENKES Kesehatan Gedung Prof Dr. Sujudi Lantai 8 9 Jl. HR. Rasuna Said Blok X5 Kav.

Lebih terperinci

LK KKP KELAS II AMBON TAHUN 2014

LK KKP KELAS II AMBON TAHUN 2014 KATA PENGANTAR Laporan Kinerja Instansi Pemerintah merupakan salah satu amanat rakyat yang dibebankan kepada instansi pemerintah untuk mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya. Pertanggung

Lebih terperinci

NILAI STANDAR SUB UNSUR. Sub Unsur/Klasifikasi Data 1 <

NILAI STANDAR SUB UNSUR. Sub Unsur/Klasifikasi Data 1 < 2014,.127 10 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG KLASIFIKASI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN NILAI STANDAR SUB UNSUR KLASIFIKASI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN a. Unsur Utama Kekarantinaan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.878, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja. UPT Bidang Teknik Kesehatan Lingkungan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2349/MENKES/PER/XI/2011

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Nya atas tersusunnya Laporan Akuntabilitas Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas

KATA PENGANTAR. Nya atas tersusunnya Laporan Akuntabilitas Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas KATA PENGANTAR Puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan berkah dan rahmat- Nya atas tersusunnya Laporan Akuntabilitas Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IV Yogyakarta tahun 2016. Dalam

Lebih terperinci

-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, -1- KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/312/2016 TENTANG TIM KESEHATAN PADA ARUS MUDIK LEBARAN DAN NATAL TAHUN 2016, SERTA TAHUN BARU TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Nya atas tersusunnya Laporan Akuntabilitas Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas

KATA PENGANTAR. Nya atas tersusunnya Laporan Akuntabilitas Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas KATA PENGANTAR Puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan berkah dan rahmat- Nya atas tersusunnya Laporan Akuntabilitas Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IV Yogyakarta tahun 2017. Dalam

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/303/2017 TENTANG TIM KESEHATAN PADA ARUS MUDIK LEBARAN DAN NATAL TAHUN 2017 SERTA TAHUN BARU 2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Kuncahyo, SKM, MA Kepala KKP Kelas II Palembang

Kuncahyo, SKM, MA Kepala KKP Kelas II Palembang Kuncahyo, SKM, MA Kepala KKP Kelas II Palembang Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Palembang sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii Daftar Tabel... iv Daftar Gambar... v

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii Daftar Tabel... iv Daftar Gambar... v DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii Daftar Tabel... iv Daftar Gambar... v BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Dasar Hukum... 5 1.3. Maksud dan Tujuan... 5 1.4. Kelembagaan... 6

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai dengan dengan amanat Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian Kesehatan telah menyusun Rencana Strategis

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2015 KATA PENGANTAR D engan memanjatkan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG KLASIFIKASI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG KLASIFIKASI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG KLASIFIKASI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Belanja Negara (APBN)/Anggaran pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) berupa

BAB 1 PENDAHULUAN. Belanja Negara (APBN)/Anggaran pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) berupa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang No.17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang- Undang No.1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, memberikan amanat kepada pemerintah mulai

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 2349/MENKES/PER/XI/2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 2349/MENKES/PER/XI/2011 TENTANG PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR : 2349/MENKES/PER/XI/2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DI BIDANG TEKNIK KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bengkulu, 25 Januari 2016 Kepala Kantor. drg.djauzi,m.kes Nip

KATA PENGANTAR. Bengkulu, 25 Januari 2016 Kepala Kantor. drg.djauzi,m.kes Nip LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2015 K ANTOR K E SEHATAN P EL A BU HAN K E LAS II II II B E N GKU L U KEMENTERIAN KESEHATAN RI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PENYAKIT

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN KESEHATAN

STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN KESEHATAN 1. Staf Ahli Bidang Ekonomi Kesehatan; 2. Staf Ahli Bidang Teknologi Kesehatan dan Globalisasi; 3. Staf Ahli Bidang Desentralisasi Kesehatan; dan 4. Staf Ahli Bidang Hukum Kesehatan STAF AHLI STRUKTUR

