BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jepang-pun dapat dengan mudah masuk ke wilayah Indonesia. Jepang datang ke

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jepang-pun dapat dengan mudah masuk ke wilayah Indonesia. Jepang datang ke"

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kedatangan bangsa Eropa ke bumi Nusantara pada mulanya sekedar mencari rempah-rempah. tetapi, keuntungan yang berlipat ganda membuat mereka menjadi buta dan lupa diri. Lambat laun bumi Nusantara dikuasai. Dengan politik devide et impera, bangsa Eropa, khususnya Belanda, mampu mengadu domba warga istana atau penguasa lokal. Tidak jarang mereka mengintervensi persoalan intern penguasa pribumi. Sampai menjelang abad ke-20, seluruh kawasan Nusantara hampir dapat ditaklukkan. 1 Kekuasaan Belanda melemah saat Amerika mendapatkan serangan udara dari Jepang, tepatnya serangan udara di Pearl Harbour pada tanggal 8 Desember Jepang-pun dapat dengan mudah masuk ke wilayah Indonesia. Jepang datang ke Indonesia dengan usaha menarik simpati rakyat Indonesia. Seperti diundangnya para tokoh pergerakan, baik pergerakan nasional maupun pergerakan Islam ke Jepang untuk melihat-lihat keberhasilan yang telah dicapai oleh Jepang. 2 Pada masa awal pendudukan Jepang, tidak begitu sukar untuk mendapatkan simpati rakyat Indonesia, karena propaganda Jepang sudah dimulai sebelum tahun 1942, yaitu dengan kedatangan propagandisnya seperti Ishika Shingo pada tahun Nasruddin Ashoriy, Bangsa Inlander: Potret Kolonialisme di Nusantara, (Yogyakarta: LKiS, 2008), hlm ix 2 diakses pada 16 Mei 2013 jam 12.30

2 2 Jepang berhasil mengakhiri pertempuran-pertempuran di laut Jawa dengan kemenangan dan berhasil mendaratkan Tentara Ekspedisi ke Enambelas, di tiga tempat sekaligus, yaitu Kragan, Jawa Tengah, pada tanggal 1 Maret Maka pada tanggal 7 Maret 1942, tentara Jepang yang menduduki Batavia (sekarang Jakarta) telah mengeluarkan Undang-undang No. 1, yang menjadi pokok peraturan-peraturan tata negara pada masa Pendudukan Jepang. Secara formal pulalah di mulai Pemerintahan Jepang di Jawa. 3 Jepang yang saat itu mengalami kesulitan ekonomi karena mereka mengeluarkan banyak biaya untuk berperang, mau tak mau harus memanfaatkan Indonesia yang memang memiliki letak yang cukup strategis dari segi geografisnya, dengan memanfaatkan sumber daya alam. Selain menggunakan Indonesia untuk memenuhi kebutuhan balatentara Jepang yang akan berperang dalam bentuk materi, Pemerintah Jepang juga menggunakan kekuatan kaum muda dalam membentuk kekuatan Militer. Jepang menyadari bahwa untuk mempertahankan pendudukannya yang luas itu mereka memerlukan dukungan dari penduduk di daerah masing-masing. Karenanya sejak itu Jepang mulai lebih intensif mengumpulkan dan mendidik kaum muda Indonesia. Untuk itu pada tanggal 9 Maret 1943 diresmikan berdirinya gerakan Seinendan (Barisan Pemuda). Pelantikan Gerakan Seinendan yang disebut juga Djawa Seinendan dilakukan pada tanggal 29 April Anggotanya tercatat sebanyak orang pemuda di seluruh Jawa. Secara resmi disebutkan bahwa pembentukan itu 3 Eka Putra Bhuwana, Djawa Sinbun Kai, Situasi Persuratkabaran Di Jawa Pada Masa Pendudukan Jepang Seminar Sejarah Nasional, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Jakarta, 1990, hlm 145.

3 3 bertujuan untuk mendidik dan melatih para pemuda, agar dapat menjaga dan mempertahankan tanah airnya dengan kekuatan sendiri. Maksud yang disembunyikan adalah agar demikian Jepang memperoleh tenaga cadangan untuk memperkuat angkatan perangnya melawan Sekutu, seperti yang tercantum dalam peraturan Djawa Seinendan, yang untuk mempercepat tercapainya kemenangan akhir dari perang dewasa itu. 4 Tujuan utama Jepang adalah menyusun dan mengarahkan kembali perekonomian Indonesia dalam rangka menopang upaya perang Jepang dan rencanarencananya bagi dominasi ekomoni jangka panjang terhadap Asia Timur dan Tenggara. Kebijaksanaan Jepang terhadap rakyat Indonesia mempunyai dua prioritas: menghapuskan pengaruh-pengaruh Barat di kalangan mereka dan memobilisasikan mereka demi kemenangan Jepang. Seperti halnya Belanda, Jepang bermaksud menguasai Indonesia untuk kepentingan mereka sendiri. 5 Dalam sistem pemerintahan Jepang di Indonesia, propaganda merupakan bagian penting dan integral. Suatu indikasi bahwa propaganda tidak terpisahkan dari sistem pemerintahan Jepang di Indonesia adalah pembentukan Departemen Propaganda (Sendenbu) di bawah pemerintah militer Jepang. Untuk menguasai Jawa, Jepang berpegang pada dua prinsip utama yaitu: bagaimana menarik hati rakyat (minshin ha aku) dan bagaimana mengindoktrinasi dan menjinakkan mereka (senbu kosaku). Prinsip tersebut perlu dilaksanakan untuk memobilisasi seluruh rakyat guna 4 Marwati Djoened Poesponegoro, Sejarah Nasional Indonesia VI, (Jakarta: Balai Pustaka,1977), hlm M.C. Ricklefs, Sejarah Indonesia Modern, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2007), hlm

4 4 mendukung kepentingan perang dan untuk merubah mentalitas mereka secara keseluruhan. Berdasarkan keyakinan bahwa bangsa Indonesia harus dibawa kepada pola tingkah laku dan berpikir Jepang, propaganda ditujukan untuk mengindoktrinasi bangsa Indonesia agar dapat menjadi mitra yang dapat dipercaya dalam Lingkungan Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya. Betapa propaganda memiliki arti penting bagi Jepang untuk menguasai wilayah dan rakyat Indonesia, sehingga bangsa Jepang pun telah mempersiapkan sistem propagandanya secara sistematis dan intensif sejak sebelum pelaksanaan invasi ke negeri ini. 6 Propaganda yang dilakukan Jepang tersebut dilakukan melalui berbagai media, mulai dari film, surat kabar, radio, pendidikan hingga sastra. Semua yang berhubungan dengan masyarakat harus berada di bawah Pemerintah Jepang, sehingga dibentuklah Departemen Propaganda. Departemen Propaganda bertugas mengawasi semua media yang berhubungan dengan masyarakat Indonesia kala itu. Bentuk propaganda Jepang melalui Surat Kabar salah satunya adalah diterbitkannya surat kabar milik Jepang di berbagai daerah di Jawa, terjadi pengawasan ketat terhadap isi berita yang akan diterbitkan oleh setiap surat kabar tersebut dan dilarang terbit surat kabar yang menggunakan bahasa Belanda. Pada tanggal 16 Desember 1942 didirikan Gabungan Persurat Kabaran di Jawa dengan nama Djawa Shinbun Kai. Untuk keperluan tersebut, pada tanggal 23 Desember 1942, diadakan konprensi pers yang kedua sejak kedatangan Balatentara Jepang di Jawa, yang dihadiri oleh pimpinan surat kabar-surat kabar yang ada di Jawa seperti, Djawa 6 Aiko Kurasawa, Kuasa Jepang di Jawa Perubahan Sosial di Pedesaan , (Jakarta: Komunitas Bambu, 2015), hlm 247.

