BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Nama : Alat Ukur Berat Kalori pada Makanan Berbasis Arduino. d. Dimensi : P : 25 cm, L : 20 cm, T : 15 cm.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Nama : Alat Ukur Berat Kalori pada Makanan Berbasis Arduino. d. Dimensi : P : 25 cm, L : 20 cm, T : 15 cm."

Transkripsi

1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Spesifikasi Alat a. Nama : Alat Ukur Berat Kalori pada Makanan Berbasis Arduino Uno. b. Display : LCD karakter 16 x 2 c. Daya : +12 Volt DC d. Dimensi : P : 25 cm, L : 20 cm, T : 15 cm. e. Sensor : Load Cell 1 kg Kerja Alat Sambungkan kabel power pada alat ke stop kontak. Selanjutnya pada layar LCD akan muncul kalimat pembuka dilanjutkan ready untuk pengukuran. Pilih jenis makanan dengan menekan tombol UP/DOWN. Tekan ENTER setelah selesai memilih jenis makanan. Letakkan mangkok yang digunakan untuk meletakkan makanan yang akan di ukur lalu tekan tombol RESET untuk mengenolkan. Setelah itu, letakkan makanan pada mangkok. Proses pengukuran akan berjalan dan hasilnya ditampilkan pada LCD. Jika ingin mengukur makanan dengan jenis yang berbeda maka tekan tombol BACK untuk memilih jenis makanan kembali. Kemudian ulangi pemilihan jenis makanan seperti tadi. 45

2 Pengujian alat dan hasil pengujian Hasil kalibrasi alat terhadap bacaan sensor awal. Pengujian kalibrasi alat menggunakan rumus sebagai berikut : Berat = Bacaan sensor Skala [4-1] Cara pengkalibrasian awal adalah sebgaai berikut : a. Nyalakan alat dan sambungkan arduino ke computer. b. Letakkan anak timbang, misalnya 500 gram. Kemudian load cell akan menyensor berat, lalu dikirim ke penguatan HX 711 dan dilanjutkan ke Arduino. Arduino membaca output dari load cell yang sudah dikuatkan oleh HX 711. c. Hasil pembacaan yang tertera adalah Kemudian kita masukkan ke rumus. Sehingga didapat hasil dari persamaan (4-1) sebagai berikut. Skala = Bacaan Sensor Berat = = 1568,576 Dari perhitungan skala diatas, berarti setiap 1 gram skala atau output dari sensor yang sudah dikuatkan dan diubah ke digital adalah 1568,576. d. Setelah ketemu skalanya, maka tinggal memasukkan hasil skala ke program Arduino, sehingga hasilnya valid.

3 Hasil pengukuran terhadap anak timbang Perbandingan dilakukan dengan membandingkan nilai pengukuran berat pada LCD dengan anak timbang yang tealh diukur dengan timbangan terkalibrasi yang ada di RS PKU Muhammadiyah Gamping. Berikut data hasil perbandingan pengukuran berat pada modul dengan anak timbang yang ditunjukkan oleh Tabel 4.1. Tabel Data hasil perbandingan pengukuran berat pada modul dengan anak timbang. Berat Hasil pengukuran ke- Rerata (Gram) (Gram) ,8 49, , ,8 149,8 149,8 149,8 149, ,2 200, ,2 200, ,2 300,2 300,1 300, , ,9 349,9 349,9 349,9 349,9 349, ,8 450,8 450,8 450,8 450,8 450, ,7 599,7 599,7 599,7 599,7 599, ,8 699,8 699,8 699,8 699,8 699, ,5 749,5 749,5 749,5 749,5 749, ,7 799,7 799,7 799,7 799, , ,6 900,6 900,6 900,6 900,6 900, ,3 950,3 950,3 950,3 950,3 950,3

4 48 Dari data yang didapatkan seperti pada Tabel 4.1. terdapat selisih antara hasil pengukuran dengan pembanding (anak timbang). Hal ini disebabkan karena faktor tegangan supply yang kurang stabil dan keadaan lingkungan sekitar ketika pengukuran Tabel dan grafik pengukuran kalori makanan. Jenis kalori makanan yang akan dibahas antara lain : 1. Nasi Tabel 4.2. Data perbandingan kalori dengan gram pada nasi. Berat Jumlah Kalori ( Kkal ) pada hasil pengukuran ke- Rerata (Gram) (Kkal) ,7 90,7 90, ,4 180,4 180, ,6 270,6 270, ,4 360,4 360, ,4 450, , ,3 900, , ,2 990, , ,5 1080, , ,2 1170,4 1170,4 1170, ,2 1260,4 1260,4 1260, ,5 1350,2 1350,2 1350, ,5 1440,2 1440,2 1440, ,5 1530,2 1530,2 1530, ,2 1620,2 1620,2 1620, ,2 1710,2 1710,2 1710,12

5 49 Dari data tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pembacaan nilai kalori pada jenis nasi tidak mempunyai simpangan yang terlalu besar terbukti dari pembacaan kalori pada nilai 100 gram yang terbaca sebesar 180,16 kkal sedangkan menurut DPD PERSAGI pada 100 gram nasi terdapat kalori sebesar 180 kkal. Dan didapatkan selisih 0,16 kkal Nasi Jumlah Kalori Kalori Berat satuan Gram Gambar 4.1. Diagram perbandingan kalori dengan gram pada nasi.

6 50 Dari diagram di atas dapat disimpulkan bahwa pembacaan kalori pada nasi dari mulai 0 gram sampai 950 gram mempunyai kelineritasan yang bagus terbukti dari kenaikan angka kalori yang bertahap sesuai kelipatannya dari 0 kkal hingga 1710 kkal. 2. Nasi Tim Tabel 4.3. Data perbandingan kalori dengan gram pada nasi tim. Berat (Gram) Jumlah Kalori ( Kkal ) pada hasil pengukuran ke- Rerata (Kkal) ,8 59,8 59, ,1 120,1 120, ,7 179,7 179, ,3 240,3 240, ,9 299,9 299, ,2 360,2 360, ,9 419,9 419, ,3 481,3 481, ,1 601, ,8 660, ,3 719, ,1 779, ,6 839, ,3 899, ,6 959, ,2 1019, ,6 1080, ,2 1140,2 1140

7 51 Dari data tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pembacaan nilai kalori pada jenis nasi tim tidak mempunyai simpangan yang terlalu besar terbukti dari pembacaan kalori pada nilai 100 gram yang terbaca sebesar 120 kkal sedangkan menurut DPD PERSAGI pada 100 gram nasi tim terdapat kalori sebesar 120. Dan didapatkan selisih 0 kkal Nasi Tim Jumlah Kalori Kalori Berat satuan Gram Gambar 4.2. Diagram perbandingan kalori dengan gram pada nasi tim.

