I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. yang dapat menimbulkan kerugian ekonomi (Wibowo, 2014). Hal ini disebabkan

Transkripsi

1 I. PENDAHULUAN Latar Belakang Penyakit Avian Influenza (AI) adalah salah satu penyakit infeksi penting yang dapat menimbulkan kerugian ekonomi (Wibowo, 2014). Hal ini disebabkan adanya kematian yang tinggi pada unggas, biaya pengendalian penyakit, termasuk pengendalian lalu lintas unggas serta gangguan perdagangan dan ancaman ketahanan pangan untuk negara berkembang (Harimoto and Kawaoka, 2001; Campitelli et al. 2002; McLeod et al. 2004). Avian Influenza pada ayam disebabkan oleh virus influenza tipe A dari family Orthomyxoviridae (Swayne and Halvorson, 2003). Virus avian influenza mempunyai rentang hospes yang luas, sehingga dapat menyerang beberapa jenis unggas, manusia, babi, kuda dan mamalia tingkat rendah (Cardona et al., 2009). Wabah penyakit AI di Indonesia pertama kali diidentifikasi pada tahun 2003 di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Barat (Komnas FBPI, 2007). Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Dharmayanti et al. (2004 a ) penyakit tersebut disebabkan oleh virus avian influenza subtipe H5N1. Pada awalnya beberapa penelitian menunjukkan bahwa infeksi virus H5N1 clade 2.1 pada golongan ayam seperti ayam layer, ayam broiler, dan ayam kampung bersifat sangat patogen sedangkan itik dan unggas air lainnya relatif lebih tahan terhadap infeksi virus tersebut. Penelitian tentang perkembangan virus Avian Influenza di Indonesia telah dilakukan antara lain oleh Damayanti et al. (2004), Dharmayanti et al. (2004 a ), 1

2 2 Dharmayanti et al. (2004 b ), Dharmayanti et al. (2005), dan Wibawa (2012). Menurut Damayanti et al. (2004) gejala klinis yang ditimbulkan dari bulan Agustus 2003 sampai akhir tahun 2004 masih konsisten yaitu kematian mendadak dalam waktu singkat, perdarahan pada subkutan dan bagian tubuh yang tidak berbulu. Setelah kurun waktu tersebut gejala klinis Avian Influenza (AI) pada unggas berubah, seperti penurunan produksi telur dan peningkatan mortalitas yang bervariasi tergantung dari patogenisitas virus avian influenza dan kondisi lingkungan. Perubahan patologi menunjukkan hemoragi subkutaneus dan edema kepala (Shane, 2005). Dalam perkembangannya, di akhir tahun 2012 terjadi kasus kematian itik yang sangat tinggi mencapai 100% di beberapa daerah di Jawa Tengah yang kemudian meluas ke DIY, Jawa Timur dan Pulau Madura. Hasil pengujian terhadap sampel tersebut diperoleh bahwa karakterisasi virus diklasifikasikan dalam virus Avian Influenza H5N1 clade dan dikenal sebagai virus AI clade baru di Indonesia (Wibawa et al., 2012). Wibowo (2014) mengatakan adanya kematian pada ayam dan itik yang dipelihara secara bersama dalam satu peternakan dengan hasil nekropsi menunjukkan lesi yang sangat karakteristik penyakit AI telah diidentifikasi sebagai virus AI subtipe H5N1 namun belum bisa dikarakterisasi sebagai virus clade lama (2.1.2) atau clade baru (2.3.2). Publikasi tentang virus AI clade baru pada ayam komersial belum banyak dilakukan. Beberapa metode uji diagnosa penyakit Avian Influenza telah dikembangkan dan dilakukan penelitian. Dharmayanti et al. (2004 b ) telah

