NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KECENDERUNGAN PEMECAHAN MASALAH PADA MAHASISWA SKRIPSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KECENDERUNGAN PEMECAHAN MASALAH PADA MAHASISWA SKRIPSI"

Transkripsi

1 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KECENDERUNGAN PEMECAHAN MASALAH PADA MAHASISWA SKRIPSI Oleh: Dian Afriyani Mira Aliza Rachmawati PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA

2 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KECENDERUNGAN PEMECAHAN MASALAH PADA MAHASISWA Telah Disetujui Pada Tanggal Dosen Pembimbing (Mira Aliza Rachmawati, S.psi., M.Psi.) 2

3 HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KECENDERUNGAN PEMECAHAN MASALAH PADA MAHASISWA Dian Afriyani Mira Aliza Rachmawati INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada hubungan antara kecerdasan emosional (emotional intelligence) dengan kecenderungan pemecahan masalah (problem solving) pada mahasiswa. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara kecerdasan emosional (emotional intelligence) dengan kecenderungan pemecahan masalah (problem solving) pada mahasiswa. Semakin tinggi kecerdasan emosional maka semakin tinggi kecenderungan pemecahan masalahnya, dan sebaliknya semakin rendah kecerdasan emosional maka semakin rendah kecenderungan pemecahan masalahnya. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Islam Indonesia Yogyakarta yang berusia tahun baik laki-laki maupun perempuan. Teknik pengambilan subjek yang digunakan adalah metode accidental sampling. Adapun skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala yang disusun sendiri oleh peneliti yaitu Skala Kecerdasan Emosional disusun dengan mengacu pada aspek kecerdasan emosional yang dikemukakan oleh Goleman (1999) dan Skala Kecenderungan Pemecahan Masalah disusun dengan mengacu pada dimensi problem solving yang dikemukakan oleh Heppner, dkk. (2004). Metode analisis yang dilakukan untuk menguji hipotesis menggunakan uji korelasi product moment dari Pearson. Hasil analisis menunjukkan besarnya koefisien korelasi (r)=0,58; p=0,00 (p<0,01). Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang sangat signifikan antara kecerdasan emosional (emotional intelligence) dengan kecenderungan pemecahan masalah (problem solving) pada mahasiswa. Jadi hipotesis penelitian diterima. Kata Kunci: Kecerdasan Emosional (Emotional Intelligence), Kecenderungan Pemecahan Masalah (Problem Solving) 3

4 PENGANTAR Setiap individu pasti pernah mengalami masalah dalam kehidupannya. Masalah adalah sesuatu yang wajar dan merupakan bagian dari kehidupan seharihari (Stein dan Book, 2002). Individu akan berhadapan dengan masalah yang beragam mulai dari masalah sederhana sampai masalah yang lebih kompleks. Permasalahan yang terjadi dapat memunculkan ketegangan-ketegangan apabila tidak terselesaikan dengan baik. Permasalahan bersumber dari dalam diri sendiri maupun lingkungannya (Suharnan, 2005). Permasalahan yang berasal dari dalam diri sendiri dapat berupa ketidaksesuaian antara harapan dengan kemampuan yang dimiliki untuk mewujudkannya, sedangkan permasalahan yang berasal dari lingkungan dapat terjadi apabila terdapat ketidaksesuaian antara harapan pribadi dengan kondisi lingkungannya. Permasalahan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia begitu juga mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa. Mahasiswa merupakan suatu komunitas yang dianggap tinggi dalam masyarakat yang diharapkan dapat menjadi sumber daya manusia intelektual dan kompetitif. Mahasiswa yang menyandang atribut intelektual muda harus bergelut secara kritis dalam proses perubahan masyarakat, sebab mahasiswa merupakan pelaksana pembangunan masa depan (Teguh dkk, 2003). Perubahan-perubahan yang terjadi harus dapat diatasi secara efektif dan efisien (Hardjito, 1994). Individu dituntut untuk lebih mengoptimalkan pemecahan masalah dalam menghadapi perubahan yang terjadi secara cepat dan tepat. Permasalahan akan menjadi semakin rumit apabila individu tidak segera 4

5 menangani dan mengantisipasi perubahan-perubahan yang terjadi. Adanya permasalahan yang semakin kompleks seharusnya diiringi dengan pemecahan masalah yang semakin baik (Stein dan Book, 2002). Pemecahan masalah dilakukan untuk membantu individu dalam menghadapi perubahan dan penyesuaian dalam kehidupannya (Heppner, dkk., 2004). Kenyataan yang terjadi saat ini adalah bukan pemecahan masalah yang baik namun sebaliknya justru mahasiswa cenderung lari dari kenyataan dan menghindari pemecahan masalah. Hal ini terjadi pada Eko Prasetyo berusia 25 tahun mahasiswa Perguruan Tinggi Swasta (PTS) Yogyakarta yang mengalami kesulitan mencari dosen untuk keperluan penyusunan skripsi. Ia merasa pusing karena memikirkan skripsi yang tak kunjung selesai. Akhirnya warga Gadingsari Ketalo, Sanden, Bantul ini memutuskan bunuh diri. Korban ditemukan dalam keadaan sudah tewas gantung diri di dapur rumahnya ( Fenomena di atas merupakan bukti pentingnya kecenderungan pemecahan masalah secara baik agar tidak terjebak pada perilaku-perilaku yang merugikan. Stein dan Book (2002) mengatakan bahwa mencurahkan perhatian pada pemecahan masalah sangat penting. Menurut Santrock (2003) pemecahan masalah (problem solving) diartikan sebagai suatu usaha untuk menemukan cara yang tepat untuk mencapai suatu tujuan dimana tujuan tersebut merupakan pencegahan terhadap hambatan atau masalah yang terjadi. Problem solving juga diartikan sebagai upaya untuk mencari pemecahan dan dipacu untuk mencapai pemecahan dari suatu permasalahan (Walgito, 2004). Heppner, dkk. (2004) mendefinisikan Problem solving sebagai keyakinan untuk dapat memecahkan masalah dan 5

