BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL"

Transkripsi

1 BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1 Kerangka Konsep Variabel independen Variabel Dependen Perilaku siswa-siswi Pengetahuan Sikap Tindakan Makanan dan Minuman yang mengandung Bahan Tambahan Makanan Tertentu 3.2 Definisi Operasional 1. Perilaku Meliputi Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan 2. Pengetahuan adalah kemampuan siswa-siswi dalam menjawab pertanyaan pengetahuan tentang makanan dan minuman jajanan yang mengandung BTM tertentu. 3. Sikap adalah respon siswa-siswi dalam menjawab pertanyaan sikap tentang makanan dan minuman jajanan yang mengandung BTM tertentu. 4. Tindakan adalah kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan tindakan tentang makanan dan minuman jajanan yang mengandung BTM tertentu. 5. BTM tertentu adalah bahan tambahan makanan meliputi pengawet, pemanis, pewarna dan penyedap rasa. 6. Cara pengukuran : Menjawab Kuisioner 7. Kuisioner adalah daftar pertanyaan tentang pengetahuan, sikap dan tindakan seputar makanan dan minuman jajanan yang akan dijawab oleh siswa-siswi.

2 8. Alat Ukur : Kuisioner, pertanyaan yang diajukan sebanyak 26 pertanyaan dengan 2-3 pilihan jawaban Jawaban yang benar diberi skor 2 Jawaban yang kurang lengkap diberi skor 1 Jawaban yang salah diberi skor 0 9. Kategori Pengetahuan Baik ( Total Skor ) Pengetahuan Sedang ( Total Skor ) Pengetahuan Kurang ( Total Skor 0-10 ) Sikap Baik ( Total Skor ) Sikap Sedang ( Total Skor 7-11 ) Sikap Kurang ( Total Skor 0-6 ) Tindakan Baik ( Total Skor 8-10 ) Tindakan Sedang ( Total Skor 5-7 ) Tindakan Kurang ( Total Skor 0-4 ) 10. Skala Pengukuran : Ordinal

3 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan rancangan cross sectional untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap dan tindakan siswa tentang makanan dan minuman jajanan yang mengandung bahan tambahan makanan ( BTM ) tertentu. 4.2 Waktu dan Tempat Penelitian Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukanpada bulan November Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Sekolah Menengah Pertama di Kecamatan Medan Selayang, Medan yaitu SMP Plus Muhammadiyah 3. Pemilihan lokasi ini dipilih secara purposive sampling dengan alasan : 1. Banyak penjaja makanan dan warung penjualan makanan yang menjual makanan dengan warna- warna yang mencolok, terang dan dengan rasa yang sangat manis secara bebas di lingkungan sekolah tersebut dibandingkan sekolah-sekolah lain. 2. Tidak ada peraturan tegas dari pihak sekolah yang melarang murid-murid untuk tidak jajan sembarangan, dapat dilihat dari bebasnya murid keluar dari pekarangan sekolah untuk membeli makanan atau minuman bahkan guru juga sering mengonsumsi makanan jajanan yang berada dilingkungan sekolah.

4 4.3Populasi dan Sampel 4.3.1Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SMP Plus Muhammadiyah 3 Medan kelas VII, VIII dan IX yang berjumlah 207siswa 4.3.2Sampel Sampeladalah sebagian dari populasi. Sampel dihitung dengan rumus Slovin untuk menentukan ukuran sampel minimal (n) jika diketahui ukuran populasi (N) pada taraf signifikansi α adalah: n = N 1 + N (α 2 ) Dimana : Maka : N = Besar Populasi n = Besar Sampel α = Tingkat kepercayaan/nilai presisi ketepatan yang diinginkan 95% atau (0,05) nn = NN 1 + NN (αα 2 ) nn = nn = (0,05 2 ) ( 0,0025) nn = 207 1,5175 nn = 137 SSSSSSSSSS

5 Dari hasil perhitungan diperoleh jumlah sampel minimal yang akan diambil dalam penelitian ini sebanyak 137 siswa. Untuk pengambilan jumlah sampel dari tiap-tiap kelas dilakukan dengan cara total sampling. Sampel yang akan diambil dalam penelitian ini sebanyak 207 siswa. Maka jumlah sampel untuk masing-masing kelas dalam penelitian ini adalah kelas VII A 33 orang, kelas VII B 32 orang, kelas VIII A34 orang, kelas VIII B32 orang, kelas IX A 26 orang, kelas IX B 25 orang, kelas IX C25 orang. 4.4Tekhnik Pengumpulan Data 4.4.1Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh berdasarkan jawaban siswa-siswi terhadap kuisioner yang diberikan. Data terdiri dari Pengetahuan, Sikap dan tindakan siswa-siswi Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari SMP Plus Muhammadiyah 3 berupa gambaran umum sekolah dan jumlah siswa-siswi dan dari studi kepustakaan yang mendukung penelitian ini Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen penelitian yaitu berupa kuisioner yang dipergunakan dalam penelitian ini telah diuji validitas dan reabilitasnya dengan menggunakan tekhnik korelasi product moment dan uji Cronbach ( Cronbach Alpha) dengan menggunakan program Statistical Package For Social Science ( SPSS ) 18. Sampel yang digunakan dalam uji validitas ini memiliki karakter yang hampir sama dengan sampel penelitian. Uji validitas dan Reabilitas kuisioner dilakukan di Namira Islamic School, Jalan Setiabudi Pasar 1 No.76 Tanjung Sari, Medan.

6 4.5Pengolahan dan Analisa Data Pengolahan Data Menurut Pratomo yang dikutip oleh Daniaty (2009) skala pengukuran pengetahuan, sikap dan tindakan berdasarkan atas jawaban responden dari semua pertanyaan yang diberikan, yaitu : 1. Kategori Baik, apabila responden mendapat >75% dari total skor 2. Kategori Sedang, apabila responden mendapat 40%-75% dari total skor 3. Kategori Kurang, apabila responden mendapat <40% dari total skor 1. Pengetahuan Untuk mengetahui tingkat pengetahuan dari responden diukur dengan menjumlahkan skor dari tiap-tiap pertanyaan dalam kuisioner. Jumlah pertanyaan pengetahuan sebanyak 13 pertanyaan dengan skor tertinggi adalah 26, dan skor terendah adalah 0. Berdasarkan skor yang telah diperoleh tersebut maka kriteria pengukuran adalah sebagai berikut : a. Pengetahuan baik apabila responden dapat menjawab pertanyaan dengan total skor b. Pengetahuan sedang apabila responden dapat menjawab pertanyaan dengan total skor c. Pengetahuan kurang apabila responden menjawab pertanyaan dengan skor Sikap Untuk mengetahui ukuran penilaian sikap dari responden diukur dengan menjumlahkan skor dari tiap-tiap pertanyaan dalam kuisioner. Jumlah pertanyaan sikap sebanyak 8 pertanyaan dengan skor tertinggi adalah 16, dan skor terendah adalah 0, Berdasarkan skor yang telah diperoleh tersebut maka kriteria pengukuran adalah sebagai berikut :

7 a. Sikap baik apabila responden dapat menjawab pertanyaan dengan total skor b. Sikap sedang apabila responden dapat menjawab pertanyaan dengan total skor 7-11 c. Sikap kurang apabila responden dapat menjawab pertanyaan dengan total skor Tindakan Untuk mengetahui ukuran penilaian tindakan dari responden diukur dengan menjumlahkan skor dari tiap-tiap pertanyaan dalam kuisioner. Jumlah pertanyaan tindakan sebanyak 5 pertanyaan dengan skor tertinggi adalah 10, dan skor terendah adalah 0, Berdasarkan skor yang telah diperoleh tersebut maka kriteria pengukuran adalah sebagai berikut : a. Tindakan baik apabila responden dapat menjawab pertanyaan dengan total skor 8-10 b. Tindakan sedang apabila responden dapat menjawab pertanyaan dengan total skor 5-7 c. Tindakan kurang apabila responden dapat menjawab pertanyaan dengan total skor Analisa Data Data yang dikumpulkan diperoleh secara manual dengan menggunakan kuisioner kemudian data tersebut dianalisa secara deskriptif untuk mendiskripsikan pengetahuan, sikap, dan tindakan siswa tentang makanan dan minuman jajanan yang mengandung BTM tertentu. Hasil analisa diolah dengan menggunakan aplikasi SPSS dan data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

