BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah"

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasca Indonesia merdeka, Belanda masih berupaya untuk kembali menguasai Indonesia. Begitu pula pimpinan sekutu, Laksamana Mountbatten secara resmi memerintahkan kepada pimpinan tentara Jepang, Jendral Terauci untuk tidak mengakui dan membatalkan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. 1 Berbagai peristiwa dan pertempuran terjadi setelah Kemerdekaan Indonesia, seperti Pertempuran Lima Hari di Semarang, Pertempuran di Yogyakarta, Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, dan juga Peristiwa Palagan Ambarawa. Peristiwa pertempuran tersebut hanya sebagian dari usaha usaha rakyat Indonesia untuk mempertahankan kedaulatan dan kemerdekaan Indonesia. Pertempuran lainnya yang terjadi setelah kemerdekaan adalah operasi militer yang dilancarkan oleh militer Belanda di Jawa dan Sumatera terhadap Republik Indonesia yang dilaksanakan dari 21 Juli sampai 5 Agustus 1947 (Agresi Militer I) dan dari 19 Desember 1948 sampai 5 Januari 1949 (Agresi Militer II). Setelah diadakannya Perjanjian Linggarjati, Belanda justru mengingkarinya. Secara serentak pasukan Belanda menyerang wilayah-wilayah republik. 2 Pemerintah Indonesia pada awal kemerdekaan membentuk BKR (Badan Keamanan Rakyat) yang berfungsi untuk menjaga keamanan pada masa itu. Anggota BKR pada waktu itu adalah bekas anggota PETA, HEIHO, bekas prajurit pelaut, dan para pemuda. Golongan pemuda telah turun tangan untuk mengisi 1 Aan Ratmanto, Kronik Tni Tentara Nasional Indonesia , (Yogyakarta: Mata Padi Presindo, 2013), hlm Ibid., hlm. 87.

2 2 kekosongan suatu alat pertahanan dengan cara membentuk organisasi-organisasi perjuangan, laskar dan ada juga yang berjuang sebagai Tentara Pelajar (TP). Kekurangan mereka adalah tidak mempunyai senjata yang memadai dan kurang terlatih. Laskar-laskar ini seringkali berselisih paham dengan pemerintahan Soekarno dan tidak mau menerima perintah dari pimpinan nasional yang tidak bersikap tegas dalam menentang pendaratan pasukan-pasukan Sekutu dan Belanda, yang kemudian berusaha menekan semangat mereka untuk bertindak. 3 Pada masa revolusi kemerdekaan, semua komponen bangsa terlibat dalam perjuangan perang semesta melawan kekuatan penjajah, meski keterlibatan warga sipil dalam perang kemerdekaan tersebut amat tergantung pada kemauan dan kesukarelaan mereka sendiri. 4 Berdasarkan berbagai pertimbangan pasca proklamasi, pada 5 Oktober 1945 Presiden Soekarno mengeluarkan maklumat perihal pembentukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Maklumat tersebut juga berisi tentang pengangkatan Supriyadi sebagai menteri Keamanan Rakyat. Supriyadi tidak pernah muncul untuk menduduki jabatannya, sehingga diadakan konferensi untuk memilih pimpinan tertinggi pada 12 November 1945 di Yogyakarta.Hasil dari konferensi itu adalah terpilihnya Panglima Divisi V Komandeman Jawa Tengah, Kolonel Soedirman sebagai Pemimpin Tertinggi TKR. Pada tanggal 18 Desember 1945, Pemerintah Republik Indonesia secara resmi mengesahkan pengangkatan Soedirman menjadi Panglima Besar TKR dengan pangkat Jenderal. Pemerintah Indonesia berusaha untuk memperluas fungsi ketentaraan dalam mempertahankan 3 Ulf Sundhaussen, Politik Militer Indonesia : Menuju Dwi Fungsi ABRI, (Jakarta: LP3ES, 1986), hlm R. Soebijono, Wadjib Militer, (Jakarta: Penerbit Djambatan.t.t.), hlm. 26.

3 3 kemerdekaan dan menjaga keamanan rakyat Indonesia, maka pada tanggal 7 Januari 1946 pemerintah mengeluarkan Penetapan Pemerintah No.2/SD 1946 yang mengganti nama Tentara Keamanan Rakyat menjadi Tentara Keselamatan Rakyat. 5 Kementerian Keamanan Rakyat diubah pula menjadi Kementerian Pertahanan. Markas Tertinggi TKR mengeluarkan pengumuman bahwa mulai tanggal 8 Januari 1946, nama Tentara Keamanan Rakyat diubah menjadi Tentara Keselamatan Rakyat. 6 Perubahan masih terjadi di organisasi ketentaraan Indonesia. Untuk menyempurnakan organisasi tentara menurut standar militer internasional, maka pada tanggal 26 Januari 1946 pemerintah mengeluarkan maklumat tentang penggantian nama Tentara Keselamatan Rakyat menjadi Tentara Republik Indonesia. Maklumat ini dikeluarkan melalui Penetapan Pemerintah No.4/SD Tahun Pada awal tahun 1946 masih banyak sekali laskar-laskar perjuangan dan barisan-barisan bersenjata yang dibentuk oleh rakyat Indonesia di daerahnya masing-masing, pembentukan TRI adalah bentuk penegasan Pemerintah Indonesia, bahwa TRI adalah satu-satunya organisasi militer di Negara Republik Indonesia. 8 Pemerintah Indonesia terus berusaha menyempurnakan struktur organisasi ketentaraan Republik Indonesia. Pemerintah berusaha mencegah kesalahpahaman dengan mencoba menggabungkan TRI dengan laskar-laskar perjuangan serta 5 Pergantian Nama Tentara Keamanan Rakyat menjadi Tentara Keselamatan Rakyat, Koleksi Arsip Nasional Republik Indonesia, Arsip Sekretariat Negara RI no Markas Besar TNI, Sejarah TNI Jilid I ( ), (Jakarta: Pusat Sejarah Dan Tradisi TNI, 2000), hlm Ibid.,hlm Ibid.

4 4 barisa-barisan bersenjata di wilayah Republik Indonesia, melalui Penetapan Presiden No. 24 Tahun 1947, secara resmi Presiden Soekarno mengesahkan berdirinya Tentara Nasional Indonesia. 9 Pada tanggal 19 Desember 1948, tentara Belanda melancarkan Agresi Militer yang kedua terhadap wilayah RI, termasuk daerah Kota Surakarta, namun pasukan Belanda baru memasuki Kota Surakarta pada tanggal 20 Desember Surakarta, dalam perspektif strategi militer Belanda memang penting untuk segera dikuasai. 10 Posisi Kota Surakarta sangat strategis, tidak jauh dari ibukota dan merupakan kota besar di wilayah republik. Kondisi yang semakin mendesak membuat MBKD (Markas Besar Komando Djawa) mengeluarkan maklumat yang menyatakan keadaan perang, dan pemberlakuan pemerintahan militer untuk seluruh Pulau Jawa. 11 Maklumat tersebut berlaku pula di Surakarta. Surakarta memiliki kedudukan penting pada masa Revolusi. Wilayah Surakarta juga merupakan pusat perjuangan dan banyak terjadi perlawanan. 12 Perlawanan perlawanan yang terjadi melibatkan berbagai unsur militer dan sipil. TNI, Tentara Pelajar, Laskar Perjuangan hingga rakyat sipil turut berperan dalam perjuangan mempertahankan kemerdeakaan di Surakarta. Keunggulan peralatan tempur yang dimiliki Belanda membuat Belanda kemudian mampu menguasai Surakarta meskipun sempat terjadi perlawanan. Letnan Kolonel Slamet Riyadi pada saat itu merasa pasukannya yang baru saja 9 Aan Ratmanto, Op.Cit., hlm Julius Pour, Doorstoot Naar Djokja., Pertikaian Pemimpin Sipil-Militer, (Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2009), hlm Jenderal Besar DR. A.H. Nasution, Pokok-pokok Gerilya dan pertahanan Republik Indonesia di Masa Yang Lalu dan Yang Akan Datang, (Yogyakarta: Penerbit Narasi, 2012), hlm Wawancara dengan Djoko Ramelan, tanggal 10 Agustus 2016.

