BAB I PENDAHULUAN. karena Jerman adalah anggota Pakta Tiga Negara (sankoku doumei) 1 yang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. karena Jerman adalah anggota Pakta Tiga Negara (sankoku doumei) 1 yang"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemenangan Jerman tahun 1940 pada Perang Dunia II di Eropa memicu militer Jepang untuk segera memulai perang di kawasan Asia Pasifik. Hal itu karena Jerman adalah anggota Pakta Tiga Negara (sankoku doumei) 1 yang merupakan Sekutu Jepang. 2 Akhirnya pada tanggal 7 Desember 1941, Jepang menyerang pangkalan militer Angkatan Laut Amerika di Hawai. Serangan ini kemudian membuat Amerika dan Sekutunya menyatakan perang terhadap Jepang. Selama Perang Dunia II, Jepang terlibat perang di wilayah Pasifik yang sering disebut sebagai Perang Asia Timur Raya (dai toua sensou) 3. Menurut pandangan Jepang, Perang Asia Timur Raya merupakan perang suci. Jepang berambisi memenangkan peperangan di wilayah Pasifik untuk mencapai tujuan mendirikan wilayah Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya (dai toua kyoueiken) 4. Jepang beranggapan bahwa perang ini merupakan sebuah misi suci untuk membebaskan Asia dari penjajahan kolonial Barat yang selama ratusan tahun telah menggerogoti kekayaan bangsa-bangsa di Asia. 1 Anggota pakta Tiga Negara adalah Jepang, Jerman, dan Italia. 2 Vivi Farianti, Tanggung Jawab Toojoo Hideki sebagai Pemimpin Jepang dalam Perang Pasifik, Skripsi, Fakultas Ilmu Budaya UGM, 2007, tidak diterbitkan, hlm Perang Asia Timur Raya atau Perang Pasifik merupakan perluasan dari Perang Sino- Jepang yang ke-2. Perang Sino-Jepang adalah perang antara Jepang dan Manchuria. Perang ini bermula dari insiden dibomnya salah satu gerbong kereta milik Jepang di Manchuria. Amerika mengecam Jepang yang menyerang Manchuria. Kemudian Amerika meng-embargo suplai minyak ke Jepang. Tindakan ini membuat hubungan Amerika dan Jepang memburuk yang kemudian memuncak dengan serangan Jepang ke Pearl Harbor. 4 Dai toua kyoueiken atau konsep wilayah kemakmuran bersama Asia Timur Raya mulai dicetuskan sejak tahun

2 2 Dai toua kyoueiken merupakan pengembangan dari konsep Hakko ichiu yang dikembangkan di Jepang selama era Meiji. Hakkou ichiu berarti 8 negara di bawah satu atap. Jepang bercita-cita untuk membentuk wilayah kemakmuran di Asia Timur di bawah kekuasan Kaisar Jepang sebagai pemimpin puncak. 5 Sejalan dengan konsep tersebut, maka lahirlah ide untuk melakukan ekspansi ke wilayah Selatan (Nan you) yang kemudian mendapat dukungan dari angkatan laut Jepang. Ide ini dalam bahasa Jepang lazim disebut sebagai Nanshin-ron (Teori Ekspansi ke Selatan). Sementara itu angkatan darat Jepang lebih tertarik untuk melakukan ekspansi ke Utara (Hokushin-ron). Setelah pangkalan militer angkatan laut Amerika Serikat di Pearl Harbor jatuh, Jepang dengan cepat menguasai wilayah-wilayah jajahan Sekutu di Asia Pasifik. Selama kurun waktu satu tahun, Jepang telah berhasil menduduki wilayah-wilayah jajahan Sekutu di Pasifik. Di Indonesia, Belanda akhirnya menyerah tanpa syarat kepada tentara Jepang yang dinyatakan secara resmi oleh Letnan Jendral H. Ter Poorten, Panglima Angkatan Perang Hindia Belanda kepada Angkatan Perang Jepang di bawah pimpinan Letnan Jendral Hitoshi Imamura pada tanggal 8 Maret Maka sejak saat itu berakhirlah Pemerintah Hindia Belanda di Indonesia dan dengan resmi ditegakkan kekuasaan kemaharajaan Jepang. 6 Meskipun pada awalnya yang nampak mendukung ideologi Nanshin-ron adalah angkatan laut Jepang, tetapi pada kenyataannya setelah Jepang resmi 5 Ienaga, Saburo, The Pacific War: World War II and The Japanese , (New York: Pantheon Books, 1978), hlm Poesponegoro, Marwati Djoened dan Sartono Kartodirdjo, Sejarah Nasional Indonesia edisi VI. (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1975), hlm. 5.

3 3 menduduki wilayah Hindia Belanda, ada tiga kekuasaan Jepang yang memerintah di Indonesia. Pertama yakni wilayah Jawa dan Madura berada di bawah komando tentara Angkatan Darat ke-16, wilayah Sumatera berada di bawah komando tentara Angkatan Darat ke-25, dan wilayah Kalimantan serta Indonesia bagian timur lainnya berada di bawah komando militer Angkatan Laut Jepang dengan pusatnya di Makassar. 7 Segera setelah Jepang menduduki Indonesia, pemerintah pendudukan melakukan berbagai persiapan untuk melaksanakan pemerintahan selanjutnya di bawah komando militer Jepang. Jepang segera mendirikan badan-badan dalam pemerintahan untuk menjalankan tugas-tugas administrasi pemerintahan yang ditinggalkan orang-orang Belanda. Pemerintah pendudukan mendatangkan tenaga pegawai sipil dari Jepang untuk membantu melaksanakan tugas-tugas ini, akan tetapi jumlahnya masih belum mencukupi. Untuk dapat mengisi jabatan-jabatan yang ditinggalkan orang-orang Belanda, maka pemerintah pendudukan mengangkat orang-orang pribumi yang terdidik untuk dapat mengisi kekosongan jabatan tersebut. 8 Di sisi lain, tugas Jepang tidak hanya menyelenggarakan pemerintahan dan menjaga kestabilan di wilayah pendudukan. Tugas besar Jepang adalah perang Asia Timur Raya. Jepang harus berfokus diri untuk dapat memenangkan perang Asia Timur Raya, karena bagaimanapun juga perang ini belum selesai. Musuh Jepang yakni Amerika dan sekutunya masih mengintai di luar sana. Maka dari itu, Jepang berusaha mengoptimalkan segala potensi yang ada untuk dapat 7 Ricklefs, M.C., Sejarah Indonesia Modern. (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2011), hlm Ricklefs, op.cit, hlm. 302.