8 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah di SMP Plus Muhammadiyah3 yang terletak di Jalan Abdul Hakim No.2 Tanjung Sari Pasar 1 Kecamatan Medan Selayang, Provinsi Sumatera Utara, Medan. Sekolah ini memiliki 40 tenaga kerja (tenaga pengajar dan pegawai) dengan jumlah kelas sebanyak 10 kelas regular dan 7 kelas plus dan memiliki 513 siswa-siswi. Sekolah ini juga memiliki kelas ruang laboratorium, perpustakaan, aula serba guna, studio musik, halaman/lapangan olahraga, kantin, ruang ibadah / musholla, ruang guru dan ruang kepala sekolah. Di sekolah ini terdapat beberapa pedagang jajanan yang berada di dalam sekolah dan didepan gerbang sekolah, pedagang yang berada didalam sekolah menjual berbagai makanan dan minuman jajanan antara lain makanan gorengan seperti bakwan, risol, tahu isi, kue-kue basah, bakso goreng dan saus, kemudian keripik, makanan ringan kemasan, permen, es sirop, serta minuman kemasan. Sedangkan pedagang didepan gerbang sekolah menjual antara lain es campur, es sirop/es doger, bakso bakar, sosis goreng, mie goreng, rujak. Selain itu sekolah ini terletak tidak jauh dari pusat kota, akses makanan jajanan sangatlah mudah didapat. 5.2Deskripsi Karakteristik Responden Terdapat sebanyak 184 responden yang ikut serta dalam penelitian ini. Dari keseluruhan responden, gambaran karakteristik yang diamati meliputi usia dan jenis kelamin. Gambaran karakteristik responden dapat dilihat pada tabel 5.1 dan tabel 5.2berikut.

9 Tabel 5.1 Gambaran Usia (tahun) Responden No. Usia (tahun) Jumlah Responden % Responden Total Tabel 5.1 di atas menunjukkan bahwa pada SMP Plus Muhammadiyah-3 Medan responden terbanyak adalah responden yang berumur 13 tahun yakni sebanyak 67 orang (36,4%) sedangkan yang paling sedikit adalah responden yang berumur 16 tahun yakni hanya 1 orang (0,5%). Tabel 5.2 Gambaran Jenis Kelamin Responden No. Jenis Kelamin JumlahResponden % Responden 1. Laki-Laki Perempuan Total Tabel 5.2 di atas menunjukkan bahwa responden terbanyak adalah laki laki yakni berjumlah 103 orang (56%) sementara responden perempuan berjumlah 81 orang (44%). 5.3 Alur Penelitian Izin untuk meneliti diperoleh dari Kepala Sekolah SMP Plus Muhammadiyah 3 setelah peneliti menyerahkan permohonan surat izin penelitian yang diperoleh dari fakultas Kedokteran. Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan uji validitas dan reabilitas terhadap kuisioner. Uji validitas dan reabilitas kuisioner ini dilakukan pada sampelyang memiliki karakter yang hampir sama dengan SMP Plus

10 Muhammadiyah 3 Medan, yaitu di SMP Namira Islamic School, Jalan Setiabudi Pasar 1 No.76 Tanjung Sari, Medan. Uji validitas dan reabilitas dilakukanpada bulan Oktober 2013 dengan membagikan kuisioner kepada 30 subjek sampel. Kuisioner yang telah diisi kemudian di uji validitas dan reabilitasnya dengan tekhnik korelasi product moment dan uji Cronbach ( Cronbach Alpha) dengan menggunakan program Statistical Package For Social Science ( SPSS ) 18, dan hasilnya semua kuisioner ini valid dan reabel (pada Lampiran). Penelitian dilakukan pada bulan November pada pukul WIB pagi hari, dengan cara membagikan kuisioner kepada siswa-siswi untuk dijawab. Penelitian dilakukan di kelas VII A, VIIB, VIIIA, VIIIB, IXA, IXB, dan IXC secara berurutan.namun, pada saat penelitian dilakukan, tidak semua siswa/siswi dapat hadir, sehingga jumlah sampel untuk masing-masing kelas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut kelas VII A 30 orang, kelas VII B 29 orang, kelas VIII A 31 orang, kelas VIII B 27 orang, kelas IX A 23 orang, kelas IX B 22 orang, dan kelas IX C 22 orang. Maka jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 184 siswa, dengan siswa/siswi yang tidak hadir sebanyak 23 siswa/siswi. Berdasarkan lembar respon yang dikumpulkan, diperolehlah hasil penelitian. 5.4Hasil Analisa Data dan Pembahasan Hasil Analisa Data Pengetahuan Pengetahuan responden yang diukur meliputi pengertian BTM, contohcontoh BTM, ciri-ciri makanan dan minuman jajanan yang mengandung BTM yang dilarang serta bahaya BTM bagi kesehatan. Gambaran pengetahuan responden dapat dilihat dari tabel berikut.

11 Tabel 5.3 Gambaran Pengetahuan Responden SMP Plus Muhammadiyah 3 Tentang Makanan dan Minuman Jajanan yang Mengandung Bahan Tambahan Makanan Tertentu. No. Pertanyaan Skor 0 Skor 1 Skor 2 n % n % n % 1. Pengertian dari BTM* Tujuan penggunaan BTM* Contoh-contoh BTM* Ciri-ciri makanan yang mengandung pengawet Ciri-ciri makanan/minuman yang mengandung pemanis Ciri-ciri makanan/minuman yang mengandung pewarna Contoh-contoh BTM* yang dilarang penggunaanya oleh pemerintah Contoh-contoh makanan yang mengandung formalin Ciri-ciri bakso yang mengandung formalin dan boraks Fungsi Formalin Fungsi MSG** Contoh jajanan yang mengandung MSG** Bahaya BTM* bagi kesehatan *BTM = Bahan Tambahan Makanan **MSG = Monosodium Glutamate Tabel 5.3 menunjukkan pertanyaan yang paling banyak dijawab benar adalah pertanyaan mengenai ciri-ciri makanan/minuman yang mengandung pewarna, yaitu sebanyak 169 orang (91.8%) menjawab ciri-ciri makanan/minuman yang mengandung pewarna adalah yang warnanya sangat mencolok dan terlihat sangat menarik. sebanyak 11 orang (6%) menjawab ciri-ciri

12 makanan/minuman yang mengandung pewarna adalah yang warnanya terlihat menarik saja dan hanya 4 orang (2.2%) menjawab ciri-ciri makanan/minuman yang mengandung pewarna adalah tidak berwarna. Sedangkan pertanyaan yang paling banyak dijawab salah adalah pertanyaan mengenai ciri-ciri makanan/minuman yang mengandung pemanis. yaitu sebanyak 75 orang (40.8%) tidak mengetahui ciri-ciri makanan/minuman yang mengandung pemanis, dengan menjawab ciri-ciri makanan/minuman yang mengandung pemanis rasanya sangat manis dan sama sekali tidak pahit. Berdasarkan hasil skoring dari jawaban responden maka pengetahuan dikategorikan ke dalam 3 kategori yakni kategori pengetahuan baik, sedang dan kurang. Hasil pengkategorian dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 5.4 Kategori Pengetahuan Responden SMP Plus Muhammadiyah 3 Medan Tentang Makanan dan Minuman Jajanan yang Mengandung Bahan Tambahan Makanan Tertentu No. Kategori Pengetahuan Jumlah Responden % Responden 1. Baik Sedang Kurang Total Tabel 5.4 diatas menunjukkan bahwa responden yang berada pada kategori baik adalah yang terbanyak yaitu sebanyak 109 orang (59.2%), sedangkan yang berada pada kategori sedang yaitu sebanyak 72 orang (39.2%) dan responden yang berada pada kategori kurang yaitu sebanyak 3 orang (1.6%).

