DAFTAR PUSTAKA. Badan Agribisnis Statistik dan Informasi Agribisnis. Badan Agribisnis, Departemen Pertanian, Jakarta.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DAFTAR PUSTAKA. Badan Agribisnis Statistik dan Informasi Agribisnis. Badan Agribisnis, Departemen Pertanian, Jakarta."

Transkripsi

1 DAFTAR PUSTAKA Adriansyah Analisis Permintaan Buah-buahan di Propinsi DKI Jakarta Suatu Penerapan Model Almost Ideal Demand System (AIDS) dengan Data Susenas Skripsi Sarjana. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Badan Agribisnis Statistik dan Informasi Agribisnis. Badan Agribisnis, Departemen Pertanian, Jakarta. BPS Statistik Indonesia. Biro Pusat Statistik, Jakarta Survei Susenas. Buku 3. Biro Pusat Statistik, Jakarta. Dahl, D.C. dan J.W. Hammond Market and Price Analysis Agricultural Industries. Mc.Graw-Hill, New York. Deptan Informasi Hortikultura dan Aneka Tanaman. Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura, Departemen Pertanian, Jakarta. Deptan Pola Pengembangan Institusi Pelayanan Pemasaran Hasil Pertanian Terminal dan Sub Terminal Agribisnis. Direktorat Jenderal Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, Departemen Pertanian, Jakarta. Wewi, W.K Analisis Pendapatan Usahatani dan Pemasaran Komoditas Manggis. Studi Kasus Desa Sipak, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Skripsi Sarjana. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Dongoran, A.S Analisis Pemasaran Cabai Merah Besar (Capsicum annuum var. Longum) di DKI Jakarta. Kasus di Pasar Induk Kramat Jati, Pasar Jatinegara dan Pasar Tanah Abang DKI Jakarta. Skripsi Sarjana. Jurusan Ilmuilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Effendi, H.R Analisis Deskripsi Sistem Tataniaga Komoditi Cabai Merah Clapsicurn annuum L. (Kasus pada 3 kabupaten di Jawa Tengah). Skripsi Sarjana. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor. F AO FAOSTAT Agriculture Data, Firmansyah, E Analisis Usahatani dan Pemasaran Bawang Daun di Desa Sukamaju, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi. Skripsi Sarjana. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

2 Garrett, B Fruit and Vegetable Manual, Volume I - Fruit. Compiled by The Queensland Chamber of Fruit and Vegetable Industries Co-operative. Published by National Marketplace News, Bribane. Hadi, P.U., H. Mayrowani, Suprijati dan Sumedi Review dan Outlook Pengembangan Komoditas Hortikultura. Makalah Seminar Nasional Perspektif Pembangunan Pertanian dan Kehutanan Tahun 2001 ke Depan. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Bogor. Heytens, P.J Testing Market Integration. Food Research Institute Studies, 20(1): Hutasoit, A.N Peranan Pasar Induk Kramatjati dalam Pemasaran Buahbuahan di DKI Jakarta. Skripsi Sarjana. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Kohls, R.L dan J.N. Uhl Marketing of Agricultural Products. Seventh Edition. MacMillan Publishing Company, New York. Kotler, P Manajemen Pemasaran, Perencanaan dan Pengendalian. Erlangga, Jakarta Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian. Jilid 2. Edisi Keenam. Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Kumaat, R.M Sistim Pemasaran Sayuran Dataran Tinggi di Propinsi Sulawesi Utara. Tesis Magister Sains. Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Limbong, W.H. dan P. Sitorus Pengantar Tataniaga Pertanian. Jurusan Ilmuilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Ma'mun Keragaan Pemasaran Kentang dan Kubis di Jawa Barat dan Beberapa Faktor yang Mempengaruhinya. Tesis Magister Sains. Fakultas Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Mursito, D Analisis Risiko pada Usaha Pemasaran Buah Lokal dan Buah Impor di Tingkat Pengecer Kotamadya Bogor. Aplikasi Model Portofolio Indeks Tunggal. Skripsi Sarjana. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Nurmalita, D Analisis Pendapatan dan Tingkat Risiko Usaha Pada Sayuran Lokal dan Non Lokal. Studi Kasus Kelompok Tani pada Boga, Desa Ciherang, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat. Skripsi Sarjana.

3 Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Nuswamarhaeni, S., D. Prihatini dan E.P. Pohan Mengenal Buah Unggul Indonesia. Penebar Swadaya, Jakarta. Puslitbanghort Teknologi Produksi Salak. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian, Jakarta. Rahmatia, E Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Dalam Proses Pembelian Buah (Kasus di DKI Jakarta). Skripsi Sarjana. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Ravallion, M Testing Market Integration. American Journal of Agricultural Economics, 68(1): Sarwono, B Jeruk dan Kerabatnya. Penebar Swadaya, Jakarta. Schoell, W.F. dan J.P. Guiltinan Marketing Contemporary Concepts and Practices. Fourth Edition. Prentice Hall, Boston. Siagian, I Analisis Efisiensi Pemasaran Duku (Lansium domesticum) Palembang dari Pasar Induk ke Pasar Eceran di DKI Jakarta. Skripsi Sarjana. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Silitonga, E.H Analisis Efisiensi Pemasaran Sayuran Dataran tinggi Kabupaten Karo Propinsi Sumatera Utara. Tesis Magister Sains. Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Tobing, M.P.L Analisis Pembagian Pendapatan Usahatani dan Tataniaga Komoditas Bawang Merah. Studi Kasus di dua Desa Pulau Samosir Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara. Tesis Magister Sains. Fakultas Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Tomek, W.G. dan K.L. Robinson Agricultural Product Prices. Second Edition. Cornell University Press, Ithaca.

4 LAMPIRAN

5 Lampiran 1. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Jakarta dan Indonesia Tahun Sumber: BPS 1999a. Hal: * tidak termasuk Timtim

6 Lampiran 2. Ekspor-Impor Buah Indonesia Tahun Sumber BPS, diolah Keterangan: - Data buah segarbeku terdiri dari 39 HS - Data buah olahanlkering terdiri dari 64 HS

7 3. Silmsel 4. Riau L 8. Banten I babar Lampiran 3. Perkembangan Pembangunan Terminal AgribisnisISub Terminal Agribisnis Wilayah Merek Kab. Solok I Kab. am Lokasi Jaka-Baring Palembang Oku & Oki, MUBA, Linggau Pagar Alam Kodya Batam Kab. Muara Bungo Kab. Rejang Lebong Bandar Lampung lam nun^ Timur CilegodSerang Tangerang Pluit- Jakarta Utara Pasar Induk Kramatjati Marunda -Jakarta Utara Sukabumi 1 [ Kuningan Operasional 1 1. Jateng b,lvirgyakarta b a t im t 16. Kalbar 17. Ealtim Sumber: Deptan Maj alengka Cirebon Brebes Magelang Semarang Sleman Yogyakarta Purwodadi-Pasuruan Sidoarjo Tabanan Singaraja Barito Kuala Pontianak Balikpapan/Samarinda Gowa Minahasa Tondano Kendari Tahapan Pengembangan Studi kelayakan Operasional I Studi kelayakan Studi kelayakan Sosialisasi gagasan Studi kelayakan Studi kelayakan Rencana Studi kelayakan Operasional Rencana studi kelayakan Rencana Studi kelavakan Rencana Studi kelayakan Op erasional Studi kelayakan Pembangunan Tahap I1 / (modemisasi sistem) Rencana realisasi fisik Operasional Operasional berasional Operasional Studi kelayakan Operasional Operasional Operasional berasional Studi kelayakan berasional Operasional Operasional & pengembangan Studi kelayakan Rencana Studi kelayakan Operasional Tahap usulan Tahap usulan Studi kelayakan