8 52 Dari diagram di atas dapat disimpulkan bahwa pembacaan kalori pada nasi tim dari mulai 0 gram sampai 950 gram mempunyai kelineritasan yang bagus terbukti dari kenaikan angka kalori yang bertahap sesuai kelipatannya dari 0 kkal hingga 1140 kkal. 3. Nasi Merah Tabel 4.4. Data perbandingan kalori dengan gram pada nasi merah. Berat (Gram) Jumlah Kalori ( Kkal ) pada hasil pengukuran ke- Rerata (Kkal) ,5 74,5 74,2 74,2 74,2 74, ,9 148,9 148, ,5 223, , ,2 299,2 299, ,5 372,5 373,4 373,4 373,4 372, ,1 448,1 448, ,3 522,3 522, ,9 596,9 596, ,5 670,5 671,1 671,1 671,1 670, ,8 745,8 745, ,1 820,1 820,1 820,5 820,5 820, ,5 893,5 893, ,7 967,7 967, ,7 1043,7 1043,7 1043,6 1043,6 1043, ,8 1117,8 1117,8 1117,5 1117,5 1117, ,6 1192,6 1192, ,5 1266,5 1266,5 1266,5 1266,5 1266, ,3 1341,3 1341, ,3 1415,3 1415,

9 53 Dari data tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pembacaan nilai kalori pada jenis nasi merah tidak mempunyai simpangan yang terlalu besar terbukti dari pembacaan kalori pada nilai 100 gram yang terbaca sebesar 149 kkal sedangkan menurut DPD PERSAGI pada 100 gram nasi merah terdapat kalori sebesar 149. Dan didapatkan selisih 0 kkal Nasi Merah Jumlah Kalori Kalori Berat satuan Gram Gambar 4.3. Diagram perbandingan kalori dengan gram pada nasi merah.

10 54 Dari diagram di atas dapat disimpulkan bahwa pembacaan kalori pada nasi merah dari mulai 0 gram sampai 950 gram mempunyai kelineritasan yang bagus terbukti dari kenaikan angka kalori yang bertahap sesuai kelipatannya dari 0 kkal hingga 1415 kkal. 4. Pepaya Tabel 4.5. Data perbandingan kalori dengan gram pada pepaya. Berat (Gram) Jumlah Kalori ( Kkal ) pada hasil pengukuran ke- Rerata (Kkal) ,9 22,9 22, ,9 68,9 68, ,9 114,9 114, ,1 138,1 138, ,9 160,9 160, ,4 184,4 184, ,3 207,3 207, ,4 230,4 230, ,2 253,2 253, ,9 275,9 275, ,8 298,8 298, ,9 321,9 321, ,7 344,7 344, ,8 367,8 367, ,7 390,7 390, ,1 414,1 414,

11 55 Dari data tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pembacaan nilai kalori pada jenis pepaya tidak mempunyai simpangan yang terlalu besar terbukti dari pembacaan kalori pada nilai 100 gram yang terbaca sebesar 46 kkal sedangkan menurut DPD PERSAGI pada 100 gram pepaya terdapat kalori sebesar 46 kkal. Dan didapatkan selisih 0 kkal Pepaya Jumlah Kalori Kalori Berat satuan Gram Gambar 4.4. Diagram perbandingan kalori dengan gram pada pepaya.

12 56 Dari diagram di atas dapat disimpulkan bahwa pembacaan kalori pada pepaya dari mulai 0 gram sampai 950 gram mempunyai kelineritasan yang bagus terbukti dari kenaikan angka kalori yang bertahap sesuai kelipatannya dari 0 kkal hingga 437 kkal. 5. Pisang Tabel 4.6. Data perbandingan kalori dengan gram pada pisang. Berat (Gram) Jumlah Kalori ( Kkal ) pada hasil pengukuran ke- Rerata (Kkal) ,5 63,5 63, , ,6 127,6 127, ,5 190,5 190, , ,2 254,2 254, ,5 317,5 317,5 317,2 317,2 317, ,2 381,2 381, ,5 444,5 444, , ,3 508,3 508, ,5 571,5 571, , ,4 635,4 635, ,5 698,5 698, ,4 762,4 762, , ,2 825,2 825,2 825,5 825,5 825, ,6 889,6 889, , ,3 1016,3 1016,3 952,5 952,5 990, ,3 1079,3 1079, , ,8 1143,8 1143,8 1079,5 1079,5 1118, ,2 1143,2 1143, , ,5 1206,5 1206,2

13 57 Dari data tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pembacaan nilai kalori pada jenis pisang tidak mempunyai simpangan yang terlalu besar terbukti dari pembacaan kalori pada nilai 100 gram yang terbaca sebesar 127,24 kkal sedangkan menurut DPD PERSAGI pada 100 gram pisang terdapat kalori sebesar 127 kkal. Dan didapatkan selisih 0,24 kkal Pisang Jumlah Kalori Kalori Berat satuan Gram Gambar 4.5. Diagram perbandingan kalori dengan gram pada pisang.

14 58 Dari diagram di atas dapat disimpulkan bahwa pembacaan kalori pada pisang dari mulai 0 gram sampai 950 gram mempunyai kelineritasan yang bagus terbukti dari kenaikan angka kalori yang bertahap sesuai kelipatannya dari 0 kkal hingga 1206,2 kkal. 6. Apel Tabel 4.7. Data perbandingan kalori dengan gram pada apel. Berat (Gram) Jumlah Kalori ( Kkal ) pada hasil pengukuran ke- Rerata (Kkal) ,6 28,6 28,6 28, ,6 57,6 57,6 57, ,6 86,6 86,6 86, ,6 115,6 115,6 115, ,6 144,6 144,6 144, ,2 174,2 174, ,2 203,2 203, ,2 232,2 232, ,2 261,2 261, ,2 290,2 290, ,2 319,2 319, ,2 348,2 348, ,4 377,4 377,4 377, ,4 406,4 406,4 406, ,4 435,4 435,4 435, ,4 464,4 464,4 464, ,4 493,4 493,4 493, ,4 522,4 522,4 522, ,4 551,4 551,4 551,24

15 59 Dari data tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pembacaan nilai kalori pada jenis apel tidak mempunyai simpangan yang terlalu besar terbukti dari pembacaan kalori pada nilai 100 gram yang terbaca sebesar kkal sedangkan menurut DPD PERSAGI pada 100 gram apel terdapat kalori sebesar 58 kkal. Dan didapatkan selisih 0.24 kkal. 552 Apel 452 Jumlah Kalori Kalori Berat satuan Gram Gambar 4.6. Diagram perbandingan kalori dengan gram pada apel.

16 60 Dari diagram di atas dapat disimpulkan bahwa pembacaan kalori pada apel dari mulai 0 gram sampai 950 gram mempunyai kelineritasan yang bagus terbukti dari kenaikan angka kalori yang bertahap sesuai kelipatannya dari 0 kkal hingga 551,24 kkal. 7. Bayam Rebus Tabel 4.8. Data perbandingan kalori dengan gram pada bayam rebus. Berat (Gram) Jumlah Kalori ( Kkal ) pada hasil pengukuran ke- Rerata (Kkal) ,5 11,5 11,5 11, ,5 22, , ,5 34,5 34,5 34, ,5 45, , ,5 57,5 57,5 57, ,5 80,5 80,5 80,5 80,5 80, ,5 103,5 103,5 103,5 103,5 103, , , ,8 126,5 126,5 126,5 126,5 126, , , ,8 149,5 149,5 149,5 149,5 149, ,2 161,2 161, , ,7 172,7 172,7 172,5 172,5 172, ,2 184,2 184, , ,7 195,7 195,7 195,5 195,5 195, ,2 207,2 207, , ,7 218,7 218,7 218,5 218,5 218,62

17 61 Dari data tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pembacaan nilai kalori pada jenis bayam rebus tidak mempunyai simpangan yang terlalu besar terbukti dari pembacaan kalori pada nilai 100 gram yang terbaca sebesar 22,8 kkal sedangkan menurut DPD PERSAGI pada 100 gram bayam rebus terdapat kalori sebesar 23 kkal. Dan didapatkan selisih 0,2 kkal. 220 Bayam Rebus 170 Jumlah Kalori Kalori Berat satuan Gram Gambar 4.7. Diagram perbandingan kalori dengan gram pada bayam rebus.