6 kecenderungan untuk mendekati atau menghindari pemecahan dari permasalahan hidupnya. Keadaan emosi sangat berarti ketika individu sedang memecahkan masalah. Emosi merupakan salah satu karakteristik personal yang mempengaruhi kecenderungan pemecahan masalah. Emosi memotivasi individu untuk berpikir dan mengambil tindakan. Semakin tinggi kemampuan individu dalam memahami emosi maka semakin mudah individu memecahkan masalah yang terjadi (Bradberry dan Greaves, 2007). Emosi erat kaitannya dengan kecerdasan emosional (Hariwijaya, 2005). Kecerdasan emosional adalah kemampuan mengenali perasaan diri sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri, serta kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri maupun dalam berhubungan dengan orang lain (Goleman, 1999). Dari uraian-uraian di atas, dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara kecerdasan emosional (emotional intelligence) dengan kecenderungan pemecahan masalah (problem solving) pada mahasiswa? METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini diambil secara accidental sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel bila sesuai karakteristik 6

7 penelitian (Sugiyono, 2007). Karakteristik subjek penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Islam Indonesia Yogyakarta berusia antara 18 sampai dengan 24 tahun yang terdiri dari laki-laki maupun perempuan. B. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala yaitu: 1. Skala Kecenderungan Pemecahan Masalah (Problem Solving) Skala ini dimaksudkan untuk mengungkap seberapa tinggi kecenderungan pemecahan masalah (problem solving) pada subjek. Skala ini disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan dimensi-dimensi problem solving yang dikemukakan oleh Heppner, dkk. (2004) yaitu: problem solving confidence (PSC), approachavoidance style (AAS), dan personal control (PC). Skala kecenderungan pemecahan masalah (problem solving) terdiri dari 30 aitem. Skala ini terdiri dari empat alternatif jawaban yaitu: Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Aitem-aitem yang terdapat pada skala terdiri dari aitem yang bersifat favourable dan unfavourable terhadap atribut yang diukur. Sifat dari aitem tersebut yang menentukan skor yang akan diberikan. Pemberian skor pada aitem favourable yaitu untuk jawaban Sangat Sesuai (SS) diberi skor 4, Sesuai (S) diberi skor 3, Tidak sesuai (TS) diberi skor 2, Sangat Tidak Sesuai (STS) diberi skor 1, dan sebaliknya untuk aitem unfavourable. 2. Skala Kecerdasan Emosional (Emotional Intelligence) Skala ini dimaksudkan untuk mengungkap seberapa tinggi tingkat kecerdasan emosional (emotional intelligence) subjek. Skala ini disusun sendiri 7

8 oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek kecerdasan emosional yang dikemukakan oleh Goleman (1999) yaitu: kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati, dan keterampilan sosial. Skala kecerdasan emosional terdiri dari 50 aitem. Skala ini terdiri dari empat alternatif jawaban yaitu: Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Aitem-aitem yang terdapat pada skala terdiri dari aitem yang bersifat favourable dan unfavourable terhadap atribut yang diukur. Sifat dari aitem tersebut yang menentukan skor yang akan diberikan. Pemberian skor pada aitem favourable yaitu untuk jawaban Sangat Sesuai (SS) diberi skor 4, Sesuai (S) diberi skor 3, Tidak sesuai (TS) diberi skor 2, Sangat Tidak Sesuai (STS) diberi skor 1, dan sebaliknya untuk aitem unfavourable. C. Metode Analisis Data Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yaitu mencari hubungan antara kecerdasan emosional (emotional intelligence) dengan kecenderungan pemecahan masalah (problem solving) pada mahasiswa. Peneliti menggunakan analisis data berupa analisis statistik yaitu uji korelasi product moment dari Pearson dengan program komputer SPSS for Windows. HASIL PENELITIAN 1. Deskripsi Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah 88 mahasiswa Universitas Islam Indonesia. Deskripsi subjek penelitian secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut: 8

9 Tabel 1 Deskripsi Subjek Penelitian No Faktor Kategori Frekuensi Persentasi (%) 1 Jenis kelamin a. Laki-laki b. Perempuan 2 Usia a. 18 Tahun b. 19 Tahun c. 20 Tahun d. 21 Tahun e. 22 Tahun f. 23 Tahun g. 24 Tahun 3 Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) ,1 15,9 23,9 21,6 27,3 6,8 3,4 a. 2,50-3,00 b. 3,01-3,50 c. 3,51-4, , ,64 Jumlah Deskripsi Data Penelitian Deskripsi data penelitian dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2 Deskripsi Data Penelitian Variabel Kecenderungan Pemecahan Masalah Empirik Hipotetik Min Max Mean SD Min Max Mean SD ,98 7, ,50 11,50 Kecerdasan Emosional ,28 9, Tinggi rendahnya kecenderungan pemecahan masalah dan kecerdasan emosional subjek dapat diketahui melalui pengkategorian skor total yang diperoleh masing-masing subjek pada skala kecenderungan pemecahan masalah dan skala kecerdasan emosional. Tujuan pengkategorian ini adalah untuk menempatkan subjek dalam kelompok-kelompok terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasar atribut yang diukur, sehingga dapat diketahui kontinum jejang dari tingkat rendah hingga ke tingkat tinggi. Terdapat lima 9

10 kategori yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi (Azwar, 2004). Batasan kategori ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Tabel 3 Rumus Norma Kategorisasi No Kategori Rumus Norma 1 Sangat Rendah x = (µ - 1,8s) 2 Rendah (µ - 1,8s) = x = (µ - 0,6s) 3 Sedang (µ - 0,6s) < x = (µ + 0,6s) 4 Tinggi (µ + 0,6s) < x = (µ + 1,8s) 5 Sangat Tinggi x > (µ + 1,8s) Keterangan : µ = Mean Hipotetik s = Standar Deviasi Skala kecenderungan pemecahan masalah terdiri dari 23 aitem. Setiap aitem diberi skor antara 1 sampai 4. Skor total subjek yang terendah sebesar 23 1=23 dan yang tertinggi sebesar 23 4=92, sehingga rentang skor total terendah dan tertinggi yaitu 92 23=69. Rentangan skor tersebut dibagi dalam satuan deviasi standar yaitu 69/6=11,50. Kelompok subjek dikategorikan mempunyai kecenderungan pemecahan masalah sangat rendah (X=36,80), rendah (36,80<X=50,60), sedang (50,60<X=64,40), tinggi (64,40<X=78,20), dan sangat tinggi (X>78,20). Kategori kecenderungan pemecahan masalah pada subjek penelitian dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4 Deskripsi Kategorisasi Kecenderungan Pemecahan Masalah Pada Subjek Penelitian Skor Kategori Frekuensi Persentasi (%) X = 36,80 36,80 < X = 50,60 50,60 < X = 64,40 64,40 < X = 78,20 X > 78,20 Sangat rendah rendah Sedang tinggi Sangat tinggi ,27 26,14 67,05 4,54 jumlah

