GYO TAI, PRAJURIT MANGKUNEGARAN PADA MASA PENDUDUKAN JEPANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "GYO TAI, PRAJURIT MANGKUNEGARAN PADA MASA PENDUDUKAN JEPANG"

Transkripsi

1 GYO TAI, PRAJURIT MANGKUNEGARAN PADA MASA PENDUDUKAN JEPANG Dewi Kusumaningtyas C ABSTRACT Alternation of the Dutch Government to the Japanese occupation government at the Praja Mangkunegaran has changed several existing circumstances. One of the policies applied by the Japanese to Praja Mangkunegaran lead military Mangkunegaran dissolved. The purposed of this due to the dissolution of Japan's desired to remove all Western influence (the Netherlands) in Indonesia, not least in the Praja Mangkunegaran. Praja Mangkunegaran allowed to form as an employee-based soldiers to guard the palace Ko and on condition that the structure, equipment and coaching staff the guard set by the Japanese. Soldiers Gyo Tai, that most members of these soldiers came from the youth in the region Mangkunegaran palace. In the reign of the Dutch East Indies army Mangkunegaran outside the bureaucratic structure of government Praja Mangkunegaran but in the Japanese military Mangkunegaran under the supervision of one of the offices in Mangkunegaran. Gyo Tai soldiers on duty as a security guard Praja Mangkunegaran. This research used historical methode. Keywords: Gyo Tai, Prajurit Mangkunegaran, Jepang PENDAHULUAN Keberadaan militer dalam struktur birokrasi, koalisi, sipil militer dalam politik, dapat dirunut jauh ke belakang sampai pada kerajaan-kerajaan tradisional, baik yang dipengaruhi unsur Hindu-Buddha maupun Islam. Adanya ketidakstabilan dan suksesi kekuasaan melalui pemberontakan akibat konflik internal yang sering terjadi, menyebabkan kerajaan-kerajaan itu menempatkan militer sebagai bagian yang integral di struktur birokrasi dan pemerintahan. 1 Praja Mangkunegaran berdiri pada tahun 1757 akibat adanya perjanjian Salatiga. Kehadiran militer bagi Praja Mangkunegaran merupakan sarana yang 1 Bambang Purwanto, Gagalnya Historiografi Indonesiasentris (Yogyakarta: Ombak, 2006), hlm

2 penting untuk menjaga stabilitas praja dan sebagai unsur kemegahan untuk menambah kewibawaan bagi praja tersebut. Untuk itu Praja Mangkunegaran membentuk dan memelihara militer tangguh yang dapat diandalkan dalam medan perang. 2 Pangeran Adipati Mangkunegara sendiri yang menaruh perhatian besar terhadap tentaranya dengan memberikan latihan dan keterampilan kepada mereka. Pasukan tersebut kemudian disebut Legiun Mangkunegaran, yang terdiri dari pasukan infantri, kavaleri, dan artileri. Legiun Mangkunegaran adalah korps angkatan bersenjata Kadipaten Mangkunegaran yang dibentuk dan dibangun pada zaman pemerintahan Mangkunegara II dengan surat Keputusan Gubernur Jenderal Daendels tanggal 29 Juli Legiun Mangkunegaran ini berkembang hingga masa pemerintahan Mangkunegara VII yang berkuasa hingga tahun Pada masa pemerintahannya tersebut terjadi peralihan kekuasaan dari pemerintahan Hindia- Belanda kepada pemerintahan Jepang. Di bidang militer, Jepang melarang berlangsungnya Legiun Mangkunegaran. METODE PENELITIAN Bahasan penelitian ini ialah mengenai Gyo Tai, Prajurit Mangkunegaran Pada Masa Pendudukan Jepang ( ). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode sejarah yaitu suatu proses menguji dan menganalisis secara kritis rekaman-rekaman peninggalan masa lampau serta usaha melakukan sintesa terhadap data masa lampau tersebut menjadi kisah sejarah. Penulisan sejarah ini diharapkan dapat memberikan keterangan mengenai kejadian yang ada dengan mengkaji sebab-sebabnya, kondisi lingkungannya, konteks sosial-politiknya, atau dengan menganalisis secara mendalam tentang faktor-faktor kausal, kondisional, kontekstual serta unsur-unsur yang merupakan komponen dan eksponen dari sejarah yang dikaji. 4 2 Fachry Ali, Refleksi Paham Kekuasaan Jawa dalam Indonesia Modern (Jakarta: Gramedia, 1986), hlm H. F. Aukes, Het Legiun Van Mangkoenegoro (Surakarta: Reksapustaka, 1935), hlm Sartono Kartodirdjo, Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1993), hlm

3 Adapun metode sejarah yang digunakan dalam penelitian ini meliputi empat tahap penelitian, yakni heuristik, kritik sumber, intrepretasi, dan yang terakhir historiografi. Tahap pertama yang dilakukan adalah heuristik, yakni usaha mencari dan mengumpulkan data sebagai sumber bagi penelitian sejarah. Penelitian dilakukan dengan penelusuran sumber-sumber data di berbagai tempat yang diketahui menyimpan sumber-sumber yang diperlukan. Studi pustaka dalam penelitian ini juga cukup penting guna melengkapi data yang diperoleh. Studi pustaka merupakan teknik pengumpulan data dengan memanfaatkan literatur dan referensi sebagai bahan informasi untuk mendapatkan teori dan data baru dalam menganalisa masalah. 5 Tahap kedua adalah kritik sumber yang bertujuan untuk mencari keaslian sumber-sumber yang diperoleh melalui kritik ekstern dan intern. Pada tahap ini, kritik sumber dilakukan dengan membandingkan data yang diperoleh untuk mendapatkan data yang bisa dipercaya untuk penulisan ini. Tahap berikutnya adalah interpretasi, yaitu usaha-usaha untuk menafsirkan fakta-fakta yang diperoleh dari data-data yang telah diseleksi pada tahapan sebelumnya untuk selanjutnya dilakukan analisa data untuk menemukan makna sejarah. Ide-ide yang diperoleh dalam bentuk fakta itu dituangkan pada suatu karya penulisan sejarah ilmiah. Tahap terakhir adalah historiografi, yaitu penyajian dari suatu kisah sejarah yang berupa tulisan ilmiah dalam bentuk narasi yang sifatnya deskriptif maupun analitis. PEMBAHASAN Militer adalah landasan penting bagi raja untuk melawan ketidakaturan yang terjadi dalam wilayah kekuasaannya. 6 Di Praja Mangkunegaran militer telah terbentuk sejak masa Mangkunegara I pada tahun Ketika Mangkunegara I wafat pada tahun 1795 membuat VOC menghentikan pembayaran uang sebesar 5 Saifuddin Azwar, Metode Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), hlm Umi Yuliati, Militer Dalam Kehidupan Politik di Jawa: Prajurit Keraton Yogyakarta, (Yogyakarta: Banjar Aji Production, 2011), hlm Kerabat Mangkunegaran, Mulat Sarina, Suatu Uraian Singkat (Surakarta: Reksapustaka Mangkunegaran, 1978), hlm