18 62 Dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa pembacaan kalori pada bayam rebus dari mulai 0 gram sampai 950 gram mempunyai kelineritasan yang bagus terbukti dari kenaikan angka kalori yang bertahap sesuai kelipatannya dari 0 kkal hingga kkal. 8. Kangkung Rebus Tabel 4.9. Data perbandingan kalori dengan gram pada kangkung rebus. Berat (Gram) Jumlah Kalori ( Kkal ) pada hasil pengukuran ke- Rerata (Kkal) ,4 11,4 11, ,4 22,4 22, ,4 33,4 33, ,4 44,4 44, ,4 55,4 55, ,4 66,4 66, ,4 77,4 77, ,4 88,4 88, ,4 99,4 99, ,4 110,4 110, ,4 121,4 121, ,4 132,4 132, ,4 143,4 143, ,4 154,4 154, ,4 165,4 165, ,4 176,4 176, ,4 187,4 187, ,4 198,4 198, ,4 209,4 209,16

19 63 Dari data tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pembacaan nilai kalori pada jenis kangkung rebus tidak mempunyai simpangan yang terlalu besar terbukti dari pembacaan kalori pada nilai 100 gram yang terbaca sebesar 22,16 kkal sedangkan menurut DPD PERSAGI pada 100 gram kangkung rebus terdapat kalori sebesar 22 kkal. Dan didapatkan selisih 0,16 kkal. 220 Kangkung Rebus 170 Jumlah Kalori Kalori Berat satuan Gram Gambar 4.8. Diagram perbandingan kalori dengan gram pada kangkung rebus.

20 64 Dari diagram di atas dapat disimpulkan bahwa pembacaan kalori pada kangkung rebus dari mulai 0 gram sampai 950 gram mempunyai kelineritasan yang bagus terbukti dari kenaikan angka kalori yang bertahap sesuai kelipatannya dari 0 kkal hingga 209,16 kkal. 9. Kentang Rebus Tabel Data perbandingan kalori dengan gram pada kentang rebus. Berat (Gram) Jumlah Kalori ( Kkal ) pada hasil pengukuran ke- Rerata (Kkal) ,4 31, , ,4 62, , ,4 93, , ,4 124, , ,4 155, , ,4 186, , ,4 217, , ,4 248, , ,4 279, , ,4 310, , ,4 341, , ,4 372, , ,4 403, , ,4 434, , ,4 465, , ,4 496, , ,4 527, , ,4 558, , ,4 589, ,16

21 65 Dari data tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pembacaan nilai kalori pada jenis kentang rebus tidak mempunyai simpangan yang terlalu besar terbukti dari pembacaan kalori pada nilai 100 gram yang terbaca sebesar 62,16 kkal sedangkan menurut DPD PERSAGI pada 100 gram kentang rebus terdapat kalori sebesar 62 kkal. Dan didapatkan selisih 0,16 kkal. 600 Kentang Rebus 500 Jumlah Kalori Kalori Berat satuan Gram Gambar 4.9. Diagram perbandingan kalori dengan gram pada kentang rebus.

22 66 Dari diagram di atas dapat disimpulkan bahwa pembacaan kalori pada kentangrebus dari mulai 0 gram sampai 950 gram mempunyai kelineritasan yang bagus terbukti dari kenaikan angka kalori yang bertahap sesuai kelipatannya dari 0 kkal hingga 589,16 kkal. 10. Ayam Goreng Tabel Data perbandingan kalori dengan gram pada ayam goreng. Berat (Gram) Jumlah Kalori ( Kkal ) pada hasil pengukuran ke- Rerata (Kkal) ,5 135,5 135, ,5 270,5 270, ,5 405,5 405, ,5 540,5 540, ,5 675,5 675, ,5 810,5 810, ,5 945,5 945, ,5 1080,5 1080, ,5 1215,5 1215, ,5 1350,5 1350, ,5 1485,5 1485, ,5 1620,5 1620, ,5 1755,5 1755, ,5 1890,5 1890, ,5 2025,5 2025, ,5 2160,5 2160, ,5 2295,5 2295, ,5 2430,5 2430, ,5 2565,5 2565,2

23 67 Dari data tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pembacaan nilai kalori pada jenis ayam goreng tidak mempunyai simpangan yang terlalu besar terbukti dari pembacaan kalori pada nilai 100 gram yang terbaca sebesar 270,2 kkal sedangkan menurut DPD PERSAGI pada 100 gram ayam goreng terdapat kalori sebesar 270 kkal. Dan didapatkan selisih 0,2 kkal Ayam Goreng 2070 Jumlah Kalori Kalori Berat satuan Gram Gambar Diagram perbandingan kalori dengan gram pada ayam goreng.

24 68 Dari diagram di atas dapat disimpulkan bahwa pembacaan kalori pada ayam goreng dari mulai 0 gram sampai 950 gram mempunyai kelineritasan yang bagus terbukti dari kenaikan angka kalori yang bertahap sesuai kelipatannya dari 0 kkal hingga kkal. 11. Empal Goreng Tabel Data perbandingan kalori dengan gram pada empal goreng. Berat (Gram) Jumlah Kalori ( Kkal ) pada hasil pengukuran ke- Rerata (Kkal) ,3 124,3 124, , ,3 248,3 248, , ,3 372,3 372, , ,3 496,3 496, , ,3 620,3 620, , ,3 744,3 744, , ,3 868,3 868, , ,3 992,3 992, , ,3 1736,3 1736,3 1736,3 1736,3 1736, ,3 1860,3 1860,3 1860,3 1860,3 1860, ,3 1984,3 1984,3 1984,3 1984,3 1984, ,3 2108,3 2108,3 2108,3 2108,3 2108, ,3 2232,3 2232,3 2232,3 2232,3 2232, ,3 2356,3 2356,3 2356,3 2356,3 2356,3

25 69 Dari data tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pembacaan nilai kalori pada jenis empal goreng tidak mempunyai simpangan yang terlalu besar terbukti dari pembacaan kalori pada nilai 100 gram yang terbaca sebesar 248,18 kkal sedangkan menurut DPD PERSAGI pada 100 gram empal goreng terdapat kalori sebesar 248 kkal. Dan didapatkan selisih 0,18 kkal Empal Goreng 1860 Jumlah Kalori Kalori Berat satuan Gram Gambar Diagram perbandingan kalori dengan gram pada empal goreng.

26 70 Dari diagram di atas dapat disimpulkan bahwa pembacaan kalori pada empal goreng dari mulai 0 gram sampai 950 gram mempunyai kelineritasan yang bagus terbukti dari kenaikan angka kalori yang bertahap sesuai kelipatannya dari 0 kkal hingga 2356,3 kkal. 12. Tempe Goreng Tabel Data perbandingan kalori dengan gram pada tempe goreng. Berat (Gram) Jumlah Kalori ( Kkal ) pada hasil pengukuran ke- Rerata (Kkal) ,5 175,5 175, ,5 350,5 350, ,5 525,5 525, ,5 700,5 700, ,5 875,5 875, ,5 1050,5 1050, ,7 1225, , ,7 1400, , ,7 1575, , ,7 1750, , ,7 1925, , ,7 2100, , ,7 2275, , , , , , , , , , , , , ,96

27 71 Dari data tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pembacaan nilai kalori pada jenis tempe goreng tidak mempunyai simpangan yang terlalu besar terbukti dari pembacaan kalori pada nilai 100 gram yang terbaca sebesar 350,2 kkal sedangkan menurut DPD PERSAGI pada 100 gram tempe goreng terdapat kalori sebesar 350 kkal. Dan didapatkan selisih 0,2 kkal Tempe Goreng Jumlah Kalori Kalori Berat satuan Gram Gambar Diagram perbandingan kalori dengan gram pada tempe goreng.