5 5 dibersihkan dari pengaruh komunis tidak sedang berada dalam kondisi siap tempur, maka Letnan Kolonel Slamet Riyadi memerintahkan pasukannya untuk mundur ke arah utara Surakarta. Kota Surakarta seolah ditinggalkan, namun penempatan pasukan penghadang oleh Letnan Kolonel Slamet Riyadi membuat Belanda sempat kerepotan untuk menembus pertahanan Surakarta. Perjuangan Letnan Kolonel Slamet Riyadi dan pasukannya dilanjutkan dengan bergerilya, hingga datanglah perintah Serangan Umum 1 Maret di Yogyakarta. Wilayah Surakarta yang saat itu dikuasai Belanda juga terjadi pertempuran yang menyebabkan pasukan Belanda di Surakarta tidak dapat membantu pasukan Belanda di Yogyakarta. Serangan Umum 1 Maret yang terjadi di Yogyakarta menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia masih tetap berdiri. Pertempuran serupa juga terjadi di wilayah Surakarta, yaitu Serangan Umum Empat Hari Surakarta. Serangan Umum Empat Hari di Surakarta yang menjadi salah satu keberhasilan pejuang RI yang paling gemilang. Serangan ini membuktikan kepada Belanda bahwa keterbatasan bukan menjadi halangan. Pejuang-Pejuang di Surakarta tidak hanya dapat melakukan penyergapan atau sabotase, tetapi juga mampu melakukan serangan secara frontal ke tengah kota Surakarta yang dipertahankan dengan pasukan kavalerie seperti kendaraan lapis baja, persenjataan berat artileri, pasukan infantri dan komando yang tangguh. Serangan diawali oleh Mayor Achmadi pada Minggu pagi 7 Agustus Puncak Serangan Umum terjadi pada tanggal 10 Agustus, 13 Kavalerie dalam dunia militer merupakan sebutan untuk barisan pasukan berkuda, selain itu bisa juga sebutan untuk kendaraan lapis baja ( tank). Artileri merupakan sebutan untuk pasukan bersenjata berat, seperti senjata yang dapat melontarkan proyektil. Infantri merupakan angkatan bersenjata yang termasuk dalam kesatuan pasukan berjalan kaki.

6 6 dengan masuknya pasukan TNI Brigade V dibawah pimpinan Letnan Kolonel Slamet Riyadi. 14 Pejuang-pejuang tersebut tentunya adalah contoh pelaku dan saksi perjuangan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Tema sejarah militer ini dipilih karena peristiwa perjuangan ataupun militer menarik untuk diteliti. Tema tentang kesaksian pejuang tentang Revolusi di Surakarta menjadi fokus dalam penelitian ini. Pejuang-pejuang di Surakarta berperan penting dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia, khususnya dalam perjuangan di Surakarta. Berbagai peristiwa yang terjadi sangat menarik untuk diteliti mengingat segala keterbatasan pada waktu itu tidak bisa dijadikan alasan untuk tidak berperan aktif dalam mempertahankan kemerdekaan. 14 Jenderal Besar DR. A.H. Nasution., op.cit., hlm. 385.

7 7 B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana pengaruh peristiwa proklamasi 1945 di Surakarta? 2. Bagaimana pengaruh diplomasi Linggarjati dan Renville di Surakarta? 3. Bagaimanakah perlawanan pejuang Republik Indonesia pada masa Agresi Militer ke II di Surakarta? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pengaruh proklamasi 1945 di Surakarta. 2. Untuk mengetahui pengaruh diplomasi Linggarjati dan Renville di Surakarta? 3. Untuk Mengetahui perlawanan pejuang Republik Indonesia pada masa Agresi Militer ke II di Surakarta D. Manfaat Penelitian Dari kajian tentang peranan Letnan Kolonel Slamet Riyadi dalam upaya mempetahankan Kemerdekaan Indonesia di Surakrta maka hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberi pengetahuan mengenai berbagai peristiwa yang dialami para pejuang dalam upaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia di Surakarta. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi kepentingan penelitian dan pendidikan.

8 8 E. Tinjauan Pustaka Dalam penulisan Skripsi ini menggunakan berbagai sumber referensi yang dapat membantu penulisan ini. Baik berupa buku dan jurnal.. Penulisan Skripsi ini menggunakan buku yang berjudul Makna Ofensif Empat Hari di Surakarta Dalam Perjuangan Kemerdekaan Indonesia Buku ini menjadi referensi dalam memahami tentang dampak dari serangan umum empat hari di Surakarta, baik itu dampak politik maupun dampak militer. Dijelaskan pula perjuangan perjuangan para pemimpin Republik Indonesia dalam melakukan perjuangan baik secara diplomasi maupun perjuangan militer. Buku ini juga mengungkap peran kunci yang dilakukan rakyat dalam mendukung perjuangan yang dilakukan secara diplomasi maupun militer. Diungkapkan juga bagaimana kegemilangan pasukan pimpinan Letnan Kolonel Slamet Riyadi dalam melakukan serangan terhadap pasukan Belanda. Pasukan dibawah pimpinan beliau diangap paling berhasil dalam melakukan serangan. Pada bab akhir buku ini lebih banyak membahas bagaimana makna dan dampak dari Serangan Umum Surakarta yang melibatkan pasukan dibawah pimpinan Letnan Kolonel Slamet Riyadi dan Mayor achmadi. Buku selanjutnya adalah karya Julius Pour yang berjudul Ignatius Slamet Rijadi Dari Mengusir Kempetai Sampai Menumpas RMS 16. Buku ini menjadi referensi dalam memahami tentang perjalanan perjuangan Letnan Kolonel Slamet Riyadi. Buku ini merupakan buku yang banyak mengupas sosok Slamet Riyadi 15 Dewan Redaksi Sejarah EX Anggota TNI Detasemen II Brigade 17., Makna Ofensif Empat Hari di Solo Dalam Perjuangan Kemerdekaan Indonesia , (Jakarta, Tanpa Penerbit, 1999). 16 Julius Pour., Ignatius Slamet Rijadi Dari Mengusir Kempetai Sampai RMS,(Jakarta : PT. Gramedia, 2008).