13 Tabel 5.5 Tabulasi Silang Antara Jenis Kelamin Responden dengan Pengetahuan Responden SMP Plus Muhammadiyah 3 Medan No. Jenis Kelamin Responden Pengetahuan Baik Sedang Kurang Jlh % Jlh % Jlh % Total Jumlah % 1. Laki Laki Perempuan Total Pada tabel 5.5 juga dapat dilihat bahwa responden yang memiliki pengetahuan baik paling banyak berjenis kelamin laki laki yaitu sebanyak 61 orang (33.1%)dan responden yang memiliki pengetahuan kurang semuanya berjenis kelamin laki laki yaitu sebanyak 3 orang (1.6%) Sikap Sikap responden merupakan respon responden terhadap fungsi BTM, penggunaan BTM, BTM yang dilarang ditambahkan dalam makanan dan minuman jajanan dan dampak BTM bagi kesehatan. Gambaran sikap responden dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 5.6 Gambaran Sikap Responden SMP Plus Muhammadiyah 3 Tentang Makanan dan Minuman Jajanan yang Mengandung Bahan Tambahan Makanan Tertentu. No. Pertanyaan Setuju Tidak Setuju n % n % 1. BTM* yang dimasukkan dalam jajanan makanan dan minuman dapat memperbaiki kualitas dan membuat makanan dan minuman jadi lebih menarik. 2. BTM* harus selalu digunakan dalam pengolahan makanan dan minuman jajanan. 3. Makanan dan minuman jajanan mengandung Bahan Tambahan Makanan dengan dosis berlebihan. 4. Makanan dan minuman jajanan mengandung formalin agar lebih awet (tahan lama). 5. Boraks tidak boleh digunakan untuk mengenyalkan bakso. 6. Makanan dan minuman jajanan yang mengandung pewarna buatan dari bahan kimia diganti dengan

14 pewarna alami seperti kunyit atau pandan. 7. Semua makanan jajanan harus mengandung MSG (Monosodium Glutamate) agar lebih enak dan terasa gurih. 8. Bahan Tambahan Makanan (BTM) dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan seperti mual, muntah, pusing, gangguan pencernaan, kanker bahkan sampai kematian. *BTM = Bahan Tambahan Makanan Tabel 5.6 menunjukkan bahwa paling banyak yaitu 145 orang (78.8%) responden setuju bila makanan dan minuman jajanan yang mengandung pewarna buatan dari bahan kimia diganti dengan pewarna alami seperti kunyit atau pandan,sedangkan paling banyak tidak menyetujui bila makanan dan minuman jajanan mengandung Bahan Tambahan Makanan dengan dosis berlebihan, yaitu165 orang (89.7%), Berdasarkan hasil skoring dari jawaban responden maka sikap responden dikategorikan ke dalam 3 kategori yakni sikap dengan kategori baik, sedang dan kurang. Hasil pengkategorian dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 5.7Kategori Sikap Responden SMP Plus Muhammadiyah 3 Tentang Makanan dan Minuman Jajanan yang Mengandung Bahan Tambahan Makanan Tertentu. No. Kategori Sikap Jumlah Responden % Responden 1. Baik Sedang Kurang Total Berdasarkan tabel 5.7 diketahui bahwa responden terbanyak di SMP Plus Muhammadiyah 3 secara umum memiliki sikap kategori baik yaitu sebanyak 106 orang (57.6%), sedangkan responden yang memiliki sikap kategori sedang sebanyak 61 orang (33.2%) dan responden yang memiliki sikap kategori kurang sebanyak 17 orang (9.2%).

15 Tabel 5.8 Tabulasi Silang Antara Sikap Responden dengan Jenis Kelamin Responden SMP Plus Muhammadiyah 3 Medan No. Jenis Kelamin Sikap Total Responden Jlh % Jlh % Jlh % Baik Sedang Kurang Jumlah % 1. Laki Laki Perempuan Total Pada tabel 5.8 juga dapat dilihat bahwa responden yang memiliki sikap kategori baik paling banyak berjenis kelamin laki laki yaitu sebanyak 54 orang (29.3%) sedangkan perempuan sebanyak 52 orang (28.3%) dan responden yang memiliki sikap kategori kurang paling banyak juga berjenis kelamin laki laki yaitu sebanyak 14 orang (7.6% ). Sedangkan perempuan sebanyak 3 orang (1.6%). Tabulasi silang antara pengetahuan responden dengan sikap responden tentang makanan dan minuman jajanan yang mengandung BTM tertentu dapat dilihat pada tabel berikut Tabel 5.9 Tabulasi Silang Antara Sikap Responden dengan Pengetahuan Responden SMP Plus Muhammadiyah 3 Medan Sikap Total No. Pengetahuan Baik Sedang Kurang Jlh % Jlh % Jlh % Jumlah % 1. Baik ,2 2. Sedang ,2 3. Kurang ,6 Total Tabel 5.9 menunjukkan bahwa paling banyak responden memilliki pengetahuan baik dan sikap yang baik yaitu sebanyak 72 orang (39.2%)

16 sementara tidak ada responden yang memiliki pengetahuan dalam kategori kurang disertai sikap yang kurang dan pengetahuan dalam kategori kurang disertai sikap yang baik Tindakan Tindakan responden meliputi tindakan jajan dan jenis jajanan yang dibeli di sekolah, serta tindakan mengkonsumsi jajanan yang mengandung BTM seperti pemanis, pewarna, pengawet dan penyedap rasa. Pilihan jawaban atas pertanyaan tindakan adalah selalu, kadang-kadang dan tidak, dimana selalu berarti setiap hari, kadang-kadang tidak berarti setiap hari dan tidak berarti sama sekali tidak pernah. Uraian tindakan responden dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5.10 Gambaran Tindakan Responden SMP Plus Muhammadiyah 3 Medan Tentang Makanan dan Minuman Jajanan yang Mengandung Bahan Tambahan Makanan Tertentu. No. Pertanyaan Selalu Kadang- Kadang Tidak n % n % n % 1. Jajan di Sekolah Membeli jajanan yang rasanya sangat manis seperti es sirop, minuman kemasan atau permen. 3. Membeli jajanan yang warnanya sangat mencolok. 4. Membeli jajanan seperti mie atau bakso. 5. Membeli jajanan makanan ringan (snack) dan gorengan Tabel diatas menunjukkan bahwa hampir seluruh responden SMP Plus Muhammadiyah 3 Medan jajan di sekolah, hanya 1 orang (0.5%) responden yang tidak jajan disekolah. Sementara itu sebanyak 124 orang (67.4%) responden yang