5 5 Shinbun, Asia Raya, Pembangoenan, Tjahaja, Sinar Baroe, Sinar Matahari, Soeara Asia, dan Pewarta Perniagaan. Pada zaman pendudukan Jepang, pers adalah alat Jepang dan kabar-kabar serta karangan-karangan yang dimuat hanyalah yang pro-jepang semata-mata. Walaupun demikian ada juga segi baiknya bagi karyawan pers Indonesia pada zaman Jepang. Di samping para karyawan pers Indonesia dapat memperluas pengalaman mereka dengan fasilitas-fasilitas yang lebih banyak daripada di zaman Belanda, juga di bidang komersilnya terdapat kemajuan. 7 Pers pada jaman pendudukan Jepang memegang peran penting dalam upaya propaganda kepada masyarakat Indonesia. Dengan adanya pers tersebut, masyarakat dapat memantau dan mengetahui apa yang sedang terjadi di sekitar mereka, terlebih pada negara mereka. Pers dikenal sebagai mata bagi masyarakat umum sudahlah tak asing lagi, 8 maka inilah sebabnya mengapa Jepang sangat mengatur dengan ketat pers di Indonesia saat itu. Pada era ini pers Indonesia mengalami kemajuan dalam hal teknis namun juga mulai diberlakukannya izin penerbitan pers. Selain Jepang mendirikan Djawa Shinbun Kai dan cabang kantor berita Domei dengan menggabungkan dua kantor berita yang ada di Indonesia yakni Aneta dan Antara. Selama masa tersebut, terbit beberapa media (harian), yaitu: Asia Raya di Jakarta, Sinar Baroe di Semarang, Suara Asia di Surabaya, Tjahaya di Bandung. 9 7 I. Taufik, Sejarah dan Perkembangan Pers di Indonesia, (Jakarta: P.T Triyinco,1977), hlm Ibid. 9 pada 29 September 2012

6 6 Di Semarang sendiri surat kabar De Locomotief, surat kabar Matahari, surat kabar Suara Semarang dan surat kabar Daja Oepaja pada masa kolonial Belanda semuanya dihentikan. Sebagai gantinya terbit surat kabar Sinar Baroe di bawah pimpinan Parada Harahap. 10 Sinar Baroe juga merupakan salah satu diantara 4 surat kabar yang memuat Teks Proklamasi tepat sehari setelah Kemerdekaan Indonesia. Namun bagaimanapun juga Sinar Baroe adalah bagian dari usaha propaganda Jepang guna menarik simpati masyarakat saat itu. Dari berbagai alasan dan pernyataan tersebut di atas, maka penelitian ini judul Surat Kabar Harian Sinar Baroe Sebagai Media Propaganda Jepang di Semarang pada tahun Salah satu media harian yang tebit sejak jaman Jepang adalah Sinar Baroe yang diterbitkan di kota Semarang. Dalam penelitian ini akan coba membahas lebih lanjut mengenai perkembangan persurat kabaran di Indonesia pada masa Jepang, penggunaan Surat Kabar Harian Sinar Baroe sebagai media propaganda Jepang, dan membandingkan antara propaganda yang dimuat dalam surat kabar Sinar Baroe dengan kenyataan yang ada pada masa itu, melalui studi pustaka dan dokumen. Batasan waktu antara tahun ini tidak mutlak, karena dipengaruhi juga oleh seberapa besar peran Surat Kabar Harian Sinar Baroe sebagai media propaganda pada awal kedudukan Jepang di Semarang. 10 Marwati Djoened Poesponegoro, op.cit., hlm 55.

7 7 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, tersusunlah rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa latar belakang pemerintah Jepang menerbitkan Surat Kabar Sinar Baroe? 2. Apa materi-materi propaganda yang dimuat dalam Surat Kabar Sinar Baroe pada periode ? 3. Apa peran propaganda tersebut dan kenyataan yang terjadi di masyarakat? C. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah 1. Mengetahui latar belakang pemerintah Jepang menerbitkan Surat Kabar Sinar Baroe, 2. Mengetahui materi propaganda yang dimuat dalam beberapa surat kabar jaman Jepang. 3. Mengetahui peran propaganda dan perbedaan antara kenyataan di masyarakat dengan propaganda diberitakan di media massa. D. Manfaat Penelitian Dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk penelitian berikutnya tentang pendudukan Jepang di Indonesia dan memberikan gambaran bagaimana kondisi pers pada masa pendudukan Jepang. Dengan terungkapnya masalah-masalah tersebut maka dapat memberikan pengetahuan yang lebih bermanfaat kepada masyarakat luas.

8 8 E. Tinjauan Pustaka Dalam penelitian ini menggunakan beberapa literatur dan referensi yang relevan untuk menunjang pengkajian tema. Literatur tersebut akan digunakan sebagai bahan acuan untuk mengkaji, menelusuri dan mengungkap pokok permasalahan. Beberapa literatur tersebut diantaranya: Buku karya Aiko Kurasawa yang berjudul Kuasa Jepang di Jawa, Perubahan Sosial di Pedesaan meneliti secara cukup mendalam mengenai kondisi masyarakat di pedesaan selama masa pendudukan Jepang di Indonesia. Kebijakankebijakan Jepang terhadap masyarakat pribumi bertujuan untuk memperoleh sumber daya ekonomi dan manusia guna mendudukung operasi militer Jepang. Produksi dan distribusi hasil panen, serta bahan komoditas ditempatkan di bawah control pemerintah, dengan proritas pasokan diberikan untuk pasukan militer. Sementara sistem pemerintahan Jepang di Indonesia, propaganda merupakan bagian penting dan integral. Suatu indikasi bahwa propaganda tidak terpisahkan dari sistem pemerintahan Jepang di Indonesia adalah pembentukan Departemen Propaganda (Sendenbu) di bawah pemerintah militer Jepang. Untuk menguasai Jawa, Jepang berpegang pada dua prinsip utama yaitu: bagaimana menarik hati rakyat (minshin ha aku) dan bagaimana mengindoktrinasi dan menjinakkan mereka (senbu kosaku). Prinsip tersebut perlu dilaksanakan untuk memobilisasi seluruh rakyat guna mendukung kepentingan perang dan untuk merubah mentalitas mereka secara keseluruhan. Berdasarkan keyakinan bahwa bangsa Indonesia harus dibawa kepada pola tingkah laku dan berpikir Jepang, propaganda ditujukan untuk mengindoktrinasi bangsa Indonesia agar dapat menjadi mitra yang dapat dipercaya dalam Lingkungan

