PENGARUH SUPLEMEN TERHADAP KADAR ASAM LAKTAT DARAH
|
|
- Yuliani Tan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENGARUH SUPLEMEN TERHADAP KADAR ASAM LAKTAT DARAH Samsul Bahri, Tommy Apriantono, Joseph I. Sigit, Serlyana Herman Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menguji beberapa suplemen tradisional (alami) dan sintetik yang diduga dapat mengurangi tingkat kelelahan yang terlihat dari selisih kadar asam laktat darah sebagai indikator kelelahan. Sukarelawan pria yang berjumlah 12 orang dan merupakan atlet bulutangkis diambil sampel darahnya sebelum diberi suplemen dan setelah perlakuan lari 400 m. Kadar asam laktat darah diukur dengan metode kolorimetri dan dihitung selisih asam laktatnya untuk mengetahui besarnya penumpukan asam laktat. Selain itu, dilakukan pula pengukuran parameter lain yang berkaitan dengan penelitian seperti berat dan tinggi badan, tekanan darah, denyut jantung, volume paru-paru, dan kadar hemoglobin darah. Pemberian pisang raja cere menunjukkan adanya penurunan selisih kadar asam laktat secara bermakna dibandingkan dengan plasebo. Sementara itu, hasil yang sama ditunjukkan oleh pisang raja cere terhadap beras kencur serta pisang raja cere terhadap suplemen x. Beras kencur dan suplemen x tidak bermakna dalam penurunan selisih asam laktat bila dibandingkan dengan plasebo menurut data yang berurutan. Kadar asam laktat akhir kelompok pisang raja cere lebih rendah daripada kelompok plasebo, beras kencur dan suplemen x. Kata kunci: Asam laktat, atlet, pisang raja cere, suplemen. Tubuh manusia secara normal mengalami metabolisme. Energi yang menjadi sumber pergerakan tubuh salah satunya berasal dari ATP yang digunakan antara lain untuk pergerakan otot (Guyton, 1986). Energi yang digunakan saat beraktivitas pada kondisi anaerob akan menghasilkan produk samping berupa asam laktat. Asam laktat secara normal terdapat dalam tubuh dan menggambarkan kondisi glikolisis Samsul Bahri, Tommy Apriantono, Joseph I. Sigit, Seryana Herman adalah dosen Sekolah Farmasi ITB. 113
2 Pengaruh Suplemen Terhadap Kadar Asam Laktat (Samsul Bahri, dkk) anaerob. Asam laktat berkaitan erat dengan kemampuan otot untuk berkontraksi. Tubuh memiliki keterbatasan dalam mentoleransi jumlah asam laktat dan tiap individu memiliki batas ambang asam laktat yang berbeda-beda. Kadar asam laktat akan meningkat saat beraktivitas dimana sumber energinya berasal dari sistem glikolisis anaerob. Adanya aktivitas tinggi tanpa memperhatikan waktu pemulihan yang cukup, energi dari glikolisis anaerob merupakan sumber energi yang dominan dapat menyebabkan penumpukan asam laktat darah yang mengakibatkan terhalangnya asupan energi dari sistem aerob pada sel otot dan timbulnya rasa lelah (Guyton, 1986). Kondisi tersebut berakibat pada turunnya kinerja otot. Namun adanya asam laktat dalam tubuh juga penting karena asam laktat dapat diubah menjadi sumber energi. Asam laktat dalam kondisi cukup oksigen dapat diubah kembali menjadi asam piruvat dan selanjutnya mengalami sistem oksidatif untuk menghasilkan energi. Kegiatan olahraga sekarang ini tidak hanya dipandang sebagai kegiatan rekreasi atau meningkatkan kebugaran tubuh semata namun lebih jauh lagi, kegiatan olahraga telah dititikberatkan pada pencapaian prestasi. Oleh karena itu, para atlet dituntut untuk terus meningkatkan performanya. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja otot secara tidak langsung juga akan mempengaruhi performa atlet. Pengukuran kadar asam laktat merupakan salah satu parameter yang penting dalam mengetahui kinerja bioenergetik otot. Kinerja otot sangat berkaitan dengan latihan dan asupan gizi yang pada akhirnya akan menunjang kesiapan atlet dalam bertanding. Suplemen menjadi sesuatu yang populer di kalangan atlet karena diklaim dapat mengembalikan kebugaran, meningkatkan ketahanan dan kekuatan tubuh, mengurangi lemak tubuh serta meningkatkan kekebalan tubuh. Sekarang ini, penggunaan suplemen yang diklaim dapat mengembalikan kebugaran dan daya tahan tubuh atlet termasuk doping telah diawasi secara ketat karena dapat menimbulkan efek yang tidak baik bagi tubuh. Beberapa suplemen alami yang berasal dari alam telah digunakan sebagai pemasok energi yang signifikan terhadap atlet diantaranya pisang raja bulu (Rostanty, 2005) dan diharapkan penelitian ini dapat menemukan sumber-sumber bahan alami lainnya yang juga memiliki peran serupa. 114
3 JURNAL IPTEK OLAHRAGA, VOL.9, No.2, Mei-Agustus 2007: METODE Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan biodata dan data-data sekunder sukarelawan yang berkaitan dengan penelitian seperti riwayat kesehatan, berat badan, tinggi badan, tekanan darah, pengukuran kapasitas vital paru-paru, serta penentuan kadar hemoglobin. Parameter yang diamati dan diukur pada penelitian ini adalah pengukuran tekanan darah, pengukuran kadar asam laktat darah sebelum dan sesudah perlakuan serta pengukuran waktu tempuh lari. Sukarelawan adalah atlet bulutangkis berjenis kelamin pria yang berjumlah 12 orang. Perlakuan dalam penelitian ini adalah pemberian suplemen yang berbeda pada masing-masing kelompok yang dipilih secara acak kemudian diikuti lari 400 m. Jeda waktu pemberian antara suplemen yang satu dengan yang lainnya adalah 1 minggu. Suplemen yang diuji meliputi suplemen pisang raja cere, beras kencur dan suplemen berbentuk cairan yang beredar di pasaran. Masing-masing sukarelawan akan diambil darahnya dan dicatat data-data pendukung penelitian lainnya sebelum dan setelah perlakuan. Dari hasil pengukuran terhadap sampel darah tersebut dapat dianalisis ada tidaknya penumpukan asam laktat. Parameter aktivitas dan sistem metabolisme otot adalah konsentrasi asam laktat darah sebelum, setelah perlakuan, dan selisih kadar asam laktat darah. Data penelitian yang lain adalah tekanan darah, denyut jantung, Hb dan kapasitas paru-paru. Pengukuran kadar asam laktat darah dilakukan dengan alat Accutrend Lactate dan BM-Lactate. Data yang diperoleh akan diolah secara statistika melalui aplikasi program SPSS (uji t-student). HASIL Dari data awal terlihat bahwa sukarelawan memiliki kondisi fisik yang normal berdasarkan parameter tekanan darah, denyut jantung, kadar hemoglobin, kapasitas paru-paru dan riwayat kesehatan. Pengumpulan data awal ini bertujuan mengetahui kondisi fisik sukarelawan secara keseluruhan sebelum perlakuan. Tekanan darah dan denyut jantung menggambarkan fungsi kardiovaskular dan berperan dalam penentuan tingkat intensitas latihan. Peningkatan intensitas latihan akan berakibat pada meningkatnya tekanan 115