4 4 dimanfaatkan Jepang demi memenangkan peperangan. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan potensi di wilayah pendudukan. Berbagai usaha dan propaganda dilakukan Jepang untuk memahamkan penduduk di Hindia Belanda akan tujuan mereka memenangkan Perang Asia Timur Raya. Propaganda menarik seperti Asia untuk bangsa Asia, ataupun halhal sensitif untuk menimbulkan sikap anti-barat (terutama Inggris-Amerika- Belanda) gencar dilaksanakan. Sendenbu atau barisan propaganda dibentuk untuk melaksanakan berbagai tugas indoktrinasi massa. Selain sendenbu, cara yang paling efektif untuk mengindoktrinasi massa adalah melalui pendidikan. Pendidikan merupakan cara yang sempurna untuk membangunkan kesadaran rakyat. Pendidikan merupakan sarana penyeragaman intelektual yang memungkinkan pemerintah pendudukan untuk membentuk dan mencetak generasi-generasi yang sesuai dengan tujuan mereka untuk membentuk wilayah Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya. Akira Nagazumi dalam bukunya yang berjudul Pemberontakan Indonesia pada Masa Pendudukan Jepang menyatakan bahwa tujuan pendudukan Jawa diungkapkan sebagai kelahiran kembali Jepang di Selatan, negeri leluhur orang Jepang. Keterbelakangan dari saudara-saudara di Selatan karena politik penjajahan Belanda membiarkan mereka bodoh selama tiga ratus tahun. Mulai saat itu, pendidikan dan penerangan akan menjadi alat orang-orang Jepang untuk

5 5 membangkitkan potensi masyarakat Indonesia menjadi sama seperti yang dimiliki mereka. 9 Selama masa pendudukan Jepang, urusan pendidikan dan pengajaran termasuk ke dalam Bagian Urusan Dalam Negeri atau disebut Naimubu. Naimubu dibentuk pada tanggal 1 Desember 1942 dan berada di bawah komando orang Jepang asli yakni S. Hatakeda. 10 Di tingkat pemerintahan daerah, umumnya dipegang oleh segelintir kecil orang Jepang dan sebagian besar lainnya adalah penduduk pribumi. Sementara itu, Yogyakarta pada masa pendudukan Jepang berganti nama menjadi Djokja kouchi. Wilayah kouchi sama artinya dengan wilayah vorstenlanden pada masa penjajahan kolonial Belanda. Ketika masa pendudukan Jepang berlangsung, ada empat wilayah yang diakui sebagai wilayah Kouchi, yakni Yogyakarta kouchi, Paku Alaman Kouchi, Mangkunegaran Kouchi, dan Surakarta Kouchi. 11 Wilayah kouchi artinya bahwa wilayah ini diberi hak untuk mengadakan pemerintahan sendiri dan terikat melalui sumpah setia dengan pemerintah pendudukan Jepang. 9 Nagazumi, Akira, Pemberontakan Indonesia pada Masa Pendudukan Jepang. ( Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1988), hlm Kan Poo No.8 Bulan 12 Tahun 2602 (1942). 11 Pada zaman Hindia Belanda di Jawa Tengah terdapat 4 sellf besturende landschappen yaitu Kasultanan Yogyakarta, Pakualaman, Kasunanan Surakarta, dan Mangkunegaran. Pada zaman Jepang wilayah-wilayah ini dipertahankan statusnya, hanya namanya saja yang diubah menjadi kouchi. Para raja di keempat wilayah tadi diambil sumpah dan pelantikan baru untuk memutus hubungannya dengan Kerajaan Belanda. Mereka kemudian disebut Kou. Kedudukan Kou dianggap sebagai anggota keluarga dari raja Jepang. Sutrisno Kutoyo (ed.), Sejarah Daerah Istimewa Yogyakarta. (Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1978) hlm

6 6 Yogyakarta kouchi dipimpin oleh seorang kou, yakni Sri Sultan Hamengku Buwono IX 12 yang dinobatkan sebagai Yogya Kou. Pada masa pendudukan Jepang, Sri Sultan HB IX sebagai Yogya Kou dikenal sebagai pembaharu atas peran dan keberaniannya mengubah prinsip-prinsip dasar birokrasi pemerintahan kraton yang semula feodal dan eksklusif menjadi lebih demokratis dan merakyat. Sri Sultan memanfaatkan keadaan pendudukan Jepang di Indonesia untuk mengadakan perubahan-perubahan dalam struktur dan sistem pemerintahan menjadi lebih pro rakyat. Pada tahun 1943, Sri Sultan HB IX mendapat keistimewaan dengan diberikannya keleluasaan kekuasaan untuk menyelenggarakan pemerintahan di wilayahnya yang diberikan secara terhormat oleh kaisar Jepang di Tokyo. Pemerintah Jepang memberikan kekuasaan kepada Yogya kou untuk mengatur enam bagian dalam pemerintahan, pemerintahan tersebut antara lain bagian paniteraan, bagian penerangan dan propaganda, bagian urusan umum, bagian pengajaran, bagian ekonomi, dan bagian yayasan umum. Keenam urusan dalam pemerintahan ini dikepalai oleh pembesar pribumi dengan berada di bawah pimpinan Sri Sultan HB IX. Atas dasar hal tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk mengetahui bagaimanakah keadaan pendidikan di wilayah Yogyakarta dengan statusnya sebagai wilayah kouchi. Dengan adanya fakta bahwa bidang pengajaran merupakan bidang yang berada di bawah kekuasaan Sri Sultan HB IX, penulis tertarik untuk mengetahui bagaimanakah pendidikan di Yogyakarta ini diarahkan 12 Untuk selanjutnya, penyebutan Sri Sultan Hamengku Buwono IX dalam skripsi ini akan disingkat menjadi Sri Sultan HB IX atau Sri Sultan saja.

7 7 kepada tujuan perang Jepang serta bagaimanakah sikap Sultan dalam menyikapi keadaan tersebut. Penelitian mengenai sejarah zaman pendudukan Jepang selama ini masih banyak yang berpusat pada sudut pandang Indonesia (Indonesia-sentris). Hal ini disebabkan karena keterbatasan sumber-sumber data yang tersedia serta kalaupun ada, sumber tersebut tersedia dalam bahasa Jepang yang merupakan salah satu masalah bagi para peneliti Indonesia untuk memahami sumber-sumber berbahasa Jepang. Para peneliti berkebangsaan Jepang telah banyak menghasilkan karyakarya mengenai sejarah Indonesia pada zaman pendudukan Jepang. Karya-karya para peneliti Jepang ini sangat bermanfaat untuk mengetahui bagaimana pendudukan Jepang ditinjau dari sudut pandang orang Jepang. Sesuai dengan pemikiran tersebut maka penulis juga tertarik untuk memahami kondisi pendudukan Jepang di Indonesia bila ditinjau dari sudut pandang yang ada pada sumber-sumber berbahasa Jepang dengan tetap tidak mengabaikan aspek-aspek penting dalam pendudukan Jepang dari sudut pandang Indonesia. Dengan adanya dua sudut pandang yang berbeda tersebut, tentu akan menambah referensi dalam karya penelitian sejarah yang berfokus pada zaman pendudukan Jepang di Indonesia. Atas dasar hal tersebut, maka penulis tertarik untuk meneliti topik mengenai sejarah pendidikan pada zaman pendudukan Jepang selama kurun waktu di Yogyakarta.

