BAB I PENDAHULUAN. upaya mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Sekutu yang ingin

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. upaya mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Sekutu yang ingin"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasca proklamasi 17 Agustus 1945 Bangsa Indonesia dihadapkan kepada upaya mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Sekutu yang ingin menancapkan kembali kekuasaan Belanda di Indonesia. Pasukan Sekutu yang bertugas di Indonesia merupakan komando bawahan dengan nama Allied Forces Netherlands East Indies (AFNEI). Pada mulanya kedatangan pasukan Sekutu tersebut disikapi dengan netral oleh pihak Indonesia, akan tetapi setelah diketahui bahwa kedatangan pasukan Sekutu tersebut membonceng Netherlands Indische Civil Administration (NICA ) yang terang-terangan hendak menegakkan kembali kekuasaan Hindia Belanda, sikap Indonesia mulai berubah (Poesponegoro dan Notosusanto, 1993: 122). Kedatangan Pasukan Sekutu di berbagai kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Semarang dan Surabaya menimbulkan insiden-insiden bahkan pertempuran pertempuran dengan pihak RI. Hal itu terjadi karena setiap tempat yang dijadikan pendaratan tentara Sekutu kehadirannya selalu diikuti oleh tindakan-tindakan provokasi dan teror terhadap rakyat dan pemimpin-pemimpin RI dengan tidak menghargai kedaulatan Republik Indonesia (Nasution, 1978: 68). Reaksi Bangsa Indonesia terhadap provokasi Sekutu diwujudkan dengan perlawanan-perlawanan hebat yang terjadi di berbagai daerah. Eforia revolusi seakan menggema di semua wilayah demi satu tujuan mempertahankan Herdiana, 2012 Pelajar di Medan Tempur... Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

2 2 kemerdekaan yang telah diraih. Hal tersebut digambarkan Ricklefs (2004: 437) sebagai berikut : Hal ini didukung oleh pihak Nahdlatul Ulama dan Masyumi pada bulan Oktober dan awal bulan November 1945 yang menyatakan bahwa perang mempertahankan tanah air Indonesia adalah Perang Sabil, suatu kewajiban atas semua muslim. Para kyai dan murid-murid mereka mulai mengalir dari pesantren-pesantren di Jawa Timur ke Surabaya (Ricklefs, 2004: 437). Merujuk kepada pernyataan Ricklefs, terlihat jelas bahwa pasca proklamasi 17 Agustus 1945 Bangsa Indonesia dihadapkan kepada suatu masa untuk mempertahankan kemerdekaan yang telah diraih. Adapun pada kurun waktu tersebut yaitu tahun dinilai sebagai suatu masa yang penting bagi Bangsa Indonesia, karena pada masa itu terdapat usaha-usaha Bangsa Indonesia untuk memperoleh pengakuan internasional bagi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, baik melalui saluran perjuangan fisik maupun jalur diplomasi (Reid, 1996: 295). Saluran perjuangan fisik atau berperang merupakan salah satu jalan yang ditempuh dalam upaya perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Dalam upaya tersebut Tentara Nasional Indonesia (TNI) bukan satu-satunya pihak yang dilibatkan, melainkan segenap rakyat Indonesia turut serta terjun ke medan tempur. Termasuk di dalamnya terdapat sekumpulan pelajar yang turut serta mengangkat senjata bertempur melawan Tentara Sekutu, mereka dikenal dengan sebutan Pelajar Pejuang atau Tentara Pelajar. Keikutsertaan para pelajar dalam perjuangan merupakan sebuah fenomena sejarah yang unik dan khas, ketika sekumpulan para pelajar yang masih remaja belia berusia belasan tahun dengan swakarya dan didorong oleh hati nuraninya sendiri merebut dan mengangkat

3 3 senjata untuk mempertahankan kemerdekaan tanah air dari tangan penjajah yang lebih kuat persenjataanya (Asmadi,1985: 12). Ketika BKR (Badan Keamanan Rakyat) dibentuk pada tanggal 22 Agustus 1945 yang nantinya menjadi cikal bakal TNI (Dinas Sejarah Militer TNI-AD, 1972: 39), di dalamnya terdapat kesatuan khusus untuk menampung semangat juang yang terdiri dari para pelajar-pelajar sekolah tingkat menengah dan lanjutan yang menamakan dirinya sebagai BKR/Pelajar atau BKR/P (Imran dan Ariwiadi, 1985: 25). Ciri khas dari BKR/P adalah memakai seragam dan tutup kepala peci/muts berwarna kuning drill yang diperoleh dari hasil rampasan dari gudanggudang perbekalan Jepang. Para pelajar pejuang tersebut berasal dari berbagai wilayah di Surabaya yang masih berstatus murid dan masih duduk di bangku sekolah lanjutan pertama dan sekolah lanjutan atas (SMP dan SMA), memiliki sikap bahwa: Pelajar-pelajar sekolah lanjutan Surabaya menuntut kemerdekaan Indonesia tidak bersyarat selekas-lekasnya, ikut serta langsung dalam pembelaan negara, mengubah semua aba-aba bahasa Jepang dengan abaaba Bahasa Indonesia (Imran dan Ariwiadi, 1985: 21). Sikap tersebut dalam pandangan Sagimun (1989: 2) yang membedakan revolusi di Indonesia dengan revolusi di negara lain dimana para pelajar ikut turut serta berperang mempertahankan kemerdekaan. Hal tersebut yang menjadi awal keresahan peneliti, adapun pada kurun waktu tersebut Indonesia baru merdeka, jumlah golongan terpelajar di Indonesia masih terbatas. Di Jawa saja hanya di beberapa kota besar saja yang memiliki Sekolah Menengah Tingkat Atas (SMTA), tidak semua ibukota kabupaten memiliki SMTA. Karena keterbatasan dan kelangkaan jumlah kaum terdidik pada

4 4 waktu itu dan dihadapkan dengan para pelajar yang ikut turut berperang melawan Sekutu, terdapat kekhawatiran jika para pelajar sekolah lanjutan tersebut sampai tewas di medan pertempuran. Hal tersebut berarti pemborosan nyawa mereka, sedang tenaga dan pikiran mereka sangat diperlukan di kemudian hari. Harapannya adalah para pelajar tetap belajar seperti biasa tanpa perlu ikut terjun ke medan tempur, urusan bertempur biarlah TNI dan badan-badan atau laskar perjuangan yang terlibat di dalamnya. Akan tetapi pada kenyataanya para pelajar dengan tegas menolak anggapan bahwa tugas para pelajar hanyalah semata-mata untuk belajar, soal lain seperti bertempur atau berperang membela dan mempertahankan tanah air yang beresiko bahaya adalah urusan tentara bukan urusan pelajar. Para pelajar saat itu berpendapat tugas pelajar jikalau bangsa dan negara sedang terancam bahaya maka tugas utama mereka adalah beralih membela serta mempertahankan negara dan bangsa. Dengan perkataan lain buku dan pena harus diganti dengan senjata, hal ini dipertegas dengan semboyan mereka, yaitu: Lebih baik mati berkalang tanah daripada hidup menjadi pelajar jajahan (Sagimun, 1989: 5). Ketika meletus Pertempuran Surabaya para pelajar turut berperan dalam berbagai pertempuran mempertahankan kemerdekaan. Semenjak tanggal 25 Oktober 1945 awal pertempuran di Surabaya, Pasukan BKR/P telah mengkonsolidasikan kekuatan, yaitu di desa Kaliwaron sebelah timur Surabaya untuk mengadakan persiapan-persiapan mental dan fisik sambil menunggu perintah dari pimpinan BKR kota (Imran dan Ariwiadi, 1985: 28). Pada akhirnya pasukan-pasukan pelajar ini diberikan tugas oleh pimpinan BKR kota untuk

