HASIL DAN PEMBAHASAN
|
|
- Inge Susman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan pengamatan terhadap gejala klinis pada semua kelompok perlakuan, baik pada kelompok kontrol (P0) maupun pada kelompok perlakuan I, II dan III dari hari pertama sampai pada hari keenam semua itik terlihat sehat, tidak ditemukan adanya gejala klinis. Gejala klinis sinusitis mulai terlihat pada hari ke 8 pada kelompok perlakuan I dan II, dua hari setelah itik ditantang dengan virus H5N1 melalui intranasal dengan dosis 10 4 EID 50 per ekor, sedangkan gejala sinusitis terlihat pada kelompok perlakuan III dihari ke 9. Pada hari ke 10 itik-itik pada perlakuan I, II dan III terlihat mengalami gejala berupa sinusitis dan konjungtivitis, dan pada hari ke 11 semua itik baik pada perlakuan I, II dan III telah menunjukkan gejala berupa sinusitis, konjungtivitis dan diare berwarna putih kecuali pada kelompok kontrol. Selanjutnya semua itik yang menjadi hewan coba dalam penelitian ini baik pada kelompok kontrol dan pada kelompok perlakuan I, II, dan III dilakukan nekropsi. Hasil pengamatan histopatologi dengan metode HE, pada beberapa organ seperti trakhea, paru-paru, jantung, limpa, hati, usus, pankreas, ginjal, ovarium, dan isthmus serta otak secara umum menunjukkan adanya kongesti vena dan nekrosis endotel buluh darah, selain itu juga terlihat adanya infiltrasi limfosit yang terutama berada disekitar pembuluh darah. Seperti yang dikemukakan oleh Tizard (1987), bahwa inflitrasi sel radang merupakan reaksi tanggap gebal yang terjadi di dalam tubuh untuk mengeliminasi benda-banda asing atau antigen yang masuk, dan sel radang ini akan menginduksi pembentukan antibodi di dalam tubuh. Pada setiap infeksi semua jenis sel radang dilepaskan, tetapi sel radang yang dominan dilepaskan pada setiap infeksi berbeda-beda tergantung dari agen penyebab, apabila infeksi disebabkan oleh virus maka sel radang yang dominan muncul adalah limfosit. Pada saat suatu mikroba invasif, komponen-komponen spesifik sistem imun melakukan persiapan untuk secara selektif menyerang benda asing tersebut. Sel-sel sistem imun spesifik seperti limfosit, masing-masing dilengkapi dengan reseptor permukaan yang mampu berikatan dengan molekul asing spesifik yang dikenal sebagai antigen. Kemampuan mendeteksi bermacam-macam antigen dari
2 26 limfosit tersebut dihasilkan oleh pertukaran acak beberapa segmen gen, disertai mutasi somatik, selama perkembangan limfosit (Barrett 1988). Kemampuan gerakan amuboid yang dimiliki oleh sel-sel limfosit memiliki kekuatan yang berbeda, mengakibatkan perbedaan dalam pencapaian wilayah yang dapat dijangkau, sel limfosit yang memiliki keterbatasan kekuatan gerakan amuboid akan berkumpul disekitar pembuluh darah. Selain itu infiltrasi sel limfosit disekitar pembuluh darah, juga bisa disebabkan karena virus memang menempati area vaskular tersebut yang menjadi mediator peradangan, dengan adanya sel-sel atau jaringan yang rusak akan menstimulasi pengiriman limfosit ke area tersebut (Smith & Jones 1961). Pada pemeriksaan imunohistokimia pada kelompok perlakuan I, yaitu pada itik yang divaksin AI inaktif dan 3 hari kemudian ditantang dengan virus AI H5N1 dengan dosis 10 4 EID 50 secara intranasal. Keberadaan virus H5N1 pada kelompok perlakuan ini ditemukan pada jaringan paru-paru, jantung, hati, pankreas, limpa, ginjal, ovarium dan isthmus dalam derajat ringan (+), pada jaringan otak terdapat satu yang menunjukkan positif (+) dan dua jaringan otak lainnya tidak menunjukkan adanya antigen H5N1. Untuk jaringan trakhea serta usus menunjukkan adanya antigen H5N1 dalam jumlah yang sedang (++). Tidak ditemukan adanya antigen virus H5N1 pada otot dada dan otot paha. Pada pemeriksaan imunohistokimia pada kelompok perlakuan II, yaitu itik tidak divaksin dan ditantang dengan virus AI H5N1, virus AI H5N1 ditemukan pada jaringan paru-paru, jantung, pankreas, hati, limpa, ginjal, ovarium dan isthmus dalam derajat ringan (+) sampai sedang (++), sedangkan pada jaringan otak terdapat dua ekor itik yang menunjukkan positif (+) dan hanya satu jaringan otak yang tidak menunjukkan adanya antigen H5N1. Pada trakhea serta usus berada pada derajat yang tinggi (+++). Sedangkan pada otot dada dan otot paha menunjukkan reaksi yang negatif. Pemeriksaan imunohistokimia pada kelompok perlakuan III, yaitu itik yang telah berproduksi (tidak divaksin dan ditantang dengan virus AI H5N1), virus AI H5N1 ditemukan pada jaringan paru-paru, jantung, hati, pankreas, limpa, ginjal, ovarium dan ishtmus dalam derajat ringan (+) sampai sedang (++). Pada jaringan otak, ada dua ekor yang menunjukkan positif (+) dan hanya satu jaringan
3 27 otak yang tidak menunjukkan adanya antigen H5N1. Keberadaan virus AI H5N1 pada jaringan trakhea serta usus pada kelompok ini menunjukkan derajat yang tinggi (+++). Tidak ditemukan adanya antigen H5N1 pada otot dada dan otot paha. Tabel 2. Distribusi antigen H5N1 pada organ itik dengan metode imunohistokimia Organ P0 PI PII PIII Otak Trakea Paru-paru Usus Pankreas Jantung Ginjal Hati Limpa Ovarium Isthmus Otot dada Otot paha Antigen H5N1 ditemukan dalam derajat yang tergolong sedang (++) sampai tinggi (+++) pada organ trakhea pada semua kelompok perlakuan (PI, PII dan PIII). Pemeriksaan dengan pewarnaan HE ditemukan adanya proses peradangan yang ditandai dengan infiltrasi sel-sel limfosit disertai dengan nekrosis dan juga telihat adanya kongesti. Infeksi secara intranasal akan menyebabkan penyebaran virus pada organ saluran pernafasan yang merupakan sasaran utama virus AI, yaitu sel-sel epitel torak dari saluran pernafasan, sel-sel ini rentan terhadap infeksi virus. Reseptor virus adalah penentu tropism (respons organisme terhadap stimulus luar). Pada infeksi AI, tempat ikatan reseptor virus hemaglutinin (HA) diperlukan untuk ikatan ke galaktosa mengikat asam sialik pada permukaan sel-sel hospes (Weis et al.1988). Virus yang masuk melalui inhalasi akan menembus mukosa saluran pernafasan. Virus melekat pada reseptor galaktosa yang ada pada saluran pernafasan burung dilanjutkan dengan proses endositosis, dan fusi virus. Pada saat