8 8 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan pemaparan latar belakang masalah di atas, maka disusunlah rumusan masalah yang akan menjadi inti dari skripsi ini, antara lain: 1. Mengapa pemerintah pendudukan Jepang perlu menyelenggarakan pendidikan di Yogyakarta? 2. Bagaimana tujuan penyelenggaraan pendidikan tersebut di atas terwujud dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah pada masa pendudukan Jepang di Yogyakarta? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab berbagai pertanyaan dalam rumusan masalah di atas, yakni: 1. Memaparkan maksud dan tujuan pemerintah pendudukan Jepang menyelenggarakan pendidikan di Yogyakarta. 2. Memaparkan pelaksanaan pendidikan di sekolah pada masa Jepang di Yogyakarta. 1.4 Ruang Lingkup Penelitian Dalam pembahasan mengenai penelitian ini, maka diperlukan suatu batasan atau ruang lingkup penelitian yang mampu membatasi penelitian ini nantinya agar tidak terlalu jauh melenceng keluar dari permasalahan yang ada. Ruang lingkup penelitian ini meliputi tiga hal yakni lingkup temporal, lingkup spasial, dan lingkup tematis. Lingkup temporal merupakan batasan penelitian dari segi cakupan waktu. Dalam penelitian ini lingkup temporal yang digunakan mulai dari tahun 1942

9 9 dimana pada tahun tersebut pendudukan Jepang di Indonesia secara resmi dimulai. Dengan resminya pendudukan Jepang di Indonesia maka mulai berlaku pula kebijakan-kebijakan pemerintah pendudukan dalam bidang pemerintahan tak terkecuali dalam bidang pendidikan. Batasan akhir dari pembahasan ini adalah tahun 1945 saat pendudukan Jepang di Indonesia secara resmi berakhir yang ditandai dengan proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tangal 17 Agustus Sementara itu lingkup spasial dari penelitian ini adalah wilayah Yogyakarta yang pada waktu pendudukan Jepang berstatus sebagai wilayah Kouchi. Lingkup Yogyakarta dipilih karena dinilai memiliki kedekatan emosional dengan penulis. Lingkup tematis penelitian ini berkisar pada jenis pendidikan di sekolah yang ada di Yogyakarta pada masa pendudukan Jepang. Bidang pendidikan dinilai masih terlalu luas karena meliputi pendidikan informal dan formal. Maka dari itu, penelitian ini dibatasi ke dalam pendidikan formal. Pendidikan formal sendiri masih dinilai terlalu luas yakni meliputi sekolah negeri dan swasta. Oleh karena keterbatasan akses data, penulis memilih untuk membatasinya ke dalam pendidikan formal dengan mendasarkan pada data tentang sekolah negeri yang didirikan oleh pemerintah Jepang di Yogyakarta. 1.5 Metode Penelitian Dalam melakukan penelitian mengenai pendidikan pada masa pendudukan Jepang di Yogyakarta ini melalui beberapa tahap. Tahap awal dalam penelitian sejarah adalah pengumpulan data. Pengumpulan data awal dilakukan dengan membaca banyak literatur mengenai kota Yogyakarta pada masa pendudukan

10 10 Jepang. Buku-buku mengenai kota Yogyakarta tersebut berfungsi untuk mengetahui gambaran awal mengenai kota Yogyakarta pada masa pendudukan Jepang. Setelah itu data-data yang berkaitan dengan pendidikan pada masa pendudukan Jepang di Yogyakarta juga dikumpulkan. Data-data ini berupa artikel maupun koran-koran yang terbit di Yogyakarta selama pendudukan Jepang berlangsung. Koran tersebut antara lain: 1. Koran Sinar Matahari (Djokjakarta) yang merupakan koran lokal yang terbit di wilayah Yogyakarta. 2. Koran Djawa Baroe terbitan Jakarta yang merupakan koran dwi bahasa (berbahasa Jepang dan berbahasa Melayu). 3. Koran Soeara Asia terbitan Surabaya. 4. Koran Pandji Poestaka terbit di Jakarta. Mengenai koran-koran yang terbit selama pendudukan Jepang di Yogyakarta ini dapat diakses melalu situs resmi milik NIOD Instituut voor Oorlogs-Holocaust en Genocide Studies yang bisa ditemukan di alamat Data lainnya yakni arsip dari majalah Kan Poo yang didapat di perpustakaan St. Ignatius Yogyakarta. Selain data-data tersebut, ada pula data primer yang berasal dari sumber berbahasa Jepang, yakni yang terdapat dalam buku Jawa ni Okeru Bunkyou no Gaikyou yang disusun oleh Profesor Aiko Kurasawa. Tentunya kumpulan data dan informasi yang melimpah ini perlu disaring karena tidak semuanya dapat dipakai. Maka penelitian memasuki tahap

11 11 selanjutnya yaitu verifikasi sumber data. Data-data dari koran-koran maupun arsip dipilih kembali mana yang relevan dengan penelitian ini. Informasi-informasi yang didapat dari koran-koran terbitan selama pendudukan Jepang akan membantu penulis dalam memperoleh gambaran mengenai aturan-aturan pemerintah pendudukan Jepang yang seringkali dimuat dalam koran-koran dan majalah. Data-data yang telah melewati proses penyaringan ini kemudian dikumpulkan dan disusun kembali dan dianalisis. Tahap ini merupakan tahap interpretasi data. Penelitian memasuki tahap akhir yaitu historiografi sejarah dimana penulis merekonstruksi ulang kejadian sejarah sesuai dengan data-data yang telah melalui proses tersebut. 1.6 Tinjauan Pustaka Penelitian ini merupakan sejarah pendidikan di wilayah lokal Yogyakarta, maka penulis menggunakan beberapa buku sebagai acuan dalam melaksanakan penelitian ini. Di antaranya yang pertama adalah buku yang berjudul Perubahan Sosial di Yogyakarta yang ditulis oleh Profesor Selo Soemardjan. Buku ini lengkap membahas mengenai kondisi kota Yogyakarta sejak awal mula berdirinya hingga ke masa pasca kemerdekaan. Buku ini sangat membantu penulis dalam mengetahui kondisi sosial kota Yogyakarta dan masyarakatnya pada masa pendudukan Jepang. Di dalamnya terdapat pembahasan mengenai pendidikan pada masa pendudukan Jepang dan perubahan sosial yang diakibatkannya dilihat dari sudut pandang ilmu sosiologi.

