Saluran dan Marjin Pemasaran cabai merah (Capsicum annum L)
|
|
- Fanny Agusalim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Saluran dan Marjin Pemasaran cabai merah (Capsicum annum L) Benidzar M. Andrie Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi Tedi Hartoyo, Ir., MSc., Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi Dr. H Dedi Sufyadi Ir., MS. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemasaran cabai merah dilihat dari saluran pemasaran, marjin pemasaran, farmer s share, persentase biaya dan persentase keuntungan pemasaran. Metode yang digunakan adalah studi kasus pada empat orang petani cabai merah di Desa Sukaratu Kecamatan Sukaratu Kabupaten Tasikmalaya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa didalam pemasaran cabai merah dari Desa Sukaratu terdapat dua macam tingkat saluran pemasaran, yaitu saluran dua tingkat (petani - pedagang pengumpul pedagang besar), dan saluran tiga tingkat (petani pedagang pengumpul pedagang besar pedagang pengecer). Marjin pemasaran pada saluran dua tingkat Rp per kilogram dan saluran tiga tingkat Rp per kilogram. Farmer s share atau bagian harga yang diterima petani pada saluran dua tingkat 62,5 dan saluran tiga tingkat 61,5 persen. Persentase biaya pemasaran pada saluran dua tingkat 9,65 persen dan saluran tiga tingkat 16,6 persen. Sedangkan persentase keuntungan pemasaran pada saluran satu tingkat 90,35 persen dan saluran dua tingkat 83,4 persen. Kata kunci : Saluran Pemasaran, Marjin Pemasaran, Farmer s Share, Biaya, Keuntungan
2 ABSTRACT This study aimed to determine the views of the red chili marketing marketing channels, marketing margin, the farmer's share, the percentage of marketing costs and profit percentage. The method used is a case study on the four red chili farmers in the village Sukaratu Sukaratu District of Tasikmalaya regency. The results of this study indicate that in the marketing of red chili Sukaratu village level there are two kinds of marketing channels, namely channel two levels ( farmers - middlemen - wholesalers), and line three levels ( farmers - middlemen - wholesalers - retailers ). Marketing margin on channel two levels of Rp 9,000 per kilogram and channel three levels of Rp 10,000 per kilogram. Farmer's share or part of the price received by farmers in the twolevel channel 62.5 and channel three levels of 61.5 percent. The percentage of marketing costs at the level of 9.65 per cent two- channel and three- channel rate of 16.6 percent. While the percentage gain channel marketing at one level percent and 83.4 percent two-level channels. Keywords : Marketing Channels, Marketing Margins, Farmer 's Share, Costs, Profits PENDAHULUAN Pembangunan pertanian di era reformasi ini diarahkan pada peningkatan taraf hidup masyarakat tani melalui produktivitas usahatani. Di samping pengembangan usaha tani komoditas tanaman pangan perlu adanya pengembangan dan upaya dalam peningkatan kesejahteraan petani khususnya komoditas yang benar-benar memberikan tambahan pendapatan bagi masyarakat tani. Komoditas di sektor tanaman hortikultura yang mampu memberikan tambahan pendapatan bagi petani dan keluarganya adalah tanaman buah-buahan, sayuran, obat-obatan dan tanaman hias. Tanaman hortikultura atau tanaman sayuran mempunyai sifat spesifik, yaitu mudah sekali mengalami kerusakan. Kerusakan yang dialami tanaman sayuran selain dapat menyebabkan perubahan penampilan menjadi kurang menarik juga dapat menyebabkan rusaknya beberapa macam zat yang terkandung di dalamnya, sehingga menurunkan nilai
3 gizinya. Proses kerusakan ini bersifat progresif, artinya akan menjadi semakin besar sejalan dengan waktu dan tidak dapat dihentikan oleh usaha-usaha tertentu. Sejalan dengan upaya pemerintah dalam peningkatan produksi pangan melalui tanaman sayuran maka peningkatan budidaya cabai juga perlu digalakkan. Hal ini disebabkan cabai (Capsicum annum L.) mempunyai manfaat yang sangat besar dalam peningkatan mutu gizi masyarakat. Dalam meningkatkan produksi tanaman cabai, maka perlu diperhatikan juga proses pemasarannya, karena komoditi yang diproduksi dikatakan tidak efisien (biaya per unit tinggi), maka harga per unit juga tinggi sehingga akan sulit dipasarkan. Sebaliknya, kegiatan pemasaran yang tidak efisien menyebabkan bagian petani (farmer s share) menjadi kecil, yang pada gilirannya tidak akan merangsang peningkatan produksi lebih lanjut. Pada sektor agribisnis hortikultura dikawasan sentra produksi hortikultura, setiap kegiatan agribisnis mulai dari kegiatan pengadaan saran produksi, kegiatan produksi, hingga kegiatan pengolahan dan pemasaran hasil, serta kegiatan jasa penunjang umumnya dilakukan oleh pelaku agribisnis yang berbeda. Ada tiga faktor utama yang menyebabkan struktur agribisnis menjadi tersendatsendat dan kurang memiliki daya saing (Irawan, 2001) yaitu: 1) tidak ada keterkaitan fungsional yang harmonis antara setiap kegiatan atau pelaku agribisnis, 2) terbentuknya margin ganda sehingga ongkos produksi, pengolahan dan pemasaran hasil yang harus dibayar konsumen menjadi lebih mahal, sehingga sistem agribisnis berjalan tidak efesien, 3) tidak adanya kesetaraan posisi tawar antara petani dengan agribisnis lainnya, sehingga petani sulit mendapatkan harga pasar yang wajar. Pendistribusian hasil-hasil pertanian kepada konsumen diperlukan adanya lembaga pemasaran. Lembaga pemasaran yang terkait dalam pemasaran cabai melakukan beberapa fungsi pemasaran baik penyimpanan, mengolah, mengangkut, dan lainnya, yang pelaksanaan fungsi-fungsi tersebut memerlukan biaya dan setiap lembaga pemasaran akan mengambil keuntungan keseluruhan biaya dan keuntungan pemasaran akan berpengaruh terhadap harga di
4 tingkat produsen dan konsumen. Dalam pemasaran tanaman sayuran, terutama cabai sebagai salah satu produk pertanian, masih kurang efisien, yaitu kurang adilnya pembagian keuntungan. Hal ini tergambar dari sangat rendahnya harga produk sayuran cabai di tingkat petani, terutama petani sayuran skala kecil. Peranan pemasaran pada kegiatan berusaha tani memegang peran penting untuk melihat berhasil tidaknya usaha yang dikerjakan. Aspek pemasaran itu adalah kegiatan untuk mendistribusikan hasil produksi ke tangan konsumen dengan harga yang layak. Dalam proses pemasaran, semakin efisien kerja lembaga lembaga pemasaran, maka semakin menguntungkan bagi semua pihak. Bagi konsumen efisien dapat berakibat harga lebih murah dengan tingkat pelayanan yang sama. Bagi para produsen dapat berakibat bertambahnya bagian keuntungan yang diterima. Bagi lembaga pemasaran efisien memberikan kemungkinan untuk menentukan biaya agar keuntungan lebih besar. Entang Sastraatmaja (1991) menyatakan, apabila peningkatan produksi yang tidak diikuti dengan sistem pemasaran yang baik maka tidak mungkin akan meningkatkan pendapatan petani. Oleh sebab itu baik atau buruknya sistem pemasaran sangat menentukan tinggi atau rendahnya pendapatan petani. Pemasaran merupakan salah satu komponen penting bagi usahatani, sehingga petani perlu mengalokasikan biaya produksi seefisien mungkin dan memperoleh keuntungan yang besar. Kelemahan dalam mengembangkan produk-produk pertanian diantaranya disebabkan oleh kurangnya perhatian terhadap masalah pemasaran. Kegiatan pemasaran merupakan salah satu ujung tombak keberhasilan dalam usahatani cabai merah. Bila mekanisme pemasaran berjalan baik, maka semua pihak yang terlibat akan diuntungkan. Oleh karena itu, peranan lembaga pemasaran yang biasanya terdiri dari produsen, tengkulak, pedagang pengumpul, broker, eksportir, importir atau lainnya menjadi sangat penting (Soekartawi, 2005).
