I. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. sangat akut dan mudah sekali menular. Penyakit tersebut disebabkan oleh virus
|
|
- Suharto Susman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Newcastle disease (ND) merupakan suatu penyakit pada unggas yang sangat akut dan mudah sekali menular. Penyakit tersebut disebabkan oleh virus dan menyerang berbagai jenis unggas, terutama ayam (Tabbu., 2000). Penyakit tersebut dapat menimbulkan kematian yang tinggi pada unggas dengan angka kematian mencapai 100%, juga menyebabkan kerugian ekonomi terutama pada industri perunggasan. Hal ini terjadi karena terjadinya pembatasan perdagangan dan tindakan embargo bagi negara yang terkena wabah ND. Newcastle Disease pertama kali ditemukan di pulau Jawa, pada tahun 1926, dan menyebar hampir ke seluruh dunia terutama di Asia, Amerika, Afrika dan sebagian Eropa. Negaranegara Oceania saja yang relatif bebas dari penyakit ini (Calnek et al., 1991). Newcastle disease disebabkan oleh virus yang tergolong dalam famili Paramyxoviridae, genus Avulavirus, spesies Avian paramyxovirus serogrup Avian paramyxovirus Tipe I (APMV-I). Virus ini bereplikasi di sitoplasma, beramplop, termasuk kelompok virus dengan Ribo Nucleic Acid (RNA) untai tunggal, tidak bersegmen dan berpolarisasi negatif. Avian paramyxovirus tipe I merupakan sinonim dari virus ND yang memiliki grup genetik yang bervariasi (Alexander and Senne., 2008). Secara umum, paramyxovirus merupakan virus yang stabil secara genetik, hal ini dikarenakan paramyxovirus merupakan virus untai tunggal yang tidak bersegmen (Bellini, 1998). Genom virus ND memiliki 6 gen yang 13
2 mengkode 6 struktur utama protein yaitu nukleoprotein (NP), phospoprotein (P), matrix protein (M), fusion protein (F), haemaglutinin- neuramidase (HN) dan RNA dependent RNA polymerase (L). Gen F dan HN disebut- sebut sebagai gen yang bertanggung jawab terhadap terjadinya infeksi dan patogenesitas virus ND (Lamb and Kolakofsky., 2001). Berdasarkan keganasannya, virus ND dibedakan menjadi tiga patotipe yaitu velogenik atau virus ND dengan virulensi tinggi, mesogenik atau virulensi sedang dan lentogenik yaitu virus ND dengan virulensi rendah. Walaupun patotipe virus ND dibagi menjadi tiga, namun gejala klinis yang teramati pada hewan yang terinfeksi virus ini sangat mirip sehingga secara kasat mata sulit untuk dibedakan (Tabbu., 2000). Gejala-gejala awal ND yang umum dan sering dijumpai di lapangan seperti gangguan pernafasan, turunnya nafsu makan, penurunan produksi telor, serta gangguan pada fungsi syaraf memiliki kesamaan dengan gejala klinis awal penyakit avian influenza (AI). Ada beberapa cara dapat dilakukan untuk menentukan patogenesitas virus ND diantaranya dengan cara menentukan index cerebral pathogenecity (ICPI) pada day old chick (DOC) dan intravenous pathogenecity index (IVPI) pada ayam berumur 6 minggu (Tabbu., 2000). Namun beberapa ahli berpendapat bahwa kedua cara tersebut di atas dirasa tidak berperi-kehewanan dan membutuhkan waktu yang lama (Seal et al., 1995). Penentuan patotipe virus ND secara konvensional juga dapat dilakukan dengan menghitung waktu yang digunakan virus untuk mematikan embrio, cara ini lebih dikenal dengan istilah perhitungan mean death time (MDT). Virus ND yang virulen akan mematikan 14
3 embrio kurang dari 60 jam, virus ND mesogenik akan mematikan embrio antara jam, dan virus ND lentogenik membutuhkan waktu lebih dari 90 jam untuk mematikan embrio (Beard and Hanson., 1984). Cara yang lebih moderen yang dilakukan untuk membedakan patogenesitas virus ND adalah dengan uji Reverse Transcriptase Polimerase Chain Reaction (RT-PCR) dan sekuensing. Cara ini dianggap lebih akurat namun membutuhkan biaya yang relatif besar (Seal et al., 1995, Marin et al., 1996). Uji RT-PCR sendiri dapat dilakukan dengan beberapa cara salah satunya dengan menggunakan enzim restriksi (Nanthakumar et al., 2000, Kou et al., 1999, Wehmann et al., 1997). Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates memiliki tugas pokok dan fungsi yang salah satunya adalah melakukan pemantauan (surveillance) untuk mengetahui perkembangan suatu penyakit di wilayah kerjanya, melakukan penanganan terhadap kasus penyakit hewan yang sedang terjadi di suatu daerah yang masuk dalam wilayah kerjanya dan melakukan uji laboratoris untuk mendiagnosa suatu penyakit. Berdasarkan pada tugas pokok dan fungsi tersebut, maka BBVet Wates selalu memiliki sampel dari lapangan dalam jumlah banyak yang selanjutnya dapat digunakan umtuk pengembangan uji diagnosis suatu penyakit. Pengambilan sampel virus ND di wilayah kerja BBVet Wates sudah dimulai sejak tahun Pengambilan sampel ini bersamaan dengan pengambilan sampel untuk pengujian penyakit avian influenza (AI) mengingat gejala yang diamati antara ND dan AI sangat mirip. Sampel yang diambil berupa usapan kloaka dan darah dari unggas dimana kemudian sampel tersebut diuji 15
