BAB I PENDAHULUAN. dari berat badan orang dewasa atau 70% dari bagian tubuh tanpalemak.kandungan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. dari berat badan orang dewasa atau 70% dari bagian tubuh tanpalemak.kandungan"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air atau cairan tubuh merupakan bagian utama tubuh, yaitu 55-60% dari berat badan orang dewasa atau 70% dari bagian tubuh tanpalemak.kandungan air tubuh relatif berbeda antarmanusia, bergantung pada proporsi jaringan otot dan jaringan lemak. Tubuh yang mengandung relatif lebih banyak otot mengandung lebih banyak air, sehingga kandungan air pada tubuh atlet lebih banyak daripada non-atlet, kandungan air pada laki-laki lebih banyak daripada perempuan, dan kandungan air pada anak muda lebih banyak daripada orang tua (Almatsier, 2009). Air memegang peranan penting terhadap proses vital di dalam tubuh. Maka dari itu, keseimbangan air dan elektrolit sangat penting bagi seluruh organ tubuh agar dapat bekerja dengan baik sehingga tubuh tetap sehat. Menurut Gonzalez-Alonso et al. dalam Kavouras et al. (2012), diketahui bahwa kehilangan cairan tubuh sebesar 2% dari berat badan total secara signifikan dapat meningkatkan physiological strain, penurunan performa latihan (Montain& Coyle, 1992; Gonzalez-Alonso et al., 1997 dalam Kavouras et al., 2012) dan mengganggu keuntungan sistem thermoregulator yang dihasilkan oleh kebugaran aerobik yang tinggi (Cadarette et al., 1984 dalam Kavouras et al., 2012) dan penurunan penyesuaian tubuh terhadap panas (Sawka et al., 1983 dalam Kavouras et al., 2012). Kehilangan air terjadi secara konstan melalui paru-paru, kulit, ginjal dan saluran pencernaan, dan 1

2 2 berdampak merugikan pada fisik dan kemampuan kognitif apabila kehilangan ini tidak segera diganti (Perrier et al., 2013). Kalman et al. (2012) menjelaskan bahwa kehilangan cairan selama melakukan aktivitas yang berat, seperti latihan dengan durasi waktu yang panjang adalah hal yang biasa terjadi dan akan berdampak pada thermal stress, gangguan kognitif dan kardiovaskular, cepat lelah, dan gangguan performa latihan. Aktivitas fisik menyebabkan peningkatan metabolic rate dan produksi panas, berdampak pada kehilangan air dan elektrolit dan deplesi glikogen dalam hati dan otot. Kehilangan yang terjadi dari elemen-elemen tersebut menyebabkan dehidrasi yang berdampak pada performa fisik dan gangguan kesehatan (Moreno et al., 2013). Dehidrasi, atau disebut juga ketidakseimbangan hiperosmolar (hyperosmolar imbalance), terjadi akibat kehilangan cairan yang tidak diimbangi dengan kehilangan elektrolit dalam jumlah proporsional, terutama natrium. Kehilangan cairan (air) menyebabkan peningkatan kadar natirum, peningkatan osmolalitas, serta dehidrasi intraseluler. Air berpindah dari sel dan kompartemen interstisial menuju ruang vaskular.kondisi ini menyebabkan gangguan fungsi sel dan kolaps sirkulasi.kelompok yang beresiko mengalami dehirdasi salah satunya adalah lansia.mereka mengalami penurunan respons haus atau pemekatan urin (Tamsuri, 2009). Dehidrasi dapat dideteksi dengan melakukan berbagai pemeriksaan, salah satunya dengan pemeriksaan osmolalitas urin.asupan cairan dan ekskresi urin berhubungan dengan osmolaitas urin (Perrier et al., 2013).Osmolalitas urin mengukur konsentrasi zat terlarut dari urin.tidak

3 3 seperti plasma, determinan utama dari osmolalitas urin adalah sisa nitrogen, seperti urea, kreatinin, dan asam urat.rentang fisiologis untuk osmolalitas urin ini berkisar dari mosm/kg.faktor-faktor yang dapat menurunkan osmolalitas urin adalah kelebihan volume cairan dan diabetes insipidus.sedangkan faktor-faktor yang dapat meningkatkan osmolalitas urin diantaranya adalah defisit volume cairan dan SIADH (syndromeofinappropriate ADH secretion) (Horne dan Swearingen, 2001). Penelitian di Singapura menunjukkan bahwa para remaja dan orang dewasa muda lebih berisiko mengalami dehidrasi dibanding kelompok lainnya. Penelitian di Indonesia yang dilakukan oleh Hardinsyah et al. (2008) dan bekerja sama dengan Danone Aqua Indonesia yang dilakukan di dataran tinggi (Lembang) dan dataran rendah (Jakarta Utara) menunjukkan bahwa presentasi dehidrasi ringan pada kelompok remaja dan dewasa lebih tinggi di dataran rendah dibandingkan di dataran tinggi, yaitu pada kelompok remaja yang mengalami dehidrasi ringan di dataran tinggi sebesar 24,75% dan di dataran rendah sebesar 41,70%. Sedangkan pada kelompok dewasa yang mengalami dehidrasi ringan di dataran tinggi sebesar 15,40% dan di dataran rendah sebesar 24,00%. Penelitian lainnya yang dilakukan Hardinsyah (2009) di enam kota yang terletak di dataran tinggi dan dataran rendah di Indonesia, yaitu Jakarta, Lembang, Surabaya, Malang, Makasar, dan Malino menunjukkan bahwa 46,1% dari subjek mengalami dehidrasi. Penelitian yang dilakukan melalui kerjasama dengan tiga perguruan tinggi di Indonesia, yaitu IPB, UNHAS, dan UNAIR menunjukkan hasil bahwa jumlah remaja yang mengalami dehidrasi lebih besar yaitu sekitar 49,5%.

4 4 Sepakbola merupakan olahraga ketahanan karena berlangsung selama 90 menit, sehingga kebutuhan gizi bagi para pemain ini sama halnya dengan para olahragawan seperti lari dan balap sepeda. Seorang atlet yang baik harus makan-makanan tinggi karbohidrat, cukup protein, rendah lemak, dan cukup vitamin, mineral serta cairan (Penggalih dan Huriyati, 2007).Menurut Irawan (2007), sepakbola merupakan olahraga dengan intensitas tinggi bersifat intermittent/stop &go yang membutuhkan kekuatan dan ketahanan tubuh selama 90 menit. Aktivitas dalam olahraga sepakbola merupakan kombinasi antara aktivitas yang bersifat aerobik dan anaerobik.aktivitas dalam olahraga sepakbola yang bersifat aerobik biasanya merupakan aktivitas atau kegiatan dengan intensitas rendah seperti berjalan dan lari-lari kecil. Sedangkan aktivitas anaerobik dalam olahraga sepakbola merupakan aktivitas dengan intensitas tinggi seperti sprint mengejar bola/lawan, lari menjelajah (cruising), dribbling bola, meloncat, tackling atau juga menendang bola. Tomas et al. dalam Alfiyana dan Murbawani (2012) menyebutkan bahwa selama pertandingan, pemain sepak bola dapat berlari menempuh jarak km, melakukan aktivitas pendek yang berubah setiap 4-6 detik, sprint, berlari dalam intensitas tinggi, dan pergerakan pemain bersama bola. Karena sepakbola berlangsung dalam waktu yang cukup lama, atlet akan rentan mengalami dehidrasi.selain itu, pemain sepak bola biasa berlatih dan bertanding pada cuaca yang panas, sehingga terjadi peningkatan pengeluaran keringat.menurut Irawan (2007), dehidrasi karena peningkatan pengeluaran keringat ini merupakan faktor yang menjadi penyebab menurunnya performa olahraga. Saat berolahraga, berkurangnya cairan

