MODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI STANDAR PEDOMAN DAN MANUAL SPESIFIKASI METER AIR
|
|
- Sukarno Cahyadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI STANDAR PEDOMAN DAN MANUAL SPESIFIKASI METER AIR
2
3 MODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI STANDAR PEDOMAN DAN MANUAL SPESIFIKASI METER AIR
4 Spesifikasi Meter Air Cetakan Modul disusun oleh : Atang Sarbini, ST. Editor : Ir. Lutfi Faizal Dra. Yulinda Rosa, M.Si. Neneng Kaniawati, S.Sos., MM. Sofiyan, A.Md. PUSKIM Jl. Panyawungan Cileunyi Wetan Kabupaten Bandung Telp , Fax info@puskim.pu.go.id Hak cipta dilindungi undang-undang, dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara apapun termasuk fotokopi, tanpa izin tertulis dari penerbit. ISBN :
5 SPESIFIKASI METER AIR iii Pengantar Untuk mencapai tujuan pelayanan air minum bagi masyarakat yang terukur dengan baik dan akurat, perlu dipilih jenis alat ukur volume air minum yang mempunyai kelayakan baik teknis maupun non teknis, sehingga hasil pengukurannya memberikan data yang baik dan dapat dipercaya oleh semua pihak. Meter Air adalah salah satu jenis alat ukur volume air minum pada jaringan perpipaan untuk melayani pemakai baik perorangan ataupun kelompok dengan memperhatikan aspek teknis dan non teknis, sehingga masyakat dapat dengan mudah memperoleh air dengan jumlah tertentu, kualitas sesuai persyaratan air minum bagi kesehatan. Aspek non teknis diperlukan dalam operasi dan perawatan Meter Air yaitu dapat dibaca oleh petugas ataupun masyarakat sendiri, sehingga mudah mengetahui pemakaian air dengan pasti. Sesuai dengan maksud tersebut Meter Air harus mempunyai spesifikasi tertentu, khususnya mengenai keakuratan pengukurannya serta dimensi dari meter air yang sesuai dengan keperluan pelayanan air minum dan dapat dipasang dengan mudah pada jaringan perpipaan. Sejalan dengan kebutuhan akan sistem pelayanan air minum yang terus berubah, maka modul semacam ini perlu terus dikembangkan, untuk itu kami mengharapkan dari pembaca yang budiman dapat memberikan saran dan masukan guna penyempurnaan lebih lanjut. Kepada penulis kami menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan atas kerja kerasnya dalam menyelesaikan modul ini dan menjadi bagian dari upaya pembangunan penyediaan air minum bagi masyarakat. Bandung, Mei 2014 Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman Prof. Dr. Ir. Anita Firmanti, MT.
6
7 SPESIFIKASI METER AIR v Daftar Isi PENGANTAR... iii 1. PETUNJUK PENGGUNAAN DEFINISI DAN ISTILAH ALUR PIKIR TUJUAN SASARAN KOMUNIKAN PRETEST KEMAMPUAN KARAKTERISTIK METER AIR Ukuran dan Dimensi Keseluruhan Sambungan Kehilangan Tekanan Persyaratan Metrologi Kesalahan yang Diizinkan Kondisi Kerja Operasi PERSYARATAN TEKNIS Persyaratan Utama Persyaratan Teknis Lainnya Satuan Ukuran, Simbol dan Penempatan Sumber Tenaga Pengujian Kinerja untuk Meter Air dengan Alat Elektronik Pengujian Kinerja EVALUASI REFERENSI... 8
8
9 SPESIFIKASI METER AIR 1 1. Petunjuk Penggunaan Untuk memahami Spesifikasi Meter sebagai salah satu alat untuk mengukur volume air yang mengalir melalui sistem perpipaan, secara terus menerus, yang dilengkapi dengan unit penghitung, dan indikator volume air melalui jaringan pipa. 2. Definisi dan Istilah badan meter air adalah bagian utama alat hitung. inner adalah bagian dalam dari meter air dan alat penunjuk. debit (Q) adalah volume aktual, debit nominal (Q3) adalah debit tertinggi dalam kondisi kerja dan debit maksimum (Q4) debit paling tinggi untuk jangka waktu pendek. Debit minimum (Q1) debit paling rendah dan debit transisi (Q2) adalah antara debit minimum (Q1) dan debit nominal (Q3). volume aktual (Va) adalah total volume air yang melewati meter air. volume indikasi adalah volume yang ditunjuk oleh meter. kesalahan maksimum, kesalahan relative, kesalahan penunjukan adalah kesalahan sesuai dengan yang ditunjuk oleh meter air. kehilangan tekanan ( p) adalah kehilangan tekanan pada debit ait air yang ditentukan. diameter nominal adalah rancangan pada ukuran komponen pipa kerja. 3. Alur Pikir Meter air adalah alat ukur debit dengan ketelitian sesuai dengan standar tertentu. 4. Tujuan Untuk memahami spsesifikasi meter air sebagai alat ukur debit yang dipasang pada jaringan pipa pelayanan air minum/bersih.
10 2 SPESIFIKASI METER AIR 5. Sasaran Komunikan Sasaran yang ingin dicapai adalah pelaku pembangunan memahami persyaratan teknis meter air yang dipilih sebagai alat ukur debit. 6. Pretest Kemampuan 1. Apa yang dimaksud dengan meter air? 2. Apa yang dimaksud dengan pelayanan air minum melalui meter air? 7. Karakteristik Meter Air 7.1 Ukuran dan Dimensi Keseluruhan Ukuran meter air mempunyai karakteristik ukuran ulir atau ukuran nominal dari flens pada ujung sambungan meter air. Dimensi meter air seperti pada table 1 di bawah ini. Tabel 1 Dimensi meter air Ukuran (DN) a min b min L+b L+b (alternatif) W1;W2 H1 H ,170,175,180, ,175,195,200, , ,270, , , , , , , , 325, , , , , , 550, ,625, ,750,820, ,25 x DN DN 0,65DN 0,65DN 0,75DN Keterangan: a. DN: Ukuran nominal flens dan sambungan ulir b. Toleransi panjang DN sampai DN 40-0/2 mm DN 50 sampai DN 300-0/3 mm DN 350 sampai DN 400-0/5 mm
11 SPESIFIKASI METER AIR 3 Toleransi terhadap panjang meter air yang lebih besar dari DN 400 harus disetujui antara pengguna dan pabrik. 7.2 Sambungan Sambungan meter air dengan sistem perpipaan dapat berupa sistem ulir atau flens. Nilai yang diijinkan dari panjang sambungan ulir a dan b, ulir harus sesuai dengan ISO gambar 1, sambungan flens harus sesuai dengan ISO dan ISO untuk tekanan maksimum sesuai dengan meter air. 7.3 Kehilangan Tekanan Kehilangan tekanan maksimum dalam kondisi kerja tidak boleh melampaui 0,025 Mpa (0,25 bar atau p 25) berlaku untuk Q 3, ini termasuk ketika meter air dipasang saringan pada saluran masuk. 7.4 Persyaratan Metrologi 1) Meter air dirancang berdasarkan debit nominal Q 3 dalam m 3 /jam rasio terhadap debit minimum Q 1. Dari line R5 pada ISO Sebagai berikut: 1,0 1,6 2,5 4,0 6, ) Dari nilai berikut ( 1,5 ) (3,5) ( 6) (15) (20) 3) Rentang Pengukuran Rentang pengukuran untuk debit air ditentukan dengan ratio Q 3 /Q 1 dipilih dari line R10 dari ISO sebagabai berikut: 10 12, , (nilai dapat diperluas hingga nilai lebih besar). 4) Hubungan antara debit nominal Q 3 dengan debit maksimal Q 4. Debit rasio dari Q 4 /Q 3 = 1,25.
