BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Konsep Sistem Informasi Menurut Turban [17] Sistem informasi merupakan sistem yang mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis dan menyebarkan data dan informasi untuk tujuan yang spesifik. Menurut UK Academy of Information Systems (UKAIS) sistem informasi adalah penggunaan teknologi untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, menggunakan dan menyebarkan informasi oleh orang dan organisasi [18]. Misi Sistem Informasi adalah menyediakan data yang berkualitas untuk mendukung kebutuhan bisnis sedangkan misi substansial dari sistem informasi berkaitan dengan critical success factor tujuan bisnis menurut Spewak (1992), adalah sebagai berikut : a. Menyediakan akses yang efektif atas data dalam format yang berguna pada waktu dan lokasi dibutuhkan. b. Memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan kebutuhan bisnis (fleksibel) serta mudah dan efisien dalam pemeliharannya. c. Mengelola data sehingga memiliki integritas, konsistensi dan kesesuaian dengan standar untuk skala seluruh enterprise. d. Mengintegrasikan data dan aplikasi seluruh enterprise, sehingga baik data dan aplikasi dapat digunakan oleh seluruh pihak (unit organisasi) terkait dalam enterprise. e. Memiliki aspek pembiayaan yang efektif, memberikan pertambahan nilai dan return on investment (ROI) yang jelas dan terukur. Komponen Sistem Informasi menurut Turban (2008) terdiri dari : 1. Hardware, merupakan kumpulan peralatan seperti prosesor, monitor, keyboard, printer untuk mengumpulkan data dan informasi, memproses dan menampilkannya. 2. Software, merupakan kumpulan program yang menginstruksikan hardware untuk memproses data. 7

2 3. Database, merupakan kumpulan file, tabel, relasi dan sebagainya yang menyimpan data dan menghubungkan antar data. 4. Network, merupakan sistem yang menghubungkan antar komputer yang berbeda sehingga memungkinkan terjadinya sharing sumber daya. 5. Procedure, merupakan kumpulan instruksi tentang bagaimana menggabungkan hardware, software, database, dan network untuk memproses informasi dan menghasilkan output yang diinginkan. 6. People, merupakan individu yang bekerja dengan sistem, yang berinteraksi dengan sistem atau yang menggunakan output dari sistem. Kriteria informasi menurut COBIT [8] adalah sebagai berikut : a. Efektivitas: informasi relevan dan dapat diterapkan pada proses bisnis, dan disediakan secara tepat, konsisten, berguna, dan tepat waktu. b. Efisiensi: penyediaan informasi dengan penggunaan sumber daya secara optimal (produktif dan ekonomis). c. Kerahasiaan: perlindungan atas informasi yang sensitif dari pengungkapan yang tidak terotorisasikan. d. Integritas: akurasi dan kelengkapan informasi serta validitasnya sesuai dengan harapan dan nilai-nilai bisnis. e. Ketersediaan: informasi tersedia ketika diperlukan oleh proses bisnis dan juga dalam hal menjaga sumber dayanya. f. Kepatuhan: sesuai, selaras dengan hukum, peraturan, dan pengaturanpengaturan kontraktual atas proses-proses bisnis. g. Kehandalan Informasi: berkaitan dengan kehandalan sistem untuk menyediakan informasi bagi manajemen, menyediakan pelaporan informasi finansial bagi pengguna, dan menyediakan informasi bagi pihakpihak regulator dalam kaitannya dengan kepatuhan atas hukum dan aturanaturan. 8

3 II.1.1. Perencanaan Strategis Sistem Informasi Perencanaan strategis sistem informasi merupakan langkah awal dalam metodologi kerekayasaan informasi yang dikemukakan oleh James Martin [10]. Perencanaan stretegis sistem informasi bertujuan untuk mempersiapkan rencana bagi pengelolaan analisis, perancangan dan pengembangan sistem informasi berbasis komputer. Gambar II.1 Piramid metodologi kerekayasaan informasi Metodologi kerekayasaan informasi direpresentasikan dalam bentuk sebuah piramid seperti pada gambar II.1. Pada tiap langkahnya dilihat dari dua sisi yaitu data dan aktivitas. Pada puncak piramid adalah perencanaan strategis sistem informasi, yang jika dilihat dari sisi data merupakan tinjauan strategis terhadap kebutuhan informasi untuk menjalankan enterprise secara efektif sedangkan dari sisi aktivitas adalah tinjauan strategis bagaimana teknologi dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja enterprise. Pada lapis ke dua adalah analisis data dan proses yang dibutuhkan untuk mengoperasikan perusahaan. Pada lapis ke tiga berhubungan dengan perancangan sistem dan lapis yang terakhir adalah konstruksi dari sistem informasi yang dibutuhkan. 9

4 Menurut Ward [18] Strategi dapat didefinisikan sebagai kumpulan aksi yang terintegrasi bertujuan pada peningkatan kemajuan enterprise jangka panjang dan merupakan kekuatan dari enterprise terhadap competitor. Perencanaan strategis merupakan analisis secara sistematis dan komprehensif untuk mengembangkan sebuah rencana kegiatan. Secara esensial, strategi SI/TI dibagi menjadi dua bagian yaitu komponen sistem informasi dan komponen teknologi informasi. Strategi sistem informasi mendefinisikan kebutuhan organisasi akan informasi dan sistem untuk mendukung seluruh strategi bisnis. Strategi teknologi informasi fokus pada visi bagaimana kebutuhan organisasi akan informasi dan sistem dapat di dukung oleh teknologi [18]. Perencanaan sistem informasi merupakan proses untuk menetapkan serangkaian kegiatan pemanfaataan sistem informasi atau teknologi informasi untuk mendukung bisnis suatu organisasi dan merupakan langkah awal dalam pencapaian misi sistem informasi. II.1.2. Sistem Informasi Terintegrasi Sistem informasi terintegrasi sering direpresentasikan dengan Sistem Informasi Enterprise (SIE), merupakan kumpulan sistem informasi yang terintegrasi dan bertujuan mendukung kegiatan-kegiatan sebuah enterprise seperti Enterprise Resource Planning (ERP), sistem-sistem legacy, dan sistem-sistem transaksional. Dengan ciri-cirinya mempunyai tingkat keterpaduan (integrasi) yang tinggi untuk mengakomodasi kebutuhan data/informasi yang terpadu pula [11]. Integrasi sistem informasi fungsional organisasi bertujuan untuk mendukung tersedianya informasi yang berkualitas dan sharing informasi antar unit organisasi. Integrasi sistem informasi dapat mengurangi hambatan-hambatan antar departemen, mengurangi duplikasi effort, mengurangi biaya, meningkatkan produktifitas pegawai dan memfasilitasi sharing informasi dan kolaborasi yang penting untuk meningkatkan layanan customer [17]. 10

5 Pendekatan dalam integrasi sistem informasi : 1. Pendekatan total dan homogen Pendekatan ini dianut oleh vendor-vendor besar sepeti SAP dan Peoplesoft. Integrasi dilakukan pada setiap aspek dalam organisasi/bisnis seperti personalia, keuangan, produksi, pemasaran, inventory, dan lain-lain dan didorong oleh satu kerangka pandang yang standar (standar bisnis atau penyediaan layanan). Dengan pendekatan total dan serentak, diharapkan integrasi dapat dilakukan secara lebih mudah karena homogenitas komponen-komponen sistem dapat terjaga. Tetapi pendekatan ini tidak cocok untuk organisasi kecil atau tingkat kematangan teknologi informasinya belum tinggi karena implementasinya memerlukan biaya yang mahal serta memerlukan waktu lama. 2. Pendekatan bertahap (bottom-up) Pendekatan ini dimulai bawah (bottom-up), dengan memperhatikan kondisi saat ini (existing condition). Integrasi dimulai dengan merangkai sistem-sistem yang ada menuruti pola/arsitektur integrasi yang juga bisa berkembang. Kelebihan dari pendekatan ini adalah implementasinya lebih murah dan benar-benar berangkat dari kondisi yang ada, sedangkan kelemahannya memerlukan waktu yang lama. dan solusi yang diperoleh cenderung ad-hoc dan tidak mengikuti standar. II.2. Konsep Arsitektur Enterprise Untuk mengelola sebuah organisasi atau sebuah sistem yang kompleks diperlukan arsitektur. Arsitektur menggambarkan struktur organisasi, proses bisnis, aplikasi dan infrastruktur serta hubungannya dalam sebuah organisasi. Menurut standar IEEE definisi arsitektur adalah organisasi fundamental dari sebuah sistem yang terdiri atas komponen-komponennya, hubungannya satu sama lain dan hubungannya dengan lingkungan serta panduan prinsip desain dan evolusinya. Berdasarkan definisi di atas arsitektur mengakomodasi blueprint dan prinsip-prinsip umum. Secara ringkas arsitektur dapat didefinisikan sebagai 11

6 struktur dengan sebuah visi. Sebuah arsitektur menyediakan cara pandang sistem yang terintegrasi terhadap sistem yang akan dirancang atau dipelajari [9]. Arsitektur adalah sebuah proses juga sebuah produk. Sebagai sebuah produk arsitektur memberikan panduan kepada manajer dalam perancangan proses bisnis dan kepada pengembang sistem dalam membangun aplikasi-aplikasi yang selaras dengan tujuan dan kebijakan bisnis. Sedangkan arsitektur sebagai sebuah proses terdiri dari langkah-langkah yang dilakukan untuk mendefinisikan arsitektur enterprise. Dalam setiap fase dari proses arsitektur memerlukan adanya komunikasi yang jelas dengan para stakeholder [9]. Menurut The Open Group 2002, Enterprise didefinisikan sebagai kumpulan dari organisasi yang mempunyai sekumpulan tujuan umum dan/atau sebuah single bottom line. Arsitektur enterprise didefinisikan sebagai sebuah hubungan logis yang menyeluruh dari prinsip-prinsip, metode, dan model yang digunakan dalam merancang dan merealisasikan struktur organisasi, proses bisnis, sistem informasi dan infastruktur sebuah enterprise. Arsitektur enterprise menyediakan cara pandang yang menyeluruh dari sebuah enterprise [9]. Arsitektur Enterprise adalah kumpulan representasi deskriptif (model) yang relevan untuk menjelaskan sebuah enterprise, dengan demikian dapat digunakan untuk kebutuhan pengelolaan dan pemeliharaan enterprise. Arsitektur Enterprise menyediakan sebuah gambaran umum dari sumber daya utama enterprise (orang, proses dan teknologi) dan bagaimana mereka berintegrasi untuk menyediakan driver utama bagi enterprise. Enterprise Architecture Framework menyediakan sebuah kerangka kerja dimana semua informasi enterprise dapat diklasifikasikan dan dihubungkan dalam bentuk yang tepat dan ditelusuri sehingga dapat mengidentifikasi masalah-masalah integrasi. [1] Arsitektur enterprise mempunyai dua fungsi utama yaitu: 1. Sesebagai engineering tools, arsitektur enterprise mendefinisikan kebutuhan informasi dan komponen-komponenya serta metodologi yang digunakan enterprise untuk menghasilkannya. 12