11 Skala kecerdasan emosional terdiri dari 36 aitem. Setiap aitem diberi skor antara 1 sampai 4. Skor total subjek yang terendah sebesar 36 1=36 dan yang tertinggi sebesar 36 4=144, sehingga rentang skor total terendah dan tertinggi yaitu =108. Rentangan skor tersebut dibagi dalam satuan deviasi standar yaitu 108/6=18. Kelompok subjek dikategorikan mempunyai kecerdasan emosional sangat rendah (X=57,60), rendah (57,60<X=79,20), sedang (79,20<X=100,80), tinggi (100,80<X=122,40), dan sangat tinggi (X>122,40). Kategori kecerdasan emosional pada subjek penelitian dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5 Deskripsi Kategorisasi Kecerdasan Emosional Pada Subjek Penelitian Skor Kategori Frekuensi Persentasi (%) X = 57,60 57,60 < X = 79,20 79,20 < X = 100,80 100,80 < X = 122,40 X > 122,40 Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi ,27 68,18 4,55 Jumlah Uji Asumsi Uji asumsi dilakukan sebelum melakukan analisis data dengan uji hipotesis. Uji asumsi yang terdiri dari uji normalitas dan uji linieritas merupakan syarat sebelum dilakukannya uji korelasi agar kesimpulan yang ditarik tidak menyimpang dari kebenaran yang seharusnya. a. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji variabel penelitian ini yaitu kecenderungan pemecahan masalah dan kecerdasan emosional terdistribusi secara 11

12 normal atau tidak. Kaidah yang digunakan yaitu jika p>0,05 maka sebaran data normal, dan jika p<0,05 maka sebaran data tidak normal. Uji normalitas dengan menggunakan teknik one-sample Kolmogorof- Smirnov Test dari program SPSS for Window menunjukkan nilai K- SZ=0,77; p=0,29 (p>0,05) untuk kecenderungan pemecahan masalah. Nilai K- SZ=0,57; p=0,45 (p>0,05) untuk kecerdasan emosional. Hasil uji normalitas ini berarti bahwa kecenderungan pemecahan masalah dan kecerdasan emosional memiliki sebaran normal. b. Uji Linieritas Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui variabel penelitian ini yaitu kecenderungan pemecahan masalah dan kecerdasan emosional memiliki hubungan yang linear atau tidak. Hubungan antara kedua variabel dikatakan linier apabila p<0,05 dan sebaliknya hubungan antara kedua variabel dikatakan tidak linier apabila p>0,05. Uji linearitas dengan menggunakan program SPSS for Windows dengan teknik Compare Means menunjukkan nilai F=56,33; p=0,00 (p<0,05). Hasil uji linieritas ini berarti bahwa hubungan antara variabel kecenderungan pemecahan masalah dan kecerdasan emosional linier. 4. Uji Hipotesis Uji hipotesis yang dilakukan untuk mengetahui adanya hubungan antara kecerdasan emosional dengan kecenderungan pemecahan masalah yaitu uji korelasi product moment dari Pearson dengan menggunakan program komputer SPSS (Statistic Program For Social Science) for Windows. 12

13 Uji korelasi antara variabel kecerdasan emosional dan kecenderungan pemecahan masalah menunjukkan nilai r=0,58; p=0,00 (p<0,01). Hasil uji korelasi ini berarti bahwa ada hubungan positif yang sangat signifikan antara kecerdasan emosional (emotional intelligence) dengan kecenderungan pemecahan masalah (problem solving) pada mahasiswa, sehingga hipotesis penelitian ini diterima. Uji hipotesis penelitian ini diterima yang menunjukkan bahwa kecerdasan emosional (emotional intelligence) berhubungan dengan kecenderungan pemecahan masalah (problem solving) dengan korelasi determinan sebesar 0,338. Hal ini berarti bahwa kecerdasan emosional memberikan sumbangan sebesar 33,80 % terhadap kecenderungan pemecahan masalah dan selebihnya sebesar 66,20 % dipengaruhi oleh faktor lain di luar kecerdasan emosional. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis data penelitian maka hipotesis yang telah diajukan yaitu ada hubungan positif antara kecerdasan emosional (emotional intelligence) dengan kecenderungan pemecahan masalah (problem solving) dapat diterima. Hasil analisis korelasi dengan menggunakan teknik korelasi product moment dari Pearson menunjukkan koefisien korelasi (r) sebesar 0,58 dengan p=0,00 (p<0,01) yang menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang sangat signifikan antara kecerdasan emosional dengan kecenderungan pemecahan masalah. Semakin tinggi kecerdasan emosional subjek maka semakin tinggi kecenderungan pemecahan masalah, dan sebaliknya semakin rendah kecerdasan emosional subjek maka semakin rendah kecenderungan pemecahan masalahnya. 13

14 Individu yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi cenderung memecahkan masalah dengan baik yaitu individu yang mampu menilai dan memahami setiap emosi yang muncul dan menjadikannya tolak ukur yang positif untuk menghasilkan pemecahan yang efektif. Menurut Goleman (1999) kecerdasan emosional merupakan suatu kecerdasan yang melibatkan perasaan yang dikelola atau dikendalikan dengan baik, sehingga dengan perasaan yang terkendali diharapkan dapat membalik emosi marah menjadi tenaga pendorong untuk memecahkan masalah. Kecerdasan emosional mempengaruhi perilaku tiap individu dalam mengatasi masalah yang muncul pada dirinya (Melianawati dkk, 2001). Hal ini berarti bahwa dengan kecerdasan emosional individu dapat mengontrol perilakunya ketika sedang memecahkan masalah. Individu cenderung memecahkan masalah dengan memunculkan pemecahan masalah yang efektif yaitu pemecahan masalah yang tidak merugikan dirinya sendiri maupun orang lain. Diterimanya hipotesis penelitian ini menunjukkan bahwa kecerdasan emosional berhubungan dengan kecenderungan pemecahan masalah dimana korelasi determinan sebesar 0,338. Hal ini berarti bahwa kecerdasan emosional memberikan sumbangan sebesar 33,80 % terhadap kecenderungan pemecahan masalah dan selebihnya sebesar 66,20 % dipengaruhi oleh faktor lain di luar kecerdasan emosional. Faktor lain di luar kecerdasan emosional yang mempengaruhi terjadinya pemecahan masalah yaitu inteligensi (Hadi, 1993). Semakin tinggi inteligensi 14

