BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan dipaparkan beberapa sumber literatur utama dalam

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan dipaparkan beberapa sumber literatur utama dalam"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan dipaparkan beberapa sumber literatur utama dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulisan skripsi tentunya tidak lepas dari kajian pustaka yang didasarkan pada beberapa sumber informasi dari disiplin ilmu sosial. Terutama disiplin ilmu Sejarah, Sosiologi, dan Antropologi. Selain itu dibahas pula mengenai gender. Karena topik bahasannya sendiri lebih banyak mengenai kehidupan perempuan. Maka berdasarkan sumber literatur ini, pada akhirnya penulis dapat menjadikannya sebagai landasan bagi kerangka penyusunan skripsi yang berjudul Jugun Ianfu, Eksploitasi Perempuan Pada Masa Pendudukan Jepang di Indonesia ( ). Berdasarkan judul tersebut, topik bahasan yang pertama adalah mengenai pendudukan Jepang di Indonesia. Bagaimana keadaan sosial masyarakat Indonesia pada masa pendudukan Jepang. Namun pembahasan mengenai keadaan masyarakat selama pendudukan Jepang di Indonesia, hanya dijelaskan secara umum. Karena lebih khususnya adalah pembahasan mengenai jugun ianfu. A. Gambaran Keadaan Sosial-Ekonomi Masyarakat Pada Masa Pendudukan Jepang di Indonesia Buku pertama yang digunakan penulis adalah buku Dr. L. D Jong tahun 1987 berjudul Pendudukan Jepang di Indonesia: Suatu Ungkapan Berdasarkan Dokumentasi Pemerintah Belanda. Buku ini menjadi referensi penting untuk 14

2 menjelaskan kondisi sosial masyarakat Indonesia pada masa pendudukan Jepang. Kondisi masyarakat Indonesia sudah cukup tertekan sejak pemerintah Belanda, maka dengan masuknya Jepang ke Indonesia masyarakat menaruh harapan kepada Jepang. Awal kedatangan Jepang ke Indonesia adalah dengan mengaku sebagai saudara tua. Tujuannya adalah untuk menyelamatkan Indonesia dari penjajahan Belanda. Namun itu hanya terjadi di awal kedatangan Jepang ke Indonesia saja. Dalam waktu singkat, Jepang memulai menguras seluruh kekayaan alam Indonesia. Pada masa penjajahan Belanda keadaan sosial masyarakat Indonesia sudah menderita. Kemudian bertambah buruk pada masa pendudukan Jepang di Indonesia. Para lelaki dijadikan buruh kasar untuk membangun infrastruktur, bekerja di ladang atau pabrik. Mereka bekerja siang dan malam tanpa diberi kesempatan untuk beristirahat. Adapun istilah bagi para pekerja kasar ini adalah Romusha. Mereka seringkali disiksa hingga mati bila tidak bekerja. Kehidupan mereka ini sangat menderita bahkan sampai ada yang meninggal dan mayatnya dibiarkan begitu saja. Begitu pula perempuannya, walaupun tidak banyak dijelaskan dalam tulisannya. Para perempuan ini mendapat perlakuan yang sama dengan para laki-laki. Pada bagian berikutnya, Jong juga menjelaskan tentang keberadaan organisasi-organisasi yang berkembang selama pendudukan Jepang. Baik itu yang dibuat oleh Jepang sendiri, dibentuk oleh kumpulan para pelajar Indonesia maupun organisasi-organisasi Islam. Kegiatan dari organisasi-organisasi itu ada 15

3 yang bersifat kooperatif dan ada pula yang bersifat non-kooperatif dalam menghadapi pemerintah Jepang. Kontribusi dari buku ini sangat besar terhadap kajian yang penulis lakukan dan merupakan rujukan utama dalam skripsi ini. Khususnya pada keadaan sosial masyarakat pada masa pendudukan Jepang di Indonesia. Pembahasan di atas sudah cukup jelas bagaimana keadaan masyarakat Indonesia pada masa pendudukan Jepang. Penjelasan yang dipaparkan oleh Dr. L. D Jong pun sangat sesuai dengan apa yang akan dibahas oleh penulis. Tidak hanya kekayaan alamnya saja yang di eksploitasi namun juga manusianya pun tak luput dari sasaran. Hanya penderitaan dan siksaan yang dirasakan terus-menerus oleh masyarakat Indonesia selama pendudukan Jepang. Selain di Indonesia, di negara lain pun mengalami nasib yang sama pada pendudukan Jepang. Sebagaimana impian Jepang dalam ambisinya mendirikan Asia Timur Raya. Penulis menilai bahwa buku ini banyak mengambil dari sumber-sumber dokumentasi baik pemerintah Belanda maupun pemerintah Jepang. Serta beberapa mantan perwira ABRI yang memiliki dokumen dan naskah yang berkaitan selama pendudukan Jepang di Indonesia. Sehingga terekonstruksi bagaimana pendudukan Jepang di Indonesia berdasarkan sumber-sumber tersebut. Buku kedua yang digunakan penulis adalah karya Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto yang terbit pada tahun 1993 berjudul Sejarah Nasional Indonesia VI. Umumnya memiliki penjelasan yang sama dengan Dr. L. D Jong dalam buku Pendudukan Jepang Di Indonesia. Isi buku ini dimulai dari pembentukan pemerintahan sementara, sikap dari tokoh-tokoh yang 16

4 berjuang baik itu secara kooperatif ataupun yang non-kooperatif dan organisasiorganisasi yang ada pada masa Pergerakan Nasional Indonesia. Beberapa pemuda juga dikerahkan pada organisasi-organisasi yang bentuk oleh pemerintah Jepang. Kemudian pengerahan Romusha ke berbagai tempat di Indonesia. Buku ini menjadi salah satu sumber referensi penting dalam menjelaskan keadaan sosial-ekonomi masyarakat pada pendudukan Jepang di Indonesia. Melihat kondisi sosial masyarakat Indonesia pada saat itu, mereka dapat mudah untuk diarahkan pada beberapa organisasi-organisasi buatan Jepang. Baik organisasi militer seperti Peta (Pembela Tanah Air) dan Heiho (Tentara Pembantu) ataupun organisasi yang sifatnya semi-militer seperti Seinendan (Organisasi Pemuda) dan Keibodan (Barisan Bantu Polisi). Jadi, pengerahan masyarakat tidak hanya kepada sektor industri dan pertanian saja. Tetapi masyarakat pun dilibatkan kepada beberapa organisasi-organisasi buatan pemerintah Jepang. Selain itu, dibahas dari segi ekonomi mengenai beberapa tindakan yang dilakukan oleh pemerintah. Di antaranya terhadap hasil bumi dan kegiatan industri. Hal ini dilakukan dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan sendiri untuk tetap bertahan dan mengusahakan memproduksi barang-barang untuk kepentingan perang. Sehingga sejalan dengan politik desentralisasinya yang dilakukan oleh pemerintah Jepang ditiap koloninya. Menurut penulis, buku ini banyak mengambil sumber-sumber dari pemerintah dan beberapa masyarakat yang melakukan studi secara khusus berdasarkan pembabakan waktunya, terutama pada tahun Sehingga 17

5 informasi yang diperoleh pun dapat dijadikan rujukan sumber penelitian pada masa pendudukan Jepang di Indonesia. Buku ketiga yang digunakan oleh penulis dalam melakukan penelitian ini adalah buku Pemberontakan Indonesia di Masa Pendudukan Jepang oleh Akira Nagazumi yang diterjemahkan oleh Mochtar Pabottinggi, Ismail Marahimin dan Tini Hadad. Isi buku ini membahas mengenai keadaan sosial masyarakat Indonesia dengan mengambil sampel di daerah Indramayu. Karena pada masa tersebut, daerah Indramayu sangat penting dalam usaha memenuhi persediaan beras bagi pemerintah Jepang. Indramayu dikenal sebagai salah satu daerah penghasil beras terbesar di Jawa. Keadaan masyarakat Indramayu yang sudah menderita pada masa penjajahan Belanda menjadi semakin terpuruk pada masa pendudukan Jepang. Sehingga munculnya pemberontakan yang dilakukan oleh petani Indramayu terhadap pemerintah Jepang. Perlawanan masyarakat disebabkan oleh monopoli pemerintah Jepang terhadap barang-barang kebutuhan pokok. Kontribusi dari buku ini adalah membahas keadaan sosial-ekonomi masyarakat Indonesia terutama di Indramayu pada masa pendudukan Jepang. Selama masa pendudukan Jepang di Indramayu, masyarakat dipaksa untuk menanam padi. Tujuannya adalah untuk memenuhi persediaan beras bagi koloni Jepang di Asia. Petani dipaksa untuk menanam padi secara maksimal dengan tanpa mempedulikan nasib para petani tersebut. Pada masa penjajahan Belanda sekitar 60% dari hasil pertanian diberikan kepada pemerintah. Kemudian pada 18

