BAB III METODE PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN"

Transkripsi

1 47 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Ngasinan, Kecamatan Bonorowo, Kabupaten Kebumen. Secara geografis SD Negeri 2 Ngasinan terletak di tengah pemukiman penduduk dengan mayoritas penduduk bermata pencaharian sebagai petani. Desa Ngasinan merupakan wilayah pedesaan dengan jarak tempuh dari pusat kecamatan sekitar tiga kilometer. Secara fisik SD Negeri 2 Ngasinan terdiri dari 6 ruang kelas, 1 ruang kantor, 1 mushola, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang kesenian, 1 ruang alat peraga, 7 kamar kecil, 1 tempat parkir sepeda siswa dan 1 tempat parkir kendaraan guru. Tenaga pendidik dan non kependidikan berjumlah 11 orang yang terdiri dari seorang kepala sekolah, 8 orang guru, 1 orang penjaga perpustakaan, serta 1 orang penjaga sekolah. Peneliti memilih lokasi penelitian di SD Negeri 2 Ngasinan karena beberapa alasan di antaranya jarak yang mudah dijangkau dari tempat tinggal peneliti, dari pihak kepala sekolah menyambut baik rencana penelitian di SD tersebut dan banyak memberi kesempatan serta masukan-masukan bagi peneliti untuk mengembangkan potensi diri di sekolah tersebut. Selain itu, para guru juga mau bekerja sama dalam penelitian kolaboratif, serta para siswa di SD tersebut mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi dan mau belajar dengan sungguh-sungguh. 2. Waktu Penelitian a. Persiapan Penelitian 1) Koordinasi perizinan : 12 November ) Observasi : 14 November ) Menyusun Proposal : November 2015 sampai Januari ) Seminar Proposal : 03 Februari

2 48 5) Revisi Proposal : 05 Februari 2016 sampai 10 Februari 2016 b. Pelaksanaan Tindakan 1) Siklus I a) Siklus I Pertemuan 1 (1) Perencanaan : 14 Februari 2016 (2) Pelaksanaan : 16 Februari 2016 (3) Observasi : 16 Februari 2016 (4) Refleksi : 17 Februari 2016 b) Siklus I Pertemuan 2 (1) Perencanaan : 17 Februari 2016 (2) Pelaksanaan : 19 Februari 2016 (3) Observasi : 19 Februari 2016 (4) Refleksi : 20 Februari 2016 c) Siklus I Pertemuan 3 (1) Perencanaan : 21 Februari 2016 (2) Pelaksanaan : 23 Februari 2016 (3) Observasi : 23 Februari 2016 (4) Refleksi : 24 Februari ) Siklus II a) Siklus II Pertemuan 1 (1) Perencanaan : 24 Februari 2016 (2) Pelaksanaan : 26 Februari 2016 (3) Observasi : 26 Februari 2016 (4) Refleksi : 27 Februari 2016 b) Siklus II Pertemuan 2 (1) Perencanaan : 28 Februari 2016 (2) Pelaksanaan : 01 Maret 2016 (3) Observasi : 01 Maret 2016 (4) Refleksi : 02 Maret 2016

3 49 c) Siklus II Pertemuan 3 (1) Perencanaan : 02 Maret 2016 (2) Pelaksanaan : 04 Maret 2016 (3) Observasi : 04 Maret 2016 (4) Refleksi : 05 Maret ) Siklus III a) Siklus III Pertemuan 1 (1) Perencanaan : 13 Maret 2016 (2) Pelaksanaan : 15 Maret 2016 (3) Observasi : 15 Maret 2016 (4) Refleksi : 16 Maret 2016 c. Analisis Data dan Pelaporan 1) Analisis Data : 17 Februari 2016 sampai 17 Maret ) Menyusun laporan skripsi : 18 Februari 2016 sampai 04 April ) Ujian dan revisi : 29 April 2016 sampai 02 Mei ) Penggandaan dan : Minggu ke-2 bulan Mei 2016 pengumpulan laporan B. Pendekatan Penelitian Pendekatan peneitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Menurut Arikunto, Suhardjono, & Supardi (2007: 3) menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi di dalam kelas secara bersama. Jenis penelitian ini yang digunakan adalah kolaborasi antara guru dan mahasiswa. Pada penelitian ini, peneliti melakukan kolaborasi dengan guru kelas V SD Negeri 2 Ngasinan yaitu Bapak Ponidi. Guru bertindak sebagai pelaksana tindakan kelas, sedangkan peneliti sebagai observer. C. Subjek Penelitian Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas V SD Negeri 2 Ngasinan. Jumlah siswa kelas V adalah 26 siswa, 15 siswa laki-laki dan 11 siswa

4 50 perempuan. Mereka memiliki kemampuan akademik dan latar belakang yang berbeda-beda. Sebagian besar siswa kelas V SD Negeri 2 Ngasinan berasal dari keluarga dengan taraf ekonomi menengah ke bawah. D. Data dan Sumber Data 1. Data Data yang baik adalah data yang diambil dari sumber yang tepat dan akurat (Arikunto, Suhardjono, dan Supardi, 2008: 129). Jenis data pada penelitian tindakan kelas ini ada dua macam, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kuantitatif berupa hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA tentang materi cahaya. Sedangkan data kualitatif berupa informasi mengenai pelaksanaan pembelajaran IPA menggunakan pendekatan saintifik dengan media konkret, informasi mengenai kemampuan berpikir kritis siswa. Informasiinformasi tersebut dapat diambil dari lembar observasi, lembar wawancara, dan video langkah pembelajaran. 2. Sumber Data a. Siswa Sumber data dari siswa diperoleh dari siswa kelas V SD Negeri 2 Ngasinan Tahun Ajaran 2015/2016. Data diperoleh berdasarkan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan saintifik dengan media konkret pada pembelajaran IPA tentang cahaya. Data tersebut diperoleh melalui tes hasil belajar, observasi, dan wawancara. b. Guru Guru berperan sebagai pelaksana tindakan dalam penelitian ini adalah guru kelas V SD Negeri 2 Ngasinan. Guru melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah dibuat oleh peneliti, yaitu dengan menerapkan pendekatan saintifik dengan media konkret pada pembelajaran IPA tentang cahaya. Data yang dapat diperoleh dari guru berupa data hasil pengamatan tentang proses pembelajaran yang dilaksanakan. Data tersebut didapat melalui observasi dan wawancara.

5 51 c. Peneliti Pada penelitian ini, peneliti mengamati kesesuaian pelaksanaan tindakan yang sudah didesain dengan kegiatan yang dilakukan guru. Saat mengamati pelaksanaan tindakan penerapan pendekatan saintifik dengan media konkret pada pembelajaran IPA tentang cahaya, peneliti juga mengamati kemampuan berpikir kritis siswa dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Data tersebut diperoleh melalui observasi menggunakan lembar observasi. d. Teman Sejawat Observer dalam penelitian ini adalah teman sejawat. Teman sejawat merupakan sumber data yang penting dalam penelitian tindakan kelas. Data yang dapat diperoleh dari teman sejawat berupa data hasil pengamatan tentang proses pembelajaran yang dilaksanakan dengan menerapkan pendekatan saintifik dengan media konkret pada pembelajaran IPA tentang cahaya. Teman sejawat dalam penelitian ini yaitu rekan mahasiswa. Data yang dari teman sejawat diperoleh dari wawancara dan observasi. e. Dokumen Dokumen adalah catatan peristiwa yang digunakan peneliti untuk mengetahui latar belakang siswa kelas V SD Negeri 2 Ngasinan tahun ajaran 2015/2016 dan nilai hasil belajar siswa. Dokumen digunakan sebagai pelengkap dan penguat data yang lain. Dokumen yang dapat dijadikan sumber data seperti dokumen daftar nilai, foto, video yang diambil saat pelaksanaan tindakan. E. Teknik Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan Data Menurut Sugiyono (2012: 308) mengatakan bahwa Teknik pengumpulan data merupakan suatu langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah untuk mendapatkan data. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