4 Pengaruh Suplemen Terhadap Kadar Asam Laktat (Samsul Bahri, dkk) darah dan denyut jantung karena tingginya kebutuhan tubuh akan energi. Energi dalam jumlah besar dihasilkan oleh sistem aerob dimana suplai oksigen memegang peranan penting dalam proses produksi energi ini. Parameter lain dalam pengukuran awal yaitu kadar hemoglobin yang berkaitan dengan jumlah oksigen yang dapat diangkut oleh darah menuju jaringan tubuh. Dalam hal ini, oksigen berperan dalam proses eliminasi asam laktat dari tubuh. Dengan kata lain, semakin tinggi jumlah oksigen dalam darah maka semakin tinggi pula sistem aerob memegang peranan dalam sistem produksi energi. Perlakuan yang diberikan dalam penelitian ini adalah lari 400 m. Perlakuan ini dipilih karena dianggap memiliki status anaerob yang tinggi dan kebutuhan energinya diperoleh dari sistem energi glikolisis yang mengakibatkan akumulasi asam laktat dalam jumlah besar (Rostanty, 2005). Kadar asam laktat setelah perlakuan lari 400 m dapat dilihat pada Tabel 1. Pengambilan sampel darah awal (sebelum perlakuan) dilakukan untuk mengetahui kondisi awal sukarelawan. Dari data yang diperoleh terlihat bahwa kadar asam laktat awal untuk masing-masing perlakuan cukup tinggi yaitu ± 3 mmol.l -1 dan kadar asam laktat dalam keadaan istirahat umumnya 1-2 mmol.l -1. Hal ini dapat terjadi karena pengambilan data dilakukan pada siang hari dan sukarelawan telah melakukan aktivitas sebelum perlakuan berlangsung. Selain itu, rentang waktu istirahat yang diberikan belum memadai untuk mengembalikan kadar asam laktat pada keadaan istirahat. Tidak ada perbedaan bermakna pada kadar asam laktat awal antara masing-masing perlakuan yaitu plasebo, pisang raja cere, beras kencur, dan suplemen x secara berurutan (3,467 ± 0,871; 3,650 ± 1,148; 3,300 ± 0,430; dan 3,633 ± 0,931; p<0,1). Hasil ini menunjukkan kadar asam laktat awal masing-masing perlakuan dapat dijadikan parameter untuk penentuan selisih asam laktat. Hasil pengukuran kadar asam laktat sebelum perlakuan lari 400 m dapat dilihat pada Tabel 1. Perbedaan bermakna pada kadar asam laktat akhir terlihat pada kelompok pisang raja cere dengan kelompok plasebo (7,700 ± 1,414 vs 9,350 ± 1,184; p<0,2); kelompok pisang raja cere dengan kelompok beras kencur (7,700 ± 1,414 vs 11,020 ± 2,823; p<0,05); dan antara kelompok pisang raja cere dengan kelompok suplemen x (7,700 ± 1,414 vs 10,
5 JURNAL IPTEK OLAHRAGA, VOL.9, No.2, Mei-Agustus 2007: ± 1,263; p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa kadar asam laktat akhir pada kelompok pisang raja cere berbeda lebih rendah dibandingkan dengan kelompok plasebo, beras kencur, dan suplemen x. Dari hasil perhitungan kadar asam laktat sebelum dan setelah perlakuan lari 400 m dapat dihitung selisih kadar asam laktat. Selisih kadar asam laktat dari berbagai suplemen dapat dilihat dalam Tabel 1. Tabel 1. Kadar Asam Laktat Darah Perlakuan Sebelum Setelah Perlakuan Perlakuan Selisih Plasebo 3,467 ± 0,871 9,350 ± 1,184 5,883 ± 0,763 Pisang raja cere 3,650 ± 1,148 7,700 ± 1,414 4,050 ± 1,681 Beras kencur 3,300 ± 0,430 11,020 ± 2,823 7,720 ± 2,758 Suplemen X 3,633 ± 0,931 10,367 ± 1,263 6,733 ± 2,069 Parameter yang digunakan dalam penelitian ini adalah selisih antara kadar asam laktat awal dan akhir. Penumpukan asam laktat terjadi bila jumlah asam laktat yang dihasilkan lebih besar dari jumlah asam laktat yang dimetabolisme oleh tubuh atau dengan kata lain kecepatan pembentukan asam laktat lebih besar dibandingkan kecepatan penguraiannya (recovery). Berdasarkan data yang diperoleh, selisih asam laktat paling rendah terdapat pada kelompok pisang raja cere sedangkan selisih asam laktat paling tinggi pada kelompok perlakuan beras kencur. Dari data selisih kadar asam laktat diketahui bahwa terdapat perbedaan bermakna antara kelompok pisang raja cere dengan kelompok plasebo (4,050 ± 1,681 vs 5,883 ± 0,763; p<0,05); kelompok pisang raja cere dengan kelompok beras kencur (4,050 ± 1,681 vs 7,720 ± 2,758; p<0,05), dan kelompok pisang raja cere dengan kelompok suplemen x (4,050 ± 1,681 vs 6,733 ± 2,069; p<0,05). Hal ini membuktikan bahwa pisang raja cere berperan dalam mencegah kenaikan kadar asam laktat darah sukarelawan pada perlakuan lari 400 m. Diagram yang menggambarkan selisih kadar asam laktat dari berbagai kelompok dapat dilihat pada Gambar
6 Pengaruh Suplemen Terhadap Kadar Asam Laktat (Samsul Bahri, dkk) Gambar 1. Kadar Asam Laktat Darah dari Berbagai Kelompok Perlakuan Pisang raja cere dalam penelitian dapat mencegah kenaikan kadar asam laktat darah secara signifikan yang ditandai dengan rendahnya selisih antara kadar asam laktat darah awal dan akhir. Hal ini dapat terjadi karena pisang mengandung karbohidrat yang cukup tinggi, yaitu sekitar 31,1g/100g. Karbohidrat yang terkandung dalam pisang merupakan karbohidrat sederhana sehingga mudah diserap oleh tubuh untuk menghasilkan energi. Dengan adanya sumber energi instan ini, tubuh tidak perlu memecah sumber energi lainnya misalnya glikogen. Dari tinjauan pustaka diketahui bahwa pada sistem glikolisis anaerob (sistem energi yang dominan pada aktivitas lari 400 m) glikogen akan diubah menjadi asam laktat. Karbohidrat komplek maupun sederhana akan diubah menjadi glukosa dengan cara yang sama. Karbohidrat komplek merupakan sumber karbohidrat yang dapat disimpan dan hasil akhir proses metaboliknya adalah penyimpanan glikogen. Beras merupakan sumber karbohidrat kompleks sehingga energi yang dihasilkan berasal dari glikogen. Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa pada 118