5 5 merebut kembali gedung Hogere Burger School (HBS) yang telah diduduki oleh Tentara Gurkha. Para pelajar yang turut bertempur tersebut tergabung ke dalam badanbadan perjuangan yang mengatasnamakan pelajar, seperti Tentara Pelajar (TP) dan Tentara Republik Indonesia Pelajar (TRIP). Diantara badan-badan tersebut terdapat sekumpulan pelajar yang berlatarbelakang sekolah lanjutan teknik seperti: Sekolah Menengah Tekhnik Tinggi, Sekolah Tekhnik, Sekolah Radio, Sekolah Pertukangan yang berada di sekitar Sawahan, Surabaya yang menamakan dirinya sebagai Tentara Genie Pelajar (TGP). Menurut Moekhardi (1983: 14) kesatuan ini lahir dalam suasana pertempuran melawan tentara Sekutu di Surabaya. Mereka merupakan sekumpulan pelajar teknik yang dibekali keterampilan militer dan turut berjuang dalam garis komando yang jelas. ini yang membedakannya dengan laskar laskar. Keterampilan militer yang didapat dari sistem pendidikan Jepang, dijadikan modal dasar TGP terlibat dalam aksi heroik melawan Tentara Belanda yang memiliki persenjataan dan pengalaman bertempur yang lebih canggih dan modern. Walaupun tidak berperan besar dalam Pertempuran Surabaya 10 November 1945, akan tetapi peristiwa itu dijadikan pengalaman pertama mereka terjun langsung ke medan tempur. Minimnya persenjataan dalam lingkungan TGP tidak membuat surutnya perjuangan yang mereka lakukan. Pelucutan senjata dari bekas tentara Jepang serta sisa-sisa pengepungan Tentara Belanda yang meninggalkan senjatanya merupakan cara yang digunakan untuk mendapatkan persenjataan (Asmadi, 1985: 15).

6 6 Munculnya Konsep Tentara Genie Pelajar sendiri merupakan jalan tengah yang disepakati oleh para anggota setelah beberapa kali berganti nama. Konsep TGP diambil guna menggambarkan perjuangan mereka yang pada waktu itu dihadapkan kepada 2 pilihan utama yaitu, mempelopori perjuangan bersenjata dengan konsekuensi meninggalkan bangku sekolah ataukah kembali ke sekolah dan belajar sebagai pelajar biasa tidak lagi terjun ke medan tempur. Nama tersebut dicetuskan oleh Soenarto yang kemudian mengumumkan 2 Februari 1947 sebagai hari lahirnya TGP. Basis perjuangan TGP pada awalnya hanya di wilayah Jawa Timur dengan Surabaya sebagai tempat asal mula kesatuan ini dibentuk. Seiring dengan dibukanya sekolah-sekolah teknik baru, basis perjuanganya tidak hanya di Surabaya saja akan tetapi berkembang ke daerah lain di Jawa Timur seperti: Malang, Blitar, Madiun, Pati bahkan sampai ke Yogyakarta dan Solo. Selama Perang Kemerdekaan Indonesia berlangsung, tercatat peristiwa besar dalam Perang Kemerdekaan seperti Agresi Militer Belanda I dan Agresi Militer Belanda II TGP terlibat didalamnya. Melalui pengetahuan yang mereka dapatkan dari sekolah, para TGP bertugas sebagai perakit bom-bom sederhana, pemasangan dan pembuatan ranjau darat, bahkan sampai merakit senjata sendiri. Ranjau dan bom tersebut dipasang di jalan dan jembatan yang diperkirakan akan dilewati oleh Belanda. Hal tersebut dilakukan untuk menghambat dan menguras tenaga musuh sehingga membuntukan jalan mereka (Imran dan Ariwiadi, 1985: 20). Pemberlakuan kebijakan Reorganisasi dan Rasionalisasi (Rera) oleh Kabinet Hatta awal tahun 1948, dengan tujuan efisiensi jumlah tentara,

7 7 berdampak pada perubahan struktur keorganisasian TGP. Bersama dengan organisasi-organisasi perjuangan pelajar lainnya seperti TRIP, TP dan Corps Mahasiswa (CM) Batalyon TGP dimasukan ke dalam satu Brigade yang dinamakan Brigade XVII di bawah pimpinan Letnan Soedarto (Dinas Sejarah TNI-AD, 1972: 42). Pada saat tergabung ke dalam Brigade XVII Batalyon TGP terdiri 4 Kompi, yaitu Kompi I berkedudukan di Blitar, Kompi II di Madiun, Kompi III di Solo dan Kompi IV di Yogyakarta (Moekhardi, 1983: 92). Berdasarkan pemaparan diatas peneliti merasa tertarik dan perlu untuk mengkaji lebih dalam mengenai peranan Tentara Genie Pelajar tersebut. Hal tersebut didasarkan kepada : Pertama, keikutsertaan para pelajar untuk turut terjun dalam perjuangan bersenjata merupakan fenomena sejarah yang unik dan khas, berbeda dengan perjuangan bersenjata di negara lain, seperti Vietnam dan Myanmar. Khususnya satuan Tentara Genie Pelajar yang merupakan salah satu kesatuan dari tentara pelajar dan tergabung ke dalam Brigade Detasemen XVII bersama TP dan TRIP yang diakui bagian dari Tentara Nasional Indonesia. Para pelajar sekolah yang harusnya belajar lebih memilih untuk menerjunkan diri dalam perjuangan bersenjata. Dalam perjuangannya TGP memiliki peranan yang cukup penting dan berbeda dalam hal strategi, penugasan dan cara bertempurnya yang membedakan dengan TP dan TRIP. TGP memiliki kemampuan di bidang teknisi-teknisi persenjatan dan perakitan sejumlah komponen-komponen yang sangat membantu TNI pada waktu itu. Kedua, tulisan- tulisan yang mengkaji mengenai perjuangan tentara pelajar sudah banyak dilakukan akan tetapi tulisan yang spesifik membahas mengenai