5 5 tubuh melalui keluarnya keringat dan uap air dalam proses pernafasan walaupun hanya sebesar 2-3% dapat menyebabkan terjadinya penurunan performa hingga 10%. Bergantung terhadap kondisi lingkungan dan intensitas pertandingan, atlet sepakbola dalam satu pertandingannya diperkirakan dapat mengalami pengurangan cairan tubuh melalui keluarnya keringat sebanyak 0,85 4,5 L. Berbagai penelitian dalam bidang olahraga sepakbola mencatat bahwa secara rata-rata pemain sepakbola akan kehilangan cairan melalui keluarnya keringat sebanyak 2,0-2,5 L dalam satu pertandingannya. Apabila keringat ini tidak segera diganti maka akan menyebabkan dehidrasi yang dapat berakibat fatal bagi kondisi pemain sepakbola. Dehidrasi dapat dicegah dengan mengkonsumsi air yang cukup untuk mengganti cairan tubuh yang hilang.pemberian minuman yang mengandung karbohidrat dapat membantu tubuh untuk mencegah dehidrasi, menjaga konsentrasi glukosa darah dan simpanan glikogen (Alfiyana dan Murbawani, 2012).Perrier et al. (2013) menjelaskan bahwa asupan air dapat berasal dari berbagai sumber, termasuk air minum dan minuman lain dan uap air yang terkandung dalam makanan, dan air yang diproduksi dalam tubuh melalui metabolisme oksidatif.rekomendasi untuk asupan cairan sebelum, selama menjalankan latihan sudah dideskripsikan dengan baik dan secara spesifik dijalani oleh kebanyakan atlet untuk meningkatkan performanya (Kalman et al., 2012). Untuk atlet dengan aktivitas fisik yang lebih tinggi daripada orang nonatlet, sebaiknya mengkonsumsi cairan isotonis untuk mencegah dehidrasi.cairan isotonis biasa digunakan untuk penanganan kehilangan

6 6 cairan, dehidrasi dan hipernatremia.cairan isotonis memiliki osmolaritas mosm/l. Cairan ini digunakan untuk memperluas kompartemen cairan ekstraseluler (Alexander, et al., 2010).Menurut Moreno et al. (2013), penggantian cairan menggunakan cairan isotonis dapat mencegah gangguan metabolik, kardiovaskular, thermoregulator dan performa. Air kelapa muda merupakan minuman isotonis alami.air kelapa muda mengandung elektrolit dalam jumlah tinggi, bahkan lebih tinggi daripada kandungan elektrolit dalam minuman isotonis(sport drink).kandungan elektrolit ini bermanfaat untuk menggantikan mineraldan ion tubuh yang hilang melalui keringat, selama berolahraga maupun aktivitas lainnya.karena itulah air kelapa bermanfaat untuk mengobati dehidrasi akibat diare dan olahraga dalam waktu yang lama (Pangkalan Ide, 2010). Kalman et al. (2012) juga menjelaskan bahwa air kelapa secara natural terdapat dalam kelapa dengan kandungan yang kaya akan kalium, selain itu juga mengandung natrium, klorida dan karbohidrat. Secara klinis, air kelapa digunakan sebagai pertolongan rehidrasi oral untuk mengganti cairan yang hilang dari saluran pencernaan pada pasien yang menderita dehidrasi berat karena diare. Air kelapa juga dikabarkan memberikan efek yang sama dengan carbohydrateelectrolyte sport drinks. Nira atau air siwalan memiliki rasa dan warna yang mirip dengan air kelapa dan diyakini mengandung beberapa elektrolit yang baik bagi tubuh.pohon siwalan atau lontar (Borassus flabellifer L.) merupakan salah satu jenis palem dengan sebaran geografis meliputi India, Sri Lanka, Asia Tenggara, sampai Papua.Pohonnya dapat tumbuh pada daerah dengan ketinggian sampai 500 m di atas permukaan laut.bunganya bersifat

7 7 dioecious, artinya bunga jantan dan bunga betina tidak berada dalam satu pohon.sehingga terdapat pohon lontar jantan dan pohon lontar betina. Nira lontar dapat diambil dengan cara disadap sebelum bunganya mekar. Nira lontar dapat dibuat menjadi gula.kandungan gula lontar mengandung lebih banyak nutrisi dibandingkan dengan gula tebu. Nutrisi yang tekandung dalam gula lontar terdiri atas protein (1,04%), lemak (0,19%), sukrosa (76,86%), glukosa (1,66%), mineral total (3,15%), kalsium (0,861%), dan fosfor (0,052%), zat besi per 100 g, 11,01 mg, tembaga per 100 g, 0,767 mg. Sadapan nira segar dilaporkan merupakan sumber vitamin B kompleks yang bagus (Juhara, dkk., 2005).Karena kemiripan air siwalan dengan air kelapa serta air siwalan diyakini memiliki kandungan elektrolit yang baik bagi tubuh, peneliti ingin membuktikan apakah air siwalan juga memiliki kemampuan yang sama seperti air kelapa dalam merehidrasi tubuh. Selain itu, penelitian mengenai pengaruh pemberian air siwalan sebagai sport drink terhadap rehidrasi belum pernah dilakukan sehingga diharapkan dari penelitian ini memberikan manfaat bagi dunia olahraga dan alternatif lain di dunia sport drink. B. Perumusan Masalah 1. Bagaimana pengaruh pemberian air siwalankemasan terhadap status hidrasi kelompok perlakuan yang diketahui melalui pengukuran osmolalitas urin? 2. Bagaimana pengaruh pemberian air kelapakemasanterhadap status hidrasi kelompok kontrol yang diketahui melalui pengukuran osmolalitas urin?

8 8 3. Apakah ada perbedaan osmolalitas urin pada kelompok perlakuan dan kontrol sebagai akibat dari pemberian air siwalan kemasan dan air kelapakemasan? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui pengaruh pemberian air siwalan kemasan dan air kelapa kemasan terhadap osmolalitas urin. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui osmolalitas urin pada kelompok perlakuan yang diberikan air siwalan kemasan. b. Mengetahui osmolalitas urin pada kelompok kontrol yang diberikan air kelapakemasan. c. Mengetahui perbedaan osmolalitas urin antara pemberian air kelapa dengan air siwalankemasan. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti a) Memberikan pengalaman penelitian yang merupakan penerapan dari teori-teori yang dipelajari selama mengikuti kuliah. b) Mendapatkan jawaban tentang manfaat produk yang diujikan terhadap rehidrasi tubuh sehingga informasi tersebut dapat memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat dan industri.