4 28 proses fusi, genom virus dilepaskan ke sitoplasma sel terinfeksi selanjutnya genom akan bermigrasi ke nukleus. Di nukleus inilah terjadi trankripsi dan replikasi virus (Cross et al., 2001). Ketika virus AI menginfeksi sel-sel epitel pernafasan secara efisien, replikasi terjadi dalam waktu berjam-jam dan sejumlah virion diproduksi (Behrens & Stoll 2007). Infeksi dan replikasi virus AI dalam saluran pernafasan menimbulkan kerusakan sel yang disebabkan oleh penurunan pengaturan sintesis protein sel hospes dan apoptosis yang disebut juga program kematian sel, yaitu suatu rentetan peristiwa sel yang hasil akhirnya hilangnya sel beserta isinya secara efisien (Willey et al. 2001). Pada penelitian ini pemeriksaan dengan pewarnaan HE, pada jaringan trakea terlihat adanya kongesti, infiltrasi limfosit dan nekrosis sel. Pada organ paru-paru antigen virus H5N1 terdeteksi dalam derajat yang ringan (+), virus ditemukan di dalam dan di sekitar alveoli, bagian dari paru-paru dimana oksigen bertemu dengan darah. Sedangkan pada pewarnaan HE terlihat adanya kongesti pada vena dan adanya infiltrasi limfosit. Keberadaan virus pada organ ini selanjutnya dapat menyebabkan kerusakan sel sehingga akan mengganggu fungsi kerja dari organ paru-paru. Jaringan paru yang rusak karena infeksi AI berhubungan dengan stress oksidasi seluler, generasi spesies oksigen reaktif (ROs), dan induksi nitric oxide synthetase-2, yang menimbulkan pembentukan nitrogen reaktif toksik menengah (Chen et al. 2001). Keberadaan antigen virus H5N1 pada organ jantung dalam derajat ringan (+) yang dengan pewarnaan HE ditandai dengan adanya kongesti, turut menjelaskan ditemukannya antigen virus AI H5N1 pada hampir semua organ. Karena jantung merupakan bagian dari sistem kardiovaskular, yang berperan dalam perjalanan penyakit AI sehingga virus dapat menyebar ke semua organ viseral. Limpa merupakan organ tubuh yang komplek dengan banyak fungsi. Dari fungsinya terdiri atas dua bagian, pulpa putih merupakan sistem kekebalan untuk melawan infeksi dan bagian pulpa merah bertugas membuang bahan-bahan yang tidak diperlukan dari dalam darah (misalnya sel darah merah yang rusak). Sel darah putih tertentu (limfosit) menghasilkan antibodi pelindung dan
5 29 memegang peranan penting dalam melawan infeksi. Limfosit dapat dibentuk dan mengalami pematangan di dalam pulpa putih limpa (Anonim 2008b) Antigen AI H5N1 ditemukan juga pada organ limpa pada semua perlakuan (PI, PII dan PIII) pada derajat ringan (+) dan dengan pewarnaan HE diantaranya terlihat adanya kongesti, infiltrasi limfosit, penebalan dinding pembuluh darah dan nekosis sel. Penyakit AI dapat merusak struktur dan fungsi organ limfoid sekunder yakni diantaranya limpa yang mengakibatkan fungsi organ tersebut berkurang dalam melawan infeksi, sehingga peningkatan resiko untuk menyebabkan infeksi yang lebih parah hingga terjadinya kematian tidak akan berlangsung lama. Pankreas adalah kelenjar pencernaan yang terdiri atas 2 bagian, endokrin dan eksokrin. Bagian eksokrin menghasilkan NaHCO3 serta enzim-enzim pencernaan yang melalui saluran pankreas menyalurkan enzim-enzim tersebut ke duodenum. Sedangkan pada bagian endokrin terdapat pulau-pulau Langerhans yang menghasilkan hormon-hormon insulin dan glukagon yang akan masuk langsung ke peredaran darah (Frandson 1992). Antigen virus H5N1 ditemukan pada pankreas pada semua perlakuan (PI, PII, dan PIII) pada derajat ringan (+). Dengan pewarnaan HE diantaranya tampak adanya hemoragi dan kongesti pada vena, yang pada akhirnya dapat menyebabkan kerusakan pada sel-sel pankreas, sehingga dapat menurunkan fungsi organ pankreas tersebut dalam menghasilkan enzim pencernaan seperti tripsin, steapsin dan amilopsin yang dapat menyebabkan gangguan pada proses pencernaan dan penyerapan makanan. Selain itu juga akan menurunkan fungsi pankreas yang lain, yakni dalam menghasilkan hormonhormon yang berperan dalam metabolisme tubuh. Pada penelitian ini, antigen virus H5N1 dapat dideteksi pada usus dalam jumlah yang cukup banyak (+++). Hal ini sesuai dengan gambaran histopatologi dengan pewarnaan HE terlihat adanya kongesti pada usus yang cukup hebat, infiltrasi limfosit dan nekosis sel. Bila dilihat dari gejala, itik juga mengalami gejala diare berwarna putih, hal ini dikarenakan pada itik yang terinfeksi AI akan diikuti pula dengan adanya gangguan pada fungsi hati dan pankreasnya. Pada pewarnaan imunohistokimia terlihat adanya antigen virus AI H5N1 dalam derajat yang ringan (+) pada jaringan hati. Didukung oleh pemeriksaan