17 kadang-kadang jajan disekolah selebihnya yaitu 59 orang (32.1%) responden selalu jajan disekolah.pada tabel diatas dapat dilihat bahwa 80 orang (43.5%) responden tidak membeli jajanan yang warnanya sangat mencolok dan hanya 37 orang (20.1%) responden yang selalu membelinya. Berdasarkan hasil skoring dari jawaban responden maka tindakan responden dikategorikan ke dalam 3 kategori yaitu tindakan kategori baik, sedang dan kurang. Kategori tindakan responden dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 5.11 Kategori Tindakan Responden SMP Plus Muhammadiyah 3 Tentang Makanan dan Minuman Jajanan yang Mengandung Bahan Tambahan Makanan Tertentu. No. Kategori Tindakan Jumlah Responden % Responden 1. Baik Sedang Kurang Total Berdasarkan tabel 5.11 diketahui bahwa responden terbanyak di SMP Plus Muhammadiyah 3 secara umum memiliki tindakan kategori sedang yaitu sebanyak 107 orang (58.2%), sedangkan responden yang memiliki tindakan kategori baik adalah yang paling sedikit yaitu hanya sebanyak 16 orang (8.6%) dan responden yang memiliki tindakan kategori kurang sebanyak 61 orang (33.2%). Tabel 5.12 Tabulasi Silang Antara Tindakan Responden dengan Jenis Kelamin Responden SMP Plus Muhammadiyah 3 Medan No. Jenis Kelamin Responden Tindakan Total Baik Sedang Kurang Jumlah % Jlh % Jlh % Jlh % 1. Laki Laki Perempuan Total

18 Pada tabel 5.12 juga dapat dilihat bahwa responden yang memiliki tindakan kategori baik paling banyak berjenis kelamin laki laki yaitu sebanyak 9 orang (4.8%) sedangkan perempuan sebanyak 7 orang (3.8%) dan responden yang memiliki tindakan kategori kurang paling banyak juga berjenis kelamin laki laki yaitu sebanyak 44 orang (23.9%). Sedangkan perempuan sebanyak 17 orang (9.3%). Tabulasi silang antara tindakan responden dengan pengetahuan responden tentang makanan dan minuman jajanan yang mengandung BTM tertentu dapat dilihat pada tabel berikut Tabel 5.13 Tabulasi Silang Antara Tindakan Responden dengan Pengetahuan Responden SMP Plus Muhammadiyah 3 Medan Tindakan Total No. Pengetahuan Baik Sedang Kurang Jlh % Jlh % Jlh % Jumlah % 1. Baik Sedang Kurang Total Tabel 5.13 menunjukkan bahwa paling banyak responden memilliki pengetahuan kategori baik dan tindakankategori sedang yaitu sebanyak 68 orang (37%) sementara tidak ada responden yang memiliki pengetahuan kategori kurang disertai tindakan kategori kurang. Adapun responden yang memiliki pengetahuan kategori baik disertai tindakan kategori baik hanyalah sebanyak 10 orang (5.3%). Tabulasi silang antara tindakan responden dengan sikap responden tentang makanan dan minuman jajanan yang mengandung BTM tertentu dapat dilihat pada tabel berikut

19 Tabel 5.14 Tabulasi Silang Antara Tindakan Responden dengan Sikap Responden SMP Plus Muhammadiyah 3 Medan No. Sikap Tindakan Baik Sedang Kurang Jlh % Jlh % Jlh % Total Jumlah % 1. Baik Sedang Kurang Total Tabel 5.14 menunjukkan bahwa paling banyak responden memilliki sikap kategori baik dan tindakan kategori sedang yaitu sebanyak 66 orang (35.9%) sementara tidak ada responden yang memiliki sikap kategori kurang disertai tindakan kategori baik. Adapun responden yang memiliki sikap kategori baik disertai tindakan kategori baik hanyalah sebanyak 9 orang (4.8%). Tabel 5.15 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Makanan dan Minuman Jajanan yang Dikonsumsi di SMP PLUS Muhammadiyah 3 Medan No. Jenis Makanan & minuman Jumlah Jajanan yang dikonsumsi Responden % Responden 1 Bakso dan Saus Sosis Mie Sop/ Mie Bakso / Mie goreng Makanan Kemasan Ringan (snack) Minuman Kemasan Es Sirop / Es Campur Gorengan Lain Lain - - Berdasarkan tabel 5.18 diatas diketahui bahwa dari & jenis makanan dan minuman jajanan yang dijual di SMP Plus Muhammadiyah 3 Medan, sebanyak 75 orang (40.8%) responden mengkonsumsi minuman kemasan, sementara yang paling sedikit dimintai adalah sosis, yakni hanya 20 orang(10.8%) responden yang mengkonsumsinya.

20 5.4.2 Pembahasan Pengetahuan Apabila dilihat dari hasil penelitian, ternyata sebanyak 109 orang (59.2%) Siswa-siswi SMP Plus Muhammadiyah memiliki pengetahuan yang baik mengenai makanan dan minuman jajanan yang mengandung Bahan Tambahan Makanan tertentu. Sementara dari hasil penelitian yang hampir sama pernah dilakukan oleh Daniaty di SMP Negeri 3 Binjai pada tahun 2009, dan hasilnya didapati lebih banyak pada kategori sedang yakni sebesar 50.97% sedangkan siswa-siswi dalam kategori baik hanya sebesar 36.51%. Kendatipun hasil yang didapati dalam penelitian ini lebih banyak siswa-siswi yang berpengetahuan baik, namun masih adasiswa-siswi yang berpengetahuan sedang sebanyak 72 orang (39.2%) dan selebihnya yang berpengetahuan kurang yaitu sebesar 3 orang (1.6%). Untuk itu pengetahuan yang sudah dimiliki perlu ditingkatkan dengan berbagai upaya. Hal ini sejalan dengan pernyataan Notoatmodjo (2003) yang menyatakan bahwa pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman yang berasal dari berbagai sumber informasi sehingga dapat membentuk suatu keyakinan bagi seseorang. Sehingga dalam upaya peningkatan pengetahuan tentang Bahan Tambahan Makanan perlu dilakukan sosialisasi yang dapat diterima memlalui televisi, radio, majalah, serta kader atau petugas kesehatan dalam masyarakat Sikap Sikap merupakan suatu pandangan tetapi dalam hal ini masih berbeda dengan suatu pengetahuan yang dimiliki orang. Pengetahuan mengenai suatu objek tidak sama dengan sikap terhadap objek itu. Pengetahuan saja belum menjadi penggerak, seperti halnya pada sikap. Pengetahuan mengenai suatu objek baru menjadi sikap apabila pengetahuan itu disertai kesiapan untuk bertindak sesuai dengan pengetahuan terhadap objek tersebut (Purwanto, 1998).

21 Berdasarkan hasil penelitian diketahui siswa siswi SMP Plus Muhammadiyah 3 secara umum memiliki sikap kategori baik yaitu sebanyak 106 orang (57.6%), sedangkan siswa siswi yang memiliki sikap kategori sedang sebanyak 61 orang (33.2%) dan siswa-siswi yang memiliki sikap kategori kurang sebanyak 17 orang (9.2%). Sementara dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Daniaty (2009) di SMP Negeri 3 Binjai, didapati lebih banyak siswa siswi dalam kategori sedang yaitu sebanyak 53.57%. Berdasarkan hasil tabulasi silang pada tabel Tabel 5.9 menunjukkan bahwa paling banyak siswa-siswi memilliki pengetahuan baik dan sikap yang baik yaitu sebanyak 72 orang (39.2%) sementara tidak ada responden yang memiliki pengetahuan dalam kategori kurang disertai sikap yang kurang dan pengetahuan dalam kategori kurang disertai sikap yang baik. Dapat dikatakan bahwa pengetahuan siswa-siswi sebenarnya dapat membentuk sikap siswa-siswi, dalam hal ini mengenai makanan dan minuman jajanan yang mengandung BTM tertentu, dimana apabila pengetahuan baik maka sikap akan cenderung baik pula Tindakan Sikap adalah kecenderungan untuk bertindak (praktik), sikap belum tentu terwujud dalam tindakan, sebab untuk terwujudnya tindakan perlu faktor lain, yaitu antara lain adanya fasilitas ata sarana dan prasarana ( Notoadmojo, 2005). Teori diatas sesuai dengan hasil penelitian ini, dimana pada tabel 5.11 diketahui bahwa lebih banyaknya siswa-siswi SMP Plus Muhammadiyah 3 yang memiliki tindakan kategori sedang yaitu sebanyak 107 orang (58.2%), sedangkan siswa-siswi yang memiliki tindakan kategori baik adalah yang paling sedikit yaitu hanya sebanyak 16 orang (8.6%) dan siswa-siswi yang memiliki tindakan kategori kurang sebanyak 61 orang (33.2%), sementara sebelumnya telah disebutkan bahwa pengetahuan dan sikap siswa-siswi mayoritas dalam kategori baik. Tindakan yang kurang ini dipicu oleh banyaknya makanan dan minuman jajanan yang dijual baik di dalam lokasi sekolah maupun diluar lokasi sekolah

