III. DATA DAN ANALISA PERANCANGAN
|
|
- Iwan Johan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 III. DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. Kelompok Data Berkaitan dengan Aspek Fungsi Produk Rancangan 1. Kerangka Berfikir Studi Bagan 3.1. Kerangka Berfikir Studi busana untuk wanita Dimulai dengan latar belakang akan kurangnya desain busana untuk bekerja yang bernuansa retro, sedangkan pangsa pasar desain retro sedang maraknya di Indonesia. Karena itu dibutuhkan desain busana kerja yang membawa nuansa busana ready wear untuk para pekerja yang dicetuskan oleh negara Amerika saat Perang Dunia ke-2. Untuk perancangan busana ready-wear untuk pekerja kantoran akan memiliki basis desain The Little Black Dress dengan kerah yang diambil dari kerah kemeja yang di rekonstruksi ulang, dengan warna hitam dan 13
2 coklat sebagai dasar. Bahan yang digunakan adalah sejenis Twistcone atau Belini yang ringan. Bagan 3.2. Kerangka Berfikir Studi busana untuk Pria Untuk perancangan busana ready wear versi kasual, akan memakai desain minimalis dengan warna cerah yang dikombinasikan dengan desain atasan kemeja dan rok lebar A, celana panjang, dan celana pendek sebagai bawahan. Tepi bahan akan di tutupi dengan bahan berwarna putih. Bahan yang di pakai akan lebih kaku dan ringan. Untuk perancangan busana kebaya, akan mengambil basis kebaya noni yang di desain dengan sederhana dan simple, yang dipadu antara bahan katun dan batik sebagai atasan, dengan kancing 1-2 buah di depan yang menjadi ciri khas kebaya 14
3 noni. Bawahannya akan menggunakan batik sebagai bahan utama. Potongan kebaya akan sederhana dan tertutup secara penuh. Bagan 3.3. Kerangka Berfikir Studi Kebaya Aksesori yang digunakan akan bernuansa pekerja, dengan tas hand-bag berbahan dasar kulit dengan desain yang lebih feminim dan berukuran tidak lebih dari A4 karena pada masa itu, hand-bag yang di gunakan sangat jarang yang berukuran besar yang ada pada masa ini. Selain itu sepata yang akan digunakan akan berwarna dasar seperti hitam, coklat, merah, dan biru tergantung baju yang dikenakan. Untuk perhiasan akan menggunakan perhiasan dengan batu-batu yang besar sebagai acuannya, dan logam berwarna kuning sebagai dasarnya. 15
4 2. Proses Perancangan a. Strategi Desain Bagan 3.4. Strategi Desain b. Rincian Proses Perancangan. Metode Desain Dalam tahap ini Perancang harus memahami latar belakang dan fenomena yang telah terjadi, yang mempunyai berhubungan dengan perancangan desain fashion yang akan dibuat. Setelah memahami latar belakang barulah perancang bisa memahami dan membuat tema yang sesuai dengan latar belakang perancangan. 16
5 Selanjutnya adalah menyusun daftar tujuan sebagai goal untuk perancangan. Latar belakang membuat tema dan menghasilkan goal yang ingin diselesaikan, maka setelahnya akan muncul pemikiran terhadap permasalahan desain yang akan dihadapi, serta menyusun strategi desain untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut. Data Data yang dikumpulkan oleh perancang pertama kali adalah illustrasi/foto desain busana yang ada di era , termasuk aksesories dan tatanan wajah dan rambut. Sebagian besar dikumpulkan dari sumber luar negeri dan yang pada area sebelum dan setelah Perang Dunia ke-2. Untuk desain busana lokal, maka yang dikumpullkan adalah foto-foto ketika masa Perang Dunia ke-2 dan menjelang kemerdekaan. Data ini dikumpulkan untuk mempelajari dan mengeksplorasi desain acuan yang akan digunakan, khususnya New Look, Masculine Suit, War, & Industrial Minimalistic. Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan busana yang diinginkan juga perlu diketahui dan dipelajari kegunaan, keunggulan, kekurangannya, karakteristik, serta proses pembuatannya. Analisis Untuk permulaan, perlu menentukan busana yang akan dibuat, berdasarkan kebutuhan dan tuntutan pasar akan busana retro yang dapat di pakai sata bekerja. Setelah itu, moodboard dibuat untuk referensi konsep dan ide. Setelahnya, menentukan state of the art dari busana yang akan di desain, agar tidak terjadi penjiplakan atau kesamaan dalam desain. Dalam hal perancangan, perancang mempertimbangkan standar ukuran yang di inginkan agar bisa di produksi masal secara mudah. Perlu dipikirkan juga dalam mempertimbangkan branding dengan target serta 17
6 mempertimbangkan media promosi yang akan dibuat dengan target sasaran. Konsep Dalam konsep perlu di pikirkan state of the art dimana produk mempunyai kelebihan yang berbeda dari desain yang telah ada sebelumnya. Ide yang digarap oleh perancang dalam tahap konsep pertama adalah dimana menggarap konsep busana kerja, kasual, dan kebaya pada era Output Desain busana akan berbasis era yang di rekonstruksi. Ukuran busana menggunakan standart S, M, L, XL Bahan kain menggunakan Twistcone, Velvet, Belini, dan Batik Warna yang digunakan adalah Pink, Peach, Biru Muda, Abu-Abu. Coklat, dan Hitam. Tatanan rambut dan make-up bernuansa era dengan rambut pendek bergelombang dan bibir merah. 18
7 B. Kelompok Data Berkaitan dengan Aspek Estetika Produk Rancangan 1. Busana berdesain retro dengan nuansa moderen Gambar 3.1. Desain Busana Retro yang menjamur saat ini ( Google, 2015) Menggunakan referensi diatas untuk dianalis dan sumber datangnya ide dan inspirasi. Tipe busana diatas lebih banyak terinspirasi pada desain busana yang sudah ada di produk industri. Data ini diperoleh dari browsing internet dan di dapat dari sumber luar Negeri. 2. Kumpulan Referensi Desain Busana era Gambar 3.2. Referensi Desain Busana pada era 1940 ( 19
8 Pada gambar referensi diatas digunakan untuk referensi dalam desain standard, pola, dan gaya yang telah ada. Keseluruhan kunci utama elemen dalam setiap desian yang ada akan di seleksi untuk dijadikan busana siap pakai. C. Kelompok Data Berkaitan dengan Aspek Teknis Produk Rancangan 1. Human Dimension Dalam tahap analisis dan perancangan, diperlukan pedoman untuk dimesi ukuran manusia, terutama dalam hal ukuran baku busana itu sendiri. Perancang mendapatkan panduan ukuran busana dengan berbagai standard, namun yang paling detail adalah standard dari German (yang belaku di beberapa negara eropa), yang menjelaskan secara detail ukuran busana yang dapat di produksi untuk pabrik karena penjelasan setiap ukuran terpapar jelas, baik dari lebar pundak, lingkar pinggang, dada, dan pinggul. 20