4 dengan melakukan inokulasi dan propagasi pada telor ayam bertunas (TAB). Penghitungan MDT untuk mengetahui patotipe virus ND dilakukan pada sampel usapan kloaka, sedangkan sampel yang diambil dari darah akan dilakukan uji serologis yaitu penghitungan titer antibodi ND dan AI. Virus ND sendiri selain diinokulasi juga dilakukan pengujian dengan metode RT PCR namun hanya bersifat kualitatif dengan hasil akhir berupa hasil positif atau negatif. Sejauh ini patotiping virus ND di BBVet Wates belum pernah dilakukan sehingga patotipe isolat virus ND milik BBVet Wates tersebut belum diketahui. Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu dilakukan penelitian dan pengembangan metode uji lebih lanjut untuk mengetahui patotipe virus ND yang ada di lapangan di wilayah kerja BBVet Wates. Mengacu pada beberapa sumber dan jurnal ilmiah, pengembangan metode pengujian virus ND secara molekuler sudah banyak dilakukan dengan masing- masing kelebihan dan kekurangannya. Pengembangan metode uji diawali dengan penelitian tentang karakter gen fusion (F) yang merupakan faktor penentu utama patogenesitas virus ND. Selanjutnya dari beberapa metode uji yang dapat dikembangkan, dipilih metode uji yang cepat, akurat dan dengan biaya yang relatif murah, maka dipilihlah metode uji RFLP dengan menggunakan enzim restriksi. Metode lain yang dapat digunakan untuk membedakan patotipe virus ND adalah metode sekuensing, hanya saja dalam metode ini dibutuhkan biaya yang sangat besar baik dari segi alat maupun reagen, selain itu dibutuhkan seorang laboran yang benar- benar terampil melakukan metode ini. 16
5 Dengan menggunakan primer yang sudah dimiliki dan digunakan oleh BBVet Wates, maka tidak diperlukan lagi proses validasi terhadap primer tersebut dan dengan menggunakan satu macam enzim, maka metode ini dapat dikatakan lebih murah jika dibandingkan dengan metode sekuensing. Dilihat dari lamanya waktu yang dibutuhkan untuk pengujian, metode RFLP membutuhkan waktu yang lebih singkat dibandingkan dengan uji konvensioanl yang dialkukan di BBVet Wates yaitu penghitungan MDT dan inokulasi dan propagasi virus ND. I.2. Rumusan Masalah Rumusan masalah pada penelitian ini adalah : 1. Apakah metode RFLP dapat digunakan untuk menentukan patotipe virus ND pada unggas? 2. Apakah patotiping virus ND dengan metode RFLP mempunyai kecocokan yang tinggi dengan metode Sekuensing DNA dan uji konvensional yang umum digunakan untuk patotiping virus ND? I.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : 1. Membedakan patotipe virus ND pada unggas dengan menggunakan metode RFLP. 17
6 2. Membandingkan hasil patotipe virus ND menggunakan metode RFLP dengan metode Sekuensing DNA dan uji konvensional. I.4. Manfaat Penelitian Jika patotiping virus ND dapat dilakukan dengan metode RFLP, maka penelitian ini bermanfaat dalam memberikan informasi yang ilmiah tentang patotipe virus ND isolat lokal yang dimiliki BBVet Wates. Informasi yang didapatkan tersebut akan bermanfaat dalam program pencegahan, pemberantasan, dan pengendalian ND di wilayah kerja BBVet Wates. I.5. Keaslian Penelitian Membedakan virus ND virulen dan avirulen menggunakan metode RT PCR pernah dilakukan oleh Kant et al. (1997). Sampel yang digunakan sebanyak 12 diambil dari organ ayam, yaitu otak, trakea, limpa, dan paru dan 10 sampel lain yang diambil dari organ kalkun yang terinfeksi virus ND. Primer yang digunakan terdiri atas 3 pasang yaitu pasangan pertama adalah primer 5 TTGATGGCAGGCCTCTTGC -3 dan 5 GGAGGATGTTGGCAGCATT 3. Pasangan kedua adalah 5 TTGATGGCAGGCCTCTTGC -3 dan 5 - AGCGT(C/T)TCTGTCTCCT-3. Pasangan primer ketiga adalah 5 TTGATGGCAGGCCTCTTGC- 3 dan 5 - G(A/G)CG(A/T)CCCTGT(C/T)TCCC -3. Pasangan primer yang pertama digunakan untuk mendeteksi seluruh patotipe 18
7 virus ND, pasangan primer yang kedua untuk mendeteksi patotipe virus ND virulen, dan pasangan ketiga digunakan untuk mendeteksi patotipe virus ND avirulen. Produk PCR yang dihasilkan oleh pasangan primer yang pertama adalah 363 bp, pasangan primer kedua 254 bp dan pasangan primer ketiga 254 bp. Beberapa penelitian yang dilakukan untuk membedakan virulensi virus ND telah dilakukan oleh Mase dan Kanehira. (2012) menggunakan metode restriction endonuklease analysis (REA), yaitu memotong fragmen DNA menggunakan enzim restriksi Hin-1I dan Apa 1 pada virus ND yang diisolasi dari ayam. Penelitian lain pernah dilakukan oleh Olav et al. (2005). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa tidak hanya gen F yang berperan dalam virulensi virus ND, namun protein HN juga berperan dalam virulensi virus tersebut. Penggunaan metode RFLP untuk membedakan strain virus ND pernah dilakukan oleh Kou et al. (1999) dengan menggunakan isolat dari ayam dan burung hantu yang dilakukan di Taiwan. Enzim yang digunakan oleh Kou et al. (1999) adalah Hin-fI, Bst-OI, dan Rsa-I dan hanya enzim Hin-fI yang menghasilkan pola potongan yang tetap pada fragmen DNA. Pengembangan metode uji ND dengan RFLP menggunakan sampel milik BBVet Wates juga pernah dilakukan oleh Purwaningrum (2014). Penelitian tersebut menggunakan pasangan primer yang mengacu pada penelitian Mase and Kanihera (2012) dengan target gen F dari virus ND. Pada penelitian ini besar produk PCR yang didapatkan 767 bp dan enzim yang digunakan adalah Hin 1- I, Apa 1 dan Bam H-1. Sampel ND yang digunakan pada penelitian Purwaningrum. (2014) juga digunakan pada penelitian kali ini, dengan perbedaan primer dan 19
8 enzim yang digunakan. Primer yang digunakan pada penelitian ini mengacu pada primer hasil penelitian Kant et al. (1997) dimana primer ini menghasilkan produk PCR sebesar 363 bp, dan pasangan primer tersebut selama ini sudah digunakan di BBVet Wates. Hasil positif ND pada metode RT PCR tersebut kemudian dibedakan patotipenya dengan metode RFLP yang menggunakan enzim Hin-fI yang mengacu pada penelitian dari Kou et al.(1999). Pada penelitian ini virus ND yang digunakan diambil dari cairan allantois isolat ND koleksi BBVet Wates dengan menggunakan pasangan primer pertama dari Kant et al.(1993) dan dilanjutkan dengan metode pemotongan fragmen DNA dengan menggunakan enzim restriksi yaitu Hin-fI dengan menggunakan metode dari Kou et al. (1999). 20