22 yang mengandung Bahan Tambahan Makanan, antara lain, pemanis, pengawet, penyedap rasa, dan pewarna buatan. Makanan dan minuman jajanan yang mengandung BTM tentu memiliki tampilan yang lebih menarik baik dari segi bentuk, rasa dan warna sehingga menarik siswa untuk mengkonsumsinya, walaupun sebenarnya kebanyakan siswa-siswi telah mengetahui dengan baik ciriciri makanan dan minuman jajanan yang mengandung Bahan Tambahan Makanan tetapi mereka mengabaikannya karena tertarik pada tampilan dan rasa. Hal ini diperkuat dengan hasil Tabel 5.10 yang menunjukkan bahwa hampir seluruh responden SMP Plus Muhammadiyah 3 Medan jajan di sekolah, hanya 1 orang (0.5%) responden yang tidak jajan disekolah, sehingga seperti didalam penelitian ini diperoleh bahwa walaupun hasil pengetahuan dan sikap siswa-siswi SMP Plus Muhammadiyah mayoritas dalam kategori baik tetapi tindakannya mayoritas dalam kategorisedang. Artinya, seseorang bisa berperilaku negatif meskipun pengetahuan dan sikapnya positif. Berdasarkan tabel 5.15 juga dapat diketahui bahwa dari 8 jenis makanan dan minuman jajanan yang dijual di SMP Plus Muhammadiyah 3 Medan, secara umum siswa-siswi mengkonsumsi lebih dari satu jenis makanan dan minuman jajanan, tetapi yang terbanyak adalah sebanyak 75 orang (40.8%) mengkonsumsi minuman kemasan, sementara yang paling sedikit diminanti adalah sosis, yakni hanya 20 orang (10.8%) siswa-siswi yang mengkonsumsinya. Minuman Kemasan paling sering dikonsumsi karena sangat mudah didapat, cuaca yang relatif panas, membuat banyak siswa-siswi yang merasa haus, mereka dapat dengan mudah membeli minuman kemasan karena sangat banyak dijual didalam maupun diluar gerbang sekolah, selain karna harga yang relatif murah serta warna yang mencolok membuat siswa-siswi lebih gemar mengkonsumsinya. Sosis paling jarang dikonsumsi karena sosis hanya ada di luar gerbang sekolah, dan pedagang yang tidak setiap hari menjualnya membuat hanya sedikit siswa-siswi yang mengkonsumsinya.

23 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1.Kesimpulan 1. Pengetahuan siswa-siswi SMP Plus Muhammadiyah 3 tentang makanan dan minuman jajanan yang mengandung BTM tertentu lebih banyak dalam kategori baik yaitu sebesar 59.2%. 2. Sikap siswa-siswi SMP Plus Muhammadiyah 3 tentang makanan dan minuman jajanan yang mengandung BTM tertentu lebih banyak dalam kategori baik yaitu sebesar 57.6% 3. Tindakan siswa-siswi SMP Plus Muhammadiyah 3 tentang makanan dan minuman jajanan yang mengandung BTM tertentu lebih banyak dalam kategori sedang yaitu sebesar 58.2% 6.2.Saran 1. Perlu dilakukan peningkatan pengetahuan siswa-siswi mengenai Bahan Tambahan Makanan pada makanan dan minuman jajanan. Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan arus informasi baik melalui media elektronik maupun penyuluhan ke sekolah sekolah. 2. Diharapkan kepada pihak sekolah agar memberi sanksi tegas kepada penjual jajanan di kantin sekolah apabila menjual makanan dan minuman jajanan yang mengandung Bahan Tambahan Makanan yang berbahaya atau berlebihan. 3. Kepada siswa-siswi diharapkan lebih selektif dalam memilih makanan dan minuman jajanan yang akan dikonsumsi.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan rancangan cross

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan rancangan cross BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan rancangan cross sectional untuk mengetahui pengetahuan, sikap, dan tindakan Guru Sekolah Dasar terhadap

Lebih terperinci

Kuesioner Penelitian

Kuesioner Penelitian Lampiran 1 Kuesioner Penelitian PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN GURU SEKOLAH DASAR TENTANG MAKANAN YANG MENGANDUNG BAHAN TAMBAHAN PANGAN PADA SEKOLAH DASAR DI KELURAHAN MABAR KECAMATAN MEDAN DELITAHUN

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 27 Umur dan Jenis Kelamin HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Contoh Jumlah siswa yang diteliti sebanyak 62 orang, terdiri dari siswa laki-laki yaitu 34 orang dan siswa perempuan yaitu 28 orang. Umur siswa

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian dan tinjauan teori, maka dapat dirumuskan kerangka konsep penelitian sebagai berikut : Pengetahuan

Lebih terperinci

Sikap Sikap adalah perilaku wanita terhadap pemeriksaan mammografi a. Cara Ukur : metode angket

Sikap Sikap adalah perilaku wanita terhadap pemeriksaan mammografi a. Cara Ukur : metode angket BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Tingkat Pengetahuan Tentang Mammografi Sikap Terhadap Mammografi Wanita 3.2. Definisi Operasional 3.2.1. Pengetahuan Pengetahuan adalah

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. eksperiment) dengan rancangan pretest-posttest control group design dengan satu

BAB 3 METODE PENELITIAN. eksperiment) dengan rancangan pretest-posttest control group design dengan satu BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen semu (quasi eksperiment) dengan rancangan pretest-posttest control group design dengan satu macam perlakuan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan 15 Maret-28 Mei tahun akan dikumpulkan dalam waktu bersamaan (Notoatmodjo, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan 15 Maret-28 Mei tahun akan dikumpulkan dalam waktu bersamaan (Notoatmodjo, 2010). 33 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Gorontalo, Kota Gorontalo. 3.1.2 Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan pokok manusia dalam menjalankan kehidupannya. Makanan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan pokok manusia dalam menjalankan kehidupannya. Makanan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dalam kehidupan sehari-hari membutuhkan makanan sebagai sumber energi dalam melakukan aktivitasnya. Makanan merupakan kebutuhan pokok manusia dalam menjalankan

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN Lampiran : Kuesioner Penelitian KUESIONER PENELITIAN PERILAKU IBU TENTANG MAKANAN JAJANAN ANAK YANG MENGANDUNG PEMANIS SINTETIS PADA TK AL UMMI DI DESA CEUMPEDAK KECAMATAN TANAH JAMBO AYE KABUPATEN ACEH

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kota (n=20) Kabupaten (n=27) Purposive. Gambar 2 Cara Penarikan Contoh Penelitian. SDN Akreditasi A Penjaja (n=11)

METODE PENELITIAN. Kota (n=20) Kabupaten (n=27) Purposive. Gambar 2 Cara Penarikan Contoh Penelitian. SDN Akreditasi A Penjaja (n=11) METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini desain Cross Sectional Study yaitu mengumpulkan informasi dengan satu kali survei yang dilakukan di empat sekolah dasar dengan karakteristik mutu

Lebih terperinci

memerlukan makanan yang harus dikonsumsi setiap hari, karena makanan merupakan sumber energi dan berbagai zat bergizi untuk mendukung hidup

memerlukan makanan yang harus dikonsumsi setiap hari, karena makanan merupakan sumber energi dan berbagai zat bergizi untuk mendukung hidup 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan suatu bangsa adalah suatu usaha yang dirancang secara khusus untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Kesehatan adalah salah satu komponen kualitas manusia,