9 9 2. Bagi Pengelola Program Gizi a) Dapat dimanfaatkan sebagai bahan referensi penelitian dan studi pustaka di bidang gizi yang bermanfaat bagi masyarakat luas. b) Sebagai penelitian pendahuluan terhadap manfaat buah dan nira siwalan bagi kesehatan terkait bidang gizi dan keolahragaan. 3. Bagi atlet Mendapatkan pilihan produk minuman isotonis berbahan dasar alami yang memiliki manfaat terhadap rehidrasi tubuh dan memberikan dampak yang baik bagi kesehatan dan performa atlet. 4. Bagi Industri dan Masyarakat Mendapatkan informasi bahan alami baru untuk dikembangkan menjadi minuman rehidrasi kemasan sehingga dapat dinikmati manfaatnya oleh masyarakat luas. E. Keaslian Penelitian Penelitian tentang Pengaruh Pemberian Air Kelapa (Cocos nucifera)kemasandan Air Siwalan (Borassus flabellifer) Kemasan Terhadap Rehidrasi Dengan Indikator Osmolalitas Urin belum pernah diteliti oleh peneliti lain. Adapun penelitian yang hampir serupa adalah: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Grandjean et al. (2000) yang berjudul The effect of caffeinated, non-caffeinated, caloric, non-caloric beverages on hydration. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek dari berbagai kombinasi minuman terhadap status hidrasi, yaitu minuman yang mengadung dan tidak mengandung kafein, serta minuman berkalori dan

10 10 rendah kalori.subjek dalam penelitian ini berjumlah 18 orang laki-laki dewasa.penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental dengan rancangan crossover dengan 4 eksperimental yang terpisah.hasil dari penelitian ini adalah tidak ada perbedaan efek yang signifikan dari berbagai kombinasi minuman yang diberikan terhadap status hidrasi subjek. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah desain penelitian yang digunakan yaitu crossover dan indikator hidrasi sebagai output penelitian. Perbedaannya terletak pada subjek yang akan dilibatkan pada penelitian yang akan dilakukan adalah mahasiswa Universitas Gadjah Mada yang tergabung dalam unit kegiatan mahasiswa (UKM) sepak bola serta jenis minuman yang dibandingkan efektivitasnya adalah air kelapa kemasan dengan air siwalan kemasan. 2. Penelitian yang dilakukan Saat et al. (2002) yang berjudul Rehydration after exercise with fresh young coconut water, carbohydrate-electrolyte beverage and plain water. Penelitian ini membandingkan efektivitas pemberian minuman air kelapa muda (CW) dan carbohydrate-electrolyte Beverage (CEB) dengan air putih (PW) terhadap rehidrasi seluruh cairan tubuh selama 2 jam periode rehidrasi setelah latihan.subjek penelitian ini adalah 8 orang lakilaki sehat.penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental dengan rancangan crossover.hasil dari penelitian ini volume urin kumulatif sama pada semua percobaan, tidak ada perbedaan dalam setiap waktu pada serum Na + dan Cl -, osmolalitas serum dan keseimbangan cairan jaringan antara tiga percobaan. Osmolalitas

11 11 urinmenurun setelah 1 jam selama periode rehidrasi dan hasil ini lebih rendah pada percobaan dengan air putih. Konsentrasi glukosa plasma secara signifikan lebih besar antara air kelapa dan minuman karbohidrat berelektrolit dengan air putih selama periode rehidrasi. Penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu desain penelitian yang digunakan serta indikator rehidrasi sebagai output. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah subjek yang dipilih dalam penelitian yang akan dilakukan adalah mahasiswa yang tergabung dalam kegiatan latihan sepak bola rutin di unit kegiatan mahasiswa (UKM) sepak bola UGM. Perbedaan lainnya adalah minuman yang akan dibandingkan adalah air kelapa kemasan dengan air siwalan kemasan. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Shirreffs et al. (2007) dengan judul Milk as an effective post-exercise rehydration drink. Penelitian ini membandingkan efektivitas susu rendah lemak, baik dengan atau tanpa penambahan 20 mmol/l NaCl degnan sports drink dan air dalam mengembalikan keseimbangan cairan setelah latihan dan mengalami hipohidrasi. Subjek dalam penelitian ini adalah 11 orang yang sehat yang secara sukarela mengikuti penelitian ini, yang terdiri dari 5 orang laki-laki dan 6 orang perempuan.penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental dengan rancangan crossover dengan 4 eksperimental yang terpisah setiap 7 hari. Hasil dari penelitian ini adalah ekskresi urin selama periode recovery tidak mengalami perubahan pada saat konsumsi susu dimana ada peningkatan pengeluaran urin antara 1 dan 2 jam setelah minum air dan sports drink. Volume urin kumulatif lebih

12 12 sedikit ketika konsumsi susu 611 ml dan 550 ml untuk susu dengan penambahan natrium, dibandingkan dengan urin kumulati untuk konsumsi air sebanyak 1184 ml dan untuk konsumsi sports drink sebanyak 1205 ml. Subjek mencapai keseimbangan cairan positif atau berada pada status euhidrasi selama periode recovery setelah meminum susu, tetapi keseimbangan cairan menjadi negatif pada 1 jam setelah meminum minuman lainnya. Penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu desain penelitian yang digunakan serta indikator rehidrasi sebagai output, sedangkan perbedaannya adalah subjek yang dipilih dalam penelitian yang akan dilakukan adalah mahasiswa Universitas Gadjah Mada yang tergabung dalam unit kegiatan mahasiswa (UKM) sepak bola. Perbedaan lainnya adalah minuman yang akan diujikan adalah air kelapa kemasan yang telah terbukti sebagai cairan isotonis dengan air siwalan kemasan. 4. Penelitian yang dilakukan oleh Kalman et al. (2012) yang berjudul Comparison of coconut water and a carbohydrate-electrolyte sport drink on measures of hydration and physical performance in exercise-trained men. Penelitian ini membandingkan efektivitas air putih kemasan (BW), air kelapa (CW), air kelapa yang sudah diencerkan (CWC), dan carbohydrate-electrolyte sport drink (SD) terhadap rehidrasi dan performa fisik. Subjek penelitian ini adalah 12 orang laki-laki yang sudah terlatih.penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental dengan rancangan crossoveryang diadakan pada 4 eksperimental yang

13 13 terpisah selama 5 hari.hasil dari penelitian ini adalah tidak ada perbedaan antara air kelapa dengan carbohydrate-electrolyte sport drink untuk semua pengukuran retensi cairan. Mengenai performa latihan, tidak ada perbedaan yang signifikan antara air botolan, air kelapa, air kelapa terkonsentrasi dan carbohydrate-electrolite sport drink. Penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu metode penelitian yang digunakan dan output yang dilihat sama yaitu kondisi rehidrasi, sedangakan perbedaannya yaitu minuman yang digunakan air putih kemasan (BW), air kelapa (CW), air kelapa yang sudah diencerkan (CWC), dan carbohydrate-electrolyte sport drink (SD), sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan menggunakan air kelapa kemasan yang akan dibandingkan dengan air siwalan kemasan. Selain itu, pada penelitian ini subyek yang diikutsertakan adalah laki-laki yang sudah terlatih.