4 4.000 Sps Matten per tahun yang membuat kekuatan militer Prajurit Mangkunegara dibubarkan karena Praja Mangkunegaran tidak memiliki biaya lagi. Pada tahun 1803 Pemerintah Belanda (Bataafsche Republik) meminta Mangkunegara II untuk menghidupkan kembali korps prajurit Mangkunegaran yang telah dibubarkan dengan diberikan uang sebesar Sps Matten kepada Pangeran Prangwadana. Korps prajurit ini kemudian dinamakan Legiun Mangkunegaran. Pemerintah Hindia Belanda menginginkan Legiun Mangkunegaran ikut serta membantu Pemerintah Hindia Belanda dalam mempertahankan Jawa dari kemungkinan serangan militer Inggris. Legiun Mangkunegaran merupakan cadangan dari Tentara Hindia-Belanda yang bertugas apabila dimobilisasi dan diperintahkan oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda untuk ikut serta dalam suatu peperangan. 8 Pasukan Legiun Mangkunegaran akan diberikan senjata yang diperlukan. Untuk melatih dan mendisiplinkan pasukan, diangkat seorang ajudan mayor sebagai instruktur dengan biaya pemerintah. Biaya untuk keperluan Legiun ditambahkan, dari Sps Matten menjadi Sps Matten. Diangkatnya Pangeran Prangwadana sebagai komandan Legiun Mangkunegaran menunjukkan bahwa beliau duduk dalam struktur hierarki kemiliteran Belanda. Beliau berhak menerima penghargaan dan penghormatan dari orang-orang yang terkait dengannya, termasuk dari Sunan Paku Buwana. Hal ini juga menunjukkan bahwa status dan kedudukan Mangkunegaran sama dengan Kasunanan Surakarta. 9 Legiun Mangkunegaran berkembang hingga masa pemerintahan Mangkunegara VII. Selama kurun waktu 1808 hingga 1942, Legiun Mangkunegaran membantu pemerintah Hindia Belanda dalam beberapa peperangan. Pada tanggal 10 Mei 1940 Perang Dunia II telah dimulai di Eropa oleh Jerman. Salah satu dampak adanya Perang Dunia II di benua Asia adalah Perang Pasifik. Pada tanggal 8 Desember 1941, pangkalan armada Amerika Serikat 8 Bintara, Kraton dan Militer: Dinamika Tentara Legiun Mangkunegaran (Skripsi, Fakultas Ilmu Budaya, Yogyakarta: UGM, 2003), hlm H. F. Aukes, op. cit., hlm

5 digempur oleh kapal perang Jepang dibantu oleh pesawat udara yang terdiri dari pelempar bom dan dikawal oleh pesawat pemburu melaksanakan penggempuran. Pada tanggal 14 Februari 1942 Sumatera Selatan telah diserang oleh Jepang dan seluruh Sumatera segera dapat dikuasai. 10 Di Surakarta, sebagai ibukota Kasunanan dan Mangkunegaran dijaga sangat kuat oleh pasukan KNIL, Legiun Mangkunegaran, Batalyon Reserve Corps dan pasukan-pasukan milisi. 11 tanggal 5 Maret 1942 Jepang berhasil menduduki wilayah Surakarta. Pada Di daerah vorstenlanden, Jepang tidak melakukan perubahan tentang pemerintahan lokal yang sedang berlangsung di kerajaan-kerajaan Jawa. Kerajaan-kerajaan itu tetap dikukuhkan sebagai daerah istimewa oleh Pemerintah militer Jepang dengan nama Surakarta Kochi dan Yogyakarta Kochi. Hal tersebut adalah salah satu upaya yang dilakukan Jepang untuk mendapatkan dukungan dari penguasa lokal seperti Surakarta dan Yogyakarta. Penguasa daerah Kochi tersebut mendapat sebutan Koo termasuk Praja Mangkunegaran. Hal ini merupakan salah satu propaganda Jepang untuk menarik simpati penguasa lokal agar bekerja sama dengan Jepang. Di Praja Mangkunegaran, K.G.P.A.A. Mangkunegara VII tetap menjadi Kepala Pura Mangkunegaran, walaupun kedaulatan atas Pulau Jawa telah beralih dari Belanda ke Jepang. 12 Setelah dilakukan penyerahan di daerah-daerah, dan akhirnya ada penyerahan secara resmi dari Tentara Hindia-Belanda, Jepang melarang berlangsungnya Legiun Mangkunegaran. Status dan bentuk pemerintahan Mangkunegaran yang baru tersebut mengharuskan Praja untuk membubarkan balatentaranya, untuk menjaga istana dan mengawal Mangkunegara-Ko. Mangkunegaran diperkenankan membentuk prajurit Penjaga Istana disebut Gyo Tai atau pemuda penjaga istana Mangkunegaran. Sesuai dengan usaha-usaha 10 Marwati Djoened Poesponegoro, Nugroho Notosusanto, Sejarah Nasional Indonesia VI (Jakarta: Balai Pustaka, 1993), hlm Iwan Santosa, Legiun Mangkunegaran ( ) Tentara Jawa- Perancis Warisan Napoleon Bonaparte (Jakarta: Kompas, 2011), hlm Noto Suroto, Kejadian-kejadian di Puro Mangkunegaran dalam Maret dan April 1942 (Surakarta: Reksapustaka Mangkunegaran, 1989), hlm

6 pemerintah Bala Tentara Jepang di bidang keamanan dan pertahanan, Mangkunegaran mengadakan kantor baru, yaitu Kantor Gerakan Taruna Mangkunegaran. Kantor ini mengurus gerakan seinendan, keibodan termasuk mengurus Gyo Tai atau pemuda penjaga istana Mangkunegaran. Pembentukan barisan Gyo Tai menjadi pengaruh secara tidak langsung dari pemerintah Jepang kepada Praja Mangkunegaran. Gyo Tai adalah pasukan militer milik Mangkunegaran yang telah mengalami beberapa perubahan. Perubahan ini terjadi akibat dari pergantian pemerintahan asing yang berkuasa di Indonesia. Setiap periode pemerintahan yang berkuasa mempunyai kebijakan berbeda-beda terhadap Praja Mangkunegaran. Karena kondisi tersebut pasukan militer Mangkunegaran berusaha beradaptasi terhadap segala hal agar tetap bertahan hidup. Usaha itu dilakukan dengan cara mengikuti aturan yang ditetapkan oleh pemerintahan sedang berkuasa meskipun terkadang banyak merugikan pasukan itu sendiri. Prajurit Gyo Tai yang berstatus sebagai abdi dalem ini kemudian menjadi tanggung jawab Pengageng Pencaosan. Pengageng Pencaosan adalah salah satu kantor yang bertugas sebagai penjaga keamanan istana. Kantor ini berada dalam kepemimpinan Kabupaten Mandrapura. Pada tahun 1944 keadaan perang menjadi semakin gawat, karenanya kantor Pencaosan (Gyo Tai) bekerja sama dengan Kabupaten Mandrapura untuk menjaga Pura Mangkunegaran. Bupati Anom Mandrapura diberikan wewenang yang sama untuk memberikan perintah kepada prajurit Gyo Tai yang bertugas jika terjadi keadaan yang penting dan harus segera dilaksanakan. 13 Keadaan Jepang yang sudah terancam, mengharuskan Jepang mengadakan suatu latihan yang bertujuan melindungi daerah pendudukan Jepang dari serangan musuh. Prajurit Gyo Tai beserta para pemuda di daerah-daerah diwajibkan mengikuti latihan militer dan semi militer yang merupakan pusat indoktrinasi dari 13 Arsip Mangkunegara VIII no. 3682, Berkas Surat dari Bupati Anom Mandrapura tentang hubungan kerjasama Mandrapura dengan Gyo-Tai, Surakarta: Reksapustaka, Mangkunegaran. 21