12 4 SPESIFIKASI METER AIR 5) Hubungan anatara debit nominal Q 2 dengan debit maksimal Q 1. Debit transisi harus ditentukan juga sesuai : a) Q 2 /Q 1 = 1,6 Atau b) Q 2 /Q 1 = 1,6 2,5 4,0 6,3 selam Q 3 /Q 3 >5 7.5 Kesalahan yang Diizinkan 1) Kesalahan maksimum yang diijinkan Kesalahan maksimum yang diijinkan pada meter air tidak dua kali kesalahan ditentukan sesuai rentang aliran terendah dan rentang aliran tertinggi. 2) Kesalahan relative Kesalahan relative dinyatakan dalam persen yang dihitung denga rumus: = (V 1 V a )/V 1 *100 Keterangan : = Kesalahan relatif V 1 = Volume air yang ditunjukan V a = Volume aktual 3) Rentang aliran terendah Kesalahan mkasimum yang diijinkan dalam bentuk positif atau negative terhadap volume yang mengalir pada Q 1 samapai Q 2 adalah 5 % temperatur kondisi operasi. 4) Rentang aliran tertinggi Kesalahan maksimum yang diijinkan dalam bentuk positif atau negatif terhadap volume yang mengalir pada Q 2 sampai Q 4 adalah 2 % - 3 % temperatur kondisi operasi. (1) Kesalahan 2 % untuk temperatur air < 30 o C (2) Kesalahan 3 % untuk temperatur > 30 o C 7.6 Kondisi Kerja Operasi Meter air diklasifikasikan berdasarkan kondisi oprasional ditentukan oleh rentang temperatur dan tekanan air. 1) Kelas temperatur meter air yang diplih seperti pada tabel 2 berikut. Kelas Tabel 2 Kelas-kelas tempertaur MAT ( o C) MAT ( o C) Kondisi referensi ( o C) T30 0, T50 0, T70 0, dan 50 T90 0, dan 50 T130 0, dan 50 T180 0, dan 50 T30/ T30/ T30/ T30/
13 SPESIFIKASI METER AIR 5 2) Kelas tekanan meter air Tekanan air harus diukur pada inlet meter air dan out let meter air diatur pada tabel 3 berikut. Kelas Tabel 3 Kelas tekanan air MAP. Mpa (bar) Kondisi referensi Mpa (bar) MAP 6 a 0,6 (6) 0,2 (2) MAP 10 1,0 (10) 0,2 (2) MAP 16 1,6 (16) 0,2 (2) MAP 25 2,5 (25) 0,2 (2) MAP 40 4,0 (40) 0,2 (2) a. Untk DN > 500 3) Tekanan internal Meter air harus mampu menerima tekanan internal sehubungan dengan kelasnya seperti pada tabel di atas. 4) Rentang tekanan kerja Meter air dapat meningkatkan operasinya terhadap rentang tekanan kerja paling sedikit 1 MPa (10 bar), kecuali untuk meter air yang mempunyai ukuran pipa 500 mm atau lebih, dengan rentang tekanan kerja meter air harus paling sedikit 0,6 MPa (6 bar). 5) Rentang temperatur Meter air dapat beroperasi di atas rentang temperature ambient + 5 o C sampai + 55 o C 6) Rentang kelembaban kerja ambient Rentang kelembaban kerja ambient untuk meter air adalah 0 % sampai 100 % pada 40 o C dan pa 93 % pada 40 o C untuk alat pembaca dengan sistem jarak jauh. 8. Persyaratan Teknis 8.1 Persyaratan Utama 1) Meter air harus dibuat dari bahan yang mempunyai kekuatan yang baik tahan lama dam mempunyai umur pakai yang lama. 2) Bahan meter air tidak boleh terpengaruh oleh temperature air 3) Semua bagian meter air yang bersentuhan dengan air yang mengalir harus dibuat dari material tidak beracun. 4) Untuk meter air Q 3 < 15 M 3 /jam material untuk meter air (badan, kepala/ring, kopling, kopling ring) jika dibuat dari bahan kuningan harus mengandung Cu > 63%, Zn < 33 %, Pb < 3 % atau jika dibuat dari bahan plastik harus dilengkapi dengan bahan anti ultraviolet, dikombinasikan dengan plat logam didalamnya. 5) Meter air harus dibuat dari bahan yang tahan korosi baik internal maupun eksternal atau dilindungi dengan couting/pelapis yang sesuai dengan bahan yang tahan terhadap korosi. 6) Alat penunjuk meter air harus dilindungi dengan jendela tembus pandang bari bahan kaca dan dilengkapi dengan penutup atau pengaman.