7 JURNAL IPTEK OLAHRAGA, VOL.9, No.2, Mei-Agustus 2007: sistem energi glikolisis anaerob, dimana kebutuhan energi tidak diimbangi dengan pasokan oksigen yang memadai maka akan dihasilkan asam laktat. Hal ini menjadi alasan mengapa kadar asam laktat akhir dan selisih asam laktat pada kelompok beras kencur mengalami peningkatan dibandingkan plasebo dan pisang raja cere. Suplemen x yang beredar di masyarakat dalam penelitian diketahui tidak dapat mencegah kenaikan kadar asam laktat darah setelah perlakuan lari 400 m. Dilihat dari kandungan yang tertera dalam label, suplemen x hanya berperan dalam mengganti ion-ion dan cairan tubuh yang hilang selama beraktivitas. Tekanan darah sistol mengalami peningkatan yang bermakna dari 111,083 ± 9,876 menjadi 130,000 ± 14,979; p<0,05 setelah perlakuan dibandingkan sebelum perlakuan lari 400 m. Peningkatan tekanan darah sistol terjadi karena adanya peningkatan cardiac output yang bersamaan dengan meningkatnya intensitas latihan. Peningkatan tekanan darah sistol berakibat pada peningkatan kecepatan aliran darah yang membawa suplai oksigen ke jaringan. Data tekanan darah dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Diagram Tekanan Darah Sebelum dan Setelah Perlakuan Denyut jantung merupakan salah satu parameter kardiovaskular yang sederhana dan informatif. Denyut jantung menggambarkan jumlah kerja jantung untuk memenuhi kebutuhan tubuh yang meningkat seiring dengan peningkatan aktivitas. Dari Gambar 3 terlihat bahwa denyut 119
8 Pengaruh Suplemen Terhadap Kadar Asam Laktat (Samsul Bahri, dkk) jantung sebelum perlakuan lari adalah 67,667 ± 8,752 dan nilai ini berada di rentang denyut jantung pada kondisi istirahat. Namun, kadar asam laktat darah awal yang diperoleh untuk masing-masing perlakuan cukup tinggi yaitu ± 3 mmol.l -1 dan kadar asam laktat dalam keadaan istirahat umumnya 1-2 mmol.l -1. Dilihat dari Gambar 4 diketahui adanya hubungan antara kadar asam laktat darah dengan denyut jantung dimana pada denyut jantung kurang dari 100 menit -1 kadar asam laktat berada dalam rentang istirahat. Hal ini penting karena kadar asam laktat dapat meningkat dengan cepat setelah mencapai kadar asam laktat di atas nilai istirahat. Oleh karena itu, pengukuran kadar asam laktat awal sebaiknya dilakukan saat kondisi istirahat dan tanpa akitivitas sehingga kadar asam laktat akhir yang terukur menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Peningkatan yang signifikan terjadi pada denyut jantung sebelum dan setelah perlakuan yaitu dari 67,667 ± 8,752 menjadi 91,167 ± 12,641; p<0,05. Saat mulai latihan, denyut jantung akan meningkat secara cepat seiring dengan intensitas latihan. Hal ini terjadi bersamaan dengan meningkatnya kebutuhan tubuh akan oksigen yang ditransfer oleh darah sehingga jantung akan memompa darah dengan frekuensi lebih besar. Data denyut jantung dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3. Diagram Denyut Jantung Sebelum dan Setelah Perlakuan 120
9 JURNAL IPTEK OLAHRAGA, VOL.9, No.2, Mei-Agustus 2007: Gambar 4. Hubungan antara Kadar Laktat Darah dan Denyut Jantung Kapasitas total paru-paru merupakan penjumlahan dari volume tidal, volume ekspirasi cadangan, dan volume inspirasi cadangan. Kapasitas total paru-paru menggambarkan jumlah total oksigen yang dapat diambil oleh paru-paru dari udara. Meskipun kapasitas oksidatif otot tergantung dari jumlah mitokondria dan jumlah enzim oksidatif, metabolisme oksidatif pada akhirnya bergantung pada suplai oksigen yang memadai. Saat istirahat, kebutuhan tubuh akan ATP relatif kecil sehingga hanya membutuhkan asupan oksigen minimal. Kebutuhan energi akan meningkat seiring dengan peningkatan intensitas latihan. Kebutuhan energi dapat dipenuhi dengan meningkatkan kecepatan produksi ATP secara oksidatif. Dalam upaya memenuhi kebutuhan otot akan oksigen, kecepatan dan kedalaman respirasi meningkat, mempercepat pertukaran gas di paru-paru, dan denyut jantung meningkat guna memompa lebih banyak darah yang mengandung oksigen ke otot. Diagram yang menggambarkan data volume paru-paru dapat dilihat pada Gambar 5. Kadar hemoglobin menunjukkan nilai kapasitas pengangkutan oksigen dalam darah. Semakin besar uptake oksigen maka kecepatan eliminasi asam laktat dari tubuh akan meningkat dan semakin besar pula energi yang dapat dihasilkan melalui proses aerob. Dari penelitian diketahui bahwa kadar hemoglobin sukarelawan adalah 12,108 ± 0,
10 Pengaruh Suplemen Terhadap Kadar Asam Laktat (Samsul Bahri, dkk) Namun, kadar hemoglobin dan kapasitas total paru ini tidak signifikan pengaruhnya terhadap jenis olahraga yang dominan anaerob volume (ml) volume yang 1 diukur volume tidal volume ekspirasi cadangan kapasitas total volume inspirasi cadangan Gambar 5. Diagram Data Volume Paru-paru PEMBAHASAN Pisang raja cere dalam penelitian dapat mencegah kenaikan kadar asam laktat darah secara signifikan yang ditandai dengan rendahnya selisih antara kadar asam laktat darah awal dan akhir. Hal ini dapat terjadi karena pisang mengandung karbohidrat yang cukup tinggi, yaitu sekitar 31,1g/100g. Karbohidrat yang terkandung dalam pisang merupakan karbohidrat sederhana sehingga mudah diserap oleh tubuh untuk menghasilkan energi. Dengan adanya sumber energi instan ini, tubuh tidak perlu memecah sumber energi lainnya misalnya glikogen. Dari tinjauan pustaka diketahui bahwa pada sistem glikolisis anaerob (sistem energi yang dominan pada aktivitas lari 400 m) glikogen akan diubah menjadi asam laktat. Karbohidrat komplek maupun sederhana akan diubah menjadi glukosa dengan cara yang sama. Karbohidrat komplek merupakan sumber karbohidrat yang dapat disimpan dan hasil akhir proses metaboliknya adalah penyimpanan glikogen. Beras merupakan sumber karbohidrat kompleks sehingga energi yang dihasilkan berasal dari glikogen. Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa pada sistem energi glikolisis anaerob, kebutuhan energi tidak diimbangi 122