5 Keadaan di lapangan menunjukkan bahwa pada umumnya petani bertindak sebagai penerima harga (price taker), sehingga menyebabkan penerimaan ditingkat petani menjadi yang paling rendah. Hal tersebut terjadi dikarenakan petani tidak memiliki bargaining position yang kuat dibandingkan dengan lembaga pemasaran yang lainnya, serta tidak memiliki informasi pasar yang lengkap mengenai harga jual cabai merah di pasaran. Sasaran akhir setiap usaha dalam bidang pemasaran adalah untuk memuaskan kebutuhan pembeli dan penjual (Winardi, 2001). Lokasi pemasaran yang jauh dan kecilnya produksi cabai merah memungkinkan timbulnya risiko pada petani seandainya petani menjual hasil panennya langsung ke pasar, yaitu berupa biaya transportasi yang besar dan biaya pemasaran lainnya. Selain itu, kondisi harga yang sangat berfluktuasi akan menimbulkan ketidakpastian pendapatan yang diperoleh petani dan lembaga pemasaran yang terlibat, sehingga perlu dilakukan penelitian untuk memperoleh data dan informasi yang memadai untuk mengetahui saluran pemasaran, margin pemasaran, farmer s share, persentase biaya dan persentase keuntungan pemasaran cabai merah yang diperoleh setiap saluran pemasaran. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode studi kasus. Menurut Moehar Daniel (2003) studi kasus adalah penelitian yang sifatnya lebih terarah atau terfokus pada sifat tertentu yang tidak berlaku umum, biasanya dibatasi oleh kasus, lokasi, tempat tertentu dan waktu tertentu Marjin Pemasaran Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya selisih harga di tingkat konsumen dengan harga ditingkat produsen dan penyebarannya dimasing-masing pedagang pada setiap jalur pemasarannya. Besar kecilnya marjin pemasaran akan mempengaruhi tinggi rendahnya harga komoditas tersebut.
6 sebagai berikut : Perhitungan marjin pemasaran menurut Sudiyono (2004), menggunakan rumus M Bi Ki Keterangan: M Bi Ki i = marjin pemasaran = biaya pemasaran yang dikeluarkan lembaga pemasaran ke-i = keuntungan yang diperoleh lembaga pemasaran ke-i = 1, 2, 3,..., n a. Biaya, Keuntungan dan Farmer s share Besarnya bagian biaya untuk setiap lembaga pemasaran adalah: SBi Bi Pr Pf 100% Sedangkan besarnya bagian keuntungan untuk setiap lembaga pemasaran adalah: Ki SKi Pr Pf 100% Keterangan: SBi = bagian biaya setiap lembaga pemasaran ke-i Bi Pr Pf = biaya yang dikeluarkan setiap lembaga pemasaran ke-i = harga di tingkat pengecer = harga di tingkat petani SKi = bagian keuntungan setiap lembaga pemasaran ke-i Ki = keuntungan yang diperoleh setiap lembaga pemasaran ke-i
7 Farmer s share adalah bagian dari harga yang diterima oleh petani dari harga yang dibayar oleh konsumen dalam suatu pemasaran. Perhitungan farmer s share menurut Kohl Richard L dan Joseph N Uhl (2002) menggunakan rumus sebagai berikut: FS = Pf Pr x 100% Keterangan: Fs Pf Pr = bagian yang diterima oleh petani (farmer s share) = harga di tingkat petani = harga di tingkat pengecer Pembahasan Saluran Pemasaran Cabai Merah Pemasaran cabai merah yang berasal dari petani di Desa Sukaratu sampai kepada konsumen melibatkan beberapa lembaga pemasaran yaitu dua orang pedagang pengumpul dan dua orang pedagang besar. Secara garis besar saluran pemasaran cabai merah di Desa Sukaratu terdapat dua pola saluran pemasaran. Saluran dua tingkat merupakan saluran pemasaran yang paling banyak dilakukan oleh para petani, karena pada saluran ini petani sebagian besar meminjam modal usaha tani kepada salah satu pedagang pegumpul sehingga para petani menjual hasil panennya kepada pedagang pengumpul tersebut. Selain itu, para petani terbantu jika ada masalah dalam proses usaha taninya. Saluran pemasaran cabai merah yang diteliti adalah saluran pemasaran dari Desa Sukaratu ke pasar Cikurubuk dengan pertimbangan bahwa tujuan pemasaran cabai merah di Desa Sukaratu hampir setiap hari melakukan penjualan ke pasar Cikurubuk pada saat musim panen.
8 Petani Cabai Merah Pedagang pengumpul / Pedagang pengumpul Pedagang besar Pedagang besar Pedagang pengecer Konsumen akhir Keterangan : Gambar 4.1 Saluran Pemasaran Cabai Merah di Desa Sukaratu - Saluran dua tingkat : - Saluran tiga tingkat : Saluran Dua Tingkat Saluran dua tingkat dimulai dari petani yang menjual cabai merah ke pedagang pengumpul dengan harga Rp ,00 per kilogram. Harga tersebut sudah ditentukan oleh Pedagang pengumpul, kemudian menjual cabai merah ke pedagang besar di pasar Cikurubuk dengan harga Rp ,00 per kilogram. Dari pedagang besar kemudian dijual kepada konsumen akhir dengan harga jualnya Rp per kilogram. Saluran Tiga Tingkat Saluran tiga tingkat dimulai dari petani yang menjual cabai merah kepada pedagang pengumpul anggota kelompok tani dengan harga Rp ,00 per kilogram. Harga yang ditawarkan memang berbeda dengan yang berlaku di saluran dua tingkat, hal ini dikarenakan
9 pedagang pengumpul merundingkan kepada petani terlebih dahulu sehinga tidak ada yang dirugikan. Cabai merah dari petani diangkut oleh tenaga kerja yang disediakan oleh pedagang pengumpul. Pedagang pengumpul kemudian menjual kepada pedagang besar yang berada di Pasar Cikurubuk dengan harga jual Rp ,00 per kilogram. Pedagang besar kemudian menjual cabai merah ke pedagang pengecer di pasar Rel yang masih berada di daerah Kota Tasikmalaya dengan harga Rp ,00 per kilogram. Marjin Pemasaran Cabai Merah Marjin pemasaran adalah perbedaan harga yang dibayarkan konsumen dengan harga yang diterima oleh petani. Marjin pemasaran cabai merah dari Desa Sukaratu pada setiap saluran pemasaran tersaji pada Tabel 4.3. Tabel 4.3 menunjukkan pada lembaga pemasaran yang terlibat pada saluran dua tingkat yaitu pedagang pengumpul dan pedagang besar dengan total marjin pemasaran sebesar Rp 9.000,00 per kilogram. Sedangkan Lembaga pemasaran yang terlibat pada saluran tiga tingkat yaitu pedagang pengumpul, pedagang besar dan pedagang pengecer dengan total marjin pemasaran sebesar Rp ,00 per kilogram Saluran tiga tingkat merupakan saluran pemasaran dengan total marjin terbesar dibanding dengan saluran dua tingkat saluran pemasaran cabai merah dari Desa Sukaratu. Besarnya marjin setiap lembaga pemasarannya sebesar Rp.4000,00 per kilogram antara petani dengan pedagang pengumpul dan Rp ,00 per kilogram untuk pedagang pengumpul ke pedagang besar maupun pedagang besar ke pedagang pengecer.