15 maka semakin tinggi efisiensi pemecahan masalah. Zook dan Divesti (Hadi, 1993) menambahkan bahwa tingkat inteligensi berkaitan erat dengan pemecahan masalah. Individu yang memiliki inteligensi tinggi berarti memiliki kecepatan dalam berpikir dan mampu berpikir kritis sehingga memudahkan individu dalam melakukan proses pemecahan masalah diantaranya mengidentifikasi masalah, mencari alternati-alternatif pemecahan masalah, dan menetapkan solusi dari masalah yang sedang dihadapinya. Faktor lain yang mempengaruhi pemecahan masalah yaitu jenis kelamin (Hadi, 1993). Hasil penelitian yang dilakukan Hadi (1993) menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan terhadap efisiensi pemecahan masalah. Perempuan lebih efisien daripada laki-laki dalam hal pemecahan masalah. Pemecahan masalah juga membutuhkan kreativitas (Jordan dan Porath, 2006). Sejalan dengan itu, Rakhmat (2007) menyatakan bahwa kreativitas dapat memecahkan masalah secara realistis. Hardjito (1994) menambahkan bahwa pemecahan masalah menuntut adanya suatu kreativitas individu untuk mencari cara-cara pemecahan yang dapat mengatasi atau menghilangkan masalah. Individu yang kreatif tidak akan mencari alternatif solusi dari asumsi-asumsi yang sudah ada dan menerimanya begitu saja sebagai suatu yang dijadikan pegangan. Sebaliknya individu tersebut akan lebih berorientasi untuk mengembangkan berbagai alternatif solusi yang dimungkinkan atau bisa dikatakan berorientasi pada hasil bukan pada peraturan yang ada. Dengan demikian, individu akan menemukan beberapa alternatif pemecahan yang andal (Hardjito, 1994). 15

16 Sternberg (1999) mengungkapkan bahwa individu lebih baik jika menggunakan pengetahuan ketika sedang memecahkan masalah yaitu dengan keterampilan dan pengetahuan yang berdasarkan fakta. Adanya pengetahuan akan memudahkan individu untuk menemukan akar permasalahan yang sebenarnya. Jika permasalahannya sudah jelas, maka individu dapat mencari alternatif pemecahan dari permasalahan yang dihadapinya dengan tepat. Bahaudin (1999) menyatakan perlunya keberanian untuk mengambil resiko dalam pemecahan masalah. Pengambilan resiko diperlukan ketika mencari alternatif-alternatif pemecahan maupun dalam melaksanakan pemecahan yang terpilih untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapinya. Setiap alternatif pemecahan tentu memiliki resiko, namun individu harus dapat meminimalisir dampak negatif dari solusi yang dipilihnya. Selain itu, tidak ada individu yang mampu memperkirakan keberhasilan maupun kegagalan suatu tindakan dengan tingkat ketepatan 100 %, namun individu dapat meyakinkan dirinya bahwa keputusan untuk mengambil resiko dan tindakan telah didasarkan pada pengumpulan informasi yang masuk akal dan sudah dianalisis. Hardjito (1994) mengungkapkan bahwa pemecahan masalah individu dapat dipengaruhi oleh pengalaman di dalam menghadapi masalah. Pengalaman menunjukkan kecenderungan untuk memecahkan berbagai permasalahan dengan menetapkan dan melaksanakan pemecahan yang dipandang paling tepat dan optimal untuk mencapai keberhasilan. Stein dan Book (2002) menambahkan bahwa naluri individu dalam memecahkan masalah dapat membantu terbentuknya proses pemecahan masalah 16

17 yang baik, namun naluri yang dipergunakan bukanlah naluri yang tidak terkendali melainkan naluri yang logis dan realistis. Selain itu, Stein dan Book (2002) menyatakan bahwa inovasi memberikan suatu penyegaran baru bagi terbentuknya pemecahan masalah yaitu dengan menemukan gagasan atau alternatif baru untuk memecahkan masalah. KESIMPULAN Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan positif yang sangat signifikan antara kecerdasan emosional (emotional intelligence) dengan kecenderungan pemecahan masalah (problem solving) pada mahasiswa. Hal ini berarti semakin tinggi kecerdasan emosional maka semakin tinggi kecenderungan pemecahan masalahnya, begitu pula sebaliknya. Jadi hipotesis penelitian diterima. SARAN 1. Bagi Subjek Penelitian (Mahasiswa) Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memotivasi mahasiswa agar berusaha mengelola emosi negatif menjadi emosi positif dalam menghadapi masalah, sehingga akan diperoleh solusi efektif tanpa menggunakan kekerasan maupun tindakan yang merugikan lainnya. Pada dasarnya masalah merupakan hal wajar dalam kehidupan yang dapat diselesaikan dengan baik. Mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa semestinya memiliki kecenderungan pemecahan masalah (problem solving) yang handal agar dapat mewujudkan kemajuan bangsa di era yang semakin kompetitif. Hanya pemecah masalah (problem solver) handal yang 17