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK KOTA BANDUNG TAHUN 2016

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK KOTA BANDUNG TAHUN 2016 KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK KOTA BANDUNG TAHUN 2016 TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Alloh Subhanahu Wa Ta ala, karena

Lebih terperinci

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 B A B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya tata Instansi Pemerintah yang baik, bersih dan berwibawa (Good Governance dan Clean Governance) merupakan syarat bagi setiap pemerintahan dalam

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT KEMENTERIAN KESEHATAN RI

DIREKTORAT JENDERAL PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT KEMENTERIAN KESEHATAN RI LAKIP KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I DENPASAR TAHUN 2016 DIREKTORAT JENDERAL PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT KEMENTERIAN KESEHATAN RI RINGKASAN EKSEKUTIF Akuntabilitas Kinerja Kantor Kesehatan

Lebih terperinci

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan Kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan Karunianya Reviu Dokumen

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/76/2015 TENTANG TIM KOORDINASI PASCA KRISIS KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/76/2015 TENTANG TIM KOORDINASI PASCA KRISIS KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/76/2015 TENTANG TIM KOORDINASI PASCA KRISIS KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN SIDOARJO DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

RPJMN dan RENSTRA BPOM

RPJMN dan RENSTRA BPOM RPJMN 2015-2019 dan RENSTRA BPOM 2015-2019 Kepala Bagian Renstra dan Organisasi Biro Perencanaan dan Keuangan Jakarta, 18 Juli 2017 1 SISTEMATIKA PENYAJIAN RPJMN 2015-2019 RENCANA STRATEGIS BPOM 2015-2019

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG TAHUN 2014

KOTA BANDUNG TAHUN 2014 DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN TAHUN 2014 JALAN SUKABUMI NO 17 BANDUNG Telp. (022) 7207113 1 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan Kehadapan Tuhan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. DAFTAR LAMPIRAN Halaman. A. Latar Belakang 1 B. Tugas Pokok, Fungsi, dan Struktur Organisasi 5 C. Sistematika 6

DAFTAR ISI. DAFTAR LAMPIRAN Halaman. A. Latar Belakang 1 B. Tugas Pokok, Fungsi, dan Struktur Organisasi 5 C. Sistematika 6 IKHTISAR EKSEKUTIF Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Makassar merupakan unit pelaksana teknis di lingkungan Kementerian Kesehatan dalam bidang pelatihan kesehatan yang berada di bawah dan bertanggungjawab

Lebih terperinci

SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR 56/KEP-DJPSDKP/2015 TENTANG

SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR 56/KEP-DJPSDKP/2015 TENTANG KEMENTERIAN DIREKTORAT JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA Jalan Medan Merdeka Timur Nomor 16 Gedung Mina Bahari III Lantai 15, Jakarta 10110 Telepon (021) 3519070, Facsimile (021) 3520346 Pos Elektronik ditjenpsdkp@kkp.goid

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

RANCANGAN INDIKATOR RENCANA AKSI KEGIATAN UPT BTKLPP

RANCANGAN INDIKATOR RENCANA AKSI KEGIATAN UPT BTKLPP RANCANGAN INDIKATOR RENCANA AKSI KEGIATAN UPT BTKLPP SISTEMATIKA PENYAJIAN RENCANA AKSI PROGRAM (RAP) RANCANGAN INDIKATOR RAK BTKLPP SISTEMATIKA RAK PERJANJIAN KINERJA MONITORING CAPAIAN RAK RENCANA TINDAK

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii Daftar Tabel... iv Daftar Grafik... vi Daftar Gambar... vi

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii Daftar Tabel... iv Daftar Grafik... vi Daftar Gambar... vi DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii Daftar Tabel... iv Daftar Grafik... vi Daftar Gambar... vi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Dasar Hukum... 5 1.3. Maksud dan Tujuan... 5 1.4.

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Soekarno-Hatta 2014 KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Soekarno-Hatta 2014 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Soekarno-Hatta tahun 2014 merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi yang diamanatkan sesuai dengan

Lebih terperinci

-2- MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN.