6 30 dengan pewarnaan HE bahwa pada organ tersebut terlihat adanya kongesti vena, dilatasi sinusoid dan infiltrasi limfosit pada sekitar pembuluh darah serta adanya nekrosis sel. Perdarahan yang terlihat pada sinusoid-sinusoid hati merupakan indikasi adanya kerusakan pada pembuluh darah. Keadaan tersebut dapat menyebabkan gangguan pada proses biokimiawi dari organ hati, yang pada akhirnya mengakibatkan gangguan pada metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak pada sel. Gangguan metabolisme intraseluler ini akhirnya mengakibatkan perubahan pada struktur sel hati (Darmawan 1994). Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh dan sel hati mempunyai daya regenerasi yang sangat besar. Tetapi dalam kasus AI, sel-sel hati yang mengalami kerusakan tidak dapat digantikan karena prosesnya yang akut. Pada organ ginjal terdeteksi antigen virus AI H5N1 pada derajat yang ringan (+). Pada pewarnaan dengan HE terlihat adanya kerusakan yang terjadi pada glomerulus berupa kongesti yang juga diikuti dengan adanya kongesti pada daerah diantara tubulus atau daerah interstisial. Ginjal merupakan organ tubuh yang mempunyai peranan penting dalam mengatur keseimbangan air dan elektrolit, mengeluarkan sisa hasil metabolisme tubuh yang tidak dibutuhkan serta sebagai tempat pembentukan hormon yang mengatur tekanan darah dan proses pematangan sel darah merah (eritrosit). Adanya gangguan fungsi ginjal dapat menyebabkan gangguan keseimbangan air dan elektrolit, yang akibatnya dapat menimbulkan gangguan pada pengaturan tekanan darah (Striker et al. 1978). Virus yang telah bereplikasi akan terbawa darah menuju sel target organ, sehingga virus AI tidak hanya ditemukan pada organ respirasi maupun organ pencernaan tapi juga ditemukan pada organ lain, seperti pada organ otak hanya ditemukan pada PII dan PIII dengan derajat yang ringan (+) dan pada organ reproduksi diantaranya ovarium dan isthmus yang ditemukan dalam derajat ringan (+) sampai sedang (++). Pada pewarnaan HE pada ketiga organ tersebut terlihat adanya kongestidan kongesti pada vena Adanya virus pada organ reproduksi juga akan berpengaruh pada produksi telur, karena keberadaan virus AI akan merangsang sel natural killer. Sel natural killer secara nonspesifik melisiskan dan menghancurkan sel-sel yang terinfeksi virus. Kemampuan virus AI adalah membangkitkan hampir keseluruhan respon
7 31 "bunuh diri" dalam sistem imunitas tubuh. Semakin banyak virus itu tereplikasi, semakin banyak pula sitokin protein yang memicu untuk peningkatan respons imunitas yang memainkan peran penting dalam peradangan yang diproduksi tubuh. Sitokin yang membanjiri aliran darah, karena virus yang bertambah banyak, justru melukai jaringan-jaringan dalam tubuh (Achdount et al. 2003). Pada penelitian ini, dengan terdeteksinya virus AI pada organ reproduksi dari itik pada PIII, yaitu itik yang telah berproduksi maka besar kemungkinan akan adanya virus ini pada telur-telur yang telah dihasilkan. Semua bagian dari telur burung yang terinfeksi, virus AI dapat ditemukan di dalam maupun dipermukaan luar dari telur (FEHD 2005) Berdasarkan analisis statistik terhadap rata-rata gambaran imunohistokimia dari setiap organ pada penelitian ini dapat ditunjukkan sebagai berikut : pada jaringan otak, hati, otot dada dan otot paha pada penelitian ini, menunjukkan bahwa pada semua kelompok perlakuan (PI, PII, dan PIII) memberikan gambaran yang tidak berbeda nyata dibandingkan dengan kelompok kontrol (P0) (p> 0,05). Hal ini bisa disebabkan karena pada hewan coba itik, telah dilakukan nekropsi pada hari kelima setelah ditantang dengan virus AI, yang baru menunjukkan gejala-gejala pada saluran pernafasan dan pencernaan saja, sehingga antigen hanya ditemui pada organ-organ viseral dan belum terdeteksi pada jaringan otot. Pada analisis statistik terhadap rata-rata gambaran imunohistokimia pada jaringan paru-paru, pankreas, jantung, ginjal, limpa dan ovarium dapat diketahui bahwa pada kelompok PI, PII, dan PIII memberikan gambaran yang berbeda nyata dengan kelompok kontrol (P0) (p<0,05), tetapi antara PI, PII, dan PIII memberikan gambaran yang tidak berbeda nyata (p> 0,05). Pada gambaran imunohistokimia pada organ-organ tersebut baik pada kelompok P1, PII dan PIII memperlihatkan keberadaan antigen H5N1 dalam derajat ringan (+) dan pada kelompok kontrol P0 tidak terdeteksi adanya antigen H5N1. Pada jaringan trakhea, usus, dan isthmus berdasarkan analisis statistik menunjukkan bahwa pada kelompok PI, PII, dan PIII memberikan gambaran yang berbeda nyata dengan kelompok kontrol (P0) (p< 0,05), tetapi terdapat perbedaan yang nyata antara kelompok PI dengan kelompok PII dan PIII (p< 0,05).
8 32 Gambaran imunohistokimia pada kelompok PII dan PIII berada pada derajat sedang (++) sampai tinggi (+++) pada trakhea dan usus, serta pada isthmus berada pada derajat yang sedang (++). Pada ketiga organ tersebut terlihat bahwa antara kelompok PII dan PIII tidak berbeda nyata (p> 0,05). Sedangkan untuk P1 untuk trakhea dan usus berada pada derajat yang sedang (++) dan untuk isthmus berada pada derajat yang ringan (+). Terdapatnya perbedaan yang nyata antara kelompok P1 dengan PII dan PIII pada jaringan trakhea, usus dan isthmus. Hal ini dapat dijelaskan karena pada kelompok PI, itik telah mengalami vaksinasi, namun dengan selang waktu yang sangat pendek belum memberikan kekebalan protektif terhadap itik, sehingga itik masih dapat terinfeksi. Tapi dari gambaran imunohistokimia dengan pemeriksaan secara semikuantitatif terlihat adanya perbedaan antara PI dengan PII dan PIII dalam banyaknya antigen yang terdeteksi pada ketiga organ tersebut. Hasil Penelitian ini dapat memberikan berbagai informasi mengenai distribusi virus AI pada jaringan tubuh itik. Virus H5N1 yang diberikan secara intranasal dapat menyebar secara sistemik, sehingga pada hampir semua organ viseral terdeteksi adanya antigen H5N1. Tidak terdeteksinya keberadaan antigen H5N1 pada jaringan otot kemungkinan karena hewan coba telah dinekropsi pada hari kelima pasca pemberian virus, dan itik baru menunjukkan gejala klinis pada saluran pernafasan dan diare berwarna putih. Bila waktu perjalanan penyakit diperpanjang virus akan terus menyebar melalui pembuluh darah dan sistem lymphatik sehingga tidak menutup kemungkinan bahwa pada jaringan otot juga bisa mengandung virus H5N1. Sebuah studi mengenai pengaruh inokulasi terhadap penyebaran virus di tubuh hewan, menginformasikan bahwa lokasi inokulasi virus menentukan jalannya penyebaran virus AI pada tubuh hospes (Flint et al. 2004). Infeksi virus H5N1 dimulai ketika virus memasuki sel hospes melalui pernafasan ataupun mulut, kemudian menyebar memasuki submukosa melalui sistem peredaran darah atau sistem lymphatic serta menginfeksi berbagai macam tipe sel organ (Radji 2006). Hemaglutinin pada virus AI virulen dapat menempel pada berbagai jenis sel, karena virus AI virulen memiliki multiple basic amino acid pada daerah cleavage site gen HA menjadikannya sensitif terhadap protease