I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. unggas yang dibudidayakan baik secara tradisional sebagai usaha sampingan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peternakan unggas di Indonesia memegang peran penting bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan protein hewani. Hal ini terlihat dari banyaknya jenis unggas yang dibudidayakan
Lebih terperinciDAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... KATA PENGANTAR...... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... INTISARI... ABSTRACT... PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. termasuk dalam subfamily Paramyxovirinae, family Paramyxoviridae (OIE, 2009).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Newcastle Disease (ND) atau penyakit tetelo disebabkan oleh strain virulen avian Paramyxovirus serotipe tipe 1 (AMPV-1) dari genus Avulavirus yang termasuk dalam subfamily
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. Avian influenza (AI) dan Newcastle disease (ND) adalah penyakit
PENDAHULUAN Latar Belakang Avian influenza (AI) dan Newcastle disease (ND) adalah penyakit pernafasan pada unggas dan termasuk list A Office International des Epizooties (OIE) sebagai penyakit yang sangat
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
34 HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini jenis sampel diambil berupa serum dan usap kloaka yang diperoleh dari unggas air yang belum pernah mendapat vaksinasi AI dan dipelihara bersama dengan unggas
Lebih terperinciRingkasan Pengkajian Keamanan Lingkungan Produk Rekayasa Genetik Himmvac Dalguban N plus Oil Vaccine.
Ringkasan Pengkajian Keamanan Lingkungan Produk Rekayasa Genetik Himmvac Dalguban N plus Oil Vaccine. I. Pendahuluan Vaksin Himmvac Dalguban N plus Oil adalah vaksin PRG inaktif diproduksi oleh Korea Biologicals
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit porcine reproductive and respiratory syndrome (PRRS) adalah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit porcine reproductive and respiratory syndrome (PRRS) adalah penyakit menular ganas pada babi yang disebabkan oleh virus dengan gejala utama gangguan reproduksi
Lebih terperinciUJI PENEGUHAN REAL TIME PCR AVIAN INFLUENZA DI BBKP SURABAYA TERHADAP METODE UJI STANDAR AVIAN INFLUENZA SESUAI STANDAR OIE.
UJI PENEGUHAN REAL TIME PCR AVIAN INFLUENZA DI BBKP SURABAYA TERHADAP METODE UJI STANDAR AVIAN INFLUENZA SESUAI STANDAR OIE. OLEH: FITRIA ARDHIANI, ROFIQUL A LA, FIFIN KURNIA SARI, RETNO OKTORINA LABORATOIUM
Lebih terperinciNEWCASTLE DISEASE VIRUS,,,, Penyebab Newcastle Disease. tahukan Anda???? Margareta Sisca Ganwarin ( )
Pendahuluan : NEWCASTLE DISEASE VIRUS,,,, Penyebab Newcastle Disease tahukan Anda???? Margareta Sisca Ganwarin (078114032) Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Newcastle Disease (ND) juga di kenal
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Kerangka Konsep. Kerangka konsep yang dibangun dalam penelitian ini digambarkan sebagai. berikut :
25 METODE PENELITIAN Kerangka Konsep berikut : Kerangka konsep yang dibangun dalam penelitian ini digambarkan sebagai Manajemen Unggas di TPnA - Keberadaan SKKH - Pemeriksaan - Petugas Pemeriksa - Cara
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Latar Belakang. yang dapat menimbulkan kerugian ekonomi (Wibowo, 2014). Hal ini disebabkan
I. PENDAHULUAN Latar Belakang Penyakit Avian Influenza (AI) adalah salah satu penyakit infeksi penting yang dapat menimbulkan kerugian ekonomi (Wibowo, 2014). Hal ini disebabkan adanya kematian yang tinggi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Newcastle Disease (ND)
TINJAUAN PUSTAKA Newcastle Disease (ND) Newcastle Disease (ND) pertama kali ditemukan di Newcastle Inggris pada tahun 1926. Virus ini menyerang berbagai macam spesies burung dan unggas. Tingkat kematian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. influenza tipe A termasuk dalam famili Orthomyxoviridae. Virus AI tergolong
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Avian influenza (AI) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus influenza tipe A termasuk dalam famili Orthomyxoviridae. Virus AI tergolong virus RNA (Ribonucleic acid)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Newcastle disease (ND) merupakan penyakit viral disebabkan oleh Newcastle disease virus (NDV) yang sangat penting dan telah menyebar di seluruh wilayah Indonesia. Morbiditas
Lebih terperinciTAHUN Nur Khusni Hidayanto, Ramlah, Ferry Ardiawan dan Yati Suryati
PENGUJIAN VAKSIN NEWCASTLE DISEASE (ND) DI BBPMSOH TAHUN 2009-2013 Nur Khusni Hidayanto, Ramlah, Ferry Ardiawan dan Yati Suryati Unit Uji Virologi Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan,
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. Selama tiga dekade ke belakang, infeksi Canine Parvovirus muncul sebagai salah
PENDAHULUAN Latar Belakang Canine Parvovirus merupakan penyakit viral infeksius yang bersifat akut dan fatal yang dapat menyerang anjing, baik anjing domestik, maupun anjing liar. Selama tiga dekade ke
Lebih terperinciPengkajian Keamanan Lingkungan Produk Rekayasa Genetik Vaksin Himmvac Dalguban BN Plus Oil Vaccine
Pengkajian Keamanan Lingkungan Produk Rekayasa Genetik Vaksin Himmvac Dalguban BN Plus Oil Vaccine Vaksin Himmvac Dalguban BN plus Oil Vaccine adalah vaksin PRG inaktif diproduksi oleh Korea Biologicals