10 Tabel 4.3. Marjin Pemasaran Cabai Merah pada Setiap Lembaga dan Saluran Pemasaran Besarnya Marjin Jenis Lembaga Pemasaran Saluran Dua Tingkat Saluran Tiga Tingkat Rp/kg % Rp/kg % Petani Harga jual Pedagang pengumpul Harga beli Harga jual Marjin pemasaran Pedagang besar Harga beli Harga jual Marjin Pemasaran Pedagang Pengecer Harga beli Harga jual Marjin Pemasaran Marjin Pemasaran Total Sumber : Data primer diolah, 2014 Farmer s Share , , Farmer s share adalah bagian dari harga yang diterima oleh petani dalam suatu sistem pemasaran. Analisis ini menbandingkan harga yang diterima oleh petani dengan harga yang dibayar oleh pedagang besar pada saluran dua tingkat dan menbandingkan harga yang diterima oleh petani dengan harga yang dibayar oleh pedagang pengecer pada saluran tiga tingkat. Semakin tinggi nilai persentase farmer s share maka suatu sistem pemasaran dikatakan semakin efisien. Bagian harga yang diterima petani pada saluran pemasaran cabai merah dapat dilihat pada Tabel 4.4. Pada saluran pemasaran dua tingkat bagian harga yang diterima petani sebesar 62,5 persen, sedangkan pada saluran pemasaran tiga tingkat merupakan saluran yang terkecil bagian harga yang diterima oleh petani, yakni sebesar 61,5 persen.
11 Tabel 4.4.Farmer s Share pada Saluran Pemasaran Cabai Merah Uraian Saluran Pemasaran Dua Tingkat Tiga Tingkat Harga jual dari petani (Rp/kg) Harga jual dari pedagang pengumpul (Rp/kg) Harga jual dari pedagang besar (Rp/kg) Harga jual dari pedagang pengecer (Rp/kg) Farmer s share 62,5 61,5 Sumber: Data primer diolah, 2014 Saluran pemasaran dua tingkat memiliki persentase farmer s share sebesar 62,5 persen, sedangkan pada saluran tiga tingkat persentase farmer s sharenya sebesar 61,5 persen. Saluran pemasaran dua tingkat mempunyai nilai farmer s share yang lebih besar dibandingkan dengan saluran pemasaran tiga tingkat. Hal ini dikarenakan penyaluran cabai merah pada saluran dua tingkat dari pedagang pengumpul melalui pedagang besar tapi tidak terlebih dahulu ke pedagang pengecer tetapi langsung disalurkan pada konsumen. Keadaan ini dapat disimpulkan bahwa saluran pemasaran dua tingkat lebih efisien dibandingkan saluran pemasaran tiga tingkat. Bagian harga yang diterima oleh petani (farmer s share) berbanding terbalik dengan marjin pemasaran, hal ini terbukti pada saluran pemasaran dua tingkat memiliki nilai marjin pemasaran yang lebih kecil dibandingkan saluran tiga tingkat. Persentase Biaya Pemasaran Biaya pemasaran cabai merah dari Desa Sukaratu yang dikeluarkan oleh setiap lembaga pemasaran berbeda-beda. Proses pendistribusian komoditas dari petani ke konsumen akan menimbulkan berbagai resiko bagi lembaga pemasaran. Resiko lembaga pemasaran umumnya dinotasikan dalam biaya pemasaran. Biaya pemasaran adalah biaya yang dikeluarkan untuk penyampaian komoditas dari mulai petani sampai konsumen. Biaya pemasaran dikeluarkan oleh lembaga pemasaran untuk menjalankan fungsi pemasaran. Persentase biaya pada setiap saluran dapat dlihat pada Tabel 4.5.
12 Tabel 4.5 menunjukkan bahwa persentase biaya pemasaran saluran dua tingkat sebesar 9,65 persen dan saluran tiga tingkat sebesar 16,6 persen dari marjin pemasaran. Saluran pemasaran yang paling efisien berdasarkan besarnya persentase biaya pemasaran adalah saluran dua tingkat karena merupakan saluran pemasaran dengan biaya terkecil. Perhitungan biaya pemasaran dapat dilihat di Lampiran 5. Biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh pedagang pengumpul pada saluran pemasaran dua tingkat maupun tiga tingkat sama meliputi biaya tenaga kerja, transportasi dan kebersihan. Biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh pedagang besar pada saluran dua tingkat sama dengan saluran pemasaran tiga tingkat terdiri dari bongkar muat, penyusutan produk, retribusi dan timbangan. Sedangkan biaya pemasaran yang dikeluarkan pedagang pengecer hanya mengeluarkan biaya transportasi dan penyusutan produk. Tabel 4.5. Persentase Biaya Pemasaran pada Setiap Lembaga dan Saluran Pemasaran Cabai Merah Saluran Dua Saluran Tiga Uraian Tingkat % Tingkat % (Rp/kg) (Rp/kg) Pedagang pengumpul Tenaga Kerja Transportasi Kebersihan Sub total I ,33 12,5 370,83 1,67 2,31 0, ,44 2 0,12 Pedagang besar Bongkar muat Penyusutan produk Retribusi Timbangan Sub total II 166, , ,5 1,85 0,67 0,23 2,78 166, , ,37 1,6 0,64 0,2 2,5 Pedagang Pengecer Transportasi Penyusutan produk Sub total III Total 868,33 9, ,37 16,6 Sumber : Data primer diolah, ,5 0,6
13 Persentase Keuntungan Pemasaran Keuntungan merupakan selisih antara marjin pemasaran dengan biaya yang dikeluarkan selama proses pemasaran. Besarnya bagian keuntungan terhadap marjin total pada setiap lembaga pemasaran dan saluran pemasaran cabai merah di Desa Sukaratu tersaji pada Tabel 4.6. Tabel 4.6 menunjukkan bahwa persentase keuntungan pada saluran pemasaran dua tingkat lebih besar daripada saluran pemasaran tiga tingkat. Hal ini menunjukkan bahwa marjin pemasaran pada saluran satu tingkat lebih dipengaruhi oleh besarnya keuntungan. Total keuntungan yang diterima saluran pemasaran dua tingkat sebesar Rp per kilogram dan saluran pemasaran dua tingkat sebesar Rp per kilogram. Perhitungan persentase keuntungan cabai merah dapat dilihat pada Lampiran 7. Tabel 4.6. Persentase Keuntungan Pemasaran pada Setiap Lembaga dan Saluran Pemasaran Cabai Merah Lembaga Pemasaran Saluran Dua Tingkat Saluran Tiga Tingkat Rp/kg % Rp/kg % Pedagang pengumpul , ,44 Pedagang besar , ,06 Pedagang pengecer ,90 Total , ,4 Sumber: Data primer diolah, Sistem Penentuan Harga dan Cara Pembayaran Penentuan harga di tingkat petani ditentukan oleh pembeli, petani tidak memiliki kekuatan dalam menentukan harga dikarenakan para petani tidak mengetahui harga cabai merah di pasaran. Harga jual cabai merah petani pada saluran dua tingkat Rp dan saluran tiga tingkat Rp per kilogram. Cara pembayaran yang dilakukan baik oleh pedagang pengumpul maupun pedagang besar kepada petani adalah secara tunai.