BAB I PENDAHULUAN. cairan sedikit banyak dapat menyebabkan permasalahan bagi atlet yang

BAB I PENDAHULUAN. cairan sedikit banyak dapat menyebabkan permasalahan bagi atlet yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah yang berkaitan dengan termoregulasi dan keseimbangan cairan sedikit banyak dapat menyebabkan permasalahan bagi atlet yang melakukan latihan saat suhu udara panas.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan kekuatan. Penelitian yang dilakukan oleh Badan Tim Nasional PSSI

BAB I PENDAHULUAN. dan kekuatan. Penelitian yang dilakukan oleh Badan Tim Nasional PSSI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga sepak bola merupakan olahraga yang memerlukan ketahanan dan kekuatan. Penelitian yang dilakukan oleh Badan Tim Nasional PSSI didapatkan hasil bahwa atlet sepak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, masyarakat semakin sadar terhadap pentingnya olahraga bagi kesehatan tubuh. Di berbagai kota besar sudah mulai banyak bermunculan pusatpusat kebugaran tubuh

Lebih terperinci

kemenangan pada olahraga sepakbola. Konsumsi karbohidrat dan menjaga dehidrasi, serta dapat menjaga performa atlet. Hasil penelitian Immawati

kemenangan pada olahraga sepakbola. Konsumsi karbohidrat dan menjaga dehidrasi, serta dapat menjaga performa atlet. Hasil penelitian Immawati BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Performa dan keterampilan atlet merupakan dua faktor penentu kemenangan pada olahraga sepakbola. Konsumsi karbohidrat dan menjaga status hidrasi selama pertandingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan akibat penuaan. Sesuai dengan pertambahan usia, terjadi

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan akibat penuaan. Sesuai dengan pertambahan usia, terjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia lanjut biasanya ditandai dengan adanya berbagai masalah kesehatan akibat penuaan. Sesuai dengan pertambahan usia, terjadi perubahan fisiologi yang menurunkan kemampuan

Lebih terperinci

Dr.Or. Mansur, M.S. Dr.Or. Mansur, M.S

Dr.Or. Mansur, M.S. Dr.Or. Mansur, M.S PENTINGNYA CAIRAN Dr.Or. Mansur, M.S Dr.Or. Mansur, M.S mansur@uny.ac.id Fungsi air dan elektrolit 1. Mempertahankan keseimbangan cairan 2. Hilangnya kelebihan air terjadi selama aktivitas 3. Dehidrasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. statis artinya normalnya fungsi alat-alat tubuh pada waktu istirahat dan sehat

BAB I PENDAHULUAN. statis artinya normalnya fungsi alat-alat tubuh pada waktu istirahat dan sehat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sehat menurut Santoso (2004:16) terbagi dalam dua tingkatan yaitu sehat statis artinya normalnya fungsi alat-alat tubuh pada waktu istirahat dan sehat dinamis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Glukosa darah adalah salah satu gula monosakarida dan salah satu sumber karbon terpenting yang digunakan sebagai sumber energi yang adekuat bagi sel-sel, jaringan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu

BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu yang membutuhkan daya tahan jantung paru. Kesegaran jasmani yang rendah diikuti dengan penurunan

Lebih terperinci

HYDRATION & EXERCISE. 17 March 2016 JW Marriot Hotel, Kuningan Jakarta 1 st Indonesian H2C

HYDRATION & EXERCISE. 17 March 2016 JW Marriot Hotel, Kuningan Jakarta 1 st Indonesian H2C HYDRATION & EXERCISE 17 March 2016 JW Marriot Hotel, Kuningan Jakarta 1 st Indonesian H2C 2 Status Hidrasi Meningkatkan Exercise Performance Status hidrasi yang baik meningkatkan daya tahan/endurance pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lansia adalah mereka yang berusia 65 tahun ke atas. Menurut Surini dan Utomo

BAB I PENDAHULUAN. lansia adalah mereka yang berusia 65 tahun ke atas. Menurut Surini dan Utomo BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Arisman (2004) mengungkapkan bahwa secara umum lanjut usia atau lansia adalah mereka yang berusia 65 tahun ke atas. Menurut Surini dan Utomo dalam Azizah (2011), lanjut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Metabolisme Energi Otot Rangka Kreatin fosfat merupakan sumber energi pertama yang digunakan pada awal aktivitas kontraktil. Suatu karakteristik khusus dari energi yang dihantarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada suatu objek untuk menghadapi objek tersebut. 1. mempunyai kemampuan yang berbeda-beda untuk mengontrol atensi.

BAB I PENDAHULUAN. pada suatu objek untuk menghadapi objek tersebut. 1. mempunyai kemampuan yang berbeda-beda untuk mengontrol atensi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Atensi merupakan salah satu aspek dari fungsi kognitif yang mempunyai peran penting. Atensi adalah usaha pemusatan pikiran secara jelas dan sadar pada suatu objek untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Minuman isotonik atau dikenal juga sebagai sport drink kini banyak dijual

BAB I PENDAHULUAN. Minuman isotonik atau dikenal juga sebagai sport drink kini banyak dijual BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Minuman isotonik atau dikenal juga sebagai sport drink kini banyak dijual di pasaran. Menurut Badan Standar Nasional (1998), minuman isotonik merupakan salah satu produk

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Olahraga 2.1.1. Definisi Olahraga Olahraga ialah tindakan fisik untuk meningkatkan kesehatan atau memperbaiki deformitas fisik (Dorland s 2004). Sedangkan menurut Gale Encyclopedia

Lebih terperinci

Online di :

Online di : 8 Journal Journal of Nutrition of Nutrition College, College, Volume Volume 5, Nomor 5, Nomor 1, Tahun 1, 2016 Tahun 2016, Halaman 8-13 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jnc PENGARUH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air memenuhi sekitar 60-65% berat badan orang dewasa. Kandungan air tubuh (body water) berbeda antar manusia tergantung proporsi jaringan otot dan jaringan lemak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tubuh manusia dapat bertahan selama berminggu-minggu tanpa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tubuh manusia dapat bertahan selama berminggu-minggu tanpa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tubuh manusia dapat bertahan selama berminggu-minggu tanpa makanan, tetapi hanya dapat bertahan selama beberapa hari tanpa air. Air merupakan komponen utama dari semua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. remaja akhir dan dewasa awal berdasarkan tahap perkembangannya, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. remaja akhir dan dewasa awal berdasarkan tahap perkembangannya, yaitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahasiswa adalah siswa pada perguruan tinggi yang memulai jenjang kedewasaan (Daldiyono, 2009). Mahasiswa digolongkan sebagai remaja akhir dan dewasa awal berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang ingin menjalani kehidupannya senantiasa dalam keadaan sehat. Untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal, berbagai upaya telah dilakukan, salah satu

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Subyek Karakteristik subyek dikelompokkan ke dalam dua kategori, yaitu kelompok remaja dan kelompok dewasa. Karakteristik subyek terdiri dari umur, wilayah ekologi, jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Glukosa merupakan sumber energi utama bagi seluruh manusia. Glukosa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Glukosa merupakan sumber energi utama bagi seluruh manusia. Glukosa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Glukosa merupakan sumber energi utama bagi seluruh manusia. Glukosa terbentuk dari karbohidrat yang dikonsumsi melalui makanan dan disimpan sebagai glikogen di hati

Lebih terperinci

STUDI KEBIASAAN MINUM DAN HIDRASI PADA REMAJA DAN DEWASA DI DUA WILAYAH EKOLOGI YANG BERBEDA

STUDI KEBIASAAN MINUM DAN HIDRASI PADA REMAJA DAN DEWASA DI DUA WILAYAH EKOLOGI YANG BERBEDA http://dbriawan.staff.ipb.ac.id/research/studi-kebiasaan-minum-dan-hidrasi-pada-remaja-dan-dewas a STUDI KEBIASAAN MINUM DAN HIDRASI PADA REMAJA DAN DEWASA DI DUA WILAYAH EKOLOGI YANG BERBEDA STUDI KEBIASAAN