18 akan mampu membawa Indonesia untuk terus berkembang dan bersaing dengan bangsa lain di era globalisasi. 2. Bagi Masyarakat Dengan adanya penelitian ini diharapkan masyarakat luas khususnya orangtua dan pendidik senantiasa memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar memecahkan masalahnya sendiri. Kecenderungan pemecahan masalah dapat berkembang dari kebiasaan dan pengalaman, namun orang tua dan pendidik perlu mengawasi tindakan mahasiswa agar tidak terjerumus kepada halhal yang negatif. Mahasiswa dengan gejolak masa mudanya sering terbawa pada sikap emosional sehingga bukan masalah yang terselesaikan justru masalah akan menjadi semakin rumit bahkan memungkinkan munculnya masalah baru. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Peneliti yang tertarik dengan topik yang sama diharapkan menggunakan metode penelitian eksperimen karena metode eksperimen dirasa sebagai metode yang tepat untuk menggali segala informasi dari subjek mengenai kecerdasan emosional dan pemecahan masalah secara praktek. Selain itu, metode penelitian kuantitatif dengan menggunakan alat ukur pemecahan masalah berupa analisa kasus yang dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan subjek dalam memecahkan masalah secara nyata. Peneliti juga menghadirkan variabel kontrol yang erat kaitannya dengan pemecahan masalah yaitu inteligensi. Peneliti sebaiknya lebih cermat dalam memilih waktu pengambilan data agar subjek benar-benar dalam kondisi yang siap untuk memberikan respon pada alat ukur penelitian sehingga data yang diperoleh merupakan data yang objektif. 18

19 DAFTAR PUSTAKA Azwar, S Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Bahaudin, T Brainware Management, Generasi Kelima Manajemen Manusia. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Bradberry, T. & Greaves, J. Menerapkan EQ (Kecerdasan Emosional) di Tempat Kerja Dan Ruang Keluarga. Yogyakarta: Think. Goleman, D Working with Emotional Intelligence (Kecerdasan Emosi untuk Mencapai Puncak Prestasi). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Hadi, C Kesahihan dan Keandalan Efisiensi Pemecahan Masalah Ditinjau dari Pola Komunikasi, Pola Pemecahan Masalah dan Jenis Kelamin. Anima 33, IX, Hardjito, D Perencanaan dengan Pendekatan PIP (Performance Improvement Planning) dan Pemecahan Masalah. Jakarta: Ghalia Indonesia. Hariwijaya, M Tes Kecerdasan Emosional (Tes EQ): Metode Terbaru dalam Penerimaan Pegawai BUMN dan Karyawan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Heppner, P. P., Witty, T. E., & Dixon, W. A Problem Solving Appraisal and Human Adjustment: a Review of 20 Years of Research Using the Problem Solving Inventory. The Counseling Psychologist; 32; /05/08 Jordan, E. A. & Porath, M. J Educational Psychology, a Problem-Based Approach. The United States of America: Pearson Education, Inc. Melianawati, F. X., Prihanto, S., & Tjahoanggoro A. J Hubungan antara Kecerdasan Emosional dengan Kinerja Karyawan. Anima: Indonesian Psychological Journal, 17, 1, Rakhmat, J Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Santrock Psychology, Updated Seventh Edition. New York: McGraw-Hill. 19

20 Stein, S. J. & Book, H. E Ledakan EQ: 15 Prinsip Dasar Kecerdasan Emosional Meraih Sukses. Bandung: Kaifa. Sternberg, R. J Cognitive Psychology, Second Edition. The United States of America: Harcourt Brace College Publishers. Sugiyono Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Suharnan Psikologi Kognitif. Surabaya: Penerbit Srikandi. Teguh, M., Bachtiar, M., Allwar, Faqih, A. R., Zainal, E., Najamudin, Y., Purwanto, E., Harahap, Z., Sukirman, Hartono A., & Mujiono, I Latihan Kepemimpinan Islam Tingkat Dasar. Yogyakarta: UII Press. Walgito, B Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Penerbit Andi. Stres Urus Skripsi, Mahasiswa Bunuh Diri. /07/04/08 20

21 IDENTITAS PENULIS Nama : Dian Afriyani No. Mahasiswa : Alamat Kos : Jl. Kaliurang Km 14.5 no 6 Lodadi, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta Alamat Rumah : Jl. Padat Karya no 23, Tanah Periuk, Lubuk Linggau, Sumatera Selatan Phone : dianafriyani@yahoo.co.id 21

NASKAH PUBLIKASI PERSEPSI TERHADAP OTORITAS ORANG TUA (AYAH DAN IBU) DAN PENGETAHUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA MAHASISWA DI YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI PERSEPSI TERHADAP OTORITAS ORANG TUA (AYAH DAN IBU) DAN PENGETAHUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA MAHASISWA DI YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI PERSEPSI TERHADAP OTORITAS ORANG TUA (AYAH DAN IBU) DAN PENGETAHUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA MAHASISWA DI YOGYAKARTA Oleh: Dwi Ayu Rizkiyah Mira Aliza Rachmawati PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. kecerdasan emosi dengan kecenderungan perilaku bullying pada siswa

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. kecerdasan emosi dengan kecenderungan perilaku bullying pada siswa 31 BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan emosi dengan kecenderungan perilaku

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ORANGTUA (AYAH IBU) - ANAK DENGAN DEPRESI PADA REMAJA

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ORANGTUA (AYAH IBU) - ANAK DENGAN DEPRESI PADA REMAJA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ORANGTUA (AYAH IBU) - ANAK DENGAN DEPRESI PADA REMAJA Oleh : Finda Fatmawati Hepi Wahyuningsih PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian 37 BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian 1. Orientasi Kancah Penelitian ini dilakukan di dua lokasi yaitu di kampus program studi Teknik Sipil Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random, BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian yang akan dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang

Lebih terperinci

BAB IV ORIENTASI KANCAH DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. Penelitian ini dilakukan di PT. Bank BRI Yogyakarta.

BAB IV ORIENTASI KANCAH DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. Penelitian ini dilakukan di PT. Bank BRI Yogyakarta. BAB IV ORIENTASI KANCAH DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah Penelitian ini dilakukan di PT. Bank BRI Yogyakarta. Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu bank

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan. BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan. Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan yang signifikan antara kualitas

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan yang signifikan antara kualitas BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasi, karena penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan yang signifikan antara kualitas kehidupan bekerja dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Oleh karena itu, peneliti telah menetapkan tiga variable dalam penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. Oleh karena itu, peneliti telah menetapkan tiga variable dalam penelitian. 49 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Identifikasi Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 46 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, yang suatu penelitian dituntut menggunakan angka mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi variabel-variabel penelitian. 1. Variabel tergantung : Persepsi terhadap penggunaan alat kontrasepsi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi variabel-variabel penelitian. 1. Variabel tergantung : Persepsi terhadap penggunaan alat kontrasepsi BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi variabel-variabel penelitian 1. Variabel tergantung : Persepsi terhadap penggunaan alat kontrasepsi 2. Variabel bebas : Komunikasi efektif bidan-pasien B. Definisi

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU 1 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU Oleh : Chinta Pradhika H. Fuad Nashori PRODI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya.