14 Pedagang pengumpul menjual cabai merah kepada pedagang besar dengan adanya tawar menawar dan disesuaikan dengan harga cabai merah di pasaran. Pedagang pengumpul menjual cabai merah dengan harga Rp per kilogram. Cara pembayaran yang dilakukan oleh pedagang besar kepada pedagang pengumpul adalah secara tunai. Pedagang besar yang menjual langsung ke pedagang pengecer, harga ditentukan dengan adanya tawar menawar dan disesuaikan dengan harga cabai merah di pasaran yakni dengan harga Rp untuk pedagang besar pada saluran tiga tingkat sedangkan untuk pedagang besar tanpa melalui pedagang pengecer memberlakukan harga yang sama terhadap konsumen yaitu dengan harga Rp per kilogram. Selain ditentukan oleh harga cabai merah yang ada di pasaran, harga juga ditentukan oleh kualitas cabai merah. Hal yang sering terjadi yaitu adanya petani yang melakukan kecurangan dengan memasukkan cabai merah yang mempunyai kualitas rendah diantara cabai merah yang berkualitas tinggi. Hal yang serupa juga terjadi pada pedagang, baik itu pedagang pengumpul yang menjual cabai merahnya kepada pedagang besar, maupun pedagang besar yang menjual cabai merahnya kepada pedagang pengecer. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1) Terdapat dua pola dan tingkat saluran pemasaran cabai merah, yaitu saluran dua tingkat (petani pedagang pengumpul - pedagang besar) dan saluran tiga tingkat (petani - pedagang pengumpul - pedagang besar pedagang pengecer). 2) Pada saluran dua tingkat marjin pemasaran atau nilai marjin pemasarannya adalah Rp per kilogram sedangkan pada saluran tiga tingkat Rp per kilogram. 3) Bagian harga yang diterima petani pada saluran dua tingkat sebesar 62,5 persen dan tiga tingkat 61,5 persen. Persentase biaya pemasaran pada saluran dua tingkat sebesar 9,65
15 persen dan saluran dua tingkat sebesar 16,6 persen. Persentase keuntungan pada saluran satu tingkat sebesar 90,35 persen dan saluran dua tingkat sebesar 83,4 persen. Saran Saran dari hasil penelitian dan pembahasan pemasaran cabai merah Desa Sukaratu Kecamatan Sukaratu Kabupaten Tasikmalaya yaitu sebagai berikut: 1) Petani diharapkan mampu memilih saluran pemasaran cabai merah yang paling menguntungkan yaitu saluran dua tingkat atau membuat saluran pemasaran baru, sehingga petani dapat memperoleh bagian harga yang lebih tinggi dalam sistem pemasaran cabai merah. 2) Petani juga diharapkan lebih aktif lagi dalam mencari informasi mengenai harga dan pasar cabai merah supaya mempunyai kekuatan dalam posisi tawar. 3) Diperlukan menggiatkan kembali kelompok tani yang sudah ada di Desa Sukaratu sehingga dapat meningkatkan posisi tawar petani dalam penentuan harga serta pemasaran dapat dilakukan secara bersama untuk mengurangi biaya pemasaran. DAFTAR PUSTAKA Basu Swastha Saluran Pemasaran. Edisi Pertama. BPFE Yogyakarta. Yogyakarta. Entang Sastraatmadja Ekonomi Pertanian Indonesia. Angkasa. Bandung. Irawan, B. Nurmanaf, R. Hastuti,E.L. Muslim, C. Supriatna, Y. Darwis,V Kebijaksanaan Pengembangan Agribisnis Komoditas Unggulan Hortikultura. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor. Kohls Richard L dan Joseph N Uhl Marketing of Agricultural Product. Prentice Hall. New Jersey. Kotler, Philip dan Armstrong, Gary Manajemen Pemasaran, Analisis, Perencanaan, dan Pengendalian. Edisi Kelima. Penerbit Erlangga. Jakarta. Limbong WH dan Sitorus P Pengantar Tataniaga Pertanian Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian. Institut Pertanian Bogor (IPB). Bogor. Moehar Daniel Metode Penelitian Sosial Ekonomi. PT Bumi Aksara. Jakarta.
16 Mubyarto Pengantar Ekonomi Pertanian. Edisi ke tiga. LP3ES. Jakarta. Said Rusli Pengantar Ilmu Kependudukan. LP3ES.Jakarta. Soekartawi Agribisnis Teori dan Aplikasinya. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Soekartawi Agribisnis Teori dan Aplikasi. Edisi Pertama. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Sudiyono Pemasaran Pertanian. Universitas Muhammadiyah Malang. Malang. Winardi, 2001, Aspek aspek Bauran Pemasaran, Mandar Maju, Bandung.
KERAGAAN PEMASARAN GULA AREN
KERAGAAN PEMASARAN GULA AREN Lina Humaeroh 1) Program Studi Agribisnis Fakultas pertanian Universitas Siliwangi linaanimania@yahoo.com Riantin Hikmah Widi 2) Fakultas Pertanian Univerrsitas Siliwangi riantinhikmahwidi@yahoo.co.id
Lebih terperinciKata Kunci : Pemasaran, Ikan Gurami, Efisiensi
KERAGAAN PEMASARAN IKAN GURAMI (Osphrounemus gouramy) PADA KELOMPOK MINA BERKAH JAYA Irni Rahmi Zulfiyyah 1) Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi Irnirahmi18@gmail.com Dedi Darusman,
Lebih terperinciHUBUNGAN SALURAN TATANIAGA DENGAN EFISIENSI TATANIAGA CABAI MERAH
HUBUNGAN SALURAN TATANIAGA DENGAN EFISIENSI TATANIAGA CABAI MERAH (Capsicum annuum SP.) (Kasus : Desa Beganding, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo) Masyuliana*), Kelin Tarigan **) dan Salmiah **)
Lebih terperinciSALURAN DAN MARGIN PEMASARAN TELUR PUYUH. Ahmad Mubarok 1) Program Studi Agribisnis Fakultas pertanian Universitas Siliwangi
1 SALURAN DAN MARGIN PEMASARAN TELUR PUYUH Ahmad Mubarok 1) Program Studi Agribisnis Fakultas pertanian Universitas Siliwangi sinjo179@gmail.com D Yadi Heryadi 2) Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi
Lebih terperinciANALISIS MARKETING BILL KOMODTI CABAI MERAH DI KOTA MEDAN. Staff Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas PertanianUniversitas Sumatera Utara
ANALISIS MARKETING BILL KOMODTI CABAI MERAH DI KOTA MEDAN Arini Pebristya Duha *), HM Mozart B Darus **), Luhut Sihombing **) *) Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera
Lebih terperinciEFISIENSI PEMASARAN CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) Nida Nuraeni (1) Rina Nuryati (2) D. Yadi Heryadi (3)
EFISIENSI PEMASARAN CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) Nida Nuraeni (1) Rina Nuryati (2) D. Yadi Heryadi (3) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi (1) (ndaabbo@yahoo.com) Fakultas
Lebih terperinciAnalisis Pemasaran Kakao Pola Swadaya di Desa Talontam Kecamatan Benai Kabupaten Kuantan Singingi
Analisis Pemasaran Kakao Pola Swadaya di Desa Talontam Kecamatan Benai Kabupaten Kuantan Singingi Analysis Of Self-Help Pattern Of Cocoa Marketing In Talontam Village Benai Subdistrict Kuantan Singingi
Lebih terperinciNurida Arafah 1, T. Fauzi 1, Elvira Iskandar 1* 1 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala
ANALISIS PEMASARAN BAWANG MERAH (ALLIUM CEPA) DI DESA LAM MANYANG KECAMATAN PEUKAN BADA KABUPATEN ACEH BESAR (Marketing Analysis Of Onion (Allium Cepa) In The Village Lam Manyang Peukan Bada District District