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perikanan pada posisi yang penting sehingga menyebabkan intensifikasi yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara penghasil ikan yang cukup banyak, dilihat secara geografis Indonesia merupakan negara kepulauan yang dikelilingi oleh laut. Potensi sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tetelo yang merupakan salah satu penyakit penting pada unggas. Penyakit ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Newcastle Disease (ND) disebut juga dengan penyakit Tetelo yang merupakan salah satu penyakit penting pada unggas. Penyakit ini ditemukan hampir diseluruh
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. ekonomi yang tinggi. Ikan mas dibudidayakan untuk tujuan konsumsi, sedangkan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu spesies ikan yang cukup luas dibudidayakan dan dipelihara di Indonesia adalah ikan mas dan koi (Cyprinus carpio) karena mempunyai nilai ekonomi yang tinggi.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ekonomi Pertanian tahun menunjukkan konsumsi daging sapi rata-rata. Salah satu upaya untuk mensukseskan PSDSK adalah dengan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketersediaan bahan pangan asal ternak untuk memenuhi konsumsi protein hewani masyarakat Indonesia masih tergolong rendah. Data Survei Sosial Ekonomi Pertanian tahun 2007-2011
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan gejala saraf yang progresif dan hampir selalu berakhir dengan kematian. Korban
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rabies merupakan penyakit hewan menular yang bersifat zoonosis. Kasus rabies sangat ditakuti dikalangan masyarakat, karena mengakibatkan penderitaan yang berat dengan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. Kebutuhan konsumsi pangan asal hewan di Indonesia semakin meningkat
PENDAHULUAN Latar Belakang Kebutuhan konsumsi pangan asal hewan di Indonesia semakin meningkat seiring dengan pertambahan penduduk yang pesat, membaiknya keadaan ekonomi dan meningkatnya kesadaran masyarakat
Lebih terperinciAMINO ACID ANALYSIS OF FUSION (F) GENE AND PREDICTION OF EPITOPE B-CELL NEWCASTLE DISEASE SURABAYA ISOLATE AS VACCINE CANDIDATE
The Veterinary Medicine International Conference 2017 Volume 2017 Conference Paper AMINO ACID ANALYSIS OF FUSION (F) GENE AND PREDICTION OF EPITOPE B-CELL NEWCASTLE DISEASE SURABAYA ISOLATE AS VACCINE
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Iridoviridae yang banyak mendapatkan perhatian karena telah menyebabkan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Megalocytivirus merupakan salah satu genus terbaru dalam famili Iridoviridae yang banyak mendapatkan perhatian karena telah menyebabkan kerugian ekonomi serta kerugian
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Skematis virus ND. (FAO 2004)
4 TINJAUAN PUSTAKA Newcastle disease Newcastle disease disebut juga penyakit tetelo atau avian pneumoencephalitis. Penyakit ini juga memiliki nama lokal, diantaranya konoku (Ghana bagian barat), twase
Lebih terperinciSURVEILANS SWINE INFLUENZA DI WILAYAH KERJA BBVET WATES JOGJAKARTA TH
SURVEILANS SWINE INFLUENZA DI WILAYAH KERJA BBVET WATES JOGJAKARTA TH 29-211 Sri Handayani Irianingsih *, Rama Dharmawan * Dessie Eri Waluyati ** dan Didik Arif Zubaidi *** * Medik Veteriner pada Laboratorium
Lebih terperinciISOLASI DAN KARAKTERISASI BIOLOGIK VIRUS NEWCASTLE DISEASE
ISSN : 1978-225X ISOLASI DAN KARAKTERISASI BIOLOGIK VIRUS NEWCASTLE DISEASE Isolation and Biologic Characterization of Newcastle Disease Virus Emilia 1, Surachmi Setiyaningsih 2, dan Retno Damayanti Soejoedono
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit yang menjadi permasalahan utama di dunia. Penyakit ini disebabkan oleh virus Dengue yang jika tidak
Lebih terperinciMETODE. Waktu dan Tempat Penelitian
18 METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan dari bulan April 2013 sampai dengan April 2014. Sampel diambil dari itik dan ayam dari tempat penampungan unggas, pasar unggas dan peternakan
Lebih terperinciPengkajian Keamanan Lingkungan Produk Rekayasa Genetik Vaksin Himmvac Dalguban BEN Plus Oil Vaccine
Pengkajian Keamanan Lingkungan Produk Rekayasa Genetik Vaksin Himmvac Dalguban BEN Plus Oil Vaccine Vaksin Himmvac Dalguban BEN plus Oil Vaccine adalah vaksin PRG inaktif diproduksi oleh Korea Biologicals
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Influenza adalah suatu penyakit infeksi saluran pernafasan. akut yang disebabkan oleh virus influenza. Penyakit ini dapat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Influenza adalah suatu penyakit infeksi saluran pernafasan akut yang disebabkan oleh virus influenza. Penyakit ini dapat menyerang saluran pernafasan bagian atas maupun
Lebih terperinciInokulasi Virus pada Telur Ayam Berembrio
Inokulasi Virus pada Telur Ayam Berembrio Virus adalah penyebab infeksi terkecil berdiameter 20-300 nm. Genom virus hanya mengandung satu macam asam nukleat yaitu RNA/DNA. Asam nukleat virus terbungkus
Lebih terperinciBIO306. Prinsip Bioteknologi
BIO306 Prinsip Bioteknologi KULIAH 7. PUSTAKA GENOM DAN ANALISIS JENIS DNA Konstruksi Pustaka DNA Pustaka gen merupakan sumber utama isolasi gen spesifik atau fragmen gen. Koleksi klon rekombinan dari
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang jumlah penduduknya terus
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang jumlah penduduknya terus mengalami peningkatan sehingga permintaan makanan yang memiliki nilai gizi baik akan meningkat.