7 Jepang dengan memberikan pelajaran Seisin. 14 Salah satu cara yang ditempuh dengan mengadakan latihan Hoosi yang diikuti oleh para pemuda Indonesia. Latihan Hoosi II juga diwajibkan bagi sebagian besar abdi dalem yang bertugas menjaga Pura Mangkunegaran. Penjagaan yang dilakukan oleh Gyo Tai ini dikarenakan keadaan di dalam Pura Mangkunegaran yang benar-benar tidak terdapat abdi dalem. Hampir semua pegawai dan abdi dalem Mangkunegaran mengikuti latihan Hoosi yang diwajibkan oleh Jepang. Pura Mangkunegaran harus dijaga dengan ketat oleh prajurit Gyo Tai agar aman dari serangan musuh. Selama bertugas, Gyo Tai juga dibantu oleh beberapa abdi dalem yang sedang tidak mengikuti latihan Hoosi II. Setiap orang yang akan memasuki harus mendapatkan ijin dari pemerintah dan harus menunjukkan surat palilah. Penjagaan Praja Mangkunegaran ketika akhir masa pemeritahan Jepang sangat ketat, sehingga tidak sembarang orang dapat memasuki Praja Mangkunegaran. Orang yang dapat memasuki Praja Mangkunegaran hanya orangorang tertentu dan orang yang memang memiliki kepentingan di Pura Mangkunegaran. Tidak semua pejabat dapat bebas keluar dan memasuki Praja Mangkunegaran. Ketika masa genting penjagaan semakin diperketat, bahkan seorang pembesar Mangkunegaran pun harus membawa surat izin masuk Pura yang telah ditandatangani oleh pihak Praja Mangkunegaran. Surat izin tersebut hanya dapat digunakan apabila ada perintah mendadak dan terutama pada waktu malam hari. Kebijakan-kebijakan yang diterapkan Jepang di Pulau Jawa telah membangkitkan rasa kesadaran nasional yang jauh lebih mantab daripada di wilayah lainnya. Dengan demikian perbedaan tingkat kemajuan politik antara Jawa dan daerah-daerah lainnya semakin besar pula. Hal ini dikarenakan pentingnya arti semua perkembangan itu bagi masa yang akan datang, maka Jawa juga mendapatkan perhatian ilmiah yang lebih besar daripada pulau-pulau lainnya. 14 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Sejarah Kebangkitan Nasional Daerah Jawa Tengah (Jakarta: Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah, 1978), hlm

8 Sumatera mempunyai arti penting untuk pihak Jepang karena sumbersumber strategisnya, namun rasa nasionalis masyarakatnya belum semaju Pulau Jawa. Ketika Jepang berada di ambang kekalahan, ide-ide nasionalis diperbolehkannya berkembang di sana. Bagi Jepang, wilayah yang berada di bawah kekuasaan angkatan laut dianggap terbelakang secara politik dan penting secara ekonomi, pemerintahan yang dilaksanakan atas wilayah tersebut bersifat sangat menindas rakyat. 15 Kekejaman yang dikeluarkan oleh Jepang secara tidak langsung menyadarkan semua golongan di Indonesia untuk berjuang menggapai kemerdekaan. Semua latihan-latihan kemiliteran yang diajarkan justru pada akhirnya digunakan untuk melawan pendudukan Jepang. Semua golongan baik pemimpin di pusat atau pangreh praja maupun rakyat bersama-sama berjuang agar terbebas dari kekejaman Jepang. Latihan militer yang diperoleh oleh pemuda-pemuda Indonesia dijadikan sebagai inspirasi daripada instruksi. Gemblengan-gemblengan militer Jepang telah menumbuhkan rasa percaya kepada diri sendiri bahwa mereka mampu melawan kekuatan yang lebih kuat dan lebih terlatih. Jepang memperlihatkan kepada bangsa Indonesia, bahwa sebagai orang Asia mereka tidak hanya sanggup menjadi bangsa yang merdeka, tetapi juga mampu menjadi bangsa yang sederajat dengan bangsa Barat. Latihan-latihan kemiliteran yang diberikan oleh Jepang justru membuat tumbuhnya rasa cinta tanah air pada diri pemuda tersebut. Pada akhirnya baik para pemimpin baik pusat maupun daerah, rakyat dan prajurit pribumi sadar dan bersatu untuk mengusir Jepang. Melalui bentuk-bentuk pelatihan militer, kita dapat memahami sisi positif dan negatif yang dirasakan para pemuda Indonesia. Para pemuda kita tidak hanya dilatih kemampuan dan ketrampilan militer dalam menggunakan senjata tetapi sikap dan mental mereka pun tanpa sadar dibentuk dengan suatu semangat Bushido (sikap para ksatria militer Jepang) baik disiplin, keuletan, daya juang yang tinggi, kerja keras, jujur, dan berani menghadapi tantangan serta memiliki tanggung jawab. 15 Ricklefs, M. C., Sejarah Indonesia Modern (Yogyakarta: UGM PRESS, 1981), hlm

9 Sikap mental yang seperti ini akan menjadi kekuatan tersendiri dari para pemuda Indonesia dalam menghadapi kekejaman tentara Jepang seperti dalam pemberontakan PETA. Di sisi lain akan menjadi bekal dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia menghadapi tentara Sekutu, baik yang tergabung dalam laskar-laskar rakyat maupun yang akan menjadi tentara Inti Republik Indonesia. Dampak negatif adanya pelatihan militer yang diwajibkan oleh Jepang adalah pelatihan militer tersebut merupakan bentuk eksploitasi fisik, baik pada saat pelatihan maupun sesudah menjadi tentara sukarela yang dikirim untuk berperang. Mereka yang berada pada usia produktif (aktif tahun) harus berjuang dengan taruhan nyawa demi membela kepentingan bangsa lain. Sementara bagi mereka yang tidak terjun langsung ke medan juang, tenaga mereka dipersiapkan untuk menyediakan fasilitas perang mulai dari perlengkapan fisik sampai pada penyediaan logistik atau bahan makanan untuk tentara. 16 KESIMPULAN Militer adalah landasan penting bagi raja untuk melawan ketidakaturan yang terjadi dalam wilayah kekuasaannya. Akan tetapi militer bukan menjadi penentu kebijakan, melainkan sebagai institusi kerajaan yang bertugas mengamankan wilayah kekuasaan kerajaan. Sejarah Praja Mangkunegaran tidak akan terlepas dari adanya Legiun Mangkunegaran. Legiun Mangkunegaran adalah korps prajurit yang bertugas sebagai tentara cadangan dari tentara Hindia Belanda dalam suatu peperangan. Legiun Mangkunegaran sangat dihormati bagi kawula Mangkunegaran. Hal ini berlangsung hingga berakhirnya masa pemerintahan Hindia Belanda dan digantikan oleh Jepang. Ketika Jepang memasuki wilayah Indonesia, kebijakan yang diterapkan oleh Pemerintah pendudukan Jepang mengharuskan pembubaran militer yang telah ada. Berdasarkan Maklumat dari Panglima Perang Balatentara Dai Nippon pasal 7 disebutkan bahwa bangsa Indonesia yang masuk Balatentara akan dibebaskan, 16 Henri F. Isnaeni dan Apid, Romusa Sejarah Yang Terlupakan ( ) (Yogyakarta: Ombak, 2008), hlm

10 jika bersumpah setia kepada Pemerintah Dai Nippon. Banyak diantara orangorang yang dimerdekakan itu menjadi militer lagi, akan tetapi bernaung di bawah bendera Hinomaru. Kebijakan yang diterapkan Jepang berusaha menghapus semua pengaruh Belanda yang ada di Indonesia. Salah satu dampaknya adalah dibubarkannya Legiun Mangkunegaran. Pembubaran Legiun Mangkunegaran disebabkan karena pemerintah pendudukan Jepang ingin menghapuskan semua keadaan yang telah diciptakan Belanda di Indonesia. Militer Mangkunegaran digantikan oleh prajurit Gyo Tai yang berstatus sebagai abdi dalem. Tidak seperti Legiun Mangkunegaran yang bertugas sebagai tentara cadangan perang bagi Hindia Belanda, Prajurit Gyo Tai hanya bertugas sebagai prajurit pertahanan yang menjaga Praja Mangkunegaran. Namun begitu prajurit Gyo Tai tetap menduduki peranan yang penting karena Jepang tidak memandang Mangkunegaran sebagai bagian dari Kasunanan. Perekrutan anggota prajurit ini berasal dari wilayah Mangkunegaran. Selama pendudukan Jepang khususnya di wilayah Mangkunegaran, semua kejadian dan keadaan yang terjadi di Praja Mangkunegaran akan dilaporkan prajurit setiap hari kepada kepala Praja Mangkunegara melalui buku yang berisi tentang laporan penjagaan sehari-hari. Ketika keadaan perang semakin gawat, kantor pencaosan yang memimpin Gyo Tai bekerja sama dengan Kabupaten Mandrapura untuk menjaga Pura Mangkunegaran. Tugas dan kewajiban dalam menjaga keamanan lingkungan Praja Mangkunegaran pada masa pendudukan Jepang menjadi tanggung jawab dari seluruh abdi dalem karena masalah keamanan di setiap kantor menjadi tanggung jawab para pembesar dari kantor masing-masing. Hanya orang-orang yang berada di dalam lingkungan Praja Mangkunegaran saja yang bertanggung jawab penuh dalam menjaga keamanan Praja Mangkunegaran. Oleh karena itu, para anggota keamanan ini memiliki status sebagai abdi dalem Praja Mangkunegaran. Keadaan Jepang yang semakin terdesak membuat Jepang mengadakan latihan-latihan militer bagi pemuda di sekitar daerah Mangkunegaran dan juga bagi abdi dalem, hal ini termasuk dengan prajurit Gyo Tai. Pada saat itu prajurit Gyo Tai harus menjaga Praja Mangkunegaran dengan ketat agar tidak diserang 25