9 9 dari awal karir militernya hingga wafatnya. Buku ini diawali dengan cerita yang maju ke depan karena menceritakan dulu peristiwa RMS, baru kemudian menceritakan asal usul seorang Slamet Riyadi. Selain itu juga diceritakan ketika beliau memimpin penyerangan markas Kempetai memimpin rekan-rekannya sesama pejuang muda untuk menguasai markas Kempetai. Slamet Riyadi sempat mengalami kehilangan setelah sahabatnya Kapten Sadono gugur dalam peperangan di Front Srondol namun Beliau bangkit dan selanjutnya juga diterangkan bagaimana peranan beliau menghadang Brigade Tijger akibat strategi-strategi yang Beliau terapkan demi menghadang Brigade Tijger. Penjelasan selanjutnya didalam buku menceritakan bagaimana strategi beliau pada masa Agresi Militer Belanda, kisah persahabatan Beliau dengan Mayor Achmadi, dan beberapa penumpasan pemberontakan di Indonesia seperti DITII di Jawa Barat dan pemberontakan RMS di Maluku yang menjadi peperangan terakhirnya, karena Beliau gugur di Maluku Buku selanjutnya adalah buku Pokok-Pokok Gerilya karya A.H Nasution 17. Buku ini menjadi referensi dalam memahami tentang strategi perang gerilya. Buku ini membahas mengenai pokok pokok perang gerilya yang juga digunakan dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan pada saat itu dan juga hal-hal yang dapat mendukung atau menghambat dalam strategi perang gerilya. Buku ini menggambarkan definisi gerilya itu sendiri. Di dalam Buku ini A.H. Nasution menulis, Perang Gerilya adalah perang semesta. Adalah sebuah kemustahilan meraih kemenangan dalam perang gerilya tanpa dukungan dari 17 A.H. Nasution., Pokok-Pokok Gerilya(Fundamentals of Guerrilla Warfare) dan Pertahanan Republik Indonesia di Masa yang Lalu dan ysang akan Datang, (Yogyakarta: Penerbit Narasi, 2012).

10 10 rakyat. Karena itu, kesatuan militer dan rakyat merupakan kunci dan keberhasilan dalam perang gerilya. Sebagai seorang tokoh militer, Nasution dikenal sebagai peletak dasar perang gerilya. Gagasannya yang gemilang tentang perang gerilya dituangkan dalam buku ini. Di dalam buku ini A.H. Nasution juga menekankan bagaimana pentingnya komunikasi perhubungan antara atasan dengan bawahan agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam mengkoordinasi. Di dalam buku ini juga terdapat beberapa salinan maklumat atau keputusan keputusan yang menyangkut keadaan Indonesia saat itu, seperti pemberlakuan pemerintahan militer ketika adanya Agresi Militer Riyadi. Buku selanjutnya adalah Doorstoot Naar Djokja karya Julius Pour. 18 Buku ini lebih menyorot kepada peristiwa-peristiwa yang terjadi semasa Agresi Militer Belanda ke II. Buku ini menjadi referensi dalam memahami tentang permasalahan yang terjadi pada masa Agresi Militer Belanda ke wilayah Indonesia. Penjelasan dalam buku tersebut cukup detail dengan menggambarkan pula bagaimana pasukan Belanda yang memang seperti telah dipersiapkan untuk menguasai Ibukota Yogyakarta kala itu. Beberapa tokoh juga diceritakan dalam buku ini bahkan beberapa dilengkapi dengan biodata singkat mengenai tokoh tersebut. Buku ini tidak hanya membahas mengenai keadaan Yogyakarta pada masa itu tetapi juga bagaimana dampak Agresi Militer Belanda ke II pada waktu itu hingga wilayah Surakarta. Peristiwa ini memiliki banyak kaitan dengan penelitian yang sedang penulis lakukan. Dijelaskan juga di dalam buku ini bagaimana sosok Letnan Kolonel Slamet Riyadi memimpin pasukannya menghadapi Belanda dan bagaimana peranannya pada waktu itu. Selain itu juga, dijelaskan beberapa tokoh 18 Julius Pour., Doorstoot Naar Djokja Pertikaian Pemimpin Sipil-Militer, (Jakarta : Penerbit Kompas, 2009).

11 11 yang ikut berjuang seperti sahabatnya, yakni Mayor Achmadi. Di buku ini nampak Julius Pour ingin memberi gambaran bahwa peristiwa di Yogyakarta juga memiliki kaitan dengan peristiwa yang terjadi di wilayah Surakarta. Namun buku ini sesuai dengan judulnya lebih menonjolkan Yogyakarta yang pada masa itu menjadi ibukota Indonesia sedangkan peranan Letnan Kolonel Slamet Riyadi tidak terlalu banyak dibahas. Buku Selanjutnya adalah buku yang berjudul Ignatius Slamet Riyadi karya Suhadi. 19 Buku ini menjadi referensi mengenai perjalanan perjuangan Slamet Riyadi. Penyertaan foto dan gambar serta salinan-salinan surat atau tulisan tangan Slamet Riyadi juga disertakan. Pembahasan mengenai Serangan dituliskan dalam beberapa bagian dengan alur yang tidak berurutan. Penulisan cerita cukup singkat dan terkadang disertai singkatan-singkatan yang tidak mudah dipahami, meski demikian buku ini dapat dijadikan referensi mengenai seputar perjuangan Slamet Riyadi. Buku Selanjutnya yang menjadi referensi adalah buku Mengenang Ignatius Slamet Riyadi yang disusun oleh Keluarga Besar SA/CSA, dan mantan Perwira Brigade V Divisi II. 20 Buku ini dijadikan referensi dalam memahami tentang peran Slamet Riyadi dalam mempertahankan kemerdekaan. Dimulai dari awal perjuangan hingga akhir hayatnya. Namun buku ini memiliki pola penulisan yang dalam beberapa bagian beralur mundur, sehingga perlu melihat kembali peristiwa yang telah terjadi, termasuk beberapa penulisan dan istilah yang tidak mudah dipahami. 19 Suhadi, Ignatius Slamet Rijadi, (Jakarta: PT. Inaltu, 1976). 20 Keluarga Besar SA/CSA dan Mantan Perwira Brigade V Divisi II, Mengenang Ignatius Slamet Riyadi (Jakarta: Keluarga Besar SA/CSA, 1996).

12 12 Sumber selanjutnya adalah tulisan Tugas Tri Wahono dalam Jurnal Patrawidya volume Tulisan di dalam jurnal tersebut membahas mengenai Gerilya Slamet Riyadi. Gerilya yang dilakukan Slamet Riyadi terjadi setelah kota Surakarta diduduki Belanda pada masa Agresi Militer ke II. Keadaan Kota Surakarta dan berbagai peristiwa pertempuran semasa gerilya Slamet Riyadi dituliskan didalam jurnal tersebut, hingga puncaknya ketika Serangan Umum Empat Hari di Surakarta. F. Metode Penelitian Metode merupakan cara yang digunakan untuk mengadakan penelitian terhadap data dan fakta yang objektif agar sesuai dengan tujuan penelitian, sehingga dapat terbukti secara ilmiah. Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah metode budaya kemiliteran. Metode sejarah adalah proses menguji dan menganalisa secara kritis rekaman dari masa lampau yang mendasarkan pada empat tahapan pokok, yaitu heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi Heuristik Heuristik merupakan langkah-langkah mencari dan menemukan sumber atau data. Heuristik adalah proses mencari untuk menemukan sumber-sumber. Tempat untuk memperoleh sumber informasi sumber sejarah di antaranya museum, perpustakaan, arsip negara, maupun arsip pribadi berupa dokumentasi, termasuk harus mencari bahan-bahan yang mungkin ada sangkut-pautnya 21 Tugas Tri Wahyono, Menelusuri Rute Gerilya Slamet Riyadi (Pak Met): Sejak Doorstoot Belanda, 20 Desember 1948 Sampai Penyerahan Kota Solo, 12 November 1949, Patrawidya, (Yogyakarta: Balai Pelestarian Nilai Budaya, 2009). 22 Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah, (Jakarta: Yayasan Penerbit Universitas Indonesia, 1975), hlm. 32.