12 12 Literatur selanjutnya adalah buku berjudul Jawa ni Okeru Bunkyou no Gaikyou karya Profesor Aiko Kurasawa. Dalam bahasa Indonesia artinya Kondisi Umum Pendidikan di Jawa, terbitan tahun Dokumen asli pemerintah militer Jepang tahun 1943 yang dibahas Profesor Aiko Kurasawa dalam buku ini boleh dikatakan satu-satunya dokumen terlengkap yang menuliskan dan merekam kondisi pendidikan pada tahun itu. Dokumen itu diperoleh dari seorang sejarawan di Belanda, Dr. Leonard Blusse pada tahun Dr. Blusse menerima dokumen tersebut dari seorang tentara Belanda yang melawan Indonesia pada era perang kemerdekaan ( ). 13 Buku ini menyajikan banyak sekali data primer berupa data statistik jumlah sekolah, jenis-jenis sekolah di berbagai daerah, jumlah murid, jumlah guru, hingga mata pelajaran apa saja yang diajarkan dengan disertai jumlah jam pelajaran tiap harinya. Data-data yang diambil dari buku ini hanya yang berhubungan dengan Yogyakarta saja. Literatur terakhir adalah buku dengan judul Shitte Okitai Sensou: Nihon Senryouka Indoneshia no Kyouiku oleh Yuuko Momose. Buku ini membahas tentang keadaan pendidikan di Indonesia dengan lebih menekankan pada pembahasan tentang pendidikan bahasa Jepang di Indonesia. Di samping menggunakan data-data dari literatur-literatur berbahasa Jepang, beliau juga mengambil data dari hasil wawancara dengan narasumber yang pada jaman pendudukan Jepang bersekolah di Sekolah Menengah Pertama Putri di Solo untuk mengetahui kondisi yang sebenarnya dari pendidikan sekolah pada masa 13 Murni Ramli, Dokumen Pendidikan pada Masa Pendudukan Jepang < >, diakses pada tanggal 11 September 2013, puku WIB.

13 13 pendudukan Jepang di Indonesia dilihat dari sudut pandang orang-orang yang mengalaminya dahulu. 1.7 Sistematika Penulisan Untuk memudahkan pembaca dalam memahami alur pembahasan, maka penelitian akan dijabarkan dalam beberapa bab pembahasan dengan sistematika sebagai berikut: Bab I berisi latar belakang permasalahan, rumusan masalah, ruang lingkup penelitian, tujuan penelitian, metode penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan. Kemudian pada bab II akan dijelaskan mengenai kondisi umum kota Yogyakarta dan ketika Jepang datang. Bab III akan dijelaskan mengenai tujuan diselenggarakannya pendidikan di Yogyakarta. Bab IV akan dipaparkan pelaksanaan pendidikan sekolah di Yogyakarta pada masa pendudukan Jepang yang dikaitkan dengan tujuan penyelenggaraan pendidikan oleh Jepang. Kemudian Bab V yang merupakan bab terakhir dari penelitian ini merupakan kesimpulan dari pembahasan yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya.

BAB I PENDAHULUAN. ketegangan antara Jepang dan Amerika. Jepang merupakan negara kecil yang

BAB I PENDAHULUAN. ketegangan antara Jepang dan Amerika. Jepang merupakan negara kecil yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan pembatasan impor minyak oleh Amerika memunculkan ketegangan antara Jepang dan Amerika. Jepang merupakan negara kecil yang sangat bergantung pada impor karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada Desember 1941, Jepang menyerang Honolulu, Hawai, negara bagian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada Desember 1941, Jepang menyerang Honolulu, Hawai, negara bagian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada Desember 1941, Jepang menyerang Honolulu, Hawai, negara bagian ke-50 Amerika Serikat, dari udara. Pada waktu itu juga Amerika dan Inggris menyatakan perang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 1853, dengan kapal perangnya yang besar, Komodor Perry datang ke Jepang. Pada saat itu, Jepang adalah negara feodal yang terisolasi dari negara-negara lainnya

Lebih terperinci

Judul : Beikoku kouri kumiai pada masa pendudukan Jepang di Surakarta Kochi tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Judul : Beikoku kouri kumiai pada masa pendudukan Jepang di Surakarta Kochi tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Judul : Beikoku kouri kumiai pada masa pendudukan Jepang di Surakarta Kochi tahun 1942-1945 Nama : Iwan Haryanto BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat Jepang menguasai Indonesia yang bermula

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jepang-pun dapat dengan mudah masuk ke wilayah Indonesia. Jepang datang ke

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jepang-pun dapat dengan mudah masuk ke wilayah Indonesia. Jepang datang ke 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kedatangan bangsa Eropa ke bumi Nusantara pada mulanya sekedar mencari rempah-rempah. tetapi, keuntungan yang berlipat ganda membuat mereka menjadi buta dan lupa diri.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Keterlibatan Jepang dalam Perang Dunia II bukanlah sesuatu yang

PENDAHULUAN. Keterlibatan Jepang dalam Perang Dunia II bukanlah sesuatu yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterlibatan Jepang dalam Perang Dunia II bukanlah sesuatu yang datangnya tiba-tiba, namun merupakan puncak dari suatu proses. Berkembangnya negara-negara fasis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebuah Operasi yang diberi nama Operasi Overlord. Dalam Operasi ini Sekutu

BAB I PENDAHULUAN. sebuah Operasi yang diberi nama Operasi Overlord. Dalam Operasi ini Sekutu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada bulan Juni 1944, tentara Sekutu berhasil mendarat di Prancis dalam sebuah Operasi yang diberi nama Operasi Overlord. Dalam Operasi ini Sekutu berhasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Deklarasi terhadap pembentukan sebuah negara yang merdeka tidak terlepas dari pembicaraan mengenai pembentukan struktur atau perangkatperangkat pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik perhatian umat manusia karena berbagai hal. Jepang mula-mula terkenal sebagai bangsa Asia pertama

Lebih terperinci

membuka diri terhadap dunia internasional. Peristiwa ini mengakibatkan kepercayaan Daimyo terhadap kekuasaan Tokugawa menjadi menurun.

membuka diri terhadap dunia internasional. Peristiwa ini mengakibatkan kepercayaan Daimyo terhadap kekuasaan Tokugawa menjadi menurun. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jepang merupakan negara di Asia yang pernah menjadi Negara imperialis. Dengan usaha melakukan politik ekspansi ke kawasan Asia Pasifik termasuk Indonesia, Jepang

Lebih terperinci

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan sebuah negara maritim karena memiliki wilayah laut yang lebih luas dibandingkan dengan wilayah daratan. Hal ini menjadikan bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Periode perjuangan tahun 1945-1949 sering disebut dengan masa perjuangan revolusi fisik atau periode perang mempertahankan kemerdekaan. Periode tersebut merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes

BAB I PENDAHULUAN. suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nasionalisme adalah suatu konsep dimana suatu bangsa merasa memiliki suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes (Chavan,

Lebih terperinci

BAB 7: SEJARAH PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA. PROGRAM PERSIAPAN SBMPTN BIMBINGAN ALUMNI UI

BAB 7: SEJARAH PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA.  PROGRAM PERSIAPAN SBMPTN BIMBINGAN ALUMNI UI www.bimbinganalumniui.com 1. Berikut ini adalah daerah pertama di yang diduduki oleh tentara Jepang... a. Aceh, Lampung, Bali b. Morotai, Biak, Ambon c. Tarakan, Pontianak, Samarinda d. Bandung, Sukabumi,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Negara Jepang banyak menghasilkan berbagai macam karya. Baik berupa