9 9 Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya. Betapa propaganda memiliki arti penting bagi Jepang untuk menguasai wilayah dan rakyat Indonesia, sehingga bangsa Jepang pun telah mempersiapkan sistem propagandanya secara sistematis dan intensif sejak sebelum pelaksanaan invasi ke negeri ini. 11 Semua kebijakan Jepang itu merupakan strategi politik Jepang untuk menghasilkan nilai budaya dan kepercayaan yang baru. Namun, mengakibatkan masyarakat mengalami keguncangan yang tidak pernah dialami sebelumnya: eksploitasi sumber daya ekonomi menyebabkan meratanya kemiskinan secara luar biasa, perekrutan tenaga kerja pedesaan sebagai romusha mengakibatkan terganggunya kegiatan pertanian, jarak antara berbagai kelompok sosial semakin tajam, dan gengsi kelas penguasa tradisional sungguh-sungguh digerogoti. Buku ini menelusuri perubahan-perubahan sosial ekonomi serta dampak psikologis yang terjadi dalam masyarakat di wilayah pedesaab Jawa selama masa pendudukan Jepang. Skripsi karya Widiatmoko yang berjudul Film sebagai Media Propaganda Politik di Jawa Pada Masa Pendudukan Jepang meneliti mengenai Propaganda Jepang melalu media Film. Sejak awal pendudukan Jepang, staf propaganda Jepang dikirim ke ibukota-ibukota provinsi di Jawa (Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Semarang dan Surabaya) untuk melaksanakan aktiftias propaganda. Kemudian dibentuk sebuah badan lokal yang lebih luas dan terorganisasi rapih yang disebut Unit Operasi Distrik (Chihokosakutai) di kota-kota tersebut di atas dan di kota Malang. Unit-unit Operasi Distrik ini, berada di bawah kendali langsung Sendenbu (Kesatuan Propaganda). Setiap kantor karesidenan memiliki seksi propaganda dan 11 Aiko Kurasawa, op. cit., hlm 247.

10 10 penerangan sendiri. Sekurang-kurangnya satu anggota staf dalam seksi ini adalah orang Jepang yang dikirim dari Jakarta secara khusus. Pada tingkat-tingkat administratif bawah, seperti kabupaten dan kecamatan, terdapat pejabat-pejabat Indonesia yang bertugas untuk propaganda. Pejabat-pejabat ini tidak bekerja secara khusus untuk propaganda saja, tetapi secara bersamaan melakukan fungsi lain sebagai pegawai pemerintah lokal. Secara umum pemimpin-pemimpin politik lokal, pemukapemuka agama, penyanyi, musisi, aktor, dalang, penari, pelawak, dan sebagainya sering dimobilisasi untuk operasi-operasi propaganda. 12 Latar belakang budaya dan bahasa dari masyarakat adalah penting dalam menentukan sarana-sarana propaganda. Hasil-hasil dari kegiatan propaganda sukar sekali diukur. Keberhasilan mencapai suatu tujuan agaknya bisa diukur dari banyaknya orang yang dapat dipengaruhi di bawah suatu slogan tersebut, tetapi tidak ada cara untuk mengukur intensitas dukungan rakyat. Tugas ini membutuhkan lebih banyak emosi dari pada rasio, dan lebih banyak imajinasi dari pada perencanaan. Dampak propaganda Jepang harus dibedakan antara reaksi kaum intelektual perkotaan dan dari masyarakat yang tidak berpendidikan. Orang-orang yang terdidik umumnya memperoleh informasi dengan baik tentang masalah dunia dan menambah pengetahuan yang akan memberi dasar pada mereka untuk penilaian yang lebih rasional dari pesan-pesan propaganda. Masyarakat yang tidak terdidik dan kurang memperoleh informasi, cenderung menerima propaganda sebagai nilai utama. Jadi sasaran propaganda yang ditujukan kepada generasi muda nampaknya lebih efektif dan mengena kepada masyarakat yang belum mendapat pendidikan, terutama yang 12 Widiatmoko, Film Sebagai Media Propaganda Politik di Jawa pada Masa Pendudukan Jepang , Skripsi Fakultas Sastra Dan Seni Rupa, Univeristas Sebelas Maret, Surakarta, 2008, hlm

11 11 hidup di daerah pedesaan yang sebelumnya terisolasi dari sumber-sumber informasi lainnya. Artikel dalam Seminar Sejarah Nasional tahun 1990, yang berjudul Djawa Sinbun Kai, Situasi Persuratkabaran Di Jawa Pada Masa Pendudukan Jepang karya Eka Putra Bhuwana menjelaskan selama empat puluh bulan lebih, persurat kabaran di Indonesia, khususnya Jawa Madura, mengalami masa otoriter dalam pengaturan persurat kabaran. Menurut paham otoriter, yang merupakan bentuk dan pengontrolan pers dilakukan pemerintah, adalah tergantung daripada masa situasi dan koordinasi masyarakatnya, yaitu memerintah dapat memberikan ijin terbit kepada surat kabar yang dianggap dapat mendukung tindakan dan kebijakan pemerintah. Sebagai negara totaliter Jepang sangat baik sekali menggunakan paham otoriter dalam pengaturan persurat kabaran dan sekaligus menjadikan surat kabar sebagai salah satu alat untuk melaksanakan propaganda dan penyiaran yang ditujukan kepada kepentingan perang yang sedang dilaksanakan. 13 Penggunaan paham otoriter dalam pengaturan persurat kabaran, bagi kalangan persurat kabaran Indonesia sendiri ada beberapa manfaat yang dapat dipergunakan dalam masa persiapan kemerdekaan maupun masa mempertahankan kemerdekaan. Jika dilihat keberadaan Djawa Shinbun Kai, mungkin akan terpikir bahwa organisasi tersebut adalah semacam Serikat Penerbit Surat Kabar (SPS) atau Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) sekarang ini. SPS yang mengatur keberadaan dan keperluan surat kabar dan PWI tempat para wartawan berorganisasi mengembangkan profesinya. Djawa Shinbun Kai adalah suatu badan yang mengatur penerbitan surat kabar dan para wartawan sekaligus. 13 Eka Putra Bhuwana, op.cit, hlm

12 12 Keberadaan Djawa Shibun Kai telah memberikan inspirasi di dalam pembentukan SPS yang didirikan pada tanggal 8 Juni Para pencetus ide pendirian SPS tersebut kebanyakan adalah mereka yang pernah berkecimpung di dalam Djawa Shinbun Kai atau paling tidak pernah bekerja pada persurat kabaran pada masa pendudukan Jepang. Akibat lain dari masa pendudukan Jepang adalah penggunaan bahasa Indonesia dapat dipergunakan secara umum dan lebih berkembang lagi, ini disebabkan oleh larangan penggunaan bahasa Belanda yang pada waktu itu dianggap bahasa musuh. Surat kabar dan media cetak yang terbit pada saat itu turut pula menyebarkan penggunaan bahasa Indonesia, karena memang satu-satunya bahasa resmi yang dipergunakan selain bahasa Jepang tentunya. Dengan demikian penguasa yang hanya kurang lebih 40 bulan saja menguasai bumi Indonesia, sedikit banyak telah mewarnai kehidupan bangsa Indonesia, khususnya bagi kalangan persurat kabaran. Dari sumber-sumber buku, Skripsi di atas, semua rata-rata mengambil topik yang sama yaitu mengenai masa pendudukan Jepang dan Propaganda Jepang. Namun propaganda Jepang yang dibahas dari masing-masing penulis memiliki fokusnya masing-masing. Dalam skripsi ini akan membahas mengenai Propaganda Jepang. Propaganda merupakan strategi penting Jepang dalam usaha merebut hati Rakyat Indonesia pada masa tersebut. Penelitian yang akan dibahas dalam skripsi ini akan lebih fokus kepada Propaganda Jepang melalui Surat Kabar Harian Sinar Baroe yang terbit di kota Semarang. Literatur yang akan digunakan cenderung sama dengan bukubuku di atas, namun untuk penelitian ini akan lebih condong kepada surat kabar masa pendudukan Jepang. Dalam penelitian ini juga akan membahas lebih jauh mengenai