6 52 teknik nontes dan teknik tes. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut: a. Teknik Nontes 1) Observasi Pada penelitian ini, peneliti melakukan observasi tentang langkah-langkah pembelajaran IPA tentang cahaya menggunakan pendekatan saintifik dengan media konkret, serta mengamati kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran IPA. 2) Wawancara Sugiyono (2012: 194) menjelaskan bahwa wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang mendasarkan pada laporan tentang diri sendiri atau setidaknya pengetahuan dan atau keyakinan pribadi. Wawancara dilaksanakan pada saat selesainya pembelajaran dengan mengambil siswa secara acak serta observer untuk dimintakan data berupa pendapat, saran, maupun kritikan mengenai pengamatan pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan. 3) Dokumentasi Selain menggunakan teknik observasi dan wawancara, peneliti juga menggunakan teknik dokumentasi agar dalam pengumpulan data peneliti tidak hanya menggunakan sumber orang saja, tetapi juga memperoleh data dari sumber lain yang berupa foto dan video. b. Teknik Tes Menurut Arifin (2012: 118) Tes merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan dalam rangka melaksanakan kegiatan pengukuran, yang di dalamnya terdapat berbagai pertanyaan-pertanyaan atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh peserta didik untuk mengukur aspek perilaku peserta didik. Teknik pengumpulan data berupa tes pada penelitian ini dilakukan melalui pelaksanaan tes hasil belajar pada awal sebelum dilaksanakannya pembelajaran dan akhir setelah dilaksanakannya

7 pembelajaran, serta evaluasi mandiri pada tiap pelaksanaan pembelajaran melalui Lembar Kerja Siswa Alat Pengumpulan Data Pemilihan dan penggunaan alat pengumpulan data dalam penelitian ini disesuaikan dengan teknik pengumpulan data yang digunakan. Alat pengumpulan data dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur pelaksanaan pendekatan saintifik dengan media konkret dalam upaya peningkatan berpikir kritis pembelajaran IPA tentang cahaya pada siswa kelas V SD Negeri 2 Ngasinan tahun ajaran 2015/2016. Berdasarkan teknik yang digunakan, penggunaan alat pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut. a. Instrumen Nontes 1) Lembar Observasi Lembar observasi merupakan pedoman yang berisi aspek-aspek yang perlu diamati. Lembar observasi diisi oleh observer untuk mengamati pelaksanaan proses pembelajaran IPA tentang cahaya dengan media konkret dengan menerapkan pendekatan saintifik yang disusun berdasarkan skenario pembelajaran. 2) Pedoman Wawancara Pedoman wawancara berisi pertanyaan-pertanyaan yang akan ditanyakan kepada responden saat wawancara berlangsung. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam proses wawancara digunakan untuk menelusuri lebih lanjut mengenai kekurangan proses pembelajaran yang telah dilaksanakan agar peneliti dapat memperbaiki proses pembelajaran selanjutnya. b. Instrumen Tes Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal-soal yang berkaitan dengan kompetensi yang harus dicapai siswa dalam materi cahaya. Instrumen tes ini dikerjakan secara tertulis oleh siswa kelas V SD Negeri 2 Ngasinan. Soal-soal yang digunakan dalam penelitian ini

8 54 bertujuan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan masalah sebelum maupun sesudah dilaksanakan penelitian siswa kelas V SD Negeri 2 Ngasinan. 3. Penyusunan Instrumen a. Instrumen Penerapan Pendekatan Saintifik dengan Media Konkret 1) Definisi Konsep Pendekatan saintifik merupakan pendekatan yang menekankan pada proses ilmiah dengan melaksanakan investigasi terhadap suatu fenomena atau objek konkret melalui proses mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan tentang suatu kebenaran nilai-nilai sehingga dapat mendorong siswa agar dapat mengembangkan aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Media konkret merupakan media yang sebenarnya, media yang membantu pengalaman nyata peserta didik dalam memahami materi pelajaran. Langkah-langkah penerapan pendekatan saintifik dengan media konkret dalam penelitian ini sebagai berikut. a) Mengamati dengan media konkret Kegiatan mengamati merupakan kegiatan mengutamakan pada kebermaknaan proses pembelajaran (meaningful learning). Siswa dapat terlibat langsung mengamati media konkret yang berupa objek secara nyata terkait materi tentang cahaya. Kegiatan mengamati merangsang kemampuan siswa dalam berpikir kritis. b) Menanya dengan media konkret Pada kegiatan menanya, guru harus dapat merangsang siswa untuk menanya dan menjawab pertanyaan terkait pengamatan tentang cahaya telah dilaksanakan terhadap media konkret yang ditampilkan oleh guru. Kompetensi yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk siswa dalam berpikir kritis.

9 55 c) Mencoba dengan media konkret Kegiatan mencoba dilaksanakan siswa melalui bimbingan dari guru dan dilaksanakan dengan memanfaatkan media konkret. Kegiatan ini mampu menunjang siswa dalam kemampuan berpikir kritis, karena siswa melakukan percobaan dengan cermat dan teliti agar dapat menemukan fakta-fakta yang sesuai dengan teori yang ada. d) Menalar dengan media konkret Siswa melakukan penalaran dengan cara mengasosiasikan antara pengetahuan yang telah diterima siswa sebelumnya dengan pengetahuan baru yang diperoleh siswa melalui media konkret terkait materi tentang cahaya yang disampaikan oleh guru. e) Mengkomunikasikan dengan media konkret Pada kegiatan ini, siswa mengkomunikasikan hasil pekerjaan yang telah disusun baik secara bersama-sama dalam kelompok dan atau secara individu dari hasil kesimpulan yang telah dibuat bersama terkait materi tentang cahaya secara lisan maupun tertulis. Melalui penerapan pendekatan saintifik dengan media konkret ini, peneliti fokus proses belajar dengan melibatkan siswa secara langsung melakukan kegiatan mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan untuk memahami suatu konsep atau prinsip melalui proses ilmiah, sehingga akan mendorong dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. 2) Definisi Operasional Penerapan pendekatan saintifik dengan media konkret adalah akumulasi skor dan deskripsi yang menunjukkan pelaksanaan langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan saintifik dengan media konkret dalam peningkatan berpikir kritis pembelajaran IPA pada siswa kelas V SD Negeri 2 Ngasinan. Skor dan deskripsi tersebut diperoleh dengan lembar observasi dan pedoman wawancara. Kisi-kisi instrumen observasi dan wawancara pelaksanaan pendekatan saintifik

10 56 dengan media konkret dalam peningkatan berpikir kritis yang disusun berdasarkan skenario pembelajaran yang terdapat pada lampiran 3 halaman ) Kisi-kisi Penerapan Pendekatan Saintifik dengan Media Konkret Tabel 3.1. Kisi-kisi Observasi dan Wawancara Penerapan Pendekatan Saintifik dengan Media Konkret terhadap Guru No Aspek yang Diamati Nomor Jumlah Butir 1. Mengamati (keterampilan guru mengarahkan siswa untuk mengamati benda konkret) 2. Menanya (keterampilan guru menggali kemampuan siswa untuk bertanya tentang media konkret) 3. Mencoba (keterampilan guru mengarahkan siswa dalam kegiatan mencoba dengan media konkret) 4. Menalar (keterampilan guru menumbuhkan keterampilan berpikir siswa dengan media konkret) 5. Mengkomunikasikan (keterampilan guru dalam menggali kemampuan siswa untuk mengkomunikasikan dengan media konkret) Butir 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 9, 10, 11, 12, 13 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20 21, 22, 23, 24 25, 26, 27, 28, 29, 30 Jumlah 30 (Daftar selengkapnya pada lampiran 4 halaman 197)