7 2. Sebagai management tools, seorang manajer dapat membayangkan hubungan antar artifak pada level yang berbeda dalam arsitektur enterprise (hubungan antar proses, sumber daya, informasi, strategi, sistem informasi dan lainnya). II.2.1. Zachman Framework Zachman Framework merupakan sebuah kerangka kerja arsitektur enterprise yang dikemukan oleh John Zachman pada tahun Framework ini melihat sebuah enterprise dari berbagai perspektif terhadap berbagai aspek yang terdapat dalam enterprise dan digambarkan dalam bentuk matriks yang terdiri atas baris dan kolom. Baris merepresentasikan sudut pandang dari berbagai perspektif orang-orang yang terlibat dalam proses pengembangan sistem. Perspektif-perspektif tersebut adalah sebagai berikut : 1. Scope (Planner s view) Menetapkan arahan dan tujuan bisnis enterprise, menetapkan konteks dari pengembangan sistem termasuk batasan pengembangan sistem dan proyek pengembangannya. 2. Enterprise Model (owner s view) Menetapkan struktur organisasi dan model bisnis 3. System Model (designer s view) Mendefinisikan kebutuhan-kebutuhan sistem secara logic seperti fungsi-fungsi proses dan data. 4. Technology Model (builder view) Menjelaskan bagaimana teknologi dapat digunakan dalam pemrosesan informasi seperti database model, interface, bahasa pemrograman dan lainnya. 5. Detailed Representation (sub-contractor s view) Menjelaskan komponen sistem secara terperinci seperti spesifikasi database storage, network, yang bisa dialokasikan pada kontraktor untuk implementasi. 6. Functioning Enterprise Merupakan gambaran presentasi organisasi dalam bentuk sistem yang baru. 13

8 Sedangkan kolom merepresentasikan aspek-aspek yang ada dalam proses pengembangan sistem yaitu 1. Data (what) 2. Function (how) 3. Network (where) 4. People (who) 5. Time (when) 6. Motivation (why) Keuntungan dari zachman framework adalah mudah dipahami dan menyediakan kerangka kerja yang komprehensif untuk arsitektur enterprise. VA Enterprise Architecture DATA What FUNCTION How NETWORK Where PEOPLE Who TI ME When MOTI VATI ON Why SCOPE (CONTEXTUAL) Things Important to the Business Processes Performed Business locations Important Organizations Ev ents Significant to the Business Business Goals and Strategy Planner ENTERPRISE MODEL (CONCEPTU AL) Entity = Class of Business Thing Semantic Model F unc tion = C lass of Business Process Business Process Model Node = Major Business Locations Business Logistics System People = Major Organizations Work Flow Model Time = Major Business Event Master Schedule Ends/Means = Major Business Goals Business Plan Owner SYSTEM MODEL (LOGICAL) Ent = Business Entity Proc = Business Process Rel = Business Relationship I/O = Business Resources Logical Data Application Model Architecture Node = Business Location Link = Business Linkage Distributed System Architecture People = Organization Unit Time = Business Event Work = Work Product Cycle = Business Cycle Human Interface Processing Architecture Structure End = Business Objectiv e Means = Business Strategy Business Rule Model Designer TECHNOLOGY MODEL (PHYSICAL) Ent = Data Entity Rel = Data Relationship Physical Data Model Proc = Application Function Node = IS Function I/O = User Views Link = Line Characteristics System Technology Design Architecture People = Role Work = Deliv erable Presentation Architecture T ime = Sys tem Ev ent Cyc le = Proc ess ing Cycle Control Structure End = Structural Assertion Means = Action Assertion Rule Design Builder Ent = Segment/Table Rel = Pointer/Key DETAILED Data REPRESENTATIONS Definition (OUT-OF-CONTEXT) Proc = Computer Function I/O = Data Elements/Sets Program Node = Hardware/Softw are People = User Link = Line Specifications Work = Screen Format Network Security Architecture Architecture Time = Ex ecute Cycle = Component Cycle Timing Definition End = Condition Means = Action Rule Design Sub-Contractor FUNCTIONING ENTERPRISE Ent = Field Rel = Address Data Proc = Language Statement Node = Addresses I/O = Control Block Link = Protocols Function Network People = Identity Work = Job Organization Time = Interrupt Cycle = Machine Cycle Schedule End = Sub-Condition Means = Step Strategy Ent = Rel = DATA What Proc = I/O = FUNCTION How Node = Link = NETWORK Where People = Work = PEOPLE Who Time = Cycle = TI ME When End = Means = MOTI VATI ON Why Gambar II.2 Zachman framework 14

9 II.2.2. Enterprise Architecture Planning (EAP) Enterprise Architecture Planning (EAP) adalah proses pendefinisian arsitektur penggunaan informasi dalam mendukung bisnis dan rencana untuk mengimplementasikannya. EAP merupakan metodologi yang dikembangkan untuk membangun arsitektur enterprise dan bagian dari proses perencanaan sistem informasi yang dapat mencapai misi sistem informasi dalam waktu jangka panjang [13]. EAP mengadopsi dua baris dan tiga kolom pertama dari Zachman Framework dan menghasilkan blue-print dari data, aplikasi dan teknologi pada aras tinggi. EAP merupakan sebuah metodologi yang didasarkan pada dorongan bisnis dan dorongan data karena : 1. Model bisnis yang stabil (bebas dari batasan organisasi, sistem dan prosedur) adalah pondasi untuk arsitektur enterprise. 2. Data didefinisikan terlebih dahulu sebelum mendefinisikan aplikasi. 3. Ketergantungan data menentukan rangkaian dalam mengimplementasikan sistem aplikasi. Gambar II.3 Metodologi EAP dalam zachman framework 15

10 EAP berfokus pada pendefinisian arsitektur data, arsitektur aplikasi dan arsitektur teknologi untuk keseluruhan enterprise bukan perancangan untuk tujuan yang spesifik. Gambar II.4 Tahapan dalam metodologi EAP Metodologi EAP seperti pada gambar II.4 terdiri atas empat lapis kegiatan yaitu: 1. Lapisan pertama merupakan inisiasi perencanaan untuk mempersiapkan pelaksanaan proyek perencanaan arsitektur enterprise. 2. Lapisan ke dua merupakan pendefinisian dari organisasi saat ini, terdiri atas dua kegiatan yaitu: a. Pemodelan bisnis, merupakan kegiatan mengumpulkan informasi dan pengetahuan mengenai proses bisnis yang dilakukan oleh organisasi. b. Sistem informasi dan teknologi yang digunakan saat ini, mendefinisikan sistem aplikasi dan dukungan platform teknologi yang digunakan oleh organisasi dalam mendukung proses bisnisnya. 3. Lapisan ke tiga, menentukan posisi yang diinginkan dimasa depan, terdiri atas tiga kegiatan yaitu: a. Pembangunan arsitektur data, merupakan kegiatan untuk menentukan jenis data utama yang dibutuhkan untuk mendukung kelangsungan bisnis. b. Pembangunan arsitektur aplikasi merupakan kegiatan untuk menentukan aplikasi-aplikasi utama yang dibutuhkan untuk mengelola data dan mendukung fungsi bisnis. c. Pembangunan arsitektur teknologi, merupakan kegiatan untuk menentukan platform teknologi yang dibutuhkan guna menyediakan sebuah lingkungan 16

11 agar aplikasi-aplikasi yang mengelola data dan mendukung fungsi bisnis dapat berjalan. Tanda panah pada lapisan ini menunjukkan bahwa arsitektur data didefinisikan terlebih dahulu sebelum arsitektur aplikasi dan arsitektur teknologi. 4. Lapisan ke empat merupakan rencana implementasi atau migrasi, yaitu mendefinisikan tahapan-tahapan kegiatan untuk migrasi dari sistem yang lama ke sistem yang diinginkan seperti kegiatan implementasi aplikasi, jadwal untuk implementasi, analisis biaya dan manfaat dan lain-lain. Output yang dihasilkan dari masing-masing tahapan dapat dilihat pada tabel II.1 berikut: Tabel II.1 Hasil Setiap Tahapan dalam EAP No Tahapan Hasil 1. Planning Initiation Lingkup, tujuan, visi, metodologi, tools, team, persentasi, workplan 2. Business Modeling Struktur organisasi, Model fungsi bisnis 3. Enterprise Survey Model fungsi bisnis 4. Current System & Technology Information Resource Catalog (IRC), skema sistem 5. Arsitektur Data Entitas, E-R Diagram, Matriks entitas-fungsi, Laporan arsitektur data. 6. Arsitektur Aplikasi Definisi aplikasi, Matriks aplikasi, analisis pengaruh aplikasi, Laporan arsitektur aplikasi 7. Arsitektur Teknologi Distribusi data/aplikasi, Laporan arsitektur teknologi 8. Perencanaan implementasi Rangkaian aplikasi, perencanaan migrasi, cost dan benefit, success factor dan rekomendasi 17