13 13 materi-materi propaganda dalam surat kabar Sinar Baroe dan membandingkan propaganda yang dimuat dengan kenyataan di masyarakat pada masa Jepang. F. Metode Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan metode sejarah. Metode Sejarah adalah proses menguji dan menganalisa secara kritis rekaman-rekaman dan peninggalan masa lampau. 14 Proses metode sejarah meliputi empat tahapan pokok, yaitu heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. 1. Heuristik Heuristik merupakan langkah-langkah mencari dan menemukan sumber atau data. Data-data yang dikumpulkan berupa dokumen, arsip, data yang diperoleh melalui wawancara, maupun studi pustaka yang relevan dengan tema dan permasalahan. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah: a. Studi Dokumen Sesuai dengan ciri-ciri Ilmu Sejarah yang selalu mencari sumber-sumber berupa dokumen. Studi dokumen dimaksud untuk memperoleh sumber yang berkaitan dengan penelitian. Dokumen berfungsi menyajikan data untuk menguji dan memberikan fakta untuk memperoleh pengertian histori tentang fenomena khusus. Dokumen ini berupa Majalah Jawa Baroe, Surat Kabar Asia Raya dan Sinar Baroe. Dokumen ini berupa: 1. Surat Kabar Sinar Baroe terbitan tahun Majalah Jawa Baroe terbitan tahun Louis Gottschalk, 1975, Mengerti Sejarah, (Jakarta: Yayasan Penerbit Universitas Indonesia), hlm. 32.

14 14 b. Studi Pustaka Teknik studi pustaka ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan data yang bersifat teoritis dan sebagai pelengkap sumber data yang tidak terungkap dari sumber primer. Data-data tersebut berupa buku-buku, dan sumber sekunder lainnya yang masih relevan dengan tema penelitian ini. Studi pustaka antara lain dilakukan di UPT Perpustakaan Universitas Sebelas Maret, Perpustakan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret, Perpustakaan Wilayah Jawa Tengah, Perpustakaan Nasional di Jakarta, Arsip Nasional Jakarta, dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro. 2. Kritik Sumber Kritik sumber bertujuan untuk mencari otentitas atau keaslian data-data yang diperoleh. Kritik ini terdiri dari kritik intern dan ekstern. Kritik intern dilakukan dengan cara menguji isi sumber baik melalui verivikasi dengan sumber lain atau dengan menyesuaikan antara data dengan peristiwa. Dalam isi arsip-arsip yang akan digunakan dilihat dari isinya menandakan memang sudah memenuhi syarat yang sezaman jika ditihat dari bentuk tulisan dan tata bacanya. Sedangkan Kritik ekstern dilakukan dengan melihat bentuk fisik, meliputi material yang digunakan guna mencapai kredibilitas sumber atau keaslian sumber tersebut. Bentuk fisik dari arsip yang dipakai jika dilihat dari segi warna sudah mengalami perubahan warna menjadi kuning kecoklatan. Arsip-arsip tersebut sudah dalam keadaan perbaikan sebab

15 15 kertasnya sudah mulai rapuh. hal ini menunjukkan arsip yang dipakai adalah arsip yang sezaman Interpretasi Interpretasi adalah tahap ketiga dalam penulisan skripsi, pada tahap ini faktafakta sejarah ditafsirkan dan dianalisis serta dihubungkan dalam rangkaian kronologis, sehingga didapatkan alur yang sistematis, penafsiran terhadap data-data tentang seberapa besar peran Surat Kabar Sinar Baroe dalam usaha propaganda Militer Jepang kepada masyarakat Indonesia, terlebih di Semarang Historiografi Historiografi atau penulisan sejarah, yaitu menyampaikan hasil penelitian dalam bentuk kisah sejarah atau penulisan sejarah. Kemudian menceritakan apa yang telah ditafsirkan dalam penyusunn kisah sehingga menarik untuk dibaca. Penulisan dan penyusunan kisah dengan kata-kata dan gaya bahasa yang baik agar pembaca mudah memahami Kuntowijoyo, 1981, Kegunaan Sejarah Lisan dalam penulisan Sejarah Nasional, (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan), hlm Ibid, 17 Ibid,

16 16 G. Sistematika Penulisan Hasil akhir penulisan yang tersrtuktur secara sistematis dan mengarah pada permasalahan memerlukan suatu sistematika. Untuk itu sistematika skripsi ini dibagi dalam lima bab. Adapun Bab I berisi Pendahuluan. Dalam bab ini dibicarakan beberapa hal yang menyangkut latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, serta sumber dan cara mendapatkannya. Bab II membahasa mengenai garis besar kondisi sosial-politik Indonesia pada tahun Diawali dengan membahasa secara singkat tentang kondisi sosialpolitik Indonesia pada masa pendudukan Belanda. Dilanjutkan dengan membahas mengenai pendudukan Jepang di Indonesia dari segi sosial-politik. Serta membahas mengenai strategi propaganda Jepang di Indonesia, yang dilakukan melalui berbagai media. Bab III membahas mengenai surat kabar Sinar Baroe, mulai dari Surat Kabar yang terbit pada zaman Jepang serta peraturan yang berlaku pada masa tersebut. Dilanjutkan dengan Penerbitan surat kabar Sinar Baroe, apa saja yang melatarbelakangi penerbitan surat kabar Sinar Baroe. Serta membahas tentang materimateri apa saja yang banyak diangkat pada tahun pada surat kabar Sinar Baroe tersebut. Bab IV membahas mengenai Pengaruh propaganda dalam Surat Kabar Sinar Baroe. Mulai dari peranan propaganda bagi masyarakat Indonesia pada masa tersebut. Serta perbandingan antara kenyataan yang terjadi di masyarakat dengan apa yang ditulis di surat kabar.

17 17 Akhirnya, Bab V berisi penutup yang akan dituliskan sejumlah kesimpulan dari hasil pembahasan bab-bab sebelumnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada Desember 1941, Jepang menyerang Honolulu, Hawai, negara bagian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada Desember 1941, Jepang menyerang Honolulu, Hawai, negara bagian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada Desember 1941, Jepang menyerang Honolulu, Hawai, negara bagian ke-50 Amerika Serikat, dari udara. Pada waktu itu juga Amerika dan Inggris menyatakan perang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proklamasi kemerdekaan Indonesia tidak serta merta mengakhiri perjuangan rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Periode perjuangan tahun 1945-1949 sering disebut dengan masa perjuangan revolusi fisik atau periode perang mempertahankan kemerdekaan. Periode tersebut merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB 1 PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Masa pendudukan Jepang di Indonesia (1942-1945) merupakan bagian periode yang penting menyangkut bangsa Indonesia. Pada masa tersebut telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketegangan antara Jepang dan Amerika. Jepang merupakan negara kecil yang

BAB I PENDAHULUAN. ketegangan antara Jepang dan Amerika. Jepang merupakan negara kecil yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan pembatasan impor minyak oleh Amerika memunculkan ketegangan antara Jepang dan Amerika. Jepang merupakan negara kecil yang sangat bergantung pada impor karena