13 13 perseorangan di wilayah yang diperlukan. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah : a. Studi Dokumen Sesuai dengan ciri-ciri Ilmu Sejarah yaitu mencari sumber berupa dokumen. Studi dokumen dimaksudkan untuk memperoleh sumber yang berkaitan dengan penelitian. Dokumen yang berhasil ditemukan untuk penelitian ini antara lain : Arsip tentang Slamet Riyadi yang diantaranya berisi surat perintah, pengalaman Slamet Riyadi dan sejarah singkat Slamet Riyadi. Arsip tersebut antara lain adalah Medan Juang Ambarawa, arsip Slamet Riyadi, Pedoman Gerilya Slamet Riyadi, Sejarah Kodam VII Diponegoro, Arsip No. SP 0034/D/09/01 mengenai pengumpulan bahan Letnan Kolonel Slamet Riyadi, Surat Salinan dari KNIL kepada Slamet Riyadi No. SP. 08/H/2/9 dan arsip sejarah singkat Slamet Riyadi No. SP.0031/D/09/02. Keseluruhan arsip tersebut adalah koleksi Dinas Sejarah TNI AD di Bandung. Arsip yang dapat ditemukan selanjutnya adalah arsip koleksi Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI). Arsip yang ditemukan diantaranya adalah Arsip Delegasi Indonesia No. 650, Arsip Kementrian Pertahanan No. 1433, Arsip Kepolisian No. 40, dan Arsip Sekretariat Negara RI No. 230 berisi Penetapan Pemeritah No : 2/S.D Tahun 1946 tentang perubahan nama Tentara Keamanan Rakyat menjadi Tentara Keselamatan Rakyat, dan 231 tentang Penetapan Pemeritah No : 4/S.D Tahun 1946 tentang perubahan nama Tentara Keamanan Rakjat menjadi Tentara Republik Indonesia. Arsip atau dokumen selanjutnya adalah arsip koleksi Rekso

14 14 Pustoko Mangkunegaran, di antaranya adalah Arsip Revolusi Di Surakarta tahun dengan kode B. 58. b. Studi Pustaka Teknik Studi Pustaka Ini digunakan untuk memperoleh data-data teoritis dan sebagai pelengkap suberdata yang tidak terungkap di sumberdata primer. Data tersebut berupa buku, majalah, surat kabar dan sumber sekunder lainnya yang sesuai dengan tema penelitian ini. Studi pustaka antara lain dilakukan di UPT Perpustakaan Universitas Sebelas Maret, Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret, Perpustakaan Reksopustoko Mangkunegaran, Perpustakaan Arsip Nasional Republik Indonesia, Dinas Sejarah TNI AD dan Perpustakaan Sejarah TNI AD di Bandung, serta Kantor Dewan Harian Cabang (DHC) Angkatan 45 Kota Surakarta. c. Wawancara Wawancara merupakan Teknik pengumpulan data secara lisan dengan narasumber. Tujuan dari wawancara ini adalah untuk mendapat keterangan dan data dari individu untuk keperluan informasi. Wawancara dilakukan dengan pihak yang berkepentingan guna melakukan perbandingan kebenaran data. Adapun wawancara akan dilakukan dengan veteran-veteran yang turut berperan dalam upaya mempertahankan kemerdekaan RI di Wilayah Surakarta di antaranya adalah veteran yang dulu tergabung sebagai Tentara Pelajar yang direkomendasikan oleh Dewan Harian Cabang (DHC) Angkatan 45 Kota Surakarta.

15 15 2. Kritik sumber Kritik Sumber adalah proses mengkritik sumber baik secara interen maupun ekstern. Kritik interen digunakan untuk mengetahui kredibilitas informasi yang diperoleh, yaitu dengan cara menguji isi sumber baik melalui verifikasi dengan sumber lain atau menyesuaikan data dan peristiwa. Sedangkan kritik ekstern dipergunakan untuk mengetahui orentasi informasi yang diperoleh, yaitu dengan melihat bentuk fisik sumber yang digunkan. 3. Interpretasi Tahap ini dilakukan untuk menafsirkan informasi yang saling berhubungan scara kronologis dengan fakta-fakta yang diperoleh dan telah dilakukan kritik sumber. Tahap ini berisi tentang penafsiran data data tentang pengalaman para pejuang pada masa Revolusi. 4. Historiografi Historiografi yaitu proses penulisan sejarah sebagai langkah akhir dari penelitian sejarah. Tujuannya adalah merangkai fakta yang telah dikumpulkan menjadi cerita sejarah. Cerita sejarah itu isinya terbagi dalam bab-bab, sub-sub dan butir-butir dari sub-sub yang didasarkan atas prinsip serialisasi dan disajikan dalam uraian secara deskriptif yaitu melukiskan suatu keadaan berdasarkan faktafakta yang tersedia Ibid.

16 16 G. Sistematika Penulisan Skripsi Dalam penulisan skripsi ini, penelitian mengunakan sistematika penulisan yang terbagi dalam lima bab pokok pembahasan sebagai berikut: BAB I, merupakan bab pendahuluan yang mencankup mengenai garis besar penulisan yang di dalamnya memuat latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tujuan pustaka, metode penelitian dan sistematika skripsi. BAB II, pada bab ini berisi tentang pengaruh proklamasi terhadap wilayah Surakarta. Selain itu juga terdapat berbagai macam konflik yang menyebabkan kondisi Surakarta bergejolak. Bab ini juga berisi tentang perkembangan organisasi perjuangan di Surakarta. BAB III, pada bab ini menjelaskan mengenai diplomasi Linggarjati dan Renville serta pengaruhnya di Surakarta. Perjanjian Linggarjati dan Renville memiliki pengaruh tersendiri di Surakarta, terutama tentang konflik dan bentrokan-bentrokan yang terjadi sebagai salah satu pengaruh dari perjanjianperjanjian tersebut. BAB IV, pada bab ini mengkaji mengenai peristiwa Agresi Militer ke II Belanda dan dampaknya terhadap wilayah Surakarta, termasuk bagaimana cara untuk melawan Belanda dan pengalaman perjuang semasa terjadi Agresi Militer ke II di Surakarta. BAB V, kesimpulan.

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proklamasi kemerdekaan Indonesia tidak serta merta mengakhiri perjuangan rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang dalam satu kesatuan yang bulat dan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang dalam satu kesatuan yang bulat dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dinamika sejarah terletak pada kemampuan untuk memandang dimensi waktu sekaligus, yaitu masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang dalam satu kesatuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cikal bakal lahirnya TNI (Tentara Nasional Indonesia) pada awal

BAB I PENDAHULUAN. Cikal bakal lahirnya TNI (Tentara Nasional Indonesia) pada awal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat mempertahankan kemerdekaan, banyak orang Indonesia berjuang untuk membentuk pasukan mereka sendiri atau badan perjuangan Masyarakat. Tradisi keprajuritan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Periode perjuangan tahun 1945-1949 sering disebut dengan masa perjuangan revolusi fisik atau periode perang mempertahankan kemerdekaan. Periode tersebut merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah Barat di Nusantara. Perjuangan itu berawal sejak kedatangan bangsa Portugis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah negara selain memiliki wilayah dan Penduduk, sebuah negara juga harus memiliki sebuah Angkatan Bersejanta untuk mengamankan wilayah kedaulatan negaranya.

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Pada bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Bahasan utama dalam kesimpulan ini merupakan intisari dari hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Bandung merupakan sebuah kota yang terletak di Propinsi Jawa Barat yang merupakan salah satu bagian wilayah di Negara Indonesia. Kota ini dalam sejarahnya

Lebih terperinci

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN 1945-1949 K E L O M P O K 1 A Z I Z A T U L M A R A T I ( 1 4 1 4 4 6 0 0 2 0 0 ) D E V I A N A S E T Y A N I N G S I H ( 1 4 1 4 4 6 0 0 2 1 2 ) N U R U L F I T R I A

Lebih terperinci

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan sebuah negara maritim karena memiliki wilayah laut yang lebih luas dibandingkan dengan wilayah daratan. Hal ini menjadikan bangsa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. telah menjadi bangsa yang merdeka dan terbebas dari penjajahan. Namun pada. khususnya Belanda yang ingin menguasai kembali Indonesia.