12 II.3. Pemodelan bisnis Pemodelan bisnis merupakan proses pendefinisian bisnis, bertujuan untuk menyediakan pengetahuan yang lengkap, menyeluruh dan konsisten yang dapat digunakan untuk mendefinisikan arsitektur enterprise dan rencana implementasi. Pemodelan bisnis akan mengidentifikasi fungsi-fungsi bisnis, mendeskripsikan setiap fungsi dan mengidentifikasi unit organisasi yang melakukan setiap fungsi tersebut. Tahap ini terdiri atas tiga langkah : 1. Mendokumentasikan struktur organisasi. 2. Mengidentifikasi dan menentukan fungsi bisnis 3. Mendokumentasikan model bisnis dan mengkomunikasikannya pada komunitas bisnis untuk mendapatkan pendapat mereka. II.3.1. Model Rantai Nilai Model rantai nilai dikemukan oleh Porter tahun Berdasarkan Model rantai nilai Porter, kegiatan yang dilakukan dalam sebuah organisasi dibagi menjadi dua bagian yaitu kegiatan utama dan kegiatan pendukukung. Kegiatan utama merupakan kegiatan bisnis yang menghasilkan barang dan menciptakan value untuk customer. Value adalah nilai produk/layanan yang diterima oleh customer. Kegiatan utama meliputi pembelian material, pemrosesan material menjadi produk, dan pengiriman produk ke customer. Kegiatan utama terdiri dari lima kegiatan yaitu: 1. Logistik masukan, merupakan aktivitas yang berhubungan dengan penerimaan, penyimpanan dan menyebarkan masukan. 2. Operasional, merupakan aktivitas yang mentranformasikan masukan menjadi keluaran atau menjadi produk akhir. 3. Logistik keluaran, merupakan aktivitas yang berhubungan dengan penyimpanan dan distribusi produk/jasa ke pelanggan 4. Pemasaran dan penjualan, merupakan kegiatan yang berhubungan dengan pemasaran dan penjualan seperti penelitian pasar, promosi dan sebagainya 18

13 5. Layanan, merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penyedia layanan untuk meningkatkan pemeliharaan produk seperti instalasi, pelatihan, perbaikan, supply bahan dan perawatan. Kegiatan utama membentuk serangkaian proses yang memberikan pertambahan value terhadap produk dalam setiap kegiatan. Kegiatan utama didukung dan dilanjutkan dengan beberapa kegiatan pendukung berikut ini: 1. Infrastruktur perusahaan, merupakan aktivitas, biaya aset yang berhubungan dengan manajemen umum, accounting dan keuangan, keamanan dan keselamatan sistem informasi dan fungsi lainnya. 2. Manejemen sumber daya manusia, terdiri dari aktivitas yang terlibat dalam pengelolaan sumber daya manusia seperti penerimaan, administrasi, pelatihan, pengembangan dan kompensasi untuk semua pegawai dan mengembangkan tingkat keahlian pekerja. 3. Pengembangan teknologi, merupakan aktivitas yang terkait dengan biaya yang berhubungan dengan produk, perbaikan proses, perencanaan peralatan, pengembangan perangkat lunak komputer, sistem telekomunikasi, kapabilitas basis data baru dan pengembangan dukungan sistem berbasis komputer. 4. Pengadaan, merupakan kegiatan yang berhubungan dengan berbagai sumber daya yang diperoleh seperti pembelian input yang digunakan dalam rantai nilai organisasi. Aktivitas Pendukung Infrastruktur perusahaan Manajemen Sumber daya Manusia Pengembangan teknologi Pengadaan Aktivitas Utama Logistik Masukan Operasi Logistik Pemasaran& Keluaran Penjualan Layanan Gambar II.5 Model rantai nilai Porter 19

14 Istilah margin mengisyaratkan bahwa organisasi mendapat suatu margin keuntungan melalui kinerja yang efektif dan efisien yang tergantung pada kemampuan untuk mengatur keterkaitan antar semua aktivitas di dalam rantai nilai tersebut. Keterkaitan tersebut dapat berupa arus informasi, barang dan jasa serta sistem dan prosedur untuk menjalankan aktivitas. II.3.2. Siklus Hidup Sumber Daya Business System Planning IBM [7] mengemukakan empat langkah siklus hidup produk atau layanan yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi dan mengelompokkan proses bisnis secara logik seperti pada gambar II.6. Siklus hidup tersebut adalah sebagai berikut: 1. Requirement (kebutuhan), merupakan kegiatan yang menentukan berapa banyak produk atau layanan yang dibutuhkan, rencana untuk mendapatkan produk atau sumber daya tersebut serta ukuran dan kontrol terhadap penyimpangan rencana. 2. Acquistion (akuisisi), merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengembangkan sebuah produk dan layanan atau untuk mendapatkan sumber daya yang akan digunakan dalam pengembangan produk atau layanan. Seperti proses pengadaan dan pabrikan dalam perusahaan manufaktur atau pengembangan kurikulum dan pendaftaran pelajar pada bidang pendidikan. 3. Stewardship (pengelolaan), merupakan kegiatan untuk membentuk, menyeleksi, memodifikasi, atau mengelola sumber daya pendukung dan untuk menyimpan produk atau layanan. 4. Retirement (disposisi), merupakan aktivitas dan keputusan yang menghentikan tanggung jawab dari sebuah organisasi untuk suatu produk atau layanan atau berakhirnya penggunaan suatu sumber daya. 20

15 Gambar II.6 Siklus hidup sumber daya/produk II.3.3. Fungsi dan Proses Bisnis Fungsi bisnis merupakan sebuah pekerjaan atau departemen yang berkonsentrasi pada keahlian. Sebuah fungsi merupakan bagian dari pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan berulang-ulang dan melibatkan keahlian atau tools. Customer service, pabrikan, pemasaran, penjualan, sumber daya manusia, keuangan merupakan fungsi bisnis[12]. Proses Bisnis adalah kumpulan tugas-tugas atau kegiatan yang saling berhubungan, diawali untuk merespon sebuah event, dan bertujuan untuk mencapai hasil yang spesifik untuk customer dan stakeholder lainya yang terlibat dalam proses [12]. Proses bisnis adalah serangkaian tugas atau kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yang dapat diselesaikan baik secara sekuensial maupun paralel oleh orang-orang atau sistem baik di dalam maupun di luar organisasi [3]. Proses bisnis yang berjalan dalam sebuah organisasi dapat dimodelkan dengan menggunakan beberapa tools berikut : 1. Diagram swimlane Merupakan diagram yang menggambarkan aliran proses bisnis dari awal hingga akhir dengan notasi yang sederhana dan mudah dipahami. Dapat digunakan untuk menunjukkan aliran proses saat ini (as-is workflow) ataupun 21

16 untuk merancang aliran proses yang akan datang (to-be workflow) mulai dari level umum sampai ke level terperinci. Elemen diagram ini teridiri atas: a. Roles, merupakan aktor atau pelaku proses, b. Responsibilities, merupakan tugas individual yang menjadi tanggung jawab aktor tersebut, dan c. Routes, merupakan workflow dan keputusan yang menghubungkan aktivitas. 2. Diagram ASME (American Society of Mechanical Engineers) Merupakan diagram yang menunjukkan runtutan aktivitas dalam proses. Elemen-elemennya terdiri atas: a. Aktivitas dalam proses, b. Jenis aktivitas terdiri atas : - Operation, langkah-langkah dalam proses, yaitu: value-adding steps dan non value-adding steps - Inspection, pengecekan kualitas/kuantitas - Transport, perpindahan orang, material, kertas, informasi, dan lain sebagainya. - Delay, penyimpanan sementara, penundaan atau waktu tunggu antar operasi - Storage, penyimpanan atau pengarsipan yang bukan delay. c. Waktu, merupakan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan sebuah proses. Diagram ASME menggunakan notasi-notasi seperti tabel II.2 Tabel II.2 Notasi Diagram ASME Notasi Keterangan Value-adding operation Non-value-adding operation Inspection Transport Delay Storage 22

17 II.3.4. Business Process Engineering (BPR) Menurut Hammer dan Champy (1993) BPR adalah berfikir ulang secara mendasar dan merancang ulang secara radikal proses bisnis untuk mencapai perbaikan yang signifikan dalam ukuran-ukuran performansi seperti biaya, kualitas, layanan dan kecepatan [2]. Menurut Peppard dan Rowland (1995) BPR merupakan sebuah filosofi perbaikan yang bertujuan untuk mencapai tindakan perbaikan terhadap performansi dengan merancang ulang proses yang dioperasikan sebuah organisasi, memaksimalkan kegiatan yang value-added dan meminimalkan yang lainnya. Pendekatan ini dapat diaplikasikan pada masing-masing proses atau keseluruhan proses organisasi [2]. BPR merupakan sebuah tools strategis yang dapat digunakan ketika organisasi menginginkan perbaikan performansi bisnis yang signifikan. Perbaikan proses bisnis dengan pendekatan BPR terdiri atas beberapa tahapan proses yaitu : 1. Planning, fokus pada proyek BPR yang dipilih, pembentukan tim proyek dan penetapan tujuan. 2. Reengineering Berdasarkan pada proses yang telah ada, menggunakan sekumpulan teknik untuk merancang ulang proses pada setiap level yang akan menghasilkan perbaikan yang signifikan. 3. Tranformation Menetapkan bagaimana proses yang sudah dirancang ulang dapat diimplementasikan dengan memperhatikan proses-proses yang sudah ada, membutuhkan investasi, pelatihan dan lainnya. 4. Implementation Solusi yang dihasikan dan disetujui pada fase-fase sebelumnya diimplementasikan dan proses diubah. Fase reengineering pada BPR bertujuan untuk merancang ulang proses bisnis untuk perbaikan performansinya. Salah satu teknik yang dapat digunakan pada 23

18 fase ini adalah systematic reengineering. Dengan teknik ini proses yang ada dapat dipahami, didokumentasikan dan dianalisis untuk menentukan proses baru yang lebih baik secara sistematis. Dalam BPR teknik ini dikenal dengan model ESIA (Eliminate, Simplify, Integrate, Automate), merupakan teknik yang dirancang untuk mengerjakan empat langkah utama secara sistematis dari proses yang ada yaitu : 1. Eliminate Eliminasi dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan yang tidak memberikan value (non-value-added). Beberapa area yang dapat dieliminasi adalah sebagai berikut : a. Kelebihan produksi b. Waktu tunggu c. Perpindahan atau pergerakan orang dan dokumen d. Proses yang tidak efisien e. Duplikasi kegiatan f. Pencatatan dokumen (paperwork) 2. Simplify Setelah mengeliminasi kegiatan-kegiatan yang tidak penting, langkah berikutnya adalah menyederhanakan tugas-tugas yang ada. Beberapa area tugas yang dapat disederhanakan adalah : a. Formulir b. Prosedur c. Komunikasi antar customer dan staff d. Teknologi e. Aliran material atau paperwork f. Proses 3. Integrate Tugas-tugas yang telah disederhanakan, diintegrasikan agar aliran proses dalam menghasilkan kebutuhan dan layanan customer berjalan dengan baik dan lancar. Berberapa area yang dapat diintegrasikan adalah : 24

