BAB 3 METODE PENELITIAN. eksperiment) dengan rancangan pretest-posttest control group design dengan satu

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 METODE PENELITIAN. eksperiment) dengan rancangan pretest-posttest control group design dengan satu"

Transkripsi

1 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen semu (quasi eksperiment) dengan rancangan pretest-posttest control group design dengan satu macam perlakuan. Dalam model ini sebelum dimulai perlakuan kedua kelompok diberi tes awal atau pretest untuk mengukur kondisi awal (O 1 ). Selanjutnya pada kelompok eksperimen diberi perlakuan (X) dan pada kelompok kontrol tidak diberi. Sesudah selesai perlakuan kedua kelompok diberi tes lagi sebagai posttest (O 2 ) (Arikunto, 2000). Eksperimen : O 1 x O 2 Kontrol : O 1 O 2 Gambar 3.1 Desain Penelitian pretest-posttest control group design Dengan skema seperti tergambar dapat diketahui bahwa efektifitas perlakuan ditunjukkan oleh perbedaan antara (O 2 O 1 ) pada kelompok eksperimen dengan (O 2 - O 1 ) pada kelompok kontrol (Arikunto, 2000). Pemberian intervensi pada kelompok eksperimen dilakukan selama 21 hari. Kelompok eksperimen akan mendapatkan intervensi dengan metode role play sebanyak 3 kali dalam 3 minggu di sekolah. Watson dalam Azwar (2005) mengemukakan bahwa pengulangan pesan yang terlalu sering akan membuat individu 32

2 33 mengalami kebosanan dan akan menolak pesan yang disampaikan, banyaknya pengulangan pesan yang optimal adalah 3 kali. 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri dan SD Negeri Kecamatan Medan Johor Kota Medan pada bulan Februari 2015 sampai Februari SD Negeri dan SD Negeri dipilih sebagai sasaran penelitian karena memiliki kriteria yang sama, yakni hanya memiliki 1 (satu) buah kantin yang kurang memadai, banyak terdapat pedagang makanan jajanan di luar gerbang sekolah dan belum pernah diberikan penyuluhan tentang makanan jajanan serta tidak mempunyai UKS yang memadai. Karakteristik siswa juga sama, meliputi keadaan sosial ekonomi menengah ke bawah, jarang membawa bekal ke sekolah dan sering jajan di kantin maupun di penjaja makanan di luar gerbang sekolah. 3.3 Populasi dan Sampel Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SD Negeri yang berjumlah 285 siswa dan seluruh siswa SD Negeri yang berjumlah 341 siswa. SD Negeri dipilih menjadi kelompok eksperimen dan SD Negeri dipilih menjadi kelompok kontrol. SD Negeri dipilih menjadi kelompok eksperimen karena berdasarkan penelitian pendahuluan terhadap makanan jajanan yang dijual di sekolah, ditemukan makanan jajanan yang mengandung formalin,

3 34 boraks dan pemanis buatan berupa siklamat. Hal ini menunjukkan bahwa keamanan pangan makanan jajanan di sekolah tersebut belum baik Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas V (lima) SD Negeri dan SD Negeri Kecamatan Medan Johor Kota Medan. Sampel terdiri dari sampel kasus dan sampel kontrol. Jumlah siswa kelas V (lima) SD Negeri adalah 36 siswa dan jumlah siswa kelas V (lima) SD Negeri sebanyak 83 siswa. Seluruh siswa kelas V (lima) tersebut akan dibagi menjadi 2 (dua) kelompok yakni kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dengan perbandingan 1:2 uuntuk mendapatkan sistem matching. Jumlah sampel berdasarkan kelompok sebagai berikut: 1. Kelompok ekperimen adalah siswa kelas V SD Negeri yang berjumlah 36 siswa. 2. Kelompok kontrol adalah siswa kelas V SD Negeri yang berjumlah 72 siswa. 3.4 Metode Pengambilan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer mengenai identitas siswa dan pengetahuan, sikap serta tindakan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang diperoleh dengan cara pengisian lembar kuisioner pretest dan posttest. Data sekunder diperoleh dari arsip sekolah. Data sekunder yang dikumpulkan berupa gambaran umum lokasi penelitian,

4 35 profil sekolah, serta fasilitas-fasilitas penunjang belajar dan kesehatan yang ada di sekolah. 3.5 Alur Penelitian Tahap Persiapan Tahap persiapan penelitian ini berupa survei pendahuluan untuk menggumpukan data dan mengetahui karakteristik wilayah penelitian serta menentukan responden penelitian Tahap Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri dan SD Negeri Kecamatan Medan Johor Kota Medan dengan mekanisme sebagai berikut: 1. Pada tanggal 13 Mei 2016 pukul WIB, dilakukan kegiatan absensi kelompok eksperimen di SD Negeri dan membagikan pita untuk disematkan di baju setiap siswa. Pemberian pita ini bertujuan agar lebih mudah mengenali responden pada saat melakukan observasi tindakan siswa dalam memilih makanan jajanan. Setelah absensi, dijelaskan kepada siswa mengenai mekanisme intervensi, tujuan penelitian dan materi yang akan disampaikan yakni pemilihan makanan jajanan yang baik meliputi makanan jajanan yang bersih, bergizi dan sehat yang meliputi warna, bau, rasa, tekstur makanan jajanan dan tanggal kadaluarsa makanan kemasan. Kegiatan dilanjutkan dengan pretest dengan waktu 30 menit dan dilanjutkan intervensi dengan metode role play dengan membagi kelompok eksperimen menjadi 3

5 36 kelompok secara acak. Setiap kelompok terdiri atas 12 siswa yang akan bermain peran. Pemilihan anggota kelompok dimulai dengan membuat nomor urut setiap siswa. Pemberian nomor urut pada siswa untuk memudahkan pengambilan dan pemilihan kelompok role play. Pemberian nomor urut ini dilakukan berdasarkan urutan tenpat duduk siswa, agar siswa tidak sekelompok dengan teman sebangku dan mendapatkan susunan siswa yang acak. Anggota setiap kelompok dipilih dengan urutan yang telah ditetapkan. Kelompok 1 (satu) dipilih siswa dengan nomor urut 1, 4, 7, 10, 13, 16, 19, 22, 25, 28, 31 dan 34. Kelompok 2 (dua) adalah siswa dengan nomor urut 2, 5, 8, 11, 14, 17, 20, 23, 26, 29, 32, dan 35, selanjutnya kelompok 3 (tiga) terdiri atas siswa dengan nomor urut 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 27, 30, 33 dan 36. Susunan siswa dalam kelompok tetap sejak intervensi pertama hingga intervensi ketiga. 2. Setelah dilakukan pengelompokan siswa, tempat duduk siswa dipisah berdasarkan kelompoknya. Kemudian dilakukan pembagian peran setiap siswa dalam setiap kelompok yang diikuti dengan pembagian skenario role play. Siswa akan memainkan peran yang berbeda di setiap sesi permainan pada setiap waktu intervensi. Cara penyusunan peran siswa berdasarkan nomor urut siswa yang telah ditetapkan sebelumnya. Siswa membaca dan memahami setiap peran selama 15 menit. Siswa yang tidak sedang memainkan peran tetap berada di dalam kelas dan memperhatikan siswa lain bermain peran sambil menunggu gilirna bermain peran.

6 37 3. Sebelum role play dimulai, dilakukan pengaturan tata letak atau posisi pemain peran. Selanjutnya kelompok siswa yang sedang dalam giliran memainkan peran mengambil posisi sesuai dengan tata letak posisi pemain sesuai dengan peran yang dimainkan. Kemudian papan nama yang akan dipakai oleh setiap siswa dibagikan sesuai dengan peran yang dimainkan oleh siswa tersebut. Role play tentang perilaku pemilihan makanan jajanan dimulai, setiap siswa bermain peran sesuai dengan peran masing - masing. 4. Peran yang dimainkan terdiri atas 9 karakter peran, yakni sebagai guru yang akan membimbing siswa, sebagai siswa yang akan belajar di kelas dan mempraktikkan membeli makanan jajanan dari pedagang, sebagai makanan jajanan yang akan mendeskripsikan tentang makanan jajanan tersebut dan sebagai pedagang makanan jajanan yang akan menjual makanan jajanan kepada siswa. Peran setiap siswa dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut Tabel 3.1 Pembagian Peran Siswa dalam Bermain Peran No. Jumlah Siswa (orang) Peran Tugas 1 1 Guru Membimbing murid belajar tentang makanan jajanan yang sehat dan tidak sehat 2 4 Murid Belajar di kelas dengan mendengarkan penjelasan dari siswa yang berperan sebagai makanan maupun minuman dan selanjutnya mempraktekkan hasil belajar dengan membeli makanan jajanan di pedagang makanan yang ada di sekolah

7 38 Tabel 3.1 (Lanjutan) No. Jumlah Siswa Peran Tugas (orang) 3 1 Bakso dan saus a) Mendeskripsikan tentang cirri-ciri bakso yang baik dan tidak baik untuk dimakan. b) Mendeskripsikan tentang ciri ciri saus yang mengandung pewarna 4 1 Makanan dalam kemasan 5 1 Aneka gorengan dan tahu 6 1 Es limun dan es krim 7 1 Pedagang aneka gorengan dan makanan kemasan 8 1 Pedagang bakso dan tahu 9 1 Pedagang es limun dan es krim buatan yang tidak baik untuk dimakan Mendeskripsikan tentang membaca kemasan makanan termasuk tanggal kadaluarsa makanan kemasan a) Mendeskripsikan ciri ciri tahu yang baik untuk dimakan b) Mendeskripsikan memilih aneka gorengan yang tidak baik untuk dimakan, yakni yang digoreng dengan minyak yang sudah menghitam dan atau dibungkus dengan kertas koran. a) Mendeskripsikan ciri-ciri makanan dan minuman yang mengandung pewarna b) Mendeskripsikan ciri-ciri makanan dan minuman yang mengandung pemanis buatan yang berlebihan. Menjual aneka gorengan dan makanan kemasan yang akan dibeli oleh murid Menjual bakso dan tahu yang akan dibeli oleh murid Menjual es limun dan es krim yang akan dibeli oleh murid 5. Setelah kelompok pertama selesai, role play dilanjutkan oleh kelompok berikutnya. Role play dilakukan selama 40 menit setiap sesi permainan oleh setiap kelompok. Setelah semua kelompok bermain peran, seluruh