I. PENDAHULUAN. telah menjadi bangsa yang merdeka dan terbebas dari penjajahan. Namun pada. khususnya Belanda yang ingin menguasai kembali Indonesia. I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia dibacakan pada tanggal 17 agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur No.56, hal ini merupakan bukti bahwa Indonesia telah menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Walaupun Indonesia sudah merdeka, Jepang belum mengakui kemerdekaan Indonesia.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini penulis mencoba menarik kesimpulan dari pembahasan yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini penulis mencoba menarik kesimpulan dari pembahasan yang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada bab ini penulis mencoba menarik kesimpulan dari pembahasan yang telah dikemukakan. Kesimpulan tersebut merupakan jawaban dari pertanyaanpertanyaan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. itu, dikumpulkan sumber-sumber yang berhubungan dengan tema

BAB III METODOLOGI. itu, dikumpulkan sumber-sumber yang berhubungan dengan tema BAB III METODOLOGI A. Bentuk dan Strategi Penelitian Metode sejarah adalah proses menguji dan menganalisa secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau (Louis Gottschalk, 1986: 32). Metode yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah selesai, tetapi proklamasi itu harus mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah selesai, tetapi proklamasi itu harus mendapatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setelah sekian lama berada dalam belenggu penjajahan, tanggal 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia menyatakan diri sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat. Proklamasi

Lebih terperinci

menyatakan bertugas melucuti tentara Jepang yang telah kalah pada perang Asia

menyatakan bertugas melucuti tentara Jepang yang telah kalah pada perang Asia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehadiran uang 1 di suatu daerah merupakan hal yang menarik untuk dikaji, terutama di suatu negara yang baru memerdekakan diri dari belenggu penjajahan. Uang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus

I. PENDAHULUAN. Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1 I. PENDAHULUAN A.Latar BelakangMasalah Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945 banyak sekali permasalahan yang dihadapi oleh Indonesia.Sebagai negara yang baru merdeka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa tersebut sangat dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran, baik itu watak, kepercayaan,

Lebih terperinci

STUDI TENTANG TENTARA REPUBLIK INDONESIA PELAJAR KOMPI 3200/PARE SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna

STUDI TENTANG TENTARA REPUBLIK INDONESIA PELAJAR KOMPI 3200/PARE SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna STUDI TENTANG TENTARA REPUBLIK INDONESIA PELAJAR KOMPI 3200/PARE SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN KERANGKA BERFIKIR. penelitian yang digunakan adalah metode Historis atau metode sejarah.

BAB III METODOLOGI DAN KERANGKA BERFIKIR. penelitian yang digunakan adalah metode Historis atau metode sejarah. BAB III METODOLOGI DAN KERANGKA BERFIKIR A. Bentuk dan Strategi Penelitian Berdasarkan masalah yang dikaji dalam penelitian ini, maka metode penelitian yang digunakan adalah metode Historis atau metode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi Penelitian Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode historis. Menurut Kuntowijoyo, (1994: xii), metode sejarah adalah petunjuk pelaksanaan dan

Lebih terperinci

BAB III ORGANISASI MILITER DAN SIASAT GERILYA TII. Pada tanggal 15 Januari 1950, pihak NII telah berhasil mengubah dan

BAB III ORGANISASI MILITER DAN SIASAT GERILYA TII. Pada tanggal 15 Januari 1950, pihak NII telah berhasil mengubah dan BAB III ORGANISASI MILITER DAN SIASAT GERILYA TII A. Organisasi Militer TII Pada tanggal 15 Januari 1950, pihak NII telah berhasil mengubah dan menyempurnakan angkatan perang TII. Sejak waktu itu susunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendudukan Jepang di tahun Proses pembentukan tersebut terjadi

BAB I PENDAHULUAN. pendudukan Jepang di tahun Proses pembentukan tersebut terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses terbentuknya Organisasi Militer di Indonesia, ditandai dengan masa pendudukan Jepang di tahun 1942-1945. Proses pembentukan tersebut terjadi ketika bangsa Jepang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Deklarasi terhadap pembentukan sebuah negara yang merdeka tidak terlepas dari pembicaraan mengenai pembentukan struktur atau perangkatperangkat pemerintahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pemerintah RI yang terjadi di daerah Sulawesi tepatnya Sulawesi Selatan. Para pelaku

I. PENDAHULUAN. pemerintah RI yang terjadi di daerah Sulawesi tepatnya Sulawesi Selatan. Para pelaku I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepanjang perjalanan sejarah RI pernah meletus suatu perlawanan rakyat terhadap pemerintah RI yang terjadi di daerah Sulawesi tepatnya Sulawesi Selatan. Para pelaku

Lebih terperinci

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN A ZIZATUL MAR ATI ( )

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN A ZIZATUL MAR ATI ( ) PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN 1945-1949 KELOMPOK 1 A ZIZATUL MAR ATI (14144600200) DEVIANA SETYANINGSIH ( 1 4144600212) NURUL FITRIA ( 1 4144600175) A JI SARASWANTO ( 14144600 ) Kembalinya Belanda

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dibacakan oleh Ir. Soekarno dan

BAB V KESIMPULAN. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dibacakan oleh Ir. Soekarno dan BAB V KESIMPULAN Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dibacakan oleh Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta pada tanggal 17 Agustus 1945 merupakan suatu bukti perwujudan dari tekad dan kehendak Bangsa Indonesia

Lebih terperinci

PERANAN TNI-AD DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN SKRIPSI

PERANAN TNI-AD DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN SKRIPSI PERANAN TNI-AD DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945-1950 SKRIPSI Oleh Aprilia Nur Hasanah NIM 070210302089 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berakhirnya Perang Dunia II ditandai dengan menyerahnya Jerman kepada

BAB I PENDAHULUAN. Berakhirnya Perang Dunia II ditandai dengan menyerahnya Jerman kepada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Berakhirnya Perang Dunia II ditandai dengan menyerahnya Jerman kepada Sekutu di Eropa dan menyerahnya Jepang kepada Sekutu tanggal 15 Agustus 1945.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberadaannya di mata dunia. Perjuangan untuk mempertahankan Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. keberadaannya di mata dunia. Perjuangan untuk mempertahankan Indonesia yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemerdekaan yang telah bangsa Indonesia dapatkan merupakan suatu perjalanan yang sangat panjang yang diwarnai dengan bentuk perjuangan rakyat Indonesia. Perjuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berat bagi rakyat Indonesia. Sebagai negara yang baru merdeka belum lepas

BAB I PENDAHULUAN. berat bagi rakyat Indonesia. Sebagai negara yang baru merdeka belum lepas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia menjadi masa yang berat bagi rakyat Indonesia. Sebagai negara yang baru merdeka belum lepas dari incaran negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan karena terjadinya peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan karena terjadinya peristiwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan karena terjadinya peristiwa bersejarah 10 November 1945 yang dikenal dengan Hari Pahlawan. Pertempuran tiga pekan yang terjadi

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Belanda meneruskan serangan ke daerah-daerah yang belum berhasil dikuasai