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tiga desa di Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur yaitu Desa Ciherang, Cipendawa, dan Sukatani. Pemilihan lokasi dilakukan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum pemasaran adalah proses aliran barang yang terjadi di dalam pasar.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tataniaga Pertanian Secara umum pemasaran adalah proses aliran barang yang terjadi di dalam pasar. Pemasaran adalah kegiatan mengalirkan barang dari produsen ke konsumen akhir
Lebih terperinciKey words: marketing margins, egg, layer, small scale feed mill
MARJIN PEMASARAN PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR YANG MENGGUNAKAN PAKAN PRODUKSI PABRIK SKALA KECIL DI KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG Susanti I.S 1, N. Ali 1 dan St. Rohani 2 1 Fakultas Peternakan dan Perikanan
Lebih terperinciVII ANALISIS PEMASARAN KEMBANG KOL 7.1 Analisis Pemasaran Kembang Kol Penelaahan tentang pemasaran kembang kol pada penelitian ini diawali dari petani sebagai produsen, tengkulak atau pedagang pengumpul,
Lebih terperinciSTUDI PEMASARAN WORTEL (Daucus carota L.) DI DESA CITEKO KECAMATAN CISARUA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT
EPP. Vol. 9 No.1. 2012 : 30-34 30 STUDI PEMASARAN WORTEL (Daucus carota L.) DI DESA CITEKO KECAMATAN CISARUA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT Marketing Carrot Study (Daucus carota L.) in Citeko Village Cisarua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kontribusi dalam upaya pemulihan dan pertumbuhan ekonomi. Salah satu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian khususnya tanaman hortikultura selama ini mempunyai peluang yang besar, tidak hanya sebagai penyedia bahan pangan bagi penduduk Indonesia yang saat
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Desa Ciaruten Ilir, Kecamatan Cibungbulang,
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Desa Ciaruten Ilir, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja
Lebih terperinciANALISIS EFISIENSI PEMASARAN SAYURAN WORTEL DI SUB TERMINAL AGRIBISNIS (STA) KABUPATEN KARANGANYAR
ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN SAYURAN WORTEL DI SUB TERMINAL AGRIBISNIS (STA) KABUPATEN KARANGANYAR Wayan Cahyono, Kusnandar, Sri Marwanti Magister Agribisnis Program Pascasarjana UNS id@hostinger.com Abstrak
Lebih terperinciTATA NIAGA SALAK PONDOH (Salacca edulis reinw) DI KECAMATAN PAGEDONGAN BANJARNEGARA ABSTRAK
56 TATA NIAGA SALAK PONDOH (Salacca edulis reinw) DI KECAMATAN PAGEDONGAN BANJARNEGARA Agus Trias Budi, Pujiharto, dan Watemin Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto Jl. Raya Dukuhwaluh
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Tataniaga Menurut Hanafiah dan Saefudin (2006) tataniaga dapat didefinisikan sebagai tindakan atau kegiatan yang berhubungan dengan
Lebih terperinciANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN BAHAN OLAHAN KARET RAKYAT (BOKAR) LUMP MANGKOK DARI DESA KOMPAS RAYA KECAMATAN PINOH UTARA KABUPATEN MELAWI
AGRISE Volume XV No. 2 Bulan Mei 2015 ISSN: 1412-1425 ANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN BAHAN OLAHAN KARET RAKYAT (BOKAR) LUMP MANGKOK DARI DESA KOMPAS RAYA KECAMATAN PINOH UTARA KABUPATEN MELAWI (MARKETING
Lebih terperinciAnalisis Pemasaran Sawi Hijau di Desa Balun Ijuk Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka ( Studi Kasus Kelompok Tani Sepakat Maju)
Analisis Sawi Hijau di Desa Balun Ijuk Kecamatan Merawang Bangka ( Studi Kasus Kelompok Tani Sepakat Maju) Analysis of Green Mustard Marketing in Balun Ijuk Village, Merawang, Bangka (A case Study of Farmer
Lebih terperinciBAB III KERANGKA PEMIKIRAN. individu dan kelompok dalam mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1 Konsep Tataniaga Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya melibatkan individu dan kelompok dalam mendapatkan apa yang mereka
Lebih terperinciANALISIS EFISIENSI PEMASARAN PISANG KEPOK DI KABUPATEN SERUYAN ABSTRACT
ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN PISANG KEPOK DI KABUPATEN SERUYAN Rokhman Permadi Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Darwan Ali rokhmanpermadi@gmail.com ABSTRAK Tujuan dari penelitian
Lebih terperinciANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN IKAN LELE DI DESA RASAU JAYA 1 KECAMATAN RASAU JAYA KABUPATEN KUBU RAYA
Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian, Volume 1, Nomor 3, Desember 2012, hlm 29-36 ANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN IKAN LELE DI DESA RASAU JAYA 1 KECAMATAN RASAU JAYA KABUPATEN KUBU RAYA Dani Apriono 1),
Lebih terperinciBAB 1. PENDAHULUAN. Indonesia. Bawang merah bagi Kabupaten Brebes merupakan trademark
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kapupaten Brebes merupakan sentra produksi bawang merah terbesar di Indonesia. Bawang merah bagi Kabupaten Brebes merupakan trademark mengingat posisinya sebagai
Lebih terperinciANALISIS MARJIN PEMASARAN AGROINDUSTRI BERAS DI KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK
ANALISIS MARJIN PEMASARAN AGROINDUSTRI BERAS DI KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK ANALYSIS OF MARKETING MARGIN OF RICE AGROINDUSTRY IN BUNGARAYA DISTRICT AT SIAK REGENCY Widia Ariaty 1), Ahmad Rifai 2),
Lebih terperinciANALISIS TATANIAGA AYAM RAS PEDAGING DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI
ANALISIS TATANIAGA AYAM RAS PEDAGING DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI Fauzul Azhimah *), Ir.Iskandarini,MM,Ph.D **) dan Dr.Ir.Rahmanta Ginting,MS **) *) Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas
Lebih terperinciANALISIS SALURAN DAN MARJIN PEMASARAN KERBAU (Studi Kasus di Kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut)
ANALISIS SALURAN DAN MARJIN PEMASARAN KERBAU (Studi Kasus di Kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut) THE ANALYSIS OF MARKETING CHANNEL AND MARGIN ON BUFFALO (A Case Study in the Bungbulang District Garut
Lebih terperinciANALISIS PEMASARAN LADA PERDU (Studi Kasus di Desa Marga Mulya Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis) Abstrak
ANALISIS PEMASARAN LADA PERDU (Studi Kasus di Desa Marga Mulya Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis) Oleh: Erwin Krisnandi 1, Soetoro 2, Mochamad Ramdan 3 1) Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Galuh
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kerangka Teoritis Kelayakan Usahatani
6 2.1 Kerangka Teoritis 2.1.1 Kelayakan Usahatani II. TINJAUAN PUSTAKA Menurut Soeharjo dkk (1973) dalam Assary (2001) Suatu usahatani dikatakan layak atau berhasil apabila usahatani tersebut dapat menutupi
Lebih terperinciSALURAN DAN MARJIN PEMASARAN TEMBAKAU RAKYAT: Kasus Subak Cengcengan, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar. Oleh Drs. Ketut Mudita, SP. M.Agb.