8 39 siswa kembali ke tempat duduk masing-masing dan dilakukan evaluasi yang dipimpin oleh peneliti, yakni tentang ketertiban jalannya permainan, pemahaman setiap siswa terhadap peran yang dimainkan serta tentang penentuan jadwal kegiatan role play berikutnya. 6. Pada tanggal 14 Mei 2016 pukul WIB, dilakukan kegiatan absensi kelompok kontrol di SD Negeri kemudian dilanjutkan dengan pretest dengan waktu 30 menit. 7. Pada tanggal 19 Mei 2016, dilakukan observasi kepada siswa kelompok eksperimen dengan menilai tindakan siswa terhadap pemilihan makanan jajanan. Observasi dengan lembar observasi. Responden dikenali dengan melihat pita yang tersemat di baju. Dilakukan pencatatan jumlah siswa yang membeli makanan maupun minuman yang jenisnya sesuai dengan yang ada pada lembar observasi. 8. Pada tanggal 20 Mei 2016 Pukul WIB, dilakukan intervensi kedua di SD Negeri Kelompok eksperimen akan diabsensi sesuai dengan kelompoknya. Sebelum role play kedua, setiap siswa akan mengisi lembar checklist tentang tindakan memilih makanan jajanan. Setiap anak akan bermain peran yang berbeda dengan peran pada role play pertama. Satu sesi bermain peran akan dimainkan di dalam kelas dalam waktu 40 menit. Setelah semua siswa bermain peran, siswa berkumpul di kelas untuk menyimpulkan hasil pembelajaran.

9 40 9. Pada tanggal 26 Mei 2016, dilakukan observasi kepada siswa kelompok eksperimen dengan menilai tindakan siswa terhadap pemilihan makanan jajanan. Observasi dengan lembar observasi. Responden dikenali dengan melihat pita yang tersemat di baju. Dilakukan pencatatan jumlah siswa yang membeli makanan maupun minuman yang jenisnya sesuai dengan yang ada pada lembar observasi. 10. Pada tanggal 27 Mei 2016 Pukul WIB, dilakukan intervensi ketiga di SD Negeri Sebelum intervensi ketiga, setiap siswa akan mengisi lembar ceklist tentang tindakan memilih makanan jajanan. Kelompok eksperimen akan diabsensi sesuai dengan kelompoknya. Setiap anak akan bermain peran yang berbeda dengan peran pada role play pertama dan kedua. Satu sesi bermain peran akan dimainkan di dalam kelas dalam waktu 40 menit. Setelah semua siswa bermain peran, siswa berkumpul di kelas untuk menyimpulkan hasil pembelajaran. 11. Pada tanggal 2 Juni 2016, dilakukan observasi kepada siswa kelompok eksperimen dengan menilai tindakan siswa terhadap pemilihan makanan jajanan. Observasi dengan lembar observasi. Responden dikenali dengan melihat pita yang tersemat di baju. Dilakukan pencatatan jumlah siswa yang membeli makanan maupun minuman yang jenisnya sesuai dengan yang ada pada lembar observasi.

10 Pada tanggal 3 Juni 2016 Pukul WIB, dilakukan post test selama 30 menit tentang pengetahuan, sikap dan tindakan siswa dalam memilih makanan jajanan dengan menggunakan kuisioner terhadap kedua kelompok responden baik kelompok ekperimen di di SD Negeri Medan. 13. Pada tanggal 4 Juni 2016 Pukul WIB, dilakukan post test selama 30 menit tentang pengetahuan, sikap dan tindakan siswa dalam memilih makanan jajanan dengan menggunakan kuisioner pada kelompok kontrol. Pada kelompok eksperimen dilakukan observasi dengan menilai tindakan siswa terhadap pemilihan makanan jajanan dengan lembar ceklist. Hal ini sesuai dengan konsep sleeper effect yang dikemukakan oleh Brigham bahwa orang masih ingat isi pesan yang disampaikan dalam waktu hari setelah pesan itu disampaikan (Azwar, 2005). Perubahan perilaku diharapkan akan terjadi dalam waktu 21 hari, hal ini sesuai dengan penelitian Maltz dalam Sudarmin (2014) bahwa diperlukan waktu minimum 21 hari berturut-turut untuk membentuk kebiasaan seharihari yang dibawa dari kecil hingga dewasa. Core (2003) menyebutkan bahwa mempraktekkan perilaku baru selama kurang lebih 21 hari akan menjadi menjadi suatu kebiasaan.

11 42 Alur penelitian dapat dilihat pada skema dibawah ini. 72 siswa kelas V SD Negeri siswa kelas V SD Negeri Pretest Pretest Intervensi dengan metode role play (Satu minggu) Intervensi dengan metode role play (Satu minggu) Intervensi dengan metode role play (Satu minggu) Posttest Posttest Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen Gambar 3.2 Alur Penelitian

12 Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Variabel independen dalam penelitian ini yaitu metode role play. 2. Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu pengetahuan, sikap dan tindakan responden dalam memilih makanan jajanan Definisi Operasional 1. Pengetahuan mengenai makanan jajanan adalah pemahaman siswa tentang makanan jajanan meliputi jenis dan kandungan zat gizi, makanan jajanan yang tidak aman dan akibat mengkonsumsinya. 2. Sikap dalam memilih makanan jajanan adalah respon siswa terhadap makanan jajanan dan keinginan untuk mengkonsumsinya. 3. Tindakan memilih makanan jajanan adalah respon siswa dalam mencari dan memilih makanan jajanan serta mengkonsumsi makanan jajanan tersebut. 4. Metode roleplay adalah cara pemberian informasi dengan bermain peran dengan menggunakan skenario sebagai acuan, uraian singkat dan papan nama untuk setiap peran. 3.7 Metode Pengukuran 1. Pengetahuan dilihat dengan menggunakan kuesioner yang terdiri atas 10 pertanyaan. Pertanyaan, dengan 3 pilihan jawaban dimana jawabantahu diberi nilai 2, jawaban kurang tahu diberi nilai 1 dan jawaban tidak tahu diberi nilai 0 dengan skala data rasio. Nilai minimal adalah 0 dan nilai maksimal adalah 20.

13 44 Berdasarkan kriteria jawaban di atas maka dapat dikategorikan tingkat pengetahuan responden dengan kriteria sebagai berikut (Arikunto, 2000): 1) Baik, jika nilai >75% dengan skor >15 2) Sedang, jika nilai 50 75% dengan skor ) Kurang, jika nilai <50% dengan skor <10 2. Sikap siswa dalam memilih makanan jajanan dilihat dengan menggunakan kuesioner yang terdiri atas 20 pertanyaan. Pertanyaan, dengan 4 pilihan jawaban dimana jawaban sangat setuju diberi nilai 3, jawaban setuju diberi nilai 2, jawaban tidak setuju diberi nilai 1 dan jawaban sangat tidak setuju diberi nilai 0 untuk pernyataan favorable. Untuk pernyataan unfavorable, jawaban sangat setuju diberi nilai 0, jawaban setuju diberi nilai 1, jawaban tidak setuju diberi nilai 2 dan jawaban sangat tidak setuju diberi nilai 3. Nilai minimal adalah 0 dan nilai maksimal adalah 60. Berdasarkan kriteria jawaban di atas maka dapat dikategorikan tingkat pengetahuan responden dengan kriteria sebagai berikut (Arikunto, 2000): 1) Baik, jika nilai> 75% dengan skor >45 2) Sedang, jika nilai 50 75% dengan skor ) Kurang, jika nilai<50% dengan skor <30 3. Tindakan siswa dalam memilih dan mengkonsumsi makanan jajanan dilihat dengan menggunakan kuesioner yang terdiri atas 10 pertanyaan. Pertanyaan, dengan 2 pilihan jawaban dimana jawaban benar diberi nilai 1, jawaban salah diberi nilai 0 dengan skala data rasio. Nilai minimal adalah 0 dan nilai

14 45 maksimal adalah 10. Berdasarkan kriteria jawaban di atas maka dapat dikategorikan tingkat pengetahuan responden dengan kriteria sebagai berikut (Arikunto, 2000): 1) Baik, jika nilai> 75% dengan skor >7,5 2) Sedang, jika nilai 50 75% dengan skor 5-7,5 3) Kurang, jika nilai<50% dengan skor <5 3.8 Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner yang digunakan untuk pengumpulan data pengetahuan dan sikap terlebih dahulu diujicobakan di SD Negeri Medan yang berada di Kecamatan Medan Johor yang memiliki demografi yang sama dengan kelompok ekperimen dan kelompok koontrol. Uji validitas dan reliabilitas adalah alat ukur penelitian berupa kuesioner yang dilakukan sebelum digunakan untuk mengukur nilai pengetahuan, sikap dan tindakan siswa sekolah. Hal ini dimaksudkan agar alat ukur yang digunakan benar-benar tepat dan cermat dalam melakukan fungsi ukurnya serta dapat dipercaya. Validitas dan reliabilitas alat ukur dilihat dari koefisien korelasinya, semakin tinggi angka koefisien korelasi berarti semakin valid dan reliabel alat ukur tersebut (Sugiono, 2001) Uji Validitas Uji validitas dilakukan dengan uji korelasi menggunakan teknik korelasi Product moment. Apabila r hitung lebih besar dari r tabel, maka pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid dan dapat digunakan.