11 oleh musuh. Latihan-latihan kemiliteran yang diberikan oleh Jepang justru membuat tumbuhnya rasa cinta tanah air pada diri pemuda-pemuda tersebut. Pada akhirnya baik para pemimpin baik pusat maupun daerah, rakyat dan prajurit pribumi sadar dan bersatu untuk mengusir Jepang. A. Arsip DAFTAR PUSTAKA Arsip Mangkunegara VIII no. 3682, Berkas Surat dari Bupati Anom Mandrapura tentang hubungan kerjasama Mandrapura dengan Gyo-Tai, Surakarta: Reksapustaka, Mangkunegaran. B. Buku Aukes, H. F Het Legioen van Mangkoe Nagoro. Bandung: A.C. Nix&Co. Bambang Purwanto Gagalnya Historiografi Indonesiasentris. Yogyakarta: Ombak. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Sejarah Kebangkitan Nasional Daerah Jawa Tengah. Jakarta: Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah. Fachry Ali Refleksi Paham Kekuasaan Jawa dalam Indonesia Modern. Jakarta: Gramedia. Henri F. Isnaeni dan Apid Romusa Sejarah Yang Terlupakan ( ). Yogyakarta: Ombak. Iwan Santosa Legiun Mangkunegaran ( ) Tentara Jawa-Perancis Warisan Napoleon Bonaparte. Jakarta: Kompas. Kerabat Mangkunegaran Mulat Sarina, Suatu Uraian Singkat. Surakarta: Reksapustaka Mangkunegaran. Marwati Djoened Poesponegoro, Nugroho Notosusanto, Sejarah Nasional Indonesia VI. Jakarta: Balai Pustaka. Noto Suroto Kejadian-kejadian di Puro Mangkunegaran dalam Maret dan April Surakarta: Reksapustaka Mangkunegaran. 26

12 Ricklefs, M. C Sejarah Indonesia Modern. Yogyakarta: UGM Press. Saifuddin Azwar Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sartono Kartodirdjo Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Umi Yuliati (Yusana Sasanti Dadtun, edt.) Militer Dalam Kehidupan Politik di Jawa: Prajurit Keraton Yogyakarta, Yogyakarta: Banjar Aji Production. C. Skripsi Bintara Kraton dan Militer: Dinamika Tentara Legiun Mangkunegaran Skripsi, Fakultas Ilmu Budaya, Yogyakarta: UGM. 27

GYO TAI, PRAJURIT MANGKUNEGARAN PADA MASA PENDUDUKAN JEPANG

GYO TAI, PRAJURIT MANGKUNEGARAN PADA MASA PENDUDUKAN JEPANG 1 GYO TAI, PRAJURIT MANGKUNEGARAN PADA MASA PENDUDUKAN JEPANG 1942-1945 Dewi Kusumaningtyas C0507015 ABSTRACT Alternation of the Dutch Government to the Japanese occupation government at the Praja Mangkunegaran

Lebih terperinci

Indikator. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Materi Pokok dan Uraian Materi. Bentuk-bentukInteraksi Indonesia-Jepang.

Indikator. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Materi Pokok dan Uraian Materi. Bentuk-bentukInteraksi Indonesia-Jepang. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Materi Pokok dan Uraian Materi Indikator Bentuk-bentukInteraksi Indonesia-Jepang Dampak Kebijakan Imperialisme Jepang di Indonesia Uji Kompetensi 2. Kemampuan memahami

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB 1 PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Masa pendudukan Jepang di Indonesia (1942-1945) merupakan bagian periode yang penting menyangkut bangsa Indonesia. Pada masa tersebut telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik perhatian umat manusia karena berbagai hal. Jepang mula-mula terkenal sebagai bangsa Asia pertama

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Nagasaki, Jepang akhirnya menyerah tanpa syarat pada sekutu pada tanggal 15

1. PENDAHULUAN. Nagasaki, Jepang akhirnya menyerah tanpa syarat pada sekutu pada tanggal 15 1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setelah Kota Hiroshima dijatuhi bom atom oleh Sekutu tanggal 6 Agustus 1945, keesokan harinya tanggal 9 Agustus 1945 bom atom kedua jatuh di Kota Nagasaki, Jepang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang dalam satu kesatuan yang bulat dan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang dalam satu kesatuan yang bulat dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dinamika sejarah terletak pada kemampuan untuk memandang dimensi waktu sekaligus, yaitu masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang dalam satu kesatuan

Lebih terperinci

menyatakan bertugas melucuti tentara Jepang yang telah kalah pada perang Asia

menyatakan bertugas melucuti tentara Jepang yang telah kalah pada perang Asia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehadiran uang 1 di suatu daerah merupakan hal yang menarik untuk dikaji, terutama di suatu negara yang baru memerdekakan diri dari belenggu penjajahan. Uang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu, Kota Sibolga juga memiliki kapalkapal

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu, Kota Sibolga juga memiliki kapalkapal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sibolga merupakan satu kota yang dikenal sebagai Kota Bahari, Sibolga memilki sumber daya kelautan yang sangat besar. Selain pemandangan alamnya yang begitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Bandung merupakan sebuah kota yang terletak di Propinsi Jawa Barat yang merupakan salah satu bagian wilayah di Negara Indonesia. Kota ini dalam sejarahnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Faktor kondisi geografis, sumber daya manusia, dan sumber daya alam

BAB I PENDAHULUAN. Faktor kondisi geografis, sumber daya manusia, dan sumber daya alam BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Faktor kondisi geografis, sumber daya manusia, dan sumber daya alam suatu negara selalu menjadi salah satu faktor utama kemenangan atau kekalahan suatu negara

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. dinobatkan sebagai sultan kemudian menjadi Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun

BAB V KESIMPULAN. dinobatkan sebagai sultan kemudian menjadi Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun BAB V KESIMPULAN Sri Sultan Hamengkubuwono IX naik tahta menggantikan ayahnya pada tanggal 18 Maret 1940. Sebelum diangkat menjadi penguasa di Kasultanan Yogyakarta, beliau bernama Gusti Raden Mas (GRM)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendudukan Jepang di tahun Proses pembentukan tersebut terjadi

BAB I PENDAHULUAN. pendudukan Jepang di tahun Proses pembentukan tersebut terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses terbentuknya Organisasi Militer di Indonesia, ditandai dengan masa pendudukan Jepang di tahun 1942-1945. Proses pembentukan tersebut terjadi ketika bangsa Jepang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. 1. Pendudukan Jepang di Indonesia. Dalam usahanya membangun suatu imperium di Asia, Jepang telah

BAB II KAJIAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. 1. Pendudukan Jepang di Indonesia. Dalam usahanya membangun suatu imperium di Asia, Jepang telah BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pendudukan Jepang di Indonesia Dalam usahanya membangun suatu imperium di Asia, Jepang telah meletuskan suatu perang di Pasifik. Pada tanggal 8 Desember 1941

Lebih terperinci

Judul : Beikoku kouri kumiai pada masa pendudukan Jepang di Surakarta Kochi tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Judul : Beikoku kouri kumiai pada masa pendudukan Jepang di Surakarta Kochi tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Judul : Beikoku kouri kumiai pada masa pendudukan Jepang di Surakarta Kochi tahun 1942-1945 Nama : Iwan Haryanto BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat Jepang menguasai Indonesia yang bermula

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan suatu negara untuk menjadi lebih baik dari aspek kehidupan merupakan cita-cita dan sekaligus harapan bagi seluruh rakyat yang bernaung di dalamnya.