11 Tabel 3.2. Kisi-kisi Observasi dan Wawancara Penerapan Pendekatan Saintifik dengan Media Konkret terhadap Siswa No Aspek yang Diamati Nomor Jumlah Butir Butir 1. Mengamati 1, 2, 3, 4, (siswa mengamati media konkret) 5, 6, 7, Menanya (siswa menanyakan hal 9, 10, 11, yang belum jelas tentang media 12, 13 konkret) 5 3. Mencoba (siswa mencoba 14, 15, 16, menyelesaikan permasalahan yang 17, 18, 19, ada/percobaan dengan media 20 konkret) 7 4. Menalar (siswa menalar informasi 21, 22, 23, dari suatu percobaan dengan media 24 konkret) 4 5. Mengkomunikasikan (mengkomunikasikan kesimpulan 25, 26, 27, analisis percobaan dengan media 28, 29, 30 6 konkret) Jumlah 30 (Daftar selengkapnya pada lampiran 5 halaman 204) 57 b. Instrumen Peningkatan Berpikir Kritis dalam Pembelajaran IPA 1) Definisi Konsep Berpikir kritis adalah proses berpikir yang jelas dan terarah, digunakan dalam memecahkan masalah, mengambil keputusan, menganalisis, merefleksi permasalahan secara mendalam, serta memiliki kemampuan dalam melakukan penelitian. Objek proses pembelajaran IPA dapat dicapai dalam suatu proses pembelajaran dengan pendekatan discovery-inquiry. Pendekatan ini mampu meningkatkan kemampuan peserta didik dalam melakukan pengamatan, mengklasifikasi, membuat dugaan, menjelaskan mengukur, bertukar pendapat atau diskusi, memecahkan permasalahan (problem solving), dan membuat kesimpulan. Kemampuan yang ingin dioptimalkan dalam pendekatan discovery-inquiry adalah proses mental kemampuan berpikir kritis, kemampuan berpikir deduktif-

12 58 induktif, kemampuan berkomunikasi, peningkatan motivasi, dan peningkatan daya resitasi peserta didik. Indikator berpikir kritis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: (1) memberikan penjelasan dasar, (2) menentukan dasar pengambilan keputusan, (3) menarik kesimpulan, (4) bersikap dan berpikir terbuka, serta (5) berpikir dan bersikap secara sistematis dan teratur. Dalam penelitian ini, peneliti fokus terhadap peningkatan berpikir kritis siswa sesuai indikator berpikir kritis tersebut khususnya dalam pembelajaran IPA tentang cahaya. 2) Definisi Operasional Berpikir kritis siswa dapat didata melalui skor-skor yang menunjukkan kemampuan berpikir kritis siswa pada pembelajaran IPA tentang cahaya. Skor-skor tersebut diperoleh melalui lembar observasi dan wawancara yang diberikan kepada observer dan siswa. Adapun aspek yang diamati dalam menentukan keterampilan berpikir kritis siswa yaitu: (1) memberikan penjelasan dasar, (2) menentukan dasar pengambilan keputusan, (3) menarik kesimpulan, (4) bersikap dan berpikir terbuka, serta (5) berpikir dan bersikap secara sistematis dan teratur. 3) Kisi-kisi Instrumen Peningkatan Berpikir Kritis dalam Pembelajaran IPA a) Teknik Nontes Teknik nontes menggunakan instrumen berupa lembar observasi penilaian proses yang berisi aspek-aspek pengamatan peneliti dan guru kelas terhadap siswa yang telah dilengkapi dengan deskriptor penilaian dan tabel aspek penilaian hasil laporan siswa. Lembar observasi ini akan digunakan untuk menilai proses siswa saat mengikuti kegiatan pembelajaran berdasarkan deskriptor dan teknik penskoran yang telah ditentukan. Sementara aspek

13 59 penilaian hasil laporan akan digunakan untuk menilai hasil laporan tertulis siswa yang dibuat setelah melaksanakan kegiatan eksperimen secara berkelompok. Kisi-kisi lembar observasi penilaian proses siswa dan tabel aspek penilaian laporan tertulis adalah sebagai berikut. Tabel 3.3. Kisi-kisi Lembar Observasi Berpikir Kritis Siswa dalam Pembelajaran IPA Nomor Jumlah No Aspek yang Diamati Butir Butir 1. Memberikan penjelasan dasar 1, 2, 3, Menentukan dasar 5, 6, 7, 4 pengambilan keputusan 8 3. Menarik kesimpulan 9, 10, 4 11, Bersikap dan berpikir terbuka 11, 12, 4 13, Berpikir dan bersikap secara 15, 16, 4 sistematis dan teratur 17, 18 Jumlah 20 (Daftar selengkapnya pada lampiran 5 halaman 211) Setiap butir pernyataan yang memenuhi semua deskriptor memperoleh skor 4, memenuhi 3 deskriptor memperoleh skor 3, memenuhi 2 deskriptor memperoleh skor 2, hanya memenuhi 1 deskriptor memperoleh skor 1, dan apabila tidak ada deskriptor yang terpenuhi memperoleh skor 0. Cara menghitung persentaseadalah sebagai berikut: Persentase = b) Teknik Tes Teknik tes menggunakan instrumen berupa soal yang berkaitan dengan materi tentang cahaya. Soal tes ini digunakan untuk

14 60 memperoleh informasi nilai hasil belajar siswa dalam berpikir kritis pada setiap pertemuan dalam setiap siklus. Kisi-kisi soal tes yang akan digunakan pada siklus I, siklus II, dan siklus III dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:

15 Tabel 3.4. Kisi-kisi Soal Tes Siklus I Pertemuan 1 Indikator Membedakan sumber cahaya Tujuan Menyebutkan sumber cahaya buatan Menyebutkan sumber cahaya alami Jenjang kognitif C1 C1 No soal Bentuk soal Menjelaskan sumber cahaya terbesar di bumi Mendemonst rasikan cahaya merambat lurus Menjelaskan contoh cahaya merambat lurus Mengkategorikan peristiwa cahaya merambat lurus C3 3 3 Menjelaskan proses terjadinya cahaya merambat lurus C3 4 Menyimpulkan peristiwa merambat lurus C4 5 Menyimpulkan peristiwa merambat lurus C Menyebutkan contoh cahaya merambat lurus Menjelaskan terlihatnya cahaya lilin Mengurutkan contoh peristiwa cahaya merambat lurus C3 2 4

16 Tabel 3.5.Kisi-kisi Soal Tes Siklus I Pertemuan 2 Indikator Membuktikan cahaya dapat menembus benda bening Tujuan Menyebutkan pengertian benda bening Menyebutkan sifat cahaya menembeus benda bening Jenjang kognitif C1 C1 No soal Bentuk soal Menjelaskan peristiwa cahaya menembeus benda bening 2 Menyebutkan contoh benda gelap Menjelaskan contoh cahaya menembus benda bening Menjelaskan peristiwa cahaya menembus benda bening Mengkategorikan contoh cahaya menembus benda bening C3 C3 3 4 Mengkategorikan contoh benda bening C3 3 Menyimpulkan peristiwa cahaya menembus benda bening C Mengelompok kan benda bening dan gelap Mengkategorikan contoh benda gelap Menyimpulkan peristiwa cahaya menembus benda bening C1 C4 4 5