8 8 Tentara Genie Pelajar secara khusus, sejauh peneliti yang ketahui masih minim. Kebanyakan tulisan yang telah dibuat bertemakan tentang perjuangan pelajar yang mengkaji mengenai satuan Tentara Pelajar (TP) Tentara Republik Indonesia Pelajar (TRIP). Ketiga, peneliti ingin mengangkat kembali perjuangan pelajar yang telah berkontribusi dalam mempertahankan kemerdekaan. Peneliti ingin menunjukan kepada para pelajar zaman sekarang bahwa mereka harus meneladani dan menghargai jasa-jasa para pahlawan pelajar yang telah mengorbankan jiwa dan raganya demi kemerdekaan Indonesia melalui tulisan ini. Adapun alasan peneliti mengambil periode , yaitu selain karena periode tersebut merupakan periode Revolusi Kemerdekaan, tepatnya pada bulan September 1945 terbentuk apa yang disebut dengan staf-staf rayon, dimana seluruh satuan pelajar yang ada di Surabaya tergabung dalam staf tersebut. TGP atau Genie Pelajar tergabung ke dalam Staf II dari 4 staf yang terbentuk tersebut. Adapun batasan tahun 1950, pada tahun itu para Tentara Pelajar khususnya TGP didemobilisasi dan dibubarkan oleh pemerintah setelah pengakuan kedaulatan hasil dari Konferensi Meja Bundar (KMB). 1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah Masalah utama yang diangkat dan menjadi pertanyaan dalam skripsi ini adalah Bagaimana Peranan Tentara Genie Pelajar pada Masa Revolusi Indonesia di Jawa Timur ( ). Adapun rumusan masalah tersebut dirinci dalam pertanyaan-pertanyaan berikut ini, yaitu:

9 9 1. Bagaimana proses terbentuknya Tentara Genie Pelajar (TGP) di Jawa Timur? 2. Bagaimana peranan dan perjuangan yang telah dilakukan oleh Tentara Genie Pelajar (TGP) di daerah Jawa Timur pada periode tahun ? 3. Bagaimana status dan kedudukan Tentara Genie Pelajar (TGP) setelah proses demobilisasi oleh pemerintah? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian skripsi ini dimaksud untuk menjawab pertanyaanpertanyaan yang telah dikemukakan di dalam rumusan masalah, yaitu: 1. Menjelaskan proses terbentuknya Tentara Genie Pelajar (TGP) di Jawa Timur. 2. Menguraikan peranan dan perjuangan yang telah dilakukan oleh Tentara Genie Pelajar (TGP) di daerah Jawa Timur pada periode tahun Menjelaskan status dan kedudukan Tentara Genie Pelajar (TGP) setelah proses demobilisasi oleh pemerintah. 1.4 Metode Penelitian Untuk mendapatkan jawaban atas suatu hal yang kita ingin ketahui maka kita harus melakukan suatu penelitian, begitu juga dengan penelitian skripsi ini. Untuk mendapatkan sumber-sumber dan bahan yang diperlukan untuk mendapatkan jawaban atas permasalahan dalam penelitian skripsi ini, maka peneliti melakukan sebuah penelitian. Penelitian itu sendiri adalah suatu usaha

10 10 yang dilakukan untuk dapat menemukan jawaban atas masalah-masalah yang dirumuskan dalam penelitian. Dalam melakukan penelitian, tentu kita harus menggunakan sebuah metode yang dapat membantu penelitian menjadi lebih mudah dilaksanakan. Sedangkan metode itu sendiri dapat diartikan sebagai suatu cara untuk berbuat sesuatu, suatu prosedur untuk mengerjakan sesuatu, keteraturan dalam berbuat, berencana, atau suatu susunan dengan sistem yang teratur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis, metode yang biasa digunakan dalam penelitian sejarah. Adapun terdapat empat tahapan yang harus dilakukan dalam melakukan sebuah penelitian sejarah yaitu heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. 1. Heuristik, merupakan tahapan awal yang dilakukan oleh peneliti setelah menentukan topik atau masalah penelitian. Tahapan ini merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk mencari dan mengumpulkan sumber-sumber sejarah yang diperlukan dalam penelitian. Sumber-sumber sejarah dapat dibagi menjadi beberapa jenis, diantaranya sumber lisan dan sumber tertulis. Dalam proses pencarian sumber lisan, peneliti mencari orangorang yang yang berhubungan dengan TGP termasuk keturunannya. Dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan yang sesuai dengan masalah dalam penelitian ini. Selain dari sumber lisan, peneliti juga menggunakan arsip-arsip, dokumen dan video yang berkaitan dengan TGP untuk dijadikan sumber primer. Selain itu juga, peneliti mencari bukubuku yang dipandang relevan dengan permasalahan dalam penelitian ini.

11 11 Secara garis besar dalam proses heuristik ini mengunakan beberapa teknik penelitian, diantaranya sebagai berikut: 1. Studi kepustakaan yaitu mempelajari data-data atau catatan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti dan mempelajari bukubuku atau literatur untuk memperoleh informasi teoritis yang berkenaan dengan masalah penelitian. 2. Studi dokumentasi yakni penelitian yang dilakukan terhadap informasi yang di dokumentasikan dalam rekaman, baik gambar, suara, tulisan, atau lain-lain bentuk rekaman biasanya dikenal dengan penelitian analisa dokumen. 3. Wawancara adalah suatu alat pengumpul data yang digunakan untuk mendapatkan informasi berkenaan dengan pendapat, aspirasi harapan, persepsi, keinginan dan lain-lain dari individu atau responden dengan cara memberikan pertanyaan yang diajukan kepada responden oleh peneliti. Wawancara atau interview dalam suatu penelitian bertujuan mengumpulkan keterangan tentang kehidupan manusia dalam suatu masyarakat serta pendirian-pendirian mereka, merupakan suatu pembantu utama dari metode observasi (Koentjaraningrat, 1997:129). Sebelum seorang peneliti memulai wawancara, ada beberapa masalah yang harus dipecahkan oleh peneliti sebelum melakukan wawancara diantaranya, seleksi individu untuk diwawancara, pendekatan orang yang telah diseleksi untuk diwawancara, dan pengembangan suasana

12 12 lancar dalam wawancara serta usaha untuk menimbulkan pengertian dan bantuan sepenuhnya dari orang yang diwawancara. 2. Kritik, merupakan suatu tahapan yang bertujuan untuk menganilisis dan menilai sumber-sumber sejarah yang telah diperoleh. Kritik ini bertujuan untuk mengetahui sumber yang diperoleh itu relevan atau tidak dengan penelitian yang peneliti lakukan. Dalam hal tersebut adalah sumbersumber yang berhubungan dengan pembahasan Tentara Genie Pelajar. Kritik terbagi menjadi dua, yaitu kritik internal dan kritik eksternal. Kritik internal dilakukan oleh peneliti untuk melihat layak tidaknya isi dari sumber-sumber yang telah diperoleh tersebut untuk selanjutnya dijadikan bahan penelitian dan penelitian. Kritik eksternal dilakukan oleh peneliti untuk melihat bentuk dari sumber tersebut. Dalam tahap ini, peneliti berusaha melakukan penelitian terhadap sumber-sumber yang berkaitan dengan topik penelitian ini. 3. Interpretasi, pada tahap ini peneliti memberikan suatu penafsiran terhadap sumber-sumber penelitian yang telah dikumpulkan selama penelitian berlangsung. Pada tahap ini merupakan tahapan yang paling banyak mengandung subjektifitas. Hal tersebut dikarenakan pada tahap ini, peneliti mengerahkan segenap kemampuannya dalam memberikan penfsiran terhadap fakta-fakta yang telah diperoleh. Fakta-fakta tersebut kemudian dihubungkan satu-sama lain sehingga diperoleh sebuah