9 33 seluler endogen yang tersebar diberbagai tipe sel sehingga virus dapat menyebabkan infeksi sistemik dan dapat menimbulkan kematian (Swayne 1997). Aktivasi proteolitik protein HA merupakan faktor penting untuk infektivitas dan penyebaran virus ke seluruh tubuh. Perbedaan kepekaan protein HA virus AI terhadap protease hospes akan berhubungan dengan tingkat virulensi. Virus yang termasuk dalam kelompok HPAIV mempunyai hemaglutinin yang sangat peka terhadap protease endogen/seluler hospes, sedangkan pemotongan hemaglutinin pada LPAIV membutuhkan protease ekstra seluler aktif spesifik seperti tripsin (Swayne & Suarez 2000). Pada penelitian yang dilakukan pada akhir tahun 2002 menginformasikan bahwa virus H5N dapat menginfeksi berbagai tipe sel dibandingkan dengan virus H5N1 yang ditemukan tahun-tahun sebelumnya. Meluasnya infeksi pada berbagai jaringan dapat memegang peranan pada peningkatan patogenitas virus (Strum-Ramirez 2004). Dalam kaitannya dengan kemungkinan tranmisi virus, virus ini akan mati dalam suhu yang tinggi. Oleh karena itu daging, telur, dan hewan harus dimasak dengan matang untuk menghindari penularan. Tidak ada risiko yang ditimbulkan dalam mengkonsumsi produk unggas air dan telurnya yang telah dimasak dengan baik dan matang. Saat ini tidak ada bukti bahwa daging unggas atau produk unggas yang dimasak dengan matang adalah sumber infeksi virus H5N1 keturunan Asia pada manusia. Sebagai aturan umum, WHO merekomendasikan daging harus dimasak lama, sehingga semua bagian dalam daging mencapai suhu 70 0 C. Pada suhu ini, virus influenza tidak aktif, menjadikan semua bagian daging unggas aman dari kontaminasi virus H5N1 (WHO 2005b). Virus AI dapat menyebar ke manusia yang menangani dan berkontak langsung dengan produk unggas dan telur yang terkontaminasi (FEHD 2005). Pemaparan yang dianggap paling mungkin adalah pada saat proses penyembelihan, pencabutan bulu, pemotongan dan persiapan untuk dimasak, serta pada saat menangani telur mentah baik pada kondisi yang masih utuh ataupun dalam keadaan yang pecah ataupun retak.
HASIL DAN PEMBAHASAN
18 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil uji tantang virus AI H5N1 pada dosis 10 4.0 EID 50 /0,1 ml per ekor secara intranasal menunjukkan bahwa virus ini menyebabkan mortalitas pada ayam sebagai hewan coba
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Latar Belakang. yang dapat menimbulkan kerugian ekonomi (Wibowo, 2014). Hal ini disebabkan
I. PENDAHULUAN Latar Belakang Penyakit Avian Influenza (AI) adalah salah satu penyakit infeksi penting yang dapat menimbulkan kerugian ekonomi (Wibowo, 2014). Hal ini disebabkan adanya kematian yang tinggi
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil
9 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Perubahan histopatologi trakea Parameter yang diperiksa pada organ trakea adalah keutuhan silia, keutuhan epitel, jumlah sel goblet, dan sel radang. Pada lapisan mukosa, tampak
Lebih terperinciMENJELASKAN STRUTUR DAN FUNGSI ORGAN MANUSIA DAN HEWAN TERTENTU, KELAINAN/ PENYAKIT YANG MUNGKIN TERJADI SERTA IMPLIKASINYA PADA SALINGTEMAS
MENJELASKAN STRUTUR DAN FUNGSI ORGAN MANUSIA DAN HEWAN TERTENTU, KELAINAN/ PENYAKIT YANG MUNGKIN TERJADI SERTA IMPLIKASINYA PADA SALINGTEMAS KD 3.8. Menjelaskan mekanisme pertahanan tubuh terhadap benda
Lebih terperinciCATATAN SINGKAT IMUNOLOGI
CATATAN SINGKAT IMUNOLOGI rina_susilowati@ugm.ac.id Apakah imunologi itu? Imunologi adalah ilmu yang mempelajari sistem imun. Sistem imun dipunyai oleh berbagai organisme, namun pada tulisan ini sistem
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Data Mortalitas
20 HASIL DAN PEMBAHASAN Data Mortalitas Virus H 5 N yang sangat patogen atau yang lebih dikenal dengan virus flu burung, menyebabkan penyebaran penyakit secara cepat di antara unggas serta dapat menular
Lebih terperinciKonsep Sel, Jaringan, Organ dan Sistem Organ
Konsep Sel, Jaringan, Organ dan Sistem Organ STRUKTUR TUBUH MANUSIA SEL (UNSUR DASAR JARINGAN TUBUH YANG TERDIRI ATAS INTI SEL/ NUCLEUS DAN PROTOPLASMA) JARINGAN (KUMPULAN SEL KHUSUS DENGAN BENTUK & FUNGSI
Lebih terperinciMekanisme Pertahanan Tubuh. Kelompok 7 Rismauzy Marwan Imas Ajeung P Andreas P Girsang
Mekanisme Pertahanan Tubuh Kelompok 7 Rismauzy Marwan Imas Ajeung P Andreas P Girsang Imunitas atau kekebalan adalah sistem mekanisme pada organisme yang melindungi tubuh terhadap pengaruh biologis luar
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 2. Diferensial leukosit ayam perlakuan berumur 21 hari selama pemberian ekstrak tanaman obat
33 HASIL DAN PEMBAHASAN Diferensial Leukosit Ayam Perlakuan Pemeriksaan diferensial leukosit ayam broiler dalam kelompok perlakuan dilakukan sebanyak tiga kali selama penelitian berlangsung. Pemeriksaan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Penurunan jumlah ookista dalam feses merupakan salah satu indikator bahwa zat yang diberikan dapat berfungsi sebagai koksidiostat. Rataan jumlah ookista pada feses ayam berdasarkan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