14 6 SPESIFIKASI METER AIR 7) Meter air harus dilengkapi dengan anti magnet dan harus ditempatkan pada bagian yang kedap air atau dibungkus/dilindungi secara menyeluruh kedap air. 8) Meter air dirancang sedemikian rupa sehingga dapat dibongkar pasang antara inner dan rumah meter air untuk keperluan perbaikan. 9) Meter air harus memenuhi persyaratan daya tahan terhadap Q 3, Q 4 dan layanan simulasi. 10) Meter air yang dibuat tidak dapat dipengaruhi kekuatan magnet sampai Gauss pada aliran Q 1 tanpa melampaui batas kesalahan pengukuran pada batas maksimum. 8.2 Persyatan Teknis Lainnya 1) Meter air yang dibuat harus disegel sebagai pengaman teknis 2) Meter air yang di buat harus diberi tanda verifikasi dengan jelas dan kasat mata tanpa harus membongkar meter air. 3) Meter air perlu dilindungi dengan alat pelindung tertentu sebagai jaminan. 4) Alat penunjuk volume pada meter air harus berfungsi dan mudah dibaca, tepat dan tidak meragukan terhadap penunjukan volume. Alat penunjuk harus mempunyai alat visual untuk pengujian dan kalibrasi secara manual maupun otomatis. 8.3 Satuan Ukuran, Simbol dan Penempatan 1) Volume air yang diukur harus dinyatakan dalam meter kubik. Satuan m 3 harus terdapat pada alat pengukur dengan angka yang ditampilkan. 2) Rentang penunjuk meter air harus sesuai persyaratan seperti pada tabel 4 berikut; Tabel 4 Rentang penunjuk pada meter air Q 3 (m 3 /jam) Rentang penunjuk (nilai minimum) Q 3 <6, ,3 <Q 3 < < Q 3 < < Q 3 < ) Persyaratan warna untuk alat penunjuk pada meter air. Hitam untuk menunjukan meter kubik, merah untuk sub kelipatan meter kubik. Warna tersebut harus digunakan pada jarum penunjuk atau angka. 4) Nilai interval skala verifikasi dinyatakan dalam meter kubik harus berdasarkan formula 1 x 10n, atau 2 x 10n, dimana n adalah angka positif atau negatif atau nol. Untuk angka analog dapat dibentuk dari pembagian 2, 5 atau 10 yang sama tiap interval. 5) Bentuk skala verifikasi pada alat penunjuk dengan gerakan kontinyu pada elemen pengontrol. 6) Resolusi alat penunjuk tidak melebihi 0,5 % pada volume aktual pengukuran selama uji pada Q1 dalam waktu tidak lebih dari 1 jam 30 menit. 7) Elemen verifikasi tambahan tidak lebih besar dari 0,5 % pada uji volume dan alat penunjuk berfungsi sebagai pengoreksi. 8) Pada meter air elektronik, alat penunjuk harus mempunyai kemampuan untuk membaca volume yang diukur, terang, jelas dan tanpa diulang.
15 SPESIFIKASI METER AIR Sumber Tenaga Sumber tenaga yang digunkan dalam meter air dengan peralatan elektronik : 1) Tenaga eksternal; 2) Batre yang tidak bisa diganti; 3) Batre yang dapat diganti. 8.5 Pengujian Kinerja untuk Meter Air dengan Alat Elektronik Uji kinerja bertujuan untuk memverifikasi meter air dengan alat elektronik dapat dilaksankan dan berfungsi sebagai kondisi yang ditetapkan. Setiap pengujian indikasi jika sesuai kondisi referensi digunakan sebagai penentu kesalahan hakiki. 1) Tingkat keparahan, meter air dengan alat elektronik dibagi menurut kelas dan kondisi lingkungan terdiri meter air yang dipasang fix, dalam bangunan atau rumah serta meter air yang mobile. 2) Kondisi referensi, untuk uji kinerja meter air harus sebagai berikut : a. Temperatur udara ambient : 20 o C ± 5 o C b. Kelembaban : 60 % + 15 % c. Tekanan udara ambient : 86 Kpa d. Voltase penggerak : Voltase nominal + 5 % e. Frekwensi : Frekwensi nominal + 2 % 3) Kesepakatan, harus dibuat ketika dilakukan verfikasi dan pengujian yang ditetapkan dalam meter air elektronik. 8.6 Pengujian Kinerja 1) Pengujian Pengujian harus dilaksanakan sesuai dengan yang dapat diterapkan dari pasal-pasal yang tertera dalam ISO seperti pada tabel 5 berikut. Sub pasal SNI 2547:2008 Tabel 5 Pengujian Kinerja Meter Air Elektronik Pengujian Kuantitas Tingkat Kepararahan Kelas Pengaruh alamiah (Lihat OIML D11 SNI 25477: 2008) Panas, kering Factor pengaruh dingin Factor pengaruh Panas uap siklis Factor pengaruh Variasi sumber tenaga Factor pengaruh Vibrasi (acak) Gangguan Goncangan mekanikal Gangguan Reduksi tenga dalam Gangguan 1a dan 1 b 1a dan 1b 1a dan 1b waktu singkat Retak Gangguan Pelepasan elektronik Gangguan Elektroagnetic Gangguan 2,5,7 2,5,7 2,5,7
16 8 SPESIFIKASI METER AIR Sub pasal SNI 2547:2008 Pengujian Kuantitas Pengaruh alamiah Tingkat Kepararahan Kelas (Lihat OIML D11 SNI 25477: 2008) Medan magnet statis Faktor pengaruh Gelombang immunity Gangguan ) Volume uji, adalah volume aktual pengukuran dan volume yang ditunjuk. 3) Temperatur; yang dimaksud dengan temperature ambient 9. Evaluasi 1) Apa kegunaan meter air dalam sistem penyediaan air bersih/air minum? 2) Parameter apa saja meter air dari sisi fungsi alat yang harus diuji? 3) Pada kondisi mana keakuratan pengukuran meter air yang diperlukan? 4) Berapa jenis meter air air yang saudara ketahui? 5) Coba jelaskan beda meter air elektronik dengan meter air hidrolis? 10. Referensi SNI 2547: 2008, Spesifikasi Meter Air Minum (ISO : 2005, MOD)
17
18
TATA CARA PERENCANAAN
MODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI STANDAR PEDOMAN DAN MANUAL TATA CARA PERENCANAAN AIR BERSIH PERDESAAN DENGAN KRAN UMUM MODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI STANDAR PEDOMAN DAN MANUAL TATA CARA PERENCANAAN
Lebih terperinciMODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI STANDAR PEDOMAN DAN MANUAL PERLINDUNGAN MATA AIR
MODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI STANDAR PEDOMAN DAN MANUAL PERLINDUNGAN MATA AIR MODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI STANDAR PEDOMAN DAN MANUAL PERLINDUNGAN MATA AIR PERLINDUNGAN MATA AIR Cetakan 1-2014
Lebih terperinciMODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI STANDAR PEDOMAN DAN MANUAL SPESIFIKASI IPA TIPE CIKAPAYANG
MODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI STANDAR PEDOMAN DAN MANUAL SPESIFIKASI IPA TIPE CIKAPAYANG MODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI STANDAR PEDOMAN DAN MANUAL SPESIFIKASI IPA TIPE CIKAPAYANG Atang Sarbini, ST.