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. jam yang dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pada hari latihan dan hari tidak

BAB V PEMBAHASAN. jam yang dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pada hari latihan dan hari tidak BAB V PEMBAHASAN A. Asupan Karbohidrat Berdasarkan hasil wawancara dengan menggunakan food recall 1 x 24 jam yang dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pada hari latihan dan hari tidak latihan diketahui bahwa

Lebih terperinci

Dehidrasi. Gejala Dehidrasi: Penyebab Dehidrasi:

Dehidrasi. Gejala Dehidrasi: Penyebab Dehidrasi: Dehidrasi Pengertian, Gejala, Penyebab, Pengobatan, Pencegahan Pengertian: Dehidrasi adalah kondisi ketika tubuh kehilangan lebih banyak cairan daripada yang didapatkan, sehingga keseimbangan gula-garam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Olahraga adalah segala bentuk aktivitas fisik kompetitif yang biasanya dilakukan melalui partisipasi santai atau terorganisi, bertujuan untuk menggunakan, memelihara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Kation ekstraseluler utama adalah natrium (Na + ), sedangkan kation

BAB I PENDAHULUAN. lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Kation ekstraseluler utama adalah natrium (Na + ), sedangkan kation BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Cairan tubuh adalah cairan suspense sel di dalam tubuh yang memiliki fungsi fisiologis tertentu.cairan tubuh merupakan komponen penting bagi cairan ekstraseluler,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, perlu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, perlu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, perlu dilaksanakan berbagai upaya kesehatan termasuk pengawasan kualitas air minum yang dikonsumsi oleh masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepak bola merupakan olahraga dengan intensitas tinggi yang membutuhkan kekuatan dan ketahanan kardiorespiratori selama pertandingan, serta menuntut para atletnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anaerobik adalah lari cepat jarak pendek, interval training, lari seratus. yard, renang sprint, serta bersepeda cepat.

BAB I PENDAHULUAN. anaerobik adalah lari cepat jarak pendek, interval training, lari seratus. yard, renang sprint, serta bersepeda cepat. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latihan fisik merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang untuk meningkatkan atau memelihara kebugaran tubuh. Latihan fisik dapat dibagi dalam berbagai macam bentuk.

Lebih terperinci

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011 LAMPIRAN 60 61 Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Kode: KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK, PENGETAHUAN GIZI, KONSUMSI PANGAN, DAN TINGKAT KECUKUPAN GIZI TERHADAP KEBUGARAN ATLET BOLA BASKET DI SMP/SMA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepak bola adalah olahraga yang membutuhkan kekuatan, daya ledak otot, kecepatan, kelincahan, serta daya tahan jantung dan paru (Depkes, 2002).Sepak bola adalah

Lebih terperinci

KOMPOSISI CAIRAN REHIDRASI PADA OLAHRAGA

KOMPOSISI CAIRAN REHIDRASI PADA OLAHRAGA KOMPOSISI CAIRAN REHIDRASI PADA OLAHRAGA dr. Sri Murni Proboprastowo, Sp Gz dr. Francisca A. Tjakradidjaja, MS Pendahuluan Tubuh manusia terdiri dari sebagian besar air (60%). Asupan cairan yang adekuat

Lebih terperinci

BAHAN AJAR GIZI OLAHRAGA HIDRASI BAGI TUBUH. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or FIK UNY

BAHAN AJAR GIZI OLAHRAGA HIDRASI BAGI TUBUH. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or FIK UNY BAHAN AJAR GIZI OLAHRAGA HIDRASI BAGI TUBUH Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or FIK UNY A. Volume Cairan Tubuh Dengan berbagai alasan seperi terasa berat diperut, terasa kenyang ataupun takut sering ke kamar

Lebih terperinci

Ema Qurnianingsih, dr., M.Si

Ema Qurnianingsih, dr., M.Si Ema Qurnianingsih, dr., M.Si Pokok Bahasan : PENDAHULUAN - Fungsi Air Dalam Tubuh Manusia - Homeostasis cairan Tubuh - Pengukuran Volume Cairan Tubuh - Faktor-faktor yang mempengaruhi distribusi Cairan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Prestasi olahraga yang menurun bahkan di tingkat ASEAN menjadi suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Prestasi olahraga yang menurun bahkan di tingkat ASEAN menjadi suatu 15 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prestasi olahraga yang menurun bahkan di tingkat ASEAN menjadi suatu keprihatinan tersendiri bagi kondisi olahragawan profesional di Indonesia. Untuk membina seorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Taufik Awaluddin Muharom,2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Taufik Awaluddin Muharom,2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesehatan merupakan kebutuhan setiap manusia untuk mencapai kesejahteraan dalam hidupnya. Sehat menurut Santoso (2004:16) terbagi menjadi dua tingkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi, tetapi juga dari aktivitas atau latihan fisik yang dilakukan. Efek akut

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi, tetapi juga dari aktivitas atau latihan fisik yang dilakukan. Efek akut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan tubuh manusia tidak hanya tergantung dari jenis makanan yang dikonsumsi, tetapi juga dari aktivitas atau latihan fisik yang dilakukan. Efek akut aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. LatarBelakang Masalah. Lari jarak pendek (sprint) adalah lari yang menempuh jarak antara 100

BAB I PENDAHULUAN. A. LatarBelakang Masalah. Lari jarak pendek (sprint) adalah lari yang menempuh jarak antara 100 BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Masalah Lari jarak pendek (sprint) adalah lari yang menempuh jarak antara 100 meter sampai dengan 400 meter (Yoyo, 2000). Lari sprint 100 meter merupakan nomor lari jarak

Lebih terperinci

BAHAN AJAR GIZI OLAHRAGA DEHIDRASI. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or

BAHAN AJAR GIZI OLAHRAGA DEHIDRASI. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or BAHAN AJAR GIZI OLAHRAGA DEHIDRASI Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or Dehidrasi adalah gangguan keseimbangan cairan atau air pada tubuh. Penyebabnya adalah pengeluaran air/cairan lebih banyak daripada pemasukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena sebagian besar tubuh manusia terdiri dari air. Manusia dapat hidup

BAB I PENDAHULUAN. karena sebagian besar tubuh manusia terdiri dari air. Manusia dapat hidup BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia hidup tidak hanya bergantung pada makanan tetapi juga minuman, karena sebagian besar tubuh manusia terdiri dari air. Manusia dapat hidup beminggu minggu tanpa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ginjal memiliki peranan yang sangat vital sebagai organ tubuh

BAB I PENDAHULUAN. Ginjal memiliki peranan yang sangat vital sebagai organ tubuh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ginjal memiliki peranan yang sangat vital sebagai organ tubuh manusia terutama dalam sistem urinaria. Pada manusia, ginjal berfungsi untuk mengatur keseimbangan cairan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tingginya jam aktivitas masyarakat serta meningkatnya kesadaran. terhadap makanan dan minuman yang bermanfaat bagi kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Tingginya jam aktivitas masyarakat serta meningkatnya kesadaran. terhadap makanan dan minuman yang bermanfaat bagi kesehatan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingginya jam aktivitas masyarakat serta meningkatnya kesadaran terhadap makanan dan minuman yang bermanfaat bagi kesehatan yang dapat menjaga stamina dan tampil prima

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertentu yang telah direncanakan dan dilakukan secara berulang-ulang dengan

BAB I PENDAHULUAN. tertentu yang telah direncanakan dan dilakukan secara berulang-ulang dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Exercise (latihan fisik) merupakan gerakan yang dilakukan dengan struktur tertentu yang telah direncanakan dan dilakukan secara berulang-ulang dengan tujuan untuk memelihara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sama lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Muatan positif merupakan hasil pembentukan dari kation dalam larutan.