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan penelitian kuantitatif, seperti yang dijelaskan oleh Arikunto (006. 1) bahwa penelitian

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian ini adalah penelitian populasi, sehingga tidak digunakan sampel untuk mengambil data penelitian. Semua populasi dijadikan subyek penelitian. Subyek dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan. Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 58 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mencari hubungan antar variabel.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian populasi. Arikunto (2010) menjelaskan bahwa penelitian populasi hanya dapat dilakukan bagi populasi terhingga dan subjeknya

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN PERSONAL RESPONSIBILITY KARYAWAN LEMBAGA PENDIDIKAN PERKEBUNAN YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN PERSONAL RESPONSIBILITY KARYAWAN LEMBAGA PENDIDIKAN PERKEBUNAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN PERSONAL RESPONSIBILITY KARYAWAN LEMBAGA PENDIDIKAN PERKEBUNAN YOGYAKARTA DISUSUN OLEH SUGESTI HANUNG ANDITYA SUS BUDIHARTO PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu: BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu: 1. Variabel bebas : locus of control, terbagi dua yaitu locus of control internal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menyatakan bahwa variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang

BAB III METODE PENELITIAN. menyatakan bahwa variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Kerlinger (1973) menyatakan bahwa variabel adalah konstruk (constructs) atau sifat yang akan dipelajari. Di bagian lain Kerlinger menyatakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. variabel keaktifan bertanya dengan berpikir kreatif siswa. dan berpikir kreatif sebagai variabel dependen (terikat).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. variabel keaktifan bertanya dengan berpikir kreatif siswa. dan berpikir kreatif sebagai variabel dependen (terikat). 62 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kuantitatif korelasional dimana penelitian yang akan dilaksanakan adalah penelitian yang ditujukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP PENINGKATAN KEPERCAYAAN DIRI REMAJA. Pirantie Imadayani Uly Gusniarti. Intisari

PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP PENINGKATAN KEPERCAYAAN DIRI REMAJA. Pirantie Imadayani Uly Gusniarti. Intisari PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP PENINGKATAN KEPERCAYAAN DIRI REMAJA Pirantie Imadayani Uly Gusniarti Intisari Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empirik apakah pelatihan kecerdasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, definisi operasional variabel penelitian, populasi dan metode

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, definisi operasional variabel penelitian, populasi dan metode BAB III METODE PEELITIA Metode penelitian merupakan usaha untuk menjawab permasalahan, memahami peraturan, dan memprediksikan keadaan dimasa yang akan dating (ursalam, 2001). Pada bab ini akan diuraikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dalam usaha menguji hipotesis yang disusun. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menekankan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEBERMAKNAAN HIDUP DENGAN PERILAKU PRODUKTIF PADA GURU SLB. Ermy Herawaty Sus Budiharto, S. Psi, M.

HUBUNGAN ANTARA KEBERMAKNAAN HIDUP DENGAN PERILAKU PRODUKTIF PADA GURU SLB. Ermy Herawaty Sus Budiharto, S. Psi, M. HUBUNGAN ANTARA KEBERMAKNAAN HIDUP DENGAN PERILAKU PRODUKTIF PADA GURU SLB Ermy Herawaty Sus Budiharto, S. Psi, M. Si, Psi INTISARI Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya fakta yang menunjukkan bahwa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif. Yakni penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada pola-pola numerikal (angka)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian adalah pedoman dan langkah-langkah yang digunakan peneliti untuk melakukan penelitian. Untuk mencapai suatu kebenaran ilmiah, maka diperlukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, peneliti akan membahas mengenai laporan pelaksanaan penelitian yang terdiri dari gambaran umum subjek, hasil uji validitas dan reliabilitas, uji normalitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 80 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian adalah proses yang sistematik, terencana, dan dan terkontrol dari beberapa tahapan yang logis. Sedangkan rancangan penelitian merupakan pedoman

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KONSEP DIRI PADA REMAJA

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KONSEP DIRI PADA REMAJA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KONSEP DIRI PADA REMAJA JULI SUSANTI SUKARTI PRODI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM

Lebih terperinci

PERBEDAAN KEPUASAN KERJA DITINJAU DARI MASA KERJA

PERBEDAAN KEPUASAN KERJA DITINJAU DARI MASA KERJA 1 PERBEDAAN KEPUASAN KERJA DITINJAU DARI MASA KERJA Indah Lestari M. Bachtiar INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan kepuasan kerja karyawan ditinjau dari masa kerja. Dugaan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONFORMITAS DENGAN KEMATANGAN EMOSI PADA REMAJA. Gani Tri Utomo H. Fuad Nashori INTISARI

HUBUNGAN KONFORMITAS DENGAN KEMATANGAN EMOSI PADA REMAJA. Gani Tri Utomo H. Fuad Nashori INTISARI HUBUNGAN KONFORMITAS DENGAN KEMATANGAN EMOSI PADA REMAJA Gani Tri Utomo H. Fuad Nashori INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konformitas dengan kematangan emosi pada remaja.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah dijelaskan di atas, maka penelitian ini dapat diklasifikasikan ke dalam penelitian kuantitatif.