28 72 Dari diagram di atas dapat disimpulkan bahwa pembacaan kalori pada tempe goreng dari mulai 0 gram sampai 950 gram mempunyai kelineritasan yang bagus terbukti dari kenaikan angka kalori yang bertahap sesuai kelipatannya dari 0 kkal hingga kkal. 13. Keju Tabel Data perbandingan kalori dengan gram pada keju. Berat (Gram) Jumlah Kalori ( Kkal ) pada hasil pengukuran ke- Rerata (Kkal) ,7 163, , ,7 326, , ,7 489, , ,8 651, , ,8 814, , ,8 977, , ,8 1140, , ,7 1303, , ,7 1466, , ,7 1629, , ,7 1792, , ,7 1955, , ,7 2118, , ,7 2281, , ,7 2444, , ,7 2607, , ,7 2770, , ,7 2933, , ,7 3096, ,88

29 73 Dari data tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pembacaan nilai kalori pada jenis keju tidak mempunyai simpangan yang terlalu besar terbukti dari pembacaan kalori pada nilai 100 gram yang terbaca sebesar 326,28 kkal sedangkan menurut DPD PERSAGI pada 100 gram keju terdapat kalori sebesar 326 kkal. Dan didapatkan selisih 0,28 kkal Keju Jumlah Kalori Kalori Berat satuan Gram Gambar Diagram perbandingan kalori dengan gram pada keju

30 74 Dari diagram di atas dapat disimpulkan bahwa pembacaan kalori pada tempe goreng dari mulai 0 gram sampai 950 gram mempunyai kelineritasan yang bagus terbukti dari kenaikan angka kalori yang bertahap sesuai kelipatannya dari 0 kkal hingga 3096,88 kkal Hasil perhitungan dan analisa Contoh perhitungan untuk 50 gram : Mean ΣXi Mean ( X ) = n Mean ( X ) = 5 Mean ( X ) = gram Simpangan Simpangan = = 0.08 gram % Error Error% = SIMPANGAN DATA SETTING x 100% Error% = x 100% Standar Deviasi = % SD = n i = 1 ( X X ) i ( n 1) 2

31 75 SD = ( ) + ( ) + ( ) + ( ) + ( ) ( 5 1) SD = ( ) + ( ) + ( ) + ( ) + ( ) ( 5 1) SD = SD = 0.02 Ketidakpastian Ketidakpastian = stdv n UA = = Dari hasil pengukuran berat sebesar 50 gram yang dilakukan ebanyak 5 kali pengukuran, diperoleh rata rata pengukuran yaitu gram. Dan error yang dihasilkan dari pembacaan berat dalam satuan gram pada modul sebesar 0,0016 %. 4.5.Pembahasan Kinerja Sistem Keseluruhan Cara kerja modul TA Alat Penghitung Kalori pada Makanan Berbasis Arduino Uno, yaitu ketika kabel power dicolokkan maka rangkaian Arduino Uno mendapatkan tegangan dari power supplay sebesar +12 volt. Kemudian keluaran dari Arduino Uno berupa tegangan +5 volt yang dikoneksikan ke penguat HX 711.

32 76 Modul penguat HX 711 selain menguatkan dari keluaran load cell juga sebagai Analog to Digital ke ArduinoUno. Sehingga ketika load cell diberikan beban maka Arduino Uno secara otomatis mendapatkan hasil data mentah dari penguatan HX 711 yang ditampilkan pada LCD dalam satuan gram. Data mentah tersebut diolah dan dikalibrasikan untuk dicari skala dalam pergramnya, sehingga data yang dihasilkan bisa linear dan valid. Setelah alat dikalibrai, maka Arduino Uno ditanam program pengkonversi dari gram ke kalori. Setelah selesai di run, maka alat bisa segera dipakai. Pertama, display akan muncul PERSIAPAN, ketika sudah siap akan ada tulisan Pilih jenis makanan pada LCD, lalu tekan tombol Up/Down untuk memilih jenis makanan yang akan kita ukur. Jika sudah selesai memilih tekan Enter. Lalu letakkan mangkok bersih untuk meletakkan makanan dan tekan RESET untuk mengenolkan. Setelah itu masukkan makanan yang akan diukur dan tekan START. Hasil pengukuran akan muncul di LCD dalam satuan gram dan kalori. Untuk mengukur jenis makanan yang berbeda, maka tekan tombol BACK. Terakhir apabila alat sudah selesai digunakan, maka cabut kabel power pada stop kontak. 4.6.Kelebihan modul TA Alat Penghitung kalori pada Makanan berbasis Arduino a. Alat mampu mendeteksi berat hingga satuan terkecil.

33 77 b. Modul HX 711 memiliki fungsi sebgai penguat sekaligus sudah memiliki ADC didalamnya, sehingga mampu mendeteksi hingga dua angka dibelakang koma. c. Alat dapat digunakan dan dibawa kemana saja karena tidak terlalu besar. 4.7.Kekurangan modul TA Alat Penghitung Kalori pada Makanan a. Alat belum memiliki fungsi penyimpanan data b. Alat belum bisa melakukan penyensoran makanan secara langsung, sehingga membutuhkan banyak data makanan yang harus dimasukkan. c. Alat masih menggunakan suber listrik sehingga apabila tidaka ada sumber listrik maka tidak bisa digunakan, sebaiknya menggunakan baterai. 4.8.Langkah langkah penggunaan alat atau SOP a. Sambungkan kabel power ke stop kontak. b. Tekan tombol UP/DOWN untuk memilih jenis makanan. Jika sudah tekan tombol ENTER. c. Letakkan mangkok bersih untuk meletakkan makanan. d. Tekan tombol RESET untuk mengenolkan. e. Letakkan makanan yang akan diukur. f. Tekan tombol START. g. Hasil akan ditampilkan pada LCD. h. Jika ingin megukur makanan dengan jenis yang berbeda, maka tekan tombol BACK. i. Jika alat selesai digunakan maka matikan alat dan cabut kabel power dari stop kontak.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Nama : Timbangan Bayi. 2. Jenis : Timbangan Bayi Digital. 4. Display : LCD Character 16x2. 5. Dimensi : 30cmx20cmx7cm

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Nama : Timbangan Bayi. 2. Jenis : Timbangan Bayi Digital. 4. Display : LCD Character 16x2. 5. Dimensi : 30cmx20cmx7cm 49 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi Alat 1. Nama : Timbangan Bayi 2. Jenis : Timbangan Bayi Digital 3. Berat : 5 Kg 4. Display : LCD Character 16x2 5. Dimensi : 30cmx20cmx7cm 6. Sensor : Loadcell

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Diagram blok sistem ditunjukkan oleh Gambar 3.1. berikut.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Diagram blok sistem ditunjukkan oleh Gambar 3.1. berikut. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Diagram Blok Sistem Diagram blok sistem ditunjukkan oleh Gambar 3.1. berikut. SENSOR LOAD CELL Hx 711 A R DISPLAY LCD START D JENIS MAKANAN RESET U I DOWN/U P BACK N