19 a. Pekerjaan b. Team c. Customer d. Supplier 4. Automate Teknologi informasi merupakan tools yang sangat handal untuk mempercepat proses dan menghasilkan layanan yang berkualitas kepada customer. Setelah melakukan eliminasi, menyederhanakan dan mengintegrasikan tugas-tugas dalam proses, penting untuk melakukan otomatisasi peroses dengan dukungan teknologi informasi dalam memberikan layanan yang berkualitas kepada customer. Beberapa area yang dapat diotomatisasi adalah : a. Tugas-tugas yang berulang b. Penangkapan data (data capture) c. Transfer data d. Analisis data e. Proses-proses yang memerlukan kontrol. II.4. Katalog Sumber daya Informasi Katalog sumber daya informasi digunakan untuk menganalisis SI/TI yang sedang digunakan oleh enterprise saat ini. Semua sistem informasi dan platform teknologi yang digunakan dalam sebuah enterprise didokumentasikan dan didefinisikan dalam sebuah katalog sumber daya informasi atau Information Resource Catalog (IRC). IRC menyediakan referensi untuk semua sumber daya informasi, berisi definisi dan deskripsi semua sistem aplikasi (termasuk personal komputer yang digunakan, aplikasi lokal, dan spreadsheet), data (input, output dan file/database) dan platform teknologi (hardware, software dan komunikasi). IRC digunakan sebagai dasar untuk perencanaan sistem informasi jangka panjang. 25

20 II.5. Arsitektur Data Arsitektur data bertujuan untuk mengidentifikasi dan menentukan data-data utama yang mendukung fungsi-fungsi bisnis yang telah didefinisikan pada model bisnis. Pendefinisian arsitektur data merupakan langkah pertama dari tiga arsitektur sistem informasi yang akan ditentukan karena kualitas data merupakan dasar dari produk fungsi sistem informasi. Arsitektur data berisi entitas data yang mempunyai atribut dan berelasi dengan entitas data lainnya. Arsitektur data juga dikenal sebagai model data konseptual. Beberapa istilah yang berhubungan dengan arsitektur data adalah sebagai berikut: a) Entitas adalah orang, tempat, konsep,benda, atau kejadian yang mempunyai arti (informasi) dalam konteks bisnis dan data-datanya dapat disimpan. b) Atribut adalah nama karakteristik dari sebuah entitas yang menjelaskan mengenai entitas tersebut. c) Relasi adalah hubungan antara sebuah entitas dengan entitas lainnya. d) ERD (Entity Relationship Diagram), merupakan diagram yang menggambarkan entitas data dan hubungan antar entitas. Langkah-langkah dalam membangun arsitektur data : 1. Membuat daftar kandidat entitas data. Bertujuan untuk mengidentifikasi semua entitas data potensial yang dibutuhkan untuk mendukung bisnis. Hal ini dapat dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan data dari masing-masing fungsi atau proses bisnis yang telah didefinisikan dan sumber informasi yang ada dalam organisasi. 2. Membuat diagram hubungan antar entitas data. Suatu entitas data bisa mendukung lebih dari satu area fungsi dan tidak berdiri sendiri, tetapi memiliki ketergantungan dan hubungan dengan entitas data lainnya. Pendekatan EAP mengambil ketergantungan dan hubungan antar entitas data ini untuk melandasi pembangunan arsitektur enterprise. Hal ini mempertimbangkan bahwa aplikasi-aplikasi berkaitan erat dengan basis-basis data. Sedangkan suatu 26

21 basis data terdiri dari kumpulan entitas data dengan hubungan dan ketergantungannya. Karena itu, entitas-entitas data perlu dirangkai sesuai dengan ketergantungan dan hubungannya dalam konteks area fungsi yang didukungnya. Pemodelan untuk menggambarkan hubungan antar entitas data dapat menggunakan Entity-Relationship Diagram (ERD). Hasil pemodelan ERD untuk tiap area fungsi melengkapi Zachman Framework pada baris perspektif pemilik dan baris data. 3. Menghubungkan entitas data dengan fungsi bisnis Setiap entitas data yang telah didefinisikan dihubungkan dengan area fungsi bisnis. Hubungan antara area fungsi dan entitas data adalah dalam hal pembuatan, pengolahan, dan penggunaan data untuk keperluan pemenuhan tujuan fungsi bisnis. Hubungan ini didefinisikan melalui sebuah matriks hubungan antara entitas data dan fungsi/proses bisnis. Masing-masing sel dalam matriks diisi dengan huruf-huruf: C (create) untuk fungsi yang membuat data, U (update) untuk fungsi yang mengolah atau meng-update data, dan R (reference) untuk fungsi yang menggunakan data. II.6. Arsitektur Aplikasi Tujuan dari arsitektur aplikasi adalah untuk mendefnisikan aplikasi-aplikasi utama yang dibutuhkan untuk mengelola data dan mendukung fungsi bisnis enterprise. Arsitektur aplikasi bukanlah rancangan sebuah sistem secara terperinci tetapi hanya mendefinisikan aplikasi apa yang digunakan untuk mengelola data dan menyediakan informasi untuk orang-orang yang melakukan bisnis. Arsitektur aplikasi juga dikenal sebagai model aplikasi konseptual. Langkah-langkah dalam menentukan arsitektur aplikasi: 1. Membuat daftar kandidat aplikasi Setelah fungsi-fungsi bisnis didefinisikan dan arsitektur data untuk masa depan dibangun, maka dorongan bisnis dan dorongan data diarahkan untuk menentukan dan mendefinisikan aplikasi-aplikasi. Tahap ini bertujuan untuk mengidentifikasi 27

22 setiap aplikasi yang mungkin yang dibutuhkan untuk mengelola data dan mendukung fungsi bisnis. Langkah awal dalam tahap ini adalah menginventarisasikan kandidat-kandidat aplikasi yang diperlukan untuk mendukung proses bisnis dan mengelola data untuk masa depan. Kandidat-kandidat aplikasi dapat diperoleh dengan meninjau katalog sumber daya informasi dan mengakomodasi berbagai masukan kebutuhan aktual dari unit-unit organisasi maupun dengan mengadaptasi perkembangan aplikasi sistem informasi. 2. Membuat definisi masing-masing aplikasi Setelah mengidentifikasi semua kandidat aplikasi yang dibutuhkan, langkah berikutnya adalah membuat definisi standar dari masing-masing aplikasi. Tahap ini bertujuan untuk menyediakan definisi standar yang berisi tujuan, deskripsi, kemampuan, dan manfaat dari aplikasi bagi bisnis untuk setiap aplikasi yang ada dalam arsitektur aplikasi. 3. Analisis dampak aplikasi terhadap sistem legacy. Analisis dampak bertujuan untuk menentukan pengaruh integrasi aplikasi secara keseluruhan pada aplikasi yang sudah ada (aplikasi legacy) yang telah didefinisikan pada katalog sumber daya informasi. Katalog sumber daya informasi digunakan untuk menganalisis dampak penentuan aplikasi baru yang akan dikembangkan terhadap sistem-sistem legacy. Hasil analisis adalah penentuan atas pilihan-pilihan tetap menggunakan, memodifikasi, atau mengganti sistem legacy. Hal ini dapat dilengkapi dengan catatan dan uraian dampak ataupun justifikasi atas penentuan pilihan tersebut. II.7. Arsitektur Teknologi Arsitektur teknologi bertujuan untuk menentukan teknologi yang dibutuhkan untuk menyediakan lingkungan agar aplikasi yang mengelola data dapat berjalan dengan baik. Arsitektur teknologi bukan sebuah analisis atau rancangan terperinci dari jaringan komputasi enterprise, tetapi merupakan sebuah definisi dari teknologi yang merujuk pada sebuah platform yang akan mendukung bisnis dalam lingkungan data yang dapat di-sharing. Platform teknologi menyediakan 28

23 alat untuk mengumpulkan data, menyalurkan, menyimpan, memproses data dan mengirimkan data ke customer. Arsitektur teknologi didefinisikan setelah arsitektur data dan arsitektur aplikasi ditentukan untuk menjamin bahwa platform teknologi layak dan konsisten dengan kedua arsitektur tersebut dan juga dengan model bisnisnya. Langkah-langkah dalam menentukan arsitektur teknologi : 1. Mengidentifikasi dasar-dasar platform teknologi Mengidentifikasi prinsip-prinsip dasar platform teknologi dan platform potensial yang dibutuhkan untuk mendukung sebuah enterprise secara keseluruhan dan sharing data. 2. Menentukan Konfigurasi Platform Teknologi Tahapan ini bertujuan untuk menentukan konfigurasi platform teknologi yang akan menjadi lingkungan bagi aplikasi dan data dalam mendukung fungsi bisnis serta menentukan strategi distribusi aplikasi dan data diantara unit bisnis. Pada tahap ini dibangun sebuah jaringan enterprise konseptual yang terdiri dari alat komputasi, input, output, media penyimpanan dan fasilitas telekomunikasi. Dalam jaringan enterprise konseptual semua elemen komputasi saling terhubung baik secara langsung maupun tidak langsung dan juga harus bersifat fleksibel dan adaptable sehingga dapat mengakomodasi perubahan tanpa mengganggu operasi. Disamping itu juga dibangun arsitektur sistem bisnis, merupakan teknologi untuk mengimplementasikan dan mengelola aplikasi dan database enterprise. II.8. Perencanaan Implementasi Tahapan ini bertujuan untuk memformulasikan dan mempersiapkan rencana untuk mengimplementasikan arsitektur yang telah dibangun. Implementasi arsitektur enterprise dilakukan dengan tujuan untuk menghasilkan sistem informasi atau dengan kata lain implementasi terdiri dari kegiatan pengembangan aplikasiapalikasi yang telah dibangun sehingga urutan pengembangan aplikasi menjadi bagian utama dalam strategi implementasi. 29