6 masa Pendudukan Jepang petani mengalami keadaan yang lebih buruk lagi. Banyak masyarakat yang mengalami busung lapar. Permasalahan masyarakat pada saat itu semakin bertambah dengan dimonopolinya pemungutan padi oleh pemerintah setempat. Harga padi yang semakin murah berbanding terbalik dengan keadaan masyarakat yang semakin sulit untuk mmenuhi kehidupannya karena inflasi yang terjadi pada saat itu. Maka hal tersebut memicu pemberontakan yang dilakukan oleh petani. Buku ini memberikan gambaran bagaimana peristiwa pemberontakan petani di Indramayu pada masa pendudukan Jepang, yang disebabkan oleh dua hal. Pertama, petani dipaksa untuk menanam padi dan hasilnya dijual dengan harga yang sudah ditentukan oleh pemerintah. Sehingga kerja keras tidak sesuai dengan hasil yang dibayar. Kedua, keadaan petani yang semakin memburuk, oleh banyaknya masyarakat yang menderita busung lapar. Karena tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Penulis buku ini mengambil sampel dari para petani yang hidup pada masa pendudukan Jepang di Indramayu. Dibantu dengan berbagai sumber dari pemerintah Jepang ataupun dari pemerintah Belanda. Sehingga informasi tentang adanya pemberontakan petani di Indramayu sesuai dengan apa yang terjadi. Buku keempat yang digunakan penulis adalah buku dari Hendri F. Isnaeni dan Apid yang berjudul Romusa: Sejarah yang Terlupakan ( ). Buku ini membahas secara khusus mengenai Romusha yang ada di Indonesia terutama daerah pertambangan Batubara di Bayah, Banten Selatan. 19

7 Pada bagian pertama penulis buku ini mencoba menjelaskan latar belakang hingga kepada pendudukan Jepang di Indonesia. Kemudian bagian kedua menjelaskan bagaimana usaha pemerintah Jepang dalam menarik simpati masyarakat dan perekrutan masyarakat yang akan dijadikan Romusha. Bagian terakhir adalah menjelaskan bagaimana keadaan Romusha di pertambangan Batubara di Bayah, Banten Selatan. Buku ini memberikan kontribusi dalam menjelaskan keadaan masyarakat Indonesia pada saat pendudukan Jepang. Baik dilihat dari segi Sosial, Ekonomi maupun Militer. Walaupun penjelasan yang dilakukan oleh Hendri F. Isnaeni dan Apid cukup ringkas dengan pemaparan yang sederhana. Hal ini disebabkan penulis buku ingin lebih memfokuskan pada bahasan mengenai Romusha di pertambangan Batubara Bayah, Banten Selatan. Sumber-sumber yang diperoleh dari buku ini lebih banyak dari hasil wawancara dengan para korban langsung ataupun beberapa orang yang hidup sejaman. Hendri F. Isnaeni dan Apid melakukan penelitian secara khusus yaitu di pertambangan Batubara Bayah, Banten Selatan. Lengkap dengan data diri para korban. Sehingga keaslian dari buku ini dapat dipertanggungjawabkan. B. Jugun Ianfu di Indonesia Buku pertama tentang jugun ianfu yang digunakan oleh penulis adalah Derita Paksa Perempuan: Kisah Jugun Ianfu Pada Masa Pendudukan Jepang, Karya A. Budi Hartono dan Dadang Juliantoro. Buku ini dibagi ke dalam lima bagian. Bagian pertama menjelaskan bagaimana kebangkitan Jepang 20

8 yang sudah tertinggal oleh bangsa Eropa. Kemajuan industri di Jepang beriringan dengan bertambahnya jumlah penduduk. Kondisi inilah yang menjadi pemaksa dari agresi Jepang ke negeri tetangganya, seperti Tiongkok, Korea, dan juga ke belahan Asia Tenggara (Hartono dan Juliantoro, 1997: 24). Sehingga pemerintah Jepang mulai melakukan militerisasi kepada masyarakatnya. Bahkan di daerah jajahannya seperti di Indonesia pun diberlakukan hal yang sama. Pada bagian berikutnya Hartono dan Juliantoro melakukan sebuah analisis bagaimana kedudukan perempuan pada masa pendudukan Jepang. Secara eksplisit perempuan memang jarang disebut dalam sejarah, lebih banyak laki-laki dibanding perempuannya. Posisi perempuan lebih banyak tersisihkan karena keadaannya yang lemah dan tidak berdaya. Oleh karena itu, melihat keadaan yang ada di Indonesia baik sebelum kedatangan bangsa Eropa atau pada saat pendudukan Jepang ternyata tidak jauh berbeda. Mereka hanya dianggap sebagai pelengkap dalam sejarah. Keadaan yang sama ternyata dialami oleh perempuan Jepang itu sendiri. Mereka lebih banyak tertekan oleh kaum laki-lakinya. Tidak ada bedanya dengan keadaan perempuan yang ada Jawa. Hartono dan Juliantoro menjelaskan lebih lanjut bagian berikutnya mengenai jugun ianfu. Dijelaskan bagaimana mereka dirayu dan dipaksa untuk memenuhi keinginan para tentara Jepang. Selain itu terdapat bagian tersendiri menceritakan pengalaman pahit Ibu Mardiyem sebagai jugun ianfu. Pembahasan yang dilakukan Hartono dan Juliantoro ternyata tidak sama dengan apa yang ditulis oleh Eka Hindra dan Koichi Kimura dalam buku Momoye 21

9 Mereka Memanggilku. Buku Hartono dan Juliantoro dalam penulisannya lebih sistematik. Pada bagian terakhir dari buku Derita Paksa Perempuan: Kisah Jugun Ianfu Pada Masa Pendudukan Jepang, menjelaskan mengenai pertanggungjawaban pemerintah Jepang terhadap para korban jugun ianfu. Disertai pula dokumen-dokumen para korban jugun ianfu Indonesia dalam melakukan perjuangan kepada pemerintah Jepang. Serta bagaimana sikap pemerintah Indonesia dan pemerintah Jepang terhadap kasus jugun ianfu. Buku ini memberikan kontribusi yang sangat penting bagi penulis dalam melakukan penelitian pada jugun ianfu. Di antara buku lainnya, buku ini yang memberikan penjelasan secara lengkap. Karena tidak memandang jugun ianfu itu sendiri sebagai subjek yang menderita. Terdapat penjelasan tentang bagaimana psikologi orang-orang Jepang dalam memandang perempuan dan Seks. Sehingga menuntun mereka untuk melakukan beberapa hal yang akan merugikan perempuan terutama dalam masalah gender. Penulis buku ini juga pernah secara langsung berhubungan dengan para korban jugun ianfu. Bahkan penulis ikut membantu para korban jugun ianfu dalam meminta pertanggungjawaban hingga ke Jepang. Oleh karena itu, penulis buku ini sudah cukup memahami bagaimana kondisi psikologis dan keadaan fisik para korban jugun ianfu. Penulis merasa bahwa buku ini memiliki keunggulan jika harus dibandingkan dengan buku lainnya. Penulis melakukan penelitian secara langsung dengan korban. Sehingga informasi yang didapatkan pun bisa dijadikan fakta sesuai dengan sejarah yang berlangsung pada saat itu. 22