BAB I PENDAHULUAN. sama lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Muatan positif merupakan hasil pembentukan dari kation dalam larutan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air adalah kebutuhan utama pada makhluk hidup, terutama manusia.tidak ada makhluk hidup bisa hidup tanpa adanya air yang di konsumsi. Karena pada proses metabolisme,

Lebih terperinci

Pemanfaatan Energi dalam Olahraga

Pemanfaatan Energi dalam Olahraga Pemanfaatan Energi dalam Olahraga MIRZA HAPSARI SAKTI TP, S.GZ. RD., MPH BLOK KESEHATAN OLAHRAGA FK UII Rabu, 16 September 2015 Jenis Sistem Energi dalam Olahraga 1. Sistem energi Aerobik : butuh oksigen

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN PISANG (MUSA PARADISIACA) TERHADAP KELELAHAN OTOT (AEROB DAN ANAEROB) PADA ATLET SEPAK TAKRAW

PENGARUH PEMBERIAN PISANG (MUSA PARADISIACA) TERHADAP KELELAHAN OTOT (AEROB DAN ANAEROB) PADA ATLET SEPAK TAKRAW PENGARUH PEMBERIAN PISANG (MUSA PARADISIACA) TERHADAP KELELAHAN OTOT (AEROB DAN ANAEROB) PADA ATLET SEPAK TAKRAW Ahmad Syauqy 1, Cicip Rozana Rianti 1, Siti Kumairoh 1 1) Program Studi Ilmu Gizi Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat tergantung kepada

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat tergantung kepada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat tergantung kepada keberhasilan bangsa itu sendiri dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehat, cerdas,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kesehatan, bahkan pada bungkus rokok-pun sudah diberikan peringatan mengenai

I. PENDAHULUAN. kesehatan, bahkan pada bungkus rokok-pun sudah diberikan peringatan mengenai I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rokok merupakan hal yang sudah tidak asing bagi masyarakat Indonesia. Bahkan menurut data WHO tahun 2011, jumlah perokok Indonesia mencapai 33% dari total jumlah penduduk

Lebih terperinci

KEBUTUHAN DASAR CAIRAN & ELEKTROLIT

KEBUTUHAN DASAR CAIRAN & ELEKTROLIT KEBUTUHAN DASAR CAIRAN & ELEKTROLIT Disampaikan pada kuliah KDDK_1_2011 Komposisi cairan tubuh Fungsi cairan tubuh Faktor berpengaruh pada kebutuhan cairan Kebutuhan cairan tubuh Intake dan output cairan

Lebih terperinci

ARTIKEL E-JOURNAL UNESA PENGARUH KONSUMSI AIR KELAPA MUDA TERHADAP WAKTU REAKSI SETELAH MELAKUKAN INTERVAL TRAINING.

ARTIKEL E-JOURNAL UNESA PENGARUH KONSUMSI AIR KELAPA MUDA TERHADAP WAKTU REAKSI SETELAH MELAKUKAN INTERVAL TRAINING. ARTIKEL E-JOURNAL UNESA PENGARUH KONSUMSI AIR KELAPA MUDA TERHADAP WAKTU REAKSI SETELAH MELAKUKAN INTERVAL TRAINING Eko Andi Susilo Jurusan Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Ilmu Keolahragaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bukanlah zat yang bisa dihasilkan oleh tubuh melainkan kita harus

BAB I PENDAHULUAN. bukanlah zat yang bisa dihasilkan oleh tubuh melainkan kita harus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mineral merupakan unsur kimia yang diperlukan untuk tubuh kita. Mineral bukanlah zat yang bisa dihasilkan oleh tubuh melainkan kita harus mendapatkannya dari luar tubuh

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. diperlukan dalam mensuplai energi untuk aktifitas fisik (1).

BAB 1 : PENDAHULUAN. diperlukan dalam mensuplai energi untuk aktifitas fisik (1). BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga merupakan salah satu cara untuk meningkatkan ketahanan fisik sekaligus sebagai upaya memelihara kesehatan dan kebugaran, selain itu olahraga juga dapat ditunjukkan

Lebih terperinci

Kata kunci : air kelapa, ketahanan otot. Universitas Kristen Maranatha

Kata kunci : air kelapa, ketahanan otot. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PENGARUH PEMBERIAN AIR KELAPA (Cocos nucifera) TERHADAP KETAHANAN OTOT LAKI-LAKI DEWASA MUDA NON-ATLET PADA LATIHAN LARI JARAK JAUH Ersalina Tresnawati Naryanto, 2015. Pembimbing I Pembimbing II

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. interval-interval yang berupa masa-masa istirahat. Interval training dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. interval-interval yang berupa masa-masa istirahat. Interval training dapat 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Interval Training 2.1.1 Definisi Interval Training Interval training adalah suatu sistem latihan yang diselingi oleh interval-interval yang berupa masa-masa istirahat. Interval

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. primer manusia yang tidak dapat ditinggalkan. Setiap hari manusia membutuhkan makanan dan

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. primer manusia yang tidak dapat ditinggalkan. Setiap hari manusia membutuhkan makanan dan 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Makanan dan minuman adalah kebutuhan hidup primer manusia yang tidak dapat ditinggalkan. Setiap hari manusia membutuhkan makanan dan minuman untuk sumber energi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga mampu

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga mampu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan dan gizi merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam pembangunan. Komponen ini merupakan kontribusi dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan pengeluaran cairan lebih besar daripada pemasukan. (Almatsier, 2009). Dehidrasi dapat terjadi tanpa disadari di saat

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan pengeluaran cairan lebih besar daripada pemasukan. (Almatsier, 2009). Dehidrasi dapat terjadi tanpa disadari di saat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dehidrasi merupakan ketidakseimbangan cairan tubuh dikarenakan pengeluaran cairan lebih besar daripada pemasukan (Almatsier, 2009). Dehidrasi dapat terjadi tanpa disadari

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Glukosa Glukosa merupakan sumber energi utama bagi seluruh manusia. Glukosa terbentuk dari hasil hidrolisis karbohidrat. 1 Karbohidrat

Lebih terperinci

Pengaruh Minuman Isotonik Terhadap Deyut Nadi pada Atlet Sepak Bola di Sekolah Sepak Bola (SSB) Persisac Kota Semarang

Pengaruh Minuman Isotonik Terhadap Deyut Nadi pada Atlet Sepak Bola di Sekolah Sepak Bola (SSB) Persisac Kota Semarang 31 Pengaruh uman Isotonik Terhadap Deyut Nadi pada Atlet Sepak Bola di Sekolah Sepak Bola (SSB) Persisac Kota Semarang Candra Nugraha 1, Ali Rosidi 2, Yuliana Noor Setiawati Ulvie 3 1,2,3 Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wanita atau laki-laki sampai anak-anak, dewasa, dan orangtua bahwa dengan