24 Langkah-langkah dalam membuat rencana implementasi 1. Membuat rangkaian prioritas aplikasi Menetapkan prioritas dan memformulasikan rangkaian aplikasi yang seharusnya diimplementasikan dari sekian banyak aplikasi yang telah didefinisikan dengan menggunakan prinsip aplikasi yang menciptakan (create) data seharusnya diimplementasikan terlebih dahulu sebelum aplikasi yang mengubah (update) atau menggunakan data. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat matriks aplikasi terhadap entitas data. 2. Membuat estimasi sumber daya, dan jadwal. Langkah ini bertujuan untuk menentukan estimasi sumber daya yang dibutuhkan untuk proses implementasi termasuk sumber daya manusia (analyst, programmer, user, data analyst dan lain-lain), software tools, dan platform teknologi serta menyusun jadwal yang diperlukan untuk kegiatan implementasi. 3. Membuat estimasi rencana biaya dan manfaat. Langkah ini bertujuan untuk membuat estimasi biaya yang dibutuhkan untuk kegiatan implementasi dan melakukan analisis biaya dan manfaat. 4. Menentukan success factors Langkah ini bertujuan untuk menentukan faktor-faktor sukses yang dibutuhkan dalam mengimplementasikan arsitektur enterprise agar implementasi dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. II.9. Portofolio Aplikasi II.9.1. Model Portofolio Aplikasi Dalam metodologi EAP pemilihan kandidat aplikasi pada pembangunan arsitektur aplikasi hanya berdasarkan pada peran dari aplikasi tersebut terhadap pengelolaan data dan masukan dari personil kunci. Untuk melengkapi proses penentuan aplikasi dalam hubungannya dengan fungsifungsi bisnis, maka digunakan model portofolio aplikasi yang diajukan oleh Ward [18]. Model portofolio aplikasi berbentuk matriks yang mempertimbangkan 30

25 kontribusi SI/TI terhadap bisnis saat ini dan pada masa mendatang. Model ini mengusulkan sebuah analisis dari semua aplikasi yang ada, aplikasi yang direncanakan dan aplikasi potensial untuk masa depan dan mengelompokkannya ke dalam empat kategori berdasarkan pengukuran pentingnya aplikasi terhadap bisnis saat ini dan masa mendatang seperti pada gambar II.7. Empat katagori aplikasi tersebut adalah sebagai berikut: 1. Aplikasi strategis, merupakan aplikasi kritis untuk kesuksesan bisnis di masa depan. Aplikasi ini mendukung perubahan bagaimana organisasi melakukan bisnisnya dengan tujuan menyediakan keuntungan yang kompetitif. 2. Aplikasi operasional kunci merupakan aplikasi yang mempertahankan operasional bisnis saat ini dan membantu untuk menghindari kerugiankerugian bisnis. 3. Aplikasi dukungan, merupakan aplikasi yang meningkatkan efisiensi bisnis dan efektifitas manejemen tetapi tidak menyediakan keuntungan yang kompetitif. 4. Aplikasi berpotensi tinggi, merupakan aplikasi yang inovatif yang dapat menciptakan kesempatan-kesempatan untuk keuntungan bisnis di masa depan. STRATEGIS Aplikasi yang kritikal untuk menopang strategi bisnis di masa depan Aplikasi yang digunakan saat ini untuk kesuksesan organisasi. OPERASIONAL KUNCI BERPOTENSI TINGGI Aplikasi yang penting untuk mencapai kesuksesan di masa depan Aplikasi yang bernilai tapi tidak kritikal untuk kesuksesan organisasi PENDUKUNG Gambar II.7 Portofolio aplikasi sistem informasi 31

26 II.9.2. Framework Portofolio Aplikasi Tujuan utama penentuan strategi sistem informasi adalah untuk mengidentifikasi aplikasi yang dibutuhkan dan prioritasnya sehingga dapat di gunakan sumber daya yang tepat untuk dapat mencapainya dengan sukses. Strategi sistem informasi dapat ditentukan dengan menggunakan framework pengelolaan portofolio aplikasi yang diajukan oleh Ward [18]. Framework ini digunakan karena alur untuk membangun portofolio aplikasi didasarkan pada keselarasan antara strategis bisnis dan perencanaan strategis sistem informasi. Langkah-langkah yang diusulkan Ward memiliki banyak keterkaitan dengan langkah-langkah di dalam EAP. Framework portofolio aplikasi membagi portofolio aplikasi menjadi tiga komponen yaitu: 1. Aplikasi yang telah ada, pengembangan aplikasi sistem informasi berdasarkan portofolio aplikasi saat ini (current); yang akan dikembangkan atau diinstal dalam waktu dekat biasanya 6-12 bulan. Aplikasi ini harus diukur kontribusinya terhadap proses dan performansi bisnis yang ada, dan seberapa baik aplikasi ini mendukung pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Kekuatan dan kelemahan dari setiap aplikasi ini perlu di pahami 2. Aplikasi yang dibutuhkan, pengembangan aplikasi sistem informasi berdasarkan portofolio aplikasi yang dibutuhkan (required); aplikasi ini penting untuk mencapai strategi dan tujuan bisnis dalam perencanaan bisnis mendatang dan dapat ditunjukkan kontribusinya yang spesifik terhadap bisnis. 3. Aplikasi potensial, pengembangan aplikasi sistem informasi berdasarkan portofolio aplikasi masa depan (future); aplikasi yang bernilai pada masa mendatang, menghasilkan keuntungan-keuntungan yang relevan dengan strategi dan berpengaruh terhadap peningkatan performansi bisnis. Gambar II.8 mendeskripsikan framework pengelolaan aplikasi yang disarankan oleh Ward [18]. Kolom kiri adalah langkah-langkah untuk menentukan rencana investasi dan pengembangan jangka pendek, sedangkan kolom kanan adalah untuk mengantisipasi perubahan bisnis dengan investasi jangka panjang. Kolom 32

27 tengah adalah langkah-langkah untuk menghasilkan portofolio aplikasi pada saat ini. Masing-masing langkah di kolom kiri dan kanan saling terkait dengan langkah-langkah di kolom tengah. Kolom tengah berfungsi untuk menyelaraskan hasil-hasil dari kolom kiri dan kanan, agar dapat selalu mendukung tujuan dan strategi bisnis. Gambar II.8 Framework pengelolaan portofolio aplikasi 33

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Untuk memenuhi persyaratan akademik dalam menyelesaikan pendidikan pada Jurusan S1 Sistem Informasi Universitas Kristen Maranatha Bandung, maka topik tugas akhir yang diambil oleh penulis

Lebih terperinci

Bab III Analisa dan Kerangka Usulan

Bab III Analisa dan Kerangka Usulan Bab III Analisa dan Kerangka Usulan III.1 Perencanaan Strategis dalam Pengembangan CIF III.1.1 Kendala Pengembangan CIF Pembangunan dan pengembangan CIF tentunya melibatkan banyak sekali aspek dan kepentingan

Lebih terperinci

Enterprise Architecture

Enterprise Architecture Enterprise Architecture Arsitektur TI di Perusahaan Beberapa didesain dan beberapa seperlunya Latar Belakang Bisnis : keuntungan, perubahan, struktur, proses bisnis yang kompleks CIO : melndukung proses

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengertian Dasar Enterprise Arsitektur 3.1.1. Enterprise Architecture Enterprise Architecture atau dikenal dengan arsitektur enterprise adalah deskripsi yang didalamnya termasuk

Lebih terperinci

PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE STMIK SUMEDANG. Oleh : Asep Saeppani, M.Kom. Dosen Tetap Program Studi Sistem Informasi S-1 STMIK Sumedang

PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE STMIK SUMEDANG. Oleh : Asep Saeppani, M.Kom. Dosen Tetap Program Studi Sistem Informasi S-1 STMIK Sumedang PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE STMIK SUMEDANG. Oleh : Asep Saeppani, M.Kom. Dosen Tetap Program Studi Sistem Informasi S-1 STMIK Sumedang ABSTRAK Arsitektur enterprise merupakan suatu upaya memandang

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Tempat yang digunakan sebagai objek dalam penelitian ini adalah UMKM Center Provinsi Jawa Tengah yang berada di Jl. Setiabudi No. 192 Srondol Wetan, Banyumanik

Lebih terperinci

BAB III Landasan Teori

BAB III Landasan Teori BAB III Landasan Teori 3.1 Sistem Informasi Sistem Informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengelolaan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial

Lebih terperinci

Nelly Khairani Daulay

Nelly Khairani Daulay PERANCANGAN CETAK BIRU INFRASTRUKTUR TEKNOLOGI INFORMASI PADA STMIK MURA LUBUKLINGAU Program Studi Sistem Komputer, STMIK Musi Rawas Lubuklinggau Jl. Jend. Besar Soeharto Kel. Lubuk Kupang Kec. Lubuklinggau

Lebih terperinci

II.1 Proses Bisnis II-1

II.1 Proses Bisnis II-1 Bab II Dasar Teori Bab ini membahas teori-teori yang dibutuhkan dalam pembuatan tugas akhir ini, yaitu pengetahuan mengenai proses bisnis, arsitektur enterprise, serta metodologi pendukung untuk pembuatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan. Sampai saat ini PT. XYZ masih belum memiliki pendefinisian

BAB I PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan. Sampai saat ini PT. XYZ masih belum memiliki pendefinisian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.2. Latar Belakang Penelitian PT. XYZ adalah sebuah perusahaan dalam bidang jasa fabrikasi sheetmetal. Dimana dalam setiap proses bisnisnya, pengelolaan terhadap data dan informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka Pemanfaatan enterprise Architecture planning (EAP) untuk perencanaan system informasi melibatkan pemahaman dan kejelasan beberapa definisi

Lebih terperinci

Arsitektur Enterprise

Arsitektur Enterprise Arsitektur Enterprise Kualitas Informasi Usefull Completness Correctness Security Up to date Sistem Informasi Enterprise Enterprise membutuhkan perencanaan Sistem Informasi yang bersifat menyeluruh dan

Lebih terperinci

Enterprise Architecture. Muhammad Bagir, S.E., M.T.I

Enterprise Architecture. Muhammad Bagir, S.E., M.T.I Enterprise Architecture Muhammad Bagir, S.E., M.T.I Enterprise Architecture Sebuah blueprint yang menjelaskan bagaimana semua elemen TI dan manajemen bekerja bersama dalam satu kesatuan dan memberikan

Lebih terperinci

Tata Kelola Teknologi Informasi (IT GOVERNANCE) Dr. R. Rizal Isnanto, S.T., M.M., M.T.