3 3 melakukan penelitian identifikasi virus Avian Influenza melalui metode uji Reverse Transcription-Polymerase Chain Reaction (PCR). Nakatani et al. (2005), Vascellari et al. (2007), Tjahjowati (2010), dan Brojer (2012) telah melakukan penelitian terhadap virus AI dengan teknik imunohistokimia. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Tjahjowati (2010), teknik pewarnaan imunohistokimia merupakan salah satu metode diagnosa penyakit Avian Influenza. Penyebaran virus pada organ dapat diketahui dengan keberadaan antigen pada organ target yang divisualisasi melalui metode pewarnaan imunohistokimia. Metode ini dilakukan berdasarkan adanya ikatan antigenantibodi yang dilabel sehingga dapat tervisualisasi secara in situ. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran patologi virus AI subtipe H5N1 clade pada ayam petelur yang didukung oleh pengujian isolasi virus dan biologi molekuler, serta untuk mengetahui distribusi virus di organ dengan teknik pewarnaan imunohistokimia.

4 4 Perumusan Masalah Dalam rangka mewujudkan Indonesia bebas penyakit AI pada tahun 2020 maka penting dilakukan penelitian dan kajian mendalam ke semua sektor perunggasan mengenai perkembangan virus AI di lapangan. Upaya vaksinasi terhadap penyakit AI saat ini belum maksimal dan ada indikasi terjadinya mutasi virus penyebab AI pada unggas (Swayne and Suarez, 2003). Menurut Shortridge (1997) penanganan dan pencegahan terbaik untuk penyakit viral adalah dengan vaksinasi. Apabila diketahui bahwa virus AI subtipe H5N1 clade telah menginfeksi ayam komersial maka dapat dilakukan langkah-langkah yang dianggap perlu seperti evaluasi terhadap program vaksinasi di lapangan dan monitoring penyakit oleh pemangku kebijakan dalam upaya penanggulangan dan pengendalian penyakit AI. Kejadian awal AI pada unggas di Indonesia tahun 2003 ditandai dengan kematian yang tinggi pada unggas tetapi tidak disertai lesi yang spesifik karena penyakit berlangsung secara akut. Kematian akut oleh virus AI disebabkan oleh kerusakan sel yang mengatur susunan saraf pusat, kardiovaskuler dan sistem respirasi (Swayne, 1997). Infeksi virus AI mengalami perkembangan dengan munculnya gejala klinis kelesuan, anoreksia, ngorok, pembengkakan daerah fasial, sianotik pada balung dan pial, perdarahan pada kaki dan daerah tidak berbulu serta perdarahan sistemik pada organ internal dan sub-kutan. Kondisi klinis dan patologis tersebut diikuti kematian sangat tinggi bisa mencapai lebih dari 80% (Swayne and Halvorson, 2003).

5 5 Pada akhir tahun 2012 muncul kejadian AI pada itik yang teridentifikasi sebagai virus AI clade baru (clade 2.3.2) yang secara genetik berbeda dengan virus AI yang telah bersirkulasi di Indonesia. Kasus AI pada itik tersebut memiliki gejala klinis yang berbeda dengan kejadian AI pada unggas sebelumnya yaitu adanya tortikolis, kehilangan keseimbangan, kesulitan berdiri dan mata keputihan. Perubahan histopatologi yang ditemukan adalah nekrosis dan peradangan mononuklear perivaskuler cuffing pada otak dan infiltrasi limfosit dalam jumlah banyak pada otot jantung. Pada pewarnaan immunohistokimia menggunakan antibodi AI H5N1 ditemukan adanya antigen virus pada sel-sel neuron otak. Tingkat keparahan lesi pada itik tersebut lebih tinggi dibanding infeksi oleh virus AI clade 2.1. Untuk mengetahui sejauh mana patogenesitas isolat baru tersebut pada spesies yang berbeda terutama pada ayam perlu dilakukan penelitian lebih lanjut (Wibawa et al., 2012). Penelitian mengenai perkembangan virus AI terus dilakukan pada berbagai spesies unggas hingga saat ini. Penelitian terbaru mengenai gambaran histopatologi pada ayam yang diberi perlakuan dengan bahan sambiloto, temu ireng, adas bintang, sirih merah (ayam herbal) yang diinfeksi virus AI oleh Setiyono dan Bermawie (2014) menunjukkan hasil histopatologi berupa pembendungan, edema dan kerusakan sel epitel mukosa sistem pernafasan serta deplesi folikel limfoid, fibrosis limpa dan bursa fabrisius. Analisis imunohistokimia menunjukkan virus AI telah menyebar di organ sistem pernafasan dan sistem pertahanan.