Lebih terperinci

LEGIUN MANGKUNEGARAN TAHUN DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH 1. Oleh Anita Dhian Pratiwi 2 Hermanu Joebagyo, Tri Yuniyanto 3

LEGIUN MANGKUNEGARAN TAHUN DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH 1. Oleh Anita Dhian Pratiwi 2 Hermanu Joebagyo, Tri Yuniyanto 3 LEGIUN MANGKUNEGARAN TAHUN 1916 1942 DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH 1 Oleh Anita Dhian Pratiwi 2 Hermanu Joebagyo, Tri Yuniyanto 3 Abstracs The purpose of this research is to find out:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Periode perjuangan tahun 1945-1949 sering disebut dengan masa perjuangan revolusi fisik atau periode perang mempertahankan kemerdekaan. Periode tersebut merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Deklarasi terhadap pembentukan sebuah negara yang merdeka tidak terlepas dari pembicaraan mengenai pembentukan struktur atau perangkatperangkat pemerintahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Terbentuknya Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang dinyatakan dalam pidato

I. PENDAHULUAN. Terbentuknya Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang dinyatakan dalam pidato 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam usaha perjuangan pembelaan kemerdekaan bangsa Indonesia yang dipikul oleh rakyat Indonesia dengan mengangkat dan siasat perang untuk mempertahankan hak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat perdagangan. Aceh banyak menghasilkan lada dan tambang serta hasil hutan. Oleh karena itu, Belanda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah negara selain memiliki wilayah dan Penduduk, sebuah negara juga harus memiliki sebuah Angkatan Bersejanta untuk mengamankan wilayah kedaulatan negaranya.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Keterlibatan Jepang dalam Perang Dunia II bukanlah sesuatu yang

PENDAHULUAN. Keterlibatan Jepang dalam Perang Dunia II bukanlah sesuatu yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterlibatan Jepang dalam Perang Dunia II bukanlah sesuatu yang datangnya tiba-tiba, namun merupakan puncak dari suatu proses. Berkembangnya negara-negara fasis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Karakter disiplin sangat penting dalam menunjang kemajuan dan keamanan suatu bangsa.dalam kehidupan militer, disiplin merupakan faktor utama yang selalu

Lebih terperinci

Warisan Rezim Prancis di Jawa: Kajian Strategi Militer dan Politik Birokrasi dalam Historiografi Indonesia

Warisan Rezim Prancis di Jawa: Kajian Strategi Militer dan Politik Birokrasi dalam Historiografi Indonesia Warisan Rezim Prancis 1808 1811 di Jawa: Kajian Strategi Militer dan Politik Birokrasi dalam Historiografi Indonesia Djoko Marihandono dmarihan@ui.edu Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan Sekutu memutus jalur suplai dari udara maupun laut mengakibatkan pertahanan Jerman-Italia dapat dikalahkan di Afrika Utara. Sehingga kemenangan

Lebih terperinci

BAB 7: SEJARAH PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA. PROGRAM PERSIAPAN SBMPTN BIMBINGAN ALUMNI UI

BAB 7: SEJARAH PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA.  PROGRAM PERSIAPAN SBMPTN BIMBINGAN ALUMNI UI www.bimbinganalumniui.com 1. Berikut ini adalah daerah pertama di yang diduduki oleh tentara Jepang... a. Aceh, Lampung, Bali b. Morotai, Biak, Ambon c. Tarakan, Pontianak, Samarinda d. Bandung, Sukabumi,

Lebih terperinci

1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME

1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME 1 1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME Dalam sejarahnya, manusia memang sudah ditakdirkan untuk berkompetisi demi bertahan hidup. Namun terkadang kompetisi yang dijalankan manusia itu tidaklah sehat dan menjurus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Deskripsi

BAB I PENDAHULUAN Deskripsi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Deskripsi Untuk mendapatkan gambaran tentang pengertian judul DP3A Revitalisasi Kompleks Kavallerie Sebagai Hotel Heritage di Pura Mangkunegaran Surakarta yang mempunyai arti sebagai

Lebih terperinci

penjajahan sudah dirasakan bangsa Indonesia, ketika kemerdekaan telah diraih, maka akan tetap dipertahankan meskipun nyawa menjadi taruhannya.

penjajahan sudah dirasakan bangsa Indonesia, ketika kemerdekaan telah diraih, maka akan tetap dipertahankan meskipun nyawa menjadi taruhannya. BAB V KESIMPULAN Keadaan umum Kebumen pada masa kemerdekaan tidak jauh berbeda dengan wilayah lain di Indonesia. Konflik atau pertempuran yang terjadi selama masa Perang Kemerdekaan, terjadi juga di Kebumen.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proklamasi kemerdekaan Indonesia tidak serta merta mengakhiri perjuangan rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rekaman kaset, televise, electronic games. Radio telah beradaptasi dengan perubahan dunia,

BAB I PENDAHULUAN. rekaman kaset, televise, electronic games. Radio telah beradaptasi dengan perubahan dunia, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Radio adalah media massa elektronik tertua dan sangat luwes. Selama hampir satu abad lebih keberadaanya, radio siaran telah berhasil mengatasi persaingan keras

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberadaannya di mata dunia. Perjuangan untuk mempertahankan Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. keberadaannya di mata dunia. Perjuangan untuk mempertahankan Indonesia yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemerdekaan yang telah bangsa Indonesia dapatkan merupakan suatu perjalanan yang sangat panjang yang diwarnai dengan bentuk perjuangan rakyat Indonesia. Perjuangan

Lebih terperinci

BAB V. Kesimpulan. Perubahan sosial di Yogyakarta dipengaruhi oleh perubahan-perubahan pola

BAB V. Kesimpulan. Perubahan sosial di Yogyakarta dipengaruhi oleh perubahan-perubahan pola BAB V Kesimpulan Perubahan sosial di Yogyakarta dipengaruhi oleh perubahan-perubahan pola kelembagaan yang ada. Lembaga-lembaga yang berperan dalam perubahan di Yogyakarta saat ini dapat dikategorikan

Lebih terperinci

MASA PEMERINTAHAN HERMAN WILLIAN DAENDELS DI INDONESIA

MASA PEMERINTAHAN HERMAN WILLIAN DAENDELS DI INDONESIA MASA PEMERINTAHAN HERMAN WILLIAN DAENDELS DI INDONESIA Latar Belakang Kedatangan Herman William Daendels Herman William Daendels di utus ke Indonesia pada tahun 1808 dengan tujuan yakni mempertahankan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. telah menjadi bangsa yang merdeka dan terbebas dari penjajahan. Namun pada. khususnya Belanda yang ingin menguasai kembali Indonesia.