Lebih terperinci

BAB 2 DATA & ANALISA

BAB 2 DATA & ANALISA 3 BAB 2 DATA & ANALISA 2.1 Sumber Data Sumber data dan informasi yang digunakan untuk mendukung kampanye STOP Makan Sembarangan ini diperoleh dari sumber-sumber sebagai berikut: 1. Literatur Pencarian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. melakukan intervensi terhadap subjek penelitian (Notoatmodjo, 2010). Pada

BAB III METODE PENELITIAN. melakukan intervensi terhadap subjek penelitian (Notoatmodjo, 2010). Pada BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional. Penelitian observasional adalah penelitian yang dilakukan tanpa melakukan

Lebih terperinci

Kuesioner Penelitian

Kuesioner Penelitian Lampiran 1 Kuesioner Penelitian PENGARUH PENYULUHAN DENGAN METODE CERAMAH DAN POSTER TERHADAP PERILAKU KONSUMSI MAKANAN JAJANAN MURID DI SD KELURAHAN PINCURAN KERAMBIL KECAMATAN SIBOLGA SAMBAS KOTA SIBOLGA

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 18 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian dilakukan dalam dua tahapan yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian lanjutan. Desain penelitian pendahuluan adalah cross sectional study menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian non-eksperimental. Metode yang digunakan adalah deskriptif korelasional dengan rancangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai upaya sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai upaya sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang 13 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dalam rangka peningkatan derajat kesehatan masyarakat pemerintah telah melakukan berbagai upaya sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Kesehatan No. 23 tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bahan makanan. Zat gizi yaitu zat-zat yang diperoleh dari bahan makanan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bahan makanan. Zat gizi yaitu zat-zat yang diperoleh dari bahan makanan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap orang dalam siklus hidupnya selalu membutuhkan dan mengkonsumsi berbagai bahan makanan. Zat gizi yaitu zat-zat yang diperoleh dari bahan makanan yang di konsumsi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makanan, kantin, swalayan di jalanan dan tempat-tempat keramaian umum

BAB I PENDAHULUAN. makanan, kantin, swalayan di jalanan dan tempat-tempat keramaian umum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia sekolah dasar gemar sekali jajan dan pada umumnya anak sekolah sudah dapat menentukan makanan apa yang mereka sukai dan mana yang tidak. Bahkan tidak jarang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sedang istirahat di sekolah. Hal tersebut terjadi karena jarangnya orang tua

BAB 1 PENDAHULUAN. sedang istirahat di sekolah. Hal tersebut terjadi karena jarangnya orang tua BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak-anak dan jajanan adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Anak-anak pada umumnya akan membeli aneka jajan terutama saat mereka sedang istirahat di sekolah.

Lebih terperinci

PENERAPAN PENGETAHUAN BAHAN TAMBAHAN PANGAN PADA PEMILIHAN MAKANAN JAJANAN MAHASISWA PENDIDIKAN TATA BOGA UPI

PENERAPAN PENGETAHUAN BAHAN TAMBAHAN PANGAN PADA PEMILIHAN MAKANAN JAJANAN MAHASISWA PENDIDIKAN TATA BOGA UPI BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini, merupakan bab dimana memberikan suatu gambaran umum mengapa topik atau judul tersebut diambil dan disajikan dalam karya ilmiah bagian pendahuan menguraikan mengenai latar

Lebih terperinci

KUESIONER SEKOLAH. 1. Nama Sekolah : 2. NSPN : 3. Alamat Sekolah :

KUESIONER SEKOLAH. 1. Nama Sekolah : 2. NSPN : 3. Alamat Sekolah : KUESIONER SEKOLAH 1. Nama Sekolah : 2. NSPN : 3. Alamat Sekolah : 4. Nama Kepala Sekolah : 5. Status Sekolah : Negeri / Swasta * 6. Status Akreditasi Sekolah : 7. Jumlah Murid Seluruh Kelas : Laki-laki

Lebih terperinci

ROKOK DAN IKLAN ROKOK

ROKOK DAN IKLAN ROKOK BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran sikap dan pengetahuan siswa SLTP Dharma Pancasila Medan tentang rokok dan

Lebih terperinci

Sukmanandya*, Pandeirot** Akademi Keperawatan William Booth Surabaya. ABSTRAK

Sukmanandya*, Pandeirot** Akademi Keperawatan William Booth Surabaya. ABSTRAK ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN ANAK USIA SEKOLAH TENTANG BAHAYA MENGKONSUMSI JAJANAN PINGGIR JALAN DI SD BANJARSUGIHAN 3 KECAMATAN TANDES KELURAHAN BANJARSUGIHAN SURABAYA Sukmanandya*, Pandeirot** Akademi

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PRODUSEN DENGAN PENGGUNAAN FORMALIN PADA BAKSO SAPI KILOAN YANG DIJUAL DI PASAR TRADISIONAL DAN MODERN KOTA PONTIANAK

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PRODUSEN DENGAN PENGGUNAAN FORMALIN PADA BAKSO SAPI KILOAN YANG DIJUAL DI PASAR TRADISIONAL DAN MODERN KOTA PONTIANAK HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PRODUSEN DENGAN PENGGUNAAN FORMALIN PADA BAKSO SAPI KILOAN YANG DIJUAL DI PASAR TRADISIONAL DAN MODERN KOTA PONTIANAK Rama Aristiyo,, Nurul Amaliyah dan Salbiah Jurusan Kesehatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. faktor pangaruh dan faktor terpengaruh dengan cara pendekatan, observasi,

BAB III METODE PENELITIAN. faktor pangaruh dan faktor terpengaruh dengan cara pendekatan, observasi, BAB III METODE PENELITIAN Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Rancangan yang digunakan yaitu cross sectional, yaitu mempelajari dinamika korelasi antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional dengan bantuan kuesioner. Desain penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional dengan bantuan kuesioner. Desain penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan bantuan kuesioner. Desain penelitian yang digunakan dalam

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam penelitian ini, jenis penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam penelitian ini, jenis penelitian BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk memperoleh data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi masalah adalah kebiasaan jajan dikantin atau warung di sekitar

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi masalah adalah kebiasaan jajan dikantin atau warung di sekitar 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak usia sekolah adalah investasi bangsa, karena mereka adalah generasi penerus bangsa. Kualitas bangsa di masa depan ditentukan oleh kualitas anak-anak saat ini.

Lebih terperinci

Gambar 1: Perilaku penjaja PJAS tentang gizi dan keamanan pangan di lingkungan sekolah dasar Kota dan Kabupaten Bogor

Gambar 1: Perilaku penjaja PJAS tentang gizi dan keamanan pangan di lingkungan sekolah dasar Kota dan Kabupaten Bogor KERANGKA PEMIKIRAN Pangan merupakan kebutuhan pokok manusia untuk memperoleh zat- zat yang diperlukan bagi pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan. Tetapi makanan yang masuk ketubuh beresiko sebagai pembawa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan mental. Pertumbuhan serta perkembangan fisik memiliki. hubungan yang erat dengan status gizi anak dan konsumsi makanan

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan mental. Pertumbuhan serta perkembangan fisik memiliki. hubungan yang erat dengan status gizi anak dan konsumsi makanan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan terjadi pada setiap orang sejak dari dalam kandungan. Seseorang akan terus menerus tumbuh dan berkembang sesuai dengan berjalannya waktu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 19 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis & Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi yaitu mendeskripsikan variabel independen dan dependen, kemudian melakukan analisis

Lebih terperinci

Oktavia Candra Susanti, Eni Purwani. Program Studi Gizi Universitas Muhammadiyah Surakarta Jalan Ahmad Yani Tromol Pos I Pabelan Kartasura ABSTRAK

Oktavia Candra Susanti, Eni Purwani. Program Studi Gizi Universitas Muhammadiyah Surakarta Jalan Ahmad Yani Tromol Pos I Pabelan Kartasura ABSTRAK Prosiding Seminar Nasional Fakultas Ilmu Kesehatan ISSN 2460-4143 PERBEDAAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG KEAMANAN MAKANAN JAJANAN ANTARA SEBELUM DAN SESUDAH PENDIDIKAN CERGAM DI SMP NEGERI 1 KEBAKRAMAT

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu untuk mencari arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang mengkonsumsi produk minuman Teh Botol Sosro.