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN ALAT

BAB IV PEMBAHASAN ALAT 47 BAB IV PEMBAHASAN ALAT 4.1 Spesifikasi alat Gambar alat prototype blood warmer dapat dilihat pada gambar 4.1. 1 2 3 4 6 8 5 7 Gambar 4.1. Spesifikasi alat Keterangan : 1. Indikator heater ON/OFF. 2.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Nama : Alat pendeteksi Golongan Darah Manusia. c. Display : LCD karakter 16x2.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Nama : Alat pendeteksi Golongan Darah Manusia. c. Display : LCD karakter 16x2. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Spesifikasi Alat a. Nama : Alat pendeteksi Golongan Darah Manusia b. Jenis : Detector c. Display : LCD karakter 16x2. d. Daya : +12 Volt DC. e. Dimensi : P : 20 cm, L :

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL. keras dan perangkat lunak serta unjuk kerja dari suatu prototipe alat kontrol

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL. keras dan perangkat lunak serta unjuk kerja dari suatu prototipe alat kontrol BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL 4.1. Pembahasan Pembuatan proyek akhir ini bertujuan untuk merealisasikan perangkat keras dan perangkat lunak serta unjuk kerja dari suatu prototipe alat kontrol suhu dan kelembaban

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Spesifikasi Alat Berikut adalah gambar Mixer menggunakan tabung V tampak dari

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Spesifikasi Alat Berikut adalah gambar Mixer menggunakan tabung V tampak dari BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi Alat Berikut adalah gambar Mixer menggunakan tabung V tampak dari depan terdapat pada gambar 4.1 1 9 8 2 3 7 10 6 5 4 Gambar 4.1 Spesifikasi Alat Keterangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN MODUL. Nama Alat : Simulasi Pengukuran Timer Pada Terapi Inframerah. Menggunakan ATmega16

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN MODUL. Nama Alat : Simulasi Pengukuran Timer Pada Terapi Inframerah. Menggunakan ATmega16 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN MODUL 4.1. Spesifikasi Alat Nama Alat : Simulasi Pengukuran Timer Pada Terapi Inframerah Menggunakan ATmega16 Tegangan Frekuensi Daya : 220 V : 50-60 Hz : 300 Watt 4.2. Gambar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN. blok rangkaian penyusun sistem, antara laian pengujian Power supply,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN. blok rangkaian penyusun sistem, antara laian pengujian Power supply, 1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN 1.1 Hasil dan Pembahasan Secara umum, hasil pengujian ini untuk mengetahui apakah alat yang dibuat dapat bekerja sesuai dengan perancangan yang telah ditentukan. Pengujian

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Dalam perancangan argo becak motor berbasis arduino dan GPS ini, terdapat beberapa masalah yang harus dipecahkan. Permasalahan-permasalahan tersebut

Lebih terperinci

POSITRON, Vol. VI, No. 1 (2016), Hal ISSN :

POSITRON, Vol. VI, No. 1 (2016), Hal ISSN : Rancang Bangun Timbangan Digital Berbasis Sensor Beban 5 Kg Menggunakan Mikrokontroler Atmega328 Edwar Frendi Yandra a, Boni pahlanop Lapanporo a *, Muh. Ishak Jumarang a a Prodi Fisika, FMIPA Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan oleh penulis dalam merancang alat ini adalah sebagai berikut: 3.1.1 Alat Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV DATA DAN ANALISA

BAB IV DATA DAN ANALISA BAB IV DATA DAN ANALISA 4.1 Hasil Perancangan Berikut ini adalah hasil perancangan universal gas sensor menggunakan analog gas detector gas MQ-2 dan arduino uno r3 ditampilkan pada LCD 16x2. Gambar 4.1

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun untuk gambar dan penjelasan dari blok diagram dari alat dapat dilihat pada. Modul sensor.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun untuk gambar dan penjelasan dari blok diagram dari alat dapat dilihat pada. Modul sensor. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Blok Adapun untuk gambar dan penjelasan dari blok diagram dari alat dapat dilihat pada Gambar 3. 1 di bawah ini: Elektroda gelas Modul sensor Arduino UNO R3 LCD

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ketepatan masing-masing bagian komponen dari rangkaian modul tugas akhir

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ketepatan masing-masing bagian komponen dari rangkaian modul tugas akhir BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Dan Pengukuran Setelah pembuatan modul tugas akhir maka perlu diadakan pengujian dan pengukuran. Tujuan dari pengujian dan pengukuran adalah untuk mengetahui ketepatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Nama : Termometer Digital Dengan Output Suara. b. Jenis : Termometer Badan. d. Display : LCD karakter 16x2.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Nama : Termometer Digital Dengan Output Suara. b. Jenis : Termometer Badan. d. Display : LCD karakter 16x2. 47 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Spesifikasi Alat a. Nama : Termometer Digital Dengan Output Suara b. Jenis : Termometer Badan c. Temperature : Range 30 39,9 o C, d. Display : LCD karakter 16x2. e.

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA. sistem. Oleh karena itu, diperlukan pengujian komponen-komponen utama seperti

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA. sistem. Oleh karena itu, diperlukan pengujian komponen-komponen utama seperti 62 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA Karakteristik komponen yang digunakan sangat mempengaruhi kinerja sistem. Oleh karena itu, diperlukan pengujian komponen-komponen utama seperti Arduino dan komponen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada proses pembuatan Tugas Akhir ini banyak media-media alat yang

BAB III METODE PENELITIAN. Pada proses pembuatan Tugas Akhir ini banyak media-media alat yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Daftar alat Pada proses pembuatan Tugas Akhir ini banyak media-media alat yang digunakan agar proses pembuatan bisa berjalan dengan maksimal. Daftar alat-alat

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. tabung V maka penulis membuat diagram dan mekanis system sebagai

BAB III METODE PERANCANGAN. tabung V maka penulis membuat diagram dan mekanis system sebagai BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Diagram Mekanis Sistem Untuk memudahkan dalam pembuatan alat Mixer menggunakan tabung V maka penulis membuat diagram dan mekanis system sebagai gambaran ketika melakukan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Blok Diagram Blok diagram ini dimaksudkan untuk dapat memudahkan penulis dalam melakukan perancangan dari karya ilmiah yang dibuat. Secara umum blok diagram dari

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung, dari bulan Februari 2014 Oktober 2014. 3.2. Alat dan Bahan Alat

Lebih terperinci

kali tombol ON ditekan untuk memulai proses menghidupkan alat. Setting

kali tombol ON ditekan untuk memulai proses menghidupkan alat. Setting 27 BAB III METODOLOGI 3.1 Diagram Blok dan Cara Kerja Diagram blok dan cara kerja dapat dilihat pada gambar 3.1. Gambar 3.1. Blok diagram Prototipe Blood warmer Tegangan PLN diturunkan dan disearahkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. diulang-ulang dengan delay 100 ms. kemudian keluaran tegangan dari Pin.4 akan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. diulang-ulang dengan delay 100 ms. kemudian keluaran tegangan dari Pin.4 akan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Arduino Uno R3 Pengujian sistem arduino uno r3 dilakukan dengan memprogram sistem arduino uno r3 untuk membuat Pin.4 menjadi nilai positif negative 0 dan 1 yang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Sistem pengendali tension wire ini meliputi tiga perancangan yaitu perancangan

BAB III PERANCANGAN ALAT. Sistem pengendali tension wire ini meliputi tiga perancangan yaitu perancangan 31 BAB III PERANCANGAN ALAT Sistem pengendali tension wire ini meliputi tiga perancangan yaitu perancangan mekanik alat, perancanga elektronik dan perancangan perangkat lunak meliputi program yang digunakan,

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT Setelah proses perancangan selesai, maka dalam bab ini akan diungkapkan dan diuraikan mengenai persiapan komponen, peralatan yang dipergunakan, serta langkah-langkah praktek.