8 Lampiran 4. Print Out Hasil Olahan Data Regression A~ialysis APEL IMPOR The regression equation is PaA = PaA(t-I) Pk-Pk(t-1) Pk(t-I) 18 cases used 1 cases contain missing values Co~istant PaA(t-I) Pk-Pk(t Pk(l-I) A~ialysis of Variance Source DF SS MS F P Regressio~i Error Tolal PaA(t-I) Pk-Pk(I Pk(t-I) Unusual Observatio~ls Obs PaA(t-I) PaA Fit StDev Fit Residual St Resid R R R denotes an observation with a large standardized residual Durbin-Watson statistic = 2.01 Regression Analysis Tlie regression equation is P,d3 = PaB(t-I) Pk-Pk(t-I) Pk(t-I) 18 cases used 1 cases contain missing values Prediclor Coef StDcv T P Corista~it Ptd3(t-I) Pk-Pk(t Pk(t-1)

9 Source DF S S MS F P Regression Error Total PaB(t-1) Pk-Pk( Pk(t-1) Unusual Observations Obs P&(t-1) PC* Fit StDev Fit Residual St Resid R R denotes an observation wit11 a large sta~~dardized residual Durbin-Watson statistic = 1.72 Regression Analysis The regression equation is PaC = PaC(1-I) Pk-Pk(t-1) Pk(t-1) 18 cases used 1 cases contain nlissing values Predictor Coef StDcv T P Constant PaC(1-I) Pk-Pk(t Pk(t-1) Source DF SS MS F P Regression Error Total PaC(t-1) Pk-Pk(t Pk(t-1)

10 Unusual Observatio~ls Obs PaC(t-1) PaC Fit StDev Fit Residual St Resid R R de~lotes an observation with a large standardized residual Durbin-Watson statistic = 2.04 Regression Analysis The regressiorl equation is PaD = PaD(t-1) Pk-Pk(t-1) Pk(t-1) 18 cases used I cases contain ~llissillg values Co~lsta~lt PaD(t-I) Pk-Pk( Pk(t-1) Source DF SS MS F P Regression Error Total Sotirce DF Seq SS PaD(t-I) Pk-Pk(t Pk(t-I) U~~r~sual Observatio~~s Obs PaD(t-I) PaD Fit StDev Fit Residual St Resid R R dc~~oles an observation with a large standardized residual Durbin-Watson statistic = 2.06

11 JERUK IMPOR Regression A~ralysis The regression equation is PjA = PjA(t-I) Pk-Pk(t-1) Pk(t-1) I8 cases used 1 cases contain missing values Constant PA Pk-Pk(t Pk(t-1) Source DF SS MS F P Pegression Error Total Sorircc DF Seq SS P.jA(t-1) Pk-Pk(t Pk(t-I) Unusual Observations Obs PjA(t-I) PjA Fit StDev Fit Residual St Resid R R R denotes an observation with a large standardized residual Durbin-Watson statistic = 1.83 Regression Analysis Tlle regression equation is PjB = PjB(t-I) Pk-Pk(t-1) Pk(t-1) 18 cases used 1 cases contain nlissing values

12 Colistar~t P.jB(t-I) Pk-Pk(t Pk(t-1) Analysis or Variance Source DF S S MS F P Regression Error Total PjB(t-I) Pk-Pk( Pk(t-I) Umsual Observations Obs PjB(t-I) PjB Fit StDev Fil Residual St Resid R R denotes an observatiot~ wit11 a large standardized residual Durbin-Watson slalistic = 2.18 Regression Analysis Tl~e regression equation is PjC = PjC(t-I) Pk-Pk(t-I) Pk(t-I) 18 cases used I cases contain lnissing values Co~istant P.jC(t-I) Pk-Pk(t Pk(1-I) Aualysis of Variance Source DF SS MS F P Regression Error Total

13 P.jC(t-1) Pk-Pk(t Pk(t-1) Uiiusrlal Observations Obs PjC(t-1) PjC Fit StDev Fit Residual St. Resid R R denotes an observation with a large standardized residual Dorbin-Watson statistic = 2.13 Regression A~~nlysis Tl~e regression equation is P.jD = PjD(t-I) Pk-Pk(t-1) Pk(t-1) 18 cases used I cases conlain ~nissing values Constant P.jD(t-1) Pk-Pk(t Pk(t-I) Source DF SS MS F P Regression Error Total P.jD(t-1) Pk-Pk(t Pk(t-1) Unusual Observations Obs PjD(t-1) PjD Fit StDev Fit Residual St Resid R R denotes an observation wit11 a large standardized residual Durbin-Watson statistic = 1.83

14 ANGGUR Regression Analysis The regression equation is PgA = PgA(t-I) Pk-Pk(t-I) Pk(t-I) 18 cases used 1 cases contain missing values Constant PgA(t-I) Pk-Pk(t Pk(t-1) Sowce DF S S MS F P Regression Error Total PgA(t-1) Pk-Pk(t Pk(t-1) Unusual Observations Obs PgA(t-1) PgA Fit StDev Fit Residual St Resid X X R R denotes an observation with a large standardized residual X denotes an observatio~i wllose X value gives it large influence. Durbin-Watson statistic = 2.10 Regression Analysis The regression equation is PgC = PgC(t-I) Pk-Pk(t-I) Pk(t-I) 18 cases used I cases contain missing values

15 Corlstant PgC(t-I) Pk-Pk(t Pk(t-1) Source DF S S MS F P Regression Error Total PgC(t-I) Pk-Pk(t Pk(t-1) Unusual Observations Obs PgC(t-I) PgC Fit StDcv Fit Residual St Resid X X R R R denotes an observation with a large standardized residual X denotes an observation wllose X value gives it large influence. Durbin-Watson statistic = 1.96 Regression Analysis Tile regression equation is PgD = PgD(t-1) Pk-Pk(t-I) Pk(t-1) 18 cases used 1 cases contain ~tlissing values Constant PgD(t-1) Pk-Pk(t Pk(t-1)

16 Source DF SS MS F P Regression Error Total PgD(t-I) Pk-Pk(t Pk(t-I) Unusual Observations Obs PgD(t-I) PgD Fit StDev Fit Residual St Resid R X X R R denotes an observation with a large standardized residual X denotes an observation wllose X value gives it large influence. Durbin-Watson statistic = 1.88

17 APEL LOKAL Regressioil Analysis The regression equation is PalC = PalC(1-I) IS Pk-Pk(t-I) Pk(t-I) 18 cases used I cases contain lnissing values Constant PalC(1-I Pk-Pk(t Pk(t-I) * Source DF S S MS F P Regression Error Tola PalC( Pk-Pk(L Pk(t-I) Uuusual Observations Obs PalC(1-1 PalC Fit StDev Fit Residual St Resid R X R R denotes an observatioli wit11 a large standardized residi~al X denotes an observatioll whose X value gives it large influence. Durbin-Watson statislic = 1.97 Regression Analysis The regression equation is PalD = PalD(t-1) Pk-Pk(t-I) Pk(t-1) 18 cases used 1 cases contain tnissit~g values

18 Constant PalD(t Pk-Pk(t Pi(-) Source DF S S MS F P Regression Error Total PalD(1-I Pk-Pk(t Pk(t-I) Unnsual Observations 9bs PalD(t-1 PalD Fit StDev Fit Residual St Resid R I X X R denotes an observatio~i with a large standardized residual X denotes an observatio~l wllose X value gives it large influence. Dnrbiu-Watson statistic = 1.74 Saving workslieet in file: C:\A lena!\data\apellok-al.mtw * NOTE * Existing file replaced.