6 6 Penelitian ini dilakukan pengamatan terhadap patologi anatomi dan gambaran histopatologi ayam petelur yang terinfeksi virus lapang avian influenza clade Sampel diperoleh dari kasus di lapangan yang memiliki gejala klinis mengarah ke diagnosa penyakit avian influenza. Dari kasus tersebut dilakukan pengujian awal dengan isolasi virus, apabila hasilnya positif Avian Influenza, maka pengujian dilanjutkan dengan realtime Reverse Transcription-Polymerase Chain Reaction (rtrt-pcr) menggunakan primer khusus untuk menentukan diferensiasi clade. Hasil positif avian influenza clade dari isolasi virus dan realtime Reverse Transcription- Polymerase Chain Reaction (rtrt-pcr) menjadi dasar untuk dilakukan pengujian histopatologi guna mengetahui gambaran lesi patologi. Pemeriksaan histopatologi menggunakan dua macam pewarnaan yaitu Hematoksilin-Eosin (H&E) dan Imunohistokimia (IHK). Hasil dari penelitian ini selain mengetahui gambaran lesi patologi juga dapat diketahui penyebaran virus di organ ayam petelur yang terinfeksi Avian Influenza clade

7 7 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran lesi patologis dan penyebaran virus Avian Influenza subtipe H5N1 clade di organ ayam petelur yang terinfeksi secara alam. Keaslian Penelitian Penelitian mengenai gambaran lesi patologi Avian Influenza clade pada ayam komersial khususnya ayam petelur belum banyak dilakukan. Penelitian yang pernah dilakukan mengenai perkembangan infeksi virus AI dan metode diagnosanya antara lain oleh Yulianto (2013), Wibawa (2012), Wibawa et al. (2012), dan Tjahjowati (2010). Kajian mengenai peneguhan diagnosis AI pada itik yang dilakukan oleh Yulianto (2013) bertujuan untuk melihat adanya gambaran histopatologis itik yang diduga terinfeksi AI dan menganalisis kesesuaian antara perubahan histopatologis dengan uji standar berupa uji virologi dan PCR dengan menggunakan uji Kappa. Kajian oleh Wibawa (2012) secara epidemiologi, biologi molekuler, patobiologi dan transmisi virus HPAI H5N1 pada itik menunjukkan hasil bahwa itik bukanlah spesies khusus atau faktor penentu kejadian endemik H5N1 HPAI di Indonesia. Penelitian oleh Wibawa et al. (2012) mengidentifikasi sebuah clade baru virus avian influenza subtipe H5N1 di Indonesia yaitu clade yang menyerang itik dengan perubahan histopatologi serta penyebaran virus terutama pada organ otak. Penelitian mengenai peneguhan diagnosis AI dengan metode pewarnaan immunohistokimia (IHK) pada beberapa jenis unggas (ayam kampung, ayam petelur, ayam pedaging, itik, burung puyuh,

8 8 burung merpati) telah dilakukan oleh Tjahjowati (2010) dengan hasil virus AI paling sering terdeteksi pada organ otak, ginjal, paru-paru, limpa, hati, pankreas, dan jantung, serta jarang pada trakea. Penelitian ini dikhususkan untuk melihat gambaran lesi patologi dan penyebaran virus di organ ayam petelur yang terinfeksi virus lapang Avian Influenza clade Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi lebih lanjut mengenai perkembangan penyakit Avian Influenza subtipe H5N1 clade pada ayam petelur terutama gambaran lesi patologi serta penyebarannya di berbagai organ.