Lebih terperinciMODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI STANDAR PEDOMAN DAN MANUAL SUMUR GALI
MODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI STANDAR PEDOMAN DAN MANUAL SUMUR GALI MODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI STANDAR PEDOMAN DAN MANUAL SUMUR GALI SUMUR GALI Cetakan 1-2014 Modul disusun oleh : Ir. Sri Darwati,
Lebih terperinciSpesifikasi meter air minum
SNI 2547-2008 Standar Nasional Indonesia Spesifikasi meter air minum ICS 91.140.60 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan
Lebih terperinciPENYEDIAAN AIR BERSIH
MODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI STANDAR PEDOMAN DAN MANUAL PEMANFAATAN POMPA HIDRAM DALAM PENYEDIAAN AIR BERSIH MODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI STANDAR PEDOMAN DAN MANUAL PEMANFAATAN POMPA HIDRAM DALAM
Lebih terperinciDIREKTORAT JENDERAT PERDAGANGAN DALAM NEGERI
DEPARTEMEN PERDAGANGAN. REPUBLIK IND('NESIA DIREKTORAT JENDERAT PERDAGANGAN DALAM NEGERI Jaan l\,4.1 Ridwan Rais No.5 Jakarta 10110 Tel. 021-3440408, fa. 021-3858185 KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERDAGANGAN
Lebih terperinciMODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI STANDAR PEDOMAN DAN MANUAL TERMINAL AIR
MODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI STANDAR PEDOMAN DAN MANUAL TERMINAL AIR MODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI STANDAR PEDOMAN DAN MANUAL TERMINAL AIR TERMINAL AIR Cetakan 1-2014 Modul disusun oleh : Elis
Lebih terperinciBAB V METER GAS ROTARY PISTON DAN TURBIN
BAB V METER GA ROTARY PITON DAN TURBIN Indikator Keberhasilan : Peserta diharapkan mampu menjelaskan konstruksi dan prinsip kerja meter gas rotary piston dan turbin. Peserta diharapkan mampu menjelaskan
Lebih terperinciPROSEDUR MOBILISASI DAN PEMASANGAN PIPA AIR MINUM SUPLEMEN MODUL SPAM PERPIPAAN BERBASIS MASYARAKAT DENGAN POLA KKN TEMATIK
PROSEDUR MOBILISASI DAN PEMASANGAN PIPA AIR MINUM SUPLEMEN MODUL SPAM PERPIPAAN BERBASIS MASYARAKAT DENGAN POLA KKN TEMATIK A. DEFINISI - Pengangkutan Pekerjaan pemindahan pipa dari lokasi penumpukan ke
Lebih terperinciVerifikasi Standar Massa. Diklat Penera Tingkat Ahli 2011
Verifikasi Standar Massa Diklat Penera Tingkat Ahli 2011 Indikator Keberhasilan Peserta diharapkan dapat menerapkan pengelolaan laboratorium massa dan metode verifikasi standar massa Agenda Pembelajaran
Lebih terperinciAB/I-6/2013 MODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI SPM
AB/I-6/2013 MODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI SPM PELAKSANAAN PEMANTAUAN DAN EVALUASI PENYEDIAAN AIR MINUM BERBASIS MASYARAKAT MODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI SPM PELAKSANAAN PEMANTAUAN DAN EVALUASI PENYEDIAAN
Lebih terperinciKEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI NoMoR eglpwlrepll lzoto TENTANG SYARAT TEKNIS METER GAS DIAFRAGMA
? 4l/fi z vtln DEPARTEMEN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA > DIREKTORAT JENDERAT PERDAGANGAN DALAM NEGERI Jalan M.l Ridwan Rais No.5 Jakarta 10110 Tel. 02'1-3440408. fa 021-3858185 KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL
Lebih terperinciKawat baja tanpa lapisan untuk konstruksi beton pratekan (PC wire / KBjP )
Standar Nasional Indonesia Kawat baja tanpa lapisan untuk konstruksi beton pratekan (PC wire / KBjP ) ICS 77.140.65 Badan Standardisasi Nasional Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin atau
Lebih terperinciKEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI NOMOR ta /PDy{ llkvp h /2o1o TENTANG SYARAT TEKNIS METER GAS ROTA RY PISTON DAN TURBIN
DEPARTEInEN PERDAGANGAN FEPUBLIK IND('NESIA DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI Jdtr l\.4.1 Ridwan Ras No.5 Jakarla 10110 Iel. 02.1-3440408, fd. 021-3858185 KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERDAGANGAN
Lebih terperinciTATA CARA PEMBUATAN DAN PERAWATAN BENDA UJI KUAT TEKAN DAN LENTUR TANAH SEMEN DI LABORATORIUM
TATA CARA PEMBUATAN DAN PERAWATAN BENDA UJI KUAT TEKAN DAN LENTUR TANAH SEMEN DI LABORATORIUM SNI 03-6798-2002 BAB I DESKRIPSI 1.1 Ruang Lingkup Tata cara ini meliputi prosedur pembuatan dan perawatan
Lebih terperinciMODEL F56A/F56F/F56D MANUAL VALVE FILTER
SEKILAS PRODUK MODEL F56A/F56F/F56D MANUAL VALVE FILTER 1.1. Aplikasi Utama & Penerapan Digunakan untuk sistem penyaringan perawatan air. Sangat cocok untuk: Sistem Penyaringan Perumahan Perlengkapan Penyaringan
Lebih terperinciKEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI NOMOR tg /PDN n<ep/5/2010 TENTANG SYARAT TEKNIS MANOMETER
DEPARTEMEN PERDAGANGAN. REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI Jalan Ny'.l Ridwan Rals No.5 Jakarta 10110 Tel. 021-3440408, fa. 021'3858185 KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERDAGANGAN
Lebih terperinciSpesifikasi Pipa Beton untuk Air Buangan, Saluran Peluapan dari Gorong-Gorong
Spesifikasi Pipa Beton untuk Air Buangan, Saluran Peluapan dari Gorong-Gorong SNI 03-6367-2000 1 Ruang lingkup Spesifikasi ini meliputi pipa beton tidak bertulang yang digunakan sebagai pembuangan air
Lebih terperinciBAB VII PERHITUNGAN RINCI PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH UTAMA KOTA NIAMEY
BAB VII PERHITUNGAN RINCI PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH UTAMA KOTA NIAMEY 7.1 Umum Perhitungan rinci perencanaan sistem distribusi air bersih utama wilayah pengembangan kota Niamey mencakup
Lebih terperinciDengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.
SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian
Lebih terperinciMODEL F64A/F64D (MANUAL VALVE SOFTENER)
MEL F64A/F64D (MANUAL VALVE SOFTENER) 1. Sekilas Produk 1.1. Aplikasi Utama dan Penerapan. Kegunaan utama untuk Pelembutan (Softening) atau demineralisasi sistem perawatan air. Sangat cocok untuk: Sistem
Lebih terperinciRANCANG BANGUN AUTOCLAVE MINI UNTUK UJI KOROSI
No. 08/ Tahun IV. Oktober 2011 ISSN 1979-2409 RANCANG BANGUN AUTOCLAVE MINI UNTUK UJI KOROSI Yatno Dwi Agus Susanto, Ahmad Paid Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN ABSTRAK RANCANG BANGUN AUTOCLAVE
Lebih terperinciBaja tulangan beton SNI 2052:2014
Standar Nasional Indonesia Baja tulangan beton ICS 77.140.15 Badan Standardisasi Nasional BSN 2014 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen
Lebih terperinciGambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.
7 Gambar Sistem kalibrasi dengan satu sensor. Besarnya debit aliran diukur dengan menggunakan wadah ukur. Wadah ukur tersebut di tempatkan pada tempat keluarnya aliran yang kemudian diukur volumenya terhadap
Lebih terperinciBaja lembaran, pelat dan gulungan canai panas (Bj P)
Standar Nasional Indonesia Baja lembaran, pelat dan gulungan canai panas (Bj P) ICS 77.140.10 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif...
Lebih terperinciSNI 0123:2008. Standar Nasional Indonesia. Karton dupleks. Badan Standardisasi Nasional ICS
Standar Nasional Indonesia Karton dupleks ICS 85.060 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1 4 Simbol
Lebih terperinciCara uji kandungan udara dalam beton segar dengan metode tekan
Standar Nasional Indonesia ICS 93.010 Cara uji kandungan udara dalam beton segar dengan metode tekan Badan Standardisasi Nasional BSN 2011 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin atau menggandakan
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Umum Penelitian ini merupakan suatu studi kasus pekerjaan perbaikan struktur kantilever balok beton bertulang yang diakibatkan overloading/ beban yang berlebihan. Tujuan dari
Lebih terperinciCara uji titik lembek aspal dengan alat cincin dan bola (ring and ball)
Standar Nasional Indonesia Cara uji titik lembek aspal dengan alat cincin dan bola (ring and ball) ICS 93.080.20; 75.140 Badan Standardisasi Nasional Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin
Lebih terperinciBAB V ANALISA PEMBAHASAN
BAB V ANALISA PEMBAHASAN Proses pengontrolan peralatan ukur dan pantau (Control of Monitoring and Measuring Device Elemen ISO7.6 ISO 9001 2008) di PT Torabika Eka Semesta dilakukan dengan tujuan untuk
Lebih terperinciSNI 7273:2008. Standar Nasional Indonesia. Kertas koran. Badan Standardisasi Nasional ICS
Standar Nasional Indonesia Kertas koran ICS 85.080.99 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1 4 Simbol
Lebih terperinciCara uji CBR (California Bearing Ratio) lapangan
Standar Nasional Indonesia Cara uji CBR (California Bearing Ratio) lapangan ICS 93.020 Badan Standardisasi Nasional BSN 2011 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin atau menggandakan sebagian
Lebih terperinciKertas dan karton - Cara uji kekasaran Bagian 1: Metode Bendtsen
Standar Nasional Indonesia Kertas dan karton - Cara uji kekasaran Bagian 1: Metode Bendtsen ICS 85.060 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan
Lebih terperinciBEJANA UKUR. Tergolong alat ukur metrologi legal yang wajib ditera dan ditera ulang (Permendag No. 8 Tahun 2010);
Eka Riyanto Tanggo BEJANA UKUR Tergolong alat ukur metrologi legal yang wajib ditera dan ditera ulang (Permendag No. 8 Tahun 010); Bejana ukur wajib memiliki Ijin Tanda Pabrik atau Ijin Tipe; Tidak ada
Lebih terperinciCara uji berat isi, volume produksi campuran dan kadar udara beton
Standar Nasional Indonesia Cara uji berat isi, volume produksi campuran dan kadar udara beton ICS 91.100.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Pendahuluan... iii 1 Ruang
Lebih terperinciBambu lamina penggunaan umum
Standar Nasional Indonesia Bambu lamina penggunaan umum ICS 79.060.01 Badan Standardisasi Nasional BSN 2014 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh
Lebih terperinciSpesifikasi meter air minum
Daftar Isi Daftar Isi...i Prakata...ii Pendahuluan...iii 1. Ruang Lingkup...1 2. Acuan normatif......1 3. Istilah dan Definisi...1 4. Karakteristic teknis...8 5. Persyaratan metrologi...11 6. Persyaratan
Lebih terperinciBaja lembaran lapis seng (Bj LS)
Standar Nasional Indonesia Baja lembaran lapis seng (Bj LS) ICS 77.14.5 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi...
Lebih terperinciSNI Standar Nasional Indonesia
SNI Standar Nasional Indonesia SNI 7614:2010 Baja batangan untuk keperluan umum (BjKU) ICS 77.140.99 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN EVAPORATOR Perencanaan Modifikasi Evaporator
BAB III PERANCANGAN EVAPORATOR 3.1. Perencanaan Modifikasi Evaporator Pertumbuhan pertumbuhan tube ice mengharuskan diciptakannya sistem produksi tube ice dengan kapasitas produksi yang lebih besar, untuk
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PENYANGGA BOX MOBIL PICK UP MULTIGUNA PEDESAAN
PENGEMBANGAN PENYANGGA BOX MOBIL PICK UP MULTIGUNA PEDESAAN Oleh: Hulfi Mirza Hulam Ahmad 2109100704 Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ing. Ir. I Made Londen Batan, M.Eng Latar Belakang Prototype box yang dibuat
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Peralatan 3.1.1 Instalasi Alat Uji Alat uji head statis pompa terdiri 1 buah pompa, tangki bertekanan, katup katup beserta alat ukur seperti skema pada gambar 3.1 : Gambar
Lebih terperinciCara uji penetrasi aspal
SNI 2432:2011 Standar Nasional Indonesia Cara uji penetrasi aspal ICS 91.100.30 Badan Standardisasi Nasional Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin atau menggandakan sebagian atau seluruh
Lebih terperinciStress Analysis Pada Sudu Tetap Turbin Uap Bab III Metodologi BAB III METODOLOGI
BAB III METODOLOGI 3.1 Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan Berdasarkan ruang lingkup pekerjaan, maka secara umum penyelesaian pekerjaan dilaksanakan kedalam 5 tahapan berikut: Tahap 1 : Pengumpulan data. Pengumpulan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. berdasarkan prosedur yang telah di rencanakan sebelumnya. Dalam pengambilan data
26 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Instalasi Pengujian Pengujian dengan memanfaatkan penurunan temperatur sisa gas buang pada knalpot di motor bakar dengan pendinginan luar menggunakan beberapa alat dan
Lebih terperinciCara uji kuat tekan beton ringan isolasi
Revisi SNI 03-3421-1994 Rancangan Standar Nasional Indonesia Cara uji kuat tekan beton ringan isolasi ICS Badan Standarisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Pendahuluan... iii 1 Ruang
Lebih terperinciSpesifikasi batang baja mutu tinggi tanpa pelapis untuk beton prategang
Standar Nasional Indonesia Spesifikasi batang baja mutu tinggi tanpa pelapis untuk beton prategang ICS 91.100.30; 77.140.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... 1 Daftar tabel... Error!