BAB III METODE PENELITIAN. yang mengkonsumsi produk minuman Teh Botol Sosro. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Lokasi penelitian merupakan suatu tempat dimana peneliti akan memperoleh atau mencari suatu data yang berasal dari responden yang akan diteliti oleh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Pada penelitian ini peneliti memilih tipe pendekatan kuantitatif. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerikal

Lebih terperinci

BAB II. METODE PENELITIAN

BAB II. METODE PENELITIAN BAB II. METODE PENELITIAN A. Kategori dan rancangan penelitian Berdasarkan tujuan dan fungsinya, penelitian ini diklasifikasikan dalam penelitian cross sectional dan dianalisis secara analitik. B. Populasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Rancangan dan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Metode yang digunakan adalah melalui pendekatan kuantitatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Universitas Kristen Maranatha BAB 1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan di sekolah menyita waktu terbesar dari aktifitas keseluruhan anak sehari hari, termasuk aktifitas makan. Makanan jajanan di sekolah

Lebih terperinci

KUISIONER PENELITIAN. A. KARAKTERISTIK RESPONDEN Nama :... Sekolah/Kelas :... Jenis Kelamin : L / P Umur :... Pekerjaan Orang tua :...

KUISIONER PENELITIAN. A. KARAKTERISTIK RESPONDEN Nama :... Sekolah/Kelas :... Jenis Kelamin : L / P Umur :... Pekerjaan Orang tua :... NO. RESPONDEN KUISIONER PENELITIAN A. KARAKTERISTIK RESPONDEN Nama :.... Sekolah/Kelas :.... Jenis Kelamin : L / P Umur :.... Pekerjaan Orang tua :.... 4. Apakah adik-adik sarapan sebelum berangkat ke

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA KONSEP dan DEFINISI OPERASIONAL

BAB 3 KERANGKA KONSEP dan DEFINISI OPERASIONAL BAB 3 KERANGKA KONSEP dan DEFINISI OPERASIONAL 3.1 Kerangka Konsep Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah: Variabel independen Variabel dependen

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 29 Bandar Lampung yang berlokasi

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 29 Bandar Lampung yang berlokasi 53 III. METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 29 Bandar Lampung yang berlokasi di Jalan Soekarno Hatta Way Halim Kedaton Bandar Lampung. Waktu penelitian

Lebih terperinci

No. Responden : Universitas Sumatera Utara

No. Responden : Universitas Sumatera Utara PENELITIANPENGARUH METODE ROLEPLAY TERHADAP PERILAKU PEMILIHAN MAKANAN JAJANAN SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 060933 KECAMATAN MEDAN JOHOR KOTA MEDAN TAHUN 2016 No. Responden : A. Identitas (Responden) 1.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif studi korelasi (Correlation Study) dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan yaitu analitik korelatif. pendekatan cross sectional (Dahlan, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan yaitu analitik korelatif. pendekatan cross sectional (Dahlan, 2010). BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain penelitian Desain penelitian yang digunakan yaitu analitik korelatif dengan pendekatan cross sectional (Dahlan, 2010). 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian akan

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Penelitian ini menggunakan metode non eksperimen yaitu deskriptif kolerasi, jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN PENELITIAN

BAB IV LAPORAN PENELITIAN BAB IV LAPORAN PENELITIAN A.Orientasi Kancah Penelitian Tahap awal yang dilakukan oleh peneliti sebelum melakukan penelitan adalah menentukan lokasi dimana akan dilakukan penelitian tersebut yaitu dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan rancangan yang digunakan adalah cross sectional, yaitu mengukur variabel

BAB III METODE PENELITIAN. dan rancangan yang digunakan adalah cross sectional, yaitu mengukur variabel BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Berdasarkan dengan tujuan penelitian, maka penelitian yang digunakan adalah deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN III. METODELOGI PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup semua pengertian dan pengukuran yang dipergunakan untuk mendapatkan data yang akan dianalisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional. Metode cross sectionalmerupakan suatu metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional. Metode cross sectionalmerupakan suatu metode penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan rancangan korelasional yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan antar variabel. Desain yang

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah discriptive correlation, yaitu

BAB III METODA PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah discriptive correlation, yaitu 38 BAB III METODA PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN Rancangan penelitian ini adalah discriptive correlation, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional dimana peneliti menekankan waktu

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional dimana peneliti menekankan waktu BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik. Dengan pendekatan cross sectional dimana peneliti menekankan waktu pengukuran/observasi data variabel

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat dan Waktu Penelitian METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah cross sectional study yaitu mengumpulkan informasi dengan satu kali survei. Penelitian ini mengkaji penerapan kebijakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah non eksperimen dengan metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah non eksperimen dengan metode penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah non eksperimen dengan metode penelitian kuantitatif dan desain penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP. adalah tentang kanker payudara. Sebagai berikut :

BAB III KERANGKA KONSEP. adalah tentang kanker payudara. Sebagai berikut : BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep Kerangka konsep penelitian dijelaskan dalam bentuk bagan, di mana sebagai variabel independen adalah pengetahuan Ibu, dan sebagai variabel dependen adalah tentang

Lebih terperinci

KUESIONER PERILAKU MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN USU TENTANG KONSUMSI MAKANAN SIAP SAJI (FAST FOOD) MEDAN TAHUN /../..

KUESIONER PERILAKU MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN USU TENTANG KONSUMSI MAKANAN SIAP SAJI (FAST FOOD) MEDAN TAHUN /../.. KUESIONER PERILAKU MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN USU TENTANG KONSUMSI MAKANAN SIAP SAJI (FAST FOOD) MEDAN TAHUN 2015 I. INFORMASI WAWANCARA No. Responden Nama Responden Angkatan/Semester Tanggal Wawancara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini termasuk jenis penelitian Non Experimen (Hidayat, 2007). Dalam rancangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Limboto Barat Desa Daenaa selama ± 1 minggu. Sampel dihitung dengan menggunakan tabel penentuan besarnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk menunjukkan atau

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. additive dalam produknya. Zat tambahan makanan adalah suatu senyawa. memperbaiki karakter pangan agar mutunya meningkat.

I. PENDAHULUAN. additive dalam produknya. Zat tambahan makanan adalah suatu senyawa. memperbaiki karakter pangan agar mutunya meningkat. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di zaman modern sekarang ini banyak terjadi perkembangan di bidang industri makanan dan minuman yang bertujuan untuk menarik perhatian para konsumen. Oleh karena itu,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Kebutuhan konsumen akan selalu mengalami perubahan dalam hidupnya sejalan dengan perubahan keadaan sosial ekonomi dan budaya yang terjadi pada

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. pada saat penelitian berlangsung. Terdapat 3 karakteristik responden yang. Tabel 5.1

BAB V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. pada saat penelitian berlangsung. Terdapat 3 karakteristik responden yang. Tabel 5.1 1 BAB V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Karakterisitik Responden Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin Makassar sebanyak 100 orang yang penulis temui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini bertujuan untuk mencari pengaruh dukungan suami dalam melakukan skrining dini kanker

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan cross sectional. Pendekatan cross sectional ialah suatu

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan cross sectional. Pendekatan cross sectional ialah suatu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Pendekatan cross sectional ialah suatu penelitian untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik observasional yang bertujuan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik observasional yang bertujuan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik observasional yang bertujuan menganalisis untuk mencari hubungan antar variabel melalui pengamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Variabel Bebas Umur Jenis Kelamin Variabel Terikat Masa Kerja Carpal Tunnel Syndrome Lama Kerja Sikap Kerja Gambar 3.1 Kerangka Konsep 31 32 B. Hipotesis 1.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian rancangan Survei Analitik dimana mengetahui hubungan antara

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian rancangan Survei Analitik dimana mengetahui hubungan antara BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi & Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di RSUD Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Kota Gorontalo pada bulan Mei tahun 2013. 3.2. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian diatas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah : Perilaku : - Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. B. Tempat dan waktu 1. Tempat : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini menggunakan metode. adanya perlakuan dari peneliti (Nursalam, 2013).