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. penderitaan yang berat dengan gejala saraf yang mengerikan dan hampir selalu
PENDAHULUAN Latar Belakang Rabies merupakan penyakit hewan menular yang bersifat zoonosis. Kejadian rabies sangat ditakuti di kalangan masyarakat, karena mengakibatkan penderitaan yang berat dengan gejala
Lebih terperinciJika tidak terjadi komplikasi, penyembuhan memakan waktu 2 5 hari dimana pasien sembuh dalam 1 minggu.
Virus Influenza menempati ranking pertama untuk penyakit infeksi. Pada tahun 1918 1919 perkiraan sekitar 21 juta orang meninggal terkena suatu pandemik influenza. Influenza terbagi 3 berdasarkan typenya
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. dapat disebabkan oleh kausa infeksius, non-infeksius dan nutrisional (Ali dkk.,
PENDAHULUAN Latar Belakang Tortikolis adalah gejala yang umum terlihat di berbagai jenis unggas yang dapat disebabkan oleh kausa infeksius, non-infeksius dan nutrisional (Ali dkk., 2014). Menurut Capua
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Virus Influenza A, B dan C
16 TINJAUAN PUSTAKA Virus Influenza A, B dan C Virus influenza merupakan virus RNA memiliki amplop (envelope) yang termasuk anggota dari famili Orthomyxoviridae. Genomnya terdiri dari negative single strand
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Multidrug resistant tuberculosis (MDR-TB) merupakan salah satu fenomena
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Multidrug resistant tuberculosis (MDR-TB) merupakan salah satu fenomena resistensi tuberkulosis ( TB). MDR-TB didefinisikan sebagai keadaan resistensi terhadap setidaknya
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia serta negara-negara Asia lainnya berasal dari tumbuh-tumbuhan
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kebutuhan protein yang tinggi masyarakat Indonesia yang tidak disertai oleh kemampuan untuk pemenuhannya menjadi masalah bagi bangsa Indonesia. Harper dkk.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Ikan merupakan komoditas budidaya unggulan di Indonesia, karena
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ikan merupakan komoditas budidaya unggulan di Indonesia, karena merupakan salah satu sumber protein hewani yang terjangkau oleh hampir sebagian besar lapisan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kasus avian influenza (AI) mulai muncul pertama kali di Italia 100 tahun yang lalu pada tahun 1878. Tercatat penyakit ini muncul di berbagai negara di dunia yaitu
Lebih terperinciDAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...
DAFTAR ISI RIWAYAT HIDUP... Error! Bookmark not defined. ABSTRAK... Error! Bookmark not defined. ABSTRACT... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI...