9 Gambar 3.3. Women's Clotching Size (en.wikipedia.org, 2015) 21
10 Gambar 3.4. Men's Clotching Size (en.wikipedia.org, 2015) 22
11 Mengunakan pedoman ukuran pakaian diatas untuk dijadikan patokan ukuran standard busana yang akan dibuat polanya. Ukuran baku yang akan dibuat adalah S, M, L, XL, karena ukuran ini lebih sering dan umum di gunakan oleh wanita pada masa ini. 2. Teknik Gambar Ilustrasi Busana Gambar 3.5. Contoh ilustrasi busana (google.com, 2015) Illustrasi Busana adalah sebuah sketsa gambar yang sering digunakan oleh para editor majalah ketika menggambar busana terbaru, namun seiring jaman, teknik ilustrasi ini lebih mengutamakan konsep desain busana yang ingin diwujudkan. Ilustrasi ini tidak terlalu mementingkan penampilan secara detail, namun mengutamakan desain baju, warna, pola, serta tatanan rambut dan wajah yang ingin dimunculkan. 3. Jenis bahan kain a. Satin Beberapa Jenis Satin yang beredar di pasaran : Velvet adalah jenis satin yang ringan, tipis, tidak terlalu mengkilap manum menunjukan kesan kemilau / sheer. 23
12 Roberto Cavalli dinamai dengan salah satu perancang dunia, satin ini memiliki bahan yang lebih tebal dan berat di banding mutunya kurang dari custom, cukup layak untuk finishing natural melamic. Satin Duchess Kain satin jenis satin duchesse ini populer sekali di kalangan busana, biasanya digunakan untuk membuat pakaian atau busana seperti gaun, bahan gaun pengantin, dan dress. Jenis bahan satin duchesse ini adalah kaku, agak berat, namun tetap mengkilap. Satin Jacquard/satin Faconne Berbeda dengan satin duchesse yang agak kaku, satin jenis Jacquard atau satin Faconne ini lebih lembut, dan juga lebih lentur. Satin jenis ini juga merupakan satin yang berpola, bisa pola garis, paisley, atau pola floral. Satin Slipper banyak sekali sepatu atau sandal yang terbuat dari bahan satin, dan jenis satin yang digunakan bukanlah satin yang sama dengan satin yang biasa dijadikan gaun atau atasan, melainkan satin jenis Slipper. Satin slipper memiliki kelebihan yaitu bisa dicelup. Bahan pembuat sepatu ballet pun terbuat dari satin jenis ini. 24
13 Satin Delustered/kulit sutra mendengar namanya, mungkin anda sudah bisa membayangkan bahwa kain ini adalah kain satin yang ringan dan kilaunya lain dari kilauan satin pada umumnya. Selain itu, kain satin jenis ini juga bisa digunakan pada kedua sisi nya. Satin Damask Jenis satin ini memiliki pola yang rumit dan biasanya dengan desain floral. Selain itu, satin damask juga bisa memiliki pola yang timbul atau muncul, biasanya beludru. Satin Cloth Satin jenis ini sangat populer di kalangan pakaian wanita, yaitu biasa digunakan untuk gaun dan blouse. b. Drill / Twill Kain drill memiliki permukaan kain terlihat garis garis diagonal, permukaan kain antara bagian depan dan belakang berbeda, tenunannya lebih rapat dan kuat. Kain drill ini lebih lembut dan tahan kusut. Dalam pembuatan seragam kerja kain drill ini lebih banyak di gunakan untuk kemeja lapangan, kemeja mekanik, kemeja sales, berbagai jenis celana, jacket dan lainnya. 25
14 c. Rajut / Knit Kain yang dibuat dari jeratan jeratan benang / mengaitkan benang dengan benang, sering di sebut kain rajut. Cirinya kain ini dapat di tarik atau elastis. Contoh dari kain rajut : Rajut Polos/ Single Knit Memiliki permukaan kain yang rata, untuk bagian atas dan bawah kain ini berbeda (hanya bisa digunakan satu permukaan, tidak bisa dibolak-balik). Jenis rajutan rapat, bahan padat, kurang lentur (stretching). Kain jenis ini sering di pakai untuk kaos oblong, kaos promosi, kaos santai, poloshirt dan lainnya. Sebagian besar produk kaos di pasaran memakai jenis rajutan Single Knitt. Contoh : Cotton Combed 20s, 24s, 30s, 40s, huruf S berarti Single Knitt. Rajut Rib Kain ini memiliki double muka bagian atas dan bawah terlihat sama, memiliki daya elastisitas yang tinggi, memiliki peregangan kearah lebar dan panjang. Kain Rib ini sering di gunakan untuk Rib leher, manset tangan, hem bawah pada bahan rajut, pembuatan sweater dan lainnya. Rajut Rangkap/ Double Knit / DK Kain ini memiliki permukaan atas dan bawah sama, yang berarti bisa digunakan kedua sisi. Jenis bahan ini memiliki struktur kain yang kokoh dan rapat, ketahanan dan stabilitasnya baik, lentur, lembut, tidak bergelombang pada awal rajutan ataupun potongan kain. Kain ini biasanya sering di pakai untuk pembuatan seragam olahraga, pakaian bayi, kaos oblong, fashion dan lainnya. 26
15 Contoh : Cotton Combed 20d, 24d, 30d, 40d, huruf D berarti Double Knitt. Rajut Pique atau Laqoste Pengertian teknisnya adalah bahan rajutan dengan teksture atau motif, dan tidak bisa digunakan bolak-balik. Bahan ini memiliki jenis rajutan texture bulat, kotak, atau menyerupai segitiga kecil. Ada yg menyebut bahan ini Cuti, lazim digunakan untuk Polo Shirt atau kaos berkerah. Di pasaran dapat dibedakan berdasarkan bahan dasarnya (cotton, cvc, polyester), jenis benang (20's, 30's), serta corak rajutannya. Rajut Striper atau Yarn Dye Bahan dengan rajutan kombinasi dua warna (Yarn Dye) yang tidak bisa digunakan bolak balik. Jenisnya bisa Single Knitt atau Double Knitt. Finishing harus open set / belah. Sering disebut bahan Salur / warna-warni. Biasa digunakan untuk kaos dewasa pria / wanita baik T Shirt / Polo Shirt. Rajut Drop Needle Bahan dengan rajutan yang memiliki variasi cabut jarum (Drop Needle) dan bisa digunakan kedua sisi-nya. Jenis rajutan memiliki teksture garis lurus vertikal, lembut, lentur. Banyak digunakan untuk Rib Leher (T Shirt), Ladies T Shirt Body Fit, dan kaos singlet. Rajut Fleece Bahan kain yang digaruk, baik satu muka maupun dua muka. Produk kain ini banyak digunakan untuk sweater 27