SALURAN DAN MARJIN PEMASARAN TEMBAKAU RAKYAT: Kasus Subak Cengcengan, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar Oleh Drs. Ketut Mudita, SP. M.Agb. ABSTRACTS There are four kinds of tobacco market channels
Lebih terperinciEFISIENSI PEMASARAN EMPING MELINJO DI KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
EFISIENSI PEMASARAN EMPING MELINJO DI KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Eni Istiyanti, Francy Risvansuna Fivintari, Diah Rina Kamardiani, Deny Irfan Saputra Program Studi Agribisnis Fakultas
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan rangkaian teori-teori yang digunakan dalam penelitian untuk menjawab tujuan penelitian. Teori-teori yang digunakan
Lebih terperinciProgram Studi Agribisnis FP USU Jln. Prof. A. Sofyan No. 3 Medan HP ,
ANALISIS TATANIAGA SAYURAN KUBIS EKSPOR DI DESA SARIBUDOLOK KECAMATAN SILIMAKUTA KABUPATEN SIMALUNGUN Roma Kasihta Sinaga 1), Yusak Maryunianta 2), M. Jufri 3) 1) Alumni Program Studi Agribisnis FP USU,
Lebih terperinciARTIKEL MEIFY SUMAMPOW / JURUSAN SOSIAL EKONOMI, FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO
ARTIKEL MEIFY SUMAMPOW / 080314046 JURUSAN SOSIAL EKONOMI, FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO Sumampow Meify, Analysis of Carrot Marketing Margin Of Maramis Farmer s Group At Rurukan village,
Lebih terperinciANALISIS EFISIENSI PEMASARAN UBI JALAR DI KABUPATEN LAMPUNG TENGAH. (Analysis of the Marketing Efficiency of Sweet Potato In Central Lampung Regency)
ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN UBI JALAR DI KABUPATEN LAMPUNG TENGAH (Analysis of the Marketing Efficiency of Sweet Potato In Central Lampung Regency) Angginesa Pradika, Ali Ibrahim Hasyim, Achdiansyah Soelaiman
Lebih terperinciANALISIS EFISIENSI PEMASARAN DURIAN DI DESA WONOAGUNG, KECAMATAN KASEMBON, KABUPATEN MALANG
HABITAT Volume XXII, No. 1, Bulan April 2011 ISSN: 0853-5167 ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN DURIAN DI DESA WONOAGUNG, KECAMATAN KASEMBON, KABUPATEN MALANG (MARKETING EFFICIENCY ANALYSIS OF DURIAN IN WONOAGUNG
Lebih terperinciANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN IKAN TONGKOL HASIL TANGKAPAN NELAYAN DI DESA SERAYA TIMUR KECAMATAN KARANGASEM
ANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN IKAN TONGKOL HASIL TANGKAPAN NELAYAN DI DESA SERAYA TIMUR KECAMATAN KARANGASEM Ni Kadek Nuriati Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi Universitas Pendidikan
Lebih terperinciVII ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU DAN KERAGAAN PASAR
VII ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU DAN KERAGAAN PASAR 7.1. Analisis Struktur Pasar Struktur pasar nenas diketahui dengan melihat jumlah penjual dan pembeli, sifat produk, hambatan masuk dan keluar pasar,
Lebih terperinci: Saluran, Pemasaran, Buah, Duku, Kabupaten Ciamis
ANALISIS SALURAN PEMASARAN BUAH DUKU (Suatu Kasus di Desa Karanganyar Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis) Oleh: 1 Eman Badruzaman, 2 Soetoro, 3 Tito Hardiyanto 1 Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. (b) Mewujudkan suatu keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara tradisional Indonesia adalah negara agraris yang banyak bergantung pada aktivitas dan hasil pertanian, dapat diartikan juga sebagai negara yang mengandalkan sektor
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Pola Distribusi Pemasaran Cabai Distribusi adalah penyampaian aliran barang dari produsen ke konsumen atau semua usaha yang mencakup kegiatan arus barang
Lebih terperinciANALISIS USAHATANI DAN PEMASARAN KEDELAI DI KECAMATAN KETAPANG KABUPATEN SAMPANG
131 Buana Sains Vol 8 No 2: 131-136, 2008 ANALISIS USAHATANI DAN PEMASARAN KEDELAI DI KECAMATAN KETAPANG KABUPATEN SAMPANG Ahmad Zubaidi PS Agribisnis Fak. Pertanian Universitas Tribhuwana Tunggadewi Abstract
Lebih terperinciSosio Ekonomika Bisnis Vol 18. (2) 2015 ISSN Tinur Sulastri Situmorang¹, Zulkifli Alamsyah² dan Saidin Nainggolan²
ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN SAWI MANIS DENGAN PENDEKATAN STRUCTURE, CONDUCT, AND PERFORMANCE (SCP) DI KECAMATAN JAMBI SELATAN KOTA JAMBI Tinur Sulastri Situmorang¹, Zulkifli Alamsyah² dan Saidin Nainggolan²
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian memegang peranan penting dalam pembangunan nasional. Hal ini didasarkan pada kesadaran bahwa negara Indonesia adalah negara agraris yang harus melibatkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini ditunjukkan oleh banyaknya penduduk dan tenaga
Lebih terperinciANALISIS PEMASARAN CENGKEH DI DESA JONO OGE KECAMATAN SIRENJA KABUPATEN DONGGALA
J. Agroland 24 (3) :172-180, Desember 2017 ISSN : 0854-641X E-ISSN :2407-7607 ANALISIS PEMASARAN CENGKEH DI DESA JONO OGE KECAMATAN SIRENJA KABUPATEN DONGGALA CLOVE MARKETING ANALYSIS IN JONO OGE VILLAGE
Lebih terperinciANALISIS PEMASARAN KAPULAGA (Studi Kasus pada Kelompok Tani Ciamnggu I di Desa Cimanggu Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran) Abstrak
ANALISIS PEMASARAN KAPULAGA (Studi Kasus pada Kelompok Tani Ciamnggu I di Desa Cimanggu Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran) Oleh: Wawan Herliadi 1, Dedi Herdiansah S 2, Mochamad Ramdan 3 1)
Lebih terperinciJurnal NeO-Bis Volume 8, No. 2, Desember 2014 DI KECAMATAN CUGENANG KABUPATEN CIANJUR
ANALISIS TATANIAGA BUNGA KRISAN DI KECAMATAN CUGENANG KABUPATEN CIANJUR Joko Purwono 1) / Sri Sugyaningsih 2) / Nada Fajriah 3) 1) Dosen Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB, 2) Dosen
Lebih terperinciANALISIS TATANIAGA BERAS DI KECAMATAN ROGOJAMPI KABUPATEN BANYUWANGI
ANALISIS TATANIAGA BERAS DI KECAMATAN ROGOJAMPI KABUPATEN BANYUWANGI Joko Purwono 1), Sri Sugyaningsih 2), Adib Priambudi 3) 1) Dosen Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB, 2) Dosen
Lebih terperinciANALISIS TATANIAGA BUNGA KRISAN DI KECAMATAN CUGENANG KABUPATEN CIANJUR
ABSTRAK ANALISIS TATANIAGA BUNGA KRISAN DI KECAMATAN CUGENANG KABUPATEN CIANJUR Joko Purwono 1) / Sri Sugyaningsih 2) / Nada Fajriah 3) 1) Dosen Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB,
Lebih terperinciANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN SALAK PONDOH (Studi Kasus di Desa Sigaluh Kecamatan Sigaluh Banjarnegara) ABSTRAK
94 ANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN SALAK PONDOH (Studi Kasus di Desa Sigaluh Kecamatan Sigaluh Banjarnegara) Sulistyani Budiningsih dan Pujiati Utami Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Lebih terperinciANALISIS TATANIAGA KENTANG DARI DESA JERNIH JAYA KECAMATAN GUNUNG TUJUH KABUPATEN KERINCI KE KOTA PADANG OLEH MEGI MELIAN
ANALISIS TATANIAGA KENTANG DARI DESA JERNIH JAYA KECAMATAN GUNUNG TUJUH KABUPATEN KERINCI KE KOTA PADANG OLEH MEGI MELIAN 06114023 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2011 ANALISIS TATANIAGA
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada kelompok tani Suka Tani di Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, propinsi Jawa Barat. Penentuan lokasi
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis penelitian ini didasari oleh teori-teori mengenai konsep sistem tataniaga; konsep fungsi tataniaga; konsep saluran dan
Lebih terperinciAGRISTA : Vol. 3 No. 2 Juni 2015 : Hal ISSN ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN KEDELAI DI KABUPATEN GROBOGAN
AGRISTA : Vol. 3 No. 2 Juni 2015 : Hal.63-70 ISSN 2302-1713 ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN KEDELAI DI KABUPATEN GROBOGAN Cindy Dwi Hartitianingtias, Joko Sutrisno, Setyowati Program Studi Agribisnis Fakultas
Lebih terperinciJ. Sains & Teknologi, Agustus 2015, Vol.15 No.2 : ISSN LEMBAGA PEMASARAN KOMODITI PALA DI KOTA TERNATE PROVINSI MALUKU UTARA
J. Sains & Teknologi, Agustus 2015, Vol.15 No.2 : 190 194 ISSN 1411-4674 LEMBAGA PEMASARAN KOMODITI PALA DI KOTA TERNATE PROVINSI MALUKU UTARA The Marketing Institution of Nutmeg Commodity in Ternate City
Lebih terperinciANALISIS PEMASARAN KEDELAI
ANALISIS PEMASARAN KEDELAI Bambang Siswadi Universitas Islam Malang bsdidiek171@unisma.ac.id ABSTRAK. Tujuan Penelitian untuk mengetahui saluran pemasaran dan menghitung margin serta menganalisis efisiensi
Lebih terperinciAnalisis Efisiensi Pemasaran Pisang Produksi Petani di Kecamatan Lengkiti Kabupaten Ogan Komering Ulu. Oleh: Henny Rosmawati.