17 Tabel 3.6. Kisi-kisi Soal Tes Siklus I Pertemuan 3 Indikator Mendeskripsi kan pemantulan cahaya Tujuan Menunjukkan cahaya dapat dipantulkan Menyebutkan sifat cahaya dapat dipantulkan Jenjang kognitif C1 C1 No soal Bentuk soal Menunjukkan peristiwa cahaya dapat dipantulkan 2 Menunjukkan pengertian cermin datar Membedakan pemantulan teratur dan pemantulan baur Menunjukkan cahaya dipantulkan ke segala arah Menyimpulkan peristiwa cahaya dapat dipantulkan pada kertas karton C3 3 4 Menyimpulkan peristiwa cahaya dapat dipantulkan C4 4 Menyimpulkan peristiwa cahaya dapat dipantulkan C Mendemonstr asikan sifatsifat cahaya yang mengenai cermin datar Mengkategorikan sifat-sifat cahaya yang mengenai cermin datar Menyimpulkan peristiwa pemantulan cahaya pada cermin datar C3 C4 3 5

18 Tabel 3.7. Kisi-kisi Soal Tes Siklus II Pertemuan 1 Indikator Membedakan pemantulan cahaya pada cermin cekung dan cermin cembung Tujuan Menunjukkan pengertian cermin cekung Menunjukkan pengertian cermin cembung Jenjang kognitif C1 C1 No soal Bentuk soal Menyebutkan pengertian cermin cekung C1 2 Menunjukkan benda yang menggunakan cermin cembung C3 4 Menyimpulkan pemantulan cahaya pada cermin cembung C Menjelaskan contoh penggunaan cermin cekung dan cembung Menunjukkan contoh benda yang menggunakan cermin cekung Menjelaskan bayangan yang dibentuk cermin cekung Menunjukkan sifat-sifat cahaya yang mengenai cermin cekung dan cembung Mengkategorikan benda termasuk cermin cekung atau cembung Menjelaskan sifat bayangan yang dibentuk cermin cekung Menyimpulkan penggunaan cermin cembung C3 C

19 Tabel 3.8. Kisi-kisi Soal Tes Siklus II Pertemuan 2 Indikator Menunjukkan pembiasan cahaya Tujuan Menyebutkan peristiwa pembiasan cahaya Menunjukkan peristiwa pembiasan cahaya pada uang logam Jenjang kognitif C1 C1 No soal Bentuk soal Menunjukkan kerapatan udara 2 Menunjukkan gambar peristiwa pembiasan cahaya C Menjelaskan contoh pembiasan cahaya Menunjukkan perambatan cahaya pada peristiwa pembiasan cahaya Menjelaskan sifat kerapatan udara dibandingkan air 2 3 Mengkategorikan contoh pembiasan cahaya C3 4 Menunjukkan pembiasan cahaya pada pensil di dalam gelas berisi air C3 4 Menyimpulkan pembiasan cahaya pada uang logam C4 5 Menyimpulkan pembiasan cahaya pada uang logam C4 5

20 Tabel 3.9. Kisi-kisi Soal Tes Siklus II Pertemuan 3 Indikator Menjelaskan cahaya dapat diuraikan Tujuan Menjelaskan pengertian cahaya polikromatik Menunjukkan cahaya yang dihasilkan pada peristiwa penguraian cahaya Jenjang kognitif C1 C1 No soal Bentuk soal Menjelaskan penguraian cahaya dalam kehidupan sehari-hari 2 Menunjukkan warna pelangi 3 Menunjukkan terjadinya pelangi 2 Menunjukkan cakram warna Mendemonstra sikan cahaya dapat diuraikan Mengkategorikan peristiwa penguraian cahaya Menjelaskan terjadinya pelangi C3 C3 4 4 Menyimpulkan peritiwa penguraian cahaya C4 5 Menyimpulkan peritiwa penguraian cahaya pada balon busa C4 5

21 67 F. Teknik Uji Validitas Data Validitas menurut Sugiyono (2012: 363) merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Validasi digunakan agar diperoleh data yang valid dari suatu penelitian. Data yang valid dalam suatu penelitian merupakan data yang sesuai dengan kenyataan dari apa yang sedang diteliti atau dites. Agar diperoleh data yang valid, instrumen atau alat untuk mengevaluasinya harus valid. Instrumen evaluasi dipersyaratkan valid agar hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi valid. Validasi data yang diperoleh melalui triangulasi. Triangulasi merupakan kegiatan memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk, atau analisis dengan cara membandingkan hasil orang lain yang hadir dan menyaksikan situasi yang sama. Adapun teknik triangulasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi teknik dan triangulasi waktu. 1. Triangulasi Teknik Triangulasi teknik yaitu peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Adapun teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. 2. Triangulasi Waktu Triangulasi waktu dilakukan dengan membandingkan keadaan sebelum dan sesudah diterapkannya pendekatan saintifik dengan media konkret dalam pembelajaran IPA di kelas V SD tentang cahaya. G. Teknik Analisis Data Analisis data merupakan proses mengolah data dari sumber data untuk menampilkan hasil penelitian yang mudah dipahami sesuai dengan tujuan penelitian. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif berasal dari proses analisis penerapan pendekatan saintifik dengan media konkret, sedangkan data kuantitatif berupa hasil belajar siswa pada ulangan tengah semester pada materi IPA. Analisis data dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif. Analisis data kualitatif menurut

22 68 Sugiyono (2012: 334) adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Analisis data kualitatif dalam penelitian ini digunakan untuk menentukan peningkatan berpikir kritis siswa. Mengacu pendapat Miles dan Huberman (Sugiyono, 2012: 337) menyebutkan ada tiga langkah pengolahan data kualitatif, yakni: 1. Reduksi Data Data yang diperoleh dari lapangan seringkali berjumlah cukup banyak, kompleks, dan rumit. Untuk itu perlu dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya, dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya jika diperlukan. Peneliti melakukan pemfokusan data hasil observasi dan wawancara. Peneliti melakukan reduksi data dengan cara mengelompokkan data yang diperlukan dan membuang data yang tidak diperlukan yang diperoleh dari teknik pengumpulan data yang digunakan. 2. Penyajian Data Penyajian data dilakukan dengan cara menyusun sekumpulan informasi yang diperoleh dari hasil reduksi sehingga dapat ditarik kesimpulan. Penyajian data dapat ditampilkan dalam bentuk narasi, grafik, tabel, dan matrik yang berfungsi untuk menunjukkan informasi tentang sesuatu hal berkaitan dengan antara variabel yang satu dengan yang lainnya. 3. Penarikan Kesimpulan Penarikan kesimpulan yaitu proses menarik intisari atas sajian data dalam bentuk pernyataan yang singkat dan padat tetapi mengandung pengertian yang luas. Data yang telah diproses dengan langkah-langkah

23 69 seperti di atas, kemudian ditarik kesimpulan dengan menggunakan metode induktif yang berangkat dari hal-hal khusus untuk memperoleh kesimpulan umum yang objektif. Kesimpulan tersebut kemudian diverifikasi dengan cara melihat kembali pada reduksi data maupun pada penyajian data sehingga kesimpulan yang diambil tidak menyimpang dari permasalahan penelitian. H. Indikator Kinerja Penelitian Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang dijadikan acuan atau tolok ukur dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian. Indikator kinerja yang ingin dicapai dalam penelitian tindakan kelas ini adalah meningkatnya berpikir kritis siswa kelas V SD Negeri 2 Ngasinan, Bonorowo, Kebumen dengan menggunakan pendekatan saintifik dengan media konkret. Indikator-indikator kinerja yang dicapai sebagai bentuk keberhasilan penelitian tindakan kelas ini yaitu:

24 70 Tabel Indikator Kinerja Penelitian Aspek yang Diukur Guru melaksanakan pendekatan saintifik dengan media konkret sesuai dengan langkah-langkah pendekatan saintifik dengan media konkret Persentase yang Ditargetkan 85% Cara Mengukur Diamati pada saat guru melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan saintifik dengan media konkret, KKM = 70 Respon siswa dalam melaksanakan pendekatan saintifik dengan media konkret sesuai dengan langkah-langkah pendekatan saintifik dengan media konkret Kemampuan berpikir kritis siswa 85% 85% Diamati pada saat siswa melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan saintifik dengan media konkret, KKM = 70 Diamati pada saat guru melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan saintifik dengan media konkret, minimal seluruhnya memenuhi 3 deskriptor, KKM = 70 H. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian adalah sebuah rangkaian tahap penelitian dari awal hingga akhir. Penelitian ini merupakan proses pengkajian sistem berdaur sebagaimana kerangka berpikir yang dikembangkan oleh Arikunto, Suhardjono, dan Supardi (2010: 16). Prosedur penelitian mencakup tahapan-tahapan sebagai berikut: (a) perencanaan (planning), (b) penerapan tindakan (action), (c) mengobservasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan (observation and evaluation), dan (d) melakukan refleksi (reflecting). Dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai (kriteria keberhasilan). Berikut gambar 3.2 skema pelaksanaan tindakan kelas model spiral menurut Arikunto, dkk (2010: 16). Secara garis besar ada empat tahapan yang

25 lazim dilalui dalam penelitian tindakan, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, (4) refleksi. 71 Perencanaan Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan Pengamatan Refleksi Perencanaan SIKLUS II Pengamatan Pelaksanaan Refleksi? Perencanaan SIKLUS III Pelaksanaan Pengamatan 1. Tahap Perencanaan Gambar 3.1. Alur Penelitian Tindakan Kelas Sumber : Arikunto, dkk. (2010: 16) Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Penelitian tindakan yang ideal sebenarnya dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan. Istilah untuk cara ini adalah penelitian kolaborasi. Cara ini dikatakan ideal karena adanya upaya untuk mengurangi unsur subjektivitas pengamat serta mutu kecermatan pengamatan yang dilakukan. Dalam penelitian kolaborasi, pihak yang melakukan tindakan adalah guru, sedangkan yang diminta melakukan pengamatan terhadap

26 72 berlangsungnya proses tindakan adalah peneliti, bukan guru yang sedang melakukan tindakan. Dalam tahap menyusun rancangan ini peneliti menentukan titik atau fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat sebuah instrumen pengamatan untuk membantu peneliti merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung. Peneliti adalah pihak yang paling berkepentingan untuk meningkatkan kinerja, maka pemilihan strategi pembelajaran disesuaikan dengan selera dan kepentingan peneliti agar pelaksanaan tindakan dapat terjadi secara wajar, realistis, dan dapat dikelola dengan mudah. 2. Tahap Pelaksanaan Tahap kedua dari penelitian adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan kelas. Dalam pelaksanaan guru harus ingat dan berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi juga tidak dibuat-buat. Dalam refleksi, keterkaitan antara pelaksanaan dan perencanaan harus sinkron. 3. Tahap Pengamatan Tahap ketiga adalah pengamatan yang dilakukan oleh pengamat. Sebenarnya sedikit kurang tepat kalau pengamatan ini dipisahkan dengan pelaksanaan tindakan karena seharusnya pengamatan dilakukan secara bersamaan dengan tahap pelaksanaan. Saat melakukan pengamatan, guru pelaksana mencatat sedikit demi sedikit apa yang terjadi agar memperoleh data yang akurat untuk perbaikan siklus berikutnya. 4. Tahap Refleksi Tahap keempat merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Istilah refleksi berasal dari kata Bahasa Inggris reflection, yang diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia pemantulan. Selesai melakukan tindakan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan.

27 73 Jika penelitian tindakan dilakukan melalui beberapa siklus, maka dalam refleksi terakhir, peneliti menyampaikan rencana yang disarankan kepada peneliti lain apabila dia menghentikan kegiatannya, atau kepada diri sendiri apabila akan melanjutkan dalam kesempatan lain. Penelitian dilaksanakan dalam tiga siklus yaitu siklus I, II, dan III. Tahapan dalam setiap siklus terdiri atas empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pelaksanaan siklus I merupakan tindak lanjut dari identifikasi masalah yang telah dilaksanakan. Adapun pelaksanaan siklus II merupakan re-plan dari siklus I. Adapun uraian rancangan pembelajarannya sebagai berikut: 1. Siklus I Siklus I merupakan tindakan yang dilaksanakan sebagai tindak lanjut dari identifikasi masalah yang telah dilakukan. Penelitian tindakan dilakukan sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah disusun, yaitu meliputi 4 tahap sebagai berikut: a. Perencanaan Kegiatan yang dilakukan pada siklus I pertemuan pertama adalah: (1) meminta izin kepada kepala sekolah untuk melaksanakan penelitian siklus I, (2) menunjuk guru sebagai kolaborator penelitian tindakan kelas, (3) mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam pembelajaran contohnya data siswa dan daftar nilai IPA siswa kelas V SD Negeri 2 Ngasinan tahun ajaran 2015/2016, (4) menyusun skenario tindakan menggunakan pendekatan saintifik dengan media konkret, serta skenario pembelajaran siklus I, (5) menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I pertemuan pertama dengan standar kompetensi menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model, sedangkan kompetensi dasar mendeskripsikan sifat-sifat cahaya, (6) menyusun Lembar Kerja Siswa berkaitan dengan pokok bahasan cahaya, (7) menyusun alat-alat evaluasi tindakan berupa lembar evaluasi, lembar observasi, pedoman wawancara pelaksanaan pembelajaran tentang cahaya melalui

28 74 pendekatan saintifik dengan media konkret, dan menyusun lembar observasi berpikir kritis siswa siklus I, (8) menghubungi kolaborator sebagai pelaksana penelitian tindakan kelas, (9) menghubungi observer untuk mengawasi dan menilai kegiatan pembelajaran yang dilakukan menggunakan pendekatan saintifik dengan media konkret, (10) menetapkan fokus atau membuat skenario tindakan pembelajaran bersama kolaborator, (11) membuat surat perjanjian kerjasama antara peneliti dengan kolaborator, (12) membuat surat keterangan menjadi observer yang meliputi peneliti dan dua teman sejawat peneliti. b. Pelaksanaan Tahap pelaksanaan tindakan ini didasarkan pada perencanaan yang telah disusun. Guru melaksanakan tindakan pada siklus I dengan menggunakan pendekatan saintifik dengan media konkret di kelas V SD Negeri 2 Ngasinan sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran yang terdapat pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Tahap pelaksanaan pada siklus I terdiri dari tiga kali pertemuan dengan standar kompetensi menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model, sedangkan kompetensi dasar mendeskripsikan sifat-sifat cahaya. Adapun materi yang akan dibahas pada pertemuan pertama hari Selasa, 16 Februari 2016 pukul WIB yaitu tentang sifat cahaya merambat lurus, dengan indikator: (1) menjelaskan sumber cahaya, (2) mendemonstrasikan cahaya merambat lurus, (3) menjelaskan contoh cahaya merambat lurus. Pada pertemuan pertama media konkret yang digunakan berupa lilin, jepitan kayu, dan karton tebal. Materi pada pertemuan kedua hari Jumat, 19 Februari 2016 pukul WIB yaitu tentang sifat cahaya menembus benda bening, dengan indikator: (1) membuktikan cahaya dapat menembus benda bening, (2) menjelaskan contoh cahaya menembus benda bening, dan (3) mengelompokkan benda bening dan benda gelap. Pada pertemuan kedua media konkret yang digunakan berupa lampu senter, gelas bening, plastik bening, kardus, karton