Lebih terperinciTINJAUAN TENTANG HIV/AIDS
BAB 2 TINJAUAN TENTANG HIV/AIDS 2.1 Pengenalan Singkat HIV dan AIDS Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, HIV adalah virus penyebab AIDS. Kasus pertama AIDS ditemukan pada tahun 1981. HIV
Lebih terperinciDeteksi Antibodi Terhadap Virus Avian Influenza pada Ayam Buras di Peternakan Rakyat Kota Palangka Raya
Deteksi Antibodi Terhadap Virus Avian Influenza pada Ayam Buras di Peternakan Rakyat Kota Palangka Raya Detection of Antibody Against Avian Influenza Virus on Native Chickens in Local Farmer of Palangka
Lebih terperinciDETEKSI KEBERADAAN VIRUS AVIAN INFLUENZA PADA DOC YANG DILALULINTASKAN MELALUI BANDARA SOEKARNO HATTA MUJIATUN
DETEKSI KEBERADAAN VIRUS AVIAN INFLUENZA PADA DOC YANG DILALULINTASKAN MELALUI BANDARA SOEKARNO HATTA MUJIATUN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Virus ND merupakan virus dari family Paramyxoviridae sub famili
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Newcastle Disease 2.1.1 Etiologi Virus ND merupakan virus dari family Paramyxoviridae sub famili Paramyxovirinae genus Avulavirus pada kelompok Avian Paramyxovirus Serotipe
Lebih terperinciSelama ini mungkin kita sudah sering mendengar berita tentang kasus
AgroinovasI Waspadailah Keberadaan Itik dalam Penyebaran Virus Flu Burung atau AI Selama ini mungkin kita sudah sering mendengar berita tentang kasus penyakit flu burung, baik yang dilaporkan pada unggas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Protein berperan penting untuk perkembangan kecerdasan otak,
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Protein berperan penting untuk perkembangan kecerdasan otak, pemeliharaan stamina tubuh, percepatan regenerasi sel dan menjaga sel darah merah (eritrosit) agar tidak mudah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menimbulkan wabah dan menyebabkan kematian. Dalam kurun waktu 50 tahun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi virus dengue merupakan salah satu penyakit menular yang sering menimbulkan wabah dan menyebabkan kematian. Dalam kurun waktu 50 tahun kasus dengue di dunia meningkat
Lebih terperinciDETEKSI VIRUS AVIAN INFLUENZA SUBTIPE H5 PADA BEBERAPA JENIS BURUNG DI JAKARTA DAN SUKABUMI
DETEKSI VIRUS AVIAN INFLUENZA SUBTIPE H5 PADA BEBERAPA JENIS BURUNG DI JAKARTA DAN SUKABUMI (Detection of Avian H5 Influenza Virus in Some Birds in Jakarta and Sukabumi) N.L.P. INDI DHARMAYANTI dan RISA
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat Penelitian
14 METODOLOGI PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium Unit Pelayanan Mikrobiologi Terpadu, Bagian Mikrobiologi Kesehatan, Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit infeksi
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit infeksi yang dalam beberapa tahun ini telah menjadi permasalahan kesehatan di dunia. Penyakit DBD adalah penyakit
Lebih terperinciAVIAN INFLUENZA. Dr. RINALDI P.SpAn Bagian Anestesi/ICU Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof.DR.Sulianti Saroso
AVIAN INFLUENZA Dr. RINALDI P.SpAn Bagian Anestesi/ICU Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof.DR.Sulianti Saroso Flu burung atau Avian Influenza adalah jenis influenza pada binatang yang sebenarnya telah ditemukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Letak geografis Kecamatan Kuta Selatan berada di ketinggian sekitar 0-28 meter di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Letak geografis Kecamatan Kuta Selatan berada di ketinggian sekitar 0-28 meter di atas permukaan laut. Kecamatan Kuta Selatan sejak tahun 2013 masih mempunyai beberapa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kepercayaan, kita dihadapkan lagi dengan sebuah ancaman penyakit dan kesehatan,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat negara kita baru mulai bangkit dari krisis, baik krisis ekonomi, hukum dan kepercayaan, kita dihadapkan lagi dengan sebuah ancaman penyakit dan kesehatan,
Lebih terperinciDETEKSI MOLEKULER DAN KERAGAMAN VIRUS NEWCASTLE DISEASE PADA AYAM KAMPUNG DI WILAYAH ACEH
Jurnal Kedokteran Hewan Vol. 9 No. 2, September 2015 ISSN : 1978-225X DETEKSI MOLEKULER DAN KERAGAMAN VIRUS NEWCASTLE DISEASE PADA AYAM KAMPUNG DI WILAYAH ACEH Molecular Detection and Diversity of Newcastle
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Penelitian. sapi secara maksimal masih terkendala oleh lambatnya pertumbuhan populasi sapi
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Produksi daging sapi pada tahun 2012 mengalami defisit sebesar 78.329 ton (21,40%). Upaya yang telah dilakukan untuk peningkatan produksi daging sapi secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A.Latar belakang. orang yang sudah meninggal, kegunaan golongan darah lebih tertuju pada
1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar belakang Golongan darah sistem ABO yang selanjutnya disebut golongan darah merupakan salah satu indikator identitas seseorang. Pada orang hidup, golongan darah sering digunakan
Lebih terperinciEKSPRESI GEN 3. Ani Retno Prijanti FKUI 2010
EKSPRESI GEN 3 Ani Retno Prijanti FKUI 2010 Regulasi Ekspresi Gen Ekspresi gen, adl produksi suatu produk RNA dari suatu gen tertentu yg dikontrol oleh mekanisme yg kompleks. Secara normal hanya sebagian
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Deteksi genom virus avian influenza pada penelitian dilakukan
30 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. KONDISI OPTIMAL REAKSI AMPLIFIKASI Deteksi genom virus avian influenza pada penelitian dilakukan menggunakan primer NA. Primer NA dipilih karena protein neuraminidase,
Lebih terperinciPENYAKIT VIRUS UNGGAS PENYAKIT VIRUS UNGGAS
PENYAKIT VIRUS UNGGAS PENYAKIT VIRUS UNGGAS i DR. DRH. GUSTI AYU YUNIATI KENCANA, MP Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Lingkup Hak Cipta Pasal 2 1. Hak Cipta merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Flu burung yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah avian flu atau avian influenza (AI) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza tipe
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Uraian Tumbuhan 1. Sistematika Tanaman Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Kelas : Dicotyledoneae Bangsa : Resales Suku : Papilionaceae Marga : Dolichos Jenis : Dolichos
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Infeksi Human immunodeficiency virus (HIV) merupakan salah satu. Penurunan imunitas seluler penderita HIV dikarenakan sasaran utama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi Human immunodeficiency virus (HIV) merupakan salah satu infeksi yang perkembangannya terbesar di seluruh dunia, dalam dua puluh tahun terakhir diperkirakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit ini tersebar di berbagai penjuru dunia. Di Indonesia, penyakit ini bersifat