16 Rajut Terry Bahan kain yang pada bagian perutnya memiliki loop kecil. Produk kain ini banyak digunakan untuk sweater. Jenis terry ada berbagai macam, seperti : Baby Terry, Terry biasa, dan French Terry (Terry Dorr) d. Rayon RAYON VISCOSA Rayon viscose adalah serat semi sintetik yang bahan bakunya dari alam yaitu kayu yang mempunyai kadar selulosa tinggi, sehingga mempunyai kenyamanan dala pemakaian yang sangat baik pada berbagai kondisi RAYON ACETAT Termasuk dalam serat semi sintetik yang mempunyai elastisitas yang baik, namun tidak cukup untuk memberikan ketahanan kusut yang baik. Rayon asetat adalah konduktor panas yang buruk tetapi merupakan isolator panas yang baik oleh karena itu bahan ini banyak digunakan sebagai kain pelapis. Pencucian dapat dilakukan dengan sabun alkali dan dengan pencucian kimia / dry cleaning. Penyetrikaan kain rayon asetat dilakukan dengan menggunakan setrika hangat dan tidak langsung. Rayon asetat tahan terhadap mikroorganisme dan serangga tetapi tidak tahan terhadap jamur terutama pada kondisi yang lembab e. KATUN/COTTON Kain katun adalah jenis kain rajut (knitting) yang berbahan 28
17 dasar serat kapas. Terdapat jenis kain yang mirip dengan kain katun yaitu kain PE. Cara mudah membedakannya adalah apabila kain katun dibakar maka baunya seperti kertas atau kayu dibakar, akan menjadi abu, dan jalannya api lambat. Ada beberapa jenis katun yang dijual di pasaran: Katun Jepang Katun jepang umumnya adalah istilah untuk jenis bahan yang terbuat dari combed 100% full cotton dan memiliki daya serap keringat bagus. Harga lebih mahal dari kain katun biasa, memiliki permukaan kain lebih halus, warna kain lebih awet dan tahan lama. Bahan ini sering dan cocok digunakan untuk blouse wanita. Katun Paris Motif Jenis bahan ini hampir sama dengan katun Jepang dalam hal memiliki kode warna pada kain, daya serap keringat bagus, harga relatif lebih mahal, warna dan permukaan kain sama dengan katun Jepang. Perbedaaanya adalah kain katun Paris lebih tipis dibanding katun Jepang dan biasa digunakan untuk blouse wanita. Katun Paris Polos. Katun jenis ini sebenarnya hampir sama dengan katun biasa, hanya saja lebih tipis. Harganya sendiri hampir sama dengan katun biasa, dan katun ini tidak ada kode warna di kainnya. Sering digunakan untuk blouse wanita dan bahan kerudung. 29
18 Katun Silk/India/Zada Katun jenis ini ada 2 jenis yaitu yang tipis dan tebal. Ciri-ciri kain katun ini adalah : permukaan kain lebih mengkilap, harga sedikit lebih mahal diatas katun biasa, namun tidak semahal katun Jepang, daya serap keringat paling rendah, memiliki warna mengkilap (Sheer/Gloss) yang awet meskipun sering dicuci. Katun Minyak Kain katun ini sama seperti katun lainnya cuma permukaannya terkesan berminyak (kilapnya lain dengan katun silk). Harga sama dengan katun biasa, memiliki daya serap keringat yang lumayan, dan kilap akan berkurang setelah beberapa kali pencucian. Katun Biasa bahan katun ini terkenal akan memiliki motif yang bermacam-macam : polos, garis, kotak, bunga atau abstrak. Harga relatif lebih murah, tidak ada ciri khusus seperti kode warna, daya serap keringat sedang hingga bagus, tergantung prosentasi bahan katunnya. Warnanya awet meskipun masih dibawah katun Jepang. Katun Kombed /Cotton Combed Adalah jenis kain katun yang diproduksi dengan finishing disisir (combed) dengan tujuan agar seratserat kapas halus dapat dipisahkan sehingga kain yang dihasilkan lebih halus dan tidak berbulu (memiliki serat benang lebih halus, hasil rajutan dan penampilan lebih 30
19 rata). Kain katun kombed tersedia dalam dua ukuran yaitu 20s dan 30s. Kain jenis ini biasa digunakan untuk bahan kaos grafik distro-distro yang sering ada di Bandung dan Jakarta. Katun Kombed 20s adalah kain katun kombed yang terbuat dari Benang yang berukuran 20s. Katun Kombed 30s adalah kain katun kombed yang terbuat dari Benang yang berukuran 30s. Kain katun kombed 20s lebih tebal daripada 30s. Sehingga kain katun 30s lebih lemas daripada kain katun 20s. Katun Karded /Cotton Carded Berbeda dengan kain katun kombed, kain katun karded tidak disisir pada proses finishing pembuatannya. Oleh karena itu masih terdapat serat-serat kapas halus yang tersisa (serat benang kurang halus, hasil rajutan dan penampilan bahan kurang rata). Tetapi meskipun begitu kain katun karded memiliki keunggulan harga yang lebih murah dibandingkan kain katun kombed. Umumnya bahan ini digunakan untuk kaos dengan target pasar kelas menengah karena lebih murah. Meskipun memiliki tekstur kurang halus tetapi tetap nyaman dipakai karena terbuat dari 100% serat kapas alami. Bahan ini cukup menyerap keringat dan tidak panas. Pada kain katun karded hanya terdapat ukuran (20s,24s, dan seterusnya) dan berdasarkan jenis benang yg digunakan. Perbedaan antara kain katun kombed dan karded yang ada di pasaran adalah kain katun kombed lebih tebal daripada kain katun karded. 31
20 Teteron Cotton / TC Bahan katun ini terbuat dari jenis serat campuran, yaitu dari Cotton Combed 35% dan Polyester (Teteron) 65%, dengan karateristik : kurang menyerap keringat dan agak panas, lebih tahan kusut dan tidak melar meskipun sering dicuci, dan bila dibakar menghasilkan abu dan arang. Bahan ini biasa digunakan untuk pelapis ranjang, hem dan celana. Cotton Viscose /CVC Bahan katun ini juga terbuat dari jenis serat campuran, yaitu Cotton Combed 55% & Viscose 45%, dengan karakteristik : tingkat penyusutan pola lebih kecil dari Cotton, dan bahan ini termasuk menyerap keringat karena campuran Cotton Combed yang lebih tinggi dari pada jenis Teteron Cotton yang hanya 35%. d. Jenis Aksesoris Jenis akseories yang akan dikenakan dan di padu-padakan dengan model. ada beberapa macam jenis aksesories, yaitu: 1) Perhiasan ada 2 Jenis perhiasan yang umumnya beredar di pasaran: Logam Mulia, yaitu jenis perhiasan dengan bahan dasar logam mulia. yang umunmya berbahan emas dan perak. biasanya memiliki kadar berdasarkan karat bagi emas ( 18K, 23K, 24K), dan 3 digit berdasarkan persen bagi perak (925, 950, 975, 999), dimana semakin tinggi kadar semakin bagus dan murni. Biasanya bagi yang alergi terhadap perhiasan lapis atau imitasi akan memakai perhiasan 32