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. terhubungdengan internet seperti Smartphone dan I-phone serta berbagai macam

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. terhubungdengan internet seperti Smartphone dan I-phone serta berbagai macam BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian 1. Orientasi Kancah Salah satu tahap yang harus dilalui sebelum peneltian dilaksanakan adalah perlunya memahami orientasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. benar dalam mengumpulkan data, analisa data, pengambilan kesimpulan penelitian dan dapat

BAB III METODE PENELITIAN. benar dalam mengumpulkan data, analisa data, pengambilan kesimpulan penelitian dan dapat BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian sangat menentukan suatu penelitian karena menyangkut cara yang benar dalam mengumpulkan data, analisa data, pengambilan kesimpulan penelitian dan dapat menentukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Uji Asumsi. Sebelum melakukan analisis dengan menggunakan analisis regresi,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Uji Asumsi. Sebelum melakukan analisis dengan menggunakan analisis regresi, BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Uji Asumsi Sebelum melakukan analisis dengan menggunakan analisis regresi, terlebih dahulu perlu dilakukan uji asumsi terhadap data penelitian. Uji asumsi yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan. Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif menurut Sugiyono (2009) adalah metode berlandaskan pada filsafat positivism,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan menggunakan rancangan deskriptif korelasional. Penelitian dengan pendekatan kuatitatif menekankan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat korelasional, yaitu penelitian yang digunakan untuk melihat hubungan antara variabel yang diprediksi memiliki hubungan. A. IDENTIFIKASI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian dapat diklasifikasikan dari berbagai cara dan sudut pandang. Dilihat dari pendekatan analisisnya, penelitian dibagi atas dua macam yaitu: penelitian

Lebih terperinci

Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan

Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 10 sebanyak 107 orang di SMAN 1 CiracapKabupatenSukabumi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Moh. Nazir variabel adalah konsep yang mempunyai

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Moh. Nazir variabel adalah konsep yang mempunyai BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Menurut Moh. Nazir variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam- macam nilai. 1 Adapun variabel terdiri dari macam, yaitu : 1. Variabel bebas

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU DELIKUEN SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU DELIKUEN SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU DELIKUEN SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Subjek Penelitian. Unit Kegiatan Mahasiswa Forum Mahasiswa Islam Psikologi Ar-Ruuh.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Subjek Penelitian. Unit Kegiatan Mahasiswa Forum Mahasiswa Islam Psikologi Ar-Ruuh. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas mengenai pelaksanaan penelitian berupa kancah penelitian dan segala persiapan yang telah dilakukan, pelaksanaan penelitian, hasil perhitungan analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Devinisi Operasional Penelitian, (C) Subjek Penelitian, Populasi dan Sampel (D)

BAB III METODE PENELITIAN. Devinisi Operasional Penelitian, (C) Subjek Penelitian, Populasi dan Sampel (D) 87 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Dalam bab ini peneliti akan menjelaskan tentang metode yang akan digunakan dalam penelitian ini meliputi: (A) Identifikasi Variabel Penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Arikunto penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Arikunto penelitian kuantitatif 64 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Pada penelitian ini peneliti mengajukan metode penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Arikunto penelitian kuantitatif adalah

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. Yogyakarta angkatan 2015 yang berjenis kelamin laki-laki dan

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. Yogyakarta angkatan 2015 yang berjenis kelamin laki-laki dan 34 BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa hubungan antara konformitas pada produk dan perilaku konsumtif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diteliti yaitu gaya

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diteliti yaitu gaya 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitain Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diteliti yaitu gaya kepemimpinan dan motivasi kerja. Untuk kepentingan penelitian ini, maka gaya kepemimpinan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian yang Digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian yang Digunakan BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian yang Digunakan Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Creswell ( dalam Alsa, 2003, h. 13) menjelaskan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Untuk dapat meneliti konsep empirik, konsep tersebut harus dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel. Menurut Arikunto (2006), variabel adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini pada dasarnya adalah penelitian kuantitatif, penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini pada dasarnya adalah penelitian kuantitatif, penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini pada dasarnya adalah penelitian kuantitatif, penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang dalam prosesnya banyak menggunakan angkaangka

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMK Wira Maritim Surabaya adalah sekolah swasta di Surabaya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMK Wira Maritim Surabaya adalah sekolah swasta di Surabaya BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Deskripsi Subjek SMK Wira Maritim Surabaya adalah sekolah swasta di Surabaya barat, tepatnya di Jalan Manukan Wasono. SMK ini berjumlah dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini meliputi identifikasi variable penelitian, defenisi operasional, populasi,

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini meliputi identifikasi variable penelitian, defenisi operasional, populasi, BAB III METODE PENELITIAN Unsur yang paling penting di dalam suatu penelitian adalah metode penelitian, karena melalui proses tersebut dapat ditemukan apakah hasil dari suatu penelitian dapat dipertanggungjawabkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dibuat secara sistematis dan logis, sehingga dapat dijadikan pedoman yang

BAB III METODE PENELITIAN. dibuat secara sistematis dan logis, sehingga dapat dijadikan pedoman yang BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian merupakan pedoman dan langkah-langkah yang diikuti oleh peneliti untuk melakukan penelitian. Rancangan penelitian harus dibuat secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisisnya dalam bentuk data numerikal (Sumarsono, Kedua variabel tersebut seabagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisisnya dalam bentuk data numerikal (Sumarsono, Kedua variabel tersebut seabagai berikut : BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah salah satu langkah yang penting dalam melakukan penelitian ilmiah. Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN DENGAN ASERTIVITAS PADA REMAJA YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN YATIM PIATU

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN DENGAN ASERTIVITAS PADA REMAJA YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN YATIM PIATU NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN DENGAN ASERTIVITAS PADA REMAJA YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN YATIM PIATU Oleh: AMELIA DESTARI SONNY ANDRIANTO FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam eksperimen ini peneliti menggunakan dua variabel, yang. terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam eksperimen ini peneliti menggunakan dua variabel, yang. terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat, yaitu: BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Dalam eksperimen ini peneliti menggunakan dua variabel, yang terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat, yaitu: 1. Variabel bebas (Independent Variabel),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data serta penampilan

BAB III METODE PENELITIAN. angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data serta penampilan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang banyak menggunakan angka, mulai dari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. matematis berdasarkan permasalahan dan tujuan yang ingin dicapai. Variabel dalam penelitian ini ada dua, yaitu:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. matematis berdasarkan permasalahan dan tujuan yang ingin dicapai. Variabel dalam penelitian ini ada dua, yaitu: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, maksudnya bahwa dalam menganalisis data dengan menggunakan angka-angka, rumus, atau model matematis berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di tiga Lapas di Bandung, yaitu Rutan Tahanan Negara

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di tiga Lapas di Bandung, yaitu Rutan Tahanan Negara 50 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian dilakukan di tiga Lapas di Bandung, yaitu Rutan Tahanan Negara Klas I Bandung, dan Lapas Sustik Klas IIA Bandung, dan Lapas Wanita