11 JURNAL IPTEK OLAHRAGA, VOL.9, No.2, Mei-Agustus 2007: dengan pasokan oksigen yang memadai maka akan dihasilkan asam laktat. Hal ini menjadi alasan mengapa kadar asam laktat akhir dan selisih asam laktat pada kelompok beras kencur mengalami peningkatan dibandingkan plasebo dan pisang raja cere. Suplemen x yang beredar di masyarakat dalam penelitian diketahui tidak dapat mencegah kenaikan kadar asam laktat darah setelah perlakuan lari 400 m. Dilihat dari kandungan yang tertera dalam label, suplemen x hanya berperan dalam mengganti ion-ion dan cairan tubuh yang hilang selama beraktivitas. KESIMPULAN Pisang raja cere dapat menurunkan kadar asam laktat secara signifikan yang ditandai dengan rendahnya selisih kadar asam laktat darah sebelum dan setelah perlakuan. Beras kencur dan suplemen x yang beredar di masyarakat dan diklaim dapat mengurangi kelelahan tidak berperan dalam menurunkan kadar asam laktat darah sebagai indikator kelelahan. Data kapasitas total paru-paru dan data kadar hemoglobin tidak signifikan pengaruhnya terhadap jenis olahraga yang dominan anaerob seperti lari 400 m. DAFTAR PUSTAKA Guyton, A. C., 1986, Textbook of Medical Physiology, 7 th ed., Terjemahan E. Pakaryaningsih, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Rostanty, I., 2005, Studi Kadar Asam Laktat Darah Atlet Ditinjau dari Berbagai Perlakuan, Skripsi. Bandung: Sekolah Farmasi ITB. 123
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga merupakan keperluan dalam kehidupan kita, apalagi bagi orang yang ingin meningkatkan kesehatannya. Kebanyakan orang latihan untuk mendapatkan manfaat dari latihan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Oksigen kaleng lazim digunakan di dunia olahraga karena ada anggapan bahwa penggunaan oksigen kaleng mempercepat waktu istirahat menjadi pulih setelah tubuh lelah akibat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan tujuan untuk memperoleh prestasi optimal pada cabang-cabang olahraga.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga adalah kegiatan yang dilakukan dan dikelola secara profesional dengan tujuan untuk memperoleh prestasi optimal pada cabang-cabang olahraga. Atlet yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu yang membutuhkan daya tahan jantung paru. Kesegaran jasmani yang rendah diikuti dengan penurunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. wanita atau laki-laki sampai anak-anak, dewasa, dan orangtua bahwa dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Olahraga yang sangat membudaya dari zaman kuno sampai ke zaman modern sekarang ini, baik di Indonesia maupun dunia internasional mulai dari wanita atau laki-laki
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Metabolisme Energi Otot Rangka Kreatin fosfat merupakan sumber energi pertama yang digunakan pada awal aktivitas kontraktil. Suatu karakteristik khusus dari energi yang dihantarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan, memelihara kesegaran jasmani (fitness) atau sebagai terapi untuk memperbaiki kelainan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. landasan awal dalam pencapaian prestasi (M. Sajoto, 1988)
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dalam dunia olahraga kondisi fisik atlit memegang peranan penting dalam menjalankan program latihannya, Fisik seorang atlit juga salah satu syarat yang sangat diperlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. LatarBelakang Masalah. Lari jarak pendek (sprint) adalah lari yang menempuh jarak antara 100
BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Masalah Lari jarak pendek (sprint) adalah lari yang menempuh jarak antara 100 meter sampai dengan 400 meter (Yoyo, 2000). Lari sprint 100 meter merupakan nomor lari jarak
Lebih terperinci2015 KONTRIBUSI DENYUT NADI ISTIRAHAT DAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU TERHADAP KAPASITAS AEROBIK
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Olahraga merupakan salah satu kesatuan yang memiliki tujuan cukup luas antaranya adalah untuk prestasi, pendidikan, dan sebagai aktivitas untuk kesehatan,
Lebih terperincidirencanakan antara pembebanan dan recovery. Lari interval ini merupakan lari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lari interval merupakan lari berdasarkan pada perubahan yang direncanakan antara pembebanan dan recovery. Lari interval ini merupakan lari yang diselingi oleh
Lebih terperinciSuharjana FIK UNY Suharjana FIK UNY
Latihan aerobik bertujuan untuk memperbaiki kinerja aerobik dan anaerobik. Kinerja aerobik dan anaerobik ini dapat dicapai melalui konsumsi oksigen maksimum (VO2Max) Endurance training merupakan model
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kesehatan, bahkan pada bungkus rokok-pun sudah diberikan peringatan mengenai
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rokok merupakan hal yang sudah tidak asing bagi masyarakat Indonesia. Bahkan menurut data WHO tahun 2011, jumlah perokok Indonesia mencapai 33% dari total jumlah penduduk
Lebih terperinciADAPTASI CARDIORESPIRATORY SAAT LATIHAN AEROBIK DAN ANAEROBIK Nugroho Agung S.