13 13 gambaran peristiwa yang utuh serta didukung oleh konsep-konsep tertentu yang relevan dengan pembahasan skripsi. 4. Historiografi, merupakan langkah terakhir dalam penelitian ini. Dalam hal ini peneliti menyajikan hasil temuannya tentang Peranan Tentara Genie Pelajar pada Masa Revolusi Indonesia di Jawa Timur. Adapun isi pembahasannya berdasarkan pertanyaan penelitian yang terdiri dari tiga pertanyaan yang sebelumnya telah dirumuskan dalam rumusan masalah. Dengan cara menyusunnya dalam suatu tulisan yang jelas dalam bahasa yang sederhana dan menggunakan tata bahasa penelitian baik dan benar serta dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. 1.5 Manfaat / Signifikansi Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan oleh peneliti dari hasil penelitian ini adalah: 1. Memperkaya penelitian Sejarah Indonesia terutama mengenai penelitian sejarah yang bertemakan Sejarah Revolusi Indonesia. 2. Memberikan kontribusi berupa informasi kepada masyarakat terutama para pelajar zaman sekarang mengenai jasa-jasa para pelajar yang telah berjuang pada masa Revolusi Kemerdekaan. Meskipun kondisi zamannya berbeda namun ada faktor-faktor yang bersifat konstan, seperti misalnya tuntutan kedewasaan dalam bersikap. Diharapkan setelah membaca tulisan ini dapat dijadikan sumber inspirasi bagi

14 14 pelajar masa kini yang duduk di bangku SMA, SMK, SMP dan lainlain. 1.6 Struktur Organisasi / Sistematika Skripsi. Hasil penelitian disusun dalam lima bab yang terdiri dari Pendahuluan, Tinjauan Pustaka, Metode Penelitian, Pembahasan, dan Kesimpulan. Pembagian ini bertujuan memudahkan sistematisasi dalam penelitian. Bab I Pendahuluan, yaitu menjelaskan mengenai latar belakang masalah yang di dalamnya termuat penjelasan mengapa masalah yang diteliti muncul dan penting serta memuat alasan pemilihan masalah tersebut sebagai judul. Bab ini juga berisi perumusan dan identifikasi masalah yang disajikan dalam bentuk pertanyaan untuk mempermudah peneliti mengkaji dan mengarahkan pembahasan, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penelitian. Bab II Kajian Pustaka, yaitu berisikan tentang penjabaran mengenai literatur yang digunakan dan mendukung terhadap permasalahan yang dikaji, yaitu mengemukakan penjelasan beberapa sumber kepustakaan yang menjadi rujukan serta relevan dengan permasalahan yang akan dibahas yaitu PELAJAR DI MEDAN TEMPUR : Peranan Tentara Genie Pelajar (TGP) Pada Masa Revolusi Indonesia di Jawa Timur Sejauh yang peneliti ketahui belum ada yang membahas lengkap sesuai dengan judul yang peneliti angkat, tetapi peneliti menggunakan referensi yang berhubungan dengan kajian.

15 15 Bab III Metodologi Penelitian, yaitu membahas langkah-langkah, metode dan teknik penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam mencari sumbersumber, cara pengolahan sumber, analisis dan cara penelitiannya. Adapun langkah-langkah tersebut adalah pertama, persiapan penelitian yang terdiri dari pengajuan tema penelitian, penyusunan rancangan penelitian, kemudian konsultasi dan mengurus perizinan. Kedua adalah pelaksanaan penelitian yang terdiri dari pengumpulan sumber-sumber serta melakukan kritik sumber baik internal maupun eksternal. Ketiga yaitu penafsiran atau interpretasi dari fakta-fakta yang telah dikumpulkan dan terakhir adalah melaporkan hasil penelitian dalam bentuk tulisan atau yang disebut historiografi Bab IV Peranan TGP pada masa Revolusi Indonesia di Jawa Timur , yaitu isinya mencoba menguraikan hasil-hasil temuan dan analisis peneliti tentang peranan Tentara Genie Pelajar pada masa Revolusi Indonesia. Pada tahap interpretasi peneliti mencoba menafsirkan data-data yang diperoleh selama penelitian. Penafsiran terhadap data-data dalam kajian ini menggunakan beberapa pendekatan yaitu pendekatan ilmu-ilmu. Dalam bab ini akan membahas mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti yaitu mengenai sejarah proses terbentuknya Tentara Genie Pelajar (TGP), peranan dan perjuangan yang telah dilakukan oleh TGP selama Revolusi Indonesia, dan status dan kedudukan Tentara Genie Pelajar setelah proses Demobilisasi oleh pemerintah setelah terjadi KMB.

16 16 Bab V Kesimpulan dan saran, yaitu isinya mengenai kesimpulan yang merupakan jawaban terhadap masalah-masalah secara keseluruhan setelah pengkajian pada bab sebelumnya. Selain itu juga terdapat saran atau rekomendasi dari peneliti untuk pengembangan penelitian selanjutnya.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini penulis mencoba menarik kesimpulan dari pembahasan yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini penulis mencoba menarik kesimpulan dari pembahasan yang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada bab ini penulis mencoba menarik kesimpulan dari pembahasan yang telah dikemukakan. Kesimpulan tersebut merupakan jawaban dari pertanyaanpertanyaan penelitian

Lebih terperinci

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan sebuah negara maritim karena memiliki wilayah laut yang lebih luas dibandingkan dengan wilayah daratan. Hal ini menjadikan bangsa

Lebih terperinci

STUDI TENTANG TENTARA REPUBLIK INDONESIA PELAJAR KOMPI 3200/PARE SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna

STUDI TENTANG TENTARA REPUBLIK INDONESIA PELAJAR KOMPI 3200/PARE SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna STUDI TENTANG TENTARA REPUBLIK INDONESIA PELAJAR KOMPI 3200/PARE SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perjuangan rakyat Indonesia terjadi dimana-mana, mereka berjuang tanpa

I. PENDAHULUAN. Perjuangan rakyat Indonesia terjadi dimana-mana, mereka berjuang tanpa I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjuangan rakyat Indonesia terjadi dimana-mana, mereka berjuang tanpa mengenal lelah. Terlebih-lebih mereka mengalami penderitaan yang amat sangat dilakukan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Periode perjuangan tahun 1945-1949 sering disebut dengan masa perjuangan revolusi fisik atau periode perang mempertahankan kemerdekaan. Periode tersebut merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Bandung merupakan sebuah kota yang terletak di Propinsi Jawa Barat yang merupakan salah satu bagian wilayah di Negara Indonesia. Kota ini dalam sejarahnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. memberikan kesempatan lebih luas bagi kaum wanita untuk lebih berkiprah maju

I. PENDAHULUAN. memberikan kesempatan lebih luas bagi kaum wanita untuk lebih berkiprah maju 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang diproklamirkan oleh Ir. Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1945 merupakan babak baru bagi perjuangan rakyat Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Deklarasi terhadap pembentukan sebuah negara yang merdeka tidak terlepas dari pembicaraan mengenai pembentukan struktur atau perangkatperangkat pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah Barat di Nusantara. Perjuangan itu berawal sejak kedatangan bangsa Portugis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berakhirnya Perang Dunia II ditandai dengan menyerahnya Jerman kepada

BAB I PENDAHULUAN. Berakhirnya Perang Dunia II ditandai dengan menyerahnya Jerman kepada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Berakhirnya Perang Dunia II ditandai dengan menyerahnya Jerman kepada Sekutu di Eropa dan menyerahnya Jepang kepada Sekutu tanggal 15 Agustus 1945.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan topik penelitian, dimana dalam tinjauan pustaka akan dicari teori atau konsep-konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berat bagi rakyat Indonesia. Sebagai negara yang baru merdeka belum lepas