Lebih terperinci

Judul : Beikoku kouri kumiai pada masa pendudukan Jepang di Surakarta Kochi tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Judul : Beikoku kouri kumiai pada masa pendudukan Jepang di Surakarta Kochi tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Judul : Beikoku kouri kumiai pada masa pendudukan Jepang di Surakarta Kochi tahun 1942-1945 Nama : Iwan Haryanto BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat Jepang menguasai Indonesia yang bermula

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Faktor kondisi geografis, sumber daya manusia, dan sumber daya alam

BAB I PENDAHULUAN. Faktor kondisi geografis, sumber daya manusia, dan sumber daya alam BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Faktor kondisi geografis, sumber daya manusia, dan sumber daya alam suatu negara selalu menjadi salah satu faktor utama kemenangan atau kekalahan suatu negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan Sekutu memutus jalur suplai dari udara maupun laut mengakibatkan pertahanan Jerman-Italia dapat dikalahkan di Afrika Utara. Sehingga kemenangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ada tiga faktor penting dalam sejarah yaitu manusia, tempat, dan waktu 1.

BAB I PENDAHULUAN. Ada tiga faktor penting dalam sejarah yaitu manusia, tempat, dan waktu 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ada tiga faktor penting dalam sejarah yaitu manusia, tempat, dan waktu 1. Manusia itu sendiri merupakan objek pelaku dalam peristiwa sejarah. Demikian juga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kepemimpinan Perempuan Pembawa Perubahan di Desa Boto Tahun ,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kepemimpinan Perempuan Pembawa Perubahan di Desa Boto Tahun , BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Dan Strategi Penelitian Berdasarkan permasalahan yang dirumuskan, maka skripsi yang berjudul Kepemimpinan Perempuan Pembawa Perubahan di Desa Boto Tahun 1974-2007,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebuah Operasi yang diberi nama Operasi Overlord. Dalam Operasi ini Sekutu

BAB I PENDAHULUAN. sebuah Operasi yang diberi nama Operasi Overlord. Dalam Operasi ini Sekutu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada bulan Juni 1944, tentara Sekutu berhasil mendarat di Prancis dalam sebuah Operasi yang diberi nama Operasi Overlord. Dalam Operasi ini Sekutu berhasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Deklarasi terhadap pembentukan sebuah negara yang merdeka tidak terlepas dari pembicaraan mengenai pembentukan struktur atau perangkatperangkat pemerintahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk dan Strategi Penelitian Mengacu pada permasalahan yang dirumuskan, maka bentuk penelitian ini adalah deskriptif naratif. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah Indonesia pada periode merupakan sejarah yang menentukan

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah Indonesia pada periode merupakan sejarah yang menentukan BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Sejarah Indonesia pada periode 1945-1950 merupakan sejarah yang menentukan masa depan bangsa ini, karena pada periode inilah bangsa Indonesia mencapai titik puncak

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang akan digunakan oleh penulis adalah di Desa Delanggu, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten. Sedangkan datanya dikumpulkan dari berbagai

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan. tertentu dapat tercapai. Dengan pendidikan itu pula mereka dapat mempergunakan

BAB I Pendahuluan. tertentu dapat tercapai. Dengan pendidikan itu pula mereka dapat mempergunakan BAB I Pendahuluan I. 1. Latar belakang Pendidikan merupakan suatu hal yang penting di dalam perkembangan sebuah masyarakat. Melalui pendidikan kemajuan individu bahkan komunitas masyarakat tertentu dapat

Lebih terperinci

menyatakan bertugas melucuti tentara Jepang yang telah kalah pada perang Asia

menyatakan bertugas melucuti tentara Jepang yang telah kalah pada perang Asia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehadiran uang 1 di suatu daerah merupakan hal yang menarik untuk dikaji, terutama di suatu negara yang baru memerdekakan diri dari belenggu penjajahan. Uang

Lebih terperinci

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan sebuah negara maritim karena memiliki wilayah laut yang lebih luas dibandingkan dengan wilayah daratan. Hal ini menjadikan bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Rinrin Desti Apriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Rinrin Desti Apriani, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Invasi dan pendudukan Vietnam ke Kamboja yang dilakukan pada akhir tahun 1978 merupakan peristiwa yang begitu mengejutkan baik bagi Kamboja sendiri maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendudukan Jepang di tahun Proses pembentukan tersebut terjadi

BAB I PENDAHULUAN. pendudukan Jepang di tahun Proses pembentukan tersebut terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses terbentuknya Organisasi Militer di Indonesia, ditandai dengan masa pendudukan Jepang di tahun 1942-1945. Proses pembentukan tersebut terjadi ketika bangsa Jepang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dari penelitian ini secara deskriptif naratif. Tujuan penelitian ini yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dari penelitian ini secara deskriptif naratif. Tujuan penelitian ini yaitu BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk dan Strategi Penelitian Mengacu dari permasalahan yang telah dirumuskan maka bentuk dari penelitian ini secara deskriptif naratif. Tujuan penelitian ini yaitu untuk

Lebih terperinci

2014 PERKEMBANGAN PT.POS DI KOTA BANDUNG TAHUN

2014 PERKEMBANGAN PT.POS DI KOTA BANDUNG TAHUN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Pada 20 Agustus tahun 1746 oleh Gubernur Jenderal G.W.Baron Van Imhoff mendirikan Kantor Pos dengan tujuan untuk lebih menjamin keamanan surat

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Sejarah Indonesia pada periode merupakan sejarah yang menentukan

PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Sejarah Indonesia pada periode merupakan sejarah yang menentukan PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Sejarah Indonesia pada periode 1945-1950 merupakan sejarah yang menentukan masa depan bangsa ini, karena pada periode inilah bangsa Indonesia mencapai titik puncak perjuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebijaksanaan mengenai Pribumi (Inlandsch Politiek) sangat. besar artinya dalam menjamin kelestarian kekuasaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebijaksanaan mengenai Pribumi (Inlandsch Politiek) sangat. besar artinya dalam menjamin kelestarian kekuasaan tersebut. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah Indonesia mencatat bahwa negara kita ini telah mengalami masa kolonialisasi selama tiga setengah abad yaitu baik oleh kolonial Belanda maupun kolonial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan. hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan. hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat dan dijadikan milik diri manusia dengan belajar. 1

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk dan Strategi Penelitian Berdasarkan permasalahan yang dirumuskan, maka skripsi yang berjudul relevansi pemikiran Mohammad Hatta di KUD Grabag pada era reformasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian bahwa Islam tidak hanya tentang sistem nilai, tetapi juga memuat sistem politik. Islam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. itu, dikumpulkan sumber-sumber yang berhubungan dengan tema

BAB III METODOLOGI. itu, dikumpulkan sumber-sumber yang berhubungan dengan tema BAB III METODOLOGI A. Bentuk dan Strategi Penelitian Metode sejarah adalah proses menguji dan menganalisa secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau (Louis Gottschalk, 1986: 32). Metode yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Penelitian tentang Kondisi Sosial-Ekonomi Masyarakat Salatiga Masa