23 HASIL DAN PEMBAHASAN Pengamatan gejala klinis pasca infeksi virus H5N1 terlihat ayam lesu, pucat, oedema di kepala, leher memendek, dan bulu berdiri. Pada hari ke-3 sebagian ayam sudah ada yang mati,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Perubahan histopatologi pada timus
13 HASIL DAN PEMBAHASAN Perubahan histopatologi pada timus Jaringan limfoid sangat berperan penting untuk pertahanan terhadap mikroorganisme. Ayam broiler memiliki jaringan limfoid primer (timus dan bursa
Lebih terperinciSISTEM PERTAHANAN TUBUH
SISTEM PERTAHANAN TUBUH Sistem Pertahanan Tubuh Sistem Pertahanan Tubuh Non spesifik Sistem Pertahanan Tubuh Spesifik Jenis Kekebalan Tubuh Disfungsi sitem kekebalan tubuh Eksternal Internal Struktur Sistem
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. unggas yang dibudidayakan baik secara tradisional sebagai usaha sampingan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peternakan unggas di Indonesia memegang peran penting bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan protein hewani. Hal ini terlihat dari banyaknya jenis unggas yang dibudidayakan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
40 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil evaluasi histopatologi dari organ paru paru ayam, tampak adanya perubahan patologi yang terjadi pada seluruh kelompok, baik kelompok kontrol (K P dan K N ) maupun kelompok
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Perubahan Histopatologi
HASIL DAN PEMBAHASAN Perubahan Histopatologi Pengamatan histopatologi limpa dilakukan untuk melihat lesio pada limpa. Dari preparat yang diamati, pada seluruh kelompok perlakuan baik kontrol (-) maupun
Lebih terperinciBAB VI PEMBAHASAN. Mencit Balb/C yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari. Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Muhamadiyah
BAB VI PEMBAHASAN Mencit Balb/C yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Muhamadiyah Yogyakarta. Banyaknya mencit yang digunakan adalah 24
Lebih terperinciSistem Tubuh Manusia
Sistem Tubuh Manusia 1. Sistem Skelet Terdiri dari tulang-tulang terpisah yang akan membentuk rangka tubuh Jenis tulang : tulang panjang (contoh : tulang femur), tulang pendek (contoh : tulang pergelangan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah sel tumor limfoid pada lamina propria Hasil pengamatan terhadap jumlah sel tumor limfoid pada lamina propria vili usus yang diperoleh dari setiap kelompok percobaan telah dihitung
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. atau ayam yang kemampuan produksi telurnya tinggi. Karakteristik ayam petelur
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Ayam petelur adalah ayam yang mempunyai sifat unggul dalam produksi telur atau ayam yang kemampuan produksi telurnya tinggi. Karakteristik ayam petelur yaitu
Lebih terperinciDISTIBUSI VIRUS AVIAN INFLUENZA (H5N1) PADA JARINGAN TUBUH ITIK DENGAN METODE IMUNOHISTOKIMIA KUSUMA SRI HANDAYANI
DISTIBUSI VIRUS AVIAN INFLUENZA (H5N1) PADA JARINGAN TUBUH ITIK DENGAN METODE IMUNOHISTOKIMIA KUSUMA SRI HANDAYANI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
Lebih terperincib. Badan pankreas Merupakan bagian utama dan letaknya di belakang lambung dan vertebra lumbalis pertama. c. Ekor pankreas Merupakan bagian yang
PANKREAS Pankreas merupakan suatu organ berupa kelenjar dengan panjang 12,5 cm dan tebal + 2,5 cm Pankreas terdiri dari: a. Kepala pankreas Merupakan bagian yang paling lebar, terletak disebelah kanan
Lebih terperinciSISTEM IMUN (SISTEM PERTAHANAN TUBUH)
SISTEM IMUN (SISTEM PERTAHANAN TUBUH) FUNGSI SISTEM IMUN: Melindungi tubuh dari invasi penyebab penyakit; menghancurkan & menghilangkan mikroorganisme atau substansi asing (bakteri, parasit, jamur, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Makanan adalah sumber kehidupan. Di era modern ini, sangat banyak berkembang berbagai macam bentuk makanan untuk menunjang kelangsungan hidup setiap individu. Kebanyakan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Temperatur Tubuh Peningkatan temperatur tubuh dapat dijadikan indikator terjadinya peradangan di dalam tubuh atau demam. Menurut Kelly (1984), temperatur normal tubuh sapi
Lebih terperinciPRINSIP BIOENERGETIKA PADA HEWAN
PRINSIP BIOENERGETIKA PADA HEWAN BAHAN MAKANAN (MOLEKUL ORGANIK) Lingkungan eksternal Hewan KONSUMSI MAKANAN PROSES PENCERNAAN PROSES PENYERAPAN PANAS energi yg hilang dalam feses MOLEKUL NUTRIEN (dalam
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Parasitemia Hasil penelitian menunjukan bahwa semua rute inokulasi baik melalui membran korioalantois maupun kantung alantois dapat menginfeksi semua telur tertunas (TET). Namun terdapat
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. dapat disebabkan oleh kausa infeksius, non-infeksius dan nutrisional (Ali dkk.,
PENDAHULUAN Latar Belakang Tortikolis adalah gejala yang umum terlihat di berbagai jenis unggas yang dapat disebabkan oleh kausa infeksius, non-infeksius dan nutrisional (Ali dkk., 2014). Menurut Capua
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
6 Pewarnaan Proses selanjutnya yaitu deparafinisasi dengan xylol III, II, I, alkohol absolut III, II, I, alkohol 96%, 90%, 80%, dan 70% masing-masing selama 2 menit. Selanjutnya seluruh preparat organ
Lebih terperinciTEORI SISTEM IMUN - SMA KELAS XI SISTEM IMUN PENDAHULUAN
TEORI SISTEM IMUN - SMA KELAS XI SISTEM IMUN PENDAHULUAN Sistem Imun merupakan semua mekanisme pertahanan yang dapat dimobilisasi oleh tubuh untuk memerangi berbagai ancaman invasi asing. Kulit merupakan
Lebih terperinciProses pencernaan makanan yang terjadi pada organ 3, 4 dan 5 adalah...