15 Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah suatu instrumen yang cukup dan dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2000). Sedangkan untuk pengukuran reliabilitas pada penelitian ini menggunakan nilai cronbach s Alpha yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran. Jika nilai Cronbach s Alpha menunjukkan lebih besar dari 0,60 maka dapat dikatakan bahwa alat ukur dalam hal ini kuesioner dinyatakan reliabel, dan jika nilai uji Cronbach Alpha yang diperoleh < r tabel (0,60) maka dinyatakan tidak reliabel (Hastono, 2007). Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Pengetahuan Variabel Nilai Corrected Item Total Croanbach's Alpha Keterangan Pengetahuan 1 0,682 0,658 Valid Pengetahuan 2 0,660 0,799 Valid Pengetahuan 3 0,611 0,776 Valid Pengetahuan 4 0,621 0,789 Valid Pengetahuan 5 0,578 0,872 Valid Pengetahuan 6 0,549 0,736 Valid Pengetahuan 7 0,592 0,699 Valid Pengetahuan 8 0,549 0,718 Valid Pengetahuan 9 0,627 0,740 Valid Pengetahuan 10 0,580 0,816 Valid Reliabilitas 0,869 Reliabel Berdasarkan tabel 3.2 di atas dapat dilihat bahwa seluruh variabel pengetahuan sebanyak 10 pertanyaan mempunyai nilai corrected item total >0,514 (r tabel) dengan nilai Croanbach s Alpha 0,869 dan lebih besar dari nilai 0,60 maka

16 47 dapat disimpulkan bahwa seluruh pertanyaan variabel pengetahuan ini valid dan reliabel sebagai alat ukur. Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Sikap Variabel Nilai Corrected Item Total Croanbach's Alpha Keterangan Sikap 1 0,521 0,654 Valid Sikap 2 0,537 0,672 Valid Sikap 3 0,513 0,624 Valid Sikap 4 0,585 0,649 Valid Sikap 5 0,553 0,676 Valid Sikap 6 0,627 0,722 Valid Sikap 7 0,651 0,673 Valid Sikap 8 0,654 0,626 Valid Sikap 9 0,528 0,660 Valid Sikap 10 0,557 0,607 Valid Sikap 11 0,551 0,658 Valid Sikap 12 0,661 0,661 Valid Sikap 13 0,552 0,666 Valid Sikap 14 0,617 0,628 Valid Sikap 15 0,623 0,602 Valid Sikap 16 0,637 0,605 Valid Sikap 17 0,534 0,609 Valid Sikap 18 0,649 0,627 Valid Sikap 19 0,658 0,687 Valid Sikap 20 0,525 0,665 Valid Reabilitas 0,762 Reliabel Berdasarkan tabel 3.3 di atas dapat dilihat bahwa seluruh variabel sikap sebanyak 20 pertanyaan mempunyai nilai corrected item total >0,514 (r tabel) dengan nilai Croanbach s Alpha 0,762 dan lebih besar dari nilai 0,60 maka dapat

17 48 disimpulkan bahwa seluruh pertanyaan variabel sikap ini valid dan reliabel sebagai alat ukur. Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Tindakan Variabel Nilai Corrected Item Total Croanbach's Alpha Keterangan Tindakan 1 0,611 0,776 Valid Tindakan 2 0,623 0,774 Valid Tindakan 3 0,621 0,789 Valid Tindakan 4 0,600 0,717 Valid Tindakan 5 0,612 0,785 Valid Tindakan 6 0,591 0,899 Valid Tindakan 7 0,578 0,872 Valid Tindakan 8 0,549 0,736 Valid Tindakan 9 0,648 0,815 Valid Tindakan 10 0,592 0,699 Valid Reabilitas 0,862 Reliabel Berdasarkan tabel 3.4 di atas dapat dilihat bahwa seluruh variabel tindakan sebanyak 10 pertanyaan mempunyai nilai corrected item total >0,514 (r tabel) dengan nilai Croanbach s Alpha 0,862 dan lebih besar dari nilai 0,60 maka dapat disimpulkan bahwa seluruh pertanyaan variabel tindakan ini valid dan reliabel sebagai alat ukur. 3.9 Metode Analisis Data Analisis Univariat Analisis univariat dilakukan untuk mendapatkan gambaran tentang distribusi frekuensi responden serta gambaran pada setiap variabel dependen dan disajikan dalam bentuk tabel.

18 Analisis Bivariat Analisis dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dengan menggunakan uji t-independent untuk melihat efektivitas metode role play. Hasil yang dilihat yaitu nilai selisih pretest dan posttest kedua kelompok tersebut. Sebelum dilakukan uji t-independent, terlebih dulu dilakukan uji normalitas untuk melihat populasi berdistribusi normal. Jika data berdistribusi normal maka dilanjutkan dengan pengujian homogenitas. Jika data dari kedua kelompok berdistribusi normal dan homogen maka dilakukan uji t-independent dengan menggunakan taraf signifikan p< 0,05. Namun jika data berdistribusi normal dan tidak homogen, maka masih digunakan uji t-independent akan tetapi untuk membaca hasil dari pengujiannya yaitu pada kolom Equal Variance Not Asumed (diasumsikan varians tidak sama) dengan menggunakan taraf signifikan p< 0,05, yang berarti hasil perhitungan statistik bermakna atau ada perbedaan rata-rata dari nilai secara statistik, artinya ada pengaruh metode role play terhadap perilaku pemilihan makanan jajanan siswa sekolah dasar.

19 BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Sekolah Dasar Negeri Medan Sekolah Dasar Negeri adalah sekolah dasar negeri yang beralamat di Jl. Pintu Air II, Kelurahan Kwala Bekala, Kecamatan Medan Johor, Kota Medan. SD Negeri Medan memiliki visi yakni mewujudkan proses pelayanan pendidikan yang baik, dan membina anak didik agar mempunyai peradaban kehidupan sosial budaya dan kepribadian yang mandiri berdasarkan ajaran moral. Jumlah seluruh siswa SD Negeri Medan pada tahun ajaran 2015/ 2016 sebanyak 285 siswa yang tersebar dalam 11 kelas rombongan belajar. Berdasarkan distribusi siswa berdasarkan jenis kelamin dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang berjenis kelamin perempuan lebih banyak dari yang berjenis kelamin laki-laki yaitu berjumlah 144 orang (50,5%). Ketenagaan guru dan tenaga administrasi di SD Negeri Medan berdasarkan profil sekolah tahun ajaran berjumlah 16 orang, dengan rincian guru tetap berjumlah 15 orang dan pegawai tidak tetap berjumlah 1 orang. SD Negeri Medan mempunyai 1 (satu) kantin sekolah yang digunakan bersama dengan SD lain dalam komplek sekolah. Kantin yang ada tidak memadai, dimana berupa bangunan semipermanen tanpa disertai ruangan untuk makan. Ketersediaan makanan jajanan di kantin dirasa masih kurang, sehinggga banyak siswa di sekolah dasar tersebut membeli makanan jajanan diluar pagar 50

20 51 sekolah. Penjaja makanan yang berjualan di luar pagar sekolah dengan menjual makanan dan minuman yang bervariasi. Penjaja makanan di luar sekolah berjumlah 7-9 pedagang yang biasanya berjualan di luar pagar sekolah, di trotoar pinggir jalan raya yang terletak tepat di depan sekolah dan di halaman rumah warga. Makanan jajanan yang dijual oleh penjaja makanan jajanan diluar sekolah sangat beragam, berupa siomay, bakso kuah, bakso bakar, pisang cokelat, aneka gorengan, es limun, es krim serta makanan ringan dalam kemasan. Makanan jajanan yang dijual oleh pedagang, kualitasnya kurang baik bila ditinjau dari aspek kesehatan dan keamanan pangan. Hal ini dapat dilihat dari penjual siomay yang berjualan di dekat tempat pengumpulan sampah yang ada di halaman rumah warga di depan sekolah. Penjual tersebut menyiapkan jajanan dengan menyentuh makanan secara langsung, tidak menggunakan sarung tangan plastik atau sendok, sehingga memungkinkan terjadinya pencemaran biologis. Begitu juga dengan pedagang aneka gorengan yang menggunakan minyak goreng secara berulang-ulang sehingga minyak tampak berwarna kehitaman, tidak menutup makanan jajanan yang dijajakan baik yang belum dimasak maupun yang telah dimasak, dan tempat memasak makanan jajanan terbuka, tanpa ada benda yang menghalangi untuk mencegah terjadinya pencemaran dari udara terhadap makanan jajanan yang disiapkan. Selain itu pedagang juga menjual es sirup warna - warni, dimana wadah penampungan air tampak kotor. Hal ini dapat menyebabkan kontaminasi pencemaran biologis seperti bakteri pada jajanan es tersebut. Selain membeli makanan jajanan yang kurang aman,