BAB I PENDAHULUAN. berat bagi rakyat Indonesia. Sebagai negara yang baru merdeka belum lepas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia menjadi masa yang berat bagi rakyat Indonesia. Sebagai negara yang baru merdeka belum lepas dari incaran negara

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Nagasaki, Jepang akhirnya menyerah tanpa syarat pada sekutu pada tanggal 15

1. PENDAHULUAN. Nagasaki, Jepang akhirnya menyerah tanpa syarat pada sekutu pada tanggal 15 1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setelah Kota Hiroshima dijatuhi bom atom oleh Sekutu tanggal 6 Agustus 1945, keesokan harinya tanggal 9 Agustus 1945 bom atom kedua jatuh di Kota Nagasaki, Jepang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dibacakan oleh Ir. Soekarno dan

BAB V KESIMPULAN. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dibacakan oleh Ir. Soekarno dan BAB V KESIMPULAN Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dibacakan oleh Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta pada tanggal 17 Agustus 1945 merupakan suatu bukti perwujudan dari tekad dan kehendak Bangsa Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proklamasi kemerdekaan Indonesia tidak serta merta mengakhiri perjuangan rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Maya Nurhasni, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Maya Nurhasni, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menyerahnya Jepang terhadap Sekutu pada tanggal 15 Agustus 1945 telah menandai akhir Perang Dunia II. Dalam situasi demikian, tanggal 17 Agustus 1945 Soekarno

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Terbentuknya Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang dinyatakan dalam pidato

I. PENDAHULUAN. Terbentuknya Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang dinyatakan dalam pidato 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam usaha perjuangan pembelaan kemerdekaan bangsa Indonesia yang dipikul oleh rakyat Indonesia dengan mengangkat dan siasat perang untuk mempertahankan hak

Lebih terperinci

Multimedia Pembelajaran IPS. Sekolah Dasar Kelas V B. Skip >> Perang Kemerdekaan (Pertempuran Sepuluh Nopember & Bandung Lautan Api) Di Buat Oleh :

Multimedia Pembelajaran IPS. Sekolah Dasar Kelas V B. Skip >> Perang Kemerdekaan (Pertempuran Sepuluh Nopember & Bandung Lautan Api) Di Buat Oleh : Perang Kemerdekaan (Pertempuran Sepuluh Nopember & Bandung Lautan Api) Di Buat Oleh : Purwanto, S.Pd.SD SD Negeri 3 Slogohimo Multimedia Pembelajaran IPS Sekolah Dasar Kelas V B Skip >> SK/KD TUJUAN PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan karena terjadinya peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan karena terjadinya peristiwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan karena terjadinya peristiwa bersejarah 10 November 1945 yang dikenal dengan Hari Pahlawan. Pertempuran tiga pekan yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mula-mula kedatangan tentara Jepang disambut gembira dan diterima

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mula-mula kedatangan tentara Jepang disambut gembira dan diterima 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mula-mula kedatangan tentara Jepang disambut gembira dan diterima dengan tangan terbuka oleh rakyat Indonesia yang memang sudah sangat merindukan kemerdekaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah selesai, tetapi proklamasi itu harus mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah selesai, tetapi proklamasi itu harus mendapatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setelah sekian lama berada dalam belenggu penjajahan, tanggal 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia menyatakan diri sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat. Proklamasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mengenang sejarah Jerman akan selalu tertuju pada Perang Dunia II dan sosok pemimpinnya yaitu Adolf Hitler. Adolf Hitler menjabat sebagai kanselir Jerman di usia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. telah menjadi bangsa yang merdeka dan terbebas dari penjajahan. Namun pada. khususnya Belanda yang ingin menguasai kembali Indonesia.

I. PENDAHULUAN. telah menjadi bangsa yang merdeka dan terbebas dari penjajahan. Namun pada. khususnya Belanda yang ingin menguasai kembali Indonesia. I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia dibacakan pada tanggal 17 agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur No.56, hal ini merupakan bukti bahwa Indonesia telah menjadi

Lebih terperinci

penjajahan sudah dirasakan bangsa Indonesia, ketika kemerdekaan telah diraih, maka akan tetap dipertahankan meskipun nyawa menjadi taruhannya.

penjajahan sudah dirasakan bangsa Indonesia, ketika kemerdekaan telah diraih, maka akan tetap dipertahankan meskipun nyawa menjadi taruhannya. BAB V KESIMPULAN Keadaan umum Kebumen pada masa kemerdekaan tidak jauh berbeda dengan wilayah lain di Indonesia. Konflik atau pertempuran yang terjadi selama masa Perang Kemerdekaan, terjadi juga di Kebumen.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN Skripsi ini berjudul Peranan Pesantren Syamsul Ulum Dalam Revolusi Kemerdekaan di Sukabumi (1945-1946). Untuk membahas berbagai aspek mengenai judul tersebut, maka diperlukan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil pembahasan yang telah dipaparkan pada Bab sebelumnya dapat diambil kesimpulan bahwa Bandung pada periode revolusi fisik tahun 1945-1948 merupakan waktu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Kajian yang penulis ambil dalam penelitian skripsi ini adalah mengenai Perkembangan Pendidikan Islam di Bandung Tahun 1901-1942. Untuk membahas berbagi aspek mengenai judul

Lebih terperinci

PERANAN TOKOH KUNINGAN dari Masa Pergerakan hingga Revolusi Kemerdekaan. Mumuh Muhsin Z.

PERANAN TOKOH KUNINGAN dari Masa Pergerakan hingga Revolusi Kemerdekaan. Mumuh Muhsin Z. PERANAN TOKOH KUNINGAN dari Masa Pergerakan hingga Revolusi Kemerdekaan MAKALAH Disampaikan dalam Seminar Sejarah Menggali Nilai-nilai Kepahlawanan Tokoh-tokoh Kuningan diselenggaralan oleh Balai Pelestarian

Lebih terperinci

2014 PERKEMBANGAN PT.POS DI KOTA BANDUNG TAHUN

2014 PERKEMBANGAN PT.POS DI KOTA BANDUNG TAHUN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Pada 20 Agustus tahun 1746 oleh Gubernur Jenderal G.W.Baron Van Imhoff mendirikan Kantor Pos dengan tujuan untuk lebih menjamin keamanan surat

Lebih terperinci

PERANAN TNI-AD DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN SKRIPSI

PERANAN TNI-AD DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN SKRIPSI PERANAN TNI-AD DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945-1950 SKRIPSI Oleh Aprilia Nur Hasanah NIM 070210302089 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pemerintah RI yang terjadi di daerah Sulawesi tepatnya Sulawesi Selatan. Para pelaku

I. PENDAHULUAN. pemerintah RI yang terjadi di daerah Sulawesi tepatnya Sulawesi Selatan. Para pelaku I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepanjang perjalanan sejarah RI pernah meletus suatu perlawanan rakyat terhadap pemerintah RI yang terjadi di daerah Sulawesi tepatnya Sulawesi Selatan. Para pelaku

Lebih terperinci

BAB III PERAN K.H. MASJKUR DALAM LASKAR SABILILLAH. Kedatangan pasukan sekutu (Allied Forces Nederlands East Indies) atau