19 JERUK LOKAL Regressio~i Analysis The regression equation is PjlA = PjlA(t-I) Pk-Pk(t-I) Pk(t-I) 18 cases used 1 cases contain n~issing values Constant P-jlA(t Pk-Pk(t Pk(t-I) Source DF S S MS F P Regression krror Total P.jlA(I Pk-Pk(t Pk(t-I) Ul~l~sual Observations Obs PjlA(t-1 P-jlA Fit StDev Fit Residual St Resid R R denotes an observation wit11 a large standardized residual Durbin-Watson statistic = 1.75 Tlle regression equation is P-jlB = PjlB(t-I) Pk-Pk(t-I) Pk(t-I) 18 cases used I cases conlaill lnissi~lg values Predictor Coer SlDev T P Constanl PjlB(t Pk-Pk(t Pk(t-I)

20 Source DF S S MS F P Regression Error Total P.jlB(t Pk-Pk(t Pk(t-1) U~lusual Observations Obs PjlB(1- I P-jlB Fit StDev Fit Residual St Resid R R R denotes an observation with a large standardized residual Durbin-Watson statistic = 1.77 Regressio~r Analysis Tllc regression equation is I'jlC = PjlC(t-I) Pk-Pk(1-I) Pk(1-I) 18 cases used 1 cases contain rtlissing values Constant P-jlC(t Pk-Pk(t Pk(t-1) Source DF S S MS F P Regression Error Total P.ilC(t Pk-Pk(t Pk(t-I)

21 Unusual Observations Obs PjlC(t-l PjlC Fit StDev Fit Residual St Resid R R denotes an observation with a large standardized residual Durbin-Watson statistic = 2.21 Regression A~~alysis Tlie regression equation is P-jlD = PjlD(1-I) Pk-Pk(t-I) Pk(t-I) 18 cases used I cases contain missing values Constant P.jlD(t Pk-Pk(t Pk(t-1) Source DF S S MS F P Regression Error Total FjlD(t Pk-Pk(t Pk(t-1) 1 655'9 Unusual Observations Obs P.jlD(t-1 PjlD Fit StDev Fit Residual St Resid R R denotes an observatiou with a large standardized residual Durbin-Watson statistic = 2.02 Saving workslieet in file: C:\A lena!\data\jeruklok-a.mtw * NOTE * Existing file replaced.

22 Source DF S S MS F P Regression Error Total PsB(t-1) Pk-Pk(t Pk(t-I) Unusual Observations Obs PsB(t-1) PsB Fit StDev Fit Residual St Resid R R R denotes an observation with a large standardized residual Diirbin-Watson statistic = cases used I cases contain missing values Constant PC([-1) Pk-Pk(t Pk(t-I) Source DF S S MS F P Regression Error Total PsC(t-I) Pk-Pk(l- I 520 Pk(t-I)

23 SALAK Regression Analysis The regression equation is PsA = PsA(t-1) Pk-Pk(t-I) f Pk(t-I) 18 cases used I cases contain tnissing values Predictor Coef StDcv T P Consla~il PsA(t-I) Pk-Pk(t Pk(t-I) Source DF SS MS F P Regression Error Total PsA(t-I) Pk-Pk(t I Pk(t-I) Unnsual Observations Obs PsA(t-I) PsA Fit StDev Fit Residual St Resid R R denotes an observation with a large standardized residual Durbin-Watson statistic = 1.75 Regression Analysis The regression equalion is PsB = PsB(t-I) Pk-Pk(t-1) Pk(t-I) 18 cases used 1 cases contain lnissing values Constant PsB(t-I) Pk-Pk(t Pk(t-1) ,

24 U~iusttal Observations Obs PsC(1-I) PsC Fit StDev Fil Residual St Resid R, R R denotes an observation with a large standardized residual Durbin-Watson statislic = 2.16 Regression Analysis Tlie regression equalion is PsD = PsD(t-1) Pk-Pk(t-I) Pk(t-1) 18 cases used I cases contain tnissing values Constant PsD(1-I) Pk-Pk(t Pk(t-I) A~ialysis of Variance Source DF S S MS F P.Regression Error Total Sot~rce DF Seq SS PsD(t-1) Pk-Pk(t- I 15 Pk(t-1) Unusual Observations Obs PsD(1-1) PsD Fit StDev Fit Residual St Resid R R denotes an observation wit11 a large standardized residual Durbin-Watson statistic = 1.70 Saving worksheet in file: C:\A letia!\data\sal,?k-a1.mtw * NOTE * Existing file replaced.

Pencilan. Pencilan adalah pengamatan yang nilai mutlak sisaannya jauh lebih besar daripada sisaan-sisaan lainnya

Pencilan. Pencilan adalah pengamatan yang nilai mutlak sisaannya jauh lebih besar daripada sisaan-sisaan lainnya Pencilan Pencilan adalah pengamatan yang nilai mutlak sisaannya jauh lebih besar daripada sisaan-sisaan lainnya Bisa jadi terletak pada tiga atau empat simpangan baku atau lebih jauh lagi dari rata-rata

Lebih terperinci

11. KERANGKA PEMIKIRAN

11. KERANGKA PEMIKIRAN 11. KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Pemasaran Pemasaran adalah semua kegiatan penyediaan barang atau jasa yang tepat kepada konsumen pada waktu, tingkat harga serta komunikasi dan promosi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Berbagai Jenis Salak Di Indonesia

Lampiran 1. Berbagai Jenis Salak Di Indonesia LAMPIRAN - LAMPIRAN Lampiran 1. Berbagai Jenis Salak Di Indonesia No. Nama Daerah Asal Rasa Ukuran/Warna Kulit 1 Bali Ds. Sibetan, Bali Manis, kering, tidak masir, daging buah tebal Kecil sampai sedang,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Harga Beberapa Komoditas Pertanian Jawa Barat Per tanggal 31 Juli 2009

Lampiran 1. Harga Beberapa Komoditas Pertanian Jawa Barat Per tanggal 31 Juli 2009 Lampiran 1. Harga Beberapa Komoditas Pertanian Jawa Barat Per tanggal 31 Juli 2009 No Komoditas Harga Per Kg 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Bawang Daun Brokoli Bawang Merah Bawang Putih Buncis

Lebih terperinci

Jumlah tanggungan (org) Lama bekerja di kawasan TWA (thn)

Jumlah tanggungan (org) Lama bekerja di kawasan TWA (thn) LAMPIRAN 88 Lampiran 1. Data Responden Masyarakat Desa Karang Tengah 11 No Jenis pekerjaan Jenis kelamin (L=1 ; P=) Umur (thn) Lama pendidikan (thn) Jumlah tanggungan (org) Lama bekerja di kawasan TWA

Lebih terperinci

Oleh: KELOMPOK SOYA E46. Ahmad Mukti Almansur Batara Manurung Ika Novi Indriyati Indana Saramita Rachman Sali Subakti Tri Wulandari