ADAPTASI CARDIORESPIRATORY SAAT LATIHAN AEROBIK DAN ANAEROBIK Nugroho Agung S. PENGERTIAN Cardiorespiratory -> kesanggupan sistem jantung, paru dan pembuluh darah untuk berfungsi secara optimal pada keadaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Prayogi Guntara, 2014 Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap cabang olahraga memiliki kriteria kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang atletnya. Di cabang olahraga dayung fisik, teknik, taktik, dan mental
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. VO2max dianggap sebagai indikator terbaik dari ketahanan aerobik.
1 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat VO2max Burns (2000:2) VO2max adalah jumlah maksimal oksigen yang dapat dikonsumsi selama aktivitas fisik yang intens sampai akhirnya terjadi
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN PISANG (MUSA PARADISIACA) TERHADAP KELELAHAN OTOT (AEROB DAN ANAEROB) PADA ATLET SEPAK TAKRAW
PENGARUH PEMBERIAN PISANG (MUSA PARADISIACA) TERHADAP KELELAHAN OTOT (AEROB DAN ANAEROB) PADA ATLET SEPAK TAKRAW Ahmad Syauqy 1, Cicip Rozana Rianti 1, Siti Kumairoh 1 1) Program Studi Ilmu Gizi Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang ingin menjalani kehidupannya senantiasa dalam keadaan sehat. Untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal, berbagai upaya telah dilakukan, salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, masyarakat semakin sadar terhadap pentingnya olahraga bagi kesehatan tubuh. Di berbagai kota besar sudah mulai banyak bermunculan pusatpusat kebugaran tubuh
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
21 HASIL DAN PEMBAHASAN Pada setiap sediaan otot gastrocnemius dilakukan tiga kali perekaman mekanomiogram. Perekaman yang pertama adalah ketika otot direndam dalam ringer laktat, kemudian dilanjutkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Glukosa merupakan sumber energi utama bagi seluruh manusia. Glukosa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Glukosa merupakan sumber energi utama bagi seluruh manusia. Glukosa terbentuk dari karbohidrat yang dikonsumsi melalui makanan dan disimpan sebagai glikogen di hati
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG. dalam kondisi aktivitas fisik yang kurang. Frekuensi aktivitas fisik yang kurang
BAB I LATAR BELAKANG A. Latar Belakang Meningkatnya taraf hidup masyarakat berdampak pada penurunan aktivitas fisik. Hal tersebut dapat dilihat dari rata-rata proporsi kecenderungan aktivitas fisik yang
Lebih terperinciVol. 1 No. 1 ISSN Analisis Kapasitas Vital Paru Terhadap VO2Max Mahasiswa Baru FPOK IKIP Mataram Tahun Akademik 2015 / 2016
Analisis Kapasitas Vital Paru Terhadap Mahasiswa Baru FPOK IKIP Mataram Tahun Akademik 2015 / 2016 Isyani Dosen FPOK IKIP Mataram Email: duatujuhyard@yahoo.com Abstract Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Lebih terperinciKontraksi otot membutuhkan energi, dan otot disebut sebagai mesin. pengubah energi kimia menjadi kerja mekanis. sumber energi yang dapat
SUMBER-SUMBER ENERGI DAN METABOLISME Kontraksi otot membutuhkan energi, dan otot disebut sebagai mesin pengubah energi kimia menjadi kerja mekanis. sumber energi yang dapat segera digunakan adalah derivat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latihan fisik merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran. Seseorang dengan aktivitas fisik rendah memiliki 20% sampai 30% lebih tinggi risiko
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Glukosa darah adalah salah satu gula monosakarida dan salah satu sumber karbon terpenting yang digunakan sebagai sumber energi yang adekuat bagi sel-sel, jaringan,
Lebih terperinciPERUBAHAN FISIOLOGIS KARENA LATIHAN FISIK Efek latihan a. Perubahan biokhemis b. Sistem sirkulasi dan respirasi c. Komposisi badan, kadar kholesterol
PERUBAHAN FISIOLOGIS KARENA LATIHAN FISIK Efek latihan a. Perubahan biokhemis b. Sistem sirkulasi dan respirasi c. Komposisi badan, kadar kholesterol dan trigliceride tekanan darah, dan aklimatisasi pada
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Umbulharjo, Yogyakarta, memiliki 24 kelas, yang masing masing kelas
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Tempat Penelitian SDIT Luqman Al Hakim Yogyakarta terletak di Muja Muju, Umbulharjo, Yogyakarta, memiliki 24 kelas, yang masing masing kelas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. membentuk suatu asam yang harus dibuang dari tubuh (Corwin, 2001). duktus alveolaris dan alveoli (Plopper, 2007).
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem kardiovaskular dan sistem respirasi harus bekerja sama untuk melakukan pertukaran gas. Sistem ini berfungsi untuk mengelola pertukaran oksigen dan karbondioksida
Lebih terperinciLATIHAN KETAHANAN (ENDURANCE) Oleh: Prof. Dr. Suharjana, M.Kes Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta
LATIHAN KETAHANAN (ENDURANCE) Oleh: Prof. Dr. Suharjana, M.Kes Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta Latihan endurance (endurance training) merupakan model latihan yang biasa digunakan
Lebih terperinciPENDAHULUAN Dayung adalah satu cabang olahraga yang membutuhkan kondisi tubuh prima agar dapat tampil sebaik mungkin pada saat latihan maupun ketika p
ROWING PHYSIOLOGY PENDAHULUAN Dayung adalah satu cabang olahraga yang membutuhkan kondisi tubuh prima agar dapat tampil sebaik mungkin pada saat latihan maupun ketika pertandingan. Pada saat latihan dan
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. jam yang dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pada hari latihan dan hari tidak
BAB V PEMBAHASAN A. Asupan Karbohidrat Berdasarkan hasil wawancara dengan menggunakan food recall 1 x 24 jam yang dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pada hari latihan dan hari tidak latihan diketahui bahwa
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Minuman Beroksigen Sebagian besar massa tubuh manusia adalah air. Air berperan sangat penting dalam proses metabolisme tubuh. Fungsi utama air dalam proses metabolisme adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan olahraga sudah menjadi bagian dari aktivitas sehari-hari. Olahraga banyak diminati oleh masyarakat karena dikenal memiliki berbagai manfaat untuk menjaga kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prestasi merupakan salah satu faktor dalam pembangunan olahraga. Prestasi juga dapat dijadikan tolak ukur untuk melihat status atau tingkat pencapaian dan keberhasilan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. cabang-cabang olahraga. Atlet yang menekuni salah satu cabang tertentu untuk
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Olahraga Prestasi adalah kegiatan olahraga yang dilakukan dan dikelola secara profesional dengan tujuan untuk memperoleh prestasi optimal pada cabang-cabang olahraga.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu faktor yang menjadi penyebab utama penurunan kapasitas perfoma tubuh saat beraktivitas fisik seperti berolahraga selain karena berkurangnya jumlah cairan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seorang atlet badminton harus selalu tampil prima dalam setiap pertandingan untuk mencapai hasil yang optimal. Kondisi fisik adalah salah satu persyaratan yang
Lebih terperinciProblem kebugaran dan kesehatan. Suharjana FIK UNY
Problem kebugaran dan kesehatan PENDAHULUAN Kebugaran jasmani berarti kesanggupan seseorang untuk menjalankan tugas sehari hari tanpa merasa lelah yang berlebihan sehat menunjuk pada kondisi seseorang
Lebih terperinciAFC B LICENCE COACHING COURSE
AFC B LICENCE COACHING COURSE SISTEM ENERGI Oleh: Prof. Dr. Sukadiyanto, M.Pd Guru Besar Pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta PENGERTIAN ENERGI Setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Kation ekstraseluler utama adalah natrium (Na + ), sedangkan kation
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Cairan tubuh adalah cairan suspense sel di dalam tubuh yang memiliki fungsi fisiologis tertentu.cairan tubuh merupakan komponen penting bagi cairan ekstraseluler,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebugaran jasmani adalah kondisi jasmani yang berhubungan dengan kemampuan atau kesanggupan tubuh yang berfungsi dalam menjalankan pekerjaan secara optimal dan efisien.