-2- MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN. GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 103 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KKP KELAS III BENGKULU TAHUN 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KKP KELAS III BENGKULU TAHUN 2014 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KKP KELAS III BENGKULU TAHUN 2014 KEMENTERIAN KESEHATAN RI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN 2014 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG TAHUN 2016

KOTA BANDUNG TAHUN 2016 DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN TAHUN 2016 Jalan Sukabumi No. 17 Bandung Telp. (022) 7207113 1 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan Kehadapan Tuhan

Lebih terperinci

Perda Kab. Belitung No. 17 Tahun

Perda Kab. Belitung No. 17 Tahun PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 17 TAHUN 2003 TENTANG ORGANISASI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG, Menimbang : a. bahwa dengan telah ditetapkannya Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

Bagian Kedua Kepala Dinas Pasal 159 (1) Kepala Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 158 huruf a, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerinta

Bagian Kedua Kepala Dinas Pasal 159 (1) Kepala Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 158 huruf a, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerinta BAB IX DINAS KESEHATAN Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 158 Susunan Organisasi Dinas Kesehatan, terdiri dari: a. Kepala Dinas; b. Sekretaris, membawahkan: 1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; 2. Sub

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.127, 2013 KEMENTERIAN KESEHATAN. Keracunan Pangan. Kejadian Luar Biasa. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG KEJADIAN LUAR BIASA

Lebih terperinci

Rencana Kinerja Tahunan 2013 i KATA PENGANTAR

Rencana Kinerja Tahunan 2013 i KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Dalam rangka melaksanakan amanat UU No. 8 tahun 1999, TAP MPR No. XI/MPR/1999, dan Inpres No. 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, serta sebagai wujud pertanggungjawaban

Lebih terperinci

LAKIP 2015 BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAKIP 2015 BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LAKIP 2015 BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 1 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum.wr.wb Alhamdulillah, kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan

Lebih terperinci

LAKIP KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I DENPASAR

LAKIP KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I DENPASAR 2015 LAKIP KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I DENPASAR DIREKTORAT JENDERAL PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT KEMENTERIAN KESEHATAN RI 2015 i RINGKASAN EKSEKUTIF Akuntabilitas Kinerja Kantor Kesehatan

Lebih terperinci

LAPORAN. Akuntabilitas Kinerja. tahun 2016 KKP KELAS I SOEKARNO-HATTA

LAPORAN. Akuntabilitas Kinerja. tahun 2016 KKP KELAS I SOEKARNO-HATTA LAPORAN Akuntabilitas Kinerja tahun 2016 KKP KELAS I SOEKARNO-HATTA KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT KKP KELAS I SOEKARNO-HATTA AREA PERKANTORAN

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja Tahun 2013 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2009 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR

BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR A. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 31 Tahun 2000 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2014 LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah KANTOR KESEHATAN PELABUHAN PALEMBANG 2014 KATA PENGANTAR Puji syukur kita ucapkan kepada Allah SWT atas perkenan-nya, Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

Kepala Dinas mempunyai tugas :

Kepala Dinas mempunyai tugas : Kepala Dinas mempunyai tugas : a. menyelenggarakan perumusan dan penetapan program kerja Dinas; d. menyelenggarakan perumusan kebijakan teknis di bidang kesehatan; e. menyelenggarakan urusan pemerintahan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 50 TAHUN 2016

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 50 TAHUN 2016 SALINAN BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

B A B P E N D A H U L U A N

B A B P E N D A H U L U A N 1 B A B P E N D A H U L U A N I A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintah yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab telah diterbitkan Instruksi Presiden No.

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PURBALINGGA

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

KATA PENGANTAR. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh i KATA PENGANTAR Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh Rencana Strategis (Renstra) merupakan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-Undang

Lebih terperinci

KABUPATEN BADUNG DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG TAHUN 2016

KABUPATEN BADUNG DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG TAHUN 2016 KABUPATEN BADUNG DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG TAHUN 2016 RSUD KABUPATEN BADUNG TAHUN 2016 DAFTAR ISI Halaman Penetapan Kinerja...... Kata Pengantar...... Daftar Isi...