I. PENDAHULUAN. telah menjadi bangsa yang merdeka dan terbebas dari penjajahan. Namun pada. khususnya Belanda yang ingin menguasai kembali Indonesia. I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia dibacakan pada tanggal 17 agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur No.56, hal ini merupakan bukti bahwa Indonesia telah menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah Barat di Nusantara. Perjuangan itu berawal sejak kedatangan bangsa Portugis

Lebih terperinci

66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)

66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) 66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) A. Latar Belakang Sejarah merupakan cabang ilmu pengetahuan yang menelaah tentang asal-usul dan perkembangan serta peranan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kerajaan Mataram merupakan salah satu kerajaan berbasis agraris/pertanian

I. PENDAHULUAN. Kerajaan Mataram merupakan salah satu kerajaan berbasis agraris/pertanian 1 I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Kerajaan Mataram merupakan salah satu kerajaan berbasis agraris/pertanian yang ada di Jawa. Sebelum daerah ini menjadi salah satu kerajaan yang berbasis Islam, di daerah

Lebih terperinci

PROSES PERKEMBANGAN KOLONIALISME DAN IMPERIALISME BARAT

PROSES PERKEMBANGAN KOLONIALISME DAN IMPERIALISME BARAT PROSES PERKEMBANGAN KOLONIALISME DAN IMPERIALISME BARAT DAFTAR ISI LATAR BELAKANG KEDATANGAN BANGSA BARAT KE INDONESIA What: (latar belakang) Indonesia negara dengan SDA yang melimpah Why: (Alasan) Orang-orang

Lebih terperinci

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan sebuah negara maritim karena memiliki wilayah laut yang lebih luas dibandingkan dengan wilayah daratan. Hal ini menjadikan bangsa

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pd Farewell Presiden dg Perwira dan Prajurit TNI,di Magelang, tgl. 17 Okt 2014 Jumat, 17 Oktober 2014

Sambutan Presiden RI pd Farewell Presiden dg Perwira dan Prajurit TNI,di Magelang, tgl. 17 Okt 2014 Jumat, 17 Oktober 2014 Sambutan Presiden RI pd Farewell Presiden dg Perwira dan Prajurit TNI,di Magelang, tgl. 17 Okt 2014 Jumat, 17 Oktober 2014 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA FAREWELL PRESIDEN DENGAN PERWIRA

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG DATANGNYA JEPANG

LATAR BELAKANG DATANGNYA JEPANG LATAR BELAKANG DATANGNYA JEPANG Jepang datang ke Indonesia karena: Ingin menguasai wilayah Asia-Pasifik pada Perang Dunia II Menyerahnya Belanda ke tangan Jepang pada 8 Maret 1942, di Kalijati Mencari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jepang-pun dapat dengan mudah masuk ke wilayah Indonesia. Jepang datang ke

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jepang-pun dapat dengan mudah masuk ke wilayah Indonesia. Jepang datang ke 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kedatangan bangsa Eropa ke bumi Nusantara pada mulanya sekedar mencari rempah-rempah. tetapi, keuntungan yang berlipat ganda membuat mereka menjadi buta dan lupa diri.

Lebih terperinci

DESKRIPSI MATAKULIAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI

DESKRIPSI MATAKULIAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI DESKRIPSI MATAKULIAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI Matakuliah : Agama (Islam, Kristen, Khatolik)* Deskripsi :Matakuliah ini mengkaji tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena Jerman adalah anggota Pakta Tiga Negara (sankoku doumei) 1 yang

BAB I PENDAHULUAN. karena Jerman adalah anggota Pakta Tiga Negara (sankoku doumei) 1 yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemenangan Jerman tahun 1940 pada Perang Dunia II di Eropa memicu militer Jepang untuk segera memulai perang di kawasan Asia Pasifik. Hal itu karena Jerman adalah anggota

Lebih terperinci

UPAYA PEMERINTAH MILITER JEPANG MEMBENTUK KARAKTER MILITANSI PEJUANG BANGSA INDONESIA TAHUN

UPAYA PEMERINTAH MILITER JEPANG MEMBENTUK KARAKTER MILITANSI PEJUANG BANGSA INDONESIA TAHUN UPAYA PEMERINTAH MILITER JEPANG MEMBENTUK KARAKTER MILITANSI PEJUANG BANGSA INDONESIA TAHUN 1942-1945 Laxsmi Desiyana, Iskandar Syah, Muhammad Basri FKIP Unila Jalan. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. upaya mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Sekutu yang ingin

BAB I PENDAHULUAN. upaya mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Sekutu yang ingin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasca proklamasi 17 Agustus 1945 Bangsa Indonesia dihadapkan kepada upaya mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Sekutu yang ingin menancapkan kembali kekuasaan

Lebih terperinci

BAB IV DAMPAK PERANG PALEMBANG A. Kemenangan Sultan Mahmud Badaruddin II. maupun dampak yang buruk bagi kehidupan manusia di daerah yang

BAB IV DAMPAK PERANG PALEMBANG A. Kemenangan Sultan Mahmud Badaruddin II. maupun dampak yang buruk bagi kehidupan manusia di daerah yang BAB IV DAMPAK PERANG PALEMBANG 1819 A. Kemenangan Sultan Mahmud Badaruddin II Setiap pertempuran yang terjadi pasti akan membawa dampak yang baik maupun dampak yang buruk bagi kehidupan manusia di daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berakhirnya Perang Dunia II ditandai dengan menyerahnya Jerman kepada

BAB I PENDAHULUAN. Berakhirnya Perang Dunia II ditandai dengan menyerahnya Jerman kepada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Berakhirnya Perang Dunia II ditandai dengan menyerahnya Jerman kepada Sekutu di Eropa dan menyerahnya Jepang kepada Sekutu tanggal 15 Agustus 1945.

Lebih terperinci

PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHAN

PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHAN PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHAN Saya siswa kelas 5A Siap Belajar dengan Tenang dan Tertib dan Antusias Pada abad ke-16 berlayarlah bangsa-bangsa Eropa ke wilayah Timur. Diantaranya adalah Portugis, Spanyol,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebijaksanaan mengenai Pribumi (Inlandsch Politiek) sangat. besar artinya dalam menjamin kelestarian kekuasaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebijaksanaan mengenai Pribumi (Inlandsch Politiek) sangat. besar artinya dalam menjamin kelestarian kekuasaan tersebut. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah Indonesia mencatat bahwa negara kita ini telah mengalami masa kolonialisasi selama tiga setengah abad yaitu baik oleh kolonial Belanda maupun kolonial

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini penulis mencoba menarik kesimpulan dari pembahasan yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini penulis mencoba menarik kesimpulan dari pembahasan yang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada bab ini penulis mencoba menarik kesimpulan dari pembahasan yang telah dikemukakan. Kesimpulan tersebut merupakan jawaban dari pertanyaanpertanyaan penelitian

Lebih terperinci

PERKEBUNAN TEH DAYEUHMANGGUNG DI GARUT

PERKEBUNAN TEH DAYEUHMANGGUNG DI GARUT PERKEBUNAN TEH DAYEUHMANGGUNG DI GARUT 1957 1996 Oleh Yeni Suryani 1 ABSTRAK Masalah utama yang dibahas adalah bagaimana perkembangan perkebunan Dayeuhmanggung pada kurun waktu 1957-1996 atau setelah mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berdasarkan posisi geografisnya Aceh berada di pintu gerbang masuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berdasarkan posisi geografisnya Aceh berada di pintu gerbang masuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan posisi geografisnya Aceh berada di pintu gerbang masuk wilayah Indonesia bagian barat. Karena letaknya berada pada pantai selat Malaka, maka daerah

Lebih terperinci

2015 DAMPAK PERANG AUSTRO-PRUSIA TERHADAP HUBUNGAN POLITIK AUSTRIA DAN HONGARIA

2015 DAMPAK PERANG AUSTRO-PRUSIA TERHADAP HUBUNGAN POLITIK AUSTRIA DAN HONGARIA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Periode abad ke-18 hingga abad ke-19 merupakan suatu periode yang memiliki peristiwa-peristiwa besar dan bersejarah di Eropa. Berbagai macam peristiwa itu

Lebih terperinci

Burma mempunyai catatan tersendiri dalam sejarah Burma karena AFPFL BAB V. Kesimpulan

Burma mempunyai catatan tersendiri dalam sejarah Burma karena AFPFL BAB V. Kesimpulan sistem satu partai atau partai tunggal dalam bidang pemerintahan. Oleh karena itu, semua partai politik termasuk AFPFL dihilangkan. Ne Win menganggap bahwa banyaknya partai politik akan mengacaukan pemerintahan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Jepang dan Italia melawan Sekutu membawa pengaruh terhadap perubahan situasi negara-negara