BAB 1 PENDAHULUAN. Negara Jepang banyak menghasilkan berbagai macam karya. Baik berupa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Jepang banyak menghasilkan berbagai macam karya. Baik berupa karya sastra, maupun entertainment/pertunjukan berupa film. Film adalah satu rangkaian gambaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mengenang sejarah Jerman akan selalu tertuju pada Perang Dunia II dan sosok pemimpinnya yaitu Adolf Hitler. Adolf Hitler menjabat sebagai kanselir Jerman di usia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Bandung merupakan sebuah kota yang terletak di Propinsi Jawa Barat yang merupakan salah satu bagian wilayah di Negara Indonesia. Kota ini dalam sejarahnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Faktor kondisi geografis, sumber daya manusia, dan sumber daya alam

BAB I PENDAHULUAN. Faktor kondisi geografis, sumber daya manusia, dan sumber daya alam BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Faktor kondisi geografis, sumber daya manusia, dan sumber daya alam suatu negara selalu menjadi salah satu faktor utama kemenangan atau kekalahan suatu negara

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Nagasaki, Jepang akhirnya menyerah tanpa syarat pada sekutu pada tanggal 15

1. PENDAHULUAN. Nagasaki, Jepang akhirnya menyerah tanpa syarat pada sekutu pada tanggal 15 1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setelah Kota Hiroshima dijatuhi bom atom oleh Sekutu tanggal 6 Agustus 1945, keesokan harinya tanggal 9 Agustus 1945 bom atom kedua jatuh di Kota Nagasaki, Jepang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia selalu mengalami yang namanya perubahan. Perubahan tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui peristiwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan Sekutu memutus jalur suplai dari udara maupun laut mengakibatkan pertahanan Jerman-Italia dapat dikalahkan di Afrika Utara. Sehingga kemenangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengecap pahitnya penderitaan dalam sejarah masa lalunya sebagai bangsa

BAB I PENDAHULUAN. mengecap pahitnya penderitaan dalam sejarah masa lalunya sebagai bangsa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan satu dari sekian bangsa yang pernah mengecap pahitnya penderitaan dalam sejarah masa lalunya sebagai bangsa yang dijajah bangsa lain.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Jepang dan Italia melawan Sekutu membawa pengaruh terhadap perubahan situasi negara-negara

PENDAHULUAN. Jepang dan Italia melawan Sekutu membawa pengaruh terhadap perubahan situasi negara-negara PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Keberhasilan Jepang menghancurkan pangkalan laut Amerika di Pearl Harbour merupakan awal keterlibatan Jepang di Perang Dunia Kedua. Pecahnya Perang Dunia Kedua yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Sejarah Korea yang pernah berada di bawah kolonial kekuasaan Jepang menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi sumber

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - SEJARAH BAB 1. Perang Dunia IIlatihan soal 1.2

SMP kelas 9 - SEJARAH BAB 1. Perang Dunia IIlatihan soal 1.2 1. Negara-negara yang tergabung dalam blok fasis adalah... Jerman, Jepang, dan Italia Jerman, Jepang, dan Inggris Jepang, Italia, dan Uni Soviet Jerman, Hungaria, dan Amerika Serikat SMP kelas 9 - SEJARAH

Lebih terperinci

RESUME BUKU. : Pengantar Sejarah Indonesia Baru : Sejarah Pergerakan Nasional Dari. Kolonialisme sampai Nasionalisme (Jilid 2)

RESUME BUKU. : Pengantar Sejarah Indonesia Baru : Sejarah Pergerakan Nasional Dari. Kolonialisme sampai Nasionalisme (Jilid 2) RESUME BUKU Pengantar Sejarah Indonesia Baru: Sejarah Pergerakan Nasional dari Kolonialisme sampai Nasionalisme (Jilid 2) Penulis : Sartono Kartodirdjo Judul : Pengantar Sejarah Indonesia Baru : Sejarah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Perang Dunia II merupakan perang yang didominasi oleh penggunaan taktik perang modern menyangkut strategi, senjata dan peralatan tempur lainnya. Selain itu, pada Perang

Lebih terperinci

menyatakan bertugas melucuti tentara Jepang yang telah kalah pada perang Asia

menyatakan bertugas melucuti tentara Jepang yang telah kalah pada perang Asia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehadiran uang 1 di suatu daerah merupakan hal yang menarik untuk dikaji, terutama di suatu negara yang baru memerdekakan diri dari belenggu penjajahan. Uang

Lebih terperinci

BAB V. Kesimpulan. Perubahan sosial di Yogyakarta dipengaruhi oleh perubahan-perubahan pola

BAB V. Kesimpulan. Perubahan sosial di Yogyakarta dipengaruhi oleh perubahan-perubahan pola BAB V Kesimpulan Perubahan sosial di Yogyakarta dipengaruhi oleh perubahan-perubahan pola kelembagaan yang ada. Lembaga-lembaga yang berperan dalam perubahan di Yogyakarta saat ini dapat dikategorikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. 1. Pendudukan Jepang di Indonesia. Dalam usahanya membangun suatu imperium di Asia, Jepang telah

BAB II KAJIAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. 1. Pendudukan Jepang di Indonesia. Dalam usahanya membangun suatu imperium di Asia, Jepang telah BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pendudukan Jepang di Indonesia Dalam usahanya membangun suatu imperium di Asia, Jepang telah meletuskan suatu perang di Pasifik. Pada tanggal 8 Desember 1941

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemenangan Klan Tokugawa dalam Perang Sekigahara (Sekigahara no

BAB I PENDAHULUAN. Kemenangan Klan Tokugawa dalam Perang Sekigahara (Sekigahara no 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemenangan Klan Tokugawa dalam Perang Sekigahara (Sekigahara no Tatakai) pada tahun 1600, menjadikan Tokugawa Ieyasu sebagai shogun 1 dan tanda dimulainya Tokugawa

Lebih terperinci

Indikator. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Materi Pokok dan Uraian Materi. Bentuk-bentukInteraksi Indonesia-Jepang.

Indikator. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Materi Pokok dan Uraian Materi. Bentuk-bentukInteraksi Indonesia-Jepang. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Materi Pokok dan Uraian Materi Indikator Bentuk-bentukInteraksi Indonesia-Jepang Dampak Kebijakan Imperialisme Jepang di Indonesia Uji Kompetensi 2. Kemampuan memahami

Lebih terperinci

BAB II PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA

BAB II PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA BAB II PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA Jepang sebagaimana yang disebutkan pada bab pendahuluan, melakukan pendudukan di Indonesia bersamaan dengan keterlibatannya dalam Perang Dunia II. Karena keterlibatannya

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. Politik Etis membuka era baru dalam perpolitikan kolonial di. Hindia Belanda sejak tahun Pada masa ini diterapkan suatu

BAB I PENGANTAR. Politik Etis membuka era baru dalam perpolitikan kolonial di. Hindia Belanda sejak tahun Pada masa ini diterapkan suatu BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Politik Etis membuka era baru dalam perpolitikan kolonial di Hindia Belanda sejak tahun 1900. Pada masa ini diterapkan suatu politik yang bertujuan untuk melunasi hutang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pendekatan monodisipliner sejarah, peristiwa netralnya