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN. 3.1 Perencanaan Secara Blok Diagram

BAB III PERENCANAAN. 3.1 Perencanaan Secara Blok Diagram BAB III PERENCANAAN Pada bab ini penulis akan menjelaskan lebih rinci mengenai perencanaan dalam pembuatan alat. Penulis membuat rancangan secara blok diagram sebagai pembahasan awal. 3.1 Perencanaan Secara

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT Bab ini membahas hasil dari sistem yang telah dirancang sebelumnya melalui percobaan dan pengujian. Bertujuan agar diperoleh data-data untuk mengetahui alat yang dirancang

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT Setelah proses perancangan selesai, maka dalam bab ini akan diungkapkan dan diuraikan mengenai persiapan komponen, peralatan yang dipergunakan, serta langkah-langkah praktek.

Lebih terperinci

MESIN PENYAJI BERAS SECARA DIGITAL

MESIN PENYAJI BERAS SECARA DIGITAL MESIN PENYAJI BERAS SECARA DIGITAL Mirfan mirfan.stmik@gmail.com STMIK HANDAYANI Makassar Abstrak Penelitian ini bertujuan Untuk merancang serta mengimplementasikan Mesin Penyaji beras secara digital dengan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam Perancangan dan Implementasi Penyaji Minuman Otomatis Berbasis Mikrokontroler ini, terdapat beberapa masalah yang harus dipecahkan. Permasalahan-permasalahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. didesain khusus dan diperuntukan bagi user untuk melakukan sterilisasi di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. didesain khusus dan diperuntukan bagi user untuk melakukan sterilisasi di BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi Alat Sterilisator ruangan dengan uv protection berbasis ATMega 328p didesain khusus dan diperuntukan bagi user untuk melakukan sterilisasi di ruangan sehingga

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Nama : pengukur TDS larutan berbasis microcontroller ATMega16. Gambar modul Tugas Akhir dapat dilihat pada Gambar 4.1.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Nama : pengukur TDS larutan berbasis microcontroller ATMega16. Gambar modul Tugas Akhir dapat dilihat pada Gambar 4.1. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Spesifikasi Alat a. Nama : pengukur TDS larutan berbasis microcontroller ATMega16 b. Range pengukuran : 0-2000 ppm c. Display : LCD 2x16 d. Daya : +5 Volt DC e. Sensor :

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. darah berbasis ATMega8 dilengkapi indikator tekanan darah yang meliputi :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. darah berbasis ATMega8 dilengkapi indikator tekanan darah yang meliputi : 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Berikut rancangan penulis terkait pembuatan dari alat pengukur tekanan darah berbasis ATMega8 dilengkapi indikator tekanan darah yang meliputi : 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam Perancangan dan Implementasi Alat Pendeteksi Uang Palsu Beserta Nilainya Berbasis Mikrokontroler ini, terdapat beberapa masalah yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. beberapa alat dan bahan. Berikut ini merupakan alat-alat yang dipergunakan

BAB III METODE PENELITIAN. beberapa alat dan bahan. Berikut ini merupakan alat-alat yang dipergunakan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Dalam proses pembuatan alat tugas akhir ini, penulis menggunakan beberapa alat dan bahan. Berikut ini merupakan alat-alat yang dipergunakan dalam

Lebih terperinci

INSTRUMENTASI PENGUKURAN BERAT BADAN DAN LINGKAR KEPALA BAYI BERBASIS ATMEGA16 KARYA ILMIAH

INSTRUMENTASI PENGUKURAN BERAT BADAN DAN LINGKAR KEPALA BAYI BERBASIS ATMEGA16 KARYA ILMIAH INSTRUMENTASI PENGUKURAN BERAT BADAN DAN LINGKAR KEPALA BAYI BERBASIS ATMEGA16 KARYA ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi S-1 Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT 4.1 Perangkat Keras Setelah alat ukur melewati semua tahap perancangan maka dilakukan berbagai pangamatan dan pengujian pada perangkat keras yang hasilnya adalah sebagai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelah pembuatan modul maka perlu dilakukan pendataan melalui proses

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelah pembuatan modul maka perlu dilakukan pendataan melalui proses BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Dan Pengukuran Setelah pembuatan modul maka perlu dilakukan pendataan melalui proses pengujian dan pengukuran. Tujuan dari pengujian dan pengukuran yaitu mengetahui

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Metode Pengujian Bab ini membahas tentang pengujian berdasarkan perancangan sistem yang telah dibuat. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengimplementasikan apakah

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Blok Diagram Untuk menghasilkan kontrol sistem yang diharapkan penulis merancang sistem otomatisasi dengan blok diagram sebagai berikut : Gambar 3.1 Blok Diagram Blok diagram

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Dalam perancangan dan implementasi timbangan digital daging ayam beserta harga berbasis mikrokontroler ini terdapat beberapa masalah yang harus

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. modul yang penulis buat adalah sebagai berikut : : Alat Pengukur Tinggi dan Berat Badan

BAB IV METODE PENELITIAN. modul yang penulis buat adalah sebagai berikut : : Alat Pengukur Tinggi dan Berat Badan BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Spesifikasi Alat Alat pengukur tinggi dan berat badan adalah alat yang digunakan untuk mengetahui indeks massa tubuh. Adapun spesefikasi modul yang penulis buat adalah sebagai

Lebih terperinci

MENGUKUR KELEMBABAN TANAH DENGAN KADAR AIR YANG BERVARIASI MENGGUNAKAN SOIL MOISTURE SENSOR FC-28 BERSASIS ARDUINO UNO

MENGUKUR KELEMBABAN TANAH DENGAN KADAR AIR YANG BERVARIASI MENGGUNAKAN SOIL MOISTURE SENSOR FC-28 BERSASIS ARDUINO UNO MENGUKUR KELEMBABAN TANAH DENGAN KADAR AIR YANG BERVARIASI MENGGUNAKAN SOIL MOISTURE SENSOR FC-28 BERSASIS ARDUINO UNO A. PENDAHULUAN Sejalan dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat dan juga dengan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Pada bab ini dijelaskan tentang pengujian alat ukur temperatur digital dan analisa hasil pengujian alat ukur temperatur digital. 4.1 Rangkaian dan Pengujian Alat Ukur Temperatur

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan pada tugas akhir ini yaitu berupa hardware dan software. Table 3.1. merupakan alat dan bahan yang digunakan. Tabel 3.1. Alat dan

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Blok Diagram Timbangan Bayi

Gambar 3.1 Blok Diagram Timbangan Bayi 34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Perancangan Perangkat Keras 3.1.1 Diagram Blok Sistem Diagram blok sistem merupakan salah satu bagian terpenting dalam perancangan dan pembuatan alat ini, karena dari diagram

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT. Setelah proses perancangan selesai, maka dalam bab ini akan diungkapkan