Oleh: KELOMPOK SOYA E46. Ahmad Mukti Almansur Batara Manurung Ika Novi Indriyati Indana Saramita Rachman Sali Subakti Tri Wulandari TUGAS KELOMPOK METODE KUANTITATIF MANAJEMEN Oleh: KELOMPOK SOYA E46 Ahmad Mukti Almansur Batara Manurung Ika Novi Indriyati Indana Saramita Rachman Sali Subakti Tri Wulandari Dosen: Lukytawati Anggraeni,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Peta Tempat Pengambilan Data Waduk Cirata Kecamatan Mande Kabupaten Cianjur. (Sumber : Googlemaps.com, 2013)

Lampiran 1. Peta Tempat Pengambilan Data Waduk Cirata Kecamatan Mande Kabupaten Cianjur. (Sumber : Googlemaps.com, 2013) 71 Lampiran 1. Peta Tempat Pengambilan Data Waduk Cirata Kecamatan Mande Kabupaten Cianjur (Sumber : Googlemaps.com, 2013) Lampiran 2. Kuisioner Penelitian 72 73 74 75 NO Lampiran 3. Produksi Ikan Mas

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Tipe Penggunaan Lahan di Kabupaten Bogor

LAMPIRAN. Lampiran 1. Tipe Penggunaan Lahan di Kabupaten Bogor LAMPIRAN Lampiran 1. Tipe Penggunaan Lahan di Kabupaten Bogor No Penggunaan lahan No Reklasifikasi Penggunaan Lahan 1 Tanah Kosong diperuntukkan 1 Tanah kosong 2 Tanah rusak (Terlantar/Rusak/Galian) 3

Lebih terperinci

Lampiran 1. Distribusi Nilai WTP Responden Terhadap Paket Wisata Jogging Track Plus

Lampiran 1. Distribusi Nilai WTP Responden Terhadap Paket Wisata Jogging Track Plus Lampiran 1. Distribusi Nilai WTP Responden Terhadap Paket Wisata Jogging Track Plus WTP Jumlah Responden Persentase WTPx ΣResponden NO. (Rp) (orang) (%) (Rp) 1 3 6 11,3 18 2 35 6 11,3 21 3 4 2 3,8 8 4

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. BPS Statistik Indonesia 2005/2006. Badan Pusat Statistik, Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA. BPS Statistik Indonesia 2005/2006. Badan Pusat Statistik, Jakarta. DAFTAR PUSTAKA Agustian, A. dan B. Rachman. 1994. Aspek Penyaluran Sapronak, Pemasaran Hasil dan Pola Kerjasama dalam PIR Perunggasan di Jawa Barat dan Jawa Timur. Forum Penelitian Agro Ekonomi, 12(2):

Lebih terperinci

STK511 Analisis Statistika. Pertemuan 4 Sebaran Penarikan Contoh

STK511 Analisis Statistika. Pertemuan 4 Sebaran Penarikan Contoh STK511 Analisis Statistika Pertemuan 4 Sebaran Penarikan Contoh Konsep Dasar Suatu statistik, misalnya, adalah fungsi dari peubah acak sering kita tulis. Idea dasaranya : Karena adalah peubah acak, maka

Lebih terperinci

Lampiran 1. Produksi Manis di Kabupaten Kerinci Tahun 2011

Lampiran 1. Produksi Manis di Kabupaten Kerinci Tahun 2011 LAMPIRAN 91 Lampiran 1. Produksi Manis di Kabupaten Kerinci Tahun 2011 Kecamatan LUAS TANAM (Ha) Komposisi tanaman ( Ha) TB M TM TTM/T R Total 1122 Produksi (Ton) Produktivitas (Kg/Ha) Jumlah petani Gunung

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN SAYURAN DATARAN TINGGI KABUPATEN KARO PROVINSI SUMATERA UTARA

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN SAYURAN DATARAN TINGGI KABUPATEN KARO PROVINSI SUMATERA UTARA Evi Naria ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN SAYURAN DATARAN TINGGI KABUPATEN KARO PROVINSI SUMATERA UTARA Efendi H. Silitonga Staf Pengajar Universitas Katolik Santo Thomas Sumatera Utara Medan Abstract North

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Bab ini akan menguraikan proses, hasil serta pembahasan dari pengolahan data yang telah dilakukan. Analisis pengolahan data dilakukan dengan mengggunakan software Minitab

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Lampiran 1. Kuisioner Penelitian INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN Jl. Kamper Level 5 Wing 5 Kampus IPB Darmaga Bogor (16680) Telp. (0251)

Lebih terperinci

Kode Lap. Tanggal Halaman Prog.Id. : 09 Maret 2015 KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA : 018 KEMENTERIAN PERTANIAN ESELON I : 04 DITJEN HORTIKULTURA

Kode Lap. Tanggal Halaman Prog.Id. : 09 Maret 2015 KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA : 018 KEMENTERIAN PERTANIAN ESELON I : 04 DITJEN HORTIKULTURA BELANJA MELALUI KPPN DAN BUN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 213 KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA : 18 KEMENTERIAN PERTANIAN : 4 DITJEN HORTIKULTURA : LRBEB 1b : 9 Maret 215 : 1 1 IKHTISAR MENURUT SATKER

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Atas Dasar Harga Berlaku di Indonesia Tahun Kelompok

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Atas Dasar Harga Berlaku di Indonesia Tahun Kelompok I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Hortikultura merupakan salah satu sektor pertanian unggulan yang memiliki beberapa peranan penting yaitu dalam pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat, peningkatan pendapatan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Pada Tahun Kelompok

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Pada Tahun Kelompok I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu komoditas pertanian yang berpotensi untuk dikembangkan. Pengembangan hortikuktura diharapkan mampu menambah pangsa pasar serta berdaya

Lebih terperinci

Lampiran 1. No. Alat dan Bahan Spesifikasi Unit/Satuan Pemeliharaan dan Percobaan Pengambilan dan Pembuatan Preparat Pengukuran Parameter

Lampiran 1. No. Alat dan Bahan Spesifikasi Unit/Satuan Pemeliharaan dan Percobaan Pengambilan dan Pembuatan Preparat Pengukuran Parameter LAMPIRAN 4 Lampiran. Alat dan Bahan yang Digunakan pada Penelitian No. Alat dan Bahan Spesifikasi Unit/Satuan Pemeliharaan dan Percobaan. Akuarium pemeliharaan 00 x 4 x 4 cm 2/- 2. Akuarium pemeliharaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (costless) karena pembeli (costumer) memiliki informasi yang sempurna dan

BAB 1 PENDAHULUAN. (costless) karena pembeli (costumer) memiliki informasi yang sempurna dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Biaya transaksi muncul akibat kegagalan pasar (Yeager, 1999: 29-30). Menurut Stone et al. (1996: 97), pasar yang selalu berjalan tanpa biaya apapun (costless) karena

Lebih terperinci

Analisis Regresi 2. Multikolinier & penanganannya

Analisis Regresi 2. Multikolinier & penanganannya Analisis Regresi 2 Pokok Bahasan : Multikolinier & penanganannya TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS : Mahasiswa dapat menjelaskan adanya multikolinieritas pada regresi linier berganda serta prosedur penanganannya

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN. X 1 = faktor kecepatan X 2 = faktor tekanan X 3 = faktor suhu. 0,4583 X 1 X 2, dimana:

BAB 6 KESIMPULAN. X 1 = faktor kecepatan X 2 = faktor tekanan X 3 = faktor suhu. 0,4583 X 1 X 2, dimana: BAB 6 KESIMPULAN 6.. Kesimpulan Dari penelitian yang telah dilakukan, maka kesimpulan yang diperoleh sebagai berikut:. Berdasarkan proses brainstorming, wawancara dan hasil penyebaran kuesioner awal diperoleh