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Identivikasi Variabel Penelitian Dalam penelitian ini rancangan penelitian yang akan digunakan adalah jenis penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dalam usaha menguji hipotesis yang disusun. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menekankan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Persiapan Penelitian. pelaksanaan penelitian, adapun tahap yang dilakukan adalah sebagai berikut:

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Persiapan Penelitian. pelaksanaan penelitian, adapun tahap yang dilakukan adalah sebagai berikut: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Persiapan Penelitian Tahap persiapan penelitian merupakan tahap yang dilakukan sebelum pelaksanaan penelitian, adapun tahap yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Orientasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah 23 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan faktor penting yang sangat berpengaruh terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah atau prosedur kerja sehingga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif dengan metode eksperimen semu (quasi eksperimen). Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif dengan metode eksperimen semu (quasi eksperimen). Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimen semu (quasi eksperimen). Penelitian eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang banyak menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Alasannya adalah peneliti ingin mengeneralisasikan suatu fenomena pada suatu kelompok. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu

BAB III METODE PENELITIAN. mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu BAB III METODE PENELITIAN Metode ialah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu pengkajian dalam memperlajari peraturan-peraturan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Dan Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Untuk menguji hipotesis penelitian, sebelumnya akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia yang berlokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya

BAB III METODE PENELITIAN. informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya BAB III METODE PENELITIAN 1. Identifikasi Variabel Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Uji Asumsi Sebelum dilakukan uji hipotesis, dilakukan uji asumsi data hasil penelitian tersebut. Setelah dilakukan uji asumsi berupa uji normalitas dan linieritas selanjutnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Pada hakekatnya penelitian merupakan wadah untuk mencari kebenaran atau untuk memberikan kebenaran. Usaha untuk mengejar kebenaran dilakukan oleh para

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif dan (b). Penelitian kualitatif (Azwar, 2007: 5). Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif dan (b). Penelitian kualitatif (Azwar, 2007: 5). Dalam 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian dapat diklasifikasikan dari berbagai cara dan sudut pandang. Dilihat dari pendekatan analisisnya, penelitian dibagi atas dua macam, yaitu:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini dapat diklasifikasikan ke dalam penelitian pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan data yang dinyatakan

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah & Penelitian. Penelitian ini penulis lakukan pada remaja di SMK-SMTI Yogyakarta yang terletak di Jalan Kusumanegara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Dan Definisi Operasional. Variabel Variabel adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan suatu desain penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan suatu desain penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan suatu desain penelitian yang memiliki kejelasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian. suatu penelitian (Arikunto,2006: 118). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian. suatu penelitian (Arikunto,2006: 118). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto,006: 118). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. subyek dengan rentang usia dari 15 tahun sampai 60 tahun dan

BAB IV PEMBAHASAN. subyek dengan rentang usia dari 15 tahun sampai 60 tahun dan BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Sampel dalam penelitian ini adalah 75 anggota aktif. Selanjutnya akan dijelaskan mengenai gambaran sampel berdasarkan usia dan Masa bekerja. Selanjutnya akan dijelaskan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang diolah dengan metoda

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif korelasional. Penelitian kuantitatif adalah suatu penelitian dituntut untuk menggunakan angka mulai dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif, penelitian yang banyak menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tipe Penelitian Metode penelitian sangat menentukan suatu penelitian karena menyangkut cara yang benar dalam pengumpulan data, analisa data dan pengambilan keputusan hasil

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MINAT MEMBELI BARANG - BARANG BERMEREK

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MINAT MEMBELI BARANG - BARANG BERMEREK NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MINAT MEMBELI BARANG - BARANG BERMEREK Oleh: Amalia Gia Puspita Fuad Nashori PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Defenisi Operasional Variabel Penelitian, (C) Populasi, Sampel, Teknik

BAB III METODE PENELITIAN. Defenisi Operasional Variabel Penelitian, (C) Populasi, Sampel, Teknik BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini peneliti akan menjelaskan tentang metode yang akan digunakan dalam penelitian ini meliputi: (A) Identifikasi Variabel Penelitian, (B) Defenisi Operasional Variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif deskriptif korelasional. Penelitian kuantitatif adalah

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif deskriptif korelasional. Penelitian kuantitatif adalah 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif korelasional. Penelitian kuantitatif adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian agar peneliti memperoleh data yang tepat dan sesuai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian agar peneliti memperoleh data yang tepat dan sesuai dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Penelitian Kerangka penelitian merupakan strategi yang mengatur latar (setting) penelitian agar peneliti memperoleh data yang tepat dan sesuai dengan karakteristik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakan penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerikal atau angka yang diolah

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. Kaliurang KM. 14.5, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. Kaliurang KM. 14.5, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara dukungan orang tua dan minat berwirausaha pada mahasiswa.

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. uji linieritas hubungan variabel bebas dan tergantung. diuji normalitasnya dengan menggunakan program Statistical

BAB V HASIL PENELITIAN. uji linieritas hubungan variabel bebas dan tergantung. diuji normalitasnya dengan menggunakan program Statistical BAB V HASIL PENELITIAN A. Uji Asumsi Setelah semua data penelitian diperoleh, maka dilakukan uji asumsi sebagai syarat untuk melakukan analisis data. Uji asumsi yang dilakukan adalah uji normalitas sebaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang menguraikan tentang variabel penelitian, definisi operasional, metodologi pengumpulan data, validitas dan reliabilitas alat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Dan Definisi Operasional 1 Variabel Variabel penelitian pada dasarnya merupakan sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada siswa-siswi SMP Negeri 5 Stabat. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada siswa-siswi SMP Negeri 5 Stabat. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada siswa-siswi SMP Negeri 5 Stabat. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2014. 3.2 Identifikasi Variabel Penelitian Variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya.

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya. BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Menurut Kerlinger (2000:483) rancangan penelitian merupakan rencana dan stuktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti memperoleh

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA Oleh : Arum Kusuma Putri Uly Gusniarti PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. peraturan-peraturan yang terdapat dalam penelitian (Usman, 1996: 16).

BAB III METODE PENELITIAN. peraturan-peraturan yang terdapat dalam penelitian (Usman, 1996: 16). 46 BAB III METODE PENELITIAN Metode ialah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu pengkajian dalam memperlajari peraturan-peraturan

Lebih terperinci