10 Buku kedua yang digunakan penulis adalah buku dari Lucia Juningsih yang terbit pada tahun 1999 yang berjudul Dampak Kekerasan Seksual Pada jugun ianfu. Buku ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lucia Juningsih terhadap para korban jugun ianfu yang ada di Yogyakarta. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar jugun ianfu ini menderita cacat fisik, gangguan fisik, biasanya menyangkut organ reproduksi. Selain itu rasa malu, benci, sakit hati sampai merasa tidak lagi berharga dalam masyarakat kerap dirasakan oleh para korban. Dalam buku ini terdapat bagaimana respon orang di sekitarnya terhadap mantan jugun ianfu. Baik itu respon dari suami, anak, keluarga dan masyarakat. pada bagian terakhir, bagaimana mantan jugun ianfu ini dalam menyelesaikan hambatan-hambatan akibat keterbatasan yang dimilikinya. Bagi penulis, Lucia Juningsih dalam hasil penelitiannya banyak menemukan dampak kekerasan baik secara fisik ataupun psikis yang terus terasa oleh para korban hingga kini. Bagi penulis kontribusi buku Lucia Juningsih ini menjadi referensi utama. Karena tanpa buku ini tidak akan ditemukan data berupa angka yang menunjukan bagaimana kekerasan yang dilakukan oleh Jepang. Dampak para korban jugun ianfu itu sendiri tertulis dalam beberapa penjelasanpenjelasan yang berbentuk tabel. Sehingga didapat kenyataan bahwa sebagian besar mantan jugun ianfu ini memang mengalami gangguan baik secara fisik dan psikis. Penulis tidak hanya menggunakan buku untuk membahas masalah jugun ianfu ini, tetapi dipergunakan novel sebagai sumber tambahan. Novel pertama 23

11 yang digunakan oleh penulis adalah karya dari Eka Hindra dan Koichi Kimura dengan judul Momoye Mereka Memanggilku. Novel ini dibagi ke dalam dua bagian. Pertama, menceritakan kisah seorang perempuan yang bernama Ibu Mardiyem yang hidup pada masa pendudukan Jepang di Indonesia. Novel ini berbentuk novel autobiografi sehingga di dalamnya hanya menceritakan perjalanan hidup Ibu Mardiyem dari masa kecil hingga dewasa. Kedua, novel ini menjelaskan bagaimana kejahatan Jepang pada masa pendudukannya di Asia dengan menciptakan sebuah lokalisasi yang dilakukan secara tersembunyi dan terorganisir. Tujuan dari jugun ianfu ini adalah untuk mengurangi tertularnya penyakit kelamin yang banyak di derita oleh prajurit Jepang. Sehingga dibangunlah sebuah sistem jugun ianfu ini untuk mengurangi penularan penyakit kelamin tersebut. Sistem jugun ianfu ini terdapat di berbagai wilayah yang diduduki oleh Jepang. Di antaranya di Korea, Cina, Filipina, dan di Indonesia. Pemerintah ikut andil dalam perekrutan hingga penyebaran perempuan-perempuan tersebut ke garis depan tentara Jepang. Kontribusi dari novel ini cukup jelas dan sesuai dengan apa yang sedang dibahas oleh penulis. Terutama menjelaskan latar belakang dan berjalannya sistem jugun ianfu di Indonesia, dampak yang dirasakan setelah menjadi jugun ianfu baik secara fisik dan psikis kemudian bagaimana mantan jugun ianfu ini meminta pertanggungjawaban kepada pemerintah Jepang. Novel momoye mereka memanggilku ini sebenarnya sangat membantu penulis dalam melakukan penelitian tentang jugun ianfu. Tetapi karena berbentuk 24

12 novel autobiografi serta penjelasan yang cukup singkat, novel ini terasa kurang lengkap. Tetapi penulis tidak dapat mengambil fakta yang diuraikan dari novel ini. Akan tetapi penulis hanya menjadikan novel ini sebagai gambaran peristiwa seorang perempuan yang menjadi jugun ianfu pada masa pendudukan Jepang di Indonesia dalam persfektif pelakunya. Karena novel ini diambil dari kisah nyata. Novel kedua yang digunakan oleh penulis adalah novel dari Pramoedya Ananta Toer tahun 2001 yang berjudul Perawan Remaja Dalam Cengkraman Militer. Isi novel ini adalah perjalanan dari seorang penulis yang pernah dibuang di Pulau Buru. Di Pulau Buru juga terdapat asrama jugun ianfu, sehingga para jugun ianfu ini dibiarkan begitu saja oleh Jepang setelah menyerah pada tahun 1945 kepada sekutu. Selama berada di Pulau Buru, Pramoedya Ananta Toer berusaha untuk mencari informasi keberadaan para korban jugun ianfu ini dari satu tempat ke tempat lainnya. Keadaan mantan jugun ianfu ini sangat memprihatinkan. Banyak di antara mereka yang enggan kembali ke tempat asal mereka. Alasannya, tidak tahu jalan pulang, merasa takut, merasa terhina dan malu untuk berjumpa kembali dengan keluarga atas apa yang menimpa mereka. Maka jalan satu-satunya adalah dengan menetap dan bertahan hidup di tempat yang baru. Kontribusi dari novel ini terdapat pada bagian dampak yang dirasakan oleh mantan jugun ianfu terutama di Pulau Buru. Melalui novel ini penulis mendapat gambaran tentang bagaimana keadaan para korban jugun ianfu yang dibuang begitu saja oleh Jepang. Banyak diantara para korban yang menutup diri terhadap 25

13 apa yang terjadi dimasa lalunya. Oleh karena itu, Pramoedya Ananta Toer pun mengalami kesulitan dalam menemukan para korban jugun ianfu. Novel ini memiliki kesamaan dengan buku momoye mereka memanggilku yaitu berbentuk novel. Sehingga penulis tak dapat mengambil fakta-fakta yang diuraikan. Namun ini memberikan gambaran lengkap tentang kehidupan jugun ianfu dalam perspektif pelakunya. Walaupun demikian novel ini diambil dari kisah nyata pelakunya. C. Pembahasan tentang Gender Permasalahan jugun ianfu di Indonesia tidak lepas dari peranan gender. Karena selalu dikaitkan dengan ketidakadilan terhadap salah satu pihak baik itu laki-laki ataupun perempuan. Maka sebelumnya tidak ada salahnya untuk memberikan pengertian tentang gender itu sendiri. Adapun pengertian gender menurut Fakih (2006: 8), Gender adalah suatu sifat yang melekat pada kaum lakilaki maupun wanita yang dikonstruksi secara sosial maupun kultural. Sedangkan menurut Ihromi (1995: 70) bahwa gender merupakan karakteristik psikologis yang ditentukan secara sosial dan berkaitan dengan adanya seks lain. Diungkapkan juga oleh Muniarti (2004: 60) gender merupakan hasil dari proses belajar dan proses sosialisasi melalui kebudayaan masyarakat yang bersangkutan. Dapat diambil kesimpulan dari ketiga pengertian diatas bahwa gender merupakan suatu proses sosial yang disebabkan oleh adanya peranan yang berbeda antara laki-laki dan perempuan dalam masyarakat bukan berdasarkan perbedaan jenis kelamin tetapi berdasarkan sifatnya. 26

14 Dari pengertian pengertian tentang gender diatas, konsep mengenai ketidakadilan terhadap perempuan muncul akibat perbedaan gender. ketidakadilan gender ini lebih banyak menimpa kepada perempuan dibanding laki-laki, hal ini juga dirasakan kepada mereka yang menjadi jugun ianfu. Mereka merasakan ketidakadilan gender ini dalam berbagai bentuk. Di antaranya marginalisasi, subordinasi, pembentukan stereotype (pelabelan) kekerasan (violence) maupun intimidasi (Faqih, 2006: 3). Sehingga perempuan menjadi objek bagi laki-laki baik secara fisik atau pun psikisnya. Hal ini menimpa pada jugun ianfu yang dieksploitasi tubuhnya untuk memberikan kesenangan dan hiburan bagi tentara Jepang. Kekerasan merupakan salah satu bentuk ketidakadilan gender pada perempuan. Kejadian ini sering menimpa kepada jugun ianfu selama masa pendudukan Jepang di Indonesia. Kekerasan menurut Faqih (2006: 17), kekerasan (violence) adalah serangan atau invasi (assault) terhadap fisik maupun integritas mental psikologis seseorang. Lebih lanjut A. Wahid dan M. Irfan mengutip dari Haedar Nashir (1997: 64), kekerasan (terhadap perempuan) adalah suatu sifat atau keadaan yang mengandung kekuatan, tekanan, dan paksaan. Kekerasan terkait dengan paksaan, yang berarti tekanan yang keras. Kekerasan juga sering dikaikan dengan tindakan pelecehan seksual, yakni suatu tindakan menundukkan dengan paksaan dan kekerasan. Dari pengertian di atas, perempuan yang menjadi jugun ianfu pada masa pendudukan Jepang ini juga merasakan hal yang sama. Mereka mendapat perlakukan dan tindak kekerasan secara fisik dan psikis selama di dalam Ian-jo. Bentuk dari adanya suatu dominasi kekuasaan laki-laki terhadap 27