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/543/2016 TENTANG PANITIA PENYELENGGARA BULAN PEMBERIAN OBAT PENCEGAHAN MASSAL DALAM RANGKA ELIMINASI FILARIASIS TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

RPJMD KABUPATEN LINGGA BAB 5 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

RPJMD KABUPATEN LINGGA BAB 5 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN I BAB 5 I VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Pengertian visi secara umum adalah gambaran masa depan atau proyeksi terhadap seluruh hasil yang anda nanti akan lakukan selama waktu yang ditentukan.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2013 TENTANG KESEHATAN MATRA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2013 TENTANG KESEHATAN MATRA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2013 TENTANG KESEHATAN MATRA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

BAB 2. VISI DAN MISI PRESIDEN, SERTA SASARAN

BAB 2. VISI DAN MISI PRESIDEN, SERTA SASARAN BAB 2. VISI DAN MISI PRESIDEN, SERTA SASARAN 2.1 VISI DAN MISI PRESIDEN Presiden Joko Widodo menetapkan Visi dan Misi pembangunan Tahun 2015-2019 yang secara politik menjadi bagian dari tujuan tercapainya

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.865, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKES. Sanitasi Kapal. Sertifikat. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG SERTIFIKAT SANITASI KAPAL DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 20 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 20 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 20 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KELIMA ATAS PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR KM. 43 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN PERHUBUNGAN SEBAGAIMANA

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT, BUPATI LOMBOK BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/633/2016 TENTANG TIM KOORDINASI PENGUATAN DAN PENERAPAN EPIDEMIOLOGI LAPANGAN

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/633/2016 TENTANG TIM KOORDINASI PENGUATAN DAN PENERAPAN EPIDEMIOLOGI LAPANGAN KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/633/2016 TENTANG TIM KOORDINASI PENGUATAN DAN PENERAPAN EPIDEMIOLOGI LAPANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN KESEHATAN

STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN KESEHATAN 1. Staf Ahli Bid. Teknologi Kesehatan dan Globalisasi; 2. Staf Ahli Bid. Pembiayaan & Pemberdayaan Masyarakat; 3. Staf Ahli Bid. Perlindungan Faktor Resiko Kesehatan; 4. Staf Ahli Bid Peningkatan Kapasitas

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 9 TAHUN

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 9 TAHUN SALINAN BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN TOLITOLI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TOLITOLI, Menimbang : a.

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2016 (Revisi II)

RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2016 (Revisi II) RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2016 (Revisi II) KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II PALEMBANG KATA PENGANTAR Puji syukur kita ucapkan kepada Allah SWT atas perkenan-nya, Rencana Kinerja Tahunan Tahun 2016

Lebih terperinci

Rencana Aksi Kegiatan

Rencana Aksi Kegiatan Rencana Aksi Kegiatan 2015-2019 DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA PADA PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, Menimbang : a. bahwa Dinas Kesehatan Kabupaten Subang telah dibentuk dengan Peraturan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN TA. 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN TA. 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN TA. 2012 PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN KATA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 79 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 79 TAHUN 2008 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 79 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS SEKRETARIAT, BIDANG, SUB BAGIAN DAN SEKSI DINAS KESEHATAN JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR MENIMBANG : bahwa sebagai

Lebih terperinci

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWA BARAT NOMOR 31 TAHUN 2017 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI 2015-2019 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 KATA PENGANTAR Rencana strategis (Renstra) 2015 2019 Biro Hukum dan Organisasi

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENGUJIAN MUTU DAN SERTIFIKASI OBAT HEWAN TAHUN ANGGARAN 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN BALAI BESAR PENGUJIAN MUTU DAN

Lebih terperinci

BAB II PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERJANJIAN KINERJA BAB II PERJANJIAN KINERJA Untuk mencapai visi dan misi Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik, yang salah satu misinya adalah Mengajak masyarakat Katolik untuk berperan serta secara aktif dan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Rahmat

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2016

RENCANA KINERJA TAHUNAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2016 RENCANA KINERJA TAHUNAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2016 Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan

Lebih terperinci