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pendekatan monodisipliner sejarah, peristiwa netralnya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan pendekatan monodisipliner sejarah, peristiwa netralnya Spanyol pada Perang Dunia II tahun 1939-1945 merupakan kejadian tunggal yang tidak dipengaruhi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Tinjauan Pustaka 1. Pendidikan Pendidikan dalam arti luas berarti suatu proses untuk mengembangkan semua aspek kepribadian manusia, yang mencakup

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. pendidikan Islam di Indonesia antara lain dibukanya pendidikan agama di

BAB V PENUTUP. pendidikan Islam di Indonesia antara lain dibukanya pendidikan agama di 118 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Kebijakan-kebijakan pemerintah Jepang dalam kaitannya dengan pendidikan Islam di Indonesia antara lain dibukanya pendidikan agama di sekolah-sekolah yang dikelola oleh Jepang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1936 sampai 1939 merupakan salah satu peristiwa penting yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1936 sampai 1939 merupakan salah satu peristiwa penting yang terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peristiwa Perang Sipil Spanyol (Spanish Civil War) yang terjadi pada tahun 1936 sampai 1939 merupakan salah satu peristiwa penting yang terjadi sesaat sebelum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan. hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan. hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat dan dijadikan milik diri manusia dengan belajar. 1

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Landasan Teori 1. Transportasi Kereta Api Transportasi merupakan dasar untuk pembangunan ekonomi dan perkembangan masyarakat, serta pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. 1 Occupation of Japan : Policy and Progress (New York: Greenwood Prees,1969), hlm 38.

1. PENDAHULUAN. 1 Occupation of Japan : Policy and Progress (New York: Greenwood Prees,1969), hlm 38. 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II menyebabkan negara ini kehilangan kedaulatannya dan dikuasai oleh Sekutu. Berdasarkan isi dari Deklarasi Potsdam, Sekutu sebagai

Lebih terperinci

CIREBON MASA PENDUDUKAN JEPANG ( )

CIREBON MASA PENDUDUKAN JEPANG ( ) CIREBON MASA PENDUDUKAN JEPANG (1942 1945) MAKALAH Disajikan dalam Seminar Rencana Penyusunan Buku Sejarah Cirebon Diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat dan Pemerintah Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena kekalahannya dalam Perang Dunia II. Jendral Douglas MacArthur yang

BAB I PENDAHULUAN. karena kekalahannya dalam Perang Dunia II. Jendral Douglas MacArthur yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada tahun 1952 Jepang mulai menata kembali kehidupan politiknya setelah tentara Amerika Serikat mulai menduduki Jepang pada tanggal 2 September 1945 karena

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. dinobatkan sebagai sultan kemudian menjadi Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun

BAB V KESIMPULAN. dinobatkan sebagai sultan kemudian menjadi Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun BAB V KESIMPULAN Sri Sultan Hamengkubuwono IX naik tahta menggantikan ayahnya pada tanggal 18 Maret 1940. Sebelum diangkat menjadi penguasa di Kasultanan Yogyakarta, beliau bernama Gusti Raden Mas (GRM)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. II ( ) pada umumnya memiliki sudut pandang Sekutu sentris, dengan kata

BAB I PENDAHULUAN. II ( ) pada umumnya memiliki sudut pandang Sekutu sentris, dengan kata BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini sumber-sumber literatur tentang sejarah Perang Dunia II (1939-1945) pada umumnya memiliki sudut pandang Sekutu sentris, dengan kata

Lebih terperinci

SEKILAS SEJARAH KEBANGKITAN NASIONAL

SEKILAS SEJARAH KEBANGKITAN NASIONAL SEKILAS SEJARAH KEBANGKITAN NASIONAL Oleh: Yustina Hastrini Nurwanti (Balai Pelestarian Nilai Budaya Yogyakarta) I.Pendahuluan Kebangkitan nasional adalah masa di mana bangkitnya rasa dan semangat persatuan,

Lebih terperinci

1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME

1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME 1 1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME Dalam sejarahnya, manusia memang sudah ditakdirkan untuk berkompetisi demi bertahan hidup. Namun terkadang kompetisi yang dijalankan manusia itu tidaklah sehat dan menjurus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu, Kota Sibolga juga memiliki kapalkapal

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu, Kota Sibolga juga memiliki kapalkapal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sibolga merupakan satu kota yang dikenal sebagai Kota Bahari, Sibolga memilki sumber daya kelautan yang sangat besar. Selain pemandangan alamnya yang begitu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini. Penelitian-penelitian tersebut, antara

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini. Penelitian-penelitian tersebut, antara BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan, baik skripsi maupun hasil penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa penelitian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perhatian yang khusus. Perjuangan dalam pergerakan kebangsaan Indonesia

I. PENDAHULUAN. perhatian yang khusus. Perjuangan dalam pergerakan kebangsaan Indonesia 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Abad ke 20 bukan hanya menjadi saksi perjuangan bangsa Indonesia, akan tetapi dalam hal gerakan-gerakan anti penjajahan yang bermunculan di masa ini menarik perhatian

Lebih terperinci

2015 DAMPAK DOKTRIN BREZHNEV TERHADAP PERKEMBANGAN POLITIK DI AFGHANISTAN

2015 DAMPAK DOKTRIN BREZHNEV TERHADAP PERKEMBANGAN POLITIK DI AFGHANISTAN 1 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Setelah berakhirnya perang dunia kedua, muncul dua kekuatan besar di dunia yaitu Uni Soviet dan Amerika Serikat. Kedua negara ini saling bersaing untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat masih berupa non-intervensi. Namun ketika Perang Dunia Kedua

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat masih berupa non-intervensi. Namun ketika Perang Dunia Kedua BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketika Perang Dunia Pertama terjadi, tren utama kebijakan luar negeri Amerika Serikat masih berupa non-intervensi. Namun ketika Perang Dunia Kedua terjadi Amerika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individu atau kegagalan suatu bangsa oleh sebab itu sejarawan perlu untuk

BAB I PENDAHULUAN. individu atau kegagalan suatu bangsa oleh sebab itu sejarawan perlu untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang penting bagi manusia. Pendidikan juga diperlukan jika ingin memperoleh kehidupan yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Sejarah Indonesia pada periode merupakan sejarah yang menentukan

PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Sejarah Indonesia pada periode merupakan sejarah yang menentukan PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Sejarah Indonesia pada periode 1945-1950 merupakan sejarah yang menentukan masa depan bangsa ini, karena pada periode inilah bangsa Indonesia mencapai titik puncak perjuangan

Lebih terperinci

BAB V ZAMAN PENJAJAHAN JEPANG DAN PERANG DUNIA II

BAB V ZAMAN PENJAJAHAN JEPANG DAN PERANG DUNIA II 101 BAB V ZAMAN PENJAJAHAN JEPANG DAN PERANG DUNIA II A. Awal Kedatangan Jepang Awal mula ekspansi Jepang ke wilayah Papua didasari oleh kebutuhan Jepang akan minyak bumi untuk keperluan perang. Menipisnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda

BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia di jajah oleh bangsa Eropa kurang lebih 350 tahun atau 3.5 abad, hal ini di hitung dari awal masuk sampai berakhir kekuasaannya pada tahun 1942. Negara eropa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kita. Konflik tersebut terjadi karena interaksi antar kedua negara atau lebih