Lebih terperinci

Kode Lap. Tanggal Halaman Prog.Id. : 09 Maret 2015 KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA : 018 KEMENTERIAN PERTANIAN ESELON I : 04 DITJEN HORTIKULTURA

Kode Lap. Tanggal Halaman Prog.Id. : 09 Maret 2015 KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA : 018 KEMENTERIAN PERTANIAN ESELON I : 04 DITJEN HORTIKULTURA BELANJA MELALUI KPPN DAN BUN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 212 KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA : 18 KEMENTERIAN PERTANIAN : 4 DITJEN HORTIKULTURA : LRBEB 1b : 9 Maret 215 : 1 1 IKHTISAR MENURUT SATKER

Lebih terperinci

KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA BELANJA MELALUI KPPN DAN BUN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 211 KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA : 18 DEPARTEMEN PERTANIAN : 4 DITJEN HORTIKULTURA : LRBEB 1b : 9 Maret 215 : 1 SEMULA SETELAH 1 IKHTISAR

Lebih terperinci

Lampiran 1. Deskripsi Ubi Jalar Kuningan Putih berdasarkan Berita Resmi PVT (Pendaftaran Varietas Lokal)

Lampiran 1. Deskripsi Ubi Jalar Kuningan Putih berdasarkan Berita Resmi PVT (Pendaftaran Varietas Lokal) Lampiran 1. Deskripsi Ubi Jalar Kuningan Putih berdasarkan Berita Resmi PVT (Pendaftaran Varietas Lokal) 112 Lampiran 2. Pola Tata Niaga Ubi Jalar di Kabupaten Kuningan IX Petani / Produsen V VI I II Industri

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Tahun Komoditas

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Tahun Komoditas I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Subsektor hortikultura berperan penting dalam mendukung perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat melalui nilai Produk Domestik Bruto (PDB). Produk Domestik Bruto (PDB)

Lebih terperinci

(Halaman ini sengaja dikosongkan)

(Halaman ini sengaja dikosongkan) DAFTAR PUSTAKA Christensen, R., 1991. Linier Models for Multivariate, Time Series, and Spatial Data. Springer Verlag, New York Draper, N. Dan Smith, H., 1992. Analisis Regresi Terapan, edisi kedua. Diterjemahkan

Lebih terperinci

Program Magister Manajemen dan Bisnis Institut Pertanian Bogor 2014

Program Magister Manajemen dan Bisnis Institut Pertanian Bogor 2014 TUGAS Metode Kuantitatif Manajemen Analisis Regresi pada Data Penjualan Tahunan Lezat Fried Chicken (LFC) Disusun sebagai Tugas Akhir Triwulan I Mata Kuliah Metode Kuantitatif Manajemen Disusun Oleh :

Lebih terperinci

Analisis Regresi 2. Multikolinier & penanganannya

Analisis Regresi 2. Multikolinier & penanganannya Analisis Regresi 2 Pokok Bahasan : Multikolinier & penanganannya TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS : Mahasiswa dapat menjelaskan adanya multikolinieritas pada regresi linier berganda serta prosedur penanganannya

Lebih terperinci

HUBUNGAN SALURAN TATANIAGA DENGAN EFISIENSI TATANIAGA CABAI MERAH

HUBUNGAN SALURAN TATANIAGA DENGAN EFISIENSI TATANIAGA CABAI MERAH HUBUNGAN SALURAN TATANIAGA DENGAN EFISIENSI TATANIAGA CABAI MERAH (Capsicum annuum SP.) (Kasus : Desa Beganding, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo) Masyuliana*), Kelin Tarigan **) dan Salmiah **)

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Tataniaga Menurut Hanafiah dan Saefudin (2006) tataniaga dapat didefinisikan sebagai tindakan atau kegiatan yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

Bab 5 H O R T I K U L T U R A

Bab 5 H O R T I K U L T U R A Bab 5 H O R T I K U L T U R A Komoditas hortikultura yang terdiri dari buah-buahan, sayuran, tanaman hias, dan tanaman obat mempunyai potensi besar untuk dikembangkan sebagai usaha agribisnis. Pengelolaan

Lebih terperinci

Volume 1 No 1Jurnal Agri Sains

Volume 1 No 1Jurnal Agri Sains Analisis Kinerja Saluran Pemasaran Industri Kecil Studi Kasus Pengusaha Tahu Mekar Sari di Kelurahan Pematang Kandis Kecamatan Bangko Kabupaten Merangin Ngatno, Syaiful Azhar, Mainif Sepfera Program Studi

Lebih terperinci

ANALISIS EFlSlENSl PEMASARAN BUAH LOKAL DAN BUAH IMPOR Dl DKI JAKARTA

ANALISIS EFlSlENSl PEMASARAN BUAH LOKAL DAN BUAH IMPOR Dl DKI JAKARTA ANALISIS EFlSlENSl PEMASARAN BUAH LOKAL DAN BUAH IMPOR Dl DKI JAKARTA Oleh: PRAYUDI SYAMSURI PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2002 Tdakkah engkau Wiat, 6ahwa sesungguhnya gahli telbli mnumnkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Agribisnis Cabai Merah

II. TINJAUAN PUSTAKA Agribisnis Cabai Merah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Agribisnis Cabai Merah Cabai merah (Capsicum annuum) merupakan tanaman hortikultura sayursayuran buah semusim untuk rempah-rempah, yang di perlukan oleh seluruh lapisan masyarakat

Lebih terperinci

SILABUS MATACERAMAH PEMASARAN PRODUK AGIBISNIS

SILABUS MATACERAMAH PEMASARAN PRODUK AGIBISNIS SILABUS MATACERAMAH PEMASARAN PRODUK AGIBISNIS Mataceramah : Produk Agribisnis Kode Mataceramah/sks : AGB 334/ 2(2-0) Semester : 5 Prasyarat Deskripsi Singkat : : Ekonomi Manajerial (AGB231) Mataceramah

Lebih terperinci

Metode Statistika Pertemuan XII. Analisis Korelasi dan Regresi

Metode Statistika Pertemuan XII. Analisis Korelasi dan Regresi Metode Statistika Pertemuan XII Analisis Korelasi dan Regresi Analisis Hubungan Jenis/tipe hubungan Ukuran Keterkaitan Skala pengukuran variabel Pemodelan Keterkaitan Relationship vs Causal Relationship

Lebih terperinci

ANALISIS TATA NIAGA TELUR AYAM RAS (LAYER) SISTEM KEMITRAAN UD. JATINOM INDAH KABUPATEN BLITAR. Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga

ANALISIS TATA NIAGA TELUR AYAM RAS (LAYER) SISTEM KEMITRAAN UD. JATINOM INDAH KABUPATEN BLITAR. Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga 85 ANALISIS TATA NIAGA TELUR AYAM RAS (LAYER) SISTEM KEMITRAAN UD. JATINOM INDAH KABUPATEN BLITAR Candra Adinata 1), Ismudiono 2), Dady Soegianto Nazar 3) 1)Mahasiswa, 2) Departemen Reproduksi Veteriner,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN *

I. PENDAHULUAN * I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebijakan pengembangan hortikultura yang ditetapkan oleh pemerintah diarahkan untuk pelestarian lingkungan; penciptaan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan; peningkatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB.

I. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB. I. PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan penting dalam meningkatkan perkembangan ekonomi Indonesia. Hal ini dikarenakan sektor pertanian adalah

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tiga desa di Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur yaitu Desa Ciherang, Cipendawa, dan Sukatani. Pemilihan lokasi dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang beriklim tropis dan relatif subur. Atas alasan demikian Indonesia memiliki kekayaan flora yang melimpah juga beraneka ragam.

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Agustian, Adang dan Iwan Setiadjie Analisis Perkembangan Harga dan

DAFTAR PUSTAKA. Agustian, Adang dan Iwan Setiadjie Analisis Perkembangan Harga dan DAFTAR PUSTAKA Agustian, Adang dan Iwan Setiadjie. 2008. Analisis Perkembangan Harga dan Rantai Pemasaran Cabai Merah di Jawa Barat. Bogor: Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Departemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor di bidang ekonomi yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor di bidang ekonomi yang memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor di bidang ekonomi yang memiliki arti dan kedudukan penting dalam pembangunan nasional. Sektor ini berperan sebagai sumber

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. individu dan kelompok dalam mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. individu dan kelompok dalam mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1 Konsep Tataniaga Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya melibatkan individu dan kelompok dalam mendapatkan apa yang mereka

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor peternakan merupakan bagian integral dari. pembangunan pertanian dan pembangunan nasional. Sektor peternakan di

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor peternakan merupakan bagian integral dari. pembangunan pertanian dan pembangunan nasional. Sektor peternakan di I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan sektor peternakan merupakan bagian integral dari pembangunan pertanian dan pembangunan nasional. Sektor peternakan di beberapa daerah di Indonesia telah memberikan

Lebih terperinci

ANALISIS TATANIAGA KENTANG DARI DESA JERNIH JAYA KECAMATAN GUNUNG TUJUH KABUPATEN KERINCI KE KOTA PADANG OLEH MEGI MELIAN

ANALISIS TATANIAGA KENTANG DARI DESA JERNIH JAYA KECAMATAN GUNUNG TUJUH KABUPATEN KERINCI KE KOTA PADANG OLEH MEGI MELIAN ANALISIS TATANIAGA KENTANG DARI DESA JERNIH JAYA KECAMATAN GUNUNG TUJUH KABUPATEN KERINCI KE KOTA PADANG OLEH MEGI MELIAN 06114023 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2011 ANALISIS TATANIAGA

Lebih terperinci

Saluran dan Marjin Pemasaran cabai merah (Capsicum annum L)

Saluran dan Marjin Pemasaran cabai merah (Capsicum annum L) Saluran dan Marjin Pemasaran cabai merah (Capsicum annum L) Benidzar M. Andrie 105009041 Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi BenizarMA@yahoo.co.id Tedi Hartoyo, Ir., MSc.,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik (2009)

I. PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik (2009) I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang memiliki peranan penting bagi perekonomian Negara Indonesia. Sebagian besar masyarakat Indonesia menggantungkan kehidupan mereka pada sektor

Lebih terperinci

ANALISIS PEMASARAN NENAS PALEMBANG (KASUS: DESA PAYA BESAR, KECAMATAN PAYARAMAN, KABUPATEN OGAN ILIR, PROVINSI SUMATERA SELATAN)

ANALISIS PEMASARAN NENAS PALEMBANG (KASUS: DESA PAYA BESAR, KECAMATAN PAYARAMAN, KABUPATEN OGAN ILIR, PROVINSI SUMATERA SELATAN) Analisis Pemasaran Nenas Palembang ANALISIS PEMASARAN NENAS PALEMBANG (KASUS: DESA PAYA BESAR, KECAMATAN PAYARAMAN, KABUPATEN OGAN ILIR, PROVINSI SUMATERA SELATAN) Herawati 1) dan Amzul Rifin 2) 1,2) Departemen

Lebih terperinci

Lampiran 1. Bagan Struktur Organisasi Perusahaan

Lampiran 1. Bagan Struktur Organisasi Perusahaan LAMPIRAN Lampiran 1. Bagan Struktur Organisasi Perusahaan Hijauan Cikalong Lapangan Cikalong Pakan Cikalong Kandang Cikalong Direktur Operasional Lapangan Cikanjung Hijauan Cikanjung Pakan Cikanjung Anak

Lebih terperinci

Alumni Program Magister Agribisnis Universitas Udayana Angkatan - 3

Alumni Program Magister Agribisnis Universitas Udayana Angkatan - 3 KETERPADUAN PASAR TUNA SEGAR BENOA/BALI, INDONESIA DAN PASAR SENTRAL TUNA TOKYO, JEPANG EDYANTO SITORUS Alumni Program Magister Agribisnis Universitas Udayana Angkatan - 3 Tuna adalah ikan yang membentuk

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Kuesioner untuk Pengunjung

LAMPIRAN. Lampiran 1. Kuesioner untuk Pengunjung LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner untuk Pengunjung Kuesioner penelitian: Penilaian Ekonomi dan Prospek Pengembangan Wisata TWA Gunung Pancar. Oleh: Devina Marcia Rumanthy Sihombing (H44070045). Departemen

Lebih terperinci

Lampiran 1 Deskripsi Statistik Variabel Fungsi Permintaan TMR Tahun 2011

Lampiran 1 Deskripsi Statistik Variabel Fungsi Permintaan TMR Tahun 2011 LAMPIRAN 08 Lampiran Deskripsi Statistik Variabel Fungsi Permintaan TMR Tahun 20 Variabel N Rata-rata Minimum Maksimum Standar Deviasi Y 00 3,0 60 6,996 TC 00 54005 5000 400000 74965,665 I 00 25338000

Lebih terperinci

Nurida Arafah 1, T. Fauzi 1, Elvira Iskandar 1* 1 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Nurida Arafah 1, T. Fauzi 1, Elvira Iskandar 1* 1 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala ANALISIS PEMASARAN BAWANG MERAH (ALLIUM CEPA) DI DESA LAM MANYANG KECAMATAN PEUKAN BADA KABUPATEN ACEH BESAR (Marketing Analysis Of Onion (Allium Cepa) In The Village Lam Manyang Peukan Bada District District

Lebih terperinci

Tabel Lampiran 39. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Bawang Merah Menurut Propinsi

Tabel Lampiran 39. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Bawang Merah Menurut Propinsi Tabel 39., dan Bawang Merah Menurut 6.325 7.884 854.064 7,4 7,4 2 Sumatera 25.43 9.70 3.39 2.628 7,50 7,50 3 Sumatera Barat 8.57 3.873.238.757 6,59 7,90 4 Riau - - - - - - 5 Jambi.466.80 79 89 8,9 6,24

Lebih terperinci

Lampiran 1 Analisis hubungan debit aliran dengan tinggi muka air di Sub DAS Melamon

Lampiran 1 Analisis hubungan debit aliran dengan tinggi muka air di Sub DAS Melamon LAMPIRAN 40 41 Lampiran 1 Analisis hubungan debit aliran dengan tinggi muka air di Sub DAS Melamon No Tanggal Hujan S t V air TMA A P Q ratarat (m) (m/s) (m) (m 2 ) (m) (m 3 /s) a N Beton (A/P) 2/3 S 0.5

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN Pertanian merupakan salah satu sektor kehidupan yang bidang pekerjaannya berhubungan dengan pemanfaatan alam sekitar dengan menghasilkan produk pertanian yang diperlukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang cukup berpengaruh