21 52 siswa di SD Negeri Medan juga tidak mencuci tangan sebelum dan sesudah makan serta sering membuang wadah sisa makanan di laci meja belajar Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini adalah murid kelas V (lima) pada SD Negeri Medan dan SD Negeri Medan. Murid kelas V (lima) SD Negeri Medan merupakan kelompok eksperimen yang mendapatkan intervensi berupa metode role play dalam upaya peningkatan perilaku memilih makanan jajanan yang baik dan murid kelas V (lima) SD Negeri Medan merupakan kelompok control yang tidak mendapatkan intervensi penelitian. Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin dan umur. Pada responden kelompok eksperimen diketahui jumlah siswa laki-laki sebanyak 19 orang (52,3%) dan jumlah siswi perempuan sebanyak 17 orang (47,2%). Pada penelitian ini juga diketahui distribusi karakteristik pada kelompok kontrol, sebagian besar siswa laki- laki sebanyak 38 orang (53,2%) dan jumlah siswi perempuan sebanyak 17 orang (47,2%). Distribusi karakteristik responden kelompok ekperimen dan kelompok kontrol berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel pada Tabel 4.1 berikut: Tabel 4.1. Distribusi Kasrakteristik Responden Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah SDN % SDN % Laki-laki 19 52, ,3 Perempuan 17 47, ,2 Jumlah , ,0

22 53 Berdasarkan penelitian, pada responden kelompok eksperimen diketahui siswa termuda berusia 9 tahun dan siswa tertua berusia 12 tahun, sedangkan pada kelompok control siswa termuda berusia 10 tahun dan siswa tertua berusia 12 tahun. Distribusi karakteristik responden kelompok ekperimen dan kelompok kontrol berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel pada Tabel 4.2 berikut: Tabel 4.2. Distribusi Karakteristik Responden Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Berdasarkan Usia Usia (Tahun) Jumlah SDN % SDN % 9 1 2,8 0 0, , , , , ,1 8 11,1 Jumlah , , Pengaruh Metode Role Play Terhadap Perilaku Pemilihan Makanan Jajanan Pengetahuan Responden Sebelum dan Sesudah dilakukan Metode Role Play Berdasarkan hasil pre-test dan post-test dapat diketahui skor pengetahuan siswa sebelum dan sesudah diberikan pendidikan gizi tentang pemilihan makanan jajanan dengan metode role play. Pada penelitian ini pengetahuan dibagi menjadi tiga kategori, yaitu pengetahuan baik (>75% jawaban benar), cukup (50-75% jawaban benar) dan kurang (< 50% jawaban benar). Bila dilihat dari jawaban pre-test dan post-test pengetahuan pada siswa tampak kenaikan jumlah siswa pada kedua kelompok yang mampu menjawab benar

23 54 pada setiap pertanyaan pengetahuan. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini: Tabel 4.3. Distribusi Pengetahuan Responden dalam Pemilihan Makanan Jajanan Berdasarkan Jawaban Pre-test dan Post-test Eksperimen Kontrol No Pertanyaan Pengetahuan Pre-test Post-test Pre-test Post-test n % n % n % n % 1 Bagaimana memilih makanan jajanan yang sehat , , , ,0 2 Memilih bakso yang akan dimakan sebaiknya 31 86, , , ,7 3 Jajanan yang banyak 28 77, , , ,5 mengandung banyak pewarna seperti saus yang tidak boleh dimakan adalah yang berciri-ciri 4 Makanan gorengan seperti tahu, 20 55, , , ,2 tempe dan pisang yang digoreng sebaiknya dipilih yang berciriciri 5 Memakan makanan jajanan 22 61, , , ,2 yang tidak sehat dapat mengakibatkan 6 Memilih es krim dan es limun 27 75, , , ,0 yang tidak baik untuk diminum adalah 7 Dalam membeli makanan 30 83, , , ,3 jajanan dalam kemasan, kita harus melihat 8 Contoh makanan yang boleh 23 63, , , ,3 sering dimakan adalah 9 Es limun yang boleh diminum adalah 25 69, , , ,8 10 Makanan yang tidak baik dimakan adalah yang mengandung 25 69, , , ,8 Bila dilihat dari jawaban pre-test dan post-test pengetahuan pada murid tampak kenaikan jumlah murid pada kedua kelompok yang mampu menjawab benar setiap item pertanyaan pengetahuan baik pada kelompok eksperimen maupun

24 55 kelompok kontrol. Dari hasil penelitian diketahui bahwa sebelum dilakukan metode role play tentang pemilihan makanan jajanan, sebagian besar siswa memiliki pengetahuan yang baik yaitu sebanyak 25 siswa (69,4%) dan 11 siswa (30,6%) memiliki pengetahuan kategori sedang, namun setelah dilakukan pendidikan gizi dengan metode role play selama 3 minggu, jumlah siswa yang memiliki pengetahuan baik meningkat menjadi 36 siswa (100%). Adapun selisih peningkatan dari pengetahuan siswa yang berada pada kategori baik saat pre-test dan post-test mencapai 30,6%. Peningkatan pengetahuan siswa didukung oleh pemberian intervensi berupa pengetahuan tentang pemilihan makanan jajanan dengan menggunakan metode role play dan didukung oleh keingintahuan siswa terhadap materi yang diberikan. Pada kelompok kontrol dari hasil penelitian juga ditemukan adanya peningkatan pengetahuan, dimana pada saat pre-test siswa yang berada pada kategori pengetahuan baik berjumlah 45 orang (62,5%) meningkat menjadi 52 orang siswa (72,2%) pada saat post-test, peningkatan pengetahuan pada kategori baik hanya 9,7%. Pengetahuan pada kategori sedang menurun dari 27 orang (37,5%) menjadi 20 orang siswa (27,8%) pada saat post-test. Hal ini disebabkan ada siswa yang tertarik dan mencari tahu tentang pemilihan makanan jajanan yang baik. Selain itu, siswa juga mendapatkan infomasi mengenai pemilihan makanan jajanan yang baik dari guru, orang tua maupun dari media massa seperti televisi maupun dari buku yang mereka baca. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 4.4 dibawah ini:

25 56 Tabel 4.4. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Pemilihan Makanan Jajanan Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol No Pengetahuan Pre-Test Post-Test Pre-Test Post-Test n % n % n % n % 1 Baik 25 69, , , ,2 2 Sedang 11 30,6 0 0, , ,8 Jumlah , , , ,0 Dari hasil analisis data terdapat peningkatan skor rata-rata antara pre-test dan post test pada kelompok perlakuan dan juga kelompok kontrol namun peningkatan kelompok kontrol tidak sebesar kelompok perlakuan. Pada siswa kelompok eksperimen pada saat pre-test diperoleh rata-rata skor sebesar 16,75 dan pada saat post-test meningkat menjadi 18,51. Selisih rata-rata skor pada kelompok perlakuan lebih besar dibandingkan kelompok kontrol yaitu sebesar 1,76 hal ini terjadi karena pada kelompok perlakuan diberikan intervensi berupa pengetahuan tentang pemilihan makanan jajanan dengan metode role play. Sedangkan rata-rata skor pengetahuan siswa kelompok kontrol pada saat pre-test adalah 15,81 dan saat posttest juga meningkat menjadi 17,04, namun selisih rerata hanya 1,23, hal ini terjadi karena kelompok kontrol tidak diberi intervensi. Berdasarkan hasil analisis Independent Sample T-test pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dapat diketahui nilai nilai probabilitas (p=0,000) dimana (p<0,05). Dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa secara ratarata ada perbedaan yang nyata antara pengetahuan siswa pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Untuk lebih jelasnya hasil analisis Independet-Sample T-test dapat dilihat pada tabel 4.5 dibawah ini:

26 57 Tabel 4.5 Distribusi Pengetahuan Responden Berdasarkan Rata-rata Skor Pre- Test dan Post-Test tentang Pemilihan Makanan Jajanan dengan Metode Role Play Kelompok Pengetahuan Pre-Test Post-Test Selisih Rerata Skor Mean t Mean t Kelompok Perlakuan 16,75 18,51 1,76 2,946 3,918 Kelompok Kontrol 15,81 17,04 1,23 P 0, Sikap Responden Sebelum dan Sesudah dilakukan Metode Role Play Sikap responden pada kelompok eksperimen terhadap pemilihan makanan jajanan dinilai berdasarkan skor pre-test dan post-test sebelum dan setelah diberikan intervensi berupa metode role play. Penilaian sikap responden dibagi menjadi 3 (tiga) kategori yakni baik, sedang dan kurang. Berdasarkan jawaban soal pre-test dan posttest terhadap sikap siswa dalam memilih makanan jajanan, tampak perubahan sikap siswa pada kedua kelompok yang mampu menjawab sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju pada setiap pernyataan sikap. Sebelum dilakukan intervensi, siswa memilih makanan jajanan yang berwana mencolok, tidak melihat tanggal kadaluarsa pada kemasan makanan, memilih makanan yang terasa terlalu gurih dan memilih makanan hanya berdasarkan rasanya yang enak. Namun sesudah dilakukan intervensi dengan metode role play tentang pemilihan makanan jajanan yang baik, terjadi perubahan sikap kearah yang lebih baik pada responden tersebut. Siswa memilih setuju dan sangat setuju pada pernyataan sikap yang positif serta tidak setuju dan sangat tidak setuju pada pernyataan sikap yang negatif. Perubahan sikap ini salah satunya tampak pada meningkatnya jumlah siswa yang setuju bahwa