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Toksoplasmosis merupakan salah satu dari sekian banyak penyakit zoonosis, yaitu penyakit yang secara alami dapat menular dari hewan ke manusia. Gejala klinis dari penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. energi, vitamin dan mineral untuk melengkapi hasil-hasil pertanian. Salah
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Fungsi terbesar produk peternakan adalah menyediakan protein, energi, vitamin dan mineral untuk melengkapi hasil-hasil pertanian. Salah satu nutrisi penting asal produk
Lebih terperinciPerkembangan Teknologi Reverse Transcriptase-Polymerase Chain Reaction dalam Mengidentifikasi Genom Avian Influenza dan Newcastle Diseases
WARTAZOA Vol. 24 No. 1 Th. 2014 Perkembangan Teknologi Reverse Transcriptase-Polymerase Chain Reaction dalam Mengidentifikasi Genom Avian Influenza dan Newcastle Diseases Dyah Ayu Hewajuli dan Dharmayanti
Lebih terperinciREVERSE TRANSKRIPSI. RESUME UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Genetika I Yang dibina oleh Prof. Dr. A. Duran Corebima, M.Pd. Oleh
REVERSE TRANSKRIPSI RESUME UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Genetika I Yang dibina oleh Prof. Dr. A. Duran Corebima, M.Pd Oleh UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ikan kerapu (Epinephelus sp.) merupakan jenis ikan air laut yang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan kerapu (Epinephelus sp.) merupakan jenis ikan air laut yang mempunyai nilai ekonomis tinggi, banyak dikonsumsi karena rasanya lezat. Komoditas kerapu diekspor dalam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Cabai rawit (Capsicum frutescens) merupakan salah satu sayuran penting
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cabai rawit (Capsicum frutescens) merupakan salah satu sayuran penting terutama daerah tropis dan subtropis. Tanaman ini dapat digunakan sebagai bahan bumbu masak (rempah-rempah),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organisasi kesehatan dunia, WHO, baru-baru ini membunyikan tanda bahaya untuk mewaspadai serangan berbagai penyakit infeksi. Pada tahun-tahun terakhir ini, wabah penyakit
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Salah Satu Manajemen Perkandangan pada Peternakan Ayam Broiler.
TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peternakan Ayam Broiler Ayam ras pedaging disebut juga broiler, yang merupakan jenis ras unggulan hasil persilangan bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya produktivitas tinggi, terutama
Lebih terperinciFLU BURUNG AVIAN FLU BIRD FLU. RUSDIDJAS, RAFITA RAMAYATI dan OKE RINA RAMAYANI
FLU BURUNG AVIAN FLU AVIAN INFLUENZA BIRD FLU RUSDIDJAS, RAFITA RAMAYATI dan OKE RINA RAMAYANI VIRUS INFLUENZA Virus famili orthomyxoviridae Tipe A,B,C Virus A dan B penyebab wabah pada manusia Virus C
Lebih terperinciAmplifikasi Gen Penyandi Protein Fusion Virus Tetelo dari Spesimen Lapangan dengan Metode OneStep RT-PCR.
ISSN : 1411-8327 Amplifikasi Gen Penyandi Protein Fusion Virus Tetelo dari Spesimen Lapangan dengan Metode OneStep RT-PCR. (AMPIFICATION OF FUSION PROTEIN ENCODING GENE OF NEWCASTLE DISEASE VIRUS FROM
Lebih terperinciIsolasi, Identifikasi, Sifat Fisik, dan Biologi Virus Tetelo yang Diisolasi dari Kasus di Lapangan
ISSN : 1411-8327 Isolasi, Identifikasi, Sifat Fisik, dan Biologi Virus Tetelo yang Diisolasi dari Kasus di Lapangan (ISOLATION, IDENTIFICATION, PHISICAL, AND BIOLOGICAL CHARACTER OF NEWCASTLE DISEASE VIRUS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Virus Influenza merupakan virus RNA yang termasuk dalam famili orthomyxoviridae, yang dapat menginfeksi unggas, mamalia dan manusia (Nidom, 2005). Berbeda dengan virus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang IB (Infectious Bronchitis) merupakan suatu penyakit viral pada saluran pernapasan ayam yang bersifat akut dan sangat mudah. Penyakit ini tersifat oleh adanya cairan
Lebih terperinciVirus baru : Coronavirus dan Penyakit SARS
Virus baru : Coronavirus dan Penyakit SARS 23 Apr 2003 Kasus sindrom pernapasan akut parah, atau lebih dikenal dengan SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) masih menempatkan berita utama di sebagian
Lebih terperinciBAB II. TINJAUAN PUSTAKA
3 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Infectious Bursal Disease Infectious Bursal Disease (IBD) merupakan penyakit viral pada ayam dan terutama menyerang ayam muda (Jordan 1990). Infectious Bursal Disease pertama
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Maternal antibodi atau yang bisa disebut maternally derived antibodies atau
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Maternal Antibodi pada Anak Babi (Piglet) Maternal antibodi atau yang bisa disebut maternally derived antibodies atau kekebalan turunan dari induk pada anak babi yang induknya
Lebih terperinciPERBANDINGAN METODE EKSTRAKSI REAL TIME PCR VIRUS INFLUENZA A ANTARA METODE GUANIDIUM,-THIOCYANATE-PHENOL- CHLOROFORM DAN METODE SPIN KOLOM
PERBANDINGAN METODE EKSTRAKSI REAL TIME PCR VIRUS INFLUENZA A ANTARA METODE GUANIDIUM,-THIOCYANATE-PHENOL- CHLOROFORM DAN METODE SPIN KOLOM YUNI YUPIANA Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Virus family Orthomyxomiridae yang diklasifikasikan sebagai influenza A, B, dan C.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Influenza merupakan penyakit saluran pernafasan akut yang di sebabkan infeksi Virus family Orthomyxomiridae yang diklasifikasikan sebagai influenza A, B, dan C. Penyakit
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci : Bursa Fabrisius, Infectious Bursal Disease (IBD), Ayam pedaging
ABSTRAK Bursa Fabrisius merupakan target organ virus Infectious Bursal Disease (IBD) ketika terjadi infeksi, yang sering kali mengalami kerusakan setelah ayam divaksinasi IBD baik menggunakan vaksin aktif
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Latar Belakang. disebabkan oleh organisme dari genus Streptococcus, merupakan salah satu
1 I. PENDAHULUAN Latar Belakang Streptococcosis adalah salah satu penyakit sistemik menular, yang disebabkan oleh organisme dari genus Streptococcus, merupakan salah satu penyakit yang merugikan budidaya
Lebih terperinciPerbandingan Tingkat Proteksi Program Vaksinasi Newcastle Disease pada Broiler
JS V 31 (1), Juli 2013 JURNAL SAIN VETERINER ISSN : 0126-0421 Perbandingan Tingkat Proteksi Program Vaksinasi Newcastle Disease pada Broiler Comparative Protection Level of Newcastle DiseaseVaccination
Lebih terperinciABSTRAK. Analisis Mutasi Gen Pengekspresi Domain B dan C DNA Polimerase HBV Dari Pasien Yang Terinfeksi Dengan Titer Rendah.