29 75 hitam, dan batu bata. Materi yang dipelajari pada pertemuan ketiga hari Selasa, 23 Februari 2016 pukul WIB yaitu tentang pemantulan cahaya pada cermin datar dengan indikator: (1) mendeskripsikan pemantulan cahaya, (2) membedakan pemantulan teratur dan pemantulan baur, (3) mendemonstrasikan sifat-sifat cahaya yang mengenai cermin datar. Pada pertemuan ketiga media konkret yang digunakan berupa cermin datar dan alat tulis. Selama pembelajaran, guru dan siswa melaksanakan langkah-langkah pendekatan saintifik dengan media konkret. c. Pengamatan Kegiatan pengamatan siklus I dilakukan selama proses pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan oleh pengamatan dan teman sejawat. Pengamatan dilakukan terhadap isi tindakan, pelaksanaan tindakan, maupun akibat yang timbul dari tindakan guru. Langkah berikutnya, peneliti menganalisis hasil yang dicapai siswa setelah tindakan. Hal ini dilakukan sesuai dengan teknik pengumpulan data yang telah ditentukan sebelumnya. Selain itu, peneliti juga melakukan pengamatan tentang kendala proses pelaksanaan pendekatan saintifik dengan media konkret pada setiap siklus. Tahap akhir dari pengamatan ini adalah mendiskusikan hasil pengamatan bersama guru kelas terhadap pelaksanaan tindakan sebagai bahan untuk mengadakan refleksi serta menyusun langkah atau rencana selanjutnya. d. Refleksi Pada tahap refleksi peneliti mengadakan analisis, pemaknaan, dan penyimpulan terhadap tindakan yang telah dilaksanakan sehingga menemukan kelebihan maupun kekurangan selama proses pembelajaran. Kemudian peneliti mengkaji dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari pembelajaran tersebut. Dari hasil refleksi, peneliti akan melakukan perbaikan pembelajaran untuk siklus berikutnya. Tahap refleksi juga merupakan evaluasi tentang tindakan yang telah dilakukan untuk mengetahui keberhasilan atau pengaruh

30 76 tindakan. Pada tahap ini peneliti dapat membandingkan kondisi awal sebelum diadakan tindakan dan kondisi sesudah diberikan tindakan siklusi I. Berdasarkan hasil refleksi ini guru melakukan perbaikan pembelajaran pada siklus berikutnya. 2. Siklus II Kegiatan pada siklus II, guru dan siswa mengalami perubahan yang lebih baik berdasarkan refleksi pada siklus I. Pada siklus II ini, kendala yang muncul pada siklus I dapat diatasi sehingga proses pembelajarannya lebih baik. a. Perencanaan Perencanaan yang disusun telah mendapat masukan dari berbagai sumber yang ditulis pada kegiatan refleksi, agar terjadi perbaikan dalam pembelajaran selanjutnya. Perencanaan yang perlu diperbaiki dalam kegiatan sebelumnya perlu dilakukan agar perencanaan selanjutnya lebih baik. Pada tahap perencanaan siklus II, peneliti merencanakan tindakan yang akan dilakukan pada siklus II dengan membuat RPP siklus II dengan standar kompetensi menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model, kompetensi dasar mendeskripsikan sifat-sifat cahaya berdasarkan hasil refleksi siklus I dan menyiapkan perlengkapan yang akan digunakan untuk melaksanakan tindakan siklus II. b. Pelaksanaan Tahap pelaksanaan tindakan ini didasarkan pada perencanaan yang telah disusun. Seperti pada siklus I, dalam siklus II peneliti juga akan menggunakan pendekatan saintifik dengan media konkret dalam pembelajaran IPA pada materi cahaya. Pada siklus II ini direncanakan ada tiga kali pertemuan. Tahap tindakan pada siklus II adalah melaksanakan proses pembelajaran berdasarkan perencanaan yang telah dibuat pada siklus II untuk memperbaiki proses pembelajaran siklus I.

31 77 Tahap pelaksanaan pada siklus II ini terdiri dari tiga kali pertemuan dengan standar kompetensi menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model, sedangkan kompetensi dasar mendeskripsikan sifat-sifat cahaya. Materi yang dipelajari pada pertemuan pertama hari Jumat, 26 Februari 2016 pukul WIB yaitu tentang pemantulan cahaya pada cermin cekung dan cermin cembung, dengan indikator: (1) membedakan pemantulan cahaya pada cermin cekung dan cermin cembung, (2) menjelaskan contoh penggunaan cermin cekung dan cermin cembung, (3) menunjukkan sifat-sifat cahaya yang mengenai cermin cekung dan cembung. Pada pertemuan pertama media konkret yang digunakan berupa sendok yang mengkilap permukaannya, spidol, dan kaca spion motor. Materi pada pertemuan kedua hari Selasa, 01 Maret 2016 pukul WIB yaitu tentang pembiasan cahaya dengan indikator: (1) menunjukkan pembiasan cahaya, (2) menjelaskan contoh pembiasan cahaya. Pada pertemuan kedua media konkret yang digunakan berupa gelas bening, air putih, pulpen, dan uang logam. Materi yang dipelajari pada pertemuan ketiga hari Jumat, 04 Maret 2016 pukul WIB yaitu tentang pemantulan cahaya pada cermin datar dengan indikator: (1) menjelaskan cahaya dapat diuraikan, (2) mendemonstrasikan cahaya dapat diuraikan. Pada pertemuan ketiga media konkret yang digunakan berupa alat penyemprot yang sudah tidak terpakai dan air. c. Pengamatan Tahap pengamatan dilakukan oleh observer dengan kegiatan yang sama dengan siklus I yaitu mengamati pelaksanaan dan mencatat segala kejadian saaat tindakan. Pengamatan dilaksanakan selama pembelajaran berlangsung dengan mengisi instrumen pengamatan terhadap perhatian dan umpan balik siswa. d. Refleksi Kegiatan pada siklus II diakhiri dengan kegiatan refleksi yang dilakukan oleh guru bersama peneliti dan obserever berdasarkan hasil

32 78 pengamatan selama proses pembelajaran dilaksanakan. Hasil refleksi digunakan untuk mengetahui kekurangan dalam pelaksanaan tindakan yang telah dilaksanakan guru sehingga dijadikan perbaikan siklus III. 3. Siklus III Kegiatan pada siklus III merupakan tindakan berdasarkan refleksi pada siklus II. Pada siklus III ini, peneliti menekankan pencapaian tujuan pembelajaran yang belum dicapai dengan memberikan perbaikan terhadap kendala yang muncul pada siklus II. a. Perencanaan Perencanaan yang disusun telah mendapat masukan dari berbagai sumber yang ditulis pada kegiatan refleksi, agar terjadi perbaikan dalam pembelajaran selanjutnya. Perencanaan yang perlu diperbaiki dalam kegiatan sebelumnya perlu dilakukan agar perencanaan selanjutnya lebih baik. Pada tahap perencanaan siklus III, peneliti merencanakan tindakan yang akan dilakukan pada siklus II dengan membuat RPP siklus III dengan standar kompetensi menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model, kompetensi dasar mendeskripsikan sifat-sifat cahaya berdasarkan hasil refleksi siklus II dan menyiapkan perlengkapan yang akan digunakan untuk melaksanakan tindakan siklus III. b. Pelaksanaan Tahap pelaksanaan tindakan ini didasarkan pada perencanaan yang telah disusun. Guru melaksanakan tindakan pada siklus III dengan menggunakan pendekatan saintifik dengan media konkret dalam pembelajaran IPA pada materi cahaya. Tindakan pada siklus III dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran yang terdapat pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk memperbaiki tindakan yang dilaksanakan pada siklus II. Tahap pelaksanaan pada siklus III ini terdiri dari satu kali pertemuan dengan standar kompetensi menerapkan sifat-sifat cahaya