15 perempuan dengan menjadikannya sebagai objek yang bisa diperlakukan semenamena. Sehingga perempuan yang menjadi jugun ianfu harus terus merasakan kejadian tersebut berulang-ulang hingga pendudukan Jepang berakhir di Indonesia. Seharusnya jugun ianfu ini mendapatkan kesempatan yang sama seperti perempuan pada umumnya. Walaupun banyak perempuan yang terkekang oleh adat istiadat ataupun agama. Posisi perempuan dalam beberapa hal memang dibatasi oleh adat istiadat. Seperti larangan bersekolah, bekerja, hingga larangan bergaul dengan laki-laki. Keadaan ini berlangsung hingga kedatangan Jepang ke Indonesia. Tetapi pada masa pendudukan Jepang perempuan mendapat perlakuan yang sama dengan laki-laki, yaitu dengan diperbolehkannya untuk bersekolah. Ini juga didapatkan seluruh warga pribumi bukan hanya kalangan bangsawan saja. Oleh karena itu, mereka layak untuk mendapatkan kehidupan yang mereka inginkan tanpa adanya paksaan dan ketidakadilan dari adanya dominasi pria terutama pada masa Jepang di Indonesia. Peranan gender akan menjadi acuan untuk mengetahui masalah jugun ianfu, mengapa dan bagaimana kehidupan perempuan jugun ianfu ini pada masa pendudukan Jepang di Indonesia. 28

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa kerajaan-kerajaan di Nusantara, kedudukan perempuan berada

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa kerajaan-kerajaan di Nusantara, kedudukan perempuan berada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa kerajaan-kerajaan di Nusantara, kedudukan perempuan berada di bawah pengaruh laki-laki. Kadang perempuan dijadikan alat politik untuk memperoleh kekuasaan.

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. tetapi sumber daya manusianya pun dipergunakan untuk kepentingan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. tetapi sumber daya manusianya pun dipergunakan untuk kepentingan BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. SIMPULAN Berdasarkan hasil yang analisis data yang diperoleh dari penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Jepang bukan hanya memanfaatkan sumber daya alam Indonesia saja,

Lebih terperinci

Novel momoye mereka memanggilku karya Eka Hindra dan Koichi Kimura : tinjauan sosiologi sastra BAB I PENDAHULUAN

Novel momoye mereka memanggilku karya Eka Hindra dan Koichi Kimura : tinjauan sosiologi sastra BAB I PENDAHULUAN Novel momoye mereka memanggilku karya Eka Hindra dan Koichi Kimura : tinjauan sosiologi sastra Disusun Oleh : Stephanie Kurnia Trihapsari C0204061 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini dapat berlaku terhadap Negara Jepang (Suryohadiprojo, 1982:1).

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini dapat berlaku terhadap Negara Jepang (Suryohadiprojo, 1982:1). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karakteristik geografis suatu Negara senantiasa mempunyai pengaruh terhadap kehidupan bangsanya. Hal ini dapat dilihat pada sejarah, tabiat dan watak bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan Restorasi Meiji di Jepang yang berdampak pada proses modernisasi

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan Restorasi Meiji di Jepang yang berdampak pada proses modernisasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendudukan Jepang di Indonesia merupakan bagian dari rangkaian politik imperealismenya di Asia Tenggara. Kedatangannya di Indonesia merupakan bagian dalam usahanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 1942, Jepang mulai masuk dan menjajah wilayah Indonesia. 1

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 1942, Jepang mulai masuk dan menjajah wilayah Indonesia. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 1942, Jepang mulai masuk dan menjajah wilayah Indonesia. 1 Berbagai upaya dikerahkan pemerintah Jepang agar mereka dapat tetap menduduki Indonesia. Beribu-ribu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB 1 PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Masa pendudukan Jepang di Indonesia (1942-1945) merupakan bagian periode yang penting menyangkut bangsa Indonesia. Pada masa tersebut telah

Lebih terperinci

Pemahaman Analisis Gender. Oleh: Dr. Alimin

Pemahaman Analisis Gender. Oleh: Dr. Alimin Pemahaman Analisis Gender Oleh: Dr. Alimin 1 2 ALASAN MENGAPA MENGIKUTI KELAS GENDER Isu partisipasi perempuan dalam politik (banyak caleg perempuan) Mengetahui konsep gender Bisa menulis isu terkait gender

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra.

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra memuat perilaku manusia melalui karakter tokoh-tokoh cerita. Hadirnya tokoh dalam suatu karya dapat menghidupkan cerita dalam karya sastra. Keberadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gender. Kekerasan yang disebabkan oleh bias gender ini disebut gender related

BAB I PENDAHULUAN. gender. Kekerasan yang disebabkan oleh bias gender ini disebut gender related BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kekerasan terhadap perempuan adalah persoalan pelanggaran kondisi kemanusiaan yang tidak pernah tidak menarik untuk dikaji. Menurut Mansour Fakih (2004:17) kekerasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu sastra pada hakikatnya selalu berkaitan dengan masyarakat. Sastra

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu sastra pada hakikatnya selalu berkaitan dengan masyarakat. Sastra BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu sastra pada hakikatnya selalu berkaitan dengan masyarakat. Sastra diciptakan untuk dinikmati, dihayati, dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Luxemburg (1989:6) mengatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerja di dalam negeri sangat terbatas sehinga menyebabkan banyak Tenaga Kerja

BAB I PENDAHULUAN. kerja di dalam negeri sangat terbatas sehinga menyebabkan banyak Tenaga Kerja BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 27 ayat 2 menyatakan bahwa Setiap warga Negara Republik Indonesia berhak atas pekerjaan dan penghidupan

Lebih terperinci

PERSPEKTIF GENDER DALAM UNDANG-UNDANG KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA. Oleh: Wahyu Ernaningsih

PERSPEKTIF GENDER DALAM UNDANG-UNDANG KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA. Oleh: Wahyu Ernaningsih PERSPEKTIF GENDER DALAM UNDANG-UNDANG KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA Oleh: Wahyu Ernaningsih Abstrak: Kasus kekerasan dalam rumah tangga lebih banyak menimpa perempuan, meskipun tidak menutup kemungkinan

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan 5.1.1 Struktur Naskah Pertja Objek penelitian yang digunakan dalam kajian skripsi ini adalah naskah drama yang berjudul Pertja karya Benjon atau Benny Yohanes. Lakon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Patriakat merupakan sistem pengelompokkan sosial yang menempatkan posisi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Patriakat merupakan sistem pengelompokkan sosial yang menempatkan posisi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Patriakat merupakan sistem pengelompokkan sosial yang menempatkan posisi laki-laki sebagai pemilik otoritas lebih tinggi daripada perempuan. Karena laki-laki

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. 1. Pendudukan Jepang di Indonesia. Dalam usahanya membangun suatu imperium di Asia, Jepang telah

BAB II KAJIAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. 1. Pendudukan Jepang di Indonesia. Dalam usahanya membangun suatu imperium di Asia, Jepang telah BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pendudukan Jepang di Indonesia Dalam usahanya membangun suatu imperium di Asia, Jepang telah meletuskan suatu perang di Pasifik. Pada tanggal 8 Desember 1941

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengecap pahitnya penderitaan dalam sejarah masa lalunya sebagai bangsa