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Deskripsi Peralatan Pengujian Pembuatan alat penukar kalor ini di,aksudkan untuk pengambilan data pengujian pada alat penukar kalor flat plate, dengan fluida air panas dan
Lebih terperinciMETER GAS ROTARY PISTON DAN TURBIN
METER GAS ROTARY PISTON DAN TURBIN JENIS METER GAS INDUSTRI Meter gas industri yang umum digunakan dalam transaksi perdagangan adalah : Positif Displacement ( yang banyak digunakan adalah tipe rotary piston
Lebih terperinciCara uji berat isi beton ringan struktural
Standar Nasional Indonesia Cara uji berat isi beton ringan struktural ICS 91.100.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan normatif...1
Lebih terperinciBaja lembaran dan gulungan lapis paduan aluminium seng (Bj.L AS)
Standar Nasional Indonesia Baja lembaran dan gulungan lapis paduan aluminium seng (Bj.L AS) ICS 77.140.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan
Lebih terperinciNEW PRODUCT INFORMATION
CS/CU-YN5TKJ CS/CU-YN5TKJ Refrigerant yang ramah lingkungan. Bebas CFC & HCFC sehingga tidak merusak lapisan ozon, mengurangi pemanasan global sesuai dengan Peraturan Pemerintah (41/M-IND/PER/5/2014) yang
Lebih terperinciSemen portland campur
Standar Nasional Indonesia Semen portland campur ICS 91.100.10 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi...
Lebih terperinciMesin pemecah biji dan pemisah kulit kakao - Syarat mutu dan metode uji
Standar Nasional Indonesia Mesin pemecah biji dan pemisah kulit kakao - Syarat mutu dan metode uji ICS 65.060.50 Badan Standardisasi Nasional BSN 2013 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan
Lebih terperinciDaftar Isi. Daftar Isi... i. Prakata... ii. Pendahuluan... iii
Daftar Isi Daftar Isi... i Prakata... ii Pendahuluan... iii 1 Ruang Lingkup... 1 2 Acuan Normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1 4 Pengertian dan penggunaan... 2 5 Persyaratan... 2 5.1 Persyaratan Umum...
Lebih terperinciJaringan kawat baja las untuk tulangan beton
Jaringan kawat baja las untuk tulangan beton 1. Ruang lingkup Standar ini meliputi definisi bentuk, juntaian, jenis, syarat bahan baku, syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat lulus uji,
Lebih terperinciBuku Petunjuk Nokia Luna dengan Pengisian Daya Nirkabel (BH-220)
Buku Petunjuk Nokia Luna dengan Pengisian Daya Nirkabel (BH-220) Edisi 1.0 2 Pendahuluan Tentang headset Dengan Nokia Luna Bluetooth Headset, Anda dapat menangani panggilan secara handsfree, meskipun menggunakan
Lebih terperinciSPESIFIKASI TEKNIK KOMPOR GAS BAHAN BAKAR LPG SATU TUNGKU DENGAN SISTEM PEMANTIK MEKANIK KHUSUS UNTUK USAHA MIKRO
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI NOMOR : 56/M-IND/PER/5/2009 TANGGAL : 28 Mei 2009 ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Lebih terperinciSambungan pada pengering. Daftar Isi. Catatan saat pemasangan
Daftar Isi Sambungan pada pengering Catatan saat pemasangan Opsi pemasangan Petunjuk keselamatan... 1 Sambungan pada pengering... 2 Catatan saat pemasangan... 3 Opsi pemasangan... 4 Catatan saat pemasangan...
Lebih terperinciPanduan penggunamu. NOKIA HF-300
Anda dapat membaca rekomendasi di buku petunjuk, panduan teknis atau panduan instalasi untuk NOKIA HF-300. Anda akan menemukan jawaban atas semua pertanyaan Anda pada NOKIA HF-300 di manual user (informasi,
Lebih terperinciOleh: Nurul Yahady Tahir Mide Penera Tingkat Terampil
Oleh: Nurul Yahady Tahir Mide Penera Tingkat Terampil Latar Belakang Jangka sorong merupakan alat ukur yang banyak digunakan dalam berbagai industri baik industri kecil ataupun industri besar. Kebenaran
Lebih terperinciBuku Petunjuk Nokia Bluetooth Headset BH-118
Buku Petunjuk Nokia Bluetooth Headset BH-118 Edisi 1.1 2 Daftar Isi Pendahuluan 3 Tentang headset 3 Tentang konektivitas Bluetooth 3 Persiapan 4 Tombol dan komponen 4 Mengisi daya baterai 4 Mengaktifkan
Lebih terperinciPERAKITAN KOMPUTER. 11. Kegiatan Belajar 11: Tempat dan keselamatan kerja.