27 58 makanan yang bungkusnya sudah rusak tidak boleh dimakan. Hal ini sejalan dengan peningkatan pengetahuan siswa dalam memilih makanan jajanan dalam kemasan, dimana siswa mengetahui bahwa saat membeli makanan jajanan dalam kemasan, mereka harus melihat tanggal kadaluarsa dan memilih kemasan yang masih terbungkus dengan rapi. Peningkatan sikap siswa juga tampak pada jumlah siswa yang setuju bahwa tanggal kadaluarsa pada kemasan makanan jajanan harus diketahui. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 4.6 dibawah ini: Tabel 4.6. Distribusi Sikap Responden dalam Pemilihan Makanan Jajanan Berdasarkan Jawaban Pre-test dan Post-test No Eksperimen Kontrol Pernyataan Pre-test Post-test Pre-test Post-test Sikap n % n % n % n % 1 Makanan jajanan yang dibeli harus yang bersih dan tertutup (Sangat Setuju) 21 58,3 6 16, , ,1 (Setuju) 15 41, , , ,4 (Tidak Setuju) 0 0,0 0 0,0 2 2,8 3 26,4 (Sangat Tidak Setuju) 0 0,0 0 0,0 1 1,4 1 1,4 2 Saus cabai atau saus tomat dipilih yang berwarna merah menyala dan sangat terang (Sangat Setuju) 2 5,6 4 11,1 6 8,3 5 6,9 (Setuju) 9 25,0 1 2, ,6 9 12,5 (Tidak Setuju) 20 55, , , ,0 (Sangat Tidak Setuju) 5 13, , , ,6 3 Jajanan yang dibeli adalah yang masih baru atau tidak berbau busuk atau tengik (Sangat Setuju) 17 47, , , ,2 (Setuju) 14 38, , , ,7 (Tidak Setuju) 4 11,1 1 2, ,3 5 6,9 (Sangat Tidak Setuju) 1 2,8 2 5,6 5 6,9 3 4,2

28 59 Tabel 4.6. (Lanjutan) Eksperimen Kontrol No Pernyataan Posttestest Post- Pre-test Pre-test Sikap n % n % n % n % 4 Makanan jajanan dipilih yang berwarna mencolok (Sangat Setuju) 1 2,8 1 2,8 1 1,4 0 0,0 (Setuju) 3 8,3 1 2, , ,9 (Tidak Setuju) 26 72, , , ,6 (Sangat Tidak Setuju) 6 16, , , ,6 5 Makanan jajanan yang baik adalah yang dibungkus (Sangat Setuju) 5 13,9 2 5, , ,9 (Setuju) 1 2,8 1 2, , ,3 (Tidak Setuju) 14 38, ,3 7 9,7 6 8,3 (Sangat Tidak Setuju) 16 44, ,3 6 8,3 1 1,4 6 Makanan yang bungkusnya sudah rusak tidak boleh dimakan (Sangat Setuju) , , ,2 (Setuju) 14 38, , , ,5 (Tidak Setuju) 3 8,3 0 0,0 2 2,8 2 2,8 (Sangat Tidak Setuju) 1 2,8 0 0,0 3 4,2 4 5,6 7 Makanan atau minuman yang mengandung pewarna buatan dan pemanis buatan yang berlebihan sebaiknya dihindari (Sangat Setuju) 8 22, , , ,9 (Setuju) 11 30, , , ,7 (Tidak Setuju) 9 25,0 1 2, , ,2 (Sangat Tidak Setuju) 8 22,2 3 8,3 5 6,9 3 4,3 8 Makanan jajanan dalam kemasan yang rasanya terlalu gurih tidak boleh sering dimakan (Sangat Setuju) 6 16, , , ,6 (Setuju) 18 50, , , ,6 (Tidak Setuju) 10 27,8 3 8, , ,6 (Sangat Tidak Setuju) 2 5,6 1 2,8 1 1,4 1 1,4 9 Makanan yang mengandung banyak penyedap rasa seperti bakso atau mi harus dihindari (Sangat Setuju) 5 13, , , ,3 (Setuju) 14 38, , , (Tidak Setuju) 11 30,6 2 5, , ,7 (Sangat Tidak Setuju) 6 16,7 4 11,1 9 12,5 7 9,7

29 60 Tabel 4.6. (Lanjutan) Eksperimen Kontrol No Pernyataan Posttestest Post- Pre-test Pre-test Sikap n % n % n % n % 10 Makan makanan yang berwarna mencolok bisa menyebabkan sakit perut (Sangat Setuju) 4 11, , , ,7 (Setuju) 12 33, , , ,5 (Tidak Setuju) 17 47,2 6 16, , ,9 (Sangat Tidak Setuju) 3 8,3 3 8,3 6 8,3 5 6,9 Berdasarkan hasil pre-test diketahui bahwa sikap responden pada kelompok eksperimen sebelum diberikan pendidikan gizi tentang pemilihan makanan jajanan dengan metode role play pada kategori kurang yaitu 8 orang (22,2%), kategori cukup sebanyak 23 orang (63,9%) dan kategori baik yaitu 5 orang (12,9%). Setelah diberikan intervensi berupa role play tentang pemilihan makanan jajanan yang baik, pada hasil post-test kelompok eksperimen menunjukkan bahwa sikap responden mengalami peningkatan, dimana sikap siswa yang berada pada kategori baik yaitu 20 orang (55,6%), kategori cukup yaitu 13 orang (36,1%) dan kategori kurang sebanyak 3 orang (8,3%). Secara umum sikap responden kelompok eksperimen sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan gizi dengan metode role play masih dalam kategori baik yang dapat dilihat dari peningkatan pada kategori baik meningkat dari 13,9% menjadi 55,6% setelah dilakukan pendidikan gizi tentang pemilihan makanan jajanan dengan metode role play. Jika dilihat terdapat selisih peningkatan sikap kategori baik pada pre-test dan post-test sebesar 41,7%. Hal ini menandakan pendidikan gizi

30 61 dengan metode role play mengenai pemilihan makanan jajanan mampu untuk meningkatkan sikap siswa menjadi lebih baik. Berdasarkan hasil pre-test, sikap siswa pada kelompok kontrol yang berada pada kategori baik yaitu 14 orang (19,4%), kategori sedang yaitu 52 orang (72,2%) dan kategori kurang sebanyak 6 orang (8,3%). Pada hasil post-test tanpa dilakukannya intervensi berupa metode role play tentang pemilihan makanan jajanan ditemukan peningkatan sikap responden pada kategori baik meningkat menjadi 21 siswa (29,2%) sedangkan sikap pada kategori sedang menurun menjadi 48 orang (66,7%) dan kategori kurang menurun menjadi 3 orang (4,2%), hal ini dapat diakibatkan karena minat siswa untuk mencari tau informasi tentang pemilihan makanan yang baik melalui guru, orang tua maupun buku. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut ini: No Tabel 4.7. Distribusi Responden Berdasarkan Sikap tentang Pemilihan Makanan Jajanan Sikap Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Pre-Test Post-Test Pre-Test Post-Test n % n % n % n % 1 Baik 5 13, , , ,2 2 Sedang 23 63, , , ,7 3 Kurang 8 22,2 3 8,3 6 8,3 3 4,2 Jumlah , , , ,0 Berdasarkan hasil penelitian diperoleh rata-rata skor sikap pre-test atau sebelum dilakukan pendidikan gizi tentang pemilihan makanan jajanan dengan metode role play pada responden kelompok eksperimen sebelum diberikan intervensi adalah 35,44 dan sesudah dilakukan metode role play meningkat menjadi 44,08.

31 62 Sedangkan pada kelompok kontrol diperoleh nilai rata-rata skor sikap pada pre-test 37,29 dan hasil post-test juga meningkat menjadi 39,56. selisih rata-rata skor pada kelompok perlakuan lebih besar dibandingkan kelompok kontrol yaitu sebesar 8,64 hal ini terjadi karena pada kelompok perlakuan diberikan intervensi berupa pendidikan gizi tentang pemilihan makanan jajanan dengan metode role play sedangkan pada kelompok kontrol selisih rerata sikap hanya 2,27 hal ini terjadi karena kelompok kontrol tidak diberi intervensi. Berdasarkan hasil analisis Independent Sample T-test, pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dapat diketahui nilai probabilitas (p=0,000) dimana (p<0,05) yang menandakan bahwa ada pengaruh positif berupa perbedaan sikap siswa antara sebelum dan sesuah intervensi dengan metode role play tentang pemilihan makanan jajanan dalam terhadap sikap siswa. Dari hasil analisis tersebut juga dapat disimpulkan bahwa secara rata-rata terdapat perbedaan bermakna antara sikap siswa pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol, untuk lebih jelasnya hasil analisis Independet Sample T-test dapat dilihat pada tabel 4.8 dibawah ini: Tabel 4.8 Distribusi Sikap Responden Berdasarkan Rata-rata Skor Pre-Test dan Post-Test tentang Pemilihan Makanan Jajanan dengan Metode Role Play Sikap Selisih Kelompok Pre-Test Post-Test Rerata P Mean t Mean t Skor Kelompok Perlakuan 35,44 44,08 8,64 1,504 1,215 0,000 Kelompok Kontrol 37,29 39,56 2,27

32 Tindakan Responden Sebelum dan Sesudah dilakukan Metode Role Play Bila dilihat dari jawaban pre-test dan post-test tindakan pada siswa tampak jelas perubahan tindakan kedua kelompok yang mampu menjawab ya dan tidak pada setiap pertanyaan tindakan. Pada kelompok eksperimen, sebelum dilakukan intervensi dengan metode role play, siswa membeli makanan gorengan yang dibungkus dengan kertas koran, menyukai makanan yang mengandung banyak penyedap rasa serta suka makan makanan yang berwarna merah menyala dan sangat terang seperti saus cabai dan saus tomat. Setelah dilakukan intervensi, tampak peningkatan tindakan siswa tentang pemilihan makanan jajanan yang baik, yakni siswa lebih memilih tidak menggunakan saus saat membeli bakso maupun aneka gorengan, serta tidak membeli gorengan yang dibungkus dengan kertas koran. Distribusi jawaban pre-test dan posttest tindakan siswa terhadap pemilihan makanan jajanan pada kedua kelompok responden dapat dilihat pada tabel 4.9 dibawah ini: Tabel 4.9. Distribusi Tindakan Responden dalam Pemilihan Makanan Jajanan Berdasarkan Jawaban Pre-test dan Post-test No Eksperimen Kontrol Pertanyaan Pre-test Post-test Pre-test Post-test Tindakan n % n % n % n % 1 Apakah kamu selalu membeli makanan jajanan yang bersih dan tertutup? Jawaban benar 35 97, , , ,0 Jawaban salah 1 2,8 1 2,8 3 4,2 0 0,0 2 Apakah kamu membeli bakso yang kenyal dan tidak berbau busuk? Jawaban benar 30 88, , , ,6 Jawaban salah 6 16,7 6 16, , ,4