BAB I PENDAHULUAN. kita. Konflik tersebut terjadi karena interaksi antar kedua negara atau lebih 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konflik internasional antar dua negara cukup terdengar akrab di telinga kita. Konflik tersebut terjadi karena interaksi antar kedua negara atau lebih terganggu akibat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Rusia merupakan negara federasi yang terbentuk pasca keruntuhan Uni Soviet. Sebagai negara baru, Rusia berusaha untuk membangun kembali kejayaan seperti

Lebih terperinci

: SARJANA/DIPLOMA. PETUNJUK KHUSUS Pilihlah salah satu jawaban yang saudara anggap paling tepat diantara 5 pilihan yang tersedia

: SARJANA/DIPLOMA. PETUNJUK KHUSUS Pilihlah salah satu jawaban yang saudara anggap paling tepat diantara 5 pilihan yang tersedia MATA UJIAN BIDANG TINGKAT : P.ENGETAHUAN UMUM : SEJARAH : SARJANA/DIPLOMA PETUNJUK UMUM 1) Dahulukan menulis nama dan nomor peserta pada lembar jawaban 2) Semua jawaban dikerjakan di lembar jawaban yang

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi yang berjudul Peristiwa Mangkok Merah (Konflik Dayak Dengan Etnis Tionghoa Di Kalimantan Barat Pada Tahun 1967), berisi mengenai simpulan

Lebih terperinci

Amerika Tanam Pengaruh di Asia Sejak Desember 1949

Amerika Tanam Pengaruh di Asia Sejak Desember 1949 Amerika Tanam Pengaruh di Asia Sejak Desember 1949 http://forum.viva.co.id/showthread.php?t=1896354 Jika kita telisik lebih mendalam, sebenarnya kebijakan strategis AS untuk menguasai dan menanam pengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menguasai Nusantara, bangsa China telah terlebih dahulu menginjakkan kaki di

BAB I PENDAHULUAN. menguasai Nusantara, bangsa China telah terlebih dahulu menginjakkan kaki di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang China adalah salah satu negara di Asia yang mempunyai hubungan erat dengan Indonesia. Sebelum negara Indonesia terbentuk dan sebelum Belanda menguasai Nusantara, bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa tersebut sangat dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran, baik itu watak, kepercayaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan Restorasi Meiji di Jepang yang berdampak pada proses modernisasi

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan Restorasi Meiji di Jepang yang berdampak pada proses modernisasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendudukan Jepang di Indonesia merupakan bagian dari rangkaian politik imperealismenya di Asia Tenggara. Kedatangannya di Indonesia merupakan bagian dalam usahanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Yofa Fadillah Hikmah, 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Yofa Fadillah Hikmah, 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perang merupakan suatu konflik dua pihak atau lebih dan dapat melalui kontak langsung maupun secara tidak langsung, biasanya perang merupakan suatu hal yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Karakter disiplin sangat penting dalam menunjang kemajuan dan keamanan suatu bangsa.dalam kehidupan militer, disiplin merupakan faktor utama yang selalu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Arni Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Arni Febriani, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jepang adalah sebuah negara kepulauan di Asia Timur. Letaknya di ujung barat Samudra Pasifik, di sebelah timur Laut Jepang, dan bertetangga dengan Republik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin menguasai Indonesia. Setelah Indonesia. disebabkan karena sulitnya komunikasi dan adanya sensor dari Jepang.

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin menguasai Indonesia. Setelah Indonesia. disebabkan karena sulitnya komunikasi dan adanya sensor dari Jepang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perang Medan Area merupakan suatu peristiwa dimana perjuangan rakyat Medan melawan sekutu yang ingin menguasai Indonesia. Setelah Indonesia memproklamasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. India dan Pakistan merupakan dua negara yang terletak di antara Asia

BAB I PENDAHULUAN. India dan Pakistan merupakan dua negara yang terletak di antara Asia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah India dan Pakistan merupakan dua negara yang terletak di antara Asia Tengah dan Asia Tenggara yang terlingkup dalam satu kawasan, yaitu Asia Selatan. Negara-negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proklamasi kemerdekaan Indonesia tidak serta merta mengakhiri perjuangan rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan yang

Lebih terperinci

Usaha pendudukan yang dilakukan Pemerintahan Militer Jepang untuk menguasai

Usaha pendudukan yang dilakukan Pemerintahan Militer Jepang untuk menguasai 2 Pendudukan atas pulau Sumatera juga dimaksudkan oleh Jepang untuk dijadikan pangkalan pengawasan terhadap kapal-kapal milik Sekutu di Samudera Hindia bagian barat, juga sebagai daerah pemasok bahan makanan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh dalam bidang pendidikan khususnya di Sumatera Timur. perkembangan sehingga kekuasan wilayahnya semakin luas, disamping

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh dalam bidang pendidikan khususnya di Sumatera Timur. perkembangan sehingga kekuasan wilayahnya semakin luas, disamping BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu upaya bagi manusia untuk mencapai suatu tingkat kemajuan, sebagai sarana untuk membebaskan dirinya dari keterbelakangan, dan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mula-mula kedatangan tentara Jepang disambut gembira dan diterima

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mula-mula kedatangan tentara Jepang disambut gembira dan diterima 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mula-mula kedatangan tentara Jepang disambut gembira dan diterima dengan tangan terbuka oleh rakyat Indonesia yang memang sudah sangat merindukan kemerdekaan

Lebih terperinci

BAB I PASUKAN KAMIKAZE DALAM SEJARAH MILITER JEPANG PADA PERANG DUNIA II

BAB I PASUKAN KAMIKAZE DALAM SEJARAH MILITER JEPANG PADA PERANG DUNIA II BAB I PASUKAN KAMIKAZE DALAM SEJARAH MILITER JEPANG PADA PERANG DUNIA II 1.1 Latar Belakang Masalah Perang adalah sebuah aksi fisik dan non fisik (dalam arti sempit, adalah kondisi permusuhan dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah sebagai suatu narasi besar diperlihatkan melalui peristiwa dan

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah sebagai suatu narasi besar diperlihatkan melalui peristiwa dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah sebagai suatu narasi besar diperlihatkan melalui peristiwa dan tokoh besar dengan mendokumentasikan asal-usul kejadian, menganalisis geneologi, lalu membangun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tanggal 26 Juli 1945, diumumkanlah Deklarasi Potsdam untuk Jepang, yang ditandatangani oleh ketiga pemimpin pemerintahan negara Sekutu yaitu Amerika Serikat,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB II GAMBARAN UMUM BAB II GAMBARAN UMUM 2.1. Jepang Pasca Perang Dunia II Pada saat Perang Dunia II, Jepang sebagai negara penyerang menduduki negara Asia, terutama Cina dan Korea. Berakhirnya Perang Dunia II merupakan kesempatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Rinrin Desti Apriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Rinrin Desti Apriani, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Invasi dan pendudukan Vietnam ke Kamboja yang dilakukan pada akhir tahun 1978 merupakan peristiwa yang begitu mengejutkan baik bagi Kamboja sendiri maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuka pikirannya serta menerima hal-hal baru yang mengajarkan bagaimana

BAB I PENDAHULUAN. membuka pikirannya serta menerima hal-hal baru yang mengajarkan bagaimana BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memberikan nilai-nilai tertentu bagi manusia terutama dalam membuka pikirannya serta menerima hal-hal baru yang mengajarkan bagaimana manusia dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. moral dan juga nasionalisme. Hal tersebut melatarbelakangi pendirian Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. moral dan juga nasionalisme. Hal tersebut melatarbelakangi pendirian Sekolah BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pendidikan merupakan salah satu faktor pembangunan dan kemajuan suatu bangsa. Pendidikan memberikan ilmu pengetahuan serta menanamkan ajaran moral dan juga nasionalisme.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil pembahasan yang telah dipaparkan pada Bab sebelumnya dapat diambil kesimpulan bahwa Bandung pada periode revolusi fisik tahun 1945-1948 merupakan waktu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan peri-keadilan (MPR RI, 2012: 2).