BAB I PENDAHULUAN. mengecap pahitnya penderitaan dalam sejarah masa lalunya sebagai bangsa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan satu dari sekian bangsa yang pernah mengecap pahitnya penderitaan dalam sejarah masa lalunya sebagai bangsa yang dijajah bangsa lain.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuat karya sastra berangkat dari fenomena-fenomena sosial, politik, dan

BAB I PENDAHULUAN. membuat karya sastra berangkat dari fenomena-fenomena sosial, politik, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra diciptakan oleh pengarang dalam beberapa alasan yaitu proses berpikir secara imajinatif, fiktif, kontemplasi dan mengenai realita yang terjadi di masyarakat

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 27 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Dalam bagian metode penelitian, peneliti memaparkan mengenai (1) metode penelitian, (2) sumber data, (3) teknik penelitian, (4) definisi operasional. 3.1 Metode Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV JUGUN IANFU, EKSPLOITASI PEREMPUAN PADA MASA PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA ( )

BAB IV JUGUN IANFU, EKSPLOITASI PEREMPUAN PADA MASA PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA ( ) BAB IV JUGUN IANFU, EKSPLOITASI PEREMPUAN PADA MASA PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA (1942-1945) Pada bab ini akan dikaji mengenai jugun ianfu pada masa pendudukan Jepang di Indonesia (1942-1945). Pada bagian

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG DATANGNYA JEPANG

LATAR BELAKANG DATANGNYA JEPANG LATAR BELAKANG DATANGNYA JEPANG Jepang datang ke Indonesia karena: Ingin menguasai wilayah Asia-Pasifik pada Perang Dunia II Menyerahnya Belanda ke tangan Jepang pada 8 Maret 1942, di Kalijati Mencari

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Malaka membuat jalur perdagangan beralih ke pesisir barat Sumatra.

BAB V KESIMPULAN. Malaka membuat jalur perdagangan beralih ke pesisir barat Sumatra. BAB V KESIMPULAN Sumatra Barat punya peran penting dalam terbukanya jalur dagang dan pelayaran di pesisir barat Sumatra. Berakhirnya kejayaan perdagangan di Selat Malaka membuat jalur perdagangan beralih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia kedua setelah laki-laki. Tatanan sosial memberi kedudukan perempuan

BAB I PENDAHULUAN. manusia kedua setelah laki-laki. Tatanan sosial memberi kedudukan perempuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perempuan oleh masyarakat kadang-kadang masih dianggap sebagai manusia kedua setelah laki-laki. Tatanan sosial memberi kedudukan perempuan tidak lebih penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sejarah kolonialisme, Jepang merupakan negara pertama di Asia yang memiliki pandangan dan aksi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sejarah kolonialisme, Jepang merupakan negara pertama di Asia yang memiliki pandangan dan aksi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sejarah kolonialisme, Jepang merupakan negara pertama di Asia yang memiliki pandangan dan aksi kolonialisme. Kolonialisme Jepang memang pada akhirnya menjadi kolonialisme

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Terbentuknya Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang dinyatakan dalam pidato

I. PENDAHULUAN. Terbentuknya Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang dinyatakan dalam pidato 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam usaha perjuangan pembelaan kemerdekaan bangsa Indonesia yang dipikul oleh rakyat Indonesia dengan mengangkat dan siasat perang untuk mempertahankan hak

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Jepang dan Italia melawan Sekutu membawa pengaruh terhadap perubahan situasi negara-negara

PENDAHULUAN. Jepang dan Italia melawan Sekutu membawa pengaruh terhadap perubahan situasi negara-negara PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Keberhasilan Jepang menghancurkan pangkalan laut Amerika di Pearl Harbour merupakan awal keterlibatan Jepang di Perang Dunia Kedua. Pecahnya Perang Dunia Kedua yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentunya sangat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia serta kemanusiaan. Ia

BAB I PENDAHULUAN. tentunya sangat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia serta kemanusiaan. Ia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang selalu berada dalam peradaban manusia semenjak ribuan tahun lalu. Penelitian terhadap karya sastra penting

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan dalam penelitian terhadap perempuan dalam roman Au Bonheur des Dames karya Émile Zola yang diambil sebagai objek penelitian ini memiliki beberapa implikasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penulisan sejarah wanita dapat dikatakan ketinggalan dari ilmu-ilmu sosial lain, seperti sosiologi dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penulisan sejarah wanita dapat dikatakan ketinggalan dari ilmu-ilmu sosial lain, seperti sosiologi dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penulisan sejarah wanita dapat dikatakan ketinggalan dari ilmu-ilmu sosial lain, seperti sosiologi dan demografi (Kuntowijoyo, 2003: 113). Hal tersebut dikarenakan

Lebih terperinci

DIMENSI PERNYAIAN DAN JUGUN IANFU DALAM NOVEL MIRAH DARI BANDA KARYA HANNA RAMBE : KAJIAN FEMINISME EKSISTENSIALIS

DIMENSI PERNYAIAN DAN JUGUN IANFU DALAM NOVEL MIRAH DARI BANDA KARYA HANNA RAMBE : KAJIAN FEMINISME EKSISTENSIALIS DIMENSI PERNYAIAN DAN JUGUN IANFU DALAM NOVEL MIRAH DARI BANDA KARYA HANNA RAMBE : KAJIAN FEMINISME EKSISTENSIALIS SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kekerasan terhadap sesama manusia, sumber maupun alasannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kekerasan terhadap sesama manusia, sumber maupun alasannya A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Kekerasan terhadap sesama manusia, sumber maupun alasannya bermacam-macam, seperti politik, rasisme bahkan keyakinan keagamaan/apa saja.dalam bentuk ekstrim,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Cinta dan seksual merupakan salah satu permasalahan yang terpenting yang dialami oleh remaja saat ini. Perasaan bersalah, depresi, marah pada gadis yang mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Elfa Michellia Karima, 2013 Kehidupan Nyai Di Jawa Barat Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN. Elfa Michellia Karima, 2013 Kehidupan Nyai Di Jawa Barat Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian Pribumi sangat tergantung pada politik yang dijalankan oleh pemerintah kolonial. Sebagai negara jajahan yang berfungsi sebagai daerah eksploitasi

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional ( 2005:588), konsep didefenisikan sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut (Ratna, 2009, hlm.182-183) Polarisasi laki-laki berada lebih tinggi dari perempuan sudah terbentuk dengan sendirinya sejak awal. Anak laki-laki, lebihlebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang Perang Dunia Kedua adalah sebuah perang global yang berlangsung mulai tahun 1939 sampai 1945. Perang ini melibatkan banyak sekali negara di dunia termasuk semua kekuatan

Lebih terperinci

Indikator. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Materi Pokok dan Uraian Materi. Bentuk-bentukInteraksi Indonesia-Jepang.

Indikator. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Materi Pokok dan Uraian Materi. Bentuk-bentukInteraksi Indonesia-Jepang. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Materi Pokok dan Uraian Materi Indikator Bentuk-bentukInteraksi Indonesia-Jepang Dampak Kebijakan Imperialisme Jepang di Indonesia Uji Kompetensi 2. Kemampuan memahami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembacanya. Banyak sekali manfaat yang terkandung dari membaca buku. Selain

BAB I PENDAHULUAN. pembacanya. Banyak sekali manfaat yang terkandung dari membaca buku. Selain 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buku adalah sebuah media penyambung ilmu yang efektif bagi pembacanya. Banyak sekali manfaat yang terkandung dari membaca buku. Selain menambah banyak ilmu pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) sebenarnya bukan hal yang baru

BAB I PENDAHULUAN. Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) sebenarnya bukan hal yang baru BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) sebenarnya bukan hal yang baru di Indonesia, namun selama ini selalu dirahasiakan atau ditutup-tutupi oleh keluarga maupun

Lebih terperinci

Kesehatan reproduksi dalam perspektif gender. By : Fanny Jesica, S.ST

Kesehatan reproduksi dalam perspektif gender. By : Fanny Jesica, S.ST Kesehatan reproduksi dalam perspektif gender By : Fanny Jesica, S.ST DEFINISI KESEHATAN REPRODUKSI K E S P R Suatu keadaan kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang utuh, bebas dari penyakit dan kecacatan