Analisis Efisiensi Pemasaran Pisang Produksi Petani di Kecamatan Lengkiti Kabupaten Ogan Komering Ulu Oleh: Henny Rosmawati Abstract This research is aimed to: 1) know the banana s marketing eficiency
Lebih terperinciAbstract. Key Word : Marketing channel, marketing function, marketing margin and Farmer s share.
Performance of Tobacco (Nicotiana tabacum L.) Marketing (Case study of Entrepreneur of Tabaco in Arjasari Village Leuwisari District Tasikmalaya Regency) Abstract Indonesia is as agriculture country that
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengambilan Responden
IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret April 2012 di Desa Paya Besar, Kecamatan Payaraman, Kabupaten Ogan Ilir, Provinsi Sumatera Selatan. Pemilihan
Lebih terperinciANALISIS SALURAN PEMASARAN KOMODITAS PANDANWANGI DI DESA BUNIKASIH KECAMATAN WARUNGKONDANG KABUPATEN CIANJUR
ANALISIS SALURAN PEMASARAN KOMODITAS PANDANWANGI DI DESA BUNIKASIH KECAMATAN WARUNGKONDANG KABUPATEN CIANJUR Oleh : Rosda Malia S.P, M.Si * dan Wisnu Mulyanu Supartin, S.P ** ABSTRAK Pandanwangi adalah
Lebih terperinciLanjutan Pemasaran Hasil Pertanian
Lanjutan Pemasaran Hasil Pertanian BIAYA, KEUNTUNGAN DAN EFISIENSI PEMASARAN 1) Rincian Kemungkinan Biaya Pemasaran 1. Biaya Persiapan & Biaya Pengepakan Meliputi biaya pembersihan, sortasi dan grading
Lebih terperinciMARGIN PEMASARAN BUNGA POTONG KRISAN (Chrysanthemum morifolium) DI KELURAHAN KAKASKASEN DUA KECAMATAN TOMOHON UTARA
MARGIN PEMASARAN BUNGA POTONG KRISAN (Chrysanthemum morifolium) DI KELURAHAN KAKASKASEN DUA KECAMATAN TOMOHON UTARA MARKETING MARGINS CUT FLOWER CHRYSANTHEMUM (Chrysanthemum Morifolium) IN VILLAGE KAKASKASEN
Lebih terperinciAgriekonomika, ISSN ANALISIS INTEGRASI PASAR BAWANG MERAH DI KABUPATEN PAMEKASAN
e ISSN 2407-6260 April 2013 ANALISIS INTEGRASI PASAR BAWANG MERAH DI KABUPATEN PAMEKASAN Siti Sumaiyah Slamet Subari Aminah Happy M.Ariyani Prodi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura
Lebih terperinciAnalisis Tataniaga Kambing Di Pasar Hewan Wlingi Kabupaten Blitar
Analisis Tataniaga Kambing Di Pasar Hewan Wlingi Kabupaten Blitar M Zainul Ifanda Mahasiswa Program Studi Ilmu Ternak Fakultas Peternakan Universitas Islam Balitar Jl. Majapahit No. 4 Kota Blitar ABSTRACK
Lebih terperinciANALISIS PEMASARAN BENIH PADI SAWAH (Oryza sativa L.) VARIETAS CIHERANG (Suatu Kasus di Desa Sindangasih Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis)
ANALISIS PEMASARAN BENIH PADI SAWAH (Oryza sativa L.) VARIETAS CIHERANG (Suatu Kasus di Desa Sindangasih Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis) Oleh: Ahmad Ubaedillah 1), Yus Rusman 2), Sudradjat 3) 1)
Lebih terperinciANALISIS PEMASARAN CABAI MERAH (Capsicum annum) DI DESA GOMBONG KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG ABSTRAK
116 ANALISIS PEMASARAN CABAI MERAH (Capsicum annum) DI DESA GOMBONG KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG Ekawati Budi Utaminingsih, Watemin, dan Dumasari Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Lebih terperinciJurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Universitas Brawijaya, Jl. Veteran Malang
AGRISE Volume XI No. 1 Bulan Januari 2011 ISSN: 1412-1425 ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN JAGUNG (ZEA MAYS L.) (STUDI KASUS DI DESA SEGUNUNG, KECAMATAN DLANGGU, KABUPATEN MOJOKERTO) (MARKETING EFFICIENCY
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2. 1. Pasar dan Pemasaran Pasar secara sederhana dapat diartikan sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk bertukar barang-barang mereka. Pasar merupakan suatu yang sangat
Lebih terperinciAGRISTA : Vol. 3 No. 3 September 2015 : Hal ISSN ANALISIS PEMASARAN SEMANGKA DI KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO
AGRISTA : Vol. 3 No. 3 September 2015 : Hal. 310 320 ISSN 2302-1713 ANALISIS PEMASARAN SEMANGKA DI KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO Hedita Ashilina, Setyowati, Bekti Wahyu Utami Program Studi Agribisnis
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Penelitian ini menggunakan teori sistem pemasaran dengan mengkaji saluran pemasaran, fungsi pemasaran, struktur pasar, perilaku pasar, marjin pemasaran,
Lebih terperinciKERANGKA PENDEKATAN TEORI. Melinjo (Gnetum gnemon, L.) termasuk tumbuhan berbiji terbuka
II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjuan Pustaka 1. Tanaman Melinjo Melinjo (Gnetum gnemon, L.) termasuk tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae), dengan tanda-tanda : bijinya tidak terbungkus daging tetapi
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsep Tataniaga Menurut Hanafiah dan Saefudin (2006), istilah tataniaga dan pemasaran merupakan terjemahan dari marketing, selanjutnya tataniaga
Lebih terperinciEfisiensi Pemasaran Mangga Gedong Gincu (Mangifera Indica L) di Kabupaten Majalengka
Efisiensi Pemasaran Mangga Gedong Gincu (Mangifera Indica L) di Kabupaten Majalengka Suhaeni 1, Karno 2, Wulan Sumekar 2 1 Dosen Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian UNMA 2 Program Magister Agribisnis
Lebih terperinciAGRISTA : Vol. 3 No. 3 September 2015 : Hal ISSN
ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN KUBIS DI KABUPATEN MAGETAN (STUDI KASUS DI KECAMATAN PLAOSAN) Lia Indriyani 1, Endang Siti Rahayu 2, Suprapto 3 Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas
Lebih terperinciKey Word PENDAHULUAN
KERAGAAN PEMASARAN BERAS DARI WILAYAH PRODUSEN DI KECAMATAN CISAYONG KABUPATEN TASIKMALAYA SAMPAI KE TANGAN KONSUMEN AKHIR DI PASAR INDIHIANG KOTA TASIKMALAYA Pipit Kurniawati 1) Program Studi Agribisnis
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Tahun Komoditas
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Subsektor hortikultura berperan penting dalam mendukung perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat melalui nilai Produk Domestik Bruto (PDB). Produk Domestik Bruto (PDB)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor di bidang ekonomi yang memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor di bidang ekonomi yang memiliki arti dan kedudukan penting dalam pembangunan nasional. Sektor ini berperan sebagai sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tatanan pembangunan nasional memegang peranan penting, karena selain