Tata Kelola Teknologi Informasi (IT GOVERNANCE) Dr. R. Rizal Isnanto, S.T., M.M., M.T. Tata Kelola Teknologi Informasi (IT GOVERNANCE) Dr. R. Rizal Isnanto, S.T., M.M., M.T. 1 Definisi tata kelola TI Merupakan suatu cabang dari tata kelola perusahaan yang terfokus pada Sistem/Teknologi informasi

Lebih terperinci

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab II Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka Ketika suatu organisasi akan diproyeksikan dan dikembangkan dengan harapan agar organisasi tersebut mempunyai eksistensi dan competitive advantage yang baik, maka perencanaan strategis

Lebih terperinci

ENTERPRISE ARSITEKTUR PLANNING

ENTERPRISE ARSITEKTUR PLANNING Metode EAP Ada 2metode EAP yang banyak digunakan yaitu : 1. Metode Zachman 2. Metode Togaf ENTERPRISE ARSITEKTUR PLANNING Uro Abdulrohim, MT Zachman Framework Dalam pengembangan EA ada beberapa metode

Lebih terperinci

Analisa Teori: Strategi IT Enterprise dengan Enterprise Architecture Planning (EAP)

Analisa Teori: Strategi IT Enterprise dengan Enterprise Architecture Planning (EAP) Analisa Teori: Strategi IT Enterprise dengan Enterprise Architecture Planning (EAP) Yohana Dewi Lulu W yohana@pcr.ac.id Jurusan Komputer Politeknik Caltex Riau Abstrak Perkembangan enterprise saat ini

Lebih terperinci

Enterprise Architecture Planning

Enterprise Architecture Planning Enterprise Architecture Planning Zachman Framework TKB5354 Perancangan Arsitektur Enterprise Chalifa Chazar www.script.id chalifa.chazar@gmail.com History Kerangka kerja Zachman (Zachman Framework) pertama

Lebih terperinci

PERENCANAAN CETAK BIRU SISTEM INFORMASI TERINTEGRASI BERBASIS E2AF DAN METODOLOGI EAP (Studi Kasus Universitas Muhammadiyah Surakarta)

PERENCANAAN CETAK BIRU SISTEM INFORMASI TERINTEGRASI BERBASIS E2AF DAN METODOLOGI EAP (Studi Kasus Universitas Muhammadiyah Surakarta) PERENCANAAN CETAK BIRU SISTEM INFORMASI TERINTEGRASI BERBASIS E2AF DAN METODOLOGI EAP (Studi Kasus Universitas Muhammadiyah Surakarta) Ady Purna Kurniawan Chalifa Chazar ABSTRAK Suatu organisasi membutuhkan

Lebih terperinci

Perancangan Cetak Biru Teknologi Informasi

Perancangan Cetak Biru Teknologi Informasi Perancangan Cetak Biru Teknologi Informasi Budi Daryatmo STMIK MDP Palembang budi_daryatmo@yahoo.com Abstrak: Pengelolaan TI perlu direncanakan dan dituangkan dalam bentuk cetak biru TI sehingga organisasi

Lebih terperinci

ENTERPRISE ARCHITECTURE PLANNING UNTUK PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PERGURUAN TINGGI

ENTERPRISE ARCHITECTURE PLANNING UNTUK PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PERGURUAN TINGGI ENTERPRISE ARCHITECTURE PLANNING UNTUK PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PERGURUAN TINGGI Tesis untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-2 Program Studi Magister Sistem Informasi Dyna

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka Pada penelitian sebelumnya yang berjudul Pengembangan Model Arsitektur Enterprise Untuk Perguruan Tinggi dilakukan pengembangan model arsitektur enterprise untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. instansi pelayanan kesehatan masyarakat. Dalam hal ini pelayanan kesehatan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. instansi pelayanan kesehatan masyarakat. Dalam hal ini pelayanan kesehatan yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Tinjauan Pustaka Dalam dunia kesehatan pelayanan merupakan hal terpenting dalam suatu instansi pelayanan kesehatan masyarakat. Dalam hal ini pelayanan kesehatan yang tidak

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data Dalam penyusunan penelitian ini membutuhkan berbagai macam data untuk di analisis lebih lanjut. Adapun metode yang digunakan dalam mengumpulkan data

Lebih terperinci

Review Metodologi Business Process Engineering untuk Efektifitas dan Efisiensi Bisnis

Review Metodologi Business Process Engineering untuk Efektifitas dan Efisiensi Bisnis Review Metodologi Business Process Engineering untuk Efektifitas dan Efisiensi Bisnis Oleh : Eriya, S.Kom, MT (Dosen tetap STIKOM Dinamika Bangsa Jambi) Abstrak Proses business merupakan serangkaian aktivitas

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk menganalisa perancangan sistem adalah framework Zachman yang akan dijabarkan dalam masing-masing kolomnya yang terdiri dari What,

Lebih terperinci

REVIEW METODOLOGI BUSINESS PROCESS ENGINEERING UNTUK EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI BISNIS. Eriya, S.Kom, M.T

REVIEW METODOLOGI BUSINESS PROCESS ENGINEERING UNTUK EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI BISNIS. Eriya, S.Kom, M.T REVIEW METODOLOGI BUSINESS PROCESS ENGINEERING UNTUK EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI BISNIS Eriya, S.Kom, M.T Abstrak Proses business merupakan serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan untuk melayani

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Bab I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam menghadapi persaingan di era informasi ini, suatu organisasi membutuhkan informasi yang mendukung pengambilan keputusan yang tepat. Pengambilan keputusan itu

Lebih terperinci

MENGENAL FRAMEWORK ENTERPRISE ARCHITECTURE SISTEM INFORMASI UNTUK JASA BENGKEL MOBIL

MENGENAL FRAMEWORK ENTERPRISE ARCHITECTURE SISTEM INFORMASI UNTUK JASA BENGKEL MOBIL 8 INFOKA Nomor II / Th. IX/ September / 4 ENGENAL FRAEWORK ENTERPRISE ARCHITECTURE SISTE INFORASI UNTUK JASA BENGKEL OBIL SUGENG URDOWO (Dosen AIK JTC Semarang) ABSTRAK Kepuasan layanan pada pelanggan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kebutuhan organisasi terhadap data dan informasi semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan organisasi yang semakin kompleks. Organisasi membutuhkan

Lebih terperinci

Arsitektur Sistem Informasi. Tantri Hidayati Sinaga, M.Kom.

Arsitektur Sistem Informasi. Tantri Hidayati Sinaga, M.Kom. Arsitektur Sistem Informasi Tantri Hidayati Sinaga, M.Kom. Arsitektur Teknologi Informasi Arsitektur teknologi informasi adalah seluruh aspek meliputi piranti keras, piranti lunak, perangkat jaringan dan

Lebih terperinci

RANCANGAN MODEL ARSITEKTUR TEKNOLOGI INFORMASI SISTEM PERBANKAN DENGAN MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA TOGAF

RANCANGAN MODEL ARSITEKTUR TEKNOLOGI INFORMASI SISTEM PERBANKAN DENGAN MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA TOGAF RANCANGAN MODEL ARSITEKTUR TEKNOLOGI INFORMASI SISTEM PERBANKAN DENGAN MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA TOGAF Ibrahim 1, Lela Nurpulaela 2 1,2 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Singaperbangsa Karawang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan Strategis Perkembangan bisnis yang pesat telah memaksa hampir semua perusahaan untuk tidak hanya memikirkan lingkungan internal perusahaan saja, tetapi juga lingkungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan sistem informasi saat ini telah mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Hal ini mengakibatkan timbulnya persaingan yang semakin ketat pada sektor bisnis

Lebih terperinci

Integrasi Zachman Framework dan TOGAF ADM (Architecture Development Method)

Integrasi Zachman Framework dan TOGAF ADM (Architecture Development Method) INFORMATION SYSTEM FOR EDUCATORS AND PROFESSIONALS Vol.1, No. 2, Juni 2016, 157-166 E-ISSN: 2548-3587 157 Integrasi Zachman Framework dan TOGAF ADM (Architecture Development Method) Rully Pramudita 1,*,Nadya

Lebih terperinci

PENGUKURAN KESENJANGAN DAN PERENCANAAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN TOGAF (Studi Kasus : Politeknik Surabaya)

PENGUKURAN KESENJANGAN DAN PERENCANAAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN TOGAF (Studi Kasus : Politeknik Surabaya) PENGUKURAN KESENJANGAN DAN PERENCANAAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN TOGAF (Studi Kasus : Politeknik Surabaya) Agus Hermanto [9112205310] Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Hari Ginardi, M.Kom PROGRAM

Lebih terperinci

yang sudah ada (Mardiana & Araki 2013).

yang sudah ada (Mardiana & Araki 2013). BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Strategi Sistem Informasi/Teknologi Informasi Strategi merupaka definisi dari kumpulan tindakan yang saling terintegrasi yang mengarah pada peningkatan kesejahteraan dan kekuatan

Lebih terperinci

KOLABORASI INFORMASI UNTUK MENDUKUNG INTEGRASI SISTEM INFORMASI. Abstrak

KOLABORASI INFORMASI UNTUK MENDUKUNG INTEGRASI SISTEM INFORMASI. Abstrak KOLABORASI INFORMASI UNTUK MENDUKUNG INTEGRASI SISTEM INFORMASI SATRIYO ADHY Program Studi Teknik Informatika Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Diponegoro Semarang satriyo@undip.ac.id Abstrak

Lebih terperinci

Bab V Perancangan Model Ensiklopedia

Bab V Perancangan Model Ensiklopedia Bab V Perancangan Model Ensiklopedia Bab perancangan model ensiklopedia berisi pemetaan elemen dalam lingkungan kolaborasi ke dalam ensiklopedia. Pemetaan ini menghasilkan sebuah ensiklopedia lingkungan

Lebih terperinci

Perancangan Aplikasi Basis Data. by: Ahmad Syauqi Ahsan

Perancangan Aplikasi Basis Data. by: Ahmad Syauqi Ahsan 02 Perancangan Aplikasi Basis Data by: Ahmad Syauqi Ahsan Latar Belakang 2 Metodologi perancangan basis data dapat menggunakan alat bantu seperti Designer 2000 dari Oracle, ERWin, BPWin, dan lain sebagainya.