Lebih terperinci

KOLABORASI ANTAR STAKEHOLDER DALAM MENANGANI TINDAK KEKERASAN ANAK BERBASIS GENDER DI KOTA SURAKARTA

KOLABORASI ANTAR STAKEHOLDER DALAM MENANGANI TINDAK KEKERASAN ANAK BERBASIS GENDER DI KOTA SURAKARTA KOLABORASI ANTAR STAKEHOLDER DALAM MENANGANI TINDAK KEKERASAN ANAK BERBASIS GENDER DI KOTA SURAKARTA Disusun Oleh : ANDRE RISPANDITA HIRNANTO D 1114001 SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gender yaitu suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun

BAB I PENDAHULUAN. gender yaitu suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembicaraan tentang gender sudah semakin merebak. Konsep gender yaitu suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun perempuan yang dikonstruksi secara sosial

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Film Ip Man III Dikisahkan kehidupan seorang guru besar bela diri aliran Wing Chun yang sangat dihormati oleh masyarakat di wilayah itu bernama

Lebih terperinci

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS Pada bab IV ini penulis akan menguraikan tentang refleksi teologis yang didapat setelah penulis memaparkan teori-teori mengenai makna hidup yang dipakai dalam penulisan skripsi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah ungkapan pribadi manusia. berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, imajinasi, ide, keyakinan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah ungkapan pribadi manusia. berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, imajinasi, ide, keyakinan dalam BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sebuah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, imajinasi, ide, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran kehidupan,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. pedesaan yang sesungguhnya berwajah perempuan dari kelas buruh. Bagian

BAB V KESIMPULAN. pedesaan yang sesungguhnya berwajah perempuan dari kelas buruh. Bagian BAB V KESIMPULAN Bagian kesimpulan ini menyampaikan empat hal. Pertama, mekanisme ekstraksi surplus yang terjadi dalam relasi sosial produksi pertanian padi dan posisi perempuan buruh tani di dalamnya.

Lebih terperinci

Kalender Doa Proyek Hanna Januari 2013

Kalender Doa Proyek Hanna Januari 2013 Kalender Doa Proyek Hanna Januari 2013 Kekerasan dalam rumah tangga terus meningkat secara drastis, baik dalam angka, frekuensi maupun tingkat kekejamannya. Beberapa berita mengejutkan antara lain: Seorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak bisa menangani masalahnya dapat mengakibatkan stres. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. tidak bisa menangani masalahnya dapat mengakibatkan stres. Menurut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang memiliki permasalahan dalam hidupnya, dan mereka memiliki caranya masing-masing untuk menangani masalah tersebut. Ada orang yang bisa menangani masalahnya,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA ASERTIFITAS DENGAN KECENDERUNGAN MENGALAMI KEKERASAN EMOSIONAL PADA PEREMPUAN YANG BERPACARAN SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA ASERTIFITAS DENGAN KECENDERUNGAN MENGALAMI KEKERASAN EMOSIONAL PADA PEREMPUAN YANG BERPACARAN SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA ASERTIFITAS DENGAN KECENDERUNGAN MENGALAMI KEKERASAN EMOSIONAL PADA PEREMPUAN YANG BERPACARAN SKRIPSI Disusun guna memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan

Lebih terperinci

Kalender Doa Agustus 2015 Berdoa Bagi Wanita Korban Kekerasan Rumah Tangga

Kalender Doa Agustus 2015 Berdoa Bagi Wanita Korban Kekerasan Rumah Tangga Kalender Doa Agustus 2015 Berdoa Bagi Wanita Korban Kekerasan Rumah Tangga Suami Rosa biasa memukulinya. Ia memiliki dua anak dan mereka tidak berani berdiri di hadapan ayahnya karena mereka takut akan

Lebih terperinci

UPAYA MASYARAKAT INDONESIA DALAM MEMPERJUANGKAN KEADILAN JUGUN IANFUTAHUN ABSTRAK

UPAYA MASYARAKAT INDONESIA DALAM MEMPERJUANGKAN KEADILAN JUGUN IANFUTAHUN ABSTRAK Cahya et al., Upaya Masyarakat Indonesia Dalam Memperjuangkan Keadilan Jugun Ianfu Tahun 1993- UPAYA MASYARAKAT INDONESIA DALAM MEMPERJUANGKAN KEADILAN JUGUN IANFUTAHUN 1993-1 Adita Dwi May Cahya, Sri

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. memberikan kesempatan lebih luas bagi kaum wanita untuk lebih berkiprah maju

I. PENDAHULUAN. memberikan kesempatan lebih luas bagi kaum wanita untuk lebih berkiprah maju 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang diproklamirkan oleh Ir. Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1945 merupakan babak baru bagi perjuangan rakyat Indonesia

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pembahasan pada bab IV maka ada beberapa hal yang dapat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pembahasan pada bab IV maka ada beberapa hal yang dapat BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab IV maka ada beberapa hal yang dapat disimpulkan pada penelitian ini, antara lain : 1. Penyebab kekerasan yang dialami pada masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan gagasan-gagasan ataupun merefleksikan pandangannya terhadap

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan gagasan-gagasan ataupun merefleksikan pandangannya terhadap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan wadah yang digunakan oleh pengarang dalam menyampaikan gagasan-gagasan ataupun merefleksikan pandangannya terhadap berbagai masalah yang diamati

Lebih terperinci

BAB 5. Ringkasan. memaparkan ringkasan isi skripsi yang mengenai latar belakang penyebab hiperseksual

BAB 5. Ringkasan. memaparkan ringkasan isi skripsi yang mengenai latar belakang penyebab hiperseksual BAB 5 Ringkasan Pada bab ini yang juga merupakan bab terakhir dalam skripsi ini, penulis akan memaparkan ringkasan isi skripsi yang mengenai latar belakang penyebab hiperseksual pada tokoh Yuriko Hirata

Lebih terperinci

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008 1 KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ODHA (ORANG DENGAN HIV/AIDS) WANITA (STUDI KUALITATIF MENGENAI PENCAPAIAN MAKNA HIDUP PADA WANITA PASCA VONIS TERINFEKSI HIV/AIDS) Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berpacaran sebagai proses dua manusia lawan jenis untuk mengenal dan

BAB I PENDAHULUAN. Berpacaran sebagai proses dua manusia lawan jenis untuk mengenal dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Fenomena berpacaran sudah sangat umum terjadi dalam masyarakat. Berpacaran sebagai proses dua manusia lawan jenis untuk mengenal dan memahami lawan jenisnya

Lebih terperinci

KISAH PILU KAUM PEREMPUAN INDONESIA SEPANJANG MASA Jumat, 23 Desember :17 - Terakhir Diperbaharui Jumat, 23 Desember :20

KISAH PILU KAUM PEREMPUAN INDONESIA SEPANJANG MASA Jumat, 23 Desember :17 - Terakhir Diperbaharui Jumat, 23 Desember :20 KISAH PILU KAUM PEREMPUAN INDONESIA SEPANJANG MASA Pada saat ini kondisi kaum perempuan di negeri ini memang telah mengalami perbaikan di bandingkan dengan masa-masa dahulu. Kita dapat melihat bagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan produk tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan produk tidak hanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan produk tidak hanya tergantung pada keunggulan teknologi, sarana dan prasarana, melainkan juga tergantung pada kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberantas kemiskinan yang tujuannya untuk mensejahterakan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. memberantas kemiskinan yang tujuannya untuk mensejahterakan masyarakat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kajian perempuan merupakan suatu kajian yang sangat menarik perhatian. Hal ini terbukti banyak penelitian tentang kaum perempuan. Perempuan merupakan hal penting

Lebih terperinci

Kekerasan dalam Rumah Tangga

Kekerasan dalam Rumah Tangga 1. Jenis Kasus : A. LEMBAR FAKTA Kekerasan terhadap Perempuan di wilayah konflik Kekerasan dalam Rumah Tangga Lain-lain : 2. Deskripsi Kasus : 1 3. Identitas Korban : a. Nama : b. Tempat lahir : c. Tanggal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra merupakan gambaran tentang kehidupan yang ada dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra merupakan gambaran tentang kehidupan yang ada dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan gambaran tentang kehidupan yang ada dalam masyarakat. Kehidupan sosial, kehidupan individu, hingga keadaan psikologi tokoh tergambar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendudukan Jepang di tahun Proses pembentukan tersebut terjadi