BAB III METODOLOGI. Penelitian tentang Kondisi Sosial-Ekonomi Masyarakat Salatiga Masa BAB III METODOLOGI A. Lokasi Penelitian Penelitian tentang Kondisi Sosial-Ekonomi Masyarakat Salatiga Masa Pendudukan Jepang Tahun 1942-1945 mengambil lokasi di Salatiga. B. Bentuk dan Strategi Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa tersebut sangat dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran, baik itu watak, kepercayaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial lahir dari situasi yang dihadapi masyarakat karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial lahir dari situasi yang dihadapi masyarakat karena adanya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gerakan sosial lahir dari situasi yang dihadapi masyarakat karena adanya ketidakadilan dan sikap sewenang-wenang terhadap rakyat. Dengan kata lain, gerakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena Jerman adalah anggota Pakta Tiga Negara (sankoku doumei) 1 yang

BAB I PENDAHULUAN. karena Jerman adalah anggota Pakta Tiga Negara (sankoku doumei) 1 yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemenangan Jerman tahun 1940 pada Perang Dunia II di Eropa memicu militer Jepang untuk segera memulai perang di kawasan Asia Pasifik. Hal itu karena Jerman adalah anggota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dian Ahmad Wibowo, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dian Ahmad Wibowo, 2014 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada bulan Pebruari merupakan titik permulaan perundingan yang menuju kearah berakhirnya apartheid dan administrasi minoritas kulit putih di Afrika Selatan.

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Nagasaki, Jepang akhirnya menyerah tanpa syarat pada sekutu pada tanggal 15

1. PENDAHULUAN. Nagasaki, Jepang akhirnya menyerah tanpa syarat pada sekutu pada tanggal 15 1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setelah Kota Hiroshima dijatuhi bom atom oleh Sekutu tanggal 6 Agustus 1945, keesokan harinya tanggal 9 Agustus 1945 bom atom kedua jatuh di Kota Nagasaki, Jepang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena kekalahannya dalam Perang Dunia II. Jendral Douglas MacArthur yang

BAB I PENDAHULUAN. karena kekalahannya dalam Perang Dunia II. Jendral Douglas MacArthur yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada tahun 1952 Jepang mulai menata kembali kehidupan politiknya setelah tentara Amerika Serikat mulai menduduki Jepang pada tanggal 2 September 1945 karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Arni Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Arni Febriani, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jepang adalah sebuah negara kepulauan di Asia Timur. Letaknya di ujung barat Samudra Pasifik, di sebelah timur Laut Jepang, dan bertetangga dengan Republik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes

BAB I PENDAHULUAN. suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nasionalisme adalah suatu konsep dimana suatu bangsa merasa memiliki suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes (Chavan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bukti bahwa sejarah itu perlu. Sejarah merupakan hasil peradaban manusia. Karena

BAB I PENDAHULUAN. bukti bahwa sejarah itu perlu. Sejarah merupakan hasil peradaban manusia. Karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah adalah rekonstruksi masa lalu. 1 Yang direkonstruksi ialah apa saja yang sudah dipikirkan, dikatakan, dikerjakan, dirasakan, dan dialami oleh manusia. Kenyataan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan penting dalam komunikasi manusia. Melalui bahasa, manusia dapat mengungkapkan perasaan (emosi), imajinasi, ide dan keinginan yang diwujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Sejarah Korea yang pernah berada di bawah kolonial kekuasaan Jepang menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mengenang sejarah Jerman akan selalu tertuju pada Perang Dunia II dan sosok pemimpinnya yaitu Adolf Hitler. Adolf Hitler menjabat sebagai kanselir Jerman di usia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. media atau saluran tertentu. (A. Muis, 2001 : 37) Masyarakat dapat mendengarkan informasi tentang kesehatan, pendidikan,

BAB 1 PENDAHULUAN. media atau saluran tertentu. (A. Muis, 2001 : 37) Masyarakat dapat mendengarkan informasi tentang kesehatan, pendidikan, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Radio merupakan media massa auditif, yakni dikonsumsi telinga atau pendengaran. Radio sebagai sarana komunikasi yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi merupakan fenomena budaya yang tidak dapat terhindarkan

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi merupakan fenomena budaya yang tidak dapat terhindarkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Modernisasi merupakan fenomena budaya yang tidak dapat terhindarkan lagi, dimana arus modernisasi tidak mengenal batasan antar kebudayaan baik regional, nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia selalu mengalami yang namanya perubahan. Perubahan tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui peristiwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Yofa Fadillah Hikmah, 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Yofa Fadillah Hikmah, 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perang merupakan suatu konflik dua pihak atau lebih dan dapat melalui kontak langsung maupun secara tidak langsung, biasanya perang merupakan suatu hal yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan adalah ibukota Kecamatan Bandar 1. di Selat Malaka, tepatnya di Kuala Tanjung Kabupaten Batu Bara.

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan adalah ibukota Kecamatan Bandar 1. di Selat Malaka, tepatnya di Kuala Tanjung Kabupaten Batu Bara. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan adalah ibukota Kecamatan Bandar 1 Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara. Kota ini terletak sekitar 40 km arah Timur dari ibukota Kabupaten Simalungun,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Eros Rosinah, 2013 Gerakan Donghak Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. Eros Rosinah, 2013 Gerakan Donghak Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada abad ke-19, sebagian besar negara-negara di Asia merupakan daerah kekuasan negara-negara Eropa. Pada abad tersebut khususnya di negara-negara Asia yang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Jepang dan Italia melawan Sekutu membawa pengaruh terhadap perubahan situasi negara-negara

PENDAHULUAN. Jepang dan Italia melawan Sekutu membawa pengaruh terhadap perubahan situasi negara-negara PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Keberhasilan Jepang menghancurkan pangkalan laut Amerika di Pearl Harbour merupakan awal keterlibatan Jepang di Perang Dunia Kedua. Pecahnya Perang Dunia Kedua yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam merekonstruksi fakta-fakta historis mengenai dinamika industri

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam merekonstruksi fakta-fakta historis mengenai dinamika industri 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam merekonstruksi fakta-fakta historis mengenai dinamika industri Sandal Barepan selama 38 tahun tersebut, maka perlu digunakan suatu metode penelitian sejarah sebagai

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. teknik serta alat tertentu. (Winarno Surakhmad, 1982; 121).

III. METODE PENELITIAN. teknik serta alat tertentu. (Winarno Surakhmad, 1982; 121). III. METODE PENELITIAN Di dalam penelitian, metode merupakan faktor penting untuk memecahkan masalah yang turut menentukan keberhasilan suatu penelitian. Menurut winarno Surahkmad, metode adalah cara utama

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Metode penelitian sangat diperlukan untuk menentukan data dan pengembangan

METODE PENELITIAN. Metode penelitian sangat diperlukan untuk menentukan data dan pengembangan 18 III METODE PENELITIAN 1. Metode yang digunakan Metode penelitian sangat diperlukan untuk menentukan data dan pengembangan suatu pengetahuan dan serta untuk menguji suatu kebenaran ilmu pengetahuan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. TempatPenelitian Penelitian yang berjudul peran liga demokrasi dalam demokrasi terpimpin, menggunakan teknik pengumpulan data melalui studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan menujukan bahwa kebudayan Indonesia telah tumbuh dan. generasi sebelumnya bahkan generasi yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan menujukan bahwa kebudayan Indonesia telah tumbuh dan. generasi sebelumnya bahkan generasi yang akan datang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kenyataan menujukan bahwa kebudayan Indonesia telah tumbuh dan berkembang sejak ribuan tahun yang lampau, ini yang dapat di lihat dari kayakarya para leluhur bangsa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk dan Strategi Penelitian Mengacu pada permasalahan yang dirumuskan, maka skripsi yang berjudul Revitalisasi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara Untuk Pendidikan Karakter