I. PENDAHULUAN. dan peri-keadilan (MPR RI, 2012: 2). 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemerdekaan merupakan hak setiap bangsa untuk terlepas dan terbebas dari tekanan bangsa lain. Hal ini senada dengan isi pembukaan UUD 1945. Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Abad XX merupakan sebuah zaman baru dalam politik kolonial yang dengan diberlakukannya politik etis. Politik etis merupakan politis balas budi Kolonial dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN masih menyisakan satu persoalan yaitu masalah status Irian Barat. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN masih menyisakan satu persoalan yaitu masalah status Irian Barat. Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hasil Perjanjian Komisi Meja Bundar antara Indonesia dengan Belanda pada tahun 1949 masih menyisakan satu persoalan yaitu masalah status Irian Barat. Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah Barat di Nusantara. Perjuangan itu berawal sejak kedatangan bangsa Portugis

Lebih terperinci

M PERANAN HASAN SADIKIN DALAM BIDANG KESEHATAN DI JAWA BARAT TAHUN

M PERANAN HASAN SADIKIN DALAM BIDANG KESEHATAN DI JAWA BARAT TAHUN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selama ini nama-nama pejuang pergerakan nasional yang turut berperang di kancah peperangan dan bernegosiasi di meja diplomasi pada umumnya banyak yang telah dikenal

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi Irak Di Bawah Kepemimpinan Saddam Hussein (Kejayaan Sampai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi Irak Di Bawah Kepemimpinan Saddam Hussein (Kejayaan Sampai 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini akan menguraikan mengenai metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengkaji permasalahan yang berhubungan dengan judul skripsi Irak Di Bawah Kepemimpinan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Abdulgani, H. Roeslan, Ganyang Setiap Bentuk Neo-Kolonialisme yang Mengepung Republik Indonesia, dalam Indonesia, 1964-B

DAFTAR PUSTAKA. Abdulgani, H. Roeslan, Ganyang Setiap Bentuk Neo-Kolonialisme yang Mengepung Republik Indonesia, dalam Indonesia, 1964-B BAB V KESIMPULAN Jepang menjadi lumpuh akibat dari kekalahanya pada perang dunia ke dua. Namun, nampaknya karena kondisi politik internasional yang berkembang saat itu, menjadikan pemerintah pendudukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sama halnya dengan Indonesia, Filipina merupakan sebuah negara dengan sejarah yang

BAB I PENDAHULUAN. Sama halnya dengan Indonesia, Filipina merupakan sebuah negara dengan sejarah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sama halnya dengan Indonesia, Filipina merupakan sebuah negara dengan sejarah yang panjang. Perjuangan rakyat Filipina dalam melepaskan diri dari penjajahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat perdagangan. Aceh banyak menghasilkan lada dan tambang serta hasil hutan. Oleh karena itu, Belanda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa kerajaan-kerajaan di Nusantara, kedudukan perempuan berada

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa kerajaan-kerajaan di Nusantara, kedudukan perempuan berada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa kerajaan-kerajaan di Nusantara, kedudukan perempuan berada di bawah pengaruh laki-laki. Kadang perempuan dijadikan alat politik untuk memperoleh kekuasaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu negara yang patut diperhitungkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu negara yang patut diperhitungkan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Jepang merupakan salah satu negara yang patut diperhitungkan dalam perekonomian dunia. Jepang dewasa ini menjadi negara yang paling maju di Asia bahkan di

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing.

BAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing. BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 yang diucapkan oleh Soekarno Hatta atas nama bangsa Indonesia merupakan tonggak sejarah berdirinya

Lebih terperinci

Ebook dan Support CPNS Ebook dan Support CPNS. Keuntungan Bagi Member cpnsonline.com:

Ebook dan Support CPNS   Ebook dan Support CPNS. Keuntungan Bagi Member cpnsonline.com: SEJARAH NASIONAL INDONESIA 1. Tanam paksa yang diterapkan pemerintah colonial Belanda pada abad ke-19 di Indonesia merupakan perwujudan dari A. Dehumanisasi masyarakat Jawa B. Bekerjasama dengan Belanda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik di masa yang akan datang. Pendidikan juga dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik di masa yang akan datang. Pendidikan juga dipandang sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Pendidikan sangat penting peranannya dalam kehidupan manusia, karena pendidikan merupakan sarana ataupun alat untuk mengubah kehidupan seseorang menjadi lebih baik di

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Pertama, mengenai tingkat kehidupan manusia dari masa pra sejarah sampai

BAB V KESIMPULAN. Pertama, mengenai tingkat kehidupan manusia dari masa pra sejarah sampai BAB V KESIMPULAN Pertama, mengenai tingkat kehidupan manusia dari masa pra sejarah sampai masa penjajahan Belanda merupakan hal yang sangat kompleks. Tan Malaka sedikit memberikan gambaran mengenai kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Taufik Hidayat, 2014 Peranan Adolf Hitler dalam perkembangan Schutzstaffel ( )

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Taufik Hidayat, 2014 Peranan Adolf Hitler dalam perkembangan Schutzstaffel ( ) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam sejarah, aktor merupakan figur yang penting, baik sebagai individu, maupun sebagai partisipan dalam kelompok atau masyarakat. Secara kolektif, masyarakat

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi politik di Pakistan tak pernah jauh dari pemberitaan media internasional, kekacauan politik seolah menjadi citra buruk di mata internasional. Kekacauan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Wilayah pedesaan umumnya adalah wilayah yang penduduknya

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Wilayah pedesaan umumnya adalah wilayah yang penduduknya BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Wilayah pedesaan umumnya adalah wilayah yang penduduknya mempunyai kegiatan utama yang bergerak dibidang pertanian, termasuk dalam pengelolaan sumber daya alam di wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. minyak Belanda ini mendorong diberlakukannya Undang-Undang Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. minyak Belanda ini mendorong diberlakukannya Undang-Undang Pemerintah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era industri migas dikelompokkan menjadi tiga era yaitu era kolonial belanda, era awal kemerdekaan, dan era industri migas modern. Era kolonial Belanda ditandai

Lebih terperinci