BAB I PENDAHULUAN. pendudukan Jepang di tahun Proses pembentukan tersebut terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses terbentuknya Organisasi Militer di Indonesia, ditandai dengan masa pendudukan Jepang di tahun 1942-1945. Proses pembentukan tersebut terjadi ketika bangsa Jepang

Lebih terperinci

Abstraksi. Kata Kunci : Komunikasi, Pendampingan, KDRT

Abstraksi. Kata Kunci : Komunikasi, Pendampingan, KDRT JUDUL : Memahami Pengalaman Komunikasi Konselor dan Perempuan Korban KDRT Pada Proses Pendampingan di PPT Seruni Kota Semarang NAMA : Sefti Diona Sari NIM : 14030110151026 Abstraksi Penelitian ini dilatarbelakangi

Lebih terperinci

BAB II. Kajian Pustaka. hukum adat. Harta orangtua yang tidak bergerak seperti rumah, tanah dan sejenisnya

BAB II. Kajian Pustaka. hukum adat. Harta orangtua yang tidak bergerak seperti rumah, tanah dan sejenisnya BAB II Kajian Pustaka 2.1. Perempuan Karo Dalam Perspektif Gender Dalam kehidupan masyarakat Batak pada umumnya dan masyarakat Karo pada khususnya bahwa pembagian harta warisan telah diatur secara turun

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. dan Eksploitasi Wanita dalam Novel The Lost Arabian Women karya Qanta A.

BAB II KAJIAN TEORI. dan Eksploitasi Wanita dalam Novel The Lost Arabian Women karya Qanta A. BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Penelitian yang Relevan Sebelumnya Kajian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang telah dilakukan oleh Nikmawati yang berjudul Perlawanan Tokoh Terhadap Diskriminasi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB II GAMBARAN UMUM BAB II GAMBARAN UMUM 2.1. Jepang Pasca Perang Dunia II Pada saat Perang Dunia II, Jepang sebagai negara penyerang menduduki negara Asia, terutama Cina dan Korea. Berakhirnya Perang Dunia II merupakan kesempatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perselingkuhan sebagai..., Innieke Dwi Putri, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Perselingkuhan sebagai..., Innieke Dwi Putri, FIB UI, Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra menggambarkan jiwa masyarakat. Karya sastra sebagai interpretasi kehidupan, melukiskan perilaku kehidupan manusia yang terjadi dalam masyarakat. Segala

Lebih terperinci

ANALISIS KEBIJAKAN KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK DALAM KONTEK PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA PEMBANGUNAN NASIONAL DI KAB.

ANALISIS KEBIJAKAN KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK DALAM KONTEK PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA PEMBANGUNAN NASIONAL DI KAB. GASTER, Vol. 4, No. 2 Agustus 2008 (260-267) ANALISIS KEBIJAKAN KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK DALAM KONTEK PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA PEMBANGUNAN NASIONAL DI KAB. SUKOHARJO Maryatun, Wahyuni Dosen

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. dengan sesama kita, manusia. Bahasa merupakan salah satu sarana yang

Bab 1. Pendahuluan. dengan sesama kita, manusia. Bahasa merupakan salah satu sarana yang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Banyak cara yang dapat digunakan untuk berhubungan atau berkomunikasi dengan sesama kita, manusia. Bahasa merupakan salah satu sarana yang digunakan manusia untuk berkomunikasi

Lebih terperinci

Review Roman "Anak Semua Bangsa" : Anak Semua Bangsa : Pramoedya Ananta Toer : Lentera Dipantara. Tahun Terbit : 2006 Jumlah Halaman : 539 Halaman

Review Roman Anak Semua Bangsa : Anak Semua Bangsa : Pramoedya Ananta Toer : Lentera Dipantara. Tahun Terbit : 2006 Jumlah Halaman : 539 Halaman Review Roman "Anak Semua Bangsa" Judul : Anak Semua Bangsa Penulis : Pramoedya Ananta Toer Penerbit : Lentera Dipantara Kota Terbit : Jakarta Tahun Terbit : 2006 Jumlah Halaman : 539 Halaman Dapatkah sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diberikan sejak masih di bangku SD hingga lulus SMA bahkan sampai ke Perguruan Tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. diberikan sejak masih di bangku SD hingga lulus SMA bahkan sampai ke Perguruan Tinggi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan Bahasa Indonesia merupakan salah satu aspek penting yang perlu diajarkan kepada para siswa di sekolah, tidak heran apabila mata pelajaran ini kemudian diberikan

Lebih terperinci

BAB 7: SEJARAH PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA. PROGRAM PERSIAPAN SBMPTN BIMBINGAN ALUMNI UI

BAB 7: SEJARAH PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA.  PROGRAM PERSIAPAN SBMPTN BIMBINGAN ALUMNI UI www.bimbinganalumniui.com 1. Berikut ini adalah daerah pertama di yang diduduki oleh tentara Jepang... a. Aceh, Lampung, Bali b. Morotai, Biak, Ambon c. Tarakan, Pontianak, Samarinda d. Bandung, Sukabumi,

Lebih terperinci

BAB 1. Pendahuluan. daripada karya fiksi (Wellek & Warren, 1995:3-4). Sastra memiliki fungsi sebagai

BAB 1. Pendahuluan. daripada karya fiksi (Wellek & Warren, 1995:3-4). Sastra memiliki fungsi sebagai BAB 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Karya sastra merupakan karya imajinatif yang dipandang lebih luas pengertiannya daripada karya fiksi (Wellek & Warren, 1995:3-4). Sastra memiliki fungsi sebagai hiburan

Lebih terperinci

PANDUAN PENDAMPINGAN DAN WAWANCARA TERHADAP KORBAN PERDAGANGAN ANAK:

PANDUAN PENDAMPINGAN DAN WAWANCARA TERHADAP KORBAN PERDAGANGAN ANAK: PANDUAN PENDAMPINGAN DAN WAWANCARA TERHADAP KORBAN PERDAGANGAN ANAK: 1 The Regional Support Office of the Bali Process (RSO) dibentuk untuk mendukung dan memperkuat kerja sama regional penanganan migrasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu Tujuan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu Tujuan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu Tujuan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam upaya ini pemerintah berupaya mencerdaskan anak bangsa melalui proses pendidikan di jalur

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. yakni Bagaimana struktur novel Tanah Tabu karya Anindita S. Thayf? dan

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. yakni Bagaimana struktur novel Tanah Tabu karya Anindita S. Thayf? dan 324 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Setelah melalui tahap analisis, sampailah kita pada bagian simpulan. Simpulan ini akan mencoba menjawab dua pertanyaan besar pada awal penelitian, yakni Bagaimana

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI... ii. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR GAMBAR... viii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah.

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI... ii. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR GAMBAR... viii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL...i HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... viii ABSTRAKSI... ix BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang Masalah. 1 1.2.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pencapaian kebermaknaan hidup dapat diartikan lebih luas sebagai usaha manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pencapaian kebermaknaan hidup dapat diartikan lebih luas sebagai usaha manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan individu tidak lepas dari pencarian identitas dan jati diri. Pencapaian kebermaknaan hidup dapat diartikan lebih luas sebagai usaha manusia untuk

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Kekerasan adalah perbuatan yang dapat berupa fisik maupun non fisik,

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Kekerasan adalah perbuatan yang dapat berupa fisik maupun non fisik, BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA Kekerasan adalah perbuatan yang dapat berupa fisik maupun non fisik, dilakukan secara aktif maupun dengan cara pasif (tidak berbuat), dikehendaki oleh pelaku, dan ada akibat yang

Lebih terperinci

DUKUNGAN SOSIAL PADA PEMBANTU RUMAH TANGGA USIA REMAJA DI BANYUMAS

DUKUNGAN SOSIAL PADA PEMBANTU RUMAH TANGGA USIA REMAJA DI BANYUMAS DUKUNGAN SOSIAL PADA PEMBANTU RUMAH TANGGA USIA REMAJA DI BANYUMAS SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi Disusun Oleh : ARHAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan Indonesia kearah modernisasi maka semakin banyak peluang bagi perempuan untuk berperan dalam pembangunan. Tetapi berhubung masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tindak kekerasan dapat menimpa siapa saja, baik laki- laki maupun perempuan,