21 berbasis logam ini karena tidak memiliki reaksi alergi terhadap tubuh. Namun Pada bahan perak masih bisa timbul alergi jika kadar perak di bawah 925 dan logam campuran yang dipakai adalah jenis alergen (timbal atau nikel). Vermile / Sepuhan, yaitu perhiasan yang berbahan dasar logam yang di lapisi / sepuh dengan logam lain. Perhiasan yang bisa di bilang Vermile adalah yang diketahui jenis logam dasarnya dan lapisannya, seperti Xuping yang berbahan dasar Tembaga berlapis Rhodium. Sterling Silver juga termasuk kategori Vermile, dimana Bahan dasar adalah Perak 925/950 yang di lapisi Emas Putih/Kuning 18K atau Chromium. Penyepuhan juga memiliki fungsi lain, yaitu menghindari oksidasi dan karat pada logam dasar, terutama Perak dan Tembaga kadar tinggi yang akan teroksidasi menjadi hitam kehijauan untuk perak, dan Hijau kebiruan bagi tembaga, selain itu juga melindungi kulit dari reaksi alergi yang bisa muncul dari logam dasar. 2) Sepatu ada beberapa jenis sepatu yang beredar di pasaran : Flat Shoes yaitu jenis sepatu yang alasnya datar, tanpa / sedikit hak dengan tinggi 1-3 cm, dan biasanya ujung jari akan tertutup dengan desain runcing atau bulat. Jenis sepatu ini sering dikenakan oleh para perawat atau pekerja yang aktif karena lebih nyaman dan memudahkan mereka untuk bergerak. 33
22 Pump / High Heels adalah jenis sepatu yang ber-hak tinggi, biasanya sekitar 5cm - 9cm, ber-hak lebar, memiliki ujung jari yang runcing atau terbuka, dan terkadang memiliki alas depan yang jauh lebih lebar, yang ditujukan untuk menambah tinggi. Stilettos yaitu jenis sepatu dengan tinggi di atas 9cm, dengan hak ujung runcing / hak pensil. Jenis ini sering dikenakan oleh model karena menambah tinggi badan dan membuat kaki lebih jenjang. Selain itu ada jenis stilettos yang dikhususkan bagi para penari, dimana memiliki desain yang lebih mewah, dan lebih ringan namun kokoh, serta alas yang lebih kesat dan hak yang sedikit lebih lebar di dasarnya untuk menghindari tergelincir ketika berdansa. Wedge yaitu jenis yang menggabungkan Flat Shoes dengan Pump, sehingga menjadikan alas sepatu ini sedatar flat shoes, namun di area tumit lebih tinggi layaknya high heels. Jenis ini di tujukan serupa seperti Flat Shoes, yaitu kenyamanan dan kemudahan bergerak namun lebih ke arah wanita pekerja kantoran karena tampilan wedge yang lebih cantik. Boots yaitu jenis yang menutupi seluruh / setengah area betis. jenis ini sering disebut sebagai sepatu koboi 34
23 karena di populerkan oleh kalangan tersebut. Sepatu ini di ciptakan awalnya untuk melindungi kaki para koboi, dan sekarang menjadi ikon desain yang berkembang. Desain terdahulu berujung runcing dengan hak antara 1-3 cm jenis hak lebar, sekarang sepatu ini hadir dengan hak yang lebih kurus, desain lebih feminim bagi wanita, dan mulai hadir dengan tinggi dari batas pergelangan kaki hingga menutupi lutut. Fantofel adalah jenis sepatu yang di tujukan untuk kerja, dengan desain seluruhnya menutup dan ujung yang sedikit membulat. Biasanya berbahan dasar kulit dan berwarna sederhana seperi putih, hitam, dan coklat. Dari segi estetik, fantofel memiliki desain yang lebih kaku dan tegas yang membuatnya sangat populer di kalangan pekerja kantoran yang ingin tampil secara tegas dan berwibawa. 3) Tas ada beberapa jenis tas yang umumnya beredar di pasaran: Hand Bag, yaitu tas yang biasanya berukuran sedang dan biasanya dikenakan dengan cara dipegang oleh tangan atau digantung pada area siku atau pundak. Ukuran internal tas ini bervariasi, namun biasanya berukuran medium (membawa tablet/buku tulis) hingga mampu membawa laptop berukuran 14". 35
24 Clutch Bag, yaitu jenis tas kecil hingga sedang yang memiliki tali rantai kecil dan memiliki ruang yang cukup terbatas, sehingga tas ini harus dikenakan dengan cara di apit / dipegang. Ukurannya yang kecil membuat tas ini sering digunakan ketika pesta atau acara besar. Segi estetik tas ini sangat cantik dan menawan, dan sejak dahulu tas ini sudah berhiaskan manik-manik dan logam untuk kesan mewah, yang dipopulerkan pada jaman Gatsby dan musik Jazz berkembang. Sling Bag, yaitu jenis tas yang memiliki tali cukup panjang, sehingga dapat dikenakan dengan cara disilangkan di pundak. Awalnya tas ini berukuran kecil hingga sedang dimana membawa buku tulis biasa hingga hanya dompet dan alat tulis kecil, dan ditujukan untuk gaya yang lebih kasual. Perkembangan lebih lanjut membuat tas ini memiliki ukuran yang lebih besar, yang disebut sebagai Messenger Bag karena tas ini sering di pakai oleh loper koran atau pengantar surat. Hal ini menjadikan tas model ini sangat multi fungsi tergantung ukuran dan kebutuhannya. 4. Teknik Pembuatan Busana Data teknik pembuatan busana yang berhubungan ke pembuatan busana siap pakai, dari proses pembuatan sampai finishing, untuk mengetahui dasar pembuatan busana. 36
BAB II PRODUK DAN JASA
BAB II PRODUK DAN JASA 2.1 Spesifikasi Produk Dari segi bahan KetoBatik menggunakan bahan Cotton Combed 20s dan kemeja menggunakan bahan Teteron Cotton. Bahan batik yang KetoBatik gunakan adalah batik
Lebih terperincia. Katun Combed Nama cotton combed (katun combed) diambil dari nama mesin pemintalnya, yaitu mesin combing. Mesin combing sendiri berfungsi untuk memb
BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN Buku merupakan salah satu media yang bisa digunakan dalam hal penyampaian informasi. Diantara faktor-faktor
Lebih terperinciBAB III SURVEY LAPANGAN
BAB III SURVEY LAPANGAN 3.6 Perolehan Material Renda di Indonesia Renda yang banyak ditemukan di pasaran adalah jenis renda yang digunakan sebagai bahan dekorasi atau benda aplikasi. Biasanya renda digunakan
Lebih terperinciBAB II. Metodologi Perancangan
BAB II Metodologi Perancangan A. Orisinalitas Sebuah desain tidak mungkin tercipta tanpa ada unsur-unsur pembentuknya dan tidak akan indah atau menarik di lihat tanpa mempertimbangkan prinsipprinsip desain.