33 64 Tabel 4.9. (Lanjutan) No Eksperimen Kontrol Pertanyaan Pre-test Post-test Pre-test Post-test Tindakan n % n % n % n % 3 Apakah kamu suka memakan saus cabai atau saus tomat yang berwarna merah menyala dan sangat terang? Jawaban benar 30 88, , ,8 6 8,3 Jawaban salah 6 16,7 1 2, , ,7 4 Apakah kamu sering membeli gorengan yang dibungkus kertas koran? Jawaban benar 29 80, , , ,9 Jawaban salah 7 19,4 1 2, , ,1 5 Apakah kamu membeli tahu yang keras dan berbau busuk? Jawaban benar , , , ,1 Jawaban salah 1 2,8 0 0,0 5 6,9 5 6,9 Apakah kamu sering minum minuman 6 yang berwarna terang mencolok? Jawaban benar 32 88, , , ,8 Jawaban salah 4 11,1 4 11, , ,2 7 Apakah kamu selalu melihat tanggal kadalaursa pada kemasan makanan? Jawaban benar 24 66, , , ,7 Jawaban salah 12 33,3 6 16, , ,3 8 Apakah kamu menyukai minuman yang terasa sangat manis bahkan pahit? Jawaban benar 24 66, , , ,6 Jawaban salah 12 33, , , ,4 9 Apakah kamu sering makan makanan jajanan dalam kemasan? Jawaban benar 3 8, , , ,3 Jawaban salah 33 91, , , ,7 10 Apakah kamu menyukai makanan yang mengandung banyak penyedap rasa? Jawaban benar 33 91, , , ,3 Jawaban salah 3 8,7 7 19,4 8 11,1 7 9,7 Berdasarkan hasil pre-test diketahui bahwa tindakan responden pada kelompok eksperimen sebelum diberikan pendidikan gizi tentang pemilihan makanan jajanan dengan metode role play pada kategori sedang sebanyak 13 orang (36,1%)

34 65 dan kategori baik yaitu 23 orang (63,9%) serta tidak ada yang termasuk dalam kategori kurang. Setelah dilakukan intervensi tentang pemilihan makanan jajanan dengan metode role play, hasil post-test tindakan responden kelompok eksperimen mengalami peningkatan menjadi 29 orang (80,6%) yang termasuk dalam kategori baik, sedangkan yang termasuk dalam kategori sedang sebanyak 7 orang (19,4%) dan tidak ada yang termasuk dalam kategori kurang. Secara umum tindakan responden kelompok perlakuan sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan gizi dengan metode role play mengalami peningkatan pada kategori baik meningkat dari 63,9% menjadi 80,6% setelah dilakukan pendidikan gizi tentang pemilihan makanan jajanan dengan metode role play dengan selisih peningkatan tindakan kategori baik pada pre-test dan post test sebesar 16,7%. Hal ini menandakan pendidikan gizi dengan metode role play mengenai pemilihan makanan jajanan mampu untuk meningkatkan tindakan siswa menjadi lebih baik. Tindakan siswa pada kelompok kontrol berada pada kategori baik yaitu 39 orang (54,2%), kategori sedang yaitu 28 orang (38,9%) dan kategori kurang sebanyak 5 orang (6,9%) pada saat pre-test. Pada hasil post-test tanpa dilakukannya intervensi berupa metode role play tentang pemilihan makanan jajanan ditemukan peningkatan tindakan responden pada kategori baik meningkat menjadi 52 siswa (72,2%) sedangkan sikap pada kategori sedang menurun menjadi 17 orang (23,6%) dan kategori kurang menurun menjadi 3 orang (4,2%), hal ini dapat terjadi karena adanya minat siswa untuk mencari informasi tentang pemilihan makanan jajanan. Distribusi

35 66 tindakan responden pada saat pre-test dan post-test lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut ini: Tabel Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan tentang Pemilihan Makanan Jajanan Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol No Tindakan Pre-Test Post-Test Pre-Test Post-Test n % n % n % n % 1 Baik 23 63, , , ,2 2 Cukup 13 36,1 7 19, , ,6 3 Kurang 0 0,0 0 0,0 5 6,9 3 4,2 Jumlah , , , ,0 Berdasarkan hasil penelitian diperoleh rata-rata skor tindakan pre-test atau sebelum dilakukan pendidikan gizi tentang pemilihan makanan jajanan dengan metode role play pada responden kelompok eksperimen sebelum diberikan intervensi adalah 7,81 dan sesudah dilakukan metode role play meningkat menjadi 8,58. Sedangkan pada kelompok kontrol diperoleh nilai rata-rata skor tindakan pada pretest 7,50 dan hasil post-test juga meningkat menjadi 8,18. Selisih rata-rata skor pada kelompok perlakuan lebih besar dibandingkan kelompok kontrol yaitu sebesar 0,77 hal ini terjadi karena pada kelompok perlakuan diberikan intervensi berupa pendidikan gizi tentang pemilihan makanan jajanan dengan metode role play sedangkan pada kelompok kontrol selisih rerata sikap hanya 0,68 hal ini terjadi karena kelompok kontrol tidak diberi intervensi. Berdasarkan hasil analisis Independent Sample T-test, pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dapat diketahui nilai probabilitas (p=0,010) dimana (p<0,05) yang menandakan bahwa ada pengaruh metode role play tentang pemilihan

36 67 makanan jajanan dalam terhadap tindakan siswa sebelum dan sesudah mendapatkan intervensi. Hal ini juga menunjukkan bahwa pemberian informasi tentang pemilihan makanan jajanan yang baik dengan metode role play efektif merubah tindakan siswa dalam memilih makanan jajanan kearah yang lebih baik. Dari hasil analisis tersebut juga dapat disimpulkan bahwa secara rata-rata terdapat perbedaan bermakna antara tindakan siswa pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol, untuk lebih jelasnya hasil analisis Independet Sample T-test dapat dilihat pada tabel 4.11 dibawah ini: Tabel Distribusi Tindakan Responden Berdasarkan Rata-rata Skor Pre- Test dan Post-Test tentang Pemilihan Makanan Jajanan dengan Metode Role Play Kelompok Tindakan Pre-Test Post-Test Selisih Rerata Skor Mean t Mean t Kelompok Eksperimen 7,81 8,58 0,77 2,132 0,758 Kelompok Kontrol 7,50 8,18 0,68 P 0, Hasil Observasi Terhadap Tindakan Responden dalam Memilih Makanan Jajanan Observasi dilakukan terhadap tindakan siswa saat membeli makanan jajanan baik di kantin maupun di penjaja makanan di luar gerbang sekolah pada jam istirahat sekolah. Siswa yang termasuk dalam kelompok eksperimen dikenali dengan adanya pita berwana biru di lengan baju sekolah. Dilakukan pencatatan jumlah responden yang termasuk dalam kelompok eksperimen pada saaat membeli makanan jajanan dengan kriteria yang ada sesuai pada lembar observasi. Berdasarkan hasil observasi terhadap tindakan siswa dalam memilih makanan jajanan, diperoleh bahwa rata rata

37 68 8 (22,2%) siswa membaca tanggal kadaluarsa pada kemasan makanan. Jumlah siswa yang membaca tanggal kadaluarsa meningkat sejak dilakukan intervensi pemberian informasi dengan metode role play. Siswa yang membeli aneka gorengan jumlahnya berkurang sejak dilakukan intervensi pertama, dan semakin berkurang pada observasi kedua dan ketiga, dimana rata-rata jumlah siswa yang membeli gorengan sebanyak 5 orang (13,9%). Penilaian ini dilakukan dengan menghitung jumlah siswa yang menggunakan tanda pita berwarna biru di lengan baju sekolah yang membeli aneka gorengan. Selain itu juga terjadi pengurangan jumlah siswa yang membeli makanan jajanan yang dicurigai mengandung pemanis buatan dan pewarna buatan serta siswa lebih memilih makanan jajanan yang tidak terpapar debu atau memilih makanan jajanan yang tertutup. Setelah dilakukan beberapa kali role play, pada saat membeli aneka gorengan, bakso dan tahu, siswa tidak menambahkan saos yang tampak berwarna merah cerah. Hasil pengamatan terhadap tindakan siswa terhadap pemilihan makanan jajanan tersebut dapat dilihat pada tabel 4.12 dibawah ini: Tabel 4.12 Hasil Observasi pada Tindakan Responden dalam Pemilihan Makanan Jajanan No Faktor yang Dinilai Tindakan n % 1 Membeli aneka gorengan 5 13,9 2 Makanan atau minuman dicurigai dengan 5 13,9 pemanis buatan 3 Makanan dicurigai dengan pewarna buatan 5 13,9 4 Makanan dicurigai berpengawet 5 13,9 5 Makanan dengan tekstur yang tidak baik 3 8,3 6 Makanan yang terpapar debu 4 11,1 7 Membaca tanggal kadaluarsa pada makanan 8 22,2 kemasan 8 Makanan berbau tidak khas 3 8,3