BAB I PENDAHULUAN. Tindak kekerasan dapat menimpa siapa saja, baik laki- laki maupun perempuan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tindak kekerasan dalam masyarakat sebenarnya bukan satu hal yang baru. Tindak kekerasan dapat menimpa siapa saja, baik laki- laki maupun perempuan, dari anak anak sampai

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. beradaptasi dengan situasi yang baru sebagai sebuah wilayah yang merdeka. Citacita

BAB V KESIMPULAN. beradaptasi dengan situasi yang baru sebagai sebuah wilayah yang merdeka. Citacita 102 BAB V KESIMPULAN Periode Revolusi merupakan masa-masa yang sulit bagi Banten untuk beradaptasi dengan situasi yang baru sebagai sebuah wilayah yang merdeka. Citacita untuk menjadikan Banten yang diperintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bermacam-macam, seperti politik, keyakinan agama, rasisme dan ideologi

BAB I PENDAHULUAN. yang bermacam-macam, seperti politik, keyakinan agama, rasisme dan ideologi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kekerasan terhadap sesama manusia telah memiliki sumber atau alasan yang bermacam-macam, seperti politik, keyakinan agama, rasisme dan ideologi gender. Salah satu sumber

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Pada bab ini maka penulis akan mengakhiri seluruh penulisan tesis ini dengan

BAB V PENUTUP. Pada bab ini maka penulis akan mengakhiri seluruh penulisan tesis ini dengan BAB V PENUTUP Pada bab ini maka penulis akan mengakhiri seluruh penulisan tesis ini dengan melakukan kesimpulan dan mengusulkan saran, sebagai berikut: A. KESIMPULAN Indonesia adalah sebuah kata yang dapat

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Perempuan sebagai subjek yang aktif dalam urusan-urusan publik

BAB IV KESIMPULAN. Perempuan sebagai subjek yang aktif dalam urusan-urusan publik 68 BAB IV KESIMPULAN Perempuan sebagai subjek yang aktif dalam urusan-urusan publik (ekonomi) merupakan konsep kesetaraan gender. Perempuan tidak selalu berada dalam urusan-urusan domestik yang menyudutkannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang menciptakan karya sastra sebagai ide kreatifnya. Sebagai orang yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang menciptakan karya sastra sebagai ide kreatifnya. Sebagai orang yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra tercipta sebagai reaksi dinamika sosial dan kultural yang terjadi dalam masyarakat. Terdapat struktur sosial yang melatarbelakangi seorang pengarang

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan manifestasi dari besarnya sistem patriarkhi di mana laki-laki merupakan

BAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan manifestasi dari besarnya sistem patriarkhi di mana laki-laki merupakan BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelecehan seksual adalah segala macam bentuk perilaku yang berkonotasi atau mengarah kepada hal-hal seksual yang dilakukan secara sepihak dan tidak diharapkan oleh

Lebih terperinci

Resensi Buku JADI KAYA DENGAN BERBISNIS DI RUMAH OLEH NETTI TINAPRILLA * FENOMENA WANITA * WANITA BERBISNIS : ANTARA KELUARGA DAN KARIR

Resensi Buku JADI KAYA DENGAN BERBISNIS DI RUMAH OLEH NETTI TINAPRILLA * FENOMENA WANITA * WANITA BERBISNIS : ANTARA KELUARGA DAN KARIR 69 Resensi Buku JADI KAYA DENGAN BERBISNIS DI RUMAH OLEH NETTI TINAPRILLA * FENOMENA WANITA * WANITA BERBISNIS : ANTARA KELUARGA DAN KARIR Feryanto W. K. 1 1 Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan

Lebih terperinci

PEREMPUAN DAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA. Oleh: Chandra Dewi Puspitasari

PEREMPUAN DAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA. Oleh: Chandra Dewi Puspitasari PEREMPUAN DAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA Oleh: Chandra Dewi Puspitasari Pendahuluan Kekerasan terutama kekerasan dalam rumah tangga merupakan pelanggaran hak asasi manusia dan kejahatan terhadap martabat

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH Perempuan di berbagai belahan bumi umumnya dipandang sebagai manusia yang paling lemah, baik itu oleh laki-laki maupun dirinya sendiri. Pada dasarnya hal-hal

Lebih terperinci

MODUL POLA KEHIDUPAN BANGSA INDONESIA PADA MASA PERGERAKAN NASIONAL HINGGA KEMERDEKAAN MATERI : PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA

MODUL POLA KEHIDUPAN BANGSA INDONESIA PADA MASA PERGERAKAN NASIONAL HINGGA KEMERDEKAAN MATERI : PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA MODUL POLA KEHIDUPAN BANGSA INDONESIA PADA MASA PERGERAKAN NASIONAL HINGGA KEMERDEKAAN MATERI : PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA Fredy Hermanto, S. Pd., M.Pd. PPG DALAM JABATAN Kementerian Riset, Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Wacana merupakan salah satu kata yang sering digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Wacana merupakan salah satu kata yang sering digunakan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wacana merupakan salah satu kata yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat umumnya memahami wacana sebagai perbincangan terkait topik tertentu.

Lebih terperinci

Menjadi manajer di rumah sendiri, jauh lebih terhormat

Menjadi manajer di rumah sendiri, jauh lebih terhormat Menjadi manajer di rumah sendiri, jauh lebih terhormat Perempuan bekerja bukan lagi pemandangan langka. Ada yang bergaji tinggi sebagaimana karyawan kantoran yang berbekal titel, ada pula pegawai rendahan

Lebih terperinci

KOLONIALISME DAN IMPERIALISME

KOLONIALISME DAN IMPERIALISME KOLONIALISME DAN IMPERIALISME Kolonialisme adalah pengembangan kekuasaan sebuah negara atas wilayah dan manusia di luar batas negaranya, seringkali untuk mencari dominasi ekonomi dari sumber daya, tenaga

Lebih terperinci

PEMERKOSAAN,PERBUDAKAN SEKSUALITAS

PEMERKOSAAN,PERBUDAKAN SEKSUALITAS PEMERKOSAAN,PERBUDAKAN SEKSUALITAS Di dunia ini Laki-laki dan perempuan memiliki peran dan status sosial yang berbeda dalam masyarakat mereka, dan Komisi diharuskan untuk memahami bagaimana hal ini berpengaruh

Lebih terperinci

2016 FENOMENA CERAI GUGAT PADA PASANGAN KELUARGA SUNDA

2016 FENOMENA CERAI GUGAT PADA PASANGAN KELUARGA SUNDA BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pernikahan merupakan hal yang dicita-citakan dan didambakan oleh setiap orang, karena dengan pernikahan adalah awal dibangunnya sebuah rumah tangga dan

Lebih terperinci

BAB II FINLANDIA DAN MASALAH KETIDAKADILAN GENDER. A. Hak Pilih Perempuan (Women Suffrage) sebagai Awal Mula Perwujudan

BAB II FINLANDIA DAN MASALAH KETIDAKADILAN GENDER. A. Hak Pilih Perempuan (Women Suffrage) sebagai Awal Mula Perwujudan BAB II FINLANDIA DAN MASALAH KETIDAKADILAN GENDER A. Hak Pilih Perempuan (Women Suffrage) sebagai Awal Mula Perwujudan Keadilan Gender di Finlandia Perempuan Finlandia merupakan perempuan pertama di Eropa

Lebih terperinci

KASUS ETIKA PROFESI KASUS ANGELINE. Pembunuhan Berencana Angeline

KASUS ETIKA PROFESI KASUS ANGELINE. Pembunuhan Berencana Angeline KASUS ETIKA PROFESI KASUS ANGELINE Pembunuhan Berencana Angeline A. IDENTIFIKASI ISU 1. ISU FAKTUAL - APA YANG TERJADI? Pembunuhan berencana Angeline yang dilakukan oleh ibu angkat dan pembantunya. - DIMANA

Lebih terperinci