Lebih terperinciKARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BISNIS CLOTHING BERBASIS JOB ORDER
KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BISNIS CLOTHING BERBASIS JOB ORDER Nama : Kiki Amalia NIM : 11.02.8003 Kelas : D3MI-02 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2012 ABSTRAK Pola dan gaya hidup perkotaan merangsang kegiatan
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN/KOMUNITAS Di zaman yang sudah modern saat ini dan masuknya budaya asing kedalam kehidupan masyarakat Indonesia. Tetapi Di Indonesia gaya bohemian ini sangat
Lebih terperinciMedia Workshop. Kain dan Serat Pembentuknya. Oleh: Yuliab Koersen. May 22, Rahasia Kain untuk Kenyamanan Tidur
Media Workshop Rahasia Kain untuk Kenyamanan Tidur May 22, 2013 Kain dan Serat Pembentuknya Oleh: Yuliab Koersen 1. Flow Proses Pembuatan Kain (Fabric) Kain Satu jenis serat Katun, Rayon, Polyester, Nylon,
Lebih terperinciUJIAN SEKOLAH SMP/MTs TAHUN PELAJARAN Hari/Tanggal (60 menit) P - 01
DOKUMEN SEKOLAH SANGAT RAHASIA UJIAN SEKOLAH SMP/MTs TAHUN PELAJARAN 2014-2015 Mata Pelajaran Tata Busana/Ketrampilan Paket 01/Utama Hari/Tanggal... Waktu 08.30 09.30 (60 menit) P - 01 PETUNJUK UMUM :
Lebih terperinciGambar 3.1 Busana Thailand Berbentuk Celemek Panggul, Kaftan atau Tunika
BAHAN AJAR BAGIAN III SEJARAH MODE PERKEMBANGAN BENTUK DASAR BUSANA DI NEGARA TIMUR A. Thailand Thailand adalah salah satu negara tetangga Indonesia sehingga busan antara kedua negara tersebut terdapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Busana merupakan kebutuhan dasar manusia sepanjang hidupnya. Semakin tinggi taraf ekonomi seseorang, kebutuhan berbusana juga akan meningkat. Peningkatan tersebut dapat
Lebih terperinciBAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN
BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN Ambor Baju Pesta Balita Perempuan merupakan baju pesta untuk usia 1-5 tahun. Faktor yang mempengaruhi
Lebih terperinciKeindahan Desain Kalung Padu Padan Busana. Yulia Ardiani (Staff Teknologi Komunikasi dan Informasi Institut Seni Indonesia Denpasar) Abstrak
Keindahan Desain Kalung Padu Padan Busana Yulia Ardiani (Staff Teknologi Komunikasi dan Informasi Institut Seni Indonesia Denpasar) Abstrak Pemakaian busana kini telah menjadi trend di dunia remaja, dengan
Lebih terperinciSERAT ALAMI DAN SERAT BUATAN (SINTETIS) SERAT ALAMI DAN SERAT BUATAN (SINTETIS)
SERAT ALAMI DAN SERAT BUATAN (SINTETIS). SERAT ALAMI DAN SERAT BUATAN (SINTETIS) Pengertian serat. SERAT adalah suatu benda yang berbanding panjang diameternya sangat besar sekali. asal serat bahan tekstil
Lebih terperinciDisampaikan pada Acara PKK Ibu-ibu Desa Trihanggo Sleman Yogyakarta Tahun 2004
MEMILIH BUSANA YANG TEPAT DAN BERETIKA UNTUK BERBAGAI MACAM KESEMPATAN Oleh : Widihastuti Staf Pengajar Program Studi Teknik Busana FT UNY widihastuti@uny.ac.id PENDAHULUAN Yang dimaksud dengan busana
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Etika Profesi 2.1.1 Definisi Etika Etika menurut Rini dan Intan (2015:3), berasal dari kata Yunani Ethos (Ta Etha) berarti adat istiadat atau kebiasaan. Dalam pengertian ini
Lebih terperinciMenggambar Busana. Untuk SMK Program Keahlian Tata Busana
1 Menggambar Busana Penyelesaian Pembuatan Gambar I Untuk SMK Program Keahlian Tata Busana Oleh : ANIEQ BARIROH PKK-FT-UNESA NAMA SISWA :... KELAS :... SMK JAWAHIRUL ULUM BESUKI-JABON SIDOARJO 2 HAND OUT
Lebih terperinciBriefing , 18 July 2016 Day 1-3, July 2016 Day 4, 23 July 2016
Briefing, 18 July 2016 Celana : Pria : Celana Panjang Kain Putih standar WGG 2016 Wanita : Rok Kain Putih standar WGG 2016 2. Barang Bawaan Wajib : Berkas Pengambilan Jaket Almamater Alat tulis untuk mencatat
Lebih terperinciBAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN
BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK PERANCANGAN 1. Pengertian Sepatu Pada awalnya perkembangan sepatu adalah sebagai protection of the foot,
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Proses perancangan Bahan dasar Serat katun Tali katun Pewarnaan Simpul Eksplorasi Hasil eksplorasi terpilih Perancangan produk Proses produksi KARYA Proses perancangan 42
Lebih terperinciTUGAS PRAKARYA: SABLON
TUGAS PRAKARYA: SABLON Pengertian Sablon Kata sablon berasal dari bahasa Belanda yaitu schablon yang merupakan suatu teknik cetak-mencetak suatu desain grafis dengan menggunakan kain gasa atau biasa disebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknik ikat celup sudah mendunia di berbagai Negara, Contohnya di Negara India mempunyai teknik Bandhni, Jepang dengan Shibori, dan Thailand dengan Mudmeenya
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar desain kemasan toko cemilan Abang None adalah dengan membuat packaging untuk produk makanan khas betawi cemilan Abang None yang terlanjur
Lebih terperinciBAB II METODE PERANCANGAN
BAB II METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas Sepatu sebagai sebuah produk yang telah banyak tersebar luas di dunia memiliki tempat tersendiri di hati orang-orang yang menggemari sepatu. Sepatu tidak hanya
Lebih terperinciRias pengantin yang terkesan sederhana dan segar dengan penampilan yang natural namun tetap anggun dan elegan. Rias pengantin yang terkesan lembut
Rias pengantin yang terkesan sederhana dan segar dengan penampilan yang natural namun tetap anggun dan elegan. Rias pengantin yang terkesan lembut dan natural, dipadukan dengan gaun pengantin berwarna
Lebih terperinciBAB IV KONSEP DAN PENERAPAN PADA PRODUK TEKSTIL
BAB IV KONSEP DAN PENERAPAN PADA PRODUK TEKSTIL 4.1 Tema Karya Tema dari karya tugas akhir ini adalah Geometrical Forest, sesuai dengan image board yang digunakan sebagai sumber inspirasi selain ragam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kabuki merupakan teater asal Jepang yang terkenal dan mendunia, ceritanya didasarkan pada peristiwa sejarah, drama percintaan, konfilk moral, dan kisah kisah tragedi
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PAKAIAN DINAS DAN ATRIBUT PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DENGAN