BAB V PENUTUP. Belanda meneruskan serangan ke daerah-daerah yang belum berhasil dikuasai BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah berhasil menduduki Yogyakarta sebagai awal agresi II, Belanda meneruskan serangan ke daerah-daerah yang belum berhasil dikuasai dengan Agresi-nya yang pertama termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan Sekutu memutus jalur suplai dari udara maupun laut mengakibatkan pertahanan Jerman-Italia dapat dikalahkan di Afrika Utara. Sehingga kemenangan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil pembahasan yang telah dipaparkan pada Bab sebelumnya dapat diambil kesimpulan bahwa Bandung pada periode revolusi fisik tahun 1945-1948 merupakan waktu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan suatu negara untuk menjadi lebih baik dari aspek kehidupan merupakan cita-cita dan sekaligus harapan bagi seluruh rakyat yang bernaung di dalamnya.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan topik penelitian, dimana dalam tinjauan pustaka akan dicari teori atau konsep-konsep

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan Pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan Pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A.Tinjauan Pustaka Tinjauan Pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan topik penelitian, dimana dalam tinjauan pustaka akan dicari teori atau konsep-konsep

Lebih terperinci

PERJUANGAN TNI DALAM PERANG KEMERDEKAAN DI JAMBI Skripsi

PERJUANGAN TNI DALAM PERANG KEMERDEKAAN DI JAMBI Skripsi PERJUANGAN TNI DALAM PERANG KEMERDEKAAN DI JAMBI 1947-1949 Skripsi Disusunoleh : Andry Anggiat M.H I1A113004 PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSISTAS JAMBI 2017 Abstrak Andry Anggiat

Lebih terperinci

tanggal 19 Januari Perjanjian Renville antara lain mengenai garis demarkasi dan TNI yang masih berada dalam daerah pendudukan Belanda.

tanggal 19 Januari Perjanjian Renville antara lain mengenai garis demarkasi dan TNI yang masih berada dalam daerah pendudukan Belanda. 2 Perjuangan dalam mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia terus dilakukan. Pada tanggal 17 Januari 1948 perjanjian Renville akhirnya di tandatangani disusul dengan instruksi penghentian tembak menembak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu, Kota Sibolga juga memiliki kapalkapal

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu, Kota Sibolga juga memiliki kapalkapal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sibolga merupakan satu kota yang dikenal sebagai Kota Bahari, Sibolga memilki sumber daya kelautan yang sangat besar. Selain pemandangan alamnya yang begitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembacanya. Banyak sekali manfaat yang terkandung dari membaca buku. Selain

BAB I PENDAHULUAN. pembacanya. Banyak sekali manfaat yang terkandung dari membaca buku. Selain 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buku adalah sebuah media penyambung ilmu yang efektif bagi pembacanya. Banyak sekali manfaat yang terkandung dari membaca buku. Selain menambah banyak ilmu pengetahuan,

Lebih terperinci

2017, No Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2010

2017, No Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2010 No.1459, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMHAN. Prajurit TNI. Status Gugur/Tewas. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG STATUS GUGUR ATAU TEWAS BAGI PRAJURIT

Lebih terperinci

Mengungkap Kegagalan Gerakan 30 September 1965

Mengungkap Kegagalan Gerakan 30 September 1965 Cerita Pagi Dokumen Supardjo, Mengungkap Kegagalan Gerakan 30 September 1965 Hasan Kurniawan Minggu, 23 Oktober 2016 05:05 WIB http://daerah.sindonews.com/read/1149282/29/dokumen-supardjo-mengungkap-kegagalan-gerakan-30-september-1965-1477110699

Lebih terperinci

PETA KONSEP LATAR BELAKANG TERJADINYA BANDUNG LAUTAN API BANDUNG LAUTAN API ULTIMATUM SEKUTU 21 NOVEMBER 1945 ULTIMATUM TANGGAL 23 MARET 1946

PETA KONSEP LATAR BELAKANG TERJADINYA BANDUNG LAUTAN API BANDUNG LAUTAN API ULTIMATUM SEKUTU 21 NOVEMBER 1945 ULTIMATUM TANGGAL 23 MARET 1946 BANDUNG LAUTAN API PETA KONSEP BANDUNG LAUTAN API LATAR BELAKANG TERJADINYA BANDUNG LAUTAN API ULTIMATUM SEKUTU 21 NOVEMBER 1945 ULTIMATUM TANGGAL 23 MARET 1946 PENGOSONGAN BANDUNG Peristiwa Bandung Lautan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Faktor kondisi geografis, sumber daya manusia, dan sumber daya alam

BAB I PENDAHULUAN. Faktor kondisi geografis, sumber daya manusia, dan sumber daya alam BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Faktor kondisi geografis, sumber daya manusia, dan sumber daya alam suatu negara selalu menjadi salah satu faktor utama kemenangan atau kekalahan suatu negara

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 6 TAHUN 1990 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT ANGKATAN BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

penjajahan sudah dirasakan bangsa Indonesia, ketika kemerdekaan telah diraih, maka akan tetap dipertahankan meskipun nyawa menjadi taruhannya.

penjajahan sudah dirasakan bangsa Indonesia, ketika kemerdekaan telah diraih, maka akan tetap dipertahankan meskipun nyawa menjadi taruhannya. BAB V KESIMPULAN Keadaan umum Kebumen pada masa kemerdekaan tidak jauh berbeda dengan wilayah lain di Indonesia. Konflik atau pertempuran yang terjadi selama masa Perang Kemerdekaan, terjadi juga di Kebumen.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Monumen Palagan Dan Museum Isdiman Di Ambarawa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Monumen Palagan Dan Museum Isdiman Di Ambarawa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1 Monumen Palagan Dan Museum Isdiman Di Ambarawa Kota Ambarawa merupakan kota yang terletak di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Kecamatan ini luasnya mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimasa lampau itu dapat kita pelajari dari bukti-bukti yang ditinggalkan, baik yang berupa bukti

BAB I PENDAHULUAN. dimasa lampau itu dapat kita pelajari dari bukti-bukti yang ditinggalkan, baik yang berupa bukti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah adalah peristiwa yang terjadi pada masa lampau, persepektif sejarah selalu menampilkan ruang dan waktu, setiap peristiwa selalu menampilkan tiga unsur yaitu

Lebih terperinci

Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945;

Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945; KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2003 TENTANG PENYESUAIAN GAJI POKOK ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA MENURUT PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 28 TAHUN 2001 KE DALAM PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Nagasaki, Jepang akhirnya menyerah tanpa syarat pada sekutu pada tanggal 15

1. PENDAHULUAN. Nagasaki, Jepang akhirnya menyerah tanpa syarat pada sekutu pada tanggal 15 1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setelah Kota Hiroshima dijatuhi bom atom oleh Sekutu tanggal 6 Agustus 1945, keesokan harinya tanggal 9 Agustus 1945 bom atom kedua jatuh di Kota Nagasaki, Jepang

Lebih terperinci

PERAN POLITIK MILITER DI INDONESIA

PERAN POLITIK MILITER DI INDONESIA PERAN POLITIK MILITER DI INDONESIA Materi Kuliah Sistem Politik Indonesia [Sri Budi Eko Wardani] Alasan Intervensi Militer dalam Politik FAKTOR INTERNAL FAKTOR EKSTERNAL 1. Nilai dan orientasi perwira

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Perjuangan Pengertian perjuangan merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan, yang dilakukan dengan menempuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah nasional Indonesia tidak lepas dari pemerintahan Soekarno dan Soeharto, seperti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah nasional Indonesia tidak lepas dari pemerintahan Soekarno dan Soeharto, seperti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah nasional Indonesia tidak lepas dari pemerintahan Soekarno dan Soeharto, seperti yang kita ketahui dua figur tersebut pernah menjadi presiden Republik Indonesia.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945 menjadi hari bersejarah dalam kehidupan bangsa Indonesia. Peristiwa yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 bukanlah peristiwa yang terjadi begitu saja. Peristiwa tersebut adalah sebuah akumulasi sebuah perjuangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang akan digunakan oleh penulis adalah di Desa Delanggu, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten. Sedangkan datanya dikumpulkan dari berbagai