11. Kegiatan Belajar 11: Tempat dan keselamatan kerja. a. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti kegiatan belajar 11 ini siswa diharapkan dapat : 1. Memahami tempat atau area kerja selama proses perakitan
Lebih terperinciBAB III RANCANG BANGUN REAKTOR SPRAY DRYING DAN SPRAY PYROLYSIS
BAB III RANCANG BANGUN REAKTOR SPRAY DRYING DAN SPRAY PYROLYSIS 3.1 Pemilihan Sistem Pada umumnya sistem Spray Drying/Spray Pyrolysis untuk memproduksi partikel ukuran mikro mengunakan sistem atomizer
Lebih terperinciMETODE PENGUJIAN KUAT TEKAN CAMPURAN BERASPAL
METODE PENGUJIAN KUAT TEKAN CAMPURAN BERASPAL SNI 03-6758-2002 BAB I DESKRIPSI 1.1 Ruang Lingkup Metode pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan kuat tekan campuran aspal panas yang digunakan untuk lapis
Lebih terperinciBaja tulangan beton dalam bentuk gulungan
Standar Nasional Indonesia Baja tulangan beton dalam bentuk gulungan ICS 77.140.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah
Lebih terperinciBAB 5 SAMBUNGAN BAUT
BAB 5 SAMBUNGAN BAUT Diktat-elmes-agustinus purna irawan-tm.ft.untar Sambungan mur baut (Bolt) banyak digunakan pada berbagai komponen mesin. Sambungan mur baut bukan merupakan sambungan tetap, melainkan
Lebih terperinciPERHITUNGAN SPESIFIKASI PENYAMBUNGAN PIPA GAS DAN INSTALASI PIPELINE GAS PADA PIPELINE PROJECT BOJONEGARA - CIKANDE
PERHITUNGAN SPESIFIKASI PENYAMBUNGAN PIPA GAS DAN INSTALASI PIPELINE GAS PADA PIPELINE PROJECT BOJONEGARA - CIKANDE Oleh Nama : Roby Pratomo NPM : 26409806 Fakultas : Teknologi Industri Jurusan : Teknik
Lebih terperinciKEPUTUSAN DTREKTUR JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI NOMOR fi/my/kr'e/t/2010 TENTANG SYARAT TEKNIS POMPA UKUR BAHAN BAKAR GAS
DEPARTE]U EN TIEPUBLII( AF PERDAGANGAN IND('NESIA DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI Jalan N4.l Ridwan Rals No 5 Jakarta 10110 Ter. 0213440408, fil. 021-3858185 KEPUTUSAN DTREKTUR JENDERAL PERDAGANGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. khususnya pembangunan infrastruktur dan properti yang membutuhkan material salah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor industri merupakan salah satu sektor penting dalam pembangunan perekonomian di Indonesia. Berbagai macam industri mengalami perkembangan yang cukup pesat. Salah
Lebih terperinciBuku Petunjuk Nokia Wireless Charging Plate DT-900
Buku Petunjuk Nokia Wireless Charging Plate DT-900 Edisi 1.0 2 Tentang pengisi daya nirkabel Dengan Nokia Wireless Charging Plate DT-900, Anda dapat mengisi daya ponsel atau perangkat lainnya yang kompatibel
Lebih terperinciCara uji kadar air total agregat dengan pengeringan
Standar Nasional Indonesia Cara uji kadar air total agregat dengan pengeringan ICS 93.020 Badan Standardisasi Nasional BSN 2011 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin atau menggandakan sebagian
Lebih terperinciMETODE PENGUJIAN KEPADATAN BERAT ISI TANAH DI LAPANGAN DENGAN BALON KARET
METODE PENGUJIAN KEPADATAN BERAT ISI TANAH DI LAPANGAN DENGAN BALON KARET SNI 19-6413-2000 1. Ruang Lingkup 1.1 Metode ini mencakup penentuan kepadatan dan berat isi tanah hasil pemadatan di lapangan atau
Lebih terperinciAlat pemadam kebakaran hutan-pompa punggung (backpack pump)- Unjuk kerja
Standar Nasional Indonesia Alat pemadam kebakaran hutan-pompa punggung (backpack pump)- Unjuk kerja ICS 65.060.80 Badan Standardisasi Nasional BSN 2013 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN 5.1 Pekerjaan Bekisting 5.1.1 Umum Perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan bekisting harus memenuhi syarat PBI 1971 N 1-2 dan Recomended Practice
Lebih terperinciKAJIAN EKSPERIMEN DAN NUMERIK PADA SPOT COLLING MENGGUNAKAN VORTEX TUBE (PENGARUH TEKANAN TERHADAP TEMPERATUR OUTLET)
KAJIAN EKSPERIMEN DAN NUMERIK PADA SPOT COLLING MENGGUNAKAN VORTEX TUBE (PENGARUH TEKANAN TERHADAP TEMPERATUR OUTLET) Disusun Oleh : ALEK ARI WIBOWO 2108 030 051 Pembimbing : Dedy Zulhidayat Noor, ST,
Lebih terperinciSTUDI PENGARUH EKSENTRISITAS TERHADAP FAKTOR REDUKSI PADA KOLOM BETON BERTULANG BUJURSANGKAR DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM VISUAL BASIC 6.