Lebih terperinciAKTIVITAS FISIK BAGI KEBUGARAN DAN KESEHATAN
AKTIVITAS FISIK BAGI KEBUGARAN DAN KESEHATAN Prof. Dr. Suharjana, M.Kes. PENDAHULUAN Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi selain mempermudah kehidupan manusia dalam berbagai kegiatan seharihari,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. statis artinya normalnya fungsi alat-alat tubuh pada waktu istirahat dan sehat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sehat menurut Santoso (2004:16) terbagi dalam dua tingkatan yaitu sehat statis artinya normalnya fungsi alat-alat tubuh pada waktu istirahat dan sehat dinamis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komunikasi dan trasportasi dirasa memperpendek jarak dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan modern kini menuntut segala sesuatu yang serba cepat. Baik dalam aktivitas pekerjaan, kehidupan rumah tangga dan kebutuhan makan dalam sehari-hari. Perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melekat kecintaanya terhadap cabang olahraga ini. Sepuluh tahun terakhir ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bulutangkis adalah salah satu cabang olahraga yang popular dan banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Bahkan masyarakat Indonesia sudah melekat kecintaanya terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari salah satu jalur energi dalam tubuh yang dikenal sebagai glikolisis (Mc
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Aktifitas fisik dengan maksimal akan mengalami kelelahan. Kelelahan adalah menurunnya kualitas dan kuantitas kerja atau olahraga yang disebabkan (akibat dari)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. enzim dari jalur lintas glikolitik dan heksosa monofosfat dari metabolisme
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam era teknologi maju olahraga menjadi semakin penting bagi sumberdaya manusia (SDM) agar dapat menempatkan diri pada kedudukan yang lebih baik untuk meningkatkan
Lebih terperinciJurnal Siliwangi Vol.3. No.1, 2017 ISSN Seri Pendidikan
HUBUNGAN KADAR HAEMOGLOBIN DAN KEKUATAN OTOT PERNAPASAN DENGAN KAPASITAS VO2MAX PEMAIN SEPAK BOLA UNSIL UNITED Sani Gunawan 1), Haikal Millah 2), Rd. Herdi Hartadji 3) 1,2,3 Jurusan Pendidikan Jasmani
Lebih terperinciVol. 1 No. 1 ISSN Analisis Kapasitas Vital Paru Terhadap VO2Max Mahasiswa Baru FPOK IKIP Mataram Tahun Akademik 2015 / 2016
Analisis Kapasitas Vital Paru Terhadap Mahasiswa Baru FPOK IKIP Mataram Tahun Akademik 2015 / 2016 Isyani Email: duatujuhyard@yahoo.com Abstract; Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh
Lebih terperinciMODUL 9 KEBUTUHAN ZAT GIZI DAN JUMLAH KALORI YANG DIPERLUKAN OLEH ATLET
MODUL 9 KEBUTUHAN ZAT GIZI DAN JUMLAH KALORI YANG DIPERLUKAN OLEH ATLET Pendahuluan Prestasi olahraga yang tinggi perlu terus menerus dipertahankan dan ditingkatkan lagi. Salah satu faktor yang penting
Lebih terperinciKONSUMSI PISANG AMBON PADA AKTIVITAS FISIK SUBMAKSIMAL MENINGKATKAN KADAR GLUKOSA DARAH. Alin Anggreni Ginting
Helper, Vol 34 No 2 (2017) - 47 KONSUMSI PISANG AMBON PADA AKTIVITAS FISIK SUBMAKSIMAL MENINGKATKAN KADAR GLUKOSA DARAH Alin Anggreni Ginting Abstrak Energi merupakan syarat utama untuk melakukan kerja,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sama lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Muatan positif merupakan hasil pembentukan dari kation dalam larutan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air adalah kebutuhan utama pada makhluk hidup, terutama manusia.tidak ada makhluk hidup bisa hidup tanpa adanya air yang di konsumsi. Karena pada proses metabolisme,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Olahraga 2.1.1. Definisi Olahraga Olahraga ialah tindakan fisik untuk meningkatkan kesehatan atau memperbaiki deformitas fisik (Dorland s 2004). Sedangkan menurut Gale Encyclopedia
Lebih terperinciPROFIL VO2MAX DAN DENYUT NADI MAKSIMAL PEMAIN DIKLAT PERSIB U-21
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepak bola merupakan olahraga yang dikenal sejak ribuan tahun yang lalu dengan beberapa aturan permainan yang cukup menarik dan mudah diterima oleh kalangan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. Pengolahan data yang dilakukan pada masing-masing kelompok
40 BAB IV ANALISIS DATA A. Hasil Penelitian Pengolahan data yang dilakukan pada masing-masing kelompok menentukan jumlah keseluruhan dari hasil penelitian. Data yang diperoleh dari hasil pengukuran Accutrend
Lebih terperinciLampiran 2 Form informed consent INFORMED CONSENT
56 Lampiran 2 Form informed consent INFORMED CONSENT Kami meminta Anda bersama 45 orang lainnya untuk turut terlibat dalam penelitian berjudul Manfaat Air Minum Beroksigen terhadap Stamina Mahasiswa dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan olahraga dewasa ini semakin pesat di Indonesia seiring dengan perkembangan teknologi dan pengetahuan. Dari sejumlah daftar cabang olahraga yang berkembang
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK DENGAN KESEGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH DASAR DI SD N KARTASURA I SKRIPSI
HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK DENGAN KESEGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH DASAR DI SD N KARTASURA I SKRIPSI Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1
Lebih terperincitenaga kerja yang sesuai dengan jenis pekerjaannya (Suma mur, 2014). organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka waktu tertentu.