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. pengetahuan yang teratur dan runtut pada umumnya merupakan manifestasi

III. METODE PENELITIAN. pengetahuan yang teratur dan runtut pada umumnya merupakan manifestasi 16 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan Dalam setiap penelitian, metode merupakan faktor yang penting untuk memecahkan suatu masalah yang turut menentukan keberhasilan penelitian. Sumadi Suryabrata,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Taufik Hidayat, 2014 Peranan Adolf Hitler dalam perkembangan Schutzstaffel ( )

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Taufik Hidayat, 2014 Peranan Adolf Hitler dalam perkembangan Schutzstaffel ( ) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam sejarah, aktor merupakan figur yang penting, baik sebagai individu, maupun sebagai partisipan dalam kelompok atau masyarakat. Secara kolektif, masyarakat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode berasal dari bahasa Yunani : methodos yang berarti cara atau jalan.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode berasal dari bahasa Yunani : methodos yang berarti cara atau jalan. 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode berasal dari bahasa Yunani : methodos yang berarti cara atau jalan. Metode merupakan jalan yang berkaitan dengan cara kerja dalam mencapai sasaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat perdagangan. Aceh banyak menghasilkan lada dan tambang serta hasil hutan. Oleh karena itu, Belanda

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ini merupakan pemaparan mengenai metode penelitian yang penulis gunakan dalam menganalisis masalah dalam karya ilmiah ini. Penulis membuat skripsi dengan judul Strategi Mao

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Ilmu pengetahuan sosial di Indonesia telah diajarkan di semua tingkatan sekolah dasar dimana materi sejarah diajarkan pada mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial. Khusus

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode adalah cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan. Oleh karena

III. METODE PENELITIAN. Metode adalah cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan. Oleh karena 17 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Metode yang digunakan Dalam setiap penelitian, metode merupakan faktor yang penting untuk memecahkan suatu masalah yang turut menentukan keberhasilan penelitian.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENULISAN PERISTIWA SEJARAH

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENULISAN PERISTIWA SEJARAH SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENULISAN PERISTIWA SEJARAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

III METODELOGI PENELITIAN. Sebelum membuat suatu penulisan penelitian sebagai peneliti

III METODELOGI PENELITIAN. Sebelum membuat suatu penulisan penelitian sebagai peneliti 25 III METODELOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian A.1 Metode yang digunakan Sebelum membuat suatu penulisan penelitian sebagai peneliti hendaknya, menentukan metode penelitian apakah yang akan dipakai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individu atau kegagalan suatu bangsa oleh sebab itu sejarawan perlu untuk

BAB I PENDAHULUAN. individu atau kegagalan suatu bangsa oleh sebab itu sejarawan perlu untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang penting bagi manusia. Pendidikan juga diperlukan jika ingin memperoleh kehidupan yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini merupakan penjelasan tentang metodologi penelitian yang digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini merupakan penjelasan tentang metodologi penelitian yang digunakan BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini merupakan penjelasan tentang metodologi penelitian yang digunakan penulis dalam penyusunan skripsi ini. Penulis mengkaji skripsi ini dengan judul Battle Of Britain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan manusia lainnya agar dapat mempertahankan hidupnya. Ia harus mendapat

BAB I PENDAHULUAN. dengan manusia lainnya agar dapat mempertahankan hidupnya. Ia harus mendapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia menjadi bagian dari kehidupan sosial, harus berkomunikasi dengan manusia lainnya agar dapat mempertahankan hidupnya. Ia harus mendapat informasi tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi yang dipelopori oleh negara-negara Barat tak bisa dipungkiri

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi yang dipelopori oleh negara-negara Barat tak bisa dipungkiri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Modernisasi yang dipelopori oleh negara-negara Barat tak bisa dipungkiri berpengaruh sangat besar terhadap perkembangan negara-negara lain di dunia, tak terkecuali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. minyak mentah, batu bara, tembaga, biji besi, timah, emas dan lainnya. Dampak

BAB I PENDAHULUAN. minyak mentah, batu bara, tembaga, biji besi, timah, emas dan lainnya. Dampak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia terkenal memiliki sumber daya alam dan mineral, seperti minyak mentah, batu bara, tembaga, biji besi, timah, emas dan lainnya. Dampak pertambangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. memberikan kesempatan lebih luas bagi kaum wanita untuk lebih berkiprah maju

I. PENDAHULUAN. memberikan kesempatan lebih luas bagi kaum wanita untuk lebih berkiprah maju 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang diproklamirkan oleh Ir. Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1945 merupakan babak baru bagi perjuangan rakyat Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi tahun 1980an telah berdampak pada tumbuhnya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi tahun 1980an telah berdampak pada tumbuhnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi tahun 1980an telah berdampak pada tumbuhnya industri-industri besar maupun kecil di Indonesia. Pembangunan sektor-sektor industri ini muncul sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi Penelitian Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode historis. Menurut Kuntowijoyo, (1994: xii), metode sejarah adalah petunjuk pelaksanaan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebebasan Pers. Seperti yang sering dikemukakan, bahwa kebebasan bukanlah semata-mata

BAB I PENDAHULUAN. Kebebasan Pers. Seperti yang sering dikemukakan, bahwa kebebasan bukanlah semata-mata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyak orang terutama kaum awam (karena tidak tahu) bahwa pers memiliki sesuatu kekhususan dalam menjalankan Profesi nya yaitu memiliki suatu Kemerdekaan dan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Perjuangan Pengertian perjuangan merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan, yang dilakukan dengan menempuh

Lebih terperinci

BAB 7: SEJARAH PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA. PROGRAM PERSIAPAN SBMPTN BIMBINGAN ALUMNI UI

BAB 7: SEJARAH PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA.  PROGRAM PERSIAPAN SBMPTN BIMBINGAN ALUMNI UI www.bimbinganalumniui.com 1. Berikut ini adalah daerah pertama di yang diduduki oleh tentara Jepang... a. Aceh, Lampung, Bali b. Morotai, Biak, Ambon c. Tarakan, Pontianak, Samarinda d. Bandung, Sukabumi,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Negara Jepang banyak menghasilkan berbagai macam karya. Baik berupa

BAB 1 PENDAHULUAN. Negara Jepang banyak menghasilkan berbagai macam karya. Baik berupa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Jepang banyak menghasilkan berbagai macam karya. Baik berupa karya sastra, maupun entertainment/pertunjukan berupa film. Film adalah satu rangkaian gambaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi, hambatan dan keterbatasan komunikasi dapat mulai diatasi.