Lebih terperinci

Disusun Oleh : Dr. Lily Wulandari

Disusun Oleh : Dr. Lily Wulandari PENGEMBANGAN SISTEM Disusun Oleh : Dr. Lily Wulandari LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN SISTEM Kebutuhan Pengembangan g Sistem Terstruktur Proses Konstruksi Sistem 1. Mengidentifikasi masalah besar TI untuk

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya 2.2 Arsitektur Enterprise

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya 2.2 Arsitektur Enterprise II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya Secara umum penelitian penggunaan dan pemanfaatan Perencanaan Arsitektur Enterprise yang dilakukan ditujukan untuk studi kasus atas organisasi yang bergerak

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka menguraikan temuan dan bahan penelitian yang diperoleh dari acuan yang akan dijadikan landasan untuk melakukan kegiatan penelitian Tugas Akhir

Lebih terperinci

Seminar Nasional Inovasi dan Tren (SNIT) 2015

Seminar Nasional Inovasi dan Tren (SNIT) 2015 PERANCANGAN ENTERPRISE ARCHITECTURE UNTUK PENERAPAN MANAJEMEN INOVASI MENGGUNAKAN ZACHMAN FRAMEWORK PADA PUSAT PENELITIAN TENAGA LISTRIK DAN MEKATRONIK LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA Hanhan Hanafiah

Lebih terperinci

LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN CORPORATE VALUE. 0 Tidak berhubungan sama sekali. 1 Sangat sedikit hubungannya. 2 Sedikit berhubungan

LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN CORPORATE VALUE. 0 Tidak berhubungan sama sekali. 1 Sangat sedikit hubungannya. 2 Sedikit berhubungan LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN CORPORATE VALUE Petunjuk: Berilah skor antara dimana: Tidak berhubungan sama sekali Sangat sedikit hubungannya Sedikit berhubungan Cukup berhubungan Memiliki hubungan

Lebih terperinci

LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN COORPORATE VALUE. Petunjuk: Berilah nilai bobot antara 0-5 dimana:

LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN COORPORATE VALUE. Petunjuk: Berilah nilai bobot antara 0-5 dimana: LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN COORPORATE VALUE Petunjuk: Berilah nilai bobot antara - dimana: Tidak berhubungan sama sekali. Sangat sedikit hubungannya. Sedikit hubungannya Cukup berhubungan. Memiliki

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengenalan Rekayasa Informasi Saat ini banyak perusahaan-perusahaan yang sudah memanfaatkan sistem informasi untuk mendukung aktivitas perusahaan. Sebagian besar pemanfaatan sistem

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Enterprise architecture, Zachman Framework, blueprint

ABSTRAK. Kata Kunci : Enterprise architecture, Zachman Framework, blueprint ABSTRAK PT. Indonesia Power merupakan sebuah perusahaan besar yang melakukan proses produksi tenaga listrik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia, oleh karena itu perusahaan harus menentukan dengan

Lebih terperinci

Enterprise Resource Planning (ERP)

Enterprise Resource Planning (ERP) Enterprise Resource Planning (ERP) STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Oleh : Bansa Tuasikal 06.11.1012 S1 Ti 10A Daftar Isi : Pendahuluan...1 Pengertian ERP...2 Tujuan dan Peran ERP Dalam Perusahaan...3 Kelebihan

Lebih terperinci

RESUME JURNAL : PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI BERBASIS ZACHMAN FRAMEWORK PADA DISNAKERTRANS PROVINSI JAWA BARAT

RESUME JURNAL : PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI BERBASIS ZACHMAN FRAMEWORK PADA DISNAKERTRANS PROVINSI JAWA BARAT Yana Putri / 1106130096 SI3704 RESUME JURNAL : PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI BERBASIS ZACHMAN FRAMEWORK PADA DISNAKERTRANS PROVINSI JAWA BARAT Disnakertrans Provinsi Jabar merupakan instansi pemerintah

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Landasan Teori 3.1.1. Program Studi Sarjana Program ram studi merupakan penataan program akademik bagi bidang studi tertentu entu didedikasikan k untuk menguasai, memanfaatkan,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP BAB V PENUTUP

BAB V PENUTUP BAB V PENUTUP BAB V PENUTUP V.1 Kesimpulan Berikut ini merupakan kesimpulan dari penerapan Zachman Framework yang telah dilakukan pada perusahaan PT.Berdikari Indo Super Grosir Cianjur. V.1.1. Kolom What Pada bagian

Lebih terperinci

Analisis ValueShop Sebagai Pemodelan Bisnis Awal Dalam Perencanaan Arsitektur Enterprise (EAP)

Analisis ValueShop Sebagai Pemodelan Bisnis Awal Dalam Perencanaan Arsitektur Enterprise (EAP) Analisis ValueShop Sebagai Pemodelan Bisnis Awal Dalam Perencanaan Arsitektur Enterprise (EAP) Paramita Mayadewi Program Studi Manajemen Informatika, Politeknik Telkom prm@politekniktelkom.ac.id Abstrak

Lebih terperinci

Cobit memiliki 4 Cakupan Domain : 1. Perencanaan dan Organisasi (Plan and organise)

Cobit memiliki 4 Cakupan Domain : 1. Perencanaan dan Organisasi (Plan and organise) COBIT Control Objective for Information and related Technology Dikeluarkan dan disusun oleh IT Governance Institute yang merupakan bagian dari ISACA (Information Systems Audit and Control Association)

Lebih terperinci

Catatan Archimate 2.1

Catatan Archimate 2.1 Catatan Archimate 2.1 Versi 0.1 Referensi The Open Group, N131 Archimate 2.1 Reference Card.pdf, https://www2.opengroup.org/ogsys/catalog/n131 Archimate 2.1 Active Structural Behavioral Passive Structural

Lebih terperinci

ANALISA & PERANCANGAN SISTEM

ANALISA & PERANCANGAN SISTEM ANALISA & PERANCANGAN SISTEM Pengembangan Sistem Informasi Mulyadi, S.Kom, M.S.I Proses dalam Pengembangan Sistem Proses pengembangan sistem - serangkaian kegiatan, metode, praktik, dan alat-alat terotomatisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Disadari maupun tidak, arus informasi dan data secara terus-menerus telah memberikan perspektif baru dalam dunia bisnis. Hal ini menandakan bahwa kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Ketika suatu organisasi akan diproyeksikan dan dikembangkan dengan harapan agar organisasi tersebut mempunyai eksistensi dan conpetitive advantage yang baik, maka perencanaan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Kuesioner. Domain Bisnis. untuk penyusunan skripsi dengan judul Analisis Investasi Sistem Informasi dengan

LAMPIRAN 1. Kuesioner. Domain Bisnis. untuk penyusunan skripsi dengan judul Analisis Investasi Sistem Informasi dengan L1 LAMPIRAN 1 Kuesioner Domain Bisnis Kuesioner ini dibuat dan disebarkan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk penyusunan skripsi dengan judul Analisis Investasi Sistem Informasi dengan Menggunakan

Lebih terperinci

Gambar V.1.Tindak lanjut arsitektur informasi rantai pasok BBM

Gambar V.1.Tindak lanjut arsitektur informasi rantai pasok BBM BAB V TINDAK LANJUT UNTUK ARSITEKTUR INFORMASI Tindak lanjut untuk arsitektur informasi BBM memberikan langkah berikutnya setelah dihasilkan rancangan arsitektur informasi rantai pasok BBM. Tindak lanjut

Lebih terperinci

Organisasi dan System Analyst

Organisasi dan System Analyst Organisasi dan System Analyst Organisasi Perusahaan Organisasi sebagai sistem yang dirancang untuk mencapai suatu target dan sasaran melalui orang, dan sumber daya yang tersedia. Organisasi terdiri dari

Lebih terperinci

PEMBUATAN ENTERPRISE ARCHITECTURE PLANNING DENGAN MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA ZACHMAN DI MAJELIS PUSTAKA DAN INFORMASI PPMUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

PEMBUATAN ENTERPRISE ARCHITECTURE PLANNING DENGAN MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA ZACHMAN DI MAJELIS PUSTAKA DAN INFORMASI PPMUHAMMADIYAH YOGYAKARTA PEMBUATAN ENTERPRISE ARCHITECTURE PLANNING DENGAN MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA ZACHMAN DI MAJELIS PUSTAKA DAN INFORMASI PPMUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Astri Veviyana 08018153, Ali Tarmuji Teknik Informatika Universitas

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.2. Enterprise Arsitektur Arsitektur enterprise adalah sebuah pendekatan yang didirikan berdasarkan model dan manajemen holistik TI sebagai kerangka kerja untuk menunjukan penciptaan

Lebih terperinci

Bab 3 Metodologi Penelitian

Bab 3 Metodologi Penelitian 36 Bab 3 Metodologi Penelitian 3.1. Tahapan Penelitian Tahapan penelitian yang dilakukan mengacu pada kerangka The Open Group Architecture Framework (TOGAF) yang merupakan kerangka kerja arsitektur di

Lebih terperinci

BAB 1 ASUMSI PERANAN PENGANALISIS SISTEM

BAB 1 ASUMSI PERANAN PENGANALISIS SISTEM BAB 1 ASUMSI PERANAN PENGANALISIS SISTEM Informasi adalah sebuah sumber organisasi dimana harus diatur secara baik seperti sumber daya lainnya. Biaya dihubungkan dengan proses informasi. Proses Informasi

Lebih terperinci

LAMPIRAN A KUISIONER UNTUK PEMBOBOTAN KORPORAT

LAMPIRAN A KUISIONER UNTUK PEMBOBOTAN KORPORAT LAMPIRAN A KUISIONER UNTUK PEMBOBOTAN KORPORAT Faktor Domain Bisnis 1. Strategic Values 1.1. Strategic Match Dititikberatkan pada tingkat/derajat dimana semua proyek teknologi informasi atau sistem informasi

Lebih terperinci

ANALISA STRATEGIS SI/TI: MENILAI DAN MEMAHAMI KONDISI SAAT INI. Titien S. Sukamto

ANALISA STRATEGIS SI/TI: MENILAI DAN MEMAHAMI KONDISI SAAT INI. Titien S. Sukamto ANALISA STRATEGIS SI/TI: MENILAI DAN MEMAHAMI KONDISI SAAT INI Titien S. Sukamto Pengantar Dalam proses mencapai keselarasan dan dampaknya, diperlukan adanya pemahaman akan lingkungan bisnis dan teknologi,

Lebih terperinci

SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #4 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS)

SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #4 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS) SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #4 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS) Mahasiswa mampu menjelaskan bahasa, pedoman, dan visualisasi yang digunakan sebagai dasar pembuatan sebuah pemodelan arsitektur

Lebih terperinci

PEMBUATAN ENTERPRISE ARCHITECTURE DENGAN MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA ZACHMAN (Studi Kasus : Pimpinan Pusat Muhammadiyah )

PEMBUATAN ENTERPRISE ARCHITECTURE DENGAN MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA ZACHMAN (Studi Kasus : Pimpinan Pusat Muhammadiyah ) PEMBUATAN ENTERPRISE ARCHITECTURE DENGAN MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA ZACHMAN (Studi Kasus : Pimpinan Pusat Muhammadiyah ) Ali Tarmuji 1), Hastiany 2) 1)2) Program Studi Teknik Informatika Universitas Ahmad

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA PT. BANGUNAN JAYA. kematangan penerapan sistem informasi pada PT. Bangunan Jaya.

BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA PT. BANGUNAN JAYA. kematangan penerapan sistem informasi pada PT. Bangunan Jaya. BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA PT. BANGUNAN JAYA 4.1 Prosedur Evaluasi Evaluasi terhadap sistem informasi penjualan pada PT. Bangunan Jaya adalah merupakan suatu proses evaluasi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 2.1 Penelitian Terkait

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 2.1 Penelitian Terkait BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terkait Dalam melakukan sebuah penelitian, tidak lepas dari penelitian sebelumnya yang mendasari dilakukannya penelitian ini. Berikut adalah beberapa daftar penelitian

Lebih terperinci

Enterprise Architecture Planning Untuk Proses Pengelolaan Manajemen Aset Dengan Zachman Framework

Enterprise Architecture Planning Untuk Proses Pengelolaan Manajemen Aset Dengan Zachman Framework Enterprise Architecture Planning Untuk Proses Pengelolaan Manajemen Aset Dengan Zachman Framework Titus Kristanto Teknik Informatika Institut Teknologi Adhi Tama, Surabaya E-mail: tintus.chris@gmail.com

Lebih terperinci

Enterprise Architecture Planning

Enterprise Architecture Planning Enterprise Architecture Planning Application Architecture TKB5354 Perancangan Arsitektur Enterprise Chalifa Chazar www.script.id chalifa.chazar@gmail.com Review BPS dapat digunakan untuk menterjemahkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Menurut O Brien dalam Baridwan dan Hanum (2007:155) terdapat tiga dimensi pengukuran kualitas informasi, ketiga dimensi tersebut adalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

Enterprise Systems For Management

Enterprise Systems For Management Enterprise Systems For Management Chapter 1 Introduction To Enterprise Systems For Management Information Systems in Organization Sistem informasi berhubungan dengan software,hardware, data dan proses.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, teknologi informasi merupakan salah satu teknologi yang sedang berkembang dengan pesat. Dengan kemajuan teknologi informasi, pengaksesan terhadap data atau

Lebih terperinci

REKAYASA ALUR KERJA DAN ARSITEKTUR INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN BSP

REKAYASA ALUR KERJA DAN ARSITEKTUR INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN BSP REKAYASA ALUR KERJA DAN ARSITEKTUR INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN BSP Oleh : Hendra Gunawan Jurusan Teknik Informatika, STMIK-IM email : hendra_gunawan@engineer.com Abstrak Kegiatan yang terjadi dalam suatu

Lebih terperinci

SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #2 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS)

SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #2 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS) SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #2 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS) Mahasiswa mampu menjelaskan bahasa, pedoman, dan visualisasi yang digunakan sebagai dasar pembuatan sebuah pemodelan arsitektur

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. tetapi juga harus didukung oleh lingkungan internal yang baik. Lingkungan internal

BAB 2 LANDASAN TEORI. tetapi juga harus didukung oleh lingkungan internal yang baik. Lingkungan internal BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Perencanaan Strategi Lingkungan dunia usaha yang terus berkembang menuntut hampir semua perusahaan untuk tidak hanya memikirkan lingkungan eksternal perusahaan saja, tetapi juga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. disebut dengan Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SHPS). SHPS adalah. dijelaskan langkah-langkah yang terdapat pada SHPS.

BAB II LANDASAN TEORI. disebut dengan Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SHPS). SHPS adalah. dijelaskan langkah-langkah yang terdapat pada SHPS. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Siklus Hidup Pengembangan Sistem Dalam melakukan kegiatan berupa analisa dan merancang sistem informasi, dibutuhkan sebuah pendekatan yang sistematis yaitu melalui cara yang disebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang sedemikian pesat serta potensi pemanfaatannya secara luas, membuka peluang bagi proses akses, pengelolaan, dan

Lebih terperinci

ANALISIS, DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI

ANALISIS, DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI ANALISIS, DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI Cobalah untuk tidak menjadi seorang orang yang sukses, tetapi menjadi seorang yang bernilai, Albert Einstein Dosen: Heru Prasetyo, Mkom DEFINISI DATA:

Lebih terperinci

SAP PRODUCT LIFECYCLE MANAGEMENT

SAP PRODUCT LIFECYCLE MANAGEMENT Karya Ilmiah E-Business SAP PRODUCT LIFECYCLE MANAGEMENT Manajemen Siklus Hidup Produk SAP Disusun oleh : Nama : Achmad Mustagfiri NIM : 09.11.2962 Kelas : 09-S1TI-06 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI

Lebih terperinci

ENTERPRISE ARCHITECTURE PLANNING DALAM PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PERGURUAN TINGGI

ENTERPRISE ARCHITECTURE PLANNING DALAM PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PERGURUAN TINGGI Seminar Nasional Sistem Informasi Indonesia, 6 November 2017 ENTERPRISE ARCHITECTURE PLANNING DALAM PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PERGURUAN TINGGI 1 Safrian Aswati, 2 Saleh Malawat, 3 Suhendra, dan 4 Khairil

Lebih terperinci

ERP merupakan fungsi sistem aplikasi software yang dapat membantu organisasi dalam

ERP merupakan fungsi sistem aplikasi software yang dapat membantu organisasi dalam Teknologi enterprise resources planning (ERP) dapat mengintegrasikan fungsi marketing, fungsi produksi, fungsi logistik, fungsi finance, fungsi sumber daya, fungsi produksi, dan fungsi lainnya. ERP telah

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Kuesioner Portfolio Domain Bisnis

LAMPIRAN 1. Kuesioner Portfolio Domain Bisnis L1 LAMPIRAN 1 Kuesioner Portfolio Domain Bisnis Kuesioner ini dibuat dan disebarkan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk penyusunan skripsi dengan judul Evaluasi Investasi Sistem dan Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam perencanaan strategis di institusi perguruan tinggi. Perencanaan strategis

BAB I PENDAHULUAN. dalam perencanaan strategis di institusi perguruan tinggi. Perencanaan strategis BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perencanaan strategis sistem informasi dan teknologi informasi adalah suatu kegiatan yang terus menerus dan sistematis dengan tujuan yang akan dicapai dalam perencanaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan Menurut Robbins dan Coulter dalam Tisnawatisule dan Saifullah (2005), perencanaan sebagai sebuah proses yang dimulai dari penerapan tujuan organisasi, menentukan strategi

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Aktivitas kolaborasi memberikan dampak yang signifikan dalam usaha kolektif manusia. Aktivitas ini mendapatkan perhatian yang sangat besar dari sejumlah besar area

Lebih terperinci

PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE MENGGUNAKAN METODE TOGAF ADM (STUDI KASUS : RSUD Dr.SOEGIRI LAMONGAN)

PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE MENGGUNAKAN METODE TOGAF ADM (STUDI KASUS : RSUD Dr.SOEGIRI LAMONGAN) PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE MENGGUNAKAN METODE TOGAF ADM (STUDI KASUS : RSUD Dr.SOEGIRI LAMONGAN) Yeni Kustiyahningsih Fakultas Teknik, Jurusan Manajemen Informatika, Universitas Trunojoyo Email

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. dalam kertas atau lainnya. Tujuan utama seseorang menulis surat tidak lain

BAB III LANDASAN TEORI. dalam kertas atau lainnya. Tujuan utama seseorang menulis surat tidak lain BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Surat Surat adalah alat komunikasi antara dua pihak yang berupa tulisan dalam kertas atau lainnya. Tujuan utama seseorang menulis surat tidak lain adalah untuk mengkomunikasikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. saling terkait dan tergantung satu sama lain, bekerja bersama-sama untuk. komputer. Contoh lainnya adalah sebuah organisasi.

BAB II LANDASAN TEORI. saling terkait dan tergantung satu sama lain, bekerja bersama-sama untuk. komputer. Contoh lainnya adalah sebuah organisasi. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Menurut Kendall (2003), sistem merupakan serangkaian subsistem yang saling terkait dan tergantung satu sama lain, bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan dan sasaran

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR. Disusun Sebagai Syarat Kelulusan Tingkat Sarjana. oleh : Desi Hadiati /

LAPORAN TUGAS AKHIR. Disusun Sebagai Syarat Kelulusan Tingkat Sarjana. oleh : Desi Hadiati / Pembuatan Arsitektur Sistem Informasi Dengan Enterprise Architecture Planning Untuk Mendukung Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (Studi Kasus di SMA Negeri 3 Bandung) LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun Sebagai

Lebih terperinci

Hanif Fakhrurroja, MT

Hanif Fakhrurroja, MT Pertemuan 11: Pengembangan Sistem Informasi Hanif Fakhrurroja, MT PIKSI GANESHA, 2013 Hanif Fakhrurroja @hanifoza hanifoza@gmail.com Metodologi Pengembangan Sistem System Development Life Cycle (SDLC)

Lebih terperinci

Arsitektur Teknologi Informasi Berbasis Enterprise Architecture Planning (EAP) di Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG)

Arsitektur Teknologi Informasi Berbasis Enterprise Architecture Planning (EAP) di Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) Arsitektur Teknologi Informasi Berbasis Enterprise Architecture Planning (EAP) di Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) Wina Witanti 1 Jurusan Informatika Universitas Jenderal Achmad Yani (Unjani)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian sistem terbagi menjadi dua yaitu : pendekatan yang menekankan pada elemen / komponen.

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian sistem terbagi menjadi dua yaitu : pendekatan yang menekankan pada elemen / komponen. 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Sistem adalah sekumpulan elemen yang dalam sebuah jaringan yang bekerja secara teratur dalam satu kesatuan yang bulat dan terpadu untuk mencapai sebuah tujuan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT TELKOM DOMAIN BISNIS

LAMPIRAN 1. KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT TELKOM DOMAIN BISNIS LAMPIRAN. KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT TELKOM DOMAIN BISNIS Kuesioner ini dibuat untuk mengevaluasi nilai dan Risiko dalam investasi teknologi informasi (TI) yang diterapkan di PT TELKOM. Petunjuk:

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi 2.1.1 Pengertian Perencanaan Strategis Perencanaan strategis, menurut Ward dan Peppard (2002, p462) adalah analisa

Lebih terperinci

Hanif Fakhrurroja, MT

Hanif Fakhrurroja, MT Pertemuan 3 Sistem Informasi Manajemen Komputer: Pengertian Analisis dan Perancangan Sistem Hanif Fakhrurroja, MT PIKSI GANESHA, 2013 Hanif Fakhrurroja @hanifoza hanifoza@gmail.com Latar Belakang Latar

Lebih terperinci