BAB I PENDAHULUAN. wanita atau laki-laki sampai anak-anak, dewasa, dan orangtua bahwa dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Olahraga yang sangat membudaya dari zaman kuno sampai ke zaman modern sekarang ini, baik di Indonesia maupun dunia internasional mulai dari wanita atau laki-laki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. asli Indonesia. Daerah asalnya adalah India dan Afrika Tengah. Tanaman ini

BAB I PENDAHULUAN. asli Indonesia. Daerah asalnya adalah India dan Afrika Tengah. Tanaman ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kacang panjang sudah lama dikenal di Indonesia, tetapi bukan tanaman asli Indonesia. Daerah asalnya adalah India dan Afrika Tengah. Tanaman ini tumbuh dan menyebar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. vitamin dan mineral, sayuran juga menambah ragam, rasa, warna dan tekstur

BAB I PENDAHULUAN. vitamin dan mineral, sayuran juga menambah ragam, rasa, warna dan tekstur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sayuran segar adalah bahan pangan yang banyak mengandung vitamin dan mineral yang penting untuk tubuh (Ayu, 2002). Di samping sebagai sumber gizi, vitamin dan mineral,

Lebih terperinci

MODUL 9 KEBUTUHAN ZAT GIZI DAN JUMLAH KALORI YANG DIPERLUKAN OLEH ATLET

MODUL 9 KEBUTUHAN ZAT GIZI DAN JUMLAH KALORI YANG DIPERLUKAN OLEH ATLET MODUL 9 KEBUTUHAN ZAT GIZI DAN JUMLAH KALORI YANG DIPERLUKAN OLEH ATLET Pendahuluan Prestasi olahraga yang tinggi perlu terus menerus dipertahankan dan ditingkatkan lagi. Salah satu faktor yang penting

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Subjek

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Subjek 18 METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan menggunakan desain cross sectional study. Penelitian dilakukan dengan mengolah data sekunder yang diperoleh dari hasil penelitian mengenai

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK DENGAN KESEGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH DASAR DI SD N KARTASURA I SKRIPSI

HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK DENGAN KESEGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH DASAR DI SD N KARTASURA I SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK DENGAN KESEGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH DASAR DI SD N KARTASURA I SKRIPSI Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cairan ekstrasel terdiri dari cairan interstisial (CIS) dan cairan intravaskular. Cairan interstisial mengisi ruangan yang berada di antara sebagian sel tubuh dan menyusun

Lebih terperinci

NUTRISI PADA ATLET dr. Ermita I.Ilyas, MS

NUTRISI PADA ATLET dr. Ermita I.Ilyas, MS NUTRISI PADA ATLET dr. Ermita I.Ilyas, MS Nutrisi yang tepat merupakan dasar utama bagi penampilan prima seorang atlet pada saat bertanding. Selain itu nutrisi ini dibutuhkan pula pada kerja biologik tubuh,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Daya Tahan Tubuh (Endurance) 1. Pengertian Menurut Toho Cholik Mutohir dan Ali Maksum (2007) daya tahan umum adalah kemampuan tubuh untuk melakukan aktivitas terus-menerus (lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini minuman isotonik sedang berkembang pesat di Indonesia pada

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini minuman isotonik sedang berkembang pesat di Indonesia pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini minuman isotonik sedang berkembang pesat di Indonesia pada khususnya dan di seluruh dunia pada umumnya. Minuman isotonik adalah minuman yang dilengkapi vitamin

Lebih terperinci

Kesinambungan Energi dan Aktifitas Olahraga. (Nurkadri)

Kesinambungan Energi dan Aktifitas Olahraga. (Nurkadri) Kesinambungan Energi dan Aktifitas Olahraga (Nurkadri) Abstrak Olahraga adalah aktiftas jasmani yang membutuhkan energy dalam melakukannya. Kadar energy yang dibutuhkan disesuaikan dengan berat atau ringan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Lima puluh sembilan persen dari berat badan orang dewasa

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Lima puluh sembilan persen dari berat badan orang dewasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan zat yang sangat esensial bagi kelangsungan hidup manusia. Lima puluh sembilan persen dari berat badan orang dewasa mengandung air. Air memiliki beberapa

Lebih terperinci

Mendesain Pangan untuk Atlit Berdasarkan Indek Glikemik. Oleh : Arif Hartoyo HP :

Mendesain Pangan untuk Atlit Berdasarkan Indek Glikemik. Oleh : Arif Hartoyo HP : Mendesain Pangan untuk Atlit Berdasarkan Indek Glikemik Oleh : Arif Hartoyo HP : 08128814781 Pengetahuan tentang Indek Glikemik sekarang telah berkembang dan dimanfaatkan untuk berbagai tujuan. Awalnya,

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Subyek

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Subyek METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan menggunakan desain cross sectional study. Penelitian dilakukan dengan mengolah data sekunder yang diperoleh dari hasil penelitian mengenai Kebiasaan

Lebih terperinci

ROLE OF NUTRITION TO WIN A MATCH

ROLE OF NUTRITION TO WIN A MATCH ROLE OF NUTRITION TO WIN A MATCH /// WHAT EVERY ATHLETES SHOULD TO KNOW \\\ Made by Rendy Effendi, Liza Nuarita, Fakhrullah Amin, Ismi Nabila, Ridwan Riansyah PRESTASI OLAHRAGA Latihan Rutin Motivasi

Lebih terperinci

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh: REISYA NURAINI J

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh: REISYA NURAINI J HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI ZAT BESI DAN VITAMIN C DENGAN KESEGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI KARTASURA 1 KECAMATAN KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO JAWA TENGAH SKRIPSI Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gizi tubuh berperan dalam media transportasi dan eliminasi produk sisa metabolisme.

BAB I PENDAHULUAN. gizi tubuh berperan dalam media transportasi dan eliminasi produk sisa metabolisme. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kurangnya konsumsi cairan merupakan masalah penting di bidang kesehatan karena sel tubuh manusia memerlukan air dalam proses metabolisme. Air sebagai zat gizi tubuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. golongan, mulai dari golongan muda sampai tua. Sepak bola adalah permainan

BAB I PENDAHULUAN. golongan, mulai dari golongan muda sampai tua. Sepak bola adalah permainan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga yang diminati semua golongan, mulai dari golongan muda sampai tua. Sepak bola adalah permainan beregu yang berisi dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem kardiovaskular dalam keadaan optimal yaitu dapat menghasilkan aliran

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem kardiovaskular dalam keadaan optimal yaitu dapat menghasilkan aliran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Tujuan dari terapi cairan perioperatif adalah menyediakan jumlah cairan yang cukup untuk mempertahankan volume intravaskular yang adekuat agar sistem kardiovaskular

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melekat kecintaanya terhadap cabang olahraga ini. Sepuluh tahun terakhir ini

BAB I PENDAHULUAN. melekat kecintaanya terhadap cabang olahraga ini. Sepuluh tahun terakhir ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bulutangkis adalah salah satu cabang olahraga yang popular dan banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Bahkan masyarakat Indonesia sudah melekat kecintaanya terhadap

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. suatu usaha peternakan Domba Priangan sehingga penyebaran dari suatu daerah