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi, hambatan dan keterbatasan komunikasi dapat mulai diatasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran media komunikasi sangat berjasa dalam menumbuhkan kesadaran kebangsaan, perasaan senasib sepenanggungan, dan pada akhirnya rasa nasionalisme yang mengantar bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pulau Bangka, Singkep dan Belitung merupakan penghasil timah terbesar di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Pulau Bangka, Singkep dan Belitung merupakan penghasil timah terbesar di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pulau Bangka, Singkep dan Belitung merupakan penghasil timah terbesar di Indonesia. Berdasarkan data statistik yang dikeluarkan oleh United States Bureau of Mines (USBM)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembacanya. Banyak sekali manfaat yang terkandung dari membaca buku. Selain

BAB I PENDAHULUAN. pembacanya. Banyak sekali manfaat yang terkandung dari membaca buku. Selain 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buku adalah sebuah media penyambung ilmu yang efektif bagi pembacanya. Banyak sekali manfaat yang terkandung dari membaca buku. Selain menambah banyak ilmu pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. 1. Pendudukan Jepang di Indonesia. Dalam usahanya membangun suatu imperium di Asia, Jepang telah

BAB II KAJIAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. 1. Pendudukan Jepang di Indonesia. Dalam usahanya membangun suatu imperium di Asia, Jepang telah BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pendudukan Jepang di Indonesia Dalam usahanya membangun suatu imperium di Asia, Jepang telah meletuskan suatu perang di Pasifik. Pada tanggal 8 Desember 1941

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode penelitian yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode penelitian yang dipakai oleh penulis dalam mengumpulkan sumber berupa data dan fakta yang berkaitan dengan judul skripsi

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN 35 BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN Metode Penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengkaji skripsi yang berjudul Peranan Oda Nobunaga dalam proses Unifikasi Jepang ini, yaitu metode historis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewan Mahasiswa dan Majelis Mahasiswa merupakan lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Dewan Mahasiswa dan Majelis Mahasiswa merupakan lembaga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewan Mahasiswa dan Majelis Mahasiswa merupakan lembaga kemahasiswaan tingkat universitas pertama kali dikenalkan sekitar 1952 pada jamannya Kusnadi Hardjosoemantri

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. tahun lebih dalam kebangkitan. Hal ini ditandai dengan berdirinya suatu

BAB I PENGANTAR. tahun lebih dalam kebangkitan. Hal ini ditandai dengan berdirinya suatu BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Masalah Wilayah Indonesia merupakan wilayah yang sudah mencakup Seratus tahun lebih dalam kebangkitan. Hal ini ditandai dengan berdirinya suatu organisasi Boedi Utomo

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perserikatan tahun 1985, dimana liga ini masih belum tergolong profesional. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Perserikatan tahun 1985, dimana liga ini masih belum tergolong profesional. Hal ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam beberapa dekade terakhir prestasi sepakbola di Sumatera Utara semakin menurun. Terakhir kali klub sepakbola Sumatera Utara menjuarai Liga Perserikatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kelompok industri kecil memiliki peran strategis dalam peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Kelompok industri kecil memiliki peran strategis dalam peningkatan 1 BAB I PENDAHULUAN I.I. Latar Belakang Masalah Kelompok industri kecil memiliki peran strategis dalam peningkatan pendapatan, perluasan lapangan kerja dan kesempatan berusaha di Indonesia. Pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nurhidayatina, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nurhidayatina, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Blokade ekonomi adalah perang ekonomi yang pernah diterapkan oleh Napoleon Bonaparte di Eropa pada saat memerintah Prancis tahun 1806-. Penulis ingin mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini, mulai dari persiapan penelitian sampai dengan pelaksanaan penelitian dan analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial yang dibahas dalam studi ini terjadi di Semenanjung

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial yang dibahas dalam studi ini terjadi di Semenanjung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gerakan sosial yang dibahas dalam studi ini terjadi di Semenanjung Shimabara, Kyushu. Sebagian besar pelaku dari gerakan ini adalah para petani dan ronin (samurai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir-hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk mengungkapkan

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG DATANGNYA JEPANG

LATAR BELAKANG DATANGNYA JEPANG LATAR BELAKANG DATANGNYA JEPANG Jepang datang ke Indonesia karena: Ingin menguasai wilayah Asia-Pasifik pada Perang Dunia II Menyerahnya Belanda ke tangan Jepang pada 8 Maret 1942, di Kalijati Mencari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Kajian yang penulis ambil dalam penelitian skripsi ini adalah mengenai Perkembangan Pendidikan Islam di Bandung Tahun 1901-1942. Untuk membahas berbagi aspek mengenai judul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1936 sampai 1939 merupakan salah satu peristiwa penting yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1936 sampai 1939 merupakan salah satu peristiwa penting yang terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peristiwa Perang Sipil Spanyol (Spanish Civil War) yang terjadi pada tahun 1936 sampai 1939 merupakan salah satu peristiwa penting yang terjadi sesaat sebelum

Lebih terperinci

membuka diri terhadap dunia internasional. Peristiwa ini mengakibatkan kepercayaan Daimyo terhadap kekuasaan Tokugawa menjadi menurun.

membuka diri terhadap dunia internasional. Peristiwa ini mengakibatkan kepercayaan Daimyo terhadap kekuasaan Tokugawa menjadi menurun. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jepang merupakan negara di Asia yang pernah menjadi Negara imperialis. Dengan usaha melakukan politik ekspansi ke kawasan Asia Pasifik termasuk Indonesia, Jepang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sejarah yang merupakan salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sejarah yang merupakan salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian lapangan yang data analisis datanya secara deskriptif dengan menggunakan metode penelitian sejarah

Lebih terperinci

2015 DAMPAK DOKTRIN BREZHNEV TERHADAP PERKEMBANGAN POLITIK DI AFGHANISTAN

2015 DAMPAK DOKTRIN BREZHNEV TERHADAP PERKEMBANGAN POLITIK DI AFGHANISTAN 1 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Setelah berakhirnya perang dunia kedua, muncul dua kekuatan besar di dunia yaitu Uni Soviet dan Amerika Serikat. Kedua negara ini saling bersaing untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Wilayah pedesaan umumnya adalah wilayah yang penduduknya

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Wilayah pedesaan umumnya adalah wilayah yang penduduknya BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Wilayah pedesaan umumnya adalah wilayah yang penduduknya mempunyai kegiatan utama yang bergerak dibidang pertanian, termasuk dalam pengelolaan sumber daya alam di wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuka pikirannya serta menerima hal-hal baru yang mengajarkan bagaimana

BAB I PENDAHULUAN. membuka pikirannya serta menerima hal-hal baru yang mengajarkan bagaimana BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memberikan nilai-nilai tertentu bagi manusia terutama dalam membuka pikirannya serta menerima hal-hal baru yang mengajarkan bagaimana manusia dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kita. Konflik tersebut terjadi karena interaksi antar kedua negara atau lebih

BAB I PENDAHULUAN. kita. Konflik tersebut terjadi karena interaksi antar kedua negara atau lebih 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konflik internasional antar dua negara cukup terdengar akrab di telinga kita. Konflik tersebut terjadi karena interaksi antar kedua negara atau lebih terganggu akibat

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. Politik Etis membuka era baru dalam perpolitikan kolonial di. Hindia Belanda sejak tahun Pada masa ini diterapkan suatu

BAB I PENGANTAR. Politik Etis membuka era baru dalam perpolitikan kolonial di. Hindia Belanda sejak tahun Pada masa ini diterapkan suatu BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Politik Etis membuka era baru dalam perpolitikan kolonial di Hindia Belanda sejak tahun 1900. Pada masa ini diterapkan suatu politik yang bertujuan untuk melunasi hutang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini, penulis akan menguraikan metode penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini, penulis akan menguraikan metode penelitian yang 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini, penulis akan menguraikan metode penelitian yang digunakanuntuk memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan skripsi yang berjudul Perkembangan Transportasi

Lebih terperinci