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara pertanian, artinya sektor pertanian dalam tatanan pembangunan nasional memegang peranan penting, karena selain bertujuan menyediakan pangan
Lebih terperinciStaf Pengajar Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Unja ABSTRAK
ANALISIS NILAI TAMBAH KELAPA DALAM DAN PEMASARAN KOPRA DI KECAMATAN NIPAH PANJANG KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR Kartika Retno Palupi 1, Zulkifli Alamsyah 2 dan saidin Nainggolan 3 1) Alumni Jurusan Agribisnis
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kelurahan Sukaresmi, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk
28 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasiona Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Tanaman bawang merah diyakini berasal dari daerah Asia Tengah, yakni sekitar Bangladesh, India, dan Pakistan. Bawang merah dapat
Lebih terperinciANALISIS SALURAN PEMASARAN GABAH (Oriza sativa ) DI GAPOKTAN SAUYUNAN (Suatu Kasus di Desa Karangbenda Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran)
ANALISIS SALURAN PEMASARAN GABAH (Oriza sativa ) DI GAPOKTAN SAUYUNAN (Suatu Kasus di Desa Karangbenda Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran) Oleh: Dede Kurnia 1, Dedi Herdiansah S 2, Tito Hardiyanto
Lebih terperinciKARYA ILMIAH MAHASISWA AGRIBISNIS
EFISIENSI TATANIAGA BROKOLI DI LEMBANG JAWA BARAT Hesti. K 1), Marlinda Apriyani 2), Luluk Irawati 2) 1) Mahasiswa Program Studi Agribisnis Politeknik Negeri Lampung 2) Dosen Program Studi Agribisnis Politeknik
Lebih terperinciANALISIS PENDAPATAN DAN PEMASARAN USAHATANI SEMANGKA DI DESA MARANATHA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI
e-j. Agrotekbis 2 (3) : 282-287, Juni 2014 ISSN : 2338-3011 ANALISIS PENDAPATAN DAN PEMASARAN USAHATANI SEMANGKA DI DESA MARANATHA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI Analysis of watermelon farming
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu komoditas hortikultura yang banyak dibudidayakan masyarakat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu komoditas hortikultura yang banyak dibudidayakan masyarakat Indonesia adalah bawang merah ( Allium ascalonicum ). Banyaknya manfaat yang dapat diambil dari
Lebih terperincidwijenagro Vol. 5 No. 1 ISSN :
SALURAN DAN MARJIN PEMASARAN BIJI KAKAO Kasus di Subak Abian Suci, Desa Gadungan, Kecamatan Selemadeg Timur I Made Beni Andana, S.P Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Dwijendra Abstrak
Lebih terperinciKAJIAN PEMASARAN SELADA ORGANIK DI KECAMATAN KEDUNGBANTENG KABUPATEN BANYUMAS. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Unsoed
KAJIAN PEMASARAN SELADA ORGANIK DI KECAMATAN KEDUNGBANTENG KABUPATEN BANYUMAS Oleh : Anisur Rosyad Agnia Rahmawati Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Unsoed anisurrosyad@yahoo.com Telp 081327642494
Lebih terperinci28 ZIRAA AH, Volume 38 Nomor 3, Oktober 2013 Halaman ISSN
28 ANALISIS PEMASARAN AGRIBISNIS LADA (Piper nigrum L) DI DESA MANGKAUK KECAMATAN PENGARON KABUPATEN BANJAR KALIMANTAN SELATAN (Marketing Analysis of Pepper (Piper nigrum L) Agribussines in the Mangkauk
Lebih terperinciElvira Avianty, Atikah Nurhayati, dan Asep Agus Handaka Suryana Universitas Padjadjaran
ANALISIS PEMASARAN IKAN NEON TETRA (Paracheirodon innesi) STUDI KASUS DI KELOMPOK PEMBUDIDAYA IKAN CURUG JAYA II (KECAMATAN BOJONGSARI, KOTA DEPOK JAWA BARAT) Elvira Avianty, Atikah Nurhayati, dan Asep
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor,
26 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini dilakukan dengan pertimbangan
Lebih terperinciBAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Saluran Tataniaga Saluran tataniaga sayuran bayam di Desa Ciaruten Ilir dari petani hingga konsumen akhir melibatkan beberapa lembaga tataniaga yaitu pedagang pengumpul
Lebih terperinciANALISIS MARGIN DAN EFISIENSI SALURAN PEMASARAN KAKAO DI KABUPATEN KONAWE
ANALISIS MARGIN DAN EFISIENSI SALURAN PEMASARAN KAKAO DI KABUPATEN KONAWE Leni saleh Dosen Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Lakidende Email : Cici_raslin@yahoo.co.id ABSTRAK
Lebih terperinciKELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHATANI SAYURAN Asep Irfan Fathurrahman 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHATANI SAYURAN Asep Irfan Fathurrahman 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Irfan_fathurrahman58@yahoo.com Hj. Enok Sumarsih 2) Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi
Lebih terperinciANALISIS PEMASARAN BAWANG MERAH DI DESA OLOBOJU KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI
ej. Agrotekbis 4 (1) :75 83, Februari 2016 ISSN : 23383011 ANALISIS PEMASARAN BAWANG MERAH DI DESA OLOBOJU KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI Marketing Analysis of Shallot In Oloboju Village Sigi Biromaru
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. ke konsumen membentuk suatu jalur yang disebut saluran pemasaran. Distribusi
27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Dalam memasarkan suatu produk diperlukan peran lembaga pemasaran yang akan membentuk suatu jalur yang disebut saluran pemasaran. Untuk mengetahui saluran
Lebih terperinciANALISIS EFISIENSI TATANIAGA TERUNG ( Solanum melongena) DI KECAMATAN KURANJI KOTA PADANG
ANALISIS EFISIENSI TATANIAGA TERUNG ( Solanum melongena) DI KECAMATAN KURANJI KOTA PADANG OLEH INTAN FEBRIANI 06 114 027 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2011 ANALISIS EFISIENSI TATANIAGA
Lebih terperinciANALISIS SISTEM PEMASARAN IKAN PATIN SEGAR DESA KOTO MESJID KE DAERAH TUJUAN PEMASARAN
Jurnal Dinamika Pertanian Volume XXX Nomor 3 Desember 2015 (273 282) ISSN 0215-2525 ANALISIS SISTEM PEMASARAN IKAN PATIN SEGAR DESA KOTO MESJID KE DAERAH TUJUAN PEMASARAN Analysis of Patin Fresh Fish Marketing
Lebih terperinci