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang cukup berpengaruh I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang cukup berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Sektor ini memiliki share sebesar 14,9 % pada

Lebih terperinci

KAJIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI /MENGKONSUMSI BUAH LOKAL 1) Sudiyarto 2) dan Nuhfil Hanani, 3)

KAJIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI /MENGKONSUMSI BUAH LOKAL 1) Sudiyarto 2) dan Nuhfil Hanani, 3) KAJIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI /MENGKONSUMSI BUAH LOKAL ) Sudiyarto 2) dan Nuhfil Hanani, 3) I. Pendahuluan Pemasar harus berusaha untuk memahami konsumen, mengetahui

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah di lakukan, maka dapat disusun kesimpulan: 1. Hasil analisis faktor lingkungan eksternal dan internal di Surabaya

Lebih terperinci

ANALISIS MARKETING BILL KOMODTI CABAI MERAH DI KOTA MEDAN. Staff Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas PertanianUniversitas Sumatera Utara

ANALISIS MARKETING BILL KOMODTI CABAI MERAH DI KOTA MEDAN. Staff Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas PertanianUniversitas Sumatera Utara ANALISIS MARKETING BILL KOMODTI CABAI MERAH DI KOTA MEDAN Arini Pebristya Duha *), HM Mozart B Darus **), Luhut Sihombing **) *) Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Tanaman hortikultura merupakan salah satu tanaman yang menunjang pemenuhan gizi masyarakat sebagai sumber vitamin, mineral, protein, dan karbohidrat (Sugiarti, 2003).

Lebih terperinci

KODE KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PAJAK DAN KANTOR PELAYANAN PAJAK NO UNIT KANTOR KODE 1.

KODE KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PAJAK DAN KANTOR PELAYANAN PAJAK NO UNIT KANTOR KODE 1. LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 161/KMK.01/2007 TENTANG KODE KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PAJAK DAN KANTOR PELAYANAN PAJAK KODE KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PAJAK DAN KANTOR PELAYANAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang memiliki peranan penting karena selain sebagai penghasil komoditi untuk memenuhi kebutuhan pangan, sektor pertanian juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor Pertanian memegang peranan penting dalam struktur perekonomian Indonesia. Hal ini didasarkan pada kontribusi sektor pertanian yang berperan dalam pembentukan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BPS. 2012

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BPS. 2012 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Cabai merupakan salah satu komoditas hortikultura yang dibutuhkan dan dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Menurut Direktorat Jenderal Hortikultura (2008) 1 komoditi

Lebih terperinci

Perancangan dan Analisis Data Percobaan Pertanian. Sutoro BB BIOGEN

Perancangan dan Analisis Data Percobaan Pertanian. Sutoro BB BIOGEN Perancangan dan Analisis Data Percobaan Pertanian Sutoro BB BIOGEN PRINSIP PERANCANGAN PERCOBAAN Ulangan (replication) Pengacakan (randomization) Pengendalian tempat percobaan (local control) Percobaan

Lebih terperinci

Oleh : Fuji Rahayu W ( )

Oleh : Fuji Rahayu W ( ) Oleh : Fuji Rahayu W (1208 100 043) JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2012 Indonesia sebagai negara maritim Penduduk Indonesia

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1) Dalam jangka pendek produksi beras Indonesia berpengaruh negatif dan. terhadap besarnya impor beras Indonesia.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1) Dalam jangka pendek produksi beras Indonesia berpengaruh negatif dan. terhadap besarnya impor beras Indonesia. 56 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan beberapa temuan dan uji dalam penelitian ini, peneliti mengambil beberapa kesimpulan yaitu : 1) Dalam jangka pendek produksi beras Indonesia berpengaruh

Lebih terperinci

STEVIA ISSN No Vol. III No. 01-Januari 2013

STEVIA ISSN No Vol. III No. 01-Januari 2013 Analisis Harga Domestik Dan Harga Ekspor Kubis Di Singapura Terhadap Ekspor Kubis (Brassica O.Capitata) Dari Kabupaten Karo Nomi br Sinuhaji *) *) Dosen Fakultas Pertanian Universitas Quality Medan ABSTRACT

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Analisis Usahatani dan Pemasaran Kembang Kol

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Analisis Usahatani dan Pemasaran Kembang Kol II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Analisis Usahatani dan Pemasaran Kembang Kol Karo (2010) melakukan penelitian mengenai analisis usahatani dan pemasaran kembang kol di Kelompok Tani Suka Tani, Desa Tugu Utara,

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1

I PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN Sektor pertanian terdiri dari beberapa sub sektor, yaitu tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan, dimana keempat sub sektor tersebut mempunyai peranan

Lebih terperinci

VI. ARAH PENGEMBANGAN PERTANIAN BEDASARKAN KESESUAIAN LAHAN

VI. ARAH PENGEMBANGAN PERTANIAN BEDASARKAN KESESUAIAN LAHAN VI. ARAH PENGEMBANGAN PERTANIAN BEDASARKAN KESESUAIAN LAHAN Pada bab V telah dibahas potensi dan kesesuaian lahan untuk seluruh komoditas pertanian berdasarkan pewilayahan komoditas secara nasional (Puslitbangtanak,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang penting di Indonesia, oleh sebab itu

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang penting di Indonesia, oleh sebab itu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang penting di Indonesia, oleh sebab itu pembangunan yang dilaksanakan di sektor ini diharapkan dapat meningkatkan perekonomian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Buah-buahan merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memegang

I. PENDAHULUAN. Buah-buahan merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memegang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah-buahan merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memegang peranan penting bagi pembangunan pertanian di Indonesia. Fungsi buah-buahan sangat penting bagi

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS KOTA BUKITTINGGI No. 01/01/1375/Th.V, 2 Januari 2018 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA BUKITTINGGI DESEMBER 2017 KOTA BUKITTINGGI INFLASI SEBESAR 0.37 PERSEN Pada

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Halim, Abdul Akuntansi Keuangan Daerah. Edisi Empat. Jakarta: Salemba Empat.

DAFTAR PUSTAKA. Halim, Abdul Akuntansi Keuangan Daerah. Edisi Empat. Jakarta: Salemba Empat. DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik. 2013. Halim, Abdul. 2007. Akuntansi Keuangan Daerah. Edisi Empat. Jakarta: Salemba Empat. Husna, Asmaul. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Dana Perimbangan terhadap

Lebih terperinci

REGRESI LINEAR SEDERHANA

REGRESI LINEAR SEDERHANA REGRESI LINEAR SEDERHANA y (x 3,y 3 ) d 3 (x 5,y 5 ) d 5 d 2 (x 2,y 2 ) d (x 1 1,y 1 ) d 4 (x 4,y 4 ) x Definisi: Dari semua kurva pendekatan terhadap satu set data, kurva yang memenuhi sifat bahwa nilai

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN HORTIKULTURA 2016

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN HORTIKULTURA 2016 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN HORTIKULTURA 2016 Disampaikan pada acara : Pramusrenbangtannas Tahun 2016 Auditorium Kementerian Pertanian Ragunan - Tanggal, 12 Mei 201 KEBIJAKAN OPERASIONAL DIREKTORATJENDERALHORTIKULTURA

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU, DAN KINERJA PEMASARAN KENTANG GRANOLA DI KECAMATAN PANGALENGAN, KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT

ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU, DAN KINERJA PEMASARAN KENTANG GRANOLA DI KECAMATAN PANGALENGAN, KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT Analisis Struktur, Perilaku, dan Kinerja ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU, DAN KINERJA PEMASARAN KENTANG GRANOLA DI KECAMATAN PANGALENGAN, KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT Vela Rostwentivaivi Sinaga 1), Anna Fariyanti

Lebih terperinci

C. REKOMENDASI PUPUK N, P, DAN K PADA LAHAN SAWAH SPESIFIK LOKASI (PER KECAMATAN)

C. REKOMENDASI PUPUK N, P, DAN K PADA LAHAN SAWAH SPESIFIK LOKASI (PER KECAMATAN) C. REKOMENDASI PUPUK N, P, DAN K PADA LAHAN SAWAH SPESIFIK LOKASI (PER KECAMATAN) DAFTAR ISI No. 01. Propinsi Nangroe Aceh Darussalam 10 / 136 23 1. Kabupaten Aceh Selatan 14 24 2. Kabupaten Aceh Sungkil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertanian haruslah merupakan tujuan utama dari setiap pemerintah sedang berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. pertanian haruslah merupakan tujuan utama dari setiap pemerintah sedang berkembang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mayoritas penduduk di negara berkembang adalah petani. Oleh karena itu, pembangunan pertanian haruslah merupakan tujuan utama dari setiap pemerintah sedang

Lebih terperinci

KAJIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI /MENGKONSUMSI BUAH LOKAL. Moh. Imsin *)

KAJIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI /MENGKONSUMSI BUAH LOKAL. Moh. Imsin *) KAJIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI /MENGKONSUMSI BUAH LOKAL Moh. Imsin *) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui selera konsumen terhadap buah lokal yang

Lebih terperinci

PENGARUH HUTANG JANGKA PANJANG TERHADAP PROFITABILITAS PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA

PENGARUH HUTANG JANGKA PANJANG TERHADAP PROFITABILITAS PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA PENGARUH HUTANG JANGKA PANJANG TERHADAP PROFITABILITAS PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA (Effect of Long-Term Debt to Profitability) Oleh/By: Anna Setiana Dosen STIE Kesatuan ABSTRAK Keputusan pendanaan merupakan

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN JERUK SIAM DI KECAMATAN TEBAS KABUPATEN SAMBAS

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN JERUK SIAM DI KECAMATAN TEBAS KABUPATEN SAMBAS Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian Vol 1, No 1, Desember 2012, hal 22-31 www.junal.untan.ac.id ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN JERUK SIAM DI KECAMATAN TEBAS KABUPATEN SAMBAS ANALYSIS EFFICIENCY OF CITRUS NOBILIS

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari keseluruhan

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari keseluruhan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukkan dari banyaknya penduduk dan tenaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Namun, secara umum tanaman cabai disebut sebagai pepper atau chili.

BAB I PENDAHULUAN. Namun, secara umum tanaman cabai disebut sebagai pepper atau chili. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Subsektor hortikultura memegang peranan penting dalam pertanian Indonesia secara umum. Salah satu jenis usaha agribisnis hortikultura yang cukup banyak diusahakan

Lebih terperinci

Sabrina Hudani Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Suparno, MSIE. Your Ihr Logo

Sabrina Hudani Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Suparno, MSIE. Your Ihr Logo Optimasi Pengadaan Beras dengan Menggunakan Linear Programming dan Mempertimbangkan Hasil Panen (Studi Kasus: Perum BULOG Sub Divisi Regional I Surabaya Utara) Sabrina Hudani 2507100056 Dosen Pembimbing:

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode Bootstrap

HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode Bootstrap Metode Bootstrap Setelah didapatkan hasil dari pengukuran sensitivitas harga, lalu diamati perilaku dari APR dan diduga selang kepercayaan dengan menggunakan metode bootstrap nonparametrik, dengan pengulangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Produk hortikultura memiliki peranan penting bagi pembangunan pertanian yang

I. PENDAHULUAN. Produk hortikultura memiliki peranan penting bagi pembangunan pertanian yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Produk hortikultura memiliki peranan penting bagi pembangunan pertanian yang meliputi buah-buahan dan sayuran. Buah-buahan berfungsi penting dalam proses metabolisme tubuh

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsep Tataniaga Menurut Hanafiah dan Saefudin (2006), istilah tataniaga dan pemasaran merupakan terjemahan dari marketing, selanjutnya tataniaga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian sebagai bagian dari pembangunan nasional adalah pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan yang bertujuan untuk meningkatkan hasil dan

Lebih terperinci

Tahun Bawang

Tahun Bawang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Komoditas hortikultura merupakan komoditas yang sangat prospektif untuk dikembangkan melalui usaha agribisnis, mengingat potensi serapan pasar di dalam negeri dan pasar

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI JUNI 2016

RELEASE NOTE INFLASI JUNI 2016 Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) Kelompok Kerja Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Pokjanas TPID) RELEASE NOTE INFLASI JUNI 2016 Inflasi Ramadhan 2016 Cukup Terkendali INFLASI IHK Mtm

Lebih terperinci

KOTA BANDAR LAMPUNG, OKTOBER 2017 INFLASI 0,11

KOTA BANDAR LAMPUNG, OKTOBER 2017 INFLASI 0,11 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI LAMPUNG KOTA BANDAR LAMPUNG, OKTOBER INFLASI 0,11 Kelompok Bahan Makanan mengalami inflasi tertinggi sebesar 0,44 persen pada Oktober Oktober, Kota Bandar Lampung mengalami

Lebih terperinci

DAFTAR USULAN PENILAIAN INSTANSI VERTIKAL BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN/KOTA (UPDATE JANUARI 2016)

DAFTAR USULAN PENILAIAN INSTANSI VERTIKAL BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN/KOTA (UPDATE JANUARI 2016) DAFTAR USULAN PENILAIAN INSTANSI VERTIKAL BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN/KOTA (UPDATE JANUARI 2016) NO PER 1 1 BNN Kab. Aceh Tamiang 2 2 BNN Kab. Pidie 3 3 BNN Kab. Aceh Besar 4 4 BNN Kab. Aceh Barat

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN SALAK PONDOH (Studi Kasus di Desa Sigaluh Kecamatan Sigaluh Banjarnegara) ABSTRAK

ANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN SALAK PONDOH (Studi Kasus di Desa Sigaluh Kecamatan Sigaluh Banjarnegara) ABSTRAK 94 ANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN SALAK PONDOH (Studi Kasus di Desa Sigaluh Kecamatan Sigaluh Banjarnegara) Sulistyani Budiningsih dan Pujiati Utami Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Lebih terperinci

LAMPIRAN A RANCANGAN DAN ANALISIS PERCOBAAN DENGAN METODE RESPONSE SURFACE MENGGUNAKAN MINITAB 16 SOFTWARE

LAMPIRAN A RANCANGAN DAN ANALISIS PERCOBAAN DENGAN METODE RESPONSE SURFACE MENGGUNAKAN MINITAB 16 SOFTWARE LAMPIRAN A RANCANGAN DAN ANALISIS PERCOBAAN DENGAN METODE RESPONSE SURFACE MENGGUNAKAN MINITAB 16 SOFTWARE LA-1 Rancangan Percobaan Optimasi Hidrolisis Selulosa dari Tandan Kosong Kelapa Sawit Rancangan

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS KOTA BUKITTINGGI No. 5/5/1375/Th.IV, 2 Mei 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA BUKITTINGGI APRIL 2017 KOTA BUKITTINGGI DEFLASI SEBESAR 0.18 PERSEN Pada bulan

Lebih terperinci