Lebih terperinciLINSERI (BUSANA DALAM) Oleh : As-as Setiawati
LINSERI (BUSANA DALAM) Oleh : As-as Setiawati Arti Linseri - Lingerie berasal dari bahasa latin Lingerie berasal dari kata Ineus, made of linen, from Inum, flax yang berarti linen artinya pakaian yang
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KUMIHIMO
BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KUMIHIMO 2.1 Sejarah Kumihimo Kumihimo dikenal mulai sejak zaman Edo. Kumihimo pertama kali diciptakan oleh suatu bentuk jari loop mengepang. Kemudian alat takaida seperti
Lebih terperinciBAB IV. KONSEP PERANCANGAN
BAB IV. KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Menurut ASEAN DNA, sebuah situs untuk mempromosikan pemahaman yang berkaitan dengan karakteristik ASEAN menyebutkan bahwa rata-rata tinggi badan
Lebih terperinciPERSYARATAN PAKAIAN STUDENT DAY 2016 UNIVERSITAS UDAYANA
PERSYARATAN PAKAIAN STUDENT DAY 2016 UNIVERSITAS UDAYANA A. HARI PERTAMA WANITA TAMPAK DEPAN WANITA TAMPAK SAMPING 13 1 6 11 & 12 7 5 3 10 2 8 4 9 1. Menggunakan baju batik berkerah, warna cerah dominan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar belakang Wonder Woman merupakan karakter komik yang diciptakan oleh William Moulton Marston dan diterbitkan oleh DC Comics di Amerika. Tokoh Wonder Woman pertama kali muncul
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada setiap era dalam perkembangan mode, ada tren dan tema yang mendasari perubahannya, mulai dari warna hingga siluet dan potongan busana. Tren untuk tahun 2015 berdasarkan
Lebih terperinciKODE : Q003. Uk: S,M,L,XL
KODE : Q001 Kaos yang sangat simple, tanpa aksen tambahan. Pas untuk suasana santai, Untuk olahraga juga bisa karena berbahan kaos katun yg menyerap keringat dan nyaman di pakai. Warna: Cream, hitam, coklat
Lebih terperinciIV. KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN 1. Lingkungan Hidup a. Limbah Limbah merupakan buangan atau sisa yang dihasilkan dari suatu proses atau kegiatan dari industry maupun domestik ( rumah tangga
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. akan disusun berdasarkan seluruh kegiatan penelitian tentang Penerapan Hasil
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab V ini penulis menguraikan kesimpulan, dan rekomendasi yang akan disusun berdasarkan seluruh kegiatan penelitian tentang Penerapan Hasil Belajar Pengetahuan Tekstil
Lebih terperinci4 PENGETAHUAN BAHAN DAN ALAT
4 PENGETAHUAN BAHAN DAN ALAT KRIYA TEKSTIL Kompetensi yang akan diperoleh setelah mempelajari bab ini adalah pemahaman tentang pengetahuan bahan dan alat kriya tekstil. Setelah mempelajari pengetahuan
Lebih terperinciPROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA PROBOLINGGO
PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR TAHUN 0 TENTANG PAKAIAN DINAS WALIKOTA, WAKIL WALIKOTA DAN APARATUR SIPIL NEGARA DI PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO DENGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk negara agraris yang berpotensi menghasilkan Sumber
BAB I PENDAHULUAN 1.8 Latar Belakang Indonesia termasuk negara agraris yang berpotensi menghasilkan Sumber Daya Alam dan memanfaatkannya lebih lanjut untuk kesejahteraan rakyatnya. Hasil alam yang mampu
Lebih terperinciBAB V TEKNIK PENATAAN DISPLAY INOVASI BUSANA ETNIK
BAB V TEKNIK PENATAAN DISPLAY INOVASI BUSANA ETNIK A. Teknik Dasar Penataan Display Menata display yang baik selain harus memperhatikan prinsip-prinsip yang berhubungan dengan desain dan keserasian warna,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. Setelah melakukan penelitian pada Tunas Den s yang berlokasi di jalan
BAB IV HASIL PENELITIAN Setelah melakukan penelitian pada Tunas Den s yang berlokasi di jalan Surapati nomor 109 Bandung, dimana perusahaan bergerak pada bidang konveksi yang memproduksi dan menjual berbagai
Lebih terperinciBUPATI PAKPAK BHARAT PROVINSI SUMATERA UTARA
BUPATI PAKPAK BHARAT PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN
BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN Dalam perancangan produk clothing ini penulis melakukan analisa pada masing-masing produk yang akan
Lebih terperinciBAB III PAKAIAN ADAT TRADISIONAL DAERAH BUKIT HULU BANYU KALIMANTAN SELATAN
BAB III PAKAIAN ADAT TRADISIONAL DAERAH BUKIT HULU BANYU KALIMANTAN SELATAN 3.1 Pengertian Pakaian Adat Pakaian adat yaitu semua kelengkapan yang dipakai oleh seseorang yang menunjukkan kebudayaan suatu
Lebih terperinciBAB III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK
BAB III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK Boneka bisa terbuat dari bermacam bahan, bahan yang bisa digunakan yaitu kain, kulit, kertas, fiber, tanah liat
Lebih terperinciBAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL
BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL III.1 Strategi Perancangan Strategi perancangan yang akan dibuat adalah mengenai tentang media informasi yang berhubungan dengan masalah yang dibahas sebelumnya
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS DATA. Berikut ini penulis akan memaparkan mengenai analisisis unsur westernisasi
BAB 3 ANALISIS DATA Berikut ini penulis akan memaparkan mengenai analisisis unsur westernisasi pada mode busana Gothic Lolita yang didasarkan pada jenis-jenis busana Gothic Lolita modern. 3.1 Westernisasi
Lebih terperinciKAJIAN KOMPARATIF DESAIN BUSANA NASIONAL WANITA INDONESIA KARYA BARON DAN BIYAN DENGAN KARYA ADJIE NOTONEGORO
KAJIAN KOMPARATIF DESAIN BUSANA NASIONAL WANITA INDONESIA KARYA BARON DAN BIYAN DENGAN KARYA ADJIE NOTONEGORO Oleh Suciati, S.Pd, M.Ds Prodi Pendidikan Tata Busana JPKK FPTK UPI I. PRINSIP DASAR BUSANA
Lebih terperinciBAB II METODE PERANCANGAN
BAB II METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas Produk : Gambar 1 : Pakaian dan Celana yang beredar di pasaran (Sumber : www. Pinterest.com, 2017) Gambar diatas adalah beberapa jenis pakaian dan celana yang
Lebih terperinciA. Bagan Pemecahan Masalah. Cetak Saring. Desain Motif Fauna
BAB III PROSES PERANCANGAN A. Bagan Pemecahan Masalah Cetak Saring Desain Motif Karakter Visual Ragam Hias Flora Fauna Perancangan Desain Motif Tekstil Cinderamata dengan Penerapan Ragam hias relief candi