PENDAHULUAN. suatu usaha peternakan Domba Priangan sehingga penyebaran dari suatu daerah 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi merupakan salah satu faktor pendukung yang penting dalam suatu usaha peternakan Domba Priangan sehingga penyebaran dari suatu daerah ke daerah lainnya menjadi

Lebih terperinci

Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Jl.Dr.Sutomo No.14, Semarang, Telp (024) ,

Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Jl.Dr.Sutomo No.14, Semarang, Telp (024) , Journal of Nutrition College, Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 337-343 Journal of Online Nutrition di : College, http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jnc Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN AIR KELAPA HIBRIDA TERHADAP STATUS HIDRASI ATLET SEPAKBOLA

PENGARUH PEMBERIAN AIR KELAPA HIBRIDA TERHADAP STATUS HIDRASI ATLET SEPAKBOLA REVISI PENGARUH PEMBERIAN AIR KELAPA HIBRIDA TERHADAP STATUS HIDRASI ATLET SEPAKBOLA Artikel Penelitian Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Program Studi Ilmu Gizi Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (2007) menjelaskan bahwa tubuh manusia rata-rata tersusun atas 75% air dan

BAB I PENDAHULUAN. (2007) menjelaskan bahwa tubuh manusia rata-rata tersusun atas 75% air dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan komponen utama dalam tubuh manusia. Batmanghelidj (2007) menjelaskan bahwa tubuh manusia rata-rata tersusun atas 75% air dan 25% bahan padat. Air

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sekarang ini hampir semua orang lebih memperhatikan penampilan atau bentuk tubuh, baik untuk menjaga kesehatan ataupun hanya untuk menjaga penampilan agar lebih menarik.

Lebih terperinci

Status hidrasi sebelum dan sesudah latihan atlet sepak bola remaja

Status hidrasi sebelum dan sesudah latihan atlet sepak bola remaja (ISSN : 1858-4942) Vol. 3, No. 2, Juni 2015: 86-93 Hydration status pre-post exercise Status hidrasi sebelum dan sesudah latihan atlet sepak bola remaja Fillah Fithra Dieny 1, Dittasari Putriana 1 ABSTRACT

Lebih terperinci

Pengertian farmakokinetik Proses farmakokinetik Absorpsi (Bioavaibilitas) Distribusi Metabolisme (Biotransformasi) Ekskresi

Pengertian farmakokinetik Proses farmakokinetik Absorpsi (Bioavaibilitas) Distribusi Metabolisme (Biotransformasi) Ekskresi Pengertian farmakokinetik Proses farmakokinetik Absorpsi (Bioavaibilitas) Distribusi Metabolisme (Biotransformasi) Ekskresi Farmakokinetik - 2 Mempelajari cara tubuh menangani obat Mempelajari perjalanan

Lebih terperinci

kimia Kelas X LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT K-13 A. Pengertian Larutan dan Daya Hantar Listrik

kimia Kelas X LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT K-13 A. Pengertian Larutan dan Daya Hantar Listrik K-13 Kelas X kimia LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami perbedaan antara larutan elektrolit dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelapa (Cocos nucifera L.) adalah salah satu dari tumbuhan yang paling banyak manfaatnya di dunia, khususnya di daerah tropis seperti di Indonesia. Selain mudah ditemukan,

Lebih terperinci

MODUL 10 PEDOMAN MAKANAN BAGI OLAHRAGAWAN

MODUL 10 PEDOMAN MAKANAN BAGI OLAHRAGAWAN MODUL 10 PEDOMAN MAKANAN BAGI OLAHRAGAWAN A. Pendahuluan Pemberian makanan yang tepat dilihat dari kuantitas dan kualitas dapat menghasilkan kondisi fisik yang optimal, serta memberikan energi yang cukup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara menahun dan sifatnya irreversibel, ditandai dengan kadar ureum dan

BAB I PENDAHULUAN. secara menahun dan sifatnya irreversibel, ditandai dengan kadar ureum dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit ginjal kronik (PGK) adalah penurunan fungsi ginjal yang terjadi secara menahun dan sifatnya irreversibel, ditandai dengan kadar ureum dan kreatinin yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan oleh tubuh manusia. Konsumsi Susu pada saat remaja terutama

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan oleh tubuh manusia. Konsumsi Susu pada saat remaja terutama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Susu adalah bahan pangan yang dikenal kaya akan zat gizi yang diperlukan oleh tubuh manusia. Konsumsi Susu pada saat remaja terutama dimaksudkan untuk memperkuat tulang

Lebih terperinci

Definisi fisiologi / ilmu faal Manusia sistem organ organ sel Sistem organ

Definisi fisiologi / ilmu faal Manusia sistem organ organ sel Sistem organ Definisi fisiologi / ilmu faal Manusia sistem organ organ sel Sistem organ Membran sel Membran nukleus Retikulum endoplasma Aparatus golgi Mitokondria lisosom Kurnia Eka Wijayanti 60 % dari berat tubuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia. Manusia dalam menjalankan kehidupannya. akan tetapi manusia dapat hidup berminggu-minggu tanpa makan

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia. Manusia dalam menjalankan kehidupannya. akan tetapi manusia dapat hidup berminggu-minggu tanpa makan BAB I PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN Air merupakan sumber kehidupan bagi manusia dan zat gizi yang dibutuhkan oleh manusia. Manusia dalam menjalankan kehidupannya memerlukan air untuk minum. Manusia tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permintaan bahan pangan yang mempunyai nilai gizi tinggi meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. permintaan bahan pangan yang mempunyai nilai gizi tinggi meningkat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya kesadaran masyarakat Indonesia akan kebutuhan gizi dan bertambahnya tingkat pendapatan mayarakat, menyebabkan permintaan bahan pangan yang

Lebih terperinci

METODE Disain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Subyek

METODE Disain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Subyek METODE Disain, Tempat dan Waktu Penelitian ini menggunakan data dasar hasil penelitian Kebiasaan Minum dan Status Hidrasi pada Remaja dan Dewasa di Dua Wilayah Ekologi Berbeda yang dilaksanakan oleh tim

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kecukupan air dan homeostasis elektrolit dalam tubuh sangat penting untuk kesehatan fungsi fisiologis. Hal ini juga tergantung dari keseimbangan air dan elektrolit.

Lebih terperinci

8 Cara Menurunkan Kadar Gula Secara Alami

8 Cara Menurunkan Kadar Gula Secara Alami 8 Cara Menurunkan Kadar Gula Secara Alami 8 Cara Menurunkan kadar gula secara alami ini dapat anda lakukan secara mandiri. Namun akan lebih baik lagi apabila anda bekerja sama dengan keluarga anda. Selain

Lebih terperinci

PENGARUH SUPLEMEN TERHADAP KADAR ASAM LAKTAT DARAH

PENGARUH SUPLEMEN TERHADAP KADAR ASAM LAKTAT DARAH PENGARUH SUPLEMEN TERHADAP KADAR ASAM LAKTAT DARAH Samsul Bahri, Tommy Apriantono, Joseph I. Sigit, Serlyana Herman Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menguji beberapa suplemen tradisional (alami)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia banyak sekali masyarakat yang mengkonsumsi produk

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia banyak sekali masyarakat yang mengkonsumsi produk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia banyak sekali masyarakat yang mengkonsumsi produk minuman sachet, tidak hanya dari kalangan anak-anak tetapi banyak juga remaja bahkan orang tua yang gemar

Lebih terperinci