PENDAHULUAN. Jepang dan Italia melawan Sekutu membawa pengaruh terhadap perubahan situasi negara-negara PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Keberhasilan Jepang menghancurkan pangkalan laut Amerika di Pearl Harbour merupakan awal keterlibatan Jepang di Perang Dunia Kedua. Pecahnya Perang Dunia Kedua yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengecap pahitnya penderitaan dalam sejarah masa lalunya sebagai bangsa

BAB I PENDAHULUAN. mengecap pahitnya penderitaan dalam sejarah masa lalunya sebagai bangsa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan satu dari sekian bangsa yang pernah mengecap pahitnya penderitaan dalam sejarah masa lalunya sebagai bangsa yang dijajah bangsa lain.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jepang menyatakan menyerah pada Sekutu pada tanggal 15 Agustus 1945. Pada tanggal 17 Agustus Indonesia menyatakan kemerdekaan.kerena sulitnya informasi kabar bahagia

Lebih terperinci

Usaha pendudukan yang dilakukan Pemerintahan Militer Jepang untuk menguasai

Usaha pendudukan yang dilakukan Pemerintahan Militer Jepang untuk menguasai 2 Pendudukan atas pulau Sumatera juga dimaksudkan oleh Jepang untuk dijadikan pangkalan pengawasan terhadap kapal-kapal milik Sekutu di Samudera Hindia bagian barat, juga sebagai daerah pemasok bahan makanan,

Lebih terperinci

AKHIR PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA DAN PEMERINTAHAN BARU BANGSA INDONESIA ENCEP SUPRIATNA

AKHIR PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA DAN PEMERINTAHAN BARU BANGSA INDONESIA ENCEP SUPRIATNA AKHIR PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA DAN PEMERINTAHAN BARU BANGSA INDONESIA ENCEP SUPRIATNA PASCA KEMERDEKAAN Tanggal 18 Agustus 1945 PPKI mengadakan sidang untuk pertama kalinya dengan keputusan: Mengesahkan

Lebih terperinci

2015 DAMPAK DOKTRIN BREZHNEV TERHADAP PERKEMBANGAN POLITIK DI AFGHANISTAN

2015 DAMPAK DOKTRIN BREZHNEV TERHADAP PERKEMBANGAN POLITIK DI AFGHANISTAN 1 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Setelah berakhirnya perang dunia kedua, muncul dua kekuatan besar di dunia yaitu Uni Soviet dan Amerika Serikat. Kedua negara ini saling bersaing untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berat bagi rakyat Indonesia. Sebagai negara yang baru merdeka belum lepas

BAB I PENDAHULUAN. berat bagi rakyat Indonesia. Sebagai negara yang baru merdeka belum lepas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia menjadi masa yang berat bagi rakyat Indonesia. Sebagai negara yang baru merdeka belum lepas dari incaran negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian New Zealand merupakan negara persemakmuran dari negara Inggris yang selama Perang Dunia I (PD I) maupun Perang Dunia II (PD II) selalu berada di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebuah Operasi yang diberi nama Operasi Overlord. Dalam Operasi ini Sekutu

BAB I PENDAHULUAN. sebuah Operasi yang diberi nama Operasi Overlord. Dalam Operasi ini Sekutu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada bulan Juni 1944, tentara Sekutu berhasil mendarat di Prancis dalam sebuah Operasi yang diberi nama Operasi Overlord. Dalam Operasi ini Sekutu berhasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa kerajaan-kerajaan di Nusantara, kedudukan perempuan berada

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa kerajaan-kerajaan di Nusantara, kedudukan perempuan berada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa kerajaan-kerajaan di Nusantara, kedudukan perempuan berada di bawah pengaruh laki-laki. Kadang perempuan dijadikan alat politik untuk memperoleh kekuasaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cikal bakal lahirnya TNI (Tentara Nasional Indonesia) pada awal

BAB I PENDAHULUAN. Cikal bakal lahirnya TNI (Tentara Nasional Indonesia) pada awal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat mempertahankan kemerdekaan, banyak orang Indonesia berjuang untuk membentuk pasukan mereka sendiri atau badan perjuangan Masyarakat. Tradisi keprajuritan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Omet Rasyidi, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Omet Rasyidi, 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Negara Vietnam merupakan salah satu negara yang ada di Asia Tenggara yang memiliki sejarah panjang dalam usaha meraih dan mempertahankan kemerdekaannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ulama di Indonesia dan negara-negara muslim lainnya telah memainkan

BAB I PENDAHULUAN. Ulama di Indonesia dan negara-negara muslim lainnya telah memainkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ulama di Indonesia dan negara-negara muslim lainnya telah memainkan peranan penting dan strategis. Bukan hanya dalam peningkatan spiritual umat, melainkan juga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi Penelitian Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode historis. Menurut Kuntowijoyo, (1994: xii), metode sejarah adalah petunjuk pelaksanaan dan

Lebih terperinci

NOMOR 56 TAHUN 1999 TENTANG RAKYAT TERLATIH

NOMOR 56 TAHUN 1999 TENTANG RAKYAT TERLATIH UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 1999 TENTANG RAKYAT TERLATIH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka pertahanan keamanan negara untuk

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 1999 TENTANG RAKYAT TERLATIH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 1999 TENTANG RAKYAT TERLATIH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG NOMOR 56 TAHUN 1999 TENTANG RAKYAT TERLATIH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pertahanan keamanan negara untuk menjamin kelangsungan hidup bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah selesai, tetapi proklamasi itu harus mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah selesai, tetapi proklamasi itu harus mendapatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setelah sekian lama berada dalam belenggu penjajahan, tanggal 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia menyatakan diri sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat. Proklamasi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB II GAMBARAN UMUM BAB II GAMBARAN UMUM 2.1. Jepang Pasca Perang Dunia II Pada saat Perang Dunia II, Jepang sebagai negara penyerang menduduki negara Asia, terutama Cina dan Korea. Berakhirnya Perang Dunia II merupakan kesempatan

Lebih terperinci

A. Pengantar Sewa tanah diperkenalkan di Jawa semasa pemerintahan peralihan Inggris ( ) oleh Gubernur Jenderal Stamford Raffles, sewa tanah

A. Pengantar Sewa tanah diperkenalkan di Jawa semasa pemerintahan peralihan Inggris ( ) oleh Gubernur Jenderal Stamford Raffles, sewa tanah A. Pengantar Sewa tanah diperkenalkan di Jawa semasa pemerintahan peralihan Inggris (1811-1816) oleh Gubernur Jenderal Stamford Raffles, sewa tanah didasarkan pada pemikiran pokok mengenai hak penguasa

Lebih terperinci

: SARJANA/DIPLOMA. PETUNJUK KHUSUS Pilihlah salah satu jawaban yang saudara anggap paling tepat diantara 5 pilihan yang tersedia

: SARJANA/DIPLOMA. PETUNJUK KHUSUS Pilihlah salah satu jawaban yang saudara anggap paling tepat diantara 5 pilihan yang tersedia MATA UJIAN BIDANG TINGKAT : P.ENGETAHUAN UMUM : SEJARAH : SARJANA/DIPLOMA PETUNJUK UMUM 1) Dahulukan menulis nama dan nomor peserta pada lembar jawaban 2) Semua jawaban dikerjakan di lembar jawaban yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang tentu memerlukan tanah, bahkan bukan hanya dalam

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang tentu memerlukan tanah, bahkan bukan hanya dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanah sangat erat sekali hubungannya dengan kehidupan manusia. Setiap orang tentu memerlukan tanah, bahkan bukan hanya dalam kehidupannya, untuk mati pun manusia

Lebih terperinci

membuka diri terhadap dunia internasional. Peristiwa ini mengakibatkan kepercayaan Daimyo terhadap kekuasaan Tokugawa menjadi menurun.

membuka diri terhadap dunia internasional. Peristiwa ini mengakibatkan kepercayaan Daimyo terhadap kekuasaan Tokugawa menjadi menurun. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jepang merupakan negara di Asia yang pernah menjadi Negara imperialis. Dengan usaha melakukan politik ekspansi ke kawasan Asia Pasifik termasuk Indonesia, Jepang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pemerintah RI yang terjadi di daerah Sulawesi tepatnya Sulawesi Selatan. Para pelaku