Lebih terperinci

Multimedia Pembelajaran IPS. Sekolah Dasar Kelas V B. Skip >> Perang Kemerdekaan (Pertempuran Sepuluh Nopember & Bandung Lautan Api) Di Buat Oleh :

Multimedia Pembelajaran IPS. Sekolah Dasar Kelas V B. Skip >> Perang Kemerdekaan (Pertempuran Sepuluh Nopember & Bandung Lautan Api) Di Buat Oleh : Perang Kemerdekaan (Pertempuran Sepuluh Nopember & Bandung Lautan Api) Di Buat Oleh : Purwanto, S.Pd.SD SD Negeri 3 Slogohimo Multimedia Pembelajaran IPS Sekolah Dasar Kelas V B Skip >> SK/KD TUJUAN PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Brigadir Jenderal Ignatius Slamet Rijadi lahir di Surakarta, 26 Juli

BAB V KESIMPULAN. Brigadir Jenderal Ignatius Slamet Rijadi lahir di Surakarta, 26 Juli BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan Historis Brigadir Jenderal Ignatius Slamet Rijadi lahir di Surakarta, 26 Juli 1927 dan meninggal di Ambon, 4 November 1950 pada umur 23 tahun adalah seorang tentara Indonesia.

Lebih terperinci

M PERANAN HASAN SADIKIN DALAM BIDANG KESEHATAN DI JAWA BARAT TAHUN

M PERANAN HASAN SADIKIN DALAM BIDANG KESEHATAN DI JAWA BARAT TAHUN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selama ini nama-nama pejuang pergerakan nasional yang turut berperang di kancah peperangan dan bernegosiasi di meja diplomasi pada umumnya banyak yang telah dikenal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia selalu mengalami yang namanya perubahan. Perubahan tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui peristiwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah sebagai suatu narasi besar diperlihatkan melalui peristiwa dan

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah sebagai suatu narasi besar diperlihatkan melalui peristiwa dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah sebagai suatu narasi besar diperlihatkan melalui peristiwa dan tokoh besar dengan mendokumentasikan asal-usul kejadian, menganalisis geneologi, lalu membangun

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Malaka membuat jalur perdagangan beralih ke pesisir barat Sumatra.

BAB V KESIMPULAN. Malaka membuat jalur perdagangan beralih ke pesisir barat Sumatra. BAB V KESIMPULAN Sumatra Barat punya peran penting dalam terbukanya jalur dagang dan pelayaran di pesisir barat Sumatra. Berakhirnya kejayaan perdagangan di Selat Malaka membuat jalur perdagangan beralih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Tentara Nasional Indonesia (TNI) pada dasarnya lahir dalam kancah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Tentara Nasional Indonesia (TNI) pada dasarnya lahir dalam kancah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tentara Nasional Indonesia (TNI) pada dasarnya lahir dalam kancah perjuangan bangsa Indonesia mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Belanda yang berambisi untuk menjajah

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG I. UMUM VETERAN REPUBLIK INDONESIA Undang-Undang Nomor 15 Tahun

Lebih terperinci

2015 KUNINGAN PADA MASA REVOLUSI : CIWARU SEBAGAI PUSAT KERESIDENAN CIREBON TAHUN

2015 KUNINGAN PADA MASA REVOLUSI : CIWARU SEBAGAI PUSAT KERESIDENAN CIREBON TAHUN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berbicara mengenai sejarah bangsa Indonesia, terdapat suatu masa yang penting dalam perjalanan sejarah Indonesia hingga Indonesia menjadi seperti sekarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sejarah Indonesia penuh dengan perjuangan menentang penjajahan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sejarah Indonesia penuh dengan perjuangan menentang penjajahan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sejarah Indonesia penuh dengan perjuangan menentang penjajahan. Perjuangan untuk memperoleh kemerdekaan Indonesia merupakan rangkaiaan peristiwa panjang yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilaksanakan di Museum Palagan Ambarawa yang terletak di Jalan Pemuda km.04 Kelurahan Panjang Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang. Penelitian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. memberikan kesempatan lebih luas bagi kaum wanita untuk lebih berkiprah maju

I. PENDAHULUAN. memberikan kesempatan lebih luas bagi kaum wanita untuk lebih berkiprah maju 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang diproklamirkan oleh Ir. Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1945 merupakan babak baru bagi perjuangan rakyat Indonesia

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 6 TAHUN 1990 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT ANGKATAN BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

Program Studi Pendidikan Sejarah Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT

Program Studi Pendidikan Sejarah Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT AREA PERTEMPURAN BANGKO PADA MASA PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-1949 Oleh : Jepmi Nopfrilian, 1 Kaksim, M.Pd, 2 Drs. Kharles, M.Hum, 3 Program Studi Pendidikan Sejarah Sekolah

Lebih terperinci

Dari pernyataan di atas, pernyataan yang merupakan hasil dari siding PPKI adalah.

Dari pernyataan di atas, pernyataan yang merupakan hasil dari siding PPKI adalah. Nama kelompok : Achmad Rafli Achmad Tegar Alfian Pratama Lulu Fajar F Nurul Vita C Kelas : XII TP2 1. Perhatikan penyataan-pernyataan berikut. 1. Mengesahkan dan menetapkan UUD 1945 sebagai dasar konstitusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berdirinya negara Republik Indonesia dan TNI serta diakui kedaulatannya

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berdirinya negara Republik Indonesia dan TNI serta diakui kedaulatannya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Dengan berdirinya negara Republik Indonesia dan TNI serta diakui kedaulatannya oleh Belanda pada tanggal 27 Desember 1949, maka pada tahun 1950 KNIL dibubarkan. Berdasarkan

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN Nama Sekolah : Program : Ilmu Pengetahuan Sosial Mata Pelajaran : Sejarah Kelas/Semester : XII/1 Standar : 1. Menganalisis Perjuangan sejak Proklamasi hingga Lahirnya 1.1. Menganalisis

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Terbentuknya Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang dinyatakan dalam pidato

I. PENDAHULUAN. Terbentuknya Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang dinyatakan dalam pidato 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam usaha perjuangan pembelaan kemerdekaan bangsa Indonesia yang dipikul oleh rakyat Indonesia dengan mengangkat dan siasat perang untuk mempertahankan hak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada masa kesultanan Asahan agar dapat didokumentasikan. peristiwa-peristiwa yang terjadi untuk jadi pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada masa kesultanan Asahan agar dapat didokumentasikan. peristiwa-peristiwa yang terjadi untuk jadi pembelajaran. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah adalah kejadian yang terjadi pada masa lampau, disusun berdasarkan peninggalan-peninggalan yang terdapat dimasa kini. Perspektif sejarah selalu menjelaskan ruang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan

BAB I PENDAHULUAN. Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan terlupakan oleh masyarakat kota Madiun, terutama bagi umat Islam di Madiun. Pada bulan September tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penjajahan mencapai puncaknya dengan di Proklamasikan Kemerdekaan. kita mampu untuk mengatur diri sendiri. 1

BAB I PENDAHULUAN. penjajahan mencapai puncaknya dengan di Proklamasikan Kemerdekaan. kita mampu untuk mengatur diri sendiri. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pergerakan bangsa Indonesia untuk membebaskan diri dari belenggu penjajahan mencapai puncaknya dengan di Proklamasikan Kemerdekaan bangsa Indonesia pada tanggal

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1988 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN 1982 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK PERTAHANAN KEAMANAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing.

BAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing. BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 yang diucapkan oleh Soekarno Hatta atas nama bangsa Indonesia merupakan tonggak sejarah berdirinya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Sub-Wehrkreise 106 Kulon Progo Dalam Pertempuran Mempertahankan

BAB V KESIMPULAN. Sub-Wehrkreise 106 Kulon Progo Dalam Pertempuran Mempertahankan BAB V KESIMPULAN Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan tentang Upaya Pasukan Sub-Wehrkreise 106 Kulon Progo Dalam Pertempuran Mempertahankan Jembatan Bantar Sentolo 1948-1949, peneliti dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ini membahas langkah-langkah, metode dan teknik penelitian yang penulis gunakan dalam mencari sumber-sumber, cara pengolahan sumber, serta analisis dan cara penulisannya.

Lebih terperinci

BAB II PROKLAMASI 1945 DAN PENGARUHNYA DI SURAKARTA. A. Kondisi Surakarta Pasca Proklamasi 1945

BAB II PROKLAMASI 1945 DAN PENGARUHNYA DI SURAKARTA. A. Kondisi Surakarta Pasca Proklamasi 1945 17 BAB II PROKLAMASI 1945 DAN PENGARUHNYA DI SURAKARTA A. Kondisi Surakarta Pasca Proklamasi 1945 1. Respon Masyarakat Surakarta Terhadap Proklamasi Pada tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00 pagi Bangsa

Lebih terperinci

PERISTIWA SETELAH PROKLAMASI

PERISTIWA SETELAH PROKLAMASI PERISTIWA SETELAH PROKLAMASI Setelah Belanda mundur dan meninggalkan Indonesia, ada beberapa hal yang terjadi: Belanda menyingkir ke Australia. Belanda membentuk dua buah organisasi Sekutu, yaitu AFNEI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Proses Jalannya Diplomasi. pernyataan berdirinya negara Republik Indonesia. Negara yang bebas dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Proses Jalannya Diplomasi. pernyataan berdirinya negara Republik Indonesia. Negara yang bebas dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses Jalannya Diplomasi Pada tanggal 17 Agustus 1945 oleh Ir. Soekarno bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya setelah hampir 350 tahun hidup sebagai negara

Lebih terperinci

PERTEMPURAN SIDOBUNDER DI KEBUMEN TAHUN 1947 SKRIPSI

PERTEMPURAN SIDOBUNDER DI KEBUMEN TAHUN 1947 SKRIPSI PERTEMPURAN SIDOBUNDER DI KEBUMEN TAHUN 1947 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Oleh: TUTI

Lebih terperinci

Pemberontakan Militer dan Ideologi Peristiwa Madiun, DI/TII, G 30 S/PKI

Pemberontakan Militer dan Ideologi Peristiwa Madiun, DI/TII, G 30 S/PKI Pemberontakan Militer dan Ideologi Peristiwa Madiun, DI/TII, G 30 S/PKI Pemberontakan Militer *PRRI/Permesta Pemberontakan Ideologi PKI tahun 1948 PKI tahun 1965 Pemberontakan PRRI/Permesta Tokoh yang

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 1. MANUSIA DAN SEJARAHLatihan Soal 1.3

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 1. MANUSIA DAN SEJARAHLatihan Soal 1.3 SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 1. MANUSIA DAN SEJARAHLatihan Soal 1.3 1. Sejarah merupakan ilmu pengetahuan yang rasional sehingga memiliki sebuah metode ilmiah. Berikut ini merupakan langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan Revolusi merupakan perlawanan penjajah terhadap Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan Revolusi merupakan perlawanan penjajah terhadap Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Revolusi adalah pergolakan politik, sosial ekonomi dan kebudayaan yang membawa perubahan terhadap keadaan sebelum terjadinya Revolusi. Tujuan sebuah revolusi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Revolusi Revolusi dipahami sebagai proses yang sangat luar biasa, sangat kasar, dan merupakan sebuah gerakan yang paling terpadu dari seluruh gerakan-gerakan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. dikorbankan demi meraih kemerdekaan Indonesia hingga saat ini. Banyak

I PENDAHULUAN. dikorbankan demi meraih kemerdekaan Indonesia hingga saat ini. Banyak 1 I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, banyak sudah yang telah dikorbankan demi meraih kemerdekaan Indonesia hingga saat ini. Banyak sekali peristiwa yang dialami

Lebih terperinci

SEJARAH DAN PENGARUH MILITER DALAM KEPEMIMPINAN DI INDONESIA

SEJARAH DAN PENGARUH MILITER DALAM KEPEMIMPINAN DI INDONESIA SEJARAH DAN PENGARUH MILITER DALAM KEPEMIMPINAN DI INDONESIA Latar belakang Sejarah awal terbentuknya bangsa Indonesia tidak lepas dari peran militer Terdapat dwi fungsi ABRI, yaitu : (1) menjaga keamanan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perjuangan rakyat Indonesia terjadi dimana-mana, mereka berjuang tanpa

I. PENDAHULUAN. Perjuangan rakyat Indonesia terjadi dimana-mana, mereka berjuang tanpa I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjuangan rakyat Indonesia terjadi dimana-mana, mereka berjuang tanpa mengenal lelah. Terlebih-lebih mereka mengalami penderitaan yang amat sangat dilakukan oleh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi Irak Di Bawah Kepemimpinan Saddam Hussein (Kejayaan Sampai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi Irak Di Bawah Kepemimpinan Saddam Hussein (Kejayaan Sampai 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini akan menguraikan mengenai metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengkaji permasalahan yang berhubungan dengan judul skripsi Irak Di Bawah Kepemimpinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umum tanpa menyertakan orang-orang yang menjadi sasaran usaha-usaha organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. umum tanpa menyertakan orang-orang yang menjadi sasaran usaha-usaha organisasi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Militer adalah sebuah organisasi yang paling sering melayani kepentingan umum tanpa menyertakan orang-orang yang menjadi sasaran usaha-usaha organisasi. Militer

Lebih terperinci

Dari kedua pengertian di atas maka yang dimaksud dengan Proses adalah suatu

Dari kedua pengertian di atas maka yang dimaksud dengan Proses adalah suatu 11 Dari kedua pengertian di atas maka yang dimaksud dengan Proses adalah suatu runtutan peristiwa yang didalamnya terdapat bagian- bagian tertentu yang saling berhubungan dalam suatu perubahan. Pengambilalihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebuah Operasi yang diberi nama Operasi Overlord. Dalam Operasi ini Sekutu

BAB I PENDAHULUAN. sebuah Operasi yang diberi nama Operasi Overlord. Dalam Operasi ini Sekutu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada bulan Juni 1944, tentara Sekutu berhasil mendarat di Prancis dalam sebuah Operasi yang diberi nama Operasi Overlord. Dalam Operasi ini Sekutu berhasil

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mengenal menyerah dari seluruh lapisan masyarakat. Pada awal tahun 1946

I. PENDAHULUAN. mengenal menyerah dari seluruh lapisan masyarakat. Pada awal tahun 1946 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemerdekaan Indonesia merupakan hasil perjuangan yang gigih dan tidak mengenal menyerah dari seluruh lapisan masyarakat. Pada awal tahun 1946 usaha-usaha perjuangan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Abdurahman, D. (2007). Metodologi penelitian sejarah. Yogyakarta: Ar-ruzz Media.

DAFTAR PUSTAKA. Abdurahman, D. (2007). Metodologi penelitian sejarah. Yogyakarta: Ar-ruzz Media. 142 DAFTAR PUSTAKA Buku : Abdurahman, D. (2007). Metodologi penelitian sejarah. Yogyakarta: Ar-ruzz Media. Bapusipda Kota Cirebon. (2011). Sekilas sejarah pemerintahan kota Cirebon. Cirebon: Bapusipda

Lebih terperinci