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT. Setelah proses perancangan selesai, maka dalam bab ini akan diungkapkan BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT Setelah proses perancangan selesai, maka dalam bab ini akan diungkapkan dan diuraikan mengenai persiapan komponen dan peralatan yang dipergunakan, serta langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Alat Dan Bahan 3.1.1 Alat BAB III METODELOGI PENELITIAN Pada penelitian ini digunakan beberapa alat, dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut. Tabel 3.1 Alat yang digunakan No Nama Jumlah 1 Solder 1 2

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Spesifikasi Hasil Penelitian a. PENITI s mampu mengukur jarak dengan menggunakan sensor PING)) Paralax dan sensor HC-SR04 serta dapat ditampilkan di LCD. b. PENITI

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. Perancangan tersebut mulai dari: blok diagram sampai dengan perancangan rangkaian elektronik, sebagai penunjang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Waterbath terapi rendam kaki menggunakan heater dan peltier sebagai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Waterbath terapi rendam kaki menggunakan heater dan peltier sebagai 33 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Spesifikasi Alat Waterbath terapi rendam kaki menggunakan heater dan peltier sebagai komponen utamanya. Berikut adalah spesifikasi dari alat waterbath terapi: 1. Tegangan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Dalam bab ini akan dibahas mengenai proses perancangan mekanik pintu gerbang otomatis serta penyusunan rangkaian untuk merealisasikan sistem alat. Dalam hal ini sensor

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN PEMBAHASAN BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji Coba Alat Dalam bab ini akan dibahas mengenai pengujian alat yang telah dibuat. Dimulai dengan pengujian setiap bagian-bagian dari hardware dan software yang

Lebih terperinci

Seminar Tugas Akhir Juni 2017

Seminar Tugas Akhir Juni 2017 Seminar Tugas Akhir Juni 07 Alat Ukur Maloklusi Overbite pada Gigi ( Fahrul Fadli H.B, Bambang Guruh Irianto, Tribowo Indrato) Jurusan Teknik Elektromedik Politeknik Kesehatan Surabaya Jl. Pucang Jajar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Blok Sistem Diagram blok cara kerja alat digambarkan sebagai berikut :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Blok Sistem Diagram blok cara kerja alat digambarkan sebagai berikut : 14 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Blok Sistem Diagram blok cara kerja alat digambarkan sebagai berikut : Infra merah LED merah Buzzer LCD Photodiode Program Arduino UNO Pengkondisi Sinyal Filter

Lebih terperinci

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. : Sterilisator Botol Susu Bayi Berbasis Mikrokontroler

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. : Sterilisator Botol Susu Bayi Berbasis Mikrokontroler 60 BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Spesifikasi Alat Alat sterilisai botol susu bayi adalah alat yang digunakan untuk membunuh bakteri dan kuman. Adapun spesifikasi modul yang penulis buat adalah

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT 59 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT 4.1 Pengujian Tegangan pada Alat Bab ini akan membahas proses pengujian alat yang telah selesai dirancang. Tujuan dari proses ini adalah untuk mengetahui cara kerja

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN SISTEM 3.1 Rangkaian Blok Diagram Fungsi Setiap Blok Gambar 3.1 Rangkaian Blok Diagram Blok Suplay Blok Fotodioda : Sebagai Sumber Tegangan : Sebagai pendeteksi cahaya Blok Mikrokontroller

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Sistem Pengukuran Ketinggian Air Dengan Metode Sensor Kapasitif Sistem pengukuran ketinggian air pada tugas akhir ini memiliki cara kerja yang sama dengan sensor pengukuran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berikut sistem dari modul Hot Plate Magnetic Stirrer dapat dilihat pada

BAB III METODE PENELITIAN. Berikut sistem dari modul Hot Plate Magnetic Stirrer dapat dilihat pada 20 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Sistem Hot Plate Magnetic Stirrer Berikut sistem dari modul Hot Plate Magnetic Stirrer dapat dilihat pada Gambar 3.1. Gambar 3.1 Diagram Blok alat 20 21 Fungsi masing-masing

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN 42 BAB III METODA PENELITIAN 3.1. Komponen yang digunakan lain: Adapun komponen-komponen penting dalam pembuatan modul ini antara 1. Lampu UV 2. IC Atmega 16 3. Termokopel 4. LCD 2x16 5. Relay 5 vdc 6.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan perancangan alat, yaitu perancangan perangkat keras dan perancangan perangkat lunak. Perancangan perangkat keras terdiri dari perangkat elektronik

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. ruangan yang menggunakan led matrix dan sensor PING))). Led matrix berfungsi

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. ruangan yang menggunakan led matrix dan sensor PING))). Led matrix berfungsi BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Pengertian Umum Perancangan Media Penyampaian Informasi Otomatis Dengan LED Matrix Berbasis Arduino adalah suatu sistem media penyampaian informasi di dalam ruangan yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Perancangan Perangkat Keras 3.1.1. Alat dan Bahan 1. Alat 1) Solder listrik. 2) Gergaji. 3) Tool set. 4) Bor PCB. 5) Multimeter. 6) Downloader. 2. Bahan 1) Sensor lm535 digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengukuran ph makin dibutuhkan, bukan hanya oleh perusahaan berskala besar tetapi juga perusahaan berskala kecil misalnya tambak ikan dan udang milik warga perseorangan.

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN 34 BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN Pada bab ini dilakukan proses akhir dari pembuatan alat Tugas Akhir, yaitu pengujian alat yang telah selesai dirakit. Tujuan dari proses ini yaitu agar

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam Perancangan dan Implementasi Pemotong Rumput Lapangan Sepakbola Otomatis dengan Sensor Garis dan Dinding ini, terdapat beberapa masalah

Lebih terperinci

Tachometer Berbasis Mikrokontroler AT Mega 8 Dilengkapi dengan Mode Hold

Tachometer Berbasis Mikrokontroler AT Mega 8 Dilengkapi dengan Mode Hold Seminar Tugas Akhir Juni 06 Tachometer Berbasis Mikrokontroler AT Mega 8 Dilengkapi dengan Mode Hold (Tera Hanifah Al Islami, Andjar Pudji, Triana Rahmawati ) ABSTRAK Tachometer adalah suatu alat ukur

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT 4.1 Umum Robot merupakan kesatuan kerja dari semua kerja perangkat penyusunnya. Perancangan robot dimulai dengan menggali informasi dari berbagai referensi, temukan ide,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (homogen). Berikut spesifikasi dari alat hot plate magnetic stirrer : 1. Speed range : 500, 1000, 1500 rpm

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (homogen). Berikut spesifikasi dari alat hot plate magnetic stirrer : 1. Speed range : 500, 1000, 1500 rpm 22 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi Alat Alat hot plate magnetic stirrer adalah alat yang di gunakan untuk mengaduk atau mencampur dua larutan berbeda (heterogen) menjadi satu (homogen). Berikut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun gambar blok diagram modul data logger autoclave yang telah dibuat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun gambar blok diagram modul data logger autoclave yang telah dibuat 15 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Blok Sistem Adapun gambar blok diagram modul data logger autoclave yang telah dibuat dapat dilihat pada Gambar 3.1 dibawah ini : SENSOR SUHU INSTRUMENTASI AMPLIFIER

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro 22 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro Fakultas Tekik, Universitas Lampung, yang dilaksanakan mulai bulan Oktober

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Nama Alat : Alat Kalibrasi Cenrtifuge non Contact Berbasis. c. Ukuran : panjang 14,5 cm X tinggi 6 cm X lebar 9 cm