ABSTRAK Analisis Mutasi Gen Pengekspresi Domain B dan C DNA Polimerase HBV Dari Pasien Yang Terinfeksi Dengan Titer Rendah. Natalia, 2006 Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping : Johan Lucianus, dr., M.Si.
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Gambar penampang virus ND, permukaan protein F (Fusion) dan HN (Hemaglutinin Neuraminidase) (Samal, 1997).
TINJAUAN PUSTAKA Newcastle Disease Etiologi Newcastle Disease (ND) atau disebut juga penyakit tetelo, pseudofowl pest, avian distemper, avian pneumo encephalitis, pseudo poultry plague dan ranikhet disease.
Lebih terperinciGambar 4 Diagram batang titer antibodi terhadap IBD pada hari ke-7 dan 28.
19 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengamatan terhadap semua kelompok ayam sebelum vaksinasi menunjukan bahwa ayam yang digunakan memiliki antibodi terhadap IBD cukup tinggi dan seragam dengan titer antara
Lebih terperinciTUGAS TERSTRUKTUR BIOTEKNOLOGI PERTANIAN VEKTOR DNA
TUGAS TERSTRUKTUR BIOTEKNOLOGI PERTANIAN VEKTOR DNA Oleh: Gregorius Widodo Adhi Prasetyo A2A015009 KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN PROGRAM
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan berproduksi secara maksimal adalah kelompok ayam pada peternakan tersebut
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu faktor penting agar ayam dalam suatu peternakan dapat tumbuh dan berproduksi secara maksimal adalah kelompok ayam pada peternakan tersebut harus dalam keadaan
Lebih terperinciI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit flu burung atau Avian Influenza (AI) adalah penyakit zoonosa yang sangat fatal. Penyakit ini menginfeksi saluran pernapasan unggas dan juga mamalia. Penyebab penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu hewan ternak yang paling banyak diternakkan adalah unggas. Unggas memberikan banyak manfaat dan keuntungan, antara lain dapat dimanfaatkan dagingnya,
Lebih terperinciDemam sekitar 39?C. Batuk. Lemas. Sakit tenggorokan. Sakit kepala. Tidak nafsu makan. Muntah. Nyeri perut. Nyeri sendi
Flu Burung DEFINISI Flu burung didefinisikan sebagai penyakit yang disebabkan oleh virus influenza A subtipe H5N1 yang menyerang burung, ungggas, ayam yang dapat menyerang manusia dengan gejala demam >38?C,
Lebih terperinciPenyakit tersebut umumnya disebabkan oleh infeksi virus Human. merupakan virus RNA untai tunggal, termasuk dalam famili Retroviridae, sub
BAB I PENDAHULUAN Virus Human Immunodeficiency (HIV) merupakan virus penyebab peyakit Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) (Mareuil dkk. 2005: 1). Penyakit tersebut umumnya disebabkan oleh infeksi
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN
15 3. METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Alat Dalam pengambilan sampel, bahan dan alat yang diperlukan yaitu media transport berupa Brain Heart Infusion (BHI) dalam tabung berukuran 2 ml, sampel usap steril,
Lebih terperinciIDENTIFIKASI SUBTIPE, PATOGENITAS, DAN FILOGENETIK VIRUS AVIAN INFLUENZA ISOLAT SUSSI WIDI KURNIASIH
IDENTIFIKASI SUBTIPE, PATOGENITAS, DAN FILOGENETIK VIRUS AVIAN INFLUENZA ISOLAT 2012 2013 SUSSI WIDI KURNIASIH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER
Lebih terperinciKEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH PROPINSI SULAWESI TENGAH DALAM PENANGGULANGAN PENYAKIT FLU BURUNG (AVIAN INFLUENZA) PADA AYAM RAS
KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH PROPINSI SULAWESI TENGAH DALAM PENANGGULANGAN PENYAKIT FLU BURUNG (AVIAN INFLUENZA) PADA AYAM RAS F. F. MUNIER Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tengah Jl. Raya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh virus dan bersifat zoonosis. Flu burung telah menjadi perhatian yang luas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Flu burung merupakan penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh virus dan bersifat zoonosis. Flu burung telah menjadi perhatian yang luas bagi masyarakat karena
Lebih terperinci