33 79 melalui kegiatan membuat suatu karya/model, kompetensi dasar mendeskripsikan sifat-sifat cahaya. Materi yang dipelajari pada hari Selasa, 15 Maret 2016 pukul WIB yaitu materi-materi yang telah dipelajari pada siklus I dan siklus II yang masih perlu dimantapkan. c. Pengamatan Tahap pengamatan dilakukan oleh observer dengan kegiatan yang sama dengan siklus I dan II yaitu mengamati pelaksanaan dan mencatat segala kejadian saaat tindakan. Pengamatan dilaksanakan selama pembelajaran berlangsung dengan mengisi instrumen pengamatan terhadap perhatian dan umpan balik siswa. d. Refleksi Pada tahap refleksi siklus III, akan diperoleh hasil yang lebih baik atau meningkat dari siklus I dan II sehingga kriteria keberhasilan dapat tercapai maksimal. Optimalisasi keberhasilan dalam pelaksanaan tindakan ini membuktikan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik dengan media konkret dapat meningkatkan berpikir kritis siswa pada pembelajaran IPA tentang cahaya pada siswa kelas V SD Negeri 2 Ngasinan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 43 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SD Negeri 7 Kutosari, Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen yang beralamat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 42 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Kedungwinangun. Lokasi sekolah dasar tersebut terletak di Desa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan di SD Negeri Kebumen yang beralamat di Jalan Kaswari nomer 2 Kelurahan Kebumen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Wonoharjo, Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Wonoharjo, Kecamatan BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Wonoharjo, Kecamatan Rowokele, Kabupaten Kebumen. Sekolah ini terdiri dari enam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di SD N Ampih yang beralamat di Jalan HM Sarbini, kilometer 4,5, Dukuh Krajan, Desa Ampih, RT: 01 RW:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 44 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 4 Tamanwinangun, Kelurahan Tamanwinangun, Kecamatan Kebumen, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving untuk Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN Candiwulan, UPT Kecamatan Adimulyo, Kabupaten Kebumen, tepatnya di jalan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 44 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Tamanwinangun Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen. Sarana dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 A. Metode Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas termasuk penelitian kualitatif meskipun data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Tamanwinangun yang beralamat di Jalan Bocor Nomor 54, Kelurahan Tamanwinangun,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas berjudul Penerapan Pendekatan Kontekstual dengan Media Konkret dalam Peningkatan Pembelajaran Bangun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SDN 4 Tamanwinangun Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen. SDN $ Tamanwinangun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1. Tempat Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Kedungwaru yang beralamat di Desa Kedungwaru, Kecamatan Karangsambung,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Februari Maret April Observasi Penyusunan proposal dan 2 soal-soal untuk uji validitas 3

BAB III METODE PENELITIAN. Februari Maret April Observasi Penyusunan proposal dan 2 soal-soal untuk uji validitas 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN 2 Tegalrejo yang terletak di Jalan Jumprit Km 4 Desa Tegalrejo Kecamatan Ngadirejo

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 47 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di SDN 2 Banjurpasar yang beralamat di Desa Banjurpasar, Kecamatan Buluspesantren, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 47 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Gunungmujil, Kecamatan Kuwarasan, Kabupaten Kebumen. Sekolah ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 51 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Brecong, kecamatan Buluspesantren, kabupaten Kebumen. SD Negeri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Karangsari yang beralamat di Jalan Cincin Kota No. 15 Karangsari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. 44 BAB III METODE PENELITIAN 1. Tempat Penelitaian A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian yang telah dilaksanakan oleh peneliti berada di SD Negeri Pandanlor, Kecamatan Klirong, Kabupaten Kebumen yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester 2 tahun pelajaran 2011-2012, antara bulan Februari sampai dengan bulan Mei 2012 di SDN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SD Negeri 04 Ngringo. SD Negeri 04 Ngringo ini berlokasi di jalan Cempaka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Jenis Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian a. Tempat penelitian Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 1 Colo Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus pada peserta didik kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas yang berjudul Penerapan Metode Buzz Group dengan Media Konkret dalam Pembelajaran Pembagian Bilangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Mangkuyudan No.2. Lokasi sekolah berada di jalan Samanhudi No.32 Kelurahan Purwosari,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN II Logandu, yang berlokasi di Desa Logandu, Kecamatan Karanggayam, Kabupaten Kebumen.Secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri Sondakan No. 11 Surakarta tahun ajaran 2015/2016 yang beralamatkan di Jl.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SDN 2 Pakuran Kecamatan Sruweng Kabupaten Kebumen. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK).Pengertian Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) menurut Arikunto (2011), penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 14 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Penelitian 3.1.1 Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Maret tahun pelajara 2015/2016. Penelitian ini dilakukan selama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 52 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Kutosari yang terletak di tengah pusat Kota Kebumen, tepatnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian dan Subyek Tindakan 3.1.1 Subyek Penelitian Subyek penelitian dilakukan di kelas V SDN 1 Kedungrejo Kecamatan Tunjungan Kabupaten Blora dengan jumlah peserta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN A. BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas yang berjudul Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman Melalui Strategi Directed Reading Thinking

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Bangsalan 1, Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali. Posisi Kecamatan Teras di sebelah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah PTK kolaborasi. Yaitu penerapan penelitian tindakan di dalam dunia pendidikan terutama di kelas yang memposisikan guru sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting tempat Penelitian Penelitian ini rencananya akan kami laksanakan di kelas V SD Negeri 3 Nglinduk Kecamatan Gabus Kabupaten Grobogan pada Semester 2 tahun 2011/2012.

Lebih terperinci

21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Subjek Penelitian Subyek dalam penelitian ini yaitu siswa kelas V yang berjumlah 22 siswa, dengan siswa perempuan

21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Subjek Penelitian Subyek dalam penelitian ini yaitu siswa kelas V yang berjumlah 22 siswa, dengan siswa perempuan 21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Subjek Penelitian Subyek dalam penelitian ini yaitu siswa kelas V yang berjumlah 22 siswa, dengan siswa perempuan sebanyak 12 Siswa dan laki-laki sebanyak 10 siswa dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar (2012: 41), Penelitian Tindakan Kelas atau PTK (Classroom Action Research)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bahasa Inggris sering disebut dengan istilah Classroom Action Research

BAB III METODE PENELITIAN. bahasa Inggris sering disebut dengan istilah Classroom Action Research 51 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas, atau dalam bahasa Inggris sering disebut dengan istilah Classroom Action Research (CAR). Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Model Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang memiliki peranan yang sangat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Jenis Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian dilaksanakan di kelas V SD Negeri 2 Bangsri Kecamatan Jepon Kabupaten Blora semester II tahun ajaran 2011/2012

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Penelitian tindakan kelas (PTK). PTK merupakan salah satu jenis penelitian yang dapat dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Sekolah Dasar Negeri Kopeng 01 berada di Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang, terletak di Jalan Merbabu Raya Km. 13 Kopeng, Getasan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan penulis adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan penulis adalah BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan penulis adalah menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK), Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menurut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Rejondani Prambanan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini menggunakan metode PTK dikarenakan guru

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 34 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN Salatiga 01 yang terletak di Jln. Diponegoro 13 dan masuk di wilayah Kelurahan Salatiga Kecamatan Sidorejo

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD N Jenengan 3 Sawit Boyolali. Penelitian ini dilaksanakan khususnya di kelas IV SD N Jenengan 3 Sawit

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode yang dianggap tepat adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (Action

BAB III METODE PENELITIAN. metode yang dianggap tepat adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (Action BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat melakukan perbaikan pembelajaran, oleh karena itu metode yang dianggap tepat adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (Action Research