No. Responden : Universitas Sumatera Utara

No. Responden : Universitas Sumatera Utara PENELITIANPENGARUH METODE ROLEPLAY TERHADAP PERILAKU PEMILIHAN MAKANAN JAJANAN SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 060933 KECAMATAN MEDAN JOHOR KOTA MEDAN TAHUN 2016 No. Responden : A. Identitas (Responden) 1.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Setting Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen (experimental research). Eksperimen adalah prosedur

Lebih terperinci

KUESIONER SEKOLAH. 1. Nama Sekolah : 2. NSPN : 3. Alamat Sekolah :

KUESIONER SEKOLAH. 1. Nama Sekolah : 2. NSPN : 3. Alamat Sekolah : KUESIONER SEKOLAH 1. Nama Sekolah : 2. NSPN : 3. Alamat Sekolah : 4. Nama Kepala Sekolah : 5. Status Sekolah : Negeri / Swasta * 6. Status Akreditasi Sekolah : 7. Jumlah Murid Seluruh Kelas : Laki-laki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Quasi Eksperiment dengan rancangan Non Equivalent Control Group Design, dimana pada

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1 Kerangka Konsep Variabel independen Variabel Dependen Perilaku siswa-siswi Pengetahuan Sikap Tindakan Makanan dan Minuman yang mengandung Bahan Tambahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu (quasi exsperiment). Meneliti pengaruh program pelatihan pencegahan diare pada

Lebih terperinci

Kuesioner Penelitian

Kuesioner Penelitian Lampiran 1 Kuesioner Penelitian PENGARUH PENYULUHAN DENGAN METODE CERAMAH DAN POSTER TERHADAP PERILAKU KONSUMSI MAKANAN JAJANAN MURID DI SD KELURAHAN PINCURAN KERAMBIL KECAMATAN SIBOLGA SAMBAS KOTA SIBOLGA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Merujuk pada pendapat Sugiyono

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (Quasi Experiment). Rancangan yang digunakan adalah One Group Design. Kelompok Eksperimen 01 X 02

BAB III METODE PENELITIAN. (Quasi Experiment). Rancangan yang digunakan adalah One Group Design. Kelompok Eksperimen 01 X 02 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu (Quasi Experiment). Rancangan yang digunakan adalah One Group Design Pretest-Postest

Lebih terperinci

Oktavia Candra Susanti, Eni Purwani. Program Studi Gizi Universitas Muhammadiyah Surakarta Jalan Ahmad Yani Tromol Pos I Pabelan Kartasura ABSTRAK

Oktavia Candra Susanti, Eni Purwani. Program Studi Gizi Universitas Muhammadiyah Surakarta Jalan Ahmad Yani Tromol Pos I Pabelan Kartasura ABSTRAK Prosiding Seminar Nasional Fakultas Ilmu Kesehatan ISSN 2460-4143 PERBEDAAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG KEAMANAN MAKANAN JAJANAN ANTARA SEBELUM DAN SESUDAH PENDIDIKAN CERGAM DI SMP NEGERI 1 KEBAKRAMAT

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan metode penelitian Pra Eksperimental yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan metode penelitian Pra Eksperimental yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian menggunakan metode penelitian Pra Eksperimental yaitu penelitian yang menggunakan seluruh subjek dalam kelompok untuk diberi perlakuan. Dengan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (quasi experiment)

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (quasi experiment) 38 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (quasi experiment) dengan rancangan pretest - posttest design. Kelompok-kelompok yang diteliti pada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki

III. METODE PENELITIAN. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki 23 III. METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 0R2R : 0R3R : 0R4R : BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuasi eksperimen. Kuasi eksperimen menurut Sugiyono (2011:77)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu prioritas pangan yang menjadi perhatian serius adalah pangan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu prioritas pangan yang menjadi perhatian serius adalah pangan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu prioritas pangan yang menjadi perhatian serius adalah pangan jajanan anak sekolah (PJAS). Hal ini dianggap penting mengingat anak sekolah merupakan cikal

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi-experiment dengan rancangan nonrandomized

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi-experiment dengan rancangan nonrandomized 43 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi-experiment dengan rancangan nonrandomized control group pretest-postest design (Notoadmojo, 2010). Rancangan ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Dengan membandingkan antara kelompok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Quasi Eksperiment dengan rancangan Non Equivalent Control Group Design, dimana pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment). Rancangan yang digunakan adalah one group pretest-postest.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian true eksperimen, dengan rancangan pretest dan posttest control group design. Menurut Sugiyono (2009)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Eksperimen 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Merujuk pada pendapat Sugiyono

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian komparatif, menurut Sudijono (2010) penelitian komparatif adalah salah satu teknik analisis statistik yang dapat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen dengan menempatkan subjek penelitian ke dalam dua kelompok (kelas) yang dibedakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah Quasi Eksperimental Design (quasi eksperimen) dengan melihat efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Cara yang dilakukan yaitu dengan mengenakan kepada satu kelompok eksperimen

Lebih terperinci

Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian

Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian PENGARUH PENYULUHAN GIZI DENGAN MEDIA POSTER DAN FILM TENTANG KEAMANAN PANGAN JAJANAN TERHADAP PERILAKU KEAMANAN PANGAN MURID SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN PEUSANGAN KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif dengan metode eksperimen semu (quasi eksperimen). Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif dengan metode eksperimen semu (quasi eksperimen). Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimen semu (quasi eksperimen). Penelitian eksperimen

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Eksperimen Semu (quasi

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Eksperimen Semu (quasi III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Eksperimen Semu (quasi eksperimen) yaitu metode yang membandingkan pengaruh pemberian suatu perlakuan (treatment)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian pendidikan merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan suatu pengetahuan tertentu sehingga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka suatu penelitian memerlukan suatu metode penelitian. Sugiyono (2008:5) mengemukakan bahwa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Lampung pada semester genap Tahun Pelajaran 2011/2012 yang terdiri atas 7

III. METODE PENELITIAN. Lampung pada semester genap Tahun Pelajaran 2011/2012 yang terdiri atas 7 4 III. METDE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Populasi penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas X SMA Negeri 3 Bandar Lampung pada semester genap Tahun Pelajaran 0/0 yang terdiri atas 7 kelas berjumlah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 31 Banjaran-Bandung. Dengan alamat Jalan Pajagalan no.115 Banjaran-Bandung

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 31 Banjaran-Bandung. Dengan alamat Jalan Pajagalan no.115 Banjaran-Bandung BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di sekolah islam swasta yaitu Pesantren Persatuan Islam 31 Banjaran-Bandung.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VII SMPN 3 Tegineneng pada

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VII SMPN 3 Tegineneng pada 24 III. METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VII SMPN 3 Tegineneng pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014 yang terdiri dari 5 kelas berjumlah 150

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian 3.1.1 Jenis penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan penelitian quasi eksperimen yaitu desain eksperimen dengan kelompok kontrol dan kelompok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Fokus penelitian ini adalah Pengaruh Model Pembelajaran CORE

BAB III METODE PENELITIAN. Fokus penelitian ini adalah Pengaruh Model Pembelajaran CORE BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Fokus penelitian ini adalah Pengaruh Model Pembelajaran CORE Terhadap Hasil Belajar Matematika pada Materi Persegi, Persegi Panjang dan Jajargenjang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di TK Negeri Pembina Surakarta yang terletak di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta pada anak kelompok

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode III. METODE PENELITIAN 1. Metode yang Digunakan Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono metode eksperimen adalah metode penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan rancangan cross

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan rancangan cross BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan rancangan cross sectional untuk mengetahui pengetahuan, sikap, dan tindakan Guru Sekolah Dasar terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen. Penelitian eksperimen yaitu suatu penelitian dengan melakukan percobaan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 18 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian dilakukan dalam dua tahapan yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian lanjutan. Desain penelitian pendahuluan adalah cross sectional study menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian Eksperimen Semu atau kuasi (Quasi Experimental) yaitu penelitian eksperimental yang penyamaan kelompok kontrol dengan kelompok

Lebih terperinci

BAB III Metode Penelitian

BAB III Metode Penelitian 12 BAB III Metode Penelitian 3.1 Jenis Penelitian, Lokasi Penelitian, dan Subjek Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen. Eksperimen adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. resiko dan faktor efek (Notoatmodjo, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN. resiko dan faktor efek (Notoatmodjo, 2010). 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Racangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survei analitik. Survei Analitik adalah survei atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan pre-test dan post-test with control group. Tujuan. penelitian ini untuk mengetahui penerapan metode pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan pre-test dan post-test with control group. Tujuan. penelitian ini untuk mengetahui penerapan metode pembelajaran BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain quasi eksperimen, dan dengan pendekatan pre-test dan post-test

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini desain komparasi menggunakan quasi experiment

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini desain komparasi menggunakan quasi experiment BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini desain komparasi menggunakan quasi experiment yaitu penelitian yang menguji coba suatu intervensi pada sekelompok subyek dengan atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen, yaitu jenis Quasi Experimental Design. Desain ini mempunyai kelompok kontrol,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Metode penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Metode penelitian ini 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Metode penelitian ini menggunakan quasy experimental study with kontrol group design. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu. Metode eksperimen semu digunakan untuk mengetahui

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu. Metode eksperimen semu digunakan untuk mengetahui BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu. Metode eksperimen semu digunakan untuk mengetahui pemahaman konsep dan kemampuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. semu (eksperimen quasi). Rancangan yang digunakan adalah One Group. Pengetahuan diukur sebelum dan sesudah penyuluhan.