Lebih terperinciIV. KONSEP PERANCANGAN
IV. KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN Pengunaan bahan baby kanvas dan blacu sebagai bahan utama pengaplikasian teknik shibori pada produk tas ini di dasarkan pada hasil pengamatan di lapangan, sebagin
Lebih terperinciBAB II KARAKTERISTIK BUSANA ETNIK
BAB II KARAKTERISTIK BUSANA ETNIK Karakteristik busana etnik setiap daerah berbeda-beda. Karakterstik tersebut ditinjau dari model busananya, jenis dan corak kain yang dipergunakan, warna busana dan perlengkapan
Lebih terperinci- 1 - PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 68 TAHUN 2012 TENTANG
- 1 - SALINAN PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 68 TAHUN 2012 TENTANG PAKAIAN DINAS BUPATI, WAKIL BUPATI, DAN KEPALA DESA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinci- 2 - Geofisika Nomor 17 Tahun 2014 tentang Organisasi dan
- 2-2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Pemerintah
Lebih terperinciBAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah. Perancangan Motif Batik Geometri
BAB III PROSES PERANCANGAN A. Bagan Pemecahan Masalah A. Perancangan Motif Batik Geometri Permasalahan: 1. Pemahaman konsep perancangan. 2. Perancangan motif batik Geometri 3. Visualisasi bentuk dan warna
Lebih terperinciMODUL VI BU 461*) Adibusana
MODUL VI 1. Mata Kuliah : BU 461*) Adibusana 2. Pertemuan ke : 11 dan 12 3. Pokok Materi : Busana Fantasi dan Kreasi Busana 1. Busana Fantasi 2. Busana Kreasi 4. Materi Perkuliahan : Busana fantasi adalah
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 60 TAHUN 2007 TENTANG
Menimbang : a. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 60 TAHUN 2007 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL Dl LINGKUNGAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciBAB II. METODE PERANCANGAN
BAB II. METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas Sepatu wedges memiliki ciri tersendiri yaitu terdapat pada bagian solnya yang tebal dan mengikuti tapak kaki wanita. Sepatu wedges memberikan efek tinggi saat
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG
PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG, Menimbang : a.
Lebih terperinci2014, No PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL KANTOR KESEHATAN PELABUHAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN
2014, No.313 6 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 77 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 743/MENKES/PER/VI/2010 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL KANTOR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya merupakan suatu pola hidup yang berkembang dalam masyarakat yang diwariskan dari generasi ke generasi. Oleh karena itu, budaya memiliki kaitan yang sangat erat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Etika Menurut Keraf (2005:14) etika berasal dari kata Yunani ethos, yang dalam bentuk jamaknya ta etha berarti adat istiadat atau kebiasaan. Dalam pengertian ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tren fashion yang berkembang tidak selalu baru dalam semua unsurnya, karena tren fashion dapat menggunakan atau menggabungkan dari unsur tren fashion sebelumnya. Sebab
Lebih terperinciMEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BULUNGAN.
SALINAN BUPATI BULUNGAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BULUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciBab 2. Data dan Analisa. Data dan informasi yang digunakan untuk analisa dan konsep proyek ini didapat dari
Bab 2 Data dan Analisa 2.1 Sumber Data dan informasi yang digunakan untuk analisa dan konsep proyek ini didapat dari berbagai sumber, dantara lain: a. Literatur: artikel elektronik maupun non elektronik,
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. 4.1 Analisis Konsep Dasar Dan Objek Perancangan
BAB IV ANALISIS DATA 4.1 Analisis Konsep Dasar Dan Objek Perancangan Konsep dasar perancangan dari desain karya yang akan dibuat adalah pengambilan gaya desain produk yang sederhana namun tetap terlihat
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 09 TAHUN 2015 TENTANG PENGGUNAAN PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI BADAN SAR NASIONAL
KEPALA BADAN SAR NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 09 TAHUN 2015 TENTANG PENGGUNAAN PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI BADAN SAR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN
Lebih terperinciPENERAPAN RAGAM HIAS PADA BAHAN TEKSTIL
PENERAPAN RAGAM HIAS PADA BAHAN TEKSTIL PENERAPAN RAGAM HIAS PADA BAHAN TEKSTIL TEKNIK RAGAM JENIS PENGERTIAN DAN HIAS SIFAT BAHAN TEKSTIL BAHAN PEWARNA TEKSTIL Penerapan ragam hias flora, fauna, dan geometris
Lebih terperinciGambar 2.1 Logo +62 Sumber : Olahan Penulis (2015)
BAB 2 PRODUK 2.1 Merek (Brand) Merek (brand) adalah suatu nama, kata, simbol, tanda, atau desain, atau kombinasi dari semuanya yang mengidentifikasi pembuat atau penjual produk dan jasa tertentu (Kotler,
Lebih terperinciBUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG
SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PAKAIAN DINAS APARATUR SIPIL
Lebih terperinciAMANAH GARMENT PABRIK KONVEKSI JOGJA JjJNJln. Piyungan Prambanan Km. 3,5 Bercak, Jogotirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta
PRICE LIST T-shirt Dewasa Soft Cotton Muda 40.000 39.000 38.000 Nego Combed 40s Tua 41.000 40.000 39.000 Nego Soft Cotton Muda 39.000 38.000 37.000 Nego Combed 30s Tua 40.000 39.000 38.000 Nego Soft Cotton
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Fungsi dan Bentuk Fungsi daripada furnitur dan aksesoris yang dibuat adalah untuk membantu setiap tamu untuk melakukan aktifitas meditasi, sehingga furnitur berupa sarana
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG PAKAIAN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG PAKAIAN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS
Lebih terperinciFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET (PENGANTIN INDONESIA II) 1.Kompetensi: Rias Pengantin Gaya Solo Basahan.