I. PENDAHULUAN. pemerintah RI yang terjadi di daerah Sulawesi tepatnya Sulawesi Selatan. Para pelaku I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepanjang perjalanan sejarah RI pernah meletus suatu perlawanan rakyat terhadap pemerintah RI yang terjadi di daerah Sulawesi tepatnya Sulawesi Selatan. Para pelaku

Lebih terperinci

Oleh : Uci Sanusi, SH., MH

Oleh : Uci Sanusi, SH., MH Oleh : Uci Sanusi, SH., MH PENGERTIAN BELA NEGARA Bela Negara adalah sebuah konsep yang disusun oleh perangkat perundangan dan petinggi suatu negara tentang patriotisme seseorang, suatu kelompok atau seluruh

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - SEJARAH BAB 1. Perang Dunia IIlatihan soal 1.2

SMP kelas 9 - SEJARAH BAB 1. Perang Dunia IIlatihan soal 1.2 1. Negara-negara yang tergabung dalam blok fasis adalah... Jerman, Jepang, dan Italia Jerman, Jepang, dan Inggris Jepang, Italia, dan Uni Soviet Jerman, Hungaria, dan Amerika Serikat SMP kelas 9 - SEJARAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa tersebut sangat dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran, baik itu watak, kepercayaan,

Lebih terperinci

CIREBON MASA PENDUDUKAN JEPANG ( )

CIREBON MASA PENDUDUKAN JEPANG ( ) CIREBON MASA PENDUDUKAN JEPANG (1942 1945) MAKALAH Disajikan dalam Seminar Rencana Penyusunan Buku Sejarah Cirebon Diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat dan Pemerintah Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. Sejarah militer menorehkan catatan panjang tentang betapa pentingnya

BAB I PENGANTAR. Sejarah militer menorehkan catatan panjang tentang betapa pentingnya BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Sejarah militer menorehkan catatan panjang tentang betapa pentingnya peran logistik perbekalan. Salah satu gambaran tentang peran perbekalan dapat dilihat dalam perang

Lebih terperinci

5. Materi sejarah berguna untuk menanamkan dan mengembangkan sikap bertanggung jawab dalam memelihara keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup.

5. Materi sejarah berguna untuk menanamkan dan mengembangkan sikap bertanggung jawab dalam memelihara keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup. 13. Mata Pelajaran Sejarah Untuk Paket C Program IPS A. Latar Belakang Sejarah merupakan cabang ilmu pengetahuan yang menelaah tentang asal-usul dan perkembangan serta peranan masyarakat di masa lampau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan karena terjadinya peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan karena terjadinya peristiwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan karena terjadinya peristiwa bersejarah 10 November 1945 yang dikenal dengan Hari Pahlawan. Pertempuran tiga pekan yang terjadi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Proses menurut Koentjaraningrat (1984:24) adalah berlangsungnya pristiwa dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Proses menurut Koentjaraningrat (1984:24) adalah berlangsungnya pristiwa dalam 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Proses Perjuangan Proses menurut Koentjaraningrat (1984:24) adalah berlangsungnya pristiwa dalam ruang dan waktu atau perkembangan yang mengandung serangkaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasca Indonesia merdeka, Belanda masih berupaya untuk kembali menguasai Indonesia. Begitu pula pimpinan sekutu, Laksamana Mountbatten secara resmi memerintahkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Revolusi Revolusi dipahami sebagai proses yang sangat luar biasa, sangat kasar, dan merupakan sebuah gerakan yang paling terpadu dari seluruh gerakan-gerakan

Lebih terperinci

2015 PERANAN SOUTH WEST AFRICA PEOPLE ORGANIZATION (SWAPO) DALAM PERJUANGAN KEMERDEKAAN NAMIBIA

2015 PERANAN SOUTH WEST AFRICA PEOPLE ORGANIZATION (SWAPO) DALAM PERJUANGAN KEMERDEKAAN NAMIBIA BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Namibia merupakan negara mandat dari Afrika Selatan setelah Perang Dunia I. Sebelumnya, Namibia merupakan negara jajahan Jerman. Menurut Soeratman (2012,

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BELA NEGARA

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BELA NEGARA PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BELA NEGARA Disusun Oleh: I Gusti Bagus Wirya Agung, S.Psi., MBA UPT. PENDIDIKAN PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA U N I V E R S I T A S U D A Y A N A B A L I 2016 JUDUL: PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi bangsa Indonesia pada masa awal kemerdekaan masih sangat buruk. Proses pergantian pemerintahan dari kolonial ke republik menimbulkan gejolak

Lebih terperinci

BAB IV PERANAN PAGOEJOEBAN MOELAT SARIRA DALAM MENUMBUHKAN NASIONALISME MASYARAKAT DI PRAJA MANGKUNEGARAN TAHUN

BAB IV PERANAN PAGOEJOEBAN MOELAT SARIRA DALAM MENUMBUHKAN NASIONALISME MASYARAKAT DI PRAJA MANGKUNEGARAN TAHUN 75 BAB IV PERANAN PAGOEJOEBAN MOELAT SARIRA DALAM MENUMBUHKAN NASIONALISME MASYARAKAT DI PRAJA MANGKUNEGARAN TAHUN 1935-1942 Sejak awal abad 20, lahirnya gerakan-gerakan nasionalis di Indonesia tidaklah

Lebih terperinci

Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa negara Indonesia adalah negara kepulauan. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki wilayah laut

Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa negara Indonesia adalah negara kepulauan. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki wilayah laut Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa negara Indonesia adalah negara kepulauan. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki wilayah laut bebas di antara pulau-pulau di Indonesia. Laut bebas

Lebih terperinci

Ancaman Terhadap Ketahanan Nasional

Ancaman Terhadap Ketahanan Nasional Ancaman Terhadap Ketahanan Nasional Pengertian ketahanan nasional adalah kondisi dinamika, yaitu suatu bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mampu mengembangkan ketahanan, Kekuatan nasional

Lebih terperinci

BAB III ORGANISASI MILITER DAN SIASAT GERILYA TII. Pada tanggal 15 Januari 1950, pihak NII telah berhasil mengubah dan

BAB III ORGANISASI MILITER DAN SIASAT GERILYA TII. Pada tanggal 15 Januari 1950, pihak NII telah berhasil mengubah dan BAB III ORGANISASI MILITER DAN SIASAT GERILYA TII A. Organisasi Militer TII Pada tanggal 15 Januari 1950, pihak NII telah berhasil mengubah dan menyempurnakan angkatan perang TII. Sejak waktu itu susunan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan dipaparkan beberapa sumber literatur utama dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan dipaparkan beberapa sumber literatur utama dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan dipaparkan beberapa sumber literatur utama dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulisan skripsi tentunya tidak lepas dari kajian pustaka yang didasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembacanya. Banyak sekali manfaat yang terkandung dari membaca buku. Selain

BAB I PENDAHULUAN. pembacanya. Banyak sekali manfaat yang terkandung dari membaca buku. Selain 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buku adalah sebuah media penyambung ilmu yang efektif bagi pembacanya. Banyak sekali manfaat yang terkandung dari membaca buku. Selain menambah banyak ilmu pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. India dan Pakistan merupakan dua negara yang terletak di antara Asia

BAB I PENDAHULUAN. India dan Pakistan merupakan dua negara yang terletak di antara Asia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah India dan Pakistan merupakan dua negara yang terletak di antara Asia Tengah dan Asia Tenggara yang terlingkup dalam satu kawasan, yaitu Asia Selatan. Negara-negara

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan Latar Belakang

BAB I. Pendahuluan Latar Belakang BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Lhoknga merupakan wilayah di Aceh yang berada paling barat dari pulau Sumatera, memiliki gugusan pantai yang indah. Membuat Lhoknga menjadi salah satu daerah pariwisata

Lebih terperinci