BAB III PERAN K.H. MASJKUR DALAM LASKAR SABILILLAH. Kedatangan pasukan sekutu (Allied Forces Nederlands East Indies) atau BAB III PERAN K.H. MASJKUR DALAM LASKAR SABILILLAH A. Latar Belakang Berdirinya Laskar Sabilillah Kedatangan pasukan sekutu (Allied Forces Nederlands East Indies) atau AFNEI setelah proklamasi kemerdekaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus

I. PENDAHULUAN. Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1 I. PENDAHULUAN A.Latar BelakangMasalah Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945 banyak sekali permasalahan yang dihadapi oleh Indonesia.Sebagai negara yang baru merdeka

Lebih terperinci

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Indonesia di Desa Panggungrejo sebagai berikut: 1. Perlawanan Terhadap Belanda Di Lampung ( )

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Indonesia di Desa Panggungrejo sebagai berikut: 1. Perlawanan Terhadap Belanda Di Lampung ( ) 58 V. KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan maka, dapat disimpulkan bahwa Proses Perjuangan Lettu CPM Suratno dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia di Desa Panggungrejo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu, Kota Sibolga juga memiliki kapalkapal

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu, Kota Sibolga juga memiliki kapalkapal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sibolga merupakan satu kota yang dikenal sebagai Kota Bahari, Sibolga memilki sumber daya kelautan yang sangat besar. Selain pemandangan alamnya yang begitu

Lebih terperinci

2015 KUNINGAN PADA MASA REVOLUSI : CIWARU SEBAGAI PUSAT KERESIDENAN CIREBON TAHUN

2015 KUNINGAN PADA MASA REVOLUSI : CIWARU SEBAGAI PUSAT KERESIDENAN CIREBON TAHUN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berbicara mengenai sejarah bangsa Indonesia, terdapat suatu masa yang penting dalam perjalanan sejarah Indonesia hingga Indonesia menjadi seperti sekarang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa penghadangan terhadap tentara Jepang di daerah Kubang Garut oleh

Lebih terperinci

STUDI TENTANG TENTARA GENIE PELAJAR (TGP) DETASEMEN III PARE (KEDIRI) TAHUN

STUDI TENTANG TENTARA GENIE PELAJAR (TGP) DETASEMEN III PARE (KEDIRI) TAHUN STUDI TENTANG TENTARA GENIE PELAJAR (TGP) DETASEMEN III PARE (KEDIRI) TAHUN 1945-1950 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang dalam satu kesatuan yang bulat dan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang dalam satu kesatuan yang bulat dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dinamika sejarah terletak pada kemampuan untuk memandang dimensi waktu sekaligus, yaitu masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang dalam satu kesatuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial lahir dari situasi yang dihadapi masyarakat karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial lahir dari situasi yang dihadapi masyarakat karena adanya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gerakan sosial lahir dari situasi yang dihadapi masyarakat karena adanya ketidakadilan dan sikap sewenang-wenang terhadap rakyat. Dengan kata lain, gerakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin menguasai Indonesia. Setelah Indonesia. disebabkan karena sulitnya komunikasi dan adanya sensor dari Jepang.

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin menguasai Indonesia. Setelah Indonesia. disebabkan karena sulitnya komunikasi dan adanya sensor dari Jepang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perang Medan Area merupakan suatu peristiwa dimana perjuangan rakyat Medan melawan sekutu yang ingin menguasai Indonesia. Setelah Indonesia memproklamasikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi Irak Di Bawah Kepemimpinan Saddam Hussein (Kejayaan Sampai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi Irak Di Bawah Kepemimpinan Saddam Hussein (Kejayaan Sampai 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini akan menguraikan mengenai metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengkaji permasalahan yang berhubungan dengan judul skripsi Irak Di Bawah Kepemimpinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian tradisional pada Masyarakat Banten memiliki berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian tradisional pada Masyarakat Banten memiliki berbagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Kesenian tradisional pada Masyarakat Banten memiliki berbagai keanekaragaman seperti yang terdapat di daerah lain di Indonesia. Kesenian tersebut di antaranya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah negara selain memiliki wilayah dan Penduduk, sebuah negara juga harus memiliki sebuah Angkatan Bersejanta untuk mengamankan wilayah kedaulatan negaranya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki keanekaragaman seni, budaya dan suku bangsa. Keberagaman ini menjadi aset yang sangat penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberadaannya di mata dunia. Perjuangan untuk mempertahankan Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. keberadaannya di mata dunia. Perjuangan untuk mempertahankan Indonesia yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemerdekaan yang telah bangsa Indonesia dapatkan merupakan suatu perjalanan yang sangat panjang yang diwarnai dengan bentuk perjuangan rakyat Indonesia. Perjuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah Indonesia pada periode merupakan sejarah yang menentukan

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah Indonesia pada periode merupakan sejarah yang menentukan BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Sejarah Indonesia pada periode 1945-1950 merupakan sejarah yang menentukan masa depan bangsa ini, karena pada periode inilah bangsa Indonesia mencapai titik puncak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rekaman kaset, televise, electronic games. Radio telah beradaptasi dengan perubahan dunia,

BAB I PENDAHULUAN. rekaman kaset, televise, electronic games. Radio telah beradaptasi dengan perubahan dunia, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Radio adalah media massa elektronik tertua dan sangat luwes. Selama hampir satu abad lebih keberadaanya, radio siaran telah berhasil mengatasi persaingan keras

Lebih terperinci

PERISTIWA SETELAH PROKLAMASI

PERISTIWA SETELAH PROKLAMASI PERISTIWA SETELAH PROKLAMASI Setelah Belanda mundur dan meninggalkan Indonesia, ada beberapa hal yang terjadi: Belanda menyingkir ke Australia. Belanda membentuk dua buah organisasi Sekutu, yaitu AFNEI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Walaupun Indonesia sudah merdeka, Jepang belum mengakui kemerdekaan Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemerdekaan Indonesia. Berhubung dengan masih buruk dan minimnya sarana dan prasarana

BAB I PENDAHULUAN. kemerdekaan Indonesia. Berhubung dengan masih buruk dan minimnya sarana dan prasarana BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Setelah Proklamasi Kemerdekaan dikumandangkan pada 17 Agustus 1945 di Jakarta oleh Ir.Soekarno dan Drs.Muhammad Hatta, seluruh tanah air pun menggegap gempita

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Perjuangan Pengertian perjuangan merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan, yang dilakukan dengan menempuh

Lebih terperinci

B A B III KEADAAN AWAL MERDEKA

B A B III KEADAAN AWAL MERDEKA B A B III KEADAAN AWAL MERDEKA A. Sidang PPKI 18 19 Agustus 1945 Proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 hanya menyatakan Indonesia sudah merdeka dalam artian tidak mengakui lagi bangsa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan peri-keadilan (MPR RI, 2012: 2).