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1. Setting Penelitian Penelitian ini dilakukan di sebuah sekolah di daerah pedesaan yang berjarak ±1 Km dari pusat pemerintahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (PTK) atau class room action research (CAR).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (PTK) atau class room action research (CAR). BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dirancang dan dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas (PTK) atau class room action research (CAR). Hermawan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Mangkubumen Kidul No. 16 Surakarta dengan pertimbangan mudahnya akses untuk mengadakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian 3.1.1 Subjek Penelitian Subjek yang diambil dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV SDN 2 Gunung Terang, Kecamatan Tanjungkarang Barat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Gunungkuning Kecamatan Sindang Kabupaten Majalengka. Adapun alasan

BAB III METODE PENELITIAN. Gunungkuning Kecamatan Sindang Kabupaten Majalengka. Adapun alasan 37 BAB III METODE PENELITIAN A Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SDN Gunungkuning Desa Gunungkuning Kecamatan Sindang Kabupaten Majalengka. Adapun

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 65 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Sekolah : SD Negeri Mangunsari 02 Mata Pelajaran Kelas / Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) : V / II : Cahaya dan Sifat-Sifatnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) Mc.Niff, Kemmis dan Mc.Taggart (Yusnandar,1007:7)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kolaboratif ini dilaksanakan di SDN Tanjungrejo yang terletak di Desa Tanjungrejo, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dimaksudkan sebagai kajian, refleksi diri, dan tindakan terhadap proses pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan kognisi siswa kelas III

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis, Lokasi, Waktu, dan Karakteristik Penelitian 1.1.1 Jenis Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan di kelas V semester

Lebih terperinci

Siklus I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolahan : SD Negeri Watu Agung 1 Mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Meteri Pokok : Sifat-Sifat Cahaya Kelas/Semester : V/II Alokasi Waktu : 2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Susi Ardiyanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Susi Ardiyanti, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Potensi yang dimiliki manusia sejak lahir dapat dikembangkan dengan menggunakan akal dan pikiran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang berusaha menerapkan

Lebih terperinci

Bab III METODOLOGI PENELITIAN. kegiatan belajarberupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi

Bab III METODOLOGI PENELITIAN. kegiatan belajarberupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi 24 Bab III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Kelas (PTK). Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di SMA Negeri 7 Surakarta, yang terdiri dari 30 kelas, yakni kelas X MIPA berjumlah 5 dan X IPS berjumlah 5 kelas, kelas XI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang. dikembangkan oleh Kemmis & Taggart 1988, menurutnya Perencanaan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang. dikembangkan oleh Kemmis & Taggart 1988, menurutnya Perencanaan BAB III METODE PENELITIAN A. Metode, Model dan Alur Penelitian 1. Metode Penelitian Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu penelitian 1. Tempat penelitian Sekolah Dasar Negeri 4 Kutosari dahulu berdiri pada tahun 1951 dengan nama PR Kebumen 1 atau Sekolah Perempuan Kebumen 1. Nama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian mencakup kondisi sekolah dan kondisi kelas secara khusus yang digunakan sebagai tempat penelitian, sedangkan waktu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN 03 Karanganyar tahun ajaran 2015/ 2016. Lokasi sekolah berada di Kecamatan Karanganyar,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Defenisi Penelitian Tindakan Kelas Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Dengan ini dapat digunakan untuk mengkaji permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan ini dilakukan dalam praktek pembelajaran dikelas V SD Negeri Sumogawe 04, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang dengan jumlah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat dan waktu penelitian mencakup kondisi sekolah dan kondisi kelas secara khusus yang digunakan untuk penelitian serta jangka waktu pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 14 Surakarta yang beralamat Jalan Prof. WZ. Yohanes No 54 Jebres, Surakarta. Lokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Pendapat Winarno Surakhmad (1995:131) metode merupakan cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan tertentu, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas 5 SD Kristen 04 Salatiga. Jumlah siswa adalah 15 siswa, dimana siswa laki-laki adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 01 Malangjiwan, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar. Meskipun SD ini SD inti, tetapi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang dipilih adalah Penelitian Tindakan atau Classroom Action Research maksudnya adalah kegiatan penelitian untuk mendapatkan kebenaran dan manfaat

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I A. 1 100 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I Kelas Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : V (Lima) : II (Dua) : Cahaya : 3xPertemuan A. Standar Kompetensi : 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Latar Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian akan dilakukan di SD Negeri Kumesu 01 Reban Batang Semester II tahun pelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas atau biasa disingkat PTK. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan (action research)

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Setono No.95 Kecamatan Laweyan Kota Surakarta pada kelas II tahun ajaran 2015/2016 dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis, Tempat, Waktu dan Subjek Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Subjek Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) dan tindakan penelitian ini terfokus pada masalah dan tujuan penelitian. Tujuan dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Seting dan Karakteristik Subjek Penelitian Pada bagian ini akan diuraikan mengenai seting tempat, seting waktu, dan karakteristik subjek penelitian. Seting tempat akan membahas

Lebih terperinci

Lampiran 1 Surat Keterangan Izin UJI Coba Instrumen dari kampus

Lampiran 1 Surat Keterangan Izin UJI Coba Instrumen dari kampus 64 Lampiran 1 Surat Keterangan Izin UJI Coba Instrumen dari kampus 65 66 Lampiran 2 Surat Keterangan Izin Penelitian Kelas Eksperimen dari kampus Lampiran 3 Surat Keterangan Izin Penelitian Kelas Kontrol

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Inggris Classroom Action Research, yang berarti penelitian yang dilakukan pada

BAB III METODE PENELITIAN. Inggris Classroom Action Research, yang berarti penelitian yang dilakukan pada BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian secara umum diartikan sebagai cara ilmiah untuk memperoleh data dengan tujuan tertentu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN 22 BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research), yang dilakukan dalam upaya memperbaiki pembelajaran

Lebih terperinci

(Class Room Action Research) atau Penelitian Tindakan Kelas. CAR (Class. Room Action Research) atau Penelitian Tindakan Kelas menurut Suharsimi

(Class Room Action Research) atau Penelitian Tindakan Kelas. CAR (Class. Room Action Research) atau Penelitian Tindakan Kelas menurut Suharsimi BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Berdasarkan permasalahan yang diajukan dalam penelitian, penelitian ini dapat digolongkan dalam penelitian kualitatif dengan menggunakan CAR (Class Room Action

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian tindakan ini dikembangkan dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sudah dikenal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian dengan menggunakan teknik dan alat tertentu. Metode penelitian adalah suatu cara untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan adalah penelitian

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan adalah penelitian BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan suatu metode pembelajaran, untuk itu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karekteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Mangunsari 05 kelas 5 semeter II. Sekolah ini dipilih berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Lokasi penelitian adalah tempat di mana seorang peneliti melakukan penelitian atau tempat di mana penelitian dilakukan.penelitian

Lebih terperinci

B. Disain Penelitian Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja: 2008)

B. Disain Penelitian Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja: 2008) BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang dilakukan oleh peneliti secara

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Selanjutnya dalam penelitian ini diperoleh data-data berupa data kualitatif

METODE PENELITIAN. Selanjutnya dalam penelitian ini diperoleh data-data berupa data kualitatif 18 III. METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini penelitian tindakan dimana peneliti berinteraksi langsung dengan subjek di lapangan, atau sering dinamakan Penelitian Tindakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Sekolah Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Mlilir 01, yaitu sekolah dasar yang terletak di Dusun Mlilir, Desa Mlilir, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di kelas X IPA Semester II SMA Negeri di Surakarta. SMA ini terletak di Jalan Muhamad Yamin

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN PENELITIAN. yaitu perencanaan tindakan (planning), penerapan tindakan (action),

BAB III RANCANGAN PENELITIAN. yaitu perencanaan tindakan (planning), penerapan tindakan (action), BAB III RANCANGAN PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini mengikuti tahap-tahap penelitian tindakan kelas yang terdiri atas beberapa siklus. Setiap siklus terdiri atas 4 tahap dalam sebuah daur

Lebih terperinci