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini menggunakan metode. adanya perlakuan dari peneliti (Nursalam, 2013). BAB III METODE PENELITIAN A. DesainPenelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif komparatif.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional yaitu untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan bangsa khususnya pada Program Pendidikan Dasar, anak usia

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan bangsa khususnya pada Program Pendidikan Dasar, anak usia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui upaya mencerdaskan bangsa khususnya pada Program Pendidikan Dasar, anak usia sekolah merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah kuantitatif. Jenis penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah kuantitatif. Jenis penelitian yang 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah kuantitatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian non eksperimental, yaitu penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN A. Orientasi Kancah Penelitian Sebelum penelitian dilaksanakan, tahap awal yang harus dilakukan adalah menentukan tempat di mana penelitian akan dilakukan serta

Lebih terperinci

METODOLOGI. n = (Z /2) 2 X σ 2. n = X n = 54 siswa

METODOLOGI. n = (Z /2) 2 X σ 2. n = X n = 54 siswa METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian Cross Sectional Study yang dilakukan pada siswa sekolah dasar di SD Negeri Empang 1 Bogor. Pengambilan data dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang luas wilayahnya 64,79 km atau sekitar 0,58 % dari luas Provinsi Gorontalo.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang luas wilayahnya 64,79 km atau sekitar 0,58 % dari luas Provinsi Gorontalo. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah dari Provinsi Gorontalo yang luas wilayahnya 64,79 km atau sekitar 0,58 % dari luas Provinsi Gorontalo.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksplanatory digunakan untuk menjelaskan suatu keadaan atau fenomena sosial yang terjadi secara objektif,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan minimal dua variabel

BAB III METODE PENELITIAN. mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan minimal dua variabel BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metoda Pendekatan Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi. Penelitian korelasi mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan minimal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. correlative dengan menggunakan pendekatan cross-sectional yaitu jenis

BAB III METODE PENELITIAN. correlative dengan menggunakan pendekatan cross-sectional yaitu jenis 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan correlative dengan menggunakan pendekatan cross-sectional yaitu jenis penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo. Alasan pengambilan responden di SMP N 1 Bone Pantai tersebut karena

BAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo. Alasan pengambilan responden di SMP N 1 Bone Pantai tersebut karena BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar Penelitian Penelitian ini akan dilakukan SMP N 1 Bone Pantai dan SMP N 3 Kota Gorontalo. Alasan pengambilan responden di SMP N 1 Bone Pantai tersebut karena dilihat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel satu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kader terhadap motivasi ibu untuk memberikan ASI eksklusif di wilayah kerja

BAB III METODE PENELITIAN. kader terhadap motivasi ibu untuk memberikan ASI eksklusif di wilayah kerja BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah termasuk penelitian non ekperimental yaitu merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif mengenai hubungan dukungan kader

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. obyek dan subyek penelitian. Rancangan penelitian secara survei untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. obyek dan subyek penelitian. Rancangan penelitian secara survei untuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif yaitu penelitian yang mendapatkan hasil gambaran secara menyeluruh tentang obyek dan subyek

Lebih terperinci

BAB III. METODOLOGI. hipotesis, maka kerangka pikir yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: KETEKUNAN KEMAMPUAN

BAB III. METODOLOGI. hipotesis, maka kerangka pikir yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: KETEKUNAN KEMAMPUAN BAB III. METODOLOGI 3.1 Kerangka Pikir Sebagai penuntun dalam alur berfikir dan menjadi dasar dalam perumusan hipotesis, maka kerangka pikir yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: BUDAYA

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Lokasi Teknik Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Lokasi Teknik Pengambilan Contoh METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Lokasi Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian yang berjudul Analisis Konsumsi Beras Merah (Oryza nivara) dengan Pendekatan Theory of Planned Behavior (TPB).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2004). Anak membeli jajanan menurut kesukaan mereka sendiri dan tanpa

BAB I PENDAHULUAN. 2004). Anak membeli jajanan menurut kesukaan mereka sendiri dan tanpa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui upaya mencerdaskan bangsa khususnya pada Program Pendidikan Dasar di Sekolah Dasar (SD), anak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variabel independent dan variabel (Notoatmodjo, 2003). Puskesmas Gubug pada tanggal Agustus 2010.

BAB III METODE PENELITIAN. variabel independent dan variabel (Notoatmodjo, 2003). Puskesmas Gubug pada tanggal Agustus 2010. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Dan Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian observasional analitik dengan pendekatan Cross Sectional yaitu jenis penelitian yang menekankan pada waktu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengembangkan hubungan antar

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengembangkan hubungan antar BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat korelasional yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengembangkan hubungan antar variabel dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan digunakan adalah desain penelitian

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan digunakan adalah desain penelitian III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian yang akan digunakan adalah desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk menganalisa adanya

Lebih terperinci

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN A. Orientasi Kancah Penelitian Sebelum mengadakan penelitian, peneliti terlebih dahulu menentukan tempat atau kancah penelitian. Penelitian ini dilakukan di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional yaitu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional yaitu penelitian yang mencari ada tidaknya hubungan dua variabel penelitian. Pendekatan yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan Cross Sectional, yaitu rancangan penelitian dengan melakukan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan adalah penelitian non eksperimental, yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan adalah penelitian non eksperimental, yaitu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN 4. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah kuantitatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian non eksperimental, yaitu penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada UMKM yang bergerak dibidang usaha kuliner di Kota Semarang. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasional. Ciri penelitian korelasional mengkaji hubungan antar variabel.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan adalah Croos Sectional yaitu suatu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan adalah Croos Sectional yaitu suatu penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Jenis penelitian yang digunakan analitik,adalah survei atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi.(

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. Penelitian akan dilaksanakan di SD Negeri 3 Gedung Air kecamatan. Tanjung Karang Barat Kota Bandar Lampung.

III METODE PENELITIAN. Penelitian akan dilaksanakan di SD Negeri 3 Gedung Air kecamatan. Tanjung Karang Barat Kota Bandar Lampung. 44 III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian akan dilaksanakan di SD Negeri 3 Gedung Air kecamatan Tanjung Karang Barat Kota Bandar Lampung.. Waktu Penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian observasional dengan rancangan Cross Sectional, yaitu

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian observasional dengan rancangan Cross Sectional, yaitu 37 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian observasional dengan rancangan Cross Sectional, yaitu pengukuran variabel-variabelnya (status merokok orang tua, pergaulan teman sebaya,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif non-eksperimental dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif non-eksperimental dan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif non-eksperimental dan termasuk dalam penelitian korelasional, yaitu penelitian yang mengkaji hubungan antar variabel.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang gunakan adalah dengan menggunakan metode analitik,

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang gunakan adalah dengan menggunakan metode analitik, BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang gunakan adalah dengan menggunakan metode analitik, dengan pendekatan Cross Sectional. Pendekatan ini merupakan rancangan penelitian dengan

Lebih terperinci