I. PENDAHULUAN. dan peri-keadilan (MPR RI, 2012: 2). 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemerdekaan merupakan hak setiap bangsa untuk terlepas dan terbebas dari tekanan bangsa lain. Hal ini senada dengan isi pembukaan UUD 1945. Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan

Lebih terperinci

Usaha pendudukan yang dilakukan Pemerintahan Militer Jepang untuk menguasai

Usaha pendudukan yang dilakukan Pemerintahan Militer Jepang untuk menguasai 2 Pendudukan atas pulau Sumatera juga dimaksudkan oleh Jepang untuk dijadikan pangkalan pengawasan terhadap kapal-kapal milik Sekutu di Samudera Hindia bagian barat, juga sebagai daerah pemasok bahan makanan,

Lebih terperinci

menyatakan bertugas melucuti tentara Jepang yang telah kalah pada perang Asia

menyatakan bertugas melucuti tentara Jepang yang telah kalah pada perang Asia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehadiran uang 1 di suatu daerah merupakan hal yang menarik untuk dikaji, terutama di suatu negara yang baru memerdekakan diri dari belenggu penjajahan. Uang

Lebih terperinci

Pada penelitian ini penulis menggunakan metode Penelitian Historis karena

Pada penelitian ini penulis menggunakan metode Penelitian Historis karena 21 A. Metode yang digunakan Berdasarkan permasalahan yang penulis rumuskan maka untuk memperoleh data yang diperlukan sehingga data relevansinya dengan tujuan yang akan dicapai. Pada penelitian ini penulis

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Malaka membuat jalur perdagangan beralih ke pesisir barat Sumatra.

BAB V KESIMPULAN. Malaka membuat jalur perdagangan beralih ke pesisir barat Sumatra. BAB V KESIMPULAN Sumatra Barat punya peran penting dalam terbukanya jalur dagang dan pelayaran di pesisir barat Sumatra. Berakhirnya kejayaan perdagangan di Selat Malaka membuat jalur perdagangan beralih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa tersebut sangat dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran, baik itu watak, kepercayaan,

Lebih terperinci

M PERANAN HASAN SADIKIN DALAM BIDANG KESEHATAN DI JAWA BARAT TAHUN

M PERANAN HASAN SADIKIN DALAM BIDANG KESEHATAN DI JAWA BARAT TAHUN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selama ini nama-nama pejuang pergerakan nasional yang turut berperang di kancah peperangan dan bernegosiasi di meja diplomasi pada umumnya banyak yang telah dikenal

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan Pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan Pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A.Tinjauan Pustaka Tinjauan Pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan topik penelitian, dimana dalam tinjauan pustaka akan dicari teori atau konsep-konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sasaran yang hendak dicapai dalam pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sasaran yang hendak dicapai dalam pembangunan ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Salah satu sasaran yang hendak dicapai dalam pembangunan ekonomi nasional adalah pertumbuhan ekonomi yang dapat mempercepat peningkatan pendapatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi tahun 1980an telah berdampak pada tumbuhnya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi tahun 1980an telah berdampak pada tumbuhnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi tahun 1980an telah berdampak pada tumbuhnya industri-industri besar maupun kecil di Indonesia. Pembangunan sektor-sektor industri ini muncul sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilaksanakan di Museum Palagan Ambarawa yang terletak di Jalan Pemuda km.04 Kelurahan Panjang Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang. Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebijaksanaan mengenai Pribumi (Inlandsch Politiek) sangat. besar artinya dalam menjamin kelestarian kekuasaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebijaksanaan mengenai Pribumi (Inlandsch Politiek) sangat. besar artinya dalam menjamin kelestarian kekuasaan tersebut. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah Indonesia mencatat bahwa negara kita ini telah mengalami masa kolonialisasi selama tiga setengah abad yaitu baik oleh kolonial Belanda maupun kolonial

Lebih terperinci

BAB I. Bersama dengan Lamongan di barat laut, Gresik di barat, Bangkalan di timur laut,

BAB I. Bersama dengan Lamongan di barat laut, Gresik di barat, Bangkalan di timur laut, BAB I 1.1. Latar Belakang Surabaya saat ini telah menjadi sebuah kota industri yang modern, pusat perekonomian dan bisnis di Jawa Timur, serta sentra kekuatan angkatan bersenjata maritim Indonesia. Surabaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian dan pedesaan merupakan dua sisi mata uang yang saling

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian dan pedesaan merupakan dua sisi mata uang yang saling 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Pertanian dan pedesaan merupakan dua sisi mata uang yang saling berhubungan, karena pertanian merupakan mata pencaharian utama masyarakat desa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan Sekutu memutus jalur suplai dari udara maupun laut mengakibatkan pertahanan Jerman-Italia dapat dikalahkan di Afrika Utara. Sehingga kemenangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cikal bakal lahirnya TNI (Tentara Nasional Indonesia) pada awal

BAB I PENDAHULUAN. Cikal bakal lahirnya TNI (Tentara Nasional Indonesia) pada awal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat mempertahankan kemerdekaan, banyak orang Indonesia berjuang untuk membentuk pasukan mereka sendiri atau badan perjuangan Masyarakat. Tradisi keprajuritan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. pendidikan Islam di Indonesia antara lain dibukanya pendidikan agama di

BAB V PENUTUP. pendidikan Islam di Indonesia antara lain dibukanya pendidikan agama di 118 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Kebijakan-kebijakan pemerintah Jepang dalam kaitannya dengan pendidikan Islam di Indonesia antara lain dibukanya pendidikan agama di sekolah-sekolah yang dikelola oleh Jepang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paham kebangsaan di Indonesia, Islam menjadi salah satu katalisator dan

BAB I PENDAHULUAN. paham kebangsaan di Indonesia, Islam menjadi salah satu katalisator dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada awal abad ke-20, sewaktu mulai timbul akan kesadaran dan paham kebangsaan di Indonesia, Islam menjadi salah satu katalisator dan pembuka jalan bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pencatatan sejarah adalah sangat penting,karena tanpa pencatatan sejarah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pencatatan sejarah adalah sangat penting,karena tanpa pencatatan sejarah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pencatatan sejarah adalah sangat penting,karena tanpa pencatatan sejarah itu makin lama makin kabur, dan akhirnya keasliannya akan hilang sama sekali dan tinggal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Dengan berakhirnya Perang Dunia kedua, maka Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Dengan berakhirnya Perang Dunia kedua, maka Indonesia yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dengan berakhirnya Perang Dunia kedua, maka Indonesia yang sebelumnya dijajah oleh Jepang selama 3,5 tahun berhasil mendapatkan kemerdekaannya setelah di bacakannya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN KERANGKA BERFIKIR. penelitian yang digunakan adalah metode Historis atau metode sejarah.

BAB III METODOLOGI DAN KERANGKA BERFIKIR. penelitian yang digunakan adalah metode Historis atau metode sejarah. BAB III METODOLOGI DAN KERANGKA BERFIKIR A. Bentuk dan Strategi Penelitian Berdasarkan masalah yang dikaji dalam penelitian ini, maka metode penelitian yang digunakan adalah metode Historis atau metode

Lebih terperinci

2015 DAMPAK DOKTRIN BREZHNEV TERHADAP PERKEMBANGAN POLITIK DI AFGHANISTAN

2015 DAMPAK DOKTRIN BREZHNEV TERHADAP PERKEMBANGAN POLITIK DI AFGHANISTAN 1 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Setelah berakhirnya perang dunia kedua, muncul dua kekuatan besar di dunia yaitu Uni Soviet dan Amerika Serikat. Kedua negara ini saling bersaing untuk

Lebih terperinci

Penyebarluasan Proklamasi yang cukup efektif dilakukan juga melalui media siaran radio.