Hal 1 dari 6 1.Kompetensi: Rias Pengantin Gaya Solo Basahan Mahasiswa dapat : Melakukan diagnosa wajah a. Melakukan aplikasi make up dasar b. Melakukan aplikasi make up decorative c. Melakukan pembuatan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Nako terdiri dari 7 orang pengrajin kemudian kelompok ketiga diketuai oleh Ibu
37 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jenis Kain Karawo Di Desa Tabongo Barat Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo terdapat empat kelompok pengrajin, kelompok pertama diketuai oleh Ibu Sarta Talib terdiri
Lebih terperinciWALI KOTA BEKASI PROVINSI JAWA BARAT
WALI KOTA BEKASI PROVINSI JAWA BARAT KEPUTUSAN WALI KOTA BEKASI NOMOR : 556/KEP.357-Disparbud/VII/2017 TENTANG PELESTARIAN KEBUDAYAAN PADA BIOSKOP, USAHA JASA MAKANAN DAN MINUMAN, SERTA HOTEL BINTANG DI
Lebih terperinciEbook 1. Dewasa (Model 1)
Ebook 1 Ebook Cara Menjahit Blouse Dasar Cara Membuat Pola Dasar Gaun Wanita Dewasa (Model 1) Sebuah PAnduan Lengkap yang Membahas Tentang Cara Membuat Pola Dasar Gaun Wanita Dewasa Oleh: Khasanah El Zahra
Lebih terperinciBAB II METODE PERANCANGAN
BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS 1. Ulasan Karya Sejenis a. Bohemian Style Produk 1 : Baju Blouse Lengan Kalong Gambar 2. 1 Baju Blouse (Sumber: www.pinterest.com, 2017) Gambar diatas adalah beberapa
Lebih terperinciCara Membuat Sablon Baju Secara Manual
Cara Membuat Sablon Baju Secara Manual Posted in Sablon Kaos Manual / Tagged kaos polos, sablon high density, sablon kaos, sablon kaos Mulai dari teknik tradisional, manual hingga teknik digital bisa menjadi
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Budaya adalah sebuah warisan sosial, sesuatu yang tercipta atau dilakukan oleh sekumpulan individu disuatu tempat tertentu di masa lampau dan terus dipertahankan dalam
Lebih terperinciCV Enggal Jaya. 1 KAOS OBLONG KATUN A Rp B Rp C Rp D Rp E Rp F Rp G Rp
NO JENIS BARANG KODE HARGA 1 KAOS OBLONG KATUN A Rp. 44.550 B Rp. 44.550 C Rp. 44.550 D Rp. 44.550 E Rp. 44.550 F Rp. 44.550 G Rp. 41.800 2 KAOS KERAH KATUN A Rp. 63.800 B Rp. 63.800 C Rp. 63.800 F Rp.
Lebih terperinciPT.Lestari Manunggal Pratama
NO JENIS BARANG KODE HARGA 1 KAOS OBLONG KATUN A Rp. 44.550 B Rp. 44.550 C Rp. 44.550 D Rp. 44.550 E Rp. 44.550 F Rp. 44.550 G Rp. 41.800 2 KAOS KERAH KATUN A Rp. 63.800 B Rp. 63.800 C Rp. 63.800 F Rp.
Lebih terperinciBATAN PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 174/KA/X/2010 TENTANG PAKAIAN SERAGAM SATUAN PENGAMANAN BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 174/KA/X/2010 TENTANG PAKAIAN SERAGAM SATUAN PENGAMANAN BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, Menimbang : a. bahwa berdasarkan
Lebih terperinciKEPALA BADAN SAR NASIONAL
KEPALA BADAN SAR NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR PK. 7 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR PK 9 TAHUN 2015 TENTANG PENGGUNAAN PAKAIAN DINAS PEGAWAI
Lebih terperinciBUPATI BANDUNG BARAT
1 BUPATI BANDUNG BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PAKAIAN DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,
Lebih terperinciPengaturan Parameter Proses Pencetakan Pada Teknologi Sablon Digital
Pengaturan Parameter Proses Pencetakan Pada Teknologi Sablon Digital Kelvin, ST Teknik Industri Sekolah Tinggi Teknik Surabaya kelvin@stts.edu Abstrak Perkembangan di dunia Usaha Kecil dan Menengah (UKM)
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 24 TAHUN 2008 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA
1 SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 24 TAHUN 2008 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang Mengingat : a. bahwa untuk
Lebih terperinciBUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG
BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Touch of Batik merupakan konsep yang menggabungkan dua latar belakang yang berbeda, yaitu batik hasil karya seni Indonesia pada gayastreetstyle. Batik yang diangkat
Lebih terperinciWALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU
SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang
Lebih terperinciSeminar Nasional BOSARIS III Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya
PENERAPAN DESAIN DALAM RANGKAIAN BUNGA SEBAGAI PELENGKAP DEKORASI RUANG Arita Puspitorini PKK Abstrak, Bunga sejak dulu hingga kini memiliki peran penting dalam kehidupan manusia, karena bunga dirangkai
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2013 TENTANG
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 743/MENKES/PER/VI/2010 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL KANTOR KESEHATAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PM. 72 TAHUN 2014 TENTANG
PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PM. 72 TAHUN 2014 TENTANG PAKAIAN DINAS HARIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinci2016, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pe
No.894, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BMKG. ASN. Pakaian Dinas Harian. PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PAKAIAN DINAS HARIAN APARATUR SIPIL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan konsumen akan busana ready to wear saat ini menjadi kebutuhan primer. Tidak hanya ready-to-wear, kebutuhan cocktail dress juga saat ini meningkat, sehingga
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. eksplorasi estetis atas kain seser, diperoleh kesimpulan bahwa: sebagai jaring nelayan untuk menangkap ikan.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN VI.1. KESIMPULAN Dari hasil tinjauan data, baik data teoritis maupun data lapangan, dan hasil eksplorasi estetis atas kain seser, diperoleh kesimpulan bahwa: a. Kain seser adalah
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 45 Tahun : 2016
BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 45 Tahun : 2016 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL
Lebih terperinciBAB IV KONSEP DESAIN. Ide dasar pedesain ialah mencoba untuk menjadikan suatu trend yang baru bagi dunia
BAB IV KONSEP DESAIN 4.1 Ide Dasar Ide dasar pedesain ialah mencoba untuk menjadikan suatu trend yang baru bagi dunia musik khususnya bagi pemilik instrument gitar dalam memilih suatu casing bagi instrument
Lebih terperinciBAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN
BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN Meja dan Kursi merupakan salah satu media yang bisa digunakan dalam hal belajar dan bermain. Diantara
Lebih terperinciSALINAN. Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 6,nomor 5494);
SALINAN BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BULUNGAN DENGAN RAHMAT
Lebih terperinci