Formasi UKK semester genap 2011/2012 Jawablah Pertanyaan di bawah ini dengan benar! Sistem Pencernaan 1. Proses penguraian yang terjadi pada organ pencernaan lambung oleh beberapa enzim adalah... 2. Perhatikan
Lebih terperinciGambar 1 Rata-rata Jumlah Sel Darah Putih Ikan Lele Dumbo Setiap Minggu
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Jumlah Sel Darah Putih (Leukosit) Ikan Lele Dumbo Pada penelitian ini dihitung jumlah sel darah putih ikan lele dumbo untuk mengetahui pengaruh vitamin dalam meningkatkan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Itik Cihateup merupakan salah satu unggas air, yaitu jenis unggas yang
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Itik Cihateup merupakan salah satu unggas air, yaitu jenis unggas yang sebagian besar waktunya dihabiskan di air. Kemampuan termoregulasi itik menjadi rendah karena tidak
Lebih terperinciSISTEM PENCERNAAN. Oleh: dr. Danurwendo Sudomo, Sp.Ok
SISTEM PENCERNAAN Oleh: dr. Danurwendo Sudomo, Sp.Ok PENDAHULUAN Sistem pencernaan bertanggung jawab untuk menghancurkan dan menyerap makanan dan minuman Melibatkan banyak organ secara mekanik hingga kimia
Lebih terperinciPENDAHULUAN. masyarakat. Permintaan daging broiler saat ini banyak diminati oleh masyarakat
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Broiler merupakan unggas penghasil daging sebagai sumber protein hewani yang memegang peranan cukup penting dalam pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat. Permintaan daging
Lebih terperinciFamili : Picornaviridae Genus : Rhinovirus Spesies: Human Rhinovirus A Human Rhinovirus B
RHINOVIRUS: Bila Anda sedang pilek, boleh jadi Rhinovirus penyebabnya. Rhinovirus (RV) menjadi penyebab utama dari terjadinya kasus-kasus flu (common cold) dengan presentase 30-40%. Rhinovirus merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanpa disadari, setiap hari semua orang membutuhkan makanan untuk dapat bertahan hidup karena makanan merupakan sumber utama penghasil energi yang dapat digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tubuh manusia mempunyai kemampuan untuk melawan segala macam organisme pengganggu atau toksin yang cenderung merusak jaringan dan organ tubuh. Kemampuan
Lebih terperinciDISTIBUSI VIRUS AVIAN INFLUENZA (H5N1) PADA JARINGAN TUBUH ITIK DENGAN METODE IMUNOHISTOKIMIA KUSUMA SRI HANDAYANI
DISTIBUSI VIRUS AVIAN INFLUENZA (H5N1) PADA JARINGAN TUBUH ITIK DENGAN METODE IMUNOHISTOKIMIA KUSUMA SRI HANDAYANI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
Lebih terperinciSelama berabad-abad orang mengetahui bahwa penyakit-penyakit tertentu tidak pernah menyerang orang yang sama dua kali. Orang yang sembuh dari
Selama berabad-abad orang mengetahui bahwa penyakit-penyakit tertentu tidak pernah menyerang orang yang sama dua kali. Orang yang sembuh dari serangan epidemi cacar dapat menangani para penderita dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. protozoa, dan alergi. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit inflamasi saluran pencernaan dapat disebabkan oleh virus, bakteri, protozoa, dan alergi. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 menunjukkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang jumlah penduduknya terus
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang jumlah penduduknya terus mengalami peningkatan sehingga permintaan makanan yang memiliki nilai gizi baik akan meningkat.
Lebih terperinciStruktur dan Fungsi Hewan Tujuan Instruksional Khusus
Struktur dan Fungsi Hewan Tujuan Instruksional Khusus Menjelaskan: Struktur Hewan Fungsi Hayati Hewan Energi dan Materi Kuliah Hewan 1 Homeostasis Koordinasi dan Pengendalian Kuliah Kontinuitas Kehidupan
Lebih terperinciOUTLINE PENDAHULUAN CIRI-CIRI VIRUS STRUKTUR SEL VIRUS BENTUK VIRUS SISTEM REPRODUKSI VIRUS PERANAN VIRUS
VIRUS FIRMAN JAYA OUTLINE PENDAHULUAN CIRI-CIRI VIRUS STRUKTUR SEL VIRUS BENTUK VIRUS SISTEM REPRODUKSI VIRUS PERANAN VIRUS PENDAHULUAN Metaorganisme (antara benda hidup atau benda mati) Ukuran kecil :
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tersebut merupakan faktor pendukung keberhasilan budidaya sapi Bali (Ni am et
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peternakan sapi di Indonesia terus berkembang seiring meningkatkan pengetahuan dan teknologi dibidang peternakan. Sapi Bali adalah jenis sapi lokal yang memiliki kemampuan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Ayam Petelur . Sistem Kekebalan pada Ayam
4 TINJAUAN PUSTAKA Ayam Petelur Ayam petelur adalah ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara khusus untuk diambil telurnya. Ayam peliharaan merupakan hasil domestikasi dari ayam hutan yang ditangkap dan
Lebih terperinciPertemuan XI: Struktur dan Fungsi Hayati Hewan. Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011
Pertemuan XI: Struktur dan Fungsi Hayati Hewan Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011 1 Struktur dan Fungsi Hewan Tujuan Instruksional Khusus Menjelaskan: Struktur Hewan Fungsi Hayati Hewan Energi
Lebih terperinciPATOGENISITAS MIKROORGANISME
PATOGENISITAS MIKROORGANISME PENDAHULUAN Pada dasarnya dari seluruh m.o yg terdapat di alam, hanya sebagian kecil saja yg patogen maupun potensial patogen. Patogen adalah organisme yg menyebabkan penyakit
Lebih terperinciGambar 4 Diagram batang titer antibodi terhadap IBD pada hari ke-7 dan 28.
19 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengamatan terhadap semua kelompok ayam sebelum vaksinasi menunjukan bahwa ayam yang digunakan memiliki antibodi terhadap IBD cukup tinggi dan seragam dengan titer antara
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Titrasi Virus Isolat Uji Berdasarkan hasil titrasi virus dengan uji Hemaglutinasi (HA) tampak bahwa virus AI kol FKH IPB tahun 3 6 memiliki titer yang cukup tinggi (Tabel ). Uji HA
Lebih terperinciProses Penyakit Menular
Proses Penyakit Menular Bagaimana penyakit berkembang? Spektrum penyakit Penyakit Subklinis (secara klinis tidak tampak) Terinfeksi tetapi tidak menunjukkan tanda-tanda penyakit; biasanya terjadi perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kolitis Ulserativa (ulcerative colitis / KU) merupakan suatu penyakit menahun, dimana kolon mengalami peradangan dan luka, yang menyebabkan diare berdarah, kram perut
Lebih terperinciREAKSI ANTIGEN-ANTIBODI DAN KAITANNYA DENGAN PRINSIP DASAR IMUNISASI. Oleh : Rini Rinelly, (B8A)
REAKSI ANTIGEN-ANTIBODI DAN KAITANNYA DENGAN PRINSIP DASAR IMUNISASI Oleh : Rini Rinelly, 1306377940 (B8A) REAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI Pada sel B dan T terdapat reseptor di permukaannya yang berguna untuk
Lebih terperinciSISTEM IMUN. ORGAN LIMFATIK PRIMER. ORGAN LIMFATIK SEKUNDER. LIMPA NODUS LIMFA TONSIL. SUMSUM TULANG BELAKANG KELENJAR TIMUS
SISTEM IMUN. ORGAN LIMFATIK PRIMER. ORGAN LIMFATIK SEKUNDER. LIMPA NODUS LIMFA TONSIL. SUMSUM TULANG BELAKANG KELENJAR TIMUS Sistem Imun Organ limfatik primer Sumsum tulang belakang Kelenjar timus Organ
Lebih terperinciBAB 5 HASIL PENELITIAN
0 BAB 5 HASIL PENELITIAN Berdasarkan pengamatan menggunakan mikroskop dengan pembesaran 4x dan 10x terhadap 60 preparat, terlihat adanya peradangan yang diakibatkan aplikasi H 2 O 2 10%, serta perubahan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit ini tersebar di berbagai penjuru dunia. Di Indonesia, penyakit ini bersifat
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Toksoplasmosis merupakan salah satu dari sekian banyak penyakit zoonosis, yaitu penyakit yang secara alami dapat menular dari hewan ke manusia. Gejala klinis dari penyakit
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Jumlah dan Bobot Folikel Puyuh Rataan jumlah dan bobot folikel kuning telur puyuh umur 15 minggu disajikan pada Tabel 5.
HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah dan Bobot Folikel Puyuh Rataan jumlah dan bobot folikel kuning telur puyuh umur 15 minggu disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Rataan Jumlah dan Bobot Folikel Kuning Telur Puyuh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. infeksi setelah ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut). Berdasarkan hasil Survei
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Indonesia, diare merupakan penyebab kematian nomor dua karena infeksi setelah ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut). Berdasarkan hasil Survei Kesehatan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Uji Serum (Rapid Test) Pada Ikan Mas Yang Diberikan Pelet Berimunoglobulin-Y Anti KHV Dengan Dosis rendah Ig-Y 5% (w/w) Ikan Mas yang diberikan pelet berimunoglobulin-y anti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buah merah merupakan tanaman endemik Papua yang bermanfaat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan membantu pengobatan beberapa penyakit, antara lain kanker, tumor,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengamatan Gejala Klinis Pengamatan gejala klinis pada benih ikan mas yang diinfeksi bakteri Aeromonas hydrophila meliputi kelainan fisik ikan, uji refleks, dan respon
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Broiler adalah ayam jantan atau betina yang umumnya dipanen pada umur
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Broiler Broiler adalah ayam jantan atau betina yang umumnya dipanen pada umur 5-6 minggu dengan tujuan sebagai penghasil daging (Kartasudjana dan Suprijatna, 2006).
Lebih terperinciDi seluruh dunia dan Amerika, dihasilkan per kapita peningkatan konsumsi fruktosa bersamaan dengan kenaikan dramatis dalam prevalensi obesitas.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini studi tentang hubungan antara makanan dan kesehatan memerlukan metode yang mampu memperkirakan asupan makanan biasa. Pada penelitian terdahulu, berbagai upaya
Lebih terperinciSISTEM PEMBULUH DARAH MANUSIA. OLEH: REZQI HANDAYANI, M.P.H., Apt
SISTEM PEMBULUH DARAH MANUSIA OLEH: REZQI HANDAYANI, M.P.H., Apt ARTERI Membawa darah bersih (oksigen) kecuali arteri pulmonalis Mempunyai dinding yang tebal Mempunyai jaringan yang elastis Katup hanya
Lebih terperinciINFO TENTANG H7N9 1. Apa virus influenza A (H7N9)?
INFO TENTANG H7N9 1. Apa virus influenza A (H7N9)? Virus influenza A H7 adalah kelompok virus influenza yang biasanya beredar di antara burung. Virus influenza A (H7N9) adalah salah satu sub-kelompok di
Lebih terperinciCREATIVE THINKING. MANUSIA DAN ILMU PENGETAHUAN Panca Indra
CREATIVE THINKING MANUSIA DAN ILMU PENGETAHUAN Panca Indra HIDUNG Hidung merupakan panca indera manusia yang sangat penting untuk mengenali bau dan juga untuk bernafas. Bagian-Bagian Hidung Dan Fungsinya
Lebih terperinciSistem Imun. Organ limfatik primer. Organ limfatik sekunder. Limpa Nodus limfa Tonsil. Sumsum tulang belakang Kelenjar timus
Sistem Imun Organ limfatik primer Sumsum tulang belakang Kelenjar timus Organ limfatik sekunder Limpa Nodus limfa Tonsil SISTEM PERTAHANAN TUBUH MANUSIA Fungsi Sistem Imun penangkal benda asing yang masuk
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
28 HASIL DAN PEMBAHASAN Dipilihnya desa Tanjung, Jati, Pada Mulya, Parigi Mulya dan Wanasari di Kecamatan Cipunegara pada penelitian ini karena daerah ini memiliki banyak peternakan unggas sektor 1 dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (FAO, 2003). Penggunaan pestisida dalam mengatasi organisme pengganggu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini pestisida telah secara luas digunakan untuk tujuan memberantas hama dan penyakit tanaman dalam bidang pertanian dan perkebunan. Laporan dari Food Agriculture
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam hati dan otot rangka (Kee Joyce LeFever, 2007).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Glukosa Darah Glukosa darah adalah glukosa dalam darah yang terbentuk dari karbohidrat yang terdapat dalam makanan dan disimpan sebagai glikogen di dalam hati dan otot rangka
Lebih terperinciPENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan
PENGANTAR KESEHATAN DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY PENGANTAR Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan meningkatkan kesehatan, cara mencegah penyakit, cara menyembuhkan
Lebih terperinciBAB III VIRUS TOKSO PADA KUCING
BAB III VIRUS TOKSO PADA KUCING 3.1. Virus Tokso Pada Kucing Toksoplasmosis gondii atau yang lebih sering disebut dengan tokso adalah suatu gejala penyakit yang disebabkan oleh protozoa toksoplasmosis
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ikan konsumsi yang dinilai memiliki nilai ekonomis tinggi adalah ikan mas. Data
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan konsumsi yang dinilai memiliki nilai ekonomis tinggi adalah ikan mas. Data KKP menunjukkan bahwa produksi ikan mas pada tahun 2010 mencapai 282.695 ton, dengan persentasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman yang semakin pesat secara tidak langsung telah menyebabkan terjadinya pergeseran pola hidup di masyarakat. Kemajuan teknologi dan industri secara
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Histopatologi Bursa Fabricius
19 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Histopatologi Bursa Fabricius Hasil pengamatan histopatologi bursa Fabricius yang diberi formula ekstrak tanaman obat memperlihatkan beberapa perubahan umum seperti adanya
Lebih terperinciKESEHATAN IKAN. Achmad Noerkhaerin P. Jurusan Perikanan-Untirta
KESEHATAN IKAN Achmad Noerkhaerin P. Jurusan Perikanan-Untirta Penyakit adalah Akumulasi dari fenomena-fenomena abnormalitas yang muncul pada organisme (bentuk tubuh, fungsi organ tubuh, produksi lendir,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terutama di Asia dan Afrika. Walaupun pengobatan TB yang efektif sudah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis adalah penyebab utama kesakitan dan kematian didunia terutama di Asia dan Afrika. Walaupun pengobatan TB yang efektif sudah tersedia tapi sampai saat ini
Lebih terperinciSistem Imun. Leukosit mrpkn sel imun utama (disamping sel plasma, 3. Mengenali dan menghilangkan sel yang abnormal
Kuntarti, SKp Sistem Imun Fungsi: 1. Melindungi tubuh dari invasi penyebab penyakit; menghancurkan & menghilangkan mikroorganisme atau substansi asing (bakteri, parasit, jamur, dan virus, serta tumor)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Umumnya anti nyamuk digunakan sebagai salah satu upaya untuk mengatasi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anti nyamuk merupakan benda yang sudah tak asing lagi bagi kita. Umumnya anti nyamuk digunakan sebagai salah satu upaya untuk mengatasi gigitan nyamuk. Jenis formula