Penyebarluasan Proklamasi yang cukup efektif dilakukan juga melalui media siaran radio. Tugas IPS. Drama : Sejak pagi hari sebelum naskah Proklamasi dikumandangkan, sejumlah pemuda yang mengikuti pertemuan di kediaman Maeda disibukkan dengan kegiatan menyebarkan berita Proklmasi. Dengan semangat

Lebih terperinci

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN 1945-1949 K E L O M P O K 1 A Z I Z A T U L M A R A T I ( 1 4 1 4 4 6 0 0 2 0 0 ) D E V I A N A S E T Y A N I N G S I H ( 1 4 1 4 4 6 0 0 2 1 2 ) N U R U L F I T R I A

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini merupakan penjelasan mengenai metode dan teknik penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini merupakan penjelasan mengenai metode dan teknik penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini merupakan penjelasan mengenai metode dan teknik penelitian yang digunakan oleh peneliti untuk mengkaji permasalahan dengan skripsi yang berjudul PERANAN SATUAN PEMBERONTAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Faktor kondisi geografis, sumber daya manusia, dan sumber daya alam

BAB I PENDAHULUAN. Faktor kondisi geografis, sumber daya manusia, dan sumber daya alam BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Faktor kondisi geografis, sumber daya manusia, dan sumber daya alam suatu negara selalu menjadi salah satu faktor utama kemenangan atau kekalahan suatu negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1936 sampai 1939 merupakan salah satu peristiwa penting yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1936 sampai 1939 merupakan salah satu peristiwa penting yang terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peristiwa Perang Sipil Spanyol (Spanish Civil War) yang terjadi pada tahun 1936 sampai 1939 merupakan salah satu peristiwa penting yang terjadi sesaat sebelum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN masih menyisakan satu persoalan yaitu masalah status Irian Barat. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN masih menyisakan satu persoalan yaitu masalah status Irian Barat. Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hasil Perjanjian Komisi Meja Bundar antara Indonesia dengan Belanda pada tahun 1949 masih menyisakan satu persoalan yaitu masalah status Irian Barat. Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nurhidayatina, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nurhidayatina, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Blokade ekonomi adalah perang ekonomi yang pernah diterapkan oleh Napoleon Bonaparte di Eropa pada saat memerintah Prancis tahun 1806-. Penulis ingin mengetahui

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab V, penulis memaparkan kesimpulan dan rekomendasi dari hasil penelitian secara keseluruhan yang dilakukan dengan cara studi literatur yang data-datanya diperoleh

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Belanda meneruskan serangan ke daerah-daerah yang belum berhasil dikuasai

BAB V PENUTUP. Belanda meneruskan serangan ke daerah-daerah yang belum berhasil dikuasai BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah berhasil menduduki Yogyakarta sebagai awal agresi II, Belanda meneruskan serangan ke daerah-daerah yang belum berhasil dikuasai dengan Agresi-nya yang pertama termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan

BAB I PENDAHULUAN. Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan terlupakan oleh masyarakat kota Madiun, terutama bagi umat Islam di Madiun. Pada bulan September tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 bukanlah peristiwa yang terjadi begitu saja. Peristiwa tersebut adalah sebuah akumulasi sebuah perjuangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode penelitian yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode penelitian yang dipakai oleh penulis dalam mengumpulkan sumber berupa data dan fakta yang berkaitan dengan judul skripsi

Lebih terperinci

2015 PERISTIWA MANGKOK MERAH (KONFLIK DAYAK DENGAN ETNIS TIONGHOA DI KALIMANTAN BARAT PADA TAHUN

2015 PERISTIWA MANGKOK MERAH (KONFLIK DAYAK DENGAN ETNIS TIONGHOA DI KALIMANTAN BARAT PADA TAHUN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pada sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) tanggal 1 Juni 1945, Soekarno tampil dihadapan peserta sidang dengan pidato

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing.

BAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing. BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 yang diucapkan oleh Soekarno Hatta atas nama bangsa Indonesia merupakan tonggak sejarah berdirinya

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN 35 BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN Metode Penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengkaji skripsi yang berjudul Peranan Oda Nobunaga dalam proses Unifikasi Jepang ini, yaitu metode historis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan jangka panjang Indonesia mempunyai sasaran utama. terciptanya landasan yang kuat dari bangsa Indonesia untuk tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan jangka panjang Indonesia mempunyai sasaran utama. terciptanya landasan yang kuat dari bangsa Indonesia untuk tumbuh dan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan jangka panjang Indonesia mempunyai sasaran utama terciptanya landasan yang kuat dari bangsa Indonesia untuk tumbuh dan berkembang atas kekuatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian bahwa Islam tidak hanya tentang sistem nilai, tetapi juga memuat sistem politik. Islam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini, penulis akan menguraikan metode penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini, penulis akan menguraikan metode penelitian yang 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini, penulis akan menguraikan metode penelitian yang digunakanuntuk memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan skripsi yang berjudul Perkembangan Transportasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sesuai dalam Undang Undang Dasar 1945 Pasal 30 ayat (3) yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sesuai dalam Undang Undang Dasar 1945 Pasal 30 ayat (3) yaitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai dalam Undang Undang Dasar 1945 Pasal 30 ayat (3) yaitu tentang Pertahanan dan Keamanan, Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Sejarah Indonesia pada periode merupakan sejarah yang menentukan

PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Sejarah Indonesia pada periode merupakan sejarah yang menentukan PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Sejarah Indonesia pada periode 1945-1950 merupakan sejarah yang menentukan masa depan bangsa ini, karena pada periode inilah bangsa Indonesia mencapai titik puncak perjuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Karakter disiplin sangat penting dalam menunjang kemajuan dan keamanan suatu bangsa.dalam kehidupan militer, disiplin merupakan faktor utama yang selalu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai mahluk sosial, manusia akan senantiasa berinteraksi dengan mahluk lain sehingga aktivitas-aktivitas sosial mereka dapat terpenuhi. Interaksi sosial yang menjadi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan suatu negara untuk menjadi lebih baik dari aspek kehidupan merupakan cita-cita dan sekaligus harapan bagi seluruh rakyat yang bernaung di dalamnya.

Lebih terperinci

ASKAR PERANG SABIL (APS) : STUDI POLITIK DAN MILITER RELIGIUS MASA PERANG KEMERDEKAAN DI YOGYAKARTA TAHUN TUGAS AKHIR SKRIPSI

ASKAR PERANG SABIL (APS) : STUDI POLITIK DAN MILITER RELIGIUS MASA PERANG KEMERDEKAAN DI YOGYAKARTA TAHUN TUGAS AKHIR SKRIPSI ASKAR PERANG SABIL (APS) : STUDI POLITIK DAN MILITER RELIGIUS MASA PERANG KEMERDEKAAN DI YOGYAKARTA TAHUN 1945-1949 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

PERTEMPURAN SIDOBUNDER DI KEBUMEN TAHUN 1947 SKRIPSI

PERTEMPURAN SIDOBUNDER DI KEBUMEN TAHUN 1947 SKRIPSI PERTEMPURAN SIDOBUNDER DI KEBUMEN TAHUN 1947 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Oleh: TUTI

Lebih terperinci