BAB III METODE PENELITIAN. semu (eksperimen quasi). Rancangan yang digunakan adalah One Group. Pengetahuan diukur sebelum dan sesudah penyuluhan. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu (eksperimen quasi). Rancangan yang digunakan adalah One Group PreTest PostTest.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (quasi experimental research). Menurut Sugiyono (2012:

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (quasi experimental research). Menurut Sugiyono (2012: BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experimental research). Menurut Sugiyono (2012: 77),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang diambil adalah SD Negeri Cieunteung 2, yang terletak di Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasi experimen (experimen

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasi experimen (experimen BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasi experimen (experimen semu) dengan pretest-posttest control group design. Dalam penelitian ini diberikan suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Setiap orang termasuk peserta didik memiliki rasa ingin tahu (curiousity),

BAB III METODE PENELITIAN. Setiap orang termasuk peserta didik memiliki rasa ingin tahu (curiousity), BAB III METODE PENELITIAN Setiap orang termasuk peserta didik memiliki rasa ingin tahu (curiousity), anak selalu bertanya tentang hal hal yang dilihat, didengar, diraba, dicecap bahkan dirasakan (Sukmadinata,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian dengan melakukan kegiatan percobaan (experiment), yang

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian dengan melakukan kegiatan percobaan (experiment), yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu, yaitu penelitian dengan melakukan kegiatan percobaan (experiment), yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan metode penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di TK BA Aisyiyah, Dukuh Tulakan, Desa Godog, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo Pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Pada penelitian eksperimen, terdapat dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimental (Experimental Research) yang bertujuan untuk menguji model pembelajaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode merupakan cara yang ditempuh dalam suatu penelitian dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode merupakan cara yang ditempuh dalam suatu penelitian dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode merupakan cara yang ditempuh dalam suatu penelitian dengan tujuan untuk menjaring data yang diperlukan. Metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan metode penelitian kuantitaftif eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dilakukan dengan melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian One Group Pretest Posttest yaitu sampel pada penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian One Group Pretest Posttest yaitu sampel pada penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimen dengan rancangan penelitian One Group Pretest Posttest yaitu sampel pada penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Eksperimental atau eksperimen semu. Menurut Sugiyono (2013: 77) jenis

BAB III METODE PENELITIAN. Eksperimental atau eksperimen semu. Menurut Sugiyono (2013: 77) jenis BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Quasi Eksperimental atau eksperimen semu. Menurut Sugiyono (2013: 77) jenis penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental design. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bulan Januari tahun 2015 di SMA Negeri 1 Terbanggi Besar. Penelitian. dilakukan selama 5 minggu pembelajaran (5X pertemuan).

III. METODE PENELITIAN. bulan Januari tahun 2015 di SMA Negeri 1 Terbanggi Besar. Penelitian. dilakukan selama 5 minggu pembelajaran (5X pertemuan). 8 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 014/015 pada bulan Januari tahun 015 di SMA Negeri 1 Terbanggi Besar. Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN 41 BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Quasi Eksperiment dengan rancangan Non Equivalent Control Group Design, dimana pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian experimental dengan menggunakan rancangan pre-experimental (pre-post test with control group design) untuk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Hal

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Hal III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Hal ini sesuai dengan tujuan penelitian yaitu mengetahui perbandingan keterampilan proses

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Kotagajah Lampung Tengah pada

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Kotagajah Lampung Tengah pada III. METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitan Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Kotagajah Lampung Tengah pada tahun pelajaran 013/014. B. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah Eksperimen. Sugiyono, (2010: 107) penelitian Eksperimental (Experimental Research),

Lebih terperinci

O 1 X 1 O 2 O 3 X 2 O 4. O 2 : Nilai posttest kelompok eksperimen 1 O4 : Nilai posttest kelompok eksperimen 2

O 1 X 1 O 2 O 3 X 2 O 4. O 2 : Nilai posttest kelompok eksperimen 1 O4 : Nilai posttest kelompok eksperimen 2 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Eksperimen Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen yaitu jenis Quasi Experimental. Desain ini merupakan pengembangan dari true eksperimental design, yang sulit

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kelas X siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kelas X siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di kelas X siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Model Gorontalo pada semester genap tahun ajaran 2011/2012 selama

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penuh. Penelitian eksperimen semu merupakan penelitian yang digunakan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penuh. Penelitian eksperimen semu merupakan penelitian yang digunakan untuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu ( quasi eksperiment), di mana variabel ini tidak memungkinkan untuk dikontrol secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian quasi experiment. Quasi experiment adalah eksperimen semu dimana penelitian menggunakan rancangan penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode kuasi eksperimen. Dalam penelitian ini tidak semua variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Jenis Dan Lokasi Penelitian 3.. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen. Dimana terdapat dua kelompok dengan kondisi yang homogen. Kelompok

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Subjek Penelitian 1.1.1 Lokasi Penelitian Objek penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Cimahi, Jalan Mahar Martanegara (Leuwigajah)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi 43 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperiment dan metode deskriptif. Untuk mendapatkan gambaran peningkatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian quasi eksperimen atau eksperimen semu yaitu desain eksperimen dengan kelompok kontrol

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015 di MAN 1 Pringsewu Kabupaten Pringsewu. 3.2 Populasi Penelitian Populasi penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2010:160). Sedangkan menurut Sugiyono (2013:3),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Desain Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen, yaitu jenis Quasi Experimental Design. Desain ini mempunyai kelompok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Quasi Experiment (eksperimen pura-pura) disebut demikian karena

BAB III METODE PENELITIAN. Quasi Experiment (eksperimen pura-pura) disebut demikian karena 59 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan penelitian Quasi Experiment. Quasi Experiment (eksperimen pura-pura) disebut demikian karena eksperimen jenis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Eksperimen Semu. Menurut Sugiyono (2006 : 4), Metode Penelitian Eksperimen merupakan

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN III. METODELOGI PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup semua pengertian dan pengukuran yang dipergunakan untuk mendapatkan data yang akan dianalisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen menurut Sukardi (2008: 109) adalah proses penelitian yang melibatkan dua

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. suatu penelitian yang bersifat membandingkan. Menguji hipotesis komparatif

METODOLOGI PENELITIAN. suatu penelitian yang bersifat membandingkan. Menguji hipotesis komparatif III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Berdasarkan tingkat eksplanasinya, penelitian ini tergolong penelitian komparatif dengan pendekatan eksperimen. Penelitian komparatif adalah suatu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian Pada sub bab ini penulis akan mengenai jenis penelitian, lokasi penelitian, waktu penelitian, desain penelitian dan Perncanaan penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 2 Trimurjo pada

METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 2 Trimurjo pada 37 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan ampel Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII MPN Trimurjo pada semester ganjil Tahun Pelajaran 0/03 memiliki jumlah kelas VIII sebanyak tujuh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif dengan metode komparasi. Kata komparasi dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif dengan metode komparasi. Kata komparasi dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode komparasi. Kata komparasi dalam bahasa Inggris comparation,

Lebih terperinci

KUISIONER PENELITIAN. A. KARAKTERISTIK RESPONDEN Nama :... Sekolah/Kelas :... Jenis Kelamin : L / P Umur :... Pekerjaan Orang tua :...

KUISIONER PENELITIAN. A. KARAKTERISTIK RESPONDEN Nama :... Sekolah/Kelas :... Jenis Kelamin : L / P Umur :... Pekerjaan Orang tua :... NO. RESPONDEN KUISIONER PENELITIAN A. KARAKTERISTIK RESPONDEN Nama :.... Sekolah/Kelas :.... Jenis Kelamin : L / P Umur :.... Pekerjaan Orang tua :.... 4. Apakah adik-adik sarapan sebelum berangkat ke

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penelitian ini memiliki tujuan untuk melihat pengaruh pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian efektivitas penggunaan strategi pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV B SD Negeri Karangtengah 01 yaitu Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 mulai tanggal 29 April 2014 sampai 20 Mei 2014 di SMPN 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 mulai tanggal 29 April 2014 sampai 20 Mei 2014 di SMPN 1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 013/014 mulai tanggal 9 April 014 sampai 0 Mei 014 di SMPN 1 Inuman yang beralamat

Lebih terperinci

O1 (X) O2. BAB lll METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasi experimental design:

O1 (X) O2. BAB lll METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasi experimental design: BAB lll METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasi experimental design: one group pre and post test design atau disebut juga rancangan sebelum dan sesudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kualitas bangsa yang akan datang sangat tergantung dengan kualitas anak-anak saat ini, salah satunya yaitu anak sekolah. Upaya peningkatan kualitas anak sekolah salah

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasi yaitu penelitian yang dilakukan untuk menganalisis ada tidaknya hubungan antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian Di dalam sub bab ini akan memberikan penjelasan mengenai jenis penelitian yang dilakukan peneliti serta tempat / lokasi pelaksanaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas X SMA Al-azhar 3

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas X SMA Al-azhar 3 III. METDE PENELITIAN A. Populasi Penelitian dan Sampel Penelitian. Populasi Penelitian Populasi penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas X SMA Al-azhar 3 Bandar Lampung pada semester ganjil Tahun Pelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono (2010: 107) penelitian eksperimen adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mengetahui tujuan penelitian tercapai atau tidak, maka dipergunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mengetahui tujuan penelitian tercapai atau tidak, maka dipergunakan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Untuk mengetahui tujuan penelitian tercapai atau tidak, maka dipergunakan suatu metode yang diharapkan mengungkapkan ketercapaian penelitian. Adapun metode

Lebih terperinci