1. Beban Kerja a. Pengertian Beban Kerja Beban kerja adalah keadaan pekerja dimana dihadapkan pada tugas yang harus diselesaikan pada waktu tertentu. Beban kerja adalah beban yang ditanggung tenaga kerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap harinya, tubuh kita melakukan aktivitas fisik yang beragam, baik itu ringan maupun berat. Untuk dapat melakukan aktivitas fisik dengan baik, diperlukan pula
Lebih terperinciMata Kuliah Olahraga 1 Soal-soal dan jawaban
Mata Kuliah Olahraga 1 Soal-soal dan jawaban 1. Apa yang dimaksud dengan gerak olahraga? Gerak yang dilakukan atas dasar fakta empiris dan secara deduktif menunjukkan aktifitas gerak yang mempunyai ciri-ciri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kebugaran jasmani berhubungan dengan keberadaan hemoglobin di. Jumlah sel darah merah dan jumlah hemoglobin didalam sel-sel sangat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebugaran jasmani adalah harta yang sangat berharga bagi setiap individu manusia. Kebugaran jasmani adalah suatu kondisi tubuh seseorang dimana dia memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu perubahan pembangunan bangsa. Peranan penting tersebut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap individu dalam masyarakat berperan penting sebagai agen dari suatu perubahan pembangunan bangsa. Peranan penting tersebut membutuhkan suatu keadaan yang mendukung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gaya hidup sehat merupakan suatu tuntutan bagi manusia untuk selalu tetap aktif menjalani kehidupan normal sehari-hari. Setiap aktivitas memerlukan energi, yang tercukupi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dan menghadapi hal-hal darurat tak terduga (McGowan, 2001). Lutan. tahan dan fleksibilitas, berbagai unsur kebugaran jasmani saling
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebugaran jasmani adalah kemampuan untuk melaksanakan tugas seharihari dengan giat dan penuh kewaspadaan tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan dengan energi yang cukup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahan aerobik yang baik diperlukan tingkat VO 2 max yang tinggi. Banyak faktor
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini keikutsertaan wanita dalam pertandingan/perlombaan dalam bidang olahraga prestasi semakin meningkat. Secara biologis wanita setiap bulan akan mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dewasa yang ditandai dengan pubertas. Remaja yang sehat adalah remaja
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak menuju dewasa yang ditandai dengan pubertas. Remaja yang sehat adalah remaja yang produktif dan kreatif sesuai dengan
Lebih terperinci~Ir\"-r\ ) \~I~! 09!/
UJI MALACHITE GREEN UNTUK BERBAGAI JENIS PERLAKUAN SEBELUM PENYEMBELIHAN PADA AYAM BROILER ~Ir\"-r\ ) \~I~! 09!/ SKRIPSI Oleh MUHAMMAD RIZAL MARTUAH DAMANIK B. 20 1737 FAKULTAS KECOKTERAN HEWAN INSTITUT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melakukan aktivitas fisik dengan baik untuk memacu semangat belajar.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Latihan kondisi fisik (physical conditioning) memegang peranan yang sangat penting untuk mempertahankan atau meningkatkan derajat kesegaran jasmani (physical fitness).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses bernapas merupakan salah satu fungsi dasar bagi manusia untuk mempertahanan kelangsungan hidupnya. Tujuan dari bernapas adalah menyediakan oksigen untuk keperluan
Lebih terperinciPerbedaan Kadar Hemoglobin yang Berolahraga Futsal dan Tidak Berolahraga. Jl. Hariangbangga No.20 Bandung
Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: 2460-657X Perbedaan Kadar Hemoglobin yang Berolahraga Futsal dan Tidak Berolahraga Bayu Ewangga 1, Ieva B. Akbar 2, Rika Nilapsari 3 1 Pedidikan Dokter, Fakultas Kedokteran,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. hari yang dicirikan dengan penurunan voluntary body movement dan penurunan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidur adalah suatu insting untuk memulihkan diri dari aktivitas pada siang hari yang dicirikan dengan penurunan voluntary body movement dan penurunan kewaspadaan terhadap
Lebih terperinciMETODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data
22 METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional yang menggambarkan hubungan antara asupan makanan dan komposisi lemak tubuh terhadap kapasitas daya tahan tubuh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Afrian Dhea Fahmi, 2015 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN GIZI ATLET SQUASH DENGAN POLA MAKAN PASCA KOMPETISI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga merupakan aktivitas untuk meningkatkan stamina tubuh yang mempunyai dampak positif terhadap derajat kesehatan, oleh karena itu olahraga dianjurkan untuk dilaksanakan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Glukosa Glukosa merupakan sumber energi utama bagi seluruh manusia. Glukosa terbentuk dari hasil hidrolisis karbohidrat. 1 Karbohidrat
Lebih terperinciPengaruh Natrium Bikarbonat Per Oral terhadap Penampilan-Sprint pada Tes Ergometer Sepeda
ARTIKEL PENELITIAN Pengaruh Natrium Bikarbonat Per Oral terhadap Penampilan-Sprint pada Tes Ergometer Sepeda Iwan Budiman Bagian Karya Tulis Ilmiah, Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Abstrak
Lebih terperinciKesinambungan Energi dan Aktifitas Olahraga. (Nurkadri)
Kesinambungan Energi dan Aktifitas Olahraga (Nurkadri) Abstrak Olahraga adalah aktiftas jasmani yang membutuhkan energy dalam melakukannya. Kadar energy yang dibutuhkan disesuaikan dengan berat atau ringan
Lebih terperinciKEGIATAN OLAHRAGA DAN KESINAMBUNGAN ENERGI
Jurnal Visi Ilmu Pendidikan halaman 1558 KEGIATAN OLAHRAGA DAN KESINAMBUNGAN ENERGI Oleh : Eka. Supriatna 1 Jurusan Ilmu Keolahragaan Email : ekasupriatna@ymail.com Abstrak : Di lapangan seorang pelatih
Lebih terperinci4/11/2015. Nugroho Agung S.