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Virus family Orthomyxomiridae yang diklasifikasikan sebagai influenza A, B, dan C.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Influenza merupakan penyakit saluran pernafasan akut yang di sebabkan infeksi Virus family Orthomyxomiridae yang diklasifikasikan sebagai influenza A, B, dan C. Penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam kehidupan, manusia menghabiskan sebagian besar waktu sadar mereka (kurang lebih 85-90%) untuk beraktivitas (Gibney et al., 2009). Menurut World Health
Lebih terperinciIlmu Pengetahuan Alam
Ilmu Pengetahuan Alam Sistem Peredaran Darah SEKOLAH DASAR TETUM BUNAYA Kelas Yupiter Nama Pengajar: Kak Winni Ilmu Pengetahuan Alam Sistem Peredaran Darah A. Bagian-Bagian Darah Terdiri atas apakah darah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) yang umum dikenal sebagai kencing manis adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) yang umum dikenal sebagai kencing manis adalah penyakit yang ditandai dengan hiperglikemia (peningkatan kadar gula darah) yang terus-menerus
Lebih terperinciBAB III Efek Radiasi Terhadap Manusia
BAB III Efek Radiasi Terhadap Manusia Tubuh terdiri dari berbagai macam organ seperti hati, ginjal, paru, lambung dan lainnya. Setiap organ tubuh tersusun dari jaringan yang merupakan kumpulan dari sejumlah
Lebih terperinciImmunology Pattern in Infant Born with Small for Gestational Age
Immunology Pattern in Infant Born with Small for Gestational Age Dr. Nia Kurniati, SpA (K) Manusia mempunyai sistem pertahanan tubuh yang kompleks terhadap benda asing. Berbagai barrier diciptakan oleh
Lebih terperinciHOST. Pejamu, adalah populasi atau organisme yang diteliti dalam suatu studi. Penting dalam terjadinya penyakit karena :
HOST Pendahuluan Definisi Pejamu, adalah populasi atau organisme yang diteliti dalam suatu studi Penting dalam terjadinya penyakit karena : Bervariasi : geografis, sosekbud, keturunan Menentukan kualitas
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit RSUD dr. Moewardi. 1. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Rumah Sakit RSUD dr. Moewardi 1. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi RSUD dr. Moewardi adalah rumah sakit umum milik pemerintah Propinsi Jawa Tengah. Berdasarkan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 7. Rataan Konsumsi Ransum, Provitamin A dan Kandungan Vitamin A di Hati
HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi Ransum Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa penambahan marigold (Tabel 7) dalam pakan memberikan pengaruh nyata (P
Lebih terperinciBAB II KOMPONEN YANG TERLIBAT DALAM SISTEM STEM IMUN
BAB II KOMPONEN YANG TERLIBAT DALAM SISTEM STEM IMUN Sel yang terlibat dalam sistem imun normalnya berupa sel yang bersirkulasi dalam darah juga pada cairan lymph. Sel-sel tersebut dapat dijumpai dalam
Lebih terperinciSISTEM LIMFOID. Organ Linfoid : Limfonodus, Limpa, dan Timus
SISTEM LIMFOID Sistem limfoid mengumpulkan kelebihan cairan interstisial ke dalam kapiler limfe, mengangkut lemak yang diserap dari usus halus, dan berespons secara imunologis terhadap benda asing yang
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat. Itik Cihateup
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Itik merupakan jenis unggas petelur maupun pedaging yang cukup produktif dan potensial disamping ayam. Itik Cihateup berasal dari Desa Cihateup, Kecamatan Rajapolah, Kabupaten
Lebih terperinciSMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 11. Organisasi KehidupanLatihan Soal 11.4
1. Perubahan energi yang trjadi didalam kloropas adalah.... SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 11. Organisasi KehidupanLatihan Soal 11.4 Energi cahaya menjadi energi potensial Energi kimia menjadi energi gerak
Lebih terperinci1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hepar merupakan organ terbesar dalam tubuh manusia, dengan berat 1.200-1.500 gram. Pada orang dewasa ± 1/50 dari berat badannya sedangkan pada bayi ± 1/18 dari berat
Lebih terperinciKarakteristik Organisme Hidup. UNSYIAH Universitas Syiah Kuala 9/28/2016. Tema-tema dalam Mempelajari Kehidupan. Organisasi Biologi
UNSYIAH Universitas Syiah Kuala Pengantar Biologi MPA-107, 3 (2-1) Kuliah 10 STRUKTUR & PERKEMBANGAN: HEWAN Tim Pengantar Biologi Jurusan Biologi FMIPA Unsyiah Keanekaragaman hewan dengan berbagai modifikasi
Lebih terperinciKAJIAN KEPUSTAKAAN. Bangsa-bangsa itik lokal yang ada umumnya diberi nama berdasarkan
II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Itik Cihateup Bangsa-bangsa itik lokal yang ada umumnya diberi nama berdasarkan tempat asalnya. Itik Cihateup berasal dari Desa Cihateup, Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya,
Lebih terperinciACQUIRED IMMUNE DEFICIENCY SYNDROME ZUHRIAL ZUBIR
ACQUIRED IMMUNE DEFICIENCY SYNDROME ZUHRIAL ZUBIR PENDAHULUAN Acquired immune deficiency syndrome (AIDS) adalah penyakit yg disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) HIV : HIV-1 : penyebab
Lebih terperinciSMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 10. SISTEM ORGANISASI KEHIDUPANLatihan Soal 10.5
SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 10. SISTEM ORGANISASI KEHIDUPANLatihan Soal 10.5 1. Perubahan energi yang trjadi didalam kloropas adalah.... Energi kimia menjadi energi gerak Energi cahaya menjadi energi potensial
Lebih terperinciPATOGENESIS DAN RESPON IMUN TERHADAP INFEKSI VIRUS. Dr. CUT ASMAUL HUSNA, M.Si
PATOGENESIS DAN RESPON IMUN TERHADAP INFEKSI VIRUS Dr. CUT ASMAUL HUSNA, M.Si PATOGENESIS INFEKSI VIRUS Port d entree Siklus replikasi virus Penyebaran virus didalam tubuh Respon sel terhadap infeksi Virus
Lebih terperinciRESPON PERTAHANAN TERHADAP MIKROBIA PATOGEN
BAB 10 RESPON PERTAHANAN TERHADAP MIKROBIA PATOGEN 10.1. PENDAHULUAN Virus, bakteri, parasit, dan fungi, masing-masing menggunakan strategi yang berbeda untuk mengembangkan dirinya dalam hospes dan akibatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Malaria merupakan salah satu penyakit infeksi yang. masih menjadi masalah di negara tropis dan subtropis
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Malaria merupakan salah satu penyakit infeksi yang masih menjadi masalah di negara tropis dan subtropis termasuk Indonesia. Penyebab penyakit malaria ini adalah parasit
Lebih terperinci