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Nama Alat : Alat Kalibrasi Cenrtifuge non Contact Berbasis. c. Ukuran : panjang 14,5 cm X tinggi 6 cm X lebar 9 cm BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Spesifikasi Alat a. Nama Alat : Alat Kalibrasi Cenrtifuge non Contact Berbasis Microcontroler ATMega8 b. Tegangan : 5 V (DC) c. Ukuran : panjang 14,5 cm X tinggi 6 cm X

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN ALAT 47 BAB IV PENGUJIAN ALAT Dalam bab ini akan menguraikan persiapan komponen-komponen dan peralatan yang digunakan serta langkah-langkah praktek, kemudian menyiapkan data hasil pengukuran dari pengujian

Lebih terperinci

DQI-03 DELTA ADC. Dilengkapi LCD untuk menampilkan hasil konversi ADC. Dilengkapi Zero offset kalibrasi dan gain kalibrasi

DQI-03 DELTA ADC. Dilengkapi LCD untuk menampilkan hasil konversi ADC. Dilengkapi Zero offset kalibrasi dan gain kalibrasi DQI-03 DELTA ADC Spesifikasi : Resolusi 10 bit 12 Ch ADC USB/RS232 Interface Dilengkapi LCD untuk menampilkan hasil konversi ADC Dilengkapi Zero offset kalibrasi dan gain kalibrasi Delta subsystem protokol

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS. pengukuran sensor yang sudah diolah oleh arduino dan dibandingkan dengan

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS. pengukuran sensor yang sudah diolah oleh arduino dan dibandingkan dengan 42 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pengujian dilakukan untuk mengetahui nilai yang dihasilkan oleh pengukuran sensor yang sudah diolah oleh arduino dan dibandingkan dengan ketinggian air dan suhu air sebenarnya.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN... iii. PRAKATA... iv. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR TABEL...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN... iii. PRAKATA... iv. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR TABEL... DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii PERNYATAAN... iii PRAKATA... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR TABEL... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii ABSTRACT... xiv INTISARI...

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian 13 III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung dan di Laboratorium Digital Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN HASIL PENGUKURAN

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN HASIL PENGUKURAN BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN HASIL PENGUKURAN 4.1 Hasil Pengukuran Konstanta Waktu Dari sistem ketinggian air pada tugas akhir ini, didapatkan hasil pengukuran konstanta waktu atau waktu pengisian sensor

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 20 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Spesifikasi Alat Dalam pembahasan spesifikasi alat, penulis mencantumkan spesifikasi alat pada tabel 4.1 tentang kapasitas tegangan yang dibutuhkan oleh alat agar bekerja

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM. menggunakan sensor gas MQ-2 yang ditampilkan pada LCD 16x2 diperlukan

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM. menggunakan sensor gas MQ-2 yang ditampilkan pada LCD 16x2 diperlukan BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM 3.1 Pembuatan Alat Didalam merealisasikan suatu alat universal gas detector berbasis arduino menggunakan sensor gas MQ-2 yang ditampilkan pada LCD 16x2 diperlukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA Pada bab ini, akan dibahas pengujian alat mulai dari pengujian alat permodul sampai pengujian alat secara keseluruhan serta pengujian aplikasi monitoring alat tersebut. Pengujian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Dalam perancangan dan implementasi sistem akan dijelaskan tentang cara kerja sistem terdapat dalam garis besar perancangan sistem dan diikuti dengan penjelasan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA Pembahasan dalam Bab ini meliputi pengujian dari setiap bagian kemudian dilakukan pengujian secara keseluruhan. Ada beberapa tahapan pengujian untuk yang harus dilakukan untuk

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Pengantar Pengujian prototipe relai arus lebih dengan waktu tunda tertentu ini berguna untuk mengetahui kinerja dari relai hasil rancangan. Hasil pengujian prototipe relai ini

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah research and development, dimana metode tersebut biasa dipakai untuk menghasilkan sebuah produk inovasi yang belum

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Keseluruhan Alat dan Bahan 1. Sensor berat (Load cell) 2. Sensor jarak (HC-SR04) 3. Arduino 4. LCD16x2 5. Capasitor 6. Resistor 3.2. Perakitan Rangkaian 3.8.1. Alat 1. Papan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O, BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino Uno R3 adalah papan pengembangan mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dijelaskan tentang pengujian sistem yang telah direalisasikan beserta analisis dari hasil pengujian. Pengujian sistem ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari modifikasi kelistrikan pada kendaraan bermotor, perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN Penyusunan naskah tugas akhir ini berdasarkan pada masalah yang bersifat aplikatif, yaitu perencanaan dan realisasi alat agar dapat bekerja sesuai dengan perancangan dengan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 36 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Perancangan Sistem Pada perancangan kali ini penulis akan memulai dari penempatan komponen-komponen Elektro pada sebuah papan project / bread board (LCD,LED,BUZZER dan

Lebih terperinci

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Menekan tombol Switch ON, maka LCD akan menyala dengan kalimat. 5 menit, 10 menit, dan 15 menit.

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Menekan tombol Switch ON, maka LCD akan menyala dengan kalimat. 5 menit, 10 menit, dan 15 menit. 37 BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Prosedur Pemakaian 1. Menekan tombol Switch ON, maka LCD akan menyala dengan kalimat pembuka setting timer. 2. Melakukan setting timer yang terdiri dari 3 pemilihan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Tujuan Pengujian Prototype Setelah kita melakukan perancangan alat, kita memasuki tahap yang selanjutnya yaitu pengujian dan analisa. Tahap pengujian alat merupakan bagian

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UKUR JARAK DIGITAL BERBASIS ARDUINO MENGGUNAKAN SENSOR ROTARY ENCODER KARYA ILMIAH

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UKUR JARAK DIGITAL BERBASIS ARDUINO MENGGUNAKAN SENSOR ROTARY ENCODER KARYA ILMIAH PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UKUR JARAK DIGITAL BERBASIS ARDUINO MENGGUNAKAN SENSOR ROTARY ENCODER KARYA ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi S-1 Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT III.1. Analisa Permasalahan Masalah yang dihadapi adalah bagaimana untuk menetaskan telur ayam dalam jumlah banyak dan dalam waktu yang bersamaan. Karena kemampuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1PHOTODIODA Dioda foto adalah jenis dioda yang berfungsi mendeteksi cahaya. Berbeda dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1PHOTODIODA Dioda foto adalah jenis dioda yang berfungsi mendeteksi cahaya. Berbeda dengan 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1PHOTODIODA Dioda foto adalah jenis dioda yang berfungsi mendeteksi cahaya. Berbeda dengan dioda biasa, komponen elektronika ini akan mengubah cahaya menjadi arus listrik. Cahaya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK 4.1 Pengukuran Alat Pengukuran dilakukan untuk melihat apakah rangkaian dalam sistem yang diukur sesuai dengan spesifikasi

Lebih terperinci

DESKRIPSI KARAKTERISTIK

DESKRIPSI KARAKTERISTIK www.depoinovasi.com DATASHEET SENSOR KONDUKTIVITAS / TDS / KADAR GARAM Tipe Aplikasi : Sensor konduktivitas (conductivity sensor) Sensor TDS (total dissolve solid) Sensor kadar garam (salinity sensor)

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN EVALUASI SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN EVALUASI SISTEM BAB IV PENGUJIAN DAN EVALUASI SISTEM Pada bab ini akan dibahas tentang pengujian berdasarkan perencanaan dari sistem yang dibuat. Pengujian sistem ini terdiri dari beberapa tahapan, dimulai dari pengujian

Lebih terperinci