Protein Makronutrisi Karbohidrat Lemak Nugroho Agung S. Jenis Fungsi Karbohidrat (4 kcal/g) Sumber energi dan bahan energi untuk otot (dari gula dan glikogen) Pengontrol lemak dan kolesterol (dari serat)
Lebih terperinciPOKOK BAHASAN IX IX. PENGGUNAAN ENERGI MEKANIK PADA TERNAK KERJA. Mengetahui proses metabolisme dan dinamika fisiologi pada ternak kerja
Tatap muka ke : 13 POKOK BAHASAN IX IX. PENGGUNAAN ENERGI MEKANIK PADA TERNAK KERJA Tujuan Instruksional Umum : Memberikan pengetahuan tentang penggunaan energi mekanik yang dihasilkan dari proses metabolisme
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. selama metabolisme berkepanjangan saat latihan yang intens. 1,2 Berdasarkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Daya tahan kardiorespirasi adalah salah satu unsur kebugaran jasmani yang menggambarkan kemampuan pembuluh paru-paru jantung dan darah untuk memberikan jumlah
Lebih terperinciSMA XII (DUA BELAS) BIOLOGI METABOLISME
JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMA XII (DUA BELAS) BIOLOGI METABOLISME Metabolisme adalah seluruh reaksi kimia yang dilakukan oleh organisme. Metabolisme juga dapat dikatakan sebagai proses
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. diperlukan dalam mensuplai energi untuk aktifitas fisik (1).
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga merupakan salah satu cara untuk meningkatkan ketahanan fisik sekaligus sebagai upaya memelihara kesehatan dan kebugaran, selain itu olahraga juga dapat ditunjukkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Komponen-komponen dari kebugaran jasmani terbagi menjadi dua yaitu healthrelated
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Olahraga permainan dan bela diri Olahraga adalah aktivitas fisik yang terencana, terstruktur, dan dilakukan berulang-ulang yang bertujuan meningkatkan kebugaran jasmani seseorang.
Lebih terperinciHUBUNGAN MINUMAN ISOTONIK DENGAN KONSUMSI OKSIGEN MAKSIMAL PADA MAHASISWA JPOK UNLAM BANJARBARU
Azizah. dkk. Hubungan Minuman Isotonik dengan HUBUNGAN MINUMAN ISOTONIK DENGAN KONSUMSI OKSIGEN MAKSIMAL PADA MAHASISWA JPOK UNLAM BANJARBARU Azizah 1, Agung Biworo 2, Asnawati 3 1 Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. hampir semua tenaga kerja pada unit weaving PT. Iskandar Tekstil adalah
BAB V PEMBAHASAN Pada penelitian ini responden berjenis kelamin perempuan dikarenakan hampir semua tenaga kerja pada unit weaving PT. Iskandar Tekstil adalah perempuan. Rata-rata responden berusia produktif
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kebugaran dan kesehatan tubuh (Giam dan Teh, 1992).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga merupakan gerak tubuh yang sengaja dilakukan oleh manusia untuk meningkatkan kebugaran dan kesehatan tubuh (Giam dan Teh, 1992). Olahraga terdiri atas rangkaian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Prestasi olahraga yang menurun bahkan di tingkat ASEAN menjadi suatu
15 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prestasi olahraga yang menurun bahkan di tingkat ASEAN menjadi suatu keprihatinan tersendiri bagi kondisi olahragawan profesional di Indonesia. Untuk membina seorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Olahraga merupakan aktivitas yang sangat penting untuk mempertahankan kebugaran seseorang. Olahraga juga merupakan suatu perilaku aktif yang menggiatkan metabolisme
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. memerlukan kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas. Menurut Irianto (2004: 2),
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kebugaran Jasmani Lutan (2001:7), mengatakan bahwa kebugaran jasmani (yang terkait dengan kesehatan) adalah kemampuan seseorang untuk melakukan tugas fisik yang memerlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anaerobik adalah lari cepat jarak pendek, interval training, lari seratus. yard, renang sprint, serta bersepeda cepat.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latihan fisik merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang untuk meningkatkan atau memelihara kebugaran tubuh. Latihan fisik dapat dibagi dalam berbagai macam bentuk.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gerak adalah aktivitas fisik dan merupakan ciri kehidupan. Sesuai dengan pepatah yang mengatakan Dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat, maka aktivitas fisik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kemampuan otot dan sistem kardiorespiratori dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Latihan endurance merupakan bentuk latihan aerobik untuk meningkatkan kemampuan otot dan sistem kardiorespiratori dalam melakukan olahraga (Fink et al., 2011). Salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masih cukup tinggi (Paramurthi, 2014). Pada tahun 2014, lebih dari 1,9 miliar
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi mengakibatkan perilaku penduduk berubah dan menimbulkan ketidakseimbangan antara asupan makanan dengan aktivitas yang lebih banyak kurang gerak sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gaya hidup adalah cara hidup berdasarkan pola perilaku yang berhubungan dengan karakteristik individu, interaksi sosial, dan kondisi kehidupan sosial ekonomi serta
Lebih terperinciPERUBAHAN- PERUBAHAN POSITIF PADA TUBUH AKIBAT OLAHRAGA
BAHAN AJAR 1 PERUBAHAN- PERUBAHAN POSITIF PADA TUBUH AKIBAT OLAHRAGA Perubahan Positif Pada Tubuh Menyimak makna yang terkandung dalam pengertian olahraga nampaknya ada suatu tujuan yang ingin dicapai
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan jenis kelamin menurut Suma mur (2014) memiliki kekuatan otot yang
BAB V PEMBAHASAN Responden dalam penelitian ini semua berjenis kelamin perempuan. Berdasarkan jenis kelamin menurut Suma mur (2014) memiliki kekuatan otot yang berbeda. Kekuatan otot merupakan penentu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Usia remaja merupakan usia peralihan dari anak-anak menuju dewasa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia remaja merupakan usia peralihan dari anak-anak menuju dewasa yang berawal dari usia 9-10 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun. Remaja sebagai golongan individu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rahmad Santoso, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi sekarang ini masyarakat disibukkan dengan pekerjaan yang menjadi rutinitas masyarakat tersebut. Masyarakat membutuhkan waktu untuk merefresh
Lebih terperinci