STUDI PENGARUH EKSENTRISITAS TERHADAP FAKTOR REDUKSI PADA KOLOM BETON BERTULANG BUJURSANGKAR DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM VISUAL BASIC 6.0 RADITYA ADI PRAKOSA 3106 100 096 Bab I Pendahuluan Latar Belakang
Lebih terperinciPengaruh Variasi Jumlah Semen Dengan Faktor Air Yang Sama Terhadap Kuat Tekan Beton Normal. Oleh: Mulyati, ST., MT*, Aprino Maramis** Abstrak
Pengaruh Variasi Jumlah Semen Dengan Faktor Air Yang Sama Terhadap Kuat Tekan Beton Normal Oleh: Mulyati, ST., MT*, Aprino Maramis** *Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan **
Lebih terperinciKayu lapis indah jenis jati Bagian 1: Klasifikasi, persyaratan dan penandaan
Standar Nasional Indonesia Kayu lapis indah jenis jati Bagian 1: Klasifikasi, persyaratan dan penandaan ICS 79.040.20 Badan Standardisasi Nasional Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin
Lebih terperinciMetode pengujian lentur posisi tegak kayu dan bahan struktur. bangunan berbasis kayu
Metode pengujian lentur posisi tegak kayu dan bahan struktur 1 Ruang lingkup bangunan berbasis kayu Metode pengujian ini menyediakan penurunan sifat lentur posisi tegak kayu dan bahan struktur bangunan
Lebih terperinciPERHITUNGAN TUMPUAN (BEARING ) 1. DATA TUMPUAN. M u = Nmm BASE PLATE DAN ANGKUR ht a L J
PERHITUNGAN TUMPUAN (BEARING ) BASE PLATE DAN ANGKUR ht h a 0.95 ht a Pu Mu B I Vu L J 1. DATA TUMPUAN BEBAN KOLOM DATA BEBAN KOLOM Gaya aksial akibat beban teraktor, P u = 206035 N Momen akibat beban
Lebih terperinciCara uji elastisitas aspal dengan alat daktilitas
Cara uji elastisitas aspal dengan alat daktilitas RSNI M-04-2005 1 Ruang lingkup Cara uji elastisitas aspal dengan alat daktilitas secara khusus menguraikan alat dan bahan yang digunakan serta prosedur
Lebih terperinciAB/I-4/2013 MODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI SPM
AB/I-4/2013 MODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI SPM PEDOMAN PEMBIAYAAN PENYEDIAAN AIR MINUM BERBASIS MASYARAKAT MODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI SPM PEDOMAN PEMBIAYAAN PENYEDIAAN AIR MINUM BERBASIS MASYARAKAT
Lebih terperinciMETODE PENGUJIAN KEPADATAN RINGAN UNTUK TANAH
METODE PENGUJIAN KEPADATAN RINGAN UNTUK TANAH SNI 03-1742-1989 BAB I DESKRIPSI 1.1 Maksud Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan hubungan antara kadar air dan berat isi tanah dengan memadatkan di dalam
Lebih terperinciSNI 0103:2008. Standar Nasional Indonesia. Kertas tisu toilet. Badan Standardisasi Nasional ICS
Standar Nasional Indonesia Kertas tisu toilet ICS 85.080.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1
Lebih terperinciMETODE PENGAMBILAN DAN PENGUJIAN BETON INTI
METODE PENGAMBILAN DAN PENGUJIAN BETON INTI SNI 03-2492-2002 1 Ruang Lingkup 1) Metoda ini mencakup cara pengambilan beton inti, persiapan pengujian dan penentuan kuat tekannya; 2) Metode ini tidak memberikan
Lebih terperinci(Ir. Hernu Suyoso, MT., M. Akir.) A. Komponen Jembatan. 1. Tipe Jembatan. a) Jembatan Pelat Beton Berongga. b) Jembatan Pelat. c) Jembatan Girder
1 PEKERJAAN JEMBATAN (Ir. Hernu Suyoso, MT., M. Akir.) A. Komponen Jembatan 1. Tipe Jembatan a) Jembatan Pelat Beton Berongga b) Jembatan Pelat c) Jembatan Girder d) Jembatan Beton Balok T e) Jembatan
Lebih terperinciInstrumentasi Industri dan Kontrol Proses, oleh Ir. Sutarno, M.Sc. Hak Cipta 2014 pada penulis
Instrumentasi Industri dan Kontrol Proses, oleh Ir. Sutarno, M.Sc. Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta 55283 Telp: 0274-882262; 0274-889398; Fax: 0274-889057 E-mail: info@grahailmu.co.id
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN A. Tahapan Penelitian. Tahap penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada Gambar 3. 1.
BAB III METODE PENELITIAN A. Tahapan Penelitian Penelitian perbaikan tanah dengan menggunakan semen pada tanah colluvium memiliki variabel utama yang akan dibahas adalah pengaruh presentase jumlah semen
Lebih terperinciInstalasi hydrant kebakaran adalah suatu sistem pemadam kebakaran tetap yang menggunakan media pemadam air bertekanan yang dialirkan melalui
Teknik Perpipaan Instalasi hydrant kebakaran adalah suatu sistem pemadam kebakaran tetap yang menggunakan media pemadam air bertekanan yang dialirkan melalui pipa-pipa dan slang kebakaran. Sistem ini terdiri
Lebih terperinciPengukuran aliran air dalam saluran tertutup untuk meter air minum Bagian 2 : Persyaratan pemasangan meter air minum
Standar Nasional Indonesia Pengukuran aliran air dalam saluran tertutup untuk meter air minum Bagian 2 : Persyaratan pemasangan meter air minum (ISO 4064-2 : 2005 Measurement of water flow in fully changed
Lebih terperinciAB/I-1/2013 MODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI SPM
AB/I-1/2013 MODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI SPM PEDOMAN UMUM PENYEDIAAN AIR MINUM BERBASIS MASYARAKAT MODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI SPM PEDOMAN UMUM PENYEDIAAN AIR MINUM BERBASIS MASYARAKAT PUSAT
Lebih terperinciLAPIS PONDASI AGREGAT SEMEN (CEMENT TREATED BASE / CTB)
BAB V LAPIS PONDASI AGREGAT SEMEN (CEMENT TREATED BASE / CTB) 5.1. UMUM a. Lapis Pondasi Agregat Semen (Cement Treated Base / CTB) adalah Lapis Pondasi Agregat Kelas A atau Kelas B atau Kelas C yang diberi
Lebih terperinciKata Kunci : beton, baja tulangan, panjang lewatan, Sikadur -31 CF Normal
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui beban yang mampu diterima serta pola kegagalan pengangkuran pada balok dengan beton menggunakan dan tanpa menggunakan bahan perekat Sikadur -31 CF Normal
Lebih terperinciBAB IV PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGOLAHAN DATA 4.1 Perhitungan Daya Motor 4.1.1 Torsi pada poros (T 1 ) T3 T2 T1 Torsi pada poros dengan beban teh 10 kg Torsi pada poros tanpa beban - Massa poros; IV-1 Momen inersia pada poros;
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Penggunaan bejana berjungkit sebagai alat pengukuran memiliki kelebihan tersendiri dibandingkan pengggunaan alat pengkuran konvensional. Kelebihan alat ini memberikan kemudahan
Lebih terperinciBuku Petunjuk Nokia Bluetooth GPS Module LD-4W
Buku Petunjuk Nokia Bluetooth GPS Module LD-4W Edisi 1 PERNYATAAN KESESUAIAN Dengan ini, NOKIA CORPORATION menyatakan bahwa produk LD- 4W ini telah memenuhi persyaratan utama dan ketentuan terkait lainnya
Lebih terperinciBUKU PETUNJUK DWP 375A - 1 -
BUKU PETUNJUK UNTUK TIPE: SP 127, SP 129A, SP 130A, SWP 100, SWP 250A, DWP 255A,DWP DWP 375A DWP 505A, DPC 260A - 1 - Pembukaan Sebelum menyalakan pompa harap membaca buku petunjuk ini terlebih dahulu
Lebih terperinciPENGANTAR ALAT UKUR. Bab PENDAHULUAN
Bab 1 PENGANTAR ALAT UKUR 1-1 PENDAHULUAN Dalam Pengukuran pada umumnya dibutuhkan instrumen sebagai suatu cara fisis untuk menentukan suatu besaran atau variabel. Instrumen tersebut membantu kita untuk
Lebih terperinci